\n

Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
<\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
<\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
<\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
<\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
<\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
<\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
<\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
<\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
<\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
<\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n


<\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
<\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Kompas, 29 Maret 1987
<\/p>\n\n\n\n


<\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
<\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

Kompas, 29 Maret 1987
<\/p>\n\n\n\n


<\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
<\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

\u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

Kompas, 29 Maret 1987
<\/p>\n\n\n\n


<\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
<\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

\u201cWah, bau apa itu? Apa ganja? Apa tuan bisa ganti yang lain saja? Para penumpang di sini idak biasa mengendus bau itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

Kompas, 29 Maret 1987
<\/p>\n\n\n\n


<\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
<\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

\u201cini bukan hashish. Ini tembakau biasa campur cengkeh,\u201d jawab kawan saya. Dan karena tekadnya yang teguh mau menghisap rokok produksi negeri sendiri, kawan saya itu nekad hisap rokok kretek lagi di atas pesawat milik maskapai British Airways. Pada saat asapnya ngepul, datang lagi menghampiri seorang pramugari.<\/p>\n\n\n\n

\u201cWah, bau apa itu? Apa ganja? Apa tuan bisa ganti yang lain saja? Para penumpang di sini idak biasa mengendus bau itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

Kompas, 29 Maret 1987
<\/p>\n\n\n\n


<\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
<\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

\u201cMaaf, tuan hisap apa? Apa tuan hisap Hashish? Apa tuan sudi ganti rokok yang biasa-biasa saja?\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cini bukan hashish. Ini tembakau biasa campur cengkeh,\u201d jawab kawan saya. Dan karena tekadnya yang teguh mau menghisap rokok produksi negeri sendiri, kawan saya itu nekad hisap rokok kretek lagi di atas pesawat milik maskapai British Airways. Pada saat asapnya ngepul, datang lagi menghampiri seorang pramugari.<\/p>\n\n\n\n

\u201cWah, bau apa itu? Apa ganja? Apa tuan bisa ganti yang lain saja? Para penumpang di sini idak biasa mengendus bau itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

Kompas, 29 Maret 1987
<\/p>\n\n\n\n


<\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
<\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Dan untuk lebih membikin dia bukan inlander<\/em> yang kurang percaya harga diri sendiri, begitu mau berangkat ke luar negeri ia kempit berbungkus-bungkus rokok kretek, bukan Marlboro atau Camel atau Lucky Strike, yang kecuali untuk gengsi, asapnya biasa-biasa saja, tapi, begitu ia naik pesawat Air France, seorang pramugari menghampirinya.<\/p>\n\n\n\n

\u201cMaaf, tuan hisap apa? Apa tuan hisap Hashish? Apa tuan sudi ganti rokok yang biasa-biasa saja?\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cini bukan hashish. Ini tembakau biasa campur cengkeh,\u201d jawab kawan saya. Dan karena tekadnya yang teguh mau menghisap rokok produksi negeri sendiri, kawan saya itu nekad hisap rokok kretek lagi di atas pesawat milik maskapai British Airways. Pada saat asapnya ngepul, datang lagi menghampiri seorang pramugari.<\/p>\n\n\n\n

\u201cWah, bau apa itu? Apa ganja? Apa tuan bisa ganti yang lain saja? Para penumpang di sini idak biasa mengendus bau itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

Kompas, 29 Maret 1987
<\/p>\n\n\n\n


<\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
<\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Kawan saya yang tidak mau disebut inlander<\/em> baik gaya lama maupun baru, bertekad bulat kepingin menggunakan apa saja yang buatan dalam negeri, walau dia sama sekali tidak pernah ketemu Menteri Ginanjar Kartasasmita. Ia tidak merasa perlu memakai baju merek Charles Jourdan atau Lanvin, melainkan cukup bikinan Tegalparang yang tak beda dengan kemeja bikinan manapun di atas dunia. Ia tak merasa perlu pakai kaos merek Benetton karena produksi pinggiran kota Bandung sudah lebih dari cukup.<\/p>\n\n\n\n

Dan untuk lebih membikin dia bukan inlander<\/em> yang kurang percaya harga diri sendiri, begitu mau berangkat ke luar negeri ia kempit berbungkus-bungkus rokok kretek, bukan Marlboro atau Camel atau Lucky Strike, yang kecuali untuk gengsi, asapnya biasa-biasa saja, tapi, begitu ia naik pesawat Air France, seorang pramugari menghampirinya.<\/p>\n\n\n\n

\u201cMaaf, tuan hisap apa? Apa tuan hisap Hashish? Apa tuan sudi ganti rokok yang biasa-biasa saja?\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cini bukan hashish. Ini tembakau biasa campur cengkeh,\u201d jawab kawan saya. Dan karena tekadnya yang teguh mau menghisap rokok produksi negeri sendiri, kawan saya itu nekad hisap rokok kretek lagi di atas pesawat milik maskapai British Airways. Pada saat asapnya ngepul, datang lagi menghampiri seorang pramugari.<\/p>\n\n\n\n

\u201cWah, bau apa itu? Apa ganja? Apa tuan bisa ganti yang lain saja? Para penumpang di sini idak biasa mengendus bau itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

Kompas, 29 Maret 1987
<\/p>\n\n\n\n


<\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
<\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Oh, bisa iya dan bisa juga bukan. Jangan-jangan sang nyonya memang patriot sejati, tapi karena kebanyakan uang menjadi sedikit bingung dan hilang keseimbangan. Atau seorang suami yang sudi memakai ikat pinggang merek Etienne Aigner dan domper merek Cartier dan hanya siap berangkat golf dengan kaos merek Lacosre, apakah inlander <\/em>gaya baru? juga bisa iya dan bisa juga tidak. Boleh jadi tokoh kita ini seorang pecinta tanah air berikut produksinya, tapi sekedar menjaga martabat dan gengsi, tak menjadi apa melekatkan barang-barang mahal ke tubuh satu-satunya.<\/p>\n\n\n\n

Kawan saya yang tidak mau disebut inlander<\/em> baik gaya lama maupun baru, bertekad bulat kepingin menggunakan apa saja yang buatan dalam negeri, walau dia sama sekali tidak pernah ketemu Menteri Ginanjar Kartasasmita. Ia tidak merasa perlu memakai baju merek Charles Jourdan atau Lanvin, melainkan cukup bikinan Tegalparang yang tak beda dengan kemeja bikinan manapun di atas dunia. Ia tak merasa perlu pakai kaos merek Benetton karena produksi pinggiran kota Bandung sudah lebih dari cukup.<\/p>\n\n\n\n

Dan untuk lebih membikin dia bukan inlander<\/em> yang kurang percaya harga diri sendiri, begitu mau berangkat ke luar negeri ia kempit berbungkus-bungkus rokok kretek, bukan Marlboro atau Camel atau Lucky Strike, yang kecuali untuk gengsi, asapnya biasa-biasa saja, tapi, begitu ia naik pesawat Air France, seorang pramugari menghampirinya.<\/p>\n\n\n\n

\u201cMaaf, tuan hisap apa? Apa tuan hisap Hashish? Apa tuan sudi ganti rokok yang biasa-biasa saja?\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cini bukan hashish. Ini tembakau biasa campur cengkeh,\u201d jawab kawan saya. Dan karena tekadnya yang teguh mau menghisap rokok produksi negeri sendiri, kawan saya itu nekad hisap rokok kretek lagi di atas pesawat milik maskapai British Airways. Pada saat asapnya ngepul, datang lagi menghampiri seorang pramugari.<\/p>\n\n\n\n

\u201cWah, bau apa itu? Apa ganja? Apa tuan bisa ganti yang lain saja? Para penumpang di sini idak biasa mengendus bau itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

Kompas, 29 Maret 1987
<\/p>\n\n\n\n


<\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
<\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Sementara itu, jika seorang nyonya tidak sudi cangking tas kecuali merek Louis Vuitton walau bikinan Cibaduyut tak kalah bagusnya, berdandan dengan ramuan Yves Saint Laurent serta baju merek Calvin Klein, berkat dorongan anggapan bikinan asing itu dahsyat dan mampu naikkan gengsi, apakah terhadapnya kena pula julukan inlander<\/em> gaya baru?<\/p>\n\n\n\n

Oh, bisa iya dan bisa juga bukan. Jangan-jangan sang nyonya memang patriot sejati, tapi karena kebanyakan uang menjadi sedikit bingung dan hilang keseimbangan. Atau seorang suami yang sudi memakai ikat pinggang merek Etienne Aigner dan domper merek Cartier dan hanya siap berangkat golf dengan kaos merek Lacosre, apakah inlander <\/em>gaya baru? juga bisa iya dan bisa juga tidak. Boleh jadi tokoh kita ini seorang pecinta tanah air berikut produksinya, tapi sekedar menjaga martabat dan gengsi, tak menjadi apa melekatkan barang-barang mahal ke tubuh satu-satunya.<\/p>\n\n\n\n

Kawan saya yang tidak mau disebut inlander<\/em> baik gaya lama maupun baru, bertekad bulat kepingin menggunakan apa saja yang buatan dalam negeri, walau dia sama sekali tidak pernah ketemu Menteri Ginanjar Kartasasmita. Ia tidak merasa perlu memakai baju merek Charles Jourdan atau Lanvin, melainkan cukup bikinan Tegalparang yang tak beda dengan kemeja bikinan manapun di atas dunia. Ia tak merasa perlu pakai kaos merek Benetton karena produksi pinggiran kota Bandung sudah lebih dari cukup.<\/p>\n\n\n\n

Dan untuk lebih membikin dia bukan inlander<\/em> yang kurang percaya harga diri sendiri, begitu mau berangkat ke luar negeri ia kempit berbungkus-bungkus rokok kretek, bukan Marlboro atau Camel atau Lucky Strike, yang kecuali untuk gengsi, asapnya biasa-biasa saja, tapi, begitu ia naik pesawat Air France, seorang pramugari menghampirinya.<\/p>\n\n\n\n

\u201cMaaf, tuan hisap apa? Apa tuan hisap Hashish? Apa tuan sudi ganti rokok yang biasa-biasa saja?\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cini bukan hashish. Ini tembakau biasa campur cengkeh,\u201d jawab kawan saya. Dan karena tekadnya yang teguh mau menghisap rokok produksi negeri sendiri, kawan saya itu nekad hisap rokok kretek lagi di atas pesawat milik maskapai British Airways. Pada saat asapnya ngepul, datang lagi menghampiri seorang pramugari.<\/p>\n\n\n\n

\u201cWah, bau apa itu? Apa ganja? Apa tuan bisa ganti yang lain saja? Para penumpang di sini idak biasa mengendus bau itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

Kompas, 29 Maret 1987
<\/p>\n\n\n\n


<\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
<\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Sisa jiwa inlander<\/em> ini masih ada juga sedikit bayak di alam kemerdekaan. Pangreh praja yang punya kegemaran menginjak ke bawah dan menjilat ke atas pada dasarnya tetap kehinggapan pembawaan inlander<\/em> itu. Seorang yang senantiasa menganggap asing itu hebat dan senantiasa benar dan unggul, sebenarnya merupakan inlander <\/em>gaya baru, dan mengidap unsur-unsur budak. Bawahan yang menganggap atasannya selalu perlu ditiru dan \u201cdigugu<\/em>\u201d, tak peduli apapun yang dilakukannya, pada dasarnya punya tabiat orang jajahan, tak punya karakter bangsa mereka. Kerdil, penakut, melayang kemana angin bertiup, merupakan pakaian sehari-hari.<\/p>\n\n\n\n

Sementara itu, jika seorang nyonya tidak sudi cangking tas kecuali merek Louis Vuitton walau bikinan Cibaduyut tak kalah bagusnya, berdandan dengan ramuan Yves Saint Laurent serta baju merek Calvin Klein, berkat dorongan anggapan bikinan asing itu dahsyat dan mampu naikkan gengsi, apakah terhadapnya kena pula julukan inlander<\/em> gaya baru?<\/p>\n\n\n\n

Oh, bisa iya dan bisa juga bukan. Jangan-jangan sang nyonya memang patriot sejati, tapi karena kebanyakan uang menjadi sedikit bingung dan hilang keseimbangan. Atau seorang suami yang sudi memakai ikat pinggang merek Etienne Aigner dan domper merek Cartier dan hanya siap berangkat golf dengan kaos merek Lacosre, apakah inlander <\/em>gaya baru? juga bisa iya dan bisa juga tidak. Boleh jadi tokoh kita ini seorang pecinta tanah air berikut produksinya, tapi sekedar menjaga martabat dan gengsi, tak menjadi apa melekatkan barang-barang mahal ke tubuh satu-satunya.<\/p>\n\n\n\n

Kawan saya yang tidak mau disebut inlander<\/em> baik gaya lama maupun baru, bertekad bulat kepingin menggunakan apa saja yang buatan dalam negeri, walau dia sama sekali tidak pernah ketemu Menteri Ginanjar Kartasasmita. Ia tidak merasa perlu memakai baju merek Charles Jourdan atau Lanvin, melainkan cukup bikinan Tegalparang yang tak beda dengan kemeja bikinan manapun di atas dunia. Ia tak merasa perlu pakai kaos merek Benetton karena produksi pinggiran kota Bandung sudah lebih dari cukup.<\/p>\n\n\n\n

Dan untuk lebih membikin dia bukan inlander<\/em> yang kurang percaya harga diri sendiri, begitu mau berangkat ke luar negeri ia kempit berbungkus-bungkus rokok kretek, bukan Marlboro atau Camel atau Lucky Strike, yang kecuali untuk gengsi, asapnya biasa-biasa saja, tapi, begitu ia naik pesawat Air France, seorang pramugari menghampirinya.<\/p>\n\n\n\n

\u201cMaaf, tuan hisap apa? Apa tuan hisap Hashish? Apa tuan sudi ganti rokok yang biasa-biasa saja?\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cini bukan hashish. Ini tembakau biasa campur cengkeh,\u201d jawab kawan saya. Dan karena tekadnya yang teguh mau menghisap rokok produksi negeri sendiri, kawan saya itu nekad hisap rokok kretek lagi di atas pesawat milik maskapai British Airways. Pada saat asapnya ngepul, datang lagi menghampiri seorang pramugari.<\/p>\n\n\n\n

\u201cWah, bau apa itu? Apa ganja? Apa tuan bisa ganti yang lain saja? Para penumpang di sini idak biasa mengendus bau itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

Kompas, 29 Maret 1987
<\/p>\n\n\n\n


<\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
<\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Kecuali para nasionalis dan kaum pergerakan kebangsaan serta rakyat patriot yang bertekad merobohkan sistem itu, ada juga inlander <\/em>yang bersedia jadi budak untuk menggencet bangsa sendiri. Misalnya, para bupati dan pangreh praja yang jelek. Karena jiwanya memang dasar budak, dalam banyak hal mereka lebih nista dari tuannya sendiri. Dan karena jiwanya memang budak, mereka tak punya kepercayaan kepada kemampuan sendiri dan menganggap tuan asingnya bagai dewa putih yang berasal dari langit, dan dalam segala hal lebih unggul. Hubungan antara budak dan tuannya ini mirip dengan hubungan antara hewan sirkus dengan pelatihnya, menurut saja apa yang diperintahkan, dan meniru saja apa yang dicontohkan.<\/p>\n\n\n\n

Sisa jiwa inlander<\/em> ini masih ada juga sedikit bayak di alam kemerdekaan. Pangreh praja yang punya kegemaran menginjak ke bawah dan menjilat ke atas pada dasarnya tetap kehinggapan pembawaan inlander<\/em> itu. Seorang yang senantiasa menganggap asing itu hebat dan senantiasa benar dan unggul, sebenarnya merupakan inlander <\/em>gaya baru, dan mengidap unsur-unsur budak. Bawahan yang menganggap atasannya selalu perlu ditiru dan \u201cdigugu<\/em>\u201d, tak peduli apapun yang dilakukannya, pada dasarnya punya tabiat orang jajahan, tak punya karakter bangsa mereka. Kerdil, penakut, melayang kemana angin bertiup, merupakan pakaian sehari-hari.<\/p>\n\n\n\n

Sementara itu, jika seorang nyonya tidak sudi cangking tas kecuali merek Louis Vuitton walau bikinan Cibaduyut tak kalah bagusnya, berdandan dengan ramuan Yves Saint Laurent serta baju merek Calvin Klein, berkat dorongan anggapan bikinan asing itu dahsyat dan mampu naikkan gengsi, apakah terhadapnya kena pula julukan inlander<\/em> gaya baru?<\/p>\n\n\n\n

Oh, bisa iya dan bisa juga bukan. Jangan-jangan sang nyonya memang patriot sejati, tapi karena kebanyakan uang menjadi sedikit bingung dan hilang keseimbangan. Atau seorang suami yang sudi memakai ikat pinggang merek Etienne Aigner dan domper merek Cartier dan hanya siap berangkat golf dengan kaos merek Lacosre, apakah inlander <\/em>gaya baru? juga bisa iya dan bisa juga tidak. Boleh jadi tokoh kita ini seorang pecinta tanah air berikut produksinya, tapi sekedar menjaga martabat dan gengsi, tak menjadi apa melekatkan barang-barang mahal ke tubuh satu-satunya.<\/p>\n\n\n\n

Kawan saya yang tidak mau disebut inlander<\/em> baik gaya lama maupun baru, bertekad bulat kepingin menggunakan apa saja yang buatan dalam negeri, walau dia sama sekali tidak pernah ketemu Menteri Ginanjar Kartasasmita. Ia tidak merasa perlu memakai baju merek Charles Jourdan atau Lanvin, melainkan cukup bikinan Tegalparang yang tak beda dengan kemeja bikinan manapun di atas dunia. Ia tak merasa perlu pakai kaos merek Benetton karena produksi pinggiran kota Bandung sudah lebih dari cukup.<\/p>\n\n\n\n

Dan untuk lebih membikin dia bukan inlander<\/em> yang kurang percaya harga diri sendiri, begitu mau berangkat ke luar negeri ia kempit berbungkus-bungkus rokok kretek, bukan Marlboro atau Camel atau Lucky Strike, yang kecuali untuk gengsi, asapnya biasa-biasa saja, tapi, begitu ia naik pesawat Air France, seorang pramugari menghampirinya.<\/p>\n\n\n\n

\u201cMaaf, tuan hisap apa? Apa tuan hisap Hashish? Apa tuan sudi ganti rokok yang biasa-biasa saja?\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cini bukan hashish. Ini tembakau biasa campur cengkeh,\u201d jawab kawan saya. Dan karena tekadnya yang teguh mau menghisap rokok produksi negeri sendiri, kawan saya itu nekad hisap rokok kretek lagi di atas pesawat milik maskapai British Airways. Pada saat asapnya ngepul, datang lagi menghampiri seorang pramugari.<\/p>\n\n\n\n

\u201cWah, bau apa itu? Apa ganja? Apa tuan bisa ganti yang lain saja? Para penumpang di sini idak biasa mengendus bau itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

Kompas, 29 Maret 1987
<\/p>\n\n\n\n


<\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
<\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Baca: Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

Kecuali para nasionalis dan kaum pergerakan kebangsaan serta rakyat patriot yang bertekad merobohkan sistem itu, ada juga inlander <\/em>yang bersedia jadi budak untuk menggencet bangsa sendiri. Misalnya, para bupati dan pangreh praja yang jelek. Karena jiwanya memang dasar budak, dalam banyak hal mereka lebih nista dari tuannya sendiri. Dan karena jiwanya memang budak, mereka tak punya kepercayaan kepada kemampuan sendiri dan menganggap tuan asingnya bagai dewa putih yang berasal dari langit, dan dalam segala hal lebih unggul. Hubungan antara budak dan tuannya ini mirip dengan hubungan antara hewan sirkus dengan pelatihnya, menurut saja apa yang diperintahkan, dan meniru saja apa yang dicontohkan.<\/p>\n\n\n\n

Sisa jiwa inlander<\/em> ini masih ada juga sedikit bayak di alam kemerdekaan. Pangreh praja yang punya kegemaran menginjak ke bawah dan menjilat ke atas pada dasarnya tetap kehinggapan pembawaan inlander<\/em> itu. Seorang yang senantiasa menganggap asing itu hebat dan senantiasa benar dan unggul, sebenarnya merupakan inlander <\/em>gaya baru, dan mengidap unsur-unsur budak. Bawahan yang menganggap atasannya selalu perlu ditiru dan \u201cdigugu<\/em>\u201d, tak peduli apapun yang dilakukannya, pada dasarnya punya tabiat orang jajahan, tak punya karakter bangsa mereka. Kerdil, penakut, melayang kemana angin bertiup, merupakan pakaian sehari-hari.<\/p>\n\n\n\n

Sementara itu, jika seorang nyonya tidak sudi cangking tas kecuali merek Louis Vuitton walau bikinan Cibaduyut tak kalah bagusnya, berdandan dengan ramuan Yves Saint Laurent serta baju merek Calvin Klein, berkat dorongan anggapan bikinan asing itu dahsyat dan mampu naikkan gengsi, apakah terhadapnya kena pula julukan inlander<\/em> gaya baru?<\/p>\n\n\n\n

Oh, bisa iya dan bisa juga bukan. Jangan-jangan sang nyonya memang patriot sejati, tapi karena kebanyakan uang menjadi sedikit bingung dan hilang keseimbangan. Atau seorang suami yang sudi memakai ikat pinggang merek Etienne Aigner dan domper merek Cartier dan hanya siap berangkat golf dengan kaos merek Lacosre, apakah inlander <\/em>gaya baru? juga bisa iya dan bisa juga tidak. Boleh jadi tokoh kita ini seorang pecinta tanah air berikut produksinya, tapi sekedar menjaga martabat dan gengsi, tak menjadi apa melekatkan barang-barang mahal ke tubuh satu-satunya.<\/p>\n\n\n\n

Kawan saya yang tidak mau disebut inlander<\/em> baik gaya lama maupun baru, bertekad bulat kepingin menggunakan apa saja yang buatan dalam negeri, walau dia sama sekali tidak pernah ketemu Menteri Ginanjar Kartasasmita. Ia tidak merasa perlu memakai baju merek Charles Jourdan atau Lanvin, melainkan cukup bikinan Tegalparang yang tak beda dengan kemeja bikinan manapun di atas dunia. Ia tak merasa perlu pakai kaos merek Benetton karena produksi pinggiran kota Bandung sudah lebih dari cukup.<\/p>\n\n\n\n

Dan untuk lebih membikin dia bukan inlander<\/em> yang kurang percaya harga diri sendiri, begitu mau berangkat ke luar negeri ia kempit berbungkus-bungkus rokok kretek, bukan Marlboro atau Camel atau Lucky Strike, yang kecuali untuk gengsi, asapnya biasa-biasa saja, tapi, begitu ia naik pesawat Air France, seorang pramugari menghampirinya.<\/p>\n\n\n\n

\u201cMaaf, tuan hisap apa? Apa tuan hisap Hashish? Apa tuan sudi ganti rokok yang biasa-biasa saja?\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cini bukan hashish. Ini tembakau biasa campur cengkeh,\u201d jawab kawan saya. Dan karena tekadnya yang teguh mau menghisap rokok produksi negeri sendiri, kawan saya itu nekad hisap rokok kretek lagi di atas pesawat milik maskapai British Airways. Pada saat asapnya ngepul, datang lagi menghampiri seorang pramugari.<\/p>\n\n\n\n

\u201cWah, bau apa itu? Apa ganja? Apa tuan bisa ganti yang lain saja? Para penumpang di sini idak biasa mengendus bau itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

Kompas, 29 Maret 1987
<\/p>\n\n\n\n


<\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
<\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Sekolah kolonialisme memang berbeda-beda. Yang satu lebih brutal dari yang lain, tapi dilihat dari bintang, hakikatnya sama: mempesiang bangsa lain sebagai usaha mencari sesuap nasi. Kolonial Inggris di daerah konsesi seperti Shanghai memperlakukan orang Cina tak lebih dari binatang. Di sebuah taman kota ada tulisan di pintu gerbangnya \u201cDilarang masuk: anjing dan orang Cina\u201d. Sampai sekarang tulisan itu tidak diangkat, agar generasi demi generasi mengerti betapa jahatnya sistem itu. Tapi, kolonial Belanda di negeri ini menganggap Cina lebih tinggi derajatnya dibanding\u00a0inlander<\/em>, penduduk anak negeri seperti kita-kita ini. Mereka membagi kereta api atau trem kota dalam tiga kelas. Kelas 1 khusus untuk orang Belanda. Kelas 2 untuk Cina dan Arab. Kelas 3 alias kelas kambing buat\u00a0inlander-inlander<\/em>\u00a0anak negeri.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

Kecuali para nasionalis dan kaum pergerakan kebangsaan serta rakyat patriot yang bertekad merobohkan sistem itu, ada juga inlander <\/em>yang bersedia jadi budak untuk menggencet bangsa sendiri. Misalnya, para bupati dan pangreh praja yang jelek. Karena jiwanya memang dasar budak, dalam banyak hal mereka lebih nista dari tuannya sendiri. Dan karena jiwanya memang budak, mereka tak punya kepercayaan kepada kemampuan sendiri dan menganggap tuan asingnya bagai dewa putih yang berasal dari langit, dan dalam segala hal lebih unggul. Hubungan antara budak dan tuannya ini mirip dengan hubungan antara hewan sirkus dengan pelatihnya, menurut saja apa yang diperintahkan, dan meniru saja apa yang dicontohkan.<\/p>\n\n\n\n

Sisa jiwa inlander<\/em> ini masih ada juga sedikit bayak di alam kemerdekaan. Pangreh praja yang punya kegemaran menginjak ke bawah dan menjilat ke atas pada dasarnya tetap kehinggapan pembawaan inlander<\/em> itu. Seorang yang senantiasa menganggap asing itu hebat dan senantiasa benar dan unggul, sebenarnya merupakan inlander <\/em>gaya baru, dan mengidap unsur-unsur budak. Bawahan yang menganggap atasannya selalu perlu ditiru dan \u201cdigugu<\/em>\u201d, tak peduli apapun yang dilakukannya, pada dasarnya punya tabiat orang jajahan, tak punya karakter bangsa mereka. Kerdil, penakut, melayang kemana angin bertiup, merupakan pakaian sehari-hari.<\/p>\n\n\n\n

Sementara itu, jika seorang nyonya tidak sudi cangking tas kecuali merek Louis Vuitton walau bikinan Cibaduyut tak kalah bagusnya, berdandan dengan ramuan Yves Saint Laurent serta baju merek Calvin Klein, berkat dorongan anggapan bikinan asing itu dahsyat dan mampu naikkan gengsi, apakah terhadapnya kena pula julukan inlander<\/em> gaya baru?<\/p>\n\n\n\n

Oh, bisa iya dan bisa juga bukan. Jangan-jangan sang nyonya memang patriot sejati, tapi karena kebanyakan uang menjadi sedikit bingung dan hilang keseimbangan. Atau seorang suami yang sudi memakai ikat pinggang merek Etienne Aigner dan domper merek Cartier dan hanya siap berangkat golf dengan kaos merek Lacosre, apakah inlander <\/em>gaya baru? juga bisa iya dan bisa juga tidak. Boleh jadi tokoh kita ini seorang pecinta tanah air berikut produksinya, tapi sekedar menjaga martabat dan gengsi, tak menjadi apa melekatkan barang-barang mahal ke tubuh satu-satunya.<\/p>\n\n\n\n

Kawan saya yang tidak mau disebut inlander<\/em> baik gaya lama maupun baru, bertekad bulat kepingin menggunakan apa saja yang buatan dalam negeri, walau dia sama sekali tidak pernah ketemu Menteri Ginanjar Kartasasmita. Ia tidak merasa perlu memakai baju merek Charles Jourdan atau Lanvin, melainkan cukup bikinan Tegalparang yang tak beda dengan kemeja bikinan manapun di atas dunia. Ia tak merasa perlu pakai kaos merek Benetton karena produksi pinggiran kota Bandung sudah lebih dari cukup.<\/p>\n\n\n\n

Dan untuk lebih membikin dia bukan inlander<\/em> yang kurang percaya harga diri sendiri, begitu mau berangkat ke luar negeri ia kempit berbungkus-bungkus rokok kretek, bukan Marlboro atau Camel atau Lucky Strike, yang kecuali untuk gengsi, asapnya biasa-biasa saja, tapi, begitu ia naik pesawat Air France, seorang pramugari menghampirinya.<\/p>\n\n\n\n

\u201cMaaf, tuan hisap apa? Apa tuan hisap Hashish? Apa tuan sudi ganti rokok yang biasa-biasa saja?\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cini bukan hashish. Ini tembakau biasa campur cengkeh,\u201d jawab kawan saya. Dan karena tekadnya yang teguh mau menghisap rokok produksi negeri sendiri, kawan saya itu nekad hisap rokok kretek lagi di atas pesawat milik maskapai British Airways. Pada saat asapnya ngepul, datang lagi menghampiri seorang pramugari.<\/p>\n\n\n\n

\u201cWah, bau apa itu? Apa ganja? Apa tuan bisa ganti yang lain saja? Para penumpang di sini idak biasa mengendus bau itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

Kompas, 29 Maret 1987
<\/p>\n\n\n\n


<\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
<\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Oleh: Mahbub Djunaidi<\/p>\n\n\n\n

Sekolah kolonialisme memang berbeda-beda. Yang satu lebih brutal dari yang lain, tapi dilihat dari bintang, hakikatnya sama: mempesiang bangsa lain sebagai usaha mencari sesuap nasi. Kolonial Inggris di daerah konsesi seperti Shanghai memperlakukan orang Cina tak lebih dari binatang. Di sebuah taman kota ada tulisan di pintu gerbangnya \u201cDilarang masuk: anjing dan orang Cina\u201d. Sampai sekarang tulisan itu tidak diangkat, agar generasi demi generasi mengerti betapa jahatnya sistem itu. Tapi, kolonial Belanda di negeri ini menganggap Cina lebih tinggi derajatnya dibanding\u00a0inlander<\/em>, penduduk anak negeri seperti kita-kita ini. Mereka membagi kereta api atau trem kota dalam tiga kelas. Kelas 1 khusus untuk orang Belanda. Kelas 2 untuk Cina dan Arab. Kelas 3 alias kelas kambing buat\u00a0inlander-inlander<\/em>\u00a0anak negeri.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

Kecuali para nasionalis dan kaum pergerakan kebangsaan serta rakyat patriot yang bertekad merobohkan sistem itu, ada juga inlander <\/em>yang bersedia jadi budak untuk menggencet bangsa sendiri. Misalnya, para bupati dan pangreh praja yang jelek. Karena jiwanya memang dasar budak, dalam banyak hal mereka lebih nista dari tuannya sendiri. Dan karena jiwanya memang budak, mereka tak punya kepercayaan kepada kemampuan sendiri dan menganggap tuan asingnya bagai dewa putih yang berasal dari langit, dan dalam segala hal lebih unggul. Hubungan antara budak dan tuannya ini mirip dengan hubungan antara hewan sirkus dengan pelatihnya, menurut saja apa yang diperintahkan, dan meniru saja apa yang dicontohkan.<\/p>\n\n\n\n

Sisa jiwa inlander<\/em> ini masih ada juga sedikit bayak di alam kemerdekaan. Pangreh praja yang punya kegemaran menginjak ke bawah dan menjilat ke atas pada dasarnya tetap kehinggapan pembawaan inlander<\/em> itu. Seorang yang senantiasa menganggap asing itu hebat dan senantiasa benar dan unggul, sebenarnya merupakan inlander <\/em>gaya baru, dan mengidap unsur-unsur budak. Bawahan yang menganggap atasannya selalu perlu ditiru dan \u201cdigugu<\/em>\u201d, tak peduli apapun yang dilakukannya, pada dasarnya punya tabiat orang jajahan, tak punya karakter bangsa mereka. Kerdil, penakut, melayang kemana angin bertiup, merupakan pakaian sehari-hari.<\/p>\n\n\n\n

Sementara itu, jika seorang nyonya tidak sudi cangking tas kecuali merek Louis Vuitton walau bikinan Cibaduyut tak kalah bagusnya, berdandan dengan ramuan Yves Saint Laurent serta baju merek Calvin Klein, berkat dorongan anggapan bikinan asing itu dahsyat dan mampu naikkan gengsi, apakah terhadapnya kena pula julukan inlander<\/em> gaya baru?<\/p>\n\n\n\n

Oh, bisa iya dan bisa juga bukan. Jangan-jangan sang nyonya memang patriot sejati, tapi karena kebanyakan uang menjadi sedikit bingung dan hilang keseimbangan. Atau seorang suami yang sudi memakai ikat pinggang merek Etienne Aigner dan domper merek Cartier dan hanya siap berangkat golf dengan kaos merek Lacosre, apakah inlander <\/em>gaya baru? juga bisa iya dan bisa juga tidak. Boleh jadi tokoh kita ini seorang pecinta tanah air berikut produksinya, tapi sekedar menjaga martabat dan gengsi, tak menjadi apa melekatkan barang-barang mahal ke tubuh satu-satunya.<\/p>\n\n\n\n

Kawan saya yang tidak mau disebut inlander<\/em> baik gaya lama maupun baru, bertekad bulat kepingin menggunakan apa saja yang buatan dalam negeri, walau dia sama sekali tidak pernah ketemu Menteri Ginanjar Kartasasmita. Ia tidak merasa perlu memakai baju merek Charles Jourdan atau Lanvin, melainkan cukup bikinan Tegalparang yang tak beda dengan kemeja bikinan manapun di atas dunia. Ia tak merasa perlu pakai kaos merek Benetton karena produksi pinggiran kota Bandung sudah lebih dari cukup.<\/p>\n\n\n\n

Dan untuk lebih membikin dia bukan inlander<\/em> yang kurang percaya harga diri sendiri, begitu mau berangkat ke luar negeri ia kempit berbungkus-bungkus rokok kretek, bukan Marlboro atau Camel atau Lucky Strike, yang kecuali untuk gengsi, asapnya biasa-biasa saja, tapi, begitu ia naik pesawat Air France, seorang pramugari menghampirinya.<\/p>\n\n\n\n

\u201cMaaf, tuan hisap apa? Apa tuan hisap Hashish? Apa tuan sudi ganti rokok yang biasa-biasa saja?\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cini bukan hashish. Ini tembakau biasa campur cengkeh,\u201d jawab kawan saya. Dan karena tekadnya yang teguh mau menghisap rokok produksi negeri sendiri, kawan saya itu nekad hisap rokok kretek lagi di atas pesawat milik maskapai British Airways. Pada saat asapnya ngepul, datang lagi menghampiri seorang pramugari.<\/p>\n\n\n\n

\u201cWah, bau apa itu? Apa ganja? Apa tuan bisa ganti yang lain saja? Para penumpang di sini idak biasa mengendus bau itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

Kompas, 29 Maret 1987
<\/p>\n\n\n\n


<\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
<\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Kretek<\/h2>\n\n\n\n

Oleh: Mahbub Djunaidi<\/p>\n\n\n\n

Sekolah kolonialisme memang berbeda-beda. Yang satu lebih brutal dari yang lain, tapi dilihat dari bintang, hakikatnya sama: mempesiang bangsa lain sebagai usaha mencari sesuap nasi. Kolonial Inggris di daerah konsesi seperti Shanghai memperlakukan orang Cina tak lebih dari binatang. Di sebuah taman kota ada tulisan di pintu gerbangnya \u201cDilarang masuk: anjing dan orang Cina\u201d. Sampai sekarang tulisan itu tidak diangkat, agar generasi demi generasi mengerti betapa jahatnya sistem itu. Tapi, kolonial Belanda di negeri ini menganggap Cina lebih tinggi derajatnya dibanding\u00a0inlander<\/em>, penduduk anak negeri seperti kita-kita ini. Mereka membagi kereta api atau trem kota dalam tiga kelas. Kelas 1 khusus untuk orang Belanda. Kelas 2 untuk Cina dan Arab. Kelas 3 alias kelas kambing buat\u00a0inlander-inlander<\/em>\u00a0anak negeri.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

Kecuali para nasionalis dan kaum pergerakan kebangsaan serta rakyat patriot yang bertekad merobohkan sistem itu, ada juga inlander <\/em>yang bersedia jadi budak untuk menggencet bangsa sendiri. Misalnya, para bupati dan pangreh praja yang jelek. Karena jiwanya memang dasar budak, dalam banyak hal mereka lebih nista dari tuannya sendiri. Dan karena jiwanya memang budak, mereka tak punya kepercayaan kepada kemampuan sendiri dan menganggap tuan asingnya bagai dewa putih yang berasal dari langit, dan dalam segala hal lebih unggul. Hubungan antara budak dan tuannya ini mirip dengan hubungan antara hewan sirkus dengan pelatihnya, menurut saja apa yang diperintahkan, dan meniru saja apa yang dicontohkan.<\/p>\n\n\n\n

Sisa jiwa inlander<\/em> ini masih ada juga sedikit bayak di alam kemerdekaan. Pangreh praja yang punya kegemaran menginjak ke bawah dan menjilat ke atas pada dasarnya tetap kehinggapan pembawaan inlander<\/em> itu. Seorang yang senantiasa menganggap asing itu hebat dan senantiasa benar dan unggul, sebenarnya merupakan inlander <\/em>gaya baru, dan mengidap unsur-unsur budak. Bawahan yang menganggap atasannya selalu perlu ditiru dan \u201cdigugu<\/em>\u201d, tak peduli apapun yang dilakukannya, pada dasarnya punya tabiat orang jajahan, tak punya karakter bangsa mereka. Kerdil, penakut, melayang kemana angin bertiup, merupakan pakaian sehari-hari.<\/p>\n\n\n\n

Sementara itu, jika seorang nyonya tidak sudi cangking tas kecuali merek Louis Vuitton walau bikinan Cibaduyut tak kalah bagusnya, berdandan dengan ramuan Yves Saint Laurent serta baju merek Calvin Klein, berkat dorongan anggapan bikinan asing itu dahsyat dan mampu naikkan gengsi, apakah terhadapnya kena pula julukan inlander<\/em> gaya baru?<\/p>\n\n\n\n

Oh, bisa iya dan bisa juga bukan. Jangan-jangan sang nyonya memang patriot sejati, tapi karena kebanyakan uang menjadi sedikit bingung dan hilang keseimbangan. Atau seorang suami yang sudi memakai ikat pinggang merek Etienne Aigner dan domper merek Cartier dan hanya siap berangkat golf dengan kaos merek Lacosre, apakah inlander <\/em>gaya baru? juga bisa iya dan bisa juga tidak. Boleh jadi tokoh kita ini seorang pecinta tanah air berikut produksinya, tapi sekedar menjaga martabat dan gengsi, tak menjadi apa melekatkan barang-barang mahal ke tubuh satu-satunya.<\/p>\n\n\n\n

Kawan saya yang tidak mau disebut inlander<\/em> baik gaya lama maupun baru, bertekad bulat kepingin menggunakan apa saja yang buatan dalam negeri, walau dia sama sekali tidak pernah ketemu Menteri Ginanjar Kartasasmita. Ia tidak merasa perlu memakai baju merek Charles Jourdan atau Lanvin, melainkan cukup bikinan Tegalparang yang tak beda dengan kemeja bikinan manapun di atas dunia. Ia tak merasa perlu pakai kaos merek Benetton karena produksi pinggiran kota Bandung sudah lebih dari cukup.<\/p>\n\n\n\n

Dan untuk lebih membikin dia bukan inlander<\/em> yang kurang percaya harga diri sendiri, begitu mau berangkat ke luar negeri ia kempit berbungkus-bungkus rokok kretek, bukan Marlboro atau Camel atau Lucky Strike, yang kecuali untuk gengsi, asapnya biasa-biasa saja, tapi, begitu ia naik pesawat Air France, seorang pramugari menghampirinya.<\/p>\n\n\n\n

\u201cMaaf, tuan hisap apa? Apa tuan hisap Hashish? Apa tuan sudi ganti rokok yang biasa-biasa saja?\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cini bukan hashish. Ini tembakau biasa campur cengkeh,\u201d jawab kawan saya. Dan karena tekadnya yang teguh mau menghisap rokok produksi negeri sendiri, kawan saya itu nekad hisap rokok kretek lagi di atas pesawat milik maskapai British Airways. Pada saat asapnya ngepul, datang lagi menghampiri seorang pramugari.<\/p>\n\n\n\n

\u201cWah, bau apa itu? Apa ganja? Apa tuan bisa ganti yang lain saja? Para penumpang di sini idak biasa mengendus bau itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

Kompas, 29 Maret 1987
<\/p>\n\n\n\n


<\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
<\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Tulisan Mahbub Djunaidi tentang kretek yang diberi judul \u2018Kretek\u2019 ini juga relevan dengan kondisi saat ini, bagaimana asing begitu mendikte negara ini dalam hal menyikapi rokok kretek. Lewat kaum anti-rokok pihak asing hendak menyingkirkan kretek. Secara halus, begitu halus, Mahbub Djunaidi mengkritik asing itu. Saya sadur seluruhnya saja tulisan Mahbub Djunaidi 32 tahun lalu itu di sini.<\/p>\n\n\n\n

Kretek<\/h2>\n\n\n\n

Oleh: Mahbub Djunaidi<\/p>\n\n\n\n

Sekolah kolonialisme memang berbeda-beda. Yang satu lebih brutal dari yang lain, tapi dilihat dari bintang, hakikatnya sama: mempesiang bangsa lain sebagai usaha mencari sesuap nasi. Kolonial Inggris di daerah konsesi seperti Shanghai memperlakukan orang Cina tak lebih dari binatang. Di sebuah taman kota ada tulisan di pintu gerbangnya \u201cDilarang masuk: anjing dan orang Cina\u201d. Sampai sekarang tulisan itu tidak diangkat, agar generasi demi generasi mengerti betapa jahatnya sistem itu. Tapi, kolonial Belanda di negeri ini menganggap Cina lebih tinggi derajatnya dibanding\u00a0inlander<\/em>, penduduk anak negeri seperti kita-kita ini. Mereka membagi kereta api atau trem kota dalam tiga kelas. Kelas 1 khusus untuk orang Belanda. Kelas 2 untuk Cina dan Arab. Kelas 3 alias kelas kambing buat\u00a0inlander-inlander<\/em>\u00a0anak negeri.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

Kecuali para nasionalis dan kaum pergerakan kebangsaan serta rakyat patriot yang bertekad merobohkan sistem itu, ada juga inlander <\/em>yang bersedia jadi budak untuk menggencet bangsa sendiri. Misalnya, para bupati dan pangreh praja yang jelek. Karena jiwanya memang dasar budak, dalam banyak hal mereka lebih nista dari tuannya sendiri. Dan karena jiwanya memang budak, mereka tak punya kepercayaan kepada kemampuan sendiri dan menganggap tuan asingnya bagai dewa putih yang berasal dari langit, dan dalam segala hal lebih unggul. Hubungan antara budak dan tuannya ini mirip dengan hubungan antara hewan sirkus dengan pelatihnya, menurut saja apa yang diperintahkan, dan meniru saja apa yang dicontohkan.<\/p>\n\n\n\n

Sisa jiwa inlander<\/em> ini masih ada juga sedikit bayak di alam kemerdekaan. Pangreh praja yang punya kegemaran menginjak ke bawah dan menjilat ke atas pada dasarnya tetap kehinggapan pembawaan inlander<\/em> itu. Seorang yang senantiasa menganggap asing itu hebat dan senantiasa benar dan unggul, sebenarnya merupakan inlander <\/em>gaya baru, dan mengidap unsur-unsur budak. Bawahan yang menganggap atasannya selalu perlu ditiru dan \u201cdigugu<\/em>\u201d, tak peduli apapun yang dilakukannya, pada dasarnya punya tabiat orang jajahan, tak punya karakter bangsa mereka. Kerdil, penakut, melayang kemana angin bertiup, merupakan pakaian sehari-hari.<\/p>\n\n\n\n

Sementara itu, jika seorang nyonya tidak sudi cangking tas kecuali merek Louis Vuitton walau bikinan Cibaduyut tak kalah bagusnya, berdandan dengan ramuan Yves Saint Laurent serta baju merek Calvin Klein, berkat dorongan anggapan bikinan asing itu dahsyat dan mampu naikkan gengsi, apakah terhadapnya kena pula julukan inlander<\/em> gaya baru?<\/p>\n\n\n\n

Oh, bisa iya dan bisa juga bukan. Jangan-jangan sang nyonya memang patriot sejati, tapi karena kebanyakan uang menjadi sedikit bingung dan hilang keseimbangan. Atau seorang suami yang sudi memakai ikat pinggang merek Etienne Aigner dan domper merek Cartier dan hanya siap berangkat golf dengan kaos merek Lacosre, apakah inlander <\/em>gaya baru? juga bisa iya dan bisa juga tidak. Boleh jadi tokoh kita ini seorang pecinta tanah air berikut produksinya, tapi sekedar menjaga martabat dan gengsi, tak menjadi apa melekatkan barang-barang mahal ke tubuh satu-satunya.<\/p>\n\n\n\n

Kawan saya yang tidak mau disebut inlander<\/em> baik gaya lama maupun baru, bertekad bulat kepingin menggunakan apa saja yang buatan dalam negeri, walau dia sama sekali tidak pernah ketemu Menteri Ginanjar Kartasasmita. Ia tidak merasa perlu memakai baju merek Charles Jourdan atau Lanvin, melainkan cukup bikinan Tegalparang yang tak beda dengan kemeja bikinan manapun di atas dunia. Ia tak merasa perlu pakai kaos merek Benetton karena produksi pinggiran kota Bandung sudah lebih dari cukup.<\/p>\n\n\n\n

Dan untuk lebih membikin dia bukan inlander<\/em> yang kurang percaya harga diri sendiri, begitu mau berangkat ke luar negeri ia kempit berbungkus-bungkus rokok kretek, bukan Marlboro atau Camel atau Lucky Strike, yang kecuali untuk gengsi, asapnya biasa-biasa saja, tapi, begitu ia naik pesawat Air France, seorang pramugari menghampirinya.<\/p>\n\n\n\n

\u201cMaaf, tuan hisap apa? Apa tuan hisap Hashish? Apa tuan sudi ganti rokok yang biasa-biasa saja?\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cini bukan hashish. Ini tembakau biasa campur cengkeh,\u201d jawab kawan saya. Dan karena tekadnya yang teguh mau menghisap rokok produksi negeri sendiri, kawan saya itu nekad hisap rokok kretek lagi di atas pesawat milik maskapai British Airways. Pada saat asapnya ngepul, datang lagi menghampiri seorang pramugari.<\/p>\n\n\n\n

\u201cWah, bau apa itu? Apa ganja? Apa tuan bisa ganti yang lain saja? Para penumpang di sini idak biasa mengendus bau itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

Kompas, 29 Maret 1987
<\/p>\n\n\n\n


<\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
<\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Bukan hanya K.H Agus Salim yang memiliki kisah kretek dengan luar negeri, ada banyak lainnya, salah satunya, Mahbub Djunaidi, tokoh Betawi, tokoh NU, wartawan jempolan, kolumnis produktif, dan banyak hal keren lainnya terkumpul dalam satu orang ini. Kekhasannya dalam menghasilkan karya tulis, mampu membikin tulisan bertema berat dalam kemasan humor dan enak dibaca, membikin hampir semua penulis Indonesia mengagumi tulisannya. Tulisan Mahbub Djunaidi terkait kretek, yang tayang di Koran Kompas pada 29 Maret 1987, lebih 32 tahun lalu, juga dikemas dalam suasana humor dan ringan dibaca namun sarat kritik yang menohok. <\/p>\n\n\n\n

Tulisan Mahbub Djunaidi tentang kretek yang diberi judul \u2018Kretek\u2019 ini juga relevan dengan kondisi saat ini, bagaimana asing begitu mendikte negara ini dalam hal menyikapi rokok kretek. Lewat kaum anti-rokok pihak asing hendak menyingkirkan kretek. Secara halus, begitu halus, Mahbub Djunaidi mengkritik asing itu. Saya sadur seluruhnya saja tulisan Mahbub Djunaidi 32 tahun lalu itu di sini.<\/p>\n\n\n\n

Kretek<\/h2>\n\n\n\n

Oleh: Mahbub Djunaidi<\/p>\n\n\n\n

Sekolah kolonialisme memang berbeda-beda. Yang satu lebih brutal dari yang lain, tapi dilihat dari bintang, hakikatnya sama: mempesiang bangsa lain sebagai usaha mencari sesuap nasi. Kolonial Inggris di daerah konsesi seperti Shanghai memperlakukan orang Cina tak lebih dari binatang. Di sebuah taman kota ada tulisan di pintu gerbangnya \u201cDilarang masuk: anjing dan orang Cina\u201d. Sampai sekarang tulisan itu tidak diangkat, agar generasi demi generasi mengerti betapa jahatnya sistem itu. Tapi, kolonial Belanda di negeri ini menganggap Cina lebih tinggi derajatnya dibanding\u00a0inlander<\/em>, penduduk anak negeri seperti kita-kita ini. Mereka membagi kereta api atau trem kota dalam tiga kelas. Kelas 1 khusus untuk orang Belanda. Kelas 2 untuk Cina dan Arab. Kelas 3 alias kelas kambing buat\u00a0inlander-inlander<\/em>\u00a0anak negeri.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

Kecuali para nasionalis dan kaum pergerakan kebangsaan serta rakyat patriot yang bertekad merobohkan sistem itu, ada juga inlander <\/em>yang bersedia jadi budak untuk menggencet bangsa sendiri. Misalnya, para bupati dan pangreh praja yang jelek. Karena jiwanya memang dasar budak, dalam banyak hal mereka lebih nista dari tuannya sendiri. Dan karena jiwanya memang budak, mereka tak punya kepercayaan kepada kemampuan sendiri dan menganggap tuan asingnya bagai dewa putih yang berasal dari langit, dan dalam segala hal lebih unggul. Hubungan antara budak dan tuannya ini mirip dengan hubungan antara hewan sirkus dengan pelatihnya, menurut saja apa yang diperintahkan, dan meniru saja apa yang dicontohkan.<\/p>\n\n\n\n

Sisa jiwa inlander<\/em> ini masih ada juga sedikit bayak di alam kemerdekaan. Pangreh praja yang punya kegemaran menginjak ke bawah dan menjilat ke atas pada dasarnya tetap kehinggapan pembawaan inlander<\/em> itu. Seorang yang senantiasa menganggap asing itu hebat dan senantiasa benar dan unggul, sebenarnya merupakan inlander <\/em>gaya baru, dan mengidap unsur-unsur budak. Bawahan yang menganggap atasannya selalu perlu ditiru dan \u201cdigugu<\/em>\u201d, tak peduli apapun yang dilakukannya, pada dasarnya punya tabiat orang jajahan, tak punya karakter bangsa mereka. Kerdil, penakut, melayang kemana angin bertiup, merupakan pakaian sehari-hari.<\/p>\n\n\n\n

Sementara itu, jika seorang nyonya tidak sudi cangking tas kecuali merek Louis Vuitton walau bikinan Cibaduyut tak kalah bagusnya, berdandan dengan ramuan Yves Saint Laurent serta baju merek Calvin Klein, berkat dorongan anggapan bikinan asing itu dahsyat dan mampu naikkan gengsi, apakah terhadapnya kena pula julukan inlander<\/em> gaya baru?<\/p>\n\n\n\n

Oh, bisa iya dan bisa juga bukan. Jangan-jangan sang nyonya memang patriot sejati, tapi karena kebanyakan uang menjadi sedikit bingung dan hilang keseimbangan. Atau seorang suami yang sudi memakai ikat pinggang merek Etienne Aigner dan domper merek Cartier dan hanya siap berangkat golf dengan kaos merek Lacosre, apakah inlander <\/em>gaya baru? juga bisa iya dan bisa juga tidak. Boleh jadi tokoh kita ini seorang pecinta tanah air berikut produksinya, tapi sekedar menjaga martabat dan gengsi, tak menjadi apa melekatkan barang-barang mahal ke tubuh satu-satunya.<\/p>\n\n\n\n

Kawan saya yang tidak mau disebut inlander<\/em> baik gaya lama maupun baru, bertekad bulat kepingin menggunakan apa saja yang buatan dalam negeri, walau dia sama sekali tidak pernah ketemu Menteri Ginanjar Kartasasmita. Ia tidak merasa perlu memakai baju merek Charles Jourdan atau Lanvin, melainkan cukup bikinan Tegalparang yang tak beda dengan kemeja bikinan manapun di atas dunia. Ia tak merasa perlu pakai kaos merek Benetton karena produksi pinggiran kota Bandung sudah lebih dari cukup.<\/p>\n\n\n\n

Dan untuk lebih membikin dia bukan inlander<\/em> yang kurang percaya harga diri sendiri, begitu mau berangkat ke luar negeri ia kempit berbungkus-bungkus rokok kretek, bukan Marlboro atau Camel atau Lucky Strike, yang kecuali untuk gengsi, asapnya biasa-biasa saja, tapi, begitu ia naik pesawat Air France, seorang pramugari menghampirinya.<\/p>\n\n\n\n

\u201cMaaf, tuan hisap apa? Apa tuan hisap Hashish? Apa tuan sudi ganti rokok yang biasa-biasa saja?\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cini bukan hashish. Ini tembakau biasa campur cengkeh,\u201d jawab kawan saya. Dan karena tekadnya yang teguh mau menghisap rokok produksi negeri sendiri, kawan saya itu nekad hisap rokok kretek lagi di atas pesawat milik maskapai British Airways. Pada saat asapnya ngepul, datang lagi menghampiri seorang pramugari.<\/p>\n\n\n\n

\u201cWah, bau apa itu? Apa ganja? Apa tuan bisa ganti yang lain saja? Para penumpang di sini idak biasa mengendus bau itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

Kompas, 29 Maret 1987
<\/p>\n\n\n\n


<\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
<\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Baca: Sosiawan Leak Bercerita Soal Rokok dan Do\u2019a<\/a><\/p>\n\n\n\n

Bukan hanya K.H Agus Salim yang memiliki kisah kretek dengan luar negeri, ada banyak lainnya, salah satunya, Mahbub Djunaidi, tokoh Betawi, tokoh NU, wartawan jempolan, kolumnis produktif, dan banyak hal keren lainnya terkumpul dalam satu orang ini. Kekhasannya dalam menghasilkan karya tulis, mampu membikin tulisan bertema berat dalam kemasan humor dan enak dibaca, membikin hampir semua penulis Indonesia mengagumi tulisannya. Tulisan Mahbub Djunaidi terkait kretek, yang tayang di Koran Kompas pada 29 Maret 1987, lebih 32 tahun lalu, juga dikemas dalam suasana humor dan ringan dibaca namun sarat kritik yang menohok. <\/p>\n\n\n\n

Tulisan Mahbub Djunaidi tentang kretek yang diberi judul \u2018Kretek\u2019 ini juga relevan dengan kondisi saat ini, bagaimana asing begitu mendikte negara ini dalam hal menyikapi rokok kretek. Lewat kaum anti-rokok pihak asing hendak menyingkirkan kretek. Secara halus, begitu halus, Mahbub Djunaidi mengkritik asing itu. Saya sadur seluruhnya saja tulisan Mahbub Djunaidi 32 tahun lalu itu di sini.<\/p>\n\n\n\n

Kretek<\/h2>\n\n\n\n

Oleh: Mahbub Djunaidi<\/p>\n\n\n\n

Sekolah kolonialisme memang berbeda-beda. Yang satu lebih brutal dari yang lain, tapi dilihat dari bintang, hakikatnya sama: mempesiang bangsa lain sebagai usaha mencari sesuap nasi. Kolonial Inggris di daerah konsesi seperti Shanghai memperlakukan orang Cina tak lebih dari binatang. Di sebuah taman kota ada tulisan di pintu gerbangnya \u201cDilarang masuk: anjing dan orang Cina\u201d. Sampai sekarang tulisan itu tidak diangkat, agar generasi demi generasi mengerti betapa jahatnya sistem itu. Tapi, kolonial Belanda di negeri ini menganggap Cina lebih tinggi derajatnya dibanding\u00a0inlander<\/em>, penduduk anak negeri seperti kita-kita ini. Mereka membagi kereta api atau trem kota dalam tiga kelas. Kelas 1 khusus untuk orang Belanda. Kelas 2 untuk Cina dan Arab. Kelas 3 alias kelas kambing buat\u00a0inlander-inlander<\/em>\u00a0anak negeri.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

Kecuali para nasionalis dan kaum pergerakan kebangsaan serta rakyat patriot yang bertekad merobohkan sistem itu, ada juga inlander <\/em>yang bersedia jadi budak untuk menggencet bangsa sendiri. Misalnya, para bupati dan pangreh praja yang jelek. Karena jiwanya memang dasar budak, dalam banyak hal mereka lebih nista dari tuannya sendiri. Dan karena jiwanya memang budak, mereka tak punya kepercayaan kepada kemampuan sendiri dan menganggap tuan asingnya bagai dewa putih yang berasal dari langit, dan dalam segala hal lebih unggul. Hubungan antara budak dan tuannya ini mirip dengan hubungan antara hewan sirkus dengan pelatihnya, menurut saja apa yang diperintahkan, dan meniru saja apa yang dicontohkan.<\/p>\n\n\n\n

Sisa jiwa inlander<\/em> ini masih ada juga sedikit bayak di alam kemerdekaan. Pangreh praja yang punya kegemaran menginjak ke bawah dan menjilat ke atas pada dasarnya tetap kehinggapan pembawaan inlander<\/em> itu. Seorang yang senantiasa menganggap asing itu hebat dan senantiasa benar dan unggul, sebenarnya merupakan inlander <\/em>gaya baru, dan mengidap unsur-unsur budak. Bawahan yang menganggap atasannya selalu perlu ditiru dan \u201cdigugu<\/em>\u201d, tak peduli apapun yang dilakukannya, pada dasarnya punya tabiat orang jajahan, tak punya karakter bangsa mereka. Kerdil, penakut, melayang kemana angin bertiup, merupakan pakaian sehari-hari.<\/p>\n\n\n\n

Sementara itu, jika seorang nyonya tidak sudi cangking tas kecuali merek Louis Vuitton walau bikinan Cibaduyut tak kalah bagusnya, berdandan dengan ramuan Yves Saint Laurent serta baju merek Calvin Klein, berkat dorongan anggapan bikinan asing itu dahsyat dan mampu naikkan gengsi, apakah terhadapnya kena pula julukan inlander<\/em> gaya baru?<\/p>\n\n\n\n

Oh, bisa iya dan bisa juga bukan. Jangan-jangan sang nyonya memang patriot sejati, tapi karena kebanyakan uang menjadi sedikit bingung dan hilang keseimbangan. Atau seorang suami yang sudi memakai ikat pinggang merek Etienne Aigner dan domper merek Cartier dan hanya siap berangkat golf dengan kaos merek Lacosre, apakah inlander <\/em>gaya baru? juga bisa iya dan bisa juga tidak. Boleh jadi tokoh kita ini seorang pecinta tanah air berikut produksinya, tapi sekedar menjaga martabat dan gengsi, tak menjadi apa melekatkan barang-barang mahal ke tubuh satu-satunya.<\/p>\n\n\n\n

Kawan saya yang tidak mau disebut inlander<\/em> baik gaya lama maupun baru, bertekad bulat kepingin menggunakan apa saja yang buatan dalam negeri, walau dia sama sekali tidak pernah ketemu Menteri Ginanjar Kartasasmita. Ia tidak merasa perlu memakai baju merek Charles Jourdan atau Lanvin, melainkan cukup bikinan Tegalparang yang tak beda dengan kemeja bikinan manapun di atas dunia. Ia tak merasa perlu pakai kaos merek Benetton karena produksi pinggiran kota Bandung sudah lebih dari cukup.<\/p>\n\n\n\n

Dan untuk lebih membikin dia bukan inlander<\/em> yang kurang percaya harga diri sendiri, begitu mau berangkat ke luar negeri ia kempit berbungkus-bungkus rokok kretek, bukan Marlboro atau Camel atau Lucky Strike, yang kecuali untuk gengsi, asapnya biasa-biasa saja, tapi, begitu ia naik pesawat Air France, seorang pramugari menghampirinya.<\/p>\n\n\n\n

\u201cMaaf, tuan hisap apa? Apa tuan hisap Hashish? Apa tuan sudi ganti rokok yang biasa-biasa saja?\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cini bukan hashish. Ini tembakau biasa campur cengkeh,\u201d jawab kawan saya. Dan karena tekadnya yang teguh mau menghisap rokok produksi negeri sendiri, kawan saya itu nekad hisap rokok kretek lagi di atas pesawat milik maskapai British Airways. Pada saat asapnya ngepul, datang lagi menghampiri seorang pramugari.<\/p>\n\n\n\n

\u201cWah, bau apa itu? Apa ganja? Apa tuan bisa ganti yang lain saja? Para penumpang di sini idak biasa mengendus bau itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

Kompas, 29 Maret 1987
<\/p>\n\n\n\n


<\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
<\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Bagi para penikmat kretek sendiri, rupa-rupa pengalaman bersama kretek juga banyak datangkan kisah menarik. Yang paling kesohor tentu saja kisah K.H Agus Salim dengan diplomasi kreteknya yang membikin suasana di salah satu ruang istana kerajaan Inggris yang sebelumnya begitu kaku dan formil menjadi cair karenanya.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Sosiawan Leak Bercerita Soal Rokok dan Do\u2019a<\/a><\/p>\n\n\n\n

Bukan hanya K.H Agus Salim yang memiliki kisah kretek dengan luar negeri, ada banyak lainnya, salah satunya, Mahbub Djunaidi, tokoh Betawi, tokoh NU, wartawan jempolan, kolumnis produktif, dan banyak hal keren lainnya terkumpul dalam satu orang ini. Kekhasannya dalam menghasilkan karya tulis, mampu membikin tulisan bertema berat dalam kemasan humor dan enak dibaca, membikin hampir semua penulis Indonesia mengagumi tulisannya. Tulisan Mahbub Djunaidi terkait kretek, yang tayang di Koran Kompas pada 29 Maret 1987, lebih 32 tahun lalu, juga dikemas dalam suasana humor dan ringan dibaca namun sarat kritik yang menohok. <\/p>\n\n\n\n

Tulisan Mahbub Djunaidi tentang kretek yang diberi judul \u2018Kretek\u2019 ini juga relevan dengan kondisi saat ini, bagaimana asing begitu mendikte negara ini dalam hal menyikapi rokok kretek. Lewat kaum anti-rokok pihak asing hendak menyingkirkan kretek. Secara halus, begitu halus, Mahbub Djunaidi mengkritik asing itu. Saya sadur seluruhnya saja tulisan Mahbub Djunaidi 32 tahun lalu itu di sini.<\/p>\n\n\n\n

Kretek<\/h2>\n\n\n\n

Oleh: Mahbub Djunaidi<\/p>\n\n\n\n

Sekolah kolonialisme memang berbeda-beda. Yang satu lebih brutal dari yang lain, tapi dilihat dari bintang, hakikatnya sama: mempesiang bangsa lain sebagai usaha mencari sesuap nasi. Kolonial Inggris di daerah konsesi seperti Shanghai memperlakukan orang Cina tak lebih dari binatang. Di sebuah taman kota ada tulisan di pintu gerbangnya \u201cDilarang masuk: anjing dan orang Cina\u201d. Sampai sekarang tulisan itu tidak diangkat, agar generasi demi generasi mengerti betapa jahatnya sistem itu. Tapi, kolonial Belanda di negeri ini menganggap Cina lebih tinggi derajatnya dibanding\u00a0inlander<\/em>, penduduk anak negeri seperti kita-kita ini. Mereka membagi kereta api atau trem kota dalam tiga kelas. Kelas 1 khusus untuk orang Belanda. Kelas 2 untuk Cina dan Arab. Kelas 3 alias kelas kambing buat\u00a0inlander-inlander<\/em>\u00a0anak negeri.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

Kecuali para nasionalis dan kaum pergerakan kebangsaan serta rakyat patriot yang bertekad merobohkan sistem itu, ada juga inlander <\/em>yang bersedia jadi budak untuk menggencet bangsa sendiri. Misalnya, para bupati dan pangreh praja yang jelek. Karena jiwanya memang dasar budak, dalam banyak hal mereka lebih nista dari tuannya sendiri. Dan karena jiwanya memang budak, mereka tak punya kepercayaan kepada kemampuan sendiri dan menganggap tuan asingnya bagai dewa putih yang berasal dari langit, dan dalam segala hal lebih unggul. Hubungan antara budak dan tuannya ini mirip dengan hubungan antara hewan sirkus dengan pelatihnya, menurut saja apa yang diperintahkan, dan meniru saja apa yang dicontohkan.<\/p>\n\n\n\n

Sisa jiwa inlander<\/em> ini masih ada juga sedikit bayak di alam kemerdekaan. Pangreh praja yang punya kegemaran menginjak ke bawah dan menjilat ke atas pada dasarnya tetap kehinggapan pembawaan inlander<\/em> itu. Seorang yang senantiasa menganggap asing itu hebat dan senantiasa benar dan unggul, sebenarnya merupakan inlander <\/em>gaya baru, dan mengidap unsur-unsur budak. Bawahan yang menganggap atasannya selalu perlu ditiru dan \u201cdigugu<\/em>\u201d, tak peduli apapun yang dilakukannya, pada dasarnya punya tabiat orang jajahan, tak punya karakter bangsa mereka. Kerdil, penakut, melayang kemana angin bertiup, merupakan pakaian sehari-hari.<\/p>\n\n\n\n

Sementara itu, jika seorang nyonya tidak sudi cangking tas kecuali merek Louis Vuitton walau bikinan Cibaduyut tak kalah bagusnya, berdandan dengan ramuan Yves Saint Laurent serta baju merek Calvin Klein, berkat dorongan anggapan bikinan asing itu dahsyat dan mampu naikkan gengsi, apakah terhadapnya kena pula julukan inlander<\/em> gaya baru?<\/p>\n\n\n\n

Oh, bisa iya dan bisa juga bukan. Jangan-jangan sang nyonya memang patriot sejati, tapi karena kebanyakan uang menjadi sedikit bingung dan hilang keseimbangan. Atau seorang suami yang sudi memakai ikat pinggang merek Etienne Aigner dan domper merek Cartier dan hanya siap berangkat golf dengan kaos merek Lacosre, apakah inlander <\/em>gaya baru? juga bisa iya dan bisa juga tidak. Boleh jadi tokoh kita ini seorang pecinta tanah air berikut produksinya, tapi sekedar menjaga martabat dan gengsi, tak menjadi apa melekatkan barang-barang mahal ke tubuh satu-satunya.<\/p>\n\n\n\n

Kawan saya yang tidak mau disebut inlander<\/em> baik gaya lama maupun baru, bertekad bulat kepingin menggunakan apa saja yang buatan dalam negeri, walau dia sama sekali tidak pernah ketemu Menteri Ginanjar Kartasasmita. Ia tidak merasa perlu memakai baju merek Charles Jourdan atau Lanvin, melainkan cukup bikinan Tegalparang yang tak beda dengan kemeja bikinan manapun di atas dunia. Ia tak merasa perlu pakai kaos merek Benetton karena produksi pinggiran kota Bandung sudah lebih dari cukup.<\/p>\n\n\n\n

Dan untuk lebih membikin dia bukan inlander<\/em> yang kurang percaya harga diri sendiri, begitu mau berangkat ke luar negeri ia kempit berbungkus-bungkus rokok kretek, bukan Marlboro atau Camel atau Lucky Strike, yang kecuali untuk gengsi, asapnya biasa-biasa saja, tapi, begitu ia naik pesawat Air France, seorang pramugari menghampirinya.<\/p>\n\n\n\n

\u201cMaaf, tuan hisap apa? Apa tuan hisap Hashish? Apa tuan sudi ganti rokok yang biasa-biasa saja?\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cini bukan hashish. Ini tembakau biasa campur cengkeh,\u201d jawab kawan saya. Dan karena tekadnya yang teguh mau menghisap rokok produksi negeri sendiri, kawan saya itu nekad hisap rokok kretek lagi di atas pesawat milik maskapai British Airways. Pada saat asapnya ngepul, datang lagi menghampiri seorang pramugari.<\/p>\n\n\n\n

