CUKAI

Rokok Bukan Faktor Penyebab Kanker Paru

Jika Anda membaca berita di rubrik kesehatan sebuah media, Anda pasti akan menemukan banyak pemberitaan bahwa rokok adalah biang keladi seseorang terkena kanker paru. Pemberitaan yang terus-menerus diproduksi ini diperluas lagi oleh para antirokok dengan turut menyebarkan pemberitaan tersebut dalam berbagai kampanye pengendalian tembakau. Tak heran masyarakat kemudian mengamini rokok sebagai biang keladi timbulnya kanker paru.

Kita harus jernih dalam menanggapi pemberitaan tersebut, karena persoalan tubuh manusia adalah persoalan yang kompleks. Timbulnya sebuah penyakit juga persoalan kompleks, tidak serta-merta mendakwa sembarangan, apalagi menjadikannya sebagai faktor tunggal.

Untuk kasus rokok dianggap sebagai faktor tunggal penyebab kanker paru, sudah seharusnya kita bersikap kritis terlebih dahulu, bisa dimulai dengan pertanyaan “Benarkah hanya rokok yang menyebabkan kanker paru?”. Ternyata dari pertanyaan tersebut kita akan menemukan fakta lain, bahwa tak melulu kanker paru disebabkan oleh rokok dan perilaku merokoknya.

Kasus orang yang tidak merokok tetapi mengidap penyakit kanker paru kerap terjadi, salah satunya dialami oleh Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho. Pada pertengahan Januari 2018, ia divonis mengidap kanker paru stadium 4B. Tentu ia merasa syok karena tak memiliki kebiasaan merokok.

“Awalnya shock karena saya tidak merokok, genetik tidak ada, dan makan sehat. Tapi saya pikir ya sudahlah. Ini garis hidup saya. Saya jalani saja dengan ikhlas,” katanya.

Berkaca dari fakta di atas, lalu faktor apa saja yang menyebabkan kanker paru? Berikut ini adalah beberapa faktor penyebab kanker paru, dengan mengutip dari berbagai sumber:

Riwayat Keluarga

Bila ada anggota keluarga yang pernah mengidap kanker paru, maka ada kontribusi besar terhadap anggota keluarga lain untuk terkena penyakit serupa. Namun, hal ini bisa diimbangi dengan menghindari faktor risiko lain sehingga memperkecil kemungkinan untuk terkena kanker paru.

Menurut dr. Achmad Hudoyo, SpP(K), seorang perokok belum bisa dipastikan akan mengidap kanker, faktor lainnya adalah ada riwayat keluarga yang mengidap kanker.

Fakta bahwa faktor genetik dapat menyebabkan kanker paru yang bahkan juga berpotensi memiliki kanker dengan jenis lain, pernah disampaikan oleh dr Doddy Permadi Aryawan, SpOk, Dokter Spesialis Okupasi dari Graha Medika, ia mengatakan gen kanker merupakan tumor ganas dan sel dari gen kanker tersebut dikatakan bisa melakukan manifestasi menjadi gen kanker dengan jenis yang lain.

Paparan Zat Kimia Yang Ada di Sekeliling

Karena rokok terus-menerus diberitakan sebagai faktor utama penyebab kanker paru, kita menjadi tidak sadar bahwa di sekeliling kita terdapat faktor resiko lainnya penyebab kanker paru. Paparan zat kimia yang bersentuhan dengan keseharian kita, tak pernah kita hitung sebagai faktor penyebab kanker paru.

Beberapa jenis pekerjaan yang berkaitan dengan zat kimia punya risiko terkena kanker paru. Terdapat beberapa jenis zat kimia yang bersifat karsinogenik antara lain, radon, asbes, arsenik, senyawa nikel, produk batubara, limbah diesel serta eter chloromethyl.

Zat-zat kimia tersebut bisa tercampur dengan udara yang dihirup. Zat sulit dideteksi karena tak miliki bau dan rasa. Selain di tempat kerja, zat-zat kimia ini bisa saja ditemukan di rumah, misal pada perabot rumah tangga.

Paparan radon di rumah, misalnya, salah satu yang jarang sekali diketahui oleh banyak orang. Apa itu radon? Menurut dr. Achmad Hudoyo, SpP(K), radon adalah zat radioaktif dari tanah, uranium yang ada di tanah yang memancar ke permukaan. Zat ini tidak berbau, tidak berwarna, dan hambar. Radon sulit dideteksi dan Anda bisa terpapar tanpa menyadarinya.

