Baru-baru ini beberapa media online di Indonesia seperti Tempo, Antara, Media Indonesia mengeluarkan artikel yang mengatakan bahwa rokok bisa memperpendek umur.
Artikel itu bersumber pada analisis peneliti The Hindustan Times dari University College London (UCL). Para peneliti di situ mengatakan kalau pria kehilangan 17 menit dari hidupnya untuk setiap batang rokok yang dihisap, sedangkan wanita kehilangan 22 menit.
“Pada tahun 1996, wanita rata-rata merokok 13,6 batang rokok per hari. Oleh karena itu, dengan semua faktor lain tetap sama, hal ini menyebabkan perkiraan kehilangan harapan hidup per batang rokok meningkat menjadi 20 menit secara keseluruhan: 17 menit untuk pria dan 22 menit untuk wanita,” ungkap studi tersebut.
Dari situ kita sudah menemukan pola bahwa ada cap pada aktivitas merokok yang dapat membuat umur seseorang menjadi pendek. Merokok menjadi kambing hitam sebagai representasi gaya hidup tidak sehat. Tapi apakah benar begitu?
Rokok, Penyakit, dan Kematian itu Beda Soal
Baiklah. Mengenai merokok bisa memperpendek umur, kalau saya sih mau bilang, umur itu nggak ada yang tahu, Bos! (kecuali Tuhan). Kematian dan umur itu dua hal yang berbeda. Kematian dan penyakit itu juga dua hal yang berbeda juga.
Banyak kok orang di luar sana yang tidak sakit apa-apa terus meninggal. Banyak juga yang masih muda tapi sudah meninggal. Jadi kematian itu sudah takdir Tuhan. Ini bantahan spiritualnya, ya.
Polusi Udara: Penyebab Utama Kanker Paru-Paru
Mengenai bantahah yang sifatnya ilmiah, saya juga ada. Pihak WHO sendirilah yang memberikan bantahannya.
Pada 18 Oktober 2013, WHO sendiri secara resmi mengeluarkan laporan jika polusi udara luar menjadi penyebab utama kanker paru-paru.
Bukan hanya itu saja, Dr. Kurt Straif dari International Agency for Researchon Cancer (IARC), cabang dari WHO yang menjadi spesialis pada masalah kanker, menyatakan bahwa polusi udara yang ditimbulkan dari asap kendaraan, asap pembangkit tenaga listrik, asap pabrik, serta proses pemanasan yang dihasilkan oleh rumah-rumah penduduk, merupakan sumber penting pemicu kanker. Bukan rokok.
Sehingga, dari situ alangkah ganjilnya para media yang mengatakan bahwa rokok lah yang mesti bertanggungjawab sebagai barang yang dapat memperpendek umur ditempatkan sebagai penyebab utama kematian. Tunduhan yang keliru.
Suka Rokok tapi Olahraga Jauh Lebih Sehat
Bahkan saya dan mungkin kita pernah menyaksikan konten dari dr. Tirta yang mengatakan kalau perokok yang olahraga jauh lebih sehat daripada orang yang tidak merokok tapi tidak olaharga. Artinya bahwa pola hidup sehat ini adalah faktor yang penting juga. Bukan hanya rokok.
Dalam kehidupan sehari-hari juga kita lazim menemukan orang yang berumur panjang, tapi mereka masih merokok. Seperti mbah-mbah di kampung kita.
Umur mereka sudah lebih dari setengah abad tapi masih terlihat sehat dan bugar. Bukti semua itu apakah sah kalau kita mengatakan merokok dapat memperendek umur?
Saya sedang tidak mengatakan rokok itu tidak memiliki risiko. Risiko pasti ada, di semua hal juga begitu, bukan? Tapi yang ingin saya katakan, rokok bukan menjadi satu-satunya risiko terkait kematian, penyakit, dan juga pendeknya umur seseorang.