\u201cWah, bau apa itu? Apa ganja? Apa tuan bisa ganti yang lain saja? Para penumpang di sini idak biasa mengendus bau itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

Kompas, 29 Maret 1987
<\/p>\n\n\n\n


<\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
<\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Rokok, terutama rokok kretek, memberi inspirasi bagi banyak orang. Baik itu inspirasi ketika menikmati kretek atau usai menikmati rokok kretek, juga inspirasi dari produk rokok kreteknya. Lebih jauh dari itu, seluk-beluk dunia kretek mulai dari pertanian tembakau dan cengkeh, proses produksi kretek, transaksi dagang kretek, dan segala hal yang terkait dengan dunia perkretekan menginspirasi begitu banyak orang untuk berkarya dalam rupa-rupa bentuk karya.<\/p>\n\n\n\n

Bagi para penikmat kretek sendiri, rupa-rupa pengalaman bersama kretek juga banyak datangkan kisah menarik. Yang paling kesohor tentu saja kisah K.H Agus Salim dengan diplomasi kreteknya yang membikin suasana di salah satu ruang istana kerajaan Inggris yang sebelumnya begitu kaku dan formil menjadi cair karenanya.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Sosiawan Leak Bercerita Soal Rokok dan Do\u2019a<\/a><\/p>\n\n\n\n

Bukan hanya K.H Agus Salim yang memiliki kisah kretek dengan luar negeri, ada banyak lainnya, salah satunya, Mahbub Djunaidi, tokoh Betawi, tokoh NU, wartawan jempolan, kolumnis produktif, dan banyak hal keren lainnya terkumpul dalam satu orang ini. Kekhasannya dalam menghasilkan karya tulis, mampu membikin tulisan bertema berat dalam kemasan humor dan enak dibaca, membikin hampir semua penulis Indonesia mengagumi tulisannya. Tulisan Mahbub Djunaidi terkait kretek, yang tayang di Koran Kompas pada 29 Maret 1987, lebih 32 tahun lalu, juga dikemas dalam suasana humor dan ringan dibaca namun sarat kritik yang menohok. <\/p>\n\n\n\n

Tulisan Mahbub Djunaidi tentang kretek yang diberi judul \u2018Kretek\u2019 ini juga relevan dengan kondisi saat ini, bagaimana asing begitu mendikte negara ini dalam hal menyikapi rokok kretek. Lewat kaum anti-rokok pihak asing hendak menyingkirkan kretek. Secara halus, begitu halus, Mahbub Djunaidi mengkritik asing itu. Saya sadur seluruhnya saja tulisan Mahbub Djunaidi 32 tahun lalu itu di sini.<\/p>\n\n\n\n

Kretek<\/h2>\n\n\n\n

Oleh: Mahbub Djunaidi<\/p>\n\n\n\n

Sekolah kolonialisme memang berbeda-beda. Yang satu lebih brutal dari yang lain, tapi dilihat dari bintang, hakikatnya sama: mempesiang bangsa lain sebagai usaha mencari sesuap nasi. Kolonial Inggris di daerah konsesi seperti Shanghai memperlakukan orang Cina tak lebih dari binatang. Di sebuah taman kota ada tulisan di pintu gerbangnya \u201cDilarang masuk: anjing dan orang Cina\u201d. Sampai sekarang tulisan itu tidak diangkat, agar generasi demi generasi mengerti betapa jahatnya sistem itu. Tapi, kolonial Belanda di negeri ini menganggap Cina lebih tinggi derajatnya dibanding\u00a0inlander<\/em>, penduduk anak negeri seperti kita-kita ini. Mereka membagi kereta api atau trem kota dalam tiga kelas. Kelas 1 khusus untuk orang Belanda. Kelas 2 untuk Cina dan Arab. Kelas 3 alias kelas kambing buat\u00a0inlander-inlander<\/em>\u00a0anak negeri.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

Kecuali para nasionalis dan kaum pergerakan kebangsaan serta rakyat patriot yang bertekad merobohkan sistem itu, ada juga inlander <\/em>yang bersedia jadi budak untuk menggencet bangsa sendiri. Misalnya, para bupati dan pangreh praja yang jelek. Karena jiwanya memang dasar budak, dalam banyak hal mereka lebih nista dari tuannya sendiri. Dan karena jiwanya memang budak, mereka tak punya kepercayaan kepada kemampuan sendiri dan menganggap tuan asingnya bagai dewa putih yang berasal dari langit, dan dalam segala hal lebih unggul. Hubungan antara budak dan tuannya ini mirip dengan hubungan antara hewan sirkus dengan pelatihnya, menurut saja apa yang diperintahkan, dan meniru saja apa yang dicontohkan.<\/p>\n\n\n\n

Sisa jiwa inlander<\/em> ini masih ada juga sedikit bayak di alam kemerdekaan. Pangreh praja yang punya kegemaran menginjak ke bawah dan menjilat ke atas pada dasarnya tetap kehinggapan pembawaan inlander<\/em> itu. Seorang yang senantiasa menganggap asing itu hebat dan senantiasa benar dan unggul, sebenarnya merupakan inlander <\/em>gaya baru, dan mengidap unsur-unsur budak. Bawahan yang menganggap atasannya selalu perlu ditiru dan \u201cdigugu<\/em>\u201d, tak peduli apapun yang dilakukannya, pada dasarnya punya tabiat orang jajahan, tak punya karakter bangsa mereka. Kerdil, penakut, melayang kemana angin bertiup, merupakan pakaian sehari-hari.<\/p>\n\n\n\n

Sementara itu, jika seorang nyonya tidak sudi cangking tas kecuali merek Louis Vuitton walau bikinan Cibaduyut tak kalah bagusnya, berdandan dengan ramuan Yves Saint Laurent serta baju merek Calvin Klein, berkat dorongan anggapan bikinan asing itu dahsyat dan mampu naikkan gengsi, apakah terhadapnya kena pula julukan inlander<\/em> gaya baru?<\/p>\n\n\n\n

Oh, bisa iya dan bisa juga bukan. Jangan-jangan sang nyonya memang patriot sejati, tapi karena kebanyakan uang menjadi sedikit bingung dan hilang keseimbangan. Atau seorang suami yang sudi memakai ikat pinggang merek Etienne Aigner dan domper merek Cartier dan hanya siap berangkat golf dengan kaos merek Lacosre, apakah inlander <\/em>gaya baru? juga bisa iya dan bisa juga tidak. Boleh jadi tokoh kita ini seorang pecinta tanah air berikut produksinya, tapi sekedar menjaga martabat dan gengsi, tak menjadi apa melekatkan barang-barang mahal ke tubuh satu-satunya.<\/p>\n\n\n\n

Kawan saya yang tidak mau disebut inlander<\/em> baik gaya lama maupun baru, bertekad bulat kepingin menggunakan apa saja yang buatan dalam negeri, walau dia sama sekali tidak pernah ketemu Menteri Ginanjar Kartasasmita. Ia tidak merasa perlu memakai baju merek Charles Jourdan atau Lanvin, melainkan cukup bikinan Tegalparang yang tak beda dengan kemeja bikinan manapun di atas dunia. Ia tak merasa perlu pakai kaos merek Benetton karena produksi pinggiran kota Bandung sudah lebih dari cukup.<\/p>\n\n\n\n

Dan untuk lebih membikin dia bukan inlander<\/em> yang kurang percaya harga diri sendiri, begitu mau berangkat ke luar negeri ia kempit berbungkus-bungkus rokok kretek, bukan Marlboro atau Camel atau Lucky Strike, yang kecuali untuk gengsi, asapnya biasa-biasa saja, tapi, begitu ia naik pesawat Air France, seorang pramugari menghampirinya.<\/p>\n\n\n\n

\u201cMaaf, tuan hisap apa? Apa tuan hisap Hashish? Apa tuan sudi ganti rokok yang biasa-biasa saja?\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cini bukan hashish. Ini tembakau biasa campur cengkeh,\u201d jawab kawan saya. Dan karena tekadnya yang teguh mau menghisap rokok produksi negeri sendiri, kawan saya itu nekad hisap rokok kretek lagi di atas pesawat milik maskapai British Airways. Pada saat asapnya ngepul, datang lagi menghampiri seorang pramugari.<\/p>\n\n\n\n

\u201cWah, bau apa itu? Apa ganja? Apa tuan bisa ganti yang lain saja? Para penumpang di sini idak biasa mengendus bau itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

Kompas, 29 Maret 1987
<\/p>\n\n\n\n


<\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
<\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\r\n

Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5841","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5829,"post_author":"878","post_date":"2019-06-28 09:52:18","post_date_gmt":"2019-06-28 02:52:18","post_content":"\n

Rokok, terutama rokok kretek, memberi inspirasi bagi banyak orang. Baik itu inspirasi ketika menikmati kretek atau usai menikmati rokok kretek, juga inspirasi dari produk rokok kreteknya. Lebih jauh dari itu, seluk-beluk dunia kretek mulai dari pertanian tembakau dan cengkeh, proses produksi kretek, transaksi dagang kretek, dan segala hal yang terkait dengan dunia perkretekan menginspirasi begitu banyak orang untuk berkarya dalam rupa-rupa bentuk karya.<\/p>\n\n\n\n

Bagi para penikmat kretek sendiri, rupa-rupa pengalaman bersama kretek juga banyak datangkan kisah menarik. Yang paling kesohor tentu saja kisah K.H Agus Salim dengan diplomasi kreteknya yang membikin suasana di salah satu ruang istana kerajaan Inggris yang sebelumnya begitu kaku dan formil menjadi cair karenanya.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Sosiawan Leak Bercerita Soal Rokok dan Do\u2019a<\/a><\/p>\n\n\n\n

Bukan hanya K.H Agus Salim yang memiliki kisah kretek dengan luar negeri, ada banyak lainnya, salah satunya, Mahbub Djunaidi, tokoh Betawi, tokoh NU, wartawan jempolan, kolumnis produktif, dan banyak hal keren lainnya terkumpul dalam satu orang ini. Kekhasannya dalam menghasilkan karya tulis, mampu membikin tulisan bertema berat dalam kemasan humor dan enak dibaca, membikin hampir semua penulis Indonesia mengagumi tulisannya. Tulisan Mahbub Djunaidi terkait kretek, yang tayang di Koran Kompas pada 29 Maret 1987, lebih 32 tahun lalu, juga dikemas dalam suasana humor dan ringan dibaca namun sarat kritik yang menohok. <\/p>\n\n\n\n

Tulisan Mahbub Djunaidi tentang kretek yang diberi judul \u2018Kretek\u2019 ini juga relevan dengan kondisi saat ini, bagaimana asing begitu mendikte negara ini dalam hal menyikapi rokok kretek. Lewat kaum anti-rokok pihak asing hendak menyingkirkan kretek. Secara halus, begitu halus, Mahbub Djunaidi mengkritik asing itu. Saya sadur seluruhnya saja tulisan Mahbub Djunaidi 32 tahun lalu itu di sini.<\/p>\n\n\n\n

Kretek<\/h2>\n\n\n\n

Oleh: Mahbub Djunaidi<\/p>\n\n\n\n

Sekolah kolonialisme memang berbeda-beda. Yang satu lebih brutal dari yang lain, tapi dilihat dari bintang, hakikatnya sama: mempesiang bangsa lain sebagai usaha mencari sesuap nasi. Kolonial Inggris di daerah konsesi seperti Shanghai memperlakukan orang Cina tak lebih dari binatang. Di sebuah taman kota ada tulisan di pintu gerbangnya \u201cDilarang masuk: anjing dan orang Cina\u201d. Sampai sekarang tulisan itu tidak diangkat, agar generasi demi generasi mengerti betapa jahatnya sistem itu. Tapi, kolonial Belanda di negeri ini menganggap Cina lebih tinggi derajatnya dibanding\u00a0inlander<\/em>, penduduk anak negeri seperti kita-kita ini. Mereka membagi kereta api atau trem kota dalam tiga kelas. Kelas 1 khusus untuk orang Belanda. Kelas 2 untuk Cina dan Arab. Kelas 3 alias kelas kambing buat\u00a0inlander-inlander<\/em>\u00a0anak negeri.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

Kecuali para nasionalis dan kaum pergerakan kebangsaan serta rakyat patriot yang bertekad merobohkan sistem itu, ada juga inlander <\/em>yang bersedia jadi budak untuk menggencet bangsa sendiri. Misalnya, para bupati dan pangreh praja yang jelek. Karena jiwanya memang dasar budak, dalam banyak hal mereka lebih nista dari tuannya sendiri. Dan karena jiwanya memang budak, mereka tak punya kepercayaan kepada kemampuan sendiri dan menganggap tuan asingnya bagai dewa putih yang berasal dari langit, dan dalam segala hal lebih unggul. Hubungan antara budak dan tuannya ini mirip dengan hubungan antara hewan sirkus dengan pelatihnya, menurut saja apa yang diperintahkan, dan meniru saja apa yang dicontohkan.<\/p>\n\n\n\n

Sisa jiwa inlander<\/em> ini masih ada juga sedikit bayak di alam kemerdekaan. Pangreh praja yang punya kegemaran menginjak ke bawah dan menjilat ke atas pada dasarnya tetap kehinggapan pembawaan inlander<\/em> itu. Seorang yang senantiasa menganggap asing itu hebat dan senantiasa benar dan unggul, sebenarnya merupakan inlander <\/em>gaya baru, dan mengidap unsur-unsur budak. Bawahan yang menganggap atasannya selalu perlu ditiru dan \u201cdigugu<\/em>\u201d, tak peduli apapun yang dilakukannya, pada dasarnya punya tabiat orang jajahan, tak punya karakter bangsa mereka. Kerdil, penakut, melayang kemana angin bertiup, merupakan pakaian sehari-hari.<\/p>\n\n\n\n

Sementara itu, jika seorang nyonya tidak sudi cangking tas kecuali merek Louis Vuitton walau bikinan Cibaduyut tak kalah bagusnya, berdandan dengan ramuan Yves Saint Laurent serta baju merek Calvin Klein, berkat dorongan anggapan bikinan asing itu dahsyat dan mampu naikkan gengsi, apakah terhadapnya kena pula julukan inlander<\/em> gaya baru?<\/p>\n\n\n\n

Oh, bisa iya dan bisa juga bukan. Jangan-jangan sang nyonya memang patriot sejati, tapi karena kebanyakan uang menjadi sedikit bingung dan hilang keseimbangan. Atau seorang suami yang sudi memakai ikat pinggang merek Etienne Aigner dan domper merek Cartier dan hanya siap berangkat golf dengan kaos merek Lacosre, apakah inlander <\/em>gaya baru? juga bisa iya dan bisa juga tidak. Boleh jadi tokoh kita ini seorang pecinta tanah air berikut produksinya, tapi sekedar menjaga martabat dan gengsi, tak menjadi apa melekatkan barang-barang mahal ke tubuh satu-satunya.<\/p>\n\n\n\n

Kawan saya yang tidak mau disebut inlander<\/em> baik gaya lama maupun baru, bertekad bulat kepingin menggunakan apa saja yang buatan dalam negeri, walau dia sama sekali tidak pernah ketemu Menteri Ginanjar Kartasasmita. Ia tidak merasa perlu memakai baju merek Charles Jourdan atau Lanvin, melainkan cukup bikinan Tegalparang yang tak beda dengan kemeja bikinan manapun di atas dunia. Ia tak merasa perlu pakai kaos merek Benetton karena produksi pinggiran kota Bandung sudah lebih dari cukup.<\/p>\n\n\n\n

Dan untuk lebih membikin dia bukan inlander<\/em> yang kurang percaya harga diri sendiri, begitu mau berangkat ke luar negeri ia kempit berbungkus-bungkus rokok kretek, bukan Marlboro atau Camel atau Lucky Strike, yang kecuali untuk gengsi, asapnya biasa-biasa saja, tapi, begitu ia naik pesawat Air France, seorang pramugari menghampirinya.<\/p>\n\n\n\n

\u201cMaaf, tuan hisap apa? Apa tuan hisap Hashish? Apa tuan sudi ganti rokok yang biasa-biasa saja?\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cini bukan hashish. Ini tembakau biasa campur cengkeh,\u201d jawab kawan saya. Dan karena tekadnya yang teguh mau menghisap rokok produksi negeri sendiri, kawan saya itu nekad hisap rokok kretek lagi di atas pesawat milik maskapai British Airways. Pada saat asapnya ngepul, datang lagi menghampiri seorang pramugari.<\/p>\n\n\n\n

\u201cWah, bau apa itu? Apa ganja? Apa tuan bisa ganti yang lain saja? Para penumpang di sini idak biasa mengendus bau itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

Kompas, 29 Maret 1987
<\/p>\n\n\n\n


<\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
<\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\r\n\r\n\r\n

Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5841","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5829,"post_author":"878","post_date":"2019-06-28 09:52:18","post_date_gmt":"2019-06-28 02:52:18","post_content":"\n

Rokok, terutama rokok kretek, memberi inspirasi bagi banyak orang. Baik itu inspirasi ketika menikmati kretek atau usai menikmati rokok kretek, juga inspirasi dari produk rokok kreteknya. Lebih jauh dari itu, seluk-beluk dunia kretek mulai dari pertanian tembakau dan cengkeh, proses produksi kretek, transaksi dagang kretek, dan segala hal yang terkait dengan dunia perkretekan menginspirasi begitu banyak orang untuk berkarya dalam rupa-rupa bentuk karya.<\/p>\n\n\n\n

Bagi para penikmat kretek sendiri, rupa-rupa pengalaman bersama kretek juga banyak datangkan kisah menarik. Yang paling kesohor tentu saja kisah K.H Agus Salim dengan diplomasi kreteknya yang membikin suasana di salah satu ruang istana kerajaan Inggris yang sebelumnya begitu kaku dan formil menjadi cair karenanya.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Sosiawan Leak Bercerita Soal Rokok dan Do\u2019a<\/a><\/p>\n\n\n\n

Bukan hanya K.H Agus Salim yang memiliki kisah kretek dengan luar negeri, ada banyak lainnya, salah satunya, Mahbub Djunaidi, tokoh Betawi, tokoh NU, wartawan jempolan, kolumnis produktif, dan banyak hal keren lainnya terkumpul dalam satu orang ini. Kekhasannya dalam menghasilkan karya tulis, mampu membikin tulisan bertema berat dalam kemasan humor dan enak dibaca, membikin hampir semua penulis Indonesia mengagumi tulisannya. Tulisan Mahbub Djunaidi terkait kretek, yang tayang di Koran Kompas pada 29 Maret 1987, lebih 32 tahun lalu, juga dikemas dalam suasana humor dan ringan dibaca namun sarat kritik yang menohok. <\/p>\n\n\n\n

Tulisan Mahbub Djunaidi tentang kretek yang diberi judul \u2018Kretek\u2019 ini juga relevan dengan kondisi saat ini, bagaimana asing begitu mendikte negara ini dalam hal menyikapi rokok kretek. Lewat kaum anti-rokok pihak asing hendak menyingkirkan kretek. Secara halus, begitu halus, Mahbub Djunaidi mengkritik asing itu. Saya sadur seluruhnya saja tulisan Mahbub Djunaidi 32 tahun lalu itu di sini.<\/p>\n\n\n\n

Kretek<\/h2>\n\n\n\n

Oleh: Mahbub Djunaidi<\/p>\n\n\n\n

Sekolah kolonialisme memang berbeda-beda. Yang satu lebih brutal dari yang lain, tapi dilihat dari bintang, hakikatnya sama: mempesiang bangsa lain sebagai usaha mencari sesuap nasi. Kolonial Inggris di daerah konsesi seperti Shanghai memperlakukan orang Cina tak lebih dari binatang. Di sebuah taman kota ada tulisan di pintu gerbangnya \u201cDilarang masuk: anjing dan orang Cina\u201d. Sampai sekarang tulisan itu tidak diangkat, agar generasi demi generasi mengerti betapa jahatnya sistem itu. Tapi, kolonial Belanda di negeri ini menganggap Cina lebih tinggi derajatnya dibanding\u00a0inlander<\/em>, penduduk anak negeri seperti kita-kita ini. Mereka membagi kereta api atau trem kota dalam tiga kelas. Kelas 1 khusus untuk orang Belanda. Kelas 2 untuk Cina dan Arab. Kelas 3 alias kelas kambing buat\u00a0inlander-inlander<\/em>\u00a0anak negeri.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

Kecuali para nasionalis dan kaum pergerakan kebangsaan serta rakyat patriot yang bertekad merobohkan sistem itu, ada juga inlander <\/em>yang bersedia jadi budak untuk menggencet bangsa sendiri. Misalnya, para bupati dan pangreh praja yang jelek. Karena jiwanya memang dasar budak, dalam banyak hal mereka lebih nista dari tuannya sendiri. Dan karena jiwanya memang budak, mereka tak punya kepercayaan kepada kemampuan sendiri dan menganggap tuan asingnya bagai dewa putih yang berasal dari langit, dan dalam segala hal lebih unggul. Hubungan antara budak dan tuannya ini mirip dengan hubungan antara hewan sirkus dengan pelatihnya, menurut saja apa yang diperintahkan, dan meniru saja apa yang dicontohkan.<\/p>\n\n\n\n

Sisa jiwa inlander<\/em> ini masih ada juga sedikit bayak di alam kemerdekaan. Pangreh praja yang punya kegemaran menginjak ke bawah dan menjilat ke atas pada dasarnya tetap kehinggapan pembawaan inlander<\/em> itu. Seorang yang senantiasa menganggap asing itu hebat dan senantiasa benar dan unggul, sebenarnya merupakan inlander <\/em>gaya baru, dan mengidap unsur-unsur budak. Bawahan yang menganggap atasannya selalu perlu ditiru dan \u201cdigugu<\/em>\u201d, tak peduli apapun yang dilakukannya, pada dasarnya punya tabiat orang jajahan, tak punya karakter bangsa mereka. Kerdil, penakut, melayang kemana angin bertiup, merupakan pakaian sehari-hari.<\/p>\n\n\n\n

Sementara itu, jika seorang nyonya tidak sudi cangking tas kecuali merek Louis Vuitton walau bikinan Cibaduyut tak kalah bagusnya, berdandan dengan ramuan Yves Saint Laurent serta baju merek Calvin Klein, berkat dorongan anggapan bikinan asing itu dahsyat dan mampu naikkan gengsi, apakah terhadapnya kena pula julukan inlander<\/em> gaya baru?<\/p>\n\n\n\n

Oh, bisa iya dan bisa juga bukan. Jangan-jangan sang nyonya memang patriot sejati, tapi karena kebanyakan uang menjadi sedikit bingung dan hilang keseimbangan. Atau seorang suami yang sudi memakai ikat pinggang merek Etienne Aigner dan domper merek Cartier dan hanya siap berangkat golf dengan kaos merek Lacosre, apakah inlander <\/em>gaya baru? juga bisa iya dan bisa juga tidak. Boleh jadi tokoh kita ini seorang pecinta tanah air berikut produksinya, tapi sekedar menjaga martabat dan gengsi, tak menjadi apa melekatkan barang-barang mahal ke tubuh satu-satunya.<\/p>\n\n\n\n

Kawan saya yang tidak mau disebut inlander<\/em> baik gaya lama maupun baru, bertekad bulat kepingin menggunakan apa saja yang buatan dalam negeri, walau dia sama sekali tidak pernah ketemu Menteri Ginanjar Kartasasmita. Ia tidak merasa perlu memakai baju merek Charles Jourdan atau Lanvin, melainkan cukup bikinan Tegalparang yang tak beda dengan kemeja bikinan manapun di atas dunia. Ia tak merasa perlu pakai kaos merek Benetton karena produksi pinggiran kota Bandung sudah lebih dari cukup.<\/p>\n\n\n\n

Dan untuk lebih membikin dia bukan inlander<\/em> yang kurang percaya harga diri sendiri, begitu mau berangkat ke luar negeri ia kempit berbungkus-bungkus rokok kretek, bukan Marlboro atau Camel atau Lucky Strike, yang kecuali untuk gengsi, asapnya biasa-biasa saja, tapi, begitu ia naik pesawat Air France, seorang pramugari menghampirinya.<\/p>\n\n\n\n

\u201cMaaf, tuan hisap apa? Apa tuan hisap Hashish? Apa tuan sudi ganti rokok yang biasa-biasa saja?\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cini bukan hashish. Ini tembakau biasa campur cengkeh,\u201d jawab kawan saya. Dan karena tekadnya yang teguh mau menghisap rokok produksi negeri sendiri, kawan saya itu nekad hisap rokok kretek lagi di atas pesawat milik maskapai British Airways. Pada saat asapnya ngepul, datang lagi menghampiri seorang pramugari.<\/p>\n\n\n\n

\u201cWah, bau apa itu? Apa ganja? Apa tuan bisa ganti yang lain saja? Para penumpang di sini idak biasa mengendus bau itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

Kompas, 29 Maret 1987
<\/p>\n\n\n\n


<\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
<\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5841","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5829,"post_author":"878","post_date":"2019-06-28 09:52:18","post_date_gmt":"2019-06-28 02:52:18","post_content":"\n

Rokok, terutama rokok kretek, memberi inspirasi bagi banyak orang. Baik itu inspirasi ketika menikmati kretek atau usai menikmati rokok kretek, juga inspirasi dari produk rokok kreteknya. Lebih jauh dari itu, seluk-beluk dunia kretek mulai dari pertanian tembakau dan cengkeh, proses produksi kretek, transaksi dagang kretek, dan segala hal yang terkait dengan dunia perkretekan menginspirasi begitu banyak orang untuk berkarya dalam rupa-rupa bentuk karya.<\/p>\n\n\n\n

Bagi para penikmat kretek sendiri, rupa-rupa pengalaman bersama kretek juga banyak datangkan kisah menarik. Yang paling kesohor tentu saja kisah K.H Agus Salim dengan diplomasi kreteknya yang membikin suasana di salah satu ruang istana kerajaan Inggris yang sebelumnya begitu kaku dan formil menjadi cair karenanya.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Sosiawan Leak Bercerita Soal Rokok dan Do\u2019a<\/a><\/p>\n\n\n\n

Bukan hanya K.H Agus Salim yang memiliki kisah kretek dengan luar negeri, ada banyak lainnya, salah satunya, Mahbub Djunaidi, tokoh Betawi, tokoh NU, wartawan jempolan, kolumnis produktif, dan banyak hal keren lainnya terkumpul dalam satu orang ini. Kekhasannya dalam menghasilkan karya tulis, mampu membikin tulisan bertema berat dalam kemasan humor dan enak dibaca, membikin hampir semua penulis Indonesia mengagumi tulisannya. Tulisan Mahbub Djunaidi terkait kretek, yang tayang di Koran Kompas pada 29 Maret 1987, lebih 32 tahun lalu, juga dikemas dalam suasana humor dan ringan dibaca namun sarat kritik yang menohok. <\/p>\n\n\n\n

Tulisan Mahbub Djunaidi tentang kretek yang diberi judul \u2018Kretek\u2019 ini juga relevan dengan kondisi saat ini, bagaimana asing begitu mendikte negara ini dalam hal menyikapi rokok kretek. Lewat kaum anti-rokok pihak asing hendak menyingkirkan kretek. Secara halus, begitu halus, Mahbub Djunaidi mengkritik asing itu. Saya sadur seluruhnya saja tulisan Mahbub Djunaidi 32 tahun lalu itu di sini.<\/p>\n\n\n\n

Kretek<\/h2>\n\n\n\n

Oleh: Mahbub Djunaidi<\/p>\n\n\n\n

Sekolah kolonialisme memang berbeda-beda. Yang satu lebih brutal dari yang lain, tapi dilihat dari bintang, hakikatnya sama: mempesiang bangsa lain sebagai usaha mencari sesuap nasi. Kolonial Inggris di daerah konsesi seperti Shanghai memperlakukan orang Cina tak lebih dari binatang. Di sebuah taman kota ada tulisan di pintu gerbangnya \u201cDilarang masuk: anjing dan orang Cina\u201d. Sampai sekarang tulisan itu tidak diangkat, agar generasi demi generasi mengerti betapa jahatnya sistem itu. Tapi, kolonial Belanda di negeri ini menganggap Cina lebih tinggi derajatnya dibanding\u00a0inlander<\/em>, penduduk anak negeri seperti kita-kita ini. Mereka membagi kereta api atau trem kota dalam tiga kelas. Kelas 1 khusus untuk orang Belanda. Kelas 2 untuk Cina dan Arab. Kelas 3 alias kelas kambing buat\u00a0inlander-inlander<\/em>\u00a0anak negeri.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

Kecuali para nasionalis dan kaum pergerakan kebangsaan serta rakyat patriot yang bertekad merobohkan sistem itu, ada juga inlander <\/em>yang bersedia jadi budak untuk menggencet bangsa sendiri. Misalnya, para bupati dan pangreh praja yang jelek. Karena jiwanya memang dasar budak, dalam banyak hal mereka lebih nista dari tuannya sendiri. Dan karena jiwanya memang budak, mereka tak punya kepercayaan kepada kemampuan sendiri dan menganggap tuan asingnya bagai dewa putih yang berasal dari langit, dan dalam segala hal lebih unggul. Hubungan antara budak dan tuannya ini mirip dengan hubungan antara hewan sirkus dengan pelatihnya, menurut saja apa yang diperintahkan, dan meniru saja apa yang dicontohkan.<\/p>\n\n\n\n

Sisa jiwa inlander<\/em> ini masih ada juga sedikit bayak di alam kemerdekaan. Pangreh praja yang punya kegemaran menginjak ke bawah dan menjilat ke atas pada dasarnya tetap kehinggapan pembawaan inlander<\/em> itu. Seorang yang senantiasa menganggap asing itu hebat dan senantiasa benar dan unggul, sebenarnya merupakan inlander <\/em>gaya baru, dan mengidap unsur-unsur budak. Bawahan yang menganggap atasannya selalu perlu ditiru dan \u201cdigugu<\/em>\u201d, tak peduli apapun yang dilakukannya, pada dasarnya punya tabiat orang jajahan, tak punya karakter bangsa mereka. Kerdil, penakut, melayang kemana angin bertiup, merupakan pakaian sehari-hari.<\/p>\n\n\n\n

Sementara itu, jika seorang nyonya tidak sudi cangking tas kecuali merek Louis Vuitton walau bikinan Cibaduyut tak kalah bagusnya, berdandan dengan ramuan Yves Saint Laurent serta baju merek Calvin Klein, berkat dorongan anggapan bikinan asing itu dahsyat dan mampu naikkan gengsi, apakah terhadapnya kena pula julukan inlander<\/em> gaya baru?<\/p>\n\n\n\n

Oh, bisa iya dan bisa juga bukan. Jangan-jangan sang nyonya memang patriot sejati, tapi karena kebanyakan uang menjadi sedikit bingung dan hilang keseimbangan. Atau seorang suami yang sudi memakai ikat pinggang merek Etienne Aigner dan domper merek Cartier dan hanya siap berangkat golf dengan kaos merek Lacosre, apakah inlander <\/em>gaya baru? juga bisa iya dan bisa juga tidak. Boleh jadi tokoh kita ini seorang pecinta tanah air berikut produksinya, tapi sekedar menjaga martabat dan gengsi, tak menjadi apa melekatkan barang-barang mahal ke tubuh satu-satunya.<\/p>\n\n\n\n

Kawan saya yang tidak mau disebut inlander<\/em> baik gaya lama maupun baru, bertekad bulat kepingin menggunakan apa saja yang buatan dalam negeri, walau dia sama sekali tidak pernah ketemu Menteri Ginanjar Kartasasmita. Ia tidak merasa perlu memakai baju merek Charles Jourdan atau Lanvin, melainkan cukup bikinan Tegalparang yang tak beda dengan kemeja bikinan manapun di atas dunia. Ia tak merasa perlu pakai kaos merek Benetton karena produksi pinggiran kota Bandung sudah lebih dari cukup.<\/p>\n\n\n\n

Dan untuk lebih membikin dia bukan inlander<\/em> yang kurang percaya harga diri sendiri, begitu mau berangkat ke luar negeri ia kempit berbungkus-bungkus rokok kretek, bukan Marlboro atau Camel atau Lucky Strike, yang kecuali untuk gengsi, asapnya biasa-biasa saja, tapi, begitu ia naik pesawat Air France, seorang pramugari menghampirinya.<\/p>\n\n\n\n

\u201cMaaf, tuan hisap apa? Apa tuan hisap Hashish? Apa tuan sudi ganti rokok yang biasa-biasa saja?\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cini bukan hashish. Ini tembakau biasa campur cengkeh,\u201d jawab kawan saya. Dan karena tekadnya yang teguh mau menghisap rokok produksi negeri sendiri, kawan saya itu nekad hisap rokok kretek lagi di atas pesawat milik maskapai British Airways. Pada saat asapnya ngepul, datang lagi menghampiri seorang pramugari.<\/p>\n\n\n\n

\u201cWah, bau apa itu? Apa ganja? Apa tuan bisa ganti yang lain saja? Para penumpang di sini idak biasa mengendus bau itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

Kompas, 29 Maret 1987
<\/p>\n\n\n\n


<\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
<\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5841","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5829,"post_author":"878","post_date":"2019-06-28 09:52:18","post_date_gmt":"2019-06-28 02:52:18","post_content":"\n

Rokok, terutama rokok kretek, memberi inspirasi bagi banyak orang. Baik itu inspirasi ketika menikmati kretek atau usai menikmati rokok kretek, juga inspirasi dari produk rokok kreteknya. Lebih jauh dari itu, seluk-beluk dunia kretek mulai dari pertanian tembakau dan cengkeh, proses produksi kretek, transaksi dagang kretek, dan segala hal yang terkait dengan dunia perkretekan menginspirasi begitu banyak orang untuk berkarya dalam rupa-rupa bentuk karya.<\/p>\n\n\n\n

Bagi para penikmat kretek sendiri, rupa-rupa pengalaman bersama kretek juga banyak datangkan kisah menarik. Yang paling kesohor tentu saja kisah K.H Agus Salim dengan diplomasi kreteknya yang membikin suasana di salah satu ruang istana kerajaan Inggris yang sebelumnya begitu kaku dan formil menjadi cair karenanya.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Sosiawan Leak Bercerita Soal Rokok dan Do\u2019a<\/a><\/p>\n\n\n\n

Bukan hanya K.H Agus Salim yang memiliki kisah kretek dengan luar negeri, ada banyak lainnya, salah satunya, Mahbub Djunaidi, tokoh Betawi, tokoh NU, wartawan jempolan, kolumnis produktif, dan banyak hal keren lainnya terkumpul dalam satu orang ini. Kekhasannya dalam menghasilkan karya tulis, mampu membikin tulisan bertema berat dalam kemasan humor dan enak dibaca, membikin hampir semua penulis Indonesia mengagumi tulisannya. Tulisan Mahbub Djunaidi terkait kretek, yang tayang di Koran Kompas pada 29 Maret 1987, lebih 32 tahun lalu, juga dikemas dalam suasana humor dan ringan dibaca namun sarat kritik yang menohok. <\/p>\n\n\n\n

Tulisan Mahbub Djunaidi tentang kretek yang diberi judul \u2018Kretek\u2019 ini juga relevan dengan kondisi saat ini, bagaimana asing begitu mendikte negara ini dalam hal menyikapi rokok kretek. Lewat kaum anti-rokok pihak asing hendak menyingkirkan kretek. Secara halus, begitu halus, Mahbub Djunaidi mengkritik asing itu. Saya sadur seluruhnya saja tulisan Mahbub Djunaidi 32 tahun lalu itu di sini.<\/p>\n\n\n\n

Kretek<\/h2>\n\n\n\n

Oleh: Mahbub Djunaidi<\/p>\n\n\n\n

Sekolah kolonialisme memang berbeda-beda. Yang satu lebih brutal dari yang lain, tapi dilihat dari bintang, hakikatnya sama: mempesiang bangsa lain sebagai usaha mencari sesuap nasi. Kolonial Inggris di daerah konsesi seperti Shanghai memperlakukan orang Cina tak lebih dari binatang. Di sebuah taman kota ada tulisan di pintu gerbangnya \u201cDilarang masuk: anjing dan orang Cina\u201d. Sampai sekarang tulisan itu tidak diangkat, agar generasi demi generasi mengerti betapa jahatnya sistem itu. Tapi, kolonial Belanda di negeri ini menganggap Cina lebih tinggi derajatnya dibanding\u00a0inlander<\/em>, penduduk anak negeri seperti kita-kita ini. Mereka membagi kereta api atau trem kota dalam tiga kelas. Kelas 1 khusus untuk orang Belanda. Kelas 2 untuk Cina dan Arab. Kelas 3 alias kelas kambing buat\u00a0inlander-inlander<\/em>\u00a0anak negeri.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

Kecuali para nasionalis dan kaum pergerakan kebangsaan serta rakyat patriot yang bertekad merobohkan sistem itu, ada juga inlander <\/em>yang bersedia jadi budak untuk menggencet bangsa sendiri. Misalnya, para bupati dan pangreh praja yang jelek. Karena jiwanya memang dasar budak, dalam banyak hal mereka lebih nista dari tuannya sendiri. Dan karena jiwanya memang budak, mereka tak punya kepercayaan kepada kemampuan sendiri dan menganggap tuan asingnya bagai dewa putih yang berasal dari langit, dan dalam segala hal lebih unggul. Hubungan antara budak dan tuannya ini mirip dengan hubungan antara hewan sirkus dengan pelatihnya, menurut saja apa yang diperintahkan, dan meniru saja apa yang dicontohkan.<\/p>\n\n\n\n

Sisa jiwa inlander<\/em> ini masih ada juga sedikit bayak di alam kemerdekaan. Pangreh praja yang punya kegemaran menginjak ke bawah dan menjilat ke atas pada dasarnya tetap kehinggapan pembawaan inlander<\/em> itu. Seorang yang senantiasa menganggap asing itu hebat dan senantiasa benar dan unggul, sebenarnya merupakan inlander <\/em>gaya baru, dan mengidap unsur-unsur budak. Bawahan yang menganggap atasannya selalu perlu ditiru dan \u201cdigugu<\/em>\u201d, tak peduli apapun yang dilakukannya, pada dasarnya punya tabiat orang jajahan, tak punya karakter bangsa mereka. Kerdil, penakut, melayang kemana angin bertiup, merupakan pakaian sehari-hari.<\/p>\n\n\n\n

Sementara itu, jika seorang nyonya tidak sudi cangking tas kecuali merek Louis Vuitton walau bikinan Cibaduyut tak kalah bagusnya, berdandan dengan ramuan Yves Saint Laurent serta baju merek Calvin Klein, berkat dorongan anggapan bikinan asing itu dahsyat dan mampu naikkan gengsi, apakah terhadapnya kena pula julukan inlander<\/em> gaya baru?<\/p>\n\n\n\n

Oh, bisa iya dan bisa juga bukan. Jangan-jangan sang nyonya memang patriot sejati, tapi karena kebanyakan uang menjadi sedikit bingung dan hilang keseimbangan. Atau seorang suami yang sudi memakai ikat pinggang merek Etienne Aigner dan domper merek Cartier dan hanya siap berangkat golf dengan kaos merek Lacosre, apakah inlander <\/em>gaya baru? juga bisa iya dan bisa juga tidak. Boleh jadi tokoh kita ini seorang pecinta tanah air berikut produksinya, tapi sekedar menjaga martabat dan gengsi, tak menjadi apa melekatkan barang-barang mahal ke tubuh satu-satunya.<\/p>\n\n\n\n

Kawan saya yang tidak mau disebut inlander<\/em> baik gaya lama maupun baru, bertekad bulat kepingin menggunakan apa saja yang buatan dalam negeri, walau dia sama sekali tidak pernah ketemu Menteri Ginanjar Kartasasmita. Ia tidak merasa perlu memakai baju merek Charles Jourdan atau Lanvin, melainkan cukup bikinan Tegalparang yang tak beda dengan kemeja bikinan manapun di atas dunia. Ia tak merasa perlu pakai kaos merek Benetton karena produksi pinggiran kota Bandung sudah lebih dari cukup.<\/p>\n\n\n\n

Dan untuk lebih membikin dia bukan inlander<\/em> yang kurang percaya harga diri sendiri, begitu mau berangkat ke luar negeri ia kempit berbungkus-bungkus rokok kretek, bukan Marlboro atau Camel atau Lucky Strike, yang kecuali untuk gengsi, asapnya biasa-biasa saja, tapi, begitu ia naik pesawat Air France, seorang pramugari menghampirinya.<\/p>\n\n\n\n

\u201cMaaf, tuan hisap apa? Apa tuan hisap Hashish? Apa tuan sudi ganti rokok yang biasa-biasa saja?\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cini bukan hashish. Ini tembakau biasa campur cengkeh,\u201d jawab kawan saya. Dan karena tekadnya yang teguh mau menghisap rokok produksi negeri sendiri, kawan saya itu nekad hisap rokok kretek lagi di atas pesawat milik maskapai British Airways. Pada saat asapnya ngepul, datang lagi menghampiri seorang pramugari.<\/p>\n\n\n\n

\u201cWah, bau apa itu? Apa ganja? Apa tuan bisa ganti yang lain saja? Para penumpang di sini idak biasa mengendus bau itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

Kompas, 29 Maret 1987
<\/p>\n\n\n\n


<\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
<\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5841","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5829,"post_author":"878","post_date":"2019-06-28 09:52:18","post_date_gmt":"2019-06-28 02:52:18","post_content":"\n

Rokok, terutama rokok kretek, memberi inspirasi bagi banyak orang. Baik itu inspirasi ketika menikmati kretek atau usai menikmati rokok kretek, juga inspirasi dari produk rokok kreteknya. Lebih jauh dari itu, seluk-beluk dunia kretek mulai dari pertanian tembakau dan cengkeh, proses produksi kretek, transaksi dagang kretek, dan segala hal yang terkait dengan dunia perkretekan menginspirasi begitu banyak orang untuk berkarya dalam rupa-rupa bentuk karya.<\/p>\n\n\n\n

Bagi para penikmat kretek sendiri, rupa-rupa pengalaman bersama kretek juga banyak datangkan kisah menarik. Yang paling kesohor tentu saja kisah K.H Agus Salim dengan diplomasi kreteknya yang membikin suasana di salah satu ruang istana kerajaan Inggris yang sebelumnya begitu kaku dan formil menjadi cair karenanya.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Sosiawan Leak Bercerita Soal Rokok dan Do\u2019a<\/a><\/p>\n\n\n\n

Bukan hanya K.H Agus Salim yang memiliki kisah kretek dengan luar negeri, ada banyak lainnya, salah satunya, Mahbub Djunaidi, tokoh Betawi, tokoh NU, wartawan jempolan, kolumnis produktif, dan banyak hal keren lainnya terkumpul dalam satu orang ini. Kekhasannya dalam menghasilkan karya tulis, mampu membikin tulisan bertema berat dalam kemasan humor dan enak dibaca, membikin hampir semua penulis Indonesia mengagumi tulisannya. Tulisan Mahbub Djunaidi terkait kretek, yang tayang di Koran Kompas pada 29 Maret 1987, lebih 32 tahun lalu, juga dikemas dalam suasana humor dan ringan dibaca namun sarat kritik yang menohok. <\/p>\n\n\n\n

Tulisan Mahbub Djunaidi tentang kretek yang diberi judul \u2018Kretek\u2019 ini juga relevan dengan kondisi saat ini, bagaimana asing begitu mendikte negara ini dalam hal menyikapi rokok kretek. Lewat kaum anti-rokok pihak asing hendak menyingkirkan kretek. Secara halus, begitu halus, Mahbub Djunaidi mengkritik asing itu. Saya sadur seluruhnya saja tulisan Mahbub Djunaidi 32 tahun lalu itu di sini.<\/p>\n\n\n\n

Kretek<\/h2>\n\n\n\n

Oleh: Mahbub Djunaidi<\/p>\n\n\n\n

Sekolah kolonialisme memang berbeda-beda. Yang satu lebih brutal dari yang lain, tapi dilihat dari bintang, hakikatnya sama: mempesiang bangsa lain sebagai usaha mencari sesuap nasi. Kolonial Inggris di daerah konsesi seperti Shanghai memperlakukan orang Cina tak lebih dari binatang. Di sebuah taman kota ada tulisan di pintu gerbangnya \u201cDilarang masuk: anjing dan orang Cina\u201d. Sampai sekarang tulisan itu tidak diangkat, agar generasi demi generasi mengerti betapa jahatnya sistem itu. Tapi, kolonial Belanda di negeri ini menganggap Cina lebih tinggi derajatnya dibanding\u00a0inlander<\/em>, penduduk anak negeri seperti kita-kita ini. Mereka membagi kereta api atau trem kota dalam tiga kelas. Kelas 1 khusus untuk orang Belanda. Kelas 2 untuk Cina dan Arab. Kelas 3 alias kelas kambing buat\u00a0inlander-inlander<\/em>\u00a0anak negeri.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

Kecuali para nasionalis dan kaum pergerakan kebangsaan serta rakyat patriot yang bertekad merobohkan sistem itu, ada juga inlander <\/em>yang bersedia jadi budak untuk menggencet bangsa sendiri. Misalnya, para bupati dan pangreh praja yang jelek. Karena jiwanya memang dasar budak, dalam banyak hal mereka lebih nista dari tuannya sendiri. Dan karena jiwanya memang budak, mereka tak punya kepercayaan kepada kemampuan sendiri dan menganggap tuan asingnya bagai dewa putih yang berasal dari langit, dan dalam segala hal lebih unggul. Hubungan antara budak dan tuannya ini mirip dengan hubungan antara hewan sirkus dengan pelatihnya, menurut saja apa yang diperintahkan, dan meniru saja apa yang dicontohkan.<\/p>\n\n\n\n

Sisa jiwa inlander<\/em> ini masih ada juga sedikit bayak di alam kemerdekaan. Pangreh praja yang punya kegemaran menginjak ke bawah dan menjilat ke atas pada dasarnya tetap kehinggapan pembawaan inlander<\/em> itu. Seorang yang senantiasa menganggap asing itu hebat dan senantiasa benar dan unggul, sebenarnya merupakan inlander <\/em>gaya baru, dan mengidap unsur-unsur budak. Bawahan yang menganggap atasannya selalu perlu ditiru dan \u201cdigugu<\/em>\u201d, tak peduli apapun yang dilakukannya, pada dasarnya punya tabiat orang jajahan, tak punya karakter bangsa mereka. Kerdil, penakut, melayang kemana angin bertiup, merupakan pakaian sehari-hari.<\/p>\n\n\n\n

Sementara itu, jika seorang nyonya tidak sudi cangking tas kecuali merek Louis Vuitton walau bikinan Cibaduyut tak kalah bagusnya, berdandan dengan ramuan Yves Saint Laurent serta baju merek Calvin Klein, berkat dorongan anggapan bikinan asing itu dahsyat dan mampu naikkan gengsi, apakah terhadapnya kena pula julukan inlander<\/em> gaya baru?<\/p>\n\n\n\n

Oh, bisa iya dan bisa juga bukan. Jangan-jangan sang nyonya memang patriot sejati, tapi karena kebanyakan uang menjadi sedikit bingung dan hilang keseimbangan. Atau seorang suami yang sudi memakai ikat pinggang merek Etienne Aigner dan domper merek Cartier dan hanya siap berangkat golf dengan kaos merek Lacosre, apakah inlander <\/em>gaya baru? juga bisa iya dan bisa juga tidak. Boleh jadi tokoh kita ini seorang pecinta tanah air berikut produksinya, tapi sekedar menjaga martabat dan gengsi, tak menjadi apa melekatkan barang-barang mahal ke tubuh satu-satunya.<\/p>\n\n\n\n

Kawan saya yang tidak mau disebut inlander<\/em> baik gaya lama maupun baru, bertekad bulat kepingin menggunakan apa saja yang buatan dalam negeri, walau dia sama sekali tidak pernah ketemu Menteri Ginanjar Kartasasmita. Ia tidak merasa perlu memakai baju merek Charles Jourdan atau Lanvin, melainkan cukup bikinan Tegalparang yang tak beda dengan kemeja bikinan manapun di atas dunia. Ia tak merasa perlu pakai kaos merek Benetton karena produksi pinggiran kota Bandung sudah lebih dari cukup.<\/p>\n\n\n\n

Dan untuk lebih membikin dia bukan inlander<\/em> yang kurang percaya harga diri sendiri, begitu mau berangkat ke luar negeri ia kempit berbungkus-bungkus rokok kretek, bukan Marlboro atau Camel atau Lucky Strike, yang kecuali untuk gengsi, asapnya biasa-biasa saja, tapi, begitu ia naik pesawat Air France, seorang pramugari menghampirinya.<\/p>\n\n\n\n

\u201cMaaf, tuan hisap apa? Apa tuan hisap Hashish? Apa tuan sudi ganti rokok yang biasa-biasa saja?\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cini bukan hashish. Ini tembakau biasa campur cengkeh,\u201d jawab kawan saya. Dan karena tekadnya yang teguh mau menghisap rokok produksi negeri sendiri, kawan saya itu nekad hisap rokok kretek lagi di atas pesawat milik maskapai British Airways. Pada saat asapnya ngepul, datang lagi menghampiri seorang pramugari.<\/p>\n\n\n\n

\u201cWah, bau apa itu? Apa ganja? Apa tuan bisa ganti yang lain saja? Para penumpang di sini idak biasa mengendus bau itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

Kompas, 29 Maret 1987
<\/p>\n\n\n\n


<\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
<\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5841","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5829,"post_author":"878","post_date":"2019-06-28 09:52:18","post_date_gmt":"2019-06-28 02:52:18","post_content":"\n

Rokok, terutama rokok kretek, memberi inspirasi bagi banyak orang. Baik itu inspirasi ketika menikmati kretek atau usai menikmati rokok kretek, juga inspirasi dari produk rokok kreteknya. Lebih jauh dari itu, seluk-beluk dunia kretek mulai dari pertanian tembakau dan cengkeh, proses produksi kretek, transaksi dagang kretek, dan segala hal yang terkait dengan dunia perkretekan menginspirasi begitu banyak orang untuk berkarya dalam rupa-rupa bentuk karya.<\/p>\n\n\n\n

Bagi para penikmat kretek sendiri, rupa-rupa pengalaman bersama kretek juga banyak datangkan kisah menarik. Yang paling kesohor tentu saja kisah K.H Agus Salim dengan diplomasi kreteknya yang membikin suasana di salah satu ruang istana kerajaan Inggris yang sebelumnya begitu kaku dan formil menjadi cair karenanya.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Sosiawan Leak Bercerita Soal Rokok dan Do\u2019a<\/a><\/p>\n\n\n\n

Bukan hanya K.H Agus Salim yang memiliki kisah kretek dengan luar negeri, ada banyak lainnya, salah satunya, Mahbub Djunaidi, tokoh Betawi, tokoh NU, wartawan jempolan, kolumnis produktif, dan banyak hal keren lainnya terkumpul dalam satu orang ini. Kekhasannya dalam menghasilkan karya tulis, mampu membikin tulisan bertema berat dalam kemasan humor dan enak dibaca, membikin hampir semua penulis Indonesia mengagumi tulisannya. Tulisan Mahbub Djunaidi terkait kretek, yang tayang di Koran Kompas pada 29 Maret 1987, lebih 32 tahun lalu, juga dikemas dalam suasana humor dan ringan dibaca namun sarat kritik yang menohok. <\/p>\n\n\n\n

Tulisan Mahbub Djunaidi tentang kretek yang diberi judul \u2018Kretek\u2019 ini juga relevan dengan kondisi saat ini, bagaimana asing begitu mendikte negara ini dalam hal menyikapi rokok kretek. Lewat kaum anti-rokok pihak asing hendak menyingkirkan kretek. Secara halus, begitu halus, Mahbub Djunaidi mengkritik asing itu. Saya sadur seluruhnya saja tulisan Mahbub Djunaidi 32 tahun lalu itu di sini.<\/p>\n\n\n\n

Kretek<\/h2>\n\n\n\n

Oleh: Mahbub Djunaidi<\/p>\n\n\n\n

Sekolah kolonialisme memang berbeda-beda. Yang satu lebih brutal dari yang lain, tapi dilihat dari bintang, hakikatnya sama: mempesiang bangsa lain sebagai usaha mencari sesuap nasi. Kolonial Inggris di daerah konsesi seperti Shanghai memperlakukan orang Cina tak lebih dari binatang. Di sebuah taman kota ada tulisan di pintu gerbangnya \u201cDilarang masuk: anjing dan orang Cina\u201d. Sampai sekarang tulisan itu tidak diangkat, agar generasi demi generasi mengerti betapa jahatnya sistem itu. Tapi, kolonial Belanda di negeri ini menganggap Cina lebih tinggi derajatnya dibanding\u00a0inlander<\/em>, penduduk anak negeri seperti kita-kita ini. Mereka membagi kereta api atau trem kota dalam tiga kelas. Kelas 1 khusus untuk orang Belanda. Kelas 2 untuk Cina dan Arab. Kelas 3 alias kelas kambing buat\u00a0inlander-inlander<\/em>\u00a0anak negeri.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

Kecuali para nasionalis dan kaum pergerakan kebangsaan serta rakyat patriot yang bertekad merobohkan sistem itu, ada juga inlander <\/em>yang bersedia jadi budak untuk menggencet bangsa sendiri. Misalnya, para bupati dan pangreh praja yang jelek. Karena jiwanya memang dasar budak, dalam banyak hal mereka lebih nista dari tuannya sendiri. Dan karena jiwanya memang budak, mereka tak punya kepercayaan kepada kemampuan sendiri dan menganggap tuan asingnya bagai dewa putih yang berasal dari langit, dan dalam segala hal lebih unggul. Hubungan antara budak dan tuannya ini mirip dengan hubungan antara hewan sirkus dengan pelatihnya, menurut saja apa yang diperintahkan, dan meniru saja apa yang dicontohkan.<\/p>\n\n\n\n

Sisa jiwa inlander<\/em> ini masih ada juga sedikit bayak di alam kemerdekaan. Pangreh praja yang punya kegemaran menginjak ke bawah dan menjilat ke atas pada dasarnya tetap kehinggapan pembawaan inlander<\/em> itu. Seorang yang senantiasa menganggap asing itu hebat dan senantiasa benar dan unggul, sebenarnya merupakan inlander <\/em>gaya baru, dan mengidap unsur-unsur budak. Bawahan yang menganggap atasannya selalu perlu ditiru dan \u201cdigugu<\/em>\u201d, tak peduli apapun yang dilakukannya, pada dasarnya punya tabiat orang jajahan, tak punya karakter bangsa mereka. Kerdil, penakut, melayang kemana angin bertiup, merupakan pakaian sehari-hari.<\/p>\n\n\n\n

Sementara itu, jika seorang nyonya tidak sudi cangking tas kecuali merek Louis Vuitton walau bikinan Cibaduyut tak kalah bagusnya, berdandan dengan ramuan Yves Saint Laurent serta baju merek Calvin Klein, berkat dorongan anggapan bikinan asing itu dahsyat dan mampu naikkan gengsi, apakah terhadapnya kena pula julukan inlander<\/em> gaya baru?<\/p>\n\n\n\n

Oh, bisa iya dan bisa juga bukan. Jangan-jangan sang nyonya memang patriot sejati, tapi karena kebanyakan uang menjadi sedikit bingung dan hilang keseimbangan. Atau seorang suami yang sudi memakai ikat pinggang merek Etienne Aigner dan domper merek Cartier dan hanya siap berangkat golf dengan kaos merek Lacosre, apakah inlander <\/em>gaya baru? juga bisa iya dan bisa juga tidak. Boleh jadi tokoh kita ini seorang pecinta tanah air berikut produksinya, tapi sekedar menjaga martabat dan gengsi, tak menjadi apa melekatkan barang-barang mahal ke tubuh satu-satunya.<\/p>\n\n\n\n

Kawan saya yang tidak mau disebut inlander<\/em> baik gaya lama maupun baru, bertekad bulat kepingin menggunakan apa saja yang buatan dalam negeri, walau dia sama sekali tidak pernah ketemu Menteri Ginanjar Kartasasmita. Ia tidak merasa perlu memakai baju merek Charles Jourdan atau Lanvin, melainkan cukup bikinan Tegalparang yang tak beda dengan kemeja bikinan manapun di atas dunia. Ia tak merasa perlu pakai kaos merek Benetton karena produksi pinggiran kota Bandung sudah lebih dari cukup.<\/p>\n\n\n\n

Dan untuk lebih membikin dia bukan inlander<\/em> yang kurang percaya harga diri sendiri, begitu mau berangkat ke luar negeri ia kempit berbungkus-bungkus rokok kretek, bukan Marlboro atau Camel atau Lucky Strike, yang kecuali untuk gengsi, asapnya biasa-biasa saja, tapi, begitu ia naik pesawat Air France, seorang pramugari menghampirinya.<\/p>\n\n\n\n

\u201cMaaf, tuan hisap apa? Apa tuan hisap Hashish? Apa tuan sudi ganti rokok yang biasa-biasa saja?\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cini bukan hashish. Ini tembakau biasa campur cengkeh,\u201d jawab kawan saya. Dan karena tekadnya yang teguh mau menghisap rokok produksi negeri sendiri, kawan saya itu nekad hisap rokok kretek lagi di atas pesawat milik maskapai British Airways. Pada saat asapnya ngepul, datang lagi menghampiri seorang pramugari.<\/p>\n\n\n\n

\u201cWah, bau apa itu? Apa ganja? Apa tuan bisa ganti yang lain saja? Para penumpang di sini idak biasa mengendus bau itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

Kompas, 29 Maret 1987
<\/p>\n\n\n\n


<\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
<\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5841","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5829,"post_author":"878","post_date":"2019-06-28 09:52:18","post_date_gmt":"2019-06-28 02:52:18","post_content":"\n

Rokok, terutama rokok kretek, memberi inspirasi bagi banyak orang. Baik itu inspirasi ketika menikmati kretek atau usai menikmati rokok kretek, juga inspirasi dari produk rokok kreteknya. Lebih jauh dari itu, seluk-beluk dunia kretek mulai dari pertanian tembakau dan cengkeh, proses produksi kretek, transaksi dagang kretek, dan segala hal yang terkait dengan dunia perkretekan menginspirasi begitu banyak orang untuk berkarya dalam rupa-rupa bentuk karya.<\/p>\n\n\n\n

Bagi para penikmat kretek sendiri, rupa-rupa pengalaman bersama kretek juga banyak datangkan kisah menarik. Yang paling kesohor tentu saja kisah K.H Agus Salim dengan diplomasi kreteknya yang membikin suasana di salah satu ruang istana kerajaan Inggris yang sebelumnya begitu kaku dan formil menjadi cair karenanya.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Sosiawan Leak Bercerita Soal Rokok dan Do\u2019a<\/a><\/p>\n\n\n\n

Bukan hanya K.H Agus Salim yang memiliki kisah kretek dengan luar negeri, ada banyak lainnya, salah satunya, Mahbub Djunaidi, tokoh Betawi, tokoh NU, wartawan jempolan, kolumnis produktif, dan banyak hal keren lainnya terkumpul dalam satu orang ini. Kekhasannya dalam menghasilkan karya tulis, mampu membikin tulisan bertema berat dalam kemasan humor dan enak dibaca, membikin hampir semua penulis Indonesia mengagumi tulisannya. Tulisan Mahbub Djunaidi terkait kretek, yang tayang di Koran Kompas pada 29 Maret 1987, lebih 32 tahun lalu, juga dikemas dalam suasana humor dan ringan dibaca namun sarat kritik yang menohok. <\/p>\n\n\n\n

Tulisan Mahbub Djunaidi tentang kretek yang diberi judul \u2018Kretek\u2019 ini juga relevan dengan kondisi saat ini, bagaimana asing begitu mendikte negara ini dalam hal menyikapi rokok kretek. Lewat kaum anti-rokok pihak asing hendak menyingkirkan kretek. Secara halus, begitu halus, Mahbub Djunaidi mengkritik asing itu. Saya sadur seluruhnya saja tulisan Mahbub Djunaidi 32 tahun lalu itu di sini.<\/p>\n\n\n\n

Kretek<\/h2>\n\n\n\n

Oleh: Mahbub Djunaidi<\/p>\n\n\n\n

Sekolah kolonialisme memang berbeda-beda. Yang satu lebih brutal dari yang lain, tapi dilihat dari bintang, hakikatnya sama: mempesiang bangsa lain sebagai usaha mencari sesuap nasi. Kolonial Inggris di daerah konsesi seperti Shanghai memperlakukan orang Cina tak lebih dari binatang. Di sebuah taman kota ada tulisan di pintu gerbangnya \u201cDilarang masuk: anjing dan orang Cina\u201d. Sampai sekarang tulisan itu tidak diangkat, agar generasi demi generasi mengerti betapa jahatnya sistem itu. Tapi, kolonial Belanda di negeri ini menganggap Cina lebih tinggi derajatnya dibanding\u00a0inlander<\/em>, penduduk anak negeri seperti kita-kita ini. Mereka membagi kereta api atau trem kota dalam tiga kelas. Kelas 1 khusus untuk orang Belanda. Kelas 2 untuk Cina dan Arab. Kelas 3 alias kelas kambing buat\u00a0inlander-inlander<\/em>\u00a0anak negeri.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

Kecuali para nasionalis dan kaum pergerakan kebangsaan serta rakyat patriot yang bertekad merobohkan sistem itu, ada juga inlander <\/em>yang bersedia jadi budak untuk menggencet bangsa sendiri. Misalnya, para bupati dan pangreh praja yang jelek. Karena jiwanya memang dasar budak, dalam banyak hal mereka lebih nista dari tuannya sendiri. Dan karena jiwanya memang budak, mereka tak punya kepercayaan kepada kemampuan sendiri dan menganggap tuan asingnya bagai dewa putih yang berasal dari langit, dan dalam segala hal lebih unggul. Hubungan antara budak dan tuannya ini mirip dengan hubungan antara hewan sirkus dengan pelatihnya, menurut saja apa yang diperintahkan, dan meniru saja apa yang dicontohkan.<\/p>\n\n\n\n

Sisa jiwa inlander<\/em> ini masih ada juga sedikit bayak di alam kemerdekaan. Pangreh praja yang punya kegemaran menginjak ke bawah dan menjilat ke atas pada dasarnya tetap kehinggapan pembawaan inlander<\/em> itu. Seorang yang senantiasa menganggap asing itu hebat dan senantiasa benar dan unggul, sebenarnya merupakan inlander <\/em>gaya baru, dan mengidap unsur-unsur budak. Bawahan yang menganggap atasannya selalu perlu ditiru dan \u201cdigugu<\/em>\u201d, tak peduli apapun yang dilakukannya, pada dasarnya punya tabiat orang jajahan, tak punya karakter bangsa mereka. Kerdil, penakut, melayang kemana angin bertiup, merupakan pakaian sehari-hari.<\/p>\n\n\n\n

Sementara itu, jika seorang nyonya tidak sudi cangking tas kecuali merek Louis Vuitton walau bikinan Cibaduyut tak kalah bagusnya, berdandan dengan ramuan Yves Saint Laurent serta baju merek Calvin Klein, berkat dorongan anggapan bikinan asing itu dahsyat dan mampu naikkan gengsi, apakah terhadapnya kena pula julukan inlander<\/em> gaya baru?<\/p>\n\n\n\n

Oh, bisa iya dan bisa juga bukan. Jangan-jangan sang nyonya memang patriot sejati, tapi karena kebanyakan uang menjadi sedikit bingung dan hilang keseimbangan. Atau seorang suami yang sudi memakai ikat pinggang merek Etienne Aigner dan domper merek Cartier dan hanya siap berangkat golf dengan kaos merek Lacosre, apakah inlander <\/em>gaya baru? juga bisa iya dan bisa juga tidak. Boleh jadi tokoh kita ini seorang pecinta tanah air berikut produksinya, tapi sekedar menjaga martabat dan gengsi, tak menjadi apa melekatkan barang-barang mahal ke tubuh satu-satunya.<\/p>\n\n\n\n

Kawan saya yang tidak mau disebut inlander<\/em> baik gaya lama maupun baru, bertekad bulat kepingin menggunakan apa saja yang buatan dalam negeri, walau dia sama sekali tidak pernah ketemu Menteri Ginanjar Kartasasmita. Ia tidak merasa perlu memakai baju merek Charles Jourdan atau Lanvin, melainkan cukup bikinan Tegalparang yang tak beda dengan kemeja bikinan manapun di atas dunia. Ia tak merasa perlu pakai kaos merek Benetton karena produksi pinggiran kota Bandung sudah lebih dari cukup.<\/p>\n\n\n\n

Dan untuk lebih membikin dia bukan inlander<\/em> yang kurang percaya harga diri sendiri, begitu mau berangkat ke luar negeri ia kempit berbungkus-bungkus rokok kretek, bukan Marlboro atau Camel atau Lucky Strike, yang kecuali untuk gengsi, asapnya biasa-biasa saja, tapi, begitu ia naik pesawat Air France, seorang pramugari menghampirinya.<\/p>\n\n\n\n

\u201cMaaf, tuan hisap apa? Apa tuan hisap Hashish? Apa tuan sudi ganti rokok yang biasa-biasa saja?\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cini bukan hashish. Ini tembakau biasa campur cengkeh,\u201d jawab kawan saya. Dan karena tekadnya yang teguh mau menghisap rokok produksi negeri sendiri, kawan saya itu nekad hisap rokok kretek lagi di atas pesawat milik maskapai British Airways. Pada saat asapnya ngepul, datang lagi menghampiri seorang pramugari.<\/p>\n\n\n\n

\u201cWah, bau apa itu? Apa ganja? Apa tuan bisa ganti yang lain saja? Para penumpang di sini idak biasa mengendus bau itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

Kompas, 29 Maret 1987
<\/p>\n\n\n\n


<\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
<\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5841","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5829,"post_author":"878","post_date":"2019-06-28 09:52:18","post_date_gmt":"2019-06-28 02:52:18","post_content":"\n

Rokok, terutama rokok kretek, memberi inspirasi bagi banyak orang. Baik itu inspirasi ketika menikmati kretek atau usai menikmati rokok kretek, juga inspirasi dari produk rokok kreteknya. Lebih jauh dari itu, seluk-beluk dunia kretek mulai dari pertanian tembakau dan cengkeh, proses produksi kretek, transaksi dagang kretek, dan segala hal yang terkait dengan dunia perkretekan menginspirasi begitu banyak orang untuk berkarya dalam rupa-rupa bentuk karya.<\/p>\n\n\n\n

Bagi para penikmat kretek sendiri, rupa-rupa pengalaman bersama kretek juga banyak datangkan kisah menarik. Yang paling kesohor tentu saja kisah K.H Agus Salim dengan diplomasi kreteknya yang membikin suasana di salah satu ruang istana kerajaan Inggris yang sebelumnya begitu kaku dan formil menjadi cair karenanya.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Sosiawan Leak Bercerita Soal Rokok dan Do\u2019a<\/a><\/p>\n\n\n\n

Bukan hanya K.H Agus Salim yang memiliki kisah kretek dengan luar negeri, ada banyak lainnya, salah satunya, Mahbub Djunaidi, tokoh Betawi, tokoh NU, wartawan jempolan, kolumnis produktif, dan banyak hal keren lainnya terkumpul dalam satu orang ini. Kekhasannya dalam menghasilkan karya tulis, mampu membikin tulisan bertema berat dalam kemasan humor dan enak dibaca, membikin hampir semua penulis Indonesia mengagumi tulisannya. Tulisan Mahbub Djunaidi terkait kretek, yang tayang di Koran Kompas pada 29 Maret 1987, lebih 32 tahun lalu, juga dikemas dalam suasana humor dan ringan dibaca namun sarat kritik yang menohok. <\/p>\n\n\n\n

