tembakau garut
PERTANIAN

Tembakau Garut: Aroma Wangi yang Menawarkan Harapan untuk Hidup

Sebagai daerah penghasil tembakau terbesar di Jawa Barat, Garut memiliki potensi yang positif terhadap Industri Hasil Tembakau (IHT). Luas lahan tembakau di daerah Garut sebesar 4.105 hektar. Dengan luasan tersebut, tidak heran jika orang nomor satu di Garut, Barnas Adjidin mengharapkan sesuatu yang lebih. 

Menurut PJ Bupati Garut tersebut, saat ini Garut hanya melakukan penanaman bahan pokok saja alias kegiatan produksi. Ia, tentu saja, menginginkan kegiatan yang lain seperti kegiatan pengolahan hasil tembakau. Dalam hal ini, Barnas berharap tembakau Garut menjadi bahan jadi. Bahan yang siap diperjualbelikan hingga dikonsumsi. 

Oleh karena itu, tidak heran ketika acara Focus Group Discussion (FGD) Feasibility Study Sentra Industri Hasil Tembakau (SIHT) yang diselenggarakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Barat, Barna berharap pemerintah melirik potensi tersebut. Salah satu caranya dengan pembangunan SIHT. 

Primadona Tembakau Garut

Tanaman tembakau telah lama menjadi primadona yang menghidupi masyarakat di Garut. Total hampir 20 kecamatan yang masyarakatnya menanam tembakau. Jumlah itu separuh lebih banyak karena mengingat jumlah kecamatan di Garut sebanyak 42 kecamatan. 

Setidaknya, ada dua tembakau yang menjadi unggulan dan menarik minat industri rokok. Pertama, tembakau asal Talaga Bodas yang berada di Kecamatan Sucinaraja. Kedua, tembakau asal Gunung Putri di wilayah Tarogong Kaler.

Wabilkhusus tembakau Gunung Putri telah menjadi andalan bagi industri rokok nasional di antaranya Djarum Coklat dan Gudang Garam. Aroma wangi dari kedua tembakau itulah yang mampu meyakinkan kedua industri rokok tersebut untuk menggunakannya. 

Selain itu, Garut berada di dataran tinggi yang memungkinkan lahannya untuk menanam tembakau. Maka, tidak heran jika semakin tinggi dataran dan tanahnya semakin gembur, aroma tembakau akan lebih sedap. 

Jawa Barat dan Tembakau yang Lebih Bersinar

Barangkali tidak cuma Garut yang akan mendapatkan perhatian dari Kementerian Perindustrian melainkan juga Sumedang. Satu daerah yang, sebagian besar masyarakat Indonesia, terkenal dengan tahu. Padahal, Sumedang juga merupakan sentra tembakau di Jawa Barat. 

Luas lahannya berada di urutan nomor dua, yaitu 2.550 hektar. Dengan luas lahan tersebut setidaknya panen tembakau menghasilkan 0,9 ton per hektar setiap tahun. Salah satu diferensiasi antara tembakau Garut dan Sumedang adalah pasarnya. Hanya di Sumedang, Jawa Barat yang memiliki pasar tembakau di Tanjungsari.

Dua daerah tersebut merupakan cermin bahwa tanaman tembakau itu baik. Tidak hanya memberikan dampak positif kepada tiap individu melainkan juga daerah. Bahkan, pemangku kepentingan setiap daerah tidak segan-segan untuk mempromosikan tembakau ke industri rokok nasional dan negara. 

Mereka sadar bahwa, dengan tembakau, ribuan orang bisa bertahan bahkan menikmati hidup. Namun yang lebih penting adalah mereka mampu bertahan hidup sembari melestarikan warisan Nusantara.