Berdasar informasi yang ia terima dari petani tembakau di Temanggung, lokasi penjemuran daun tembakau sangat perpengaruh dengan citarasa dari daun tembakau tersebut. Jika petani ingin mendapat rasa tembakau yang cukup kuat dan keras, tembakau-tembakau mereka harus dijemur di lokasi A, lantas jika petani ingin mendapat jenis tembakau dengan kualitas rasa yang lembut, ia harus ditanam di lokasi B, tentu saja di lokasi yang berbeda dari lokasi A.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n
Ratusan tahun menanam tembakau, para petani tembakau di negeri ini hingga hari ini masih memanfaatkan tanda-tanda alam dan masih sangat bergantung dengan kondisi alam untuk bisa mendapatkan kesuksesan dalam pertanian tembakau. Sinergitas antara alam dan para petani, mutlak diperlukan jika mereka ingin sukses bertani tembakau. Itulah sebabnya, hingga hari ini, keahlian membaca tanda-tanda alam menjadi pengetahuan penting yang mesti dikuasai oleh para petani tembakau.<\/p>\r\n","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=6267","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5225,"post_author":"878","post_date":"2018-12-20 06:00:29","post_date_gmt":"2018-12-19 23:00:29","post_content":"Di daerah sentra perkebunan tembakau<\/a> di Indonesia yang tersebar mulai dari Pulau Sumatera, Jawa dan Madura, Lombok dan Bali, dan Sulawesi, pada umumnya ada tiga tipe lokasi penanaman tembakau. Tiap-tiap lokasi penanaman memiliki kekhasannya masing-masing.\r\n\r\nTiga lokasi penanaman tembakau itu adalah di lereng-lereng perbukitan atau yang lebih dikenal dengan tembakau gunung, tegalan, dan sawah. Berdasar sebarannya, tembakau sawah menduduki posisi pertama dalam jumlah produksi<\/strong>. Selanjutnya lahan tegalan, dan yang paling kecil dalam jumlah produksi di antara ketiganya adalah tembakau yang ditanam di lahan pegunungan.\r\n\r\nTembakau yang ditanam di gunung, meskipun paling sedikit dalam luasan lahan dan tingkat produksi, menjadi tembakau yang paling dicari pabrikan karena kualitasnya. Umumnya, lahan-lahan yang ditanami tembakau, ditanami tanaman lain ketika musim hujan tiba. Karena tanaman tembakau biasanya ditanam pada penghujung musim hujan dan dipanen ketika musim kemarau masih berlangsung.\r\nPada masa di luar musim tanam tembakau, lahan-lahan di lereng pegunungan ditanami palawija dan beberapa jenis sayuran. Ini menjadi salah satu sebab kualitas tanah relatif terjaga dan masih cukup baik sehingga berpengaruh pada kualitas tembakau.<\/blockquote>\r\nSedang pada wilayah tegalan, pada masa di luar musim tanam tembakau, lahan biasanya ditanami dengan palawija yang menggunakan pupuk dengan jumlah relatif besar. Kualitas tanah karena pengaruh pupuk sebelum ditanami tembakau juga berpengaruh pada kualitas tembakau yang ditanam di sana.\r\n\r\nPada tingkatan paling bawah untuk kualitas tembakau, adalah tembakau-tembakau yang ditanam di wilayah persawahan. Pupuk kimia yang digunakan sangat masif di sawah ketika padi ditanam, menyebabkan kualitas tanah menurun drastis ketika musim kemarau tiba dan sawah-sawah ditanami tembakau.\r\n\r\nPara petani tembakau yang menanam tembakau di wilayah persawahan, butuh kerja lebih berat dalam mengolah tanah agar tembakau yang mereka tanam bisa menghasilkan kualitas tembakau yang dapat memenuhi standar yang ditetapkan pabrikan yang menyerap hasil tembakau petani.\r\n\r\nFaktor lain yang membedakan kualitas tembakau yang ditanam di gunung, tegalan, dan sawah, adalah faktor tanah yang terbentuk di wilayah-wilayah itu. Pada tanah yang berada di wilayah pegunungan, aktivitas vulkanik gunung membikin tanah di sekitarnya subur dan sehat.\r\n\r\nAktivitas vulkanik gunung berapi menghasilkan tanah jenis regosol dan andosol di sekitar gunung. Pasir dan lahar akibat aktivitas vulkanik membentuk struktur tanah subur dan berkualitas, cocok untuk ditanami tembakau. pH, kadar keasaman, kandungan energi, dan suhu tanah sangat mendukung perkembangan tembakau yang ditanam di sana.\r\n\r\nUntuk tanah yang ada di persawahan, biasanya adalah tanah dari jenis alluvial. Jenis tanah ini cukup baik untuk ditanami tembakau, namun tidak sebaik tanah yang terbentuk di wilayah pegunungan.\r\n\r\nYang terakhir, jenis tanah di lahan tegalan merupakan campuran antara tanah yang terbentuk akibat aktivitas vulkanik dengan tanah jenis alluvial. Komposisi antara keduanya menjadi penentu sebaik apa kualitas tanah di sana.","post_title":"Tiga Tipe Lokasi yang Tepat untuk Menanam Tembakau","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"tiga-tempat-yang-tepat-untuk-menanam-tembakau","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-12-20 06:07:57","post_modified_gmt":"2018-12-19 23:07:57","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5225","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5098,"post_author":"846","post_date":"2018-10-30 10:26:48","post_date_gmt":"2018-10-30 03:26:48","post_content":"
Budidaya Tanaman Tembakau Nusantara<\/h1>\n\nKhasanah pertanian nusantara tak bisa tidak memperhitungkan sektor perkebunan tembakau<\/a>. Harga tembakau yang sangat menjanjikan menjadi salah satu alasan petani dalam negeri yang memilih berbudidaya tanaman tembakau.\n\nBahkan untuk jenis-jenis tembakau tertentu seperti tembakau Deli dan Jember, memiliki harga yang sangat mahal di pasaran Eropa karena tembakau ini digunakan sebagai bahan untuk\u00a0deckblad<\/em>\u00a0dan\u00a0omblad<\/em>\u00a0dari cerutu.\n\nPerkebunan tembakau<\/a> juga merupakan usaha padat karya. Meskipun luas areal perkebunan tembakau di Indonesia hanya sekitar 207.020 hektar, jika melihat pertanian padi, tembakau memerlukan tenaga kerja hampir tiga kali lipat. Kondisi tersebut tentu dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh para petani untuk menanam tembakau.\n\nKedudukan tembakau bagi petani di antara komoditi pertanian lainnya mungkin bukan yang paling menguntungkan. Tapi tembakau selalu menjadi komoditi yang paling diandalkan di wiayah-wilayah di mana tembakau ditanam.\n\n
Tiga Musim untuk Menanam Tanaman Tembakau<\/h2>\n\nPola tanam pertanian secara umum terdapat tiga musim, yaitu:\n\nPertama, musim ketiga (bulan Mei s\/d Oktober) yaitu waktu tanam pada musim kemarau. Pada musim ini, saat tepat untuk menanam tembakau karena pada musim kemarau mutu hasil tembakau dianggap lebih baik.\n\nKedua, musim laboh (bulan Oktober s\/d November) adalah musim tanam palawija (jagung dan kacang hijau), karena musim ini dianggap waktu transisi antara musim kemarau ke musim hujan, dimana curah hujan baru dimulai sedikit.\n\nKetiga, musim rendeng (bulan Desember\/d Mei) adalah musim penghujan yang cocok untuk tanam padi karena pada musim ini curah hujan cukup tinggi. Tanaman padi umumnya membutuhkan pengairan yang cukup baik.\n\nKeterampilan bercocok tanam tembakau menjadi kunci harga jual tembakau. Secara garis besar, tahapan bertanam tembakau adalah sebagai berikut:\n\n
1. Persiapan lahan<\/h3>\n\nPada tahap ini tanah dibersihkan dari rumput atau jerami. Beberapa petani melakukan penyemaian bibit sendiri (deder<\/em>). Namun, kebanyakan petani membeli bibit yang telah disemai atau memperoleh dari proyek.\n\n
2. Pengolahan lahan<\/h3>\n\nLahan untuk tembakau disiapkan dengan cara dicangkul kurang lebih 2 minggu, tergantung luas lahan dan jumlah tenaga kerja yang digunakan.\n\n
3. Pembuatan guludan<\/h3>\n\nLahan yang telah diolah tersebut dibuat lubang-lubang (koak) untuk penempatan dan tumbuhnya bibit tembakau dengan jarak tertentu. Sebagian petani juga memberikan pupuk kandang pada lubang-lubang tersebut untuk menyuburkan tanahnya.\n\n
4. Pemindahkan bibit<\/h3>\n\nBibit tanaman tembakau dipindahkan dari bedeng pembibitan ke lahan penanaman, tepat di atas lubang-lubang yang telah dibuat sebelumnya. Agar tanah dalam lubang gembur dan baik untuk berkembangnya akar bibit tembakau, maka terlebih dulu tanah dipukul-pukul dengan tongkat kayu\/batang cangkul (gejigi), baru kemudian bibit ditanam.\n\n
5. Waktu penanaman<\/h3>\n\nWaktu yang tepat untuk menanam adalah sore hari (setelah jam 14.00). Jarak tanam tembakau disesuaikan kesuburuan tanah dan jenis tembakau. Jumlah tanaman tembakau sekitar 16.000 batang per ha untuk jenis tembakau virginia. Untuk jenis tembakau jawa yang dioven jumlah tembakau yang ditanam lebih sedikit yaitu sekitar 13.000 per ha.\n\n
6. Pemeliharaan tanaman tembakau<\/h3>\n\nKegiatan masa pemeliharaan terdiri dari penyiraman (nyiram), penyulaman terhadap tanaman yang mati atau tidak sehat (umur 10-15 hari), menyiangi gulma (bubut), menggemburkan tanah di sekitar tanaman tembakau (dangir). Dalam kegiatan pemeliharaan ini juga termasuk mengambil ulat-ulat yang mungkin ada pada daun tembakau.\n\nKegiatan lain yang tidak kalah penting adalah pemupukan (nggaram) dengan pupuk kimia seperti jenis pupuk ZA, TSP, NPK dan Urea. Pemeliharaan tembakau layaknya \u201cmemelihara bayi\u201d karena perawatannya yang terus-menerus dari tanaman hingga saat panen. Meski daun subur jika dimakan ulat kualtas tembakau sudah turun. Perawatan tembakau dari hama menggunakan larutan pestisida. Setiap 1 (satu) hektar luas lahan membutuhkan 300 \u2013 400 liter larutan.\n\n
7. Pemangkasan (toping)<\/h3>\n\nPemeliharaan tembakau yang cukup penting lainnya adalah pemangkasan tunas baru. Tujuan toping adalah untuk mempercepat dan pemeratan tembakau tua (masak) kekuning-kuningan dan mempertebal daun.\n\n
8. Pemetikan (panen)<\/h3>\n\nDaun tembakau dipetik saat daun cukup tua (masak). Ciri-ciri daun tembakau yang masak adalah cukup tua dan totol-totol berwarna hijau kekuningan. Jumlah daun tembakau mencapai 18 \u2013 28 lembar per pohon. Tiap tingkatan daun tembakau mempunyai kualitas tersendiri.\n\nTanaman tembakau mulai dapat dipanen dengan cara memetik daun (mretesi<\/em>) daun tembakau mulai dari bawah daun pasir sekitar 2- 4 lembar, daun kaki sebanyak 4 \u2013 6 lembar, daun tengah sebanyak 6 \u2013 8 lembar, daun atas sebanyak 4 \u2013 6 lembar dan daun pucuk sebanyak 2 \u2013 4 lembar\n\n
9. Pengolahan hasil<\/h3>\n\nPola penanganan daun tembakau pascapanen dilakukan dengan dua cara. Pertama, setelah daun tembakau dipanen, maka daun tembakau disatukan dengan sebilah bambu yang ditusukkan satu persatu seperti layaknya membuat sate (congok). Penanganan seperti ini biasanya dilakukan untuk penjualan daun tembakau dalam kondisi basah.\n\nDaun tembakau yang sudah di congok dimaksudkan agar mudah dilakukan proses pengeringan dalam oven atau omprong. Kedua, setelah daun tembakau dipanen dilakukan pengirisan (rajangan), lalu hasil rajangan digelar di atas nampan bambu (widik) untuk dilakukan proses penjemuran (mepe).\n\nSetelah daun tembakau kering kemudian dibungkus dalam keranjang yang terbuat dari pelepah batang pisang (gedebog) yang sudah dikeringkan (keranjang) lalu dimasukkan ke dalam bakul bambu yang lebih kukuh, baru dijual atau diambil oleh pembeli. Pengemasan itu dimaksudkan untuk menjaga mutu dan kelembaban dari rajangan daun tembakau itu sendiri.","post_title":"Budidaya Tanaman Tembakau Nusantara","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"tanaman-tembakau","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2023-11-28 11:52:18","post_modified_gmt":"2023-11-28 04:52:18","post_content_filtered":"
Budidaya Tanaman Tembakau Nusantara<\/h1>\r\nKhasanah pertanian nusantara tak bisa tidak memperhitungkan sektor perkebunan tembakau<\/a>. Harga tembakau yang sangat menjanjikan menjadi salah satu alasan petani dalam negeri yang memilih berbudidaya tanaman tembakau.\r\n\r\nBahkan untuk jenis-jenis tembakau tertentu seperti tembakau Deli dan Jember, memiliki harga yang sangat mahal di pasaran Eropa karena tembakau ini digunakan sebagai bahan untuk\u00a0deckblad<\/em>\u00a0dan\u00a0omblad<\/em>\u00a0dari cerutu.\r\n\r\nPerkebunan tembakau<\/a> juga merupakan usaha padat karya. Meskipun luas areal perkebunan tembakau di Indonesia hanya sekitar 207.020 hektar, jika melihat pertanian padi, tembakau memerlukan tenaga kerja hampir tiga kali lipat. Kondisi tersebut tentu dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh para petani untuk menanam tembakau.\r\n\r\nKedudukan tembakau bagi petani di antara komoditi pertanian lainnya mungkin bukan yang paling menguntungkan. Tapi tembakau selalu menjadi komoditi yang paling diandalkan di wiayah-wilayah di mana tembakau ditanam.\r\n
Tiga Musim untuk Menanam Tanaman Tembakau<\/h2>\r\nPola tanam pertanian secara umum terdapat tiga musim, yaitu:\r\n\r\nPertama, musim ketiga (bulan Mei s\/d Oktober) yaitu waktu tanam pada musim kemarau. Pada musim ini, saat tepat untuk menanam tembakau karena pada musim kemarau mutu hasil tembakau dianggap lebih baik.\r\n\r\nKedua, musim laboh (bulan Oktober s\/d November) adalah musim tanam palawija (jagung dan kacang hijau), karena musim ini dianggap waktu transisi antara musim kemarau ke musim hujan, dimana curah hujan baru dimulai sedikit.\r\n\r\nKetiga, musim rendeng (bulan Desember\/d Mei) adalah musim penghujan yang cocok untuk tanam padi karena pada musim ini curah hujan cukup tinggi. Tanaman padi umumnya membutuhkan pengairan yang cukup baik.\r\n\r\nKeterampilan bercocok tanam tembakau menjadi kunci harga jual tembakau. Secara garis besar, tahapan bertanam tembakau adalah sebagai berikut:\r\n
1. Persiapan lahan<\/h3>\r\nPada tahap ini tanah dibersihkan dari rumput atau jerami. Beberapa petani melakukan penyemaian bibit sendiri (deder<\/em>). Namun, kebanyakan petani membeli bibit yang telah disemai atau memperoleh dari proyek.\r\n
2. Pengolahan lahan<\/h3>\r\nLahan untuk tembakau disiapkan dengan cara dicangkul kurang lebih 2 minggu, tergantung luas lahan dan jumlah tenaga kerja yang digunakan.\r\n
3. Pembuatan guludan<\/h3>\r\nLahan yang telah diolah tersebut dibuat lubang-lubang (koak) untuk penempatan dan tumbuhnya bibit tembakau dengan jarak tertentu. Sebagian petani juga memberikan pupuk kandang pada lubang-lubang tersebut untuk menyuburkan tanahnya.\r\n
4. Pemindahkan bibit<\/h3>\r\nBibit tanaman tembakau dipindahkan dari bedeng pembibitan ke lahan penanaman, tepat di atas lubang-lubang yang telah dibuat sebelumnya. Agar tanah dalam lubang gembur dan baik untuk berkembangnya akar bibit tembakau, maka terlebih dulu tanah dipukul-pukul dengan tongkat kayu\/batang cangkul (gejigi), baru kemudian bibit ditanam.\r\n
5. Waktu penanaman<\/h3>\r\nWaktu yang tepat untuk menanam adalah sore hari (setelah jam 14.00). Jarak tanam tembakau disesuaikan kesuburuan tanah dan jenis tembakau. Jumlah tanaman tembakau sekitar 16.000 batang per ha untuk jenis tembakau virginia. Untuk jenis tembakau jawa yang dioven jumlah tembakau yang ditanam lebih sedikit yaitu sekitar 13.000 per ha.\r\n
6. Pemeliharaan tanaman tembakau<\/h3>\r\nKegiatan masa pemeliharaan terdiri dari penyiraman (nyiram), penyulaman terhadap tanaman yang mati atau tidak sehat (umur 10-15 hari), menyiangi gulma (bubut), menggemburkan tanah di sekitar tanaman tembakau (dangir). Dalam kegiatan pemeliharaan ini juga termasuk mengambil ulat-ulat yang mungkin ada pada daun tembakau.\r\n\r\nKegiatan lain yang tidak kalah penting adalah pemupukan (nggaram) dengan pupuk kimia seperti jenis pupuk ZA, TSP, NPK dan Urea. Pemeliharaan tembakau layaknya \u201cmemelihara bayi\u201d karena perawatannya yang terus-menerus dari tanaman hingga saat panen. Meski daun subur jika dimakan ulat kualtas tembakau sudah turun. Perawatan tembakau dari hama menggunakan larutan pestisida. Setiap 1 (satu) hektar luas lahan membutuhkan 300 \u2013 400 liter larutan.\r\n
7. Pemangkasan (toping)<\/h3>\r\nPemeliharaan tembakau yang cukup penting lainnya adalah pemangkasan tunas baru. Tujuan toping adalah untuk mempercepat dan pemeratan tembakau tua (masak) kekuning-kuningan dan mempertebal daun.\r\n
8. Pemetikan (panen)<\/h3>\r\nDaun tembakau dipetik saat daun cukup tua (masak). Ciri-ciri daun tembakau yang masak adalah cukup tua dan totol-totol berwarna hijau kekuningan. Jumlah daun tembakau mencapai 18 \u2013 28 lembar per pohon. Tiap tingkatan daun tembakau mempunyai kualitas tersendiri.\r\n\r\nTanaman tembakau mulai dapat dipanen dengan cara memetik daun (mretesi<\/em>) daun tembakau mulai dari bawah daun pasir sekitar 2- 4 lembar, daun kaki sebanyak 4 \u2013 6 lembar, daun tengah sebanyak 6 \u2013 8 lembar, daun atas sebanyak 4 \u2013 6 lembar dan daun pucuk sebanyak 2 \u2013 4 lembar\r\n
9. Pengolahan hasil<\/h3>\r\nPola penanganan daun tembakau pascapanen dilakukan dengan dua cara. Pertama, setelah daun tembakau dipanen, maka daun tembakau disatukan dengan sebilah bambu yang ditusukkan satu persatu seperti layaknya membuat sate (congok). Penanganan seperti ini biasanya dilakukan untuk penjualan daun tembakau dalam kondisi basah.\r\n\r\nDaun tembakau yang sudah di congok dimaksudkan agar mudah dilakukan proses pengeringan dalam oven atau omprong. Kedua, setelah daun tembakau dipanen dilakukan pengirisan (rajangan), lalu hasil rajangan digelar di atas nampan bambu (widik) untuk dilakukan proses penjemuran (mepe).\r\n\r\nSetelah daun tembakau kering kemudian dibungkus dalam keranjang yang terbuat dari pelepah batang pisang (gedebog) yang sudah dikeringkan (keranjang) lalu dimasukkan ke dalam bakul bambu yang lebih kukuh, baru dijual atau diambil oleh pembeli. Pengemasan itu dimaksudkan untuk menjaga mutu dan kelembaban dari rajangan daun tembakau itu sendiri.","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5098","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};
Selanjutnya, sinergitas antara kondisi bentang alam dengan pertanian tembakau yang baru-baru ini saya ketahui adalah perihal lokasi penjemuran daun tembakau yang sudah dipanen. Informasi ini saya dapat dari rekan saya yang sedang melakukan riset tesis S2-nya di Temanggung.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n
