Puasa tidak memandang dia perokok atau bukan, ketika seruan berpuasa datang, semuanya menanggalkan semua atribut keduniawian untuk menjalankan kewajibannya sebagai manusia yang diciptakan untuk beribadah. Sesungguhnya Ibadah adalah hakikat dan tujuan penciptaan jin dan manusia. Dalam Q.S. 56 (Ad-Dzariat : 56)
<\/p>\n\n\n\n
Nah tiga langkah tadi dapat kita terapkan di sisa-sisa penghujung Ramadhan ini. Mari sama-sama kita tunaikan dengan itikad ketaatan dalam mencapai kesalihan sosial serta kesalihan spiritual, sebab menjadi perokok etis yang rahmatan lil alamin tidak hanya sebatas ucapan belaka, tapi bersesuainya ucapan dan perbuatan. Bukankah konsep keseimbangan sudah sejak dulu ditanamkan oleh leluhur kita. Termasuk berlaku seimbang dalam konteks konsumsi.
<\/p>\n","post_title":"4 Langkah Menjadi Perokok Etis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"4-langkah-menjadi-perokok-etis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-04-06 10:33:50","post_modified_gmt":"2019-04-06 03:33:50","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5608","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4495,"post_author":"888","post_date":"2018-01-20 08:34:16","post_date_gmt":"2018-01-20 01:34:16","post_content":"Anda perokok? Anda sering didiskriminasi masyarakat bukan perokok? Bila iya, silahkan evaluasi kegiatan merokok Anda. Sudahkah dilakukan di tempat dan cara yang tepat?<\/span>\r\n\r\nBeberapa hari lalu, saat saya ingin menyalip truk bermuatan pasir di Jalan Raya Pemda Tigaraksa, Sang Supir membuang puntung rokok yang masih menyala keluar jendela dan apesnya mengenai bagian tubuh saya. Coba bayangkan, jika saja abu puntung rokok itu mengenai mata dan mengganggu pengelihatan saya, mungkin akan terjadi kecelakaan yang menimpa saya.<\/span>\r\n\r\nSaya perokok akut dan saya menilai tindakan sopir membuang puntung sembarangan itu adalah kesalahan amat sangat. Membuang puntung sembarangan semacam itu tentu akan berakibat fatal dan mengganggu orang lain. <\/span>\r\n\r\nLain lagi, di angkutan umum yang ada anak-anak serta ibu-ibu, kadang banyak saja yang masih cuek dan tetap merokok. Sebuah pemandangan yang tentunya sangat menggangu. Dan teguran yang pas adalah Ibu-ibu itu menutup hidung dengan kerudung sambil memberikan kode batuk-batuk. Susah sekali memang sepertinya menegur langsung perokok itu, maklum, kita memang sering banyak basa-basi.<\/span>\r\n\r\nMembuang puntung rokok sembarangan dan merokok di sembarang tempat adalah kesalahan fatal yang sering dilakukan para perokok, sehingga wajar jika masyarakat luas menilai perokok adalah manusia laknat yang harus disingkirkan dari bumi ini. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok saya juga kadang menerima beberapa cibiran dari teman perempuan atau laki-laki yang tidak merokok karena tentu mereka menilai semua perokok sama saja, sembarangan membuang asap dan puntungnya, atau bahkan merokok ketika sedang berkendara.<\/span>\r\n\r\nSebagian orang menilai sisi buruk dari rokok tanpa meniiti ulang dan mencari sumbangsih rokok bagi negeri ini, selain uang triliunan lewat hasil cukai, Marcus Gideon dan Kevin Sanjaya yang baru-baru ini meraih gelar juara <\/span>series<\/span><\/i> terbanyak sepanjang pegelaran berasal dari PB Djarum. <\/span>\r\n\r\nMakin ke sini, saya sering diedukasi soal kretek oleh komunitas yang bergelut di bidang kretek dan tentunya sangat berguna bagi saya untuk menjauhkan stigma buruk terhadap para perokok, khususnya saya. <\/span>\r\n\r\nUntuk menjauhkan stigma buruk itu, saya sedikit-sedikit meninggalkan kebiasaan buruk saya sebagai perokok. Semisal, tidak membuang puntung sembarangan sehabis merokok, atau ketika merokok di samping orang yang tidak merokok saya meminta izin terlebih dahulu, jika di izinkan ya bakar, jika tidak ya menahan asam. <\/span>\r\n\r\nDan kebiasaan ini juga saya tularkan kepada teman-teman yang merokok agar melanjutkan kebiasaan baik dan tentu menghlangkan kebiasaan-kebiasaan buruk yang nantinya melekat menjadi <\/span>image<\/span><\/i> pribadi sendiri juga.<\/span>\r\n\r\nLagi pula, asap rokok tidak mengganggu di banding asap knalpot \u00a0motor 2 tak. Atau knalpot-knalpot angkutan umum yang ngebulnya bukan main. Dan harus kalian tahu, akhir-akhir ini cuaca mendung dan hujan melulu, menikmati hujan itu lebih nikmat jika di pasangkan dengan kretek dan kopi. Jika kita sebagai perokok tak ingin terus dianggap buruk, mulailah \u00a0meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk dan membanggakan diri sebagai perokok yang santun, perokok yang juga menghargai hak-hak yang tidak merokok. Ingatlah, rokok itu tidak pernah mengjarkan keburukan. <\/span>\r\n\r\nPerokok santun tidak hanya ingin dihormati, tetapi harus menghormati. Inget ini, Lur, \u00a0untuk urusan yang baik-baik imbuhan \u201cme\u201d itu lebih baik ketimbang \u201cdi\u201d. <\/strong>","post_title":"Jadilah Perokok yang Santun","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"jadilah-perokok-yang-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-20 08:36:53","post_modified_gmt":"2018-01-20 01:36:53","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4495","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4451,"post_author":"877","post_date":"2018-01-11 09:57:06","post_date_gmt":"2018-01-11 02:57:06","post_content":"Salah satu tuduhan bagi perokok yang sering kali diutarakan anti rokok, selain menjadi penyebab kematian dan berpengaruh negatif terhadap orang lain, adalah perokok tidak punya aturan. Lebih pada sikap perokok saat merokok, yaitu merokok disembarang tempat, buang puntung rokok dan buang abu rokok sembarang. <\/span>\r\n\r\nTuduhan rokok sebagai penyebab kematian dan dapat berpengaruh negatif pada orang lain, saya kira sudah <\/span>clear,<\/span><\/i> sudah banyak jawaban terkait keduany dengan jelas. Tuduhan keduanya tanpa dasar yang kuat, hingga seakan-akan dipaksakan. <\/span>\r\n\r\nKenyataan di lapangan banyak perokok yang umurnya panjang. Baca hasil survei <\/span>Sigit Budhi Setiawan<\/span><\/a> dalam buku yang berjudul \u201cMereka Yang Melampaui Waktu: konsep panjang umur, bahagia, sehat, dan tetap produktif\u201d terbit tahun 2013. Jelas didalamnya mengungkap banyak perokok yang usianya ratusan tahun, produktif dan masih tetap merokok. <\/span>\r\n\r\nBahkan berita terakhir di Sragen, Jawa Tengah, ada perokok yang umurnya mencapai 140an tahun. Ia terkenal dengan panggilan <\/span>Mbah Gotho<\/span><\/a> yang konon dan sampai akhir hayatnya adalah perokok berat. Lahir <\/span>31 Desember<\/span><\/a> 1870 dan meninggal di Sragen <\/span>30 April<\/span><\/a> 2017<\/span><\/a>, bahkan ia diklaim sebagai orang tertua di dunia.<\/span>\r\n\r\nLain itu, banyak bantahan yang menyatakan perokok pasif itu tidak ada dan tidak mungkin. Belum ada riset yang membuktikan bahwa asap rokok menjadi penyebab utama penyakit seseorang. Tuduhan semacam ini terkesan mengada-ada. <\/span>\r\n\r\nPerokok dari dulu hingga sekarang mempunyai kesadaran tersendiri. Rata-rata aktivitas merokok sebagai bentuk relaksasi, dilakukan berjeda dan membutuhkan waktu tersendiri sesuai keinginan hati. Merokok memang bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja saat dibutuhkan. Namun mayoritas perokok tetap melihat situasi dan kondisi. <\/span>\r\n\r\nDi Yogyakarta ada sosok Kiai perokok yang menjadi imam salat fardu (lima waktu) di masjid, sebut saja Kiai Ahmad (nama samaran), tiap jalan menuju masjid bisa dipastikan ia menyulut rokok, jarak rumah dengan masjid hanya sekitar \u00b1200 meter. Sesampainya di masjid, ia mematikan rokoknya dan disimpan ditempat aman, kemudian akan dilanjutkan setelah mengerjakan sholat. Tapi juga terkadang dibuang ke bak sampah. Ia tidak pernah sekalipun merokok dalam masjid. <\/span>\r\n\r\nBegitu juga kebiasannya di rumah, ia hampir tidak pernah merokok di depan istri dan putranya. Saat merokok ia memilih tempat tersendiri terpisah dengan istri dan putranya. \u00a0Karena ia sadar, harus menghormati istri dan putranya yang tidak merokok. Lain itu, setiap mau merokok ia akan mencari asbak sebagai tempat puntung dan abu rokok untuk menjaga kebersihan.<\/span>\r\n\r\nCerita keseharian kiai di atas adalah representasi perokok santun. Dan masih banyak perokok santun lainnya yang sadar tentang aturan main merokok. Bagi perokok, merokok adalah budaya yang dilakukan sebagai media relaksasi dan bukan menjadi kebutuhan yang utama. <\/span>\r\n\r\nPada dasarnya perokok umumnya mempunyai atauran tersendiri sesuai konteks kehidupan masing-masing. Perokok paham betul kapan ia harus merokok, kapan ia tidak menyulut rokoknya dan kapan ia harus mematikan rokoknya. <\/span>\r\n\r\nBuktinya perokok tidak akan memaksakan merokok di ruangan ber AC tanpa adanya exhaust (alat penghisap asap) atau tanpa kesepakatan bersama. Perokok tidak akan merokok di kendaraan yang ber AC \u00a0dan tertutup rapat. <\/span>\r\n\r\nWalaupun perokok merokok di tempat yang telah disepakati atau sudah mendapatkan ijin, ternyata dalam ruangan masih ada seseorang yang tidak merokok, bisa dipastikan merokoknya tidak terasa nikmat. Kebanyakan akan memilih tidak merokok. Kalaupun terpaksa merokok akan terasa canggung. \u00a0Sehingga terkadang asap yang dikeluarkan diarahkan yang berlawanan dengan posisi yang tidak merokok. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok santun, sudah menjadi kebiasaan jika akan merokok terlebih dahulu mencari tempat untuk membuang puntung dan abu rokok (asbak). Terkadang saking kreatifnya, jika tidak ditemukan asbak, mereka (perokok) membuat asbak sendiri yang terbuat dari bahan disekitarnya. Tidak jarang perokok membuat asbak dengan bahan kertas. Ia tahu kertas adalah salah satu bahan yang akan terbakar jika terkena bara rokok. Namun apa boleh buat dengan sangat terpaksa ia harus membuat asbak dengan sangat sederhana sebagai tempat pembuangan puntung dan abu rokok, untuk menjaga kebersihan. <\/span>\r\n\r\nBudaya merokok santun, adalah warisan tatanan nilai turun temurun oleh nenek moyang. Tidak lain untuk menjaga kebersamaan, penghormatan hak orang lain, menjaga kesopanan, dan bahkan untuk mempertahankan etiket merokok yang baik.<\/span>","post_title":"Menjadi Perokok Santun yang Taat Aturan Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-perokok-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-11 09:57:26","post_modified_gmt":"2018-01-11 02:57:26","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4451","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};
Dengan berpuasa di bulan Ramadhan, perokok akan menuai hikmah bahwa hidup bukan hanya perkara makan dan minum. Ada nilai sosial yang luar biasa terkandung di dalamnya, selain juga nilai ibadah mahdhoh tentunya. Tanpa melihat status dan golongan, puasa membuat kita saling memahami bahwa manusia setara dalam hak dan kewajibannya kepada Tuhan.
