logo boleh merokok putih 2

Tembakau Bojonegoro, Cita Rasa Terpendam dari Tanah Jawa Timur

tembakau bojonegoro

Tembakau Bojonegoro punya sejarah panjang yang melekat pada perkembangan Industri Hasil Tembakau (IHT), sayangnya ia tidak banyak diketahui.

Kita boleh mengamini perkataan orang tentang sebuah grup musik atau penyanyi yang berhasil menciptakan lagu paling bagus sepanjang masa, sebut saja Dewa 19, Slank, Madonna atau mungkin Inul Daratista. Tapi untuk urusan tembakau, tidak ada daerah yang menang segala-galanya dalam hal citarasa.

Memiliki nama besar seperti Temanggung atau Madura tentu jadi acuan awal bahwa tembakau itu layak dibeli dan dinikmati, tapi belum tentu juga daerah lain memiliki kualitas di bawah rata-rata dari kedua tempat tadi.

Urutkan saja dari timur, siapa yang berani menafikan kekuatan tembakau Lombok, Paiton atau Jember, ketiganya punya kelas tersendiri, belum lagi daerah-daerah “hidden gems” seperti Situbondo, Boyolali atau Wonosobo yang kian hari mulai diminati para ahli hisap khusus pecinta Tingwe atau Linting Dewe.

Baca: Morfologi Pohon Tembakau Madura

Dari arah timur itu pula ada sebuah Kabupaten yang bagi beberapa orang masih terasa asing apabila mendengar kata tembakau, seperti berkata; “oh, ada ya pertanian tembakau di sana?”. Nama kabupatennya adalah Bojonegoro yang terletak di jawa Timur.

Memang nama tembakau Bojonegoro sering “ditutupi” oleh nama-nama besar daerah penghasil tembakau di Jawa Tengah, itu pula yang membuat beberapa warung tembakau tidak menjual jenis tembakau ini. Nama asing serta citarasa tembakau yang tidak semua orang menyukainya, terutama untuk lidah konsumen di Jawa Tengah.

Tembakau yang dibudidayakan di Bojonegoro

Ada tiga jenis tembakau yang umumnya ditanam oleh petani tembakau di Kabupaten Bojonegoro, diantaranya tembakau jenis Virginia, Tembakau Jawa dan Tembakau Virginia RAM. Jenis tembakau RAM ini memiliki nilai jual yang lebih mahal dibanding lainnya. 

Jenis tembakau yang ditanam petani merupakan kebutuhan pabrikan dan gudang tembakau yang dibutuhkan untuk kebutuhan tembakau rajangan. Tembakau RAM ini termasuk yang harganya paling mahal karena kualitasnya paling baik diantara jenis lain yang ditanam di Bojonegoro.

Harga tembakau Virginia RAM yang merupakan hasil pembibitan dari tembakau Madura jenis Perancak 95 ini biasanya berkisar di harga Rp 35-37 ribu per kilogram nya. Sedangkan untuk jenis tembakau Jawa senilai Rp 30 ribu per kilogram.

Jumlah luasan tembakau RAM kecil karena kebutuhan sedikit. Untuk jenis tembakau Virginia, lahan pertanian di Bojonegoro tahun 2022 diperkirakan mencapai angka 11,200 hektar, Jumlah itu terdiri 9.000 hektar jenis Virginia, sisanya jenis Jawa. Tapi dengan banyaknya petani yang tidak menanam tembakau di tahun itu karena beberapa pertimbangan seperti cuaca bisa mengakibatkan rencana luasan sebesar itu tidak akan tercapai.

Baca: Sejarah Singkat Tembakau Virginia Flue Cured di Pulau Lombok

Bojonegoro dan tembakau jaman dulu

panen tembakau bojonegoro

Pada umumnya masyarakat Bojonegoro banyak yang berprofesi sebagai petani, karena di Bojonegoro pertanian merupakan kegiatan yang utama bagi masyarakatnya, petani yang ada di Bojonegoro seperti petani padi, palawija, dan petani tembakau.

Keberadaan petani tembakau di Bojonegoro sudah ada sejak zaman Belanda, Pada masa kolonial tembakau menjadi produksi utama pemerintahan Hindia Belanda selama abad ke-19 hingga awal abad ke-20 yang hasilnya di ekspor ke luar Negeri.

Jenis tembakau yang dihasilkan di Bojonegoro adalah tembakau Virginia, jenis tembakau ini mempunyai adaptasi terhadap jenis tanah cukup baik, sehingga pada masa kolonial petani di Bojonegoro umumnya menanam jenis tembakau Virginia.

Setiap tahunnya perkembangan tanaman tembakau di Bojonegoro mengalami peningkatan, pada tahun 1930 areal tanaman tembakau hanya mempunyai lahan seluas 200 Ha, kemudian meningkat pesat pada tahun 1940 yang mempunyai lahan tembakau seluas 5.000 Ha dan pada tahun 1954 menjadi 12.365 Ha. 

Untuk mendukung pengembangan tanaman tembakau di Bojonegoro, tahun 1938 Belanda bekerja sama dengan Krosok Central bagian Gemmen Proefstation Voor de Landbouw mendirikan Balai Penyelidikan Tembakau di Kecamatan Sumberejo, Bojonegoro. Tugas dan fungsinya yaitu melayani petani tembakau dalam hal informasi teknik budidaya tembakau, khususnya tembakau Virginia.

Citarasa dan dan penggemar

Bagi sebagian orang, tembakau Bojonegoro bukan atau tidak digunakan sebagai tembakau “lauk” bagi mereka pecinta tingwe yang suka mencampur beberapa jenis tembakau di dalam lintingannya. Jenis tembakau ini cocok untuk kalian penyuka tembakau Virginia secara umum yang ditanam di beberapa daerah, tembakau Madura misalnya.

Ada beberapa orang yang tidak suka mencampur cengkeh ke dalam lintingan tembakau ini karena dianggap akan mengganggu citarasa khas-nya. Menurut salah seorang teman, ada aroma Lucky Strike merah yang sekilas muncul ketika menghisap tingwe berisikan tembakau ini, maka hal yang “tabu” kalau mencampur ini dengan cengkeh atau tembakau jenis lain selain Virginia.

Memang ketika saya mencoba tembakau dari Jatim ini, ada rasa pahit, sepat dan apek bakaran ala-ala Camel kuning atau Lucky Strike terasa di mulut dan indra penciuman. Entah ini karena sugesti perkataan teman saya tadi atau memang sejarah panjang perkenalan British American Tobacco atau B.A.T dengan kabupaten Bojonegoro sejak puluhan tahun silam membuat tembakau dari Bojonegoro ini memang berkarakter merek-merek rokok yang saya sebut tadi? Bagaimana menurut kalian?

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Penulis

Khoirul Siregar

Khoirul Siregar

Lelaki yang Mencintai Banyak Hal