Berdasar informasi yang ia terima dari petani tembakau di Temanggung, lokasi penjemuran daun tembakau sangat perpengaruh dengan citarasa dari daun tembakau tersebut. Jika petani ingin mendapat rasa tembakau yang cukup kuat dan keras, tembakau-tembakau mereka harus dijemur di lokasi A, lantas jika petani ingin mendapat jenis tembakau dengan kualitas rasa yang lembut, ia harus ditanam di lokasi B, tentu saja di lokasi yang berbeda dari lokasi A.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n
Ratusan tahun menanam tembakau, para petani tembakau di negeri ini hingga hari ini masih memanfaatkan tanda-tanda alam dan masih sangat bergantung dengan kondisi alam untuk bisa mendapatkan kesuksesan dalam pertanian tembakau. Sinergitas antara alam dan para petani, mutlak diperlukan jika mereka ingin sukses bertani tembakau. Itulah sebabnya, hingga hari ini, keahlian membaca tanda-tanda alam menjadi pengetahuan penting yang mesti dikuasai oleh para petani tembakau.<\/p>\r\n","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=6267","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5225,"post_author":"878","post_date":"2018-12-20 06:00:29","post_date_gmt":"2018-12-19 23:00:29","post_content":"Di daerah sentra perkebunan tembakau<\/a> di Indonesia yang tersebar mulai dari Pulau Sumatera, Jawa dan Madura, Lombok dan Bali, dan Sulawesi, pada umumnya ada tiga tipe lokasi penanaman tembakau. Tiap-tiap lokasi penanaman memiliki kekhasannya masing-masing.\r\n\r\nTiga lokasi penanaman tembakau itu adalah di lereng-lereng perbukitan atau yang lebih dikenal dengan tembakau gunung, tegalan, dan sawah. Berdasar sebarannya, tembakau sawah menduduki posisi pertama dalam jumlah produksi<\/strong>. Selanjutnya lahan tegalan, dan yang paling kecil dalam jumlah produksi di antara ketiganya adalah tembakau yang ditanam di lahan pegunungan.\r\n\r\nTembakau yang ditanam di gunung, meskipun paling sedikit dalam luasan lahan dan tingkat produksi, menjadi tembakau yang paling dicari pabrikan karena kualitasnya. Umumnya, lahan-lahan yang ditanami tembakau, ditanami tanaman lain ketika musim hujan tiba. Karena tanaman tembakau biasanya ditanam pada penghujung musim hujan dan dipanen ketika musim kemarau masih berlangsung.\r\n Baca: Tuhan Tidak Menciptakan Tembakau untuk Dibenci dan Dicaci<\/a><\/p>\r\n Selanjutnya, sinergitas antara kondisi bentang alam dengan pertanian tembakau yang baru-baru ini saya ketahui adalah perihal lokasi penjemuran daun tembakau yang sudah dipanen. Informasi ini saya dapat dari rekan saya yang sedang melakukan riset tesis S2-nya di Temanggung.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n Berdasar informasi yang ia terima dari petani tembakau di Temanggung, lokasi penjemuran daun tembakau sangat perpengaruh dengan citarasa dari daun tembakau tersebut. Jika petani ingin mendapat rasa tembakau yang cukup kuat dan keras, tembakau-tembakau mereka harus dijemur di lokasi A, lantas jika petani ingin mendapat jenis tembakau dengan kualitas rasa yang lembut, ia harus ditanam di lokasi B, tentu saja di lokasi yang berbeda dari lokasi A.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n Ratusan tahun menanam tembakau, para petani tembakau di negeri ini hingga hari ini masih memanfaatkan tanda-tanda alam dan masih sangat bergantung dengan kondisi alam untuk bisa mendapatkan kesuksesan dalam pertanian tembakau. Sinergitas antara alam dan para petani, mutlak diperlukan jika mereka ingin sukses bertani tembakau. Itulah sebabnya, hingga hari ini, keahlian membaca tanda-tanda alam menjadi pengetahuan penting yang mesti dikuasai oleh para petani tembakau.<\/p>\r\n","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=6267","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5225,"post_author":"878","post_date":"2018-12-20 06:00:29","post_date_gmt":"2018-12-19 23:00:29","post_content":"Di daerah sentra perkebunan tembakau<\/a> di Indonesia yang tersebar mulai dari Pulau Sumatera, Jawa dan Madura, Lombok dan Bali, dan Sulawesi, pada umumnya ada tiga tipe lokasi penanaman tembakau. Tiap-tiap lokasi penanaman memiliki kekhasannya masing-masing.\r\n\r\nTiga lokasi penanaman tembakau itu adalah di lereng-lereng perbukitan atau yang lebih dikenal dengan tembakau gunung, tegalan, dan sawah. Berdasar sebarannya, tembakau sawah menduduki posisi pertama dalam jumlah produksi<\/strong>. Selanjutnya lahan tegalan, dan yang paling kecil dalam jumlah produksi di antara ketiganya adalah tembakau yang ditanam di lahan pegunungan.\r\n\r\nTembakau yang ditanam di gunung, meskipun paling sedikit dalam luasan lahan dan tingkat produksi, menjadi tembakau yang paling dicari pabrikan karena kualitasnya. Umumnya, lahan-lahan yang ditanami tembakau, ditanami tanaman lain ketika musim hujan tiba. Karena tanaman tembakau biasanya ditanam pada penghujung musim hujan dan dipanen ketika musim kemarau masih berlangsung.\r\n Untuk mendapatkan tembakau srintil, bukan bibit yang berpengaruh. Bibit dari jenis kemloko, semua bisa berubah menjadi tembakau srintil yang berharga mahal. Ia bisa menjadi srintil jika ditanam di wilayah-wilayah tertentu di lereng timur Gunung Sumbing. Hanya tanah-tanah tertentu saja yang bisa menghasilkan srintil. Bukan dari jenis bibit, bukan pula dari cara pengolahan pasca panen. Ada bentang alam tertentu (dalam hal ini lereng timur Gunung Sumbing), kondisi tanah tertentu, hingga asupan sinar matahari yang cukup yang bisa menghasilkan tembakau jenis srintil. Sinergitas antara alam dan pertanian tembakau sangat terasa di sini.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n Baca: Tuhan Tidak Menciptakan Tembakau untuk Dibenci dan Dicaci<\/a><\/p>\r\n Selanjutnya, sinergitas antara kondisi bentang alam dengan pertanian tembakau yang baru-baru ini saya ketahui adalah perihal lokasi penjemuran daun tembakau yang sudah dipanen. Informasi ini saya dapat dari rekan saya yang sedang melakukan riset tesis S2-nya di Temanggung.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n Berdasar informasi yang ia terima dari petani tembakau di Temanggung, lokasi penjemuran daun tembakau sangat perpengaruh dengan citarasa dari daun tembakau tersebut. Jika petani ingin mendapat rasa tembakau yang cukup kuat dan keras, tembakau-tembakau mereka harus dijemur di lokasi A, lantas jika petani ingin mendapat jenis tembakau dengan kualitas rasa yang lembut, ia harus ditanam di lokasi B, tentu saja di lokasi yang berbeda dari lokasi A.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n Ratusan tahun menanam tembakau, para petani tembakau di negeri ini hingga hari ini masih memanfaatkan tanda-tanda alam dan masih sangat bergantung dengan kondisi alam untuk bisa mendapatkan kesuksesan dalam pertanian tembakau. Sinergitas antara alam dan para petani, mutlak diperlukan jika mereka ingin sukses bertani tembakau. Itulah sebabnya, hingga hari ini, keahlian membaca tanda-tanda alam menjadi pengetahuan penting yang mesti dikuasai oleh para petani tembakau.<\/p>\r\n","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=6267","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5225,"post_author":"878","post_date":"2018-12-20 06:00:29","post_date_gmt":"2018-12-19 23:00:29","post_content":"Di daerah sentra perkebunan tembakau<\/a> di Indonesia yang tersebar mulai dari Pulau Sumatera, Jawa dan Madura, Lombok dan Bali, dan Sulawesi, pada umumnya ada tiga tipe lokasi penanaman tembakau. Tiap-tiap lokasi penanaman memiliki kekhasannya masing-masing.\r\n\r\nTiga lokasi penanaman tembakau itu adalah di lereng-lereng perbukitan atau yang lebih dikenal dengan tembakau gunung, tegalan, dan sawah. Berdasar sebarannya, tembakau sawah menduduki posisi pertama dalam jumlah produksi<\/strong>. Selanjutnya lahan tegalan, dan yang paling kecil dalam jumlah produksi di antara ketiganya adalah tembakau yang ditanam di lahan pegunungan.\r\n\r\nTembakau yang ditanam di gunung, meskipun paling sedikit dalam luasan lahan dan tingkat produksi, menjadi tembakau yang paling dicari pabrikan karena kualitasnya. Umumnya, lahan-lahan yang ditanami tembakau, ditanami tanaman lain ketika musim hujan tiba. Karena tanaman tembakau biasanya ditanam pada penghujung musim hujan dan dipanen ketika musim kemarau masih berlangsung.\r\n Di luar cuaca, ada faktor alam lainnya yang begitu berpengaruh terhadap tanaman tembakau. Tanah tempat tembakau ditanam misal. Di wilayah Temanggung, ada jenis tembakau srintil yang harga perkilogramnya bisa mencapai lebih dari Rp1 juta. Ini jenis tembakau istimewa, sangat istimewa.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n Untuk mendapatkan tembakau srintil, bukan bibit yang berpengaruh. Bibit dari jenis kemloko, semua bisa berubah menjadi tembakau srintil yang berharga mahal. Ia bisa menjadi srintil jika ditanam di wilayah-wilayah tertentu di lereng timur Gunung Sumbing. Hanya tanah-tanah tertentu saja yang bisa menghasilkan srintil. Bukan dari jenis bibit, bukan pula dari cara pengolahan pasca panen. Ada bentang alam tertentu (dalam hal ini lereng timur Gunung Sumbing), kondisi tanah tertentu, hingga asupan sinar matahari yang cukup yang bisa menghasilkan tembakau jenis srintil. Sinergitas antara alam dan pertanian tembakau sangat terasa di sini.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n Baca: Tuhan Tidak Menciptakan Tembakau untuk Dibenci dan Dicaci<\/a><\/p>\r\n Selanjutnya, sinergitas antara kondisi bentang alam dengan pertanian tembakau yang baru-baru ini saya ketahui adalah perihal lokasi penjemuran daun tembakau yang sudah dipanen. Informasi ini saya dapat dari rekan saya yang sedang melakukan riset tesis S2-nya di Temanggung.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n Berdasar informasi yang ia terima dari petani tembakau di Temanggung, lokasi penjemuran daun tembakau sangat perpengaruh dengan citarasa dari daun tembakau tersebut. Jika petani ingin mendapat rasa tembakau yang cukup kuat dan keras, tembakau-tembakau mereka harus dijemur di lokasi A, lantas jika petani ingin mendapat jenis tembakau dengan kualitas rasa yang lembut, ia harus ditanam di lokasi B, tentu saja di lokasi yang berbeda dari lokasi A.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n Ratusan tahun menanam tembakau, para petani tembakau di negeri ini hingga hari ini masih memanfaatkan tanda-tanda alam dan masih sangat bergantung dengan kondisi alam untuk bisa mendapatkan kesuksesan dalam pertanian tembakau. Sinergitas antara alam dan para petani, mutlak diperlukan jika mereka ingin sukses bertani tembakau. Itulah sebabnya, hingga hari ini, keahlian membaca tanda-tanda alam menjadi pengetahuan penting yang mesti dikuasai oleh para petani tembakau.<\/p>\r\n","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=6267","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5225,"post_author":"878","post_date":"2018-12-20 06:00:29","post_date_gmt":"2018-12-19 23:00:29","post_content":"Di daerah sentra perkebunan tembakau<\/a> di Indonesia yang tersebar mulai dari Pulau Sumatera, Jawa dan Madura, Lombok dan Bali, dan Sulawesi, pada umumnya ada tiga tipe lokasi penanaman tembakau. Tiap-tiap lokasi penanaman memiliki kekhasannya masing-masing.\r\n\r\nTiga lokasi penanaman tembakau itu adalah di lereng-lereng perbukitan atau yang lebih dikenal dengan tembakau gunung, tegalan, dan sawah. Berdasar sebarannya, tembakau sawah menduduki posisi pertama dalam jumlah produksi<\/strong>. Selanjutnya lahan tegalan, dan yang paling kecil dalam jumlah produksi di antara ketiganya adalah tembakau yang ditanam di lahan pegunungan.\r\n\r\nTembakau yang ditanam di gunung, meskipun paling sedikit dalam luasan lahan dan tingkat produksi, menjadi tembakau yang paling dicari pabrikan karena kualitasnya. Umumnya, lahan-lahan yang ditanami tembakau, ditanami tanaman lain ketika musim hujan tiba. Karena tanaman tembakau biasanya ditanam pada penghujung musim hujan dan dipanen ketika musim kemarau masih berlangsung.\r\n Musim kemarau yang biasanya menjadi masa paceklik bagi banyak petani lain, tidak berlaku untuk para petani yang biasa menanam tembakau. Mereka masih bisa menghasilkan banyak uang dari perkebunan tembakau mereka. Jadi unik sekaligus aneh jika ada yang mewacanakan perihal penggantian tembakau dengan tanaman lain karena tembakau dianggap buruk bagi kesehatan. Mereka yang mengusulkan itu tidak paham kondisi pertanian tembakau di lapangan.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n Di luar cuaca, ada faktor alam lainnya yang begitu berpengaruh terhadap tanaman tembakau. Tanah tempat tembakau ditanam misal. Di wilayah Temanggung, ada jenis tembakau srintil yang harga perkilogramnya bisa mencapai lebih dari Rp1 juta. Ini jenis tembakau istimewa, sangat istimewa.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n Untuk mendapatkan tembakau srintil, bukan bibit yang berpengaruh. Bibit dari jenis kemloko, semua bisa berubah menjadi tembakau srintil yang berharga mahal. Ia bisa menjadi srintil jika ditanam di wilayah-wilayah tertentu di lereng timur Gunung Sumbing. Hanya tanah-tanah tertentu saja yang bisa menghasilkan srintil. Bukan dari jenis bibit, bukan pula dari cara pengolahan pasca panen. Ada bentang alam tertentu (dalam hal ini lereng timur Gunung Sumbing), kondisi tanah tertentu, hingga asupan sinar matahari yang cukup yang bisa menghasilkan tembakau jenis srintil. Sinergitas antara alam dan pertanian tembakau sangat terasa di sini.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n Baca: Tuhan Tidak Menciptakan Tembakau untuk Dibenci dan Dicaci<\/a><\/p>\r\n Selanjutnya, sinergitas antara kondisi bentang alam dengan pertanian tembakau yang baru-baru ini saya ketahui adalah perihal lokasi penjemuran daun tembakau yang sudah dipanen. Informasi ini saya dapat dari rekan saya yang sedang melakukan riset tesis S2-nya di Temanggung.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n Berdasar informasi yang ia terima dari petani tembakau di Temanggung, lokasi penjemuran daun tembakau sangat perpengaruh dengan citarasa dari daun tembakau tersebut. Jika petani ingin mendapat rasa tembakau yang cukup kuat dan keras, tembakau-tembakau mereka harus dijemur di lokasi A, lantas jika petani ingin mendapat jenis tembakau dengan kualitas rasa yang lembut, ia harus ditanam di lokasi B, tentu saja di lokasi yang berbeda dari lokasi A.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n Ratusan tahun menanam tembakau, para petani tembakau di negeri ini hingga hari ini masih memanfaatkan tanda-tanda alam dan masih sangat bergantung dengan kondisi alam untuk bisa mendapatkan kesuksesan dalam pertanian tembakau. Sinergitas antara alam dan para petani, mutlak diperlukan jika mereka ingin sukses bertani tembakau. Itulah sebabnya, hingga hari ini, keahlian membaca tanda-tanda alam menjadi pengetahuan penting yang mesti dikuasai oleh para petani tembakau.<\/p>\r\n","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=6267","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5225,"post_author":"878","post_date":"2018-12-20 06:00:29","post_date_gmt":"2018-12-19 23:00:29","post_content":"Di daerah sentra perkebunan tembakau<\/a> di Indonesia yang tersebar mulai dari Pulau Sumatera, Jawa dan Madura, Lombok dan Bali, dan Sulawesi, pada umumnya ada tiga tipe lokasi penanaman tembakau. Tiap-tiap lokasi penanaman memiliki kekhasannya masing-masing.\r\n\r\nTiga lokasi penanaman tembakau itu adalah di lereng-lereng perbukitan atau yang lebih dikenal dengan tembakau gunung, tegalan, dan sawah. Berdasar sebarannya, tembakau sawah menduduki posisi pertama dalam jumlah produksi<\/strong>. Selanjutnya lahan tegalan, dan yang paling kecil dalam jumlah produksi di antara ketiganya adalah tembakau yang ditanam di lahan pegunungan.\r\n\r\nTembakau yang ditanam di gunung, meskipun paling sedikit dalam luasan lahan dan tingkat produksi, menjadi tembakau yang paling dicari pabrikan karena kualitasnya. Umumnya, lahan-lahan yang ditanami tembakau, ditanami tanaman lain ketika musim hujan tiba. Karena tanaman tembakau biasanya ditanam pada penghujung musim hujan dan dipanen ketika musim kemarau masih berlangsung.\r\n Baca: Tembakau Adalah Takdir Desa Kami<\/a><\/p>\r\n Musim kemarau yang biasanya menjadi masa paceklik bagi banyak petani lain, tidak berlaku untuk para petani yang biasa menanam tembakau. Mereka masih bisa menghasilkan banyak uang dari perkebunan tembakau mereka. Jadi unik sekaligus aneh jika ada yang mewacanakan perihal penggantian tembakau dengan tanaman lain karena tembakau dianggap buruk bagi kesehatan. Mereka yang mengusulkan itu tidak paham kondisi pertanian tembakau di lapangan.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n Di luar cuaca, ada faktor alam lainnya yang begitu berpengaruh terhadap tanaman tembakau. Tanah tempat tembakau ditanam misal. Di wilayah Temanggung, ada jenis tembakau srintil yang harga perkilogramnya bisa mencapai lebih dari Rp1 juta. Ini jenis tembakau istimewa, sangat istimewa.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n Untuk mendapatkan tembakau srintil, bukan bibit yang berpengaruh. Bibit dari jenis kemloko, semua bisa berubah menjadi tembakau srintil yang berharga mahal. Ia bisa menjadi srintil jika ditanam di wilayah-wilayah tertentu di lereng timur Gunung Sumbing. Hanya tanah-tanah tertentu saja yang bisa menghasilkan srintil. Bukan dari jenis bibit, bukan pula dari cara pengolahan pasca panen. Ada bentang alam tertentu (dalam hal ini lereng timur Gunung Sumbing), kondisi tanah tertentu, hingga asupan sinar matahari yang cukup yang bisa menghasilkan tembakau jenis srintil. Sinergitas antara alam dan pertanian tembakau sangat terasa di sini.