Tulisan Mahbub Djunaidi tentang kretek yang diberi judul \u2018Kretek\u2019 ini juga relevan dengan kondisi saat ini, bagaimana asing begitu mendikte negara ini dalam hal menyikapi rokok kretek. Lewat kaum anti-rokok pihak asing hendak menyingkirkan kretek. Secara halus, begitu halus, Mahbub Djunaidi mengkritik asing itu. Saya sadur seluruhnya saja tulisan Mahbub Djunaidi 32 tahun lalu itu di sini.<\/p>\n\n\n\n

Kretek<\/h2>\n\n\n\n

Oleh: Mahbub Djunaidi<\/p>\n\n\n\n

Sekolah kolonialisme memang berbeda-beda. Yang satu lebih brutal dari yang lain, tapi dilihat dari bintang, hakikatnya sama: mempesiang bangsa lain sebagai usaha mencari sesuap nasi. Kolonial Inggris di daerah konsesi seperti Shanghai memperlakukan orang Cina tak lebih dari binatang. Di sebuah taman kota ada tulisan di pintu gerbangnya \u201cDilarang masuk: anjing dan orang Cina\u201d. Sampai sekarang tulisan itu tidak diangkat, agar generasi demi generasi mengerti betapa jahatnya sistem itu. Tapi, kolonial Belanda di negeri ini menganggap Cina lebih tinggi derajatnya dibanding\u00a0inlander<\/em>, penduduk anak negeri seperti kita-kita ini. Mereka membagi kereta api atau trem kota dalam tiga kelas. Kelas 1 khusus untuk orang Belanda. Kelas 2 untuk Cina dan Arab. Kelas 3 alias kelas kambing buat\u00a0inlander-inlander<\/em>\u00a0anak negeri.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

Kecuali para nasionalis dan kaum pergerakan kebangsaan serta rakyat patriot yang bertekad merobohkan sistem itu, ada juga inlander <\/em>yang bersedia jadi budak untuk menggencet bangsa sendiri. Misalnya, para bupati dan pangreh praja yang jelek. Karena jiwanya memang dasar budak, dalam banyak hal mereka lebih nista dari tuannya sendiri. Dan karena jiwanya memang budak, mereka tak punya kepercayaan kepada kemampuan sendiri dan menganggap tuan asingnya bagai dewa putih yang berasal dari langit, dan dalam segala hal lebih unggul. Hubungan antara budak dan tuannya ini mirip dengan hubungan antara hewan sirkus dengan pelatihnya, menurut saja apa yang diperintahkan, dan meniru saja apa yang dicontohkan.<\/p>\n\n\n\n

Sisa jiwa inlander<\/em> ini masih ada juga sedikit bayak di alam kemerdekaan. Pangreh praja yang punya kegemaran menginjak ke bawah dan menjilat ke atas pada dasarnya tetap kehinggapan pembawaan inlander<\/em> itu. Seorang yang senantiasa menganggap asing itu hebat dan senantiasa benar dan unggul, sebenarnya merupakan inlander <\/em>gaya baru, dan mengidap unsur-unsur budak. Bawahan yang menganggap atasannya selalu perlu ditiru dan \u201cdigugu<\/em>\u201d, tak peduli apapun yang dilakukannya, pada dasarnya punya tabiat orang jajahan, tak punya karakter bangsa mereka. Kerdil, penakut, melayang kemana angin bertiup, merupakan pakaian sehari-hari.<\/p>\n\n\n\n

Sementara itu, jika seorang nyonya tidak sudi cangking tas kecuali merek Louis Vuitton walau bikinan Cibaduyut tak kalah bagusnya, berdandan dengan ramuan Yves Saint Laurent serta baju merek Calvin Klein, berkat dorongan anggapan bikinan asing itu dahsyat dan mampu naikkan gengsi, apakah terhadapnya kena pula julukan inlander<\/em> gaya baru?<\/p>\n\n\n\n

Oh, bisa iya dan bisa juga bukan. Jangan-jangan sang nyonya memang patriot sejati, tapi karena kebanyakan uang menjadi sedikit bingung dan hilang keseimbangan. Atau seorang suami yang sudi memakai ikat pinggang merek Etienne Aigner dan domper merek Cartier dan hanya siap berangkat golf dengan kaos merek Lacosre, apakah inlander <\/em>gaya baru? juga bisa iya dan bisa juga tidak. Boleh jadi tokoh kita ini seorang pecinta tanah air berikut produksinya, tapi sekedar menjaga martabat dan gengsi, tak menjadi apa melekatkan barang-barang mahal ke tubuh satu-satunya.<\/p>\n\n\n\n

Kawan saya yang tidak mau disebut inlander<\/em> baik gaya lama maupun baru, bertekad bulat kepingin menggunakan apa saja yang buatan dalam negeri, walau dia sama sekali tidak pernah ketemu Menteri Ginanjar Kartasasmita. Ia tidak merasa perlu memakai baju merek Charles Jourdan atau Lanvin, melainkan cukup bikinan Tegalparang yang tak beda dengan kemeja bikinan manapun di atas dunia. Ia tak merasa perlu pakai kaos merek Benetton karena produksi pinggiran kota Bandung sudah lebih dari cukup.<\/p>\n\n\n\n

Dan untuk lebih membikin dia bukan inlander<\/em> yang kurang percaya harga diri sendiri, begitu mau berangkat ke luar negeri ia kempit berbungkus-bungkus rokok kretek, bukan Marlboro atau Camel atau Lucky Strike, yang kecuali untuk gengsi, asapnya biasa-biasa saja, tapi, begitu ia naik pesawat Air France, seorang pramugari menghampirinya.<\/p>\n\n\n\n

\u201cMaaf, tuan hisap apa? Apa tuan hisap Hashish? Apa tuan sudi ganti rokok yang biasa-biasa saja?\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cini bukan hashish. Ini tembakau biasa campur cengkeh,\u201d jawab kawan saya. Dan karena tekadnya yang teguh mau menghisap rokok produksi negeri sendiri, kawan saya itu nekad hisap rokok kretek lagi di atas pesawat milik maskapai British Airways. Pada saat asapnya ngepul, datang lagi menghampiri seorang pramugari.<\/p>\n\n\n\n

\u201cWah, bau apa itu? Apa ganja? Apa tuan bisa ganti yang lain saja? Para penumpang di sini idak biasa mengendus bau itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

Kompas, 29 Maret 1987
<\/p>\n\n\n\n


<\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
<\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5841","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5829,"post_author":"878","post_date":"2019-06-28 09:52:18","post_date_gmt":"2019-06-28 02:52:18","post_content":"\n

Rokok, terutama rokok kretek, memberi inspirasi bagi banyak orang. Baik itu inspirasi ketika menikmati kretek atau usai menikmati rokok kretek, juga inspirasi dari produk rokok kreteknya. Lebih jauh dari itu, seluk-beluk dunia kretek mulai dari pertanian tembakau dan cengkeh, proses produksi kretek, transaksi dagang kretek, dan segala hal yang terkait dengan dunia perkretekan menginspirasi begitu banyak orang untuk berkarya dalam rupa-rupa bentuk karya.<\/p>\n\n\n\n

Bagi para penikmat kretek sendiri, rupa-rupa pengalaman bersama kretek juga banyak datangkan kisah menarik. Yang paling kesohor tentu saja kisah K.H Agus Salim dengan diplomasi kreteknya yang membikin suasana di salah satu ruang istana kerajaan Inggris yang sebelumnya begitu kaku dan formil menjadi cair karenanya.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Sosiawan Leak Bercerita Soal Rokok dan Do\u2019a<\/a><\/p>\n\n\n\n

Bukan hanya K.H Agus Salim yang memiliki kisah kretek dengan luar negeri, ada banyak lainnya, salah satunya, Mahbub Djunaidi, tokoh Betawi, tokoh NU, wartawan jempolan, kolumnis produktif, dan banyak hal keren lainnya terkumpul dalam satu orang ini. Kekhasannya dalam menghasilkan karya tulis, mampu membikin tulisan bertema berat dalam kemasan humor dan enak dibaca, membikin hampir semua penulis Indonesia mengagumi tulisannya. Tulisan Mahbub Djunaidi terkait kretek, yang tayang di Koran Kompas pada 29 Maret 1987, lebih 32 tahun lalu, juga dikemas dalam suasana humor dan ringan dibaca namun sarat kritik yang menohok. <\/p>\n\n\n\n

Tulisan Mahbub Djunaidi tentang kretek yang diberi judul \u2018Kretek\u2019 ini juga relevan dengan kondisi saat ini, bagaimana asing begitu mendikte negara ini dalam hal menyikapi rokok kretek. Lewat kaum anti-rokok pihak asing hendak menyingkirkan kretek. Secara halus, begitu halus, Mahbub Djunaidi mengkritik asing itu. Saya sadur seluruhnya saja tulisan Mahbub Djunaidi 32 tahun lalu itu di sini.<\/p>\n\n\n\n

Kretek<\/h2>\n\n\n\n

Oleh: Mahbub Djunaidi<\/p>\n\n\n\n

Sekolah kolonialisme memang berbeda-beda. Yang satu lebih brutal dari yang lain, tapi dilihat dari bintang, hakikatnya sama: mempesiang bangsa lain sebagai usaha mencari sesuap nasi. Kolonial Inggris di daerah konsesi seperti Shanghai memperlakukan orang Cina tak lebih dari binatang. Di sebuah taman kota ada tulisan di pintu gerbangnya \u201cDilarang masuk: anjing dan orang Cina\u201d. Sampai sekarang tulisan itu tidak diangkat, agar generasi demi generasi mengerti betapa jahatnya sistem itu. Tapi, kolonial Belanda di negeri ini menganggap Cina lebih tinggi derajatnya dibanding\u00a0inlander<\/em>, penduduk anak negeri seperti kita-kita ini. Mereka membagi kereta api atau trem kota dalam tiga kelas. Kelas 1 khusus untuk orang Belanda. Kelas 2 untuk Cina dan Arab. Kelas 3 alias kelas kambing buat\u00a0inlander-inlander<\/em>\u00a0anak negeri.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

Kecuali para nasionalis dan kaum pergerakan kebangsaan serta rakyat patriot yang bertekad merobohkan sistem itu, ada juga inlander <\/em>yang bersedia jadi budak untuk menggencet bangsa sendiri. Misalnya, para bupati dan pangreh praja yang jelek. Karena jiwanya memang dasar budak, dalam banyak hal mereka lebih nista dari tuannya sendiri. Dan karena jiwanya memang budak, mereka tak punya kepercayaan kepada kemampuan sendiri dan menganggap tuan asingnya bagai dewa putih yang berasal dari langit, dan dalam segala hal lebih unggul. Hubungan antara budak dan tuannya ini mirip dengan hubungan antara hewan sirkus dengan pelatihnya, menurut saja apa yang diperintahkan, dan meniru saja apa yang dicontohkan.<\/p>\n\n\n\n

Sisa jiwa inlander<\/em> ini masih ada juga sedikit bayak di alam kemerdekaan. Pangreh praja yang punya kegemaran menginjak ke bawah dan menjilat ke atas pada dasarnya tetap kehinggapan pembawaan inlander<\/em> itu. Seorang yang senantiasa menganggap asing itu hebat dan senantiasa benar dan unggul, sebenarnya merupakan inlander <\/em>gaya baru, dan mengidap unsur-unsur budak. Bawahan yang menganggap atasannya selalu perlu ditiru dan \u201cdigugu<\/em>\u201d, tak peduli apapun yang dilakukannya, pada dasarnya punya tabiat orang jajahan, tak punya karakter bangsa mereka. Kerdil, penakut, melayang kemana angin bertiup, merupakan pakaian sehari-hari.<\/p>\n\n\n\n

Sementara itu, jika seorang nyonya tidak sudi cangking tas kecuali merek Louis Vuitton walau bikinan Cibaduyut tak kalah bagusnya, berdandan dengan ramuan Yves Saint Laurent serta baju merek Calvin Klein, berkat dorongan anggapan bikinan asing itu dahsyat dan mampu naikkan gengsi, apakah terhadapnya kena pula julukan inlander<\/em> gaya baru?<\/p>\n\n\n\n

Oh, bisa iya dan bisa juga bukan. Jangan-jangan sang nyonya memang patriot sejati, tapi karena kebanyakan uang menjadi sedikit bingung dan hilang keseimbangan. Atau seorang suami yang sudi memakai ikat pinggang merek Etienne Aigner dan domper merek Cartier dan hanya siap berangkat golf dengan kaos merek Lacosre, apakah inlander <\/em>gaya baru? juga bisa iya dan bisa juga tidak. Boleh jadi tokoh kita ini seorang pecinta tanah air berikut produksinya, tapi sekedar menjaga martabat dan gengsi, tak menjadi apa melekatkan barang-barang mahal ke tubuh satu-satunya.<\/p>\n\n\n\n

Kawan saya yang tidak mau disebut inlander<\/em> baik gaya lama maupun baru, bertekad bulat kepingin menggunakan apa saja yang buatan dalam negeri, walau dia sama sekali tidak pernah ketemu Menteri Ginanjar Kartasasmita. Ia tidak merasa perlu memakai baju merek Charles Jourdan atau Lanvin, melainkan cukup bikinan Tegalparang yang tak beda dengan kemeja bikinan manapun di atas dunia. Ia tak merasa perlu pakai kaos merek Benetton karena produksi pinggiran kota Bandung sudah lebih dari cukup.<\/p>\n\n\n\n

Dan untuk lebih membikin dia bukan inlander<\/em> yang kurang percaya harga diri sendiri, begitu mau berangkat ke luar negeri ia kempit berbungkus-bungkus rokok kretek, bukan Marlboro atau Camel atau Lucky Strike, yang kecuali untuk gengsi, asapnya biasa-biasa saja, tapi, begitu ia naik pesawat Air France, seorang pramugari menghampirinya.<\/p>\n\n\n\n

\u201cMaaf, tuan hisap apa? Apa tuan hisap Hashish? Apa tuan sudi ganti rokok yang biasa-biasa saja?\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cini bukan hashish. Ini tembakau biasa campur cengkeh,\u201d jawab kawan saya. Dan karena tekadnya yang teguh mau menghisap rokok produksi negeri sendiri, kawan saya itu nekad hisap rokok kretek lagi di atas pesawat milik maskapai British Airways. Pada saat asapnya ngepul, datang lagi menghampiri seorang pramugari.<\/p>\n\n\n\n

\u201cWah, bau apa itu? Apa ganja? Apa tuan bisa ganti yang lain saja? Para penumpang di sini idak biasa mengendus bau itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

Kompas, 29 Maret 1987
<\/p>\n\n\n\n


<\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
<\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\r\n

Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

\"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5841","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5829,"post_author":"878","post_date":"2019-06-28 09:52:18","post_date_gmt":"2019-06-28 02:52:18","post_content":"\n

Rokok, terutama rokok kretek, memberi inspirasi bagi banyak orang. Baik itu inspirasi ketika menikmati kretek atau usai menikmati rokok kretek, juga inspirasi dari produk rokok kreteknya. Lebih jauh dari itu, seluk-beluk dunia kretek mulai dari pertanian tembakau dan cengkeh, proses produksi kretek, transaksi dagang kretek, dan segala hal yang terkait dengan dunia perkretekan menginspirasi begitu banyak orang untuk berkarya dalam rupa-rupa bentuk karya.<\/p>\n\n\n\n

Bagi para penikmat kretek sendiri, rupa-rupa pengalaman bersama kretek juga banyak datangkan kisah menarik. Yang paling kesohor tentu saja kisah K.H Agus Salim dengan diplomasi kreteknya yang membikin suasana di salah satu ruang istana kerajaan Inggris yang sebelumnya begitu kaku dan formil menjadi cair karenanya.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Sosiawan Leak Bercerita Soal Rokok dan Do\u2019a<\/a><\/p>\n\n\n\n

Bukan hanya K.H Agus Salim yang memiliki kisah kretek dengan luar negeri, ada banyak lainnya, salah satunya, Mahbub Djunaidi, tokoh Betawi, tokoh NU, wartawan jempolan, kolumnis produktif, dan banyak hal keren lainnya terkumpul dalam satu orang ini. Kekhasannya dalam menghasilkan karya tulis, mampu membikin tulisan bertema berat dalam kemasan humor dan enak dibaca, membikin hampir semua penulis Indonesia mengagumi tulisannya. Tulisan Mahbub Djunaidi terkait kretek, yang tayang di Koran Kompas pada 29 Maret 1987, lebih 32 tahun lalu, juga dikemas dalam suasana humor dan ringan dibaca namun sarat kritik yang menohok. <\/p>\n\n\n\n

Tulisan Mahbub Djunaidi tentang kretek yang diberi judul \u2018Kretek\u2019 ini juga relevan dengan kondisi saat ini, bagaimana asing begitu mendikte negara ini dalam hal menyikapi rokok kretek. Lewat kaum anti-rokok pihak asing hendak menyingkirkan kretek. Secara halus, begitu halus, Mahbub Djunaidi mengkritik asing itu. Saya sadur seluruhnya saja tulisan Mahbub Djunaidi 32 tahun lalu itu di sini.<\/p>\n\n\n\n

Kretek<\/h2>\n\n\n\n

Oleh: Mahbub Djunaidi<\/p>\n\n\n\n

Sekolah kolonialisme memang berbeda-beda. Yang satu lebih brutal dari yang lain, tapi dilihat dari bintang, hakikatnya sama: mempesiang bangsa lain sebagai usaha mencari sesuap nasi. Kolonial Inggris di daerah konsesi seperti Shanghai memperlakukan orang Cina tak lebih dari binatang. Di sebuah taman kota ada tulisan di pintu gerbangnya \u201cDilarang masuk: anjing dan orang Cina\u201d. Sampai sekarang tulisan itu tidak diangkat, agar generasi demi generasi mengerti betapa jahatnya sistem itu. Tapi, kolonial Belanda di negeri ini menganggap Cina lebih tinggi derajatnya dibanding\u00a0inlander<\/em>, penduduk anak negeri seperti kita-kita ini. Mereka membagi kereta api atau trem kota dalam tiga kelas. Kelas 1 khusus untuk orang Belanda. Kelas 2 untuk Cina dan Arab. Kelas 3 alias kelas kambing buat\u00a0inlander-inlander<\/em>\u00a0anak negeri.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

Kecuali para nasionalis dan kaum pergerakan kebangsaan serta rakyat patriot yang bertekad merobohkan sistem itu, ada juga inlander <\/em>yang bersedia jadi budak untuk menggencet bangsa sendiri. Misalnya, para bupati dan pangreh praja yang jelek. Karena jiwanya memang dasar budak, dalam banyak hal mereka lebih nista dari tuannya sendiri. Dan karena jiwanya memang budak, mereka tak punya kepercayaan kepada kemampuan sendiri dan menganggap tuan asingnya bagai dewa putih yang berasal dari langit, dan dalam segala hal lebih unggul. Hubungan antara budak dan tuannya ini mirip dengan hubungan antara hewan sirkus dengan pelatihnya, menurut saja apa yang diperintahkan, dan meniru saja apa yang dicontohkan.<\/p>\n\n\n\n

Sisa jiwa inlander<\/em> ini masih ada juga sedikit bayak di alam kemerdekaan. Pangreh praja yang punya kegemaran menginjak ke bawah dan menjilat ke atas pada dasarnya tetap kehinggapan pembawaan inlander<\/em> itu. Seorang yang senantiasa menganggap asing itu hebat dan senantiasa benar dan unggul, sebenarnya merupakan inlander <\/em>gaya baru, dan mengidap unsur-unsur budak. Bawahan yang menganggap atasannya selalu perlu ditiru dan \u201cdigugu<\/em>\u201d, tak peduli apapun yang dilakukannya, pada dasarnya punya tabiat orang jajahan, tak punya karakter bangsa mereka. Kerdil, penakut, melayang kemana angin bertiup, merupakan pakaian sehari-hari.<\/p>\n\n\n\n

Sementara itu, jika seorang nyonya tidak sudi cangking tas kecuali merek Louis Vuitton walau bikinan Cibaduyut tak kalah bagusnya, berdandan dengan ramuan Yves Saint Laurent serta baju merek Calvin Klein, berkat dorongan anggapan bikinan asing itu dahsyat dan mampu naikkan gengsi, apakah terhadapnya kena pula julukan inlander<\/em> gaya baru?<\/p>\n\n\n\n

Oh, bisa iya dan bisa juga bukan. Jangan-jangan sang nyonya memang patriot sejati, tapi karena kebanyakan uang menjadi sedikit bingung dan hilang keseimbangan. Atau seorang suami yang sudi memakai ikat pinggang merek Etienne Aigner dan domper merek Cartier dan hanya siap berangkat golf dengan kaos merek Lacosre, apakah inlander <\/em>gaya baru? juga bisa iya dan bisa juga tidak. Boleh jadi tokoh kita ini seorang pecinta tanah air berikut produksinya, tapi sekedar menjaga martabat dan gengsi, tak menjadi apa melekatkan barang-barang mahal ke tubuh satu-satunya.<\/p>\n\n\n\n

Kawan saya yang tidak mau disebut inlander<\/em> baik gaya lama maupun baru, bertekad bulat kepingin menggunakan apa saja yang buatan dalam negeri, walau dia sama sekali tidak pernah ketemu Menteri Ginanjar Kartasasmita. Ia tidak merasa perlu memakai baju merek Charles Jourdan atau Lanvin, melainkan cukup bikinan Tegalparang yang tak beda dengan kemeja bikinan manapun di atas dunia. Ia tak merasa perlu pakai kaos merek Benetton karena produksi pinggiran kota Bandung sudah lebih dari cukup.<\/p>\n\n\n\n

Dan untuk lebih membikin dia bukan inlander<\/em> yang kurang percaya harga diri sendiri, begitu mau berangkat ke luar negeri ia kempit berbungkus-bungkus rokok kretek, bukan Marlboro atau Camel atau Lucky Strike, yang kecuali untuk gengsi, asapnya biasa-biasa saja, tapi, begitu ia naik pesawat Air France, seorang pramugari menghampirinya.<\/p>\n\n\n\n

\u201cMaaf, tuan hisap apa? Apa tuan hisap Hashish? Apa tuan sudi ganti rokok yang biasa-biasa saja?\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cini bukan hashish. Ini tembakau biasa campur cengkeh,\u201d jawab kawan saya. Dan karena tekadnya yang teguh mau menghisap rokok produksi negeri sendiri, kawan saya itu nekad hisap rokok kretek lagi di atas pesawat milik maskapai British Airways. Pada saat asapnya ngepul, datang lagi menghampiri seorang pramugari.<\/p>\n\n\n\n

\u201cWah, bau apa itu? Apa ganja? Apa tuan bisa ganti yang lain saja? Para penumpang di sini idak biasa mengendus bau itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

Kompas, 29 Maret 1987
<\/p>\n\n\n\n


<\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
<\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\r\n

Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_title":"Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"protes-petani-tembakau-temanggung-ke-kemkominfo","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2024-01-03 16:04:25","post_modified_gmt":"2024-01-03 09:04:25","post_content_filtered":"\r\n

Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

\"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5841","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5829,"post_author":"878","post_date":"2019-06-28 09:52:18","post_date_gmt":"2019-06-28 02:52:18","post_content":"\n

Rokok, terutama rokok kretek, memberi inspirasi bagi banyak orang. Baik itu inspirasi ketika menikmati kretek atau usai menikmati rokok kretek, juga inspirasi dari produk rokok kreteknya. Lebih jauh dari itu, seluk-beluk dunia kretek mulai dari pertanian tembakau dan cengkeh, proses produksi kretek, transaksi dagang kretek, dan segala hal yang terkait dengan dunia perkretekan menginspirasi begitu banyak orang untuk berkarya dalam rupa-rupa bentuk karya.<\/p>\n\n\n\n

Bagi para penikmat kretek sendiri, rupa-rupa pengalaman bersama kretek juga banyak datangkan kisah menarik. Yang paling kesohor tentu saja kisah K.H Agus Salim dengan diplomasi kreteknya yang membikin suasana di salah satu ruang istana kerajaan Inggris yang sebelumnya begitu kaku dan formil menjadi cair karenanya.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Sosiawan Leak Bercerita Soal Rokok dan Do\u2019a<\/a><\/p>\n\n\n\n

Bukan hanya K.H Agus Salim yang memiliki kisah kretek dengan luar negeri, ada banyak lainnya, salah satunya, Mahbub Djunaidi, tokoh Betawi, tokoh NU, wartawan jempolan, kolumnis produktif, dan banyak hal keren lainnya terkumpul dalam satu orang ini. Kekhasannya dalam menghasilkan karya tulis, mampu membikin tulisan bertema berat dalam kemasan humor dan enak dibaca, membikin hampir semua penulis Indonesia mengagumi tulisannya. Tulisan Mahbub Djunaidi terkait kretek, yang tayang di Koran Kompas pada 29 Maret 1987, lebih 32 tahun lalu, juga dikemas dalam suasana humor dan ringan dibaca namun sarat kritik yang menohok. <\/p>\n\n\n\n

Tulisan Mahbub Djunaidi tentang kretek yang diberi judul \u2018Kretek\u2019 ini juga relevan dengan kondisi saat ini, bagaimana asing begitu mendikte negara ini dalam hal menyikapi rokok kretek. Lewat kaum anti-rokok pihak asing hendak menyingkirkan kretek. Secara halus, begitu halus, Mahbub Djunaidi mengkritik asing itu. Saya sadur seluruhnya saja tulisan Mahbub Djunaidi 32 tahun lalu itu di sini.<\/p>\n\n\n\n

Kretek<\/h2>\n\n\n\n

Oleh: Mahbub Djunaidi<\/p>\n\n\n\n

Sekolah kolonialisme memang berbeda-beda. Yang satu lebih brutal dari yang lain, tapi dilihat dari bintang, hakikatnya sama: mempesiang bangsa lain sebagai usaha mencari sesuap nasi. Kolonial Inggris di daerah konsesi seperti Shanghai memperlakukan orang Cina tak lebih dari binatang. Di sebuah taman kota ada tulisan di pintu gerbangnya \u201cDilarang masuk: anjing dan orang Cina\u201d. Sampai sekarang tulisan itu tidak diangkat, agar generasi demi generasi mengerti betapa jahatnya sistem itu. Tapi, kolonial Belanda di negeri ini menganggap Cina lebih tinggi derajatnya dibanding\u00a0inlander<\/em>, penduduk anak negeri seperti kita-kita ini. Mereka membagi kereta api atau trem kota dalam tiga kelas. Kelas 1 khusus untuk orang Belanda. Kelas 2 untuk Cina dan Arab. Kelas 3 alias kelas kambing buat\u00a0inlander-inlander<\/em>\u00a0anak negeri.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

Kecuali para nasionalis dan kaum pergerakan kebangsaan serta rakyat patriot yang bertekad merobohkan sistem itu, ada juga inlander <\/em>yang bersedia jadi budak untuk menggencet bangsa sendiri. Misalnya, para bupati dan pangreh praja yang jelek. Karena jiwanya memang dasar budak, dalam banyak hal mereka lebih nista dari tuannya sendiri. Dan karena jiwanya memang budak, mereka tak punya kepercayaan kepada kemampuan sendiri dan menganggap tuan asingnya bagai dewa putih yang berasal dari langit, dan dalam segala hal lebih unggul. Hubungan antara budak dan tuannya ini mirip dengan hubungan antara hewan sirkus dengan pelatihnya, menurut saja apa yang diperintahkan, dan meniru saja apa yang dicontohkan.<\/p>\n\n\n\n

Sisa jiwa inlander<\/em> ini masih ada juga sedikit bayak di alam kemerdekaan. Pangreh praja yang punya kegemaran menginjak ke bawah dan menjilat ke atas pada dasarnya tetap kehinggapan pembawaan inlander<\/em> itu. Seorang yang senantiasa menganggap asing itu hebat dan senantiasa benar dan unggul, sebenarnya merupakan inlander <\/em>gaya baru, dan mengidap unsur-unsur budak. Bawahan yang menganggap atasannya selalu perlu ditiru dan \u201cdigugu<\/em>\u201d, tak peduli apapun yang dilakukannya, pada dasarnya punya tabiat orang jajahan, tak punya karakter bangsa mereka. Kerdil, penakut, melayang kemana angin bertiup, merupakan pakaian sehari-hari.<\/p>\n\n\n\n

Sementara itu, jika seorang nyonya tidak sudi cangking tas kecuali merek Louis Vuitton walau bikinan Cibaduyut tak kalah bagusnya, berdandan dengan ramuan Yves Saint Laurent serta baju merek Calvin Klein, berkat dorongan anggapan bikinan asing itu dahsyat dan mampu naikkan gengsi, apakah terhadapnya kena pula julukan inlander<\/em> gaya baru?<\/p>\n\n\n\n

Oh, bisa iya dan bisa juga bukan. Jangan-jangan sang nyonya memang patriot sejati, tapi karena kebanyakan uang menjadi sedikit bingung dan hilang keseimbangan. Atau seorang suami yang sudi memakai ikat pinggang merek Etienne Aigner dan domper merek Cartier dan hanya siap berangkat golf dengan kaos merek Lacosre, apakah inlander <\/em>gaya baru? juga bisa iya dan bisa juga tidak. Boleh jadi tokoh kita ini seorang pecinta tanah air berikut produksinya, tapi sekedar menjaga martabat dan gengsi, tak menjadi apa melekatkan barang-barang mahal ke tubuh satu-satunya.<\/p>\n\n\n\n

Kawan saya yang tidak mau disebut inlander<\/em> baik gaya lama maupun baru, bertekad bulat kepingin menggunakan apa saja yang buatan dalam negeri, walau dia sama sekali tidak pernah ketemu Menteri Ginanjar Kartasasmita. Ia tidak merasa perlu memakai baju merek Charles Jourdan atau Lanvin, melainkan cukup bikinan Tegalparang yang tak beda dengan kemeja bikinan manapun di atas dunia. Ia tak merasa perlu pakai kaos merek Benetton karena produksi pinggiran kota Bandung sudah lebih dari cukup.<\/p>\n\n\n\n

Dan untuk lebih membikin dia bukan inlander<\/em> yang kurang percaya harga diri sendiri, begitu mau berangkat ke luar negeri ia kempit berbungkus-bungkus rokok kretek, bukan Marlboro atau Camel atau Lucky Strike, yang kecuali untuk gengsi, asapnya biasa-biasa saja, tapi, begitu ia naik pesawat Air France, seorang pramugari menghampirinya.<\/p>\n\n\n\n

\u201cMaaf, tuan hisap apa? Apa tuan hisap Hashish? Apa tuan sudi ganti rokok yang biasa-biasa saja?\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cini bukan hashish. Ini tembakau biasa campur cengkeh,\u201d jawab kawan saya. Dan karena tekadnya yang teguh mau menghisap rokok produksi negeri sendiri, kawan saya itu nekad hisap rokok kretek lagi di atas pesawat milik maskapai British Airways. Pada saat asapnya ngepul, datang lagi menghampiri seorang pramugari.<\/p>\n\n\n\n

\u201cWah, bau apa itu? Apa ganja? Apa tuan bisa ganti yang lain saja? Para penumpang di sini idak biasa mengendus bau itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

Kompas, 29 Maret 1987
<\/p>\n\n\n\n


<\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
<\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\r\n\r\n\r\n

Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_title":"Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"protes-petani-tembakau-temanggung-ke-kemkominfo","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2024-01-03 16:04:25","post_modified_gmt":"2024-01-03 09:04:25","post_content_filtered":"\r\n

Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

\"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5841","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5829,"post_author":"878","post_date":"2019-06-28 09:52:18","post_date_gmt":"2019-06-28 02:52:18","post_content":"\n

Rokok, terutama rokok kretek, memberi inspirasi bagi banyak orang. Baik itu inspirasi ketika menikmati kretek atau usai menikmati rokok kretek, juga inspirasi dari produk rokok kreteknya. Lebih jauh dari itu, seluk-beluk dunia kretek mulai dari pertanian tembakau dan cengkeh, proses produksi kretek, transaksi dagang kretek, dan segala hal yang terkait dengan dunia perkretekan menginspirasi begitu banyak orang untuk berkarya dalam rupa-rupa bentuk karya.<\/p>\n\n\n\n

Bagi para penikmat kretek sendiri, rupa-rupa pengalaman bersama kretek juga banyak datangkan kisah menarik. Yang paling kesohor tentu saja kisah K.H Agus Salim dengan diplomasi kreteknya yang membikin suasana di salah satu ruang istana kerajaan Inggris yang sebelumnya begitu kaku dan formil menjadi cair karenanya.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Sosiawan Leak Bercerita Soal Rokok dan Do\u2019a<\/a><\/p>\n\n\n\n

Bukan hanya K.H Agus Salim yang memiliki kisah kretek dengan luar negeri, ada banyak lainnya, salah satunya, Mahbub Djunaidi, tokoh Betawi, tokoh NU, wartawan jempolan, kolumnis produktif, dan banyak hal keren lainnya terkumpul dalam satu orang ini. Kekhasannya dalam menghasilkan karya tulis, mampu membikin tulisan bertema berat dalam kemasan humor dan enak dibaca, membikin hampir semua penulis Indonesia mengagumi tulisannya. Tulisan Mahbub Djunaidi terkait kretek, yang tayang di Koran Kompas pada 29 Maret 1987, lebih 32 tahun lalu, juga dikemas dalam suasana humor dan ringan dibaca namun sarat kritik yang menohok. <\/p>\n\n\n\n

Tulisan Mahbub Djunaidi tentang kretek yang diberi judul \u2018Kretek\u2019 ini juga relevan dengan kondisi saat ini, bagaimana asing begitu mendikte negara ini dalam hal menyikapi rokok kretek. Lewat kaum anti-rokok pihak asing hendak menyingkirkan kretek. Secara halus, begitu halus, Mahbub Djunaidi mengkritik asing itu. Saya sadur seluruhnya saja tulisan Mahbub Djunaidi 32 tahun lalu itu di sini.<\/p>\n\n\n\n

Kretek<\/h2>\n\n\n\n

Oleh: Mahbub Djunaidi<\/p>\n\n\n\n

Sekolah kolonialisme memang berbeda-beda. Yang satu lebih brutal dari yang lain, tapi dilihat dari bintang, hakikatnya sama: mempesiang bangsa lain sebagai usaha mencari sesuap nasi. Kolonial Inggris di daerah konsesi seperti Shanghai memperlakukan orang Cina tak lebih dari binatang. Di sebuah taman kota ada tulisan di pintu gerbangnya \u201cDilarang masuk: anjing dan orang Cina\u201d. Sampai sekarang tulisan itu tidak diangkat, agar generasi demi generasi mengerti betapa jahatnya sistem itu. Tapi, kolonial Belanda di negeri ini menganggap Cina lebih tinggi derajatnya dibanding\u00a0inlander<\/em>, penduduk anak negeri seperti kita-kita ini. Mereka membagi kereta api atau trem kota dalam tiga kelas. Kelas 1 khusus untuk orang Belanda. Kelas 2 untuk Cina dan Arab. Kelas 3 alias kelas kambing buat\u00a0inlander-inlander<\/em>\u00a0anak negeri.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

Kecuali para nasionalis dan kaum pergerakan kebangsaan serta rakyat patriot yang bertekad merobohkan sistem itu, ada juga inlander <\/em>yang bersedia jadi budak untuk menggencet bangsa sendiri. Misalnya, para bupati dan pangreh praja yang jelek. Karena jiwanya memang dasar budak, dalam banyak hal mereka lebih nista dari tuannya sendiri. Dan karena jiwanya memang budak, mereka tak punya kepercayaan kepada kemampuan sendiri dan menganggap tuan asingnya bagai dewa putih yang berasal dari langit, dan dalam segala hal lebih unggul. Hubungan antara budak dan tuannya ini mirip dengan hubungan antara hewan sirkus dengan pelatihnya, menurut saja apa yang diperintahkan, dan meniru saja apa yang dicontohkan.<\/p>\n\n\n\n

Sisa jiwa inlander<\/em> ini masih ada juga sedikit bayak di alam kemerdekaan. Pangreh praja yang punya kegemaran menginjak ke bawah dan menjilat ke atas pada dasarnya tetap kehinggapan pembawaan inlander<\/em> itu. Seorang yang senantiasa menganggap asing itu hebat dan senantiasa benar dan unggul, sebenarnya merupakan inlander <\/em>gaya baru, dan mengidap unsur-unsur budak. Bawahan yang menganggap atasannya selalu perlu ditiru dan \u201cdigugu<\/em>\u201d, tak peduli apapun yang dilakukannya, pada dasarnya punya tabiat orang jajahan, tak punya karakter bangsa mereka. Kerdil, penakut, melayang kemana angin bertiup, merupakan pakaian sehari-hari.<\/p>\n\n\n\n

Sementara itu, jika seorang nyonya tidak sudi cangking tas kecuali merek Louis Vuitton walau bikinan Cibaduyut tak kalah bagusnya, berdandan dengan ramuan Yves Saint Laurent serta baju merek Calvin Klein, berkat dorongan anggapan bikinan asing itu dahsyat dan mampu naikkan gengsi, apakah terhadapnya kena pula julukan inlander<\/em> gaya baru?<\/p>\n\n\n\n

Oh, bisa iya dan bisa juga bukan. Jangan-jangan sang nyonya memang patriot sejati, tapi karena kebanyakan uang menjadi sedikit bingung dan hilang keseimbangan. Atau seorang suami yang sudi memakai ikat pinggang merek Etienne Aigner dan domper merek Cartier dan hanya siap berangkat golf dengan kaos merek Lacosre, apakah inlander <\/em>gaya baru? juga bisa iya dan bisa juga tidak. Boleh jadi tokoh kita ini seorang pecinta tanah air berikut produksinya, tapi sekedar menjaga martabat dan gengsi, tak menjadi apa melekatkan barang-barang mahal ke tubuh satu-satunya.<\/p>\n\n\n\n

Kawan saya yang tidak mau disebut inlander<\/em> baik gaya lama maupun baru, bertekad bulat kepingin menggunakan apa saja yang buatan dalam negeri, walau dia sama sekali tidak pernah ketemu Menteri Ginanjar Kartasasmita. Ia tidak merasa perlu memakai baju merek Charles Jourdan atau Lanvin, melainkan cukup bikinan Tegalparang yang tak beda dengan kemeja bikinan manapun di atas dunia. Ia tak merasa perlu pakai kaos merek Benetton karena produksi pinggiran kota Bandung sudah lebih dari cukup.<\/p>\n\n\n\n

Dan untuk lebih membikin dia bukan inlander<\/em> yang kurang percaya harga diri sendiri, begitu mau berangkat ke luar negeri ia kempit berbungkus-bungkus rokok kretek, bukan Marlboro atau Camel atau Lucky Strike, yang kecuali untuk gengsi, asapnya biasa-biasa saja, tapi, begitu ia naik pesawat Air France, seorang pramugari menghampirinya.<\/p>\n\n\n\n

\u201cMaaf, tuan hisap apa? Apa tuan hisap Hashish? Apa tuan sudi ganti rokok yang biasa-biasa saja?\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cini bukan hashish. Ini tembakau biasa campur cengkeh,\u201d jawab kawan saya. Dan karena tekadnya yang teguh mau menghisap rokok produksi negeri sendiri, kawan saya itu nekad hisap rokok kretek lagi di atas pesawat milik maskapai British Airways. Pada saat asapnya ngepul, datang lagi menghampiri seorang pramugari.<\/p>\n\n\n\n

\u201cWah, bau apa itu? Apa ganja? Apa tuan bisa ganti yang lain saja? Para penumpang di sini idak biasa mengendus bau itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

Kompas, 29 Maret 1987
<\/p>\n\n\n\n


<\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
<\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_title":"Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"protes-petani-tembakau-temanggung-ke-kemkominfo","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2024-01-03 16:04:25","post_modified_gmt":"2024-01-03 09:04:25","post_content_filtered":"\r\n

Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

\"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5841","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5829,"post_author":"878","post_date":"2019-06-28 09:52:18","post_date_gmt":"2019-06-28 02:52:18","post_content":"\n

Rokok, terutama rokok kretek, memberi inspirasi bagi banyak orang. Baik itu inspirasi ketika menikmati kretek atau usai menikmati rokok kretek, juga inspirasi dari produk rokok kreteknya. Lebih jauh dari itu, seluk-beluk dunia kretek mulai dari pertanian tembakau dan cengkeh, proses produksi kretek, transaksi dagang kretek, dan segala hal yang terkait dengan dunia perkretekan menginspirasi begitu banyak orang untuk berkarya dalam rupa-rupa bentuk karya.<\/p>\n\n\n\n

Bagi para penikmat kretek sendiri, rupa-rupa pengalaman bersama kretek juga banyak datangkan kisah menarik. Yang paling kesohor tentu saja kisah K.H Agus Salim dengan diplomasi kreteknya yang membikin suasana di salah satu ruang istana kerajaan Inggris yang sebelumnya begitu kaku dan formil menjadi cair karenanya.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Sosiawan Leak Bercerita Soal Rokok dan Do\u2019a<\/a><\/p>\n\n\n\n

Bukan hanya K.H Agus Salim yang memiliki kisah kretek dengan luar negeri, ada banyak lainnya, salah satunya, Mahbub Djunaidi, tokoh Betawi, tokoh NU, wartawan jempolan, kolumnis produktif, dan banyak hal keren lainnya terkumpul dalam satu orang ini. Kekhasannya dalam menghasilkan karya tulis, mampu membikin tulisan bertema berat dalam kemasan humor dan enak dibaca, membikin hampir semua penulis Indonesia mengagumi tulisannya. Tulisan Mahbub Djunaidi terkait kretek, yang tayang di Koran Kompas pada 29 Maret 1987, lebih 32 tahun lalu, juga dikemas dalam suasana humor dan ringan dibaca namun sarat kritik yang menohok. <\/p>\n\n\n\n

Tulisan Mahbub Djunaidi tentang kretek yang diberi judul \u2018Kretek\u2019 ini juga relevan dengan kondisi saat ini, bagaimana asing begitu mendikte negara ini dalam hal menyikapi rokok kretek. Lewat kaum anti-rokok pihak asing hendak menyingkirkan kretek. Secara halus, begitu halus, Mahbub Djunaidi mengkritik asing itu. Saya sadur seluruhnya saja tulisan Mahbub Djunaidi 32 tahun lalu itu di sini.<\/p>\n\n\n\n

Kretek<\/h2>\n\n\n\n

Oleh: Mahbub Djunaidi<\/p>\n\n\n\n

Sekolah kolonialisme memang berbeda-beda. Yang satu lebih brutal dari yang lain, tapi dilihat dari bintang, hakikatnya sama: mempesiang bangsa lain sebagai usaha mencari sesuap nasi. Kolonial Inggris di daerah konsesi seperti Shanghai memperlakukan orang Cina tak lebih dari binatang. Di sebuah taman kota ada tulisan di pintu gerbangnya \u201cDilarang masuk: anjing dan orang Cina\u201d. Sampai sekarang tulisan itu tidak diangkat, agar generasi demi generasi mengerti betapa jahatnya sistem itu. Tapi, kolonial Belanda di negeri ini menganggap Cina lebih tinggi derajatnya dibanding\u00a0inlander<\/em>, penduduk anak negeri seperti kita-kita ini. Mereka membagi kereta api atau trem kota dalam tiga kelas. Kelas 1 khusus untuk orang Belanda. Kelas 2 untuk Cina dan Arab. Kelas 3 alias kelas kambing buat\u00a0inlander-inlander<\/em>\u00a0anak negeri.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

Kecuali para nasionalis dan kaum pergerakan kebangsaan serta rakyat patriot yang bertekad merobohkan sistem itu, ada juga inlander <\/em>yang bersedia jadi budak untuk menggencet bangsa sendiri. Misalnya, para bupati dan pangreh praja yang jelek. Karena jiwanya memang dasar budak, dalam banyak hal mereka lebih nista dari tuannya sendiri. Dan karena jiwanya memang budak, mereka tak punya kepercayaan kepada kemampuan sendiri dan menganggap tuan asingnya bagai dewa putih yang berasal dari langit, dan dalam segala hal lebih unggul. Hubungan antara budak dan tuannya ini mirip dengan hubungan antara hewan sirkus dengan pelatihnya, menurut saja apa yang diperintahkan, dan meniru saja apa yang dicontohkan.<\/p>\n\n\n\n

Sisa jiwa inlander<\/em> ini masih ada juga sedikit bayak di alam kemerdekaan. Pangreh praja yang punya kegemaran menginjak ke bawah dan menjilat ke atas pada dasarnya tetap kehinggapan pembawaan inlander<\/em> itu. Seorang yang senantiasa menganggap asing itu hebat dan senantiasa benar dan unggul, sebenarnya merupakan inlander <\/em>gaya baru, dan mengidap unsur-unsur budak. Bawahan yang menganggap atasannya selalu perlu ditiru dan \u201cdigugu<\/em>\u201d, tak peduli apapun yang dilakukannya, pada dasarnya punya tabiat orang jajahan, tak punya karakter bangsa mereka. Kerdil, penakut, melayang kemana angin bertiup, merupakan pakaian sehari-hari.<\/p>\n\n\n\n

Sementara itu, jika seorang nyonya tidak sudi cangking tas kecuali merek Louis Vuitton walau bikinan Cibaduyut tak kalah bagusnya, berdandan dengan ramuan Yves Saint Laurent serta baju merek Calvin Klein, berkat dorongan anggapan bikinan asing itu dahsyat dan mampu naikkan gengsi, apakah terhadapnya kena pula julukan inlander<\/em> gaya baru?<\/p>\n\n\n\n

Oh, bisa iya dan bisa juga bukan. Jangan-jangan sang nyonya memang patriot sejati, tapi karena kebanyakan uang menjadi sedikit bingung dan hilang keseimbangan. Atau seorang suami yang sudi memakai ikat pinggang merek Etienne Aigner dan domper merek Cartier dan hanya siap berangkat golf dengan kaos merek Lacosre, apakah inlander <\/em>gaya baru? juga bisa iya dan bisa juga tidak. Boleh jadi tokoh kita ini seorang pecinta tanah air berikut produksinya, tapi sekedar menjaga martabat dan gengsi, tak menjadi apa melekatkan barang-barang mahal ke tubuh satu-satunya.<\/p>\n\n\n\n

Kawan saya yang tidak mau disebut inlander<\/em> baik gaya lama maupun baru, bertekad bulat kepingin menggunakan apa saja yang buatan dalam negeri, walau dia sama sekali tidak pernah ketemu Menteri Ginanjar Kartasasmita. Ia tidak merasa perlu memakai baju merek Charles Jourdan atau Lanvin, melainkan cukup bikinan Tegalparang yang tak beda dengan kemeja bikinan manapun di atas dunia. Ia tak merasa perlu pakai kaos merek Benetton karena produksi pinggiran kota Bandung sudah lebih dari cukup.<\/p>\n\n\n\n

Dan untuk lebih membikin dia bukan inlander<\/em> yang kurang percaya harga diri sendiri, begitu mau berangkat ke luar negeri ia kempit berbungkus-bungkus rokok kretek, bukan Marlboro atau Camel atau Lucky Strike, yang kecuali untuk gengsi, asapnya biasa-biasa saja, tapi, begitu ia naik pesawat Air France, seorang pramugari menghampirinya.<\/p>\n\n\n\n

\u201cMaaf, tuan hisap apa? Apa tuan hisap Hashish? Apa tuan sudi ganti rokok yang biasa-biasa saja?\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cini bukan hashish. Ini tembakau biasa campur cengkeh,\u201d jawab kawan saya. Dan karena tekadnya yang teguh mau menghisap rokok produksi negeri sendiri, kawan saya itu nekad hisap rokok kretek lagi di atas pesawat milik maskapai British Airways. Pada saat asapnya ngepul, datang lagi menghampiri seorang pramugari.<\/p>\n\n\n\n

\u201cWah, bau apa itu? Apa ganja? Apa tuan bisa ganti yang lain saja? Para penumpang di sini idak biasa mengendus bau itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

Kompas, 29 Maret 1987
<\/p>\n\n\n\n


<\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
<\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_title":"Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"protes-petani-tembakau-temanggung-ke-kemkominfo","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2024-01-03 16:04:25","post_modified_gmt":"2024-01-03 09:04:25","post_content_filtered":"\r\n

Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

\"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5841","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5829,"post_author":"878","post_date":"2019-06-28 09:52:18","post_date_gmt":"2019-06-28 02:52:18","post_content":"\n

Rokok, terutama rokok kretek, memberi inspirasi bagi banyak orang. Baik itu inspirasi ketika menikmati kretek atau usai menikmati rokok kretek, juga inspirasi dari produk rokok kreteknya. Lebih jauh dari itu, seluk-beluk dunia kretek mulai dari pertanian tembakau dan cengkeh, proses produksi kretek, transaksi dagang kretek, dan segala hal yang terkait dengan dunia perkretekan menginspirasi begitu banyak orang untuk berkarya dalam rupa-rupa bentuk karya.<\/p>\n\n\n\n

Bagi para penikmat kretek sendiri, rupa-rupa pengalaman bersama kretek juga banyak datangkan kisah menarik. Yang paling kesohor tentu saja kisah K.H Agus Salim dengan diplomasi kreteknya yang membikin suasana di salah satu ruang istana kerajaan Inggris yang sebelumnya begitu kaku dan formil menjadi cair karenanya.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Sosiawan Leak Bercerita Soal Rokok dan Do\u2019a<\/a><\/p>\n\n\n\n

Bukan hanya K.H Agus Salim yang memiliki kisah kretek dengan luar negeri, ada banyak lainnya, salah satunya, Mahbub Djunaidi, tokoh Betawi, tokoh NU, wartawan jempolan, kolumnis produktif, dan banyak hal keren lainnya terkumpul dalam satu orang ini. Kekhasannya dalam menghasilkan karya tulis, mampu membikin tulisan bertema berat dalam kemasan humor dan enak dibaca, membikin hampir semua penulis Indonesia mengagumi tulisannya. Tulisan Mahbub Djunaidi terkait kretek, yang tayang di Koran Kompas pada 29 Maret 1987, lebih 32 tahun lalu, juga dikemas dalam suasana humor dan ringan dibaca namun sarat kritik yang menohok. <\/p>\n\n\n\n

Tulisan Mahbub Djunaidi tentang kretek yang diberi judul \u2018Kretek\u2019 ini juga relevan dengan kondisi saat ini, bagaimana asing begitu mendikte negara ini dalam hal menyikapi rokok kretek. Lewat kaum anti-rokok pihak asing hendak menyingkirkan kretek. Secara halus, begitu halus, Mahbub Djunaidi mengkritik asing itu. Saya sadur seluruhnya saja tulisan Mahbub Djunaidi 32 tahun lalu itu di sini.<\/p>\n\n\n\n

Kretek<\/h2>\n\n\n\n

Oleh: Mahbub Djunaidi<\/p>\n\n\n\n

Sekolah kolonialisme memang berbeda-beda. Yang satu lebih brutal dari yang lain, tapi dilihat dari bintang, hakikatnya sama: mempesiang bangsa lain sebagai usaha mencari sesuap nasi. Kolonial Inggris di daerah konsesi seperti Shanghai memperlakukan orang Cina tak lebih dari binatang. Di sebuah taman kota ada tulisan di pintu gerbangnya \u201cDilarang masuk: anjing dan orang Cina\u201d. Sampai sekarang tulisan itu tidak diangkat, agar generasi demi generasi mengerti betapa jahatnya sistem itu. Tapi, kolonial Belanda di negeri ini menganggap Cina lebih tinggi derajatnya dibanding\u00a0inlander<\/em>, penduduk anak negeri seperti kita-kita ini. Mereka membagi kereta api atau trem kota dalam tiga kelas. Kelas 1 khusus untuk orang Belanda. Kelas 2 untuk Cina dan Arab. Kelas 3 alias kelas kambing buat\u00a0inlander-inlander<\/em>\u00a0anak negeri.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

Kecuali para nasionalis dan kaum pergerakan kebangsaan serta rakyat patriot yang bertekad merobohkan sistem itu, ada juga inlander <\/em>yang bersedia jadi budak untuk menggencet bangsa sendiri. Misalnya, para bupati dan pangreh praja yang jelek. Karena jiwanya memang dasar budak, dalam banyak hal mereka lebih nista dari tuannya sendiri. Dan karena jiwanya memang budak, mereka tak punya kepercayaan kepada kemampuan sendiri dan menganggap tuan asingnya bagai dewa putih yang berasal dari langit, dan dalam segala hal lebih unggul. Hubungan antara budak dan tuannya ini mirip dengan hubungan antara hewan sirkus dengan pelatihnya, menurut saja apa yang diperintahkan, dan meniru saja apa yang dicontohkan.<\/p>\n\n\n\n

Sisa jiwa inlander<\/em> ini masih ada juga sedikit bayak di alam kemerdekaan. Pangreh praja yang punya kegemaran menginjak ke bawah dan menjilat ke atas pada dasarnya tetap kehinggapan pembawaan inlander<\/em> itu. Seorang yang senantiasa menganggap asing itu hebat dan senantiasa benar dan unggul, sebenarnya merupakan inlander <\/em>gaya baru, dan mengidap unsur-unsur budak. Bawahan yang menganggap atasannya selalu perlu ditiru dan \u201cdigugu<\/em>\u201d, tak peduli apapun yang dilakukannya, pada dasarnya punya tabiat orang jajahan, tak punya karakter bangsa mereka. Kerdil, penakut, melayang kemana angin bertiup, merupakan pakaian sehari-hari.<\/p>\n\n\n\n

Sementara itu, jika seorang nyonya tidak sudi cangking tas kecuali merek Louis Vuitton walau bikinan Cibaduyut tak kalah bagusnya, berdandan dengan ramuan Yves Saint Laurent serta baju merek Calvin Klein, berkat dorongan anggapan bikinan asing itu dahsyat dan mampu naikkan gengsi, apakah terhadapnya kena pula julukan inlander<\/em> gaya baru?<\/p>\n\n\n\n

Oh, bisa iya dan bisa juga bukan. Jangan-jangan sang nyonya memang patriot sejati, tapi karena kebanyakan uang menjadi sedikit bingung dan hilang keseimbangan. Atau seorang suami yang sudi memakai ikat pinggang merek Etienne Aigner dan domper merek Cartier dan hanya siap berangkat golf dengan kaos merek Lacosre, apakah inlander <\/em>gaya baru? juga bisa iya dan bisa juga tidak. Boleh jadi tokoh kita ini seorang pecinta tanah air berikut produksinya, tapi sekedar menjaga martabat dan gengsi, tak menjadi apa melekatkan barang-barang mahal ke tubuh satu-satunya.<\/p>\n\n\n\n

Kawan saya yang tidak mau disebut inlander<\/em> baik gaya lama maupun baru, bertekad bulat kepingin menggunakan apa saja yang buatan dalam negeri, walau dia sama sekali tidak pernah ketemu Menteri Ginanjar Kartasasmita. Ia tidak merasa perlu memakai baju merek Charles Jourdan atau Lanvin, melainkan cukup bikinan Tegalparang yang tak beda dengan kemeja bikinan manapun di atas dunia. Ia tak merasa perlu pakai kaos merek Benetton karena produksi pinggiran kota Bandung sudah lebih dari cukup.<\/p>\n\n\n\n

Dan untuk lebih membikin dia bukan inlander<\/em> yang kurang percaya harga diri sendiri, begitu mau berangkat ke luar negeri ia kempit berbungkus-bungkus rokok kretek, bukan Marlboro atau Camel atau Lucky Strike, yang kecuali untuk gengsi, asapnya biasa-biasa saja, tapi, begitu ia naik pesawat Air France, seorang pramugari menghampirinya.<\/p>\n\n\n\n

\u201cMaaf, tuan hisap apa? Apa tuan hisap Hashish? Apa tuan sudi ganti rokok yang biasa-biasa saja?\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cini bukan hashish. Ini tembakau biasa campur cengkeh,\u201d jawab kawan saya. Dan karena tekadnya yang teguh mau menghisap rokok produksi negeri sendiri, kawan saya itu nekad hisap rokok kretek lagi di atas pesawat milik maskapai British Airways. Pada saat asapnya ngepul, datang lagi menghampiri seorang pramugari.<\/p>\n\n\n\n

\u201cWah, bau apa itu? Apa ganja? Apa tuan bisa ganti yang lain saja? Para penumpang di sini idak biasa mengendus bau itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

Kompas, 29 Maret 1987
<\/p>\n\n\n\n


<\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
<\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_title":"Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"protes-petani-tembakau-temanggung-ke-kemkominfo","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2024-01-03 16:04:25","post_modified_gmt":"2024-01-03 09:04:25","post_content_filtered":"\r\n

Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

\"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5841","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5829,"post_author":"878","post_date":"2019-06-28 09:52:18","post_date_gmt":"2019-06-28 02:52:18","post_content":"\n

Rokok, terutama rokok kretek, memberi inspirasi bagi banyak orang. Baik itu inspirasi ketika menikmati kretek atau usai menikmati rokok kretek, juga inspirasi dari produk rokok kreteknya. Lebih jauh dari itu, seluk-beluk dunia kretek mulai dari pertanian tembakau dan cengkeh, proses produksi kretek, transaksi dagang kretek, dan segala hal yang terkait dengan dunia perkretekan menginspirasi begitu banyak orang untuk berkarya dalam rupa-rupa bentuk karya.<\/p>\n\n\n\n

Bagi para penikmat kretek sendiri, rupa-rupa pengalaman bersama kretek juga banyak datangkan kisah menarik. Yang paling kesohor tentu saja kisah K.H Agus Salim dengan diplomasi kreteknya yang membikin suasana di salah satu ruang istana kerajaan Inggris yang sebelumnya begitu kaku dan formil menjadi cair karenanya.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Sosiawan Leak Bercerita Soal Rokok dan Do\u2019a<\/a><\/p>\n\n\n\n

Bukan hanya K.H Agus Salim yang memiliki kisah kretek dengan luar negeri, ada banyak lainnya, salah satunya, Mahbub Djunaidi, tokoh Betawi, tokoh NU, wartawan jempolan, kolumnis produktif, dan banyak hal keren lainnya terkumpul dalam satu orang ini. Kekhasannya dalam menghasilkan karya tulis, mampu membikin tulisan bertema berat dalam kemasan humor dan enak dibaca, membikin hampir semua penulis Indonesia mengagumi tulisannya. Tulisan Mahbub Djunaidi terkait kretek, yang tayang di Koran Kompas pada 29 Maret 1987, lebih 32 tahun lalu, juga dikemas dalam suasana humor dan ringan dibaca namun sarat kritik yang menohok. <\/p>\n\n\n\n

Tulisan Mahbub Djunaidi tentang kretek yang diberi judul \u2018Kretek\u2019 ini juga relevan dengan kondisi saat ini, bagaimana asing begitu mendikte negara ini dalam hal menyikapi rokok kretek. Lewat kaum anti-rokok pihak asing hendak menyingkirkan kretek. Secara halus, begitu halus, Mahbub Djunaidi mengkritik asing itu. Saya sadur seluruhnya saja tulisan Mahbub Djunaidi 32 tahun lalu itu di sini.<\/p>\n\n\n\n

Kretek<\/h2>\n\n\n\n

Oleh: Mahbub Djunaidi<\/p>\n\n\n\n

Sekolah kolonialisme memang berbeda-beda. Yang satu lebih brutal dari yang lain, tapi dilihat dari bintang, hakikatnya sama: mempesiang bangsa lain sebagai usaha mencari sesuap nasi. Kolonial Inggris di daerah konsesi seperti Shanghai memperlakukan orang Cina tak lebih dari binatang. Di sebuah taman kota ada tulisan di pintu gerbangnya \u201cDilarang masuk: anjing dan orang Cina\u201d. Sampai sekarang tulisan itu tidak diangkat, agar generasi demi generasi mengerti betapa jahatnya sistem itu. Tapi, kolonial Belanda di negeri ini menganggap Cina lebih tinggi derajatnya dibanding\u00a0inlander<\/em>, penduduk anak negeri seperti kita-kita ini. Mereka membagi kereta api atau trem kota dalam tiga kelas. Kelas 1 khusus untuk orang Belanda. Kelas 2 untuk Cina dan Arab. Kelas 3 alias kelas kambing buat\u00a0inlander-inlander<\/em>\u00a0anak negeri.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

Kecuali para nasionalis dan kaum pergerakan kebangsaan serta rakyat patriot yang bertekad merobohkan sistem itu, ada juga inlander <\/em>yang bersedia jadi budak untuk menggencet bangsa sendiri. Misalnya, para bupati dan pangreh praja yang jelek. Karena jiwanya memang dasar budak, dalam banyak hal mereka lebih nista dari tuannya sendiri. Dan karena jiwanya memang budak, mereka tak punya kepercayaan kepada kemampuan sendiri dan menganggap tuan asingnya bagai dewa putih yang berasal dari langit, dan dalam segala hal lebih unggul. Hubungan antara budak dan tuannya ini mirip dengan hubungan antara hewan sirkus dengan pelatihnya, menurut saja apa yang diperintahkan, dan meniru saja apa yang dicontohkan.<\/p>\n\n\n\n

Sisa jiwa inlander<\/em> ini masih ada juga sedikit bayak di alam kemerdekaan. Pangreh praja yang punya kegemaran menginjak ke bawah dan menjilat ke atas pada dasarnya tetap kehinggapan pembawaan inlander<\/em> itu. Seorang yang senantiasa menganggap asing itu hebat dan senantiasa benar dan unggul, sebenarnya merupakan inlander <\/em>gaya baru, dan mengidap unsur-unsur budak. Bawahan yang menganggap atasannya selalu perlu ditiru dan \u201cdigugu<\/em>\u201d, tak peduli apapun yang dilakukannya, pada dasarnya punya tabiat orang jajahan, tak punya karakter bangsa mereka. Kerdil, penakut, melayang kemana angin bertiup, merupakan pakaian sehari-hari.<\/p>\n\n\n\n

Sementara itu, jika seorang nyonya tidak sudi cangking tas kecuali merek Louis Vuitton walau bikinan Cibaduyut tak kalah bagusnya, berdandan dengan ramuan Yves Saint Laurent serta baju merek Calvin Klein, berkat dorongan anggapan bikinan asing itu dahsyat dan mampu naikkan gengsi, apakah terhadapnya kena pula julukan inlander<\/em> gaya baru?<\/p>\n\n\n\n

Oh, bisa iya dan bisa juga bukan. Jangan-jangan sang nyonya memang patriot sejati, tapi karena kebanyakan uang menjadi sedikit bingung dan hilang keseimbangan. Atau seorang suami yang sudi memakai ikat pinggang merek Etienne Aigner dan domper merek Cartier dan hanya siap berangkat golf dengan kaos merek Lacosre, apakah inlander <\/em>gaya baru? juga bisa iya dan bisa juga tidak. Boleh jadi tokoh kita ini seorang pecinta tanah air berikut produksinya, tapi sekedar menjaga martabat dan gengsi, tak menjadi apa melekatkan barang-barang mahal ke tubuh satu-satunya.<\/p>\n\n\n\n

Kawan saya yang tidak mau disebut inlander<\/em> baik gaya lama maupun baru, bertekad bulat kepingin menggunakan apa saja yang buatan dalam negeri, walau dia sama sekali tidak pernah ketemu Menteri Ginanjar Kartasasmita. Ia tidak merasa perlu memakai baju merek Charles Jourdan atau Lanvin, melainkan cukup bikinan Tegalparang yang tak beda dengan kemeja bikinan manapun di atas dunia. Ia tak merasa perlu pakai kaos merek Benetton karena produksi pinggiran kota Bandung sudah lebih dari cukup.<\/p>\n\n\n\n

Dan untuk lebih membikin dia bukan inlander<\/em> yang kurang percaya harga diri sendiri, begitu mau berangkat ke luar negeri ia kempit berbungkus-bungkus rokok kretek, bukan Marlboro atau Camel atau Lucky Strike, yang kecuali untuk gengsi, asapnya biasa-biasa saja, tapi, begitu ia naik pesawat Air France, seorang pramugari menghampirinya.<\/p>\n\n\n\n

\u201cMaaf, tuan hisap apa? Apa tuan hisap Hashish? Apa tuan sudi ganti rokok yang biasa-biasa saja?\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cini bukan hashish. Ini tembakau biasa campur cengkeh,\u201d jawab kawan saya. Dan karena tekadnya yang teguh mau menghisap rokok produksi negeri sendiri, kawan saya itu nekad hisap rokok kretek lagi di atas pesawat milik maskapai British Airways. Pada saat asapnya ngepul, datang lagi menghampiri seorang pramugari.<\/p>\n\n\n\n

\u201cWah, bau apa itu? Apa ganja? Apa tuan bisa ganti yang lain saja? Para penumpang di sini idak biasa mengendus bau itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

Kompas, 29 Maret 1987
<\/p>\n\n\n\n


<\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
<\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_title":"Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"protes-petani-tembakau-temanggung-ke-kemkominfo","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2024-01-03 16:04:25","post_modified_gmt":"2024-01-03 09:04:25","post_content_filtered":"\r\n

Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

\"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5841","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5829,"post_author":"878","post_date":"2019-06-28 09:52:18","post_date_gmt":"2019-06-28 02:52:18","post_content":"\n

Rokok, terutama rokok kretek, memberi inspirasi bagi banyak orang. Baik itu inspirasi ketika menikmati kretek atau usai menikmati rokok kretek, juga inspirasi dari produk rokok kreteknya. Lebih jauh dari itu, seluk-beluk dunia kretek mulai dari pertanian tembakau dan cengkeh, proses produksi kretek, transaksi dagang kretek, dan segala hal yang terkait dengan dunia perkretekan menginspirasi begitu banyak orang untuk berkarya dalam rupa-rupa bentuk karya.<\/p>\n\n\n\n

Bagi para penikmat kretek sendiri, rupa-rupa pengalaman bersama kretek juga banyak datangkan kisah menarik. Yang paling kesohor tentu saja kisah K.H Agus Salim dengan diplomasi kreteknya yang membikin suasana di salah satu ruang istana kerajaan Inggris yang sebelumnya begitu kaku dan formil menjadi cair karenanya.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Sosiawan Leak Bercerita Soal Rokok dan Do\u2019a<\/a><\/p>\n\n\n\n

Bukan hanya K.H Agus Salim yang memiliki kisah kretek dengan luar negeri, ada banyak lainnya, salah satunya, Mahbub Djunaidi, tokoh Betawi, tokoh NU, wartawan jempolan, kolumnis produktif, dan banyak hal keren lainnya terkumpul dalam satu orang ini. Kekhasannya dalam menghasilkan karya tulis, mampu membikin tulisan bertema berat dalam kemasan humor dan enak dibaca, membikin hampir semua penulis Indonesia mengagumi tulisannya. Tulisan Mahbub Djunaidi terkait kretek, yang tayang di Koran Kompas pada 29 Maret 1987, lebih 32 tahun lalu, juga dikemas dalam suasana humor dan ringan dibaca namun sarat kritik yang menohok. <\/p>\n\n\n\n

Tulisan Mahbub Djunaidi tentang kretek yang diberi judul \u2018Kretek\u2019 ini juga relevan dengan kondisi saat ini, bagaimana asing begitu mendikte negara ini dalam hal menyikapi rokok kretek. Lewat kaum anti-rokok pihak asing hendak menyingkirkan kretek. Secara halus, begitu halus, Mahbub Djunaidi mengkritik asing itu. Saya sadur seluruhnya saja tulisan Mahbub Djunaidi 32 tahun lalu itu di sini.<\/p>\n\n\n\n

