susi pudjiastuti dan anies baswedan
OPINI

Ketika Anies Baswedan Ramah Kepada Susi Pudjiastuti yang Merokok Itu

Susi Pudjiastuti menyopiri Anies Baswedan saat melakukan kunjungan ke Pangandaran. Dengan gayanya yang nyentrik Susi dengan santai saja merokok. Sedangkan di sampingnya ada Anies, mantan Gubernur DKI yang kini maju menjadi Calon Presiden.

Di dashboard mobil pick up manual yang dikendarai Susi tampak sebungkus rokok kesukaan Susi. Ia memang tidak bisa dipisahkan dari kebiasaan merokok. Barangkali seperti kita semua yang juga merokok dan menjadikannya bagian dari aktivitas relaksasi. 

Begitulah Susi yang polos dan kerap membuat kita tersenyum geli. Kemarin ia sempat viral lantaran dokumentasi di mana ia kehabisan rokok dan tak segan meminta ke sesama perokok. Banyak orang tertawa melihat kelakuan Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan ini.

Kali ini ia membuat seorang Anies yang tak suka dengan rokok dan perokok terlihat nyaman di dekatnya. Susi juga merokok di sebelahnya. Tersiarnya dokumentasi itu membuat kita bertanya-tanya, apakah Anies sudah mau gaul dengan perokok atau ia menjadi orang yang toleran terhadap perokok? 

Susi pudjiastuti merokok saat menyopiri anies

Seruan Gubernur Anies, Menyulitkan Para Perokok

Anies selama ini dikenal tak suka dengan rokok bahkan cenderung menyulitkan para perokok. Ketika Anies menjadi Gubernur DKI ia sempat mengeluarkan Seruan Gubernur Nomor 8 Tahun 2021 tentang Pembinaan Kawasan Dilarang Merokok. Aturan ini dikeluarkan pada 9 Juni 2021. 

Dalam Sergub itu ada tiga poin yang diminta Anies. Berikut ini isinya.

  1. Memasang tanda larangan merokok pada setiap pintu masuk dan lokasi yang mudah diketahui oleh setiap orang di area gedung serta memastikan tidak ada yang merokok di kawasan dilarang merokok.
  2. Tidak menyediakan asbak dan tempat pembuangan puntung rokok lainnya pada kawasan dilarang merokok.
  3. Tidak memasang reklame rokok atau zat adiktif baik di dalam ruangan (indoor) maupun di luar ruangan (outdoor), termasuk memajang kemasan/bungkus rokok atau zat adiktif di tempat penjualan.

Bila dicermati pada seruan kedua secara manis Anies mencari celah agar seruannya tidak menyalahi peraturan perundang-undangan lain tapi membuat perokok kesulitan. Aplikasi seruan ini membuat perokok kesulitan membuang sampah dan akan dicap tidak menjaga kebersihan lingkungan. 

Surat Pak Gubenur untuk Tuan Bloomberg

Di balik kebijakan yang dikeluarkan Anies untuk menyulitkan para perokok, dan larangan beriklan bagi produk tembakau menekan industri hasil tembakau. Padahal, industri ini menjadi satu-satunya industri di Indonesia saat ini yang bisa menjadi cerminan sokoguru perekonomian nasional. 

Tipenya padat karya, banyak menyerap tenaga kerja terutama kaum perempuan di berbagai daerah dengan pabrik-pabrik yang diusahakan rakyat. Bahan bakunya pun berasal Indonesia dengan pembudidayaan tembakau dan cengkeh. 

Konsumen terbesarnya pun berasal di Indonesia membuat industri ini relatif lebih tahan terhadap krisis perekonomian. 

Ketidakpedulian Anies terhadap orang-orang yang bekerja di sektor pertembakauan ini ditunjukkan melalui suratnya kepada Michael Bloomberg, pendiri Bloomberg Philanthropies. Lembaga donor yang menginginkan tembakau dibumihanguskan dari muka bumi. 

Di surat itu, Anies mengucapkan selamat kepada Bloomberg atas pengangkatannya kembali sebagai WHO Global Ambassador for Noncommunicable Diseases and Injuries. Ia juga menyinggung data bahwa Indonesia merupakan negara tertinggi ketiga pengonsumsi rokok.

Anies bilang juga keinginannya menjadi mitra agar Jakarta menjadi kota sehat serta meningkatkan kepatuhan Kawasan Tanpa Rokok menjadi 90 persen, dari sebelumnya 32 persen. 

“Kota ini akan melarang iklan dan pajangan tembakau di dalam dan luar ruangan di tempat penjualan. Kini, kami sedang proses finalisasi kerangka aturan dari tujuan di atas,” kata Anies dalam suratnya.

Surat yang terungkap ke publik itu sempat dikaitkan tak hanya soal Jakarta, melainkan juga berkaitan dengan rencana Anies untuk maju dalam bursa calon presiden. 

Melihat rekam jejak itu, kita memang patut curiga ketika akan memberikan suara pilpres mendatang. Salah-salah presiden yang terpilih membuat kita menjadi makin kesulitan. Bukan hanya merokok menjadi sulit, tetapi juga banyak orang yang bekerja di sektor tembakau justru tergadaikan. Kalah dengan kepentingan lembaga donor asing.