\n

Puasa tidak memandang dia perokok atau bukan, ketika seruan berpuasa datang, semuanya menanggalkan semua atribut keduniawian untuk menjalankan kewajibannya sebagai manusia yang diciptakan untuk beribadah. Sesungguhnya Ibadah adalah hakikat dan tujuan penciptaan jin dan manusia. Dalam Q.S. 56 (Ad-Dzariat : 56)
<\/p>\n\n\n\n

Nah tiga langkah tadi dapat kita terapkan di sisa-sisa penghujung Ramadhan ini. Mari sama-sama kita tunaikan dengan itikad ketaatan dalam mencapai kesalihan sosial serta kesalihan spiritual, sebab menjadi perokok etis yang rahmatan lil alamin tidak hanya sebatas ucapan belaka, tapi bersesuainya ucapan dan perbuatan. Bukankah konsep keseimbangan sudah sejak dulu ditanamkan oleh leluhur kita. Termasuk berlaku seimbang dalam konteks konsumsi.
<\/p>\n","post_title":"4 Langkah Menjadi Perokok Etis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"4-langkah-menjadi-perokok-etis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-04-06 10:33:50","post_modified_gmt":"2019-04-06 03:33:50","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5608","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4495,"post_author":"888","post_date":"2018-01-20 08:34:16","post_date_gmt":"2018-01-20 01:34:16","post_content":"Anda perokok? Anda sering didiskriminasi masyarakat bukan perokok? Bila iya, silahkan evaluasi kegiatan merokok Anda. Sudahkah dilakukan di tempat dan cara yang tepat?<\/span>\r\n\r\nBeberapa hari lalu, saat saya ingin menyalip truk bermuatan pasir di Jalan Raya Pemda Tigaraksa, Sang Supir membuang puntung rokok yang masih menyala keluar jendela dan apesnya mengenai bagian tubuh saya. Coba bayangkan, jika saja abu puntung rokok itu mengenai mata dan mengganggu pengelihatan saya, mungkin akan terjadi kecelakaan yang menimpa saya.<\/span>\r\n\r\nSaya perokok akut dan saya menilai tindakan sopir membuang puntung sembarangan itu adalah kesalahan amat sangat. Membuang puntung sembarangan semacam itu tentu akan berakibat fatal dan mengganggu orang lain. <\/span>\r\n\r\nLain lagi, di angkutan umum yang ada anak-anak serta ibu-ibu, kadang banyak saja yang masih cuek dan tetap merokok. Sebuah pemandangan yang tentunya sangat menggangu. Dan teguran yang pas adalah Ibu-ibu itu menutup hidung dengan kerudung sambil memberikan kode batuk-batuk. Susah sekali memang sepertinya menegur langsung perokok itu, maklum, kita memang sering banyak basa-basi.<\/span>\r\n\r\nMembuang puntung rokok sembarangan dan merokok di sembarang tempat adalah kesalahan fatal yang sering dilakukan para perokok, sehingga wajar jika masyarakat luas menilai perokok adalah manusia laknat yang harus disingkirkan dari bumi ini. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok saya juga kadang menerima beberapa cibiran dari teman perempuan atau laki-laki yang tidak merokok karena tentu mereka menilai semua perokok sama saja, sembarangan membuang asap dan puntungnya, atau bahkan merokok ketika sedang berkendara.<\/span>\r\n\r\nSebagian orang menilai sisi buruk dari rokok tanpa meniiti ulang dan mencari sumbangsih rokok bagi negeri ini, selain uang triliunan lewat hasil cukai, Marcus Gideon dan Kevin Sanjaya yang baru-baru ini meraih gelar juara <\/span>series<\/span><\/i> terbanyak sepanjang pegelaran berasal dari PB Djarum. <\/span>\r\n\r\nMakin ke sini, saya sering diedukasi soal kretek oleh komunitas yang bergelut di bidang kretek dan tentunya sangat berguna bagi saya untuk menjauhkan stigma buruk terhadap para perokok, khususnya saya. <\/span>\r\n\r\nUntuk menjauhkan stigma buruk itu, saya sedikit-sedikit meninggalkan kebiasaan buruk saya sebagai perokok. Semisal, tidak membuang puntung sembarangan sehabis merokok, atau ketika merokok di samping orang yang tidak merokok saya meminta izin terlebih dahulu, jika di izinkan ya bakar, jika tidak ya menahan asam. <\/span>\r\n\r\nDan kebiasaan ini juga saya tularkan kepada teman-teman yang merokok agar melanjutkan kebiasaan baik dan tentu menghlangkan kebiasaan-kebiasaan buruk yang nantinya melekat menjadi <\/span>image<\/span><\/i> pribadi sendiri juga.<\/span>\r\n\r\nLagi pula, asap rokok tidak mengganggu di banding asap knalpot \u00a0motor 2 tak. Atau knalpot-knalpot angkutan umum yang ngebulnya bukan main. Dan harus kalian tahu, akhir-akhir ini cuaca mendung dan hujan melulu, menikmati hujan itu lebih nikmat jika di pasangkan dengan kretek dan kopi. Jika kita sebagai perokok tak ingin terus dianggap buruk, mulailah \u00a0meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk dan membanggakan diri sebagai perokok yang santun, perokok yang juga menghargai hak-hak yang tidak merokok. Ingatlah, rokok itu tidak pernah mengjarkan keburukan. <\/span>\r\n\r\nPerokok santun tidak hanya ingin dihormati, tetapi harus menghormati. Inget ini, Lur, \u00a0untuk urusan yang baik-baik imbuhan \u201cme\u201d itu lebih baik ketimbang \u201cdi\u201d. <\/strong>","post_title":"Jadilah Perokok yang Santun","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"jadilah-perokok-yang-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-20 08:36:53","post_modified_gmt":"2018-01-20 01:36:53","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4495","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4451,"post_author":"877","post_date":"2018-01-11 09:57:06","post_date_gmt":"2018-01-11 02:57:06","post_content":"Salah satu tuduhan bagi perokok yang sering kali diutarakan anti rokok, selain menjadi penyebab kematian dan berpengaruh negatif terhadap orang lain, adalah perokok tidak punya aturan. Lebih pada sikap perokok saat merokok, yaitu merokok disembarang tempat, buang puntung rokok dan buang abu rokok sembarang. <\/span>\r\n\r\nTuduhan rokok sebagai penyebab kematian dan dapat berpengaruh negatif pada orang lain, saya kira sudah <\/span>clear,<\/span><\/i> sudah banyak jawaban terkait keduany dengan jelas. Tuduhan keduanya tanpa dasar yang kuat, hingga seakan-akan dipaksakan. <\/span>\r\n\r\nKenyataan di lapangan banyak perokok yang umurnya panjang. Baca hasil survei <\/span>Sigit Budhi Setiawan<\/span><\/a> dalam buku yang berjudul \u201cMereka Yang Melampaui Waktu: konsep panjang umur, bahagia, sehat, dan tetap produktif\u201d terbit tahun 2013. Jelas didalamnya mengungkap banyak perokok yang usianya ratusan tahun, produktif dan masih tetap merokok. <\/span>\r\n\r\nBahkan berita terakhir di Sragen, Jawa Tengah, ada perokok yang umurnya mencapai 140an tahun. Ia terkenal dengan panggilan <\/span>Mbah Gotho<\/span><\/a> yang konon dan sampai akhir hayatnya adalah perokok berat. Lahir <\/span>31 Desember<\/span><\/a> 1870 dan meninggal di Sragen <\/span>30 April<\/span><\/a> 2017<\/span><\/a>, bahkan ia diklaim sebagai orang tertua di dunia.<\/span>\r\n\r\nLain itu, banyak bantahan yang menyatakan perokok pasif itu tidak ada dan tidak mungkin. Belum ada riset yang membuktikan bahwa asap rokok menjadi penyebab utama penyakit seseorang. Tuduhan semacam ini terkesan mengada-ada. <\/span>\r\n\r\nPerokok dari dulu hingga sekarang mempunyai kesadaran tersendiri. Rata-rata aktivitas merokok sebagai bentuk relaksasi, dilakukan berjeda dan membutuhkan waktu tersendiri sesuai keinginan hati. Merokok memang bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja saat dibutuhkan. Namun mayoritas perokok tetap melihat situasi dan kondisi. <\/span>\r\n\r\nDi Yogyakarta ada sosok Kiai perokok yang menjadi imam salat fardu (lima waktu) di masjid, sebut saja Kiai Ahmad (nama samaran), tiap jalan menuju masjid bisa dipastikan ia menyulut rokok, jarak rumah dengan masjid hanya sekitar \u00b1200 meter. Sesampainya di masjid, ia mematikan rokoknya dan disimpan ditempat aman, kemudian akan dilanjutkan setelah mengerjakan sholat. Tapi juga terkadang dibuang ke bak sampah. Ia tidak pernah sekalipun merokok dalam masjid. <\/span>\r\n\r\nBegitu juga kebiasannya di rumah, ia hampir tidak pernah merokok di depan istri dan putranya. Saat merokok ia memilih tempat tersendiri terpisah dengan istri dan putranya. \u00a0Karena ia sadar, harus menghormati istri dan putranya yang tidak merokok. Lain itu, setiap mau merokok ia akan mencari asbak sebagai tempat puntung dan abu rokok untuk menjaga kebersihan.<\/span>\r\n\r\nCerita keseharian kiai di atas adalah representasi perokok santun. Dan masih banyak perokok santun lainnya yang sadar tentang aturan main merokok. Bagi perokok, merokok adalah budaya yang dilakukan sebagai media relaksasi dan bukan menjadi kebutuhan yang utama. <\/span>\r\n\r\nPada dasarnya perokok umumnya mempunyai atauran tersendiri sesuai konteks kehidupan masing-masing. Perokok paham betul kapan ia harus merokok, kapan ia tidak menyulut rokoknya dan kapan ia harus mematikan rokoknya. <\/span>\r\n\r\nBuktinya perokok tidak akan memaksakan merokok di ruangan ber AC tanpa adanya exhaust (alat penghisap asap) atau tanpa kesepakatan bersama. Perokok tidak akan merokok di kendaraan yang ber AC \u00a0dan tertutup rapat. <\/span>\r\n\r\nWalaupun perokok merokok di tempat yang telah disepakati atau sudah mendapatkan ijin, ternyata dalam ruangan masih ada seseorang yang tidak merokok, bisa dipastikan merokoknya tidak terasa nikmat. Kebanyakan akan memilih tidak merokok. Kalaupun terpaksa merokok akan terasa canggung. \u00a0Sehingga terkadang asap yang dikeluarkan diarahkan yang berlawanan dengan posisi yang tidak merokok. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok santun, sudah menjadi kebiasaan jika akan merokok terlebih dahulu mencari tempat untuk membuang puntung dan abu rokok (asbak). Terkadang saking kreatifnya, jika tidak ditemukan asbak, mereka (perokok) membuat asbak sendiri yang terbuat dari bahan disekitarnya. Tidak jarang perokok membuat asbak dengan bahan kertas. Ia tahu kertas adalah salah satu bahan yang akan terbakar jika terkena bara rokok. Namun apa boleh buat dengan sangat terpaksa ia harus membuat asbak dengan sangat sederhana sebagai tempat pembuangan puntung dan abu rokok, untuk menjaga kebersihan. <\/span>\r\n\r\nBudaya merokok santun, adalah warisan tatanan nilai turun temurun oleh nenek moyang. Tidak lain untuk menjaga kebersamaan, penghormatan hak orang lain, menjaga kesopanan, dan bahkan untuk mempertahankan etiket merokok yang baik.<\/span>","post_title":"Menjadi Perokok Santun yang Taat Aturan Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-perokok-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-11 09:57:26","post_modified_gmt":"2018-01-11 02:57:26","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4451","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Dengan berpuasa di bulan Ramadhan, perokok akan menuai hikmah bahwa hidup bukan hanya perkara makan dan minum. Ada nilai sosial yang luar biasa terkandung di dalamnya, selain juga nilai ibadah mahdhoh tentunya. Tanpa melihat status dan golongan, puasa membuat kita saling memahami bahwa manusia setara dalam hak dan kewajibannya kepada Tuhan.
<\/p>\n\n\n\n

Puasa tidak memandang dia perokok atau bukan, ketika seruan berpuasa datang, semuanya menanggalkan semua atribut keduniawian untuk menjalankan kewajibannya sebagai manusia yang diciptakan untuk beribadah. Sesungguhnya Ibadah adalah hakikat dan tujuan penciptaan jin dan manusia. Dalam Q.S. 56 (Ad-Dzariat : 56)
<\/p>\n\n\n\n

Nah tiga langkah tadi dapat kita terapkan di sisa-sisa penghujung Ramadhan ini. Mari sama-sama kita tunaikan dengan itikad ketaatan dalam mencapai kesalihan sosial serta kesalihan spiritual, sebab menjadi perokok etis yang rahmatan lil alamin tidak hanya sebatas ucapan belaka, tapi bersesuainya ucapan dan perbuatan. Bukankah konsep keseimbangan sudah sejak dulu ditanamkan oleh leluhur kita. Termasuk berlaku seimbang dalam konteks konsumsi.
<\/p>\n","post_title":"4 Langkah Menjadi Perokok Etis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"4-langkah-menjadi-perokok-etis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-04-06 10:33:50","post_modified_gmt":"2019-04-06 03:33:50","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5608","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4495,"post_author":"888","post_date":"2018-01-20 08:34:16","post_date_gmt":"2018-01-20 01:34:16","post_content":"Anda perokok? Anda sering didiskriminasi masyarakat bukan perokok? Bila iya, silahkan evaluasi kegiatan merokok Anda. Sudahkah dilakukan di tempat dan cara yang tepat?<\/span>\r\n\r\nBeberapa hari lalu, saat saya ingin menyalip truk bermuatan pasir di Jalan Raya Pemda Tigaraksa, Sang Supir membuang puntung rokok yang masih menyala keluar jendela dan apesnya mengenai bagian tubuh saya. Coba bayangkan, jika saja abu puntung rokok itu mengenai mata dan mengganggu pengelihatan saya, mungkin akan terjadi kecelakaan yang menimpa saya.<\/span>\r\n\r\nSaya perokok akut dan saya menilai tindakan sopir membuang puntung sembarangan itu adalah kesalahan amat sangat. Membuang puntung sembarangan semacam itu tentu akan berakibat fatal dan mengganggu orang lain. <\/span>\r\n\r\nLain lagi, di angkutan umum yang ada anak-anak serta ibu-ibu, kadang banyak saja yang masih cuek dan tetap merokok. Sebuah pemandangan yang tentunya sangat menggangu. Dan teguran yang pas adalah Ibu-ibu itu menutup hidung dengan kerudung sambil memberikan kode batuk-batuk. Susah sekali memang sepertinya menegur langsung perokok itu, maklum, kita memang sering banyak basa-basi.<\/span>\r\n\r\nMembuang puntung rokok sembarangan dan merokok di sembarang tempat adalah kesalahan fatal yang sering dilakukan para perokok, sehingga wajar jika masyarakat luas menilai perokok adalah manusia laknat yang harus disingkirkan dari bumi ini. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok saya juga kadang menerima beberapa cibiran dari teman perempuan atau laki-laki yang tidak merokok karena tentu mereka menilai semua perokok sama saja, sembarangan membuang asap dan puntungnya, atau bahkan merokok ketika sedang berkendara.<\/span>\r\n\r\nSebagian orang menilai sisi buruk dari rokok tanpa meniiti ulang dan mencari sumbangsih rokok bagi negeri ini, selain uang triliunan lewat hasil cukai, Marcus Gideon dan Kevin Sanjaya yang baru-baru ini meraih gelar juara <\/span>series<\/span><\/i> terbanyak sepanjang pegelaran berasal dari PB Djarum. <\/span>\r\n\r\nMakin ke sini, saya sering diedukasi soal kretek oleh komunitas yang bergelut di bidang kretek dan tentunya sangat berguna bagi saya untuk menjauhkan stigma buruk terhadap para perokok, khususnya saya. <\/span>\r\n\r\nUntuk menjauhkan stigma buruk itu, saya sedikit-sedikit meninggalkan kebiasaan buruk saya sebagai perokok. Semisal, tidak membuang puntung sembarangan sehabis merokok, atau ketika merokok di samping orang yang tidak merokok saya meminta izin terlebih dahulu, jika di izinkan ya bakar, jika tidak ya menahan asam. <\/span>\r\n\r\nDan kebiasaan ini juga saya tularkan kepada teman-teman yang merokok agar melanjutkan kebiasaan baik dan tentu menghlangkan kebiasaan-kebiasaan buruk yang nantinya melekat menjadi <\/span>image<\/span><\/i> pribadi sendiri juga.<\/span>\r\n\r\nLagi pula, asap rokok tidak mengganggu di banding asap knalpot \u00a0motor 2 tak. Atau knalpot-knalpot angkutan umum yang ngebulnya bukan main. Dan harus kalian tahu, akhir-akhir ini cuaca mendung dan hujan melulu, menikmati hujan itu lebih nikmat jika di pasangkan dengan kretek dan kopi. Jika kita sebagai perokok tak ingin terus dianggap buruk, mulailah \u00a0meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk dan membanggakan diri sebagai perokok yang santun, perokok yang juga menghargai hak-hak yang tidak merokok. Ingatlah, rokok itu tidak pernah mengjarkan keburukan. <\/span>\r\n\r\nPerokok santun tidak hanya ingin dihormati, tetapi harus menghormati. Inget ini, Lur, \u00a0untuk urusan yang baik-baik imbuhan \u201cme\u201d itu lebih baik ketimbang \u201cdi\u201d. <\/strong>","post_title":"Jadilah Perokok yang Santun","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"jadilah-perokok-yang-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-20 08:36:53","post_modified_gmt":"2018-01-20 01:36:53","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4495","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4451,"post_author":"877","post_date":"2018-01-11 09:57:06","post_date_gmt":"2018-01-11 02:57:06","post_content":"Salah satu tuduhan bagi perokok yang sering kali diutarakan anti rokok, selain menjadi penyebab kematian dan berpengaruh negatif terhadap orang lain, adalah perokok tidak punya aturan. Lebih pada sikap perokok saat merokok, yaitu merokok disembarang tempat, buang puntung rokok dan buang abu rokok sembarang. <\/span>\r\n\r\nTuduhan rokok sebagai penyebab kematian dan dapat berpengaruh negatif pada orang lain, saya kira sudah <\/span>clear,<\/span><\/i> sudah banyak jawaban terkait keduany dengan jelas. Tuduhan keduanya tanpa dasar yang kuat, hingga seakan-akan dipaksakan. <\/span>\r\n\r\nKenyataan di lapangan banyak perokok yang umurnya panjang. Baca hasil survei <\/span>Sigit Budhi Setiawan<\/span><\/a> dalam buku yang berjudul \u201cMereka Yang Melampaui Waktu: konsep panjang umur, bahagia, sehat, dan tetap produktif\u201d terbit tahun 2013. Jelas didalamnya mengungkap banyak perokok yang usianya ratusan tahun, produktif dan masih tetap merokok. <\/span>\r\n\r\nBahkan berita terakhir di Sragen, Jawa Tengah, ada perokok yang umurnya mencapai 140an tahun. Ia terkenal dengan panggilan <\/span>Mbah Gotho<\/span><\/a> yang konon dan sampai akhir hayatnya adalah perokok berat. Lahir <\/span>31 Desember<\/span><\/a> 1870 dan meninggal di Sragen <\/span>30 April<\/span><\/a> 2017<\/span><\/a>, bahkan ia diklaim sebagai orang tertua di dunia.<\/span>\r\n\r\nLain itu, banyak bantahan yang menyatakan perokok pasif itu tidak ada dan tidak mungkin. Belum ada riset yang membuktikan bahwa asap rokok menjadi penyebab utama penyakit seseorang. Tuduhan semacam ini terkesan mengada-ada. <\/span>\r\n\r\nPerokok dari dulu hingga sekarang mempunyai kesadaran tersendiri. Rata-rata aktivitas merokok sebagai bentuk relaksasi, dilakukan berjeda dan membutuhkan waktu tersendiri sesuai keinginan hati. Merokok memang bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja saat dibutuhkan. Namun mayoritas perokok tetap melihat situasi dan kondisi. <\/span>\r\n\r\nDi Yogyakarta ada sosok Kiai perokok yang menjadi imam salat fardu (lima waktu) di masjid, sebut saja Kiai Ahmad (nama samaran), tiap jalan menuju masjid bisa dipastikan ia menyulut rokok, jarak rumah dengan masjid hanya sekitar \u00b1200 meter. Sesampainya di masjid, ia mematikan rokoknya dan disimpan ditempat aman, kemudian akan dilanjutkan setelah mengerjakan sholat. Tapi juga terkadang dibuang ke bak sampah. Ia tidak pernah sekalipun merokok dalam masjid. <\/span>\r\n\r\nBegitu juga kebiasannya di rumah, ia hampir tidak pernah merokok di depan istri dan putranya. Saat merokok ia memilih tempat tersendiri terpisah dengan istri dan putranya. \u00a0Karena ia sadar, harus menghormati istri dan putranya yang tidak merokok. Lain itu, setiap mau merokok ia akan mencari asbak sebagai tempat puntung dan abu rokok untuk menjaga kebersihan.<\/span>\r\n\r\nCerita keseharian kiai di atas adalah representasi perokok santun. Dan masih banyak perokok santun lainnya yang sadar tentang aturan main merokok. Bagi perokok, merokok adalah budaya yang dilakukan sebagai media relaksasi dan bukan menjadi kebutuhan yang utama. <\/span>\r\n\r\nPada dasarnya perokok umumnya mempunyai atauran tersendiri sesuai konteks kehidupan masing-masing. Perokok paham betul kapan ia harus merokok, kapan ia tidak menyulut rokoknya dan kapan ia harus mematikan rokoknya. <\/span>\r\n\r\nBuktinya perokok tidak akan memaksakan merokok di ruangan ber AC tanpa adanya exhaust (alat penghisap asap) atau tanpa kesepakatan bersama. Perokok tidak akan merokok di kendaraan yang ber AC \u00a0dan tertutup rapat. <\/span>\r\n\r\nWalaupun perokok merokok di tempat yang telah disepakati atau sudah mendapatkan ijin, ternyata dalam ruangan masih ada seseorang yang tidak merokok, bisa dipastikan merokoknya tidak terasa nikmat. Kebanyakan akan memilih tidak merokok. Kalaupun terpaksa merokok akan terasa canggung. \u00a0Sehingga terkadang asap yang dikeluarkan diarahkan yang berlawanan dengan posisi yang tidak merokok. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok santun, sudah menjadi kebiasaan jika akan merokok terlebih dahulu mencari tempat untuk membuang puntung dan abu rokok (asbak). Terkadang saking kreatifnya, jika tidak ditemukan asbak, mereka (perokok) membuat asbak sendiri yang terbuat dari bahan disekitarnya. Tidak jarang perokok membuat asbak dengan bahan kertas. Ia tahu kertas adalah salah satu bahan yang akan terbakar jika terkena bara rokok. Namun apa boleh buat dengan sangat terpaksa ia harus membuat asbak dengan sangat sederhana sebagai tempat pembuangan puntung dan abu rokok, untuk menjaga kebersihan. <\/span>\r\n\r\nBudaya merokok santun, adalah warisan tatanan nilai turun temurun oleh nenek moyang. Tidak lain untuk menjaga kebersamaan, penghormatan hak orang lain, menjaga kesopanan, dan bahkan untuk mempertahankan etiket merokok yang baik.<\/span>","post_title":"Menjadi Perokok Santun yang Taat Aturan Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-perokok-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-11 09:57:26","post_modified_gmt":"2018-01-11 02:57:26","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4451","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Selain membuktikan bahwa rokok bukan sesuatu yang adiktif, berpuasa di bulan Ramadhan adalah seruan agar kita lebih bertakwa kepada sang Maha Pemberi Rahmat. Labeling adiktif terhadap perokok jelas sudah terbantahkan dengan sendirinya ketika perokok berpuasa di bulan Ramadhan. Tudingan adiktif tersebut menjadi tidak relevan, ketika perokok sanggup menahan aktivitas merokoknya selama tiga belas jam lebih. Meskipun banyak juga perokok yang berbulan-bulan lamanya sanggup tidak merokok. Juga penelitian-penelitian bantahan yang mengatakan tidak tepat memberikan label adiktif terhadap perokok, karena berhenti merokok sangat mudah dilakukan oleh perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Dengan berpuasa di bulan Ramadhan, perokok akan menuai hikmah bahwa hidup bukan hanya perkara makan dan minum. Ada nilai sosial yang luar biasa terkandung di dalamnya, selain juga nilai ibadah mahdhoh tentunya. Tanpa melihat status dan golongan, puasa membuat kita saling memahami bahwa manusia setara dalam hak dan kewajibannya kepada Tuhan.
<\/p>\n\n\n\n

Puasa tidak memandang dia perokok atau bukan, ketika seruan berpuasa datang, semuanya menanggalkan semua atribut keduniawian untuk menjalankan kewajibannya sebagai manusia yang diciptakan untuk beribadah. Sesungguhnya Ibadah adalah hakikat dan tujuan penciptaan jin dan manusia. Dalam Q.S. 56 (Ad-Dzariat : 56)
<\/p>\n\n\n\n

Nah tiga langkah tadi dapat kita terapkan di sisa-sisa penghujung Ramadhan ini. Mari sama-sama kita tunaikan dengan itikad ketaatan dalam mencapai kesalihan sosial serta kesalihan spiritual, sebab menjadi perokok etis yang rahmatan lil alamin tidak hanya sebatas ucapan belaka, tapi bersesuainya ucapan dan perbuatan. Bukankah konsep keseimbangan sudah sejak dulu ditanamkan oleh leluhur kita. Termasuk berlaku seimbang dalam konteks konsumsi.
<\/p>\n","post_title":"4 Langkah Menjadi Perokok Etis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"4-langkah-menjadi-perokok-etis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-04-06 10:33:50","post_modified_gmt":"2019-04-06 03:33:50","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5608","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4495,"post_author":"888","post_date":"2018-01-20 08:34:16","post_date_gmt":"2018-01-20 01:34:16","post_content":"Anda perokok? Anda sering didiskriminasi masyarakat bukan perokok? Bila iya, silahkan evaluasi kegiatan merokok Anda. Sudahkah dilakukan di tempat dan cara yang tepat?<\/span>\r\n\r\nBeberapa hari lalu, saat saya ingin menyalip truk bermuatan pasir di Jalan Raya Pemda Tigaraksa, Sang Supir membuang puntung rokok yang masih menyala keluar jendela dan apesnya mengenai bagian tubuh saya. Coba bayangkan, jika saja abu puntung rokok itu mengenai mata dan mengganggu pengelihatan saya, mungkin akan terjadi kecelakaan yang menimpa saya.<\/span>\r\n\r\nSaya perokok akut dan saya menilai tindakan sopir membuang puntung sembarangan itu adalah kesalahan amat sangat. Membuang puntung sembarangan semacam itu tentu akan berakibat fatal dan mengganggu orang lain. <\/span>\r\n\r\nLain lagi, di angkutan umum yang ada anak-anak serta ibu-ibu, kadang banyak saja yang masih cuek dan tetap merokok. Sebuah pemandangan yang tentunya sangat menggangu. Dan teguran yang pas adalah Ibu-ibu itu menutup hidung dengan kerudung sambil memberikan kode batuk-batuk. Susah sekali memang sepertinya menegur langsung perokok itu, maklum, kita memang sering banyak basa-basi.<\/span>\r\n\r\nMembuang puntung rokok sembarangan dan merokok di sembarang tempat adalah kesalahan fatal yang sering dilakukan para perokok, sehingga wajar jika masyarakat luas menilai perokok adalah manusia laknat yang harus disingkirkan dari bumi ini. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok saya juga kadang menerima beberapa cibiran dari teman perempuan atau laki-laki yang tidak merokok karena tentu mereka menilai semua perokok sama saja, sembarangan membuang asap dan puntungnya, atau bahkan merokok ketika sedang berkendara.<\/span>\r\n\r\nSebagian orang menilai sisi buruk dari rokok tanpa meniiti ulang dan mencari sumbangsih rokok bagi negeri ini, selain uang triliunan lewat hasil cukai, Marcus Gideon dan Kevin Sanjaya yang baru-baru ini meraih gelar juara <\/span>series<\/span><\/i> terbanyak sepanjang pegelaran berasal dari PB Djarum. <\/span>\r\n\r\nMakin ke sini, saya sering diedukasi soal kretek oleh komunitas yang bergelut di bidang kretek dan tentunya sangat berguna bagi saya untuk menjauhkan stigma buruk terhadap para perokok, khususnya saya. <\/span>\r\n\r\nUntuk menjauhkan stigma buruk itu, saya sedikit-sedikit meninggalkan kebiasaan buruk saya sebagai perokok. Semisal, tidak membuang puntung sembarangan sehabis merokok, atau ketika merokok di samping orang yang tidak merokok saya meminta izin terlebih dahulu, jika di izinkan ya bakar, jika tidak ya menahan asam. <\/span>\r\n\r\nDan kebiasaan ini juga saya tularkan kepada teman-teman yang merokok agar melanjutkan kebiasaan baik dan tentu menghlangkan kebiasaan-kebiasaan buruk yang nantinya melekat menjadi <\/span>image<\/span><\/i> pribadi sendiri juga.<\/span>\r\n\r\nLagi pula, asap rokok tidak mengganggu di banding asap knalpot \u00a0motor 2 tak. Atau knalpot-knalpot angkutan umum yang ngebulnya bukan main. Dan harus kalian tahu, akhir-akhir ini cuaca mendung dan hujan melulu, menikmati hujan itu lebih nikmat jika di pasangkan dengan kretek dan kopi. Jika kita sebagai perokok tak ingin terus dianggap buruk, mulailah \u00a0meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk dan membanggakan diri sebagai perokok yang santun, perokok yang juga menghargai hak-hak yang tidak merokok. Ingatlah, rokok itu tidak pernah mengjarkan keburukan. <\/span>\r\n\r\nPerokok santun tidak hanya ingin dihormati, tetapi harus menghormati. Inget ini, Lur, \u00a0untuk urusan yang baik-baik imbuhan \u201cme\u201d itu lebih baik ketimbang \u201cdi\u201d. <\/strong>","post_title":"Jadilah Perokok yang Santun","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"jadilah-perokok-yang-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-20 08:36:53","post_modified_gmt":"2018-01-20 01:36:53","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4495","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4451,"post_author":"877","post_date":"2018-01-11 09:57:06","post_date_gmt":"2018-01-11 02:57:06","post_content":"Salah satu tuduhan bagi perokok yang sering kali diutarakan anti rokok, selain menjadi penyebab kematian dan berpengaruh negatif terhadap orang lain, adalah perokok tidak punya aturan. Lebih pada sikap perokok saat merokok, yaitu merokok disembarang tempat, buang puntung rokok dan buang abu rokok sembarang. <\/span>\r\n\r\nTuduhan rokok sebagai penyebab kematian dan dapat berpengaruh negatif pada orang lain, saya kira sudah <\/span>clear,<\/span><\/i> sudah banyak jawaban terkait keduany dengan jelas. Tuduhan keduanya tanpa dasar yang kuat, hingga seakan-akan dipaksakan. <\/span>\r\n\r\nKenyataan di lapangan banyak perokok yang umurnya panjang. Baca hasil survei <\/span>Sigit Budhi Setiawan<\/span><\/a> dalam buku yang berjudul \u201cMereka Yang Melampaui Waktu: konsep panjang umur, bahagia, sehat, dan tetap produktif\u201d terbit tahun 2013. Jelas didalamnya mengungkap banyak perokok yang usianya ratusan tahun, produktif dan masih tetap merokok. <\/span>\r\n\r\nBahkan berita terakhir di Sragen, Jawa Tengah, ada perokok yang umurnya mencapai 140an tahun. Ia terkenal dengan panggilan <\/span>Mbah Gotho<\/span><\/a> yang konon dan sampai akhir hayatnya adalah perokok berat. Lahir <\/span>31 Desember<\/span><\/a> 1870 dan meninggal di Sragen <\/span>30 April<\/span><\/a> 2017<\/span><\/a>, bahkan ia diklaim sebagai orang tertua di dunia.<\/span>\r\n\r\nLain itu, banyak bantahan yang menyatakan perokok pasif itu tidak ada dan tidak mungkin. Belum ada riset yang membuktikan bahwa asap rokok menjadi penyebab utama penyakit seseorang. Tuduhan semacam ini terkesan mengada-ada. <\/span>\r\n\r\nPerokok dari dulu hingga sekarang mempunyai kesadaran tersendiri. Rata-rata aktivitas merokok sebagai bentuk relaksasi, dilakukan berjeda dan membutuhkan waktu tersendiri sesuai keinginan hati. Merokok memang bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja saat dibutuhkan. Namun mayoritas perokok tetap melihat situasi dan kondisi. <\/span>\r\n\r\nDi Yogyakarta ada sosok Kiai perokok yang menjadi imam salat fardu (lima waktu) di masjid, sebut saja Kiai Ahmad (nama samaran), tiap jalan menuju masjid bisa dipastikan ia menyulut rokok, jarak rumah dengan masjid hanya sekitar \u00b1200 meter. Sesampainya di masjid, ia mematikan rokoknya dan disimpan ditempat aman, kemudian akan dilanjutkan setelah mengerjakan sholat. Tapi juga terkadang dibuang ke bak sampah. Ia tidak pernah sekalipun merokok dalam masjid. <\/span>\r\n\r\nBegitu juga kebiasannya di rumah, ia hampir tidak pernah merokok di depan istri dan putranya. Saat merokok ia memilih tempat tersendiri terpisah dengan istri dan putranya. \u00a0Karena ia sadar, harus menghormati istri dan putranya yang tidak merokok. Lain itu, setiap mau merokok ia akan mencari asbak sebagai tempat puntung dan abu rokok untuk menjaga kebersihan.<\/span>\r\n\r\nCerita keseharian kiai di atas adalah representasi perokok santun. Dan masih banyak perokok santun lainnya yang sadar tentang aturan main merokok. Bagi perokok, merokok adalah budaya yang dilakukan sebagai media relaksasi dan bukan menjadi kebutuhan yang utama. <\/span>\r\n\r\nPada dasarnya perokok umumnya mempunyai atauran tersendiri sesuai konteks kehidupan masing-masing. Perokok paham betul kapan ia harus merokok, kapan ia tidak menyulut rokoknya dan kapan ia harus mematikan rokoknya. <\/span>\r\n\r\nBuktinya perokok tidak akan memaksakan merokok di ruangan ber AC tanpa adanya exhaust (alat penghisap asap) atau tanpa kesepakatan bersama. Perokok tidak akan merokok di kendaraan yang ber AC \u00a0dan tertutup rapat. <\/span>\r\n\r\nWalaupun perokok merokok di tempat yang telah disepakati atau sudah mendapatkan ijin, ternyata dalam ruangan masih ada seseorang yang tidak merokok, bisa dipastikan merokoknya tidak terasa nikmat. Kebanyakan akan memilih tidak merokok. Kalaupun terpaksa merokok akan terasa canggung. \u00a0Sehingga terkadang asap yang dikeluarkan diarahkan yang berlawanan dengan posisi yang tidak merokok. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok santun, sudah menjadi kebiasaan jika akan merokok terlebih dahulu mencari tempat untuk membuang puntung dan abu rokok (asbak). Terkadang saking kreatifnya, jika tidak ditemukan asbak, mereka (perokok) membuat asbak sendiri yang terbuat dari bahan disekitarnya. Tidak jarang perokok membuat asbak dengan bahan kertas. Ia tahu kertas adalah salah satu bahan yang akan terbakar jika terkena bara rokok. Namun apa boleh buat dengan sangat terpaksa ia harus membuat asbak dengan sangat sederhana sebagai tempat pembuangan puntung dan abu rokok, untuk menjaga kebersihan. <\/span>\r\n\r\nBudaya merokok santun, adalah warisan tatanan nilai turun temurun oleh nenek moyang. Tidak lain untuk menjaga kebersamaan, penghormatan hak orang lain, menjaga kesopanan, dan bahkan untuk mempertahankan etiket merokok yang baik.<\/span>","post_title":"Menjadi Perokok Santun yang Taat Aturan Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-perokok-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-11 09:57:26","post_modified_gmt":"2018-01-11 02:57:26","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4451","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Ketiga: Berpuasalah di Bulan Ramadhan
<\/h2>\n\n\n\n

Selain membuktikan bahwa rokok bukan sesuatu yang adiktif, berpuasa di bulan Ramadhan adalah seruan agar kita lebih bertakwa kepada sang Maha Pemberi Rahmat. Labeling adiktif terhadap perokok jelas sudah terbantahkan dengan sendirinya ketika perokok berpuasa di bulan Ramadhan. Tudingan adiktif tersebut menjadi tidak relevan, ketika perokok sanggup menahan aktivitas merokoknya selama tiga belas jam lebih. Meskipun banyak juga perokok yang berbulan-bulan lamanya sanggup tidak merokok. Juga penelitian-penelitian bantahan yang mengatakan tidak tepat memberikan label adiktif terhadap perokok, karena berhenti merokok sangat mudah dilakukan oleh perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Dengan berpuasa di bulan Ramadhan, perokok akan menuai hikmah bahwa hidup bukan hanya perkara makan dan minum. Ada nilai sosial yang luar biasa terkandung di dalamnya, selain juga nilai ibadah mahdhoh tentunya. Tanpa melihat status dan golongan, puasa membuat kita saling memahami bahwa manusia setara dalam hak dan kewajibannya kepada Tuhan.
<\/p>\n\n\n\n

Puasa tidak memandang dia perokok atau bukan, ketika seruan berpuasa datang, semuanya menanggalkan semua atribut keduniawian untuk menjalankan kewajibannya sebagai manusia yang diciptakan untuk beribadah. Sesungguhnya Ibadah adalah hakikat dan tujuan penciptaan jin dan manusia. Dalam Q.S. 56 (Ad-Dzariat : 56)
<\/p>\n\n\n\n

Nah tiga langkah tadi dapat kita terapkan di sisa-sisa penghujung Ramadhan ini. Mari sama-sama kita tunaikan dengan itikad ketaatan dalam mencapai kesalihan sosial serta kesalihan spiritual, sebab menjadi perokok etis yang rahmatan lil alamin tidak hanya sebatas ucapan belaka, tapi bersesuainya ucapan dan perbuatan. Bukankah konsep keseimbangan sudah sejak dulu ditanamkan oleh leluhur kita. Termasuk berlaku seimbang dalam konteks konsumsi.
<\/p>\n","post_title":"4 Langkah Menjadi Perokok Etis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"4-langkah-menjadi-perokok-etis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-04-06 10:33:50","post_modified_gmt":"2019-04-06 03:33:50","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5608","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4495,"post_author":"888","post_date":"2018-01-20 08:34:16","post_date_gmt":"2018-01-20 01:34:16","post_content":"Anda perokok? Anda sering didiskriminasi masyarakat bukan perokok? Bila iya, silahkan evaluasi kegiatan merokok Anda. Sudahkah dilakukan di tempat dan cara yang tepat?<\/span>\r\n\r\nBeberapa hari lalu, saat saya ingin menyalip truk bermuatan pasir di Jalan Raya Pemda Tigaraksa, Sang Supir membuang puntung rokok yang masih menyala keluar jendela dan apesnya mengenai bagian tubuh saya. Coba bayangkan, jika saja abu puntung rokok itu mengenai mata dan mengganggu pengelihatan saya, mungkin akan terjadi kecelakaan yang menimpa saya.<\/span>\r\n\r\nSaya perokok akut dan saya menilai tindakan sopir membuang puntung sembarangan itu adalah kesalahan amat sangat. Membuang puntung sembarangan semacam itu tentu akan berakibat fatal dan mengganggu orang lain. <\/span>\r\n\r\nLain lagi, di angkutan umum yang ada anak-anak serta ibu-ibu, kadang banyak saja yang masih cuek dan tetap merokok. Sebuah pemandangan yang tentunya sangat menggangu. Dan teguran yang pas adalah Ibu-ibu itu menutup hidung dengan kerudung sambil memberikan kode batuk-batuk. Susah sekali memang sepertinya menegur langsung perokok itu, maklum, kita memang sering banyak basa-basi.<\/span>\r\n\r\nMembuang puntung rokok sembarangan dan merokok di sembarang tempat adalah kesalahan fatal yang sering dilakukan para perokok, sehingga wajar jika masyarakat luas menilai perokok adalah manusia laknat yang harus disingkirkan dari bumi ini. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok saya juga kadang menerima beberapa cibiran dari teman perempuan atau laki-laki yang tidak merokok karena tentu mereka menilai semua perokok sama saja, sembarangan membuang asap dan puntungnya, atau bahkan merokok ketika sedang berkendara.<\/span>\r\n\r\nSebagian orang menilai sisi buruk dari rokok tanpa meniiti ulang dan mencari sumbangsih rokok bagi negeri ini, selain uang triliunan lewat hasil cukai, Marcus Gideon dan Kevin Sanjaya yang baru-baru ini meraih gelar juara <\/span>series<\/span><\/i> terbanyak sepanjang pegelaran berasal dari PB Djarum. <\/span>\r\n\r\nMakin ke sini, saya sering diedukasi soal kretek oleh komunitas yang bergelut di bidang kretek dan tentunya sangat berguna bagi saya untuk menjauhkan stigma buruk terhadap para perokok, khususnya saya. <\/span>\r\n\r\nUntuk menjauhkan stigma buruk itu, saya sedikit-sedikit meninggalkan kebiasaan buruk saya sebagai perokok. Semisal, tidak membuang puntung sembarangan sehabis merokok, atau ketika merokok di samping orang yang tidak merokok saya meminta izin terlebih dahulu, jika di izinkan ya bakar, jika tidak ya menahan asam. <\/span>\r\n\r\nDan kebiasaan ini juga saya tularkan kepada teman-teman yang merokok agar melanjutkan kebiasaan baik dan tentu menghlangkan kebiasaan-kebiasaan buruk yang nantinya melekat menjadi <\/span>image<\/span><\/i> pribadi sendiri juga.<\/span>\r\n\r\nLagi pula, asap rokok tidak mengganggu di banding asap knalpot \u00a0motor 2 tak. Atau knalpot-knalpot angkutan umum yang ngebulnya bukan main. Dan harus kalian tahu, akhir-akhir ini cuaca mendung dan hujan melulu, menikmati hujan itu lebih nikmat jika di pasangkan dengan kretek dan kopi. Jika kita sebagai perokok tak ingin terus dianggap buruk, mulailah \u00a0meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk dan membanggakan diri sebagai perokok yang santun, perokok yang juga menghargai hak-hak yang tidak merokok. Ingatlah, rokok itu tidak pernah mengjarkan keburukan. <\/span>\r\n\r\nPerokok santun tidak hanya ingin dihormati, tetapi harus menghormati. Inget ini, Lur, \u00a0untuk urusan yang baik-baik imbuhan \u201cme\u201d itu lebih baik ketimbang \u201cdi\u201d. <\/strong>","post_title":"Jadilah Perokok yang Santun","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"jadilah-perokok-yang-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-20 08:36:53","post_modified_gmt":"2018-01-20 01:36:53","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4495","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4451,"post_author":"877","post_date":"2018-01-11 09:57:06","post_date_gmt":"2018-01-11 02:57:06","post_content":"Salah satu tuduhan bagi perokok yang sering kali diutarakan anti rokok, selain menjadi penyebab kematian dan berpengaruh negatif terhadap orang lain, adalah perokok tidak punya aturan. Lebih pada sikap perokok saat merokok, yaitu merokok disembarang tempat, buang puntung rokok dan buang abu rokok sembarang. <\/span>\r\n\r\nTuduhan rokok sebagai penyebab kematian dan dapat berpengaruh negatif pada orang lain, saya kira sudah <\/span>clear,<\/span><\/i> sudah banyak jawaban terkait keduany dengan jelas. Tuduhan keduanya tanpa dasar yang kuat, hingga seakan-akan dipaksakan. <\/span>\r\n\r\nKenyataan di lapangan banyak perokok yang umurnya panjang. Baca hasil survei <\/span>Sigit Budhi Setiawan<\/span><\/a> dalam buku yang berjudul \u201cMereka Yang Melampaui Waktu: konsep panjang umur, bahagia, sehat, dan tetap produktif\u201d terbit tahun 2013. Jelas didalamnya mengungkap banyak perokok yang usianya ratusan tahun, produktif dan masih tetap merokok. <\/span>\r\n\r\nBahkan berita terakhir di Sragen, Jawa Tengah, ada perokok yang umurnya mencapai 140an tahun. Ia terkenal dengan panggilan <\/span>Mbah Gotho<\/span><\/a> yang konon dan sampai akhir hayatnya adalah perokok berat. Lahir <\/span>31 Desember<\/span><\/a> 1870 dan meninggal di Sragen <\/span>30 April<\/span><\/a> 2017<\/span><\/a>, bahkan ia diklaim sebagai orang tertua di dunia.<\/span>\r\n\r\nLain itu, banyak bantahan yang menyatakan perokok pasif itu tidak ada dan tidak mungkin. Belum ada riset yang membuktikan bahwa asap rokok menjadi penyebab utama penyakit seseorang. Tuduhan semacam ini terkesan mengada-ada. <\/span>\r\n\r\nPerokok dari dulu hingga sekarang mempunyai kesadaran tersendiri. Rata-rata aktivitas merokok sebagai bentuk relaksasi, dilakukan berjeda dan membutuhkan waktu tersendiri sesuai keinginan hati. Merokok memang bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja saat dibutuhkan. Namun mayoritas perokok tetap melihat situasi dan kondisi. <\/span>\r\n\r\nDi Yogyakarta ada sosok Kiai perokok yang menjadi imam salat fardu (lima waktu) di masjid, sebut saja Kiai Ahmad (nama samaran), tiap jalan menuju masjid bisa dipastikan ia menyulut rokok, jarak rumah dengan masjid hanya sekitar \u00b1200 meter. Sesampainya di masjid, ia mematikan rokoknya dan disimpan ditempat aman, kemudian akan dilanjutkan setelah mengerjakan sholat. Tapi juga terkadang dibuang ke bak sampah. Ia tidak pernah sekalipun merokok dalam masjid. <\/span>\r\n\r\nBegitu juga kebiasannya di rumah, ia hampir tidak pernah merokok di depan istri dan putranya. Saat merokok ia memilih tempat tersendiri terpisah dengan istri dan putranya. \u00a0Karena ia sadar, harus menghormati istri dan putranya yang tidak merokok. Lain itu, setiap mau merokok ia akan mencari asbak sebagai tempat puntung dan abu rokok untuk menjaga kebersihan.<\/span>\r\n\r\nCerita keseharian kiai di atas adalah representasi perokok santun. Dan masih banyak perokok santun lainnya yang sadar tentang aturan main merokok. Bagi perokok, merokok adalah budaya yang dilakukan sebagai media relaksasi dan bukan menjadi kebutuhan yang utama. <\/span>\r\n\r\nPada dasarnya perokok umumnya mempunyai atauran tersendiri sesuai konteks kehidupan masing-masing. Perokok paham betul kapan ia harus merokok, kapan ia tidak menyulut rokoknya dan kapan ia harus mematikan rokoknya. <\/span>\r\n\r\nBuktinya perokok tidak akan memaksakan merokok di ruangan ber AC tanpa adanya exhaust (alat penghisap asap) atau tanpa kesepakatan bersama. Perokok tidak akan merokok di kendaraan yang ber AC \u00a0dan tertutup rapat. <\/span>\r\n\r\nWalaupun perokok merokok di tempat yang telah disepakati atau sudah mendapatkan ijin, ternyata dalam ruangan masih ada seseorang yang tidak merokok, bisa dipastikan merokoknya tidak terasa nikmat. Kebanyakan akan memilih tidak merokok. Kalaupun terpaksa merokok akan terasa canggung. \u00a0Sehingga terkadang asap yang dikeluarkan diarahkan yang berlawanan dengan posisi yang tidak merokok. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok santun, sudah menjadi kebiasaan jika akan merokok terlebih dahulu mencari tempat untuk membuang puntung dan abu rokok (asbak). Terkadang saking kreatifnya, jika tidak ditemukan asbak, mereka (perokok) membuat asbak sendiri yang terbuat dari bahan disekitarnya. Tidak jarang perokok membuat asbak dengan bahan kertas. Ia tahu kertas adalah salah satu bahan yang akan terbakar jika terkena bara rokok. Namun apa boleh buat dengan sangat terpaksa ia harus membuat asbak dengan sangat sederhana sebagai tempat pembuangan puntung dan abu rokok, untuk menjaga kebersihan. <\/span>\r\n\r\nBudaya merokok santun, adalah warisan tatanan nilai turun temurun oleh nenek moyang. Tidak lain untuk menjaga kebersamaan, penghormatan hak orang lain, menjaga kesopanan, dan bahkan untuk mempertahankan etiket merokok yang baik.<\/span>","post_title":"Menjadi Perokok Santun yang Taat Aturan Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-perokok-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-11 09:57:26","post_modified_gmt":"2018-01-11 02:57:26","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4451","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Saat berbuka puasa seringkali pula perokok kelupaan membeli rokok karena tak punya stok yang disimpan. Menawari apa yang kita miliki, bilamana itu berupa rokok, korek, maupun asbak, tawarkanlah. Dari sisi itu terdapat ciri insan yang memiliki spirit berbagi, selain sebagai wujud solidaritas juga upaya menjalin silaturahmi.
<\/p>\n\n\n\n

Ketiga: Berpuasalah di Bulan Ramadhan
<\/h2>\n\n\n\n

Selain membuktikan bahwa rokok bukan sesuatu yang adiktif, berpuasa di bulan Ramadhan adalah seruan agar kita lebih bertakwa kepada sang Maha Pemberi Rahmat. Labeling adiktif terhadap perokok jelas sudah terbantahkan dengan sendirinya ketika perokok berpuasa di bulan Ramadhan. Tudingan adiktif tersebut menjadi tidak relevan, ketika perokok sanggup menahan aktivitas merokoknya selama tiga belas jam lebih. Meskipun banyak juga perokok yang berbulan-bulan lamanya sanggup tidak merokok. Juga penelitian-penelitian bantahan yang mengatakan tidak tepat memberikan label adiktif terhadap perokok, karena berhenti merokok sangat mudah dilakukan oleh perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Dengan berpuasa di bulan Ramadhan, perokok akan menuai hikmah bahwa hidup bukan hanya perkara makan dan minum. Ada nilai sosial yang luar biasa terkandung di dalamnya, selain juga nilai ibadah mahdhoh tentunya. Tanpa melihat status dan golongan, puasa membuat kita saling memahami bahwa manusia setara dalam hak dan kewajibannya kepada Tuhan.
<\/p>\n\n\n\n

Puasa tidak memandang dia perokok atau bukan, ketika seruan berpuasa datang, semuanya menanggalkan semua atribut keduniawian untuk menjalankan kewajibannya sebagai manusia yang diciptakan untuk beribadah. Sesungguhnya Ibadah adalah hakikat dan tujuan penciptaan jin dan manusia. Dalam Q.S. 56 (Ad-Dzariat : 56)
<\/p>\n\n\n\n

Nah tiga langkah tadi dapat kita terapkan di sisa-sisa penghujung Ramadhan ini. Mari sama-sama kita tunaikan dengan itikad ketaatan dalam mencapai kesalihan sosial serta kesalihan spiritual, sebab menjadi perokok etis yang rahmatan lil alamin tidak hanya sebatas ucapan belaka, tapi bersesuainya ucapan dan perbuatan. Bukankah konsep keseimbangan sudah sejak dulu ditanamkan oleh leluhur kita. Termasuk berlaku seimbang dalam konteks konsumsi.
<\/p>\n","post_title":"4 Langkah Menjadi Perokok Etis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"4-langkah-menjadi-perokok-etis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-04-06 10:33:50","post_modified_gmt":"2019-04-06 03:33:50","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5608","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4495,"post_author":"888","post_date":"2018-01-20 08:34:16","post_date_gmt":"2018-01-20 01:34:16","post_content":"Anda perokok? Anda sering didiskriminasi masyarakat bukan perokok? Bila iya, silahkan evaluasi kegiatan merokok Anda. Sudahkah dilakukan di tempat dan cara yang tepat?<\/span>\r\n\r\nBeberapa hari lalu, saat saya ingin menyalip truk bermuatan pasir di Jalan Raya Pemda Tigaraksa, Sang Supir membuang puntung rokok yang masih menyala keluar jendela dan apesnya mengenai bagian tubuh saya. Coba bayangkan, jika saja abu puntung rokok itu mengenai mata dan mengganggu pengelihatan saya, mungkin akan terjadi kecelakaan yang menimpa saya.<\/span>\r\n\r\nSaya perokok akut dan saya menilai tindakan sopir membuang puntung sembarangan itu adalah kesalahan amat sangat. Membuang puntung sembarangan semacam itu tentu akan berakibat fatal dan mengganggu orang lain. <\/span>\r\n\r\nLain lagi, di angkutan umum yang ada anak-anak serta ibu-ibu, kadang banyak saja yang masih cuek dan tetap merokok. Sebuah pemandangan yang tentunya sangat menggangu. Dan teguran yang pas adalah Ibu-ibu itu menutup hidung dengan kerudung sambil memberikan kode batuk-batuk. Susah sekali memang sepertinya menegur langsung perokok itu, maklum, kita memang sering banyak basa-basi.<\/span>\r\n\r\nMembuang puntung rokok sembarangan dan merokok di sembarang tempat adalah kesalahan fatal yang sering dilakukan para perokok, sehingga wajar jika masyarakat luas menilai perokok adalah manusia laknat yang harus disingkirkan dari bumi ini. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok saya juga kadang menerima beberapa cibiran dari teman perempuan atau laki-laki yang tidak merokok karena tentu mereka menilai semua perokok sama saja, sembarangan membuang asap dan puntungnya, atau bahkan merokok ketika sedang berkendara.<\/span>\r\n\r\nSebagian orang menilai sisi buruk dari rokok tanpa meniiti ulang dan mencari sumbangsih rokok bagi negeri ini, selain uang triliunan lewat hasil cukai, Marcus Gideon dan Kevin Sanjaya yang baru-baru ini meraih gelar juara <\/span>series<\/span><\/i> terbanyak sepanjang pegelaran berasal dari PB Djarum. <\/span>\r\n\r\nMakin ke sini, saya sering diedukasi soal kretek oleh komunitas yang bergelut di bidang kretek dan tentunya sangat berguna bagi saya untuk menjauhkan stigma buruk terhadap para perokok, khususnya saya. <\/span>\r\n\r\nUntuk menjauhkan stigma buruk itu, saya sedikit-sedikit meninggalkan kebiasaan buruk saya sebagai perokok. Semisal, tidak membuang puntung sembarangan sehabis merokok, atau ketika merokok di samping orang yang tidak merokok saya meminta izin terlebih dahulu, jika di izinkan ya bakar, jika tidak ya menahan asam. <\/span>\r\n\r\nDan kebiasaan ini juga saya tularkan kepada teman-teman yang merokok agar melanjutkan kebiasaan baik dan tentu menghlangkan kebiasaan-kebiasaan buruk yang nantinya melekat menjadi <\/span>image<\/span><\/i> pribadi sendiri juga.<\/span>\r\n\r\nLagi pula, asap rokok tidak mengganggu di banding asap knalpot \u00a0motor 2 tak. Atau knalpot-knalpot angkutan umum yang ngebulnya bukan main. Dan harus kalian tahu, akhir-akhir ini cuaca mendung dan hujan melulu, menikmati hujan itu lebih nikmat jika di pasangkan dengan kretek dan kopi. Jika kita sebagai perokok tak ingin terus dianggap buruk, mulailah \u00a0meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk dan membanggakan diri sebagai perokok yang santun, perokok yang juga menghargai hak-hak yang tidak merokok. Ingatlah, rokok itu tidak pernah mengjarkan keburukan. <\/span>\r\n\r\nPerokok santun tidak hanya ingin dihormati, tetapi harus menghormati. Inget ini, Lur, \u00a0untuk urusan yang baik-baik imbuhan \u201cme\u201d itu lebih baik ketimbang \u201cdi\u201d. <\/strong>","post_title":"Jadilah Perokok yang Santun","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"jadilah-perokok-yang-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-20 08:36:53","post_modified_gmt":"2018-01-20 01:36:53","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4495","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4451,"post_author":"877","post_date":"2018-01-11 09:57:06","post_date_gmt":"2018-01-11 02:57:06","post_content":"Salah satu tuduhan bagi perokok yang sering kali diutarakan anti rokok, selain menjadi penyebab kematian dan berpengaruh negatif terhadap orang lain, adalah perokok tidak punya aturan. Lebih pada sikap perokok saat merokok, yaitu merokok disembarang tempat, buang puntung rokok dan buang abu rokok sembarang. <\/span>\r\n\r\nTuduhan rokok sebagai penyebab kematian dan dapat berpengaruh negatif pada orang lain, saya kira sudah <\/span>clear,<\/span><\/i> sudah banyak jawaban terkait keduany dengan jelas. Tuduhan keduanya tanpa dasar yang kuat, hingga seakan-akan dipaksakan. <\/span>\r\n\r\nKenyataan di lapangan banyak perokok yang umurnya panjang. Baca hasil survei <\/span>Sigit Budhi Setiawan<\/span><\/a> dalam buku yang berjudul \u201cMereka Yang Melampaui Waktu: konsep panjang umur, bahagia, sehat, dan tetap produktif\u201d terbit tahun 2013. Jelas didalamnya mengungkap banyak perokok yang usianya ratusan tahun, produktif dan masih tetap merokok. <\/span>\r\n\r\nBahkan berita terakhir di Sragen, Jawa Tengah, ada perokok yang umurnya mencapai 140an tahun. Ia terkenal dengan panggilan <\/span>Mbah Gotho<\/span><\/a> yang konon dan sampai akhir hayatnya adalah perokok berat. Lahir <\/span>31 Desember<\/span><\/a> 1870 dan meninggal di Sragen <\/span>30 April<\/span><\/a> 2017<\/span><\/a>, bahkan ia diklaim sebagai orang tertua di dunia.<\/span>\r\n\r\nLain itu, banyak bantahan yang menyatakan perokok pasif itu tidak ada dan tidak mungkin. Belum ada riset yang membuktikan bahwa asap rokok menjadi penyebab utama penyakit seseorang. Tuduhan semacam ini terkesan mengada-ada. <\/span>\r\n\r\nPerokok dari dulu hingga sekarang mempunyai kesadaran tersendiri. Rata-rata aktivitas merokok sebagai bentuk relaksasi, dilakukan berjeda dan membutuhkan waktu tersendiri sesuai keinginan hati. Merokok memang bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja saat dibutuhkan. Namun mayoritas perokok tetap melihat situasi dan kondisi. <\/span>\r\n\r\nDi Yogyakarta ada sosok Kiai perokok yang menjadi imam salat fardu (lima waktu) di masjid, sebut saja Kiai Ahmad (nama samaran), tiap jalan menuju masjid bisa dipastikan ia menyulut rokok, jarak rumah dengan masjid hanya sekitar \u00b1200 meter. Sesampainya di masjid, ia mematikan rokoknya dan disimpan ditempat aman, kemudian akan dilanjutkan setelah mengerjakan sholat. Tapi juga terkadang dibuang ke bak sampah. Ia tidak pernah sekalipun merokok dalam masjid. <\/span>\r\n\r\nBegitu juga kebiasannya di rumah, ia hampir tidak pernah merokok di depan istri dan putranya. Saat merokok ia memilih tempat tersendiri terpisah dengan istri dan putranya. \u00a0Karena ia sadar, harus menghormati istri dan putranya yang tidak merokok. Lain itu, setiap mau merokok ia akan mencari asbak sebagai tempat puntung dan abu rokok untuk menjaga kebersihan.<\/span>\r\n\r\nCerita keseharian kiai di atas adalah representasi perokok santun. Dan masih banyak perokok santun lainnya yang sadar tentang aturan main merokok. Bagi perokok, merokok adalah budaya yang dilakukan sebagai media relaksasi dan bukan menjadi kebutuhan yang utama. <\/span>\r\n\r\nPada dasarnya perokok umumnya mempunyai atauran tersendiri sesuai konteks kehidupan masing-masing. Perokok paham betul kapan ia harus merokok, kapan ia tidak menyulut rokoknya dan kapan ia harus mematikan rokoknya. <\/span>\r\n\r\nBuktinya perokok tidak akan memaksakan merokok di ruangan ber AC tanpa adanya exhaust (alat penghisap asap) atau tanpa kesepakatan bersama. Perokok tidak akan merokok di kendaraan yang ber AC \u00a0dan tertutup rapat. <\/span>\r\n\r\nWalaupun perokok merokok di tempat yang telah disepakati atau sudah mendapatkan ijin, ternyata dalam ruangan masih ada seseorang yang tidak merokok, bisa dipastikan merokoknya tidak terasa nikmat. Kebanyakan akan memilih tidak merokok. Kalaupun terpaksa merokok akan terasa canggung. \u00a0Sehingga terkadang asap yang dikeluarkan diarahkan yang berlawanan dengan posisi yang tidak merokok. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok santun, sudah menjadi kebiasaan jika akan merokok terlebih dahulu mencari tempat untuk membuang puntung dan abu rokok (asbak). Terkadang saking kreatifnya, jika tidak ditemukan asbak, mereka (perokok) membuat asbak sendiri yang terbuat dari bahan disekitarnya. Tidak jarang perokok membuat asbak dengan bahan kertas. Ia tahu kertas adalah salah satu bahan yang akan terbakar jika terkena bara rokok. Namun apa boleh buat dengan sangat terpaksa ia harus membuat asbak dengan sangat sederhana sebagai tempat pembuangan puntung dan abu rokok, untuk menjaga kebersihan. <\/span>\r\n\r\nBudaya merokok santun, adalah warisan tatanan nilai turun temurun oleh nenek moyang. Tidak lain untuk menjaga kebersamaan, penghormatan hak orang lain, menjaga kesopanan, dan bahkan untuk mempertahankan etiket merokok yang baik.<\/span>","post_title":"Menjadi Perokok Santun yang Taat Aturan Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-perokok-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-11 09:57:26","post_modified_gmt":"2018-01-11 02:57:26","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4451","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Berbagi dapat dimulai dari hal-hal yang sederhana. Berbagi api, dengan meminjamkan korek misalnya, berbagi asbak, dengan tidak mengakuisisi asbak, berbagi rokok, bukan berarti rokok sebatang dihisap keliling loh ya, selebihnya kita bisa berbagi hikmah Ramadhan, berbagi pengalam seharian berpuasa.
<\/p>\n\n\n\n

Saat berbuka puasa seringkali pula perokok kelupaan membeli rokok karena tak punya stok yang disimpan. Menawari apa yang kita miliki, bilamana itu berupa rokok, korek, maupun asbak, tawarkanlah. Dari sisi itu terdapat ciri insan yang memiliki spirit berbagi, selain sebagai wujud solidaritas juga upaya menjalin silaturahmi.
<\/p>\n\n\n\n

Ketiga: Berpuasalah di Bulan Ramadhan
<\/h2>\n\n\n\n

Selain membuktikan bahwa rokok bukan sesuatu yang adiktif, berpuasa di bulan Ramadhan adalah seruan agar kita lebih bertakwa kepada sang Maha Pemberi Rahmat. Labeling adiktif terhadap perokok jelas sudah terbantahkan dengan sendirinya ketika perokok berpuasa di bulan Ramadhan. Tudingan adiktif tersebut menjadi tidak relevan, ketika perokok sanggup menahan aktivitas merokoknya selama tiga belas jam lebih. Meskipun banyak juga perokok yang berbulan-bulan lamanya sanggup tidak merokok. Juga penelitian-penelitian bantahan yang mengatakan tidak tepat memberikan label adiktif terhadap perokok, karena berhenti merokok sangat mudah dilakukan oleh perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Dengan berpuasa di bulan Ramadhan, perokok akan menuai hikmah bahwa hidup bukan hanya perkara makan dan minum. Ada nilai sosial yang luar biasa terkandung di dalamnya, selain juga nilai ibadah mahdhoh tentunya. Tanpa melihat status dan golongan, puasa membuat kita saling memahami bahwa manusia setara dalam hak dan kewajibannya kepada Tuhan.
<\/p>\n\n\n\n

Puasa tidak memandang dia perokok atau bukan, ketika seruan berpuasa datang, semuanya menanggalkan semua atribut keduniawian untuk menjalankan kewajibannya sebagai manusia yang diciptakan untuk beribadah. Sesungguhnya Ibadah adalah hakikat dan tujuan penciptaan jin dan manusia. Dalam Q.S. 56 (Ad-Dzariat : 56)
<\/p>\n\n\n\n

Nah tiga langkah tadi dapat kita terapkan di sisa-sisa penghujung Ramadhan ini. Mari sama-sama kita tunaikan dengan itikad ketaatan dalam mencapai kesalihan sosial serta kesalihan spiritual, sebab menjadi perokok etis yang rahmatan lil alamin tidak hanya sebatas ucapan belaka, tapi bersesuainya ucapan dan perbuatan. Bukankah konsep keseimbangan sudah sejak dulu ditanamkan oleh leluhur kita. Termasuk berlaku seimbang dalam konteks konsumsi.
<\/p>\n","post_title":"4 Langkah Menjadi Perokok Etis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"4-langkah-menjadi-perokok-etis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-04-06 10:33:50","post_modified_gmt":"2019-04-06 03:33:50","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5608","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4495,"post_author":"888","post_date":"2018-01-20 08:34:16","post_date_gmt":"2018-01-20 01:34:16","post_content":"Anda perokok? Anda sering didiskriminasi masyarakat bukan perokok? Bila iya, silahkan evaluasi kegiatan merokok Anda. Sudahkah dilakukan di tempat dan cara yang tepat?<\/span>\r\n\r\nBeberapa hari lalu, saat saya ingin menyalip truk bermuatan pasir di Jalan Raya Pemda Tigaraksa, Sang Supir membuang puntung rokok yang masih menyala keluar jendela dan apesnya mengenai bagian tubuh saya. Coba bayangkan, jika saja abu puntung rokok itu mengenai mata dan mengganggu pengelihatan saya, mungkin akan terjadi kecelakaan yang menimpa saya.<\/span>\r\n\r\nSaya perokok akut dan saya menilai tindakan sopir membuang puntung sembarangan itu adalah kesalahan amat sangat. Membuang puntung sembarangan semacam itu tentu akan berakibat fatal dan mengganggu orang lain. <\/span>\r\n\r\nLain lagi, di angkutan umum yang ada anak-anak serta ibu-ibu, kadang banyak saja yang masih cuek dan tetap merokok. Sebuah pemandangan yang tentunya sangat menggangu. Dan teguran yang pas adalah Ibu-ibu itu menutup hidung dengan kerudung sambil memberikan kode batuk-batuk. Susah sekali memang sepertinya menegur langsung perokok itu, maklum, kita memang sering banyak basa-basi.<\/span>\r\n\r\nMembuang puntung rokok sembarangan dan merokok di sembarang tempat adalah kesalahan fatal yang sering dilakukan para perokok, sehingga wajar jika masyarakat luas menilai perokok adalah manusia laknat yang harus disingkirkan dari bumi ini. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok saya juga kadang menerima beberapa cibiran dari teman perempuan atau laki-laki yang tidak merokok karena tentu mereka menilai semua perokok sama saja, sembarangan membuang asap dan puntungnya, atau bahkan merokok ketika sedang berkendara.<\/span>\r\n\r\nSebagian orang menilai sisi buruk dari rokok tanpa meniiti ulang dan mencari sumbangsih rokok bagi negeri ini, selain uang triliunan lewat hasil cukai, Marcus Gideon dan Kevin Sanjaya yang baru-baru ini meraih gelar juara <\/span>series<\/span><\/i> terbanyak sepanjang pegelaran berasal dari PB Djarum. <\/span>\r\n\r\nMakin ke sini, saya sering diedukasi soal kretek oleh komunitas yang bergelut di bidang kretek dan tentunya sangat berguna bagi saya untuk menjauhkan stigma buruk terhadap para perokok, khususnya saya. <\/span>\r\n\r\nUntuk menjauhkan stigma buruk itu, saya sedikit-sedikit meninggalkan kebiasaan buruk saya sebagai perokok. Semisal, tidak membuang puntung sembarangan sehabis merokok, atau ketika merokok di samping orang yang tidak merokok saya meminta izin terlebih dahulu, jika di izinkan ya bakar, jika tidak ya menahan asam. <\/span>\r\n\r\nDan kebiasaan ini juga saya tularkan kepada teman-teman yang merokok agar melanjutkan kebiasaan baik dan tentu menghlangkan kebiasaan-kebiasaan buruk yang nantinya melekat menjadi <\/span>image<\/span><\/i> pribadi sendiri juga.<\/span>\r\n\r\nLagi pula, asap rokok tidak mengganggu di banding asap knalpot \u00a0motor 2 tak. Atau knalpot-knalpot angkutan umum yang ngebulnya bukan main. Dan harus kalian tahu, akhir-akhir ini cuaca mendung dan hujan melulu, menikmati hujan itu lebih nikmat jika di pasangkan dengan kretek dan kopi. Jika kita sebagai perokok tak ingin terus dianggap buruk, mulailah \u00a0meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk dan membanggakan diri sebagai perokok yang santun, perokok yang juga menghargai hak-hak yang tidak merokok. Ingatlah, rokok itu tidak pernah mengjarkan keburukan. <\/span>\r\n\r\nPerokok santun tidak hanya ingin dihormati, tetapi harus menghormati. Inget ini, Lur, \u00a0untuk urusan yang baik-baik imbuhan \u201cme\u201d itu lebih baik ketimbang \u201cdi\u201d. <\/strong>","post_title":"Jadilah Perokok yang Santun","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"jadilah-perokok-yang-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-20 08:36:53","post_modified_gmt":"2018-01-20 01:36:53","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4495","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4451,"post_author":"877","post_date":"2018-01-11 09:57:06","post_date_gmt":"2018-01-11 02:57:06","post_content":"Salah satu tuduhan bagi perokok yang sering kali diutarakan anti rokok, selain menjadi penyebab kematian dan berpengaruh negatif terhadap orang lain, adalah perokok tidak punya aturan. Lebih pada sikap perokok saat merokok, yaitu merokok disembarang tempat, buang puntung rokok dan buang abu rokok sembarang. <\/span>\r\n\r\nTuduhan rokok sebagai penyebab kematian dan dapat berpengaruh negatif pada orang lain, saya kira sudah <\/span>clear,<\/span><\/i> sudah banyak jawaban terkait keduany dengan jelas. Tuduhan keduanya tanpa dasar yang kuat, hingga seakan-akan dipaksakan. <\/span>\r\n\r\nKenyataan di lapangan banyak perokok yang umurnya panjang. Baca hasil survei <\/span>Sigit Budhi Setiawan<\/span><\/a> dalam buku yang berjudul \u201cMereka Yang Melampaui Waktu: konsep panjang umur, bahagia, sehat, dan tetap produktif\u201d terbit tahun 2013. Jelas didalamnya mengungkap banyak perokok yang usianya ratusan tahun, produktif dan masih tetap merokok. <\/span>\r\n\r\nBahkan berita terakhir di Sragen, Jawa Tengah, ada perokok yang umurnya mencapai 140an tahun. Ia terkenal dengan panggilan <\/span>Mbah Gotho<\/span><\/a> yang konon dan sampai akhir hayatnya adalah perokok berat. Lahir <\/span>31 Desember<\/span><\/a> 1870 dan meninggal di Sragen <\/span>30 April<\/span><\/a> 2017<\/span><\/a>, bahkan ia diklaim sebagai orang tertua di dunia.<\/span>\r\n\r\nLain itu, banyak bantahan yang menyatakan perokok pasif itu tidak ada dan tidak mungkin. Belum ada riset yang membuktikan bahwa asap rokok menjadi penyebab utama penyakit seseorang. Tuduhan semacam ini terkesan mengada-ada. <\/span>\r\n\r\nPerokok dari dulu hingga sekarang mempunyai kesadaran tersendiri. Rata-rata aktivitas merokok sebagai bentuk relaksasi, dilakukan berjeda dan membutuhkan waktu tersendiri sesuai keinginan hati. Merokok memang bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja saat dibutuhkan. Namun mayoritas perokok tetap melihat situasi dan kondisi. <\/span>\r\n\r\nDi Yogyakarta ada sosok Kiai perokok yang menjadi imam salat fardu (lima waktu) di masjid, sebut saja Kiai Ahmad (nama samaran), tiap jalan menuju masjid bisa dipastikan ia menyulut rokok, jarak rumah dengan masjid hanya sekitar \u00b1200 meter. Sesampainya di masjid, ia mematikan rokoknya dan disimpan ditempat aman, kemudian akan dilanjutkan setelah mengerjakan sholat. Tapi juga terkadang dibuang ke bak sampah. Ia tidak pernah sekalipun merokok dalam masjid. <\/span>\r\n\r\nBegitu juga kebiasannya di rumah, ia hampir tidak pernah merokok di depan istri dan putranya. Saat merokok ia memilih tempat tersendiri terpisah dengan istri dan putranya. \u00a0Karena ia sadar, harus menghormati istri dan putranya yang tidak merokok. Lain itu, setiap mau merokok ia akan mencari asbak sebagai tempat puntung dan abu rokok untuk menjaga kebersihan.<\/span>\r\n\r\nCerita keseharian kiai di atas adalah representasi perokok santun. Dan masih banyak perokok santun lainnya yang sadar tentang aturan main merokok. Bagi perokok, merokok adalah budaya yang dilakukan sebagai media relaksasi dan bukan menjadi kebutuhan yang utama. <\/span>\r\n\r\nPada dasarnya perokok umumnya mempunyai atauran tersendiri sesuai konteks kehidupan masing-masing. Perokok paham betul kapan ia harus merokok, kapan ia tidak menyulut rokoknya dan kapan ia harus mematikan rokoknya. <\/span>\r\n\r\nBuktinya perokok tidak akan memaksakan merokok di ruangan ber AC tanpa adanya exhaust (alat penghisap asap) atau tanpa kesepakatan bersama. Perokok tidak akan merokok di kendaraan yang ber AC \u00a0dan tertutup rapat. <\/span>\r\n\r\nWalaupun perokok merokok di tempat yang telah disepakati atau sudah mendapatkan ijin, ternyata dalam ruangan masih ada seseorang yang tidak merokok, bisa dipastikan merokoknya tidak terasa nikmat. Kebanyakan akan memilih tidak merokok. Kalaupun terpaksa merokok akan terasa canggung. \u00a0Sehingga terkadang asap yang dikeluarkan diarahkan yang berlawanan dengan posisi yang tidak merokok. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok santun, sudah menjadi kebiasaan jika akan merokok terlebih dahulu mencari tempat untuk membuang puntung dan abu rokok (asbak). Terkadang saking kreatifnya, jika tidak ditemukan asbak, mereka (perokok) membuat asbak sendiri yang terbuat dari bahan disekitarnya. Tidak jarang perokok membuat asbak dengan bahan kertas. Ia tahu kertas adalah salah satu bahan yang akan terbakar jika terkena bara rokok. Namun apa boleh buat dengan sangat terpaksa ia harus membuat asbak dengan sangat sederhana sebagai tempat pembuangan puntung dan abu rokok, untuk menjaga kebersihan. <\/span>\r\n\r\nBudaya merokok santun, adalah warisan tatanan nilai turun temurun oleh nenek moyang. Tidak lain untuk menjaga kebersamaan, penghormatan hak orang lain, menjaga kesopanan, dan bahkan untuk mempertahankan etiket merokok yang baik.<\/span>","post_title":"Menjadi Perokok Santun yang Taat Aturan Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-perokok-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-11 09:57:26","post_modified_gmt":"2018-01-11 02:57:26","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4451","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Tagline indahnya berbagi di bulan Ramadhan biasanya sering bermunculan. Meskipun itikad berbagi bukan hanya berlaku di bulan Ramadhan saja, namun tagline tersebut patut pula menjadi renungan dan diwujudkan dalam laku sosial kita, agar terlatih menjadi manusia yang lebih baik pada bulan-bulan selanjutnya.
<\/p>\n\n\n\n

Berbagi dapat dimulai dari hal-hal yang sederhana. Berbagi api, dengan meminjamkan korek misalnya, berbagi asbak, dengan tidak mengakuisisi asbak, berbagi rokok, bukan berarti rokok sebatang dihisap keliling loh ya, selebihnya kita bisa berbagi hikmah Ramadhan, berbagi pengalam seharian berpuasa.
<\/p>\n\n\n\n

Saat berbuka puasa seringkali pula perokok kelupaan membeli rokok karena tak punya stok yang disimpan. Menawari apa yang kita miliki, bilamana itu berupa rokok, korek, maupun asbak, tawarkanlah. Dari sisi itu terdapat ciri insan yang memiliki spirit berbagi, selain sebagai wujud solidaritas juga upaya menjalin silaturahmi.
<\/p>\n\n\n\n

Ketiga: Berpuasalah di Bulan Ramadhan
<\/h2>\n\n\n\n

Selain membuktikan bahwa rokok bukan sesuatu yang adiktif, berpuasa di bulan Ramadhan adalah seruan agar kita lebih bertakwa kepada sang Maha Pemberi Rahmat. Labeling adiktif terhadap perokok jelas sudah terbantahkan dengan sendirinya ketika perokok berpuasa di bulan Ramadhan. Tudingan adiktif tersebut menjadi tidak relevan, ketika perokok sanggup menahan aktivitas merokoknya selama tiga belas jam lebih. Meskipun banyak juga perokok yang berbulan-bulan lamanya sanggup tidak merokok. Juga penelitian-penelitian bantahan yang mengatakan tidak tepat memberikan label adiktif terhadap perokok, karena berhenti merokok sangat mudah dilakukan oleh perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Dengan berpuasa di bulan Ramadhan, perokok akan menuai hikmah bahwa hidup bukan hanya perkara makan dan minum. Ada nilai sosial yang luar biasa terkandung di dalamnya, selain juga nilai ibadah mahdhoh tentunya. Tanpa melihat status dan golongan, puasa membuat kita saling memahami bahwa manusia setara dalam hak dan kewajibannya kepada Tuhan.
<\/p>\n\n\n\n

Puasa tidak memandang dia perokok atau bukan, ketika seruan berpuasa datang, semuanya menanggalkan semua atribut keduniawian untuk menjalankan kewajibannya sebagai manusia yang diciptakan untuk beribadah. Sesungguhnya Ibadah adalah hakikat dan tujuan penciptaan jin dan manusia. Dalam Q.S. 56 (Ad-Dzariat : 56)
<\/p>\n\n\n\n

Nah tiga langkah tadi dapat kita terapkan di sisa-sisa penghujung Ramadhan ini. Mari sama-sama kita tunaikan dengan itikad ketaatan dalam mencapai kesalihan sosial serta kesalihan spiritual, sebab menjadi perokok etis yang rahmatan lil alamin tidak hanya sebatas ucapan belaka, tapi bersesuainya ucapan dan perbuatan. Bukankah konsep keseimbangan sudah sejak dulu ditanamkan oleh leluhur kita. Termasuk berlaku seimbang dalam konteks konsumsi.
<\/p>\n","post_title":"4 Langkah Menjadi Perokok Etis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"4-langkah-menjadi-perokok-etis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-04-06 10:33:50","post_modified_gmt":"2019-04-06 03:33:50","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5608","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4495,"post_author":"888","post_date":"2018-01-20 08:34:16","post_date_gmt":"2018-01-20 01:34:16","post_content":"Anda perokok? Anda sering didiskriminasi masyarakat bukan perokok? Bila iya, silahkan evaluasi kegiatan merokok Anda. Sudahkah dilakukan di tempat dan cara yang tepat?<\/span>\r\n\r\nBeberapa hari lalu, saat saya ingin menyalip truk bermuatan pasir di Jalan Raya Pemda Tigaraksa, Sang Supir membuang puntung rokok yang masih menyala keluar jendela dan apesnya mengenai bagian tubuh saya. Coba bayangkan, jika saja abu puntung rokok itu mengenai mata dan mengganggu pengelihatan saya, mungkin akan terjadi kecelakaan yang menimpa saya.<\/span>\r\n\r\nSaya perokok akut dan saya menilai tindakan sopir membuang puntung sembarangan itu adalah kesalahan amat sangat. Membuang puntung sembarangan semacam itu tentu akan berakibat fatal dan mengganggu orang lain. <\/span>\r\n\r\nLain lagi, di angkutan umum yang ada anak-anak serta ibu-ibu, kadang banyak saja yang masih cuek dan tetap merokok. Sebuah pemandangan yang tentunya sangat menggangu. Dan teguran yang pas adalah Ibu-ibu itu menutup hidung dengan kerudung sambil memberikan kode batuk-batuk. Susah sekali memang sepertinya menegur langsung perokok itu, maklum, kita memang sering banyak basa-basi.<\/span>\r\n\r\nMembuang puntung rokok sembarangan dan merokok di sembarang tempat adalah kesalahan fatal yang sering dilakukan para perokok, sehingga wajar jika masyarakat luas menilai perokok adalah manusia laknat yang harus disingkirkan dari bumi ini. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok saya juga kadang menerima beberapa cibiran dari teman perempuan atau laki-laki yang tidak merokok karena tentu mereka menilai semua perokok sama saja, sembarangan membuang asap dan puntungnya, atau bahkan merokok ketika sedang berkendara.<\/span>\r\n\r\nSebagian orang menilai sisi buruk dari rokok tanpa meniiti ulang dan mencari sumbangsih rokok bagi negeri ini, selain uang triliunan lewat hasil cukai, Marcus Gideon dan Kevin Sanjaya yang baru-baru ini meraih gelar juara <\/span>series<\/span><\/i> terbanyak sepanjang pegelaran berasal dari PB Djarum. <\/span>\r\n\r\nMakin ke sini, saya sering diedukasi soal kretek oleh komunitas yang bergelut di bidang kretek dan tentunya sangat berguna bagi saya untuk menjauhkan stigma buruk terhadap para perokok, khususnya saya. <\/span>\r\n\r\nUntuk menjauhkan stigma buruk itu, saya sedikit-sedikit meninggalkan kebiasaan buruk saya sebagai perokok. Semisal, tidak membuang puntung sembarangan sehabis merokok, atau ketika merokok di samping orang yang tidak merokok saya meminta izin terlebih dahulu, jika di izinkan ya bakar, jika tidak ya menahan asam. <\/span>\r\n\r\nDan kebiasaan ini juga saya tularkan kepada teman-teman yang merokok agar melanjutkan kebiasaan baik dan tentu menghlangkan kebiasaan-kebiasaan buruk yang nantinya melekat menjadi <\/span>image<\/span><\/i> pribadi sendiri juga.<\/span>\r\n\r\nLagi pula, asap rokok tidak mengganggu di banding asap knalpot \u00a0motor 2 tak. Atau knalpot-knalpot angkutan umum yang ngebulnya bukan main. Dan harus kalian tahu, akhir-akhir ini cuaca mendung dan hujan melulu, menikmati hujan itu lebih nikmat jika di pasangkan dengan kretek dan kopi. Jika kita sebagai perokok tak ingin terus dianggap buruk, mulailah \u00a0meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk dan membanggakan diri sebagai perokok yang santun, perokok yang juga menghargai hak-hak yang tidak merokok. Ingatlah, rokok itu tidak pernah mengjarkan keburukan. <\/span>\r\n\r\nPerokok santun tidak hanya ingin dihormati, tetapi harus menghormati. Inget ini, Lur, \u00a0untuk urusan yang baik-baik imbuhan \u201cme\u201d itu lebih baik ketimbang \u201cdi\u201d. <\/strong>","post_title":"Jadilah Perokok yang Santun","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"jadilah-perokok-yang-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-20 08:36:53","post_modified_gmt":"2018-01-20 01:36:53","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4495","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4451,"post_author":"877","post_date":"2018-01-11 09:57:06","post_date_gmt":"2018-01-11 02:57:06","post_content":"Salah satu tuduhan bagi perokok yang sering kali diutarakan anti rokok, selain menjadi penyebab kematian dan berpengaruh negatif terhadap orang lain, adalah perokok tidak punya aturan. Lebih pada sikap perokok saat merokok, yaitu merokok disembarang tempat, buang puntung rokok dan buang abu rokok sembarang. <\/span>\r\n\r\nTuduhan rokok sebagai penyebab kematian dan dapat berpengaruh negatif pada orang lain, saya kira sudah <\/span>clear,<\/span><\/i> sudah banyak jawaban terkait keduany dengan jelas. Tuduhan keduanya tanpa dasar yang kuat, hingga seakan-akan dipaksakan. <\/span>\r\n\r\nKenyataan di lapangan banyak perokok yang umurnya panjang. Baca hasil survei <\/span>Sigit Budhi Setiawan<\/span><\/a> dalam buku yang berjudul \u201cMereka Yang Melampaui Waktu: konsep panjang umur, bahagia, sehat, dan tetap produktif\u201d terbit tahun 2013. Jelas didalamnya mengungkap banyak perokok yang usianya ratusan tahun, produktif dan masih tetap merokok. <\/span>\r\n\r\nBahkan berita terakhir di Sragen, Jawa Tengah, ada perokok yang umurnya mencapai 140an tahun. Ia terkenal dengan panggilan <\/span>Mbah Gotho<\/span><\/a> yang konon dan sampai akhir hayatnya adalah perokok berat. Lahir <\/span>31 Desember<\/span><\/a> 1870 dan meninggal di Sragen <\/span>30 April<\/span><\/a> 2017<\/span><\/a>, bahkan ia diklaim sebagai orang tertua di dunia.<\/span>\r\n\r\nLain itu, banyak bantahan yang menyatakan perokok pasif itu tidak ada dan tidak mungkin. Belum ada riset yang membuktikan bahwa asap rokok menjadi penyebab utama penyakit seseorang. Tuduhan semacam ini terkesan mengada-ada. <\/span>\r\n\r\nPerokok dari dulu hingga sekarang mempunyai kesadaran tersendiri. Rata-rata aktivitas merokok sebagai bentuk relaksasi, dilakukan berjeda dan membutuhkan waktu tersendiri sesuai keinginan hati. Merokok memang bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja saat dibutuhkan. Namun mayoritas perokok tetap melihat situasi dan kondisi. <\/span>\r\n\r\nDi Yogyakarta ada sosok Kiai perokok yang menjadi imam salat fardu (lima waktu) di masjid, sebut saja Kiai Ahmad (nama samaran), tiap jalan menuju masjid bisa dipastikan ia menyulut rokok, jarak rumah dengan masjid hanya sekitar \u00b1200 meter. Sesampainya di masjid, ia mematikan rokoknya dan disimpan ditempat aman, kemudian akan dilanjutkan setelah mengerjakan sholat. Tapi juga terkadang dibuang ke bak sampah. Ia tidak pernah sekalipun merokok dalam masjid. <\/span>\r\n\r\nBegitu juga kebiasannya di rumah, ia hampir tidak pernah merokok di depan istri dan putranya. Saat merokok ia memilih tempat tersendiri terpisah dengan istri dan putranya. \u00a0Karena ia sadar, harus menghormati istri dan putranya yang tidak merokok. Lain itu, setiap mau merokok ia akan mencari asbak sebagai tempat puntung dan abu rokok untuk menjaga kebersihan.<\/span>\r\n\r\nCerita keseharian kiai di atas adalah representasi perokok santun. Dan masih banyak perokok santun lainnya yang sadar tentang aturan main merokok. Bagi perokok, merokok adalah budaya yang dilakukan sebagai media relaksasi dan bukan menjadi kebutuhan yang utama. <\/span>\r\n\r\nPada dasarnya perokok umumnya mempunyai atauran tersendiri sesuai konteks kehidupan masing-masing. Perokok paham betul kapan ia harus merokok, kapan ia tidak menyulut rokoknya dan kapan ia harus mematikan rokoknya. <\/span>\r\n\r\nBuktinya perokok tidak akan memaksakan merokok di ruangan ber AC tanpa adanya exhaust (alat penghisap asap) atau tanpa kesepakatan bersama. Perokok tidak akan merokok di kendaraan yang ber AC \u00a0dan tertutup rapat. <\/span>\r\n\r\nWalaupun perokok merokok di tempat yang telah disepakati atau sudah mendapatkan ijin, ternyata dalam ruangan masih ada seseorang yang tidak merokok, bisa dipastikan merokoknya tidak terasa nikmat. Kebanyakan akan memilih tidak merokok. Kalaupun terpaksa merokok akan terasa canggung. \u00a0Sehingga terkadang asap yang dikeluarkan diarahkan yang berlawanan dengan posisi yang tidak merokok. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok santun, sudah menjadi kebiasaan jika akan merokok terlebih dahulu mencari tempat untuk membuang puntung dan abu rokok (asbak). Terkadang saking kreatifnya, jika tidak ditemukan asbak, mereka (perokok) membuat asbak sendiri yang terbuat dari bahan disekitarnya. Tidak jarang perokok membuat asbak dengan bahan kertas. Ia tahu kertas adalah salah satu bahan yang akan terbakar jika terkena bara rokok. Namun apa boleh buat dengan sangat terpaksa ia harus membuat asbak dengan sangat sederhana sebagai tempat pembuangan puntung dan abu rokok, untuk menjaga kebersihan. <\/span>\r\n\r\nBudaya merokok santun, adalah warisan tatanan nilai turun temurun oleh nenek moyang. Tidak lain untuk menjaga kebersamaan, penghormatan hak orang lain, menjaga kesopanan, dan bahkan untuk mempertahankan etiket merokok yang baik.<\/span>","post_title":"Menjadi Perokok Santun yang Taat Aturan Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-perokok-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-11 09:57:26","post_modified_gmt":"2018-01-11 02:57:26","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4451","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Kedua: Berbagilah dengan Sesama
<\/h2>\n\n\n\n

Tagline indahnya berbagi di bulan Ramadhan biasanya sering bermunculan. Meskipun itikad berbagi bukan hanya berlaku di bulan Ramadhan saja, namun tagline tersebut patut pula menjadi renungan dan diwujudkan dalam laku sosial kita, agar terlatih menjadi manusia yang lebih baik pada bulan-bulan selanjutnya.
<\/p>\n\n\n\n

Berbagi dapat dimulai dari hal-hal yang sederhana. Berbagi api, dengan meminjamkan korek misalnya, berbagi asbak, dengan tidak mengakuisisi asbak, berbagi rokok, bukan berarti rokok sebatang dihisap keliling loh ya, selebihnya kita bisa berbagi hikmah Ramadhan, berbagi pengalam seharian berpuasa.
<\/p>\n\n\n\n

Saat berbuka puasa seringkali pula perokok kelupaan membeli rokok karena tak punya stok yang disimpan. Menawari apa yang kita miliki, bilamana itu berupa rokok, korek, maupun asbak, tawarkanlah. Dari sisi itu terdapat ciri insan yang memiliki spirit berbagi, selain sebagai wujud solidaritas juga upaya menjalin silaturahmi.
<\/p>\n\n\n\n

Ketiga: Berpuasalah di Bulan Ramadhan
<\/h2>\n\n\n\n

Selain membuktikan bahwa rokok bukan sesuatu yang adiktif, berpuasa di bulan Ramadhan adalah seruan agar kita lebih bertakwa kepada sang Maha Pemberi Rahmat. Labeling adiktif terhadap perokok jelas sudah terbantahkan dengan sendirinya ketika perokok berpuasa di bulan Ramadhan. Tudingan adiktif tersebut menjadi tidak relevan, ketika perokok sanggup menahan aktivitas merokoknya selama tiga belas jam lebih. Meskipun banyak juga perokok yang berbulan-bulan lamanya sanggup tidak merokok. Juga penelitian-penelitian bantahan yang mengatakan tidak tepat memberikan label adiktif terhadap perokok, karena berhenti merokok sangat mudah dilakukan oleh perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Dengan berpuasa di bulan Ramadhan, perokok akan menuai hikmah bahwa hidup bukan hanya perkara makan dan minum. Ada nilai sosial yang luar biasa terkandung di dalamnya, selain juga nilai ibadah mahdhoh tentunya. Tanpa melihat status dan golongan, puasa membuat kita saling memahami bahwa manusia setara dalam hak dan kewajibannya kepada Tuhan.
<\/p>\n\n\n\n

Puasa tidak memandang dia perokok atau bukan, ketika seruan berpuasa datang, semuanya menanggalkan semua atribut keduniawian untuk menjalankan kewajibannya sebagai manusia yang diciptakan untuk beribadah. Sesungguhnya Ibadah adalah hakikat dan tujuan penciptaan jin dan manusia. Dalam Q.S. 56 (Ad-Dzariat : 56)
<\/p>\n\n\n\n

Nah tiga langkah tadi dapat kita terapkan di sisa-sisa penghujung Ramadhan ini. Mari sama-sama kita tunaikan dengan itikad ketaatan dalam mencapai kesalihan sosial serta kesalihan spiritual, sebab menjadi perokok etis yang rahmatan lil alamin tidak hanya sebatas ucapan belaka, tapi bersesuainya ucapan dan perbuatan. Bukankah konsep keseimbangan sudah sejak dulu ditanamkan oleh leluhur kita. Termasuk berlaku seimbang dalam konteks konsumsi.
<\/p>\n","post_title":"4 Langkah Menjadi Perokok Etis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"4-langkah-menjadi-perokok-etis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-04-06 10:33:50","post_modified_gmt":"2019-04-06 03:33:50","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5608","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4495,"post_author":"888","post_date":"2018-01-20 08:34:16","post_date_gmt":"2018-01-20 01:34:16","post_content":"Anda perokok? Anda sering didiskriminasi masyarakat bukan perokok? Bila iya, silahkan evaluasi kegiatan merokok Anda. Sudahkah dilakukan di tempat dan cara yang tepat?<\/span>\r\n\r\nBeberapa hari lalu, saat saya ingin menyalip truk bermuatan pasir di Jalan Raya Pemda Tigaraksa, Sang Supir membuang puntung rokok yang masih menyala keluar jendela dan apesnya mengenai bagian tubuh saya. Coba bayangkan, jika saja abu puntung rokok itu mengenai mata dan mengganggu pengelihatan saya, mungkin akan terjadi kecelakaan yang menimpa saya.<\/span>\r\n\r\nSaya perokok akut dan saya menilai tindakan sopir membuang puntung sembarangan itu adalah kesalahan amat sangat. Membuang puntung sembarangan semacam itu tentu akan berakibat fatal dan mengganggu orang lain. <\/span>\r\n\r\nLain lagi, di angkutan umum yang ada anak-anak serta ibu-ibu, kadang banyak saja yang masih cuek dan tetap merokok. Sebuah pemandangan yang tentunya sangat menggangu. Dan teguran yang pas adalah Ibu-ibu itu menutup hidung dengan kerudung sambil memberikan kode batuk-batuk. Susah sekali memang sepertinya menegur langsung perokok itu, maklum, kita memang sering banyak basa-basi.<\/span>\r\n\r\nMembuang puntung rokok sembarangan dan merokok di sembarang tempat adalah kesalahan fatal yang sering dilakukan para perokok, sehingga wajar jika masyarakat luas menilai perokok adalah manusia laknat yang harus disingkirkan dari bumi ini. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok saya juga kadang menerima beberapa cibiran dari teman perempuan atau laki-laki yang tidak merokok karena tentu mereka menilai semua perokok sama saja, sembarangan membuang asap dan puntungnya, atau bahkan merokok ketika sedang berkendara.<\/span>\r\n\r\nSebagian orang menilai sisi buruk dari rokok tanpa meniiti ulang dan mencari sumbangsih rokok bagi negeri ini, selain uang triliunan lewat hasil cukai, Marcus Gideon dan Kevin Sanjaya yang baru-baru ini meraih gelar juara <\/span>series<\/span><\/i> terbanyak sepanjang pegelaran berasal dari PB Djarum. <\/span>\r\n\r\nMakin ke sini, saya sering diedukasi soal kretek oleh komunitas yang bergelut di bidang kretek dan tentunya sangat berguna bagi saya untuk menjauhkan stigma buruk terhadap para perokok, khususnya saya. <\/span>\r\n\r\nUntuk menjauhkan stigma buruk itu, saya sedikit-sedikit meninggalkan kebiasaan buruk saya sebagai perokok. Semisal, tidak membuang puntung sembarangan sehabis merokok, atau ketika merokok di samping orang yang tidak merokok saya meminta izin terlebih dahulu, jika di izinkan ya bakar, jika tidak ya menahan asam. <\/span>\r\n\r\nDan kebiasaan ini juga saya tularkan kepada teman-teman yang merokok agar melanjutkan kebiasaan baik dan tentu menghlangkan kebiasaan-kebiasaan buruk yang nantinya melekat menjadi <\/span>image<\/span><\/i> pribadi sendiri juga.<\/span>\r\n\r\nLagi pula, asap rokok tidak mengganggu di banding asap knalpot \u00a0motor 2 tak. Atau knalpot-knalpot angkutan umum yang ngebulnya bukan main. Dan harus kalian tahu, akhir-akhir ini cuaca mendung dan hujan melulu, menikmati hujan itu lebih nikmat jika di pasangkan dengan kretek dan kopi. Jika kita sebagai perokok tak ingin terus dianggap buruk, mulailah \u00a0meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk dan membanggakan diri sebagai perokok yang santun, perokok yang juga menghargai hak-hak yang tidak merokok. Ingatlah, rokok itu tidak pernah mengjarkan keburukan. <\/span>\r\n\r\nPerokok santun tidak hanya ingin dihormati, tetapi harus menghormati. Inget ini, Lur, \u00a0untuk urusan yang baik-baik imbuhan \u201cme\u201d itu lebih baik ketimbang \u201cdi\u201d. <\/strong>","post_title":"Jadilah Perokok yang Santun","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"jadilah-perokok-yang-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-20 08:36:53","post_modified_gmt":"2018-01-20 01:36:53","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4495","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4451,"post_author":"877","post_date":"2018-01-11 09:57:06","post_date_gmt":"2018-01-11 02:57:06","post_content":"Salah satu tuduhan bagi perokok yang sering kali diutarakan anti rokok, selain menjadi penyebab kematian dan berpengaruh negatif terhadap orang lain, adalah perokok tidak punya aturan. Lebih pada sikap perokok saat merokok, yaitu merokok disembarang tempat, buang puntung rokok dan buang abu rokok sembarang. <\/span>\r\n\r\nTuduhan rokok sebagai penyebab kematian dan dapat berpengaruh negatif pada orang lain, saya kira sudah <\/span>clear,<\/span><\/i> sudah banyak jawaban terkait keduany dengan jelas. Tuduhan keduanya tanpa dasar yang kuat, hingga seakan-akan dipaksakan. <\/span>\r\n\r\nKenyataan di lapangan banyak perokok yang umurnya panjang. Baca hasil survei <\/span>Sigit Budhi Setiawan<\/span><\/a> dalam buku yang berjudul \u201cMereka Yang Melampaui Waktu: konsep panjang umur, bahagia, sehat, dan tetap produktif\u201d terbit tahun 2013. Jelas didalamnya mengungkap banyak perokok yang usianya ratusan tahun, produktif dan masih tetap merokok. <\/span>\r\n\r\nBahkan berita terakhir di Sragen, Jawa Tengah, ada perokok yang umurnya mencapai 140an tahun. Ia terkenal dengan panggilan <\/span>Mbah Gotho<\/span><\/a> yang konon dan sampai akhir hayatnya adalah perokok berat. Lahir <\/span>31 Desember<\/span><\/a> 1870 dan meninggal di Sragen <\/span>30 April<\/span><\/a> 2017<\/span><\/a>, bahkan ia diklaim sebagai orang tertua di dunia.<\/span>\r\n\r\nLain itu, banyak bantahan yang menyatakan perokok pasif itu tidak ada dan tidak mungkin. Belum ada riset yang membuktikan bahwa asap rokok menjadi penyebab utama penyakit seseorang. Tuduhan semacam ini terkesan mengada-ada. <\/span>\r\n\r\nPerokok dari dulu hingga sekarang mempunyai kesadaran tersendiri. Rata-rata aktivitas merokok sebagai bentuk relaksasi, dilakukan berjeda dan membutuhkan waktu tersendiri sesuai keinginan hati. Merokok memang bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja saat dibutuhkan. Namun mayoritas perokok tetap melihat situasi dan kondisi. <\/span>\r\n\r\nDi Yogyakarta ada sosok Kiai perokok yang menjadi imam salat fardu (lima waktu) di masjid, sebut saja Kiai Ahmad (nama samaran), tiap jalan menuju masjid bisa dipastikan ia menyulut rokok, jarak rumah dengan masjid hanya sekitar \u00b1200 meter. Sesampainya di masjid, ia mematikan rokoknya dan disimpan ditempat aman, kemudian akan dilanjutkan setelah mengerjakan sholat. Tapi juga terkadang dibuang ke bak sampah. Ia tidak pernah sekalipun merokok dalam masjid. <\/span>\r\n\r\nBegitu juga kebiasannya di rumah, ia hampir tidak pernah merokok di depan istri dan putranya. Saat merokok ia memilih tempat tersendiri terpisah dengan istri dan putranya. \u00a0Karena ia sadar, harus menghormati istri dan putranya yang tidak merokok. Lain itu, setiap mau merokok ia akan mencari asbak sebagai tempat puntung dan abu rokok untuk menjaga kebersihan.<\/span>\r\n\r\nCerita keseharian kiai di atas adalah representasi perokok santun. Dan masih banyak perokok santun lainnya yang sadar tentang aturan main merokok. Bagi perokok, merokok adalah budaya yang dilakukan sebagai media relaksasi dan bukan menjadi kebutuhan yang utama. <\/span>\r\n\r\nPada dasarnya perokok umumnya mempunyai atauran tersendiri sesuai konteks kehidupan masing-masing. Perokok paham betul kapan ia harus merokok, kapan ia tidak menyulut rokoknya dan kapan ia harus mematikan rokoknya. <\/span>\r\n\r\nBuktinya perokok tidak akan memaksakan merokok di ruangan ber AC tanpa adanya exhaust (alat penghisap asap) atau tanpa kesepakatan bersama. Perokok tidak akan merokok di kendaraan yang ber AC \u00a0dan tertutup rapat. <\/span>\r\n\r\nWalaupun perokok merokok di tempat yang telah disepakati atau sudah mendapatkan ijin, ternyata dalam ruangan masih ada seseorang yang tidak merokok, bisa dipastikan merokoknya tidak terasa nikmat. Kebanyakan akan memilih tidak merokok. Kalaupun terpaksa merokok akan terasa canggung. \u00a0Sehingga terkadang asap yang dikeluarkan diarahkan yang berlawanan dengan posisi yang tidak merokok. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok santun, sudah menjadi kebiasaan jika akan merokok terlebih dahulu mencari tempat untuk membuang puntung dan abu rokok (asbak). Terkadang saking kreatifnya, jika tidak ditemukan asbak, mereka (perokok) membuat asbak sendiri yang terbuat dari bahan disekitarnya. Tidak jarang perokok membuat asbak dengan bahan kertas. Ia tahu kertas adalah salah satu bahan yang akan terbakar jika terkena bara rokok. Namun apa boleh buat dengan sangat terpaksa ia harus membuat asbak dengan sangat sederhana sebagai tempat pembuangan puntung dan abu rokok, untuk menjaga kebersihan. <\/span>\r\n\r\nBudaya merokok santun, adalah warisan tatanan nilai turun temurun oleh nenek moyang. Tidak lain untuk menjaga kebersamaan, penghormatan hak orang lain, menjaga kesopanan, dan bahkan untuk mempertahankan etiket merokok yang baik.<\/span>","post_title":"Menjadi Perokok Santun yang Taat Aturan Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-perokok-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-11 09:57:26","post_modified_gmt":"2018-01-11 02:57:26","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4451","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Minum dan makan takjil sudah, barulah waktunya untuk membakar sebatang rokok. Banyak juga yang merokoknya ditunda dulu sampai sehabis salat taraweh. Semua tergantung kebutuhan. Tapi bagi perokok yang menyegerakan waktu merokoknya, di tempat buka puasa bersama, perokok etis yang rahmatan lil alamin tidak asal sembarangan merokok. Tentulah akan merokok pada tempat yang telah disediakan. Karena konsep etis dan rahmatan lil alamin adalah tidak berlaku dzolim. Bertindak secara proporsional, itu intinya.
<\/p>\n\n\n\n

Kedua: Berbagilah dengan Sesama
<\/h2>\n\n\n\n

Tagline indahnya berbagi di bulan Ramadhan biasanya sering bermunculan. Meskipun itikad berbagi bukan hanya berlaku di bulan Ramadhan saja, namun tagline tersebut patut pula menjadi renungan dan diwujudkan dalam laku sosial kita, agar terlatih menjadi manusia yang lebih baik pada bulan-bulan selanjutnya.
<\/p>\n\n\n\n

Berbagi dapat dimulai dari hal-hal yang sederhana. Berbagi api, dengan meminjamkan korek misalnya, berbagi asbak, dengan tidak mengakuisisi asbak, berbagi rokok, bukan berarti rokok sebatang dihisap keliling loh ya, selebihnya kita bisa berbagi hikmah Ramadhan, berbagi pengalam seharian berpuasa.
<\/p>\n\n\n\n

Saat berbuka puasa seringkali pula perokok kelupaan membeli rokok karena tak punya stok yang disimpan. Menawari apa yang kita miliki, bilamana itu berupa rokok, korek, maupun asbak, tawarkanlah. Dari sisi itu terdapat ciri insan yang memiliki spirit berbagi, selain sebagai wujud solidaritas juga upaya menjalin silaturahmi.
<\/p>\n\n\n\n

Ketiga: Berpuasalah di Bulan Ramadhan
<\/h2>\n\n\n\n

Selain membuktikan bahwa rokok bukan sesuatu yang adiktif, berpuasa di bulan Ramadhan adalah seruan agar kita lebih bertakwa kepada sang Maha Pemberi Rahmat. Labeling adiktif terhadap perokok jelas sudah terbantahkan dengan sendirinya ketika perokok berpuasa di bulan Ramadhan. Tudingan adiktif tersebut menjadi tidak relevan, ketika perokok sanggup menahan aktivitas merokoknya selama tiga belas jam lebih. Meskipun banyak juga perokok yang berbulan-bulan lamanya sanggup tidak merokok. Juga penelitian-penelitian bantahan yang mengatakan tidak tepat memberikan label adiktif terhadap perokok, karena berhenti merokok sangat mudah dilakukan oleh perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Dengan berpuasa di bulan Ramadhan, perokok akan menuai hikmah bahwa hidup bukan hanya perkara makan dan minum. Ada nilai sosial yang luar biasa terkandung di dalamnya, selain juga nilai ibadah mahdhoh tentunya. Tanpa melihat status dan golongan, puasa membuat kita saling memahami bahwa manusia setara dalam hak dan kewajibannya kepada Tuhan.
<\/p>\n\n\n\n

