Terlebih lagi Indonesia memiliki produk khas hasil tembakau bernama kretek yang telah diuji selama ratusan tahun sebagai produk yang aman dikonsumsi bagi masyarakat. Kretek sangat berbeda dengan rokok elektrik, kandungan kretek sangatlah alami dari daun tembakau dan campuran cengkeh, bukan hasil ekstraksi berupa cairan nikotin.
<\/p>\n\n\n\n
Pemerintah seharusnya mulai serius dalam menyikapi ini, karena geliat promosi rokok elektrik di Indonesia sedang gencar-gencarnya. Negara kita tidak boleh longgar dengan pendatang yang membawa ancaman kematian bagi warga negara.
<\/p>\n\n\n\n
Terlebih lagi Indonesia memiliki produk khas hasil tembakau bernama kretek yang telah diuji selama ratusan tahun sebagai produk yang aman dikonsumsi bagi masyarakat. Kretek sangat berbeda dengan rokok elektrik, kandungan kretek sangatlah alami dari daun tembakau dan campuran cengkeh, bukan hasil ekstraksi berupa cairan nikotin.
<\/p>\n\n\n\n
Melihat fenomena bahayanya mengonsumsi rokok elektrik dari kacamata riset kesehatan dan pengalaman korban, sungguh miris rasanya jika kampanye \u2018lebih sehat\u2019 masih dihembus-hembuskan kepada masyarakat. Apalagi baru-baru ini salah satu produsen rokok elektrik terbesar di dunia, Juul, dengan mudahnya masuk ke Indonesia, jargonnya pun tetap sama \u201crokok elektrik lebih menyehatkan\u201d.
<\/p>\n\n\n\n
Pemerintah seharusnya mulai serius dalam menyikapi ini, karena geliat promosi rokok elektrik di Indonesia sedang gencar-gencarnya. Negara kita tidak boleh longgar dengan pendatang yang membawa ancaman kematian bagi warga negara.
<\/p>\n\n\n\n
Terlebih lagi Indonesia memiliki produk khas hasil tembakau bernama kretek yang telah diuji selama ratusan tahun sebagai produk yang aman dikonsumsi bagi masyarakat. Kretek sangat berbeda dengan rokok elektrik, kandungan kretek sangatlah alami dari daun tembakau dan campuran cengkeh, bukan hasil ekstraksi berupa cairan nikotin.
<\/p>\n\n\n\n
Kini, CDC mendesak para dokter untuk melaporkan tuduhan mereka kepada dinas kesehatan setempat. Sementara Badan Pengawasan Makanan dan Obat (FDA) sedang mengumpulkan semua informasi penyakit yang terkait dengan rokok elektrik dan vape.
<\/p>\n\n\n\n
Melihat fenomena bahayanya mengonsumsi rokok elektrik dari kacamata riset kesehatan dan pengalaman korban, sungguh miris rasanya jika kampanye \u2018lebih sehat\u2019 masih dihembus-hembuskan kepada masyarakat. Apalagi baru-baru ini salah satu produsen rokok elektrik terbesar di dunia, Juul, dengan mudahnya masuk ke Indonesia, jargonnya pun tetap sama \u201crokok elektrik lebih menyehatkan\u201d.
<\/p>\n\n\n\n
Pemerintah seharusnya mulai serius dalam menyikapi ini, karena geliat promosi rokok elektrik di Indonesia sedang gencar-gencarnya. Negara kita tidak boleh longgar dengan pendatang yang membawa ancaman kematian bagi warga negara.
<\/p>\n\n\n\n
Terlebih lagi Indonesia memiliki produk khas hasil tembakau bernama kretek yang telah diuji selama ratusan tahun sebagai produk yang aman dikonsumsi bagi masyarakat. Kretek sangat berbeda dengan rokok elektrik, kandungan kretek sangatlah alami dari daun tembakau dan campuran cengkeh, bukan hasil ekstraksi berupa cairan nikotin.
<\/p>\n\n\n\n
Rokok elektrik atau vape bekerja dengan memanaskan tembakau cair dan sejumlah cairan lain, termasuk cairan aroma. Namun, kata para ahli, hasil pemanasan justru menghasilkan zat beracun, termasuk unsur logam dan kimia.<\/strong> Kini, CDC mendesak para dokter untuk melaporkan tuduhan mereka kepada dinas kesehatan setempat. Sementara Badan Pengawasan Makanan dan Obat (FDA) sedang mengumpulkan semua informasi penyakit yang terkait dengan rokok elektrik dan vape. Melihat fenomena bahayanya mengonsumsi rokok elektrik dari kacamata riset kesehatan dan pengalaman korban, sungguh miris rasanya jika kampanye \u2018lebih sehat\u2019 masih dihembus-hembuskan kepada masyarakat. Apalagi baru-baru ini salah satu produsen rokok elektrik terbesar di dunia, Juul, dengan mudahnya masuk ke Indonesia, jargonnya pun tetap sama \u201crokok elektrik lebih menyehatkan\u201d. Pemerintah seharusnya mulai serius dalam menyikapi ini, karena geliat promosi rokok elektrik di Indonesia sedang gencar-gencarnya. Negara kita tidak boleh longgar dengan pendatang yang membawa ancaman kematian bagi warga negara. Terlebih lagi Indonesia memiliki produk khas hasil tembakau bernama kretek yang telah diuji selama ratusan tahun sebagai produk yang aman dikonsumsi bagi masyarakat. Kretek sangat berbeda dengan rokok elektrik, kandungan kretek sangatlah alami dari daun tembakau dan campuran cengkeh, bukan hasil ekstraksi berupa cairan nikotin. Dokter menyatakan paru-paru Alexander gagal bekerja karena sindrom pernapasan akut. Sedangkan orang tuanya menyebut putranya memang pengguna rokok elektrik. Rokok elektrik atau vape bekerja dengan memanaskan tembakau cair dan sejumlah cairan lain, termasuk cairan aroma. Namun, kata para ahli, hasil pemanasan justru menghasilkan zat beracun, termasuk unsur logam dan kimia.<\/strong> Kini, CDC mendesak para dokter untuk melaporkan tuduhan mereka kepada dinas kesehatan setempat. Sementara Badan Pengawasan Makanan dan Obat (FDA) sedang mengumpulkan semua informasi penyakit yang terkait dengan rokok elektrik dan vape. Melihat fenomena bahayanya mengonsumsi rokok elektrik dari kacamata riset kesehatan dan pengalaman korban, sungguh miris rasanya jika kampanye \u2018lebih sehat\u2019 masih dihembus-hembuskan kepada masyarakat. Apalagi baru-baru ini salah satu produsen rokok elektrik terbesar di dunia, Juul, dengan mudahnya masuk ke Indonesia, jargonnya pun tetap sama \u201crokok elektrik lebih menyehatkan\u201d. Pemerintah seharusnya mulai serius dalam menyikapi ini, karena geliat promosi rokok elektrik di Indonesia sedang gencar-gencarnya. Negara kita tidak boleh longgar dengan pendatang yang membawa ancaman kematian bagi warga negara. Terlebih lagi Indonesia memiliki produk khas hasil tembakau bernama kretek yang telah diuji selama ratusan tahun sebagai produk yang aman dikonsumsi bagi masyarakat. Kretek sangat berbeda dengan rokok elektrik, kandungan kretek sangatlah alami dari daun tembakau dan campuran cengkeh, bukan hasil ekstraksi berupa cairan nikotin. Tes memperlihatkan ada bukti sel imun abnormal di paru-parunya dan ini cukup langka. Gejala pneumonia yang biasanya ada pada pasien orang uzur terlihat terkontaminasi kandungan mineral cair. Dokter menyatakan paru-paru Alexander gagal bekerja karena sindrom pernapasan akut. Sedangkan orang tuanya menyebut putranya memang pengguna rokok elektrik. Rokok elektrik atau vape bekerja dengan memanaskan tembakau cair dan sejumlah cairan lain, termasuk cairan aroma. Namun, kata para ahli, hasil pemanasan justru menghasilkan zat beracun, termasuk unsur logam dan kimia.<\/strong> Kini, CDC mendesak para dokter untuk melaporkan tuduhan mereka kepada dinas kesehatan setempat. Sementara Badan Pengawasan Makanan dan Obat (FDA) sedang mengumpulkan semua informasi penyakit yang terkait dengan rokok elektrik dan vape. Melihat fenomena bahayanya mengonsumsi rokok elektrik dari kacamata riset kesehatan dan pengalaman korban, sungguh miris rasanya jika kampanye \u2018lebih sehat\u2019 masih dihembus-hembuskan kepada masyarakat. Apalagi baru-baru ini salah satu produsen rokok elektrik terbesar di dunia, Juul, dengan mudahnya masuk ke Indonesia, jargonnya pun tetap sama \u201crokok elektrik lebih menyehatkan\u201d. Pemerintah seharusnya mulai serius dalam menyikapi ini, karena geliat promosi rokok elektrik di Indonesia sedang gencar-gencarnya. Negara kita tidak boleh longgar dengan pendatang yang membawa ancaman kematian bagi warga negara. Terlebih lagi Indonesia memiliki produk khas hasil tembakau bernama kretek yang telah diuji selama ratusan tahun sebagai produk yang aman dikonsumsi bagi masyarakat. Kretek sangat berbeda dengan rokok elektrik, kandungan kretek sangatlah alami dari daun tembakau dan campuran cengkeh, bukan hasil ekstraksi berupa cairan nikotin. Sang dokter menuduh rokok elektrik sebagai penyebab ketika hasil tes terhadap bakteri radang paru (pneumonia) dan indikasi penyakit lain ternyata negatif. Namun satu tes lainnya menunjukkan hasil tak lazim. Tes memperlihatkan ada bukti sel imun abnormal di paru-parunya dan ini cukup langka. Gejala pneumonia yang biasanya ada pada pasien orang uzur terlihat terkontaminasi kandungan mineral cair. Dokter menyatakan paru-paru Alexander gagal bekerja karena sindrom pernapasan akut. Sedangkan orang tuanya menyebut putranya memang pengguna rokok elektrik. Rokok elektrik atau vape bekerja dengan memanaskan tembakau cair dan sejumlah cairan lain, termasuk cairan aroma. Namun, kata para ahli, hasil pemanasan justru menghasilkan zat beracun, termasuk unsur logam dan kimia.<\/strong> Kini, CDC mendesak para dokter untuk melaporkan tuduhan mereka kepada dinas kesehatan setempat. Sementara Badan Pengawasan Makanan dan Obat (FDA) sedang mengumpulkan semua informasi penyakit yang terkait dengan rokok elektrik dan vape. Melihat fenomena bahayanya mengonsumsi rokok elektrik dari kacamata riset kesehatan dan pengalaman korban, sungguh miris rasanya jika kampanye \u2018lebih sehat\u2019 masih dihembus-hembuskan kepada masyarakat. Apalagi baru-baru ini salah satu produsen rokok elektrik terbesar di dunia, Juul, dengan mudahnya masuk ke Indonesia, jargonnya pun tetap sama \u201crokok elektrik lebih menyehatkan\u201d. Pemerintah seharusnya mulai serius dalam menyikapi ini, karena geliat promosi rokok elektrik di Indonesia sedang gencar-gencarnya. Negara kita tidak boleh longgar dengan pendatang yang membawa ancaman kematian bagi warga negara. Terlebih lagi Indonesia memiliki produk khas hasil tembakau bernama kretek yang telah diuji selama ratusan tahun sebagai produk yang aman dikonsumsi bagi masyarakat. Kretek sangat berbeda dengan rokok elektrik, kandungan kretek sangatlah alami dari daun tembakau dan campuran cengkeh, bukan hasil ekstraksi berupa cairan nikotin. Sementara di Payson, Utah, pemuda 20 tahun Alexander Mitchell divonis sekarat dan harus hidup dengan dua mesin untuk membantu pernapasannya. Sang ayah, Daniel Mitchell, mengatakan anaknya adalah penggiat hiking, tapi hanya dalam sekitar dua hari berubah dari sakit menjadi sekarat. Sang dokter menuduh rokok elektrik sebagai penyebab ketika hasil tes terhadap bakteri radang paru (pneumonia) dan indikasi penyakit lain ternyata negatif. Namun satu tes lainnya menunjukkan hasil tak lazim. Tes memperlihatkan ada bukti sel imun abnormal di paru-parunya dan ini cukup langka. Gejala pneumonia yang biasanya ada pada pasien orang uzur terlihat terkontaminasi kandungan mineral cair. Dokter menyatakan paru-paru Alexander gagal bekerja karena sindrom pernapasan akut. Sedangkan orang tuanya menyebut putranya memang pengguna rokok elektrik. Rokok elektrik atau vape bekerja dengan memanaskan tembakau cair dan sejumlah cairan lain, termasuk cairan aroma. Namun, kata para ahli, hasil pemanasan justru menghasilkan zat beracun, termasuk unsur logam dan kimia.<\/strong> Kini, CDC mendesak para dokter untuk melaporkan tuduhan mereka kepada dinas kesehatan setempat. Sementara Badan Pengawasan Makanan dan Obat (FDA) sedang mengumpulkan semua informasi penyakit yang terkait dengan rokok elektrik dan vape. Melihat fenomena bahayanya mengonsumsi rokok elektrik dari kacamata riset kesehatan dan pengalaman korban, sungguh miris rasanya jika kampanye \u2018lebih sehat\u2019 masih dihembus-hembuskan kepada masyarakat. Apalagi baru-baru ini salah satu produsen rokok elektrik terbesar di dunia, Juul, dengan mudahnya masuk ke Indonesia, jargonnya pun tetap sama \u201crokok elektrik lebih menyehatkan\u201d. Pemerintah seharusnya mulai serius dalam menyikapi ini, karena geliat promosi rokok elektrik di Indonesia sedang gencar-gencarnya. Negara kita tidak boleh longgar dengan pendatang yang membawa ancaman kematian bagi warga negara. Terlebih lagi Indonesia memiliki produk khas hasil tembakau bernama kretek yang telah diuji selama ratusan tahun sebagai produk yang aman dikonsumsi bagi masyarakat. Kretek sangat berbeda dengan rokok elektrik, kandungan kretek sangatlah alami dari daun tembakau dan campuran cengkeh, bukan hasil ekstraksi berupa cairan nikotin. \"Melihat parahnya penyakit orang-orang itu menghadirkan alarm dan kami harus memberi peringatan bahwa pemakaian rokok elektrik dan vape bisa berbahaya,\" ujar Ngozi Ezike, Kepala Dinas Kesehatan Illonis, dalam pernyataan resminya. Sementara di Payson, Utah, pemuda 20 tahun Alexander Mitchell divonis sekarat dan harus hidup dengan dua mesin untuk membantu pernapasannya. Sang ayah, Daniel Mitchell, mengatakan anaknya adalah penggiat hiking, tapi hanya dalam sekitar dua hari berubah dari sakit menjadi sekarat. Sang dokter menuduh rokok elektrik sebagai penyebab ketika hasil tes terhadap bakteri radang paru (pneumonia) dan indikasi penyakit lain ternyata negatif. Namun satu tes lainnya menunjukkan hasil tak lazim. Tes memperlihatkan ada bukti sel imun abnormal di paru-parunya dan ini cukup langka. Gejala pneumonia yang biasanya ada pada pasien orang uzur terlihat terkontaminasi kandungan mineral cair. Dokter menyatakan paru-paru Alexander gagal bekerja karena sindrom pernapasan akut. Sedangkan orang tuanya menyebut putranya memang pengguna rokok elektrik. Rokok elektrik atau vape bekerja dengan memanaskan tembakau cair dan sejumlah cairan lain, termasuk cairan aroma. Namun, kata para ahli, hasil pemanasan justru menghasilkan zat beracun, termasuk unsur logam dan kimia.<\/strong> Kini, CDC mendesak para dokter untuk melaporkan tuduhan mereka kepada dinas kesehatan setempat. Sementara Badan Pengawasan Makanan dan Obat (FDA) sedang mengumpulkan semua informasi penyakit yang terkait dengan rokok elektrik dan vape. Melihat fenomena bahayanya mengonsumsi rokok elektrik dari kacamata riset kesehatan dan pengalaman korban, sungguh miris rasanya jika kampanye \u2018lebih sehat\u2019 masih dihembus-hembuskan kepada masyarakat. Apalagi baru-baru ini salah satu produsen rokok elektrik terbesar di dunia, Juul, dengan mudahnya masuk ke Indonesia, jargonnya pun tetap sama \u201crokok elektrik lebih menyehatkan\u201d. Pemerintah seharusnya mulai serius dalam menyikapi ini, karena geliat promosi rokok elektrik di Indonesia sedang gencar-gencarnya. Negara kita tidak boleh longgar dengan pendatang yang membawa ancaman kematian bagi warga negara. Terlebih lagi Indonesia memiliki produk khas hasil tembakau bernama kretek yang telah diuji selama ratusan tahun sebagai produk yang aman dikonsumsi bagi masyarakat. Kretek sangat berbeda dengan rokok elektrik, kandungan kretek sangatlah alami dari daun tembakau dan campuran cengkeh, bukan hasil ekstraksi berupa cairan nikotin. Baca: Riset Kesehatan Rokok Elektrik<\/a><\/p>\n\n\n\n \"Melihat parahnya penyakit orang-orang itu menghadirkan alarm dan kami harus memberi peringatan bahwa pemakaian rokok elektrik dan vape bisa berbahaya,\" ujar Ngozi Ezike, Kepala Dinas Kesehatan Illonis, dalam pernyataan resminya. Sementara di Payson, Utah, pemuda 20 tahun Alexander Mitchell divonis sekarat dan harus hidup dengan dua mesin untuk membantu pernapasannya. Sang ayah, Daniel Mitchell, mengatakan anaknya adalah penggiat hiking, tapi hanya dalam sekitar dua hari berubah dari sakit menjadi sekarat. Sang dokter menuduh rokok elektrik sebagai penyebab ketika hasil tes terhadap bakteri radang paru (pneumonia) dan indikasi penyakit lain ternyata negatif. Namun satu tes lainnya menunjukkan hasil tak lazim. Tes memperlihatkan ada bukti sel imun abnormal di paru-parunya dan ini cukup langka. Gejala pneumonia yang biasanya ada pada pasien orang uzur terlihat terkontaminasi kandungan mineral cair. Dokter menyatakan paru-paru Alexander gagal bekerja karena sindrom pernapasan akut. Sedangkan orang tuanya menyebut putranya memang pengguna rokok elektrik. Rokok elektrik atau vape bekerja dengan memanaskan tembakau cair dan sejumlah cairan lain, termasuk cairan aroma. Namun, kata para ahli, hasil pemanasan justru menghasilkan zat beracun, termasuk unsur logam dan kimia.<\/strong> Kini, CDC mendesak para dokter untuk melaporkan tuduhan mereka kepada dinas kesehatan setempat. Sementara Badan Pengawasan Makanan dan Obat (FDA) sedang mengumpulkan semua informasi penyakit yang terkait dengan rokok elektrik dan vape. Melihat fenomena bahayanya mengonsumsi rokok elektrik dari kacamata riset kesehatan dan pengalaman korban, sungguh miris rasanya jika kampanye \u2018lebih sehat\u2019 masih dihembus-hembuskan kepada masyarakat. Apalagi baru-baru ini salah satu produsen rokok elektrik terbesar di dunia, Juul, dengan mudahnya masuk ke Indonesia, jargonnya pun tetap sama \u201crokok elektrik lebih menyehatkan\u201d. Pemerintah seharusnya mulai serius dalam menyikapi ini, karena geliat promosi rokok elektrik di Indonesia sedang gencar-gencarnya. Negara kita tidak boleh longgar dengan pendatang yang membawa ancaman kematian bagi warga negara. Terlebih lagi Indonesia memiliki produk khas hasil tembakau bernama kretek yang telah diuji selama ratusan tahun sebagai produk yang aman dikonsumsi bagi masyarakat. Kretek sangat berbeda dengan rokok elektrik, kandungan kretek sangatlah alami dari daun tembakau dan campuran cengkeh, bukan hasil ekstraksi berupa cairan nikotin. Dikutip dari pemberitaan Beritagar.id, di negara bagian Illionis yang jumlah pasien pengguna vape meningkat dua kali lipat hingga pekan lalu. Hingga Jumat (23\/8), ada 22 orang yang dirawat di rumah sakit, kasus 12 pasien di antaranya ditinjau dengan saksama.<\/p>\n\n\n\n Baca: Riset Kesehatan Rokok Elektrik<\/a><\/p>\n\n\n\n \"Melihat parahnya penyakit orang-orang itu menghadirkan alarm dan kami harus memberi peringatan bahwa pemakaian rokok elektrik dan vape bisa berbahaya,\" ujar Ngozi Ezike, Kepala Dinas Kesehatan Illonis, dalam pernyataan resminya. Sementara di Payson, Utah, pemuda 20 tahun Alexander Mitchell divonis sekarat dan harus hidup dengan dua mesin untuk membantu pernapasannya. Sang ayah, Daniel Mitchell, mengatakan anaknya adalah penggiat hiking, tapi hanya dalam sekitar dua hari berubah dari sakit menjadi sekarat. Sang dokter menuduh rokok elektrik sebagai penyebab ketika hasil tes terhadap bakteri radang paru (pneumonia) dan indikasi penyakit lain ternyata negatif. Namun satu tes lainnya menunjukkan hasil tak lazim. Tes memperlihatkan ada bukti sel imun abnormal di paru-parunya dan ini cukup langka. Gejala pneumonia yang biasanya ada pada pasien orang uzur terlihat terkontaminasi kandungan mineral cair. Dokter menyatakan paru-paru Alexander gagal bekerja karena sindrom pernapasan akut. Sedangkan orang tuanya menyebut putranya memang pengguna rokok elektrik. Rokok elektrik atau vape bekerja dengan memanaskan tembakau cair dan sejumlah cairan lain, termasuk cairan aroma. Namun, kata para ahli, hasil pemanasan justru menghasilkan zat beracun, termasuk unsur logam dan kimia.<\/strong> Kini, CDC mendesak para dokter untuk melaporkan tuduhan mereka kepada dinas kesehatan setempat. Sementara Badan Pengawasan Makanan dan Obat (FDA) sedang mengumpulkan semua informasi penyakit yang terkait dengan rokok elektrik dan vape. Melihat fenomena bahayanya mengonsumsi rokok elektrik dari kacamata riset kesehatan dan pengalaman korban, sungguh miris rasanya jika kampanye \u2018lebih sehat\u2019 masih dihembus-hembuskan kepada masyarakat. Apalagi baru-baru ini salah satu produsen rokok elektrik terbesar di dunia, Juul, dengan mudahnya masuk ke Indonesia, jargonnya pun tetap sama \u201crokok elektrik lebih menyehatkan\u201d. Pemerintah seharusnya mulai serius dalam menyikapi ini, karena geliat promosi rokok elektrik di Indonesia sedang gencar-gencarnya. Negara kita tidak boleh longgar dengan pendatang yang membawa ancaman kematian bagi warga negara. Terlebih lagi Indonesia memiliki produk khas hasil tembakau bernama kretek yang telah diuji selama ratusan tahun sebagai produk yang aman dikonsumsi bagi masyarakat. Kretek sangat berbeda dengan rokok elektrik, kandungan kretek sangatlah alami dari daun tembakau dan campuran cengkeh, bukan hasil ekstraksi berupa cairan nikotin. Dampak negatif rokok elektrik bagi kesehatan bahkan sampai menelan korban jiwa. The Verge melaporkan, terdapat seorang pasien meninggal karena penyakit paru yang misterius. Pasien itu adalah satu dari 193 orang konsumen rokok elektrik yang memiliki gejala serupa pada kurun 28 Juni hingga saat ini. Dikutip dari pemberitaan Beritagar.id, di negara bagian Illionis yang jumlah pasien pengguna vape meningkat dua kali lipat hingga pekan lalu. Hingga Jumat (23\/8), ada 22 orang yang dirawat di rumah sakit, kasus 12 pasien di antaranya ditinjau dengan saksama.<\/p>\n\n\n\n Baca: Riset Kesehatan Rokok Elektrik<\/a><\/p>\n\n\n\n \"Melihat parahnya penyakit orang-orang itu menghadirkan alarm dan kami harus memberi peringatan bahwa pemakaian rokok elektrik dan vape bisa berbahaya,\" ujar Ngozi Ezike, Kepala Dinas Kesehatan Illonis, dalam pernyataan resminya. Sementara di Payson, Utah, pemuda 20 tahun Alexander Mitchell divonis sekarat dan harus hidup dengan dua mesin untuk membantu pernapasannya. Sang ayah, Daniel Mitchell, mengatakan anaknya adalah penggiat hiking, tapi hanya dalam sekitar dua hari berubah dari sakit menjadi sekarat. Sang dokter menuduh rokok elektrik sebagai penyebab ketika hasil tes terhadap bakteri radang paru (pneumonia) dan indikasi penyakit lain ternyata negatif. Namun satu tes lainnya menunjukkan hasil tak lazim. Tes memperlihatkan ada bukti sel imun abnormal di paru-parunya dan ini cukup langka. Gejala pneumonia yang biasanya ada pada pasien orang uzur terlihat terkontaminasi kandungan mineral cair. Dokter menyatakan paru-paru Alexander gagal bekerja karena sindrom pernapasan akut. Sedangkan orang tuanya menyebut putranya memang pengguna rokok elektrik. Rokok elektrik atau vape bekerja dengan memanaskan tembakau cair dan sejumlah cairan lain, termasuk cairan aroma. Namun, kata para ahli, hasil pemanasan justru menghasilkan zat beracun, termasuk unsur logam dan kimia.<\/strong> Kini, CDC mendesak para dokter untuk melaporkan tuduhan mereka kepada dinas kesehatan setempat. Sementara Badan Pengawasan Makanan dan Obat (FDA) sedang mengumpulkan semua informasi penyakit yang terkait dengan rokok elektrik dan vape. Melihat fenomena bahayanya mengonsumsi rokok elektrik dari kacamata riset kesehatan dan pengalaman korban, sungguh miris rasanya jika kampanye \u2018lebih sehat\u2019 masih dihembus-hembuskan kepada masyarakat. Apalagi baru-baru ini salah satu produsen rokok elektrik terbesar di dunia, Juul, dengan mudahnya masuk ke Indonesia, jargonnya pun tetap sama \u201crokok elektrik lebih menyehatkan\u201d. Pemerintah seharusnya mulai serius dalam menyikapi ini, karena geliat promosi rokok elektrik di Indonesia sedang gencar-gencarnya. Negara kita tidak boleh longgar dengan pendatang yang membawa ancaman kematian bagi warga negara. Terlebih lagi Indonesia memiliki produk khas hasil tembakau bernama kretek yang telah diuji selama ratusan tahun sebagai produk yang aman dikonsumsi bagi masyarakat. Kretek sangat berbeda dengan rokok elektrik, kandungan kretek sangatlah alami dari daun tembakau dan campuran cengkeh, bukan hasil ekstraksi berupa cairan nikotin. Berdasarkan data Badan Preventif dan Pengawasan Penyakit AS (CDC), semua kasus itu terjadi pada masyarakat yang menggunakan vape atau cairan nikotin dan ganja. Kebanyakan pasien adalah remaja atau pemuda 20-an tahun. Dampak negatif rokok elektrik bagi kesehatan bahkan sampai menelan korban jiwa. The Verge melaporkan, terdapat seorang pasien meninggal karena penyakit paru yang misterius. Pasien itu adalah satu dari 193 orang konsumen rokok elektrik yang memiliki gejala serupa pada kurun 28 Juni hingga saat ini. Dikutip dari pemberitaan Beritagar.id, di negara bagian Illionis yang jumlah pasien pengguna vape meningkat dua kali lipat hingga pekan lalu. Hingga Jumat (23\/8), ada 22 orang yang dirawat di rumah sakit, kasus 12 pasien di antaranya ditinjau dengan saksama.<\/p>\n\n\n\n Baca: Riset Kesehatan Rokok Elektrik<\/a><\/p>\n\n\n\n \"Melihat parahnya penyakit orang-orang itu menghadirkan alarm dan kami harus memberi peringatan bahwa pemakaian rokok elektrik dan vape bisa berbahaya,\" ujar Ngozi Ezike, Kepala Dinas Kesehatan Illonis, dalam pernyataan resminya. Sementara di Payson, Utah, pemuda 20 tahun Alexander Mitchell divonis sekarat dan harus hidup dengan dua mesin untuk membantu pernapasannya. Sang ayah, Daniel Mitchell, mengatakan anaknya adalah penggiat hiking, tapi hanya dalam sekitar dua hari berubah dari sakit menjadi sekarat. Sang dokter menuduh rokok elektrik sebagai penyebab ketika hasil tes terhadap bakteri radang paru (pneumonia) dan indikasi penyakit lain ternyata negatif. Namun satu tes lainnya menunjukkan hasil tak lazim. Tes memperlihatkan ada bukti sel imun abnormal di paru-parunya dan ini cukup langka. Gejala pneumonia yang biasanya ada pada pasien orang uzur terlihat terkontaminasi kandungan mineral cair. Dokter menyatakan paru-paru Alexander gagal bekerja karena sindrom pernapasan akut. Sedangkan orang tuanya menyebut putranya memang pengguna rokok elektrik. Rokok elektrik atau vape bekerja dengan memanaskan tembakau cair dan sejumlah cairan lain, termasuk cairan aroma. Namun, kata para ahli, hasil pemanasan justru menghasilkan zat beracun, termasuk unsur logam dan kimia.<\/strong> Kini, CDC mendesak para dokter untuk melaporkan tuduhan mereka kepada dinas kesehatan setempat. Sementara Badan Pengawasan Makanan dan Obat (FDA) sedang mengumpulkan semua informasi penyakit yang terkait dengan rokok elektrik dan vape. Melihat fenomena bahayanya mengonsumsi rokok elektrik dari kacamata riset kesehatan dan pengalaman korban, sungguh miris rasanya jika kampanye \u2018lebih sehat\u2019 masih dihembus-hembuskan kepada masyarakat. Apalagi baru-baru ini salah satu produsen rokok elektrik terbesar di dunia, Juul, dengan mudahnya masuk ke Indonesia, jargonnya pun tetap sama \u201crokok elektrik lebih menyehatkan\u201d. Pemerintah seharusnya mulai serius dalam menyikapi ini, karena geliat promosi rokok elektrik di Indonesia sedang gencar-gencarnya. Negara kita tidak boleh longgar dengan pendatang yang membawa ancaman kematian bagi warga negara. Terlebih lagi Indonesia memiliki produk khas hasil tembakau bernama kretek yang telah diuji selama ratusan tahun sebagai produk yang aman dikonsumsi bagi masyarakat. Kretek sangat berbeda dengan rokok elektrik, kandungan kretek sangatlah alami dari daun tembakau dan campuran cengkeh, bukan hasil ekstraksi berupa cairan nikotin. Rokok elektrik yang sedang menjadi tren di Amerika Serikat (AS) kini menguak fakta bahwa sebanyak 16 negara bagian di AS dilaporkan memiliki 153 kasus serius yang berkaitan dengan konsumsi rokok elektrik. Ratusan kasus itu meliputi penyakit paru dan infeksi pernapasan dalam dua tahun kebelakang. Berdasarkan data Badan Preventif dan Pengawasan Penyakit AS (CDC), semua kasus itu terjadi pada masyarakat yang menggunakan vape atau cairan nikotin dan ganja. Kebanyakan pasien adalah remaja atau pemuda 20-an tahun. Dampak negatif rokok elektrik bagi kesehatan bahkan sampai menelan korban jiwa. The Verge melaporkan, terdapat seorang pasien meninggal karena penyakit paru yang misterius. Pasien itu adalah satu dari 193 orang konsumen rokok elektrik yang memiliki gejala serupa pada kurun 28 Juni hingga saat ini. Dikutip dari pemberitaan Beritagar.id, di negara bagian Illionis yang jumlah pasien pengguna vape meningkat dua kali lipat hingga pekan lalu. Hingga Jumat (23\/8), ada 22 orang yang dirawat di rumah sakit, kasus 12 pasien di antaranya ditinjau dengan saksama.<\/p>\n\n\n\n Baca: Riset Kesehatan Rokok Elektrik<\/a><\/p>\n\n\n\n \"Melihat parahnya penyakit orang-orang itu menghadirkan alarm dan kami harus memberi peringatan bahwa pemakaian rokok elektrik dan vape bisa berbahaya,\" ujar Ngozi Ezike, Kepala Dinas Kesehatan Illonis, dalam pernyataan resminya. Sementara di Payson, Utah, pemuda 20 tahun Alexander Mitchell divonis sekarat dan harus hidup dengan dua mesin untuk membantu pernapasannya. Sang ayah, Daniel Mitchell, mengatakan anaknya adalah penggiat hiking, tapi hanya dalam sekitar dua hari berubah dari sakit menjadi sekarat. Sang dokter menuduh rokok elektrik sebagai penyebab ketika hasil tes terhadap bakteri radang paru (pneumonia) dan indikasi penyakit lain ternyata negatif. Namun satu tes lainnya menunjukkan hasil tak lazim. Tes memperlihatkan ada bukti sel imun abnormal di paru-parunya dan ini cukup langka. Gejala pneumonia yang biasanya ada pada pasien orang uzur terlihat terkontaminasi kandungan mineral cair. Dokter menyatakan paru-paru Alexander gagal bekerja karena sindrom pernapasan akut. Sedangkan orang tuanya menyebut putranya memang pengguna rokok elektrik. Rokok elektrik atau vape bekerja dengan memanaskan tembakau cair dan sejumlah cairan lain, termasuk cairan aroma. Namun, kata para ahli, hasil pemanasan justru menghasilkan zat beracun, termasuk unsur logam dan kimia.<\/strong> Kini, CDC mendesak para dokter untuk melaporkan tuduhan mereka kepada dinas kesehatan setempat. Sementara Badan Pengawasan Makanan dan Obat (FDA) sedang mengumpulkan semua informasi penyakit yang terkait dengan rokok elektrik dan vape. Melihat fenomena bahayanya mengonsumsi rokok elektrik dari kacamata riset kesehatan dan pengalaman korban, sungguh miris rasanya jika kampanye \u2018lebih sehat\u2019 masih dihembus-hembuskan kepada masyarakat. Apalagi baru-baru ini salah satu produsen rokok elektrik terbesar di dunia, Juul, dengan mudahnya masuk ke Indonesia, jargonnya pun tetap sama \u201crokok elektrik lebih menyehatkan\u201d. Pemerintah seharusnya mulai serius dalam menyikapi ini, karena geliat promosi rokok elektrik di Indonesia sedang gencar-gencarnya. Negara kita tidak boleh longgar dengan pendatang yang membawa ancaman kematian bagi warga negara. Terlebih lagi Indonesia memiliki produk khas hasil tembakau bernama kretek yang telah diuji selama ratusan tahun sebagai produk yang aman dikonsumsi bagi masyarakat. Kretek sangat berbeda dengan rokok elektrik, kandungan kretek sangatlah alami dari daun tembakau dan campuran cengkeh, bukan hasil ekstraksi berupa cairan nikotin. \u201cBahkan, dalam salah satu merek rokok elektronik ditemukan 10 kali tingkat karsinogen dibandingkan satu batang rokok biasa,\u201d tutur seorang peneliti dari National Institute of Public Health, Jepang dr. Naoki Kunugita seperti dilansir laman Daily Mail. Rokok elektrik yang sedang menjadi tren di Amerika Serikat (AS) kini menguak fakta bahwa sebanyak 16 negara bagian di AS dilaporkan memiliki 153 kasus serius yang berkaitan dengan konsumsi rokok elektrik. Ratusan kasus itu meliputi penyakit paru dan infeksi pernapasan dalam dua tahun kebelakang. Berdasarkan data Badan Preventif dan Pengawasan Penyakit AS (CDC), semua kasus itu terjadi pada masyarakat yang menggunakan vape atau cairan nikotin dan ganja. Kebanyakan pasien adalah remaja atau pemuda 20-an tahun. Dampak negatif rokok elektrik bagi kesehatan bahkan sampai menelan korban jiwa. The Verge melaporkan, terdapat seorang pasien meninggal karena penyakit paru yang misterius. Pasien itu adalah satu dari 193 orang konsumen rokok elektrik yang memiliki gejala serupa pada kurun 28 Juni hingga saat ini. Dikutip dari pemberitaan Beritagar.id, di negara bagian Illionis yang jumlah pasien pengguna vape meningkat dua kali lipat hingga pekan lalu. Hingga Jumat (23\/8), ada 22 orang yang dirawat di rumah sakit, kasus 12 pasien di antaranya ditinjau dengan saksama.