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n Baca: Tuhan Tidak Menciptakan Tembakau untuk Dibenci dan Dicaci<\/a><\/p>\r\n Selanjutnya, sinergitas antara kondisi bentang alam dengan pertanian tembakau yang baru-baru ini saya ketahui adalah perihal lokasi penjemuran daun tembakau yang sudah dipanen. Informasi ini saya dapat dari rekan saya yang sedang melakukan riset tesis S2-nya di Temanggung.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n Berdasar informasi yang ia terima dari petani tembakau di Temanggung, lokasi penjemuran daun tembakau sangat perpengaruh dengan citarasa dari daun tembakau tersebut. Jika petani ingin mendapat rasa tembakau yang cukup kuat dan keras, tembakau-tembakau mereka harus dijemur di lokasi A, lantas jika petani ingin mendapat jenis tembakau dengan kualitas rasa yang lembut, ia harus ditanam di lokasi B, tentu saja di lokasi yang berbeda dari lokasi A.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n Ratusan tahun menanam tembakau, para petani tembakau di negeri ini hingga hari ini masih memanfaatkan tanda-tanda alam dan masih sangat bergantung dengan kondisi alam untuk bisa mendapatkan kesuksesan dalam pertanian tembakau. Sinergitas antara alam dan para petani, mutlak diperlukan jika mereka ingin sukses bertani tembakau. Itulah sebabnya, hingga hari ini, keahlian membaca tanda-tanda alam menjadi pengetahuan penting yang mesti dikuasai oleh para petani tembakau.<\/p>\r\n","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=6267","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5225,"post_author":"878","post_date":"2018-12-20 06:00:29","post_date_gmt":"2018-12-19 23:00:29","post_content":"Di daerah sentra perkebunan tembakau<\/a> di Indonesia yang tersebar mulai dari Pulau Sumatera, Jawa dan Madura, Lombok dan Bali, dan Sulawesi, pada umumnya ada tiga tipe lokasi penanaman tembakau. Tiap-tiap lokasi penanaman memiliki kekhasannya masing-masing.\r\n\r\nTiga lokasi penanaman tembakau itu adalah di lereng-lereng perbukitan atau yang lebih dikenal dengan tembakau gunung, tegalan, dan sawah. Berdasar sebarannya, tembakau sawah menduduki posisi pertama dalam jumlah produksi<\/strong>. Selanjutnya lahan tegalan, dan yang paling kecil dalam jumlah produksi di antara ketiganya adalah tembakau yang ditanam di lahan pegunungan.\r\n\r\nTembakau yang ditanam di gunung, meskipun paling sedikit dalam luasan lahan dan tingkat produksi, menjadi tembakau yang paling dicari pabrikan karena kualitasnya. Umumnya, lahan-lahan yang ditanami tembakau, ditanami tanaman lain ketika musim hujan tiba. Karena tanaman tembakau biasanya ditanam pada penghujung musim hujan dan dipanen ketika musim kemarau masih berlangsung.\r\n Kondisi ini membikin para petani tembakau biasa mulai menanam tembakau pada penghujung musim hujan tiap tahunnya dan memanen tembakau mereka pada puncak musim kemarau hingga sesaat sebelum musim hujan kembali tiba. Sebetulnya ini sangat membantu petani-petani di wilayah-wilayah sentra perkebunan tembakau di Indonesia. Mereka menanam tembakau di musim kemarau yang sangat kering dan sulit air, lantas menanam komoditas pertanian lain semisal cabai, bawang, jagung, tomat, atau padi ketika musim hujan tiba.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n Baca: Tembakau Adalah Takdir Desa Kami<\/a><\/p>\r\n Musim kemarau yang biasanya menjadi masa paceklik bagi banyak petani lain, tidak berlaku untuk para petani yang biasa menanam tembakau. Mereka masih bisa menghasilkan banyak uang dari perkebunan tembakau mereka. Jadi unik sekaligus aneh jika ada yang mewacanakan perihal penggantian tembakau dengan tanaman lain karena tembakau dianggap buruk bagi kesehatan. Mereka yang mengusulkan itu tidak paham kondisi pertanian tembakau di lapangan.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n Di luar cuaca, ada faktor alam lainnya yang begitu berpengaruh terhadap tanaman tembakau. Tanah tempat tembakau ditanam misal. Di wilayah Temanggung, ada jenis tembakau srintil yang harga perkilogramnya bisa mencapai lebih dari Rp1 juta. Ini jenis tembakau istimewa, sangat istimewa.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n Untuk mendapatkan tembakau srintil, bukan bibit yang berpengaruh. Bibit dari jenis kemloko, semua bisa berubah menjadi tembakau srintil yang berharga mahal. Ia bisa menjadi srintil jika ditanam di wilayah-wilayah tertentu di lereng timur Gunung Sumbing. Hanya tanah-tanah tertentu saja yang bisa menghasilkan srintil. Bukan dari jenis bibit, bukan pula dari cara pengolahan pasca panen. Ada bentang alam tertentu (dalam hal ini lereng timur Gunung Sumbing), kondisi tanah tertentu, hingga asupan sinar matahari yang cukup yang bisa menghasilkan tembakau jenis srintil. Sinergitas antara alam dan pertanian tembakau sangat terasa di sini.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n Baca: Tuhan Tidak Menciptakan Tembakau untuk Dibenci dan Dicaci<\/a><\/p>\r\n Selanjutnya, sinergitas antara kondisi bentang alam dengan pertanian tembakau yang baru-baru ini saya ketahui adalah perihal lokasi penjemuran daun tembakau yang sudah dipanen. Informasi ini saya dapat dari rekan saya yang sedang melakukan riset tesis S2-nya di Temanggung.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n Berdasar informasi yang ia terima dari petani tembakau di Temanggung, lokasi penjemuran daun tembakau sangat perpengaruh dengan citarasa dari daun tembakau tersebut. Jika petani ingin mendapat rasa tembakau yang cukup kuat dan keras, tembakau-tembakau mereka harus dijemur di lokasi A, lantas jika petani ingin mendapat jenis tembakau dengan kualitas rasa yang lembut, ia harus ditanam di lokasi B, tentu saja di lokasi yang berbeda dari lokasi A.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n Ratusan tahun menanam tembakau, para petani tembakau di negeri ini hingga hari ini masih memanfaatkan tanda-tanda alam dan masih sangat bergantung dengan kondisi alam untuk bisa mendapatkan kesuksesan dalam pertanian tembakau. Sinergitas antara alam dan para petani, mutlak diperlukan jika mereka ingin sukses bertani tembakau. Itulah sebabnya, hingga hari ini, keahlian membaca tanda-tanda alam menjadi pengetahuan penting yang mesti dikuasai oleh para petani tembakau.<\/p>\r\n","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=6267","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5225,"post_author":"878","post_date":"2018-12-20 06:00:29","post_date_gmt":"2018-12-19 23:00:29","post_content":"Di daerah sentra perkebunan tembakau<\/a> di Indonesia yang tersebar mulai dari Pulau Sumatera, Jawa dan Madura, Lombok dan Bali, dan Sulawesi, pada umumnya ada tiga tipe lokasi penanaman tembakau. Tiap-tiap lokasi penanaman memiliki kekhasannya masing-masing.\r\n\r\nTiga lokasi penanaman tembakau itu adalah di lereng-lereng perbukitan atau yang lebih dikenal dengan tembakau gunung, tegalan, dan sawah. Berdasar sebarannya, tembakau sawah menduduki posisi pertama dalam jumlah produksi<\/strong>. Selanjutnya lahan tegalan, dan yang paling kecil dalam jumlah produksi di antara ketiganya adalah tembakau yang ditanam di lahan pegunungan.\r\n\r\nTembakau yang ditanam di gunung, meskipun paling sedikit dalam luasan lahan dan tingkat produksi, menjadi tembakau yang paling dicari pabrikan karena kualitasnya. Umumnya, lahan-lahan yang ditanami tembakau, ditanami tanaman lain ketika musim hujan tiba. Karena tanaman tembakau biasanya ditanam pada penghujung musim hujan dan dipanen ketika musim kemarau masih berlangsung.\r\nPada masa di luar musim tanam tembakau, lahan-lahan di lereng pegunungan ditanami palawija dan beberapa jenis sayuran. Ini menjadi salah satu sebab kualitas tanah relatif terjaga dan masih cukup baik sehingga berpengaruh pada kualitas tembakau.<\/blockquote>\r\nSedang pada wilayah tegalan, pada masa di luar musim tanam tembakau, lahan biasanya ditanami dengan palawija yang menggunakan pupuk dengan jumlah relatif besar. Kualitas tanah karena pengaruh pupuk sebelum ditanami tembakau juga berpengaruh pada kualitas tembakau yang ditanam di sana.\r\n\r\nPada tingkatan paling bawah untuk kualitas tembakau, adalah tembakau-tembakau yang ditanam di wilayah persawahan. Pupuk kimia yang digunakan sangat masif di sawah ketika padi ditanam, menyebabkan kualitas tanah menurun drastis ketika musim kemarau tiba dan sawah-sawah ditanami tembakau.\r\n\r\nPara petani tembakau yang menanam tembakau di wilayah persawahan, butuh kerja lebih berat dalam mengolah tanah agar tembakau yang mereka tanam bisa menghasilkan kualitas tembakau yang dapat memenuhi standar yang ditetapkan pabrikan yang menyerap hasil tembakau petani.\r\n\r\nFaktor lain yang membedakan kualitas tembakau yang ditanam di gunung, tegalan, dan sawah, adalah faktor tanah yang terbentuk di wilayah-wilayah itu. Pada tanah yang berada di wilayah pegunungan, aktivitas vulkanik gunung membikin tanah di sekitarnya subur dan sehat.\r\n\r\nAktivitas vulkanik gunung berapi menghasilkan tanah jenis regosol dan andosol di sekitar gunung. Pasir dan lahar akibat aktivitas vulkanik membentuk struktur tanah subur dan berkualitas, cocok untuk ditanami tembakau. pH, kadar keasaman, kandungan energi, dan suhu tanah sangat mendukung perkembangan tembakau yang ditanam di sana.\r\n\r\nUntuk tanah yang ada di persawahan, biasanya adalah tanah dari jenis alluvial. Jenis tanah ini cukup baik untuk ditanami tembakau, namun tidak sebaik tanah yang terbentuk di wilayah pegunungan.\r\n\r\nYang terakhir, jenis tanah di lahan tegalan merupakan campuran antara tanah yang terbentuk akibat aktivitas vulkanik dengan tanah jenis alluvial. Komposisi antara keduanya menjadi penentu sebaik apa kualitas tanah di sana.","post_title":"Tiga Tipe Lokasi yang Tepat untuk Menanam Tembakau","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"tiga-tempat-yang-tepat-untuk-menanam-tembakau","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-12-20 06:07:57","post_modified_gmt":"2018-12-19 23:07:57","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5225","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5098,"post_author":"846","post_date":"2018-10-30 10:26:48","post_date_gmt":"2018-10-30 03:26:48","post_content":"
Budidaya Tanaman Tembakau Nusantara<\/h1>\n\nKhasanah pertanian nusantara tak bisa tidak memperhitungkan sektor perkebunan tembakau<\/a>. Harga tembakau yang sangat menjanjikan menjadi salah satu alasan petani dalam negeri yang memilih berbudidaya tanaman tembakau.\n\nBahkan untuk jenis-jenis tembakau tertentu seperti tembakau Deli dan Jember, memiliki harga yang sangat mahal di pasaran Eropa karena tembakau ini digunakan sebagai bahan untuk\u00a0deckblad<\/em>\u00a0dan\u00a0omblad<\/em>\u00a0dari cerutu.\n\nPerkebunan tembakau<\/a> juga merupakan usaha padat karya. Meskipun luas areal perkebunan tembakau di Indonesia hanya sekitar 207.020 hektar, jika melihat pertanian padi, tembakau memerlukan tenaga kerja hampir tiga kali lipat. Kondisi tersebut tentu dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh para petani untuk menanam tembakau.\n\nKedudukan tembakau bagi petani di antara komoditi pertanian lainnya mungkin bukan yang paling menguntungkan. Tapi tembakau selalu menjadi komoditi yang paling diandalkan di wiayah-wilayah di mana tembakau ditanam.\n\n
Tiga Musim untuk Menanam Tanaman Tembakau<\/h2>\n\nPola tanam pertanian secara umum terdapat tiga musim, yaitu:\n\nPertama, musim ketiga (bulan Mei s\/d Oktober) yaitu waktu tanam pada musim kemarau. Pada musim ini, saat tepat untuk menanam tembakau karena pada musim kemarau mutu hasil tembakau dianggap lebih baik.\n\nKedua, musim laboh (bulan Oktober s\/d November) adalah musim tanam palawija (jagung dan kacang hijau), karena musim ini dianggap waktu transisi antara musim kemarau ke musim hujan, dimana curah hujan baru dimulai sedikit.\n\nKetiga, musim rendeng (bulan Desember\/d Mei) adalah musim penghujan yang cocok untuk tanam padi karena pada musim ini curah hujan cukup tinggi. Tanaman padi umumnya membutuhkan pengairan yang cukup baik.\n\nKeterampilan bercocok tanam tembakau menjadi kunci harga jual tembakau. Secara garis besar, tahapan bertanam tembakau adalah sebagai berikut:\n\n
1. Persiapan lahan<\/h3>\n\nPada tahap ini tanah dibersihkan dari rumput atau jerami. Beberapa petani melakukan penyemaian bibit sendiri (deder<\/em>). Namun, kebanyakan petani membeli bibit yang telah disemai atau memperoleh dari proyek.\n\n
2. Pengolahan lahan<\/h3>\n\nLahan untuk tembakau disiapkan dengan cara dicangkul kurang lebih 2 minggu, tergantung luas lahan dan jumlah tenaga kerja yang digunakan.\n\n
3. Pembuatan guludan<\/h3>\n\nLahan yang telah diolah tersebut dibuat lubang-lubang (koak) untuk penempatan dan tumbuhnya bibit tembakau dengan jarak tertentu. Sebagian petani juga memberikan pupuk kandang pada lubang-lubang tersebut untuk menyuburkan tanahnya.\n\n
4. Pemindahkan bibit<\/h3>\n\nBibit tanaman tembakau dipindahkan dari bedeng pembibitan ke lahan penanaman, tepat di atas lubang-lubang yang telah dibuat sebelumnya. Agar tanah dalam lubang gembur dan baik untuk berkembangnya akar bibit tembakau, maka terlebih dulu tanah dipukul-pukul dengan tongkat kayu\/batang cangkul (gejigi), baru kemudian bibit ditanam.\n\n
5. Waktu penanaman<\/h3>\n\nWaktu yang tepat untuk menanam adalah sore hari (setelah jam 14.00). Jarak tanam tembakau disesuaikan kesuburuan tanah dan jenis tembakau. Jumlah tanaman tembakau sekitar 16.000 batang per ha untuk jenis tembakau virginia. Untuk jenis tembakau jawa yang dioven jumlah tembakau yang ditanam lebih sedikit yaitu sekitar 13.000 per ha.\n\n
6. Pemeliharaan tanaman tembakau<\/h3>\n\nKegiatan masa pemeliharaan terdiri dari penyiraman (nyiram), penyulaman terhadap tanaman yang mati atau tidak sehat (umur 10-15 hari), menyiangi gulma (bubut), menggemburkan tanah di sekitar tanaman tembakau (dangir). Dalam kegiatan pemeliharaan ini juga termasuk mengambil ulat-ulat yang mungkin ada pada daun tembakau.\n\nKegiatan lain yang tidak kalah penting adalah pemupukan (nggaram) dengan pupuk kimia seperti jenis pupuk ZA, TSP, NPK dan Urea. Pemeliharaan tembakau layaknya \u201cmemelihara bayi\u201d karena perawatannya yang terus-menerus dari tanaman hingga saat panen. Meski daun subur jika dimakan ulat kualtas tembakau sudah turun. Perawatan tembakau dari hama menggunakan larutan pestisida. Setiap 1 (satu) hektar luas lahan membutuhkan 300 \u2013 400 liter larutan.\n\n
7. Pemangkasan (toping)<\/h3>\n\nPemeliharaan tembakau yang cukup penting lainnya adalah pemangkasan tunas baru. Tujuan toping adalah untuk mempercepat dan pemeratan tembakau tua (masak) kekuning-kuningan dan mempertebal daun.\n\n
8. Pemetikan (panen)<\/h3>\n\nDaun tembakau dipetik saat daun cukup tua (masak). Ciri-ciri daun tembakau yang masak adalah cukup tua dan totol-totol berwarna hijau kekuningan. Jumlah daun tembakau mencapai 18 \u2013 28 lembar per pohon. Tiap tingkatan daun tembakau mempunyai kualitas tersendiri.\n\nTanaman tembakau mulai dapat dipanen dengan cara memetik daun (mretesi<\/em>) daun tembakau mulai dari bawah daun pasir sekitar 2- 4 lembar, daun kaki sebanyak 4 \u2013 6 lembar, daun tengah sebanyak 6 \u2013 8 lembar, daun atas sebanyak 4 \u2013 6 lembar dan daun pucuk sebanyak 2 \u2013 4 lembar\n\n
9. Pengolahan hasil<\/h3>\n\nPola penanganan daun tembakau pascapanen dilakukan dengan dua cara. Pertama, setelah daun tembakau dipanen, maka daun tembakau disatukan dengan sebilah bambu yang ditusukkan satu persatu seperti layaknya membuat sate (congok). Penanganan seperti ini biasanya dilakukan untuk penjualan daun tembakau dalam kondisi basah.\n\nDaun tembakau yang sudah di congok dimaksudkan agar mudah dilakukan proses pengeringan dalam oven atau omprong. Kedua, setelah daun tembakau dipanen dilakukan pengirisan (rajangan), lalu hasil rajangan digelar di atas nampan bambu (widik) untuk dilakukan proses penjemuran (mepe).\n\nSetelah daun tembakau kering kemudian dibungkus dalam keranjang yang terbuat dari pelepah batang pisang (gedebog) yang sudah dikeringkan (keranjang) lalu dimasukkan ke dalam bakul bambu yang lebih kukuh, baru dijual atau diambil oleh pembeli. Pengemasan itu dimaksudkan untuk menjaga mutu dan kelembaban dari rajangan daun tembakau itu sendiri.","post_title":"Budidaya Tanaman Tembakau Nusantara","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"tanaman-tembakau","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2023-11-28 11:52:18","post_modified_gmt":"2023-11-28 04:52:18","post_content_filtered":"
Budidaya Tanaman Tembakau Nusantara<\/h1>\r\nKhasanah pertanian nusantara tak bisa tidak memperhitungkan sektor perkebunan tembakau<\/a>. Harga tembakau yang sangat menjanjikan menjadi salah satu alasan petani dalam negeri yang memilih berbudidaya tanaman tembakau.\r\n\r\nBahkan untuk jenis-jenis tembakau tertentu seperti tembakau Deli dan Jember, memiliki harga yang sangat mahal di pasaran Eropa karena tembakau ini digunakan sebagai bahan untuk\u00a0deckblad<\/em>\u00a0dan\u00a0omblad<\/em>\u00a0dari cerutu.\r\n\r\nPerkebunan tembakau<\/a> juga merupakan usaha padat karya. Meskipun luas areal perkebunan tembakau di Indonesia hanya sekitar 207.020 hektar, jika melihat pertanian padi, tembakau memerlukan tenaga kerja hampir tiga kali lipat. Kondisi tersebut tentu dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh para petani untuk menanam tembakau.\r\n\r\nKedudukan tembakau bagi petani di antara komoditi pertanian lainnya mungkin bukan yang paling menguntungkan. Tapi tembakau selalu menjadi komoditi yang paling diandalkan di wiayah-wilayah di mana tembakau ditanam.\r\n