Puasa tidak memandang dia perokok atau bukan, ketika seruan berpuasa datang, semuanya menanggalkan semua atribut keduniawian untuk menjalankan kewajibannya sebagai manusia yang diciptakan untuk beribadah. Sesungguhnya Ibadah adalah hakikat dan tujuan penciptaan jin dan manusia. Dalam Q.S. 56 (Ad-Dzariat : 56)
<\/p>\n\n\n\n

Nah tiga langkah tadi dapat kita terapkan di sisa-sisa penghujung Ramadhan ini. Mari sama-sama kita tunaikan dengan itikad ketaatan dalam mencapai kesalihan sosial serta kesalihan spiritual, sebab menjadi perokok etis yang rahmatan lil alamin tidak hanya sebatas ucapan belaka, tapi bersesuainya ucapan dan perbuatan. Bukankah konsep keseimbangan sudah sejak dulu ditanamkan oleh leluhur kita. Termasuk berlaku seimbang dalam konteks konsumsi.
<\/p>\n","post_title":"4 Langkah Menjadi Perokok Etis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"4-langkah-menjadi-perokok-etis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-04-06 10:33:50","post_modified_gmt":"2019-04-06 03:33:50","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5608","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4495,"post_author":"888","post_date":"2018-01-20 08:34:16","post_date_gmt":"2018-01-20 01:34:16","post_content":"Anda perokok? Anda sering didiskriminasi masyarakat bukan perokok? Bila iya, silahkan evaluasi kegiatan merokok Anda. Sudahkah dilakukan di tempat dan cara yang tepat?<\/span>\r\n\r\nBeberapa hari lalu, saat saya ingin menyalip truk bermuatan pasir di Jalan Raya Pemda Tigaraksa, Sang Supir membuang puntung rokok yang masih menyala keluar jendela dan apesnya mengenai bagian tubuh saya. Coba bayangkan, jika saja abu puntung rokok itu mengenai mata dan mengganggu pengelihatan saya, mungkin akan terjadi kecelakaan yang menimpa saya.<\/span>\r\n\r\nSaya perokok akut dan saya menilai tindakan sopir membuang puntung sembarangan itu adalah kesalahan amat sangat. Membuang puntung sembarangan semacam itu tentu akan berakibat fatal dan mengganggu orang lain. <\/span>\r\n\r\nLain lagi, di angkutan umum yang ada anak-anak serta ibu-ibu, kadang banyak saja yang masih cuek dan tetap merokok. Sebuah pemandangan yang tentunya sangat menggangu. Dan teguran yang pas adalah Ibu-ibu itu menutup hidung dengan kerudung sambil memberikan kode batuk-batuk. Susah sekali memang sepertinya menegur langsung perokok itu, maklum, kita memang sering banyak basa-basi.<\/span>\r\n\r\nMembuang puntung rokok sembarangan dan merokok di sembarang tempat adalah kesalahan fatal yang sering dilakukan para perokok, sehingga wajar jika masyarakat luas menilai perokok adalah manusia laknat yang harus disingkirkan dari bumi ini. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok saya juga kadang menerima beberapa cibiran dari teman perempuan atau laki-laki yang tidak merokok karena tentu mereka menilai semua perokok sama saja, sembarangan membuang asap dan puntungnya, atau bahkan merokok ketika sedang berkendara.<\/span>\r\n\r\nSebagian orang menilai sisi buruk dari rokok tanpa meniiti ulang dan mencari sumbangsih rokok bagi negeri ini, selain uang triliunan lewat hasil cukai, Marcus Gideon dan Kevin Sanjaya yang baru-baru ini meraih gelar juara <\/span>series<\/span><\/i> terbanyak sepanjang pegelaran berasal dari PB Djarum. <\/span>\r\n\r\nMakin ke sini, saya sering diedukasi soal kretek oleh komunitas yang bergelut di bidang kretek dan tentunya sangat berguna bagi saya untuk menjauhkan stigma buruk terhadap para perokok, khususnya saya. <\/span>\r\n\r\nUntuk menjauhkan stigma buruk itu, saya sedikit-sedikit meninggalkan kebiasaan buruk saya sebagai perokok. Semisal, tidak membuang puntung sembarangan sehabis merokok, atau ketika merokok di samping orang yang tidak merokok saya meminta izin terlebih dahulu, jika di izinkan ya bakar, jika tidak ya menahan asam. <\/span>\r\n\r\nDan kebiasaan ini juga saya tularkan kepada teman-teman yang merokok agar melanjutkan kebiasaan baik dan tentu menghlangkan kebiasaan-kebiasaan buruk yang nantinya melekat menjadi <\/span>image<\/span><\/i> pribadi sendiri juga.<\/span>\r\n\r\nLagi pula, asap rokok tidak mengganggu di banding asap knalpot \u00a0motor 2 tak. Atau knalpot-knalpot angkutan umum yang ngebulnya bukan main. Dan harus kalian tahu, akhir-akhir ini cuaca mendung dan hujan melulu, menikmati hujan itu lebih nikmat jika di pasangkan dengan kretek dan kopi. Jika kita sebagai perokok tak ingin terus dianggap buruk, mulailah \u00a0meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk dan membanggakan diri sebagai perokok yang santun, perokok yang juga menghargai hak-hak yang tidak merokok. Ingatlah, rokok itu tidak pernah mengjarkan keburukan. <\/span>\r\n\r\nPerokok santun tidak hanya ingin dihormati, tetapi harus menghormati. Inget ini, Lur, \u00a0untuk urusan yang baik-baik imbuhan \u201cme\u201d itu lebih baik ketimbang \u201cdi\u201d. <\/strong>","post_title":"Jadilah Perokok yang Santun","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"jadilah-perokok-yang-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-20 08:36:53","post_modified_gmt":"2018-01-20 01:36:53","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4495","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4451,"post_author":"877","post_date":"2018-01-11 09:57:06","post_date_gmt":"2018-01-11 02:57:06","post_content":"Salah satu tuduhan bagi perokok yang sering kali diutarakan anti rokok, selain menjadi penyebab kematian dan berpengaruh negatif terhadap orang lain, adalah perokok tidak punya aturan. Lebih pada sikap perokok saat merokok, yaitu merokok disembarang tempat, buang puntung rokok dan buang abu rokok sembarang. <\/span>\r\n\r\nTuduhan rokok sebagai penyebab kematian dan dapat berpengaruh negatif pada orang lain, saya kira sudah <\/span>clear,<\/span><\/i> sudah banyak jawaban terkait keduany dengan jelas. Tuduhan keduanya tanpa dasar yang kuat, hingga seakan-akan dipaksakan. <\/span>\r\n\r\nKenyataan di lapangan banyak perokok yang umurnya panjang. Baca hasil survei <\/span>Sigit Budhi Setiawan<\/span><\/a> dalam buku yang berjudul \u201cMereka Yang Melampaui Waktu: konsep panjang umur, bahagia, sehat, dan tetap produktif\u201d terbit tahun 2013. Jelas didalamnya mengungkap banyak perokok yang usianya ratusan tahun, produktif dan masih tetap merokok. <\/span>\r\n\r\nBahkan berita terakhir di Sragen, Jawa Tengah, ada perokok yang umurnya mencapai 140an tahun. Ia terkenal dengan panggilan <\/span>Mbah Gotho<\/span><\/a> yang konon dan sampai akhir hayatnya adalah perokok berat. Lahir <\/span>31 Desember<\/span><\/a> 1870 dan meninggal di Sragen <\/span>30 April<\/span><\/a> 2017<\/span><\/a>, bahkan ia diklaim sebagai orang tertua di dunia.<\/span>\r\n\r\nLain itu, banyak bantahan yang menyatakan perokok pasif itu tidak ada dan tidak mungkin. Belum ada riset yang membuktikan bahwa asap rokok menjadi penyebab utama penyakit seseorang. Tuduhan semacam ini terkesan mengada-ada. <\/span>\r\n\r\nPerokok dari dulu hingga sekarang mempunyai kesadaran tersendiri. Rata-rata aktivitas merokok sebagai bentuk relaksasi, dilakukan berjeda dan membutuhkan waktu tersendiri sesuai keinginan hati. Merokok memang bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja saat dibutuhkan. Namun mayoritas perokok tetap melihat situasi dan kondisi. <\/span>\r\n\r\nDi Yogyakarta ada sosok Kiai perokok yang menjadi imam salat fardu (lima waktu) di masjid, sebut saja Kiai Ahmad (nama samaran), tiap jalan menuju masjid bisa dipastikan ia menyulut rokok, jarak rumah dengan masjid hanya sekitar \u00b1200 meter. Sesampainya di masjid, ia mematikan rokoknya dan disimpan ditempat aman, kemudian akan dilanjutkan setelah mengerjakan sholat. Tapi juga terkadang dibuang ke bak sampah. Ia tidak pernah sekalipun merokok dalam masjid. <\/span>\r\n\r\nBegitu juga kebiasannya di rumah, ia hampir tidak pernah merokok di depan istri dan putranya. Saat merokok ia memilih tempat tersendiri terpisah dengan istri dan putranya. \u00a0Karena ia sadar, harus menghormati istri dan putranya yang tidak merokok. Lain itu, setiap mau merokok ia akan mencari asbak sebagai tempat puntung dan abu rokok untuk menjaga kebersihan.<\/span>\r\n\r\nCerita keseharian kiai di atas adalah representasi perokok santun. Dan masih banyak perokok santun lainnya yang sadar tentang aturan main merokok. Bagi perokok, merokok adalah budaya yang dilakukan sebagai media relaksasi dan bukan menjadi kebutuhan yang utama. <\/span>\r\n\r\nPada dasarnya perokok umumnya mempunyai atauran tersendiri sesuai konteks kehidupan masing-masing. Perokok paham betul kapan ia harus merokok, kapan ia tidak menyulut rokoknya dan kapan ia harus mematikan rokoknya. <\/span>\r\n\r\nBuktinya perokok tidak akan memaksakan merokok di ruangan ber AC tanpa adanya exhaust (alat penghisap asap) atau tanpa kesepakatan bersama. Perokok tidak akan merokok di kendaraan yang ber AC \u00a0dan tertutup rapat. <\/span>\r\n\r\nWalaupun perokok merokok di tempat yang telah disepakati atau sudah mendapatkan ijin, ternyata dalam ruangan masih ada seseorang yang tidak merokok, bisa dipastikan merokoknya tidak terasa nikmat. Kebanyakan akan memilih tidak merokok. Kalaupun terpaksa merokok akan terasa canggung. \u00a0Sehingga terkadang asap yang dikeluarkan diarahkan yang berlawanan dengan posisi yang tidak merokok. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok santun, sudah menjadi kebiasaan jika akan merokok terlebih dahulu mencari tempat untuk membuang puntung dan abu rokok (asbak). Terkadang saking kreatifnya, jika tidak ditemukan asbak, mereka (perokok) membuat asbak sendiri yang terbuat dari bahan disekitarnya. Tidak jarang perokok membuat asbak dengan bahan kertas. Ia tahu kertas adalah salah satu bahan yang akan terbakar jika terkena bara rokok. Namun apa boleh buat dengan sangat terpaksa ia harus membuat asbak dengan sangat sederhana sebagai tempat pembuangan puntung dan abu rokok, untuk menjaga kebersihan. <\/span>\r\n\r\nBudaya merokok santun, adalah warisan tatanan nilai turun temurun oleh nenek moyang. Tidak lain untuk menjaga kebersamaan, penghormatan hak orang lain, menjaga kesopanan, dan bahkan untuk mempertahankan etiket merokok yang baik.<\/span>","post_title":"Menjadi Perokok Santun yang Taat Aturan Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-perokok-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-11 09:57:26","post_modified_gmt":"2018-01-11 02:57:26","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4451","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Bulan Ramadhan kerap kali dimeriahi dengan buka bersama alias bukber , tanpa bukber kadang rasanya kayak ada dua-tiga orang merokok tapi tidak ada asbaknya. Maka tak heran tempat-tempat makan, tempat kerja, ruang publik lainnya menjadi tempat untuk berbuka puasa bersama. Nah saat berbuka di tempat-tempat inilah perokok harus melihat apakah tempat tersebut menyediakan ruang merokok atau tidak. Sehabis berbuka puasa, setelah hampir tiga belas jam lamanya perokok menghentikan sementara aktivitas merokoknya, tentu merokok masuk ke dalam daftar menu berbuka puasa. Tapi jangan berpikiran bahwa perokok ketika waktunya berbuka langsung merokok loh ya. Pasti minum air putih terlebih dahulu, makan takjilan dulu, karena perokok bukan onta yang minum sama makannya irit-irit.
<\/p>\n\n\n\n

Minum dan makan takjil sudah, barulah waktunya untuk membakar sebatang rokok. Banyak juga yang merokoknya ditunda dulu sampai sehabis salat taraweh. Semua tergantung kebutuhan. Tapi bagi perokok yang menyegerakan waktu merokoknya, di tempat buka puasa bersama, perokok etis yang rahmatan lil alamin tidak asal sembarangan merokok. Tentulah akan merokok pada tempat yang telah disediakan. Karena konsep etis dan rahmatan lil alamin adalah tidak berlaku dzolim. Bertindak secara proporsional, itu intinya.
<\/p>\n\n\n\n

Kedua: Berbagilah dengan Sesama
<\/h2>\n\n\n\n

Tagline indahnya berbagi di bulan Ramadhan biasanya sering bermunculan. Meskipun itikad berbagi bukan hanya berlaku di bulan Ramadhan saja, namun tagline tersebut patut pula menjadi renungan dan diwujudkan dalam laku sosial kita, agar terlatih menjadi manusia yang lebih baik pada bulan-bulan selanjutnya.
<\/p>\n\n\n\n

Berbagi dapat dimulai dari hal-hal yang sederhana. Berbagi api, dengan meminjamkan korek misalnya, berbagi asbak, dengan tidak mengakuisisi asbak, berbagi rokok, bukan berarti rokok sebatang dihisap keliling loh ya, selebihnya kita bisa berbagi hikmah Ramadhan, berbagi pengalam seharian berpuasa.
<\/p>\n\n\n\n

Saat berbuka puasa seringkali pula perokok kelupaan membeli rokok karena tak punya stok yang disimpan. Menawari apa yang kita miliki, bilamana itu berupa rokok, korek, maupun asbak, tawarkanlah. Dari sisi itu terdapat ciri insan yang memiliki spirit berbagi, selain sebagai wujud solidaritas juga upaya menjalin silaturahmi.
<\/p>\n\n\n\n

Ketiga: Berpuasalah di Bulan Ramadhan
<\/h2>\n\n\n\n

Selain membuktikan bahwa rokok bukan sesuatu yang adiktif, berpuasa di bulan Ramadhan adalah seruan agar kita lebih bertakwa kepada sang Maha Pemberi Rahmat. Labeling adiktif terhadap perokok jelas sudah terbantahkan dengan sendirinya ketika perokok berpuasa di bulan Ramadhan. Tudingan adiktif tersebut menjadi tidak relevan, ketika perokok sanggup menahan aktivitas merokoknya selama tiga belas jam lebih. Meskipun banyak juga perokok yang berbulan-bulan lamanya sanggup tidak merokok. Juga penelitian-penelitian bantahan yang mengatakan tidak tepat memberikan label adiktif terhadap perokok, karena berhenti merokok sangat mudah dilakukan oleh perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Dengan berpuasa di bulan Ramadhan, perokok akan menuai hikmah bahwa hidup bukan hanya perkara makan dan minum. Ada nilai sosial yang luar biasa terkandung di dalamnya, selain juga nilai ibadah mahdhoh tentunya. Tanpa melihat status dan golongan, puasa membuat kita saling memahami bahwa manusia setara dalam hak dan kewajibannya kepada Tuhan.
<\/p>\n\n\n\n

Puasa tidak memandang dia perokok atau bukan, ketika seruan berpuasa datang, semuanya menanggalkan semua atribut keduniawian untuk menjalankan kewajibannya sebagai manusia yang diciptakan untuk beribadah. Sesungguhnya Ibadah adalah hakikat dan tujuan penciptaan jin dan manusia. Dalam Q.S. 56 (Ad-Dzariat : 56)
<\/p>\n\n\n\n

Nah tiga langkah tadi dapat kita terapkan di sisa-sisa penghujung Ramadhan ini. Mari sama-sama kita tunaikan dengan itikad ketaatan dalam mencapai kesalihan sosial serta kesalihan spiritual, sebab menjadi perokok etis yang rahmatan lil alamin tidak hanya sebatas ucapan belaka, tapi bersesuainya ucapan dan perbuatan. Bukankah konsep keseimbangan sudah sejak dulu ditanamkan oleh leluhur kita. Termasuk berlaku seimbang dalam konteks konsumsi.
<\/p>\n","post_title":"4 Langkah Menjadi Perokok Etis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"4-langkah-menjadi-perokok-etis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-04-06 10:33:50","post_modified_gmt":"2019-04-06 03:33:50","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5608","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4495,"post_author":"888","post_date":"2018-01-20 08:34:16","post_date_gmt":"2018-01-20 01:34:16","post_content":"Anda perokok? Anda sering didiskriminasi masyarakat bukan perokok? Bila iya, silahkan evaluasi kegiatan merokok Anda. Sudahkah dilakukan di tempat dan cara yang tepat?<\/span>\r\n\r\nBeberapa hari lalu, saat saya ingin menyalip truk bermuatan pasir di Jalan Raya Pemda Tigaraksa, Sang Supir membuang puntung rokok yang masih menyala keluar jendela dan apesnya mengenai bagian tubuh saya. Coba bayangkan, jika saja abu puntung rokok itu mengenai mata dan mengganggu pengelihatan saya, mungkin akan terjadi kecelakaan yang menimpa saya.<\/span>\r\n\r\nSaya perokok akut dan saya menilai tindakan sopir membuang puntung sembarangan itu adalah kesalahan amat sangat. Membuang puntung sembarangan semacam itu tentu akan berakibat fatal dan mengganggu orang lain. <\/span>\r\n\r\nLain lagi, di angkutan umum yang ada anak-anak serta ibu-ibu, kadang banyak saja yang masih cuek dan tetap merokok. Sebuah pemandangan yang tentunya sangat menggangu. Dan teguran yang pas adalah Ibu-ibu itu menutup hidung dengan kerudung sambil memberikan kode batuk-batuk. Susah sekali memang sepertinya menegur langsung perokok itu, maklum, kita memang sering banyak basa-basi.<\/span>\r\n\r\nMembuang puntung rokok sembarangan dan merokok di sembarang tempat adalah kesalahan fatal yang sering dilakukan para perokok, sehingga wajar jika masyarakat luas menilai perokok adalah manusia laknat yang harus disingkirkan dari bumi ini. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok saya juga kadang menerima beberapa cibiran dari teman perempuan atau laki-laki yang tidak merokok karena tentu mereka menilai semua perokok sama saja, sembarangan membuang asap dan puntungnya, atau bahkan merokok ketika sedang berkendara.<\/span>\r\n\r\nSebagian orang menilai sisi buruk dari rokok tanpa meniiti ulang dan mencari sumbangsih rokok bagi negeri ini, selain uang triliunan lewat hasil cukai, Marcus Gideon dan Kevin Sanjaya yang baru-baru ini meraih gelar juara <\/span>series<\/span><\/i> terbanyak sepanjang pegelaran berasal dari PB Djarum. <\/span>\r\n\r\nMakin ke sini, saya sering diedukasi soal kretek oleh komunitas yang bergelut di bidang kretek dan tentunya sangat berguna bagi saya untuk menjauhkan stigma buruk terhadap para perokok, khususnya saya. <\/span>\r\n\r\nUntuk menjauhkan stigma buruk itu, saya sedikit-sedikit meninggalkan kebiasaan buruk saya sebagai perokok. Semisal, tidak membuang puntung sembarangan sehabis merokok, atau ketika merokok di samping orang yang tidak merokok saya meminta izin terlebih dahulu, jika di izinkan ya bakar, jika tidak ya menahan asam. <\/span>\r\n\r\nDan kebiasaan ini juga saya tularkan kepada teman-teman yang merokok agar melanjutkan kebiasaan baik dan tentu menghlangkan kebiasaan-kebiasaan buruk yang nantinya melekat menjadi <\/span>image<\/span><\/i> pribadi sendiri juga.<\/span>\r\n\r\nLagi pula, asap rokok tidak mengganggu di banding asap knalpot \u00a0motor 2 tak. Atau knalpot-knalpot angkutan umum yang ngebulnya bukan main. Dan harus kalian tahu, akhir-akhir ini cuaca mendung dan hujan melulu, menikmati hujan itu lebih nikmat jika di pasangkan dengan kretek dan kopi. Jika kita sebagai perokok tak ingin terus dianggap buruk, mulailah \u00a0meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk dan membanggakan diri sebagai perokok yang santun, perokok yang juga menghargai hak-hak yang tidak merokok. Ingatlah, rokok itu tidak pernah mengjarkan keburukan. <\/span>\r\n\r\nPerokok santun tidak hanya ingin dihormati, tetapi harus menghormati. Inget ini, Lur, \u00a0untuk urusan yang baik-baik imbuhan \u201cme\u201d itu lebih baik ketimbang \u201cdi\u201d. <\/strong>","post_title":"Jadilah Perokok yang Santun","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"jadilah-perokok-yang-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-20 08:36:53","post_modified_gmt":"2018-01-20 01:36:53","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4495","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4451,"post_author":"877","post_date":"2018-01-11 09:57:06","post_date_gmt":"2018-01-11 02:57:06","post_content":"Salah satu tuduhan bagi perokok yang sering kali diutarakan anti rokok, selain menjadi penyebab kematian dan berpengaruh negatif terhadap orang lain, adalah perokok tidak punya aturan. Lebih pada sikap perokok saat merokok, yaitu merokok disembarang tempat, buang puntung rokok dan buang abu rokok sembarang. <\/span>\r\n\r\nTuduhan rokok sebagai penyebab kematian dan dapat berpengaruh negatif pada orang lain, saya kira sudah <\/span>clear,<\/span><\/i> sudah banyak jawaban terkait keduany dengan jelas. Tuduhan keduanya tanpa dasar yang kuat, hingga seakan-akan dipaksakan. <\/span>\r\n\r\nKenyataan di lapangan banyak perokok yang umurnya panjang. Baca hasil survei <\/span>Sigit Budhi Setiawan<\/span><\/a> dalam buku yang berjudul \u201cMereka Yang Melampaui Waktu: konsep panjang umur, bahagia, sehat, dan tetap produktif\u201d terbit tahun 2013. Jelas didalamnya mengungkap banyak perokok yang usianya ratusan tahun, produktif dan masih tetap merokok. <\/span>\r\n\r\nBahkan berita terakhir di Sragen, Jawa Tengah, ada perokok yang umurnya mencapai 140an tahun. Ia terkenal dengan panggilan <\/span>Mbah Gotho<\/span><\/a> yang konon dan sampai akhir hayatnya adalah perokok berat. Lahir <\/span>31 Desember<\/span><\/a> 1870 dan meninggal di Sragen <\/span>30 April<\/span><\/a> 2017<\/span><\/a>, bahkan ia diklaim sebagai orang tertua di dunia.<\/span>\r\n\r\nLain itu, banyak bantahan yang menyatakan perokok pasif itu tidak ada dan tidak mungkin. Belum ada riset yang membuktikan bahwa asap rokok menjadi penyebab utama penyakit seseorang. Tuduhan semacam ini terkesan mengada-ada. <\/span>\r\n\r\nPerokok dari dulu hingga sekarang mempunyai kesadaran tersendiri. Rata-rata aktivitas merokok sebagai bentuk relaksasi, dilakukan berjeda dan membutuhkan waktu tersendiri sesuai keinginan hati. Merokok memang bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja saat dibutuhkan. Namun mayoritas perokok tetap melihat situasi dan kondisi. <\/span>\r\n\r\nDi Yogyakarta ada sosok Kiai perokok yang menjadi imam salat fardu (lima waktu) di masjid, sebut saja Kiai Ahmad (nama samaran), tiap jalan menuju masjid bisa dipastikan ia menyulut rokok, jarak rumah dengan masjid hanya sekitar \u00b1200 meter. Sesampainya di masjid, ia mematikan rokoknya dan disimpan ditempat aman, kemudian akan dilanjutkan setelah mengerjakan sholat. Tapi juga terkadang dibuang ke bak sampah. Ia tidak pernah sekalipun merokok dalam masjid. <\/span>\r\n\r\nBegitu juga kebiasannya di rumah, ia hampir tidak pernah merokok di depan istri dan putranya. Saat merokok ia memilih tempat tersendiri terpisah dengan istri dan putranya. \u00a0Karena ia sadar, harus menghormati istri dan putranya yang tidak merokok. Lain itu, setiap mau merokok ia akan mencari asbak sebagai tempat puntung dan abu rokok untuk menjaga kebersihan.<\/span>\r\n\r\nCerita keseharian kiai di atas adalah representasi perokok santun. Dan masih banyak perokok santun lainnya yang sadar tentang aturan main merokok. Bagi perokok, merokok adalah budaya yang dilakukan sebagai media relaksasi dan bukan menjadi kebutuhan yang utama. <\/span>\r\n\r\nPada dasarnya perokok umumnya mempunyai atauran tersendiri sesuai konteks kehidupan masing-masing. Perokok paham betul kapan ia harus merokok, kapan ia tidak menyulut rokoknya dan kapan ia harus mematikan rokoknya. <\/span>\r\n\r\nBuktinya perokok tidak akan memaksakan merokok di ruangan ber AC tanpa adanya exhaust (alat penghisap asap) atau tanpa kesepakatan bersama. Perokok tidak akan merokok di kendaraan yang ber AC \u00a0dan tertutup rapat. <\/span>\r\n\r\nWalaupun perokok merokok di tempat yang telah disepakati atau sudah mendapatkan ijin, ternyata dalam ruangan masih ada seseorang yang tidak merokok, bisa dipastikan merokoknya tidak terasa nikmat. Kebanyakan akan memilih tidak merokok. Kalaupun terpaksa merokok akan terasa canggung. \u00a0Sehingga terkadang asap yang dikeluarkan diarahkan yang berlawanan dengan posisi yang tidak merokok. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok santun, sudah menjadi kebiasaan jika akan merokok terlebih dahulu mencari tempat untuk membuang puntung dan abu rokok (asbak). Terkadang saking kreatifnya, jika tidak ditemukan asbak, mereka (perokok) membuat asbak sendiri yang terbuat dari bahan disekitarnya. Tidak jarang perokok membuat asbak dengan bahan kertas. Ia tahu kertas adalah salah satu bahan yang akan terbakar jika terkena bara rokok. Namun apa boleh buat dengan sangat terpaksa ia harus membuat asbak dengan sangat sederhana sebagai tempat pembuangan puntung dan abu rokok, untuk menjaga kebersihan. <\/span>\r\n\r\nBudaya merokok santun, adalah warisan tatanan nilai turun temurun oleh nenek moyang. Tidak lain untuk menjaga kebersamaan, penghormatan hak orang lain, menjaga kesopanan, dan bahkan untuk mempertahankan etiket merokok yang baik.<\/span>","post_title":"Menjadi Perokok Santun yang Taat Aturan Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-perokok-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-11 09:57:26","post_modified_gmt":"2018-01-11 02:57:26","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4451","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Pertama: Merokok di Ruang Merokok yang Telah Disediakan
<\/h3>\n\n\n\n

Bulan Ramadhan kerap kali dimeriahi dengan buka bersama alias bukber , tanpa bukber kadang rasanya kayak ada dua-tiga orang merokok tapi tidak ada asbaknya. Maka tak heran tempat-tempat makan, tempat kerja, ruang publik lainnya menjadi tempat untuk berbuka puasa bersama. Nah saat berbuka di tempat-tempat inilah perokok harus melihat apakah tempat tersebut menyediakan ruang merokok atau tidak. Sehabis berbuka puasa, setelah hampir tiga belas jam lamanya perokok menghentikan sementara aktivitas merokoknya, tentu merokok masuk ke dalam daftar menu berbuka puasa. Tapi jangan berpikiran bahwa perokok ketika waktunya berbuka langsung merokok loh ya. Pasti minum air putih terlebih dahulu, makan takjilan dulu, karena perokok bukan onta yang minum sama makannya irit-irit.
<\/p>\n\n\n\n

Minum dan makan takjil sudah, barulah waktunya untuk membakar sebatang rokok. Banyak juga yang merokoknya ditunda dulu sampai sehabis salat taraweh. Semua tergantung kebutuhan. Tapi bagi perokok yang menyegerakan waktu merokoknya, di tempat buka puasa bersama, perokok etis yang rahmatan lil alamin tidak asal sembarangan merokok. Tentulah akan merokok pada tempat yang telah disediakan. Karena konsep etis dan rahmatan lil alamin adalah tidak berlaku dzolim. Bertindak secara proporsional, itu intinya.
<\/p>\n\n\n\n

Kedua: Berbagilah dengan Sesama
<\/h2>\n\n\n\n

Tagline indahnya berbagi di bulan Ramadhan biasanya sering bermunculan. Meskipun itikad berbagi bukan hanya berlaku di bulan Ramadhan saja, namun tagline tersebut patut pula menjadi renungan dan diwujudkan dalam laku sosial kita, agar terlatih menjadi manusia yang lebih baik pada bulan-bulan selanjutnya.
<\/p>\n\n\n\n

Berbagi dapat dimulai dari hal-hal yang sederhana. Berbagi api, dengan meminjamkan korek misalnya, berbagi asbak, dengan tidak mengakuisisi asbak, berbagi rokok, bukan berarti rokok sebatang dihisap keliling loh ya, selebihnya kita bisa berbagi hikmah Ramadhan, berbagi pengalam seharian berpuasa.
<\/p>\n\n\n\n

Saat berbuka puasa seringkali pula perokok kelupaan membeli rokok karena tak punya stok yang disimpan. Menawari apa yang kita miliki, bilamana itu berupa rokok, korek, maupun asbak, tawarkanlah. Dari sisi itu terdapat ciri insan yang memiliki spirit berbagi, selain sebagai wujud solidaritas juga upaya menjalin silaturahmi.
<\/p>\n\n\n\n

Ketiga: Berpuasalah di Bulan Ramadhan
<\/h2>\n\n\n\n

Selain membuktikan bahwa rokok bukan sesuatu yang adiktif, berpuasa di bulan Ramadhan adalah seruan agar kita lebih bertakwa kepada sang Maha Pemberi Rahmat. Labeling adiktif terhadap perokok jelas sudah terbantahkan dengan sendirinya ketika perokok berpuasa di bulan Ramadhan. Tudingan adiktif tersebut menjadi tidak relevan, ketika perokok sanggup menahan aktivitas merokoknya selama tiga belas jam lebih. Meskipun banyak juga perokok yang berbulan-bulan lamanya sanggup tidak merokok. Juga penelitian-penelitian bantahan yang mengatakan tidak tepat memberikan label adiktif terhadap perokok, karena berhenti merokok sangat mudah dilakukan oleh perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Dengan berpuasa di bulan Ramadhan, perokok akan menuai hikmah bahwa hidup bukan hanya perkara makan dan minum. Ada nilai sosial yang luar biasa terkandung di dalamnya, selain juga nilai ibadah mahdhoh tentunya. Tanpa melihat status dan golongan, puasa membuat kita saling memahami bahwa manusia setara dalam hak dan kewajibannya kepada Tuhan.
<\/p>\n\n\n\n

Puasa tidak memandang dia perokok atau bukan, ketika seruan berpuasa datang, semuanya menanggalkan semua atribut keduniawian untuk menjalankan kewajibannya sebagai manusia yang diciptakan untuk beribadah. Sesungguhnya Ibadah adalah hakikat dan tujuan penciptaan jin dan manusia. Dalam Q.S. 56 (Ad-Dzariat : 56)
<\/p>\n\n\n\n

Nah tiga langkah tadi dapat kita terapkan di sisa-sisa penghujung Ramadhan ini. Mari sama-sama kita tunaikan dengan itikad ketaatan dalam mencapai kesalihan sosial serta kesalihan spiritual, sebab menjadi perokok etis yang rahmatan lil alamin tidak hanya sebatas ucapan belaka, tapi bersesuainya ucapan dan perbuatan. Bukankah konsep keseimbangan sudah sejak dulu ditanamkan oleh leluhur kita. Termasuk berlaku seimbang dalam konteks konsumsi.
<\/p>\n","post_title":"4 Langkah Menjadi Perokok Etis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"4-langkah-menjadi-perokok-etis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-04-06 10:33:50","post_modified_gmt":"2019-04-06 03:33:50","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5608","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4495,"post_author":"888","post_date":"2018-01-20 08:34:16","post_date_gmt":"2018-01-20 01:34:16","post_content":"Anda perokok? Anda sering didiskriminasi masyarakat bukan perokok? Bila iya, silahkan evaluasi kegiatan merokok Anda. Sudahkah dilakukan di tempat dan cara yang tepat?<\/span>\r\n\r\nBeberapa hari lalu, saat saya ingin menyalip truk bermuatan pasir di Jalan Raya Pemda Tigaraksa, Sang Supir membuang puntung rokok yang masih menyala keluar jendela dan apesnya mengenai bagian tubuh saya. Coba bayangkan, jika saja abu puntung rokok itu mengenai mata dan mengganggu pengelihatan saya, mungkin akan terjadi kecelakaan yang menimpa saya.<\/span>\r\n\r\nSaya perokok akut dan saya menilai tindakan sopir membuang puntung sembarangan itu adalah kesalahan amat sangat. Membuang puntung sembarangan semacam itu tentu akan berakibat fatal dan mengganggu orang lain. <\/span>\r\n\r\nLain lagi, di angkutan umum yang ada anak-anak serta ibu-ibu, kadang banyak saja yang masih cuek dan tetap merokok. Sebuah pemandangan yang tentunya sangat menggangu. Dan teguran yang pas adalah Ibu-ibu itu menutup hidung dengan kerudung sambil memberikan kode batuk-batuk. Susah sekali memang sepertinya menegur langsung perokok itu, maklum, kita memang sering banyak basa-basi.<\/span>\r\n\r\nMembuang puntung rokok sembarangan dan merokok di sembarang tempat adalah kesalahan fatal yang sering dilakukan para perokok, sehingga wajar jika masyarakat luas menilai perokok adalah manusia laknat yang harus disingkirkan dari bumi ini. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok saya juga kadang menerima beberapa cibiran dari teman perempuan atau laki-laki yang tidak merokok karena tentu mereka menilai semua perokok sama saja, sembarangan membuang asap dan puntungnya, atau bahkan merokok ketika sedang berkendara.<\/span>\r\n\r\nSebagian orang menilai sisi buruk dari rokok tanpa meniiti ulang dan mencari sumbangsih rokok bagi negeri ini, selain uang triliunan lewat hasil cukai, Marcus Gideon dan Kevin Sanjaya yang baru-baru ini meraih gelar juara <\/span>series<\/span><\/i> terbanyak sepanjang pegelaran berasal dari PB Djarum. <\/span>\r\n\r\nMakin ke sini, saya sering diedukasi soal kretek oleh komunitas yang bergelut di bidang kretek dan tentunya sangat berguna bagi saya untuk menjauhkan stigma buruk terhadap para perokok, khususnya saya. <\/span>\r\n\r\nUntuk menjauhkan stigma buruk itu, saya sedikit-sedikit meninggalkan kebiasaan buruk saya sebagai perokok. Semisal, tidak membuang puntung sembarangan sehabis merokok, atau ketika merokok di samping orang yang tidak merokok saya meminta izin terlebih dahulu, jika di izinkan ya bakar, jika tidak ya menahan asam. <\/span>\r\n\r\nDan kebiasaan ini juga saya tularkan kepada teman-teman yang merokok agar melanjutkan kebiasaan baik dan tentu menghlangkan kebiasaan-kebiasaan buruk yang nantinya melekat menjadi <\/span>image<\/span><\/i> pribadi sendiri juga.<\/span>\r\n\r\nLagi pula, asap rokok tidak mengganggu di banding asap knalpot \u00a0motor 2 tak. Atau knalpot-knalpot angkutan umum yang ngebulnya bukan main. Dan harus kalian tahu, akhir-akhir ini cuaca mendung dan hujan melulu, menikmati hujan itu lebih nikmat jika di pasangkan dengan kretek dan kopi. Jika kita sebagai perokok tak ingin terus dianggap buruk, mulailah \u00a0meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk dan membanggakan diri sebagai perokok yang santun, perokok yang juga menghargai hak-hak yang tidak merokok. Ingatlah, rokok itu tidak pernah mengjarkan keburukan. <\/span>\r\n\r\nPerokok santun tidak hanya ingin dihormati, tetapi harus menghormati. Inget ini, Lur, \u00a0untuk urusan yang baik-baik imbuhan \u201cme\u201d itu lebih baik ketimbang \u201cdi\u201d. <\/strong>","post_title":"Jadilah Perokok yang Santun","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"jadilah-perokok-yang-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-20 08:36:53","post_modified_gmt":"2018-01-20 01:36:53","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4495","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4451,"post_author":"877","post_date":"2018-01-11 09:57:06","post_date_gmt":"2018-01-11 02:57:06","post_content":"Salah satu tuduhan bagi perokok yang sering kali diutarakan anti rokok, selain menjadi penyebab kematian dan berpengaruh negatif terhadap orang lain, adalah perokok tidak punya aturan. Lebih pada sikap perokok saat merokok, yaitu merokok disembarang tempat, buang puntung rokok dan buang abu rokok sembarang. <\/span>\r\n\r\nTuduhan rokok sebagai penyebab kematian dan dapat berpengaruh negatif pada orang lain, saya kira sudah <\/span>clear,<\/span><\/i> sudah banyak jawaban terkait keduany dengan jelas. Tuduhan keduanya tanpa dasar yang kuat, hingga seakan-akan dipaksakan. <\/span>\r\n\r\nKenyataan di lapangan banyak perokok yang umurnya panjang. Baca hasil survei <\/span>Sigit Budhi Setiawan<\/span><\/a> dalam buku yang berjudul \u201cMereka Yang Melampaui Waktu: konsep panjang umur, bahagia, sehat, dan tetap produktif\u201d terbit tahun 2013. Jelas didalamnya mengungkap banyak perokok yang usianya ratusan tahun, produktif dan masih tetap merokok. <\/span>\r\n\r\nBahkan berita terakhir di Sragen, Jawa Tengah, ada perokok yang umurnya mencapai 140an tahun. Ia terkenal dengan panggilan <\/span>Mbah Gotho<\/span><\/a> yang konon dan sampai akhir hayatnya adalah perokok berat. Lahir <\/span>31 Desember<\/span><\/a> 1870 dan meninggal di Sragen <\/span>30 April<\/span><\/a> 2017<\/span><\/a>, bahkan ia diklaim sebagai orang tertua di dunia.<\/span>\r\n\r\nLain itu, banyak bantahan yang menyatakan perokok pasif itu tidak ada dan tidak mungkin. Belum ada riset yang membuktikan bahwa asap rokok menjadi penyebab utama penyakit seseorang. Tuduhan semacam ini terkesan mengada-ada. <\/span>\r\n\r\nPerokok dari dulu hingga sekarang mempunyai kesadaran tersendiri. Rata-rata aktivitas merokok sebagai bentuk relaksasi, dilakukan berjeda dan membutuhkan waktu tersendiri sesuai keinginan hati. Merokok memang bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja saat dibutuhkan. Namun mayoritas perokok tetap melihat situasi dan kondisi. <\/span>\r\n\r\nDi Yogyakarta ada sosok Kiai perokok yang menjadi imam salat fardu (lima waktu) di masjid, sebut saja Kiai Ahmad (nama samaran), tiap jalan menuju masjid bisa dipastikan ia menyulut rokok, jarak rumah dengan masjid hanya sekitar \u00b1200 meter. Sesampainya di masjid, ia mematikan rokoknya dan disimpan ditempat aman, kemudian akan dilanjutkan setelah mengerjakan sholat. Tapi juga terkadang dibuang ke bak sampah. Ia tidak pernah sekalipun merokok dalam masjid. <\/span>\r\n\r\nBegitu juga kebiasannya di rumah, ia hampir tidak pernah merokok di depan istri dan putranya. Saat merokok ia memilih tempat tersendiri terpisah dengan istri dan putranya. \u00a0Karena ia sadar, harus menghormati istri dan putranya yang tidak merokok. Lain itu, setiap mau merokok ia akan mencari asbak sebagai tempat puntung dan abu rokok untuk menjaga kebersihan.<\/span>\r\n\r\nCerita keseharian kiai di atas adalah representasi perokok santun. Dan masih banyak perokok santun lainnya yang sadar tentang aturan main merokok. Bagi perokok, merokok adalah budaya yang dilakukan sebagai media relaksasi dan bukan menjadi kebutuhan yang utama. <\/span>\r\n\r\nPada dasarnya perokok umumnya mempunyai atauran tersendiri sesuai konteks kehidupan masing-masing. Perokok paham betul kapan ia harus merokok, kapan ia tidak menyulut rokoknya dan kapan ia harus mematikan rokoknya. <\/span>\r\n\r\nBuktinya perokok tidak akan memaksakan merokok di ruangan ber AC tanpa adanya exhaust (alat penghisap asap) atau tanpa kesepakatan bersama. Perokok tidak akan merokok di kendaraan yang ber AC \u00a0dan tertutup rapat. <\/span>\r\n\r\nWalaupun perokok merokok di tempat yang telah disepakati atau sudah mendapatkan ijin, ternyata dalam ruangan masih ada seseorang yang tidak merokok, bisa dipastikan merokoknya tidak terasa nikmat. Kebanyakan akan memilih tidak merokok. Kalaupun terpaksa merokok akan terasa canggung. \u00a0Sehingga terkadang asap yang dikeluarkan diarahkan yang berlawanan dengan posisi yang tidak merokok. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok santun, sudah menjadi kebiasaan jika akan merokok terlebih dahulu mencari tempat untuk membuang puntung dan abu rokok (asbak). Terkadang saking kreatifnya, jika tidak ditemukan asbak, mereka (perokok) membuat asbak sendiri yang terbuat dari bahan disekitarnya. Tidak jarang perokok membuat asbak dengan bahan kertas. Ia tahu kertas adalah salah satu bahan yang akan terbakar jika terkena bara rokok. Namun apa boleh buat dengan sangat terpaksa ia harus membuat asbak dengan sangat sederhana sebagai tempat pembuangan puntung dan abu rokok, untuk menjaga kebersihan. <\/span>\r\n\r\nBudaya merokok santun, adalah warisan tatanan nilai turun temurun oleh nenek moyang. Tidak lain untuk menjaga kebersamaan, penghormatan hak orang lain, menjaga kesopanan, dan bahkan untuk mempertahankan etiket merokok yang baik.<\/span>","post_title":"Menjadi Perokok Santun yang Taat Aturan Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-perokok-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-11 09:57:26","post_modified_gmt":"2018-01-11 02:57:26","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4451","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Nah di atas tadi merupakan langkah-langkah yang wajib diterapkan oleh para perokok agar menjadi perokok etis. Dengan menjadi perokok etis, para perokok dapat menepis stigma negatif yang dilekatkan kepada perokok, dan tentunya juga dapat menjadi tonggak bagi perjuangan perokok melawan diskriminasi terhadap Industri Hasil Tembakau.<\/p>\n\n\n\n

Pertama: Merokok di Ruang Merokok yang Telah Disediakan
<\/h3>\n\n\n\n

Bulan Ramadhan kerap kali dimeriahi dengan buka bersama alias bukber , tanpa bukber kadang rasanya kayak ada dua-tiga orang merokok tapi tidak ada asbaknya. Maka tak heran tempat-tempat makan, tempat kerja, ruang publik lainnya menjadi tempat untuk berbuka puasa bersama. Nah saat berbuka di tempat-tempat inilah perokok harus melihat apakah tempat tersebut menyediakan ruang merokok atau tidak. Sehabis berbuka puasa, setelah hampir tiga belas jam lamanya perokok menghentikan sementara aktivitas merokoknya, tentu merokok masuk ke dalam daftar menu berbuka puasa. Tapi jangan berpikiran bahwa perokok ketika waktunya berbuka langsung merokok loh ya. Pasti minum air putih terlebih dahulu, makan takjilan dulu, karena perokok bukan onta yang minum sama makannya irit-irit.
<\/p>\n\n\n\n

Minum dan makan takjil sudah, barulah waktunya untuk membakar sebatang rokok. Banyak juga yang merokoknya ditunda dulu sampai sehabis salat taraweh. Semua tergantung kebutuhan. Tapi bagi perokok yang menyegerakan waktu merokoknya, di tempat buka puasa bersama, perokok etis yang rahmatan lil alamin tidak asal sembarangan merokok. Tentulah akan merokok pada tempat yang telah disediakan. Karena konsep etis dan rahmatan lil alamin adalah tidak berlaku dzolim. Bertindak secara proporsional, itu intinya.
<\/p>\n\n\n\n

Kedua: Berbagilah dengan Sesama
<\/h2>\n\n\n\n

Tagline indahnya berbagi di bulan Ramadhan biasanya sering bermunculan. Meskipun itikad berbagi bukan hanya berlaku di bulan Ramadhan saja, namun tagline tersebut patut pula menjadi renungan dan diwujudkan dalam laku sosial kita, agar terlatih menjadi manusia yang lebih baik pada bulan-bulan selanjutnya.
<\/p>\n\n\n\n

Berbagi dapat dimulai dari hal-hal yang sederhana. Berbagi api, dengan meminjamkan korek misalnya, berbagi asbak, dengan tidak mengakuisisi asbak, berbagi rokok, bukan berarti rokok sebatang dihisap keliling loh ya, selebihnya kita bisa berbagi hikmah Ramadhan, berbagi pengalam seharian berpuasa.
<\/p>\n\n\n\n

Saat berbuka puasa seringkali pula perokok kelupaan membeli rokok karena tak punya stok yang disimpan. Menawari apa yang kita miliki, bilamana itu berupa rokok, korek, maupun asbak, tawarkanlah. Dari sisi itu terdapat ciri insan yang memiliki spirit berbagi, selain sebagai wujud solidaritas juga upaya menjalin silaturahmi.
<\/p>\n\n\n\n

Ketiga: Berpuasalah di Bulan Ramadhan
<\/h2>\n\n\n\n

Selain membuktikan bahwa rokok bukan sesuatu yang adiktif, berpuasa di bulan Ramadhan adalah seruan agar kita lebih bertakwa kepada sang Maha Pemberi Rahmat. Labeling adiktif terhadap perokok jelas sudah terbantahkan dengan sendirinya ketika perokok berpuasa di bulan Ramadhan. Tudingan adiktif tersebut menjadi tidak relevan, ketika perokok sanggup menahan aktivitas merokoknya selama tiga belas jam lebih. Meskipun banyak juga perokok yang berbulan-bulan lamanya sanggup tidak merokok. Juga penelitian-penelitian bantahan yang mengatakan tidak tepat memberikan label adiktif terhadap perokok, karena berhenti merokok sangat mudah dilakukan oleh perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Dengan berpuasa di bulan Ramadhan, perokok akan menuai hikmah bahwa hidup bukan hanya perkara makan dan minum. Ada nilai sosial yang luar biasa terkandung di dalamnya, selain juga nilai ibadah mahdhoh tentunya. Tanpa melihat status dan golongan, puasa membuat kita saling memahami bahwa manusia setara dalam hak dan kewajibannya kepada Tuhan.
<\/p>\n\n\n\n

Puasa tidak memandang dia perokok atau bukan, ketika seruan berpuasa datang, semuanya menanggalkan semua atribut keduniawian untuk menjalankan kewajibannya sebagai manusia yang diciptakan untuk beribadah. Sesungguhnya Ibadah adalah hakikat dan tujuan penciptaan jin dan manusia. Dalam Q.S. 56 (Ad-Dzariat : 56)
<\/p>\n\n\n\n

Nah tiga langkah tadi dapat kita terapkan di sisa-sisa penghujung Ramadhan ini. Mari sama-sama kita tunaikan dengan itikad ketaatan dalam mencapai kesalihan sosial serta kesalihan spiritual, sebab menjadi perokok etis yang rahmatan lil alamin tidak hanya sebatas ucapan belaka, tapi bersesuainya ucapan dan perbuatan. Bukankah konsep keseimbangan sudah sejak dulu ditanamkan oleh leluhur kita. Termasuk berlaku seimbang dalam konteks konsumsi.
<\/p>\n","post_title":"4 Langkah Menjadi Perokok Etis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"4-langkah-menjadi-perokok-etis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-04-06 10:33:50","post_modified_gmt":"2019-04-06 03:33:50","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5608","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4495,"post_author":"888","post_date":"2018-01-20 08:34:16","post_date_gmt":"2018-01-20 01:34:16","post_content":"Anda perokok? Anda sering didiskriminasi masyarakat bukan perokok? Bila iya, silahkan evaluasi kegiatan merokok Anda. Sudahkah dilakukan di tempat dan cara yang tepat?<\/span>\r\n\r\nBeberapa hari lalu, saat saya ingin menyalip truk bermuatan pasir di Jalan Raya Pemda Tigaraksa, Sang Supir membuang puntung rokok yang masih menyala keluar jendela dan apesnya mengenai bagian tubuh saya. Coba bayangkan, jika saja abu puntung rokok itu mengenai mata dan mengganggu pengelihatan saya, mungkin akan terjadi kecelakaan yang menimpa saya.<\/span>\r\n\r\nSaya perokok akut dan saya menilai tindakan sopir membuang puntung sembarangan itu adalah kesalahan amat sangat. Membuang puntung sembarangan semacam itu tentu akan berakibat fatal dan mengganggu orang lain. <\/span>\r\n\r\nLain lagi, di angkutan umum yang ada anak-anak serta ibu-ibu, kadang banyak saja yang masih cuek dan tetap merokok. Sebuah pemandangan yang tentunya sangat menggangu. Dan teguran yang pas adalah Ibu-ibu itu menutup hidung dengan kerudung sambil memberikan kode batuk-batuk. Susah sekali memang sepertinya menegur langsung perokok itu, maklum, kita memang sering banyak basa-basi.<\/span>\r\n\r\nMembuang puntung rokok sembarangan dan merokok di sembarang tempat adalah kesalahan fatal yang sering dilakukan para perokok, sehingga wajar jika masyarakat luas menilai perokok adalah manusia laknat yang harus disingkirkan dari bumi ini. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok saya juga kadang menerima beberapa cibiran dari teman perempuan atau laki-laki yang tidak merokok karena tentu mereka menilai semua perokok sama saja, sembarangan membuang asap dan puntungnya, atau bahkan merokok ketika sedang berkendara.<\/span>\r\n\r\nSebagian orang menilai sisi buruk dari rokok tanpa meniiti ulang dan mencari sumbangsih rokok bagi negeri ini, selain uang triliunan lewat hasil cukai, Marcus Gideon dan Kevin Sanjaya yang baru-baru ini meraih gelar juara <\/span>series<\/span><\/i> terbanyak sepanjang pegelaran berasal dari PB Djarum. <\/span>\r\n\r\nMakin ke sini, saya sering diedukasi soal kretek oleh komunitas yang bergelut di bidang kretek dan tentunya sangat berguna bagi saya untuk menjauhkan stigma buruk terhadap para perokok, khususnya saya. <\/span>\r\n\r\nUntuk menjauhkan stigma buruk itu, saya sedikit-sedikit meninggalkan kebiasaan buruk saya sebagai perokok. Semisal, tidak membuang puntung sembarangan sehabis merokok, atau ketika merokok di samping orang yang tidak merokok saya meminta izin terlebih dahulu, jika di izinkan ya bakar, jika tidak ya menahan asam. <\/span>\r\n\r\nDan kebiasaan ini juga saya tularkan kepada teman-teman yang merokok agar melanjutkan kebiasaan baik dan tentu menghlangkan kebiasaan-kebiasaan buruk yang nantinya melekat menjadi <\/span>image<\/span><\/i> pribadi sendiri juga.<\/span>\r\n\r\nLagi pula, asap rokok tidak mengganggu di banding asap knalpot \u00a0motor 2 tak. Atau knalpot-knalpot angkutan umum yang ngebulnya bukan main. Dan harus kalian tahu, akhir-akhir ini cuaca mendung dan hujan melulu, menikmati hujan itu lebih nikmat jika di pasangkan dengan kretek dan kopi. Jika kita sebagai perokok tak ingin terus dianggap buruk, mulailah \u00a0meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk dan membanggakan diri sebagai perokok yang santun, perokok yang juga menghargai hak-hak yang tidak merokok. Ingatlah, rokok itu tidak pernah mengjarkan keburukan. <\/span>\r\n\r\nPerokok santun tidak hanya ingin dihormati, tetapi harus menghormati. Inget ini, Lur, \u00a0untuk urusan yang baik-baik imbuhan \u201cme\u201d itu lebih baik ketimbang \u201cdi\u201d. <\/strong>","post_title":"Jadilah Perokok yang Santun","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"jadilah-perokok-yang-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-20 08:36:53","post_modified_gmt":"2018-01-20 01:36:53","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4495","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4451,"post_author":"877","post_date":"2018-01-11 09:57:06","post_date_gmt":"2018-01-11 02:57:06","post_content":"Salah satu tuduhan bagi perokok yang sering kali diutarakan anti rokok, selain menjadi penyebab kematian dan berpengaruh negatif terhadap orang lain, adalah perokok tidak punya aturan. Lebih pada sikap perokok saat merokok, yaitu merokok disembarang tempat, buang puntung rokok dan buang abu rokok sembarang. <\/span>\r\n\r\nTuduhan rokok sebagai penyebab kematian dan dapat berpengaruh negatif pada orang lain, saya kira sudah <\/span>clear,<\/span><\/i> sudah banyak jawaban terkait keduany dengan jelas. Tuduhan keduanya tanpa dasar yang kuat, hingga seakan-akan dipaksakan. <\/span>\r\n\r\nKenyataan di lapangan banyak perokok yang umurnya panjang. Baca hasil survei <\/span>Sigit Budhi Setiawan<\/span><\/a> dalam buku yang berjudul \u201cMereka Yang Melampaui Waktu: konsep panjang umur, bahagia, sehat, dan tetap produktif\u201d terbit tahun 2013. Jelas didalamnya mengungkap banyak perokok yang usianya ratusan tahun, produktif dan masih tetap merokok. <\/span>\r\n\r\nBahkan berita terakhir di Sragen, Jawa Tengah, ada perokok yang umurnya mencapai 140an tahun. Ia terkenal dengan panggilan <\/span>Mbah Gotho<\/span><\/a> yang konon dan sampai akhir hayatnya adalah perokok berat. Lahir <\/span>31 Desember<\/span><\/a> 1870 dan meninggal di Sragen <\/span>30 April<\/span><\/a> 2017<\/span><\/a>, bahkan ia diklaim sebagai orang tertua di dunia.<\/span>\r\n\r\nLain itu, banyak bantahan yang menyatakan perokok pasif itu tidak ada dan tidak mungkin. Belum ada riset yang membuktikan bahwa asap rokok menjadi penyebab utama penyakit seseorang. Tuduhan semacam ini terkesan mengada-ada. <\/span>\r\n\r\nPerokok dari dulu hingga sekarang mempunyai kesadaran tersendiri. Rata-rata aktivitas merokok sebagai bentuk relaksasi, dilakukan berjeda dan membutuhkan waktu tersendiri sesuai keinginan hati. Merokok memang bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja saat dibutuhkan. Namun mayoritas perokok tetap melihat situasi dan kondisi. <\/span>\r\n\r\nDi Yogyakarta ada sosok Kiai perokok yang menjadi imam salat fardu (lima waktu) di masjid, sebut saja Kiai Ahmad (nama samaran), tiap jalan menuju masjid bisa dipastikan ia menyulut rokok, jarak rumah dengan masjid hanya sekitar \u00b1200 meter. Sesampainya di masjid, ia mematikan rokoknya dan disimpan ditempat aman, kemudian akan dilanjutkan setelah mengerjakan sholat. Tapi juga terkadang dibuang ke bak sampah. Ia tidak pernah sekalipun merokok dalam masjid. <\/span>\r\n\r\nBegitu juga kebiasannya di rumah, ia hampir tidak pernah merokok di depan istri dan putranya. Saat merokok ia memilih tempat tersendiri terpisah dengan istri dan putranya. \u00a0Karena ia sadar, harus menghormati istri dan putranya yang tidak merokok. Lain itu, setiap mau merokok ia akan mencari asbak sebagai tempat puntung dan abu rokok untuk menjaga kebersihan.<\/span>\r\n\r\nCerita keseharian kiai di atas adalah representasi perokok santun. Dan masih banyak perokok santun lainnya yang sadar tentang aturan main merokok. Bagi perokok, merokok adalah budaya yang dilakukan sebagai media relaksasi dan bukan menjadi kebutuhan yang utama. <\/span>\r\n\r\nPada dasarnya perokok umumnya mempunyai atauran tersendiri sesuai konteks kehidupan masing-masing. Perokok paham betul kapan ia harus merokok, kapan ia tidak menyulut rokoknya dan kapan ia harus mematikan rokoknya. <\/span>\r\n\r\nBuktinya perokok tidak akan memaksakan merokok di ruangan ber AC tanpa adanya exhaust (alat penghisap asap) atau tanpa kesepakatan bersama. Perokok tidak akan merokok di kendaraan yang ber AC \u00a0dan tertutup rapat. <\/span>\r\n\r\nWalaupun perokok merokok di tempat yang telah disepakati atau sudah mendapatkan ijin, ternyata dalam ruangan masih ada seseorang yang tidak merokok, bisa dipastikan merokoknya tidak terasa nikmat. Kebanyakan akan memilih tidak merokok. Kalaupun terpaksa merokok akan terasa canggung. \u00a0Sehingga terkadang asap yang dikeluarkan diarahkan yang berlawanan dengan posisi yang tidak merokok. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok santun, sudah menjadi kebiasaan jika akan merokok terlebih dahulu mencari tempat untuk membuang puntung dan abu rokok (asbak). Terkadang saking kreatifnya, jika tidak ditemukan asbak, mereka (perokok) membuat asbak sendiri yang terbuat dari bahan disekitarnya. Tidak jarang perokok membuat asbak dengan bahan kertas. Ia tahu kertas adalah salah satu bahan yang akan terbakar jika terkena bara rokok. Namun apa boleh buat dengan sangat terpaksa ia harus membuat asbak dengan sangat sederhana sebagai tempat pembuangan puntung dan abu rokok, untuk menjaga kebersihan. <\/span>\r\n\r\nBudaya merokok santun, adalah warisan tatanan nilai turun temurun oleh nenek moyang. Tidak lain untuk menjaga kebersamaan, penghormatan hak orang lain, menjaga kesopanan, dan bahkan untuk mempertahankan etiket merokok yang baik.<\/span>","post_title":"Menjadi Perokok Santun yang Taat Aturan Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-perokok-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-11 09:57:26","post_modified_gmt":"2018-01-11 02:57:26","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4451","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Merokok di sembarang tempat mengabaikan orang lain di sekitarnya yang bukan perokok bukanlah ciri perilaku yang bertanggung jawab. Adanya wilayah Kawasan Tanpa Rokok (KTR) harus dianggap sebagai sense kesadaran berbagi ruang terhadap orang lain. Hormatilah dengan tidak merokok di wilayah KTR. Namun perokok juga harus protes jika tidak ada penyediaan ruang merokok di tempat umum dan tempat umum lainnya di wilayah KTR.
<\/p>\n\n\n\n

Nah di atas tadi merupakan langkah-langkah yang wajib diterapkan oleh para perokok agar menjadi perokok etis. Dengan menjadi perokok etis, para perokok dapat menepis stigma negatif yang dilekatkan kepada perokok, dan tentunya juga dapat menjadi tonggak bagi perjuangan perokok melawan diskriminasi terhadap Industri Hasil Tembakau.<\/p>\n\n\n\n

Pertama: Merokok di Ruang Merokok yang Telah Disediakan
<\/h3>\n\n\n\n

Bulan Ramadhan kerap kali dimeriahi dengan buka bersama alias bukber , tanpa bukber kadang rasanya kayak ada dua-tiga orang merokok tapi tidak ada asbaknya. Maka tak heran tempat-tempat makan, tempat kerja, ruang publik lainnya menjadi tempat untuk berbuka puasa bersama. Nah saat berbuka di tempat-tempat inilah perokok harus melihat apakah tempat tersebut menyediakan ruang merokok atau tidak. Sehabis berbuka puasa, setelah hampir tiga belas jam lamanya perokok menghentikan sementara aktivitas merokoknya, tentu merokok masuk ke dalam daftar menu berbuka puasa. Tapi jangan berpikiran bahwa perokok ketika waktunya berbuka langsung merokok loh ya. Pasti minum air putih terlebih dahulu, makan takjilan dulu, karena perokok bukan onta yang minum sama makannya irit-irit.
<\/p>\n\n\n\n

Minum dan makan takjil sudah, barulah waktunya untuk membakar sebatang rokok. Banyak juga yang merokoknya ditunda dulu sampai sehabis salat taraweh. Semua tergantung kebutuhan. Tapi bagi perokok yang menyegerakan waktu merokoknya, di tempat buka puasa bersama, perokok etis yang rahmatan lil alamin tidak asal sembarangan merokok. Tentulah akan merokok pada tempat yang telah disediakan. Karena konsep etis dan rahmatan lil alamin adalah tidak berlaku dzolim. Bertindak secara proporsional, itu intinya.
<\/p>\n\n\n\n

Kedua: Berbagilah dengan Sesama
<\/h2>\n\n\n\n

Tagline indahnya berbagi di bulan Ramadhan biasanya sering bermunculan. Meskipun itikad berbagi bukan hanya berlaku di bulan Ramadhan saja, namun tagline tersebut patut pula menjadi renungan dan diwujudkan dalam laku sosial kita, agar terlatih menjadi manusia yang lebih baik pada bulan-bulan selanjutnya.
<\/p>\n\n\n\n

Berbagi dapat dimulai dari hal-hal yang sederhana. Berbagi api, dengan meminjamkan korek misalnya, berbagi asbak, dengan tidak mengakuisisi asbak, berbagi rokok, bukan berarti rokok sebatang dihisap keliling loh ya, selebihnya kita bisa berbagi hikmah Ramadhan, berbagi pengalam seharian berpuasa.
<\/p>\n\n\n\n

Saat berbuka puasa seringkali pula perokok kelupaan membeli rokok karena tak punya stok yang disimpan. Menawari apa yang kita miliki, bilamana itu berupa rokok, korek, maupun asbak, tawarkanlah. Dari sisi itu terdapat ciri insan yang memiliki spirit berbagi, selain sebagai wujud solidaritas juga upaya menjalin silaturahmi.
<\/p>\n\n\n\n

Ketiga: Berpuasalah di Bulan Ramadhan
<\/h2>\n\n\n\n

Selain membuktikan bahwa rokok bukan sesuatu yang adiktif, berpuasa di bulan Ramadhan adalah seruan agar kita lebih bertakwa kepada sang Maha Pemberi Rahmat. Labeling adiktif terhadap perokok jelas sudah terbantahkan dengan sendirinya ketika perokok berpuasa di bulan Ramadhan. Tudingan adiktif tersebut menjadi tidak relevan, ketika perokok sanggup menahan aktivitas merokoknya selama tiga belas jam lebih. Meskipun banyak juga perokok yang berbulan-bulan lamanya sanggup tidak merokok. Juga penelitian-penelitian bantahan yang mengatakan tidak tepat memberikan label adiktif terhadap perokok, karena berhenti merokok sangat mudah dilakukan oleh perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Dengan berpuasa di bulan Ramadhan, perokok akan menuai hikmah bahwa hidup bukan hanya perkara makan dan minum. Ada nilai sosial yang luar biasa terkandung di dalamnya, selain juga nilai ibadah mahdhoh tentunya. Tanpa melihat status dan golongan, puasa membuat kita saling memahami bahwa manusia setara dalam hak dan kewajibannya kepada Tuhan.
<\/p>\n\n\n\n

Puasa tidak memandang dia perokok atau bukan, ketika seruan berpuasa datang, semuanya menanggalkan semua atribut keduniawian untuk menjalankan kewajibannya sebagai manusia yang diciptakan untuk beribadah. Sesungguhnya Ibadah adalah hakikat dan tujuan penciptaan jin dan manusia. Dalam Q.S. 56 (Ad-Dzariat : 56)
<\/p>\n\n\n\n

Nah tiga langkah tadi dapat kita terapkan di sisa-sisa penghujung Ramadhan ini. Mari sama-sama kita tunaikan dengan itikad ketaatan dalam mencapai kesalihan sosial serta kesalihan spiritual, sebab menjadi perokok etis yang rahmatan lil alamin tidak hanya sebatas ucapan belaka, tapi bersesuainya ucapan dan perbuatan. Bukankah konsep keseimbangan sudah sejak dulu ditanamkan oleh leluhur kita. Termasuk berlaku seimbang dalam konteks konsumsi.
<\/p>\n","post_title":"4 Langkah Menjadi Perokok Etis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"4-langkah-menjadi-perokok-etis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-04-06 10:33:50","post_modified_gmt":"2019-04-06 03:33:50","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5608","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4495,"post_author":"888","post_date":"2018-01-20 08:34:16","post_date_gmt":"2018-01-20 01:34:16","post_content":"Anda perokok? Anda sering didiskriminasi masyarakat bukan perokok? Bila iya, silahkan evaluasi kegiatan merokok Anda. Sudahkah dilakukan di tempat dan cara yang tepat?<\/span>\r\n\r\nBeberapa hari lalu, saat saya ingin menyalip truk bermuatan pasir di Jalan Raya Pemda Tigaraksa, Sang Supir membuang puntung rokok yang masih menyala keluar jendela dan apesnya mengenai bagian tubuh saya. Coba bayangkan, jika saja abu puntung rokok itu mengenai mata dan mengganggu pengelihatan saya, mungkin akan terjadi kecelakaan yang menimpa saya.<\/span>\r\n\r\nSaya perokok akut dan saya menilai tindakan sopir membuang puntung sembarangan itu adalah kesalahan amat sangat. Membuang puntung sembarangan semacam itu tentu akan berakibat fatal dan mengganggu orang lain. <\/span>\r\n\r\nLain lagi, di angkutan umum yang ada anak-anak serta ibu-ibu, kadang banyak saja yang masih cuek dan tetap merokok. Sebuah pemandangan yang tentunya sangat menggangu. Dan teguran yang pas adalah Ibu-ibu itu menutup hidung dengan kerudung sambil memberikan kode batuk-batuk. Susah sekali memang sepertinya menegur langsung perokok itu, maklum, kita memang sering banyak basa-basi.<\/span>\r\n\r\nMembuang puntung rokok sembarangan dan merokok di sembarang tempat adalah kesalahan fatal yang sering dilakukan para perokok, sehingga wajar jika masyarakat luas menilai perokok adalah manusia laknat yang harus disingkirkan dari bumi ini. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok saya juga kadang menerima beberapa cibiran dari teman perempuan atau laki-laki yang tidak merokok karena tentu mereka menilai semua perokok sama saja, sembarangan membuang asap dan puntungnya, atau bahkan merokok ketika sedang berkendara.<\/span>\r\n\r\nSebagian orang menilai sisi buruk dari rokok tanpa meniiti ulang dan mencari sumbangsih rokok bagi negeri ini, selain uang triliunan lewat hasil cukai, Marcus Gideon dan Kevin Sanjaya yang baru-baru ini meraih gelar juara <\/span>series<\/span><\/i> terbanyak sepanjang pegelaran berasal dari PB Djarum. <\/span>\r\n\r\nMakin ke sini, saya sering diedukasi soal kretek oleh komunitas yang bergelut di bidang kretek dan tentunya sangat berguna bagi saya untuk menjauhkan stigma buruk terhadap para perokok, khususnya saya. <\/span>\r\n\r\nUntuk menjauhkan stigma buruk itu, saya sedikit-sedikit meninggalkan kebiasaan buruk saya sebagai perokok. Semisal, tidak membuang puntung sembarangan sehabis merokok, atau ketika merokok di samping orang yang tidak merokok saya meminta izin terlebih dahulu, jika di izinkan ya bakar, jika tidak ya menahan asam. <\/span>\r\n\r\nDan kebiasaan ini juga saya tularkan kepada teman-teman yang merokok agar melanjutkan kebiasaan baik dan tentu menghlangkan kebiasaan-kebiasaan buruk yang nantinya melekat menjadi <\/span>image<\/span><\/i> pribadi sendiri juga.<\/span>\r\n\r\nLagi pula, asap rokok tidak mengganggu di banding asap knalpot \u00a0motor 2 tak. Atau knalpot-knalpot angkutan umum yang ngebulnya bukan main. Dan harus kalian tahu, akhir-akhir ini cuaca mendung dan hujan melulu, menikmati hujan itu lebih nikmat jika di pasangkan dengan kretek dan kopi. Jika kita sebagai perokok tak ingin terus dianggap buruk, mulailah \u00a0meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk dan membanggakan diri sebagai perokok yang santun, perokok yang juga menghargai hak-hak yang tidak merokok. Ingatlah, rokok itu tidak pernah mengjarkan keburukan. <\/span>\r\n\r\nPerokok santun tidak hanya ingin dihormati, tetapi harus menghormati. Inget ini, Lur, \u00a0untuk urusan yang baik-baik imbuhan \u201cme\u201d itu lebih baik ketimbang \u201cdi\u201d. <\/strong>","post_title":"Jadilah Perokok yang Santun","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"jadilah-perokok-yang-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-20 08:36:53","post_modified_gmt":"2018-01-20 01:36:53","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4495","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4451,"post_author":"877","post_date":"2018-01-11 09:57:06","post_date_gmt":"2018-01-11 02:57:06","post_content":"Salah satu tuduhan bagi perokok yang sering kali diutarakan anti rokok, selain menjadi penyebab kematian dan berpengaruh negatif terhadap orang lain, adalah perokok tidak punya aturan. Lebih pada sikap perokok saat merokok, yaitu merokok disembarang tempat, buang puntung rokok dan buang abu rokok sembarang. <\/span>\r\n\r\nTuduhan rokok sebagai penyebab kematian dan dapat berpengaruh negatif pada orang lain, saya kira sudah <\/span>clear,<\/span><\/i> sudah banyak jawaban terkait keduany dengan jelas. Tuduhan keduanya tanpa dasar yang kuat, hingga seakan-akan dipaksakan. <\/span>\r\n\r\nKenyataan di lapangan banyak perokok yang umurnya panjang. Baca hasil survei <\/span>Sigit Budhi Setiawan<\/span><\/a> dalam buku yang berjudul \u201cMereka Yang Melampaui Waktu: konsep panjang umur, bahagia, sehat, dan tetap produktif\u201d terbit tahun 2013. Jelas didalamnya mengungkap banyak perokok yang usianya ratusan tahun, produktif dan masih tetap merokok. <\/span>\r\n\r\nBahkan berita terakhir di Sragen, Jawa Tengah, ada perokok yang umurnya mencapai 140an tahun. Ia terkenal dengan panggilan <\/span>Mbah Gotho<\/span><\/a> yang konon dan sampai akhir hayatnya adalah perokok berat. Lahir <\/span>31 Desember<\/span><\/a> 1870 dan meninggal di Sragen <\/span>30 April<\/span><\/a> 2017<\/span><\/a>, bahkan ia diklaim sebagai orang tertua di dunia.<\/span>\r\n\r\nLain itu, banyak bantahan yang menyatakan perokok pasif itu tidak ada dan tidak mungkin. Belum ada riset yang membuktikan bahwa asap rokok menjadi penyebab utama penyakit seseorang. Tuduhan semacam ini terkesan mengada-ada. <\/span>\r\n\r\nPerokok dari dulu hingga sekarang mempunyai kesadaran tersendiri. Rata-rata aktivitas merokok sebagai bentuk relaksasi, dilakukan berjeda dan membutuhkan waktu tersendiri sesuai keinginan hati. Merokok memang bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja saat dibutuhkan. Namun mayoritas perokok tetap melihat situasi dan kondisi. <\/span>\r\n\r\nDi Yogyakarta ada sosok Kiai perokok yang menjadi imam salat fardu (lima waktu) di masjid, sebut saja Kiai Ahmad (nama samaran), tiap jalan menuju masjid bisa dipastikan ia menyulut rokok, jarak rumah dengan masjid hanya sekitar \u00b1200 meter. Sesampainya di masjid, ia mematikan rokoknya dan disimpan ditempat aman, kemudian akan dilanjutkan setelah mengerjakan sholat. Tapi juga terkadang dibuang ke bak sampah. Ia tidak pernah sekalipun merokok dalam masjid. <\/span>\r\n\r\nBegitu juga kebiasannya di rumah, ia hampir tidak pernah merokok di depan istri dan putranya. Saat merokok ia memilih tempat tersendiri terpisah dengan istri dan putranya. \u00a0Karena ia sadar, harus menghormati istri dan putranya yang tidak merokok. Lain itu, setiap mau merokok ia akan mencari asbak sebagai tempat puntung dan abu rokok untuk menjaga kebersihan.<\/span>\r\n\r\nCerita keseharian kiai di atas adalah representasi perokok santun. Dan masih banyak perokok santun lainnya yang sadar tentang aturan main merokok. Bagi perokok, merokok adalah budaya yang dilakukan sebagai media relaksasi dan bukan menjadi kebutuhan yang utama. <\/span>\r\n\r\nPada dasarnya perokok umumnya mempunyai atauran tersendiri sesuai konteks kehidupan masing-masing. Perokok paham betul kapan ia harus merokok, kapan ia tidak menyulut rokoknya dan kapan ia harus mematikan rokoknya. <\/span>\r\n\r\nBuktinya perokok tidak akan memaksakan merokok di ruangan ber AC tanpa adanya exhaust (alat penghisap asap) atau tanpa kesepakatan bersama. Perokok tidak akan merokok di kendaraan yang ber AC \u00a0dan tertutup rapat. <\/span>\r\n\r\nWalaupun perokok merokok di tempat yang telah disepakati atau sudah mendapatkan ijin, ternyata dalam ruangan masih ada seseorang yang tidak merokok, bisa dipastikan merokoknya tidak terasa nikmat. Kebanyakan akan memilih tidak merokok. Kalaupun terpaksa merokok akan terasa canggung. \u00a0Sehingga terkadang asap yang dikeluarkan diarahkan yang berlawanan dengan posisi yang tidak merokok. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok santun, sudah menjadi kebiasaan jika akan merokok terlebih dahulu mencari tempat untuk membuang puntung dan abu rokok (asbak). Terkadang saking kreatifnya, jika tidak ditemukan asbak, mereka (perokok) membuat asbak sendiri yang terbuat dari bahan disekitarnya. Tidak jarang perokok membuat asbak dengan bahan kertas. Ia tahu kertas adalah salah satu bahan yang akan terbakar jika terkena bara rokok. Namun apa boleh buat dengan sangat terpaksa ia harus membuat asbak dengan sangat sederhana sebagai tempat pembuangan puntung dan abu rokok, untuk menjaga kebersihan. <\/span>\r\n\r\nBudaya merokok santun, adalah warisan tatanan nilai turun temurun oleh nenek moyang. Tidak lain untuk menjaga kebersamaan, penghormatan hak orang lain, menjaga kesopanan, dan bahkan untuk mempertahankan etiket merokok yang baik.<\/span>","post_title":"Menjadi Perokok Santun yang Taat Aturan Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-perokok-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-11 09:57:26","post_modified_gmt":"2018-01-11 02:57:26","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4451","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Kesadaran berbagi hak merupakan fondasi penting bagi perokok etis. Dengan merokok di ruang merokok, tentunya akan menciptakan kesadaran bagi perokok untuk menghargai hak bukan perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Merokok di sembarang tempat mengabaikan orang lain di sekitarnya yang bukan perokok bukanlah ciri perilaku yang bertanggung jawab. Adanya wilayah Kawasan Tanpa Rokok (KTR) harus dianggap sebagai sense kesadaran berbagi ruang terhadap orang lain. Hormatilah dengan tidak merokok di wilayah KTR. Namun perokok juga harus protes jika tidak ada penyediaan ruang merokok di tempat umum dan tempat umum lainnya di wilayah KTR.
<\/p>\n\n\n\n

Nah di atas tadi merupakan langkah-langkah yang wajib diterapkan oleh para perokok agar menjadi perokok etis. Dengan menjadi perokok etis, para perokok dapat menepis stigma negatif yang dilekatkan kepada perokok, dan tentunya juga dapat menjadi tonggak bagi perjuangan perokok melawan diskriminasi terhadap Industri Hasil Tembakau.<\/p>\n\n\n\n

Pertama: Merokok di Ruang Merokok yang Telah Disediakan
<\/h3>\n\n\n\n

Bulan Ramadhan kerap kali dimeriahi dengan buka bersama alias bukber , tanpa bukber kadang rasanya kayak ada dua-tiga orang merokok tapi tidak ada asbaknya. Maka tak heran tempat-tempat makan, tempat kerja, ruang publik lainnya menjadi tempat untuk berbuka puasa bersama. Nah saat berbuka di tempat-tempat inilah perokok harus melihat apakah tempat tersebut menyediakan ruang merokok atau tidak. Sehabis berbuka puasa, setelah hampir tiga belas jam lamanya perokok menghentikan sementara aktivitas merokoknya, tentu merokok masuk ke dalam daftar menu berbuka puasa. Tapi jangan berpikiran bahwa perokok ketika waktunya berbuka langsung merokok loh ya. Pasti minum air putih terlebih dahulu, makan takjilan dulu, karena perokok bukan onta yang minum sama makannya irit-irit.
<\/p>\n\n\n\n

Minum dan makan takjil sudah, barulah waktunya untuk membakar sebatang rokok. Banyak juga yang merokoknya ditunda dulu sampai sehabis salat taraweh. Semua tergantung kebutuhan. Tapi bagi perokok yang menyegerakan waktu merokoknya, di tempat buka puasa bersama, perokok etis yang rahmatan lil alamin tidak asal sembarangan merokok. Tentulah akan merokok pada tempat yang telah disediakan. Karena konsep etis dan rahmatan lil alamin adalah tidak berlaku dzolim. Bertindak secara proporsional, itu intinya.
<\/p>\n\n\n\n

Kedua: Berbagilah dengan Sesama
<\/h2>\n\n\n\n

Tagline indahnya berbagi di bulan Ramadhan biasanya sering bermunculan. Meskipun itikad berbagi bukan hanya berlaku di bulan Ramadhan saja, namun tagline tersebut patut pula menjadi renungan dan diwujudkan dalam laku sosial kita, agar terlatih menjadi manusia yang lebih baik pada bulan-bulan selanjutnya.
<\/p>\n\n\n\n

Berbagi dapat dimulai dari hal-hal yang sederhana. Berbagi api, dengan meminjamkan korek misalnya, berbagi asbak, dengan tidak mengakuisisi asbak, berbagi rokok, bukan berarti rokok sebatang dihisap keliling loh ya, selebihnya kita bisa berbagi hikmah Ramadhan, berbagi pengalam seharian berpuasa.
<\/p>\n\n\n\n

Saat berbuka puasa seringkali pula perokok kelupaan membeli rokok karena tak punya stok yang disimpan. Menawari apa yang kita miliki, bilamana itu berupa rokok, korek, maupun asbak, tawarkanlah. Dari sisi itu terdapat ciri insan yang memiliki spirit berbagi, selain sebagai wujud solidaritas juga upaya menjalin silaturahmi.
<\/p>\n\n\n\n

Ketiga: Berpuasalah di Bulan Ramadhan
<\/h2>\n\n\n\n

Selain membuktikan bahwa rokok bukan sesuatu yang adiktif, berpuasa di bulan Ramadhan adalah seruan agar kita lebih bertakwa kepada sang Maha Pemberi Rahmat. Labeling adiktif terhadap perokok jelas sudah terbantahkan dengan sendirinya ketika perokok berpuasa di bulan Ramadhan. Tudingan adiktif tersebut menjadi tidak relevan, ketika perokok sanggup menahan aktivitas merokoknya selama tiga belas jam lebih. Meskipun banyak juga perokok yang berbulan-bulan lamanya sanggup tidak merokok. Juga penelitian-penelitian bantahan yang mengatakan tidak tepat memberikan label adiktif terhadap perokok, karena berhenti merokok sangat mudah dilakukan oleh perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Dengan berpuasa di bulan Ramadhan, perokok akan menuai hikmah bahwa hidup bukan hanya perkara makan dan minum. Ada nilai sosial yang luar biasa terkandung di dalamnya, selain juga nilai ibadah mahdhoh tentunya. Tanpa melihat status dan golongan, puasa membuat kita saling memahami bahwa manusia setara dalam hak dan kewajibannya kepada Tuhan.
<\/p>\n\n\n\n

Puasa tidak memandang dia perokok atau bukan, ketika seruan berpuasa datang, semuanya menanggalkan semua atribut keduniawian untuk menjalankan kewajibannya sebagai manusia yang diciptakan untuk beribadah. Sesungguhnya Ibadah adalah hakikat dan tujuan penciptaan jin dan manusia. Dalam Q.S. 56 (Ad-Dzariat : 56)
<\/p>\n\n\n\n

Nah tiga langkah tadi dapat kita terapkan di sisa-sisa penghujung Ramadhan ini. Mari sama-sama kita tunaikan dengan itikad ketaatan dalam mencapai kesalihan sosial serta kesalihan spiritual, sebab menjadi perokok etis yang rahmatan lil alamin tidak hanya sebatas ucapan belaka, tapi bersesuainya ucapan dan perbuatan. Bukankah konsep keseimbangan sudah sejak dulu ditanamkan oleh leluhur kita. Termasuk berlaku seimbang dalam konteks konsumsi.
<\/p>\n","post_title":"4 Langkah Menjadi Perokok Etis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"4-langkah-menjadi-perokok-etis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-04-06 10:33:50","post_modified_gmt":"2019-04-06 03:33:50","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5608","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4495,"post_author":"888","post_date":"2018-01-20 08:34:16","post_date_gmt":"2018-01-20 01:34:16","post_content":"Anda perokok? Anda sering didiskriminasi masyarakat bukan perokok? Bila iya, silahkan evaluasi kegiatan merokok Anda. Sudahkah dilakukan di tempat dan cara yang tepat?<\/span>\r\n\r\nBeberapa hari lalu, saat saya ingin menyalip truk bermuatan pasir di Jalan Raya Pemda Tigaraksa, Sang Supir membuang puntung rokok yang masih menyala keluar jendela dan apesnya mengenai bagian tubuh saya. Coba bayangkan, jika saja abu puntung rokok itu mengenai mata dan mengganggu pengelihatan saya, mungkin akan terjadi kecelakaan yang menimpa saya.<\/span>\r\n\r\nSaya perokok akut dan saya menilai tindakan sopir membuang puntung sembarangan itu adalah kesalahan amat sangat. Membuang puntung sembarangan semacam itu tentu akan berakibat fatal dan mengganggu orang lain. <\/span>\r\n\r\nLain lagi, di angkutan umum yang ada anak-anak serta ibu-ibu, kadang banyak saja yang masih cuek dan tetap merokok. Sebuah pemandangan yang tentunya sangat menggangu. Dan teguran yang pas adalah Ibu-ibu itu menutup hidung dengan kerudung sambil memberikan kode batuk-batuk. Susah sekali memang sepertinya menegur langsung perokok itu, maklum, kita memang sering banyak basa-basi.<\/span>\r\n\r\nMembuang puntung rokok sembarangan dan merokok di sembarang tempat adalah kesalahan fatal yang sering dilakukan para perokok, sehingga wajar jika masyarakat luas menilai perokok adalah manusia laknat yang harus disingkirkan dari bumi ini. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok saya juga kadang menerima beberapa cibiran dari teman perempuan atau laki-laki yang tidak merokok karena tentu mereka menilai semua perokok sama saja, sembarangan membuang asap dan puntungnya, atau bahkan merokok ketika sedang berkendara.<\/span>\r\n\r\nSebagian orang menilai sisi buruk dari rokok tanpa meniiti ulang dan mencari sumbangsih rokok bagi negeri ini, selain uang triliunan lewat hasil cukai, Marcus Gideon dan Kevin Sanjaya yang baru-baru ini meraih gelar juara <\/span>series<\/span><\/i> terbanyak sepanjang pegelaran berasal dari PB Djarum. <\/span>\r\n\r\nMakin ke sini, saya sering diedukasi soal kretek oleh komunitas yang bergelut di bidang kretek dan tentunya sangat berguna bagi saya untuk menjauhkan stigma buruk terhadap para perokok, khususnya saya. <\/span>\r\n\r\nUntuk menjauhkan stigma buruk itu, saya sedikit-sedikit meninggalkan kebiasaan buruk saya sebagai perokok. Semisal, tidak membuang puntung sembarangan sehabis merokok, atau ketika merokok di samping orang yang tidak merokok saya meminta izin terlebih dahulu, jika di izinkan ya bakar, jika tidak ya menahan asam. <\/span>\r\n\r\nDan kebiasaan ini juga saya tularkan kepada teman-teman yang merokok agar melanjutkan kebiasaan baik dan tentu menghlangkan kebiasaan-kebiasaan buruk yang nantinya melekat menjadi <\/span>image<\/span><\/i> pribadi sendiri juga.<\/span>\r\n\r\nLagi pula, asap rokok tidak mengganggu di banding asap knalpot \u00a0motor 2 tak. Atau knalpot-knalpot angkutan umum yang ngebulnya bukan main. Dan harus kalian tahu, akhir-akhir ini cuaca mendung dan hujan melulu, menikmati hujan itu lebih nikmat jika di pasangkan dengan kretek dan kopi. Jika kita sebagai perokok tak ingin terus dianggap buruk, mulailah \u00a0meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk dan membanggakan diri sebagai perokok yang santun, perokok yang juga menghargai hak-hak yang tidak merokok. Ingatlah, rokok itu tidak pernah mengjarkan keburukan. <\/span>\r\n\r\nPerokok santun tidak hanya ingin dihormati, tetapi harus menghormati. Inget ini, Lur, \u00a0untuk urusan yang baik-baik imbuhan \u201cme\u201d itu lebih baik ketimbang \u201cdi\u201d. <\/strong>","post_title":"Jadilah Perokok yang Santun","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"jadilah-perokok-yang-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-20 08:36:53","post_modified_gmt":"2018-01-20 01:36:53","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4495","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4451,"post_author":"877","post_date":"2018-01-11 09:57:06","post_date_gmt":"2018-01-11 02:57:06","post_content":"Salah satu tuduhan bagi perokok yang sering kali diutarakan anti rokok, selain menjadi penyebab kematian dan berpengaruh negatif terhadap orang lain, adalah perokok tidak punya aturan. Lebih pada sikap perokok saat merokok, yaitu merokok disembarang tempat, buang puntung rokok dan buang abu rokok sembarang. <\/span>\r\n\r\nTuduhan rokok sebagai penyebab kematian dan dapat berpengaruh negatif pada orang lain, saya kira sudah <\/span>clear,<\/span><\/i> sudah banyak jawaban terkait keduany dengan jelas. Tuduhan keduanya tanpa dasar yang kuat, hingga seakan-akan dipaksakan. <\/span>\r\n\r\nKenyataan di lapangan banyak perokok yang umurnya panjang. Baca hasil survei <\/span>Sigit Budhi Setiawan<\/span><\/a> dalam buku yang berjudul \u201cMereka Yang Melampaui Waktu: konsep panjang umur, bahagia, sehat, dan tetap produktif\u201d terbit tahun 2013. Jelas didalamnya mengungkap banyak perokok yang usianya ratusan tahun, produktif dan masih tetap merokok. <\/span>\r\n\r\nBahkan berita terakhir di Sragen, Jawa Tengah, ada perokok yang umurnya mencapai 140an tahun. Ia terkenal dengan panggilan <\/span>Mbah Gotho<\/span><\/a> yang konon dan sampai akhir hayatnya adalah perokok berat. Lahir <\/span>31 Desember<\/span><\/a> 1870 dan meninggal di Sragen <\/span>30 April<\/span><\/a> 2017<\/span><\/a>, bahkan ia diklaim sebagai orang tertua di dunia.<\/span>\r\n\r\nLain itu, banyak bantahan yang menyatakan perokok pasif itu tidak ada dan tidak mungkin. Belum ada riset yang membuktikan bahwa asap rokok menjadi penyebab utama penyakit seseorang. Tuduhan semacam ini terkesan mengada-ada. <\/span>\r\n\r\nPerokok dari dulu hingga sekarang mempunyai kesadaran tersendiri. Rata-rata aktivitas merokok sebagai bentuk relaksasi, dilakukan berjeda dan membutuhkan waktu tersendiri sesuai keinginan hati. Merokok memang bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja saat dibutuhkan. Namun mayoritas perokok tetap melihat situasi dan kondisi. <\/span>\r\n\r\nDi Yogyakarta ada sosok Kiai perokok yang menjadi imam salat fardu (lima waktu) di masjid, sebut saja Kiai Ahmad (nama samaran), tiap jalan menuju masjid bisa dipastikan ia menyulut rokok, jarak rumah dengan masjid hanya sekitar \u00b1200 meter. Sesampainya di masjid, ia mematikan rokoknya dan disimpan ditempat aman, kemudian akan dilanjutkan setelah mengerjakan sholat. Tapi juga terkadang dibuang ke bak sampah. Ia tidak pernah sekalipun merokok dalam masjid. <\/span>\r\n\r\nBegitu juga kebiasannya di rumah, ia hampir tidak pernah merokok di depan istri dan putranya. Saat merokok ia memilih tempat tersendiri terpisah dengan istri dan putranya. \u00a0Karena ia sadar, harus menghormati istri dan putranya yang tidak merokok. Lain itu, setiap mau merokok ia akan mencari asbak sebagai tempat puntung dan abu rokok untuk menjaga kebersihan.<\/span>\r\n\r\nCerita keseharian kiai di atas adalah representasi perokok santun. Dan masih banyak perokok santun lainnya yang sadar tentang aturan main merokok. Bagi perokok, merokok adalah budaya yang dilakukan sebagai media relaksasi dan bukan menjadi kebutuhan yang utama. <\/span>\r\n\r\nPada dasarnya perokok umumnya mempunyai atauran tersendiri sesuai konteks kehidupan masing-masing. Perokok paham betul kapan ia harus merokok, kapan ia tidak menyulut rokoknya dan kapan ia harus mematikan rokoknya. <\/span>\r\n\r\nBuktinya perokok tidak akan memaksakan merokok di ruangan ber AC tanpa adanya exhaust (alat penghisap asap) atau tanpa kesepakatan bersama. Perokok tidak akan merokok di kendaraan yang ber AC \u00a0dan tertutup rapat. <\/span>\r\n\r\nWalaupun perokok merokok di tempat yang telah disepakati atau sudah mendapatkan ijin, ternyata dalam ruangan masih ada seseorang yang tidak merokok, bisa dipastikan merokoknya tidak terasa nikmat. Kebanyakan akan memilih tidak merokok. Kalaupun terpaksa merokok akan terasa canggung. \u00a0Sehingga terkadang asap yang dikeluarkan diarahkan yang berlawanan dengan posisi yang tidak merokok. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok santun, sudah menjadi kebiasaan jika akan merokok terlebih dahulu mencari tempat untuk membuang puntung dan abu rokok (asbak). Terkadang saking kreatifnya, jika tidak ditemukan asbak, mereka (perokok) membuat asbak sendiri yang terbuat dari bahan disekitarnya. Tidak jarang perokok membuat asbak dengan bahan kertas. Ia tahu kertas adalah salah satu bahan yang akan terbakar jika terkena bara rokok. Namun apa boleh buat dengan sangat terpaksa ia harus membuat asbak dengan sangat sederhana sebagai tempat pembuangan puntung dan abu rokok, untuk menjaga kebersihan. <\/span>\r\n\r\nBudaya merokok santun, adalah warisan tatanan nilai turun temurun oleh nenek moyang. Tidak lain untuk menjaga kebersamaan, penghormatan hak orang lain, menjaga kesopanan, dan bahkan untuk mempertahankan etiket merokok yang baik.<\/span>","post_title":"Menjadi Perokok Santun yang Taat Aturan Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-perokok-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-11 09:57:26","post_modified_gmt":"2018-01-11 02:57:26","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4451","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

4. Merokok di Ruang Merokok<\/strong>
<\/p>\n\n\n\n

Kesadaran berbagi hak merupakan fondasi penting bagi perokok etis. Dengan merokok di ruang merokok, tentunya akan menciptakan kesadaran bagi perokok untuk menghargai hak bukan perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Merokok di sembarang tempat mengabaikan orang lain di sekitarnya yang bukan perokok bukanlah ciri perilaku yang bertanggung jawab. Adanya wilayah Kawasan Tanpa Rokok (KTR) harus dianggap sebagai sense kesadaran berbagi ruang terhadap orang lain. Hormatilah dengan tidak merokok di wilayah KTR. Namun perokok juga harus protes jika tidak ada penyediaan ruang merokok di tempat umum dan tempat umum lainnya di wilayah KTR.
<\/p>\n\n\n\n

Nah di atas tadi merupakan langkah-langkah yang wajib diterapkan oleh para perokok agar menjadi perokok etis. Dengan menjadi perokok etis, para perokok dapat menepis stigma negatif yang dilekatkan kepada perokok, dan tentunya juga dapat menjadi tonggak bagi perjuangan perokok melawan diskriminasi terhadap Industri Hasil Tembakau.<\/p>\n\n\n\n

Pertama: Merokok di Ruang Merokok yang Telah Disediakan
<\/h3>\n\n\n\n

Bulan Ramadhan kerap kali dimeriahi dengan buka bersama alias bukber , tanpa bukber kadang rasanya kayak ada dua-tiga orang merokok tapi tidak ada asbaknya. Maka tak heran tempat-tempat makan, tempat kerja, ruang publik lainnya menjadi tempat untuk berbuka puasa bersama. Nah saat berbuka di tempat-tempat inilah perokok harus melihat apakah tempat tersebut menyediakan ruang merokok atau tidak. Sehabis berbuka puasa, setelah hampir tiga belas jam lamanya perokok menghentikan sementara aktivitas merokoknya, tentu merokok masuk ke dalam daftar menu berbuka puasa. Tapi jangan berpikiran bahwa perokok ketika waktunya berbuka langsung merokok loh ya. Pasti minum air putih terlebih dahulu, makan takjilan dulu, karena perokok bukan onta yang minum sama makannya irit-irit.
<\/p>\n\n\n\n

Minum dan makan takjil sudah, barulah waktunya untuk membakar sebatang rokok. Banyak juga yang merokoknya ditunda dulu sampai sehabis salat taraweh. Semua tergantung kebutuhan. Tapi bagi perokok yang menyegerakan waktu merokoknya, di tempat buka puasa bersama, perokok etis yang rahmatan lil alamin tidak asal sembarangan merokok. Tentulah akan merokok pada tempat yang telah disediakan. Karena konsep etis dan rahmatan lil alamin adalah tidak berlaku dzolim. Bertindak secara proporsional, itu intinya.
<\/p>\n\n\n\n

Kedua: Berbagilah dengan Sesama
<\/h2>\n\n\n\n

Tagline indahnya berbagi di bulan Ramadhan biasanya sering bermunculan. Meskipun itikad berbagi bukan hanya berlaku di bulan Ramadhan saja, namun tagline tersebut patut pula menjadi renungan dan diwujudkan dalam laku sosial kita, agar terlatih menjadi manusia yang lebih baik pada bulan-bulan selanjutnya.
<\/p>\n\n\n\n

Berbagi dapat dimulai dari hal-hal yang sederhana. Berbagi api, dengan meminjamkan korek misalnya, berbagi asbak, dengan tidak mengakuisisi asbak, berbagi rokok, bukan berarti rokok sebatang dihisap keliling loh ya, selebihnya kita bisa berbagi hikmah Ramadhan, berbagi pengalam seharian berpuasa.
<\/p>\n\n\n\n

Saat berbuka puasa seringkali pula perokok kelupaan membeli rokok karena tak punya stok yang disimpan. Menawari apa yang kita miliki, bilamana itu berupa rokok, korek, maupun asbak, tawarkanlah. Dari sisi itu terdapat ciri insan yang memiliki spirit berbagi, selain sebagai wujud solidaritas juga upaya menjalin silaturahmi.
<\/p>\n\n\n\n

Ketiga: Berpuasalah di Bulan Ramadhan
<\/h2>\n\n\n\n

Selain membuktikan bahwa rokok bukan sesuatu yang adiktif, berpuasa di bulan Ramadhan adalah seruan agar kita lebih bertakwa kepada sang Maha Pemberi Rahmat. Labeling adiktif terhadap perokok jelas sudah terbantahkan dengan sendirinya ketika perokok berpuasa di bulan Ramadhan. Tudingan adiktif tersebut menjadi tidak relevan, ketika perokok sanggup menahan aktivitas merokoknya selama tiga belas jam lebih. Meskipun banyak juga perokok yang berbulan-bulan lamanya sanggup tidak merokok. Juga penelitian-penelitian bantahan yang mengatakan tidak tepat memberikan label adiktif terhadap perokok, karena berhenti merokok sangat mudah dilakukan oleh perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Dengan berpuasa di bulan Ramadhan, perokok akan menuai hikmah bahwa hidup bukan hanya perkara makan dan minum. Ada nilai sosial yang luar biasa terkandung di dalamnya, selain juga nilai ibadah mahdhoh tentunya. Tanpa melihat status dan golongan, puasa membuat kita saling memahami bahwa manusia setara dalam hak dan kewajibannya kepada Tuhan.
<\/p>\n\n\n\n

Puasa tidak memandang dia perokok atau bukan, ketika seruan berpuasa datang, semuanya menanggalkan semua atribut keduniawian untuk menjalankan kewajibannya sebagai manusia yang diciptakan untuk beribadah. Sesungguhnya Ibadah adalah hakikat dan tujuan penciptaan jin dan manusia. Dalam Q.S. 56 (Ad-Dzariat : 56)
<\/p>\n\n\n\n

Nah tiga langkah tadi dapat kita terapkan di sisa-sisa penghujung Ramadhan ini. Mari sama-sama kita tunaikan dengan itikad ketaatan dalam mencapai kesalihan sosial serta kesalihan spiritual, sebab menjadi perokok etis yang rahmatan lil alamin tidak hanya sebatas ucapan belaka, tapi bersesuainya ucapan dan perbuatan. Bukankah konsep keseimbangan sudah sejak dulu ditanamkan oleh leluhur kita. Termasuk berlaku seimbang dalam konteks konsumsi.
<\/p>\n","post_title":"4 Langkah Menjadi Perokok Etis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"4-langkah-menjadi-perokok-etis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-04-06 10:33:50","post_modified_gmt":"2019-04-06 03:33:50","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5608","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4495,"post_author":"888","post_date":"2018-01-20 08:34:16","post_date_gmt":"2018-01-20 01:34:16","post_content":"Anda perokok? Anda sering didiskriminasi masyarakat bukan perokok? Bila iya, silahkan evaluasi kegiatan merokok Anda. Sudahkah dilakukan di tempat dan cara yang tepat?<\/span>\r\n\r\nBeberapa hari lalu, saat saya ingin menyalip truk bermuatan pasir di Jalan Raya Pemda Tigaraksa, Sang Supir membuang puntung rokok yang masih menyala keluar jendela dan apesnya mengenai bagian tubuh saya. Coba bayangkan, jika saja abu puntung rokok itu mengenai mata dan mengganggu pengelihatan saya, mungkin akan terjadi kecelakaan yang menimpa saya.<\/span>\r\n\r\nSaya perokok akut dan saya menilai tindakan sopir membuang puntung sembarangan itu adalah kesalahan amat sangat. Membuang puntung sembarangan semacam itu tentu akan berakibat fatal dan mengganggu orang lain. <\/span>\r\n\r\nLain lagi, di angkutan umum yang ada anak-anak serta ibu-ibu, kadang banyak saja yang masih cuek dan tetap merokok. Sebuah pemandangan yang tentunya sangat menggangu. Dan teguran yang pas adalah Ibu-ibu itu menutup hidung dengan kerudung sambil memberikan kode batuk-batuk. Susah sekali memang sepertinya menegur langsung perokok itu, maklum, kita memang sering banyak basa-basi.<\/span>\r\n\r\nMembuang puntung rokok sembarangan dan merokok di sembarang tempat adalah kesalahan fatal yang sering dilakukan para perokok, sehingga wajar jika masyarakat luas menilai perokok adalah manusia laknat yang harus disingkirkan dari bumi ini. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok saya juga kadang menerima beberapa cibiran dari teman perempuan atau laki-laki yang tidak merokok karena tentu mereka menilai semua perokok sama saja, sembarangan membuang asap dan puntungnya, atau bahkan merokok ketika sedang berkendara.<\/span>\r\n\r\nSebagian orang menilai sisi buruk dari rokok tanpa meniiti ulang dan mencari sumbangsih rokok bagi negeri ini, selain uang triliunan lewat hasil cukai, Marcus Gideon dan Kevin Sanjaya yang baru-baru ini meraih gelar juara <\/span>series<\/span><\/i> terbanyak sepanjang pegelaran berasal dari PB Djarum. <\/span>\r\n\r\nMakin ke sini, saya sering diedukasi soal kretek oleh komunitas yang bergelut di bidang kretek dan tentunya sangat berguna bagi saya untuk menjauhkan stigma buruk terhadap para perokok, khususnya saya. <\/span>\r\n\r\nUntuk menjauhkan stigma buruk itu, saya sedikit-sedikit meninggalkan kebiasaan buruk saya sebagai perokok. Semisal, tidak membuang puntung sembarangan sehabis merokok, atau ketika merokok di samping orang yang tidak merokok saya meminta izin terlebih dahulu, jika di izinkan ya bakar, jika tidak ya menahan asam. <\/span>\r\n\r\nDan kebiasaan ini juga saya tularkan kepada teman-teman yang merokok agar melanjutkan kebiasaan baik dan tentu menghlangkan kebiasaan-kebiasaan buruk yang nantinya melekat menjadi <\/span>image<\/span><\/i> pribadi sendiri juga.<\/span>\r\n\r\nLagi pula, asap rokok tidak mengganggu di banding asap knalpot \u00a0motor 2 tak. Atau knalpot-knalpot angkutan umum yang ngebulnya bukan main. Dan harus kalian tahu, akhir-akhir ini cuaca mendung dan hujan melulu, menikmati hujan itu lebih nikmat jika di pasangkan dengan kretek dan kopi. Jika kita sebagai perokok tak ingin terus dianggap buruk, mulailah \u00a0meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk dan membanggakan diri sebagai perokok yang santun, perokok yang juga menghargai hak-hak yang tidak merokok. Ingatlah, rokok itu tidak pernah mengjarkan keburukan. <\/span>\r\n\r\nPerokok santun tidak hanya ingin dihormati, tetapi harus menghormati. Inget ini, Lur, \u00a0untuk urusan yang baik-baik imbuhan \u201cme\u201d itu lebih baik ketimbang \u201cdi\u201d. <\/strong>","post_title":"Jadilah Perokok yang Santun","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"jadilah-perokok-yang-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-20 08:36:53","post_modified_gmt":"2018-01-20 01:36:53","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4495","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4451,"post_author":"877","post_date":"2018-01-11 09:57:06","post_date_gmt":"2018-01-11 02:57:06","post_content":"Salah satu tuduhan bagi perokok yang sering kali diutarakan anti rokok, selain menjadi penyebab kematian dan berpengaruh negatif terhadap orang lain, adalah perokok tidak punya aturan. Lebih pada sikap perokok saat merokok, yaitu merokok disembarang tempat, buang puntung rokok dan buang abu rokok sembarang. <\/span>\r\n\r\nTuduhan rokok sebagai penyebab kematian dan dapat berpengaruh negatif pada orang lain, saya kira sudah <\/span>clear,<\/span><\/i> sudah banyak jawaban terkait keduany dengan jelas. Tuduhan keduanya tanpa dasar yang kuat, hingga seakan-akan dipaksakan. <\/span>\r\n\r\nKenyataan di lapangan banyak perokok yang umurnya panjang. Baca hasil survei <\/span>Sigit Budhi Setiawan<\/span><\/a> dalam buku yang berjudul \u201cMereka Yang Melampaui Waktu: konsep panjang umur, bahagia, sehat, dan tetap produktif\u201d terbit tahun 2013. Jelas didalamnya mengungkap banyak perokok yang usianya ratusan tahun, produktif dan masih tetap merokok. <\/span>\r\n\r\nBahkan berita terakhir di Sragen, Jawa Tengah, ada perokok yang umurnya mencapai 140an tahun. Ia terkenal dengan panggilan <\/span>Mbah Gotho<\/span><\/a> yang konon dan sampai akhir hayatnya adalah perokok berat. Lahir <\/span>31 Desember<\/span><\/a> 1870 dan meninggal di Sragen <\/span>30 April<\/span><\/a> 2017<\/span><\/a>, bahkan ia diklaim sebagai orang tertua di dunia.<\/span>\r\n\r\nLain itu, banyak bantahan yang menyatakan perokok pasif itu tidak ada dan tidak mungkin. Belum ada riset yang membuktikan bahwa asap rokok menjadi penyebab utama penyakit seseorang. Tuduhan semacam ini terkesan mengada-ada. <\/span>\r\n\r\nPerokok dari dulu hingga sekarang mempunyai kesadaran tersendiri. Rata-rata aktivitas merokok sebagai bentuk relaksasi, dilakukan berjeda dan membutuhkan waktu tersendiri sesuai keinginan hati. Merokok memang bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja saat dibutuhkan. Namun mayoritas perokok tetap melihat situasi dan kondisi. <\/span>\r\n\r\nDi Yogyakarta ada sosok Kiai perokok yang menjadi imam salat fardu (lima waktu) di masjid, sebut saja Kiai Ahmad (nama samaran), tiap jalan menuju masjid bisa dipastikan ia menyulut rokok, jarak rumah dengan masjid hanya sekitar \u00b1200 meter. Sesampainya di masjid, ia mematikan rokoknya dan disimpan ditempat aman, kemudian akan dilanjutkan setelah mengerjakan sholat. Tapi juga terkadang dibuang ke bak sampah. Ia tidak pernah sekalipun merokok dalam masjid. <\/span>\r\n\r\nBegitu juga kebiasannya di rumah, ia hampir tidak pernah merokok di depan istri dan putranya. Saat merokok ia memilih tempat tersendiri terpisah dengan istri dan putranya. \u00a0Karena ia sadar, harus menghormati istri dan putranya yang tidak merokok. Lain itu, setiap mau merokok ia akan mencari asbak sebagai tempat puntung dan abu rokok untuk menjaga kebersihan.<\/span>\r\n\r\nCerita keseharian kiai di atas adalah representasi perokok santun. Dan masih banyak perokok santun lainnya yang sadar tentang aturan main merokok. Bagi perokok, merokok adalah budaya yang dilakukan sebagai media relaksasi dan bukan menjadi kebutuhan yang utama. <\/span>\r\n\r\nPada dasarnya perokok umumnya mempunyai atauran tersendiri sesuai konteks kehidupan masing-masing. Perokok paham betul kapan ia harus merokok, kapan ia tidak menyulut rokoknya dan kapan ia harus mematikan rokoknya. <\/span>\r\n\r\nBuktinya perokok tidak akan memaksakan merokok di ruangan ber AC tanpa adanya exhaust (alat penghisap asap) atau tanpa kesepakatan bersama. Perokok tidak akan merokok di kendaraan yang ber AC \u00a0dan tertutup rapat. <\/span>\r\n\r\nWalaupun perokok merokok di tempat yang telah disepakati atau sudah mendapatkan ijin, ternyata dalam ruangan masih ada seseorang yang tidak merokok, bisa dipastikan merokoknya tidak terasa nikmat. Kebanyakan akan memilih tidak merokok. Kalaupun terpaksa merokok akan terasa canggung. \u00a0Sehingga terkadang asap yang dikeluarkan diarahkan yang berlawanan dengan posisi yang tidak merokok. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok santun, sudah menjadi kebiasaan jika akan merokok terlebih dahulu mencari tempat untuk membuang puntung dan abu rokok (asbak). Terkadang saking kreatifnya, jika tidak ditemukan asbak, mereka (perokok) membuat asbak sendiri yang terbuat dari bahan disekitarnya. Tidak jarang perokok membuat asbak dengan bahan kertas. Ia tahu kertas adalah salah satu bahan yang akan terbakar jika terkena bara rokok. Namun apa boleh buat dengan sangat terpaksa ia harus membuat asbak dengan sangat sederhana sebagai tempat pembuangan puntung dan abu rokok, untuk menjaga kebersihan. <\/span>\r\n\r\nBudaya merokok santun, adalah warisan tatanan nilai turun temurun oleh nenek moyang. Tidak lain untuk menjaga kebersamaan, penghormatan hak orang lain, menjaga kesopanan, dan bahkan untuk mempertahankan etiket merokok yang baik.<\/span>","post_title":"Menjadi Perokok Santun yang Taat Aturan Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-perokok-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-11 09:57:26","post_modified_gmt":"2018-01-11 02:57:26","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4451","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Jadi sebagai perokok etis, menjunjung tinggi kehormatan perempuan mutlak dimiliki, maka perilaku tidak merokok di dekat ibu hamil adalah kewajiban bagi perokok etis.
<\/p>\n\n\n\n

