tembakau aromatik
PERTANIAN

Tembakau Aromatik Primadona Petani Madura

Tembakau aromatik masih menjadi pilihan petani Kabupaten Pamekasan. Selain mudah diserap pabrikan, kondisi tanah di pamekasan adalah alasan kenapa rata-rata petani menggemari menanam tembakau ini.

Varietas Prancak 95 dan varietas Cangkring adalah tembakau semi aromatik yang kebanyakan ditanam. Banyak pabrikan yang meminati tembakau ini. Keduanya cocok untuk dataran tinggi dan rendah. Prancak 95 untuk dataran tinggi dan Cangkring untuk dataran rendah.

Sebagian besar lahan Madura, termasuk Kabupaten Pamekasan, merupakan tadah hujan dengan areal tanam di perbukitan berbatu. Kondisi tanah yang seperti ini mendukung budidaya tembakau aromatik, yang lebih menonjolkan aroma dibanding rasa. 

Hal ini juga yang menjadi sebab, kenapa tembakau dari Madura memiliki harga yang lebih tinggi, ketimbang daerah lain. Tahun lalu misalnya, harga tembakau rajangan di Pamekasan untuk semua varietas berkisar antara Rp. 40 ribu hingga Rp. 65 ribu per kilogram.

Keunggulan tembakau tanah Madura adalah kadar airnya yang tidak terlalu tinggi, sehingga aromanya lebih kuat dibanding tembakau sejenis dari luar Madura.

Sudah menjadi rahasia umum, selain sebagai penghasil garam terbesar, Kabupaten Pamekasan juga menjadi pusat produksi tembakau. Di wilayah ini, setiap tahun proyeksi tanaman tembakau mencapai 48 ribu hektar dengan target produksi 18 ribu ton tembakau rajangan. Harga ini di atas harga tembakau rajangan Jawa yang rata-rata Rp. 35 ribu per kilogram.

Jangan heran jika banyak perusahaan rokok besar yang rela mengantri mendapatkan tembakau pamekasan ini. Seperti PT. Gudang Garam, PT. Sampoerna, PT. Nojorono, PT. Wismilak, PT. Sukun Malang, PT. Djarum, PT. Bentoel dan beberapa pabrik rokok lainnya.

Tanam Tembakau Aromatik Masih Menguntungkan Masyarakat

menjemur tembakau aromatik madura

Seorang petani menjemur tembakau aromatik madura

Meski tanah Madura juga sangat cocok untuk ditanami melon, semangka atau blewah, masyarakat Madura masih tetap memilih tembakau sebagai tanaman saat menjelang musim kemarau. Tembakau masih menguntungkan.

Tak hanya itu, masyarakat Pamekasan juga enggan untuk beralih menanam tembakau jenis lain. Pokoknya hanya dua, Prancak dan Cangkring. 

Bahkan pernah suatu waktu pabrik rokok datang kepada petani dan menawarkan varietas tembakau untuk pembungkus cerutu. Pabrikan tersebut menawarkan fasilitas yang fantastis, tetapi tidak ada respon dari petani.

Keteguhan hati petani tembakau Madura memang sangat rasional. Semakin lama menyimpan tembakau ini setelah merajangnya, maka akan semakin mengungtungkan. Jika aromanya kuat, maka harganya pun semakin mahal.

Petani juga tidak perlu khawatir seandainya tembakaunya tidak terserap pabrik. Petani Madura masih memiliki kesempatan meraup untung besar dengan menjual tembakaunya untuk tingwe atau ke gudang-gudang lokal.