<\/p>\n\n\n\n Baca: Riset Kesehatan Rokok Elektrik<\/a><\/p>\n\n\n\n \"Melihat parahnya penyakit orang-orang itu menghadirkan alarm dan kami harus memberi peringatan bahwa pemakaian rokok elektrik dan vape bisa berbahaya,\" ujar Ngozi Ezike, Kepala Dinas Kesehatan Illonis, dalam pernyataan resminya. Sementara di Payson, Utah, pemuda 20 tahun Alexander Mitchell divonis sekarat dan harus hidup dengan dua mesin untuk membantu pernapasannya. Sang ayah, Daniel Mitchell, mengatakan anaknya adalah penggiat hiking, tapi hanya dalam sekitar dua hari berubah dari sakit menjadi sekarat. Sang dokter menuduh rokok elektrik sebagai penyebab ketika hasil tes terhadap bakteri radang paru (pneumonia) dan indikasi penyakit lain ternyata negatif. Namun satu tes lainnya menunjukkan hasil tak lazim. Tes memperlihatkan ada bukti sel imun abnormal di paru-parunya dan ini cukup langka. Gejala pneumonia yang biasanya ada pada pasien orang uzur terlihat terkontaminasi kandungan mineral cair. Dokter menyatakan paru-paru Alexander gagal bekerja karena sindrom pernapasan akut. Sedangkan orang tuanya menyebut putranya memang pengguna rokok elektrik. Rokok elektrik atau vape bekerja dengan memanaskan tembakau cair dan sejumlah cairan lain, termasuk cairan aroma. Namun, kata para ahli, hasil pemanasan justru menghasilkan zat beracun, termasuk unsur logam dan kimia.<\/strong> Kini, CDC mendesak para dokter untuk melaporkan tuduhan mereka kepada dinas kesehatan setempat. Sementara Badan Pengawasan Makanan dan Obat (FDA) sedang mengumpulkan semua informasi penyakit yang terkait dengan rokok elektrik dan vape. Melihat fenomena bahayanya mengonsumsi rokok elektrik dari kacamata riset kesehatan dan pengalaman korban, sungguh miris rasanya jika kampanye \u2018lebih sehat\u2019 masih dihembus-hembuskan kepada masyarakat. Apalagi baru-baru ini salah satu produsen rokok elektrik terbesar di dunia, Juul, dengan mudahnya masuk ke Indonesia, jargonnya pun tetap sama \u201crokok elektrik lebih menyehatkan\u201d. Pemerintah seharusnya mulai serius dalam menyikapi ini, karena geliat promosi rokok elektrik di Indonesia sedang gencar-gencarnya. Negara kita tidak boleh longgar dengan pendatang yang membawa ancaman kematian bagi warga negara. Terlebih lagi Indonesia memiliki produk khas hasil tembakau bernama kretek yang telah diuji selama ratusan tahun sebagai produk yang aman dikonsumsi bagi masyarakat. Kretek sangat berbeda dengan rokok elektrik, kandungan kretek sangatlah alami dari daun tembakau dan campuran cengkeh, bukan hasil ekstraksi berupa cairan nikotin. Penelitian yang ditugaskan oleh Kementerian Kesehatan Jepang ini menemukan karsinogen dalam uap yang dihembuskan usai menghisap rokok yang disebut vape ini. Misalnya kandungan formaldehyde, sebuah zat yang biasa ditemukan dalam bahan bangunan dan pembalseman cairan, tingkat karsinogen lebih tinggi dibandingkan dalam asap rokok biasa. Lalu, asetaldehida juga ditemukan pada tingkat yang lebih tinggi dibandingkan rokok tembakau. \u201cBahkan, dalam salah satu merek rokok elektronik ditemukan 10 kali tingkat karsinogen dibandingkan satu batang rokok biasa,\u201d tutur seorang peneliti dari National Institute of Public Health, Jepang dr. Naoki Kunugita seperti dilansir laman Daily Mail. Rokok elektrik yang sedang menjadi tren di Amerika Serikat (AS) kini menguak fakta bahwa sebanyak 16 negara bagian di AS dilaporkan memiliki 153 kasus serius yang berkaitan dengan konsumsi rokok elektrik. Ratusan kasus itu meliputi penyakit paru dan infeksi pernapasan dalam dua tahun kebelakang. Berdasarkan data Badan Preventif dan Pengawasan Penyakit AS (CDC), semua kasus itu terjadi pada masyarakat yang menggunakan vape atau cairan nikotin dan ganja. Kebanyakan pasien adalah remaja atau pemuda 20-an tahun. Dampak negatif rokok elektrik bagi kesehatan bahkan sampai menelan korban jiwa. The Verge melaporkan, terdapat seorang pasien meninggal karena penyakit paru yang misterius. Pasien itu adalah satu dari 193 orang konsumen rokok elektrik yang memiliki gejala serupa pada kurun 28 Juni hingga saat ini. Dikutip dari pemberitaan Beritagar.id, di negara bagian Illionis yang jumlah pasien pengguna vape meningkat dua kali lipat hingga pekan lalu. Hingga Jumat (23\/8), ada 22 orang yang dirawat di rumah sakit, kasus 12 pasien di antaranya ditinjau dengan saksama.<\/p>\n\n\n\n Baca: Riset Kesehatan Rokok Elektrik<\/a><\/p>\n\n\n\n \"Melihat parahnya penyakit orang-orang itu menghadirkan alarm dan kami harus memberi peringatan bahwa pemakaian rokok elektrik dan vape bisa berbahaya,\" ujar Ngozi Ezike, Kepala Dinas Kesehatan Illonis, dalam pernyataan resminya. Sementara di Payson, Utah, pemuda 20 tahun Alexander Mitchell divonis sekarat dan harus hidup dengan dua mesin untuk membantu pernapasannya. Sang ayah, Daniel Mitchell, mengatakan anaknya adalah penggiat hiking, tapi hanya dalam sekitar dua hari berubah dari sakit menjadi sekarat. Sang dokter menuduh rokok elektrik sebagai penyebab ketika hasil tes terhadap bakteri radang paru (pneumonia) dan indikasi penyakit lain ternyata negatif. Namun satu tes lainnya menunjukkan hasil tak lazim. Tes memperlihatkan ada bukti sel imun abnormal di paru-parunya dan ini cukup langka. Gejala pneumonia yang biasanya ada pada pasien orang uzur terlihat terkontaminasi kandungan mineral cair. Dokter menyatakan paru-paru Alexander gagal bekerja karena sindrom pernapasan akut. Sedangkan orang tuanya menyebut putranya memang pengguna rokok elektrik. Rokok elektrik atau vape bekerja dengan memanaskan tembakau cair dan sejumlah cairan lain, termasuk cairan aroma. Namun, kata para ahli, hasil pemanasan justru menghasilkan zat beracun, termasuk unsur logam dan kimia.<\/strong> Kini, CDC mendesak para dokter untuk melaporkan tuduhan mereka kepada dinas kesehatan setempat. Sementara Badan Pengawasan Makanan dan Obat (FDA) sedang mengumpulkan semua informasi penyakit yang terkait dengan rokok elektrik dan vape. Melihat fenomena bahayanya mengonsumsi rokok elektrik dari kacamata riset kesehatan dan pengalaman korban, sungguh miris rasanya jika kampanye \u2018lebih sehat\u2019 masih dihembus-hembuskan kepada masyarakat. Apalagi baru-baru ini salah satu produsen rokok elektrik terbesar di dunia, Juul, dengan mudahnya masuk ke Indonesia, jargonnya pun tetap sama \u201crokok elektrik lebih menyehatkan\u201d. Pemerintah seharusnya mulai serius dalam menyikapi ini, karena geliat promosi rokok elektrik di Indonesia sedang gencar-gencarnya. Negara kita tidak boleh longgar dengan pendatang yang membawa ancaman kematian bagi warga negara. Terlebih lagi Indonesia memiliki produk khas hasil tembakau bernama kretek yang telah diuji selama ratusan tahun sebagai produk yang aman dikonsumsi bagi masyarakat. Kretek sangat berbeda dengan rokok elektrik, kandungan kretek sangatlah alami dari daun tembakau dan campuran cengkeh, bukan hasil ekstraksi berupa cairan nikotin. Hasil riset di atas diperkuat dengan hasil temuan terbaru dari para ahli kesehatan di Jepang yang menemukan bahwa kandungan formalin dan asetaldehida dalam uap yang dihasilkan beberapa cairan rokok elektronik lebih berbahaya dibandingkan rokok biasa. Penelitian yang ditugaskan oleh Kementerian Kesehatan Jepang ini menemukan karsinogen dalam uap yang dihembuskan usai menghisap rokok yang disebut vape ini. Misalnya kandungan formaldehyde, sebuah zat yang biasa ditemukan dalam bahan bangunan dan pembalseman cairan, tingkat karsinogen lebih tinggi dibandingkan dalam asap rokok biasa. Lalu, asetaldehida juga ditemukan pada tingkat yang lebih tinggi dibandingkan rokok tembakau. \u201cBahkan, dalam salah satu merek rokok elektronik ditemukan 10 kali tingkat karsinogen dibandingkan satu batang rokok biasa,\u201d tutur seorang peneliti dari National Institute of Public Health, Jepang dr. Naoki Kunugita seperti dilansir laman Daily Mail. Rokok elektrik yang sedang menjadi tren di Amerika Serikat (AS) kini menguak fakta bahwa sebanyak 16 negara bagian di AS dilaporkan memiliki 153 kasus serius yang berkaitan dengan konsumsi rokok elektrik. Ratusan kasus itu meliputi penyakit paru dan infeksi pernapasan dalam dua tahun kebelakang. Berdasarkan data Badan Preventif dan Pengawasan Penyakit AS (CDC), semua kasus itu terjadi pada masyarakat yang menggunakan vape atau cairan nikotin dan ganja. Kebanyakan pasien adalah remaja atau pemuda 20-an tahun. Dampak negatif rokok elektrik bagi kesehatan bahkan sampai menelan korban jiwa. The Verge melaporkan, terdapat seorang pasien meninggal karena penyakit paru yang misterius. Pasien itu adalah satu dari 193 orang konsumen rokok elektrik yang memiliki gejala serupa pada kurun 28 Juni hingga saat ini. Dikutip dari pemberitaan Beritagar.id, di negara bagian Illionis yang jumlah pasien pengguna vape meningkat dua kali lipat hingga pekan lalu. Hingga Jumat (23\/8), ada 22 orang yang dirawat di rumah sakit, kasus 12 pasien di antaranya ditinjau dengan saksama.<\/p>\n\n\n\n Baca: Riset Kesehatan Rokok Elektrik<\/a><\/p>\n\n\n\n \"Melihat parahnya penyakit orang-orang itu menghadirkan alarm dan kami harus memberi peringatan bahwa pemakaian rokok elektrik dan vape bisa berbahaya,\" ujar Ngozi Ezike, Kepala Dinas Kesehatan Illonis, dalam pernyataan resminya. Sementara di Payson, Utah, pemuda 20 tahun Alexander Mitchell divonis sekarat dan harus hidup dengan dua mesin untuk membantu pernapasannya. Sang ayah, Daniel Mitchell, mengatakan anaknya adalah penggiat hiking, tapi hanya dalam sekitar dua hari berubah dari sakit menjadi sekarat. Sang dokter menuduh rokok elektrik sebagai penyebab ketika hasil tes terhadap bakteri radang paru (pneumonia) dan indikasi penyakit lain ternyata negatif. Namun satu tes lainnya menunjukkan hasil tak lazim. Tes memperlihatkan ada bukti sel imun abnormal di paru-parunya dan ini cukup langka. Gejala pneumonia yang biasanya ada pada pasien orang uzur terlihat terkontaminasi kandungan mineral cair. Dokter menyatakan paru-paru Alexander gagal bekerja karena sindrom pernapasan akut. Sedangkan orang tuanya menyebut putranya memang pengguna rokok elektrik. Rokok elektrik atau vape bekerja dengan memanaskan tembakau cair dan sejumlah cairan lain, termasuk cairan aroma. Namun, kata para ahli, hasil pemanasan justru menghasilkan zat beracun, termasuk unsur logam dan kimia.<\/strong> Kini, CDC mendesak para dokter untuk melaporkan tuduhan mereka kepada dinas kesehatan setempat. Sementara Badan Pengawasan Makanan dan Obat (FDA) sedang mengumpulkan semua informasi penyakit yang terkait dengan rokok elektrik dan vape. Melihat fenomena bahayanya mengonsumsi rokok elektrik dari kacamata riset kesehatan dan pengalaman korban, sungguh miris rasanya jika kampanye \u2018lebih sehat\u2019 masih dihembus-hembuskan kepada masyarakat. Apalagi baru-baru ini salah satu produsen rokok elektrik terbesar di dunia, Juul, dengan mudahnya masuk ke Indonesia, jargonnya pun tetap sama \u201crokok elektrik lebih menyehatkan\u201d. Pemerintah seharusnya mulai serius dalam menyikapi ini, karena geliat promosi rokok elektrik di Indonesia sedang gencar-gencarnya. Negara kita tidak boleh longgar dengan pendatang yang membawa ancaman kematian bagi warga negara. Terlebih lagi Indonesia memiliki produk khas hasil tembakau bernama kretek yang telah diuji selama ratusan tahun sebagai produk yang aman dikonsumsi bagi masyarakat. Kretek sangat berbeda dengan rokok elektrik, kandungan kretek sangatlah alami dari daun tembakau dan campuran cengkeh, bukan hasil ekstraksi berupa cairan nikotin. Baca: Kata Siapa Lebih Sehat? Perokok Elektrik Berisiko Terjangkit Penyakit Kardiovaskular<\/a><\/p>\n\n\n\n Hasil riset di atas diperkuat dengan hasil temuan terbaru dari para ahli kesehatan di Jepang yang menemukan bahwa kandungan formalin dan asetaldehida dalam uap yang dihasilkan beberapa cairan rokok elektronik lebih berbahaya dibandingkan rokok biasa. Penelitian yang ditugaskan oleh Kementerian Kesehatan Jepang ini menemukan karsinogen dalam uap yang dihembuskan usai menghisap rokok yang disebut vape ini. Misalnya kandungan formaldehyde, sebuah zat yang biasa ditemukan dalam bahan bangunan dan pembalseman cairan, tingkat karsinogen lebih tinggi dibandingkan dalam asap rokok biasa. Lalu, asetaldehida juga ditemukan pada tingkat yang lebih tinggi dibandingkan rokok tembakau. \u201cBahkan, dalam salah satu merek rokok elektronik ditemukan 10 kali tingkat karsinogen dibandingkan satu batang rokok biasa,\u201d tutur seorang peneliti dari National Institute of Public Health, Jepang dr. Naoki Kunugita seperti dilansir laman Daily Mail. Rokok elektrik yang sedang menjadi tren di Amerika Serikat (AS) kini menguak fakta bahwa sebanyak 16 negara bagian di AS dilaporkan memiliki 153 kasus serius yang berkaitan dengan konsumsi rokok elektrik. Ratusan kasus itu meliputi penyakit paru dan infeksi pernapasan dalam dua tahun kebelakang. Berdasarkan data Badan Preventif dan Pengawasan Penyakit AS (CDC), semua kasus itu terjadi pada masyarakat yang menggunakan vape atau cairan nikotin dan ganja. Kebanyakan pasien adalah remaja atau pemuda 20-an tahun. Dampak negatif rokok elektrik bagi kesehatan bahkan sampai menelan korban jiwa. The Verge melaporkan, terdapat seorang pasien meninggal karena penyakit paru yang misterius. Pasien itu adalah satu dari 193 orang konsumen rokok elektrik yang memiliki gejala serupa pada kurun 28 Juni hingga saat ini. Dikutip dari pemberitaan Beritagar.id, di negara bagian Illionis yang jumlah pasien pengguna vape meningkat dua kali lipat hingga pekan lalu. Hingga Jumat (23\/8), ada 22 orang yang dirawat di rumah sakit, kasus 12 pasien di antaranya ditinjau dengan saksama.<\/p>\n\n\n\n Baca: Riset Kesehatan Rokok Elektrik<\/a><\/p>\n\n\n\n \"Melihat parahnya penyakit orang-orang itu menghadirkan alarm dan kami harus memberi peringatan bahwa pemakaian rokok elektrik dan vape bisa berbahaya,\" ujar Ngozi Ezike, Kepala Dinas Kesehatan Illonis, dalam pernyataan resminya. Sementara di Payson, Utah, pemuda 20 tahun Alexander Mitchell divonis sekarat dan harus hidup dengan dua mesin untuk membantu pernapasannya. Sang ayah, Daniel Mitchell, mengatakan anaknya adalah penggiat hiking, tapi hanya dalam sekitar dua hari berubah dari sakit menjadi sekarat. Sang dokter menuduh rokok elektrik sebagai penyebab ketika hasil tes terhadap bakteri radang paru (pneumonia) dan indikasi penyakit lain ternyata negatif. Namun satu tes lainnya menunjukkan hasil tak lazim. Tes memperlihatkan ada bukti sel imun abnormal di paru-parunya dan ini cukup langka. Gejala pneumonia yang biasanya ada pada pasien orang uzur terlihat terkontaminasi kandungan mineral cair. Dokter menyatakan paru-paru Alexander gagal bekerja karena sindrom pernapasan akut. Sedangkan orang tuanya menyebut putranya memang pengguna rokok elektrik. Rokok elektrik atau vape bekerja dengan memanaskan tembakau cair dan sejumlah cairan lain, termasuk cairan aroma. Namun, kata para ahli, hasil pemanasan justru menghasilkan zat beracun, termasuk unsur logam dan kimia.<\/strong> Kini, CDC mendesak para dokter untuk melaporkan tuduhan mereka kepada dinas kesehatan setempat. Sementara Badan Pengawasan Makanan dan Obat (FDA) sedang mengumpulkan semua informasi penyakit yang terkait dengan rokok elektrik dan vape. Melihat fenomena bahayanya mengonsumsi rokok elektrik dari kacamata riset kesehatan dan pengalaman korban, sungguh miris rasanya jika kampanye \u2018lebih sehat\u2019 masih dihembus-hembuskan kepada masyarakat. Apalagi baru-baru ini salah satu produsen rokok elektrik terbesar di dunia, Juul, dengan mudahnya masuk ke Indonesia, jargonnya pun tetap sama \u201crokok elektrik lebih menyehatkan\u201d. Pemerintah seharusnya mulai serius dalam menyikapi ini, karena geliat promosi rokok elektrik di Indonesia sedang gencar-gencarnya. Negara kita tidak boleh longgar dengan pendatang yang membawa ancaman kematian bagi warga negara. Terlebih lagi Indonesia memiliki produk khas hasil tembakau bernama kretek yang telah diuji selama ratusan tahun sebagai produk yang aman dikonsumsi bagi masyarakat. Kretek sangat berbeda dengan rokok elektrik, kandungan kretek sangatlah alami dari daun tembakau dan campuran cengkeh, bukan hasil ekstraksi berupa cairan nikotin. Dari para peneliti Harvard yang meneliti mengenai rokok elektrik mengungkapkan bahwa pengguna vape (rokok elektrik) beresiko mengidap penyakit bronchiolitis obliterans atau lebih akrab disebut sebagai \u2018popcorn lung\u2019. Kandungan kimia di dalam vape secara sistematis menghancurkan saluran udara paru-paru terkecil.<\/p>\n\n\n\n Baca: Kata Siapa Lebih Sehat? Perokok Elektrik Berisiko Terjangkit Penyakit Kardiovaskular<\/a><\/p>\n\n\n\n Hasil riset di atas diperkuat dengan hasil temuan terbaru dari para ahli kesehatan di Jepang yang menemukan bahwa kandungan formalin dan asetaldehida dalam uap yang dihasilkan beberapa cairan rokok elektronik lebih berbahaya dibandingkan rokok biasa. Penelitian yang ditugaskan oleh Kementerian Kesehatan Jepang ini menemukan karsinogen dalam uap yang dihembuskan usai menghisap rokok yang disebut vape ini. Misalnya kandungan formaldehyde, sebuah zat yang biasa ditemukan dalam bahan bangunan dan pembalseman cairan, tingkat karsinogen lebih tinggi dibandingkan dalam asap rokok biasa. Lalu, asetaldehida juga ditemukan pada tingkat yang lebih tinggi dibandingkan rokok tembakau. \u201cBahkan, dalam salah satu merek rokok elektronik ditemukan 10 kali tingkat karsinogen dibandingkan satu batang rokok biasa,\u201d tutur seorang peneliti dari National Institute of Public Health, Jepang dr. Naoki Kunugita seperti dilansir laman Daily Mail. Rokok elektrik yang sedang menjadi tren di Amerika Serikat (AS) kini menguak fakta bahwa sebanyak 16 negara bagian di AS dilaporkan memiliki 153 kasus serius yang berkaitan dengan konsumsi rokok elektrik. Ratusan kasus itu meliputi penyakit paru dan infeksi pernapasan dalam dua tahun kebelakang. Berdasarkan data Badan Preventif dan Pengawasan Penyakit AS (CDC), semua kasus itu terjadi pada masyarakat yang menggunakan vape atau cairan nikotin dan ganja. Kebanyakan pasien adalah remaja atau pemuda 20-an tahun. Dampak negatif rokok elektrik bagi kesehatan bahkan sampai menelan korban jiwa. The Verge melaporkan, terdapat seorang pasien meninggal karena penyakit paru yang misterius. Pasien itu adalah satu dari 193 orang konsumen rokok elektrik yang memiliki gejala serupa pada kurun 28 Juni hingga saat ini. Dikutip dari pemberitaan Beritagar.id, di negara bagian Illionis yang jumlah pasien pengguna vape meningkat dua kali lipat hingga pekan lalu. Hingga Jumat (23\/8), ada 22 orang yang dirawat di rumah sakit, kasus 12 pasien di antaranya ditinjau dengan saksama.<\/p>\n\n\n\n Baca: Riset Kesehatan Rokok Elektrik<\/a><\/p>\n\n\n\n \"Melihat parahnya penyakit orang-orang itu menghadirkan alarm dan kami harus memberi peringatan bahwa pemakaian rokok elektrik dan vape bisa berbahaya,\" ujar Ngozi Ezike, Kepala Dinas Kesehatan Illonis, dalam pernyataan resminya. Sementara di Payson, Utah, pemuda 20 tahun Alexander Mitchell divonis sekarat dan harus hidup dengan dua mesin untuk membantu pernapasannya. Sang ayah, Daniel Mitchell, mengatakan anaknya adalah penggiat hiking, tapi hanya dalam sekitar dua hari berubah dari sakit menjadi sekarat. Sang dokter menuduh rokok elektrik sebagai penyebab ketika hasil tes terhadap bakteri radang paru (pneumonia) dan indikasi penyakit lain ternyata negatif. Namun satu tes lainnya menunjukkan hasil tak lazim. Tes memperlihatkan ada bukti sel imun abnormal di paru-parunya dan ini cukup langka. Gejala pneumonia yang biasanya ada pada pasien orang uzur terlihat terkontaminasi kandungan mineral cair. Dokter menyatakan paru-paru Alexander gagal bekerja karena sindrom pernapasan akut. Sedangkan orang tuanya menyebut putranya memang pengguna rokok elektrik. Rokok elektrik atau vape bekerja dengan memanaskan tembakau cair dan sejumlah cairan lain, termasuk cairan aroma. Namun, kata para ahli, hasil pemanasan justru menghasilkan zat beracun, termasuk unsur logam dan kimia.<\/strong> Kini, CDC mendesak para dokter untuk melaporkan tuduhan mereka kepada dinas kesehatan setempat. Sementara Badan Pengawasan Makanan dan Obat (FDA) sedang mengumpulkan semua informasi penyakit yang terkait dengan rokok elektrik dan vape. Melihat fenomena bahayanya mengonsumsi rokok elektrik dari kacamata riset kesehatan dan pengalaman korban, sungguh miris rasanya jika kampanye \u2018lebih sehat\u2019 masih dihembus-hembuskan kepada masyarakat. Apalagi baru-baru ini salah satu produsen rokok elektrik terbesar di dunia, Juul, dengan mudahnya masuk ke Indonesia, jargonnya pun tetap sama \u201crokok elektrik lebih menyehatkan\u201d. Pemerintah seharusnya mulai serius dalam menyikapi ini, karena geliat promosi rokok elektrik di Indonesia sedang gencar-gencarnya. Negara kita tidak boleh longgar dengan pendatang yang membawa ancaman kematian bagi warga negara. Terlebih lagi Indonesia memiliki produk khas hasil tembakau bernama kretek yang telah diuji selama ratusan tahun sebagai produk yang aman dikonsumsi bagi masyarakat. Kretek sangat berbeda dengan rokok elektrik, kandungan kretek sangatlah alami dari daun tembakau dan campuran cengkeh, bukan hasil ekstraksi berupa cairan nikotin. Riset-riset termutakhir mengenai dampak rokok elektrik terhadap kesehatan mulai bermunculan, hasilnya tak ada yang positif, rokok elektrik dinyatakan berbahaya bagi kesehatan. Dari para peneliti Harvard yang meneliti mengenai rokok elektrik mengungkapkan bahwa pengguna vape (rokok elektrik) beresiko mengidap penyakit bronchiolitis obliterans atau lebih akrab disebut sebagai \u2018popcorn lung\u2019. Kandungan kimia di dalam vape secara sistematis menghancurkan saluran udara paru-paru terkecil.<\/p>\n\n\n\n Baca: Kata Siapa Lebih Sehat? Perokok Elektrik Berisiko Terjangkit Penyakit Kardiovaskular<\/a><\/p>\n\n\n\n Hasil riset di atas diperkuat dengan hasil temuan terbaru dari para ahli kesehatan di Jepang yang menemukan bahwa kandungan formalin dan asetaldehida dalam uap yang dihasilkan beberapa cairan rokok elektronik lebih berbahaya dibandingkan rokok biasa. Penelitian yang ditugaskan oleh Kementerian Kesehatan Jepang ini menemukan karsinogen dalam uap yang dihembuskan usai menghisap rokok yang disebut vape ini. Misalnya kandungan formaldehyde, sebuah zat yang biasa ditemukan dalam bahan bangunan dan pembalseman cairan, tingkat karsinogen lebih tinggi dibandingkan dalam asap rokok biasa. Lalu, asetaldehida juga ditemukan pada tingkat yang lebih tinggi dibandingkan rokok tembakau. \u201cBahkan, dalam salah satu merek rokok elektronik ditemukan 10 kali tingkat karsinogen dibandingkan satu batang rokok biasa,\u201d tutur seorang peneliti dari National Institute of Public Health, Jepang dr. Naoki Kunugita seperti dilansir laman Daily Mail. Rokok elektrik yang sedang menjadi tren di Amerika Serikat (AS) kini menguak fakta bahwa sebanyak 16 negara bagian di AS dilaporkan memiliki 153 kasus serius yang berkaitan dengan konsumsi rokok elektrik. Ratusan kasus itu meliputi penyakit paru dan infeksi pernapasan dalam dua tahun kebelakang. Berdasarkan data Badan Preventif dan Pengawasan Penyakit AS (CDC), semua kasus itu terjadi pada masyarakat yang menggunakan vape atau cairan nikotin dan ganja. Kebanyakan pasien adalah remaja atau pemuda 20-an tahun. Dampak negatif rokok elektrik bagi kesehatan bahkan sampai menelan korban jiwa. The Verge melaporkan, terdapat seorang pasien meninggal karena penyakit paru yang misterius. Pasien itu adalah satu dari 193 orang konsumen rokok elektrik yang memiliki gejala serupa pada kurun 28 Juni hingga saat ini. Dikutip dari pemberitaan Beritagar.id, di negara bagian Illionis yang jumlah pasien pengguna vape meningkat dua kali lipat hingga pekan lalu. Hingga Jumat (23\/8), ada 22 orang yang dirawat di rumah sakit, kasus 12 pasien di antaranya ditinjau dengan saksama.<\/p>\n\n\n\n Baca: Riset Kesehatan Rokok Elektrik<\/a><\/p>\n\n\n\n \"Melihat parahnya penyakit orang-orang itu menghadirkan alarm dan kami harus memberi peringatan bahwa pemakaian rokok elektrik dan vape bisa berbahaya,\" ujar Ngozi Ezike, Kepala Dinas Kesehatan Illonis, dalam pernyataan resminya. Sementara di Payson, Utah, pemuda 20 tahun Alexander Mitchell divonis sekarat dan harus hidup dengan dua mesin untuk membantu pernapasannya. Sang ayah, Daniel Mitchell, mengatakan anaknya adalah penggiat hiking, tapi hanya dalam sekitar dua hari berubah dari sakit menjadi sekarat. Sang dokter menuduh rokok elektrik sebagai penyebab ketika hasil tes terhadap bakteri radang paru (pneumonia) dan indikasi penyakit lain ternyata negatif. Namun satu tes lainnya menunjukkan hasil tak lazim. Tes memperlihatkan ada bukti sel imun abnormal di paru-parunya dan ini cukup langka. Gejala pneumonia yang biasanya ada pada pasien orang uzur terlihat terkontaminasi kandungan mineral cair. Dokter menyatakan paru-paru Alexander gagal bekerja karena sindrom pernapasan akut. Sedangkan orang tuanya menyebut putranya memang pengguna rokok elektrik. Rokok elektrik atau vape bekerja dengan memanaskan tembakau cair dan sejumlah cairan lain, termasuk cairan aroma. Namun, kata para ahli, hasil pemanasan justru menghasilkan zat beracun, termasuk unsur logam dan kimia.<\/strong> Kini, CDC mendesak para dokter untuk melaporkan tuduhan mereka kepada dinas kesehatan setempat. Sementara Badan Pengawasan Makanan dan Obat (FDA) sedang mengumpulkan semua informasi penyakit yang terkait dengan rokok elektrik dan vape. Melihat fenomena bahayanya mengonsumsi rokok elektrik dari kacamata riset kesehatan dan pengalaman korban, sungguh miris rasanya jika kampanye \u2018lebih sehat\u2019 masih dihembus-hembuskan kepada masyarakat. Apalagi baru-baru ini salah satu produsen rokok elektrik terbesar di dunia, Juul, dengan mudahnya masuk ke Indonesia, jargonnya pun tetap sama \u201crokok elektrik lebih menyehatkan\u201d. Pemerintah seharusnya mulai serius dalam menyikapi ini, karena geliat promosi rokok elektrik di Indonesia sedang gencar-gencarnya. Negara kita tidak boleh longgar dengan pendatang yang membawa ancaman kematian bagi warga negara. Terlebih lagi Indonesia memiliki produk khas hasil tembakau bernama kretek yang telah diuji selama ratusan tahun sebagai produk yang aman dikonsumsi bagi masyarakat. Kretek sangat berbeda dengan rokok elektrik, kandungan kretek sangatlah alami dari daun tembakau dan campuran cengkeh, bukan hasil ekstraksi berupa cairan nikotin. Rokok elektrik lebih menyehatkan ketimbang rokok konvensional menjadi tagline yang digaungkan untuk mendongkrak penjualan rokok elektrik. Padahal untuk bisa membuktikan keabsahan argumentasi tersebut dibutuhkan riset jangka panjang barang 5 sampai 10 tahun. Alhasil kini tagline tersebut menjadi blunder, karena faktanya berkata lain. Riset-riset termutakhir mengenai dampak rokok elektrik terhadap kesehatan mulai bermunculan, hasilnya tak ada yang positif, rokok elektrik dinyatakan berbahaya bagi kesehatan. Dari para peneliti Harvard yang meneliti mengenai rokok elektrik mengungkapkan bahwa pengguna vape (rokok elektrik) beresiko mengidap penyakit bronchiolitis obliterans atau lebih akrab disebut sebagai \u2018popcorn lung\u2019. Kandungan kimia di dalam vape secara sistematis menghancurkan saluran udara paru-paru terkecil.<\/p>\n\n\n\n Baca: Kata Siapa Lebih Sehat? Perokok Elektrik Berisiko Terjangkit Penyakit Kardiovaskular<\/a><\/p>\n\n\n\n Hasil riset di atas diperkuat dengan hasil temuan terbaru dari para ahli kesehatan di Jepang yang menemukan bahwa kandungan formalin dan asetaldehida dalam uap yang dihasilkan beberapa cairan rokok elektronik lebih berbahaya dibandingkan rokok biasa. Penelitian yang ditugaskan oleh Kementerian Kesehatan Jepang ini menemukan karsinogen dalam uap yang dihembuskan usai menghisap rokok yang disebut vape ini. Misalnya kandungan formaldehyde, sebuah zat yang biasa ditemukan dalam bahan bangunan dan pembalseman cairan, tingkat karsinogen lebih tinggi dibandingkan dalam asap rokok biasa. Lalu, asetaldehida juga ditemukan pada tingkat yang lebih tinggi dibandingkan rokok tembakau. \u201cBahkan, dalam salah satu merek rokok elektronik ditemukan 10 kali tingkat karsinogen dibandingkan satu batang rokok biasa,\u201d tutur seorang peneliti dari National Institute of Public Health, Jepang dr. Naoki Kunugita seperti dilansir laman Daily Mail. Rokok elektrik yang sedang menjadi tren di Amerika Serikat (AS) kini menguak fakta bahwa sebanyak 16 negara bagian di AS dilaporkan memiliki 153 kasus serius yang berkaitan dengan konsumsi rokok elektrik. Ratusan kasus itu meliputi penyakit paru dan infeksi pernapasan dalam dua tahun kebelakang. Berdasarkan data Badan Preventif dan Pengawasan Penyakit AS (CDC), semua kasus itu terjadi pada masyarakat yang menggunakan vape atau cairan nikotin dan ganja. Kebanyakan pasien adalah remaja atau pemuda 20-an tahun. Dampak negatif rokok elektrik bagi kesehatan bahkan sampai menelan korban jiwa. The Verge melaporkan, terdapat seorang pasien meninggal karena penyakit paru yang misterius. Pasien itu adalah satu dari 193 orang konsumen rokok elektrik yang memiliki gejala serupa pada kurun 28 Juni hingga saat ini. Dikutip dari pemberitaan Beritagar.id, di negara bagian Illionis yang jumlah pasien pengguna vape meningkat dua kali lipat hingga pekan lalu. Hingga Jumat (23\/8), ada 22 orang yang dirawat di rumah sakit, kasus 12 pasien di antaranya ditinjau dengan saksama.