Kretek<\/h2>\n\n\n\n

Oleh: Mahbub Djunaidi<\/p>\n\n\n\n

Sekolah kolonialisme memang berbeda-beda. Yang satu lebih brutal dari yang lain, tapi dilihat dari bintang, hakikatnya sama: mempesiang bangsa lain sebagai usaha mencari sesuap nasi. Kolonial Inggris di daerah konsesi seperti Shanghai memperlakukan orang Cina tak lebih dari binatang. Di sebuah taman kota ada tulisan di pintu gerbangnya \u201cDilarang masuk: anjing dan orang Cina\u201d. Sampai sekarang tulisan itu tidak diangkat, agar generasi demi generasi mengerti betapa jahatnya sistem itu. Tapi, kolonial Belanda di negeri ini menganggap Cina lebih tinggi derajatnya dibanding\u00a0inlander<\/em>, penduduk anak negeri seperti kita-kita ini. Mereka membagi kereta api atau trem kota dalam tiga kelas. Kelas 1 khusus untuk orang Belanda. Kelas 2 untuk Cina dan Arab. Kelas 3 alias kelas kambing buat\u00a0inlander-inlander<\/em>\u00a0anak negeri.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

Kecuali para nasionalis dan kaum pergerakan kebangsaan serta rakyat patriot yang bertekad merobohkan sistem itu, ada juga inlander <\/em>yang bersedia jadi budak untuk menggencet bangsa sendiri. Misalnya, para bupati dan pangreh praja yang jelek. Karena jiwanya memang dasar budak, dalam banyak hal mereka lebih nista dari tuannya sendiri. Dan karena jiwanya memang budak, mereka tak punya kepercayaan kepada kemampuan sendiri dan menganggap tuan asingnya bagai dewa putih yang berasal dari langit, dan dalam segala hal lebih unggul. Hubungan antara budak dan tuannya ini mirip dengan hubungan antara hewan sirkus dengan pelatihnya, menurut saja apa yang diperintahkan, dan meniru saja apa yang dicontohkan.<\/p>\n\n\n\n

Sisa jiwa inlander<\/em> ini masih ada juga sedikit bayak di alam kemerdekaan. Pangreh praja yang punya kegemaran menginjak ke bawah dan menjilat ke atas pada dasarnya tetap kehinggapan pembawaan inlander<\/em> itu. Seorang yang senantiasa menganggap asing itu hebat dan senantiasa benar dan unggul, sebenarnya merupakan inlander <\/em>gaya baru, dan mengidap unsur-unsur budak. Bawahan yang menganggap atasannya selalu perlu ditiru dan \u201cdigugu<\/em>\u201d, tak peduli apapun yang dilakukannya, pada dasarnya punya tabiat orang jajahan, tak punya karakter bangsa mereka. Kerdil, penakut, melayang kemana angin bertiup, merupakan pakaian sehari-hari.<\/p>\n\n\n\n

Sementara itu, jika seorang nyonya tidak sudi cangking tas kecuali merek Louis Vuitton walau bikinan Cibaduyut tak kalah bagusnya, berdandan dengan ramuan Yves Saint Laurent serta baju merek Calvin Klein, berkat dorongan anggapan bikinan asing itu dahsyat dan mampu naikkan gengsi, apakah terhadapnya kena pula julukan inlander<\/em> gaya baru?<\/p>\n\n\n\n

Oh, bisa iya dan bisa juga bukan. Jangan-jangan sang nyonya memang patriot sejati, tapi karena kebanyakan uang menjadi sedikit bingung dan hilang keseimbangan. Atau seorang suami yang sudi memakai ikat pinggang merek Etienne Aigner dan domper merek Cartier dan hanya siap berangkat golf dengan kaos merek Lacosre, apakah inlander <\/em>gaya baru? juga bisa iya dan bisa juga tidak. Boleh jadi tokoh kita ini seorang pecinta tanah air berikut produksinya, tapi sekedar menjaga martabat dan gengsi, tak menjadi apa melekatkan barang-barang mahal ke tubuh satu-satunya.<\/p>\n\n\n\n

Kawan saya yang tidak mau disebut inlander<\/em> baik gaya lama maupun baru, bertekad bulat kepingin menggunakan apa saja yang buatan dalam negeri, walau dia sama sekali tidak pernah ketemu Menteri Ginanjar Kartasasmita. Ia tidak merasa perlu memakai baju merek Charles Jourdan atau Lanvin, melainkan cukup bikinan Tegalparang yang tak beda dengan kemeja bikinan manapun di atas dunia. Ia tak merasa perlu pakai kaos merek Benetton karena produksi pinggiran kota Bandung sudah lebih dari cukup.<\/p>\n\n\n\n

Dan untuk lebih membikin dia bukan inlander<\/em> yang kurang percaya harga diri sendiri, begitu mau berangkat ke luar negeri ia kempit berbungkus-bungkus rokok kretek, bukan Marlboro atau Camel atau Lucky Strike, yang kecuali untuk gengsi, asapnya biasa-biasa saja, tapi, begitu ia naik pesawat Air France, seorang pramugari menghampirinya.<\/p>\n\n\n\n

\u201cMaaf, tuan hisap apa? Apa tuan hisap Hashish? Apa tuan sudi ganti rokok yang biasa-biasa saja?\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cini bukan hashish. Ini tembakau biasa campur cengkeh,\u201d jawab kawan saya. Dan karena tekadnya yang teguh mau menghisap rokok produksi negeri sendiri, kawan saya itu nekad hisap rokok kretek lagi di atas pesawat milik maskapai British Airways. Pada saat asapnya ngepul, datang lagi menghampiri seorang pramugari.<\/p>\n\n\n\n

\u201cWah, bau apa itu? Apa ganja? Apa tuan bisa ganti yang lain saja? Para penumpang di sini idak biasa mengendus bau itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

Kompas, 29 Maret 1987
<\/p>\n\n\n\n


<\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
<\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_title":"Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"protes-petani-tembakau-temanggung-ke-kemkominfo","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2024-01-03 16:04:25","post_modified_gmt":"2024-01-03 09:04:25","post_content_filtered":"\r\n

Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

\"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5841","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5829,"post_author":"878","post_date":"2019-06-28 09:52:18","post_date_gmt":"2019-06-28 02:52:18","post_content":"\n

Rokok, terutama rokok kretek, memberi inspirasi bagi banyak orang. Baik itu inspirasi ketika menikmati kretek atau usai menikmati rokok kretek, juga inspirasi dari produk rokok kreteknya. Lebih jauh dari itu, seluk-beluk dunia kretek mulai dari pertanian tembakau dan cengkeh, proses produksi kretek, transaksi dagang kretek, dan segala hal yang terkait dengan dunia perkretekan menginspirasi begitu banyak orang untuk berkarya dalam rupa-rupa bentuk karya.<\/p>\n\n\n\n

Bagi para penikmat kretek sendiri, rupa-rupa pengalaman bersama kretek juga banyak datangkan kisah menarik. Yang paling kesohor tentu saja kisah K.H Agus Salim dengan diplomasi kreteknya yang membikin suasana di salah satu ruang istana kerajaan Inggris yang sebelumnya begitu kaku dan formil menjadi cair karenanya.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Sosiawan Leak Bercerita Soal Rokok dan Do\u2019a<\/a><\/p>\n\n\n\n

Bukan hanya K.H Agus Salim yang memiliki kisah kretek dengan luar negeri, ada banyak lainnya, salah satunya, Mahbub Djunaidi, tokoh Betawi, tokoh NU, wartawan jempolan, kolumnis produktif, dan banyak hal keren lainnya terkumpul dalam satu orang ini. Kekhasannya dalam menghasilkan karya tulis, mampu membikin tulisan bertema berat dalam kemasan humor dan enak dibaca, membikin hampir semua penulis Indonesia mengagumi tulisannya. Tulisan Mahbub Djunaidi terkait kretek, yang tayang di Koran Kompas pada 29 Maret 1987, lebih 32 tahun lalu, juga dikemas dalam suasana humor dan ringan dibaca namun sarat kritik yang menohok. <\/p>\n\n\n\n

Tulisan Mahbub Djunaidi tentang kretek yang diberi judul \u2018Kretek\u2019 ini juga relevan dengan kondisi saat ini, bagaimana asing begitu mendikte negara ini dalam hal menyikapi rokok kretek. Lewat kaum anti-rokok pihak asing hendak menyingkirkan kretek. Secara halus, begitu halus, Mahbub Djunaidi mengkritik asing itu. Saya sadur seluruhnya saja tulisan Mahbub Djunaidi 32 tahun lalu itu di sini.<\/p>\n\n\n\n

Kretek<\/h2>\n\n\n\n

Oleh: Mahbub Djunaidi<\/p>\n\n\n\n

Sekolah kolonialisme memang berbeda-beda. Yang satu lebih brutal dari yang lain, tapi dilihat dari bintang, hakikatnya sama: mempesiang bangsa lain sebagai usaha mencari sesuap nasi. Kolonial Inggris di daerah konsesi seperti Shanghai memperlakukan orang Cina tak lebih dari binatang. Di sebuah taman kota ada tulisan di pintu gerbangnya \u201cDilarang masuk: anjing dan orang Cina\u201d. Sampai sekarang tulisan itu tidak diangkat, agar generasi demi generasi mengerti betapa jahatnya sistem itu. Tapi, kolonial Belanda di negeri ini menganggap Cina lebih tinggi derajatnya dibanding\u00a0inlander<\/em>, penduduk anak negeri seperti kita-kita ini. Mereka membagi kereta api atau trem kota dalam tiga kelas. Kelas 1 khusus untuk orang Belanda. Kelas 2 untuk Cina dan Arab. Kelas 3 alias kelas kambing buat\u00a0inlander-inlander<\/em>\u00a0anak negeri.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

Kecuali para nasionalis dan kaum pergerakan kebangsaan serta rakyat patriot yang bertekad merobohkan sistem itu, ada juga inlander <\/em>yang bersedia jadi budak untuk menggencet bangsa sendiri. Misalnya, para bupati dan pangreh praja yang jelek. Karena jiwanya memang dasar budak, dalam banyak hal mereka lebih nista dari tuannya sendiri. Dan karena jiwanya memang budak, mereka tak punya kepercayaan kepada kemampuan sendiri dan menganggap tuan asingnya bagai dewa putih yang berasal dari langit, dan dalam segala hal lebih unggul. Hubungan antara budak dan tuannya ini mirip dengan hubungan antara hewan sirkus dengan pelatihnya, menurut saja apa yang diperintahkan, dan meniru saja apa yang dicontohkan.<\/p>\n\n\n\n

Sisa jiwa inlander<\/em> ini masih ada juga sedikit bayak di alam kemerdekaan. Pangreh praja yang punya kegemaran menginjak ke bawah dan menjilat ke atas pada dasarnya tetap kehinggapan pembawaan inlander<\/em> itu. Seorang yang senantiasa menganggap asing itu hebat dan senantiasa benar dan unggul, sebenarnya merupakan inlander <\/em>gaya baru, dan mengidap unsur-unsur budak. Bawahan yang menganggap atasannya selalu perlu ditiru dan \u201cdigugu<\/em>\u201d, tak peduli apapun yang dilakukannya, pada dasarnya punya tabiat orang jajahan, tak punya karakter bangsa mereka. Kerdil, penakut, melayang kemana angin bertiup, merupakan pakaian sehari-hari.<\/p>\n\n\n\n

Sementara itu, jika seorang nyonya tidak sudi cangking tas kecuali merek Louis Vuitton walau bikinan Cibaduyut tak kalah bagusnya, berdandan dengan ramuan Yves Saint Laurent serta baju merek Calvin Klein, berkat dorongan anggapan bikinan asing itu dahsyat dan mampu naikkan gengsi, apakah terhadapnya kena pula julukan inlander<\/em> gaya baru?<\/p>\n\n\n\n

Oh, bisa iya dan bisa juga bukan. Jangan-jangan sang nyonya memang patriot sejati, tapi karena kebanyakan uang menjadi sedikit bingung dan hilang keseimbangan. Atau seorang suami yang sudi memakai ikat pinggang merek Etienne Aigner dan domper merek Cartier dan hanya siap berangkat golf dengan kaos merek Lacosre, apakah inlander <\/em>gaya baru? juga bisa iya dan bisa juga tidak. Boleh jadi tokoh kita ini seorang pecinta tanah air berikut produksinya, tapi sekedar menjaga martabat dan gengsi, tak menjadi apa melekatkan barang-barang mahal ke tubuh satu-satunya.<\/p>\n\n\n\n

Kawan saya yang tidak mau disebut inlander<\/em> baik gaya lama maupun baru, bertekad bulat kepingin menggunakan apa saja yang buatan dalam negeri, walau dia sama sekali tidak pernah ketemu Menteri Ginanjar Kartasasmita. Ia tidak merasa perlu memakai baju merek Charles Jourdan atau Lanvin, melainkan cukup bikinan Tegalparang yang tak beda dengan kemeja bikinan manapun di atas dunia. Ia tak merasa perlu pakai kaos merek Benetton karena produksi pinggiran kota Bandung sudah lebih dari cukup.<\/p>\n\n\n\n

Dan untuk lebih membikin dia bukan inlander<\/em> yang kurang percaya harga diri sendiri, begitu mau berangkat ke luar negeri ia kempit berbungkus-bungkus rokok kretek, bukan Marlboro atau Camel atau Lucky Strike, yang kecuali untuk gengsi, asapnya biasa-biasa saja, tapi, begitu ia naik pesawat Air France, seorang pramugari menghampirinya.<\/p>\n\n\n\n

\u201cMaaf, tuan hisap apa? Apa tuan hisap Hashish? Apa tuan sudi ganti rokok yang biasa-biasa saja?\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cini bukan hashish. Ini tembakau biasa campur cengkeh,\u201d jawab kawan saya. Dan karena tekadnya yang teguh mau menghisap rokok produksi negeri sendiri, kawan saya itu nekad hisap rokok kretek lagi di atas pesawat milik maskapai British Airways. Pada saat asapnya ngepul, datang lagi menghampiri seorang pramugari.<\/p>\n\n\n\n

\u201cWah, bau apa itu? Apa ganja? Apa tuan bisa ganti yang lain saja? Para penumpang di sini idak biasa mengendus bau itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

Kompas, 29 Maret 1987
<\/p>\n\n\n\n


<\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
<\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_title":"Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"protes-petani-tembakau-temanggung-ke-kemkominfo","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2024-01-03 16:04:25","post_modified_gmt":"2024-01-03 09:04:25","post_content_filtered":"\r\n

Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

\"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5841","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5829,"post_author":"878","post_date":"2019-06-28 09:52:18","post_date_gmt":"2019-06-28 02:52:18","post_content":"\n

Rokok, terutama rokok kretek, memberi inspirasi bagi banyak orang. Baik itu inspirasi ketika menikmati kretek atau usai menikmati rokok kretek, juga inspirasi dari produk rokok kreteknya. Lebih jauh dari itu, seluk-beluk dunia kretek mulai dari pertanian tembakau dan cengkeh, proses produksi kretek, transaksi dagang kretek, dan segala hal yang terkait dengan dunia perkretekan menginspirasi begitu banyak orang untuk berkarya dalam rupa-rupa bentuk karya.<\/p>\n\n\n\n

Bagi para penikmat kretek sendiri, rupa-rupa pengalaman bersama kretek juga banyak datangkan kisah menarik. Yang paling kesohor tentu saja kisah K.H Agus Salim dengan diplomasi kreteknya yang membikin suasana di salah satu ruang istana kerajaan Inggris yang sebelumnya begitu kaku dan formil menjadi cair karenanya.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Sosiawan Leak Bercerita Soal Rokok dan Do\u2019a<\/a><\/p>\n\n\n\n

Bukan hanya K.H Agus Salim yang memiliki kisah kretek dengan luar negeri, ada banyak lainnya, salah satunya, Mahbub Djunaidi, tokoh Betawi, tokoh NU, wartawan jempolan, kolumnis produktif, dan banyak hal keren lainnya terkumpul dalam satu orang ini. Kekhasannya dalam menghasilkan karya tulis, mampu membikin tulisan bertema berat dalam kemasan humor dan enak dibaca, membikin hampir semua penulis Indonesia mengagumi tulisannya. Tulisan Mahbub Djunaidi terkait kretek, yang tayang di Koran Kompas pada 29 Maret 1987, lebih 32 tahun lalu, juga dikemas dalam suasana humor dan ringan dibaca namun sarat kritik yang menohok. <\/p>\n\n\n\n

Tulisan Mahbub Djunaidi tentang kretek yang diberi judul \u2018Kretek\u2019 ini juga relevan dengan kondisi saat ini, bagaimana asing begitu mendikte negara ini dalam hal menyikapi rokok kretek. Lewat kaum anti-rokok pihak asing hendak menyingkirkan kretek. Secara halus, begitu halus, Mahbub Djunaidi mengkritik asing itu. Saya sadur seluruhnya saja tulisan Mahbub Djunaidi 32 tahun lalu itu di sini.<\/p>\n\n\n\n

Kretek<\/h2>\n\n\n\n

Oleh: Mahbub Djunaidi<\/p>\n\n\n\n

Sekolah kolonialisme memang berbeda-beda. Yang satu lebih brutal dari yang lain, tapi dilihat dari bintang, hakikatnya sama: mempesiang bangsa lain sebagai usaha mencari sesuap nasi. Kolonial Inggris di daerah konsesi seperti Shanghai memperlakukan orang Cina tak lebih dari binatang. Di sebuah taman kota ada tulisan di pintu gerbangnya \u201cDilarang masuk: anjing dan orang Cina\u201d. Sampai sekarang tulisan itu tidak diangkat, agar generasi demi generasi mengerti betapa jahatnya sistem itu. Tapi, kolonial Belanda di negeri ini menganggap Cina lebih tinggi derajatnya dibanding\u00a0inlander<\/em>, penduduk anak negeri seperti kita-kita ini. Mereka membagi kereta api atau trem kota dalam tiga kelas. Kelas 1 khusus untuk orang Belanda. Kelas 2 untuk Cina dan Arab. Kelas 3 alias kelas kambing buat\u00a0inlander-inlander<\/em>\u00a0anak negeri.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

Kecuali para nasionalis dan kaum pergerakan kebangsaan serta rakyat patriot yang bertekad merobohkan sistem itu, ada juga inlander <\/em>yang bersedia jadi budak untuk menggencet bangsa sendiri. Misalnya, para bupati dan pangreh praja yang jelek. Karena jiwanya memang dasar budak, dalam banyak hal mereka lebih nista dari tuannya sendiri. Dan karena jiwanya memang budak, mereka tak punya kepercayaan kepada kemampuan sendiri dan menganggap tuan asingnya bagai dewa putih yang berasal dari langit, dan dalam segala hal lebih unggul. Hubungan antara budak dan tuannya ini mirip dengan hubungan antara hewan sirkus dengan pelatihnya, menurut saja apa yang diperintahkan, dan meniru saja apa yang dicontohkan.<\/p>\n\n\n\n

Sisa jiwa inlander<\/em> ini masih ada juga sedikit bayak di alam kemerdekaan. Pangreh praja yang punya kegemaran menginjak ke bawah dan menjilat ke atas pada dasarnya tetap kehinggapan pembawaan inlander<\/em> itu. Seorang yang senantiasa menganggap asing itu hebat dan senantiasa benar dan unggul, sebenarnya merupakan inlander <\/em>gaya baru, dan mengidap unsur-unsur budak. Bawahan yang menganggap atasannya selalu perlu ditiru dan \u201cdigugu<\/em>\u201d, tak peduli apapun yang dilakukannya, pada dasarnya punya tabiat orang jajahan, tak punya karakter bangsa mereka. Kerdil, penakut, melayang kemana angin bertiup, merupakan pakaian sehari-hari.<\/p>\n\n\n\n

Sementara itu, jika seorang nyonya tidak sudi cangking tas kecuali merek Louis Vuitton walau bikinan Cibaduyut tak kalah bagusnya, berdandan dengan ramuan Yves Saint Laurent serta baju merek Calvin Klein, berkat dorongan anggapan bikinan asing itu dahsyat dan mampu naikkan gengsi, apakah terhadapnya kena pula julukan inlander<\/em> gaya baru?<\/p>\n\n\n\n

Oh, bisa iya dan bisa juga bukan. Jangan-jangan sang nyonya memang patriot sejati, tapi karena kebanyakan uang menjadi sedikit bingung dan hilang keseimbangan. Atau seorang suami yang sudi memakai ikat pinggang merek Etienne Aigner dan domper merek Cartier dan hanya siap berangkat golf dengan kaos merek Lacosre, apakah inlander <\/em>gaya baru? juga bisa iya dan bisa juga tidak. Boleh jadi tokoh kita ini seorang pecinta tanah air berikut produksinya, tapi sekedar menjaga martabat dan gengsi, tak menjadi apa melekatkan barang-barang mahal ke tubuh satu-satunya.<\/p>\n\n\n\n

Kawan saya yang tidak mau disebut inlander<\/em> baik gaya lama maupun baru, bertekad bulat kepingin menggunakan apa saja yang buatan dalam negeri, walau dia sama sekali tidak pernah ketemu Menteri Ginanjar Kartasasmita. Ia tidak merasa perlu memakai baju merek Charles Jourdan atau Lanvin, melainkan cukup bikinan Tegalparang yang tak beda dengan kemeja bikinan manapun di atas dunia. Ia tak merasa perlu pakai kaos merek Benetton karena produksi pinggiran kota Bandung sudah lebih dari cukup.<\/p>\n\n\n\n

Dan untuk lebih membikin dia bukan inlander<\/em> yang kurang percaya harga diri sendiri, begitu mau berangkat ke luar negeri ia kempit berbungkus-bungkus rokok kretek, bukan Marlboro atau Camel atau Lucky Strike, yang kecuali untuk gengsi, asapnya biasa-biasa saja, tapi, begitu ia naik pesawat Air France, seorang pramugari menghampirinya.<\/p>\n\n\n\n

\u201cMaaf, tuan hisap apa? Apa tuan hisap Hashish? Apa tuan sudi ganti rokok yang biasa-biasa saja?\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cini bukan hashish. Ini tembakau biasa campur cengkeh,\u201d jawab kawan saya. Dan karena tekadnya yang teguh mau menghisap rokok produksi negeri sendiri, kawan saya itu nekad hisap rokok kretek lagi di atas pesawat milik maskapai British Airways. Pada saat asapnya ngepul, datang lagi menghampiri seorang pramugari.<\/p>\n\n\n\n

\u201cWah, bau apa itu? Apa ganja? Apa tuan bisa ganti yang lain saja? Para penumpang di sini idak biasa mengendus bau itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

Kompas, 29 Maret 1987
<\/p>\n\n\n\n


<\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
<\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_title":"Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"protes-petani-tembakau-temanggung-ke-kemkominfo","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2024-01-03 16:04:25","post_modified_gmt":"2024-01-03 09:04:25","post_content_filtered":"\r\n

Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

\"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5841","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5829,"post_author":"878","post_date":"2019-06-28 09:52:18","post_date_gmt":"2019-06-28 02:52:18","post_content":"\n

Rokok, terutama rokok kretek, memberi inspirasi bagi banyak orang. Baik itu inspirasi ketika menikmati kretek atau usai menikmati rokok kretek, juga inspirasi dari produk rokok kreteknya. Lebih jauh dari itu, seluk-beluk dunia kretek mulai dari pertanian tembakau dan cengkeh, proses produksi kretek, transaksi dagang kretek, dan segala hal yang terkait dengan dunia perkretekan menginspirasi begitu banyak orang untuk berkarya dalam rupa-rupa bentuk karya.<\/p>\n\n\n\n

Bagi para penikmat kretek sendiri, rupa-rupa pengalaman bersama kretek juga banyak datangkan kisah menarik. Yang paling kesohor tentu saja kisah K.H Agus Salim dengan diplomasi kreteknya yang membikin suasana di salah satu ruang istana kerajaan Inggris yang sebelumnya begitu kaku dan formil menjadi cair karenanya.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Sosiawan Leak Bercerita Soal Rokok dan Do\u2019a<\/a><\/p>\n\n\n\n

Bukan hanya K.H Agus Salim yang memiliki kisah kretek dengan luar negeri, ada banyak lainnya, salah satunya, Mahbub Djunaidi, tokoh Betawi, tokoh NU, wartawan jempolan, kolumnis produktif, dan banyak hal keren lainnya terkumpul dalam satu orang ini. Kekhasannya dalam menghasilkan karya tulis, mampu membikin tulisan bertema berat dalam kemasan humor dan enak dibaca, membikin hampir semua penulis Indonesia mengagumi tulisannya. Tulisan Mahbub Djunaidi terkait kretek, yang tayang di Koran Kompas pada 29 Maret 1987, lebih 32 tahun lalu, juga dikemas dalam suasana humor dan ringan dibaca namun sarat kritik yang menohok. <\/p>\n\n\n\n

Tulisan Mahbub Djunaidi tentang kretek yang diberi judul \u2018Kretek\u2019 ini juga relevan dengan kondisi saat ini, bagaimana asing begitu mendikte negara ini dalam hal menyikapi rokok kretek. Lewat kaum anti-rokok pihak asing hendak menyingkirkan kretek. Secara halus, begitu halus, Mahbub Djunaidi mengkritik asing itu. Saya sadur seluruhnya saja tulisan Mahbub Djunaidi 32 tahun lalu itu di sini.<\/p>\n\n\n\n

Kretek<\/h2>\n\n\n\n

Oleh: Mahbub Djunaidi<\/p>\n\n\n\n

Sekolah kolonialisme memang berbeda-beda. Yang satu lebih brutal dari yang lain, tapi dilihat dari bintang, hakikatnya sama: mempesiang bangsa lain sebagai usaha mencari sesuap nasi. Kolonial Inggris di daerah konsesi seperti Shanghai memperlakukan orang Cina tak lebih dari binatang. Di sebuah taman kota ada tulisan di pintu gerbangnya \u201cDilarang masuk: anjing dan orang Cina\u201d. Sampai sekarang tulisan itu tidak diangkat, agar generasi demi generasi mengerti betapa jahatnya sistem itu. Tapi, kolonial Belanda di negeri ini menganggap Cina lebih tinggi derajatnya dibanding\u00a0inlander<\/em>, penduduk anak negeri seperti kita-kita ini. Mereka membagi kereta api atau trem kota dalam tiga kelas. Kelas 1 khusus untuk orang Belanda. Kelas 2 untuk Cina dan Arab. Kelas 3 alias kelas kambing buat\u00a0inlander-inlander<\/em>\u00a0anak negeri.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

Kecuali para nasionalis dan kaum pergerakan kebangsaan serta rakyat patriot yang bertekad merobohkan sistem itu, ada juga inlander <\/em>yang bersedia jadi budak untuk menggencet bangsa sendiri. Misalnya, para bupati dan pangreh praja yang jelek. Karena jiwanya memang dasar budak, dalam banyak hal mereka lebih nista dari tuannya sendiri. Dan karena jiwanya memang budak, mereka tak punya kepercayaan kepada kemampuan sendiri dan menganggap tuan asingnya bagai dewa putih yang berasal dari langit, dan dalam segala hal lebih unggul. Hubungan antara budak dan tuannya ini mirip dengan hubungan antara hewan sirkus dengan pelatihnya, menurut saja apa yang diperintahkan, dan meniru saja apa yang dicontohkan.<\/p>\n\n\n\n

Sisa jiwa inlander<\/em> ini masih ada juga sedikit bayak di alam kemerdekaan. Pangreh praja yang punya kegemaran menginjak ke bawah dan menjilat ke atas pada dasarnya tetap kehinggapan pembawaan inlander<\/em> itu. Seorang yang senantiasa menganggap asing itu hebat dan senantiasa benar dan unggul, sebenarnya merupakan inlander <\/em>gaya baru, dan mengidap unsur-unsur budak. Bawahan yang menganggap atasannya selalu perlu ditiru dan \u201cdigugu<\/em>\u201d, tak peduli apapun yang dilakukannya, pada dasarnya punya tabiat orang jajahan, tak punya karakter bangsa mereka. Kerdil, penakut, melayang kemana angin bertiup, merupakan pakaian sehari-hari.<\/p>\n\n\n\n

Sementara itu, jika seorang nyonya tidak sudi cangking tas kecuali merek Louis Vuitton walau bikinan Cibaduyut tak kalah bagusnya, berdandan dengan ramuan Yves Saint Laurent serta baju merek Calvin Klein, berkat dorongan anggapan bikinan asing itu dahsyat dan mampu naikkan gengsi, apakah terhadapnya kena pula julukan inlander<\/em> gaya baru?<\/p>\n\n\n\n

Oh, bisa iya dan bisa juga bukan. Jangan-jangan sang nyonya memang patriot sejati, tapi karena kebanyakan uang menjadi sedikit bingung dan hilang keseimbangan. Atau seorang suami yang sudi memakai ikat pinggang merek Etienne Aigner dan domper merek Cartier dan hanya siap berangkat golf dengan kaos merek Lacosre, apakah inlander <\/em>gaya baru? juga bisa iya dan bisa juga tidak. Boleh jadi tokoh kita ini seorang pecinta tanah air berikut produksinya, tapi sekedar menjaga martabat dan gengsi, tak menjadi apa melekatkan barang-barang mahal ke tubuh satu-satunya.<\/p>\n\n\n\n

Kawan saya yang tidak mau disebut inlander<\/em> baik gaya lama maupun baru, bertekad bulat kepingin menggunakan apa saja yang buatan dalam negeri, walau dia sama sekali tidak pernah ketemu Menteri Ginanjar Kartasasmita. Ia tidak merasa perlu memakai baju merek Charles Jourdan atau Lanvin, melainkan cukup bikinan Tegalparang yang tak beda dengan kemeja bikinan manapun di atas dunia. Ia tak merasa perlu pakai kaos merek Benetton karena produksi pinggiran kota Bandung sudah lebih dari cukup.<\/p>\n\n\n\n

Dan untuk lebih membikin dia bukan inlander<\/em> yang kurang percaya harga diri sendiri, begitu mau berangkat ke luar negeri ia kempit berbungkus-bungkus rokok kretek, bukan Marlboro atau Camel atau Lucky Strike, yang kecuali untuk gengsi, asapnya biasa-biasa saja, tapi, begitu ia naik pesawat Air France, seorang pramugari menghampirinya.<\/p>\n\n\n\n

\u201cMaaf, tuan hisap apa? Apa tuan hisap Hashish? Apa tuan sudi ganti rokok yang biasa-biasa saja?\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cini bukan hashish. Ini tembakau biasa campur cengkeh,\u201d jawab kawan saya. Dan karena tekadnya yang teguh mau menghisap rokok produksi negeri sendiri, kawan saya itu nekad hisap rokok kretek lagi di atas pesawat milik maskapai British Airways. Pada saat asapnya ngepul, datang lagi menghampiri seorang pramugari.<\/p>\n\n\n\n

\u201cWah, bau apa itu? Apa ganja? Apa tuan bisa ganti yang lain saja? Para penumpang di sini idak biasa mengendus bau itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

Kompas, 29 Maret 1987
<\/p>\n\n\n\n


<\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
<\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\r\n

Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

\"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_title":"Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"protes-petani-tembakau-temanggung-ke-kemkominfo","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2024-01-03 16:04:25","post_modified_gmt":"2024-01-03 09:04:25","post_content_filtered":"\r\n

Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

\"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5841","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5829,"post_author":"878","post_date":"2019-06-28 09:52:18","post_date_gmt":"2019-06-28 02:52:18","post_content":"\n

Rokok, terutama rokok kretek, memberi inspirasi bagi banyak orang. Baik itu inspirasi ketika menikmati kretek atau usai menikmati rokok kretek, juga inspirasi dari produk rokok kreteknya. Lebih jauh dari itu, seluk-beluk dunia kretek mulai dari pertanian tembakau dan cengkeh, proses produksi kretek, transaksi dagang kretek, dan segala hal yang terkait dengan dunia perkretekan menginspirasi begitu banyak orang untuk berkarya dalam rupa-rupa bentuk karya.<\/p>\n\n\n\n

Bagi para penikmat kretek sendiri, rupa-rupa pengalaman bersama kretek juga banyak datangkan kisah menarik. Yang paling kesohor tentu saja kisah K.H Agus Salim dengan diplomasi kreteknya yang membikin suasana di salah satu ruang istana kerajaan Inggris yang sebelumnya begitu kaku dan formil menjadi cair karenanya.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Sosiawan Leak Bercerita Soal Rokok dan Do\u2019a<\/a><\/p>\n\n\n\n

Bukan hanya K.H Agus Salim yang memiliki kisah kretek dengan luar negeri, ada banyak lainnya, salah satunya, Mahbub Djunaidi, tokoh Betawi, tokoh NU, wartawan jempolan, kolumnis produktif, dan banyak hal keren lainnya terkumpul dalam satu orang ini. Kekhasannya dalam menghasilkan karya tulis, mampu membikin tulisan bertema berat dalam kemasan humor dan enak dibaca, membikin hampir semua penulis Indonesia mengagumi tulisannya. Tulisan Mahbub Djunaidi terkait kretek, yang tayang di Koran Kompas pada 29 Maret 1987, lebih 32 tahun lalu, juga dikemas dalam suasana humor dan ringan dibaca namun sarat kritik yang menohok. <\/p>\n\n\n\n

Tulisan Mahbub Djunaidi tentang kretek yang diberi judul \u2018Kretek\u2019 ini juga relevan dengan kondisi saat ini, bagaimana asing begitu mendikte negara ini dalam hal menyikapi rokok kretek. Lewat kaum anti-rokok pihak asing hendak menyingkirkan kretek. Secara halus, begitu halus, Mahbub Djunaidi mengkritik asing itu. Saya sadur seluruhnya saja tulisan Mahbub Djunaidi 32 tahun lalu itu di sini.<\/p>\n\n\n\n

Kretek<\/h2>\n\n\n\n

Oleh: Mahbub Djunaidi<\/p>\n\n\n\n

Sekolah kolonialisme memang berbeda-beda. Yang satu lebih brutal dari yang lain, tapi dilihat dari bintang, hakikatnya sama: mempesiang bangsa lain sebagai usaha mencari sesuap nasi. Kolonial Inggris di daerah konsesi seperti Shanghai memperlakukan orang Cina tak lebih dari binatang. Di sebuah taman kota ada tulisan di pintu gerbangnya \u201cDilarang masuk: anjing dan orang Cina\u201d. Sampai sekarang tulisan itu tidak diangkat, agar generasi demi generasi mengerti betapa jahatnya sistem itu. Tapi, kolonial Belanda di negeri ini menganggap Cina lebih tinggi derajatnya dibanding\u00a0inlander<\/em>, penduduk anak negeri seperti kita-kita ini. Mereka membagi kereta api atau trem kota dalam tiga kelas. Kelas 1 khusus untuk orang Belanda. Kelas 2 untuk Cina dan Arab. Kelas 3 alias kelas kambing buat\u00a0inlander-inlander<\/em>\u00a0anak negeri.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

Kecuali para nasionalis dan kaum pergerakan kebangsaan serta rakyat patriot yang bertekad merobohkan sistem itu, ada juga inlander <\/em>yang bersedia jadi budak untuk menggencet bangsa sendiri. Misalnya, para bupati dan pangreh praja yang jelek. Karena jiwanya memang dasar budak, dalam banyak hal mereka lebih nista dari tuannya sendiri. Dan karena jiwanya memang budak, mereka tak punya kepercayaan kepada kemampuan sendiri dan menganggap tuan asingnya bagai dewa putih yang berasal dari langit, dan dalam segala hal lebih unggul. Hubungan antara budak dan tuannya ini mirip dengan hubungan antara hewan sirkus dengan pelatihnya, menurut saja apa yang diperintahkan, dan meniru saja apa yang dicontohkan.<\/p>\n\n\n\n

Sisa jiwa inlander<\/em> ini masih ada juga sedikit bayak di alam kemerdekaan. Pangreh praja yang punya kegemaran menginjak ke bawah dan menjilat ke atas pada dasarnya tetap kehinggapan pembawaan inlander<\/em> itu. Seorang yang senantiasa menganggap asing itu hebat dan senantiasa benar dan unggul, sebenarnya merupakan inlander <\/em>gaya baru, dan mengidap unsur-unsur budak. Bawahan yang menganggap atasannya selalu perlu ditiru dan \u201cdigugu<\/em>\u201d, tak peduli apapun yang dilakukannya, pada dasarnya punya tabiat orang jajahan, tak punya karakter bangsa mereka. Kerdil, penakut, melayang kemana angin bertiup, merupakan pakaian sehari-hari.<\/p>\n\n\n\n

Sementara itu, jika seorang nyonya tidak sudi cangking tas kecuali merek Louis Vuitton walau bikinan Cibaduyut tak kalah bagusnya, berdandan dengan ramuan Yves Saint Laurent serta baju merek Calvin Klein, berkat dorongan anggapan bikinan asing itu dahsyat dan mampu naikkan gengsi, apakah terhadapnya kena pula julukan inlander<\/em> gaya baru?<\/p>\n\n\n\n

Oh, bisa iya dan bisa juga bukan. Jangan-jangan sang nyonya memang patriot sejati, tapi karena kebanyakan uang menjadi sedikit bingung dan hilang keseimbangan. Atau seorang suami yang sudi memakai ikat pinggang merek Etienne Aigner dan domper merek Cartier dan hanya siap berangkat golf dengan kaos merek Lacosre, apakah inlander <\/em>gaya baru? juga bisa iya dan bisa juga tidak. Boleh jadi tokoh kita ini seorang pecinta tanah air berikut produksinya, tapi sekedar menjaga martabat dan gengsi, tak menjadi apa melekatkan barang-barang mahal ke tubuh satu-satunya.<\/p>\n\n\n\n

Kawan saya yang tidak mau disebut inlander<\/em> baik gaya lama maupun baru, bertekad bulat kepingin menggunakan apa saja yang buatan dalam negeri, walau dia sama sekali tidak pernah ketemu Menteri Ginanjar Kartasasmita. Ia tidak merasa perlu memakai baju merek Charles Jourdan atau Lanvin, melainkan cukup bikinan Tegalparang yang tak beda dengan kemeja bikinan manapun di atas dunia. Ia tak merasa perlu pakai kaos merek Benetton karena produksi pinggiran kota Bandung sudah lebih dari cukup.<\/p>\n\n\n\n

Dan untuk lebih membikin dia bukan inlander<\/em> yang kurang percaya harga diri sendiri, begitu mau berangkat ke luar negeri ia kempit berbungkus-bungkus rokok kretek, bukan Marlboro atau Camel atau Lucky Strike, yang kecuali untuk gengsi, asapnya biasa-biasa saja, tapi, begitu ia naik pesawat Air France, seorang pramugari menghampirinya.<\/p>\n\n\n\n

\u201cMaaf, tuan hisap apa? Apa tuan hisap Hashish? Apa tuan sudi ganti rokok yang biasa-biasa saja?\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cini bukan hashish. Ini tembakau biasa campur cengkeh,\u201d jawab kawan saya. Dan karena tekadnya yang teguh mau menghisap rokok produksi negeri sendiri, kawan saya itu nekad hisap rokok kretek lagi di atas pesawat milik maskapai British Airways. Pada saat asapnya ngepul, datang lagi menghampiri seorang pramugari.<\/p>\n\n\n\n

\u201cWah, bau apa itu? Apa ganja? Apa tuan bisa ganti yang lain saja? Para penumpang di sini idak biasa mengendus bau itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

Kompas, 29 Maret 1987
<\/p>\n\n\n\n


<\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
<\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Di Temanggung, lebih jauh lagi. Saya tak hanya melihat dari dekat bagaimana petani dan buruh tani menanam komoditas yang mendukung IHT. Di kabupaten yang diapit dua gunung itu, saya melihat secara langsung, bahkan menjadi salah satu pelaku yang mengelola manfaat IHT untuk keberlangsungan pendidikan anak-anak petani dan buruh tani tembakau lewat skema beasiswa. Di rumah-rumah petani di lereng gunung, di alun-alun kota, di kantor beasiswa KNPK, dan di banyak tempat lainnya di Temanggung, saya merasakan aktivitas merokok bukan sekadar untuk mengusir dingin cuaca pegunungan semata. Di sana saya mengekspresikan perlawanan lewat merokok. Melawan kesewenang-wenangan mereka anti-rokok yang hendak menghancurkan kehidupan banyak manusia.<\/p>\n","post_title":"Ekspresi Perlawanan Lewat Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"ekspresi-perlawanan-lewat-merokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-06 12:33:20","post_modified_gmt":"2019-07-06 05:33:20","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5843","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5841,"post_author":"877","post_date":"2019-07-05 12:42:06","post_date_gmt":"2019-07-05 05:42:06","post_content":"\r\n

Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

\"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_title":"Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"protes-petani-tembakau-temanggung-ke-kemkominfo","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2024-01-03 16:04:25","post_modified_gmt":"2024-01-03 09:04:25","post_content_filtered":"\r\n

Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

\"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5841","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5829,"post_author":"878","post_date":"2019-06-28 09:52:18","post_date_gmt":"2019-06-28 02:52:18","post_content":"\n

Rokok, terutama rokok kretek, memberi inspirasi bagi banyak orang. Baik itu inspirasi ketika menikmati kretek atau usai menikmati rokok kretek, juga inspirasi dari produk rokok kreteknya. Lebih jauh dari itu, seluk-beluk dunia kretek mulai dari pertanian tembakau dan cengkeh, proses produksi kretek, transaksi dagang kretek, dan segala hal yang terkait dengan dunia perkretekan menginspirasi begitu banyak orang untuk berkarya dalam rupa-rupa bentuk karya.<\/p>\n\n\n\n

Bagi para penikmat kretek sendiri, rupa-rupa pengalaman bersama kretek juga banyak datangkan kisah menarik. Yang paling kesohor tentu saja kisah K.H Agus Salim dengan diplomasi kreteknya yang membikin suasana di salah satu ruang istana kerajaan Inggris yang sebelumnya begitu kaku dan formil menjadi cair karenanya.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Sosiawan Leak Bercerita Soal Rokok dan Do\u2019a<\/a><\/p>\n\n\n\n

Bukan hanya K.H Agus Salim yang memiliki kisah kretek dengan luar negeri, ada banyak lainnya, salah satunya, Mahbub Djunaidi, tokoh Betawi, tokoh NU, wartawan jempolan, kolumnis produktif, dan banyak hal keren lainnya terkumpul dalam satu orang ini. Kekhasannya dalam menghasilkan karya tulis, mampu membikin tulisan bertema berat dalam kemasan humor dan enak dibaca, membikin hampir semua penulis Indonesia mengagumi tulisannya. Tulisan Mahbub Djunaidi terkait kretek, yang tayang di Koran Kompas pada 29 Maret 1987, lebih 32 tahun lalu, juga dikemas dalam suasana humor dan ringan dibaca namun sarat kritik yang menohok. <\/p>\n\n\n\n

Tulisan Mahbub Djunaidi tentang kretek yang diberi judul \u2018Kretek\u2019 ini juga relevan dengan kondisi saat ini, bagaimana asing begitu mendikte negara ini dalam hal menyikapi rokok kretek. Lewat kaum anti-rokok pihak asing hendak menyingkirkan kretek. Secara halus, begitu halus, Mahbub Djunaidi mengkritik asing itu. Saya sadur seluruhnya saja tulisan Mahbub Djunaidi 32 tahun lalu itu di sini.<\/p>\n\n\n\n

Kretek<\/h2>\n\n\n\n

Oleh: Mahbub Djunaidi<\/p>\n\n\n\n

Sekolah kolonialisme memang berbeda-beda. Yang satu lebih brutal dari yang lain, tapi dilihat dari bintang, hakikatnya sama: mempesiang bangsa lain sebagai usaha mencari sesuap nasi. Kolonial Inggris di daerah konsesi seperti Shanghai memperlakukan orang Cina tak lebih dari binatang. Di sebuah taman kota ada tulisan di pintu gerbangnya \u201cDilarang masuk: anjing dan orang Cina\u201d. Sampai sekarang tulisan itu tidak diangkat, agar generasi demi generasi mengerti betapa jahatnya sistem itu. Tapi, kolonial Belanda di negeri ini menganggap Cina lebih tinggi derajatnya dibanding\u00a0inlander<\/em>, penduduk anak negeri seperti kita-kita ini. Mereka membagi kereta api atau trem kota dalam tiga kelas. Kelas 1 khusus untuk orang Belanda. Kelas 2 untuk Cina dan Arab. Kelas 3 alias kelas kambing buat\u00a0inlander-inlander<\/em>\u00a0anak negeri.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

Kecuali para nasionalis dan kaum pergerakan kebangsaan serta rakyat patriot yang bertekad merobohkan sistem itu, ada juga inlander <\/em>yang bersedia jadi budak untuk menggencet bangsa sendiri. Misalnya, para bupati dan pangreh praja yang jelek. Karena jiwanya memang dasar budak, dalam banyak hal mereka lebih nista dari tuannya sendiri. Dan karena jiwanya memang budak, mereka tak punya kepercayaan kepada kemampuan sendiri dan menganggap tuan asingnya bagai dewa putih yang berasal dari langit, dan dalam segala hal lebih unggul. Hubungan antara budak dan tuannya ini mirip dengan hubungan antara hewan sirkus dengan pelatihnya, menurut saja apa yang diperintahkan, dan meniru saja apa yang dicontohkan.<\/p>\n\n\n\n

Sisa jiwa inlander<\/em> ini masih ada juga sedikit bayak di alam kemerdekaan. Pangreh praja yang punya kegemaran menginjak ke bawah dan menjilat ke atas pada dasarnya tetap kehinggapan pembawaan inlander<\/em> itu. Seorang yang senantiasa menganggap asing itu hebat dan senantiasa benar dan unggul, sebenarnya merupakan inlander <\/em>gaya baru, dan mengidap unsur-unsur budak. Bawahan yang menganggap atasannya selalu perlu ditiru dan \u201cdigugu<\/em>\u201d, tak peduli apapun yang dilakukannya, pada dasarnya punya tabiat orang jajahan, tak punya karakter bangsa mereka. Kerdil, penakut, melayang kemana angin bertiup, merupakan pakaian sehari-hari.<\/p>\n\n\n\n

Sementara itu, jika seorang nyonya tidak sudi cangking tas kecuali merek Louis Vuitton walau bikinan Cibaduyut tak kalah bagusnya, berdandan dengan ramuan Yves Saint Laurent serta baju merek Calvin Klein, berkat dorongan anggapan bikinan asing itu dahsyat dan mampu naikkan gengsi, apakah terhadapnya kena pula julukan inlander<\/em> gaya baru?<\/p>\n\n\n\n

Oh, bisa iya dan bisa juga bukan. Jangan-jangan sang nyonya memang patriot sejati, tapi karena kebanyakan uang menjadi sedikit bingung dan hilang keseimbangan. Atau seorang suami yang sudi memakai ikat pinggang merek Etienne Aigner dan domper merek Cartier dan hanya siap berangkat golf dengan kaos merek Lacosre, apakah inlander <\/em>gaya baru? juga bisa iya dan bisa juga tidak. Boleh jadi tokoh kita ini seorang pecinta tanah air berikut produksinya, tapi sekedar menjaga martabat dan gengsi, tak menjadi apa melekatkan barang-barang mahal ke tubuh satu-satunya.<\/p>\n\n\n\n

Kawan saya yang tidak mau disebut inlander<\/em> baik gaya lama maupun baru, bertekad bulat kepingin menggunakan apa saja yang buatan dalam negeri, walau dia sama sekali tidak pernah ketemu Menteri Ginanjar Kartasasmita. Ia tidak merasa perlu memakai baju merek Charles Jourdan atau Lanvin, melainkan cukup bikinan Tegalparang yang tak beda dengan kemeja bikinan manapun di atas dunia. Ia tak merasa perlu pakai kaos merek Benetton karena produksi pinggiran kota Bandung sudah lebih dari cukup.<\/p>\n\n\n\n

Dan untuk lebih membikin dia bukan inlander<\/em> yang kurang percaya harga diri sendiri, begitu mau berangkat ke luar negeri ia kempit berbungkus-bungkus rokok kretek, bukan Marlboro atau Camel atau Lucky Strike, yang kecuali untuk gengsi, asapnya biasa-biasa saja, tapi, begitu ia naik pesawat Air France, seorang pramugari menghampirinya.<\/p>\n\n\n\n

\u201cMaaf, tuan hisap apa? Apa tuan hisap Hashish? Apa tuan sudi ganti rokok yang biasa-biasa saja?\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cini bukan hashish. Ini tembakau biasa campur cengkeh,\u201d jawab kawan saya. Dan karena tekadnya yang teguh mau menghisap rokok produksi negeri sendiri, kawan saya itu nekad hisap rokok kretek lagi di atas pesawat milik maskapai British Airways. Pada saat asapnya ngepul, datang lagi menghampiri seorang pramugari.<\/p>\n\n\n\n

\u201cWah, bau apa itu? Apa ganja? Apa tuan bisa ganti yang lain saja? Para penumpang di sini idak biasa mengendus bau itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

Kompas, 29 Maret 1987
<\/p>\n\n\n\n


<\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
<\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Di Munduk, saya tinggal di rumah milik petani cengkeh, hidup berminggu-minggu di lingkungan yang mayoritasnya petani dan buruh tani cengkeh. Saya jalan-jalan ke kebun cengkeh. Melihat petani merawat kebun mereka. Saat panen tiba, saya datang ke kebun untuk melihat dari dekat cengkeh dipanen pekerja pemetik cengkeh. Pada momen-momen itu semua, kretek kerap menjadi teman saya dan para petani cengkeh di Munduk. Di sanalah saya merasakan dengan jernih seperti apa itu perasaan keberpihakan, perlawanan, dan lelaku politis lewat menikmati sebatang kretek.<\/p>\n\n\n\n

Di Temanggung, lebih jauh lagi. Saya tak hanya melihat dari dekat bagaimana petani dan buruh tani menanam komoditas yang mendukung IHT. Di kabupaten yang diapit dua gunung itu, saya melihat secara langsung, bahkan menjadi salah satu pelaku yang mengelola manfaat IHT untuk keberlangsungan pendidikan anak-anak petani dan buruh tani tembakau lewat skema beasiswa. Di rumah-rumah petani di lereng gunung, di alun-alun kota, di kantor beasiswa KNPK, dan di banyak tempat lainnya di Temanggung, saya merasakan aktivitas merokok bukan sekadar untuk mengusir dingin cuaca pegunungan semata. Di sana saya mengekspresikan perlawanan lewat merokok. Melawan kesewenang-wenangan mereka anti-rokok yang hendak menghancurkan kehidupan banyak manusia.<\/p>\n","post_title":"Ekspresi Perlawanan Lewat Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"ekspresi-perlawanan-lewat-merokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-06 12:33:20","post_modified_gmt":"2019-07-06 05:33:20","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5843","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5841,"post_author":"877","post_date":"2019-07-05 12:42:06","post_date_gmt":"2019-07-05 05:42:06","post_content":"\r\n

Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

\"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_title":"Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"protes-petani-tembakau-temanggung-ke-kemkominfo","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2024-01-03 16:04:25","post_modified_gmt":"2024-01-03 09:04:25","post_content_filtered":"\r\n

Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

\"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5841","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5829,"post_author":"878","post_date":"2019-06-28 09:52:18","post_date_gmt":"2019-06-28 02:52:18","post_content":"\n

Rokok, terutama rokok kretek, memberi inspirasi bagi banyak orang. Baik itu inspirasi ketika menikmati kretek atau usai menikmati rokok kretek, juga inspirasi dari produk rokok kreteknya. Lebih jauh dari itu, seluk-beluk dunia kretek mulai dari pertanian tembakau dan cengkeh, proses produksi kretek, transaksi dagang kretek, dan segala hal yang terkait dengan dunia perkretekan menginspirasi begitu banyak orang untuk berkarya dalam rupa-rupa bentuk karya.<\/p>\n\n\n\n

Bagi para penikmat kretek sendiri, rupa-rupa pengalaman bersama kretek juga banyak datangkan kisah menarik. Yang paling kesohor tentu saja kisah K.H Agus Salim dengan diplomasi kreteknya yang membikin suasana di salah satu ruang istana kerajaan Inggris yang sebelumnya begitu kaku dan formil menjadi cair karenanya.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Sosiawan Leak Bercerita Soal Rokok dan Do\u2019a<\/a><\/p>\n\n\n\n

Bukan hanya K.H Agus Salim yang memiliki kisah kretek dengan luar negeri, ada banyak lainnya, salah satunya, Mahbub Djunaidi, tokoh Betawi, tokoh NU, wartawan jempolan, kolumnis produktif, dan banyak hal keren lainnya terkumpul dalam satu orang ini. Kekhasannya dalam menghasilkan karya tulis, mampu membikin tulisan bertema berat dalam kemasan humor dan enak dibaca, membikin hampir semua penulis Indonesia mengagumi tulisannya. Tulisan Mahbub Djunaidi terkait kretek, yang tayang di Koran Kompas pada 29 Maret 1987, lebih 32 tahun lalu, juga dikemas dalam suasana humor dan ringan dibaca namun sarat kritik yang menohok. <\/p>\n\n\n\n

Tulisan Mahbub Djunaidi tentang kretek yang diberi judul \u2018Kretek\u2019 ini juga relevan dengan kondisi saat ini, bagaimana asing begitu mendikte negara ini dalam hal menyikapi rokok kretek. Lewat kaum anti-rokok pihak asing hendak menyingkirkan kretek. Secara halus, begitu halus, Mahbub Djunaidi mengkritik asing itu. Saya sadur seluruhnya saja tulisan Mahbub Djunaidi 32 tahun lalu itu di sini.<\/p>\n\n\n\n

Kretek<\/h2>\n\n\n\n

Oleh: Mahbub Djunaidi<\/p>\n\n\n\n

Sekolah kolonialisme memang berbeda-beda. Yang satu lebih brutal dari yang lain, tapi dilihat dari bintang, hakikatnya sama: mempesiang bangsa lain sebagai usaha mencari sesuap nasi. Kolonial Inggris di daerah konsesi seperti Shanghai memperlakukan orang Cina tak lebih dari binatang. Di sebuah taman kota ada tulisan di pintu gerbangnya \u201cDilarang masuk: anjing dan orang Cina\u201d. Sampai sekarang tulisan itu tidak diangkat, agar generasi demi generasi mengerti betapa jahatnya sistem itu. Tapi, kolonial Belanda di negeri ini menganggap Cina lebih tinggi derajatnya dibanding\u00a0inlander<\/em>, penduduk anak negeri seperti kita-kita ini. Mereka membagi kereta api atau trem kota dalam tiga kelas. Kelas 1 khusus untuk orang Belanda. Kelas 2 untuk Cina dan Arab. Kelas 3 alias kelas kambing buat\u00a0inlander-inlander<\/em>\u00a0anak negeri.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

Kecuali para nasionalis dan kaum pergerakan kebangsaan serta rakyat patriot yang bertekad merobohkan sistem itu, ada juga inlander <\/em>yang bersedia jadi budak untuk menggencet bangsa sendiri. Misalnya, para bupati dan pangreh praja yang jelek. Karena jiwanya memang dasar budak, dalam banyak hal mereka lebih nista dari tuannya sendiri. Dan karena jiwanya memang budak, mereka tak punya kepercayaan kepada kemampuan sendiri dan menganggap tuan asingnya bagai dewa putih yang berasal dari langit, dan dalam segala hal lebih unggul. Hubungan antara budak dan tuannya ini mirip dengan hubungan antara hewan sirkus dengan pelatihnya, menurut saja apa yang diperintahkan, dan meniru saja apa yang dicontohkan.<\/p>\n\n\n\n

Sisa jiwa inlander<\/em> ini masih ada juga sedikit bayak di alam kemerdekaan. Pangreh praja yang punya kegemaran menginjak ke bawah dan menjilat ke atas pada dasarnya tetap kehinggapan pembawaan inlander<\/em> itu. Seorang yang senantiasa menganggap asing itu hebat dan senantiasa benar dan unggul, sebenarnya merupakan inlander <\/em>gaya baru, dan mengidap unsur-unsur budak. Bawahan yang menganggap atasannya selalu perlu ditiru dan \u201cdigugu<\/em>\u201d, tak peduli apapun yang dilakukannya, pada dasarnya punya tabiat orang jajahan, tak punya karakter bangsa mereka. Kerdil, penakut, melayang kemana angin bertiup, merupakan pakaian sehari-hari.<\/p>\n\n\n\n

Sementara itu, jika seorang nyonya tidak sudi cangking tas kecuali merek Louis Vuitton walau bikinan Cibaduyut tak kalah bagusnya, berdandan dengan ramuan Yves Saint Laurent serta baju merek Calvin Klein, berkat dorongan anggapan bikinan asing itu dahsyat dan mampu naikkan gengsi, apakah terhadapnya kena pula julukan inlander<\/em> gaya baru?<\/p>\n\n\n\n

Oh, bisa iya dan bisa juga bukan. Jangan-jangan sang nyonya memang patriot sejati, tapi karena kebanyakan uang menjadi sedikit bingung dan hilang keseimbangan. Atau seorang suami yang sudi memakai ikat pinggang merek Etienne Aigner dan domper merek Cartier dan hanya siap berangkat golf dengan kaos merek Lacosre, apakah inlander <\/em>gaya baru? juga bisa iya dan bisa juga tidak. Boleh jadi tokoh kita ini seorang pecinta tanah air berikut produksinya, tapi sekedar menjaga martabat dan gengsi, tak menjadi apa melekatkan barang-barang mahal ke tubuh satu-satunya.<\/p>\n\n\n\n

Kawan saya yang tidak mau disebut inlander<\/em> baik gaya lama maupun baru, bertekad bulat kepingin menggunakan apa saja yang buatan dalam negeri, walau dia sama sekali tidak pernah ketemu Menteri Ginanjar Kartasasmita. Ia tidak merasa perlu memakai baju merek Charles Jourdan atau Lanvin, melainkan cukup bikinan Tegalparang yang tak beda dengan kemeja bikinan manapun di atas dunia. Ia tak merasa perlu pakai kaos merek Benetton karena produksi pinggiran kota Bandung sudah lebih dari cukup.<\/p>\n\n\n\n

Dan untuk lebih membikin dia bukan inlander<\/em> yang kurang percaya harga diri sendiri, begitu mau berangkat ke luar negeri ia kempit berbungkus-bungkus rokok kretek, bukan Marlboro atau Camel atau Lucky Strike, yang kecuali untuk gengsi, asapnya biasa-biasa saja, tapi, begitu ia naik pesawat Air France, seorang pramugari menghampirinya.<\/p>\n\n\n\n

\u201cMaaf, tuan hisap apa? Apa tuan hisap Hashish? Apa tuan sudi ganti rokok yang biasa-biasa saja?\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cini bukan hashish. Ini tembakau biasa campur cengkeh,\u201d jawab kawan saya. Dan karena tekadnya yang teguh mau menghisap rokok produksi negeri sendiri, kawan saya itu nekad hisap rokok kretek lagi di atas pesawat milik maskapai British Airways. Pada saat asapnya ngepul, datang lagi menghampiri seorang pramugari.<\/p>\n\n\n\n

\u201cWah, bau apa itu? Apa ganja? Apa tuan bisa ganti yang lain saja? Para penumpang di sini idak biasa mengendus bau itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

Kompas, 29 Maret 1987
<\/p>\n\n\n\n


<\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
<\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Usai membaca buku karya Kang Sob itu, saya lantas ingin merasakan langsung hidup dalam waktu cukup lama di lingkungan mereka yang menggantungkan hidup dari IHT. Merasakan perasaan yang dirasakan Kang Sob ketika merokok. Kesempatan itu pada akhirnya saya dapat di Munduk, Bali, dan Temanggung, Jawa Tengah, tempat Kang Sob melakukan riset untuk disertasinya.<\/p>\n\n\n\n

Di Munduk, saya tinggal di rumah milik petani cengkeh, hidup berminggu-minggu di lingkungan yang mayoritasnya petani dan buruh tani cengkeh. Saya jalan-jalan ke kebun cengkeh. Melihat petani merawat kebun mereka. Saat panen tiba, saya datang ke kebun untuk melihat dari dekat cengkeh dipanen pekerja pemetik cengkeh. Pada momen-momen itu semua, kretek kerap menjadi teman saya dan para petani cengkeh di Munduk. Di sanalah saya merasakan dengan jernih seperti apa itu perasaan keberpihakan, perlawanan, dan lelaku politis lewat menikmati sebatang kretek.<\/p>\n\n\n\n

Di Temanggung, lebih jauh lagi. Saya tak hanya melihat dari dekat bagaimana petani dan buruh tani menanam komoditas yang mendukung IHT. Di kabupaten yang diapit dua gunung itu, saya melihat secara langsung, bahkan menjadi salah satu pelaku yang mengelola manfaat IHT untuk keberlangsungan pendidikan anak-anak petani dan buruh tani tembakau lewat skema beasiswa. Di rumah-rumah petani di lereng gunung, di alun-alun kota, di kantor beasiswa KNPK, dan di banyak tempat lainnya di Temanggung, saya merasakan aktivitas merokok bukan sekadar untuk mengusir dingin cuaca pegunungan semata. Di sana saya mengekspresikan perlawanan lewat merokok. Melawan kesewenang-wenangan mereka anti-rokok yang hendak menghancurkan kehidupan banyak manusia.<\/p>\n","post_title":"Ekspresi Perlawanan Lewat Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"ekspresi-perlawanan-lewat-merokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-06 12:33:20","post_modified_gmt":"2019-07-06 05:33:20","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5843","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5841,"post_author":"877","post_date":"2019-07-05 12:42:06","post_date_gmt":"2019-07-05 05:42:06","post_content":"\r\n

Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

\"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_title":"Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"protes-petani-tembakau-temanggung-ke-kemkominfo","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2024-01-03 16:04:25","post_modified_gmt":"2024-01-03 09:04:25","post_content_filtered":"\r\n

Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

\"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5841","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5829,"post_author":"878","post_date":"2019-06-28 09:52:18","post_date_gmt":"2019-06-28 02:52:18","post_content":"\n

Rokok, terutama rokok kretek, memberi inspirasi bagi banyak orang. Baik itu inspirasi ketika menikmati kretek atau usai menikmati rokok kretek, juga inspirasi dari produk rokok kreteknya. Lebih jauh dari itu, seluk-beluk dunia kretek mulai dari pertanian tembakau dan cengkeh, proses produksi kretek, transaksi dagang kretek, dan segala hal yang terkait dengan dunia perkretekan menginspirasi begitu banyak orang untuk berkarya dalam rupa-rupa bentuk karya.<\/p>\n\n\n\n

Bagi para penikmat kretek sendiri, rupa-rupa pengalaman bersama kretek juga banyak datangkan kisah menarik. Yang paling kesohor tentu saja kisah K.H Agus Salim dengan diplomasi kreteknya yang membikin suasana di salah satu ruang istana kerajaan Inggris yang sebelumnya begitu kaku dan formil menjadi cair karenanya.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Sosiawan Leak Bercerita Soal Rokok dan Do\u2019a<\/a><\/p>\n\n\n\n

Bukan hanya K.H Agus Salim yang memiliki kisah kretek dengan luar negeri, ada banyak lainnya, salah satunya, Mahbub Djunaidi, tokoh Betawi, tokoh NU, wartawan jempolan, kolumnis produktif, dan banyak hal keren lainnya terkumpul dalam satu orang ini. Kekhasannya dalam menghasilkan karya tulis, mampu membikin tulisan bertema berat dalam kemasan humor dan enak dibaca, membikin hampir semua penulis Indonesia mengagumi tulisannya. Tulisan Mahbub Djunaidi terkait kretek, yang tayang di Koran Kompas pada 29 Maret 1987, lebih 32 tahun lalu, juga dikemas dalam suasana humor dan ringan dibaca namun sarat kritik yang menohok. <\/p>\n\n\n\n

Tulisan Mahbub Djunaidi tentang kretek yang diberi judul \u2018Kretek\u2019 ini juga relevan dengan kondisi saat ini, bagaimana asing begitu mendikte negara ini dalam hal menyikapi rokok kretek. Lewat kaum anti-rokok pihak asing hendak menyingkirkan kretek. Secara halus, begitu halus, Mahbub Djunaidi mengkritik asing itu. Saya sadur seluruhnya saja tulisan Mahbub Djunaidi 32 tahun lalu itu di sini.<\/p>\n\n\n\n

Kretek<\/h2>\n\n\n\n

Oleh: Mahbub Djunaidi<\/p>\n\n\n\n

Sekolah kolonialisme memang berbeda-beda. Yang satu lebih brutal dari yang lain, tapi dilihat dari bintang, hakikatnya sama: mempesiang bangsa lain sebagai usaha mencari sesuap nasi. Kolonial Inggris di daerah konsesi seperti Shanghai memperlakukan orang Cina tak lebih dari binatang. Di sebuah taman kota ada tulisan di pintu gerbangnya \u201cDilarang masuk: anjing dan orang Cina\u201d. Sampai sekarang tulisan itu tidak diangkat, agar generasi demi generasi mengerti betapa jahatnya sistem itu. Tapi, kolonial Belanda di negeri ini menganggap Cina lebih tinggi derajatnya dibanding\u00a0inlander<\/em>, penduduk anak negeri seperti kita-kita ini. Mereka membagi kereta api atau trem kota dalam tiga kelas. Kelas 1 khusus untuk orang Belanda. Kelas 2 untuk Cina dan Arab. Kelas 3 alias kelas kambing buat\u00a0inlander-inlander<\/em>\u00a0anak negeri.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

Kecuali para nasionalis dan kaum pergerakan kebangsaan serta rakyat patriot yang bertekad merobohkan sistem itu, ada juga inlander <\/em>yang bersedia jadi budak untuk menggencet bangsa sendiri. Misalnya, para bupati dan pangreh praja yang jelek. Karena jiwanya memang dasar budak, dalam banyak hal mereka lebih nista dari tuannya sendiri. Dan karena jiwanya memang budak, mereka tak punya kepercayaan kepada kemampuan sendiri dan menganggap tuan asingnya bagai dewa putih yang berasal dari langit, dan dalam segala hal lebih unggul. Hubungan antara budak dan tuannya ini mirip dengan hubungan antara hewan sirkus dengan pelatihnya, menurut saja apa yang diperintahkan, dan meniru saja apa yang dicontohkan.<\/p>\n\n\n\n

Sisa jiwa inlander<\/em> ini masih ada juga sedikit bayak di alam kemerdekaan. Pangreh praja yang punya kegemaran menginjak ke bawah dan menjilat ke atas pada dasarnya tetap kehinggapan pembawaan inlander<\/em> itu. Seorang yang senantiasa menganggap asing itu hebat dan senantiasa benar dan unggul, sebenarnya merupakan inlander <\/em>gaya baru, dan mengidap unsur-unsur budak. Bawahan yang menganggap atasannya selalu perlu ditiru dan \u201cdigugu<\/em>\u201d, tak peduli apapun yang dilakukannya, pada dasarnya punya tabiat orang jajahan, tak punya karakter bangsa mereka. Kerdil, penakut, melayang kemana angin bertiup, merupakan pakaian sehari-hari.<\/p>\n\n\n\n

Sementara itu, jika seorang nyonya tidak sudi cangking tas kecuali merek Louis Vuitton walau bikinan Cibaduyut tak kalah bagusnya, berdandan dengan ramuan Yves Saint Laurent serta baju merek Calvin Klein, berkat dorongan anggapan bikinan asing itu dahsyat dan mampu naikkan gengsi, apakah terhadapnya kena pula julukan inlander<\/em> gaya baru?<\/p>\n\n\n\n

Oh, bisa iya dan bisa juga bukan. Jangan-jangan sang nyonya memang patriot sejati, tapi karena kebanyakan uang menjadi sedikit bingung dan hilang keseimbangan. Atau seorang suami yang sudi memakai ikat pinggang merek Etienne Aigner dan domper merek Cartier dan hanya siap berangkat golf dengan kaos merek Lacosre, apakah inlander <\/em>gaya baru? juga bisa iya dan bisa juga tidak. Boleh jadi tokoh kita ini seorang pecinta tanah air berikut produksinya, tapi sekedar menjaga martabat dan gengsi, tak menjadi apa melekatkan barang-barang mahal ke tubuh satu-satunya.<\/p>\n\n\n\n