<\/p>\n\n\n\n
Puasa tidak memandang dia perokok atau bukan, ketika seruan berpuasa datang, semuanya menanggalkan semua atribut keduniawian untuk menjalankan kewajibannya sebagai manusia yang diciptakan untuk beribadah. Sesungguhnya Ibadah adalah hakikat dan tujuan penciptaan jin dan manusia. Dalam Q.S. 56 (Ad-Dzariat : 56)
<\/p>\n\n\n\n
Nah tiga langkah tadi dapat kita terapkan di sisa-sisa penghujung Ramadhan ini. Mari sama-sama kita tunaikan dengan itikad ketaatan dalam mencapai kesalihan sosial serta kesalihan spiritual, sebab menjadi perokok etis yang rahmatan lil alamin tidak hanya sebatas ucapan belaka, tapi bersesuainya ucapan dan perbuatan. Bukankah konsep keseimbangan sudah sejak dulu ditanamkan oleh leluhur kita. Termasuk berlaku seimbang dalam konteks konsumsi. Selain membuktikan bahwa rokok bukan sesuatu yang adiktif, berpuasa di bulan Ramadhan adalah seruan agar kita lebih bertakwa kepada sang Maha Pemberi Rahmat. Labeling adiktif terhadap perokok jelas sudah terbantahkan dengan sendirinya ketika perokok berpuasa di bulan Ramadhan. Tudingan adiktif tersebut menjadi tidak relevan, ketika perokok sanggup menahan aktivitas merokoknya selama tiga belas jam lebih. Meskipun banyak juga perokok yang berbulan-bulan lamanya sanggup tidak merokok. Juga penelitian-penelitian bantahan yang mengatakan tidak tepat memberikan label adiktif terhadap perokok, karena berhenti merokok sangat mudah dilakukan oleh perokok. Dengan berpuasa di bulan Ramadhan, perokok akan menuai hikmah bahwa hidup bukan hanya perkara makan dan minum. Ada nilai sosial yang luar biasa terkandung di dalamnya, selain juga nilai ibadah mahdhoh tentunya. Tanpa melihat status dan golongan, puasa membuat kita saling memahami bahwa manusia setara dalam hak dan kewajibannya kepada Tuhan. Puasa tidak memandang dia perokok atau bukan, ketika seruan berpuasa datang, semuanya menanggalkan semua atribut keduniawian untuk menjalankan kewajibannya sebagai manusia yang diciptakan untuk beribadah. Sesungguhnya Ibadah adalah hakikat dan tujuan penciptaan jin dan manusia. Dalam Q.S. 56 (Ad-Dzariat : 56) Nah tiga langkah tadi dapat kita terapkan di sisa-sisa penghujung Ramadhan ini. Mari sama-sama kita tunaikan dengan itikad ketaatan dalam mencapai kesalihan sosial serta kesalihan spiritual, sebab menjadi perokok etis yang rahmatan lil alamin tidak hanya sebatas ucapan belaka, tapi bersesuainya ucapan dan perbuatan. Bukankah konsep keseimbangan sudah sejak dulu ditanamkan oleh leluhur kita. Termasuk berlaku seimbang dalam konteks konsumsi. Selain membuktikan bahwa rokok bukan sesuatu yang adiktif, berpuasa di bulan Ramadhan adalah seruan agar kita lebih bertakwa kepada sang Maha Pemberi Rahmat. Labeling adiktif terhadap perokok jelas sudah terbantahkan dengan sendirinya ketika perokok berpuasa di bulan Ramadhan. Tudingan adiktif tersebut menjadi tidak relevan, ketika perokok sanggup menahan aktivitas merokoknya selama tiga belas jam lebih. Meskipun banyak juga perokok yang berbulan-bulan lamanya sanggup tidak merokok. Juga penelitian-penelitian bantahan yang mengatakan tidak tepat memberikan label adiktif terhadap perokok, karena berhenti merokok sangat mudah dilakukan oleh perokok. Dengan berpuasa di bulan Ramadhan, perokok akan menuai hikmah bahwa hidup bukan hanya perkara makan dan minum. Ada nilai sosial yang luar biasa terkandung di dalamnya, selain juga nilai ibadah mahdhoh tentunya. Tanpa melihat status dan golongan, puasa membuat kita saling memahami bahwa manusia setara dalam hak dan kewajibannya kepada Tuhan. Puasa tidak memandang dia perokok atau bukan, ketika seruan berpuasa datang, semuanya menanggalkan semua atribut keduniawian untuk menjalankan kewajibannya sebagai manusia yang diciptakan untuk beribadah. Sesungguhnya Ibadah adalah hakikat dan tujuan penciptaan jin dan manusia. Dalam Q.S. 56 (Ad-Dzariat : 56) Nah tiga langkah tadi dapat kita terapkan di sisa-sisa penghujung Ramadhan ini. Mari sama-sama kita tunaikan dengan itikad ketaatan dalam mencapai kesalihan sosial serta kesalihan spiritual, sebab menjadi perokok etis yang rahmatan lil alamin tidak hanya sebatas ucapan belaka, tapi bersesuainya ucapan dan perbuatan. Bukankah konsep keseimbangan sudah sejak dulu ditanamkan oleh leluhur kita. Termasuk berlaku seimbang dalam konteks konsumsi. Saat berbuka puasa seringkali pula perokok kelupaan membeli rokok karena tak punya stok yang disimpan. Menawari apa yang kita miliki, bilamana itu berupa rokok, korek, maupun asbak, tawarkanlah. Dari sisi itu terdapat ciri insan yang memiliki spirit berbagi, selain sebagai wujud solidaritas juga upaya menjalin silaturahmi. Selain membuktikan bahwa rokok bukan sesuatu yang adiktif, berpuasa di bulan Ramadhan adalah seruan agar kita lebih bertakwa kepada sang Maha Pemberi Rahmat. Labeling adiktif terhadap perokok jelas sudah terbantahkan dengan sendirinya ketika perokok berpuasa di bulan Ramadhan. Tudingan adiktif tersebut menjadi tidak relevan, ketika perokok sanggup menahan aktivitas merokoknya selama tiga belas jam lebih. Meskipun banyak juga perokok yang berbulan-bulan lamanya sanggup tidak merokok. Juga penelitian-penelitian bantahan yang mengatakan tidak tepat memberikan label adiktif terhadap perokok, karena berhenti merokok sangat mudah dilakukan oleh perokok. Dengan berpuasa di bulan Ramadhan, perokok akan menuai hikmah bahwa hidup bukan hanya perkara makan dan minum. Ada nilai sosial yang luar biasa terkandung di dalamnya, selain juga nilai ibadah mahdhoh tentunya. Tanpa melihat status dan golongan, puasa membuat kita saling memahami bahwa manusia setara dalam hak dan kewajibannya kepada Tuhan. Puasa tidak memandang dia perokok atau bukan, ketika seruan berpuasa datang, semuanya menanggalkan semua atribut keduniawian untuk menjalankan kewajibannya sebagai manusia yang diciptakan untuk beribadah. Sesungguhnya Ibadah adalah hakikat dan tujuan penciptaan jin dan manusia. Dalam Q.S. 56 (Ad-Dzariat : 56) Nah tiga langkah tadi dapat kita terapkan di sisa-sisa penghujung Ramadhan ini. Mari sama-sama kita tunaikan dengan itikad ketaatan dalam mencapai kesalihan sosial serta kesalihan spiritual, sebab menjadi perokok etis yang rahmatan lil alamin tidak hanya sebatas ucapan belaka, tapi bersesuainya ucapan dan perbuatan. Bukankah konsep keseimbangan sudah sejak dulu ditanamkan oleh leluhur kita. Termasuk berlaku seimbang dalam konteks konsumsi. Berbagi dapat dimulai dari hal-hal yang sederhana. Berbagi api, dengan meminjamkan korek misalnya, berbagi asbak, dengan tidak mengakuisisi asbak, berbagi rokok, bukan berarti rokok sebatang dihisap keliling loh ya, selebihnya kita bisa berbagi hikmah Ramadhan, berbagi pengalam seharian berpuasa. Saat berbuka puasa seringkali pula perokok kelupaan membeli rokok karena tak punya stok yang disimpan. Menawari apa yang kita miliki, bilamana itu berupa rokok, korek, maupun asbak, tawarkanlah. Dari sisi itu terdapat ciri insan yang memiliki spirit berbagi, selain sebagai wujud solidaritas juga upaya menjalin silaturahmi. Selain membuktikan bahwa rokok bukan sesuatu yang adiktif, berpuasa di bulan Ramadhan adalah seruan agar kita lebih bertakwa kepada sang Maha Pemberi Rahmat. Labeling adiktif terhadap perokok jelas sudah terbantahkan dengan sendirinya ketika perokok berpuasa di bulan Ramadhan. Tudingan adiktif tersebut menjadi tidak relevan, ketika perokok sanggup menahan aktivitas merokoknya selama tiga belas jam lebih. Meskipun banyak juga perokok yang berbulan-bulan lamanya sanggup tidak merokok. Juga penelitian-penelitian bantahan yang mengatakan tidak tepat memberikan label adiktif terhadap perokok, karena berhenti merokok sangat mudah dilakukan oleh perokok. Dengan berpuasa di bulan Ramadhan, perokok akan menuai hikmah bahwa hidup bukan hanya perkara makan dan minum. Ada nilai sosial yang luar biasa terkandung di dalamnya, selain juga nilai ibadah mahdhoh tentunya. Tanpa melihat status dan golongan, puasa membuat kita saling memahami bahwa manusia setara dalam hak dan kewajibannya kepada Tuhan. Puasa tidak memandang dia perokok atau bukan, ketika seruan berpuasa datang, semuanya menanggalkan semua atribut keduniawian untuk menjalankan kewajibannya sebagai manusia yang diciptakan untuk beribadah. Sesungguhnya Ibadah adalah hakikat dan tujuan penciptaan jin dan manusia. Dalam Q.S. 56 (Ad-Dzariat : 56) Nah tiga langkah tadi dapat kita terapkan di sisa-sisa penghujung Ramadhan ini. Mari sama-sama kita tunaikan dengan itikad ketaatan dalam mencapai kesalihan sosial serta kesalihan spiritual, sebab menjadi perokok etis yang rahmatan lil alamin tidak hanya sebatas ucapan belaka, tapi bersesuainya ucapan dan perbuatan. Bukankah konsep keseimbangan sudah sejak dulu ditanamkan oleh leluhur kita. Termasuk berlaku seimbang dalam konteks konsumsi.
