logo boleh merokok putih 2

Konsumsi Apapun Secukupnya, Jangan Berlebihan

Gaya hidup harus diperhatikan, untuk keseimbangan tubuh manusia yang sifatnya makin tambah usia makin rentan penyakit. Namun tidaklah baik jika ada pelarangan makan atau minum bagi manusia hidup. Karena manusia hidup butuh makan dan minuman. Dalam kitab suci umat Islam pada surah al-‘Araf ayat 31, berbunyi “wakulu wasrobu wala tusrifu”, artinya, makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Mungkin ayat ini, dimaksud dokter Rita (nama samaran) ahli penyakit dalam di Kudus. Ia sering memberikan saran pada pasiennya agar mengikuti pola hidup seimbang, jangan takut makan makanan dan minum minuman asal tidak berlebihan dan tidak kebanyakan. Ia salah satu dokter yang murah senyum, sopan dan komunikatif dengan pasiennya, yang aku ketahui.

Dokter Rita bisa dijumpai di dua rumah sakit besar di Kudus, ia tidak membuka prkatek umum diluar rumah sakit, Ia mengabdikan diri lewat rumah sakit. Selain hari Minggu, ia pergi pagi sekali, pulang malam, untuk kunjungan mengunjungi pasiennya di Rumah sakit. Selain visit, ia mendapatkan tugas memeriksa pasien rawat jalan. Ia salah satu dari kebanyakan dokter, selain memang ramah pada pasien, ia tidak pernah menakut-nakuti pasiennya, dan memberikan resep pada pasiennya seminim mungkin. Ia pun sadar, para dokter butuh obat untuk resep pasien, tapi bukan obyek atau target sales farmasi. Yang menjanjikan hadiah dan fee besar, selama bisa menjualkan obat produknya. Yang tak kalah menarik dokter rita ini, selalu menyemangati pasiennya, mudah dan enak di ajak ngobrol untuk konsultasi. 

Bagi pasien bisa komunikasi dan konsultasi, bertanya-tanya persolan penyakit yang dideritanya adalah satu hal yang sangat menyenangkan. Walaupun, sebenarnya semua itu adalah hak pasien dan kewajiban dokter. Akan tetapi, bisa komunikasi dan konsultasi dengan jelas bersama dokter tidaklah mudah, karena begitu banyaknya pasien yang ditanganinya. Namun bu Rita, tidak demikian, ia tetap juga memberikan waktu pada pasien dan keluarganya untuk saling komunikasi. Karena menurutnya, membangun komunikasi dengan pasien itu salah satu model dorongan agar pasien semangat untuk sehat, dan keluarganya juga berpartisipasi bisa menjaga si pasien dengan baik, inilah pengakuan bu Rita.

Lanjut cerita bu Rita, ada beberapa pertanyaan yang umum saat ketemu dengan pasiennya, dok saya/saudaraku ini sakit apa?, gerak atau kelakuan apa yang tidak boleh?, apa yang harus dilakukan?, dan makanan atau minuman apa yang tidak boleh?. Begitupun, aku saat ketemu dengannya. Salah satu jawaban yang sangat paling aku suka, adalah dari pertanyaan terakhih tentang makanan atau minuman apa yang harus aku tinggal, atau minuman dan makanan apa yang harus aku konsumsi?. Ia menjawab dengan tegas lugas dan cerdas. Tidak ada larangan makan dan minuman yang dilarang, semua boleh di konsumsi selama batas kewajaran, tidak berlebihan. Makan nasi terlalu banyak, maka berakibat tidak baik bagi tubuh. Ukuran tidak boleh kebanyakan sebetulnya relative, yang sangat mengerti adalah orangnya sendiri. Orang hidup itu harus seimbang, olah raga, makan dan minum cukup, jangan berlebihan, disesuaikan kapasitas tubuh. Olah raga terlalu sering tidak baik, bahkan makan dan minum terlalu banyak tidak sesui kapasitas tubuh juga tidak baik bagi tubuh.

Cerita lain dari orang yang selalu mendampingi Bu Rita saat visit bernama Neni (nama samara), kalau bu Rita itu punya seorang nenek yang umurnya sudah mencapai kira-kira 90an tahun dan masih tetap melakukan aktifitas seperti biasa, walaupun memang sudah berkurang. Suatu ketika, musim durian tiba, neneknya minta dibelikan durian, buah favorit saat masih muda. Bu Rita lalu membelikannya, kemudian dimakannya buah durian tersebut oleh neneknya. Namun karena usia dan kondisi neneknya yang sudah melebihi rerata umur manusia, ia pesan pada neneknya, agar tidak banyak-banyak, neneknya mengerti apa yang dipesan cucunya yang tersayang, kemudisn neneknya memutuskan hanya memakan dua biji buah durian. Sejatinya mungkin neneknya kuasa memakan semuanya, tetapi neneknya memilih menghentikan niatan itu. Neneknya paham saat ini sudah tidak waktunya untuk makan banyak durian, akan berakibat tidak baik bagi tubuhnya. Begitu pula pola makan, pola istirahat, pola berolahraga juga demikian, tidak seperti saat masih muda. 

Ceritanya neni lagi, bahwa suami Bu Rita itu perokok, dan tidak sekadar perokok yang ikut-ikutan, termasuk perokok aktif. Ia pun tidak melarangnya, hanya saja, harus dibatasi disesuaikan usia, jangan sampai melebihi kapasitas kekuatan tubuh. Daya tubuh, dengan bertambahnya usia tetap akan menurun. Walaupun seumpama makan-makanan dan minum minuman yang bergizi tetap akan menurun, sesuai berjalannya usia. Semakin lama tubuh manusia akan semakin berkerut, mengecil, dan itu tidak bisa dihindari atau diremajakan. Umur manusia sangat terbatas, baik yang makan makanan bergizi, baik yang tidak bergizi, pengkonsumsi rokok ataupun yang tidak merokok, semuanya akan menemui ajalnya. Tidak bisa manusia itu kekal abadi, pasti akan mati. 

Hal yang paling baik bagi manusia adalah hidup seimbang, jangan terlalu banyak makan, minum, olah raga, merokok dan lain sebagainya. Jadilah manusia yang bisa mengukur kapasitasnya sendiri disesuaikan bertambahnya umur. Janganlah menjadi orang yang serakah, makan, minum, merokok berlebihan, sehingga mengganggu keseimbangan tubuh, yang hakekatnya makin lama, makin lemah.

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Penulis

Udin Badruddin

Udin Badruddin

Seorang santri dari Kudus. Saat ini aktif di Komite Nasional Penyelamatan Kretek (KNPK).