Tidak ada yang meragukan keberadaan rokok ilegal di Indonesia. Jika ada yang masih meragukan, barangkali ia atau mereka kurang jauh mainnya. Rokok ilegal ada di mana-mana, di seluruh pelosok Indonesia. Buktinya terpampang nyata dari survei Indodata terbaru terkait konsumsi rokok ilegal di Indonesia.
Ya, rilisan terbaru terkait konsumsi rokok ilegal di Indonesia sebenarnya tidak terlalu mengejutkan bagi Cak Met. Mengapa? Karena rokok ilegal memang mudah ditemukan di warung-warung kelontong, kecuali ritel. Para pengedarnya bisa masuk dan berkamuflase. Dengan iming-iming alasan harganya lebih murah maka rokok ilegal bisa cepat habis di warung-warung kelontong.
Dan itu benar, dong. Buktinya, Indodata mencatat peningkatan persentase konsumsi rokok ilegal di Indonesia. Tahun 2022 hanya 28,12%. Lalu, tahun 2023 meningkat menjadi 30,96%. Terbaru, tahun 2024, melonjak menjadi 46,95%. Lalu, apa alasan di balik melonjaknya konsumsi rokok ilegal?
Alasan Konsumsi Rokok Ilegal di Indonesia Melonjak
Danis T. S. Wahidin selaku Direktur Eksekutif Indodata menyatakan ada tiga alasan mengapa konsumsi rokok ilegal meningkat, yaitu:
a. Harga Sangat Murah
Alasan pertama adalah harganya yang terlampaui murah. Ini bukan sekadar asumsi, tetapi data yang menyatakan demikian. Anda bayangkan, tanpa perlu membayar cukai rokok, satu slop rokok ilegal berharga Rp25.000. Jika Anda beli dari marketplace, Anda cukup membayar ongkir (kira-kira Rp10-15.000). Total, Anda hanya merogoh kocek sekitar 50 ribuan. Murah, bukan?
Bandingkan jika Anda membeli satu slop rokok legal, angka 0-nya akan bertambah. Bukan 25.000 melainkan 250.000. Tentu akan berat di ongkos, bukan? Makanya, banyak perokok yang beralih ke rokok ilegal. Dalam hal ini, pemerintah tidak bisa menyalahkan perokoknya. Sebab, itu hak perokok mau membeli yang legal atau ilegal.
b. Kemasan yang Menarik
Oleh karena tidak mengikuti standar pemerintah maka mereka bisa seenaknya saja membuat desain kemasan. Bisa jadi mereka tidak akan menambahkan gambar peringatan kesehatan seperti rokok Smth atau Mnchstr. Bahkan, mereka tidak mencantumkan kode produksi serta pabrik produksinya.
c. Kualitas dan Rasa yang Bersaing
Ini menjadi perdebatan bagi banyak perokok. Namun, beberapa merk rokok ilegal tampaknya dapat dinikmati oleh perokok. Alasannya, karena rasa dan kualitas aroma yang mendekati. Meskipun tidak seenak rokok legal, nyatanya selama masih bisa ngebul, tampaknya perokok biasa-biasa saja.
Apakah Pemerintah Khawatir?
Apakah pemerintah khawatir? Sudah pasti. Rasa khawatir itu muncul karena rokok ilegal tidak bisa menyumbang penerimaan negara. Jelas saja. Rokok ilegal tidak membayar cukai, yang dalam hal ini menjadi pemasukan negara terbesar.
Lalu, pemerintah sepertinya mulai menyadari. Buktinya, tahun 2025 tidak ada kenaikan cukai rokok. Meskipun begitu, akan terjadi penyesuaian harga jual ecer. Ya, lebih baik kita menunggu saja bagaimana respons pemerintah terkait survei terbaru Indodata terkait konsumsi rokok ilegal di Indonesia.