<\/p>\n","post_title":"4 Langkah Menjadi Perokok Etis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"4-langkah-menjadi-perokok-etis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-04-06 10:33:50","post_modified_gmt":"2019-04-06 03:33:50","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5608","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4495,"post_author":"888","post_date":"2018-01-20 08:34:16","post_date_gmt":"2018-01-20 01:34:16","post_content":"Anda perokok? Anda sering didiskriminasi masyarakat bukan perokok? Bila iya, silahkan evaluasi kegiatan merokok Anda. Sudahkah dilakukan di tempat dan cara yang tepat?<\/span>\r\n\r\nBeberapa hari lalu, saat saya ingin menyalip truk bermuatan pasir di Jalan Raya Pemda Tigaraksa, Sang Supir membuang puntung rokok yang masih menyala keluar jendela dan apesnya mengenai bagian tubuh saya. Coba bayangkan, jika saja abu puntung rokok itu mengenai mata dan mengganggu pengelihatan saya, mungkin akan terjadi kecelakaan yang menimpa saya.<\/span>\r\n\r\nSaya perokok akut dan saya menilai tindakan sopir membuang puntung sembarangan itu adalah kesalahan amat sangat. Membuang puntung sembarangan semacam itu tentu akan berakibat fatal dan mengganggu orang lain. <\/span>\r\n\r\nLain lagi, di angkutan umum yang ada anak-anak serta ibu-ibu, kadang banyak saja yang masih cuek dan tetap merokok. Sebuah pemandangan yang tentunya sangat menggangu. Dan teguran yang pas adalah Ibu-ibu itu menutup hidung dengan kerudung sambil memberikan kode batuk-batuk. Susah sekali memang sepertinya menegur langsung perokok itu, maklum, kita memang sering banyak basa-basi.<\/span>\r\n\r\nMembuang puntung rokok sembarangan dan merokok di sembarang tempat adalah kesalahan fatal yang sering dilakukan para perokok, sehingga wajar jika masyarakat luas menilai perokok adalah manusia laknat yang harus disingkirkan dari bumi ini. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok saya juga kadang menerima beberapa cibiran dari teman perempuan atau laki-laki yang tidak merokok karena tentu mereka menilai semua perokok sama saja, sembarangan membuang asap dan puntungnya, atau bahkan merokok ketika sedang berkendara.<\/span>\r\n\r\nSebagian orang menilai sisi buruk dari rokok tanpa meniiti ulang dan mencari sumbangsih rokok bagi negeri ini, selain uang triliunan lewat hasil cukai, Marcus Gideon dan Kevin Sanjaya yang baru-baru ini meraih gelar juara <\/span>series<\/span><\/i> terbanyak sepanjang pegelaran berasal dari PB Djarum. <\/span>\r\n\r\nMakin ke sini, saya sering diedukasi soal kretek oleh komunitas yang bergelut di bidang kretek dan tentunya sangat berguna bagi saya untuk menjauhkan stigma buruk terhadap para perokok, khususnya saya. <\/span>\r\n\r\nUntuk menjauhkan stigma buruk itu, saya sedikit-sedikit meninggalkan kebiasaan buruk saya sebagai perokok. Semisal, tidak membuang puntung sembarangan sehabis merokok, atau ketika merokok di samping orang yang tidak merokok saya meminta izin terlebih dahulu, jika di izinkan ya bakar, jika tidak ya menahan asam. <\/span>\r\n\r\nDan kebiasaan ini juga saya tularkan kepada teman-teman yang merokok agar melanjutkan kebiasaan baik dan tentu menghlangkan kebiasaan-kebiasaan buruk yang nantinya melekat menjadi <\/span>image<\/span><\/i> pribadi sendiri juga.<\/span>\r\n\r\nLagi pula, asap rokok tidak mengganggu di banding asap knalpot \u00a0motor 2 tak. Atau knalpot-knalpot angkutan umum yang ngebulnya bukan main. Dan harus kalian tahu, akhir-akhir ini cuaca mendung dan hujan melulu, menikmati hujan itu lebih nikmat jika di pasangkan dengan kretek dan kopi. Jika kita sebagai perokok tak ingin terus dianggap buruk, mulailah \u00a0meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk dan membanggakan diri sebagai perokok yang santun, perokok yang juga menghargai hak-hak yang tidak merokok. Ingatlah, rokok itu tidak pernah mengjarkan keburukan. <\/span>\r\n\r\nPerokok santun tidak hanya ingin dihormati, tetapi harus menghormati. Inget ini, Lur, \u00a0untuk urusan yang baik-baik imbuhan \u201cme\u201d itu lebih baik ketimbang \u201cdi\u201d. <\/strong>","post_title":"Jadilah Perokok yang Santun","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"jadilah-perokok-yang-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-20 08:36:53","post_modified_gmt":"2018-01-20 01:36:53","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4495","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4451,"post_author":"877","post_date":"2018-01-11 09:57:06","post_date_gmt":"2018-01-11 02:57:06","post_content":"Salah satu tuduhan bagi perokok yang sering kali diutarakan anti rokok, selain menjadi penyebab kematian dan berpengaruh negatif terhadap orang lain, adalah perokok tidak punya aturan. Lebih pada sikap perokok saat merokok, yaitu merokok disembarang tempat, buang puntung rokok dan buang abu rokok sembarang. <\/span>\r\n\r\nTuduhan rokok sebagai penyebab kematian dan dapat berpengaruh negatif pada orang lain, saya kira sudah <\/span>clear,<\/span><\/i> sudah banyak jawaban terkait keduany dengan jelas. Tuduhan keduanya tanpa dasar yang kuat, hingga seakan-akan dipaksakan. <\/span>\r\n\r\nKenyataan di lapangan banyak perokok yang umurnya panjang. Baca hasil survei <\/span>Sigit Budhi Setiawan<\/span><\/a> dalam buku yang berjudul \u201cMereka Yang Melampaui Waktu: konsep panjang umur, bahagia, sehat, dan tetap produktif\u201d terbit tahun 2013. Jelas didalamnya mengungkap banyak perokok yang usianya ratusan tahun, produktif dan masih tetap merokok. <\/span>\r\n\r\nBahkan berita terakhir di Sragen, Jawa Tengah, ada perokok yang umurnya mencapai 140an tahun. Ia terkenal dengan panggilan <\/span>Mbah Gotho<\/span><\/a> yang konon dan sampai akhir hayatnya adalah perokok berat. Lahir <\/span>31 Desember<\/span><\/a> 1870 dan meninggal di Sragen <\/span>30 April<\/span><\/a> 2017<\/span><\/a>, bahkan ia diklaim sebagai orang tertua di dunia.<\/span>\r\n\r\nLain itu, banyak bantahan yang menyatakan perokok pasif itu tidak ada dan tidak mungkin. Belum ada riset yang membuktikan bahwa asap rokok menjadi penyebab utama penyakit seseorang. Tuduhan semacam ini terkesan mengada-ada. <\/span>\r\n\r\nPerokok dari dulu hingga sekarang mempunyai kesadaran tersendiri. Rata-rata aktivitas merokok sebagai bentuk relaksasi, dilakukan berjeda dan membutuhkan waktu tersendiri sesuai keinginan hati. Merokok memang bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja saat dibutuhkan. Namun mayoritas perokok tetap melihat situasi dan kondisi. <\/span>\r\n\r\nDi Yogyakarta ada sosok Kiai perokok yang menjadi imam salat fardu (lima waktu) di masjid, sebut saja Kiai Ahmad (nama samaran), tiap jalan menuju masjid bisa dipastikan ia menyulut rokok, jarak rumah dengan masjid hanya sekitar \u00b1200 meter. Sesampainya di masjid, ia mematikan rokoknya dan disimpan ditempat aman, kemudian akan dilanjutkan setelah mengerjakan sholat. Tapi juga terkadang dibuang ke bak sampah. Ia tidak pernah sekalipun merokok dalam masjid. <\/span>\r\n\r\nBegitu juga kebiasannya di rumah, ia hampir tidak pernah merokok di depan istri dan putranya. Saat merokok ia memilih tempat tersendiri terpisah dengan istri dan putranya. \u00a0Karena ia sadar, harus menghormati istri dan putranya yang tidak merokok. Lain itu, setiap mau merokok ia akan mencari asbak sebagai tempat puntung dan abu rokok untuk menjaga kebersihan.