REVIEW

Clover Doper, Bakti Nyata Cinta Vokalis The SIGIT pada Djarum Super

Ini bermula dari ketika malam yang dingin di Sleman, Yogyakarta, memaksa saya dan empat orang teman menikmati minuman hangat pada sebuah selasar di belakang rumah. Ngobrol ngalor-ngidul dan berbatang-batang rokok, membuat kami akhirnya membuat sebuah permainan. Satu potongan kertas kecil akan diputar beserta pulpen ke seluruh peserta perjamuan itu untuk menulis lagu yang mau mereka dengarkan. Satu potongan kertas yang penuh permintaan pemutaran lagu itu juga menandakan satu teko minuman hangat yang berputar juga harus habis dan diisi ulang.

Permainan itu ampuh untuk mengatasi pikiran mentok kami untuk memutar lagu apa yang enak untuk didengarkan malam itu. Ketimbang karya satu musisi yang terus diputar, alangkah baiknya kita dengarkan juga apa lagu apa yang lagi ingin didengarkan kawan kita seperjamuan malam itu. Dua kertas berjalan lancar dan tak ada masalah, walau memang ada satu musisi yang menjadi bahan tertawaan kami karena namanya yang unik dan tak familiar. Akan tetapi, ada satu permintaan lagu yang membuat saya cukup tercengang, lagu itu adalah Clover Doper karya band asal Bandung, The SIGIT.

Sudah sangat lama saya tidak mendengarkan karya-karya band yang lahir pada 2002 tersebut. Mungkin jaman kuliah, karena waktu itu radio-radio masih sering memutar karya-karya mereka dan juga di playlist musik handphone saya ada beberapa lagu mereka.  Lagian juga waktu itu tongkrongan saya di Jakarta yang berisikan rekan-rekan sekolah bareng saat SMA juga masih sering memutarnya saat berkumpul, itu pun hingga sekitar tahun 2012an.

Tapi yang bikin saya terhenyak bukan karena lagu The Sigit sudah lama tak diputar, justru satu tembang yang ingin teman saya dengarkan itu adalah Clover Doper. Sebuah karya unik dari The SIGIT yang mungkin tak akan terpikirkan oleh banyak band di luar sana membuat satu lagu dari hal terdekat dalam kehidupan para personil band itu.

Clover Doper adalah tentang rokok dengan merek Djarum Super yang juga merupakan salah saty merek rokok favorit masyarakat di Indonesia. Lagu itu dibuat juga karena Rekti Yoewono yang merupakan vokalis The SIGIT adalah pengagum berat Djarum Super. Kecintaannya pada merek rokok tersbeut menuntunya untuk membuat karya yangmenurut saya bisa dikatakan superclass!

Rekti memilih lirik-lirik yang satir nan pedas. Beberapa kalimat memperlihatkan dirinya jengah dengan masyarakat di dunia yang penuh dengan kemunafikan. ‘World is full of amateurs, they acting like a pro. If I could talk like a hollyman, can I be a cannonist to?’  ada lagi penggalan lirik lainnya ‘There’s a man with a friendly plea who drinks coffee rather than tea. I’ve been listen to his prophecy and I don’t need another ’ Secara semiotika menurut saya dia benar-benar tak memperdulikan segala kicauan di sampingnya, Rekti Yoewono hanya percaya pada dirinya dan pengalaman hidupnya.

Clover Doper dalam sudut pandang saya adalah lagu protes terpendam dalam diri Rekti Yoewono. Saat masa-masa sulit sang vokalis menjalani kehidupan yang penuh dengan nasihat-nasihat suci, ia menjadikan Djarum Super sebagai teman setia, memang benar begitu kan tugas sebatang rokok? hehe. Jika kalian mendengar lagu tersebut, kalimat . ‘He smoke super fine clove cigarette’ menjadi penekanan utama sekaligus reff lagu yang dihentakkan oleh Rekti secara tegas dan gamblang bahwa itu adalah dirinya dalam pertarungan hidupnya.

Bicara soal Rekti Yoewono dan Djarum Super, Saya juga kembali mengingat musisi asal kanada yang juga membuat satu buah lagu tentang rokok favoritnya. Sosok itu bernama Mac Demarco yang kemudian membuat satu tembang berjudul Ode to Viceroy. Jika dilihat dari liriknya, lagi-lagi lagu ini memiliki kemiripan dengan Clover Doper yaitu permasalahan individu yang merasuk jiwa, kemudian ada sebatang rokok yang menjadi solusi tepat menghilangkan emosi berkecamuk akibat perasaan tersebut. Uniknya lagi, di kemudian hari saat Mac Demarco manggung di Indonesia ia mengganti judul dan lirik Ode to Viceroy menjadi Ode to Djarum Super.

Saya rasa Rekti Yoewono sudah mampu membuat sebuah rokok masuk dalam khasanah musik di Indonesia. Memang bahwa musisi yang cerdas kerap membuat hal yang sederhana dari sekitarnya menjadi satu karya seni yang bisa diterima oleh khalayak. Atau setidaknya lagu Clover Doper setidaknya pernah membuat kawan SMA saya yang tadinya anti Djarum Super karena dinilai wanginya tak enak lantas menjadi suka pada rokok tersebut akibat kekagumannya pada The SIGIT hehehe.