Kawan saya yang tidak mau disebut inlander<\/em> baik gaya lama maupun baru, bertekad bulat kepingin menggunakan apa saja yang buatan dalam negeri, walau dia sama sekali tidak pernah ketemu Menteri Ginanjar Kartasasmita. Ia tidak merasa perlu memakai baju merek Charles Jourdan atau Lanvin, melainkan cukup bikinan Tegalparang yang tak beda dengan kemeja bikinan manapun di atas dunia. Ia tak merasa perlu pakai kaos merek Benetton karena produksi pinggiran kota Bandung sudah lebih dari cukup.<\/p>\n\n\n\n

Dan untuk lebih membikin dia bukan inlander<\/em> yang kurang percaya harga diri sendiri, begitu mau berangkat ke luar negeri ia kempit berbungkus-bungkus rokok kretek, bukan Marlboro atau Camel atau Lucky Strike, yang kecuali untuk gengsi, asapnya biasa-biasa saja, tapi, begitu ia naik pesawat Air France, seorang pramugari menghampirinya.<\/p>\n\n\n\n

\u201cMaaf, tuan hisap apa? Apa tuan hisap Hashish? Apa tuan sudi ganti rokok yang biasa-biasa saja?\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cini bukan hashish. Ini tembakau biasa campur cengkeh,\u201d jawab kawan saya. Dan karena tekadnya yang teguh mau menghisap rokok produksi negeri sendiri, kawan saya itu nekad hisap rokok kretek lagi di atas pesawat milik maskapai British Airways. Pada saat asapnya ngepul, datang lagi menghampiri seorang pramugari.<\/p>\n\n\n\n

\u201cWah, bau apa itu? Apa ganja? Apa tuan bisa ganti yang lain saja? Para penumpang di sini idak biasa mengendus bau itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

Kompas, 29 Maret 1987
<\/p>\n\n\n\n


<\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
<\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Baca: Ada Campur Tangan Bloomberg dalam Surat Edaran Menkes terkait Pemblokiran Iklan Rokok<\/a><\/p>\n\n\n\n

Usai membaca buku karya Kang Sob itu, saya lantas ingin merasakan langsung hidup dalam waktu cukup lama di lingkungan mereka yang menggantungkan hidup dari IHT. Merasakan perasaan yang dirasakan Kang Sob ketika merokok. Kesempatan itu pada akhirnya saya dapat di Munduk, Bali, dan Temanggung, Jawa Tengah, tempat Kang Sob melakukan riset untuk disertasinya.<\/p>\n\n\n\n

Di Munduk, saya tinggal di rumah milik petani cengkeh, hidup berminggu-minggu di lingkungan yang mayoritasnya petani dan buruh tani cengkeh. Saya jalan-jalan ke kebun cengkeh. Melihat petani merawat kebun mereka. Saat panen tiba, saya datang ke kebun untuk melihat dari dekat cengkeh dipanen pekerja pemetik cengkeh. Pada momen-momen itu semua, kretek kerap menjadi teman saya dan para petani cengkeh di Munduk. Di sanalah saya merasakan dengan jernih seperti apa itu perasaan keberpihakan, perlawanan, dan lelaku politis lewat menikmati sebatang kretek.<\/p>\n\n\n\n

Di Temanggung, lebih jauh lagi. Saya tak hanya melihat dari dekat bagaimana petani dan buruh tani menanam komoditas yang mendukung IHT. Di kabupaten yang diapit dua gunung itu, saya melihat secara langsung, bahkan menjadi salah satu pelaku yang mengelola manfaat IHT untuk keberlangsungan pendidikan anak-anak petani dan buruh tani tembakau lewat skema beasiswa. Di rumah-rumah petani di lereng gunung, di alun-alun kota, di kantor beasiswa KNPK, dan di banyak tempat lainnya di Temanggung, saya merasakan aktivitas merokok bukan sekadar untuk mengusir dingin cuaca pegunungan semata. Di sana saya mengekspresikan perlawanan lewat merokok. Melawan kesewenang-wenangan mereka anti-rokok yang hendak menghancurkan kehidupan banyak manusia.<\/p>\n","post_title":"Ekspresi Perlawanan Lewat Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"ekspresi-perlawanan-lewat-merokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-06 12:33:20","post_modified_gmt":"2019-07-06 05:33:20","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5843","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5841,"post_author":"877","post_date":"2019-07-05 12:42:06","post_date_gmt":"2019-07-05 05:42:06","post_content":"\r\n

Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

\"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_title":"Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"protes-petani-tembakau-temanggung-ke-kemkominfo","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2024-01-03 16:04:25","post_modified_gmt":"2024-01-03 09:04:25","post_content_filtered":"\r\n

Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

\"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5841","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5829,"post_author":"878","post_date":"2019-06-28 09:52:18","post_date_gmt":"2019-06-28 02:52:18","post_content":"\n

Rokok, terutama rokok kretek, memberi inspirasi bagi banyak orang. Baik itu inspirasi ketika menikmati kretek atau usai menikmati rokok kretek, juga inspirasi dari produk rokok kreteknya. Lebih jauh dari itu, seluk-beluk dunia kretek mulai dari pertanian tembakau dan cengkeh, proses produksi kretek, transaksi dagang kretek, dan segala hal yang terkait dengan dunia perkretekan menginspirasi begitu banyak orang untuk berkarya dalam rupa-rupa bentuk karya.<\/p>\n\n\n\n

Bagi para penikmat kretek sendiri, rupa-rupa pengalaman bersama kretek juga banyak datangkan kisah menarik. Yang paling kesohor tentu saja kisah K.H Agus Salim dengan diplomasi kreteknya yang membikin suasana di salah satu ruang istana kerajaan Inggris yang sebelumnya begitu kaku dan formil menjadi cair karenanya.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Sosiawan Leak Bercerita Soal Rokok dan Do\u2019a<\/a><\/p>\n\n\n\n

Bukan hanya K.H Agus Salim yang memiliki kisah kretek dengan luar negeri, ada banyak lainnya, salah satunya, Mahbub Djunaidi, tokoh Betawi, tokoh NU, wartawan jempolan, kolumnis produktif, dan banyak hal keren lainnya terkumpul dalam satu orang ini. Kekhasannya dalam menghasilkan karya tulis, mampu membikin tulisan bertema berat dalam kemasan humor dan enak dibaca, membikin hampir semua penulis Indonesia mengagumi tulisannya. Tulisan Mahbub Djunaidi terkait kretek, yang tayang di Koran Kompas pada 29 Maret 1987, lebih 32 tahun lalu, juga dikemas dalam suasana humor dan ringan dibaca namun sarat kritik yang menohok. <\/p>\n\n\n\n

Tulisan Mahbub Djunaidi tentang kretek yang diberi judul \u2018Kretek\u2019 ini juga relevan dengan kondisi saat ini, bagaimana asing begitu mendikte negara ini dalam hal menyikapi rokok kretek. Lewat kaum anti-rokok pihak asing hendak menyingkirkan kretek. Secara halus, begitu halus, Mahbub Djunaidi mengkritik asing itu. Saya sadur seluruhnya saja tulisan Mahbub Djunaidi 32 tahun lalu itu di sini.<\/p>\n\n\n\n

Kretek<\/h2>\n\n\n\n

Oleh: Mahbub Djunaidi<\/p>\n\n\n\n

Sekolah kolonialisme memang berbeda-beda. Yang satu lebih brutal dari yang lain, tapi dilihat dari bintang, hakikatnya sama: mempesiang bangsa lain sebagai usaha mencari sesuap nasi. Kolonial Inggris di daerah konsesi seperti Shanghai memperlakukan orang Cina tak lebih dari binatang. Di sebuah taman kota ada tulisan di pintu gerbangnya \u201cDilarang masuk: anjing dan orang Cina\u201d. Sampai sekarang tulisan itu tidak diangkat, agar generasi demi generasi mengerti betapa jahatnya sistem itu. Tapi, kolonial Belanda di negeri ini menganggap Cina lebih tinggi derajatnya dibanding\u00a0inlander<\/em>, penduduk anak negeri seperti kita-kita ini. Mereka membagi kereta api atau trem kota dalam tiga kelas. Kelas 1 khusus untuk orang Belanda. Kelas 2 untuk Cina dan Arab. Kelas 3 alias kelas kambing buat\u00a0inlander-inlander<\/em>\u00a0anak negeri.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

Kecuali para nasionalis dan kaum pergerakan kebangsaan serta rakyat patriot yang bertekad merobohkan sistem itu, ada juga inlander <\/em>yang bersedia jadi budak untuk menggencet bangsa sendiri. Misalnya, para bupati dan pangreh praja yang jelek. Karena jiwanya memang dasar budak, dalam banyak hal mereka lebih nista dari tuannya sendiri. Dan karena jiwanya memang budak, mereka tak punya kepercayaan kepada kemampuan sendiri dan menganggap tuan asingnya bagai dewa putih yang berasal dari langit, dan dalam segala hal lebih unggul. Hubungan antara budak dan tuannya ini mirip dengan hubungan antara hewan sirkus dengan pelatihnya, menurut saja apa yang diperintahkan, dan meniru saja apa yang dicontohkan.<\/p>\n\n\n\n

Sisa jiwa inlander<\/em> ini masih ada juga sedikit bayak di alam kemerdekaan. Pangreh praja yang punya kegemaran menginjak ke bawah dan menjilat ke atas pada dasarnya tetap kehinggapan pembawaan inlander<\/em> itu. Seorang yang senantiasa menganggap asing itu hebat dan senantiasa benar dan unggul, sebenarnya merupakan inlander <\/em>gaya baru, dan mengidap unsur-unsur budak. Bawahan yang menganggap atasannya selalu perlu ditiru dan \u201cdigugu<\/em>\u201d, tak peduli apapun yang dilakukannya, pada dasarnya punya tabiat orang jajahan, tak punya karakter bangsa mereka. Kerdil, penakut, melayang kemana angin bertiup, merupakan pakaian sehari-hari.<\/p>\n\n\n\n

Sementara itu, jika seorang nyonya tidak sudi cangking tas kecuali merek Louis Vuitton walau bikinan Cibaduyut tak kalah bagusnya, berdandan dengan ramuan Yves Saint Laurent serta baju merek Calvin Klein, berkat dorongan anggapan bikinan asing itu dahsyat dan mampu naikkan gengsi, apakah terhadapnya kena pula julukan inlander<\/em> gaya baru?<\/p>\n\n\n\n

Oh, bisa iya dan bisa juga bukan. Jangan-jangan sang nyonya memang patriot sejati, tapi karena kebanyakan uang menjadi sedikit bingung dan hilang keseimbangan. Atau seorang suami yang sudi memakai ikat pinggang merek Etienne Aigner dan domper merek Cartier dan hanya siap berangkat golf dengan kaos merek Lacosre, apakah inlander <\/em>gaya baru? juga bisa iya dan bisa juga tidak. Boleh jadi tokoh kita ini seorang pecinta tanah air berikut produksinya, tapi sekedar menjaga martabat dan gengsi, tak menjadi apa melekatkan barang-barang mahal ke tubuh satu-satunya.<\/p>\n\n\n\n

Kawan saya yang tidak mau disebut inlander<\/em> baik gaya lama maupun baru, bertekad bulat kepingin menggunakan apa saja yang buatan dalam negeri, walau dia sama sekali tidak pernah ketemu Menteri Ginanjar Kartasasmita. Ia tidak merasa perlu memakai baju merek Charles Jourdan atau Lanvin, melainkan cukup bikinan Tegalparang yang tak beda dengan kemeja bikinan manapun di atas dunia. Ia tak merasa perlu pakai kaos merek Benetton karena produksi pinggiran kota Bandung sudah lebih dari cukup.<\/p>\n\n\n\n

Dan untuk lebih membikin dia bukan inlander<\/em> yang kurang percaya harga diri sendiri, begitu mau berangkat ke luar negeri ia kempit berbungkus-bungkus rokok kretek, bukan Marlboro atau Camel atau Lucky Strike, yang kecuali untuk gengsi, asapnya biasa-biasa saja, tapi, begitu ia naik pesawat Air France, seorang pramugari menghampirinya.<\/p>\n\n\n\n

\u201cMaaf, tuan hisap apa? Apa tuan hisap Hashish? Apa tuan sudi ganti rokok yang biasa-biasa saja?\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cini bukan hashish. Ini tembakau biasa campur cengkeh,\u201d jawab kawan saya. Dan karena tekadnya yang teguh mau menghisap rokok produksi negeri sendiri, kawan saya itu nekad hisap rokok kretek lagi di atas pesawat milik maskapai British Airways. Pada saat asapnya ngepul, datang lagi menghampiri seorang pramugari.<\/p>\n\n\n\n

\u201cWah, bau apa itu? Apa ganja? Apa tuan bisa ganti yang lain saja? Para penumpang di sini idak biasa mengendus bau itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

Kompas, 29 Maret 1987
<\/p>\n\n\n\n


<\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
<\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Dan itulah syarat yang dilalui Kang Sob hingga bisa merasakan ruh lelaku politik ketika Ia merokok. Bukan sekadar hidup dan berinteraksi lama dengan para petani tembakau, Kang Sob lebih jauh dari itu. Ia menuliskan kisah-kisah petani tembakau di Temanggung dalam disertasi doktoralnya\u2014kemudian diterbitkan penerbit KPG\u2014yang Ia beri judul 'Perlawanan Politik dan Puitik Petani Tembakau Temanggung'.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Ada Campur Tangan Bloomberg dalam Surat Edaran Menkes terkait Pemblokiran Iklan Rokok<\/a><\/p>\n\n\n\n

Usai membaca buku karya Kang Sob itu, saya lantas ingin merasakan langsung hidup dalam waktu cukup lama di lingkungan mereka yang menggantungkan hidup dari IHT. Merasakan perasaan yang dirasakan Kang Sob ketika merokok. Kesempatan itu pada akhirnya saya dapat di Munduk, Bali, dan Temanggung, Jawa Tengah, tempat Kang Sob melakukan riset untuk disertasinya.<\/p>\n\n\n\n

Di Munduk, saya tinggal di rumah milik petani cengkeh, hidup berminggu-minggu di lingkungan yang mayoritasnya petani dan buruh tani cengkeh. Saya jalan-jalan ke kebun cengkeh. Melihat petani merawat kebun mereka. Saat panen tiba, saya datang ke kebun untuk melihat dari dekat cengkeh dipanen pekerja pemetik cengkeh. Pada momen-momen itu semua, kretek kerap menjadi teman saya dan para petani cengkeh di Munduk. Di sanalah saya merasakan dengan jernih seperti apa itu perasaan keberpihakan, perlawanan, dan lelaku politis lewat menikmati sebatang kretek.<\/p>\n\n\n\n

Di Temanggung, lebih jauh lagi. Saya tak hanya melihat dari dekat bagaimana petani dan buruh tani menanam komoditas yang mendukung IHT. Di kabupaten yang diapit dua gunung itu, saya melihat secara langsung, bahkan menjadi salah satu pelaku yang mengelola manfaat IHT untuk keberlangsungan pendidikan anak-anak petani dan buruh tani tembakau lewat skema beasiswa. Di rumah-rumah petani di lereng gunung, di alun-alun kota, di kantor beasiswa KNPK, dan di banyak tempat lainnya di Temanggung, saya merasakan aktivitas merokok bukan sekadar untuk mengusir dingin cuaca pegunungan semata. Di sana saya mengekspresikan perlawanan lewat merokok. Melawan kesewenang-wenangan mereka anti-rokok yang hendak menghancurkan kehidupan banyak manusia.<\/p>\n","post_title":"Ekspresi Perlawanan Lewat Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"ekspresi-perlawanan-lewat-merokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-06 12:33:20","post_modified_gmt":"2019-07-06 05:33:20","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5843","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5841,"post_author":"877","post_date":"2019-07-05 12:42:06","post_date_gmt":"2019-07-05 05:42:06","post_content":"\r\n

Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

\"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_title":"Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"protes-petani-tembakau-temanggung-ke-kemkominfo","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2024-01-03 16:04:25","post_modified_gmt":"2024-01-03 09:04:25","post_content_filtered":"\r\n

Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

\"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5841","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5829,"post_author":"878","post_date":"2019-06-28 09:52:18","post_date_gmt":"2019-06-28 02:52:18","post_content":"\n

Rokok, terutama rokok kretek, memberi inspirasi bagi banyak orang. Baik itu inspirasi ketika menikmati kretek atau usai menikmati rokok kretek, juga inspirasi dari produk rokok kreteknya. Lebih jauh dari itu, seluk-beluk dunia kretek mulai dari pertanian tembakau dan cengkeh, proses produksi kretek, transaksi dagang kretek, dan segala hal yang terkait dengan dunia perkretekan menginspirasi begitu banyak orang untuk berkarya dalam rupa-rupa bentuk karya.<\/p>\n\n\n\n

Bagi para penikmat kretek sendiri, rupa-rupa pengalaman bersama kretek juga banyak datangkan kisah menarik. Yang paling kesohor tentu saja kisah K.H Agus Salim dengan diplomasi kreteknya yang membikin suasana di salah satu ruang istana kerajaan Inggris yang sebelumnya begitu kaku dan formil menjadi cair karenanya.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Sosiawan Leak Bercerita Soal Rokok dan Do\u2019a<\/a><\/p>\n\n\n\n

Bukan hanya K.H Agus Salim yang memiliki kisah kretek dengan luar negeri, ada banyak lainnya, salah satunya, Mahbub Djunaidi, tokoh Betawi, tokoh NU, wartawan jempolan, kolumnis produktif, dan banyak hal keren lainnya terkumpul dalam satu orang ini. Kekhasannya dalam menghasilkan karya tulis, mampu membikin tulisan bertema berat dalam kemasan humor dan enak dibaca, membikin hampir semua penulis Indonesia mengagumi tulisannya. Tulisan Mahbub Djunaidi terkait kretek, yang tayang di Koran Kompas pada 29 Maret 1987, lebih 32 tahun lalu, juga dikemas dalam suasana humor dan ringan dibaca namun sarat kritik yang menohok. <\/p>\n\n\n\n

Tulisan Mahbub Djunaidi tentang kretek yang diberi judul \u2018Kretek\u2019 ini juga relevan dengan kondisi saat ini, bagaimana asing begitu mendikte negara ini dalam hal menyikapi rokok kretek. Lewat kaum anti-rokok pihak asing hendak menyingkirkan kretek. Secara halus, begitu halus, Mahbub Djunaidi mengkritik asing itu. Saya sadur seluruhnya saja tulisan Mahbub Djunaidi 32 tahun lalu itu di sini.<\/p>\n\n\n\n

Kretek<\/h2>\n\n\n\n

Oleh: Mahbub Djunaidi<\/p>\n\n\n\n

Sekolah kolonialisme memang berbeda-beda. Yang satu lebih brutal dari yang lain, tapi dilihat dari bintang, hakikatnya sama: mempesiang bangsa lain sebagai usaha mencari sesuap nasi. Kolonial Inggris di daerah konsesi seperti Shanghai memperlakukan orang Cina tak lebih dari binatang. Di sebuah taman kota ada tulisan di pintu gerbangnya \u201cDilarang masuk: anjing dan orang Cina\u201d. Sampai sekarang tulisan itu tidak diangkat, agar generasi demi generasi mengerti betapa jahatnya sistem itu. Tapi, kolonial Belanda di negeri ini menganggap Cina lebih tinggi derajatnya dibanding\u00a0inlander<\/em>, penduduk anak negeri seperti kita-kita ini. Mereka membagi kereta api atau trem kota dalam tiga kelas. Kelas 1 khusus untuk orang Belanda. Kelas 2 untuk Cina dan Arab. Kelas 3 alias kelas kambing buat\u00a0inlander-inlander<\/em>\u00a0anak negeri.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

Kecuali para nasionalis dan kaum pergerakan kebangsaan serta rakyat patriot yang bertekad merobohkan sistem itu, ada juga inlander <\/em>yang bersedia jadi budak untuk menggencet bangsa sendiri. Misalnya, para bupati dan pangreh praja yang jelek. Karena jiwanya memang dasar budak, dalam banyak hal mereka lebih nista dari tuannya sendiri. Dan karena jiwanya memang budak, mereka tak punya kepercayaan kepada kemampuan sendiri dan menganggap tuan asingnya bagai dewa putih yang berasal dari langit, dan dalam segala hal lebih unggul. Hubungan antara budak dan tuannya ini mirip dengan hubungan antara hewan sirkus dengan pelatihnya, menurut saja apa yang diperintahkan, dan meniru saja apa yang dicontohkan.<\/p>\n\n\n\n

Sisa jiwa inlander<\/em> ini masih ada juga sedikit bayak di alam kemerdekaan. Pangreh praja yang punya kegemaran menginjak ke bawah dan menjilat ke atas pada dasarnya tetap kehinggapan pembawaan inlander<\/em> itu. Seorang yang senantiasa menganggap asing itu hebat dan senantiasa benar dan unggul, sebenarnya merupakan inlander <\/em>gaya baru, dan mengidap unsur-unsur budak. Bawahan yang menganggap atasannya selalu perlu ditiru dan \u201cdigugu<\/em>\u201d, tak peduli apapun yang dilakukannya, pada dasarnya punya tabiat orang jajahan, tak punya karakter bangsa mereka. Kerdil, penakut, melayang kemana angin bertiup, merupakan pakaian sehari-hari.<\/p>\n\n\n\n

Sementara itu, jika seorang nyonya tidak sudi cangking tas kecuali merek Louis Vuitton walau bikinan Cibaduyut tak kalah bagusnya, berdandan dengan ramuan Yves Saint Laurent serta baju merek Calvin Klein, berkat dorongan anggapan bikinan asing itu dahsyat dan mampu naikkan gengsi, apakah terhadapnya kena pula julukan inlander<\/em> gaya baru?<\/p>\n\n\n\n

Oh, bisa iya dan bisa juga bukan. Jangan-jangan sang nyonya memang patriot sejati, tapi karena kebanyakan uang menjadi sedikit bingung dan hilang keseimbangan. Atau seorang suami yang sudi memakai ikat pinggang merek Etienne Aigner dan domper merek Cartier dan hanya siap berangkat golf dengan kaos merek Lacosre, apakah inlander <\/em>gaya baru? juga bisa iya dan bisa juga tidak. Boleh jadi tokoh kita ini seorang pecinta tanah air berikut produksinya, tapi sekedar menjaga martabat dan gengsi, tak menjadi apa melekatkan barang-barang mahal ke tubuh satu-satunya.<\/p>\n\n\n\n

Kawan saya yang tidak mau disebut inlander<\/em> baik gaya lama maupun baru, bertekad bulat kepingin menggunakan apa saja yang buatan dalam negeri, walau dia sama sekali tidak pernah ketemu Menteri Ginanjar Kartasasmita. Ia tidak merasa perlu memakai baju merek Charles Jourdan atau Lanvin, melainkan cukup bikinan Tegalparang yang tak beda dengan kemeja bikinan manapun di atas dunia. Ia tak merasa perlu pakai kaos merek Benetton karena produksi pinggiran kota Bandung sudah lebih dari cukup.<\/p>\n\n\n\n

Dan untuk lebih membikin dia bukan inlander<\/em> yang kurang percaya harga diri sendiri, begitu mau berangkat ke luar negeri ia kempit berbungkus-bungkus rokok kretek, bukan Marlboro atau Camel atau Lucky Strike, yang kecuali untuk gengsi, asapnya biasa-biasa saja, tapi, begitu ia naik pesawat Air France, seorang pramugari menghampirinya.<\/p>\n\n\n\n

\u201cMaaf, tuan hisap apa? Apa tuan hisap Hashish? Apa tuan sudi ganti rokok yang biasa-biasa saja?\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cini bukan hashish. Ini tembakau biasa campur cengkeh,\u201d jawab kawan saya. Dan karena tekadnya yang teguh mau menghisap rokok produksi negeri sendiri, kawan saya itu nekad hisap rokok kretek lagi di atas pesawat milik maskapai British Airways. Pada saat asapnya ngepul, datang lagi menghampiri seorang pramugari.<\/p>\n\n\n\n

\u201cWah, bau apa itu? Apa ganja? Apa tuan bisa ganti yang lain saja? Para penumpang di sini idak biasa mengendus bau itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

Kompas, 29 Maret 1987
<\/p>\n\n\n\n


<\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
<\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Ada syarat yang mesti dipenuhi untuk bisa bersikap seperti Kang Sob bersikap ketika menikmati sebatang rokok kretek. Syarat itu adalah berada dekat dengan petani dan para pekerja di sektor IHT, merasakan hidup dan kehidupan mereka sehari-hari. Tanpa itu, sulit menerka bagaimana sensasi yang dirasakan ketika kita merokok dengan tujuan lelaku politik.<\/p>\n\n\n\n

Dan itulah syarat yang dilalui Kang Sob hingga bisa merasakan ruh lelaku politik ketika Ia merokok. Bukan sekadar hidup dan berinteraksi lama dengan para petani tembakau, Kang Sob lebih jauh dari itu. Ia menuliskan kisah-kisah petani tembakau di Temanggung dalam disertasi doktoralnya\u2014kemudian diterbitkan penerbit KPG\u2014yang Ia beri judul 'Perlawanan Politik dan Puitik Petani Tembakau Temanggung'.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Ada Campur Tangan Bloomberg dalam Surat Edaran Menkes terkait Pemblokiran Iklan Rokok<\/a><\/p>\n\n\n\n

Usai membaca buku karya Kang Sob itu, saya lantas ingin merasakan langsung hidup dalam waktu cukup lama di lingkungan mereka yang menggantungkan hidup dari IHT. Merasakan perasaan yang dirasakan Kang Sob ketika merokok. Kesempatan itu pada akhirnya saya dapat di Munduk, Bali, dan Temanggung, Jawa Tengah, tempat Kang Sob melakukan riset untuk disertasinya.<\/p>\n\n\n\n

Di Munduk, saya tinggal di rumah milik petani cengkeh, hidup berminggu-minggu di lingkungan yang mayoritasnya petani dan buruh tani cengkeh. Saya jalan-jalan ke kebun cengkeh. Melihat petani merawat kebun mereka. Saat panen tiba, saya datang ke kebun untuk melihat dari dekat cengkeh dipanen pekerja pemetik cengkeh. Pada momen-momen itu semua, kretek kerap menjadi teman saya dan para petani cengkeh di Munduk. Di sanalah saya merasakan dengan jernih seperti apa itu perasaan keberpihakan, perlawanan, dan lelaku politis lewat menikmati sebatang kretek.<\/p>\n\n\n\n

Di Temanggung, lebih jauh lagi. Saya tak hanya melihat dari dekat bagaimana petani dan buruh tani menanam komoditas yang mendukung IHT. Di kabupaten yang diapit dua gunung itu, saya melihat secara langsung, bahkan menjadi salah satu pelaku yang mengelola manfaat IHT untuk keberlangsungan pendidikan anak-anak petani dan buruh tani tembakau lewat skema beasiswa. Di rumah-rumah petani di lereng gunung, di alun-alun kota, di kantor beasiswa KNPK, dan di banyak tempat lainnya di Temanggung, saya merasakan aktivitas merokok bukan sekadar untuk mengusir dingin cuaca pegunungan semata. Di sana saya mengekspresikan perlawanan lewat merokok. Melawan kesewenang-wenangan mereka anti-rokok yang hendak menghancurkan kehidupan banyak manusia.<\/p>\n","post_title":"Ekspresi Perlawanan Lewat Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"ekspresi-perlawanan-lewat-merokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-06 12:33:20","post_modified_gmt":"2019-07-06 05:33:20","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5843","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5841,"post_author":"877","post_date":"2019-07-05 12:42:06","post_date_gmt":"2019-07-05 05:42:06","post_content":"\r\n

Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

\"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_title":"Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"protes-petani-tembakau-temanggung-ke-kemkominfo","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2024-01-03 16:04:25","post_modified_gmt":"2024-01-03 09:04:25","post_content_filtered":"\r\n

Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

\"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5841","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5829,"post_author":"878","post_date":"2019-06-28 09:52:18","post_date_gmt":"2019-06-28 02:52:18","post_content":"\n

Rokok, terutama rokok kretek, memberi inspirasi bagi banyak orang. Baik itu inspirasi ketika menikmati kretek atau usai menikmati rokok kretek, juga inspirasi dari produk rokok kreteknya. Lebih jauh dari itu, seluk-beluk dunia kretek mulai dari pertanian tembakau dan cengkeh, proses produksi kretek, transaksi dagang kretek, dan segala hal yang terkait dengan dunia perkretekan menginspirasi begitu banyak orang untuk berkarya dalam rupa-rupa bentuk karya.<\/p>\n\n\n\n

Bagi para penikmat kretek sendiri, rupa-rupa pengalaman bersama kretek juga banyak datangkan kisah menarik. Yang paling kesohor tentu saja kisah K.H Agus Salim dengan diplomasi kreteknya yang membikin suasana di salah satu ruang istana kerajaan Inggris yang sebelumnya begitu kaku dan formil menjadi cair karenanya.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Sosiawan Leak Bercerita Soal Rokok dan Do\u2019a<\/a><\/p>\n\n\n\n

Bukan hanya K.H Agus Salim yang memiliki kisah kretek dengan luar negeri, ada banyak lainnya, salah satunya, Mahbub Djunaidi, tokoh Betawi, tokoh NU, wartawan jempolan, kolumnis produktif, dan banyak hal keren lainnya terkumpul dalam satu orang ini. Kekhasannya dalam menghasilkan karya tulis, mampu membikin tulisan bertema berat dalam kemasan humor dan enak dibaca, membikin hampir semua penulis Indonesia mengagumi tulisannya. Tulisan Mahbub Djunaidi terkait kretek, yang tayang di Koran Kompas pada 29 Maret 1987, lebih 32 tahun lalu, juga dikemas dalam suasana humor dan ringan dibaca namun sarat kritik yang menohok. <\/p>\n\n\n\n

Tulisan Mahbub Djunaidi tentang kretek yang diberi judul \u2018Kretek\u2019 ini juga relevan dengan kondisi saat ini, bagaimana asing begitu mendikte negara ini dalam hal menyikapi rokok kretek. Lewat kaum anti-rokok pihak asing hendak menyingkirkan kretek. Secara halus, begitu halus, Mahbub Djunaidi mengkritik asing itu. Saya sadur seluruhnya saja tulisan Mahbub Djunaidi 32 tahun lalu itu di sini.<\/p>\n\n\n\n

Kretek<\/h2>\n\n\n\n

Oleh: Mahbub Djunaidi<\/p>\n\n\n\n

Sekolah kolonialisme memang berbeda-beda. Yang satu lebih brutal dari yang lain, tapi dilihat dari bintang, hakikatnya sama: mempesiang bangsa lain sebagai usaha mencari sesuap nasi. Kolonial Inggris di daerah konsesi seperti Shanghai memperlakukan orang Cina tak lebih dari binatang. Di sebuah taman kota ada tulisan di pintu gerbangnya \u201cDilarang masuk: anjing dan orang Cina\u201d. Sampai sekarang tulisan itu tidak diangkat, agar generasi demi generasi mengerti betapa jahatnya sistem itu. Tapi, kolonial Belanda di negeri ini menganggap Cina lebih tinggi derajatnya dibanding\u00a0inlander<\/em>, penduduk anak negeri seperti kita-kita ini. Mereka membagi kereta api atau trem kota dalam tiga kelas. Kelas 1 khusus untuk orang Belanda. Kelas 2 untuk Cina dan Arab. Kelas 3 alias kelas kambing buat\u00a0inlander-inlander<\/em>\u00a0anak negeri.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

Kecuali para nasionalis dan kaum pergerakan kebangsaan serta rakyat patriot yang bertekad merobohkan sistem itu, ada juga inlander <\/em>yang bersedia jadi budak untuk menggencet bangsa sendiri. Misalnya, para bupati dan pangreh praja yang jelek. Karena jiwanya memang dasar budak, dalam banyak hal mereka lebih nista dari tuannya sendiri. Dan karena jiwanya memang budak, mereka tak punya kepercayaan kepada kemampuan sendiri dan menganggap tuan asingnya bagai dewa putih yang berasal dari langit, dan dalam segala hal lebih unggul. Hubungan antara budak dan tuannya ini mirip dengan hubungan antara hewan sirkus dengan pelatihnya, menurut saja apa yang diperintahkan, dan meniru saja apa yang dicontohkan.<\/p>\n\n\n\n

Sisa jiwa inlander<\/em> ini masih ada juga sedikit bayak di alam kemerdekaan. Pangreh praja yang punya kegemaran menginjak ke bawah dan menjilat ke atas pada dasarnya tetap kehinggapan pembawaan inlander<\/em> itu. Seorang yang senantiasa menganggap asing itu hebat dan senantiasa benar dan unggul, sebenarnya merupakan inlander <\/em>gaya baru, dan mengidap unsur-unsur budak. Bawahan yang menganggap atasannya selalu perlu ditiru dan \u201cdigugu<\/em>\u201d, tak peduli apapun yang dilakukannya, pada dasarnya punya tabiat orang jajahan, tak punya karakter bangsa mereka. Kerdil, penakut, melayang kemana angin bertiup, merupakan pakaian sehari-hari.<\/p>\n\n\n\n

Sementara itu, jika seorang nyonya tidak sudi cangking tas kecuali merek Louis Vuitton walau bikinan Cibaduyut tak kalah bagusnya, berdandan dengan ramuan Yves Saint Laurent serta baju merek Calvin Klein, berkat dorongan anggapan bikinan asing itu dahsyat dan mampu naikkan gengsi, apakah terhadapnya kena pula julukan inlander<\/em> gaya baru?<\/p>\n\n\n\n

Oh, bisa iya dan bisa juga bukan. Jangan-jangan sang nyonya memang patriot sejati, tapi karena kebanyakan uang menjadi sedikit bingung dan hilang keseimbangan. Atau seorang suami yang sudi memakai ikat pinggang merek Etienne Aigner dan domper merek Cartier dan hanya siap berangkat golf dengan kaos merek Lacosre, apakah inlander <\/em>gaya baru? juga bisa iya dan bisa juga tidak. Boleh jadi tokoh kita ini seorang pecinta tanah air berikut produksinya, tapi sekedar menjaga martabat dan gengsi, tak menjadi apa melekatkan barang-barang mahal ke tubuh satu-satunya.<\/p>\n\n\n\n

Kawan saya yang tidak mau disebut inlander<\/em> baik gaya lama maupun baru, bertekad bulat kepingin menggunakan apa saja yang buatan dalam negeri, walau dia sama sekali tidak pernah ketemu Menteri Ginanjar Kartasasmita. Ia tidak merasa perlu memakai baju merek Charles Jourdan atau Lanvin, melainkan cukup bikinan Tegalparang yang tak beda dengan kemeja bikinan manapun di atas dunia. Ia tak merasa perlu pakai kaos merek Benetton karena produksi pinggiran kota Bandung sudah lebih dari cukup.<\/p>\n\n\n\n

Dan untuk lebih membikin dia bukan inlander<\/em> yang kurang percaya harga diri sendiri, begitu mau berangkat ke luar negeri ia kempit berbungkus-bungkus rokok kretek, bukan Marlboro atau Camel atau Lucky Strike, yang kecuali untuk gengsi, asapnya biasa-biasa saja, tapi, begitu ia naik pesawat Air France, seorang pramugari menghampirinya.<\/p>\n\n\n\n

\u201cMaaf, tuan hisap apa? Apa tuan hisap Hashish? Apa tuan sudi ganti rokok yang biasa-biasa saja?\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cini bukan hashish. Ini tembakau biasa campur cengkeh,\u201d jawab kawan saya. Dan karena tekadnya yang teguh mau menghisap rokok produksi negeri sendiri, kawan saya itu nekad hisap rokok kretek lagi di atas pesawat milik maskapai British Airways. Pada saat asapnya ngepul, datang lagi menghampiri seorang pramugari.<\/p>\n\n\n\n

\u201cWah, bau apa itu? Apa ganja? Apa tuan bisa ganti yang lain saja? Para penumpang di sini idak biasa mengendus bau itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

Kompas, 29 Maret 1987
<\/p>\n\n\n\n


<\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
<\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Merokok itu sebuah bentuk keberpihakan. Berpihak pada nasib petani, berpihak kepada buruh tani dan pekerja pabrik, hingga akhirnya berpihak pada kedaulatan dan kemandirian bangsa lewat produk istimewa bernama kretek. Terang dan jelas dan lugas.<\/p><\/blockquote>\n\n\n\n

Ada syarat yang mesti dipenuhi untuk bisa bersikap seperti Kang Sob bersikap ketika menikmati sebatang rokok kretek. Syarat itu adalah berada dekat dengan petani dan para pekerja di sektor IHT, merasakan hidup dan kehidupan mereka sehari-hari. Tanpa itu, sulit menerka bagaimana sensasi yang dirasakan ketika kita merokok dengan tujuan lelaku politik.<\/p>\n\n\n\n

Dan itulah syarat yang dilalui Kang Sob hingga bisa merasakan ruh lelaku politik ketika Ia merokok. Bukan sekadar hidup dan berinteraksi lama dengan para petani tembakau, Kang Sob lebih jauh dari itu. Ia menuliskan kisah-kisah petani tembakau di Temanggung dalam disertasi doktoralnya\u2014kemudian diterbitkan penerbit KPG\u2014yang Ia beri judul 'Perlawanan Politik dan Puitik Petani Tembakau Temanggung'.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Ada Campur Tangan Bloomberg dalam Surat Edaran Menkes terkait Pemblokiran Iklan Rokok<\/a><\/p>\n\n\n\n

Usai membaca buku karya Kang Sob itu, saya lantas ingin merasakan langsung hidup dalam waktu cukup lama di lingkungan mereka yang menggantungkan hidup dari IHT. Merasakan perasaan yang dirasakan Kang Sob ketika merokok. Kesempatan itu pada akhirnya saya dapat di Munduk, Bali, dan Temanggung, Jawa Tengah, tempat Kang Sob melakukan riset untuk disertasinya.<\/p>\n\n\n\n

Di Munduk, saya tinggal di rumah milik petani cengkeh, hidup berminggu-minggu di lingkungan yang mayoritasnya petani dan buruh tani cengkeh. Saya jalan-jalan ke kebun cengkeh. Melihat petani merawat kebun mereka. Saat panen tiba, saya datang ke kebun untuk melihat dari dekat cengkeh dipanen pekerja pemetik cengkeh. Pada momen-momen itu semua, kretek kerap menjadi teman saya dan para petani cengkeh di Munduk. Di sanalah saya merasakan dengan jernih seperti apa itu perasaan keberpihakan, perlawanan, dan lelaku politis lewat menikmati sebatang kretek.<\/p>\n\n\n\n

Di Temanggung, lebih jauh lagi. Saya tak hanya melihat dari dekat bagaimana petani dan buruh tani menanam komoditas yang mendukung IHT. Di kabupaten yang diapit dua gunung itu, saya melihat secara langsung, bahkan menjadi salah satu pelaku yang mengelola manfaat IHT untuk keberlangsungan pendidikan anak-anak petani dan buruh tani tembakau lewat skema beasiswa. Di rumah-rumah petani di lereng gunung, di alun-alun kota, di kantor beasiswa KNPK, dan di banyak tempat lainnya di Temanggung, saya merasakan aktivitas merokok bukan sekadar untuk mengusir dingin cuaca pegunungan semata. Di sana saya mengekspresikan perlawanan lewat merokok. Melawan kesewenang-wenangan mereka anti-rokok yang hendak menghancurkan kehidupan banyak manusia.<\/p>\n","post_title":"Ekspresi Perlawanan Lewat Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"ekspresi-perlawanan-lewat-merokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-06 12:33:20","post_modified_gmt":"2019-07-06 05:33:20","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5843","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5841,"post_author":"877","post_date":"2019-07-05 12:42:06","post_date_gmt":"2019-07-05 05:42:06","post_content":"\r\n

Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

\"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_title":"Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"protes-petani-tembakau-temanggung-ke-kemkominfo","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2024-01-03 16:04:25","post_modified_gmt":"2024-01-03 09:04:25","post_content_filtered":"\r\n

Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

\"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5841","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5829,"post_author":"878","post_date":"2019-06-28 09:52:18","post_date_gmt":"2019-06-28 02:52:18","post_content":"\n

Rokok, terutama rokok kretek, memberi inspirasi bagi banyak orang. Baik itu inspirasi ketika menikmati kretek atau usai menikmati rokok kretek, juga inspirasi dari produk rokok kreteknya. Lebih jauh dari itu, seluk-beluk dunia kretek mulai dari pertanian tembakau dan cengkeh, proses produksi kretek, transaksi dagang kretek, dan segala hal yang terkait dengan dunia perkretekan menginspirasi begitu banyak orang untuk berkarya dalam rupa-rupa bentuk karya.<\/p>\n\n\n\n

Bagi para penikmat kretek sendiri, rupa-rupa pengalaman bersama kretek juga banyak datangkan kisah menarik. Yang paling kesohor tentu saja kisah K.H Agus Salim dengan diplomasi kreteknya yang membikin suasana di salah satu ruang istana kerajaan Inggris yang sebelumnya begitu kaku dan formil menjadi cair karenanya.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Sosiawan Leak Bercerita Soal Rokok dan Do\u2019a<\/a><\/p>\n\n\n\n

Bukan hanya K.H Agus Salim yang memiliki kisah kretek dengan luar negeri, ada banyak lainnya, salah satunya, Mahbub Djunaidi, tokoh Betawi, tokoh NU, wartawan jempolan, kolumnis produktif, dan banyak hal keren lainnya terkumpul dalam satu orang ini. Kekhasannya dalam menghasilkan karya tulis, mampu membikin tulisan bertema berat dalam kemasan humor dan enak dibaca, membikin hampir semua penulis Indonesia mengagumi tulisannya. Tulisan Mahbub Djunaidi terkait kretek, yang tayang di Koran Kompas pada 29 Maret 1987, lebih 32 tahun lalu, juga dikemas dalam suasana humor dan ringan dibaca namun sarat kritik yang menohok. <\/p>\n\n\n\n

Tulisan Mahbub Djunaidi tentang kretek yang diberi judul \u2018Kretek\u2019 ini juga relevan dengan kondisi saat ini, bagaimana asing begitu mendikte negara ini dalam hal menyikapi rokok kretek. Lewat kaum anti-rokok pihak asing hendak menyingkirkan kretek. Secara halus, begitu halus, Mahbub Djunaidi mengkritik asing itu. Saya sadur seluruhnya saja tulisan Mahbub Djunaidi 32 tahun lalu itu di sini.<\/p>\n\n\n\n

Kretek<\/h2>\n\n\n\n

Oleh: Mahbub Djunaidi<\/p>\n\n\n\n

Sekolah kolonialisme memang berbeda-beda. Yang satu lebih brutal dari yang lain, tapi dilihat dari bintang, hakikatnya sama: mempesiang bangsa lain sebagai usaha mencari sesuap nasi. Kolonial Inggris di daerah konsesi seperti Shanghai memperlakukan orang Cina tak lebih dari binatang. Di sebuah taman kota ada tulisan di pintu gerbangnya \u201cDilarang masuk: anjing dan orang Cina\u201d. Sampai sekarang tulisan itu tidak diangkat, agar generasi demi generasi mengerti betapa jahatnya sistem itu. Tapi, kolonial Belanda di negeri ini menganggap Cina lebih tinggi derajatnya dibanding\u00a0inlander<\/em>, penduduk anak negeri seperti kita-kita ini. Mereka membagi kereta api atau trem kota dalam tiga kelas. Kelas 1 khusus untuk orang Belanda. Kelas 2 untuk Cina dan Arab. Kelas 3 alias kelas kambing buat\u00a0inlander-inlander<\/em>\u00a0anak negeri.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

Kecuali para nasionalis dan kaum pergerakan kebangsaan serta rakyat patriot yang bertekad merobohkan sistem itu, ada juga inlander <\/em>yang bersedia jadi budak untuk menggencet bangsa sendiri. Misalnya, para bupati dan pangreh praja yang jelek. Karena jiwanya memang dasar budak, dalam banyak hal mereka lebih nista dari tuannya sendiri. Dan karena jiwanya memang budak, mereka tak punya kepercayaan kepada kemampuan sendiri dan menganggap tuan asingnya bagai dewa putih yang berasal dari langit, dan dalam segala hal lebih unggul. Hubungan antara budak dan tuannya ini mirip dengan hubungan antara hewan sirkus dengan pelatihnya, menurut saja apa yang diperintahkan, dan meniru saja apa yang dicontohkan.<\/p>\n\n\n\n

Sisa jiwa inlander<\/em> ini masih ada juga sedikit bayak di alam kemerdekaan. Pangreh praja yang punya kegemaran menginjak ke bawah dan menjilat ke atas pada dasarnya tetap kehinggapan pembawaan inlander<\/em> itu. Seorang yang senantiasa menganggap asing itu hebat dan senantiasa benar dan unggul, sebenarnya merupakan inlander <\/em>gaya baru, dan mengidap unsur-unsur budak. Bawahan yang menganggap atasannya selalu perlu ditiru dan \u201cdigugu<\/em>\u201d, tak peduli apapun yang dilakukannya, pada dasarnya punya tabiat orang jajahan, tak punya karakter bangsa mereka. Kerdil, penakut, melayang kemana angin bertiup, merupakan pakaian sehari-hari.<\/p>\n\n\n\n

Sementara itu, jika seorang nyonya tidak sudi cangking tas kecuali merek Louis Vuitton walau bikinan Cibaduyut tak kalah bagusnya, berdandan dengan ramuan Yves Saint Laurent serta baju merek Calvin Klein, berkat dorongan anggapan bikinan asing itu dahsyat dan mampu naikkan gengsi, apakah terhadapnya kena pula julukan inlander<\/em> gaya baru?<\/p>\n\n\n\n

Oh, bisa iya dan bisa juga bukan. Jangan-jangan sang nyonya memang patriot sejati, tapi karena kebanyakan uang menjadi sedikit bingung dan hilang keseimbangan. Atau seorang suami yang sudi memakai ikat pinggang merek Etienne Aigner dan domper merek Cartier dan hanya siap berangkat golf dengan kaos merek Lacosre, apakah inlander <\/em>gaya baru? juga bisa iya dan bisa juga tidak. Boleh jadi tokoh kita ini seorang pecinta tanah air berikut produksinya, tapi sekedar menjaga martabat dan gengsi, tak menjadi apa melekatkan barang-barang mahal ke tubuh satu-satunya.<\/p>\n\n\n\n

Kawan saya yang tidak mau disebut inlander<\/em> baik gaya lama maupun baru, bertekad bulat kepingin menggunakan apa saja yang buatan dalam negeri, walau dia sama sekali tidak pernah ketemu Menteri Ginanjar Kartasasmita. Ia tidak merasa perlu memakai baju merek Charles Jourdan atau Lanvin, melainkan cukup bikinan Tegalparang yang tak beda dengan kemeja bikinan manapun di atas dunia. Ia tak merasa perlu pakai kaos merek Benetton karena produksi pinggiran kota Bandung sudah lebih dari cukup.<\/p>\n\n\n\n

Dan untuk lebih membikin dia bukan inlander<\/em> yang kurang percaya harga diri sendiri, begitu mau berangkat ke luar negeri ia kempit berbungkus-bungkus rokok kretek, bukan Marlboro atau Camel atau Lucky Strike, yang kecuali untuk gengsi, asapnya biasa-biasa saja, tapi, begitu ia naik pesawat Air France, seorang pramugari menghampirinya.<\/p>\n\n\n\n

\u201cMaaf, tuan hisap apa? Apa tuan hisap Hashish? Apa tuan sudi ganti rokok yang biasa-biasa saja?\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cini bukan hashish. Ini tembakau biasa campur cengkeh,\u201d jawab kawan saya. Dan karena tekadnya yang teguh mau menghisap rokok produksi negeri sendiri, kawan saya itu nekad hisap rokok kretek lagi di atas pesawat milik maskapai British Airways. Pada saat asapnya ngepul, datang lagi menghampiri seorang pramugari.<\/p>\n\n\n\n

\u201cWah, bau apa itu? Apa ganja? Apa tuan bisa ganti yang lain saja? Para penumpang di sini idak biasa mengendus bau itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

Kompas, 29 Maret 1987
<\/p>\n\n\n\n


<\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
<\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Bagi Kang Sob, merokok itu peristiwa politik. Merokok adalah aksi untuk melawan upaya pihak-pihak yang ingin merusak industri hasil tembakau (IHT) Indonesia. Dengan merokok, kita berpolitik, bukan sekadar berpolitik untuk IHT, namun berpolitik untuk petani tembakau, petani cengkeh, buruh tani, pekerja-pekerja di pabrik-pabrik rokok, hingga pedagang asongan. <\/p>\n\n\n\n

Merokok itu sebuah bentuk keberpihakan. Berpihak pada nasib petani, berpihak kepada buruh tani dan pekerja pabrik, hingga akhirnya berpihak pada kedaulatan dan kemandirian bangsa lewat produk istimewa bernama kretek. Terang dan jelas dan lugas.<\/p><\/blockquote>\n\n\n\n

Ada syarat yang mesti dipenuhi untuk bisa bersikap seperti Kang Sob bersikap ketika menikmati sebatang rokok kretek. Syarat itu adalah berada dekat dengan petani dan para pekerja di sektor IHT, merasakan hidup dan kehidupan mereka sehari-hari. Tanpa itu, sulit menerka bagaimana sensasi yang dirasakan ketika kita merokok dengan tujuan lelaku politik.<\/p>\n\n\n\n

Dan itulah syarat yang dilalui Kang Sob hingga bisa merasakan ruh lelaku politik ketika Ia merokok. Bukan sekadar hidup dan berinteraksi lama dengan para petani tembakau, Kang Sob lebih jauh dari itu. Ia menuliskan kisah-kisah petani tembakau di Temanggung dalam disertasi doktoralnya\u2014kemudian diterbitkan penerbit KPG\u2014yang Ia beri judul 'Perlawanan Politik dan Puitik Petani Tembakau Temanggung'.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Ada Campur Tangan Bloomberg dalam Surat Edaran Menkes terkait Pemblokiran Iklan Rokok<\/a><\/p>\n\n\n\n

Usai membaca buku karya Kang Sob itu, saya lantas ingin merasakan langsung hidup dalam waktu cukup lama di lingkungan mereka yang menggantungkan hidup dari IHT. Merasakan perasaan yang dirasakan Kang Sob ketika merokok. Kesempatan itu pada akhirnya saya dapat di Munduk, Bali, dan Temanggung, Jawa Tengah, tempat Kang Sob melakukan riset untuk disertasinya.<\/p>\n\n\n\n

Di Munduk, saya tinggal di rumah milik petani cengkeh, hidup berminggu-minggu di lingkungan yang mayoritasnya petani dan buruh tani cengkeh. Saya jalan-jalan ke kebun cengkeh. Melihat petani merawat kebun mereka. Saat panen tiba, saya datang ke kebun untuk melihat dari dekat cengkeh dipanen pekerja pemetik cengkeh. Pada momen-momen itu semua, kretek kerap menjadi teman saya dan para petani cengkeh di Munduk. Di sanalah saya merasakan dengan jernih seperti apa itu perasaan keberpihakan, perlawanan, dan lelaku politis lewat menikmati sebatang kretek.<\/p>\n\n\n\n

Di Temanggung, lebih jauh lagi. Saya tak hanya melihat dari dekat bagaimana petani dan buruh tani menanam komoditas yang mendukung IHT. Di kabupaten yang diapit dua gunung itu, saya melihat secara langsung, bahkan menjadi salah satu pelaku yang mengelola manfaat IHT untuk keberlangsungan pendidikan anak-anak petani dan buruh tani tembakau lewat skema beasiswa. Di rumah-rumah petani di lereng gunung, di alun-alun kota, di kantor beasiswa KNPK, dan di banyak tempat lainnya di Temanggung, saya merasakan aktivitas merokok bukan sekadar untuk mengusir dingin cuaca pegunungan semata. Di sana saya mengekspresikan perlawanan lewat merokok. Melawan kesewenang-wenangan mereka anti-rokok yang hendak menghancurkan kehidupan banyak manusia.<\/p>\n","post_title":"Ekspresi Perlawanan Lewat Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"ekspresi-perlawanan-lewat-merokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-06 12:33:20","post_modified_gmt":"2019-07-06 05:33:20","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5843","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5841,"post_author":"877","post_date":"2019-07-05 12:42:06","post_date_gmt":"2019-07-05 05:42:06","post_content":"\r\n

Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

\"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_title":"Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"protes-petani-tembakau-temanggung-ke-kemkominfo","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2024-01-03 16:04:25","post_modified_gmt":"2024-01-03 09:04:25","post_content_filtered":"\r\n

Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

\"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5841","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5829,"post_author":"878","post_date":"2019-06-28 09:52:18","post_date_gmt":"2019-06-28 02:52:18","post_content":"\n

Rokok, terutama rokok kretek, memberi inspirasi bagi banyak orang. Baik itu inspirasi ketika menikmati kretek atau usai menikmati rokok kretek, juga inspirasi dari produk rokok kreteknya. Lebih jauh dari itu, seluk-beluk dunia kretek mulai dari pertanian tembakau dan cengkeh, proses produksi kretek, transaksi dagang kretek, dan segala hal yang terkait dengan dunia perkretekan menginspirasi begitu banyak orang untuk berkarya dalam rupa-rupa bentuk karya.<\/p>\n\n\n\n

Bagi para penikmat kretek sendiri, rupa-rupa pengalaman bersama kretek juga banyak datangkan kisah menarik. Yang paling kesohor tentu saja kisah K.H Agus Salim dengan diplomasi kreteknya yang membikin suasana di salah satu ruang istana kerajaan Inggris yang sebelumnya begitu kaku dan formil menjadi cair karenanya.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Sosiawan Leak Bercerita Soal Rokok dan Do\u2019a<\/a><\/p>\n\n\n\n

Bukan hanya K.H Agus Salim yang memiliki kisah kretek dengan luar negeri, ada banyak lainnya, salah satunya, Mahbub Djunaidi, tokoh Betawi, tokoh NU, wartawan jempolan, kolumnis produktif, dan banyak hal keren lainnya terkumpul dalam satu orang ini. Kekhasannya dalam menghasilkan karya tulis, mampu membikin tulisan bertema berat dalam kemasan humor dan enak dibaca, membikin hampir semua penulis Indonesia mengagumi tulisannya. Tulisan Mahbub Djunaidi terkait kretek, yang tayang di Koran Kompas pada 29 Maret 1987, lebih 32 tahun lalu, juga dikemas dalam suasana humor dan ringan dibaca namun sarat kritik yang menohok. <\/p>\n\n\n\n

Tulisan Mahbub Djunaidi tentang kretek yang diberi judul \u2018Kretek\u2019 ini juga relevan dengan kondisi saat ini, bagaimana asing begitu mendikte negara ini dalam hal menyikapi rokok kretek. Lewat kaum anti-rokok pihak asing hendak menyingkirkan kretek. Secara halus, begitu halus, Mahbub Djunaidi mengkritik asing itu. Saya sadur seluruhnya saja tulisan Mahbub Djunaidi 32 tahun lalu itu di sini.<\/p>\n\n\n\n

Kretek<\/h2>\n\n\n\n

Oleh: Mahbub Djunaidi<\/p>\n\n\n\n

Sekolah kolonialisme memang berbeda-beda. Yang satu lebih brutal dari yang lain, tapi dilihat dari bintang, hakikatnya sama: mempesiang bangsa lain sebagai usaha mencari sesuap nasi. Kolonial Inggris di daerah konsesi seperti Shanghai memperlakukan orang Cina tak lebih dari binatang. Di sebuah taman kota ada tulisan di pintu gerbangnya \u201cDilarang masuk: anjing dan orang Cina\u201d. Sampai sekarang tulisan itu tidak diangkat, agar generasi demi generasi mengerti betapa jahatnya sistem itu. Tapi, kolonial Belanda di negeri ini menganggap Cina lebih tinggi derajatnya dibanding\u00a0inlander<\/em>, penduduk anak negeri seperti kita-kita ini. Mereka membagi kereta api atau trem kota dalam tiga kelas. Kelas 1 khusus untuk orang Belanda. Kelas 2 untuk Cina dan Arab. Kelas 3 alias kelas kambing buat\u00a0inlander-inlander<\/em>\u00a0anak negeri.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

Kecuali para nasionalis dan kaum pergerakan kebangsaan serta rakyat patriot yang bertekad merobohkan sistem itu, ada juga inlander <\/em>yang bersedia jadi budak untuk menggencet bangsa sendiri. Misalnya, para bupati dan pangreh praja yang jelek. Karena jiwanya memang dasar budak, dalam banyak hal mereka lebih nista dari tuannya sendiri. Dan karena jiwanya memang budak, mereka tak punya kepercayaan kepada kemampuan sendiri dan menganggap tuan asingnya bagai dewa putih yang berasal dari langit, dan dalam segala hal lebih unggul. Hubungan antara budak dan tuannya ini mirip dengan hubungan antara hewan sirkus dengan pelatihnya, menurut saja apa yang diperintahkan, dan meniru saja apa yang dicontohkan.<\/p>\n\n\n\n

Sisa jiwa inlander<\/em> ini masih ada juga sedikit bayak di alam kemerdekaan. Pangreh praja yang punya kegemaran menginjak ke bawah dan menjilat ke atas pada dasarnya tetap kehinggapan pembawaan inlander<\/em> itu. Seorang yang senantiasa menganggap asing itu hebat dan senantiasa benar dan unggul, sebenarnya merupakan inlander <\/em>gaya baru, dan mengidap unsur-unsur budak. Bawahan yang menganggap atasannya selalu perlu ditiru dan \u201cdigugu<\/em>\u201d, tak peduli apapun yang dilakukannya, pada dasarnya punya tabiat orang jajahan, tak punya karakter bangsa mereka. Kerdil, penakut, melayang kemana angin bertiup, merupakan pakaian sehari-hari.<\/p>\n\n\n\n

Sementara itu, jika seorang nyonya tidak sudi cangking tas kecuali merek Louis Vuitton walau bikinan Cibaduyut tak kalah bagusnya, berdandan dengan ramuan Yves Saint Laurent serta baju merek Calvin Klein, berkat dorongan anggapan bikinan asing itu dahsyat dan mampu naikkan gengsi, apakah terhadapnya kena pula julukan inlander<\/em> gaya baru?<\/p>\n\n\n\n

Oh, bisa iya dan bisa juga bukan. Jangan-jangan sang nyonya memang patriot sejati, tapi karena kebanyakan uang menjadi sedikit bingung dan hilang keseimbangan. Atau seorang suami yang sudi memakai ikat pinggang merek Etienne Aigner dan domper merek Cartier dan hanya siap berangkat golf dengan kaos merek Lacosre, apakah inlander <\/em>gaya baru? juga bisa iya dan bisa juga tidak. Boleh jadi tokoh kita ini seorang pecinta tanah air berikut produksinya, tapi sekedar menjaga martabat dan gengsi, tak menjadi apa melekatkan barang-barang mahal ke tubuh satu-satunya.<\/p>\n\n\n\n

Kawan saya yang tidak mau disebut inlander<\/em> baik gaya lama maupun baru, bertekad bulat kepingin menggunakan apa saja yang buatan dalam negeri, walau dia sama sekali tidak pernah ketemu Menteri Ginanjar Kartasasmita. Ia tidak merasa perlu memakai baju merek Charles Jourdan atau Lanvin, melainkan cukup bikinan Tegalparang yang tak beda dengan kemeja bikinan manapun di atas dunia. Ia tak merasa perlu pakai kaos merek Benetton karena produksi pinggiran kota Bandung sudah lebih dari cukup.<\/p>\n\n\n\n

Dan untuk lebih membikin dia bukan inlander<\/em> yang kurang percaya harga diri sendiri, begitu mau berangkat ke luar negeri ia kempit berbungkus-bungkus rokok kretek, bukan Marlboro atau Camel atau Lucky Strike, yang kecuali untuk gengsi, asapnya biasa-biasa saja, tapi, begitu ia naik pesawat Air France, seorang pramugari menghampirinya.<\/p>\n\n\n\n

\u201cMaaf, tuan hisap apa? Apa tuan hisap Hashish? Apa tuan sudi ganti rokok yang biasa-biasa saja?\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cini bukan hashish. Ini tembakau biasa campur cengkeh,\u201d jawab kawan saya. Dan karena tekadnya yang teguh mau menghisap rokok produksi negeri sendiri, kawan saya itu nekad hisap rokok kretek lagi di atas pesawat milik maskapai British Airways. Pada saat asapnya ngepul, datang lagi menghampiri seorang pramugari.<\/p>\n\n\n\n

\u201cWah, bau apa itu? Apa ganja? Apa tuan bisa ganti yang lain saja? Para penumpang di sini idak biasa mengendus bau itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

Kompas, 29 Maret 1987
<\/p>\n\n\n\n


<\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
<\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Menurutnya, keputusan mulai merokok di usia senja Ia pilih sesaat setelah mengetahui seluk-beluk perang nikotin yang terjadi di bumi. Ragam bentuk isu mulai dari kesehatan, ekonomi, hingga isu lingkungan dijadikan alat oleh pemodal asing untuk merebut pasar rokok di negeri ini yang sepenuhnya dikuasai pengusaha dalam negeri lewat produk khas nusantara yang kerap disebut 'kretek'.<\/p>\n\n\n\n

Bagi Kang Sob, merokok itu peristiwa politik. Merokok adalah aksi untuk melawan upaya pihak-pihak yang ingin merusak industri hasil tembakau (IHT) Indonesia. Dengan merokok, kita berpolitik, bukan sekadar berpolitik untuk IHT, namun berpolitik untuk petani tembakau, petani cengkeh, buruh tani, pekerja-pekerja di pabrik-pabrik rokok, hingga pedagang asongan. <\/p>\n\n\n\n

Merokok itu sebuah bentuk keberpihakan. Berpihak pada nasib petani, berpihak kepada buruh tani dan pekerja pabrik, hingga akhirnya berpihak pada kedaulatan dan kemandirian bangsa lewat produk istimewa bernama kretek. Terang dan jelas dan lugas.<\/p><\/blockquote>\n\n\n\n

Ada syarat yang mesti dipenuhi untuk bisa bersikap seperti Kang Sob bersikap ketika menikmati sebatang rokok kretek. Syarat itu adalah berada dekat dengan petani dan para pekerja di sektor IHT, merasakan hidup dan kehidupan mereka sehari-hari. Tanpa itu, sulit menerka bagaimana sensasi yang dirasakan ketika kita merokok dengan tujuan lelaku politik.<\/p>\n\n\n\n

Dan itulah syarat yang dilalui Kang Sob hingga bisa merasakan ruh lelaku politik ketika Ia merokok. Bukan sekadar hidup dan berinteraksi lama dengan para petani tembakau, Kang Sob lebih jauh dari itu. Ia menuliskan kisah-kisah petani tembakau di Temanggung dalam disertasi doktoralnya\u2014kemudian diterbitkan penerbit KPG\u2014yang Ia beri judul 'Perlawanan Politik dan Puitik Petani Tembakau Temanggung'.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Ada Campur Tangan Bloomberg dalam Surat Edaran Menkes terkait Pemblokiran Iklan Rokok<\/a><\/p>\n\n\n\n

Usai membaca buku karya Kang Sob itu, saya lantas ingin merasakan langsung hidup dalam waktu cukup lama di lingkungan mereka yang menggantungkan hidup dari IHT. Merasakan perasaan yang dirasakan Kang Sob ketika merokok. Kesempatan itu pada akhirnya saya dapat di Munduk, Bali, dan Temanggung, Jawa Tengah, tempat Kang Sob melakukan riset untuk disertasinya.<\/p>\n\n\n\n

Di Munduk, saya tinggal di rumah milik petani cengkeh, hidup berminggu-minggu di lingkungan yang mayoritasnya petani dan buruh tani cengkeh. Saya jalan-jalan ke kebun cengkeh. Melihat petani merawat kebun mereka. Saat panen tiba, saya datang ke kebun untuk melihat dari dekat cengkeh dipanen pekerja pemetik cengkeh. Pada momen-momen itu semua, kretek kerap menjadi teman saya dan para petani cengkeh di Munduk. Di sanalah saya merasakan dengan jernih seperti apa itu perasaan keberpihakan, perlawanan, dan lelaku politis lewat menikmati sebatang kretek.<\/p>\n\n\n\n

Di Temanggung, lebih jauh lagi. Saya tak hanya melihat dari dekat bagaimana petani dan buruh tani menanam komoditas yang mendukung IHT. Di kabupaten yang diapit dua gunung itu, saya melihat secara langsung, bahkan menjadi salah satu pelaku yang mengelola manfaat IHT untuk keberlangsungan pendidikan anak-anak petani dan buruh tani tembakau lewat skema beasiswa. Di rumah-rumah petani di lereng gunung, di alun-alun kota, di kantor beasiswa KNPK, dan di banyak tempat lainnya di Temanggung, saya merasakan aktivitas merokok bukan sekadar untuk mengusir dingin cuaca pegunungan semata. Di sana saya mengekspresikan perlawanan lewat merokok. Melawan kesewenang-wenangan mereka anti-rokok yang hendak menghancurkan kehidupan banyak manusia.<\/p>\n","post_title":"Ekspresi Perlawanan Lewat Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"ekspresi-perlawanan-lewat-merokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-06 12:33:20","post_modified_gmt":"2019-07-06 05:33:20","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5843","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5841,"post_author":"877","post_date":"2019-07-05 12:42:06","post_date_gmt":"2019-07-05 05:42:06","post_content":"\r\n

Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

\"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_title":"Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"protes-petani-tembakau-temanggung-ke-kemkominfo","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2024-01-03 16:04:25","post_modified_gmt":"2024-01-03 09:04:25","post_content_filtered":"\r\n

Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

\"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5841","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5829,"post_author":"878","post_date":"2019-06-28 09:52:18","post_date_gmt":"2019-06-28 02:52:18","post_content":"\n

Rokok, terutama rokok kretek, memberi inspirasi bagi banyak orang. Baik itu inspirasi ketika menikmati kretek atau usai menikmati rokok kretek, juga inspirasi dari produk rokok kreteknya. Lebih jauh dari itu, seluk-beluk dunia kretek mulai dari pertanian tembakau dan cengkeh, proses produksi kretek, transaksi dagang kretek, dan segala hal yang terkait dengan dunia perkretekan menginspirasi begitu banyak orang untuk berkarya dalam rupa-rupa bentuk karya.<\/p>\n\n\n\n

Bagi para penikmat kretek sendiri, rupa-rupa pengalaman bersama kretek juga banyak datangkan kisah menarik. Yang paling kesohor tentu saja kisah K.H Agus Salim dengan diplomasi kreteknya yang membikin suasana di salah satu ruang istana kerajaan Inggris yang sebelumnya begitu kaku dan formil menjadi cair karenanya.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Sosiawan Leak Bercerita Soal Rokok dan Do\u2019a<\/a><\/p>\n\n\n\n

Bukan hanya K.H Agus Salim yang memiliki kisah kretek dengan luar negeri, ada banyak lainnya, salah satunya, Mahbub Djunaidi, tokoh Betawi, tokoh NU, wartawan jempolan, kolumnis produktif, dan banyak hal keren lainnya terkumpul dalam satu orang ini. Kekhasannya dalam menghasilkan karya tulis, mampu membikin tulisan bertema berat dalam kemasan humor dan enak dibaca, membikin hampir semua penulis Indonesia mengagumi tulisannya. Tulisan Mahbub Djunaidi terkait kretek, yang tayang di Koran Kompas pada 29 Maret 1987, lebih 32 tahun lalu, juga dikemas dalam suasana humor dan ringan dibaca namun sarat kritik yang menohok. <\/p>\n\n\n\n

Tulisan Mahbub Djunaidi tentang kretek yang diberi judul \u2018Kretek\u2019 ini juga relevan dengan kondisi saat ini, bagaimana asing begitu mendikte negara ini dalam hal menyikapi rokok kretek. Lewat kaum anti-rokok pihak asing hendak menyingkirkan kretek. Secara halus, begitu halus, Mahbub Djunaidi mengkritik asing itu. Saya sadur seluruhnya saja tulisan Mahbub Djunaidi 32 tahun lalu itu di sini.<\/p>\n\n\n\n

