\r\n

Bagi penggemar rokok putihan, ada rasa Malboro. Bagi penggemar Dji Sam Soe atau Djarum Super, tembakau dengan rasa itu juga ada. Bahkan tembakau dengan rasa-rasa susu atau sirup juga ada. Ini kemudian yang melengkapi tembakau khas macam gayo hingga bisa disukai oleh pasar perokok.\u00a0<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n

Tanpa hal terakhir, saya kira rokok tingwe tidak bakal menjadi fenomenal seperti sekarang. Karena adaptasi yang dikakukan oleh para pedagang lah kemudian tingwe bisa jadi tren di kalangan anak muda. Karena adaptasi bagi perokok dan pedagang rokok adalah keniscayaan, mengingat negara ini kerap membuat kebijakan ngaco yang harus disikapi dengan perlawanan.\u00a0<\/p>\r\n","post_title":"Beberapa Alasan Kenapa Rokok Tingwe Menjadi Tren di Masyarakat","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"beberapa-alasan-kenapa-rokok-tingwe-menjadi-tren-di-masyarakat","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-05-26 12:16:26","post_modified_gmt":"2021-05-26 05:16:26","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=7051","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4766,"post_author":"853","post_date":"2018-04-21 09:44:56","post_date_gmt":"2018-04-21 02:44:56","post_content":"Kartini adalah sosok yang menggambarkan dua sisi koin. Ia menginspirasi karena tekad dan keinginannya untuk belajar, tapi juga menjadi sebuah pembuktian betapa tunduknya perempuan terhadap patriarki. Namanya dipuja, tapi juga didebat. Bagi sebagian orang, Kartini belum cukup untuk dijadikan patron bagi perempuan.\n\nNamun, marilah kita keluar dari perdebatan itu. Situs ini bukan tempat untuk berdebat soal itu. Lebih baik, kita maknai saja satu hal yang dapat kita pelajari dari hidup Kartini: terus berjuang demi kesetaraan hak lelaki dan perempuan. Ya, Ia memang tunduk pada feodalisme dan patriarki. Namun, tidak boleh dilupakan jika dirinya telah mengupayakan sebuah pandangan baru terkait pantaskah anak perempuan mengemban pendidikan. Dan Ia turut menjadi katalisator dalam urusan itu.\n\nKartini, suka atau tidak kalian terhadapnya, telah melakukan upaya-upaya agar perempuan mendapatkan persamaan hak, terutama dalam urusan pendidikan. Ia mengupayakan agar dirinya, yang perempuan, bisa mendapat pendidikan yang sama dengan kaum pria. Meski, sekali lagi, Ia belum bisa menaklukkan budaya patriarki, yang bahkan hingga hari ini masih saja merajalela.\n\nSalah satu contoh yang paling nyata dari masih suburnya budaya patriarki itu adalah: pandangan negatif tentang perempuan yang merokok. Di luar konteks persoalan kesehatan, merokok tentu juga menjadi hak bagi kaum perempuan. Tentu saja, selama Ia telah mengikuti ketentuan umur dan pembelian, baik lelaki atau perempuan harusnya tidak dibedakan dalam persoalan merokok.\n\nNamun, dalam kekangan budaya patriarki, merokok bagi perempuan adalah hal yang tetaplah tabu. Bahkan dalam zaman yang semakin modern ini. Ketika ada perempuan yang melakukan aktivitas tersebut, kemudian mereka distigmakan sebagai perempuan nakal, tidak baik, atau segala kata yang berkonotasi dengan makna negatif.\n\nPadahal, dalam sejarahnya, industri kretek di Indonesia justru tumbuh dan berkembang dari tangan-tangan baja para perempuan hebat Indonesia. Dari begitu banyak perempuan yang terlibat, adalah Nasilah sang katalisator berkembangnya industri ini. Ia, bersama suaminya, membangun industri ini dari sebuah warung kecil yang kemudian berkembang menjadi sebuah pabrik dengan puluhan ribu tenaga kerja.\n\nSelain itu, dalam kitab terkenal Babad Tanah Jawi, dikenal sosok Roro Mendut yang tersohor karena kecantikan dan rokok jualannya. Hal yang menarik dari sosok ini adalah: kunci suksesnya berjualan rokok dikarenakan menjual Ia rokok lintingan yang direkatkan dengan jilatan air ludahnya sendiri. Bahkan hingga hari ini, masih ada ribuan ibu-ibu yang berjuang menghidupi keluarganya dari hasil melinting tembakau dan cengkeh di pabrik kretek.\n\nMengingat begitu lekatnya kehadiran perempuan dalam pertumbuhan produk ini, maka cukup mengherankan apabila masyarakat masih saja tidak bisa menerima kenyataan bahwa: perempuan juga berhak merokok. Menggelikan, memang, hidup di tengah masyarakat yang mendambakan kesucian namun abai pada sejarah dan keadaan.\n\nTapi perjuangan harus tetap berlanjut. Kartini, sepahit apapun kisah hidup yang Ia jalani, tetap melakukan sebuah upaya untuk mengubah nasib kaumnya. Perjuangan inilah yang kemudian menginspirasi banyak orang untuk ikut terlibat dalam upayanya menuntut emansipasi. Dan saya kira, para perokok perempuan tidak boleh tunduk hanya karena distigmakan negatif. Mereka harus tetap melawan pandangan buruk terhadapnya, apapun hasilnya nanti.","post_title":"Kartini dan Perempuan Perokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"kartini-dan-perempuan-perokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-10-06 01:58:47","post_modified_gmt":"2021-10-05 18:58:47","post_content_filtered":"Kartini adalah sosok yang menggambarkan dua sisi koin. Ia menginspirasi karena tekad dan keinginannya untuk belajar, tapi juga menjadi sebuah pembuktian betapa tunduknya perempuan terhadap patriarki. Namanya dipuja, tapi juga didebat. Bagi sebagian orang, Kartini belum cukup untuk dijadikan patron bagi perempuan.\r\n\r\nNamun, marilah kita keluar dari perdebatan itu. Situs ini bukan tempat untuk berdebat soal itu. Lebih baik, kita maknai saja satu hal yang dapat kita pelajari dari hidup Kartini: terus berjuang demi kesetaraan hak lelaki dan perempuan. Ya, Ia memang tunduk pada feodalisme dan patriarki. Namun, tidak boleh dilupakan jika dirinya telah mengupayakan sebuah pandangan baru terkait pantaskah anak perempuan mengemban pendidikan. Dan Ia turut menjadi katalisator dalam urusan itu.\r\n\r\nKartini, suka atau tidak kalian terhadapnya, telah melakukan upaya-upaya agar perempuan mendapatkan persamaan hak, terutama dalam urusan pendidikan. Ia mengupayakan agar dirinya, yang perempuan, bisa mendapat pendidikan yang sama dengan kaum pria. Meski, sekali lagi, Ia belum bisa menaklukkan budaya patriarki, yang bahkan hingga hari ini masih saja merajalela.\r\n\r\nSalah satu contoh yang paling nyata dari masih suburnya budaya patriarki itu adalah: pandangan negatif tentang perempuan yang merokok. Di luar konteks persoalan kesehatan, merokok tentu juga menjadi hak bagi kaum perempuan. Tentu saja, selama Ia telah mengikuti ketentuan umur dan pembelian, baik lelaki atau perempuan harusnya tidak dibedakan dalam persoalan merokok.\r\n\r\nNamun, dalam kekangan budaya patriarki, merokok bagi perempuan adalah hal yang tetaplah tabu. Bahkan dalam zaman yang semakin modern ini. Ketika ada perempuan yang melakukan aktivitas tersebut, kemudian mereka distigmakan sebagai perempuan nakal, tidak baik, atau segala kata yang berkonotasi dengan makna negatif.\r\n\r\nPadahal, dalam sejarahnya, industri kretek di Indonesia justru tumbuh dan berkembang dari tangan-tangan baja para perempuan hebat Indonesia. Dari begitu banyak perempuan yang terlibat, adalah Nasilah sang katalisator berkembangnya industri ini. Ia, bersama suaminya, membangun industri ini dari sebuah warung kecil yang kemudian berkembang menjadi sebuah pabrik dengan puluhan ribu tenaga kerja.\r\n\r\nSelain itu, dalam kitab terkenal Babad Tanah Jawi, dikenal sosok Roro Mendut yang tersohor karena kecantikan dan rokok jualannya. Hal yang menarik dari sosok ini adalah: kunci suksesnya berjualan rokok dikarenakan menjual Ia rokok lintingan yang direkatkan dengan jilatan air ludahnya sendiri. Bahkan hingga hari ini, masih ada ribuan ibu-ibu yang berjuang menghidupi keluarganya dari hasil melinting tembakau dan cengkeh di pabrik kretek.\r\n\r\nMengingat begitu lekatnya kehadiran perempuan dalam pertumbuhan produk ini, maka cukup mengherankan apabila masyarakat masih saja tidak bisa menerima kenyataan bahwa: perempuan juga berhak merokok. Menggelikan, memang, hidup di tengah masyarakat yang mendambakan kesucian namun abai pada sejarah dan keadaan.\r\n\r\nTapi perjuangan harus tetap berlanjut. Kartini, sepahit apapun kisah hidup yang Ia jalani, tetap melakukan sebuah upaya untuk mengubah nasib kaumnya. Perjuangan inilah yang kemudian menginspirasi banyak orang untuk ikut terlibat dalam upayanya menuntut emansipasi. Dan saya kira, para perokok perempuan tidak boleh tunduk hanya karena distigmakan negatif. Mereka harus tetap melawan pandangan buruk terhadapnya, apapun hasilnya nanti.","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4766","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4685,"post_author":"853","post_date":"2018-03-23 08:07:55","post_date_gmt":"2018-03-23 01:07:55","post_content":"Todung Mulya Lubis adalah ironi. Di satu sisi, Todung adalah seorang pengacara yang berkualitas. Ia pernah dengan tegas menyatakan jika Presiden Jokowi aadalah pemimpin yang tidak lulus dalan urusan penegakkan HAM. Tapi di sisi yang lain, Ia juga memuji kinerja Presiden Jokowi.\r\n\r\nDalam satu wawancara, Todung dengan mudah menyatakan bahwa dirinya menolak membantu para koruptor dan tidak mau menjadi pengacara terkait kasus korupsi. Tapi, sekali lagi, di sisi lain Todung justru menjadi pembela bagi Antony Salim yang saat itu disangkakan sebagai koruptor dalam sebuah kasus. Bahkan, Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, ketika itu memintanya mundur dari jabatan Dewan Pembina karena posisinya sebagai kuasa hukum Salim dinilai tidak etis.\r\n\r\nMungkin karena kebiasaan yang menclak-menclok inilah, Todung Mulya Lubis pernah didepak dari sebuah organisasi advokat yang ada di Indonesia. Ia pernah didepak dari Persatuan Advokat Indonesia karena kasus Salim. Todung dirasa telah melanggar kode etik advokat karena dugaan adanya konflik kepentingan dalam kasus tersebut.\r\n\r\nSelama ini Todung Mulya Lubis memang dikenal sebagai orang yang vokal terhadap urusan korupsi dan HAM. Bahkan, Todung sendiri dikenal sebagai orang yang giat membela HAM. Tapi sayang, beberapa persoalan etik dan ketidakmampuan dirinya berada di jalur yang konsisten dalam urusan HAM dan korupsi justru membawanya ke rekam jejak yang buruk.\r\n\r\nSetidaknya, Ia pernah mendapat tiga kali teguran sebelum akhirnya Ia pernah diskors untuk tidak boleh menjalankan praktik Advokat selama 1 (satu) bulan 15 (lima belas) hari oleh Dewan Kehormatan Kongres Advokat Indonesia. Pada tahun 2003, Todung pernah mendapat peringatan keras dari Peradi. Bahkan 5 tahun setelahnya, Todung diberhentikan secara tetap sebagai Advokat juga oleh Peradi.\r\n\r\nRekam buruknya di urusan profesi advokat tidak berhenti sampai di sana. Ia pernah berseteru keras dengan Otto Hasibuan karena memperebutkan kursi pimpinan Ikatan Advokat Indonesia. Malah, keduanya sempat adu gebrak meja hingga akhirnya saling melaporkan pihak lawannya ke kepolisian. Karena hal ini juga, dunia advokat sempat tercoreng namanya.\r\n\r\nPada tahun 2014, nama Todung kembali mencuat di media setelah penunjukkan dirinya sebagai anggota panitia seleksi hakim Mahkamah Konstitusi ditentang banyak pihak. Rekam jejaknya yang dianggap buruk membuatnya dirasa tak layak menjadi anggota pansel. Selain ditentang oleh Ikadin dan Peradi, penunjukkan dirinya juga ditentang oleh para hakim di MK.\r\n\r\nTahun lalu, namanya (sekali lagi) menjadi sensasi setelah dirinya dipanggil KPK terkait kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia. Dirinya diperiksa sebagai saksi dari tersangka Syafruddin Temenggung. Ketika kasus BLBI terjadi, Todung adalah pengacara Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) yang pernah dikepalai tersangka Syafruddin. Meski kemudian, belum ada tanggapan lebih lanjut dari KPK terkait posisi Todung di kasus ini.\r\n\r\nNamanya kembali mencuat setelah Ia ditunjuk sebagai Duta Besar untuk Norwegia oleh Presiden Jokowi. Ketika itu, beberapa saat setelah dilantik, Ia merasa senang mendapatkan posisi tersebut. Mengingat Norwegia dikenal sebagai negara yang amat menjunjung HAM, Ia berniat untuk banyak belajar soal HAM di sana.\r\n\r\nSayangnya, posisi dan harapan Todung untuk belajar HAM justru Ia nodai (sekali lagi) dengan pelanggaran etik yang dilakukannya. Awal bulan ini, nama Todung banyak dibahas setelah Ia menasbihkan diri menjadi pengacara bagi seorang mantan konsumen rokok yang menuntut ganti rugi hingga 1 triliun rupiah pada dua pabrik rokok nasional. Namanya digunjingkan bukan karena urusan tuntutan, tapi lebih kepada kemauannya menerima kuasa atas kasus ini meski dirinya telah menjabat sebagai duta besar.\r\n\r\nDalam Pasal 3 Undang-undang Advokat No. 18 Tahun 2003, disebutkan bahwa seorang pengacara atau advokat otomatis berhenti ketika menerima posisi sebagai pejabat negara. Selain itu, dalam pasal yang sama, disebutkan juga bahwa syarat menjadi advokat adalah tidak berstatus sebagai pegawai negeri atau pejabat negara. Hal ini berarti posisi Todung sebagai pengacara mantan perokok itu tidak bisa dibenarkan karena melanggar aturan yang ada.\r\n\r\nDengan rekam jejak yang seburuk ini, tidak terlalu mengherankan sebenarnya melihat Todung melakukan manuver semacam ini. Apalagi Ia adalah mantan Dewan Penasihat Komisi Nasional Pengendalian Tembakau. Meski begitu, tetap saja, ketika Ia menerima kuasa atas kasus tersebut, ia telah melanggar aturan dan patut diberhentikan dari posisinya sebagai Advokat juga Duta Besar. Jadikan kasus ini sebagai pelajaran agar tidak adalagi orang yang sengawur Todung dalam urusan profesi advokat. Juga, mungkin, agar menjadi pelajaran agar advokat tidak kemaruk dalam perkara mengurus sebuah kasus.","post_title":"Membaca Rekam Jejak (Buruk) Todung Mulya Lubis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"membaca-rekam-jejak-buruk-todung-mulya-lubis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-04-06 09:21:11","post_modified_gmt":"2018-04-06 02:21:11","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4685","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4655,"post_author":"853","post_date":"2018-03-09 08:52:45","post_date_gmt":"2018-03-09 01:52:45","post_content":"Tiga Cafe dengan Ruang Bebas Asap Rokok di Tangerang\r\n\r\nKekhawatiran tentang asap yang mengenai wajah ataupun terhirup oleh hidung, biasa menjadi langganan alasan protes para anti-perokok. Kemudian, terpapar asap tersebut menjadi legitimasi kuat untuk membenci para perokok.\r\n\r\nStigma-stigma kaum anti-asap dan pandangan sinisnya terhadap kaum perokok tak perlu diambil pusing. Selama para perokok merokok di kawasan merokok, tidak dekat ibu hamil dan anak-anak, maka tidak perlu ada yang dikhawatirkan.\r\n\r\nLebih baik menyalakan lilin daripada mengutuk kegelapan. Begitulah kiranya cafe-cafe dan tempat tongkrongan berprinsip. Menyediakan dua tempat untuk para pelanggan: area merokok dan tidak.\r\n\r\nBerikut cafe-cafe di Tangerang yang menyediakan area tanpa rokok untuk melindungi pelanggan bukan perokok dari asap rokok:\r\n\r\nWhat\u2019s Up Cafe\r\nKalau kalian sering melewati daerah pasar lama, terutama untuk yang hobi kulineran, tentu tau tempat yang satu ini. Ya, What\u2019s Up Cafe. Percayalah, tempat tersebut benar-benar menjanjikan untuk di dadatangi.\r\n\r\nWhat\u2019s Up Cafe sendiri perkembangannya sudah menjamur, banyak tersebar di pusat-pusat kota.\r\nNamun berbeda dengan What\u2019s Up Cafe pada umumnya. What\u2019s Up Cafe ini menawarkan suatu konsep yang unik dan menarik bagi pengunjung untuk mendapatkan kebebasan dan hak dalam menikmati bersantainya. Beralamat di Jl. Kisamaun No. 152, Pasar Lama, Sukasari, kota Tangerang. Cafe ini menyediakan menu-menu yang lezat sebagai makanan camilan.\r\n\r\nMengusung konsep cafe dengan gaya minimalis moderen, kini What\u2019s Up cafe telah memberi satu pelayanan yang istimewa. Menyediakan VIP room dan ruangan yang ber AC dengan dibatasi jendala dan pintu kaca, tempat itu diperuntukkan bagi yang ingin fokus mengerjakan tugas, tidak tersentuh dengan suara bising dari luar atau bagi yang tidak ingin terpapar dan menghirup asap rokok. Bukan maskud untuk mengisolasikan, tapi dengan hal tersebut hak sebagai pengunjung pun tersampaikan.\r\n\r\nDi bagian NON VIP ROOM. Selain tempat nya yang tidak ber-AC, di situlah tempat diperbolehkan untuk merokok. Dan juga di depannya terdapat panggung untuk penampilan akustik band. Sempat kala itu, pada saat pertama launching kafe ini mendatangkan musisi Indie seperti 4.20 dan Danilla. Kafe ini memberi kontribusi yang nyata, disaat itu juga bahwa ada penyetaraan hak dalam menonton.\r\nMeski dua musisi tersebut kadang sering dicap yang bukan-bukan, apalagi tentang Danilla dengan aktivitas merokoknya saat sedang perform. Hal tersebut tak memberi dualisme tentang penonton yang kala itu hadir dan menonton di ruang yang terpisah(VIP ROOM).\r\n\r\nDixie Sports Bar & Cafe\r\nMengsung konsep cafe yang pertama kali ada di Tangerang, Dixie Cafe memberi sebuah inovasi cafe yang unik. Bertempat di Jl.A.Damyati no.30 Pasar Lama, Tangerang. Persis di depan gor Pasar Lama.\r\n\r\nBelum lama saya menyambangi tempat ini untuk nonton bola bareng (nobar), menyaksikan tim kesayangan asal negeri Britania, sebut saja Liverpool. Juga dengan ditemani beberapa teman yang sama satu penggemar. Memang menjelang akhir pekan, biasanya cafe ini digunakan sebagai tempat nobar dari beberapa fans tim sepakbola.\r\n\r\nKesan selama berada di cafe itu dengan ditemani beberapa camilan yang hitz. Saya mengungkapkan bahwa kafe tersebut sangat memaksimalkan kenyamanan konsumen dengan menyediakan dua ruangan, yaitu indoor dan outdoor. Serta ada juga fasilitas penundukung dimulai dari live akustik, minigames serta penunjang untuk nobar seperti proyektor dan beberapa layar tv yang terpampang di beberapa sudut.\r\nVarian menu yang ditawarkan cafe ini bisa dipilih beragam makanan camilan yang pastinya sebagai teman pada saat nobar maupun bersantai dengan teman. Atau bisa juga ajak squad gaming kamu untuk berkumpul bersama.\r\n\r\nSelain itu keisitmewaan cafe olahraga ini kebetulan sekali menggandeng produsen rokok dalam negeri, yang tentu sangat pas dengan hadirnya ruang merokok (outdoor). Ruangan khusus merokok memang ditujukkan bagi para pengunjungnya yang ingin merokok. Dengan produsen yang bertagline super soccer, terbukti banyak memberi sumbangsih pada pengonsumsi rokok mulai dari tempat sampah hingga asbak sebagai identitasnya.\r\n\r\nRoti Bakar 88\r\nWarung yang terkenal di kalangan anak muda ini menampilkan desain interior yang sederhana, saya melihat kehadiran yang nampak berbeda dan tak lazim. Begitu berbeda selepas renovasi.\r\nMemang berbeda dengan roti bakar 88 yang lain pada umumnya. Roti Bakar 88 ini yang berlokasi di Jalan Kisamaun no 118, meski sudah terkenal dengan menu yang begitu banyak dan harga yang terjangkau, pas tentu untuk dompet mahasiswa yang kadang seringkali cekak.\r\nHadir memberikan ruang sederhana dan terpisah menjadi dua ruangan, Roti Bakar 88 cocok sebagai pilihan tempat nongkrong anak muda. Yang pasti sangat pas, tentunya buat tempat nongkrong sambil ngemil-ngemil ganteng.\r\n\r\nRuang luar disediakan untuk pengunjung yang ingin bercanda gurau sambil menikmati keramaian pengendara yang melintasi cafe tersebut. Tanpa melupakan hal terpenting perokok, alasan inilah kenapa dipisah menjadi area tersendiri. Di samping itu komponen dalam merokok pun disertakan, asbak dan tempat membuang sampah misalnya.\r\n\r\nItulah beberapa tempat yang menghadirkan ruang untuk pengunjung yang ingin merilekskan pikiran dari berbagai tekanan pekerjaan dan terlindung dari asap rokok. Meskipun hingga hari ini, rokok sering di persepsikan sebagai suatu aktivitas yang membahayakan dan menimbulkan kerugian orang lain.\r\n\r\nMaka dari itu, cafe sebagai area ruang publik turut memperhatikan dengan menyediakan ruang bebas asap rokok.\r\n\r\nDemikian beberapa referensi tempat tersebut ditujukkan, sehingga kita bisa memahami akan kenyamanan pelanggan yang ingin terbebas dari asap rokok. Dengan bertoleransi, sama dengan kita menghargai hak seseorang untuk mendapat kebebasan.","post_title":"Tiga Cafe dengan Ruang Bebas Asap Rokok di Tangerang","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"tiga-kafe-dengan-ruang-bebas-asap-rokok-di-tangerang","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-03-09 08:56:24","post_modified_gmt":"2018-03-09 01:56:24","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4655","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4626,"post_author":"853","post_date":"2018-02-25 08:28:53","post_date_gmt":"2018-02-25 01:28:53","post_content":"Sejak berkembangnya \u2018industri\u2019 kopi nusantara, terutama dengan mulai bergesernya pasar kopi ke arah arabica, hampir setiap kota memiliki kedai-kedai kopi yang menyajikan biji dari belahan nusantara. Berkembang di Jogja, menyasar Jakarta, hingga akhirnya melanglang buana ke seantero negeri. Pun dengan kota tempat saya tinggal yang juga \u2018sempat\u2019 dilanda demam kopi.<\/span>\r\n\r\nDi Tangerang, kota asal saya, salah satu kedai yang layak tuju adalah Dnocturn Coffee yang terletak di Cikokol sana. Kedai ini boleh jadi adalah salah satu kedai yang memulai jamur demam kopi di sini. Dan sialnya, saya adalah salah satu orang yang menjadi pelanggan-pelanggan awal kedai ini.<\/span>\r\n\r\nDulu, sekira dua tahun lalu, sebenarnya saya memiliki sedikit masalah untuk menemukan kopi \u2018enak\u2019 di Tangerang. Maklum, kala itu saya terbiasa minum kopi di kedai-kedai yang menyajikan beragam biji kopi nusantara. Kehadiran kedai-kedai macam itu di Jakarta (dan Kopi Marjinal di Ciputat) tentu saja memudahkan kesenangan saya menyesap cairan hitam tersebut.<\/span>\r\n\r\nSialnya, di masa-masa itu pula saya lebih banyak berada di Tangerang. Pekerjaan saya di Jakarta sedang tidak menuntut banyak aktivitas hingga saya tidak perlu banyak ke kantor. Hal inilah yang kemudian membuat saya merasa kesulitan jika ingin menikmati kopi Wamena favorit saya.<\/span>\r\n\r\nTangerang memang berada di pinggiran ibukota, dan (sebenarnya) ada beberapa kedai yang menjual beragam biji kopi nusantara. Sayangnya, beberapa kali pindah-pindah kedai, saya belum menemukan satu tempat yang cocok untuk memuaskan hasrat ketika berada di kedai. Minum kopi di kedai saya kira bukanlah sekadar aktivitas menyesap minuman di gelas saja, tapi juga menjadi ajang untuk bercengkerama dengan para sahabat.<\/span>\r\n\r\nDi sebagian kedai, saya menemukan kopi enak yang cocok dengan selera saya. Namun di tempat-tempat macam ini, saya tidak bisa banyak mendapat kesenangan karena keterbatasan waktu buka plus ruang merokok yang tidak tersedia. Di sebagian yang lain, saya bisa mendapatkan waktu dan tempat untuk ngobrol dan merokok. Hanya saja di tempat yang ini kopinya kurang sesuai dengan selera saya.<\/span>\r\n\r\nBeruntung, di suatu waktu saya mendapat ajakan teman untuk ngopi-nongkrong-ngudud. Pada momen inilah, saya berkenalan dengan sebuah kedai bernama Dnocturn Coffee yang sesuai dengan imajinasi saya tentang kedai kopi yang benar dan baik: memiliki kopi enak, bisa merokok, dan buka sampai pagi. <\/span>\r\n\r\nDnocturn memang memiliki beragam menu yang amat memuaskan, mulai dari variasi biji kopi Nusantara, variasi penyajian, juga variasi minuman selain kopi. Penyajian kopinya pun sesuai dengan \u2018aturan main\u2019 bagi para penikmat kopi. Selain itu, kedai ini memiliki dua area bagi para pelanggannya yang merokok ataupun tidak. Jadi, tidak ada masalah paparan asap rokok bagi pelanggan yang tidak merokok.<\/span>\r\n\r\nDan yang terbaik dari kedai ini tentu saja waktu buka yang longgar. Meski baru membuka kedainya di kala magrib, tapi kedai ini memiliki waktu kerja yang panjang hingga para pelanggan tidak perlu khawatir jika keasyikan ngobrol bareng teman. Saya cukup sering datang ke kedai itu untuk melepas penat bertemu kawan-kawan hingga pagi menjelang. Rekor terbaik saya di kedai itu adalah baru pulang tatkala sinar matahari mulai menyentuh gelas kopi yang telah lama kosong.<\/span>\r\n\r\nSaya kira, seperti itulah harusnya kedai kopi menjalankan bisnisnya. Menjual kopi enak agar pelanggan senang, dan menyediakan kenyamanan bagi para pelanggan agar betah dan punya keinginan kembali ke kedai tersebut. Dan Dnocturn saya kira, adalah satu kedai terbaik di Tangerang yang menjalankan bisnis kopi.<\/span>\r\n\r\nKarena memang meminum kopi bukan hanya perkara kenikmatan biji kopi yang diseduh dengan cara-cara tertentu. Yang paling menyenangkan dalam menyesap kopi adalah kehadiran teman-teman yang bercerita tentang pekerjaan dan kehidupan, sembari menertawakan hidup yang semakin hari semakin kejam. Dan cara paling tepat untuk menikmati itu semua adalah dengan menyesap malam bersama kawan-kawan di kedai kopi yang menjalankan bisnisnya dengan baik. <\/span>","post_title":"Mencecap Malam di Dnocturn Coffee","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"mencecap-malam-di-dnocturn-coffee","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-02-25 08:29:22","post_modified_gmt":"2018-02-25 01:29:22","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4626","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\r\n

Namun, faktor yang menjadi fondasi utama dari fenomenalnya tingwe ini adalah kemampuan para pedagang tembakau iris beradaptasi dengan pasar. Kini rokok tingwe tidak melulu soal tembakau yang berat, tapi juga memiliki variasi rasa. Malah ada tembakau iris yang diberikan saus rasa-rasa yang pernah ada. Maksudnya rasa rokok yang pernah ada begitu lo.\u00a0<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n

Bagi penggemar rokok putihan, ada rasa Malboro. Bagi penggemar Dji Sam Soe atau Djarum Super, tembakau dengan rasa itu juga ada. Bahkan tembakau dengan rasa-rasa susu atau sirup juga ada. Ini kemudian yang melengkapi tembakau khas macam gayo hingga bisa disukai oleh pasar perokok.\u00a0<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n