<\/p>\n\n\n\n Baca: Riset Kesehatan Rokok Elektrik<\/a><\/p>\n\n\n\n \"Melihat parahnya penyakit orang-orang itu menghadirkan alarm dan kami harus memberi peringatan bahwa pemakaian rokok elektrik dan vape bisa berbahaya,\" ujar Ngozi Ezike, Kepala Dinas Kesehatan Illonis, dalam pernyataan resminya. Sementara di Payson, Utah, pemuda 20 tahun Alexander Mitchell divonis sekarat dan harus hidup dengan dua mesin untuk membantu pernapasannya. Sang ayah, Daniel Mitchell, mengatakan anaknya adalah penggiat hiking, tapi hanya dalam sekitar dua hari berubah dari sakit menjadi sekarat. Sang dokter menuduh rokok elektrik sebagai penyebab ketika hasil tes terhadap bakteri radang paru (pneumonia) dan indikasi penyakit lain ternyata negatif. Namun satu tes lainnya menunjukkan hasil tak lazim. Tes memperlihatkan ada bukti sel imun abnormal di paru-parunya dan ini cukup langka. Gejala pneumonia yang biasanya ada pada pasien orang uzur terlihat terkontaminasi kandungan mineral cair. Dokter menyatakan paru-paru Alexander gagal bekerja karena sindrom pernapasan akut. Sedangkan orang tuanya menyebut putranya memang pengguna rokok elektrik. Rokok elektrik atau vape bekerja dengan memanaskan tembakau cair dan sejumlah cairan lain, termasuk cairan aroma. Namun, kata para ahli, hasil pemanasan justru menghasilkan zat beracun, termasuk unsur logam dan kimia.<\/strong> Kini, CDC mendesak para dokter untuk melaporkan tuduhan mereka kepada dinas kesehatan setempat. Sementara Badan Pengawasan Makanan dan Obat (FDA) sedang mengumpulkan semua informasi penyakit yang terkait dengan rokok elektrik dan vape. Melihat fenomena bahayanya mengonsumsi rokok elektrik dari kacamata riset kesehatan dan pengalaman korban, sungguh miris rasanya jika kampanye \u2018lebih sehat\u2019 masih dihembus-hembuskan kepada masyarakat. Apalagi baru-baru ini salah satu produsen rokok elektrik terbesar di dunia, Juul, dengan mudahnya masuk ke Indonesia, jargonnya pun tetap sama \u201crokok elektrik lebih menyehatkan\u201d. Pemerintah seharusnya mulai serius dalam menyikapi ini, karena geliat promosi rokok elektrik di Indonesia sedang gencar-gencarnya. Negara kita tidak boleh longgar dengan pendatang yang membawa ancaman kematian bagi warga negara. Terlebih lagi Indonesia memiliki produk khas hasil tembakau bernama kretek yang telah diuji selama ratusan tahun sebagai produk yang aman dikonsumsi bagi masyarakat. Kretek sangat berbeda dengan rokok elektrik, kandungan kretek sangatlah alami dari daun tembakau dan campuran cengkeh, bukan hasil ekstraksi berupa cairan nikotin. Untuk itu, demi masa depan bangsa Indonesia harusnya ada regulasi pelarangan peredaran rokok elektrik atau vape yang nyata-nyata telah ada kasus dengan didukung beberapa riset dan studi tentang konten rokok elektrik atau vape, yang hasilnya mempunyai resiko tinggi dapat menyebabkan penyakit berujung kematian. Rokok elektrik lebih menyehatkan ketimbang rokok konvensional menjadi tagline yang digaungkan untuk mendongkrak penjualan rokok elektrik. Padahal untuk bisa membuktikan keabsahan argumentasi tersebut dibutuhkan riset jangka panjang barang 5 sampai 10 tahun. Alhasil kini tagline tersebut menjadi blunder, karena faktanya berkata lain. Riset-riset termutakhir mengenai dampak rokok elektrik terhadap kesehatan mulai bermunculan, hasilnya tak ada yang positif, rokok elektrik dinyatakan berbahaya bagi kesehatan. Dari para peneliti Harvard yang meneliti mengenai rokok elektrik mengungkapkan bahwa pengguna vape (rokok elektrik) beresiko mengidap penyakit bronchiolitis obliterans atau lebih akrab disebut sebagai \u2018popcorn lung\u2019. Kandungan kimia di dalam vape secara sistematis menghancurkan saluran udara paru-paru terkecil.<\/p>\n\n\n\n Baca: Kata Siapa Lebih Sehat? Perokok Elektrik Berisiko Terjangkit Penyakit Kardiovaskular<\/a><\/p>\n\n\n\n Hasil riset di atas diperkuat dengan hasil temuan terbaru dari para ahli kesehatan di Jepang yang menemukan bahwa kandungan formalin dan asetaldehida dalam uap yang dihasilkan beberapa cairan rokok elektronik lebih berbahaya dibandingkan rokok biasa. Penelitian yang ditugaskan oleh Kementerian Kesehatan Jepang ini menemukan karsinogen dalam uap yang dihembuskan usai menghisap rokok yang disebut vape ini. Misalnya kandungan formaldehyde, sebuah zat yang biasa ditemukan dalam bahan bangunan dan pembalseman cairan, tingkat karsinogen lebih tinggi dibandingkan dalam asap rokok biasa. Lalu, asetaldehida juga ditemukan pada tingkat yang lebih tinggi dibandingkan rokok tembakau. \u201cBahkan, dalam salah satu merek rokok elektronik ditemukan 10 kali tingkat karsinogen dibandingkan satu batang rokok biasa,\u201d tutur seorang peneliti dari National Institute of Public Health, Jepang dr. Naoki Kunugita seperti dilansir laman Daily Mail. Rokok elektrik yang sedang menjadi tren di Amerika Serikat (AS) kini menguak fakta bahwa sebanyak 16 negara bagian di AS dilaporkan memiliki 153 kasus serius yang berkaitan dengan konsumsi rokok elektrik. Ratusan kasus itu meliputi penyakit paru dan infeksi pernapasan dalam dua tahun kebelakang. Berdasarkan data Badan Preventif dan Pengawasan Penyakit AS (CDC), semua kasus itu terjadi pada masyarakat yang menggunakan vape atau cairan nikotin dan ganja. Kebanyakan pasien adalah remaja atau pemuda 20-an tahun. Dampak negatif rokok elektrik bagi kesehatan bahkan sampai menelan korban jiwa. The Verge melaporkan, terdapat seorang pasien meninggal karena penyakit paru yang misterius. Pasien itu adalah satu dari 193 orang konsumen rokok elektrik yang memiliki gejala serupa pada kurun 28 Juni hingga saat ini. Dikutip dari pemberitaan Beritagar.id, di negara bagian Illionis yang jumlah pasien pengguna vape meningkat dua kali lipat hingga pekan lalu. Hingga Jumat (23\/8), ada 22 orang yang dirawat di rumah sakit, kasus 12 pasien di antaranya ditinjau dengan saksama.<\/p>\n\n\n\n Baca: Riset Kesehatan Rokok Elektrik<\/a><\/p>\n\n\n\n \"Melihat parahnya penyakit orang-orang itu menghadirkan alarm dan kami harus memberi peringatan bahwa pemakaian rokok elektrik dan vape bisa berbahaya,\" ujar Ngozi Ezike, Kepala Dinas Kesehatan Illonis, dalam pernyataan resminya. Sementara di Payson, Utah, pemuda 20 tahun Alexander Mitchell divonis sekarat dan harus hidup dengan dua mesin untuk membantu pernapasannya. Sang ayah, Daniel Mitchell, mengatakan anaknya adalah penggiat hiking, tapi hanya dalam sekitar dua hari berubah dari sakit menjadi sekarat. Sang dokter menuduh rokok elektrik sebagai penyebab ketika hasil tes terhadap bakteri radang paru (pneumonia) dan indikasi penyakit lain ternyata negatif. Namun satu tes lainnya menunjukkan hasil tak lazim. Tes memperlihatkan ada bukti sel imun abnormal di paru-parunya dan ini cukup langka. Gejala pneumonia yang biasanya ada pada pasien orang uzur terlihat terkontaminasi kandungan mineral cair. Dokter menyatakan paru-paru Alexander gagal bekerja karena sindrom pernapasan akut. Sedangkan orang tuanya menyebut putranya memang pengguna rokok elektrik. Rokok elektrik atau vape bekerja dengan memanaskan tembakau cair dan sejumlah cairan lain, termasuk cairan aroma. Namun, kata para ahli, hasil pemanasan justru menghasilkan zat beracun, termasuk unsur logam dan kimia.<\/strong> Kini, CDC mendesak para dokter untuk melaporkan tuduhan mereka kepada dinas kesehatan setempat. Sementara Badan Pengawasan Makanan dan Obat (FDA) sedang mengumpulkan semua informasi penyakit yang terkait dengan rokok elektrik dan vape. Melihat fenomena bahayanya mengonsumsi rokok elektrik dari kacamata riset kesehatan dan pengalaman korban, sungguh miris rasanya jika kampanye \u2018lebih sehat\u2019 masih dihembus-hembuskan kepada masyarakat. Apalagi baru-baru ini salah satu produsen rokok elektrik terbesar di dunia, Juul, dengan mudahnya masuk ke Indonesia, jargonnya pun tetap sama \u201crokok elektrik lebih menyehatkan\u201d. Pemerintah seharusnya mulai serius dalam menyikapi ini, karena geliat promosi rokok elektrik di Indonesia sedang gencar-gencarnya. Negara kita tidak boleh longgar dengan pendatang yang membawa ancaman kematian bagi warga negara. Terlebih lagi Indonesia memiliki produk khas hasil tembakau bernama kretek yang telah diuji selama ratusan tahun sebagai produk yang aman dikonsumsi bagi masyarakat. Kretek sangat berbeda dengan rokok elektrik, kandungan kretek sangatlah alami dari daun tembakau dan campuran cengkeh, bukan hasil ekstraksi berupa cairan nikotin. Dari hasil pakar dan hasil studi di atas menegaskan bahwa keberadaan rokok vape atau rokok elektrik, resikonya sangat besar. Bahan utama rokok vape atau elektrik yang paling besar memberikan efek negatif pada tubuh manusia adalah cairan perasa. Akibat cairan perasa dalam rokok elektrik atau vape termasuk merek JUUL beresiko terjadi peradangan, terjangkit penyakit jantung dan paru-paru akut, selanjutnya berakibat kematian. <\/p>\n\n\n\n Untuk itu, demi masa depan bangsa Indonesia harusnya ada regulasi pelarangan peredaran rokok elektrik atau vape yang nyata-nyata telah ada kasus dengan didukung beberapa riset dan studi tentang konten rokok elektrik atau vape, yang hasilnya mempunyai resiko tinggi dapat menyebabkan penyakit berujung kematian. Rokok elektrik lebih menyehatkan ketimbang rokok konvensional menjadi tagline yang digaungkan untuk mendongkrak penjualan rokok elektrik. Padahal untuk bisa membuktikan keabsahan argumentasi tersebut dibutuhkan riset jangka panjang barang 5 sampai 10 tahun. Alhasil kini tagline tersebut menjadi blunder, karena faktanya berkata lain. Riset-riset termutakhir mengenai dampak rokok elektrik terhadap kesehatan mulai bermunculan, hasilnya tak ada yang positif, rokok elektrik dinyatakan berbahaya bagi kesehatan. Dari para peneliti Harvard yang meneliti mengenai rokok elektrik mengungkapkan bahwa pengguna vape (rokok elektrik) beresiko mengidap penyakit bronchiolitis obliterans atau lebih akrab disebut sebagai \u2018popcorn lung\u2019. Kandungan kimia di dalam vape secara sistematis menghancurkan saluran udara paru-paru terkecil.<\/p>\n\n\n\n Baca: Kata Siapa Lebih Sehat? Perokok Elektrik Berisiko Terjangkit Penyakit Kardiovaskular<\/a><\/p>\n\n\n\n Hasil riset di atas diperkuat dengan hasil temuan terbaru dari para ahli kesehatan di Jepang yang menemukan bahwa kandungan formalin dan asetaldehida dalam uap yang dihasilkan beberapa cairan rokok elektronik lebih berbahaya dibandingkan rokok biasa. Penelitian yang ditugaskan oleh Kementerian Kesehatan Jepang ini menemukan karsinogen dalam uap yang dihembuskan usai menghisap rokok yang disebut vape ini. Misalnya kandungan formaldehyde, sebuah zat yang biasa ditemukan dalam bahan bangunan dan pembalseman cairan, tingkat karsinogen lebih tinggi dibandingkan dalam asap rokok biasa. Lalu, asetaldehida juga ditemukan pada tingkat yang lebih tinggi dibandingkan rokok tembakau. \u201cBahkan, dalam salah satu merek rokok elektronik ditemukan 10 kali tingkat karsinogen dibandingkan satu batang rokok biasa,\u201d tutur seorang peneliti dari National Institute of Public Health, Jepang dr. Naoki Kunugita seperti dilansir laman Daily Mail. Rokok elektrik yang sedang menjadi tren di Amerika Serikat (AS) kini menguak fakta bahwa sebanyak 16 negara bagian di AS dilaporkan memiliki 153 kasus serius yang berkaitan dengan konsumsi rokok elektrik. Ratusan kasus itu meliputi penyakit paru dan infeksi pernapasan dalam dua tahun kebelakang. Berdasarkan data Badan Preventif dan Pengawasan Penyakit AS (CDC), semua kasus itu terjadi pada masyarakat yang menggunakan vape atau cairan nikotin dan ganja. Kebanyakan pasien adalah remaja atau pemuda 20-an tahun. Dampak negatif rokok elektrik bagi kesehatan bahkan sampai menelan korban jiwa. The Verge melaporkan, terdapat seorang pasien meninggal karena penyakit paru yang misterius. Pasien itu adalah satu dari 193 orang konsumen rokok elektrik yang memiliki gejala serupa pada kurun 28 Juni hingga saat ini. Dikutip dari pemberitaan Beritagar.id, di negara bagian Illionis yang jumlah pasien pengguna vape meningkat dua kali lipat hingga pekan lalu. Hingga Jumat (23\/8), ada 22 orang yang dirawat di rumah sakit, kasus 12 pasien di antaranya ditinjau dengan saksama.<\/p>\n\n\n\n Baca: Riset Kesehatan Rokok Elektrik<\/a><\/p>\n\n\n\n \"Melihat parahnya penyakit orang-orang itu menghadirkan alarm dan kami harus memberi peringatan bahwa pemakaian rokok elektrik dan vape bisa berbahaya,\" ujar Ngozi Ezike, Kepala Dinas Kesehatan Illonis, dalam pernyataan resminya. Sementara di Payson, Utah, pemuda 20 tahun Alexander Mitchell divonis sekarat dan harus hidup dengan dua mesin untuk membantu pernapasannya. Sang ayah, Daniel Mitchell, mengatakan anaknya adalah penggiat hiking, tapi hanya dalam sekitar dua hari berubah dari sakit menjadi sekarat. Sang dokter menuduh rokok elektrik sebagai penyebab ketika hasil tes terhadap bakteri radang paru (pneumonia) dan indikasi penyakit lain ternyata negatif. Namun satu tes lainnya menunjukkan hasil tak lazim. Tes memperlihatkan ada bukti sel imun abnormal di paru-parunya dan ini cukup langka. Gejala pneumonia yang biasanya ada pada pasien orang uzur terlihat terkontaminasi kandungan mineral cair. Dokter menyatakan paru-paru Alexander gagal bekerja karena sindrom pernapasan akut. Sedangkan orang tuanya menyebut putranya memang pengguna rokok elektrik. Rokok elektrik atau vape bekerja dengan memanaskan tembakau cair dan sejumlah cairan lain, termasuk cairan aroma. Namun, kata para ahli, hasil pemanasan justru menghasilkan zat beracun, termasuk unsur logam dan kimia.<\/strong> Kini, CDC mendesak para dokter untuk melaporkan tuduhan mereka kepada dinas kesehatan setempat. Sementara Badan Pengawasan Makanan dan Obat (FDA) sedang mengumpulkan semua informasi penyakit yang terkait dengan rokok elektrik dan vape. Melihat fenomena bahayanya mengonsumsi rokok elektrik dari kacamata riset kesehatan dan pengalaman korban, sungguh miris rasanya jika kampanye \u2018lebih sehat\u2019 masih dihembus-hembuskan kepada masyarakat. Apalagi baru-baru ini salah satu produsen rokok elektrik terbesar di dunia, Juul, dengan mudahnya masuk ke Indonesia, jargonnya pun tetap sama \u201crokok elektrik lebih menyehatkan\u201d. Pemerintah seharusnya mulai serius dalam menyikapi ini, karena geliat promosi rokok elektrik di Indonesia sedang gencar-gencarnya. Negara kita tidak boleh longgar dengan pendatang yang membawa ancaman kematian bagi warga negara. Terlebih lagi Indonesia memiliki produk khas hasil tembakau bernama kretek yang telah diuji selama ratusan tahun sebagai produk yang aman dikonsumsi bagi masyarakat. Kretek sangat berbeda dengan rokok elektrik, kandungan kretek sangatlah alami dari daun tembakau dan campuran cengkeh, bukan hasil ekstraksi berupa cairan nikotin. Studi pada 2018 lalu menunjukkan, penggunaan rokok elektrik harian berisiko terhadap serangan jantung, meski dengan probabilitas yang lebih rendah daripada perokok tembakau. Menurut dr Lawrence Phillips pakar kardiovaskular NYU Langone Health mengatakan \u201cKita melihat semakin banyak bukti bahwa rokok elektrik berhubungan dengan peningkatan risiko serangan jantung\u201d.<\/p>\n\n\n\n Dari hasil pakar dan hasil studi di atas menegaskan bahwa keberadaan rokok vape atau rokok elektrik, resikonya sangat besar. Bahan utama rokok vape atau elektrik yang paling besar memberikan efek negatif pada tubuh manusia adalah cairan perasa. Akibat cairan perasa dalam rokok elektrik atau vape termasuk merek JUUL beresiko terjadi peradangan, terjangkit penyakit jantung dan paru-paru akut, selanjutnya berakibat kematian. <\/p>\n\n\n\n Untuk itu, demi masa depan bangsa Indonesia harusnya ada regulasi pelarangan peredaran rokok elektrik atau vape yang nyata-nyata telah ada kasus dengan didukung beberapa riset dan studi tentang konten rokok elektrik atau vape, yang hasilnya mempunyai resiko tinggi dapat menyebabkan penyakit berujung kematian. Rokok elektrik lebih menyehatkan ketimbang rokok konvensional menjadi tagline yang digaungkan untuk mendongkrak penjualan rokok elektrik. Padahal untuk bisa membuktikan keabsahan argumentasi tersebut dibutuhkan riset jangka panjang barang 5 sampai 10 tahun. Alhasil kini tagline tersebut menjadi blunder, karena faktanya berkata lain. Riset-riset termutakhir mengenai dampak rokok elektrik terhadap kesehatan mulai bermunculan, hasilnya tak ada yang positif, rokok elektrik dinyatakan berbahaya bagi kesehatan. Dari para peneliti Harvard yang meneliti mengenai rokok elektrik mengungkapkan bahwa pengguna vape (rokok elektrik) beresiko mengidap penyakit bronchiolitis obliterans atau lebih akrab disebut sebagai \u2018popcorn lung\u2019. Kandungan kimia di dalam vape secara sistematis menghancurkan saluran udara paru-paru terkecil.<\/p>\n\n\n\n Baca: Kata Siapa Lebih Sehat? Perokok Elektrik Berisiko Terjangkit Penyakit Kardiovaskular<\/a><\/p>\n\n\n\n Hasil riset di atas diperkuat dengan hasil temuan terbaru dari para ahli kesehatan di Jepang yang menemukan bahwa kandungan formalin dan asetaldehida dalam uap yang dihasilkan beberapa cairan rokok elektronik lebih berbahaya dibandingkan rokok biasa. Penelitian yang ditugaskan oleh Kementerian Kesehatan Jepang ini menemukan karsinogen dalam uap yang dihembuskan usai menghisap rokok yang disebut vape ini. Misalnya kandungan formaldehyde, sebuah zat yang biasa ditemukan dalam bahan bangunan dan pembalseman cairan, tingkat karsinogen lebih tinggi dibandingkan dalam asap rokok biasa. Lalu, asetaldehida juga ditemukan pada tingkat yang lebih tinggi dibandingkan rokok tembakau. \u201cBahkan, dalam salah satu merek rokok elektronik ditemukan 10 kali tingkat karsinogen dibandingkan satu batang rokok biasa,\u201d tutur seorang peneliti dari National Institute of Public Health, Jepang dr. Naoki Kunugita seperti dilansir laman Daily Mail. Rokok elektrik yang sedang menjadi tren di Amerika Serikat (AS) kini menguak fakta bahwa sebanyak 16 negara bagian di AS dilaporkan memiliki 153 kasus serius yang berkaitan dengan konsumsi rokok elektrik. Ratusan kasus itu meliputi penyakit paru dan infeksi pernapasan dalam dua tahun kebelakang. Berdasarkan data Badan Preventif dan Pengawasan Penyakit AS (CDC), semua kasus itu terjadi pada masyarakat yang menggunakan vape atau cairan nikotin dan ganja. Kebanyakan pasien adalah remaja atau pemuda 20-an tahun. Dampak negatif rokok elektrik bagi kesehatan bahkan sampai menelan korban jiwa. The Verge melaporkan, terdapat seorang pasien meninggal karena penyakit paru yang misterius. Pasien itu adalah satu dari 193 orang konsumen rokok elektrik yang memiliki gejala serupa pada kurun 28 Juni hingga saat ini. Dikutip dari pemberitaan Beritagar.id, di negara bagian Illionis yang jumlah pasien pengguna vape meningkat dua kali lipat hingga pekan lalu. Hingga Jumat (23\/8), ada 22 orang yang dirawat di rumah sakit, kasus 12 pasien di antaranya ditinjau dengan saksama.<\/p>\n\n\n\n Baca: Riset Kesehatan Rokok Elektrik<\/a><\/p>\n\n\n\n \"Melihat parahnya penyakit orang-orang itu menghadirkan alarm dan kami harus memberi peringatan bahwa pemakaian rokok elektrik dan vape bisa berbahaya,\" ujar Ngozi Ezike, Kepala Dinas Kesehatan Illonis, dalam pernyataan resminya. Sementara di Payson, Utah, pemuda 20 tahun Alexander Mitchell divonis sekarat dan harus hidup dengan dua mesin untuk membantu pernapasannya. Sang ayah, Daniel Mitchell, mengatakan anaknya adalah penggiat hiking, tapi hanya dalam sekitar dua hari berubah dari sakit menjadi sekarat. Sang dokter menuduh rokok elektrik sebagai penyebab ketika hasil tes terhadap bakteri radang paru (pneumonia) dan indikasi penyakit lain ternyata negatif. Namun satu tes lainnya menunjukkan hasil tak lazim. Tes memperlihatkan ada bukti sel imun abnormal di paru-parunya dan ini cukup langka. Gejala pneumonia yang biasanya ada pada pasien orang uzur terlihat terkontaminasi kandungan mineral cair. Dokter menyatakan paru-paru Alexander gagal bekerja karena sindrom pernapasan akut. Sedangkan orang tuanya menyebut putranya memang pengguna rokok elektrik. Rokok elektrik atau vape bekerja dengan memanaskan tembakau cair dan sejumlah cairan lain, termasuk cairan aroma. Namun, kata para ahli, hasil pemanasan justru menghasilkan zat beracun, termasuk unsur logam dan kimia.<\/strong> Kini, CDC mendesak para dokter untuk melaporkan tuduhan mereka kepada dinas kesehatan setempat. Sementara Badan Pengawasan Makanan dan Obat (FDA) sedang mengumpulkan semua informasi penyakit yang terkait dengan rokok elektrik dan vape. Melihat fenomena bahayanya mengonsumsi rokok elektrik dari kacamata riset kesehatan dan pengalaman korban, sungguh miris rasanya jika kampanye \u2018lebih sehat\u2019 masih dihembus-hembuskan kepada masyarakat. Apalagi baru-baru ini salah satu produsen rokok elektrik terbesar di dunia, Juul, dengan mudahnya masuk ke Indonesia, jargonnya pun tetap sama \u201crokok elektrik lebih menyehatkan\u201d. Pemerintah seharusnya mulai serius dalam menyikapi ini, karena geliat promosi rokok elektrik di Indonesia sedang gencar-gencarnya. Negara kita tidak boleh longgar dengan pendatang yang membawa ancaman kematian bagi warga negara. Terlebih lagi Indonesia memiliki produk khas hasil tembakau bernama kretek yang telah diuji selama ratusan tahun sebagai produk yang aman dikonsumsi bagi masyarakat. Kretek sangat berbeda dengan rokok elektrik, kandungan kretek sangatlah alami dari daun tembakau dan campuran cengkeh, bukan hasil ekstraksi berupa cairan nikotin. Sekelompok ahli kardiovaskular dari University of Massachusetts menganjurkan peneliti agar melakukan uji rokok elektrik atau vape lebih yang beraroma. Karena sumsi sementara, produk vape atau rokok elektrik yang beraroma dan punya pilihan rasa lebih berbahaya dari pada rokok vape natural. Namun yang banyak beredar dipasaran, justru yang beraroma dan berasa buah-buahan, dari pada yang natural. <\/p>\n\n\n\n Studi pada 2018 lalu menunjukkan, penggunaan rokok elektrik harian berisiko terhadap serangan jantung, meski dengan probabilitas yang lebih rendah daripada perokok tembakau. Menurut dr Lawrence Phillips pakar kardiovaskular NYU Langone Health mengatakan \u201cKita melihat semakin banyak bukti bahwa rokok elektrik berhubungan dengan peningkatan risiko serangan jantung\u201d.<\/p>\n\n\n\n Dari hasil pakar dan hasil studi di atas menegaskan bahwa keberadaan rokok vape atau rokok elektrik, resikonya sangat besar. Bahan utama rokok vape atau elektrik yang paling besar memberikan efek negatif pada tubuh manusia adalah cairan perasa. Akibat cairan perasa dalam rokok elektrik atau vape termasuk merek JUUL beresiko terjadi peradangan, terjangkit penyakit jantung dan paru-paru akut, selanjutnya berakibat kematian. <\/p>\n\n\n\n Untuk itu, demi masa depan bangsa Indonesia harusnya ada regulasi pelarangan peredaran rokok elektrik atau vape yang nyata-nyata telah ada kasus dengan didukung beberapa riset dan studi tentang konten rokok elektrik atau vape, yang hasilnya mempunyai resiko tinggi dapat menyebabkan penyakit berujung kematian. Rokok elektrik lebih menyehatkan ketimbang rokok konvensional menjadi tagline yang digaungkan untuk mendongkrak penjualan rokok elektrik. Padahal untuk bisa membuktikan keabsahan argumentasi tersebut dibutuhkan riset jangka panjang barang 5 sampai 10 tahun. Alhasil kini tagline tersebut menjadi blunder, karena faktanya berkata lain. Riset-riset termutakhir mengenai dampak rokok elektrik terhadap kesehatan mulai bermunculan, hasilnya tak ada yang positif, rokok elektrik dinyatakan berbahaya bagi kesehatan. Dari para peneliti Harvard yang meneliti mengenai rokok elektrik mengungkapkan bahwa pengguna vape (rokok elektrik) beresiko mengidap penyakit bronchiolitis obliterans atau lebih akrab disebut sebagai \u2018popcorn lung\u2019. Kandungan kimia di dalam vape secara sistematis menghancurkan saluran udara paru-paru terkecil.<\/p>\n\n\n\n Baca: Kata Siapa Lebih Sehat? Perokok Elektrik Berisiko Terjangkit Penyakit Kardiovaskular<\/a><\/p>\n\n\n\n Hasil riset di atas diperkuat dengan hasil temuan terbaru dari para ahli kesehatan di Jepang yang menemukan bahwa kandungan formalin dan asetaldehida dalam uap yang dihasilkan beberapa cairan rokok elektronik lebih berbahaya dibandingkan rokok biasa. Penelitian yang ditugaskan oleh Kementerian Kesehatan Jepang ini menemukan karsinogen dalam uap yang dihembuskan usai menghisap rokok yang disebut vape ini. Misalnya kandungan formaldehyde, sebuah zat yang biasa ditemukan dalam bahan bangunan dan pembalseman cairan, tingkat karsinogen lebih tinggi dibandingkan dalam asap rokok biasa. Lalu, asetaldehida juga ditemukan pada tingkat yang lebih tinggi dibandingkan rokok tembakau. \u201cBahkan, dalam salah satu merek rokok elektronik ditemukan 10 kali tingkat karsinogen dibandingkan satu batang rokok biasa,\u201d tutur seorang peneliti dari National Institute of Public Health, Jepang dr. Naoki Kunugita seperti dilansir laman Daily Mail. Rokok elektrik yang sedang menjadi tren di Amerika Serikat (AS) kini menguak fakta bahwa sebanyak 16 negara bagian di AS dilaporkan memiliki 153 kasus serius yang berkaitan dengan konsumsi rokok elektrik. Ratusan kasus itu meliputi penyakit paru dan infeksi pernapasan dalam dua tahun kebelakang. Berdasarkan data Badan Preventif dan Pengawasan Penyakit AS (CDC), semua kasus itu terjadi pada masyarakat yang menggunakan vape atau cairan nikotin dan ganja. Kebanyakan pasien adalah remaja atau pemuda 20-an tahun. Dampak negatif rokok elektrik bagi kesehatan bahkan sampai menelan korban jiwa. The Verge melaporkan, terdapat seorang pasien meninggal karena penyakit paru yang misterius. Pasien itu adalah satu dari 193 orang konsumen rokok elektrik yang memiliki gejala serupa pada kurun 28 Juni hingga saat ini. Dikutip dari pemberitaan Beritagar.id, di negara bagian Illionis yang jumlah pasien pengguna vape meningkat dua kali lipat hingga pekan lalu. Hingga Jumat (23\/8), ada 22 orang yang dirawat di rumah sakit, kasus 12 pasien di antaranya ditinjau dengan saksama.<\/p>\n\n\n\n Baca: Riset Kesehatan Rokok Elektrik<\/a><\/p>\n\n\n\n \"Melihat parahnya penyakit orang-orang itu menghadirkan alarm dan kami harus memberi peringatan bahwa pemakaian rokok elektrik dan vape bisa berbahaya,\" ujar Ngozi Ezike, Kepala Dinas Kesehatan Illonis, dalam pernyataan resminya. Sementara di Payson, Utah, pemuda 20 tahun Alexander Mitchell divonis sekarat dan harus hidup dengan dua mesin untuk membantu pernapasannya. Sang ayah, Daniel Mitchell, mengatakan anaknya adalah penggiat hiking, tapi hanya dalam sekitar dua hari berubah dari sakit menjadi sekarat. Sang dokter menuduh rokok elektrik sebagai penyebab ketika hasil tes terhadap bakteri radang paru (pneumonia) dan indikasi penyakit lain ternyata negatif. Namun satu tes lainnya menunjukkan hasil tak lazim. Tes memperlihatkan ada bukti sel imun abnormal di paru-parunya dan ini cukup langka. Gejala pneumonia yang biasanya ada pada pasien orang uzur terlihat terkontaminasi kandungan mineral cair. Dokter menyatakan paru-paru Alexander gagal bekerja karena sindrom pernapasan akut. Sedangkan orang tuanya menyebut putranya memang pengguna rokok elektrik. Rokok elektrik atau vape bekerja dengan memanaskan tembakau cair dan sejumlah cairan lain, termasuk cairan aroma. Namun, kata para ahli, hasil pemanasan justru menghasilkan zat beracun, termasuk unsur logam dan kimia.<\/strong> Kini, CDC mendesak para dokter untuk melaporkan tuduhan mereka kepada dinas kesehatan setempat. Sementara Badan Pengawasan Makanan dan Obat (FDA) sedang mengumpulkan semua informasi penyakit yang terkait dengan rokok elektrik dan vape. Melihat fenomena bahayanya mengonsumsi rokok elektrik dari kacamata riset kesehatan dan pengalaman korban, sungguh miris rasanya jika kampanye \u2018lebih sehat\u2019 masih dihembus-hembuskan kepada masyarakat. Apalagi baru-baru ini salah satu produsen rokok elektrik terbesar di dunia, Juul, dengan mudahnya masuk ke Indonesia, jargonnya pun tetap sama \u201crokok elektrik lebih menyehatkan\u201d. Pemerintah seharusnya mulai serius dalam menyikapi ini, karena geliat promosi rokok elektrik di Indonesia sedang gencar-gencarnya. Negara kita tidak boleh longgar dengan pendatang yang membawa ancaman kematian bagi warga negara. Terlebih lagi Indonesia memiliki produk khas hasil tembakau bernama kretek yang telah diuji selama ratusan tahun sebagai produk yang aman dikonsumsi bagi masyarakat. Kretek sangat berbeda dengan rokok elektrik, kandungan kretek sangatlah alami dari daun tembakau dan campuran cengkeh, bukan hasil ekstraksi berupa cairan nikotin. Baca: Riset Kesehatan Rokok Elektrik<\/a><\/p>\n\n\n\n Sekelompok ahli kardiovaskular dari University of Massachusetts menganjurkan peneliti agar melakukan uji rokok elektrik atau vape lebih yang beraroma. Karena sumsi sementara, produk vape atau rokok elektrik yang beraroma dan punya pilihan rasa lebih berbahaya dari pada rokok vape natural. Namun yang banyak beredar dipasaran, justru yang beraroma dan berasa buah-buahan, dari pada yang natural. <\/p>\n\n\n\n Studi pada 2018 lalu menunjukkan, penggunaan rokok elektrik harian berisiko terhadap serangan jantung, meski dengan probabilitas yang lebih rendah daripada perokok tembakau. Menurut dr Lawrence Phillips pakar kardiovaskular NYU Langone Health mengatakan \u201cKita melihat semakin banyak bukti bahwa rokok elektrik berhubungan dengan peningkatan risiko serangan jantung\u201d.<\/p>\n\n\n\n Dari hasil pakar dan hasil studi di atas menegaskan bahwa keberadaan rokok vape atau rokok elektrik, resikonya sangat besar. Bahan utama rokok vape atau elektrik yang paling besar memberikan efek negatif pada tubuh manusia adalah cairan perasa. Akibat cairan perasa dalam rokok elektrik atau vape termasuk merek JUUL beresiko terjadi peradangan, terjangkit penyakit jantung dan paru-paru akut, selanjutnya berakibat kematian. <\/p>\n\n\n\n Untuk itu, demi masa depan bangsa Indonesia harusnya ada regulasi pelarangan peredaran rokok elektrik atau vape yang nyata-nyata telah ada kasus dengan didukung beberapa riset dan studi tentang konten rokok elektrik atau vape, yang hasilnya mempunyai resiko tinggi dapat menyebabkan penyakit berujung kematian. Rokok elektrik lebih menyehatkan ketimbang rokok konvensional menjadi tagline yang digaungkan untuk mendongkrak penjualan rokok elektrik. Padahal untuk bisa membuktikan keabsahan argumentasi tersebut dibutuhkan riset jangka panjang barang 5 sampai 10 tahun. Alhasil kini tagline tersebut menjadi blunder, karena faktanya berkata lain. Riset-riset termutakhir mengenai dampak rokok elektrik terhadap kesehatan mulai bermunculan, hasilnya tak ada yang positif, rokok elektrik dinyatakan berbahaya bagi kesehatan. Dari para peneliti Harvard yang meneliti mengenai rokok elektrik mengungkapkan bahwa pengguna vape (rokok elektrik) beresiko mengidap penyakit bronchiolitis obliterans atau lebih akrab disebut sebagai \u2018popcorn lung\u2019. Kandungan kimia di dalam vape secara sistematis menghancurkan saluran udara paru-paru terkecil.