logo boleh merokok putih 2

5 Destinasi Wisata Kretek Yang Wajib Dikunjungi Saat Libur Tahun Baru

Siapa bilang kretek hanya dapat dimanfaatkan sebagai produk konsumsi semata. Kretek sebagai warisan budaya khas Indonesia juga dapat dimanfaatkan sebagai destinasi wisata yang recommended untuk dikunjungi.

Karena sebentar lagi libur tahun baru akan tiba, maka kami merekomendasikan kretekus beberapa destinasi wisata kretek yang dapat dikunjungi oleh kretekus sekalian.

Museum Kretek

Jangan ngaku kretekus kalau belum pernah mengunjungi Museum Kretek. Selain destinasi wisata religi di Makam Sunan Kudus dan Sunan Muria, salah satu destinasi wisata di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah ini merupakan tempat yang paling banyak dikunjungi, direkomendasikan oleh para pelancong.

Museum Kretek yang berlokasi di Jalan Getas Pejaten Nomor 155, Kudus ini merupakan satu-satunya museum kretek yang ada di Indonesia. Jadi, Anda tidak akan menemukan museum sejenis ini dimanapun, bahkan di Jakarta.

Sebagai salah satu warisan budaya bangsa Indonesia, di Museum Kretek terdapat sekitar 1.195 koleksi yang ada dalam museum yang menjadi bukti sejarah dan jejak kekayaan Nusantara akan rempah-rempah yang diperebutkan bangsa-bangsa asing, sejak masa kolonialisme Portugis, Inggris, Belanda, hingga Jepang.

Di Museum Kretek ini kretekus juga dapat melihat koleksi benda-benda kuno yang pernah digunakan untuk membuat kretek tradisional. Kretekus juga akan dikenalkan kepada produk kretek Nusantara yang dibuat pertama kali pada tahun 1908, mesin produksi rokok yang sangat jadul, diorama-diorama indah yang menceritakan awal mula bangsa Indonesia memproduksi kretek.

Mueum Kretek ini banyak dikunjungi wisatawan dari berbagai daerah. Baik pengunjung lokal maupun mancanegara yang ingin mengetahui jejak peradaban rokok dan kekayaan Nusantara, mulai dari tembakau, cengkeh, jagung, dan beragam sumber daya alam (SDA) Indonesia lainnya.

Bagi masyarakat Kudus, Museum Kretek adalah simbol kekayaan masyarakat Kudus. Museum ini didirikan bertujuan untuk menunjukkan kretek berkembang pesat di Tanah Jawa, khususnya Kabupaten Kudus. Dan produk kretek asal Kudus tidak hanya dikonsumsi warga Indonesia, tetapi juga masyarakat dunia, dari Asia, Amerika, Australia, Eropa, hingga Afrika. Jadi jangan heran jika Museum Kretek jadi kebanggaan bagi masyarakat Kudus.

Pabrik Rokok Praoe Lajar

Di Semarang ada destinasi wisata kretek yang bisa kretekus kunjungi. Di kawasan Polder Tawang, Kota lama, tepatnya di Jalan Merak, terdapat pabrik kretek Praoe Lajar (Prau Layar). Pabrik ini merupakan saksi dari perjalanan industri kretek di Indonesia yang sampai sekarang masih beroperasi.

Di tengah gempuran anti rokok dan korporasi besar industri rokok asing, kretek Praoe Lajar menjadi satu dari sedikit pabrik kretek asal Semarang yang masih bertahan. Meskipun tak pernah mengiklankan produknya, industri kretek yang mengklaim dirinya sebagai “Kreteknya Para Nelayan” ini sejak dulu sudah memiliki segmen pasar kelas menengah bawah. Konsumennya rata-rata berada di kawasan Pemalang, Tegal dan Pekalongan.

Pabrik Rokok Praoe Lajar memiliki pesona tersendiri karena berada di Kawasan Kota Lama Semarang, keberadaannya menambah pesona khazanah bangunan lawas Indonesia ditengah-tengah bangunan-bangunan peninggalan masa kolonial.

Tentunya jika kretekus mengunjungi destinasi wisata ini akan menambahkan koleksi foto yang instagramable kretekus. Selain itu, kretekus juga dapat mengetahui sejarah panjang kretek di Indonesia yang sangat kaya manfaatnya bagi bangsa, dan salah satu industri yang resisten terhadap krisis ekonomi.

Jadi bagi para kretekus yang ingin mendatangi langsung pabrik ini bisa langsung meluncur ke jalan Merak No. 15 Tanjungmas-Semarang 50174 Jawa Tengah (di area Polder Semarang) Telp. 024-3546234.

 

Los Mbako

Pesona Kretek Indonesia dapat kretekus sekalian temui di suatu wilayah asri di Jawa Tengah, tepatnya di Klaten ada sebuah bangunan yang sedang menjadi trending bagi para netizen di Instagram. Sebuah tempat yang sangat recomenden untuk menambah koleksi foto yang instagramable banget deh. Tempat tersebut sangat sederhana, namun memiliki historis yang kuat bagi masyarakat lokal sekitar.