Tiga Musim untuk Menanam Tanaman Tembakau<\/h2>\r\nPola tanam pertanian secara umum terdapat tiga musim, yaitu:\r\n\r\nPertama, musim ketiga (bulan Mei s\/d Oktober) yaitu waktu tanam pada musim kemarau. Pada musim ini, saat tepat untuk menanam tembakau karena pada musim kemarau mutu hasil tembakau dianggap lebih baik.\r\n\r\nKedua, musim laboh (bulan Oktober s\/d November) adalah musim tanam palawija (jagung dan kacang hijau), karena musim ini dianggap waktu transisi antara musim kemarau ke musim hujan, dimana curah hujan baru dimulai sedikit.\r\n\r\nKetiga, musim rendeng (bulan Desember\/d Mei) adalah musim penghujan yang cocok untuk tanam padi karena pada musim ini curah hujan cukup tinggi. Tanaman padi umumnya membutuhkan pengairan yang cukup baik.\r\n\r\nKeterampilan bercocok tanam tembakau menjadi kunci harga jual tembakau. Secara garis besar, tahapan bertanam tembakau adalah sebagai berikut:\r\n
1. Persiapan lahan<\/h3>\r\nPada tahap ini tanah dibersihkan dari rumput atau jerami. Beberapa petani melakukan penyemaian bibit sendiri (deder<\/em>). Namun, kebanyakan petani membeli bibit yang telah disemai atau memperoleh dari proyek.\r\n
2. Pengolahan lahan<\/h3>\r\nLahan untuk tembakau disiapkan dengan cara dicangkul kurang lebih 2 minggu, tergantung luas lahan dan jumlah tenaga kerja yang digunakan.\r\n
3. Pembuatan guludan<\/h3>\r\nLahan yang telah diolah tersebut dibuat lubang-lubang (koak) untuk penempatan dan tumbuhnya bibit tembakau dengan jarak tertentu. Sebagian petani juga memberikan pupuk kandang pada lubang-lubang tersebut untuk menyuburkan tanahnya.\r\n
4. Pemindahkan bibit<\/h3>\r\nBibit tanaman tembakau dipindahkan dari bedeng pembibitan ke lahan penanaman, tepat di atas lubang-lubang yang telah dibuat sebelumnya. Agar tanah dalam lubang gembur dan baik untuk berkembangnya akar bibit tembakau, maka terlebih dulu tanah dipukul-pukul dengan tongkat kayu\/batang cangkul (gejigi), baru kemudian bibit ditanam.\r\n
5. Waktu penanaman<\/h3>\r\nWaktu yang tepat untuk menanam adalah sore hari (setelah jam 14.00). Jarak tanam tembakau disesuaikan kesuburuan tanah dan jenis tembakau. Jumlah tanaman tembakau sekitar 16.000 batang per ha untuk jenis tembakau virginia. Untuk jenis tembakau jawa yang dioven jumlah tembakau yang ditanam lebih sedikit yaitu sekitar 13.000 per ha.\r\n
6. Pemeliharaan tanaman tembakau<\/h3>\r\nKegiatan masa pemeliharaan terdiri dari penyiraman (nyiram), penyulaman terhadap tanaman yang mati atau tidak sehat (umur 10-15 hari), menyiangi gulma (bubut), menggemburkan tanah di sekitar tanaman tembakau (dangir). Dalam kegiatan pemeliharaan ini juga termasuk mengambil ulat-ulat yang mungkin ada pada daun tembakau.\r\n\r\nKegiatan lain yang tidak kalah penting adalah pemupukan (nggaram) dengan pupuk kimia seperti jenis pupuk ZA, TSP, NPK dan Urea. Pemeliharaan tembakau layaknya \u201cmemelihara bayi\u201d karena perawatannya yang terus-menerus dari tanaman hingga saat panen. Meski daun subur jika dimakan ulat kualtas tembakau sudah turun. Perawatan tembakau dari hama menggunakan larutan pestisida. Setiap 1 (satu) hektar luas lahan membutuhkan 300 \u2013 400 liter larutan.\r\n
7. Pemangkasan (toping)<\/h3>\r\nPemeliharaan tembakau yang cukup penting lainnya adalah pemangkasan tunas baru. Tujuan toping adalah untuk mempercepat dan pemeratan tembakau tua (masak) kekuning-kuningan dan mempertebal daun.\r\n
8. Pemetikan (panen)<\/h3>\r\nDaun tembakau dipetik saat daun cukup tua (masak). Ciri-ciri daun tembakau yang masak adalah cukup tua dan totol-totol berwarna hijau kekuningan. Jumlah daun tembakau mencapai 18 \u2013 28 lembar per pohon. Tiap tingkatan daun tembakau mempunyai kualitas tersendiri.\r\n\r\nTanaman tembakau mulai dapat dipanen dengan cara memetik daun (mretesi<\/em>) daun tembakau mulai dari bawah daun pasir sekitar 2- 4 lembar, daun kaki sebanyak 4 \u2013 6 lembar, daun tengah sebanyak 6 \u2013 8 lembar, daun atas sebanyak 4 \u2013 6 lembar dan daun pucuk sebanyak 2 \u2013 4 lembar\r\n
9. Pengolahan hasil<\/h3>\r\nPola penanganan daun tembakau pascapanen dilakukan dengan dua cara. Pertama, setelah daun tembakau dipanen, maka daun tembakau disatukan dengan sebilah bambu yang ditusukkan satu persatu seperti layaknya membuat sate (congok). Penanganan seperti ini biasanya dilakukan untuk penjualan daun tembakau dalam kondisi basah.\r\n\r\nDaun tembakau yang sudah di congok dimaksudkan agar mudah dilakukan proses pengeringan dalam oven atau omprong. Kedua, setelah daun tembakau dipanen dilakukan pengirisan (rajangan), lalu hasil rajangan digelar di atas nampan bambu (widik) untuk dilakukan proses penjemuran (mepe).\r\n\r\nSetelah daun tembakau kering kemudian dibungkus dalam keranjang yang terbuat dari pelepah batang pisang (gedebog) yang sudah dikeringkan (keranjang) lalu dimasukkan ke dalam bakul bambu yang lebih kukuh, baru dijual atau diambil oleh pembeli. Pengemasan itu dimaksudkan untuk menjaga mutu dan kelembaban dari rajangan daun tembakau itu sendiri.","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5098","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};
Sinergitas Tembakau dengan Kondisi Alam di Indonesia<\/h3>\r\n\r\n\r\n\r\n
Pada masa di luar musim tanam tembakau, lahan-lahan di lereng pegunungan ditanami palawija dan beberapa jenis sayuran. Ini menjadi salah satu sebab kualitas tanah relatif terjaga dan masih cukup baik sehingga berpengaruh pada kualitas tembakau.<\/blockquote>\r\nSedang pada wilayah tegalan, pada masa di luar musim tanam tembakau, lahan biasanya ditanami dengan palawija yang menggunakan pupuk dengan jumlah relatif besar. Kualitas tanah karena pengaruh pupuk sebelum ditanami tembakau juga berpengaruh pada kualitas tembakau yang ditanam di sana.\r\n\r\nPada tingkatan paling bawah untuk kualitas tembakau, adalah tembakau-tembakau yang ditanam di wilayah persawahan. Pupuk kimia yang digunakan sangat masif di sawah ketika padi ditanam, menyebabkan kualitas tanah menurun drastis ketika musim kemarau tiba dan sawah-sawah ditanami tembakau.\r\n\r\nPara petani tembakau yang menanam tembakau di wilayah persawahan, butuh kerja lebih berat dalam mengolah tanah agar tembakau yang mereka tanam bisa menghasilkan kualitas tembakau yang dapat memenuhi standar yang ditetapkan pabrikan yang menyerap hasil tembakau petani.\r\n\r\nFaktor lain yang membedakan kualitas tembakau yang ditanam di gunung, tegalan, dan sawah, adalah faktor tanah yang terbentuk di wilayah-wilayah itu. Pada tanah yang berada di wilayah pegunungan, aktivitas vulkanik gunung membikin tanah di sekitarnya subur dan sehat.\r\n\r\nAktivitas vulkanik gunung berapi menghasilkan tanah jenis regosol dan andosol di sekitar gunung. Pasir dan lahar akibat aktivitas vulkanik membentuk struktur tanah subur dan berkualitas, cocok untuk ditanami tembakau. pH, kadar keasaman, kandungan energi, dan suhu tanah sangat mendukung perkembangan tembakau yang ditanam di sana.\r\n\r\nUntuk tanah yang ada di persawahan, biasanya adalah tanah dari jenis alluvial. Jenis tanah ini cukup baik untuk ditanami tembakau, namun tidak sebaik tanah yang terbentuk di wilayah pegunungan.\r\n\r\nYang terakhir, jenis tanah di lahan tegalan merupakan campuran antara tanah yang terbentuk akibat aktivitas vulkanik dengan tanah jenis alluvial. Komposisi antara keduanya menjadi penentu sebaik apa kualitas tanah di sana.","post_title":"Tiga Tipe Lokasi yang Tepat untuk Menanam Tembakau","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"tiga-tempat-yang-tepat-untuk-menanam-tembakau","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-12-20 06:07:57","post_modified_gmt":"2018-12-19 23:07:57","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5225","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5098,"post_author":"846","post_date":"2018-10-30 10:26:48","post_date_gmt":"2018-10-30 03:26:48","post_content":"
Budidaya Tanaman Tembakau Nusantara<\/h1>\n\nKhasanah pertanian nusantara tak bisa tidak memperhitungkan sektor perkebunan tembakau<\/a>. Harga tembakau yang sangat menjanjikan menjadi salah satu alasan petani dalam negeri yang memilih berbudidaya tanaman tembakau.\n\nBahkan untuk jenis-jenis tembakau tertentu seperti tembakau Deli dan Jember, memiliki harga yang sangat mahal di pasaran Eropa karena tembakau ini digunakan sebagai bahan untuk\u00a0deckblad<\/em>\u00a0dan\u00a0omblad<\/em>\u00a0dari cerutu.\n\nPerkebunan tembakau<\/a> juga merupakan usaha padat karya. Meskipun luas areal perkebunan tembakau di Indonesia hanya sekitar 207.020 hektar, jika melihat pertanian padi, tembakau memerlukan tenaga kerja hampir tiga kali lipat. Kondisi tersebut tentu dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh para petani untuk menanam tembakau.\n\nKedudukan tembakau bagi petani di antara komoditi pertanian lainnya mungkin bukan yang paling menguntungkan. Tapi tembakau selalu menjadi komoditi yang paling diandalkan di wiayah-wilayah di mana tembakau ditanam.\n\n
Tiga Musim untuk Menanam Tanaman Tembakau<\/h2>\n\nPola tanam pertanian secara umum terdapat tiga musim, yaitu:\n\nPertama, musim ketiga (bulan Mei s\/d Oktober) yaitu waktu tanam pada musim kemarau. Pada musim ini, saat tepat untuk menanam tembakau karena pada musim kemarau mutu hasil tembakau dianggap lebih baik.\n\nKedua, musim laboh (bulan Oktober s\/d November) adalah musim tanam palawija (jagung dan kacang hijau), karena musim ini dianggap waktu transisi antara musim kemarau ke musim hujan, dimana curah hujan baru dimulai sedikit.\n\nKetiga, musim rendeng (bulan Desember\/d Mei) adalah musim penghujan yang cocok untuk tanam padi karena pada musim ini curah hujan cukup tinggi. Tanaman padi umumnya membutuhkan pengairan yang cukup baik.\n\nKeterampilan bercocok tanam tembakau menjadi kunci harga jual tembakau. Secara garis besar, tahapan bertanam tembakau adalah sebagai berikut:\n\n
1. Persiapan lahan<\/h3>\n\nPada tahap ini tanah dibersihkan dari rumput atau jerami. Beberapa petani melakukan penyemaian bibit sendiri (deder<\/em>). Namun, kebanyakan petani membeli bibit yang telah disemai atau memperoleh dari proyek.\n\n
2. Pengolahan lahan<\/h3>\n\nLahan untuk tembakau disiapkan dengan cara dicangkul kurang lebih 2 minggu, tergantung luas lahan dan jumlah tenaga kerja yang digunakan.\n\n
3. Pembuatan guludan<\/h3>\n\nLahan yang telah diolah tersebut dibuat lubang-lubang (koak) untuk penempatan dan tumbuhnya bibit tembakau dengan jarak tertentu. Sebagian petani juga memberikan pupuk kandang pada lubang-lubang tersebut untuk menyuburkan tanahnya.\n\n
4. Pemindahkan bibit<\/h3>\n\nBibit tanaman tembakau dipindahkan dari bedeng pembibitan ke lahan penanaman, tepat di atas lubang-lubang yang telah dibuat sebelumnya. Agar tanah dalam lubang gembur dan baik untuk berkembangnya akar bibit tembakau, maka terlebih dulu tanah dipukul-pukul dengan tongkat kayu\/batang cangkul (gejigi), baru kemudian bibit ditanam.\n\n
5. Waktu penanaman<\/h3>\n\nWaktu yang tepat untuk menanam adalah sore hari (setelah jam 14.00). Jarak tanam tembakau disesuaikan kesuburuan tanah dan jenis tembakau. Jumlah tanaman tembakau sekitar 16.000 batang per ha untuk jenis tembakau virginia. Untuk jenis tembakau jawa yang dioven jumlah tembakau yang ditanam lebih sedikit yaitu sekitar 13.000 per ha.\n\n
6. Pemeliharaan tanaman tembakau<\/h3>\n\nKegiatan masa pemeliharaan terdiri dari penyiraman (nyiram), penyulaman terhadap tanaman yang mati atau tidak sehat (umur 10-15 hari), menyiangi gulma (bubut), menggemburkan tanah di sekitar tanaman tembakau (dangir). Dalam kegiatan pemeliharaan ini juga termasuk mengambil ulat-ulat yang mungkin ada pada daun tembakau.\n\nKegiatan lain yang tidak kalah penting adalah pemupukan (nggaram) dengan pupuk kimia seperti jenis pupuk ZA, TSP, NPK dan Urea. Pemeliharaan tembakau layaknya \u201cmemelihara bayi\u201d karena perawatannya yang terus-menerus dari tanaman hingga saat panen. Meski daun subur jika dimakan ulat kualtas tembakau sudah turun. Perawatan tembakau dari hama menggunakan larutan pestisida. Setiap 1 (satu) hektar luas lahan membutuhkan 300 \u2013 400 liter larutan.\n\n
7. Pemangkasan (toping)<\/h3>\n\nPemeliharaan tembakau yang cukup penting lainnya adalah pemangkasan tunas baru. Tujuan toping adalah untuk mempercepat dan pemeratan tembakau tua (masak) kekuning-kuningan dan mempertebal daun.\n\n
8. Pemetikan (panen)<\/h3>\n\nDaun tembakau dipetik saat daun cukup tua (masak). Ciri-ciri daun tembakau yang masak adalah cukup tua dan totol-totol berwarna hijau kekuningan. Jumlah daun tembakau mencapai 18 \u2013 28 lembar per pohon. Tiap tingkatan daun tembakau mempunyai kualitas tersendiri.\n\nTanaman tembakau mulai dapat dipanen dengan cara memetik daun (mretesi<\/em>) daun tembakau mulai dari bawah daun pasir sekitar 2- 4 lembar, daun kaki sebanyak 4 \u2013 6 lembar, daun tengah sebanyak 6 \u2013 8 lembar, daun atas sebanyak 4 \u2013 6 lembar dan daun pucuk sebanyak 2 \u2013 4 lembar\n\n
9. Pengolahan hasil<\/h3>\n\nPola penanganan daun tembakau pascapanen dilakukan dengan dua cara. Pertama, setelah daun tembakau dipanen, maka daun tembakau disatukan dengan sebilah bambu yang ditusukkan satu persatu seperti layaknya membuat sate (congok). Penanganan seperti ini biasanya dilakukan untuk penjualan daun tembakau dalam kondisi basah.\n\nDaun tembakau yang sudah di congok dimaksudkan agar mudah dilakukan proses pengeringan dalam oven atau omprong. Kedua, setelah daun tembakau dipanen dilakukan pengirisan (rajangan), lalu hasil rajangan digelar di atas nampan bambu (widik) untuk dilakukan proses penjemuran (mepe).\n\nSetelah daun tembakau kering kemudian dibungkus dalam keranjang yang terbuat dari pelepah batang pisang (gedebog) yang sudah dikeringkan (keranjang) lalu dimasukkan ke dalam bakul bambu yang lebih kukuh, baru dijual atau diambil oleh pembeli. Pengemasan itu dimaksudkan untuk menjaga mutu dan kelembaban dari rajangan daun tembakau itu sendiri.","post_title":"Budidaya Tanaman Tembakau Nusantara","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"tanaman-tembakau","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2023-11-28 11:52:18","post_modified_gmt":"2023-11-28 04:52:18","post_content_filtered":"
Budidaya Tanaman Tembakau Nusantara<\/h1>\r\nKhasanah pertanian nusantara tak bisa tidak memperhitungkan sektor perkebunan tembakau<\/a>. Harga tembakau yang sangat menjanjikan menjadi salah satu alasan petani dalam negeri yang memilih berbudidaya tanaman tembakau.\r\n\r\nBahkan untuk jenis-jenis tembakau tertentu seperti tembakau Deli dan Jember, memiliki harga yang sangat mahal di pasaran Eropa karena tembakau ini digunakan sebagai bahan untuk\u00a0deckblad<\/em>\u00a0dan\u00a0omblad<\/em>\u00a0dari cerutu.\r\n\r\nPerkebunan tembakau<\/a> juga merupakan usaha padat karya. Meskipun luas areal perkebunan tembakau di Indonesia hanya sekitar 207.020 hektar, jika melihat pertanian padi, tembakau memerlukan tenaga kerja hampir tiga kali lipat. Kondisi tersebut tentu dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh para petani untuk menanam tembakau.\r\n\r\nKedudukan tembakau bagi petani di antara komoditi pertanian lainnya mungkin bukan yang paling menguntungkan. Tapi tembakau selalu menjadi komoditi yang paling diandalkan di wiayah-wilayah di mana tembakau ditanam.\r\n
Tiga Musim untuk Menanam Tanaman Tembakau<\/h2>\r\nPola tanam pertanian secara umum terdapat tiga musim, yaitu:\r\n\r\nPertama, musim ketiga (bulan Mei s\/d Oktober) yaitu waktu tanam pada musim kemarau. Pada musim ini, saat tepat untuk menanam tembakau karena pada musim kemarau mutu hasil tembakau dianggap lebih baik.\r\n\r\nKedua, musim laboh (bulan Oktober s\/d November) adalah musim tanam palawija (jagung dan kacang hijau), karena musim ini dianggap waktu transisi antara musim kemarau ke musim hujan, dimana curah hujan baru dimulai sedikit.\r\n\r\nKetiga, musim rendeng (bulan Desember\/d Mei) adalah musim penghujan yang cocok untuk tanam padi karena pada musim ini curah hujan cukup tinggi. Tanaman padi umumnya membutuhkan pengairan yang cukup baik.\r\n\r\nKeterampilan bercocok tanam tembakau menjadi kunci harga jual tembakau. Secara garis besar, tahapan bertanam tembakau adalah sebagai berikut:\r\n
1. Persiapan lahan<\/h3>\r\nPada tahap ini tanah dibersihkan dari rumput atau jerami. Beberapa petani melakukan penyemaian bibit sendiri (deder<\/em>). Namun, kebanyakan petani membeli bibit yang telah disemai atau memperoleh dari proyek.\r\n
2. Pengolahan lahan<\/h3>\r\nLahan untuk tembakau disiapkan dengan cara dicangkul kurang lebih 2 minggu, tergantung luas lahan dan jumlah tenaga kerja yang digunakan.\r\n
3. Pembuatan guludan<\/h3>\r\nLahan yang telah diolah tersebut dibuat lubang-lubang (koak) untuk penempatan dan tumbuhnya bibit tembakau dengan jarak tertentu. Sebagian petani juga memberikan pupuk kandang pada lubang-lubang tersebut untuk menyuburkan tanahnya.\r\n
4. Pemindahkan bibit<\/h3>\r\nBibit tanaman tembakau dipindahkan dari bedeng pembibitan ke lahan penanaman, tepat di atas lubang-lubang yang telah dibuat sebelumnya. Agar tanah dalam lubang gembur dan baik untuk berkembangnya akar bibit tembakau, maka terlebih dulu tanah dipukul-pukul dengan tongkat kayu\/batang cangkul (gejigi), baru kemudian bibit ditanam.\r\n
5. Waktu penanaman<\/h3>\r\nWaktu yang tepat untuk menanam adalah sore hari (setelah jam 14.00). Jarak tanam tembakau disesuaikan kesuburuan tanah dan jenis tembakau. Jumlah tanaman tembakau sekitar 16.000 batang per ha untuk jenis tembakau virginia. Untuk jenis tembakau jawa yang dioven jumlah tembakau yang ditanam lebih sedikit yaitu sekitar 13.000 per ha.\r\n