<\/p>\n\n\n\n Baca: Kata Siapa Lebih Sehat? Perokok Elektrik Berisiko Terjangkit Penyakit Kardiovaskular<\/a><\/p>\n\n\n\n Hasil riset di atas diperkuat dengan hasil temuan terbaru dari para ahli kesehatan di Jepang yang menemukan bahwa kandungan formalin dan asetaldehida dalam uap yang dihasilkan beberapa cairan rokok elektronik lebih berbahaya dibandingkan rokok biasa. Penelitian yang ditugaskan oleh Kementerian Kesehatan Jepang ini menemukan karsinogen dalam uap yang dihembuskan usai menghisap rokok yang disebut vape ini. Misalnya kandungan formaldehyde, sebuah zat yang biasa ditemukan dalam bahan bangunan dan pembalseman cairan, tingkat karsinogen lebih tinggi dibandingkan dalam asap rokok biasa. Lalu, asetaldehida juga ditemukan pada tingkat yang lebih tinggi dibandingkan rokok tembakau. \u201cBahkan, dalam salah satu merek rokok elektronik ditemukan 10 kali tingkat karsinogen dibandingkan satu batang rokok biasa,\u201d tutur seorang peneliti dari National Institute of Public Health, Jepang dr. Naoki Kunugita seperti dilansir laman Daily Mail. Rokok elektrik yang sedang menjadi tren di Amerika Serikat (AS) kini menguak fakta bahwa sebanyak 16 negara bagian di AS dilaporkan memiliki 153 kasus serius yang berkaitan dengan konsumsi rokok elektrik. Ratusan kasus itu meliputi penyakit paru dan infeksi pernapasan dalam dua tahun kebelakang. Berdasarkan data Badan Preventif dan Pengawasan Penyakit AS (CDC), semua kasus itu terjadi pada masyarakat yang menggunakan vape atau cairan nikotin dan ganja. Kebanyakan pasien adalah remaja atau pemuda 20-an tahun. Dampak negatif rokok elektrik bagi kesehatan bahkan sampai menelan korban jiwa. The Verge melaporkan, terdapat seorang pasien meninggal karena penyakit paru yang misterius. Pasien itu adalah satu dari 193 orang konsumen rokok elektrik yang memiliki gejala serupa pada kurun 28 Juni hingga saat ini. Dikutip dari pemberitaan Beritagar.id, di negara bagian Illionis yang jumlah pasien pengguna vape meningkat dua kali lipat hingga pekan lalu. Hingga Jumat (23\/8), ada 22 orang yang dirawat di rumah sakit, kasus 12 pasien di antaranya ditinjau dengan saksama.<\/p>\n\n\n\n Baca: Riset Kesehatan Rokok Elektrik<\/a><\/p>\n\n\n\n \"Melihat parahnya penyakit orang-orang itu menghadirkan alarm dan kami harus memberi peringatan bahwa pemakaian rokok elektrik dan vape bisa berbahaya,\" ujar Ngozi Ezike, Kepala Dinas Kesehatan Illonis, dalam pernyataan resminya. Sementara di Payson, Utah, pemuda 20 tahun Alexander Mitchell divonis sekarat dan harus hidup dengan dua mesin untuk membantu pernapasannya. Sang ayah, Daniel Mitchell, mengatakan anaknya adalah penggiat hiking, tapi hanya dalam sekitar dua hari berubah dari sakit menjadi sekarat. Sang dokter menuduh rokok elektrik sebagai penyebab ketika hasil tes terhadap bakteri radang paru (pneumonia) dan indikasi penyakit lain ternyata negatif. Namun satu tes lainnya menunjukkan hasil tak lazim. Tes memperlihatkan ada bukti sel imun abnormal di paru-parunya dan ini cukup langka. Gejala pneumonia yang biasanya ada pada pasien orang uzur terlihat terkontaminasi kandungan mineral cair. Dokter menyatakan paru-paru Alexander gagal bekerja karena sindrom pernapasan akut. Sedangkan orang tuanya menyebut putranya memang pengguna rokok elektrik. Rokok elektrik atau vape bekerja dengan memanaskan tembakau cair dan sejumlah cairan lain, termasuk cairan aroma. Namun, kata para ahli, hasil pemanasan justru menghasilkan zat beracun, termasuk unsur logam dan kimia.<\/strong> Kini, CDC mendesak para dokter untuk melaporkan tuduhan mereka kepada dinas kesehatan setempat. Sementara Badan Pengawasan Makanan dan Obat (FDA) sedang mengumpulkan semua informasi penyakit yang terkait dengan rokok elektrik dan vape. Melihat fenomena bahayanya mengonsumsi rokok elektrik dari kacamata riset kesehatan dan pengalaman korban, sungguh miris rasanya jika kampanye \u2018lebih sehat\u2019 masih dihembus-hembuskan kepada masyarakat. Apalagi baru-baru ini salah satu produsen rokok elektrik terbesar di dunia, Juul, dengan mudahnya masuk ke Indonesia, jargonnya pun tetap sama \u201crokok elektrik lebih menyehatkan\u201d. Pemerintah seharusnya mulai serius dalam menyikapi ini, karena geliat promosi rokok elektrik di Indonesia sedang gencar-gencarnya. Negara kita tidak boleh longgar dengan pendatang yang membawa ancaman kematian bagi warga negara. Terlebih lagi Indonesia memiliki produk khas hasil tembakau bernama kretek yang telah diuji selama ratusan tahun sebagai produk yang aman dikonsumsi bagi masyarakat. Kretek sangat berbeda dengan rokok elektrik, kandungan kretek sangatlah alami dari daun tembakau dan campuran cengkeh, bukan hasil ekstraksi berupa cairan nikotin. Dalam studi ini, tim peneliti menemukan bukti efek toksik pada sel-sel yang melapisi pembuluh darah dan melindungi jantung. Beberapa bukti tersebut termasuk di antaranya gangguan pada fungsi sel dan munculnya tanda-tanda peradangan. Para peneliti mengamati bagaimana respons sel saat bersentuhan dengan cairan rokok elektrik. Efek yang paling kentara terlihat pada cairan dengan rasa kayu manis.<\/p>\n\n\n\n Baca: Riset Kesehatan Rokok Elektrik<\/a><\/p>\n\n\n\n Sekelompok ahli kardiovaskular dari University of Massachusetts menganjurkan peneliti agar melakukan uji rokok elektrik atau vape lebih yang beraroma. Karena sumsi sementara, produk vape atau rokok elektrik yang beraroma dan punya pilihan rasa lebih berbahaya dari pada rokok vape natural. Namun yang banyak beredar dipasaran, justru yang beraroma dan berasa buah-buahan, dari pada yang natural. <\/p>\n\n\n\n Studi pada 2018 lalu menunjukkan, penggunaan rokok elektrik harian berisiko terhadap serangan jantung, meski dengan probabilitas yang lebih rendah daripada perokok tembakau. Menurut dr Lawrence Phillips pakar kardiovaskular NYU Langone Health mengatakan \u201cKita melihat semakin banyak bukti bahwa rokok elektrik berhubungan dengan peningkatan risiko serangan jantung\u201d.<\/p>\n\n\n\n Dari hasil pakar dan hasil studi di atas menegaskan bahwa keberadaan rokok vape atau rokok elektrik, resikonya sangat besar. Bahan utama rokok vape atau elektrik yang paling besar memberikan efek negatif pada tubuh manusia adalah cairan perasa. Akibat cairan perasa dalam rokok elektrik atau vape termasuk merek JUUL beresiko terjadi peradangan, terjangkit penyakit jantung dan paru-paru akut, selanjutnya berakibat kematian. <\/p>\n\n\n\n Untuk itu, demi masa depan bangsa Indonesia harusnya ada regulasi pelarangan peredaran rokok elektrik atau vape yang nyata-nyata telah ada kasus dengan didukung beberapa riset dan studi tentang konten rokok elektrik atau vape, yang hasilnya mempunyai resiko tinggi dapat menyebabkan penyakit berujung kematian. Rokok elektrik lebih menyehatkan ketimbang rokok konvensional menjadi tagline yang digaungkan untuk mendongkrak penjualan rokok elektrik. Padahal untuk bisa membuktikan keabsahan argumentasi tersebut dibutuhkan riset jangka panjang barang 5 sampai 10 tahun. Alhasil kini tagline tersebut menjadi blunder, karena faktanya berkata lain. Riset-riset termutakhir mengenai dampak rokok elektrik terhadap kesehatan mulai bermunculan, hasilnya tak ada yang positif, rokok elektrik dinyatakan berbahaya bagi kesehatan. Dari para peneliti Harvard yang meneliti mengenai rokok elektrik mengungkapkan bahwa pengguna vape (rokok elektrik) beresiko mengidap penyakit bronchiolitis obliterans atau lebih akrab disebut sebagai \u2018popcorn lung\u2019. Kandungan kimia di dalam vape secara sistematis menghancurkan saluran udara paru-paru terkecil.<\/p>\n\n\n\n Baca: Kata Siapa Lebih Sehat? Perokok Elektrik Berisiko Terjangkit Penyakit Kardiovaskular<\/a><\/p>\n\n\n\n Hasil riset di atas diperkuat dengan hasil temuan terbaru dari para ahli kesehatan di Jepang yang menemukan bahwa kandungan formalin dan asetaldehida dalam uap yang dihasilkan beberapa cairan rokok elektronik lebih berbahaya dibandingkan rokok biasa. Penelitian yang ditugaskan oleh Kementerian Kesehatan Jepang ini menemukan karsinogen dalam uap yang dihembuskan usai menghisap rokok yang disebut vape ini. Misalnya kandungan formaldehyde, sebuah zat yang biasa ditemukan dalam bahan bangunan dan pembalseman cairan, tingkat karsinogen lebih tinggi dibandingkan dalam asap rokok biasa. Lalu, asetaldehida juga ditemukan pada tingkat yang lebih tinggi dibandingkan rokok tembakau. \u201cBahkan, dalam salah satu merek rokok elektronik ditemukan 10 kali tingkat karsinogen dibandingkan satu batang rokok biasa,\u201d tutur seorang peneliti dari National Institute of Public Health, Jepang dr. Naoki Kunugita seperti dilansir laman Daily Mail. Rokok elektrik yang sedang menjadi tren di Amerika Serikat (AS) kini menguak fakta bahwa sebanyak 16 negara bagian di AS dilaporkan memiliki 153 kasus serius yang berkaitan dengan konsumsi rokok elektrik. Ratusan kasus itu meliputi penyakit paru dan infeksi pernapasan dalam dua tahun kebelakang. Berdasarkan data Badan Preventif dan Pengawasan Penyakit AS (CDC), semua kasus itu terjadi pada masyarakat yang menggunakan vape atau cairan nikotin dan ganja. Kebanyakan pasien adalah remaja atau pemuda 20-an tahun. Dampak negatif rokok elektrik bagi kesehatan bahkan sampai menelan korban jiwa. The Verge melaporkan, terdapat seorang pasien meninggal karena penyakit paru yang misterius. Pasien itu adalah satu dari 193 orang konsumen rokok elektrik yang memiliki gejala serupa pada kurun 28 Juni hingga saat ini. Dikutip dari pemberitaan Beritagar.id, di negara bagian Illionis yang jumlah pasien pengguna vape meningkat dua kali lipat hingga pekan lalu. Hingga Jumat (23\/8), ada 22 orang yang dirawat di rumah sakit, kasus 12 pasien di antaranya ditinjau dengan saksama.<\/p>\n\n\n\n Baca: Riset Kesehatan Rokok Elektrik<\/a><\/p>\n\n\n\n \"Melihat parahnya penyakit orang-orang itu menghadirkan alarm dan kami harus memberi peringatan bahwa pemakaian rokok elektrik dan vape bisa berbahaya,\" ujar Ngozi Ezike, Kepala Dinas Kesehatan Illonis, dalam pernyataan resminya. Sementara di Payson, Utah, pemuda 20 tahun Alexander Mitchell divonis sekarat dan harus hidup dengan dua mesin untuk membantu pernapasannya. Sang ayah, Daniel Mitchell, mengatakan anaknya adalah penggiat hiking, tapi hanya dalam sekitar dua hari berubah dari sakit menjadi sekarat. Sang dokter menuduh rokok elektrik sebagai penyebab ketika hasil tes terhadap bakteri radang paru (pneumonia) dan indikasi penyakit lain ternyata negatif. Namun satu tes lainnya menunjukkan hasil tak lazim. Tes memperlihatkan ada bukti sel imun abnormal di paru-parunya dan ini cukup langka. Gejala pneumonia yang biasanya ada pada pasien orang uzur terlihat terkontaminasi kandungan mineral cair. Dokter menyatakan paru-paru Alexander gagal bekerja karena sindrom pernapasan akut. Sedangkan orang tuanya menyebut putranya memang pengguna rokok elektrik. Rokok elektrik atau vape bekerja dengan memanaskan tembakau cair dan sejumlah cairan lain, termasuk cairan aroma. Namun, kata para ahli, hasil pemanasan justru menghasilkan zat beracun, termasuk unsur logam dan kimia.<\/strong> Kini, CDC mendesak para dokter untuk melaporkan tuduhan mereka kepada dinas kesehatan setempat. Sementara Badan Pengawasan Makanan dan Obat (FDA) sedang mengumpulkan semua informasi penyakit yang terkait dengan rokok elektrik dan vape. Melihat fenomena bahayanya mengonsumsi rokok elektrik dari kacamata riset kesehatan dan pengalaman korban, sungguh miris rasanya jika kampanye \u2018lebih sehat\u2019 masih dihembus-hembuskan kepada masyarakat. Apalagi baru-baru ini salah satu produsen rokok elektrik terbesar di dunia, Juul, dengan mudahnya masuk ke Indonesia, jargonnya pun tetap sama \u201crokok elektrik lebih menyehatkan\u201d. Pemerintah seharusnya mulai serius dalam menyikapi ini, karena geliat promosi rokok elektrik di Indonesia sedang gencar-gencarnya. Negara kita tidak boleh longgar dengan pendatang yang membawa ancaman kematian bagi warga negara. Terlebih lagi Indonesia memiliki produk khas hasil tembakau bernama kretek yang telah diuji selama ratusan tahun sebagai produk yang aman dikonsumsi bagi masyarakat. Kretek sangat berbeda dengan rokok elektrik, kandungan kretek sangatlah alami dari daun tembakau dan campuran cengkeh, bukan hasil ekstraksi berupa cairan nikotin. Ada yang mengatakan bahwa tak tepat membandingkan rokok tembakau dengan rokok elektrik. Ya benar tak tepat, karena rokok elektrik atau vape resikonya sangat tinggi. Sedang rokok tembakau resikonya kecil, apa lagi rokok kretek mungkin resikonya sangat kecil sekali terhadap tubuh. Alasannya, munculnya rokok kretek bertujuan untuk pengobatan sakit bengek, dan tujuannya berhasil. Hingga banyak orang melakukan pemesanan rokok kretek saat itu, rokok kretek belum sebagai industri besar masih bersifat rumahan, keadaan tersebut sekitar abad 19. <\/p>\n\n\n\n Dalam studi ini, tim peneliti menemukan bukti efek toksik pada sel-sel yang melapisi pembuluh darah dan melindungi jantung. Beberapa bukti tersebut termasuk di antaranya gangguan pada fungsi sel dan munculnya tanda-tanda peradangan. Para peneliti mengamati bagaimana respons sel saat bersentuhan dengan cairan rokok elektrik. Efek yang paling kentara terlihat pada cairan dengan rasa kayu manis.<\/p>\n\n\n\n Baca: Riset Kesehatan Rokok Elektrik<\/a><\/p>\n\n\n\n Sekelompok ahli kardiovaskular dari University of Massachusetts menganjurkan peneliti agar melakukan uji rokok elektrik atau vape lebih yang beraroma. Karena sumsi sementara, produk vape atau rokok elektrik yang beraroma dan punya pilihan rasa lebih berbahaya dari pada rokok vape natural. Namun yang banyak beredar dipasaran, justru yang beraroma dan berasa buah-buahan, dari pada yang natural. <\/p>\n\n\n\n Studi pada 2018 lalu menunjukkan, penggunaan rokok elektrik harian berisiko terhadap serangan jantung, meski dengan probabilitas yang lebih rendah daripada perokok tembakau. Menurut dr Lawrence Phillips pakar kardiovaskular NYU Langone Health mengatakan \u201cKita melihat semakin banyak bukti bahwa rokok elektrik berhubungan dengan peningkatan risiko serangan jantung\u201d.<\/p>\n\n\n\n Dari hasil pakar dan hasil studi di atas menegaskan bahwa keberadaan rokok vape atau rokok elektrik, resikonya sangat besar. Bahan utama rokok vape atau elektrik yang paling besar memberikan efek negatif pada tubuh manusia adalah cairan perasa. Akibat cairan perasa dalam rokok elektrik atau vape termasuk merek JUUL beresiko terjadi peradangan, terjangkit penyakit jantung dan paru-paru akut, selanjutnya berakibat kematian. <\/p>\n\n\n\n Untuk itu, demi masa depan bangsa Indonesia harusnya ada regulasi pelarangan peredaran rokok elektrik atau vape yang nyata-nyata telah ada kasus dengan didukung beberapa riset dan studi tentang konten rokok elektrik atau vape, yang hasilnya mempunyai resiko tinggi dapat menyebabkan penyakit berujung kematian. Rokok elektrik lebih menyehatkan ketimbang rokok konvensional menjadi tagline yang digaungkan untuk mendongkrak penjualan rokok elektrik. Padahal untuk bisa membuktikan keabsahan argumentasi tersebut dibutuhkan riset jangka panjang barang 5 sampai 10 tahun. Alhasil kini tagline tersebut menjadi blunder, karena faktanya berkata lain. Riset-riset termutakhir mengenai dampak rokok elektrik terhadap kesehatan mulai bermunculan, hasilnya tak ada yang positif, rokok elektrik dinyatakan berbahaya bagi kesehatan. Dari para peneliti Harvard yang meneliti mengenai rokok elektrik mengungkapkan bahwa pengguna vape (rokok elektrik) beresiko mengidap penyakit bronchiolitis obliterans atau lebih akrab disebut sebagai \u2018popcorn lung\u2019. Kandungan kimia di dalam vape secara sistematis menghancurkan saluran udara paru-paru terkecil.<\/p>\n\n\n\n Baca: Kata Siapa Lebih Sehat? Perokok Elektrik Berisiko Terjangkit Penyakit Kardiovaskular<\/a><\/p>\n\n\n\n Hasil riset di atas diperkuat dengan hasil temuan terbaru dari para ahli kesehatan di Jepang yang menemukan bahwa kandungan formalin dan asetaldehida dalam uap yang dihasilkan beberapa cairan rokok elektronik lebih berbahaya dibandingkan rokok biasa. Penelitian yang ditugaskan oleh Kementerian Kesehatan Jepang ini menemukan karsinogen dalam uap yang dihembuskan usai menghisap rokok yang disebut vape ini. Misalnya kandungan formaldehyde, sebuah zat yang biasa ditemukan dalam bahan bangunan dan pembalseman cairan, tingkat karsinogen lebih tinggi dibandingkan dalam asap rokok biasa. Lalu, asetaldehida juga ditemukan pada tingkat yang lebih tinggi dibandingkan rokok tembakau. \u201cBahkan, dalam salah satu merek rokok elektronik ditemukan 10 kali tingkat karsinogen dibandingkan satu batang rokok biasa,\u201d tutur seorang peneliti dari National Institute of Public Health, Jepang dr. Naoki Kunugita seperti dilansir laman Daily Mail. Rokok elektrik yang sedang menjadi tren di Amerika Serikat (AS) kini menguak fakta bahwa sebanyak 16 negara bagian di AS dilaporkan memiliki 153 kasus serius yang berkaitan dengan konsumsi rokok elektrik. Ratusan kasus itu meliputi penyakit paru dan infeksi pernapasan dalam dua tahun kebelakang. Berdasarkan data Badan Preventif dan Pengawasan Penyakit AS (CDC), semua kasus itu terjadi pada masyarakat yang menggunakan vape atau cairan nikotin dan ganja. Kebanyakan pasien adalah remaja atau pemuda 20-an tahun. Dampak negatif rokok elektrik bagi kesehatan bahkan sampai menelan korban jiwa. The Verge melaporkan, terdapat seorang pasien meninggal karena penyakit paru yang misterius. Pasien itu adalah satu dari 193 orang konsumen rokok elektrik yang memiliki gejala serupa pada kurun 28 Juni hingga saat ini. Dikutip dari pemberitaan Beritagar.id, di negara bagian Illionis yang jumlah pasien pengguna vape meningkat dua kali lipat hingga pekan lalu. Hingga Jumat (23\/8), ada 22 orang yang dirawat di rumah sakit, kasus 12 pasien di antaranya ditinjau dengan saksama.<\/p>\n\n\n\n Baca: Riset Kesehatan Rokok Elektrik<\/a><\/p>\n\n\n\n \"Melihat parahnya penyakit orang-orang itu menghadirkan alarm dan kami harus memberi peringatan bahwa pemakaian rokok elektrik dan vape bisa berbahaya,\" ujar Ngozi Ezike, Kepala Dinas Kesehatan Illonis, dalam pernyataan resminya. Sementara di Payson, Utah, pemuda 20 tahun Alexander Mitchell divonis sekarat dan harus hidup dengan dua mesin untuk membantu pernapasannya. Sang ayah, Daniel Mitchell, mengatakan anaknya adalah penggiat hiking, tapi hanya dalam sekitar dua hari berubah dari sakit menjadi sekarat. Sang dokter menuduh rokok elektrik sebagai penyebab ketika hasil tes terhadap bakteri radang paru (pneumonia) dan indikasi penyakit lain ternyata negatif. Namun satu tes lainnya menunjukkan hasil tak lazim. Tes memperlihatkan ada bukti sel imun abnormal di paru-parunya dan ini cukup langka. Gejala pneumonia yang biasanya ada pada pasien orang uzur terlihat terkontaminasi kandungan mineral cair. Dokter menyatakan paru-paru Alexander gagal bekerja karena sindrom pernapasan akut. Sedangkan orang tuanya menyebut putranya memang pengguna rokok elektrik. Rokok elektrik atau vape bekerja dengan memanaskan tembakau cair dan sejumlah cairan lain, termasuk cairan aroma. Namun, kata para ahli, hasil pemanasan justru menghasilkan zat beracun, termasuk unsur logam dan kimia.<\/strong> Kini, CDC mendesak para dokter untuk melaporkan tuduhan mereka kepada dinas kesehatan setempat. Sementara Badan Pengawasan Makanan dan Obat (FDA) sedang mengumpulkan semua informasi penyakit yang terkait dengan rokok elektrik dan vape. Melihat fenomena bahayanya mengonsumsi rokok elektrik dari kacamata riset kesehatan dan pengalaman korban, sungguh miris rasanya jika kampanye \u2018lebih sehat\u2019 masih dihembus-hembuskan kepada masyarakat. Apalagi baru-baru ini salah satu produsen rokok elektrik terbesar di dunia, Juul, dengan mudahnya masuk ke Indonesia, jargonnya pun tetap sama \u201crokok elektrik lebih menyehatkan\u201d. Pemerintah seharusnya mulai serius dalam menyikapi ini, karena geliat promosi rokok elektrik di Indonesia sedang gencar-gencarnya. Negara kita tidak boleh longgar dengan pendatang yang membawa ancaman kematian bagi warga negara. Terlebih lagi Indonesia memiliki produk khas hasil tembakau bernama kretek yang telah diuji selama ratusan tahun sebagai produk yang aman dikonsumsi bagi masyarakat. Kretek sangat berbeda dengan rokok elektrik, kandungan kretek sangatlah alami dari daun tembakau dan campuran cengkeh, bukan hasil ekstraksi berupa cairan nikotin. Hingga kini CDC masih melakukan investigasi lebih lanjut, dengan mengimbau agar para dokter mengumpulkan data dan sampel bila menemukan pasien dengan gejala penyakit paru serupa, tentunya akibat rokok elektrik atau vape. Bentuk dan merek rokok elektrik dan vape banyak varian dan banyak merek. JUUL termasuk merek rokok elektrik atau vape yang saat ini naik daun.\u00a0<\/p>\n\n\n\n Ada yang mengatakan bahwa tak tepat membandingkan rokok tembakau dengan rokok elektrik. Ya benar tak tepat, karena rokok elektrik atau vape resikonya sangat tinggi. Sedang rokok tembakau resikonya kecil, apa lagi rokok kretek mungkin resikonya sangat kecil sekali terhadap tubuh. Alasannya, munculnya rokok kretek bertujuan untuk pengobatan sakit bengek, dan tujuannya berhasil. Hingga banyak orang melakukan pemesanan rokok kretek saat itu, rokok kretek belum sebagai industri besar masih bersifat rumahan, keadaan tersebut sekitar abad 19. <\/p>\n\n\n\n Dalam studi ini, tim peneliti menemukan bukti efek toksik pada sel-sel yang melapisi pembuluh darah dan melindungi jantung. Beberapa bukti tersebut termasuk di antaranya gangguan pada fungsi sel dan munculnya tanda-tanda peradangan. Para peneliti mengamati bagaimana respons sel saat bersentuhan dengan cairan rokok elektrik. Efek yang paling kentara terlihat pada cairan dengan rasa kayu manis.<\/p>\n\n\n\n Baca: Riset Kesehatan Rokok Elektrik<\/a><\/p>\n\n\n\n Sekelompok ahli kardiovaskular dari University of Massachusetts menganjurkan peneliti agar melakukan uji rokok elektrik atau vape lebih yang beraroma. Karena sumsi sementara, produk vape atau rokok elektrik yang beraroma dan punya pilihan rasa lebih berbahaya dari pada rokok vape natural. Namun yang banyak beredar dipasaran, justru yang beraroma dan berasa buah-buahan, dari pada yang natural. <\/p>\n\n\n\n Studi pada 2018 lalu menunjukkan, penggunaan rokok elektrik harian berisiko terhadap serangan jantung, meski dengan probabilitas yang lebih rendah daripada perokok tembakau. Menurut dr Lawrence Phillips pakar kardiovaskular NYU Langone Health mengatakan \u201cKita melihat semakin banyak bukti bahwa rokok elektrik berhubungan dengan peningkatan risiko serangan jantung\u201d.<\/p>\n\n\n\n Dari hasil pakar dan hasil studi di atas menegaskan bahwa keberadaan rokok vape atau rokok elektrik, resikonya sangat besar. Bahan utama rokok vape atau elektrik yang paling besar memberikan efek negatif pada tubuh manusia adalah cairan perasa. Akibat cairan perasa dalam rokok elektrik atau vape termasuk merek JUUL beresiko terjadi peradangan, terjangkit penyakit jantung dan paru-paru akut, selanjutnya berakibat kematian. <\/p>\n\n\n\n Untuk itu, demi masa depan bangsa Indonesia harusnya ada regulasi pelarangan peredaran rokok elektrik atau vape yang nyata-nyata telah ada kasus dengan didukung beberapa riset dan studi tentang konten rokok elektrik atau vape, yang hasilnya mempunyai resiko tinggi dapat menyebabkan penyakit berujung kematian. Rokok elektrik lebih menyehatkan ketimbang rokok konvensional menjadi tagline yang digaungkan untuk mendongkrak penjualan rokok elektrik. Padahal untuk bisa membuktikan keabsahan argumentasi tersebut dibutuhkan riset jangka panjang barang 5 sampai 10 tahun. Alhasil kini tagline tersebut menjadi blunder, karena faktanya berkata lain. Riset-riset termutakhir mengenai dampak rokok elektrik terhadap kesehatan mulai bermunculan, hasilnya tak ada yang positif, rokok elektrik dinyatakan berbahaya bagi kesehatan. Dari para peneliti Harvard yang meneliti mengenai rokok elektrik mengungkapkan bahwa pengguna vape (rokok elektrik) beresiko mengidap penyakit bronchiolitis obliterans atau lebih akrab disebut sebagai \u2018popcorn lung\u2019. Kandungan kimia di dalam vape secara sistematis menghancurkan saluran udara paru-paru terkecil.<\/p>\n\n\n\n Baca: Kata Siapa Lebih Sehat? Perokok Elektrik Berisiko Terjangkit Penyakit Kardiovaskular<\/a><\/p>\n\n\n\n Hasil riset di atas diperkuat dengan hasil temuan terbaru dari para ahli kesehatan di Jepang yang menemukan bahwa kandungan formalin dan asetaldehida dalam uap yang dihasilkan beberapa cairan rokok elektronik lebih berbahaya dibandingkan rokok biasa. Penelitian yang ditugaskan oleh Kementerian Kesehatan Jepang ini menemukan karsinogen dalam uap yang dihembuskan usai menghisap rokok yang disebut vape ini. Misalnya kandungan formaldehyde, sebuah zat yang biasa ditemukan dalam bahan bangunan dan pembalseman cairan, tingkat karsinogen lebih tinggi dibandingkan dalam asap rokok biasa. Lalu, asetaldehida juga ditemukan pada tingkat yang lebih tinggi dibandingkan rokok tembakau. \u201cBahkan, dalam salah satu merek rokok elektronik ditemukan 10 kali tingkat karsinogen dibandingkan satu batang rokok biasa,\u201d tutur seorang peneliti dari National Institute of Public Health, Jepang dr. Naoki Kunugita seperti dilansir laman Daily Mail. Rokok elektrik yang sedang menjadi tren di Amerika Serikat (AS) kini menguak fakta bahwa sebanyak 16 negara bagian di AS dilaporkan memiliki 153 kasus serius yang berkaitan dengan konsumsi rokok elektrik. Ratusan kasus itu meliputi penyakit paru dan infeksi pernapasan dalam dua tahun kebelakang. Berdasarkan data Badan Preventif dan Pengawasan Penyakit AS (CDC), semua kasus itu terjadi pada masyarakat yang menggunakan vape atau cairan nikotin dan ganja. Kebanyakan pasien adalah remaja atau pemuda 20-an tahun. Dampak negatif rokok elektrik bagi kesehatan bahkan sampai menelan korban jiwa. The Verge melaporkan, terdapat seorang pasien meninggal karena penyakit paru yang misterius. Pasien itu adalah satu dari 193 orang konsumen rokok elektrik yang memiliki gejala serupa pada kurun 28 Juni hingga saat ini. Dikutip dari pemberitaan Beritagar.id, di negara bagian Illionis yang jumlah pasien pengguna vape meningkat dua kali lipat hingga pekan lalu. Hingga Jumat (23\/8), ada 22 orang yang dirawat di rumah sakit, kasus 12 pasien di antaranya ditinjau dengan saksama.<\/p>\n\n\n\n Baca: Riset Kesehatan Rokok Elektrik<\/a><\/p>\n\n\n\n \"Melihat parahnya penyakit orang-orang itu menghadirkan alarm dan kami harus memberi peringatan bahwa pemakaian rokok elektrik dan vape bisa berbahaya,\" ujar Ngozi Ezike, Kepala Dinas Kesehatan Illonis, dalam pernyataan resminya. Sementara di Payson, Utah, pemuda 20 tahun Alexander Mitchell divonis sekarat dan harus hidup dengan dua mesin untuk membantu pernapasannya. Sang ayah, Daniel Mitchell, mengatakan anaknya adalah penggiat hiking, tapi hanya dalam sekitar dua hari berubah dari sakit menjadi sekarat. Sang dokter menuduh rokok elektrik sebagai penyebab ketika hasil tes terhadap bakteri radang paru (pneumonia) dan indikasi penyakit lain ternyata negatif. Namun satu tes lainnya menunjukkan hasil tak lazim. Tes memperlihatkan ada bukti sel imun abnormal di paru-parunya dan ini cukup langka. Gejala pneumonia yang biasanya ada pada pasien orang uzur terlihat terkontaminasi kandungan mineral cair. Dokter menyatakan paru-paru Alexander gagal bekerja karena sindrom pernapasan akut. Sedangkan orang tuanya menyebut putranya memang pengguna rokok elektrik. Rokok elektrik atau vape bekerja dengan memanaskan tembakau cair dan sejumlah cairan lain, termasuk cairan aroma. Namun, kata para ahli, hasil pemanasan justru menghasilkan zat beracun, termasuk unsur logam dan kimia.<\/strong> Kini, CDC mendesak para dokter untuk melaporkan tuduhan mereka kepada dinas kesehatan setempat. Sementara Badan Pengawasan Makanan dan Obat (FDA) sedang mengumpulkan semua informasi penyakit yang terkait dengan rokok elektrik dan vape. Melihat fenomena bahayanya mengonsumsi rokok elektrik dari kacamata riset kesehatan dan pengalaman korban, sungguh miris rasanya jika kampanye \u2018lebih sehat\u2019 masih dihembus-hembuskan kepada masyarakat. Apalagi baru-baru ini salah satu produsen rokok elektrik terbesar di dunia, Juul, dengan mudahnya masuk ke Indonesia, jargonnya pun tetap sama \u201crokok elektrik lebih menyehatkan\u201d. Pemerintah seharusnya mulai serius dalam menyikapi ini, karena geliat promosi rokok elektrik di Indonesia sedang gencar-gencarnya. Negara kita tidak boleh longgar dengan pendatang yang membawa ancaman kematian bagi warga negara. Terlebih lagi Indonesia memiliki produk khas hasil tembakau bernama kretek yang telah diuji selama ratusan tahun sebagai produk yang aman dikonsumsi bagi masyarakat. Kretek sangat berbeda dengan rokok elektrik, kandungan kretek sangatlah alami dari daun tembakau dan campuran cengkeh, bukan hasil ekstraksi berupa cairan nikotin. Baca: Kata Siapa Lebih Sehat? Perokok Elektrik Berisiko Terjangkit Penyakit Kardiovaskular<\/a><\/p>\n\n\n\n Hingga kini CDC masih melakukan investigasi lebih lanjut, dengan mengimbau agar para dokter mengumpulkan data dan sampel bila menemukan pasien dengan gejala penyakit paru serupa, tentunya akibat rokok elektrik atau vape. Bentuk dan merek rokok elektrik dan vape banyak varian dan banyak merek. JUUL termasuk merek rokok elektrik atau vape yang saat ini naik daun.\u00a0<\/p>\n\n\n\n Ada yang mengatakan bahwa tak tepat membandingkan rokok tembakau dengan rokok elektrik. Ya benar tak tepat, karena rokok elektrik atau vape resikonya sangat tinggi. Sedang rokok tembakau resikonya kecil, apa lagi rokok kretek mungkin resikonya sangat kecil sekali terhadap tubuh. Alasannya, munculnya rokok kretek bertujuan untuk pengobatan sakit bengek, dan tujuannya berhasil. Hingga banyak orang melakukan pemesanan rokok kretek saat itu, rokok kretek belum sebagai industri besar masih bersifat rumahan, keadaan tersebut sekitar abad 19. <\/p>\n\n\n\n Dalam studi ini, tim peneliti menemukan bukti efek toksik pada sel-sel yang melapisi pembuluh darah dan melindungi jantung. Beberapa bukti tersebut termasuk di antaranya gangguan pada fungsi sel dan munculnya tanda-tanda peradangan. Para peneliti mengamati bagaimana respons sel saat bersentuhan dengan cairan rokok elektrik. Efek yang paling kentara terlihat pada cairan dengan rasa kayu manis.<\/p>\n\n\n\n Baca: Riset Kesehatan Rokok Elektrik<\/a><\/p>\n\n\n\n Sekelompok ahli kardiovaskular dari University of Massachusetts menganjurkan peneliti agar melakukan uji rokok elektrik atau vape lebih yang beraroma. Karena sumsi sementara, produk vape atau rokok elektrik yang beraroma dan punya pilihan rasa lebih berbahaya dari pada rokok vape natural. Namun yang banyak beredar dipasaran, justru yang beraroma dan berasa buah-buahan, dari pada yang natural. <\/p>\n\n\n\n Studi pada 2018 lalu menunjukkan, penggunaan rokok elektrik harian berisiko terhadap serangan jantung, meski dengan probabilitas yang lebih rendah daripada perokok tembakau. Menurut dr Lawrence Phillips pakar kardiovaskular NYU Langone Health mengatakan \u201cKita melihat semakin banyak bukti bahwa rokok elektrik berhubungan dengan peningkatan risiko serangan jantung\u201d.