como dan djarum grup
OPINI

Como dan Grup Djarum: Ditebus di Pegadaian, kini Merajut Asa di Serie A

Di sebuah kota yang letaknya bersebelahan dengan danau, hadir sebuah klub gurem yang tak begitu terdengar namanya di Italia. Namanya Como. Mereka berlaga di kasta ketiga Liga Italia, Serie B. 

Como bukanlah klub yang familiar bagi telinga penggemar sepakbola Indonesia. Kita, terutama generasi 90an, barangkali, lebih akrab dengan nama Venesia, Bari, atau Reggina. Nama Como cukup tenggelam. Bahkan tidak pernah terbayang nama tersebut sebagai sebuah klub sepak bola.

Saat itu, kondisi Como berada di titik nadir. 

Gaji karyawan terhambat, kondisi gedung klub memburuk, atap banyak yang mengelupas, bahkan klub hampir kehilangan seluruh pemain. Hanya tersisa lima pemain yang itu pun menjelang pergi dari klub. 

Barangkali, memang takdir Como untuk tidak melanjutkan asa di kancah sepak bola Italia. Atau, lebih cocok kota ini menjadi sebuah destinasi wisata dengan menjual keindahan danau. 

Djarum Grup Datang dan Membeli Como

Akan tetapi, semuanya berubah ketika Grup Djarum datang dan kemudian membelinya. Konon, harganya tidak sampai 5 miliar rupiah. Harga yang boleh dibilang cukup murah untuk membeli sebuah klub sepak bola. 

Djarum percaya pada potensi. Seburuk-buruknya tempat, apabila terkelola dengan baik, dan mau diajak kerja sama, pasti akan menjadi baik. Djarum percaya hal tersebut. 

Revolusi dimulai. Cesc Fabregas dan Thierry Henry, dua orang yang sempat menjadi andalan di Arsenal dan Barcelona, datang sebagai orang yang memiliki saham. Bahkan, Fabregas sempat mengenyam sebagai pemain Como. Dua orang tersebut yang menjadi daya tarik penonton dan para pemain. 

Como juga mendatangkan pemain sepak bola ternama Indonesia di era 90an, Kurniawan DJ. Ia mendapatkan jabatan sebagai asisten pelatih. Sebuah jabatan yang sungguh prestisius mengingat tidak banyak orang Indonesia yang berkarir di sepak bola luar Indonesia. 

Lambat laun, Como bergeliat. Melangkah dengan pelan namun pasti. Merangkak dari bawah, melampaui ekspektasi. Kini, ia resmi masuk ke kasta teratas, Liga Italia: Serie A. Sebuah perjuangan yang tiada henti.

Djarum dan Komitmen terhadap Olahraga Indonesia

Komitmen Djarum untuk menggiatkan olahraga Indonesia sungguh luar biasa. Selain sepak bola, kita bisa melihat bagaimana olahraga tepok bulu berjaya di dunia. Ini belum lagi tambahan sebuah fakta bahwa Michael Bambang Hartono adalah atlet bridge Indonesia pada Asian Games 2018. Ia bahkan meraih medali perunggu.

Djarum memang bukan perusahaan yang kaleng-kaleng dalam mengembangkan olahraga. Di tangan Djarum, setelah hanya menyewa “rumah” di Inggris, kini ia memiliki tanah di Italia. 

Saat perwakilan Djarum, Mirwan Suwarso ditanya, apa impian terbesar untuk Como?

“Kami ingin membangun Garuda Select. Tujuan utamanya, melayani sepak bola Indonesia.”

Selamat buat Como dan Djarum. Semoga membawa berkah bagi Italia dan Indonesia.