<\/span>\r\n\r\nCerita keseharian kiai di atas adalah representasi perokok santun. Dan masih banyak perokok santun lainnya yang sadar tentang aturan main merokok. Bagi perokok, merokok adalah budaya yang dilakukan sebagai media relaksasi dan bukan menjadi kebutuhan yang utama. <\/span>\r\n\r\nPada dasarnya perokok umumnya mempunyai atauran tersendiri sesuai konteks kehidupan masing-masing. Perokok paham betul kapan ia harus merokok, kapan ia tidak menyulut rokoknya dan kapan ia harus mematikan rokoknya. <\/span>\r\n\r\nBuktinya perokok tidak akan memaksakan merokok di ruangan ber AC tanpa adanya exhaust (alat penghisap asap) atau tanpa kesepakatan bersama. Perokok tidak akan merokok di kendaraan yang ber AC \u00a0dan tertutup rapat. <\/span>\r\n\r\nWalaupun perokok merokok di tempat yang telah disepakati atau sudah mendapatkan ijin, ternyata dalam ruangan masih ada seseorang yang tidak merokok, bisa dipastikan merokoknya tidak terasa nikmat. Kebanyakan akan memilih tidak merokok. Kalaupun terpaksa merokok akan terasa canggung. \u00a0Sehingga terkadang asap yang dikeluarkan diarahkan yang berlawanan dengan posisi yang tidak merokok. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok santun, sudah menjadi kebiasaan jika akan merokok terlebih dahulu mencari tempat untuk membuang puntung dan abu rokok (asbak). Terkadang saking kreatifnya, jika tidak ditemukan asbak, mereka (perokok) membuat asbak sendiri yang terbuat dari bahan disekitarnya. Tidak jarang perokok membuat asbak dengan bahan kertas. Ia tahu kertas adalah salah satu bahan yang akan terbakar jika terkena bara rokok. Namun apa boleh buat dengan sangat terpaksa ia harus membuat asbak dengan sangat sederhana sebagai tempat pembuangan puntung dan abu rokok, untuk menjaga kebersihan. <\/span>\r\n\r\nBudaya merokok santun, adalah warisan tatanan nilai turun temurun oleh nenek moyang. Tidak lain untuk menjaga kebersamaan, penghormatan hak orang lain, menjaga kesopanan, dan bahkan untuk mempertahankan etiket merokok yang baik.<\/span>","post_title":"Menjadi Perokok Santun yang Taat Aturan Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-perokok-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-11 09:57:26","post_modified_gmt":"2018-01-11 02:57:26","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4451","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n","post_title":"4 Langkah Menjadi Perokok Etis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"4-langkah-menjadi-perokok-etis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-04-06 10:33:50","post_modified_gmt":"2019-04-06 03:33:50","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5608","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4495,"post_author":"888","post_date":"2018-01-20 08:34:16","post_date_gmt":"2018-01-20 01:34:16","post_content":"Anda perokok? Anda sering didiskriminasi masyarakat bukan perokok? Bila iya, silahkan evaluasi kegiatan merokok Anda. Sudahkah dilakukan di tempat dan cara yang tepat?<\/span>\r\n\r\nBeberapa hari lalu, saat saya ingin menyalip truk bermuatan pasir di Jalan Raya Pemda Tigaraksa, Sang Supir membuang puntung rokok yang masih menyala keluar jendela dan apesnya mengenai bagian tubuh saya. Coba bayangkan, jika saja abu puntung rokok itu mengenai mata dan mengganggu pengelihatan saya, mungkin akan terjadi kecelakaan yang menimpa saya.<\/span>\r\n\r\nSaya perokok akut dan saya menilai tindakan sopir membuang puntung sembarangan itu adalah kesalahan amat sangat. Membuang puntung sembarangan semacam itu tentu akan berakibat fatal dan mengganggu orang lain. <\/span>\r\n\r\nLain lagi, di angkutan umum yang ada anak-anak serta ibu-ibu, kadang banyak saja yang masih cuek dan tetap merokok. Sebuah pemandangan yang tentunya sangat menggangu. Dan teguran yang pas adalah Ibu-ibu itu menutup hidung dengan kerudung sambil memberikan kode batuk-batuk. Susah sekali memang sepertinya menegur langsung perokok itu, maklum, kita memang sering banyak basa-basi.<\/span>\r\n\r\nMembuang puntung rokok sembarangan dan merokok di sembarang tempat adalah kesalahan fatal yang sering dilakukan para perokok, sehingga wajar jika masyarakat luas menilai perokok adalah manusia laknat yang harus disingkirkan dari bumi ini. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok saya juga kadang menerima beberapa cibiran dari teman perempuan atau laki-laki yang tidak merokok karena tentu mereka menilai semua perokok sama saja, sembarangan membuang asap dan puntungnya, atau bahkan merokok ketika sedang berkendara.<\/span>\r\n\r\nSebagian orang menilai sisi buruk dari rokok tanpa meniiti ulang dan mencari sumbangsih rokok bagi negeri ini, selain uang triliunan lewat hasil cukai, Marcus Gideon dan Kevin Sanjaya yang baru-baru ini meraih gelar juara <\/span>series<\/span><\/i> terbanyak sepanjang pegelaran berasal dari PB Djarum. <\/span>\r\n\r\nMakin ke sini, saya sering diedukasi soal kretek oleh komunitas yang bergelut di bidang kretek dan tentunya sangat berguna bagi saya untuk menjauhkan stigma buruk terhadap para perokok, khususnya saya. <\/span>\r\n\r\nUntuk menjauhkan stigma buruk itu, saya sedikit-sedikit meninggalkan kebiasaan buruk saya sebagai perokok. Semisal, tidak membuang puntung sembarangan sehabis merokok, atau ketika merokok di samping orang yang tidak merokok saya meminta izin terlebih dahulu, jika di izinkan ya bakar, jika tidak ya menahan asam. <\/span>\r\n\r\nDan kebiasaan ini juga saya tularkan kepada teman-teman yang merokok agar melanjutkan kebiasaan baik dan tentu menghlangkan kebiasaan-kebiasaan buruk yang nantinya melekat menjadi <\/span>image<\/span><\/i> pribadi sendiri juga.<\/span>\r\n\r\nLagi pula, asap rokok tidak mengganggu di banding asap knalpot \u00a0motor 2 tak. Atau knalpot-knalpot angkutan umum yang ngebulnya bukan main. Dan harus kalian tahu, akhir-akhir ini cuaca mendung dan hujan melulu, menikmati hujan itu lebih nikmat jika di pasangkan dengan kretek dan kopi. Jika kita sebagai perokok tak ingin terus dianggap buruk, mulailah \u00a0meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk dan membanggakan diri sebagai perokok yang santun, perokok yang juga menghargai hak-hak yang tidak merokok. Ingatlah, rokok itu tidak pernah mengjarkan keburukan. <\/span>\r\n\r\nPerokok santun tidak hanya ingin dihormati, tetapi harus menghormati. Inget ini, Lur, \u00a0untuk urusan yang baik-baik imbuhan \u201cme\u201d itu lebih baik ketimbang \u201cdi\u201d. <\/strong>","post_title":"Jadilah Perokok yang Santun","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"jadilah-perokok-yang-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-20 08:36:53","post_modified_gmt":"2018-01-20 01:36:53","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4495","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4451,"post_author":"877","post_date":"2018-01-11 09:57:06","post_date_gmt":"2018-01-11 02:57:06","post_content":"Salah satu tuduhan bagi perokok yang sering kali diutarakan anti rokok, selain menjadi penyebab kematian dan berpengaruh negatif terhadap orang lain, adalah perokok tidak punya aturan. Lebih pada sikap perokok saat merokok, yaitu merokok disembarang tempat, buang puntung rokok dan buang abu rokok sembarang. <\/span>\r\n\r\nTuduhan rokok sebagai penyebab kematian dan dapat berpengaruh negatif pada orang lain, saya kira sudah <\/span>clear,<\/span><\/i> sudah banyak jawaban terkait keduany dengan jelas. Tuduhan keduanya tanpa dasar yang kuat, hingga seakan-akan dipaksakan. <\/span>\r\n\r\nKenyataan di lapangan banyak perokok yang umurnya panjang. Baca hasil survei <\/span>Sigit Budhi Setiawan<\/span><\/a> dalam buku yang berjudul \u201cMereka Yang Melampaui Waktu: konsep panjang umur, bahagia, sehat, dan tetap produktif\u201d terbit tahun 2013. Jelas didalamnya mengungkap banyak perokok yang usianya ratusan tahun, produktif dan masih tetap merokok. <\/span>\r\n\r\nBahkan berita terakhir di Sragen, Jawa Tengah, ada perokok yang umurnya mencapai 140an tahun. Ia terkenal dengan panggilan <\/span>Mbah Gotho<\/span><\/a> yang konon dan sampai akhir hayatnya adalah perokok berat. Lahir <\/span>31 Desember<\/span><\/a> 1870 dan meninggal di Sragen <\/span>30 April<\/span><\/a> 2017<\/span><\/a>, bahkan ia diklaim sebagai orang tertua di dunia.