<\/p>\n\n\n\n Dari hasil pakar dan hasil studi di atas menegaskan bahwa keberadaan rokok vape atau rokok elektrik, resikonya sangat besar. Bahan utama rokok vape atau elektrik yang paling besar memberikan efek negatif pada tubuh manusia adalah cairan perasa. Akibat cairan perasa dalam rokok elektrik atau vape termasuk merek JUUL beresiko terjadi peradangan, terjangkit penyakit jantung dan paru-paru akut, selanjutnya berakibat kematian. <\/p>\n\n\n\n Untuk itu, demi masa depan bangsa Indonesia harusnya ada regulasi pelarangan peredaran rokok elektrik atau vape yang nyata-nyata telah ada kasus dengan didukung beberapa riset dan studi tentang konten rokok elektrik atau vape, yang hasilnya mempunyai resiko tinggi dapat menyebabkan penyakit berujung kematian. Rokok elektrik lebih menyehatkan ketimbang rokok konvensional menjadi tagline yang digaungkan untuk mendongkrak penjualan rokok elektrik. Padahal untuk bisa membuktikan keabsahan argumentasi tersebut dibutuhkan riset jangka panjang barang 5 sampai 10 tahun. Alhasil kini tagline tersebut menjadi blunder, karena faktanya berkata lain. Riset-riset termutakhir mengenai dampak rokok elektrik terhadap kesehatan mulai bermunculan, hasilnya tak ada yang positif, rokok elektrik dinyatakan berbahaya bagi kesehatan. Dari para peneliti Harvard yang meneliti mengenai rokok elektrik mengungkapkan bahwa pengguna vape (rokok elektrik) beresiko mengidap penyakit bronchiolitis obliterans atau lebih akrab disebut sebagai \u2018popcorn lung\u2019. Kandungan kimia di dalam vape secara sistematis menghancurkan saluran udara paru-paru terkecil.<\/p>\n\n\n\n Baca: Kata Siapa Lebih Sehat? Perokok Elektrik Berisiko Terjangkit Penyakit Kardiovaskular<\/a><\/p>\n\n\n\n Hasil riset di atas diperkuat dengan hasil temuan terbaru dari para ahli kesehatan di Jepang yang menemukan bahwa kandungan formalin dan asetaldehida dalam uap yang dihasilkan beberapa cairan rokok elektronik lebih berbahaya dibandingkan rokok biasa. Penelitian yang ditugaskan oleh Kementerian Kesehatan Jepang ini menemukan karsinogen dalam uap yang dihembuskan usai menghisap rokok yang disebut vape ini. Misalnya kandungan formaldehyde, sebuah zat yang biasa ditemukan dalam bahan bangunan dan pembalseman cairan, tingkat karsinogen lebih tinggi dibandingkan dalam asap rokok biasa. Lalu, asetaldehida juga ditemukan pada tingkat yang lebih tinggi dibandingkan rokok tembakau. \u201cBahkan, dalam salah satu merek rokok elektronik ditemukan 10 kali tingkat karsinogen dibandingkan satu batang rokok biasa,\u201d tutur seorang peneliti dari National Institute of Public Health, Jepang dr. Naoki Kunugita seperti dilansir laman Daily Mail. Rokok elektrik yang sedang menjadi tren di Amerika Serikat (AS) kini menguak fakta bahwa sebanyak 16 negara bagian di AS dilaporkan memiliki 153 kasus serius yang berkaitan dengan konsumsi rokok elektrik. Ratusan kasus itu meliputi penyakit paru dan infeksi pernapasan dalam dua tahun kebelakang. Berdasarkan data Badan Preventif dan Pengawasan Penyakit AS (CDC), semua kasus itu terjadi pada masyarakat yang menggunakan vape atau cairan nikotin dan ganja. Kebanyakan pasien adalah remaja atau pemuda 20-an tahun. Dampak negatif rokok elektrik bagi kesehatan bahkan sampai menelan korban jiwa. The Verge melaporkan, terdapat seorang pasien meninggal karena penyakit paru yang misterius. Pasien itu adalah satu dari 193 orang konsumen rokok elektrik yang memiliki gejala serupa pada kurun 28 Juni hingga saat ini. Dikutip dari pemberitaan Beritagar.id, di negara bagian Illionis yang jumlah pasien pengguna vape meningkat dua kali lipat hingga pekan lalu. Hingga Jumat (23\/8), ada 22 orang yang dirawat di rumah sakit, kasus 12 pasien di antaranya ditinjau dengan saksama.<\/p>\n\n\n\n Baca: Riset Kesehatan Rokok Elektrik<\/a><\/p>\n\n\n\n \"Melihat parahnya penyakit orang-orang itu menghadirkan alarm dan kami harus memberi peringatan bahwa pemakaian rokok elektrik dan vape bisa berbahaya,\" ujar Ngozi Ezike, Kepala Dinas Kesehatan Illonis, dalam pernyataan resminya. Sementara di Payson, Utah, pemuda 20 tahun Alexander Mitchell divonis sekarat dan harus hidup dengan dua mesin untuk membantu pernapasannya. Sang ayah, Daniel Mitchell, mengatakan anaknya adalah penggiat hiking, tapi hanya dalam sekitar dua hari berubah dari sakit menjadi sekarat. Sang dokter menuduh rokok elektrik sebagai penyebab ketika hasil tes terhadap bakteri radang paru (pneumonia) dan indikasi penyakit lain ternyata negatif. Namun satu tes lainnya menunjukkan hasil tak lazim. Tes memperlihatkan ada bukti sel imun abnormal di paru-parunya dan ini cukup langka. Gejala pneumonia yang biasanya ada pada pasien orang uzur terlihat terkontaminasi kandungan mineral cair. Dokter menyatakan paru-paru Alexander gagal bekerja karena sindrom pernapasan akut. Sedangkan orang tuanya menyebut putranya memang pengguna rokok elektrik. Rokok elektrik atau vape bekerja dengan memanaskan tembakau cair dan sejumlah cairan lain, termasuk cairan aroma. Namun, kata para ahli, hasil pemanasan justru menghasilkan zat beracun, termasuk unsur logam dan kimia.<\/strong> Kini, CDC mendesak para dokter untuk melaporkan tuduhan mereka kepada dinas kesehatan setempat. Sementara Badan Pengawasan Makanan dan Obat (FDA) sedang mengumpulkan semua informasi penyakit yang terkait dengan rokok elektrik dan vape. Melihat fenomena bahayanya mengonsumsi rokok elektrik dari kacamata riset kesehatan dan pengalaman korban, sungguh miris rasanya jika kampanye \u2018lebih sehat\u2019 masih dihembus-hembuskan kepada masyarakat. Apalagi baru-baru ini salah satu produsen rokok elektrik terbesar di dunia, Juul, dengan mudahnya masuk ke Indonesia, jargonnya pun tetap sama \u201crokok elektrik lebih menyehatkan\u201d. Pemerintah seharusnya mulai serius dalam menyikapi ini, karena geliat promosi rokok elektrik di Indonesia sedang gencar-gencarnya. Negara kita tidak boleh longgar dengan pendatang yang membawa ancaman kematian bagi warga negara. Terlebih lagi Indonesia memiliki produk khas hasil tembakau bernama kretek yang telah diuji selama ratusan tahun sebagai produk yang aman dikonsumsi bagi masyarakat. Kretek sangat berbeda dengan rokok elektrik, kandungan kretek sangatlah alami dari daun tembakau dan campuran cengkeh, bukan hasil ekstraksi berupa cairan nikotin. Keberadaan vape atau rokok elektrik di pasaran sangat membahayakan bagi orang Indonesia, terlebih pemuda-pemuda, yang banyak memilih merokok vape aatau rokok elektri. Menurutnya, selain bentuk kecil, simpel dibawa dan ada aroma buah-buahan sesuai selera. Akan tetapi dibalik bentuknya yang bagus, menyembunyikan banyak penyakit ketika dikonsumsi.\u00a0<\/p>\n\n\n\n Baca: Kata Siapa Lebih Sehat? Perokok Elektrik Berisiko Terjangkit Penyakit Kardiovaskular<\/a><\/p>\n\n\n\n Hingga kini CDC masih melakukan investigasi lebih lanjut, dengan mengimbau agar para dokter mengumpulkan data dan sampel bila menemukan pasien dengan gejala penyakit paru serupa, tentunya akibat rokok elektrik atau vape. Bentuk dan merek rokok elektrik dan vape banyak varian dan banyak merek. JUUL termasuk merek rokok elektrik atau vape yang saat ini naik daun.\u00a0<\/p>\n\n\n\n Ada yang mengatakan bahwa tak tepat membandingkan rokok tembakau dengan rokok elektrik. Ya benar tak tepat, karena rokok elektrik atau vape resikonya sangat tinggi. Sedang rokok tembakau resikonya kecil, apa lagi rokok kretek mungkin resikonya sangat kecil sekali terhadap tubuh. Alasannya, munculnya rokok kretek bertujuan untuk pengobatan sakit bengek, dan tujuannya berhasil. Hingga banyak orang melakukan pemesanan rokok kretek saat itu, rokok kretek belum sebagai industri besar masih bersifat rumahan, keadaan tersebut sekitar abad 19. <\/p>\n\n\n\n Dalam studi ini, tim peneliti menemukan bukti efek toksik pada sel-sel yang melapisi pembuluh darah dan melindungi jantung. Beberapa bukti tersebut termasuk di antaranya gangguan pada fungsi sel dan munculnya tanda-tanda peradangan. Para peneliti mengamati bagaimana respons sel saat bersentuhan dengan cairan rokok elektrik. Efek yang paling kentara terlihat pada cairan dengan rasa kayu manis.<\/p>\n\n\n\n Baca: Riset Kesehatan Rokok Elektrik<\/a><\/p>\n\n\n\n Sekelompok ahli kardiovaskular dari University of Massachusetts menganjurkan peneliti agar melakukan uji rokok elektrik atau vape lebih yang beraroma. Karena sumsi sementara, produk vape atau rokok elektrik yang beraroma dan punya pilihan rasa lebih berbahaya dari pada rokok vape natural. Namun yang banyak beredar dipasaran, justru yang beraroma dan berasa buah-buahan, dari pada yang natural. <\/p>\n\n\n\n Studi pada 2018 lalu menunjukkan, penggunaan rokok elektrik harian berisiko terhadap serangan jantung, meski dengan probabilitas yang lebih rendah daripada perokok tembakau. Menurut dr Lawrence Phillips pakar kardiovaskular NYU Langone Health mengatakan \u201cKita melihat semakin banyak bukti bahwa rokok elektrik berhubungan dengan peningkatan risiko serangan jantung\u201d.<\/p>\n\n\n\n Dari hasil pakar dan hasil studi di atas menegaskan bahwa keberadaan rokok vape atau rokok elektrik, resikonya sangat besar. Bahan utama rokok vape atau elektrik yang paling besar memberikan efek negatif pada tubuh manusia adalah cairan perasa. Akibat cairan perasa dalam rokok elektrik atau vape termasuk merek JUUL beresiko terjadi peradangan, terjangkit penyakit jantung dan paru-paru akut, selanjutnya berakibat kematian. <\/p>\n\n\n\n Untuk itu, demi masa depan bangsa Indonesia harusnya ada regulasi pelarangan peredaran rokok elektrik atau vape yang nyata-nyata telah ada kasus dengan didukung beberapa riset dan studi tentang konten rokok elektrik atau vape, yang hasilnya mempunyai resiko tinggi dapat menyebabkan penyakit berujung kematian. Rokok elektrik lebih menyehatkan ketimbang rokok konvensional menjadi tagline yang digaungkan untuk mendongkrak penjualan rokok elektrik. Padahal untuk bisa membuktikan keabsahan argumentasi tersebut dibutuhkan riset jangka panjang barang 5 sampai 10 tahun. Alhasil kini tagline tersebut menjadi blunder, karena faktanya berkata lain. Riset-riset termutakhir mengenai dampak rokok elektrik terhadap kesehatan mulai bermunculan, hasilnya tak ada yang positif, rokok elektrik dinyatakan berbahaya bagi kesehatan. Dari para peneliti Harvard yang meneliti mengenai rokok elektrik mengungkapkan bahwa pengguna vape (rokok elektrik) beresiko mengidap penyakit bronchiolitis obliterans atau lebih akrab disebut sebagai \u2018popcorn lung\u2019. Kandungan kimia di dalam vape secara sistematis menghancurkan saluran udara paru-paru terkecil.<\/p>\n\n\n\n Baca: Kata Siapa Lebih Sehat? Perokok Elektrik Berisiko Terjangkit Penyakit Kardiovaskular<\/a><\/p>\n\n\n\n Hasil riset di atas diperkuat dengan hasil temuan terbaru dari para ahli kesehatan di Jepang yang menemukan bahwa kandungan formalin dan asetaldehida dalam uap yang dihasilkan beberapa cairan rokok elektronik lebih berbahaya dibandingkan rokok biasa. Penelitian yang ditugaskan oleh Kementerian Kesehatan Jepang ini menemukan karsinogen dalam uap yang dihembuskan usai menghisap rokok yang disebut vape ini. Misalnya kandungan formaldehyde, sebuah zat yang biasa ditemukan dalam bahan bangunan dan pembalseman cairan, tingkat karsinogen lebih tinggi dibandingkan dalam asap rokok biasa. Lalu, asetaldehida juga ditemukan pada tingkat yang lebih tinggi dibandingkan rokok tembakau. \u201cBahkan, dalam salah satu merek rokok elektronik ditemukan 10 kali tingkat karsinogen dibandingkan satu batang rokok biasa,\u201d tutur seorang peneliti dari National Institute of Public Health, Jepang dr. Naoki Kunugita seperti dilansir laman Daily Mail. Rokok elektrik yang sedang menjadi tren di Amerika Serikat (AS) kini menguak fakta bahwa sebanyak 16 negara bagian di AS dilaporkan memiliki 153 kasus serius yang berkaitan dengan konsumsi rokok elektrik. Ratusan kasus itu meliputi penyakit paru dan infeksi pernapasan dalam dua tahun kebelakang. Berdasarkan data Badan Preventif dan Pengawasan Penyakit AS (CDC), semua kasus itu terjadi pada masyarakat yang menggunakan vape atau cairan nikotin dan ganja. Kebanyakan pasien adalah remaja atau pemuda 20-an tahun. Dampak negatif rokok elektrik bagi kesehatan bahkan sampai menelan korban jiwa. The Verge melaporkan, terdapat seorang pasien meninggal karena penyakit paru yang misterius. Pasien itu adalah satu dari 193 orang konsumen rokok elektrik yang memiliki gejala serupa pada kurun 28 Juni hingga saat ini. Dikutip dari pemberitaan Beritagar.id, di negara bagian Illionis yang jumlah pasien pengguna vape meningkat dua kali lipat hingga pekan lalu. Hingga Jumat (23\/8), ada 22 orang yang dirawat di rumah sakit, kasus 12 pasien di antaranya ditinjau dengan saksama.<\/p>\n\n\n\n Baca: Riset Kesehatan Rokok Elektrik<\/a><\/p>\n\n\n\n \"Melihat parahnya penyakit orang-orang itu menghadirkan alarm dan kami harus memberi peringatan bahwa pemakaian rokok elektrik dan vape bisa berbahaya,\" ujar Ngozi Ezike, Kepala Dinas Kesehatan Illonis, dalam pernyataan resminya. Sementara di Payson, Utah, pemuda 20 tahun Alexander Mitchell divonis sekarat dan harus hidup dengan dua mesin untuk membantu pernapasannya. Sang ayah, Daniel Mitchell, mengatakan anaknya adalah penggiat hiking, tapi hanya dalam sekitar dua hari berubah dari sakit menjadi sekarat. Sang dokter menuduh rokok elektrik sebagai penyebab ketika hasil tes terhadap bakteri radang paru (pneumonia) dan indikasi penyakit lain ternyata negatif. Namun satu tes lainnya menunjukkan hasil tak lazim. Tes memperlihatkan ada bukti sel imun abnormal di paru-parunya dan ini cukup langka. Gejala pneumonia yang biasanya ada pada pasien orang uzur terlihat terkontaminasi kandungan mineral cair. Dokter menyatakan paru-paru Alexander gagal bekerja karena sindrom pernapasan akut. Sedangkan orang tuanya menyebut putranya memang pengguna rokok elektrik. Rokok elektrik atau vape bekerja dengan memanaskan tembakau cair dan sejumlah cairan lain, termasuk cairan aroma. Namun, kata para ahli, hasil pemanasan justru menghasilkan zat beracun, termasuk unsur logam dan kimia.<\/strong> Kini, CDC mendesak para dokter untuk melaporkan tuduhan mereka kepada dinas kesehatan setempat. Sementara Badan Pengawasan Makanan dan Obat (FDA) sedang mengumpulkan semua informasi penyakit yang terkait dengan rokok elektrik dan vape. Melihat fenomena bahayanya mengonsumsi rokok elektrik dari kacamata riset kesehatan dan pengalaman korban, sungguh miris rasanya jika kampanye \u2018lebih sehat\u2019 masih dihembus-hembuskan kepada masyarakat. Apalagi baru-baru ini salah satu produsen rokok elektrik terbesar di dunia, Juul, dengan mudahnya masuk ke Indonesia, jargonnya pun tetap sama \u201crokok elektrik lebih menyehatkan\u201d. Pemerintah seharusnya mulai serius dalam menyikapi ini, karena geliat promosi rokok elektrik di Indonesia sedang gencar-gencarnya. Negara kita tidak boleh longgar dengan pendatang yang membawa ancaman kematian bagi warga negara. Terlebih lagi Indonesia memiliki produk khas hasil tembakau bernama kretek yang telah diuji selama ratusan tahun sebagai produk yang aman dikonsumsi bagi masyarakat. Kretek sangat berbeda dengan rokok elektrik, kandungan kretek sangatlah alami dari daun tembakau dan campuran cengkeh, bukan hasil ekstraksi berupa cairan nikotin. Hasil penelitian yang diterbitkan dalam Journal of American College of Cardiology pada Mei lalu ini menambah bukti bahwa cairan rokok elektrik dapat menghambat fungsi sel-sel tubuh yang berperan dalam kesehatan jantung. Cairan dalam vape atau rokok elektrik pada akhirnya merusak sel-sel yang melapisi pembuluh darah. <\/p>\n\n\n\n Keberadaan vape atau rokok elektrik di pasaran sangat membahayakan bagi orang Indonesia, terlebih pemuda-pemuda, yang banyak memilih merokok vape aatau rokok elektri. Menurutnya, selain bentuk kecil, simpel dibawa dan ada aroma buah-buahan sesuai selera. Akan tetapi dibalik bentuknya yang bagus, menyembunyikan banyak penyakit ketika dikonsumsi.\u00a0<\/p>\n\n\n\n Baca: Kata Siapa Lebih Sehat? Perokok Elektrik Berisiko Terjangkit Penyakit Kardiovaskular<\/a><\/p>\n\n\n\n Hingga kini CDC masih melakukan investigasi lebih lanjut, dengan mengimbau agar para dokter mengumpulkan data dan sampel bila menemukan pasien dengan gejala penyakit paru serupa, tentunya akibat rokok elektrik atau vape. Bentuk dan merek rokok elektrik dan vape banyak varian dan banyak merek. JUUL termasuk merek rokok elektrik atau vape yang saat ini naik daun.\u00a0<\/p>\n\n\n\n Ada yang mengatakan bahwa tak tepat membandingkan rokok tembakau dengan rokok elektrik. Ya benar tak tepat, karena rokok elektrik atau vape resikonya sangat tinggi. Sedang rokok tembakau resikonya kecil, apa lagi rokok kretek mungkin resikonya sangat kecil sekali terhadap tubuh. Alasannya, munculnya rokok kretek bertujuan untuk pengobatan sakit bengek, dan tujuannya berhasil. Hingga banyak orang melakukan pemesanan rokok kretek saat itu, rokok kretek belum sebagai industri besar masih bersifat rumahan, keadaan tersebut sekitar abad 19. <\/p>\n\n\n\n Dalam studi ini, tim peneliti menemukan bukti efek toksik pada sel-sel yang melapisi pembuluh darah dan melindungi jantung. Beberapa bukti tersebut termasuk di antaranya gangguan pada fungsi sel dan munculnya tanda-tanda peradangan. Para peneliti mengamati bagaimana respons sel saat bersentuhan dengan cairan rokok elektrik. Efek yang paling kentara terlihat pada cairan dengan rasa kayu manis.<\/p>\n\n\n\n Baca: Riset Kesehatan Rokok Elektrik<\/a><\/p>\n\n\n\n Sekelompok ahli kardiovaskular dari University of Massachusetts menganjurkan peneliti agar melakukan uji rokok elektrik atau vape lebih yang beraroma. Karena sumsi sementara, produk vape atau rokok elektrik yang beraroma dan punya pilihan rasa lebih berbahaya dari pada rokok vape natural. Namun yang banyak beredar dipasaran, justru yang beraroma dan berasa buah-buahan, dari pada yang natural. <\/p>\n\n\n\n Studi pada 2018 lalu menunjukkan, penggunaan rokok elektrik harian berisiko terhadap serangan jantung, meski dengan probabilitas yang lebih rendah daripada perokok tembakau. Menurut dr Lawrence Phillips pakar kardiovaskular NYU Langone Health mengatakan \u201cKita melihat semakin banyak bukti bahwa rokok elektrik berhubungan dengan peningkatan risiko serangan jantung\u201d.<\/p>\n\n\n\n Dari hasil pakar dan hasil studi di atas menegaskan bahwa keberadaan rokok vape atau rokok elektrik, resikonya sangat besar. Bahan utama rokok vape atau elektrik yang paling besar memberikan efek negatif pada tubuh manusia adalah cairan perasa. Akibat cairan perasa dalam rokok elektrik atau vape termasuk merek JUUL beresiko terjadi peradangan, terjangkit penyakit jantung dan paru-paru akut, selanjutnya berakibat kematian. <\/p>\n\n\n\n Untuk itu, demi masa depan bangsa Indonesia harusnya ada regulasi pelarangan peredaran rokok elektrik atau vape yang nyata-nyata telah ada kasus dengan didukung beberapa riset dan studi tentang konten rokok elektrik atau vape, yang hasilnya mempunyai resiko tinggi dapat menyebabkan penyakit berujung kematian. Rokok elektrik lebih menyehatkan ketimbang rokok konvensional menjadi tagline yang digaungkan untuk mendongkrak penjualan rokok elektrik. Padahal untuk bisa membuktikan keabsahan argumentasi tersebut dibutuhkan riset jangka panjang barang 5 sampai 10 tahun. Alhasil kini tagline tersebut menjadi blunder, karena faktanya berkata lain. Riset-riset termutakhir mengenai dampak rokok elektrik terhadap kesehatan mulai bermunculan, hasilnya tak ada yang positif, rokok elektrik dinyatakan berbahaya bagi kesehatan. Dari para peneliti Harvard yang meneliti mengenai rokok elektrik mengungkapkan bahwa pengguna vape (rokok elektrik) beresiko mengidap penyakit bronchiolitis obliterans atau lebih akrab disebut sebagai \u2018popcorn lung\u2019. Kandungan kimia di dalam vape secara sistematis menghancurkan saluran udara paru-paru terkecil.<\/p>\n\n\n\n Baca: Kata Siapa Lebih Sehat? Perokok Elektrik Berisiko Terjangkit Penyakit Kardiovaskular<\/a><\/p>\n\n\n\n Hasil riset di atas diperkuat dengan hasil temuan terbaru dari para ahli kesehatan di Jepang yang menemukan bahwa kandungan formalin dan asetaldehida dalam uap yang dihasilkan beberapa cairan rokok elektronik lebih berbahaya dibandingkan rokok biasa. Penelitian yang ditugaskan oleh Kementerian Kesehatan Jepang ini menemukan karsinogen dalam uap yang dihembuskan usai menghisap rokok yang disebut vape ini. Misalnya kandungan formaldehyde, sebuah zat yang biasa ditemukan dalam bahan bangunan dan pembalseman cairan, tingkat karsinogen lebih tinggi dibandingkan dalam asap rokok biasa. Lalu, asetaldehida juga ditemukan pada tingkat yang lebih tinggi dibandingkan rokok tembakau. \u201cBahkan, dalam salah satu merek rokok elektronik ditemukan 10 kali tingkat karsinogen dibandingkan satu batang rokok biasa,\u201d tutur seorang peneliti dari National Institute of Public Health, Jepang dr. Naoki Kunugita seperti dilansir laman Daily Mail. Rokok elektrik yang sedang menjadi tren di Amerika Serikat (AS) kini menguak fakta bahwa sebanyak 16 negara bagian di AS dilaporkan memiliki 153 kasus serius yang berkaitan dengan konsumsi rokok elektrik. Ratusan kasus itu meliputi penyakit paru dan infeksi pernapasan dalam dua tahun kebelakang. Berdasarkan data Badan Preventif dan Pengawasan Penyakit AS (CDC), semua kasus itu terjadi pada masyarakat yang menggunakan vape atau cairan nikotin dan ganja. Kebanyakan pasien adalah remaja atau pemuda 20-an tahun. Dampak negatif rokok elektrik bagi kesehatan bahkan sampai menelan korban jiwa. The Verge melaporkan, terdapat seorang pasien meninggal karena penyakit paru yang misterius. Pasien itu adalah satu dari 193 orang konsumen rokok elektrik yang memiliki gejala serupa pada kurun 28 Juni hingga saat ini. Dikutip dari pemberitaan Beritagar.id, di negara bagian Illionis yang jumlah pasien pengguna vape meningkat dua kali lipat hingga pekan lalu. Hingga Jumat (23\/8), ada 22 orang yang dirawat di rumah sakit, kasus 12 pasien di antaranya ditinjau dengan saksama.<\/p>\n\n\n\n Baca: Riset Kesehatan Rokok Elektrik<\/a><\/p>\n\n\n\n \"Melihat parahnya penyakit orang-orang itu menghadirkan alarm dan kami harus memberi peringatan bahwa pemakaian rokok elektrik dan vape bisa berbahaya,\" ujar Ngozi Ezike, Kepala Dinas Kesehatan Illonis, dalam pernyataan resminya. Sementara di Payson, Utah, pemuda 20 tahun Alexander Mitchell divonis sekarat dan harus hidup dengan dua mesin untuk membantu pernapasannya. Sang ayah, Daniel Mitchell, mengatakan anaknya adalah penggiat hiking, tapi hanya dalam sekitar dua hari berubah dari sakit menjadi sekarat. Sang dokter menuduh rokok elektrik sebagai penyebab ketika hasil tes terhadap bakteri radang paru (pneumonia) dan indikasi penyakit lain ternyata negatif. Namun satu tes lainnya menunjukkan hasil tak lazim. Tes memperlihatkan ada bukti sel imun abnormal di paru-parunya dan ini cukup langka. Gejala pneumonia yang biasanya ada pada pasien orang uzur terlihat terkontaminasi kandungan mineral cair. Dokter menyatakan paru-paru Alexander gagal bekerja karena sindrom pernapasan akut. Sedangkan orang tuanya menyebut putranya memang pengguna rokok elektrik. Rokok elektrik atau vape bekerja dengan memanaskan tembakau cair dan sejumlah cairan lain, termasuk cairan aroma. Namun, kata para ahli, hasil pemanasan justru menghasilkan zat beracun, termasuk unsur logam dan kimia.<\/strong> Kini, CDC mendesak para dokter untuk melaporkan tuduhan mereka kepada dinas kesehatan setempat. Sementara Badan Pengawasan Makanan dan Obat (FDA) sedang mengumpulkan semua informasi penyakit yang terkait dengan rokok elektrik dan vape. Melihat fenomena bahayanya mengonsumsi rokok elektrik dari kacamata riset kesehatan dan pengalaman korban, sungguh miris rasanya jika kampanye \u2018lebih sehat\u2019 masih dihembus-hembuskan kepada masyarakat. Apalagi baru-baru ini salah satu produsen rokok elektrik terbesar di dunia, Juul, dengan mudahnya masuk ke Indonesia, jargonnya pun tetap sama \u201crokok elektrik lebih menyehatkan\u201d. Pemerintah seharusnya mulai serius dalam menyikapi ini, karena geliat promosi rokok elektrik di Indonesia sedang gencar-gencarnya. Negara kita tidak boleh longgar dengan pendatang yang membawa ancaman kematian bagi warga negara. Terlebih lagi Indonesia memiliki produk khas hasil tembakau bernama kretek yang telah diuji selama ratusan tahun sebagai produk yang aman dikonsumsi bagi masyarakat. Kretek sangat berbeda dengan rokok elektrik, kandungan kretek sangatlah alami dari daun tembakau dan campuran cengkeh, bukan hasil ekstraksi berupa cairan nikotin. Orang yang mengatakan bahwa vape atau rokok elektrik lebih mensehatkan dari pada rokok kretek, pendapat tersebut sangat keliru. Disampaing efek dari rangkaian listrik dan battre juga cairan dalam rokok elektrik berpengaruh terhadap resiko jantung. <\/p>\n\n\n\n Hasil penelitian yang diterbitkan dalam Journal of American College of Cardiology pada Mei lalu ini menambah bukti bahwa cairan rokok elektrik dapat menghambat fungsi sel-sel tubuh yang berperan dalam kesehatan jantung. Cairan dalam vape atau rokok elektrik pada akhirnya merusak sel-sel yang melapisi pembuluh darah. <\/p>\n\n\n\n Keberadaan vape atau rokok elektrik di pasaran sangat membahayakan bagi orang Indonesia, terlebih pemuda-pemuda, yang banyak memilih merokok vape aatau rokok elektri. Menurutnya, selain bentuk kecil, simpel dibawa dan ada aroma buah-buahan sesuai selera. Akan tetapi dibalik bentuknya yang bagus, menyembunyikan banyak penyakit ketika dikonsumsi.\u00a0<\/p>\n\n\n\n Baca: Kata Siapa Lebih Sehat? Perokok Elektrik Berisiko Terjangkit Penyakit Kardiovaskular<\/a><\/p>\n\n\n\n Hingga kini CDC masih melakukan investigasi lebih lanjut, dengan mengimbau agar para dokter mengumpulkan data dan sampel bila menemukan pasien dengan gejala penyakit paru serupa, tentunya akibat rokok elektrik atau vape. Bentuk dan merek rokok elektrik dan vape banyak varian dan banyak merek. JUUL termasuk merek rokok elektrik atau vape yang saat ini naik daun.\u00a0<\/p>\n\n\n\n Ada yang mengatakan bahwa tak tepat membandingkan rokok tembakau dengan rokok elektrik. Ya benar tak tepat, karena rokok elektrik atau vape resikonya sangat tinggi. Sedang rokok tembakau resikonya kecil, apa lagi rokok kretek mungkin resikonya sangat kecil sekali terhadap tubuh. Alasannya, munculnya rokok kretek bertujuan untuk pengobatan sakit bengek, dan tujuannya berhasil. Hingga banyak orang melakukan pemesanan rokok kretek saat itu, rokok kretek belum sebagai industri besar masih bersifat rumahan, keadaan tersebut sekitar abad 19. <\/p>\n\n\n\n Dalam studi ini, tim peneliti menemukan bukti efek toksik pada sel-sel yang melapisi pembuluh darah dan melindungi jantung. Beberapa bukti tersebut termasuk di antaranya gangguan pada fungsi sel dan munculnya tanda-tanda peradangan. Para peneliti mengamati bagaimana respons sel saat bersentuhan dengan cairan rokok elektrik. Efek yang paling kentara terlihat pada cairan dengan rasa kayu manis.<\/p>\n\n\n\n Baca: Riset Kesehatan Rokok Elektrik<\/a><\/p>\n\n\n\n Sekelompok ahli kardiovaskular dari University of Massachusetts menganjurkan peneliti agar melakukan uji rokok elektrik atau vape lebih yang beraroma. Karena sumsi sementara, produk vape atau rokok elektrik yang beraroma dan punya pilihan rasa lebih berbahaya dari pada rokok vape natural. Namun yang banyak beredar dipasaran, justru yang beraroma dan berasa buah-buahan, dari pada yang natural. <\/p>\n\n\n\n Studi pada 2018 lalu menunjukkan, penggunaan rokok elektrik harian berisiko terhadap serangan jantung, meski dengan probabilitas yang lebih rendah daripada perokok tembakau. Menurut dr Lawrence Phillips pakar kardiovaskular NYU Langone Health mengatakan \u201cKita melihat semakin banyak bukti bahwa rokok elektrik berhubungan dengan peningkatan risiko serangan jantung\u201d.<\/p>\n\n\n\n Dari hasil pakar dan hasil studi di atas menegaskan bahwa keberadaan rokok vape atau rokok elektrik, resikonya sangat besar. Bahan utama rokok vape atau elektrik yang paling besar memberikan efek negatif pada tubuh manusia adalah cairan perasa. Akibat cairan perasa dalam rokok elektrik atau vape termasuk merek JUUL beresiko terjadi peradangan, terjangkit penyakit jantung dan paru-paru akut, selanjutnya berakibat kematian. <\/p>\n\n\n\n Untuk itu, demi masa depan bangsa Indonesia harusnya ada regulasi pelarangan peredaran rokok elektrik atau vape yang nyata-nyata telah ada kasus dengan didukung beberapa riset dan studi tentang konten rokok elektrik atau vape, yang hasilnya mempunyai resiko tinggi dapat menyebabkan penyakit berujung kematian. Rokok elektrik lebih menyehatkan ketimbang rokok konvensional menjadi tagline yang digaungkan untuk mendongkrak penjualan rokok elektrik. Padahal untuk bisa membuktikan keabsahan argumentasi tersebut dibutuhkan riset jangka panjang barang 5 sampai 10 tahun. Alhasil kini tagline tersebut menjadi blunder, karena faktanya berkata lain. Riset-riset termutakhir mengenai dampak rokok elektrik terhadap kesehatan mulai bermunculan, hasilnya tak ada yang positif, rokok elektrik dinyatakan berbahaya bagi kesehatan. Dari para peneliti Harvard yang meneliti mengenai rokok elektrik mengungkapkan bahwa pengguna vape (rokok elektrik) beresiko mengidap penyakit bronchiolitis obliterans atau lebih akrab disebut sebagai \u2018popcorn lung\u2019. Kandungan kimia di dalam vape secara sistematis menghancurkan saluran udara paru-paru terkecil.<\/p>\n\n\n\n Baca: Kata Siapa Lebih Sehat? Perokok Elektrik Berisiko Terjangkit Penyakit Kardiovaskular<\/a><\/p>\n\n\n\n Hasil riset di atas diperkuat dengan hasil temuan terbaru dari para ahli kesehatan di Jepang yang menemukan bahwa kandungan formalin dan asetaldehida dalam uap yang dihasilkan beberapa cairan rokok elektronik lebih berbahaya dibandingkan rokok biasa. Penelitian yang ditugaskan oleh Kementerian Kesehatan Jepang ini menemukan karsinogen dalam uap yang dihembuskan usai menghisap rokok yang disebut vape ini. Misalnya kandungan formaldehyde, sebuah zat yang biasa ditemukan dalam bahan bangunan dan pembalseman cairan, tingkat karsinogen lebih tinggi dibandingkan dalam asap rokok biasa. Lalu, asetaldehida juga ditemukan pada tingkat yang lebih tinggi dibandingkan rokok tembakau. \u201cBahkan, dalam salah satu merek rokok elektronik ditemukan 10 kali tingkat karsinogen dibandingkan satu batang rokok biasa,\u201d tutur seorang peneliti dari National Institute of Public Health, Jepang dr. Naoki Kunugita seperti dilansir laman Daily Mail. Rokok elektrik yang sedang menjadi tren di Amerika Serikat (AS) kini menguak fakta bahwa sebanyak 16 negara bagian di AS dilaporkan memiliki 153 kasus serius yang berkaitan dengan konsumsi rokok elektrik. Ratusan kasus itu meliputi penyakit paru dan infeksi pernapasan dalam dua tahun kebelakang. Berdasarkan data Badan Preventif dan Pengawasan Penyakit AS (CDC), semua kasus itu terjadi pada masyarakat yang menggunakan vape atau cairan nikotin dan ganja. Kebanyakan pasien adalah remaja atau pemuda 20-an tahun. Dampak negatif rokok elektrik bagi kesehatan bahkan sampai menelan korban jiwa. The Verge melaporkan, terdapat seorang pasien meninggal karena penyakit paru yang misterius. Pasien itu adalah satu dari 193 orang konsumen rokok elektrik yang memiliki gejala serupa pada kurun 28 Juni hingga saat ini. Dikutip dari pemberitaan Beritagar.id, di negara bagian Illionis yang jumlah pasien pengguna vape meningkat dua kali lipat hingga pekan lalu. Hingga Jumat (23\/8), ada 22 orang yang dirawat di rumah sakit, kasus 12 pasien di antaranya ditinjau dengan saksama.