Tembakau tanaman semusim tergantung dengan iklim. Pada tahun 1492 seorang pengembara bernama Colombus mendarat mendarat di dunia baru dan disuguhi daun tembakau penduduk setempat. Kalangan akademisi dengan kumpulan bukti-bukti yang didapat, tembakau kali pertama dikenal oleh peradaban Indian Amerika. Adapula yang berpendapat orang Tionghoa yang kali pertama menanam dan memanfaatkan tembakau sebelum di temukan di Benua Amerika.
Setelah tahun 1492, pemanfaat tembakau untuk rokok jenis cerutu dan pipa cangklong berkembang pesat. Negara pertama yang aktif dalam perdagangan tembakau adalah Spanyol dan Portugis. Selanjutnya pada tahun 1612 seorang berkebangsaan Inggris bernama John Rolfe bersama istrinya bernama Pocahontas menanam tembakau di Jamestown Virginia.
Rolfe menjual hasil pertanian tembakaunya ke Eropa, hingga penduduk Jamestown Virginia menjadi sejahtera makmur secara ekonomi.
Kala itu nama lain dari tembakau nicotiana, penamaan ini diberikan oleh Jean Nicot, Dubes Prancis di Lisbon. Ia orang pertama yang mendatangkan tanaman nicotiana untuk dibudidayakan di Portugis dan ia juga memperkenalkan tanaman nicotiana di lingkungan kerajaan di Paris. Nama nicotiana diberikan karena dalam tanaman terdapat unsur kimia yang penting kata Nicot.
Pada abad 17, sekitar ada 70 negara yang membudidayakan tanaman tembakau. kelompok negara terkemuka penghasil tembakau terbesar kala itu adalah: Cina, AS, India, Brazil, dan Uni Soviet. Kelompok negara menengah penghasil tembakau ada Turki, Jepang, Bulgaria, Italia, Kanada, Yunani.
Walaupun mereka termasuk negara-negara penghasil tembakau dengan budidaya pada lahan luas dan jumlah produksinya, ternyata setelah muncul tembakau dari Indonesia kwalitas tembakau mereka tenggelam jauh. Para pedagang tembakau saat kemunculan tembakau dari Indonesia lebih memilih tembakau Indonesia karena bermutu tinggi.
Permintaan tembakau yang besar di pasaran dunia, mendorong orang-orang Eropa menanam besar-besaran tembakau di daerah jajahannya, dengan bermacam-macan varietas. Setelah di tanam masal, muncullah istilah baru sebagai keluarga nicotiana yaitu solanaceae.
Tanaman tembakau kwalitas dan mutunya sangat di pengaruhi kondisi tanag dan iklim setempat. Sehingga walaupun varietas sama kala itu, kemudian di tanam diberbagai tempat bahkan di berbagai negara, hasil kwalitas dan mutunya beda. Kala itu ada varietas utama yang terkenal, yaitu:
- Nicotina tabacum atau yang dikenal temabaku virginia yang banyak di tanam di Eropa seperti Nederland, Norwegia dan Elsas
- Nicotina macrophlla atau dikenal dengan tembakau Maryland. Banyak ditanam di Hongaria dan Yunani
- Nicotina rustica atau temabaku Boeren banayak ditanam di Amerika Selatan seperti Guyana
Tiga jenis varietas tembakau di atas hanya di dapat di Benua Amerika saat itu. Ada jenis lain yang dimungkinkan muncul bersamaan dengan tiga varietas tembakau di atas yaitu nicotiana chinensis yang persebaran bibit tembakaunya dari daratan China kemudian meluas ke Jawa dan Filipina.
Pada tahun 1864 di daerah Deli Sumatra Utara terdapat tanaman tembakau yang terkenal di Rotterdam Belanda. Kepopuleran tembakau Deli tidak lain karena kuwalitas dan mutu tembakau dibanding dengan tembakau lainnya. Tembakau di Deli ditanam oleh pengusaha asal Belanda. Penamaan dan kepopuleran temabaku deli atas jasa orang Belanda bernama Jacobus Nienhuys.
Cikal bakal tembakau Deli dari hasil riset John Anderson ahli perkebunan dari Inggris pada tahun 1822 atas perintah Gubernur Inggris yang berkuasa di Pulau Penang, Malaysia. Selama beberapa tahun tinggal dan meneliti di pantai timur Sumatra, akhirnya Anderson menyimpulkan tanah di daerah Dili cukup bagus untuk tanaman tembakau dan dipastikan kuawlitas hasilnya bermutu tinggi mengalahkan mutu tembakau dunia.
Terbukti tembakau hasil bumi nusantara habis diborong pedagang Belanda, yang kemudian Nienbuys penguasa asal Belanda saat itu memperluas perkebunannya. Pada tahun 1866 produksi merajai pasar Eropa. Dengan kondisi memuncaknya tembakau Nusantara akhirnya pada tahun 1869 berdirilah perkebunan tembakau secara resmi bernama Deli Maatschapij. Tahun 1875 perkebunan bernama Batavia Maatschapij dan tahun 1877 perkebunan Tabac Mij Anendsburg. Selanjutnya tahun 1899 tercatat ada sekitar 170 perkebunan tembakau terpusat di Deli Serdang, Langkat, Asahan, dan Siak.
Titik perkebunan tembakau yaang sangat cocok hanya disekitar pinggiran sungai ular –Deli Serdang—dan sungai Wampu –Langkat. Namun pada tahun 1957 terjadi penyusutan perkebunan tembakau tinggal sekitar 22 perkebunan, yang dikuasai perusahaan Verenigde Deli Maatschappij dan Senembah Maatschappij.
Walaupun saat itu tembakau Deli sangat terkenal di belahan Dunia, ternyata wilayah Nusantara bagian tengah dan timur pun terdapat tanaman tembakau warisan nenek moyang –tercatat di jaman kewalian–. Keberadaan tembakau ini lama-kelamaan terkenal dibanyak negara yang kemudian posisinya di atas tembakau Deli. Yaitu tembakau asal Temanggung terkenal dengan sebutan tembakau “srinthil”. Tembakau ini harganya sangat mahal jauh dari tembakau lainnya.
Misal tembakau biasa 25 ribu, tembakau Dili mencapai 45 ribu, tembakau temanggung saat itu sudah 55 ribu yang biasa, sedang srinthil mencapai 90 ribu. Setelah tembakau Temanggung, muncul lagi tembakau asal Madura. Baru muncul tembakau kota lainnya. Inilah urutan kepopuleran tanaman tembakau yang ada di bumi Nusantara. Baik tembakau Temanggung, Madura dan kota lainnya di tanam oleh para petani lokal –asli pribumi–.
Jadi sampai saat ini, yang masih merajai kuwalitas dan mutu tembakau dengan batasan kenikmatan untuk rokok masih dipegang tembakau srinthil Temanggung. Harganya masih relatif sangat tinggi dibanding lainnya. Akan tetapi melihat situasi dan keadaan sekarang ini, tembakau srinthil lambat laun akan terjadi hilang dari peredaran atau minimal harganya hancur –sama dengan yang lainnya–. Jelas penyebabnya tidak lain kenaikan cukai yang begitu fantastis dan dampak pandemi. Karena rokok pabrikasi akan memilih bahan dengan harga terjangkau.