6. Pemeliharaan tanaman tembakau<\/h3>\r\nKegiatan masa pemeliharaan terdiri dari penyiraman (nyiram), penyulaman terhadap tanaman yang mati atau tidak sehat (umur 10-15 hari), menyiangi gulma (bubut), menggemburkan tanah di sekitar tanaman tembakau (dangir). Dalam kegiatan pemeliharaan ini juga termasuk mengambil ulat-ulat yang mungkin ada pada daun tembakau.\r\n\r\nKegiatan lain yang tidak kalah penting adalah pemupukan (nggaram) dengan pupuk kimia seperti jenis pupuk ZA, TSP, NPK dan Urea. Pemeliharaan tembakau layaknya \u201cmemelihara bayi\u201d karena perawatannya yang terus-menerus dari tanaman hingga saat panen. Meski daun subur jika dimakan ulat kualtas tembakau sudah turun. Perawatan tembakau dari hama menggunakan larutan pestisida. Setiap 1 (satu) hektar luas lahan membutuhkan 300 \u2013 400 liter larutan.\r\n
7. Pemangkasan (toping)<\/h3>\r\nPemeliharaan tembakau yang cukup penting lainnya adalah pemangkasan tunas baru. Tujuan toping adalah untuk mempercepat dan pemeratan tembakau tua (masak) kekuning-kuningan dan mempertebal daun.\r\n
8. Pemetikan (panen)<\/h3>\r\nDaun tembakau dipetik saat daun cukup tua (masak). Ciri-ciri daun tembakau yang masak adalah cukup tua dan totol-totol berwarna hijau kekuningan. Jumlah daun tembakau mencapai 18 \u2013 28 lembar per pohon. Tiap tingkatan daun tembakau mempunyai kualitas tersendiri.\r\n\r\nTanaman tembakau mulai dapat dipanen dengan cara memetik daun (mretesi<\/em>) daun tembakau mulai dari bawah daun pasir sekitar 2- 4 lembar, daun kaki sebanyak 4 \u2013 6 lembar, daun tengah sebanyak 6 \u2013 8 lembar, daun atas sebanyak 4 \u2013 6 lembar dan daun pucuk sebanyak 2 \u2013 4 lembar\r\n
9. Pengolahan hasil<\/h3>\r\nPola penanganan daun tembakau pascapanen dilakukan dengan dua cara. Pertama, setelah daun tembakau dipanen, maka daun tembakau disatukan dengan sebilah bambu yang ditusukkan satu persatu seperti layaknya membuat sate (congok). Penanganan seperti ini biasanya dilakukan untuk penjualan daun tembakau dalam kondisi basah.\r\n\r\nDaun tembakau yang sudah di congok dimaksudkan agar mudah dilakukan proses pengeringan dalam oven atau omprong. Kedua, setelah daun tembakau dipanen dilakukan pengirisan (rajangan), lalu hasil rajangan digelar di atas nampan bambu (widik) untuk dilakukan proses penjemuran (mepe).\r\n\r\nSetelah daun tembakau kering kemudian dibungkus dalam keranjang yang terbuat dari pelepah batang pisang (gedebog) yang sudah dikeringkan (keranjang) lalu dimasukkan ke dalam bakul bambu yang lebih kukuh, baru dijual atau diambil oleh pembeli. Pengemasan itu dimaksudkan untuk menjaga mutu dan kelembaban dari rajangan daun tembakau itu sendiri.","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5098","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};
Sinergitas Tembakau dengan Kondisi Alam di Indonesia<\/h3>\r\n\r\n\r\n\r\n
Pada masa di luar musim tanam tembakau, lahan-lahan di lereng pegunungan ditanami palawija dan beberapa jenis sayuran. Ini menjadi salah satu sebab kualitas tanah relatif terjaga dan masih cukup baik sehingga berpengaruh pada kualitas tembakau.<\/blockquote>\r\nSedang pada wilayah tegalan, pada masa di luar musim tanam tembakau, lahan biasanya ditanami dengan palawija yang menggunakan pupuk dengan jumlah relatif besar. Kualitas tanah karena pengaruh pupuk sebelum ditanami tembakau juga berpengaruh pada kualitas tembakau yang ditanam di sana.\r\n\r\nPada tingkatan paling bawah untuk kualitas tembakau, adalah tembakau-tembakau yang ditanam di wilayah persawahan. Pupuk kimia yang digunakan sangat masif di sawah ketika padi ditanam, menyebabkan kualitas tanah menurun drastis ketika musim kemarau tiba dan sawah-sawah ditanami tembakau.\r\n\r\nPara petani tembakau yang menanam tembakau di wilayah persawahan, butuh kerja lebih berat dalam mengolah tanah agar tembakau yang mereka tanam bisa menghasilkan kualitas tembakau yang dapat memenuhi standar yang ditetapkan pabrikan yang menyerap hasil tembakau petani.\r\n\r\nFaktor lain yang membedakan kualitas tembakau yang ditanam di gunung, tegalan, dan sawah, adalah faktor tanah yang terbentuk di wilayah-wilayah itu. Pada tanah yang berada di wilayah pegunungan, aktivitas vulkanik gunung membikin tanah di sekitarnya subur dan sehat.\r\n\r\nAktivitas vulkanik gunung berapi menghasilkan tanah jenis regosol dan andosol di sekitar gunung. Pasir dan lahar akibat aktivitas vulkanik membentuk struktur tanah subur dan berkualitas, cocok untuk ditanami tembakau. pH, kadar keasaman, kandungan energi, dan suhu tanah sangat mendukung perkembangan tembakau yang ditanam di sana.\r\n\r\nUntuk tanah yang ada di persawahan, biasanya adalah tanah dari jenis alluvial. Jenis tanah ini cukup baik untuk ditanami tembakau, namun tidak sebaik tanah yang terbentuk di wilayah pegunungan.\r\n\r\nYang terakhir, jenis tanah di lahan tegalan merupakan campuran antara tanah yang terbentuk akibat aktivitas vulkanik dengan tanah jenis alluvial. Komposisi antara keduanya menjadi penentu sebaik apa kualitas tanah di sana.","post_title":"Tiga Tipe Lokasi yang Tepat untuk Menanam Tembakau","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"tiga-tempat-yang-tepat-untuk-menanam-tembakau","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-12-20 06:07:57","post_modified_gmt":"2018-12-19 23:07:57","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5225","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5098,"post_author":"846","post_date":"2018-10-30 10:26:48","post_date_gmt":"2018-10-30 03:26:48","post_content":"
Budidaya Tanaman Tembakau Nusantara<\/h1>\n\nKhasanah pertanian nusantara tak bisa tidak memperhitungkan sektor perkebunan tembakau<\/a>. Harga tembakau yang sangat menjanjikan menjadi salah satu alasan petani dalam negeri yang memilih berbudidaya tanaman tembakau.\n\nBahkan untuk jenis-jenis tembakau tertentu seperti tembakau Deli dan Jember, memiliki harga yang sangat mahal di pasaran Eropa karena tembakau ini digunakan sebagai bahan untuk\u00a0deckblad<\/em>\u00a0dan\u00a0omblad<\/em>\u00a0dari cerutu.\n\nPerkebunan tembakau<\/a> juga merupakan usaha padat karya. Meskipun luas areal perkebunan tembakau di Indonesia hanya sekitar 207.020 hektar, jika melihat pertanian padi, tembakau memerlukan tenaga kerja hampir tiga kali lipat. Kondisi tersebut tentu dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh para petani untuk menanam tembakau.\n\nKedudukan tembakau bagi petani di antara komoditi pertanian lainnya mungkin bukan yang paling menguntungkan. Tapi tembakau selalu menjadi komoditi yang paling diandalkan di wiayah-wilayah di mana tembakau ditanam.\n\n
Tiga Musim untuk Menanam Tanaman Tembakau<\/h2>\n\nPola tanam pertanian secara umum terdapat tiga musim, yaitu:\n\nPertama, musim ketiga (bulan Mei s\/d Oktober) yaitu waktu tanam pada musim kemarau. Pada musim ini, saat tepat untuk menanam tembakau karena pada musim kemarau mutu hasil tembakau dianggap lebih baik.\n\nKedua, musim laboh (bulan Oktober s\/d November) adalah musim tanam palawija (jagung dan kacang hijau), karena musim ini dianggap waktu transisi antara musim kemarau ke musim hujan, dimana curah hujan baru dimulai sedikit.\n\nKetiga, musim rendeng (bulan Desember\/d Mei) adalah musim penghujan yang cocok untuk tanam padi karena pada musim ini curah hujan cukup tinggi. Tanaman padi umumnya membutuhkan pengairan yang cukup baik.\n\nKeterampilan bercocok tanam tembakau menjadi kunci harga jual tembakau. Secara garis besar, tahapan bertanam tembakau adalah sebagai berikut:\n\n
1. Persiapan lahan<\/h3>\n\nPada tahap ini tanah dibersihkan dari rumput atau jerami. Beberapa petani melakukan penyemaian bibit sendiri (deder<\/em>). Namun, kebanyakan petani membeli bibit yang telah disemai atau memperoleh dari proyek.\n\n
2. Pengolahan lahan<\/h3>\n\nLahan untuk tembakau disiapkan dengan cara dicangkul kurang lebih 2 minggu, tergantung luas lahan dan jumlah tenaga kerja yang digunakan.\n\n
3. Pembuatan guludan<\/h3>\n\nLahan yang telah diolah tersebut dibuat lubang-lubang (koak) untuk penempatan dan tumbuhnya bibit tembakau dengan jarak tertentu. Sebagian petani juga memberikan pupuk kandang pada lubang-lubang tersebut untuk menyuburkan tanahnya.\n\n
4. Pemindahkan bibit<\/h3>\n\nBibit tanaman tembakau dipindahkan dari bedeng pembibitan ke lahan penanaman, tepat di atas lubang-lubang yang telah dibuat sebelumnya. Agar tanah dalam lubang gembur dan baik untuk berkembangnya akar bibit tembakau, maka terlebih dulu tanah dipukul-pukul dengan tongkat kayu\/batang cangkul (gejigi), baru kemudian bibit ditanam.\n\n
5. Waktu penanaman<\/h3>\n\nWaktu yang tepat untuk menanam adalah sore hari (setelah jam 14.00). Jarak tanam tembakau disesuaikan kesuburuan tanah dan jenis tembakau. Jumlah tanaman tembakau sekitar 16.000 batang per ha untuk jenis tembakau virginia. Untuk jenis tembakau jawa yang dioven jumlah tembakau yang ditanam lebih sedikit yaitu sekitar 13.000 per ha.\n\n
6. Pemeliharaan tanaman tembakau<\/h3>\n\nKegiatan masa pemeliharaan terdiri dari penyiraman (nyiram), penyulaman terhadap tanaman yang mati atau tidak sehat (umur 10-15 hari), menyiangi gulma (bubut), menggemburkan tanah di sekitar tanaman tembakau (dangir). Dalam kegiatan pemeliharaan ini juga termasuk mengambil ulat-ulat yang mungkin ada pada daun tembakau.\n\nKegiatan lain yang tidak kalah penting adalah pemupukan (nggaram) dengan pupuk kimia seperti jenis pupuk ZA, TSP, NPK dan Urea. Pemeliharaan tembakau layaknya \u201cmemelihara bayi\u201d karena perawatannya yang terus-menerus dari tanaman hingga saat panen. Meski daun subur jika dimakan ulat kualtas tembakau sudah turun. Perawatan tembakau dari hama menggunakan larutan pestisida. Setiap 1 (satu) hektar luas lahan membutuhkan 300 \u2013 400 liter larutan.\n\n
7. Pemangkasan (toping)<\/h3>\n\nPemeliharaan tembakau yang cukup penting lainnya adalah pemangkasan tunas baru. Tujuan toping adalah untuk mempercepat dan pemeratan tembakau tua (masak) kekuning-kuningan dan mempertebal daun.\n\n
8. Pemetikan (panen)<\/h3>\n\nDaun tembakau dipetik saat daun cukup tua (masak). Ciri-ciri daun tembakau yang masak adalah cukup tua dan totol-totol berwarna hijau kekuningan. Jumlah daun tembakau mencapai 18 \u2013 28 lembar per pohon. Tiap tingkatan daun tembakau mempunyai kualitas tersendiri.\n\nTanaman tembakau mulai dapat dipanen dengan cara memetik daun (mretesi<\/em>) daun tembakau mulai dari bawah daun pasir sekitar 2- 4 lembar, daun kaki sebanyak 4 \u2013 6 lembar, daun tengah sebanyak 6 \u2013 8 lembar, daun atas sebanyak 4 \u2013 6 lembar dan daun pucuk sebanyak 2 \u2013 4 lembar\n\n
9. Pengolahan hasil<\/h3>\n\nPola penanganan daun tembakau pascapanen dilakukan dengan dua cara. Pertama, setelah daun tembakau dipanen, maka daun tembakau disatukan dengan sebilah bambu yang ditusukkan satu persatu seperti layaknya membuat sate (congok). Penanganan seperti ini biasanya dilakukan untuk penjualan daun tembakau dalam kondisi basah.\n\nDaun tembakau yang sudah di congok dimaksudkan agar mudah dilakukan proses pengeringan dalam oven atau omprong. Kedua, setelah daun tembakau dipanen dilakukan pengirisan (rajangan), lalu hasil rajangan digelar di atas nampan bambu (widik) untuk dilakukan proses penjemuran (mepe).\n\nSetelah daun tembakau kering kemudian dibungkus dalam keranjang yang terbuat dari pelepah batang pisang (gedebog) yang sudah dikeringkan (keranjang) lalu dimasukkan ke dalam bakul bambu yang lebih kukuh, baru dijual atau diambil oleh pembeli. Pengemasan itu dimaksudkan untuk menjaga mutu dan kelembaban dari rajangan daun tembakau itu sendiri.","post_title":"Budidaya Tanaman Tembakau Nusantara","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"tanaman-tembakau","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2023-11-28 11:52:18","post_modified_gmt":"2023-11-28 04:52:18","post_content_filtered":"
Budidaya Tanaman Tembakau Nusantara<\/h1>\r\nKhasanah pertanian nusantara tak bisa tidak memperhitungkan sektor perkebunan tembakau<\/a>. Harga tembakau yang sangat menjanjikan menjadi salah satu alasan petani dalam negeri yang memilih berbudidaya tanaman tembakau.\r\n\r\nBahkan untuk jenis-jenis tembakau tertentu seperti tembakau Deli dan Jember, memiliki harga yang sangat mahal di pasaran Eropa karena tembakau ini digunakan sebagai bahan untuk\u00a0deckblad<\/em>\u00a0dan\u00a0omblad<\/em>\u00a0dari cerutu.\r\n\r\nPerkebunan tembakau<\/a> juga merupakan usaha padat karya. Meskipun luas areal perkebunan tembakau di Indonesia hanya sekitar 207.020 hektar, jika melihat pertanian padi, tembakau memerlukan tenaga kerja hampir tiga kali lipat. Kondisi tersebut tentu dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh para petani untuk menanam tembakau.\r\n\r\nKedudukan tembakau bagi petani di antara komoditi pertanian lainnya mungkin bukan yang paling menguntungkan. Tapi tembakau selalu menjadi komoditi yang paling diandalkan di wiayah-wilayah di mana tembakau ditanam.\r\n
Tiga Musim untuk Menanam Tanaman Tembakau<\/h2>\r\nPola tanam pertanian secara umum terdapat tiga musim, yaitu:\r\n\r\nPertama, musim ketiga (bulan Mei s\/d Oktober) yaitu waktu tanam pada musim kemarau. Pada musim ini, saat tepat untuk menanam tembakau karena pada musim kemarau mutu hasil tembakau dianggap lebih baik.\r\n\r\nKedua, musim laboh (bulan Oktober s\/d November) adalah musim tanam palawija (jagung dan kacang hijau), karena musim ini dianggap waktu transisi antara musim kemarau ke musim hujan, dimana curah hujan baru dimulai sedikit.\r\n\r\nKetiga, musim rendeng (bulan Desember\/d Mei) adalah musim penghujan yang cocok untuk tanam padi karena pada musim ini curah hujan cukup tinggi. Tanaman padi umumnya membutuhkan pengairan yang cukup baik.\r\n\r\nKeterampilan bercocok tanam tembakau menjadi kunci harga jual tembakau. Secara garis besar, tahapan bertanam tembakau adalah sebagai berikut:\r\n
1. Persiapan lahan<\/h3>\r\nPada tahap ini tanah dibersihkan dari rumput atau jerami. Beberapa petani melakukan penyemaian bibit sendiri (deder<\/em>). Namun, kebanyakan petani membeli bibit yang telah disemai atau memperoleh dari proyek.\r\n
2. Pengolahan lahan<\/h3>\r\nLahan untuk tembakau disiapkan dengan cara dicangkul kurang lebih 2 minggu, tergantung luas lahan dan jumlah tenaga kerja yang digunakan.\r\n
3. Pembuatan guludan<\/h3>\r\nLahan yang telah diolah tersebut dibuat lubang-lubang (koak) untuk penempatan dan tumbuhnya bibit tembakau dengan jarak tertentu. Sebagian petani juga memberikan pupuk kandang pada lubang-lubang tersebut untuk menyuburkan tanahnya.\r\n
4. Pemindahkan bibit<\/h3>\r\nBibit tanaman tembakau dipindahkan dari bedeng pembibitan ke lahan penanaman, tepat di atas lubang-lubang yang telah dibuat sebelumnya. Agar tanah dalam lubang gembur dan baik untuk berkembangnya akar bibit tembakau, maka terlebih dulu tanah dipukul-pukul dengan tongkat kayu\/batang cangkul (gejigi), baru kemudian bibit ditanam.\r\n
5. Waktu penanaman<\/h3>\r\nWaktu yang tepat untuk menanam adalah sore hari (setelah jam 14.00). Jarak tanam tembakau disesuaikan kesuburuan tanah dan jenis tembakau. Jumlah tanaman tembakau sekitar 16.000 batang per ha untuk jenis tembakau virginia. Untuk jenis tembakau jawa yang dioven jumlah tembakau yang ditanam lebih sedikit yaitu sekitar 13.000 per ha.\r\n
6. Pemeliharaan tanaman tembakau<\/h3>\r\nKegiatan masa pemeliharaan terdiri dari penyiraman (nyiram), penyulaman terhadap tanaman yang mati atau tidak sehat (umur 10-15 hari), menyiangi gulma (bubut), menggemburkan tanah di sekitar tanaman tembakau (dangir). Dalam kegiatan pemeliharaan ini juga termasuk mengambil ulat-ulat yang mungkin ada pada daun tembakau.\r\n\r\nKegiatan lain yang tidak kalah penting adalah pemupukan (nggaram) dengan pupuk kimia seperti jenis pupuk ZA, TSP, NPK dan Urea. Pemeliharaan tembakau layaknya \u201cmemelihara bayi\u201d karena perawatannya yang terus-menerus dari tanaman hingga saat panen. Meski daun subur jika dimakan ulat kualtas tembakau sudah turun. Perawatan tembakau dari hama menggunakan larutan pestisida. Setiap 1 (satu) hektar luas lahan membutuhkan 300 \u2013 400 liter larutan.\r\n
7. Pemangkasan (toping)<\/h3>\r\nPemeliharaan tembakau yang cukup penting lainnya adalah pemangkasan tunas baru. Tujuan toping adalah untuk mempercepat dan pemeratan tembakau tua (masak) kekuning-kuningan dan mempertebal daun.\r\n
8. Pemetikan (panen)<\/h3>\r\nDaun tembakau dipetik saat daun cukup tua (masak). Ciri-ciri daun tembakau yang masak adalah cukup tua dan totol-totol berwarna hijau kekuningan. Jumlah daun tembakau mencapai 18 \u2013 28 lembar per pohon. Tiap tingkatan daun tembakau mempunyai kualitas tersendiri.\r\n\r\nTanaman tembakau mulai dapat dipanen dengan cara memetik daun (mretesi<\/em>) daun tembakau mulai dari bawah daun pasir sekitar 2- 4 lembar, daun kaki sebanyak 4 \u2013 6 lembar, daun tengah sebanyak 6 \u2013 8 lembar, daun atas sebanyak 4 \u2013 6 lembar dan daun pucuk sebanyak 2 \u2013 4 lembar\r\n
9. Pengolahan hasil<\/h3>\r\nPola penanganan daun tembakau pascapanen dilakukan dengan dua cara. Pertama, setelah daun tembakau dipanen, maka daun tembakau disatukan dengan sebilah bambu yang ditusukkan satu persatu seperti layaknya membuat sate (congok). Penanganan seperti ini biasanya dilakukan untuk penjualan daun tembakau dalam kondisi basah.\r\n\r\nDaun tembakau yang sudah di congok dimaksudkan agar mudah dilakukan proses pengeringan dalam oven atau omprong. Kedua, setelah daun tembakau dipanen dilakukan pengirisan (rajangan), lalu hasil rajangan digelar di atas nampan bambu (widik) untuk dilakukan proses penjemuran (mepe).\r\n\r\nSetelah daun tembakau kering kemudian dibungkus dalam keranjang yang terbuat dari pelepah batang pisang (gedebog) yang sudah dikeringkan (keranjang) lalu dimasukkan ke dalam bakul bambu yang lebih kukuh, baru dijual atau diambil oleh pembeli. Pengemasan itu dimaksudkan untuk menjaga mutu dan kelembaban dari rajangan daun tembakau itu sendiri.","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5098","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};
