logo boleh merokok putih 2

Fenomena Sektor Pertembakaun di Indonesia yang Mendunia

Petani tembakau, petani cengkeh, penikmat kretek dan industri hasil tembakau (IHT), merekalah sektor pertembakaun yang di maksud dalam tulisan ini. Keberadaan IHT dan penikmat kretek yang selalu diserang secara masif oleh gerakan antitembakau dengan upaya nemusnahkan IHT di Indonesia. Incaran mereka adalah IHT yang lebih dulu mau dihancurkan, karena IHT merupakan penyangga utama sektor pertembakauan.

Leading sector gerakan antitembakau adalah Kementrian Kesehatan, dengan dalil kesehatan dan segala macam cara dilakukan untuk membumihanguskan sektor pertembakauan di bumi Nusantara. Perlu diketahui, sektor pertembakauan adalah pemberi sokongan perekonomian Indonesia sejak dari sebelum merdeka.

Pertanian tembakau di Madura, Temanggung dan daerah lain, menjadi primadona tanaman, tidak hanya karena menjadi tumpuan hidup, tetapi juga menjadi kearifan lokal. Artinya tidak ada tumbuhan yang bisa hidup dan mempunyai nilai ekonomi tinggi selain tembakau. Luas area perkebunan tembakau saat ini tersebar di 15 provinsi di Indonesia.

Di Maluku, tanaman cengkeh sudah ada sejak ratusan tahun, sebagai tanaman asli bumi pertiwi. Bahkan dahulu tanaman cengkeh sebagai salah satu tanaman yang diperebutkan penjajah, diantaranya Belanda dan Portugis. Luas area perkebunan cengkeh sampai saat ini tersebar di 30 Provinsi se-Indonesia.

Keberadaan penikmat rokok juga sudah ada di jaman kerajaan. Misalnya, cerita Roro Mendut sang sales rokok yang melegenda. Begitu juga, keberadaan IHT di Indonesia sudah ratusan tahun, sejak abad 19an. IHT menjadi satu-satunya industri yang awal berdiri di Indonesia dan bertahan hingga sekarang. Kontribusinya sangat besar, selain menyerap tembakau dan cengkeh sebagai bahan baku utama, juga menyerap jutaan tenaga kerja. Lain itu, keberadaan IHT dari dulu hingga sekarang memberikan pemasukan kas Negara, lewat pungutan cukai, sekarang ditambah pungutan pajak daerah disebut pajak daerah dan retribusi daerah (PDRD).

Dari empat sektor pertembakauan, IHT yang paling utama disasar gerakan antitembakau kemudian baru penikmat kretek. Sedangkan pertanian tembakau dan cengkeh, hampir tidak diserang, yang ada hanya bagaimana sebagian petani beralih ke tanaman lain (diversifikasi tanaman), itupun tidak masif dan bersifat lunak. Muncul pertanyaan, apa penyebabnya sehingga terjadi demikian?

Gerakan antitembakau memiliki agenda utamanya adalah pengambilalihan pasar nikotin. Nikotin (C10H14N2) adalah zat yang identik dan secara alamiah, salah satunya terkandung dalam tembakau. Menurut ahli farmologi dan ilmuwan kesehatan, pada zat nikotin mempunyai banyak manfaat. Seperti untuk pengobatan, salah satunya sebagai bahan obat untuk terapi, bahan obat nyeri, gelisah dan depresi. Selain itu, nekotin dapat meningkatan konsentrasi bagi penyandang kelainan hiperativitas dan lemah dalam pemusatan perhatian, serta membantu meringankan penderita skizofrenia akut (penyakit mental menyebabkan gangguan berpikir), sindroma tourette (penyakit yang membuat seseorang mengeluarkan ucapan atau gerakan spontan), perkinson (kerusakan sel saraf pada otak) dan Alzheimer (penurunan daya ingat, penurunan berpikir dan berbicara).

Pada tumbuhan tembakau kandungan nikotin berkisar 0.5-3.5 persen per 100 gram tembakau. Perlu diketahui, selain tembakau, banyak tanaman di sekitar kita yang mengandung nikotin, sepeti kembang kol mengandung nikotin 3.8 gram per satu kembang, terong mengandung 10 gram per satu buah, kentang mengandung 15.3 gram per satu buah, kulit kentang mengandung 4.8 gram per satu buah, dan tomat mengandung 42.8 gram per satu buah, tomat matang mengandung 4.1 gram per satu buah.

Tanaman cengkeh pada dasarnya semua bermanfaat, tidak terkecuali ranting, pohon dan daunnya. Namun yang terbanyak dan terbaik kandungannya dan bermanfaat adalah buah cengkeh (bunga cengkeh), sebagai bahan untuk obat penghilang rasa nyeri, sebagai bahan dasar minyak wangi, mengandung bahan untuk pengawet makanan dan tidak jarang sebagai campuran masakan.

Kedua tanaman di atas (tembakau dan cengkeh) dilihat kandungannya dibutuhkan untuk kebutuhan farmasi (kesehatan). Namun pada kenyataannya, pemanfaatan kedua tanaman lebih diserap oleh industri rokok kretek, kurang lebih 96%. Jadi pada dasarnya rokok kretek berbahan dasar tanaman obat yang bermanfaat bagi tubuh, yaitu olahan tembakau dan cengkeh.

Dengan demikian, upaya yang dilakukan kelompok anti tembakau, sebetulnya dengan dalih kesehatan, ingin mengancurkan industri rokok kretek penyerap terbesar tanaman tembakau dan cengkeh. Ujung-ujungnya upaya penghancuran industri kretek untuk mengambilalih dominasi tembakau dan cengkeh sebagai bisnis kesehatan, dalam hal ini menguasai pasar tembakau dan cengkeh sebagai bahan obat.

Dimana saat Surgeon General, sebuah lembaga penelitian kesehatan modern di Amerika Serikat mempublikasikan wacana yang menyatakan nikotin pada tembakau sangat terkait untuk kesehatan. Kemudian persekutuan perusahaan farmasi dunia, lembaga kesehatan dan lembaga swadaya masyarakat di bentuk untuk antitembakau dengan kedok isu kesehatan, dengan niat akhir pengambilalihan bisnis nikotin yang terkandung pada tembakau dan manfaat minyak cengkeh sebagai bahan obat penghilang rasa nyeri.

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Penulis

Udin Badruddin

Udin Badruddin

Seorang santri dari Kudus. Saat ini aktif di Komite Nasional Penyelamatan Kretek (KNPK).