Menilai buruk seseorang hanya karena ia perokok adalah penyederhanaan yang tidak adil.
Seorang perokok adalah manusia biasa dengan segala dimensi kehidupannya. Mereka bisa jadi adalah orangtua yang penuh kasih, pekerja terbaik di salah satu kantor, atau orang baik yang kamu temui di persimpangan jalan.
Sialnya, para perokok seperti tidak mempunyai tempat di manapun untuk dapat menikmati haknya untuk merokok. Sebab, sejak dalam persepsi sudah diasosiasikan sebagai perbuatan tercela.
Di titik tertentu bahkan diperlaukan bak “kriminal” hingga mendapat penolakan. Padahal rokok hingga saat ini masih menjadi barang legal dan dikenai cukai tinggi oleh negara.
Orang yang merokok sebenarnya legawa saja, misalnya harus menerima larangan merokok di ruang publik: harus merokok di area merokok.
Namun, faktanya, banyak daerah tidak menyediakan area merokok layak. Bahkan terkesan tidak manusiawi.
BACA JUGA: Banyak Pengidap Kanker Paru-paru Justru Bukan dari Perokok, Karena Rokok Bukan Penyebab Utamanya!
.