Tanpa hal terakhir, saya kira rokok tingwe tidak bakal menjadi fenomenal seperti sekarang. Karena adaptasi yang dikakukan oleh para pedagang lah kemudian tingwe bisa jadi tren di kalangan anak muda. Karena adaptasi bagi perokok dan pedagang rokok adalah keniscayaan, mengingat negara ini kerap membuat kebijakan ngaco yang harus disikapi dengan perlawanan.\u00a0<\/p>\r\n","post_title":"Beberapa Alasan Kenapa Rokok Tingwe Menjadi Tren di Masyarakat","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"beberapa-alasan-kenapa-rokok-tingwe-menjadi-tren-di-masyarakat","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-05-26 12:16:26","post_modified_gmt":"2021-05-26 05:16:26","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=7051","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4766,"post_author":"853","post_date":"2018-04-21 09:44:56","post_date_gmt":"2018-04-21 02:44:56","post_content":"Kartini adalah sosok yang menggambarkan dua sisi koin. Ia menginspirasi karena tekad dan keinginannya untuk belajar, tapi juga menjadi sebuah pembuktian betapa tunduknya perempuan terhadap patriarki. Namanya dipuja, tapi juga didebat. Bagi sebagian orang, Kartini belum cukup untuk dijadikan patron bagi perempuan.\n\nNamun, marilah kita keluar dari perdebatan itu. Situs ini bukan tempat untuk berdebat soal itu. Lebih baik, kita maknai saja satu hal yang dapat kita pelajari dari hidup Kartini: terus berjuang demi kesetaraan hak lelaki dan perempuan. Ya, Ia memang tunduk pada feodalisme dan patriarki. Namun, tidak boleh dilupakan jika dirinya telah mengupayakan sebuah pandangan baru terkait pantaskah anak perempuan mengemban pendidikan. Dan Ia turut menjadi katalisator dalam urusan itu.\n\nKartini, suka atau tidak kalian terhadapnya, telah melakukan upaya-upaya agar perempuan mendapatkan persamaan hak, terutama dalam urusan pendidikan. Ia mengupayakan agar dirinya, yang perempuan, bisa mendapat pendidikan yang sama dengan kaum pria. Meski, sekali lagi, Ia belum bisa menaklukkan budaya patriarki, yang bahkan hingga hari ini masih saja merajalela.\n\nSalah satu contoh yang paling nyata dari masih suburnya budaya patriarki itu adalah: pandangan negatif tentang perempuan yang merokok. Di luar konteks persoalan kesehatan, merokok tentu juga menjadi hak bagi kaum perempuan. Tentu saja, selama Ia telah mengikuti ketentuan umur dan pembelian, baik lelaki atau perempuan harusnya tidak dibedakan dalam persoalan merokok.\n\nNamun, dalam kekangan budaya patriarki, merokok bagi perempuan adalah hal yang tetaplah tabu. Bahkan dalam zaman yang semakin modern ini. Ketika ada perempuan yang melakukan aktivitas tersebut, kemudian mereka distigmakan sebagai perempuan nakal, tidak baik, atau segala kata yang berkonotasi dengan makna negatif.\n\nPadahal, dalam sejarahnya, industri kretek di Indonesia justru tumbuh dan berkembang dari tangan-tangan baja para perempuan hebat Indonesia. Dari begitu banyak perempuan yang terlibat, adalah Nasilah sang katalisator berkembangnya industri ini. Ia, bersama suaminya, membangun industri ini dari sebuah warung kecil yang kemudian berkembang menjadi sebuah pabrik dengan puluhan ribu tenaga kerja.\n\nSelain itu, dalam kitab terkenal Babad Tanah Jawi, dikenal sosok Roro Mendut yang tersohor karena kecantikan dan rokok jualannya. Hal yang menarik dari sosok ini adalah: kunci suksesnya berjualan rokok dikarenakan menjual Ia rokok lintingan yang direkatkan dengan jilatan air ludahnya sendiri. Bahkan hingga hari ini, masih ada ribuan ibu-ibu yang berjuang menghidupi keluarganya dari hasil melinting tembakau dan cengkeh di pabrik kretek.\n\nMengingat begitu lekatnya kehadiran perempuan dalam pertumbuhan produk ini, maka cukup mengherankan apabila masyarakat masih saja tidak bisa menerima kenyataan bahwa: perempuan juga berhak merokok. Menggelikan, memang, hidup di tengah masyarakat yang mendambakan kesucian namun abai pada sejarah dan keadaan.\n\nTapi perjuangan harus tetap berlanjut. Kartini, sepahit apapun kisah hidup yang Ia jalani, tetap melakukan sebuah upaya untuk mengubah nasib kaumnya. Perjuangan inilah yang kemudian menginspirasi banyak orang untuk ikut terlibat dalam upayanya menuntut emansipasi. Dan saya kira, para perokok perempuan tidak boleh tunduk hanya karena distigmakan negatif. Mereka harus tetap melawan pandangan buruk terhadapnya, apapun hasilnya nanti.","post_title":"Kartini dan Perempuan Perokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"kartini-dan-perempuan-perokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-10-06 01:58:47","post_modified_gmt":"2021-10-05 18:58:47","post_content_filtered":"Kartini adalah sosok yang menggambarkan dua sisi koin. Ia menginspirasi karena tekad dan keinginannya untuk belajar, tapi juga menjadi sebuah pembuktian betapa tunduknya perempuan terhadap patriarki. Namanya dipuja, tapi juga didebat. Bagi sebagian orang, Kartini belum cukup untuk dijadikan patron bagi perempuan.\r\n\r\nNamun, marilah kita keluar dari perdebatan itu. Situs ini bukan tempat untuk berdebat soal itu. Lebih baik, kita maknai saja satu hal yang dapat kita pelajari dari hidup Kartini: terus berjuang demi kesetaraan hak lelaki dan perempuan. Ya, Ia memang tunduk pada feodalisme dan patriarki. Namun, tidak boleh dilupakan jika dirinya telah mengupayakan sebuah pandangan baru terkait pantaskah anak perempuan mengemban pendidikan. Dan Ia turut menjadi katalisator dalam urusan itu.\r\n\r\nKartini, suka atau tidak kalian terhadapnya, telah melakukan upaya-upaya agar perempuan mendapatkan persamaan hak, terutama dalam urusan pendidikan. Ia mengupayakan agar dirinya, yang perempuan, bisa mendapat pendidikan yang sama dengan kaum pria. Meski, sekali lagi, Ia belum bisa menaklukkan budaya patriarki, yang bahkan hingga hari ini masih saja merajalela.\r\n\r\nSalah satu contoh yang paling nyata dari masih suburnya budaya patriarki itu adalah: pandangan negatif tentang perempuan yang merokok. Di luar konteks persoalan kesehatan, merokok tentu juga menjadi hak bagi kaum perempuan. Tentu saja, selama Ia telah mengikuti ketentuan umur dan pembelian, baik lelaki atau perempuan harusnya tidak dibedakan dalam persoalan merokok.\r\n\r\nNamun, dalam kekangan budaya patriarki, merokok bagi perempuan adalah hal yang tetaplah tabu. Bahkan dalam zaman yang semakin modern ini. Ketika ada perempuan yang melakukan aktivitas tersebut, kemudian mereka distigmakan sebagai perempuan nakal, tidak baik, atau segala kata yang berkonotasi dengan makna negatif.\r\n\r\nPadahal, dalam sejarahnya, industri kretek di Indonesia justru tumbuh dan berkembang dari tangan-tangan baja para perempuan hebat Indonesia. Dari begitu banyak perempuan yang terlibat, adalah Nasilah sang katalisator berkembangnya industri ini. Ia, bersama suaminya, membangun industri ini dari sebuah warung kecil yang kemudian berkembang menjadi sebuah pabrik dengan puluhan ribu tenaga kerja.\r\n\r\nSelain itu, dalam kitab terkenal Babad Tanah Jawi, dikenal sosok Roro Mendut yang tersohor karena kecantikan dan rokok jualannya. Hal yang menarik dari sosok ini adalah: kunci suksesnya berjualan rokok dikarenakan menjual Ia rokok lintingan yang direkatkan dengan jilatan air ludahnya sendiri. Bahkan hingga hari ini, masih ada ribuan ibu-ibu yang berjuang menghidupi keluarganya dari hasil melinting tembakau dan cengkeh di pabrik kretek.\r\n\r\nMengingat begitu lekatnya kehadiran perempuan dalam pertumbuhan produk ini, maka cukup mengherankan apabila masyarakat masih saja tidak bisa menerima kenyataan bahwa: perempuan juga berhak merokok. Menggelikan, memang, hidup di tengah masyarakat yang mendambakan kesucian namun abai pada sejarah dan keadaan.\r\n\r\nTapi perjuangan harus tetap berlanjut. Kartini, sepahit apapun kisah hidup yang Ia jalani, tetap melakukan sebuah upaya untuk mengubah nasib kaumnya. Perjuangan inilah yang kemudian menginspirasi banyak orang untuk ikut terlibat dalam upayanya menuntut emansipasi. Dan saya kira, para perokok perempuan tidak boleh tunduk hanya karena distigmakan negatif. Mereka harus tetap melawan pandangan buruk terhadapnya, apapun hasilnya nanti.","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4766","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4685,"post_author":"853","post_date":"2018-03-23 08:07:55","post_date_gmt":"2018-03-23 01:07:55","post_content":"Todung Mulya Lubis adalah ironi. Di satu sisi, Todung adalah seorang pengacara yang berkualitas. Ia pernah dengan tegas menyatakan jika Presiden Jokowi aadalah pemimpin yang tidak lulus dalan urusan penegakkan HAM. Tapi di sisi yang lain, Ia juga memuji kinerja Presiden Jokowi.\r\n\r\nDalam satu wawancara, Todung dengan mudah menyatakan bahwa dirinya menolak membantu para koruptor dan tidak mau menjadi pengacara terkait kasus korupsi. Tapi, sekali lagi, di sisi lain Todung justru menjadi pembela bagi Antony Salim yang saat itu disangkakan sebagai koruptor dalam sebuah kasus. Bahkan, Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, ketika itu memintanya mundur dari jabatan Dewan Pembina karena posisinya sebagai kuasa hukum Salim dinilai tidak etis.\r\n\r\nMungkin karena kebiasaan yang menclak-menclok inilah, Todung Mulya Lubis pernah didepak dari sebuah organisasi advokat yang ada di Indonesia. Ia pernah didepak dari Persatuan Advokat Indonesia karena kasus Salim. Todung dirasa telah melanggar kode etik advokat karena dugaan adanya konflik kepentingan dalam kasus tersebut.\r\n\r\nSelama ini Todung Mulya Lubis memang dikenal sebagai orang yang vokal terhadap urusan korupsi dan HAM. Bahkan, Todung sendiri dikenal sebagai orang yang giat membela HAM. Tapi sayang, beberapa persoalan etik dan ketidakmampuan dirinya berada di jalur yang konsisten dalam urusan HAM dan korupsi justru membawanya ke rekam jejak yang buruk.\r\n\r\nSetidaknya, Ia pernah mendapat tiga kali teguran sebelum akhirnya Ia pernah diskors untuk tidak boleh menjalankan praktik Advokat selama 1 (satu) bulan 15 (lima belas) hari oleh Dewan Kehormatan Kongres Advokat Indonesia. Pada tahun 2003, Todung pernah mendapat peringatan keras dari Peradi. Bahkan 5 tahun setelahnya, Todung diberhentikan secara tetap sebagai Advokat juga oleh Peradi.\r\n\r\nRekam buruknya di urusan profesi advokat tidak berhenti sampai di sana. Ia pernah berseteru keras dengan Otto Hasibuan karena memperebutkan kursi pimpinan Ikatan Advokat Indonesia. Malah, keduanya sempat adu gebrak meja hingga akhirnya saling melaporkan pihak lawannya ke kepolisian. Karena hal ini juga, dunia advokat sempat tercoreng namanya.\r\n\r\nPada tahun 2014, nama Todung kembali mencuat di media setelah penunjukkan dirinya sebagai anggota panitia seleksi hakim Mahkamah Konstitusi ditentang banyak pihak. Rekam jejaknya yang dianggap buruk membuatnya dirasa tak layak menjadi anggota pansel. Selain ditentang oleh Ikadin dan Peradi, penunjukkan dirinya juga ditentang oleh para hakim di MK.\r\n\r\nTahun lalu, namanya (sekali lagi) menjadi sensasi setelah dirinya dipanggil KPK terkait kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia. Dirinya diperiksa sebagai saksi dari tersangka Syafruddin Temenggung. Ketika kasus BLBI terjadi, Todung adalah pengacara Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) yang pernah dikepalai tersangka Syafruddin. Meski kemudian, belum ada tanggapan lebih lanjut dari KPK terkait posisi Todung di kasus ini.\r\n\r\nNamanya kembali mencuat setelah Ia ditunjuk sebagai Duta Besar untuk Norwegia oleh Presiden Jokowi. Ketika itu, beberapa saat setelah dilantik, Ia merasa senang mendapatkan posisi tersebut. Mengingat Norwegia dikenal sebagai negara yang amat menjunjung HAM, Ia berniat untuk banyak belajar soal HAM di sana.\r\n\r\nSayangnya, posisi dan harapan Todung untuk belajar HAM justru Ia nodai (sekali lagi) dengan pelanggaran etik yang dilakukannya. Awal bulan ini, nama Todung banyak dibahas setelah Ia menasbihkan diri menjadi pengacara bagi seorang mantan konsumen rokok yang menuntut ganti rugi hingga 1 triliun rupiah pada dua pabrik rokok nasional. Namanya digunjingkan bukan karena urusan tuntutan, tapi lebih kepada kemauannya menerima kuasa atas kasus ini meski dirinya telah menjabat sebagai duta besar.\r\n\r\nDalam Pasal 3 Undang-undang Advokat No. 18 Tahun 2003, disebutkan bahwa seorang pengacara atau advokat otomatis berhenti ketika menerima posisi sebagai pejabat negara. Selain itu, dalam pasal yang sama, disebutkan juga bahwa syarat menjadi advokat adalah tidak berstatus sebagai pegawai negeri atau pejabat negara. Hal ini berarti posisi Todung sebagai pengacara mantan perokok itu tidak bisa dibenarkan karena melanggar aturan yang ada.\r\n\r\nDengan rekam jejak yang seburuk ini, tidak terlalu mengherankan sebenarnya melihat Todung melakukan manuver semacam ini. Apalagi Ia adalah mantan Dewan Penasihat Komisi Nasional Pengendalian Tembakau. Meski begitu, tetap saja, ketika Ia menerima kuasa atas kasus tersebut, ia telah melanggar aturan dan patut diberhentikan dari posisinya sebagai Advokat juga Duta Besar. Jadikan kasus ini sebagai pelajaran agar tidak adalagi orang yang sengawur Todung dalam urusan profesi advokat. Juga, mungkin, agar menjadi pelajaran agar advokat tidak kemaruk dalam perkara mengurus sebuah kasus.","post_title":"Membaca Rekam Jejak (Buruk) Todung Mulya Lubis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"membaca-rekam-jejak-buruk-todung-mulya-lubis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-04-06 09:21:11","post_modified_gmt":"2018-04-06 02:21:11","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4685","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4655,"post_author":"853","post_date":"2018-03-09 08:52:45","post_date_gmt":"2018-03-09 01:52:45","post_content":"Tiga Cafe dengan Ruang Bebas Asap Rokok di Tangerang\r\n\r\nKekhawatiran tentang asap yang mengenai wajah ataupun terhirup oleh hidung, biasa menjadi langganan alasan protes para anti-perokok. Kemudian, terpapar asap tersebut menjadi legitimasi kuat untuk membenci para perokok.\r\n\r\nStigma-stigma kaum anti-asap dan pandangan sinisnya terhadap kaum perokok tak perlu diambil pusing. Selama para perokok merokok di kawasan merokok, tidak dekat ibu hamil dan anak-anak, maka tidak perlu ada yang dikhawatirkan.\r\n\r\nLebih baik menyalakan lilin daripada mengutuk kegelapan. Begitulah kiranya cafe-cafe dan tempat tongkrongan berprinsip. Menyediakan dua tempat untuk para pelanggan: area merokok dan tidak.\r\n\r\nBerikut cafe-cafe di Tangerang yang menyediakan area tanpa rokok untuk melindungi pelanggan bukan perokok dari asap rokok:\r\n\r\nWhat\u2019s Up Cafe\r\nKalau kalian sering melewati daerah pasar lama, terutama untuk yang hobi kulineran, tentu tau tempat yang satu ini. Ya, What\u2019s Up Cafe. Percayalah, tempat tersebut benar-benar menjanjikan untuk di dadatangi.\r\n\r\nWhat\u2019s Up Cafe sendiri perkembangannya sudah menjamur, banyak tersebar di pusat-pusat kota.\r\nNamun berbeda dengan What\u2019s Up Cafe pada umumnya. What\u2019s Up Cafe ini menawarkan suatu konsep yang unik dan menarik bagi pengunjung untuk mendapatkan kebebasan dan hak dalam menikmati bersantainya. Beralamat di Jl. Kisamaun No. 152, Pasar Lama, Sukasari, kota Tangerang. Cafe ini menyediakan menu-menu yang lezat sebagai makanan camilan.\r\n\r\nMengusung konsep cafe dengan gaya minimalis moderen, kini What\u2019s Up cafe telah memberi satu pelayanan yang istimewa. Menyediakan VIP room dan ruangan yang ber AC dengan dibatasi jendala dan pintu kaca, tempat itu diperuntukkan bagi yang ingin fokus mengerjakan tugas, tidak tersentuh dengan suara bising dari luar atau bagi yang tidak ingin terpapar dan menghirup asap rokok. Bukan maskud untuk mengisolasikan, tapi dengan hal tersebut hak sebagai pengunjung pun tersampaikan.\r\n\r\nDi bagian NON VIP ROOM. Selain tempat nya yang tidak ber-AC, di situlah tempat diperbolehkan untuk merokok. Dan juga di depannya terdapat panggung untuk penampilan akustik band. Sempat kala itu, pada saat pertama launching kafe ini mendatangkan musisi Indie seperti 4.20 dan Danilla. Kafe ini memberi kontribusi yang nyata, disaat itu juga bahwa ada penyetaraan hak dalam menonton.\r\nMeski dua musisi tersebut kadang sering dicap yang bukan-bukan, apalagi tentang Danilla dengan aktivitas merokoknya saat sedang perform. Hal tersebut tak memberi dualisme tentang penonton yang kala itu hadir dan menonton di ruang yang terpisah(VIP ROOM).\r\n\r\nDixie Sports Bar & Cafe\r\nMengsung konsep cafe yang pertama kali ada di Tangerang, Dixie Cafe memberi sebuah inovasi cafe yang unik. Bertempat di Jl.A.Damyati no.30 Pasar Lama, Tangerang. Persis di depan gor Pasar Lama.\r\n\r\nBelum lama saya menyambangi tempat ini untuk nonton bola bareng (nobar), menyaksikan tim kesayangan asal negeri Britania, sebut saja Liverpool. Juga dengan ditemani beberapa teman yang sama satu penggemar. Memang menjelang akhir pekan, biasanya cafe ini digunakan sebagai tempat nobar dari beberapa fans tim sepakbola.\r\n\r\nKesan selama berada di cafe itu dengan ditemani beberapa camilan yang hitz. Saya mengungkapkan bahwa kafe tersebut sangat memaksimalkan kenyamanan konsumen dengan menyediakan dua ruangan, yaitu indoor dan outdoor. Serta ada juga fasilitas penundukung dimulai dari live akustik, minigames serta penunjang untuk nobar seperti proyektor dan beberapa layar tv yang terpampang di beberapa sudut.\r\nVarian menu yang ditawarkan cafe ini bisa dipilih beragam makanan camilan yang pastinya sebagai teman pada saat nobar maupun bersantai dengan teman. Atau bisa juga ajak squad gaming kamu untuk berkumpul bersama.\r\n\r\nSelain itu keisitmewaan cafe olahraga ini kebetulan sekali menggandeng produsen rokok dalam negeri, yang tentu sangat pas dengan hadirnya ruang merokok (outdoor). Ruangan khusus merokok memang ditujukkan bagi para pengunjungnya yang ingin merokok. Dengan produsen yang bertagline super soccer, terbukti banyak memberi sumbangsih pada pengonsumsi rokok mulai dari tempat sampah hingga asbak sebagai identitasnya.\r\n\r\nRoti Bakar 88\r\nWarung yang terkenal di kalangan anak muda ini menampilkan desain interior yang sederhana, saya melihat kehadiran yang nampak berbeda dan tak lazim. Begitu berbeda selepas renovasi.\r\nMemang berbeda dengan roti bakar 88 yang lain pada umumnya. Roti Bakar 88 ini yang berlokasi di Jalan Kisamaun no 118, meski sudah terkenal dengan menu yang begitu banyak dan harga yang terjangkau, pas tentu untuk dompet mahasiswa yang kadang seringkali cekak.\r\nHadir memberikan ruang sederhana dan terpisah menjadi dua ruangan, Roti Bakar 88 cocok sebagai pilihan tempat nongkrong anak muda. Yang pasti sangat pas, tentunya buat tempat nongkrong sambil ngemil-ngemil ganteng.\r\n\r\nRuang luar disediakan untuk pengunjung yang ingin bercanda gurau sambil menikmati keramaian pengendara yang melintasi cafe tersebut. Tanpa melupakan hal terpenting perokok, alasan inilah kenapa dipisah menjadi area tersendiri. Di samping itu komponen dalam merokok pun disertakan, asbak dan tempat membuang sampah misalnya.\r\n\r\nItulah beberapa tempat yang menghadirkan ruang untuk pengunjung yang ingin merilekskan pikiran dari berbagai tekanan pekerjaan dan terlindung dari asap rokok. Meskipun hingga hari ini, rokok sering di persepsikan sebagai suatu aktivitas yang membahayakan dan menimbulkan kerugian orang lain.\r\n\r\nMaka dari itu, cafe sebagai area ruang publik turut memperhatikan dengan menyediakan ruang bebas asap rokok.\r\n\r\nDemikian beberapa referensi tempat tersebut ditujukkan, sehingga kita bisa memahami akan kenyamanan pelanggan yang ingin terbebas dari asap rokok. Dengan bertoleransi, sama dengan kita menghargai hak seseorang untuk mendapat kebebasan.","post_title":"Tiga Cafe dengan Ruang Bebas Asap Rokok di Tangerang","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"tiga-kafe-dengan-ruang-bebas-asap-rokok-di-tangerang","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-03-09 08:56:24","post_modified_gmt":"2018-03-09 01:56:24","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4655","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4626,"post_author":"853","post_date":"2018-02-25 08:28:53","post_date_gmt":"2018-02-25 01:28:53","post_content":"Sejak berkembangnya \u2018industri\u2019 kopi nusantara, terutama dengan mulai bergesernya pasar kopi ke arah arabica, hampir setiap kota memiliki kedai-kedai kopi yang menyajikan biji dari belahan nusantara. Berkembang di Jogja, menyasar Jakarta, hingga akhirnya melanglang buana ke seantero negeri. Pun dengan kota tempat saya tinggal yang juga \u2018sempat\u2019 dilanda demam kopi.<\/span>\r\n\r\nDi Tangerang, kota asal saya, salah satu kedai yang layak tuju adalah Dnocturn Coffee yang terletak di Cikokol sana. Kedai ini boleh jadi adalah salah satu kedai yang memulai jamur demam kopi di sini. Dan sialnya, saya adalah salah satu orang yang menjadi pelanggan-pelanggan awal kedai ini.<\/span>\r\n\r\nDulu, sekira dua tahun lalu, sebenarnya saya memiliki sedikit masalah untuk menemukan kopi \u2018enak\u2019 di Tangerang. Maklum, kala itu saya terbiasa minum kopi di kedai-kedai yang menyajikan beragam biji kopi nusantara. Kehadiran kedai-kedai macam itu di Jakarta (dan Kopi Marjinal di Ciputat) tentu saja memudahkan kesenangan saya menyesap cairan hitam tersebut.<\/span>\r\n\r\nSialnya, di masa-masa itu pula saya lebih banyak berada di Tangerang. Pekerjaan saya di Jakarta sedang tidak menuntut banyak aktivitas hingga saya tidak perlu banyak ke kantor. Hal inilah yang kemudian membuat saya merasa kesulitan jika ingin menikmati kopi Wamena favorit saya.<\/span>\r\n\r\nTangerang memang berada di pinggiran ibukota, dan (sebenarnya) ada beberapa kedai yang menjual beragam biji kopi nusantara. Sayangnya, beberapa kali pindah-pindah kedai, saya belum menemukan satu tempat yang cocok untuk memuaskan hasrat ketika berada di kedai. Minum kopi di kedai saya kira bukanlah sekadar aktivitas menyesap minuman di gelas saja, tapi juga menjadi ajang untuk bercengkerama dengan para sahabat.<\/span>\r\n\r\nDi sebagian kedai, saya menemukan kopi enak yang cocok dengan selera saya. Namun di tempat-tempat macam ini, saya tidak bisa banyak mendapat kesenangan karena keterbatasan waktu buka plus ruang merokok yang tidak tersedia. Di sebagian yang lain, saya bisa mendapatkan waktu dan tempat untuk ngobrol dan merokok. Hanya saja di tempat yang ini kopinya kurang sesuai dengan selera saya.<\/span>\r\n\r\nBeruntung, di suatu waktu saya mendapat ajakan teman untuk ngopi-nongkrong-ngudud. Pada momen inilah, saya berkenalan dengan sebuah kedai bernama Dnocturn Coffee yang sesuai dengan imajinasi saya tentang kedai kopi yang benar dan baik: memiliki kopi enak, bisa merokok, dan buka sampai pagi. <\/span>\r\n\r\nDnocturn memang memiliki beragam menu yang amat memuaskan, mulai dari variasi biji kopi Nusantara, variasi penyajian, juga variasi minuman selain kopi. Penyajian kopinya pun sesuai dengan \u2018aturan main\u2019 bagi para penikmat kopi. Selain itu, kedai ini memiliki dua area bagi para pelanggannya yang merokok ataupun tidak. Jadi, tidak ada masalah paparan asap rokok bagi pelanggan yang tidak merokok.<\/span>\r\n\r\nDan yang terbaik dari kedai ini tentu saja waktu buka yang longgar. Meski baru membuka kedainya di kala magrib, tapi kedai ini memiliki waktu kerja yang panjang hingga para pelanggan tidak perlu khawatir jika keasyikan ngobrol bareng teman. Saya cukup sering datang ke kedai itu untuk melepas penat bertemu kawan-kawan hingga pagi menjelang. Rekor terbaik saya di kedai itu adalah baru pulang tatkala sinar matahari mulai menyentuh gelas kopi yang telah lama kosong.<\/span>\r\n\r\nSaya kira, seperti itulah harusnya kedai kopi menjalankan bisnisnya. Menjual kopi enak agar pelanggan senang, dan menyediakan kenyamanan bagi para pelanggan agar betah dan punya keinginan kembali ke kedai tersebut. Dan Dnocturn saya kira, adalah satu kedai terbaik di Tangerang yang menjalankan bisnis kopi.<\/span>\r\n\r\nKarena memang meminum kopi bukan hanya perkara kenikmatan biji kopi yang diseduh dengan cara-cara tertentu. Yang paling menyenangkan dalam menyesap kopi adalah kehadiran teman-teman yang bercerita tentang pekerjaan dan kehidupan, sembari menertawakan hidup yang semakin hari semakin kejam. Dan cara paling tepat untuk menikmati itu semua adalah dengan menyesap malam bersama kawan-kawan di kedai kopi yang menjalankan bisnisnya dengan baik. <\/span>","post_title":"Mencecap Malam di Dnocturn Coffee","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"mencecap-malam-di-dnocturn-coffee","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-02-25 08:29:22","post_modified_gmt":"2018-02-25 01:29:22","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4626","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\r\n

Keadaan pandemi yang membuat perekonomian semakin sulit dan perkara sebats jadi makin sering kemudian menjadikannya berlipatganda lagi. Sudah harga mahal, uang susah dicari, maka tingwe menjadi solusi. Daripada uang habis untuk rokok yang mahal, ya mending untuk tingwe. Begitu kira-kira.\u00a0<\/strong><\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n

Namun, faktor yang menjadi fondasi utama dari fenomenalnya tingwe ini adalah kemampuan para pedagang tembakau iris beradaptasi dengan pasar. Kini rokok tingwe tidak melulu soal tembakau yang berat, tapi juga memiliki variasi rasa. Malah ada tembakau iris yang diberikan saus rasa-rasa yang pernah ada. Maksudnya rasa rokok yang pernah ada begitu lo.\u00a0<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n

Bagi penggemar rokok putihan, ada rasa Malboro. Bagi penggemar Dji Sam Soe atau Djarum Super, tembakau dengan rasa itu juga ada. Bahkan tembakau dengan rasa-rasa susu atau sirup juga ada. Ini kemudian yang melengkapi tembakau khas macam gayo hingga bisa disukai oleh pasar perokok.\u00a0<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n

Tanpa hal terakhir, saya kira rokok tingwe tidak bakal menjadi fenomenal seperti sekarang. Karena adaptasi yang dikakukan oleh para pedagang lah kemudian tingwe bisa jadi tren di kalangan anak muda. Karena adaptasi bagi perokok dan pedagang rokok adalah keniscayaan, mengingat negara ini kerap membuat kebijakan ngaco yang harus disikapi dengan perlawanan.\u00a0<\/p>\r\n","post_title":"Beberapa Alasan Kenapa Rokok Tingwe Menjadi Tren di Masyarakat","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"beberapa-alasan-kenapa-rokok-tingwe-menjadi-tren-di-masyarakat","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-05-26 12:16:26","post_modified_gmt":"2021-05-26 05:16:26","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=7051","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4766,"post_author":"853","post_date":"2018-04-21 09:44:56","post_date_gmt":"2018-04-21 02:44:56","post_content":"Kartini adalah sosok yang menggambarkan dua sisi koin. Ia menginspirasi karena tekad dan keinginannya untuk belajar, tapi juga menjadi sebuah pembuktian betapa tunduknya perempuan terhadap patriarki. Namanya dipuja, tapi juga didebat. Bagi sebagian orang, Kartini belum cukup untuk dijadikan patron bagi perempuan.\n\nNamun, marilah kita keluar dari perdebatan itu. Situs ini bukan tempat untuk berdebat soal itu. Lebih baik, kita maknai saja satu hal yang dapat kita pelajari dari hidup Kartini: terus berjuang demi kesetaraan hak lelaki dan perempuan. Ya, Ia memang tunduk pada feodalisme dan patriarki. Namun, tidak boleh dilupakan jika dirinya telah mengupayakan sebuah pandangan baru terkait pantaskah anak perempuan mengemban pendidikan. Dan Ia turut menjadi katalisator dalam urusan itu.\n\nKartini, suka atau tidak kalian terhadapnya, telah melakukan upaya-upaya agar perempuan mendapatkan persamaan hak, terutama dalam urusan pendidikan. Ia mengupayakan agar dirinya, yang perempuan, bisa mendapat pendidikan yang sama dengan kaum pria. Meski, sekali lagi, Ia belum bisa menaklukkan budaya patriarki, yang bahkan hingga hari ini masih saja merajalela.\n\nSalah satu contoh yang paling nyata dari masih suburnya budaya patriarki itu adalah: pandangan negatif tentang perempuan yang merokok. Di luar konteks persoalan kesehatan, merokok tentu juga menjadi hak bagi kaum perempuan. Tentu saja, selama Ia telah mengikuti ketentuan umur dan pembelian, baik lelaki atau perempuan harusnya tidak dibedakan dalam persoalan merokok.\n\nNamun, dalam kekangan budaya patriarki, merokok bagi perempuan adalah hal yang tetaplah tabu. Bahkan dalam zaman yang semakin modern ini. Ketika ada perempuan yang melakukan aktivitas tersebut, kemudian mereka distigmakan sebagai perempuan nakal, tidak baik, atau segala kata yang berkonotasi dengan makna negatif.\n\nPadahal, dalam sejarahnya, industri kretek di Indonesia justru tumbuh dan berkembang dari tangan-tangan baja para perempuan hebat Indonesia. Dari begitu banyak perempuan yang terlibat, adalah Nasilah sang katalisator berkembangnya industri ini. Ia, bersama suaminya, membangun industri ini dari sebuah warung kecil yang kemudian berkembang menjadi sebuah pabrik dengan puluhan ribu tenaga kerja.\n\nSelain itu, dalam kitab terkenal Babad Tanah Jawi, dikenal sosok Roro Mendut yang tersohor karena kecantikan dan rokok jualannya. Hal yang menarik dari sosok ini adalah: kunci suksesnya berjualan rokok dikarenakan menjual Ia rokok lintingan yang direkatkan dengan jilatan air ludahnya sendiri. Bahkan hingga hari ini, masih ada ribuan ibu-ibu yang berjuang menghidupi keluarganya dari hasil melinting tembakau dan cengkeh di pabrik kretek.\n\nMengingat begitu lekatnya kehadiran perempuan dalam pertumbuhan produk ini, maka cukup mengherankan apabila masyarakat masih saja tidak bisa menerima kenyataan bahwa: perempuan juga berhak merokok. Menggelikan, memang, hidup di tengah masyarakat yang mendambakan kesucian namun abai pada sejarah dan keadaan.\n\nTapi perjuangan harus tetap berlanjut. Kartini, sepahit apapun kisah hidup yang Ia jalani, tetap melakukan sebuah upaya untuk mengubah nasib kaumnya. Perjuangan inilah yang kemudian menginspirasi banyak orang untuk ikut terlibat dalam upayanya menuntut emansipasi. Dan saya kira, para perokok perempuan tidak boleh tunduk hanya karena distigmakan negatif. Mereka harus tetap melawan pandangan buruk terhadapnya, apapun hasilnya nanti.","post_title":"Kartini dan Perempuan Perokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"kartini-dan-perempuan-perokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-10-06 01:58:47","post_modified_gmt":"2021-10-05 18:58:47","post_content_filtered":"Kartini adalah sosok yang menggambarkan dua sisi koin. Ia menginspirasi karena tekad dan keinginannya untuk belajar, tapi juga menjadi sebuah pembuktian betapa tunduknya perempuan terhadap patriarki. Namanya dipuja, tapi juga didebat. Bagi sebagian orang, Kartini belum cukup untuk dijadikan patron bagi perempuan.\r\n\r\nNamun, marilah kita keluar dari perdebatan itu. Situs ini bukan tempat untuk berdebat soal itu. Lebih baik, kita maknai saja satu hal yang dapat kita pelajari dari hidup Kartini: terus berjuang demi kesetaraan hak lelaki dan perempuan. Ya, Ia memang tunduk pada feodalisme dan patriarki. Namun, tidak boleh dilupakan jika dirinya telah mengupayakan sebuah pandangan baru terkait pantaskah anak perempuan mengemban pendidikan. Dan Ia turut menjadi katalisator dalam urusan itu.\r\n\r\nKartini, suka atau tidak kalian terhadapnya, telah melakukan upaya-upaya agar perempuan mendapatkan persamaan hak, terutama dalam urusan pendidikan. Ia mengupayakan agar dirinya, yang perempuan, bisa mendapat pendidikan yang sama dengan kaum pria. Meski, sekali lagi, Ia belum bisa menaklukkan budaya patriarki, yang bahkan hingga hari ini masih saja merajalela.\r\n\r\nSalah satu contoh yang paling nyata dari masih suburnya budaya patriarki itu adalah: pandangan negatif tentang perempuan yang merokok. Di luar konteks persoalan kesehatan, merokok tentu juga menjadi hak bagi kaum perempuan. Tentu saja, selama Ia telah mengikuti ketentuan umur dan pembelian, baik lelaki atau perempuan harusnya tidak dibedakan dalam persoalan merokok.\r\n\r\nNamun, dalam kekangan budaya patriarki, merokok bagi perempuan adalah hal yang tetaplah tabu. Bahkan dalam zaman yang semakin modern ini. Ketika ada perempuan yang melakukan aktivitas tersebut, kemudian mereka distigmakan sebagai perempuan nakal, tidak baik, atau segala kata yang berkonotasi dengan makna negatif.\r\n\r\nPadahal, dalam sejarahnya, industri kretek di Indonesia justru tumbuh dan berkembang dari tangan-tangan baja para perempuan hebat Indonesia. Dari begitu banyak perempuan yang terlibat, adalah Nasilah sang katalisator berkembangnya industri ini. Ia, bersama suaminya, membangun industri ini dari sebuah warung kecil yang kemudian berkembang menjadi sebuah pabrik dengan puluhan ribu tenaga kerja.\r\n\r\nSelain itu, dalam kitab terkenal Babad Tanah Jawi, dikenal sosok Roro Mendut yang tersohor karena kecantikan dan rokok jualannya. Hal yang menarik dari sosok ini adalah: kunci suksesnya berjualan rokok dikarenakan menjual Ia rokok lintingan yang direkatkan dengan jilatan air ludahnya sendiri. Bahkan hingga hari ini, masih ada ribuan ibu-ibu yang berjuang menghidupi keluarganya dari hasil melinting tembakau dan cengkeh di pabrik kretek.\r\n\r\nMengingat begitu lekatnya kehadiran perempuan dalam pertumbuhan produk ini, maka cukup mengherankan apabila masyarakat masih saja tidak bisa menerima kenyataan bahwa: perempuan juga berhak merokok. Menggelikan, memang, hidup di tengah masyarakat yang mendambakan kesucian namun abai pada sejarah dan keadaan.\r\n\r\nTapi perjuangan harus tetap berlanjut. Kartini, sepahit apapun kisah hidup yang Ia jalani, tetap melakukan sebuah upaya untuk mengubah nasib kaumnya. Perjuangan inilah yang kemudian menginspirasi banyak orang untuk ikut terlibat dalam upayanya menuntut emansipasi. Dan saya kira, para perokok perempuan tidak boleh tunduk hanya karena distigmakan negatif. Mereka harus tetap melawan pandangan buruk terhadapnya, apapun hasilnya nanti.","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4766","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4685,"post_author":"853","post_date":"2018-03-23 08:07:55","post_date_gmt":"2018-03-23 01:07:55","post_content":"Todung Mulya Lubis adalah ironi. Di satu sisi, Todung adalah seorang pengacara yang berkualitas. Ia pernah dengan tegas menyatakan jika Presiden Jokowi aadalah pemimpin yang tidak lulus dalan urusan penegakkan HAM. Tapi di sisi yang lain, Ia juga memuji kinerja Presiden Jokowi.\r\n\r\nDalam satu wawancara, Todung dengan mudah menyatakan bahwa dirinya menolak membantu para koruptor dan tidak mau menjadi pengacara terkait kasus korupsi. Tapi, sekali lagi, di sisi lain Todung justru menjadi pembela bagi Antony Salim yang saat itu disangkakan sebagai koruptor dalam sebuah kasus. Bahkan, Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, ketika itu memintanya mundur dari jabatan Dewan Pembina karena posisinya sebagai kuasa hukum Salim dinilai tidak etis.\r\n\r\nMungkin karena kebiasaan yang menclak-menclok inilah, Todung Mulya Lubis pernah didepak dari sebuah organisasi advokat yang ada di Indonesia. Ia pernah didepak dari Persatuan Advokat Indonesia karena kasus Salim. Todung dirasa telah melanggar kode etik advokat karena dugaan adanya konflik kepentingan dalam kasus tersebut.\r\n\r\nSelama ini Todung Mulya Lubis memang dikenal sebagai orang yang vokal terhadap urusan korupsi dan HAM. Bahkan, Todung sendiri dikenal sebagai orang yang giat membela HAM. Tapi sayang, beberapa persoalan etik dan ketidakmampuan dirinya berada di jalur yang konsisten dalam urusan HAM dan korupsi justru membawanya ke rekam jejak yang buruk.\r\n\r\nSetidaknya, Ia pernah mendapat tiga kali teguran sebelum akhirnya Ia pernah diskors untuk tidak boleh menjalankan praktik Advokat selama 1 (satu) bulan 15 (lima belas) hari oleh Dewan Kehormatan Kongres Advokat Indonesia. Pada tahun 2003, Todung pernah mendapat peringatan keras dari Peradi. Bahkan 5 tahun setelahnya, Todung diberhentikan secara tetap sebagai Advokat juga oleh Peradi.\r\n\r\nRekam buruknya di urusan profesi advokat tidak berhenti sampai di sana. Ia pernah berseteru keras dengan Otto Hasibuan karena memperebutkan kursi pimpinan Ikatan Advokat Indonesia. Malah, keduanya sempat adu gebrak meja hingga akhirnya saling melaporkan pihak lawannya ke kepolisian. Karena hal ini juga, dunia advokat sempat tercoreng namanya.\r\n\r\nPada tahun 2014, nama Todung kembali mencuat di media setelah penunjukkan dirinya sebagai anggota panitia seleksi hakim Mahkamah Konstitusi ditentang banyak pihak. Rekam jejaknya yang dianggap buruk membuatnya dirasa tak layak menjadi anggota pansel. Selain ditentang oleh Ikadin dan Peradi, penunjukkan dirinya juga ditentang oleh para hakim di MK.\r\n\r\nTahun lalu, namanya (sekali lagi) menjadi sensasi setelah dirinya dipanggil KPK terkait kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia. Dirinya diperiksa sebagai saksi dari tersangka Syafruddin Temenggung. Ketika kasus BLBI terjadi, Todung adalah pengacara Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) yang pernah dikepalai tersangka Syafruddin. Meski kemudian, belum ada tanggapan lebih lanjut dari KPK terkait posisi Todung di kasus ini.\r\n\r\nNamanya kembali mencuat setelah Ia ditunjuk sebagai Duta Besar untuk Norwegia oleh Presiden Jokowi. Ketika itu, beberapa saat setelah dilantik, Ia merasa senang mendapatkan posisi tersebut. Mengingat Norwegia dikenal sebagai negara yang amat menjunjung HAM, Ia berniat untuk banyak belajar soal HAM di sana.\r\n\r\nSayangnya, posisi dan harapan Todung untuk belajar HAM justru Ia nodai (sekali lagi) dengan pelanggaran etik yang dilakukannya. Awal bulan ini, nama Todung banyak dibahas setelah Ia menasbihkan diri menjadi pengacara bagi seorang mantan konsumen rokok yang menuntut ganti rugi hingga 1 triliun rupiah pada dua pabrik rokok nasional. Namanya digunjingkan bukan karena urusan tuntutan, tapi lebih kepada kemauannya menerima kuasa atas kasus ini meski dirinya telah menjabat sebagai duta besar.\r\n\r\nDalam Pasal 3 Undang-undang Advokat No. 18 Tahun 2003, disebutkan bahwa seorang pengacara atau advokat otomatis berhenti ketika menerima posisi sebagai pejabat negara. Selain itu, dalam pasal yang sama, disebutkan juga bahwa syarat menjadi advokat adalah tidak berstatus sebagai pegawai negeri atau pejabat negara. Hal ini berarti posisi Todung sebagai pengacara mantan perokok itu tidak bisa dibenarkan karena melanggar aturan yang ada.\r\n\r\nDengan rekam jejak yang seburuk ini, tidak terlalu mengherankan sebenarnya melihat Todung melakukan manuver semacam ini. Apalagi Ia adalah mantan Dewan Penasihat Komisi Nasional Pengendalian Tembakau. Meski begitu, tetap saja, ketika Ia menerima kuasa atas kasus tersebut, ia telah melanggar aturan dan patut diberhentikan dari posisinya sebagai Advokat juga Duta Besar. Jadikan kasus ini sebagai pelajaran agar tidak adalagi orang yang sengawur Todung dalam urusan profesi advokat. Juga, mungkin, agar menjadi pelajaran agar advokat tidak kemaruk dalam perkara mengurus sebuah kasus.","post_title":"Membaca Rekam Jejak (Buruk) Todung Mulya Lubis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"membaca-rekam-jejak-buruk-todung-mulya-lubis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-04-06 09:21:11","post_modified_gmt":"2018-04-06 02:21:11","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4685","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4655,"post_author":"853","post_date":"2018-03-09 08:52:45","post_date_gmt":"2018-03-09 01:52:45","post_content":"Tiga Cafe dengan Ruang Bebas Asap Rokok di Tangerang\r\n\r\nKekhawatiran tentang asap yang mengenai wajah ataupun terhirup oleh hidung, biasa menjadi langganan alasan protes para anti-perokok. Kemudian, terpapar asap tersebut menjadi legitimasi kuat untuk membenci para perokok.\r\n\r\nStigma-stigma kaum anti-asap dan pandangan sinisnya terhadap kaum perokok tak perlu diambil pusing. Selama para perokok merokok di kawasan merokok, tidak dekat ibu hamil dan anak-anak, maka tidak perlu ada yang dikhawatirkan.\r\n\r\nLebih baik menyalakan lilin daripada mengutuk kegelapan. Begitulah kiranya cafe-cafe dan tempat tongkrongan berprinsip. Menyediakan dua tempat untuk para pelanggan: area merokok dan tidak.\r\n\r\nBerikut cafe-cafe di Tangerang yang menyediakan area tanpa rokok untuk melindungi pelanggan bukan perokok dari asap rokok:\r\n\r\nWhat\u2019s Up Cafe\r\nKalau kalian sering melewati daerah pasar lama, terutama untuk yang hobi kulineran, tentu tau tempat yang satu ini. Ya, What\u2019s Up Cafe. Percayalah, tempat tersebut benar-benar menjanjikan untuk di dadatangi.\r\n\r\nWhat\u2019s Up Cafe sendiri perkembangannya sudah menjamur, banyak tersebar di pusat-pusat kota.\r\nNamun berbeda dengan What\u2019s Up Cafe pada umumnya. What\u2019s Up Cafe ini menawarkan suatu konsep yang unik dan menarik bagi pengunjung untuk mendapatkan kebebasan dan hak dalam menikmati bersantainya. Beralamat di Jl. Kisamaun No. 152, Pasar Lama, Sukasari, kota Tangerang. Cafe ini menyediakan menu-menu yang lezat sebagai makanan camilan.\r\n\r\nMengusung konsep cafe dengan gaya minimalis moderen, kini What\u2019s Up cafe telah memberi satu pelayanan yang istimewa. Menyediakan VIP room dan ruangan yang ber AC dengan dibatasi jendala dan pintu kaca, tempat itu diperuntukkan bagi yang ingin fokus mengerjakan tugas, tidak tersentuh dengan suara bising dari luar atau bagi yang tidak ingin terpapar dan menghirup asap rokok. Bukan maskud untuk mengisolasikan, tapi dengan hal tersebut hak sebagai pengunjung pun tersampaikan.\r\n\r\nDi bagian NON VIP ROOM. Selain tempat nya yang tidak ber-AC, di situlah tempat diperbolehkan untuk merokok. Dan juga di depannya terdapat panggung untuk penampilan akustik band. Sempat kala itu, pada saat pertama launching kafe ini mendatangkan musisi Indie seperti 4.20 dan Danilla. Kafe ini memberi kontribusi yang nyata, disaat itu juga bahwa ada penyetaraan hak dalam menonton.\r\nMeski dua musisi tersebut kadang sering dicap yang bukan-bukan, apalagi tentang Danilla dengan aktivitas merokoknya saat sedang perform. Hal tersebut tak memberi dualisme tentang penonton yang kala itu hadir dan menonton di ruang yang terpisah(VIP ROOM).\r\n\r\nDixie Sports Bar & Cafe\r\nMengsung konsep cafe yang pertama kali ada di Tangerang, Dixie Cafe memberi sebuah inovasi cafe yang unik. Bertempat di Jl.A.Damyati no.30 Pasar Lama, Tangerang. Persis di depan gor Pasar Lama.\r\n\r\nBelum lama saya menyambangi tempat ini untuk nonton bola bareng (nobar), menyaksikan tim kesayangan asal negeri Britania, sebut saja Liverpool. Juga dengan ditemani beberapa teman yang sama satu penggemar. Memang menjelang akhir pekan, biasanya cafe ini digunakan sebagai tempat nobar dari beberapa fans tim sepakbola.\r\n\r\nKesan selama berada di cafe itu dengan ditemani beberapa camilan yang hitz. Saya mengungkapkan bahwa kafe tersebut sangat memaksimalkan kenyamanan konsumen dengan menyediakan dua ruangan, yaitu indoor dan outdoor. Serta ada juga fasilitas penundukung dimulai dari live akustik, minigames serta penunjang untuk nobar seperti proyektor dan beberapa layar tv yang terpampang di beberapa sudut.\r\nVarian menu yang ditawarkan cafe ini bisa dipilih beragam makanan camilan yang pastinya sebagai teman pada saat nobar maupun bersantai dengan teman. Atau bisa juga ajak squad gaming kamu untuk berkumpul bersama.\r\n\r\nSelain itu keisitmewaan cafe olahraga ini kebetulan sekali menggandeng produsen rokok dalam negeri, yang tentu sangat pas dengan hadirnya ruang merokok (outdoor). Ruangan khusus merokok memang ditujukkan bagi para pengunjungnya yang ingin merokok. Dengan produsen yang bertagline super soccer, terbukti banyak memberi sumbangsih pada pengonsumsi rokok mulai dari tempat sampah hingga asbak sebagai identitasnya.\r\n\r\nRoti Bakar 88\r\nWarung yang terkenal di kalangan anak muda ini menampilkan desain interior yang sederhana, saya melihat kehadiran yang nampak berbeda dan tak lazim. Begitu berbeda selepas renovasi.\r\nMemang berbeda dengan roti bakar 88 yang lain pada umumnya. Roti Bakar 88 ini yang berlokasi di Jalan Kisamaun no 118, meski sudah terkenal dengan menu yang begitu banyak dan harga yang terjangkau, pas tentu untuk dompet mahasiswa yang kadang seringkali cekak.\r\nHadir memberikan ruang sederhana dan terpisah menjadi dua ruangan, Roti Bakar 88 cocok sebagai pilihan tempat nongkrong anak muda. Yang pasti sangat pas, tentunya buat tempat nongkrong sambil ngemil-ngemil ganteng.\r\n\r\nRuang luar disediakan untuk pengunjung yang ingin bercanda gurau sambil menikmati keramaian pengendara yang melintasi cafe tersebut. Tanpa melupakan hal terpenting perokok, alasan inilah kenapa dipisah menjadi area tersendiri. Di samping itu komponen dalam merokok pun disertakan, asbak dan tempat membuang sampah misalnya.\r\n\r\nItulah beberapa tempat yang menghadirkan ruang untuk pengunjung yang ingin merilekskan pikiran dari berbagai tekanan pekerjaan dan terlindung dari asap rokok. Meskipun hingga hari ini, rokok sering di persepsikan sebagai suatu aktivitas yang membahayakan dan menimbulkan kerugian orang lain.\r\n\r\nMaka dari itu, cafe sebagai area ruang publik turut memperhatikan dengan menyediakan ruang bebas asap rokok.\r\n\r\nDemikian beberapa referensi tempat tersebut ditujukkan, sehingga kita bisa memahami akan kenyamanan pelanggan yang ingin terbebas dari asap rokok. Dengan bertoleransi, sama dengan kita menghargai hak seseorang untuk mendapat kebebasan.","post_title":"Tiga Cafe dengan Ruang Bebas Asap Rokok di Tangerang","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"tiga-kafe-dengan-ruang-bebas-asap-rokok-di-tangerang","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-03-09 08:56:24","post_modified_gmt":"2018-03-09 01:56:24","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4655","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4626,"post_author":"853","post_date":"2018-02-25 08:28:53","post_date_gmt":"2018-02-25 01:28:53","post_content":"Sejak berkembangnya \u2018industri\u2019 kopi nusantara, terutama dengan mulai bergesernya pasar kopi ke arah arabica, hampir setiap kota memiliki kedai-kedai kopi yang menyajikan biji dari belahan nusantara. Berkembang di Jogja, menyasar Jakarta, hingga akhirnya melanglang buana ke seantero negeri. Pun dengan kota tempat saya tinggal yang juga \u2018sempat\u2019 dilanda demam kopi.<\/span>\r\n\r\nDi Tangerang, kota asal saya, salah satu kedai yang layak tuju adalah Dnocturn Coffee yang terletak di Cikokol sana. Kedai ini boleh jadi adalah salah satu kedai yang memulai jamur demam kopi di sini. Dan sialnya, saya adalah salah satu orang yang menjadi pelanggan-pelanggan awal kedai ini.<\/span>\r\n\r\nDulu, sekira dua tahun lalu, sebenarnya saya memiliki sedikit masalah untuk menemukan kopi \u2018enak\u2019 di Tangerang. Maklum, kala itu saya terbiasa minum kopi di kedai-kedai yang menyajikan beragam biji kopi nusantara. Kehadiran kedai-kedai macam itu di Jakarta (dan Kopi Marjinal di Ciputat) tentu saja memudahkan kesenangan saya menyesap cairan hitam tersebut.<\/span>\r\n\r\nSialnya, di masa-masa itu pula saya lebih banyak berada di Tangerang. Pekerjaan saya di Jakarta sedang tidak menuntut banyak aktivitas hingga saya tidak perlu banyak ke kantor. Hal inilah yang kemudian membuat saya merasa kesulitan jika ingin menikmati kopi Wamena favorit saya.<\/span>\r\n\r\nTangerang memang berada di pinggiran ibukota, dan (sebenarnya) ada beberapa kedai yang menjual beragam biji kopi nusantara. Sayangnya, beberapa kali pindah-pindah kedai, saya belum menemukan satu tempat yang cocok untuk memuaskan hasrat ketika berada di kedai. Minum kopi di kedai saya kira bukanlah sekadar aktivitas menyesap minuman di gelas saja, tapi juga menjadi ajang untuk bercengkerama dengan para sahabat.<\/span>\r\n\r\nDi sebagian kedai, saya menemukan kopi enak yang cocok dengan selera saya. Namun di tempat-tempat macam ini, saya tidak bisa banyak mendapat kesenangan karena keterbatasan waktu buka plus ruang merokok yang tidak tersedia. Di sebagian yang lain, saya bisa mendapatkan waktu dan tempat untuk ngobrol dan merokok. Hanya saja di tempat yang ini kopinya kurang sesuai dengan selera saya.<\/span>\r\n\r\nBeruntung, di suatu waktu saya mendapat ajakan teman untuk ngopi-nongkrong-ngudud. Pada momen inilah, saya berkenalan dengan sebuah kedai bernama Dnocturn Coffee yang sesuai dengan imajinasi saya tentang kedai kopi yang benar dan baik: memiliki kopi enak, bisa merokok, dan buka sampai pagi. <\/span>\r\n\r\nDnocturn memang memiliki beragam menu yang amat memuaskan, mulai dari variasi biji kopi Nusantara, variasi penyajian, juga variasi minuman selain kopi. Penyajian kopinya pun sesuai dengan \u2018aturan main\u2019 bagi para penikmat kopi. Selain itu, kedai ini memiliki dua area bagi para pelanggannya yang merokok ataupun tidak. Jadi, tidak ada masalah paparan asap rokok bagi pelanggan yang tidak merokok.<\/span>\r\n\r\nDan yang terbaik dari kedai ini tentu saja waktu buka yang longgar. Meski baru membuka kedainya di kala magrib, tapi kedai ini memiliki waktu kerja yang panjang hingga para pelanggan tidak perlu khawatir jika keasyikan ngobrol bareng teman. Saya cukup sering datang ke kedai itu untuk melepas penat bertemu kawan-kawan hingga pagi menjelang. Rekor terbaik saya di kedai itu adalah baru pulang tatkala sinar matahari mulai menyentuh gelas kopi yang telah lama kosong.<\/span>\r\n\r\nSaya kira, seperti itulah harusnya kedai kopi menjalankan bisnisnya. Menjual kopi enak agar pelanggan senang, dan menyediakan kenyamanan bagi para pelanggan agar betah dan punya keinginan kembali ke kedai tersebut. Dan Dnocturn saya kira, adalah satu kedai terbaik di Tangerang yang menjalankan bisnis kopi.<\/span>\r\n\r\nKarena memang meminum kopi bukan hanya perkara kenikmatan biji kopi yang diseduh dengan cara-cara tertentu. Yang paling menyenangkan dalam menyesap kopi adalah kehadiran teman-teman yang bercerita tentang pekerjaan dan kehidupan, sembari menertawakan hidup yang semakin hari semakin kejam. Dan cara paling tepat untuk menikmati itu semua adalah dengan menyesap malam bersama kawan-kawan di kedai kopi yang menjalankan bisnisnya dengan baik. <\/span>","post_title":"Mencecap Malam di Dnocturn Coffee","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"mencecap-malam-di-dnocturn-coffee","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-02-25 08:29:22","post_modified_gmt":"2018-02-25 01:29:22","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4626","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\r\n

