siksa kubur
OPINI

Awas! Ancaman Siksa Kubur bagi Mereka yang Suka Menaikkan Cukai Rokok

Siksa kubur di dalam film tampak mengerikan. Hati-hati bagi mereka yang suka dan hobi menaikkan cukai rokok. Ancaman itu nyata. 

Sudah nonton film karya terbaru dari Joko Anwar yang berjudul Siksa Kubur? Bagaimana? Bikin merinding, menyeramkan, hingga terbawa ke bawah alam sadar? Wajar. Sepertinya sebagian besar penonton akan mengalaminya. 

Karya Siksa Kubur dari Joko Anwar memang membikin kita merenung. Apakah perbuatan kita selama hid up di dunia akan mendapatkan hal serupa seperti yang dialami Pak Wahyu? Ataukah kita akan merasakan layaknya Sita di dalam kuburan?

Jika iya, barangkali bukan individu seperti kita yang akan merasakannya terlebih dahulu. Melainkan institusi bernama Negara Indonesia. Ya, negara ini cukup abai terhadap Industri Hasil Tembakau (IHT). Buktinya sangat nyata dan gamblang.

Sejak Jokowi memimpin, terhitung sudah sembilan kali menaikkan cukai rokok. Persentase jumlahnya lebih dari 100%. Hal tersebut membikin IHT mengkerut. Tidak hanya dari segi konsumen, melainkan seluruh stakeholder IHT. 

Potensi Siksa Kubur untuk Negara Indonesia?

Entah apa jadinya apabila negara, dalam hal ini presiden dan wakil presiden terpilih, menaikkan cukai rokok untuk sepuluh kalinya. Padahal, baru-baru ini, sebelum ada kebijakan cukai rokok 2025, harga rokok sudah naik. 

Penyebabnya, PPN naik. Dari 11% menjadi 12%. Artinya, menurut undang-undang yang berlaku, PPN untuk rokok ikut naik. Dari 9,9% menjadi 10%. Itu efektif berlaku paling lambat 1 Januari 2025. 

Jadi bisa Anda bayangkan harga rokok legal pada tahun depan. Ini sudah menyentuh langit tertinggi. Barangkali, harga rokok legal akan semakin melangit, menembus dimensi yang bisa tersentuh manusia. 

Beruntung padi pengasong rokok ilegal. Di saat rokok legal melangit, rokok ilegal justru merakyat. Perokok pun sepertinya tidak ambil pusing. Mereka beralih ke harga yang lebih terjangkau. Apakah ini suatu kewajaran?

Konsumen, sih, selalu punya alasan tersendiri. Namun, negara seperti tak pernah belajar. Dari dulu, selalu begitu saja. Bebal dalam bikin kebijakan hingga menyengsarakan diri sendiri. Alhasil, remuk pada akhir 2023 akan selaras dengan potensi siksa kubur pada tahun entah kapan itu. 

Apakah Negara Indonesia Harus Taubat?

Apabila pertanyaan tersebut ditujukan pada negara Indonesia, khususnya para pemangku kepentingan sekaligus pengambil kebijakan, semestinya taubat. Ya, persis seperti film Siksa Kubur. Seabai-abainya Sita untuk menolak keyakinan bahwa ia mengalami halusinasi, ternyata gugur dengan sendirinya. Ia pun ingin taubat. 

Nah, apakah negara akan melakukan seperti yang telah dialami Sita? Waktu yang akan menjawabnya.   

Yang pasti segala kenyataan yang berakhir keburukan bagi Industri Hasil Tembakau sudah terpampang. Tinggal bagaimana pemerintah dalam menanggapinya. 

Luas lahan tembakau mengerucut, impor tembakau meningkat. Ekspor cengkeh membaik, tetapi impor cengkeh meningkat. Begitu saja sampai iblis tobat dan sedekah. Jadi, sepertinya awan kelabu akan terus menggelayuti Industri Hasil Tembakau (IHT). 

Makanya, ketimbang ada potensi siksa kubur, bukankah Negara Indonesia khususnya pemangku kebijakan mengambil tobat di sini? Well, kita tunggu saja.