<\/span>\r\n\r\nLain itu, banyak bantahan yang menyatakan perokok pasif itu tidak ada dan tidak mungkin. Belum ada riset yang membuktikan bahwa asap rokok menjadi penyebab utama penyakit seseorang. Tuduhan semacam ini terkesan mengada-ada. <\/span>\r\n\r\nPerokok dari dulu hingga sekarang mempunyai kesadaran tersendiri. Rata-rata aktivitas merokok sebagai bentuk relaksasi, dilakukan berjeda dan membutuhkan waktu tersendiri sesuai keinginan hati. Merokok memang bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja saat dibutuhkan. Namun mayoritas perokok tetap melihat situasi dan kondisi. <\/span>\r\n\r\nDi Yogyakarta ada sosok Kiai perokok yang menjadi imam salat fardu (lima waktu) di masjid, sebut saja Kiai Ahmad (nama samaran), tiap jalan menuju masjid bisa dipastikan ia menyulut rokok, jarak rumah dengan masjid hanya sekitar \u00b1200 meter. Sesampainya di masjid, ia mematikan rokoknya dan disimpan ditempat aman, kemudian akan dilanjutkan setelah mengerjakan sholat. Tapi juga terkadang dibuang ke bak sampah. Ia tidak pernah sekalipun merokok dalam masjid. <\/span>\r\n\r\nBegitu juga kebiasannya di rumah, ia hampir tidak pernah merokok di depan istri dan putranya. Saat merokok ia memilih tempat tersendiri terpisah dengan istri dan putranya. \u00a0Karena ia sadar, harus menghormati istri dan putranya yang tidak merokok. Lain itu, setiap mau merokok ia akan mencari asbak sebagai tempat puntung dan abu rokok untuk menjaga kebersihan.<\/span>\r\n\r\nCerita keseharian kiai di atas adalah representasi perokok santun. Dan masih banyak perokok santun lainnya yang sadar tentang aturan main merokok. Bagi perokok, merokok adalah budaya yang dilakukan sebagai media relaksasi dan bukan menjadi kebutuhan yang utama. <\/span>\r\n\r\nPada dasarnya perokok umumnya mempunyai atauran tersendiri sesuai konteks kehidupan masing-masing. Perokok paham betul kapan ia harus merokok, kapan ia tidak menyulut rokoknya dan kapan ia harus mematikan rokoknya. <\/span>\r\n\r\nBuktinya perokok tidak akan memaksakan merokok di ruangan ber AC tanpa adanya exhaust (alat penghisap asap) atau tanpa kesepakatan bersama. Perokok tidak akan merokok di kendaraan yang ber AC \u00a0dan tertutup rapat. <\/span>\r\n\r\nWalaupun perokok merokok di tempat yang telah disepakati atau sudah mendapatkan ijin, ternyata dalam ruangan masih ada seseorang yang tidak merokok, bisa dipastikan merokoknya tidak terasa nikmat. Kebanyakan akan memilih tidak merokok. Kalaupun terpaksa merokok akan terasa canggung. \u00a0Sehingga terkadang asap yang dikeluarkan diarahkan yang berlawanan dengan posisi yang tidak merokok. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok santun, sudah menjadi kebiasaan jika akan merokok terlebih dahulu mencari tempat untuk membuang puntung dan abu rokok (asbak). Terkadang saking kreatifnya, jika tidak ditemukan asbak, mereka (perokok) membuat asbak sendiri yang terbuat dari bahan disekitarnya. Tidak jarang perokok membuat asbak dengan bahan kertas. Ia tahu kertas adalah salah satu bahan yang akan terbakar jika terkena bara rokok. Namun apa boleh buat dengan sangat terpaksa ia harus membuat asbak dengan sangat sederhana sebagai tempat pembuangan puntung dan abu rokok, untuk menjaga kebersihan. <\/span>\r\n\r\nBudaya merokok santun, adalah warisan tatanan nilai turun temurun oleh nenek moyang. Tidak lain untuk menjaga kebersamaan, penghormatan hak orang lain, menjaga kesopanan, dan bahkan untuk mempertahankan etiket merokok yang baik.<\/span>","post_title":"Menjadi Perokok Santun yang Taat Aturan Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-perokok-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-11 09:57:26","post_modified_gmt":"2018-01-11 02:57:26","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4451","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};
Ketiga: Berpuasalah di Bulan Ramadhan
<\/h2>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n","post_title":"4 Langkah Menjadi Perokok Etis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"4-langkah-menjadi-perokok-etis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-04-06 10:33:50","post_modified_gmt":"2019-04-06 03:33:50","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5608","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4495,"post_author":"888","post_date":"2018-01-20 08:34:16","post_date_gmt":"2018-01-20 01:34:16","post_content":"Anda perokok? Anda sering didiskriminasi masyarakat bukan perokok? Bila iya, silahkan evaluasi kegiatan merokok Anda. Sudahkah dilakukan di tempat dan cara yang tepat?<\/span>\r\n\r\nBeberapa hari lalu, saat saya ingin menyalip truk bermuatan pasir di Jalan Raya Pemda Tigaraksa, Sang Supir membuang puntung rokok yang masih menyala keluar jendela dan apesnya mengenai bagian tubuh saya. Coba bayangkan, jika saja abu puntung rokok itu mengenai mata dan mengganggu pengelihatan saya, mungkin akan terjadi kecelakaan yang menimpa saya.<\/span>\r\n\r\nSaya perokok akut dan saya menilai tindakan sopir membuang puntung sembarangan itu adalah kesalahan amat sangat. Membuang puntung sembarangan semacam itu tentu akan berakibat fatal dan mengganggu orang lain. <\/span>\r\n\r\nLain lagi, di angkutan umum yang ada anak-anak serta ibu-ibu, kadang banyak saja yang masih cuek dan tetap merokok. Sebuah pemandangan yang tentunya sangat menggangu. Dan teguran yang pas adalah Ibu-ibu itu menutup hidung dengan kerudung sambil memberikan kode batuk-batuk. Susah sekali memang sepertinya menegur langsung perokok itu, maklum, kita memang sering banyak basa-basi.<\/span>\r\n\r\nMembuang puntung rokok sembarangan dan merokok di sembarang tempat adalah kesalahan fatal yang sering dilakukan para perokok, sehingga wajar jika masyarakat luas menilai perokok adalah manusia laknat yang harus disingkirkan dari bumi ini. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok saya juga kadang menerima beberapa cibiran dari teman perempuan atau laki-laki yang tidak merokok karena tentu mereka menilai semua perokok sama saja, sembarangan membuang asap dan puntungnya, atau bahkan merokok ketika sedang berkendara.<\/span>\r\n\r\nSebagian orang menilai sisi buruk dari rokok tanpa meniiti ulang dan mencari sumbangsih rokok bagi negeri ini, selain uang triliunan lewat hasil cukai, Marcus Gideon dan Kevin Sanjaya yang baru-baru ini meraih gelar juara <\/span>series<\/span><\/i> terbanyak sepanjang pegelaran berasal dari PB Djarum. <\/span>\r\n\r\nMakin ke sini, saya sering diedukasi soal kretek oleh komunitas yang bergelut di bidang kretek dan tentunya sangat berguna bagi saya untuk menjauhkan stigma buruk terhadap para perokok, khususnya saya. <\/span>\r\n\r\nUntuk menjauhkan stigma buruk itu, saya sedikit-sedikit meninggalkan kebiasaan buruk saya sebagai perokok. Semisal, tidak membuang puntung sembarangan sehabis merokok, atau ketika merokok di samping orang yang tidak merokok saya meminta izin terlebih dahulu, jika di izinkan ya bakar, jika tidak ya menahan asam. <\/span>\r\n\r\nDan kebiasaan ini juga saya tularkan kepada teman-teman yang merokok agar melanjutkan kebiasaan baik dan tentu menghlangkan kebiasaan-kebiasaan buruk yang nantinya melekat menjadi <\/span>image<\/span><\/i> pribadi sendiri juga.<\/span>\r\n\r\nLagi pula, asap rokok tidak mengganggu di banding asap knalpot \u00a0motor 2 tak. Atau knalpot-knalpot angkutan umum yang ngebulnya bukan main. Dan harus kalian tahu, akhir-akhir ini cuaca mendung dan hujan melulu, menikmati hujan itu lebih nikmat jika di pasangkan dengan kretek dan kopi. Jika kita sebagai perokok tak ingin terus dianggap buruk, mulailah \u00a0meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk dan membanggakan diri sebagai perokok yang santun, perokok yang juga menghargai hak-hak yang tidak merokok. Ingatlah, rokok itu tidak pernah mengjarkan keburukan. <\/span>\r\n\r\nPerokok santun tidak hanya ingin dihormati, tetapi harus menghormati. Inget ini, Lur, \u00a0untuk urusan yang baik-baik imbuhan \u201cme\u201d itu lebih baik ketimbang \u201cdi\u201d. <\/strong>","post_title":"Jadilah Perokok yang Santun","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"jadilah-perokok-yang-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-20 08:36:53","post_modified_gmt":"2018-01-20 01:36:53","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4495","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4451,"post_author":"877","post_date":"2018-01-11 09:57:06","post_date_gmt":"2018-01-11 02:57:06","post_content":"Salah satu tuduhan bagi perokok yang sering kali diutarakan anti rokok, selain menjadi penyebab kematian dan berpengaruh negatif terhadap orang lain, adalah perokok tidak punya aturan. Lebih pada sikap perokok saat merokok, yaitu merokok disembarang tempat, buang puntung rokok dan buang abu rokok sembarang. <\/span>\r\n\r\nTuduhan rokok sebagai penyebab kematian dan dapat berpengaruh negatif pada orang lain, saya kira sudah <\/span>clear,<\/span><\/i> sudah banyak jawaban terkait keduany dengan jelas. Tuduhan keduanya tanpa dasar yang kuat, hingga seakan-akan dipaksakan. <\/span>\r\n\r\nKenyataan di lapangan banyak perokok yang umurnya panjang. Baca hasil survei <\/span>Sigit Budhi Setiawan<\/span><\/a> dalam buku yang berjudul \u201cMereka Yang Melampaui Waktu: konsep panjang umur, bahagia, sehat, dan tetap produktif\u201d terbit tahun 2013. Jelas didalamnya mengungkap banyak perokok yang usianya ratusan tahun, produktif dan masih tetap merokok. <\/span>\r\n\r\nBahkan berita terakhir di Sragen, Jawa Tengah, ada perokok yang umurnya mencapai 140an tahun. Ia terkenal dengan panggilan <\/span>Mbah Gotho<\/span><\/a> yang konon dan sampai akhir hayatnya adalah perokok berat. Lahir <\/span>31 Desember<\/span><\/a> 1870 dan meninggal di Sragen <\/span>30 April<\/span><\/a> 2017<\/span><\/a>, bahkan ia diklaim sebagai orang tertua di dunia.