4. Merokok di Ruang Merokok<\/strong>
<\/p>\n\n\n\n

Kesadaran berbagi hak merupakan fondasi penting bagi perokok etis. Dengan merokok di ruang merokok, tentunya akan menciptakan kesadaran bagi perokok untuk menghargai hak bukan perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Merokok di sembarang tempat mengabaikan orang lain di sekitarnya yang bukan perokok bukanlah ciri perilaku yang bertanggung jawab. Adanya wilayah Kawasan Tanpa Rokok (KTR) harus dianggap sebagai sense kesadaran berbagi ruang terhadap orang lain. Hormatilah dengan tidak merokok di wilayah KTR. Namun perokok juga harus protes jika tidak ada penyediaan ruang merokok di tempat umum dan tempat umum lainnya di wilayah KTR.
<\/p>\n\n\n\n

Nah di atas tadi merupakan langkah-langkah yang wajib diterapkan oleh para perokok agar menjadi perokok etis. Dengan menjadi perokok etis, para perokok dapat menepis stigma negatif yang dilekatkan kepada perokok, dan tentunya juga dapat menjadi tonggak bagi perjuangan perokok melawan diskriminasi terhadap Industri Hasil Tembakau.<\/p>\n\n\n\n

Pertama: Merokok di Ruang Merokok yang Telah Disediakan
<\/h3>\n\n\n\n

Bulan Ramadhan kerap kali dimeriahi dengan buka bersama alias bukber , tanpa bukber kadang rasanya kayak ada dua-tiga orang merokok tapi tidak ada asbaknya. Maka tak heran tempat-tempat makan, tempat kerja, ruang publik lainnya menjadi tempat untuk berbuka puasa bersama. Nah saat berbuka di tempat-tempat inilah perokok harus melihat apakah tempat tersebut menyediakan ruang merokok atau tidak. Sehabis berbuka puasa, setelah hampir tiga belas jam lamanya perokok menghentikan sementara aktivitas merokoknya, tentu merokok masuk ke dalam daftar menu berbuka puasa. Tapi jangan berpikiran bahwa perokok ketika waktunya berbuka langsung merokok loh ya. Pasti minum air putih terlebih dahulu, makan takjilan dulu, karena perokok bukan onta yang minum sama makannya irit-irit.
<\/p>\n\n\n\n

Minum dan makan takjil sudah, barulah waktunya untuk membakar sebatang rokok. Banyak juga yang merokoknya ditunda dulu sampai sehabis salat taraweh. Semua tergantung kebutuhan. Tapi bagi perokok yang menyegerakan waktu merokoknya, di tempat buka puasa bersama, perokok etis yang rahmatan lil alamin tidak asal sembarangan merokok. Tentulah akan merokok pada tempat yang telah disediakan. Karena konsep etis dan rahmatan lil alamin adalah tidak berlaku dzolim. Bertindak secara proporsional, itu intinya.
<\/p>\n\n\n\n

Kedua: Berbagilah dengan Sesama
<\/h2>\n\n\n\n

Tagline indahnya berbagi di bulan Ramadhan biasanya sering bermunculan. Meskipun itikad berbagi bukan hanya berlaku di bulan Ramadhan saja, namun tagline tersebut patut pula menjadi renungan dan diwujudkan dalam laku sosial kita, agar terlatih menjadi manusia yang lebih baik pada bulan-bulan selanjutnya.
<\/p>\n\n\n\n

Berbagi dapat dimulai dari hal-hal yang sederhana. Berbagi api, dengan meminjamkan korek misalnya, berbagi asbak, dengan tidak mengakuisisi asbak, berbagi rokok, bukan berarti rokok sebatang dihisap keliling loh ya, selebihnya kita bisa berbagi hikmah Ramadhan, berbagi pengalam seharian berpuasa.
<\/p>\n\n\n\n

Saat berbuka puasa seringkali pula perokok kelupaan membeli rokok karena tak punya stok yang disimpan. Menawari apa yang kita miliki, bilamana itu berupa rokok, korek, maupun asbak, tawarkanlah. Dari sisi itu terdapat ciri insan yang memiliki spirit berbagi, selain sebagai wujud solidaritas juga upaya menjalin silaturahmi.
<\/p>\n\n\n\n

Ketiga: Berpuasalah di Bulan Ramadhan
<\/h2>\n\n\n\n

Selain membuktikan bahwa rokok bukan sesuatu yang adiktif, berpuasa di bulan Ramadhan adalah seruan agar kita lebih bertakwa kepada sang Maha Pemberi Rahmat. Labeling adiktif terhadap perokok jelas sudah terbantahkan dengan sendirinya ketika perokok berpuasa di bulan Ramadhan. Tudingan adiktif tersebut menjadi tidak relevan, ketika perokok sanggup menahan aktivitas merokoknya selama tiga belas jam lebih. Meskipun banyak juga perokok yang berbulan-bulan lamanya sanggup tidak merokok. Juga penelitian-penelitian bantahan yang mengatakan tidak tepat memberikan label adiktif terhadap perokok, karena berhenti merokok sangat mudah dilakukan oleh perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Dengan berpuasa di bulan Ramadhan, perokok akan menuai hikmah bahwa hidup bukan hanya perkara makan dan minum. Ada nilai sosial yang luar biasa terkandung di dalamnya, selain juga nilai ibadah mahdhoh tentunya. Tanpa melihat status dan golongan, puasa membuat kita saling memahami bahwa manusia setara dalam hak dan kewajibannya kepada Tuhan.
<\/p>\n\n\n\n

Puasa tidak memandang dia perokok atau bukan, ketika seruan berpuasa datang, semuanya menanggalkan semua atribut keduniawian untuk menjalankan kewajibannya sebagai manusia yang diciptakan untuk beribadah. Sesungguhnya Ibadah adalah hakikat dan tujuan penciptaan jin dan manusia. Dalam Q.S. 56 (Ad-Dzariat : 56)
<\/p>\n\n\n\n

Nah tiga langkah tadi dapat kita terapkan di sisa-sisa penghujung Ramadhan ini. Mari sama-sama kita tunaikan dengan itikad ketaatan dalam mencapai kesalihan sosial serta kesalihan spiritual, sebab menjadi perokok etis yang rahmatan lil alamin tidak hanya sebatas ucapan belaka, tapi bersesuainya ucapan dan perbuatan. Bukankah konsep keseimbangan sudah sejak dulu ditanamkan oleh leluhur kita. Termasuk berlaku seimbang dalam konteks konsumsi.
<\/p>\n","post_title":"4 Langkah Menjadi Perokok Etis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"4-langkah-menjadi-perokok-etis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-04-06 10:33:50","post_modified_gmt":"2019-04-06 03:33:50","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5608","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4495,"post_author":"888","post_date":"2018-01-20 08:34:16","post_date_gmt":"2018-01-20 01:34:16","post_content":"Anda perokok? Anda sering didiskriminasi masyarakat bukan perokok? Bila iya, silahkan evaluasi kegiatan merokok Anda. Sudahkah dilakukan di tempat dan cara yang tepat?<\/span>\r\n\r\nBeberapa hari lalu, saat saya ingin menyalip truk bermuatan pasir di Jalan Raya Pemda Tigaraksa, Sang Supir membuang puntung rokok yang masih menyala keluar jendela dan apesnya mengenai bagian tubuh saya. Coba bayangkan, jika saja abu puntung rokok itu mengenai mata dan mengganggu pengelihatan saya, mungkin akan terjadi kecelakaan yang menimpa saya.<\/span>\r\n\r\nSaya perokok akut dan saya menilai tindakan sopir membuang puntung sembarangan itu adalah kesalahan amat sangat. Membuang puntung sembarangan semacam itu tentu akan berakibat fatal dan mengganggu orang lain. <\/span>\r\n\r\nLain lagi, di angkutan umum yang ada anak-anak serta ibu-ibu, kadang banyak saja yang masih cuek dan tetap merokok. Sebuah pemandangan yang tentunya sangat menggangu. Dan teguran yang pas adalah Ibu-ibu itu menutup hidung dengan kerudung sambil memberikan kode batuk-batuk. Susah sekali memang sepertinya menegur langsung perokok itu, maklum, kita memang sering banyak basa-basi.<\/span>\r\n\r\nMembuang puntung rokok sembarangan dan merokok di sembarang tempat adalah kesalahan fatal yang sering dilakukan para perokok, sehingga wajar jika masyarakat luas menilai perokok adalah manusia laknat yang harus disingkirkan dari bumi ini. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok saya juga kadang menerima beberapa cibiran dari teman perempuan atau laki-laki yang tidak merokok karena tentu mereka menilai semua perokok sama saja, sembarangan membuang asap dan puntungnya, atau bahkan merokok ketika sedang berkendara.<\/span>\r\n\r\nSebagian orang menilai sisi buruk dari rokok tanpa meniiti ulang dan mencari sumbangsih rokok bagi negeri ini, selain uang triliunan lewat hasil cukai, Marcus Gideon dan Kevin Sanjaya yang baru-baru ini meraih gelar juara <\/span>series<\/span><\/i> terbanyak sepanjang pegelaran berasal dari PB Djarum. <\/span>\r\n\r\nMakin ke sini, saya sering diedukasi soal kretek oleh komunitas yang bergelut di bidang kretek dan tentunya sangat berguna bagi saya untuk menjauhkan stigma buruk terhadap para perokok, khususnya saya. <\/span>\r\n\r\nUntuk menjauhkan stigma buruk itu, saya sedikit-sedikit meninggalkan kebiasaan buruk saya sebagai perokok. Semisal, tidak membuang puntung sembarangan sehabis merokok, atau ketika merokok di samping orang yang tidak merokok saya meminta izin terlebih dahulu, jika di izinkan ya bakar, jika tidak ya menahan asam. <\/span>\r\n\r\nDan kebiasaan ini juga saya tularkan kepada teman-teman yang merokok agar melanjutkan kebiasaan baik dan tentu menghlangkan kebiasaan-kebiasaan buruk yang nantinya melekat menjadi <\/span>image<\/span><\/i> pribadi sendiri juga.<\/span>\r\n\r\nLagi pula, asap rokok tidak mengganggu di banding asap knalpot \u00a0motor 2 tak. Atau knalpot-knalpot angkutan umum yang ngebulnya bukan main. Dan harus kalian tahu, akhir-akhir ini cuaca mendung dan hujan melulu, menikmati hujan itu lebih nikmat jika di pasangkan dengan kretek dan kopi. Jika kita sebagai perokok tak ingin terus dianggap buruk, mulailah \u00a0meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk dan membanggakan diri sebagai perokok yang santun, perokok yang juga menghargai hak-hak yang tidak merokok. Ingatlah, rokok itu tidak pernah mengjarkan keburukan. <\/span>\r\n\r\nPerokok santun tidak hanya ingin dihormati, tetapi harus menghormati. Inget ini, Lur, \u00a0untuk urusan yang baik-baik imbuhan \u201cme\u201d itu lebih baik ketimbang \u201cdi\u201d. <\/strong>","post_title":"Jadilah Perokok yang Santun","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"jadilah-perokok-yang-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-20 08:36:53","post_modified_gmt":"2018-01-20 01:36:53","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4495","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4451,"post_author":"877","post_date":"2018-01-11 09:57:06","post_date_gmt":"2018-01-11 02:57:06","post_content":"Salah satu tuduhan bagi perokok yang sering kali diutarakan anti rokok, selain menjadi penyebab kematian dan berpengaruh negatif terhadap orang lain, adalah perokok tidak punya aturan. Lebih pada sikap perokok saat merokok, yaitu merokok disembarang tempat, buang puntung rokok dan buang abu rokok sembarang. <\/span>\r\n\r\nTuduhan rokok sebagai penyebab kematian dan dapat berpengaruh negatif pada orang lain, saya kira sudah <\/span>clear,<\/span><\/i> sudah banyak jawaban terkait keduany dengan jelas. Tuduhan keduanya tanpa dasar yang kuat, hingga seakan-akan dipaksakan. <\/span>\r\n\r\nKenyataan di lapangan banyak perokok yang umurnya panjang. Baca hasil survei <\/span>Sigit Budhi Setiawan<\/span><\/a> dalam buku yang berjudul \u201cMereka Yang Melampaui Waktu: konsep panjang umur, bahagia, sehat, dan tetap produktif\u201d terbit tahun 2013. Jelas didalamnya mengungkap banyak perokok yang usianya ratusan tahun, produktif dan masih tetap merokok. <\/span>\r\n\r\nBahkan berita terakhir di Sragen, Jawa Tengah, ada perokok yang umurnya mencapai 140an tahun. Ia terkenal dengan panggilan <\/span>Mbah Gotho<\/span><\/a> yang konon dan sampai akhir hayatnya adalah perokok berat. Lahir <\/span>31 Desember<\/span><\/a> 1870 dan meninggal di Sragen <\/span>30 April<\/span><\/a> 2017<\/span><\/a>, bahkan ia diklaim sebagai orang tertua di dunia.<\/span>\r\n\r\nLain itu, banyak bantahan yang menyatakan perokok pasif itu tidak ada dan tidak mungkin. Belum ada riset yang membuktikan bahwa asap rokok menjadi penyebab utama penyakit seseorang. Tuduhan semacam ini terkesan mengada-ada. <\/span>\r\n\r\nPerokok dari dulu hingga sekarang mempunyai kesadaran tersendiri. Rata-rata aktivitas merokok sebagai bentuk relaksasi, dilakukan berjeda dan membutuhkan waktu tersendiri sesuai keinginan hati. Merokok memang bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja saat dibutuhkan. Namun mayoritas perokok tetap melihat situasi dan kondisi. <\/span>\r\n\r\nDi Yogyakarta ada sosok Kiai perokok yang menjadi imam salat fardu (lima waktu) di masjid, sebut saja Kiai Ahmad (nama samaran), tiap jalan menuju masjid bisa dipastikan ia menyulut rokok, jarak rumah dengan masjid hanya sekitar \u00b1200 meter. Sesampainya di masjid, ia mematikan rokoknya dan disimpan ditempat aman, kemudian akan dilanjutkan setelah mengerjakan sholat. Tapi juga terkadang dibuang ke bak sampah. Ia tidak pernah sekalipun merokok dalam masjid. <\/span>\r\n\r\nBegitu juga kebiasannya di rumah, ia hampir tidak pernah merokok di depan istri dan putranya. Saat merokok ia memilih tempat tersendiri terpisah dengan istri dan putranya. \u00a0Karena ia sadar, harus menghormati istri dan putranya yang tidak merokok. Lain itu, setiap mau merokok ia akan mencari asbak sebagai tempat puntung dan abu rokok untuk menjaga kebersihan.<\/span>\r\n\r\nCerita keseharian kiai di atas adalah representasi perokok santun. Dan masih banyak perokok santun lainnya yang sadar tentang aturan main merokok. Bagi perokok, merokok adalah budaya yang dilakukan sebagai media relaksasi dan bukan menjadi kebutuhan yang utama. <\/span>\r\n\r\nPada dasarnya perokok umumnya mempunyai atauran tersendiri sesuai konteks kehidupan masing-masing. Perokok paham betul kapan ia harus merokok, kapan ia tidak menyulut rokoknya dan kapan ia harus mematikan rokoknya. <\/span>\r\n\r\nBuktinya perokok tidak akan memaksakan merokok di ruangan ber AC tanpa adanya exhaust (alat penghisap asap) atau tanpa kesepakatan bersama. Perokok tidak akan merokok di kendaraan yang ber AC \u00a0dan tertutup rapat. <\/span>\r\n\r\nWalaupun perokok merokok di tempat yang telah disepakati atau sudah mendapatkan ijin, ternyata dalam ruangan masih ada seseorang yang tidak merokok, bisa dipastikan merokoknya tidak terasa nikmat. Kebanyakan akan memilih tidak merokok. Kalaupun terpaksa merokok akan terasa canggung. \u00a0Sehingga terkadang asap yang dikeluarkan diarahkan yang berlawanan dengan posisi yang tidak merokok. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok santun, sudah menjadi kebiasaan jika akan merokok terlebih dahulu mencari tempat untuk membuang puntung dan abu rokok (asbak). Terkadang saking kreatifnya, jika tidak ditemukan asbak, mereka (perokok) membuat asbak sendiri yang terbuat dari bahan disekitarnya. Tidak jarang perokok membuat asbak dengan bahan kertas. Ia tahu kertas adalah salah satu bahan yang akan terbakar jika terkena bara rokok. Namun apa boleh buat dengan sangat terpaksa ia harus membuat asbak dengan sangat sederhana sebagai tempat pembuangan puntung dan abu rokok, untuk menjaga kebersihan. <\/span>\r\n\r\nBudaya merokok santun, adalah warisan tatanan nilai turun temurun oleh nenek moyang. Tidak lain untuk menjaga kebersamaan, penghormatan hak orang lain, menjaga kesopanan, dan bahkan untuk mempertahankan etiket merokok yang baik.<\/span>","post_title":"Menjadi Perokok Santun yang Taat Aturan Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-perokok-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-11 09:57:26","post_modified_gmt":"2018-01-11 02:57:26","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4451","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Apalagi para ibu-ibu hamil ini memiliki fase kondisi tubuh dan pikiran yang berbeda dengan orang normal pada umumnya. Ibu hamil biasanya memiliki kondisi fisik gampang drop, wong kadang-kadang mereka tau-tau muntah. Dalam hal psikologis juga berbeda dengan orang normal pada umumnya, ibu hamil biasanya memiliki sensitivitas yang tinggi.
<\/p>\n\n\n\n

Jadi sebagai perokok etis, menjunjung tinggi kehormatan perempuan mutlak dimiliki, maka perilaku tidak merokok di dekat ibu hamil adalah kewajiban bagi perokok etis.
<\/p>\n\n\n\n

4. Merokok di Ruang Merokok<\/strong>
<\/p>\n\n\n\n

Kesadaran berbagi hak merupakan fondasi penting bagi perokok etis. Dengan merokok di ruang merokok, tentunya akan menciptakan kesadaran bagi perokok untuk menghargai hak bukan perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Merokok di sembarang tempat mengabaikan orang lain di sekitarnya yang bukan perokok bukanlah ciri perilaku yang bertanggung jawab. Adanya wilayah Kawasan Tanpa Rokok (KTR) harus dianggap sebagai sense kesadaran berbagi ruang terhadap orang lain. Hormatilah dengan tidak merokok di wilayah KTR. Namun perokok juga harus protes jika tidak ada penyediaan ruang merokok di tempat umum dan tempat umum lainnya di wilayah KTR.
<\/p>\n\n\n\n

Nah di atas tadi merupakan langkah-langkah yang wajib diterapkan oleh para perokok agar menjadi perokok etis. Dengan menjadi perokok etis, para perokok dapat menepis stigma negatif yang dilekatkan kepada perokok, dan tentunya juga dapat menjadi tonggak bagi perjuangan perokok melawan diskriminasi terhadap Industri Hasil Tembakau.<\/p>\n\n\n\n

Pertama: Merokok di Ruang Merokok yang Telah Disediakan
<\/h3>\n\n\n\n

Bulan Ramadhan kerap kali dimeriahi dengan buka bersama alias bukber , tanpa bukber kadang rasanya kayak ada dua-tiga orang merokok tapi tidak ada asbaknya. Maka tak heran tempat-tempat makan, tempat kerja, ruang publik lainnya menjadi tempat untuk berbuka puasa bersama. Nah saat berbuka di tempat-tempat inilah perokok harus melihat apakah tempat tersebut menyediakan ruang merokok atau tidak. Sehabis berbuka puasa, setelah hampir tiga belas jam lamanya perokok menghentikan sementara aktivitas merokoknya, tentu merokok masuk ke dalam daftar menu berbuka puasa. Tapi jangan berpikiran bahwa perokok ketika waktunya berbuka langsung merokok loh ya. Pasti minum air putih terlebih dahulu, makan takjilan dulu, karena perokok bukan onta yang minum sama makannya irit-irit.
<\/p>\n\n\n\n

Minum dan makan takjil sudah, barulah waktunya untuk membakar sebatang rokok. Banyak juga yang merokoknya ditunda dulu sampai sehabis salat taraweh. Semua tergantung kebutuhan. Tapi bagi perokok yang menyegerakan waktu merokoknya, di tempat buka puasa bersama, perokok etis yang rahmatan lil alamin tidak asal sembarangan merokok. Tentulah akan merokok pada tempat yang telah disediakan. Karena konsep etis dan rahmatan lil alamin adalah tidak berlaku dzolim. Bertindak secara proporsional, itu intinya.
<\/p>\n\n\n\n

Kedua: Berbagilah dengan Sesama
<\/h2>\n\n\n\n

Tagline indahnya berbagi di bulan Ramadhan biasanya sering bermunculan. Meskipun itikad berbagi bukan hanya berlaku di bulan Ramadhan saja, namun tagline tersebut patut pula menjadi renungan dan diwujudkan dalam laku sosial kita, agar terlatih menjadi manusia yang lebih baik pada bulan-bulan selanjutnya.
<\/p>\n\n\n\n

Berbagi dapat dimulai dari hal-hal yang sederhana. Berbagi api, dengan meminjamkan korek misalnya, berbagi asbak, dengan tidak mengakuisisi asbak, berbagi rokok, bukan berarti rokok sebatang dihisap keliling loh ya, selebihnya kita bisa berbagi hikmah Ramadhan, berbagi pengalam seharian berpuasa.
<\/p>\n\n\n\n

Saat berbuka puasa seringkali pula perokok kelupaan membeli rokok karena tak punya stok yang disimpan. Menawari apa yang kita miliki, bilamana itu berupa rokok, korek, maupun asbak, tawarkanlah. Dari sisi itu terdapat ciri insan yang memiliki spirit berbagi, selain sebagai wujud solidaritas juga upaya menjalin silaturahmi.
<\/p>\n\n\n\n

Ketiga: Berpuasalah di Bulan Ramadhan
<\/h2>\n\n\n\n

Selain membuktikan bahwa rokok bukan sesuatu yang adiktif, berpuasa di bulan Ramadhan adalah seruan agar kita lebih bertakwa kepada sang Maha Pemberi Rahmat. Labeling adiktif terhadap perokok jelas sudah terbantahkan dengan sendirinya ketika perokok berpuasa di bulan Ramadhan. Tudingan adiktif tersebut menjadi tidak relevan, ketika perokok sanggup menahan aktivitas merokoknya selama tiga belas jam lebih. Meskipun banyak juga perokok yang berbulan-bulan lamanya sanggup tidak merokok. Juga penelitian-penelitian bantahan yang mengatakan tidak tepat memberikan label adiktif terhadap perokok, karena berhenti merokok sangat mudah dilakukan oleh perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Dengan berpuasa di bulan Ramadhan, perokok akan menuai hikmah bahwa hidup bukan hanya perkara makan dan minum. Ada nilai sosial yang luar biasa terkandung di dalamnya, selain juga nilai ibadah mahdhoh tentunya. Tanpa melihat status dan golongan, puasa membuat kita saling memahami bahwa manusia setara dalam hak dan kewajibannya kepada Tuhan.
<\/p>\n\n\n\n

Puasa tidak memandang dia perokok atau bukan, ketika seruan berpuasa datang, semuanya menanggalkan semua atribut keduniawian untuk menjalankan kewajibannya sebagai manusia yang diciptakan untuk beribadah. Sesungguhnya Ibadah adalah hakikat dan tujuan penciptaan jin dan manusia. Dalam Q.S. 56 (Ad-Dzariat : 56)
<\/p>\n\n\n\n

Nah tiga langkah tadi dapat kita terapkan di sisa-sisa penghujung Ramadhan ini. Mari sama-sama kita tunaikan dengan itikad ketaatan dalam mencapai kesalihan sosial serta kesalihan spiritual, sebab menjadi perokok etis yang rahmatan lil alamin tidak hanya sebatas ucapan belaka, tapi bersesuainya ucapan dan perbuatan. Bukankah konsep keseimbangan sudah sejak dulu ditanamkan oleh leluhur kita. Termasuk berlaku seimbang dalam konteks konsumsi.
<\/p>\n","post_title":"4 Langkah Menjadi Perokok Etis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"4-langkah-menjadi-perokok-etis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-04-06 10:33:50","post_modified_gmt":"2019-04-06 03:33:50","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5608","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4495,"post_author":"888","post_date":"2018-01-20 08:34:16","post_date_gmt":"2018-01-20 01:34:16","post_content":"Anda perokok? Anda sering didiskriminasi masyarakat bukan perokok? Bila iya, silahkan evaluasi kegiatan merokok Anda. Sudahkah dilakukan di tempat dan cara yang tepat?<\/span>\r\n\r\nBeberapa hari lalu, saat saya ingin menyalip truk bermuatan pasir di Jalan Raya Pemda Tigaraksa, Sang Supir membuang puntung rokok yang masih menyala keluar jendela dan apesnya mengenai bagian tubuh saya. Coba bayangkan, jika saja abu puntung rokok itu mengenai mata dan mengganggu pengelihatan saya, mungkin akan terjadi kecelakaan yang menimpa saya.<\/span>\r\n\r\nSaya perokok akut dan saya menilai tindakan sopir membuang puntung sembarangan itu adalah kesalahan amat sangat. Membuang puntung sembarangan semacam itu tentu akan berakibat fatal dan mengganggu orang lain. <\/span>\r\n\r\nLain lagi, di angkutan umum yang ada anak-anak serta ibu-ibu, kadang banyak saja yang masih cuek dan tetap merokok. Sebuah pemandangan yang tentunya sangat menggangu. Dan teguran yang pas adalah Ibu-ibu itu menutup hidung dengan kerudung sambil memberikan kode batuk-batuk. Susah sekali memang sepertinya menegur langsung perokok itu, maklum, kita memang sering banyak basa-basi.<\/span>\r\n\r\nMembuang puntung rokok sembarangan dan merokok di sembarang tempat adalah kesalahan fatal yang sering dilakukan para perokok, sehingga wajar jika masyarakat luas menilai perokok adalah manusia laknat yang harus disingkirkan dari bumi ini. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok saya juga kadang menerima beberapa cibiran dari teman perempuan atau laki-laki yang tidak merokok karena tentu mereka menilai semua perokok sama saja, sembarangan membuang asap dan puntungnya, atau bahkan merokok ketika sedang berkendara.<\/span>\r\n\r\nSebagian orang menilai sisi buruk dari rokok tanpa meniiti ulang dan mencari sumbangsih rokok bagi negeri ini, selain uang triliunan lewat hasil cukai, Marcus Gideon dan Kevin Sanjaya yang baru-baru ini meraih gelar juara <\/span>series<\/span><\/i> terbanyak sepanjang pegelaran berasal dari PB Djarum. <\/span>\r\n\r\nMakin ke sini, saya sering diedukasi soal kretek oleh komunitas yang bergelut di bidang kretek dan tentunya sangat berguna bagi saya untuk menjauhkan stigma buruk terhadap para perokok, khususnya saya. <\/span>\r\n\r\nUntuk menjauhkan stigma buruk itu, saya sedikit-sedikit meninggalkan kebiasaan buruk saya sebagai perokok. Semisal, tidak membuang puntung sembarangan sehabis merokok, atau ketika merokok di samping orang yang tidak merokok saya meminta izin terlebih dahulu, jika di izinkan ya bakar, jika tidak ya menahan asam. <\/span>\r\n\r\nDan kebiasaan ini juga saya tularkan kepada teman-teman yang merokok agar melanjutkan kebiasaan baik dan tentu menghlangkan kebiasaan-kebiasaan buruk yang nantinya melekat menjadi <\/span>image<\/span><\/i> pribadi sendiri juga.<\/span>\r\n\r\nLagi pula, asap rokok tidak mengganggu di banding asap knalpot \u00a0motor 2 tak. Atau knalpot-knalpot angkutan umum yang ngebulnya bukan main. Dan harus kalian tahu, akhir-akhir ini cuaca mendung dan hujan melulu, menikmati hujan itu lebih nikmat jika di pasangkan dengan kretek dan kopi. Jika kita sebagai perokok tak ingin terus dianggap buruk, mulailah \u00a0meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk dan membanggakan diri sebagai perokok yang santun, perokok yang juga menghargai hak-hak yang tidak merokok. Ingatlah, rokok itu tidak pernah mengjarkan keburukan. <\/span>\r\n\r\nPerokok santun tidak hanya ingin dihormati, tetapi harus menghormati. Inget ini, Lur, \u00a0untuk urusan yang baik-baik imbuhan \u201cme\u201d itu lebih baik ketimbang \u201cdi\u201d. <\/strong>","post_title":"Jadilah Perokok yang Santun","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"jadilah-perokok-yang-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-20 08:36:53","post_modified_gmt":"2018-01-20 01:36:53","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4495","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4451,"post_author":"877","post_date":"2018-01-11 09:57:06","post_date_gmt":"2018-01-11 02:57:06","post_content":"Salah satu tuduhan bagi perokok yang sering kali diutarakan anti rokok, selain menjadi penyebab kematian dan berpengaruh negatif terhadap orang lain, adalah perokok tidak punya aturan. Lebih pada sikap perokok saat merokok, yaitu merokok disembarang tempat, buang puntung rokok dan buang abu rokok sembarang. <\/span>\r\n\r\nTuduhan rokok sebagai penyebab kematian dan dapat berpengaruh negatif pada orang lain, saya kira sudah <\/span>clear,<\/span><\/i> sudah banyak jawaban terkait keduany dengan jelas. Tuduhan keduanya tanpa dasar yang kuat, hingga seakan-akan dipaksakan. <\/span>\r\n\r\nKenyataan di lapangan banyak perokok yang umurnya panjang. Baca hasil survei <\/span>Sigit Budhi Setiawan<\/span><\/a> dalam buku yang berjudul \u201cMereka Yang Melampaui Waktu: konsep panjang umur, bahagia, sehat, dan tetap produktif\u201d terbit tahun 2013. Jelas didalamnya mengungkap banyak perokok yang usianya ratusan tahun, produktif dan masih tetap merokok. <\/span>\r\n\r\nBahkan berita terakhir di Sragen, Jawa Tengah, ada perokok yang umurnya mencapai 140an tahun. Ia terkenal dengan panggilan <\/span>Mbah Gotho<\/span><\/a> yang konon dan sampai akhir hayatnya adalah perokok berat. Lahir <\/span>31 Desember<\/span><\/a> 1870 dan meninggal di Sragen <\/span>30 April<\/span><\/a> 2017<\/span><\/a>, bahkan ia diklaim sebagai orang tertua di dunia.<\/span>\r\n\r\nLain itu, banyak bantahan yang menyatakan perokok pasif itu tidak ada dan tidak mungkin. Belum ada riset yang membuktikan bahwa asap rokok menjadi penyebab utama penyakit seseorang. Tuduhan semacam ini terkesan mengada-ada. <\/span>\r\n\r\nPerokok dari dulu hingga sekarang mempunyai kesadaran tersendiri. Rata-rata aktivitas merokok sebagai bentuk relaksasi, dilakukan berjeda dan membutuhkan waktu tersendiri sesuai keinginan hati. Merokok memang bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja saat dibutuhkan. Namun mayoritas perokok tetap melihat situasi dan kondisi. <\/span>\r\n\r\nDi Yogyakarta ada sosok Kiai perokok yang menjadi imam salat fardu (lima waktu) di masjid, sebut saja Kiai Ahmad (nama samaran), tiap jalan menuju masjid bisa dipastikan ia menyulut rokok, jarak rumah dengan masjid hanya sekitar \u00b1200 meter. Sesampainya di masjid, ia mematikan rokoknya dan disimpan ditempat aman, kemudian akan dilanjutkan setelah mengerjakan sholat. Tapi juga terkadang dibuang ke bak sampah. Ia tidak pernah sekalipun merokok dalam masjid. <\/span>\r\n\r\nBegitu juga kebiasannya di rumah, ia hampir tidak pernah merokok di depan istri dan putranya. Saat merokok ia memilih tempat tersendiri terpisah dengan istri dan putranya. \u00a0Karena ia sadar, harus menghormati istri dan putranya yang tidak merokok. Lain itu, setiap mau merokok ia akan mencari asbak sebagai tempat puntung dan abu rokok untuk menjaga kebersihan.<\/span>\r\n\r\nCerita keseharian kiai di atas adalah representasi perokok santun. Dan masih banyak perokok santun lainnya yang sadar tentang aturan main merokok. Bagi perokok, merokok adalah budaya yang dilakukan sebagai media relaksasi dan bukan menjadi kebutuhan yang utama. <\/span>\r\n\r\nPada dasarnya perokok umumnya mempunyai atauran tersendiri sesuai konteks kehidupan masing-masing. Perokok paham betul kapan ia harus merokok, kapan ia tidak menyulut rokoknya dan kapan ia harus mematikan rokoknya. <\/span>\r\n\r\nBuktinya perokok tidak akan memaksakan merokok di ruangan ber AC tanpa adanya exhaust (alat penghisap asap) atau tanpa kesepakatan bersama. Perokok tidak akan merokok di kendaraan yang ber AC \u00a0dan tertutup rapat. <\/span>\r\n\r\nWalaupun perokok merokok di tempat yang telah disepakati atau sudah mendapatkan ijin, ternyata dalam ruangan masih ada seseorang yang tidak merokok, bisa dipastikan merokoknya tidak terasa nikmat. Kebanyakan akan memilih tidak merokok. Kalaupun terpaksa merokok akan terasa canggung. \u00a0Sehingga terkadang asap yang dikeluarkan diarahkan yang berlawanan dengan posisi yang tidak merokok. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok santun, sudah menjadi kebiasaan jika akan merokok terlebih dahulu mencari tempat untuk membuang puntung dan abu rokok (asbak). Terkadang saking kreatifnya, jika tidak ditemukan asbak, mereka (perokok) membuat asbak sendiri yang terbuat dari bahan disekitarnya. Tidak jarang perokok membuat asbak dengan bahan kertas. Ia tahu kertas adalah salah satu bahan yang akan terbakar jika terkena bara rokok. Namun apa boleh buat dengan sangat terpaksa ia harus membuat asbak dengan sangat sederhana sebagai tempat pembuangan puntung dan abu rokok, untuk menjaga kebersihan. <\/span>\r\n\r\nBudaya merokok santun, adalah warisan tatanan nilai turun temurun oleh nenek moyang. Tidak lain untuk menjaga kebersamaan, penghormatan hak orang lain, menjaga kesopanan, dan bahkan untuk mempertahankan etiket merokok yang baik.<\/span>","post_title":"Menjadi Perokok Santun yang Taat Aturan Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-perokok-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-11 09:57:26","post_modified_gmt":"2018-01-11 02:57:26","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4451","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Merokok di dekat ibu hamil adalah sebuah perilaku yang buruk. Ibu hamil mana yang tidak risih, ketika berada di tempat umum yang seharusnya mereka bisa santai atau istirahat sejenak tapi kemudian terusik karena asap rokok.
<\/p>\n\n\n\n

Apalagi para ibu-ibu hamil ini memiliki fase kondisi tubuh dan pikiran yang berbeda dengan orang normal pada umumnya. Ibu hamil biasanya memiliki kondisi fisik gampang drop, wong kadang-kadang mereka tau-tau muntah. Dalam hal psikologis juga berbeda dengan orang normal pada umumnya, ibu hamil biasanya memiliki sensitivitas yang tinggi.
<\/p>\n\n\n\n

Jadi sebagai perokok etis, menjunjung tinggi kehormatan perempuan mutlak dimiliki, maka perilaku tidak merokok di dekat ibu hamil adalah kewajiban bagi perokok etis.
<\/p>\n\n\n\n

4. Merokok di Ruang Merokok<\/strong>
<\/p>\n\n\n\n

Kesadaran berbagi hak merupakan fondasi penting bagi perokok etis. Dengan merokok di ruang merokok, tentunya akan menciptakan kesadaran bagi perokok untuk menghargai hak bukan perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Merokok di sembarang tempat mengabaikan orang lain di sekitarnya yang bukan perokok bukanlah ciri perilaku yang bertanggung jawab. Adanya wilayah Kawasan Tanpa Rokok (KTR) harus dianggap sebagai sense kesadaran berbagi ruang terhadap orang lain. Hormatilah dengan tidak merokok di wilayah KTR. Namun perokok juga harus protes jika tidak ada penyediaan ruang merokok di tempat umum dan tempat umum lainnya di wilayah KTR.
<\/p>\n\n\n\n

Nah di atas tadi merupakan langkah-langkah yang wajib diterapkan oleh para perokok agar menjadi perokok etis. Dengan menjadi perokok etis, para perokok dapat menepis stigma negatif yang dilekatkan kepada perokok, dan tentunya juga dapat menjadi tonggak bagi perjuangan perokok melawan diskriminasi terhadap Industri Hasil Tembakau.<\/p>\n\n\n\n

Pertama: Merokok di Ruang Merokok yang Telah Disediakan
<\/h3>\n\n\n\n

Bulan Ramadhan kerap kali dimeriahi dengan buka bersama alias bukber , tanpa bukber kadang rasanya kayak ada dua-tiga orang merokok tapi tidak ada asbaknya. Maka tak heran tempat-tempat makan, tempat kerja, ruang publik lainnya menjadi tempat untuk berbuka puasa bersama. Nah saat berbuka di tempat-tempat inilah perokok harus melihat apakah tempat tersebut menyediakan ruang merokok atau tidak. Sehabis berbuka puasa, setelah hampir tiga belas jam lamanya perokok menghentikan sementara aktivitas merokoknya, tentu merokok masuk ke dalam daftar menu berbuka puasa. Tapi jangan berpikiran bahwa perokok ketika waktunya berbuka langsung merokok loh ya. Pasti minum air putih terlebih dahulu, makan takjilan dulu, karena perokok bukan onta yang minum sama makannya irit-irit.
<\/p>\n\n\n\n

Minum dan makan takjil sudah, barulah waktunya untuk membakar sebatang rokok. Banyak juga yang merokoknya ditunda dulu sampai sehabis salat taraweh. Semua tergantung kebutuhan. Tapi bagi perokok yang menyegerakan waktu merokoknya, di tempat buka puasa bersama, perokok etis yang rahmatan lil alamin tidak asal sembarangan merokok. Tentulah akan merokok pada tempat yang telah disediakan. Karena konsep etis dan rahmatan lil alamin adalah tidak berlaku dzolim. Bertindak secara proporsional, itu intinya.
<\/p>\n\n\n\n

Kedua: Berbagilah dengan Sesama
<\/h2>\n\n\n\n

Tagline indahnya berbagi di bulan Ramadhan biasanya sering bermunculan. Meskipun itikad berbagi bukan hanya berlaku di bulan Ramadhan saja, namun tagline tersebut patut pula menjadi renungan dan diwujudkan dalam laku sosial kita, agar terlatih menjadi manusia yang lebih baik pada bulan-bulan selanjutnya.
<\/p>\n\n\n\n

Berbagi dapat dimulai dari hal-hal yang sederhana. Berbagi api, dengan meminjamkan korek misalnya, berbagi asbak, dengan tidak mengakuisisi asbak, berbagi rokok, bukan berarti rokok sebatang dihisap keliling loh ya, selebihnya kita bisa berbagi hikmah Ramadhan, berbagi pengalam seharian berpuasa.
<\/p>\n\n\n\n

Saat berbuka puasa seringkali pula perokok kelupaan membeli rokok karena tak punya stok yang disimpan. Menawari apa yang kita miliki, bilamana itu berupa rokok, korek, maupun asbak, tawarkanlah. Dari sisi itu terdapat ciri insan yang memiliki spirit berbagi, selain sebagai wujud solidaritas juga upaya menjalin silaturahmi.
<\/p>\n\n\n\n

Ketiga: Berpuasalah di Bulan Ramadhan
<\/h2>\n\n\n\n

Selain membuktikan bahwa rokok bukan sesuatu yang adiktif, berpuasa di bulan Ramadhan adalah seruan agar kita lebih bertakwa kepada sang Maha Pemberi Rahmat. Labeling adiktif terhadap perokok jelas sudah terbantahkan dengan sendirinya ketika perokok berpuasa di bulan Ramadhan. Tudingan adiktif tersebut menjadi tidak relevan, ketika perokok sanggup menahan aktivitas merokoknya selama tiga belas jam lebih. Meskipun banyak juga perokok yang berbulan-bulan lamanya sanggup tidak merokok. Juga penelitian-penelitian bantahan yang mengatakan tidak tepat memberikan label adiktif terhadap perokok, karena berhenti merokok sangat mudah dilakukan oleh perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Dengan berpuasa di bulan Ramadhan, perokok akan menuai hikmah bahwa hidup bukan hanya perkara makan dan minum. Ada nilai sosial yang luar biasa terkandung di dalamnya, selain juga nilai ibadah mahdhoh tentunya. Tanpa melihat status dan golongan, puasa membuat kita saling memahami bahwa manusia setara dalam hak dan kewajibannya kepada Tuhan.
<\/p>\n\n\n\n

Puasa tidak memandang dia perokok atau bukan, ketika seruan berpuasa datang, semuanya menanggalkan semua atribut keduniawian untuk menjalankan kewajibannya sebagai manusia yang diciptakan untuk beribadah. Sesungguhnya Ibadah adalah hakikat dan tujuan penciptaan jin dan manusia. Dalam Q.S. 56 (Ad-Dzariat : 56)
<\/p>\n\n\n\n

Nah tiga langkah tadi dapat kita terapkan di sisa-sisa penghujung Ramadhan ini. Mari sama-sama kita tunaikan dengan itikad ketaatan dalam mencapai kesalihan sosial serta kesalihan spiritual, sebab menjadi perokok etis yang rahmatan lil alamin tidak hanya sebatas ucapan belaka, tapi bersesuainya ucapan dan perbuatan. Bukankah konsep keseimbangan sudah sejak dulu ditanamkan oleh leluhur kita. Termasuk berlaku seimbang dalam konteks konsumsi.
<\/p>\n","post_title":"4 Langkah Menjadi Perokok Etis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"4-langkah-menjadi-perokok-etis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-04-06 10:33:50","post_modified_gmt":"2019-04-06 03:33:50","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5608","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4495,"post_author":"888","post_date":"2018-01-20 08:34:16","post_date_gmt":"2018-01-20 01:34:16","post_content":"Anda perokok? Anda sering didiskriminasi masyarakat bukan perokok? Bila iya, silahkan evaluasi kegiatan merokok Anda. Sudahkah dilakukan di tempat dan cara yang tepat?<\/span>\r\n\r\nBeberapa hari lalu, saat saya ingin menyalip truk bermuatan pasir di Jalan Raya Pemda Tigaraksa, Sang Supir membuang puntung rokok yang masih menyala keluar jendela dan apesnya mengenai bagian tubuh saya. Coba bayangkan, jika saja abu puntung rokok itu mengenai mata dan mengganggu pengelihatan saya, mungkin akan terjadi kecelakaan yang menimpa saya.<\/span>\r\n\r\nSaya perokok akut dan saya menilai tindakan sopir membuang puntung sembarangan itu adalah kesalahan amat sangat. Membuang puntung sembarangan semacam itu tentu akan berakibat fatal dan mengganggu orang lain. <\/span>\r\n\r\nLain lagi, di angkutan umum yang ada anak-anak serta ibu-ibu, kadang banyak saja yang masih cuek dan tetap merokok. Sebuah pemandangan yang tentunya sangat menggangu. Dan teguran yang pas adalah Ibu-ibu itu menutup hidung dengan kerudung sambil memberikan kode batuk-batuk. Susah sekali memang sepertinya menegur langsung perokok itu, maklum, kita memang sering banyak basa-basi.<\/span>\r\n\r\nMembuang puntung rokok sembarangan dan merokok di sembarang tempat adalah kesalahan fatal yang sering dilakukan para perokok, sehingga wajar jika masyarakat luas menilai perokok adalah manusia laknat yang harus disingkirkan dari bumi ini. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok saya juga kadang menerima beberapa cibiran dari teman perempuan atau laki-laki yang tidak merokok karena tentu mereka menilai semua perokok sama saja, sembarangan membuang asap dan puntungnya, atau bahkan merokok ketika sedang berkendara.<\/span>\r\n\r\nSebagian orang menilai sisi buruk dari rokok tanpa meniiti ulang dan mencari sumbangsih rokok bagi negeri ini, selain uang triliunan lewat hasil cukai, Marcus Gideon dan Kevin Sanjaya yang baru-baru ini meraih gelar juara <\/span>series<\/span><\/i> terbanyak sepanjang pegelaran berasal dari PB Djarum. <\/span>\r\n\r\nMakin ke sini, saya sering diedukasi soal kretek oleh komunitas yang bergelut di bidang kretek dan tentunya sangat berguna bagi saya untuk menjauhkan stigma buruk terhadap para perokok, khususnya saya. <\/span>\r\n\r\nUntuk menjauhkan stigma buruk itu, saya sedikit-sedikit meninggalkan kebiasaan buruk saya sebagai perokok. Semisal, tidak membuang puntung sembarangan sehabis merokok, atau ketika merokok di samping orang yang tidak merokok saya meminta izin terlebih dahulu, jika di izinkan ya bakar, jika tidak ya menahan asam. <\/span>\r\n\r\nDan kebiasaan ini juga saya tularkan kepada teman-teman yang merokok agar melanjutkan kebiasaan baik dan tentu menghlangkan kebiasaan-kebiasaan buruk yang nantinya melekat menjadi <\/span>image<\/span><\/i> pribadi sendiri juga.<\/span>\r\n\r\nLagi pula, asap rokok tidak mengganggu di banding asap knalpot \u00a0motor 2 tak. Atau knalpot-knalpot angkutan umum yang ngebulnya bukan main. Dan harus kalian tahu, akhir-akhir ini cuaca mendung dan hujan melulu, menikmati hujan itu lebih nikmat jika di pasangkan dengan kretek dan kopi. Jika kita sebagai perokok tak ingin terus dianggap buruk, mulailah \u00a0meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk dan membanggakan diri sebagai perokok yang santun, perokok yang juga menghargai hak-hak yang tidak merokok. Ingatlah, rokok itu tidak pernah mengjarkan keburukan. <\/span>\r\n\r\nPerokok santun tidak hanya ingin dihormati, tetapi harus menghormati. Inget ini, Lur, \u00a0untuk urusan yang baik-baik imbuhan \u201cme\u201d itu lebih baik ketimbang \u201cdi\u201d. <\/strong>","post_title":"Jadilah Perokok yang Santun","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"jadilah-perokok-yang-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-20 08:36:53","post_modified_gmt":"2018-01-20 01:36:53","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4495","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4451,"post_author":"877","post_date":"2018-01-11 09:57:06","post_date_gmt":"2018-01-11 02:57:06","post_content":"Salah satu tuduhan bagi perokok yang sering kali diutarakan anti rokok, selain menjadi penyebab kematian dan berpengaruh negatif terhadap orang lain, adalah perokok tidak punya aturan. Lebih pada sikap perokok saat merokok, yaitu merokok disembarang tempat, buang puntung rokok dan buang abu rokok sembarang. <\/span>\r\n\r\nTuduhan rokok sebagai penyebab kematian dan dapat berpengaruh negatif pada orang lain, saya kira sudah <\/span>clear,<\/span><\/i> sudah banyak jawaban terkait keduany dengan jelas. Tuduhan keduanya tanpa dasar yang kuat, hingga seakan-akan dipaksakan. <\/span>\r\n\r\nKenyataan di lapangan banyak perokok yang umurnya panjang. Baca hasil survei <\/span>Sigit Budhi Setiawan<\/span><\/a> dalam buku yang berjudul \u201cMereka Yang Melampaui Waktu: konsep panjang umur, bahagia, sehat, dan tetap produktif\u201d terbit tahun 2013. Jelas didalamnya mengungkap banyak perokok yang usianya ratusan tahun, produktif dan masih tetap merokok. <\/span>\r\n\r\nBahkan berita terakhir di Sragen, Jawa Tengah, ada perokok yang umurnya mencapai 140an tahun. Ia terkenal dengan panggilan <\/span>Mbah Gotho<\/span><\/a> yang konon dan sampai akhir hayatnya adalah perokok berat. Lahir <\/span>31 Desember<\/span><\/a> 1870 dan meninggal di Sragen <\/span>30 April<\/span><\/a> 2017<\/span><\/a>, bahkan ia diklaim sebagai orang tertua di dunia.<\/span>\r\n\r\nLain itu, banyak bantahan yang menyatakan perokok pasif itu tidak ada dan tidak mungkin. Belum ada riset yang membuktikan bahwa asap rokok menjadi penyebab utama penyakit seseorang. Tuduhan semacam ini terkesan mengada-ada. <\/span>\r\n\r\nPerokok dari dulu hingga sekarang mempunyai kesadaran tersendiri. Rata-rata aktivitas merokok sebagai bentuk relaksasi, dilakukan berjeda dan membutuhkan waktu tersendiri sesuai keinginan hati. Merokok memang bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja saat dibutuhkan. Namun mayoritas perokok tetap melihat situasi dan kondisi. <\/span>\r\n\r\nDi Yogyakarta ada sosok Kiai perokok yang menjadi imam salat fardu (lima waktu) di masjid, sebut saja Kiai Ahmad (nama samaran), tiap jalan menuju masjid bisa dipastikan ia menyulut rokok, jarak rumah dengan masjid hanya sekitar \u00b1200 meter. Sesampainya di masjid, ia mematikan rokoknya dan disimpan ditempat aman, kemudian akan dilanjutkan setelah mengerjakan sholat. Tapi juga terkadang dibuang ke bak sampah. Ia tidak pernah sekalipun merokok dalam masjid. <\/span>\r\n\r\nBegitu juga kebiasannya di rumah, ia hampir tidak pernah merokok di depan istri dan putranya. Saat merokok ia memilih tempat tersendiri terpisah dengan istri dan putranya. \u00a0Karena ia sadar, harus menghormati istri dan putranya yang tidak merokok. Lain itu, setiap mau merokok ia akan mencari asbak sebagai tempat puntung dan abu rokok untuk menjaga kebersihan.<\/span>\r\n\r\nCerita keseharian kiai di atas adalah representasi perokok santun. Dan masih banyak perokok santun lainnya yang sadar tentang aturan main merokok. Bagi perokok, merokok adalah budaya yang dilakukan sebagai media relaksasi dan bukan menjadi kebutuhan yang utama. <\/span>\r\n\r\nPada dasarnya perokok umumnya mempunyai atauran tersendiri sesuai konteks kehidupan masing-masing. Perokok paham betul kapan ia harus merokok, kapan ia tidak menyulut rokoknya dan kapan ia harus mematikan rokoknya. <\/span>\r\n\r\nBuktinya perokok tidak akan memaksakan merokok di ruangan ber AC tanpa adanya exhaust (alat penghisap asap) atau tanpa kesepakatan bersama. Perokok tidak akan merokok di kendaraan yang ber AC \u00a0dan tertutup rapat. <\/span>\r\n\r\nWalaupun perokok merokok di tempat yang telah disepakati atau sudah mendapatkan ijin, ternyata dalam ruangan masih ada seseorang yang tidak merokok, bisa dipastikan merokoknya tidak terasa nikmat. Kebanyakan akan memilih tidak merokok. Kalaupun terpaksa merokok akan terasa canggung. \u00a0Sehingga terkadang asap yang dikeluarkan diarahkan yang berlawanan dengan posisi yang tidak merokok. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok santun, sudah menjadi kebiasaan jika akan merokok terlebih dahulu mencari tempat untuk membuang puntung dan abu rokok (asbak). Terkadang saking kreatifnya, jika tidak ditemukan asbak, mereka (perokok) membuat asbak sendiri yang terbuat dari bahan disekitarnya. Tidak jarang perokok membuat asbak dengan bahan kertas. Ia tahu kertas adalah salah satu bahan yang akan terbakar jika terkena bara rokok. Namun apa boleh buat dengan sangat terpaksa ia harus membuat asbak dengan sangat sederhana sebagai tempat pembuangan puntung dan abu rokok, untuk menjaga kebersihan. <\/span>\r\n\r\nBudaya merokok santun, adalah warisan tatanan nilai turun temurun oleh nenek moyang. Tidak lain untuk menjaga kebersamaan, penghormatan hak orang lain, menjaga kesopanan, dan bahkan untuk mempertahankan etiket merokok yang baik.<\/span>","post_title":"Menjadi Perokok Santun yang Taat Aturan Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-perokok-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-11 09:57:26","post_modified_gmt":"2018-01-11 02:57:26","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4451","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

3. Tidak Merokok di Dekat Ibu Hamil<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Merokok di dekat ibu hamil adalah sebuah perilaku yang buruk. Ibu hamil mana yang tidak risih, ketika berada di tempat umum yang seharusnya mereka bisa santai atau istirahat sejenak tapi kemudian terusik karena asap rokok.
<\/p>\n\n\n\n

Apalagi para ibu-ibu hamil ini memiliki fase kondisi tubuh dan pikiran yang berbeda dengan orang normal pada umumnya. Ibu hamil biasanya memiliki kondisi fisik gampang drop, wong kadang-kadang mereka tau-tau muntah. Dalam hal psikologis juga berbeda dengan orang normal pada umumnya, ibu hamil biasanya memiliki sensitivitas yang tinggi.
<\/p>\n\n\n\n

Jadi sebagai perokok etis, menjunjung tinggi kehormatan perempuan mutlak dimiliki, maka perilaku tidak merokok di dekat ibu hamil adalah kewajiban bagi perokok etis.
<\/p>\n\n\n\n

4. Merokok di Ruang Merokok<\/strong>
<\/p>\n\n\n\n

Kesadaran berbagi hak merupakan fondasi penting bagi perokok etis. Dengan merokok di ruang merokok, tentunya akan menciptakan kesadaran bagi perokok untuk menghargai hak bukan perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Merokok di sembarang tempat mengabaikan orang lain di sekitarnya yang bukan perokok bukanlah ciri perilaku yang bertanggung jawab. Adanya wilayah Kawasan Tanpa Rokok (KTR) harus dianggap sebagai sense kesadaran berbagi ruang terhadap orang lain. Hormatilah dengan tidak merokok di wilayah KTR. Namun perokok juga harus protes jika tidak ada penyediaan ruang merokok di tempat umum dan tempat umum lainnya di wilayah KTR.
<\/p>\n\n\n\n

Nah di atas tadi merupakan langkah-langkah yang wajib diterapkan oleh para perokok agar menjadi perokok etis. Dengan menjadi perokok etis, para perokok dapat menepis stigma negatif yang dilekatkan kepada perokok, dan tentunya juga dapat menjadi tonggak bagi perjuangan perokok melawan diskriminasi terhadap Industri Hasil Tembakau.<\/p>\n\n\n\n

Pertama: Merokok di Ruang Merokok yang Telah Disediakan
<\/h3>\n\n\n\n

Bulan Ramadhan kerap kali dimeriahi dengan buka bersama alias bukber , tanpa bukber kadang rasanya kayak ada dua-tiga orang merokok tapi tidak ada asbaknya. Maka tak heran tempat-tempat makan, tempat kerja, ruang publik lainnya menjadi tempat untuk berbuka puasa bersama. Nah saat berbuka di tempat-tempat inilah perokok harus melihat apakah tempat tersebut menyediakan ruang merokok atau tidak. Sehabis berbuka puasa, setelah hampir tiga belas jam lamanya perokok menghentikan sementara aktivitas merokoknya, tentu merokok masuk ke dalam daftar menu berbuka puasa. Tapi jangan berpikiran bahwa perokok ketika waktunya berbuka langsung merokok loh ya. Pasti minum air putih terlebih dahulu, makan takjilan dulu, karena perokok bukan onta yang minum sama makannya irit-irit.
<\/p>\n\n\n\n

Minum dan makan takjil sudah, barulah waktunya untuk membakar sebatang rokok. Banyak juga yang merokoknya ditunda dulu sampai sehabis salat taraweh. Semua tergantung kebutuhan. Tapi bagi perokok yang menyegerakan waktu merokoknya, di tempat buka puasa bersama, perokok etis yang rahmatan lil alamin tidak asal sembarangan merokok. Tentulah akan merokok pada tempat yang telah disediakan. Karena konsep etis dan rahmatan lil alamin adalah tidak berlaku dzolim. Bertindak secara proporsional, itu intinya.
<\/p>\n\n\n\n

Kedua: Berbagilah dengan Sesama
<\/h2>\n\n\n\n

Tagline indahnya berbagi di bulan Ramadhan biasanya sering bermunculan. Meskipun itikad berbagi bukan hanya berlaku di bulan Ramadhan saja, namun tagline tersebut patut pula menjadi renungan dan diwujudkan dalam laku sosial kita, agar terlatih menjadi manusia yang lebih baik pada bulan-bulan selanjutnya.
<\/p>\n\n\n\n

Berbagi dapat dimulai dari hal-hal yang sederhana. Berbagi api, dengan meminjamkan korek misalnya, berbagi asbak, dengan tidak mengakuisisi asbak, berbagi rokok, bukan berarti rokok sebatang dihisap keliling loh ya, selebihnya kita bisa berbagi hikmah Ramadhan, berbagi pengalam seharian berpuasa.
<\/p>\n\n\n\n

Saat berbuka puasa seringkali pula perokok kelupaan membeli rokok karena tak punya stok yang disimpan. Menawari apa yang kita miliki, bilamana itu berupa rokok, korek, maupun asbak, tawarkanlah. Dari sisi itu terdapat ciri insan yang memiliki spirit berbagi, selain sebagai wujud solidaritas juga upaya menjalin silaturahmi.
<\/p>\n\n\n\n

Ketiga: Berpuasalah di Bulan Ramadhan
<\/h2>\n\n\n\n

Selain membuktikan bahwa rokok bukan sesuatu yang adiktif, berpuasa di bulan Ramadhan adalah seruan agar kita lebih bertakwa kepada sang Maha Pemberi Rahmat. Labeling adiktif terhadap perokok jelas sudah terbantahkan dengan sendirinya ketika perokok berpuasa di bulan Ramadhan. Tudingan adiktif tersebut menjadi tidak relevan, ketika perokok sanggup menahan aktivitas merokoknya selama tiga belas jam lebih. Meskipun banyak juga perokok yang berbulan-bulan lamanya sanggup tidak merokok. Juga penelitian-penelitian bantahan yang mengatakan tidak tepat memberikan label adiktif terhadap perokok, karena berhenti merokok sangat mudah dilakukan oleh perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Dengan berpuasa di bulan Ramadhan, perokok akan menuai hikmah bahwa hidup bukan hanya perkara makan dan minum. Ada nilai sosial yang luar biasa terkandung di dalamnya, selain juga nilai ibadah mahdhoh tentunya. Tanpa melihat status dan golongan, puasa membuat kita saling memahami bahwa manusia setara dalam hak dan kewajibannya kepada Tuhan.
<\/p>\n\n\n\n

Puasa tidak memandang dia perokok atau bukan, ketika seruan berpuasa datang, semuanya menanggalkan semua atribut keduniawian untuk menjalankan kewajibannya sebagai manusia yang diciptakan untuk beribadah. Sesungguhnya Ibadah adalah hakikat dan tujuan penciptaan jin dan manusia. Dalam Q.S. 56 (Ad-Dzariat : 56)
<\/p>\n\n\n\n

Nah tiga langkah tadi dapat kita terapkan di sisa-sisa penghujung Ramadhan ini. Mari sama-sama kita tunaikan dengan itikad ketaatan dalam mencapai kesalihan sosial serta kesalihan spiritual, sebab menjadi perokok etis yang rahmatan lil alamin tidak hanya sebatas ucapan belaka, tapi bersesuainya ucapan dan perbuatan. Bukankah konsep keseimbangan sudah sejak dulu ditanamkan oleh leluhur kita. Termasuk berlaku seimbang dalam konteks konsumsi.
<\/p>\n","post_title":"4 Langkah Menjadi Perokok Etis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"4-langkah-menjadi-perokok-etis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-04-06 10:33:50","post_modified_gmt":"2019-04-06 03:33:50","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5608","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4495,"post_author":"888","post_date":"2018-01-20 08:34:16","post_date_gmt":"2018-01-20 01:34:16","post_content":"Anda perokok? Anda sering didiskriminasi masyarakat bukan perokok? Bila iya, silahkan evaluasi kegiatan merokok Anda. Sudahkah dilakukan di tempat dan cara yang tepat?<\/span>\r\n\r\nBeberapa hari lalu, saat saya ingin menyalip truk bermuatan pasir di Jalan Raya Pemda Tigaraksa, Sang Supir membuang puntung rokok yang masih menyala keluar jendela dan apesnya mengenai bagian tubuh saya. Coba bayangkan, jika saja abu puntung rokok itu mengenai mata dan mengganggu pengelihatan saya, mungkin akan terjadi kecelakaan yang menimpa saya.<\/span>\r\n\r\nSaya perokok akut dan saya menilai tindakan sopir membuang puntung sembarangan itu adalah kesalahan amat sangat. Membuang puntung sembarangan semacam itu tentu akan berakibat fatal dan mengganggu orang lain. <\/span>\r\n\r\nLain lagi, di angkutan umum yang ada anak-anak serta ibu-ibu, kadang banyak saja yang masih cuek dan tetap merokok. Sebuah pemandangan yang tentunya sangat menggangu. Dan teguran yang pas adalah Ibu-ibu itu menutup hidung dengan kerudung sambil memberikan kode batuk-batuk. Susah sekali memang sepertinya menegur langsung perokok itu, maklum, kita memang sering banyak basa-basi.<\/span>\r\n\r\nMembuang puntung rokok sembarangan dan merokok di sembarang tempat adalah kesalahan fatal yang sering dilakukan para perokok, sehingga wajar jika masyarakat luas menilai perokok adalah manusia laknat yang harus disingkirkan dari bumi ini. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok saya juga kadang menerima beberapa cibiran dari teman perempuan atau laki-laki yang tidak merokok karena tentu mereka menilai semua perokok sama saja, sembarangan membuang asap dan puntungnya, atau bahkan merokok ketika sedang berkendara.<\/span>\r\n\r\nSebagian orang menilai sisi buruk dari rokok tanpa meniiti ulang dan mencari sumbangsih rokok bagi negeri ini, selain uang triliunan lewat hasil cukai, Marcus Gideon dan Kevin Sanjaya yang baru-baru ini meraih gelar juara <\/span>series<\/span><\/i> terbanyak sepanjang pegelaran berasal dari PB Djarum. <\/span>\r\n\r\nMakin ke sini, saya sering diedukasi soal kretek oleh komunitas yang bergelut di bidang kretek dan tentunya sangat berguna bagi saya untuk menjauhkan stigma buruk terhadap para perokok, khususnya saya. <\/span>\r\n\r\nUntuk menjauhkan stigma buruk itu, saya sedikit-sedikit meninggalkan kebiasaan buruk saya sebagai perokok. Semisal, tidak membuang puntung sembarangan sehabis merokok, atau ketika merokok di samping orang yang tidak merokok saya meminta izin terlebih dahulu, jika di izinkan ya bakar, jika tidak ya menahan asam. <\/span>\r\n\r\nDan kebiasaan ini juga saya tularkan kepada teman-teman yang merokok agar melanjutkan kebiasaan baik dan tentu menghlangkan kebiasaan-kebiasaan buruk yang nantinya melekat menjadi <\/span>image<\/span><\/i> pribadi sendiri juga.<\/span>\r\n\r\nLagi pula, asap rokok tidak mengganggu di banding asap knalpot \u00a0motor 2 tak. Atau knalpot-knalpot angkutan umum yang ngebulnya bukan main. Dan harus kalian tahu, akhir-akhir ini cuaca mendung dan hujan melulu, menikmati hujan itu lebih nikmat jika di pasangkan dengan kretek dan kopi. Jika kita sebagai perokok tak ingin terus dianggap buruk, mulailah \u00a0meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk dan membanggakan diri sebagai perokok yang santun, perokok yang juga menghargai hak-hak yang tidak merokok. Ingatlah, rokok itu tidak pernah mengjarkan keburukan. <\/span>\r\n\r\nPerokok santun tidak hanya ingin dihormati, tetapi harus menghormati. Inget ini, Lur, \u00a0untuk urusan yang baik-baik imbuhan \u201cme\u201d itu lebih baik ketimbang \u201cdi\u201d. <\/strong>","post_title":"Jadilah Perokok yang Santun","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"jadilah-perokok-yang-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-20 08:36:53","post_modified_gmt":"2018-01-20 01:36:53","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4495","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4451,"post_author":"877","post_date":"2018-01-11 09:57:06","post_date_gmt":"2018-01-11 02:57:06","post_content":"Salah satu tuduhan bagi perokok yang sering kali diutarakan anti rokok, selain menjadi penyebab kematian dan berpengaruh negatif terhadap orang lain, adalah perokok tidak punya aturan. Lebih pada sikap perokok saat merokok, yaitu merokok disembarang tempat, buang puntung rokok dan buang abu rokok sembarang. <\/span>\r\n\r\nTuduhan rokok sebagai penyebab kematian dan dapat berpengaruh negatif pada orang lain, saya kira sudah <\/span>clear,<\/span><\/i> sudah banyak jawaban terkait keduany dengan jelas. Tuduhan keduanya tanpa dasar yang kuat, hingga seakan-akan dipaksakan. <\/span>\r\n\r\nKenyataan di lapangan banyak perokok yang umurnya panjang. Baca hasil survei <\/span>Sigit Budhi Setiawan<\/span><\/a> dalam buku yang berjudul \u201cMereka Yang Melampaui Waktu: konsep panjang umur, bahagia, sehat, dan tetap produktif\u201d terbit tahun 2013. Jelas didalamnya mengungkap banyak perokok yang usianya ratusan tahun, produktif dan masih tetap merokok. <\/span>\r\n\r\nBahkan berita terakhir di Sragen, Jawa Tengah, ada perokok yang umurnya mencapai 140an tahun. Ia terkenal dengan panggilan <\/span>Mbah Gotho<\/span><\/a> yang konon dan sampai akhir hayatnya adalah perokok berat. Lahir <\/span>31 Desember<\/span><\/a> 1870 dan meninggal di Sragen <\/span>30 April<\/span><\/a> 2017<\/span><\/a>, bahkan ia diklaim sebagai orang tertua di dunia.<\/span>\r\n\r\nLain itu, banyak bantahan yang menyatakan perokok pasif itu tidak ada dan tidak mungkin. Belum ada riset yang membuktikan bahwa asap rokok menjadi penyebab utama penyakit seseorang. Tuduhan semacam ini terkesan mengada-ada. <\/span>\r\n\r\nPerokok dari dulu hingga sekarang mempunyai kesadaran tersendiri. Rata-rata aktivitas merokok sebagai bentuk relaksasi, dilakukan berjeda dan membutuhkan waktu tersendiri sesuai keinginan hati. Merokok memang bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja saat dibutuhkan. Namun mayoritas perokok tetap melihat situasi dan kondisi. <\/span>\r\n\r\nDi Yogyakarta ada sosok Kiai perokok yang menjadi imam salat fardu (lima waktu) di masjid, sebut saja Kiai Ahmad (nama samaran), tiap jalan menuju masjid bisa dipastikan ia menyulut rokok, jarak rumah dengan masjid hanya sekitar \u00b1200 meter. Sesampainya di masjid, ia mematikan rokoknya dan disimpan ditempat aman, kemudian akan dilanjutkan setelah mengerjakan sholat. Tapi juga terkadang dibuang ke bak sampah. Ia tidak pernah sekalipun merokok dalam masjid. <\/span>\r\n\r\nBegitu juga kebiasannya di rumah, ia hampir tidak pernah merokok di depan istri dan putranya. Saat merokok ia memilih tempat tersendiri terpisah dengan istri dan putranya. \u00a0Karena ia sadar, harus menghormati istri dan putranya yang tidak merokok. Lain itu, setiap mau merokok ia akan mencari asbak sebagai tempat puntung dan abu rokok untuk menjaga kebersihan.<\/span>\r\n\r\nCerita keseharian kiai di atas adalah representasi perokok santun. Dan masih banyak perokok santun lainnya yang sadar tentang aturan main merokok. Bagi perokok, merokok adalah budaya yang dilakukan sebagai media relaksasi dan bukan menjadi kebutuhan yang utama. <\/span>\r\n\r\nPada dasarnya perokok umumnya mempunyai atauran tersendiri sesuai konteks kehidupan masing-masing. Perokok paham betul kapan ia harus merokok, kapan ia tidak menyulut rokoknya dan kapan ia harus mematikan rokoknya. <\/span>\r\n\r\nBuktinya perokok tidak akan memaksakan merokok di ruangan ber AC tanpa adanya exhaust (alat penghisap asap) atau tanpa kesepakatan bersama. Perokok tidak akan merokok di kendaraan yang ber AC \u00a0dan tertutup rapat. <\/span>\r\n\r\nWalaupun perokok merokok di tempat yang telah disepakati atau sudah mendapatkan ijin, ternyata dalam ruangan masih ada seseorang yang tidak merokok, bisa dipastikan merokoknya tidak terasa nikmat. Kebanyakan akan memilih tidak merokok. Kalaupun terpaksa merokok akan terasa canggung. \u00a0Sehingga terkadang asap yang dikeluarkan diarahkan yang berlawanan dengan posisi yang tidak merokok. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok santun, sudah menjadi kebiasaan jika akan merokok terlebih dahulu mencari tempat untuk membuang puntung dan abu rokok (asbak). Terkadang saking kreatifnya, jika tidak ditemukan asbak, mereka (perokok) membuat asbak sendiri yang terbuat dari bahan disekitarnya. Tidak jarang perokok membuat asbak dengan bahan kertas. Ia tahu kertas adalah salah satu bahan yang akan terbakar jika terkena bara rokok. Namun apa boleh buat dengan sangat terpaksa ia harus membuat asbak dengan sangat sederhana sebagai tempat pembuangan puntung dan abu rokok, untuk menjaga kebersihan. <\/span>\r\n\r\nBudaya merokok santun, adalah warisan tatanan nilai turun temurun oleh nenek moyang. Tidak lain untuk menjaga kebersamaan, penghormatan hak orang lain, menjaga kesopanan, dan bahkan untuk mempertahankan etiket merokok yang baik.<\/span>","post_title":"Menjadi Perokok Santun yang Taat Aturan Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-perokok-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-11 09:57:26","post_modified_gmt":"2018-01-11 02:57:26","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4451","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Seorang perokok yang bertanggung jawab juga tentu tidak akan menawarkan rokok apalagi mengajarkan kebiasaan merokok kepada anak di bawah umur 18 tahun. Biarkanlah anak-anak kecil dan anak di bawah umur 18 tahun menentukan keputusan mereka untuk mengonsumsi rokok atau tidak ketika mereka sudah cukup umur.
<\/p>\n\n\n\n

3. Tidak Merokok di Dekat Ibu Hamil<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Merokok di dekat ibu hamil adalah sebuah perilaku yang buruk. Ibu hamil mana yang tidak risih, ketika berada di tempat umum yang seharusnya mereka bisa santai atau istirahat sejenak tapi kemudian terusik karena asap rokok.
<\/p>\n\n\n\n

Apalagi para ibu-ibu hamil ini memiliki fase kondisi tubuh dan pikiran yang berbeda dengan orang normal pada umumnya. Ibu hamil biasanya memiliki kondisi fisik gampang drop, wong kadang-kadang mereka tau-tau muntah. Dalam hal psikologis juga berbeda dengan orang normal pada umumnya, ibu hamil biasanya memiliki sensitivitas yang tinggi.
<\/p>\n\n\n\n

Jadi sebagai perokok etis, menjunjung tinggi kehormatan perempuan mutlak dimiliki, maka perilaku tidak merokok di dekat ibu hamil adalah kewajiban bagi perokok etis.
<\/p>\n\n\n\n

4. Merokok di Ruang Merokok<\/strong>
<\/p>\n\n\n\n

Kesadaran berbagi hak merupakan fondasi penting bagi perokok etis. Dengan merokok di ruang merokok, tentunya akan menciptakan kesadaran bagi perokok untuk menghargai hak bukan perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Merokok di sembarang tempat mengabaikan orang lain di sekitarnya yang bukan perokok bukanlah ciri perilaku yang bertanggung jawab. Adanya wilayah Kawasan Tanpa Rokok (KTR) harus dianggap sebagai sense kesadaran berbagi ruang terhadap orang lain. Hormatilah dengan tidak merokok di wilayah KTR. Namun perokok juga harus protes jika tidak ada penyediaan ruang merokok di tempat umum dan tempat umum lainnya di wilayah KTR.
<\/p>\n\n\n\n

Nah di atas tadi merupakan langkah-langkah yang wajib diterapkan oleh para perokok agar menjadi perokok etis. Dengan menjadi perokok etis, para perokok dapat menepis stigma negatif yang dilekatkan kepada perokok, dan tentunya juga dapat menjadi tonggak bagi perjuangan perokok melawan diskriminasi terhadap Industri Hasil Tembakau.<\/p>\n\n\n\n

Pertama: Merokok di Ruang Merokok yang Telah Disediakan
<\/h3>\n\n\n\n

Bulan Ramadhan kerap kali dimeriahi dengan buka bersama alias bukber , tanpa bukber kadang rasanya kayak ada dua-tiga orang merokok tapi tidak ada asbaknya. Maka tak heran tempat-tempat makan, tempat kerja, ruang publik lainnya menjadi tempat untuk berbuka puasa bersama. Nah saat berbuka di tempat-tempat inilah perokok harus melihat apakah tempat tersebut menyediakan ruang merokok atau tidak. Sehabis berbuka puasa, setelah hampir tiga belas jam lamanya perokok menghentikan sementara aktivitas merokoknya, tentu merokok masuk ke dalam daftar menu berbuka puasa. Tapi jangan berpikiran bahwa perokok ketika waktunya berbuka langsung merokok loh ya. Pasti minum air putih terlebih dahulu, makan takjilan dulu, karena perokok bukan onta yang minum sama makannya irit-irit.
<\/p>\n\n\n\n

Minum dan makan takjil sudah, barulah waktunya untuk membakar sebatang rokok. Banyak juga yang merokoknya ditunda dulu sampai sehabis salat taraweh. Semua tergantung kebutuhan. Tapi bagi perokok yang menyegerakan waktu merokoknya, di tempat buka puasa bersama, perokok etis yang rahmatan lil alamin tidak asal sembarangan merokok. Tentulah akan merokok pada tempat yang telah disediakan. Karena konsep etis dan rahmatan lil alamin adalah tidak berlaku dzolim. Bertindak secara proporsional, itu intinya.
<\/p>\n\n\n\n

Kedua: Berbagilah dengan Sesama
<\/h2>\n\n\n\n

Tagline indahnya berbagi di bulan Ramadhan biasanya sering bermunculan. Meskipun itikad berbagi bukan hanya berlaku di bulan Ramadhan saja, namun tagline tersebut patut pula menjadi renungan dan diwujudkan dalam laku sosial kita, agar terlatih menjadi manusia yang lebih baik pada bulan-bulan selanjutnya.
<\/p>\n\n\n\n

Berbagi dapat dimulai dari hal-hal yang sederhana. Berbagi api, dengan meminjamkan korek misalnya, berbagi asbak, dengan tidak mengakuisisi asbak, berbagi rokok, bukan berarti rokok sebatang dihisap keliling loh ya, selebihnya kita bisa berbagi hikmah Ramadhan, berbagi pengalam seharian berpuasa.
<\/p>\n\n\n\n

Saat berbuka puasa seringkali pula perokok kelupaan membeli rokok karena tak punya stok yang disimpan. Menawari apa yang kita miliki, bilamana itu berupa rokok, korek, maupun asbak, tawarkanlah. Dari sisi itu terdapat ciri insan yang memiliki spirit berbagi, selain sebagai wujud solidaritas juga upaya menjalin silaturahmi.
<\/p>\n\n\n\n

Ketiga: Berpuasalah di Bulan Ramadhan
<\/h2>\n\n\n\n

Selain membuktikan bahwa rokok bukan sesuatu yang adiktif, berpuasa di bulan Ramadhan adalah seruan agar kita lebih bertakwa kepada sang Maha Pemberi Rahmat. Labeling adiktif terhadap perokok jelas sudah terbantahkan dengan sendirinya ketika perokok berpuasa di bulan Ramadhan. Tudingan adiktif tersebut menjadi tidak relevan, ketika perokok sanggup menahan aktivitas merokoknya selama tiga belas jam lebih. Meskipun banyak juga perokok yang berbulan-bulan lamanya sanggup tidak merokok. Juga penelitian-penelitian bantahan yang mengatakan tidak tepat memberikan label adiktif terhadap perokok, karena berhenti merokok sangat mudah dilakukan oleh perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Dengan berpuasa di bulan Ramadhan, perokok akan menuai hikmah bahwa hidup bukan hanya perkara makan dan minum. Ada nilai sosial yang luar biasa terkandung di dalamnya, selain juga nilai ibadah mahdhoh tentunya. Tanpa melihat status dan golongan, puasa membuat kita saling memahami bahwa manusia setara dalam hak dan kewajibannya kepada Tuhan.
<\/p>\n\n\n\n

Puasa tidak memandang dia perokok atau bukan, ketika seruan berpuasa datang, semuanya menanggalkan semua atribut keduniawian untuk menjalankan kewajibannya sebagai manusia yang diciptakan untuk beribadah. Sesungguhnya Ibadah adalah hakikat dan tujuan penciptaan jin dan manusia. Dalam Q.S. 56 (Ad-Dzariat : 56)
<\/p>\n\n\n\n

Nah tiga langkah tadi dapat kita terapkan di sisa-sisa penghujung Ramadhan ini. Mari sama-sama kita tunaikan dengan itikad ketaatan dalam mencapai kesalihan sosial serta kesalihan spiritual, sebab menjadi perokok etis yang rahmatan lil alamin tidak hanya sebatas ucapan belaka, tapi bersesuainya ucapan dan perbuatan. Bukankah konsep keseimbangan sudah sejak dulu ditanamkan oleh leluhur kita. Termasuk berlaku seimbang dalam konteks konsumsi.
<\/p>\n","post_title":"4 Langkah Menjadi Perokok Etis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"4-langkah-menjadi-perokok-etis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-04-06 10:33:50","post_modified_gmt":"2019-04-06 03:33:50","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5608","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4495,"post_author":"888","post_date":"2018-01-20 08:34:16","post_date_gmt":"2018-01-20 01:34:16","post_content":"Anda perokok? Anda sering didiskriminasi masyarakat bukan perokok? Bila iya, silahkan evaluasi kegiatan merokok Anda. Sudahkah dilakukan di tempat dan cara yang tepat?<\/span>\r\n\r\nBeberapa hari lalu, saat saya ingin menyalip truk bermuatan pasir di Jalan Raya Pemda Tigaraksa, Sang Supir membuang puntung rokok yang masih menyala keluar jendela dan apesnya mengenai bagian tubuh saya. Coba bayangkan, jika saja abu puntung rokok itu mengenai mata dan mengganggu pengelihatan saya, mungkin akan terjadi kecelakaan yang menimpa saya.<\/span>\r\n\r\nSaya perokok akut dan saya menilai tindakan sopir membuang puntung sembarangan itu adalah kesalahan amat sangat. Membuang puntung sembarangan semacam itu tentu akan berakibat fatal dan mengganggu orang lain. <\/span>\r\n\r\nLain lagi, di angkutan umum yang ada anak-anak serta ibu-ibu, kadang banyak saja yang masih cuek dan tetap merokok. Sebuah pemandangan yang tentunya sangat menggangu. Dan teguran yang pas adalah Ibu-ibu itu menutup hidung dengan kerudung sambil memberikan kode batuk-batuk. Susah sekali memang sepertinya menegur langsung perokok itu, maklum, kita memang sering banyak basa-basi.<\/span>\r\n\r\nMembuang puntung rokok sembarangan dan merokok di sembarang tempat adalah kesalahan fatal yang sering dilakukan para perokok, sehingga wajar jika masyarakat luas menilai perokok adalah manusia laknat yang harus disingkirkan dari bumi ini. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok saya juga kadang menerima beberapa cibiran dari teman perempuan atau laki-laki yang tidak merokok karena tentu mereka menilai semua perokok sama saja, sembarangan membuang asap dan puntungnya, atau bahkan merokok ketika sedang berkendara.<\/span>\r\n\r\nSebagian orang menilai sisi buruk dari rokok tanpa meniiti ulang dan mencari sumbangsih rokok bagi negeri ini, selain uang triliunan lewat hasil cukai, Marcus Gideon dan Kevin Sanjaya yang baru-baru ini meraih gelar juara <\/span>series<\/span><\/i> terbanyak sepanjang pegelaran berasal dari PB Djarum. <\/span>\r\n\r\nMakin ke sini, saya sering diedukasi soal kretek oleh komunitas yang bergelut di bidang kretek dan tentunya sangat berguna bagi saya untuk menjauhkan stigma buruk terhadap para perokok, khususnya saya. <\/span>\r\n\r\nUntuk menjauhkan stigma buruk itu, saya sedikit-sedikit meninggalkan kebiasaan buruk saya sebagai perokok. Semisal, tidak membuang puntung sembarangan sehabis merokok, atau ketika merokok di samping orang yang tidak merokok saya meminta izin terlebih dahulu, jika di izinkan ya bakar, jika tidak ya menahan asam. <\/span>\r\n\r\nDan kebiasaan ini juga saya tularkan kepada teman-teman yang merokok agar melanjutkan kebiasaan baik dan tentu menghlangkan kebiasaan-kebiasaan buruk yang nantinya melekat menjadi <\/span>image<\/span><\/i> pribadi sendiri juga.<\/span>\r\n\r\nLagi pula, asap rokok tidak mengganggu di banding asap knalpot \u00a0motor 2 tak. Atau knalpot-knalpot angkutan umum yang ngebulnya bukan main. Dan harus kalian tahu, akhir-akhir ini cuaca mendung dan hujan melulu, menikmati hujan itu lebih nikmat jika di pasangkan dengan kretek dan kopi. Jika kita sebagai perokok tak ingin terus dianggap buruk, mulailah \u00a0meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk dan membanggakan diri sebagai perokok yang santun, perokok yang juga menghargai hak-hak yang tidak merokok. Ingatlah, rokok itu tidak pernah mengjarkan keburukan. <\/span>\r\n\r\nPerokok santun tidak hanya ingin dihormati, tetapi harus menghormati. Inget ini, Lur, \u00a0untuk urusan yang baik-baik imbuhan \u201cme\u201d itu lebih baik ketimbang \u201cdi\u201d. <\/strong>","post_title":"Jadilah Perokok yang Santun","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"jadilah-perokok-yang-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-20 08:36:53","post_modified_gmt":"2018-01-20 01:36:53","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4495","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4451,"post_author":"877","post_date":"2018-01-11 09:57:06","post_date_gmt":"2018-01-11 02:57:06","post_content":"Salah satu tuduhan bagi perokok yang sering kali diutarakan anti rokok, selain menjadi penyebab kematian dan berpengaruh negatif terhadap orang lain, adalah perokok tidak punya aturan. Lebih pada sikap perokok saat merokok, yaitu merokok disembarang tempat, buang puntung rokok dan buang abu rokok sembarang. <\/span>\r\n\r\nTuduhan rokok sebagai penyebab kematian dan dapat berpengaruh negatif pada orang lain, saya kira sudah <\/span>clear,<\/span><\/i> sudah banyak jawaban terkait keduany dengan jelas. Tuduhan keduanya tanpa dasar yang kuat, hingga seakan-akan dipaksakan. <\/span>\r\n\r\nKenyataan di lapangan banyak perokok yang umurnya panjang. Baca hasil survei <\/span>Sigit Budhi Setiawan<\/span><\/a> dalam buku yang berjudul \u201cMereka Yang Melampaui Waktu: konsep panjang umur, bahagia, sehat, dan tetap produktif\u201d terbit tahun 2013. Jelas didalamnya mengungkap banyak perokok yang usianya ratusan tahun, produktif dan masih tetap merokok. <\/span>\r\n\r\nBahkan berita terakhir di Sragen, Jawa Tengah, ada perokok yang umurnya mencapai 140an tahun. Ia terkenal dengan panggilan <\/span>Mbah Gotho<\/span><\/a> yang konon dan sampai akhir hayatnya adalah perokok berat. Lahir <\/span>31 Desember<\/span><\/a> 1870 dan meninggal di Sragen <\/span>30 April<\/span><\/a> 2017<\/span><\/a>, bahkan ia diklaim sebagai orang tertua di dunia.<\/span>\r\n\r\nLain itu, banyak bantahan yang menyatakan perokok pasif itu tidak ada dan tidak mungkin. Belum ada riset yang membuktikan bahwa asap rokok menjadi penyebab utama penyakit seseorang. Tuduhan semacam ini terkesan mengada-ada. <\/span>\r\n\r\nPerokok dari dulu hingga sekarang mempunyai kesadaran tersendiri. Rata-rata aktivitas merokok sebagai bentuk relaksasi, dilakukan berjeda dan membutuhkan waktu tersendiri sesuai keinginan hati. Merokok memang bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja saat dibutuhkan. Namun mayoritas perokok tetap melihat situasi dan kondisi. <\/span>\r\n\r\nDi Yogyakarta ada sosok Kiai perokok yang menjadi imam salat fardu (lima waktu) di masjid, sebut saja Kiai Ahmad (nama samaran), tiap jalan menuju masjid bisa dipastikan ia menyulut rokok, jarak rumah dengan masjid hanya sekitar \u00b1200 meter. Sesampainya di masjid, ia mematikan rokoknya dan disimpan ditempat aman, kemudian akan dilanjutkan setelah mengerjakan sholat. Tapi juga terkadang dibuang ke bak sampah. Ia tidak pernah sekalipun merokok dalam masjid. <\/span>\r\n\r\nBegitu juga kebiasannya di rumah, ia hampir tidak pernah merokok di depan istri dan putranya. Saat merokok ia memilih tempat tersendiri terpisah dengan istri dan putranya. \u00a0Karena ia sadar, harus menghormati istri dan putranya yang tidak merokok. Lain itu, setiap mau merokok ia akan mencari asbak sebagai tempat puntung dan abu rokok untuk menjaga kebersihan.<\/span>\r\n\r\nCerita keseharian kiai di atas adalah representasi perokok santun. Dan masih banyak perokok santun lainnya yang sadar tentang aturan main merokok. Bagi perokok, merokok adalah budaya yang dilakukan sebagai media relaksasi dan bukan menjadi kebutuhan yang utama. <\/span>\r\n\r\nPada dasarnya perokok umumnya mempunyai atauran tersendiri sesuai konteks kehidupan masing-masing. Perokok paham betul kapan ia harus merokok, kapan ia tidak menyulut rokoknya dan kapan ia harus mematikan rokoknya. <\/span>\r\n\r\nBuktinya perokok tidak akan memaksakan merokok di ruangan ber AC tanpa adanya exhaust (alat penghisap asap) atau tanpa kesepakatan bersama. Perokok tidak akan merokok di kendaraan yang ber AC \u00a0dan tertutup rapat. <\/span>\r\n\r\nWalaupun perokok merokok di tempat yang telah disepakati atau sudah mendapatkan ijin, ternyata dalam ruangan masih ada seseorang yang tidak merokok, bisa dipastikan merokoknya tidak terasa nikmat. Kebanyakan akan memilih tidak merokok. Kalaupun terpaksa merokok akan terasa canggung. \u00a0Sehingga terkadang asap yang dikeluarkan diarahkan yang berlawanan dengan posisi yang tidak merokok. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok santun, sudah menjadi kebiasaan jika akan merokok terlebih dahulu mencari tempat untuk membuang puntung dan abu rokok (asbak). Terkadang saking kreatifnya, jika tidak ditemukan asbak, mereka (perokok) membuat asbak sendiri yang terbuat dari bahan disekitarnya. Tidak jarang perokok membuat asbak dengan bahan kertas. Ia tahu kertas adalah salah satu bahan yang akan terbakar jika terkena bara rokok. Namun apa boleh buat dengan sangat terpaksa ia harus membuat asbak dengan sangat sederhana sebagai tempat pembuangan puntung dan abu rokok, untuk menjaga kebersihan. <\/span>\r\n\r\nBudaya merokok santun, adalah warisan tatanan nilai turun temurun oleh nenek moyang. Tidak lain untuk menjaga kebersamaan, penghormatan hak orang lain, menjaga kesopanan, dan bahkan untuk mempertahankan etiket merokok yang baik.<\/span>","post_title":"Menjadi Perokok Santun yang Taat Aturan Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-perokok-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-11 09:57:26","post_modified_gmt":"2018-01-11 02:57:26","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4451","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Merokok adalah kegiatan konsumsi yang boleh dilakukan oleh orang yang sudah berusia 18 tahun ke atas. Maka perilaku merokok di dekat anak kecil bukanlah sebuah perilaku yang bertanggung jawab dari seorang perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Seorang perokok yang bertanggung jawab juga tentu tidak akan menawarkan rokok apalagi mengajarkan kebiasaan merokok kepada anak di bawah umur 18 tahun. Biarkanlah anak-anak kecil dan anak di bawah umur 18 tahun menentukan keputusan mereka untuk mengonsumsi rokok atau tidak ketika mereka sudah cukup umur.
<\/p>\n\n\n\n

3. Tidak Merokok di Dekat Ibu Hamil<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Merokok di dekat ibu hamil adalah sebuah perilaku yang buruk. Ibu hamil mana yang tidak risih, ketika berada di tempat umum yang seharusnya mereka bisa santai atau istirahat sejenak tapi kemudian terusik karena asap rokok.
<\/p>\n\n\n\n

Apalagi para ibu-ibu hamil ini memiliki fase kondisi tubuh dan pikiran yang berbeda dengan orang normal pada umumnya. Ibu hamil biasanya memiliki kondisi fisik gampang drop, wong kadang-kadang mereka tau-tau muntah. Dalam hal psikologis juga berbeda dengan orang normal pada umumnya, ibu hamil biasanya memiliki sensitivitas yang tinggi.
<\/p>\n\n\n\n

Jadi sebagai perokok etis, menjunjung tinggi kehormatan perempuan mutlak dimiliki, maka perilaku tidak merokok di dekat ibu hamil adalah kewajiban bagi perokok etis.
<\/p>\n\n\n\n

4. Merokok di Ruang Merokok<\/strong>
<\/p>\n\n\n\n

Kesadaran berbagi hak merupakan fondasi penting bagi perokok etis. Dengan merokok di ruang merokok, tentunya akan menciptakan kesadaran bagi perokok untuk menghargai hak bukan perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Merokok di sembarang tempat mengabaikan orang lain di sekitarnya yang bukan perokok bukanlah ciri perilaku yang bertanggung jawab. Adanya wilayah Kawasan Tanpa Rokok (KTR) harus dianggap sebagai sense kesadaran berbagi ruang terhadap orang lain. Hormatilah dengan tidak merokok di wilayah KTR. Namun perokok juga harus protes jika tidak ada penyediaan ruang merokok di tempat umum dan tempat umum lainnya di wilayah KTR.
<\/p>\n\n\n\n

Nah di atas tadi merupakan langkah-langkah yang wajib diterapkan oleh para perokok agar menjadi perokok etis. Dengan menjadi perokok etis, para perokok dapat menepis stigma negatif yang dilekatkan kepada perokok, dan tentunya juga dapat menjadi tonggak bagi perjuangan perokok melawan diskriminasi terhadap Industri Hasil Tembakau.<\/p>\n\n\n\n

Pertama: Merokok di Ruang Merokok yang Telah Disediakan
<\/h3>\n\n\n\n

Bulan Ramadhan kerap kali dimeriahi dengan buka bersama alias bukber , tanpa bukber kadang rasanya kayak ada dua-tiga orang merokok tapi tidak ada asbaknya. Maka tak heran tempat-tempat makan, tempat kerja, ruang publik lainnya menjadi tempat untuk berbuka puasa bersama. Nah saat berbuka di tempat-tempat inilah perokok harus melihat apakah tempat tersebut menyediakan ruang merokok atau tidak. Sehabis berbuka puasa, setelah hampir tiga belas jam lamanya perokok menghentikan sementara aktivitas merokoknya, tentu merokok masuk ke dalam daftar menu berbuka puasa. Tapi jangan berpikiran bahwa perokok ketika waktunya berbuka langsung merokok loh ya. Pasti minum air putih terlebih dahulu, makan takjilan dulu, karena perokok bukan onta yang minum sama makannya irit-irit.
<\/p>\n\n\n\n

Minum dan makan takjil sudah, barulah waktunya untuk membakar sebatang rokok. Banyak juga yang merokoknya ditunda dulu sampai sehabis salat taraweh. Semua tergantung kebutuhan. Tapi bagi perokok yang menyegerakan waktu merokoknya, di tempat buka puasa bersama, perokok etis yang rahmatan lil alamin tidak asal sembarangan merokok. Tentulah akan merokok pada tempat yang telah disediakan. Karena konsep etis dan rahmatan lil alamin adalah tidak berlaku dzolim. Bertindak secara proporsional, itu intinya.
<\/p>\n\n\n\n

Kedua: Berbagilah dengan Sesama
<\/h2>\n\n\n\n

Tagline indahnya berbagi di bulan Ramadhan biasanya sering bermunculan. Meskipun itikad berbagi bukan hanya berlaku di bulan Ramadhan saja, namun tagline tersebut patut pula menjadi renungan dan diwujudkan dalam laku sosial kita, agar terlatih menjadi manusia yang lebih baik pada bulan-bulan selanjutnya.
<\/p>\n\n\n\n

Berbagi dapat dimulai dari hal-hal yang sederhana. Berbagi api, dengan meminjamkan korek misalnya, berbagi asbak, dengan tidak mengakuisisi asbak, berbagi rokok, bukan berarti rokok sebatang dihisap keliling loh ya, selebihnya kita bisa berbagi hikmah Ramadhan, berbagi pengalam seharian berpuasa.
<\/p>\n\n\n\n

Saat berbuka puasa seringkali pula perokok kelupaan membeli rokok karena tak punya stok yang disimpan. Menawari apa yang kita miliki, bilamana itu berupa rokok, korek, maupun asbak, tawarkanlah. Dari sisi itu terdapat ciri insan yang memiliki spirit berbagi, selain sebagai wujud solidaritas juga upaya menjalin silaturahmi.
<\/p>\n\n\n\n

Ketiga: Berpuasalah di Bulan Ramadhan
<\/h2>\n\n\n\n

Selain membuktikan bahwa rokok bukan sesuatu yang adiktif, berpuasa di bulan Ramadhan adalah seruan agar kita lebih bertakwa kepada sang Maha Pemberi Rahmat. Labeling adiktif terhadap perokok jelas sudah terbantahkan dengan sendirinya ketika perokok berpuasa di bulan Ramadhan. Tudingan adiktif tersebut menjadi tidak relevan, ketika perokok sanggup menahan aktivitas merokoknya selama tiga belas jam lebih. Meskipun banyak juga perokok yang berbulan-bulan lamanya sanggup tidak merokok. Juga penelitian-penelitian bantahan yang mengatakan tidak tepat memberikan label adiktif terhadap perokok, karena berhenti merokok sangat mudah dilakukan oleh perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Dengan berpuasa di bulan Ramadhan, perokok akan menuai hikmah bahwa hidup bukan hanya perkara makan dan minum. Ada nilai sosial yang luar biasa terkandung di dalamnya, selain juga nilai ibadah mahdhoh tentunya. Tanpa melihat status dan golongan, puasa membuat kita saling memahami bahwa manusia setara dalam hak dan kewajibannya kepada Tuhan.
<\/p>\n\n\n\n

Puasa tidak memandang dia perokok atau bukan, ketika seruan berpuasa datang, semuanya menanggalkan semua atribut keduniawian untuk menjalankan kewajibannya sebagai manusia yang diciptakan untuk beribadah. Sesungguhnya Ibadah adalah hakikat dan tujuan penciptaan jin dan manusia. Dalam Q.S. 56 (Ad-Dzariat : 56)
<\/p>\n\n\n\n

Nah tiga langkah tadi dapat kita terapkan di sisa-sisa penghujung Ramadhan ini. Mari sama-sama kita tunaikan dengan itikad ketaatan dalam mencapai kesalihan sosial serta kesalihan spiritual, sebab menjadi perokok etis yang rahmatan lil alamin tidak hanya sebatas ucapan belaka, tapi bersesuainya ucapan dan perbuatan. Bukankah konsep keseimbangan sudah sejak dulu ditanamkan oleh leluhur kita. Termasuk berlaku seimbang dalam konteks konsumsi.
<\/p>\n","post_title":"4 Langkah Menjadi Perokok Etis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"4-langkah-menjadi-perokok-etis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-04-06 10:33:50","post_modified_gmt":"2019-04-06 03:33:50","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5608","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4495,"post_author":"888","post_date":"2018-01-20 08:34:16","post_date_gmt":"2018-01-20 01:34:16","post_content":"Anda perokok? Anda sering didiskriminasi masyarakat bukan perokok? Bila iya, silahkan evaluasi kegiatan merokok Anda. Sudahkah dilakukan di tempat dan cara yang tepat?<\/span>\r\n\r\nBeberapa hari lalu, saat saya ingin menyalip truk bermuatan pasir di Jalan Raya Pemda Tigaraksa, Sang Supir membuang puntung rokok yang masih menyala keluar jendela dan apesnya mengenai bagian tubuh saya. Coba bayangkan, jika saja abu puntung rokok itu mengenai mata dan mengganggu pengelihatan saya, mungkin akan terjadi kecelakaan yang menimpa saya.<\/span>\r\n\r\nSaya perokok akut dan saya menilai tindakan sopir membuang puntung sembarangan itu adalah kesalahan amat sangat. Membuang puntung sembarangan semacam itu tentu akan berakibat fatal dan mengganggu orang lain. <\/span>\r\n\r\nLain lagi, di angkutan umum yang ada anak-anak serta ibu-ibu, kadang banyak saja yang masih cuek dan tetap merokok. Sebuah pemandangan yang tentunya sangat menggangu. Dan teguran yang pas adalah Ibu-ibu itu menutup hidung dengan kerudung sambil memberikan kode batuk-batuk. Susah sekali memang sepertinya menegur langsung perokok itu, maklum, kita memang sering banyak basa-basi.<\/span>\r\n\r\nMembuang puntung rokok sembarangan dan merokok di sembarang tempat adalah kesalahan fatal yang sering dilakukan para perokok, sehingga wajar jika masyarakat luas menilai perokok adalah manusia laknat yang harus disingkirkan dari bumi ini. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok saya juga kadang menerima beberapa cibiran dari teman perempuan atau laki-laki yang tidak merokok karena tentu mereka menilai semua perokok sama saja, sembarangan membuang asap dan puntungnya, atau bahkan merokok ketika sedang berkendara.<\/span>\r\n\r\nSebagian orang menilai sisi buruk dari rokok tanpa meniiti ulang dan mencari sumbangsih rokok bagi negeri ini, selain uang triliunan lewat hasil cukai, Marcus Gideon dan Kevin Sanjaya yang baru-baru ini meraih gelar juara <\/span>series<\/span><\/i> terbanyak sepanjang pegelaran berasal dari PB Djarum. <\/span>\r\n\r\nMakin ke sini, saya sering diedukasi soal kretek oleh komunitas yang bergelut di bidang kretek dan tentunya sangat berguna bagi saya untuk menjauhkan stigma buruk terhadap para perokok, khususnya saya. <\/span>\r\n\r\nUntuk menjauhkan stigma buruk itu, saya sedikit-sedikit meninggalkan kebiasaan buruk saya sebagai perokok. Semisal, tidak membuang puntung sembarangan sehabis merokok, atau ketika merokok di samping orang yang tidak merokok saya meminta izin terlebih dahulu, jika di izinkan ya bakar, jika tidak ya menahan asam. <\/span>\r\n\r\nDan kebiasaan ini juga saya tularkan kepada teman-teman yang merokok agar melanjutkan kebiasaan baik dan tentu menghlangkan kebiasaan-kebiasaan buruk yang nantinya melekat menjadi <\/span>image<\/span><\/i> pribadi sendiri juga.<\/span>\r\n\r\nLagi pula, asap rokok tidak mengganggu di banding asap knalpot \u00a0motor 2 tak. Atau knalpot-knalpot angkutan umum yang ngebulnya bukan main. Dan harus kalian tahu, akhir-akhir ini cuaca mendung dan hujan melulu, menikmati hujan itu lebih nikmat jika di pasangkan dengan kretek dan kopi. Jika kita sebagai perokok tak ingin terus dianggap buruk, mulailah \u00a0meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk dan membanggakan diri sebagai perokok yang santun, perokok yang juga menghargai hak-hak yang tidak merokok. Ingatlah, rokok itu tidak pernah mengjarkan keburukan. <\/span>\r\n\r\nPerokok santun tidak hanya ingin dihormati, tetapi harus menghormati. Inget ini, Lur, \u00a0untuk urusan yang baik-baik imbuhan \u201cme\u201d itu lebih baik ketimbang \u201cdi\u201d. <\/strong>","post_title":"Jadilah Perokok yang Santun","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"jadilah-perokok-yang-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-20 08:36:53","post_modified_gmt":"2018-01-20 01:36:53","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4495","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4451,"post_author":"877","post_date":"2018-01-11 09:57:06","post_date_gmt":"2018-01-11 02:57:06","post_content":"Salah satu tuduhan bagi perokok yang sering kali diutarakan anti rokok, selain menjadi penyebab kematian dan berpengaruh negatif terhadap orang lain, adalah perokok tidak punya aturan. Lebih pada sikap perokok saat merokok, yaitu merokok disembarang tempat, buang puntung rokok dan buang abu rokok sembarang. <\/span>\r\n\r\nTuduhan rokok sebagai penyebab kematian dan dapat berpengaruh negatif pada orang lain, saya kira sudah <\/span>clear,<\/span><\/i> sudah banyak jawaban terkait keduany dengan jelas. Tuduhan keduanya tanpa dasar yang kuat, hingga seakan-akan dipaksakan. <\/span>\r\n\r\nKenyataan di lapangan banyak perokok yang umurnya panjang. Baca hasil survei <\/span>Sigit Budhi Setiawan<\/span><\/a> dalam buku yang berjudul \u201cMereka Yang Melampaui Waktu: konsep panjang umur, bahagia, sehat, dan tetap produktif\u201d terbit tahun 2013. Jelas didalamnya mengungkap banyak perokok yang usianya ratusan tahun, produktif dan masih tetap merokok. <\/span>\r\n\r\nBahkan berita terakhir di Sragen, Jawa Tengah, ada perokok yang umurnya mencapai 140an tahun. Ia terkenal dengan panggilan <\/span>Mbah Gotho<\/span><\/a> yang konon dan sampai akhir hayatnya adalah perokok berat. Lahir <\/span>31 Desember<\/span><\/a> 1870 dan meninggal di Sragen <\/span>30 April<\/span><\/a> 2017<\/span><\/a>, bahkan ia diklaim sebagai orang tertua di dunia.<\/span>\r\n\r\nLain itu, banyak bantahan yang menyatakan perokok pasif itu tidak ada dan tidak mungkin. Belum ada riset yang membuktikan bahwa asap rokok menjadi penyebab utama penyakit seseorang. Tuduhan semacam ini terkesan mengada-ada. <\/span>\r\n\r\nPerokok dari dulu hingga sekarang mempunyai kesadaran tersendiri. Rata-rata aktivitas merokok sebagai bentuk relaksasi, dilakukan berjeda dan membutuhkan waktu tersendiri sesuai keinginan hati. Merokok memang bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja saat dibutuhkan. Namun mayoritas perokok tetap melihat situasi dan kondisi. <\/span>\r\n\r\nDi Yogyakarta ada sosok Kiai perokok yang menjadi imam salat fardu (lima waktu) di masjid, sebut saja Kiai Ahmad (nama samaran), tiap jalan menuju masjid bisa dipastikan ia menyulut rokok, jarak rumah dengan masjid hanya sekitar \u00b1200 meter. Sesampainya di masjid, ia mematikan rokoknya dan disimpan ditempat aman, kemudian akan dilanjutkan setelah mengerjakan sholat. Tapi juga terkadang dibuang ke bak sampah. Ia tidak pernah sekalipun merokok dalam masjid. <\/span>\r\n\r\nBegitu juga kebiasannya di rumah, ia hampir tidak pernah merokok di depan istri dan putranya. Saat merokok ia memilih tempat tersendiri terpisah dengan istri dan putranya. \u00a0Karena ia sadar, harus menghormati istri dan putranya yang tidak merokok. Lain itu, setiap mau merokok ia akan mencari asbak sebagai tempat puntung dan abu rokok untuk menjaga kebersihan.<\/span>\r\n\r\nCerita keseharian kiai di atas adalah representasi perokok santun. Dan masih banyak perokok santun lainnya yang sadar tentang aturan main merokok. Bagi perokok, merokok adalah budaya yang dilakukan sebagai media relaksasi dan bukan menjadi kebutuhan yang utama. <\/span>\r\n\r\nPada dasarnya perokok umumnya mempunyai atauran tersendiri sesuai konteks kehidupan masing-masing. Perokok paham betul kapan ia harus merokok, kapan ia tidak menyulut rokoknya dan kapan ia harus mematikan rokoknya. <\/span>\r\n\r\nBuktinya perokok tidak akan memaksakan merokok di ruangan ber AC tanpa adanya exhaust (alat penghisap asap) atau tanpa kesepakatan bersama. Perokok tidak akan merokok di kendaraan yang ber AC \u00a0dan tertutup rapat. <\/span>\r\n\r\nWalaupun perokok merokok di tempat yang telah disepakati atau sudah mendapatkan ijin, ternyata dalam ruangan masih ada seseorang yang tidak merokok, bisa dipastikan merokoknya tidak terasa nikmat. Kebanyakan akan memilih tidak merokok. Kalaupun terpaksa merokok akan terasa canggung. \u00a0Sehingga terkadang asap yang dikeluarkan diarahkan yang berlawanan dengan posisi yang tidak merokok. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok santun, sudah menjadi kebiasaan jika akan merokok terlebih dahulu mencari tempat untuk membuang puntung dan abu rokok (asbak). Terkadang saking kreatifnya, jika tidak ditemukan asbak, mereka (perokok) membuat asbak sendiri yang terbuat dari bahan disekitarnya. Tidak jarang perokok membuat asbak dengan bahan kertas. Ia tahu kertas adalah salah satu bahan yang akan terbakar jika terkena bara rokok. Namun apa boleh buat dengan sangat terpaksa ia harus membuat asbak dengan sangat sederhana sebagai tempat pembuangan puntung dan abu rokok, untuk menjaga kebersihan. <\/span>\r\n\r\nBudaya merokok santun, adalah warisan tatanan nilai turun temurun oleh nenek moyang. Tidak lain untuk menjaga kebersamaan, penghormatan hak orang lain, menjaga kesopanan, dan bahkan untuk mempertahankan etiket merokok yang baik.<\/span>","post_title":"Menjadi Perokok Santun yang Taat Aturan Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-perokok-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-11 09:57:26","post_modified_gmt":"2018-01-11 02:57:26","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4451","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