<\/p>\n\n\n\n Baca: Riset Kesehatan Rokok Elektrik<\/a><\/p>\n\n\n\n \"Melihat parahnya penyakit orang-orang itu menghadirkan alarm dan kami harus memberi peringatan bahwa pemakaian rokok elektrik dan vape bisa berbahaya,\" ujar Ngozi Ezike, Kepala Dinas Kesehatan Illonis, dalam pernyataan resminya. Sementara di Payson, Utah, pemuda 20 tahun Alexander Mitchell divonis sekarat dan harus hidup dengan dua mesin untuk membantu pernapasannya. Sang ayah, Daniel Mitchell, mengatakan anaknya adalah penggiat hiking, tapi hanya dalam sekitar dua hari berubah dari sakit menjadi sekarat. Sang dokter menuduh rokok elektrik sebagai penyebab ketika hasil tes terhadap bakteri radang paru (pneumonia) dan indikasi penyakit lain ternyata negatif. Namun satu tes lainnya menunjukkan hasil tak lazim. Tes memperlihatkan ada bukti sel imun abnormal di paru-parunya dan ini cukup langka. Gejala pneumonia yang biasanya ada pada pasien orang uzur terlihat terkontaminasi kandungan mineral cair. Dokter menyatakan paru-paru Alexander gagal bekerja karena sindrom pernapasan akut. Sedangkan orang tuanya menyebut putranya memang pengguna rokok elektrik. Rokok elektrik atau vape bekerja dengan memanaskan tembakau cair dan sejumlah cairan lain, termasuk cairan aroma. Namun, kata para ahli, hasil pemanasan justru menghasilkan zat beracun, termasuk unsur logam dan kimia.<\/strong> Kini, CDC mendesak para dokter untuk melaporkan tuduhan mereka kepada dinas kesehatan setempat. Sementara Badan Pengawasan Makanan dan Obat (FDA) sedang mengumpulkan semua informasi penyakit yang terkait dengan rokok elektrik dan vape. Melihat fenomena bahayanya mengonsumsi rokok elektrik dari kacamata riset kesehatan dan pengalaman korban, sungguh miris rasanya jika kampanye \u2018lebih sehat\u2019 masih dihembus-hembuskan kepada masyarakat. Apalagi baru-baru ini salah satu produsen rokok elektrik terbesar di dunia, Juul, dengan mudahnya masuk ke Indonesia, jargonnya pun tetap sama \u201crokok elektrik lebih menyehatkan\u201d. Pemerintah seharusnya mulai serius dalam menyikapi ini, karena geliat promosi rokok elektrik di Indonesia sedang gencar-gencarnya. Negara kita tidak boleh longgar dengan pendatang yang membawa ancaman kematian bagi warga negara. Terlebih lagi Indonesia memiliki produk khas hasil tembakau bernama kretek yang telah diuji selama ratusan tahun sebagai produk yang aman dikonsumsi bagi masyarakat. Kretek sangat berbeda dengan rokok elektrik, kandungan kretek sangatlah alami dari daun tembakau dan campuran cengkeh, bukan hasil ekstraksi berupa cairan nikotin. Jadi, masyarakat perlu waspada beredarnya vape atau rokok elektrik. Belum lagi, sebetulnya rokok elektrik atau vape, berdampak juga peningkatan perokok anak.\u00a0 Yang menjadi daya tarik bagi anak, selain bentuknya yang elegan, simpel, juga beraroma buah-buahan yang terkemas dalam cairan.<\/strong><\/p>\n\n\n\n Orang yang mengatakan bahwa vape atau rokok elektrik lebih mensehatkan dari pada rokok kretek, pendapat tersebut sangat keliru. Disampaing efek dari rangkaian listrik dan battre juga cairan dalam rokok elektrik berpengaruh terhadap resiko jantung. <\/p>\n\n\n\n Hasil penelitian yang diterbitkan dalam Journal of American College of Cardiology pada Mei lalu ini menambah bukti bahwa cairan rokok elektrik dapat menghambat fungsi sel-sel tubuh yang berperan dalam kesehatan jantung. Cairan dalam vape atau rokok elektrik pada akhirnya merusak sel-sel yang melapisi pembuluh darah. <\/p>\n\n\n\n Keberadaan vape atau rokok elektrik di pasaran sangat membahayakan bagi orang Indonesia, terlebih pemuda-pemuda, yang banyak memilih merokok vape aatau rokok elektri. Menurutnya, selain bentuk kecil, simpel dibawa dan ada aroma buah-buahan sesuai selera. Akan tetapi dibalik bentuknya yang bagus, menyembunyikan banyak penyakit ketika dikonsumsi.\u00a0<\/p>\n\n\n\n Baca: Kata Siapa Lebih Sehat? Perokok Elektrik Berisiko Terjangkit Penyakit Kardiovaskular<\/a><\/p>\n\n\n\n Hingga kini CDC masih melakukan investigasi lebih lanjut, dengan mengimbau agar para dokter mengumpulkan data dan sampel bila menemukan pasien dengan gejala penyakit paru serupa, tentunya akibat rokok elektrik atau vape. Bentuk dan merek rokok elektrik dan vape banyak varian dan banyak merek. JUUL termasuk merek rokok elektrik atau vape yang saat ini naik daun.\u00a0<\/p>\n\n\n\n Ada yang mengatakan bahwa tak tepat membandingkan rokok tembakau dengan rokok elektrik. Ya benar tak tepat, karena rokok elektrik atau vape resikonya sangat tinggi. Sedang rokok tembakau resikonya kecil, apa lagi rokok kretek mungkin resikonya sangat kecil sekali terhadap tubuh. Alasannya, munculnya rokok kretek bertujuan untuk pengobatan sakit bengek, dan tujuannya berhasil. Hingga banyak orang melakukan pemesanan rokok kretek saat itu, rokok kretek belum sebagai industri besar masih bersifat rumahan, keadaan tersebut sekitar abad 19. <\/p>\n\n\n\n Dalam studi ini, tim peneliti menemukan bukti efek toksik pada sel-sel yang melapisi pembuluh darah dan melindungi jantung. Beberapa bukti tersebut termasuk di antaranya gangguan pada fungsi sel dan munculnya tanda-tanda peradangan. Para peneliti mengamati bagaimana respons sel saat bersentuhan dengan cairan rokok elektrik. Efek yang paling kentara terlihat pada cairan dengan rasa kayu manis.<\/p>\n\n\n\n Baca: Riset Kesehatan Rokok Elektrik<\/a><\/p>\n\n\n\n Sekelompok ahli kardiovaskular dari University of Massachusetts menganjurkan peneliti agar melakukan uji rokok elektrik atau vape lebih yang beraroma. Karena sumsi sementara, produk vape atau rokok elektrik yang beraroma dan punya pilihan rasa lebih berbahaya dari pada rokok vape natural. Namun yang banyak beredar dipasaran, justru yang beraroma dan berasa buah-buahan, dari pada yang natural. <\/p>\n\n\n\n Studi pada 2018 lalu menunjukkan, penggunaan rokok elektrik harian berisiko terhadap serangan jantung, meski dengan probabilitas yang lebih rendah daripada perokok tembakau. Menurut dr Lawrence Phillips pakar kardiovaskular NYU Langone Health mengatakan \u201cKita melihat semakin banyak bukti bahwa rokok elektrik berhubungan dengan peningkatan risiko serangan jantung\u201d.<\/p>\n\n\n\n Dari hasil pakar dan hasil studi di atas menegaskan bahwa keberadaan rokok vape atau rokok elektrik, resikonya sangat besar. Bahan utama rokok vape atau elektrik yang paling besar memberikan efek negatif pada tubuh manusia adalah cairan perasa. Akibat cairan perasa dalam rokok elektrik atau vape termasuk merek JUUL beresiko terjadi peradangan, terjangkit penyakit jantung dan paru-paru akut, selanjutnya berakibat kematian. <\/p>\n\n\n\n Untuk itu, demi masa depan bangsa Indonesia harusnya ada regulasi pelarangan peredaran rokok elektrik atau vape yang nyata-nyata telah ada kasus dengan didukung beberapa riset dan studi tentang konten rokok elektrik atau vape, yang hasilnya mempunyai resiko tinggi dapat menyebabkan penyakit berujung kematian. Rokok elektrik lebih menyehatkan ketimbang rokok konvensional menjadi tagline yang digaungkan untuk mendongkrak penjualan rokok elektrik. Padahal untuk bisa membuktikan keabsahan argumentasi tersebut dibutuhkan riset jangka panjang barang 5 sampai 10 tahun. Alhasil kini tagline tersebut menjadi blunder, karena faktanya berkata lain. Riset-riset termutakhir mengenai dampak rokok elektrik terhadap kesehatan mulai bermunculan, hasilnya tak ada yang positif, rokok elektrik dinyatakan berbahaya bagi kesehatan. Dari para peneliti Harvard yang meneliti mengenai rokok elektrik mengungkapkan bahwa pengguna vape (rokok elektrik) beresiko mengidap penyakit bronchiolitis obliterans atau lebih akrab disebut sebagai \u2018popcorn lung\u2019. Kandungan kimia di dalam vape secara sistematis menghancurkan saluran udara paru-paru terkecil.<\/p>\n\n\n\n Baca: Kata Siapa Lebih Sehat? Perokok Elektrik Berisiko Terjangkit Penyakit Kardiovaskular<\/a><\/p>\n\n\n\n Hasil riset di atas diperkuat dengan hasil temuan terbaru dari para ahli kesehatan di Jepang yang menemukan bahwa kandungan formalin dan asetaldehida dalam uap yang dihasilkan beberapa cairan rokok elektronik lebih berbahaya dibandingkan rokok biasa. Penelitian yang ditugaskan oleh Kementerian Kesehatan Jepang ini menemukan karsinogen dalam uap yang dihembuskan usai menghisap rokok yang disebut vape ini. Misalnya kandungan formaldehyde, sebuah zat yang biasa ditemukan dalam bahan bangunan dan pembalseman cairan, tingkat karsinogen lebih tinggi dibandingkan dalam asap rokok biasa. Lalu, asetaldehida juga ditemukan pada tingkat yang lebih tinggi dibandingkan rokok tembakau. \u201cBahkan, dalam salah satu merek rokok elektronik ditemukan 10 kali tingkat karsinogen dibandingkan satu batang rokok biasa,\u201d tutur seorang peneliti dari National Institute of Public Health, Jepang dr. Naoki Kunugita seperti dilansir laman Daily Mail. Rokok elektrik yang sedang menjadi tren di Amerika Serikat (AS) kini menguak fakta bahwa sebanyak 16 negara bagian di AS dilaporkan memiliki 153 kasus serius yang berkaitan dengan konsumsi rokok elektrik. Ratusan kasus itu meliputi penyakit paru dan infeksi pernapasan dalam dua tahun kebelakang. Berdasarkan data Badan Preventif dan Pengawasan Penyakit AS (CDC), semua kasus itu terjadi pada masyarakat yang menggunakan vape atau cairan nikotin dan ganja. Kebanyakan pasien adalah remaja atau pemuda 20-an tahun. Dampak negatif rokok elektrik bagi kesehatan bahkan sampai menelan korban jiwa. The Verge melaporkan, terdapat seorang pasien meninggal karena penyakit paru yang misterius. Pasien itu adalah satu dari 193 orang konsumen rokok elektrik yang memiliki gejala serupa pada kurun 28 Juni hingga saat ini. Dikutip dari pemberitaan Beritagar.id, di negara bagian Illionis yang jumlah pasien pengguna vape meningkat dua kali lipat hingga pekan lalu. Hingga Jumat (23\/8), ada 22 orang yang dirawat di rumah sakit, kasus 12 pasien di antaranya ditinjau dengan saksama.<\/p>\n\n\n\n Baca: Riset Kesehatan Rokok Elektrik<\/a><\/p>\n\n\n\n \"Melihat parahnya penyakit orang-orang itu menghadirkan alarm dan kami harus memberi peringatan bahwa pemakaian rokok elektrik dan vape bisa berbahaya,\" ujar Ngozi Ezike, Kepala Dinas Kesehatan Illonis, dalam pernyataan resminya. Sementara di Payson, Utah, pemuda 20 tahun Alexander Mitchell divonis sekarat dan harus hidup dengan dua mesin untuk membantu pernapasannya. Sang ayah, Daniel Mitchell, mengatakan anaknya adalah penggiat hiking, tapi hanya dalam sekitar dua hari berubah dari sakit menjadi sekarat. Sang dokter menuduh rokok elektrik sebagai penyebab ketika hasil tes terhadap bakteri radang paru (pneumonia) dan indikasi penyakit lain ternyata negatif. Namun satu tes lainnya menunjukkan hasil tak lazim. Tes memperlihatkan ada bukti sel imun abnormal di paru-parunya dan ini cukup langka. Gejala pneumonia yang biasanya ada pada pasien orang uzur terlihat terkontaminasi kandungan mineral cair. Dokter menyatakan paru-paru Alexander gagal bekerja karena sindrom pernapasan akut. Sedangkan orang tuanya menyebut putranya memang pengguna rokok elektrik. Rokok elektrik atau vape bekerja dengan memanaskan tembakau cair dan sejumlah cairan lain, termasuk cairan aroma. Namun, kata para ahli, hasil pemanasan justru menghasilkan zat beracun, termasuk unsur logam dan kimia.<\/strong> Kini, CDC mendesak para dokter untuk melaporkan tuduhan mereka kepada dinas kesehatan setempat. Sementara Badan Pengawasan Makanan dan Obat (FDA) sedang mengumpulkan semua informasi penyakit yang terkait dengan rokok elektrik dan vape. Melihat fenomena bahayanya mengonsumsi rokok elektrik dari kacamata riset kesehatan dan pengalaman korban, sungguh miris rasanya jika kampanye \u2018lebih sehat\u2019 masih dihembus-hembuskan kepada masyarakat. Apalagi baru-baru ini salah satu produsen rokok elektrik terbesar di dunia, Juul, dengan mudahnya masuk ke Indonesia, jargonnya pun tetap sama \u201crokok elektrik lebih menyehatkan\u201d. Pemerintah seharusnya mulai serius dalam menyikapi ini, karena geliat promosi rokok elektrik di Indonesia sedang gencar-gencarnya. Negara kita tidak boleh longgar dengan pendatang yang membawa ancaman kematian bagi warga negara. Terlebih lagi Indonesia memiliki produk khas hasil tembakau bernama kretek yang telah diuji selama ratusan tahun sebagai produk yang aman dikonsumsi bagi masyarakat. Kretek sangat berbeda dengan rokok elektrik, kandungan kretek sangatlah alami dari daun tembakau dan campuran cengkeh, bukan hasil ekstraksi berupa cairan nikotin. Tidak hanya itu, otoritas kesehatan di Amerika Serikat telah berhasil menginvestigasi kemunculan penyakit paru-paru misterius di antara kalangan pengguna rokok elektrik atau vape. Dilaporkan setidaknya ada 195 kasus potensial penyakit paru-paru di 22 Negara karena kena dampak dari vape atau rokok elektrik. Jadi, masyarakat perlu waspada beredarnya vape atau rokok elektrik. Belum lagi, sebetulnya rokok elektrik atau vape, berdampak juga peningkatan perokok anak.\u00a0 Yang menjadi daya tarik bagi anak, selain bentuknya yang elegan, simpel, juga beraroma buah-buahan yang terkemas dalam cairan.<\/strong><\/p>\n\n\n\n Orang yang mengatakan bahwa vape atau rokok elektrik lebih mensehatkan dari pada rokok kretek, pendapat tersebut sangat keliru. Disampaing efek dari rangkaian listrik dan battre juga cairan dalam rokok elektrik berpengaruh terhadap resiko jantung. <\/p>\n\n\n\n Hasil penelitian yang diterbitkan dalam Journal of American College of Cardiology pada Mei lalu ini menambah bukti bahwa cairan rokok elektrik dapat menghambat fungsi sel-sel tubuh yang berperan dalam kesehatan jantung. Cairan dalam vape atau rokok elektrik pada akhirnya merusak sel-sel yang melapisi pembuluh darah. <\/p>\n\n\n\n Keberadaan vape atau rokok elektrik di pasaran sangat membahayakan bagi orang Indonesia, terlebih pemuda-pemuda, yang banyak memilih merokok vape aatau rokok elektri. Menurutnya, selain bentuk kecil, simpel dibawa dan ada aroma buah-buahan sesuai selera. Akan tetapi dibalik bentuknya yang bagus, menyembunyikan banyak penyakit ketika dikonsumsi.\u00a0<\/p>\n\n\n\n Baca: Kata Siapa Lebih Sehat? Perokok Elektrik Berisiko Terjangkit Penyakit Kardiovaskular<\/a><\/p>\n\n\n\n Hingga kini CDC masih melakukan investigasi lebih lanjut, dengan mengimbau agar para dokter mengumpulkan data dan sampel bila menemukan pasien dengan gejala penyakit paru serupa, tentunya akibat rokok elektrik atau vape. Bentuk dan merek rokok elektrik dan vape banyak varian dan banyak merek. JUUL termasuk merek rokok elektrik atau vape yang saat ini naik daun.\u00a0<\/p>\n\n\n\n Ada yang mengatakan bahwa tak tepat membandingkan rokok tembakau dengan rokok elektrik. Ya benar tak tepat, karena rokok elektrik atau vape resikonya sangat tinggi. Sedang rokok tembakau resikonya kecil, apa lagi rokok kretek mungkin resikonya sangat kecil sekali terhadap tubuh. Alasannya, munculnya rokok kretek bertujuan untuk pengobatan sakit bengek, dan tujuannya berhasil. Hingga banyak orang melakukan pemesanan rokok kretek saat itu, rokok kretek belum sebagai industri besar masih bersifat rumahan, keadaan tersebut sekitar abad 19. <\/p>\n\n\n\n Dalam studi ini, tim peneliti menemukan bukti efek toksik pada sel-sel yang melapisi pembuluh darah dan melindungi jantung. Beberapa bukti tersebut termasuk di antaranya gangguan pada fungsi sel dan munculnya tanda-tanda peradangan. Para peneliti mengamati bagaimana respons sel saat bersentuhan dengan cairan rokok elektrik. Efek yang paling kentara terlihat pada cairan dengan rasa kayu manis.<\/p>\n\n\n\n Baca: Riset Kesehatan Rokok Elektrik<\/a><\/p>\n\n\n\n Sekelompok ahli kardiovaskular dari University of Massachusetts menganjurkan peneliti agar melakukan uji rokok elektrik atau vape lebih yang beraroma. Karena sumsi sementara, produk vape atau rokok elektrik yang beraroma dan punya pilihan rasa lebih berbahaya dari pada rokok vape natural. Namun yang banyak beredar dipasaran, justru yang beraroma dan berasa buah-buahan, dari pada yang natural. <\/p>\n\n\n\n Studi pada 2018 lalu menunjukkan, penggunaan rokok elektrik harian berisiko terhadap serangan jantung, meski dengan probabilitas yang lebih rendah daripada perokok tembakau. Menurut dr Lawrence Phillips pakar kardiovaskular NYU Langone Health mengatakan \u201cKita melihat semakin banyak bukti bahwa rokok elektrik berhubungan dengan peningkatan risiko serangan jantung\u201d.<\/p>\n\n\n\n Dari hasil pakar dan hasil studi di atas menegaskan bahwa keberadaan rokok vape atau rokok elektrik, resikonya sangat besar. Bahan utama rokok vape atau elektrik yang paling besar memberikan efek negatif pada tubuh manusia adalah cairan perasa. Akibat cairan perasa dalam rokok elektrik atau vape termasuk merek JUUL beresiko terjadi peradangan, terjangkit penyakit jantung dan paru-paru akut, selanjutnya berakibat kematian. <\/p>\n\n\n\n Untuk itu, demi masa depan bangsa Indonesia harusnya ada regulasi pelarangan peredaran rokok elektrik atau vape yang nyata-nyata telah ada kasus dengan didukung beberapa riset dan studi tentang konten rokok elektrik atau vape, yang hasilnya mempunyai resiko tinggi dapat menyebabkan penyakit berujung kematian. Rokok elektrik lebih menyehatkan ketimbang rokok konvensional menjadi tagline yang digaungkan untuk mendongkrak penjualan rokok elektrik. Padahal untuk bisa membuktikan keabsahan argumentasi tersebut dibutuhkan riset jangka panjang barang 5 sampai 10 tahun. Alhasil kini tagline tersebut menjadi blunder, karena faktanya berkata lain. Riset-riset termutakhir mengenai dampak rokok elektrik terhadap kesehatan mulai bermunculan, hasilnya tak ada yang positif, rokok elektrik dinyatakan berbahaya bagi kesehatan. Dari para peneliti Harvard yang meneliti mengenai rokok elektrik mengungkapkan bahwa pengguna vape (rokok elektrik) beresiko mengidap penyakit bronchiolitis obliterans atau lebih akrab disebut sebagai \u2018popcorn lung\u2019. Kandungan kimia di dalam vape secara sistematis menghancurkan saluran udara paru-paru terkecil.<\/p>\n\n\n\n Baca: Kata Siapa Lebih Sehat? Perokok Elektrik Berisiko Terjangkit Penyakit Kardiovaskular<\/a><\/p>\n\n\n\n Hasil riset di atas diperkuat dengan hasil temuan terbaru dari para ahli kesehatan di Jepang yang menemukan bahwa kandungan formalin dan asetaldehida dalam uap yang dihasilkan beberapa cairan rokok elektronik lebih berbahaya dibandingkan rokok biasa. Penelitian yang ditugaskan oleh Kementerian Kesehatan Jepang ini menemukan karsinogen dalam uap yang dihembuskan usai menghisap rokok yang disebut vape ini. Misalnya kandungan formaldehyde, sebuah zat yang biasa ditemukan dalam bahan bangunan dan pembalseman cairan, tingkat karsinogen lebih tinggi dibandingkan dalam asap rokok biasa. Lalu, asetaldehida juga ditemukan pada tingkat yang lebih tinggi dibandingkan rokok tembakau. \u201cBahkan, dalam salah satu merek rokok elektronik ditemukan 10 kali tingkat karsinogen dibandingkan satu batang rokok biasa,\u201d tutur seorang peneliti dari National Institute of Public Health, Jepang dr. Naoki Kunugita seperti dilansir laman Daily Mail. Rokok elektrik yang sedang menjadi tren di Amerika Serikat (AS) kini menguak fakta bahwa sebanyak 16 negara bagian di AS dilaporkan memiliki 153 kasus serius yang berkaitan dengan konsumsi rokok elektrik. Ratusan kasus itu meliputi penyakit paru dan infeksi pernapasan dalam dua tahun kebelakang. Berdasarkan data Badan Preventif dan Pengawasan Penyakit AS (CDC), semua kasus itu terjadi pada masyarakat yang menggunakan vape atau cairan nikotin dan ganja. Kebanyakan pasien adalah remaja atau pemuda 20-an tahun. Dampak negatif rokok elektrik bagi kesehatan bahkan sampai menelan korban jiwa. The Verge melaporkan, terdapat seorang pasien meninggal karena penyakit paru yang misterius. Pasien itu adalah satu dari 193 orang konsumen rokok elektrik yang memiliki gejala serupa pada kurun 28 Juni hingga saat ini. Dikutip dari pemberitaan Beritagar.id, di negara bagian Illionis yang jumlah pasien pengguna vape meningkat dua kali lipat hingga pekan lalu. Hingga Jumat (23\/8), ada 22 orang yang dirawat di rumah sakit, kasus 12 pasien di antaranya ditinjau dengan saksama.<\/p>\n\n\n\n Baca: Riset Kesehatan Rokok Elektrik<\/a><\/p>\n\n\n\n \"Melihat parahnya penyakit orang-orang itu menghadirkan alarm dan kami harus memberi peringatan bahwa pemakaian rokok elektrik dan vape bisa berbahaya,\" ujar Ngozi Ezike, Kepala Dinas Kesehatan Illonis, dalam pernyataan resminya. Sementara di Payson, Utah, pemuda 20 tahun Alexander Mitchell divonis sekarat dan harus hidup dengan dua mesin untuk membantu pernapasannya. Sang ayah, Daniel Mitchell, mengatakan anaknya adalah penggiat hiking, tapi hanya dalam sekitar dua hari berubah dari sakit menjadi sekarat. Sang dokter menuduh rokok elektrik sebagai penyebab ketika hasil tes terhadap bakteri radang paru (pneumonia) dan indikasi penyakit lain ternyata negatif. Namun satu tes lainnya menunjukkan hasil tak lazim. Tes memperlihatkan ada bukti sel imun abnormal di paru-parunya dan ini cukup langka. Gejala pneumonia yang biasanya ada pada pasien orang uzur terlihat terkontaminasi kandungan mineral cair. Dokter menyatakan paru-paru Alexander gagal bekerja karena sindrom pernapasan akut. Sedangkan orang tuanya menyebut putranya memang pengguna rokok elektrik. Rokok elektrik atau vape bekerja dengan memanaskan tembakau cair dan sejumlah cairan lain, termasuk cairan aroma. Namun, kata para ahli, hasil pemanasan justru menghasilkan zat beracun, termasuk unsur logam dan kimia.<\/strong> Kini, CDC mendesak para dokter untuk melaporkan tuduhan mereka kepada dinas kesehatan setempat. Sementara Badan Pengawasan Makanan dan Obat (FDA) sedang mengumpulkan semua informasi penyakit yang terkait dengan rokok elektrik dan vape. Melihat fenomena bahayanya mengonsumsi rokok elektrik dari kacamata riset kesehatan dan pengalaman korban, sungguh miris rasanya jika kampanye \u2018lebih sehat\u2019 masih dihembus-hembuskan kepada masyarakat. Apalagi baru-baru ini salah satu produsen rokok elektrik terbesar di dunia, Juul, dengan mudahnya masuk ke Indonesia, jargonnya pun tetap sama \u201crokok elektrik lebih menyehatkan\u201d. Pemerintah seharusnya mulai serius dalam menyikapi ini, karena geliat promosi rokok elektrik di Indonesia sedang gencar-gencarnya. Negara kita tidak boleh longgar dengan pendatang yang membawa ancaman kematian bagi warga negara. Terlebih lagi Indonesia memiliki produk khas hasil tembakau bernama kretek yang telah diuji selama ratusan tahun sebagai produk yang aman dikonsumsi bagi masyarakat. Kretek sangat berbeda dengan rokok elektrik, kandungan kretek sangatlah alami dari daun tembakau dan campuran cengkeh, bukan hasil ekstraksi berupa cairan nikotin. Baca: Terkuak, Rokok Elektrik Berbahaya bagi Kesehatan<\/a><\/p>\n\n\n\n Tidak hanya itu, otoritas kesehatan di Amerika Serikat telah berhasil menginvestigasi kemunculan penyakit paru-paru misterius di antara kalangan pengguna rokok elektrik atau vape. Dilaporkan setidaknya ada 195 kasus potensial penyakit paru-paru di 22 Negara karena kena dampak dari vape atau rokok elektrik. Jadi, masyarakat perlu waspada beredarnya vape atau rokok elektrik. Belum lagi, sebetulnya rokok elektrik atau vape, berdampak juga peningkatan perokok anak.\u00a0 Yang menjadi daya tarik bagi anak, selain bentuknya yang elegan, simpel, juga beraroma buah-buahan yang terkemas dalam cairan.<\/strong><\/p>\n\n\n\n Orang yang mengatakan bahwa vape atau rokok elektrik lebih mensehatkan dari pada rokok kretek, pendapat tersebut sangat keliru. Disampaing efek dari rangkaian listrik dan battre juga cairan dalam rokok elektrik berpengaruh terhadap resiko jantung. <\/p>\n\n\n\n Hasil penelitian yang diterbitkan dalam Journal of American College of Cardiology pada Mei lalu ini menambah bukti bahwa cairan rokok elektrik dapat menghambat fungsi sel-sel tubuh yang berperan dalam kesehatan jantung. Cairan dalam vape atau rokok elektrik pada akhirnya merusak sel-sel yang melapisi pembuluh darah. <\/p>\n\n\n\n Keberadaan vape atau rokok elektrik di pasaran sangat membahayakan bagi orang Indonesia, terlebih pemuda-pemuda, yang banyak memilih merokok vape aatau rokok elektri. Menurutnya, selain bentuk kecil, simpel dibawa dan ada aroma buah-buahan sesuai selera. Akan tetapi dibalik bentuknya yang bagus, menyembunyikan banyak penyakit ketika dikonsumsi.\u00a0<\/p>\n\n\n\n Baca: Kata Siapa Lebih Sehat? Perokok Elektrik Berisiko Terjangkit Penyakit Kardiovaskular<\/a><\/p>\n\n\n\n Hingga kini CDC masih melakukan investigasi lebih lanjut, dengan mengimbau agar para dokter mengumpulkan data dan sampel bila menemukan pasien dengan gejala penyakit paru serupa, tentunya akibat rokok elektrik atau vape. Bentuk dan merek rokok elektrik dan vape banyak varian dan banyak merek. JUUL termasuk merek rokok elektrik atau vape yang saat ini naik daun.\u00a0<\/p>\n\n\n\n Ada yang mengatakan bahwa tak tepat membandingkan rokok tembakau dengan rokok elektrik. Ya benar tak tepat, karena rokok elektrik atau vape resikonya sangat tinggi. Sedang rokok tembakau resikonya kecil, apa lagi rokok kretek mungkin resikonya sangat kecil sekali terhadap tubuh. Alasannya, munculnya rokok kretek bertujuan untuk pengobatan sakit bengek, dan tujuannya berhasil. Hingga banyak orang melakukan pemesanan rokok kretek saat itu, rokok kretek belum sebagai industri besar masih bersifat rumahan, keadaan tersebut sekitar abad 19. <\/p>\n\n\n\n Dalam studi ini, tim peneliti menemukan bukti efek toksik pada sel-sel yang melapisi pembuluh darah dan melindungi jantung. Beberapa bukti tersebut termasuk di antaranya gangguan pada fungsi sel dan munculnya tanda-tanda peradangan. Para peneliti mengamati bagaimana respons sel saat bersentuhan dengan cairan rokok elektrik. Efek yang paling kentara terlihat pada cairan dengan rasa kayu manis.<\/p>\n\n\n\n Baca: Riset Kesehatan Rokok Elektrik<\/a><\/p>\n\n\n\n Sekelompok ahli kardiovaskular dari University of Massachusetts menganjurkan peneliti agar melakukan uji rokok elektrik atau vape lebih yang beraroma. Karena sumsi sementara, produk vape atau rokok elektrik yang beraroma dan punya pilihan rasa lebih berbahaya dari pada rokok vape natural. Namun yang banyak beredar dipasaran, justru yang beraroma dan berasa buah-buahan, dari pada yang natural. <\/p>\n\n\n\n Studi pada 2018 lalu menunjukkan, penggunaan rokok elektrik harian berisiko terhadap serangan jantung, meski dengan probabilitas yang lebih rendah daripada perokok tembakau. Menurut dr Lawrence Phillips pakar kardiovaskular NYU Langone Health mengatakan \u201cKita melihat semakin banyak bukti bahwa rokok elektrik berhubungan dengan peningkatan risiko serangan jantung\u201d.<\/p>\n\n\n\n Dari hasil pakar dan hasil studi di atas menegaskan bahwa keberadaan rokok vape atau rokok elektrik, resikonya sangat besar. Bahan utama rokok vape atau elektrik yang paling besar memberikan efek negatif pada tubuh manusia adalah cairan perasa. Akibat cairan perasa dalam rokok elektrik atau vape termasuk merek JUUL beresiko terjadi peradangan, terjangkit penyakit jantung dan paru-paru akut, selanjutnya berakibat kematian. <\/p>\n\n\n\n Untuk itu, demi masa depan bangsa Indonesia harusnya ada regulasi pelarangan peredaran rokok elektrik atau vape yang nyata-nyata telah ada kasus dengan didukung beberapa riset dan studi tentang konten rokok elektrik atau vape, yang hasilnya mempunyai resiko tinggi dapat menyebabkan penyakit berujung kematian. Rokok elektrik lebih menyehatkan ketimbang rokok konvensional menjadi tagline yang digaungkan untuk mendongkrak penjualan rokok elektrik. Padahal untuk bisa membuktikan keabsahan argumentasi tersebut dibutuhkan riset jangka panjang barang 5 sampai 10 tahun. Alhasil kini tagline tersebut menjadi blunder, karena faktanya berkata lain. Riset-riset termutakhir mengenai dampak rokok elektrik terhadap kesehatan mulai bermunculan, hasilnya tak ada yang positif, rokok elektrik dinyatakan berbahaya bagi kesehatan. Dari para peneliti Harvard yang meneliti mengenai rokok elektrik mengungkapkan bahwa pengguna vape (rokok elektrik) beresiko mengidap penyakit bronchiolitis obliterans atau lebih akrab disebut sebagai \u2018popcorn lung\u2019. Kandungan kimia di dalam vape secara sistematis menghancurkan saluran udara paru-paru terkecil.<\/p>\n\n\n\n Baca: Kata Siapa Lebih Sehat? Perokok Elektrik Berisiko Terjangkit Penyakit Kardiovaskular<\/a><\/p>\n\n\n\n Hasil riset di atas diperkuat dengan hasil temuan terbaru dari para ahli kesehatan di Jepang yang menemukan bahwa kandungan formalin dan asetaldehida dalam uap yang dihasilkan beberapa cairan rokok elektronik lebih berbahaya dibandingkan rokok biasa. Penelitian yang ditugaskan oleh Kementerian Kesehatan Jepang ini menemukan karsinogen dalam uap yang dihembuskan usai menghisap rokok yang disebut vape ini. Misalnya kandungan formaldehyde, sebuah zat yang biasa ditemukan dalam bahan bangunan dan pembalseman cairan, tingkat karsinogen lebih tinggi dibandingkan dalam asap rokok biasa. Lalu, asetaldehida juga ditemukan pada tingkat yang lebih tinggi dibandingkan rokok tembakau. \u201cBahkan, dalam salah satu merek rokok elektronik ditemukan 10 kali tingkat karsinogen dibandingkan satu batang rokok biasa,\u201d tutur seorang peneliti dari National Institute of Public Health, Jepang dr. Naoki Kunugita seperti dilansir laman Daily Mail. Rokok elektrik yang sedang menjadi tren di Amerika Serikat (AS) kini menguak fakta bahwa sebanyak 16 negara bagian di AS dilaporkan memiliki 153 kasus serius yang berkaitan dengan konsumsi rokok elektrik. Ratusan kasus itu meliputi penyakit paru dan infeksi pernapasan dalam dua tahun kebelakang. Berdasarkan data Badan Preventif dan Pengawasan Penyakit AS (CDC), semua kasus itu terjadi pada masyarakat yang menggunakan vape atau cairan nikotin dan ganja. Kebanyakan pasien adalah remaja atau pemuda 20-an tahun. Dampak negatif rokok elektrik bagi kesehatan bahkan sampai menelan korban jiwa. The Verge melaporkan, terdapat seorang pasien meninggal karena penyakit paru yang misterius. Pasien itu adalah satu dari 193 orang konsumen rokok elektrik yang memiliki gejala serupa pada kurun 28 Juni hingga saat ini. Dikutip dari pemberitaan Beritagar.id, di negara bagian Illionis yang jumlah pasien pengguna vape meningkat dua kali lipat hingga pekan lalu. Hingga Jumat (23\/8), ada 22 orang yang dirawat di rumah sakit, kasus 12 pasien di antaranya ditinjau dengan saksama.