Sinergitas Tembakau dengan Kondisi Alam di Indonesia<\/h3>\r\n\r\n\r\n\r\n
Pada masa di luar musim tanam tembakau, lahan-lahan di lereng pegunungan ditanami palawija dan beberapa jenis sayuran. Ini menjadi salah satu sebab kualitas tanah relatif terjaga dan masih cukup baik sehingga berpengaruh pada kualitas tembakau.<\/blockquote>\r\nSedang pada wilayah tegalan, pada masa di luar musim tanam tembakau, lahan biasanya ditanami dengan palawija yang menggunakan pupuk dengan jumlah relatif besar. Kualitas tanah karena pengaruh pupuk sebelum ditanami tembakau juga berpengaruh pada kualitas tembakau yang ditanam di sana.\r\n\r\nPada tingkatan paling bawah untuk kualitas tembakau, adalah tembakau-tembakau yang ditanam di wilayah persawahan. Pupuk kimia yang digunakan sangat masif di sawah ketika padi ditanam, menyebabkan kualitas tanah menurun drastis ketika musim kemarau tiba dan sawah-sawah ditanami tembakau.\r\n\r\nPara petani tembakau yang menanam tembakau di wilayah persawahan, butuh kerja lebih berat dalam mengolah tanah agar tembakau yang mereka tanam bisa menghasilkan kualitas tembakau yang dapat memenuhi standar yang ditetapkan pabrikan yang menyerap hasil tembakau petani.\r\n\r\nFaktor lain yang membedakan kualitas tembakau yang ditanam di gunung, tegalan, dan sawah, adalah faktor tanah yang terbentuk di wilayah-wilayah itu. Pada tanah yang berada di wilayah pegunungan, aktivitas vulkanik gunung membikin tanah di sekitarnya subur dan sehat.\r\n\r\nAktivitas vulkanik gunung berapi menghasilkan tanah jenis regosol dan andosol di sekitar gunung. Pasir dan lahar akibat aktivitas vulkanik membentuk struktur tanah subur dan berkualitas, cocok untuk ditanami tembakau. pH, kadar keasaman, kandungan energi, dan suhu tanah sangat mendukung perkembangan tembakau yang ditanam di sana.\r\n\r\nUntuk tanah yang ada di persawahan, biasanya adalah tanah dari jenis alluvial. Jenis tanah ini cukup baik untuk ditanami tembakau, namun tidak sebaik tanah yang terbentuk di wilayah pegunungan.\r\n\r\nYang terakhir, jenis tanah di lahan tegalan merupakan campuran antara tanah yang terbentuk akibat aktivitas vulkanik dengan tanah jenis alluvial. Komposisi antara keduanya menjadi penentu sebaik apa kualitas tanah di sana.","post_title":"Tiga Tipe Lokasi yang Tepat untuk Menanam Tembakau","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"tiga-tempat-yang-tepat-untuk-menanam-tembakau","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-12-20 06:07:57","post_modified_gmt":"2018-12-19 23:07:57","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5225","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5098,"post_author":"846","post_date":"2018-10-30 10:26:48","post_date_gmt":"2018-10-30 03:26:48","post_content":"
Budidaya Tanaman Tembakau Nusantara<\/h1>\n\nKhasanah pertanian nusantara tak bisa tidak memperhitungkan sektor perkebunan tembakau<\/a>. Harga tembakau yang sangat menjanjikan menjadi salah satu alasan petani dalam negeri yang memilih berbudidaya tanaman tembakau.\n\nBahkan untuk jenis-jenis tembakau tertentu seperti tembakau Deli dan Jember, memiliki harga yang sangat mahal di pasaran Eropa karena tembakau ini digunakan sebagai bahan untuk\u00a0deckblad<\/em>\u00a0dan\u00a0omblad<\/em>\u00a0dari cerutu.\n\nPerkebunan tembakau<\/a> juga merupakan usaha padat karya. Meskipun luas areal perkebunan tembakau di Indonesia hanya sekitar 207.020 hektar, jika melihat pertanian padi, tembakau memerlukan tenaga kerja hampir tiga kali lipat. Kondisi tersebut tentu dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh para petani untuk menanam tembakau.\n\nKedudukan tembakau bagi petani di antara komoditi pertanian lainnya mungkin bukan yang paling menguntungkan. Tapi tembakau selalu menjadi komoditi yang paling diandalkan di wiayah-wilayah di mana tembakau ditanam.\n\n
Tiga Musim untuk Menanam Tanaman Tembakau<\/h2>\n\nPola tanam pertanian secara umum terdapat tiga musim, yaitu:\n\nPertama, musim ketiga (bulan Mei s\/d Oktober) yaitu waktu tanam pada musim kemarau. Pada musim ini, saat tepat untuk menanam tembakau karena pada musim kemarau mutu hasil tembakau dianggap lebih baik.\n\nKedua, musim laboh (bulan Oktober s\/d November) adalah musim tanam palawija (jagung dan kacang hijau), karena musim ini dianggap waktu transisi antara musim kemarau ke musim hujan, dimana curah hujan baru dimulai sedikit.\n\nKetiga, musim rendeng (bulan Desember\/d Mei) adalah musim penghujan yang cocok untuk tanam padi karena pada musim ini curah hujan cukup tinggi. Tanaman padi umumnya membutuhkan pengairan yang cukup baik.\n\nKeterampilan bercocok tanam tembakau menjadi kunci harga jual tembakau. Secara garis besar, tahapan bertanam tembakau adalah sebagai berikut:\n\n
1. Persiapan lahan<\/h3>\n\nPada tahap ini tanah dibersihkan dari rumput atau jerami. Beberapa petani melakukan penyemaian bibit sendiri (deder<\/em>). Namun, kebanyakan petani membeli bibit yang telah disemai atau memperoleh dari proyek.\n\n
2. Pengolahan lahan<\/h3>\n\nLahan untuk tembakau disiapkan dengan cara dicangkul kurang lebih 2 minggu, tergantung luas lahan dan jumlah tenaga kerja yang digunakan.\n\n
3. Pembuatan guludan<\/h3>\n\nLahan yang telah diolah tersebut dibuat lubang-lubang (koak) untuk penempatan dan tumbuhnya bibit tembakau dengan jarak tertentu. Sebagian petani juga memberikan pupuk kandang pada lubang-lubang tersebut untuk menyuburkan tanahnya.\n\n
4. Pemindahkan bibit<\/h3>\n\nBibit tanaman tembakau dipindahkan dari bedeng pembibitan ke lahan penanaman, tepat di atas lubang-lubang yang telah dibuat sebelumnya. Agar tanah dalam lubang gembur dan baik untuk berkembangnya akar bibit tembakau, maka terlebih dulu tanah dipukul-pukul dengan tongkat kayu\/batang cangkul (gejigi), baru kemudian bibit ditanam.\n\n
5. Waktu penanaman<\/h3>\n\nWaktu yang tepat untuk menanam adalah sore hari (setelah jam 14.00). Jarak tanam tembakau disesuaikan kesuburuan tanah dan jenis tembakau. Jumlah tanaman tembakau sekitar 16.000 batang per ha untuk jenis tembakau virginia. Untuk jenis tembakau jawa yang dioven jumlah tembakau yang ditanam lebih sedikit yaitu sekitar 13.000 per ha.\n\n
6. Pemeliharaan tanaman tembakau<\/h3>\n\nKegiatan masa pemeliharaan terdiri dari penyiraman (nyiram), penyulaman terhadap tanaman yang mati atau tidak sehat (umur 10-15 hari), menyiangi gulma (bubut), menggemburkan tanah di sekitar tanaman tembakau (dangir). Dalam kegiatan pemeliharaan ini juga termasuk mengambil ulat-ulat yang mungkin ada pada daun tembakau.\n\nKegiatan lain yang tidak kalah penting adalah pemupukan (nggaram) dengan pupuk kimia seperti jenis pupuk ZA, TSP, NPK dan Urea. Pemeliharaan tembakau layaknya \u201cmemelihara bayi\u201d karena perawatannya yang terus-menerus dari tanaman hingga saat panen. Meski daun subur jika dimakan ulat kualtas tembakau sudah turun. Perawatan tembakau dari hama menggunakan larutan pestisida. Setiap 1 (satu) hektar luas lahan membutuhkan 300 \u2013 400 liter larutan.\n\n
7. Pemangkasan (toping)<\/h3>\n\nPemeliharaan tembakau yang cukup penting lainnya adalah pemangkasan tunas baru. Tujuan toping adalah untuk mempercepat dan pemeratan tembakau tua (masak) kekuning-kuningan dan mempertebal daun.\n\n
8. Pemetikan (panen)<\/h3>\n\nDaun tembakau dipetik saat daun cukup tua (masak). Ciri-ciri daun tembakau yang masak adalah cukup tua dan totol-totol berwarna hijau kekuningan. Jumlah daun tembakau mencapai 18 \u2013 28 lembar per pohon. Tiap tingkatan daun tembakau mempunyai kualitas tersendiri.\n\nTanaman tembakau mulai dapat dipanen dengan cara memetik daun (mretesi<\/em>) daun tembakau mulai dari bawah daun pasir sekitar 2- 4 lembar, daun kaki sebanyak 4 \u2013 6 lembar, daun tengah sebanyak 6 \u2013 8 lembar, daun atas sebanyak 4 \u2013 6 lembar dan daun pucuk sebanyak 2 \u2013 4 lembar\n\n
9. Pengolahan hasil<\/h3>\n\nPola penanganan daun tembakau pascapanen dilakukan dengan dua cara. Pertama, setelah daun tembakau dipanen, maka daun tembakau disatukan dengan sebilah bambu yang ditusukkan satu persatu seperti layaknya membuat sate (congok). Penanganan seperti ini biasanya dilakukan untuk penjualan daun tembakau dalam kondisi basah.\n\nDaun tembakau yang sudah di congok dimaksudkan agar mudah dilakukan proses pengeringan dalam oven atau omprong. Kedua, setelah daun tembakau dipanen dilakukan pengirisan (rajangan), lalu hasil rajangan digelar di atas nampan bambu (widik) untuk dilakukan proses penjemuran (mepe).\n\nSetelah daun tembakau kering kemudian dibungkus dalam keranjang yang terbuat dari pelepah batang pisang (gedebog) yang sudah dikeringkan (keranjang) lalu dimasukkan ke dalam bakul bambu yang lebih kukuh, baru dijual atau diambil oleh pembeli. Pengemasan itu dimaksudkan untuk menjaga mutu dan kelembaban dari rajangan daun tembakau itu sendiri.","post_title":"Budidaya Tanaman Tembakau Nusantara","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"tanaman-tembakau","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2023-11-28 11:52:18","post_modified_gmt":"2023-11-28 04:52:18","post_content_filtered":"
Budidaya Tanaman Tembakau Nusantara<\/h1>\r\nKhasanah pertanian nusantara tak bisa tidak memperhitungkan sektor perkebunan tembakau<\/a>. Harga tembakau yang sangat menjanjikan menjadi salah satu alasan petani dalam negeri yang memilih berbudidaya tanaman tembakau.\r\n\r\nBahkan untuk jenis-jenis tembakau tertentu seperti tembakau Deli dan Jember, memiliki harga yang sangat mahal di pasaran Eropa karena tembakau ini digunakan sebagai bahan untuk\u00a0deckblad<\/em>\u00a0dan\u00a0omblad<\/em>\u00a0dari cerutu.\r\n\r\nPerkebunan tembakau<\/a> juga merupakan usaha padat karya. Meskipun luas areal perkebunan tembakau di Indonesia hanya sekitar 207.020 hektar, jika melihat pertanian padi, tembakau memerlukan tenaga kerja hampir tiga kali lipat. Kondisi tersebut tentu dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh para petani untuk menanam tembakau.\r\n\r\nKedudukan tembakau bagi petani di antara komoditi pertanian lainnya mungkin bukan yang paling menguntungkan. Tapi tembakau selalu menjadi komoditi yang paling diandalkan di wiayah-wilayah di mana tembakau ditanam.\r\n
Tiga Musim untuk Menanam Tanaman Tembakau<\/h2>\r\nPola tanam pertanian secara umum terdapat tiga musim, yaitu:\r\n\r\nPertama, musim ketiga (bulan Mei s\/d Oktober) yaitu waktu tanam pada musim kemarau. Pada musim ini, saat tepat untuk menanam tembakau karena pada musim kemarau mutu hasil tembakau dianggap lebih baik.\r\n\r\nKedua, musim laboh (bulan Oktober s\/d November) adalah musim tanam palawija (jagung dan kacang hijau), karena musim ini dianggap waktu transisi antara musim kemarau ke musim hujan, dimana curah hujan baru dimulai sedikit.\r\n\r\nKetiga, musim rendeng (bulan Desember\/d Mei) adalah musim penghujan yang cocok untuk tanam padi karena pada musim ini curah hujan cukup tinggi. Tanaman padi umumnya membutuhkan pengairan yang cukup baik.\r\n\r\nKeterampilan bercocok tanam tembakau menjadi kunci harga jual tembakau. Secara garis besar, tahapan bertanam tembakau adalah sebagai berikut:\r\n
1. Persiapan lahan<\/h3>\r\nPada tahap ini tanah dibersihkan dari rumput atau jerami. Beberapa petani melakukan penyemaian bibit sendiri (deder<\/em>). Namun, kebanyakan petani membeli bibit yang telah disemai atau memperoleh dari proyek.\r\n
2. Pengolahan lahan<\/h3>\r\nLahan untuk tembakau disiapkan dengan cara dicangkul kurang lebih 2 minggu, tergantung luas lahan dan jumlah tenaga kerja yang digunakan.\r\n
3. Pembuatan guludan<\/h3>\r\nLahan yang telah diolah tersebut dibuat lubang-lubang (koak) untuk penempatan dan tumbuhnya bibit tembakau dengan jarak tertentu. Sebagian petani juga memberikan pupuk kandang pada lubang-lubang tersebut untuk menyuburkan tanahnya.\r\n
4. Pemindahkan bibit<\/h3>\r\nBibit tanaman tembakau dipindahkan dari bedeng pembibitan ke lahan penanaman, tepat di atas lubang-lubang yang telah dibuat sebelumnya. Agar tanah dalam lubang gembur dan baik untuk berkembangnya akar bibit tembakau, maka terlebih dulu tanah dipukul-pukul dengan tongkat kayu\/batang cangkul (gejigi), baru kemudian bibit ditanam.\r\n
5. Waktu penanaman<\/h3>\r\nWaktu yang tepat untuk menanam adalah sore hari (setelah jam 14.00). Jarak tanam tembakau disesuaikan kesuburuan tanah dan jenis tembakau. Jumlah tanaman tembakau sekitar 16.000 batang per ha untuk jenis tembakau virginia. Untuk jenis tembakau jawa yang dioven jumlah tembakau yang ditanam lebih sedikit yaitu sekitar 13.000 per ha.\r\n
6. Pemeliharaan tanaman tembakau<\/h3>\r\nKegiatan masa pemeliharaan terdiri dari penyiraman (nyiram), penyulaman terhadap tanaman yang mati atau tidak sehat (umur 10-15 hari), menyiangi gulma (bubut), menggemburkan tanah di sekitar tanaman tembakau (dangir). Dalam kegiatan pemeliharaan ini juga termasuk mengambil ulat-ulat yang mungkin ada pada daun tembakau.\r\n\r\nKegiatan lain yang tidak kalah penting adalah pemupukan (nggaram) dengan pupuk kimia seperti jenis pupuk ZA, TSP, NPK dan Urea. Pemeliharaan tembakau layaknya \u201cmemelihara bayi\u201d karena perawatannya yang terus-menerus dari tanaman hingga saat panen. Meski daun subur jika dimakan ulat kualtas tembakau sudah turun. Perawatan tembakau dari hama menggunakan larutan pestisida. Setiap 1 (satu) hektar luas lahan membutuhkan 300 \u2013 400 liter larutan.\r\n
7. Pemangkasan (toping)<\/h3>\r\nPemeliharaan tembakau yang cukup penting lainnya adalah pemangkasan tunas baru. Tujuan toping adalah untuk mempercepat dan pemeratan tembakau tua (masak) kekuning-kuningan dan mempertebal daun.\r\n
8. Pemetikan (panen)<\/h3>\r\nDaun tembakau dipetik saat daun cukup tua (masak). Ciri-ciri daun tembakau yang masak adalah cukup tua dan totol-totol berwarna hijau kekuningan. Jumlah daun tembakau mencapai 18 \u2013 28 lembar per pohon. Tiap tingkatan daun tembakau mempunyai kualitas tersendiri.\r\n\r\nTanaman tembakau mulai dapat dipanen dengan cara memetik daun (mretesi<\/em>) daun tembakau mulai dari bawah daun pasir sekitar 2- 4 lembar, daun kaki sebanyak 4 \u2013 6 lembar, daun tengah sebanyak 6 \u2013 8 lembar, daun atas sebanyak 4 \u2013 6 lembar dan daun pucuk sebanyak 2 \u2013 4 lembar\r\n
9. Pengolahan hasil<\/h3>\r\nPola penanganan daun tembakau pascapanen dilakukan dengan dua cara. Pertama, setelah daun tembakau dipanen, maka daun tembakau disatukan dengan sebilah bambu yang ditusukkan satu persatu seperti layaknya membuat sate (congok). Penanganan seperti ini biasanya dilakukan untuk penjualan daun tembakau dalam kondisi basah.\r\n\r\nDaun tembakau yang sudah di congok dimaksudkan agar mudah dilakukan proses pengeringan dalam oven atau omprong. Kedua, setelah daun tembakau dipanen dilakukan pengirisan (rajangan), lalu hasil rajangan digelar di atas nampan bambu (widik) untuk dilakukan proses penjemuran (mepe).\r\n\r\nSetelah daun tembakau kering kemudian dibungkus dalam keranjang yang terbuat dari pelepah batang pisang (gedebog) yang sudah dikeringkan (keranjang) lalu dimasukkan ke dalam bakul bambu yang lebih kukuh, baru dijual atau diambil oleh pembeli. Pengemasan itu dimaksudkan untuk menjaga mutu dan kelembaban dari rajangan daun tembakau itu sendiri.","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5098","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};
Sinergitas Tembakau dengan Kondisi Alam di Indonesia<\/h3>\r\n\r\n\r\n\r\n
Pada masa di luar musim tanam tembakau, lahan-lahan di lereng pegunungan ditanami palawija dan beberapa jenis sayuran. Ini menjadi salah satu sebab kualitas tanah relatif terjaga dan masih cukup baik sehingga berpengaruh pada kualitas tembakau.<\/blockquote>\r\nSedang pada wilayah tegalan, pada masa di luar musim tanam tembakau, lahan biasanya ditanami dengan palawija yang menggunakan pupuk dengan jumlah relatif besar. Kualitas tanah karena pengaruh pupuk sebelum ditanami tembakau juga berpengaruh pada kualitas tembakau yang ditanam di sana.\r\n\r\nPada tingkatan paling bawah untuk kualitas tembakau, adalah tembakau-tembakau yang ditanam di wilayah persawahan. Pupuk kimia yang digunakan sangat masif di sawah ketika padi ditanam, menyebabkan kualitas tanah menurun drastis ketika musim kemarau tiba dan sawah-sawah ditanami tembakau.\r\n\r\nPara petani tembakau yang menanam tembakau di wilayah persawahan, butuh kerja lebih berat dalam mengolah tanah agar tembakau yang mereka tanam bisa menghasilkan kualitas tembakau yang dapat memenuhi standar yang ditetapkan pabrikan yang menyerap hasil tembakau petani.\r\n\r\nFaktor lain yang membedakan kualitas tembakau yang ditanam di gunung, tegalan, dan sawah, adalah faktor tanah yang terbentuk di wilayah-wilayah itu. Pada tanah yang berada di wilayah pegunungan, aktivitas vulkanik gunung membikin tanah di sekitarnya subur dan sehat.\r\n\r\nAktivitas vulkanik gunung berapi menghasilkan tanah jenis regosol dan andosol di sekitar gunung. Pasir dan lahar akibat aktivitas vulkanik membentuk struktur tanah subur dan berkualitas, cocok untuk ditanami tembakau. pH, kadar keasaman, kandungan energi, dan suhu tanah sangat mendukung perkembangan tembakau yang ditanam di sana.\r\n\r\nUntuk tanah yang ada di persawahan, biasanya adalah tanah dari jenis alluvial. Jenis tanah ini cukup baik untuk ditanami tembakau, namun tidak sebaik tanah yang terbentuk di wilayah pegunungan.\r\n\r\nYang terakhir, jenis tanah di lahan tegalan merupakan campuran antara tanah yang terbentuk akibat aktivitas vulkanik dengan tanah jenis alluvial. Komposisi antara keduanya menjadi penentu sebaik apa kualitas tanah di sana.","post_title":"Tiga Tipe Lokasi yang Tepat untuk Menanam Tembakau","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"tiga-tempat-yang-tepat-untuk-menanam-tembakau","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-12-20 06:07:57","post_modified_gmt":"2018-12-19 23:07:57","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5225","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5098,"post_author":"846","post_date":"2018-10-30 10:26:48","post_date_gmt":"2018-10-30 03:26:48","post_content":"
