buruh di bojonegoro
OPINI

Harapan Buruh di Bojonegoro: Tak Ada Kenaikan Cukai Rokok Tahun Depan

Apa harapan sederhana dari buruh saat memperingati Hari Buruh pada 1 Mei lalu? Di Bojonegoro, setidaknya ada empat harapan. Pengelolaan sawah lebih baik, negara lebih becus memikirkan nasib buruh, menolak RPP Kesehatan, dan menolak kenaikan cukai rokok. 

Khusus yang terakhir, buruh tetap menyuarakannya dari tahun ke tahun. Namun, seperti biasa, negara cukup bebal sehingga tetap menaikkan cukai rokok. 

Jika melihat tren terkini, semestinya harapan buruh itu bisa menjadi cerah. Penyebabnya, penerimaan cukai hasil tembakau pada 2023 menurun. Selain itu, penerimaan negara via cukai hasil tembakau pada triwulan I belum mencapai target. 

Jadi, jika melihat fakta di atas, semestinya negara sadar bahwa ada yang keliru dalam penentuan kebijakan. Tapi masalahnya, kapan kesadaran tersebut muncul?

Negara yang Tidak Pernah Sadar atas Kebijakan IHT

446 regulasi untuk Industri Hasil Tembakau (IHT). Angka yang banyak dan fenomenal. Sepertinya, di antara regulasi industri lainnya, regulasi IHT cukup banyak. Entah apa yang negara pikirkan sehingga harus mengeluarkan regulasi sebanyak itu.

Kalo negara memikirkan cuan, memang cuan rokok selalu gurih. Cek saja dari cukainya. Dari 2018 – 2022, penerimaan negara via cukai hasil tembakau (CHT) selalu melebihi target. Bahkan, 95% cukai negara, penerimaan terbanyak jelas dari CHT. Jadi, betul-betul manis, bukan?

Oleh karena itu, tidak heran apabila pemangku kebijakan selalu ingin menaikkan CHT. Alasannya, ya itu tadi. Mudah banget cari cuan. Padahal, dari kebijakan tersebut justru menyisakan berbagai masalah. Salah satu yang perlu Anda ingat adalah bangkrutnya pabrik rokok Apache era pandemi. 

Efek domino dari tutupnya pabrik tersebut membuat para buruh terlunta-lunta. Pada akhirnya, mereka terkena PHK massal. Maka, hal inilah pula yang membuat buruh pabrik rokok di Bojonegoro bersuara. 

Tentu saja mereka khawatir bahwa kejadian di Blitar bisa juga terjadi di Bojonegoro. Maka, mereka berharap benar-benar memikirkan nasib buruh. 

Sebagian besar buruh di Bojonegoro bekerja di sektor olahan tembakau. Yang menarik, 90% buruh tersebut adalah perempuan. Artinya, dominasi pabrik-pabrik rokok di Bojonegoro adalah Sigaret Kretek Tangan (SKT). 

Andai cukai rokok naik, apalagi hal tersebut berkaitan dengan cukai SKT, maka bukan tidak mungkin bahwa harapan mereka musnah atau sia-sia. 

Menjaga Harapan Buruh agar Tetap Menyala

Hal yang perlu kita lakukan adalah menjaga harapan buruh agar tetap menyala. Pertama, kita bisa mendorong pemerintah untuk berpikir ulang tentang kebijakan menaikkan cukai rokok. Kedua, sama-sama menolak RPP Kesehatan.

Yang terakhir memang mengerikan. Ada ide penyamaan tembakau dengan zat narkotika. Selain itu, ada banyak pasal yang mengatur tentang tembakau dan produk turunannya. Jika hal tersebut terjadi dan pemerintah melakukan pengesahan, ini adalah senjakala kretek. 

Oleh karena itu, pemerintah perlu sadar akan kebijakan cukai hasil tembakau yang keliru. Menaikkan cukai rokok tidak bisa memanusiakan manusia. Sebab, cukai rokok naik hanya soal materi bukan perkara melindungi manusia.