<\/span>\r\n\r\nLain itu, banyak bantahan yang menyatakan perokok pasif itu tidak ada dan tidak mungkin. Belum ada riset yang membuktikan bahwa asap rokok menjadi penyebab utama penyakit seseorang. Tuduhan semacam ini terkesan mengada-ada. <\/span>\r\n\r\nPerokok dari dulu hingga sekarang mempunyai kesadaran tersendiri. Rata-rata aktivitas merokok sebagai bentuk relaksasi, dilakukan berjeda dan membutuhkan waktu tersendiri sesuai keinginan hati. Merokok memang bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja saat dibutuhkan. Namun mayoritas perokok tetap melihat situasi dan kondisi. <\/span>\r\n\r\nDi Yogyakarta ada sosok Kiai perokok yang menjadi imam salat fardu (lima waktu) di masjid, sebut saja Kiai Ahmad (nama samaran), tiap jalan menuju masjid bisa dipastikan ia menyulut rokok, jarak rumah dengan masjid hanya sekitar \u00b1200 meter. Sesampainya di masjid, ia mematikan rokoknya dan disimpan ditempat aman, kemudian akan dilanjutkan setelah mengerjakan sholat. Tapi juga terkadang dibuang ke bak sampah. Ia tidak pernah sekalipun merokok dalam masjid. <\/span>\r\n\r\nBegitu juga kebiasannya di rumah, ia hampir tidak pernah merokok di depan istri dan putranya. Saat merokok ia memilih tempat tersendiri terpisah dengan istri dan putranya. \u00a0Karena ia sadar, harus menghormati istri dan putranya yang tidak merokok. Lain itu, setiap mau merokok ia akan mencari asbak sebagai tempat puntung dan abu rokok untuk menjaga kebersihan.<\/span>\r\n\r\nCerita keseharian kiai di atas adalah representasi perokok santun. Dan masih banyak perokok santun lainnya yang sadar tentang aturan main merokok. Bagi perokok, merokok adalah budaya yang dilakukan sebagai media relaksasi dan bukan menjadi kebutuhan yang utama. <\/span>\r\n\r\nPada dasarnya perokok umumnya mempunyai atauran tersendiri sesuai konteks kehidupan masing-masing. Perokok paham betul kapan ia harus merokok, kapan ia tidak menyulut rokoknya dan kapan ia harus mematikan rokoknya. <\/span>\r\n\r\nBuktinya perokok tidak akan memaksakan merokok di ruangan ber AC tanpa adanya exhaust (alat penghisap asap) atau tanpa kesepakatan bersama. Perokok tidak akan merokok di kendaraan yang ber AC \u00a0dan tertutup rapat. <\/span>\r\n\r\nWalaupun perokok merokok di tempat yang telah disepakati atau sudah mendapatkan ijin, ternyata dalam ruangan masih ada seseorang yang tidak merokok, bisa dipastikan merokoknya tidak terasa nikmat. Kebanyakan akan memilih tidak merokok. Kalaupun terpaksa merokok akan terasa canggung. \u00a0Sehingga terkadang asap yang dikeluarkan diarahkan yang berlawanan dengan posisi yang tidak merokok. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok santun, sudah menjadi kebiasaan jika akan merokok terlebih dahulu mencari tempat untuk membuang puntung dan abu rokok (asbak). Terkadang saking kreatifnya, jika tidak ditemukan asbak, mereka (perokok) membuat asbak sendiri yang terbuat dari bahan disekitarnya. Tidak jarang perokok membuat asbak dengan bahan kertas. Ia tahu kertas adalah salah satu bahan yang akan terbakar jika terkena bara rokok. Namun apa boleh buat dengan sangat terpaksa ia harus membuat asbak dengan sangat sederhana sebagai tempat pembuangan puntung dan abu rokok, untuk menjaga kebersihan. <\/span>\r\n\r\nBudaya merokok santun, adalah warisan tatanan nilai turun temurun oleh nenek moyang. Tidak lain untuk menjaga kebersamaan, penghormatan hak orang lain, menjaga kesopanan, dan bahkan untuk mempertahankan etiket merokok yang baik.<\/span>","post_title":"Menjadi Perokok Santun yang Taat Aturan Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-perokok-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-11 09:57:26","post_modified_gmt":"2018-01-11 02:57:26","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4451","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};
<\/p>\n\n\n\nKetiga: Berpuasalah di Bulan Ramadhan
<\/h2>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n","post_title":"4 Langkah Menjadi Perokok Etis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"4-langkah-menjadi-perokok-etis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-04-06 10:33:50","post_modified_gmt":"2019-04-06 03:33:50","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5608","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4495,"post_author":"888","post_date":"2018-01-20 08:34:16","post_date_gmt":"2018-01-20 01:34:16","post_content":"Anda perokok? Anda sering didiskriminasi masyarakat bukan perokok? Bila iya, silahkan evaluasi kegiatan merokok Anda. Sudahkah dilakukan di tempat dan cara yang tepat?<\/span>\r\n\r\nBeberapa hari lalu, saat saya ingin menyalip truk bermuatan pasir di Jalan Raya Pemda Tigaraksa, Sang Supir membuang puntung rokok yang masih menyala keluar jendela dan apesnya mengenai bagian tubuh saya. Coba bayangkan, jika saja abu puntung rokok itu mengenai mata dan mengganggu pengelihatan saya, mungkin akan terjadi kecelakaan yang menimpa saya.<\/span>\r\n\r\nSaya perokok akut dan saya menilai tindakan sopir membuang puntung sembarangan itu adalah kesalahan amat sangat. Membuang puntung sembarangan semacam itu tentu akan berakibat fatal dan mengganggu orang lain. <\/span>\r\n\r\nLain lagi, di angkutan umum yang ada anak-anak serta ibu-ibu, kadang banyak saja yang masih cuek dan tetap merokok. Sebuah pemandangan yang tentunya sangat menggangu. Dan teguran yang pas adalah Ibu-ibu itu menutup hidung dengan kerudung sambil memberikan kode batuk-batuk. Susah sekali memang sepertinya menegur langsung perokok itu, maklum, kita memang sering banyak basa-basi.<\/span>\r\n\r\nMembuang puntung rokok sembarangan dan merokok di sembarang tempat adalah kesalahan fatal yang sering dilakukan para perokok, sehingga wajar jika masyarakat luas menilai perokok adalah manusia laknat yang harus disingkirkan dari bumi ini. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok saya juga kadang menerima beberapa cibiran dari teman perempuan atau laki-laki yang tidak merokok karena tentu mereka menilai semua perokok sama saja, sembarangan membuang asap dan puntungnya, atau bahkan merokok ketika sedang berkendara.<\/span>\r\n\r\nSebagian orang menilai sisi buruk dari rokok tanpa meniiti ulang dan mencari sumbangsih rokok bagi negeri ini, selain uang triliunan lewat hasil cukai, Marcus Gideon dan Kevin Sanjaya yang baru-baru ini meraih gelar juara <\/span>series<\/span><\/i> terbanyak sepanjang pegelaran berasal dari PB Djarum. <\/span>\r\n\r\nMakin ke sini, saya sering diedukasi soal kretek oleh komunitas yang bergelut di bidang kretek dan tentunya sangat berguna bagi saya untuk menjauhkan stigma buruk terhadap para perokok, khususnya saya. <\/span>\r\n\r\nUntuk menjauhkan stigma buruk itu, saya sedikit-sedikit meninggalkan kebiasaan buruk saya sebagai perokok. Semisal, tidak membuang puntung sembarangan sehabis merokok, atau ketika merokok di samping orang yang tidak merokok saya meminta izin terlebih dahulu, jika di izinkan ya bakar, jika tidak ya menahan asam. <\/span>\r\n\r\nDan kebiasaan ini juga saya tularkan kepada teman-teman yang merokok agar melanjutkan kebiasaan baik dan tentu menghlangkan kebiasaan-kebiasaan buruk yang nantinya melekat menjadi <\/span>image<\/span><\/i> pribadi sendiri juga.