rokok kretek
REVIEW

5 Manfaat Rokok Kretek Bagi Bangsa Indonesia Saat Pandemi

Terlepas dari pro dan kontra, selain memberikan kenikmatan bagi pengkonsumsi, keberadaan rokok kretek sangat memberikan manfaat lebih bagi Negara, yang kemudian dapat dirasakan oleh masyarakat luas. Dalam kondisi dan keadaan apapun manfaat tersebut selalu mengalir tanpa henti-hentinya. Sektor yang bersentuhan dengan kretek dalam hal ini petani tembakau, cengkeh dan industri olahan kretek dituntut negara untuk mandiri dan berdaulat, nyatanya demikian.

Negara sangat menikmati keuntungan dari kretek, sebaliknya terancamnya kretek dari kepunahan negara tidak mau tahu. Faktanya, negara selalu menggenjot pungutan pajak dari hasil kretek. Sebaliknya disaat kretek diserang orang-orang pro asing anti kretek, negara diam dan tutup mata bahkan cenderung meng-iyakan.

Ambil contoh, banyak aturan-aturan yang di buat dan diberlakukan negara tidak memberikan perlindungan terhadap kretek. Celakanya, rokok kretek seakan-akan menjadi sapi perah tanpa perlindungan.

Manfaat Rokok Kretek 

Manfaatnya diambil sebanyak-banyaknya, begitu masalah hak kesejahteraan sapinya tidak dipenuhi dan tidak dilindungi. Apakah sikap negara yang demikian benar atau salah, silahkan para pembaca yang menilai sendiri. Dari awal mula ditemukanya kretek hingga sekarang, manfaatnya selalu sejalan dengan perkembangan waktu, di antaranya:

1. Penerimaan Cukai Rokok Meningkat

Pertama, “berdasar laporan Suahasil Nazara Wakil Menteri Keuangan, di tahun 2020 pendapatan dari kretek satu-satunya yang dapat menjadi tulang punggung pendapatan negara dari Januari hingga April. Penerimaan cukai atau pungutan dari hasil kretek, justru meningkat sekitar 25,08%.” Artinya pendapatan pemerintah dari pungutan kretek di tahun pandemi covid-19 (2020) meningkat dibanding dengan tahun sebelumnya.

Dilihat dari laporan tersebut, keadaan keuangan negara dibulan berikutnya akan terjadi demikian. Apalagi, uang kas negara terkuras untuk penanganan pandemi covid-19 dan dampaknya. Sedangan pendapatan lain (selain hasil kretek) melemah akibat pengaruh dari efek wabah covid 19. Artinya. Sedangkan pungutan lain dari hasil kretek cenderung menurun draktis.

Keadaan ini menandakan hasil dari produk kretek berupa cukai sebagai andalan pendapatan pemerintah memperkuat uang kas negara di tengah-tengah wabah pandemi covid-19.

Selain itu, memang dari dulu Kementerian Keuangan punya agenda penting menjaga sumber pendapatan negara. Ketika wabah corona membludak di negara ini, satu satunya komponen pendapatan yang bisa diandalkan hanya bersumber dari pungutan cukai hasil kretek. Yang tak mungkin para pelaku kretek bisa mengelak atau tidak mau bayar.

Karena para pelaku kretek terlebih industri dan perokok terkunci di awal. Industri tidak akan bisa berproduksi sebelum membeli atau membayar uang pita cukai sebelum barangnya terjual. Begitu juga perokok, mereka bayar pajak di depan sebelum menikmati kreteknya, alias harus bayar dulu dimuka sebelum merasakan nikmat kreteknya.

2. Mampu Menutup Defisit BPJS Kesehatan

Kedua, dari tahun ke tahun BPJS kesehatan selalu mengalami defisit. Pada akhirnya pemerintah harus menanggung semuanya. Sebagai jalan arternatif baik pemerintah pusat maupun daerah, satu-satunya uang yang bisa menutup defisit tersebut hanyalah menggunakan alokasi dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBH-CHT) hasil dari pungutan cukai kretek. Dana ini besar dan lebih fleksibel penggunaannya dibanding dengan dana lain. Walaupun sebetulnya peruntukan dana DBH-CHT telah diatur oleh Kementerian Keuangan.

3. Kretek, Produk Tahan Banting

Ketiga, satu-satunya produk yang tahan banting menghadapi krisis dari masa penjajahan hingga sekarang. Di jaman penjajahan banyak sektor perekonomian pribumi lumpuh, satu-satunya produk yang saat itu masih eksis dan memberikan efek keuntungan ke negara dan masyarakat lainnya, hanyalah produk kretek. Begitu selanjutnya di tahun-tahun berikutnya, ketika ada gelombang krisis ekonomi global, maka negara-negara di dunia terkena dampaknya.

Bahkan sampai saat ini disaat negara-negara di dunia terpapar wabah pagebluk (corona), dan berdampak terpuruknya sektor ekonomi hingga di kuartal petama banyak negara minus. Sebaliknya Indonesia di kuartal pertama masih bertahan plus walaupun hanya 2%. Jika ditelisik lebih mendalam satu-satunya penyumbang kas negara yang terkuat dan bahkan cenderung meningkat hanyalah dari hasil pungutan kretek. Sedangkan pungutan dari hasil lainnya justru anjlok.

4. Rokok Kretek, Produk Asli di Indonesia

Keempat, kretek adalah produk asli Indonesia, mulai dari penemu, bahan baku, pembuat hingga industrinya semuanya anak bangsa. Keberadaan kretek menciptakan lapangan pekerjaan padat karya. Cermin kemandiran dan kedaulatan ekonomi anak bangsa. Saat pandemi corona mewabah, memang tidak ada sektor yang tidak terkena dampaknya, termasuk rokok kretek. Pasaran melemah dan keuntungan berkurang. Walaupun demikian para pelaku yang berkecimpung di dunia kretek, tetap bersemangat, dan justru dengan keadaan saat ini di manfaatkan saling berbagi.

Ambil contoh, para petani tembakau di tengah-tengah pandemi corona berusaha tetap menanam tembakau, masalah laku dan tidaknya urusan belakangan. Kelihatannya, mereka menunjukkan semangat kemandiriannya, tidak mau membebani pemerintah di saat pemerintah sudah banyak beban. Mereka tidak mempersoalkan bantuan pemerintah diprioritaskan bagi mereka pekerja atau karyawan yang telah dirumahkan sementara saat pandemi.

5. Tembakau Sebagai Obat

Kelima, selain kenikmatan dari kretek, ternyata bahan baku kretek berupa tembakau dapat sebagai obat atau vaksin corona. Nyatanya banyak negara yang telah melakukan riset uji tembakau sebagai vaksin. Tak hanya itu perokok lebih kebal untuk virus corona. Memang baru empat negara yang menyatakan demikian, yaitu Perancis, China, Itali dan Israel. Paling tidak dari hasil mereka sebagai rujukan sebelum hasil lainnya ditemukan.

Nah, dari hasil riset tersebut, kondisi Indonesia sangat diuntungkan, tembakau banyak ditemukan, produk olahannya berupa kretek hanya disini. Tapi kenapa bangsa ini seakan diam dan tutup mata. Harusnya pemerintah menggalakkan penanaman tembakau, tentunya harus diawali riset. Kesempatan ini jangan sampai dimanfaatkan negara lain yang notabenenya bukan penghasil tembakau dan olahannya yaitu kretek.