industri hasil tembakau
OPINI

Industri Hasil Tembakau yang Dianaktirikan Capres Indonesia 2024

Debat capres jilid I baru saja berlangsung tadi malam. Belum ada yang spesial, meskipun ada beberapa tusukan pernyataan dari masing-masing pihak. Masalahnya, pada malam itu belum ada pembahasan konkret tentang nasib Industri Hasil Tembakau.

Ya, sebagai bagian dari orang-orang yang membela Industri Hasil Tembakau, debat capres pada jilid I menyisakan banyak pertanyaan. Apakah panelis mengesampingkan soal industri yang menopang perekonomian negara? Atau memang persoalan ini masih disimpan untuk debat-debat selanjutnya?

Memang, dalam satu scene tampak pembahasan tentang kelangkaan pupuk. Itu juga yang sebenarnya dialami oleh para petani tembakau. Namun, memang tidak ada yang spesifik membicarakan hal tersebut. Ataukah hal itu memang tabu?

Capres Indonesia 2024 Harus Memikirkan Regulasi Industri Hasil Tembakau

Apakah kalian tahu regulasi Industri Hasil Tembakau merupakan salah satu regulasi yang cukup sering dibuat oleh negara. Sejauh ini, selama hampir 15 tahun, terdapat 446 regulasi tentang IHT. Entah apa yang negara inginkan dari IHT sampai harus membikin regulasi sebanyak itu.

Akan tetapi, dari sekian regulasi tersebut, hampir tidak ada yang menguntungkan regulasi IHT. Bahkan, boleh dibilang merugikan terus-menerus. Maka dari itu, sebagai penopang perekonomian negara, seharusnya capres Indonesia 2024 lebih konkrit dalam merumuskan keputusan.

Bukan hanya membikin kebijakan yang positif untuk IHT melainkan juga benar-benar melindungi kepentingan IHT. Sayangnya, hingga hari ini, belum ada capres Indonesia 2024 yang bicara lantang tentang Industri Hasil Tembakau. 

Rekam Jejak Capres Indonesia 2024 tentang IHT

Tidak ada yang istimewa dalam pemilu kali ini. Sebab, seperti yang telah disebutkan di atas, tidak ada yang benar-benar membela kepentingan IHT. Mari kita bedah secara sederhana.

Pertama, Anies Baswedan. Rekam jejaknya terhadap IHT tidak baik. Anies pernah ketahuan mengirimkan surat kepada Bloomberg. Surat tersebut tentang pengelolaan udara bersih. Padahal seperti yang kita tahu bahwa Bloomberg merupakan lembaga anti rokok di dunia. 

Akan tetapi, ya, namanya Bloomberg itu sudah jelas akan berusaha mencari cara mengenyahkan rokok di bumi Nusantara.

Kedua, Prabowo Subianto. Meskipun pernah menjabat sebagai Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), tampaknya belum ada pernyataan apa pun dari Prabowo tentang petani tembakau. 

Dalam berbagai kesempatan memang Prabowo adalah orang yang tidak terlalu senang dengan rokok. Maka dari itu, akan sangat minim mengharapkan Prabowo Subianto untuk membela IHT.

Ketiga, Ganjar Pranowo. Dari sekian capres, ia yang pernah menyuarakan tembakau baik dari YouTube maupun berbagai media sosial. Bahkan, ia pernah bilang bahwa cukai rokok akan turun. 

Akan tetapi, patut diingat bahwa Ganjar berasal dari partai penguasa. Partai yang selama ini menganaktirikan industri pertembakauan. Jika ia bertugas sebagai petugas partai, kemungkinan besar akan meneruskan perjuangan-perjuangan sebelumnya. Perjuangan mematikan Industri Hasil Tembakau