<\/p>\n\n\n\n Baca: Riset Kesehatan Rokok Elektrik<\/a><\/p>\n\n\n\n \"Melihat parahnya penyakit orang-orang itu menghadirkan alarm dan kami harus memberi peringatan bahwa pemakaian rokok elektrik dan vape bisa berbahaya,\" ujar Ngozi Ezike, Kepala Dinas Kesehatan Illonis, dalam pernyataan resminya. Sementara di Payson, Utah, pemuda 20 tahun Alexander Mitchell divonis sekarat dan harus hidup dengan dua mesin untuk membantu pernapasannya. Sang ayah, Daniel Mitchell, mengatakan anaknya adalah penggiat hiking, tapi hanya dalam sekitar dua hari berubah dari sakit menjadi sekarat. Sang dokter menuduh rokok elektrik sebagai penyebab ketika hasil tes terhadap bakteri radang paru (pneumonia) dan indikasi penyakit lain ternyata negatif. Namun satu tes lainnya menunjukkan hasil tak lazim. Tes memperlihatkan ada bukti sel imun abnormal di paru-parunya dan ini cukup langka. Gejala pneumonia yang biasanya ada pada pasien orang uzur terlihat terkontaminasi kandungan mineral cair. Dokter menyatakan paru-paru Alexander gagal bekerja karena sindrom pernapasan akut. Sedangkan orang tuanya menyebut putranya memang pengguna rokok elektrik. Rokok elektrik atau vape bekerja dengan memanaskan tembakau cair dan sejumlah cairan lain, termasuk cairan aroma. Namun, kata para ahli, hasil pemanasan justru menghasilkan zat beracun, termasuk unsur logam dan kimia.<\/strong> Kini, CDC mendesak para dokter untuk melaporkan tuduhan mereka kepada dinas kesehatan setempat. Sementara Badan Pengawasan Makanan dan Obat (FDA) sedang mengumpulkan semua informasi penyakit yang terkait dengan rokok elektrik dan vape. Melihat fenomena bahayanya mengonsumsi rokok elektrik dari kacamata riset kesehatan dan pengalaman korban, sungguh miris rasanya jika kampanye \u2018lebih sehat\u2019 masih dihembus-hembuskan kepada masyarakat. Apalagi baru-baru ini salah satu produsen rokok elektrik terbesar di dunia, Juul, dengan mudahnya masuk ke Indonesia, jargonnya pun tetap sama \u201crokok elektrik lebih menyehatkan\u201d. Pemerintah seharusnya mulai serius dalam menyikapi ini, karena geliat promosi rokok elektrik di Indonesia sedang gencar-gencarnya. Negara kita tidak boleh longgar dengan pendatang yang membawa ancaman kematian bagi warga negara. Terlebih lagi Indonesia memiliki produk khas hasil tembakau bernama kretek yang telah diuji selama ratusan tahun sebagai produk yang aman dikonsumsi bagi masyarakat. Kretek sangat berbeda dengan rokok elektrik, kandungan kretek sangatlah alami dari daun tembakau dan campuran cengkeh, bukan hasil ekstraksi berupa cairan nikotin. Kejadian di atas menjawab keberadaan vape atau rokok elektrik sangat membahayakan. Berbeda dengan resiko rokok kretek, bisa menimbulkan penyakit jika mengkonsumsinya berlebihan atau kebanyakakan, dan hidup tidak seimbang. Misalnya dalam satu hari merokok sampai tiga atau empat bungkus, tanpa makan nasi atau makan-makanan sehat, tanpa olah raga, tanpa minum air putih, selalu didampingi kopi atau teh, istirahatnya kurang dan sebagainya. Maka dipastikan orang tersebut akan jatuh sakit bahkan meninggal dunia.\u00a0<\/p>\n\n\n\n Baca: Terkuak, Rokok Elektrik Berbahaya bagi Kesehatan<\/a><\/p>\n\n\n\n Tidak hanya itu, otoritas kesehatan di Amerika Serikat telah berhasil menginvestigasi kemunculan penyakit paru-paru misterius di antara kalangan pengguna rokok elektrik atau vape. Dilaporkan setidaknya ada 195 kasus potensial penyakit paru-paru di 22 Negara karena kena dampak dari vape atau rokok elektrik. Jadi, masyarakat perlu waspada beredarnya vape atau rokok elektrik. Belum lagi, sebetulnya rokok elektrik atau vape, berdampak juga peningkatan perokok anak.\u00a0 Yang menjadi daya tarik bagi anak, selain bentuknya yang elegan, simpel, juga beraroma buah-buahan yang terkemas dalam cairan.<\/strong><\/p>\n\n\n\n Orang yang mengatakan bahwa vape atau rokok elektrik lebih mensehatkan dari pada rokok kretek, pendapat tersebut sangat keliru. Disampaing efek dari rangkaian listrik dan battre juga cairan dalam rokok elektrik berpengaruh terhadap resiko jantung. <\/p>\n\n\n\n Hasil penelitian yang diterbitkan dalam Journal of American College of Cardiology pada Mei lalu ini menambah bukti bahwa cairan rokok elektrik dapat menghambat fungsi sel-sel tubuh yang berperan dalam kesehatan jantung. Cairan dalam vape atau rokok elektrik pada akhirnya merusak sel-sel yang melapisi pembuluh darah. <\/p>\n\n\n\n Keberadaan vape atau rokok elektrik di pasaran sangat membahayakan bagi orang Indonesia, terlebih pemuda-pemuda, yang banyak memilih merokok vape aatau rokok elektri. Menurutnya, selain bentuk kecil, simpel dibawa dan ada aroma buah-buahan sesuai selera. Akan tetapi dibalik bentuknya yang bagus, menyembunyikan banyak penyakit ketika dikonsumsi.\u00a0<\/p>\n\n\n\n Baca: Kata Siapa Lebih Sehat? Perokok Elektrik Berisiko Terjangkit Penyakit Kardiovaskular<\/a><\/p>\n\n\n\n Hingga kini CDC masih melakukan investigasi lebih lanjut, dengan mengimbau agar para dokter mengumpulkan data dan sampel bila menemukan pasien dengan gejala penyakit paru serupa, tentunya akibat rokok elektrik atau vape. Bentuk dan merek rokok elektrik dan vape banyak varian dan banyak merek. JUUL termasuk merek rokok elektrik atau vape yang saat ini naik daun.\u00a0<\/p>\n\n\n\n Ada yang mengatakan bahwa tak tepat membandingkan rokok tembakau dengan rokok elektrik. Ya benar tak tepat, karena rokok elektrik atau vape resikonya sangat tinggi. Sedang rokok tembakau resikonya kecil, apa lagi rokok kretek mungkin resikonya sangat kecil sekali terhadap tubuh. Alasannya, munculnya rokok kretek bertujuan untuk pengobatan sakit bengek, dan tujuannya berhasil. Hingga banyak orang melakukan pemesanan rokok kretek saat itu, rokok kretek belum sebagai industri besar masih bersifat rumahan, keadaan tersebut sekitar abad 19. <\/p>\n\n\n\n Dalam studi ini, tim peneliti menemukan bukti efek toksik pada sel-sel yang melapisi pembuluh darah dan melindungi jantung. Beberapa bukti tersebut termasuk di antaranya gangguan pada fungsi sel dan munculnya tanda-tanda peradangan. Para peneliti mengamati bagaimana respons sel saat bersentuhan dengan cairan rokok elektrik. Efek yang paling kentara terlihat pada cairan dengan rasa kayu manis.<\/p>\n\n\n\n Baca: Riset Kesehatan Rokok Elektrik<\/a><\/p>\n\n\n\n Sekelompok ahli kardiovaskular dari University of Massachusetts menganjurkan peneliti agar melakukan uji rokok elektrik atau vape lebih yang beraroma. Karena sumsi sementara, produk vape atau rokok elektrik yang beraroma dan punya pilihan rasa lebih berbahaya dari pada rokok vape natural. Namun yang banyak beredar dipasaran, justru yang beraroma dan berasa buah-buahan, dari pada yang natural. <\/p>\n\n\n\n Studi pada 2018 lalu menunjukkan, penggunaan rokok elektrik harian berisiko terhadap serangan jantung, meski dengan probabilitas yang lebih rendah daripada perokok tembakau. Menurut dr Lawrence Phillips pakar kardiovaskular NYU Langone Health mengatakan \u201cKita melihat semakin banyak bukti bahwa rokok elektrik berhubungan dengan peningkatan risiko serangan jantung\u201d.<\/p>\n\n\n\n Dari hasil pakar dan hasil studi di atas menegaskan bahwa keberadaan rokok vape atau rokok elektrik, resikonya sangat besar. Bahan utama rokok vape atau elektrik yang paling besar memberikan efek negatif pada tubuh manusia adalah cairan perasa. Akibat cairan perasa dalam rokok elektrik atau vape termasuk merek JUUL beresiko terjadi peradangan, terjangkit penyakit jantung dan paru-paru akut, selanjutnya berakibat kematian. <\/p>\n\n\n\n Untuk itu, demi masa depan bangsa Indonesia harusnya ada regulasi pelarangan peredaran rokok elektrik atau vape yang nyata-nyata telah ada kasus dengan didukung beberapa riset dan studi tentang konten rokok elektrik atau vape, yang hasilnya mempunyai resiko tinggi dapat menyebabkan penyakit berujung kematian. Rokok elektrik lebih menyehatkan ketimbang rokok konvensional menjadi tagline yang digaungkan untuk mendongkrak penjualan rokok elektrik. Padahal untuk bisa membuktikan keabsahan argumentasi tersebut dibutuhkan riset jangka panjang barang 5 sampai 10 tahun. Alhasil kini tagline tersebut menjadi blunder, karena faktanya berkata lain. Riset-riset termutakhir mengenai dampak rokok elektrik terhadap kesehatan mulai bermunculan, hasilnya tak ada yang positif, rokok elektrik dinyatakan berbahaya bagi kesehatan. Dari para peneliti Harvard yang meneliti mengenai rokok elektrik mengungkapkan bahwa pengguna vape (rokok elektrik) beresiko mengidap penyakit bronchiolitis obliterans atau lebih akrab disebut sebagai \u2018popcorn lung\u2019. Kandungan kimia di dalam vape secara sistematis menghancurkan saluran udara paru-paru terkecil.<\/p>\n\n\n\n Baca: Kata Siapa Lebih Sehat? Perokok Elektrik Berisiko Terjangkit Penyakit Kardiovaskular<\/a><\/p>\n\n\n\n Hasil riset di atas diperkuat dengan hasil temuan terbaru dari para ahli kesehatan di Jepang yang menemukan bahwa kandungan formalin dan asetaldehida dalam uap yang dihasilkan beberapa cairan rokok elektronik lebih berbahaya dibandingkan rokok biasa. Penelitian yang ditugaskan oleh Kementerian Kesehatan Jepang ini menemukan karsinogen dalam uap yang dihembuskan usai menghisap rokok yang disebut vape ini. Misalnya kandungan formaldehyde, sebuah zat yang biasa ditemukan dalam bahan bangunan dan pembalseman cairan, tingkat karsinogen lebih tinggi dibandingkan dalam asap rokok biasa. Lalu, asetaldehida juga ditemukan pada tingkat yang lebih tinggi dibandingkan rokok tembakau. \u201cBahkan, dalam salah satu merek rokok elektronik ditemukan 10 kali tingkat karsinogen dibandingkan satu batang rokok biasa,\u201d tutur seorang peneliti dari National Institute of Public Health, Jepang dr. Naoki Kunugita seperti dilansir laman Daily Mail. Rokok elektrik yang sedang menjadi tren di Amerika Serikat (AS) kini menguak fakta bahwa sebanyak 16 negara bagian di AS dilaporkan memiliki 153 kasus serius yang berkaitan dengan konsumsi rokok elektrik. Ratusan kasus itu meliputi penyakit paru dan infeksi pernapasan dalam dua tahun kebelakang. Berdasarkan data Badan Preventif dan Pengawasan Penyakit AS (CDC), semua kasus itu terjadi pada masyarakat yang menggunakan vape atau cairan nikotin dan ganja. Kebanyakan pasien adalah remaja atau pemuda 20-an tahun. Dampak negatif rokok elektrik bagi kesehatan bahkan sampai menelan korban jiwa. The Verge melaporkan, terdapat seorang pasien meninggal karena penyakit paru yang misterius. Pasien itu adalah satu dari 193 orang konsumen rokok elektrik yang memiliki gejala serupa pada kurun 28 Juni hingga saat ini. Dikutip dari pemberitaan Beritagar.id, di negara bagian Illionis yang jumlah pasien pengguna vape meningkat dua kali lipat hingga pekan lalu. Hingga Jumat (23\/8), ada 22 orang yang dirawat di rumah sakit, kasus 12 pasien di antaranya ditinjau dengan saksama.<\/p>\n\n\n\n Baca: Riset Kesehatan Rokok Elektrik<\/a><\/p>\n\n\n\n \"Melihat parahnya penyakit orang-orang itu menghadirkan alarm dan kami harus memberi peringatan bahwa pemakaian rokok elektrik dan vape bisa berbahaya,\" ujar Ngozi Ezike, Kepala Dinas Kesehatan Illonis, dalam pernyataan resminya. Sementara di Payson, Utah, pemuda 20 tahun Alexander Mitchell divonis sekarat dan harus hidup dengan dua mesin untuk membantu pernapasannya. Sang ayah, Daniel Mitchell, mengatakan anaknya adalah penggiat hiking, tapi hanya dalam sekitar dua hari berubah dari sakit menjadi sekarat. Sang dokter menuduh rokok elektrik sebagai penyebab ketika hasil tes terhadap bakteri radang paru (pneumonia) dan indikasi penyakit lain ternyata negatif. Namun satu tes lainnya menunjukkan hasil tak lazim. Tes memperlihatkan ada bukti sel imun abnormal di paru-parunya dan ini cukup langka. Gejala pneumonia yang biasanya ada pada pasien orang uzur terlihat terkontaminasi kandungan mineral cair. Dokter menyatakan paru-paru Alexander gagal bekerja karena sindrom pernapasan akut. Sedangkan orang tuanya menyebut putranya memang pengguna rokok elektrik. Rokok elektrik atau vape bekerja dengan memanaskan tembakau cair dan sejumlah cairan lain, termasuk cairan aroma. Namun, kata para ahli, hasil pemanasan justru menghasilkan zat beracun, termasuk unsur logam dan kimia.<\/strong> Kini, CDC mendesak para dokter untuk melaporkan tuduhan mereka kepada dinas kesehatan setempat. Sementara Badan Pengawasan Makanan dan Obat (FDA) sedang mengumpulkan semua informasi penyakit yang terkait dengan rokok elektrik dan vape. Melihat fenomena bahayanya mengonsumsi rokok elektrik dari kacamata riset kesehatan dan pengalaman korban, sungguh miris rasanya jika kampanye \u2018lebih sehat\u2019 masih dihembus-hembuskan kepada masyarakat. Apalagi baru-baru ini salah satu produsen rokok elektrik terbesar di dunia, Juul, dengan mudahnya masuk ke Indonesia, jargonnya pun tetap sama \u201crokok elektrik lebih menyehatkan\u201d. Pemerintah seharusnya mulai serius dalam menyikapi ini, karena geliat promosi rokok elektrik di Indonesia sedang gencar-gencarnya. Negara kita tidak boleh longgar dengan pendatang yang membawa ancaman kematian bagi warga negara. Terlebih lagi Indonesia memiliki produk khas hasil tembakau bernama kretek yang telah diuji selama ratusan tahun sebagai produk yang aman dikonsumsi bagi masyarakat. Kretek sangat berbeda dengan rokok elektrik, kandungan kretek sangatlah alami dari daun tembakau dan campuran cengkeh, bukan hasil ekstraksi berupa cairan nikotin. Direktur Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDC), Robert Redfield, mengungkapkan kematian tragis di Illinois memperkuat dugaan karena vape<\/a> atau rokok elektrik. Berita tersebut atas laporan Dinas Kesehatan Illinois yang mengumumkan ada satu pasien yang akhirnya meninggal dunia. Kasus ini kemungkinan jadi kasus pertama kematian akibat penyakit berkaitan dengan vape. Kejadian di atas menjawab keberadaan vape atau rokok elektrik sangat membahayakan. Berbeda dengan resiko rokok kretek, bisa menimbulkan penyakit jika mengkonsumsinya berlebihan atau kebanyakakan, dan hidup tidak seimbang. Misalnya dalam satu hari merokok sampai tiga atau empat bungkus, tanpa makan nasi atau makan-makanan sehat, tanpa olah raga, tanpa minum air putih, selalu didampingi kopi atau teh, istirahatnya kurang dan sebagainya. Maka dipastikan orang tersebut akan jatuh sakit bahkan meninggal dunia.\u00a0<\/p>\n\n\n\n Baca: Terkuak, Rokok Elektrik Berbahaya bagi Kesehatan<\/a><\/p>\n\n\n\n Tidak hanya itu, otoritas kesehatan di Amerika Serikat telah berhasil menginvestigasi kemunculan penyakit paru-paru misterius di antara kalangan pengguna rokok elektrik atau vape. Dilaporkan setidaknya ada 195 kasus potensial penyakit paru-paru di 22 Negara karena kena dampak dari vape atau rokok elektrik. Jadi, masyarakat perlu waspada beredarnya vape atau rokok elektrik. Belum lagi, sebetulnya rokok elektrik atau vape, berdampak juga peningkatan perokok anak.\u00a0 Yang menjadi daya tarik bagi anak, selain bentuknya yang elegan, simpel, juga beraroma buah-buahan yang terkemas dalam cairan.<\/strong><\/p>\n\n\n\n Orang yang mengatakan bahwa vape atau rokok elektrik lebih mensehatkan dari pada rokok kretek, pendapat tersebut sangat keliru. Disampaing efek dari rangkaian listrik dan battre juga cairan dalam rokok elektrik berpengaruh terhadap resiko jantung. <\/p>\n\n\n\n Hasil penelitian yang diterbitkan dalam Journal of American College of Cardiology pada Mei lalu ini menambah bukti bahwa cairan rokok elektrik dapat menghambat fungsi sel-sel tubuh yang berperan dalam kesehatan jantung. Cairan dalam vape atau rokok elektrik pada akhirnya merusak sel-sel yang melapisi pembuluh darah. <\/p>\n\n\n\n Keberadaan vape atau rokok elektrik di pasaran sangat membahayakan bagi orang Indonesia, terlebih pemuda-pemuda, yang banyak memilih merokok vape aatau rokok elektri. Menurutnya, selain bentuk kecil, simpel dibawa dan ada aroma buah-buahan sesuai selera. Akan tetapi dibalik bentuknya yang bagus, menyembunyikan banyak penyakit ketika dikonsumsi.\u00a0<\/p>\n\n\n\n Baca: Kata Siapa Lebih Sehat? Perokok Elektrik Berisiko Terjangkit Penyakit Kardiovaskular<\/a><\/p>\n\n\n\n Hingga kini CDC masih melakukan investigasi lebih lanjut, dengan mengimbau agar para dokter mengumpulkan data dan sampel bila menemukan pasien dengan gejala penyakit paru serupa, tentunya akibat rokok elektrik atau vape. Bentuk dan merek rokok elektrik dan vape banyak varian dan banyak merek. JUUL termasuk merek rokok elektrik atau vape yang saat ini naik daun.\u00a0<\/p>\n\n\n\n Ada yang mengatakan bahwa tak tepat membandingkan rokok tembakau dengan rokok elektrik. Ya benar tak tepat, karena rokok elektrik atau vape resikonya sangat tinggi. Sedang rokok tembakau resikonya kecil, apa lagi rokok kretek mungkin resikonya sangat kecil sekali terhadap tubuh. Alasannya, munculnya rokok kretek bertujuan untuk pengobatan sakit bengek, dan tujuannya berhasil. Hingga banyak orang melakukan pemesanan rokok kretek saat itu, rokok kretek belum sebagai industri besar masih bersifat rumahan, keadaan tersebut sekitar abad 19. <\/p>\n\n\n\n Dalam studi ini, tim peneliti menemukan bukti efek toksik pada sel-sel yang melapisi pembuluh darah dan melindungi jantung. Beberapa bukti tersebut termasuk di antaranya gangguan pada fungsi sel dan munculnya tanda-tanda peradangan. Para peneliti mengamati bagaimana respons sel saat bersentuhan dengan cairan rokok elektrik. Efek yang paling kentara terlihat pada cairan dengan rasa kayu manis.<\/p>\n\n\n\n Baca: Riset Kesehatan Rokok Elektrik<\/a><\/p>\n\n\n\n Sekelompok ahli kardiovaskular dari University of Massachusetts menganjurkan peneliti agar melakukan uji rokok elektrik atau vape lebih yang beraroma. Karena sumsi sementara, produk vape atau rokok elektrik yang beraroma dan punya pilihan rasa lebih berbahaya dari pada rokok vape natural. Namun yang banyak beredar dipasaran, justru yang beraroma dan berasa buah-buahan, dari pada yang natural. <\/p>\n\n\n\n Studi pada 2018 lalu menunjukkan, penggunaan rokok elektrik harian berisiko terhadap serangan jantung, meski dengan probabilitas yang lebih rendah daripada perokok tembakau. Menurut dr Lawrence Phillips pakar kardiovaskular NYU Langone Health mengatakan \u201cKita melihat semakin banyak bukti bahwa rokok elektrik berhubungan dengan peningkatan risiko serangan jantung\u201d.<\/p>\n\n\n\n Dari hasil pakar dan hasil studi di atas menegaskan bahwa keberadaan rokok vape atau rokok elektrik, resikonya sangat besar. Bahan utama rokok vape atau elektrik yang paling besar memberikan efek negatif pada tubuh manusia adalah cairan perasa. Akibat cairan perasa dalam rokok elektrik atau vape termasuk merek JUUL beresiko terjadi peradangan, terjangkit penyakit jantung dan paru-paru akut, selanjutnya berakibat kematian. <\/p>\n\n\n\n Untuk itu, demi masa depan bangsa Indonesia harusnya ada regulasi pelarangan peredaran rokok elektrik atau vape yang nyata-nyata telah ada kasus dengan didukung beberapa riset dan studi tentang konten rokok elektrik atau vape, yang hasilnya mempunyai resiko tinggi dapat menyebabkan penyakit berujung kematian. Rokok elektrik lebih menyehatkan ketimbang rokok konvensional menjadi tagline yang digaungkan untuk mendongkrak penjualan rokok elektrik. Padahal untuk bisa membuktikan keabsahan argumentasi tersebut dibutuhkan riset jangka panjang barang 5 sampai 10 tahun. Alhasil kini tagline tersebut menjadi blunder, karena faktanya berkata lain. Riset-riset termutakhir mengenai dampak rokok elektrik terhadap kesehatan mulai bermunculan, hasilnya tak ada yang positif, rokok elektrik dinyatakan berbahaya bagi kesehatan. Dari para peneliti Harvard yang meneliti mengenai rokok elektrik mengungkapkan bahwa pengguna vape (rokok elektrik) beresiko mengidap penyakit bronchiolitis obliterans atau lebih akrab disebut sebagai \u2018popcorn lung\u2019. Kandungan kimia di dalam vape secara sistematis menghancurkan saluran udara paru-paru terkecil.<\/p>\n\n\n\n Baca: Kata Siapa Lebih Sehat? Perokok Elektrik Berisiko Terjangkit Penyakit Kardiovaskular<\/a><\/p>\n\n\n\n Hasil riset di atas diperkuat dengan hasil temuan terbaru dari para ahli kesehatan di Jepang yang menemukan bahwa kandungan formalin dan asetaldehida dalam uap yang dihasilkan beberapa cairan rokok elektronik lebih berbahaya dibandingkan rokok biasa. Penelitian yang ditugaskan oleh Kementerian Kesehatan Jepang ini menemukan karsinogen dalam uap yang dihembuskan usai menghisap rokok yang disebut vape ini. Misalnya kandungan formaldehyde, sebuah zat yang biasa ditemukan dalam bahan bangunan dan pembalseman cairan, tingkat karsinogen lebih tinggi dibandingkan dalam asap rokok biasa. Lalu, asetaldehida juga ditemukan pada tingkat yang lebih tinggi dibandingkan rokok tembakau. \u201cBahkan, dalam salah satu merek rokok elektronik ditemukan 10 kali tingkat karsinogen dibandingkan satu batang rokok biasa,\u201d tutur seorang peneliti dari National Institute of Public Health, Jepang dr. Naoki Kunugita seperti dilansir laman Daily Mail. Rokok elektrik yang sedang menjadi tren di Amerika Serikat (AS) kini menguak fakta bahwa sebanyak 16 negara bagian di AS dilaporkan memiliki 153 kasus serius yang berkaitan dengan konsumsi rokok elektrik. Ratusan kasus itu meliputi penyakit paru dan infeksi pernapasan dalam dua tahun kebelakang. Berdasarkan data Badan Preventif dan Pengawasan Penyakit AS (CDC), semua kasus itu terjadi pada masyarakat yang menggunakan vape atau cairan nikotin dan ganja. Kebanyakan pasien adalah remaja atau pemuda 20-an tahun. Dampak negatif rokok elektrik bagi kesehatan bahkan sampai menelan korban jiwa. The Verge melaporkan, terdapat seorang pasien meninggal karena penyakit paru yang misterius. Pasien itu adalah satu dari 193 orang konsumen rokok elektrik yang memiliki gejala serupa pada kurun 28 Juni hingga saat ini. Dikutip dari pemberitaan Beritagar.id, di negara bagian Illionis yang jumlah pasien pengguna vape meningkat dua kali lipat hingga pekan lalu. Hingga Jumat (23\/8), ada 22 orang yang dirawat di rumah sakit, kasus 12 pasien di antaranya ditinjau dengan saksama.<\/p>\n\n\n\n Baca: Riset Kesehatan Rokok Elektrik<\/a><\/p>\n\n\n\n \"Melihat parahnya penyakit orang-orang itu menghadirkan alarm dan kami harus memberi peringatan bahwa pemakaian rokok elektrik dan vape bisa berbahaya,\" ujar Ngozi Ezike, Kepala Dinas Kesehatan Illonis, dalam pernyataan resminya. Sementara di Payson, Utah, pemuda 20 tahun Alexander Mitchell divonis sekarat dan harus hidup dengan dua mesin untuk membantu pernapasannya. Sang ayah, Daniel Mitchell, mengatakan anaknya adalah penggiat hiking, tapi hanya dalam sekitar dua hari berubah dari sakit menjadi sekarat. Sang dokter menuduh rokok elektrik sebagai penyebab ketika hasil tes terhadap bakteri radang paru (pneumonia) dan indikasi penyakit lain ternyata negatif. Namun satu tes lainnya menunjukkan hasil tak lazim. Tes memperlihatkan ada bukti sel imun abnormal di paru-parunya dan ini cukup langka. Gejala pneumonia yang biasanya ada pada pasien orang uzur terlihat terkontaminasi kandungan mineral cair. Dokter menyatakan paru-paru Alexander gagal bekerja karena sindrom pernapasan akut. Sedangkan orang tuanya menyebut putranya memang pengguna rokok elektrik. Rokok elektrik atau vape bekerja dengan memanaskan tembakau cair dan sejumlah cairan lain, termasuk cairan aroma. Namun, kata para ahli, hasil pemanasan justru menghasilkan zat beracun, termasuk unsur logam dan kimia.<\/strong> Kini, CDC mendesak para dokter untuk melaporkan tuduhan mereka kepada dinas kesehatan setempat. Sementara Badan Pengawasan Makanan dan Obat (FDA) sedang mengumpulkan semua informasi penyakit yang terkait dengan rokok elektrik dan vape. Melihat fenomena bahayanya mengonsumsi rokok elektrik dari kacamata riset kesehatan dan pengalaman korban, sungguh miris rasanya jika kampanye \u2018lebih sehat\u2019 masih dihembus-hembuskan kepada masyarakat. Apalagi baru-baru ini salah satu produsen rokok elektrik terbesar di dunia, Juul, dengan mudahnya masuk ke Indonesia, jargonnya pun tetap sama \u201crokok elektrik lebih menyehatkan\u201d. Pemerintah seharusnya mulai serius dalam menyikapi ini, karena geliat promosi rokok elektrik di Indonesia sedang gencar-gencarnya. Negara kita tidak boleh longgar dengan pendatang yang membawa ancaman kematian bagi warga negara. Terlebih lagi Indonesia memiliki produk khas hasil tembakau bernama kretek yang telah diuji selama ratusan tahun sebagai produk yang aman dikonsumsi bagi masyarakat. Kretek sangat berbeda dengan rokok elektrik, kandungan kretek sangatlah alami dari daun tembakau dan campuran cengkeh, bukan hasil ekstraksi berupa cairan nikotin. Tiga varian rokok di atas tidak bisa disamakan dalam perlakuannya. Memang seakan-akan ada kemiripan, tapi berbeda, mengingat bahan utama tiga varian rokok tersebut sangat jauh berbeda. Ambil contoh mirip cara mengkonsumsinya dengan dihisap, sama-sama pakai istilah nama tembakau. Akan tetapi, tembakau yang digunakan sebagai bahan baku, jenis dan prosesnya beda jauh. Tak hanya itu, sejarah kemunculannya ke tiga varian rokok tersebut tak ada kesamaan. Rokok kretek untuk pengobatan, rokok putih media rekreasi dan rokok elektrik sebagai fashion. Direktur Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDC), Robert Redfield, mengungkapkan kematian tragis di Illinois memperkuat dugaan karena vape<\/a> atau rokok elektrik. Berita tersebut atas laporan Dinas Kesehatan Illinois yang mengumumkan ada satu pasien yang akhirnya meninggal dunia. Kasus ini kemungkinan jadi kasus pertama kematian akibat penyakit berkaitan dengan vape. Kejadian di atas menjawab keberadaan vape atau rokok elektrik sangat membahayakan. Berbeda dengan resiko rokok kretek, bisa menimbulkan penyakit jika mengkonsumsinya berlebihan atau kebanyakakan, dan hidup tidak seimbang. Misalnya dalam satu hari merokok sampai tiga atau empat bungkus, tanpa makan nasi atau makan-makanan sehat, tanpa olah raga, tanpa minum air putih, selalu didampingi kopi atau teh, istirahatnya kurang dan sebagainya. Maka dipastikan orang tersebut akan jatuh sakit bahkan meninggal dunia.\u00a0<\/p>\n\n\n\n Baca: Terkuak, Rokok Elektrik Berbahaya bagi Kesehatan<\/a><\/p>\n\n\n\n Tidak hanya itu, otoritas kesehatan di Amerika Serikat telah berhasil menginvestigasi kemunculan penyakit paru-paru misterius di antara kalangan pengguna rokok elektrik atau vape. Dilaporkan setidaknya ada 195 kasus potensial penyakit paru-paru di 22 Negara karena kena dampak dari vape atau rokok elektrik. Jadi, masyarakat perlu waspada beredarnya vape atau rokok elektrik. Belum lagi, sebetulnya rokok elektrik atau vape, berdampak juga peningkatan perokok anak.\u00a0 Yang menjadi daya tarik bagi anak, selain bentuknya yang elegan, simpel, juga beraroma buah-buahan yang terkemas dalam cairan.<\/strong><\/p>\n\n\n\n Orang yang mengatakan bahwa vape atau rokok elektrik lebih mensehatkan dari pada rokok kretek, pendapat tersebut sangat keliru. Disampaing efek dari rangkaian listrik dan battre juga cairan dalam rokok elektrik berpengaruh terhadap resiko jantung. <\/p>\n\n\n\n Hasil penelitian yang diterbitkan dalam Journal of American College of Cardiology pada Mei lalu ini menambah bukti bahwa cairan rokok elektrik dapat menghambat fungsi sel-sel tubuh yang berperan dalam kesehatan jantung. Cairan dalam vape atau rokok elektrik pada akhirnya merusak sel-sel yang melapisi pembuluh darah. <\/p>\n\n\n\n Keberadaan vape atau rokok elektrik di pasaran sangat membahayakan bagi orang Indonesia, terlebih pemuda-pemuda, yang banyak memilih merokok vape aatau rokok elektri. Menurutnya, selain bentuk kecil, simpel dibawa dan ada aroma buah-buahan sesuai selera. Akan tetapi dibalik bentuknya yang bagus, menyembunyikan banyak penyakit ketika dikonsumsi.\u00a0<\/p>\n\n\n\n Baca: Kata Siapa Lebih Sehat? Perokok Elektrik Berisiko Terjangkit Penyakit Kardiovaskular<\/a><\/p>\n\n\n\n Hingga kini CDC masih melakukan investigasi lebih lanjut, dengan mengimbau agar para dokter mengumpulkan data dan sampel bila menemukan pasien dengan gejala penyakit paru serupa, tentunya akibat rokok elektrik atau vape. Bentuk dan merek rokok elektrik dan vape banyak varian dan banyak merek. JUUL termasuk merek rokok elektrik atau vape yang saat ini naik daun.\u00a0<\/p>\n\n\n\n Ada yang mengatakan bahwa tak tepat membandingkan rokok tembakau dengan rokok elektrik. Ya benar tak tepat, karena rokok elektrik atau vape resikonya sangat tinggi. Sedang rokok tembakau resikonya kecil, apa lagi rokok kretek mungkin resikonya sangat kecil sekali terhadap tubuh. Alasannya, munculnya rokok kretek bertujuan untuk pengobatan sakit bengek, dan tujuannya berhasil. Hingga banyak orang melakukan pemesanan rokok kretek saat itu, rokok kretek belum sebagai industri besar masih bersifat rumahan, keadaan tersebut sekitar abad 19. <\/p>\n\n\n\n Dalam studi ini, tim peneliti menemukan bukti efek toksik pada sel-sel yang melapisi pembuluh darah dan melindungi jantung. Beberapa bukti tersebut termasuk di antaranya gangguan pada fungsi sel dan munculnya tanda-tanda peradangan. Para peneliti mengamati bagaimana respons sel saat bersentuhan dengan cairan rokok elektrik. Efek yang paling kentara terlihat pada cairan dengan rasa kayu manis.<\/p>\n\n\n\n Baca: Riset Kesehatan Rokok Elektrik<\/a><\/p>\n\n\n\n Sekelompok ahli kardiovaskular dari University of Massachusetts menganjurkan peneliti agar melakukan uji rokok elektrik atau vape lebih yang beraroma. Karena sumsi sementara, produk vape atau rokok elektrik yang beraroma dan punya pilihan rasa lebih berbahaya dari pada rokok vape natural. Namun yang banyak beredar dipasaran, justru yang beraroma dan berasa buah-buahan, dari pada yang natural. <\/p>\n\n\n\n Studi pada 2018 lalu menunjukkan, penggunaan rokok elektrik harian berisiko terhadap serangan jantung, meski dengan probabilitas yang lebih rendah daripada perokok tembakau. Menurut dr Lawrence Phillips pakar kardiovaskular NYU Langone Health mengatakan \u201cKita melihat semakin banyak bukti bahwa rokok elektrik berhubungan dengan peningkatan risiko serangan jantung\u201d.<\/p>\n\n\n\n Dari hasil pakar dan hasil studi di atas menegaskan bahwa keberadaan rokok vape atau rokok elektrik, resikonya sangat besar. Bahan utama rokok vape atau elektrik yang paling besar memberikan efek negatif pada tubuh manusia adalah cairan perasa. Akibat cairan perasa dalam rokok elektrik atau vape termasuk merek JUUL beresiko terjadi peradangan, terjangkit penyakit jantung dan paru-paru akut, selanjutnya berakibat kematian. <\/p>\n\n\n\n Untuk itu, demi masa depan bangsa Indonesia harusnya ada regulasi pelarangan peredaran rokok elektrik atau vape yang nyata-nyata telah ada kasus dengan didukung beberapa riset dan studi tentang konten rokok elektrik atau vape, yang hasilnya mempunyai resiko tinggi dapat menyebabkan penyakit berujung kematian. Rokok elektrik lebih menyehatkan ketimbang rokok konvensional menjadi tagline yang digaungkan untuk mendongkrak penjualan rokok elektrik. Padahal untuk bisa membuktikan keabsahan argumentasi tersebut dibutuhkan riset jangka panjang barang 5 sampai 10 tahun. Alhasil kini tagline tersebut menjadi blunder, karena faktanya berkata lain. Riset-riset termutakhir mengenai dampak rokok elektrik terhadap kesehatan mulai bermunculan, hasilnya tak ada yang positif, rokok elektrik dinyatakan berbahaya bagi kesehatan. Dari para peneliti Harvard yang meneliti mengenai rokok elektrik mengungkapkan bahwa pengguna vape (rokok elektrik) beresiko mengidap penyakit bronchiolitis obliterans atau lebih akrab disebut sebagai \u2018popcorn lung\u2019. Kandungan kimia di dalam vape secara sistematis menghancurkan saluran udara paru-paru terkecil.<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\nSudah waktunya tagline rokok elektrik lebih sehat ketimbang rokok konvensional kita teriaki sebagai jargon pembual semata.