Hal inilah yang kemudian membuat mereka mencoba beralih ke tingwe yang secara ekonomi terbilang jauh lebih murah. Hanya dengan modal uang Rp 20 ribu, mereka bisa sebats sampai satu minggu. Perbandingan yang cukup jauh dibandingkan dengan membeli rokok di pasaran.\u00a0<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n

Keadaan pandemi yang membuat perekonomian semakin sulit dan perkara sebats jadi makin sering kemudian menjadikannya berlipatganda lagi. Sudah harga mahal, uang susah dicari, maka tingwe menjadi solusi. Daripada uang habis untuk rokok yang mahal, ya mending untuk tingwe. Begitu kira-kira.\u00a0<\/strong><\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n

Namun, faktor yang menjadi fondasi utama dari fenomenalnya tingwe ini adalah kemampuan para pedagang tembakau iris beradaptasi dengan pasar. Kini rokok tingwe tidak melulu soal tembakau yang berat, tapi juga memiliki variasi rasa. Malah ada tembakau iris yang diberikan saus rasa-rasa yang pernah ada. Maksudnya rasa rokok yang pernah ada begitu lo.\u00a0<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n

Bagi penggemar rokok putihan, ada rasa Malboro. Bagi penggemar Dji Sam Soe atau Djarum Super, tembakau dengan rasa itu juga ada. Bahkan tembakau dengan rasa-rasa susu atau sirup juga ada. Ini kemudian yang melengkapi tembakau khas macam gayo hingga bisa disukai oleh pasar perokok.\u00a0<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n

Tanpa hal terakhir, saya kira rokok tingwe tidak bakal menjadi fenomenal seperti sekarang. Karena adaptasi yang dikakukan oleh para pedagang lah kemudian tingwe bisa jadi tren di kalangan anak muda. Karena adaptasi bagi perokok dan pedagang rokok adalah keniscayaan, mengingat negara ini kerap membuat kebijakan ngaco yang harus disikapi dengan perlawanan.\u00a0<\/p>\r\n","post_title":"Beberapa Alasan Kenapa Rokok Tingwe Menjadi Tren di Masyarakat","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"beberapa-alasan-kenapa-rokok-tingwe-menjadi-tren-di-masyarakat","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-05-26 12:16:26","post_modified_gmt":"2021-05-26 05:16:26","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=7051","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4766,"post_author":"853","post_date":"2018-04-21 09:44:56","post_date_gmt":"2018-04-21 02:44:56","post_content":"Kartini adalah sosok yang menggambarkan dua sisi koin. Ia menginspirasi karena tekad dan keinginannya untuk belajar, tapi juga menjadi sebuah pembuktian betapa tunduknya perempuan terhadap patriarki. Namanya dipuja, tapi juga didebat. Bagi sebagian orang, Kartini belum cukup untuk dijadikan patron bagi perempuan.\n\nNamun, marilah kita keluar dari perdebatan itu. Situs ini bukan tempat untuk berdebat soal itu. Lebih baik, kita maknai saja satu hal yang dapat kita pelajari dari hidup Kartini: terus berjuang demi kesetaraan hak lelaki dan perempuan. Ya, Ia memang tunduk pada feodalisme dan patriarki. Namun, tidak boleh dilupakan jika dirinya telah mengupayakan sebuah pandangan baru terkait pantaskah anak perempuan mengemban pendidikan. Dan Ia turut menjadi katalisator dalam urusan itu.\n\nKartini, suka atau tidak kalian terhadapnya, telah melakukan upaya-upaya agar perempuan mendapatkan persamaan hak, terutama dalam urusan pendidikan. Ia mengupayakan agar dirinya, yang perempuan, bisa mendapat pendidikan yang sama dengan kaum pria. Meski, sekali lagi, Ia belum bisa menaklukkan budaya patriarki, yang bahkan hingga hari ini masih saja merajalela.\n\nSalah satu contoh yang paling nyata dari masih suburnya budaya patriarki itu adalah: pandangan negatif tentang perempuan yang merokok. Di luar konteks persoalan kesehatan, merokok tentu juga menjadi hak bagi kaum perempuan. Tentu saja, selama Ia telah mengikuti ketentuan umur dan pembelian, baik lelaki atau perempuan harusnya tidak dibedakan dalam persoalan merokok.\n\nNamun, dalam kekangan budaya patriarki, merokok bagi perempuan adalah hal yang tetaplah tabu. Bahkan dalam zaman yang semakin modern ini. Ketika ada perempuan yang melakukan aktivitas tersebut, kemudian mereka distigmakan sebagai perempuan nakal, tidak baik, atau segala kata yang berkonotasi dengan makna negatif.\n\nPadahal, dalam sejarahnya, industri kretek di Indonesia justru tumbuh dan berkembang dari tangan-tangan baja para perempuan hebat Indonesia. Dari begitu banyak perempuan yang terlibat, adalah Nasilah sang katalisator berkembangnya industri ini. Ia, bersama suaminya, membangun industri ini dari sebuah warung kecil yang kemudian berkembang menjadi sebuah pabrik dengan puluhan ribu tenaga kerja.\n\nSelain itu, dalam kitab terkenal Babad Tanah Jawi, dikenal sosok Roro Mendut yang tersohor karena kecantikan dan rokok jualannya. Hal yang menarik dari sosok ini adalah: kunci suksesnya berjualan rokok dikarenakan menjual Ia rokok lintingan yang direkatkan dengan jilatan air ludahnya sendiri. Bahkan hingga hari ini, masih ada ribuan ibu-ibu yang berjuang menghidupi keluarganya dari hasil melinting tembakau dan cengkeh di pabrik kretek.\n\nMengingat begitu lekatnya kehadiran perempuan dalam pertumbuhan produk ini, maka cukup mengherankan apabila masyarakat masih saja tidak bisa menerima kenyataan bahwa: perempuan juga berhak merokok. Menggelikan, memang, hidup di tengah masyarakat yang mendambakan kesucian namun abai pada sejarah dan keadaan.\n\nTapi perjuangan harus tetap berlanjut. Kartini, sepahit apapun kisah hidup yang Ia jalani, tetap melakukan sebuah upaya untuk mengubah nasib kaumnya. Perjuangan inilah yang kemudian menginspirasi banyak orang untuk ikut terlibat dalam upayanya menuntut emansipasi. Dan saya kira, para perokok perempuan tidak boleh tunduk hanya karena distigmakan negatif. Mereka harus tetap melawan pandangan buruk terhadapnya, apapun hasilnya nanti.","post_title":"Kartini dan Perempuan Perokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"kartini-dan-perempuan-perokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-10-06 01:58:47","post_modified_gmt":"2021-10-05 18:58:47","post_content_filtered":"Kartini adalah sosok yang menggambarkan dua sisi koin. Ia menginspirasi karena tekad dan keinginannya untuk belajar, tapi juga menjadi sebuah pembuktian betapa tunduknya perempuan terhadap patriarki. Namanya dipuja, tapi juga didebat. Bagi sebagian orang, Kartini belum cukup untuk dijadikan patron bagi perempuan.\r\n\r\nNamun, marilah kita keluar dari perdebatan itu. Situs ini bukan tempat untuk berdebat soal itu. Lebih baik, kita maknai saja satu hal yang dapat kita pelajari dari hidup Kartini: terus berjuang demi kesetaraan hak lelaki dan perempuan. Ya, Ia memang tunduk pada feodalisme dan patriarki. Namun, tidak boleh dilupakan jika dirinya telah mengupayakan sebuah pandangan baru terkait pantaskah anak perempuan mengemban pendidikan. Dan Ia turut menjadi katalisator dalam urusan itu.\r\n\r\nKartini, suka atau tidak kalian terhadapnya, telah melakukan upaya-upaya agar perempuan mendapatkan persamaan hak, terutama dalam urusan pendidikan. Ia mengupayakan agar dirinya, yang perempuan, bisa mendapat pendidikan yang sama dengan kaum pria. Meski, sekali lagi, Ia belum bisa menaklukkan budaya patriarki, yang bahkan hingga hari ini masih saja merajalela.\r\n\r\nSalah satu contoh yang paling nyata dari masih suburnya budaya patriarki itu adalah: pandangan negatif tentang perempuan yang merokok. Di luar konteks persoalan kesehatan, merokok tentu juga menjadi hak bagi kaum perempuan. Tentu saja, selama Ia telah mengikuti ketentuan umur dan pembelian, baik lelaki atau perempuan harusnya tidak dibedakan dalam persoalan merokok.\r\n\r\nNamun, dalam kekangan budaya patriarki, merokok bagi perempuan adalah hal yang tetaplah tabu. Bahkan dalam zaman yang semakin modern ini. Ketika ada perempuan yang melakukan aktivitas tersebut, kemudian mereka distigmakan sebagai perempuan nakal, tidak baik, atau segala kata yang berkonotasi dengan makna negatif.\r\n\r\nPadahal, dalam sejarahnya, industri kretek di Indonesia justru tumbuh dan berkembang dari tangan-tangan baja para perempuan hebat Indonesia. Dari begitu banyak perempuan yang terlibat, adalah Nasilah sang katalisator berkembangnya industri ini. Ia, bersama suaminya, membangun industri ini dari sebuah warung kecil yang kemudian berkembang menjadi sebuah pabrik dengan puluhan ribu tenaga kerja.\r\n\r\nSelain itu, dalam kitab terkenal Babad Tanah Jawi, dikenal sosok Roro Mendut yang tersohor karena kecantikan dan rokok jualannya. Hal yang menarik dari sosok ini adalah: kunci suksesnya berjualan rokok dikarenakan menjual Ia rokok lintingan yang direkatkan dengan jilatan air ludahnya sendiri. Bahkan hingga hari ini, masih ada ribuan ibu-ibu yang berjuang menghidupi keluarganya dari hasil melinting tembakau dan cengkeh di pabrik kretek.\r\n\r\nMengingat begitu lekatnya kehadiran perempuan dalam pertumbuhan produk ini, maka cukup mengherankan apabila masyarakat masih saja tidak bisa menerima kenyataan bahwa: perempuan juga berhak merokok. Menggelikan, memang, hidup di tengah masyarakat yang mendambakan kesucian namun abai pada sejarah dan keadaan.\r\n\r\nTapi perjuangan harus tetap berlanjut. Kartini, sepahit apapun kisah hidup yang Ia jalani, tetap melakukan sebuah upaya untuk mengubah nasib kaumnya. Perjuangan inilah yang kemudian menginspirasi banyak orang untuk ikut terlibat dalam upayanya menuntut emansipasi. Dan saya kira, para perokok perempuan tidak boleh tunduk hanya karena distigmakan negatif. Mereka harus tetap melawan pandangan buruk terhadapnya, apapun hasilnya nanti.","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4766","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4685,"post_author":"853","post_date":"2018-03-23 08:07:55","post_date_gmt":"2018-03-23 01:07:55","post_content":"Todung Mulya Lubis adalah ironi. Di satu sisi, Todung adalah seorang pengacara yang berkualitas. Ia pernah dengan tegas menyatakan jika Presiden Jokowi aadalah pemimpin yang tidak lulus dalan urusan penegakkan HAM. Tapi di sisi yang lain, Ia juga memuji kinerja Presiden Jokowi.\r\n\r\nDalam satu wawancara, Todung dengan mudah menyatakan bahwa dirinya menolak membantu para koruptor dan tidak mau menjadi pengacara terkait kasus korupsi. Tapi, sekali lagi, di sisi lain Todung justru menjadi pembela bagi Antony Salim yang saat itu disangkakan sebagai koruptor dalam sebuah kasus. Bahkan, Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, ketika itu memintanya mundur dari jabatan Dewan Pembina karena posisinya sebagai kuasa hukum Salim dinilai tidak etis.\r\n\r\nMungkin karena kebiasaan yang menclak-menclok inilah, Todung Mulya Lubis pernah didepak dari sebuah organisasi advokat yang ada di Indonesia. Ia pernah didepak dari Persatuan Advokat Indonesia karena kasus Salim. Todung dirasa telah melanggar kode etik advokat karena dugaan adanya konflik kepentingan dalam kasus tersebut.\r\n\r\nSelama ini Todung Mulya Lubis memang dikenal sebagai orang yang vokal terhadap urusan korupsi dan HAM. Bahkan, Todung sendiri dikenal sebagai orang yang giat membela HAM. Tapi sayang, beberapa persoalan etik dan ketidakmampuan dirinya berada di jalur yang konsisten dalam urusan HAM dan korupsi justru membawanya ke rekam jejak yang buruk.\r\n\r\nSetidaknya, Ia pernah mendapat tiga kali teguran sebelum akhirnya Ia pernah diskors untuk tidak boleh menjalankan praktik Advokat selama 1 (satu) bulan 15 (lima belas) hari oleh Dewan Kehormatan Kongres Advokat Indonesia. Pada tahun 2003, Todung pernah mendapat peringatan keras dari Peradi. Bahkan 5 tahun setelahnya, Todung diberhentikan secara tetap sebagai Advokat juga oleh Peradi.\r\n\r\nRekam buruknya di urusan profesi advokat tidak berhenti sampai di sana. Ia pernah berseteru keras dengan Otto Hasibuan karena memperebutkan kursi pimpinan Ikatan Advokat Indonesia. Malah, keduanya sempat adu gebrak meja hingga akhirnya saling melaporkan pihak lawannya ke kepolisian. Karena hal ini juga, dunia advokat sempat tercoreng namanya.\r\n\r\nPada tahun 2014, nama Todung kembali mencuat di media setelah penunjukkan dirinya sebagai anggota panitia seleksi hakim Mahkamah Konstitusi ditentang banyak pihak. Rekam jejaknya yang dianggap buruk membuatnya dirasa tak layak menjadi anggota pansel. Selain ditentang oleh Ikadin dan Peradi, penunjukkan dirinya juga ditentang oleh para hakim di MK.\r\n\r\nTahun lalu, namanya (sekali lagi) menjadi sensasi setelah dirinya dipanggil KPK terkait kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia. Dirinya diperiksa sebagai saksi dari tersangka Syafruddin Temenggung. Ketika kasus BLBI terjadi, Todung adalah pengacara Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) yang pernah dikepalai tersangka Syafruddin. Meski kemudian, belum ada tanggapan lebih lanjut dari KPK terkait posisi Todung di kasus ini.\r\n\r\nNamanya kembali mencuat setelah Ia ditunjuk sebagai Duta Besar untuk Norwegia oleh Presiden Jokowi. Ketika itu, beberapa saat setelah dilantik, Ia merasa senang mendapatkan posisi tersebut. Mengingat Norwegia dikenal sebagai negara yang amat menjunjung HAM, Ia berniat untuk banyak belajar soal HAM di sana.\r\n\r\nSayangnya, posisi dan harapan Todung untuk belajar HAM justru Ia nodai (sekali lagi) dengan pelanggaran etik yang dilakukannya. Awal bulan ini, nama Todung banyak dibahas setelah Ia menasbihkan diri menjadi pengacara bagi seorang mantan konsumen rokok yang menuntut ganti rugi hingga 1 triliun rupiah pada dua pabrik rokok nasional. Namanya digunjingkan bukan karena urusan tuntutan, tapi lebih kepada kemauannya menerima kuasa atas kasus ini meski dirinya telah menjabat sebagai duta besar.\r\n\r\nDalam Pasal 3 Undang-undang Advokat No. 18 Tahun 2003, disebutkan bahwa seorang pengacara atau advokat otomatis berhenti ketika menerima posisi sebagai pejabat negara. Selain itu, dalam pasal yang sama, disebutkan juga bahwa syarat menjadi advokat adalah tidak berstatus sebagai pegawai negeri atau pejabat negara. Hal ini berarti posisi Todung sebagai pengacara mantan perokok itu tidak bisa dibenarkan karena melanggar aturan yang ada.\r\n\r\nDengan rekam jejak yang seburuk ini, tidak terlalu mengherankan sebenarnya melihat Todung melakukan manuver semacam ini. Apalagi Ia adalah mantan Dewan Penasihat Komisi Nasional Pengendalian Tembakau. Meski begitu, tetap saja, ketika Ia menerima kuasa atas kasus tersebut, ia telah melanggar aturan dan patut diberhentikan dari posisinya sebagai Advokat juga Duta Besar. Jadikan kasus ini sebagai pelajaran agar tidak adalagi orang yang sengawur Todung dalam urusan profesi advokat. Juga, mungkin, agar menjadi pelajaran agar advokat tidak kemaruk dalam perkara mengurus sebuah kasus.","post_title":"Membaca Rekam Jejak (Buruk) Todung Mulya Lubis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"membaca-rekam-jejak-buruk-todung-mulya-lubis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-04-06 09:21:11","post_modified_gmt":"2018-04-06 02:21:11","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4685","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4655,"post_author":"853","post_date":"2018-03-09 08:52:45","post_date_gmt":"2018-03-09 01:52:45","post_content":"Tiga Cafe dengan Ruang Bebas Asap Rokok di Tangerang\r\n\r\nKekhawatiran tentang asap yang mengenai wajah ataupun terhirup oleh hidung, biasa menjadi langganan alasan protes para anti-perokok. Kemudian, terpapar asap tersebut menjadi legitimasi kuat untuk membenci para perokok.\r\n\r\nStigma-stigma kaum anti-asap dan pandangan sinisnya terhadap kaum perokok tak perlu diambil pusing. Selama para perokok merokok di kawasan merokok, tidak dekat ibu hamil dan anak-anak, maka tidak perlu ada yang dikhawatirkan.\r\n\r\nLebih baik menyalakan lilin daripada mengutuk kegelapan. Begitulah kiranya cafe-cafe dan tempat tongkrongan berprinsip. Menyediakan dua tempat untuk para pelanggan: area merokok dan tidak.\r\n\r\nBerikut cafe-cafe di Tangerang yang menyediakan area tanpa rokok untuk melindungi pelanggan bukan perokok dari asap rokok:\r\n\r\nWhat\u2019s Up Cafe\r\nKalau kalian sering melewati daerah pasar lama, terutama untuk yang hobi kulineran, tentu tau tempat yang satu ini. Ya, What\u2019s Up Cafe. Percayalah, tempat tersebut benar-benar menjanjikan untuk di dadatangi.\r\n\r\nWhat\u2019s Up Cafe sendiri perkembangannya sudah menjamur, banyak tersebar di pusat-pusat kota.\r\nNamun berbeda dengan What\u2019s Up Cafe pada umumnya. What\u2019s Up Cafe ini menawarkan suatu konsep yang unik dan menarik bagi pengunjung untuk mendapatkan kebebasan dan hak dalam menikmati bersantainya. Beralamat di Jl. Kisamaun No. 152, Pasar Lama, Sukasari, kota Tangerang. Cafe ini menyediakan menu-menu yang lezat sebagai makanan camilan.\r\n\r\nMengusung konsep cafe dengan gaya minimalis moderen, kini What\u2019s Up cafe telah memberi satu pelayanan yang istimewa. Menyediakan VIP room dan ruangan yang ber AC dengan dibatasi jendala dan pintu kaca, tempat itu diperuntukkan bagi yang ingin fokus mengerjakan tugas, tidak tersentuh dengan suara bising dari luar atau bagi yang tidak ingin terpapar dan menghirup asap rokok. Bukan maskud untuk mengisolasikan, tapi dengan hal tersebut hak sebagai pengunjung pun tersampaikan.\r\n\r\nDi bagian NON VIP ROOM. Selain tempat nya yang tidak ber-AC, di situlah tempat diperbolehkan untuk merokok. Dan juga di depannya terdapat panggung untuk penampilan akustik band. Sempat kala itu, pada saat pertama launching kafe ini mendatangkan musisi Indie seperti 4.20 dan Danilla. Kafe ini memberi kontribusi yang nyata, disaat itu juga bahwa ada penyetaraan hak dalam menonton.\r\nMeski dua musisi tersebut kadang sering dicap yang bukan-bukan, apalagi tentang Danilla dengan aktivitas merokoknya saat sedang perform. Hal tersebut tak memberi dualisme tentang penonton yang kala itu hadir dan menonton di ruang yang terpisah(VIP ROOM).\r\n\r\nDixie Sports Bar & Cafe\r\nMengsung konsep cafe yang pertama kali ada di Tangerang, Dixie Cafe memberi sebuah inovasi cafe yang unik. Bertempat di Jl.A.Damyati no.30 Pasar Lama, Tangerang. Persis di depan gor Pasar Lama.\r\n\r\nBelum lama saya menyambangi tempat ini untuk nonton bola bareng (nobar), menyaksikan tim kesayangan asal negeri Britania, sebut saja Liverpool. Juga dengan ditemani beberapa teman yang sama satu penggemar. Memang menjelang akhir pekan, biasanya cafe ini digunakan sebagai tempat nobar dari beberapa fans tim sepakbola.\r\n\r\nKesan selama berada di cafe itu dengan ditemani beberapa camilan yang hitz. Saya mengungkapkan bahwa kafe tersebut sangat memaksimalkan kenyamanan konsumen dengan menyediakan dua ruangan, yaitu indoor dan outdoor. Serta ada juga fasilitas penundukung dimulai dari live akustik, minigames serta penunjang untuk nobar seperti proyektor dan beberapa layar tv yang terpampang di beberapa sudut.\r\nVarian menu yang ditawarkan cafe ini bisa dipilih beragam makanan camilan yang pastinya sebagai teman pada saat nobar maupun bersantai dengan teman. Atau bisa juga ajak squad gaming kamu untuk berkumpul bersama.\r\n\r\nSelain itu keisitmewaan cafe olahraga ini kebetulan sekali menggandeng produsen rokok dalam negeri, yang tentu sangat pas dengan hadirnya ruang merokok (outdoor). Ruangan khusus merokok memang ditujukkan bagi para pengunjungnya yang ingin merokok. Dengan produsen yang bertagline super soccer, terbukti banyak memberi sumbangsih pada pengonsumsi rokok mulai dari tempat sampah hingga asbak sebagai identitasnya.\r\n\r\nRoti Bakar 88\r\nWarung yang terkenal di kalangan anak muda ini menampilkan desain interior yang sederhana, saya melihat kehadiran yang nampak berbeda dan tak lazim. Begitu berbeda selepas renovasi.\r\nMemang berbeda dengan roti bakar 88 yang lain pada umumnya. Roti Bakar 88 ini yang berlokasi di Jalan Kisamaun no 118, meski sudah terkenal dengan menu yang begitu banyak dan harga yang terjangkau, pas tentu untuk dompet mahasiswa yang kadang seringkali cekak.\r\nHadir memberikan ruang sederhana dan terpisah menjadi dua ruangan, Roti Bakar 88 cocok sebagai pilihan tempat nongkrong anak muda. Yang pasti sangat pas, tentunya buat tempat nongkrong sambil ngemil-ngemil ganteng.\r\n\r\nRuang luar disediakan untuk pengunjung yang ingin bercanda gurau sambil menikmati keramaian pengendara yang melintasi cafe tersebut. Tanpa melupakan hal terpenting perokok, alasan inilah kenapa dipisah menjadi area tersendiri. Di samping itu komponen dalam merokok pun disertakan, asbak dan tempat membuang sampah misalnya.\r\n\r\nItulah beberapa tempat yang menghadirkan ruang untuk pengunjung yang ingin merilekskan pikiran dari berbagai tekanan pekerjaan dan terlindung dari asap rokok. Meskipun hingga hari ini, rokok sering di persepsikan sebagai suatu aktivitas yang membahayakan dan menimbulkan kerugian orang lain.\r\n\r\nMaka dari itu, cafe sebagai area ruang publik turut memperhatikan dengan menyediakan ruang bebas asap rokok.\r\n\r\nDemikian beberapa referensi tempat tersebut ditujukkan, sehingga kita bisa memahami akan kenyamanan pelanggan yang ingin terbebas dari asap rokok. Dengan bertoleransi, sama dengan kita menghargai hak seseorang untuk mendapat kebebasan.","post_title":"Tiga Cafe dengan Ruang Bebas Asap Rokok di Tangerang","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"tiga-kafe-dengan-ruang-bebas-asap-rokok-di-tangerang","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-03-09 08:56:24","post_modified_gmt":"2018-03-09 01:56:24","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4655","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4626,"post_author":"853","post_date":"2018-02-25 08:28:53","post_date_gmt":"2018-02-25 01:28:53","post_content":"Sejak berkembangnya \u2018industri\u2019 kopi nusantara, terutama dengan mulai bergesernya pasar kopi ke arah arabica, hampir setiap kota memiliki kedai-kedai kopi yang menyajikan biji dari belahan nusantara. Berkembang di Jogja, menyasar Jakarta, hingga akhirnya melanglang buana ke seantero negeri. Pun dengan kota tempat saya tinggal yang juga \u2018sempat\u2019 dilanda demam kopi.<\/span>\r\n\r\nDi Tangerang, kota asal saya, salah satu kedai yang layak tuju adalah Dnocturn Coffee yang terletak di Cikokol sana. Kedai ini boleh jadi adalah salah satu kedai yang memulai jamur demam kopi di sini. Dan sialnya, saya adalah salah satu orang yang menjadi pelanggan-pelanggan awal kedai ini.<\/span>\r\n\r\nDulu, sekira dua tahun lalu, sebenarnya saya memiliki sedikit masalah untuk menemukan kopi \u2018enak\u2019 di Tangerang. Maklum, kala itu saya terbiasa minum kopi di kedai-kedai yang menyajikan beragam biji kopi nusantara. Kehadiran kedai-kedai macam itu di Jakarta (dan Kopi Marjinal di Ciputat) tentu saja memudahkan kesenangan saya menyesap cairan hitam tersebut.<\/span>\r\n\r\nSialnya, di masa-masa itu pula saya lebih banyak berada di Tangerang. Pekerjaan saya di Jakarta sedang tidak menuntut banyak aktivitas hingga saya tidak perlu banyak ke kantor. Hal inilah yang kemudian membuat saya merasa kesulitan jika ingin menikmati kopi Wamena favorit saya.<\/span>\r\n\r\nTangerang memang berada di pinggiran ibukota, dan (sebenarnya) ada beberapa kedai yang menjual beragam biji kopi nusantara. Sayangnya, beberapa kali pindah-pindah kedai, saya belum menemukan satu tempat yang cocok untuk memuaskan hasrat ketika berada di kedai. Minum kopi di kedai saya kira bukanlah sekadar aktivitas menyesap minuman di gelas saja, tapi juga menjadi ajang untuk bercengkerama dengan para sahabat.<\/span>\r\n\r\nDi sebagian kedai, saya menemukan kopi enak yang cocok dengan selera saya. Namun di tempat-tempat macam ini, saya tidak bisa banyak mendapat kesenangan karena keterbatasan waktu buka plus ruang merokok yang tidak tersedia. Di sebagian yang lain, saya bisa mendapatkan waktu dan tempat untuk ngobrol dan merokok. Hanya saja di tempat yang ini kopinya kurang sesuai dengan selera saya.<\/span>\r\n\r\nBeruntung, di suatu waktu saya mendapat ajakan teman untuk ngopi-nongkrong-ngudud. Pada momen inilah, saya berkenalan dengan sebuah kedai bernama Dnocturn Coffee yang sesuai dengan imajinasi saya tentang kedai kopi yang benar dan baik: memiliki kopi enak, bisa merokok, dan buka sampai pagi. <\/span>\r\n\r\nDnocturn memang memiliki beragam menu yang amat memuaskan, mulai dari variasi biji kopi Nusantara, variasi penyajian, juga variasi minuman selain kopi. Penyajian kopinya pun sesuai dengan \u2018aturan main\u2019 bagi para penikmat kopi. Selain itu, kedai ini memiliki dua area bagi para pelanggannya yang merokok ataupun tidak. Jadi, tidak ada masalah paparan asap rokok bagi pelanggan yang tidak merokok.<\/span>\r\n\r\nDan yang terbaik dari kedai ini tentu saja waktu buka yang longgar. Meski baru membuka kedainya di kala magrib, tapi kedai ini memiliki waktu kerja yang panjang hingga para pelanggan tidak perlu khawatir jika keasyikan ngobrol bareng teman. Saya cukup sering datang ke kedai itu untuk melepas penat bertemu kawan-kawan hingga pagi menjelang. Rekor terbaik saya di kedai itu adalah baru pulang tatkala sinar matahari mulai menyentuh gelas kopi yang telah lama kosong.<\/span>\r\n\r\nSaya kira, seperti itulah harusnya kedai kopi menjalankan bisnisnya. Menjual kopi enak agar pelanggan senang, dan menyediakan kenyamanan bagi para pelanggan agar betah dan punya keinginan kembali ke kedai tersebut. Dan Dnocturn saya kira, adalah satu kedai terbaik di Tangerang yang menjalankan bisnis kopi.<\/span>\r\n\r\nKarena memang meminum kopi bukan hanya perkara kenikmatan biji kopi yang diseduh dengan cara-cara tertentu. Yang paling menyenangkan dalam menyesap kopi adalah kehadiran teman-teman yang bercerita tentang pekerjaan dan kehidupan, sembari menertawakan hidup yang semakin hari semakin kejam. Dan cara paling tepat untuk menikmati itu semua adalah dengan menyesap malam bersama kawan-kawan di kedai kopi yang menjalankan bisnisnya dengan baik. <\/span>","post_title":"Mencecap Malam di Dnocturn Coffee","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"mencecap-malam-di-dnocturn-coffee","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-02-25 08:29:22","post_modified_gmt":"2018-02-25 01:29:22","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4626","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\r\n