Destinasi wisata tersebut adalah sebuah tempat pengeringan tembakau yang sederhana bernama Los Mbako. Bangunan yang digunakan oleh para petani untuk mengeringkan daun tembakau setelah dipetik dan sebelum dicacah untuk menjadi bahan baku cerutu dan kretek.

Jika penasaran seperti apa Los Mbako ini, mungkin dapat digambarkan seperti ini, bangunannya berukuran besar menjulang cukup tinggi, memanjang dan lantai dasarnya model panggung. Hampir seluruh bangunan terbuat dari bambu, kecuali atap yang biasanya berupa daun alang-alang atau daun tebu kering. Anda bisa menemukan ratusan Los Mbako di areal persawahan di banyak desa di Klaten.

Jika merunut kepada sisi historisnya, sejak masa kolonialisme Belanda hingga sekarang, Klaten memang dikenal sebagai kawasan penghasil tembakau yang sangat khas. Tembakau dari Klaten dan sekitarnya disebut tembakau Vorstenlanden. Pada masa tersebut, tembakau Klaten ini menjadi pilihan dunia untuk pemilihan industri hasil tembakau. Sebab, tembakau Vorstenlanden biasanya dipilih untuk bahan baku cerutu dan rokok kelas satu.

Cerutu Vorstenlanden sangat tekenal sejak ratusan tahun lalu. Penjualannya berada di kalangan kantong tebal dan pemburu cita rasa cerutu khas daerah tropis. Tak heran jika tembakau Klaten sejak dahulu hingga sekarang menjadi salah satu tembakau terbaik di dunia.

Tak sulit untuk menemukan Los Mbako di Klaten, terdapat di berbagai Kecamatan, misalnya di Kecamatan Kebonarum, Polanharjo, Jatinom, Ngawen, atau bahkan di kawasan pinggiran kawasan Kota Klaten. Hayo buruan untuk hunting foto yang instagramable di Los Mbako ini, sekalian mengenal keramahan penduduk lokal di Klaten.

Museum House of Sampoerna

Salah satu destinasi wisata kretekus yang recomended ialah Museum House of Sampoerna. Sebuah museum yang terletak di Surabaya lama. Jika kretekus sudah di Surabaya, tak sulit menemukan akses menuju House of Sampoerna yang beralamat di Jl Taman Sampoerna 6, Surabaya. Ini karena letaknya yang berada di tengah Kota Surabaya. Terdapat banyak penunjuk arah menuju Museum. Jika tak percaya cek saja, sangat mudah ditemukan plakat-plakat penunjuk arah menuju Museum House of Sampoerna.

Bangunan klasik yang sangat menarik perhatian ini merupakan sebuah memori bersejarah masyarakat Surabaya. Dibangun pada tahun 1862, arsitekturnya sangat khas eropa sentris bergaya kolonial Belanda dengan 4 pilar besar yang bertengger di depan gedung utama.

Pada awalnya bangunan ini peruntukannya adalah panti asuhan putra yang dikelola oleh pemerintah kolonial Belanda. Lalu, bangunan ini dibeli oleh Liem Seeng Tee pendiri Sampoerna pada tahun 1932 dan dijadikan tempat pertama produksi rokok Sampoerna.

Masuk ke komplek museum ini, kretekus akan melihat beberapa gedung di sekitarannya. Gedung yang paling besarlah yang dijadikan museum dan dijadikan tempat produksi salah satu merek rokok yaitu Dji Sam Soe. Sementara, dua gedung lainnya yang tepat berada di samping kanan dan kiri gedung utama, kretekus akan disuguhkan dengan koleksi-koleksi museum lainnya.

Aadapun gedung sebelah kanan merupakan rumah tinggal Keluarga Sampoerna. Di sebelah kirinya dijadikan cafe dan tempat galeri seni yang unik. Tepat di samping kanan gedung Auditorium terparkir mobil mewah keluaran Inggris Rolls Royce yang dipergunakan oleh Keluarga Sampoerna.

Ketika masuk ke dalam museum, semerbak aroma tembakau yang khas akan menyambut kretekus saat pertama masuk di dalam area museum. Penjaga museum dengan ramah menyambut kretekus sekalian dan menawaran untuk menjadi guide tour secara Cuma-Cuma.

Dari sana kretekus akan mendapat penjelasan tentang sejarah singkat museum dan silsilah Keluarga Sampoerna. Namun, meskipun tanpa bantuan petugas, kita masih bisa memahami serta mengerti isi dan cikal bakal museum tersebut. Informasi-informasi dengan mudah dapat kretekus baca secara manual maupun digital.

Untuk spot foto yang instagramable? Jangan ditanya, kretekus dapat menemukan sebuah kolam ikan melingkar diikuti gemercik air mancur memberikan kesan yang cozy dan elegan sebelum memulai melangkahkan kaki untuk berkeliling-keliling, spot pertama yang oke untuk berfoto ria. Di ruangan paling depan terpampang lukisan sang pendiri sampoerna dan beberapa keluarganya dengan meja dan kursi tertata rapi dan beberapa koleksi gaun kebaya Keluarga Sampoerna.

