Pengawasan pemerintah terhadap rokok ilegal belum maksimal. Justru yang ada malah peredaran rokok ilegal semakin nyata dan berlipat ganda.
Kenaikan tarif cukai yang terjadi secara konsisten setiap tahun membuat harga rokok mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Bila dihitung-hitung kenaikan tarif cukai, yang besarannya sekitar 10% setiap tahunnya, berada di atas rata-rata kenaikan tingkat kesejahteraan masyarakat. Belum lagi tekanan inflasi yang membuat harga-harga kebutuhan lain juga merangkak naik.
Sedangkan pendapatan masyarakat dan kenaikan upah minimum regional jarang yang mengalami kenaikan di atas 10%.
Hal ini yang membuat daya beli masyarakat menjadi melemah. Apalagi pengeluaran masyarakat untuk konsumsi rokok yang merupakan kebutuhan tersier dan memiliki banyak alternatif produk pengganti di antaranya tembakau curah, rokok elektrik, hingga yang popular adalah rokok ilegal.
Pengakuan Sales Berhadapan dengan Rokok Ilegal
Hendra salah seorang sales rokok di Jember mengakui bahwa menjual rokok yang resmi menjadi sangat sulit sekarang ini. Padahal rokok yang dipasarkannya tergolong murah dan berada di bawah Rp10.000 per bungkusnya.
Di lapangan dia mesti berhadap-hadapan dengan rokok tidak legal yang dipasarkan secara sembunyi-sembunyi. Tapi, karena permintaan dari konsumen tinggi maka para pedagang lebih berani bertaruh untuk memperdagangkan rokok ilegal.
Rokok tidak legal memang tidak dipajang di etalase tapi memiliki pelanggan tetapnya tersendiri di lingkungan yang terbatas. Hal ini yang membuat pergerakan rokok berputar lebih cepat daripada rokok resmi bercukai.
Apalagi di Jember penghasilan buruh di sektor pertanian di bawah Rp80.000 per harinya. Dengan penghasilan itu maka pendapatan yang bisa disisihkan untuk membeli rokok paling tinggi hanya sebesar Rp10.000.
Tetapi lebih banyak mengeluarkan pendapatan untuk kebutuhan rokok sekitar Rp6.000 per harinya. Hal ini wajar karena pekerjaan sebagai buruh lepas di sektor pertanian tak tentu atau setiap hari ada. Mereka akan dibutuhkan paling banyak ketika masa tanam atau masa panen. Sedangkan pada masa perawatan para petani lebih banyak bekerja sendiri untuk menghemat biaya produksi.
Hendra sempat ditawari untuk menjual rokok ilegal oleh seorang kawannya. Tetapi dia tak punya keberanian untuk bermain di ranah ilegal. Katanya, lebih berat risiko hukumnya kalau sampai terciduk oleh aparat.
Jadi dia lebih memilih menjual rokok ilegal meskipun agak seret distribusinya.