<\/span>\r\n\r\nLagi pula, asap rokok tidak mengganggu di banding asap knalpot \u00a0motor 2 tak. Atau knalpot-knalpot angkutan umum yang ngebulnya bukan main. Dan harus kalian tahu, akhir-akhir ini cuaca mendung dan hujan melulu, menikmati hujan itu lebih nikmat jika di pasangkan dengan kretek dan kopi. Jika kita sebagai perokok tak ingin terus dianggap buruk, mulailah \u00a0meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk dan membanggakan diri sebagai perokok yang santun, perokok yang juga menghargai hak-hak yang tidak merokok. Ingatlah, rokok itu tidak pernah mengjarkan keburukan. <\/span>\r\n\r\nPerokok santun tidak hanya ingin dihormati, tetapi harus menghormati. Inget ini, Lur, \u00a0untuk urusan yang baik-baik imbuhan \u201cme\u201d itu lebih baik ketimbang \u201cdi\u201d. <\/strong>","post_title":"Jadilah Perokok yang Santun","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"jadilah-perokok-yang-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-20 08:36:53","post_modified_gmt":"2018-01-20 01:36:53","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4495","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4451,"post_author":"877","post_date":"2018-01-11 09:57:06","post_date_gmt":"2018-01-11 02:57:06","post_content":"Salah satu tuduhan bagi perokok yang sering kali diutarakan anti rokok, selain menjadi penyebab kematian dan berpengaruh negatif terhadap orang lain, adalah perokok tidak punya aturan. Lebih pada sikap perokok saat merokok, yaitu merokok disembarang tempat, buang puntung rokok dan buang abu rokok sembarang. <\/span>\r\n\r\nTuduhan rokok sebagai penyebab kematian dan dapat berpengaruh negatif pada orang lain, saya kira sudah <\/span>clear,<\/span><\/i> sudah banyak jawaban terkait keduany dengan jelas. Tuduhan keduanya tanpa dasar yang kuat, hingga seakan-akan dipaksakan. <\/span>\r\n\r\nKenyataan di lapangan banyak perokok yang umurnya panjang. Baca hasil survei <\/span>Sigit Budhi Setiawan<\/span><\/a> dalam buku yang berjudul \u201cMereka Yang Melampaui Waktu: konsep panjang umur, bahagia, sehat, dan tetap produktif\u201d terbit tahun 2013. Jelas didalamnya mengungkap banyak perokok yang usianya ratusan tahun, produktif dan masih tetap merokok. <\/span>\r\n\r\nBahkan berita terakhir di Sragen, Jawa Tengah, ada perokok yang umurnya mencapai 140an tahun. Ia terkenal dengan panggilan <\/span>Mbah Gotho<\/span><\/a> yang konon dan sampai akhir hayatnya adalah perokok berat. Lahir <\/span>31 Desember<\/span><\/a> 1870 dan meninggal di Sragen <\/span>30 April<\/span><\/a> 2017<\/span><\/a>, bahkan ia diklaim sebagai orang tertua di dunia.<\/span>\r\n\r\nLain itu, banyak bantahan yang menyatakan perokok pasif itu tidak ada dan tidak mungkin. Belum ada riset yang membuktikan bahwa asap rokok menjadi penyebab utama penyakit seseorang. Tuduhan semacam ini terkesan mengada-ada. <\/span>\r\n\r\nPerokok dari dulu hingga sekarang mempunyai kesadaran tersendiri. Rata-rata aktivitas merokok sebagai bentuk relaksasi, dilakukan berjeda dan membutuhkan waktu tersendiri sesuai keinginan hati. Merokok memang bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja saat dibutuhkan. Namun mayoritas perokok tetap melihat situasi dan kondisi. <\/span>\r\n\r\nDi Yogyakarta ada sosok Kiai perokok yang menjadi imam salat fardu (lima waktu) di masjid, sebut saja Kiai Ahmad (nama samaran), tiap jalan menuju masjid bisa dipastikan ia menyulut rokok, jarak rumah dengan masjid hanya sekitar \u00b1200 meter. Sesampainya di masjid, ia mematikan rokoknya dan disimpan ditempat aman, kemudian akan dilanjutkan setelah mengerjakan sholat. Tapi juga terkadang dibuang ke bak sampah. Ia tidak pernah sekalipun merokok dalam masjid. <\/span>\r\n\r\nBegitu juga kebiasannya di rumah, ia hampir tidak pernah merokok di depan istri dan putranya. Saat merokok ia memilih tempat tersendiri terpisah dengan istri dan putranya. \u00a0Karena ia sadar, harus menghormati istri dan putranya yang tidak merokok. Lain itu, setiap mau merokok ia akan mencari asbak sebagai tempat puntung dan abu rokok untuk menjaga kebersihan.<\/span>\r\n\r\nCerita keseharian kiai di atas adalah representasi perokok santun. Dan masih banyak perokok santun lainnya yang sadar tentang aturan main merokok. Bagi perokok, merokok adalah budaya yang dilakukan sebagai media relaksasi dan bukan menjadi kebutuhan yang utama. <\/span>\r\n\r\nPada dasarnya perokok umumnya mempunyai atauran tersendiri sesuai konteks kehidupan masing-masing. Perokok paham betul kapan ia harus merokok, kapan ia tidak menyulut rokoknya dan kapan ia harus mematikan rokoknya. <\/span>\r\n\r\nBuktinya perokok tidak akan memaksakan merokok di ruangan ber AC tanpa adanya exhaust (alat penghisap asap) atau tanpa kesepakatan bersama. Perokok tidak akan merokok di kendaraan yang ber AC \u00a0dan tertutup rapat. <\/span>\r\n\r\nWalaupun perokok merokok di tempat yang telah disepakati atau sudah mendapatkan ijin, ternyata dalam ruangan masih ada seseorang yang tidak merokok, bisa dipastikan merokoknya tidak terasa nikmat. Kebanyakan akan memilih tidak merokok. Kalaupun terpaksa merokok akan terasa canggung. \u00a0Sehingga terkadang asap yang dikeluarkan diarahkan yang berlawanan dengan posisi yang tidak merokok. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok santun, sudah menjadi kebiasaan jika akan merokok terlebih dahulu mencari tempat untuk membuang puntung dan abu rokok (asbak). Terkadang saking kreatifnya, jika tidak ditemukan asbak, mereka (perokok) membuat asbak sendiri yang terbuat dari bahan disekitarnya. Tidak jarang perokok membuat asbak dengan bahan kertas. Ia tahu kertas adalah salah satu bahan yang akan terbakar jika terkena bara rokok. Namun apa boleh buat dengan sangat terpaksa ia harus membuat asbak dengan sangat sederhana sebagai tempat pembuangan puntung dan abu rokok, untuk menjaga kebersihan. <\/span>\r\n\r\nBudaya merokok santun, adalah warisan tatanan nilai turun temurun oleh nenek moyang. Tidak lain untuk menjaga kebersamaan, penghormatan hak orang lain, menjaga kesopanan, dan bahkan untuk mempertahankan etiket merokok yang baik.<\/span>","post_title":"Menjadi Perokok Santun yang Taat Aturan Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-perokok-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-11 09:57:26","post_modified_gmt":"2018-01-11 02:57:26","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4451","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\nKetiga: Berpuasalah di Bulan Ramadhan
<\/h2>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n\n\n\n
<\/p>\n","post_title":"4 Langkah Menjadi Perokok Etis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"4-langkah-menjadi-perokok-etis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-04-06 10:33:50","post_modified_gmt":"2019-04-06 03:33:50","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5608","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4495,"post_author":"888","post_date":"2018-01-20 08:34:16","post_date_gmt":"2018-01-20 01:34:16","post_content":"Anda perokok? Anda sering didiskriminasi masyarakat bukan perokok? Bila iya, silahkan evaluasi kegiatan merokok Anda. Sudahkah dilakukan di tempat dan cara yang tepat?<\/span>\r\n\r\nBeberapa hari lalu, saat saya ingin menyalip truk bermuatan pasir di Jalan Raya Pemda Tigaraksa, Sang Supir membuang puntung rokok yang masih menyala keluar jendela dan apesnya mengenai bagian tubuh saya. Coba bayangkan, jika saja abu puntung rokok itu mengenai mata dan mengganggu pengelihatan saya, mungkin akan terjadi kecelakaan yang menimpa saya.<\/span>\r\n\r\nSaya perokok akut dan saya menilai tindakan sopir membuang puntung sembarangan itu adalah kesalahan amat sangat. Membuang puntung sembarangan semacam itu tentu akan berakibat fatal dan mengganggu orang lain. <\/span>\r\n\r\nLain lagi, di angkutan umum yang ada anak-anak serta ibu-ibu, kadang banyak saja yang masih cuek dan tetap merokok. Sebuah pemandangan yang tentunya sangat menggangu. Dan teguran yang pas adalah Ibu-ibu itu menutup hidung dengan kerudung sambil memberikan kode batuk-batuk. Susah sekali memang sepertinya menegur langsung perokok itu, maklum, kita memang sering banyak basa-basi.