Kedua, tentu saja karena faktor harga rokok yang makin tinggi. Mau diakui atau tidak, tren tingwe ini naik ketika pemerintah menaikkan tarif cukai hingga angka 23%. Hal ini tentu membuat harga rokok naik signifikan dan menjadikannya terbilang mahal untuk sebagian orang.\u00a0<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n

Hal inilah yang kemudian membuat mereka mencoba beralih ke tingwe yang secara ekonomi terbilang jauh lebih murah. Hanya dengan modal uang Rp 20 ribu, mereka bisa sebats sampai satu minggu. Perbandingan yang cukup jauh dibandingkan dengan membeli rokok di pasaran.\u00a0<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n

Keadaan pandemi yang membuat perekonomian semakin sulit dan perkara sebats jadi makin sering kemudian menjadikannya berlipatganda lagi. Sudah harga mahal, uang susah dicari, maka tingwe menjadi solusi. Daripada uang habis untuk rokok yang mahal, ya mending untuk tingwe. Begitu kira-kira.\u00a0<\/strong><\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n

Namun, faktor yang menjadi fondasi utama dari fenomenalnya tingwe ini adalah kemampuan para pedagang tembakau iris beradaptasi dengan pasar. Kini rokok tingwe tidak melulu soal tembakau yang berat, tapi juga memiliki variasi rasa. Malah ada tembakau iris yang diberikan saus rasa-rasa yang pernah ada. Maksudnya rasa rokok yang pernah ada begitu lo.\u00a0<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n

Bagi penggemar rokok putihan, ada rasa Malboro. Bagi penggemar Dji Sam Soe atau Djarum Super, tembakau dengan rasa itu juga ada. Bahkan tembakau dengan rasa-rasa susu atau sirup juga ada. Ini kemudian yang melengkapi tembakau khas macam gayo hingga bisa disukai oleh pasar perokok.\u00a0<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n

Tanpa hal terakhir, saya kira rokok tingwe tidak bakal menjadi fenomenal seperti sekarang. Karena adaptasi yang dikakukan oleh para pedagang lah kemudian tingwe bisa jadi tren di kalangan anak muda. Karena adaptasi bagi perokok dan pedagang rokok adalah keniscayaan, mengingat negara ini kerap membuat kebijakan ngaco yang harus disikapi dengan perlawanan.\u00a0<\/p>\r\n","post_title":"Beberapa Alasan Kenapa Rokok Tingwe Menjadi Tren di Masyarakat","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"beberapa-alasan-kenapa-rokok-tingwe-menjadi-tren-di-masyarakat","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-05-26 12:16:26","post_modified_gmt":"2021-05-26 05:16:26","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=7051","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4766,"post_author":"853","post_date":"2018-04-21 09:44:56","post_date_gmt":"2018-04-21 02:44:56","post_content":"Kartini adalah sosok yang menggambarkan dua sisi koin. Ia menginspirasi karena tekad dan keinginannya untuk belajar, tapi juga menjadi sebuah pembuktian betapa tunduknya perempuan terhadap patriarki. Namanya dipuja, tapi juga didebat. Bagi sebagian orang, Kartini belum cukup untuk dijadikan patron bagi perempuan.\n\nNamun, marilah kita keluar dari perdebatan itu. Situs ini bukan tempat untuk berdebat soal itu. Lebih baik, kita maknai saja satu hal yang dapat kita pelajari dari hidup Kartini: terus berjuang demi kesetaraan hak lelaki dan perempuan. Ya, Ia memang tunduk pada feodalisme dan patriarki. Namun, tidak boleh dilupakan jika dirinya telah mengupayakan sebuah pandangan baru terkait pantaskah anak perempuan mengemban pendidikan. Dan Ia turut menjadi katalisator dalam urusan itu.\n\nKartini, suka atau tidak kalian terhadapnya, telah melakukan upaya-upaya agar perempuan mendapatkan persamaan hak, terutama dalam urusan pendidikan. Ia mengupayakan agar dirinya, yang perempuan, bisa mendapat pendidikan yang sama dengan kaum pria. Meski, sekali lagi, Ia belum bisa menaklukkan budaya patriarki, yang bahkan hingga hari ini masih saja merajalela.\n\nSalah satu contoh yang paling nyata dari masih suburnya budaya patriarki itu adalah: pandangan negatif tentang perempuan yang merokok. Di luar konteks persoalan kesehatan, merokok tentu juga menjadi hak bagi kaum perempuan. Tentu saja, selama Ia telah mengikuti ketentuan umur dan pembelian, baik lelaki atau perempuan harusnya tidak dibedakan dalam persoalan merokok.\n\nNamun, dalam kekangan budaya patriarki, merokok bagi perempuan adalah hal yang tetaplah tabu. Bahkan dalam zaman yang semakin modern ini. Ketika ada perempuan yang melakukan aktivitas tersebut, kemudian mereka distigmakan sebagai perempuan nakal, tidak baik, atau segala kata yang berkonotasi dengan makna negatif.\n\nPadahal, dalam sejarahnya, industri kretek di Indonesia justru tumbuh dan berkembang dari tangan-tangan baja para perempuan hebat Indonesia. Dari begitu banyak perempuan yang terlibat, adalah Nasilah sang katalisator berkembangnya industri ini. Ia, bersama suaminya, membangun industri ini dari sebuah warung kecil yang kemudian berkembang menjadi sebuah pabrik dengan puluhan ribu tenaga kerja.\n\nSelain itu, dalam kitab terkenal Babad Tanah Jawi, dikenal sosok Roro Mendut yang tersohor karena kecantikan dan rokok jualannya. Hal yang menarik dari sosok ini adalah: kunci suksesnya berjualan rokok dikarenakan menjual Ia rokok lintingan yang direkatkan dengan jilatan air ludahnya sendiri. Bahkan hingga hari ini, masih ada ribuan ibu-ibu yang berjuang menghidupi keluarganya dari hasil melinting tembakau dan cengkeh di pabrik kretek.\n\nMengingat begitu lekatnya kehadiran perempuan dalam pertumbuhan produk ini, maka cukup mengherankan apabila masyarakat masih saja tidak bisa menerima kenyataan bahwa: perempuan juga berhak merokok. Menggelikan, memang, hidup di tengah masyarakat yang mendambakan kesucian namun abai pada sejarah dan keadaan.\n\nTapi perjuangan harus tetap berlanjut. Kartini, sepahit apapun kisah hidup yang Ia jalani, tetap melakukan sebuah upaya untuk mengubah nasib kaumnya. Perjuangan inilah yang kemudian menginspirasi banyak orang untuk ikut terlibat dalam upayanya menuntut emansipasi. Dan saya kira, para perokok perempuan tidak boleh tunduk hanya karena distigmakan negatif. Mereka harus tetap melawan pandangan buruk terhadapnya, apapun hasilnya nanti.","post_title":"Kartini dan Perempuan Perokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"kartini-dan-perempuan-perokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-10-06 01:58:47","post_modified_gmt":"2021-10-05 18:58:47","post_content_filtered":"Kartini adalah sosok yang menggambarkan dua sisi koin. Ia menginspirasi karena tekad dan keinginannya untuk belajar, tapi juga menjadi sebuah pembuktian betapa tunduknya perempuan terhadap patriarki. Namanya dipuja, tapi juga didebat. Bagi sebagian orang, Kartini belum cukup untuk dijadikan patron bagi perempuan.\r\n\r\nNamun, marilah kita keluar dari perdebatan itu. Situs ini bukan tempat untuk berdebat soal itu. Lebih baik, kita maknai saja satu hal yang dapat kita pelajari dari hidup Kartini: terus berjuang demi kesetaraan hak lelaki dan perempuan. Ya, Ia memang tunduk pada feodalisme dan patriarki. Namun, tidak boleh dilupakan jika dirinya telah mengupayakan sebuah pandangan baru terkait pantaskah anak perempuan mengemban pendidikan. Dan Ia turut menjadi katalisator dalam urusan itu.\r\n\r\nKartini, suka atau tidak kalian terhadapnya, telah melakukan upaya-upaya agar perempuan mendapatkan persamaan hak, terutama dalam urusan pendidikan. Ia mengupayakan agar dirinya, yang perempuan, bisa mendapat pendidikan yang sama dengan kaum pria. Meski, sekali lagi, Ia belum bisa menaklukkan budaya patriarki, yang bahkan hingga hari ini masih saja merajalela.\r\n\r\nSalah satu contoh yang paling nyata dari masih suburnya budaya patriarki itu adalah: pandangan negatif tentang perempuan yang merokok. Di luar konteks persoalan kesehatan, merokok tentu juga menjadi hak bagi kaum perempuan. Tentu saja, selama Ia telah mengikuti ketentuan umur dan pembelian, baik lelaki atau perempuan harusnya tidak dibedakan dalam persoalan merokok.\r\n\r\nNamun, dalam kekangan budaya patriarki, merokok bagi perempuan adalah hal yang tetaplah tabu. Bahkan dalam zaman yang semakin modern ini. Ketika ada perempuan yang melakukan aktivitas tersebut, kemudian mereka distigmakan sebagai perempuan nakal, tidak baik, atau segala kata yang berkonotasi dengan makna negatif.\r\n\r\nPadahal, dalam sejarahnya, industri kretek di Indonesia justru tumbuh dan berkembang dari tangan-tangan baja para perempuan hebat Indonesia. Dari begitu banyak perempuan yang terlibat, adalah Nasilah sang katalisator berkembangnya industri ini. Ia, bersama suaminya, membangun industri ini dari sebuah warung kecil yang kemudian berkembang menjadi sebuah pabrik dengan puluhan ribu tenaga kerja.\r\n\r\nSelain itu, dalam kitab terkenal Babad Tanah Jawi, dikenal sosok Roro Mendut yang tersohor karena kecantikan dan rokok jualannya. Hal yang menarik dari sosok ini adalah: kunci suksesnya berjualan rokok dikarenakan menjual Ia rokok lintingan yang direkatkan dengan jilatan air ludahnya sendiri. Bahkan hingga hari ini, masih ada ribuan ibu-ibu yang berjuang menghidupi keluarganya dari hasil melinting tembakau dan cengkeh di pabrik kretek.\r\n\r\nMengingat begitu lekatnya kehadiran perempuan dalam pertumbuhan produk ini, maka cukup mengherankan apabila masyarakat masih saja tidak bisa menerima kenyataan bahwa: perempuan juga berhak merokok. Menggelikan, memang, hidup di tengah masyarakat yang mendambakan kesucian namun abai pada sejarah dan keadaan.\r\n\r\nTapi perjuangan harus tetap berlanjut. Kartini, sepahit apapun kisah hidup yang Ia jalani, tetap melakukan sebuah upaya untuk mengubah nasib kaumnya. Perjuangan inilah yang kemudian menginspirasi banyak orang untuk ikut terlibat dalam upayanya menuntut emansipasi. Dan saya kira, para perokok perempuan tidak boleh tunduk hanya karena distigmakan negatif. Mereka harus tetap melawan pandangan buruk terhadapnya, apapun hasilnya nanti.","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4766","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4685,"post_author":"853","post_date":"2018-03-23 08:07:55","post_date_gmt":"2018-03-23 01:07:55","post_content":"Todung Mulya Lubis adalah ironi. Di satu sisi, Todung adalah seorang pengacara yang berkualitas. Ia pernah dengan tegas menyatakan jika Presiden Jokowi aadalah pemimpin yang tidak lulus dalan urusan penegakkan HAM. Tapi di sisi yang lain, Ia juga memuji kinerja Presiden Jokowi.\r\n\r\nDalam satu wawancara, Todung dengan mudah menyatakan bahwa dirinya menolak membantu para koruptor dan tidak mau menjadi pengacara terkait kasus korupsi. Tapi, sekali lagi, di sisi lain Todung justru menjadi pembela bagi Antony Salim yang saat itu disangkakan sebagai koruptor dalam sebuah kasus. Bahkan, Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, ketika itu memintanya mundur dari jabatan Dewan Pembina karena posisinya sebagai kuasa hukum Salim dinilai tidak etis.\r\n\r\nMungkin karena kebiasaan yang menclak-menclok inilah, Todung Mulya Lubis pernah didepak dari sebuah organisasi advokat yang ada di Indonesia. Ia pernah didepak dari Persatuan Advokat Indonesia karena kasus Salim. Todung dirasa telah melanggar kode etik advokat karena dugaan adanya konflik kepentingan dalam kasus tersebut.\r\n\r\nSelama ini Todung Mulya Lubis memang dikenal sebagai orang yang vokal terhadap urusan korupsi dan HAM. Bahkan, Todung sendiri dikenal sebagai orang yang giat membela HAM. Tapi sayang, beberapa persoalan etik dan ketidakmampuan dirinya berada di jalur yang konsisten dalam urusan HAM dan korupsi justru membawanya ke rekam jejak yang buruk.\r\n\r\nSetidaknya, Ia pernah mendapat tiga kali teguran sebelum akhirnya Ia pernah diskors untuk tidak boleh menjalankan praktik Advokat selama 1 (satu) bulan 15 (lima belas) hari oleh Dewan Kehormatan Kongres Advokat Indonesia. Pada tahun 2003, Todung pernah mendapat peringatan keras dari Peradi. Bahkan 5 tahun setelahnya, Todung diberhentikan secara tetap sebagai Advokat juga oleh Peradi.\r\n\r\nRekam buruknya di urusan profesi advokat tidak berhenti sampai di sana. Ia pernah berseteru keras dengan Otto Hasibuan karena memperebutkan kursi pimpinan Ikatan Advokat Indonesia. Malah, keduanya sempat adu gebrak meja hingga akhirnya saling melaporkan pihak lawannya ke kepolisian. Karena hal ini juga, dunia advokat sempat tercoreng namanya.\r\n\r\nPada tahun 2014, nama Todung kembali mencuat di media setelah penunjukkan dirinya sebagai anggota panitia seleksi hakim Mahkamah Konstitusi ditentang banyak pihak. Rekam jejaknya yang dianggap buruk membuatnya dirasa tak layak menjadi anggota pansel. Selain ditentang oleh Ikadin dan Peradi, penunjukkan dirinya juga ditentang oleh para hakim di MK.\r\n\r\nTahun lalu, namanya (sekali lagi) menjadi sensasi setelah dirinya dipanggil KPK terkait kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia. Dirinya diperiksa sebagai saksi dari tersangka Syafruddin Temenggung. Ketika kasus BLBI terjadi, Todung adalah pengacara Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) yang pernah dikepalai tersangka Syafruddin. Meski kemudian, belum ada tanggapan lebih lanjut dari KPK terkait posisi Todung di kasus ini.\r\n\r\nNamanya kembali mencuat setelah Ia ditunjuk sebagai Duta Besar untuk Norwegia oleh Presiden Jokowi. Ketika itu, beberapa saat setelah dilantik, Ia merasa senang mendapatkan posisi tersebut. Mengingat Norwegia dikenal sebagai negara yang amat menjunjung HAM, Ia berniat untuk banyak belajar soal HAM di sana.\r\n\r\nSayangnya, posisi dan harapan Todung untuk belajar HAM justru Ia nodai (sekali lagi) dengan pelanggaran etik yang dilakukannya. Awal bulan ini, nama Todung banyak dibahas setelah Ia menasbihkan diri menjadi pengacara bagi seorang mantan konsumen rokok yang menuntut ganti rugi hingga 1 triliun rupiah pada dua pabrik rokok nasional. Namanya digunjingkan bukan karena urusan tuntutan, tapi lebih kepada kemauannya menerima kuasa atas kasus ini meski dirinya telah menjabat sebagai duta besar.\r\n\r\nDalam Pasal 3 Undang-undang Advokat No. 18 Tahun 2003, disebutkan bahwa seorang pengacara atau advokat otomatis berhenti ketika menerima posisi sebagai pejabat negara. Selain itu, dalam pasal yang sama, disebutkan juga bahwa syarat menjadi advokat adalah tidak berstatus sebagai pegawai negeri atau pejabat negara. Hal ini berarti posisi Todung sebagai pengacara mantan perokok itu tidak bisa dibenarkan karena melanggar aturan yang ada.\r\n\r\nDengan rekam jejak yang seburuk ini, tidak terlalu mengherankan sebenarnya melihat Todung melakukan manuver semacam ini. Apalagi Ia adalah mantan Dewan Penasihat Komisi Nasional Pengendalian Tembakau. Meski begitu, tetap saja, ketika Ia menerima kuasa atas kasus tersebut, ia telah melanggar aturan dan patut diberhentikan dari posisinya sebagai Advokat juga Duta Besar. Jadikan kasus ini sebagai pelajaran agar tidak adalagi orang yang sengawur Todung dalam urusan profesi advokat. Juga, mungkin, agar menjadi pelajaran agar advokat tidak kemaruk dalam perkara mengurus sebuah kasus.","post_title":"Membaca Rekam Jejak (Buruk) Todung Mulya Lubis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"membaca-rekam-jejak-buruk-todung-mulya-lubis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-04-06 09:21:11","post_modified_gmt":"2018-04-06 02:21:11","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4685","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4655,"post_author":"853","post_date":"2018-03-09 08:52:45","post_date_gmt":"2018-03-09 01:52:45","post_content":"Tiga Cafe dengan Ruang Bebas Asap Rokok di Tangerang\r\n\r\nKekhawatiran tentang asap yang mengenai wajah ataupun terhirup oleh hidung, biasa menjadi langganan alasan protes para anti-perokok. Kemudian, terpapar asap tersebut menjadi legitimasi kuat untuk membenci para perokok.\r\n\r\nStigma-stigma kaum anti-asap dan pandangan sinisnya terhadap kaum perokok tak perlu diambil pusing. Selama para perokok merokok di kawasan merokok, tidak dekat ibu hamil dan anak-anak, maka tidak perlu ada yang dikhawatirkan.\r\n\r\nLebih baik menyalakan lilin daripada mengutuk kegelapan. Begitulah kiranya cafe-cafe dan tempat tongkrongan berprinsip. Menyediakan dua tempat untuk para pelanggan: area merokok dan tidak.\r\n\r\nBerikut cafe-cafe di Tangerang yang menyediakan area tanpa rokok untuk melindungi pelanggan bukan perokok dari asap rokok:\r\n\r\nWhat\u2019s Up Cafe\r\nKalau kalian sering melewati daerah pasar lama, terutama untuk yang hobi kulineran, tentu tau tempat yang satu ini. Ya, What\u2019s Up Cafe. Percayalah, tempat tersebut benar-benar menjanjikan untuk di dadatangi.\r\n\r\nWhat\u2019s Up Cafe sendiri perkembangannya sudah menjamur, banyak tersebar di pusat-pusat kota.\r\nNamun berbeda dengan What\u2019s Up Cafe pada umumnya. What\u2019s Up Cafe ini menawarkan suatu konsep yang unik dan menarik bagi pengunjung untuk mendapatkan kebebasan dan hak dalam menikmati bersantainya. Beralamat di Jl. Kisamaun No. 152, Pasar Lama, Sukasari, kota Tangerang. Cafe ini menyediakan menu-menu yang lezat sebagai makanan camilan.\r\n\r\nMengusung konsep cafe dengan gaya minimalis moderen, kini What\u2019s Up cafe telah memberi satu pelayanan yang istimewa. Menyediakan VIP room dan ruangan yang ber AC dengan dibatasi jendala dan pintu kaca, tempat itu diperuntukkan bagi yang ingin fokus mengerjakan tugas, tidak tersentuh dengan suara bising dari luar atau bagi yang tidak ingin terpapar dan menghirup asap rokok. Bukan maskud untuk mengisolasikan, tapi dengan hal tersebut hak sebagai pengunjung pun tersampaikan.\r\n\r\nDi bagian NON VIP ROOM. Selain tempat nya yang tidak ber-AC, di situlah tempat diperbolehkan untuk merokok. Dan juga di depannya terdapat panggung untuk penampilan akustik band. Sempat kala itu, pada saat pertama launching kafe ini mendatangkan musisi Indie seperti 4.20 dan Danilla. Kafe ini memberi kontribusi yang nyata, disaat itu juga bahwa ada penyetaraan hak dalam menonton.\r\nMeski dua musisi tersebut kadang sering dicap yang bukan-bukan, apalagi tentang Danilla dengan aktivitas merokoknya saat sedang perform. Hal tersebut tak memberi dualisme tentang penonton yang kala itu hadir dan menonton di ruang yang terpisah(VIP ROOM).\r\n\r\nDixie Sports Bar & Cafe\r\nMengsung konsep cafe yang pertama kali ada di Tangerang, Dixie Cafe memberi sebuah inovasi cafe yang unik. Bertempat di Jl.A.Damyati no.30 Pasar Lama, Tangerang. Persis di depan gor Pasar Lama.\r\n\r\nBelum lama saya menyambangi tempat ini untuk nonton bola bareng (nobar), menyaksikan tim kesayangan asal negeri Britania, sebut saja Liverpool. Juga dengan ditemani beberapa teman yang sama satu penggemar. Memang menjelang akhir pekan, biasanya cafe ini digunakan sebagai tempat nobar dari beberapa fans tim sepakbola.\r\n\r\nKesan selama berada di cafe itu dengan ditemani beberapa camilan yang hitz. Saya mengungkapkan bahwa kafe tersebut sangat memaksimalkan kenyamanan konsumen dengan menyediakan dua ruangan, yaitu indoor dan outdoor. Serta ada juga fasilitas penundukung dimulai dari live akustik, minigames serta penunjang untuk nobar seperti proyektor dan beberapa layar tv yang terpampang di beberapa sudut.\r\nVarian menu yang ditawarkan cafe ini bisa dipilih beragam makanan camilan yang pastinya sebagai teman pada saat nobar maupun bersantai dengan teman. Atau bisa juga ajak squad gaming kamu untuk berkumpul bersama.\r\n\r\nSelain itu keisitmewaan cafe olahraga ini kebetulan sekali menggandeng produsen rokok dalam negeri, yang tentu sangat pas dengan hadirnya ruang merokok (outdoor). Ruangan khusus merokok memang ditujukkan bagi para pengunjungnya yang ingin merokok. Dengan produsen yang bertagline super soccer, terbukti banyak memberi sumbangsih pada pengonsumsi rokok mulai dari tempat sampah hingga asbak sebagai identitasnya.\r\n\r\nRoti Bakar 88\r\nWarung yang terkenal di kalangan anak muda ini menampilkan desain interior yang sederhana, saya melihat kehadiran yang nampak berbeda dan tak lazim. Begitu berbeda selepas renovasi.\r\nMemang berbeda dengan roti bakar 88 yang lain pada umumnya. Roti Bakar 88 ini yang berlokasi di Jalan Kisamaun no 118, meski sudah terkenal dengan menu yang begitu banyak dan harga yang terjangkau, pas tentu untuk dompet mahasiswa yang kadang seringkali cekak.\r\nHadir memberikan ruang sederhana dan terpisah menjadi dua ruangan, Roti Bakar 88 cocok sebagai pilihan tempat nongkrong anak muda. Yang pasti sangat pas, tentunya buat tempat nongkrong sambil ngemil-ngemil ganteng.\r\n\r\nRuang luar disediakan untuk pengunjung yang ingin bercanda gurau sambil menikmati keramaian pengendara yang melintasi cafe tersebut. Tanpa melupakan hal terpenting perokok, alasan inilah kenapa dipisah menjadi area tersendiri. Di samping itu komponen dalam merokok pun disertakan, asbak dan tempat membuang sampah misalnya.\r\n\r\nItulah beberapa tempat yang menghadirkan ruang untuk pengunjung yang ingin merilekskan pikiran dari berbagai tekanan pekerjaan dan terlindung dari asap rokok. Meskipun hingga hari ini, rokok sering di persepsikan sebagai suatu aktivitas yang membahayakan dan menimbulkan kerugian orang lain.\r\n\r\nMaka dari itu, cafe sebagai area ruang publik turut memperhatikan dengan menyediakan ruang bebas asap rokok.\r\n\r\nDemikian beberapa referensi tempat tersebut ditujukkan, sehingga kita bisa memahami akan kenyamanan pelanggan yang ingin terbebas dari asap rokok. Dengan bertoleransi, sama dengan kita menghargai hak seseorang untuk mendapat kebebasan.","post_title":"Tiga Cafe dengan Ruang Bebas Asap Rokok di Tangerang","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"tiga-kafe-dengan-ruang-bebas-asap-rokok-di-tangerang","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-03-09 08:56:24","post_modified_gmt":"2018-03-09 01:56:24","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4655","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4626,"post_author":"853","post_date":"2018-02-25 08:28:53","post_date_gmt":"2018-02-25 01:28:53","post_content":"Sejak berkembangnya \u2018industri\u2019 kopi nusantara, terutama dengan mulai bergesernya pasar kopi ke arah arabica, hampir setiap kota memiliki kedai-kedai kopi yang menyajikan biji dari belahan nusantara. Berkembang di Jogja, menyasar Jakarta, hingga akhirnya melanglang buana ke seantero negeri. Pun dengan kota tempat saya tinggal yang juga \u2018sempat\u2019 dilanda demam kopi.<\/span>\r\n\r\nDi Tangerang, kota asal saya, salah satu kedai yang layak tuju adalah Dnocturn Coffee yang terletak di Cikokol sana. Kedai ini boleh jadi adalah salah satu kedai yang memulai jamur demam kopi di sini. Dan sialnya, saya adalah salah satu orang yang menjadi pelanggan-pelanggan awal kedai ini.<\/span>\r\n\r\nDulu, sekira dua tahun lalu, sebenarnya saya memiliki sedikit masalah untuk menemukan kopi \u2018enak\u2019 di Tangerang. Maklum, kala itu saya terbiasa minum kopi di kedai-kedai yang menyajikan beragam biji kopi nusantara. Kehadiran kedai-kedai macam itu di Jakarta (dan Kopi Marjinal di Ciputat) tentu saja memudahkan kesenangan saya menyesap cairan hitam tersebut.<\/span>\r\n\r\nSialnya, di masa-masa itu pula saya lebih banyak berada di Tangerang. Pekerjaan saya di Jakarta sedang tidak menuntut banyak aktivitas hingga saya tidak perlu banyak ke kantor. Hal inilah yang kemudian membuat saya merasa kesulitan jika ingin menikmati kopi Wamena favorit saya.<\/span>\r\n\r\nTangerang memang berada di pinggiran ibukota, dan (sebenarnya) ada beberapa kedai yang menjual beragam biji kopi nusantara. Sayangnya, beberapa kali pindah-pindah kedai, saya belum menemukan satu tempat yang cocok untuk memuaskan hasrat ketika berada di kedai. Minum kopi di kedai saya kira bukanlah sekadar aktivitas menyesap minuman di gelas saja, tapi juga menjadi ajang untuk bercengkerama dengan para sahabat.<\/span>\r\n\r\nDi sebagian kedai, saya menemukan kopi enak yang cocok dengan selera saya. Namun di tempat-tempat macam ini, saya tidak bisa banyak mendapat kesenangan karena keterbatasan waktu buka plus ruang merokok yang tidak tersedia. Di sebagian yang lain, saya bisa mendapatkan waktu dan tempat untuk ngobrol dan merokok. Hanya saja di tempat yang ini kopinya kurang sesuai dengan selera saya.<\/span>\r\n\r\nBeruntung, di suatu waktu saya mendapat ajakan teman untuk ngopi-nongkrong-ngudud. Pada momen inilah, saya berkenalan dengan sebuah kedai bernama Dnocturn Coffee yang sesuai dengan imajinasi saya tentang kedai kopi yang benar dan baik: memiliki kopi enak, bisa merokok, dan buka sampai pagi. <\/span>\r\n\r\nDnocturn memang memiliki beragam menu yang amat memuaskan, mulai dari variasi biji kopi Nusantara, variasi penyajian, juga variasi minuman selain kopi. Penyajian kopinya pun sesuai dengan \u2018aturan main\u2019 bagi para penikmat kopi. Selain itu, kedai ini memiliki dua area bagi para pelanggannya yang merokok ataupun tidak. Jadi, tidak ada masalah paparan asap rokok bagi pelanggan yang tidak merokok.<\/span>\r\n\r\nDan yang terbaik dari kedai ini tentu saja waktu buka yang longgar. Meski baru membuka kedainya di kala magrib, tapi kedai ini memiliki waktu kerja yang panjang hingga para pelanggan tidak perlu khawatir jika keasyikan ngobrol bareng teman. Saya cukup sering datang ke kedai itu untuk melepas penat bertemu kawan-kawan hingga pagi menjelang. Rekor terbaik saya di kedai itu adalah baru pulang tatkala sinar matahari mulai menyentuh gelas kopi yang telah lama kosong.<\/span>\r\n\r\nSaya kira, seperti itulah harusnya kedai kopi menjalankan bisnisnya. Menjual kopi enak agar pelanggan senang, dan menyediakan kenyamanan bagi para pelanggan agar betah dan punya keinginan kembali ke kedai tersebut. Dan Dnocturn saya kira, adalah satu kedai terbaik di Tangerang yang menjalankan bisnis kopi.<\/span>\r\n\r\nKarena memang meminum kopi bukan hanya perkara kenikmatan biji kopi yang diseduh dengan cara-cara tertentu. Yang paling menyenangkan dalam menyesap kopi adalah kehadiran teman-teman yang bercerita tentang pekerjaan dan kehidupan, sembari menertawakan hidup yang semakin hari semakin kejam. Dan cara paling tepat untuk menikmati itu semua adalah dengan menyesap malam bersama kawan-kawan di kedai kopi yang menjalankan bisnisnya dengan baik. <\/span>","post_title":"Mencecap Malam di Dnocturn Coffee","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"mencecap-malam-di-dnocturn-coffee","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-02-25 08:29:22","post_modified_gmt":"2018-02-25 01:29:22","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4626","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\r\n

Ada beberapa faktor yang kiranya menjadi penentu mengapa tingwe bisa menjadi tren di kalangan anak muda saat ini. Pertama, tentu adalah kehadiran tembakau gayo yang fenomenal itu. Tembakau<\/a> berwarna hijau yang jika dibakar aromanya mirip ganja itu tengah gandrung di kalangan anak muda. Bahkan harga jual tembakau hijau gayo tergolong paling tinggi ketimbang harga tembakau lainnya.\u00a0<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n

Kedua, tentu saja karena faktor harga rokok yang makin tinggi. Mau diakui atau tidak, tren tingwe ini naik ketika pemerintah menaikkan tarif cukai hingga angka 23%. Hal ini tentu membuat harga rokok naik signifikan dan menjadikannya terbilang mahal untuk sebagian orang.\u00a0<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n

Hal inilah yang kemudian membuat mereka mencoba beralih ke tingwe yang secara ekonomi terbilang jauh lebih murah. Hanya dengan modal uang Rp 20 ribu, mereka bisa sebats sampai satu minggu. Perbandingan yang cukup jauh dibandingkan dengan membeli rokok di pasaran.\u00a0<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n

Keadaan pandemi yang membuat perekonomian semakin sulit dan perkara sebats jadi makin sering kemudian menjadikannya berlipatganda lagi. Sudah harga mahal, uang susah dicari, maka tingwe menjadi solusi. Daripada uang habis untuk rokok yang mahal, ya mending untuk tingwe. Begitu kira-kira.\u00a0<\/strong><\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n

Namun, faktor yang menjadi fondasi utama dari fenomenalnya tingwe ini adalah kemampuan para pedagang tembakau iris beradaptasi dengan pasar. Kini rokok tingwe tidak melulu soal tembakau yang berat, tapi juga memiliki variasi rasa. Malah ada tembakau iris yang diberikan saus rasa-rasa yang pernah ada. Maksudnya rasa rokok yang pernah ada begitu lo.\u00a0<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n

Bagi penggemar rokok putihan, ada rasa Malboro. Bagi penggemar Dji Sam Soe atau Djarum Super, tembakau dengan rasa itu juga ada. Bahkan tembakau dengan rasa-rasa susu atau sirup juga ada. Ini kemudian yang melengkapi tembakau khas macam gayo hingga bisa disukai oleh pasar perokok.\u00a0<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n