Radon yang juga merupakan gas yang paling berat dan berbahaya bagi kesehatan, unsur kimia dengan nomor atom 86 yang dalam ilmu kimia diberi lambang Rn.

Paparan Benzopyrene

Benzopyrene sangat asing memang terdengar di telinga kita, namun benzopyrene rupanya sangat biasa ditemukan dalam aktivitas sehari-hari. Benzopyrene ialah sisa hasil pembakaran. Zat berbahaya ini masuk dalam daftar polutan yang diterbitkan oleh Environmental Protection Agency di Amerika Serikat.

Benzopyrene bersifat karsinogenik. Salah satu media yang bisa menghantar zat ini ialah udara. Benzopyrene dapat ditemukan pada asap kendaraan, asap dari pembakaran hutan. Menurut data WHO, Asia Tenggara menempati posisi kedua sebagai wilayah penyumbang polusi udara di dunia. Sekitar satu dari 100 kematian karena kanker paru diakibatkan oleh tingkat polusi yang tinggi.

Selain itu dapat diperhatikan juga bila anda adalah penikmat bagian hangus saat makan daging panggang. Ketika daging, ikan, atau makanan lainnya dimasak, lemak yang terkandung di dalam otot akan ikut terbakar, sehingga benzopyrene ini terbawa bersama asap dan menempel pada makanan.

Pada umumnya, kanker muncul karena adanya penumpukan sel-sel yang rusak dan tidak bisa lagi diperbaiki. Sel-sel yang terkena benzopyrene, termasuk sel paru, didorong untuk berkembang biak secara tidak normal dan mempercepat terjadinya kematian sel.

Nah, dari paparan benzopyrene ini kemudian meningkatkan produksi salah satu radikal bebas yaitu reactive oxygen species (ROS). ROS ini akan mengikat DNA kemudian mengakibatkan terjadinya perubahan struktur DNA. Perubahan ini merugikan bagi proses pembelahan sel dan justru mengakibatkan mutasi gen. Inilah mengapa paparan benzopyrene dapat menjadi faktor penyebab kanker paru.

Pola Makan Tidak Seimbang

Keseimbangan adalah kunci. Begitu juga berlaku pada tubuh manusia. Keseimbangan ini harus dijaga dalam pola makan, adapun pola makan yang sehat ialah makanan yang mengandung semua unsur gizi seimbang sesuai kebutuhan tubuh, baik protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral dan air. Sumber asupan nutrisi pun harus dipilih yang sealami mungkin, agar keseimbangan dapat terjaga.

Dalam sebuah artikel yang ditulis oleh Triyani Kresnawan, DCN,Mkes, Instalasi Gizi RSCM dan diterbitkan oleh Departemen Kesehatan Gizi Kementerian Kesehatan menyebutkan, pola makan yang tidak seimbang yang menyebabkan resiko munculnya penyakit kanker antara lain kebiasaan makanan cepat saji (fast food).

Persoalan menjaga keseimbangan dalam pola makan ini juga disampaikan oleh Spesialis Patologi Anatomi dari Rumah Sakit Kanker Dharmais, dr Evalina Suzana. Ia mengatakan pola makan yang sehat merupakan bagian bentuk pencegahan dari penyakit kanker. Di luar dari olahraga yang teratur, minum air, dan tidur yang cukup.

Menurut Eva, sebuah pola bisa dibilang sehat jika semua yang masuk ke dalam tubuh seimbang. Tidak boleh berlebihan bukan berarti tidak dimakan sama sekali. Harus terdiri dari 50 persen protein, 30 persen karbohidrat, dan 20 persen lemak dan serat. Itu harus dipenuhi di luar mineral-mineral yang ada.

Dari beberapa faktor resiko penyebab kanker paru yang telah disebutkan di atas, sangat jelas bahwa rokok tidak bisa dikatakan sebagai faktor utama kanker paru, justru banyak hal dalam keseharian kita yang mengintai dan memiliki ancaman terkena penyakit kanker paru.

Lalu mengapa rokok melulu disebut-sebut sebagai penyebab kanker paru? Sehingga seakan-akan hanya rokok satu-satunya faktor seseorang mengidap kanker paru. Untuk memahami hal ini tentunya anda harus mengetahui bahwa terdapat perang bisnis nikotin antara industri farmasi dan industri rokok, atau yang sering kami sebut sebagai “Nicotin War”.

Maka Anda tak usah heran jika rokok diframing bertentangan dengan kesehatan, karena semua semata hanyalah akal-akalan pihak industri farmasi untuk memenangi pertarungan bisnis nikotin tersebut.

Tinggalkan Balasan