<\/h3>\n","post_title":"Terkuak, Rokok Elektrik Berbahaya bagi Kesehatan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"terkuak-rokok-elektrik-berbahaya-bagi-kesehatan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-08-27 09:33:57","post_modified_gmt":"2019-08-27 02:33:57","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5996","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\nSudah waktunya tagline rokok elektrik lebih sehat ketimbang rokok konvensional kita teriaki sebagai jargon pembual semata.
<\/h3>\n","post_title":"Terkuak, Rokok Elektrik Berbahaya bagi Kesehatan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"terkuak-rokok-elektrik-berbahaya-bagi-kesehatan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-08-27 09:33:57","post_modified_gmt":"2019-08-27 02:33:57","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5996","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\nSudah waktunya tagline rokok elektrik lebih sehat ketimbang rokok konvensional kita teriaki sebagai jargon pembual semata.
<\/h3>\n","post_title":"Terkuak, Rokok Elektrik Berbahaya bagi Kesehatan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"terkuak-rokok-elektrik-berbahaya-bagi-kesehatan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-08-27 09:33:57","post_modified_gmt":"2019-08-27 02:33:57","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5996","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\nSudah waktunya tagline rokok elektrik lebih sehat ketimbang rokok konvensional kita teriaki sebagai jargon pembual semata.
<\/h3>\n","post_title":"Terkuak, Rokok Elektrik Berbahaya bagi Kesehatan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"terkuak-rokok-elektrik-berbahaya-bagi-kesehatan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-08-27 09:33:57","post_modified_gmt":"2019-08-27 02:33:57","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5996","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\nSudah waktunya tagline rokok elektrik lebih sehat ketimbang rokok konvensional kita teriaki sebagai jargon pembual semata.
<\/h3>\n","post_title":"Terkuak, Rokok Elektrik Berbahaya bagi Kesehatan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"terkuak-rokok-elektrik-berbahaya-bagi-kesehatan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-08-27 09:33:57","post_modified_gmt":"2019-08-27 02:33:57","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5996","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\nSudah waktunya tagline rokok elektrik lebih sehat ketimbang rokok konvensional kita teriaki sebagai jargon pembual semata.
<\/h3>\n","post_title":"Terkuak, Rokok Elektrik Berbahaya bagi Kesehatan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"terkuak-rokok-elektrik-berbahaya-bagi-kesehatan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-08-27 09:33:57","post_modified_gmt":"2019-08-27 02:33:57","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5996","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\nSudah waktunya tagline rokok elektrik lebih sehat ketimbang rokok konvensional kita teriaki sebagai jargon pembual semata.
<\/h3>\n","post_title":"Terkuak, Rokok Elektrik Berbahaya bagi Kesehatan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"terkuak-rokok-elektrik-berbahaya-bagi-kesehatan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-08-27 09:33:57","post_modified_gmt":"2019-08-27 02:33:57","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5996","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\nSudah waktunya tagline rokok elektrik lebih sehat ketimbang rokok konvensional kita teriaki sebagai jargon pembual semata.
<\/h3>\n","post_title":"Terkuak, Rokok Elektrik Berbahaya bagi Kesehatan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"terkuak-rokok-elektrik-berbahaya-bagi-kesehatan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-08-27 09:33:57","post_modified_gmt":"2019-08-27 02:33:57","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5996","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\nSudah waktunya tagline rokok elektrik lebih sehat ketimbang rokok konvensional kita teriaki sebagai jargon pembual semata.
<\/h3>\n","post_title":"Terkuak, Rokok Elektrik Berbahaya bagi Kesehatan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"terkuak-rokok-elektrik-berbahaya-bagi-kesehatan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-08-27 09:33:57","post_modified_gmt":"2019-08-27 02:33:57","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5996","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\nSudah waktunya tagline rokok elektrik lebih sehat ketimbang rokok konvensional kita teriaki sebagai jargon pembual semata.
<\/h3>\n","post_title":"Terkuak, Rokok Elektrik Berbahaya bagi Kesehatan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"terkuak-rokok-elektrik-berbahaya-bagi-kesehatan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-08-27 09:33:57","post_modified_gmt":"2019-08-27 02:33:57","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5996","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\nSudah waktunya tagline rokok elektrik lebih sehat ketimbang rokok konvensional kita teriaki sebagai jargon pembual semata.
<\/h3>\n","post_title":"Terkuak, Rokok Elektrik Berbahaya bagi Kesehatan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"terkuak-rokok-elektrik-berbahaya-bagi-kesehatan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-08-27 09:33:57","post_modified_gmt":"2019-08-27 02:33:57","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5996","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\nSudah waktunya tagline rokok elektrik lebih sehat ketimbang rokok konvensional kita teriaki sebagai jargon pembual semata.
<\/h3>\n","post_title":"Terkuak, Rokok Elektrik Berbahaya bagi Kesehatan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"terkuak-rokok-elektrik-berbahaya-bagi-kesehatan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-08-27 09:33:57","post_modified_gmt":"2019-08-27 02:33:57","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5996","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\nSudah waktunya tagline rokok elektrik lebih sehat ketimbang rokok konvensional kita teriaki sebagai jargon pembual semata.
<\/h3>\n","post_title":"Terkuak, Rokok Elektrik Berbahaya bagi Kesehatan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"terkuak-rokok-elektrik-berbahaya-bagi-kesehatan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-08-27 09:33:57","post_modified_gmt":"2019-08-27 02:33:57","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5996","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\nSudah waktunya tagline rokok elektrik lebih sehat ketimbang rokok konvensional kita teriaki sebagai jargon pembual semata.
<\/h3>\n","post_title":"Terkuak, Rokok Elektrik Berbahaya bagi Kesehatan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"terkuak-rokok-elektrik-berbahaya-bagi-kesehatan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-08-27 09:33:57","post_modified_gmt":"2019-08-27 02:33:57","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5996","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\nSudah waktunya tagline rokok elektrik lebih sehat ketimbang rokok konvensional kita teriaki sebagai jargon pembual semata.
<\/h3>\n","post_title":"Terkuak, Rokok Elektrik Berbahaya bagi Kesehatan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"terkuak-rokok-elektrik-berbahaya-bagi-kesehatan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-08-27 09:33:57","post_modified_gmt":"2019-08-27 02:33:57","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5996","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\nSudah waktunya tagline rokok elektrik lebih sehat ketimbang rokok konvensional kita teriaki sebagai jargon pembual semata.
<\/h3>\n","post_title":"Terkuak, Rokok Elektrik Berbahaya bagi Kesehatan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"terkuak-rokok-elektrik-berbahaya-bagi-kesehatan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-08-27 09:33:57","post_modified_gmt":"2019-08-27 02:33:57","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5996","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\nSudah waktunya tagline rokok elektrik lebih sehat ketimbang rokok konvensional kita teriaki sebagai jargon pembual semata.
<\/h3>\n","post_title":"Terkuak, Rokok Elektrik Berbahaya bagi Kesehatan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"terkuak-rokok-elektrik-berbahaya-bagi-kesehatan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-08-27 09:33:57","post_modified_gmt":"2019-08-27 02:33:57","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5996","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\nSudah waktunya tagline rokok elektrik lebih sehat ketimbang rokok konvensional kita teriaki sebagai jargon pembual semata.
<\/h3>\n","post_title":"Terkuak, Rokok Elektrik Berbahaya bagi Kesehatan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"terkuak-rokok-elektrik-berbahaya-bagi-kesehatan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-08-27 09:33:57","post_modified_gmt":"2019-08-27 02:33:57","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5996","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};
<\/p>\n","post_title":"Perokok Elektrik Berisiko Besar Terjangkit Penyakit Mematikan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perokok-elektrik-berisiko-besar-terjangkit-penyakit-mematikan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-08-28 09:40:09","post_modified_gmt":"2019-08-28 02:40:09","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5999","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5996,"post_author":"883","post_date":"2019-08-27 09:33:49","post_date_gmt":"2019-08-27 02:33:49","post_content":"\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\nSudah waktunya tagline rokok elektrik lebih sehat ketimbang rokok konvensional kita teriaki sebagai jargon pembual semata.
<\/h3>\n","post_title":"Terkuak, Rokok Elektrik Berbahaya bagi Kesehatan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"terkuak-rokok-elektrik-berbahaya-bagi-kesehatan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-08-27 09:33:57","post_modified_gmt":"2019-08-27 02:33:57","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5996","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};
<\/p>\n","post_title":"Perokok Elektrik Berisiko Besar Terjangkit Penyakit Mematikan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perokok-elektrik-berisiko-besar-terjangkit-penyakit-mematikan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-08-28 09:40:09","post_modified_gmt":"2019-08-28 02:40:09","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5999","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5996,"post_author":"883","post_date":"2019-08-27 09:33:49","post_date_gmt":"2019-08-27 02:33:49","post_content":"\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\nSudah waktunya tagline rokok elektrik lebih sehat ketimbang rokok konvensional kita teriaki sebagai jargon pembual semata.
<\/h3>\n","post_title":"Terkuak, Rokok Elektrik Berbahaya bagi Kesehatan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"terkuak-rokok-elektrik-berbahaya-bagi-kesehatan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-08-27 09:33:57","post_modified_gmt":"2019-08-27 02:33:57","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5996","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};
<\/p>\n","post_title":"Perokok Elektrik Berisiko Besar Terjangkit Penyakit Mematikan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perokok-elektrik-berisiko-besar-terjangkit-penyakit-mematikan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-08-28 09:40:09","post_modified_gmt":"2019-08-28 02:40:09","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5999","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5996,"post_author":"883","post_date":"2019-08-27 09:33:49","post_date_gmt":"2019-08-27 02:33:49","post_content":"\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\nSudah waktunya tagline rokok elektrik lebih sehat ketimbang rokok konvensional kita teriaki sebagai jargon pembual semata.
<\/h3>\n","post_title":"Terkuak, Rokok Elektrik Berbahaya bagi Kesehatan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"terkuak-rokok-elektrik-berbahaya-bagi-kesehatan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-08-27 09:33:57","post_modified_gmt":"2019-08-27 02:33:57","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5996","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};
<\/p>\n","post_title":"Perokok Elektrik Berisiko Besar Terjangkit Penyakit Mematikan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perokok-elektrik-berisiko-besar-terjangkit-penyakit-mematikan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-08-28 09:40:09","post_modified_gmt":"2019-08-28 02:40:09","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5999","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5996,"post_author":"883","post_date":"2019-08-27 09:33:49","post_date_gmt":"2019-08-27 02:33:49","post_content":"\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\nSudah waktunya tagline rokok elektrik lebih sehat ketimbang rokok konvensional kita teriaki sebagai jargon pembual semata.
<\/h3>\n","post_title":"Terkuak, Rokok Elektrik Berbahaya bagi Kesehatan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"terkuak-rokok-elektrik-berbahaya-bagi-kesehatan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-08-27 09:33:57","post_modified_gmt":"2019-08-27 02:33:57","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5996","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};
<\/p>\n","post_title":"Perokok Elektrik Berisiko Besar Terjangkit Penyakit Mematikan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perokok-elektrik-berisiko-besar-terjangkit-penyakit-mematikan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-08-28 09:40:09","post_modified_gmt":"2019-08-28 02:40:09","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5999","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5996,"post_author":"883","post_date":"2019-08-27 09:33:49","post_date_gmt":"2019-08-27 02:33:49","post_content":"\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\nSudah waktunya tagline rokok elektrik lebih sehat ketimbang rokok konvensional kita teriaki sebagai jargon pembual semata.
<\/h3>\n","post_title":"Terkuak, Rokok Elektrik Berbahaya bagi Kesehatan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"terkuak-rokok-elektrik-berbahaya-bagi-kesehatan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-08-27 09:33:57","post_modified_gmt":"2019-08-27 02:33:57","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5996","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};
<\/p>\n","post_title":"Perokok Elektrik Berisiko Besar Terjangkit Penyakit Mematikan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perokok-elektrik-berisiko-besar-terjangkit-penyakit-mematikan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-08-28 09:40:09","post_modified_gmt":"2019-08-28 02:40:09","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5999","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5996,"post_author":"883","post_date":"2019-08-27 09:33:49","post_date_gmt":"2019-08-27 02:33:49","post_content":"\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\nSudah waktunya tagline rokok elektrik lebih sehat ketimbang rokok konvensional kita teriaki sebagai jargon pembual semata.
<\/h3>\n","post_title":"Terkuak, Rokok Elektrik Berbahaya bagi Kesehatan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"terkuak-rokok-elektrik-berbahaya-bagi-kesehatan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-08-27 09:33:57","post_modified_gmt":"2019-08-27 02:33:57","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5996","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};
<\/p>\n","post_title":"Perokok Elektrik Berisiko Besar Terjangkit Penyakit Mematikan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perokok-elektrik-berisiko-besar-terjangkit-penyakit-mematikan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-08-28 09:40:09","post_modified_gmt":"2019-08-28 02:40:09","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5999","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5996,"post_author":"883","post_date":"2019-08-27 09:33:49","post_date_gmt":"2019-08-27 02:33:49","post_content":"\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\nSudah waktunya tagline rokok elektrik lebih sehat ketimbang rokok konvensional kita teriaki sebagai jargon pembual semata.
<\/h3>\n","post_title":"Terkuak, Rokok Elektrik Berbahaya bagi Kesehatan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"terkuak-rokok-elektrik-berbahaya-bagi-kesehatan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-08-27 09:33:57","post_modified_gmt":"2019-08-27 02:33:57","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5996","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};
<\/p>\n","post_title":"Perokok Elektrik Berisiko Besar Terjangkit Penyakit Mematikan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perokok-elektrik-berisiko-besar-terjangkit-penyakit-mematikan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-08-28 09:40:09","post_modified_gmt":"2019-08-28 02:40:09","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5999","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5996,"post_author":"883","post_date":"2019-08-27 09:33:49","post_date_gmt":"2019-08-27 02:33:49","post_content":"\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\nSudah waktunya tagline rokok elektrik lebih sehat ketimbang rokok konvensional kita teriaki sebagai jargon pembual semata.
<\/h3>\n","post_title":"Terkuak, Rokok Elektrik Berbahaya bagi Kesehatan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"terkuak-rokok-elektrik-berbahaya-bagi-kesehatan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-08-27 09:33:57","post_modified_gmt":"2019-08-27 02:33:57","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5996","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};
<\/p>\n","post_title":"Perokok Elektrik Berisiko Besar Terjangkit Penyakit Mematikan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perokok-elektrik-berisiko-besar-terjangkit-penyakit-mematikan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-08-28 09:40:09","post_modified_gmt":"2019-08-28 02:40:09","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5999","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5996,"post_author":"883","post_date":"2019-08-27 09:33:49","post_date_gmt":"2019-08-27 02:33:49","post_content":"\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\nSudah waktunya tagline rokok elektrik lebih sehat ketimbang rokok konvensional kita teriaki sebagai jargon pembual semata.
<\/h3>\n","post_title":"Terkuak, Rokok Elektrik Berbahaya bagi Kesehatan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"terkuak-rokok-elektrik-berbahaya-bagi-kesehatan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-08-27 09:33:57","post_modified_gmt":"2019-08-27 02:33:57","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5996","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};
<\/p>\n","post_title":"Perokok Elektrik Berisiko Besar Terjangkit Penyakit Mematikan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perokok-elektrik-berisiko-besar-terjangkit-penyakit-mematikan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-08-28 09:40:09","post_modified_gmt":"2019-08-28 02:40:09","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5999","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5996,"post_author":"883","post_date":"2019-08-27 09:33:49","post_date_gmt":"2019-08-27 02:33:49","post_content":"\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\nSudah waktunya tagline rokok elektrik lebih sehat ketimbang rokok konvensional kita teriaki sebagai jargon pembual semata.
<\/h3>\n","post_title":"Terkuak, Rokok Elektrik Berbahaya bagi Kesehatan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"terkuak-rokok-elektrik-berbahaya-bagi-kesehatan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-08-27 09:33:57","post_modified_gmt":"2019-08-27 02:33:57","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5996","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};
<\/p>\n","post_title":"Perokok Elektrik Berisiko Besar Terjangkit Penyakit Mematikan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perokok-elektrik-berisiko-besar-terjangkit-penyakit-mematikan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-08-28 09:40:09","post_modified_gmt":"2019-08-28 02:40:09","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5999","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5996,"post_author":"883","post_date":"2019-08-27 09:33:49","post_date_gmt":"2019-08-27 02:33:49","post_content":"\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\nSudah waktunya tagline rokok elektrik lebih sehat ketimbang rokok konvensional kita teriaki sebagai jargon pembual semata.
<\/h3>\n","post_title":"Terkuak, Rokok Elektrik Berbahaya bagi Kesehatan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"terkuak-rokok-elektrik-berbahaya-bagi-kesehatan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-08-27 09:33:57","post_modified_gmt":"2019-08-27 02:33:57","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5996","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};
<\/p>\n","post_title":"Perokok Elektrik Berisiko Besar Terjangkit Penyakit Mematikan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perokok-elektrik-berisiko-besar-terjangkit-penyakit-mematikan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-08-28 09:40:09","post_modified_gmt":"2019-08-28 02:40:09","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5999","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5996,"post_author":"883","post_date":"2019-08-27 09:33:49","post_date_gmt":"2019-08-27 02:33:49","post_content":"\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\nSudah waktunya tagline rokok elektrik lebih sehat ketimbang rokok konvensional kita teriaki sebagai jargon pembual semata.
<\/h3>\n","post_title":"Terkuak, Rokok Elektrik Berbahaya bagi Kesehatan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"terkuak-rokok-elektrik-berbahaya-bagi-kesehatan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-08-27 09:33:57","post_modified_gmt":"2019-08-27 02:33:57","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5996","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};
<\/p>\n","post_title":"Perokok Elektrik Berisiko Besar Terjangkit Penyakit Mematikan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perokok-elektrik-berisiko-besar-terjangkit-penyakit-mematikan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-08-28 09:40:09","post_modified_gmt":"2019-08-28 02:40:09","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5999","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5996,"post_author":"883","post_date":"2019-08-27 09:33:49","post_date_gmt":"2019-08-27 02:33:49","post_content":"\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\nSudah waktunya tagline rokok elektrik lebih sehat ketimbang rokok konvensional kita teriaki sebagai jargon pembual semata.
<\/h3>\n","post_title":"Terkuak, Rokok Elektrik Berbahaya bagi Kesehatan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"terkuak-rokok-elektrik-berbahaya-bagi-kesehatan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-08-27 09:33:57","post_modified_gmt":"2019-08-27 02:33:57","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5996","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n","post_title":"Perokok Elektrik Berisiko Besar Terjangkit Penyakit Mematikan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perokok-elektrik-berisiko-besar-terjangkit-penyakit-mematikan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-08-28 09:40:09","post_modified_gmt":"2019-08-28 02:40:09","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5999","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5996,"post_author":"883","post_date":"2019-08-27 09:33:49","post_date_gmt":"2019-08-27 02:33:49","post_content":"\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\nSudah waktunya tagline rokok elektrik lebih sehat ketimbang rokok konvensional kita teriaki sebagai jargon pembual semata.
<\/h3>\n","post_title":"Terkuak, Rokok Elektrik Berbahaya bagi Kesehatan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"terkuak-rokok-elektrik-berbahaya-bagi-kesehatan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-08-27 09:33:57","post_modified_gmt":"2019-08-27 02:33:57","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5996","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n","post_title":"Perokok Elektrik Berisiko Besar Terjangkit Penyakit Mematikan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perokok-elektrik-berisiko-besar-terjangkit-penyakit-mematikan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-08-28 09:40:09","post_modified_gmt":"2019-08-28 02:40:09","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5999","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5996,"post_author":"883","post_date":"2019-08-27 09:33:49","post_date_gmt":"2019-08-27 02:33:49","post_content":"\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\nSudah waktunya tagline rokok elektrik lebih sehat ketimbang rokok konvensional kita teriaki sebagai jargon pembual semata.
<\/h3>\n","post_title":"Terkuak, Rokok Elektrik Berbahaya bagi Kesehatan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"terkuak-rokok-elektrik-berbahaya-bagi-kesehatan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-08-27 09:33:57","post_modified_gmt":"2019-08-27 02:33:57","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5996","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n","post_title":"Perokok Elektrik Berisiko Besar Terjangkit Penyakit Mematikan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perokok-elektrik-berisiko-besar-terjangkit-penyakit-mematikan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-08-28 09:40:09","post_modified_gmt":"2019-08-28 02:40:09","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5999","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5996,"post_author":"883","post_date":"2019-08-27 09:33:49","post_date_gmt":"2019-08-27 02:33:49","post_content":"\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\nSudah waktunya tagline rokok elektrik lebih sehat ketimbang rokok konvensional kita teriaki sebagai jargon pembual semata.
<\/h3>\n","post_title":"Terkuak, Rokok Elektrik Berbahaya bagi Kesehatan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"terkuak-rokok-elektrik-berbahaya-bagi-kesehatan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-08-27 09:33:57","post_modified_gmt":"2019-08-27 02:33:57","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5996","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n","post_title":"Perokok Elektrik Berisiko Besar Terjangkit Penyakit Mematikan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perokok-elektrik-berisiko-besar-terjangkit-penyakit-mematikan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-08-28 09:40:09","post_modified_gmt":"2019-08-28 02:40:09","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5999","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5996,"post_author":"883","post_date":"2019-08-27 09:33:49","post_date_gmt":"2019-08-27 02:33:49","post_content":"\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\nSudah waktunya tagline rokok elektrik lebih sehat ketimbang rokok konvensional kita teriaki sebagai jargon pembual semata.
<\/h3>\n","post_title":"Terkuak, Rokok Elektrik Berbahaya bagi Kesehatan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"terkuak-rokok-elektrik-berbahaya-bagi-kesehatan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-08-27 09:33:57","post_modified_gmt":"2019-08-27 02:33:57","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5996","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};
<\/p>\n","post_title":"Perbedaan Varian Rokok yang Beredar di Pasaran","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perbedaan-varian-rokok-yang-beredar-di-pasaran","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-09-18 10:30:22","post_modified_gmt":"2019-09-18 03:30:22","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=6077","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5999,"post_author":"877","post_date":"2019-08-28 09:40:02","post_date_gmt":"2019-08-28 02:40:02","post_content":"\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n","post_title":"Perokok Elektrik Berisiko Besar Terjangkit Penyakit Mematikan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perokok-elektrik-berisiko-besar-terjangkit-penyakit-mematikan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-08-28 09:40:09","post_modified_gmt":"2019-08-28 02:40:09","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5999","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5996,"post_author":"883","post_date":"2019-08-27 09:33:49","post_date_gmt":"2019-08-27 02:33:49","post_content":"\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n