Tanpa hal terakhir, saya kira rokok tingwe tidak bakal menjadi fenomenal seperti sekarang. Karena adaptasi yang dikakukan oleh para pedagang lah kemudian tingwe bisa jadi tren di kalangan anak muda. Karena adaptasi bagi perokok dan pedagang rokok adalah keniscayaan, mengingat negara ini kerap membuat kebijakan ngaco yang harus disikapi dengan perlawanan.\u00a0<\/p>\r\n","post_title":"Beberapa Alasan Kenapa Rokok Tingwe Menjadi Tren di Masyarakat","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"beberapa-alasan-kenapa-rokok-tingwe-menjadi-tren-di-masyarakat","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-05-26 12:16:26","post_modified_gmt":"2021-05-26 05:16:26","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=7051","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4766,"post_author":"853","post_date":"2018-04-21 09:44:56","post_date_gmt":"2018-04-21 02:44:56","post_content":"Kartini adalah sosok yang menggambarkan dua sisi koin. Ia menginspirasi karena tekad dan keinginannya untuk belajar, tapi juga menjadi sebuah pembuktian betapa tunduknya perempuan terhadap patriarki. Namanya dipuja, tapi juga didebat. Bagi sebagian orang, Kartini belum cukup untuk dijadikan patron bagi perempuan.\n\nNamun, marilah kita keluar dari perdebatan itu. Situs ini bukan tempat untuk berdebat soal itu. Lebih baik, kita maknai saja satu hal yang dapat kita pelajari dari hidup Kartini: terus berjuang demi kesetaraan hak lelaki dan perempuan. Ya, Ia memang tunduk pada feodalisme dan patriarki. Namun, tidak boleh dilupakan jika dirinya telah mengupayakan sebuah pandangan baru terkait pantaskah anak perempuan mengemban pendidikan. Dan Ia turut menjadi katalisator dalam urusan itu.\n\nKartini, suka atau tidak kalian terhadapnya, telah melakukan upaya-upaya agar perempuan mendapatkan persamaan hak, terutama dalam urusan pendidikan. Ia mengupayakan agar dirinya, yang perempuan, bisa mendapat pendidikan yang sama dengan kaum pria. Meski, sekali lagi, Ia belum bisa menaklukkan budaya patriarki, yang bahkan hingga hari ini masih saja merajalela.\n\nSalah satu contoh yang paling nyata dari masih suburnya budaya patriarki itu adalah: pandangan negatif tentang perempuan yang merokok. Di luar konteks persoalan kesehatan, merokok tentu juga menjadi hak bagi kaum perempuan. Tentu saja, selama Ia telah mengikuti ketentuan umur dan pembelian, baik lelaki atau perempuan harusnya tidak dibedakan dalam persoalan merokok.\n\nNamun, dalam kekangan budaya patriarki, merokok bagi perempuan adalah hal yang tetaplah tabu. Bahkan dalam zaman yang semakin modern ini. Ketika ada perempuan yang melakukan aktivitas tersebut, kemudian mereka distigmakan sebagai perempuan nakal, tidak baik, atau segala kata yang berkonotasi dengan makna negatif.\n\nPadahal, dalam sejarahnya, industri kretek di Indonesia justru tumbuh dan berkembang dari tangan-tangan baja para perempuan hebat Indonesia. Dari begitu banyak perempuan yang terlibat, adalah Nasilah sang katalisator berkembangnya industri ini. Ia, bersama suaminya, membangun industri ini dari sebuah warung kecil yang kemudian berkembang menjadi sebuah pabrik dengan puluhan ribu tenaga kerja.\n\nSelain itu, dalam kitab terkenal Babad Tanah Jawi, dikenal sosok Roro Mendut yang tersohor karena kecantikan dan rokok jualannya. Hal yang menarik dari sosok ini adalah: kunci suksesnya berjualan rokok dikarenakan menjual Ia rokok lintingan yang direkatkan dengan jilatan air ludahnya sendiri. Bahkan hingga hari ini, masih ada ribuan ibu-ibu yang berjuang menghidupi keluarganya dari hasil melinting tembakau dan cengkeh di pabrik kretek.\n\nMengingat begitu lekatnya kehadiran perempuan dalam pertumbuhan produk ini, maka cukup mengherankan apabila masyarakat masih saja tidak bisa menerima kenyataan bahwa: perempuan juga berhak merokok. Menggelikan, memang, hidup di tengah masyarakat yang mendambakan kesucian namun abai pada sejarah dan keadaan.\n\nTapi perjuangan harus tetap berlanjut. Kartini, sepahit apapun kisah hidup yang Ia jalani, tetap melakukan sebuah upaya untuk mengubah nasib kaumnya. Perjuangan inilah yang kemudian menginspirasi banyak orang untuk ikut terlibat dalam upayanya menuntut emansipasi. Dan saya kira, para perokok perempuan tidak boleh tunduk hanya karena distigmakan negatif. Mereka harus tetap melawan pandangan buruk terhadapnya, apapun hasilnya nanti.","post_title":"Kartini dan Perempuan Perokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"kartini-dan-perempuan-perokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-10-06 01:58:47","post_modified_gmt":"2021-10-05 18:58:47","post_content_filtered":"Kartini adalah sosok yang menggambarkan dua sisi koin. Ia menginspirasi karena tekad dan keinginannya untuk belajar, tapi juga menjadi sebuah pembuktian betapa tunduknya perempuan terhadap patriarki. Namanya dipuja, tapi juga didebat. Bagi sebagian orang, Kartini belum cukup untuk dijadikan patron bagi perempuan.\r\n\r\nNamun, marilah kita keluar dari perdebatan itu. Situs ini bukan tempat untuk berdebat soal itu. Lebih baik, kita maknai saja satu hal yang dapat kita pelajari dari hidup Kartini: terus berjuang demi kesetaraan hak lelaki dan perempuan. Ya, Ia memang tunduk pada feodalisme dan patriarki. Namun, tidak boleh dilupakan jika dirinya telah mengupayakan sebuah pandangan baru terkait pantaskah anak perempuan mengemban pendidikan. Dan Ia turut menjadi katalisator dalam urusan itu.\r\n\r\nKartini, suka atau tidak kalian terhadapnya, telah melakukan upaya-upaya agar perempuan mendapatkan persamaan hak, terutama dalam urusan pendidikan. Ia mengupayakan agar dirinya, yang perempuan, bisa mendapat pendidikan yang sama dengan kaum pria. Meski, sekali lagi, Ia belum bisa menaklukkan budaya patriarki, yang bahkan hingga hari ini masih saja merajalela.\r\n\r\nSalah satu contoh yang paling nyata dari masih suburnya budaya patriarki itu adalah: pandangan negatif tentang perempuan yang merokok. Di luar konteks persoalan kesehatan, merokok tentu juga menjadi hak bagi kaum perempuan. Tentu saja, selama Ia telah mengikuti ketentuan umur dan pembelian, baik lelaki atau perempuan harusnya tidak dibedakan dalam persoalan merokok.\r\n\r\nNamun, dalam kekangan budaya patriarki, merokok bagi perempuan adalah hal yang tetaplah tabu. Bahkan dalam zaman yang semakin modern ini. Ketika ada perempuan yang melakukan aktivitas tersebut, kemudian mereka distigmakan sebagai perempuan nakal, tidak baik, atau segala kata yang berkonotasi dengan makna negatif.\r\n\r\nPadahal, dalam sejarahnya, industri kretek di Indonesia justru tumbuh dan berkembang dari tangan-tangan baja para perempuan hebat Indonesia. Dari begitu banyak perempuan yang terlibat, adalah Nasilah sang katalisator berkembangnya industri ini. Ia, bersama suaminya, membangun industri ini dari sebuah warung kecil yang kemudian berkembang menjadi sebuah pabrik dengan puluhan ribu tenaga kerja.\r\n\r\nSelain itu, dalam kitab terkenal Babad Tanah Jawi, dikenal sosok Roro Mendut yang tersohor karena kecantikan dan rokok jualannya. Hal yang menarik dari sosok ini adalah: kunci suksesnya berjualan rokok dikarenakan menjual Ia rokok lintingan yang direkatkan dengan jilatan air ludahnya sendiri. Bahkan hingga hari ini, masih ada ribuan ibu-ibu yang berjuang menghidupi keluarganya dari hasil melinting tembakau dan cengkeh di pabrik kretek.\r\n\r\nMengingat begitu lekatnya kehadiran perempuan dalam pertumbuhan produk ini, maka cukup mengherankan apabila masyarakat masih saja tidak bisa menerima kenyataan bahwa: perempuan juga berhak merokok. Menggelikan, memang, hidup di tengah masyarakat yang mendambakan kesucian namun abai pada sejarah dan keadaan.\r\n\r\nTapi perjuangan harus tetap berlanjut. Kartini, sepahit apapun kisah hidup yang Ia jalani, tetap melakukan sebuah upaya untuk mengubah nasib kaumnya. Perjuangan inilah yang kemudian menginspirasi banyak orang untuk ikut terlibat dalam upayanya menuntut emansipasi. Dan saya kira, para perokok perempuan tidak boleh tunduk hanya karena distigmakan negatif. Mereka harus tetap melawan pandangan buruk terhadapnya, apapun hasilnya nanti.","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4766","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4685,"post_author":"853","post_date":"2018-03-23 08:07:55","post_date_gmt":"2018-03-23 01:07:55","post_content":"Todung Mulya Lubis adalah ironi. Di satu sisi, Todung adalah seorang pengacara yang berkualitas. Ia pernah dengan tegas menyatakan jika Presiden Jokowi aadalah pemimpin yang tidak lulus dalan urusan penegakkan HAM. Tapi di sisi yang lain, Ia juga memuji kinerja Presiden Jokowi.\r\n\r\nDalam satu wawancara, Todung dengan mudah menyatakan bahwa dirinya menolak membantu para koruptor dan tidak mau menjadi pengacara terkait kasus korupsi. Tapi, sekali lagi, di sisi lain Todung justru menjadi pembela bagi Antony Salim yang saat itu disangkakan sebagai koruptor dalam sebuah kasus. Bahkan, Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, ketika itu memintanya mundur dari jabatan Dewan Pembina karena posisinya sebagai kuasa hukum Salim dinilai tidak etis.\r\n\r\nMungkin karena kebiasaan yang menclak-menclok inilah, Todung Mulya Lubis pernah didepak dari sebuah organisasi advokat yang ada di Indonesia. Ia pernah didepak dari Persatuan Advokat Indonesia karena kasus Salim. Todung dirasa telah melanggar kode etik advokat karena dugaan adanya konflik kepentingan dalam kasus tersebut.\r\n\r\nSelama ini Todung Mulya Lubis memang dikenal sebagai orang yang vokal terhadap urusan korupsi dan HAM. Bahkan, Todung sendiri dikenal sebagai orang yang giat membela HAM. Tapi sayang, beberapa persoalan etik dan ketidakmampuan dirinya berada di jalur yang konsisten dalam urusan HAM dan korupsi justru membawanya ke rekam jejak yang buruk.\r\n\r\nSetidaknya, Ia pernah mendapat tiga kali teguran sebelum akhirnya Ia pernah diskors untuk tidak boleh menjalankan praktik Advokat selama 1 (satu) bulan 15 (lima belas) hari oleh Dewan Kehormatan Kongres Advokat Indonesia. Pada tahun 2003, Todung pernah mendapat peringatan keras dari Peradi. Bahkan 5 tahun setelahnya, Todung diberhentikan secara tetap sebagai Advokat juga oleh Peradi.\r\n\r\nRekam buruknya di urusan profesi advokat tidak berhenti sampai di sana. Ia pernah berseteru keras dengan Otto Hasibuan karena memperebutkan kursi pimpinan Ikatan Advokat Indonesia. Malah, keduanya sempat adu gebrak meja hingga akhirnya saling melaporkan pihak lawannya ke kepolisian. Karena hal ini juga, dunia advokat sempat tercoreng namanya.\r\n\r\nPada tahun 2014, nama Todung kembali mencuat di media setelah penunjukkan dirinya sebagai anggota panitia seleksi hakim Mahkamah Konstitusi ditentang banyak pihak. Rekam jejaknya yang dianggap buruk membuatnya dirasa tak layak menjadi anggota pansel. Selain ditentang oleh Ikadin dan Peradi, penunjukkan dirinya juga ditentang oleh para hakim di MK.\r\n\r\nTahun lalu, namanya (sekali lagi) menjadi sensasi setelah dirinya dipanggil KPK terkait kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia. Dirinya diperiksa sebagai saksi dari tersangka Syafruddin Temenggung. Ketika kasus BLBI terjadi, Todung adalah pengacara Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) yang pernah dikepalai tersangka Syafruddin. Meski kemudian, belum ada tanggapan lebih lanjut dari KPK terkait posisi Todung di kasus ini.\r\n\r\nNamanya kembali mencuat setelah Ia ditunjuk sebagai Duta Besar untuk Norwegia oleh Presiden Jokowi. Ketika itu, beberapa saat setelah dilantik, Ia merasa senang mendapatkan posisi tersebut. Mengingat Norwegia dikenal sebagai negara yang amat menjunjung HAM, Ia berniat untuk banyak belajar soal HAM di sana.\r\n\r\nSayangnya, posisi dan harapan Todung untuk belajar HAM justru Ia nodai (sekali lagi) dengan pelanggaran etik yang dilakukannya. Awal bulan ini, nama Todung banyak dibahas setelah Ia menasbihkan diri menjadi pengacara bagi seorang mantan konsumen rokok yang menuntut ganti rugi hingga 1 triliun rupiah pada dua pabrik rokok nasional. Namanya digunjingkan bukan karena urusan tuntutan, tapi lebih kepada kemauannya menerima kuasa atas kasus ini meski dirinya telah menjabat sebagai duta besar.\r\n\r\nDalam Pasal 3 Undang-undang Advokat No. 18 Tahun 2003, disebutkan bahwa seorang pengacara atau advokat otomatis berhenti ketika menerima posisi sebagai pejabat negara. Selain itu, dalam pasal yang sama, disebutkan juga bahwa syarat menjadi advokat adalah tidak berstatus sebagai pegawai negeri atau pejabat negara. Hal ini berarti posisi Todung sebagai pengacara mantan perokok itu tidak bisa dibenarkan karena melanggar aturan yang ada.\r\n\r\nDengan rekam jejak yang seburuk ini, tidak terlalu mengherankan sebenarnya melihat Todung melakukan manuver semacam ini. Apalagi Ia adalah mantan Dewan Penasihat Komisi Nasional Pengendalian Tembakau. Meski begitu, tetap saja, ketika Ia menerima kuasa atas kasus tersebut, ia telah melanggar aturan dan patut diberhentikan dari posisinya sebagai Advokat juga Duta Besar. Jadikan kasus ini sebagai pelajaran agar tidak adalagi orang yang sengawur Todung dalam urusan profesi advokat. Juga, mungkin, agar menjadi pelajaran agar advokat tidak kemaruk dalam perkara mengurus sebuah kasus.","post_title":"Membaca Rekam Jejak (Buruk) Todung Mulya Lubis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"membaca-rekam-jejak-buruk-todung-mulya-lubis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-04-06 09:21:11","post_modified_gmt":"2018-04-06 02:21:11","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4685","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4655,"post_author":"853","post_date":"2018-03-09 08:52:45","post_date_gmt":"2018-03-09 01:52:45","post_content":"Tiga Cafe dengan Ruang Bebas Asap Rokok di Tangerang\r\n\r\nKekhawatiran tentang asap yang mengenai wajah ataupun terhirup oleh hidung, biasa menjadi langganan alasan protes para anti-perokok. Kemudian, terpapar asap tersebut menjadi legitimasi kuat untuk membenci para perokok.\r\n\r\nStigma-stigma kaum anti-asap dan pandangan sinisnya terhadap kaum perokok tak perlu diambil pusing. Selama para perokok merokok di kawasan merokok, tidak dekat ibu hamil dan anak-anak, maka tidak perlu ada yang dikhawatirkan.\r\n\r\nLebih baik menyalakan lilin daripada mengutuk kegelapan. Begitulah kiranya cafe-cafe dan tempat tongkrongan berprinsip. Menyediakan dua tempat untuk para pelanggan: area merokok dan tidak.\r\n\r\nBerikut cafe-cafe di Tangerang yang menyediakan area tanpa rokok untuk melindungi pelanggan bukan perokok dari asap rokok:\r\n\r\nWhat\u2019s Up Cafe\r\nKalau kalian sering melewati daerah pasar lama, terutama untuk yang hobi kulineran, tentu tau tempat yang satu ini. Ya, What\u2019s Up Cafe. Percayalah, tempat tersebut benar-benar menjanjikan untuk di dadatangi.\r\n\r\nWhat\u2019s Up Cafe sendiri perkembangannya sudah menjamur, banyak tersebar di pusat-pusat kota.\r\nNamun berbeda dengan What\u2019s Up Cafe pada umumnya. What\u2019s Up Cafe ini menawarkan suatu konsep yang unik dan menarik bagi pengunjung untuk mendapatkan kebebasan dan hak dalam menikmati bersantainya. Beralamat di Jl. Kisamaun No. 152, Pasar Lama, Sukasari, kota Tangerang. Cafe ini menyediakan menu-menu yang lezat sebagai makanan camilan.\r\n\r\nMengusung konsep cafe dengan gaya minimalis moderen, kini What\u2019s Up cafe telah memberi satu pelayanan yang istimewa. Menyediakan VIP room dan ruangan yang ber AC dengan dibatasi jendala dan pintu kaca, tempat itu diperuntukkan bagi yang ingin fokus mengerjakan tugas, tidak tersentuh dengan suara bising dari luar atau bagi yang tidak ingin terpapar dan menghirup asap rokok. Bukan maskud untuk mengisolasikan, tapi dengan hal tersebut hak sebagai pengunjung pun tersampaikan.\r\n\r\nDi bagian NON VIP ROOM. Selain tempat nya yang tidak ber-AC, di situlah tempat diperbolehkan untuk merokok. Dan juga di depannya terdapat panggung untuk penampilan akustik band. Sempat kala itu, pada saat pertama launching kafe ini mendatangkan musisi Indie seperti 4.20 dan Danilla. Kafe ini memberi kontribusi yang nyata, disaat itu juga bahwa ada penyetaraan hak dalam menonton.\r\nMeski dua musisi tersebut kadang sering dicap yang bukan-bukan, apalagi tentang Danilla dengan aktivitas merokoknya saat sedang perform. Hal tersebut tak memberi dualisme tentang penonton yang kala itu hadir dan menonton di ruang yang terpisah(VIP ROOM).\r\n\r\nDixie Sports Bar & Cafe\r\nMengsung konsep cafe yang pertama kali ada di Tangerang, Dixie Cafe memberi sebuah inovasi cafe yang unik. Bertempat di Jl.A.Damyati no.30 Pasar Lama, Tangerang. Persis di depan gor Pasar Lama.\r\n\r\nBelum lama saya menyambangi tempat ini untuk nonton bola bareng (nobar), menyaksikan tim kesayangan asal negeri Britania, sebut saja Liverpool. Juga dengan ditemani beberapa teman yang sama satu penggemar. Memang menjelang akhir pekan, biasanya cafe ini digunakan sebagai tempat nobar dari beberapa fans tim sepakbola.\r\n\r\nKesan selama berada di cafe itu dengan ditemani beberapa camilan yang hitz. Saya mengungkapkan bahwa kafe tersebut sangat memaksimalkan kenyamanan konsumen dengan menyediakan dua ruangan, yaitu indoor dan outdoor. Serta ada juga fasilitas penundukung dimulai dari live akustik, minigames serta penunjang untuk nobar seperti proyektor dan beberapa layar tv yang terpampang di beberapa sudut.\r\nVarian menu yang ditawarkan cafe ini bisa dipilih beragam makanan camilan yang pastinya sebagai teman pada saat nobar maupun bersantai dengan teman. Atau bisa juga ajak squad gaming kamu untuk berkumpul bersama.\r\n\r\nSelain itu keisitmewaan cafe olahraga ini kebetulan sekali menggandeng produsen rokok dalam negeri, yang tentu sangat pas dengan hadirnya ruang merokok (outdoor). Ruangan khusus merokok memang ditujukkan bagi para pengunjungnya yang ingin merokok. Dengan produsen yang bertagline super soccer, terbukti banyak memberi sumbangsih pada pengonsumsi rokok mulai dari tempat sampah hingga asbak sebagai identitasnya.\r\n\r\nRoti Bakar 88\r\nWarung yang terkenal di kalangan anak muda ini menampilkan desain interior yang sederhana, saya melihat kehadiran yang nampak berbeda dan tak lazim. Begitu berbeda selepas renovasi.\r\nMemang berbeda dengan roti bakar 88 yang lain pada umumnya. Roti Bakar 88 ini yang berlokasi di Jalan Kisamaun no 118, meski sudah terkenal dengan menu yang begitu banyak dan harga yang terjangkau, pas tentu untuk dompet mahasiswa yang kadang seringkali cekak.\r\nHadir memberikan ruang sederhana dan terpisah menjadi dua ruangan, Roti Bakar 88 cocok sebagai pilihan tempat nongkrong anak muda. Yang pasti sangat pas, tentunya buat tempat nongkrong sambil ngemil-ngemil ganteng.\r\n\r\nRuang luar disediakan untuk pengunjung yang ingin bercanda gurau sambil menikmati keramaian pengendara yang melintasi cafe tersebut. Tanpa melupakan hal terpenting perokok, alasan inilah kenapa dipisah menjadi area tersendiri. Di samping itu komponen dalam merokok pun disertakan, asbak dan tempat membuang sampah misalnya.\r\n\r\nItulah beberapa tempat yang menghadirkan ruang untuk pengunjung yang ingin merilekskan pikiran dari berbagai tekanan pekerjaan dan terlindung dari asap rokok. Meskipun hingga hari ini, rokok sering di persepsikan sebagai suatu aktivitas yang membahayakan dan menimbulkan kerugian orang lain.\r\n\r\nMaka dari itu, cafe sebagai area ruang publik turut memperhatikan dengan menyediakan ruang bebas asap rokok.\r\n\r\nDemikian beberapa referensi tempat tersebut ditujukkan, sehingga kita bisa memahami akan kenyamanan pelanggan yang ingin terbebas dari asap rokok. Dengan bertoleransi, sama dengan kita menghargai hak seseorang untuk mendapat kebebasan.","post_title":"Tiga Cafe dengan Ruang Bebas Asap Rokok di Tangerang","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"tiga-kafe-dengan-ruang-bebas-asap-rokok-di-tangerang","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-03-09 08:56:24","post_modified_gmt":"2018-03-09 01:56:24","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4655","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4626,"post_author":"853","post_date":"2018-02-25 08:28:53","post_date_gmt":"2018-02-25 01:28:53","post_content":"Sejak berkembangnya \u2018industri\u2019 kopi nusantara, terutama dengan mulai bergesernya pasar kopi ke arah arabica, hampir setiap kota memiliki kedai-kedai kopi yang menyajikan biji dari belahan nusantara. Berkembang di Jogja, menyasar Jakarta, hingga akhirnya melanglang buana ke seantero negeri. Pun dengan kota tempat saya tinggal yang juga \u2018sempat\u2019 dilanda demam kopi.<\/span>\r\n\r\nDi Tangerang, kota asal saya, salah satu kedai yang layak tuju adalah Dnocturn Coffee yang terletak di Cikokol sana. Kedai ini boleh jadi adalah salah satu kedai yang memulai jamur demam kopi di sini. Dan sialnya, saya adalah salah satu orang yang menjadi pelanggan-pelanggan awal kedai ini.<\/span>\r\n\r\nDulu, sekira dua tahun lalu, sebenarnya saya memiliki sedikit masalah untuk menemukan kopi \u2018enak\u2019 di Tangerang. Maklum, kala itu saya terbiasa minum kopi di kedai-kedai yang menyajikan beragam biji kopi nusantara. Kehadiran kedai-kedai macam itu di Jakarta (dan Kopi Marjinal di Ciputat) tentu saja memudahkan kesenangan saya menyesap cairan hitam tersebut.<\/span>\r\n\r\nSialnya, di masa-masa itu pula saya lebih banyak berada di Tangerang. Pekerjaan saya di Jakarta sedang tidak menuntut banyak aktivitas hingga saya tidak perlu banyak ke kantor. Hal inilah yang kemudian membuat saya merasa kesulitan jika ingin menikmati kopi Wamena favorit saya.<\/span>\r\n\r\nTangerang memang berada di pinggiran ibukota, dan (sebenarnya) ada beberapa kedai yang menjual beragam biji kopi nusantara. Sayangnya, beberapa kali pindah-pindah kedai, saya belum menemukan satu tempat yang cocok untuk memuaskan hasrat ketika berada di kedai. Minum kopi di kedai saya kira bukanlah sekadar aktivitas menyesap minuman di gelas saja, tapi juga menjadi ajang untuk bercengkerama dengan para sahabat.<\/span>\r\n\r\nDi sebagian kedai, saya menemukan kopi enak yang cocok dengan selera saya. Namun di tempat-tempat macam ini, saya tidak bisa banyak mendapat kesenangan karena keterbatasan waktu buka plus ruang merokok yang tidak tersedia. Di sebagian yang lain, saya bisa mendapatkan waktu dan tempat untuk ngobrol dan merokok. Hanya saja di tempat yang ini kopinya kurang sesuai dengan selera saya.<\/span>\r\n\r\nBeruntung, di suatu waktu saya mendapat ajakan teman untuk ngopi-nongkrong-ngudud. Pada momen inilah, saya berkenalan dengan sebuah kedai bernama Dnocturn Coffee yang sesuai dengan imajinasi saya tentang kedai kopi yang benar dan baik: memiliki kopi enak, bisa merokok, dan buka sampai pagi. <\/span>\r\n\r\nDnocturn memang memiliki beragam menu yang amat memuaskan, mulai dari variasi biji kopi Nusantara, variasi penyajian, juga variasi minuman selain kopi. Penyajian kopinya pun sesuai dengan \u2018aturan main\u2019 bagi para penikmat kopi. Selain itu, kedai ini memiliki dua area bagi para pelanggannya yang merokok ataupun tidak. Jadi, tidak ada masalah paparan asap rokok bagi pelanggan yang tidak merokok.<\/span>\r\n\r\nDan yang terbaik dari kedai ini tentu saja waktu buka yang longgar. Meski baru membuka kedainya di kala magrib, tapi kedai ini memiliki waktu kerja yang panjang hingga para pelanggan tidak perlu khawatir jika keasyikan ngobrol bareng teman. Saya cukup sering datang ke kedai itu untuk melepas penat bertemu kawan-kawan hingga pagi menjelang. Rekor terbaik saya di kedai itu adalah baru pulang tatkala sinar matahari mulai menyentuh gelas kopi yang telah lama kosong.<\/span>\r\n\r\nSaya kira, seperti itulah harusnya kedai kopi menjalankan bisnisnya. Menjual kopi enak agar pelanggan senang, dan menyediakan kenyamanan bagi para pelanggan agar betah dan punya keinginan kembali ke kedai tersebut. Dan Dnocturn saya kira, adalah satu kedai terbaik di Tangerang yang menjalankan bisnis kopi.<\/span>\r\n\r\nKarena memang meminum kopi bukan hanya perkara kenikmatan biji kopi yang diseduh dengan cara-cara tertentu. Yang paling menyenangkan dalam menyesap kopi adalah kehadiran teman-teman yang bercerita tentang pekerjaan dan kehidupan, sembari menertawakan hidup yang semakin hari semakin kejam. Dan cara paling tepat untuk menikmati itu semua adalah dengan menyesap malam bersama kawan-kawan di kedai kopi yang menjalankan bisnisnya dengan baik. <\/span>","post_title":"Mencecap Malam di Dnocturn Coffee","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"mencecap-malam-di-dnocturn-coffee","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-02-25 08:29:22","post_modified_gmt":"2018-02-25 01:29:22","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4626","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\r\n

Kini, merokok tingwe telah menjadi tren di kalangan anak muda (bahkan perkotaan). Mereka tak lagi malu biar pun disebut seperti orang tua jika mengonsumsi produk budaya ini. Bahkan mereka merasa keren saja gitu kalau mengonsumsi tingwe.\u00a0<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n

Ada beberapa faktor yang kiranya menjadi penentu mengapa tingwe bisa menjadi tren di kalangan anak muda saat ini. Pertama, tentu adalah kehadiran tembakau gayo yang fenomenal itu. Tembakau<\/a> berwarna hijau yang jika dibakar aromanya mirip ganja itu tengah gandrung di kalangan anak muda. Bahkan harga jual tembakau hijau gayo tergolong paling tinggi ketimbang harga tembakau lainnya.\u00a0<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n

Kedua, tentu saja karena faktor harga rokok yang makin tinggi. Mau diakui atau tidak, tren tingwe ini naik ketika pemerintah menaikkan tarif cukai hingga angka 23%. Hal ini tentu membuat harga rokok naik signifikan dan menjadikannya terbilang mahal untuk sebagian orang.\u00a0<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n

Hal inilah yang kemudian membuat mereka mencoba beralih ke tingwe yang secara ekonomi terbilang jauh lebih murah. Hanya dengan modal uang Rp 20 ribu, mereka bisa sebats sampai satu minggu. Perbandingan yang cukup jauh dibandingkan dengan membeli rokok di pasaran.\u00a0<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n

Keadaan pandemi yang membuat perekonomian semakin sulit dan perkara sebats jadi makin sering kemudian menjadikannya berlipatganda lagi. Sudah harga mahal, uang susah dicari, maka tingwe menjadi solusi. Daripada uang habis untuk rokok yang mahal, ya mending untuk tingwe. Begitu kira-kira.\u00a0<\/strong><\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n

Namun, faktor yang menjadi fondasi utama dari fenomenalnya tingwe ini adalah kemampuan para pedagang tembakau iris beradaptasi dengan pasar. Kini rokok tingwe tidak melulu soal tembakau yang berat, tapi juga memiliki variasi rasa. Malah ada tembakau iris yang diberikan saus rasa-rasa yang pernah ada. Maksudnya rasa rokok yang pernah ada begitu lo.\u00a0<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n

Bagi penggemar rokok putihan, ada rasa Malboro. Bagi penggemar Dji Sam Soe atau Djarum Super, tembakau dengan rasa itu juga ada. Bahkan tembakau dengan rasa-rasa susu atau sirup juga ada. Ini kemudian yang melengkapi tembakau khas macam gayo hingga bisa disukai oleh pasar perokok.\u00a0<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n