Kretek<\/h2>\n\n\n\n

Oleh: Mahbub Djunaidi<\/p>\n\n\n\n

Sekolah kolonialisme memang berbeda-beda. Yang satu lebih brutal dari yang lain, tapi dilihat dari bintang, hakikatnya sama: mempesiang bangsa lain sebagai usaha mencari sesuap nasi. Kolonial Inggris di daerah konsesi seperti Shanghai memperlakukan orang Cina tak lebih dari binatang. Di sebuah taman kota ada tulisan di pintu gerbangnya \u201cDilarang masuk: anjing dan orang Cina\u201d. Sampai sekarang tulisan itu tidak diangkat, agar generasi demi generasi mengerti betapa jahatnya sistem itu. Tapi, kolonial Belanda di negeri ini menganggap Cina lebih tinggi derajatnya dibanding\u00a0inlander<\/em>, penduduk anak negeri seperti kita-kita ini. Mereka membagi kereta api atau trem kota dalam tiga kelas. Kelas 1 khusus untuk orang Belanda. Kelas 2 untuk Cina dan Arab. Kelas 3 alias kelas kambing buat\u00a0inlander-inlander<\/em>\u00a0anak negeri.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

Kecuali para nasionalis dan kaum pergerakan kebangsaan serta rakyat patriot yang bertekad merobohkan sistem itu, ada juga inlander <\/em>yang bersedia jadi budak untuk menggencet bangsa sendiri. Misalnya, para bupati dan pangreh praja yang jelek. Karena jiwanya memang dasar budak, dalam banyak hal mereka lebih nista dari tuannya sendiri. Dan karena jiwanya memang budak, mereka tak punya kepercayaan kepada kemampuan sendiri dan menganggap tuan asingnya bagai dewa putih yang berasal dari langit, dan dalam segala hal lebih unggul. Hubungan antara budak dan tuannya ini mirip dengan hubungan antara hewan sirkus dengan pelatihnya, menurut saja apa yang diperintahkan, dan meniru saja apa yang dicontohkan.<\/p>\n\n\n\n

Sisa jiwa inlander<\/em> ini masih ada juga sedikit bayak di alam kemerdekaan. Pangreh praja yang punya kegemaran menginjak ke bawah dan menjilat ke atas pada dasarnya tetap kehinggapan pembawaan inlander<\/em> itu. Seorang yang senantiasa menganggap asing itu hebat dan senantiasa benar dan unggul, sebenarnya merupakan inlander <\/em>gaya baru, dan mengidap unsur-unsur budak. Bawahan yang menganggap atasannya selalu perlu ditiru dan \u201cdigugu<\/em>\u201d, tak peduli apapun yang dilakukannya, pada dasarnya punya tabiat orang jajahan, tak punya karakter bangsa mereka. Kerdil, penakut, melayang kemana angin bertiup, merupakan pakaian sehari-hari.<\/p>\n\n\n\n

Sementara itu, jika seorang nyonya tidak sudi cangking tas kecuali merek Louis Vuitton walau bikinan Cibaduyut tak kalah bagusnya, berdandan dengan ramuan Yves Saint Laurent serta baju merek Calvin Klein, berkat dorongan anggapan bikinan asing itu dahsyat dan mampu naikkan gengsi, apakah terhadapnya kena pula julukan inlander<\/em> gaya baru?<\/p>\n\n\n\n

Oh, bisa iya dan bisa juga bukan. Jangan-jangan sang nyonya memang patriot sejati, tapi karena kebanyakan uang menjadi sedikit bingung dan hilang keseimbangan. Atau seorang suami yang sudi memakai ikat pinggang merek Etienne Aigner dan domper merek Cartier dan hanya siap berangkat golf dengan kaos merek Lacosre, apakah inlander <\/em>gaya baru? juga bisa iya dan bisa juga tidak. Boleh jadi tokoh kita ini seorang pecinta tanah air berikut produksinya, tapi sekedar menjaga martabat dan gengsi, tak menjadi apa melekatkan barang-barang mahal ke tubuh satu-satunya.<\/p>\n\n\n\n

Kawan saya yang tidak mau disebut inlander<\/em> baik gaya lama maupun baru, bertekad bulat kepingin menggunakan apa saja yang buatan dalam negeri, walau dia sama sekali tidak pernah ketemu Menteri Ginanjar Kartasasmita. Ia tidak merasa perlu memakai baju merek Charles Jourdan atau Lanvin, melainkan cukup bikinan Tegalparang yang tak beda dengan kemeja bikinan manapun di atas dunia. Ia tak merasa perlu pakai kaos merek Benetton karena produksi pinggiran kota Bandung sudah lebih dari cukup.<\/p>\n\n\n\n

Dan untuk lebih membikin dia bukan inlander<\/em> yang kurang percaya harga diri sendiri, begitu mau berangkat ke luar negeri ia kempit berbungkus-bungkus rokok kretek, bukan Marlboro atau Camel atau Lucky Strike, yang kecuali untuk gengsi, asapnya biasa-biasa saja, tapi, begitu ia naik pesawat Air France, seorang pramugari menghampirinya.<\/p>\n\n\n\n

\u201cMaaf, tuan hisap apa? Apa tuan hisap Hashish? Apa tuan sudi ganti rokok yang biasa-biasa saja?\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cini bukan hashish. Ini tembakau biasa campur cengkeh,\u201d jawab kawan saya. Dan karena tekadnya yang teguh mau menghisap rokok produksi negeri sendiri, kawan saya itu nekad hisap rokok kretek lagi di atas pesawat milik maskapai British Airways. Pada saat asapnya ngepul, datang lagi menghampiri seorang pramugari.<\/p>\n\n\n\n

\u201cWah, bau apa itu? Apa ganja? Apa tuan bisa ganti yang lain saja? Para penumpang di sini idak biasa mengendus bau itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

Kompas, 29 Maret 1987
<\/p>\n\n\n\n


<\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
<\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Baca: Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/a><\/p>\n\n\n\n

Menurutnya, keputusan mulai merokok di usia senja Ia pilih sesaat setelah mengetahui seluk-beluk perang nikotin yang terjadi di bumi. Ragam bentuk isu mulai dari kesehatan, ekonomi, hingga isu lingkungan dijadikan alat oleh pemodal asing untuk merebut pasar rokok di negeri ini yang sepenuhnya dikuasai pengusaha dalam negeri lewat produk khas nusantara yang kerap disebut 'kretek'.<\/p>\n\n\n\n

Bagi Kang Sob, merokok itu peristiwa politik. Merokok adalah aksi untuk melawan upaya pihak-pihak yang ingin merusak industri hasil tembakau (IHT) Indonesia. Dengan merokok, kita berpolitik, bukan sekadar berpolitik untuk IHT, namun berpolitik untuk petani tembakau, petani cengkeh, buruh tani, pekerja-pekerja di pabrik-pabrik rokok, hingga pedagang asongan. <\/p>\n\n\n\n

Merokok itu sebuah bentuk keberpihakan. Berpihak pada nasib petani, berpihak kepada buruh tani dan pekerja pabrik, hingga akhirnya berpihak pada kedaulatan dan kemandirian bangsa lewat produk istimewa bernama kretek. Terang dan jelas dan lugas.<\/p><\/blockquote>\n\n\n\n

Ada syarat yang mesti dipenuhi untuk bisa bersikap seperti Kang Sob bersikap ketika menikmati sebatang rokok kretek. Syarat itu adalah berada dekat dengan petani dan para pekerja di sektor IHT, merasakan hidup dan kehidupan mereka sehari-hari. Tanpa itu, sulit menerka bagaimana sensasi yang dirasakan ketika kita merokok dengan tujuan lelaku politik.<\/p>\n\n\n\n

Dan itulah syarat yang dilalui Kang Sob hingga bisa merasakan ruh lelaku politik ketika Ia merokok. Bukan sekadar hidup dan berinteraksi lama dengan para petani tembakau, Kang Sob lebih jauh dari itu. Ia menuliskan kisah-kisah petani tembakau di Temanggung dalam disertasi doktoralnya\u2014kemudian diterbitkan penerbit KPG\u2014yang Ia beri judul 'Perlawanan Politik dan Puitik Petani Tembakau Temanggung'.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Ada Campur Tangan Bloomberg dalam Surat Edaran Menkes terkait Pemblokiran Iklan Rokok<\/a><\/p>\n\n\n\n

Usai membaca buku karya Kang Sob itu, saya lantas ingin merasakan langsung hidup dalam waktu cukup lama di lingkungan mereka yang menggantungkan hidup dari IHT. Merasakan perasaan yang dirasakan Kang Sob ketika merokok. Kesempatan itu pada akhirnya saya dapat di Munduk, Bali, dan Temanggung, Jawa Tengah, tempat Kang Sob melakukan riset untuk disertasinya.<\/p>\n\n\n\n

Di Munduk, saya tinggal di rumah milik petani cengkeh, hidup berminggu-minggu di lingkungan yang mayoritasnya petani dan buruh tani cengkeh. Saya jalan-jalan ke kebun cengkeh. Melihat petani merawat kebun mereka. Saat panen tiba, saya datang ke kebun untuk melihat dari dekat cengkeh dipanen pekerja pemetik cengkeh. Pada momen-momen itu semua, kretek kerap menjadi teman saya dan para petani cengkeh di Munduk. Di sanalah saya merasakan dengan jernih seperti apa itu perasaan keberpihakan, perlawanan, dan lelaku politis lewat menikmati sebatang kretek.<\/p>\n\n\n\n

Di Temanggung, lebih jauh lagi. Saya tak hanya melihat dari dekat bagaimana petani dan buruh tani menanam komoditas yang mendukung IHT. Di kabupaten yang diapit dua gunung itu, saya melihat secara langsung, bahkan menjadi salah satu pelaku yang mengelola manfaat IHT untuk keberlangsungan pendidikan anak-anak petani dan buruh tani tembakau lewat skema beasiswa. Di rumah-rumah petani di lereng gunung, di alun-alun kota, di kantor beasiswa KNPK, dan di banyak tempat lainnya di Temanggung, saya merasakan aktivitas merokok bukan sekadar untuk mengusir dingin cuaca pegunungan semata. Di sana saya mengekspresikan perlawanan lewat merokok. Melawan kesewenang-wenangan mereka anti-rokok yang hendak menghancurkan kehidupan banyak manusia.<\/p>\n","post_title":"Ekspresi Perlawanan Lewat Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"ekspresi-perlawanan-lewat-merokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-06 12:33:20","post_modified_gmt":"2019-07-06 05:33:20","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5843","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5841,"post_author":"877","post_date":"2019-07-05 12:42:06","post_date_gmt":"2019-07-05 05:42:06","post_content":"\r\n

Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

\"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_title":"Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"protes-petani-tembakau-temanggung-ke-kemkominfo","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2024-01-03 16:04:25","post_modified_gmt":"2024-01-03 09:04:25","post_content_filtered":"\r\n

Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

\"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5841","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5829,"post_author":"878","post_date":"2019-06-28 09:52:18","post_date_gmt":"2019-06-28 02:52:18","post_content":"\n

Rokok, terutama rokok kretek, memberi inspirasi bagi banyak orang. Baik itu inspirasi ketika menikmati kretek atau usai menikmati rokok kretek, juga inspirasi dari produk rokok kreteknya. Lebih jauh dari itu, seluk-beluk dunia kretek mulai dari pertanian tembakau dan cengkeh, proses produksi kretek, transaksi dagang kretek, dan segala hal yang terkait dengan dunia perkretekan menginspirasi begitu banyak orang untuk berkarya dalam rupa-rupa bentuk karya.<\/p>\n\n\n\n

Bagi para penikmat kretek sendiri, rupa-rupa pengalaman bersama kretek juga banyak datangkan kisah menarik. Yang paling kesohor tentu saja kisah K.H Agus Salim dengan diplomasi kreteknya yang membikin suasana di salah satu ruang istana kerajaan Inggris yang sebelumnya begitu kaku dan formil menjadi cair karenanya.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Sosiawan Leak Bercerita Soal Rokok dan Do\u2019a<\/a><\/p>\n\n\n\n

Bukan hanya K.H Agus Salim yang memiliki kisah kretek dengan luar negeri, ada banyak lainnya, salah satunya, Mahbub Djunaidi, tokoh Betawi, tokoh NU, wartawan jempolan, kolumnis produktif, dan banyak hal keren lainnya terkumpul dalam satu orang ini. Kekhasannya dalam menghasilkan karya tulis, mampu membikin tulisan bertema berat dalam kemasan humor dan enak dibaca, membikin hampir semua penulis Indonesia mengagumi tulisannya. Tulisan Mahbub Djunaidi terkait kretek, yang tayang di Koran Kompas pada 29 Maret 1987, lebih 32 tahun lalu, juga dikemas dalam suasana humor dan ringan dibaca namun sarat kritik yang menohok. <\/p>\n\n\n\n

Tulisan Mahbub Djunaidi tentang kretek yang diberi judul \u2018Kretek\u2019 ini juga relevan dengan kondisi saat ini, bagaimana asing begitu mendikte negara ini dalam hal menyikapi rokok kretek. Lewat kaum anti-rokok pihak asing hendak menyingkirkan kretek. Secara halus, begitu halus, Mahbub Djunaidi mengkritik asing itu. Saya sadur seluruhnya saja tulisan Mahbub Djunaidi 32 tahun lalu itu di sini.<\/p>\n\n\n\n

Kretek<\/h2>\n\n\n\n

Oleh: Mahbub Djunaidi<\/p>\n\n\n\n

Sekolah kolonialisme memang berbeda-beda. Yang satu lebih brutal dari yang lain, tapi dilihat dari bintang, hakikatnya sama: mempesiang bangsa lain sebagai usaha mencari sesuap nasi. Kolonial Inggris di daerah konsesi seperti Shanghai memperlakukan orang Cina tak lebih dari binatang. Di sebuah taman kota ada tulisan di pintu gerbangnya \u201cDilarang masuk: anjing dan orang Cina\u201d. Sampai sekarang tulisan itu tidak diangkat, agar generasi demi generasi mengerti betapa jahatnya sistem itu. Tapi, kolonial Belanda di negeri ini menganggap Cina lebih tinggi derajatnya dibanding\u00a0inlander<\/em>, penduduk anak negeri seperti kita-kita ini. Mereka membagi kereta api atau trem kota dalam tiga kelas. Kelas 1 khusus untuk orang Belanda. Kelas 2 untuk Cina dan Arab. Kelas 3 alias kelas kambing buat\u00a0inlander-inlander<\/em>\u00a0anak negeri.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

Kecuali para nasionalis dan kaum pergerakan kebangsaan serta rakyat patriot yang bertekad merobohkan sistem itu, ada juga inlander <\/em>yang bersedia jadi budak untuk menggencet bangsa sendiri. Misalnya, para bupati dan pangreh praja yang jelek. Karena jiwanya memang dasar budak, dalam banyak hal mereka lebih nista dari tuannya sendiri. Dan karena jiwanya memang budak, mereka tak punya kepercayaan kepada kemampuan sendiri dan menganggap tuan asingnya bagai dewa putih yang berasal dari langit, dan dalam segala hal lebih unggul. Hubungan antara budak dan tuannya ini mirip dengan hubungan antara hewan sirkus dengan pelatihnya, menurut saja apa yang diperintahkan, dan meniru saja apa yang dicontohkan.<\/p>\n\n\n\n

Sisa jiwa inlander<\/em> ini masih ada juga sedikit bayak di alam kemerdekaan. Pangreh praja yang punya kegemaran menginjak ke bawah dan menjilat ke atas pada dasarnya tetap kehinggapan pembawaan inlander<\/em> itu. Seorang yang senantiasa menganggap asing itu hebat dan senantiasa benar dan unggul, sebenarnya merupakan inlander <\/em>gaya baru, dan mengidap unsur-unsur budak. Bawahan yang menganggap atasannya selalu perlu ditiru dan \u201cdigugu<\/em>\u201d, tak peduli apapun yang dilakukannya, pada dasarnya punya tabiat orang jajahan, tak punya karakter bangsa mereka. Kerdil, penakut, melayang kemana angin bertiup, merupakan pakaian sehari-hari.<\/p>\n\n\n\n

Sementara itu, jika seorang nyonya tidak sudi cangking tas kecuali merek Louis Vuitton walau bikinan Cibaduyut tak kalah bagusnya, berdandan dengan ramuan Yves Saint Laurent serta baju merek Calvin Klein, berkat dorongan anggapan bikinan asing itu dahsyat dan mampu naikkan gengsi, apakah terhadapnya kena pula julukan inlander<\/em> gaya baru?<\/p>\n\n\n\n

Oh, bisa iya dan bisa juga bukan. Jangan-jangan sang nyonya memang patriot sejati, tapi karena kebanyakan uang menjadi sedikit bingung dan hilang keseimbangan. Atau seorang suami yang sudi memakai ikat pinggang merek Etienne Aigner dan domper merek Cartier dan hanya siap berangkat golf dengan kaos merek Lacosre, apakah inlander <\/em>gaya baru? juga bisa iya dan bisa juga tidak. Boleh jadi tokoh kita ini seorang pecinta tanah air berikut produksinya, tapi sekedar menjaga martabat dan gengsi, tak menjadi apa melekatkan barang-barang mahal ke tubuh satu-satunya.<\/p>\n\n\n\n

Kawan saya yang tidak mau disebut inlander<\/em> baik gaya lama maupun baru, bertekad bulat kepingin menggunakan apa saja yang buatan dalam negeri, walau dia sama sekali tidak pernah ketemu Menteri Ginanjar Kartasasmita. Ia tidak merasa perlu memakai baju merek Charles Jourdan atau Lanvin, melainkan cukup bikinan Tegalparang yang tak beda dengan kemeja bikinan manapun di atas dunia. Ia tak merasa perlu pakai kaos merek Benetton karena produksi pinggiran kota Bandung sudah lebih dari cukup.<\/p>\n\n\n\n

Dan untuk lebih membikin dia bukan inlander<\/em> yang kurang percaya harga diri sendiri, begitu mau berangkat ke luar negeri ia kempit berbungkus-bungkus rokok kretek, bukan Marlboro atau Camel atau Lucky Strike, yang kecuali untuk gengsi, asapnya biasa-biasa saja, tapi, begitu ia naik pesawat Air France, seorang pramugari menghampirinya.<\/p>\n\n\n\n

\u201cMaaf, tuan hisap apa? Apa tuan hisap Hashish? Apa tuan sudi ganti rokok yang biasa-biasa saja?\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cini bukan hashish. Ini tembakau biasa campur cengkeh,\u201d jawab kawan saya. Dan karena tekadnya yang teguh mau menghisap rokok produksi negeri sendiri, kawan saya itu nekad hisap rokok kretek lagi di atas pesawat milik maskapai British Airways. Pada saat asapnya ngepul, datang lagi menghampiri seorang pramugari.<\/p>\n\n\n\n

\u201cWah, bau apa itu? Apa ganja? Apa tuan bisa ganti yang lain saja? Para penumpang di sini idak biasa mengendus bau itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

Kompas, 29 Maret 1987
<\/p>\n\n\n\n


<\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
<\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Adalah Muhamad Sobary, seorang budayawan, penulis produktif, dan peneliti jempolan yang memiliki jawaban lain dari yang lain. Muhamad Sobary baru mulai merokok pada usia 59 tahun. Usia yang terlampau telat untuk memulai merokok. Di saat kebanyakan perokok lain memutuskan berhenti merokok di usia senja, laki-laki yang biasa disapa 'Kang Sob' ini malah baru mulai merokok.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/a><\/p>\n\n\n\n

Menurutnya, keputusan mulai merokok di usia senja Ia pilih sesaat setelah mengetahui seluk-beluk perang nikotin yang terjadi di bumi. Ragam bentuk isu mulai dari kesehatan, ekonomi, hingga isu lingkungan dijadikan alat oleh pemodal asing untuk merebut pasar rokok di negeri ini yang sepenuhnya dikuasai pengusaha dalam negeri lewat produk khas nusantara yang kerap disebut 'kretek'.<\/p>\n\n\n\n

Bagi Kang Sob, merokok itu peristiwa politik. Merokok adalah aksi untuk melawan upaya pihak-pihak yang ingin merusak industri hasil tembakau (IHT) Indonesia. Dengan merokok, kita berpolitik, bukan sekadar berpolitik untuk IHT, namun berpolitik untuk petani tembakau, petani cengkeh, buruh tani, pekerja-pekerja di pabrik-pabrik rokok, hingga pedagang asongan. <\/p>\n\n\n\n

Merokok itu sebuah bentuk keberpihakan. Berpihak pada nasib petani, berpihak kepada buruh tani dan pekerja pabrik, hingga akhirnya berpihak pada kedaulatan dan kemandirian bangsa lewat produk istimewa bernama kretek. Terang dan jelas dan lugas.<\/p><\/blockquote>\n\n\n\n

Ada syarat yang mesti dipenuhi untuk bisa bersikap seperti Kang Sob bersikap ketika menikmati sebatang rokok kretek. Syarat itu adalah berada dekat dengan petani dan para pekerja di sektor IHT, merasakan hidup dan kehidupan mereka sehari-hari. Tanpa itu, sulit menerka bagaimana sensasi yang dirasakan ketika kita merokok dengan tujuan lelaku politik.<\/p>\n\n\n\n

Dan itulah syarat yang dilalui Kang Sob hingga bisa merasakan ruh lelaku politik ketika Ia merokok. Bukan sekadar hidup dan berinteraksi lama dengan para petani tembakau, Kang Sob lebih jauh dari itu. Ia menuliskan kisah-kisah petani tembakau di Temanggung dalam disertasi doktoralnya\u2014kemudian diterbitkan penerbit KPG\u2014yang Ia beri judul 'Perlawanan Politik dan Puitik Petani Tembakau Temanggung'.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Ada Campur Tangan Bloomberg dalam Surat Edaran Menkes terkait Pemblokiran Iklan Rokok<\/a><\/p>\n\n\n\n

Usai membaca buku karya Kang Sob itu, saya lantas ingin merasakan langsung hidup dalam waktu cukup lama di lingkungan mereka yang menggantungkan hidup dari IHT. Merasakan perasaan yang dirasakan Kang Sob ketika merokok. Kesempatan itu pada akhirnya saya dapat di Munduk, Bali, dan Temanggung, Jawa Tengah, tempat Kang Sob melakukan riset untuk disertasinya.<\/p>\n\n\n\n

Di Munduk, saya tinggal di rumah milik petani cengkeh, hidup berminggu-minggu di lingkungan yang mayoritasnya petani dan buruh tani cengkeh. Saya jalan-jalan ke kebun cengkeh. Melihat petani merawat kebun mereka. Saat panen tiba, saya datang ke kebun untuk melihat dari dekat cengkeh dipanen pekerja pemetik cengkeh. Pada momen-momen itu semua, kretek kerap menjadi teman saya dan para petani cengkeh di Munduk. Di sanalah saya merasakan dengan jernih seperti apa itu perasaan keberpihakan, perlawanan, dan lelaku politis lewat menikmati sebatang kretek.<\/p>\n\n\n\n

Di Temanggung, lebih jauh lagi. Saya tak hanya melihat dari dekat bagaimana petani dan buruh tani menanam komoditas yang mendukung IHT. Di kabupaten yang diapit dua gunung itu, saya melihat secara langsung, bahkan menjadi salah satu pelaku yang mengelola manfaat IHT untuk keberlangsungan pendidikan anak-anak petani dan buruh tani tembakau lewat skema beasiswa. Di rumah-rumah petani di lereng gunung, di alun-alun kota, di kantor beasiswa KNPK, dan di banyak tempat lainnya di Temanggung, saya merasakan aktivitas merokok bukan sekadar untuk mengusir dingin cuaca pegunungan semata. Di sana saya mengekspresikan perlawanan lewat merokok. Melawan kesewenang-wenangan mereka anti-rokok yang hendak menghancurkan kehidupan banyak manusia.<\/p>\n","post_title":"Ekspresi Perlawanan Lewat Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"ekspresi-perlawanan-lewat-merokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-06 12:33:20","post_modified_gmt":"2019-07-06 05:33:20","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5843","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5841,"post_author":"877","post_date":"2019-07-05 12:42:06","post_date_gmt":"2019-07-05 05:42:06","post_content":"\r\n

Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

\"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_title":"Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"protes-petani-tembakau-temanggung-ke-kemkominfo","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2024-01-03 16:04:25","post_modified_gmt":"2024-01-03 09:04:25","post_content_filtered":"\r\n

Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

\"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5841","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5829,"post_author":"878","post_date":"2019-06-28 09:52:18","post_date_gmt":"2019-06-28 02:52:18","post_content":"\n

Rokok, terutama rokok kretek, memberi inspirasi bagi banyak orang. Baik itu inspirasi ketika menikmati kretek atau usai menikmati rokok kretek, juga inspirasi dari produk rokok kreteknya. Lebih jauh dari itu, seluk-beluk dunia kretek mulai dari pertanian tembakau dan cengkeh, proses produksi kretek, transaksi dagang kretek, dan segala hal yang terkait dengan dunia perkretekan menginspirasi begitu banyak orang untuk berkarya dalam rupa-rupa bentuk karya.<\/p>\n\n\n\n

Bagi para penikmat kretek sendiri, rupa-rupa pengalaman bersama kretek juga banyak datangkan kisah menarik. Yang paling kesohor tentu saja kisah K.H Agus Salim dengan diplomasi kreteknya yang membikin suasana di salah satu ruang istana kerajaan Inggris yang sebelumnya begitu kaku dan formil menjadi cair karenanya.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Sosiawan Leak Bercerita Soal Rokok dan Do\u2019a<\/a><\/p>\n\n\n\n

Bukan hanya K.H Agus Salim yang memiliki kisah kretek dengan luar negeri, ada banyak lainnya, salah satunya, Mahbub Djunaidi, tokoh Betawi, tokoh NU, wartawan jempolan, kolumnis produktif, dan banyak hal keren lainnya terkumpul dalam satu orang ini. Kekhasannya dalam menghasilkan karya tulis, mampu membikin tulisan bertema berat dalam kemasan humor dan enak dibaca, membikin hampir semua penulis Indonesia mengagumi tulisannya. Tulisan Mahbub Djunaidi terkait kretek, yang tayang di Koran Kompas pada 29 Maret 1987, lebih 32 tahun lalu, juga dikemas dalam suasana humor dan ringan dibaca namun sarat kritik yang menohok. <\/p>\n\n\n\n

Tulisan Mahbub Djunaidi tentang kretek yang diberi judul \u2018Kretek\u2019 ini juga relevan dengan kondisi saat ini, bagaimana asing begitu mendikte negara ini dalam hal menyikapi rokok kretek. Lewat kaum anti-rokok pihak asing hendak menyingkirkan kretek. Secara halus, begitu halus, Mahbub Djunaidi mengkritik asing itu. Saya sadur seluruhnya saja tulisan Mahbub Djunaidi 32 tahun lalu itu di sini.<\/p>\n\n\n\n

Kretek<\/h2>\n\n\n\n

Oleh: Mahbub Djunaidi<\/p>\n\n\n\n

Sekolah kolonialisme memang berbeda-beda. Yang satu lebih brutal dari yang lain, tapi dilihat dari bintang, hakikatnya sama: mempesiang bangsa lain sebagai usaha mencari sesuap nasi. Kolonial Inggris di daerah konsesi seperti Shanghai memperlakukan orang Cina tak lebih dari binatang. Di sebuah taman kota ada tulisan di pintu gerbangnya \u201cDilarang masuk: anjing dan orang Cina\u201d. Sampai sekarang tulisan itu tidak diangkat, agar generasi demi generasi mengerti betapa jahatnya sistem itu. Tapi, kolonial Belanda di negeri ini menganggap Cina lebih tinggi derajatnya dibanding\u00a0inlander<\/em>, penduduk anak negeri seperti kita-kita ini. Mereka membagi kereta api atau trem kota dalam tiga kelas. Kelas 1 khusus untuk orang Belanda. Kelas 2 untuk Cina dan Arab. Kelas 3 alias kelas kambing buat\u00a0inlander-inlander<\/em>\u00a0anak negeri.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

Kecuali para nasionalis dan kaum pergerakan kebangsaan serta rakyat patriot yang bertekad merobohkan sistem itu, ada juga inlander <\/em>yang bersedia jadi budak untuk menggencet bangsa sendiri. Misalnya, para bupati dan pangreh praja yang jelek. Karena jiwanya memang dasar budak, dalam banyak hal mereka lebih nista dari tuannya sendiri. Dan karena jiwanya memang budak, mereka tak punya kepercayaan kepada kemampuan sendiri dan menganggap tuan asingnya bagai dewa putih yang berasal dari langit, dan dalam segala hal lebih unggul. Hubungan antara budak dan tuannya ini mirip dengan hubungan antara hewan sirkus dengan pelatihnya, menurut saja apa yang diperintahkan, dan meniru saja apa yang dicontohkan.<\/p>\n\n\n\n

Sisa jiwa inlander<\/em> ini masih ada juga sedikit bayak di alam kemerdekaan. Pangreh praja yang punya kegemaran menginjak ke bawah dan menjilat ke atas pada dasarnya tetap kehinggapan pembawaan inlander<\/em> itu. Seorang yang senantiasa menganggap asing itu hebat dan senantiasa benar dan unggul, sebenarnya merupakan inlander <\/em>gaya baru, dan mengidap unsur-unsur budak. Bawahan yang menganggap atasannya selalu perlu ditiru dan \u201cdigugu<\/em>\u201d, tak peduli apapun yang dilakukannya, pada dasarnya punya tabiat orang jajahan, tak punya karakter bangsa mereka. Kerdil, penakut, melayang kemana angin bertiup, merupakan pakaian sehari-hari.<\/p>\n\n\n\n

Sementara itu, jika seorang nyonya tidak sudi cangking tas kecuali merek Louis Vuitton walau bikinan Cibaduyut tak kalah bagusnya, berdandan dengan ramuan Yves Saint Laurent serta baju merek Calvin Klein, berkat dorongan anggapan bikinan asing itu dahsyat dan mampu naikkan gengsi, apakah terhadapnya kena pula julukan inlander<\/em> gaya baru?<\/p>\n\n\n\n

Oh, bisa iya dan bisa juga bukan. Jangan-jangan sang nyonya memang patriot sejati, tapi karena kebanyakan uang menjadi sedikit bingung dan hilang keseimbangan. Atau seorang suami yang sudi memakai ikat pinggang merek Etienne Aigner dan domper merek Cartier dan hanya siap berangkat golf dengan kaos merek Lacosre, apakah inlander <\/em>gaya baru? juga bisa iya dan bisa juga tidak. Boleh jadi tokoh kita ini seorang pecinta tanah air berikut produksinya, tapi sekedar menjaga martabat dan gengsi, tak menjadi apa melekatkan barang-barang mahal ke tubuh satu-satunya.<\/p>\n\n\n\n

Kawan saya yang tidak mau disebut inlander<\/em> baik gaya lama maupun baru, bertekad bulat kepingin menggunakan apa saja yang buatan dalam negeri, walau dia sama sekali tidak pernah ketemu Menteri Ginanjar Kartasasmita. Ia tidak merasa perlu memakai baju merek Charles Jourdan atau Lanvin, melainkan cukup bikinan Tegalparang yang tak beda dengan kemeja bikinan manapun di atas dunia. Ia tak merasa perlu pakai kaos merek Benetton karena produksi pinggiran kota Bandung sudah lebih dari cukup.<\/p>\n\n\n\n

Dan untuk lebih membikin dia bukan inlander<\/em> yang kurang percaya harga diri sendiri, begitu mau berangkat ke luar negeri ia kempit berbungkus-bungkus rokok kretek, bukan Marlboro atau Camel atau Lucky Strike, yang kecuali untuk gengsi, asapnya biasa-biasa saja, tapi, begitu ia naik pesawat Air France, seorang pramugari menghampirinya.<\/p>\n\n\n\n

\u201cMaaf, tuan hisap apa? Apa tuan hisap Hashish? Apa tuan sudi ganti rokok yang biasa-biasa saja?\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cini bukan hashish. Ini tembakau biasa campur cengkeh,\u201d jawab kawan saya. Dan karena tekadnya yang teguh mau menghisap rokok produksi negeri sendiri, kawan saya itu nekad hisap rokok kretek lagi di atas pesawat milik maskapai British Airways. Pada saat asapnya ngepul, datang lagi menghampiri seorang pramugari.<\/p>\n\n\n\n

\u201cWah, bau apa itu? Apa ganja? Apa tuan bisa ganti yang lain saja? Para penumpang di sini idak biasa mengendus bau itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

Kompas, 29 Maret 1987
<\/p>\n\n\n\n


<\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
<\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Jika seseorang ditanya mengapa ia merokok, jawaban yang paling sering didengar: untuk relaksasi, teman rehat, rekan berkarya, dan semua hal yang mengalir ke muara bernama kenikmatan. Hampir semua berkutat di sekitar itu. Yang sedikit berbeda, ada juga yang menjawab supaya lebih enak ketika mengobrol dengan teman yang juga merokok, atau untuk mengusir hawa dingin yang mengepung tubuh.<\/p>\n\n\n\n

Adalah Muhamad Sobary, seorang budayawan, penulis produktif, dan peneliti jempolan yang memiliki jawaban lain dari yang lain. Muhamad Sobary baru mulai merokok pada usia 59 tahun. Usia yang terlampau telat untuk memulai merokok. Di saat kebanyakan perokok lain memutuskan berhenti merokok di usia senja, laki-laki yang biasa disapa 'Kang Sob' ini malah baru mulai merokok.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/a><\/p>\n\n\n\n

Menurutnya, keputusan mulai merokok di usia senja Ia pilih sesaat setelah mengetahui seluk-beluk perang nikotin yang terjadi di bumi. Ragam bentuk isu mulai dari kesehatan, ekonomi, hingga isu lingkungan dijadikan alat oleh pemodal asing untuk merebut pasar rokok di negeri ini yang sepenuhnya dikuasai pengusaha dalam negeri lewat produk khas nusantara yang kerap disebut 'kretek'.<\/p>\n\n\n\n

Bagi Kang Sob, merokok itu peristiwa politik. Merokok adalah aksi untuk melawan upaya pihak-pihak yang ingin merusak industri hasil tembakau (IHT) Indonesia. Dengan merokok, kita berpolitik, bukan sekadar berpolitik untuk IHT, namun berpolitik untuk petani tembakau, petani cengkeh, buruh tani, pekerja-pekerja di pabrik-pabrik rokok, hingga pedagang asongan. <\/p>\n\n\n\n

Merokok itu sebuah bentuk keberpihakan. Berpihak pada nasib petani, berpihak kepada buruh tani dan pekerja pabrik, hingga akhirnya berpihak pada kedaulatan dan kemandirian bangsa lewat produk istimewa bernama kretek. Terang dan jelas dan lugas.<\/p><\/blockquote>\n\n\n\n

Ada syarat yang mesti dipenuhi untuk bisa bersikap seperti Kang Sob bersikap ketika menikmati sebatang rokok kretek. Syarat itu adalah berada dekat dengan petani dan para pekerja di sektor IHT, merasakan hidup dan kehidupan mereka sehari-hari. Tanpa itu, sulit menerka bagaimana sensasi yang dirasakan ketika kita merokok dengan tujuan lelaku politik.<\/p>\n\n\n\n

Dan itulah syarat yang dilalui Kang Sob hingga bisa merasakan ruh lelaku politik ketika Ia merokok. Bukan sekadar hidup dan berinteraksi lama dengan para petani tembakau, Kang Sob lebih jauh dari itu. Ia menuliskan kisah-kisah petani tembakau di Temanggung dalam disertasi doktoralnya\u2014kemudian diterbitkan penerbit KPG\u2014yang Ia beri judul 'Perlawanan Politik dan Puitik Petani Tembakau Temanggung'.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Ada Campur Tangan Bloomberg dalam Surat Edaran Menkes terkait Pemblokiran Iklan Rokok<\/a><\/p>\n\n\n\n

Usai membaca buku karya Kang Sob itu, saya lantas ingin merasakan langsung hidup dalam waktu cukup lama di lingkungan mereka yang menggantungkan hidup dari IHT. Merasakan perasaan yang dirasakan Kang Sob ketika merokok. Kesempatan itu pada akhirnya saya dapat di Munduk, Bali, dan Temanggung, Jawa Tengah, tempat Kang Sob melakukan riset untuk disertasinya.<\/p>\n\n\n\n

Di Munduk, saya tinggal di rumah milik petani cengkeh, hidup berminggu-minggu di lingkungan yang mayoritasnya petani dan buruh tani cengkeh. Saya jalan-jalan ke kebun cengkeh. Melihat petani merawat kebun mereka. Saat panen tiba, saya datang ke kebun untuk melihat dari dekat cengkeh dipanen pekerja pemetik cengkeh. Pada momen-momen itu semua, kretek kerap menjadi teman saya dan para petani cengkeh di Munduk. Di sanalah saya merasakan dengan jernih seperti apa itu perasaan keberpihakan, perlawanan, dan lelaku politis lewat menikmati sebatang kretek.<\/p>\n\n\n\n

Di Temanggung, lebih jauh lagi. Saya tak hanya melihat dari dekat bagaimana petani dan buruh tani menanam komoditas yang mendukung IHT. Di kabupaten yang diapit dua gunung itu, saya melihat secara langsung, bahkan menjadi salah satu pelaku yang mengelola manfaat IHT untuk keberlangsungan pendidikan anak-anak petani dan buruh tani tembakau lewat skema beasiswa. Di rumah-rumah petani di lereng gunung, di alun-alun kota, di kantor beasiswa KNPK, dan di banyak tempat lainnya di Temanggung, saya merasakan aktivitas merokok bukan sekadar untuk mengusir dingin cuaca pegunungan semata. Di sana saya mengekspresikan perlawanan lewat merokok. Melawan kesewenang-wenangan mereka anti-rokok yang hendak menghancurkan kehidupan banyak manusia.<\/p>\n","post_title":"Ekspresi Perlawanan Lewat Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"ekspresi-perlawanan-lewat-merokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-06 12:33:20","post_modified_gmt":"2019-07-06 05:33:20","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5843","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5841,"post_author":"877","post_date":"2019-07-05 12:42:06","post_date_gmt":"2019-07-05 05:42:06","post_content":"\r\n

Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

\"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_title":"Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"protes-petani-tembakau-temanggung-ke-kemkominfo","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2024-01-03 16:04:25","post_modified_gmt":"2024-01-03 09:04:25","post_content_filtered":"\r\n

Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

\"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5841","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5829,"post_author":"878","post_date":"2019-06-28 09:52:18","post_date_gmt":"2019-06-28 02:52:18","post_content":"\n

Rokok, terutama rokok kretek, memberi inspirasi bagi banyak orang. Baik itu inspirasi ketika menikmati kretek atau usai menikmati rokok kretek, juga inspirasi dari produk rokok kreteknya. Lebih jauh dari itu, seluk-beluk dunia kretek mulai dari pertanian tembakau dan cengkeh, proses produksi kretek, transaksi dagang kretek, dan segala hal yang terkait dengan dunia perkretekan menginspirasi begitu banyak orang untuk berkarya dalam rupa-rupa bentuk karya.<\/p>\n\n\n\n

Bagi para penikmat kretek sendiri, rupa-rupa pengalaman bersama kretek juga banyak datangkan kisah menarik. Yang paling kesohor tentu saja kisah K.H Agus Salim dengan diplomasi kreteknya yang membikin suasana di salah satu ruang istana kerajaan Inggris yang sebelumnya begitu kaku dan formil menjadi cair karenanya.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Sosiawan Leak Bercerita Soal Rokok dan Do\u2019a<\/a><\/p>\n\n\n\n

Bukan hanya K.H Agus Salim yang memiliki kisah kretek dengan luar negeri, ada banyak lainnya, salah satunya, Mahbub Djunaidi, tokoh Betawi, tokoh NU, wartawan jempolan, kolumnis produktif, dan banyak hal keren lainnya terkumpul dalam satu orang ini. Kekhasannya dalam menghasilkan karya tulis, mampu membikin tulisan bertema berat dalam kemasan humor dan enak dibaca, membikin hampir semua penulis Indonesia mengagumi tulisannya. Tulisan Mahbub Djunaidi terkait kretek, yang tayang di Koran Kompas pada 29 Maret 1987, lebih 32 tahun lalu, juga dikemas dalam suasana humor dan ringan dibaca namun sarat kritik yang menohok. <\/p>\n\n\n\n

Tulisan Mahbub Djunaidi tentang kretek yang diberi judul \u2018Kretek\u2019 ini juga relevan dengan kondisi saat ini, bagaimana asing begitu mendikte negara ini dalam hal menyikapi rokok kretek. Lewat kaum anti-rokok pihak asing hendak menyingkirkan kretek. Secara halus, begitu halus, Mahbub Djunaidi mengkritik asing itu. Saya sadur seluruhnya saja tulisan Mahbub Djunaidi 32 tahun lalu itu di sini.<\/p>\n\n\n\n

Kretek<\/h2>\n\n\n\n

Oleh: Mahbub Djunaidi<\/p>\n\n\n\n

Sekolah kolonialisme memang berbeda-beda. Yang satu lebih brutal dari yang lain, tapi dilihat dari bintang, hakikatnya sama: mempesiang bangsa lain sebagai usaha mencari sesuap nasi. Kolonial Inggris di daerah konsesi seperti Shanghai memperlakukan orang Cina tak lebih dari binatang. Di sebuah taman kota ada tulisan di pintu gerbangnya \u201cDilarang masuk: anjing dan orang Cina\u201d. Sampai sekarang tulisan itu tidak diangkat, agar generasi demi generasi mengerti betapa jahatnya sistem itu. Tapi, kolonial Belanda di negeri ini menganggap Cina lebih tinggi derajatnya dibanding\u00a0inlander<\/em>, penduduk anak negeri seperti kita-kita ini. Mereka membagi kereta api atau trem kota dalam tiga kelas. Kelas 1 khusus untuk orang Belanda. Kelas 2 untuk Cina dan Arab. Kelas 3 alias kelas kambing buat\u00a0inlander-inlander<\/em>\u00a0anak negeri.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

Kecuali para nasionalis dan kaum pergerakan kebangsaan serta rakyat patriot yang bertekad merobohkan sistem itu, ada juga inlander <\/em>yang bersedia jadi budak untuk menggencet bangsa sendiri. Misalnya, para bupati dan pangreh praja yang jelek. Karena jiwanya memang dasar budak, dalam banyak hal mereka lebih nista dari tuannya sendiri. Dan karena jiwanya memang budak, mereka tak punya kepercayaan kepada kemampuan sendiri dan menganggap tuan asingnya bagai dewa putih yang berasal dari langit, dan dalam segala hal lebih unggul. Hubungan antara budak dan tuannya ini mirip dengan hubungan antara hewan sirkus dengan pelatihnya, menurut saja apa yang diperintahkan, dan meniru saja apa yang dicontohkan.<\/p>\n\n\n\n

Sisa jiwa inlander<\/em> ini masih ada juga sedikit bayak di alam kemerdekaan. Pangreh praja yang punya kegemaran menginjak ke bawah dan menjilat ke atas pada dasarnya tetap kehinggapan pembawaan inlander<\/em> itu. Seorang yang senantiasa menganggap asing itu hebat dan senantiasa benar dan unggul, sebenarnya merupakan inlander <\/em>gaya baru, dan mengidap unsur-unsur budak. Bawahan yang menganggap atasannya selalu perlu ditiru dan \u201cdigugu<\/em>\u201d, tak peduli apapun yang dilakukannya, pada dasarnya punya tabiat orang jajahan, tak punya karakter bangsa mereka. Kerdil, penakut, melayang kemana angin bertiup, merupakan pakaian sehari-hari.<\/p>\n\n\n\n

Sementara itu, jika seorang nyonya tidak sudi cangking tas kecuali merek Louis Vuitton walau bikinan Cibaduyut tak kalah bagusnya, berdandan dengan ramuan Yves Saint Laurent serta baju merek Calvin Klein, berkat dorongan anggapan bikinan asing itu dahsyat dan mampu naikkan gengsi, apakah terhadapnya kena pula julukan inlander<\/em> gaya baru?<\/p>\n\n\n\n

Oh, bisa iya dan bisa juga bukan. Jangan-jangan sang nyonya memang patriot sejati, tapi karena kebanyakan uang menjadi sedikit bingung dan hilang keseimbangan. Atau seorang suami yang sudi memakai ikat pinggang merek Etienne Aigner dan domper merek Cartier dan hanya siap berangkat golf dengan kaos merek Lacosre, apakah inlander <\/em>gaya baru? juga bisa iya dan bisa juga tidak. Boleh jadi tokoh kita ini seorang pecinta tanah air berikut produksinya, tapi sekedar menjaga martabat dan gengsi, tak menjadi apa melekatkan barang-barang mahal ke tubuh satu-satunya.<\/p>\n\n\n\n

Kawan saya yang tidak mau disebut inlander<\/em> baik gaya lama maupun baru, bertekad bulat kepingin menggunakan apa saja yang buatan dalam negeri, walau dia sama sekali tidak pernah ketemu Menteri Ginanjar Kartasasmita. Ia tidak merasa perlu memakai baju merek Charles Jourdan atau Lanvin, melainkan cukup bikinan Tegalparang yang tak beda dengan kemeja bikinan manapun di atas dunia. Ia tak merasa perlu pakai kaos merek Benetton karena produksi pinggiran kota Bandung sudah lebih dari cukup.<\/p>\n\n\n\n

Dan untuk lebih membikin dia bukan inlander<\/em> yang kurang percaya harga diri sendiri, begitu mau berangkat ke luar negeri ia kempit berbungkus-bungkus rokok kretek, bukan Marlboro atau Camel atau Lucky Strike, yang kecuali untuk gengsi, asapnya biasa-biasa saja, tapi, begitu ia naik pesawat Air France, seorang pramugari menghampirinya.<\/p>\n\n\n\n

\u201cMaaf, tuan hisap apa? Apa tuan hisap Hashish? Apa tuan sudi ganti rokok yang biasa-biasa saja?\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cini bukan hashish. Ini tembakau biasa campur cengkeh,\u201d jawab kawan saya. Dan karena tekadnya yang teguh mau menghisap rokok produksi negeri sendiri, kawan saya itu nekad hisap rokok kretek lagi di atas pesawat milik maskapai British Airways. Pada saat asapnya ngepul, datang lagi menghampiri seorang pramugari.<\/p>\n\n\n\n

\u201cWah, bau apa itu? Apa ganja? Apa tuan bisa ganti yang lain saja? Para penumpang di sini idak biasa mengendus bau itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

Kompas, 29 Maret 1987
<\/p>\n\n\n\n


<\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
<\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Untuk itu, marilah lembaga-lembaga, atau kajian-kajian yang lahir dan berkembang di Indonesia, agar lebih sensitif dan peka, mendahulukan kepentingan nasional dari pada kepentingan asing. Melindungi kepentingan masyarakat pribumi lebih penting dari pada melindungi kepentingan dagang asing. Jiwa nasionalisme dan patriotik sangat dibutuhkan untuk membangun bangsa menuju masa depan yang lebih baik.   
<\/p>\n","post_title":"Selingkuh PKJS UI dengan Kepentingan Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"selingkuh-pkjs-ui-dengan-kepentingan-asing","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-08 11:42:23","post_modified_gmt":"2019-07-08 04:42:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5849","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5843,"post_author":"878","post_date":"2019-07-06 12:33:13","post_date_gmt":"2019-07-06 05:33:13","post_content":"\n

Jika seseorang ditanya mengapa ia merokok, jawaban yang paling sering didengar: untuk relaksasi, teman rehat, rekan berkarya, dan semua hal yang mengalir ke muara bernama kenikmatan. Hampir semua berkutat di sekitar itu. Yang sedikit berbeda, ada juga yang menjawab supaya lebih enak ketika mengobrol dengan teman yang juga merokok, atau untuk mengusir hawa dingin yang mengepung tubuh.<\/p>\n\n\n\n

Adalah Muhamad Sobary, seorang budayawan, penulis produktif, dan peneliti jempolan yang memiliki jawaban lain dari yang lain. Muhamad Sobary baru mulai merokok pada usia 59 tahun. Usia yang terlampau telat untuk memulai merokok. Di saat kebanyakan perokok lain memutuskan berhenti merokok di usia senja, laki-laki yang biasa disapa 'Kang Sob' ini malah baru mulai merokok.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/a><\/p>\n\n\n\n

Menurutnya, keputusan mulai merokok di usia senja Ia pilih sesaat setelah mengetahui seluk-beluk perang nikotin yang terjadi di bumi. Ragam bentuk isu mulai dari kesehatan, ekonomi, hingga isu lingkungan dijadikan alat oleh pemodal asing untuk merebut pasar rokok di negeri ini yang sepenuhnya dikuasai pengusaha dalam negeri lewat produk khas nusantara yang kerap disebut 'kretek'.<\/p>\n\n\n\n

Bagi Kang Sob, merokok itu peristiwa politik. Merokok adalah aksi untuk melawan upaya pihak-pihak yang ingin merusak industri hasil tembakau (IHT) Indonesia. Dengan merokok, kita berpolitik, bukan sekadar berpolitik untuk IHT, namun berpolitik untuk petani tembakau, petani cengkeh, buruh tani, pekerja-pekerja di pabrik-pabrik rokok, hingga pedagang asongan. <\/p>\n\n\n\n

Merokok itu sebuah bentuk keberpihakan. Berpihak pada nasib petani, berpihak kepada buruh tani dan pekerja pabrik, hingga akhirnya berpihak pada kedaulatan dan kemandirian bangsa lewat produk istimewa bernama kretek. Terang dan jelas dan lugas.<\/p><\/blockquote>\n\n\n\n

Ada syarat yang mesti dipenuhi untuk bisa bersikap seperti Kang Sob bersikap ketika menikmati sebatang rokok kretek. Syarat itu adalah berada dekat dengan petani dan para pekerja di sektor IHT, merasakan hidup dan kehidupan mereka sehari-hari. Tanpa itu, sulit menerka bagaimana sensasi yang dirasakan ketika kita merokok dengan tujuan lelaku politik.<\/p>\n\n\n\n

Dan itulah syarat yang dilalui Kang Sob hingga bisa merasakan ruh lelaku politik ketika Ia merokok. Bukan sekadar hidup dan berinteraksi lama dengan para petani tembakau, Kang Sob lebih jauh dari itu. Ia menuliskan kisah-kisah petani tembakau di Temanggung dalam disertasi doktoralnya\u2014kemudian diterbitkan penerbit KPG\u2014yang Ia beri judul 'Perlawanan Politik dan Puitik Petani Tembakau Temanggung'.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Ada Campur Tangan Bloomberg dalam Surat Edaran Menkes terkait Pemblokiran Iklan Rokok<\/a><\/p>\n\n\n\n

Usai membaca buku karya Kang Sob itu, saya lantas ingin merasakan langsung hidup dalam waktu cukup lama di lingkungan mereka yang menggantungkan hidup dari IHT. Merasakan perasaan yang dirasakan Kang Sob ketika merokok. Kesempatan itu pada akhirnya saya dapat di Munduk, Bali, dan Temanggung, Jawa Tengah, tempat Kang Sob melakukan riset untuk disertasinya.<\/p>\n\n\n\n

Di Munduk, saya tinggal di rumah milik petani cengkeh, hidup berminggu-minggu di lingkungan yang mayoritasnya petani dan buruh tani cengkeh. Saya jalan-jalan ke kebun cengkeh. Melihat petani merawat kebun mereka. Saat panen tiba, saya datang ke kebun untuk melihat dari dekat cengkeh dipanen pekerja pemetik cengkeh. Pada momen-momen itu semua, kretek kerap menjadi teman saya dan para petani cengkeh di Munduk. Di sanalah saya merasakan dengan jernih seperti apa itu perasaan keberpihakan, perlawanan, dan lelaku politis lewat menikmati sebatang kretek.<\/p>\n\n\n\n

Di Temanggung, lebih jauh lagi. Saya tak hanya melihat dari dekat bagaimana petani dan buruh tani menanam komoditas yang mendukung IHT. Di kabupaten yang diapit dua gunung itu, saya melihat secara langsung, bahkan menjadi salah satu pelaku yang mengelola manfaat IHT untuk keberlangsungan pendidikan anak-anak petani dan buruh tani tembakau lewat skema beasiswa. Di rumah-rumah petani di lereng gunung, di alun-alun kota, di kantor beasiswa KNPK, dan di banyak tempat lainnya di Temanggung, saya merasakan aktivitas merokok bukan sekadar untuk mengusir dingin cuaca pegunungan semata. Di sana saya mengekspresikan perlawanan lewat merokok. Melawan kesewenang-wenangan mereka anti-rokok yang hendak menghancurkan kehidupan banyak manusia.<\/p>\n","post_title":"Ekspresi Perlawanan Lewat Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"ekspresi-perlawanan-lewat-merokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-06 12:33:20","post_modified_gmt":"2019-07-06 05:33:20","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5843","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5841,"post_author":"877","post_date":"2019-07-05 12:42:06","post_date_gmt":"2019-07-05 05:42:06","post_content":"\r\n

Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

\"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_title":"Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"protes-petani-tembakau-temanggung-ke-kemkominfo","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2024-01-03 16:04:25","post_modified_gmt":"2024-01-03 09:04:25","post_content_filtered":"\r\n

Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

\"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5841","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5829,"post_author":"878","post_date":"2019-06-28 09:52:18","post_date_gmt":"2019-06-28 02:52:18","post_content":"\n

Rokok, terutama rokok kretek, memberi inspirasi bagi banyak orang. Baik itu inspirasi ketika menikmati kretek atau usai menikmati rokok kretek, juga inspirasi dari produk rokok kreteknya. Lebih jauh dari itu, seluk-beluk dunia kretek mulai dari pertanian tembakau dan cengkeh, proses produksi kretek, transaksi dagang kretek, dan segala hal yang terkait dengan dunia perkretekan menginspirasi begitu banyak orang untuk berkarya dalam rupa-rupa bentuk karya.<\/p>\n\n\n\n

Bagi para penikmat kretek sendiri, rupa-rupa pengalaman bersama kretek juga banyak datangkan kisah menarik. Yang paling kesohor tentu saja kisah K.H Agus Salim dengan diplomasi kreteknya yang membikin suasana di salah satu ruang istana kerajaan Inggris yang sebelumnya begitu kaku dan formil menjadi cair karenanya.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Sosiawan Leak Bercerita Soal Rokok dan Do\u2019a<\/a><\/p>\n\n\n\n

Bukan hanya K.H Agus Salim yang memiliki kisah kretek dengan luar negeri, ada banyak lainnya, salah satunya, Mahbub Djunaidi, tokoh Betawi, tokoh NU, wartawan jempolan, kolumnis produktif, dan banyak hal keren lainnya terkumpul dalam satu orang ini. Kekhasannya dalam menghasilkan karya tulis, mampu membikin tulisan bertema berat dalam kemasan humor dan enak dibaca, membikin hampir semua penulis Indonesia mengagumi tulisannya. Tulisan Mahbub Djunaidi terkait kretek, yang tayang di Koran Kompas pada 29 Maret 1987, lebih 32 tahun lalu, juga dikemas dalam suasana humor dan ringan dibaca namun sarat kritik yang menohok. <\/p>\n\n\n\n

Tulisan Mahbub Djunaidi tentang kretek yang diberi judul \u2018Kretek\u2019 ini juga relevan dengan kondisi saat ini, bagaimana asing begitu mendikte negara ini dalam hal menyikapi rokok kretek. Lewat kaum anti-rokok pihak asing hendak menyingkirkan kretek. Secara halus, begitu halus, Mahbub Djunaidi mengkritik asing itu. Saya sadur seluruhnya saja tulisan Mahbub Djunaidi 32 tahun lalu itu di sini.<\/p>\n\n\n\n

Kretek<\/h2>\n\n\n\n

Oleh: Mahbub Djunaidi<\/p>\n\n\n\n

Sekolah kolonialisme memang berbeda-beda. Yang satu lebih brutal dari yang lain, tapi dilihat dari bintang, hakikatnya sama: mempesiang bangsa lain sebagai usaha mencari sesuap nasi. Kolonial Inggris di daerah konsesi seperti Shanghai memperlakukan orang Cina tak lebih dari binatang. Di sebuah taman kota ada tulisan di pintu gerbangnya \u201cDilarang masuk: anjing dan orang Cina\u201d. Sampai sekarang tulisan itu tidak diangkat, agar generasi demi generasi mengerti betapa jahatnya sistem itu. Tapi, kolonial Belanda di negeri ini menganggap Cina lebih tinggi derajatnya dibanding\u00a0inlander<\/em>, penduduk anak negeri seperti kita-kita ini. Mereka membagi kereta api atau trem kota dalam tiga kelas. Kelas 1 khusus untuk orang Belanda. Kelas 2 untuk Cina dan Arab. Kelas 3 alias kelas kambing buat\u00a0inlander-inlander<\/em>\u00a0anak negeri.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

Kecuali para nasionalis dan kaum pergerakan kebangsaan serta rakyat patriot yang bertekad merobohkan sistem itu, ada juga inlander <\/em>yang bersedia jadi budak untuk menggencet bangsa sendiri. Misalnya, para bupati dan pangreh praja yang jelek. Karena jiwanya memang dasar budak, dalam banyak hal mereka lebih nista dari tuannya sendiri. Dan karena jiwanya memang budak, mereka tak punya kepercayaan kepada kemampuan sendiri dan menganggap tuan asingnya bagai dewa putih yang berasal dari langit, dan dalam segala hal lebih unggul. Hubungan antara budak dan tuannya ini mirip dengan hubungan antara hewan sirkus dengan pelatihnya, menurut saja apa yang diperintahkan, dan meniru saja apa yang dicontohkan.<\/p>\n\n\n\n

Sisa jiwa inlander<\/em> ini masih ada juga sedikit bayak di alam kemerdekaan. Pangreh praja yang punya kegemaran menginjak ke bawah dan menjilat ke atas pada dasarnya tetap kehinggapan pembawaan inlander<\/em> itu. Seorang yang senantiasa menganggap asing itu hebat dan senantiasa benar dan unggul, sebenarnya merupakan inlander <\/em>gaya baru, dan mengidap unsur-unsur budak. Bawahan yang menganggap atasannya selalu perlu ditiru dan \u201cdigugu<\/em>\u201d, tak peduli apapun yang dilakukannya, pada dasarnya punya tabiat orang jajahan, tak punya karakter bangsa mereka. Kerdil, penakut, melayang kemana angin bertiup, merupakan pakaian sehari-hari.<\/p>\n\n\n\n

Sementara itu, jika seorang nyonya tidak sudi cangking tas kecuali merek Louis Vuitton walau bikinan Cibaduyut tak kalah bagusnya, berdandan dengan ramuan Yves Saint Laurent serta baju merek Calvin Klein, berkat dorongan anggapan bikinan asing itu dahsyat dan mampu naikkan gengsi, apakah terhadapnya kena pula julukan inlander<\/em> gaya baru?<\/p>\n\n\n\n

Oh, bisa iya dan bisa juga bukan. Jangan-jangan sang nyonya memang patriot sejati, tapi karena kebanyakan uang menjadi sedikit bingung dan hilang keseimbangan. Atau seorang suami yang sudi memakai ikat pinggang merek Etienne Aigner dan domper merek Cartier dan hanya siap berangkat golf dengan kaos merek Lacosre, apakah inlander <\/em>gaya baru? juga bisa iya dan bisa juga tidak. Boleh jadi tokoh kita ini seorang pecinta tanah air berikut produksinya, tapi sekedar menjaga martabat dan gengsi, tak menjadi apa melekatkan barang-barang mahal ke tubuh satu-satunya.<\/p>\n\n\n\n

Kawan saya yang tidak mau disebut inlander<\/em> baik gaya lama maupun baru, bertekad bulat kepingin menggunakan apa saja yang buatan dalam negeri, walau dia sama sekali tidak pernah ketemu Menteri Ginanjar Kartasasmita. Ia tidak merasa perlu memakai baju merek Charles Jourdan atau Lanvin, melainkan cukup bikinan Tegalparang yang tak beda dengan kemeja bikinan manapun di atas dunia. Ia tak merasa perlu pakai kaos merek Benetton karena produksi pinggiran kota Bandung sudah lebih dari cukup.<\/p>\n\n\n\n

Dan untuk lebih membikin dia bukan inlander<\/em> yang kurang percaya harga diri sendiri, begitu mau berangkat ke luar negeri ia kempit berbungkus-bungkus rokok kretek, bukan Marlboro atau Camel atau Lucky Strike, yang kecuali untuk gengsi, asapnya biasa-biasa saja, tapi, begitu ia naik pesawat Air France, seorang pramugari menghampirinya.<\/p>\n\n\n\n

\u201cMaaf, tuan hisap apa? Apa tuan hisap Hashish? Apa tuan sudi ganti rokok yang biasa-biasa saja?\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cini bukan hashish. Ini tembakau biasa campur cengkeh,\u201d jawab kawan saya. Dan karena tekadnya yang teguh mau menghisap rokok produksi negeri sendiri, kawan saya itu nekad hisap rokok kretek lagi di atas pesawat milik maskapai British Airways. Pada saat asapnya ngepul, datang lagi menghampiri seorang pramugari.<\/p>\n\n\n\n

\u201cWah, bau apa itu? Apa ganja? Apa tuan bisa ganti yang lain saja? Para penumpang di sini idak biasa mengendus bau itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

Kompas, 29 Maret 1987
<\/p>\n\n\n\n


<\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
<\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Untuk itu, isu yang digulirkan adalah memerangi atau mengendalikan tembakau, bahkan sampai bagaimana caranya agar tembakau tidak dibuat bahan baku rokok. Satu-satunya jalan bersekutu dengan industri farmasi. Dilanjutkan berhasil memasukkan agenda kerangka kebijakan international dalam organisasi kesehatan dunia (WHO). Upaya pengambilalihan bisnis nikotin tersebut sebetulnya terjadi di berbagai Negara, termasuk Indonesia. Aliran dana digelontorkan besar-besaran mengalir ke lembaga-lembaga kesehatan, organisasi masyarakat bahkan sampai lembaga keagamaan, inilah yang dinamai politik dagang tingkat tinggi.<\/p>\n\n\n\n

Untuk itu, marilah lembaga-lembaga, atau kajian-kajian yang lahir dan berkembang di Indonesia, agar lebih sensitif dan peka, mendahulukan kepentingan nasional dari pada kepentingan asing. Melindungi kepentingan masyarakat pribumi lebih penting dari pada melindungi kepentingan dagang asing. Jiwa nasionalisme dan patriotik sangat dibutuhkan untuk membangun bangsa menuju masa depan yang lebih baik.   
<\/p>\n","post_title":"Selingkuh PKJS UI dengan Kepentingan Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"selingkuh-pkjs-ui-dengan-kepentingan-asing","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-08 11:42:23","post_modified_gmt":"2019-07-08 04:42:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5849","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5843,"post_author":"878","post_date":"2019-07-06 12:33:13","post_date_gmt":"2019-07-06 05:33:13","post_content":"\n

Jika seseorang ditanya mengapa ia merokok, jawaban yang paling sering didengar: untuk relaksasi, teman rehat, rekan berkarya, dan semua hal yang mengalir ke muara bernama kenikmatan. Hampir semua berkutat di sekitar itu. Yang sedikit berbeda, ada juga yang menjawab supaya lebih enak ketika mengobrol dengan teman yang juga merokok, atau untuk mengusir hawa dingin yang mengepung tubuh.<\/p>\n\n\n\n

Adalah Muhamad Sobary, seorang budayawan, penulis produktif, dan peneliti jempolan yang memiliki jawaban lain dari yang lain. Muhamad Sobary baru mulai merokok pada usia 59 tahun. Usia yang terlampau telat untuk memulai merokok. Di saat kebanyakan perokok lain memutuskan berhenti merokok di usia senja, laki-laki yang biasa disapa 'Kang Sob' ini malah baru mulai merokok.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/a><\/p>\n\n\n\n

Menurutnya, keputusan mulai merokok di usia senja Ia pilih sesaat setelah mengetahui seluk-beluk perang nikotin yang terjadi di bumi. Ragam bentuk isu mulai dari kesehatan, ekonomi, hingga isu lingkungan dijadikan alat oleh pemodal asing untuk merebut pasar rokok di negeri ini yang sepenuhnya dikuasai pengusaha dalam negeri lewat produk khas nusantara yang kerap disebut 'kretek'.<\/p>\n\n\n\n

Bagi Kang Sob, merokok itu peristiwa politik. Merokok adalah aksi untuk melawan upaya pihak-pihak yang ingin merusak industri hasil tembakau (IHT) Indonesia. Dengan merokok, kita berpolitik, bukan sekadar berpolitik untuk IHT, namun berpolitik untuk petani tembakau, petani cengkeh, buruh tani, pekerja-pekerja di pabrik-pabrik rokok, hingga pedagang asongan. <\/p>\n\n\n\n

Merokok itu sebuah bentuk keberpihakan. Berpihak pada nasib petani, berpihak kepada buruh tani dan pekerja pabrik, hingga akhirnya berpihak pada kedaulatan dan kemandirian bangsa lewat produk istimewa bernama kretek. Terang dan jelas dan lugas.<\/p><\/blockquote>\n\n\n\n

Ada syarat yang mesti dipenuhi untuk bisa bersikap seperti Kang Sob bersikap ketika menikmati sebatang rokok kretek. Syarat itu adalah berada dekat dengan petani dan para pekerja di sektor IHT, merasakan hidup dan kehidupan mereka sehari-hari. Tanpa itu, sulit menerka bagaimana sensasi yang dirasakan ketika kita merokok dengan tujuan lelaku politik.<\/p>\n\n\n\n

Dan itulah syarat yang dilalui Kang Sob hingga bisa merasakan ruh lelaku politik ketika Ia merokok. Bukan sekadar hidup dan berinteraksi lama dengan para petani tembakau, Kang Sob lebih jauh dari itu. Ia menuliskan kisah-kisah petani tembakau di Temanggung dalam disertasi doktoralnya\u2014kemudian diterbitkan penerbit KPG\u2014yang Ia beri judul 'Perlawanan Politik dan Puitik Petani Tembakau Temanggung'.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Ada Campur Tangan Bloomberg dalam Surat Edaran Menkes terkait Pemblokiran Iklan Rokok<\/a><\/p>\n\n\n\n

Usai membaca buku karya Kang Sob itu, saya lantas ingin merasakan langsung hidup dalam waktu cukup lama di lingkungan mereka yang menggantungkan hidup dari IHT. Merasakan perasaan yang dirasakan Kang Sob ketika merokok. Kesempatan itu pada akhirnya saya dapat di Munduk, Bali, dan Temanggung, Jawa Tengah, tempat Kang Sob melakukan riset untuk disertasinya.<\/p>\n\n\n\n

Di Munduk, saya tinggal di rumah milik petani cengkeh, hidup berminggu-minggu di lingkungan yang mayoritasnya petani dan buruh tani cengkeh. Saya jalan-jalan ke kebun cengkeh. Melihat petani merawat kebun mereka. Saat panen tiba, saya datang ke kebun untuk melihat dari dekat cengkeh dipanen pekerja pemetik cengkeh. Pada momen-momen itu semua, kretek kerap menjadi teman saya dan para petani cengkeh di Munduk. Di sanalah saya merasakan dengan jernih seperti apa itu perasaan keberpihakan, perlawanan, dan lelaku politis lewat menikmati sebatang kretek.<\/p>\n\n\n\n

