Di Temanggung Lahan Tanam Tembakau Mencapai 14.000 Hektar pada 2024

warisan budaya

Pada akhir Juni 2024, masyarakat Temanggung bergairah karena ini saatnya mereka menambang uang dengan tanaman yang sering disebut emas hijau: tembakau. Tanaman inilah yang nantinya tidak hanya mendatangkan pundi-pundi uang melainkan juga kebermanfaatan bagi negara Indonesia. 

Di Temanggung, periode Mei belum semuanya ikut menanam tembakau. Hanya masyarakat yang berada di wilayah Gunung Sumbing lah yang sudah melakukannya. Kemudian, baru wilayah lain mengikutinya seperti Ngadirejo, Parakan, Wonoboyo, dan Kledung. Saat ini jumlah lahan tanam tembakau telah mencapai sembilan ribu hektar. 

Itu belum seluruhnya. Sebab, setidaknya masih ada sekitar lima ribu hektar lagi tanaman tembakau yang ditanam. Ini akan menyebar ke kawasan Gunung Sumbing dan juga Sindoro. Lahan dengan angka sebesar itu memang masih kalah daripada tahun 2021 yang mencapai 18 ribu hektar. Namun demikian, ini patut disyukuri mengingat di tengah badai kenaikan cukai.

Temanggung, Kota Tembakau

Citra Temanggung sebagai Kota Tembakau bukanlah kaleng-kaleng. Dari zaman dulu kala hingga kini, Temanggung lekat dekat dengan Tembakau. Ibu saya, sewaktu masih menjadi karyawan swasta di sebuah bank era 90an, mengaku kaget dengan aliran dana yang berasal dari Parakan.

Daerah manakah Parakan itu? Apa komoditas yang membuat aliran dana hingga mencapai satu bahkan dua miliar? Tentu saja ibu saya tidak tahu menahu. Beliau baru tahu ketika suatu kali, saat melancong ke Wonosobo pada pertengahan tahun, melihat panen ratus ribu tanaman di Temanggung. Ya, pada saat itu, beliau baru sadar sedang melewati Parakan. Sebuah kecamatan kecil di Temanggung.

Akan tetapi, Temanggung tidak hanya memiliki tembakau di Parakan melainkan juga di Wonoboyo, Ngadirejo, hingga Kledung. Ini belum termasuk daerah Lamuk Legoksari, sebuah desa penghasil tembakau srintil, tembakau terbaik di dunia. 

Oleh karena itu, sematan nama kota tembakau bukanlah tanpa asal usul. Hingga hari ini, sebagian besar wilayah di Temanggung masih menanam tembakau. Jenis tembakau yang dihasilkan di antaranya Kemloko 1, Kemloko 2, Kemloko 3, Kemloko 4, Kemloko 5, dan Kemloko 6. 

Cukai Tinggi Membuat Lahan Tanam Tembakau Menyusut

Satu hal yang bikin terjal tanaman tembakau adalah kenaikan cukai hasil tembakau. Dari 2021-2024 terlihat penurunan sebesar tiga ribu hektar. Selain karena cuaca yang memang tidak bisa diprediksi, kebijakan pemerintah terhadap cukai hasil tembakau (CHT) tidak bisa dilawan. Pemerintah tetap kukuh menaikkan cukai hasil tembakau tiap tahun. 

Akhirnya, cukai naik, harga rokok naik. Hal ini membuat pabrik perlu bersiasat. Jika pabrik tidak melakukan PHK, yang dilakukan justru menekan harga tembakau. Petani tembakau pun tidak mendapatkan untung yang baik. Ini juga membikin petani, pada akhirnya, enggan menanam tembakau kembali. 

Jika kejadian ini sudah berulang, siapa yang pantas mengemban tanggung jawab? Semestinya pemerintah. Namun, sayangnya pemerintah suka abai dengan persoalan seperti ini. Sedih sekali. 

Artikel Lain Posts

Paling Populer