2. Tidak Merokok di Dekat Anak Kecil<\/strong>
<\/p>\n\n\n\n

Merokok adalah kegiatan konsumsi yang boleh dilakukan oleh orang yang sudah berusia 18 tahun ke atas. Maka perilaku merokok di dekat anak kecil bukanlah sebuah perilaku yang bertanggung jawab dari seorang perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Seorang perokok yang bertanggung jawab juga tentu tidak akan menawarkan rokok apalagi mengajarkan kebiasaan merokok kepada anak di bawah umur 18 tahun. Biarkanlah anak-anak kecil dan anak di bawah umur 18 tahun menentukan keputusan mereka untuk mengonsumsi rokok atau tidak ketika mereka sudah cukup umur.
<\/p>\n\n\n\n

3. Tidak Merokok di Dekat Ibu Hamil<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Merokok di dekat ibu hamil adalah sebuah perilaku yang buruk. Ibu hamil mana yang tidak risih, ketika berada di tempat umum yang seharusnya mereka bisa santai atau istirahat sejenak tapi kemudian terusik karena asap rokok.
<\/p>\n\n\n\n

Apalagi para ibu-ibu hamil ini memiliki fase kondisi tubuh dan pikiran yang berbeda dengan orang normal pada umumnya. Ibu hamil biasanya memiliki kondisi fisik gampang drop, wong kadang-kadang mereka tau-tau muntah. Dalam hal psikologis juga berbeda dengan orang normal pada umumnya, ibu hamil biasanya memiliki sensitivitas yang tinggi.
<\/p>\n\n\n\n

Jadi sebagai perokok etis, menjunjung tinggi kehormatan perempuan mutlak dimiliki, maka perilaku tidak merokok di dekat ibu hamil adalah kewajiban bagi perokok etis.
<\/p>\n\n\n\n

4. Merokok di Ruang Merokok<\/strong>
<\/p>\n\n\n\n

Kesadaran berbagi hak merupakan fondasi penting bagi perokok etis. Dengan merokok di ruang merokok, tentunya akan menciptakan kesadaran bagi perokok untuk menghargai hak bukan perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Merokok di sembarang tempat mengabaikan orang lain di sekitarnya yang bukan perokok bukanlah ciri perilaku yang bertanggung jawab. Adanya wilayah Kawasan Tanpa Rokok (KTR) harus dianggap sebagai sense kesadaran berbagi ruang terhadap orang lain. Hormatilah dengan tidak merokok di wilayah KTR. Namun perokok juga harus protes jika tidak ada penyediaan ruang merokok di tempat umum dan tempat umum lainnya di wilayah KTR.
<\/p>\n\n\n\n

Nah di atas tadi merupakan langkah-langkah yang wajib diterapkan oleh para perokok agar menjadi perokok etis. Dengan menjadi perokok etis, para perokok dapat menepis stigma negatif yang dilekatkan kepada perokok, dan tentunya juga dapat menjadi tonggak bagi perjuangan perokok melawan diskriminasi terhadap Industri Hasil Tembakau.<\/p>\n\n\n\n

Pertama: Merokok di Ruang Merokok yang Telah Disediakan
<\/h3>\n\n\n\n

Bulan Ramadhan kerap kali dimeriahi dengan buka bersama alias bukber , tanpa bukber kadang rasanya kayak ada dua-tiga orang merokok tapi tidak ada asbaknya. Maka tak heran tempat-tempat makan, tempat kerja, ruang publik lainnya menjadi tempat untuk berbuka puasa bersama. Nah saat berbuka di tempat-tempat inilah perokok harus melihat apakah tempat tersebut menyediakan ruang merokok atau tidak. Sehabis berbuka puasa, setelah hampir tiga belas jam lamanya perokok menghentikan sementara aktivitas merokoknya, tentu merokok masuk ke dalam daftar menu berbuka puasa. Tapi jangan berpikiran bahwa perokok ketika waktunya berbuka langsung merokok loh ya. Pasti minum air putih terlebih dahulu, makan takjilan dulu, karena perokok bukan onta yang minum sama makannya irit-irit.
<\/p>\n\n\n\n

Minum dan makan takjil sudah, barulah waktunya untuk membakar sebatang rokok. Banyak juga yang merokoknya ditunda dulu sampai sehabis salat taraweh. Semua tergantung kebutuhan. Tapi bagi perokok yang menyegerakan waktu merokoknya, di tempat buka puasa bersama, perokok etis yang rahmatan lil alamin tidak asal sembarangan merokok. Tentulah akan merokok pada tempat yang telah disediakan. Karena konsep etis dan rahmatan lil alamin adalah tidak berlaku dzolim. Bertindak secara proporsional, itu intinya.
<\/p>\n\n\n\n

Kedua: Berbagilah dengan Sesama
<\/h2>\n\n\n\n

Tagline indahnya berbagi di bulan Ramadhan biasanya sering bermunculan. Meskipun itikad berbagi bukan hanya berlaku di bulan Ramadhan saja, namun tagline tersebut patut pula menjadi renungan dan diwujudkan dalam laku sosial kita, agar terlatih menjadi manusia yang lebih baik pada bulan-bulan selanjutnya.
<\/p>\n\n\n\n

Berbagi dapat dimulai dari hal-hal yang sederhana. Berbagi api, dengan meminjamkan korek misalnya, berbagi asbak, dengan tidak mengakuisisi asbak, berbagi rokok, bukan berarti rokok sebatang dihisap keliling loh ya, selebihnya kita bisa berbagi hikmah Ramadhan, berbagi pengalam seharian berpuasa.
<\/p>\n\n\n\n

Saat berbuka puasa seringkali pula perokok kelupaan membeli rokok karena tak punya stok yang disimpan. Menawari apa yang kita miliki, bilamana itu berupa rokok, korek, maupun asbak, tawarkanlah. Dari sisi itu terdapat ciri insan yang memiliki spirit berbagi, selain sebagai wujud solidaritas juga upaya menjalin silaturahmi.
<\/p>\n\n\n\n

Ketiga: Berpuasalah di Bulan Ramadhan
<\/h2>\n\n\n\n

Selain membuktikan bahwa rokok bukan sesuatu yang adiktif, berpuasa di bulan Ramadhan adalah seruan agar kita lebih bertakwa kepada sang Maha Pemberi Rahmat. Labeling adiktif terhadap perokok jelas sudah terbantahkan dengan sendirinya ketika perokok berpuasa di bulan Ramadhan. Tudingan adiktif tersebut menjadi tidak relevan, ketika perokok sanggup menahan aktivitas merokoknya selama tiga belas jam lebih. Meskipun banyak juga perokok yang berbulan-bulan lamanya sanggup tidak merokok. Juga penelitian-penelitian bantahan yang mengatakan tidak tepat memberikan label adiktif terhadap perokok, karena berhenti merokok sangat mudah dilakukan oleh perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Dengan berpuasa di bulan Ramadhan, perokok akan menuai hikmah bahwa hidup bukan hanya perkara makan dan minum. Ada nilai sosial yang luar biasa terkandung di dalamnya, selain juga nilai ibadah mahdhoh tentunya. Tanpa melihat status dan golongan, puasa membuat kita saling memahami bahwa manusia setara dalam hak dan kewajibannya kepada Tuhan.
<\/p>\n\n\n\n

Puasa tidak memandang dia perokok atau bukan, ketika seruan berpuasa datang, semuanya menanggalkan semua atribut keduniawian untuk menjalankan kewajibannya sebagai manusia yang diciptakan untuk beribadah. Sesungguhnya Ibadah adalah hakikat dan tujuan penciptaan jin dan manusia. Dalam Q.S. 56 (Ad-Dzariat : 56)
<\/p>\n\n\n\n

Nah tiga langkah tadi dapat kita terapkan di sisa-sisa penghujung Ramadhan ini. Mari sama-sama kita tunaikan dengan itikad ketaatan dalam mencapai kesalihan sosial serta kesalihan spiritual, sebab menjadi perokok etis yang rahmatan lil alamin tidak hanya sebatas ucapan belaka, tapi bersesuainya ucapan dan perbuatan. Bukankah konsep keseimbangan sudah sejak dulu ditanamkan oleh leluhur kita. Termasuk berlaku seimbang dalam konteks konsumsi.
<\/p>\n","post_title":"4 Langkah Menjadi Perokok Etis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"4-langkah-menjadi-perokok-etis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-04-06 10:33:50","post_modified_gmt":"2019-04-06 03:33:50","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5608","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4495,"post_author":"888","post_date":"2018-01-20 08:34:16","post_date_gmt":"2018-01-20 01:34:16","post_content":"Anda perokok? Anda sering didiskriminasi masyarakat bukan perokok? Bila iya, silahkan evaluasi kegiatan merokok Anda. Sudahkah dilakukan di tempat dan cara yang tepat?<\/span>\r\n\r\nBeberapa hari lalu, saat saya ingin menyalip truk bermuatan pasir di Jalan Raya Pemda Tigaraksa, Sang Supir membuang puntung rokok yang masih menyala keluar jendela dan apesnya mengenai bagian tubuh saya. Coba bayangkan, jika saja abu puntung rokok itu mengenai mata dan mengganggu pengelihatan saya, mungkin akan terjadi kecelakaan yang menimpa saya.<\/span>\r\n\r\nSaya perokok akut dan saya menilai tindakan sopir membuang puntung sembarangan itu adalah kesalahan amat sangat. Membuang puntung sembarangan semacam itu tentu akan berakibat fatal dan mengganggu orang lain. <\/span>\r\n\r\nLain lagi, di angkutan umum yang ada anak-anak serta ibu-ibu, kadang banyak saja yang masih cuek dan tetap merokok. Sebuah pemandangan yang tentunya sangat menggangu. Dan teguran yang pas adalah Ibu-ibu itu menutup hidung dengan kerudung sambil memberikan kode batuk-batuk. Susah sekali memang sepertinya menegur langsung perokok itu, maklum, kita memang sering banyak basa-basi.<\/span>\r\n\r\nMembuang puntung rokok sembarangan dan merokok di sembarang tempat adalah kesalahan fatal yang sering dilakukan para perokok, sehingga wajar jika masyarakat luas menilai perokok adalah manusia laknat yang harus disingkirkan dari bumi ini. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok saya juga kadang menerima beberapa cibiran dari teman perempuan atau laki-laki yang tidak merokok karena tentu mereka menilai semua perokok sama saja, sembarangan membuang asap dan puntungnya, atau bahkan merokok ketika sedang berkendara.<\/span>\r\n\r\nSebagian orang menilai sisi buruk dari rokok tanpa meniiti ulang dan mencari sumbangsih rokok bagi negeri ini, selain uang triliunan lewat hasil cukai, Marcus Gideon dan Kevin Sanjaya yang baru-baru ini meraih gelar juara <\/span>series<\/span><\/i> terbanyak sepanjang pegelaran berasal dari PB Djarum. <\/span>\r\n\r\nMakin ke sini, saya sering diedukasi soal kretek oleh komunitas yang bergelut di bidang kretek dan tentunya sangat berguna bagi saya untuk menjauhkan stigma buruk terhadap para perokok, khususnya saya. <\/span>\r\n\r\nUntuk menjauhkan stigma buruk itu, saya sedikit-sedikit meninggalkan kebiasaan buruk saya sebagai perokok. Semisal, tidak membuang puntung sembarangan sehabis merokok, atau ketika merokok di samping orang yang tidak merokok saya meminta izin terlebih dahulu, jika di izinkan ya bakar, jika tidak ya menahan asam. <\/span>\r\n\r\nDan kebiasaan ini juga saya tularkan kepada teman-teman yang merokok agar melanjutkan kebiasaan baik dan tentu menghlangkan kebiasaan-kebiasaan buruk yang nantinya melekat menjadi <\/span>image<\/span><\/i> pribadi sendiri juga.<\/span>\r\n\r\nLagi pula, asap rokok tidak mengganggu di banding asap knalpot \u00a0motor 2 tak. Atau knalpot-knalpot angkutan umum yang ngebulnya bukan main. Dan harus kalian tahu, akhir-akhir ini cuaca mendung dan hujan melulu, menikmati hujan itu lebih nikmat jika di pasangkan dengan kretek dan kopi. Jika kita sebagai perokok tak ingin terus dianggap buruk, mulailah \u00a0meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk dan membanggakan diri sebagai perokok yang santun, perokok yang juga menghargai hak-hak yang tidak merokok. Ingatlah, rokok itu tidak pernah mengjarkan keburukan. <\/span>\r\n\r\nPerokok santun tidak hanya ingin dihormati, tetapi harus menghormati. Inget ini, Lur, \u00a0untuk urusan yang baik-baik imbuhan \u201cme\u201d itu lebih baik ketimbang \u201cdi\u201d. <\/strong>","post_title":"Jadilah Perokok yang Santun","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"jadilah-perokok-yang-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-20 08:36:53","post_modified_gmt":"2018-01-20 01:36:53","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4495","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4451,"post_author":"877","post_date":"2018-01-11 09:57:06","post_date_gmt":"2018-01-11 02:57:06","post_content":"Salah satu tuduhan bagi perokok yang sering kali diutarakan anti rokok, selain menjadi penyebab kematian dan berpengaruh negatif terhadap orang lain, adalah perokok tidak punya aturan. Lebih pada sikap perokok saat merokok, yaitu merokok disembarang tempat, buang puntung rokok dan buang abu rokok sembarang. <\/span>\r\n\r\nTuduhan rokok sebagai penyebab kematian dan dapat berpengaruh negatif pada orang lain, saya kira sudah <\/span>clear,<\/span><\/i> sudah banyak jawaban terkait keduany dengan jelas. Tuduhan keduanya tanpa dasar yang kuat, hingga seakan-akan dipaksakan. <\/span>\r\n\r\nKenyataan di lapangan banyak perokok yang umurnya panjang. Baca hasil survei <\/span>Sigit Budhi Setiawan<\/span><\/a> dalam buku yang berjudul \u201cMereka Yang Melampaui Waktu: konsep panjang umur, bahagia, sehat, dan tetap produktif\u201d terbit tahun 2013. Jelas didalamnya mengungkap banyak perokok yang usianya ratusan tahun, produktif dan masih tetap merokok. <\/span>\r\n\r\nBahkan berita terakhir di Sragen, Jawa Tengah, ada perokok yang umurnya mencapai 140an tahun. Ia terkenal dengan panggilan <\/span>Mbah Gotho<\/span><\/a> yang konon dan sampai akhir hayatnya adalah perokok berat. Lahir <\/span>31 Desember<\/span><\/a> 1870 dan meninggal di Sragen <\/span>30 April<\/span><\/a> 2017<\/span><\/a>, bahkan ia diklaim sebagai orang tertua di dunia.<\/span>\r\n\r\nLain itu, banyak bantahan yang menyatakan perokok pasif itu tidak ada dan tidak mungkin. Belum ada riset yang membuktikan bahwa asap rokok menjadi penyebab utama penyakit seseorang. Tuduhan semacam ini terkesan mengada-ada. <\/span>\r\n\r\nPerokok dari dulu hingga sekarang mempunyai kesadaran tersendiri. Rata-rata aktivitas merokok sebagai bentuk relaksasi, dilakukan berjeda dan membutuhkan waktu tersendiri sesuai keinginan hati. Merokok memang bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja saat dibutuhkan. Namun mayoritas perokok tetap melihat situasi dan kondisi. <\/span>\r\n\r\nDi Yogyakarta ada sosok Kiai perokok yang menjadi imam salat fardu (lima waktu) di masjid, sebut saja Kiai Ahmad (nama samaran), tiap jalan menuju masjid bisa dipastikan ia menyulut rokok, jarak rumah dengan masjid hanya sekitar \u00b1200 meter. Sesampainya di masjid, ia mematikan rokoknya dan disimpan ditempat aman, kemudian akan dilanjutkan setelah mengerjakan sholat. Tapi juga terkadang dibuang ke bak sampah. Ia tidak pernah sekalipun merokok dalam masjid. <\/span>\r\n\r\nBegitu juga kebiasannya di rumah, ia hampir tidak pernah merokok di depan istri dan putranya. Saat merokok ia memilih tempat tersendiri terpisah dengan istri dan putranya. \u00a0Karena ia sadar, harus menghormati istri dan putranya yang tidak merokok. Lain itu, setiap mau merokok ia akan mencari asbak sebagai tempat puntung dan abu rokok untuk menjaga kebersihan.<\/span>\r\n\r\nCerita keseharian kiai di atas adalah representasi perokok santun. Dan masih banyak perokok santun lainnya yang sadar tentang aturan main merokok. Bagi perokok, merokok adalah budaya yang dilakukan sebagai media relaksasi dan bukan menjadi kebutuhan yang utama. <\/span>\r\n\r\nPada dasarnya perokok umumnya mempunyai atauran tersendiri sesuai konteks kehidupan masing-masing. Perokok paham betul kapan ia harus merokok, kapan ia tidak menyulut rokoknya dan kapan ia harus mematikan rokoknya. <\/span>\r\n\r\nBuktinya perokok tidak akan memaksakan merokok di ruangan ber AC tanpa adanya exhaust (alat penghisap asap) atau tanpa kesepakatan bersama. Perokok tidak akan merokok di kendaraan yang ber AC \u00a0dan tertutup rapat. <\/span>\r\n\r\nWalaupun perokok merokok di tempat yang telah disepakati atau sudah mendapatkan ijin, ternyata dalam ruangan masih ada seseorang yang tidak merokok, bisa dipastikan merokoknya tidak terasa nikmat. Kebanyakan akan memilih tidak merokok. Kalaupun terpaksa merokok akan terasa canggung. \u00a0Sehingga terkadang asap yang dikeluarkan diarahkan yang berlawanan dengan posisi yang tidak merokok. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok santun, sudah menjadi kebiasaan jika akan merokok terlebih dahulu mencari tempat untuk membuang puntung dan abu rokok (asbak). Terkadang saking kreatifnya, jika tidak ditemukan asbak, mereka (perokok) membuat asbak sendiri yang terbuat dari bahan disekitarnya. Tidak jarang perokok membuat asbak dengan bahan kertas. Ia tahu kertas adalah salah satu bahan yang akan terbakar jika terkena bara rokok. Namun apa boleh buat dengan sangat terpaksa ia harus membuat asbak dengan sangat sederhana sebagai tempat pembuangan puntung dan abu rokok, untuk menjaga kebersihan. <\/span>\r\n\r\nBudaya merokok santun, adalah warisan tatanan nilai turun temurun oleh nenek moyang. Tidak lain untuk menjaga kebersamaan, penghormatan hak orang lain, menjaga kesopanan, dan bahkan untuk mempertahankan etiket merokok yang baik.<\/span>","post_title":"Menjadi Perokok Santun yang Taat Aturan Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-perokok-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-11 09:57:26","post_modified_gmt":"2018-01-11 02:57:26","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4451","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Maka perilaku tidak merokok saat berkendara sudah seharusnya diterapkan oleh perokok untuk membuktikan bahwa perokok menjunjung tinggi nilai etis, dan dapat bertanggung jawab tanpa harus diancam sanksi pidana maupun denda.
<\/p>\n\n\n\n

2. Tidak Merokok di Dekat Anak Kecil<\/strong>
<\/p>\n\n\n\n

Merokok adalah kegiatan konsumsi yang boleh dilakukan oleh orang yang sudah berusia 18 tahun ke atas. Maka perilaku merokok di dekat anak kecil bukanlah sebuah perilaku yang bertanggung jawab dari seorang perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Seorang perokok yang bertanggung jawab juga tentu tidak akan menawarkan rokok apalagi mengajarkan kebiasaan merokok kepada anak di bawah umur 18 tahun. Biarkanlah anak-anak kecil dan anak di bawah umur 18 tahun menentukan keputusan mereka untuk mengonsumsi rokok atau tidak ketika mereka sudah cukup umur.
<\/p>\n\n\n\n

3. Tidak Merokok di Dekat Ibu Hamil<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Merokok di dekat ibu hamil adalah sebuah perilaku yang buruk. Ibu hamil mana yang tidak risih, ketika berada di tempat umum yang seharusnya mereka bisa santai atau istirahat sejenak tapi kemudian terusik karena asap rokok.
<\/p>\n\n\n\n

Apalagi para ibu-ibu hamil ini memiliki fase kondisi tubuh dan pikiran yang berbeda dengan orang normal pada umumnya. Ibu hamil biasanya memiliki kondisi fisik gampang drop, wong kadang-kadang mereka tau-tau muntah. Dalam hal psikologis juga berbeda dengan orang normal pada umumnya, ibu hamil biasanya memiliki sensitivitas yang tinggi.
<\/p>\n\n\n\n

Jadi sebagai perokok etis, menjunjung tinggi kehormatan perempuan mutlak dimiliki, maka perilaku tidak merokok di dekat ibu hamil adalah kewajiban bagi perokok etis.
<\/p>\n\n\n\n

4. Merokok di Ruang Merokok<\/strong>
<\/p>\n\n\n\n

Kesadaran berbagi hak merupakan fondasi penting bagi perokok etis. Dengan merokok di ruang merokok, tentunya akan menciptakan kesadaran bagi perokok untuk menghargai hak bukan perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Merokok di sembarang tempat mengabaikan orang lain di sekitarnya yang bukan perokok bukanlah ciri perilaku yang bertanggung jawab. Adanya wilayah Kawasan Tanpa Rokok (KTR) harus dianggap sebagai sense kesadaran berbagi ruang terhadap orang lain. Hormatilah dengan tidak merokok di wilayah KTR. Namun perokok juga harus protes jika tidak ada penyediaan ruang merokok di tempat umum dan tempat umum lainnya di wilayah KTR.
<\/p>\n\n\n\n

Nah di atas tadi merupakan langkah-langkah yang wajib diterapkan oleh para perokok agar menjadi perokok etis. Dengan menjadi perokok etis, para perokok dapat menepis stigma negatif yang dilekatkan kepada perokok, dan tentunya juga dapat menjadi tonggak bagi perjuangan perokok melawan diskriminasi terhadap Industri Hasil Tembakau.<\/p>\n\n\n\n

Pertama: Merokok di Ruang Merokok yang Telah Disediakan
<\/h3>\n\n\n\n

Bulan Ramadhan kerap kali dimeriahi dengan buka bersama alias bukber , tanpa bukber kadang rasanya kayak ada dua-tiga orang merokok tapi tidak ada asbaknya. Maka tak heran tempat-tempat makan, tempat kerja, ruang publik lainnya menjadi tempat untuk berbuka puasa bersama. Nah saat berbuka di tempat-tempat inilah perokok harus melihat apakah tempat tersebut menyediakan ruang merokok atau tidak. Sehabis berbuka puasa, setelah hampir tiga belas jam lamanya perokok menghentikan sementara aktivitas merokoknya, tentu merokok masuk ke dalam daftar menu berbuka puasa. Tapi jangan berpikiran bahwa perokok ketika waktunya berbuka langsung merokok loh ya. Pasti minum air putih terlebih dahulu, makan takjilan dulu, karena perokok bukan onta yang minum sama makannya irit-irit.
<\/p>\n\n\n\n

Minum dan makan takjil sudah, barulah waktunya untuk membakar sebatang rokok. Banyak juga yang merokoknya ditunda dulu sampai sehabis salat taraweh. Semua tergantung kebutuhan. Tapi bagi perokok yang menyegerakan waktu merokoknya, di tempat buka puasa bersama, perokok etis yang rahmatan lil alamin tidak asal sembarangan merokok. Tentulah akan merokok pada tempat yang telah disediakan. Karena konsep etis dan rahmatan lil alamin adalah tidak berlaku dzolim. Bertindak secara proporsional, itu intinya.
<\/p>\n\n\n\n

Kedua: Berbagilah dengan Sesama
<\/h2>\n\n\n\n

Tagline indahnya berbagi di bulan Ramadhan biasanya sering bermunculan. Meskipun itikad berbagi bukan hanya berlaku di bulan Ramadhan saja, namun tagline tersebut patut pula menjadi renungan dan diwujudkan dalam laku sosial kita, agar terlatih menjadi manusia yang lebih baik pada bulan-bulan selanjutnya.
<\/p>\n\n\n\n

Berbagi dapat dimulai dari hal-hal yang sederhana. Berbagi api, dengan meminjamkan korek misalnya, berbagi asbak, dengan tidak mengakuisisi asbak, berbagi rokok, bukan berarti rokok sebatang dihisap keliling loh ya, selebihnya kita bisa berbagi hikmah Ramadhan, berbagi pengalam seharian berpuasa.
<\/p>\n\n\n\n

Saat berbuka puasa seringkali pula perokok kelupaan membeli rokok karena tak punya stok yang disimpan. Menawari apa yang kita miliki, bilamana itu berupa rokok, korek, maupun asbak, tawarkanlah. Dari sisi itu terdapat ciri insan yang memiliki spirit berbagi, selain sebagai wujud solidaritas juga upaya menjalin silaturahmi.
<\/p>\n\n\n\n

Ketiga: Berpuasalah di Bulan Ramadhan
<\/h2>\n\n\n\n

Selain membuktikan bahwa rokok bukan sesuatu yang adiktif, berpuasa di bulan Ramadhan adalah seruan agar kita lebih bertakwa kepada sang Maha Pemberi Rahmat. Labeling adiktif terhadap perokok jelas sudah terbantahkan dengan sendirinya ketika perokok berpuasa di bulan Ramadhan. Tudingan adiktif tersebut menjadi tidak relevan, ketika perokok sanggup menahan aktivitas merokoknya selama tiga belas jam lebih. Meskipun banyak juga perokok yang berbulan-bulan lamanya sanggup tidak merokok. Juga penelitian-penelitian bantahan yang mengatakan tidak tepat memberikan label adiktif terhadap perokok, karena berhenti merokok sangat mudah dilakukan oleh perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Dengan berpuasa di bulan Ramadhan, perokok akan menuai hikmah bahwa hidup bukan hanya perkara makan dan minum. Ada nilai sosial yang luar biasa terkandung di dalamnya, selain juga nilai ibadah mahdhoh tentunya. Tanpa melihat status dan golongan, puasa membuat kita saling memahami bahwa manusia setara dalam hak dan kewajibannya kepada Tuhan.
<\/p>\n\n\n\n

Puasa tidak memandang dia perokok atau bukan, ketika seruan berpuasa datang, semuanya menanggalkan semua atribut keduniawian untuk menjalankan kewajibannya sebagai manusia yang diciptakan untuk beribadah. Sesungguhnya Ibadah adalah hakikat dan tujuan penciptaan jin dan manusia. Dalam Q.S. 56 (Ad-Dzariat : 56)
<\/p>\n\n\n\n

Nah tiga langkah tadi dapat kita terapkan di sisa-sisa penghujung Ramadhan ini. Mari sama-sama kita tunaikan dengan itikad ketaatan dalam mencapai kesalihan sosial serta kesalihan spiritual, sebab menjadi perokok etis yang rahmatan lil alamin tidak hanya sebatas ucapan belaka, tapi bersesuainya ucapan dan perbuatan. Bukankah konsep keseimbangan sudah sejak dulu ditanamkan oleh leluhur kita. Termasuk berlaku seimbang dalam konteks konsumsi.
<\/p>\n","post_title":"4 Langkah Menjadi Perokok Etis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"4-langkah-menjadi-perokok-etis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-04-06 10:33:50","post_modified_gmt":"2019-04-06 03:33:50","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5608","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4495,"post_author":"888","post_date":"2018-01-20 08:34:16","post_date_gmt":"2018-01-20 01:34:16","post_content":"Anda perokok? Anda sering didiskriminasi masyarakat bukan perokok? Bila iya, silahkan evaluasi kegiatan merokok Anda. Sudahkah dilakukan di tempat dan cara yang tepat?<\/span>\r\n\r\nBeberapa hari lalu, saat saya ingin menyalip truk bermuatan pasir di Jalan Raya Pemda Tigaraksa, Sang Supir membuang puntung rokok yang masih menyala keluar jendela dan apesnya mengenai bagian tubuh saya. Coba bayangkan, jika saja abu puntung rokok itu mengenai mata dan mengganggu pengelihatan saya, mungkin akan terjadi kecelakaan yang menimpa saya.<\/span>\r\n\r\nSaya perokok akut dan saya menilai tindakan sopir membuang puntung sembarangan itu adalah kesalahan amat sangat. Membuang puntung sembarangan semacam itu tentu akan berakibat fatal dan mengganggu orang lain. <\/span>\r\n\r\nLain lagi, di angkutan umum yang ada anak-anak serta ibu-ibu, kadang banyak saja yang masih cuek dan tetap merokok. Sebuah pemandangan yang tentunya sangat menggangu. Dan teguran yang pas adalah Ibu-ibu itu menutup hidung dengan kerudung sambil memberikan kode batuk-batuk. Susah sekali memang sepertinya menegur langsung perokok itu, maklum, kita memang sering banyak basa-basi.<\/span>\r\n\r\nMembuang puntung rokok sembarangan dan merokok di sembarang tempat adalah kesalahan fatal yang sering dilakukan para perokok, sehingga wajar jika masyarakat luas menilai perokok adalah manusia laknat yang harus disingkirkan dari bumi ini. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok saya juga kadang menerima beberapa cibiran dari teman perempuan atau laki-laki yang tidak merokok karena tentu mereka menilai semua perokok sama saja, sembarangan membuang asap dan puntungnya, atau bahkan merokok ketika sedang berkendara.<\/span>\r\n\r\nSebagian orang menilai sisi buruk dari rokok tanpa meniiti ulang dan mencari sumbangsih rokok bagi negeri ini, selain uang triliunan lewat hasil cukai, Marcus Gideon dan Kevin Sanjaya yang baru-baru ini meraih gelar juara <\/span>series<\/span><\/i> terbanyak sepanjang pegelaran berasal dari PB Djarum. <\/span>\r\n\r\nMakin ke sini, saya sering diedukasi soal kretek oleh komunitas yang bergelut di bidang kretek dan tentunya sangat berguna bagi saya untuk menjauhkan stigma buruk terhadap para perokok, khususnya saya. <\/span>\r\n\r\nUntuk menjauhkan stigma buruk itu, saya sedikit-sedikit meninggalkan kebiasaan buruk saya sebagai perokok. Semisal, tidak membuang puntung sembarangan sehabis merokok, atau ketika merokok di samping orang yang tidak merokok saya meminta izin terlebih dahulu, jika di izinkan ya bakar, jika tidak ya menahan asam. <\/span>\r\n\r\nDan kebiasaan ini juga saya tularkan kepada teman-teman yang merokok agar melanjutkan kebiasaan baik dan tentu menghlangkan kebiasaan-kebiasaan buruk yang nantinya melekat menjadi <\/span>image<\/span><\/i> pribadi sendiri juga.<\/span>\r\n\r\nLagi pula, asap rokok tidak mengganggu di banding asap knalpot \u00a0motor 2 tak. Atau knalpot-knalpot angkutan umum yang ngebulnya bukan main. Dan harus kalian tahu, akhir-akhir ini cuaca mendung dan hujan melulu, menikmati hujan itu lebih nikmat jika di pasangkan dengan kretek dan kopi. Jika kita sebagai perokok tak ingin terus dianggap buruk, mulailah \u00a0meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk dan membanggakan diri sebagai perokok yang santun, perokok yang juga menghargai hak-hak yang tidak merokok. Ingatlah, rokok itu tidak pernah mengjarkan keburukan. <\/span>\r\n\r\nPerokok santun tidak hanya ingin dihormati, tetapi harus menghormati. Inget ini, Lur, \u00a0untuk urusan yang baik-baik imbuhan \u201cme\u201d itu lebih baik ketimbang \u201cdi\u201d. <\/strong>","post_title":"Jadilah Perokok yang Santun","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"jadilah-perokok-yang-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-20 08:36:53","post_modified_gmt":"2018-01-20 01:36:53","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4495","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4451,"post_author":"877","post_date":"2018-01-11 09:57:06","post_date_gmt":"2018-01-11 02:57:06","post_content":"Salah satu tuduhan bagi perokok yang sering kali diutarakan anti rokok, selain menjadi penyebab kematian dan berpengaruh negatif terhadap orang lain, adalah perokok tidak punya aturan. Lebih pada sikap perokok saat merokok, yaitu merokok disembarang tempat, buang puntung rokok dan buang abu rokok sembarang. <\/span>\r\n\r\nTuduhan rokok sebagai penyebab kematian dan dapat berpengaruh negatif pada orang lain, saya kira sudah <\/span>clear,<\/span><\/i> sudah banyak jawaban terkait keduany dengan jelas. Tuduhan keduanya tanpa dasar yang kuat, hingga seakan-akan dipaksakan. <\/span>\r\n\r\nKenyataan di lapangan banyak perokok yang umurnya panjang. Baca hasil survei <\/span>Sigit Budhi Setiawan<\/span><\/a> dalam buku yang berjudul \u201cMereka Yang Melampaui Waktu: konsep panjang umur, bahagia, sehat, dan tetap produktif\u201d terbit tahun 2013. Jelas didalamnya mengungkap banyak perokok yang usianya ratusan tahun, produktif dan masih tetap merokok. <\/span>\r\n\r\nBahkan berita terakhir di Sragen, Jawa Tengah, ada perokok yang umurnya mencapai 140an tahun. Ia terkenal dengan panggilan <\/span>Mbah Gotho<\/span><\/a> yang konon dan sampai akhir hayatnya adalah perokok berat. Lahir <\/span>31 Desember<\/span><\/a> 1870 dan meninggal di Sragen <\/span>30 April<\/span><\/a> 2017<\/span><\/a>, bahkan ia diklaim sebagai orang tertua di dunia.<\/span>\r\n\r\nLain itu, banyak bantahan yang menyatakan perokok pasif itu tidak ada dan tidak mungkin. Belum ada riset yang membuktikan bahwa asap rokok menjadi penyebab utama penyakit seseorang. Tuduhan semacam ini terkesan mengada-ada. <\/span>\r\n\r\nPerokok dari dulu hingga sekarang mempunyai kesadaran tersendiri. Rata-rata aktivitas merokok sebagai bentuk relaksasi, dilakukan berjeda dan membutuhkan waktu tersendiri sesuai keinginan hati. Merokok memang bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja saat dibutuhkan. Namun mayoritas perokok tetap melihat situasi dan kondisi. <\/span>\r\n\r\nDi Yogyakarta ada sosok Kiai perokok yang menjadi imam salat fardu (lima waktu) di masjid, sebut saja Kiai Ahmad (nama samaran), tiap jalan menuju masjid bisa dipastikan ia menyulut rokok, jarak rumah dengan masjid hanya sekitar \u00b1200 meter. Sesampainya di masjid, ia mematikan rokoknya dan disimpan ditempat aman, kemudian akan dilanjutkan setelah mengerjakan sholat. Tapi juga terkadang dibuang ke bak sampah. Ia tidak pernah sekalipun merokok dalam masjid. <\/span>\r\n\r\nBegitu juga kebiasannya di rumah, ia hampir tidak pernah merokok di depan istri dan putranya. Saat merokok ia memilih tempat tersendiri terpisah dengan istri dan putranya. \u00a0Karena ia sadar, harus menghormati istri dan putranya yang tidak merokok. Lain itu, setiap mau merokok ia akan mencari asbak sebagai tempat puntung dan abu rokok untuk menjaga kebersihan.<\/span>\r\n\r\nCerita keseharian kiai di atas adalah representasi perokok santun. Dan masih banyak perokok santun lainnya yang sadar tentang aturan main merokok. Bagi perokok, merokok adalah budaya yang dilakukan sebagai media relaksasi dan bukan menjadi kebutuhan yang utama. <\/span>\r\n\r\nPada dasarnya perokok umumnya mempunyai atauran tersendiri sesuai konteks kehidupan masing-masing. Perokok paham betul kapan ia harus merokok, kapan ia tidak menyulut rokoknya dan kapan ia harus mematikan rokoknya. <\/span>\r\n\r\nBuktinya perokok tidak akan memaksakan merokok di ruangan ber AC tanpa adanya exhaust (alat penghisap asap) atau tanpa kesepakatan bersama. Perokok tidak akan merokok di kendaraan yang ber AC \u00a0dan tertutup rapat. <\/span>\r\n\r\nWalaupun perokok merokok di tempat yang telah disepakati atau sudah mendapatkan ijin, ternyata dalam ruangan masih ada seseorang yang tidak merokok, bisa dipastikan merokoknya tidak terasa nikmat. Kebanyakan akan memilih tidak merokok. Kalaupun terpaksa merokok akan terasa canggung. \u00a0Sehingga terkadang asap yang dikeluarkan diarahkan yang berlawanan dengan posisi yang tidak merokok. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok santun, sudah menjadi kebiasaan jika akan merokok terlebih dahulu mencari tempat untuk membuang puntung dan abu rokok (asbak). Terkadang saking kreatifnya, jika tidak ditemukan asbak, mereka (perokok) membuat asbak sendiri yang terbuat dari bahan disekitarnya. Tidak jarang perokok membuat asbak dengan bahan kertas. Ia tahu kertas adalah salah satu bahan yang akan terbakar jika terkena bara rokok. Namun apa boleh buat dengan sangat terpaksa ia harus membuat asbak dengan sangat sederhana sebagai tempat pembuangan puntung dan abu rokok, untuk menjaga kebersihan. <\/span>\r\n\r\nBudaya merokok santun, adalah warisan tatanan nilai turun temurun oleh nenek moyang. Tidak lain untuk menjaga kebersamaan, penghormatan hak orang lain, menjaga kesopanan, dan bahkan untuk mempertahankan etiket merokok yang baik.<\/span>","post_title":"Menjadi Perokok Santun yang Taat Aturan Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-perokok-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-11 09:57:26","post_modified_gmt":"2018-01-11 02:57:26","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4451","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Aturan larangan merokok saat berkendara sebenarnya sudah diatur dalam UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Aturan ini sudah tepat dikeluarkan, meskipun dalam point sanksi sangat berlebihan karena memuat sanksi pidana dan denda yang besar.
<\/p>\n\n\n\n

Maka perilaku tidak merokok saat berkendara sudah seharusnya diterapkan oleh perokok untuk membuktikan bahwa perokok menjunjung tinggi nilai etis, dan dapat bertanggung jawab tanpa harus diancam sanksi pidana maupun denda.
<\/p>\n\n\n\n

2. Tidak Merokok di Dekat Anak Kecil<\/strong>
<\/p>\n\n\n\n

Merokok adalah kegiatan konsumsi yang boleh dilakukan oleh orang yang sudah berusia 18 tahun ke atas. Maka perilaku merokok di dekat anak kecil bukanlah sebuah perilaku yang bertanggung jawab dari seorang perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Seorang perokok yang bertanggung jawab juga tentu tidak akan menawarkan rokok apalagi mengajarkan kebiasaan merokok kepada anak di bawah umur 18 tahun. Biarkanlah anak-anak kecil dan anak di bawah umur 18 tahun menentukan keputusan mereka untuk mengonsumsi rokok atau tidak ketika mereka sudah cukup umur.
<\/p>\n\n\n\n

3. Tidak Merokok di Dekat Ibu Hamil<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Merokok di dekat ibu hamil adalah sebuah perilaku yang buruk. Ibu hamil mana yang tidak risih, ketika berada di tempat umum yang seharusnya mereka bisa santai atau istirahat sejenak tapi kemudian terusik karena asap rokok.
<\/p>\n\n\n\n

Apalagi para ibu-ibu hamil ini memiliki fase kondisi tubuh dan pikiran yang berbeda dengan orang normal pada umumnya. Ibu hamil biasanya memiliki kondisi fisik gampang drop, wong kadang-kadang mereka tau-tau muntah. Dalam hal psikologis juga berbeda dengan orang normal pada umumnya, ibu hamil biasanya memiliki sensitivitas yang tinggi.
<\/p>\n\n\n\n

Jadi sebagai perokok etis, menjunjung tinggi kehormatan perempuan mutlak dimiliki, maka perilaku tidak merokok di dekat ibu hamil adalah kewajiban bagi perokok etis.
<\/p>\n\n\n\n

4. Merokok di Ruang Merokok<\/strong>
<\/p>\n\n\n\n

Kesadaran berbagi hak merupakan fondasi penting bagi perokok etis. Dengan merokok di ruang merokok, tentunya akan menciptakan kesadaran bagi perokok untuk menghargai hak bukan perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Merokok di sembarang tempat mengabaikan orang lain di sekitarnya yang bukan perokok bukanlah ciri perilaku yang bertanggung jawab. Adanya wilayah Kawasan Tanpa Rokok (KTR) harus dianggap sebagai sense kesadaran berbagi ruang terhadap orang lain. Hormatilah dengan tidak merokok di wilayah KTR. Namun perokok juga harus protes jika tidak ada penyediaan ruang merokok di tempat umum dan tempat umum lainnya di wilayah KTR.
<\/p>\n\n\n\n

Nah di atas tadi merupakan langkah-langkah yang wajib diterapkan oleh para perokok agar menjadi perokok etis. Dengan menjadi perokok etis, para perokok dapat menepis stigma negatif yang dilekatkan kepada perokok, dan tentunya juga dapat menjadi tonggak bagi perjuangan perokok melawan diskriminasi terhadap Industri Hasil Tembakau.<\/p>\n\n\n\n

Pertama: Merokok di Ruang Merokok yang Telah Disediakan
<\/h3>\n\n\n\n

Bulan Ramadhan kerap kali dimeriahi dengan buka bersama alias bukber , tanpa bukber kadang rasanya kayak ada dua-tiga orang merokok tapi tidak ada asbaknya. Maka tak heran tempat-tempat makan, tempat kerja, ruang publik lainnya menjadi tempat untuk berbuka puasa bersama. Nah saat berbuka di tempat-tempat inilah perokok harus melihat apakah tempat tersebut menyediakan ruang merokok atau tidak. Sehabis berbuka puasa, setelah hampir tiga belas jam lamanya perokok menghentikan sementara aktivitas merokoknya, tentu merokok masuk ke dalam daftar menu berbuka puasa. Tapi jangan berpikiran bahwa perokok ketika waktunya berbuka langsung merokok loh ya. Pasti minum air putih terlebih dahulu, makan takjilan dulu, karena perokok bukan onta yang minum sama makannya irit-irit.
<\/p>\n\n\n\n

Minum dan makan takjil sudah, barulah waktunya untuk membakar sebatang rokok. Banyak juga yang merokoknya ditunda dulu sampai sehabis salat taraweh. Semua tergantung kebutuhan. Tapi bagi perokok yang menyegerakan waktu merokoknya, di tempat buka puasa bersama, perokok etis yang rahmatan lil alamin tidak asal sembarangan merokok. Tentulah akan merokok pada tempat yang telah disediakan. Karena konsep etis dan rahmatan lil alamin adalah tidak berlaku dzolim. Bertindak secara proporsional, itu intinya.
<\/p>\n\n\n\n

Kedua: Berbagilah dengan Sesama
<\/h2>\n\n\n\n

Tagline indahnya berbagi di bulan Ramadhan biasanya sering bermunculan. Meskipun itikad berbagi bukan hanya berlaku di bulan Ramadhan saja, namun tagline tersebut patut pula menjadi renungan dan diwujudkan dalam laku sosial kita, agar terlatih menjadi manusia yang lebih baik pada bulan-bulan selanjutnya.
<\/p>\n\n\n\n

Berbagi dapat dimulai dari hal-hal yang sederhana. Berbagi api, dengan meminjamkan korek misalnya, berbagi asbak, dengan tidak mengakuisisi asbak, berbagi rokok, bukan berarti rokok sebatang dihisap keliling loh ya, selebihnya kita bisa berbagi hikmah Ramadhan, berbagi pengalam seharian berpuasa.
<\/p>\n\n\n\n

Saat berbuka puasa seringkali pula perokok kelupaan membeli rokok karena tak punya stok yang disimpan. Menawari apa yang kita miliki, bilamana itu berupa rokok, korek, maupun asbak, tawarkanlah. Dari sisi itu terdapat ciri insan yang memiliki spirit berbagi, selain sebagai wujud solidaritas juga upaya menjalin silaturahmi.
<\/p>\n\n\n\n

Ketiga: Berpuasalah di Bulan Ramadhan
<\/h2>\n\n\n\n

Selain membuktikan bahwa rokok bukan sesuatu yang adiktif, berpuasa di bulan Ramadhan adalah seruan agar kita lebih bertakwa kepada sang Maha Pemberi Rahmat. Labeling adiktif terhadap perokok jelas sudah terbantahkan dengan sendirinya ketika perokok berpuasa di bulan Ramadhan. Tudingan adiktif tersebut menjadi tidak relevan, ketika perokok sanggup menahan aktivitas merokoknya selama tiga belas jam lebih. Meskipun banyak juga perokok yang berbulan-bulan lamanya sanggup tidak merokok. Juga penelitian-penelitian bantahan yang mengatakan tidak tepat memberikan label adiktif terhadap perokok, karena berhenti merokok sangat mudah dilakukan oleh perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Dengan berpuasa di bulan Ramadhan, perokok akan menuai hikmah bahwa hidup bukan hanya perkara makan dan minum. Ada nilai sosial yang luar biasa terkandung di dalamnya, selain juga nilai ibadah mahdhoh tentunya. Tanpa melihat status dan golongan, puasa membuat kita saling memahami bahwa manusia setara dalam hak dan kewajibannya kepada Tuhan.
<\/p>\n\n\n\n

Puasa tidak memandang dia perokok atau bukan, ketika seruan berpuasa datang, semuanya menanggalkan semua atribut keduniawian untuk menjalankan kewajibannya sebagai manusia yang diciptakan untuk beribadah. Sesungguhnya Ibadah adalah hakikat dan tujuan penciptaan jin dan manusia. Dalam Q.S. 56 (Ad-Dzariat : 56)
<\/p>\n\n\n\n

Nah tiga langkah tadi dapat kita terapkan di sisa-sisa penghujung Ramadhan ini. Mari sama-sama kita tunaikan dengan itikad ketaatan dalam mencapai kesalihan sosial serta kesalihan spiritual, sebab menjadi perokok etis yang rahmatan lil alamin tidak hanya sebatas ucapan belaka, tapi bersesuainya ucapan dan perbuatan. Bukankah konsep keseimbangan sudah sejak dulu ditanamkan oleh leluhur kita. Termasuk berlaku seimbang dalam konteks konsumsi.
<\/p>\n","post_title":"4 Langkah Menjadi Perokok Etis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"4-langkah-menjadi-perokok-etis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-04-06 10:33:50","post_modified_gmt":"2019-04-06 03:33:50","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5608","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4495,"post_author":"888","post_date":"2018-01-20 08:34:16","post_date_gmt":"2018-01-20 01:34:16","post_content":"Anda perokok? Anda sering didiskriminasi masyarakat bukan perokok? Bila iya, silahkan evaluasi kegiatan merokok Anda. Sudahkah dilakukan di tempat dan cara yang tepat?<\/span>\r\n\r\nBeberapa hari lalu, saat saya ingin menyalip truk bermuatan pasir di Jalan Raya Pemda Tigaraksa, Sang Supir membuang puntung rokok yang masih menyala keluar jendela dan apesnya mengenai bagian tubuh saya. Coba bayangkan, jika saja abu puntung rokok itu mengenai mata dan mengganggu pengelihatan saya, mungkin akan terjadi kecelakaan yang menimpa saya.<\/span>\r\n\r\nSaya perokok akut dan saya menilai tindakan sopir membuang puntung sembarangan itu adalah kesalahan amat sangat. Membuang puntung sembarangan semacam itu tentu akan berakibat fatal dan mengganggu orang lain. <\/span>\r\n\r\nLain lagi, di angkutan umum yang ada anak-anak serta ibu-ibu, kadang banyak saja yang masih cuek dan tetap merokok. Sebuah pemandangan yang tentunya sangat menggangu. Dan teguran yang pas adalah Ibu-ibu itu menutup hidung dengan kerudung sambil memberikan kode batuk-batuk. Susah sekali memang sepertinya menegur langsung perokok itu, maklum, kita memang sering banyak basa-basi.<\/span>\r\n\r\nMembuang puntung rokok sembarangan dan merokok di sembarang tempat adalah kesalahan fatal yang sering dilakukan para perokok, sehingga wajar jika masyarakat luas menilai perokok adalah manusia laknat yang harus disingkirkan dari bumi ini. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok saya juga kadang menerima beberapa cibiran dari teman perempuan atau laki-laki yang tidak merokok karena tentu mereka menilai semua perokok sama saja, sembarangan membuang asap dan puntungnya, atau bahkan merokok ketika sedang berkendara.<\/span>\r\n\r\nSebagian orang menilai sisi buruk dari rokok tanpa meniiti ulang dan mencari sumbangsih rokok bagi negeri ini, selain uang triliunan lewat hasil cukai, Marcus Gideon dan Kevin Sanjaya yang baru-baru ini meraih gelar juara <\/span>series<\/span><\/i> terbanyak sepanjang pegelaran berasal dari PB Djarum. <\/span>\r\n\r\nMakin ke sini, saya sering diedukasi soal kretek oleh komunitas yang bergelut di bidang kretek dan tentunya sangat berguna bagi saya untuk menjauhkan stigma buruk terhadap para perokok, khususnya saya. <\/span>\r\n\r\nUntuk menjauhkan stigma buruk itu, saya sedikit-sedikit meninggalkan kebiasaan buruk saya sebagai perokok. Semisal, tidak membuang puntung sembarangan sehabis merokok, atau ketika merokok di samping orang yang tidak merokok saya meminta izin terlebih dahulu, jika di izinkan ya bakar, jika tidak ya menahan asam. <\/span>\r\n\r\nDan kebiasaan ini juga saya tularkan kepada teman-teman yang merokok agar melanjutkan kebiasaan baik dan tentu menghlangkan kebiasaan-kebiasaan buruk yang nantinya melekat menjadi <\/span>image<\/span><\/i> pribadi sendiri juga.<\/span>\r\n\r\nLagi pula, asap rokok tidak mengganggu di banding asap knalpot \u00a0motor 2 tak. Atau knalpot-knalpot angkutan umum yang ngebulnya bukan main. Dan harus kalian tahu, akhir-akhir ini cuaca mendung dan hujan melulu, menikmati hujan itu lebih nikmat jika di pasangkan dengan kretek dan kopi. Jika kita sebagai perokok tak ingin terus dianggap buruk, mulailah \u00a0meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk dan membanggakan diri sebagai perokok yang santun, perokok yang juga menghargai hak-hak yang tidak merokok. Ingatlah, rokok itu tidak pernah mengjarkan keburukan. <\/span>\r\n\r\nPerokok santun tidak hanya ingin dihormati, tetapi harus menghormati. Inget ini, Lur, \u00a0untuk urusan yang baik-baik imbuhan \u201cme\u201d itu lebih baik ketimbang \u201cdi\u201d. <\/strong>","post_title":"Jadilah Perokok yang Santun","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"jadilah-perokok-yang-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-20 08:36:53","post_modified_gmt":"2018-01-20 01:36:53","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4495","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4451,"post_author":"877","post_date":"2018-01-11 09:57:06","post_date_gmt":"2018-01-11 02:57:06","post_content":"Salah satu tuduhan bagi perokok yang sering kali diutarakan anti rokok, selain menjadi penyebab kematian dan berpengaruh negatif terhadap orang lain, adalah perokok tidak punya aturan. Lebih pada sikap perokok saat merokok, yaitu merokok disembarang tempat, buang puntung rokok dan buang abu rokok sembarang. <\/span>\r\n\r\nTuduhan rokok sebagai penyebab kematian dan dapat berpengaruh negatif pada orang lain, saya kira sudah <\/span>clear,<\/span><\/i> sudah banyak jawaban terkait keduany dengan jelas. Tuduhan keduanya tanpa dasar yang kuat, hingga seakan-akan dipaksakan. <\/span>\r\n\r\nKenyataan di lapangan banyak perokok yang umurnya panjang. Baca hasil survei <\/span>Sigit Budhi Setiawan<\/span><\/a> dalam buku yang berjudul \u201cMereka Yang Melampaui Waktu: konsep panjang umur, bahagia, sehat, dan tetap produktif\u201d terbit tahun 2013. Jelas didalamnya mengungkap banyak perokok yang usianya ratusan tahun, produktif dan masih tetap merokok. <\/span>\r\n\r\nBahkan berita terakhir di Sragen, Jawa Tengah, ada perokok yang umurnya mencapai 140an tahun. Ia terkenal dengan panggilan <\/span>Mbah Gotho<\/span><\/a> yang konon dan sampai akhir hayatnya adalah perokok berat. Lahir <\/span>31 Desember<\/span><\/a> 1870 dan meninggal di Sragen <\/span>30 April<\/span><\/a> 2017<\/span><\/a>, bahkan ia diklaim sebagai orang tertua di dunia.<\/span>\r\n\r\nLain itu, banyak bantahan yang menyatakan perokok pasif itu tidak ada dan tidak mungkin. Belum ada riset yang membuktikan bahwa asap rokok menjadi penyebab utama penyakit seseorang. Tuduhan semacam ini terkesan mengada-ada. <\/span>\r\n\r\nPerokok dari dulu hingga sekarang mempunyai kesadaran tersendiri. Rata-rata aktivitas merokok sebagai bentuk relaksasi, dilakukan berjeda dan membutuhkan waktu tersendiri sesuai keinginan hati. Merokok memang bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja saat dibutuhkan. Namun mayoritas perokok tetap melihat situasi dan kondisi. <\/span>\r\n\r\nDi Yogyakarta ada sosok Kiai perokok yang menjadi imam salat fardu (lima waktu) di masjid, sebut saja Kiai Ahmad (nama samaran), tiap jalan menuju masjid bisa dipastikan ia menyulut rokok, jarak rumah dengan masjid hanya sekitar \u00b1200 meter. Sesampainya di masjid, ia mematikan rokoknya dan disimpan ditempat aman, kemudian akan dilanjutkan setelah mengerjakan sholat. Tapi juga terkadang dibuang ke bak sampah. Ia tidak pernah sekalipun merokok dalam masjid. <\/span>\r\n\r\nBegitu juga kebiasannya di rumah, ia hampir tidak pernah merokok di depan istri dan putranya. Saat merokok ia memilih tempat tersendiri terpisah dengan istri dan putranya. \u00a0Karena ia sadar, harus menghormati istri dan putranya yang tidak merokok. Lain itu, setiap mau merokok ia akan mencari asbak sebagai tempat puntung dan abu rokok untuk menjaga kebersihan.<\/span>\r\n\r\nCerita keseharian kiai di atas adalah representasi perokok santun. Dan masih banyak perokok santun lainnya yang sadar tentang aturan main merokok. Bagi perokok, merokok adalah budaya yang dilakukan sebagai media relaksasi dan bukan menjadi kebutuhan yang utama. <\/span>\r\n\r\nPada dasarnya perokok umumnya mempunyai atauran tersendiri sesuai konteks kehidupan masing-masing. Perokok paham betul kapan ia harus merokok, kapan ia tidak menyulut rokoknya dan kapan ia harus mematikan rokoknya. <\/span>\r\n\r\nBuktinya perokok tidak akan memaksakan merokok di ruangan ber AC tanpa adanya exhaust (alat penghisap asap) atau tanpa kesepakatan bersama. Perokok tidak akan merokok di kendaraan yang ber AC \u00a0dan tertutup rapat. <\/span>\r\n\r\nWalaupun perokok merokok di tempat yang telah disepakati atau sudah mendapatkan ijin, ternyata dalam ruangan masih ada seseorang yang tidak merokok, bisa dipastikan merokoknya tidak terasa nikmat. Kebanyakan akan memilih tidak merokok. Kalaupun terpaksa merokok akan terasa canggung. \u00a0Sehingga terkadang asap yang dikeluarkan diarahkan yang berlawanan dengan posisi yang tidak merokok. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok santun, sudah menjadi kebiasaan jika akan merokok terlebih dahulu mencari tempat untuk membuang puntung dan abu rokok (asbak). Terkadang saking kreatifnya, jika tidak ditemukan asbak, mereka (perokok) membuat asbak sendiri yang terbuat dari bahan disekitarnya. Tidak jarang perokok membuat asbak dengan bahan kertas. Ia tahu kertas adalah salah satu bahan yang akan terbakar jika terkena bara rokok. Namun apa boleh buat dengan sangat terpaksa ia harus membuat asbak dengan sangat sederhana sebagai tempat pembuangan puntung dan abu rokok, untuk menjaga kebersihan. <\/span>\r\n\r\nBudaya merokok santun, adalah warisan tatanan nilai turun temurun oleh nenek moyang. Tidak lain untuk menjaga kebersamaan, penghormatan hak orang lain, menjaga kesopanan, dan bahkan untuk mempertahankan etiket merokok yang baik.<\/span>","post_title":"Menjadi Perokok Santun yang Taat Aturan Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-perokok-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-11 09:57:26","post_modified_gmt":"2018-01-11 02:57:26","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4451","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Kedua, berbahaya bagi orang lain. Mengapa berbahaya? Sebab ketika bara api yang diakibatkan pembakaran rokok tak dibuang di tempat yang mestinya, maka akan menimbulkan resiko orang di sekitar akan terkena bara api rokok. Akibatnya tentu bermacam-macam, mulai dari mengganggu konsentrasi, mengakibatkan kebutaan pada orang yang matanya terkena bara api, hingga kecelakaan fatal.
<\/p>\n\n\n\n

Aturan larangan merokok saat berkendara sebenarnya sudah diatur dalam UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Aturan ini sudah tepat dikeluarkan, meskipun dalam point sanksi sangat berlebihan karena memuat sanksi pidana dan denda yang besar.
<\/p>\n\n\n\n

Maka perilaku tidak merokok saat berkendara sudah seharusnya diterapkan oleh perokok untuk membuktikan bahwa perokok menjunjung tinggi nilai etis, dan dapat bertanggung jawab tanpa harus diancam sanksi pidana maupun denda.
<\/p>\n\n\n\n

2. Tidak Merokok di Dekat Anak Kecil<\/strong>
<\/p>\n\n\n\n

Merokok adalah kegiatan konsumsi yang boleh dilakukan oleh orang yang sudah berusia 18 tahun ke atas. Maka perilaku merokok di dekat anak kecil bukanlah sebuah perilaku yang bertanggung jawab dari seorang perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Seorang perokok yang bertanggung jawab juga tentu tidak akan menawarkan rokok apalagi mengajarkan kebiasaan merokok kepada anak di bawah umur 18 tahun. Biarkanlah anak-anak kecil dan anak di bawah umur 18 tahun menentukan keputusan mereka untuk mengonsumsi rokok atau tidak ketika mereka sudah cukup umur.
<\/p>\n\n\n\n

3. Tidak Merokok di Dekat Ibu Hamil<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Merokok di dekat ibu hamil adalah sebuah perilaku yang buruk. Ibu hamil mana yang tidak risih, ketika berada di tempat umum yang seharusnya mereka bisa santai atau istirahat sejenak tapi kemudian terusik karena asap rokok.
<\/p>\n\n\n\n

Apalagi para ibu-ibu hamil ini memiliki fase kondisi tubuh dan pikiran yang berbeda dengan orang normal pada umumnya. Ibu hamil biasanya memiliki kondisi fisik gampang drop, wong kadang-kadang mereka tau-tau muntah. Dalam hal psikologis juga berbeda dengan orang normal pada umumnya, ibu hamil biasanya memiliki sensitivitas yang tinggi.
<\/p>\n\n\n\n

Jadi sebagai perokok etis, menjunjung tinggi kehormatan perempuan mutlak dimiliki, maka perilaku tidak merokok di dekat ibu hamil adalah kewajiban bagi perokok etis.
<\/p>\n\n\n\n

4. Merokok di Ruang Merokok<\/strong>
<\/p>\n\n\n\n

Kesadaran berbagi hak merupakan fondasi penting bagi perokok etis. Dengan merokok di ruang merokok, tentunya akan menciptakan kesadaran bagi perokok untuk menghargai hak bukan perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Merokok di sembarang tempat mengabaikan orang lain di sekitarnya yang bukan perokok bukanlah ciri perilaku yang bertanggung jawab. Adanya wilayah Kawasan Tanpa Rokok (KTR) harus dianggap sebagai sense kesadaran berbagi ruang terhadap orang lain. Hormatilah dengan tidak merokok di wilayah KTR. Namun perokok juga harus protes jika tidak ada penyediaan ruang merokok di tempat umum dan tempat umum lainnya di wilayah KTR.
<\/p>\n\n\n\n

Nah di atas tadi merupakan langkah-langkah yang wajib diterapkan oleh para perokok agar menjadi perokok etis. Dengan menjadi perokok etis, para perokok dapat menepis stigma negatif yang dilekatkan kepada perokok, dan tentunya juga dapat menjadi tonggak bagi perjuangan perokok melawan diskriminasi terhadap Industri Hasil Tembakau.<\/p>\n\n\n\n

Pertama: Merokok di Ruang Merokok yang Telah Disediakan
<\/h3>\n\n\n\n

Bulan Ramadhan kerap kali dimeriahi dengan buka bersama alias bukber , tanpa bukber kadang rasanya kayak ada dua-tiga orang merokok tapi tidak ada asbaknya. Maka tak heran tempat-tempat makan, tempat kerja, ruang publik lainnya menjadi tempat untuk berbuka puasa bersama. Nah saat berbuka di tempat-tempat inilah perokok harus melihat apakah tempat tersebut menyediakan ruang merokok atau tidak. Sehabis berbuka puasa, setelah hampir tiga belas jam lamanya perokok menghentikan sementara aktivitas merokoknya, tentu merokok masuk ke dalam daftar menu berbuka puasa. Tapi jangan berpikiran bahwa perokok ketika waktunya berbuka langsung merokok loh ya. Pasti minum air putih terlebih dahulu, makan takjilan dulu, karena perokok bukan onta yang minum sama makannya irit-irit.
<\/p>\n\n\n\n

Minum dan makan takjil sudah, barulah waktunya untuk membakar sebatang rokok. Banyak juga yang merokoknya ditunda dulu sampai sehabis salat taraweh. Semua tergantung kebutuhan. Tapi bagi perokok yang menyegerakan waktu merokoknya, di tempat buka puasa bersama, perokok etis yang rahmatan lil alamin tidak asal sembarangan merokok. Tentulah akan merokok pada tempat yang telah disediakan. Karena konsep etis dan rahmatan lil alamin adalah tidak berlaku dzolim. Bertindak secara proporsional, itu intinya.
<\/p>\n\n\n\n

Kedua: Berbagilah dengan Sesama
<\/h2>\n\n\n\n

Tagline indahnya berbagi di bulan Ramadhan biasanya sering bermunculan. Meskipun itikad berbagi bukan hanya berlaku di bulan Ramadhan saja, namun tagline tersebut patut pula menjadi renungan dan diwujudkan dalam laku sosial kita, agar terlatih menjadi manusia yang lebih baik pada bulan-bulan selanjutnya.
<\/p>\n\n\n\n

Berbagi dapat dimulai dari hal-hal yang sederhana. Berbagi api, dengan meminjamkan korek misalnya, berbagi asbak, dengan tidak mengakuisisi asbak, berbagi rokok, bukan berarti rokok sebatang dihisap keliling loh ya, selebihnya kita bisa berbagi hikmah Ramadhan, berbagi pengalam seharian berpuasa.
<\/p>\n\n\n\n

Saat berbuka puasa seringkali pula perokok kelupaan membeli rokok karena tak punya stok yang disimpan. Menawari apa yang kita miliki, bilamana itu berupa rokok, korek, maupun asbak, tawarkanlah. Dari sisi itu terdapat ciri insan yang memiliki spirit berbagi, selain sebagai wujud solidaritas juga upaya menjalin silaturahmi.
<\/p>\n\n\n\n

Ketiga: Berpuasalah di Bulan Ramadhan
<\/h2>\n\n\n\n

Selain membuktikan bahwa rokok bukan sesuatu yang adiktif, berpuasa di bulan Ramadhan adalah seruan agar kita lebih bertakwa kepada sang Maha Pemberi Rahmat. Labeling adiktif terhadap perokok jelas sudah terbantahkan dengan sendirinya ketika perokok berpuasa di bulan Ramadhan. Tudingan adiktif tersebut menjadi tidak relevan, ketika perokok sanggup menahan aktivitas merokoknya selama tiga belas jam lebih. Meskipun banyak juga perokok yang berbulan-bulan lamanya sanggup tidak merokok. Juga penelitian-penelitian bantahan yang mengatakan tidak tepat memberikan label adiktif terhadap perokok, karena berhenti merokok sangat mudah dilakukan oleh perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Dengan berpuasa di bulan Ramadhan, perokok akan menuai hikmah bahwa hidup bukan hanya perkara makan dan minum. Ada nilai sosial yang luar biasa terkandung di dalamnya, selain juga nilai ibadah mahdhoh tentunya. Tanpa melihat status dan golongan, puasa membuat kita saling memahami bahwa manusia setara dalam hak dan kewajibannya kepada Tuhan.
<\/p>\n\n\n\n

Puasa tidak memandang dia perokok atau bukan, ketika seruan berpuasa datang, semuanya menanggalkan semua atribut keduniawian untuk menjalankan kewajibannya sebagai manusia yang diciptakan untuk beribadah. Sesungguhnya Ibadah adalah hakikat dan tujuan penciptaan jin dan manusia. Dalam Q.S. 56 (Ad-Dzariat : 56)
<\/p>\n\n\n\n

Nah tiga langkah tadi dapat kita terapkan di sisa-sisa penghujung Ramadhan ini. Mari sama-sama kita tunaikan dengan itikad ketaatan dalam mencapai kesalihan sosial serta kesalihan spiritual, sebab menjadi perokok etis yang rahmatan lil alamin tidak hanya sebatas ucapan belaka, tapi bersesuainya ucapan dan perbuatan. Bukankah konsep keseimbangan sudah sejak dulu ditanamkan oleh leluhur kita. Termasuk berlaku seimbang dalam konteks konsumsi.
<\/p>\n","post_title":"4 Langkah Menjadi Perokok Etis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"4-langkah-menjadi-perokok-etis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-04-06 10:33:50","post_modified_gmt":"2019-04-06 03:33:50","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5608","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4495,"post_author":"888","post_date":"2018-01-20 08:34:16","post_date_gmt":"2018-01-20 01:34:16","post_content":"Anda perokok? Anda sering didiskriminasi masyarakat bukan perokok? Bila iya, silahkan evaluasi kegiatan merokok Anda. Sudahkah dilakukan di tempat dan cara yang tepat?<\/span>\r\n\r\nBeberapa hari lalu, saat saya ingin menyalip truk bermuatan pasir di Jalan Raya Pemda Tigaraksa, Sang Supir membuang puntung rokok yang masih menyala keluar jendela dan apesnya mengenai bagian tubuh saya. Coba bayangkan, jika saja abu puntung rokok itu mengenai mata dan mengganggu pengelihatan saya, mungkin akan terjadi kecelakaan yang menimpa saya.<\/span>\r\n\r\nSaya perokok akut dan saya menilai tindakan sopir membuang puntung sembarangan itu adalah kesalahan amat sangat. Membuang puntung sembarangan semacam itu tentu akan berakibat fatal dan mengganggu orang lain. <\/span>\r\n\r\nLain lagi, di angkutan umum yang ada anak-anak serta ibu-ibu, kadang banyak saja yang masih cuek dan tetap merokok. Sebuah pemandangan yang tentunya sangat menggangu. Dan teguran yang pas adalah Ibu-ibu itu menutup hidung dengan kerudung sambil memberikan kode batuk-batuk. Susah sekali memang sepertinya menegur langsung perokok itu, maklum, kita memang sering banyak basa-basi.<\/span>\r\n\r\nMembuang puntung rokok sembarangan dan merokok di sembarang tempat adalah kesalahan fatal yang sering dilakukan para perokok, sehingga wajar jika masyarakat luas menilai perokok adalah manusia laknat yang harus disingkirkan dari bumi ini. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok saya juga kadang menerima beberapa cibiran dari teman perempuan atau laki-laki yang tidak merokok karena tentu mereka menilai semua perokok sama saja, sembarangan membuang asap dan puntungnya, atau bahkan merokok ketika sedang berkendara.<\/span>\r\n\r\nSebagian orang menilai sisi buruk dari rokok tanpa meniiti ulang dan mencari sumbangsih rokok bagi negeri ini, selain uang triliunan lewat hasil cukai, Marcus Gideon dan Kevin Sanjaya yang baru-baru ini meraih gelar juara <\/span>series<\/span><\/i> terbanyak sepanjang pegelaran berasal dari PB Djarum. <\/span>\r\n\r\nMakin ke sini, saya sering diedukasi soal kretek oleh komunitas yang bergelut di bidang kretek dan tentunya sangat berguna bagi saya untuk menjauhkan stigma buruk terhadap para perokok, khususnya saya. <\/span>\r\n\r\nUntuk menjauhkan stigma buruk itu, saya sedikit-sedikit meninggalkan kebiasaan buruk saya sebagai perokok. Semisal, tidak membuang puntung sembarangan sehabis merokok, atau ketika merokok di samping orang yang tidak merokok saya meminta izin terlebih dahulu, jika di izinkan ya bakar, jika tidak ya menahan asam. <\/span>\r\n\r\nDan kebiasaan ini juga saya tularkan kepada teman-teman yang merokok agar melanjutkan kebiasaan baik dan tentu menghlangkan kebiasaan-kebiasaan buruk yang nantinya melekat menjadi <\/span>image<\/span><\/i> pribadi sendiri juga.<\/span>\r\n\r\nLagi pula, asap rokok tidak mengganggu di banding asap knalpot \u00a0motor 2 tak. Atau knalpot-knalpot angkutan umum yang ngebulnya bukan main. Dan harus kalian tahu, akhir-akhir ini cuaca mendung dan hujan melulu, menikmati hujan itu lebih nikmat jika di pasangkan dengan kretek dan kopi. Jika kita sebagai perokok tak ingin terus dianggap buruk, mulailah \u00a0meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk dan membanggakan diri sebagai perokok yang santun, perokok yang juga menghargai hak-hak yang tidak merokok. Ingatlah, rokok itu tidak pernah mengjarkan keburukan. <\/span>\r\n\r\nPerokok santun tidak hanya ingin dihormati, tetapi harus menghormati. Inget ini, Lur, \u00a0untuk urusan yang baik-baik imbuhan \u201cme\u201d itu lebih baik ketimbang \u201cdi\u201d. <\/strong>","post_title":"Jadilah Perokok yang Santun","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"jadilah-perokok-yang-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-20 08:36:53","post_modified_gmt":"2018-01-20 01:36:53","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4495","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4451,"post_author":"877","post_date":"2018-01-11 09:57:06","post_date_gmt":"2018-01-11 02:57:06","post_content":"Salah satu tuduhan bagi perokok yang sering kali diutarakan anti rokok, selain menjadi penyebab kematian dan berpengaruh negatif terhadap orang lain, adalah perokok tidak punya aturan. Lebih pada sikap perokok saat merokok, yaitu merokok disembarang tempat, buang puntung rokok dan buang abu rokok sembarang. <\/span>\r\n\r\nTuduhan rokok sebagai penyebab kematian dan dapat berpengaruh negatif pada orang lain, saya kira sudah <\/span>clear,<\/span><\/i> sudah banyak jawaban terkait keduany dengan jelas. Tuduhan keduanya tanpa dasar yang kuat, hingga seakan-akan dipaksakan. <\/span>\r\n\r\nKenyataan di lapangan banyak perokok yang umurnya panjang. Baca hasil survei <\/span>Sigit Budhi Setiawan<\/span><\/a> dalam buku yang berjudul \u201cMereka Yang Melampaui Waktu: konsep panjang umur, bahagia, sehat, dan tetap produktif\u201d terbit tahun 2013. Jelas didalamnya mengungkap banyak perokok yang usianya ratusan tahun, produktif dan masih tetap merokok. <\/span>\r\n\r\nBahkan berita terakhir di Sragen, Jawa Tengah, ada perokok yang umurnya mencapai 140an tahun. Ia terkenal dengan panggilan <\/span>Mbah Gotho<\/span><\/a> yang konon dan sampai akhir hayatnya adalah perokok berat. Lahir <\/span>31 Desember<\/span><\/a> 1870 dan meninggal di Sragen <\/span>30 April<\/span><\/a> 2017<\/span><\/a>, bahkan ia diklaim sebagai orang tertua di dunia.<\/span>\r\n\r\nLain itu, banyak bantahan yang menyatakan perokok pasif itu tidak ada dan tidak mungkin. Belum ada riset yang membuktikan bahwa asap rokok menjadi penyebab utama penyakit seseorang. Tuduhan semacam ini terkesan mengada-ada. <\/span>\r\n\r\nPerokok dari dulu hingga sekarang mempunyai kesadaran tersendiri. Rata-rata aktivitas merokok sebagai bentuk relaksasi, dilakukan berjeda dan membutuhkan waktu tersendiri sesuai keinginan hati. Merokok memang bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja saat dibutuhkan. Namun mayoritas perokok tetap melihat situasi dan kondisi. <\/span>\r\n\r\nDi Yogyakarta ada sosok Kiai perokok yang menjadi imam salat fardu (lima waktu) di masjid, sebut saja Kiai Ahmad (nama samaran), tiap jalan menuju masjid bisa dipastikan ia menyulut rokok, jarak rumah dengan masjid hanya sekitar \u00b1200 meter. Sesampainya di masjid, ia mematikan rokoknya dan disimpan ditempat aman, kemudian akan dilanjutkan setelah mengerjakan sholat. Tapi juga terkadang dibuang ke bak sampah. Ia tidak pernah sekalipun merokok dalam masjid. <\/span>\r\n\r\nBegitu juga kebiasannya di rumah, ia hampir tidak pernah merokok di depan istri dan putranya. Saat merokok ia memilih tempat tersendiri terpisah dengan istri dan putranya. \u00a0Karena ia sadar, harus menghormati istri dan putranya yang tidak merokok. Lain itu, setiap mau merokok ia akan mencari asbak sebagai tempat puntung dan abu rokok untuk menjaga kebersihan.<\/span>\r\n\r\nCerita keseharian kiai di atas adalah representasi perokok santun. Dan masih banyak perokok santun lainnya yang sadar tentang aturan main merokok. Bagi perokok, merokok adalah budaya yang dilakukan sebagai media relaksasi dan bukan menjadi kebutuhan yang utama. <\/span>\r\n\r\nPada dasarnya perokok umumnya mempunyai atauran tersendiri sesuai konteks kehidupan masing-masing. Perokok paham betul kapan ia harus merokok, kapan ia tidak menyulut rokoknya dan kapan ia harus mematikan rokoknya. <\/span>\r\n\r\nBuktinya perokok tidak akan memaksakan merokok di ruangan ber AC tanpa adanya exhaust (alat penghisap asap) atau tanpa kesepakatan bersama. Perokok tidak akan merokok di kendaraan yang ber AC \u00a0dan tertutup rapat. <\/span>\r\n\r\nWalaupun perokok merokok di tempat yang telah disepakati atau sudah mendapatkan ijin, ternyata dalam ruangan masih ada seseorang yang tidak merokok, bisa dipastikan merokoknya tidak terasa nikmat. Kebanyakan akan memilih tidak merokok. Kalaupun terpaksa merokok akan terasa canggung. \u00a0Sehingga terkadang asap yang dikeluarkan diarahkan yang berlawanan dengan posisi yang tidak merokok. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok santun, sudah menjadi kebiasaan jika akan merokok terlebih dahulu mencari tempat untuk membuang puntung dan abu rokok (asbak). Terkadang saking kreatifnya, jika tidak ditemukan asbak, mereka (perokok) membuat asbak sendiri yang terbuat dari bahan disekitarnya. Tidak jarang perokok membuat asbak dengan bahan kertas. Ia tahu kertas adalah salah satu bahan yang akan terbakar jika terkena bara rokok. Namun apa boleh buat dengan sangat terpaksa ia harus membuat asbak dengan sangat sederhana sebagai tempat pembuangan puntung dan abu rokok, untuk menjaga kebersihan. <\/span>\r\n\r\nBudaya merokok santun, adalah warisan tatanan nilai turun temurun oleh nenek moyang. Tidak lain untuk menjaga kebersamaan, penghormatan hak orang lain, menjaga kesopanan, dan bahkan untuk mempertahankan etiket merokok yang baik.<\/span>","post_title":"Menjadi Perokok Santun yang Taat Aturan Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-perokok-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-11 09:57:26","post_modified_gmt":"2018-01-11 02:57:26","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4451","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Pertama, merokok<\/a> saat berkendara tidak menghargai hak orang lain yang bukan perokok. Pada saat kendaraan berjalan maupun berhenti, asap rokok yang dihembuskan akan mengenai pengendara di sekitar, sehingga memungkinkan orang lain terpapar asap rokok
<\/p>\n\n\n\n

Kedua, berbahaya bagi orang lain. Mengapa berbahaya? Sebab ketika bara api yang diakibatkan pembakaran rokok tak dibuang di tempat yang mestinya, maka akan menimbulkan resiko orang di sekitar akan terkena bara api rokok. Akibatnya tentu bermacam-macam, mulai dari mengganggu konsentrasi, mengakibatkan kebutaan pada orang yang matanya terkena bara api, hingga kecelakaan fatal.
<\/p>\n\n\n\n

Aturan larangan merokok saat berkendara sebenarnya sudah diatur dalam UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Aturan ini sudah tepat dikeluarkan, meskipun dalam point sanksi sangat berlebihan karena memuat sanksi pidana dan denda yang besar.
<\/p>\n\n\n\n

Maka perilaku tidak merokok saat berkendara sudah seharusnya diterapkan oleh perokok untuk membuktikan bahwa perokok menjunjung tinggi nilai etis, dan dapat bertanggung jawab tanpa harus diancam sanksi pidana maupun denda.
<\/p>\n\n\n\n

2. Tidak Merokok di Dekat Anak Kecil<\/strong>
<\/p>\n\n\n\n

Merokok adalah kegiatan konsumsi yang boleh dilakukan oleh orang yang sudah berusia 18 tahun ke atas. Maka perilaku merokok di dekat anak kecil bukanlah sebuah perilaku yang bertanggung jawab dari seorang perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Seorang perokok yang bertanggung jawab juga tentu tidak akan menawarkan rokok apalagi mengajarkan kebiasaan merokok kepada anak di bawah umur 18 tahun. Biarkanlah anak-anak kecil dan anak di bawah umur 18 tahun menentukan keputusan mereka untuk mengonsumsi rokok atau tidak ketika mereka sudah cukup umur.
<\/p>\n\n\n\n

3. Tidak Merokok di Dekat Ibu Hamil<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Merokok di dekat ibu hamil adalah sebuah perilaku yang buruk. Ibu hamil mana yang tidak risih, ketika berada di tempat umum yang seharusnya mereka bisa santai atau istirahat sejenak tapi kemudian terusik karena asap rokok.
<\/p>\n\n\n\n

Apalagi para ibu-ibu hamil ini memiliki fase kondisi tubuh dan pikiran yang berbeda dengan orang normal pada umumnya. Ibu hamil biasanya memiliki kondisi fisik gampang drop, wong kadang-kadang mereka tau-tau muntah. Dalam hal psikologis juga berbeda dengan orang normal pada umumnya, ibu hamil biasanya memiliki sensitivitas yang tinggi.
<\/p>\n\n\n\n

Jadi sebagai perokok etis, menjunjung tinggi kehormatan perempuan mutlak dimiliki, maka perilaku tidak merokok di dekat ibu hamil adalah kewajiban bagi perokok etis.
<\/p>\n\n\n\n

4. Merokok di Ruang Merokok<\/strong>
<\/p>\n\n\n\n

Kesadaran berbagi hak merupakan fondasi penting bagi perokok etis. Dengan merokok di ruang merokok, tentunya akan menciptakan kesadaran bagi perokok untuk menghargai hak bukan perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Merokok di sembarang tempat mengabaikan orang lain di sekitarnya yang bukan perokok bukanlah ciri perilaku yang bertanggung jawab. Adanya wilayah Kawasan Tanpa Rokok (KTR) harus dianggap sebagai sense kesadaran berbagi ruang terhadap orang lain. Hormatilah dengan tidak merokok di wilayah KTR. Namun perokok juga harus protes jika tidak ada penyediaan ruang merokok di tempat umum dan tempat umum lainnya di wilayah KTR.
<\/p>\n\n\n\n

Nah di atas tadi merupakan langkah-langkah yang wajib diterapkan oleh para perokok agar menjadi perokok etis. Dengan menjadi perokok etis, para perokok dapat menepis stigma negatif yang dilekatkan kepada perokok, dan tentunya juga dapat menjadi tonggak bagi perjuangan perokok melawan diskriminasi terhadap Industri Hasil Tembakau.<\/p>\n\n\n\n

Pertama: Merokok di Ruang Merokok yang Telah Disediakan
<\/h3>\n\n\n\n

Bulan Ramadhan kerap kali dimeriahi dengan buka bersama alias bukber , tanpa bukber kadang rasanya kayak ada dua-tiga orang merokok tapi tidak ada asbaknya. Maka tak heran tempat-tempat makan, tempat kerja, ruang publik lainnya menjadi tempat untuk berbuka puasa bersama. Nah saat berbuka di tempat-tempat inilah perokok harus melihat apakah tempat tersebut menyediakan ruang merokok atau tidak. Sehabis berbuka puasa, setelah hampir tiga belas jam lamanya perokok menghentikan sementara aktivitas merokoknya, tentu merokok masuk ke dalam daftar menu berbuka puasa. Tapi jangan berpikiran bahwa perokok ketika waktunya berbuka langsung merokok loh ya. Pasti minum air putih terlebih dahulu, makan takjilan dulu, karena perokok bukan onta yang minum sama makannya irit-irit.
<\/p>\n\n\n\n

Minum dan makan takjil sudah, barulah waktunya untuk membakar sebatang rokok. Banyak juga yang merokoknya ditunda dulu sampai sehabis salat taraweh. Semua tergantung kebutuhan. Tapi bagi perokok yang menyegerakan waktu merokoknya, di tempat buka puasa bersama, perokok etis yang rahmatan lil alamin tidak asal sembarangan merokok. Tentulah akan merokok pada tempat yang telah disediakan. Karena konsep etis dan rahmatan lil alamin adalah tidak berlaku dzolim. Bertindak secara proporsional, itu intinya.
<\/p>\n\n\n\n

Kedua: Berbagilah dengan Sesama
<\/h2>\n\n\n\n

Tagline indahnya berbagi di bulan Ramadhan biasanya sering bermunculan. Meskipun itikad berbagi bukan hanya berlaku di bulan Ramadhan saja, namun tagline tersebut patut pula menjadi renungan dan diwujudkan dalam laku sosial kita, agar terlatih menjadi manusia yang lebih baik pada bulan-bulan selanjutnya.
<\/p>\n\n\n\n

Berbagi dapat dimulai dari hal-hal yang sederhana. Berbagi api, dengan meminjamkan korek misalnya, berbagi asbak, dengan tidak mengakuisisi asbak, berbagi rokok, bukan berarti rokok sebatang dihisap keliling loh ya, selebihnya kita bisa berbagi hikmah Ramadhan, berbagi pengalam seharian berpuasa.
<\/p>\n\n\n\n

Saat berbuka puasa seringkali pula perokok kelupaan membeli rokok karena tak punya stok yang disimpan. Menawari apa yang kita miliki, bilamana itu berupa rokok, korek, maupun asbak, tawarkanlah. Dari sisi itu terdapat ciri insan yang memiliki spirit berbagi, selain sebagai wujud solidaritas juga upaya menjalin silaturahmi.
<\/p>\n\n\n\n

Ketiga: Berpuasalah di Bulan Ramadhan
<\/h2>\n\n\n\n

Selain membuktikan bahwa rokok bukan sesuatu yang adiktif, berpuasa di bulan Ramadhan adalah seruan agar kita lebih bertakwa kepada sang Maha Pemberi Rahmat. Labeling adiktif terhadap perokok jelas sudah terbantahkan dengan sendirinya ketika perokok berpuasa di bulan Ramadhan. Tudingan adiktif tersebut menjadi tidak relevan, ketika perokok sanggup menahan aktivitas merokoknya selama tiga belas jam lebih. Meskipun banyak juga perokok yang berbulan-bulan lamanya sanggup tidak merokok. Juga penelitian-penelitian bantahan yang mengatakan tidak tepat memberikan label adiktif terhadap perokok, karena berhenti merokok sangat mudah dilakukan oleh perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Dengan berpuasa di bulan Ramadhan, perokok akan menuai hikmah bahwa hidup bukan hanya perkara makan dan minum. Ada nilai sosial yang luar biasa terkandung di dalamnya, selain juga nilai ibadah mahdhoh tentunya. Tanpa melihat status dan golongan, puasa membuat kita saling memahami bahwa manusia setara dalam hak dan kewajibannya kepada Tuhan.
<\/p>\n\n\n\n

Puasa tidak memandang dia perokok atau bukan, ketika seruan berpuasa datang, semuanya menanggalkan semua atribut keduniawian untuk menjalankan kewajibannya sebagai manusia yang diciptakan untuk beribadah. Sesungguhnya Ibadah adalah hakikat dan tujuan penciptaan jin dan manusia. Dalam Q.S. 56 (Ad-Dzariat : 56)
<\/p>\n\n\n\n

Nah tiga langkah tadi dapat kita terapkan di sisa-sisa penghujung Ramadhan ini. Mari sama-sama kita tunaikan dengan itikad ketaatan dalam mencapai kesalihan sosial serta kesalihan spiritual, sebab menjadi perokok etis yang rahmatan lil alamin tidak hanya sebatas ucapan belaka, tapi bersesuainya ucapan dan perbuatan. Bukankah konsep keseimbangan sudah sejak dulu ditanamkan oleh leluhur kita. Termasuk berlaku seimbang dalam konteks konsumsi.
<\/p>\n","post_title":"4 Langkah Menjadi Perokok Etis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"4-langkah-menjadi-perokok-etis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-04-06 10:33:50","post_modified_gmt":"2019-04-06 03:33:50","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5608","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4495,"post_author":"888","post_date":"2018-01-20 08:34:16","post_date_gmt":"2018-01-20 01:34:16","post_content":"Anda perokok? Anda sering didiskriminasi masyarakat bukan perokok? Bila iya, silahkan evaluasi kegiatan merokok Anda. Sudahkah dilakukan di tempat dan cara yang tepat?<\/span>\r\n\r\nBeberapa hari lalu, saat saya ingin menyalip truk bermuatan pasir di Jalan Raya Pemda Tigaraksa, Sang Supir membuang puntung rokok yang masih menyala keluar jendela dan apesnya mengenai bagian tubuh saya. Coba bayangkan, jika saja abu puntung rokok itu mengenai mata dan mengganggu pengelihatan saya, mungkin akan terjadi kecelakaan yang menimpa saya.<\/span>\r\n\r\nSaya perokok akut dan saya menilai tindakan sopir membuang puntung sembarangan itu adalah kesalahan amat sangat. Membuang puntung sembarangan semacam itu tentu akan berakibat fatal dan mengganggu orang lain. <\/span>\r\n\r\nLain lagi, di angkutan umum yang ada anak-anak serta ibu-ibu, kadang banyak saja yang masih cuek dan tetap merokok. Sebuah pemandangan yang tentunya sangat menggangu. Dan teguran yang pas adalah Ibu-ibu itu menutup hidung dengan kerudung sambil memberikan kode batuk-batuk. Susah sekali memang sepertinya menegur langsung perokok itu, maklum, kita memang sering banyak basa-basi.<\/span>\r\n\r\nMembuang puntung rokok sembarangan dan merokok di sembarang tempat adalah kesalahan fatal yang sering dilakukan para perokok, sehingga wajar jika masyarakat luas menilai perokok adalah manusia laknat yang harus disingkirkan dari bumi ini. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok saya juga kadang menerima beberapa cibiran dari teman perempuan atau laki-laki yang tidak merokok karena tentu mereka menilai semua perokok sama saja, sembarangan membuang asap dan puntungnya, atau bahkan merokok ketika sedang berkendara.<\/span>\r\n\r\nSebagian orang menilai sisi buruk dari rokok tanpa meniiti ulang dan mencari sumbangsih rokok bagi negeri ini, selain uang triliunan lewat hasil cukai, Marcus Gideon dan Kevin Sanjaya yang baru-baru ini meraih gelar juara <\/span>series<\/span><\/i> terbanyak sepanjang pegelaran berasal dari PB Djarum. <\/span>\r\n\r\nMakin ke sini, saya sering diedukasi soal kretek oleh komunitas yang bergelut di bidang kretek dan tentunya sangat berguna bagi saya untuk menjauhkan stigma buruk terhadap para perokok, khususnya saya. <\/span>\r\n\r\nUntuk menjauhkan stigma buruk itu, saya sedikit-sedikit meninggalkan kebiasaan buruk saya sebagai perokok. Semisal, tidak membuang puntung sembarangan sehabis merokok, atau ketika merokok di samping orang yang tidak merokok saya meminta izin terlebih dahulu, jika di izinkan ya bakar, jika tidak ya menahan asam. <\/span>\r\n\r\nDan kebiasaan ini juga saya tularkan kepada teman-teman yang merokok agar melanjutkan kebiasaan baik dan tentu menghlangkan kebiasaan-kebiasaan buruk yang nantinya melekat menjadi <\/span>image<\/span><\/i> pribadi sendiri juga.<\/span>\r\n\r\nLagi pula, asap rokok tidak mengganggu di banding asap knalpot \u00a0motor 2 tak. Atau knalpot-knalpot angkutan umum yang ngebulnya bukan main. Dan harus kalian tahu, akhir-akhir ini cuaca mendung dan hujan melulu, menikmati hujan itu lebih nikmat jika di pasangkan dengan kretek dan kopi. Jika kita sebagai perokok tak ingin terus dianggap buruk, mulailah \u00a0meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk dan membanggakan diri sebagai perokok yang santun, perokok yang juga menghargai hak-hak yang tidak merokok. Ingatlah, rokok itu tidak pernah mengjarkan keburukan. <\/span>\r\n\r\nPerokok santun tidak hanya ingin dihormati, tetapi harus menghormati. Inget ini, Lur, \u00a0untuk urusan yang baik-baik imbuhan \u201cme\u201d itu lebih baik ketimbang \u201cdi\u201d. <\/strong>","post_title":"Jadilah Perokok yang Santun","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"jadilah-perokok-yang-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-20 08:36:53","post_modified_gmt":"2018-01-20 01:36:53","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4495","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4451,"post_author":"877","post_date":"2018-01-11 09:57:06","post_date_gmt":"2018-01-11 02:57:06","post_content":"Salah satu tuduhan bagi perokok yang sering kali diutarakan anti rokok, selain menjadi penyebab kematian dan berpengaruh negatif terhadap orang lain, adalah perokok tidak punya aturan. Lebih pada sikap perokok saat merokok, yaitu merokok disembarang tempat, buang puntung rokok dan buang abu rokok sembarang. <\/span>\r\n\r\nTuduhan rokok sebagai penyebab kematian dan dapat berpengaruh negatif pada orang lain, saya kira sudah <\/span>clear,<\/span><\/i> sudah banyak jawaban terkait keduany dengan jelas. Tuduhan keduanya tanpa dasar yang kuat, hingga seakan-akan dipaksakan. <\/span>\r\n\r\nKenyataan di lapangan banyak perokok yang umurnya panjang. Baca hasil survei <\/span>
Sigit Budhi Setiawan<\/span><\/a> dalam buku yang berjudul \u201cMereka Yang Melampaui Waktu: konsep panjang umur, bahagia, sehat, dan tetap produktif\u201d terbit tahun 2013. Jelas didalamnya mengungkap banyak perokok yang usianya ratusan tahun, produktif dan masih tetap merokok. <\/span>\r\n\r\nBahkan berita terakhir di Sragen, Jawa Tengah, ada perokok yang umurnya mencapai 140an tahun. Ia terkenal dengan panggilan <\/span>Mbah Gotho<\/span><\/a> yang konon dan sampai akhir hayatnya adalah perokok berat. Lahir <\/span>31 Desember<\/span><\/a> 1870 dan meninggal di Sragen <\/span>30 April<\/span><\/a> 2017<\/span><\/a>, bahkan ia diklaim sebagai orang tertua di dunia.<\/span>\r\n\r\nLain itu, banyak bantahan yang menyatakan perokok pasif itu tidak ada dan tidak mungkin. Belum ada riset yang membuktikan bahwa asap rokok menjadi penyebab utama penyakit seseorang. Tuduhan semacam ini terkesan mengada-ada. <\/span>\r\n\r\nPerokok dari dulu hingga sekarang mempunyai kesadaran tersendiri. Rata-rata aktivitas merokok sebagai bentuk relaksasi, dilakukan berjeda dan membutuhkan waktu tersendiri sesuai keinginan hati. Merokok memang bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja saat dibutuhkan. Namun mayoritas perokok tetap melihat situasi dan kondisi. <\/span>\r\n\r\nDi Yogyakarta ada sosok Kiai perokok yang menjadi imam salat fardu (lima waktu) di masjid, sebut saja Kiai Ahmad (nama samaran), tiap jalan menuju masjid bisa dipastikan ia menyulut rokok, jarak rumah dengan masjid hanya sekitar \u00b1200 meter. Sesampainya di masjid, ia mematikan rokoknya dan disimpan ditempat aman, kemudian akan dilanjutkan setelah mengerjakan sholat. Tapi juga terkadang dibuang ke bak sampah. Ia tidak pernah sekalipun merokok dalam masjid. <\/span>\r\n\r\nBegitu juga kebiasannya di rumah, ia hampir tidak pernah merokok di depan istri dan putranya. Saat merokok ia memilih tempat tersendiri terpisah dengan istri dan putranya. \u00a0Karena ia sadar, harus menghormati istri dan putranya yang tidak merokok. Lain itu, setiap mau merokok ia akan mencari asbak sebagai tempat puntung dan abu rokok untuk menjaga kebersihan.<\/span>\r\n\r\nCerita keseharian kiai di atas adalah representasi perokok santun. Dan masih banyak perokok santun lainnya yang sadar tentang aturan main merokok. Bagi perokok, merokok adalah budaya yang dilakukan sebagai media relaksasi dan bukan menjadi kebutuhan yang utama. <\/span>\r\n\r\nPada dasarnya perokok umumnya mempunyai atauran tersendiri sesuai konteks kehidupan masing-masing. Perokok paham betul kapan ia harus merokok, kapan ia tidak menyulut rokoknya dan kapan ia harus mematikan rokoknya. <\/span>\r\n\r\nBuktinya perokok tidak akan memaksakan merokok di ruangan ber AC tanpa adanya exhaust (alat penghisap asap) atau tanpa kesepakatan bersama. Perokok tidak akan merokok di kendaraan yang ber AC \u00a0dan tertutup rapat. <\/span>\r\n\r\nWalaupun perokok merokok di tempat yang telah disepakati atau sudah mendapatkan ijin, ternyata dalam ruangan masih ada seseorang yang tidak merokok, bisa dipastikan merokoknya tidak terasa nikmat. Kebanyakan akan memilih tidak merokok. Kalaupun terpaksa merokok akan terasa canggung. \u00a0Sehingga terkadang asap yang dikeluarkan diarahkan yang berlawanan dengan posisi yang tidak merokok. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok santun, sudah menjadi kebiasaan jika akan merokok terlebih dahulu mencari tempat untuk membuang puntung dan abu rokok (asbak). Terkadang saking kreatifnya, jika tidak ditemukan asbak, mereka (perokok) membuat asbak sendiri yang terbuat dari bahan disekitarnya. Tidak jarang perokok membuat asbak dengan bahan kertas. Ia tahu kertas adalah salah satu bahan yang akan terbakar jika terkena bara rokok. Namun apa boleh buat dengan sangat terpaksa ia harus membuat asbak dengan sangat sederhana sebagai tempat pembuangan puntung dan abu rokok, untuk menjaga kebersihan. <\/span>\r\n\r\nBudaya merokok santun, adalah warisan tatanan nilai turun temurun oleh nenek moyang. Tidak lain untuk menjaga kebersamaan, penghormatan hak orang lain, menjaga kesopanan, dan bahkan untuk mempertahankan etiket merokok yang baik.<\/span>","post_title":"Menjadi Perokok Santun yang Taat Aturan Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-perokok-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-11 09:57:26","post_modified_gmt":"2018-01-11 02:57:26","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4451","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Tidak ada satupun alasan yang dapat membenarkan perilaku merokok saat berkendara. Sebab sangat banyak mudarat yang diakibatkan atas perilaku ini.<\/p>\n\n\n\n

Pertama, merokok<\/a> saat berkendara tidak menghargai hak orang lain yang bukan perokok. Pada saat kendaraan berjalan maupun berhenti, asap rokok yang dihembuskan akan mengenai pengendara di sekitar, sehingga memungkinkan orang lain terpapar asap rokok
<\/p>\n\n\n\n

Kedua, berbahaya bagi orang lain. Mengapa berbahaya? Sebab ketika bara api yang diakibatkan pembakaran rokok tak dibuang di tempat yang mestinya, maka akan menimbulkan resiko orang di sekitar akan terkena bara api rokok. Akibatnya tentu bermacam-macam, mulai dari mengganggu konsentrasi, mengakibatkan kebutaan pada orang yang matanya terkena bara api, hingga kecelakaan fatal.
<\/p>\n\n\n\n

Aturan larangan merokok saat berkendara sebenarnya sudah diatur dalam UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Aturan ini sudah tepat dikeluarkan, meskipun dalam point sanksi sangat berlebihan karena memuat sanksi pidana dan denda yang besar.
<\/p>\n\n\n\n

Maka perilaku tidak merokok saat berkendara sudah seharusnya diterapkan oleh perokok untuk membuktikan bahwa perokok menjunjung tinggi nilai etis, dan dapat bertanggung jawab tanpa harus diancam sanksi pidana maupun denda.
<\/p>\n\n\n\n

2. Tidak Merokok di Dekat Anak Kecil<\/strong>
<\/p>\n\n\n\n

Merokok adalah kegiatan konsumsi yang boleh dilakukan oleh orang yang sudah berusia 18 tahun ke atas. Maka perilaku merokok di dekat anak kecil bukanlah sebuah perilaku yang bertanggung jawab dari seorang perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Seorang perokok yang bertanggung jawab juga tentu tidak akan menawarkan rokok apalagi mengajarkan kebiasaan merokok kepada anak di bawah umur 18 tahun. Biarkanlah anak-anak kecil dan anak di bawah umur 18 tahun menentukan keputusan mereka untuk mengonsumsi rokok atau tidak ketika mereka sudah cukup umur.
<\/p>\n\n\n\n

3. Tidak Merokok di Dekat Ibu Hamil<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Merokok di dekat ibu hamil adalah sebuah perilaku yang buruk. Ibu hamil mana yang tidak risih, ketika berada di tempat umum yang seharusnya mereka bisa santai atau istirahat sejenak tapi kemudian terusik karena asap rokok.
<\/p>\n\n\n\n

Apalagi para ibu-ibu hamil ini memiliki fase kondisi tubuh dan pikiran yang berbeda dengan orang normal pada umumnya. Ibu hamil biasanya memiliki kondisi fisik gampang drop, wong kadang-kadang mereka tau-tau muntah. Dalam hal psikologis juga berbeda dengan orang normal pada umumnya, ibu hamil biasanya memiliki sensitivitas yang tinggi.
<\/p>\n\n\n\n

Jadi sebagai perokok etis, menjunjung tinggi kehormatan perempuan mutlak dimiliki, maka perilaku tidak merokok di dekat ibu hamil adalah kewajiban bagi perokok etis.
<\/p>\n\n\n\n

4. Merokok di Ruang Merokok<\/strong>
<\/p>\n\n\n\n

Kesadaran berbagi hak merupakan fondasi penting bagi perokok etis. Dengan merokok di ruang merokok, tentunya akan menciptakan kesadaran bagi perokok untuk menghargai hak bukan perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Merokok di sembarang tempat mengabaikan orang lain di sekitarnya yang bukan perokok bukanlah ciri perilaku yang bertanggung jawab. Adanya wilayah Kawasan Tanpa Rokok (KTR) harus dianggap sebagai sense kesadaran berbagi ruang terhadap orang lain. Hormatilah dengan tidak merokok di wilayah KTR. Namun perokok juga harus protes jika tidak ada penyediaan ruang merokok di tempat umum dan tempat umum lainnya di wilayah KTR.
<\/p>\n\n\n\n

Nah di atas tadi merupakan langkah-langkah yang wajib diterapkan oleh para perokok agar menjadi perokok etis. Dengan menjadi perokok etis, para perokok dapat menepis stigma negatif yang dilekatkan kepada perokok, dan tentunya juga dapat menjadi tonggak bagi perjuangan perokok melawan diskriminasi terhadap Industri Hasil Tembakau.<\/p>\n\n\n\n

Pertama: Merokok di Ruang Merokok yang Telah Disediakan
<\/h3>\n\n\n\n

Bulan Ramadhan kerap kali dimeriahi dengan buka bersama alias bukber , tanpa bukber kadang rasanya kayak ada dua-tiga orang merokok tapi tidak ada asbaknya. Maka tak heran tempat-tempat makan, tempat kerja, ruang publik lainnya menjadi tempat untuk berbuka puasa bersama. Nah saat berbuka di tempat-tempat inilah perokok harus melihat apakah tempat tersebut menyediakan ruang merokok atau tidak. Sehabis berbuka puasa, setelah hampir tiga belas jam lamanya perokok menghentikan sementara aktivitas merokoknya, tentu merokok masuk ke dalam daftar menu berbuka puasa. Tapi jangan berpikiran bahwa perokok ketika waktunya berbuka langsung merokok loh ya. Pasti minum air putih terlebih dahulu, makan takjilan dulu, karena perokok bukan onta yang minum sama makannya irit-irit.
<\/p>\n\n\n\n

Minum dan makan takjil sudah, barulah waktunya untuk membakar sebatang rokok. Banyak juga yang merokoknya ditunda dulu sampai sehabis salat taraweh. Semua tergantung kebutuhan. Tapi bagi perokok yang menyegerakan waktu merokoknya, di tempat buka puasa bersama, perokok etis yang rahmatan lil alamin tidak asal sembarangan merokok. Tentulah akan merokok pada tempat yang telah disediakan. Karena konsep etis dan rahmatan lil alamin adalah tidak berlaku dzolim. Bertindak secara proporsional, itu intinya.
<\/p>\n\n\n\n

Kedua: Berbagilah dengan Sesama
<\/h2>\n\n\n\n

Tagline indahnya berbagi di bulan Ramadhan biasanya sering bermunculan. Meskipun itikad berbagi bukan hanya berlaku di bulan Ramadhan saja, namun tagline tersebut patut pula menjadi renungan dan diwujudkan dalam laku sosial kita, agar terlatih menjadi manusia yang lebih baik pada bulan-bulan selanjutnya.
<\/p>\n\n\n\n

Berbagi dapat dimulai dari hal-hal yang sederhana. Berbagi api, dengan meminjamkan korek misalnya, berbagi asbak, dengan tidak mengakuisisi asbak, berbagi rokok, bukan berarti rokok sebatang dihisap keliling loh ya, selebihnya kita bisa berbagi hikmah Ramadhan, berbagi pengalam seharian berpuasa.
<\/p>\n\n\n\n

Saat berbuka puasa seringkali pula perokok kelupaan membeli rokok karena tak punya stok yang disimpan. Menawari apa yang kita miliki, bilamana itu berupa rokok, korek, maupun asbak, tawarkanlah. Dari sisi itu terdapat ciri insan yang memiliki spirit berbagi, selain sebagai wujud solidaritas juga upaya menjalin silaturahmi.
<\/p>\n\n\n\n

Ketiga: Berpuasalah di Bulan Ramadhan
<\/h2>\n\n\n\n

Selain membuktikan bahwa rokok bukan sesuatu yang adiktif, berpuasa di bulan Ramadhan adalah seruan agar kita lebih bertakwa kepada sang Maha Pemberi Rahmat. Labeling adiktif terhadap perokok jelas sudah terbantahkan dengan sendirinya ketika perokok berpuasa di bulan Ramadhan. Tudingan adiktif tersebut menjadi tidak relevan, ketika perokok sanggup menahan aktivitas merokoknya selama tiga belas jam lebih. Meskipun banyak juga perokok yang berbulan-bulan lamanya sanggup tidak merokok. Juga penelitian-penelitian bantahan yang mengatakan tidak tepat memberikan label adiktif terhadap perokok, karena berhenti merokok sangat mudah dilakukan oleh perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Dengan berpuasa di bulan Ramadhan, perokok akan menuai hikmah bahwa hidup bukan hanya perkara makan dan minum. Ada nilai sosial yang luar biasa terkandung di dalamnya, selain juga nilai ibadah mahdhoh tentunya. Tanpa melihat status dan golongan, puasa membuat kita saling memahami bahwa manusia setara dalam hak dan kewajibannya kepada Tuhan.
<\/p>\n\n\n\n