Di Temanggung, lebih jauh lagi. Saya tak hanya melihat dari dekat bagaimana petani dan buruh tani menanam komoditas yang mendukung IHT. Di kabupaten yang diapit dua gunung itu, saya melihat secara langsung, bahkan menjadi salah satu pelaku yang mengelola manfaat IHT untuk keberlangsungan pendidikan anak-anak petani dan buruh tani tembakau lewat skema beasiswa. Di rumah-rumah petani di lereng gunung, di alun-alun kota, di kantor beasiswa KNPK, dan di banyak tempat lainnya di Temanggung, saya merasakan aktivitas merokok bukan sekadar untuk mengusir dingin cuaca pegunungan semata. Di sana saya mengekspresikan perlawanan lewat merokok. Melawan kesewenang-wenangan mereka anti-rokok yang hendak menghancurkan kehidupan banyak manusia.<\/p>\n","post_title":"Ekspresi Perlawanan Lewat Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"ekspresi-perlawanan-lewat-merokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-06 12:33:20","post_modified_gmt":"2019-07-06 05:33:20","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5843","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5841,"post_author":"877","post_date":"2019-07-05 12:42:06","post_date_gmt":"2019-07-05 05:42:06","post_content":"\r\n

Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

\"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_title":"Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"protes-petani-tembakau-temanggung-ke-kemkominfo","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2024-01-03 16:04:25","post_modified_gmt":"2024-01-03 09:04:25","post_content_filtered":"\r\n

Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

\"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5841","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5829,"post_author":"878","post_date":"2019-06-28 09:52:18","post_date_gmt":"2019-06-28 02:52:18","post_content":"\n

Rokok, terutama rokok kretek, memberi inspirasi bagi banyak orang. Baik itu inspirasi ketika menikmati kretek atau usai menikmati rokok kretek, juga inspirasi dari produk rokok kreteknya. Lebih jauh dari itu, seluk-beluk dunia kretek mulai dari pertanian tembakau dan cengkeh, proses produksi kretek, transaksi dagang kretek, dan segala hal yang terkait dengan dunia perkretekan menginspirasi begitu banyak orang untuk berkarya dalam rupa-rupa bentuk karya.<\/p>\n\n\n\n

Bagi para penikmat kretek sendiri, rupa-rupa pengalaman bersama kretek juga banyak datangkan kisah menarik. Yang paling kesohor tentu saja kisah K.H Agus Salim dengan diplomasi kreteknya yang membikin suasana di salah satu ruang istana kerajaan Inggris yang sebelumnya begitu kaku dan formil menjadi cair karenanya.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Sosiawan Leak Bercerita Soal Rokok dan Do\u2019a<\/a><\/p>\n\n\n\n

Bukan hanya K.H Agus Salim yang memiliki kisah kretek dengan luar negeri, ada banyak lainnya, salah satunya, Mahbub Djunaidi, tokoh Betawi, tokoh NU, wartawan jempolan, kolumnis produktif, dan banyak hal keren lainnya terkumpul dalam satu orang ini. Kekhasannya dalam menghasilkan karya tulis, mampu membikin tulisan bertema berat dalam kemasan humor dan enak dibaca, membikin hampir semua penulis Indonesia mengagumi tulisannya. Tulisan Mahbub Djunaidi terkait kretek, yang tayang di Koran Kompas pada 29 Maret 1987, lebih 32 tahun lalu, juga dikemas dalam suasana humor dan ringan dibaca namun sarat kritik yang menohok. <\/p>\n\n\n\n

Tulisan Mahbub Djunaidi tentang kretek yang diberi judul \u2018Kretek\u2019 ini juga relevan dengan kondisi saat ini, bagaimana asing begitu mendikte negara ini dalam hal menyikapi rokok kretek. Lewat kaum anti-rokok pihak asing hendak menyingkirkan kretek. Secara halus, begitu halus, Mahbub Djunaidi mengkritik asing itu. Saya sadur seluruhnya saja tulisan Mahbub Djunaidi 32 tahun lalu itu di sini.<\/p>\n\n\n\n

Kretek<\/h2>\n\n\n\n

Oleh: Mahbub Djunaidi<\/p>\n\n\n\n

Sekolah kolonialisme memang berbeda-beda. Yang satu lebih brutal dari yang lain, tapi dilihat dari bintang, hakikatnya sama: mempesiang bangsa lain sebagai usaha mencari sesuap nasi. Kolonial Inggris di daerah konsesi seperti Shanghai memperlakukan orang Cina tak lebih dari binatang. Di sebuah taman kota ada tulisan di pintu gerbangnya \u201cDilarang masuk: anjing dan orang Cina\u201d. Sampai sekarang tulisan itu tidak diangkat, agar generasi demi generasi mengerti betapa jahatnya sistem itu. Tapi, kolonial Belanda di negeri ini menganggap Cina lebih tinggi derajatnya dibanding\u00a0inlander<\/em>, penduduk anak negeri seperti kita-kita ini. Mereka membagi kereta api atau trem kota dalam tiga kelas. Kelas 1 khusus untuk orang Belanda. Kelas 2 untuk Cina dan Arab. Kelas 3 alias kelas kambing buat\u00a0inlander-inlander<\/em>\u00a0anak negeri.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

Kecuali para nasionalis dan kaum pergerakan kebangsaan serta rakyat patriot yang bertekad merobohkan sistem itu, ada juga inlander <\/em>yang bersedia jadi budak untuk menggencet bangsa sendiri. Misalnya, para bupati dan pangreh praja yang jelek. Karena jiwanya memang dasar budak, dalam banyak hal mereka lebih nista dari tuannya sendiri. Dan karena jiwanya memang budak, mereka tak punya kepercayaan kepada kemampuan sendiri dan menganggap tuan asingnya bagai dewa putih yang berasal dari langit, dan dalam segala hal lebih unggul. Hubungan antara budak dan tuannya ini mirip dengan hubungan antara hewan sirkus dengan pelatihnya, menurut saja apa yang diperintahkan, dan meniru saja apa yang dicontohkan.<\/p>\n\n\n\n

Sisa jiwa inlander<\/em> ini masih ada juga sedikit bayak di alam kemerdekaan. Pangreh praja yang punya kegemaran menginjak ke bawah dan menjilat ke atas pada dasarnya tetap kehinggapan pembawaan inlander<\/em> itu. Seorang yang senantiasa menganggap asing itu hebat dan senantiasa benar dan unggul, sebenarnya merupakan inlander <\/em>gaya baru, dan mengidap unsur-unsur budak. Bawahan yang menganggap atasannya selalu perlu ditiru dan \u201cdigugu<\/em>\u201d, tak peduli apapun yang dilakukannya, pada dasarnya punya tabiat orang jajahan, tak punya karakter bangsa mereka. Kerdil, penakut, melayang kemana angin bertiup, merupakan pakaian sehari-hari.<\/p>\n\n\n\n

Sementara itu, jika seorang nyonya tidak sudi cangking tas kecuali merek Louis Vuitton walau bikinan Cibaduyut tak kalah bagusnya, berdandan dengan ramuan Yves Saint Laurent serta baju merek Calvin Klein, berkat dorongan anggapan bikinan asing itu dahsyat dan mampu naikkan gengsi, apakah terhadapnya kena pula julukan inlander<\/em> gaya baru?<\/p>\n\n\n\n

Oh, bisa iya dan bisa juga bukan. Jangan-jangan sang nyonya memang patriot sejati, tapi karena kebanyakan uang menjadi sedikit bingung dan hilang keseimbangan. Atau seorang suami yang sudi memakai ikat pinggang merek Etienne Aigner dan domper merek Cartier dan hanya siap berangkat golf dengan kaos merek Lacosre, apakah inlander <\/em>gaya baru? juga bisa iya dan bisa juga tidak. Boleh jadi tokoh kita ini seorang pecinta tanah air berikut produksinya, tapi sekedar menjaga martabat dan gengsi, tak menjadi apa melekatkan barang-barang mahal ke tubuh satu-satunya.<\/p>\n\n\n\n

Kawan saya yang tidak mau disebut inlander<\/em> baik gaya lama maupun baru, bertekad bulat kepingin menggunakan apa saja yang buatan dalam negeri, walau dia sama sekali tidak pernah ketemu Menteri Ginanjar Kartasasmita. Ia tidak merasa perlu memakai baju merek Charles Jourdan atau Lanvin, melainkan cukup bikinan Tegalparang yang tak beda dengan kemeja bikinan manapun di atas dunia. Ia tak merasa perlu pakai kaos merek Benetton karena produksi pinggiran kota Bandung sudah lebih dari cukup.<\/p>\n\n\n\n

Dan untuk lebih membikin dia bukan inlander<\/em> yang kurang percaya harga diri sendiri, begitu mau berangkat ke luar negeri ia kempit berbungkus-bungkus rokok kretek, bukan Marlboro atau Camel atau Lucky Strike, yang kecuali untuk gengsi, asapnya biasa-biasa saja, tapi, begitu ia naik pesawat Air France, seorang pramugari menghampirinya.<\/p>\n\n\n\n

\u201cMaaf, tuan hisap apa? Apa tuan hisap Hashish? Apa tuan sudi ganti rokok yang biasa-biasa saja?\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cini bukan hashish. Ini tembakau biasa campur cengkeh,\u201d jawab kawan saya. Dan karena tekadnya yang teguh mau menghisap rokok produksi negeri sendiri, kawan saya itu nekad hisap rokok kretek lagi di atas pesawat milik maskapai British Airways. Pada saat asapnya ngepul, datang lagi menghampiri seorang pramugari.<\/p>\n\n\n\n

\u201cWah, bau apa itu? Apa ganja? Apa tuan bisa ganti yang lain saja? Para penumpang di sini idak biasa mengendus bau itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

Kompas, 29 Maret 1987
<\/p>\n\n\n\n


<\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
<\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Melihat dari manfaat nikotin dalam tembakau inilah memunculkan niat pengambilalihan bisnis nikotin pada tembakau. Namun sayangnya, niatan itu belum terwujud, karena penggunaan tembakau masih terkuasai oleh industri rokok.  Selain kebutuhan tembakau untuk bahan dasar rokok masih relative besar, juga tidak bisa menyaingi pabrikan rokok perihal harga pembelian tembakau. <\/p>\n\n\n\n

Untuk itu, isu yang digulirkan adalah memerangi atau mengendalikan tembakau, bahkan sampai bagaimana caranya agar tembakau tidak dibuat bahan baku rokok. Satu-satunya jalan bersekutu dengan industri farmasi. Dilanjutkan berhasil memasukkan agenda kerangka kebijakan international dalam organisasi kesehatan dunia (WHO). Upaya pengambilalihan bisnis nikotin tersebut sebetulnya terjadi di berbagai Negara, termasuk Indonesia. Aliran dana digelontorkan besar-besaran mengalir ke lembaga-lembaga kesehatan, organisasi masyarakat bahkan sampai lembaga keagamaan, inilah yang dinamai politik dagang tingkat tinggi.<\/p>\n\n\n\n

Untuk itu, marilah lembaga-lembaga, atau kajian-kajian yang lahir dan berkembang di Indonesia, agar lebih sensitif dan peka, mendahulukan kepentingan nasional dari pada kepentingan asing. Melindungi kepentingan masyarakat pribumi lebih penting dari pada melindungi kepentingan dagang asing. Jiwa nasionalisme dan patriotik sangat dibutuhkan untuk membangun bangsa menuju masa depan yang lebih baik.   
<\/p>\n","post_title":"Selingkuh PKJS UI dengan Kepentingan Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"selingkuh-pkjs-ui-dengan-kepentingan-asing","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-08 11:42:23","post_modified_gmt":"2019-07-08 04:42:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5849","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5843,"post_author":"878","post_date":"2019-07-06 12:33:13","post_date_gmt":"2019-07-06 05:33:13","post_content":"\n

Jika seseorang ditanya mengapa ia merokok, jawaban yang paling sering didengar: untuk relaksasi, teman rehat, rekan berkarya, dan semua hal yang mengalir ke muara bernama kenikmatan. Hampir semua berkutat di sekitar itu. Yang sedikit berbeda, ada juga yang menjawab supaya lebih enak ketika mengobrol dengan teman yang juga merokok, atau untuk mengusir hawa dingin yang mengepung tubuh.<\/p>\n\n\n\n

Adalah Muhamad Sobary, seorang budayawan, penulis produktif, dan peneliti jempolan yang memiliki jawaban lain dari yang lain. Muhamad Sobary baru mulai merokok pada usia 59 tahun. Usia yang terlampau telat untuk memulai merokok. Di saat kebanyakan perokok lain memutuskan berhenti merokok di usia senja, laki-laki yang biasa disapa 'Kang Sob' ini malah baru mulai merokok.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/a><\/p>\n\n\n\n

Menurutnya, keputusan mulai merokok di usia senja Ia pilih sesaat setelah mengetahui seluk-beluk perang nikotin yang terjadi di bumi. Ragam bentuk isu mulai dari kesehatan, ekonomi, hingga isu lingkungan dijadikan alat oleh pemodal asing untuk merebut pasar rokok di negeri ini yang sepenuhnya dikuasai pengusaha dalam negeri lewat produk khas nusantara yang kerap disebut 'kretek'.<\/p>\n\n\n\n

Bagi Kang Sob, merokok itu peristiwa politik. Merokok adalah aksi untuk melawan upaya pihak-pihak yang ingin merusak industri hasil tembakau (IHT) Indonesia. Dengan merokok, kita berpolitik, bukan sekadar berpolitik untuk IHT, namun berpolitik untuk petani tembakau, petani cengkeh, buruh tani, pekerja-pekerja di pabrik-pabrik rokok, hingga pedagang asongan. <\/p>\n\n\n\n

Merokok itu sebuah bentuk keberpihakan. Berpihak pada nasib petani, berpihak kepada buruh tani dan pekerja pabrik, hingga akhirnya berpihak pada kedaulatan dan kemandirian bangsa lewat produk istimewa bernama kretek. Terang dan jelas dan lugas.<\/p><\/blockquote>\n\n\n\n

Ada syarat yang mesti dipenuhi untuk bisa bersikap seperti Kang Sob bersikap ketika menikmati sebatang rokok kretek. Syarat itu adalah berada dekat dengan petani dan para pekerja di sektor IHT, merasakan hidup dan kehidupan mereka sehari-hari. Tanpa itu, sulit menerka bagaimana sensasi yang dirasakan ketika kita merokok dengan tujuan lelaku politik.<\/p>\n\n\n\n

Dan itulah syarat yang dilalui Kang Sob hingga bisa merasakan ruh lelaku politik ketika Ia merokok. Bukan sekadar hidup dan berinteraksi lama dengan para petani tembakau, Kang Sob lebih jauh dari itu. Ia menuliskan kisah-kisah petani tembakau di Temanggung dalam disertasi doktoralnya\u2014kemudian diterbitkan penerbit KPG\u2014yang Ia beri judul 'Perlawanan Politik dan Puitik Petani Tembakau Temanggung'.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Ada Campur Tangan Bloomberg dalam Surat Edaran Menkes terkait Pemblokiran Iklan Rokok<\/a><\/p>\n\n\n\n

Usai membaca buku karya Kang Sob itu, saya lantas ingin merasakan langsung hidup dalam waktu cukup lama di lingkungan mereka yang menggantungkan hidup dari IHT. Merasakan perasaan yang dirasakan Kang Sob ketika merokok. Kesempatan itu pada akhirnya saya dapat di Munduk, Bali, dan Temanggung, Jawa Tengah, tempat Kang Sob melakukan riset untuk disertasinya.<\/p>\n\n\n\n

Di Munduk, saya tinggal di rumah milik petani cengkeh, hidup berminggu-minggu di lingkungan yang mayoritasnya petani dan buruh tani cengkeh. Saya jalan-jalan ke kebun cengkeh. Melihat petani merawat kebun mereka. Saat panen tiba, saya datang ke kebun untuk melihat dari dekat cengkeh dipanen pekerja pemetik cengkeh. Pada momen-momen itu semua, kretek kerap menjadi teman saya dan para petani cengkeh di Munduk. Di sanalah saya merasakan dengan jernih seperti apa itu perasaan keberpihakan, perlawanan, dan lelaku politis lewat menikmati sebatang kretek.<\/p>\n\n\n\n

Di Temanggung, lebih jauh lagi. Saya tak hanya melihat dari dekat bagaimana petani dan buruh tani menanam komoditas yang mendukung IHT. Di kabupaten yang diapit dua gunung itu, saya melihat secara langsung, bahkan menjadi salah satu pelaku yang mengelola manfaat IHT untuk keberlangsungan pendidikan anak-anak petani dan buruh tani tembakau lewat skema beasiswa. Di rumah-rumah petani di lereng gunung, di alun-alun kota, di kantor beasiswa KNPK, dan di banyak tempat lainnya di Temanggung, saya merasakan aktivitas merokok bukan sekadar untuk mengusir dingin cuaca pegunungan semata. Di sana saya mengekspresikan perlawanan lewat merokok. Melawan kesewenang-wenangan mereka anti-rokok yang hendak menghancurkan kehidupan banyak manusia.<\/p>\n","post_title":"Ekspresi Perlawanan Lewat Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"ekspresi-perlawanan-lewat-merokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-06 12:33:20","post_modified_gmt":"2019-07-06 05:33:20","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5843","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5841,"post_author":"877","post_date":"2019-07-05 12:42:06","post_date_gmt":"2019-07-05 05:42:06","post_content":"\r\n

Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

\"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_title":"Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"protes-petani-tembakau-temanggung-ke-kemkominfo","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2024-01-03 16:04:25","post_modified_gmt":"2024-01-03 09:04:25","post_content_filtered":"\r\n

Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

\"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5841","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5829,"post_author":"878","post_date":"2019-06-28 09:52:18","post_date_gmt":"2019-06-28 02:52:18","post_content":"\n

Rokok, terutama rokok kretek, memberi inspirasi bagi banyak orang. Baik itu inspirasi ketika menikmati kretek atau usai menikmati rokok kretek, juga inspirasi dari produk rokok kreteknya. Lebih jauh dari itu, seluk-beluk dunia kretek mulai dari pertanian tembakau dan cengkeh, proses produksi kretek, transaksi dagang kretek, dan segala hal yang terkait dengan dunia perkretekan menginspirasi begitu banyak orang untuk berkarya dalam rupa-rupa bentuk karya.<\/p>\n\n\n\n

Bagi para penikmat kretek sendiri, rupa-rupa pengalaman bersama kretek juga banyak datangkan kisah menarik. Yang paling kesohor tentu saja kisah K.H Agus Salim dengan diplomasi kreteknya yang membikin suasana di salah satu ruang istana kerajaan Inggris yang sebelumnya begitu kaku dan formil menjadi cair karenanya.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Sosiawan Leak Bercerita Soal Rokok dan Do\u2019a<\/a><\/p>\n\n\n\n

Bukan hanya K.H Agus Salim yang memiliki kisah kretek dengan luar negeri, ada banyak lainnya, salah satunya, Mahbub Djunaidi, tokoh Betawi, tokoh NU, wartawan jempolan, kolumnis produktif, dan banyak hal keren lainnya terkumpul dalam satu orang ini. Kekhasannya dalam menghasilkan karya tulis, mampu membikin tulisan bertema berat dalam kemasan humor dan enak dibaca, membikin hampir semua penulis Indonesia mengagumi tulisannya. Tulisan Mahbub Djunaidi terkait kretek, yang tayang di Koran Kompas pada 29 Maret 1987, lebih 32 tahun lalu, juga dikemas dalam suasana humor dan ringan dibaca namun sarat kritik yang menohok. <\/p>\n\n\n\n

Tulisan Mahbub Djunaidi tentang kretek yang diberi judul \u2018Kretek\u2019 ini juga relevan dengan kondisi saat ini, bagaimana asing begitu mendikte negara ini dalam hal menyikapi rokok kretek. Lewat kaum anti-rokok pihak asing hendak menyingkirkan kretek. Secara halus, begitu halus, Mahbub Djunaidi mengkritik asing itu. Saya sadur seluruhnya saja tulisan Mahbub Djunaidi 32 tahun lalu itu di sini.<\/p>\n\n\n\n

Kretek<\/h2>\n\n\n\n

Oleh: Mahbub Djunaidi<\/p>\n\n\n\n

Sekolah kolonialisme memang berbeda-beda. Yang satu lebih brutal dari yang lain, tapi dilihat dari bintang, hakikatnya sama: mempesiang bangsa lain sebagai usaha mencari sesuap nasi. Kolonial Inggris di daerah konsesi seperti Shanghai memperlakukan orang Cina tak lebih dari binatang. Di sebuah taman kota ada tulisan di pintu gerbangnya \u201cDilarang masuk: anjing dan orang Cina\u201d. Sampai sekarang tulisan itu tidak diangkat, agar generasi demi generasi mengerti betapa jahatnya sistem itu. Tapi, kolonial Belanda di negeri ini menganggap Cina lebih tinggi derajatnya dibanding\u00a0inlander<\/em>, penduduk anak negeri seperti kita-kita ini. Mereka membagi kereta api atau trem kota dalam tiga kelas. Kelas 1 khusus untuk orang Belanda. Kelas 2 untuk Cina dan Arab. Kelas 3 alias kelas kambing buat\u00a0inlander-inlander<\/em>\u00a0anak negeri.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

Kecuali para nasionalis dan kaum pergerakan kebangsaan serta rakyat patriot yang bertekad merobohkan sistem itu, ada juga inlander <\/em>yang bersedia jadi budak untuk menggencet bangsa sendiri. Misalnya, para bupati dan pangreh praja yang jelek. Karena jiwanya memang dasar budak, dalam banyak hal mereka lebih nista dari tuannya sendiri. Dan karena jiwanya memang budak, mereka tak punya kepercayaan kepada kemampuan sendiri dan menganggap tuan asingnya bagai dewa putih yang berasal dari langit, dan dalam segala hal lebih unggul. Hubungan antara budak dan tuannya ini mirip dengan hubungan antara hewan sirkus dengan pelatihnya, menurut saja apa yang diperintahkan, dan meniru saja apa yang dicontohkan.<\/p>\n\n\n\n

Sisa jiwa inlander<\/em> ini masih ada juga sedikit bayak di alam kemerdekaan. Pangreh praja yang punya kegemaran menginjak ke bawah dan menjilat ke atas pada dasarnya tetap kehinggapan pembawaan inlander<\/em> itu. Seorang yang senantiasa menganggap asing itu hebat dan senantiasa benar dan unggul, sebenarnya merupakan inlander <\/em>gaya baru, dan mengidap unsur-unsur budak. Bawahan yang menganggap atasannya selalu perlu ditiru dan \u201cdigugu<\/em>\u201d, tak peduli apapun yang dilakukannya, pada dasarnya punya tabiat orang jajahan, tak punya karakter bangsa mereka. Kerdil, penakut, melayang kemana angin bertiup, merupakan pakaian sehari-hari.<\/p>\n\n\n\n

Sementara itu, jika seorang nyonya tidak sudi cangking tas kecuali merek Louis Vuitton walau bikinan Cibaduyut tak kalah bagusnya, berdandan dengan ramuan Yves Saint Laurent serta baju merek Calvin Klein, berkat dorongan anggapan bikinan asing itu dahsyat dan mampu naikkan gengsi, apakah terhadapnya kena pula julukan inlander<\/em> gaya baru?<\/p>\n\n\n\n

Oh, bisa iya dan bisa juga bukan. Jangan-jangan sang nyonya memang patriot sejati, tapi karena kebanyakan uang menjadi sedikit bingung dan hilang keseimbangan. Atau seorang suami yang sudi memakai ikat pinggang merek Etienne Aigner dan domper merek Cartier dan hanya siap berangkat golf dengan kaos merek Lacosre, apakah inlander <\/em>gaya baru? juga bisa iya dan bisa juga tidak. Boleh jadi tokoh kita ini seorang pecinta tanah air berikut produksinya, tapi sekedar menjaga martabat dan gengsi, tak menjadi apa melekatkan barang-barang mahal ke tubuh satu-satunya.<\/p>\n\n\n\n

Kawan saya yang tidak mau disebut inlander<\/em> baik gaya lama maupun baru, bertekad bulat kepingin menggunakan apa saja yang buatan dalam negeri, walau dia sama sekali tidak pernah ketemu Menteri Ginanjar Kartasasmita. Ia tidak merasa perlu memakai baju merek Charles Jourdan atau Lanvin, melainkan cukup bikinan Tegalparang yang tak beda dengan kemeja bikinan manapun di atas dunia. Ia tak merasa perlu pakai kaos merek Benetton karena produksi pinggiran kota Bandung sudah lebih dari cukup.<\/p>\n\n\n\n

Dan untuk lebih membikin dia bukan inlander<\/em> yang kurang percaya harga diri sendiri, begitu mau berangkat ke luar negeri ia kempit berbungkus-bungkus rokok kretek, bukan Marlboro atau Camel atau Lucky Strike, yang kecuali untuk gengsi, asapnya biasa-biasa saja, tapi, begitu ia naik pesawat Air France, seorang pramugari menghampirinya.<\/p>\n\n\n\n

\u201cMaaf, tuan hisap apa? Apa tuan hisap Hashish? Apa tuan sudi ganti rokok yang biasa-biasa saja?\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cini bukan hashish. Ini tembakau biasa campur cengkeh,\u201d jawab kawan saya. Dan karena tekadnya yang teguh mau menghisap rokok produksi negeri sendiri, kawan saya itu nekad hisap rokok kretek lagi di atas pesawat milik maskapai British Airways. Pada saat asapnya ngepul, datang lagi menghampiri seorang pramugari.<\/p>\n\n\n\n

\u201cWah, bau apa itu? Apa ganja? Apa tuan bisa ganti yang lain saja? Para penumpang di sini idak biasa mengendus bau itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

Kompas, 29 Maret 1987
<\/p>\n\n\n\n


<\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
<\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Donasi tersebut tidak murni sumbangan, ada muatan dan hubungannya dengan farmasi, melalui sahabat karibnya sekaligus penasihatnya bernama William R. Brody menjabat sebagai direktur Novartis. Berawal dari hasil penelitian lembaga kesehatan modern di Amerika, Surgeon General, bahwa nikotin pada tembakau dapat membuat ketergantuangan. Oleh ahli farmakologi, nikotin pada tembakau banyak manfaat untuk obat terapi dan pengobatan. Lain itu, nikotin pada tembakau sangat bermanfaat sebagai obat nyeri, gelisah, depresi dan juga dapat meningkatkan konsentrasi. <\/p>\n\n\n\n

Melihat dari manfaat nikotin dalam tembakau inilah memunculkan niat pengambilalihan bisnis nikotin pada tembakau. Namun sayangnya, niatan itu belum terwujud, karena penggunaan tembakau masih terkuasai oleh industri rokok.  Selain kebutuhan tembakau untuk bahan dasar rokok masih relative besar, juga tidak bisa menyaingi pabrikan rokok perihal harga pembelian tembakau. <\/p>\n\n\n\n

Untuk itu, isu yang digulirkan adalah memerangi atau mengendalikan tembakau, bahkan sampai bagaimana caranya agar tembakau tidak dibuat bahan baku rokok. Satu-satunya jalan bersekutu dengan industri farmasi. Dilanjutkan berhasil memasukkan agenda kerangka kebijakan international dalam organisasi kesehatan dunia (WHO). Upaya pengambilalihan bisnis nikotin tersebut sebetulnya terjadi di berbagai Negara, termasuk Indonesia. Aliran dana digelontorkan besar-besaran mengalir ke lembaga-lembaga kesehatan, organisasi masyarakat bahkan sampai lembaga keagamaan, inilah yang dinamai politik dagang tingkat tinggi.<\/p>\n\n\n\n

Untuk itu, marilah lembaga-lembaga, atau kajian-kajian yang lahir dan berkembang di Indonesia, agar lebih sensitif dan peka, mendahulukan kepentingan nasional dari pada kepentingan asing. Melindungi kepentingan masyarakat pribumi lebih penting dari pada melindungi kepentingan dagang asing. Jiwa nasionalisme dan patriotik sangat dibutuhkan untuk membangun bangsa menuju masa depan yang lebih baik.   
<\/p>\n","post_title":"Selingkuh PKJS UI dengan Kepentingan Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"selingkuh-pkjs-ui-dengan-kepentingan-asing","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-08 11:42:23","post_modified_gmt":"2019-07-08 04:42:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5849","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5843,"post_author":"878","post_date":"2019-07-06 12:33:13","post_date_gmt":"2019-07-06 05:33:13","post_content":"\n

Jika seseorang ditanya mengapa ia merokok, jawaban yang paling sering didengar: untuk relaksasi, teman rehat, rekan berkarya, dan semua hal yang mengalir ke muara bernama kenikmatan. Hampir semua berkutat di sekitar itu. Yang sedikit berbeda, ada juga yang menjawab supaya lebih enak ketika mengobrol dengan teman yang juga merokok, atau untuk mengusir hawa dingin yang mengepung tubuh.<\/p>\n\n\n\n

Adalah Muhamad Sobary, seorang budayawan, penulis produktif, dan peneliti jempolan yang memiliki jawaban lain dari yang lain. Muhamad Sobary baru mulai merokok pada usia 59 tahun. Usia yang terlampau telat untuk memulai merokok. Di saat kebanyakan perokok lain memutuskan berhenti merokok di usia senja, laki-laki yang biasa disapa 'Kang Sob' ini malah baru mulai merokok.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/a><\/p>\n\n\n\n

Menurutnya, keputusan mulai merokok di usia senja Ia pilih sesaat setelah mengetahui seluk-beluk perang nikotin yang terjadi di bumi. Ragam bentuk isu mulai dari kesehatan, ekonomi, hingga isu lingkungan dijadikan alat oleh pemodal asing untuk merebut pasar rokok di negeri ini yang sepenuhnya dikuasai pengusaha dalam negeri lewat produk khas nusantara yang kerap disebut 'kretek'.<\/p>\n\n\n\n

Bagi Kang Sob, merokok itu peristiwa politik. Merokok adalah aksi untuk melawan upaya pihak-pihak yang ingin merusak industri hasil tembakau (IHT) Indonesia. Dengan merokok, kita berpolitik, bukan sekadar berpolitik untuk IHT, namun berpolitik untuk petani tembakau, petani cengkeh, buruh tani, pekerja-pekerja di pabrik-pabrik rokok, hingga pedagang asongan. <\/p>\n\n\n\n

Merokok itu sebuah bentuk keberpihakan. Berpihak pada nasib petani, berpihak kepada buruh tani dan pekerja pabrik, hingga akhirnya berpihak pada kedaulatan dan kemandirian bangsa lewat produk istimewa bernama kretek. Terang dan jelas dan lugas.<\/p><\/blockquote>\n\n\n\n

Ada syarat yang mesti dipenuhi untuk bisa bersikap seperti Kang Sob bersikap ketika menikmati sebatang rokok kretek. Syarat itu adalah berada dekat dengan petani dan para pekerja di sektor IHT, merasakan hidup dan kehidupan mereka sehari-hari. Tanpa itu, sulit menerka bagaimana sensasi yang dirasakan ketika kita merokok dengan tujuan lelaku politik.<\/p>\n\n\n\n

Dan itulah syarat yang dilalui Kang Sob hingga bisa merasakan ruh lelaku politik ketika Ia merokok. Bukan sekadar hidup dan berinteraksi lama dengan para petani tembakau, Kang Sob lebih jauh dari itu. Ia menuliskan kisah-kisah petani tembakau di Temanggung dalam disertasi doktoralnya\u2014kemudian diterbitkan penerbit KPG\u2014yang Ia beri judul 'Perlawanan Politik dan Puitik Petani Tembakau Temanggung'.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Ada Campur Tangan Bloomberg dalam Surat Edaran Menkes terkait Pemblokiran Iklan Rokok<\/a><\/p>\n\n\n\n

Usai membaca buku karya Kang Sob itu, saya lantas ingin merasakan langsung hidup dalam waktu cukup lama di lingkungan mereka yang menggantungkan hidup dari IHT. Merasakan perasaan yang dirasakan Kang Sob ketika merokok. Kesempatan itu pada akhirnya saya dapat di Munduk, Bali, dan Temanggung, Jawa Tengah, tempat Kang Sob melakukan riset untuk disertasinya.<\/p>\n\n\n\n

Di Munduk, saya tinggal di rumah milik petani cengkeh, hidup berminggu-minggu di lingkungan yang mayoritasnya petani dan buruh tani cengkeh. Saya jalan-jalan ke kebun cengkeh. Melihat petani merawat kebun mereka. Saat panen tiba, saya datang ke kebun untuk melihat dari dekat cengkeh dipanen pekerja pemetik cengkeh. Pada momen-momen itu semua, kretek kerap menjadi teman saya dan para petani cengkeh di Munduk. Di sanalah saya merasakan dengan jernih seperti apa itu perasaan keberpihakan, perlawanan, dan lelaku politis lewat menikmati sebatang kretek.<\/p>\n\n\n\n

Di Temanggung, lebih jauh lagi. Saya tak hanya melihat dari dekat bagaimana petani dan buruh tani menanam komoditas yang mendukung IHT. Di kabupaten yang diapit dua gunung itu, saya melihat secara langsung, bahkan menjadi salah satu pelaku yang mengelola manfaat IHT untuk keberlangsungan pendidikan anak-anak petani dan buruh tani tembakau lewat skema beasiswa. Di rumah-rumah petani di lereng gunung, di alun-alun kota, di kantor beasiswa KNPK, dan di banyak tempat lainnya di Temanggung, saya merasakan aktivitas merokok bukan sekadar untuk mengusir dingin cuaca pegunungan semata. Di sana saya mengekspresikan perlawanan lewat merokok. Melawan kesewenang-wenangan mereka anti-rokok yang hendak menghancurkan kehidupan banyak manusia.<\/p>\n","post_title":"Ekspresi Perlawanan Lewat Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"ekspresi-perlawanan-lewat-merokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-06 12:33:20","post_modified_gmt":"2019-07-06 05:33:20","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5843","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5841,"post_author":"877","post_date":"2019-07-05 12:42:06","post_date_gmt":"2019-07-05 05:42:06","post_content":"\r\n

Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

\"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_title":"Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"protes-petani-tembakau-temanggung-ke-kemkominfo","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2024-01-03 16:04:25","post_modified_gmt":"2024-01-03 09:04:25","post_content_filtered":"\r\n

Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

\"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5841","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5829,"post_author":"878","post_date":"2019-06-28 09:52:18","post_date_gmt":"2019-06-28 02:52:18","post_content":"\n

Rokok, terutama rokok kretek, memberi inspirasi bagi banyak orang. Baik itu inspirasi ketika menikmati kretek atau usai menikmati rokok kretek, juga inspirasi dari produk rokok kreteknya. Lebih jauh dari itu, seluk-beluk dunia kretek mulai dari pertanian tembakau dan cengkeh, proses produksi kretek, transaksi dagang kretek, dan segala hal yang terkait dengan dunia perkretekan menginspirasi begitu banyak orang untuk berkarya dalam rupa-rupa bentuk karya.<\/p>\n\n\n\n

Bagi para penikmat kretek sendiri, rupa-rupa pengalaman bersama kretek juga banyak datangkan kisah menarik. Yang paling kesohor tentu saja kisah K.H Agus Salim dengan diplomasi kreteknya yang membikin suasana di salah satu ruang istana kerajaan Inggris yang sebelumnya begitu kaku dan formil menjadi cair karenanya.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Sosiawan Leak Bercerita Soal Rokok dan Do\u2019a<\/a><\/p>\n\n\n\n

Bukan hanya K.H Agus Salim yang memiliki kisah kretek dengan luar negeri, ada banyak lainnya, salah satunya, Mahbub Djunaidi, tokoh Betawi, tokoh NU, wartawan jempolan, kolumnis produktif, dan banyak hal keren lainnya terkumpul dalam satu orang ini. Kekhasannya dalam menghasilkan karya tulis, mampu membikin tulisan bertema berat dalam kemasan humor dan enak dibaca, membikin hampir semua penulis Indonesia mengagumi tulisannya. Tulisan Mahbub Djunaidi terkait kretek, yang tayang di Koran Kompas pada 29 Maret 1987, lebih 32 tahun lalu, juga dikemas dalam suasana humor dan ringan dibaca namun sarat kritik yang menohok. <\/p>\n\n\n\n

Tulisan Mahbub Djunaidi tentang kretek yang diberi judul \u2018Kretek\u2019 ini juga relevan dengan kondisi saat ini, bagaimana asing begitu mendikte negara ini dalam hal menyikapi rokok kretek. Lewat kaum anti-rokok pihak asing hendak menyingkirkan kretek. Secara halus, begitu halus, Mahbub Djunaidi mengkritik asing itu. Saya sadur seluruhnya saja tulisan Mahbub Djunaidi 32 tahun lalu itu di sini.<\/p>\n\n\n\n

Kretek<\/h2>\n\n\n\n

Oleh: Mahbub Djunaidi<\/p>\n\n\n\n

Sekolah kolonialisme memang berbeda-beda. Yang satu lebih brutal dari yang lain, tapi dilihat dari bintang, hakikatnya sama: mempesiang bangsa lain sebagai usaha mencari sesuap nasi. Kolonial Inggris di daerah konsesi seperti Shanghai memperlakukan orang Cina tak lebih dari binatang. Di sebuah taman kota ada tulisan di pintu gerbangnya \u201cDilarang masuk: anjing dan orang Cina\u201d. Sampai sekarang tulisan itu tidak diangkat, agar generasi demi generasi mengerti betapa jahatnya sistem itu. Tapi, kolonial Belanda di negeri ini menganggap Cina lebih tinggi derajatnya dibanding\u00a0inlander<\/em>, penduduk anak negeri seperti kita-kita ini. Mereka membagi kereta api atau trem kota dalam tiga kelas. Kelas 1 khusus untuk orang Belanda. Kelas 2 untuk Cina dan Arab. Kelas 3 alias kelas kambing buat\u00a0inlander-inlander<\/em>\u00a0anak negeri.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

Kecuali para nasionalis dan kaum pergerakan kebangsaan serta rakyat patriot yang bertekad merobohkan sistem itu, ada juga inlander <\/em>yang bersedia jadi budak untuk menggencet bangsa sendiri. Misalnya, para bupati dan pangreh praja yang jelek. Karena jiwanya memang dasar budak, dalam banyak hal mereka lebih nista dari tuannya sendiri. Dan karena jiwanya memang budak, mereka tak punya kepercayaan kepada kemampuan sendiri dan menganggap tuan asingnya bagai dewa putih yang berasal dari langit, dan dalam segala hal lebih unggul. Hubungan antara budak dan tuannya ini mirip dengan hubungan antara hewan sirkus dengan pelatihnya, menurut saja apa yang diperintahkan, dan meniru saja apa yang dicontohkan.<\/p>\n\n\n\n

Sisa jiwa inlander<\/em> ini masih ada juga sedikit bayak di alam kemerdekaan. Pangreh praja yang punya kegemaran menginjak ke bawah dan menjilat ke atas pada dasarnya tetap kehinggapan pembawaan inlander<\/em> itu. Seorang yang senantiasa menganggap asing itu hebat dan senantiasa benar dan unggul, sebenarnya merupakan inlander <\/em>gaya baru, dan mengidap unsur-unsur budak. Bawahan yang menganggap atasannya selalu perlu ditiru dan \u201cdigugu<\/em>\u201d, tak peduli apapun yang dilakukannya, pada dasarnya punya tabiat orang jajahan, tak punya karakter bangsa mereka. Kerdil, penakut, melayang kemana angin bertiup, merupakan pakaian sehari-hari.<\/p>\n\n\n\n

Sementara itu, jika seorang nyonya tidak sudi cangking tas kecuali merek Louis Vuitton walau bikinan Cibaduyut tak kalah bagusnya, berdandan dengan ramuan Yves Saint Laurent serta baju merek Calvin Klein, berkat dorongan anggapan bikinan asing itu dahsyat dan mampu naikkan gengsi, apakah terhadapnya kena pula julukan inlander<\/em> gaya baru?<\/p>\n\n\n\n

Oh, bisa iya dan bisa juga bukan. Jangan-jangan sang nyonya memang patriot sejati, tapi karena kebanyakan uang menjadi sedikit bingung dan hilang keseimbangan. Atau seorang suami yang sudi memakai ikat pinggang merek Etienne Aigner dan domper merek Cartier dan hanya siap berangkat golf dengan kaos merek Lacosre, apakah inlander <\/em>gaya baru? juga bisa iya dan bisa juga tidak. Boleh jadi tokoh kita ini seorang pecinta tanah air berikut produksinya, tapi sekedar menjaga martabat dan gengsi, tak menjadi apa melekatkan barang-barang mahal ke tubuh satu-satunya.<\/p>\n\n\n\n

Kawan saya yang tidak mau disebut inlander<\/em> baik gaya lama maupun baru, bertekad bulat kepingin menggunakan apa saja yang buatan dalam negeri, walau dia sama sekali tidak pernah ketemu Menteri Ginanjar Kartasasmita. Ia tidak merasa perlu memakai baju merek Charles Jourdan atau Lanvin, melainkan cukup bikinan Tegalparang yang tak beda dengan kemeja bikinan manapun di atas dunia. Ia tak merasa perlu pakai kaos merek Benetton karena produksi pinggiran kota Bandung sudah lebih dari cukup.<\/p>\n\n\n\n

Dan untuk lebih membikin dia bukan inlander<\/em> yang kurang percaya harga diri sendiri, begitu mau berangkat ke luar negeri ia kempit berbungkus-bungkus rokok kretek, bukan Marlboro atau Camel atau Lucky Strike, yang kecuali untuk gengsi, asapnya biasa-biasa saja, tapi, begitu ia naik pesawat Air France, seorang pramugari menghampirinya.<\/p>\n\n\n\n

\u201cMaaf, tuan hisap apa? Apa tuan hisap Hashish? Apa tuan sudi ganti rokok yang biasa-biasa saja?\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cini bukan hashish. Ini tembakau biasa campur cengkeh,\u201d jawab kawan saya. Dan karena tekadnya yang teguh mau menghisap rokok produksi negeri sendiri, kawan saya itu nekad hisap rokok kretek lagi di atas pesawat milik maskapai British Airways. Pada saat asapnya ngepul, datang lagi menghampiri seorang pramugari.<\/p>\n\n\n\n

\u201cWah, bau apa itu? Apa ganja? Apa tuan bisa ganti yang lain saja? Para penumpang di sini idak biasa mengendus bau itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

Kompas, 29 Maret 1987
<\/p>\n\n\n\n


<\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
<\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Bloomberg Initiative, adalah program filantropis yang dilakukan oleh pengusaha media dan layanan data keuangan berbasis di Amerika Serikat bernama Michael Bloomberg. Pada tahun 2006, ia mendonasikan uangnya sebesar 125 juta dolar AS dan pada tahun 2008 berjumlah 250 juta dolar AS untuk pendanaan kegiatan pengendalian tembakau, termasuk di Indonesia. Tiap tahunnya besaran donasi selalu meningkat.<\/p>\n\n\n\n

Donasi tersebut tidak murni sumbangan, ada muatan dan hubungannya dengan farmasi, melalui sahabat karibnya sekaligus penasihatnya bernama William R. Brody menjabat sebagai direktur Novartis. Berawal dari hasil penelitian lembaga kesehatan modern di Amerika, Surgeon General, bahwa nikotin pada tembakau dapat membuat ketergantuangan. Oleh ahli farmakologi, nikotin pada tembakau banyak manfaat untuk obat terapi dan pengobatan. Lain itu, nikotin pada tembakau sangat bermanfaat sebagai obat nyeri, gelisah, depresi dan juga dapat meningkatkan konsentrasi. <\/p>\n\n\n\n

Melihat dari manfaat nikotin dalam tembakau inilah memunculkan niat pengambilalihan bisnis nikotin pada tembakau. Namun sayangnya, niatan itu belum terwujud, karena penggunaan tembakau masih terkuasai oleh industri rokok.  Selain kebutuhan tembakau untuk bahan dasar rokok masih relative besar, juga tidak bisa menyaingi pabrikan rokok perihal harga pembelian tembakau. <\/p>\n\n\n\n

Untuk itu, isu yang digulirkan adalah memerangi atau mengendalikan tembakau, bahkan sampai bagaimana caranya agar tembakau tidak dibuat bahan baku rokok. Satu-satunya jalan bersekutu dengan industri farmasi. Dilanjutkan berhasil memasukkan agenda kerangka kebijakan international dalam organisasi kesehatan dunia (WHO). Upaya pengambilalihan bisnis nikotin tersebut sebetulnya terjadi di berbagai Negara, termasuk Indonesia. Aliran dana digelontorkan besar-besaran mengalir ke lembaga-lembaga kesehatan, organisasi masyarakat bahkan sampai lembaga keagamaan, inilah yang dinamai politik dagang tingkat tinggi.<\/p>\n\n\n\n

Untuk itu, marilah lembaga-lembaga, atau kajian-kajian yang lahir dan berkembang di Indonesia, agar lebih sensitif dan peka, mendahulukan kepentingan nasional dari pada kepentingan asing. Melindungi kepentingan masyarakat pribumi lebih penting dari pada melindungi kepentingan dagang asing. Jiwa nasionalisme dan patriotik sangat dibutuhkan untuk membangun bangsa menuju masa depan yang lebih baik.   
<\/p>\n","post_title":"Selingkuh PKJS UI dengan Kepentingan Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"selingkuh-pkjs-ui-dengan-kepentingan-asing","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-08 11:42:23","post_modified_gmt":"2019-07-08 04:42:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5849","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5843,"post_author":"878","post_date":"2019-07-06 12:33:13","post_date_gmt":"2019-07-06 05:33:13","post_content":"\n

Jika seseorang ditanya mengapa ia merokok, jawaban yang paling sering didengar: untuk relaksasi, teman rehat, rekan berkarya, dan semua hal yang mengalir ke muara bernama kenikmatan. Hampir semua berkutat di sekitar itu. Yang sedikit berbeda, ada juga yang menjawab supaya lebih enak ketika mengobrol dengan teman yang juga merokok, atau untuk mengusir hawa dingin yang mengepung tubuh.<\/p>\n\n\n\n

Adalah Muhamad Sobary, seorang budayawan, penulis produktif, dan peneliti jempolan yang memiliki jawaban lain dari yang lain. Muhamad Sobary baru mulai merokok pada usia 59 tahun. Usia yang terlampau telat untuk memulai merokok. Di saat kebanyakan perokok lain memutuskan berhenti merokok di usia senja, laki-laki yang biasa disapa 'Kang Sob' ini malah baru mulai merokok.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/a><\/p>\n\n\n\n

Menurutnya, keputusan mulai merokok di usia senja Ia pilih sesaat setelah mengetahui seluk-beluk perang nikotin yang terjadi di bumi. Ragam bentuk isu mulai dari kesehatan, ekonomi, hingga isu lingkungan dijadikan alat oleh pemodal asing untuk merebut pasar rokok di negeri ini yang sepenuhnya dikuasai pengusaha dalam negeri lewat produk khas nusantara yang kerap disebut 'kretek'.<\/p>\n\n\n\n

Bagi Kang Sob, merokok itu peristiwa politik. Merokok adalah aksi untuk melawan upaya pihak-pihak yang ingin merusak industri hasil tembakau (IHT) Indonesia. Dengan merokok, kita berpolitik, bukan sekadar berpolitik untuk IHT, namun berpolitik untuk petani tembakau, petani cengkeh, buruh tani, pekerja-pekerja di pabrik-pabrik rokok, hingga pedagang asongan. <\/p>\n\n\n\n

Merokok itu sebuah bentuk keberpihakan. Berpihak pada nasib petani, berpihak kepada buruh tani dan pekerja pabrik, hingga akhirnya berpihak pada kedaulatan dan kemandirian bangsa lewat produk istimewa bernama kretek. Terang dan jelas dan lugas.<\/p><\/blockquote>\n\n\n\n

Ada syarat yang mesti dipenuhi untuk bisa bersikap seperti Kang Sob bersikap ketika menikmati sebatang rokok kretek. Syarat itu adalah berada dekat dengan petani dan para pekerja di sektor IHT, merasakan hidup dan kehidupan mereka sehari-hari. Tanpa itu, sulit menerka bagaimana sensasi yang dirasakan ketika kita merokok dengan tujuan lelaku politik.<\/p>\n\n\n\n

Dan itulah syarat yang dilalui Kang Sob hingga bisa merasakan ruh lelaku politik ketika Ia merokok. Bukan sekadar hidup dan berinteraksi lama dengan para petani tembakau, Kang Sob lebih jauh dari itu. Ia menuliskan kisah-kisah petani tembakau di Temanggung dalam disertasi doktoralnya\u2014kemudian diterbitkan penerbit KPG\u2014yang Ia beri judul 'Perlawanan Politik dan Puitik Petani Tembakau Temanggung'.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Ada Campur Tangan Bloomberg dalam Surat Edaran Menkes terkait Pemblokiran Iklan Rokok<\/a><\/p>\n\n\n\n

Usai membaca buku karya Kang Sob itu, saya lantas ingin merasakan langsung hidup dalam waktu cukup lama di lingkungan mereka yang menggantungkan hidup dari IHT. Merasakan perasaan yang dirasakan Kang Sob ketika merokok. Kesempatan itu pada akhirnya saya dapat di Munduk, Bali, dan Temanggung, Jawa Tengah, tempat Kang Sob melakukan riset untuk disertasinya.<\/p>\n\n\n\n

Di Munduk, saya tinggal di rumah milik petani cengkeh, hidup berminggu-minggu di lingkungan yang mayoritasnya petani dan buruh tani cengkeh. Saya jalan-jalan ke kebun cengkeh. Melihat petani merawat kebun mereka. Saat panen tiba, saya datang ke kebun untuk melihat dari dekat cengkeh dipanen pekerja pemetik cengkeh. Pada momen-momen itu semua, kretek kerap menjadi teman saya dan para petani cengkeh di Munduk. Di sanalah saya merasakan dengan jernih seperti apa itu perasaan keberpihakan, perlawanan, dan lelaku politis lewat menikmati sebatang kretek.<\/p>\n\n\n\n

Di Temanggung, lebih jauh lagi. Saya tak hanya melihat dari dekat bagaimana petani dan buruh tani menanam komoditas yang mendukung IHT. Di kabupaten yang diapit dua gunung itu, saya melihat secara langsung, bahkan menjadi salah satu pelaku yang mengelola manfaat IHT untuk keberlangsungan pendidikan anak-anak petani dan buruh tani tembakau lewat skema beasiswa. Di rumah-rumah petani di lereng gunung, di alun-alun kota, di kantor beasiswa KNPK, dan di banyak tempat lainnya di Temanggung, saya merasakan aktivitas merokok bukan sekadar untuk mengusir dingin cuaca pegunungan semata. Di sana saya mengekspresikan perlawanan lewat merokok. Melawan kesewenang-wenangan mereka anti-rokok yang hendak menghancurkan kehidupan banyak manusia.<\/p>\n","post_title":"Ekspresi Perlawanan Lewat Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"ekspresi-perlawanan-lewat-merokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-06 12:33:20","post_modified_gmt":"2019-07-06 05:33:20","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5843","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5841,"post_author":"877","post_date":"2019-07-05 12:42:06","post_date_gmt":"2019-07-05 05:42:06","post_content":"\r\n

Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

\"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_title":"Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"protes-petani-tembakau-temanggung-ke-kemkominfo","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2024-01-03 16:04:25","post_modified_gmt":"2024-01-03 09:04:25","post_content_filtered":"\r\n

Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

\"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5841","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5829,"post_author":"878","post_date":"2019-06-28 09:52:18","post_date_gmt":"2019-06-28 02:52:18","post_content":"\n

Rokok, terutama rokok kretek, memberi inspirasi bagi banyak orang. Baik itu inspirasi ketika menikmati kretek atau usai menikmati rokok kretek, juga inspirasi dari produk rokok kreteknya. Lebih jauh dari itu, seluk-beluk dunia kretek mulai dari pertanian tembakau dan cengkeh, proses produksi kretek, transaksi dagang kretek, dan segala hal yang terkait dengan dunia perkretekan menginspirasi begitu banyak orang untuk berkarya dalam rupa-rupa bentuk karya.<\/p>\n\n\n\n

Bagi para penikmat kretek sendiri, rupa-rupa pengalaman bersama kretek juga banyak datangkan kisah menarik. Yang paling kesohor tentu saja kisah K.H Agus Salim dengan diplomasi kreteknya yang membikin suasana di salah satu ruang istana kerajaan Inggris yang sebelumnya begitu kaku dan formil menjadi cair karenanya.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Sosiawan Leak Bercerita Soal Rokok dan Do\u2019a<\/a><\/p>\n\n\n\n

Bukan hanya K.H Agus Salim yang memiliki kisah kretek dengan luar negeri, ada banyak lainnya, salah satunya, Mahbub Djunaidi, tokoh Betawi, tokoh NU, wartawan jempolan, kolumnis produktif, dan banyak hal keren lainnya terkumpul dalam satu orang ini. Kekhasannya dalam menghasilkan karya tulis, mampu membikin tulisan bertema berat dalam kemasan humor dan enak dibaca, membikin hampir semua penulis Indonesia mengagumi tulisannya. Tulisan Mahbub Djunaidi terkait kretek, yang tayang di Koran Kompas pada 29 Maret 1987, lebih 32 tahun lalu, juga dikemas dalam suasana humor dan ringan dibaca namun sarat kritik yang menohok. <\/p>\n\n\n\n

Tulisan Mahbub Djunaidi tentang kretek yang diberi judul \u2018Kretek\u2019 ini juga relevan dengan kondisi saat ini, bagaimana asing begitu mendikte negara ini dalam hal menyikapi rokok kretek. Lewat kaum anti-rokok pihak asing hendak menyingkirkan kretek. Secara halus, begitu halus, Mahbub Djunaidi mengkritik asing itu. Saya sadur seluruhnya saja tulisan Mahbub Djunaidi 32 tahun lalu itu di sini.<\/p>\n\n\n\n

Kretek<\/h2>\n\n\n\n

Oleh: Mahbub Djunaidi<\/p>\n\n\n\n

Sekolah kolonialisme memang berbeda-beda. Yang satu lebih brutal dari yang lain, tapi dilihat dari bintang, hakikatnya sama: mempesiang bangsa lain sebagai usaha mencari sesuap nasi. Kolonial Inggris di daerah konsesi seperti Shanghai memperlakukan orang Cina tak lebih dari binatang. Di sebuah taman kota ada tulisan di pintu gerbangnya \u201cDilarang masuk: anjing dan orang Cina\u201d. Sampai sekarang tulisan itu tidak diangkat, agar generasi demi generasi mengerti betapa jahatnya sistem itu. Tapi, kolonial Belanda di negeri ini menganggap Cina lebih tinggi derajatnya dibanding\u00a0inlander<\/em>, penduduk anak negeri seperti kita-kita ini. Mereka membagi kereta api atau trem kota dalam tiga kelas. Kelas 1 khusus untuk orang Belanda. Kelas 2 untuk Cina dan Arab. Kelas 3 alias kelas kambing buat\u00a0inlander-inlander<\/em>\u00a0anak negeri.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

Kecuali para nasionalis dan kaum pergerakan kebangsaan serta rakyat patriot yang bertekad merobohkan sistem itu, ada juga inlander <\/em>yang bersedia jadi budak untuk menggencet bangsa sendiri. Misalnya, para bupati dan pangreh praja yang jelek. Karena jiwanya memang dasar budak, dalam banyak hal mereka lebih nista dari tuannya sendiri. Dan karena jiwanya memang budak, mereka tak punya kepercayaan kepada kemampuan sendiri dan menganggap tuan asingnya bagai dewa putih yang berasal dari langit, dan dalam segala hal lebih unggul. Hubungan antara budak dan tuannya ini mirip dengan hubungan antara hewan sirkus dengan pelatihnya, menurut saja apa yang diperintahkan, dan meniru saja apa yang dicontohkan.<\/p>\n\n\n\n

Sisa jiwa inlander<\/em> ini masih ada juga sedikit bayak di alam kemerdekaan. Pangreh praja yang punya kegemaran menginjak ke bawah dan menjilat ke atas pada dasarnya tetap kehinggapan pembawaan inlander<\/em> itu. Seorang yang senantiasa menganggap asing itu hebat dan senantiasa benar dan unggul, sebenarnya merupakan inlander <\/em>gaya baru, dan mengidap unsur-unsur budak. Bawahan yang menganggap atasannya selalu perlu ditiru dan \u201cdigugu<\/em>\u201d, tak peduli apapun yang dilakukannya, pada dasarnya punya tabiat orang jajahan, tak punya karakter bangsa mereka. Kerdil, penakut, melayang kemana angin bertiup, merupakan pakaian sehari-hari.<\/p>\n\n\n\n

Sementara itu, jika seorang nyonya tidak sudi cangking tas kecuali merek Louis Vuitton walau bikinan Cibaduyut tak kalah bagusnya, berdandan dengan ramuan Yves Saint Laurent serta baju merek Calvin Klein, berkat dorongan anggapan bikinan asing itu dahsyat dan mampu naikkan gengsi, apakah terhadapnya kena pula julukan inlander<\/em> gaya baru?<\/p>\n\n\n\n

Oh, bisa iya dan bisa juga bukan. Jangan-jangan sang nyonya memang patriot sejati, tapi karena kebanyakan uang menjadi sedikit bingung dan hilang keseimbangan. Atau seorang suami yang sudi memakai ikat pinggang merek Etienne Aigner dan domper merek Cartier dan hanya siap berangkat golf dengan kaos merek Lacosre, apakah inlander <\/em>gaya baru? juga bisa iya dan bisa juga tidak. Boleh jadi tokoh kita ini seorang pecinta tanah air berikut produksinya, tapi sekedar menjaga martabat dan gengsi, tak menjadi apa melekatkan barang-barang mahal ke tubuh satu-satunya.<\/p>\n\n\n\n

Kawan saya yang tidak mau disebut inlander<\/em> baik gaya lama maupun baru, bertekad bulat kepingin menggunakan apa saja yang buatan dalam negeri, walau dia sama sekali tidak pernah ketemu Menteri Ginanjar Kartasasmita. Ia tidak merasa perlu memakai baju merek Charles Jourdan atau Lanvin, melainkan cukup bikinan Tegalparang yang tak beda dengan kemeja bikinan manapun di atas dunia. Ia tak merasa perlu pakai kaos merek Benetton karena produksi pinggiran kota Bandung sudah lebih dari cukup.<\/p>\n\n\n\n

Dan untuk lebih membikin dia bukan inlander<\/em> yang kurang percaya harga diri sendiri, begitu mau berangkat ke luar negeri ia kempit berbungkus-bungkus rokok kretek, bukan Marlboro atau Camel atau Lucky Strike, yang kecuali untuk gengsi, asapnya biasa-biasa saja, tapi, begitu ia naik pesawat Air France, seorang pramugari menghampirinya.<\/p>\n\n\n\n

\u201cMaaf, tuan hisap apa? Apa tuan hisap Hashish? Apa tuan sudi ganti rokok yang biasa-biasa saja?\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cini bukan hashish. Ini tembakau biasa campur cengkeh,\u201d jawab kawan saya. Dan karena tekadnya yang teguh mau menghisap rokok produksi negeri sendiri, kawan saya itu nekad hisap rokok kretek lagi di atas pesawat milik maskapai British Airways. Pada saat asapnya ngepul, datang lagi menghampiri seorang pramugari.<\/p>\n\n\n\n

\u201cWah, bau apa itu? Apa ganja? Apa tuan bisa ganti yang lain saja? Para penumpang di sini idak biasa mengendus bau itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

\u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

Kompas, 29 Maret 1987
<\/p>\n\n\n\n


<\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
<\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n
  1. Roadmap Upaya Pengendalian Belanja Rokok dari Dana Bantuan Sosial (Januari 2019)<\/li>
  2. Bantuan Sosial, Rokok dan Indikator Sosial Ekonomi di Indonesia (Januari 2019)<\/li>
  3. Dukungan Publik Terhadap Kenaikan Cukai Rokok untuk Pendanaan JKN (Agustus 2018)<\/li>
  4. Dukungan Publik Terhadap Kenaikan Harga Rokok (Juli 2018)<\/li>
  5. Perilaku Merokok Orang Tua dan Dampaknya Terhadap Stunting, Kecerdasan, dan Kemiskinan: Bukti Empiris dari Data Panel IFLS (Juni 2018)<\/li><\/ol>\n\n\n\n

    Bloomberg Initiative, adalah program filantropis yang dilakukan oleh pengusaha media dan layanan data keuangan berbasis di Amerika Serikat bernama Michael Bloomberg. Pada tahun 2006, ia mendonasikan uangnya sebesar 125 juta dolar AS dan pada tahun 2008 berjumlah 250 juta dolar AS untuk pendanaan kegiatan pengendalian tembakau, termasuk di Indonesia. Tiap tahunnya besaran donasi selalu meningkat.<\/p>\n\n\n\n

    Donasi tersebut tidak murni sumbangan, ada muatan dan hubungannya dengan farmasi, melalui sahabat karibnya sekaligus penasihatnya bernama William R. Brody menjabat sebagai direktur Novartis. Berawal dari hasil penelitian lembaga kesehatan modern di Amerika, Surgeon General, bahwa nikotin pada tembakau dapat membuat ketergantuangan. Oleh ahli farmakologi, nikotin pada tembakau banyak manfaat untuk obat terapi dan pengobatan. Lain itu, nikotin pada tembakau sangat bermanfaat sebagai obat nyeri, gelisah, depresi dan juga dapat meningkatkan konsentrasi. <\/p>\n\n\n\n

    Melihat dari manfaat nikotin dalam tembakau inilah memunculkan niat pengambilalihan bisnis nikotin pada tembakau. Namun sayangnya, niatan itu belum terwujud, karena penggunaan tembakau masih terkuasai oleh industri rokok.  Selain kebutuhan tembakau untuk bahan dasar rokok masih relative besar, juga tidak bisa menyaingi pabrikan rokok perihal harga pembelian tembakau. <\/p>\n\n\n\n

    Untuk itu, isu yang digulirkan adalah memerangi atau mengendalikan tembakau, bahkan sampai bagaimana caranya agar tembakau tidak dibuat bahan baku rokok. Satu-satunya jalan bersekutu dengan industri farmasi. Dilanjutkan berhasil memasukkan agenda kerangka kebijakan international dalam organisasi kesehatan dunia (WHO). Upaya pengambilalihan bisnis nikotin tersebut sebetulnya terjadi di berbagai Negara, termasuk Indonesia. Aliran dana digelontorkan besar-besaran mengalir ke lembaga-lembaga kesehatan, organisasi masyarakat bahkan sampai lembaga keagamaan, inilah yang dinamai politik dagang tingkat tinggi.<\/p>\n\n\n\n

    Untuk itu, marilah lembaga-lembaga, atau kajian-kajian yang lahir dan berkembang di Indonesia, agar lebih sensitif dan peka, mendahulukan kepentingan nasional dari pada kepentingan asing. Melindungi kepentingan masyarakat pribumi lebih penting dari pada melindungi kepentingan dagang asing. Jiwa nasionalisme dan patriotik sangat dibutuhkan untuk membangun bangsa menuju masa depan yang lebih baik.   
    <\/p>\n","post_title":"Selingkuh PKJS UI dengan Kepentingan Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"selingkuh-pkjs-ui-dengan-kepentingan-asing","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-08 11:42:23","post_modified_gmt":"2019-07-08 04:42:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5849","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5843,"post_author":"878","post_date":"2019-07-06 12:33:13","post_date_gmt":"2019-07-06 05:33:13","post_content":"\n

    Jika seseorang ditanya mengapa ia merokok, jawaban yang paling sering didengar: untuk relaksasi, teman rehat, rekan berkarya, dan semua hal yang mengalir ke muara bernama kenikmatan. Hampir semua berkutat di sekitar itu. Yang sedikit berbeda, ada juga yang menjawab supaya lebih enak ketika mengobrol dengan teman yang juga merokok, atau untuk mengusir hawa dingin yang mengepung tubuh.<\/p>\n\n\n\n

    Adalah Muhamad Sobary, seorang budayawan, penulis produktif, dan peneliti jempolan yang memiliki jawaban lain dari yang lain. Muhamad Sobary baru mulai merokok pada usia 59 tahun. Usia yang terlampau telat untuk memulai merokok. Di saat kebanyakan perokok lain memutuskan berhenti merokok di usia senja, laki-laki yang biasa disapa 'Kang Sob' ini malah baru mulai merokok.<\/p>\n\n\n\n

    Baca: Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/a><\/p>\n\n\n\n

    Menurutnya, keputusan mulai merokok di usia senja Ia pilih sesaat setelah mengetahui seluk-beluk perang nikotin yang terjadi di bumi. Ragam bentuk isu mulai dari kesehatan, ekonomi, hingga isu lingkungan dijadikan alat oleh pemodal asing untuk merebut pasar rokok di negeri ini yang sepenuhnya dikuasai pengusaha dalam negeri lewat produk khas nusantara yang kerap disebut 'kretek'.<\/p>\n\n\n\n

    Bagi Kang Sob, merokok itu peristiwa politik. Merokok adalah aksi untuk melawan upaya pihak-pihak yang ingin merusak industri hasil tembakau (IHT) Indonesia. Dengan merokok, kita berpolitik, bukan sekadar berpolitik untuk IHT, namun berpolitik untuk petani tembakau, petani cengkeh, buruh tani, pekerja-pekerja di pabrik-pabrik rokok, hingga pedagang asongan. <\/p>\n\n\n\n

    Merokok itu sebuah bentuk keberpihakan. Berpihak pada nasib petani, berpihak kepada buruh tani dan pekerja pabrik, hingga akhirnya berpihak pada kedaulatan dan kemandirian bangsa lewat produk istimewa bernama kretek. Terang dan jelas dan lugas.<\/p><\/blockquote>\n\n\n\n

    Ada syarat yang mesti dipenuhi untuk bisa bersikap seperti Kang Sob bersikap ketika menikmati sebatang rokok kretek. Syarat itu adalah berada dekat dengan petani dan para pekerja di sektor IHT, merasakan hidup dan kehidupan mereka sehari-hari. Tanpa itu, sulit menerka bagaimana sensasi yang dirasakan ketika kita merokok dengan tujuan lelaku politik.<\/p>\n\n\n\n

    Dan itulah syarat yang dilalui Kang Sob hingga bisa merasakan ruh lelaku politik ketika Ia merokok. Bukan sekadar hidup dan berinteraksi lama dengan para petani tembakau, Kang Sob lebih jauh dari itu. Ia menuliskan kisah-kisah petani tembakau di Temanggung dalam disertasi doktoralnya\u2014kemudian diterbitkan penerbit KPG\u2014yang Ia beri judul 'Perlawanan Politik dan Puitik Petani Tembakau Temanggung'.<\/p>\n\n\n\n

    Baca: Ada Campur Tangan Bloomberg dalam Surat Edaran Menkes terkait Pemblokiran Iklan Rokok<\/a><\/p>\n\n\n\n

    Usai membaca buku karya Kang Sob itu, saya lantas ingin merasakan langsung hidup dalam waktu cukup lama di lingkungan mereka yang menggantungkan hidup dari IHT. Merasakan perasaan yang dirasakan Kang Sob ketika merokok. Kesempatan itu pada akhirnya saya dapat di Munduk, Bali, dan Temanggung, Jawa Tengah, tempat Kang Sob melakukan riset untuk disertasinya.<\/p>\n\n\n\n

    Di Munduk, saya tinggal di rumah milik petani cengkeh, hidup berminggu-minggu di lingkungan yang mayoritasnya petani dan buruh tani cengkeh. Saya jalan-jalan ke kebun cengkeh. Melihat petani merawat kebun mereka. Saat panen tiba, saya datang ke kebun untuk melihat dari dekat cengkeh dipanen pekerja pemetik cengkeh. Pada momen-momen itu semua, kretek kerap menjadi teman saya dan para petani cengkeh di Munduk. Di sanalah saya merasakan dengan jernih seperti apa itu perasaan keberpihakan, perlawanan, dan lelaku politis lewat menikmati sebatang kretek.<\/p>\n\n\n\n

