Philip Morris international
OPINI

Betapa Tak Ada Gunanya Philip Morris International Berada di Indonesia

PT HM Sampoerna Tbk yang berdiri sejak 1913 merupakan salah satu perusahaan rokok terbesar di Indonesia. Perusahaan ini juga memegang brand tembakau yang memimpin di pasar kretek yakni Djie Sam Soe yang nyaris tidak pernah tergoyahkan posisinya. 

Sayangnya pada 2005 silam Sampoerna telah diakuisisi oleh perusahaan dari Amerika yang bergerak di industri rokok dan tembakau, Philip Morris International (PMI).

Lepasnya Sampoerna ini sangat disayangkan karena perusahaan ini tidak lagi dikelola oleh pengusaha dalam negeri. Sangat memungkinkan bila induk perusahaan di kemudian berubah haluan, bahkan meninggalkan petani tembakau dan cengkeh yang telah bekerja sama dengan perusahaan ini selama puluhan tahun. 

Kecurigaan itu bukannya tidak berdasar, President South & Southeast Asia Region, Stacey Kennedy menargetkan pendapatan PMI tak lagi mengandalkan produk rokok dibakar pada 2025. Tetapi dengan mengandalkan produk rokok bebas asap.

“Pada tahun 2025 kami berambisi bahwa 50% dari pendapatan bersih kami berasal dari produk bebas asap rokok dan bukan dari rokok,” katanya kepada wartawan Detik.com di kantor PT HM Sampoerna Tbk di One Pacific Place, SCBD, Kamis (21/4/2022). 

Rencana itu dimulai ketika Sampoerna kemudian membangun pabrik bebas asap pada 2021 di Karawang, Jawa Barat. Investasi yang dikeluarkan untuk membangun pabrik dapat modal mencapai US$ 166,1 juta atau setara 2,3 triliun. 

Di pabrik itu akan memproduksi batang tembakau bagi IQOS, dengan merek HEETS. IQOS sendiri merupakan sistem pemanas batang rokok HEETS. Makanya, rokok bebas asap ini bukan lagi dibakar, melainkan dipanaskan. 

Ambisi PMI dengan anak-anak perusahaannya sangat jelas, dia akan menggantikan produk tembakau dengan produk berteknologi tinggi metode pemanasan tembakau. 

Dengan bahasanya marketingnya temuan ini dikatakan akan menjadi produk yang lebih baik..

Tetapi sebagai anak bangsa, perubahan orientasi bisnis PMI ini tak ada baiknya sama sekali. Malah memberikan dampak bagi berkurangnya serapan tembakau dan cengkeh yang diproduksi oleh petani-petani di Indonesia untuk kebutuhan Sampoerna. 

Bila begitu, apa manfaatnya PMI bagi petani tembakau dan cengkeh di Indonesia?