Puasa tidak memandang dia perokok atau bukan, ketika seruan berpuasa datang, semuanya menanggalkan semua atribut keduniawian untuk menjalankan kewajibannya sebagai manusia yang diciptakan untuk beribadah. Sesungguhnya Ibadah adalah hakikat dan tujuan penciptaan jin dan manusia. Dalam Q.S. 56 (Ad-Dzariat : 56)
<\/p>\n\n\n\n

Nah tiga langkah tadi dapat kita terapkan di sisa-sisa penghujung Ramadhan ini. Mari sama-sama kita tunaikan dengan itikad ketaatan dalam mencapai kesalihan sosial serta kesalihan spiritual, sebab menjadi perokok etis yang rahmatan lil alamin tidak hanya sebatas ucapan belaka, tapi bersesuainya ucapan dan perbuatan. Bukankah konsep keseimbangan sudah sejak dulu ditanamkan oleh leluhur kita. Termasuk berlaku seimbang dalam konteks konsumsi.
<\/p>\n","post_title":"4 Langkah Menjadi Perokok Etis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"4-langkah-menjadi-perokok-etis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-04-06 10:33:50","post_modified_gmt":"2019-04-06 03:33:50","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5608","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4495,"post_author":"888","post_date":"2018-01-20 08:34:16","post_date_gmt":"2018-01-20 01:34:16","post_content":"Anda perokok? Anda sering didiskriminasi masyarakat bukan perokok? Bila iya, silahkan evaluasi kegiatan merokok Anda. Sudahkah dilakukan di tempat dan cara yang tepat?<\/span>\r\n\r\nBeberapa hari lalu, saat saya ingin menyalip truk bermuatan pasir di Jalan Raya Pemda Tigaraksa, Sang Supir membuang puntung rokok yang masih menyala keluar jendela dan apesnya mengenai bagian tubuh saya. Coba bayangkan, jika saja abu puntung rokok itu mengenai mata dan mengganggu pengelihatan saya, mungkin akan terjadi kecelakaan yang menimpa saya.<\/span>\r\n\r\nSaya perokok akut dan saya menilai tindakan sopir membuang puntung sembarangan itu adalah kesalahan amat sangat. Membuang puntung sembarangan semacam itu tentu akan berakibat fatal dan mengganggu orang lain. <\/span>\r\n\r\nLain lagi, di angkutan umum yang ada anak-anak serta ibu-ibu, kadang banyak saja yang masih cuek dan tetap merokok. Sebuah pemandangan yang tentunya sangat menggangu. Dan teguran yang pas adalah Ibu-ibu itu menutup hidung dengan kerudung sambil memberikan kode batuk-batuk. Susah sekali memang sepertinya menegur langsung perokok itu, maklum, kita memang sering banyak basa-basi.<\/span>\r\n\r\nMembuang puntung rokok sembarangan dan merokok di sembarang tempat adalah kesalahan fatal yang sering dilakukan para perokok, sehingga wajar jika masyarakat luas menilai perokok adalah manusia laknat yang harus disingkirkan dari bumi ini. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok saya juga kadang menerima beberapa cibiran dari teman perempuan atau laki-laki yang tidak merokok karena tentu mereka menilai semua perokok sama saja, sembarangan membuang asap dan puntungnya, atau bahkan merokok ketika sedang berkendara.<\/span>\r\n\r\nSebagian orang menilai sisi buruk dari rokok tanpa meniiti ulang dan mencari sumbangsih rokok bagi negeri ini, selain uang triliunan lewat hasil cukai, Marcus Gideon dan Kevin Sanjaya yang baru-baru ini meraih gelar juara <\/span>series<\/span><\/i> terbanyak sepanjang pegelaran berasal dari PB Djarum. <\/span>\r\n\r\nMakin ke sini, saya sering diedukasi soal kretek oleh komunitas yang bergelut di bidang kretek dan tentunya sangat berguna bagi saya untuk menjauhkan stigma buruk terhadap para perokok, khususnya saya. <\/span>\r\n\r\nUntuk menjauhkan stigma buruk itu, saya sedikit-sedikit meninggalkan kebiasaan buruk saya sebagai perokok. Semisal, tidak membuang puntung sembarangan sehabis merokok, atau ketika merokok di samping orang yang tidak merokok saya meminta izin terlebih dahulu, jika di izinkan ya bakar, jika tidak ya menahan asam. <\/span>\r\n\r\nDan kebiasaan ini juga saya tularkan kepada teman-teman yang merokok agar melanjutkan kebiasaan baik dan tentu menghlangkan kebiasaan-kebiasaan buruk yang nantinya melekat menjadi <\/span>image<\/span><\/i> pribadi sendiri juga.<\/span>\r\n\r\nLagi pula, asap rokok tidak mengganggu di banding asap knalpot \u00a0motor 2 tak. Atau knalpot-knalpot angkutan umum yang ngebulnya bukan main. Dan harus kalian tahu, akhir-akhir ini cuaca mendung dan hujan melulu, menikmati hujan itu lebih nikmat jika di pasangkan dengan kretek dan kopi. Jika kita sebagai perokok tak ingin terus dianggap buruk, mulailah \u00a0meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk dan membanggakan diri sebagai perokok yang santun, perokok yang juga menghargai hak-hak yang tidak merokok. Ingatlah, rokok itu tidak pernah mengjarkan keburukan. <\/span>\r\n\r\nPerokok santun tidak hanya ingin dihormati, tetapi harus menghormati. Inget ini, Lur, \u00a0untuk urusan yang baik-baik imbuhan \u201cme\u201d itu lebih baik ketimbang \u201cdi\u201d. <\/strong>","post_title":"Jadilah Perokok yang Santun","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"jadilah-perokok-yang-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-20 08:36:53","post_modified_gmt":"2018-01-20 01:36:53","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4495","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4451,"post_author":"877","post_date":"2018-01-11 09:57:06","post_date_gmt":"2018-01-11 02:57:06","post_content":"Salah satu tuduhan bagi perokok yang sering kali diutarakan anti rokok, selain menjadi penyebab kematian dan berpengaruh negatif terhadap orang lain, adalah perokok tidak punya aturan. Lebih pada sikap perokok saat merokok, yaitu merokok disembarang tempat, buang puntung rokok dan buang abu rokok sembarang. <\/span>\r\n\r\nTuduhan rokok sebagai penyebab kematian dan dapat berpengaruh negatif pada orang lain, saya kira sudah <\/span>clear,<\/span><\/i> sudah banyak jawaban terkait keduany dengan jelas. Tuduhan keduanya tanpa dasar yang kuat, hingga seakan-akan dipaksakan. <\/span>\r\n\r\nKenyataan di lapangan banyak perokok yang umurnya panjang. Baca hasil survei <\/span>
Sigit Budhi Setiawan<\/span><\/a> dalam buku yang berjudul \u201cMereka Yang Melampaui Waktu: konsep panjang umur, bahagia, sehat, dan tetap produktif\u201d terbit tahun 2013. Jelas didalamnya mengungkap banyak perokok yang usianya ratusan tahun, produktif dan masih tetap merokok. <\/span>\r\n\r\nBahkan berita terakhir di Sragen, Jawa Tengah, ada perokok yang umurnya mencapai 140an tahun. Ia terkenal dengan panggilan <\/span>Mbah Gotho<\/span><\/a> yang konon dan sampai akhir hayatnya adalah perokok berat. Lahir <\/span>31 Desember<\/span><\/a> 1870 dan meninggal di Sragen <\/span>30 April<\/span><\/a> 2017<\/span><\/a>, bahkan ia diklaim sebagai orang tertua di dunia.<\/span>\r\n\r\nLain itu, banyak bantahan yang menyatakan perokok pasif itu tidak ada dan tidak mungkin. Belum ada riset yang membuktikan bahwa asap rokok menjadi penyebab utama penyakit seseorang. Tuduhan semacam ini terkesan mengada-ada. <\/span>\r\n\r\nPerokok dari dulu hingga sekarang mempunyai kesadaran tersendiri. Rata-rata aktivitas merokok sebagai bentuk relaksasi, dilakukan berjeda dan membutuhkan waktu tersendiri sesuai keinginan hati. Merokok memang bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja saat dibutuhkan. Namun mayoritas perokok tetap melihat situasi dan kondisi. <\/span>\r\n\r\nDi Yogyakarta ada sosok Kiai perokok yang menjadi imam salat fardu (lima waktu) di masjid, sebut saja Kiai Ahmad (nama samaran), tiap jalan menuju masjid bisa dipastikan ia menyulut rokok, jarak rumah dengan masjid hanya sekitar \u00b1200 meter. Sesampainya di masjid, ia mematikan rokoknya dan disimpan ditempat aman, kemudian akan dilanjutkan setelah mengerjakan sholat. Tapi juga terkadang dibuang ke bak sampah. Ia tidak pernah sekalipun merokok dalam masjid. <\/span>\r\n\r\nBegitu juga kebiasannya di rumah, ia hampir tidak pernah merokok di depan istri dan putranya. Saat merokok ia memilih tempat tersendiri terpisah dengan istri dan putranya. \u00a0Karena ia sadar, harus menghormati istri dan putranya yang tidak merokok. Lain itu, setiap mau merokok ia akan mencari asbak sebagai tempat puntung dan abu rokok untuk menjaga kebersihan.<\/span>\r\n\r\nCerita keseharian kiai di atas adalah representasi perokok santun. Dan masih banyak perokok santun lainnya yang sadar tentang aturan main merokok. Bagi perokok, merokok adalah budaya yang dilakukan sebagai media relaksasi dan bukan menjadi kebutuhan yang utama. <\/span>\r\n\r\nPada dasarnya perokok umumnya mempunyai atauran tersendiri sesuai konteks kehidupan masing-masing. Perokok paham betul kapan ia harus merokok, kapan ia tidak menyulut rokoknya dan kapan ia harus mematikan rokoknya. <\/span>\r\n\r\nBuktinya perokok tidak akan memaksakan merokok di ruangan ber AC tanpa adanya exhaust (alat penghisap asap) atau tanpa kesepakatan bersama. Perokok tidak akan merokok di kendaraan yang ber AC \u00a0dan tertutup rapat. <\/span>\r\n\r\nWalaupun perokok merokok di tempat yang telah disepakati atau sudah mendapatkan ijin, ternyata dalam ruangan masih ada seseorang yang tidak merokok, bisa dipastikan merokoknya tidak terasa nikmat. Kebanyakan akan memilih tidak merokok. Kalaupun terpaksa merokok akan terasa canggung. \u00a0Sehingga terkadang asap yang dikeluarkan diarahkan yang berlawanan dengan posisi yang tidak merokok. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok santun, sudah menjadi kebiasaan jika akan merokok terlebih dahulu mencari tempat untuk membuang puntung dan abu rokok (asbak). Terkadang saking kreatifnya, jika tidak ditemukan asbak, mereka (perokok) membuat asbak sendiri yang terbuat dari bahan disekitarnya. Tidak jarang perokok membuat asbak dengan bahan kertas. Ia tahu kertas adalah salah satu bahan yang akan terbakar jika terkena bara rokok. Namun apa boleh buat dengan sangat terpaksa ia harus membuat asbak dengan sangat sederhana sebagai tempat pembuangan puntung dan abu rokok, untuk menjaga kebersihan. <\/span>\r\n\r\nBudaya merokok santun, adalah warisan tatanan nilai turun temurun oleh nenek moyang. Tidak lain untuk menjaga kebersamaan, penghormatan hak orang lain, menjaga kesopanan, dan bahkan untuk mempertahankan etiket merokok yang baik.<\/span>","post_title":"Menjadi Perokok Santun yang Taat Aturan Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-perokok-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-11 09:57:26","post_modified_gmt":"2018-01-11 02:57:26","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4451","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

1. Tidak Merokok<\/a> Saat Berkendara<\/strong>
<\/p>\n\n\n\n

Tidak ada satupun alasan yang dapat membenarkan perilaku merokok saat berkendara. Sebab sangat banyak mudarat yang diakibatkan atas perilaku ini.<\/p>\n\n\n\n

Pertama, merokok<\/a> saat berkendara tidak menghargai hak orang lain yang bukan perokok. Pada saat kendaraan berjalan maupun berhenti, asap rokok yang dihembuskan akan mengenai pengendara di sekitar, sehingga memungkinkan orang lain terpapar asap rokok
<\/p>\n\n\n\n

Kedua, berbahaya bagi orang lain. Mengapa berbahaya? Sebab ketika bara api yang diakibatkan pembakaran rokok tak dibuang di tempat yang mestinya, maka akan menimbulkan resiko orang di sekitar akan terkena bara api rokok. Akibatnya tentu bermacam-macam, mulai dari mengganggu konsentrasi, mengakibatkan kebutaan pada orang yang matanya terkena bara api, hingga kecelakaan fatal.
<\/p>\n\n\n\n

Aturan larangan merokok saat berkendara sebenarnya sudah diatur dalam UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Aturan ini sudah tepat dikeluarkan, meskipun dalam point sanksi sangat berlebihan karena memuat sanksi pidana dan denda yang besar.
<\/p>\n\n\n\n

Maka perilaku tidak merokok saat berkendara sudah seharusnya diterapkan oleh perokok untuk membuktikan bahwa perokok menjunjung tinggi nilai etis, dan dapat bertanggung jawab tanpa harus diancam sanksi pidana maupun denda.
<\/p>\n\n\n\n

2. Tidak Merokok di Dekat Anak Kecil<\/strong>
<\/p>\n\n\n\n

Merokok adalah kegiatan konsumsi yang boleh dilakukan oleh orang yang sudah berusia 18 tahun ke atas. Maka perilaku merokok di dekat anak kecil bukanlah sebuah perilaku yang bertanggung jawab dari seorang perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Seorang perokok yang bertanggung jawab juga tentu tidak akan menawarkan rokok apalagi mengajarkan kebiasaan merokok kepada anak di bawah umur 18 tahun. Biarkanlah anak-anak kecil dan anak di bawah umur 18 tahun menentukan keputusan mereka untuk mengonsumsi rokok atau tidak ketika mereka sudah cukup umur.
<\/p>\n\n\n\n

3. Tidak Merokok di Dekat Ibu Hamil<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Merokok di dekat ibu hamil adalah sebuah perilaku yang buruk. Ibu hamil mana yang tidak risih, ketika berada di tempat umum yang seharusnya mereka bisa santai atau istirahat sejenak tapi kemudian terusik karena asap rokok.
<\/p>\n\n\n\n

Apalagi para ibu-ibu hamil ini memiliki fase kondisi tubuh dan pikiran yang berbeda dengan orang normal pada umumnya. Ibu hamil biasanya memiliki kondisi fisik gampang drop, wong kadang-kadang mereka tau-tau muntah. Dalam hal psikologis juga berbeda dengan orang normal pada umumnya, ibu hamil biasanya memiliki sensitivitas yang tinggi.
<\/p>\n\n\n\n

Jadi sebagai perokok etis, menjunjung tinggi kehormatan perempuan mutlak dimiliki, maka perilaku tidak merokok di dekat ibu hamil adalah kewajiban bagi perokok etis.
<\/p>\n\n\n\n

4. Merokok di Ruang Merokok<\/strong>
<\/p>\n\n\n\n

Kesadaran berbagi hak merupakan fondasi penting bagi perokok etis. Dengan merokok di ruang merokok, tentunya akan menciptakan kesadaran bagi perokok untuk menghargai hak bukan perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Merokok di sembarang tempat mengabaikan orang lain di sekitarnya yang bukan perokok bukanlah ciri perilaku yang bertanggung jawab. Adanya wilayah Kawasan Tanpa Rokok (KTR) harus dianggap sebagai sense kesadaran berbagi ruang terhadap orang lain. Hormatilah dengan tidak merokok di wilayah KTR. Namun perokok juga harus protes jika tidak ada penyediaan ruang merokok di tempat umum dan tempat umum lainnya di wilayah KTR.
<\/p>\n\n\n\n

Nah di atas tadi merupakan langkah-langkah yang wajib diterapkan oleh para perokok agar menjadi perokok etis. Dengan menjadi perokok etis, para perokok dapat menepis stigma negatif yang dilekatkan kepada perokok, dan tentunya juga dapat menjadi tonggak bagi perjuangan perokok melawan diskriminasi terhadap Industri Hasil Tembakau.<\/p>\n\n\n\n

Pertama: Merokok di Ruang Merokok yang Telah Disediakan
<\/h3>\n\n\n\n

Bulan Ramadhan kerap kali dimeriahi dengan buka bersama alias bukber , tanpa bukber kadang rasanya kayak ada dua-tiga orang merokok tapi tidak ada asbaknya. Maka tak heran tempat-tempat makan, tempat kerja, ruang publik lainnya menjadi tempat untuk berbuka puasa bersama. Nah saat berbuka di tempat-tempat inilah perokok harus melihat apakah tempat tersebut menyediakan ruang merokok atau tidak. Sehabis berbuka puasa, setelah hampir tiga belas jam lamanya perokok menghentikan sementara aktivitas merokoknya, tentu merokok masuk ke dalam daftar menu berbuka puasa. Tapi jangan berpikiran bahwa perokok ketika waktunya berbuka langsung merokok loh ya. Pasti minum air putih terlebih dahulu, makan takjilan dulu, karena perokok bukan onta yang minum sama makannya irit-irit.
<\/p>\n\n\n\n

Minum dan makan takjil sudah, barulah waktunya untuk membakar sebatang rokok. Banyak juga yang merokoknya ditunda dulu sampai sehabis salat taraweh. Semua tergantung kebutuhan. Tapi bagi perokok yang menyegerakan waktu merokoknya, di tempat buka puasa bersama, perokok etis yang rahmatan lil alamin tidak asal sembarangan merokok. Tentulah akan merokok pada tempat yang telah disediakan. Karena konsep etis dan rahmatan lil alamin adalah tidak berlaku dzolim. Bertindak secara proporsional, itu intinya.
<\/p>\n\n\n\n

Kedua: Berbagilah dengan Sesama
<\/h2>\n\n\n\n

Tagline indahnya berbagi di bulan Ramadhan biasanya sering bermunculan. Meskipun itikad berbagi bukan hanya berlaku di bulan Ramadhan saja, namun tagline tersebut patut pula menjadi renungan dan diwujudkan dalam laku sosial kita, agar terlatih menjadi manusia yang lebih baik pada bulan-bulan selanjutnya.
<\/p>\n\n\n\n

Berbagi dapat dimulai dari hal-hal yang sederhana. Berbagi api, dengan meminjamkan korek misalnya, berbagi asbak, dengan tidak mengakuisisi asbak, berbagi rokok, bukan berarti rokok sebatang dihisap keliling loh ya, selebihnya kita bisa berbagi hikmah Ramadhan, berbagi pengalam seharian berpuasa.
<\/p>\n\n\n\n

Saat berbuka puasa seringkali pula perokok kelupaan membeli rokok karena tak punya stok yang disimpan. Menawari apa yang kita miliki, bilamana itu berupa rokok, korek, maupun asbak, tawarkanlah. Dari sisi itu terdapat ciri insan yang memiliki spirit berbagi, selain sebagai wujud solidaritas juga upaya menjalin silaturahmi.
<\/p>\n\n\n\n

Ketiga: Berpuasalah di Bulan Ramadhan
<\/h2>\n\n\n\n

Selain membuktikan bahwa rokok bukan sesuatu yang adiktif, berpuasa di bulan Ramadhan adalah seruan agar kita lebih bertakwa kepada sang Maha Pemberi Rahmat. Labeling adiktif terhadap perokok jelas sudah terbantahkan dengan sendirinya ketika perokok berpuasa di bulan Ramadhan. Tudingan adiktif tersebut menjadi tidak relevan, ketika perokok sanggup menahan aktivitas merokoknya selama tiga belas jam lebih. Meskipun banyak juga perokok yang berbulan-bulan lamanya sanggup tidak merokok. Juga penelitian-penelitian bantahan yang mengatakan tidak tepat memberikan label adiktif terhadap perokok, karena berhenti merokok sangat mudah dilakukan oleh perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Dengan berpuasa di bulan Ramadhan, perokok akan menuai hikmah bahwa hidup bukan hanya perkara makan dan minum. Ada nilai sosial yang luar biasa terkandung di dalamnya, selain juga nilai ibadah mahdhoh tentunya. Tanpa melihat status dan golongan, puasa membuat kita saling memahami bahwa manusia setara dalam hak dan kewajibannya kepada Tuhan.
<\/p>\n\n\n\n

Puasa tidak memandang dia perokok atau bukan, ketika seruan berpuasa datang, semuanya menanggalkan semua atribut keduniawian untuk menjalankan kewajibannya sebagai manusia yang diciptakan untuk beribadah. Sesungguhnya Ibadah adalah hakikat dan tujuan penciptaan jin dan manusia. Dalam Q.S. 56 (Ad-Dzariat : 56)
<\/p>\n\n\n\n

Nah tiga langkah tadi dapat kita terapkan di sisa-sisa penghujung Ramadhan ini. Mari sama-sama kita tunaikan dengan itikad ketaatan dalam mencapai kesalihan sosial serta kesalihan spiritual, sebab menjadi perokok etis yang rahmatan lil alamin tidak hanya sebatas ucapan belaka, tapi bersesuainya ucapan dan perbuatan. Bukankah konsep keseimbangan sudah sejak dulu ditanamkan oleh leluhur kita. Termasuk berlaku seimbang dalam konteks konsumsi.
<\/p>\n","post_title":"4 Langkah Menjadi Perokok Etis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"4-langkah-menjadi-perokok-etis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-04-06 10:33:50","post_modified_gmt":"2019-04-06 03:33:50","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5608","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4495,"post_author":"888","post_date":"2018-01-20 08:34:16","post_date_gmt":"2018-01-20 01:34:16","post_content":"Anda perokok? Anda sering didiskriminasi masyarakat bukan perokok? Bila iya, silahkan evaluasi kegiatan merokok Anda. Sudahkah dilakukan di tempat dan cara yang tepat?<\/span>\r\n\r\nBeberapa hari lalu, saat saya ingin menyalip truk bermuatan pasir di Jalan Raya Pemda Tigaraksa, Sang Supir membuang puntung rokok yang masih menyala keluar jendela dan apesnya mengenai bagian tubuh saya. Coba bayangkan, jika saja abu puntung rokok itu mengenai mata dan mengganggu pengelihatan saya, mungkin akan terjadi kecelakaan yang menimpa saya.<\/span>\r\n\r\nSaya perokok akut dan saya menilai tindakan sopir membuang puntung sembarangan itu adalah kesalahan amat sangat. Membuang puntung sembarangan semacam itu tentu akan berakibat fatal dan mengganggu orang lain. <\/span>\r\n\r\nLain lagi, di angkutan umum yang ada anak-anak serta ibu-ibu, kadang banyak saja yang masih cuek dan tetap merokok. Sebuah pemandangan yang tentunya sangat menggangu. Dan teguran yang pas adalah Ibu-ibu itu menutup hidung dengan kerudung sambil memberikan kode batuk-batuk. Susah sekali memang sepertinya menegur langsung perokok itu, maklum, kita memang sering banyak basa-basi.<\/span>\r\n\r\nMembuang puntung rokok sembarangan dan merokok di sembarang tempat adalah kesalahan fatal yang sering dilakukan para perokok, sehingga wajar jika masyarakat luas menilai perokok adalah manusia laknat yang harus disingkirkan dari bumi ini. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok saya juga kadang menerima beberapa cibiran dari teman perempuan atau laki-laki yang tidak merokok karena tentu mereka menilai semua perokok sama saja, sembarangan membuang asap dan puntungnya, atau bahkan merokok ketika sedang berkendara.<\/span>\r\n\r\nSebagian orang menilai sisi buruk dari rokok tanpa meniiti ulang dan mencari sumbangsih rokok bagi negeri ini, selain uang triliunan lewat hasil cukai, Marcus Gideon dan Kevin Sanjaya yang baru-baru ini meraih gelar juara <\/span>series<\/span><\/i> terbanyak sepanjang pegelaran berasal dari PB Djarum. <\/span>\r\n\r\nMakin ke sini, saya sering diedukasi soal kretek oleh komunitas yang bergelut di bidang kretek dan tentunya sangat berguna bagi saya untuk menjauhkan stigma buruk terhadap para perokok, khususnya saya. <\/span>\r\n\r\nUntuk menjauhkan stigma buruk itu, saya sedikit-sedikit meninggalkan kebiasaan buruk saya sebagai perokok. Semisal, tidak membuang puntung sembarangan sehabis merokok, atau ketika merokok di samping orang yang tidak merokok saya meminta izin terlebih dahulu, jika di izinkan ya bakar, jika tidak ya menahan asam. <\/span>\r\n\r\nDan kebiasaan ini juga saya tularkan kepada teman-teman yang merokok agar melanjutkan kebiasaan baik dan tentu menghlangkan kebiasaan-kebiasaan buruk yang nantinya melekat menjadi <\/span>image<\/span><\/i> pribadi sendiri juga.<\/span>\r\n\r\nLagi pula, asap rokok tidak mengganggu di banding asap knalpot \u00a0motor 2 tak. Atau knalpot-knalpot angkutan umum yang ngebulnya bukan main. Dan harus kalian tahu, akhir-akhir ini cuaca mendung dan hujan melulu, menikmati hujan itu lebih nikmat jika di pasangkan dengan kretek dan kopi. Jika kita sebagai perokok tak ingin terus dianggap buruk, mulailah \u00a0meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk dan membanggakan diri sebagai perokok yang santun, perokok yang juga menghargai hak-hak yang tidak merokok. Ingatlah, rokok itu tidak pernah mengjarkan keburukan. <\/span>\r\n\r\nPerokok santun tidak hanya ingin dihormati, tetapi harus menghormati. Inget ini, Lur, \u00a0untuk urusan yang baik-baik imbuhan \u201cme\u201d itu lebih baik ketimbang \u201cdi\u201d. <\/strong>","post_title":"Jadilah Perokok yang Santun","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"jadilah-perokok-yang-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-20 08:36:53","post_modified_gmt":"2018-01-20 01:36:53","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4495","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4451,"post_author":"877","post_date":"2018-01-11 09:57:06","post_date_gmt":"2018-01-11 02:57:06","post_content":"Salah satu tuduhan bagi perokok yang sering kali diutarakan anti rokok, selain menjadi penyebab kematian dan berpengaruh negatif terhadap orang lain, adalah perokok tidak punya aturan. Lebih pada sikap perokok saat merokok, yaitu merokok disembarang tempat, buang puntung rokok dan buang abu rokok sembarang. <\/span>\r\n\r\nTuduhan rokok sebagai penyebab kematian dan dapat berpengaruh negatif pada orang lain, saya kira sudah <\/span>clear,<\/span><\/i> sudah banyak jawaban terkait keduany dengan jelas. Tuduhan keduanya tanpa dasar yang kuat, hingga seakan-akan dipaksakan. <\/span>\r\n\r\nKenyataan di lapangan banyak perokok yang umurnya panjang. Baca hasil survei <\/span>
Sigit Budhi Setiawan<\/span><\/a> dalam buku yang berjudul \u201cMereka Yang Melampaui Waktu: konsep panjang umur, bahagia, sehat, dan tetap produktif\u201d terbit tahun 2013. Jelas didalamnya mengungkap banyak perokok yang usianya ratusan tahun, produktif dan masih tetap merokok. <\/span>\r\n\r\nBahkan berita terakhir di Sragen, Jawa Tengah, ada perokok yang umurnya mencapai 140an tahun. Ia terkenal dengan panggilan <\/span>Mbah Gotho<\/span><\/a> yang konon dan sampai akhir hayatnya adalah perokok berat. Lahir <\/span>31 Desember<\/span><\/a> 1870 dan meninggal di Sragen <\/span>30 April<\/span><\/a> 2017<\/span><\/a>, bahkan ia diklaim sebagai orang tertua di dunia.<\/span>\r\n\r\nLain itu, banyak bantahan yang menyatakan perokok pasif itu tidak ada dan tidak mungkin. Belum ada riset yang membuktikan bahwa asap rokok menjadi penyebab utama penyakit seseorang. Tuduhan semacam ini terkesan mengada-ada. <\/span>\r\n\r\nPerokok dari dulu hingga sekarang mempunyai kesadaran tersendiri. Rata-rata aktivitas merokok sebagai bentuk relaksasi, dilakukan berjeda dan membutuhkan waktu tersendiri sesuai keinginan hati. Merokok memang bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja saat dibutuhkan. Namun mayoritas perokok tetap melihat situasi dan kondisi. <\/span>\r\n\r\nDi Yogyakarta ada sosok Kiai perokok yang menjadi imam salat fardu (lima waktu) di masjid, sebut saja Kiai Ahmad (nama samaran), tiap jalan menuju masjid bisa dipastikan ia menyulut rokok, jarak rumah dengan masjid hanya sekitar \u00b1200 meter. Sesampainya di masjid, ia mematikan rokoknya dan disimpan ditempat aman, kemudian akan dilanjutkan setelah mengerjakan sholat. Tapi juga terkadang dibuang ke bak sampah. Ia tidak pernah sekalipun merokok dalam masjid. <\/span>\r\n\r\nBegitu juga kebiasannya di rumah, ia hampir tidak pernah merokok di depan istri dan putranya. Saat merokok ia memilih tempat tersendiri terpisah dengan istri dan putranya. \u00a0Karena ia sadar, harus menghormati istri dan putranya yang tidak merokok. Lain itu, setiap mau merokok ia akan mencari asbak sebagai tempat puntung dan abu rokok untuk menjaga kebersihan.<\/span>\r\n\r\nCerita keseharian kiai di atas adalah representasi perokok santun. Dan masih banyak perokok santun lainnya yang sadar tentang aturan main merokok. Bagi perokok, merokok adalah budaya yang dilakukan sebagai media relaksasi dan bukan menjadi kebutuhan yang utama. <\/span>\r\n\r\nPada dasarnya perokok umumnya mempunyai atauran tersendiri sesuai konteks kehidupan masing-masing. Perokok paham betul kapan ia harus merokok, kapan ia tidak menyulut rokoknya dan kapan ia harus mematikan rokoknya. <\/span>\r\n\r\nBuktinya perokok tidak akan memaksakan merokok di ruangan ber AC tanpa adanya exhaust (alat penghisap asap) atau tanpa kesepakatan bersama. Perokok tidak akan merokok di kendaraan yang ber AC \u00a0dan tertutup rapat. <\/span>\r\n\r\nWalaupun perokok merokok di tempat yang telah disepakati atau sudah mendapatkan ijin, ternyata dalam ruangan masih ada seseorang yang tidak merokok, bisa dipastikan merokoknya tidak terasa nikmat. Kebanyakan akan memilih tidak merokok. Kalaupun terpaksa merokok akan terasa canggung. \u00a0Sehingga terkadang asap yang dikeluarkan diarahkan yang berlawanan dengan posisi yang tidak merokok. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok santun, sudah menjadi kebiasaan jika akan merokok terlebih dahulu mencari tempat untuk membuang puntung dan abu rokok (asbak). Terkadang saking kreatifnya, jika tidak ditemukan asbak, mereka (perokok) membuat asbak sendiri yang terbuat dari bahan disekitarnya. Tidak jarang perokok membuat asbak dengan bahan kertas. Ia tahu kertas adalah salah satu bahan yang akan terbakar jika terkena bara rokok. Namun apa boleh buat dengan sangat terpaksa ia harus membuat asbak dengan sangat sederhana sebagai tempat pembuangan puntung dan abu rokok, untuk menjaga kebersihan. <\/span>\r\n\r\nBudaya merokok santun, adalah warisan tatanan nilai turun temurun oleh nenek moyang. Tidak lain untuk menjaga kebersamaan, penghormatan hak orang lain, menjaga kesopanan, dan bahkan untuk mempertahankan etiket merokok yang baik.<\/span>","post_title":"Menjadi Perokok Santun yang Taat Aturan Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-perokok-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-11 09:57:26","post_modified_gmt":"2018-01-11 02:57:26","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4451","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Salah satu cara agar perokok memiliki sikap bertanggung jawab atas barang konsumsinya adalah dengan menerapkan perilaku perokok etis. Berikut adalah langkah-langkah menjadi perokok etis:
<\/p>\n\n\n\n

1. Tidak Merokok<\/a> Saat Berkendara<\/strong>
<\/p>\n\n\n\n

Tidak ada satupun alasan yang dapat membenarkan perilaku merokok saat berkendara. Sebab sangat banyak mudarat yang diakibatkan atas perilaku ini.<\/p>\n\n\n\n

Pertama, merokok<\/a> saat berkendara tidak menghargai hak orang lain yang bukan perokok. Pada saat kendaraan berjalan maupun berhenti, asap rokok yang dihembuskan akan mengenai pengendara di sekitar, sehingga memungkinkan orang lain terpapar asap rokok
<\/p>\n\n\n\n

Kedua, berbahaya bagi orang lain. Mengapa berbahaya? Sebab ketika bara api yang diakibatkan pembakaran rokok tak dibuang di tempat yang mestinya, maka akan menimbulkan resiko orang di sekitar akan terkena bara api rokok. Akibatnya tentu bermacam-macam, mulai dari mengganggu konsentrasi, mengakibatkan kebutaan pada orang yang matanya terkena bara api, hingga kecelakaan fatal.
<\/p>\n\n\n\n

Aturan larangan merokok saat berkendara sebenarnya sudah diatur dalam UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Aturan ini sudah tepat dikeluarkan, meskipun dalam point sanksi sangat berlebihan karena memuat sanksi pidana dan denda yang besar.
<\/p>\n\n\n\n

Maka perilaku tidak merokok saat berkendara sudah seharusnya diterapkan oleh perokok untuk membuktikan bahwa perokok menjunjung tinggi nilai etis, dan dapat bertanggung jawab tanpa harus diancam sanksi pidana maupun denda.
<\/p>\n\n\n\n

2. Tidak Merokok di Dekat Anak Kecil<\/strong>
<\/p>\n\n\n\n

Merokok adalah kegiatan konsumsi yang boleh dilakukan oleh orang yang sudah berusia 18 tahun ke atas. Maka perilaku merokok di dekat anak kecil bukanlah sebuah perilaku yang bertanggung jawab dari seorang perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Seorang perokok yang bertanggung jawab juga tentu tidak akan menawarkan rokok apalagi mengajarkan kebiasaan merokok kepada anak di bawah umur 18 tahun. Biarkanlah anak-anak kecil dan anak di bawah umur 18 tahun menentukan keputusan mereka untuk mengonsumsi rokok atau tidak ketika mereka sudah cukup umur.
<\/p>\n\n\n\n

3. Tidak Merokok di Dekat Ibu Hamil<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Merokok di dekat ibu hamil adalah sebuah perilaku yang buruk. Ibu hamil mana yang tidak risih, ketika berada di tempat umum yang seharusnya mereka bisa santai atau istirahat sejenak tapi kemudian terusik karena asap rokok.
<\/p>\n\n\n\n

Apalagi para ibu-ibu hamil ini memiliki fase kondisi tubuh dan pikiran yang berbeda dengan orang normal pada umumnya. Ibu hamil biasanya memiliki kondisi fisik gampang drop, wong kadang-kadang mereka tau-tau muntah. Dalam hal psikologis juga berbeda dengan orang normal pada umumnya, ibu hamil biasanya memiliki sensitivitas yang tinggi.
<\/p>\n\n\n\n

Jadi sebagai perokok etis, menjunjung tinggi kehormatan perempuan mutlak dimiliki, maka perilaku tidak merokok di dekat ibu hamil adalah kewajiban bagi perokok etis.
<\/p>\n\n\n\n

4. Merokok di Ruang Merokok<\/strong>
<\/p>\n\n\n\n

Kesadaran berbagi hak merupakan fondasi penting bagi perokok etis. Dengan merokok di ruang merokok, tentunya akan menciptakan kesadaran bagi perokok untuk menghargai hak bukan perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Merokok di sembarang tempat mengabaikan orang lain di sekitarnya yang bukan perokok bukanlah ciri perilaku yang bertanggung jawab. Adanya wilayah Kawasan Tanpa Rokok (KTR) harus dianggap sebagai sense kesadaran berbagi ruang terhadap orang lain. Hormatilah dengan tidak merokok di wilayah KTR. Namun perokok juga harus protes jika tidak ada penyediaan ruang merokok di tempat umum dan tempat umum lainnya di wilayah KTR.
<\/p>\n\n\n\n

Nah di atas tadi merupakan langkah-langkah yang wajib diterapkan oleh para perokok agar menjadi perokok etis. Dengan menjadi perokok etis, para perokok dapat menepis stigma negatif yang dilekatkan kepada perokok, dan tentunya juga dapat menjadi tonggak bagi perjuangan perokok melawan diskriminasi terhadap Industri Hasil Tembakau.<\/p>\n\n\n\n

Pertama: Merokok di Ruang Merokok yang Telah Disediakan
<\/h3>\n\n\n\n

Bulan Ramadhan kerap kali dimeriahi dengan buka bersama alias bukber , tanpa bukber kadang rasanya kayak ada dua-tiga orang merokok tapi tidak ada asbaknya. Maka tak heran tempat-tempat makan, tempat kerja, ruang publik lainnya menjadi tempat untuk berbuka puasa bersama. Nah saat berbuka di tempat-tempat inilah perokok harus melihat apakah tempat tersebut menyediakan ruang merokok atau tidak. Sehabis berbuka puasa, setelah hampir tiga belas jam lamanya perokok menghentikan sementara aktivitas merokoknya, tentu merokok masuk ke dalam daftar menu berbuka puasa. Tapi jangan berpikiran bahwa perokok ketika waktunya berbuka langsung merokok loh ya. Pasti minum air putih terlebih dahulu, makan takjilan dulu, karena perokok bukan onta yang minum sama makannya irit-irit.
<\/p>\n\n\n\n

Minum dan makan takjil sudah, barulah waktunya untuk membakar sebatang rokok. Banyak juga yang merokoknya ditunda dulu sampai sehabis salat taraweh. Semua tergantung kebutuhan. Tapi bagi perokok yang menyegerakan waktu merokoknya, di tempat buka puasa bersama, perokok etis yang rahmatan lil alamin tidak asal sembarangan merokok. Tentulah akan merokok pada tempat yang telah disediakan. Karena konsep etis dan rahmatan lil alamin adalah tidak berlaku dzolim. Bertindak secara proporsional, itu intinya.
<\/p>\n\n\n\n

Kedua: Berbagilah dengan Sesama
<\/h2>\n\n\n\n

Tagline indahnya berbagi di bulan Ramadhan biasanya sering bermunculan. Meskipun itikad berbagi bukan hanya berlaku di bulan Ramadhan saja, namun tagline tersebut patut pula menjadi renungan dan diwujudkan dalam laku sosial kita, agar terlatih menjadi manusia yang lebih baik pada bulan-bulan selanjutnya.
<\/p>\n\n\n\n

Berbagi dapat dimulai dari hal-hal yang sederhana. Berbagi api, dengan meminjamkan korek misalnya, berbagi asbak, dengan tidak mengakuisisi asbak, berbagi rokok, bukan berarti rokok sebatang dihisap keliling loh ya, selebihnya kita bisa berbagi hikmah Ramadhan, berbagi pengalam seharian berpuasa.
<\/p>\n\n\n\n

Saat berbuka puasa seringkali pula perokok kelupaan membeli rokok karena tak punya stok yang disimpan. Menawari apa yang kita miliki, bilamana itu berupa rokok, korek, maupun asbak, tawarkanlah. Dari sisi itu terdapat ciri insan yang memiliki spirit berbagi, selain sebagai wujud solidaritas juga upaya menjalin silaturahmi.
<\/p>\n\n\n\n

Ketiga: Berpuasalah di Bulan Ramadhan
<\/h2>\n\n\n\n

Selain membuktikan bahwa rokok bukan sesuatu yang adiktif, berpuasa di bulan Ramadhan adalah seruan agar kita lebih bertakwa kepada sang Maha Pemberi Rahmat. Labeling adiktif terhadap perokok jelas sudah terbantahkan dengan sendirinya ketika perokok berpuasa di bulan Ramadhan. Tudingan adiktif tersebut menjadi tidak relevan, ketika perokok sanggup menahan aktivitas merokoknya selama tiga belas jam lebih. Meskipun banyak juga perokok yang berbulan-bulan lamanya sanggup tidak merokok. Juga penelitian-penelitian bantahan yang mengatakan tidak tepat memberikan label adiktif terhadap perokok, karena berhenti merokok sangat mudah dilakukan oleh perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Dengan berpuasa di bulan Ramadhan, perokok akan menuai hikmah bahwa hidup bukan hanya perkara makan dan minum. Ada nilai sosial yang luar biasa terkandung di dalamnya, selain juga nilai ibadah mahdhoh tentunya. Tanpa melihat status dan golongan, puasa membuat kita saling memahami bahwa manusia setara dalam hak dan kewajibannya kepada Tuhan.
<\/p>\n\n\n\n

Puasa tidak memandang dia perokok atau bukan, ketika seruan berpuasa datang, semuanya menanggalkan semua atribut keduniawian untuk menjalankan kewajibannya sebagai manusia yang diciptakan untuk beribadah. Sesungguhnya Ibadah adalah hakikat dan tujuan penciptaan jin dan manusia. Dalam Q.S. 56 (Ad-Dzariat : 56)
<\/p>\n\n\n\n

Nah tiga langkah tadi dapat kita terapkan di sisa-sisa penghujung Ramadhan ini. Mari sama-sama kita tunaikan dengan itikad ketaatan dalam mencapai kesalihan sosial serta kesalihan spiritual, sebab menjadi perokok etis yang rahmatan lil alamin tidak hanya sebatas ucapan belaka, tapi bersesuainya ucapan dan perbuatan. Bukankah konsep keseimbangan sudah sejak dulu ditanamkan oleh leluhur kita. Termasuk berlaku seimbang dalam konteks konsumsi.
<\/p>\n","post_title":"4 Langkah Menjadi Perokok Etis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"4-langkah-menjadi-perokok-etis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-04-06 10:33:50","post_modified_gmt":"2019-04-06 03:33:50","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5608","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4495,"post_author":"888","post_date":"2018-01-20 08:34:16","post_date_gmt":"2018-01-20 01:34:16","post_content":"Anda perokok? Anda sering didiskriminasi masyarakat bukan perokok? Bila iya, silahkan evaluasi kegiatan merokok Anda. Sudahkah dilakukan di tempat dan cara yang tepat?<\/span>\r\n\r\nBeberapa hari lalu, saat saya ingin menyalip truk bermuatan pasir di Jalan Raya Pemda Tigaraksa, Sang Supir membuang puntung rokok yang masih menyala keluar jendela dan apesnya mengenai bagian tubuh saya. Coba bayangkan, jika saja abu puntung rokok itu mengenai mata dan mengganggu pengelihatan saya, mungkin akan terjadi kecelakaan yang menimpa saya.<\/span>\r\n\r\nSaya perokok akut dan saya menilai tindakan sopir membuang puntung sembarangan itu adalah kesalahan amat sangat. Membuang puntung sembarangan semacam itu tentu akan berakibat fatal dan mengganggu orang lain. <\/span>\r\n\r\nLain lagi, di angkutan umum yang ada anak-anak serta ibu-ibu, kadang banyak saja yang masih cuek dan tetap merokok. Sebuah pemandangan yang tentunya sangat menggangu. Dan teguran yang pas adalah Ibu-ibu itu menutup hidung dengan kerudung sambil memberikan kode batuk-batuk. Susah sekali memang sepertinya menegur langsung perokok itu, maklum, kita memang sering banyak basa-basi.<\/span>\r\n\r\nMembuang puntung rokok sembarangan dan merokok di sembarang tempat adalah kesalahan fatal yang sering dilakukan para perokok, sehingga wajar jika masyarakat luas menilai perokok adalah manusia laknat yang harus disingkirkan dari bumi ini. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok saya juga kadang menerima beberapa cibiran dari teman perempuan atau laki-laki yang tidak merokok karena tentu mereka menilai semua perokok sama saja, sembarangan membuang asap dan puntungnya, atau bahkan merokok ketika sedang berkendara.<\/span>\r\n\r\nSebagian orang menilai sisi buruk dari rokok tanpa meniiti ulang dan mencari sumbangsih rokok bagi negeri ini, selain uang triliunan lewat hasil cukai, Marcus Gideon dan Kevin Sanjaya yang baru-baru ini meraih gelar juara <\/span>series<\/span><\/i> terbanyak sepanjang pegelaran berasal dari PB Djarum. <\/span>\r\n\r\nMakin ke sini, saya sering diedukasi soal kretek oleh komunitas yang bergelut di bidang kretek dan tentunya sangat berguna bagi saya untuk menjauhkan stigma buruk terhadap para perokok, khususnya saya. <\/span>\r\n\r\nUntuk menjauhkan stigma buruk itu, saya sedikit-sedikit meninggalkan kebiasaan buruk saya sebagai perokok. Semisal, tidak membuang puntung sembarangan sehabis merokok, atau ketika merokok di samping orang yang tidak merokok saya meminta izin terlebih dahulu, jika di izinkan ya bakar, jika tidak ya menahan asam. <\/span>\r\n\r\nDan kebiasaan ini juga saya tularkan kepada teman-teman yang merokok agar melanjutkan kebiasaan baik dan tentu menghlangkan kebiasaan-kebiasaan buruk yang nantinya melekat menjadi <\/span>image<\/span><\/i> pribadi sendiri juga.<\/span>\r\n\r\nLagi pula, asap rokok tidak mengganggu di banding asap knalpot \u00a0motor 2 tak. Atau knalpot-knalpot angkutan umum yang ngebulnya bukan main. Dan harus kalian tahu, akhir-akhir ini cuaca mendung dan hujan melulu, menikmati hujan itu lebih nikmat jika di pasangkan dengan kretek dan kopi. Jika kita sebagai perokok tak ingin terus dianggap buruk, mulailah \u00a0meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk dan membanggakan diri sebagai perokok yang santun, perokok yang juga menghargai hak-hak yang tidak merokok. Ingatlah, rokok itu tidak pernah mengjarkan keburukan. <\/span>\r\n\r\nPerokok santun tidak hanya ingin dihormati, tetapi harus menghormati. Inget ini, Lur, \u00a0untuk urusan yang baik-baik imbuhan \u201cme\u201d itu lebih baik ketimbang \u201cdi\u201d. <\/strong>","post_title":"Jadilah Perokok yang Santun","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"jadilah-perokok-yang-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-20 08:36:53","post_modified_gmt":"2018-01-20 01:36:53","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4495","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4451,"post_author":"877","post_date":"2018-01-11 09:57:06","post_date_gmt":"2018-01-11 02:57:06","post_content":"Salah satu tuduhan bagi perokok yang sering kali diutarakan anti rokok, selain menjadi penyebab kematian dan berpengaruh negatif terhadap orang lain, adalah perokok tidak punya aturan. Lebih pada sikap perokok saat merokok, yaitu merokok disembarang tempat, buang puntung rokok dan buang abu rokok sembarang. <\/span>\r\n\r\nTuduhan rokok sebagai penyebab kematian dan dapat berpengaruh negatif pada orang lain, saya kira sudah <\/span>clear,<\/span><\/i> sudah banyak jawaban terkait keduany dengan jelas. Tuduhan keduanya tanpa dasar yang kuat, hingga seakan-akan dipaksakan. <\/span>\r\n\r\nKenyataan di lapangan banyak perokok yang umurnya panjang. Baca hasil survei <\/span>
Sigit Budhi Setiawan<\/span><\/a> dalam buku yang berjudul \u201cMereka Yang Melampaui Waktu: konsep panjang umur, bahagia, sehat, dan tetap produktif\u201d terbit tahun 2013. Jelas didalamnya mengungkap banyak perokok yang usianya ratusan tahun, produktif dan masih tetap merokok. <\/span>\r\n\r\nBahkan berita terakhir di Sragen, Jawa Tengah, ada perokok yang umurnya mencapai 140an tahun. Ia terkenal dengan panggilan <\/span>Mbah Gotho<\/span><\/a> yang konon dan sampai akhir hayatnya adalah perokok berat. Lahir <\/span>31 Desember<\/span><\/a> 1870 dan meninggal di Sragen <\/span>30 April<\/span><\/a> 2017<\/span><\/a>, bahkan ia diklaim sebagai orang tertua di dunia.<\/span>\r\n\r\nLain itu, banyak bantahan yang menyatakan perokok pasif itu tidak ada dan tidak mungkin. Belum ada riset yang membuktikan bahwa asap rokok menjadi penyebab utama penyakit seseorang. Tuduhan semacam ini terkesan mengada-ada. <\/span>\r\n\r\nPerokok dari dulu hingga sekarang mempunyai kesadaran tersendiri. Rata-rata aktivitas merokok sebagai bentuk relaksasi, dilakukan berjeda dan membutuhkan waktu tersendiri sesuai keinginan hati. Merokok memang bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja saat dibutuhkan. Namun mayoritas perokok tetap melihat situasi dan kondisi. <\/span>\r\n\r\nDi Yogyakarta ada sosok Kiai perokok yang menjadi imam salat fardu (lima waktu) di masjid, sebut saja Kiai Ahmad (nama samaran), tiap jalan menuju masjid bisa dipastikan ia menyulut rokok, jarak rumah dengan masjid hanya sekitar \u00b1200 meter. Sesampainya di masjid, ia mematikan rokoknya dan disimpan ditempat aman, kemudian akan dilanjutkan setelah mengerjakan sholat. Tapi juga terkadang dibuang ke bak sampah. Ia tidak pernah sekalipun merokok dalam masjid. <\/span>\r\n\r\nBegitu juga kebiasannya di rumah, ia hampir tidak pernah merokok di depan istri dan putranya. Saat merokok ia memilih tempat tersendiri terpisah dengan istri dan putranya. \u00a0Karena ia sadar, harus menghormati istri dan putranya yang tidak merokok. Lain itu, setiap mau merokok ia akan mencari asbak sebagai tempat puntung dan abu rokok untuk menjaga kebersihan.<\/span>\r\n\r\nCerita keseharian kiai di atas adalah representasi perokok santun. Dan masih banyak perokok santun lainnya yang sadar tentang aturan main merokok. Bagi perokok, merokok adalah budaya yang dilakukan sebagai media relaksasi dan bukan menjadi kebutuhan yang utama. <\/span>\r\n\r\nPada dasarnya perokok umumnya mempunyai atauran tersendiri sesuai konteks kehidupan masing-masing. Perokok paham betul kapan ia harus merokok, kapan ia tidak menyulut rokoknya dan kapan ia harus mematikan rokoknya. <\/span>\r\n\r\nBuktinya perokok tidak akan memaksakan merokok di ruangan ber AC tanpa adanya exhaust (alat penghisap asap) atau tanpa kesepakatan bersama. Perokok tidak akan merokok di kendaraan yang ber AC \u00a0dan tertutup rapat. <\/span>\r\n\r\nWalaupun perokok merokok di tempat yang telah disepakati atau sudah mendapatkan ijin, ternyata dalam ruangan masih ada seseorang yang tidak merokok, bisa dipastikan merokoknya tidak terasa nikmat. Kebanyakan akan memilih tidak merokok. Kalaupun terpaksa merokok akan terasa canggung. \u00a0Sehingga terkadang asap yang dikeluarkan diarahkan yang berlawanan dengan posisi yang tidak merokok. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok santun, sudah menjadi kebiasaan jika akan merokok terlebih dahulu mencari tempat untuk membuang puntung dan abu rokok (asbak). Terkadang saking kreatifnya, jika tidak ditemukan asbak, mereka (perokok) membuat asbak sendiri yang terbuat dari bahan disekitarnya. Tidak jarang perokok membuat asbak dengan bahan kertas. Ia tahu kertas adalah salah satu bahan yang akan terbakar jika terkena bara rokok. Namun apa boleh buat dengan sangat terpaksa ia harus membuat asbak dengan sangat sederhana sebagai tempat pembuangan puntung dan abu rokok, untuk menjaga kebersihan. <\/span>\r\n\r\nBudaya merokok santun, adalah warisan tatanan nilai turun temurun oleh nenek moyang. Tidak lain untuk menjaga kebersamaan, penghormatan hak orang lain, menjaga kesopanan, dan bahkan untuk mempertahankan etiket merokok yang baik.<\/span>","post_title":"Menjadi Perokok Santun yang Taat Aturan Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-perokok-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-11 09:57:26","post_modified_gmt":"2018-01-11 02:57:26","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4451","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Perokok<\/a> acapkali dicap sebagai orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Hal ini disebabkan oleh perilaku merokok sembarangan, petantang-petenteng ketika merokok, dan abai terhadap lingkungan sekitar. Padahal sebagai konsumen yang baik, tentu perokok seharusnya bertanggung jawab atas barang yang dikonsumsinya.
<\/p>\n\n\n\n

Salah satu cara agar perokok memiliki sikap bertanggung jawab atas barang konsumsinya adalah dengan menerapkan perilaku perokok etis. Berikut adalah langkah-langkah menjadi perokok etis:
<\/p>\n\n\n\n

1. Tidak Merokok<\/a> Saat Berkendara<\/strong>
<\/p>\n\n\n\n

Tidak ada satupun alasan yang dapat membenarkan perilaku merokok saat berkendara. Sebab sangat banyak mudarat yang diakibatkan atas perilaku ini.<\/p>\n\n\n\n

Pertama, merokok<\/a> saat berkendara tidak menghargai hak orang lain yang bukan perokok. Pada saat kendaraan berjalan maupun berhenti, asap rokok yang dihembuskan akan mengenai pengendara di sekitar, sehingga memungkinkan orang lain terpapar asap rokok
<\/p>\n\n\n\n

Kedua, berbahaya bagi orang lain. Mengapa berbahaya? Sebab ketika bara api yang diakibatkan pembakaran rokok tak dibuang di tempat yang mestinya, maka akan menimbulkan resiko orang di sekitar akan terkena bara api rokok. Akibatnya tentu bermacam-macam, mulai dari mengganggu konsentrasi, mengakibatkan kebutaan pada orang yang matanya terkena bara api, hingga kecelakaan fatal.
<\/p>\n\n\n\n

Aturan larangan merokok saat berkendara sebenarnya sudah diatur dalam UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Aturan ini sudah tepat dikeluarkan, meskipun dalam point sanksi sangat berlebihan karena memuat sanksi pidana dan denda yang besar.
<\/p>\n\n\n\n

Maka perilaku tidak merokok saat berkendara sudah seharusnya diterapkan oleh perokok untuk membuktikan bahwa perokok menjunjung tinggi nilai etis, dan dapat bertanggung jawab tanpa harus diancam sanksi pidana maupun denda.
<\/p>\n\n\n\n

2. Tidak Merokok di Dekat Anak Kecil<\/strong>
<\/p>\n\n\n\n

Merokok adalah kegiatan konsumsi yang boleh dilakukan oleh orang yang sudah berusia 18 tahun ke atas. Maka perilaku merokok di dekat anak kecil bukanlah sebuah perilaku yang bertanggung jawab dari seorang perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Seorang perokok yang bertanggung jawab juga tentu tidak akan menawarkan rokok apalagi mengajarkan kebiasaan merokok kepada anak di bawah umur 18 tahun. Biarkanlah anak-anak kecil dan anak di bawah umur 18 tahun menentukan keputusan mereka untuk mengonsumsi rokok atau tidak ketika mereka sudah cukup umur.
<\/p>\n\n\n\n

3. Tidak Merokok di Dekat Ibu Hamil<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Merokok di dekat ibu hamil adalah sebuah perilaku yang buruk. Ibu hamil mana yang tidak risih, ketika berada di tempat umum yang seharusnya mereka bisa santai atau istirahat sejenak tapi kemudian terusik karena asap rokok.
<\/p>\n\n\n\n

Apalagi para ibu-ibu hamil ini memiliki fase kondisi tubuh dan pikiran yang berbeda dengan orang normal pada umumnya. Ibu hamil biasanya memiliki kondisi fisik gampang drop, wong kadang-kadang mereka tau-tau muntah. Dalam hal psikologis juga berbeda dengan orang normal pada umumnya, ibu hamil biasanya memiliki sensitivitas yang tinggi.
<\/p>\n\n\n\n

Jadi sebagai perokok etis, menjunjung tinggi kehormatan perempuan mutlak dimiliki, maka perilaku tidak merokok di dekat ibu hamil adalah kewajiban bagi perokok etis.
<\/p>\n\n\n\n

4. Merokok di Ruang Merokok<\/strong>
<\/p>\n\n\n\n

Kesadaran berbagi hak merupakan fondasi penting bagi perokok etis. Dengan merokok di ruang merokok, tentunya akan menciptakan kesadaran bagi perokok untuk menghargai hak bukan perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Merokok di sembarang tempat mengabaikan orang lain di sekitarnya yang bukan perokok bukanlah ciri perilaku yang bertanggung jawab. Adanya wilayah Kawasan Tanpa Rokok (KTR) harus dianggap sebagai sense kesadaran berbagi ruang terhadap orang lain. Hormatilah dengan tidak merokok di wilayah KTR. Namun perokok juga harus protes jika tidak ada penyediaan ruang merokok di tempat umum dan tempat umum lainnya di wilayah KTR.
<\/p>\n\n\n\n

Nah di atas tadi merupakan langkah-langkah yang wajib diterapkan oleh para perokok agar menjadi perokok etis. Dengan menjadi perokok etis, para perokok dapat menepis stigma negatif yang dilekatkan kepada perokok, dan tentunya juga dapat menjadi tonggak bagi perjuangan perokok melawan diskriminasi terhadap Industri Hasil Tembakau.<\/p>\n\n\n\n

Pertama: Merokok di Ruang Merokok yang Telah Disediakan
<\/h3>\n\n\n\n

Bulan Ramadhan kerap kali dimeriahi dengan buka bersama alias bukber , tanpa bukber kadang rasanya kayak ada dua-tiga orang merokok tapi tidak ada asbaknya. Maka tak heran tempat-tempat makan, tempat kerja, ruang publik lainnya menjadi tempat untuk berbuka puasa bersama. Nah saat berbuka di tempat-tempat inilah perokok harus melihat apakah tempat tersebut menyediakan ruang merokok atau tidak. Sehabis berbuka puasa, setelah hampir tiga belas jam lamanya perokok menghentikan sementara aktivitas merokoknya, tentu merokok masuk ke dalam daftar menu berbuka puasa. Tapi jangan berpikiran bahwa perokok ketika waktunya berbuka langsung merokok loh ya. Pasti minum air putih terlebih dahulu, makan takjilan dulu, karena perokok bukan onta yang minum sama makannya irit-irit.
<\/p>\n\n\n\n

Minum dan makan takjil sudah, barulah waktunya untuk membakar sebatang rokok. Banyak juga yang merokoknya ditunda dulu sampai sehabis salat taraweh. Semua tergantung kebutuhan. Tapi bagi perokok yang menyegerakan waktu merokoknya, di tempat buka puasa bersama, perokok etis yang rahmatan lil alamin tidak asal sembarangan merokok. Tentulah akan merokok pada tempat yang telah disediakan. Karena konsep etis dan rahmatan lil alamin adalah tidak berlaku dzolim. Bertindak secara proporsional, itu intinya.
<\/p>\n\n\n\n

Kedua: Berbagilah dengan Sesama
<\/h2>\n\n\n\n

Tagline indahnya berbagi di bulan Ramadhan biasanya sering bermunculan. Meskipun itikad berbagi bukan hanya berlaku di bulan Ramadhan saja, namun tagline tersebut patut pula menjadi renungan dan diwujudkan dalam laku sosial kita, agar terlatih menjadi manusia yang lebih baik pada bulan-bulan selanjutnya.
<\/p>\n\n\n\n

Berbagi dapat dimulai dari hal-hal yang sederhana. Berbagi api, dengan meminjamkan korek misalnya, berbagi asbak, dengan tidak mengakuisisi asbak, berbagi rokok, bukan berarti rokok sebatang dihisap keliling loh ya, selebihnya kita bisa berbagi hikmah Ramadhan, berbagi pengalam seharian berpuasa.
<\/p>\n\n\n\n

Saat berbuka puasa seringkali pula perokok kelupaan membeli rokok karena tak punya stok yang disimpan. Menawari apa yang kita miliki, bilamana itu berupa rokok, korek, maupun asbak, tawarkanlah. Dari sisi itu terdapat ciri insan yang memiliki spirit berbagi, selain sebagai wujud solidaritas juga upaya menjalin silaturahmi.
<\/p>\n\n\n\n

Ketiga: Berpuasalah di Bulan Ramadhan
<\/h2>\n\n\n\n

Selain membuktikan bahwa rokok bukan sesuatu yang adiktif, berpuasa di bulan Ramadhan adalah seruan agar kita lebih bertakwa kepada sang Maha Pemberi Rahmat. Labeling adiktif terhadap perokok jelas sudah terbantahkan dengan sendirinya ketika perokok berpuasa di bulan Ramadhan. Tudingan adiktif tersebut menjadi tidak relevan, ketika perokok sanggup menahan aktivitas merokoknya selama tiga belas jam lebih. Meskipun banyak juga perokok yang berbulan-bulan lamanya sanggup tidak merokok. Juga penelitian-penelitian bantahan yang mengatakan tidak tepat memberikan label adiktif terhadap perokok, karena berhenti merokok sangat mudah dilakukan oleh perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Dengan berpuasa di bulan Ramadhan, perokok akan menuai hikmah bahwa hidup bukan hanya perkara makan dan minum. Ada nilai sosial yang luar biasa terkandung di dalamnya, selain juga nilai ibadah mahdhoh tentunya. Tanpa melihat status dan golongan, puasa membuat kita saling memahami bahwa manusia setara dalam hak dan kewajibannya kepada Tuhan.
<\/p>\n\n\n\n

Puasa tidak memandang dia perokok atau bukan, ketika seruan berpuasa datang, semuanya menanggalkan semua atribut keduniawian untuk menjalankan kewajibannya sebagai manusia yang diciptakan untuk beribadah. Sesungguhnya Ibadah adalah hakikat dan tujuan penciptaan jin dan manusia. Dalam Q.S. 56 (Ad-Dzariat : 56)
<\/p>\n\n\n\n

Nah tiga langkah tadi dapat kita terapkan di sisa-sisa penghujung Ramadhan ini. Mari sama-sama kita tunaikan dengan itikad ketaatan dalam mencapai kesalihan sosial serta kesalihan spiritual, sebab menjadi perokok etis yang rahmatan lil alamin tidak hanya sebatas ucapan belaka, tapi bersesuainya ucapan dan perbuatan. Bukankah konsep keseimbangan sudah sejak dulu ditanamkan oleh leluhur kita. Termasuk berlaku seimbang dalam konteks konsumsi.
<\/p>\n","post_title":"4 Langkah Menjadi Perokok Etis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"4-langkah-menjadi-perokok-etis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-04-06 10:33:50","post_modified_gmt":"2019-04-06 03:33:50","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5608","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4495,"post_author":"888","post_date":"2018-01-20 08:34:16","post_date_gmt":"2018-01-20 01:34:16","post_content":"Anda perokok? Anda sering didiskriminasi masyarakat bukan perokok? Bila iya, silahkan evaluasi kegiatan merokok Anda. Sudahkah dilakukan di tempat dan cara yang tepat?<\/span>\r\n\r\nBeberapa hari lalu, saat saya ingin menyalip truk bermuatan pasir di Jalan Raya Pemda Tigaraksa, Sang Supir membuang puntung rokok yang masih menyala keluar jendela dan apesnya mengenai bagian tubuh saya. Coba bayangkan, jika saja abu puntung rokok itu mengenai mata dan mengganggu pengelihatan saya, mungkin akan terjadi kecelakaan yang menimpa saya.<\/span>\r\n\r\nSaya perokok akut dan saya menilai tindakan sopir membuang puntung sembarangan itu adalah kesalahan amat sangat. Membuang puntung sembarangan semacam itu tentu akan berakibat fatal dan mengganggu orang lain. <\/span>\r\n\r\nLain lagi, di angkutan umum yang ada anak-anak serta ibu-ibu, kadang banyak saja yang masih cuek dan tetap merokok. Sebuah pemandangan yang tentunya sangat menggangu. Dan teguran yang pas adalah Ibu-ibu itu menutup hidung dengan kerudung sambil memberikan kode batuk-batuk. Susah sekali memang sepertinya menegur langsung perokok itu, maklum, kita memang sering banyak basa-basi.<\/span>\r\n\r\nMembuang puntung rokok sembarangan dan merokok di sembarang tempat adalah kesalahan fatal yang sering dilakukan para perokok, sehingga wajar jika masyarakat luas menilai perokok adalah manusia laknat yang harus disingkirkan dari bumi ini. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok saya juga kadang menerima beberapa cibiran dari teman perempuan atau laki-laki yang tidak merokok karena tentu mereka menilai semua perokok sama saja, sembarangan membuang asap dan puntungnya, atau bahkan merokok ketika sedang berkendara.<\/span>\r\n\r\nSebagian orang menilai sisi buruk dari rokok tanpa meniiti ulang dan mencari sumbangsih rokok bagi negeri ini, selain uang triliunan lewat hasil cukai, Marcus Gideon dan Kevin Sanjaya yang baru-baru ini meraih gelar juara <\/span>series<\/span><\/i> terbanyak sepanjang pegelaran berasal dari PB Djarum. <\/span>\r\n\r\nMakin ke sini, saya sering diedukasi soal kretek oleh komunitas yang bergelut di bidang kretek dan tentunya sangat berguna bagi saya untuk menjauhkan stigma buruk terhadap para perokok, khususnya saya. <\/span>\r\n\r\nUntuk menjauhkan stigma buruk itu, saya sedikit-sedikit meninggalkan kebiasaan buruk saya sebagai perokok. Semisal, tidak membuang puntung sembarangan sehabis merokok, atau ketika merokok di samping orang yang tidak merokok saya meminta izin terlebih dahulu, jika di izinkan ya bakar, jika tidak ya menahan asam. <\/span>\r\n\r\nDan kebiasaan ini juga saya tularkan kepada teman-teman yang merokok agar melanjutkan kebiasaan baik dan tentu menghlangkan kebiasaan-kebiasaan buruk yang nantinya melekat menjadi <\/span>image<\/span><\/i> pribadi sendiri juga.<\/span>\r\n\r\nLagi pula, asap rokok tidak mengganggu di banding asap knalpot \u00a0motor 2 tak. Atau knalpot-knalpot angkutan umum yang ngebulnya bukan main. Dan harus kalian tahu, akhir-akhir ini cuaca mendung dan hujan melulu, menikmati hujan itu lebih nikmat jika di pasangkan dengan kretek dan kopi. Jika kita sebagai perokok tak ingin terus dianggap buruk, mulailah \u00a0meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk dan membanggakan diri sebagai perokok yang santun, perokok yang juga menghargai hak-hak yang tidak merokok. Ingatlah, rokok itu tidak pernah mengjarkan keburukan. <\/span>\r\n\r\nPerokok santun tidak hanya ingin dihormati, tetapi harus menghormati. Inget ini, Lur, \u00a0untuk urusan yang baik-baik imbuhan \u201cme\u201d itu lebih baik ketimbang \u201cdi\u201d. <\/strong>","post_title":"Jadilah Perokok yang Santun","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"jadilah-perokok-yang-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-20 08:36:53","post_modified_gmt":"2018-01-20 01:36:53","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4495","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4451,"post_author":"877","post_date":"2018-01-11 09:57:06","post_date_gmt":"2018-01-11 02:57:06","post_content":"Salah satu tuduhan bagi perokok yang sering kali diutarakan anti rokok, selain menjadi penyebab kematian dan berpengaruh negatif terhadap orang lain, adalah perokok tidak punya aturan. Lebih pada sikap perokok saat merokok, yaitu merokok disembarang tempat, buang puntung rokok dan buang abu rokok sembarang. <\/span>\r\n\r\nTuduhan rokok sebagai penyebab kematian dan dapat berpengaruh negatif pada orang lain, saya kira sudah <\/span>clear,<\/span><\/i> sudah banyak jawaban terkait keduany dengan jelas. Tuduhan keduanya tanpa dasar yang kuat, hingga seakan-akan dipaksakan. <\/span>\r\n\r\nKenyataan di lapangan banyak perokok yang umurnya panjang. Baca hasil survei <\/span>
Sigit Budhi Setiawan<\/span><\/a> dalam buku yang berjudul \u201cMereka Yang Melampaui Waktu: konsep panjang umur, bahagia, sehat, dan tetap produktif\u201d terbit tahun 2013. Jelas didalamnya mengungkap banyak perokok yang usianya ratusan tahun, produktif dan masih tetap merokok. <\/span>\r\n\r\nBahkan berita terakhir di Sragen, Jawa Tengah, ada perokok yang umurnya mencapai 140an tahun. Ia terkenal dengan panggilan <\/span>Mbah Gotho<\/span><\/a> yang konon dan sampai akhir hayatnya adalah perokok berat. Lahir <\/span>31 Desember<\/span><\/a> 1870 dan meninggal di Sragen <\/span>30 April<\/span><\/a> 2017<\/span><\/a>, bahkan ia diklaim sebagai orang tertua di dunia.<\/span>\r\n\r\nLain itu, banyak bantahan yang menyatakan perokok pasif itu tidak ada dan tidak mungkin. Belum ada riset yang membuktikan bahwa asap rokok menjadi penyebab utama penyakit seseorang. Tuduhan semacam ini terkesan mengada-ada. <\/span>\r\n\r\nPerokok dari dulu hingga sekarang mempunyai kesadaran tersendiri. Rata-rata aktivitas merokok sebagai bentuk relaksasi, dilakukan berjeda dan membutuhkan waktu tersendiri sesuai keinginan hati. Merokok memang bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja saat dibutuhkan. Namun mayoritas perokok tetap melihat situasi dan kondisi. <\/span>\r\n\r\nDi Yogyakarta ada sosok Kiai perokok yang menjadi imam salat fardu (lima waktu) di masjid, sebut saja Kiai Ahmad (nama samaran), tiap jalan menuju masjid bisa dipastikan ia menyulut rokok, jarak rumah dengan masjid hanya sekitar \u00b1200 meter. Sesampainya di masjid, ia mematikan rokoknya dan disimpan ditempat aman, kemudian akan dilanjutkan setelah mengerjakan sholat. Tapi juga terkadang dibuang ke bak sampah. Ia tidak pernah sekalipun merokok dalam masjid. <\/span>\r\n\r\nBegitu juga kebiasannya di rumah, ia hampir tidak pernah merokok di depan istri dan putranya. Saat merokok ia memilih tempat tersendiri terpisah dengan istri dan putranya. \u00a0Karena ia sadar, harus menghormati istri dan putranya yang tidak merokok. Lain itu, setiap mau merokok ia akan mencari asbak sebagai tempat puntung dan abu rokok untuk menjaga kebersihan.<\/span>\r\n\r\nCerita keseharian kiai di atas adalah representasi perokok santun. Dan masih banyak perokok santun lainnya yang sadar tentang aturan main merokok. Bagi perokok, merokok adalah budaya yang dilakukan sebagai media relaksasi dan bukan menjadi kebutuhan yang utama. <\/span>\r\n\r\nPada dasarnya perokok umumnya mempunyai atauran tersendiri sesuai konteks kehidupan masing-masing. Perokok paham betul kapan ia harus merokok, kapan ia tidak menyulut rokoknya dan kapan ia harus mematikan rokoknya. <\/span>\r\n\r\nBuktinya perokok tidak akan memaksakan merokok di ruangan ber AC tanpa adanya exhaust (alat penghisap asap) atau tanpa kesepakatan bersama. Perokok tidak akan merokok di kendaraan yang ber AC \u00a0dan tertutup rapat. <\/span>\r\n\r\nWalaupun perokok merokok di tempat yang telah disepakati atau sudah mendapatkan ijin, ternyata dalam ruangan masih ada seseorang yang tidak merokok, bisa dipastikan merokoknya tidak terasa nikmat. Kebanyakan akan memilih tidak merokok. Kalaupun terpaksa merokok akan terasa canggung. \u00a0Sehingga terkadang asap yang dikeluarkan diarahkan yang berlawanan dengan posisi yang tidak merokok. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok santun, sudah menjadi kebiasaan jika akan merokok terlebih dahulu mencari tempat untuk membuang puntung dan abu rokok (asbak). Terkadang saking kreatifnya, jika tidak ditemukan asbak, mereka (perokok) membuat asbak sendiri yang terbuat dari bahan disekitarnya. Tidak jarang perokok membuat asbak dengan bahan kertas. Ia tahu kertas adalah salah satu bahan yang akan terbakar jika terkena bara rokok. Namun apa boleh buat dengan sangat terpaksa ia harus membuat asbak dengan sangat sederhana sebagai tempat pembuangan puntung dan abu rokok, untuk menjaga kebersihan. <\/span>\r\n\r\nBudaya merokok santun, adalah warisan tatanan nilai turun temurun oleh nenek moyang. Tidak lain untuk menjaga kebersamaan, penghormatan hak orang lain, menjaga kesopanan, dan bahkan untuk mempertahankan etiket merokok yang baik.<\/span>","post_title":"Menjadi Perokok Santun yang Taat Aturan Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-perokok-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-11 09:57:26","post_modified_gmt":"2018-01-11 02:57:26","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4451","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Ketiga tips tersebut patut diperhatikan oleh kalian para\nperokok yang hendak mudik dan yang paling utama adalah tetap jaga barang bawaan\nanda termasuk yang berharga, jangan lupa berdoa sebelum memulai perjalanan.\nStay safe and be carefully!<\/p>\n","post_title":"Tiga Hal yang Wajib diperhatikan Para Perokok Saat Mudik","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"tiga-hal-yang-wajib-diperhatikan-para-perokok-saat-mudik","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-02 16:29:29","post_modified_gmt":"2019-06-02 09:29:29","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5771","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5608,"post_author":"883","post_date":"2019-04-06 10:33:47","post_date_gmt":"2019-04-06 03:33:47","post_content":"\n

Perokok<\/a> acapkali dicap sebagai orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Hal ini disebabkan oleh perilaku merokok sembarangan, petantang-petenteng ketika merokok, dan abai terhadap lingkungan sekitar. Padahal sebagai konsumen yang baik, tentu perokok seharusnya bertanggung jawab atas barang yang dikonsumsinya.
<\/p>\n\n\n\n

Salah satu cara agar perokok memiliki sikap bertanggung jawab atas barang konsumsinya adalah dengan menerapkan perilaku perokok etis. Berikut adalah langkah-langkah menjadi perokok etis:
<\/p>\n\n\n\n

1. Tidak Merokok<\/a> Saat Berkendara<\/strong>
<\/p>\n\n\n\n

Tidak ada satupun alasan yang dapat membenarkan perilaku merokok saat berkendara. Sebab sangat banyak mudarat yang diakibatkan atas perilaku ini.<\/p>\n\n\n\n

Pertama, merokok<\/a> saat berkendara tidak menghargai hak orang lain yang bukan perokok. Pada saat kendaraan berjalan maupun berhenti, asap rokok yang dihembuskan akan mengenai pengendara di sekitar, sehingga memungkinkan orang lain terpapar asap rokok
<\/p>\n\n\n\n

Kedua, berbahaya bagi orang lain. Mengapa berbahaya? Sebab ketika bara api yang diakibatkan pembakaran rokok tak dibuang di tempat yang mestinya, maka akan menimbulkan resiko orang di sekitar akan terkena bara api rokok. Akibatnya tentu bermacam-macam, mulai dari mengganggu konsentrasi, mengakibatkan kebutaan pada orang yang matanya terkena bara api, hingga kecelakaan fatal.
<\/p>\n\n\n\n

Aturan larangan merokok saat berkendara sebenarnya sudah diatur dalam UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Aturan ini sudah tepat dikeluarkan, meskipun dalam point sanksi sangat berlebihan karena memuat sanksi pidana dan denda yang besar.
<\/p>\n\n\n\n

Maka perilaku tidak merokok saat berkendara sudah seharusnya diterapkan oleh perokok untuk membuktikan bahwa perokok menjunjung tinggi nilai etis, dan dapat bertanggung jawab tanpa harus diancam sanksi pidana maupun denda.
<\/p>\n\n\n\n

2. Tidak Merokok di Dekat Anak Kecil<\/strong>
<\/p>\n\n\n\n

Merokok adalah kegiatan konsumsi yang boleh dilakukan oleh orang yang sudah berusia 18 tahun ke atas. Maka perilaku merokok di dekat anak kecil bukanlah sebuah perilaku yang bertanggung jawab dari seorang perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Seorang perokok yang bertanggung jawab juga tentu tidak akan menawarkan rokok apalagi mengajarkan kebiasaan merokok kepada anak di bawah umur 18 tahun. Biarkanlah anak-anak kecil dan anak di bawah umur 18 tahun menentukan keputusan mereka untuk mengonsumsi rokok atau tidak ketika mereka sudah cukup umur.
<\/p>\n\n\n\n

3. Tidak Merokok di Dekat Ibu Hamil<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Merokok di dekat ibu hamil adalah sebuah perilaku yang buruk. Ibu hamil mana yang tidak risih, ketika berada di tempat umum yang seharusnya mereka bisa santai atau istirahat sejenak tapi kemudian terusik karena asap rokok.
<\/p>\n\n\n\n

Apalagi para ibu-ibu hamil ini memiliki fase kondisi tubuh dan pikiran yang berbeda dengan orang normal pada umumnya. Ibu hamil biasanya memiliki kondisi fisik gampang drop, wong kadang-kadang mereka tau-tau muntah. Dalam hal psikologis juga berbeda dengan orang normal pada umumnya, ibu hamil biasanya memiliki sensitivitas yang tinggi.
<\/p>\n\n\n\n

Jadi sebagai perokok etis, menjunjung tinggi kehormatan perempuan mutlak dimiliki, maka perilaku tidak merokok di dekat ibu hamil adalah kewajiban bagi perokok etis.
<\/p>\n\n\n\n

4. Merokok di Ruang Merokok<\/strong>
<\/p>\n\n\n\n

Kesadaran berbagi hak merupakan fondasi penting bagi perokok etis. Dengan merokok di ruang merokok, tentunya akan menciptakan kesadaran bagi perokok untuk menghargai hak bukan perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Merokok di sembarang tempat mengabaikan orang lain di sekitarnya yang bukan perokok bukanlah ciri perilaku yang bertanggung jawab. Adanya wilayah Kawasan Tanpa Rokok (KTR) harus dianggap sebagai sense kesadaran berbagi ruang terhadap orang lain. Hormatilah dengan tidak merokok di wilayah KTR. Namun perokok juga harus protes jika tidak ada penyediaan ruang merokok di tempat umum dan tempat umum lainnya di wilayah KTR.
<\/p>\n\n\n\n

Nah di atas tadi merupakan langkah-langkah yang wajib diterapkan oleh para perokok agar menjadi perokok etis. Dengan menjadi perokok etis, para perokok dapat menepis stigma negatif yang dilekatkan kepada perokok, dan tentunya juga dapat menjadi tonggak bagi perjuangan perokok melawan diskriminasi terhadap Industri Hasil Tembakau.<\/p>\n\n\n\n

Pertama: Merokok di Ruang Merokok yang Telah Disediakan
<\/h3>\n\n\n\n

Bulan Ramadhan kerap kali dimeriahi dengan buka bersama alias bukber , tanpa bukber kadang rasanya kayak ada dua-tiga orang merokok tapi tidak ada asbaknya. Maka tak heran tempat-tempat makan, tempat kerja, ruang publik lainnya menjadi tempat untuk berbuka puasa bersama. Nah saat berbuka di tempat-tempat inilah perokok harus melihat apakah tempat tersebut menyediakan ruang merokok atau tidak. Sehabis berbuka puasa, setelah hampir tiga belas jam lamanya perokok menghentikan sementara aktivitas merokoknya, tentu merokok masuk ke dalam daftar menu berbuka puasa. Tapi jangan berpikiran bahwa perokok ketika waktunya berbuka langsung merokok loh ya. Pasti minum air putih terlebih dahulu, makan takjilan dulu, karena perokok bukan onta yang minum sama makannya irit-irit.
<\/p>\n\n\n\n

Minum dan makan takjil sudah, barulah waktunya untuk membakar sebatang rokok. Banyak juga yang merokoknya ditunda dulu sampai sehabis salat taraweh. Semua tergantung kebutuhan. Tapi bagi perokok yang menyegerakan waktu merokoknya, di tempat buka puasa bersama, perokok etis yang rahmatan lil alamin tidak asal sembarangan merokok. Tentulah akan merokok pada tempat yang telah disediakan. Karena konsep etis dan rahmatan lil alamin adalah tidak berlaku dzolim. Bertindak secara proporsional, itu intinya.
<\/p>\n\n\n\n

Kedua: Berbagilah dengan Sesama
<\/h2>\n\n\n\n

Tagline indahnya berbagi di bulan Ramadhan biasanya sering bermunculan. Meskipun itikad berbagi bukan hanya berlaku di bulan Ramadhan saja, namun tagline tersebut patut pula menjadi renungan dan diwujudkan dalam laku sosial kita, agar terlatih menjadi manusia yang lebih baik pada bulan-bulan selanjutnya.
<\/p>\n\n\n\n

Berbagi dapat dimulai dari hal-hal yang sederhana. Berbagi api, dengan meminjamkan korek misalnya, berbagi asbak, dengan tidak mengakuisisi asbak, berbagi rokok, bukan berarti rokok sebatang dihisap keliling loh ya, selebihnya kita bisa berbagi hikmah Ramadhan, berbagi pengalam seharian berpuasa.
<\/p>\n\n\n\n

Saat berbuka puasa seringkali pula perokok kelupaan membeli rokok karena tak punya stok yang disimpan. Menawari apa yang kita miliki, bilamana itu berupa rokok, korek, maupun asbak, tawarkanlah. Dari sisi itu terdapat ciri insan yang memiliki spirit berbagi, selain sebagai wujud solidaritas juga upaya menjalin silaturahmi.
<\/p>\n\n\n\n

Ketiga: Berpuasalah di Bulan Ramadhan
<\/h2>\n\n\n\n

Selain membuktikan bahwa rokok bukan sesuatu yang adiktif, berpuasa di bulan Ramadhan adalah seruan agar kita lebih bertakwa kepada sang Maha Pemberi Rahmat. Labeling adiktif terhadap perokok jelas sudah terbantahkan dengan sendirinya ketika perokok berpuasa di bulan Ramadhan. Tudingan adiktif tersebut menjadi tidak relevan, ketika perokok sanggup menahan aktivitas merokoknya selama tiga belas jam lebih. Meskipun banyak juga perokok yang berbulan-bulan lamanya sanggup tidak merokok. Juga penelitian-penelitian bantahan yang mengatakan tidak tepat memberikan label adiktif terhadap perokok, karena berhenti merokok sangat mudah dilakukan oleh perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Dengan berpuasa di bulan Ramadhan, perokok akan menuai hikmah bahwa hidup bukan hanya perkara makan dan minum. Ada nilai sosial yang luar biasa terkandung di dalamnya, selain juga nilai ibadah mahdhoh tentunya. Tanpa melihat status dan golongan, puasa membuat kita saling memahami bahwa manusia setara dalam hak dan kewajibannya kepada Tuhan.
<\/p>\n\n\n\n

Puasa tidak memandang dia perokok atau bukan, ketika seruan berpuasa datang, semuanya menanggalkan semua atribut keduniawian untuk menjalankan kewajibannya sebagai manusia yang diciptakan untuk beribadah. Sesungguhnya Ibadah adalah hakikat dan tujuan penciptaan jin dan manusia. Dalam Q.S. 56 (Ad-Dzariat : 56)
<\/p>\n\n\n\n

Nah tiga langkah tadi dapat kita terapkan di sisa-sisa penghujung Ramadhan ini. Mari sama-sama kita tunaikan dengan itikad ketaatan dalam mencapai kesalihan sosial serta kesalihan spiritual, sebab menjadi perokok etis yang rahmatan lil alamin tidak hanya sebatas ucapan belaka, tapi bersesuainya ucapan dan perbuatan. Bukankah konsep keseimbangan sudah sejak dulu ditanamkan oleh leluhur kita. Termasuk berlaku seimbang dalam konteks konsumsi.
<\/p>\n","post_title":"4 Langkah Menjadi Perokok Etis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"4-langkah-menjadi-perokok-etis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-04-06 10:33:50","post_modified_gmt":"2019-04-06 03:33:50","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5608","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4495,"post_author":"888","post_date":"2018-01-20 08:34:16","post_date_gmt":"2018-01-20 01:34:16","post_content":"Anda perokok? Anda sering didiskriminasi masyarakat bukan perokok? Bila iya, silahkan evaluasi kegiatan merokok Anda. Sudahkah dilakukan di tempat dan cara yang tepat?<\/span>\r\n\r\nBeberapa hari lalu, saat saya ingin menyalip truk bermuatan pasir di Jalan Raya Pemda Tigaraksa, Sang Supir membuang puntung rokok yang masih menyala keluar jendela dan apesnya mengenai bagian tubuh saya. Coba bayangkan, jika saja abu puntung rokok itu mengenai mata dan mengganggu pengelihatan saya, mungkin akan terjadi kecelakaan yang menimpa saya.<\/span>\r\n\r\nSaya perokok akut dan saya menilai tindakan sopir membuang puntung sembarangan itu adalah kesalahan amat sangat. Membuang puntung sembarangan semacam itu tentu akan berakibat fatal dan mengganggu orang lain. <\/span>\r\n\r\nLain lagi, di angkutan umum yang ada anak-anak serta ibu-ibu, kadang banyak saja yang masih cuek dan tetap merokok. Sebuah pemandangan yang tentunya sangat menggangu. Dan teguran yang pas adalah Ibu-ibu itu menutup hidung dengan kerudung sambil memberikan kode batuk-batuk. Susah sekali memang sepertinya menegur langsung perokok itu, maklum, kita memang sering banyak basa-basi.<\/span>\r\n\r\nMembuang puntung rokok sembarangan dan merokok di sembarang tempat adalah kesalahan fatal yang sering dilakukan para perokok, sehingga wajar jika masyarakat luas menilai perokok adalah manusia laknat yang harus disingkirkan dari bumi ini. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok saya juga kadang menerima beberapa cibiran dari teman perempuan atau laki-laki yang tidak merokok karena tentu mereka menilai semua perokok sama saja, sembarangan membuang asap dan puntungnya, atau bahkan merokok ketika sedang berkendara.<\/span>\r\n\r\nSebagian orang menilai sisi buruk dari rokok tanpa meniiti ulang dan mencari sumbangsih rokok bagi negeri ini, selain uang triliunan lewat hasil cukai, Marcus Gideon dan Kevin Sanjaya yang baru-baru ini meraih gelar juara <\/span>series<\/span><\/i> terbanyak sepanjang pegelaran berasal dari PB Djarum. <\/span>\r\n\r\nMakin ke sini, saya sering diedukasi soal kretek oleh komunitas yang bergelut di bidang kretek dan tentunya sangat berguna bagi saya untuk menjauhkan stigma buruk terhadap para perokok, khususnya saya. <\/span>\r\n\r\nUntuk menjauhkan stigma buruk itu, saya sedikit-sedikit meninggalkan kebiasaan buruk saya sebagai perokok. Semisal, tidak membuang puntung sembarangan sehabis merokok, atau ketika merokok di samping orang yang tidak merokok saya meminta izin terlebih dahulu, jika di izinkan ya bakar, jika tidak ya menahan asam. <\/span>\r\n\r\nDan kebiasaan ini juga saya tularkan kepada teman-teman yang merokok agar melanjutkan kebiasaan baik dan tentu menghlangkan kebiasaan-kebiasaan buruk yang nantinya melekat menjadi <\/span>image<\/span><\/i> pribadi sendiri juga.<\/span>\r\n\r\nLagi pula, asap rokok tidak mengganggu di banding asap knalpot \u00a0motor 2 tak. Atau knalpot-knalpot angkutan umum yang ngebulnya bukan main. Dan harus kalian tahu, akhir-akhir ini cuaca mendung dan hujan melulu, menikmati hujan itu lebih nikmat jika di pasangkan dengan kretek dan kopi. Jika kita sebagai perokok tak ingin terus dianggap buruk, mulailah \u00a0meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk dan membanggakan diri sebagai perokok yang santun, perokok yang juga menghargai hak-hak yang tidak merokok. Ingatlah, rokok itu tidak pernah mengjarkan keburukan. <\/span>\r\n\r\nPerokok santun tidak hanya ingin dihormati, tetapi harus menghormati. Inget ini, Lur, \u00a0untuk urusan yang baik-baik imbuhan \u201cme\u201d itu lebih baik ketimbang \u201cdi\u201d. <\/strong>","post_title":"Jadilah Perokok yang Santun","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"jadilah-perokok-yang-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-20 08:36:53","post_modified_gmt":"2018-01-20 01:36:53","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4495","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4451,"post_author":"877","post_date":"2018-01-11 09:57:06","post_date_gmt":"2018-01-11 02:57:06","post_content":"Salah satu tuduhan bagi perokok yang sering kali diutarakan anti rokok, selain menjadi penyebab kematian dan berpengaruh negatif terhadap orang lain, adalah perokok tidak punya aturan. Lebih pada sikap perokok saat merokok, yaitu merokok disembarang tempat, buang puntung rokok dan buang abu rokok sembarang. <\/span>\r\n\r\nTuduhan rokok sebagai penyebab kematian dan dapat berpengaruh negatif pada orang lain, saya kira sudah <\/span>clear,<\/span><\/i> sudah banyak jawaban terkait keduany dengan jelas. Tuduhan keduanya tanpa dasar yang kuat, hingga seakan-akan dipaksakan. <\/span>\r\n\r\nKenyataan di lapangan banyak perokok yang umurnya panjang. Baca hasil survei <\/span>
Sigit Budhi Setiawan<\/span><\/a> dalam buku yang berjudul \u201cMereka Yang Melampaui Waktu: konsep panjang umur, bahagia, sehat, dan tetap produktif\u201d terbit tahun 2013. Jelas didalamnya mengungkap banyak perokok yang usianya ratusan tahun, produktif dan masih tetap merokok. <\/span>\r\n\r\nBahkan berita terakhir di Sragen, Jawa Tengah, ada perokok yang umurnya mencapai 140an tahun. Ia terkenal dengan panggilan <\/span>Mbah Gotho<\/span><\/a> yang konon dan sampai akhir hayatnya adalah perokok berat. Lahir <\/span>31 Desember<\/span><\/a> 1870 dan meninggal di Sragen <\/span>30 April<\/span><\/a> 2017<\/span><\/a>, bahkan ia diklaim sebagai orang tertua di dunia.<\/span>\r\n\r\nLain itu, banyak bantahan yang menyatakan perokok pasif itu tidak ada dan tidak mungkin. Belum ada riset yang membuktikan bahwa asap rokok menjadi penyebab utama penyakit seseorang. Tuduhan semacam ini terkesan mengada-ada. <\/span>\r\n\r\nPerokok dari dulu hingga sekarang mempunyai kesadaran tersendiri. Rata-rata aktivitas merokok sebagai bentuk relaksasi, dilakukan berjeda dan membutuhkan waktu tersendiri sesuai keinginan hati. Merokok memang bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja saat dibutuhkan. Namun mayoritas perokok tetap melihat situasi dan kondisi. <\/span>\r\n\r\nDi Yogyakarta ada sosok Kiai perokok yang menjadi imam salat fardu (lima waktu) di masjid, sebut saja Kiai Ahmad (nama samaran), tiap jalan menuju masjid bisa dipastikan ia menyulut rokok, jarak rumah dengan masjid hanya sekitar \u00b1200 meter. Sesampainya di masjid, ia mematikan rokoknya dan disimpan ditempat aman, kemudian akan dilanjutkan setelah mengerjakan sholat. Tapi juga terkadang dibuang ke bak sampah. Ia tidak pernah sekalipun merokok dalam masjid. <\/span>\r\n\r\nBegitu juga kebiasannya di rumah, ia hampir tidak pernah merokok di depan istri dan putranya. Saat merokok ia memilih tempat tersendiri terpisah dengan istri dan putranya. \u00a0Karena ia sadar, harus menghormati istri dan putranya yang tidak merokok. Lain itu, setiap mau merokok ia akan mencari asbak sebagai tempat puntung dan abu rokok untuk menjaga kebersihan.<\/span>\r\n\r\nCerita keseharian kiai di atas adalah representasi perokok santun. Dan masih banyak perokok santun lainnya yang sadar tentang aturan main merokok. Bagi perokok, merokok adalah budaya yang dilakukan sebagai media relaksasi dan bukan menjadi kebutuhan yang utama. <\/span>\r\n\r\nPada dasarnya perokok umumnya mempunyai atauran tersendiri sesuai konteks kehidupan masing-masing. Perokok paham betul kapan ia harus merokok, kapan ia tidak menyulut rokoknya dan kapan ia harus mematikan rokoknya. <\/span>\r\n\r\nBuktinya perokok tidak akan memaksakan merokok di ruangan ber AC tanpa adanya exhaust (alat penghisap asap) atau tanpa kesepakatan bersama. Perokok tidak akan merokok di kendaraan yang ber AC \u00a0dan tertutup rapat. <\/span>\r\n\r\nWalaupun perokok merokok di tempat yang telah disepakati atau sudah mendapatkan ijin, ternyata dalam ruangan masih ada seseorang yang tidak merokok, bisa dipastikan merokoknya tidak terasa nikmat. Kebanyakan akan memilih tidak merokok. Kalaupun terpaksa merokok akan terasa canggung. \u00a0Sehingga terkadang asap yang dikeluarkan diarahkan yang berlawanan dengan posisi yang tidak merokok. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok santun, sudah menjadi kebiasaan jika akan merokok terlebih dahulu mencari tempat untuk membuang puntung dan abu rokok (asbak). Terkadang saking kreatifnya, jika tidak ditemukan asbak, mereka (perokok) membuat asbak sendiri yang terbuat dari bahan disekitarnya. Tidak jarang perokok membuat asbak dengan bahan kertas. Ia tahu kertas adalah salah satu bahan yang akan terbakar jika terkena bara rokok. Namun apa boleh buat dengan sangat terpaksa ia harus membuat asbak dengan sangat sederhana sebagai tempat pembuangan puntung dan abu rokok, untuk menjaga kebersihan. <\/span>\r\n\r\nBudaya merokok santun, adalah warisan tatanan nilai turun temurun oleh nenek moyang. Tidak lain untuk menjaga kebersamaan, penghormatan hak orang lain, menjaga kesopanan, dan bahkan untuk mempertahankan etiket merokok yang baik.<\/span>","post_title":"Menjadi Perokok Santun yang Taat Aturan Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-perokok-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-11 09:57:26","post_modified_gmt":"2018-01-11 02:57:26","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4451","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Bahkan di beberapa tempat tersebut sudah disediakan tempat\nmerokok yang asyik. Salah satunya di bandara Sukarno-Hatta Cengkareng, Banten.\nBisa dibilang tempat merokok di sana adalah salah satu yang terbaik dan\nmemenuhi standar di Indonesia. Jadi mari gunakan tempat itu dengan baik.<\/p>\n\n\n\n

Ketiga tips tersebut patut diperhatikan oleh kalian para\nperokok yang hendak mudik dan yang paling utama adalah tetap jaga barang bawaan\nanda termasuk yang berharga, jangan lupa berdoa sebelum memulai perjalanan.\nStay safe and be carefully!<\/p>\n","post_title":"Tiga Hal yang Wajib diperhatikan Para Perokok Saat Mudik","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"tiga-hal-yang-wajib-diperhatikan-para-perokok-saat-mudik","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-02 16:29:29","post_modified_gmt":"2019-06-02 09:29:29","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5771","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5608,"post_author":"883","post_date":"2019-04-06 10:33:47","post_date_gmt":"2019-04-06 03:33:47","post_content":"\n

Perokok<\/a> acapkali dicap sebagai orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Hal ini disebabkan oleh perilaku merokok sembarangan, petantang-petenteng ketika merokok, dan abai terhadap lingkungan sekitar. Padahal sebagai konsumen yang baik, tentu perokok seharusnya bertanggung jawab atas barang yang dikonsumsinya.
<\/p>\n\n\n\n

Salah satu cara agar perokok memiliki sikap bertanggung jawab atas barang konsumsinya adalah dengan menerapkan perilaku perokok etis. Berikut adalah langkah-langkah menjadi perokok etis:
<\/p>\n\n\n\n

1. Tidak Merokok<\/a> Saat Berkendara<\/strong>
<\/p>\n\n\n\n

Tidak ada satupun alasan yang dapat membenarkan perilaku merokok saat berkendara. Sebab sangat banyak mudarat yang diakibatkan atas perilaku ini.<\/p>\n\n\n\n

Pertama, merokok<\/a> saat berkendara tidak menghargai hak orang lain yang bukan perokok. Pada saat kendaraan berjalan maupun berhenti, asap rokok yang dihembuskan akan mengenai pengendara di sekitar, sehingga memungkinkan orang lain terpapar asap rokok
<\/p>\n\n\n\n

Kedua, berbahaya bagi orang lain. Mengapa berbahaya? Sebab ketika bara api yang diakibatkan pembakaran rokok tak dibuang di tempat yang mestinya, maka akan menimbulkan resiko orang di sekitar akan terkena bara api rokok. Akibatnya tentu bermacam-macam, mulai dari mengganggu konsentrasi, mengakibatkan kebutaan pada orang yang matanya terkena bara api, hingga kecelakaan fatal.
<\/p>\n\n\n\n

Aturan larangan merokok saat berkendara sebenarnya sudah diatur dalam UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Aturan ini sudah tepat dikeluarkan, meskipun dalam point sanksi sangat berlebihan karena memuat sanksi pidana dan denda yang besar.
<\/p>\n\n\n\n

Maka perilaku tidak merokok saat berkendara sudah seharusnya diterapkan oleh perokok untuk membuktikan bahwa perokok menjunjung tinggi nilai etis, dan dapat bertanggung jawab tanpa harus diancam sanksi pidana maupun denda.
<\/p>\n\n\n\n

2. Tidak Merokok di Dekat Anak Kecil<\/strong>
<\/p>\n\n\n\n

Merokok adalah kegiatan konsumsi yang boleh dilakukan oleh orang yang sudah berusia 18 tahun ke atas. Maka perilaku merokok di dekat anak kecil bukanlah sebuah perilaku yang bertanggung jawab dari seorang perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Seorang perokok yang bertanggung jawab juga tentu tidak akan menawarkan rokok apalagi mengajarkan kebiasaan merokok kepada anak di bawah umur 18 tahun. Biarkanlah anak-anak kecil dan anak di bawah umur 18 tahun menentukan keputusan mereka untuk mengonsumsi rokok atau tidak ketika mereka sudah cukup umur.
<\/p>\n\n\n\n

3. Tidak Merokok di Dekat Ibu Hamil<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Merokok di dekat ibu hamil adalah sebuah perilaku yang buruk. Ibu hamil mana yang tidak risih, ketika berada di tempat umum yang seharusnya mereka bisa santai atau istirahat sejenak tapi kemudian terusik karena asap rokok.
<\/p>\n\n\n\n

Apalagi para ibu-ibu hamil ini memiliki fase kondisi tubuh dan pikiran yang berbeda dengan orang normal pada umumnya. Ibu hamil biasanya memiliki kondisi fisik gampang drop, wong kadang-kadang mereka tau-tau muntah. Dalam hal psikologis juga berbeda dengan orang normal pada umumnya, ibu hamil biasanya memiliki sensitivitas yang tinggi.
<\/p>\n\n\n\n

Jadi sebagai perokok etis, menjunjung tinggi kehormatan perempuan mutlak dimiliki, maka perilaku tidak merokok di dekat ibu hamil adalah kewajiban bagi perokok etis.
<\/p>\n\n\n\n

4. Merokok di Ruang Merokok<\/strong>
<\/p>\n\n\n\n

Kesadaran berbagi hak merupakan fondasi penting bagi perokok etis. Dengan merokok di ruang merokok, tentunya akan menciptakan kesadaran bagi perokok untuk menghargai hak bukan perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Merokok di sembarang tempat mengabaikan orang lain di sekitarnya yang bukan perokok bukanlah ciri perilaku yang bertanggung jawab. Adanya wilayah Kawasan Tanpa Rokok (KTR) harus dianggap sebagai sense kesadaran berbagi ruang terhadap orang lain. Hormatilah dengan tidak merokok di wilayah KTR. Namun perokok juga harus protes jika tidak ada penyediaan ruang merokok di tempat umum dan tempat umum lainnya di wilayah KTR.
<\/p>\n\n\n\n

Nah di atas tadi merupakan langkah-langkah yang wajib diterapkan oleh para perokok agar menjadi perokok etis. Dengan menjadi perokok etis, para perokok dapat menepis stigma negatif yang dilekatkan kepada perokok, dan tentunya juga dapat menjadi tonggak bagi perjuangan perokok melawan diskriminasi terhadap Industri Hasil Tembakau.<\/p>\n\n\n\n

Pertama: Merokok di Ruang Merokok yang Telah Disediakan
<\/h3>\n\n\n\n

Bulan Ramadhan kerap kali dimeriahi dengan buka bersama alias bukber , tanpa bukber kadang rasanya kayak ada dua-tiga orang merokok tapi tidak ada asbaknya. Maka tak heran tempat-tempat makan, tempat kerja, ruang publik lainnya menjadi tempat untuk berbuka puasa bersama. Nah saat berbuka di tempat-tempat inilah perokok harus melihat apakah tempat tersebut menyediakan ruang merokok atau tidak. Sehabis berbuka puasa, setelah hampir tiga belas jam lamanya perokok menghentikan sementara aktivitas merokoknya, tentu merokok masuk ke dalam daftar menu berbuka puasa. Tapi jangan berpikiran bahwa perokok ketika waktunya berbuka langsung merokok loh ya. Pasti minum air putih terlebih dahulu, makan takjilan dulu, karena perokok bukan onta yang minum sama makannya irit-irit.
<\/p>\n\n\n\n

Minum dan makan takjil sudah, barulah waktunya untuk membakar sebatang rokok. Banyak juga yang merokoknya ditunda dulu sampai sehabis salat taraweh. Semua tergantung kebutuhan. Tapi bagi perokok yang menyegerakan waktu merokoknya, di tempat buka puasa bersama, perokok etis yang rahmatan lil alamin tidak asal sembarangan merokok. Tentulah akan merokok pada tempat yang telah disediakan. Karena konsep etis dan rahmatan lil alamin adalah tidak berlaku dzolim. Bertindak secara proporsional, itu intinya.
<\/p>\n\n\n\n

Kedua: Berbagilah dengan Sesama
<\/h2>\n\n\n\n

Tagline indahnya berbagi di bulan Ramadhan biasanya sering bermunculan. Meskipun itikad berbagi bukan hanya berlaku di bulan Ramadhan saja, namun tagline tersebut patut pula menjadi renungan dan diwujudkan dalam laku sosial kita, agar terlatih menjadi manusia yang lebih baik pada bulan-bulan selanjutnya.
<\/p>\n\n\n\n

Berbagi dapat dimulai dari hal-hal yang sederhana. Berbagi api, dengan meminjamkan korek misalnya, berbagi asbak, dengan tidak mengakuisisi asbak, berbagi rokok, bukan berarti rokok sebatang dihisap keliling loh ya, selebihnya kita bisa berbagi hikmah Ramadhan, berbagi pengalam seharian berpuasa.
<\/p>\n\n\n\n

Saat berbuka puasa seringkali pula perokok kelupaan membeli rokok karena tak punya stok yang disimpan. Menawari apa yang kita miliki, bilamana itu berupa rokok, korek, maupun asbak, tawarkanlah. Dari sisi itu terdapat ciri insan yang memiliki spirit berbagi, selain sebagai wujud solidaritas juga upaya menjalin silaturahmi.
<\/p>\n\n\n\n

Ketiga: Berpuasalah di Bulan Ramadhan
<\/h2>\n\n\n\n

Selain membuktikan bahwa rokok bukan sesuatu yang adiktif, berpuasa di bulan Ramadhan adalah seruan agar kita lebih bertakwa kepada sang Maha Pemberi Rahmat. Labeling adiktif terhadap perokok jelas sudah terbantahkan dengan sendirinya ketika perokok berpuasa di bulan Ramadhan. Tudingan adiktif tersebut menjadi tidak relevan, ketika perokok sanggup menahan aktivitas merokoknya selama tiga belas jam lebih. Meskipun banyak juga perokok yang berbulan-bulan lamanya sanggup tidak merokok. Juga penelitian-penelitian bantahan yang mengatakan tidak tepat memberikan label adiktif terhadap perokok, karena berhenti merokok sangat mudah dilakukan oleh perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Dengan berpuasa di bulan Ramadhan, perokok akan menuai hikmah bahwa hidup bukan hanya perkara makan dan minum. Ada nilai sosial yang luar biasa terkandung di dalamnya, selain juga nilai ibadah mahdhoh tentunya. Tanpa melihat status dan golongan, puasa membuat kita saling memahami bahwa manusia setara dalam hak dan kewajibannya kepada Tuhan.
<\/p>\n\n\n\n

Puasa tidak memandang dia perokok atau bukan, ketika seruan berpuasa datang, semuanya menanggalkan semua atribut keduniawian untuk menjalankan kewajibannya sebagai manusia yang diciptakan untuk beribadah. Sesungguhnya Ibadah adalah hakikat dan tujuan penciptaan jin dan manusia. Dalam Q.S. 56 (Ad-Dzariat : 56)
<\/p>\n\n\n\n

