Wan Muhammad pemilik jejaring minimarket Idolmart belajar berbisnis dengan cara berbeda.
Terlahir dari keluarga yang tak punya membuatnya sejak remaja harus membantu orang tuanya yakni dengan berjualan rokok di sebuah bioskop misbar (gerimis bubar) di Riau. Sedangkan modal yang digunakan untuk berjualan rokok tersebut digunakan bergantian dengan ibunya yang berdagang sayur mayur di pasar. Dari pendapatan berjualan rokok dan sayur mayur, keluarga ini memenuhi kebutuhan hidup sekadar untuk makan esok hari.
Bergantian dalam menggunakan modal acapkali jadi soal karena usaha rokoknya harus berjalan dengan kondisi apa pun. Pernah pada suatu hari Wan Muhammad sudah membelanjakan modal pada sore hari, tetapi sebelum ia berangkat bekerja terjadi hujan lebat yang membuatnya tidak bisa bekerja.
Di saat hujan, Wan Muhammad hanya duduk di rumah bersama ibunya sambil berdoa agar hujan segera berhenti. Begitu hujan berhenti mesti telah pukul 9 malam, dia tetap memaksakan diri berangkat dan berjualan rokok. Sebab, kebutuhan keluarga esok harinya terancam bila dia absen berdagang. Ibunya akan tidak punya modal untuk berbelanja sayur mayur.
Tetapi, persoalan lain menghadang. Di lapangan tempat layar tancap digelar sepi pengunjung. Wan Muhammad harus menunggu sampai jam 12 malam agar rokok bisa habis terjual. Namun tidak berhasil. Pengunjung yang membeli rokok di hari itu tidak banyak. Dan modal yang sedianya digunakan untuk modal berjualan ibunya masih berbentuk rokok.
Karena itu, esok harinya ibunya mesti mencoba cari utangan sayur dulu, dan begitu selesai berdagang saing hari, dia baru melunasi.
Ingatan malam itu membekas di dalam diri Wan Muhammad. Dia merasa bersalah karena gara-gara dia modal berdagang ibunya jadi berkurang. Pengalaman itu yang akhirnya dijadikan semangat oleh Wan Muhammad untuk giat bekerja demi membahagiakan ibunya.