Menurut saya, rokok yang cocok untuk menikmati cuaca panas adalah rokok Red Mild Menthol.
Barangkali, jika bukan karena bertemu teman lama, saya tidak pernah lagi kembali ke Malang. Kota yang bikin saya trauma antara kenangan dan harapan. Namun, karena ada tawaran kerja sama yang menarik, saya kembali ke Malang.
Perjalanan saya menggunakan kereta api ke Malang sudah lama sekali. Jika saya tidak salah ingat, itu terjadi pada 2019. Saya pernah ke Malang saat pandemi Covid-19, tetapi pada saat itu saya menggunakan moda bus.
Saya turun di Malang pun bukan di stasiun kota baru – sebutan orang lama, karena ada Stasiun Kota Lama di Malang. Melainkan saya berhenti di Stasiun Kepanjen. Sebuah stasiun kecil yang ternyata letaknya hanya sepelemparan mangga dari Stadion Kanjuruhan. Stadion yang menjadi saksi tewasnya 135 orang, yang disebabkan tangga, pintu, dan angin.
Turun di Stasiun Kepanjen, kamu akan menemukan aroma soto khas Jawa Timur. Dan, tentu saja, rawon dan pecel. Kamu akan sangat aneh apabila menjejakkan kaki di Malang, tetapi tidak sempat mencoba pecel atau rawon.
Selain kedua makanan tersebut, Malang juga termasuk salah satu kota dengan industri rokok cukup besar. Jika mengacu pada data Kementerian Perindustrian, ⅓ dari jumlah keseluruhan pabrik rokok di Indonesia, ada di Malang.
Oleh karena itu, tidak heran jika banyak pedagang asongan ataupun toko kelontong yang menjajakan produk rokok asal Malang. Mulai dari Andalan, Harmoni, Gajah Baru, Bentoel, hingga Red Mild. Untuk yang terakhir Red Mild, khususnya Red Mild Menthol, saya punya sebuah cerita.
Red Mild Menthol, Rokok yang Menarik bagi Saya
Saya membawa Djarum 76 Madu Hitam sebagai pendamping kala bersua dengan teman-teman perokok di Malang. Namun, ketika mereka menawarkan merk rokok lainnya, saya tidak menolak. Sebagai bentuk sosial, saya akan merokoknya.
Nah, salah seorang teman lama menawarkan Red Mild Menthol. Jujur, saya baru pertama kali melihatnya. Namun ternyata, rokok tersebut sudah beredar sejak lama. Sudah sejak awal Covid-19.
Akan tetapi, karena banyak rokok dari Malang yang jarang beredar di Jogja sehingga saya jarang menjumpainya. Beruntung karena Malang kebetulan lagi hangat, dan saya sedang malas minum es, menthol menjadi pilihan menarik. Dan, saya tidak salah untuk mencobanya.
Adem di Mulut, Harga Terjangkau
Respons pertama kali saat mengisap Red Mild Menthol adalah adem alias dingin. Yang menarik, dinginnya tidak menohok. Masih dalam taraf sopan. Gurih dan sedikit manis. Sangat cocok untuk Malang yang semakin lama semakin panas.
Saya tidak menyangka bahwa Red Mild Menthol justru cocok dengan mulut saya. Sebelumnya, saya pernah mencoba LA Ice Purple, tapi saya kurang cocok. Cukup menohok di mulut dan tenggorokan. Sepertinya saya lebih cocok yang soft saja.
Selain soal rasa, yang saya suka dari rokok ini adalah harganya. Bagaimana tidak, dengan hanya merogoh kocek Rp21.000, kamu bisa mendapatkan sebungkus yang berisi 16 batang. Menyenangkan, bukan?
Kepanjen, pada siang itu, terasa adem dengan rokok tersebut. Dan, saya baru tahu bahwa produk dari PR. Bintang Sayap Insan ini punya banyak varian Red. Mulai dari Red Black, Red Mild Merah, hingga Red Summer.
Akan tetapi, untuk saat ini, rokok pilihan saya adalah Red Mild Menthol. Cuaca panas di berbagai kota, termasuk Jogja, barangkali rokok itulah yang mendinginkan mulut dan tenggorokan. Terima kasih, Kepanjen. Terima kasih pula, Red Mild Menthol.