Piring atau Mangkok Bukan Asbak Rokok, Jadi Berhenti Nyampah!

merokok setelah makan, jangan jadikan piring sebagai asbak

Merokok setelah makan sudah menjadi tradisi buat para perokok. Karena rasanya nikmat sekali. Bagi para perokok, tidak merokok setelah makan rasanya ada yang kurang. Hal itu sudah melekat buat perokok. Di mana pun dan kapan pun jika setelah makan pasti akan merokok. Entah bagaimana caranya.

Laki-laki makan hanya agar merokok terasa nikmat

Makanya banyak orang kadang mencari warung makan yang boleh merokok atau minimal ada tempat untuk merokok. Jika pun tidak ada mereka akan keluar dari area tersebut untuk sekedar menikmati rokok. Memang begitu nikmatnya merokok setelah makan.

Saya pun juga begitu, sebelum pergi ke warung makan, jika tidak membawa rokok pasti saya akan membeli dulu sebelum sampai ke warung makan. Untuk dinikmati setelah makan. Bahkan ada kata-kata, “alasan laki-laki makan hanya agar merokoknya enak”.

Etika merokok setelah makan: jangan jadikan tempat makan sebagai asbak

Meskipun nikmat, tapi saya tetap menjaga etika agar tetap menjadi perokok yang santun. Saya pasti memastikan dulu sebelum merokok di warung makan: ada anak kecil atau tidak, ada ibu hamil atau tidak, dan yang pasti boleh merokok atau tidak di warung tersebut. Yang paling utama adalah mencari asbak. 

Biasanya sih boleh kalau warung makan. Berbeda dengan restoran atau tempat makan yang mewah ada AC-nya pasti tidak boleh. Kadang restoran yang bijak selalu menyediakan tempat khusus merokok atau area makan yang boleh merokok. Biasanya terpisah dan kadang outdoor.

Yang menyebalkan ketika makan di samping perokok yang tidak ada etika. Ia merokok seenaknya, tidak menghormati orang yang tidak merokok. Membuat orang lain menjadi ikut-ikutan. Selain itu kadang ketika di warung atau di tempat makan tidak ada asbak, ia seenaknya merokok dengan membuang abu rokok di piring bekas makannya. Tidak mencari asbak. Apa susahnya sih mencari asbak atau sekedar bertanya ke pelayannya “Mbak/Mas,  ada asbak?”. 

Kalau tidak, ya, buat asbak sendiri dengan barang bekas yang sekiranya aman. Kalau saya ppribadi, jika tidak ada apapun, saya sering meenggunakan case hp, lalu saya buang ke sampah abunya setelah keluar. Bukan malah piringnya yang dijdikan asbak. 

Menjadikan tempat makan sebagai asbak adalah perbuatan dzalim orang-orang yang merokok setelah makan

Hal itu yang membuat perokok sering mendapat stigma negatif, bahwa perokok itu menyebalkan. Jangankan yang tidak merokok, sama-sama perokok pun juga akan mengatakan demikian. Alasannya jelas: hal itu sangat tidak beretika. Piring yang seharusnya buat makan malah buat asbak. Selain itu juga sangat menjijikan. Kadang ada sisa nasi atau kuah dan sisa minyak dari makanan yang kemudian bercampur dengan abu rokok. 

Lebih dari itu, bukan hanya soal etika atau menjijikan, tapi tidak menghargai pegawainya. Bisa dibilang tidak sopan. Bagaimana tidak, pegawainya harus membersihkan abu rokok yang ada di piringnya. Kadang juga menyebabkan bau rokok di piringnya. Bisa jadi malah rusak kalau piring plastik terkena bara rokoknya. Otomatis pasti langsung dibuang piringnya. Tidak mungkinkan kalau piringnya rusak karena bara rokok lalu digunakan lagi untuk pelanggan selanjutnya. 

Hal itu juga bisa dikategorikan sebagai perbuatan dzalim, karena jelas, tidak menempatkan sesuatu pada tempatnya dan merugikan. Maka dari itu, jangan menjadi golongan manusia-manusia yang dzalim. Tidak lucu jika masuk neraka karena membuang abu rokok di piring orang setelah makan dan merugikan.  

Jadilah manusia yang saling menghormati, sekecil apapun itu bentuknya. 

Juru Bicara Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), Alfinaja Maulana Ardika

BACA JUGA: Membuang Sampah Selain Abu dan Puntung Rokok di Asbak Adalah Perbuatan Dzalim 

Artikel Lain Posts

No Content Available

Paling Populer