Budidaya Tanaman Tembakau Nusantara<\/h1>\n\nKhasanah pertanian nusantara tak bisa tidak memperhitungkan sektor perkebunan tembakau<\/a>. Harga tembakau yang sangat menjanjikan menjadi salah satu alasan petani dalam negeri yang memilih berbudidaya tanaman tembakau.\n\nBahkan untuk jenis-jenis tembakau tertentu seperti tembakau Deli dan Jember, memiliki harga yang sangat mahal di pasaran Eropa karena tembakau ini digunakan sebagai bahan untuk\u00a0deckblad<\/em>\u00a0dan\u00a0omblad<\/em>\u00a0dari cerutu.\n\nPerkebunan tembakau<\/a> juga merupakan usaha padat karya. Meskipun luas areal perkebunan tembakau di Indonesia hanya sekitar 207.020 hektar, jika melihat pertanian padi, tembakau memerlukan tenaga kerja hampir tiga kali lipat. Kondisi tersebut tentu dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh para petani untuk menanam tembakau.\n\nKedudukan tembakau bagi petani di antara komoditi pertanian lainnya mungkin bukan yang paling menguntungkan. Tapi tembakau selalu menjadi komoditi yang paling diandalkan di wiayah-wilayah di mana tembakau ditanam.\n\n
Tiga Musim untuk Menanam Tanaman Tembakau<\/h2>\n\nPola tanam pertanian secara umum terdapat tiga musim, yaitu:\n\nPertama, musim ketiga (bulan Mei s\/d Oktober) yaitu waktu tanam pada musim kemarau. Pada musim ini, saat tepat untuk menanam tembakau karena pada musim kemarau mutu hasil tembakau dianggap lebih baik.\n\nKedua, musim laboh (bulan Oktober s\/d November) adalah musim tanam palawija (jagung dan kacang hijau), karena musim ini dianggap waktu transisi antara musim kemarau ke musim hujan, dimana curah hujan baru dimulai sedikit.\n\nKetiga, musim rendeng (bulan Desember\/d Mei) adalah musim penghujan yang cocok untuk tanam padi karena pada musim ini curah hujan cukup tinggi. Tanaman padi umumnya membutuhkan pengairan yang cukup baik.\n\nKeterampilan bercocok tanam tembakau menjadi kunci harga jual tembakau. Secara garis besar, tahapan bertanam tembakau adalah sebagai berikut:\n\n
1. Persiapan lahan<\/h3>\n\nPada tahap ini tanah dibersihkan dari rumput atau jerami. Beberapa petani melakukan penyemaian bibit sendiri (deder<\/em>). Namun, kebanyakan petani membeli bibit yang telah disemai atau memperoleh dari proyek.\n\n
2. Pengolahan lahan<\/h3>\n\nLahan untuk tembakau disiapkan dengan cara dicangkul kurang lebih 2 minggu, tergantung luas lahan dan jumlah tenaga kerja yang digunakan.\n\n
3. Pembuatan guludan<\/h3>\n\nLahan yang telah diolah tersebut dibuat lubang-lubang (koak) untuk penempatan dan tumbuhnya bibit tembakau dengan jarak tertentu. Sebagian petani juga memberikan pupuk kandang pada lubang-lubang tersebut untuk menyuburkan tanahnya.\n\n
4. Pemindahkan bibit<\/h3>\n\nBibit tanaman tembakau dipindahkan dari bedeng pembibitan ke lahan penanaman, tepat di atas lubang-lubang yang telah dibuat sebelumnya. Agar tanah dalam lubang gembur dan baik untuk berkembangnya akar bibit tembakau, maka terlebih dulu tanah dipukul-pukul dengan tongkat kayu\/batang cangkul (gejigi), baru kemudian bibit ditanam.\n\n
5. Waktu penanaman<\/h3>\n\nWaktu yang tepat untuk menanam adalah sore hari (setelah jam 14.00). Jarak tanam tembakau disesuaikan kesuburuan tanah dan jenis tembakau. Jumlah tanaman tembakau sekitar 16.000 batang per ha untuk jenis tembakau virginia. Untuk jenis tembakau jawa yang dioven jumlah tembakau yang ditanam lebih sedikit yaitu sekitar 13.000 per ha.\n\n
6. Pemeliharaan tanaman tembakau<\/h3>\n\nKegiatan masa pemeliharaan terdiri dari penyiraman (nyiram), penyulaman terhadap tanaman yang mati atau tidak sehat (umur 10-15 hari), menyiangi gulma (bubut), menggemburkan tanah di sekitar tanaman tembakau (dangir). Dalam kegiatan pemeliharaan ini juga termasuk mengambil ulat-ulat yang mungkin ada pada daun tembakau.\n\nKegiatan lain yang tidak kalah penting adalah pemupukan (nggaram) dengan pupuk kimia seperti jenis pupuk ZA, TSP, NPK dan Urea. Pemeliharaan tembakau layaknya \u201cmemelihara bayi\u201d karena perawatannya yang terus-menerus dari tanaman hingga saat panen. Meski daun subur jika dimakan ulat kualtas tembakau sudah turun. Perawatan tembakau dari hama menggunakan larutan pestisida. Setiap 1 (satu) hektar luas lahan membutuhkan 300 \u2013 400 liter larutan.\n\n
7. Pemangkasan (toping)<\/h3>\n\nPemeliharaan tembakau yang cukup penting lainnya adalah pemangkasan tunas baru. Tujuan toping adalah untuk mempercepat dan pemeratan tembakau tua (masak) kekuning-kuningan dan mempertebal daun.\n\n
8. Pemetikan (panen)<\/h3>\n\nDaun tembakau dipetik saat daun cukup tua (masak). Ciri-ciri daun tembakau yang masak adalah cukup tua dan totol-totol berwarna hijau kekuningan. Jumlah daun tembakau mencapai 18 \u2013 28 lembar per pohon. Tiap tingkatan daun tembakau mempunyai kualitas tersendiri.\n\nTanaman tembakau mulai dapat dipanen dengan cara memetik daun (mretesi<\/em>) daun tembakau mulai dari bawah daun pasir sekitar 2- 4 lembar, daun kaki sebanyak 4 \u2013 6 lembar, daun tengah sebanyak 6 \u2013 8 lembar, daun atas sebanyak 4 \u2013 6 lembar dan daun pucuk sebanyak 2 \u2013 4 lembar\n\n
9. Pengolahan hasil<\/h3>\n\nPola penanganan daun tembakau pascapanen dilakukan dengan dua cara. Pertama, setelah daun tembakau dipanen, maka daun tembakau disatukan dengan sebilah bambu yang ditusukkan satu persatu seperti layaknya membuat sate (congok). Penanganan seperti ini biasanya dilakukan untuk penjualan daun tembakau dalam kondisi basah.\n\nDaun tembakau yang sudah di congok dimaksudkan agar mudah dilakukan proses pengeringan dalam oven atau omprong. Kedua, setelah daun tembakau dipanen dilakukan pengirisan (rajangan), lalu hasil rajangan digelar di atas nampan bambu (widik) untuk dilakukan proses penjemuran (mepe).\n\nSetelah daun tembakau kering kemudian dibungkus dalam keranjang yang terbuat dari pelepah batang pisang (gedebog) yang sudah dikeringkan (keranjang) lalu dimasukkan ke dalam bakul bambu yang lebih kukuh, baru dijual atau diambil oleh pembeli. Pengemasan itu dimaksudkan untuk menjaga mutu dan kelembaban dari rajangan daun tembakau itu sendiri.","post_title":"Budidaya Tanaman Tembakau Nusantara","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"tanaman-tembakau","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2023-11-28 11:52:18","post_modified_gmt":"2023-11-28 04:52:18","post_content_filtered":"
Budidaya Tanaman Tembakau Nusantara<\/h1>\r\nKhasanah pertanian nusantara tak bisa tidak memperhitungkan sektor perkebunan tembakau<\/a>. Harga tembakau yang sangat menjanjikan menjadi salah satu alasan petani dalam negeri yang memilih berbudidaya tanaman tembakau.\r\n\r\nBahkan untuk jenis-jenis tembakau tertentu seperti tembakau Deli dan Jember, memiliki harga yang sangat mahal di pasaran Eropa karena tembakau ini digunakan sebagai bahan untuk\u00a0deckblad<\/em>\u00a0dan\u00a0omblad<\/em>\u00a0dari cerutu.\r\n\r\nPerkebunan tembakau<\/a> juga merupakan usaha padat karya. Meskipun luas areal perkebunan tembakau di Indonesia hanya sekitar 207.020 hektar, jika melihat pertanian padi, tembakau memerlukan tenaga kerja hampir tiga kali lipat. Kondisi tersebut tentu dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh para petani untuk menanam tembakau.\r\n\r\nKedudukan tembakau bagi petani di antara komoditi pertanian lainnya mungkin bukan yang paling menguntungkan. Tapi tembakau selalu menjadi komoditi yang paling diandalkan di wiayah-wilayah di mana tembakau ditanam.\r\n
Tiga Musim untuk Menanam Tanaman Tembakau<\/h2>\r\nPola tanam pertanian secara umum terdapat tiga musim, yaitu:\r\n\r\nPertama, musim ketiga (bulan Mei s\/d Oktober) yaitu waktu tanam pada musim kemarau. Pada musim ini, saat tepat untuk menanam tembakau karena pada musim kemarau mutu hasil tembakau dianggap lebih baik.\r\n\r\nKedua, musim laboh (bulan Oktober s\/d November) adalah musim tanam palawija (jagung dan kacang hijau), karena musim ini dianggap waktu transisi antara musim kemarau ke musim hujan, dimana curah hujan baru dimulai sedikit.\r\n\r\nKetiga, musim rendeng (bulan Desember\/d Mei) adalah musim penghujan yang cocok untuk tanam padi karena pada musim ini curah hujan cukup tinggi. Tanaman padi umumnya membutuhkan pengairan yang cukup baik.\r\n\r\nKeterampilan bercocok tanam tembakau menjadi kunci harga jual tembakau. Secara garis besar, tahapan bertanam tembakau adalah sebagai berikut:\r\n
1. Persiapan lahan<\/h3>\r\nPada tahap ini tanah dibersihkan dari rumput atau jerami. Beberapa petani melakukan penyemaian bibit sendiri (deder<\/em>). Namun, kebanyakan petani membeli bibit yang telah disemai atau memperoleh dari proyek.\r\n
2. Pengolahan lahan<\/h3>\r\nLahan untuk tembakau disiapkan dengan cara dicangkul kurang lebih 2 minggu, tergantung luas lahan dan jumlah tenaga kerja yang digunakan.\r\n
3. Pembuatan guludan<\/h3>\r\nLahan yang telah diolah tersebut dibuat lubang-lubang (koak) untuk penempatan dan tumbuhnya bibit tembakau dengan jarak tertentu. Sebagian petani juga memberikan pupuk kandang pada lubang-lubang tersebut untuk menyuburkan tanahnya.\r\n
4. Pemindahkan bibit<\/h3>\r\nBibit tanaman tembakau dipindahkan dari bedeng pembibitan ke lahan penanaman, tepat di atas lubang-lubang yang telah dibuat sebelumnya. Agar tanah dalam lubang gembur dan baik untuk berkembangnya akar bibit tembakau, maka terlebih dulu tanah dipukul-pukul dengan tongkat kayu\/batang cangkul (gejigi), baru kemudian bibit ditanam.\r\n
5. Waktu penanaman<\/h3>\r\nWaktu yang tepat untuk menanam adalah sore hari (setelah jam 14.00). Jarak tanam tembakau disesuaikan kesuburuan tanah dan jenis tembakau. Jumlah tanaman tembakau sekitar 16.000 batang per ha untuk jenis tembakau virginia. Untuk jenis tembakau jawa yang dioven jumlah tembakau yang ditanam lebih sedikit yaitu sekitar 13.000 per ha.\r\n
6. Pemeliharaan tanaman tembakau<\/h3>\r\nKegiatan masa pemeliharaan terdiri dari penyiraman (nyiram), penyulaman terhadap tanaman yang mati atau tidak sehat (umur 10-15 hari), menyiangi gulma (bubut), menggemburkan tanah di sekitar tanaman tembakau (dangir). Dalam kegiatan pemeliharaan ini juga termasuk mengambil ulat-ulat yang mungkin ada pada daun tembakau.\r\n\r\nKegiatan lain yang tidak kalah penting adalah pemupukan (nggaram) dengan pupuk kimia seperti jenis pupuk ZA, TSP, NPK dan Urea. Pemeliharaan tembakau layaknya \u201cmemelihara bayi\u201d karena perawatannya yang terus-menerus dari tanaman hingga saat panen. Meski daun subur jika dimakan ulat kualtas tembakau sudah turun. Perawatan tembakau dari hama menggunakan larutan pestisida. Setiap 1 (satu) hektar luas lahan membutuhkan 300 \u2013 400 liter larutan.\r\n
7. Pemangkasan (toping)<\/h3>\r\nPemeliharaan tembakau yang cukup penting lainnya adalah pemangkasan tunas baru. Tujuan toping adalah untuk mempercepat dan pemeratan tembakau tua (masak) kekuning-kuningan dan mempertebal daun.\r\n
8. Pemetikan (panen)<\/h3>\r\nDaun tembakau dipetik saat daun cukup tua (masak). Ciri-ciri daun tembakau yang masak adalah cukup tua dan totol-totol berwarna hijau kekuningan. Jumlah daun tembakau mencapai 18 \u2013 28 lembar per pohon. Tiap tingkatan daun tembakau mempunyai kualitas tersendiri.\r\n\r\nTanaman tembakau mulai dapat dipanen dengan cara memetik daun (mretesi<\/em>) daun tembakau mulai dari bawah daun pasir sekitar 2- 4 lembar, daun kaki sebanyak 4 \u2013 6 lembar, daun tengah sebanyak 6 \u2013 8 lembar, daun atas sebanyak 4 \u2013 6 lembar dan daun pucuk sebanyak 2 \u2013 4 lembar\r\n
9. Pengolahan hasil<\/h3>\r\nPola penanganan daun tembakau pascapanen dilakukan dengan dua cara. Pertama, setelah daun tembakau dipanen, maka daun tembakau disatukan dengan sebilah bambu yang ditusukkan satu persatu seperti layaknya membuat sate (congok). Penanganan seperti ini biasanya dilakukan untuk penjualan daun tembakau dalam kondisi basah.\r\n\r\nDaun tembakau yang sudah di congok dimaksudkan agar mudah dilakukan proses pengeringan dalam oven atau omprong. Kedua, setelah daun tembakau dipanen dilakukan pengirisan (rajangan), lalu hasil rajangan digelar di atas nampan bambu (widik) untuk dilakukan proses penjemuran (mepe).\r\n\r\nSetelah daun tembakau kering kemudian dibungkus dalam keranjang yang terbuat dari pelepah batang pisang (gedebog) yang sudah dikeringkan (keranjang) lalu dimasukkan ke dalam bakul bambu yang lebih kukuh, baru dijual atau diambil oleh pembeli. Pengemasan itu dimaksudkan untuk menjaga mutu dan kelembaban dari rajangan daun tembakau itu sendiri.","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5098","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};
Cuaca, Faktor Penting Pertanian Tembakau di Indonesia<\/h3>\r\n\r\n\r\n\r\n
Sinergitas Tembakau dengan Kondisi Alam di Indonesia<\/h3>\r\n\r\n\r\n\r\n
Pada masa di luar musim tanam tembakau, lahan-lahan di lereng pegunungan ditanami palawija dan beberapa jenis sayuran. Ini menjadi salah satu sebab kualitas tanah relatif terjaga dan masih cukup baik sehingga berpengaruh pada kualitas tembakau.<\/blockquote>\r\nSedang pada wilayah tegalan, pada masa di luar musim tanam tembakau, lahan biasanya ditanami dengan palawija yang menggunakan pupuk dengan jumlah relatif besar. Kualitas tanah karena pengaruh pupuk sebelum ditanami tembakau juga berpengaruh pada kualitas tembakau yang ditanam di sana.\r\n\r\nPada tingkatan paling bawah untuk kualitas tembakau, adalah tembakau-tembakau yang ditanam di wilayah persawahan. Pupuk kimia yang digunakan sangat masif di sawah ketika padi ditanam, menyebabkan kualitas tanah menurun drastis ketika musim kemarau tiba dan sawah-sawah ditanami tembakau.\r\n\r\nPara petani tembakau yang menanam tembakau di wilayah persawahan, butuh kerja lebih berat dalam mengolah tanah agar tembakau yang mereka tanam bisa menghasilkan kualitas tembakau yang dapat memenuhi standar yang ditetapkan pabrikan yang menyerap hasil tembakau petani.\r\n\r\nFaktor lain yang membedakan kualitas tembakau yang ditanam di gunung, tegalan, dan sawah, adalah faktor tanah yang terbentuk di wilayah-wilayah itu. Pada tanah yang berada di wilayah pegunungan, aktivitas vulkanik gunung membikin tanah di sekitarnya subur dan sehat.\r\n\r\nAktivitas vulkanik gunung berapi menghasilkan tanah jenis regosol dan andosol di sekitar gunung. Pasir dan lahar akibat aktivitas vulkanik membentuk struktur tanah subur dan berkualitas, cocok untuk ditanami tembakau. pH, kadar keasaman, kandungan energi, dan suhu tanah sangat mendukung perkembangan tembakau yang ditanam di sana.\r\n\r\nUntuk tanah yang ada di persawahan, biasanya adalah tanah dari jenis alluvial. Jenis tanah ini cukup baik untuk ditanami tembakau, namun tidak sebaik tanah yang terbentuk di wilayah pegunungan.\r\n\r\nYang terakhir, jenis tanah di lahan tegalan merupakan campuran antara tanah yang terbentuk akibat aktivitas vulkanik dengan tanah jenis alluvial. Komposisi antara keduanya menjadi penentu sebaik apa kualitas tanah di sana.","post_title":"Tiga Tipe Lokasi yang Tepat untuk Menanam Tembakau","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"tiga-tempat-yang-tepat-untuk-menanam-tembakau","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-12-20 06:07:57","post_modified_gmt":"2018-12-19 23:07:57","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5225","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5098,"post_author":"846","post_date":"2018-10-30 10:26:48","post_date_gmt":"2018-10-30 03:26:48","post_content":"
Budidaya Tanaman Tembakau Nusantara<\/h1>\n\nKhasanah pertanian nusantara tak bisa tidak memperhitungkan sektor perkebunan tembakau<\/a>. Harga tembakau yang sangat menjanjikan menjadi salah satu alasan petani dalam negeri yang memilih berbudidaya tanaman tembakau.\n\nBahkan untuk jenis-jenis tembakau tertentu seperti tembakau Deli dan Jember, memiliki harga yang sangat mahal di pasaran Eropa karena tembakau ini digunakan sebagai bahan untuk\u00a0deckblad<\/em>\u00a0dan\u00a0omblad<\/em>\u00a0dari cerutu.\n\nPerkebunan tembakau<\/a> juga merupakan usaha padat karya. Meskipun luas areal perkebunan tembakau di Indonesia hanya sekitar 207.020 hektar, jika melihat pertanian padi, tembakau memerlukan tenaga kerja hampir tiga kali lipat. Kondisi tersebut tentu dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh para petani untuk menanam tembakau.\n\nKedudukan tembakau bagi petani di antara komoditi pertanian lainnya mungkin bukan yang paling menguntungkan. Tapi tembakau selalu menjadi komoditi yang paling diandalkan di wiayah-wilayah di mana tembakau ditanam.\n\n
Tiga Musim untuk Menanam Tanaman Tembakau<\/h2>\n\nPola tanam pertanian secara umum terdapat tiga musim, yaitu:\n\nPertama, musim ketiga (bulan Mei s\/d Oktober) yaitu waktu tanam pada musim kemarau. Pada musim ini, saat tepat untuk menanam tembakau karena pada musim kemarau mutu hasil tembakau dianggap lebih baik.\n\nKedua, musim laboh (bulan Oktober s\/d November) adalah musim tanam palawija (jagung dan kacang hijau), karena musim ini dianggap waktu transisi antara musim kemarau ke musim hujan, dimana curah hujan baru dimulai sedikit.\n\nKetiga, musim rendeng (bulan Desember\/d Mei) adalah musim penghujan yang cocok untuk tanam padi karena pada musim ini curah hujan cukup tinggi. Tanaman padi umumnya membutuhkan pengairan yang cukup baik.\n\nKeterampilan bercocok tanam tembakau menjadi kunci harga jual tembakau. Secara garis besar, tahapan bertanam tembakau adalah sebagai berikut:\n\n
