I Gusti Agung Rai Kusuma Yudha atau yang kita kenal dengan Ade Rai mempunyai pendapat berbeda dari orang kebanyakan yang berpendapat aktivitas merokok tidak ada manfaatnya bahkan justru seorang perokok sering dianggap tidak peduli kesehatan.
Pria berdarah Bali ini mengatakan salah. Masak orang merokok bodoh semua padahal banyak dari mereka yang sarjana sampai profesor juga melakukan aktivitas merokok.
“Salah, mereka (baca: perokok) peduli kesehatan tetapi tetap merokok,” kata Ade Rai dalam wawancara dengan Vasco Ruseimy dalam publikasi yang diunggah akun Youtube Macan Idealis.
Ade Rai menjelaskan ketika seseorang rapat lagi suntuk di ruangan rapat dan tidak mendapatkan kemudian keluar ruangan. Di luar ruangan itu orang menyalakan rokok kemudian tiba-tiba mendapatkan ide.
Aktivitas orang tersebut di luar ruangan dengan merokok mampu mengubah stress response menjadi relaksasi. Sistem kerja orang yang merokok tidak disadari mampu membuat proses bernapas menjadi panjang dan lambat.
Proses kerja ini ialah bagian dari pranayama yang memberikan manfaat bagi kesehatan.
Kebermanfaatan dari aktivitas merokok ini mampu membuat seseorang bisa mengatur nafas secara natural. Penikmatnya menjadi relaksasi dan menganggap aktivitas merokok menyenangkan.
Para perokok juga lebih suka menikmati rokok ketika selesai makan karena lebih nikmat.
“Habis makan ditambah merokok badan mampu mencerna makanan dengan lebih baik,” jelas Ade Rai.
Ade Rai tidak menganjurkan untuk merokok, namun dia menjelaskan bila budaya tarik dan buang napas bermanfaat bagi kesehatan. Itu yang membuat para perokok merasa nyaman dengan aktivitas relaksasi tersebut.
Lantas, apakah boleh merokok?
“Teman-teman yang merokok silahkan lanjutkan aktivitas merokoknya asal apinya tidak dinyalakan,” Kata Ade sembari bercanda.