<\/span>\r\n\r\nMembuang puntung rokok sembarangan dan merokok di sembarang tempat adalah kesalahan fatal yang sering dilakukan para perokok, sehingga wajar jika masyarakat luas menilai perokok adalah manusia laknat yang harus disingkirkan dari bumi ini. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok saya juga kadang menerima beberapa cibiran dari teman perempuan atau laki-laki yang tidak merokok karena tentu mereka menilai semua perokok sama saja, sembarangan membuang asap dan puntungnya, atau bahkan merokok ketika sedang berkendara.<\/span>\r\n\r\nSebagian orang menilai sisi buruk dari rokok tanpa meniiti ulang dan mencari sumbangsih rokok bagi negeri ini, selain uang triliunan lewat hasil cukai, Marcus Gideon dan Kevin Sanjaya yang baru-baru ini meraih gelar juara <\/span>series<\/span><\/i> terbanyak sepanjang pegelaran berasal dari PB Djarum. <\/span>\r\n\r\nMakin ke sini, saya sering diedukasi soal kretek oleh komunitas yang bergelut di bidang kretek dan tentunya sangat berguna bagi saya untuk menjauhkan stigma buruk terhadap para perokok, khususnya saya. <\/span>\r\n\r\nUntuk menjauhkan stigma buruk itu, saya sedikit-sedikit meninggalkan kebiasaan buruk saya sebagai perokok. Semisal, tidak membuang puntung sembarangan sehabis merokok, atau ketika merokok di samping orang yang tidak merokok saya meminta izin terlebih dahulu, jika di izinkan ya bakar, jika tidak ya menahan asam. <\/span>\r\n\r\nDan kebiasaan ini juga saya tularkan kepada teman-teman yang merokok agar melanjutkan kebiasaan baik dan tentu menghlangkan kebiasaan-kebiasaan buruk yang nantinya melekat menjadi <\/span>image<\/span><\/i> pribadi sendiri juga.<\/span>\r\n\r\nLagi pula, asap rokok tidak mengganggu di banding asap knalpot \u00a0motor 2 tak. Atau knalpot-knalpot angkutan umum yang ngebulnya bukan main. Dan harus kalian tahu, akhir-akhir ini cuaca mendung dan hujan melulu, menikmati hujan itu lebih nikmat jika di pasangkan dengan kretek dan kopi. Jika kita sebagai perokok tak ingin terus dianggap buruk, mulailah \u00a0meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk dan membanggakan diri sebagai perokok yang santun, perokok yang juga menghargai hak-hak yang tidak merokok. Ingatlah, rokok itu tidak pernah mengjarkan keburukan. <\/span>\r\n\r\nPerokok santun tidak hanya ingin dihormati, tetapi harus menghormati. Inget ini, Lur, \u00a0untuk urusan yang baik-baik imbuhan \u201cme\u201d itu lebih baik ketimbang \u201cdi\u201d. <\/strong>","post_title":"Jadilah Perokok yang Santun","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"jadilah-perokok-yang-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-20 08:36:53","post_modified_gmt":"2018-01-20 01:36:53","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4495","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4451,"post_author":"877","post_date":"2018-01-11 09:57:06","post_date_gmt":"2018-01-11 02:57:06","post_content":"Salah satu tuduhan bagi perokok yang sering kali diutarakan anti rokok, selain menjadi penyebab kematian dan berpengaruh negatif terhadap orang lain, adalah perokok tidak punya aturan. Lebih pada sikap perokok saat merokok, yaitu merokok disembarang tempat, buang puntung rokok dan buang abu rokok sembarang. <\/span>\r\n\r\nTuduhan rokok sebagai penyebab kematian dan dapat berpengaruh negatif pada orang lain, saya kira sudah <\/span>clear,<\/span><\/i> sudah banyak jawaban terkait keduany dengan jelas. Tuduhan keduanya tanpa dasar yang kuat, hingga seakan-akan dipaksakan. <\/span>\r\n\r\nKenyataan di lapangan banyak perokok yang umurnya panjang. Baca hasil survei <\/span>Sigit Budhi Setiawan<\/span><\/a> dalam buku yang berjudul \u201cMereka Yang Melampaui Waktu: konsep panjang umur, bahagia, sehat, dan tetap produktif\u201d terbit tahun 2013. Jelas didalamnya mengungkap banyak perokok yang usianya ratusan tahun, produktif dan masih tetap merokok. <\/span>\r\n\r\nBahkan berita terakhir di Sragen, Jawa Tengah, ada perokok yang umurnya mencapai 140an tahun. Ia terkenal dengan panggilan <\/span>Mbah Gotho<\/span><\/a> yang konon dan sampai akhir hayatnya adalah perokok berat. Lahir <\/span>31 Desember<\/span><\/a> 1870 dan meninggal di Sragen <\/span>30 April<\/span><\/a> 2017<\/span><\/a>, bahkan ia diklaim sebagai orang tertua di dunia.<\/span>\r\n\r\nLain itu, banyak bantahan yang menyatakan perokok pasif itu tidak ada dan tidak mungkin. Belum ada riset yang membuktikan bahwa asap rokok menjadi penyebab utama penyakit seseorang. Tuduhan semacam ini terkesan mengada-ada. <\/span>\r\n\r\nPerokok dari dulu hingga sekarang mempunyai kesadaran tersendiri. Rata-rata aktivitas merokok sebagai bentuk relaksasi, dilakukan berjeda dan membutuhkan waktu tersendiri sesuai keinginan hati. Merokok memang bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja saat dibutuhkan. Namun mayoritas perokok tetap melihat situasi dan kondisi. <\/span>\r\n\r\nDi Yogyakarta ada sosok Kiai perokok yang menjadi imam salat fardu (lima waktu) di masjid, sebut saja Kiai Ahmad (nama samaran), tiap jalan menuju masjid bisa dipastikan ia menyulut rokok, jarak rumah dengan masjid hanya sekitar \u00b1200 meter. Sesampainya di masjid, ia mematikan rokoknya dan disimpan ditempat aman, kemudian akan dilanjutkan setelah mengerjakan sholat. Tapi juga terkadang dibuang ke bak sampah. Ia tidak pernah sekalipun merokok dalam masjid. <\/span>\r\n\r\nBegitu juga kebiasannya di rumah, ia hampir tidak pernah merokok di depan istri dan putranya. Saat merokok ia memilih tempat tersendiri terpisah dengan istri dan putranya. \u00a0Karena ia sadar, harus menghormati istri dan putranya yang tidak merokok. Lain itu, setiap mau merokok ia akan mencari asbak sebagai tempat puntung dan abu rokok untuk menjaga kebersihan.<\/span>\r\n\r\nCerita keseharian kiai di atas adalah representasi perokok santun. Dan masih banyak perokok santun lainnya yang sadar tentang aturan main merokok. Bagi perokok, merokok adalah budaya yang dilakukan sebagai media relaksasi dan bukan menjadi kebutuhan yang utama. <\/span>\r\n\r\nPada dasarnya perokok umumnya mempunyai atauran tersendiri sesuai konteks kehidupan masing-masing. Perokok paham betul kapan ia harus merokok, kapan ia tidak menyulut rokoknya dan kapan ia harus mematikan rokoknya. <\/span>\r\n\r\nBuktinya perokok tidak akan memaksakan merokok di ruangan ber AC tanpa adanya exhaust (alat penghisap asap) atau tanpa kesepakatan bersama. Perokok tidak akan merokok di kendaraan yang ber AC \u00a0dan tertutup rapat. <\/span>\r\n\r\nWalaupun perokok merokok di tempat yang telah disepakati atau sudah mendapatkan ijin, ternyata dalam ruangan masih ada seseorang yang tidak merokok, bisa dipastikan merokoknya tidak terasa nikmat. Kebanyakan akan memilih tidak merokok. Kalaupun terpaksa merokok akan terasa canggung. \u00a0Sehingga terkadang asap yang dikeluarkan diarahkan yang berlawanan dengan posisi yang tidak merokok. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok santun, sudah menjadi kebiasaan jika akan merokok terlebih dahulu mencari tempat untuk membuang puntung dan abu rokok (asbak). Terkadang saking kreatifnya, jika tidak ditemukan asbak, mereka (perokok) membuat asbak sendiri yang terbuat dari bahan disekitarnya. Tidak jarang perokok membuat asbak dengan bahan kertas. Ia tahu kertas adalah salah satu bahan yang akan terbakar jika terkena bara rokok. Namun apa boleh buat dengan sangat terpaksa ia harus membuat asbak dengan sangat sederhana sebagai tempat pembuangan puntung dan abu rokok, untuk menjaga kebersihan. <\/span>\r\n\r\nBudaya merokok santun, adalah warisan tatanan nilai turun temurun oleh nenek moyang. Tidak lain untuk menjaga kebersamaan, penghormatan hak orang lain, menjaga kesopanan, dan bahkan untuk mempertahankan etiket merokok yang baik.<\/span>","post_title":"Menjadi Perokok Santun yang Taat Aturan Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-perokok-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-11 09:57:26","post_modified_gmt":"2018-01-11 02:57:26","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4451","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};