Tanpa hal terakhir, saya kira rokok tingwe tidak bakal menjadi fenomenal seperti sekarang. Karena adaptasi yang dikakukan oleh para pedagang lah kemudian tingwe bisa jadi tren di kalangan anak muda. Karena adaptasi bagi perokok dan pedagang rokok adalah keniscayaan, mengingat negara ini kerap membuat kebijakan ngaco yang harus disikapi dengan perlawanan.\u00a0<\/p>\r\n","post_title":"Beberapa Alasan Kenapa Rokok Tingwe Menjadi Tren di Masyarakat","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"beberapa-alasan-kenapa-rokok-tingwe-menjadi-tren-di-masyarakat","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-05-26 12:16:26","post_modified_gmt":"2021-05-26 05:16:26","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=7051","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4766,"post_author":"853","post_date":"2018-04-21 09:44:56","post_date_gmt":"2018-04-21 02:44:56","post_content":"Kartini adalah sosok yang menggambarkan dua sisi koin. Ia menginspirasi karena tekad dan keinginannya untuk belajar, tapi juga menjadi sebuah pembuktian betapa tunduknya perempuan terhadap patriarki. Namanya dipuja, tapi juga didebat. Bagi sebagian orang, Kartini belum cukup untuk dijadikan patron bagi perempuan.\n\nNamun, marilah kita keluar dari perdebatan itu. Situs ini bukan tempat untuk berdebat soal itu. Lebih baik, kita maknai saja satu hal yang dapat kita pelajari dari hidup Kartini: terus berjuang demi kesetaraan hak lelaki dan perempuan. Ya, Ia memang tunduk pada feodalisme dan patriarki. Namun, tidak boleh dilupakan jika dirinya telah mengupayakan sebuah pandangan baru terkait pantaskah anak perempuan mengemban pendidikan. Dan Ia turut menjadi katalisator dalam urusan itu.\n\nKartini, suka atau tidak kalian terhadapnya, telah melakukan upaya-upaya agar perempuan mendapatkan persamaan hak, terutama dalam urusan pendidikan. Ia mengupayakan agar dirinya, yang perempuan, bisa mendapat pendidikan yang sama dengan kaum pria. Meski, sekali lagi, Ia belum bisa menaklukkan budaya patriarki, yang bahkan hingga hari ini masih saja merajalela.\n\nSalah satu contoh yang paling nyata dari masih suburnya budaya patriarki itu adalah: pandangan negatif tentang perempuan yang merokok. Di luar konteks persoalan kesehatan, merokok tentu juga menjadi hak bagi kaum perempuan. Tentu saja, selama Ia telah mengikuti ketentuan umur dan pembelian, baik lelaki atau perempuan harusnya tidak dibedakan dalam persoalan merokok.\n\nNamun, dalam kekangan budaya patriarki, merokok bagi perempuan adalah hal yang tetaplah tabu. Bahkan dalam zaman yang semakin modern ini. Ketika ada perempuan yang melakukan aktivitas tersebut, kemudian mereka distigmakan sebagai perempuan nakal, tidak baik, atau segala kata yang berkonotasi dengan makna negatif.\n\nPadahal, dalam sejarahnya, industri kretek di Indonesia justru tumbuh dan berkembang dari tangan-tangan baja para perempuan hebat Indonesia. Dari begitu banyak perempuan yang terlibat, adalah Nasilah sang katalisator berkembangnya industri ini. Ia, bersama suaminya, membangun industri ini dari sebuah warung kecil yang kemudian berkembang menjadi sebuah pabrik dengan puluhan ribu tenaga kerja.\n\nSelain itu, dalam kitab terkenal Babad Tanah Jawi, dikenal sosok Roro Mendut yang tersohor karena kecantikan dan rokok jualannya. Hal yang menarik dari sosok ini adalah: kunci suksesnya berjualan rokok dikarenakan menjual Ia rokok lintingan yang direkatkan dengan jilatan air ludahnya sendiri. Bahkan hingga hari ini, masih ada ribuan ibu-ibu yang berjuang menghidupi keluarganya dari hasil melinting tembakau dan cengkeh di pabrik kretek.\n\nMengingat begitu lekatnya kehadiran perempuan dalam pertumbuhan produk ini, maka cukup mengherankan apabila masyarakat masih saja tidak bisa menerima kenyataan bahwa: perempuan juga berhak merokok. Menggelikan, memang, hidup di tengah masyarakat yang mendambakan kesucian namun abai pada sejarah dan keadaan.\n\nTapi perjuangan harus tetap berlanjut. Kartini, sepahit apapun kisah hidup yang Ia jalani, tetap melakukan sebuah upaya untuk mengubah nasib kaumnya. Perjuangan inilah yang kemudian menginspirasi banyak orang untuk ikut terlibat dalam upayanya menuntut emansipasi. Dan saya kira, para perokok perempuan tidak boleh tunduk hanya karena distigmakan negatif. Mereka harus tetap melawan pandangan buruk terhadapnya, apapun hasilnya nanti.","post_title":"Kartini dan Perempuan Perokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"kartini-dan-perempuan-perokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-10-06 01:58:47","post_modified_gmt":"2021-10-05 18:58:47","post_content_filtered":"Kartini adalah sosok yang menggambarkan dua sisi koin. Ia menginspirasi karena tekad dan keinginannya untuk belajar, tapi juga menjadi sebuah pembuktian betapa tunduknya perempuan terhadap patriarki. Namanya dipuja, tapi juga didebat. Bagi sebagian orang, Kartini belum cukup untuk dijadikan patron bagi perempuan.\r\n\r\nNamun, marilah kita keluar dari perdebatan itu. Situs ini bukan tempat untuk berdebat soal itu. Lebih baik, kita maknai saja satu hal yang dapat kita pelajari dari hidup Kartini: terus berjuang demi kesetaraan hak lelaki dan perempuan. Ya, Ia memang tunduk pada feodalisme dan patriarki. Namun, tidak boleh dilupakan jika dirinya telah mengupayakan sebuah pandangan baru terkait pantaskah anak perempuan mengemban pendidikan. Dan Ia turut menjadi katalisator dalam urusan itu.\r\n\r\nKartini, suka atau tidak kalian terhadapnya, telah melakukan upaya-upaya agar perempuan mendapatkan persamaan hak, terutama dalam urusan pendidikan. Ia mengupayakan agar dirinya, yang perempuan, bisa mendapat pendidikan yang sama dengan kaum pria. Meski, sekali lagi, Ia belum bisa menaklukkan budaya patriarki, yang bahkan hingga hari ini masih saja merajalela.\r\n\r\nSalah satu contoh yang paling nyata dari masih suburnya budaya patriarki itu adalah: pandangan negatif tentang perempuan yang merokok. Di luar konteks persoalan kesehatan, merokok tentu juga menjadi hak bagi kaum perempuan. Tentu saja, selama Ia telah mengikuti ketentuan umur dan pembelian, baik lelaki atau perempuan harusnya tidak dibedakan dalam persoalan merokok.\r\n\r\nNamun, dalam kekangan budaya patriarki, merokok bagi perempuan adalah hal yang tetaplah tabu. Bahkan dalam zaman yang semakin modern ini. Ketika ada perempuan yang melakukan aktivitas tersebut, kemudian mereka distigmakan sebagai perempuan nakal, tidak baik, atau segala kata yang berkonotasi dengan makna negatif.\r\n\r\nPadahal, dalam sejarahnya, industri kretek di Indonesia justru tumbuh dan berkembang dari tangan-tangan baja para perempuan hebat Indonesia. Dari begitu banyak perempuan yang terlibat, adalah Nasilah sang katalisator berkembangnya industri ini. Ia, bersama suaminya, membangun industri ini dari sebuah warung kecil yang kemudian berkembang menjadi sebuah pabrik dengan puluhan ribu tenaga kerja.\r\n\r\nSelain itu, dalam kitab terkenal Babad Tanah Jawi, dikenal sosok Roro Mendut yang tersohor karena kecantikan dan rokok jualannya. Hal yang menarik dari sosok ini adalah: kunci suksesnya berjualan rokok dikarenakan menjual Ia rokok lintingan yang direkatkan dengan jilatan air ludahnya sendiri. Bahkan hingga hari ini, masih ada ribuan ibu-ibu yang berjuang menghidupi keluarganya dari hasil melinting tembakau dan cengkeh di pabrik kretek.\r\n\r\nMengingat begitu lekatnya kehadiran perempuan dalam pertumbuhan produk ini, maka cukup mengherankan apabila masyarakat masih saja tidak bisa menerima kenyataan bahwa: perempuan juga berhak merokok. Menggelikan, memang, hidup di tengah masyarakat yang mendambakan kesucian namun abai pada sejarah dan keadaan.\r\n\r\nTapi perjuangan harus tetap berlanjut. Kartini, sepahit apapun kisah hidup yang Ia jalani, tetap melakukan sebuah upaya untuk mengubah nasib kaumnya. Perjuangan inilah yang kemudian menginspirasi banyak orang untuk ikut terlibat dalam upayanya menuntut emansipasi. Dan saya kira, para perokok perempuan tidak boleh tunduk hanya karena distigmakan negatif. Mereka harus tetap melawan pandangan buruk terhadapnya, apapun hasilnya nanti.","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4766","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4685,"post_author":"853","post_date":"2018-03-23 08:07:55","post_date_gmt":"2018-03-23 01:07:55","post_content":"Todung Mulya Lubis adalah ironi. Di satu sisi, Todung adalah seorang pengacara yang berkualitas. Ia pernah dengan tegas menyatakan jika Presiden Jokowi aadalah pemimpin yang tidak lulus dalan urusan penegakkan HAM. Tapi di sisi yang lain, Ia juga memuji kinerja Presiden Jokowi.\r\n\r\nDalam satu wawancara, Todung dengan mudah menyatakan bahwa dirinya menolak membantu para koruptor dan tidak mau menjadi pengacara terkait kasus korupsi. Tapi, sekali lagi, di sisi lain Todung justru menjadi pembela bagi Antony Salim yang saat itu disangkakan sebagai koruptor dalam sebuah kasus. Bahkan, Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, ketika itu memintanya mundur dari jabatan Dewan Pembina karena posisinya sebagai kuasa hukum Salim dinilai tidak etis.\r\n\r\nMungkin karena kebiasaan yang menclak-menclok inilah, Todung Mulya Lubis pernah didepak dari sebuah organisasi advokat yang ada di Indonesia. Ia pernah didepak dari Persatuan Advokat Indonesia karena kasus Salim. Todung dirasa telah melanggar kode etik advokat karena dugaan adanya konflik kepentingan dalam kasus tersebut.\r\n\r\nSelama ini Todung Mulya Lubis memang dikenal sebagai orang yang vokal terhadap urusan korupsi dan HAM. Bahkan, Todung sendiri dikenal sebagai orang yang giat membela HAM. Tapi sayang, beberapa persoalan etik dan ketidakmampuan dirinya berada di jalur yang konsisten dalam urusan HAM dan korupsi justru membawanya ke rekam jejak yang buruk.\r\n\r\nSetidaknya, Ia pernah mendapat tiga kali teguran sebelum akhirnya Ia pernah diskors untuk tidak boleh menjalankan praktik Advokat selama 1 (satu) bulan 15 (lima belas) hari oleh Dewan Kehormatan Kongres Advokat Indonesia. Pada tahun 2003, Todung pernah mendapat peringatan keras dari Peradi. Bahkan 5 tahun setelahnya, Todung diberhentikan secara tetap sebagai Advokat juga oleh Peradi.\r\n\r\nRekam buruknya di urusan profesi advokat tidak berhenti sampai di sana. Ia pernah berseteru keras dengan Otto Hasibuan karena memperebutkan kursi pimpinan Ikatan Advokat Indonesia. Malah, keduanya sempat adu gebrak meja hingga akhirnya saling melaporkan pihak lawannya ke kepolisian. Karena hal ini juga, dunia advokat sempat tercoreng namanya.\r\n\r\nPada tahun 2014, nama Todung kembali mencuat di media setelah penunjukkan dirinya sebagai anggota panitia seleksi hakim Mahkamah Konstitusi ditentang banyak pihak. Rekam jejaknya yang dianggap buruk membuatnya dirasa tak layak menjadi anggota pansel. Selain ditentang oleh Ikadin dan Peradi, penunjukkan dirinya juga ditentang oleh para hakim di MK.\r\n\r\nTahun lalu, namanya (sekali lagi) menjadi sensasi setelah dirinya dipanggil KPK terkait kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia. Dirinya diperiksa sebagai saksi dari tersangka Syafruddin Temenggung. Ketika kasus BLBI terjadi, Todung adalah pengacara Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) yang pernah dikepalai tersangka Syafruddin. Meski kemudian, belum ada tanggapan lebih lanjut dari KPK terkait posisi Todung di kasus ini.\r\n\r\nNamanya kembali mencuat setelah Ia ditunjuk sebagai Duta Besar untuk Norwegia oleh Presiden Jokowi. Ketika itu, beberapa saat setelah dilantik, Ia merasa senang mendapatkan posisi tersebut. Mengingat Norwegia dikenal sebagai negara yang amat menjunjung HAM, Ia berniat untuk banyak belajar soal HAM di sana.\r\n\r\nSayangnya, posisi dan harapan Todung untuk belajar HAM justru Ia nodai (sekali lagi) dengan pelanggaran etik yang dilakukannya. Awal bulan ini, nama Todung banyak dibahas setelah Ia menasbihkan diri menjadi pengacara bagi seorang mantan konsumen rokok yang menuntut ganti rugi hingga 1 triliun rupiah pada dua pabrik rokok nasional. Namanya digunjingkan bukan karena urusan tuntutan, tapi lebih kepada kemauannya menerima kuasa atas kasus ini meski dirinya telah menjabat sebagai duta besar.\r\n\r\nDalam Pasal 3 Undang-undang Advokat No. 18 Tahun 2003, disebutkan bahwa seorang pengacara atau advokat otomatis berhenti ketika menerima posisi sebagai pejabat negara. Selain itu, dalam pasal yang sama, disebutkan juga bahwa syarat menjadi advokat adalah tidak berstatus sebagai pegawai negeri atau pejabat negara. Hal ini berarti posisi Todung sebagai pengacara mantan perokok itu tidak bisa dibenarkan karena melanggar aturan yang ada.\r\n\r\nDengan rekam jejak yang seburuk ini, tidak terlalu mengherankan sebenarnya melihat Todung melakukan manuver semacam ini. Apalagi Ia adalah mantan Dewan Penasihat Komisi Nasional Pengendalian Tembakau. Meski begitu, tetap saja, ketika Ia menerima kuasa atas kasus tersebut, ia telah melanggar aturan dan patut diberhentikan dari posisinya sebagai Advokat juga Duta Besar. Jadikan kasus ini sebagai pelajaran agar tidak adalagi orang yang sengawur Todung dalam urusan profesi advokat. Juga, mungkin, agar menjadi pelajaran agar advokat tidak kemaruk dalam perkara mengurus sebuah kasus.","post_title":"Membaca Rekam Jejak (Buruk) Todung Mulya Lubis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"membaca-rekam-jejak-buruk-todung-mulya-lubis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-04-06 09:21:11","post_modified_gmt":"2018-04-06 02:21:11","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4685","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4655,"post_author":"853","post_date":"2018-03-09 08:52:45","post_date_gmt":"2018-03-09 01:52:45","post_content":"Tiga Cafe dengan Ruang Bebas Asap Rokok di Tangerang\r\n\r\nKekhawatiran tentang asap yang mengenai wajah ataupun terhirup oleh hidung, biasa menjadi langganan alasan protes para anti-perokok. Kemudian, terpapar asap tersebut menjadi legitimasi kuat untuk membenci para perokok.\r\n\r\nStigma-stigma kaum anti-asap dan pandangan sinisnya terhadap kaum perokok tak perlu diambil pusing. Selama para perokok merokok di kawasan merokok, tidak dekat ibu hamil dan anak-anak, maka tidak perlu ada yang dikhawatirkan.\r\n\r\nLebih baik menyalakan lilin daripada mengutuk kegelapan. Begitulah kiranya cafe-cafe dan tempat tongkrongan berprinsip. Menyediakan dua tempat untuk para pelanggan: area merokok dan tidak.\r\n\r\nBerikut cafe-cafe di Tangerang yang menyediakan area tanpa rokok untuk melindungi pelanggan bukan perokok dari asap rokok:\r\n\r\nWhat\u2019s Up Cafe\r\nKalau kalian sering melewati daerah pasar lama, terutama untuk yang hobi kulineran, tentu tau tempat yang satu ini. Ya, What\u2019s Up Cafe. Percayalah, tempat tersebut benar-benar menjanjikan untuk di dadatangi.\r\n\r\nWhat\u2019s Up Cafe sendiri perkembangannya sudah menjamur, banyak tersebar di pusat-pusat kota.\r\nNamun berbeda dengan What\u2019s Up Cafe pada umumnya. What\u2019s Up Cafe ini menawarkan suatu konsep yang unik dan menarik bagi pengunjung untuk mendapatkan kebebasan dan hak dalam menikmati bersantainya. Beralamat di Jl. Kisamaun No. 152, Pasar Lama, Sukasari, kota Tangerang. Cafe ini menyediakan menu-menu yang lezat sebagai makanan camilan.\r\n\r\nMengusung konsep cafe dengan gaya minimalis moderen, kini What\u2019s Up cafe telah memberi satu pelayanan yang istimewa. Menyediakan VIP room dan ruangan yang ber AC dengan dibatasi jendala dan pintu kaca, tempat itu diperuntukkan bagi yang ingin fokus mengerjakan tugas, tidak tersentuh dengan suara bising dari luar atau bagi yang tidak ingin terpapar dan menghirup asap rokok. Bukan maskud untuk mengisolasikan, tapi dengan hal tersebut hak sebagai pengunjung pun tersampaikan.\r\n\r\nDi bagian NON VIP ROOM. Selain tempat nya yang tidak ber-AC, di situlah tempat diperbolehkan untuk merokok. Dan juga di depannya terdapat panggung untuk penampilan akustik band. Sempat kala itu, pada saat pertama launching kafe ini mendatangkan musisi Indie seperti 4.20 dan Danilla. Kafe ini memberi kontribusi yang nyata, disaat itu juga bahwa ada penyetaraan hak dalam menonton.\r\nMeski dua musisi tersebut kadang sering dicap yang bukan-bukan, apalagi tentang Danilla dengan aktivitas merokoknya saat sedang perform. Hal tersebut tak memberi dualisme tentang penonton yang kala itu hadir dan menonton di ruang yang terpisah(VIP ROOM).\r\n\r\nDixie Sports Bar & Cafe\r\nMengsung konsep cafe yang pertama kali ada di Tangerang, Dixie Cafe memberi sebuah inovasi cafe yang unik. Bertempat di Jl.A.Damyati no.30 Pasar Lama, Tangerang. Persis di depan gor Pasar Lama.\r\n\r\nBelum lama saya menyambangi tempat ini untuk nonton bola bareng (nobar), menyaksikan tim kesayangan asal negeri Britania, sebut saja Liverpool. Juga dengan ditemani beberapa teman yang sama satu penggemar. Memang menjelang akhir pekan, biasanya cafe ini digunakan sebagai tempat nobar dari beberapa fans tim sepakbola.\r\n\r\nKesan selama berada di cafe itu dengan ditemani beberapa camilan yang hitz. Saya mengungkapkan bahwa kafe tersebut sangat memaksimalkan kenyamanan konsumen dengan menyediakan dua ruangan, yaitu indoor dan outdoor. Serta ada juga fasilitas penundukung dimulai dari live akustik, minigames serta penunjang untuk nobar seperti proyektor dan beberapa layar tv yang terpampang di beberapa sudut.\r\nVarian menu yang ditawarkan cafe ini bisa dipilih beragam makanan camilan yang pastinya sebagai teman pada saat nobar maupun bersantai dengan teman. Atau bisa juga ajak squad gaming kamu untuk berkumpul bersama.\r\n\r\nSelain itu keisitmewaan cafe olahraga ini kebetulan sekali menggandeng produsen rokok dalam negeri, yang tentu sangat pas dengan hadirnya ruang merokok (outdoor). Ruangan khusus merokok memang ditujukkan bagi para pengunjungnya yang ingin merokok. Dengan produsen yang bertagline super soccer, terbukti banyak memberi sumbangsih pada pengonsumsi rokok mulai dari tempat sampah hingga asbak sebagai identitasnya.\r\n\r\nRoti Bakar 88\r\nWarung yang terkenal di kalangan anak muda ini menampilkan desain interior yang sederhana, saya melihat kehadiran yang nampak berbeda dan tak lazim. Begitu berbeda selepas renovasi.\r\nMemang berbeda dengan roti bakar 88 yang lain pada umumnya. Roti Bakar 88 ini yang berlokasi di Jalan Kisamaun no 118, meski sudah terkenal dengan menu yang begitu banyak dan harga yang terjangkau, pas tentu untuk dompet mahasiswa yang kadang seringkali cekak.\r\nHadir memberikan ruang sederhana dan terpisah menjadi dua ruangan, Roti Bakar 88 cocok sebagai pilihan tempat nongkrong anak muda. Yang pasti sangat pas, tentunya buat tempat nongkrong sambil ngemil-ngemil ganteng.\r\n\r\nRuang luar disediakan untuk pengunjung yang ingin bercanda gurau sambil menikmati keramaian pengendara yang melintasi cafe tersebut. Tanpa melupakan hal terpenting perokok, alasan inilah kenapa dipisah menjadi area tersendiri. Di samping itu komponen dalam merokok pun disertakan, asbak dan tempat membuang sampah misalnya.\r\n\r\nItulah beberapa tempat yang menghadirkan ruang untuk pengunjung yang ingin merilekskan pikiran dari berbagai tekanan pekerjaan dan terlindung dari asap rokok. Meskipun hingga hari ini, rokok sering di persepsikan sebagai suatu aktivitas yang membahayakan dan menimbulkan kerugian orang lain.\r\n\r\nMaka dari itu, cafe sebagai area ruang publik turut memperhatikan dengan menyediakan ruang bebas asap rokok.\r\n\r\nDemikian beberapa referensi tempat tersebut ditujukkan, sehingga kita bisa memahami akan kenyamanan pelanggan yang ingin terbebas dari asap rokok. Dengan bertoleransi, sama dengan kita menghargai hak seseorang untuk mendapat kebebasan.","post_title":"Tiga Cafe dengan Ruang Bebas Asap Rokok di Tangerang","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"tiga-kafe-dengan-ruang-bebas-asap-rokok-di-tangerang","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-03-09 08:56:24","post_modified_gmt":"2018-03-09 01:56:24","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4655","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4626,"post_author":"853","post_date":"2018-02-25 08:28:53","post_date_gmt":"2018-02-25 01:28:53","post_content":"Sejak berkembangnya \u2018industri\u2019 kopi nusantara, terutama dengan mulai bergesernya pasar kopi ke arah arabica, hampir setiap kota memiliki kedai-kedai kopi yang menyajikan biji dari belahan nusantara. Berkembang di Jogja, menyasar Jakarta, hingga akhirnya melanglang buana ke seantero negeri. Pun dengan kota tempat saya tinggal yang juga \u2018sempat\u2019 dilanda demam kopi.<\/span>\r\n\r\nDi Tangerang, kota asal saya, salah satu kedai yang layak tuju adalah Dnocturn Coffee yang terletak di Cikokol sana. Kedai ini boleh jadi adalah salah satu kedai yang memulai jamur demam kopi di sini. Dan sialnya, saya adalah salah satu orang yang menjadi pelanggan-pelanggan awal kedai ini.<\/span>\r\n\r\nDulu, sekira dua tahun lalu, sebenarnya saya memiliki sedikit masalah untuk menemukan kopi \u2018enak\u2019 di Tangerang. Maklum, kala itu saya terbiasa minum kopi di kedai-kedai yang menyajikan beragam biji kopi nusantara. Kehadiran kedai-kedai macam itu di Jakarta (dan Kopi Marjinal di Ciputat) tentu saja memudahkan kesenangan saya menyesap cairan hitam tersebut.<\/span>\r\n\r\nSialnya, di masa-masa itu pula saya lebih banyak berada di Tangerang. Pekerjaan saya di Jakarta sedang tidak menuntut banyak aktivitas hingga saya tidak perlu banyak ke kantor. Hal inilah yang kemudian membuat saya merasa kesulitan jika ingin menikmati kopi Wamena favorit saya.<\/span>\r\n\r\nTangerang memang berada di pinggiran ibukota, dan (sebenarnya) ada beberapa kedai yang menjual beragam biji kopi nusantara. Sayangnya, beberapa kali pindah-pindah kedai, saya belum menemukan satu tempat yang cocok untuk memuaskan hasrat ketika berada di kedai. Minum kopi di kedai saya kira bukanlah sekadar aktivitas menyesap minuman di gelas saja, tapi juga menjadi ajang untuk bercengkerama dengan para sahabat.<\/span>\r\n\r\nDi sebagian kedai, saya menemukan kopi enak yang cocok dengan selera saya. Namun di tempat-tempat macam ini, saya tidak bisa banyak mendapat kesenangan karena keterbatasan waktu buka plus ruang merokok yang tidak tersedia. Di sebagian yang lain, saya bisa mendapatkan waktu dan tempat untuk ngobrol dan merokok. Hanya saja di tempat yang ini kopinya kurang sesuai dengan selera saya.<\/span>\r\n\r\nBeruntung, di suatu waktu saya mendapat ajakan teman untuk ngopi-nongkrong-ngudud. Pada momen inilah, saya berkenalan dengan sebuah kedai bernama Dnocturn Coffee yang sesuai dengan imajinasi saya tentang kedai kopi yang benar dan baik: memiliki kopi enak, bisa merokok, dan buka sampai pagi. <\/span>\r\n\r\nDnocturn memang memiliki beragam menu yang amat memuaskan, mulai dari variasi biji kopi Nusantara, variasi penyajian, juga variasi minuman selain kopi. Penyajian kopinya pun sesuai dengan \u2018aturan main\u2019 bagi para penikmat kopi. Selain itu, kedai ini memiliki dua area bagi para pelanggannya yang merokok ataupun tidak. Jadi, tidak ada masalah paparan asap rokok bagi pelanggan yang tidak merokok.<\/span>\r\n\r\nDan yang terbaik dari kedai ini tentu saja waktu buka yang longgar. Meski baru membuka kedainya di kala magrib, tapi kedai ini memiliki waktu kerja yang panjang hingga para pelanggan tidak perlu khawatir jika keasyikan ngobrol bareng teman. Saya cukup sering datang ke kedai itu untuk melepas penat bertemu kawan-kawan hingga pagi menjelang. Rekor terbaik saya di kedai itu adalah baru pulang tatkala sinar matahari mulai menyentuh gelas kopi yang telah lama kosong.<\/span>\r\n\r\nSaya kira, seperti itulah harusnya kedai kopi menjalankan bisnisnya. Menjual kopi enak agar pelanggan senang, dan menyediakan kenyamanan bagi para pelanggan agar betah dan punya keinginan kembali ke kedai tersebut. Dan Dnocturn saya kira, adalah satu kedai terbaik di Tangerang yang menjalankan bisnis kopi.<\/span>\r\n\r\nKarena memang meminum kopi bukan hanya perkara kenikmatan biji kopi yang diseduh dengan cara-cara tertentu. Yang paling menyenangkan dalam menyesap kopi adalah kehadiran teman-teman yang bercerita tentang pekerjaan dan kehidupan, sembari menertawakan hidup yang semakin hari semakin kejam. Dan cara paling tepat untuk menikmati itu semua adalah dengan menyesap malam bersama kawan-kawan di kedai kopi yang menjalankan bisnisnya dengan baik. <\/span>","post_title":"Mencecap Malam di Dnocturn Coffee","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"mencecap-malam-di-dnocturn-coffee","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-02-25 08:29:22","post_modified_gmt":"2018-02-25 01:29:22","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4626","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\r\n

Dulu, tingwe seringkali diidentikkan dengan orang tua. Ya maklum, hingga saat ini juga masih banyak kakek-nenek yang merokok tingwe. Padahal ya tidak sedikit juga orang lanjut usia yang mengonsumsi rokok kretek yang ada di pasaran. Namun, tetap saja tingwe identik dengan orang tua karena kita dulu melihat mbah-mbah di kampung halaman mengonsumsinya.\u00a0<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n

Kini, merokok tingwe telah menjadi tren di kalangan anak muda (bahkan perkotaan). Mereka tak lagi malu biar pun disebut seperti orang tua jika mengonsumsi produk budaya ini. Bahkan mereka merasa keren saja gitu kalau mengonsumsi tingwe.\u00a0<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n

Ada beberapa faktor yang kiranya menjadi penentu mengapa tingwe bisa menjadi tren di kalangan anak muda saat ini. Pertama, tentu adalah kehadiran tembakau gayo yang fenomenal itu. Tembakau<\/a> berwarna hijau yang jika dibakar aromanya mirip ganja itu tengah gandrung di kalangan anak muda. Bahkan harga jual tembakau hijau gayo tergolong paling tinggi ketimbang harga tembakau lainnya.\u00a0<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n

Kedua, tentu saja karena faktor harga rokok yang makin tinggi. Mau diakui atau tidak, tren tingwe ini naik ketika pemerintah menaikkan tarif cukai hingga angka 23%. Hal ini tentu membuat harga rokok naik signifikan dan menjadikannya terbilang mahal untuk sebagian orang.\u00a0<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n

Hal inilah yang kemudian membuat mereka mencoba beralih ke tingwe yang secara ekonomi terbilang jauh lebih murah. Hanya dengan modal uang Rp 20 ribu, mereka bisa sebats sampai satu minggu. Perbandingan yang cukup jauh dibandingkan dengan membeli rokok di pasaran.\u00a0<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n

Keadaan pandemi yang membuat perekonomian semakin sulit dan perkara sebats jadi makin sering kemudian menjadikannya berlipatganda lagi. Sudah harga mahal, uang susah dicari, maka tingwe menjadi solusi. Daripada uang habis untuk rokok yang mahal, ya mending untuk tingwe. Begitu kira-kira.\u00a0<\/strong><\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n

Namun, faktor yang menjadi fondasi utama dari fenomenalnya tingwe ini adalah kemampuan para pedagang tembakau iris beradaptasi dengan pasar. Kini rokok tingwe tidak melulu soal tembakau yang berat, tapi juga memiliki variasi rasa. Malah ada tembakau iris yang diberikan saus rasa-rasa yang pernah ada. Maksudnya rasa rokok yang pernah ada begitu lo.\u00a0<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n

Bagi penggemar rokok putihan, ada rasa Malboro. Bagi penggemar Dji Sam Soe atau Djarum Super, tembakau dengan rasa itu juga ada. Bahkan tembakau dengan rasa-rasa susu atau sirup juga ada. Ini kemudian yang melengkapi tembakau khas macam gayo hingga bisa disukai oleh pasar perokok.\u00a0<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n

Tanpa hal terakhir, saya kira rokok tingwe tidak bakal menjadi fenomenal seperti sekarang. Karena adaptasi yang dikakukan oleh para pedagang lah kemudian tingwe bisa jadi tren di kalangan anak muda. Karena adaptasi bagi perokok dan pedagang rokok adalah keniscayaan, mengingat negara ini kerap membuat kebijakan ngaco yang harus disikapi dengan perlawanan.\u00a0<\/p>\r\n","post_title":"Beberapa Alasan Kenapa Rokok Tingwe Menjadi Tren di Masyarakat","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"beberapa-alasan-kenapa-rokok-tingwe-menjadi-tren-di-masyarakat","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-05-26 12:16:26","post_modified_gmt":"2021-05-26 05:16:26","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=7051","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4766,"post_author":"853","post_date":"2018-04-21 09:44:56","post_date_gmt":"2018-04-21 02:44:56","post_content":"Kartini adalah sosok yang menggambarkan dua sisi koin. Ia menginspirasi karena tekad dan keinginannya untuk belajar, tapi juga menjadi sebuah pembuktian betapa tunduknya perempuan terhadap patriarki. Namanya dipuja, tapi juga didebat. Bagi sebagian orang, Kartini belum cukup untuk dijadikan patron bagi perempuan.\n\nNamun, marilah kita keluar dari perdebatan itu. Situs ini bukan tempat untuk berdebat soal itu. Lebih baik, kita maknai saja satu hal yang dapat kita pelajari dari hidup Kartini: terus berjuang demi kesetaraan hak lelaki dan perempuan. Ya, Ia memang tunduk pada feodalisme dan patriarki. Namun, tidak boleh dilupakan jika dirinya telah mengupayakan sebuah pandangan baru terkait pantaskah anak perempuan mengemban pendidikan. Dan Ia turut menjadi katalisator dalam urusan itu.\n\nKartini, suka atau tidak kalian terhadapnya, telah melakukan upaya-upaya agar perempuan mendapatkan persamaan hak, terutama dalam urusan pendidikan. Ia mengupayakan agar dirinya, yang perempuan, bisa mendapat pendidikan yang sama dengan kaum pria. Meski, sekali lagi, Ia belum bisa menaklukkan budaya patriarki, yang bahkan hingga hari ini masih saja merajalela.\n\nSalah satu contoh yang paling nyata dari masih suburnya budaya patriarki itu adalah: pandangan negatif tentang perempuan yang merokok. Di luar konteks persoalan kesehatan, merokok tentu juga menjadi hak bagi kaum perempuan. Tentu saja, selama Ia telah mengikuti ketentuan umur dan pembelian, baik lelaki atau perempuan harusnya tidak dibedakan dalam persoalan merokok.\n\nNamun, dalam kekangan budaya patriarki, merokok bagi perempuan adalah hal yang tetaplah tabu. Bahkan dalam zaman yang semakin modern ini. Ketika ada perempuan yang melakukan aktivitas tersebut, kemudian mereka distigmakan sebagai perempuan nakal, tidak baik, atau segala kata yang berkonotasi dengan makna negatif.\n\nPadahal, dalam sejarahnya, industri kretek di Indonesia justru tumbuh dan berkembang dari tangan-tangan baja para perempuan hebat Indonesia. Dari begitu banyak perempuan yang terlibat, adalah Nasilah sang katalisator berkembangnya industri ini. Ia, bersama suaminya, membangun industri ini dari sebuah warung kecil yang kemudian berkembang menjadi sebuah pabrik dengan puluhan ribu tenaga kerja.\n\nSelain itu, dalam kitab terkenal Babad Tanah Jawi, dikenal sosok Roro Mendut yang tersohor karena kecantikan dan rokok jualannya. Hal yang menarik dari sosok ini adalah: kunci suksesnya berjualan rokok dikarenakan menjual Ia rokok lintingan yang direkatkan dengan jilatan air ludahnya sendiri. Bahkan hingga hari ini, masih ada ribuan ibu-ibu yang berjuang menghidupi keluarganya dari hasil melinting tembakau dan cengkeh di pabrik kretek.\n\nMengingat begitu lekatnya kehadiran perempuan dalam pertumbuhan produk ini, maka cukup mengherankan apabila masyarakat masih saja tidak bisa menerima kenyataan bahwa: perempuan juga berhak merokok. Menggelikan, memang, hidup di tengah masyarakat yang mendambakan kesucian namun abai pada sejarah dan keadaan.\n\nTapi perjuangan harus tetap berlanjut. Kartini, sepahit apapun kisah hidup yang Ia jalani, tetap melakukan sebuah upaya untuk mengubah nasib kaumnya. Perjuangan inilah yang kemudian menginspirasi banyak orang untuk ikut terlibat dalam upayanya menuntut emansipasi. Dan saya kira, para perokok perempuan tidak boleh tunduk hanya karena distigmakan negatif. Mereka harus tetap melawan pandangan buruk terhadapnya, apapun hasilnya nanti.","post_title":"Kartini dan Perempuan Perokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"kartini-dan-perempuan-perokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-10-06 01:58:47","post_modified_gmt":"2021-10-05 18:58:47","post_content_filtered":"Kartini adalah sosok yang menggambarkan dua sisi koin. Ia menginspirasi karena tekad dan keinginannya untuk belajar, tapi juga menjadi sebuah pembuktian betapa tunduknya perempuan terhadap patriarki. Namanya dipuja, tapi juga didebat. Bagi sebagian orang, Kartini belum cukup untuk dijadikan patron bagi perempuan.\r\n\r\nNamun, marilah kita keluar dari perdebatan itu. Situs ini bukan tempat untuk berdebat soal itu. Lebih baik, kita maknai saja satu hal yang dapat kita pelajari dari hidup Kartini: terus berjuang demi kesetaraan hak lelaki dan perempuan. Ya, Ia memang tunduk pada feodalisme dan patriarki. Namun, tidak boleh dilupakan jika dirinya telah mengupayakan sebuah pandangan baru terkait pantaskah anak perempuan mengemban pendidikan. Dan Ia turut menjadi katalisator dalam urusan itu.\r\n\r\nKartini, suka atau tidak kalian terhadapnya, telah melakukan upaya-upaya agar perempuan mendapatkan persamaan hak, terutama dalam urusan pendidikan. Ia mengupayakan agar dirinya, yang perempuan, bisa mendapat pendidikan yang sama dengan kaum pria. Meski, sekali lagi, Ia belum bisa menaklukkan budaya patriarki, yang bahkan hingga hari ini masih saja merajalela.\r\n\r\nSalah satu contoh yang paling nyata dari masih suburnya budaya patriarki itu adalah: pandangan negatif tentang perempuan yang merokok. Di luar konteks persoalan kesehatan, merokok tentu juga menjadi hak bagi kaum perempuan. Tentu saja, selama Ia telah mengikuti ketentuan umur dan pembelian, baik lelaki atau perempuan harusnya tidak dibedakan dalam persoalan merokok.\r\n\r\nNamun, dalam kekangan budaya patriarki, merokok bagi perempuan adalah hal yang tetaplah tabu. Bahkan dalam zaman yang semakin modern ini. Ketika ada perempuan yang melakukan aktivitas tersebut, kemudian mereka distigmakan sebagai perempuan nakal, tidak baik, atau segala kata yang berkonotasi dengan makna negatif.\r\n\r\nPadahal, dalam sejarahnya, industri kretek di Indonesia justru tumbuh dan berkembang dari tangan-tangan baja para perempuan hebat Indonesia. Dari begitu banyak perempuan yang terlibat, adalah Nasilah sang katalisator berkembangnya industri ini. Ia, bersama suaminya, membangun industri ini dari sebuah warung kecil yang kemudian berkembang menjadi sebuah pabrik dengan puluhan ribu tenaga kerja.\r\n\r\nSelain itu, dalam kitab terkenal Babad Tanah Jawi, dikenal sosok Roro Mendut yang tersohor karena kecantikan dan rokok jualannya. Hal yang menarik dari sosok ini adalah: kunci suksesnya berjualan rokok dikarenakan menjual Ia rokok lintingan yang direkatkan dengan jilatan air ludahnya sendiri. Bahkan hingga hari ini, masih ada ribuan ibu-ibu yang berjuang menghidupi keluarganya dari hasil melinting tembakau dan cengkeh di pabrik kretek.\r\n\r\nMengingat begitu lekatnya kehadiran perempuan dalam pertumbuhan produk ini, maka cukup mengherankan apabila masyarakat masih saja tidak bisa menerima kenyataan bahwa: perempuan juga berhak merokok. Menggelikan, memang, hidup di tengah masyarakat yang mendambakan kesucian namun abai pada sejarah dan keadaan.\r\n\r\nTapi perjuangan harus tetap berlanjut. Kartini, sepahit apapun kisah hidup yang Ia jalani, tetap melakukan sebuah upaya untuk mengubah nasib kaumnya. Perjuangan inilah yang kemudian menginspirasi banyak orang untuk ikut terlibat dalam upayanya menuntut emansipasi. Dan saya kira, para perokok perempuan tidak boleh tunduk hanya karena distigmakan negatif. Mereka harus tetap melawan pandangan buruk terhadapnya, apapun hasilnya nanti.","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4766","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4685,"post_author":"853","post_date":"2018-03-23 08:07:55","post_date_gmt":"2018-03-23 01:07:55","post_content":"Todung Mulya Lubis adalah ironi. Di satu sisi, Todung adalah seorang pengacara yang berkualitas. Ia pernah dengan tegas menyatakan jika Presiden Jokowi aadalah pemimpin yang tidak lulus dalan urusan penegakkan HAM. Tapi di sisi yang lain, Ia juga memuji kinerja Presiden Jokowi.\r\n\r\nDalam satu wawancara, Todung dengan mudah menyatakan bahwa dirinya menolak membantu para koruptor dan tidak mau menjadi pengacara terkait kasus korupsi. Tapi, sekali lagi, di sisi lain Todung justru menjadi pembela bagi Antony Salim yang saat itu disangkakan sebagai koruptor dalam sebuah kasus. Bahkan, Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, ketika itu memintanya mundur dari jabatan Dewan Pembina karena posisinya sebagai kuasa hukum Salim dinilai tidak etis.\r\n\r\nMungkin karena kebiasaan yang menclak-menclok inilah, Todung Mulya Lubis pernah didepak dari sebuah organisasi advokat yang ada di Indonesia. Ia pernah didepak dari Persatuan Advokat Indonesia karena kasus Salim. Todung dirasa telah melanggar kode etik advokat karena dugaan adanya konflik kepentingan dalam kasus tersebut.\r\n\r\nSelama ini Todung Mulya Lubis memang dikenal sebagai orang yang vokal terhadap urusan korupsi dan HAM. Bahkan, Todung sendiri dikenal sebagai orang yang giat membela HAM. Tapi sayang, beberapa persoalan etik dan ketidakmampuan dirinya berada di jalur yang konsisten dalam urusan HAM dan korupsi justru membawanya ke rekam jejak yang buruk.\r\n\r\nSetidaknya, Ia pernah mendapat tiga kali teguran sebelum akhirnya Ia pernah diskors untuk tidak boleh menjalankan praktik Advokat selama 1 (satu) bulan 15 (lima belas) hari oleh Dewan Kehormatan Kongres Advokat Indonesia. Pada tahun 2003, Todung pernah mendapat peringatan keras dari Peradi. Bahkan 5 tahun setelahnya, Todung diberhentikan secara tetap sebagai Advokat juga oleh Peradi.\r\n\r\nRekam buruknya di urusan profesi advokat tidak berhenti sampai di sana. Ia pernah berseteru keras dengan Otto Hasibuan karena memperebutkan kursi pimpinan Ikatan Advokat Indonesia. Malah, keduanya sempat adu gebrak meja hingga akhirnya saling melaporkan pihak lawannya ke kepolisian. Karena hal ini juga, dunia advokat sempat tercoreng namanya.\r\n\r\nPada tahun 2014, nama Todung kembali mencuat di media setelah penunjukkan dirinya sebagai anggota panitia seleksi hakim Mahkamah Konstitusi ditentang banyak pihak. Rekam jejaknya yang dianggap buruk membuatnya dirasa tak layak menjadi anggota pansel. Selain ditentang oleh Ikadin dan Peradi, penunjukkan dirinya juga ditentang oleh para hakim di MK.\r\n\r\nTahun lalu, namanya (sekali lagi) menjadi sensasi setelah dirinya dipanggil KPK terkait kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia. Dirinya diperiksa sebagai saksi dari tersangka Syafruddin Temenggung. Ketika kasus BLBI terjadi, Todung adalah pengacara Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) yang pernah dikepalai tersangka Syafruddin. Meski kemudian, belum ada tanggapan lebih lanjut dari KPK terkait posisi Todung di kasus ini.\r\n\r\nNamanya kembali mencuat setelah Ia ditunjuk sebagai Duta Besar untuk Norwegia oleh Presiden Jokowi. Ketika itu, beberapa saat setelah dilantik, Ia merasa senang mendapatkan posisi tersebut. Mengingat Norwegia dikenal sebagai negara yang amat menjunjung HAM, Ia berniat untuk banyak belajar soal HAM di sana.\r\n\r\nSayangnya, posisi dan harapan Todung untuk belajar HAM justru Ia nodai (sekali lagi) dengan pelanggaran etik yang dilakukannya. Awal bulan ini, nama Todung banyak dibahas setelah Ia menasbihkan diri menjadi pengacara bagi seorang mantan konsumen rokok yang menuntut ganti rugi hingga 1 triliun rupiah pada dua pabrik rokok nasional. Namanya digunjingkan bukan karena urusan tuntutan, tapi lebih kepada kemauannya menerima kuasa atas kasus ini meski dirinya telah menjabat sebagai duta besar.\r\n\r\nDalam Pasal 3 Undang-undang Advokat No. 18 Tahun 2003, disebutkan bahwa seorang pengacara atau advokat otomatis berhenti ketika menerima posisi sebagai pejabat negara. Selain itu, dalam pasal yang sama, disebutkan juga bahwa syarat menjadi advokat adalah tidak berstatus sebagai pegawai negeri atau pejabat negara. Hal ini berarti posisi Todung sebagai pengacara mantan perokok itu tidak bisa dibenarkan karena melanggar aturan yang ada.\r\n\r\nDengan rekam jejak yang seburuk ini, tidak terlalu mengherankan sebenarnya melihat Todung melakukan manuver semacam ini. Apalagi Ia adalah mantan Dewan Penasihat Komisi Nasional Pengendalian Tembakau. Meski begitu, tetap saja, ketika Ia menerima kuasa atas kasus tersebut, ia telah melanggar aturan dan patut diberhentikan dari posisinya sebagai Advokat juga Duta Besar. Jadikan kasus ini sebagai pelajaran agar tidak adalagi orang yang sengawur Todung dalam urusan profesi advokat. Juga, mungkin, agar menjadi pelajaran agar advokat tidak kemaruk dalam perkara mengurus sebuah kasus.","post_title":"Membaca Rekam Jejak (Buruk) Todung Mulya Lubis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"membaca-rekam-jejak-buruk-todung-mulya-lubis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-04-06 09:21:11","post_modified_gmt":"2018-04-06 02:21:11","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4685","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4655,"post_author":"853","post_date":"2018-03-09 08:52:45","post_date_gmt":"2018-03-09 01:52:45","post_content":"Tiga Cafe dengan Ruang Bebas Asap Rokok di Tangerang\r\n\r\nKekhawatiran tentang asap yang mengenai wajah ataupun terhirup oleh hidung, biasa menjadi langganan alasan protes para anti-perokok. Kemudian, terpapar asap tersebut menjadi legitimasi kuat untuk membenci para perokok.\r\n\r\nStigma-stigma kaum anti-asap dan pandangan sinisnya terhadap kaum perokok tak perlu diambil pusing. Selama para perokok merokok di kawasan merokok, tidak dekat ibu hamil dan anak-anak, maka tidak perlu ada yang dikhawatirkan.\r\n\r\nLebih baik menyalakan lilin daripada mengutuk kegelapan. Begitulah kiranya cafe-cafe dan tempat tongkrongan berprinsip. Menyediakan dua tempat untuk para pelanggan: area merokok dan tidak.\r\n\r\nBerikut cafe-cafe di Tangerang yang menyediakan area tanpa rokok untuk melindungi pelanggan bukan perokok dari asap rokok:\r\n\r\nWhat\u2019s Up Cafe\r\nKalau kalian sering melewati daerah pasar lama, terutama untuk yang hobi kulineran, tentu tau tempat yang satu ini. Ya, What\u2019s Up Cafe. Percayalah, tempat tersebut benar-benar menjanjikan untuk di dadatangi.\r\n\r\nWhat\u2019s Up Cafe sendiri perkembangannya sudah menjamur, banyak tersebar di pusat-pusat kota.\r\nNamun berbeda dengan What\u2019s Up Cafe pada umumnya. What\u2019s Up Cafe ini menawarkan suatu konsep yang unik dan menarik bagi pengunjung untuk mendapatkan kebebasan dan hak dalam menikmati bersantainya. Beralamat di Jl. Kisamaun No. 152, Pasar Lama, Sukasari, kota Tangerang. Cafe ini menyediakan menu-menu yang lezat sebagai makanan camilan.\r\n\r\nMengusung konsep cafe dengan gaya minimalis moderen, kini What\u2019s Up cafe telah memberi satu pelayanan yang istimewa. Menyediakan VIP room dan ruangan yang ber AC dengan dibatasi jendala dan pintu kaca, tempat itu diperuntukkan bagi yang ingin fokus mengerjakan tugas, tidak tersentuh dengan suara bising dari luar atau bagi yang tidak ingin terpapar dan menghirup asap rokok. Bukan maskud untuk mengisolasikan, tapi dengan hal tersebut hak sebagai pengunjung pun tersampaikan.\r\n\r\nDi bagian NON VIP ROOM. Selain tempat nya yang tidak ber-AC, di situlah tempat diperbolehkan untuk merokok. Dan juga di depannya terdapat panggung untuk penampilan akustik band. Sempat kala itu, pada saat pertama launching kafe ini mendatangkan musisi Indie seperti 4.20 dan Danilla. Kafe ini memberi kontribusi yang nyata, disaat itu juga bahwa ada penyetaraan hak dalam menonton.\r\nMeski dua musisi tersebut kadang sering dicap yang bukan-bukan, apalagi tentang Danilla dengan aktivitas merokoknya saat sedang perform. Hal tersebut tak memberi dualisme tentang penonton yang kala itu hadir dan menonton di ruang yang terpisah(VIP ROOM).\r\n\r\nDixie Sports Bar & Cafe\r\nMengsung konsep cafe yang pertama kali ada di Tangerang, Dixie Cafe memberi sebuah inovasi cafe yang unik. Bertempat di Jl.A.Damyati no.30 Pasar Lama, Tangerang. Persis di depan gor Pasar Lama.\r\n\r\nBelum lama saya menyambangi tempat ini untuk nonton bola bareng (nobar), menyaksikan tim kesayangan asal negeri Britania, sebut saja Liverpool. Juga dengan ditemani beberapa teman yang sama satu penggemar. Memang menjelang akhir pekan, biasanya cafe ini digunakan sebagai tempat nobar dari beberapa fans tim sepakbola.\r\n\r\nKesan selama berada di cafe itu dengan ditemani beberapa camilan yang hitz. Saya mengungkapkan bahwa kafe tersebut sangat memaksimalkan kenyamanan konsumen dengan menyediakan dua ruangan, yaitu indoor dan outdoor. Serta ada juga fasilitas penundukung dimulai dari live akustik, minigames serta penunjang untuk nobar seperti proyektor dan beberapa layar tv yang terpampang di beberapa sudut.\r\nVarian menu yang ditawarkan cafe ini bisa dipilih beragam makanan camilan yang pastinya sebagai teman pada saat nobar maupun bersantai dengan teman. Atau bisa juga ajak squad gaming kamu untuk berkumpul bersama.\r\n\r\nSelain itu keisitmewaan cafe olahraga ini kebetulan sekali menggandeng produsen rokok dalam negeri, yang tentu sangat pas dengan hadirnya ruang merokok (outdoor). Ruangan khusus merokok memang ditujukkan bagi para pengunjungnya yang ingin merokok. Dengan produsen yang bertagline super soccer, terbukti banyak memberi sumbangsih pada pengonsumsi rokok mulai dari tempat sampah hingga asbak sebagai identitasnya.\r\n\r\nRoti Bakar 88\r\nWarung yang terkenal di kalangan anak muda ini menampilkan desain interior yang sederhana, saya melihat kehadiran yang nampak berbeda dan tak lazim. Begitu berbeda selepas renovasi.\r\nMemang berbeda dengan roti bakar 88 yang lain pada umumnya. Roti Bakar 88 ini yang berlokasi di Jalan Kisamaun no 118, meski sudah terkenal dengan menu yang begitu banyak dan harga yang terjangkau, pas tentu untuk dompet mahasiswa yang kadang seringkali cekak.\r\nHadir memberikan ruang sederhana dan terpisah menjadi dua ruangan, Roti Bakar 88 cocok sebagai pilihan tempat nongkrong anak muda. Yang pasti sangat pas, tentunya buat tempat nongkrong sambil ngemil-ngemil ganteng.\r\n\r\nRuang luar disediakan untuk pengunjung yang ingin bercanda gurau sambil menikmati keramaian pengendara yang melintasi cafe tersebut. Tanpa melupakan hal terpenting perokok, alasan inilah kenapa dipisah menjadi area tersendiri. Di samping itu komponen dalam merokok pun disertakan, asbak dan tempat membuang sampah misalnya.\r\n\r\nItulah beberapa tempat yang menghadirkan ruang untuk pengunjung yang ingin merilekskan pikiran dari berbagai tekanan pekerjaan dan terlindung dari asap rokok. Meskipun hingga hari ini, rokok sering di persepsikan sebagai suatu aktivitas yang membahayakan dan menimbulkan kerugian orang lain.\r\n\r\nMaka dari itu, cafe sebagai area ruang publik turut memperhatikan dengan menyediakan ruang bebas asap rokok.\r\n\r\nDemikian beberapa referensi tempat tersebut ditujukkan, sehingga kita bisa memahami akan kenyamanan pelanggan yang ingin terbebas dari asap rokok. Dengan bertoleransi, sama dengan kita menghargai hak seseorang untuk mendapat kebebasan.","post_title":"Tiga Cafe dengan Ruang Bebas Asap Rokok di Tangerang","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"tiga-kafe-dengan-ruang-bebas-asap-rokok-di-tangerang","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-03-09 08:56:24","post_modified_gmt":"2018-03-09 01:56:24","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4655","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4626,"post_author":"853","post_date":"2018-02-25 08:28:53","post_date_gmt":"2018-02-25 01:28:53","post_content":"Sejak berkembangnya \u2018industri\u2019 kopi nusantara, terutama dengan mulai bergesernya pasar kopi ke arah arabica, hampir setiap kota memiliki kedai-kedai kopi yang menyajikan biji dari belahan nusantara. Berkembang di Jogja, menyasar Jakarta, hingga akhirnya melanglang buana ke seantero negeri. Pun dengan kota tempat saya tinggal yang juga \u2018sempat\u2019 dilanda demam kopi.<\/span>\r\n\r\nDi Tangerang, kota asal saya, salah satu kedai yang layak tuju adalah Dnocturn Coffee yang terletak di Cikokol sana. Kedai ini boleh jadi adalah salah satu kedai yang memulai jamur demam kopi di sini. Dan sialnya, saya adalah salah satu orang yang menjadi pelanggan-pelanggan awal kedai ini.<\/span>\r\n\r\nDulu, sekira dua tahun lalu, sebenarnya saya memiliki sedikit masalah untuk menemukan kopi \u2018enak\u2019 di Tangerang. Maklum, kala itu saya terbiasa minum kopi di kedai-kedai yang menyajikan beragam biji kopi nusantara. Kehadiran kedai-kedai macam itu di Jakarta (dan Kopi Marjinal di Ciputat) tentu saja memudahkan kesenangan saya menyesap cairan hitam tersebut.<\/span>\r\n\r\nSialnya, di masa-masa itu pula saya lebih banyak berada di Tangerang. Pekerjaan saya di Jakarta sedang tidak menuntut banyak aktivitas hingga saya tidak perlu banyak ke kantor. Hal inilah yang kemudian membuat saya merasa kesulitan jika ingin menikmati kopi Wamena favorit saya.<\/span>\r\n\r\nTangerang memang berada di pinggiran ibukota, dan (sebenarnya) ada beberapa kedai yang menjual beragam biji kopi nusantara. Sayangnya, beberapa kali pindah-pindah kedai, saya belum menemukan satu tempat yang cocok untuk memuaskan hasrat ketika berada di kedai. Minum kopi di kedai saya kira bukanlah sekadar aktivitas menyesap minuman di gelas saja, tapi juga menjadi ajang untuk bercengkerama dengan para sahabat.<\/span>\r\n\r\nDi sebagian kedai, saya menemukan kopi enak yang cocok dengan selera saya. Namun di tempat-tempat macam ini, saya tidak bisa banyak mendapat kesenangan karena keterbatasan waktu buka plus ruang merokok yang tidak tersedia. Di sebagian yang lain, saya bisa mendapatkan waktu dan tempat untuk ngobrol dan merokok. Hanya saja di tempat yang ini kopinya kurang sesuai dengan selera saya.<\/span>\r\n\r\nBeruntung, di suatu waktu saya mendapat ajakan teman untuk ngopi-nongkrong-ngudud. Pada momen inilah, saya berkenalan dengan sebuah kedai bernama Dnocturn Coffee yang sesuai dengan imajinasi saya tentang kedai kopi yang benar dan baik: memiliki kopi enak, bisa merokok, dan buka sampai pagi. <\/span>\r\n\r\nDnocturn memang memiliki beragam menu yang amat memuaskan, mulai dari variasi biji kopi Nusantara, variasi penyajian, juga variasi minuman selain kopi. Penyajian kopinya pun sesuai dengan \u2018aturan main\u2019 bagi para penikmat kopi. Selain itu, kedai ini memiliki dua area bagi para pelanggannya yang merokok ataupun tidak. Jadi, tidak ada masalah paparan asap rokok bagi pelanggan yang tidak merokok.<\/span>\r\n\r\nDan yang terbaik dari kedai ini tentu saja waktu buka yang longgar. Meski baru membuka kedainya di kala magrib, tapi kedai ini memiliki waktu kerja yang panjang hingga para pelanggan tidak perlu khawatir jika keasyikan ngobrol bareng teman. Saya cukup sering datang ke kedai itu untuk melepas penat bertemu kawan-kawan hingga pagi menjelang. Rekor terbaik saya di kedai itu adalah baru pulang tatkala sinar matahari mulai menyentuh gelas kopi yang telah lama kosong.<\/span>\r\n\r\nSaya kira, seperti itulah harusnya kedai kopi menjalankan bisnisnya. Menjual kopi enak agar pelanggan senang, dan menyediakan kenyamanan bagi para pelanggan agar betah dan punya keinginan kembali ke kedai tersebut. Dan Dnocturn saya kira, adalah satu kedai terbaik di Tangerang yang menjalankan bisnis kopi.<\/span>\r\n\r\nKarena memang meminum kopi bukan hanya perkara kenikmatan biji kopi yang diseduh dengan cara-cara tertentu. Yang paling menyenangkan dalam menyesap kopi adalah kehadiran teman-teman yang bercerita tentang pekerjaan dan kehidupan, sembari menertawakan hidup yang semakin hari semakin kejam. Dan cara paling tepat untuk menikmati itu semua adalah dengan menyesap malam bersama kawan-kawan di kedai kopi yang menjalankan bisnisnya dengan baik. <\/span>","post_title":"Mencecap Malam di Dnocturn Coffee","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"mencecap-malam-di-dnocturn-coffee","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-02-25 08:29:22","post_modified_gmt":"2018-02-25 01:29:22","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4626","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\r\n