1. Persiapan lahan<\/h3>\n\nPada tahap ini tanah dibersihkan dari rumput atau jerami. Beberapa petani melakukan penyemaian bibit sendiri (deder<\/em>). Namun, kebanyakan petani membeli bibit yang telah disemai atau memperoleh dari proyek.\n\n
2. Pengolahan lahan<\/h3>\n\nLahan untuk tembakau disiapkan dengan cara dicangkul kurang lebih 2 minggu, tergantung luas lahan dan jumlah tenaga kerja yang digunakan.\n\n
3. Pembuatan guludan<\/h3>\n\nLahan yang telah diolah tersebut dibuat lubang-lubang (koak) untuk penempatan dan tumbuhnya bibit tembakau dengan jarak tertentu. Sebagian petani juga memberikan pupuk kandang pada lubang-lubang tersebut untuk menyuburkan tanahnya.\n\n
4. Pemindahkan bibit<\/h3>\n\nBibit tanaman tembakau dipindahkan dari bedeng pembibitan ke lahan penanaman, tepat di atas lubang-lubang yang telah dibuat sebelumnya. Agar tanah dalam lubang gembur dan baik untuk berkembangnya akar bibit tembakau, maka terlebih dulu tanah dipukul-pukul dengan tongkat kayu\/batang cangkul (gejigi), baru kemudian bibit ditanam.\n\n
5. Waktu penanaman<\/h3>\n\nWaktu yang tepat untuk menanam adalah sore hari (setelah jam 14.00). Jarak tanam tembakau disesuaikan kesuburuan tanah dan jenis tembakau. Jumlah tanaman tembakau sekitar 16.000 batang per ha untuk jenis tembakau virginia. Untuk jenis tembakau jawa yang dioven jumlah tembakau yang ditanam lebih sedikit yaitu sekitar 13.000 per ha.\n\n
6. Pemeliharaan tanaman tembakau<\/h3>\n\nKegiatan masa pemeliharaan terdiri dari penyiraman (nyiram), penyulaman terhadap tanaman yang mati atau tidak sehat (umur 10-15 hari), menyiangi gulma (bubut), menggemburkan tanah di sekitar tanaman tembakau (dangir). Dalam kegiatan pemeliharaan ini juga termasuk mengambil ulat-ulat yang mungkin ada pada daun tembakau.\n\nKegiatan lain yang tidak kalah penting adalah pemupukan (nggaram) dengan pupuk kimia seperti jenis pupuk ZA, TSP, NPK dan Urea. Pemeliharaan tembakau layaknya \u201cmemelihara bayi\u201d karena perawatannya yang terus-menerus dari tanaman hingga saat panen. Meski daun subur jika dimakan ulat kualtas tembakau sudah turun. Perawatan tembakau dari hama menggunakan larutan pestisida. Setiap 1 (satu) hektar luas lahan membutuhkan 300 \u2013 400 liter larutan.\n\n
7. Pemangkasan (toping)<\/h3>\n\nPemeliharaan tembakau yang cukup penting lainnya adalah pemangkasan tunas baru. Tujuan toping adalah untuk mempercepat dan pemeratan tembakau tua (masak) kekuning-kuningan dan mempertebal daun.\n\n
8. Pemetikan (panen)<\/h3>\n\nDaun tembakau dipetik saat daun cukup tua (masak). Ciri-ciri daun tembakau yang masak adalah cukup tua dan totol-totol berwarna hijau kekuningan. Jumlah daun tembakau mencapai 18 \u2013 28 lembar per pohon. Tiap tingkatan daun tembakau mempunyai kualitas tersendiri.\n\nTanaman tembakau mulai dapat dipanen dengan cara memetik daun (mretesi<\/em>) daun tembakau mulai dari bawah daun pasir sekitar 2- 4 lembar, daun kaki sebanyak 4 \u2013 6 lembar, daun tengah sebanyak 6 \u2013 8 lembar, daun atas sebanyak 4 \u2013 6 lembar dan daun pucuk sebanyak 2 \u2013 4 lembar\n\n
9. Pengolahan hasil<\/h3>\n\nPola penanganan daun tembakau pascapanen dilakukan dengan dua cara. Pertama, setelah daun tembakau dipanen, maka daun tembakau disatukan dengan sebilah bambu yang ditusukkan satu persatu seperti layaknya membuat sate (congok). Penanganan seperti ini biasanya dilakukan untuk penjualan daun tembakau dalam kondisi basah.\n\nDaun tembakau yang sudah di congok dimaksudkan agar mudah dilakukan proses pengeringan dalam oven atau omprong. Kedua, setelah daun tembakau dipanen dilakukan pengirisan (rajangan), lalu hasil rajangan digelar di atas nampan bambu (widik) untuk dilakukan proses penjemuran (mepe).\n\nSetelah daun tembakau kering kemudian dibungkus dalam keranjang yang terbuat dari pelepah batang pisang (gedebog) yang sudah dikeringkan (keranjang) lalu dimasukkan ke dalam bakul bambu yang lebih kukuh, baru dijual atau diambil oleh pembeli. Pengemasan itu dimaksudkan untuk menjaga mutu dan kelembaban dari rajangan daun tembakau itu sendiri.","post_title":"Budidaya Tanaman Tembakau Nusantara","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"tanaman-tembakau","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2023-11-28 11:52:18","post_modified_gmt":"2023-11-28 04:52:18","post_content_filtered":"
Budidaya Tanaman Tembakau Nusantara<\/h1>\r\nKhasanah pertanian nusantara tak bisa tidak memperhitungkan sektor perkebunan tembakau<\/a>. Harga tembakau yang sangat menjanjikan menjadi salah satu alasan petani dalam negeri yang memilih berbudidaya tanaman tembakau.\r\n\r\nBahkan untuk jenis-jenis tembakau tertentu seperti tembakau Deli dan Jember, memiliki harga yang sangat mahal di pasaran Eropa karena tembakau ini digunakan sebagai bahan untuk\u00a0deckblad<\/em>\u00a0dan\u00a0omblad<\/em>\u00a0dari cerutu.\r\n\r\nPerkebunan tembakau<\/a> juga merupakan usaha padat karya. Meskipun luas areal perkebunan tembakau di Indonesia hanya sekitar 207.020 hektar, jika melihat pertanian padi, tembakau memerlukan tenaga kerja hampir tiga kali lipat. Kondisi tersebut tentu dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh para petani untuk menanam tembakau.\r\n\r\nKedudukan tembakau bagi petani di antara komoditi pertanian lainnya mungkin bukan yang paling menguntungkan. Tapi tembakau selalu menjadi komoditi yang paling diandalkan di wiayah-wilayah di mana tembakau ditanam.\r\n
Tiga Musim untuk Menanam Tanaman Tembakau<\/h2>\r\nPola tanam pertanian secara umum terdapat tiga musim, yaitu:\r\n\r\nPertama, musim ketiga (bulan Mei s\/d Oktober) yaitu waktu tanam pada musim kemarau. Pada musim ini, saat tepat untuk menanam tembakau karena pada musim kemarau mutu hasil tembakau dianggap lebih baik.\r\n\r\nKedua, musim laboh (bulan Oktober s\/d November) adalah musim tanam palawija (jagung dan kacang hijau), karena musim ini dianggap waktu transisi antara musim kemarau ke musim hujan, dimana curah hujan baru dimulai sedikit.\r\n\r\nKetiga, musim rendeng (bulan Desember\/d Mei) adalah musim penghujan yang cocok untuk tanam padi karena pada musim ini curah hujan cukup tinggi. Tanaman padi umumnya membutuhkan pengairan yang cukup baik.\r\n\r\nKeterampilan bercocok tanam tembakau menjadi kunci harga jual tembakau. Secara garis besar, tahapan bertanam tembakau adalah sebagai berikut:\r\n
1. Persiapan lahan<\/h3>\r\nPada tahap ini tanah dibersihkan dari rumput atau jerami. Beberapa petani melakukan penyemaian bibit sendiri (deder<\/em>). Namun, kebanyakan petani membeli bibit yang telah disemai atau memperoleh dari proyek.\r\n
2. Pengolahan lahan<\/h3>\r\nLahan untuk tembakau disiapkan dengan cara dicangkul kurang lebih 2 minggu, tergantung luas lahan dan jumlah tenaga kerja yang digunakan.\r\n
3. Pembuatan guludan<\/h3>\r\nLahan yang telah diolah tersebut dibuat lubang-lubang (koak) untuk penempatan dan tumbuhnya bibit tembakau dengan jarak tertentu. Sebagian petani juga memberikan pupuk kandang pada lubang-lubang tersebut untuk menyuburkan tanahnya.\r\n
4. Pemindahkan bibit<\/h3>\r\nBibit tanaman tembakau dipindahkan dari bedeng pembibitan ke lahan penanaman, tepat di atas lubang-lubang yang telah dibuat sebelumnya. Agar tanah dalam lubang gembur dan baik untuk berkembangnya akar bibit tembakau, maka terlebih dulu tanah dipukul-pukul dengan tongkat kayu\/batang cangkul (gejigi), baru kemudian bibit ditanam.\r\n
5. Waktu penanaman<\/h3>\r\nWaktu yang tepat untuk menanam adalah sore hari (setelah jam 14.00). Jarak tanam tembakau disesuaikan kesuburuan tanah dan jenis tembakau. Jumlah tanaman tembakau sekitar 16.000 batang per ha untuk jenis tembakau virginia. Untuk jenis tembakau jawa yang dioven jumlah tembakau yang ditanam lebih sedikit yaitu sekitar 13.000 per ha.\r\n
6. Pemeliharaan tanaman tembakau<\/h3>\r\nKegiatan masa pemeliharaan terdiri dari penyiraman (nyiram), penyulaman terhadap tanaman yang mati atau tidak sehat (umur 10-15 hari), menyiangi gulma (bubut), menggemburkan tanah di sekitar tanaman tembakau (dangir). Dalam kegiatan pemeliharaan ini juga termasuk mengambil ulat-ulat yang mungkin ada pada daun tembakau.\r\n\r\nKegiatan lain yang tidak kalah penting adalah pemupukan (nggaram) dengan pupuk kimia seperti jenis pupuk ZA, TSP, NPK dan Urea. Pemeliharaan tembakau layaknya \u201cmemelihara bayi\u201d karena perawatannya yang terus-menerus dari tanaman hingga saat panen. Meski daun subur jika dimakan ulat kualtas tembakau sudah turun. Perawatan tembakau dari hama menggunakan larutan pestisida. Setiap 1 (satu) hektar luas lahan membutuhkan 300 \u2013 400 liter larutan.\r\n
7. Pemangkasan (toping)<\/h3>\r\nPemeliharaan tembakau yang cukup penting lainnya adalah pemangkasan tunas baru. Tujuan toping adalah untuk mempercepat dan pemeratan tembakau tua (masak) kekuning-kuningan dan mempertebal daun.\r\n
8. Pemetikan (panen)<\/h3>\r\nDaun tembakau dipetik saat daun cukup tua (masak). Ciri-ciri daun tembakau yang masak adalah cukup tua dan totol-totol berwarna hijau kekuningan. Jumlah daun tembakau mencapai 18 \u2013 28 lembar per pohon. Tiap tingkatan daun tembakau mempunyai kualitas tersendiri.\r\n\r\nTanaman tembakau mulai dapat dipanen dengan cara memetik daun (mretesi<\/em>) daun tembakau mulai dari bawah daun pasir sekitar 2- 4 lembar, daun kaki sebanyak 4 \u2013 6 lembar, daun tengah sebanyak 6 \u2013 8 lembar, daun atas sebanyak 4 \u2013 6 lembar dan daun pucuk sebanyak 2 \u2013 4 lembar\r\n
9. Pengolahan hasil<\/h3>\r\nPola penanganan daun tembakau pascapanen dilakukan dengan dua cara. Pertama, setelah daun tembakau dipanen, maka daun tembakau disatukan dengan sebilah bambu yang ditusukkan satu persatu seperti layaknya membuat sate (congok). Penanganan seperti ini biasanya dilakukan untuk penjualan daun tembakau dalam kondisi basah.\r\n\r\nDaun tembakau yang sudah di congok dimaksudkan agar mudah dilakukan proses pengeringan dalam oven atau omprong. Kedua, setelah daun tembakau dipanen dilakukan pengirisan (rajangan), lalu hasil rajangan digelar di atas nampan bambu (widik) untuk dilakukan proses penjemuran (mepe).\r\n\r\nSetelah daun tembakau kering kemudian dibungkus dalam keranjang yang terbuat dari pelepah batang pisang (gedebog) yang sudah dikeringkan (keranjang) lalu dimasukkan ke dalam bakul bambu yang lebih kukuh, baru dijual atau diambil oleh pembeli. Pengemasan itu dimaksudkan untuk menjaga mutu dan kelembaban dari rajangan daun tembakau itu sendiri.","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5098","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};
Cuaca, Faktor Penting Pertanian Tembakau di Indonesia<\/h3>\r\n\r\n\r\n\r\n
Sinergitas Tembakau dengan Kondisi Alam di Indonesia<\/h3>\r\n\r\n\r\n\r\n
Pada masa di luar musim tanam tembakau, lahan-lahan di lereng pegunungan ditanami palawija dan beberapa jenis sayuran. Ini menjadi salah satu sebab kualitas tanah relatif terjaga dan masih cukup baik sehingga berpengaruh pada kualitas tembakau.<\/blockquote>\r\nSedang pada wilayah tegalan, pada masa di luar musim tanam tembakau, lahan biasanya ditanami dengan palawija yang menggunakan pupuk dengan jumlah relatif besar. Kualitas tanah karena pengaruh pupuk sebelum ditanami tembakau juga berpengaruh pada kualitas tembakau yang ditanam di sana.\r\n\r\nPada tingkatan paling bawah untuk kualitas tembakau, adalah tembakau-tembakau yang ditanam di wilayah persawahan. Pupuk kimia yang digunakan sangat masif di sawah ketika padi ditanam, menyebabkan kualitas tanah menurun drastis ketika musim kemarau tiba dan sawah-sawah ditanami tembakau.\r\n\r\nPara petani tembakau yang menanam tembakau di wilayah persawahan, butuh kerja lebih berat dalam mengolah tanah agar tembakau yang mereka tanam bisa menghasilkan kualitas tembakau yang dapat memenuhi standar yang ditetapkan pabrikan yang menyerap hasil tembakau petani.\r\n\r\nFaktor lain yang membedakan kualitas tembakau yang ditanam di gunung, tegalan, dan sawah, adalah faktor tanah yang terbentuk di wilayah-wilayah itu. Pada tanah yang berada di wilayah pegunungan, aktivitas vulkanik gunung membikin tanah di sekitarnya subur dan sehat.\r\n\r\nAktivitas vulkanik gunung berapi menghasilkan tanah jenis regosol dan andosol di sekitar gunung. Pasir dan lahar akibat aktivitas vulkanik membentuk struktur tanah subur dan berkualitas, cocok untuk ditanami tembakau. pH, kadar keasaman, kandungan energi, dan suhu tanah sangat mendukung perkembangan tembakau yang ditanam di sana.\r\n\r\nUntuk tanah yang ada di persawahan, biasanya adalah tanah dari jenis alluvial. Jenis tanah ini cukup baik untuk ditanami tembakau, namun tidak sebaik tanah yang terbentuk di wilayah pegunungan.\r\n\r\nYang terakhir, jenis tanah di lahan tegalan merupakan campuran antara tanah yang terbentuk akibat aktivitas vulkanik dengan tanah jenis alluvial. Komposisi antara keduanya menjadi penentu sebaik apa kualitas tanah di sana.","post_title":"Tiga Tipe Lokasi yang Tepat untuk Menanam Tembakau","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"tiga-tempat-yang-tepat-untuk-menanam-tembakau","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-12-20 06:07:57","post_modified_gmt":"2018-12-19 23:07:57","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5225","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5098,"post_author":"846","post_date":"2018-10-30 10:26:48","post_date_gmt":"2018-10-30 03:26:48","post_content":"
Budidaya Tanaman Tembakau Nusantara<\/h1>\n\nKhasanah pertanian nusantara tak bisa tidak memperhitungkan sektor perkebunan tembakau<\/a>. Harga tembakau yang sangat menjanjikan menjadi salah satu alasan petani dalam negeri yang memilih berbudidaya tanaman tembakau.\n\nBahkan untuk jenis-jenis tembakau tertentu seperti tembakau Deli dan Jember, memiliki harga yang sangat mahal di pasaran Eropa karena tembakau ini digunakan sebagai bahan untuk\u00a0deckblad<\/em>\u00a0dan\u00a0omblad<\/em>\u00a0dari cerutu.\n\nPerkebunan tembakau<\/a> juga merupakan usaha padat karya. Meskipun luas areal perkebunan tembakau di Indonesia hanya sekitar 207.020 hektar, jika melihat pertanian padi, tembakau memerlukan tenaga kerja hampir tiga kali lipat. Kondisi tersebut tentu dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh para petani untuk menanam tembakau.\n\nKedudukan tembakau bagi petani di antara komoditi pertanian lainnya mungkin bukan yang paling menguntungkan. Tapi tembakau selalu menjadi komoditi yang paling diandalkan di wiayah-wilayah di mana tembakau ditanam.\n\n
Tiga Musim untuk Menanam Tanaman Tembakau<\/h2>\n\nPola tanam pertanian secara umum terdapat tiga musim, yaitu:\n\nPertama, musim ketiga (bulan Mei s\/d Oktober) yaitu waktu tanam pada musim kemarau. Pada musim ini, saat tepat untuk menanam tembakau karena pada musim kemarau mutu hasil tembakau dianggap lebih baik.\n\nKedua, musim laboh (bulan Oktober s\/d November) adalah musim tanam palawija (jagung dan kacang hijau), karena musim ini dianggap waktu transisi antara musim kemarau ke musim hujan, dimana curah hujan baru dimulai sedikit.\n\nKetiga, musim rendeng (bulan Desember\/d Mei) adalah musim penghujan yang cocok untuk tanam padi karena pada musim ini curah hujan cukup tinggi. Tanaman padi umumnya membutuhkan pengairan yang cukup baik.\n\nKeterampilan bercocok tanam tembakau menjadi kunci harga jual tembakau. Secara garis besar, tahapan bertanam tembakau adalah sebagai berikut:\n\n
1. Persiapan lahan<\/h3>\n\nPada tahap ini tanah dibersihkan dari rumput atau jerami. Beberapa petani melakukan penyemaian bibit sendiri (deder<\/em>). Namun, kebanyakan petani membeli bibit yang telah disemai atau memperoleh dari proyek.\n\n
2. Pengolahan lahan<\/h3>\n\nLahan untuk tembakau disiapkan dengan cara dicangkul kurang lebih 2 minggu, tergantung luas lahan dan jumlah tenaga kerja yang digunakan.\n\n
3. Pembuatan guludan<\/h3>\n\nLahan yang telah diolah tersebut dibuat lubang-lubang (koak) untuk penempatan dan tumbuhnya bibit tembakau dengan jarak tertentu. Sebagian petani juga memberikan pupuk kandang pada lubang-lubang tersebut untuk menyuburkan tanahnya.\n\n
4. Pemindahkan bibit<\/h3>\n\nBibit tanaman tembakau dipindahkan dari bedeng pembibitan ke lahan penanaman, tepat di atas lubang-lubang yang telah dibuat sebelumnya. Agar tanah dalam lubang gembur dan baik untuk berkembangnya akar bibit tembakau, maka terlebih dulu tanah dipukul-pukul dengan tongkat kayu\/batang cangkul (gejigi), baru kemudian bibit ditanam.\n\n
5. Waktu penanaman<\/h3>\n\nWaktu yang tepat untuk menanam adalah sore hari (setelah jam 14.00). Jarak tanam tembakau disesuaikan kesuburuan tanah dan jenis tembakau. Jumlah tanaman tembakau sekitar 16.000 batang per ha untuk jenis tembakau virginia. Untuk jenis tembakau jawa yang dioven jumlah tembakau yang ditanam lebih sedikit yaitu sekitar 13.000 per ha.\n\n
6. Pemeliharaan tanaman tembakau<\/h3>\n\nKegiatan masa pemeliharaan terdiri dari penyiraman (nyiram), penyulaman terhadap tanaman yang mati atau tidak sehat (umur 10-15 hari), menyiangi gulma (bubut), menggemburkan tanah di sekitar tanaman tembakau (dangir). Dalam kegiatan pemeliharaan ini juga termasuk mengambil ulat-ulat yang mungkin ada pada daun tembakau.\n\nKegiatan lain yang tidak kalah penting adalah pemupukan (nggaram) dengan pupuk kimia seperti jenis pupuk ZA, TSP, NPK dan Urea. Pemeliharaan tembakau layaknya \u201cmemelihara bayi\u201d karena perawatannya yang terus-menerus dari tanaman hingga saat panen. Meski daun subur jika dimakan ulat kualtas tembakau sudah turun. Perawatan tembakau dari hama menggunakan larutan pestisida. Setiap 1 (satu) hektar luas lahan membutuhkan 300 \u2013 400 liter larutan.\n\n