Nah tiga langkah tadi dapat kita terapkan di sisa-sisa penghujung Ramadhan ini. Mari sama-sama kita tunaikan dengan itikad ketaatan dalam mencapai kesalihan sosial serta kesalihan spiritual, sebab menjadi perokok etis yang rahmatan lil alamin tidak hanya sebatas ucapan belaka, tapi bersesuainya ucapan dan perbuatan. Bukankah konsep keseimbangan sudah sejak dulu ditanamkan oleh leluhur kita. Termasuk berlaku seimbang dalam konteks konsumsi.
<\/p>\n","post_title":"4 Langkah Menjadi Perokok Etis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"4-langkah-menjadi-perokok-etis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-04-06 10:33:50","post_modified_gmt":"2019-04-06 03:33:50","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5608","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4495,"post_author":"888","post_date":"2018-01-20 08:34:16","post_date_gmt":"2018-01-20 01:34:16","post_content":"Anda perokok? Anda sering didiskriminasi masyarakat bukan perokok? Bila iya, silahkan evaluasi kegiatan merokok Anda. Sudahkah dilakukan di tempat dan cara yang tepat?<\/span>\r\n\r\nBeberapa hari lalu, saat saya ingin menyalip truk bermuatan pasir di Jalan Raya Pemda Tigaraksa, Sang Supir membuang puntung rokok yang masih menyala keluar jendela dan apesnya mengenai bagian tubuh saya. Coba bayangkan, jika saja abu puntung rokok itu mengenai mata dan mengganggu pengelihatan saya, mungkin akan terjadi kecelakaan yang menimpa saya.<\/span>\r\n\r\nSaya perokok akut dan saya menilai tindakan sopir membuang puntung sembarangan itu adalah kesalahan amat sangat. Membuang puntung sembarangan semacam itu tentu akan berakibat fatal dan mengganggu orang lain. <\/span>\r\n\r\nLain lagi, di angkutan umum yang ada anak-anak serta ibu-ibu, kadang banyak saja yang masih cuek dan tetap merokok. Sebuah pemandangan yang tentunya sangat menggangu. Dan teguran yang pas adalah Ibu-ibu itu menutup hidung dengan kerudung sambil memberikan kode batuk-batuk. Susah sekali memang sepertinya menegur langsung perokok itu, maklum, kita memang sering banyak basa-basi.<\/span>\r\n\r\nMembuang puntung rokok sembarangan dan merokok di sembarang tempat adalah kesalahan fatal yang sering dilakukan para perokok, sehingga wajar jika masyarakat luas menilai perokok adalah manusia laknat yang harus disingkirkan dari bumi ini. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok saya juga kadang menerima beberapa cibiran dari teman perempuan atau laki-laki yang tidak merokok karena tentu mereka menilai semua perokok sama saja, sembarangan membuang asap dan puntungnya, atau bahkan merokok ketika sedang berkendara.<\/span>\r\n\r\nSebagian orang menilai sisi buruk dari rokok tanpa meniiti ulang dan mencari sumbangsih rokok bagi negeri ini, selain uang triliunan lewat hasil cukai, Marcus Gideon dan Kevin Sanjaya yang baru-baru ini meraih gelar juara <\/span>series<\/span><\/i> terbanyak sepanjang pegelaran berasal dari PB Djarum. <\/span>\r\n\r\nMakin ke sini, saya sering diedukasi soal kretek oleh komunitas yang bergelut di bidang kretek dan tentunya sangat berguna bagi saya untuk menjauhkan stigma buruk terhadap para perokok, khususnya saya. <\/span>\r\n\r\nUntuk menjauhkan stigma buruk itu, saya sedikit-sedikit meninggalkan kebiasaan buruk saya sebagai perokok. Semisal, tidak membuang puntung sembarangan sehabis merokok, atau ketika merokok di samping orang yang tidak merokok saya meminta izin terlebih dahulu, jika di izinkan ya bakar, jika tidak ya menahan asam. <\/span>\r\n\r\nDan kebiasaan ini juga saya tularkan kepada teman-teman yang merokok agar melanjutkan kebiasaan baik dan tentu menghlangkan kebiasaan-kebiasaan buruk yang nantinya melekat menjadi <\/span>image<\/span><\/i> pribadi sendiri juga.<\/span>\r\n\r\nLagi pula, asap rokok tidak mengganggu di banding asap knalpot \u00a0motor 2 tak. Atau knalpot-knalpot angkutan umum yang ngebulnya bukan main. Dan harus kalian tahu, akhir-akhir ini cuaca mendung dan hujan melulu, menikmati hujan itu lebih nikmat jika di pasangkan dengan kretek dan kopi. Jika kita sebagai perokok tak ingin terus dianggap buruk, mulailah \u00a0meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk dan membanggakan diri sebagai perokok yang santun, perokok yang juga menghargai hak-hak yang tidak merokok. Ingatlah, rokok itu tidak pernah mengjarkan keburukan. <\/span>\r\n\r\nPerokok santun tidak hanya ingin dihormati, tetapi harus menghormati. Inget ini, Lur, \u00a0untuk urusan yang baik-baik imbuhan \u201cme\u201d itu lebih baik ketimbang \u201cdi\u201d. <\/strong>","post_title":"Jadilah Perokok yang Santun","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"jadilah-perokok-yang-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-20 08:36:53","post_modified_gmt":"2018-01-20 01:36:53","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4495","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4451,"post_author":"877","post_date":"2018-01-11 09:57:06","post_date_gmt":"2018-01-11 02:57:06","post_content":"Salah satu tuduhan bagi perokok yang sering kali diutarakan anti rokok, selain menjadi penyebab kematian dan berpengaruh negatif terhadap orang lain, adalah perokok tidak punya aturan. Lebih pada sikap perokok saat merokok, yaitu merokok disembarang tempat, buang puntung rokok dan buang abu rokok sembarang. <\/span>\r\n\r\nTuduhan rokok sebagai penyebab kematian dan dapat berpengaruh negatif pada orang lain, saya kira sudah <\/span>clear,<\/span><\/i> sudah banyak jawaban terkait keduany dengan jelas. Tuduhan keduanya tanpa dasar yang kuat, hingga seakan-akan dipaksakan. <\/span>\r\n\r\nKenyataan di lapangan banyak perokok yang umurnya panjang. Baca hasil survei <\/span>
Sigit Budhi Setiawan<\/span><\/a> dalam buku yang berjudul \u201cMereka Yang Melampaui Waktu: konsep panjang umur, bahagia, sehat, dan tetap produktif\u201d terbit tahun 2013. Jelas didalamnya mengungkap banyak perokok yang usianya ratusan tahun, produktif dan masih tetap merokok. <\/span>\r\n\r\nBahkan berita terakhir di Sragen, Jawa Tengah, ada perokok yang umurnya mencapai 140an tahun. Ia terkenal dengan panggilan <\/span>Mbah Gotho<\/span><\/a> yang konon dan sampai akhir hayatnya adalah perokok berat. Lahir <\/span>31 Desember<\/span><\/a> 1870 dan meninggal di Sragen <\/span>30 April<\/span><\/a> 2017<\/span><\/a>, bahkan ia diklaim sebagai orang tertua di dunia.<\/span>\r\n\r\nLain itu, banyak bantahan yang menyatakan perokok pasif itu tidak ada dan tidak mungkin. Belum ada riset yang membuktikan bahwa asap rokok menjadi penyebab utama penyakit seseorang. Tuduhan semacam ini terkesan mengada-ada. <\/span>\r\n\r\nPerokok dari dulu hingga sekarang mempunyai kesadaran tersendiri. Rata-rata aktivitas merokok sebagai bentuk relaksasi, dilakukan berjeda dan membutuhkan waktu tersendiri sesuai keinginan hati. Merokok memang bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja saat dibutuhkan. Namun mayoritas perokok tetap melihat situasi dan kondisi. <\/span>\r\n\r\nDi Yogyakarta ada sosok Kiai perokok yang menjadi imam salat fardu (lima waktu) di masjid, sebut saja Kiai Ahmad (nama samaran), tiap jalan menuju masjid bisa dipastikan ia menyulut rokok, jarak rumah dengan masjid hanya sekitar \u00b1200 meter. Sesampainya di masjid, ia mematikan rokoknya dan disimpan ditempat aman, kemudian akan dilanjutkan setelah mengerjakan sholat. Tapi juga terkadang dibuang ke bak sampah. Ia tidak pernah sekalipun merokok dalam masjid. <\/span>\r\n\r\nBegitu juga kebiasannya di rumah, ia hampir tidak pernah merokok di depan istri dan putranya. Saat merokok ia memilih tempat tersendiri terpisah dengan istri dan putranya. \u00a0Karena ia sadar, harus menghormati istri dan putranya yang tidak merokok. Lain itu, setiap mau merokok ia akan mencari asbak sebagai tempat puntung dan abu rokok untuk menjaga kebersihan.<\/span>\r\n\r\nCerita keseharian kiai di atas adalah representasi perokok santun. Dan masih banyak perokok santun lainnya yang sadar tentang aturan main merokok. Bagi perokok, merokok adalah budaya yang dilakukan sebagai media relaksasi dan bukan menjadi kebutuhan yang utama. <\/span>\r\n\r\nPada dasarnya perokok umumnya mempunyai atauran tersendiri sesuai konteks kehidupan masing-masing. Perokok paham betul kapan ia harus merokok, kapan ia tidak menyulut rokoknya dan kapan ia harus mematikan rokoknya. <\/span>\r\n\r\nBuktinya perokok tidak akan memaksakan merokok di ruangan ber AC tanpa adanya exhaust (alat penghisap asap) atau tanpa kesepakatan bersama. Perokok tidak akan merokok di kendaraan yang ber AC \u00a0dan tertutup rapat. <\/span>\r\n\r\nWalaupun perokok merokok di tempat yang telah disepakati atau sudah mendapatkan ijin, ternyata dalam ruangan masih ada seseorang yang tidak merokok, bisa dipastikan merokoknya tidak terasa nikmat. Kebanyakan akan memilih tidak merokok. Kalaupun terpaksa merokok akan terasa canggung. \u00a0Sehingga terkadang asap yang dikeluarkan diarahkan yang berlawanan dengan posisi yang tidak merokok. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok santun, sudah menjadi kebiasaan jika akan merokok terlebih dahulu mencari tempat untuk membuang puntung dan abu rokok (asbak). Terkadang saking kreatifnya, jika tidak ditemukan asbak, mereka (perokok) membuat asbak sendiri yang terbuat dari bahan disekitarnya. Tidak jarang perokok membuat asbak dengan bahan kertas. Ia tahu kertas adalah salah satu bahan yang akan terbakar jika terkena bara rokok. Namun apa boleh buat dengan sangat terpaksa ia harus membuat asbak dengan sangat sederhana sebagai tempat pembuangan puntung dan abu rokok, untuk menjaga kebersihan. <\/span>\r\n\r\nBudaya merokok santun, adalah warisan tatanan nilai turun temurun oleh nenek moyang. Tidak lain untuk menjaga kebersamaan, penghormatan hak orang lain, menjaga kesopanan, dan bahkan untuk mempertahankan etiket merokok yang baik.<\/span>","post_title":"Menjadi Perokok Santun yang Taat Aturan Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-perokok-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-11 09:57:26","post_modified_gmt":"2018-01-11 02:57:26","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4451","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya bahwa beberapa\nkendaraan umum tidak menyediakan ruangan merokok. Maka bagi kalian para perokok\ntentu bisa memanfaatkan ruangan merokok yang ada di stasiun, terminal,\npelabuhan, atau bandara. Ketersediaan ruangan merokok di empat tempat tersebut\nsudah diatur dalam undang-undang.<\/p>\n\n\n\n

Bahkan di beberapa tempat tersebut sudah disediakan tempat\nmerokok yang asyik. Salah satunya di bandara Sukarno-Hatta Cengkareng, Banten.\nBisa dibilang tempat merokok di sana adalah salah satu yang terbaik dan\nmemenuhi standar di Indonesia. Jadi mari gunakan tempat itu dengan baik.<\/p>\n\n\n\n

Ketiga tips tersebut patut diperhatikan oleh kalian para\nperokok yang hendak mudik dan yang paling utama adalah tetap jaga barang bawaan\nanda termasuk yang berharga, jangan lupa berdoa sebelum memulai perjalanan.\nStay safe and be carefully!<\/p>\n","post_title":"Tiga Hal yang Wajib diperhatikan Para Perokok Saat Mudik","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"tiga-hal-yang-wajib-diperhatikan-para-perokok-saat-mudik","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-02 16:29:29","post_modified_gmt":"2019-06-02 09:29:29","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5771","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5608,"post_author":"883","post_date":"2019-04-06 10:33:47","post_date_gmt":"2019-04-06 03:33:47","post_content":"\n

Perokok<\/a> acapkali dicap sebagai orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Hal ini disebabkan oleh perilaku merokok sembarangan, petantang-petenteng ketika merokok, dan abai terhadap lingkungan sekitar. Padahal sebagai konsumen yang baik, tentu perokok seharusnya bertanggung jawab atas barang yang dikonsumsinya.
<\/p>\n\n\n\n

Salah satu cara agar perokok memiliki sikap bertanggung jawab atas barang konsumsinya adalah dengan menerapkan perilaku perokok etis. Berikut adalah langkah-langkah menjadi perokok etis:
<\/p>\n\n\n\n

1. Tidak Merokok<\/a> Saat Berkendara<\/strong>
<\/p>\n\n\n\n

Tidak ada satupun alasan yang dapat membenarkan perilaku merokok saat berkendara. Sebab sangat banyak mudarat yang diakibatkan atas perilaku ini.<\/p>\n\n\n\n

Pertama, merokok<\/a> saat berkendara tidak menghargai hak orang lain yang bukan perokok. Pada saat kendaraan berjalan maupun berhenti, asap rokok yang dihembuskan akan mengenai pengendara di sekitar, sehingga memungkinkan orang lain terpapar asap rokok
<\/p>\n\n\n\n

Kedua, berbahaya bagi orang lain. Mengapa berbahaya? Sebab ketika bara api yang diakibatkan pembakaran rokok tak dibuang di tempat yang mestinya, maka akan menimbulkan resiko orang di sekitar akan terkena bara api rokok. Akibatnya tentu bermacam-macam, mulai dari mengganggu konsentrasi, mengakibatkan kebutaan pada orang yang matanya terkena bara api, hingga kecelakaan fatal.
<\/p>\n\n\n\n

Aturan larangan merokok saat berkendara sebenarnya sudah diatur dalam UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Aturan ini sudah tepat dikeluarkan, meskipun dalam point sanksi sangat berlebihan karena memuat sanksi pidana dan denda yang besar.
<\/p>\n\n\n\n

Maka perilaku tidak merokok saat berkendara sudah seharusnya diterapkan oleh perokok untuk membuktikan bahwa perokok menjunjung tinggi nilai etis, dan dapat bertanggung jawab tanpa harus diancam sanksi pidana maupun denda.
<\/p>\n\n\n\n

2. Tidak Merokok di Dekat Anak Kecil<\/strong>
<\/p>\n\n\n\n

Merokok adalah kegiatan konsumsi yang boleh dilakukan oleh orang yang sudah berusia 18 tahun ke atas. Maka perilaku merokok di dekat anak kecil bukanlah sebuah perilaku yang bertanggung jawab dari seorang perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Seorang perokok yang bertanggung jawab juga tentu tidak akan menawarkan rokok apalagi mengajarkan kebiasaan merokok kepada anak di bawah umur 18 tahun. Biarkanlah anak-anak kecil dan anak di bawah umur 18 tahun menentukan keputusan mereka untuk mengonsumsi rokok atau tidak ketika mereka sudah cukup umur.
<\/p>\n\n\n\n

3. Tidak Merokok di Dekat Ibu Hamil<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Merokok di dekat ibu hamil adalah sebuah perilaku yang buruk. Ibu hamil mana yang tidak risih, ketika berada di tempat umum yang seharusnya mereka bisa santai atau istirahat sejenak tapi kemudian terusik karena asap rokok.
<\/p>\n\n\n\n

Apalagi para ibu-ibu hamil ini memiliki fase kondisi tubuh dan pikiran yang berbeda dengan orang normal pada umumnya. Ibu hamil biasanya memiliki kondisi fisik gampang drop, wong kadang-kadang mereka tau-tau muntah. Dalam hal psikologis juga berbeda dengan orang normal pada umumnya, ibu hamil biasanya memiliki sensitivitas yang tinggi.
<\/p>\n\n\n\n

Jadi sebagai perokok etis, menjunjung tinggi kehormatan perempuan mutlak dimiliki, maka perilaku tidak merokok di dekat ibu hamil adalah kewajiban bagi perokok etis.
<\/p>\n\n\n\n

4. Merokok di Ruang Merokok<\/strong>
<\/p>\n\n\n\n

Kesadaran berbagi hak merupakan fondasi penting bagi perokok etis. Dengan merokok di ruang merokok, tentunya akan menciptakan kesadaran bagi perokok untuk menghargai hak bukan perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Merokok di sembarang tempat mengabaikan orang lain di sekitarnya yang bukan perokok bukanlah ciri perilaku yang bertanggung jawab. Adanya wilayah Kawasan Tanpa Rokok (KTR) harus dianggap sebagai sense kesadaran berbagi ruang terhadap orang lain. Hormatilah dengan tidak merokok di wilayah KTR. Namun perokok juga harus protes jika tidak ada penyediaan ruang merokok di tempat umum dan tempat umum lainnya di wilayah KTR.
<\/p>\n\n\n\n

Nah di atas tadi merupakan langkah-langkah yang wajib diterapkan oleh para perokok agar menjadi perokok etis. Dengan menjadi perokok etis, para perokok dapat menepis stigma negatif yang dilekatkan kepada perokok, dan tentunya juga dapat menjadi tonggak bagi perjuangan perokok melawan diskriminasi terhadap Industri Hasil Tembakau.<\/p>\n\n\n\n

Pertama: Merokok di Ruang Merokok yang Telah Disediakan
<\/h3>\n\n\n\n

Bulan Ramadhan kerap kali dimeriahi dengan buka bersama alias bukber , tanpa bukber kadang rasanya kayak ada dua-tiga orang merokok tapi tidak ada asbaknya. Maka tak heran tempat-tempat makan, tempat kerja, ruang publik lainnya menjadi tempat untuk berbuka puasa bersama. Nah saat berbuka di tempat-tempat inilah perokok harus melihat apakah tempat tersebut menyediakan ruang merokok atau tidak. Sehabis berbuka puasa, setelah hampir tiga belas jam lamanya perokok menghentikan sementara aktivitas merokoknya, tentu merokok masuk ke dalam daftar menu berbuka puasa. Tapi jangan berpikiran bahwa perokok ketika waktunya berbuka langsung merokok loh ya. Pasti minum air putih terlebih dahulu, makan takjilan dulu, karena perokok bukan onta yang minum sama makannya irit-irit.
<\/p>\n\n\n\n

Minum dan makan takjil sudah, barulah waktunya untuk membakar sebatang rokok. Banyak juga yang merokoknya ditunda dulu sampai sehabis salat taraweh. Semua tergantung kebutuhan. Tapi bagi perokok yang menyegerakan waktu merokoknya, di tempat buka puasa bersama, perokok etis yang rahmatan lil alamin tidak asal sembarangan merokok. Tentulah akan merokok pada tempat yang telah disediakan. Karena konsep etis dan rahmatan lil alamin adalah tidak berlaku dzolim. Bertindak secara proporsional, itu intinya.
<\/p>\n\n\n\n

Kedua: Berbagilah dengan Sesama
<\/h2>\n\n\n\n

Tagline indahnya berbagi di bulan Ramadhan biasanya sering bermunculan. Meskipun itikad berbagi bukan hanya berlaku di bulan Ramadhan saja, namun tagline tersebut patut pula menjadi renungan dan diwujudkan dalam laku sosial kita, agar terlatih menjadi manusia yang lebih baik pada bulan-bulan selanjutnya.
<\/p>\n\n\n\n

Berbagi dapat dimulai dari hal-hal yang sederhana. Berbagi api, dengan meminjamkan korek misalnya, berbagi asbak, dengan tidak mengakuisisi asbak, berbagi rokok, bukan berarti rokok sebatang dihisap keliling loh ya, selebihnya kita bisa berbagi hikmah Ramadhan, berbagi pengalam seharian berpuasa.
<\/p>\n\n\n\n

Saat berbuka puasa seringkali pula perokok kelupaan membeli rokok karena tak punya stok yang disimpan. Menawari apa yang kita miliki, bilamana itu berupa rokok, korek, maupun asbak, tawarkanlah. Dari sisi itu terdapat ciri insan yang memiliki spirit berbagi, selain sebagai wujud solidaritas juga upaya menjalin silaturahmi.
<\/p>\n\n\n\n

Ketiga: Berpuasalah di Bulan Ramadhan
<\/h2>\n\n\n\n

Selain membuktikan bahwa rokok bukan sesuatu yang adiktif, berpuasa di bulan Ramadhan adalah seruan agar kita lebih bertakwa kepada sang Maha Pemberi Rahmat. Labeling adiktif terhadap perokok jelas sudah terbantahkan dengan sendirinya ketika perokok berpuasa di bulan Ramadhan. Tudingan adiktif tersebut menjadi tidak relevan, ketika perokok sanggup menahan aktivitas merokoknya selama tiga belas jam lebih. Meskipun banyak juga perokok yang berbulan-bulan lamanya sanggup tidak merokok. Juga penelitian-penelitian bantahan yang mengatakan tidak tepat memberikan label adiktif terhadap perokok, karena berhenti merokok sangat mudah dilakukan oleh perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Dengan berpuasa di bulan Ramadhan, perokok akan menuai hikmah bahwa hidup bukan hanya perkara makan dan minum. Ada nilai sosial yang luar biasa terkandung di dalamnya, selain juga nilai ibadah mahdhoh tentunya. Tanpa melihat status dan golongan, puasa membuat kita saling memahami bahwa manusia setara dalam hak dan kewajibannya kepada Tuhan.
<\/p>\n\n\n\n

Puasa tidak memandang dia perokok atau bukan, ketika seruan berpuasa datang, semuanya menanggalkan semua atribut keduniawian untuk menjalankan kewajibannya sebagai manusia yang diciptakan untuk beribadah. Sesungguhnya Ibadah adalah hakikat dan tujuan penciptaan jin dan manusia. Dalam Q.S. 56 (Ad-Dzariat : 56)
<\/p>\n\n\n\n

Nah tiga langkah tadi dapat kita terapkan di sisa-sisa penghujung Ramadhan ini. Mari sama-sama kita tunaikan dengan itikad ketaatan dalam mencapai kesalihan sosial serta kesalihan spiritual, sebab menjadi perokok etis yang rahmatan lil alamin tidak hanya sebatas ucapan belaka, tapi bersesuainya ucapan dan perbuatan. Bukankah konsep keseimbangan sudah sejak dulu ditanamkan oleh leluhur kita. Termasuk berlaku seimbang dalam konteks konsumsi.
<\/p>\n","post_title":"4 Langkah Menjadi Perokok Etis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"4-langkah-menjadi-perokok-etis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-04-06 10:33:50","post_modified_gmt":"2019-04-06 03:33:50","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5608","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4495,"post_author":"888","post_date":"2018-01-20 08:34:16","post_date_gmt":"2018-01-20 01:34:16","post_content":"Anda perokok? Anda sering didiskriminasi masyarakat bukan perokok? Bila iya, silahkan evaluasi kegiatan merokok Anda. Sudahkah dilakukan di tempat dan cara yang tepat?<\/span>\r\n\r\nBeberapa hari lalu, saat saya ingin menyalip truk bermuatan pasir di Jalan Raya Pemda Tigaraksa, Sang Supir membuang puntung rokok yang masih menyala keluar jendela dan apesnya mengenai bagian tubuh saya. Coba bayangkan, jika saja abu puntung rokok itu mengenai mata dan mengganggu pengelihatan saya, mungkin akan terjadi kecelakaan yang menimpa saya.<\/span>\r\n\r\nSaya perokok akut dan saya menilai tindakan sopir membuang puntung sembarangan itu adalah kesalahan amat sangat. Membuang puntung sembarangan semacam itu tentu akan berakibat fatal dan mengganggu orang lain. <\/span>\r\n\r\nLain lagi, di angkutan umum yang ada anak-anak serta ibu-ibu, kadang banyak saja yang masih cuek dan tetap merokok. Sebuah pemandangan yang tentunya sangat menggangu. Dan teguran yang pas adalah Ibu-ibu itu menutup hidung dengan kerudung sambil memberikan kode batuk-batuk. Susah sekali memang sepertinya menegur langsung perokok itu, maklum, kita memang sering banyak basa-basi.<\/span>\r\n\r\nMembuang puntung rokok sembarangan dan merokok di sembarang tempat adalah kesalahan fatal yang sering dilakukan para perokok, sehingga wajar jika masyarakat luas menilai perokok adalah manusia laknat yang harus disingkirkan dari bumi ini. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok saya juga kadang menerima beberapa cibiran dari teman perempuan atau laki-laki yang tidak merokok karena tentu mereka menilai semua perokok sama saja, sembarangan membuang asap dan puntungnya, atau bahkan merokok ketika sedang berkendara.<\/span>\r\n\r\nSebagian orang menilai sisi buruk dari rokok tanpa meniiti ulang dan mencari sumbangsih rokok bagi negeri ini, selain uang triliunan lewat hasil cukai, Marcus Gideon dan Kevin Sanjaya yang baru-baru ini meraih gelar juara <\/span>series<\/span><\/i> terbanyak sepanjang pegelaran berasal dari PB Djarum. <\/span>\r\n\r\nMakin ke sini, saya sering diedukasi soal kretek oleh komunitas yang bergelut di bidang kretek dan tentunya sangat berguna bagi saya untuk menjauhkan stigma buruk terhadap para perokok, khususnya saya. <\/span>\r\n\r\nUntuk menjauhkan stigma buruk itu, saya sedikit-sedikit meninggalkan kebiasaan buruk saya sebagai perokok. Semisal, tidak membuang puntung sembarangan sehabis merokok, atau ketika merokok di samping orang yang tidak merokok saya meminta izin terlebih dahulu, jika di izinkan ya bakar, jika tidak ya menahan asam. <\/span>\r\n\r\nDan kebiasaan ini juga saya tularkan kepada teman-teman yang merokok agar melanjutkan kebiasaan baik dan tentu menghlangkan kebiasaan-kebiasaan buruk yang nantinya melekat menjadi <\/span>image<\/span><\/i> pribadi sendiri juga.<\/span>\r\n\r\nLagi pula, asap rokok tidak mengganggu di banding asap knalpot \u00a0motor 2 tak. Atau knalpot-knalpot angkutan umum yang ngebulnya bukan main. Dan harus kalian tahu, akhir-akhir ini cuaca mendung dan hujan melulu, menikmati hujan itu lebih nikmat jika di pasangkan dengan kretek dan kopi. Jika kita sebagai perokok tak ingin terus dianggap buruk, mulailah \u00a0meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk dan membanggakan diri sebagai perokok yang santun, perokok yang juga menghargai hak-hak yang tidak merokok. Ingatlah, rokok itu tidak pernah mengjarkan keburukan. <\/span>\r\n\r\nPerokok santun tidak hanya ingin dihormati, tetapi harus menghormati. Inget ini, Lur, \u00a0untuk urusan yang baik-baik imbuhan \u201cme\u201d itu lebih baik ketimbang \u201cdi\u201d. <\/strong>","post_title":"Jadilah Perokok yang Santun","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"jadilah-perokok-yang-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-20 08:36:53","post_modified_gmt":"2018-01-20 01:36:53","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4495","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4451,"post_author":"877","post_date":"2018-01-11 09:57:06","post_date_gmt":"2018-01-11 02:57:06","post_content":"Salah satu tuduhan bagi perokok yang sering kali diutarakan anti rokok, selain menjadi penyebab kematian dan berpengaruh negatif terhadap orang lain, adalah perokok tidak punya aturan. Lebih pada sikap perokok saat merokok, yaitu merokok disembarang tempat, buang puntung rokok dan buang abu rokok sembarang. <\/span>\r\n\r\nTuduhan rokok sebagai penyebab kematian dan dapat berpengaruh negatif pada orang lain, saya kira sudah <\/span>clear,<\/span><\/i> sudah banyak jawaban terkait keduany dengan jelas. Tuduhan keduanya tanpa dasar yang kuat, hingga seakan-akan dipaksakan. <\/span>\r\n\r\nKenyataan di lapangan banyak perokok yang umurnya panjang. Baca hasil survei <\/span>
Sigit Budhi Setiawan<\/span><\/a> dalam buku yang berjudul \u201cMereka Yang Melampaui Waktu: konsep panjang umur, bahagia, sehat, dan tetap produktif\u201d terbit tahun 2013. Jelas didalamnya mengungkap banyak perokok yang usianya ratusan tahun, produktif dan masih tetap merokok. <\/span>\r\n\r\nBahkan berita terakhir di Sragen, Jawa Tengah, ada perokok yang umurnya mencapai 140an tahun. Ia terkenal dengan panggilan <\/span>Mbah Gotho<\/span><\/a> yang konon dan sampai akhir hayatnya adalah perokok berat. Lahir <\/span>31 Desember<\/span><\/a> 1870 dan meninggal di Sragen <\/span>30 April<\/span><\/a> 2017<\/span><\/a>, bahkan ia diklaim sebagai orang tertua di dunia.<\/span>\r\n\r\nLain itu, banyak bantahan yang menyatakan perokok pasif itu tidak ada dan tidak mungkin. Belum ada riset yang membuktikan bahwa asap rokok menjadi penyebab utama penyakit seseorang. Tuduhan semacam ini terkesan mengada-ada. <\/span>\r\n\r\nPerokok dari dulu hingga sekarang mempunyai kesadaran tersendiri. Rata-rata aktivitas merokok sebagai bentuk relaksasi, dilakukan berjeda dan membutuhkan waktu tersendiri sesuai keinginan hati. Merokok memang bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja saat dibutuhkan. Namun mayoritas perokok tetap melihat situasi dan kondisi. <\/span>\r\n\r\nDi Yogyakarta ada sosok Kiai perokok yang menjadi imam salat fardu (lima waktu) di masjid, sebut saja Kiai Ahmad (nama samaran), tiap jalan menuju masjid bisa dipastikan ia menyulut rokok, jarak rumah dengan masjid hanya sekitar \u00b1200 meter. Sesampainya di masjid, ia mematikan rokoknya dan disimpan ditempat aman, kemudian akan dilanjutkan setelah mengerjakan sholat. Tapi juga terkadang dibuang ke bak sampah. Ia tidak pernah sekalipun merokok dalam masjid. <\/span>\r\n\r\nBegitu juga kebiasannya di rumah, ia hampir tidak pernah merokok di depan istri dan putranya. Saat merokok ia memilih tempat tersendiri terpisah dengan istri dan putranya. \u00a0Karena ia sadar, harus menghormati istri dan putranya yang tidak merokok. Lain itu, setiap mau merokok ia akan mencari asbak sebagai tempat puntung dan abu rokok untuk menjaga kebersihan.<\/span>\r\n\r\nCerita keseharian kiai di atas adalah representasi perokok santun. Dan masih banyak perokok santun lainnya yang sadar tentang aturan main merokok. Bagi perokok, merokok adalah budaya yang dilakukan sebagai media relaksasi dan bukan menjadi kebutuhan yang utama. <\/span>\r\n\r\nPada dasarnya perokok umumnya mempunyai atauran tersendiri sesuai konteks kehidupan masing-masing. Perokok paham betul kapan ia harus merokok, kapan ia tidak menyulut rokoknya dan kapan ia harus mematikan rokoknya. <\/span>\r\n\r\nBuktinya perokok tidak akan memaksakan merokok di ruangan ber AC tanpa adanya exhaust (alat penghisap asap) atau tanpa kesepakatan bersama. Perokok tidak akan merokok di kendaraan yang ber AC \u00a0dan tertutup rapat. <\/span>\r\n\r\nWalaupun perokok merokok di tempat yang telah disepakati atau sudah mendapatkan ijin, ternyata dalam ruangan masih ada seseorang yang tidak merokok, bisa dipastikan merokoknya tidak terasa nikmat. Kebanyakan akan memilih tidak merokok. Kalaupun terpaksa merokok akan terasa canggung. \u00a0Sehingga terkadang asap yang dikeluarkan diarahkan yang berlawanan dengan posisi yang tidak merokok. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok santun, sudah menjadi kebiasaan jika akan merokok terlebih dahulu mencari tempat untuk membuang puntung dan abu rokok (asbak). Terkadang saking kreatifnya, jika tidak ditemukan asbak, mereka (perokok) membuat asbak sendiri yang terbuat dari bahan disekitarnya. Tidak jarang perokok membuat asbak dengan bahan kertas. Ia tahu kertas adalah salah satu bahan yang akan terbakar jika terkena bara rokok. Namun apa boleh buat dengan sangat terpaksa ia harus membuat asbak dengan sangat sederhana sebagai tempat pembuangan puntung dan abu rokok, untuk menjaga kebersihan. <\/span>\r\n\r\nBudaya merokok santun, adalah warisan tatanan nilai turun temurun oleh nenek moyang. Tidak lain untuk menjaga kebersamaan, penghormatan hak orang lain, menjaga kesopanan, dan bahkan untuk mempertahankan etiket merokok yang baik.<\/span>","post_title":"Menjadi Perokok Santun yang Taat Aturan Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-perokok-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-11 09:57:26","post_modified_gmt":"2018-01-11 02:57:26","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4451","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Tetap merokok di tempat yang sudah disediakan<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya bahwa beberapa\nkendaraan umum tidak menyediakan ruangan merokok. Maka bagi kalian para perokok\ntentu bisa memanfaatkan ruangan merokok yang ada di stasiun, terminal,\npelabuhan, atau bandara. Ketersediaan ruangan merokok di empat tempat tersebut\nsudah diatur dalam undang-undang.<\/p>\n\n\n\n

Bahkan di beberapa tempat tersebut sudah disediakan tempat\nmerokok yang asyik. Salah satunya di bandara Sukarno-Hatta Cengkareng, Banten.\nBisa dibilang tempat merokok di sana adalah salah satu yang terbaik dan\nmemenuhi standar di Indonesia. Jadi mari gunakan tempat itu dengan baik.<\/p>\n\n\n\n

Ketiga tips tersebut patut diperhatikan oleh kalian para\nperokok yang hendak mudik dan yang paling utama adalah tetap jaga barang bawaan\nanda termasuk yang berharga, jangan lupa berdoa sebelum memulai perjalanan.\nStay safe and be carefully!<\/p>\n","post_title":"Tiga Hal yang Wajib diperhatikan Para Perokok Saat Mudik","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"tiga-hal-yang-wajib-diperhatikan-para-perokok-saat-mudik","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-02 16:29:29","post_modified_gmt":"2019-06-02 09:29:29","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5771","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5608,"post_author":"883","post_date":"2019-04-06 10:33:47","post_date_gmt":"2019-04-06 03:33:47","post_content":"\n

Perokok<\/a> acapkali dicap sebagai orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Hal ini disebabkan oleh perilaku merokok sembarangan, petantang-petenteng ketika merokok, dan abai terhadap lingkungan sekitar. Padahal sebagai konsumen yang baik, tentu perokok seharusnya bertanggung jawab atas barang yang dikonsumsinya.
<\/p>\n\n\n\n

Salah satu cara agar perokok memiliki sikap bertanggung jawab atas barang konsumsinya adalah dengan menerapkan perilaku perokok etis. Berikut adalah langkah-langkah menjadi perokok etis:
<\/p>\n\n\n\n

1. Tidak Merokok<\/a> Saat Berkendara<\/strong>
<\/p>\n\n\n\n

Tidak ada satupun alasan yang dapat membenarkan perilaku merokok saat berkendara. Sebab sangat banyak mudarat yang diakibatkan atas perilaku ini.<\/p>\n\n\n\n

Pertama, merokok<\/a> saat berkendara tidak menghargai hak orang lain yang bukan perokok. Pada saat kendaraan berjalan maupun berhenti, asap rokok yang dihembuskan akan mengenai pengendara di sekitar, sehingga memungkinkan orang lain terpapar asap rokok
<\/p>\n\n\n\n

Kedua, berbahaya bagi orang lain. Mengapa berbahaya? Sebab ketika bara api yang diakibatkan pembakaran rokok tak dibuang di tempat yang mestinya, maka akan menimbulkan resiko orang di sekitar akan terkena bara api rokok. Akibatnya tentu bermacam-macam, mulai dari mengganggu konsentrasi, mengakibatkan kebutaan pada orang yang matanya terkena bara api, hingga kecelakaan fatal.
<\/p>\n\n\n\n

Aturan larangan merokok saat berkendara sebenarnya sudah diatur dalam UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Aturan ini sudah tepat dikeluarkan, meskipun dalam point sanksi sangat berlebihan karena memuat sanksi pidana dan denda yang besar.
<\/p>\n\n\n\n

Maka perilaku tidak merokok saat berkendara sudah seharusnya diterapkan oleh perokok untuk membuktikan bahwa perokok menjunjung tinggi nilai etis, dan dapat bertanggung jawab tanpa harus diancam sanksi pidana maupun denda.
<\/p>\n\n\n\n

2. Tidak Merokok di Dekat Anak Kecil<\/strong>
<\/p>\n\n\n\n

Merokok adalah kegiatan konsumsi yang boleh dilakukan oleh orang yang sudah berusia 18 tahun ke atas. Maka perilaku merokok di dekat anak kecil bukanlah sebuah perilaku yang bertanggung jawab dari seorang perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Seorang perokok yang bertanggung jawab juga tentu tidak akan menawarkan rokok apalagi mengajarkan kebiasaan merokok kepada anak di bawah umur 18 tahun. Biarkanlah anak-anak kecil dan anak di bawah umur 18 tahun menentukan keputusan mereka untuk mengonsumsi rokok atau tidak ketika mereka sudah cukup umur.
<\/p>\n\n\n\n

3. Tidak Merokok di Dekat Ibu Hamil<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Merokok di dekat ibu hamil adalah sebuah perilaku yang buruk. Ibu hamil mana yang tidak risih, ketika berada di tempat umum yang seharusnya mereka bisa santai atau istirahat sejenak tapi kemudian terusik karena asap rokok.
<\/p>\n\n\n\n

Apalagi para ibu-ibu hamil ini memiliki fase kondisi tubuh dan pikiran yang berbeda dengan orang normal pada umumnya. Ibu hamil biasanya memiliki kondisi fisik gampang drop, wong kadang-kadang mereka tau-tau muntah. Dalam hal psikologis juga berbeda dengan orang normal pada umumnya, ibu hamil biasanya memiliki sensitivitas yang tinggi.
<\/p>\n\n\n\n

Jadi sebagai perokok etis, menjunjung tinggi kehormatan perempuan mutlak dimiliki, maka perilaku tidak merokok di dekat ibu hamil adalah kewajiban bagi perokok etis.
<\/p>\n\n\n\n

4. Merokok di Ruang Merokok<\/strong>
<\/p>\n\n\n\n

Kesadaran berbagi hak merupakan fondasi penting bagi perokok etis. Dengan merokok di ruang merokok, tentunya akan menciptakan kesadaran bagi perokok untuk menghargai hak bukan perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Merokok di sembarang tempat mengabaikan orang lain di sekitarnya yang bukan perokok bukanlah ciri perilaku yang bertanggung jawab. Adanya wilayah Kawasan Tanpa Rokok (KTR) harus dianggap sebagai sense kesadaran berbagi ruang terhadap orang lain. Hormatilah dengan tidak merokok di wilayah KTR. Namun perokok juga harus protes jika tidak ada penyediaan ruang merokok di tempat umum dan tempat umum lainnya di wilayah KTR.
<\/p>\n\n\n\n

Nah di atas tadi merupakan langkah-langkah yang wajib diterapkan oleh para perokok agar menjadi perokok etis. Dengan menjadi perokok etis, para perokok dapat menepis stigma negatif yang dilekatkan kepada perokok, dan tentunya juga dapat menjadi tonggak bagi perjuangan perokok melawan diskriminasi terhadap Industri Hasil Tembakau.<\/p>\n\n\n\n

Pertama: Merokok di Ruang Merokok yang Telah Disediakan
<\/h3>\n\n\n\n

Bulan Ramadhan kerap kali dimeriahi dengan buka bersama alias bukber , tanpa bukber kadang rasanya kayak ada dua-tiga orang merokok tapi tidak ada asbaknya. Maka tak heran tempat-tempat makan, tempat kerja, ruang publik lainnya menjadi tempat untuk berbuka puasa bersama. Nah saat berbuka di tempat-tempat inilah perokok harus melihat apakah tempat tersebut menyediakan ruang merokok atau tidak. Sehabis berbuka puasa, setelah hampir tiga belas jam lamanya perokok menghentikan sementara aktivitas merokoknya, tentu merokok masuk ke dalam daftar menu berbuka puasa. Tapi jangan berpikiran bahwa perokok ketika waktunya berbuka langsung merokok loh ya. Pasti minum air putih terlebih dahulu, makan takjilan dulu, karena perokok bukan onta yang minum sama makannya irit-irit.
<\/p>\n\n\n\n

Minum dan makan takjil sudah, barulah waktunya untuk membakar sebatang rokok. Banyak juga yang merokoknya ditunda dulu sampai sehabis salat taraweh. Semua tergantung kebutuhan. Tapi bagi perokok yang menyegerakan waktu merokoknya, di tempat buka puasa bersama, perokok etis yang rahmatan lil alamin tidak asal sembarangan merokok. Tentulah akan merokok pada tempat yang telah disediakan. Karena konsep etis dan rahmatan lil alamin adalah tidak berlaku dzolim. Bertindak secara proporsional, itu intinya.
<\/p>\n\n\n\n

Kedua: Berbagilah dengan Sesama
<\/h2>\n\n\n\n

Tagline indahnya berbagi di bulan Ramadhan biasanya sering bermunculan. Meskipun itikad berbagi bukan hanya berlaku di bulan Ramadhan saja, namun tagline tersebut patut pula menjadi renungan dan diwujudkan dalam laku sosial kita, agar terlatih menjadi manusia yang lebih baik pada bulan-bulan selanjutnya.
<\/p>\n\n\n\n

Berbagi dapat dimulai dari hal-hal yang sederhana. Berbagi api, dengan meminjamkan korek misalnya, berbagi asbak, dengan tidak mengakuisisi asbak, berbagi rokok, bukan berarti rokok sebatang dihisap keliling loh ya, selebihnya kita bisa berbagi hikmah Ramadhan, berbagi pengalam seharian berpuasa.
<\/p>\n\n\n\n

Saat berbuka puasa seringkali pula perokok kelupaan membeli rokok karena tak punya stok yang disimpan. Menawari apa yang kita miliki, bilamana itu berupa rokok, korek, maupun asbak, tawarkanlah. Dari sisi itu terdapat ciri insan yang memiliki spirit berbagi, selain sebagai wujud solidaritas juga upaya menjalin silaturahmi.
<\/p>\n\n\n\n

Ketiga: Berpuasalah di Bulan Ramadhan
<\/h2>\n\n\n\n

Selain membuktikan bahwa rokok bukan sesuatu yang adiktif, berpuasa di bulan Ramadhan adalah seruan agar kita lebih bertakwa kepada sang Maha Pemberi Rahmat. Labeling adiktif terhadap perokok jelas sudah terbantahkan dengan sendirinya ketika perokok berpuasa di bulan Ramadhan. Tudingan adiktif tersebut menjadi tidak relevan, ketika perokok sanggup menahan aktivitas merokoknya selama tiga belas jam lebih. Meskipun banyak juga perokok yang berbulan-bulan lamanya sanggup tidak merokok. Juga penelitian-penelitian bantahan yang mengatakan tidak tepat memberikan label adiktif terhadap perokok, karena berhenti merokok sangat mudah dilakukan oleh perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Dengan berpuasa di bulan Ramadhan, perokok akan menuai hikmah bahwa hidup bukan hanya perkara makan dan minum. Ada nilai sosial yang luar biasa terkandung di dalamnya, selain juga nilai ibadah mahdhoh tentunya. Tanpa melihat status dan golongan, puasa membuat kita saling memahami bahwa manusia setara dalam hak dan kewajibannya kepada Tuhan.
<\/p>\n\n\n\n

Puasa tidak memandang dia perokok atau bukan, ketika seruan berpuasa datang, semuanya menanggalkan semua atribut keduniawian untuk menjalankan kewajibannya sebagai manusia yang diciptakan untuk beribadah. Sesungguhnya Ibadah adalah hakikat dan tujuan penciptaan jin dan manusia. Dalam Q.S. 56 (Ad-Dzariat : 56)
<\/p>\n\n\n\n

Nah tiga langkah tadi dapat kita terapkan di sisa-sisa penghujung Ramadhan ini. Mari sama-sama kita tunaikan dengan itikad ketaatan dalam mencapai kesalihan sosial serta kesalihan spiritual, sebab menjadi perokok etis yang rahmatan lil alamin tidak hanya sebatas ucapan belaka, tapi bersesuainya ucapan dan perbuatan. Bukankah konsep keseimbangan sudah sejak dulu ditanamkan oleh leluhur kita. Termasuk berlaku seimbang dalam konteks konsumsi.
<\/p>\n","post_title":"4 Langkah Menjadi Perokok Etis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"4-langkah-menjadi-perokok-etis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-04-06 10:33:50","post_modified_gmt":"2019-04-06 03:33:50","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5608","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4495,"post_author":"888","post_date":"2018-01-20 08:34:16","post_date_gmt":"2018-01-20 01:34:16","post_content":"Anda perokok? Anda sering didiskriminasi masyarakat bukan perokok? Bila iya, silahkan evaluasi kegiatan merokok Anda. Sudahkah dilakukan di tempat dan cara yang tepat?<\/span>\r\n\r\nBeberapa hari lalu, saat saya ingin menyalip truk bermuatan pasir di Jalan Raya Pemda Tigaraksa, Sang Supir membuang puntung rokok yang masih menyala keluar jendela dan apesnya mengenai bagian tubuh saya. Coba bayangkan, jika saja abu puntung rokok itu mengenai mata dan mengganggu pengelihatan saya, mungkin akan terjadi kecelakaan yang menimpa saya.<\/span>\r\n\r\nSaya perokok akut dan saya menilai tindakan sopir membuang puntung sembarangan itu adalah kesalahan amat sangat. Membuang puntung sembarangan semacam itu tentu akan berakibat fatal dan mengganggu orang lain. <\/span>\r\n\r\nLain lagi, di angkutan umum yang ada anak-anak serta ibu-ibu, kadang banyak saja yang masih cuek dan tetap merokok. Sebuah pemandangan yang tentunya sangat menggangu. Dan teguran yang pas adalah Ibu-ibu itu menutup hidung dengan kerudung sambil memberikan kode batuk-batuk. Susah sekali memang sepertinya menegur langsung perokok itu, maklum, kita memang sering banyak basa-basi.<\/span>\r\n\r\nMembuang puntung rokok sembarangan dan merokok di sembarang tempat adalah kesalahan fatal yang sering dilakukan para perokok, sehingga wajar jika masyarakat luas menilai perokok adalah manusia laknat yang harus disingkirkan dari bumi ini. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok saya juga kadang menerima beberapa cibiran dari teman perempuan atau laki-laki yang tidak merokok karena tentu mereka menilai semua perokok sama saja, sembarangan membuang asap dan puntungnya, atau bahkan merokok ketika sedang berkendara.<\/span>\r\n\r\nSebagian orang menilai sisi buruk dari rokok tanpa meniiti ulang dan mencari sumbangsih rokok bagi negeri ini, selain uang triliunan lewat hasil cukai, Marcus Gideon dan Kevin Sanjaya yang baru-baru ini meraih gelar juara <\/span>series<\/span><\/i> terbanyak sepanjang pegelaran berasal dari PB Djarum. <\/span>\r\n\r\nMakin ke sini, saya sering diedukasi soal kretek oleh komunitas yang bergelut di bidang kretek dan tentunya sangat berguna bagi saya untuk menjauhkan stigma buruk terhadap para perokok, khususnya saya. <\/span>\r\n\r\nUntuk menjauhkan stigma buruk itu, saya sedikit-sedikit meninggalkan kebiasaan buruk saya sebagai perokok. Semisal, tidak membuang puntung sembarangan sehabis merokok, atau ketika merokok di samping orang yang tidak merokok saya meminta izin terlebih dahulu, jika di izinkan ya bakar, jika tidak ya menahan asam. <\/span>\r\n\r\nDan kebiasaan ini juga saya tularkan kepada teman-teman yang merokok agar melanjutkan kebiasaan baik dan tentu menghlangkan kebiasaan-kebiasaan buruk yang nantinya melekat menjadi <\/span>image<\/span><\/i> pribadi sendiri juga.<\/span>\r\n\r\nLagi pula, asap rokok tidak mengganggu di banding asap knalpot \u00a0motor 2 tak. Atau knalpot-knalpot angkutan umum yang ngebulnya bukan main. Dan harus kalian tahu, akhir-akhir ini cuaca mendung dan hujan melulu, menikmati hujan itu lebih nikmat jika di pasangkan dengan kretek dan kopi. Jika kita sebagai perokok tak ingin terus dianggap buruk, mulailah \u00a0meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk dan membanggakan diri sebagai perokok yang santun, perokok yang juga menghargai hak-hak yang tidak merokok. Ingatlah, rokok itu tidak pernah mengjarkan keburukan. <\/span>\r\n\r\nPerokok santun tidak hanya ingin dihormati, tetapi harus menghormati. Inget ini, Lur, \u00a0untuk urusan yang baik-baik imbuhan \u201cme\u201d itu lebih baik ketimbang \u201cdi\u201d. <\/strong>","post_title":"Jadilah Perokok yang Santun","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"jadilah-perokok-yang-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-20 08:36:53","post_modified_gmt":"2018-01-20 01:36:53","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4495","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4451,"post_author":"877","post_date":"2018-01-11 09:57:06","post_date_gmt":"2018-01-11 02:57:06","post_content":"Salah satu tuduhan bagi perokok yang sering kali diutarakan anti rokok, selain menjadi penyebab kematian dan berpengaruh negatif terhadap orang lain, adalah perokok tidak punya aturan. Lebih pada sikap perokok saat merokok, yaitu merokok disembarang tempat, buang puntung rokok dan buang abu rokok sembarang. <\/span>\r\n\r\nTuduhan rokok sebagai penyebab kematian dan dapat berpengaruh negatif pada orang lain, saya kira sudah <\/span>clear,<\/span><\/i> sudah banyak jawaban terkait keduany dengan jelas. Tuduhan keduanya tanpa dasar yang kuat, hingga seakan-akan dipaksakan. <\/span>\r\n\r\nKenyataan di lapangan banyak perokok yang umurnya panjang. Baca hasil survei <\/span>
Sigit Budhi Setiawan<\/span><\/a> dalam buku yang berjudul \u201cMereka Yang Melampaui Waktu: konsep panjang umur, bahagia, sehat, dan tetap produktif\u201d terbit tahun 2013. Jelas didalamnya mengungkap banyak perokok yang usianya ratusan tahun, produktif dan masih tetap merokok. <\/span>\r\n\r\nBahkan berita terakhir di Sragen, Jawa Tengah, ada perokok yang umurnya mencapai 140an tahun. Ia terkenal dengan panggilan <\/span>Mbah Gotho<\/span><\/a> yang konon dan sampai akhir hayatnya adalah perokok berat. Lahir <\/span>31 Desember<\/span><\/a> 1870 dan meninggal di Sragen <\/span>30 April<\/span><\/a> 2017<\/span><\/a>, bahkan ia diklaim sebagai orang tertua di dunia.<\/span>\r\n\r\nLain itu, banyak bantahan yang menyatakan perokok pasif itu tidak ada dan tidak mungkin. Belum ada riset yang membuktikan bahwa asap rokok menjadi penyebab utama penyakit seseorang. Tuduhan semacam ini terkesan mengada-ada. <\/span>\r\n\r\nPerokok dari dulu hingga sekarang mempunyai kesadaran tersendiri. Rata-rata aktivitas merokok sebagai bentuk relaksasi, dilakukan berjeda dan membutuhkan waktu tersendiri sesuai keinginan hati. Merokok memang bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja saat dibutuhkan. Namun mayoritas perokok tetap melihat situasi dan kondisi. <\/span>\r\n\r\nDi Yogyakarta ada sosok Kiai perokok yang menjadi imam salat fardu (lima waktu) di masjid, sebut saja Kiai Ahmad (nama samaran), tiap jalan menuju masjid bisa dipastikan ia menyulut rokok, jarak rumah dengan masjid hanya sekitar \u00b1200 meter. Sesampainya di masjid, ia mematikan rokoknya dan disimpan ditempat aman, kemudian akan dilanjutkan setelah mengerjakan sholat. Tapi juga terkadang dibuang ke bak sampah. Ia tidak pernah sekalipun merokok dalam masjid. <\/span>\r\n\r\nBegitu juga kebiasannya di rumah, ia hampir tidak pernah merokok di depan istri dan putranya. Saat merokok ia memilih tempat tersendiri terpisah dengan istri dan putranya. \u00a0Karena ia sadar, harus menghormati istri dan putranya yang tidak merokok. Lain itu, setiap mau merokok ia akan mencari asbak sebagai tempat puntung dan abu rokok untuk menjaga kebersihan.<\/span>\r\n\r\nCerita keseharian kiai di atas adalah representasi perokok santun. Dan masih banyak perokok santun lainnya yang sadar tentang aturan main merokok. Bagi perokok, merokok adalah budaya yang dilakukan sebagai media relaksasi dan bukan menjadi kebutuhan yang utama. <\/span>\r\n\r\nPada dasarnya perokok umumnya mempunyai atauran tersendiri sesuai konteks kehidupan masing-masing. Perokok paham betul kapan ia harus merokok, kapan ia tidak menyulut rokoknya dan kapan ia harus mematikan rokoknya. <\/span>\r\n\r\nBuktinya perokok tidak akan memaksakan merokok di ruangan ber AC tanpa adanya exhaust (alat penghisap asap) atau tanpa kesepakatan bersama. Perokok tidak akan merokok di kendaraan yang ber AC \u00a0dan tertutup rapat. <\/span>\r\n\r\nWalaupun perokok merokok di tempat yang telah disepakati atau sudah mendapatkan ijin, ternyata dalam ruangan masih ada seseorang yang tidak merokok, bisa dipastikan merokoknya tidak terasa nikmat. Kebanyakan akan memilih tidak merokok. Kalaupun terpaksa merokok akan terasa canggung. \u00a0Sehingga terkadang asap yang dikeluarkan diarahkan yang berlawanan dengan posisi yang tidak merokok. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok santun, sudah menjadi kebiasaan jika akan merokok terlebih dahulu mencari tempat untuk membuang puntung dan abu rokok (asbak). Terkadang saking kreatifnya, jika tidak ditemukan asbak, mereka (perokok) membuat asbak sendiri yang terbuat dari bahan disekitarnya. Tidak jarang perokok membuat asbak dengan bahan kertas. Ia tahu kertas adalah salah satu bahan yang akan terbakar jika terkena bara rokok. Namun apa boleh buat dengan sangat terpaksa ia harus membuat asbak dengan sangat sederhana sebagai tempat pembuangan puntung dan abu rokok, untuk menjaga kebersihan. <\/span>\r\n\r\nBudaya merokok santun, adalah warisan tatanan nilai turun temurun oleh nenek moyang. Tidak lain untuk menjaga kebersamaan, penghormatan hak orang lain, menjaga kesopanan, dan bahkan untuk mempertahankan etiket merokok yang baik.<\/span>","post_title":"Menjadi Perokok Santun yang Taat Aturan Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-perokok-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-11 09:57:26","post_modified_gmt":"2018-01-11 02:57:26","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4451","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Bayangkan jika anda datang telat, betapa akan susahnya\nnanti. Apalagi tiket yang dibeli dengan harga yang cukup menguras kantong.\nBetapa sulitnya anda jika harus mencari tiket pengganti. Sudah kehilangan uang,\ntentu anda akan bekerja lebih ekstra keras untuk bisa kembali ke kampung\nhalaman.<\/p>\n\n\n\n

Tetap merokok di tempat yang sudah disediakan<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya bahwa beberapa\nkendaraan umum tidak menyediakan ruangan merokok. Maka bagi kalian para perokok\ntentu bisa memanfaatkan ruangan merokok yang ada di stasiun, terminal,\npelabuhan, atau bandara. Ketersediaan ruangan merokok di empat tempat tersebut\nsudah diatur dalam undang-undang.<\/p>\n\n\n\n

Bahkan di beberapa tempat tersebut sudah disediakan tempat\nmerokok yang asyik. Salah satunya di bandara Sukarno-Hatta Cengkareng, Banten.\nBisa dibilang tempat merokok di sana adalah salah satu yang terbaik dan\nmemenuhi standar di Indonesia. Jadi mari gunakan tempat itu dengan baik.<\/p>\n\n\n\n

Ketiga tips tersebut patut diperhatikan oleh kalian para\nperokok yang hendak mudik dan yang paling utama adalah tetap jaga barang bawaan\nanda termasuk yang berharga, jangan lupa berdoa sebelum memulai perjalanan.\nStay safe and be carefully!<\/p>\n","post_title":"Tiga Hal yang Wajib diperhatikan Para Perokok Saat Mudik","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"tiga-hal-yang-wajib-diperhatikan-para-perokok-saat-mudik","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-02 16:29:29","post_modified_gmt":"2019-06-02 09:29:29","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5771","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5608,"post_author":"883","post_date":"2019-04-06 10:33:47","post_date_gmt":"2019-04-06 03:33:47","post_content":"\n

Perokok<\/a> acapkali dicap sebagai orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Hal ini disebabkan oleh perilaku merokok sembarangan, petantang-petenteng ketika merokok, dan abai terhadap lingkungan sekitar. Padahal sebagai konsumen yang baik, tentu perokok seharusnya bertanggung jawab atas barang yang dikonsumsinya.
<\/p>\n\n\n\n

Salah satu cara agar perokok memiliki sikap bertanggung jawab atas barang konsumsinya adalah dengan menerapkan perilaku perokok etis. Berikut adalah langkah-langkah menjadi perokok etis:
<\/p>\n\n\n\n

1. Tidak Merokok<\/a> Saat Berkendara<\/strong>
<\/p>\n\n\n\n

Tidak ada satupun alasan yang dapat membenarkan perilaku merokok saat berkendara. Sebab sangat banyak mudarat yang diakibatkan atas perilaku ini.<\/p>\n\n\n\n

Pertama, merokok<\/a> saat berkendara tidak menghargai hak orang lain yang bukan perokok. Pada saat kendaraan berjalan maupun berhenti, asap rokok yang dihembuskan akan mengenai pengendara di sekitar, sehingga memungkinkan orang lain terpapar asap rokok
<\/p>\n\n\n\n

Kedua, berbahaya bagi orang lain. Mengapa berbahaya? Sebab ketika bara api yang diakibatkan pembakaran rokok tak dibuang di tempat yang mestinya, maka akan menimbulkan resiko orang di sekitar akan terkena bara api rokok. Akibatnya tentu bermacam-macam, mulai dari mengganggu konsentrasi, mengakibatkan kebutaan pada orang yang matanya terkena bara api, hingga kecelakaan fatal.
<\/p>\n\n\n\n

Aturan larangan merokok saat berkendara sebenarnya sudah diatur dalam UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Aturan ini sudah tepat dikeluarkan, meskipun dalam point sanksi sangat berlebihan karena memuat sanksi pidana dan denda yang besar.
<\/p>\n\n\n\n

Maka perilaku tidak merokok saat berkendara sudah seharusnya diterapkan oleh perokok untuk membuktikan bahwa perokok menjunjung tinggi nilai etis, dan dapat bertanggung jawab tanpa harus diancam sanksi pidana maupun denda.
<\/p>\n\n\n\n

2. Tidak Merokok di Dekat Anak Kecil<\/strong>
<\/p>\n\n\n\n

Merokok adalah kegiatan konsumsi yang boleh dilakukan oleh orang yang sudah berusia 18 tahun ke atas. Maka perilaku merokok di dekat anak kecil bukanlah sebuah perilaku yang bertanggung jawab dari seorang perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Seorang perokok yang bertanggung jawab juga tentu tidak akan menawarkan rokok apalagi mengajarkan kebiasaan merokok kepada anak di bawah umur 18 tahun. Biarkanlah anak-anak kecil dan anak di bawah umur 18 tahun menentukan keputusan mereka untuk mengonsumsi rokok atau tidak ketika mereka sudah cukup umur.
<\/p>\n\n\n\n

3. Tidak Merokok di Dekat Ibu Hamil<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Merokok di dekat ibu hamil adalah sebuah perilaku yang buruk. Ibu hamil mana yang tidak risih, ketika berada di tempat umum yang seharusnya mereka bisa santai atau istirahat sejenak tapi kemudian terusik karena asap rokok.
<\/p>\n\n\n\n

Apalagi para ibu-ibu hamil ini memiliki fase kondisi tubuh dan pikiran yang berbeda dengan orang normal pada umumnya. Ibu hamil biasanya memiliki kondisi fisik gampang drop, wong kadang-kadang mereka tau-tau muntah. Dalam hal psikologis juga berbeda dengan orang normal pada umumnya, ibu hamil biasanya memiliki sensitivitas yang tinggi.
<\/p>\n\n\n\n

Jadi sebagai perokok etis, menjunjung tinggi kehormatan perempuan mutlak dimiliki, maka perilaku tidak merokok di dekat ibu hamil adalah kewajiban bagi perokok etis.
<\/p>\n\n\n\n

4. Merokok di Ruang Merokok<\/strong>
<\/p>\n\n\n\n

Kesadaran berbagi hak merupakan fondasi penting bagi perokok etis. Dengan merokok di ruang merokok, tentunya akan menciptakan kesadaran bagi perokok untuk menghargai hak bukan perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Merokok di sembarang tempat mengabaikan orang lain di sekitarnya yang bukan perokok bukanlah ciri perilaku yang bertanggung jawab. Adanya wilayah Kawasan Tanpa Rokok (KTR) harus dianggap sebagai sense kesadaran berbagi ruang terhadap orang lain. Hormatilah dengan tidak merokok di wilayah KTR. Namun perokok juga harus protes jika tidak ada penyediaan ruang merokok di tempat umum dan tempat umum lainnya di wilayah KTR.
<\/p>\n\n\n\n

Nah di atas tadi merupakan langkah-langkah yang wajib diterapkan oleh para perokok agar menjadi perokok etis. Dengan menjadi perokok etis, para perokok dapat menepis stigma negatif yang dilekatkan kepada perokok, dan tentunya juga dapat menjadi tonggak bagi perjuangan perokok melawan diskriminasi terhadap Industri Hasil Tembakau.<\/p>\n\n\n\n

Pertama: Merokok di Ruang Merokok yang Telah Disediakan
<\/h3>\n\n\n\n

Bulan Ramadhan kerap kali dimeriahi dengan buka bersama alias bukber , tanpa bukber kadang rasanya kayak ada dua-tiga orang merokok tapi tidak ada asbaknya. Maka tak heran tempat-tempat makan, tempat kerja, ruang publik lainnya menjadi tempat untuk berbuka puasa bersama. Nah saat berbuka di tempat-tempat inilah perokok harus melihat apakah tempat tersebut menyediakan ruang merokok atau tidak. Sehabis berbuka puasa, setelah hampir tiga belas jam lamanya perokok menghentikan sementara aktivitas merokoknya, tentu merokok masuk ke dalam daftar menu berbuka puasa. Tapi jangan berpikiran bahwa perokok ketika waktunya berbuka langsung merokok loh ya. Pasti minum air putih terlebih dahulu, makan takjilan dulu, karena perokok bukan onta yang minum sama makannya irit-irit.
<\/p>\n\n\n\n

Minum dan makan takjil sudah, barulah waktunya untuk membakar sebatang rokok. Banyak juga yang merokoknya ditunda dulu sampai sehabis salat taraweh. Semua tergantung kebutuhan. Tapi bagi perokok yang menyegerakan waktu merokoknya, di tempat buka puasa bersama, perokok etis yang rahmatan lil alamin tidak asal sembarangan merokok. Tentulah akan merokok pada tempat yang telah disediakan. Karena konsep etis dan rahmatan lil alamin adalah tidak berlaku dzolim. Bertindak secara proporsional, itu intinya.
<\/p>\n\n\n\n

Kedua: Berbagilah dengan Sesama
<\/h2>\n\n\n\n

Tagline indahnya berbagi di bulan Ramadhan biasanya sering bermunculan. Meskipun itikad berbagi bukan hanya berlaku di bulan Ramadhan saja, namun tagline tersebut patut pula menjadi renungan dan diwujudkan dalam laku sosial kita, agar terlatih menjadi manusia yang lebih baik pada bulan-bulan selanjutnya.
<\/p>\n\n\n\n

Berbagi dapat dimulai dari hal-hal yang sederhana. Berbagi api, dengan meminjamkan korek misalnya, berbagi asbak, dengan tidak mengakuisisi asbak, berbagi rokok, bukan berarti rokok sebatang dihisap keliling loh ya, selebihnya kita bisa berbagi hikmah Ramadhan, berbagi pengalam seharian berpuasa.
<\/p>\n\n\n\n

Saat berbuka puasa seringkali pula perokok kelupaan membeli rokok karena tak punya stok yang disimpan. Menawari apa yang kita miliki, bilamana itu berupa rokok, korek, maupun asbak, tawarkanlah. Dari sisi itu terdapat ciri insan yang memiliki spirit berbagi, selain sebagai wujud solidaritas juga upaya menjalin silaturahmi.
<\/p>\n\n\n\n

Ketiga: Berpuasalah di Bulan Ramadhan
<\/h2>\n\n\n\n

Selain membuktikan bahwa rokok bukan sesuatu yang adiktif, berpuasa di bulan Ramadhan adalah seruan agar kita lebih bertakwa kepada sang Maha Pemberi Rahmat. Labeling adiktif terhadap perokok jelas sudah terbantahkan dengan sendirinya ketika perokok berpuasa di bulan Ramadhan. Tudingan adiktif tersebut menjadi tidak relevan, ketika perokok sanggup menahan aktivitas merokoknya selama tiga belas jam lebih. Meskipun banyak juga perokok yang berbulan-bulan lamanya sanggup tidak merokok. Juga penelitian-penelitian bantahan yang mengatakan tidak tepat memberikan label adiktif terhadap perokok, karena berhenti merokok sangat mudah dilakukan oleh perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Dengan berpuasa di bulan Ramadhan, perokok akan menuai hikmah bahwa hidup bukan hanya perkara makan dan minum. Ada nilai sosial yang luar biasa terkandung di dalamnya, selain juga nilai ibadah mahdhoh tentunya. Tanpa melihat status dan golongan, puasa membuat kita saling memahami bahwa manusia setara dalam hak dan kewajibannya kepada Tuhan.
<\/p>\n\n\n\n

Puasa tidak memandang dia perokok atau bukan, ketika seruan berpuasa datang, semuanya menanggalkan semua atribut keduniawian untuk menjalankan kewajibannya sebagai manusia yang diciptakan untuk beribadah. Sesungguhnya Ibadah adalah hakikat dan tujuan penciptaan jin dan manusia. Dalam Q.S. 56 (Ad-Dzariat : 56)
<\/p>\n\n\n\n

Nah tiga langkah tadi dapat kita terapkan di sisa-sisa penghujung Ramadhan ini. Mari sama-sama kita tunaikan dengan itikad ketaatan dalam mencapai kesalihan sosial serta kesalihan spiritual, sebab menjadi perokok etis yang rahmatan lil alamin tidak hanya sebatas ucapan belaka, tapi bersesuainya ucapan dan perbuatan. Bukankah konsep keseimbangan sudah sejak dulu ditanamkan oleh leluhur kita. Termasuk berlaku seimbang dalam konteks konsumsi.
<\/p>\n","post_title":"4 Langkah Menjadi Perokok Etis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"4-langkah-menjadi-perokok-etis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-04-06 10:33:50","post_modified_gmt":"2019-04-06 03:33:50","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5608","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4495,"post_author":"888","post_date":"2018-01-20 08:34:16","post_date_gmt":"2018-01-20 01:34:16","post_content":"Anda perokok? Anda sering didiskriminasi masyarakat bukan perokok? Bila iya, silahkan evaluasi kegiatan merokok Anda. Sudahkah dilakukan di tempat dan cara yang tepat?<\/span>\r\n\r\nBeberapa hari lalu, saat saya ingin menyalip truk bermuatan pasir di Jalan Raya Pemda Tigaraksa, Sang Supir membuang puntung rokok yang masih menyala keluar jendela dan apesnya mengenai bagian tubuh saya. Coba bayangkan, jika saja abu puntung rokok itu mengenai mata dan mengganggu pengelihatan saya, mungkin akan terjadi kecelakaan yang menimpa saya.<\/span>\r\n\r\nSaya perokok akut dan saya menilai tindakan sopir membuang puntung sembarangan itu adalah kesalahan amat sangat. Membuang puntung sembarangan semacam itu tentu akan berakibat fatal dan mengganggu orang lain. <\/span>\r\n\r\nLain lagi, di angkutan umum yang ada anak-anak serta ibu-ibu, kadang banyak saja yang masih cuek dan tetap merokok. Sebuah pemandangan yang tentunya sangat menggangu. Dan teguran yang pas adalah Ibu-ibu itu menutup hidung dengan kerudung sambil memberikan kode batuk-batuk. Susah sekali memang sepertinya menegur langsung perokok itu, maklum, kita memang sering banyak basa-basi.<\/span>\r\n\r\nMembuang puntung rokok sembarangan dan merokok di sembarang tempat adalah kesalahan fatal yang sering dilakukan para perokok, sehingga wajar jika masyarakat luas menilai perokok adalah manusia laknat yang harus disingkirkan dari bumi ini. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok saya juga kadang menerima beberapa cibiran dari teman perempuan atau laki-laki yang tidak merokok karena tentu mereka menilai semua perokok sama saja, sembarangan membuang asap dan puntungnya, atau bahkan merokok ketika sedang berkendara.<\/span>\r\n\r\nSebagian orang menilai sisi buruk dari rokok tanpa meniiti ulang dan mencari sumbangsih rokok bagi negeri ini, selain uang triliunan lewat hasil cukai, Marcus Gideon dan Kevin Sanjaya yang baru-baru ini meraih gelar juara <\/span>series<\/span><\/i> terbanyak sepanjang pegelaran berasal dari PB Djarum. <\/span>\r\n\r\nMakin ke sini, saya sering diedukasi soal kretek oleh komunitas yang bergelut di bidang kretek dan tentunya sangat berguna bagi saya untuk menjauhkan stigma buruk terhadap para perokok, khususnya saya. <\/span>\r\n\r\nUntuk menjauhkan stigma buruk itu, saya sedikit-sedikit meninggalkan kebiasaan buruk saya sebagai perokok. Semisal, tidak membuang puntung sembarangan sehabis merokok, atau ketika merokok di samping orang yang tidak merokok saya meminta izin terlebih dahulu, jika di izinkan ya bakar, jika tidak ya menahan asam. <\/span>\r\n\r\nDan kebiasaan ini juga saya tularkan kepada teman-teman yang merokok agar melanjutkan kebiasaan baik dan tentu menghlangkan kebiasaan-kebiasaan buruk yang nantinya melekat menjadi <\/span>image<\/span><\/i> pribadi sendiri juga.<\/span>\r\n\r\nLagi pula, asap rokok tidak mengganggu di banding asap knalpot \u00a0motor 2 tak. Atau knalpot-knalpot angkutan umum yang ngebulnya bukan main. Dan harus kalian tahu, akhir-akhir ini cuaca mendung dan hujan melulu, menikmati hujan itu lebih nikmat jika di pasangkan dengan kretek dan kopi. Jika kita sebagai perokok tak ingin terus dianggap buruk, mulailah \u00a0meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk dan membanggakan diri sebagai perokok yang santun, perokok yang juga menghargai hak-hak yang tidak merokok. Ingatlah, rokok itu tidak pernah mengjarkan keburukan. <\/span>\r\n\r\nPerokok santun tidak hanya ingin dihormati, tetapi harus menghormati. Inget ini, Lur, \u00a0untuk urusan yang baik-baik imbuhan \u201cme\u201d itu lebih baik ketimbang \u201cdi\u201d. <\/strong>","post_title":"Jadilah Perokok yang Santun","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"jadilah-perokok-yang-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-20 08:36:53","post_modified_gmt":"2018-01-20 01:36:53","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4495","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4451,"post_author":"877","post_date":"2018-01-11 09:57:06","post_date_gmt":"2018-01-11 02:57:06","post_content":"Salah satu tuduhan bagi perokok yang sering kali diutarakan anti rokok, selain menjadi penyebab kematian dan berpengaruh negatif terhadap orang lain, adalah perokok tidak punya aturan. Lebih pada sikap perokok saat merokok, yaitu merokok disembarang tempat, buang puntung rokok dan buang abu rokok sembarang. <\/span>\r\n\r\nTuduhan rokok sebagai penyebab kematian dan dapat berpengaruh negatif pada orang lain, saya kira sudah <\/span>clear,<\/span><\/i> sudah banyak jawaban terkait keduany dengan jelas. Tuduhan keduanya tanpa dasar yang kuat, hingga seakan-akan dipaksakan. <\/span>\r\n\r\nKenyataan di lapangan banyak perokok yang umurnya panjang. Baca hasil survei <\/span>
Sigit Budhi Setiawan<\/span><\/a> dalam buku yang berjudul \u201cMereka Yang Melampaui Waktu: konsep panjang umur, bahagia, sehat, dan tetap produktif\u201d terbit tahun 2013. Jelas didalamnya mengungkap banyak perokok yang usianya ratusan tahun, produktif dan masih tetap merokok. <\/span>\r\n\r\nBahkan berita terakhir di Sragen, Jawa Tengah, ada perokok yang umurnya mencapai 140an tahun. Ia terkenal dengan panggilan <\/span>Mbah Gotho<\/span><\/a> yang konon dan sampai akhir hayatnya adalah perokok berat. Lahir <\/span>31 Desember<\/span><\/a> 1870 dan meninggal di Sragen <\/span>30 April<\/span><\/a> 2017<\/span><\/a>, bahkan ia diklaim sebagai orang tertua di dunia.<\/span>\r\n\r\nLain itu, banyak bantahan yang menyatakan perokok pasif itu tidak ada dan tidak mungkin. Belum ada riset yang membuktikan bahwa asap rokok menjadi penyebab utama penyakit seseorang. Tuduhan semacam ini terkesan mengada-ada. <\/span>\r\n\r\nPerokok dari dulu hingga sekarang mempunyai kesadaran tersendiri. Rata-rata aktivitas merokok sebagai bentuk relaksasi, dilakukan berjeda dan membutuhkan waktu tersendiri sesuai keinginan hati. Merokok memang bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja saat dibutuhkan. Namun mayoritas perokok tetap melihat situasi dan kondisi. <\/span>\r\n\r\nDi Yogyakarta ada sosok Kiai perokok yang menjadi imam salat fardu (lima waktu) di masjid, sebut saja Kiai Ahmad (nama samaran), tiap jalan menuju masjid bisa dipastikan ia menyulut rokok, jarak rumah dengan masjid hanya sekitar \u00b1200 meter. Sesampainya di masjid, ia mematikan rokoknya dan disimpan ditempat aman, kemudian akan dilanjutkan setelah mengerjakan sholat. Tapi juga terkadang dibuang ke bak sampah. Ia tidak pernah sekalipun merokok dalam masjid. <\/span>\r\n\r\nBegitu juga kebiasannya di rumah, ia hampir tidak pernah merokok di depan istri dan putranya. Saat merokok ia memilih tempat tersendiri terpisah dengan istri dan putranya. \u00a0Karena ia sadar, harus menghormati istri dan putranya yang tidak merokok. Lain itu, setiap mau merokok ia akan mencari asbak sebagai tempat puntung dan abu rokok untuk menjaga kebersihan.<\/span>\r\n\r\nCerita keseharian kiai di atas adalah representasi perokok santun. Dan masih banyak perokok santun lainnya yang sadar tentang aturan main merokok. Bagi perokok, merokok adalah budaya yang dilakukan sebagai media relaksasi dan bukan menjadi kebutuhan yang utama. <\/span>\r\n\r\nPada dasarnya perokok umumnya mempunyai atauran tersendiri sesuai konteks kehidupan masing-masing. Perokok paham betul kapan ia harus merokok, kapan ia tidak menyulut rokoknya dan kapan ia harus mematikan rokoknya. <\/span>\r\n\r\nBuktinya perokok tidak akan memaksakan merokok di ruangan ber AC tanpa adanya exhaust (alat penghisap asap) atau tanpa kesepakatan bersama. Perokok tidak akan merokok di kendaraan yang ber AC \u00a0dan tertutup rapat. <\/span>\r\n\r\nWalaupun perokok merokok di tempat yang telah disepakati atau sudah mendapatkan ijin, ternyata dalam ruangan masih ada seseorang yang tidak merokok, bisa dipastikan merokoknya tidak terasa nikmat. Kebanyakan akan memilih tidak merokok. Kalaupun terpaksa merokok akan terasa canggung. \u00a0Sehingga terkadang asap yang dikeluarkan diarahkan yang berlawanan dengan posisi yang tidak merokok. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok santun, sudah menjadi kebiasaan jika akan merokok terlebih dahulu mencari tempat untuk membuang puntung dan abu rokok (asbak). Terkadang saking kreatifnya, jika tidak ditemukan asbak, mereka (perokok) membuat asbak sendiri yang terbuat dari bahan disekitarnya. Tidak jarang perokok membuat asbak dengan bahan kertas. Ia tahu kertas adalah salah satu bahan yang akan terbakar jika terkena bara rokok. Namun apa boleh buat dengan sangat terpaksa ia harus membuat asbak dengan sangat sederhana sebagai tempat pembuangan puntung dan abu rokok, untuk menjaga kebersihan. <\/span>\r\n\r\nBudaya merokok santun, adalah warisan tatanan nilai turun temurun oleh nenek moyang. Tidak lain untuk menjaga kebersamaan, penghormatan hak orang lain, menjaga kesopanan, dan bahkan untuk mempertahankan etiket merokok yang baik.<\/span>","post_title":"Menjadi Perokok Santun yang Taat Aturan Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-perokok-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-11 09:57:26","post_modified_gmt":"2018-01-11 02:57:26","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4451","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Jika tiket sudah di tangan, tentu datang lebih awal ke\nstasiun, terminal, atau bandara harus dilakukan. Mengingat jumlah lonjakan\npoenumpang tentu kondisi di sana akan lebih ramai dan penuh antrian. Ingat yang\nmudik bukan cuman kamu saja, sudah baca toh paragrapf di atas bahwa ada sekitar\n14,9 juta orang yang mudik.<\/p>\n\n\n\n

Bayangkan jika anda datang telat, betapa akan susahnya\nnanti. Apalagi tiket yang dibeli dengan harga yang cukup menguras kantong.\nBetapa sulitnya anda jika harus mencari tiket pengganti. Sudah kehilangan uang,\ntentu anda akan bekerja lebih ekstra keras untuk bisa kembali ke kampung\nhalaman.<\/p>\n\n\n\n

Tetap merokok di tempat yang sudah disediakan<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya bahwa beberapa\nkendaraan umum tidak menyediakan ruangan merokok. Maka bagi kalian para perokok\ntentu bisa memanfaatkan ruangan merokok yang ada di stasiun, terminal,\npelabuhan, atau bandara. Ketersediaan ruangan merokok di empat tempat tersebut\nsudah diatur dalam undang-undang.<\/p>\n\n\n\n

Bahkan di beberapa tempat tersebut sudah disediakan tempat\nmerokok yang asyik. Salah satunya di bandara Sukarno-Hatta Cengkareng, Banten.\nBisa dibilang tempat merokok di sana adalah salah satu yang terbaik dan\nmemenuhi standar di Indonesia. Jadi mari gunakan tempat itu dengan baik.<\/p>\n\n\n\n

Ketiga tips tersebut patut diperhatikan oleh kalian para\nperokok yang hendak mudik dan yang paling utama adalah tetap jaga barang bawaan\nanda termasuk yang berharga, jangan lupa berdoa sebelum memulai perjalanan.\nStay safe and be carefully!<\/p>\n","post_title":"Tiga Hal yang Wajib diperhatikan Para Perokok Saat Mudik","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"tiga-hal-yang-wajib-diperhatikan-para-perokok-saat-mudik","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-02 16:29:29","post_modified_gmt":"2019-06-02 09:29:29","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5771","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5608,"post_author":"883","post_date":"2019-04-06 10:33:47","post_date_gmt":"2019-04-06 03:33:47","post_content":"\n

Perokok<\/a> acapkali dicap sebagai orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Hal ini disebabkan oleh perilaku merokok sembarangan, petantang-petenteng ketika merokok, dan abai terhadap lingkungan sekitar. Padahal sebagai konsumen yang baik, tentu perokok seharusnya bertanggung jawab atas barang yang dikonsumsinya.
<\/p>\n\n\n\n

Salah satu cara agar perokok memiliki sikap bertanggung jawab atas barang konsumsinya adalah dengan menerapkan perilaku perokok etis. Berikut adalah langkah-langkah menjadi perokok etis:
<\/p>\n\n\n\n

1. Tidak Merokok<\/a> Saat Berkendara<\/strong>
<\/p>\n\n\n\n

Tidak ada satupun alasan yang dapat membenarkan perilaku merokok saat berkendara. Sebab sangat banyak mudarat yang diakibatkan atas perilaku ini.<\/p>\n\n\n\n

Pertama, merokok<\/a> saat berkendara tidak menghargai hak orang lain yang bukan perokok. Pada saat kendaraan berjalan maupun berhenti, asap rokok yang dihembuskan akan mengenai pengendara di sekitar, sehingga memungkinkan orang lain terpapar asap rokok
<\/p>\n\n\n\n

Kedua, berbahaya bagi orang lain. Mengapa berbahaya? Sebab ketika bara api yang diakibatkan pembakaran rokok tak dibuang di tempat yang mestinya, maka akan menimbulkan resiko orang di sekitar akan terkena bara api rokok. Akibatnya tentu bermacam-macam, mulai dari mengganggu konsentrasi, mengakibatkan kebutaan pada orang yang matanya terkena bara api, hingga kecelakaan fatal.
<\/p>\n\n\n\n

Aturan larangan merokok saat berkendara sebenarnya sudah diatur dalam UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Aturan ini sudah tepat dikeluarkan, meskipun dalam point sanksi sangat berlebihan karena memuat sanksi pidana dan denda yang besar.
<\/p>\n\n\n\n

Maka perilaku tidak merokok saat berkendara sudah seharusnya diterapkan oleh perokok untuk membuktikan bahwa perokok menjunjung tinggi nilai etis, dan dapat bertanggung jawab tanpa harus diancam sanksi pidana maupun denda.
<\/p>\n\n\n\n

2. Tidak Merokok di Dekat Anak Kecil<\/strong>
<\/p>\n\n\n\n

Merokok adalah kegiatan konsumsi yang boleh dilakukan oleh orang yang sudah berusia 18 tahun ke atas. Maka perilaku merokok di dekat anak kecil bukanlah sebuah perilaku yang bertanggung jawab dari seorang perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Seorang perokok yang bertanggung jawab juga tentu tidak akan menawarkan rokok apalagi mengajarkan kebiasaan merokok kepada anak di bawah umur 18 tahun. Biarkanlah anak-anak kecil dan anak di bawah umur 18 tahun menentukan keputusan mereka untuk mengonsumsi rokok atau tidak ketika mereka sudah cukup umur.
<\/p>\n\n\n\n

3. Tidak Merokok di Dekat Ibu Hamil<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Merokok di dekat ibu hamil adalah sebuah perilaku yang buruk. Ibu hamil mana yang tidak risih, ketika berada di tempat umum yang seharusnya mereka bisa santai atau istirahat sejenak tapi kemudian terusik karena asap rokok.
<\/p>\n\n\n\n

Apalagi para ibu-ibu hamil ini memiliki fase kondisi tubuh dan pikiran yang berbeda dengan orang normal pada umumnya. Ibu hamil biasanya memiliki kondisi fisik gampang drop, wong kadang-kadang mereka tau-tau muntah. Dalam hal psikologis juga berbeda dengan orang normal pada umumnya, ibu hamil biasanya memiliki sensitivitas yang tinggi.
<\/p>\n\n\n\n

Jadi sebagai perokok etis, menjunjung tinggi kehormatan perempuan mutlak dimiliki, maka perilaku tidak merokok di dekat ibu hamil adalah kewajiban bagi perokok etis.
<\/p>\n\n\n\n

4. Merokok di Ruang Merokok<\/strong>
<\/p>\n\n\n\n

Kesadaran berbagi hak merupakan fondasi penting bagi perokok etis. Dengan merokok di ruang merokok, tentunya akan menciptakan kesadaran bagi perokok untuk menghargai hak bukan perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Merokok di sembarang tempat mengabaikan orang lain di sekitarnya yang bukan perokok bukanlah ciri perilaku yang bertanggung jawab. Adanya wilayah Kawasan Tanpa Rokok (KTR) harus dianggap sebagai sense kesadaran berbagi ruang terhadap orang lain. Hormatilah dengan tidak merokok di wilayah KTR. Namun perokok juga harus protes jika tidak ada penyediaan ruang merokok di tempat umum dan tempat umum lainnya di wilayah KTR.
<\/p>\n\n\n\n

Nah di atas tadi merupakan langkah-langkah yang wajib diterapkan oleh para perokok agar menjadi perokok etis. Dengan menjadi perokok etis, para perokok dapat menepis stigma negatif yang dilekatkan kepada perokok, dan tentunya juga dapat menjadi tonggak bagi perjuangan perokok melawan diskriminasi terhadap Industri Hasil Tembakau.<\/p>\n\n\n\n

Pertama: Merokok di Ruang Merokok yang Telah Disediakan
<\/h3>\n\n\n\n

Bulan Ramadhan kerap kali dimeriahi dengan buka bersama alias bukber , tanpa bukber kadang rasanya kayak ada dua-tiga orang merokok tapi tidak ada asbaknya. Maka tak heran tempat-tempat makan, tempat kerja, ruang publik lainnya menjadi tempat untuk berbuka puasa bersama. Nah saat berbuka di tempat-tempat inilah perokok harus melihat apakah tempat tersebut menyediakan ruang merokok atau tidak. Sehabis berbuka puasa, setelah hampir tiga belas jam lamanya perokok menghentikan sementara aktivitas merokoknya, tentu merokok masuk ke dalam daftar menu berbuka puasa. Tapi jangan berpikiran bahwa perokok ketika waktunya berbuka langsung merokok loh ya. Pasti minum air putih terlebih dahulu, makan takjilan dulu, karena perokok bukan onta yang minum sama makannya irit-irit.
<\/p>\n\n\n\n

Minum dan makan takjil sudah, barulah waktunya untuk membakar sebatang rokok. Banyak juga yang merokoknya ditunda dulu sampai sehabis salat taraweh. Semua tergantung kebutuhan. Tapi bagi perokok yang menyegerakan waktu merokoknya, di tempat buka puasa bersama, perokok etis yang rahmatan lil alamin tidak asal sembarangan merokok. Tentulah akan merokok pada tempat yang telah disediakan. Karena konsep etis dan rahmatan lil alamin adalah tidak berlaku dzolim. Bertindak secara proporsional, itu intinya.
<\/p>\n\n\n\n

Kedua: Berbagilah dengan Sesama
<\/h2>\n\n\n\n

Tagline indahnya berbagi di bulan Ramadhan biasanya sering bermunculan. Meskipun itikad berbagi bukan hanya berlaku di bulan Ramadhan saja, namun tagline tersebut patut pula menjadi renungan dan diwujudkan dalam laku sosial kita, agar terlatih menjadi manusia yang lebih baik pada bulan-bulan selanjutnya.
<\/p>\n\n\n\n

Berbagi dapat dimulai dari hal-hal yang sederhana. Berbagi api, dengan meminjamkan korek misalnya, berbagi asbak, dengan tidak mengakuisisi asbak, berbagi rokok, bukan berarti rokok sebatang dihisap keliling loh ya, selebihnya kita bisa berbagi hikmah Ramadhan, berbagi pengalam seharian berpuasa.
<\/p>\n\n\n\n

Saat berbuka puasa seringkali pula perokok kelupaan membeli rokok karena tak punya stok yang disimpan. Menawari apa yang kita miliki, bilamana itu berupa rokok, korek, maupun asbak, tawarkanlah. Dari sisi itu terdapat ciri insan yang memiliki spirit berbagi, selain sebagai wujud solidaritas juga upaya menjalin silaturahmi.
<\/p>\n\n\n\n

Ketiga: Berpuasalah di Bulan Ramadhan
<\/h2>\n\n\n\n

Selain membuktikan bahwa rokok bukan sesuatu yang adiktif, berpuasa di bulan Ramadhan adalah seruan agar kita lebih bertakwa kepada sang Maha Pemberi Rahmat. Labeling adiktif terhadap perokok jelas sudah terbantahkan dengan sendirinya ketika perokok berpuasa di bulan Ramadhan. Tudingan adiktif tersebut menjadi tidak relevan, ketika perokok sanggup menahan aktivitas merokoknya selama tiga belas jam lebih. Meskipun banyak juga perokok yang berbulan-bulan lamanya sanggup tidak merokok. Juga penelitian-penelitian bantahan yang mengatakan tidak tepat memberikan label adiktif terhadap perokok, karena berhenti merokok sangat mudah dilakukan oleh perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Dengan berpuasa di bulan Ramadhan, perokok akan menuai hikmah bahwa hidup bukan hanya perkara makan dan minum. Ada nilai sosial yang luar biasa terkandung di dalamnya, selain juga nilai ibadah mahdhoh tentunya. Tanpa melihat status dan golongan, puasa membuat kita saling memahami bahwa manusia setara dalam hak dan kewajibannya kepada Tuhan.
<\/p>\n\n\n\n

Puasa tidak memandang dia perokok atau bukan, ketika seruan berpuasa datang, semuanya menanggalkan semua atribut keduniawian untuk menjalankan kewajibannya sebagai manusia yang diciptakan untuk beribadah. Sesungguhnya Ibadah adalah hakikat dan tujuan penciptaan jin dan manusia. Dalam Q.S. 56 (Ad-Dzariat : 56)
<\/p>\n\n\n\n

Nah tiga langkah tadi dapat kita terapkan di sisa-sisa penghujung Ramadhan ini. Mari sama-sama kita tunaikan dengan itikad ketaatan dalam mencapai kesalihan sosial serta kesalihan spiritual, sebab menjadi perokok etis yang rahmatan lil alamin tidak hanya sebatas ucapan belaka, tapi bersesuainya ucapan dan perbuatan. Bukankah konsep keseimbangan sudah sejak dulu ditanamkan oleh leluhur kita. Termasuk berlaku seimbang dalam konteks konsumsi.
<\/p>\n","post_title":"4 Langkah Menjadi Perokok Etis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"4-langkah-menjadi-perokok-etis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-04-06 10:33:50","post_modified_gmt":"2019-04-06 03:33:50","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5608","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4495,"post_author":"888","post_date":"2018-01-20 08:34:16","post_date_gmt":"2018-01-20 01:34:16","post_content":"Anda perokok? Anda sering didiskriminasi masyarakat bukan perokok? Bila iya, silahkan evaluasi kegiatan merokok Anda. Sudahkah dilakukan di tempat dan cara yang tepat?<\/span>\r\n\r\nBeberapa hari lalu, saat saya ingin menyalip truk bermuatan pasir di Jalan Raya Pemda Tigaraksa, Sang Supir membuang puntung rokok yang masih menyala keluar jendela dan apesnya mengenai bagian tubuh saya. Coba bayangkan, jika saja abu puntung rokok itu mengenai mata dan mengganggu pengelihatan saya, mungkin akan terjadi kecelakaan yang menimpa saya.<\/span>\r\n\r\nSaya perokok akut dan saya menilai tindakan sopir membuang puntung sembarangan itu adalah kesalahan amat sangat. Membuang puntung sembarangan semacam itu tentu akan berakibat fatal dan mengganggu orang lain. <\/span>\r\n\r\nLain lagi, di angkutan umum yang ada anak-anak serta ibu-ibu, kadang banyak saja yang masih cuek dan tetap merokok. Sebuah pemandangan yang tentunya sangat menggangu. Dan teguran yang pas adalah Ibu-ibu itu menutup hidung dengan kerudung sambil memberikan kode batuk-batuk. Susah sekali memang sepertinya menegur langsung perokok itu, maklum, kita memang sering banyak basa-basi.<\/span>\r\n\r\nMembuang puntung rokok sembarangan dan merokok di sembarang tempat adalah kesalahan fatal yang sering dilakukan para perokok, sehingga wajar jika masyarakat luas menilai perokok adalah manusia laknat yang harus disingkirkan dari bumi ini. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok saya juga kadang menerima beberapa cibiran dari teman perempuan atau laki-laki yang tidak merokok karena tentu mereka menilai semua perokok sama saja, sembarangan membuang asap dan puntungnya, atau bahkan merokok ketika sedang berkendara.<\/span>\r\n\r\nSebagian orang menilai sisi buruk dari rokok tanpa meniiti ulang dan mencari sumbangsih rokok bagi negeri ini, selain uang triliunan lewat hasil cukai, Marcus Gideon dan Kevin Sanjaya yang baru-baru ini meraih gelar juara <\/span>series<\/span><\/i> terbanyak sepanjang pegelaran berasal dari PB Djarum. <\/span>\r\n\r\nMakin ke sini, saya sering diedukasi soal kretek oleh komunitas yang bergelut di bidang kretek dan tentunya sangat berguna bagi saya untuk menjauhkan stigma buruk terhadap para perokok, khususnya saya. <\/span>\r\n\r\nUntuk menjauhkan stigma buruk itu, saya sedikit-sedikit meninggalkan kebiasaan buruk saya sebagai perokok. Semisal, tidak membuang puntung sembarangan sehabis merokok, atau ketika merokok di samping orang yang tidak merokok saya meminta izin terlebih dahulu, jika di izinkan ya bakar, jika tidak ya menahan asam. <\/span>\r\n\r\nDan kebiasaan ini juga saya tularkan kepada teman-teman yang merokok agar melanjutkan kebiasaan baik dan tentu menghlangkan kebiasaan-kebiasaan buruk yang nantinya melekat menjadi <\/span>image<\/span><\/i> pribadi sendiri juga.<\/span>\r\n\r\nLagi pula, asap rokok tidak mengganggu di banding asap knalpot \u00a0motor 2 tak. Atau knalpot-knalpot angkutan umum yang ngebulnya bukan main. Dan harus kalian tahu, akhir-akhir ini cuaca mendung dan hujan melulu, menikmati hujan itu lebih nikmat jika di pasangkan dengan kretek dan kopi. Jika kita sebagai perokok tak ingin terus dianggap buruk, mulailah \u00a0meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk dan membanggakan diri sebagai perokok yang santun, perokok yang juga menghargai hak-hak yang tidak merokok. Ingatlah, rokok itu tidak pernah mengjarkan keburukan. <\/span>\r\n\r\nPerokok santun tidak hanya ingin dihormati, tetapi harus menghormati. Inget ini, Lur, \u00a0untuk urusan yang baik-baik imbuhan \u201cme\u201d itu lebih baik ketimbang \u201cdi\u201d. <\/strong>","post_title":"Jadilah Perokok yang Santun","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"jadilah-perokok-yang-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-20 08:36:53","post_modified_gmt":"2018-01-20 01:36:53","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4495","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4451,"post_author":"877","post_date":"2018-01-11 09:57:06","post_date_gmt":"2018-01-11 02:57:06","post_content":"Salah satu tuduhan bagi perokok yang sering kali diutarakan anti rokok, selain menjadi penyebab kematian dan berpengaruh negatif terhadap orang lain, adalah perokok tidak punya aturan. Lebih pada sikap perokok saat merokok, yaitu merokok disembarang tempat, buang puntung rokok dan buang abu rokok sembarang. <\/span>\r\n\r\nTuduhan rokok sebagai penyebab kematian dan dapat berpengaruh negatif pada orang lain, saya kira sudah <\/span>clear,<\/span><\/i> sudah banyak jawaban terkait keduany dengan jelas. Tuduhan keduanya tanpa dasar yang kuat, hingga seakan-akan dipaksakan. <\/span>\r\n\r\nKenyataan di lapangan banyak perokok yang umurnya panjang. Baca hasil survei <\/span>
Sigit Budhi Setiawan<\/span><\/a> dalam buku yang berjudul \u201cMereka Yang Melampaui Waktu: konsep panjang umur, bahagia, sehat, dan tetap produktif\u201d terbit tahun 2013. Jelas didalamnya mengungkap banyak perokok yang usianya ratusan tahun, produktif dan masih tetap merokok. <\/span>\r\n\r\nBahkan berita terakhir di Sragen, Jawa Tengah, ada perokok yang umurnya mencapai 140an tahun. Ia terkenal dengan panggilan <\/span>Mbah Gotho<\/span><\/a> yang konon dan sampai akhir hayatnya adalah perokok berat. Lahir <\/span>31 Desember<\/span><\/a> 1870 dan meninggal di Sragen <\/span>30 April<\/span><\/a> 2017<\/span><\/a>, bahkan ia diklaim sebagai orang tertua di dunia.<\/span>\r\n\r\nLain itu, banyak bantahan yang menyatakan perokok pasif itu tidak ada dan tidak mungkin. Belum ada riset yang membuktikan bahwa asap rokok menjadi penyebab utama penyakit seseorang. Tuduhan semacam ini terkesan mengada-ada. <\/span>\r\n\r\nPerokok dari dulu hingga sekarang mempunyai kesadaran tersendiri. Rata-rata aktivitas merokok sebagai bentuk relaksasi, dilakukan berjeda dan membutuhkan waktu tersendiri sesuai keinginan hati. Merokok memang bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja saat dibutuhkan. Namun mayoritas perokok tetap melihat situasi dan kondisi. <\/span>\r\n\r\nDi Yogyakarta ada sosok Kiai perokok yang menjadi imam salat fardu (lima waktu) di masjid, sebut saja Kiai Ahmad (nama samaran), tiap jalan menuju masjid bisa dipastikan ia menyulut rokok, jarak rumah dengan masjid hanya sekitar \u00b1200 meter. Sesampainya di masjid, ia mematikan rokoknya dan disimpan ditempat aman, kemudian akan dilanjutkan setelah mengerjakan sholat. Tapi juga terkadang dibuang ke bak sampah. Ia tidak pernah sekalipun merokok dalam masjid. <\/span>\r\n\r\nBegitu juga kebiasannya di rumah, ia hampir tidak pernah merokok di depan istri dan putranya. Saat merokok ia memilih tempat tersendiri terpisah dengan istri dan putranya. \u00a0Karena ia sadar, harus menghormati istri dan putranya yang tidak merokok. Lain itu, setiap mau merokok ia akan mencari asbak sebagai tempat puntung dan abu rokok untuk menjaga kebersihan.<\/span>\r\n\r\nCerita keseharian kiai di atas adalah representasi perokok santun. Dan masih banyak perokok santun lainnya yang sadar tentang aturan main merokok. Bagi perokok, merokok adalah budaya yang dilakukan sebagai media relaksasi dan bukan menjadi kebutuhan yang utama. <\/span>\r\n\r\nPada dasarnya perokok umumnya mempunyai atauran tersendiri sesuai konteks kehidupan masing-masing. Perokok paham betul kapan ia harus merokok, kapan ia tidak menyulut rokoknya dan kapan ia harus mematikan rokoknya. <\/span>\r\n\r\nBuktinya perokok tidak akan memaksakan merokok di ruangan ber AC tanpa adanya exhaust (alat penghisap asap) atau tanpa kesepakatan bersama. Perokok tidak akan merokok di kendaraan yang ber AC \u00a0dan tertutup rapat. <\/span>\r\n\r\nWalaupun perokok merokok di tempat yang telah disepakati atau sudah mendapatkan ijin, ternyata dalam ruangan masih ada seseorang yang tidak merokok, bisa dipastikan merokoknya tidak terasa nikmat. Kebanyakan akan memilih tidak merokok. Kalaupun terpaksa merokok akan terasa canggung. \u00a0Sehingga terkadang asap yang dikeluarkan diarahkan yang berlawanan dengan posisi yang tidak merokok. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok santun, sudah menjadi kebiasaan jika akan merokok terlebih dahulu mencari tempat untuk membuang puntung dan abu rokok (asbak). Terkadang saking kreatifnya, jika tidak ditemukan asbak, mereka (perokok) membuat asbak sendiri yang terbuat dari bahan disekitarnya. Tidak jarang perokok membuat asbak dengan bahan kertas. Ia tahu kertas adalah salah satu bahan yang akan terbakar jika terkena bara rokok. Namun apa boleh buat dengan sangat terpaksa ia harus membuat asbak dengan sangat sederhana sebagai tempat pembuangan puntung dan abu rokok, untuk menjaga kebersihan. <\/span>\r\n\r\nBudaya merokok santun, adalah warisan tatanan nilai turun temurun oleh nenek moyang. Tidak lain untuk menjaga kebersamaan, penghormatan hak orang lain, menjaga kesopanan, dan bahkan untuk mempertahankan etiket merokok yang baik.<\/span>","post_title":"Menjadi Perokok Santun yang Taat Aturan Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-perokok-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-11 09:57:26","post_modified_gmt":"2018-01-11 02:57:26","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4451","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Jangan Sampai Terlambat<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Jika tiket sudah di tangan, tentu datang lebih awal ke\nstasiun, terminal, atau bandara harus dilakukan. Mengingat jumlah lonjakan\npoenumpang tentu kondisi di sana akan lebih ramai dan penuh antrian. Ingat yang\nmudik bukan cuman kamu saja, sudah baca toh paragrapf di atas bahwa ada sekitar\n14,9 juta orang yang mudik.<\/p>\n\n\n\n

Bayangkan jika anda datang telat, betapa akan susahnya\nnanti. Apalagi tiket yang dibeli dengan harga yang cukup menguras kantong.\nBetapa sulitnya anda jika harus mencari tiket pengganti. Sudah kehilangan uang,\ntentu anda akan bekerja lebih ekstra keras untuk bisa kembali ke kampung\nhalaman.<\/p>\n\n\n\n

Tetap merokok di tempat yang sudah disediakan<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya bahwa beberapa\nkendaraan umum tidak menyediakan ruangan merokok. Maka bagi kalian para perokok\ntentu bisa memanfaatkan ruangan merokok yang ada di stasiun, terminal,\npelabuhan, atau bandara. Ketersediaan ruangan merokok di empat tempat tersebut\nsudah diatur dalam undang-undang.<\/p>\n\n\n\n

Bahkan di beberapa tempat tersebut sudah disediakan tempat\nmerokok yang asyik. Salah satunya di bandara Sukarno-Hatta Cengkareng, Banten.\nBisa dibilang tempat merokok di sana adalah salah satu yang terbaik dan\nmemenuhi standar di Indonesia. Jadi mari gunakan tempat itu dengan baik.<\/p>\n\n\n\n

Ketiga tips tersebut patut diperhatikan oleh kalian para\nperokok yang hendak mudik dan yang paling utama adalah tetap jaga barang bawaan\nanda termasuk yang berharga, jangan lupa berdoa sebelum memulai perjalanan.\nStay safe and be carefully!<\/p>\n","post_title":"Tiga Hal yang Wajib diperhatikan Para Perokok Saat Mudik","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"tiga-hal-yang-wajib-diperhatikan-para-perokok-saat-mudik","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-02 16:29:29","post_modified_gmt":"2019-06-02 09:29:29","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5771","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5608,"post_author":"883","post_date":"2019-04-06 10:33:47","post_date_gmt":"2019-04-06 03:33:47","post_content":"\n

Perokok<\/a> acapkali dicap sebagai orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Hal ini disebabkan oleh perilaku merokok sembarangan, petantang-petenteng ketika merokok, dan abai terhadap lingkungan sekitar. Padahal sebagai konsumen yang baik, tentu perokok seharusnya bertanggung jawab atas barang yang dikonsumsinya.
<\/p>\n\n\n\n

Salah satu cara agar perokok memiliki sikap bertanggung jawab atas barang konsumsinya adalah dengan menerapkan perilaku perokok etis. Berikut adalah langkah-langkah menjadi perokok etis:
<\/p>\n\n\n\n

1. Tidak Merokok<\/a> Saat Berkendara<\/strong>
<\/p>\n\n\n\n

Tidak ada satupun alasan yang dapat membenarkan perilaku merokok saat berkendara. Sebab sangat banyak mudarat yang diakibatkan atas perilaku ini.<\/p>\n\n\n\n

Pertama, merokok<\/a> saat berkendara tidak menghargai hak orang lain yang bukan perokok. Pada saat kendaraan berjalan maupun berhenti, asap rokok yang dihembuskan akan mengenai pengendara di sekitar, sehingga memungkinkan orang lain terpapar asap rokok
<\/p>\n\n\n\n

Kedua, berbahaya bagi orang lain. Mengapa berbahaya? Sebab ketika bara api yang diakibatkan pembakaran rokok tak dibuang di tempat yang mestinya, maka akan menimbulkan resiko orang di sekitar akan terkena bara api rokok. Akibatnya tentu bermacam-macam, mulai dari mengganggu konsentrasi, mengakibatkan kebutaan pada orang yang matanya terkena bara api, hingga kecelakaan fatal.
<\/p>\n\n\n\n

Aturan larangan merokok saat berkendara sebenarnya sudah diatur dalam UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Aturan ini sudah tepat dikeluarkan, meskipun dalam point sanksi sangat berlebihan karena memuat sanksi pidana dan denda yang besar.
<\/p>\n\n\n\n

Maka perilaku tidak merokok saat berkendara sudah seharusnya diterapkan oleh perokok untuk membuktikan bahwa perokok menjunjung tinggi nilai etis, dan dapat bertanggung jawab tanpa harus diancam sanksi pidana maupun denda.
<\/p>\n\n\n\n

2. Tidak Merokok di Dekat Anak Kecil<\/strong>
<\/p>\n\n\n\n

Merokok adalah kegiatan konsumsi yang boleh dilakukan oleh orang yang sudah berusia 18 tahun ke atas. Maka perilaku merokok di dekat anak kecil bukanlah sebuah perilaku yang bertanggung jawab dari seorang perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Seorang perokok yang bertanggung jawab juga tentu tidak akan menawarkan rokok apalagi mengajarkan kebiasaan merokok kepada anak di bawah umur 18 tahun. Biarkanlah anak-anak kecil dan anak di bawah umur 18 tahun menentukan keputusan mereka untuk mengonsumsi rokok atau tidak ketika mereka sudah cukup umur.
<\/p>\n\n\n\n

3. Tidak Merokok di Dekat Ibu Hamil<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Merokok di dekat ibu hamil adalah sebuah perilaku yang buruk. Ibu hamil mana yang tidak risih, ketika berada di tempat umum yang seharusnya mereka bisa santai atau istirahat sejenak tapi kemudian terusik karena asap rokok.
<\/p>\n\n\n\n

Apalagi para ibu-ibu hamil ini memiliki fase kondisi tubuh dan pikiran yang berbeda dengan orang normal pada umumnya. Ibu hamil biasanya memiliki kondisi fisik gampang drop, wong kadang-kadang mereka tau-tau muntah. Dalam hal psikologis juga berbeda dengan orang normal pada umumnya, ibu hamil biasanya memiliki sensitivitas yang tinggi.
<\/p>\n\n\n\n

Jadi sebagai perokok etis, menjunjung tinggi kehormatan perempuan mutlak dimiliki, maka perilaku tidak merokok di dekat ibu hamil adalah kewajiban bagi perokok etis.
<\/p>\n\n\n\n

4. Merokok di Ruang Merokok<\/strong>
<\/p>\n\n\n\n

Kesadaran berbagi hak merupakan fondasi penting bagi perokok etis. Dengan merokok di ruang merokok, tentunya akan menciptakan kesadaran bagi perokok untuk menghargai hak bukan perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Merokok di sembarang tempat mengabaikan orang lain di sekitarnya yang bukan perokok bukanlah ciri perilaku yang bertanggung jawab. Adanya wilayah Kawasan Tanpa Rokok (KTR) harus dianggap sebagai sense kesadaran berbagi ruang terhadap orang lain. Hormatilah dengan tidak merokok di wilayah KTR. Namun perokok juga harus protes jika tidak ada penyediaan ruang merokok di tempat umum dan tempat umum lainnya di wilayah KTR.
<\/p>\n\n\n\n