Rokok lintingan sendiri atau rokok linting dewe ini memang menjadi fenomena setidaknya selama satu atau dua tahun terakhir. Kenaikan tarif cukai rokok yang tinggi membuatnya menjadi solusi bagi sebagian orang. Bahkan, lebih dari sekadar solusi, posisi tingwe di hadapan masyarakat kini menjadi lebih tinggi.\u00a0<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n

Dulu, tingwe seringkali diidentikkan dengan orang tua. Ya maklum, hingga saat ini juga masih banyak kakek-nenek yang merokok tingwe. Padahal ya tidak sedikit juga orang lanjut usia yang mengonsumsi rokok kretek yang ada di pasaran. Namun, tetap saja tingwe identik dengan orang tua karena kita dulu melihat mbah-mbah di kampung halaman mengonsumsinya.\u00a0<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n

Kini, merokok tingwe telah menjadi tren di kalangan anak muda (bahkan perkotaan). Mereka tak lagi malu biar pun disebut seperti orang tua jika mengonsumsi produk budaya ini. Bahkan mereka merasa keren saja gitu kalau mengonsumsi tingwe.\u00a0<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n

Ada beberapa faktor yang kiranya menjadi penentu mengapa tingwe bisa menjadi tren di kalangan anak muda saat ini. Pertama, tentu adalah kehadiran tembakau gayo yang fenomenal itu. Tembakau<\/a> berwarna hijau yang jika dibakar aromanya mirip ganja itu tengah gandrung di kalangan anak muda. Bahkan harga jual tembakau hijau gayo tergolong paling tinggi ketimbang harga tembakau lainnya.\u00a0<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n

Kedua, tentu saja karena faktor harga rokok yang makin tinggi. Mau diakui atau tidak, tren tingwe ini naik ketika pemerintah menaikkan tarif cukai hingga angka 23%. Hal ini tentu membuat harga rokok naik signifikan dan menjadikannya terbilang mahal untuk sebagian orang.\u00a0<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n

Hal inilah yang kemudian membuat mereka mencoba beralih ke tingwe yang secara ekonomi terbilang jauh lebih murah. Hanya dengan modal uang Rp 20 ribu, mereka bisa sebats sampai satu minggu. Perbandingan yang cukup jauh dibandingkan dengan membeli rokok di pasaran.\u00a0<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n

Keadaan pandemi yang membuat perekonomian semakin sulit dan perkara sebats jadi makin sering kemudian menjadikannya berlipatganda lagi. Sudah harga mahal, uang susah dicari, maka tingwe menjadi solusi. Daripada uang habis untuk rokok yang mahal, ya mending untuk tingwe. Begitu kira-kira.\u00a0<\/strong><\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n

Namun, faktor yang menjadi fondasi utama dari fenomenalnya tingwe ini adalah kemampuan para pedagang tembakau iris beradaptasi dengan pasar. Kini rokok tingwe tidak melulu soal tembakau yang berat, tapi juga memiliki variasi rasa. Malah ada tembakau iris yang diberikan saus rasa-rasa yang pernah ada. Maksudnya rasa rokok yang pernah ada begitu lo.\u00a0<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n

Bagi penggemar rokok putihan, ada rasa Malboro. Bagi penggemar Dji Sam Soe atau Djarum Super, tembakau dengan rasa itu juga ada. Bahkan tembakau dengan rasa-rasa susu atau sirup juga ada. Ini kemudian yang melengkapi tembakau khas macam gayo hingga bisa disukai oleh pasar perokok.\u00a0<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n

Tanpa hal terakhir, saya kira rokok tingwe tidak bakal menjadi fenomenal seperti sekarang. Karena adaptasi yang dikakukan oleh para pedagang lah kemudian tingwe bisa jadi tren di kalangan anak muda. Karena adaptasi bagi perokok dan pedagang rokok adalah keniscayaan, mengingat negara ini kerap membuat kebijakan ngaco yang harus disikapi dengan perlawanan.\u00a0<\/p>\r\n","post_title":"Beberapa Alasan Kenapa Rokok Tingwe Menjadi Tren di Masyarakat","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"beberapa-alasan-kenapa-rokok-tingwe-menjadi-tren-di-masyarakat","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-05-26 12:16:26","post_modified_gmt":"2021-05-26 05:16:26","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=7051","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4766,"post_author":"853","post_date":"2018-04-21 09:44:56","post_date_gmt":"2018-04-21 02:44:56","post_content":"Kartini adalah sosok yang menggambarkan dua sisi koin. Ia menginspirasi karena tekad dan keinginannya untuk belajar, tapi juga menjadi sebuah pembuktian betapa tunduknya perempuan terhadap patriarki. Namanya dipuja, tapi juga didebat. Bagi sebagian orang, Kartini belum cukup untuk dijadikan patron bagi perempuan.\n\nNamun, marilah kita keluar dari perdebatan itu. Situs ini bukan tempat untuk berdebat soal itu. Lebih baik, kita maknai saja satu hal yang dapat kita pelajari dari hidup Kartini: terus berjuang demi kesetaraan hak lelaki dan perempuan. Ya, Ia memang tunduk pada feodalisme dan patriarki. Namun, tidak boleh dilupakan jika dirinya telah mengupayakan sebuah pandangan baru terkait pantaskah anak perempuan mengemban pendidikan. Dan Ia turut menjadi katalisator dalam urusan itu.\n\nKartini, suka atau tidak kalian terhadapnya, telah melakukan upaya-upaya agar perempuan mendapatkan persamaan hak, terutama dalam urusan pendidikan. Ia mengupayakan agar dirinya, yang perempuan, bisa mendapat pendidikan yang sama dengan kaum pria. Meski, sekali lagi, Ia belum bisa menaklukkan budaya patriarki, yang bahkan hingga hari ini masih saja merajalela.\n\nSalah satu contoh yang paling nyata dari masih suburnya budaya patriarki itu adalah: pandangan negatif tentang perempuan yang merokok. Di luar konteks persoalan kesehatan, merokok tentu juga menjadi hak bagi kaum perempuan. Tentu saja, selama Ia telah mengikuti ketentuan umur dan pembelian, baik lelaki atau perempuan harusnya tidak dibedakan dalam persoalan merokok.\n\nNamun, dalam kekangan budaya patriarki, merokok bagi perempuan adalah hal yang tetaplah tabu. Bahkan dalam zaman yang semakin modern ini. Ketika ada perempuan yang melakukan aktivitas tersebut, kemudian mereka distigmakan sebagai perempuan nakal, tidak baik, atau segala kata yang berkonotasi dengan makna negatif.\n\nPadahal, dalam sejarahnya, industri kretek di Indonesia justru tumbuh dan berkembang dari tangan-tangan baja para perempuan hebat Indonesia. Dari begitu banyak perempuan yang terlibat, adalah Nasilah sang katalisator berkembangnya industri ini. Ia, bersama suaminya, membangun industri ini dari sebuah warung kecil yang kemudian berkembang menjadi sebuah pabrik dengan puluhan ribu tenaga kerja.\n\nSelain itu, dalam kitab terkenal Babad Tanah Jawi, dikenal sosok Roro Mendut yang tersohor karena kecantikan dan rokok jualannya. Hal yang menarik dari sosok ini adalah: kunci suksesnya berjualan rokok dikarenakan menjual Ia rokok lintingan yang direkatkan dengan jilatan air ludahnya sendiri. Bahkan hingga hari ini, masih ada ribuan ibu-ibu yang berjuang menghidupi keluarganya dari hasil melinting tembakau dan cengkeh di pabrik kretek.\n\nMengingat begitu lekatnya kehadiran perempuan dalam pertumbuhan produk ini, maka cukup mengherankan apabila masyarakat masih saja tidak bisa menerima kenyataan bahwa: perempuan juga berhak merokok. Menggelikan, memang, hidup di tengah masyarakat yang mendambakan kesucian namun abai pada sejarah dan keadaan.\n\nTapi perjuangan harus tetap berlanjut. Kartini, sepahit apapun kisah hidup yang Ia jalani, tetap melakukan sebuah upaya untuk mengubah nasib kaumnya. Perjuangan inilah yang kemudian menginspirasi banyak orang untuk ikut terlibat dalam upayanya menuntut emansipasi. Dan saya kira, para perokok perempuan tidak boleh tunduk hanya karena distigmakan negatif. Mereka harus tetap melawan pandangan buruk terhadapnya, apapun hasilnya nanti.","post_title":"Kartini dan Perempuan Perokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"kartini-dan-perempuan-perokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-10-06 01:58:47","post_modified_gmt":"2021-10-05 18:58:47","post_content_filtered":"Kartini adalah sosok yang menggambarkan dua sisi koin. Ia menginspirasi karena tekad dan keinginannya untuk belajar, tapi juga menjadi sebuah pembuktian betapa tunduknya perempuan terhadap patriarki. Namanya dipuja, tapi juga didebat. Bagi sebagian orang, Kartini belum cukup untuk dijadikan patron bagi perempuan.\r\n\r\nNamun, marilah kita keluar dari perdebatan itu. Situs ini bukan tempat untuk berdebat soal itu. Lebih baik, kita maknai saja satu hal yang dapat kita pelajari dari hidup Kartini: terus berjuang demi kesetaraan hak lelaki dan perempuan. Ya, Ia memang tunduk pada feodalisme dan patriarki. Namun, tidak boleh dilupakan jika dirinya telah mengupayakan sebuah pandangan baru terkait pantaskah anak perempuan mengemban pendidikan. Dan Ia turut menjadi katalisator dalam urusan itu.\r\n\r\nKartini, suka atau tidak kalian terhadapnya, telah melakukan upaya-upaya agar perempuan mendapatkan persamaan hak, terutama dalam urusan pendidikan. Ia mengupayakan agar dirinya, yang perempuan, bisa mendapat pendidikan yang sama dengan kaum pria. Meski, sekali lagi, Ia belum bisa menaklukkan budaya patriarki, yang bahkan hingga hari ini masih saja merajalela.\r\n\r\nSalah satu contoh yang paling nyata dari masih suburnya budaya patriarki itu adalah: pandangan negatif tentang perempuan yang merokok. Di luar konteks persoalan kesehatan, merokok tentu juga menjadi hak bagi kaum perempuan. Tentu saja, selama Ia telah mengikuti ketentuan umur dan pembelian, baik lelaki atau perempuan harusnya tidak dibedakan dalam persoalan merokok.\r\n\r\nNamun, dalam kekangan budaya patriarki, merokok bagi perempuan adalah hal yang tetaplah tabu. Bahkan dalam zaman yang semakin modern ini. Ketika ada perempuan yang melakukan aktivitas tersebut, kemudian mereka distigmakan sebagai perempuan nakal, tidak baik, atau segala kata yang berkonotasi dengan makna negatif.\r\n\r\nPadahal, dalam sejarahnya, industri kretek di Indonesia justru tumbuh dan berkembang dari tangan-tangan baja para perempuan hebat Indonesia. Dari begitu banyak perempuan yang terlibat, adalah Nasilah sang katalisator berkembangnya industri ini. Ia, bersama suaminya, membangun industri ini dari sebuah warung kecil yang kemudian berkembang menjadi sebuah pabrik dengan puluhan ribu tenaga kerja.\r\n\r\nSelain itu, dalam kitab terkenal Babad Tanah Jawi, dikenal sosok Roro Mendut yang tersohor karena kecantikan dan rokok jualannya. Hal yang menarik dari sosok ini adalah: kunci suksesnya berjualan rokok dikarenakan menjual Ia rokok lintingan yang direkatkan dengan jilatan air ludahnya sendiri. Bahkan hingga hari ini, masih ada ribuan ibu-ibu yang berjuang menghidupi keluarganya dari hasil melinting tembakau dan cengkeh di pabrik kretek.\r\n\r\nMengingat begitu lekatnya kehadiran perempuan dalam pertumbuhan produk ini, maka cukup mengherankan apabila masyarakat masih saja tidak bisa menerima kenyataan bahwa: perempuan juga berhak merokok. Menggelikan, memang, hidup di tengah masyarakat yang mendambakan kesucian namun abai pada sejarah dan keadaan.\r\n\r\nTapi perjuangan harus tetap berlanjut. Kartini, sepahit apapun kisah hidup yang Ia jalani, tetap melakukan sebuah upaya untuk mengubah nasib kaumnya. Perjuangan inilah yang kemudian menginspirasi banyak orang untuk ikut terlibat dalam upayanya menuntut emansipasi. Dan saya kira, para perokok perempuan tidak boleh tunduk hanya karena distigmakan negatif. Mereka harus tetap melawan pandangan buruk terhadapnya, apapun hasilnya nanti.","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4766","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4685,"post_author":"853","post_date":"2018-03-23 08:07:55","post_date_gmt":"2018-03-23 01:07:55","post_content":"Todung Mulya Lubis adalah ironi. Di satu sisi, Todung adalah seorang pengacara yang berkualitas. Ia pernah dengan tegas menyatakan jika Presiden Jokowi aadalah pemimpin yang tidak lulus dalan urusan penegakkan HAM. Tapi di sisi yang lain, Ia juga memuji kinerja Presiden Jokowi.\r\n\r\nDalam satu wawancara, Todung dengan mudah menyatakan bahwa dirinya menolak membantu para koruptor dan tidak mau menjadi pengacara terkait kasus korupsi. Tapi, sekali lagi, di sisi lain Todung justru menjadi pembela bagi Antony Salim yang saat itu disangkakan sebagai koruptor dalam sebuah kasus. Bahkan, Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, ketika itu memintanya mundur dari jabatan Dewan Pembina karena posisinya sebagai kuasa hukum Salim dinilai tidak etis.\r\n\r\nMungkin karena kebiasaan yang menclak-menclok inilah, Todung Mulya Lubis pernah didepak dari sebuah organisasi advokat yang ada di Indonesia. Ia pernah didepak dari Persatuan Advokat Indonesia karena kasus Salim. Todung dirasa telah melanggar kode etik advokat karena dugaan adanya konflik kepentingan dalam kasus tersebut.\r\n\r\nSelama ini Todung Mulya Lubis memang dikenal sebagai orang yang vokal terhadap urusan korupsi dan HAM. Bahkan, Todung sendiri dikenal sebagai orang yang giat membela HAM. Tapi sayang, beberapa persoalan etik dan ketidakmampuan dirinya berada di jalur yang konsisten dalam urusan HAM dan korupsi justru membawanya ke rekam jejak yang buruk.\r\n\r\nSetidaknya, Ia pernah mendapat tiga kali teguran sebelum akhirnya Ia pernah diskors untuk tidak boleh menjalankan praktik Advokat selama 1 (satu) bulan 15 (lima belas) hari oleh Dewan Kehormatan Kongres Advokat Indonesia. Pada tahun 2003, Todung pernah mendapat peringatan keras dari Peradi. Bahkan 5 tahun setelahnya, Todung diberhentikan secara tetap sebagai Advokat juga oleh Peradi.\r\n\r\nRekam buruknya di urusan profesi advokat tidak berhenti sampai di sana. Ia pernah berseteru keras dengan Otto Hasibuan karena memperebutkan kursi pimpinan Ikatan Advokat Indonesia. Malah, keduanya sempat adu gebrak meja hingga akhirnya saling melaporkan pihak lawannya ke kepolisian. Karena hal ini juga, dunia advokat sempat tercoreng namanya.\r\n\r\nPada tahun 2014, nama Todung kembali mencuat di media setelah penunjukkan dirinya sebagai anggota panitia seleksi hakim Mahkamah Konstitusi ditentang banyak pihak. Rekam jejaknya yang dianggap buruk membuatnya dirasa tak layak menjadi anggota pansel. Selain ditentang oleh Ikadin dan Peradi, penunjukkan dirinya juga ditentang oleh para hakim di MK.\r\n\r\nTahun lalu, namanya (sekali lagi) menjadi sensasi setelah dirinya dipanggil KPK terkait kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia. Dirinya diperiksa sebagai saksi dari tersangka Syafruddin Temenggung. Ketika kasus BLBI terjadi, Todung adalah pengacara Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) yang pernah dikepalai tersangka Syafruddin. Meski kemudian, belum ada tanggapan lebih lanjut dari KPK terkait posisi Todung di kasus ini.\r\n\r\nNamanya kembali mencuat setelah Ia ditunjuk sebagai Duta Besar untuk Norwegia oleh Presiden Jokowi. Ketika itu, beberapa saat setelah dilantik, Ia merasa senang mendapatkan posisi tersebut. Mengingat Norwegia dikenal sebagai negara yang amat menjunjung HAM, Ia berniat untuk banyak belajar soal HAM di sana.\r\n\r\nSayangnya, posisi dan harapan Todung untuk belajar HAM justru Ia nodai (sekali lagi) dengan pelanggaran etik yang dilakukannya. Awal bulan ini, nama Todung banyak dibahas setelah Ia menasbihkan diri menjadi pengacara bagi seorang mantan konsumen rokok yang menuntut ganti rugi hingga 1 triliun rupiah pada dua pabrik rokok nasional. Namanya digunjingkan bukan karena urusan tuntutan, tapi lebih kepada kemauannya menerima kuasa atas kasus ini meski dirinya telah menjabat sebagai duta besar.\r\n\r\nDalam Pasal 3 Undang-undang Advokat No. 18 Tahun 2003, disebutkan bahwa seorang pengacara atau advokat otomatis berhenti ketika menerima posisi sebagai pejabat negara. Selain itu, dalam pasal yang sama, disebutkan juga bahwa syarat menjadi advokat adalah tidak berstatus sebagai pegawai negeri atau pejabat negara. Hal ini berarti posisi Todung sebagai pengacara mantan perokok itu tidak bisa dibenarkan karena melanggar aturan yang ada.\r\n\r\nDengan rekam jejak yang seburuk ini, tidak terlalu mengherankan sebenarnya melihat Todung melakukan manuver semacam ini. Apalagi Ia adalah mantan Dewan Penasihat Komisi Nasional Pengendalian Tembakau. Meski begitu, tetap saja, ketika Ia menerima kuasa atas kasus tersebut, ia telah melanggar aturan dan patut diberhentikan dari posisinya sebagai Advokat juga Duta Besar. Jadikan kasus ini sebagai pelajaran agar tidak adalagi orang yang sengawur Todung dalam urusan profesi advokat. Juga, mungkin, agar menjadi pelajaran agar advokat tidak kemaruk dalam perkara mengurus sebuah kasus.","post_title":"Membaca Rekam Jejak (Buruk) Todung Mulya Lubis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"membaca-rekam-jejak-buruk-todung-mulya-lubis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-04-06 09:21:11","post_modified_gmt":"2018-04-06 02:21:11","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4685","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4655,"post_author":"853","post_date":"2018-03-09 08:52:45","post_date_gmt":"2018-03-09 01:52:45","post_content":"Tiga Cafe dengan Ruang Bebas Asap Rokok di Tangerang\r\n\r\nKekhawatiran tentang asap yang mengenai wajah ataupun terhirup oleh hidung, biasa menjadi langganan alasan protes para anti-perokok. Kemudian, terpapar asap tersebut menjadi legitimasi kuat untuk membenci para perokok.\r\n\r\nStigma-stigma kaum anti-asap dan pandangan sinisnya terhadap kaum perokok tak perlu diambil pusing. Selama para perokok merokok di kawasan merokok, tidak dekat ibu hamil dan anak-anak, maka tidak perlu ada yang dikhawatirkan.\r\n\r\nLebih baik menyalakan lilin daripada mengutuk kegelapan. Begitulah kiranya cafe-cafe dan tempat tongkrongan berprinsip. Menyediakan dua tempat untuk para pelanggan: area merokok dan tidak.\r\n\r\nBerikut cafe-cafe di Tangerang yang menyediakan area tanpa rokok untuk melindungi pelanggan bukan perokok dari asap rokok:\r\n\r\nWhat\u2019s Up Cafe\r\nKalau kalian sering melewati daerah pasar lama, terutama untuk yang hobi kulineran, tentu tau tempat yang satu ini. Ya, What\u2019s Up Cafe. Percayalah, tempat tersebut benar-benar menjanjikan untuk di dadatangi.\r\n\r\nWhat\u2019s Up Cafe sendiri perkembangannya sudah menjamur, banyak tersebar di pusat-pusat kota.\r\nNamun berbeda dengan What\u2019s Up Cafe pada umumnya. What\u2019s Up Cafe ini menawarkan suatu konsep yang unik dan menarik bagi pengunjung untuk mendapatkan kebebasan dan hak dalam menikmati bersantainya. Beralamat di Jl. Kisamaun No. 152, Pasar Lama, Sukasari, kota Tangerang. Cafe ini menyediakan menu-menu yang lezat sebagai makanan camilan.\r\n\r\nMengusung konsep cafe dengan gaya minimalis moderen, kini What\u2019s Up cafe telah memberi satu pelayanan yang istimewa. Menyediakan VIP room dan ruangan yang ber AC dengan dibatasi jendala dan pintu kaca, tempat itu diperuntukkan bagi yang ingin fokus mengerjakan tugas, tidak tersentuh dengan suara bising dari luar atau bagi yang tidak ingin terpapar dan menghirup asap rokok. Bukan maskud untuk mengisolasikan, tapi dengan hal tersebut hak sebagai pengunjung pun tersampaikan.\r\n\r\nDi bagian NON VIP ROOM. Selain tempat nya yang tidak ber-AC, di situlah tempat diperbolehkan untuk merokok. Dan juga di depannya terdapat panggung untuk penampilan akustik band. Sempat kala itu, pada saat pertama launching kafe ini mendatangkan musisi Indie seperti 4.20 dan Danilla. Kafe ini memberi kontribusi yang nyata, disaat itu juga bahwa ada penyetaraan hak dalam menonton.\r\nMeski dua musisi tersebut kadang sering dicap yang bukan-bukan, apalagi tentang Danilla dengan aktivitas merokoknya saat sedang perform. Hal tersebut tak memberi dualisme tentang penonton yang kala itu hadir dan menonton di ruang yang terpisah(VIP ROOM).\r\n\r\nDixie Sports Bar & Cafe\r\nMengsung konsep cafe yang pertama kali ada di Tangerang, Dixie Cafe memberi sebuah inovasi cafe yang unik. Bertempat di Jl.A.Damyati no.30 Pasar Lama, Tangerang. Persis di depan gor Pasar Lama.\r\n\r\nBelum lama saya menyambangi tempat ini untuk nonton bola bareng (nobar), menyaksikan tim kesayangan asal negeri Britania, sebut saja Liverpool. Juga dengan ditemani beberapa teman yang sama satu penggemar. Memang menjelang akhir pekan, biasanya cafe ini digunakan sebagai tempat nobar dari beberapa fans tim sepakbola.\r\n\r\nKesan selama berada di cafe itu dengan ditemani beberapa camilan yang hitz. Saya mengungkapkan bahwa kafe tersebut sangat memaksimalkan kenyamanan konsumen dengan menyediakan dua ruangan, yaitu indoor dan outdoor. Serta ada juga fasilitas penundukung dimulai dari live akustik, minigames serta penunjang untuk nobar seperti proyektor dan beberapa layar tv yang terpampang di beberapa sudut.\r\nVarian menu yang ditawarkan cafe ini bisa dipilih beragam makanan camilan yang pastinya sebagai teman pada saat nobar maupun bersantai dengan teman. Atau bisa juga ajak squad gaming kamu untuk berkumpul bersama.\r\n\r\nSelain itu keisitmewaan cafe olahraga ini kebetulan sekali menggandeng produsen rokok dalam negeri, yang tentu sangat pas dengan hadirnya ruang merokok (outdoor). Ruangan khusus merokok memang ditujukkan bagi para pengunjungnya yang ingin merokok. Dengan produsen yang bertagline super soccer, terbukti banyak memberi sumbangsih pada pengonsumsi rokok mulai dari tempat sampah hingga asbak sebagai identitasnya.\r\n\r\nRoti Bakar 88\r\nWarung yang terkenal di kalangan anak muda ini menampilkan desain interior yang sederhana, saya melihat kehadiran yang nampak berbeda dan tak lazim. Begitu berbeda selepas renovasi.\r\nMemang berbeda dengan roti bakar 88 yang lain pada umumnya. Roti Bakar 88 ini yang berlokasi di Jalan Kisamaun no 118, meski sudah terkenal dengan menu yang begitu banyak dan harga yang terjangkau, pas tentu untuk dompet mahasiswa yang kadang seringkali cekak.\r\nHadir memberikan ruang sederhana dan terpisah menjadi dua ruangan, Roti Bakar 88 cocok sebagai pilihan tempat nongkrong anak muda. Yang pasti sangat pas, tentunya buat tempat nongkrong sambil ngemil-ngemil ganteng.\r\n\r\nRuang luar disediakan untuk pengunjung yang ingin bercanda gurau sambil menikmati keramaian pengendara yang melintasi cafe tersebut. Tanpa melupakan hal terpenting perokok, alasan inilah kenapa dipisah menjadi area tersendiri. Di samping itu komponen dalam merokok pun disertakan, asbak dan tempat membuang sampah misalnya.\r\n\r\nItulah beberapa tempat yang menghadirkan ruang untuk pengunjung yang ingin merilekskan pikiran dari berbagai tekanan pekerjaan dan terlindung dari asap rokok. Meskipun hingga hari ini, rokok sering di persepsikan sebagai suatu aktivitas yang membahayakan dan menimbulkan kerugian orang lain.\r\n\r\nMaka dari itu, cafe sebagai area ruang publik turut memperhatikan dengan menyediakan ruang bebas asap rokok.\r\n\r\nDemikian beberapa referensi tempat tersebut ditujukkan, sehingga kita bisa memahami akan kenyamanan pelanggan yang ingin terbebas dari asap rokok. Dengan bertoleransi, sama dengan kita menghargai hak seseorang untuk mendapat kebebasan.","post_title":"Tiga Cafe dengan Ruang Bebas Asap Rokok di Tangerang","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"tiga-kafe-dengan-ruang-bebas-asap-rokok-di-tangerang","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-03-09 08:56:24","post_modified_gmt":"2018-03-09 01:56:24","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4655","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4626,"post_author":"853","post_date":"2018-02-25 08:28:53","post_date_gmt":"2018-02-25 01:28:53","post_content":"Sejak berkembangnya \u2018industri\u2019 kopi nusantara, terutama dengan mulai bergesernya pasar kopi ke arah arabica, hampir setiap kota memiliki kedai-kedai kopi yang menyajikan biji dari belahan nusantara. Berkembang di Jogja, menyasar Jakarta, hingga akhirnya melanglang buana ke seantero negeri. Pun dengan kota tempat saya tinggal yang juga \u2018sempat\u2019 dilanda demam kopi.<\/span>\r\n\r\nDi Tangerang, kota asal saya, salah satu kedai yang layak tuju adalah Dnocturn Coffee yang terletak di Cikokol sana. Kedai ini boleh jadi adalah salah satu kedai yang memulai jamur demam kopi di sini. Dan sialnya, saya adalah salah satu orang yang menjadi pelanggan-pelanggan awal kedai ini.<\/span>\r\n\r\nDulu, sekira dua tahun lalu, sebenarnya saya memiliki sedikit masalah untuk menemukan kopi \u2018enak\u2019 di Tangerang. Maklum, kala itu saya terbiasa minum kopi di kedai-kedai yang menyajikan beragam biji kopi nusantara. Kehadiran kedai-kedai macam itu di Jakarta (dan Kopi Marjinal di Ciputat) tentu saja memudahkan kesenangan saya menyesap cairan hitam tersebut.<\/span>\r\n\r\nSialnya, di masa-masa itu pula saya lebih banyak berada di Tangerang. Pekerjaan saya di Jakarta sedang tidak menuntut banyak aktivitas hingga saya tidak perlu banyak ke kantor. Hal inilah yang kemudian membuat saya merasa kesulitan jika ingin menikmati kopi Wamena favorit saya.<\/span>\r\n\r\nTangerang memang berada di pinggiran ibukota, dan (sebenarnya) ada beberapa kedai yang menjual beragam biji kopi nusantara. Sayangnya, beberapa kali pindah-pindah kedai, saya belum menemukan satu tempat yang cocok untuk memuaskan hasrat ketika berada di kedai. Minum kopi di kedai saya kira bukanlah sekadar aktivitas menyesap minuman di gelas saja, tapi juga menjadi ajang untuk bercengkerama dengan para sahabat.<\/span>\r\n\r\nDi sebagian kedai, saya menemukan kopi enak yang cocok dengan selera saya. Namun di tempat-tempat macam ini, saya tidak bisa banyak mendapat kesenangan karena keterbatasan waktu buka plus ruang merokok yang tidak tersedia. Di sebagian yang lain, saya bisa mendapatkan waktu dan tempat untuk ngobrol dan merokok. Hanya saja di tempat yang ini kopinya kurang sesuai dengan selera saya.<\/span>\r\n\r\nBeruntung, di suatu waktu saya mendapat ajakan teman untuk ngopi-nongkrong-ngudud. Pada momen inilah, saya berkenalan dengan sebuah kedai bernama Dnocturn Coffee yang sesuai dengan imajinasi saya tentang kedai kopi yang benar dan baik: memiliki kopi enak, bisa merokok, dan buka sampai pagi. <\/span>\r\n\r\nDnocturn memang memiliki beragam menu yang amat memuaskan, mulai dari variasi biji kopi Nusantara, variasi penyajian, juga variasi minuman selain kopi. Penyajian kopinya pun sesuai dengan \u2018aturan main\u2019 bagi para penikmat kopi. Selain itu, kedai ini memiliki dua area bagi para pelanggannya yang merokok ataupun tidak. Jadi, tidak ada masalah paparan asap rokok bagi pelanggan yang tidak merokok.<\/span>\r\n\r\nDan yang terbaik dari kedai ini tentu saja waktu buka yang longgar. Meski baru membuka kedainya di kala magrib, tapi kedai ini memiliki waktu kerja yang panjang hingga para pelanggan tidak perlu khawatir jika keasyikan ngobrol bareng teman. Saya cukup sering datang ke kedai itu untuk melepas penat bertemu kawan-kawan hingga pagi menjelang. Rekor terbaik saya di kedai itu adalah baru pulang tatkala sinar matahari mulai menyentuh gelas kopi yang telah lama kosong.<\/span>\r\n\r\nSaya kira, seperti itulah harusnya kedai kopi menjalankan bisnisnya. Menjual kopi enak agar pelanggan senang, dan menyediakan kenyamanan bagi para pelanggan agar betah dan punya keinginan kembali ke kedai tersebut. Dan Dnocturn saya kira, adalah satu kedai terbaik di Tangerang yang menjalankan bisnis kopi.<\/span>\r\n\r\nKarena memang meminum kopi bukan hanya perkara kenikmatan biji kopi yang diseduh dengan cara-cara tertentu. Yang paling menyenangkan dalam menyesap kopi adalah kehadiran teman-teman yang bercerita tentang pekerjaan dan kehidupan, sembari menertawakan hidup yang semakin hari semakin kejam. Dan cara paling tepat untuk menikmati itu semua adalah dengan menyesap malam bersama kawan-kawan di kedai kopi yang menjalankan bisnisnya dengan baik. <\/span>","post_title":"Mencecap Malam di Dnocturn Coffee","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"mencecap-malam-di-dnocturn-coffee","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-02-25 08:29:22","post_modified_gmt":"2018-02-25 01:29:22","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4626","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\r\n

