logo boleh merokok putih 2

Rokok: Karsinogen yang Stokastik

Membaca judul di atas, tentu banyak dari Anda yang mungkin langsung merasa kurang tertarik membaca tulisan ini. Judul yang rumit, aneh, dan menggunakan kata ilmiah yang jarang didengar dalam keseharian.

Karsinogen sendiri adalah istilah dalam kedokteran untuk zat-zat yang menyebabkan penyakit kanker pada manusia. Sedang stokastik sendiri, adalah istilah dalam matematika, terutama pada statistika tentang probabilitas. Sebelum masuk pada pembahasan rokok, karsinogen yang stokastik, mari kita bahas penyakit kanker terlebih dahulu, penyakit yang karsinogennya salah satunya adalah rokok. Begitu anggapan dunia kesehatan.

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh World Health Organization (WHO), penyakit kanker masuk dalam 10 penyakit yang paling mematikan di dunia. Penyakit kanker ada pada posisi ke lima di bawah penyakit jantung, stroke, infeksi saluran pernapasan bawah, dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Menurut WHO, dalam satu tahun, di duna lebih dari 8,2 juta orang meninggal dunia akibat penyakit kanker.

Kanker merupakan penyakit yang diakibatkan oleh pertumbuhan sel-sel dalam jaringan tubuh yang tidak terkendali. Akibat pertumbuhan sel yang tidak terkendali, sel-sel baru tersebut menyusup ke jaringan-jaringan sehat, menyebabkan kerusakan dan bertransformasi menjadi penyakit.

Adalah nukleus, inti dari setiap sel yang membentuk jaringan dalam tubuh. Nukleus tersusun atas rantai DNA yang merupakan pusat kendali dalam sel tubuh. Ia berfungsi mengendalikan sel, mengatur sifat dan cara kerja, dan juga mengatur proses pembelahan diri setiap sel dalam kurun waktu tertentu.

Dalam kondisi normal, sel akan membelah diri sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dan dengan sifat genetik pada sel yang normal. Namun pada saat terjadi mutasi pada sel, informasi genetik sel dalam rantai DNA mengalami kerusakan, tercetak ganda atau hilang pada saat proses pembelahan sel. Pada kanker, terjadi mutasi di mana sel-sel akan membelah diri terlalu banyak sehingga akan membentuk jaringan tumor, jaringan tumor yang ganas.

Berdasarkan bentuk mutasi sel dalam tubuh, kanker dibagi menjadi 5 kelompok:

  • Karsinoma, kanker yang berasal dari jaringan kulit atau jaringan lapisan luar organ dalam. Karsinoma dibagi menjadi beberapa subtipe antara lain adenokarsinoma, kanker sel basal, kanker sel skuamosa, dan kanker sel transisi.
  • Sarkoma, kanker yang berasal dari jaringan ikat seperti jaringan tulang, jaringan tulang rawan, jaringan lemak, jaringan otot, dan jaringan pembuluh darah.
  • Leukemia, kanker yang berasal dari jaringan pembentuk darah seperti sumsum tulang. Kanker jenis ini menyebabkan produksi sel darah secara berlebihan yang akan kemudian dilepaskan ke aliran darah.
  • Limfoma dan Mieloma, kanker yang berasal dari sel-sel pada sistem kekebalan tubuh.
  • Kanker di otak dan sumsum tulang belakang, yaitu kanker yang berasal dari jaringan sistem saraf pusat.

Secara garis besar, ada dua sebab mengapa mutasi gen pada pembelahan sel dalam jaringan tubuh bisa terjadi hingga menyebabkan penyakit kanker. Yang pertama faktor keturunan genetis dari orang tua. Yang kedua adalah faktor dari luar yang memicu terjadinya mutasi gen yang menyebabkan penyakit kanker.

Selanjutnya, mari kita fokus pada faktor penyebab kedua saja. Karena faktor pertama, itu semata takdir. Jika dikaitkan pada pembahasan ini, faktor pertama adalah faktor yang deterministik, bukan stokastik.

Faktor dari luar yang memicu terjadinya mutasi gen yang menyebabkan kanker, disebut karsinogen, zat-zat yang dapat memicu kanker. Ada banyak jenis karsinogen yang ada di dunia, di sekitar manusia. Baik itu karsinogen yang alamiah maupun karsinogen buatan manusia.

Radiasi ultraviolet, radiasi nuklir, patogen berupa virus dan bakteri, beberapa jenis makanan baik itu bahan makanannya juga tata cara pengolahan bahan makanan, rokok, zat-zat kimia pencemar lingkungan, zat kimia pada alat-alat kosmetik, adalah daftar panjang karsinogen penyebab penyakit kanker.

Dari sekian banyak faktor luar yang menyebabkan kanker tersebut, ada yang karsinogennya bersifat deterministik, dan ada pula yang karsinogennya bersifat stokastik. Sebagai contoh, dosis radiasi nuklir dalam intensitas tertentu jelas menyebabkan penerima radiasi tersebut akan menderita kanker. Ini artinya deterministik, pasti terjadi. Contoh lain, terpapar zat kimia pencemar lingkungan dalam dosis tertentu, juga pasti menyebabkan kanker. Ini artinya deterministik.

Lalu apa itu karsinogen stokastik dan apa contoh nyata darinya? Mari kita bahas apa makna dari stokastik terlebih dahulu. Stokastik adalah lawan dari deterministik. Jika deterministik itu adalah sebuah kepastian, seperti takdir Tuhan, stokastik adalah jargon dari keacakan, kebolehjadian. Kemungkinan terjadi, bisa terjadi bisa pula tidak.

Beberapa contoh dari kondisi stokastik dalam kehidupan sehari-hari misalkan, kerusakan pada sebuah sepeda sepeda motor dan harus dibawa ke bengkel. Ini stokastik, karena tidak bisa dipastikan, dan jika pun itu terjadi, tidak bisa diprediksi misalkan dalam sebulan berapa kali sepeda motor rusak dan harus dibawa ke bengkel. Tetapi bisa saja motor tidak rusak dalam jangka waktu satu tahun karena pemakaian dan perawatan yang baik.

Dalam kasus zat karsinogen, zat yang dapat menyebabkan penyakit kanker, zat-zat yang terkandung dalam rokok –atau kita sebut saja langsung sebagai rokok—adalah karsinogen yang stokastik. Mengapa bisa disebut seperti itu, karena data yang tersedia di lapangan adalah acak, merupakan rangkaian dari kebolehjadian, bukan sebuah kepastian, bukan data yang deterministik. Ada kasus orang yang merokok dan menderita kanker karenanya (meskipun kebanyakan kasus perokok menderita kanker adalah kasus penyederhanaan karena faktor penyebab kanker lain diabaikan seperti konsumsi makanan si penderita, dan lain-lain penyebab kanker lainnya). Tetapi tidak sedikit orang yang merokok puluhan tahun hingga usia tua masih tetap sehat, dan terutama, tidak menderita penyakit kanker sama sekali.

Oleh sebab itu, bisa dikatakan rokok boleh jadi menyebabkan kanker, bisa saja, dan itu sangat mungkin. Akan tetapi rokok adalah karsinogen yang stokastik. Tidak bisa dipukul rata merokok akan menyebabkan kanker. Pada kasus-kasus tertentu mungkin, tapi tidak semua kasus terjadi. Sebuah keacakan. Kebolehjadian saja.

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Penulis

Fawaz al Batawy

Fawaz al Batawy

Pecinta kretek, saat ini aktif di Sokola Rimba, Ketua Jaringan Relawan Indonesia untuk Keadilan (JARIK)