Nah di atas tadi merupakan langkah-langkah yang wajib diterapkan oleh para perokok agar menjadi perokok etis. Dengan menjadi perokok etis, para perokok dapat menepis stigma negatif yang dilekatkan kepada perokok, dan tentunya juga dapat menjadi tonggak bagi perjuangan perokok melawan diskriminasi terhadap Industri Hasil Tembakau.<\/p>\n\n\n\n

Pertama: Merokok di Ruang Merokok yang Telah Disediakan
<\/h3>\n\n\n\n

Bulan Ramadhan kerap kali dimeriahi dengan buka bersama alias bukber , tanpa bukber kadang rasanya kayak ada dua-tiga orang merokok tapi tidak ada asbaknya. Maka tak heran tempat-tempat makan, tempat kerja, ruang publik lainnya menjadi tempat untuk berbuka puasa bersama. Nah saat berbuka di tempat-tempat inilah perokok harus melihat apakah tempat tersebut menyediakan ruang merokok atau tidak. Sehabis berbuka puasa, setelah hampir tiga belas jam lamanya perokok menghentikan sementara aktivitas merokoknya, tentu merokok masuk ke dalam daftar menu berbuka puasa. Tapi jangan berpikiran bahwa perokok ketika waktunya berbuka langsung merokok loh ya. Pasti minum air putih terlebih dahulu, makan takjilan dulu, karena perokok bukan onta yang minum sama makannya irit-irit.
<\/p>\n\n\n\n

Minum dan makan takjil sudah, barulah waktunya untuk membakar sebatang rokok. Banyak juga yang merokoknya ditunda dulu sampai sehabis salat taraweh. Semua tergantung kebutuhan. Tapi bagi perokok yang menyegerakan waktu merokoknya, di tempat buka puasa bersama, perokok etis yang rahmatan lil alamin tidak asal sembarangan merokok. Tentulah akan merokok pada tempat yang telah disediakan. Karena konsep etis dan rahmatan lil alamin adalah tidak berlaku dzolim. Bertindak secara proporsional, itu intinya.
<\/p>\n\n\n\n

Kedua: Berbagilah dengan Sesama
<\/h2>\n\n\n\n

Tagline indahnya berbagi di bulan Ramadhan biasanya sering bermunculan. Meskipun itikad berbagi bukan hanya berlaku di bulan Ramadhan saja, namun tagline tersebut patut pula menjadi renungan dan diwujudkan dalam laku sosial kita, agar terlatih menjadi manusia yang lebih baik pada bulan-bulan selanjutnya.
<\/p>\n\n\n\n

Berbagi dapat dimulai dari hal-hal yang sederhana. Berbagi api, dengan meminjamkan korek misalnya, berbagi asbak, dengan tidak mengakuisisi asbak, berbagi rokok, bukan berarti rokok sebatang dihisap keliling loh ya, selebihnya kita bisa berbagi hikmah Ramadhan, berbagi pengalam seharian berpuasa.
<\/p>\n\n\n\n

Saat berbuka puasa seringkali pula perokok kelupaan membeli rokok karena tak punya stok yang disimpan. Menawari apa yang kita miliki, bilamana itu berupa rokok, korek, maupun asbak, tawarkanlah. Dari sisi itu terdapat ciri insan yang memiliki spirit berbagi, selain sebagai wujud solidaritas juga upaya menjalin silaturahmi.
<\/p>\n\n\n\n

Ketiga: Berpuasalah di Bulan Ramadhan
<\/h2>\n\n\n\n

Selain membuktikan bahwa rokok bukan sesuatu yang adiktif, berpuasa di bulan Ramadhan adalah seruan agar kita lebih bertakwa kepada sang Maha Pemberi Rahmat. Labeling adiktif terhadap perokok jelas sudah terbantahkan dengan sendirinya ketika perokok berpuasa di bulan Ramadhan. Tudingan adiktif tersebut menjadi tidak relevan, ketika perokok sanggup menahan aktivitas merokoknya selama tiga belas jam lebih. Meskipun banyak juga perokok yang berbulan-bulan lamanya sanggup tidak merokok. Juga penelitian-penelitian bantahan yang mengatakan tidak tepat memberikan label adiktif terhadap perokok, karena berhenti merokok sangat mudah dilakukan oleh perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Dengan berpuasa di bulan Ramadhan, perokok akan menuai hikmah bahwa hidup bukan hanya perkara makan dan minum. Ada nilai sosial yang luar biasa terkandung di dalamnya, selain juga nilai ibadah mahdhoh tentunya. Tanpa melihat status dan golongan, puasa membuat kita saling memahami bahwa manusia setara dalam hak dan kewajibannya kepada Tuhan.
<\/p>\n\n\n\n

Puasa tidak memandang dia perokok atau bukan, ketika seruan berpuasa datang, semuanya menanggalkan semua atribut keduniawian untuk menjalankan kewajibannya sebagai manusia yang diciptakan untuk beribadah. Sesungguhnya Ibadah adalah hakikat dan tujuan penciptaan jin dan manusia. Dalam Q.S. 56 (Ad-Dzariat : 56)
<\/p>\n\n\n\n

Nah tiga langkah tadi dapat kita terapkan di sisa-sisa penghujung Ramadhan ini. Mari sama-sama kita tunaikan dengan itikad ketaatan dalam mencapai kesalihan sosial serta kesalihan spiritual, sebab menjadi perokok etis yang rahmatan lil alamin tidak hanya sebatas ucapan belaka, tapi bersesuainya ucapan dan perbuatan. Bukankah konsep keseimbangan sudah sejak dulu ditanamkan oleh leluhur kita. Termasuk berlaku seimbang dalam konteks konsumsi.
<\/p>\n","post_title":"4 Langkah Menjadi Perokok Etis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"4-langkah-menjadi-perokok-etis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-04-06 10:33:50","post_modified_gmt":"2019-04-06 03:33:50","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5608","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4495,"post_author":"888","post_date":"2018-01-20 08:34:16","post_date_gmt":"2018-01-20 01:34:16","post_content":"Anda perokok? Anda sering didiskriminasi masyarakat bukan perokok? Bila iya, silahkan evaluasi kegiatan merokok Anda. Sudahkah dilakukan di tempat dan cara yang tepat?<\/span>\r\n\r\nBeberapa hari lalu, saat saya ingin menyalip truk bermuatan pasir di Jalan Raya Pemda Tigaraksa, Sang Supir membuang puntung rokok yang masih menyala keluar jendela dan apesnya mengenai bagian tubuh saya. Coba bayangkan, jika saja abu puntung rokok itu mengenai mata dan mengganggu pengelihatan saya, mungkin akan terjadi kecelakaan yang menimpa saya.<\/span>\r\n\r\nSaya perokok akut dan saya menilai tindakan sopir membuang puntung sembarangan itu adalah kesalahan amat sangat. Membuang puntung sembarangan semacam itu tentu akan berakibat fatal dan mengganggu orang lain. <\/span>\r\n\r\nLain lagi, di angkutan umum yang ada anak-anak serta ibu-ibu, kadang banyak saja yang masih cuek dan tetap merokok. Sebuah pemandangan yang tentunya sangat menggangu. Dan teguran yang pas adalah Ibu-ibu itu menutup hidung dengan kerudung sambil memberikan kode batuk-batuk. Susah sekali memang sepertinya menegur langsung perokok itu, maklum, kita memang sering banyak basa-basi.<\/span>\r\n\r\nMembuang puntung rokok sembarangan dan merokok di sembarang tempat adalah kesalahan fatal yang sering dilakukan para perokok, sehingga wajar jika masyarakat luas menilai perokok adalah manusia laknat yang harus disingkirkan dari bumi ini. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok saya juga kadang menerima beberapa cibiran dari teman perempuan atau laki-laki yang tidak merokok karena tentu mereka menilai semua perokok sama saja, sembarangan membuang asap dan puntungnya, atau bahkan merokok ketika sedang berkendara.<\/span>\r\n\r\nSebagian orang menilai sisi buruk dari rokok tanpa meniiti ulang dan mencari sumbangsih rokok bagi negeri ini, selain uang triliunan lewat hasil cukai, Marcus Gideon dan Kevin Sanjaya yang baru-baru ini meraih gelar juara <\/span>series<\/span><\/i> terbanyak sepanjang pegelaran berasal dari PB Djarum. <\/span>\r\n\r\nMakin ke sini, saya sering diedukasi soal kretek oleh komunitas yang bergelut di bidang kretek dan tentunya sangat berguna bagi saya untuk menjauhkan stigma buruk terhadap para perokok, khususnya saya. <\/span>\r\n\r\nUntuk menjauhkan stigma buruk itu, saya sedikit-sedikit meninggalkan kebiasaan buruk saya sebagai perokok. Semisal, tidak membuang puntung sembarangan sehabis merokok, atau ketika merokok di samping orang yang tidak merokok saya meminta izin terlebih dahulu, jika di izinkan ya bakar, jika tidak ya menahan asam. <\/span>\r\n\r\nDan kebiasaan ini juga saya tularkan kepada teman-teman yang merokok agar melanjutkan kebiasaan baik dan tentu menghlangkan kebiasaan-kebiasaan buruk yang nantinya melekat menjadi <\/span>image<\/span><\/i> pribadi sendiri juga.<\/span>\r\n\r\nLagi pula, asap rokok tidak mengganggu di banding asap knalpot \u00a0motor 2 tak. Atau knalpot-knalpot angkutan umum yang ngebulnya bukan main. Dan harus kalian tahu, akhir-akhir ini cuaca mendung dan hujan melulu, menikmati hujan itu lebih nikmat jika di pasangkan dengan kretek dan kopi. Jika kita sebagai perokok tak ingin terus dianggap buruk, mulailah \u00a0meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk dan membanggakan diri sebagai perokok yang santun, perokok yang juga menghargai hak-hak yang tidak merokok. Ingatlah, rokok itu tidak pernah mengjarkan keburukan. <\/span>\r\n\r\nPerokok santun tidak hanya ingin dihormati, tetapi harus menghormati. Inget ini, Lur, \u00a0untuk urusan yang baik-baik imbuhan \u201cme\u201d itu lebih baik ketimbang \u201cdi\u201d. <\/strong>","post_title":"Jadilah Perokok yang Santun","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"jadilah-perokok-yang-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-20 08:36:53","post_modified_gmt":"2018-01-20 01:36:53","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4495","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4451,"post_author":"877","post_date":"2018-01-11 09:57:06","post_date_gmt":"2018-01-11 02:57:06","post_content":"Salah satu tuduhan bagi perokok yang sering kali diutarakan anti rokok, selain menjadi penyebab kematian dan berpengaruh negatif terhadap orang lain, adalah perokok tidak punya aturan. Lebih pada sikap perokok saat merokok, yaitu merokok disembarang tempat, buang puntung rokok dan buang abu rokok sembarang. <\/span>\r\n\r\nTuduhan rokok sebagai penyebab kematian dan dapat berpengaruh negatif pada orang lain, saya kira sudah <\/span>clear,<\/span><\/i> sudah banyak jawaban terkait keduany dengan jelas. Tuduhan keduanya tanpa dasar yang kuat, hingga seakan-akan dipaksakan. <\/span>\r\n\r\nKenyataan di lapangan banyak perokok yang umurnya panjang. Baca hasil survei <\/span>
Sigit Budhi Setiawan<\/span><\/a> dalam buku yang berjudul \u201cMereka Yang Melampaui Waktu: konsep panjang umur, bahagia, sehat, dan tetap produktif\u201d terbit tahun 2013. Jelas didalamnya mengungkap banyak perokok yang usianya ratusan tahun, produktif dan masih tetap merokok. <\/span>\r\n\r\nBahkan berita terakhir di Sragen, Jawa Tengah, ada perokok yang umurnya mencapai 140an tahun. Ia terkenal dengan panggilan <\/span>Mbah Gotho<\/span><\/a> yang konon dan sampai akhir hayatnya adalah perokok berat. Lahir <\/span>31 Desember<\/span><\/a> 1870 dan meninggal di Sragen <\/span>30 April<\/span><\/a> 2017<\/span><\/a>, bahkan ia diklaim sebagai orang tertua di dunia.<\/span>\r\n\r\nLain itu, banyak bantahan yang menyatakan perokok pasif itu tidak ada dan tidak mungkin. Belum ada riset yang membuktikan bahwa asap rokok menjadi penyebab utama penyakit seseorang. Tuduhan semacam ini terkesan mengada-ada. <\/span>\r\n\r\nPerokok dari dulu hingga sekarang mempunyai kesadaran tersendiri. Rata-rata aktivitas merokok sebagai bentuk relaksasi, dilakukan berjeda dan membutuhkan waktu tersendiri sesuai keinginan hati. Merokok memang bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja saat dibutuhkan. Namun mayoritas perokok tetap melihat situasi dan kondisi. <\/span>\r\n\r\nDi Yogyakarta ada sosok Kiai perokok yang menjadi imam salat fardu (lima waktu) di masjid, sebut saja Kiai Ahmad (nama samaran), tiap jalan menuju masjid bisa dipastikan ia menyulut rokok, jarak rumah dengan masjid hanya sekitar \u00b1200 meter. Sesampainya di masjid, ia mematikan rokoknya dan disimpan ditempat aman, kemudian akan dilanjutkan setelah mengerjakan sholat. Tapi juga terkadang dibuang ke bak sampah. Ia tidak pernah sekalipun merokok dalam masjid. <\/span>\r\n\r\nBegitu juga kebiasannya di rumah, ia hampir tidak pernah merokok di depan istri dan putranya. Saat merokok ia memilih tempat tersendiri terpisah dengan istri dan putranya. \u00a0Karena ia sadar, harus menghormati istri dan putranya yang tidak merokok. Lain itu, setiap mau merokok ia akan mencari asbak sebagai tempat puntung dan abu rokok untuk menjaga kebersihan.<\/span>\r\n\r\nCerita keseharian kiai di atas adalah representasi perokok santun. Dan masih banyak perokok santun lainnya yang sadar tentang aturan main merokok. Bagi perokok, merokok adalah budaya yang dilakukan sebagai media relaksasi dan bukan menjadi kebutuhan yang utama. <\/span>\r\n\r\nPada dasarnya perokok umumnya mempunyai atauran tersendiri sesuai konteks kehidupan masing-masing. Perokok paham betul kapan ia harus merokok, kapan ia tidak menyulut rokoknya dan kapan ia harus mematikan rokoknya. <\/span>\r\n\r\nBuktinya perokok tidak akan memaksakan merokok di ruangan ber AC tanpa adanya exhaust (alat penghisap asap) atau tanpa kesepakatan bersama. Perokok tidak akan merokok di kendaraan yang ber AC \u00a0dan tertutup rapat. <\/span>\r\n\r\nWalaupun perokok merokok di tempat yang telah disepakati atau sudah mendapatkan ijin, ternyata dalam ruangan masih ada seseorang yang tidak merokok, bisa dipastikan merokoknya tidak terasa nikmat. Kebanyakan akan memilih tidak merokok. Kalaupun terpaksa merokok akan terasa canggung. \u00a0Sehingga terkadang asap yang dikeluarkan diarahkan yang berlawanan dengan posisi yang tidak merokok. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok santun, sudah menjadi kebiasaan jika akan merokok terlebih dahulu mencari tempat untuk membuang puntung dan abu rokok (asbak). Terkadang saking kreatifnya, jika tidak ditemukan asbak, mereka (perokok) membuat asbak sendiri yang terbuat dari bahan disekitarnya. Tidak jarang perokok membuat asbak dengan bahan kertas. Ia tahu kertas adalah salah satu bahan yang akan terbakar jika terkena bara rokok. Namun apa boleh buat dengan sangat terpaksa ia harus membuat asbak dengan sangat sederhana sebagai tempat pembuangan puntung dan abu rokok, untuk menjaga kebersihan. <\/span>\r\n\r\nBudaya merokok santun, adalah warisan tatanan nilai turun temurun oleh nenek moyang. Tidak lain untuk menjaga kebersamaan, penghormatan hak orang lain, menjaga kesopanan, dan bahkan untuk mempertahankan etiket merokok yang baik.<\/span>","post_title":"Menjadi Perokok Santun yang Taat Aturan Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-perokok-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-11 09:57:26","post_modified_gmt":"2018-01-11 02:57:26","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4451","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Walau demikian, kami sarankan untuk tetap membeli di\nagen-agen resmi dan terpercaya atau beberapa jasa penjual tiket secara online\nyang sudah terkemuka. Pasalnya, jikalau membeli di calo tentu banyak resiko\nyang bisa anda tanggung. Mulai dari harga yang terlalu mahal, armada kendaraan\nyang tak sesuai, bahkan hingga kasus penipuan, jadi waspadalah!<\/p>\n\n\n\n

Jangan Sampai Terlambat<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Jika tiket sudah di tangan, tentu datang lebih awal ke\nstasiun, terminal, atau bandara harus dilakukan. Mengingat jumlah lonjakan\npoenumpang tentu kondisi di sana akan lebih ramai dan penuh antrian. Ingat yang\nmudik bukan cuman kamu saja, sudah baca toh paragrapf di atas bahwa ada sekitar\n14,9 juta orang yang mudik.<\/p>\n\n\n\n

Bayangkan jika anda datang telat, betapa akan susahnya\nnanti. Apalagi tiket yang dibeli dengan harga yang cukup menguras kantong.\nBetapa sulitnya anda jika harus mencari tiket pengganti. Sudah kehilangan uang,\ntentu anda akan bekerja lebih ekstra keras untuk bisa kembali ke kampung\nhalaman.<\/p>\n\n\n\n

Tetap merokok di tempat yang sudah disediakan<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya bahwa beberapa\nkendaraan umum tidak menyediakan ruangan merokok. Maka bagi kalian para perokok\ntentu bisa memanfaatkan ruangan merokok yang ada di stasiun, terminal,\npelabuhan, atau bandara. Ketersediaan ruangan merokok di empat tempat tersebut\nsudah diatur dalam undang-undang.<\/p>\n\n\n\n

Bahkan di beberapa tempat tersebut sudah disediakan tempat\nmerokok yang asyik. Salah satunya di bandara Sukarno-Hatta Cengkareng, Banten.\nBisa dibilang tempat merokok di sana adalah salah satu yang terbaik dan\nmemenuhi standar di Indonesia. Jadi mari gunakan tempat itu dengan baik.<\/p>\n\n\n\n

Ketiga tips tersebut patut diperhatikan oleh kalian para\nperokok yang hendak mudik dan yang paling utama adalah tetap jaga barang bawaan\nanda termasuk yang berharga, jangan lupa berdoa sebelum memulai perjalanan.\nStay safe and be carefully!<\/p>\n","post_title":"Tiga Hal yang Wajib diperhatikan Para Perokok Saat Mudik","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"tiga-hal-yang-wajib-diperhatikan-para-perokok-saat-mudik","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-02 16:29:29","post_modified_gmt":"2019-06-02 09:29:29","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5771","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5608,"post_author":"883","post_date":"2019-04-06 10:33:47","post_date_gmt":"2019-04-06 03:33:47","post_content":"\n

Perokok<\/a> acapkali dicap sebagai orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Hal ini disebabkan oleh perilaku merokok sembarangan, petantang-petenteng ketika merokok, dan abai terhadap lingkungan sekitar. Padahal sebagai konsumen yang baik, tentu perokok seharusnya bertanggung jawab atas barang yang dikonsumsinya.
<\/p>\n\n\n\n

Salah satu cara agar perokok memiliki sikap bertanggung jawab atas barang konsumsinya adalah dengan menerapkan perilaku perokok etis. Berikut adalah langkah-langkah menjadi perokok etis:
<\/p>\n\n\n\n

1. Tidak Merokok<\/a> Saat Berkendara<\/strong>
<\/p>\n\n\n\n

Tidak ada satupun alasan yang dapat membenarkan perilaku merokok saat berkendara. Sebab sangat banyak mudarat yang diakibatkan atas perilaku ini.<\/p>\n\n\n\n

Pertama, merokok<\/a> saat berkendara tidak menghargai hak orang lain yang bukan perokok. Pada saat kendaraan berjalan maupun berhenti, asap rokok yang dihembuskan akan mengenai pengendara di sekitar, sehingga memungkinkan orang lain terpapar asap rokok
<\/p>\n\n\n\n

Kedua, berbahaya bagi orang lain. Mengapa berbahaya? Sebab ketika bara api yang diakibatkan pembakaran rokok tak dibuang di tempat yang mestinya, maka akan menimbulkan resiko orang di sekitar akan terkena bara api rokok. Akibatnya tentu bermacam-macam, mulai dari mengganggu konsentrasi, mengakibatkan kebutaan pada orang yang matanya terkena bara api, hingga kecelakaan fatal.
<\/p>\n\n\n\n

Aturan larangan merokok saat berkendara sebenarnya sudah diatur dalam UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Aturan ini sudah tepat dikeluarkan, meskipun dalam point sanksi sangat berlebihan karena memuat sanksi pidana dan denda yang besar.
<\/p>\n\n\n\n

Maka perilaku tidak merokok saat berkendara sudah seharusnya diterapkan oleh perokok untuk membuktikan bahwa perokok menjunjung tinggi nilai etis, dan dapat bertanggung jawab tanpa harus diancam sanksi pidana maupun denda.
<\/p>\n\n\n\n

2. Tidak Merokok di Dekat Anak Kecil<\/strong>
<\/p>\n\n\n\n

Merokok adalah kegiatan konsumsi yang boleh dilakukan oleh orang yang sudah berusia 18 tahun ke atas. Maka perilaku merokok di dekat anak kecil bukanlah sebuah perilaku yang bertanggung jawab dari seorang perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Seorang perokok yang bertanggung jawab juga tentu tidak akan menawarkan rokok apalagi mengajarkan kebiasaan merokok kepada anak di bawah umur 18 tahun. Biarkanlah anak-anak kecil dan anak di bawah umur 18 tahun menentukan keputusan mereka untuk mengonsumsi rokok atau tidak ketika mereka sudah cukup umur.
<\/p>\n\n\n\n

3. Tidak Merokok di Dekat Ibu Hamil<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Merokok di dekat ibu hamil adalah sebuah perilaku yang buruk. Ibu hamil mana yang tidak risih, ketika berada di tempat umum yang seharusnya mereka bisa santai atau istirahat sejenak tapi kemudian terusik karena asap rokok.
<\/p>\n\n\n\n

Apalagi para ibu-ibu hamil ini memiliki fase kondisi tubuh dan pikiran yang berbeda dengan orang normal pada umumnya. Ibu hamil biasanya memiliki kondisi fisik gampang drop, wong kadang-kadang mereka tau-tau muntah. Dalam hal psikologis juga berbeda dengan orang normal pada umumnya, ibu hamil biasanya memiliki sensitivitas yang tinggi.
<\/p>\n\n\n\n

Jadi sebagai perokok etis, menjunjung tinggi kehormatan perempuan mutlak dimiliki, maka perilaku tidak merokok di dekat ibu hamil adalah kewajiban bagi perokok etis.
<\/p>\n\n\n\n

4. Merokok di Ruang Merokok<\/strong>
<\/p>\n\n\n\n

Kesadaran berbagi hak merupakan fondasi penting bagi perokok etis. Dengan merokok di ruang merokok, tentunya akan menciptakan kesadaran bagi perokok untuk menghargai hak bukan perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Merokok di sembarang tempat mengabaikan orang lain di sekitarnya yang bukan perokok bukanlah ciri perilaku yang bertanggung jawab. Adanya wilayah Kawasan Tanpa Rokok (KTR) harus dianggap sebagai sense kesadaran berbagi ruang terhadap orang lain. Hormatilah dengan tidak merokok di wilayah KTR. Namun perokok juga harus protes jika tidak ada penyediaan ruang merokok di tempat umum dan tempat umum lainnya di wilayah KTR.
<\/p>\n\n\n\n

Nah di atas tadi merupakan langkah-langkah yang wajib diterapkan oleh para perokok agar menjadi perokok etis. Dengan menjadi perokok etis, para perokok dapat menepis stigma negatif yang dilekatkan kepada perokok, dan tentunya juga dapat menjadi tonggak bagi perjuangan perokok melawan diskriminasi terhadap Industri Hasil Tembakau.<\/p>\n\n\n\n

Pertama: Merokok di Ruang Merokok yang Telah Disediakan
<\/h3>\n\n\n\n

Bulan Ramadhan kerap kali dimeriahi dengan buka bersama alias bukber , tanpa bukber kadang rasanya kayak ada dua-tiga orang merokok tapi tidak ada asbaknya. Maka tak heran tempat-tempat makan, tempat kerja, ruang publik lainnya menjadi tempat untuk berbuka puasa bersama. Nah saat berbuka di tempat-tempat inilah perokok harus melihat apakah tempat tersebut menyediakan ruang merokok atau tidak. Sehabis berbuka puasa, setelah hampir tiga belas jam lamanya perokok menghentikan sementara aktivitas merokoknya, tentu merokok masuk ke dalam daftar menu berbuka puasa. Tapi jangan berpikiran bahwa perokok ketika waktunya berbuka langsung merokok loh ya. Pasti minum air putih terlebih dahulu, makan takjilan dulu, karena perokok bukan onta yang minum sama makannya irit-irit.
<\/p>\n\n\n\n

Minum dan makan takjil sudah, barulah waktunya untuk membakar sebatang rokok. Banyak juga yang merokoknya ditunda dulu sampai sehabis salat taraweh. Semua tergantung kebutuhan. Tapi bagi perokok yang menyegerakan waktu merokoknya, di tempat buka puasa bersama, perokok etis yang rahmatan lil alamin tidak asal sembarangan merokok. Tentulah akan merokok pada tempat yang telah disediakan. Karena konsep etis dan rahmatan lil alamin adalah tidak berlaku dzolim. Bertindak secara proporsional, itu intinya.
<\/p>\n\n\n\n

Kedua: Berbagilah dengan Sesama
<\/h2>\n\n\n\n

Tagline indahnya berbagi di bulan Ramadhan biasanya sering bermunculan. Meskipun itikad berbagi bukan hanya berlaku di bulan Ramadhan saja, namun tagline tersebut patut pula menjadi renungan dan diwujudkan dalam laku sosial kita, agar terlatih menjadi manusia yang lebih baik pada bulan-bulan selanjutnya.
<\/p>\n\n\n\n

Berbagi dapat dimulai dari hal-hal yang sederhana. Berbagi api, dengan meminjamkan korek misalnya, berbagi asbak, dengan tidak mengakuisisi asbak, berbagi rokok, bukan berarti rokok sebatang dihisap keliling loh ya, selebihnya kita bisa berbagi hikmah Ramadhan, berbagi pengalam seharian berpuasa.
<\/p>\n\n\n\n

Saat berbuka puasa seringkali pula perokok kelupaan membeli rokok karena tak punya stok yang disimpan. Menawari apa yang kita miliki, bilamana itu berupa rokok, korek, maupun asbak, tawarkanlah. Dari sisi itu terdapat ciri insan yang memiliki spirit berbagi, selain sebagai wujud solidaritas juga upaya menjalin silaturahmi.
<\/p>\n\n\n\n

Ketiga: Berpuasalah di Bulan Ramadhan
<\/h2>\n\n\n\n

Selain membuktikan bahwa rokok bukan sesuatu yang adiktif, berpuasa di bulan Ramadhan adalah seruan agar kita lebih bertakwa kepada sang Maha Pemberi Rahmat. Labeling adiktif terhadap perokok jelas sudah terbantahkan dengan sendirinya ketika perokok berpuasa di bulan Ramadhan. Tudingan adiktif tersebut menjadi tidak relevan, ketika perokok sanggup menahan aktivitas merokoknya selama tiga belas jam lebih. Meskipun banyak juga perokok yang berbulan-bulan lamanya sanggup tidak merokok. Juga penelitian-penelitian bantahan yang mengatakan tidak tepat memberikan label adiktif terhadap perokok, karena berhenti merokok sangat mudah dilakukan oleh perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Dengan berpuasa di bulan Ramadhan, perokok akan menuai hikmah bahwa hidup bukan hanya perkara makan dan minum. Ada nilai sosial yang luar biasa terkandung di dalamnya, selain juga nilai ibadah mahdhoh tentunya. Tanpa melihat status dan golongan, puasa membuat kita saling memahami bahwa manusia setara dalam hak dan kewajibannya kepada Tuhan.
<\/p>\n\n\n\n

Puasa tidak memandang dia perokok atau bukan, ketika seruan berpuasa datang, semuanya menanggalkan semua atribut keduniawian untuk menjalankan kewajibannya sebagai manusia yang diciptakan untuk beribadah. Sesungguhnya Ibadah adalah hakikat dan tujuan penciptaan jin dan manusia. Dalam Q.S. 56 (Ad-Dzariat : 56)
<\/p>\n\n\n\n

Nah tiga langkah tadi dapat kita terapkan di sisa-sisa penghujung Ramadhan ini. Mari sama-sama kita tunaikan dengan itikad ketaatan dalam mencapai kesalihan sosial serta kesalihan spiritual, sebab menjadi perokok etis yang rahmatan lil alamin tidak hanya sebatas ucapan belaka, tapi bersesuainya ucapan dan perbuatan. Bukankah konsep keseimbangan sudah sejak dulu ditanamkan oleh leluhur kita. Termasuk berlaku seimbang dalam konteks konsumsi.
<\/p>\n","post_title":"4 Langkah Menjadi Perokok Etis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"4-langkah-menjadi-perokok-etis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-04-06 10:33:50","post_modified_gmt":"2019-04-06 03:33:50","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5608","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4495,"post_author":"888","post_date":"2018-01-20 08:34:16","post_date_gmt":"2018-01-20 01:34:16","post_content":"Anda perokok? Anda sering didiskriminasi masyarakat bukan perokok? Bila iya, silahkan evaluasi kegiatan merokok Anda. Sudahkah dilakukan di tempat dan cara yang tepat?<\/span>\r\n\r\nBeberapa hari lalu, saat saya ingin menyalip truk bermuatan pasir di Jalan Raya Pemda Tigaraksa, Sang Supir membuang puntung rokok yang masih menyala keluar jendela dan apesnya mengenai bagian tubuh saya. Coba bayangkan, jika saja abu puntung rokok itu mengenai mata dan mengganggu pengelihatan saya, mungkin akan terjadi kecelakaan yang menimpa saya.<\/span>\r\n\r\nSaya perokok akut dan saya menilai tindakan sopir membuang puntung sembarangan itu adalah kesalahan amat sangat. Membuang puntung sembarangan semacam itu tentu akan berakibat fatal dan mengganggu orang lain. <\/span>\r\n\r\nLain lagi, di angkutan umum yang ada anak-anak serta ibu-ibu, kadang banyak saja yang masih cuek dan tetap merokok. Sebuah pemandangan yang tentunya sangat menggangu. Dan teguran yang pas adalah Ibu-ibu itu menutup hidung dengan kerudung sambil memberikan kode batuk-batuk. Susah sekali memang sepertinya menegur langsung perokok itu, maklum, kita memang sering banyak basa-basi.<\/span>\r\n\r\nMembuang puntung rokok sembarangan dan merokok di sembarang tempat adalah kesalahan fatal yang sering dilakukan para perokok, sehingga wajar jika masyarakat luas menilai perokok adalah manusia laknat yang harus disingkirkan dari bumi ini. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok saya juga kadang menerima beberapa cibiran dari teman perempuan atau laki-laki yang tidak merokok karena tentu mereka menilai semua perokok sama saja, sembarangan membuang asap dan puntungnya, atau bahkan merokok ketika sedang berkendara.<\/span>\r\n\r\nSebagian orang menilai sisi buruk dari rokok tanpa meniiti ulang dan mencari sumbangsih rokok bagi negeri ini, selain uang triliunan lewat hasil cukai, Marcus Gideon dan Kevin Sanjaya yang baru-baru ini meraih gelar juara <\/span>series<\/span><\/i> terbanyak sepanjang pegelaran berasal dari PB Djarum. <\/span>\r\n\r\nMakin ke sini, saya sering diedukasi soal kretek oleh komunitas yang bergelut di bidang kretek dan tentunya sangat berguna bagi saya untuk menjauhkan stigma buruk terhadap para perokok, khususnya saya. <\/span>\r\n\r\nUntuk menjauhkan stigma buruk itu, saya sedikit-sedikit meninggalkan kebiasaan buruk saya sebagai perokok. Semisal, tidak membuang puntung sembarangan sehabis merokok, atau ketika merokok di samping orang yang tidak merokok saya meminta izin terlebih dahulu, jika di izinkan ya bakar, jika tidak ya menahan asam. <\/span>\r\n\r\nDan kebiasaan ini juga saya tularkan kepada teman-teman yang merokok agar melanjutkan kebiasaan baik dan tentu menghlangkan kebiasaan-kebiasaan buruk yang nantinya melekat menjadi <\/span>image<\/span><\/i> pribadi sendiri juga.<\/span>\r\n\r\nLagi pula, asap rokok tidak mengganggu di banding asap knalpot \u00a0motor 2 tak. Atau knalpot-knalpot angkutan umum yang ngebulnya bukan main. Dan harus kalian tahu, akhir-akhir ini cuaca mendung dan hujan melulu, menikmati hujan itu lebih nikmat jika di pasangkan dengan kretek dan kopi. Jika kita sebagai perokok tak ingin terus dianggap buruk, mulailah \u00a0meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk dan membanggakan diri sebagai perokok yang santun, perokok yang juga menghargai hak-hak yang tidak merokok. Ingatlah, rokok itu tidak pernah mengjarkan keburukan. <\/span>\r\n\r\nPerokok santun tidak hanya ingin dihormati, tetapi harus menghormati. Inget ini, Lur, \u00a0untuk urusan yang baik-baik imbuhan \u201cme\u201d itu lebih baik ketimbang \u201cdi\u201d. <\/strong>","post_title":"Jadilah Perokok yang Santun","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"jadilah-perokok-yang-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-20 08:36:53","post_modified_gmt":"2018-01-20 01:36:53","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4495","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4451,"post_author":"877","post_date":"2018-01-11 09:57:06","post_date_gmt":"2018-01-11 02:57:06","post_content":"Salah satu tuduhan bagi perokok yang sering kali diutarakan anti rokok, selain menjadi penyebab kematian dan berpengaruh negatif terhadap orang lain, adalah perokok tidak punya aturan. Lebih pada sikap perokok saat merokok, yaitu merokok disembarang tempat, buang puntung rokok dan buang abu rokok sembarang. <\/span>\r\n\r\nTuduhan rokok sebagai penyebab kematian dan dapat berpengaruh negatif pada orang lain, saya kira sudah <\/span>clear,<\/span><\/i> sudah banyak jawaban terkait keduany dengan jelas. Tuduhan keduanya tanpa dasar yang kuat, hingga seakan-akan dipaksakan. <\/span>\r\n\r\nKenyataan di lapangan banyak perokok yang umurnya panjang. Baca hasil survei <\/span>
Sigit Budhi Setiawan<\/span><\/a> dalam buku yang berjudul \u201cMereka Yang Melampaui Waktu: konsep panjang umur, bahagia, sehat, dan tetap produktif\u201d terbit tahun 2013. Jelas didalamnya mengungkap banyak perokok yang usianya ratusan tahun, produktif dan masih tetap merokok. <\/span>\r\n\r\nBahkan berita terakhir di Sragen, Jawa Tengah, ada perokok yang umurnya mencapai 140an tahun. Ia terkenal dengan panggilan <\/span>Mbah Gotho<\/span><\/a> yang konon dan sampai akhir hayatnya adalah perokok berat. Lahir <\/span>31 Desember<\/span><\/a> 1870 dan meninggal di Sragen <\/span>30 April<\/span><\/a> 2017<\/span><\/a>, bahkan ia diklaim sebagai orang tertua di dunia.<\/span>\r\n\r\nLain itu, banyak bantahan yang menyatakan perokok pasif itu tidak ada dan tidak mungkin. Belum ada riset yang membuktikan bahwa asap rokok menjadi penyebab utama penyakit seseorang. Tuduhan semacam ini terkesan mengada-ada. <\/span>\r\n\r\nPerokok dari dulu hingga sekarang mempunyai kesadaran tersendiri. Rata-rata aktivitas merokok sebagai bentuk relaksasi, dilakukan berjeda dan membutuhkan waktu tersendiri sesuai keinginan hati. Merokok memang bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja saat dibutuhkan. Namun mayoritas perokok tetap melihat situasi dan kondisi. <\/span>\r\n\r\nDi Yogyakarta ada sosok Kiai perokok yang menjadi imam salat fardu (lima waktu) di masjid, sebut saja Kiai Ahmad (nama samaran), tiap jalan menuju masjid bisa dipastikan ia menyulut rokok, jarak rumah dengan masjid hanya sekitar \u00b1200 meter. Sesampainya di masjid, ia mematikan rokoknya dan disimpan ditempat aman, kemudian akan dilanjutkan setelah mengerjakan sholat. Tapi juga terkadang dibuang ke bak sampah. Ia tidak pernah sekalipun merokok dalam masjid. <\/span>\r\n\r\nBegitu juga kebiasannya di rumah, ia hampir tidak pernah merokok di depan istri dan putranya. Saat merokok ia memilih tempat tersendiri terpisah dengan istri dan putranya. \u00a0Karena ia sadar, harus menghormati istri dan putranya yang tidak merokok. Lain itu, setiap mau merokok ia akan mencari asbak sebagai tempat puntung dan abu rokok untuk menjaga kebersihan.<\/span>\r\n\r\nCerita keseharian kiai di atas adalah representasi perokok santun. Dan masih banyak perokok santun lainnya yang sadar tentang aturan main merokok. Bagi perokok, merokok adalah budaya yang dilakukan sebagai media relaksasi dan bukan menjadi kebutuhan yang utama. <\/span>\r\n\r\nPada dasarnya perokok umumnya mempunyai atauran tersendiri sesuai konteks kehidupan masing-masing. Perokok paham betul kapan ia harus merokok, kapan ia tidak menyulut rokoknya dan kapan ia harus mematikan rokoknya. <\/span>\r\n\r\nBuktinya perokok tidak akan memaksakan merokok di ruangan ber AC tanpa adanya exhaust (alat penghisap asap) atau tanpa kesepakatan bersama. Perokok tidak akan merokok di kendaraan yang ber AC \u00a0dan tertutup rapat. <\/span>\r\n\r\nWalaupun perokok merokok di tempat yang telah disepakati atau sudah mendapatkan ijin, ternyata dalam ruangan masih ada seseorang yang tidak merokok, bisa dipastikan merokoknya tidak terasa nikmat. Kebanyakan akan memilih tidak merokok. Kalaupun terpaksa merokok akan terasa canggung. \u00a0Sehingga terkadang asap yang dikeluarkan diarahkan yang berlawanan dengan posisi yang tidak merokok. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok santun, sudah menjadi kebiasaan jika akan merokok terlebih dahulu mencari tempat untuk membuang puntung dan abu rokok (asbak). Terkadang saking kreatifnya, jika tidak ditemukan asbak, mereka (perokok) membuat asbak sendiri yang terbuat dari bahan disekitarnya. Tidak jarang perokok membuat asbak dengan bahan kertas. Ia tahu kertas adalah salah satu bahan yang akan terbakar jika terkena bara rokok. Namun apa boleh buat dengan sangat terpaksa ia harus membuat asbak dengan sangat sederhana sebagai tempat pembuangan puntung dan abu rokok, untuk menjaga kebersihan. <\/span>\r\n\r\nBudaya merokok santun, adalah warisan tatanan nilai turun temurun oleh nenek moyang. Tidak lain untuk menjaga kebersamaan, penghormatan hak orang lain, menjaga kesopanan, dan bahkan untuk mempertahankan etiket merokok yang baik.<\/span>","post_title":"Menjadi Perokok Santun yang Taat Aturan Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-perokok-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-11 09:57:26","post_modified_gmt":"2018-01-11 02:57:26","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4451","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Tiket kendaraan menjadi salah satu barang yang paling diburu\nselama beberapa hari ini. Memang sejak jauh-jauh hari beberapa penyedia jasa\nkendaraan sudah menjual tiket dan langsung ludes terjual habis. Tentu bertarung\ndengan banyak orang untuk mendapatkan tiket jadi satu kewajiban.<\/p>\n\n\n\n

Walau demikian, kami sarankan untuk tetap membeli di\nagen-agen resmi dan terpercaya atau beberapa jasa penjual tiket secara online\nyang sudah terkemuka. Pasalnya, jikalau membeli di calo tentu banyak resiko\nyang bisa anda tanggung. Mulai dari harga yang terlalu mahal, armada kendaraan\nyang tak sesuai, bahkan hingga kasus penipuan, jadi waspadalah!<\/p>\n\n\n\n

Jangan Sampai Terlambat<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Jika tiket sudah di tangan, tentu datang lebih awal ke\nstasiun, terminal, atau bandara harus dilakukan. Mengingat jumlah lonjakan\npoenumpang tentu kondisi di sana akan lebih ramai dan penuh antrian. Ingat yang\nmudik bukan cuman kamu saja, sudah baca toh paragrapf di atas bahwa ada sekitar\n14,9 juta orang yang mudik.<\/p>\n\n\n\n

Bayangkan jika anda datang telat, betapa akan susahnya\nnanti. Apalagi tiket yang dibeli dengan harga yang cukup menguras kantong.\nBetapa sulitnya anda jika harus mencari tiket pengganti. Sudah kehilangan uang,\ntentu anda akan bekerja lebih ekstra keras untuk bisa kembali ke kampung\nhalaman.<\/p>\n\n\n\n

Tetap merokok di tempat yang sudah disediakan<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya bahwa beberapa\nkendaraan umum tidak menyediakan ruangan merokok. Maka bagi kalian para perokok\ntentu bisa memanfaatkan ruangan merokok yang ada di stasiun, terminal,\npelabuhan, atau bandara. Ketersediaan ruangan merokok di empat tempat tersebut\nsudah diatur dalam undang-undang.<\/p>\n\n\n\n

Bahkan di beberapa tempat tersebut sudah disediakan tempat\nmerokok yang asyik. Salah satunya di bandara Sukarno-Hatta Cengkareng, Banten.\nBisa dibilang tempat merokok di sana adalah salah satu yang terbaik dan\nmemenuhi standar di Indonesia. Jadi mari gunakan tempat itu dengan baik.<\/p>\n\n\n\n

Ketiga tips tersebut patut diperhatikan oleh kalian para\nperokok yang hendak mudik dan yang paling utama adalah tetap jaga barang bawaan\nanda termasuk yang berharga, jangan lupa berdoa sebelum memulai perjalanan.\nStay safe and be carefully!<\/p>\n","post_title":"Tiga Hal yang Wajib diperhatikan Para Perokok Saat Mudik","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"tiga-hal-yang-wajib-diperhatikan-para-perokok-saat-mudik","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-02 16:29:29","post_modified_gmt":"2019-06-02 09:29:29","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5771","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5608,"post_author":"883","post_date":"2019-04-06 10:33:47","post_date_gmt":"2019-04-06 03:33:47","post_content":"\n

Perokok<\/a> acapkali dicap sebagai orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Hal ini disebabkan oleh perilaku merokok sembarangan, petantang-petenteng ketika merokok, dan abai terhadap lingkungan sekitar. Padahal sebagai konsumen yang baik, tentu perokok seharusnya bertanggung jawab atas barang yang dikonsumsinya.
<\/p>\n\n\n\n

Salah satu cara agar perokok memiliki sikap bertanggung jawab atas barang konsumsinya adalah dengan menerapkan perilaku perokok etis. Berikut adalah langkah-langkah menjadi perokok etis:
<\/p>\n\n\n\n

1. Tidak Merokok<\/a> Saat Berkendara<\/strong>
<\/p>\n\n\n\n

Tidak ada satupun alasan yang dapat membenarkan perilaku merokok saat berkendara. Sebab sangat banyak mudarat yang diakibatkan atas perilaku ini.<\/p>\n\n\n\n

Pertama, merokok<\/a> saat berkendara tidak menghargai hak orang lain yang bukan perokok. Pada saat kendaraan berjalan maupun berhenti, asap rokok yang dihembuskan akan mengenai pengendara di sekitar, sehingga memungkinkan orang lain terpapar asap rokok
<\/p>\n\n\n\n

Kedua, berbahaya bagi orang lain. Mengapa berbahaya? Sebab ketika bara api yang diakibatkan pembakaran rokok tak dibuang di tempat yang mestinya, maka akan menimbulkan resiko orang di sekitar akan terkena bara api rokok. Akibatnya tentu bermacam-macam, mulai dari mengganggu konsentrasi, mengakibatkan kebutaan pada orang yang matanya terkena bara api, hingga kecelakaan fatal.
<\/p>\n\n\n\n

Aturan larangan merokok saat berkendara sebenarnya sudah diatur dalam UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Aturan ini sudah tepat dikeluarkan, meskipun dalam point sanksi sangat berlebihan karena memuat sanksi pidana dan denda yang besar.
<\/p>\n\n\n\n

Maka perilaku tidak merokok saat berkendara sudah seharusnya diterapkan oleh perokok untuk membuktikan bahwa perokok menjunjung tinggi nilai etis, dan dapat bertanggung jawab tanpa harus diancam sanksi pidana maupun denda.
<\/p>\n\n\n\n

2. Tidak Merokok di Dekat Anak Kecil<\/strong>
<\/p>\n\n\n\n

Merokok adalah kegiatan konsumsi yang boleh dilakukan oleh orang yang sudah berusia 18 tahun ke atas. Maka perilaku merokok di dekat anak kecil bukanlah sebuah perilaku yang bertanggung jawab dari seorang perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Seorang perokok yang bertanggung jawab juga tentu tidak akan menawarkan rokok apalagi mengajarkan kebiasaan merokok kepada anak di bawah umur 18 tahun. Biarkanlah anak-anak kecil dan anak di bawah umur 18 tahun menentukan keputusan mereka untuk mengonsumsi rokok atau tidak ketika mereka sudah cukup umur.
<\/p>\n\n\n\n

3. Tidak Merokok di Dekat Ibu Hamil<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Merokok di dekat ibu hamil adalah sebuah perilaku yang buruk. Ibu hamil mana yang tidak risih, ketika berada di tempat umum yang seharusnya mereka bisa santai atau istirahat sejenak tapi kemudian terusik karena asap rokok.
<\/p>\n\n\n\n

Apalagi para ibu-ibu hamil ini memiliki fase kondisi tubuh dan pikiran yang berbeda dengan orang normal pada umumnya. Ibu hamil biasanya memiliki kondisi fisik gampang drop, wong kadang-kadang mereka tau-tau muntah. Dalam hal psikologis juga berbeda dengan orang normal pada umumnya, ibu hamil biasanya memiliki sensitivitas yang tinggi.
<\/p>\n\n\n\n

Jadi sebagai perokok etis, menjunjung tinggi kehormatan perempuan mutlak dimiliki, maka perilaku tidak merokok di dekat ibu hamil adalah kewajiban bagi perokok etis.
<\/p>\n\n\n\n

4. Merokok di Ruang Merokok<\/strong>
<\/p>\n\n\n\n

Kesadaran berbagi hak merupakan fondasi penting bagi perokok etis. Dengan merokok di ruang merokok, tentunya akan menciptakan kesadaran bagi perokok untuk menghargai hak bukan perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Merokok di sembarang tempat mengabaikan orang lain di sekitarnya yang bukan perokok bukanlah ciri perilaku yang bertanggung jawab. Adanya wilayah Kawasan Tanpa Rokok (KTR) harus dianggap sebagai sense kesadaran berbagi ruang terhadap orang lain. Hormatilah dengan tidak merokok di wilayah KTR. Namun perokok juga harus protes jika tidak ada penyediaan ruang merokok di tempat umum dan tempat umum lainnya di wilayah KTR.
<\/p>\n\n\n\n

Nah di atas tadi merupakan langkah-langkah yang wajib diterapkan oleh para perokok agar menjadi perokok etis. Dengan menjadi perokok etis, para perokok dapat menepis stigma negatif yang dilekatkan kepada perokok, dan tentunya juga dapat menjadi tonggak bagi perjuangan perokok melawan diskriminasi terhadap Industri Hasil Tembakau.<\/p>\n\n\n\n

Pertama: Merokok di Ruang Merokok yang Telah Disediakan
<\/h3>\n\n\n\n

Bulan Ramadhan kerap kali dimeriahi dengan buka bersama alias bukber , tanpa bukber kadang rasanya kayak ada dua-tiga orang merokok tapi tidak ada asbaknya. Maka tak heran tempat-tempat makan, tempat kerja, ruang publik lainnya menjadi tempat untuk berbuka puasa bersama. Nah saat berbuka di tempat-tempat inilah perokok harus melihat apakah tempat tersebut menyediakan ruang merokok atau tidak. Sehabis berbuka puasa, setelah hampir tiga belas jam lamanya perokok menghentikan sementara aktivitas merokoknya, tentu merokok masuk ke dalam daftar menu berbuka puasa. Tapi jangan berpikiran bahwa perokok ketika waktunya berbuka langsung merokok loh ya. Pasti minum air putih terlebih dahulu, makan takjilan dulu, karena perokok bukan onta yang minum sama makannya irit-irit.
<\/p>\n\n\n\n

Minum dan makan takjil sudah, barulah waktunya untuk membakar sebatang rokok. Banyak juga yang merokoknya ditunda dulu sampai sehabis salat taraweh. Semua tergantung kebutuhan. Tapi bagi perokok yang menyegerakan waktu merokoknya, di tempat buka puasa bersama, perokok etis yang rahmatan lil alamin tidak asal sembarangan merokok. Tentulah akan merokok pada tempat yang telah disediakan. Karena konsep etis dan rahmatan lil alamin adalah tidak berlaku dzolim. Bertindak secara proporsional, itu intinya.
<\/p>\n\n\n\n

Kedua: Berbagilah dengan Sesama
<\/h2>\n\n\n\n

Tagline indahnya berbagi di bulan Ramadhan biasanya sering bermunculan. Meskipun itikad berbagi bukan hanya berlaku di bulan Ramadhan saja, namun tagline tersebut patut pula menjadi renungan dan diwujudkan dalam laku sosial kita, agar terlatih menjadi manusia yang lebih baik pada bulan-bulan selanjutnya.
<\/p>\n\n\n\n

Berbagi dapat dimulai dari hal-hal yang sederhana. Berbagi api, dengan meminjamkan korek misalnya, berbagi asbak, dengan tidak mengakuisisi asbak, berbagi rokok, bukan berarti rokok sebatang dihisap keliling loh ya, selebihnya kita bisa berbagi hikmah Ramadhan, berbagi pengalam seharian berpuasa.
<\/p>\n\n\n\n

Saat berbuka puasa seringkali pula perokok kelupaan membeli rokok karena tak punya stok yang disimpan. Menawari apa yang kita miliki, bilamana itu berupa rokok, korek, maupun asbak, tawarkanlah. Dari sisi itu terdapat ciri insan yang memiliki spirit berbagi, selain sebagai wujud solidaritas juga upaya menjalin silaturahmi.
<\/p>\n\n\n\n

Ketiga: Berpuasalah di Bulan Ramadhan
<\/h2>\n\n\n\n

Selain membuktikan bahwa rokok bukan sesuatu yang adiktif, berpuasa di bulan Ramadhan adalah seruan agar kita lebih bertakwa kepada sang Maha Pemberi Rahmat. Labeling adiktif terhadap perokok jelas sudah terbantahkan dengan sendirinya ketika perokok berpuasa di bulan Ramadhan. Tudingan adiktif tersebut menjadi tidak relevan, ketika perokok sanggup menahan aktivitas merokoknya selama tiga belas jam lebih. Meskipun banyak juga perokok yang berbulan-bulan lamanya sanggup tidak merokok. Juga penelitian-penelitian bantahan yang mengatakan tidak tepat memberikan label adiktif terhadap perokok, karena berhenti merokok sangat mudah dilakukan oleh perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Dengan berpuasa di bulan Ramadhan, perokok akan menuai hikmah bahwa hidup bukan hanya perkara makan dan minum. Ada nilai sosial yang luar biasa terkandung di dalamnya, selain juga nilai ibadah mahdhoh tentunya. Tanpa melihat status dan golongan, puasa membuat kita saling memahami bahwa manusia setara dalam hak dan kewajibannya kepada Tuhan.
<\/p>\n\n\n\n

Puasa tidak memandang dia perokok atau bukan, ketika seruan berpuasa datang, semuanya menanggalkan semua atribut keduniawian untuk menjalankan kewajibannya sebagai manusia yang diciptakan untuk beribadah. Sesungguhnya Ibadah adalah hakikat dan tujuan penciptaan jin dan manusia. Dalam Q.S. 56 (Ad-Dzariat : 56)
<\/p>\n\n\n\n

Nah tiga langkah tadi dapat kita terapkan di sisa-sisa penghujung Ramadhan ini. Mari sama-sama kita tunaikan dengan itikad ketaatan dalam mencapai kesalihan sosial serta kesalihan spiritual, sebab menjadi perokok etis yang rahmatan lil alamin tidak hanya sebatas ucapan belaka, tapi bersesuainya ucapan dan perbuatan. Bukankah konsep keseimbangan sudah sejak dulu ditanamkan oleh leluhur kita. Termasuk berlaku seimbang dalam konteks konsumsi.
<\/p>\n","post_title":"4 Langkah Menjadi Perokok Etis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"4-langkah-menjadi-perokok-etis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-04-06 10:33:50","post_modified_gmt":"2019-04-06 03:33:50","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5608","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4495,"post_author":"888","post_date":"2018-01-20 08:34:16","post_date_gmt":"2018-01-20 01:34:16","post_content":"Anda perokok? Anda sering didiskriminasi masyarakat bukan perokok? Bila iya, silahkan evaluasi kegiatan merokok Anda. Sudahkah dilakukan di tempat dan cara yang tepat?<\/span>\r\n\r\nBeberapa hari lalu, saat saya ingin menyalip truk bermuatan pasir di Jalan Raya Pemda Tigaraksa, Sang Supir membuang puntung rokok yang masih menyala keluar jendela dan apesnya mengenai bagian tubuh saya. Coba bayangkan, jika saja abu puntung rokok itu mengenai mata dan mengganggu pengelihatan saya, mungkin akan terjadi kecelakaan yang menimpa saya.<\/span>\r\n\r\nSaya perokok akut dan saya menilai tindakan sopir membuang puntung sembarangan itu adalah kesalahan amat sangat. Membuang puntung sembarangan semacam itu tentu akan berakibat fatal dan mengganggu orang lain. <\/span>\r\n\r\nLain lagi, di angkutan umum yang ada anak-anak serta ibu-ibu, kadang banyak saja yang masih cuek dan tetap merokok. Sebuah pemandangan yang tentunya sangat menggangu. Dan teguran yang pas adalah Ibu-ibu itu menutup hidung dengan kerudung sambil memberikan kode batuk-batuk. Susah sekali memang sepertinya menegur langsung perokok itu, maklum, kita memang sering banyak basa-basi.<\/span>\r\n\r\nMembuang puntung rokok sembarangan dan merokok di sembarang tempat adalah kesalahan fatal yang sering dilakukan para perokok, sehingga wajar jika masyarakat luas menilai perokok adalah manusia laknat yang harus disingkirkan dari bumi ini. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok saya juga kadang menerima beberapa cibiran dari teman perempuan atau laki-laki yang tidak merokok karena tentu mereka menilai semua perokok sama saja, sembarangan membuang asap dan puntungnya, atau bahkan merokok ketika sedang berkendara.<\/span>\r\n\r\nSebagian orang menilai sisi buruk dari rokok tanpa meniiti ulang dan mencari sumbangsih rokok bagi negeri ini, selain uang triliunan lewat hasil cukai, Marcus Gideon dan Kevin Sanjaya yang baru-baru ini meraih gelar juara <\/span>series<\/span><\/i> terbanyak sepanjang pegelaran berasal dari PB Djarum. <\/span>\r\n\r\nMakin ke sini, saya sering diedukasi soal kretek oleh komunitas yang bergelut di bidang kretek dan tentunya sangat berguna bagi saya untuk menjauhkan stigma buruk terhadap para perokok, khususnya saya. <\/span>\r\n\r\nUntuk menjauhkan stigma buruk itu, saya sedikit-sedikit meninggalkan kebiasaan buruk saya sebagai perokok. Semisal, tidak membuang puntung sembarangan sehabis merokok, atau ketika merokok di samping orang yang tidak merokok saya meminta izin terlebih dahulu, jika di izinkan ya bakar, jika tidak ya menahan asam. <\/span>\r\n\r\nDan kebiasaan ini juga saya tularkan kepada teman-teman yang merokok agar melanjutkan kebiasaan baik dan tentu menghlangkan kebiasaan-kebiasaan buruk yang nantinya melekat menjadi <\/span>image<\/span><\/i> pribadi sendiri juga.<\/span>\r\n\r\nLagi pula, asap rokok tidak mengganggu di banding asap knalpot \u00a0motor 2 tak. Atau knalpot-knalpot angkutan umum yang ngebulnya bukan main. Dan harus kalian tahu, akhir-akhir ini cuaca mendung dan hujan melulu, menikmati hujan itu lebih nikmat jika di pasangkan dengan kretek dan kopi. Jika kita sebagai perokok tak ingin terus dianggap buruk, mulailah \u00a0meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk dan membanggakan diri sebagai perokok yang santun, perokok yang juga menghargai hak-hak yang tidak merokok. Ingatlah, rokok itu tidak pernah mengjarkan keburukan. <\/span>\r\n\r\nPerokok santun tidak hanya ingin dihormati, tetapi harus menghormati. Inget ini, Lur, \u00a0untuk urusan yang baik-baik imbuhan \u201cme\u201d itu lebih baik ketimbang \u201cdi\u201d. <\/strong>","post_title":"Jadilah Perokok yang Santun","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"jadilah-perokok-yang-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-20 08:36:53","post_modified_gmt":"2018-01-20 01:36:53","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4495","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4451,"post_author":"877","post_date":"2018-01-11 09:57:06","post_date_gmt":"2018-01-11 02:57:06","post_content":"Salah satu tuduhan bagi perokok yang sering kali diutarakan anti rokok, selain menjadi penyebab kematian dan berpengaruh negatif terhadap orang lain, adalah perokok tidak punya aturan. Lebih pada sikap perokok saat merokok, yaitu merokok disembarang tempat, buang puntung rokok dan buang abu rokok sembarang. <\/span>\r\n\r\nTuduhan rokok sebagai penyebab kematian dan dapat berpengaruh negatif pada orang lain, saya kira sudah <\/span>clear,<\/span><\/i> sudah banyak jawaban terkait keduany dengan jelas. Tuduhan keduanya tanpa dasar yang kuat, hingga seakan-akan dipaksakan. <\/span>\r\n\r\nKenyataan di lapangan banyak perokok yang umurnya panjang. Baca hasil survei <\/span>
Sigit Budhi Setiawan<\/span><\/a> dalam buku yang berjudul \u201cMereka Yang Melampaui Waktu: konsep panjang umur, bahagia, sehat, dan tetap produktif\u201d terbit tahun 2013. Jelas didalamnya mengungkap banyak perokok yang usianya ratusan tahun, produktif dan masih tetap merokok. <\/span>\r\n\r\nBahkan berita terakhir di Sragen, Jawa Tengah, ada perokok yang umurnya mencapai 140an tahun. Ia terkenal dengan panggilan <\/span>Mbah Gotho<\/span><\/a> yang konon dan sampai akhir hayatnya adalah perokok berat. Lahir <\/span>31 Desember<\/span><\/a> 1870 dan meninggal di Sragen <\/span>30 April<\/span><\/a> 2017<\/span><\/a>, bahkan ia diklaim sebagai orang tertua di dunia.<\/span>\r\n\r\nLain itu, banyak bantahan yang menyatakan perokok pasif itu tidak ada dan tidak mungkin. Belum ada riset yang membuktikan bahwa asap rokok menjadi penyebab utama penyakit seseorang. Tuduhan semacam ini terkesan mengada-ada. <\/span>\r\n\r\nPerokok dari dulu hingga sekarang mempunyai kesadaran tersendiri. Rata-rata aktivitas merokok sebagai bentuk relaksasi, dilakukan berjeda dan membutuhkan waktu tersendiri sesuai keinginan hati. Merokok memang bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja saat dibutuhkan. Namun mayoritas perokok tetap melihat situasi dan kondisi. <\/span>\r\n\r\nDi Yogyakarta ada sosok Kiai perokok yang menjadi imam salat fardu (lima waktu) di masjid, sebut saja Kiai Ahmad (nama samaran), tiap jalan menuju masjid bisa dipastikan ia menyulut rokok, jarak rumah dengan masjid hanya sekitar \u00b1200 meter. Sesampainya di masjid, ia mematikan rokoknya dan disimpan ditempat aman, kemudian akan dilanjutkan setelah mengerjakan sholat. Tapi juga terkadang dibuang ke bak sampah. Ia tidak pernah sekalipun merokok dalam masjid. <\/span>\r\n\r\nBegitu juga kebiasannya di rumah, ia hampir tidak pernah merokok di depan istri dan putranya. Saat merokok ia memilih tempat tersendiri terpisah dengan istri dan putranya. \u00a0Karena ia sadar, harus menghormati istri dan putranya yang tidak merokok. Lain itu, setiap mau merokok ia akan mencari asbak sebagai tempat puntung dan abu rokok untuk menjaga kebersihan.<\/span>\r\n\r\nCerita keseharian kiai di atas adalah representasi perokok santun. Dan masih banyak perokok santun lainnya yang sadar tentang aturan main merokok. Bagi perokok, merokok adalah budaya yang dilakukan sebagai media relaksasi dan bukan menjadi kebutuhan yang utama. <\/span>\r\n\r\nPada dasarnya perokok umumnya mempunyai atauran tersendiri sesuai konteks kehidupan masing-masing. Perokok paham betul kapan ia harus merokok, kapan ia tidak menyulut rokoknya dan kapan ia harus mematikan rokoknya. <\/span>\r\n\r\nBuktinya perokok tidak akan memaksakan merokok di ruangan ber AC tanpa adanya exhaust (alat penghisap asap) atau tanpa kesepakatan bersama. Perokok tidak akan merokok di kendaraan yang ber AC \u00a0dan tertutup rapat. <\/span>\r\n\r\nWalaupun perokok merokok di tempat yang telah disepakati atau sudah mendapatkan ijin, ternyata dalam ruangan masih ada seseorang yang tidak merokok, bisa dipastikan merokoknya tidak terasa nikmat. Kebanyakan akan memilih tidak merokok. Kalaupun terpaksa merokok akan terasa canggung. \u00a0Sehingga terkadang asap yang dikeluarkan diarahkan yang berlawanan dengan posisi yang tidak merokok. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok santun, sudah menjadi kebiasaan jika akan merokok terlebih dahulu mencari tempat untuk membuang puntung dan abu rokok (asbak). Terkadang saking kreatifnya, jika tidak ditemukan asbak, mereka (perokok) membuat asbak sendiri yang terbuat dari bahan disekitarnya. Tidak jarang perokok membuat asbak dengan bahan kertas. Ia tahu kertas adalah salah satu bahan yang akan terbakar jika terkena bara rokok. Namun apa boleh buat dengan sangat terpaksa ia harus membuat asbak dengan sangat sederhana sebagai tempat pembuangan puntung dan abu rokok, untuk menjaga kebersihan. <\/span>\r\n\r\nBudaya merokok santun, adalah warisan tatanan nilai turun temurun oleh nenek moyang. Tidak lain untuk menjaga kebersamaan, penghormatan hak orang lain, menjaga kesopanan, dan bahkan untuk mempertahankan etiket merokok yang baik.<\/span>","post_title":"Menjadi Perokok Santun yang Taat Aturan Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-perokok-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-11 09:57:26","post_modified_gmt":"2018-01-11 02:57:26","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4451","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Beli Tiket di Tempat Resmi<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Tiket kendaraan menjadi salah satu barang yang paling diburu\nselama beberapa hari ini. Memang sejak jauh-jauh hari beberapa penyedia jasa\nkendaraan sudah menjual tiket dan langsung ludes terjual habis. Tentu bertarung\ndengan banyak orang untuk mendapatkan tiket jadi satu kewajiban.<\/p>\n\n\n\n

Walau demikian, kami sarankan untuk tetap membeli di\nagen-agen resmi dan terpercaya atau beberapa jasa penjual tiket secara online\nyang sudah terkemuka. Pasalnya, jikalau membeli di calo tentu banyak resiko\nyang bisa anda tanggung. Mulai dari harga yang terlalu mahal, armada kendaraan\nyang tak sesuai, bahkan hingga kasus penipuan, jadi waspadalah!<\/p>\n\n\n\n

Jangan Sampai Terlambat<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Jika tiket sudah di tangan, tentu datang lebih awal ke\nstasiun, terminal, atau bandara harus dilakukan. Mengingat jumlah lonjakan\npoenumpang tentu kondisi di sana akan lebih ramai dan penuh antrian. Ingat yang\nmudik bukan cuman kamu saja, sudah baca toh paragrapf di atas bahwa ada sekitar\n14,9 juta orang yang mudik.<\/p>\n\n\n\n

Bayangkan jika anda datang telat, betapa akan susahnya\nnanti. Apalagi tiket yang dibeli dengan harga yang cukup menguras kantong.\nBetapa sulitnya anda jika harus mencari tiket pengganti. Sudah kehilangan uang,\ntentu anda akan bekerja lebih ekstra keras untuk bisa kembali ke kampung\nhalaman.<\/p>\n\n\n\n

Tetap merokok di tempat yang sudah disediakan<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya bahwa beberapa\nkendaraan umum tidak menyediakan ruangan merokok. Maka bagi kalian para perokok\ntentu bisa memanfaatkan ruangan merokok yang ada di stasiun, terminal,\npelabuhan, atau bandara. Ketersediaan ruangan merokok di empat tempat tersebut\nsudah diatur dalam undang-undang.<\/p>\n\n\n\n

Bahkan di beberapa tempat tersebut sudah disediakan tempat\nmerokok yang asyik. Salah satunya di bandara Sukarno-Hatta Cengkareng, Banten.\nBisa dibilang tempat merokok di sana adalah salah satu yang terbaik dan\nmemenuhi standar di Indonesia. Jadi mari gunakan tempat itu dengan baik.<\/p>\n\n\n\n

Ketiga tips tersebut patut diperhatikan oleh kalian para\nperokok yang hendak mudik dan yang paling utama adalah tetap jaga barang bawaan\nanda termasuk yang berharga, jangan lupa berdoa sebelum memulai perjalanan.\nStay safe and be carefully!<\/p>\n","post_title":"Tiga Hal yang Wajib diperhatikan Para Perokok Saat Mudik","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"tiga-hal-yang-wajib-diperhatikan-para-perokok-saat-mudik","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-02 16:29:29","post_modified_gmt":"2019-06-02 09:29:29","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5771","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5608,"post_author":"883","post_date":"2019-04-06 10:33:47","post_date_gmt":"2019-04-06 03:33:47","post_content":"\n

Perokok<\/a> acapkali dicap sebagai orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Hal ini disebabkan oleh perilaku merokok sembarangan, petantang-petenteng ketika merokok, dan abai terhadap lingkungan sekitar. Padahal sebagai konsumen yang baik, tentu perokok seharusnya bertanggung jawab atas barang yang dikonsumsinya.
<\/p>\n\n\n\n

Salah satu cara agar perokok memiliki sikap bertanggung jawab atas barang konsumsinya adalah dengan menerapkan perilaku perokok etis. Berikut adalah langkah-langkah menjadi perokok etis:
<\/p>\n\n\n\n

1. Tidak Merokok<\/a> Saat Berkendara<\/strong>
<\/p>\n\n\n\n

Tidak ada satupun alasan yang dapat membenarkan perilaku merokok saat berkendara. Sebab sangat banyak mudarat yang diakibatkan atas perilaku ini.<\/p>\n\n\n\n

Pertama, merokok<\/a> saat berkendara tidak menghargai hak orang lain yang bukan perokok. Pada saat kendaraan berjalan maupun berhenti, asap rokok yang dihembuskan akan mengenai pengendara di sekitar, sehingga memungkinkan orang lain terpapar asap rokok
<\/p>\n\n\n\n

Kedua, berbahaya bagi orang lain. Mengapa berbahaya? Sebab ketika bara api yang diakibatkan pembakaran rokok tak dibuang di tempat yang mestinya, maka akan menimbulkan resiko orang di sekitar akan terkena bara api rokok. Akibatnya tentu bermacam-macam, mulai dari mengganggu konsentrasi, mengakibatkan kebutaan pada orang yang matanya terkena bara api, hingga kecelakaan fatal.
<\/p>\n\n\n\n

Aturan larangan merokok saat berkendara sebenarnya sudah diatur dalam UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Aturan ini sudah tepat dikeluarkan, meskipun dalam point sanksi sangat berlebihan karena memuat sanksi pidana dan denda yang besar.
<\/p>\n\n\n\n

Maka perilaku tidak merokok saat berkendara sudah seharusnya diterapkan oleh perokok untuk membuktikan bahwa perokok menjunjung tinggi nilai etis, dan dapat bertanggung jawab tanpa harus diancam sanksi pidana maupun denda.
<\/p>\n\n\n\n

2. Tidak Merokok di Dekat Anak Kecil<\/strong>
<\/p>\n\n\n\n

Merokok adalah kegiatan konsumsi yang boleh dilakukan oleh orang yang sudah berusia 18 tahun ke atas. Maka perilaku merokok di dekat anak kecil bukanlah sebuah perilaku yang bertanggung jawab dari seorang perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Seorang perokok yang bertanggung jawab juga tentu tidak akan menawarkan rokok apalagi mengajarkan kebiasaan merokok kepada anak di bawah umur 18 tahun. Biarkanlah anak-anak kecil dan anak di bawah umur 18 tahun menentukan keputusan mereka untuk mengonsumsi rokok atau tidak ketika mereka sudah cukup umur.
<\/p>\n\n\n\n

3. Tidak Merokok di Dekat Ibu Hamil<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Merokok di dekat ibu hamil adalah sebuah perilaku yang buruk. Ibu hamil mana yang tidak risih, ketika berada di tempat umum yang seharusnya mereka bisa santai atau istirahat sejenak tapi kemudian terusik karena asap rokok.
<\/p>\n\n\n\n

Apalagi para ibu-ibu hamil ini memiliki fase kondisi tubuh dan pikiran yang berbeda dengan orang normal pada umumnya. Ibu hamil biasanya memiliki kondisi fisik gampang drop, wong kadang-kadang mereka tau-tau muntah. Dalam hal psikologis juga berbeda dengan orang normal pada umumnya, ibu hamil biasanya memiliki sensitivitas yang tinggi.
<\/p>\n\n\n\n

Jadi sebagai perokok etis, menjunjung tinggi kehormatan perempuan mutlak dimiliki, maka perilaku tidak merokok di dekat ibu hamil adalah kewajiban bagi perokok etis.
<\/p>\n\n\n\n

4. Merokok di Ruang Merokok<\/strong>
<\/p>\n\n\n\n

Kesadaran berbagi hak merupakan fondasi penting bagi perokok etis. Dengan merokok di ruang merokok, tentunya akan menciptakan kesadaran bagi perokok untuk menghargai hak bukan perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Merokok di sembarang tempat mengabaikan orang lain di sekitarnya yang bukan perokok bukanlah ciri perilaku yang bertanggung jawab. Adanya wilayah Kawasan Tanpa Rokok (KTR) harus dianggap sebagai sense kesadaran berbagi ruang terhadap orang lain. Hormatilah dengan tidak merokok di wilayah KTR. Namun perokok juga harus protes jika tidak ada penyediaan ruang merokok di tempat umum dan tempat umum lainnya di wilayah KTR.
<\/p>\n\n\n\n

Nah di atas tadi merupakan langkah-langkah yang wajib diterapkan oleh para perokok agar menjadi perokok etis. Dengan menjadi perokok etis, para perokok dapat menepis stigma negatif yang dilekatkan kepada perokok, dan tentunya juga dapat menjadi tonggak bagi perjuangan perokok melawan diskriminasi terhadap Industri Hasil Tembakau.<\/p>\n\n\n\n

Pertama: Merokok di Ruang Merokok yang Telah Disediakan
<\/h3>\n\n\n\n

Bulan Ramadhan kerap kali dimeriahi dengan buka bersama alias bukber , tanpa bukber kadang rasanya kayak ada dua-tiga orang merokok tapi tidak ada asbaknya. Maka tak heran tempat-tempat makan, tempat kerja, ruang publik lainnya menjadi tempat untuk berbuka puasa bersama. Nah saat berbuka di tempat-tempat inilah perokok harus melihat apakah tempat tersebut menyediakan ruang merokok atau tidak. Sehabis berbuka puasa, setelah hampir tiga belas jam lamanya perokok menghentikan sementara aktivitas merokoknya, tentu merokok masuk ke dalam daftar menu berbuka puasa. Tapi jangan berpikiran bahwa perokok ketika waktunya berbuka langsung merokok loh ya. Pasti minum air putih terlebih dahulu, makan takjilan dulu, karena perokok bukan onta yang minum sama makannya irit-irit.
<\/p>\n\n\n\n

Minum dan makan takjil sudah, barulah waktunya untuk membakar sebatang rokok. Banyak juga yang merokoknya ditunda dulu sampai sehabis salat taraweh. Semua tergantung kebutuhan. Tapi bagi perokok yang menyegerakan waktu merokoknya, di tempat buka puasa bersama, perokok etis yang rahmatan lil alamin tidak asal sembarangan merokok. Tentulah akan merokok pada tempat yang telah disediakan. Karena konsep etis dan rahmatan lil alamin adalah tidak berlaku dzolim. Bertindak secara proporsional, itu intinya.
<\/p>\n\n\n\n

Kedua: Berbagilah dengan Sesama
<\/h2>\n\n\n\n

Tagline indahnya berbagi di bulan Ramadhan biasanya sering bermunculan. Meskipun itikad berbagi bukan hanya berlaku di bulan Ramadhan saja, namun tagline tersebut patut pula menjadi renungan dan diwujudkan dalam laku sosial kita, agar terlatih menjadi manusia yang lebih baik pada bulan-bulan selanjutnya.
<\/p>\n\n\n\n

Berbagi dapat dimulai dari hal-hal yang sederhana. Berbagi api, dengan meminjamkan korek misalnya, berbagi asbak, dengan tidak mengakuisisi asbak, berbagi rokok, bukan berarti rokok sebatang dihisap keliling loh ya, selebihnya kita bisa berbagi hikmah Ramadhan, berbagi pengalam seharian berpuasa.
<\/p>\n\n\n\n

Saat berbuka puasa seringkali pula perokok kelupaan membeli rokok karena tak punya stok yang disimpan. Menawari apa yang kita miliki, bilamana itu berupa rokok, korek, maupun asbak, tawarkanlah. Dari sisi itu terdapat ciri insan yang memiliki spirit berbagi, selain sebagai wujud solidaritas juga upaya menjalin silaturahmi.
<\/p>\n\n\n\n

Ketiga: Berpuasalah di Bulan Ramadhan
<\/h2>\n\n\n\n

Selain membuktikan bahwa rokok bukan sesuatu yang adiktif, berpuasa di bulan Ramadhan adalah seruan agar kita lebih bertakwa kepada sang Maha Pemberi Rahmat. Labeling adiktif terhadap perokok jelas sudah terbantahkan dengan sendirinya ketika perokok berpuasa di bulan Ramadhan. Tudingan adiktif tersebut menjadi tidak relevan, ketika perokok sanggup menahan aktivitas merokoknya selama tiga belas jam lebih. Meskipun banyak juga perokok yang berbulan-bulan lamanya sanggup tidak merokok. Juga penelitian-penelitian bantahan yang mengatakan tidak tepat memberikan label adiktif terhadap perokok, karena berhenti merokok sangat mudah dilakukan oleh perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Dengan berpuasa di bulan Ramadhan, perokok akan menuai hikmah bahwa hidup bukan hanya perkara makan dan minum. Ada nilai sosial yang luar biasa terkandung di dalamnya, selain juga nilai ibadah mahdhoh tentunya. Tanpa melihat status dan golongan, puasa membuat kita saling memahami bahwa manusia setara dalam hak dan kewajibannya kepada Tuhan.
<\/p>\n\n\n\n

Puasa tidak memandang dia perokok atau bukan, ketika seruan berpuasa datang, semuanya menanggalkan semua atribut keduniawian untuk menjalankan kewajibannya sebagai manusia yang diciptakan untuk beribadah. Sesungguhnya Ibadah adalah hakikat dan tujuan penciptaan jin dan manusia. Dalam Q.S. 56 (Ad-Dzariat : 56)
<\/p>\n\n\n\n

Nah tiga langkah tadi dapat kita terapkan di sisa-sisa penghujung Ramadhan ini. Mari sama-sama kita tunaikan dengan itikad ketaatan dalam mencapai kesalihan sosial serta kesalihan spiritual, sebab menjadi perokok etis yang rahmatan lil alamin tidak hanya sebatas ucapan belaka, tapi bersesuainya ucapan dan perbuatan. Bukankah konsep keseimbangan sudah sejak dulu ditanamkan oleh leluhur kita. Termasuk berlaku seimbang dalam konteks konsumsi.
<\/p>\n","post_title":"4 Langkah Menjadi Perokok Etis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"4-langkah-menjadi-perokok-etis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-04-06 10:33:50","post_modified_gmt":"2019-04-06 03:33:50","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5608","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4495,"post_author":"888","post_date":"2018-01-20 08:34:16","post_date_gmt":"2018-01-20 01:34:16","post_content":"Anda perokok? Anda sering didiskriminasi masyarakat bukan perokok? Bila iya, silahkan evaluasi kegiatan merokok Anda. Sudahkah dilakukan di tempat dan cara yang tepat?<\/span>\r\n\r\nBeberapa hari lalu, saat saya ingin menyalip truk bermuatan pasir di Jalan Raya Pemda Tigaraksa, Sang Supir membuang puntung rokok yang masih menyala keluar jendela dan apesnya mengenai bagian tubuh saya. Coba bayangkan, jika saja abu puntung rokok itu mengenai mata dan mengganggu pengelihatan saya, mungkin akan terjadi kecelakaan yang menimpa saya.<\/span>\r\n\r\nSaya perokok akut dan saya menilai tindakan sopir membuang puntung sembarangan itu adalah kesalahan amat sangat. Membuang puntung sembarangan semacam itu tentu akan berakibat fatal dan mengganggu orang lain. <\/span>\r\n\r\nLain lagi, di angkutan umum yang ada anak-anak serta ibu-ibu, kadang banyak saja yang masih cuek dan tetap merokok. Sebuah pemandangan yang tentunya sangat menggangu. Dan teguran yang pas adalah Ibu-ibu itu menutup hidung dengan kerudung sambil memberikan kode batuk-batuk. Susah sekali memang sepertinya menegur langsung perokok itu, maklum, kita memang sering banyak basa-basi.<\/span>\r\n\r\nMembuang puntung rokok sembarangan dan merokok di sembarang tempat adalah kesalahan fatal yang sering dilakukan para perokok, sehingga wajar jika masyarakat luas menilai perokok adalah manusia laknat yang harus disingkirkan dari bumi ini. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok saya juga kadang menerima beberapa cibiran dari teman perempuan atau laki-laki yang tidak merokok karena tentu mereka menilai semua perokok sama saja, sembarangan membuang asap dan puntungnya, atau bahkan merokok ketika sedang berkendara.<\/span>\r\n\r\nSebagian orang menilai sisi buruk dari rokok tanpa meniiti ulang dan mencari sumbangsih rokok bagi negeri ini, selain uang triliunan lewat hasil cukai, Marcus Gideon dan Kevin Sanjaya yang baru-baru ini meraih gelar juara <\/span>series<\/span><\/i> terbanyak sepanjang pegelaran berasal dari PB Djarum. <\/span>\r\n\r\nMakin ke sini, saya sering diedukasi soal kretek oleh komunitas yang bergelut di bidang kretek dan tentunya sangat berguna bagi saya untuk menjauhkan stigma buruk terhadap para perokok, khususnya saya. <\/span>\r\n\r\nUntuk menjauhkan stigma buruk itu, saya sedikit-sedikit meninggalkan kebiasaan buruk saya sebagai perokok. Semisal, tidak membuang puntung sembarangan sehabis merokok, atau ketika merokok di samping orang yang tidak merokok saya meminta izin terlebih dahulu, jika di izinkan ya bakar, jika tidak ya menahan asam. <\/span>\r\n\r\nDan kebiasaan ini juga saya tularkan kepada teman-teman yang merokok agar melanjutkan kebiasaan baik dan tentu menghlangkan kebiasaan-kebiasaan buruk yang nantinya melekat menjadi <\/span>image<\/span><\/i> pribadi sendiri juga.<\/span>\r\n\r\nLagi pula, asap rokok tidak mengganggu di banding asap knalpot \u00a0motor 2 tak. Atau knalpot-knalpot angkutan umum yang ngebulnya bukan main. Dan harus kalian tahu, akhir-akhir ini cuaca mendung dan hujan melulu, menikmati hujan itu lebih nikmat jika di pasangkan dengan kretek dan kopi. Jika kita sebagai perokok tak ingin terus dianggap buruk, mulailah \u00a0meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk dan membanggakan diri sebagai perokok yang santun, perokok yang juga menghargai hak-hak yang tidak merokok. Ingatlah, rokok itu tidak pernah mengjarkan keburukan. <\/span>\r\n\r\nPerokok santun tidak hanya ingin dihormati, tetapi harus menghormati. Inget ini, Lur, \u00a0untuk urusan yang baik-baik imbuhan \u201cme\u201d itu lebih baik ketimbang \u201cdi\u201d. <\/strong>","post_title":"Jadilah Perokok yang Santun","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"jadilah-perokok-yang-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-20 08:36:53","post_modified_gmt":"2018-01-20 01:36:53","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4495","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4451,"post_author":"877","post_date":"2018-01-11 09:57:06","post_date_gmt":"2018-01-11 02:57:06","post_content":"Salah satu tuduhan bagi perokok yang sering kali diutarakan anti rokok, selain menjadi penyebab kematian dan berpengaruh negatif terhadap orang lain, adalah perokok tidak punya aturan. Lebih pada sikap perokok saat merokok, yaitu merokok disembarang tempat, buang puntung rokok dan buang abu rokok sembarang. <\/span>\r\n\r\nTuduhan rokok sebagai penyebab kematian dan dapat berpengaruh negatif pada orang lain, saya kira sudah <\/span>clear,<\/span><\/i> sudah banyak jawaban terkait keduany dengan jelas. Tuduhan keduanya tanpa dasar yang kuat, hingga seakan-akan dipaksakan. <\/span>\r\n\r\nKenyataan di lapangan banyak perokok yang umurnya panjang. Baca hasil survei <\/span>
Sigit Budhi Setiawan<\/span><\/a> dalam buku yang berjudul \u201cMereka Yang Melampaui Waktu: konsep panjang umur, bahagia, sehat, dan tetap produktif\u201d terbit tahun 2013. Jelas didalamnya mengungkap banyak perokok yang usianya ratusan tahun, produktif dan masih tetap merokok. <\/span>\r\n\r\nBahkan berita terakhir di Sragen, Jawa Tengah, ada perokok yang umurnya mencapai 140an tahun. Ia terkenal dengan panggilan <\/span>Mbah Gotho<\/span><\/a> yang konon dan sampai akhir hayatnya adalah perokok berat. Lahir <\/span>31 Desember<\/span><\/a> 1870 dan meninggal di Sragen <\/span>30 April<\/span><\/a> 2017<\/span><\/a>, bahkan ia diklaim sebagai orang tertua di dunia.<\/span>\r\n\r\nLain itu, banyak bantahan yang menyatakan perokok pasif itu tidak ada dan tidak mungkin. Belum ada riset yang membuktikan bahwa asap rokok menjadi penyebab utama penyakit seseorang. Tuduhan semacam ini terkesan mengada-ada. <\/span>\r\n\r\nPerokok dari dulu hingga sekarang mempunyai kesadaran tersendiri. Rata-rata aktivitas merokok sebagai bentuk relaksasi, dilakukan berjeda dan membutuhkan waktu tersendiri sesuai keinginan hati. Merokok memang bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja saat dibutuhkan. Namun mayoritas perokok tetap melihat situasi dan kondisi. <\/span>\r\n\r\nDi Yogyakarta ada sosok Kiai perokok yang menjadi imam salat fardu (lima waktu) di masjid, sebut saja Kiai Ahmad (nama samaran), tiap jalan menuju masjid bisa dipastikan ia menyulut rokok, jarak rumah dengan masjid hanya sekitar \u00b1200 meter. Sesampainya di masjid, ia mematikan rokoknya dan disimpan ditempat aman, kemudian akan dilanjutkan setelah mengerjakan sholat. Tapi juga terkadang dibuang ke bak sampah. Ia tidak pernah sekalipun merokok dalam masjid. <\/span>\r\n\r\nBegitu juga kebiasannya di rumah, ia hampir tidak pernah merokok di depan istri dan putranya. Saat merokok ia memilih tempat tersendiri terpisah dengan istri dan putranya. \u00a0Karena ia sadar, harus menghormati istri dan putranya yang tidak merokok. Lain itu, setiap mau merokok ia akan mencari asbak sebagai tempat puntung dan abu rokok untuk menjaga kebersihan.<\/span>\r\n\r\nCerita keseharian kiai di atas adalah representasi perokok santun. Dan masih banyak perokok santun lainnya yang sadar tentang aturan main merokok. Bagi perokok, merokok adalah budaya yang dilakukan sebagai media relaksasi dan bukan menjadi kebutuhan yang utama. <\/span>\r\n\r\nPada dasarnya perokok umumnya mempunyai atauran tersendiri sesuai konteks kehidupan masing-masing. Perokok paham betul kapan ia harus merokok, kapan ia tidak menyulut rokoknya dan kapan ia harus mematikan rokoknya. <\/span>\r\n\r\nBuktinya perokok tidak akan memaksakan merokok di ruangan ber AC tanpa adanya exhaust (alat penghisap asap) atau tanpa kesepakatan bersama. Perokok tidak akan merokok di kendaraan yang ber AC \u00a0dan tertutup rapat. <\/span>\r\n\r\nWalaupun perokok merokok di tempat yang telah disepakati atau sudah mendapatkan ijin, ternyata dalam ruangan masih ada seseorang yang tidak merokok, bisa dipastikan merokoknya tidak terasa nikmat. Kebanyakan akan memilih tidak merokok. Kalaupun terpaksa merokok akan terasa canggung. \u00a0Sehingga terkadang asap yang dikeluarkan diarahkan yang berlawanan dengan posisi yang tidak merokok. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok santun, sudah menjadi kebiasaan jika akan merokok terlebih dahulu mencari tempat untuk membuang puntung dan abu rokok (asbak). Terkadang saking kreatifnya, jika tidak ditemukan asbak, mereka (perokok) membuat asbak sendiri yang terbuat dari bahan disekitarnya. Tidak jarang perokok membuat asbak dengan bahan kertas. Ia tahu kertas adalah salah satu bahan yang akan terbakar jika terkena bara rokok. Namun apa boleh buat dengan sangat terpaksa ia harus membuat asbak dengan sangat sederhana sebagai tempat pembuangan puntung dan abu rokok, untuk menjaga kebersihan. <\/span>\r\n\r\nBudaya merokok santun, adalah warisan tatanan nilai turun temurun oleh nenek moyang. Tidak lain untuk menjaga kebersamaan, penghormatan hak orang lain, menjaga kesopanan, dan bahkan untuk mempertahankan etiket merokok yang baik.<\/span>","post_title":"Menjadi Perokok Santun yang Taat Aturan Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-perokok-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-11 09:57:26","post_modified_gmt":"2018-01-11 02:57:26","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4451","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Salah satu kendala bagi para perokok yang melakukan perjalanan mudik adalah minimnya fasilitas ruangan merokok. Tentu fasilitas tersebut tidak ada di pesawat udara dan kereta api. Tapi untuk menjadi perokok santun tentu tidaklah sulit. Berikut kami memberi tips bagi kalian para perokok yang hendak melakukan perjalanan mudik ke kampung halaman pada bulan Ramadhan kali ini.<\/p>\n\n\n\n

Beli Tiket di Tempat Resmi<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Tiket kendaraan menjadi salah satu barang yang paling diburu\nselama beberapa hari ini. Memang sejak jauh-jauh hari beberapa penyedia jasa\nkendaraan sudah menjual tiket dan langsung ludes terjual habis. Tentu bertarung\ndengan banyak orang untuk mendapatkan tiket jadi satu kewajiban.<\/p>\n\n\n\n

Walau demikian, kami sarankan untuk tetap membeli di\nagen-agen resmi dan terpercaya atau beberapa jasa penjual tiket secara online\nyang sudah terkemuka. Pasalnya, jikalau membeli di calo tentu banyak resiko\nyang bisa anda tanggung. Mulai dari harga yang terlalu mahal, armada kendaraan\nyang tak sesuai, bahkan hingga kasus penipuan, jadi waspadalah!<\/p>\n\n\n\n

Jangan Sampai Terlambat<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Jika tiket sudah di tangan, tentu datang lebih awal ke\nstasiun, terminal, atau bandara harus dilakukan. Mengingat jumlah lonjakan\npoenumpang tentu kondisi di sana akan lebih ramai dan penuh antrian. Ingat yang\nmudik bukan cuman kamu saja, sudah baca toh paragrapf di atas bahwa ada sekitar\n14,9 juta orang yang mudik.<\/p>\n\n\n\n

Bayangkan jika anda datang telat, betapa akan susahnya\nnanti. Apalagi tiket yang dibeli dengan harga yang cukup menguras kantong.\nBetapa sulitnya anda jika harus mencari tiket pengganti. Sudah kehilangan uang,\ntentu anda akan bekerja lebih ekstra keras untuk bisa kembali ke kampung\nhalaman.<\/p>\n\n\n\n

Tetap merokok di tempat yang sudah disediakan<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya bahwa beberapa\nkendaraan umum tidak menyediakan ruangan merokok. Maka bagi kalian para perokok\ntentu bisa memanfaatkan ruangan merokok yang ada di stasiun, terminal,\npelabuhan, atau bandara. Ketersediaan ruangan merokok di empat tempat tersebut\nsudah diatur dalam undang-undang.<\/p>\n\n\n\n

Bahkan di beberapa tempat tersebut sudah disediakan tempat\nmerokok yang asyik. Salah satunya di bandara Sukarno-Hatta Cengkareng, Banten.\nBisa dibilang tempat merokok di sana adalah salah satu yang terbaik dan\nmemenuhi standar di Indonesia. Jadi mari gunakan tempat itu dengan baik.<\/p>\n\n\n\n

Ketiga tips tersebut patut diperhatikan oleh kalian para\nperokok yang hendak mudik dan yang paling utama adalah tetap jaga barang bawaan\nanda termasuk yang berharga, jangan lupa berdoa sebelum memulai perjalanan.\nStay safe and be carefully!<\/p>\n","post_title":"Tiga Hal yang Wajib diperhatikan Para Perokok Saat Mudik","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"tiga-hal-yang-wajib-diperhatikan-para-perokok-saat-mudik","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-02 16:29:29","post_modified_gmt":"2019-06-02 09:29:29","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5771","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5608,"post_author":"883","post_date":"2019-04-06 10:33:47","post_date_gmt":"2019-04-06 03:33:47","post_content":"\n

Perokok<\/a> acapkali dicap sebagai orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Hal ini disebabkan oleh perilaku merokok sembarangan, petantang-petenteng ketika merokok, dan abai terhadap lingkungan sekitar. Padahal sebagai konsumen yang baik, tentu perokok seharusnya bertanggung jawab atas barang yang dikonsumsinya.
<\/p>\n\n\n\n

Salah satu cara agar perokok memiliki sikap bertanggung jawab atas barang konsumsinya adalah dengan menerapkan perilaku perokok etis. Berikut adalah langkah-langkah menjadi perokok etis:
<\/p>\n\n\n\n

1. Tidak Merokok<\/a> Saat Berkendara<\/strong>
<\/p>\n\n\n\n

Tidak ada satupun alasan yang dapat membenarkan perilaku merokok saat berkendara. Sebab sangat banyak mudarat yang diakibatkan atas perilaku ini.<\/p>\n\n\n\n

Pertama, merokok<\/a> saat berkendara tidak menghargai hak orang lain yang bukan perokok. Pada saat kendaraan berjalan maupun berhenti, asap rokok yang dihembuskan akan mengenai pengendara di sekitar, sehingga memungkinkan orang lain terpapar asap rokok
<\/p>\n\n\n\n

Kedua, berbahaya bagi orang lain. Mengapa berbahaya? Sebab ketika bara api yang diakibatkan pembakaran rokok tak dibuang di tempat yang mestinya, maka akan menimbulkan resiko orang di sekitar akan terkena bara api rokok. Akibatnya tentu bermacam-macam, mulai dari mengganggu konsentrasi, mengakibatkan kebutaan pada orang yang matanya terkena bara api, hingga kecelakaan fatal.
<\/p>\n\n\n\n

Aturan larangan merokok saat berkendara sebenarnya sudah diatur dalam UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Aturan ini sudah tepat dikeluarkan, meskipun dalam point sanksi sangat berlebihan karena memuat sanksi pidana dan denda yang besar.
<\/p>\n\n\n\n

Maka perilaku tidak merokok saat berkendara sudah seharusnya diterapkan oleh perokok untuk membuktikan bahwa perokok menjunjung tinggi nilai etis, dan dapat bertanggung jawab tanpa harus diancam sanksi pidana maupun denda.
<\/p>\n\n\n\n

2. Tidak Merokok di Dekat Anak Kecil<\/strong>
<\/p>\n\n\n\n

Merokok adalah kegiatan konsumsi yang boleh dilakukan oleh orang yang sudah berusia 18 tahun ke atas. Maka perilaku merokok di dekat anak kecil bukanlah sebuah perilaku yang bertanggung jawab dari seorang perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Seorang perokok yang bertanggung jawab juga tentu tidak akan menawarkan rokok apalagi mengajarkan kebiasaan merokok kepada anak di bawah umur 18 tahun. Biarkanlah anak-anak kecil dan anak di bawah umur 18 tahun menentukan keputusan mereka untuk mengonsumsi rokok atau tidak ketika mereka sudah cukup umur.
<\/p>\n\n\n\n

3. Tidak Merokok di Dekat Ibu Hamil<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Merokok di dekat ibu hamil adalah sebuah perilaku yang buruk. Ibu hamil mana yang tidak risih, ketika berada di tempat umum yang seharusnya mereka bisa santai atau istirahat sejenak tapi kemudian terusik karena asap rokok.
<\/p>\n\n\n\n

Apalagi para ibu-ibu hamil ini memiliki fase kondisi tubuh dan pikiran yang berbeda dengan orang normal pada umumnya. Ibu hamil biasanya memiliki kondisi fisik gampang drop, wong kadang-kadang mereka tau-tau muntah. Dalam hal psikologis juga berbeda dengan orang normal pada umumnya, ibu hamil biasanya memiliki sensitivitas yang tinggi.
<\/p>\n\n\n\n

Jadi sebagai perokok etis, menjunjung tinggi kehormatan perempuan mutlak dimiliki, maka perilaku tidak merokok di dekat ibu hamil adalah kewajiban bagi perokok etis.
<\/p>\n\n\n\n

4. Merokok di Ruang Merokok<\/strong>
<\/p>\n\n\n\n

Kesadaran berbagi hak merupakan fondasi penting bagi perokok etis. Dengan merokok di ruang merokok, tentunya akan menciptakan kesadaran bagi perokok untuk menghargai hak bukan perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Merokok di sembarang tempat mengabaikan orang lain di sekitarnya yang bukan perokok bukanlah ciri perilaku yang bertanggung jawab. Adanya wilayah Kawasan Tanpa Rokok (KTR) harus dianggap sebagai sense kesadaran berbagi ruang terhadap orang lain. Hormatilah dengan tidak merokok di wilayah KTR. Namun perokok juga harus protes jika tidak ada penyediaan ruang merokok di tempat umum dan tempat umum lainnya di wilayah KTR.
<\/p>\n\n\n\n

Nah di atas tadi merupakan langkah-langkah yang wajib diterapkan oleh para perokok agar menjadi perokok etis. Dengan menjadi perokok etis, para perokok dapat menepis stigma negatif yang dilekatkan kepada perokok, dan tentunya juga dapat menjadi tonggak bagi perjuangan perokok melawan diskriminasi terhadap Industri Hasil Tembakau.<\/p>\n\n\n\n

Pertama: Merokok di Ruang Merokok yang Telah Disediakan
<\/h3>\n\n\n\n

Bulan Ramadhan kerap kali dimeriahi dengan buka bersama alias bukber , tanpa bukber kadang rasanya kayak ada dua-tiga orang merokok tapi tidak ada asbaknya. Maka tak heran tempat-tempat makan, tempat kerja, ruang publik lainnya menjadi tempat untuk berbuka puasa bersama. Nah saat berbuka di tempat-tempat inilah perokok harus melihat apakah tempat tersebut menyediakan ruang merokok atau tidak. Sehabis berbuka puasa, setelah hampir tiga belas jam lamanya perokok menghentikan sementara aktivitas merokoknya, tentu merokok masuk ke dalam daftar menu berbuka puasa. Tapi jangan berpikiran bahwa perokok ketika waktunya berbuka langsung merokok loh ya. Pasti minum air putih terlebih dahulu, makan takjilan dulu, karena perokok bukan onta yang minum sama makannya irit-irit.
<\/p>\n\n\n\n

Minum dan makan takjil sudah, barulah waktunya untuk membakar sebatang rokok. Banyak juga yang merokoknya ditunda dulu sampai sehabis salat taraweh. Semua tergantung kebutuhan. Tapi bagi perokok yang menyegerakan waktu merokoknya, di tempat buka puasa bersama, perokok etis yang rahmatan lil alamin tidak asal sembarangan merokok. Tentulah akan merokok pada tempat yang telah disediakan. Karena konsep etis dan rahmatan lil alamin adalah tidak berlaku dzolim. Bertindak secara proporsional, itu intinya.
<\/p>\n\n\n\n

Kedua: Berbagilah dengan Sesama
<\/h2>\n\n\n\n

Tagline indahnya berbagi di bulan Ramadhan biasanya sering bermunculan. Meskipun itikad berbagi bukan hanya berlaku di bulan Ramadhan saja, namun tagline tersebut patut pula menjadi renungan dan diwujudkan dalam laku sosial kita, agar terlatih menjadi manusia yang lebih baik pada bulan-bulan selanjutnya.
<\/p>\n\n\n\n

Berbagi dapat dimulai dari hal-hal yang sederhana. Berbagi api, dengan meminjamkan korek misalnya, berbagi asbak, dengan tidak mengakuisisi asbak, berbagi rokok, bukan berarti rokok sebatang dihisap keliling loh ya, selebihnya kita bisa berbagi hikmah Ramadhan, berbagi pengalam seharian berpuasa.
<\/p>\n\n\n\n

Saat berbuka puasa seringkali pula perokok kelupaan membeli rokok karena tak punya stok yang disimpan. Menawari apa yang kita miliki, bilamana itu berupa rokok, korek, maupun asbak, tawarkanlah. Dari sisi itu terdapat ciri insan yang memiliki spirit berbagi, selain sebagai wujud solidaritas juga upaya menjalin silaturahmi.
<\/p>\n\n\n\n

Ketiga: Berpuasalah di Bulan Ramadhan
<\/h2>\n\n\n\n

Selain membuktikan bahwa rokok bukan sesuatu yang adiktif, berpuasa di bulan Ramadhan adalah seruan agar kita lebih bertakwa kepada sang Maha Pemberi Rahmat. Labeling adiktif terhadap perokok jelas sudah terbantahkan dengan sendirinya ketika perokok berpuasa di bulan Ramadhan. Tudingan adiktif tersebut menjadi tidak relevan, ketika perokok sanggup menahan aktivitas merokoknya selama tiga belas jam lebih. Meskipun banyak juga perokok yang berbulan-bulan lamanya sanggup tidak merokok. Juga penelitian-penelitian bantahan yang mengatakan tidak tepat memberikan label adiktif terhadap perokok, karena berhenti merokok sangat mudah dilakukan oleh perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Dengan berpuasa di bulan Ramadhan, perokok akan menuai hikmah bahwa hidup bukan hanya perkara makan dan minum. Ada nilai sosial yang luar biasa terkandung di dalamnya, selain juga nilai ibadah mahdhoh tentunya. Tanpa melihat status dan golongan, puasa membuat kita saling memahami bahwa manusia setara dalam hak dan kewajibannya kepada Tuhan.
<\/p>\n\n\n\n

Puasa tidak memandang dia perokok atau bukan, ketika seruan berpuasa datang, semuanya menanggalkan semua atribut keduniawian untuk menjalankan kewajibannya sebagai manusia yang diciptakan untuk beribadah. Sesungguhnya Ibadah adalah hakikat dan tujuan penciptaan jin dan manusia. Dalam Q.S. 56 (Ad-Dzariat : 56)
<\/p>\n\n\n\n

Nah tiga langkah tadi dapat kita terapkan di sisa-sisa penghujung Ramadhan ini. Mari sama-sama kita tunaikan dengan itikad ketaatan dalam mencapai kesalihan sosial serta kesalihan spiritual, sebab menjadi perokok etis yang rahmatan lil alamin tidak hanya sebatas ucapan belaka, tapi bersesuainya ucapan dan perbuatan. Bukankah konsep keseimbangan sudah sejak dulu ditanamkan oleh leluhur kita. Termasuk berlaku seimbang dalam konteks konsumsi.
<\/p>\n","post_title":"4 Langkah Menjadi Perokok Etis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"4-langkah-menjadi-perokok-etis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-04-06 10:33:50","post_modified_gmt":"2019-04-06 03:33:50","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5608","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4495,"post_author":"888","post_date":"2018-01-20 08:34:16","post_date_gmt":"2018-01-20 01:34:16","post_content":"Anda perokok? Anda sering didiskriminasi masyarakat bukan perokok? Bila iya, silahkan evaluasi kegiatan merokok Anda. Sudahkah dilakukan di tempat dan cara yang tepat?<\/span>\r\n\r\nBeberapa hari lalu, saat saya ingin menyalip truk bermuatan pasir di Jalan Raya Pemda Tigaraksa, Sang Supir membuang puntung rokok yang masih menyala keluar jendela dan apesnya mengenai bagian tubuh saya. Coba bayangkan, jika saja abu puntung rokok itu mengenai mata dan mengganggu pengelihatan saya, mungkin akan terjadi kecelakaan yang menimpa saya.<\/span>\r\n\r\nSaya perokok akut dan saya menilai tindakan sopir membuang puntung sembarangan itu adalah kesalahan amat sangat. Membuang puntung sembarangan semacam itu tentu akan berakibat fatal dan mengganggu orang lain. <\/span>\r\n\r\nLain lagi, di angkutan umum yang ada anak-anak serta ibu-ibu, kadang banyak saja yang masih cuek dan tetap merokok. Sebuah pemandangan yang tentunya sangat menggangu. Dan teguran yang pas adalah Ibu-ibu itu menutup hidung dengan kerudung sambil memberikan kode batuk-batuk. Susah sekali memang sepertinya menegur langsung perokok itu, maklum, kita memang sering banyak basa-basi.<\/span>\r\n\r\nMembuang puntung rokok sembarangan dan merokok di sembarang tempat adalah kesalahan fatal yang sering dilakukan para perokok, sehingga wajar jika masyarakat luas menilai perokok adalah manusia laknat yang harus disingkirkan dari bumi ini. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok saya juga kadang menerima beberapa cibiran dari teman perempuan atau laki-laki yang tidak merokok karena tentu mereka menilai semua perokok sama saja, sembarangan membuang asap dan puntungnya, atau bahkan merokok ketika sedang berkendara.<\/span>\r\n\r\nSebagian orang menilai sisi buruk dari rokok tanpa meniiti ulang dan mencari sumbangsih rokok bagi negeri ini, selain uang triliunan lewat hasil cukai, Marcus Gideon dan Kevin Sanjaya yang baru-baru ini meraih gelar juara <\/span>series<\/span><\/i> terbanyak sepanjang pegelaran berasal dari PB Djarum. <\/span>\r\n\r\nMakin ke sini, saya sering diedukasi soal kretek oleh komunitas yang bergelut di bidang kretek dan tentunya sangat berguna bagi saya untuk menjauhkan stigma buruk terhadap para perokok, khususnya saya. <\/span>\r\n\r\nUntuk menjauhkan stigma buruk itu, saya sedikit-sedikit meninggalkan kebiasaan buruk saya sebagai perokok. Semisal, tidak membuang puntung sembarangan sehabis merokok, atau ketika merokok di samping orang yang tidak merokok saya meminta izin terlebih dahulu, jika di izinkan ya bakar, jika tidak ya menahan asam. <\/span>\r\n\r\nDan kebiasaan ini juga saya tularkan kepada teman-teman yang merokok agar melanjutkan kebiasaan baik dan tentu menghlangkan kebiasaan-kebiasaan buruk yang nantinya melekat menjadi <\/span>image<\/span><\/i> pribadi sendiri juga.<\/span>\r\n\r\nLagi pula, asap rokok tidak mengganggu di banding asap knalpot \u00a0motor 2 tak. Atau knalpot-knalpot angkutan umum yang ngebulnya bukan main. Dan harus kalian tahu, akhir-akhir ini cuaca mendung dan hujan melulu, menikmati hujan itu lebih nikmat jika di pasangkan dengan kretek dan kopi. Jika kita sebagai perokok tak ingin terus dianggap buruk, mulailah \u00a0meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk dan membanggakan diri sebagai perokok yang santun, perokok yang juga menghargai hak-hak yang tidak merokok. Ingatlah, rokok itu tidak pernah mengjarkan keburukan. <\/span>\r\n\r\nPerokok santun tidak hanya ingin dihormati, tetapi harus menghormati. Inget ini, Lur, \u00a0untuk urusan yang baik-baik imbuhan \u201cme\u201d itu lebih baik ketimbang \u201cdi\u201d. <\/strong>","post_title":"Jadilah Perokok yang Santun","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"jadilah-perokok-yang-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-20 08:36:53","post_modified_gmt":"2018-01-20 01:36:53","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4495","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4451,"post_author":"877","post_date":"2018-01-11 09:57:06","post_date_gmt":"2018-01-11 02:57:06","post_content":"Salah satu tuduhan bagi perokok yang sering kali diutarakan anti rokok, selain menjadi penyebab kematian dan berpengaruh negatif terhadap orang lain, adalah perokok tidak punya aturan. Lebih pada sikap perokok saat merokok, yaitu merokok disembarang tempat, buang puntung rokok dan buang abu rokok sembarang. <\/span>\r\n\r\nTuduhan rokok sebagai penyebab kematian dan dapat berpengaruh negatif pada orang lain, saya kira sudah <\/span>clear,<\/span><\/i> sudah banyak jawaban terkait keduany dengan jelas. Tuduhan keduanya tanpa dasar yang kuat, hingga seakan-akan dipaksakan. <\/span>\r\n\r\nKenyataan di lapangan banyak perokok yang umurnya panjang. Baca hasil survei <\/span>
Sigit Budhi Setiawan<\/span><\/a> dalam buku yang berjudul \u201cMereka Yang Melampaui Waktu: konsep panjang umur, bahagia, sehat, dan tetap produktif\u201d terbit tahun 2013. Jelas didalamnya mengungkap banyak perokok yang usianya ratusan tahun, produktif dan masih tetap merokok. <\/span>\r\n\r\nBahkan berita terakhir di Sragen, Jawa Tengah, ada perokok yang umurnya mencapai 140an tahun. Ia terkenal dengan panggilan <\/span>Mbah Gotho<\/span><\/a> yang konon dan sampai akhir hayatnya adalah perokok berat. Lahir <\/span>31 Desember<\/span><\/a> 1870 dan meninggal di Sragen <\/span>30 April<\/span><\/a> 2017<\/span><\/a>, bahkan ia diklaim sebagai orang tertua di dunia.<\/span>\r\n\r\nLain itu, banyak bantahan yang menyatakan perokok pasif itu tidak ada dan tidak mungkin. Belum ada riset yang membuktikan bahwa asap rokok menjadi penyebab utama penyakit seseorang. Tuduhan semacam ini terkesan mengada-ada. <\/span>\r\n\r\nPerokok dari dulu hingga sekarang mempunyai kesadaran tersendiri. Rata-rata aktivitas merokok sebagai bentuk relaksasi, dilakukan berjeda dan membutuhkan waktu tersendiri sesuai keinginan hati. Merokok memang bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja saat dibutuhkan. Namun mayoritas perokok tetap melihat situasi dan kondisi. <\/span>\r\n\r\nDi Yogyakarta ada sosok Kiai perokok yang menjadi imam salat fardu (lima waktu) di masjid, sebut saja Kiai Ahmad (nama samaran), tiap jalan menuju masjid bisa dipastikan ia menyulut rokok, jarak rumah dengan masjid hanya sekitar \u00b1200 meter. Sesampainya di masjid, ia mematikan rokoknya dan disimpan ditempat aman, kemudian akan dilanjutkan setelah mengerjakan sholat. Tapi juga terkadang dibuang ke bak sampah. Ia tidak pernah sekalipun merokok dalam masjid. <\/span>\r\n\r\nBegitu juga kebiasannya di rumah, ia hampir tidak pernah merokok di depan istri dan putranya. Saat merokok ia memilih tempat tersendiri terpisah dengan istri dan putranya. \u00a0Karena ia sadar, harus menghormati istri dan putranya yang tidak merokok. Lain itu, setiap mau merokok ia akan mencari asbak sebagai tempat puntung dan abu rokok untuk menjaga kebersihan.<\/span>\r\n\r\nCerita keseharian kiai di atas adalah representasi perokok santun. Dan masih banyak perokok santun lainnya yang sadar tentang aturan main merokok. Bagi perokok, merokok adalah budaya yang dilakukan sebagai media relaksasi dan bukan menjadi kebutuhan yang utama. <\/span>\r\n\r\nPada dasarnya perokok umumnya mempunyai atauran tersendiri sesuai konteks kehidupan masing-masing. Perokok paham betul kapan ia harus merokok, kapan ia tidak menyulut rokoknya dan kapan ia harus mematikan rokoknya. <\/span>\r\n\r\nBuktinya perokok tidak akan memaksakan merokok di ruangan ber AC tanpa adanya exhaust (alat penghisap asap) atau tanpa kesepakatan bersama. Perokok tidak akan merokok di kendaraan yang ber AC \u00a0dan tertutup rapat. <\/span>\r\n\r\nWalaupun perokok merokok di tempat yang telah disepakati atau sudah mendapatkan ijin, ternyata dalam ruangan masih ada seseorang yang tidak merokok, bisa dipastikan merokoknya tidak terasa nikmat. Kebanyakan akan memilih tidak merokok. Kalaupun terpaksa merokok akan terasa canggung. \u00a0Sehingga terkadang asap yang dikeluarkan diarahkan yang berlawanan dengan posisi yang tidak merokok. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok santun, sudah menjadi kebiasaan jika akan merokok terlebih dahulu mencari tempat untuk membuang puntung dan abu rokok (asbak). Terkadang saking kreatifnya, jika tidak ditemukan asbak, mereka (perokok) membuat asbak sendiri yang terbuat dari bahan disekitarnya. Tidak jarang perokok membuat asbak dengan bahan kertas. Ia tahu kertas adalah salah satu bahan yang akan terbakar jika terkena bara rokok. Namun apa boleh buat dengan sangat terpaksa ia harus membuat asbak dengan sangat sederhana sebagai tempat pembuangan puntung dan abu rokok, untuk menjaga kebersihan. <\/span>\r\n\r\nBudaya merokok santun, adalah warisan tatanan nilai turun temurun oleh nenek moyang. Tidak lain untuk menjaga kebersamaan, penghormatan hak orang lain, menjaga kesopanan, dan bahkan untuk mempertahankan etiket merokok yang baik.<\/span>","post_title":"Menjadi Perokok Santun yang Taat Aturan Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-perokok-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-11 09:57:26","post_modified_gmt":"2018-01-11 02:57:26","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4451","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Jumlah yang sangat besar bukan? Namun jika dipecah menjadi\nberbagai moda transportasi, bisa dpiastikan angkutan darat seperti kereta api,\nbus, kendaraan pribadi yang menjadi primadona. Akan tetapi tak sedikit pula\nyang memang rutin menggunakan kendaraan umum seperti pesawat udara dan kapal\nlaut say mudik.<\/p>\n\n\n\n