Sekitar 10 tahun yang lalu, keberadaan rokok tingwe masih dianggap sebelah mata terutama oleh orang-orang yang hidup di ibukota serta pinggirannya seperti saya. 5 tahun lalu, mulai banyak orang yang saya lihat mengonsumsi rokok tingwe<\/a>, tapi stratanya masih sama seperti yang dulu. Kini, tingwe telah menjadi tren bahkan bagi orang-orang perkotaan yang urban.\u00a0<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n

Rokok lintingan sendiri atau rokok linting dewe ini memang menjadi fenomena setidaknya selama satu atau dua tahun terakhir. Kenaikan tarif cukai rokok yang tinggi membuatnya menjadi solusi bagi sebagian orang. Bahkan, lebih dari sekadar solusi, posisi tingwe di hadapan masyarakat kini menjadi lebih tinggi.\u00a0<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n

Dulu, tingwe seringkali diidentikkan dengan orang tua. Ya maklum, hingga saat ini juga masih banyak kakek-nenek yang merokok tingwe. Padahal ya tidak sedikit juga orang lanjut usia yang mengonsumsi rokok kretek yang ada di pasaran. Namun, tetap saja tingwe identik dengan orang tua karena kita dulu melihat mbah-mbah di kampung halaman mengonsumsinya.\u00a0<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n

Kini, merokok tingwe telah menjadi tren di kalangan anak muda (bahkan perkotaan). Mereka tak lagi malu biar pun disebut seperti orang tua jika mengonsumsi produk budaya ini. Bahkan mereka merasa keren saja gitu kalau mengonsumsi tingwe.\u00a0<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n

Ada beberapa faktor yang kiranya menjadi penentu mengapa tingwe bisa menjadi tren di kalangan anak muda saat ini. Pertama, tentu adalah kehadiran tembakau gayo yang fenomenal itu. Tembakau<\/a> berwarna hijau yang jika dibakar aromanya mirip ganja itu tengah gandrung di kalangan anak muda. Bahkan harga jual tembakau hijau gayo tergolong paling tinggi ketimbang harga tembakau lainnya.\u00a0<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n

Kedua, tentu saja karena faktor harga rokok yang makin tinggi. Mau diakui atau tidak, tren tingwe ini naik ketika pemerintah menaikkan tarif cukai hingga angka 23%. Hal ini tentu membuat harga rokok naik signifikan dan menjadikannya terbilang mahal untuk sebagian orang.\u00a0<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n

Hal inilah yang kemudian membuat mereka mencoba beralih ke tingwe yang secara ekonomi terbilang jauh lebih murah. Hanya dengan modal uang Rp 20 ribu, mereka bisa sebats sampai satu minggu. Perbandingan yang cukup jauh dibandingkan dengan membeli rokok di pasaran.\u00a0<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n

Keadaan pandemi yang membuat perekonomian semakin sulit dan perkara sebats jadi makin sering kemudian menjadikannya berlipatganda lagi. Sudah harga mahal, uang susah dicari, maka tingwe menjadi solusi. Daripada uang habis untuk rokok yang mahal, ya mending untuk tingwe. Begitu kira-kira.\u00a0<\/strong><\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n

Namun, faktor yang menjadi fondasi utama dari fenomenalnya tingwe ini adalah kemampuan para pedagang tembakau iris beradaptasi dengan pasar. Kini rokok tingwe tidak melulu soal tembakau yang berat, tapi juga memiliki variasi rasa. Malah ada tembakau iris yang diberikan saus rasa-rasa yang pernah ada. Maksudnya rasa rokok yang pernah ada begitu lo.\u00a0<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n

Bagi penggemar rokok putihan, ada rasa Malboro. Bagi penggemar Dji Sam Soe atau Djarum Super, tembakau dengan rasa itu juga ada. Bahkan tembakau dengan rasa-rasa susu atau sirup juga ada. Ini kemudian yang melengkapi tembakau khas macam gayo hingga bisa disukai oleh pasar perokok.\u00a0<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n

Tanpa hal terakhir, saya kira rokok tingwe tidak bakal menjadi fenomenal seperti sekarang. Karena adaptasi yang dikakukan oleh para pedagang lah kemudian tingwe bisa jadi tren di kalangan anak muda. Karena adaptasi bagi perokok dan pedagang rokok adalah keniscayaan, mengingat negara ini kerap membuat kebijakan ngaco yang harus disikapi dengan perlawanan.\u00a0<\/p>\r\n","post_title":"Beberapa Alasan Kenapa Rokok Tingwe Menjadi Tren di Masyarakat","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"beberapa-alasan-kenapa-rokok-tingwe-menjadi-tren-di-masyarakat","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-05-26 12:16:26","post_modified_gmt":"2021-05-26 05:16:26","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=7051","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4766,"post_author":"853","post_date":"2018-04-21 09:44:56","post_date_gmt":"2018-04-21 02:44:56","post_content":"Kartini adalah sosok yang menggambarkan dua sisi koin. Ia menginspirasi karena tekad dan keinginannya untuk belajar, tapi juga menjadi sebuah pembuktian betapa tunduknya perempuan terhadap patriarki. Namanya dipuja, tapi juga didebat. Bagi sebagian orang, Kartini belum cukup untuk dijadikan patron bagi perempuan.\n\nNamun, marilah kita keluar dari perdebatan itu. Situs ini bukan tempat untuk berdebat soal itu. Lebih baik, kita maknai saja satu hal yang dapat kita pelajari dari hidup Kartini: terus berjuang demi kesetaraan hak lelaki dan perempuan. Ya, Ia memang tunduk pada feodalisme dan patriarki. Namun, tidak boleh dilupakan jika dirinya telah mengupayakan sebuah pandangan baru terkait pantaskah anak perempuan mengemban pendidikan. Dan Ia turut menjadi katalisator dalam urusan itu.\n\nKartini, suka atau tidak kalian terhadapnya, telah melakukan upaya-upaya agar perempuan mendapatkan persamaan hak, terutama dalam urusan pendidikan. Ia mengupayakan agar dirinya, yang perempuan, bisa mendapat pendidikan yang sama dengan kaum pria. Meski, sekali lagi, Ia belum bisa menaklukkan budaya patriarki, yang bahkan hingga hari ini masih saja merajalela.\n\nSalah satu contoh yang paling nyata dari masih suburnya budaya patriarki itu adalah: pandangan negatif tentang perempuan yang merokok. Di luar konteks persoalan kesehatan, merokok tentu juga menjadi hak bagi kaum perempuan. Tentu saja, selama Ia telah mengikuti ketentuan umur dan pembelian, baik lelaki atau perempuan harusnya tidak dibedakan dalam persoalan merokok.\n\nNamun, dalam kekangan budaya patriarki, merokok bagi perempuan adalah hal yang tetaplah tabu. Bahkan dalam zaman yang semakin modern ini. Ketika ada perempuan yang melakukan aktivitas tersebut, kemudian mereka distigmakan sebagai perempuan nakal, tidak baik, atau segala kata yang berkonotasi dengan makna negatif.\n\nPadahal, dalam sejarahnya, industri kretek di Indonesia justru tumbuh dan berkembang dari tangan-tangan baja para perempuan hebat Indonesia. Dari begitu banyak perempuan yang terlibat, adalah Nasilah sang katalisator berkembangnya industri ini. Ia, bersama suaminya, membangun industri ini dari sebuah warung kecil yang kemudian berkembang menjadi sebuah pabrik dengan puluhan ribu tenaga kerja.\n\nSelain itu, dalam kitab terkenal Babad Tanah Jawi, dikenal sosok Roro Mendut yang tersohor karena kecantikan dan rokok jualannya. Hal yang menarik dari sosok ini adalah: kunci suksesnya berjualan rokok dikarenakan menjual Ia rokok lintingan yang direkatkan dengan jilatan air ludahnya sendiri. Bahkan hingga hari ini, masih ada ribuan ibu-ibu yang berjuang menghidupi keluarganya dari hasil melinting tembakau dan cengkeh di pabrik kretek.\n\nMengingat begitu lekatnya kehadiran perempuan dalam pertumbuhan produk ini, maka cukup mengherankan apabila masyarakat masih saja tidak bisa menerima kenyataan bahwa: perempuan juga berhak merokok. Menggelikan, memang, hidup di tengah masyarakat yang mendambakan kesucian namun abai pada sejarah dan keadaan.\n\nTapi perjuangan harus tetap berlanjut. Kartini, sepahit apapun kisah hidup yang Ia jalani, tetap melakukan sebuah upaya untuk mengubah nasib kaumnya. Perjuangan inilah yang kemudian menginspirasi banyak orang untuk ikut terlibat dalam upayanya menuntut emansipasi. Dan saya kira, para perokok perempuan tidak boleh tunduk hanya karena distigmakan negatif. Mereka harus tetap melawan pandangan buruk terhadapnya, apapun hasilnya nanti.","post_title":"Kartini dan Perempuan Perokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"kartini-dan-perempuan-perokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-10-06 01:58:47","post_modified_gmt":"2021-10-05 18:58:47","post_content_filtered":"Kartini adalah sosok yang menggambarkan dua sisi koin. Ia menginspirasi karena tekad dan keinginannya untuk belajar, tapi juga menjadi sebuah pembuktian betapa tunduknya perempuan terhadap patriarki. Namanya dipuja, tapi juga didebat. Bagi sebagian orang, Kartini belum cukup untuk dijadikan patron bagi perempuan.\r\n\r\nNamun, marilah kita keluar dari perdebatan itu. Situs ini bukan tempat untuk berdebat soal itu. Lebih baik, kita maknai saja satu hal yang dapat kita pelajari dari hidup Kartini: terus berjuang demi kesetaraan hak lelaki dan perempuan. Ya, Ia memang tunduk pada feodalisme dan patriarki. Namun, tidak boleh dilupakan jika dirinya telah mengupayakan sebuah pandangan baru terkait pantaskah anak perempuan mengemban pendidikan. Dan Ia turut menjadi katalisator dalam urusan itu.\r\n\r\nKartini, suka atau tidak kalian terhadapnya, telah melakukan upaya-upaya agar perempuan mendapatkan persamaan hak, terutama dalam urusan pendidikan. Ia mengupayakan agar dirinya, yang perempuan, bisa mendapat pendidikan yang sama dengan kaum pria. Meski, sekali lagi, Ia belum bisa menaklukkan budaya patriarki, yang bahkan hingga hari ini masih saja merajalela.\r\n\r\nSalah satu contoh yang paling nyata dari masih suburnya budaya patriarki itu adalah: pandangan negatif tentang perempuan yang merokok. Di luar konteks persoalan kesehatan, merokok tentu juga menjadi hak bagi kaum perempuan. Tentu saja, selama Ia telah mengikuti ketentuan umur dan pembelian, baik lelaki atau perempuan harusnya tidak dibedakan dalam persoalan merokok.\r\n\r\nNamun, dalam kekangan budaya patriarki, merokok bagi perempuan adalah hal yang tetaplah tabu. Bahkan dalam zaman yang semakin modern ini. Ketika ada perempuan yang melakukan aktivitas tersebut, kemudian mereka distigmakan sebagai perempuan nakal, tidak baik, atau segala kata yang berkonotasi dengan makna negatif.\r\n\r\nPadahal, dalam sejarahnya, industri kretek di Indonesia justru tumbuh dan berkembang dari tangan-tangan baja para perempuan hebat Indonesia. Dari begitu banyak perempuan yang terlibat, adalah Nasilah sang katalisator berkembangnya industri ini. Ia, bersama suaminya, membangun industri ini dari sebuah warung kecil yang kemudian berkembang menjadi sebuah pabrik dengan puluhan ribu tenaga kerja.\r\n\r\nSelain itu, dalam kitab terkenal Babad Tanah Jawi, dikenal sosok Roro Mendut yang tersohor karena kecantikan dan rokok jualannya. Hal yang menarik dari sosok ini adalah: kunci suksesnya berjualan rokok dikarenakan menjual Ia rokok lintingan yang direkatkan dengan jilatan air ludahnya sendiri. Bahkan hingga hari ini, masih ada ribuan ibu-ibu yang berjuang menghidupi keluarganya dari hasil melinting tembakau dan cengkeh di pabrik kretek.\r\n\r\nMengingat begitu lekatnya kehadiran perempuan dalam pertumbuhan produk ini, maka cukup mengherankan apabila masyarakat masih saja tidak bisa menerima kenyataan bahwa: perempuan juga berhak merokok. Menggelikan, memang, hidup di tengah masyarakat yang mendambakan kesucian namun abai pada sejarah dan keadaan.\r\n\r\nTapi perjuangan harus tetap berlanjut. Kartini, sepahit apapun kisah hidup yang Ia jalani, tetap melakukan sebuah upaya untuk mengubah nasib kaumnya. Perjuangan inilah yang kemudian menginspirasi banyak orang untuk ikut terlibat dalam upayanya menuntut emansipasi. Dan saya kira, para perokok perempuan tidak boleh tunduk hanya karena distigmakan negatif. Mereka harus tetap melawan pandangan buruk terhadapnya, apapun hasilnya nanti.","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4766","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4685,"post_author":"853","post_date":"2018-03-23 08:07:55","post_date_gmt":"2018-03-23 01:07:55","post_content":"Todung Mulya Lubis adalah ironi. Di satu sisi, Todung adalah seorang pengacara yang berkualitas. Ia pernah dengan tegas menyatakan jika Presiden Jokowi aadalah pemimpin yang tidak lulus dalan urusan penegakkan HAM. Tapi di sisi yang lain, Ia juga memuji kinerja Presiden Jokowi.\r\n\r\nDalam satu wawancara, Todung dengan mudah menyatakan bahwa dirinya menolak membantu para koruptor dan tidak mau menjadi pengacara terkait kasus korupsi. Tapi, sekali lagi, di sisi lain Todung justru menjadi pembela bagi Antony Salim yang saat itu disangkakan sebagai koruptor dalam sebuah kasus. Bahkan, Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, ketika itu memintanya mundur dari jabatan Dewan Pembina karena posisinya sebagai kuasa hukum Salim dinilai tidak etis.\r\n\r\nMungkin karena kebiasaan yang menclak-menclok inilah, Todung Mulya Lubis pernah didepak dari sebuah organisasi advokat yang ada di Indonesia. Ia pernah didepak dari Persatuan Advokat Indonesia karena kasus Salim. Todung dirasa telah melanggar kode etik advokat karena dugaan adanya konflik kepentingan dalam kasus tersebut.\r\n\r\nSelama ini Todung Mulya Lubis memang dikenal sebagai orang yang vokal terhadap urusan korupsi dan HAM. Bahkan, Todung sendiri dikenal sebagai orang yang giat membela HAM. Tapi sayang, beberapa persoalan etik dan ketidakmampuan dirinya berada di jalur yang konsisten dalam urusan HAM dan korupsi justru membawanya ke rekam jejak yang buruk.\r\n\r\nSetidaknya, Ia pernah mendapat tiga kali teguran sebelum akhirnya Ia pernah diskors untuk tidak boleh menjalankan praktik Advokat selama 1 (satu) bulan 15 (lima belas) hari oleh Dewan Kehormatan Kongres Advokat Indonesia. Pada tahun 2003, Todung pernah mendapat peringatan keras dari Peradi. Bahkan 5 tahun setelahnya, Todung diberhentikan secara tetap sebagai Advokat juga oleh Peradi.\r\n\r\nRekam buruknya di urusan profesi advokat tidak berhenti sampai di sana. Ia pernah berseteru keras dengan Otto Hasibuan karena memperebutkan kursi pimpinan Ikatan Advokat Indonesia. Malah, keduanya sempat adu gebrak meja hingga akhirnya saling melaporkan pihak lawannya ke kepolisian. Karena hal ini juga, dunia advokat sempat tercoreng namanya.\r\n\r\nPada tahun 2014, nama Todung kembali mencuat di media setelah penunjukkan dirinya sebagai anggota panitia seleksi hakim Mahkamah Konstitusi ditentang banyak pihak. Rekam jejaknya yang dianggap buruk membuatnya dirasa tak layak menjadi anggota pansel. Selain ditentang oleh Ikadin dan Peradi, penunjukkan dirinya juga ditentang oleh para hakim di MK.\r\n\r\nTahun lalu, namanya (sekali lagi) menjadi sensasi setelah dirinya dipanggil KPK terkait kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia. Dirinya diperiksa sebagai saksi dari tersangka Syafruddin Temenggung. Ketika kasus BLBI terjadi, Todung adalah pengacara Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) yang pernah dikepalai tersangka Syafruddin. Meski kemudian, belum ada tanggapan lebih lanjut dari KPK terkait posisi Todung di kasus ini.\r\n\r\nNamanya kembali mencuat setelah Ia ditunjuk sebagai Duta Besar untuk Norwegia oleh Presiden Jokowi. Ketika itu, beberapa saat setelah dilantik, Ia merasa senang mendapatkan posisi tersebut. Mengingat Norwegia dikenal sebagai negara yang amat menjunjung HAM, Ia berniat untuk banyak belajar soal HAM di sana.\r\n\r\nSayangnya, posisi dan harapan Todung untuk belajar HAM justru Ia nodai (sekali lagi) dengan pelanggaran etik yang dilakukannya. Awal bulan ini, nama Todung banyak dibahas setelah Ia menasbihkan diri menjadi pengacara bagi seorang mantan konsumen rokok yang menuntut ganti rugi hingga 1 triliun rupiah pada dua pabrik rokok nasional. Namanya digunjingkan bukan karena urusan tuntutan, tapi lebih kepada kemauannya menerima kuasa atas kasus ini meski dirinya telah menjabat sebagai duta besar.\r\n\r\nDalam Pasal 3 Undang-undang Advokat No. 18 Tahun 2003, disebutkan bahwa seorang pengacara atau advokat otomatis berhenti ketika menerima posisi sebagai pejabat negara. Selain itu, dalam pasal yang sama, disebutkan juga bahwa syarat menjadi advokat adalah tidak berstatus sebagai pegawai negeri atau pejabat negara. Hal ini berarti posisi Todung sebagai pengacara mantan perokok itu tidak bisa dibenarkan karena melanggar aturan yang ada.\r\n\r\nDengan rekam jejak yang seburuk ini, tidak terlalu mengherankan sebenarnya melihat Todung melakukan manuver semacam ini. Apalagi Ia adalah mantan Dewan Penasihat Komisi Nasional Pengendalian Tembakau. Meski begitu, tetap saja, ketika Ia menerima kuasa atas kasus tersebut, ia telah melanggar aturan dan patut diberhentikan dari posisinya sebagai Advokat juga Duta Besar. Jadikan kasus ini sebagai pelajaran agar tidak adalagi orang yang sengawur Todung dalam urusan profesi advokat. Juga, mungkin, agar menjadi pelajaran agar advokat tidak kemaruk dalam perkara mengurus sebuah kasus.","post_title":"Membaca Rekam Jejak (Buruk) Todung Mulya Lubis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"membaca-rekam-jejak-buruk-todung-mulya-lubis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-04-06 09:21:11","post_modified_gmt":"2018-04-06 02:21:11","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4685","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4655,"post_author":"853","post_date":"2018-03-09 08:52:45","post_date_gmt":"2018-03-09 01:52:45","post_content":"Tiga Cafe dengan Ruang Bebas Asap Rokok di Tangerang\r\n\r\nKekhawatiran tentang asap yang mengenai wajah ataupun terhirup oleh hidung, biasa menjadi langganan alasan protes para anti-perokok. Kemudian, terpapar asap tersebut menjadi legitimasi kuat untuk membenci para perokok.\r\n\r\nStigma-stigma kaum anti-asap dan pandangan sinisnya terhadap kaum perokok tak perlu diambil pusing. Selama para perokok merokok di kawasan merokok, tidak dekat ibu hamil dan anak-anak, maka tidak perlu ada yang dikhawatirkan.\r\n\r\nLebih baik menyalakan lilin daripada mengutuk kegelapan. Begitulah kiranya cafe-cafe dan tempat tongkrongan berprinsip. Menyediakan dua tempat untuk para pelanggan: area merokok dan tidak.\r\n\r\nBerikut cafe-cafe di Tangerang yang menyediakan area tanpa rokok untuk melindungi pelanggan bukan perokok dari asap rokok:\r\n\r\nWhat\u2019s Up Cafe\r\nKalau kalian sering melewati daerah pasar lama, terutama untuk yang hobi kulineran, tentu tau tempat yang satu ini. Ya, What\u2019s Up Cafe. Percayalah, tempat tersebut benar-benar menjanjikan untuk di dadatangi.\r\n\r\nWhat\u2019s Up Cafe sendiri perkembangannya sudah menjamur, banyak tersebar di pusat-pusat kota.\r\nNamun berbeda dengan What\u2019s Up Cafe pada umumnya. What\u2019s Up Cafe ini menawarkan suatu konsep yang unik dan menarik bagi pengunjung untuk mendapatkan kebebasan dan hak dalam menikmati bersantainya. Beralamat di Jl. Kisamaun No. 152, Pasar Lama, Sukasari, kota Tangerang. Cafe ini menyediakan menu-menu yang lezat sebagai makanan camilan.\r\n\r\nMengusung konsep cafe dengan gaya minimalis moderen, kini What\u2019s Up cafe telah memberi satu pelayanan yang istimewa. Menyediakan VIP room dan ruangan yang ber AC dengan dibatasi jendala dan pintu kaca, tempat itu diperuntukkan bagi yang ingin fokus mengerjakan tugas, tidak tersentuh dengan suara bising dari luar atau bagi yang tidak ingin terpapar dan menghirup asap rokok. Bukan maskud untuk mengisolasikan, tapi dengan hal tersebut hak sebagai pengunjung pun tersampaikan.\r\n\r\nDi bagian NON VIP ROOM. Selain tempat nya yang tidak ber-AC, di situlah tempat diperbolehkan untuk merokok. Dan juga di depannya terdapat panggung untuk penampilan akustik band. Sempat kala itu, pada saat pertama launching kafe ini mendatangkan musisi Indie seperti 4.20 dan Danilla. Kafe ini memberi kontribusi yang nyata, disaat itu juga bahwa ada penyetaraan hak dalam menonton.\r\nMeski dua musisi tersebut kadang sering dicap yang bukan-bukan, apalagi tentang Danilla dengan aktivitas merokoknya saat sedang perform. Hal tersebut tak memberi dualisme tentang penonton yang kala itu hadir dan menonton di ruang yang terpisah(VIP ROOM).\r\n\r\nDixie Sports Bar & Cafe\r\nMengsung konsep cafe yang pertama kali ada di Tangerang, Dixie Cafe memberi sebuah inovasi cafe yang unik. Bertempat di Jl.A.Damyati no.30 Pasar Lama, Tangerang. Persis di depan gor Pasar Lama.\r\n\r\nBelum lama saya menyambangi tempat ini untuk nonton bola bareng (nobar), menyaksikan tim kesayangan asal negeri Britania, sebut saja Liverpool. Juga dengan ditemani beberapa teman yang sama satu penggemar. Memang menjelang akhir pekan, biasanya cafe ini digunakan sebagai tempat nobar dari beberapa fans tim sepakbola.\r\n\r\nKesan selama berada di cafe itu dengan ditemani beberapa camilan yang hitz. Saya mengungkapkan bahwa kafe tersebut sangat memaksimalkan kenyamanan konsumen dengan menyediakan dua ruangan, yaitu indoor dan outdoor. Serta ada juga fasilitas penundukung dimulai dari live akustik, minigames serta penunjang untuk nobar seperti proyektor dan beberapa layar tv yang terpampang di beberapa sudut.\r\nVarian menu yang ditawarkan cafe ini bisa dipilih beragam makanan camilan yang pastinya sebagai teman pada saat nobar maupun bersantai dengan teman. Atau bisa juga ajak squad gaming kamu untuk berkumpul bersama.\r\n\r\nSelain itu keisitmewaan cafe olahraga ini kebetulan sekali menggandeng produsen rokok dalam negeri, yang tentu sangat pas dengan hadirnya ruang merokok (outdoor). Ruangan khusus merokok memang ditujukkan bagi para pengunjungnya yang ingin merokok. Dengan produsen yang bertagline super soccer, terbukti banyak memberi sumbangsih pada pengonsumsi rokok mulai dari tempat sampah hingga asbak sebagai identitasnya.\r\n\r\nRoti Bakar 88\r\nWarung yang terkenal di kalangan anak muda ini menampilkan desain interior yang sederhana, saya melihat kehadiran yang nampak berbeda dan tak lazim. Begitu berbeda selepas renovasi.\r\nMemang berbeda dengan roti bakar 88 yang lain pada umumnya. Roti Bakar 88 ini yang berlokasi di Jalan Kisamaun no 118, meski sudah terkenal dengan menu yang begitu banyak dan harga yang terjangkau, pas tentu untuk dompet mahasiswa yang kadang seringkali cekak.\r\nHadir memberikan ruang sederhana dan terpisah menjadi dua ruangan, Roti Bakar 88 cocok sebagai pilihan tempat nongkrong anak muda. Yang pasti sangat pas, tentunya buat tempat nongkrong sambil ngemil-ngemil ganteng.\r\n\r\nRuang luar disediakan untuk pengunjung yang ingin bercanda gurau sambil menikmati keramaian pengendara yang melintasi cafe tersebut. Tanpa melupakan hal terpenting perokok, alasan inilah kenapa dipisah menjadi area tersendiri. Di samping itu komponen dalam merokok pun disertakan, asbak dan tempat membuang sampah misalnya.\r\n\r\nItulah beberapa tempat yang menghadirkan ruang untuk pengunjung yang ingin merilekskan pikiran dari berbagai tekanan pekerjaan dan terlindung dari asap rokok. Meskipun hingga hari ini, rokok sering di persepsikan sebagai suatu aktivitas yang membahayakan dan menimbulkan kerugian orang lain.\r\n\r\nMaka dari itu, cafe sebagai area ruang publik turut memperhatikan dengan menyediakan ruang bebas asap rokok.\r\n\r\nDemikian beberapa referensi tempat tersebut ditujukkan, sehingga kita bisa memahami akan kenyamanan pelanggan yang ingin terbebas dari asap rokok. Dengan bertoleransi, sama dengan kita menghargai hak seseorang untuk mendapat kebebasan.","post_title":"Tiga Cafe dengan Ruang Bebas Asap Rokok di Tangerang","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"tiga-kafe-dengan-ruang-bebas-asap-rokok-di-tangerang","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-03-09 08:56:24","post_modified_gmt":"2018-03-09 01:56:24","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4655","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":4626,"post_author":"853","post_date":"2018-02-25 08:28:53","post_date_gmt":"2018-02-25 01:28:53","post_content":"Sejak berkembangnya \u2018industri\u2019 kopi nusantara, terutama dengan mulai bergesernya pasar kopi ke arah arabica, hampir setiap kota memiliki kedai-kedai kopi yang menyajikan biji dari belahan nusantara. Berkembang di Jogja, menyasar Jakarta, hingga akhirnya melanglang buana ke seantero negeri. Pun dengan kota tempat saya tinggal yang juga \u2018sempat\u2019 dilanda demam kopi.<\/span>\r\n\r\nDi Tangerang, kota asal saya, salah satu kedai yang layak tuju adalah Dnocturn Coffee yang terletak di Cikokol sana. Kedai ini boleh jadi adalah salah satu kedai yang memulai jamur demam kopi di sini. Dan sialnya, saya adalah salah satu orang yang menjadi pelanggan-pelanggan awal kedai ini.<\/span>\r\n\r\nDulu, sekira dua tahun lalu, sebenarnya saya memiliki sedikit masalah untuk menemukan kopi \u2018enak\u2019 di Tangerang. Maklum, kala itu saya terbiasa minum kopi di kedai-kedai yang menyajikan beragam biji kopi nusantara. Kehadiran kedai-kedai macam itu di Jakarta (dan Kopi Marjinal di Ciputat) tentu saja memudahkan kesenangan saya menyesap cairan hitam tersebut.<\/span>\r\n\r\nSialnya, di masa-masa itu pula saya lebih banyak berada di Tangerang. Pekerjaan saya di Jakarta sedang tidak menuntut banyak aktivitas hingga saya tidak perlu banyak ke kantor. Hal inilah yang kemudian membuat saya merasa kesulitan jika ingin menikmati kopi Wamena favorit saya.<\/span>\r\n\r\nTangerang memang berada di pinggiran ibukota, dan (sebenarnya) ada beberapa kedai yang menjual beragam biji kopi nusantara. Sayangnya, beberapa kali pindah-pindah kedai, saya belum menemukan satu tempat yang cocok untuk memuaskan hasrat ketika berada di kedai. Minum kopi di kedai saya kira bukanlah sekadar aktivitas menyesap minuman di gelas saja, tapi juga menjadi ajang untuk bercengkerama dengan para sahabat.<\/span>\r\n\r\nDi sebagian kedai, saya menemukan kopi enak yang cocok dengan selera saya. Namun di tempat-tempat macam ini, saya tidak bisa banyak mendapat kesenangan karena keterbatasan waktu buka plus ruang merokok yang tidak tersedia. Di sebagian yang lain, saya bisa mendapatkan waktu dan tempat untuk ngobrol dan merokok. Hanya saja di tempat yang ini kopinya kurang sesuai dengan selera saya.<\/span>\r\n\r\nBeruntung, di suatu waktu saya mendapat ajakan teman untuk ngopi-nongkrong-ngudud. Pada momen inilah, saya berkenalan dengan sebuah kedai bernama Dnocturn Coffee yang sesuai dengan imajinasi saya tentang kedai kopi yang benar dan baik: memiliki kopi enak, bisa merokok, dan buka sampai pagi. <\/span>\r\n\r\nDnocturn memang memiliki beragam menu yang amat memuaskan, mulai dari variasi biji kopi Nusantara, variasi penyajian, juga variasi minuman selain kopi. Penyajian kopinya pun sesuai dengan \u2018aturan main\u2019 bagi para penikmat kopi. Selain itu, kedai ini memiliki dua area bagi para pelanggannya yang merokok ataupun tidak. Jadi, tidak ada masalah paparan asap rokok bagi pelanggan yang tidak merokok.<\/span>\r\n\r\nDan yang terbaik dari kedai ini tentu saja waktu buka yang longgar. Meski baru membuka kedainya di kala magrib, tapi kedai ini memiliki waktu kerja yang panjang hingga para pelanggan tidak perlu khawatir jika keasyikan ngobrol bareng teman. Saya cukup sering datang ke kedai itu untuk melepas penat bertemu kawan-kawan hingga pagi menjelang. Rekor terbaik saya di kedai itu adalah baru pulang tatkala sinar matahari mulai menyentuh gelas kopi yang telah lama kosong.<\/span>\r\n\r\nSaya kira, seperti itulah harusnya kedai kopi menjalankan bisnisnya. Menjual kopi enak agar pelanggan senang, dan menyediakan kenyamanan bagi para pelanggan agar betah dan punya keinginan kembali ke kedai tersebut. Dan Dnocturn saya kira, adalah satu kedai terbaik di Tangerang yang menjalankan bisnis kopi.<\/span>\r\n\r\nKarena memang meminum kopi bukan hanya perkara kenikmatan biji kopi yang diseduh dengan cara-cara tertentu. Yang paling menyenangkan dalam menyesap kopi adalah kehadiran teman-teman yang bercerita tentang pekerjaan dan kehidupan, sembari menertawakan hidup yang semakin hari semakin kejam. Dan cara paling tepat untuk menikmati itu semua adalah dengan menyesap malam bersama kawan-kawan di kedai kopi yang menjalankan bisnisnya dengan baik. <\/span>","post_title":"Mencecap Malam di Dnocturn Coffee","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"mencecap-malam-di-dnocturn-coffee","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2018-02-25 08:29:22","post_modified_gmt":"2018-02-25 01:29:22","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=4626","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":false,"total_page":1},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

Paling Populer