pendidikan petani tembakau
OPINI

Pendidikan untuk Anak-anak Petani Tembakau dan Petani Cengkeh Hukumnya Wajib

Dalam Pasal 31 UUD 1945 terdapat pernyataan setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya. 

Kalimat itu sudah cetha. Jelas dan tidak perlu diperdebatkan lagi. Artinya, siapa pun itu termasuk anak-anak petani tembakau dan petani cengkeh berhak mendapatkan pendidikan dari negara. 

Pendidikan itu penting. Bukan hanya menambah pengetahuan, melainkan juga agar kita tidak mudah dikadali oleh asing. Iya, asing yang suka bikin pernyataan bahwa produk hasil tembakau adalah begini dan begitu. 

Pendidikan Adalah Senjata untuk Melawan Asing

Saat ini, anggapan masyarakat Indonesia, orang terdidik dan tidak terdidik dilihat hanya apakah dia mengikuti sekolah secara formal atau tidak. Padahal, belum tentu juga. 

Kalo orang yang bersekolah secara formal dapat dianggap sebagai orang yang terdidik, tidak ada produksi hoaks. Masalahnya, tidak jarang orang yang memproduksi hoaks adalah orang yang terdidik. 

Sebagai contoh, filter rokok mengandung darah babi. Sungguh pernyataan yang menyesatkan dan telah dibantah oleh teman-teman dari KNPK. Contoh lain adalah petani tembakau yang mempekerjakan anak-anak secara semena-mena dalam panen tembakau. 

Bahkan, lembaga yang memproduksi hoaks tersebut adalah Human Right Watch. Sebuah lembaga yang berisi orang-orang terdidik dengan mengusung isu kemanusiaan, tetapi malah membikin sesat. Buktinya, ada bantahannya, yaitu sebuah film dokumenter yang berjudul Tabayyun.

Maka dari itu, tidak semua orang yang terdidik mampu mendidik dan kemudian memberikan pengetahuan yang informatif. Melainkan bisa jadi membikin pernyataan yang keliru dan cenderung hoaks. 

Hal-hal seperti itulah yang menjadikan mengapa pendidikan penting bagi anak-anak petani tembakau dan petani cengkeh. Sebab, dari perspektif mereka lah, ada kebenaran yang harus disuarakan. 

Pendidikan untuk Anak-anak Petani Tembakau dan Petani Cengkeh

Pendidikan adalah senjata untuk melawan dengan cara yang santun dan sebaik-baiknya. Maka dari itu, hukumnya menjadi wajib bagi anak-anak petani tembakau dan petani cengkeh untuk menempuh pendidikan. 

Kenapa demikian? Agar anak-anak itu tidak mudah dibohongi. Agar anak-anak itu memiliki kemerdekaan berpikir dalam menentukan mana yang keliru dan mana yang benar. 

Apa jadinya mereka selalu menerima cap buruk bahwa tembakau merupakan tanaman tidak baik sementara mereka bisa makan, hidup, bahkan sekolah karena tembakau?

Ketika orang lain, yang dalam hal ini asing, memberikan cap seperti itu sementara asing masih membutuhkan khasiat dari nikotin, itu sebenar-benarnya munafik. Apalagi, mereka selalu mengatakan bahwa tembakau alternatif memiliki risiko yang kecil ketimbang merokok. 

Ini persaingan dagang. Semuanya hanya bermuara kepada uang. Asing tidak bisa mematenkan nikotin dan karena itu berupaya mengambil senyawa nikotin. Dan, gelombang itu semakin nyata di Indonesia. 

Lalu, apa yang bisa anak-anak petani tersebut lakukan? Pertama, mencoba bersuara atas segala kemunafikan dari asing. Kedua, memberikan pendapat yang berbeda bahwa tidak selamanya tembakau bersifat buruk. 

Dengan cara apa mereka melawan? Tentu saja dengan pendidikan yang akan membuat mereka bisa terdidik. Tidak hanya secara lisan melainkan juga tindakan.