Di samping kiri pintu kita akan menjumpai replika lapak kelontong yang digunakan berjualan pada saat merintis salah satu pabrik rokok terbesar di Indonesia ini. Beberapa terpampang di dalam pigura macam-macam tembakau yang digunakan untuk bahan produksi rokok.

Tak tertinggal pula replika tungku untuk mengeringkan tembakau yang akan dijadikan rokok. Tak pelak dari tungku tersebut, semerbak aroma tembakau akan menyeruak. Disana juga terdapat beberapa koleksi korek api zaman dahulu dan koleksi kamera tua yang sudah berumur puluhan bahkan ratusan tahun juga ada. Koleksi barang jadul tersebut sulit kretekus dapatkan di Indonesia.

Semakin melangkah masuk kita akan menuju ruangan yang lebih besar lagi. Beberapa koleksi mulai dari mesin printing kuno yang pernah dipergunakan untuk mencetak gambar di bungkus rokok. Sepeda motor kuno pabrikan Cekoslovakia dengan merk ‘Jawa’ yang dibuat kira-kira tahun 1960. Ada juga koleksi andong yang dipergunakan sang pendiri Sampoerna sebelum memiliki mobil.

Di ruangan ini dipamerkan pula beberapa koleksi peralatan Sampoerna marching band yang dulunya sampai pernah memeriahkan Rose Parade di California, AS. Pernah juga dimainkan saat ulang tahun Sampoerna setiap tahunnya.

Tak hanya itu, alat-alat labolatorium yang dipergunakan pertama kali untuk menguji hasil kualitas bahan baku dan hasil produksi pabrik rokok Sampoerna dalam berbagai produk Sampoerna, baik untuk konsumen lokal maupun mancanegara.

Lanjut ke lantai 2 kita akan menuju galeri toko yang menjual pernak-pernik souvenir khas Suroboyo. Tentunya khas Museum House Of Sampoerna. Jika ingin melihat aktivitas produksinya, disini kretekus akan melihat sekitar 400 orang yang mayoritas perempuan berjejer rapi di depan meja dengan berbagai alat dan bahan untuk membuat rokok. Masing-masing dari mereka bisa menghasilkan300 batang rokok per jam. Ups, namun disini kita dilarang mengambil gambar loh.

Dan yang gak kalah menarik lagi di Museum House of Sampoerna ini, kretekus akan ditaarkan agenda keliling Surabaya gratis yang dikemas dalam acara ‘Surabaya Heritage Track’. Untuk jadwal bus yang mengangkut para wisatawan dimulai pada pukul 09.00-10.00 WIB, 13.00-14.00 WIB, 15.00-16.00 WIB. Untuk rutenya, kretekus bisa berkeliling Kota Tua Surabaya, melewati gedung, tempat-tempat bersejarah yang ada di Surabaya. Semuanya gratis.

Museum Tembakau Jember

Jember merupakan salah satu daerah penghasil tembakau terbaik di Indonesia. Perkebunan tembakau pertama kali di Jember didirikan oleh George Bernie di Jenggawah. Saat itu tembakau yang ditanam adalah BNO (Besuki Na Oogst). Siapa sangka jika di kemudian hari komoditas tembakau Jember banyak diminati dan membuat perkebunan tembakau di Jember berkembang secara pesat.

Sampai dengan saat ini tembakau Jember menjadi salah satu yang terbaik di dunia. Bahkan tembakau dari kebun tersebut telah diekspor hingga ke Eropa. Jika kretekus berkunjung ke Jember, maka kretekus bisa langsung mengunjungi perkebunan tembakau untuk melihat secara langsung rupa daun tersebut.

Museum Tembakau Jember sendiri dikelola oleh UPT Pengujian Sertifikasi Mutu Barang dan Lembaga Tembakau (PSMB-LT) Jember sejak 2014.

Bertempat di Jalan Kalimantan No.1, Jember, Jawa Timur, Museum Tembakau Jember buka setiap hari Senin – Jumat. Di Museum ini bukan sekadar memamerkan jenis-jenis tembakau, tapi juga diperuntukkan menguji kualitas tembakau agar menjadi komoditas unggulan.

Tersiri dari dua lantai. Lantai pertama berisikan koleksi daun tembakau jenis VO (Voor-Oogst) dan NO (Na-Oogst) yang telah dikeringkan, koleksi alat-alat pembuat rokok atau cerutu kuno, mesin ketik, serta berbagai perlengkapan yang digunakan oleh petani.

Selain itu, di Museum ini terdapat pameran yang memperlihatkan pemanfaatan lain dari tembakau selain menjadi produk rokok. Tembakau bisa dijadikan sebagai bahan baku pembuatan parfum, antibiotik, pestisida, pupuk, sabun, dan kosmetik. Sedangkan di lantai dua Museum, kretekus dapat mengunjungi perpustakaan yang berisi informasi lebih lanjut mengenai tembakau.

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Penulis

Azami

Azami

Ketua Komite Nasional Pelestarian Kretek