Kanker paru-paru menjadi satu dari sekian penyakit yang konon penyebabnya adalah rokok. Konon katanya, orang yang merokok paru-parunya akan menghitam dan berpotensi terkena penyakit kronis tersebut.
Dokter-dokter banyak yang bilang begitu. Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga turut mengamini.
Tapi apakah benar kalau penyakit itu penyebabnya adalah karena aktivitas merokok? Ternyata tidak sodara-sodara!
Penyebab Potensial Kanker Paru-paru
Saya tidak sedang asal ngomong, karena sudah ada bukti validnya.
Faktor penyebab terjadinya kanker paru-paru yang paling utama justru karena polusi udara. Asap ini lah yang jauh lebih berbahaya dan menjadi faktor penting ketimbang asap rokok.
Hal itu berdasarkan temuan dari badan kanker Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sendiri lho, ya.
Melalui International Agency for Research on Cancer (IARC), WHO mengatakan kalau penyakit tersebut justru banyak menjangkiti orang yang tidak merokok. Penyakit ini juga yang menjadi penyebab kematian kanker kelima tertinggi di dunia.
Dalam metode wawacara bersama Guardian, penulis utama studi dan kepala cabang pengawasan kanker IARC, Dr. Freddie Bray, mengungkapkan kalau temuan ini menegaskan perlunya pemantauan mendesak terhadap perubahan risiko kanker paru-paru.
“Dengan penurunan prevalensi merokok – seperti yang terlihat di Inggris dan AS – proporsi kanker paru-paru yang didiagnosis pada mereka yang tidak pernah merokok cenderung meningkat,” kata Bray yang dilansir dari Media Indonesia.
Perempuan Jadi Pengidap Tertinggi
Lebih lanjut, laporan dari studi lapor studi dari IARC mengatakan, “Polusi udara dapat dianggap sebagai faktor penting yang sebagian menjelaskan dominasi adenokarsinoma yang muncul dan menyumbang 53% hingga 70% dari kasus kanker paru-paru di kalangan orang yang tidak pernah merokok di seluruh dunia,”
Fakta lainnya, populasi orang yang terkena penyakit tersebut justru banyak dari kalangan perempuan. Padahal mereka bukan perokok.
Hal itu terjadi pada 2023. Guardian mengatakan bagaimana populasi perempuan yang didiagnosis kanker paru-paru di Inggris kali pertamanya justru melampaui pria.
Maka dari itu, daripada pemerintah terlalu sibuk dengan pengendalian tembakau, llebih baikfokus kepada pengendalian polusi udara.
Sebab, kerap kali pemerintah menyepelekan mengenai hal ini. Pembangunan pabrik-pabrik selama ini tanpa mempertimbangkan efek buruk berupa polusi udara. Pengendalian kendaraan bermotor di jalan raya pun terabaikan begitu saja.
Juru Bicara Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), Khoirul Atfifudin
BACA JUGA: Apakah Pemerintah Berani Menutup Pabrik Rokok kalau Anggap Rokok Bahaya?