Salah satu kendala bagi para perokok yang melakukan perjalanan mudik adalah minimnya fasilitas ruangan merokok. Tentu fasilitas tersebut tidak ada di pesawat udara dan kereta api. Tapi untuk menjadi perokok santun tentu tidaklah sulit. Berikut kami memberi tips bagi kalian para perokok yang hendak melakukan perjalanan mudik ke kampung halaman pada bulan Ramadhan kali ini.<\/p>\n\n\n\n

Beli Tiket di Tempat Resmi<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Tiket kendaraan menjadi salah satu barang yang paling diburu\nselama beberapa hari ini. Memang sejak jauh-jauh hari beberapa penyedia jasa\nkendaraan sudah menjual tiket dan langsung ludes terjual habis. Tentu bertarung\ndengan banyak orang untuk mendapatkan tiket jadi satu kewajiban.<\/p>\n\n\n\n

Walau demikian, kami sarankan untuk tetap membeli di\nagen-agen resmi dan terpercaya atau beberapa jasa penjual tiket secara online\nyang sudah terkemuka. Pasalnya, jikalau membeli di calo tentu banyak resiko\nyang bisa anda tanggung. Mulai dari harga yang terlalu mahal, armada kendaraan\nyang tak sesuai, bahkan hingga kasus penipuan, jadi waspadalah!<\/p>\n\n\n\n

Jangan Sampai Terlambat<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Jika tiket sudah di tangan, tentu datang lebih awal ke\nstasiun, terminal, atau bandara harus dilakukan. Mengingat jumlah lonjakan\npoenumpang tentu kondisi di sana akan lebih ramai dan penuh antrian. Ingat yang\nmudik bukan cuman kamu saja, sudah baca toh paragrapf di atas bahwa ada sekitar\n14,9 juta orang yang mudik.<\/p>\n\n\n\n

Bayangkan jika anda datang telat, betapa akan susahnya\nnanti. Apalagi tiket yang dibeli dengan harga yang cukup menguras kantong.\nBetapa sulitnya anda jika harus mencari tiket pengganti. Sudah kehilangan uang,\ntentu anda akan bekerja lebih ekstra keras untuk bisa kembali ke kampung\nhalaman.<\/p>\n\n\n\n

Tetap merokok di tempat yang sudah disediakan<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya bahwa beberapa\nkendaraan umum tidak menyediakan ruangan merokok. Maka bagi kalian para perokok\ntentu bisa memanfaatkan ruangan merokok yang ada di stasiun, terminal,\npelabuhan, atau bandara. Ketersediaan ruangan merokok di empat tempat tersebut\nsudah diatur dalam undang-undang.<\/p>\n\n\n\n

Bahkan di beberapa tempat tersebut sudah disediakan tempat\nmerokok yang asyik. Salah satunya di bandara Sukarno-Hatta Cengkareng, Banten.\nBisa dibilang tempat merokok di sana adalah salah satu yang terbaik dan\nmemenuhi standar di Indonesia. Jadi mari gunakan tempat itu dengan baik.<\/p>\n\n\n\n

Ketiga tips tersebut patut diperhatikan oleh kalian para\nperokok yang hendak mudik dan yang paling utama adalah tetap jaga barang bawaan\nanda termasuk yang berharga, jangan lupa berdoa sebelum memulai perjalanan.\nStay safe and be carefully!<\/p>\n","post_title":"Tiga Hal yang Wajib diperhatikan Para Perokok Saat Mudik","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"tiga-hal-yang-wajib-diperhatikan-para-perokok-saat-mudik","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-02 16:29:29","post_modified_gmt":"2019-06-02 09:29:29","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5771","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5608,"post_author":"883","post_date":"2019-04-06 10:33:47","post_date_gmt":"2019-04-06 03:33:47","post_content":"\n

Perokok<\/a> acapkali dicap sebagai orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Hal ini disebabkan oleh perilaku merokok sembarangan, petantang-petenteng ketika merokok, dan abai terhadap lingkungan sekitar. Padahal sebagai konsumen yang baik, tentu perokok seharusnya bertanggung jawab atas barang yang dikonsumsinya.
<\/p>\n\n\n\n

Salah satu cara agar perokok memiliki sikap bertanggung jawab atas barang konsumsinya adalah dengan menerapkan perilaku perokok etis. Berikut adalah langkah-langkah menjadi perokok etis:
<\/p>\n\n\n\n

1. Tidak Merokok<\/a> Saat Berkendara<\/strong>
<\/p>\n\n\n\n

Tidak ada satupun alasan yang dapat membenarkan perilaku merokok saat berkendara. Sebab sangat banyak mudarat yang diakibatkan atas perilaku ini.<\/p>\n\n\n\n

Pertama, merokok<\/a> saat berkendara tidak menghargai hak orang lain yang bukan perokok. Pada saat kendaraan berjalan maupun berhenti, asap rokok yang dihembuskan akan mengenai pengendara di sekitar, sehingga memungkinkan orang lain terpapar asap rokok
<\/p>\n\n\n\n

Kedua, berbahaya bagi orang lain. Mengapa berbahaya? Sebab ketika bara api yang diakibatkan pembakaran rokok tak dibuang di tempat yang mestinya, maka akan menimbulkan resiko orang di sekitar akan terkena bara api rokok. Akibatnya tentu bermacam-macam, mulai dari mengganggu konsentrasi, mengakibatkan kebutaan pada orang yang matanya terkena bara api, hingga kecelakaan fatal.
<\/p>\n\n\n\n

Aturan larangan merokok saat berkendara sebenarnya sudah diatur dalam UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Aturan ini sudah tepat dikeluarkan, meskipun dalam point sanksi sangat berlebihan karena memuat sanksi pidana dan denda yang besar.
<\/p>\n\n\n\n

Maka perilaku tidak merokok saat berkendara sudah seharusnya diterapkan oleh perokok untuk membuktikan bahwa perokok menjunjung tinggi nilai etis, dan dapat bertanggung jawab tanpa harus diancam sanksi pidana maupun denda.
<\/p>\n\n\n\n

2. Tidak Merokok di Dekat Anak Kecil<\/strong>
<\/p>\n\n\n\n

Merokok adalah kegiatan konsumsi yang boleh dilakukan oleh orang yang sudah berusia 18 tahun ke atas. Maka perilaku merokok di dekat anak kecil bukanlah sebuah perilaku yang bertanggung jawab dari seorang perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Seorang perokok yang bertanggung jawab juga tentu tidak akan menawarkan rokok apalagi mengajarkan kebiasaan merokok kepada anak di bawah umur 18 tahun. Biarkanlah anak-anak kecil dan anak di bawah umur 18 tahun menentukan keputusan mereka untuk mengonsumsi rokok atau tidak ketika mereka sudah cukup umur.
<\/p>\n\n\n\n

3. Tidak Merokok di Dekat Ibu Hamil<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Merokok di dekat ibu hamil adalah sebuah perilaku yang buruk. Ibu hamil mana yang tidak risih, ketika berada di tempat umum yang seharusnya mereka bisa santai atau istirahat sejenak tapi kemudian terusik karena asap rokok.
<\/p>\n\n\n\n

Apalagi para ibu-ibu hamil ini memiliki fase kondisi tubuh dan pikiran yang berbeda dengan orang normal pada umumnya. Ibu hamil biasanya memiliki kondisi fisik gampang drop, wong kadang-kadang mereka tau-tau muntah. Dalam hal psikologis juga berbeda dengan orang normal pada umumnya, ibu hamil biasanya memiliki sensitivitas yang tinggi.
<\/p>\n\n\n\n

Jadi sebagai perokok etis, menjunjung tinggi kehormatan perempuan mutlak dimiliki, maka perilaku tidak merokok di dekat ibu hamil adalah kewajiban bagi perokok etis.
<\/p>\n\n\n\n

4. Merokok di Ruang Merokok<\/strong>
<\/p>\n\n\n\n

Kesadaran berbagi hak merupakan fondasi penting bagi perokok etis. Dengan merokok di ruang merokok, tentunya akan menciptakan kesadaran bagi perokok untuk menghargai hak bukan perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Merokok di sembarang tempat mengabaikan orang lain di sekitarnya yang bukan perokok bukanlah ciri perilaku yang bertanggung jawab. Adanya wilayah Kawasan Tanpa Rokok (KTR) harus dianggap sebagai sense kesadaran berbagi ruang terhadap orang lain. Hormatilah dengan tidak merokok di wilayah KTR. Namun perokok juga harus protes jika tidak ada penyediaan ruang merokok di tempat umum dan tempat umum lainnya di wilayah KTR.
<\/p>\n\n\n\n

Nah di atas tadi merupakan langkah-langkah yang wajib diterapkan oleh para perokok agar menjadi perokok etis. Dengan menjadi perokok etis, para perokok dapat menepis stigma negatif yang dilekatkan kepada perokok, dan tentunya juga dapat menjadi tonggak bagi perjuangan perokok melawan diskriminasi terhadap Industri Hasil Tembakau.<\/p>\n\n\n\n

Pertama: Merokok di Ruang Merokok yang Telah Disediakan
<\/h3>\n\n\n\n

Bulan Ramadhan kerap kali dimeriahi dengan buka bersama alias bukber , tanpa bukber kadang rasanya kayak ada dua-tiga orang merokok tapi tidak ada asbaknya. Maka tak heran tempat-tempat makan, tempat kerja, ruang publik lainnya menjadi tempat untuk berbuka puasa bersama. Nah saat berbuka di tempat-tempat inilah perokok harus melihat apakah tempat tersebut menyediakan ruang merokok atau tidak. Sehabis berbuka puasa, setelah hampir tiga belas jam lamanya perokok menghentikan sementara aktivitas merokoknya, tentu merokok masuk ke dalam daftar menu berbuka puasa. Tapi jangan berpikiran bahwa perokok ketika waktunya berbuka langsung merokok loh ya. Pasti minum air putih terlebih dahulu, makan takjilan dulu, karena perokok bukan onta yang minum sama makannya irit-irit.
<\/p>\n\n\n\n

Minum dan makan takjil sudah, barulah waktunya untuk membakar sebatang rokok. Banyak juga yang merokoknya ditunda dulu sampai sehabis salat taraweh. Semua tergantung kebutuhan. Tapi bagi perokok yang menyegerakan waktu merokoknya, di tempat buka puasa bersama, perokok etis yang rahmatan lil alamin tidak asal sembarangan merokok. Tentulah akan merokok pada tempat yang telah disediakan. Karena konsep etis dan rahmatan lil alamin adalah tidak berlaku dzolim. Bertindak secara proporsional, itu intinya.
<\/p>\n\n\n\n

Kedua: Berbagilah dengan Sesama
<\/h2>\n\n\n\n

Tagline indahnya berbagi di bulan Ramadhan biasanya sering bermunculan. Meskipun itikad berbagi bukan hanya berlaku di bulan Ramadhan saja, namun tagline tersebut patut pula menjadi renungan dan diwujudkan dalam laku sosial kita, agar terlatih menjadi manusia yang lebih baik pada bulan-bulan selanjutnya.
<\/p>\n\n\n\n

Berbagi dapat dimulai dari hal-hal yang sederhana. Berbagi api, dengan meminjamkan korek misalnya, berbagi asbak, dengan tidak mengakuisisi asbak, berbagi rokok, bukan berarti rokok sebatang dihisap keliling loh ya, selebihnya kita bisa berbagi hikmah Ramadhan, berbagi pengalam seharian berpuasa.
<\/p>\n\n\n\n

Saat berbuka puasa seringkali pula perokok kelupaan membeli rokok karena tak punya stok yang disimpan. Menawari apa yang kita miliki, bilamana itu berupa rokok, korek, maupun asbak, tawarkanlah. Dari sisi itu terdapat ciri insan yang memiliki spirit berbagi, selain sebagai wujud solidaritas juga upaya menjalin silaturahmi.
<\/p>\n\n\n\n

Ketiga: Berpuasalah di Bulan Ramadhan
<\/h2>\n\n\n\n

Selain membuktikan bahwa rokok bukan sesuatu yang adiktif, berpuasa di bulan Ramadhan adalah seruan agar kita lebih bertakwa kepada sang Maha Pemberi Rahmat. Labeling adiktif terhadap perokok jelas sudah terbantahkan dengan sendirinya ketika perokok berpuasa di bulan Ramadhan. Tudingan adiktif tersebut menjadi tidak relevan, ketika perokok sanggup menahan aktivitas merokoknya selama tiga belas jam lebih. Meskipun banyak juga perokok yang berbulan-bulan lamanya sanggup tidak merokok. Juga penelitian-penelitian bantahan yang mengatakan tidak tepat memberikan label adiktif terhadap perokok, karena berhenti merokok sangat mudah dilakukan oleh perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Dengan berpuasa di bulan Ramadhan, perokok akan menuai hikmah bahwa hidup bukan hanya perkara makan dan minum. Ada nilai sosial yang luar biasa terkandung di dalamnya, selain juga nilai ibadah mahdhoh tentunya. Tanpa melihat status dan golongan, puasa membuat kita saling memahami bahwa manusia setara dalam hak dan kewajibannya kepada Tuhan.
<\/p>\n\n\n\n

Puasa tidak memandang dia perokok atau bukan, ketika seruan berpuasa datang, semuanya menanggalkan semua atribut keduniawian untuk menjalankan kewajibannya sebagai manusia yang diciptakan untuk beribadah. Sesungguhnya Ibadah adalah hakikat dan tujuan penciptaan jin dan manusia. Dalam Q.S. 56 (Ad-Dzariat : 56)
<\/p>\n\n\n\n

Nah tiga langkah tadi dapat kita terapkan di sisa-sisa penghujung Ramadhan ini. Mari sama-sama kita tunaikan dengan itikad ketaatan dalam mencapai kesalihan sosial serta kesalihan spiritual, sebab menjadi perokok etis yang rahmatan lil alamin tidak hanya sebatas ucapan belaka, tapi bersesuainya ucapan dan perbuatan. Bukankah konsep keseimbangan sudah sejak dulu ditanamkan oleh leluhur kita. Termasuk berlaku seimbang dalam konteks konsumsi.
<\/p>\n","post_title":"4 Langkah Menjadi Perokok Etis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"4-langkah-menjadi-perokok-etis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-04-06 10:33:50","post_modified_gmt":"2019-04-06 03:33:50","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5608","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4495,"post_author":"888","post_date":"2018-01-20 08:34:16","post_date_gmt":"2018-01-20 01:34:16","post_content":"Anda perokok? Anda sering didiskriminasi masyarakat bukan perokok? Bila iya, silahkan evaluasi kegiatan merokok Anda. Sudahkah dilakukan di tempat dan cara yang tepat?<\/span>\r\n\r\nBeberapa hari lalu, saat saya ingin menyalip truk bermuatan pasir di Jalan Raya Pemda Tigaraksa, Sang Supir membuang puntung rokok yang masih menyala keluar jendela dan apesnya mengenai bagian tubuh saya. Coba bayangkan, jika saja abu puntung rokok itu mengenai mata dan mengganggu pengelihatan saya, mungkin akan terjadi kecelakaan yang menimpa saya.<\/span>\r\n\r\nSaya perokok akut dan saya menilai tindakan sopir membuang puntung sembarangan itu adalah kesalahan amat sangat. Membuang puntung sembarangan semacam itu tentu akan berakibat fatal dan mengganggu orang lain. <\/span>\r\n\r\nLain lagi, di angkutan umum yang ada anak-anak serta ibu-ibu, kadang banyak saja yang masih cuek dan tetap merokok. Sebuah pemandangan yang tentunya sangat menggangu. Dan teguran yang pas adalah Ibu-ibu itu menutup hidung dengan kerudung sambil memberikan kode batuk-batuk. Susah sekali memang sepertinya menegur langsung perokok itu, maklum, kita memang sering banyak basa-basi.<\/span>\r\n\r\nMembuang puntung rokok sembarangan dan merokok di sembarang tempat adalah kesalahan fatal yang sering dilakukan para perokok, sehingga wajar jika masyarakat luas menilai perokok adalah manusia laknat yang harus disingkirkan dari bumi ini. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok saya juga kadang menerima beberapa cibiran dari teman perempuan atau laki-laki yang tidak merokok karena tentu mereka menilai semua perokok sama saja, sembarangan membuang asap dan puntungnya, atau bahkan merokok ketika sedang berkendara.<\/span>\r\n\r\nSebagian orang menilai sisi buruk dari rokok tanpa meniiti ulang dan mencari sumbangsih rokok bagi negeri ini, selain uang triliunan lewat hasil cukai, Marcus Gideon dan Kevin Sanjaya yang baru-baru ini meraih gelar juara <\/span>series<\/span><\/i> terbanyak sepanjang pegelaran berasal dari PB Djarum. <\/span>\r\n\r\nMakin ke sini, saya sering diedukasi soal kretek oleh komunitas yang bergelut di bidang kretek dan tentunya sangat berguna bagi saya untuk menjauhkan stigma buruk terhadap para perokok, khususnya saya. <\/span>\r\n\r\nUntuk menjauhkan stigma buruk itu, saya sedikit-sedikit meninggalkan kebiasaan buruk saya sebagai perokok. Semisal, tidak membuang puntung sembarangan sehabis merokok, atau ketika merokok di samping orang yang tidak merokok saya meminta izin terlebih dahulu, jika di izinkan ya bakar, jika tidak ya menahan asam. <\/span>\r\n\r\nDan kebiasaan ini juga saya tularkan kepada teman-teman yang merokok agar melanjutkan kebiasaan baik dan tentu menghlangkan kebiasaan-kebiasaan buruk yang nantinya melekat menjadi <\/span>image<\/span><\/i> pribadi sendiri juga.<\/span>\r\n\r\nLagi pula, asap rokok tidak mengganggu di banding asap knalpot \u00a0motor 2 tak. Atau knalpot-knalpot angkutan umum yang ngebulnya bukan main. Dan harus kalian tahu, akhir-akhir ini cuaca mendung dan hujan melulu, menikmati hujan itu lebih nikmat jika di pasangkan dengan kretek dan kopi. Jika kita sebagai perokok tak ingin terus dianggap buruk, mulailah \u00a0meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk dan membanggakan diri sebagai perokok yang santun, perokok yang juga menghargai hak-hak yang tidak merokok. Ingatlah, rokok itu tidak pernah mengjarkan keburukan. <\/span>\r\n\r\nPerokok santun tidak hanya ingin dihormati, tetapi harus menghormati. Inget ini, Lur, \u00a0untuk urusan yang baik-baik imbuhan \u201cme\u201d itu lebih baik ketimbang \u201cdi\u201d. <\/strong>","post_title":"Jadilah Perokok yang Santun","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"jadilah-perokok-yang-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-20 08:36:53","post_modified_gmt":"2018-01-20 01:36:53","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4495","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4451,"post_author":"877","post_date":"2018-01-11 09:57:06","post_date_gmt":"2018-01-11 02:57:06","post_content":"Salah satu tuduhan bagi perokok yang sering kali diutarakan anti rokok, selain menjadi penyebab kematian dan berpengaruh negatif terhadap orang lain, adalah perokok tidak punya aturan. Lebih pada sikap perokok saat merokok, yaitu merokok disembarang tempat, buang puntung rokok dan buang abu rokok sembarang. <\/span>\r\n\r\nTuduhan rokok sebagai penyebab kematian dan dapat berpengaruh negatif pada orang lain, saya kira sudah <\/span>clear,<\/span><\/i> sudah banyak jawaban terkait keduany dengan jelas. Tuduhan keduanya tanpa dasar yang kuat, hingga seakan-akan dipaksakan. <\/span>\r\n\r\nKenyataan di lapangan banyak perokok yang umurnya panjang. Baca hasil survei <\/span>
Sigit Budhi Setiawan<\/span><\/a> dalam buku yang berjudul \u201cMereka Yang Melampaui Waktu: konsep panjang umur, bahagia, sehat, dan tetap produktif\u201d terbit tahun 2013. Jelas didalamnya mengungkap banyak perokok yang usianya ratusan tahun, produktif dan masih tetap merokok. <\/span>\r\n\r\nBahkan berita terakhir di Sragen, Jawa Tengah, ada perokok yang umurnya mencapai 140an tahun. Ia terkenal dengan panggilan <\/span>Mbah Gotho<\/span><\/a> yang konon dan sampai akhir hayatnya adalah perokok berat. Lahir <\/span>31 Desember<\/span><\/a> 1870 dan meninggal di Sragen <\/span>30 April<\/span><\/a> 2017<\/span><\/a>, bahkan ia diklaim sebagai orang tertua di dunia.<\/span>\r\n\r\nLain itu, banyak bantahan yang menyatakan perokok pasif itu tidak ada dan tidak mungkin. Belum ada riset yang membuktikan bahwa asap rokok menjadi penyebab utama penyakit seseorang. Tuduhan semacam ini terkesan mengada-ada. <\/span>\r\n\r\nPerokok dari dulu hingga sekarang mempunyai kesadaran tersendiri. Rata-rata aktivitas merokok sebagai bentuk relaksasi, dilakukan berjeda dan membutuhkan waktu tersendiri sesuai keinginan hati. Merokok memang bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja saat dibutuhkan. Namun mayoritas perokok tetap melihat situasi dan kondisi. <\/span>\r\n\r\nDi Yogyakarta ada sosok Kiai perokok yang menjadi imam salat fardu (lima waktu) di masjid, sebut saja Kiai Ahmad (nama samaran), tiap jalan menuju masjid bisa dipastikan ia menyulut rokok, jarak rumah dengan masjid hanya sekitar \u00b1200 meter. Sesampainya di masjid, ia mematikan rokoknya dan disimpan ditempat aman, kemudian akan dilanjutkan setelah mengerjakan sholat. Tapi juga terkadang dibuang ke bak sampah. Ia tidak pernah sekalipun merokok dalam masjid. <\/span>\r\n\r\nBegitu juga kebiasannya di rumah, ia hampir tidak pernah merokok di depan istri dan putranya. Saat merokok ia memilih tempat tersendiri terpisah dengan istri dan putranya. \u00a0Karena ia sadar, harus menghormati istri dan putranya yang tidak merokok. Lain itu, setiap mau merokok ia akan mencari asbak sebagai tempat puntung dan abu rokok untuk menjaga kebersihan.<\/span>\r\n\r\nCerita keseharian kiai di atas adalah representasi perokok santun. Dan masih banyak perokok santun lainnya yang sadar tentang aturan main merokok. Bagi perokok, merokok adalah budaya yang dilakukan sebagai media relaksasi dan bukan menjadi kebutuhan yang utama. <\/span>\r\n\r\nPada dasarnya perokok umumnya mempunyai atauran tersendiri sesuai konteks kehidupan masing-masing. Perokok paham betul kapan ia harus merokok, kapan ia tidak menyulut rokoknya dan kapan ia harus mematikan rokoknya. <\/span>\r\n\r\nBuktinya perokok tidak akan memaksakan merokok di ruangan ber AC tanpa adanya exhaust (alat penghisap asap) atau tanpa kesepakatan bersama. Perokok tidak akan merokok di kendaraan yang ber AC \u00a0dan tertutup rapat. <\/span>\r\n\r\nWalaupun perokok merokok di tempat yang telah disepakati atau sudah mendapatkan ijin, ternyata dalam ruangan masih ada seseorang yang tidak merokok, bisa dipastikan merokoknya tidak terasa nikmat. Kebanyakan akan memilih tidak merokok. Kalaupun terpaksa merokok akan terasa canggung. \u00a0Sehingga terkadang asap yang dikeluarkan diarahkan yang berlawanan dengan posisi yang tidak merokok. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok santun, sudah menjadi kebiasaan jika akan merokok terlebih dahulu mencari tempat untuk membuang puntung dan abu rokok (asbak). Terkadang saking kreatifnya, jika tidak ditemukan asbak, mereka (perokok) membuat asbak sendiri yang terbuat dari bahan disekitarnya. Tidak jarang perokok membuat asbak dengan bahan kertas. Ia tahu kertas adalah salah satu bahan yang akan terbakar jika terkena bara rokok. Namun apa boleh buat dengan sangat terpaksa ia harus membuat asbak dengan sangat sederhana sebagai tempat pembuangan puntung dan abu rokok, untuk menjaga kebersihan. <\/span>\r\n\r\nBudaya merokok santun, adalah warisan tatanan nilai turun temurun oleh nenek moyang. Tidak lain untuk menjaga kebersamaan, penghormatan hak orang lain, menjaga kesopanan, dan bahkan untuk mempertahankan etiket merokok yang baik.<\/span>","post_title":"Menjadi Perokok Santun yang Taat Aturan Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-perokok-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-11 09:57:26","post_modified_gmt":"2018-01-11 02:57:26","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4451","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Kota-kota besr memang selama ini menjadi kantong-kantong\npekerja yang datang merantau dari daerah. Sebut saja misalnya Jakarta dan\nsekitarnya, Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian\nPerhubungan memprediksi jumlah pemudik Lebaran 2019 dari Jakarta, Bogor, Depok,\nTangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) mencapai 14,9 juta orang.<\/p>\n\n\n\n

Jumlah yang sangat besar bukan? Namun jika dipecah menjadi\nberbagai moda transportasi, bisa dpiastikan angkutan darat seperti kereta api,\nbus, kendaraan pribadi yang menjadi primadona. Akan tetapi tak sedikit pula\nyang memang rutin menggunakan kendaraan umum seperti pesawat udara dan kapal\nlaut say mudik.<\/p>\n\n\n\n

Salah satu kendala bagi para perokok yang melakukan perjalanan mudik adalah minimnya fasilitas ruangan merokok. Tentu fasilitas tersebut tidak ada di pesawat udara dan kereta api. Tapi untuk menjadi perokok santun tentu tidaklah sulit. Berikut kami memberi tips bagi kalian para perokok yang hendak melakukan perjalanan mudik ke kampung halaman pada bulan Ramadhan kali ini.<\/p>\n\n\n\n

Beli Tiket di Tempat Resmi<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Tiket kendaraan menjadi salah satu barang yang paling diburu\nselama beberapa hari ini. Memang sejak jauh-jauh hari beberapa penyedia jasa\nkendaraan sudah menjual tiket dan langsung ludes terjual habis. Tentu bertarung\ndengan banyak orang untuk mendapatkan tiket jadi satu kewajiban.<\/p>\n\n\n\n

Walau demikian, kami sarankan untuk tetap membeli di\nagen-agen resmi dan terpercaya atau beberapa jasa penjual tiket secara online\nyang sudah terkemuka. Pasalnya, jikalau membeli di calo tentu banyak resiko\nyang bisa anda tanggung. Mulai dari harga yang terlalu mahal, armada kendaraan\nyang tak sesuai, bahkan hingga kasus penipuan, jadi waspadalah!<\/p>\n\n\n\n

Jangan Sampai Terlambat<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Jika tiket sudah di tangan, tentu datang lebih awal ke\nstasiun, terminal, atau bandara harus dilakukan. Mengingat jumlah lonjakan\npoenumpang tentu kondisi di sana akan lebih ramai dan penuh antrian. Ingat yang\nmudik bukan cuman kamu saja, sudah baca toh paragrapf di atas bahwa ada sekitar\n14,9 juta orang yang mudik.<\/p>\n\n\n\n

Bayangkan jika anda datang telat, betapa akan susahnya\nnanti. Apalagi tiket yang dibeli dengan harga yang cukup menguras kantong.\nBetapa sulitnya anda jika harus mencari tiket pengganti. Sudah kehilangan uang,\ntentu anda akan bekerja lebih ekstra keras untuk bisa kembali ke kampung\nhalaman.<\/p>\n\n\n\n

Tetap merokok di tempat yang sudah disediakan<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya bahwa beberapa\nkendaraan umum tidak menyediakan ruangan merokok. Maka bagi kalian para perokok\ntentu bisa memanfaatkan ruangan merokok yang ada di stasiun, terminal,\npelabuhan, atau bandara. Ketersediaan ruangan merokok di empat tempat tersebut\nsudah diatur dalam undang-undang.<\/p>\n\n\n\n

Bahkan di beberapa tempat tersebut sudah disediakan tempat\nmerokok yang asyik. Salah satunya di bandara Sukarno-Hatta Cengkareng, Banten.\nBisa dibilang tempat merokok di sana adalah salah satu yang terbaik dan\nmemenuhi standar di Indonesia. Jadi mari gunakan tempat itu dengan baik.<\/p>\n\n\n\n

Ketiga tips tersebut patut diperhatikan oleh kalian para\nperokok yang hendak mudik dan yang paling utama adalah tetap jaga barang bawaan\nanda termasuk yang berharga, jangan lupa berdoa sebelum memulai perjalanan.\nStay safe and be carefully!<\/p>\n","post_title":"Tiga Hal yang Wajib diperhatikan Para Perokok Saat Mudik","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"tiga-hal-yang-wajib-diperhatikan-para-perokok-saat-mudik","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-02 16:29:29","post_modified_gmt":"2019-06-02 09:29:29","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5771","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5608,"post_author":"883","post_date":"2019-04-06 10:33:47","post_date_gmt":"2019-04-06 03:33:47","post_content":"\n

Perokok<\/a> acapkali dicap sebagai orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Hal ini disebabkan oleh perilaku merokok sembarangan, petantang-petenteng ketika merokok, dan abai terhadap lingkungan sekitar. Padahal sebagai konsumen yang baik, tentu perokok seharusnya bertanggung jawab atas barang yang dikonsumsinya.
<\/p>\n\n\n\n

Salah satu cara agar perokok memiliki sikap bertanggung jawab atas barang konsumsinya adalah dengan menerapkan perilaku perokok etis. Berikut adalah langkah-langkah menjadi perokok etis:
<\/p>\n\n\n\n

1. Tidak Merokok<\/a> Saat Berkendara<\/strong>
<\/p>\n\n\n\n

Tidak ada satupun alasan yang dapat membenarkan perilaku merokok saat berkendara. Sebab sangat banyak mudarat yang diakibatkan atas perilaku ini.<\/p>\n\n\n\n

Pertama, merokok<\/a> saat berkendara tidak menghargai hak orang lain yang bukan perokok. Pada saat kendaraan berjalan maupun berhenti, asap rokok yang dihembuskan akan mengenai pengendara di sekitar, sehingga memungkinkan orang lain terpapar asap rokok
<\/p>\n\n\n\n

Kedua, berbahaya bagi orang lain. Mengapa berbahaya? Sebab ketika bara api yang diakibatkan pembakaran rokok tak dibuang di tempat yang mestinya, maka akan menimbulkan resiko orang di sekitar akan terkena bara api rokok. Akibatnya tentu bermacam-macam, mulai dari mengganggu konsentrasi, mengakibatkan kebutaan pada orang yang matanya terkena bara api, hingga kecelakaan fatal.
<\/p>\n\n\n\n

Aturan larangan merokok saat berkendara sebenarnya sudah diatur dalam UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Aturan ini sudah tepat dikeluarkan, meskipun dalam point sanksi sangat berlebihan karena memuat sanksi pidana dan denda yang besar.
<\/p>\n\n\n\n

Maka perilaku tidak merokok saat berkendara sudah seharusnya diterapkan oleh perokok untuk membuktikan bahwa perokok menjunjung tinggi nilai etis, dan dapat bertanggung jawab tanpa harus diancam sanksi pidana maupun denda.
<\/p>\n\n\n\n

2. Tidak Merokok di Dekat Anak Kecil<\/strong>
<\/p>\n\n\n\n

Merokok adalah kegiatan konsumsi yang boleh dilakukan oleh orang yang sudah berusia 18 tahun ke atas. Maka perilaku merokok di dekat anak kecil bukanlah sebuah perilaku yang bertanggung jawab dari seorang perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Seorang perokok yang bertanggung jawab juga tentu tidak akan menawarkan rokok apalagi mengajarkan kebiasaan merokok kepada anak di bawah umur 18 tahun. Biarkanlah anak-anak kecil dan anak di bawah umur 18 tahun menentukan keputusan mereka untuk mengonsumsi rokok atau tidak ketika mereka sudah cukup umur.
<\/p>\n\n\n\n

3. Tidak Merokok di Dekat Ibu Hamil<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Merokok di dekat ibu hamil adalah sebuah perilaku yang buruk. Ibu hamil mana yang tidak risih, ketika berada di tempat umum yang seharusnya mereka bisa santai atau istirahat sejenak tapi kemudian terusik karena asap rokok.
<\/p>\n\n\n\n

Apalagi para ibu-ibu hamil ini memiliki fase kondisi tubuh dan pikiran yang berbeda dengan orang normal pada umumnya. Ibu hamil biasanya memiliki kondisi fisik gampang drop, wong kadang-kadang mereka tau-tau muntah. Dalam hal psikologis juga berbeda dengan orang normal pada umumnya, ibu hamil biasanya memiliki sensitivitas yang tinggi.
<\/p>\n\n\n\n

Jadi sebagai perokok etis, menjunjung tinggi kehormatan perempuan mutlak dimiliki, maka perilaku tidak merokok di dekat ibu hamil adalah kewajiban bagi perokok etis.
<\/p>\n\n\n\n

4. Merokok di Ruang Merokok<\/strong>
<\/p>\n\n\n\n

Kesadaran berbagi hak merupakan fondasi penting bagi perokok etis. Dengan merokok di ruang merokok, tentunya akan menciptakan kesadaran bagi perokok untuk menghargai hak bukan perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Merokok di sembarang tempat mengabaikan orang lain di sekitarnya yang bukan perokok bukanlah ciri perilaku yang bertanggung jawab. Adanya wilayah Kawasan Tanpa Rokok (KTR) harus dianggap sebagai sense kesadaran berbagi ruang terhadap orang lain. Hormatilah dengan tidak merokok di wilayah KTR. Namun perokok juga harus protes jika tidak ada penyediaan ruang merokok di tempat umum dan tempat umum lainnya di wilayah KTR.
<\/p>\n\n\n\n

Nah di atas tadi merupakan langkah-langkah yang wajib diterapkan oleh para perokok agar menjadi perokok etis. Dengan menjadi perokok etis, para perokok dapat menepis stigma negatif yang dilekatkan kepada perokok, dan tentunya juga dapat menjadi tonggak bagi perjuangan perokok melawan diskriminasi terhadap Industri Hasil Tembakau.<\/p>\n\n\n\n

Pertama: Merokok di Ruang Merokok yang Telah Disediakan
<\/h3>\n\n\n\n

Bulan Ramadhan kerap kali dimeriahi dengan buka bersama alias bukber , tanpa bukber kadang rasanya kayak ada dua-tiga orang merokok tapi tidak ada asbaknya. Maka tak heran tempat-tempat makan, tempat kerja, ruang publik lainnya menjadi tempat untuk berbuka puasa bersama. Nah saat berbuka di tempat-tempat inilah perokok harus melihat apakah tempat tersebut menyediakan ruang merokok atau tidak. Sehabis berbuka puasa, setelah hampir tiga belas jam lamanya perokok menghentikan sementara aktivitas merokoknya, tentu merokok masuk ke dalam daftar menu berbuka puasa. Tapi jangan berpikiran bahwa perokok ketika waktunya berbuka langsung merokok loh ya. Pasti minum air putih terlebih dahulu, makan takjilan dulu, karena perokok bukan onta yang minum sama makannya irit-irit.
<\/p>\n\n\n\n

Minum dan makan takjil sudah, barulah waktunya untuk membakar sebatang rokok. Banyak juga yang merokoknya ditunda dulu sampai sehabis salat taraweh. Semua tergantung kebutuhan. Tapi bagi perokok yang menyegerakan waktu merokoknya, di tempat buka puasa bersama, perokok etis yang rahmatan lil alamin tidak asal sembarangan merokok. Tentulah akan merokok pada tempat yang telah disediakan. Karena konsep etis dan rahmatan lil alamin adalah tidak berlaku dzolim. Bertindak secara proporsional, itu intinya.
<\/p>\n\n\n\n

Kedua: Berbagilah dengan Sesama
<\/h2>\n\n\n\n

Tagline indahnya berbagi di bulan Ramadhan biasanya sering bermunculan. Meskipun itikad berbagi bukan hanya berlaku di bulan Ramadhan saja, namun tagline tersebut patut pula menjadi renungan dan diwujudkan dalam laku sosial kita, agar terlatih menjadi manusia yang lebih baik pada bulan-bulan selanjutnya.
<\/p>\n\n\n\n

Berbagi dapat dimulai dari hal-hal yang sederhana. Berbagi api, dengan meminjamkan korek misalnya, berbagi asbak, dengan tidak mengakuisisi asbak, berbagi rokok, bukan berarti rokok sebatang dihisap keliling loh ya, selebihnya kita bisa berbagi hikmah Ramadhan, berbagi pengalam seharian berpuasa.
<\/p>\n\n\n\n

Saat berbuka puasa seringkali pula perokok kelupaan membeli rokok karena tak punya stok yang disimpan. Menawari apa yang kita miliki, bilamana itu berupa rokok, korek, maupun asbak, tawarkanlah. Dari sisi itu terdapat ciri insan yang memiliki spirit berbagi, selain sebagai wujud solidaritas juga upaya menjalin silaturahmi.
<\/p>\n\n\n\n

Ketiga: Berpuasalah di Bulan Ramadhan
<\/h2>\n\n\n\n

Selain membuktikan bahwa rokok bukan sesuatu yang adiktif, berpuasa di bulan Ramadhan adalah seruan agar kita lebih bertakwa kepada sang Maha Pemberi Rahmat. Labeling adiktif terhadap perokok jelas sudah terbantahkan dengan sendirinya ketika perokok berpuasa di bulan Ramadhan. Tudingan adiktif tersebut menjadi tidak relevan, ketika perokok sanggup menahan aktivitas merokoknya selama tiga belas jam lebih. Meskipun banyak juga perokok yang berbulan-bulan lamanya sanggup tidak merokok. Juga penelitian-penelitian bantahan yang mengatakan tidak tepat memberikan label adiktif terhadap perokok, karena berhenti merokok sangat mudah dilakukan oleh perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Dengan berpuasa di bulan Ramadhan, perokok akan menuai hikmah bahwa hidup bukan hanya perkara makan dan minum. Ada nilai sosial yang luar biasa terkandung di dalamnya, selain juga nilai ibadah mahdhoh tentunya. Tanpa melihat status dan golongan, puasa membuat kita saling memahami bahwa manusia setara dalam hak dan kewajibannya kepada Tuhan.
<\/p>\n\n\n\n

Puasa tidak memandang dia perokok atau bukan, ketika seruan berpuasa datang, semuanya menanggalkan semua atribut keduniawian untuk menjalankan kewajibannya sebagai manusia yang diciptakan untuk beribadah. Sesungguhnya Ibadah adalah hakikat dan tujuan penciptaan jin dan manusia. Dalam Q.S. 56 (Ad-Dzariat : 56)
<\/p>\n\n\n\n

Nah tiga langkah tadi dapat kita terapkan di sisa-sisa penghujung Ramadhan ini. Mari sama-sama kita tunaikan dengan itikad ketaatan dalam mencapai kesalihan sosial serta kesalihan spiritual, sebab menjadi perokok etis yang rahmatan lil alamin tidak hanya sebatas ucapan belaka, tapi bersesuainya ucapan dan perbuatan. Bukankah konsep keseimbangan sudah sejak dulu ditanamkan oleh leluhur kita. Termasuk berlaku seimbang dalam konteks konsumsi.
<\/p>\n","post_title":"4 Langkah Menjadi Perokok Etis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"4-langkah-menjadi-perokok-etis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-04-06 10:33:50","post_modified_gmt":"2019-04-06 03:33:50","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5608","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4495,"post_author":"888","post_date":"2018-01-20 08:34:16","post_date_gmt":"2018-01-20 01:34:16","post_content":"Anda perokok? Anda sering didiskriminasi masyarakat bukan perokok? Bila iya, silahkan evaluasi kegiatan merokok Anda. Sudahkah dilakukan di tempat dan cara yang tepat?<\/span>\r\n\r\nBeberapa hari lalu, saat saya ingin menyalip truk bermuatan pasir di Jalan Raya Pemda Tigaraksa, Sang Supir membuang puntung rokok yang masih menyala keluar jendela dan apesnya mengenai bagian tubuh saya. Coba bayangkan, jika saja abu puntung rokok itu mengenai mata dan mengganggu pengelihatan saya, mungkin akan terjadi kecelakaan yang menimpa saya.<\/span>\r\n\r\nSaya perokok akut dan saya menilai tindakan sopir membuang puntung sembarangan itu adalah kesalahan amat sangat. Membuang puntung sembarangan semacam itu tentu akan berakibat fatal dan mengganggu orang lain. <\/span>\r\n\r\nLain lagi, di angkutan umum yang ada anak-anak serta ibu-ibu, kadang banyak saja yang masih cuek dan tetap merokok. Sebuah pemandangan yang tentunya sangat menggangu. Dan teguran yang pas adalah Ibu-ibu itu menutup hidung dengan kerudung sambil memberikan kode batuk-batuk. Susah sekali memang sepertinya menegur langsung perokok itu, maklum, kita memang sering banyak basa-basi.<\/span>\r\n\r\nMembuang puntung rokok sembarangan dan merokok di sembarang tempat adalah kesalahan fatal yang sering dilakukan para perokok, sehingga wajar jika masyarakat luas menilai perokok adalah manusia laknat yang harus disingkirkan dari bumi ini. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok saya juga kadang menerima beberapa cibiran dari teman perempuan atau laki-laki yang tidak merokok karena tentu mereka menilai semua perokok sama saja, sembarangan membuang asap dan puntungnya, atau bahkan merokok ketika sedang berkendara.<\/span>\r\n\r\nSebagian orang menilai sisi buruk dari rokok tanpa meniiti ulang dan mencari sumbangsih rokok bagi negeri ini, selain uang triliunan lewat hasil cukai, Marcus Gideon dan Kevin Sanjaya yang baru-baru ini meraih gelar juara <\/span>series<\/span><\/i> terbanyak sepanjang pegelaran berasal dari PB Djarum. <\/span>\r\n\r\nMakin ke sini, saya sering diedukasi soal kretek oleh komunitas yang bergelut di bidang kretek dan tentunya sangat berguna bagi saya untuk menjauhkan stigma buruk terhadap para perokok, khususnya saya. <\/span>\r\n\r\nUntuk menjauhkan stigma buruk itu, saya sedikit-sedikit meninggalkan kebiasaan buruk saya sebagai perokok. Semisal, tidak membuang puntung sembarangan sehabis merokok, atau ketika merokok di samping orang yang tidak merokok saya meminta izin terlebih dahulu, jika di izinkan ya bakar, jika tidak ya menahan asam. <\/span>\r\n\r\nDan kebiasaan ini juga saya tularkan kepada teman-teman yang merokok agar melanjutkan kebiasaan baik dan tentu menghlangkan kebiasaan-kebiasaan buruk yang nantinya melekat menjadi <\/span>image<\/span><\/i> pribadi sendiri juga.<\/span>\r\n\r\nLagi pula, asap rokok tidak mengganggu di banding asap knalpot \u00a0motor 2 tak. Atau knalpot-knalpot angkutan umum yang ngebulnya bukan main. Dan harus kalian tahu, akhir-akhir ini cuaca mendung dan hujan melulu, menikmati hujan itu lebih nikmat jika di pasangkan dengan kretek dan kopi. Jika kita sebagai perokok tak ingin terus dianggap buruk, mulailah \u00a0meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk dan membanggakan diri sebagai perokok yang santun, perokok yang juga menghargai hak-hak yang tidak merokok. Ingatlah, rokok itu tidak pernah mengjarkan keburukan. <\/span>\r\n\r\nPerokok santun tidak hanya ingin dihormati, tetapi harus menghormati. Inget ini, Lur, \u00a0untuk urusan yang baik-baik imbuhan \u201cme\u201d itu lebih baik ketimbang \u201cdi\u201d. <\/strong>","post_title":"Jadilah Perokok yang Santun","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"jadilah-perokok-yang-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-20 08:36:53","post_modified_gmt":"2018-01-20 01:36:53","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4495","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4451,"post_author":"877","post_date":"2018-01-11 09:57:06","post_date_gmt":"2018-01-11 02:57:06","post_content":"Salah satu tuduhan bagi perokok yang sering kali diutarakan anti rokok, selain menjadi penyebab kematian dan berpengaruh negatif terhadap orang lain, adalah perokok tidak punya aturan. Lebih pada sikap perokok saat merokok, yaitu merokok disembarang tempat, buang puntung rokok dan buang abu rokok sembarang. <\/span>\r\n\r\nTuduhan rokok sebagai penyebab kematian dan dapat berpengaruh negatif pada orang lain, saya kira sudah <\/span>clear,<\/span><\/i> sudah banyak jawaban terkait keduany dengan jelas. Tuduhan keduanya tanpa dasar yang kuat, hingga seakan-akan dipaksakan. <\/span>\r\n\r\nKenyataan di lapangan banyak perokok yang umurnya panjang. Baca hasil survei <\/span>
Sigit Budhi Setiawan<\/span><\/a> dalam buku yang berjudul \u201cMereka Yang Melampaui Waktu: konsep panjang umur, bahagia, sehat, dan tetap produktif\u201d terbit tahun 2013. Jelas didalamnya mengungkap banyak perokok yang usianya ratusan tahun, produktif dan masih tetap merokok. <\/span>\r\n\r\nBahkan berita terakhir di Sragen, Jawa Tengah, ada perokok yang umurnya mencapai 140an tahun. Ia terkenal dengan panggilan <\/span>Mbah Gotho<\/span><\/a> yang konon dan sampai akhir hayatnya adalah perokok berat. Lahir <\/span>31 Desember<\/span><\/a> 1870 dan meninggal di Sragen <\/span>30 April<\/span><\/a> 2017<\/span><\/a>, bahkan ia diklaim sebagai orang tertua di dunia.<\/span>\r\n\r\nLain itu, banyak bantahan yang menyatakan perokok pasif itu tidak ada dan tidak mungkin. Belum ada riset yang membuktikan bahwa asap rokok menjadi penyebab utama penyakit seseorang. Tuduhan semacam ini terkesan mengada-ada. <\/span>\r\n\r\nPerokok dari dulu hingga sekarang mempunyai kesadaran tersendiri. Rata-rata aktivitas merokok sebagai bentuk relaksasi, dilakukan berjeda dan membutuhkan waktu tersendiri sesuai keinginan hati. Merokok memang bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja saat dibutuhkan. Namun mayoritas perokok tetap melihat situasi dan kondisi. <\/span>\r\n\r\nDi Yogyakarta ada sosok Kiai perokok yang menjadi imam salat fardu (lima waktu) di masjid, sebut saja Kiai Ahmad (nama samaran), tiap jalan menuju masjid bisa dipastikan ia menyulut rokok, jarak rumah dengan masjid hanya sekitar \u00b1200 meter. Sesampainya di masjid, ia mematikan rokoknya dan disimpan ditempat aman, kemudian akan dilanjutkan setelah mengerjakan sholat. Tapi juga terkadang dibuang ke bak sampah. Ia tidak pernah sekalipun merokok dalam masjid. <\/span>\r\n\r\nBegitu juga kebiasannya di rumah, ia hampir tidak pernah merokok di depan istri dan putranya. Saat merokok ia memilih tempat tersendiri terpisah dengan istri dan putranya. \u00a0Karena ia sadar, harus menghormati istri dan putranya yang tidak merokok. Lain itu, setiap mau merokok ia akan mencari asbak sebagai tempat puntung dan abu rokok untuk menjaga kebersihan.<\/span>\r\n\r\nCerita keseharian kiai di atas adalah representasi perokok santun. Dan masih banyak perokok santun lainnya yang sadar tentang aturan main merokok. Bagi perokok, merokok adalah budaya yang dilakukan sebagai media relaksasi dan bukan menjadi kebutuhan yang utama. <\/span>\r\n\r\nPada dasarnya perokok umumnya mempunyai atauran tersendiri sesuai konteks kehidupan masing-masing. Perokok paham betul kapan ia harus merokok, kapan ia tidak menyulut rokoknya dan kapan ia harus mematikan rokoknya. <\/span>\r\n\r\nBuktinya perokok tidak akan memaksakan merokok di ruangan ber AC tanpa adanya exhaust (alat penghisap asap) atau tanpa kesepakatan bersama. Perokok tidak akan merokok di kendaraan yang ber AC \u00a0dan tertutup rapat. <\/span>\r\n\r\nWalaupun perokok merokok di tempat yang telah disepakati atau sudah mendapatkan ijin, ternyata dalam ruangan masih ada seseorang yang tidak merokok, bisa dipastikan merokoknya tidak terasa nikmat. Kebanyakan akan memilih tidak merokok. Kalaupun terpaksa merokok akan terasa canggung. \u00a0Sehingga terkadang asap yang dikeluarkan diarahkan yang berlawanan dengan posisi yang tidak merokok. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok santun, sudah menjadi kebiasaan jika akan merokok terlebih dahulu mencari tempat untuk membuang puntung dan abu rokok (asbak). Terkadang saking kreatifnya, jika tidak ditemukan asbak, mereka (perokok) membuat asbak sendiri yang terbuat dari bahan disekitarnya. Tidak jarang perokok membuat asbak dengan bahan kertas. Ia tahu kertas adalah salah satu bahan yang akan terbakar jika terkena bara rokok. Namun apa boleh buat dengan sangat terpaksa ia harus membuat asbak dengan sangat sederhana sebagai tempat pembuangan puntung dan abu rokok, untuk menjaga kebersihan. <\/span>\r\n\r\nBudaya merokok santun, adalah warisan tatanan nilai turun temurun oleh nenek moyang. Tidak lain untuk menjaga kebersamaan, penghormatan hak orang lain, menjaga kesopanan, dan bahkan untuk mempertahankan etiket merokok yang baik.<\/span>","post_title":"Menjadi Perokok Santun yang Taat Aturan Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-perokok-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-11 09:57:26","post_modified_gmt":"2018-01-11 02:57:26","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4451","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Sepotong lirik lagu yang dibawakan oleh Tasya Kamilah\ntersebut tepat menggambarkan perasaan para pekerja di Indonesia saat ini. Bulan\npuasa sudah menginjak hari ke-27 dan beberapa hari lagi saja Hari Raya Idul\nFitri sudah di depan mata. Tentu ada satu tradisi khas nusantara menjelang yang\ntak lekang oleh waktu yaitu mudik.<\/p>\n\n\n\n

Kota-kota besr memang selama ini menjadi kantong-kantong\npekerja yang datang merantau dari daerah. Sebut saja misalnya Jakarta dan\nsekitarnya, Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian\nPerhubungan memprediksi jumlah pemudik Lebaran 2019 dari Jakarta, Bogor, Depok,\nTangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) mencapai 14,9 juta orang.<\/p>\n\n\n\n

Jumlah yang sangat besar bukan? Namun jika dipecah menjadi\nberbagai moda transportasi, bisa dpiastikan angkutan darat seperti kereta api,\nbus, kendaraan pribadi yang menjadi primadona. Akan tetapi tak sedikit pula\nyang memang rutin menggunakan kendaraan umum seperti pesawat udara dan kapal\nlaut say mudik.<\/p>\n\n\n\n

Salah satu kendala bagi para perokok yang melakukan perjalanan mudik adalah minimnya fasilitas ruangan merokok. Tentu fasilitas tersebut tidak ada di pesawat udara dan kereta api. Tapi untuk menjadi perokok santun tentu tidaklah sulit. Berikut kami memberi tips bagi kalian para perokok yang hendak melakukan perjalanan mudik ke kampung halaman pada bulan Ramadhan kali ini.<\/p>\n\n\n\n

Beli Tiket di Tempat Resmi<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Tiket kendaraan menjadi salah satu barang yang paling diburu\nselama beberapa hari ini. Memang sejak jauh-jauh hari beberapa penyedia jasa\nkendaraan sudah menjual tiket dan langsung ludes terjual habis. Tentu bertarung\ndengan banyak orang untuk mendapatkan tiket jadi satu kewajiban.<\/p>\n\n\n\n

Walau demikian, kami sarankan untuk tetap membeli di\nagen-agen resmi dan terpercaya atau beberapa jasa penjual tiket secara online\nyang sudah terkemuka. Pasalnya, jikalau membeli di calo tentu banyak resiko\nyang bisa anda tanggung. Mulai dari harga yang terlalu mahal, armada kendaraan\nyang tak sesuai, bahkan hingga kasus penipuan, jadi waspadalah!<\/p>\n\n\n\n

Jangan Sampai Terlambat<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Jika tiket sudah di tangan, tentu datang lebih awal ke\nstasiun, terminal, atau bandara harus dilakukan. Mengingat jumlah lonjakan\npoenumpang tentu kondisi di sana akan lebih ramai dan penuh antrian. Ingat yang\nmudik bukan cuman kamu saja, sudah baca toh paragrapf di atas bahwa ada sekitar\n14,9 juta orang yang mudik.<\/p>\n\n\n\n

Bayangkan jika anda datang telat, betapa akan susahnya\nnanti. Apalagi tiket yang dibeli dengan harga yang cukup menguras kantong.\nBetapa sulitnya anda jika harus mencari tiket pengganti. Sudah kehilangan uang,\ntentu anda akan bekerja lebih ekstra keras untuk bisa kembali ke kampung\nhalaman.<\/p>\n\n\n\n

Tetap merokok di tempat yang sudah disediakan<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya bahwa beberapa\nkendaraan umum tidak menyediakan ruangan merokok. Maka bagi kalian para perokok\ntentu bisa memanfaatkan ruangan merokok yang ada di stasiun, terminal,\npelabuhan, atau bandara. Ketersediaan ruangan merokok di empat tempat tersebut\nsudah diatur dalam undang-undang.<\/p>\n\n\n\n

Bahkan di beberapa tempat tersebut sudah disediakan tempat\nmerokok yang asyik. Salah satunya di bandara Sukarno-Hatta Cengkareng, Banten.\nBisa dibilang tempat merokok di sana adalah salah satu yang terbaik dan\nmemenuhi standar di Indonesia. Jadi mari gunakan tempat itu dengan baik.<\/p>\n\n\n\n

Ketiga tips tersebut patut diperhatikan oleh kalian para\nperokok yang hendak mudik dan yang paling utama adalah tetap jaga barang bawaan\nanda termasuk yang berharga, jangan lupa berdoa sebelum memulai perjalanan.\nStay safe and be carefully!<\/p>\n","post_title":"Tiga Hal yang Wajib diperhatikan Para Perokok Saat Mudik","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"tiga-hal-yang-wajib-diperhatikan-para-perokok-saat-mudik","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-02 16:29:29","post_modified_gmt":"2019-06-02 09:29:29","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5771","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5608,"post_author":"883","post_date":"2019-04-06 10:33:47","post_date_gmt":"2019-04-06 03:33:47","post_content":"\n

Perokok<\/a> acapkali dicap sebagai orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Hal ini disebabkan oleh perilaku merokok sembarangan, petantang-petenteng ketika merokok, dan abai terhadap lingkungan sekitar. Padahal sebagai konsumen yang baik, tentu perokok seharusnya bertanggung jawab atas barang yang dikonsumsinya.
<\/p>\n\n\n\n

Salah satu cara agar perokok memiliki sikap bertanggung jawab atas barang konsumsinya adalah dengan menerapkan perilaku perokok etis. Berikut adalah langkah-langkah menjadi perokok etis:
<\/p>\n\n\n\n

1. Tidak Merokok<\/a> Saat Berkendara<\/strong>
<\/p>\n\n\n\n

Tidak ada satupun alasan yang dapat membenarkan perilaku merokok saat berkendara. Sebab sangat banyak mudarat yang diakibatkan atas perilaku ini.<\/p>\n\n\n\n

Pertama, merokok<\/a> saat berkendara tidak menghargai hak orang lain yang bukan perokok. Pada saat kendaraan berjalan maupun berhenti, asap rokok yang dihembuskan akan mengenai pengendara di sekitar, sehingga memungkinkan orang lain terpapar asap rokok
<\/p>\n\n\n\n

Kedua, berbahaya bagi orang lain. Mengapa berbahaya? Sebab ketika bara api yang diakibatkan pembakaran rokok tak dibuang di tempat yang mestinya, maka akan menimbulkan resiko orang di sekitar akan terkena bara api rokok. Akibatnya tentu bermacam-macam, mulai dari mengganggu konsentrasi, mengakibatkan kebutaan pada orang yang matanya terkena bara api, hingga kecelakaan fatal.
<\/p>\n\n\n\n

Aturan larangan merokok saat berkendara sebenarnya sudah diatur dalam UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Aturan ini sudah tepat dikeluarkan, meskipun dalam point sanksi sangat berlebihan karena memuat sanksi pidana dan denda yang besar.
<\/p>\n\n\n\n

Maka perilaku tidak merokok saat berkendara sudah seharusnya diterapkan oleh perokok untuk membuktikan bahwa perokok menjunjung tinggi nilai etis, dan dapat bertanggung jawab tanpa harus diancam sanksi pidana maupun denda.
<\/p>\n\n\n\n

2. Tidak Merokok di Dekat Anak Kecil<\/strong>
<\/p>\n\n\n\n

Merokok adalah kegiatan konsumsi yang boleh dilakukan oleh orang yang sudah berusia 18 tahun ke atas. Maka perilaku merokok di dekat anak kecil bukanlah sebuah perilaku yang bertanggung jawab dari seorang perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Seorang perokok yang bertanggung jawab juga tentu tidak akan menawarkan rokok apalagi mengajarkan kebiasaan merokok kepada anak di bawah umur 18 tahun. Biarkanlah anak-anak kecil dan anak di bawah umur 18 tahun menentukan keputusan mereka untuk mengonsumsi rokok atau tidak ketika mereka sudah cukup umur.
<\/p>\n\n\n\n

3. Tidak Merokok di Dekat Ibu Hamil<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Merokok di dekat ibu hamil adalah sebuah perilaku yang buruk. Ibu hamil mana yang tidak risih, ketika berada di tempat umum yang seharusnya mereka bisa santai atau istirahat sejenak tapi kemudian terusik karena asap rokok.
<\/p>\n\n\n\n

Apalagi para ibu-ibu hamil ini memiliki fase kondisi tubuh dan pikiran yang berbeda dengan orang normal pada umumnya. Ibu hamil biasanya memiliki kondisi fisik gampang drop, wong kadang-kadang mereka tau-tau muntah. Dalam hal psikologis juga berbeda dengan orang normal pada umumnya, ibu hamil biasanya memiliki sensitivitas yang tinggi.
<\/p>\n\n\n\n

Jadi sebagai perokok etis, menjunjung tinggi kehormatan perempuan mutlak dimiliki, maka perilaku tidak merokok di dekat ibu hamil adalah kewajiban bagi perokok etis.
<\/p>\n\n\n\n

4. Merokok di Ruang Merokok<\/strong>
<\/p>\n\n\n\n

Kesadaran berbagi hak merupakan fondasi penting bagi perokok etis. Dengan merokok di ruang merokok, tentunya akan menciptakan kesadaran bagi perokok untuk menghargai hak bukan perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Merokok di sembarang tempat mengabaikan orang lain di sekitarnya yang bukan perokok bukanlah ciri perilaku yang bertanggung jawab. Adanya wilayah Kawasan Tanpa Rokok (KTR) harus dianggap sebagai sense kesadaran berbagi ruang terhadap orang lain. Hormatilah dengan tidak merokok di wilayah KTR. Namun perokok juga harus protes jika tidak ada penyediaan ruang merokok di tempat umum dan tempat umum lainnya di wilayah KTR.
<\/p>\n\n\n\n

Nah di atas tadi merupakan langkah-langkah yang wajib diterapkan oleh para perokok agar menjadi perokok etis. Dengan menjadi perokok etis, para perokok dapat menepis stigma negatif yang dilekatkan kepada perokok, dan tentunya juga dapat menjadi tonggak bagi perjuangan perokok melawan diskriminasi terhadap Industri Hasil Tembakau.<\/p>\n\n\n\n

Pertama: Merokok di Ruang Merokok yang Telah Disediakan
<\/h3>\n\n\n\n

Bulan Ramadhan kerap kali dimeriahi dengan buka bersama alias bukber , tanpa bukber kadang rasanya kayak ada dua-tiga orang merokok tapi tidak ada asbaknya. Maka tak heran tempat-tempat makan, tempat kerja, ruang publik lainnya menjadi tempat untuk berbuka puasa bersama. Nah saat berbuka di tempat-tempat inilah perokok harus melihat apakah tempat tersebut menyediakan ruang merokok atau tidak. Sehabis berbuka puasa, setelah hampir tiga belas jam lamanya perokok menghentikan sementara aktivitas merokoknya, tentu merokok masuk ke dalam daftar menu berbuka puasa. Tapi jangan berpikiran bahwa perokok ketika waktunya berbuka langsung merokok loh ya. Pasti minum air putih terlebih dahulu, makan takjilan dulu, karena perokok bukan onta yang minum sama makannya irit-irit.
<\/p>\n\n\n\n

Minum dan makan takjil sudah, barulah waktunya untuk membakar sebatang rokok. Banyak juga yang merokoknya ditunda dulu sampai sehabis salat taraweh. Semua tergantung kebutuhan. Tapi bagi perokok yang menyegerakan waktu merokoknya, di tempat buka puasa bersama, perokok etis yang rahmatan lil alamin tidak asal sembarangan merokok. Tentulah akan merokok pada tempat yang telah disediakan. Karena konsep etis dan rahmatan lil alamin adalah tidak berlaku dzolim. Bertindak secara proporsional, itu intinya.
<\/p>\n\n\n\n

Kedua: Berbagilah dengan Sesama
<\/h2>\n\n\n\n

Tagline indahnya berbagi di bulan Ramadhan biasanya sering bermunculan. Meskipun itikad berbagi bukan hanya berlaku di bulan Ramadhan saja, namun tagline tersebut patut pula menjadi renungan dan diwujudkan dalam laku sosial kita, agar terlatih menjadi manusia yang lebih baik pada bulan-bulan selanjutnya.
<\/p>\n\n\n\n

Berbagi dapat dimulai dari hal-hal yang sederhana. Berbagi api, dengan meminjamkan korek misalnya, berbagi asbak, dengan tidak mengakuisisi asbak, berbagi rokok, bukan berarti rokok sebatang dihisap keliling loh ya, selebihnya kita bisa berbagi hikmah Ramadhan, berbagi pengalam seharian berpuasa.
<\/p>\n\n\n\n

Saat berbuka puasa seringkali pula perokok kelupaan membeli rokok karena tak punya stok yang disimpan. Menawari apa yang kita miliki, bilamana itu berupa rokok, korek, maupun asbak, tawarkanlah. Dari sisi itu terdapat ciri insan yang memiliki spirit berbagi, selain sebagai wujud solidaritas juga upaya menjalin silaturahmi.
<\/p>\n\n\n\n

Ketiga: Berpuasalah di Bulan Ramadhan
<\/h2>\n\n\n\n

Selain membuktikan bahwa rokok bukan sesuatu yang adiktif, berpuasa di bulan Ramadhan adalah seruan agar kita lebih bertakwa kepada sang Maha Pemberi Rahmat. Labeling adiktif terhadap perokok jelas sudah terbantahkan dengan sendirinya ketika perokok berpuasa di bulan Ramadhan. Tudingan adiktif tersebut menjadi tidak relevan, ketika perokok sanggup menahan aktivitas merokoknya selama tiga belas jam lebih. Meskipun banyak juga perokok yang berbulan-bulan lamanya sanggup tidak merokok. Juga penelitian-penelitian bantahan yang mengatakan tidak tepat memberikan label adiktif terhadap perokok, karena berhenti merokok sangat mudah dilakukan oleh perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Dengan berpuasa di bulan Ramadhan, perokok akan menuai hikmah bahwa hidup bukan hanya perkara makan dan minum. Ada nilai sosial yang luar biasa terkandung di dalamnya, selain juga nilai ibadah mahdhoh tentunya. Tanpa melihat status dan golongan, puasa membuat kita saling memahami bahwa manusia setara dalam hak dan kewajibannya kepada Tuhan.
<\/p>\n\n\n\n

Puasa tidak memandang dia perokok atau bukan, ketika seruan berpuasa datang, semuanya menanggalkan semua atribut keduniawian untuk menjalankan kewajibannya sebagai manusia yang diciptakan untuk beribadah. Sesungguhnya Ibadah adalah hakikat dan tujuan penciptaan jin dan manusia. Dalam Q.S. 56 (Ad-Dzariat : 56)
<\/p>\n\n\n\n

Nah tiga langkah tadi dapat kita terapkan di sisa-sisa penghujung Ramadhan ini. Mari sama-sama kita tunaikan dengan itikad ketaatan dalam mencapai kesalihan sosial serta kesalihan spiritual, sebab menjadi perokok etis yang rahmatan lil alamin tidak hanya sebatas ucapan belaka, tapi bersesuainya ucapan dan perbuatan. Bukankah konsep keseimbangan sudah sejak dulu ditanamkan oleh leluhur kita. Termasuk berlaku seimbang dalam konteks konsumsi.
<\/p>\n","post_title":"4 Langkah Menjadi Perokok Etis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"4-langkah-menjadi-perokok-etis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-04-06 10:33:50","post_modified_gmt":"2019-04-06 03:33:50","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5608","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4495,"post_author":"888","post_date":"2018-01-20 08:34:16","post_date_gmt":"2018-01-20 01:34:16","post_content":"Anda perokok? Anda sering didiskriminasi masyarakat bukan perokok? Bila iya, silahkan evaluasi kegiatan merokok Anda. Sudahkah dilakukan di tempat dan cara yang tepat?<\/span>\r\n\r\nBeberapa hari lalu, saat saya ingin menyalip truk bermuatan pasir di Jalan Raya Pemda Tigaraksa, Sang Supir membuang puntung rokok yang masih menyala keluar jendela dan apesnya mengenai bagian tubuh saya. Coba bayangkan, jika saja abu puntung rokok itu mengenai mata dan mengganggu pengelihatan saya, mungkin akan terjadi kecelakaan yang menimpa saya.<\/span>\r\n\r\nSaya perokok akut dan saya menilai tindakan sopir membuang puntung sembarangan itu adalah kesalahan amat sangat. Membuang puntung sembarangan semacam itu tentu akan berakibat fatal dan mengganggu orang lain. <\/span>\r\n\r\nLain lagi, di angkutan umum yang ada anak-anak serta ibu-ibu, kadang banyak saja yang masih cuek dan tetap merokok. Sebuah pemandangan yang tentunya sangat menggangu. Dan teguran yang pas adalah Ibu-ibu itu menutup hidung dengan kerudung sambil memberikan kode batuk-batuk. Susah sekali memang sepertinya menegur langsung perokok itu, maklum, kita memang sering banyak basa-basi.<\/span>\r\n\r\nMembuang puntung rokok sembarangan dan merokok di sembarang tempat adalah kesalahan fatal yang sering dilakukan para perokok, sehingga wajar jika masyarakat luas menilai perokok adalah manusia laknat yang harus disingkirkan dari bumi ini. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok saya juga kadang menerima beberapa cibiran dari teman perempuan atau laki-laki yang tidak merokok karena tentu mereka menilai semua perokok sama saja, sembarangan membuang asap dan puntungnya, atau bahkan merokok ketika sedang berkendara.<\/span>\r\n\r\nSebagian orang menilai sisi buruk dari rokok tanpa meniiti ulang dan mencari sumbangsih rokok bagi negeri ini, selain uang triliunan lewat hasil cukai, Marcus Gideon dan Kevin Sanjaya yang baru-baru ini meraih gelar juara <\/span>series<\/span><\/i> terbanyak sepanjang pegelaran berasal dari PB Djarum. <\/span>\r\n\r\nMakin ke sini, saya sering diedukasi soal kretek oleh komunitas yang bergelut di bidang kretek dan tentunya sangat berguna bagi saya untuk menjauhkan stigma buruk terhadap para perokok, khususnya saya. <\/span>\r\n\r\nUntuk menjauhkan stigma buruk itu, saya sedikit-sedikit meninggalkan kebiasaan buruk saya sebagai perokok. Semisal, tidak membuang puntung sembarangan sehabis merokok, atau ketika merokok di samping orang yang tidak merokok saya meminta izin terlebih dahulu, jika di izinkan ya bakar, jika tidak ya menahan asam. <\/span>\r\n\r\nDan kebiasaan ini juga saya tularkan kepada teman-teman yang merokok agar melanjutkan kebiasaan baik dan tentu menghlangkan kebiasaan-kebiasaan buruk yang nantinya melekat menjadi <\/span>image<\/span><\/i> pribadi sendiri juga.<\/span>\r\n\r\nLagi pula, asap rokok tidak mengganggu di banding asap knalpot \u00a0motor 2 tak. Atau knalpot-knalpot angkutan umum yang ngebulnya bukan main. Dan harus kalian tahu, akhir-akhir ini cuaca mendung dan hujan melulu, menikmati hujan itu lebih nikmat jika di pasangkan dengan kretek dan kopi. Jika kita sebagai perokok tak ingin terus dianggap buruk, mulailah \u00a0meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk dan membanggakan diri sebagai perokok yang santun, perokok yang juga menghargai hak-hak yang tidak merokok. Ingatlah, rokok itu tidak pernah mengjarkan keburukan. <\/span>\r\n\r\nPerokok santun tidak hanya ingin dihormati, tetapi harus menghormati. Inget ini, Lur, \u00a0untuk urusan yang baik-baik imbuhan \u201cme\u201d itu lebih baik ketimbang \u201cdi\u201d. <\/strong>","post_title":"Jadilah Perokok yang Santun","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"jadilah-perokok-yang-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-20 08:36:53","post_modified_gmt":"2018-01-20 01:36:53","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4495","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4451,"post_author":"877","post_date":"2018-01-11 09:57:06","post_date_gmt":"2018-01-11 02:57:06","post_content":"Salah satu tuduhan bagi perokok yang sering kali diutarakan anti rokok, selain menjadi penyebab kematian dan berpengaruh negatif terhadap orang lain, adalah perokok tidak punya aturan. Lebih pada sikap perokok saat merokok, yaitu merokok disembarang tempat, buang puntung rokok dan buang abu rokok sembarang. <\/span>\r\n\r\nTuduhan rokok sebagai penyebab kematian dan dapat berpengaruh negatif pada orang lain, saya kira sudah <\/span>clear,<\/span><\/i> sudah banyak jawaban terkait keduany dengan jelas. Tuduhan keduanya tanpa dasar yang kuat, hingga seakan-akan dipaksakan. <\/span>\r\n\r\nKenyataan di lapangan banyak perokok yang umurnya panjang. Baca hasil survei <\/span>
Sigit Budhi Setiawan<\/span><\/a> dalam buku yang berjudul \u201cMereka Yang Melampaui Waktu: konsep panjang umur, bahagia, sehat, dan tetap produktif\u201d terbit tahun 2013. Jelas didalamnya mengungkap banyak perokok yang usianya ratusan tahun, produktif dan masih tetap merokok. <\/span>\r\n\r\nBahkan berita terakhir di Sragen, Jawa Tengah, ada perokok yang umurnya mencapai 140an tahun. Ia terkenal dengan panggilan <\/span>Mbah Gotho<\/span><\/a> yang konon dan sampai akhir hayatnya adalah perokok berat. Lahir <\/span>31 Desember<\/span><\/a> 1870 dan meninggal di Sragen <\/span>30 April<\/span><\/a> 2017<\/span><\/a>, bahkan ia diklaim sebagai orang tertua di dunia.<\/span>\r\n\r\nLain itu, banyak bantahan yang menyatakan perokok pasif itu tidak ada dan tidak mungkin. Belum ada riset yang membuktikan bahwa asap rokok menjadi penyebab utama penyakit seseorang. Tuduhan semacam ini terkesan mengada-ada. <\/span>\r\n\r\nPerokok dari dulu hingga sekarang mempunyai kesadaran tersendiri. Rata-rata aktivitas merokok sebagai bentuk relaksasi, dilakukan berjeda dan membutuhkan waktu tersendiri sesuai keinginan hati. Merokok memang bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja saat dibutuhkan. Namun mayoritas perokok tetap melihat situasi dan kondisi. <\/span>\r\n\r\nDi Yogyakarta ada sosok Kiai perokok yang menjadi imam salat fardu (lima waktu) di masjid, sebut saja Kiai Ahmad (nama samaran), tiap jalan menuju masjid bisa dipastikan ia menyulut rokok, jarak rumah dengan masjid hanya sekitar \u00b1200 meter. Sesampainya di masjid, ia mematikan rokoknya dan disimpan ditempat aman, kemudian akan dilanjutkan setelah mengerjakan sholat. Tapi juga terkadang dibuang ke bak sampah. Ia tidak pernah sekalipun merokok dalam masjid. <\/span>\r\n\r\nBegitu juga kebiasannya di rumah, ia hampir tidak pernah merokok di depan istri dan putranya. Saat merokok ia memilih tempat tersendiri terpisah dengan istri dan putranya. \u00a0Karena ia sadar, harus menghormati istri dan putranya yang tidak merokok. Lain itu, setiap mau merokok ia akan mencari asbak sebagai tempat puntung dan abu rokok untuk menjaga kebersihan.<\/span>\r\n\r\nCerita keseharian kiai di atas adalah representasi perokok santun. Dan masih banyak perokok santun lainnya yang sadar tentang aturan main merokok. Bagi perokok, merokok adalah budaya yang dilakukan sebagai media relaksasi dan bukan menjadi kebutuhan yang utama. <\/span>\r\n\r\nPada dasarnya perokok umumnya mempunyai atauran tersendiri sesuai konteks kehidupan masing-masing. Perokok paham betul kapan ia harus merokok, kapan ia tidak menyulut rokoknya dan kapan ia harus mematikan rokoknya. <\/span>\r\n\r\nBuktinya perokok tidak akan memaksakan merokok di ruangan ber AC tanpa adanya exhaust (alat penghisap asap) atau tanpa kesepakatan bersama. Perokok tidak akan merokok di kendaraan yang ber AC \u00a0dan tertutup rapat. <\/span>\r\n\r\nWalaupun perokok merokok di tempat yang telah disepakati atau sudah mendapatkan ijin, ternyata dalam ruangan masih ada seseorang yang tidak merokok, bisa dipastikan merokoknya tidak terasa nikmat. Kebanyakan akan memilih tidak merokok. Kalaupun terpaksa merokok akan terasa canggung. \u00a0Sehingga terkadang asap yang dikeluarkan diarahkan yang berlawanan dengan posisi yang tidak merokok. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok santun, sudah menjadi kebiasaan jika akan merokok terlebih dahulu mencari tempat untuk membuang puntung dan abu rokok (asbak). Terkadang saking kreatifnya, jika tidak ditemukan asbak, mereka (perokok) membuat asbak sendiri yang terbuat dari bahan disekitarnya. Tidak jarang perokok membuat asbak dengan bahan kertas. Ia tahu kertas adalah salah satu bahan yang akan terbakar jika terkena bara rokok. Namun apa boleh buat dengan sangat terpaksa ia harus membuat asbak dengan sangat sederhana sebagai tempat pembuangan puntung dan abu rokok, untuk menjaga kebersihan. <\/span>\r\n\r\nBudaya merokok santun, adalah warisan tatanan nilai turun temurun oleh nenek moyang. Tidak lain untuk menjaga kebersamaan, penghormatan hak orang lain, menjaga kesopanan, dan bahkan untuk mempertahankan etiket merokok yang baik.<\/span>","post_title":"Menjadi Perokok Santun yang Taat Aturan Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-perokok-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-11 09:57:26","post_modified_gmt":"2018-01-11 02:57:26","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4451","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Libur telah tiba, libur telah tiba, hatiku gembira!<\/p>\n\n\n\n

Sepotong lirik lagu yang dibawakan oleh Tasya Kamilah\ntersebut tepat menggambarkan perasaan para pekerja di Indonesia saat ini. Bulan\npuasa sudah menginjak hari ke-27 dan beberapa hari lagi saja Hari Raya Idul\nFitri sudah di depan mata. Tentu ada satu tradisi khas nusantara menjelang yang\ntak lekang oleh waktu yaitu mudik.<\/p>\n\n\n\n

Kota-kota besr memang selama ini menjadi kantong-kantong\npekerja yang datang merantau dari daerah. Sebut saja misalnya Jakarta dan\nsekitarnya, Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian\nPerhubungan memprediksi jumlah pemudik Lebaran 2019 dari Jakarta, Bogor, Depok,\nTangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) mencapai 14,9 juta orang.<\/p>\n\n\n\n

Jumlah yang sangat besar bukan? Namun jika dipecah menjadi\nberbagai moda transportasi, bisa dpiastikan angkutan darat seperti kereta api,\nbus, kendaraan pribadi yang menjadi primadona. Akan tetapi tak sedikit pula\nyang memang rutin menggunakan kendaraan umum seperti pesawat udara dan kapal\nlaut say mudik.<\/p>\n\n\n\n

Salah satu kendala bagi para perokok yang melakukan perjalanan mudik adalah minimnya fasilitas ruangan merokok. Tentu fasilitas tersebut tidak ada di pesawat udara dan kereta api. Tapi untuk menjadi perokok santun tentu tidaklah sulit. Berikut kami memberi tips bagi kalian para perokok yang hendak melakukan perjalanan mudik ke kampung halaman pada bulan Ramadhan kali ini.<\/p>\n\n\n\n

Beli Tiket di Tempat Resmi<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Tiket kendaraan menjadi salah satu barang yang paling diburu\nselama beberapa hari ini. Memang sejak jauh-jauh hari beberapa penyedia jasa\nkendaraan sudah menjual tiket dan langsung ludes terjual habis. Tentu bertarung\ndengan banyak orang untuk mendapatkan tiket jadi satu kewajiban.<\/p>\n\n\n\n

Walau demikian, kami sarankan untuk tetap membeli di\nagen-agen resmi dan terpercaya atau beberapa jasa penjual tiket secara online\nyang sudah terkemuka. Pasalnya, jikalau membeli di calo tentu banyak resiko\nyang bisa anda tanggung. Mulai dari harga yang terlalu mahal, armada kendaraan\nyang tak sesuai, bahkan hingga kasus penipuan, jadi waspadalah!<\/p>\n\n\n\n

Jangan Sampai Terlambat<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Jika tiket sudah di tangan, tentu datang lebih awal ke\nstasiun, terminal, atau bandara harus dilakukan. Mengingat jumlah lonjakan\npoenumpang tentu kondisi di sana akan lebih ramai dan penuh antrian. Ingat yang\nmudik bukan cuman kamu saja, sudah baca toh paragrapf di atas bahwa ada sekitar\n14,9 juta orang yang mudik.<\/p>\n\n\n\n

Bayangkan jika anda datang telat, betapa akan susahnya\nnanti. Apalagi tiket yang dibeli dengan harga yang cukup menguras kantong.\nBetapa sulitnya anda jika harus mencari tiket pengganti. Sudah kehilangan uang,\ntentu anda akan bekerja lebih ekstra keras untuk bisa kembali ke kampung\nhalaman.<\/p>\n\n\n\n

Tetap merokok di tempat yang sudah disediakan<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya bahwa beberapa\nkendaraan umum tidak menyediakan ruangan merokok. Maka bagi kalian para perokok\ntentu bisa memanfaatkan ruangan merokok yang ada di stasiun, terminal,\npelabuhan, atau bandara. Ketersediaan ruangan merokok di empat tempat tersebut\nsudah diatur dalam undang-undang.<\/p>\n\n\n\n

Bahkan di beberapa tempat tersebut sudah disediakan tempat\nmerokok yang asyik. Salah satunya di bandara Sukarno-Hatta Cengkareng, Banten.\nBisa dibilang tempat merokok di sana adalah salah satu yang terbaik dan\nmemenuhi standar di Indonesia. Jadi mari gunakan tempat itu dengan baik.<\/p>\n\n\n\n

Ketiga tips tersebut patut diperhatikan oleh kalian para\nperokok yang hendak mudik dan yang paling utama adalah tetap jaga barang bawaan\nanda termasuk yang berharga, jangan lupa berdoa sebelum memulai perjalanan.\nStay safe and be carefully!<\/p>\n","post_title":"Tiga Hal yang Wajib diperhatikan Para Perokok Saat Mudik","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"tiga-hal-yang-wajib-diperhatikan-para-perokok-saat-mudik","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-02 16:29:29","post_modified_gmt":"2019-06-02 09:29:29","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5771","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5608,"post_author":"883","post_date":"2019-04-06 10:33:47","post_date_gmt":"2019-04-06 03:33:47","post_content":"\n

Perokok<\/a> acapkali dicap sebagai orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Hal ini disebabkan oleh perilaku merokok sembarangan, petantang-petenteng ketika merokok, dan abai terhadap lingkungan sekitar. Padahal sebagai konsumen yang baik, tentu perokok seharusnya bertanggung jawab atas barang yang dikonsumsinya.
<\/p>\n\n\n\n

Salah satu cara agar perokok memiliki sikap bertanggung jawab atas barang konsumsinya adalah dengan menerapkan perilaku perokok etis. Berikut adalah langkah-langkah menjadi perokok etis:
<\/p>\n\n\n\n

1. Tidak Merokok<\/a> Saat Berkendara<\/strong>
<\/p>\n\n\n\n

Tidak ada satupun alasan yang dapat membenarkan perilaku merokok saat berkendara. Sebab sangat banyak mudarat yang diakibatkan atas perilaku ini.<\/p>\n\n\n\n

Pertama, merokok<\/a> saat berkendara tidak menghargai hak orang lain yang bukan perokok. Pada saat kendaraan berjalan maupun berhenti, asap rokok yang dihembuskan akan mengenai pengendara di sekitar, sehingga memungkinkan orang lain terpapar asap rokok
<\/p>\n\n\n\n

Kedua, berbahaya bagi orang lain. Mengapa berbahaya? Sebab ketika bara api yang diakibatkan pembakaran rokok tak dibuang di tempat yang mestinya, maka akan menimbulkan resiko orang di sekitar akan terkena bara api rokok. Akibatnya tentu bermacam-macam, mulai dari mengganggu konsentrasi, mengakibatkan kebutaan pada orang yang matanya terkena bara api, hingga kecelakaan fatal.
<\/p>\n\n\n\n

Aturan larangan merokok saat berkendara sebenarnya sudah diatur dalam UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Aturan ini sudah tepat dikeluarkan, meskipun dalam point sanksi sangat berlebihan karena memuat sanksi pidana dan denda yang besar.
<\/p>\n\n\n\n

Maka perilaku tidak merokok saat berkendara sudah seharusnya diterapkan oleh perokok untuk membuktikan bahwa perokok menjunjung tinggi nilai etis, dan dapat bertanggung jawab tanpa harus diancam sanksi pidana maupun denda.
<\/p>\n\n\n\n

2. Tidak Merokok di Dekat Anak Kecil<\/strong>
<\/p>\n\n\n\n

Merokok adalah kegiatan konsumsi yang boleh dilakukan oleh orang yang sudah berusia 18 tahun ke atas. Maka perilaku merokok di dekat anak kecil bukanlah sebuah perilaku yang bertanggung jawab dari seorang perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Seorang perokok yang bertanggung jawab juga tentu tidak akan menawarkan rokok apalagi mengajarkan kebiasaan merokok kepada anak di bawah umur 18 tahun. Biarkanlah anak-anak kecil dan anak di bawah umur 18 tahun menentukan keputusan mereka untuk mengonsumsi rokok atau tidak ketika mereka sudah cukup umur.
<\/p>\n\n\n\n

3. Tidak Merokok di Dekat Ibu Hamil<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Merokok di dekat ibu hamil adalah sebuah perilaku yang buruk. Ibu hamil mana yang tidak risih, ketika berada di tempat umum yang seharusnya mereka bisa santai atau istirahat sejenak tapi kemudian terusik karena asap rokok.
<\/p>\n\n\n\n

Apalagi para ibu-ibu hamil ini memiliki fase kondisi tubuh dan pikiran yang berbeda dengan orang normal pada umumnya. Ibu hamil biasanya memiliki kondisi fisik gampang drop, wong kadang-kadang mereka tau-tau muntah. Dalam hal psikologis juga berbeda dengan orang normal pada umumnya, ibu hamil biasanya memiliki sensitivitas yang tinggi.
<\/p>\n\n\n\n

Jadi sebagai perokok etis, menjunjung tinggi kehormatan perempuan mutlak dimiliki, maka perilaku tidak merokok di dekat ibu hamil adalah kewajiban bagi perokok etis.
<\/p>\n\n\n\n

4. Merokok di Ruang Merokok<\/strong>
<\/p>\n\n\n\n

Kesadaran berbagi hak merupakan fondasi penting bagi perokok etis. Dengan merokok di ruang merokok, tentunya akan menciptakan kesadaran bagi perokok untuk menghargai hak bukan perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Merokok di sembarang tempat mengabaikan orang lain di sekitarnya yang bukan perokok bukanlah ciri perilaku yang bertanggung jawab. Adanya wilayah Kawasan Tanpa Rokok (KTR) harus dianggap sebagai sense kesadaran berbagi ruang terhadap orang lain. Hormatilah dengan tidak merokok di wilayah KTR. Namun perokok juga harus protes jika tidak ada penyediaan ruang merokok di tempat umum dan tempat umum lainnya di wilayah KTR.
<\/p>\n\n\n\n

Nah di atas tadi merupakan langkah-langkah yang wajib diterapkan oleh para perokok agar menjadi perokok etis. Dengan menjadi perokok etis, para perokok dapat menepis stigma negatif yang dilekatkan kepada perokok, dan tentunya juga dapat menjadi tonggak bagi perjuangan perokok melawan diskriminasi terhadap Industri Hasil Tembakau.<\/p>\n\n\n\n

Pertama: Merokok di Ruang Merokok yang Telah Disediakan
<\/h3>\n\n\n\n

Bulan Ramadhan kerap kali dimeriahi dengan buka bersama alias bukber , tanpa bukber kadang rasanya kayak ada dua-tiga orang merokok tapi tidak ada asbaknya. Maka tak heran tempat-tempat makan, tempat kerja, ruang publik lainnya menjadi tempat untuk berbuka puasa bersama. Nah saat berbuka di tempat-tempat inilah perokok harus melihat apakah tempat tersebut menyediakan ruang merokok atau tidak. Sehabis berbuka puasa, setelah hampir tiga belas jam lamanya perokok menghentikan sementara aktivitas merokoknya, tentu merokok masuk ke dalam daftar menu berbuka puasa. Tapi jangan berpikiran bahwa perokok ketika waktunya berbuka langsung merokok loh ya. Pasti minum air putih terlebih dahulu, makan takjilan dulu, karena perokok bukan onta yang minum sama makannya irit-irit.
<\/p>\n\n\n\n

Minum dan makan takjil sudah, barulah waktunya untuk membakar sebatang rokok. Banyak juga yang merokoknya ditunda dulu sampai sehabis salat taraweh. Semua tergantung kebutuhan. Tapi bagi perokok yang menyegerakan waktu merokoknya, di tempat buka puasa bersama, perokok etis yang rahmatan lil alamin tidak asal sembarangan merokok. Tentulah akan merokok pada tempat yang telah disediakan. Karena konsep etis dan rahmatan lil alamin adalah tidak berlaku dzolim. Bertindak secara proporsional, itu intinya.
<\/p>\n\n\n\n

Kedua: Berbagilah dengan Sesama
<\/h2>\n\n\n\n

Tagline indahnya berbagi di bulan Ramadhan biasanya sering bermunculan. Meskipun itikad berbagi bukan hanya berlaku di bulan Ramadhan saja, namun tagline tersebut patut pula menjadi renungan dan diwujudkan dalam laku sosial kita, agar terlatih menjadi manusia yang lebih baik pada bulan-bulan selanjutnya.
<\/p>\n\n\n\n

Berbagi dapat dimulai dari hal-hal yang sederhana. Berbagi api, dengan meminjamkan korek misalnya, berbagi asbak, dengan tidak mengakuisisi asbak, berbagi rokok, bukan berarti rokok sebatang dihisap keliling loh ya, selebihnya kita bisa berbagi hikmah Ramadhan, berbagi pengalam seharian berpuasa.
<\/p>\n\n\n\n

Saat berbuka puasa seringkali pula perokok kelupaan membeli rokok karena tak punya stok yang disimpan. Menawari apa yang kita miliki, bilamana itu berupa rokok, korek, maupun asbak, tawarkanlah. Dari sisi itu terdapat ciri insan yang memiliki spirit berbagi, selain sebagai wujud solidaritas juga upaya menjalin silaturahmi.
<\/p>\n\n\n\n

Ketiga: Berpuasalah di Bulan Ramadhan
<\/h2>\n\n\n\n

Selain membuktikan bahwa rokok bukan sesuatu yang adiktif, berpuasa di bulan Ramadhan adalah seruan agar kita lebih bertakwa kepada sang Maha Pemberi Rahmat. Labeling adiktif terhadap perokok jelas sudah terbantahkan dengan sendirinya ketika perokok berpuasa di bulan Ramadhan. Tudingan adiktif tersebut menjadi tidak relevan, ketika perokok sanggup menahan aktivitas merokoknya selama tiga belas jam lebih. Meskipun banyak juga perokok yang berbulan-bulan lamanya sanggup tidak merokok. Juga penelitian-penelitian bantahan yang mengatakan tidak tepat memberikan label adiktif terhadap perokok, karena berhenti merokok sangat mudah dilakukan oleh perokok.
<\/p>\n\n\n\n

Dengan berpuasa di bulan Ramadhan, perokok akan menuai hikmah bahwa hidup bukan hanya perkara makan dan minum. Ada nilai sosial yang luar biasa terkandung di dalamnya, selain juga nilai ibadah mahdhoh tentunya. Tanpa melihat status dan golongan, puasa membuat kita saling memahami bahwa manusia setara dalam hak dan kewajibannya kepada Tuhan.
<\/p>\n\n\n\n

Puasa tidak memandang dia perokok atau bukan, ketika seruan berpuasa datang, semuanya menanggalkan semua atribut keduniawian untuk menjalankan kewajibannya sebagai manusia yang diciptakan untuk beribadah. Sesungguhnya Ibadah adalah hakikat dan tujuan penciptaan jin dan manusia. Dalam Q.S. 56 (Ad-Dzariat : 56)
<\/p>\n\n\n\n

Nah tiga langkah tadi dapat kita terapkan di sisa-sisa penghujung Ramadhan ini. Mari sama-sama kita tunaikan dengan itikad ketaatan dalam mencapai kesalihan sosial serta kesalihan spiritual, sebab menjadi perokok etis yang rahmatan lil alamin tidak hanya sebatas ucapan belaka, tapi bersesuainya ucapan dan perbuatan. Bukankah konsep keseimbangan sudah sejak dulu ditanamkan oleh leluhur kita. Termasuk berlaku seimbang dalam konteks konsumsi.
<\/p>\n","post_title":"4 Langkah Menjadi Perokok Etis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"4-langkah-menjadi-perokok-etis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-04-06 10:33:50","post_modified_gmt":"2019-04-06 03:33:50","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5608","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4495,"post_author":"888","post_date":"2018-01-20 08:34:16","post_date_gmt":"2018-01-20 01:34:16","post_content":"Anda perokok? Anda sering didiskriminasi masyarakat bukan perokok? Bila iya, silahkan evaluasi kegiatan merokok Anda. Sudahkah dilakukan di tempat dan cara yang tepat?<\/span>\r\n\r\nBeberapa hari lalu, saat saya ingin menyalip truk bermuatan pasir di Jalan Raya Pemda Tigaraksa, Sang Supir membuang puntung rokok yang masih menyala keluar jendela dan apesnya mengenai bagian tubuh saya. Coba bayangkan, jika saja abu puntung rokok itu mengenai mata dan mengganggu pengelihatan saya, mungkin akan terjadi kecelakaan yang menimpa saya.<\/span>\r\n\r\nSaya perokok akut dan saya menilai tindakan sopir membuang puntung sembarangan itu adalah kesalahan amat sangat. Membuang puntung sembarangan semacam itu tentu akan berakibat fatal dan mengganggu orang lain. <\/span>\r\n\r\nLain lagi, di angkutan umum yang ada anak-anak serta ibu-ibu, kadang banyak saja yang masih cuek dan tetap merokok. Sebuah pemandangan yang tentunya sangat menggangu. Dan teguran yang pas adalah Ibu-ibu itu menutup hidung dengan kerudung sambil memberikan kode batuk-batuk. Susah sekali memang sepertinya menegur langsung perokok itu, maklum, kita memang sering banyak basa-basi.<\/span>\r\n\r\nMembuang puntung rokok sembarangan dan merokok di sembarang tempat adalah kesalahan fatal yang sering dilakukan para perokok, sehingga wajar jika masyarakat luas menilai perokok adalah manusia laknat yang harus disingkirkan dari bumi ini. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok saya juga kadang menerima beberapa cibiran dari teman perempuan atau laki-laki yang tidak merokok karena tentu mereka menilai semua perokok sama saja, sembarangan membuang asap dan puntungnya, atau bahkan merokok ketika sedang berkendara.<\/span>\r\n\r\nSebagian orang menilai sisi buruk dari rokok tanpa meniiti ulang dan mencari sumbangsih rokok bagi negeri ini, selain uang triliunan lewat hasil cukai, Marcus Gideon dan Kevin Sanjaya yang baru-baru ini meraih gelar juara <\/span>series<\/span><\/i> terbanyak sepanjang pegelaran berasal dari PB Djarum. <\/span>\r\n\r\nMakin ke sini, saya sering diedukasi soal kretek oleh komunitas yang bergelut di bidang kretek dan tentunya sangat berguna bagi saya untuk menjauhkan stigma buruk terhadap para perokok, khususnya saya. <\/span>\r\n\r\nUntuk menjauhkan stigma buruk itu, saya sedikit-sedikit meninggalkan kebiasaan buruk saya sebagai perokok. Semisal, tidak membuang puntung sembarangan sehabis merokok, atau ketika merokok di samping orang yang tidak merokok saya meminta izin terlebih dahulu, jika di izinkan ya bakar, jika tidak ya menahan asam. <\/span>\r\n\r\nDan kebiasaan ini juga saya tularkan kepada teman-teman yang merokok agar melanjutkan kebiasaan baik dan tentu menghlangkan kebiasaan-kebiasaan buruk yang nantinya melekat menjadi <\/span>image<\/span><\/i> pribadi sendiri juga.<\/span>\r\n\r\nLagi pula, asap rokok tidak mengganggu di banding asap knalpot \u00a0motor 2 tak. Atau knalpot-knalpot angkutan umum yang ngebulnya bukan main. Dan harus kalian tahu, akhir-akhir ini cuaca mendung dan hujan melulu, menikmati hujan itu lebih nikmat jika di pasangkan dengan kretek dan kopi. Jika kita sebagai perokok tak ingin terus dianggap buruk, mulailah \u00a0meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk dan membanggakan diri sebagai perokok yang santun, perokok yang juga menghargai hak-hak yang tidak merokok. Ingatlah, rokok itu tidak pernah mengjarkan keburukan. <\/span>\r\n\r\nPerokok santun tidak hanya ingin dihormati, tetapi harus menghormati. Inget ini, Lur, \u00a0untuk urusan yang baik-baik imbuhan \u201cme\u201d itu lebih baik ketimbang \u201cdi\u201d. <\/strong>","post_title":"Jadilah Perokok yang Santun","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"jadilah-perokok-yang-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-20 08:36:53","post_modified_gmt":"2018-01-20 01:36:53","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4495","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4451,"post_author":"877","post_date":"2018-01-11 09:57:06","post_date_gmt":"2018-01-11 02:57:06","post_content":"Salah satu tuduhan bagi perokok yang sering kali diutarakan anti rokok, selain menjadi penyebab kematian dan berpengaruh negatif terhadap orang lain, adalah perokok tidak punya aturan. Lebih pada sikap perokok saat merokok, yaitu merokok disembarang tempat, buang puntung rokok dan buang abu rokok sembarang. <\/span>\r\n\r\nTuduhan rokok sebagai penyebab kematian dan dapat berpengaruh negatif pada orang lain, saya kira sudah <\/span>clear,<\/span><\/i> sudah banyak jawaban terkait keduany dengan jelas. Tuduhan keduanya tanpa dasar yang kuat, hingga seakan-akan dipaksakan. <\/span>\r\n\r\nKenyataan di lapangan banyak perokok yang umurnya panjang. Baca hasil survei <\/span>
Sigit Budhi Setiawan<\/span><\/a> dalam buku yang berjudul \u201cMereka Yang Melampaui Waktu: konsep panjang umur, bahagia, sehat, dan tetap produktif\u201d terbit tahun 2013. Jelas didalamnya mengungkap banyak perokok yang usianya ratusan tahun, produktif dan masih tetap merokok. <\/span>\r\n\r\nBahkan berita terakhir di Sragen, Jawa Tengah, ada perokok yang umurnya mencapai 140an tahun. Ia terkenal dengan panggilan <\/span>Mbah Gotho<\/span><\/a> yang konon dan sampai akhir hayatnya adalah perokok berat. Lahir <\/span>31 Desember<\/span><\/a> 1870 dan meninggal di Sragen <\/span>30 April<\/span><\/a> 2017<\/span><\/a>, bahkan ia diklaim sebagai orang tertua di dunia.<\/span>\r\n\r\nLain itu, banyak bantahan yang menyatakan perokok pasif itu tidak ada dan tidak mungkin. Belum ada riset yang membuktikan bahwa asap rokok menjadi penyebab utama penyakit seseorang. Tuduhan semacam ini terkesan mengada-ada. <\/span>\r\n\r\nPerokok dari dulu hingga sekarang mempunyai kesadaran tersendiri. Rata-rata aktivitas merokok sebagai bentuk relaksasi, dilakukan berjeda dan membutuhkan waktu tersendiri sesuai keinginan hati. Merokok memang bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja saat dibutuhkan. Namun mayoritas perokok tetap melihat situasi dan kondisi. <\/span>\r\n\r\nDi Yogyakarta ada sosok Kiai perokok yang menjadi imam salat fardu (lima waktu) di masjid, sebut saja Kiai Ahmad (nama samaran), tiap jalan menuju masjid bisa dipastikan ia menyulut rokok, jarak rumah dengan masjid hanya sekitar \u00b1200 meter. Sesampainya di masjid, ia mematikan rokoknya dan disimpan ditempat aman, kemudian akan dilanjutkan setelah mengerjakan sholat. Tapi juga terkadang dibuang ke bak sampah. Ia tidak pernah sekalipun merokok dalam masjid. <\/span>\r\n\r\nBegitu juga kebiasannya di rumah, ia hampir tidak pernah merokok di depan istri dan putranya. Saat merokok ia memilih tempat tersendiri terpisah dengan istri dan putranya. \u00a0Karena ia sadar, harus menghormati istri dan putranya yang tidak merokok. Lain itu, setiap mau merokok ia akan mencari asbak sebagai tempat puntung dan abu rokok untuk menjaga kebersihan.<\/span>\r\n\r\nCerita keseharian kiai di atas adalah representasi perokok santun. Dan masih banyak perokok santun lainnya yang sadar tentang aturan main merokok. Bagi perokok, merokok adalah budaya yang dilakukan sebagai media relaksasi dan bukan menjadi kebutuhan yang utama. <\/span>\r\n\r\nPada dasarnya perokok umumnya mempunyai atauran tersendiri sesuai konteks kehidupan masing-masing. Perokok paham betul kapan ia harus merokok, kapan ia tidak menyulut rokoknya dan kapan ia harus mematikan rokoknya. <\/span>\r\n\r\nBuktinya perokok tidak akan memaksakan merokok di ruangan ber AC tanpa adanya exhaust (alat penghisap asap) atau tanpa kesepakatan bersama. Perokok tidak akan merokok di kendaraan yang ber AC \u00a0dan tertutup rapat. <\/span>\r\n\r\nWalaupun perokok merokok di tempat yang telah disepakati atau sudah mendapatkan ijin, ternyata dalam ruangan masih ada seseorang yang tidak merokok, bisa dipastikan merokoknya tidak terasa nikmat. Kebanyakan akan memilih tidak merokok. Kalaupun terpaksa merokok akan terasa canggung. \u00a0Sehingga terkadang asap yang dikeluarkan diarahkan yang berlawanan dengan posisi yang tidak merokok. <\/span>\r\n\r\nSebagai perokok santun, sudah menjadi kebiasaan jika akan merokok terlebih dahulu mencari tempat untuk membuang puntung dan abu rokok (asbak). Terkadang saking kreatifnya, jika tidak ditemukan asbak, mereka (perokok) membuat asbak sendiri yang terbuat dari bahan disekitarnya. Tidak jarang perokok membuat asbak dengan bahan kertas. Ia tahu kertas adalah salah satu bahan yang akan terbakar jika terkena bara rokok. Namun apa boleh buat dengan sangat terpaksa ia harus membuat asbak dengan sangat sederhana sebagai tempat pembuangan puntung dan abu rokok, untuk menjaga kebersihan. <\/span>\r\n\r\nBudaya merokok santun, adalah warisan tatanan nilai turun temurun oleh nenek moyang. Tidak lain untuk menjaga kebersamaan, penghormatan hak orang lain, menjaga kesopanan, dan bahkan untuk mempertahankan etiket merokok yang baik.<\/span>","post_title":"Menjadi Perokok Santun yang Taat Aturan Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-perokok-santun","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-01-11 09:57:26","post_modified_gmt":"2018-01-11 02:57:26","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4451","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

Paling Populer