    Di Temanggung, lebih jauh lagi. Saya tak hanya melihat dari dekat bagaimana petani dan buruh tani menanam komoditas yang mendukung IHT. Di kabupaten yang diapit dua gunung itu, saya melihat secara langsung, bahkan menjadi salah satu pelaku yang mengelola manfaat IHT untuk keberlangsungan pendidikan anak-anak petani dan buruh tani tembakau lewat skema beasiswa. Di rumah-rumah petani di lereng gunung, di alun-alun kota, di kantor beasiswa KNPK, dan di banyak tempat lainnya di Temanggung, saya merasakan aktivitas merokok bukan sekadar untuk mengusir dingin cuaca pegunungan semata. Di sana saya mengekspresikan perlawanan lewat merokok. Melawan kesewenang-wenangan mereka anti-rokok yang hendak menghancurkan kehidupan banyak manusia.<\/p>\n","post_title":"Ekspresi Perlawanan Lewat Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"ekspresi-perlawanan-lewat-merokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-06 12:33:20","post_modified_gmt":"2019-07-06 05:33:20","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5843","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5841,"post_author":"877","post_date":"2019-07-05 12:42:06","post_date_gmt":"2019-07-05 05:42:06","post_content":"\r\n

    Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

    Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

    https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
    https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
    https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
    https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
    https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
    https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
    https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
    https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
    https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
    https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
    https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

    Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

    \"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

    Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

    Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

    Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

    Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

    Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

    Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

    Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

    Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

    Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

    Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

    Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_title":"Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"protes-petani-tembakau-temanggung-ke-kemkominfo","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2024-01-03 16:04:25","post_modified_gmt":"2024-01-03 09:04:25","post_content_filtered":"\r\n

    Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

    Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

    https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
    https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
    https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
    https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
    https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
    https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
    https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
    https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
    https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
    https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
    https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

    Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

    \"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

    Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

    Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

    Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

    Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

    Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

    Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

    Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

    Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

    Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

    Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

    Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5841","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5829,"post_author":"878","post_date":"2019-06-28 09:52:18","post_date_gmt":"2019-06-28 02:52:18","post_content":"\n

    Rokok, terutama rokok kretek, memberi inspirasi bagi banyak orang. Baik itu inspirasi ketika menikmati kretek atau usai menikmati rokok kretek, juga inspirasi dari produk rokok kreteknya. Lebih jauh dari itu, seluk-beluk dunia kretek mulai dari pertanian tembakau dan cengkeh, proses produksi kretek, transaksi dagang kretek, dan segala hal yang terkait dengan dunia perkretekan menginspirasi begitu banyak orang untuk berkarya dalam rupa-rupa bentuk karya.<\/p>\n\n\n\n

    Bagi para penikmat kretek sendiri, rupa-rupa pengalaman bersama kretek juga banyak datangkan kisah menarik. Yang paling kesohor tentu saja kisah K.H Agus Salim dengan diplomasi kreteknya yang membikin suasana di salah satu ruang istana kerajaan Inggris yang sebelumnya begitu kaku dan formil menjadi cair karenanya.<\/p>\n\n\n\n

    Baca: Sosiawan Leak Bercerita Soal Rokok dan Do\u2019a<\/a><\/p>\n\n\n\n

    Bukan hanya K.H Agus Salim yang memiliki kisah kretek dengan luar negeri, ada banyak lainnya, salah satunya, Mahbub Djunaidi, tokoh Betawi, tokoh NU, wartawan jempolan, kolumnis produktif, dan banyak hal keren lainnya terkumpul dalam satu orang ini. Kekhasannya dalam menghasilkan karya tulis, mampu membikin tulisan bertema berat dalam kemasan humor dan enak dibaca, membikin hampir semua penulis Indonesia mengagumi tulisannya. Tulisan Mahbub Djunaidi terkait kretek, yang tayang di Koran Kompas pada 29 Maret 1987, lebih 32 tahun lalu, juga dikemas dalam suasana humor dan ringan dibaca namun sarat kritik yang menohok. <\/p>\n\n\n\n

    Tulisan Mahbub Djunaidi tentang kretek yang diberi judul \u2018Kretek\u2019 ini juga relevan dengan kondisi saat ini, bagaimana asing begitu mendikte negara ini dalam hal menyikapi rokok kretek. Lewat kaum anti-rokok pihak asing hendak menyingkirkan kretek. Secara halus, begitu halus, Mahbub Djunaidi mengkritik asing itu. Saya sadur seluruhnya saja tulisan Mahbub Djunaidi 32 tahun lalu itu di sini.<\/p>\n\n\n\n

    Kretek<\/h2>\n\n\n\n

    Oleh: Mahbub Djunaidi<\/p>\n\n\n\n

    Sekolah kolonialisme memang berbeda-beda. Yang satu lebih brutal dari yang lain, tapi dilihat dari bintang, hakikatnya sama: mempesiang bangsa lain sebagai usaha mencari sesuap nasi. Kolonial Inggris di daerah konsesi seperti Shanghai memperlakukan orang Cina tak lebih dari binatang. Di sebuah taman kota ada tulisan di pintu gerbangnya \u201cDilarang masuk: anjing dan orang Cina\u201d. Sampai sekarang tulisan itu tidak diangkat, agar generasi demi generasi mengerti betapa jahatnya sistem itu. Tapi, kolonial Belanda di negeri ini menganggap Cina lebih tinggi derajatnya dibanding\u00a0inlander<\/em>, penduduk anak negeri seperti kita-kita ini. Mereka membagi kereta api atau trem kota dalam tiga kelas. Kelas 1 khusus untuk orang Belanda. Kelas 2 untuk Cina dan Arab. Kelas 3 alias kelas kambing buat\u00a0inlander-inlander<\/em>\u00a0anak negeri.<\/p>\n\n\n\n

    Baca: Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

    Kecuali para nasionalis dan kaum pergerakan kebangsaan serta rakyat patriot yang bertekad merobohkan sistem itu, ada juga inlander <\/em>yang bersedia jadi budak untuk menggencet bangsa sendiri. Misalnya, para bupati dan pangreh praja yang jelek. Karena jiwanya memang dasar budak, dalam banyak hal mereka lebih nista dari tuannya sendiri. Dan karena jiwanya memang budak, mereka tak punya kepercayaan kepada kemampuan sendiri dan menganggap tuan asingnya bagai dewa putih yang berasal dari langit, dan dalam segala hal lebih unggul. Hubungan antara budak dan tuannya ini mirip dengan hubungan antara hewan sirkus dengan pelatihnya, menurut saja apa yang diperintahkan, dan meniru saja apa yang dicontohkan.<\/p>\n\n\n\n

    Sisa jiwa inlander<\/em> ini masih ada juga sedikit bayak di alam kemerdekaan. Pangreh praja yang punya kegemaran menginjak ke bawah dan menjilat ke atas pada dasarnya tetap kehinggapan pembawaan inlander<\/em> itu. Seorang yang senantiasa menganggap asing itu hebat dan senantiasa benar dan unggul, sebenarnya merupakan inlander <\/em>gaya baru, dan mengidap unsur-unsur budak. Bawahan yang menganggap atasannya selalu perlu ditiru dan \u201cdigugu<\/em>\u201d, tak peduli apapun yang dilakukannya, pada dasarnya punya tabiat orang jajahan, tak punya karakter bangsa mereka. Kerdil, penakut, melayang kemana angin bertiup, merupakan pakaian sehari-hari.<\/p>\n\n\n\n

    Sementara itu, jika seorang nyonya tidak sudi cangking tas kecuali merek Louis Vuitton walau bikinan Cibaduyut tak kalah bagusnya, berdandan dengan ramuan Yves Saint Laurent serta baju merek Calvin Klein, berkat dorongan anggapan bikinan asing itu dahsyat dan mampu naikkan gengsi, apakah terhadapnya kena pula julukan inlander<\/em> gaya baru?<\/p>\n\n\n\n

    Oh, bisa iya dan bisa juga bukan. Jangan-jangan sang nyonya memang patriot sejati, tapi karena kebanyakan uang menjadi sedikit bingung dan hilang keseimbangan. Atau seorang suami yang sudi memakai ikat pinggang merek Etienne Aigner dan domper merek Cartier dan hanya siap berangkat golf dengan kaos merek Lacosre, apakah inlander <\/em>gaya baru? juga bisa iya dan bisa juga tidak. Boleh jadi tokoh kita ini seorang pecinta tanah air berikut produksinya, tapi sekedar menjaga martabat dan gengsi, tak menjadi apa melekatkan barang-barang mahal ke tubuh satu-satunya.<\/p>\n\n\n\n

    Kawan saya yang tidak mau disebut inlander<\/em> baik gaya lama maupun baru, bertekad bulat kepingin menggunakan apa saja yang buatan dalam negeri, walau dia sama sekali tidak pernah ketemu Menteri Ginanjar Kartasasmita. Ia tidak merasa perlu memakai baju merek Charles Jourdan atau Lanvin, melainkan cukup bikinan Tegalparang yang tak beda dengan kemeja bikinan manapun di atas dunia. Ia tak merasa perlu pakai kaos merek Benetton karena produksi pinggiran kota Bandung sudah lebih dari cukup.<\/p>\n\n\n\n

    Dan untuk lebih membikin dia bukan inlander<\/em> yang kurang percaya harga diri sendiri, begitu mau berangkat ke luar negeri ia kempit berbungkus-bungkus rokok kretek, bukan Marlboro atau Camel atau Lucky Strike, yang kecuali untuk gengsi, asapnya biasa-biasa saja, tapi, begitu ia naik pesawat Air France, seorang pramugari menghampirinya.<\/p>\n\n\n\n

    \u201cMaaf, tuan hisap apa? Apa tuan hisap Hashish? Apa tuan sudi ganti rokok yang biasa-biasa saja?\u201d<\/p>\n\n\n\n

    \u201cini bukan hashish. Ini tembakau biasa campur cengkeh,\u201d jawab kawan saya. Dan karena tekadnya yang teguh mau menghisap rokok produksi negeri sendiri, kawan saya itu nekad hisap rokok kretek lagi di atas pesawat milik maskapai British Airways. Pada saat asapnya ngepul, datang lagi menghampiri seorang pramugari.<\/p>\n\n\n\n

    \u201cWah, bau apa itu? Apa ganja? Apa tuan bisa ganti yang lain saja? Para penumpang di sini idak biasa mengendus bau itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

    \u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

    Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

    Kompas, 29 Maret 1987
    <\/p>\n\n\n\n


    <\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

    Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

    Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

    Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

    Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

    Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

    Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

    Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

    Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

    Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

    Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

    Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
    <\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

    Paling Populer

    \n

    Sekali lagi, keberadaan PKJS UI, seharusnya melakukan kajian untuk perlindungan pertembakauan di Indonesia, dan tidak sebaliknya. Sangat tidak etis, tidak patriotis dan nasionalis, ketika PKJS UI, melakukan pelemahan pada sektor pertembakaun dan mengedepankan kepentingan asing, gara-gara mendapatkan akses dari Bloomberg Initiative. Dalam laporan mitra kerja, PKJS UI bekerjasama dengan 20 lembaga, termasuk bekerjasama dengan Bloomberg Initiative (sumber: https:\/\/sksg.ui.ac.id\/pkjs<\/a>). Hal itu terlihat jelas kajian yang dilakukan PKJS UI sinergi dengan program Bloomberg Initiative untuk pengendalian tembakau. PKJS UI telah melakukan kajian sejak 2016 hingga 2018, setidaknya ada 5 kajian dari 9 kajian yang menyudutkan posisi pertembakauan dalam hal ini rokok kretek di Indonesia, yaitu: <\/p>\n\n\n\n

    1. Roadmap Upaya Pengendalian Belanja Rokok dari Dana Bantuan Sosial (Januari 2019)<\/li>
    2. Bantuan Sosial, Rokok dan Indikator Sosial Ekonomi di Indonesia (Januari 2019)<\/li>
    3. Dukungan Publik Terhadap Kenaikan Cukai Rokok untuk Pendanaan JKN (Agustus 2018)<\/li>
    4. Dukungan Publik Terhadap Kenaikan Harga Rokok (Juli 2018)<\/li>
    5. Perilaku Merokok Orang Tua dan Dampaknya Terhadap Stunting, Kecerdasan, dan Kemiskinan: Bukti Empiris dari Data Panel IFLS (Juni 2018)<\/li><\/ol>\n\n\n\n

      Bloomberg Initiative, adalah program filantropis yang dilakukan oleh pengusaha media dan layanan data keuangan berbasis di Amerika Serikat bernama Michael Bloomberg. Pada tahun 2006, ia mendonasikan uangnya sebesar 125 juta dolar AS dan pada tahun 2008 berjumlah 250 juta dolar AS untuk pendanaan kegiatan pengendalian tembakau, termasuk di Indonesia. Tiap tahunnya besaran donasi selalu meningkat.<\/p>\n\n\n\n

      Donasi tersebut tidak murni sumbangan, ada muatan dan hubungannya dengan farmasi, melalui sahabat karibnya sekaligus penasihatnya bernama William R. Brody menjabat sebagai direktur Novartis. Berawal dari hasil penelitian lembaga kesehatan modern di Amerika, Surgeon General, bahwa nikotin pada tembakau dapat membuat ketergantuangan. Oleh ahli farmakologi, nikotin pada tembakau banyak manfaat untuk obat terapi dan pengobatan. Lain itu, nikotin pada tembakau sangat bermanfaat sebagai obat nyeri, gelisah, depresi dan juga dapat meningkatkan konsentrasi. <\/p>\n\n\n\n

      Melihat dari manfaat nikotin dalam tembakau inilah memunculkan niat pengambilalihan bisnis nikotin pada tembakau. Namun sayangnya, niatan itu belum terwujud, karena penggunaan tembakau masih terkuasai oleh industri rokok.  Selain kebutuhan tembakau untuk bahan dasar rokok masih relative besar, juga tidak bisa menyaingi pabrikan rokok perihal harga pembelian tembakau. <\/p>\n\n\n\n

      Untuk itu, isu yang digulirkan adalah memerangi atau mengendalikan tembakau, bahkan sampai bagaimana caranya agar tembakau tidak dibuat bahan baku rokok. Satu-satunya jalan bersekutu dengan industri farmasi. Dilanjutkan berhasil memasukkan agenda kerangka kebijakan international dalam organisasi kesehatan dunia (WHO). Upaya pengambilalihan bisnis nikotin tersebut sebetulnya terjadi di berbagai Negara, termasuk Indonesia. Aliran dana digelontorkan besar-besaran mengalir ke lembaga-lembaga kesehatan, organisasi masyarakat bahkan sampai lembaga keagamaan, inilah yang dinamai politik dagang tingkat tinggi.<\/p>\n\n\n\n

      Untuk itu, marilah lembaga-lembaga, atau kajian-kajian yang lahir dan berkembang di Indonesia, agar lebih sensitif dan peka, mendahulukan kepentingan nasional dari pada kepentingan asing. Melindungi kepentingan masyarakat pribumi lebih penting dari pada melindungi kepentingan dagang asing. Jiwa nasionalisme dan patriotik sangat dibutuhkan untuk membangun bangsa menuju masa depan yang lebih baik.   
      <\/p>\n","post_title":"Selingkuh PKJS UI dengan Kepentingan Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"selingkuh-pkjs-ui-dengan-kepentingan-asing","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-08 11:42:23","post_modified_gmt":"2019-07-08 04:42:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5849","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5843,"post_author":"878","post_date":"2019-07-06 12:33:13","post_date_gmt":"2019-07-06 05:33:13","post_content":"\n

      Jika seseorang ditanya mengapa ia merokok, jawaban yang paling sering didengar: untuk relaksasi, teman rehat, rekan berkarya, dan semua hal yang mengalir ke muara bernama kenikmatan. Hampir semua berkutat di sekitar itu. Yang sedikit berbeda, ada juga yang menjawab supaya lebih enak ketika mengobrol dengan teman yang juga merokok, atau untuk mengusir hawa dingin yang mengepung tubuh.<\/p>\n\n\n\n

      Adalah Muhamad Sobary, seorang budayawan, penulis produktif, dan peneliti jempolan yang memiliki jawaban lain dari yang lain. Muhamad Sobary baru mulai merokok pada usia 59 tahun. Usia yang terlampau telat untuk memulai merokok. Di saat kebanyakan perokok lain memutuskan berhenti merokok di usia senja, laki-laki yang biasa disapa 'Kang Sob' ini malah baru mulai merokok.<\/p>\n\n\n\n

      Baca: Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/a><\/p>\n\n\n\n

      Menurutnya, keputusan mulai merokok di usia senja Ia pilih sesaat setelah mengetahui seluk-beluk perang nikotin yang terjadi di bumi. Ragam bentuk isu mulai dari kesehatan, ekonomi, hingga isu lingkungan dijadikan alat oleh pemodal asing untuk merebut pasar rokok di negeri ini yang sepenuhnya dikuasai pengusaha dalam negeri lewat produk khas nusantara yang kerap disebut 'kretek'.<\/p>\n\n\n\n

      Bagi Kang Sob, merokok itu peristiwa politik. Merokok adalah aksi untuk melawan upaya pihak-pihak yang ingin merusak industri hasil tembakau (IHT) Indonesia. Dengan merokok, kita berpolitik, bukan sekadar berpolitik untuk IHT, namun berpolitik untuk petani tembakau, petani cengkeh, buruh tani, pekerja-pekerja di pabrik-pabrik rokok, hingga pedagang asongan. <\/p>\n\n\n\n

      Merokok itu sebuah bentuk keberpihakan. Berpihak pada nasib petani, berpihak kepada buruh tani dan pekerja pabrik, hingga akhirnya berpihak pada kedaulatan dan kemandirian bangsa lewat produk istimewa bernama kretek. Terang dan jelas dan lugas.<\/p><\/blockquote>\n\n\n\n

      Ada syarat yang mesti dipenuhi untuk bisa bersikap seperti Kang Sob bersikap ketika menikmati sebatang rokok kretek. Syarat itu adalah berada dekat dengan petani dan para pekerja di sektor IHT, merasakan hidup dan kehidupan mereka sehari-hari. Tanpa itu, sulit menerka bagaimana sensasi yang dirasakan ketika kita merokok dengan tujuan lelaku politik.<\/p>\n\n\n\n

      Dan itulah syarat yang dilalui Kang Sob hingga bisa merasakan ruh lelaku politik ketika Ia merokok. Bukan sekadar hidup dan berinteraksi lama dengan para petani tembakau, Kang Sob lebih jauh dari itu. Ia menuliskan kisah-kisah petani tembakau di Temanggung dalam disertasi doktoralnya\u2014kemudian diterbitkan penerbit KPG\u2014yang Ia beri judul 'Perlawanan Politik dan Puitik Petani Tembakau Temanggung'.<\/p>\n\n\n\n

      Baca: Ada Campur Tangan Bloomberg dalam Surat Edaran Menkes terkait Pemblokiran Iklan Rokok<\/a><\/p>\n\n\n\n

      Usai membaca buku karya Kang Sob itu, saya lantas ingin merasakan langsung hidup dalam waktu cukup lama di lingkungan mereka yang menggantungkan hidup dari IHT. Merasakan perasaan yang dirasakan Kang Sob ketika merokok. Kesempatan itu pada akhirnya saya dapat di Munduk, Bali, dan Temanggung, Jawa Tengah, tempat Kang Sob melakukan riset untuk disertasinya.<\/p>\n\n\n\n

      Di Munduk, saya tinggal di rumah milik petani cengkeh, hidup berminggu-minggu di lingkungan yang mayoritasnya petani dan buruh tani cengkeh. Saya jalan-jalan ke kebun cengkeh. Melihat petani merawat kebun mereka. Saat panen tiba, saya datang ke kebun untuk melihat dari dekat cengkeh dipanen pekerja pemetik cengkeh. Pada momen-momen itu semua, kretek kerap menjadi teman saya dan para petani cengkeh di Munduk. Di sanalah saya merasakan dengan jernih seperti apa itu perasaan keberpihakan, perlawanan, dan lelaku politis lewat menikmati sebatang kretek.<\/p>\n\n\n\n

      Di Temanggung, lebih jauh lagi. Saya tak hanya melihat dari dekat bagaimana petani dan buruh tani menanam komoditas yang mendukung IHT. Di kabupaten yang diapit dua gunung itu, saya melihat secara langsung, bahkan menjadi salah satu pelaku yang mengelola manfaat IHT untuk keberlangsungan pendidikan anak-anak petani dan buruh tani tembakau lewat skema beasiswa. Di rumah-rumah petani di lereng gunung, di alun-alun kota, di kantor beasiswa KNPK, dan di banyak tempat lainnya di Temanggung, saya merasakan aktivitas merokok bukan sekadar untuk mengusir dingin cuaca pegunungan semata. Di sana saya mengekspresikan perlawanan lewat merokok. Melawan kesewenang-wenangan mereka anti-rokok yang hendak menghancurkan kehidupan banyak manusia.<\/p>\n","post_title":"Ekspresi Perlawanan Lewat Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"ekspresi-perlawanan-lewat-merokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-06 12:33:20","post_modified_gmt":"2019-07-06 05:33:20","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5843","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5841,"post_author":"877","post_date":"2019-07-05 12:42:06","post_date_gmt":"2019-07-05 05:42:06","post_content":"\r\n

      Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

      Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

      https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
      https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
      https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
      https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
      https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
      https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
      https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
      https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
      https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
      https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
      https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

      Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

      \"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

      Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

      Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

      Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

      Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

      Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

      Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

      Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

      Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

      Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

      Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

      Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_title":"Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"protes-petani-tembakau-temanggung-ke-kemkominfo","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2024-01-03 16:04:25","post_modified_gmt":"2024-01-03 09:04:25","post_content_filtered":"\r\n

      Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

      Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

      https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
      https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
      https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
      https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
      https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
      https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
      https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
      https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
      https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
      https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
      https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

      Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

      \"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

      Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

      Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

      Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

      Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

      Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

      Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

      Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

      Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

      Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

      Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

      Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5841","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5829,"post_author":"878","post_date":"2019-06-28 09:52:18","post_date_gmt":"2019-06-28 02:52:18","post_content":"\n

      Rokok, terutama rokok kretek, memberi inspirasi bagi banyak orang. Baik itu inspirasi ketika menikmati kretek atau usai menikmati rokok kretek, juga inspirasi dari produk rokok kreteknya. Lebih jauh dari itu, seluk-beluk dunia kretek mulai dari pertanian tembakau dan cengkeh, proses produksi kretek, transaksi dagang kretek, dan segala hal yang terkait dengan dunia perkretekan menginspirasi begitu banyak orang untuk berkarya dalam rupa-rupa bentuk karya.<\/p>\n\n\n\n

      Bagi para penikmat kretek sendiri, rupa-rupa pengalaman bersama kretek juga banyak datangkan kisah menarik. Yang paling kesohor tentu saja kisah K.H Agus Salim dengan diplomasi kreteknya yang membikin suasana di salah satu ruang istana kerajaan Inggris yang sebelumnya begitu kaku dan formil menjadi cair karenanya.<\/p>\n\n\n\n

      Baca: Sosiawan Leak Bercerita Soal Rokok dan Do\u2019a<\/a><\/p>\n\n\n\n

      Bukan hanya K.H Agus Salim yang memiliki kisah kretek dengan luar negeri, ada banyak lainnya, salah satunya, Mahbub Djunaidi, tokoh Betawi, tokoh NU, wartawan jempolan, kolumnis produktif, dan banyak hal keren lainnya terkumpul dalam satu orang ini. Kekhasannya dalam menghasilkan karya tulis, mampu membikin tulisan bertema berat dalam kemasan humor dan enak dibaca, membikin hampir semua penulis Indonesia mengagumi tulisannya. Tulisan Mahbub Djunaidi terkait kretek, yang tayang di Koran Kompas pada 29 Maret 1987, lebih 32 tahun lalu, juga dikemas dalam suasana humor dan ringan dibaca namun sarat kritik yang menohok. <\/p>\n\n\n\n

      Tulisan Mahbub Djunaidi tentang kretek yang diberi judul \u2018Kretek\u2019 ini juga relevan dengan kondisi saat ini, bagaimana asing begitu mendikte negara ini dalam hal menyikapi rokok kretek. Lewat kaum anti-rokok pihak asing hendak menyingkirkan kretek. Secara halus, begitu halus, Mahbub Djunaidi mengkritik asing itu. Saya sadur seluruhnya saja tulisan Mahbub Djunaidi 32 tahun lalu itu di sini.<\/p>\n\n\n\n

      Kretek<\/h2>\n\n\n\n

      Oleh: Mahbub Djunaidi<\/p>\n\n\n\n

      Sekolah kolonialisme memang berbeda-beda. Yang satu lebih brutal dari yang lain, tapi dilihat dari bintang, hakikatnya sama: mempesiang bangsa lain sebagai usaha mencari sesuap nasi. Kolonial Inggris di daerah konsesi seperti Shanghai memperlakukan orang Cina tak lebih dari binatang. Di sebuah taman kota ada tulisan di pintu gerbangnya \u201cDilarang masuk: anjing dan orang Cina\u201d. Sampai sekarang tulisan itu tidak diangkat, agar generasi demi generasi mengerti betapa jahatnya sistem itu. Tapi, kolonial Belanda di negeri ini menganggap Cina lebih tinggi derajatnya dibanding\u00a0inlander<\/em>, penduduk anak negeri seperti kita-kita ini. Mereka membagi kereta api atau trem kota dalam tiga kelas. Kelas 1 khusus untuk orang Belanda. Kelas 2 untuk Cina dan Arab. Kelas 3 alias kelas kambing buat\u00a0inlander-inlander<\/em>\u00a0anak negeri.<\/p>\n\n\n\n

      Baca: Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

      Kecuali para nasionalis dan kaum pergerakan kebangsaan serta rakyat patriot yang bertekad merobohkan sistem itu, ada juga inlander <\/em>yang bersedia jadi budak untuk menggencet bangsa sendiri. Misalnya, para bupati dan pangreh praja yang jelek. Karena jiwanya memang dasar budak, dalam banyak hal mereka lebih nista dari tuannya sendiri. Dan karena jiwanya memang budak, mereka tak punya kepercayaan kepada kemampuan sendiri dan menganggap tuan asingnya bagai dewa putih yang berasal dari langit, dan dalam segala hal lebih unggul. Hubungan antara budak dan tuannya ini mirip dengan hubungan antara hewan sirkus dengan pelatihnya, menurut saja apa yang diperintahkan, dan meniru saja apa yang dicontohkan.<\/p>\n\n\n\n

      Sisa jiwa inlander<\/em> ini masih ada juga sedikit bayak di alam kemerdekaan. Pangreh praja yang punya kegemaran menginjak ke bawah dan menjilat ke atas pada dasarnya tetap kehinggapan pembawaan inlander<\/em> itu. Seorang yang senantiasa menganggap asing itu hebat dan senantiasa benar dan unggul, sebenarnya merupakan inlander <\/em>gaya baru, dan mengidap unsur-unsur budak. Bawahan yang menganggap atasannya selalu perlu ditiru dan \u201cdigugu<\/em>\u201d, tak peduli apapun yang dilakukannya, pada dasarnya punya tabiat orang jajahan, tak punya karakter bangsa mereka. Kerdil, penakut, melayang kemana angin bertiup, merupakan pakaian sehari-hari.<\/p>\n\n\n\n

      Sementara itu, jika seorang nyonya tidak sudi cangking tas kecuali merek Louis Vuitton walau bikinan Cibaduyut tak kalah bagusnya, berdandan dengan ramuan Yves Saint Laurent serta baju merek Calvin Klein, berkat dorongan anggapan bikinan asing itu dahsyat dan mampu naikkan gengsi, apakah terhadapnya kena pula julukan inlander<\/em> gaya baru?<\/p>\n\n\n\n

      Oh, bisa iya dan bisa juga bukan. Jangan-jangan sang nyonya memang patriot sejati, tapi karena kebanyakan uang menjadi sedikit bingung dan hilang keseimbangan. Atau seorang suami yang sudi memakai ikat pinggang merek Etienne Aigner dan domper merek Cartier dan hanya siap berangkat golf dengan kaos merek Lacosre, apakah inlander <\/em>gaya baru? juga bisa iya dan bisa juga tidak. Boleh jadi tokoh kita ini seorang pecinta tanah air berikut produksinya, tapi sekedar menjaga martabat dan gengsi, tak menjadi apa melekatkan barang-barang mahal ke tubuh satu-satunya.<\/p>\n\n\n\n

      Kawan saya yang tidak mau disebut inlander<\/em> baik gaya lama maupun baru, bertekad bulat kepingin menggunakan apa saja yang buatan dalam negeri, walau dia sama sekali tidak pernah ketemu Menteri Ginanjar Kartasasmita. Ia tidak merasa perlu memakai baju merek Charles Jourdan atau Lanvin, melainkan cukup bikinan Tegalparang yang tak beda dengan kemeja bikinan manapun di atas dunia. Ia tak merasa perlu pakai kaos merek Benetton karena produksi pinggiran kota Bandung sudah lebih dari cukup.<\/p>\n\n\n\n

      Dan untuk lebih membikin dia bukan inlander<\/em> yang kurang percaya harga diri sendiri, begitu mau berangkat ke luar negeri ia kempit berbungkus-bungkus rokok kretek, bukan Marlboro atau Camel atau Lucky Strike, yang kecuali untuk gengsi, asapnya biasa-biasa saja, tapi, begitu ia naik pesawat Air France, seorang pramugari menghampirinya.<\/p>\n\n\n\n

      \u201cMaaf, tuan hisap apa? Apa tuan hisap Hashish? Apa tuan sudi ganti rokok yang biasa-biasa saja?\u201d<\/p>\n\n\n\n

      \u201cini bukan hashish. Ini tembakau biasa campur cengkeh,\u201d jawab kawan saya. Dan karena tekadnya yang teguh mau menghisap rokok produksi negeri sendiri, kawan saya itu nekad hisap rokok kretek lagi di atas pesawat milik maskapai British Airways. Pada saat asapnya ngepul, datang lagi menghampiri seorang pramugari.<\/p>\n\n\n\n

      \u201cWah, bau apa itu? Apa ganja? Apa tuan bisa ganti yang lain saja? Para penumpang di sini idak biasa mengendus bau itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

      \u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

      Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

      Kompas, 29 Maret 1987
      <\/p>\n\n\n\n


      <\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

      Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

      Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

      Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

      Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

      Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

      Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

      Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

      Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

      Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

      Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

      Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
      <\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

      Paling Populer

      \n

      Tidak hanya itu, sektor pertembakauan di Indonesia punya sejarah panjang memiliki fungsi sosial dan budaya dalam kehidupan masyarakat. Satu-satunya sektor perdagangan yang mampu bertahan dimasa penjajahan disaat perekonomian bangsa Indonesia hancur. Pertembakauan sektor yang paling mandiri dari hulu hingga hilir, tidak pernah sekalipun mendapatkan subsidi dari Negara. Yang ada sebaliknya, Negara selalu meminta keuntungan lebih, dan tanpa modal. Sektor pertembakauan tahan krisis dan memiliki multiplier effect<\/em>, artinya usaha lain maju dan berkembang sangat dipengaruhi keberadaan pertembakauan. Dampak langsung, semisal di Temanggung banyak pengrajin keranjang yang bisa menikmati hasilnya saat panen tembakau. Di Kudus, dari percetakan hingga pasar tradisional menjadi ramai ketika permintaan rokok kretek meningkat. <\/p>\n\n\n\n

      Sekali lagi, keberadaan PKJS UI, seharusnya melakukan kajian untuk perlindungan pertembakauan di Indonesia, dan tidak sebaliknya. Sangat tidak etis, tidak patriotis dan nasionalis, ketika PKJS UI, melakukan pelemahan pada sektor pertembakaun dan mengedepankan kepentingan asing, gara-gara mendapatkan akses dari Bloomberg Initiative. Dalam laporan mitra kerja, PKJS UI bekerjasama dengan 20 lembaga, termasuk bekerjasama dengan Bloomberg Initiative (sumber: https:\/\/sksg.ui.ac.id\/pkjs<\/a>). Hal itu terlihat jelas kajian yang dilakukan PKJS UI sinergi dengan program Bloomberg Initiative untuk pengendalian tembakau. PKJS UI telah melakukan kajian sejak 2016 hingga 2018, setidaknya ada 5 kajian dari 9 kajian yang menyudutkan posisi pertembakauan dalam hal ini rokok kretek di Indonesia, yaitu: <\/p>\n\n\n\n

      1. Roadmap Upaya Pengendalian Belanja Rokok dari Dana Bantuan Sosial (Januari 2019)<\/li>
      2. Bantuan Sosial, Rokok dan Indikator Sosial Ekonomi di Indonesia (Januari 2019)<\/li>
      3. Dukungan Publik Terhadap Kenaikan Cukai Rokok untuk Pendanaan JKN (Agustus 2018)<\/li>
      4. Dukungan Publik Terhadap Kenaikan Harga Rokok (Juli 2018)<\/li>
      5. Perilaku Merokok Orang Tua dan Dampaknya Terhadap Stunting, Kecerdasan, dan Kemiskinan: Bukti Empiris dari Data Panel IFLS (Juni 2018)<\/li><\/ol>\n\n\n\n

        Bloomberg Initiative, adalah program filantropis yang dilakukan oleh pengusaha media dan layanan data keuangan berbasis di Amerika Serikat bernama Michael Bloomberg. Pada tahun 2006, ia mendonasikan uangnya sebesar 125 juta dolar AS dan pada tahun 2008 berjumlah 250 juta dolar AS untuk pendanaan kegiatan pengendalian tembakau, termasuk di Indonesia. Tiap tahunnya besaran donasi selalu meningkat.<\/p>\n\n\n\n

        Donasi tersebut tidak murni sumbangan, ada muatan dan hubungannya dengan farmasi, melalui sahabat karibnya sekaligus penasihatnya bernama William R. Brody menjabat sebagai direktur Novartis. Berawal dari hasil penelitian lembaga kesehatan modern di Amerika, Surgeon General, bahwa nikotin pada tembakau dapat membuat ketergantuangan. Oleh ahli farmakologi, nikotin pada tembakau banyak manfaat untuk obat terapi dan pengobatan. Lain itu, nikotin pada tembakau sangat bermanfaat sebagai obat nyeri, gelisah, depresi dan juga dapat meningkatkan konsentrasi. <\/p>\n\n\n\n

        Melihat dari manfaat nikotin dalam tembakau inilah memunculkan niat pengambilalihan bisnis nikotin pada tembakau. Namun sayangnya, niatan itu belum terwujud, karena penggunaan tembakau masih terkuasai oleh industri rokok.  Selain kebutuhan tembakau untuk bahan dasar rokok masih relative besar, juga tidak bisa menyaingi pabrikan rokok perihal harga pembelian tembakau. <\/p>\n\n\n\n

        Untuk itu, isu yang digulirkan adalah memerangi atau mengendalikan tembakau, bahkan sampai bagaimana caranya agar tembakau tidak dibuat bahan baku rokok. Satu-satunya jalan bersekutu dengan industri farmasi. Dilanjutkan berhasil memasukkan agenda kerangka kebijakan international dalam organisasi kesehatan dunia (WHO). Upaya pengambilalihan bisnis nikotin tersebut sebetulnya terjadi di berbagai Negara, termasuk Indonesia. Aliran dana digelontorkan besar-besaran mengalir ke lembaga-lembaga kesehatan, organisasi masyarakat bahkan sampai lembaga keagamaan, inilah yang dinamai politik dagang tingkat tinggi.<\/p>\n\n\n\n

        Untuk itu, marilah lembaga-lembaga, atau kajian-kajian yang lahir dan berkembang di Indonesia, agar lebih sensitif dan peka, mendahulukan kepentingan nasional dari pada kepentingan asing. Melindungi kepentingan masyarakat pribumi lebih penting dari pada melindungi kepentingan dagang asing. Jiwa nasionalisme dan patriotik sangat dibutuhkan untuk membangun bangsa menuju masa depan yang lebih baik.   
        <\/p>\n","post_title":"Selingkuh PKJS UI dengan Kepentingan Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"selingkuh-pkjs-ui-dengan-kepentingan-asing","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-08 11:42:23","post_modified_gmt":"2019-07-08 04:42:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5849","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5843,"post_author":"878","post_date":"2019-07-06 12:33:13","post_date_gmt":"2019-07-06 05:33:13","post_content":"\n

        Jika seseorang ditanya mengapa ia merokok, jawaban yang paling sering didengar: untuk relaksasi, teman rehat, rekan berkarya, dan semua hal yang mengalir ke muara bernama kenikmatan. Hampir semua berkutat di sekitar itu. Yang sedikit berbeda, ada juga yang menjawab supaya lebih enak ketika mengobrol dengan teman yang juga merokok, atau untuk mengusir hawa dingin yang mengepung tubuh.<\/p>\n\n\n\n

        Adalah Muhamad Sobary, seorang budayawan, penulis produktif, dan peneliti jempolan yang memiliki jawaban lain dari yang lain. Muhamad Sobary baru mulai merokok pada usia 59 tahun. Usia yang terlampau telat untuk memulai merokok. Di saat kebanyakan perokok lain memutuskan berhenti merokok di usia senja, laki-laki yang biasa disapa 'Kang Sob' ini malah baru mulai merokok.<\/p>\n\n\n\n

        Baca: Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/a><\/p>\n\n\n\n

        Menurutnya, keputusan mulai merokok di usia senja Ia pilih sesaat setelah mengetahui seluk-beluk perang nikotin yang terjadi di bumi. Ragam bentuk isu mulai dari kesehatan, ekonomi, hingga isu lingkungan dijadikan alat oleh pemodal asing untuk merebut pasar rokok di negeri ini yang sepenuhnya dikuasai pengusaha dalam negeri lewat produk khas nusantara yang kerap disebut 'kretek'.<\/p>\n\n\n\n

        Bagi Kang Sob, merokok itu peristiwa politik. Merokok adalah aksi untuk melawan upaya pihak-pihak yang ingin merusak industri hasil tembakau (IHT) Indonesia. Dengan merokok, kita berpolitik, bukan sekadar berpolitik untuk IHT, namun berpolitik untuk petani tembakau, petani cengkeh, buruh tani, pekerja-pekerja di pabrik-pabrik rokok, hingga pedagang asongan. <\/p>\n\n\n\n

        Merokok itu sebuah bentuk keberpihakan. Berpihak pada nasib petani, berpihak kepada buruh tani dan pekerja pabrik, hingga akhirnya berpihak pada kedaulatan dan kemandirian bangsa lewat produk istimewa bernama kretek. Terang dan jelas dan lugas.<\/p><\/blockquote>\n\n\n\n

        Ada syarat yang mesti dipenuhi untuk bisa bersikap seperti Kang Sob bersikap ketika menikmati sebatang rokok kretek. Syarat itu adalah berada dekat dengan petani dan para pekerja di sektor IHT, merasakan hidup dan kehidupan mereka sehari-hari. Tanpa itu, sulit menerka bagaimana sensasi yang dirasakan ketika kita merokok dengan tujuan lelaku politik.<\/p>\n\n\n\n

        Dan itulah syarat yang dilalui Kang Sob hingga bisa merasakan ruh lelaku politik ketika Ia merokok. Bukan sekadar hidup dan berinteraksi lama dengan para petani tembakau, Kang Sob lebih jauh dari itu. Ia menuliskan kisah-kisah petani tembakau di Temanggung dalam disertasi doktoralnya\u2014kemudian diterbitkan penerbit KPG\u2014yang Ia beri judul 'Perlawanan Politik dan Puitik Petani Tembakau Temanggung'.<\/p>\n\n\n\n

        Baca: Ada Campur Tangan Bloomberg dalam Surat Edaran Menkes terkait Pemblokiran Iklan Rokok<\/a><\/p>\n\n\n\n

        Usai membaca buku karya Kang Sob itu, saya lantas ingin merasakan langsung hidup dalam waktu cukup lama di lingkungan mereka yang menggantungkan hidup dari IHT. Merasakan perasaan yang dirasakan Kang Sob ketika merokok. Kesempatan itu pada akhirnya saya dapat di Munduk, Bali, dan Temanggung, Jawa Tengah, tempat Kang Sob melakukan riset untuk disertasinya.<\/p>\n\n\n\n

        Di Munduk, saya tinggal di rumah milik petani cengkeh, hidup berminggu-minggu di lingkungan yang mayoritasnya petani dan buruh tani cengkeh. Saya jalan-jalan ke kebun cengkeh. Melihat petani merawat kebun mereka. Saat panen tiba, saya datang ke kebun untuk melihat dari dekat cengkeh dipanen pekerja pemetik cengkeh. Pada momen-momen itu semua, kretek kerap menjadi teman saya dan para petani cengkeh di Munduk. Di sanalah saya merasakan dengan jernih seperti apa itu perasaan keberpihakan, perlawanan, dan lelaku politis lewat menikmati sebatang kretek.<\/p>\n\n\n\n

        Di Temanggung, lebih jauh lagi. Saya tak hanya melihat dari dekat bagaimana petani dan buruh tani menanam komoditas yang mendukung IHT. Di kabupaten yang diapit dua gunung itu, saya melihat secara langsung, bahkan menjadi salah satu pelaku yang mengelola manfaat IHT untuk keberlangsungan pendidikan anak-anak petani dan buruh tani tembakau lewat skema beasiswa. Di rumah-rumah petani di lereng gunung, di alun-alun kota, di kantor beasiswa KNPK, dan di banyak tempat lainnya di Temanggung, saya merasakan aktivitas merokok bukan sekadar untuk mengusir dingin cuaca pegunungan semata. Di sana saya mengekspresikan perlawanan lewat merokok. Melawan kesewenang-wenangan mereka anti-rokok yang hendak menghancurkan kehidupan banyak manusia.<\/p>\n","post_title":"Ekspresi Perlawanan Lewat Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"ekspresi-perlawanan-lewat-merokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-06 12:33:20","post_modified_gmt":"2019-07-06 05:33:20","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5843","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5841,"post_author":"877","post_date":"2019-07-05 12:42:06","post_date_gmt":"2019-07-05 05:42:06","post_content":"\r\n

        Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

        Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

        https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
        https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
        https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
        https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
        https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
        https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
        https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
        https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
        https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
        https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
        https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

        Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

        \"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

        Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

        Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

        Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

        Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

        Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

        Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

        Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

        Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

        Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

        Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

        Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_title":"Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"protes-petani-tembakau-temanggung-ke-kemkominfo","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2024-01-03 16:04:25","post_modified_gmt":"2024-01-03 09:04:25","post_content_filtered":"\r\n

        Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

        Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

        https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
        https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
        https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
        https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
        https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
        https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
        https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
        https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
        https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
        https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
        https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

        Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

        \"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

        Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

        Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

        Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

        Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

        Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

        Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

        Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

        Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

        Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

        Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

        Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5841","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5829,"post_author":"878","post_date":"2019-06-28 09:52:18","post_date_gmt":"2019-06-28 02:52:18","post_content":"\n

        Rokok, terutama rokok kretek, memberi inspirasi bagi banyak orang. Baik itu inspirasi ketika menikmati kretek atau usai menikmati rokok kretek, juga inspirasi dari produk rokok kreteknya. Lebih jauh dari itu, seluk-beluk dunia kretek mulai dari pertanian tembakau dan cengkeh, proses produksi kretek, transaksi dagang kretek, dan segala hal yang terkait dengan dunia perkretekan menginspirasi begitu banyak orang untuk berkarya dalam rupa-rupa bentuk karya.<\/p>\n\n\n\n

        Bagi para penikmat kretek sendiri, rupa-rupa pengalaman bersama kretek juga banyak datangkan kisah menarik. Yang paling kesohor tentu saja kisah K.H Agus Salim dengan diplomasi kreteknya yang membikin suasana di salah satu ruang istana kerajaan Inggris yang sebelumnya begitu kaku dan formil menjadi cair karenanya.<\/p>\n\n\n\n

        Baca: Sosiawan Leak Bercerita Soal Rokok dan Do\u2019a<\/a><\/p>\n\n\n\n

        Bukan hanya K.H Agus Salim yang memiliki kisah kretek dengan luar negeri, ada banyak lainnya, salah satunya, Mahbub Djunaidi, tokoh Betawi, tokoh NU, wartawan jempolan, kolumnis produktif, dan banyak hal keren lainnya terkumpul dalam satu orang ini. Kekhasannya dalam menghasilkan karya tulis, mampu membikin tulisan bertema berat dalam kemasan humor dan enak dibaca, membikin hampir semua penulis Indonesia mengagumi tulisannya. Tulisan Mahbub Djunaidi terkait kretek, yang tayang di Koran Kompas pada 29 Maret 1987, lebih 32 tahun lalu, juga dikemas dalam suasana humor dan ringan dibaca namun sarat kritik yang menohok. <\/p>\n\n\n\n

        Tulisan Mahbub Djunaidi tentang kretek yang diberi judul \u2018Kretek\u2019 ini juga relevan dengan kondisi saat ini, bagaimana asing begitu mendikte negara ini dalam hal menyikapi rokok kretek. Lewat kaum anti-rokok pihak asing hendak menyingkirkan kretek. Secara halus, begitu halus, Mahbub Djunaidi mengkritik asing itu. Saya sadur seluruhnya saja tulisan Mahbub Djunaidi 32 tahun lalu itu di sini.<\/p>\n\n\n\n

        Kretek<\/h2>\n\n\n\n

        Oleh: Mahbub Djunaidi<\/p>\n\n\n\n

        Sekolah kolonialisme memang berbeda-beda. Yang satu lebih brutal dari yang lain, tapi dilihat dari bintang, hakikatnya sama: mempesiang bangsa lain sebagai usaha mencari sesuap nasi. Kolonial Inggris di daerah konsesi seperti Shanghai memperlakukan orang Cina tak lebih dari binatang. Di sebuah taman kota ada tulisan di pintu gerbangnya \u201cDilarang masuk: anjing dan orang Cina\u201d. Sampai sekarang tulisan itu tidak diangkat, agar generasi demi generasi mengerti betapa jahatnya sistem itu. Tapi, kolonial Belanda di negeri ini menganggap Cina lebih tinggi derajatnya dibanding\u00a0inlander<\/em>, penduduk anak negeri seperti kita-kita ini. Mereka membagi kereta api atau trem kota dalam tiga kelas. Kelas 1 khusus untuk orang Belanda. Kelas 2 untuk Cina dan Arab. Kelas 3 alias kelas kambing buat\u00a0inlander-inlander<\/em>\u00a0anak negeri.<\/p>\n\n\n\n

        Baca: Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

        Kecuali para nasionalis dan kaum pergerakan kebangsaan serta rakyat patriot yang bertekad merobohkan sistem itu, ada juga inlander <\/em>yang bersedia jadi budak untuk menggencet bangsa sendiri. Misalnya, para bupati dan pangreh praja yang jelek. Karena jiwanya memang dasar budak, dalam banyak hal mereka lebih nista dari tuannya sendiri. Dan karena jiwanya memang budak, mereka tak punya kepercayaan kepada kemampuan sendiri dan menganggap tuan asingnya bagai dewa putih yang berasal dari langit, dan dalam segala hal lebih unggul. Hubungan antara budak dan tuannya ini mirip dengan hubungan antara hewan sirkus dengan pelatihnya, menurut saja apa yang diperintahkan, dan meniru saja apa yang dicontohkan.<\/p>\n\n\n\n

        Sisa jiwa inlander<\/em> ini masih ada juga sedikit bayak di alam kemerdekaan. Pangreh praja yang punya kegemaran menginjak ke bawah dan menjilat ke atas pada dasarnya tetap kehinggapan pembawaan inlander<\/em> itu. Seorang yang senantiasa menganggap asing itu hebat dan senantiasa benar dan unggul, sebenarnya merupakan inlander <\/em>gaya baru, dan mengidap unsur-unsur budak. Bawahan yang menganggap atasannya selalu perlu ditiru dan \u201cdigugu<\/em>\u201d, tak peduli apapun yang dilakukannya, pada dasarnya punya tabiat orang jajahan, tak punya karakter bangsa mereka. Kerdil, penakut, melayang kemana angin bertiup, merupakan pakaian sehari-hari.<\/p>\n\n\n\n

        Sementara itu, jika seorang nyonya tidak sudi cangking tas kecuali merek Louis Vuitton walau bikinan Cibaduyut tak kalah bagusnya, berdandan dengan ramuan Yves Saint Laurent serta baju merek Calvin Klein, berkat dorongan anggapan bikinan asing itu dahsyat dan mampu naikkan gengsi, apakah terhadapnya kena pula julukan inlander<\/em> gaya baru?<\/p>\n\n\n\n

        Oh, bisa iya dan bisa juga bukan. Jangan-jangan sang nyonya memang patriot sejati, tapi karena kebanyakan uang menjadi sedikit bingung dan hilang keseimbangan. Atau seorang suami yang sudi memakai ikat pinggang merek Etienne Aigner dan domper merek Cartier dan hanya siap berangkat golf dengan kaos merek Lacosre, apakah inlander <\/em>gaya baru? juga bisa iya dan bisa juga tidak. Boleh jadi tokoh kita ini seorang pecinta tanah air berikut produksinya, tapi sekedar menjaga martabat dan gengsi, tak menjadi apa melekatkan barang-barang mahal ke tubuh satu-satunya.<\/p>\n\n\n\n

        Kawan saya yang tidak mau disebut inlander<\/em> baik gaya lama maupun baru, bertekad bulat kepingin menggunakan apa saja yang buatan dalam negeri, walau dia sama sekali tidak pernah ketemu Menteri Ginanjar Kartasasmita. Ia tidak merasa perlu memakai baju merek Charles Jourdan atau Lanvin, melainkan cukup bikinan Tegalparang yang tak beda dengan kemeja bikinan manapun di atas dunia. Ia tak merasa perlu pakai kaos merek Benetton karena produksi pinggiran kota Bandung sudah lebih dari cukup.<\/p>\n\n\n\n

        Dan untuk lebih membikin dia bukan inlander<\/em> yang kurang percaya harga diri sendiri, begitu mau berangkat ke luar negeri ia kempit berbungkus-bungkus rokok kretek, bukan Marlboro atau Camel atau Lucky Strike, yang kecuali untuk gengsi, asapnya biasa-biasa saja, tapi, begitu ia naik pesawat Air France, seorang pramugari menghampirinya.<\/p>\n\n\n\n

        \u201cMaaf, tuan hisap apa? Apa tuan hisap Hashish? Apa tuan sudi ganti rokok yang biasa-biasa saja?\u201d<\/p>\n\n\n\n

        \u201cini bukan hashish. Ini tembakau biasa campur cengkeh,\u201d jawab kawan saya. Dan karena tekadnya yang teguh mau menghisap rokok produksi negeri sendiri, kawan saya itu nekad hisap rokok kretek lagi di atas pesawat milik maskapai British Airways. Pada saat asapnya ngepul, datang lagi menghampiri seorang pramugari.<\/p>\n\n\n\n

        \u201cWah, bau apa itu? Apa ganja? Apa tuan bisa ganti yang lain saja? Para penumpang di sini idak biasa mengendus bau itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

        \u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

        Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

        Kompas, 29 Maret 1987
        <\/p>\n\n\n\n


        <\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

        Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

        Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

        Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

        Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

        Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

        Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

        Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

        Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

        Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

        Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

        Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
        <\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

        Paling Populer

        \n

        Dari hulu hingga hilir, ada sekitar 6,1juta jiwa serapan tenaga kerja pertembakauan, baik sebagai petani tembakau, petani cengkeh dan buruh\/karyawan rokok kretek. Perkebunan tembakau tersebar di 15 provinsi dan perkebunan cengkeh ada di 30 provinsi. Sektor pertembakauan mampu memberikan sumbangan APBN 8.92%, prosentasi yang fantastis dibanding pemasukan minyak dan gas (migas) yang hanya mampu 3.03%. <\/p>\n\n\n\n

        Tidak hanya itu, sektor pertembakauan di Indonesia punya sejarah panjang memiliki fungsi sosial dan budaya dalam kehidupan masyarakat. Satu-satunya sektor perdagangan yang mampu bertahan dimasa penjajahan disaat perekonomian bangsa Indonesia hancur. Pertembakauan sektor yang paling mandiri dari hulu hingga hilir, tidak pernah sekalipun mendapatkan subsidi dari Negara. Yang ada sebaliknya, Negara selalu meminta keuntungan lebih, dan tanpa modal. Sektor pertembakauan tahan krisis dan memiliki multiplier effect<\/em>, artinya usaha lain maju dan berkembang sangat dipengaruhi keberadaan pertembakauan. Dampak langsung, semisal di Temanggung banyak pengrajin keranjang yang bisa menikmati hasilnya saat panen tembakau. Di Kudus, dari percetakan hingga pasar tradisional menjadi ramai ketika permintaan rokok kretek meningkat. <\/p>\n\n\n\n

        Sekali lagi, keberadaan PKJS UI, seharusnya melakukan kajian untuk perlindungan pertembakauan di Indonesia, dan tidak sebaliknya. Sangat tidak etis, tidak patriotis dan nasionalis, ketika PKJS UI, melakukan pelemahan pada sektor pertembakaun dan mengedepankan kepentingan asing, gara-gara mendapatkan akses dari Bloomberg Initiative. Dalam laporan mitra kerja, PKJS UI bekerjasama dengan 20 lembaga, termasuk bekerjasama dengan Bloomberg Initiative (sumber: https:\/\/sksg.ui.ac.id\/pkjs<\/a>). Hal itu terlihat jelas kajian yang dilakukan PKJS UI sinergi dengan program Bloomberg Initiative untuk pengendalian tembakau. PKJS UI telah melakukan kajian sejak 2016 hingga 2018, setidaknya ada 5 kajian dari 9 kajian yang menyudutkan posisi pertembakauan dalam hal ini rokok kretek di Indonesia, yaitu: <\/p>\n\n\n\n

        1. Roadmap Upaya Pengendalian Belanja Rokok dari Dana Bantuan Sosial (Januari 2019)<\/li>
        2. Bantuan Sosial, Rokok dan Indikator Sosial Ekonomi di Indonesia (Januari 2019)<\/li>
        3. Dukungan Publik Terhadap Kenaikan Cukai Rokok untuk Pendanaan JKN (Agustus 2018)<\/li>
        4. Dukungan Publik Terhadap Kenaikan Harga Rokok (Juli 2018)<\/li>
        5. Perilaku Merokok Orang Tua dan Dampaknya Terhadap Stunting, Kecerdasan, dan Kemiskinan: Bukti Empiris dari Data Panel IFLS (Juni 2018)<\/li><\/ol>\n\n\n\n

          Bloomberg Initiative, adalah program filantropis yang dilakukan oleh pengusaha media dan layanan data keuangan berbasis di Amerika Serikat bernama Michael Bloomberg. Pada tahun 2006, ia mendonasikan uangnya sebesar 125 juta dolar AS dan pada tahun 2008 berjumlah 250 juta dolar AS untuk pendanaan kegiatan pengendalian tembakau, termasuk di Indonesia. Tiap tahunnya besaran donasi selalu meningkat.<\/p>\n\n\n\n

          Donasi tersebut tidak murni sumbangan, ada muatan dan hubungannya dengan farmasi, melalui sahabat karibnya sekaligus penasihatnya bernama William R. Brody menjabat sebagai direktur Novartis. Berawal dari hasil penelitian lembaga kesehatan modern di Amerika, Surgeon General, bahwa nikotin pada tembakau dapat membuat ketergantuangan. Oleh ahli farmakologi, nikotin pada tembakau banyak manfaat untuk obat terapi dan pengobatan. Lain itu, nikotin pada tembakau sangat bermanfaat sebagai obat nyeri, gelisah, depresi dan juga dapat meningkatkan konsentrasi. <\/p>\n\n\n\n

          Melihat dari manfaat nikotin dalam tembakau inilah memunculkan niat pengambilalihan bisnis nikotin pada tembakau. Namun sayangnya, niatan itu belum terwujud, karena penggunaan tembakau masih terkuasai oleh industri rokok.  Selain kebutuhan tembakau untuk bahan dasar rokok masih relative besar, juga tidak bisa menyaingi pabrikan rokok perihal harga pembelian tembakau. <\/p>\n\n\n\n

          Untuk itu, isu yang digulirkan adalah memerangi atau mengendalikan tembakau, bahkan sampai bagaimana caranya agar tembakau tidak dibuat bahan baku rokok. Satu-satunya jalan bersekutu dengan industri farmasi. Dilanjutkan berhasil memasukkan agenda kerangka kebijakan international dalam organisasi kesehatan dunia (WHO). Upaya pengambilalihan bisnis nikotin tersebut sebetulnya terjadi di berbagai Negara, termasuk Indonesia. Aliran dana digelontorkan besar-besaran mengalir ke lembaga-lembaga kesehatan, organisasi masyarakat bahkan sampai lembaga keagamaan, inilah yang dinamai politik dagang tingkat tinggi.<\/p>\n\n\n\n

          Untuk itu, marilah lembaga-lembaga, atau kajian-kajian yang lahir dan berkembang di Indonesia, agar lebih sensitif dan peka, mendahulukan kepentingan nasional dari pada kepentingan asing. Melindungi kepentingan masyarakat pribumi lebih penting dari pada melindungi kepentingan dagang asing. Jiwa nasionalisme dan patriotik sangat dibutuhkan untuk membangun bangsa menuju masa depan yang lebih baik.   
          <\/p>\n","post_title":"Selingkuh PKJS UI dengan Kepentingan Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"selingkuh-pkjs-ui-dengan-kepentingan-asing","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-08 11:42:23","post_modified_gmt":"2019-07-08 04:42:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5849","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5843,"post_author":"878","post_date":"2019-07-06 12:33:13","post_date_gmt":"2019-07-06 05:33:13","post_content":"\n

          Jika seseorang ditanya mengapa ia merokok, jawaban yang paling sering didengar: untuk relaksasi, teman rehat, rekan berkarya, dan semua hal yang mengalir ke muara bernama kenikmatan. Hampir semua berkutat di sekitar itu. Yang sedikit berbeda, ada juga yang menjawab supaya lebih enak ketika mengobrol dengan teman yang juga merokok, atau untuk mengusir hawa dingin yang mengepung tubuh.<\/p>\n\n\n\n

          Adalah Muhamad Sobary, seorang budayawan, penulis produktif, dan peneliti jempolan yang memiliki jawaban lain dari yang lain. Muhamad Sobary baru mulai merokok pada usia 59 tahun. Usia yang terlampau telat untuk memulai merokok. Di saat kebanyakan perokok lain memutuskan berhenti merokok di usia senja, laki-laki yang biasa disapa 'Kang Sob' ini malah baru mulai merokok.<\/p>\n\n\n\n

          Baca: Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/a><\/p>\n\n\n\n

          Menurutnya, keputusan mulai merokok di usia senja Ia pilih sesaat setelah mengetahui seluk-beluk perang nikotin yang terjadi di bumi. Ragam bentuk isu mulai dari kesehatan, ekonomi, hingga isu lingkungan dijadikan alat oleh pemodal asing untuk merebut pasar rokok di negeri ini yang sepenuhnya dikuasai pengusaha dalam negeri lewat produk khas nusantara yang kerap disebut 'kretek'.<\/p>\n\n\n\n

          Bagi Kang Sob, merokok itu peristiwa politik. Merokok adalah aksi untuk melawan upaya pihak-pihak yang ingin merusak industri hasil tembakau (IHT) Indonesia. Dengan merokok, kita berpolitik, bukan sekadar berpolitik untuk IHT, namun berpolitik untuk petani tembakau, petani cengkeh, buruh tani, pekerja-pekerja di pabrik-pabrik rokok, hingga pedagang asongan. <\/p>\n\n\n\n

          Merokok itu sebuah bentuk keberpihakan. Berpihak pada nasib petani, berpihak kepada buruh tani dan pekerja pabrik, hingga akhirnya berpihak pada kedaulatan dan kemandirian bangsa lewat produk istimewa bernama kretek. Terang dan jelas dan lugas.<\/p><\/blockquote>\n\n\n\n

          Ada syarat yang mesti dipenuhi untuk bisa bersikap seperti Kang Sob bersikap ketika menikmati sebatang rokok kretek. Syarat itu adalah berada dekat dengan petani dan para pekerja di sektor IHT, merasakan hidup dan kehidupan mereka sehari-hari. Tanpa itu, sulit menerka bagaimana sensasi yang dirasakan ketika kita merokok dengan tujuan lelaku politik.<\/p>\n\n\n\n

          Dan itulah syarat yang dilalui Kang Sob hingga bisa merasakan ruh lelaku politik ketika Ia merokok. Bukan sekadar hidup dan berinteraksi lama dengan para petani tembakau, Kang Sob lebih jauh dari itu. Ia menuliskan kisah-kisah petani tembakau di Temanggung dalam disertasi doktoralnya\u2014kemudian diterbitkan penerbit KPG\u2014yang Ia beri judul 'Perlawanan Politik dan Puitik Petani Tembakau Temanggung'.<\/p>\n\n\n\n

          Baca: Ada Campur Tangan Bloomberg dalam Surat Edaran Menkes terkait Pemblokiran Iklan Rokok<\/a><\/p>\n\n\n\n

          Usai membaca buku karya Kang Sob itu, saya lantas ingin merasakan langsung hidup dalam waktu cukup lama di lingkungan mereka yang menggantungkan hidup dari IHT. Merasakan perasaan yang dirasakan Kang Sob ketika merokok. Kesempatan itu pada akhirnya saya dapat di Munduk, Bali, dan Temanggung, Jawa Tengah, tempat Kang Sob melakukan riset untuk disertasinya.<\/p>\n\n\n\n

          Di Munduk, saya tinggal di rumah milik petani cengkeh, hidup berminggu-minggu di lingkungan yang mayoritasnya petani dan buruh tani cengkeh. Saya jalan-jalan ke kebun cengkeh. Melihat petani merawat kebun mereka. Saat panen tiba, saya datang ke kebun untuk melihat dari dekat cengkeh dipanen pekerja pemetik cengkeh. Pada momen-momen itu semua, kretek kerap menjadi teman saya dan para petani cengkeh di Munduk. Di sanalah saya merasakan dengan jernih seperti apa itu perasaan keberpihakan, perlawanan, dan lelaku politis lewat menikmati sebatang kretek.<\/p>\n\n\n\n

          Di Temanggung, lebih jauh lagi. Saya tak hanya melihat dari dekat bagaimana petani dan buruh tani menanam komoditas yang mendukung IHT. Di kabupaten yang diapit dua gunung itu, saya melihat secara langsung, bahkan menjadi salah satu pelaku yang mengelola manfaat IHT untuk keberlangsungan pendidikan anak-anak petani dan buruh tani tembakau lewat skema beasiswa. Di rumah-rumah petani di lereng gunung, di alun-alun kota, di kantor beasiswa KNPK, dan di banyak tempat lainnya di Temanggung, saya merasakan aktivitas merokok bukan sekadar untuk mengusir dingin cuaca pegunungan semata. Di sana saya mengekspresikan perlawanan lewat merokok. Melawan kesewenang-wenangan mereka anti-rokok yang hendak menghancurkan kehidupan banyak manusia.<\/p>\n","post_title":"Ekspresi Perlawanan Lewat Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"ekspresi-perlawanan-lewat-merokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-06 12:33:20","post_modified_gmt":"2019-07-06 05:33:20","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5843","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5841,"post_author":"877","post_date":"2019-07-05 12:42:06","post_date_gmt":"2019-07-05 05:42:06","post_content":"\r\n

          Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

          Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

          https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
          https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
          https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
          https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
          https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
          https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
          https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
          https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
          https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
          https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
          https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

          Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

          \"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

          Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

          Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

          Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

          Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

          Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

          Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

          Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

          Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

          Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

          Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

          Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_title":"Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"protes-petani-tembakau-temanggung-ke-kemkominfo","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2024-01-03 16:04:25","post_modified_gmt":"2024-01-03 09:04:25","post_content_filtered":"\r\n

          Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

          Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

          https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
          https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
          https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
          https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
          https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
          https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
          https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
          https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
          https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
          https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
          https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

          Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

          \"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

          Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

          Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

          Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

          Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

          Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

          Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

          Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

          Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

          Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

          Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

          Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5841","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5829,"post_author":"878","post_date":"2019-06-28 09:52:18","post_date_gmt":"2019-06-28 02:52:18","post_content":"\n

          Rokok, terutama rokok kretek, memberi inspirasi bagi banyak orang. Baik itu inspirasi ketika menikmati kretek atau usai menikmati rokok kretek, juga inspirasi dari produk rokok kreteknya. Lebih jauh dari itu, seluk-beluk dunia kretek mulai dari pertanian tembakau dan cengkeh, proses produksi kretek, transaksi dagang kretek, dan segala hal yang terkait dengan dunia perkretekan menginspirasi begitu banyak orang untuk berkarya dalam rupa-rupa bentuk karya.<\/p>\n\n\n\n

          Bagi para penikmat kretek sendiri, rupa-rupa pengalaman bersama kretek juga banyak datangkan kisah menarik. Yang paling kesohor tentu saja kisah K.H Agus Salim dengan diplomasi kreteknya yang membikin suasana di salah satu ruang istana kerajaan Inggris yang sebelumnya begitu kaku dan formil menjadi cair karenanya.<\/p>\n\n\n\n

          Baca: Sosiawan Leak Bercerita Soal Rokok dan Do\u2019a<\/a><\/p>\n\n\n\n

          Bukan hanya K.H Agus Salim yang memiliki kisah kretek dengan luar negeri, ada banyak lainnya, salah satunya, Mahbub Djunaidi, tokoh Betawi, tokoh NU, wartawan jempolan, kolumnis produktif, dan banyak hal keren lainnya terkumpul dalam satu orang ini. Kekhasannya dalam menghasilkan karya tulis, mampu membikin tulisan bertema berat dalam kemasan humor dan enak dibaca, membikin hampir semua penulis Indonesia mengagumi tulisannya. Tulisan Mahbub Djunaidi terkait kretek, yang tayang di Koran Kompas pada 29 Maret 1987, lebih 32 tahun lalu, juga dikemas dalam suasana humor dan ringan dibaca namun sarat kritik yang menohok. <\/p>\n\n\n\n

          Tulisan Mahbub Djunaidi tentang kretek yang diberi judul \u2018Kretek\u2019 ini juga relevan dengan kondisi saat ini, bagaimana asing begitu mendikte negara ini dalam hal menyikapi rokok kretek. Lewat kaum anti-rokok pihak asing hendak menyingkirkan kretek. Secara halus, begitu halus, Mahbub Djunaidi mengkritik asing itu. Saya sadur seluruhnya saja tulisan Mahbub Djunaidi 32 tahun lalu itu di sini.<\/p>\n\n\n\n

          Kretek<\/h2>\n\n\n\n

          Oleh: Mahbub Djunaidi<\/p>\n\n\n\n

          Sekolah kolonialisme memang berbeda-beda. Yang satu lebih brutal dari yang lain, tapi dilihat dari bintang, hakikatnya sama: mempesiang bangsa lain sebagai usaha mencari sesuap nasi. Kolonial Inggris di daerah konsesi seperti Shanghai memperlakukan orang Cina tak lebih dari binatang. Di sebuah taman kota ada tulisan di pintu gerbangnya \u201cDilarang masuk: anjing dan orang Cina\u201d. Sampai sekarang tulisan itu tidak diangkat, agar generasi demi generasi mengerti betapa jahatnya sistem itu. Tapi, kolonial Belanda di negeri ini menganggap Cina lebih tinggi derajatnya dibanding\u00a0inlander<\/em>, penduduk anak negeri seperti kita-kita ini. Mereka membagi kereta api atau trem kota dalam tiga kelas. Kelas 1 khusus untuk orang Belanda. Kelas 2 untuk Cina dan Arab. Kelas 3 alias kelas kambing buat\u00a0inlander-inlander<\/em>\u00a0anak negeri.<\/p>\n\n\n\n

          Baca: Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

          Kecuali para nasionalis dan kaum pergerakan kebangsaan serta rakyat patriot yang bertekad merobohkan sistem itu, ada juga inlander <\/em>yang bersedia jadi budak untuk menggencet bangsa sendiri. Misalnya, para bupati dan pangreh praja yang jelek. Karena jiwanya memang dasar budak, dalam banyak hal mereka lebih nista dari tuannya sendiri. Dan karena jiwanya memang budak, mereka tak punya kepercayaan kepada kemampuan sendiri dan menganggap tuan asingnya bagai dewa putih yang berasal dari langit, dan dalam segala hal lebih unggul. Hubungan antara budak dan tuannya ini mirip dengan hubungan antara hewan sirkus dengan pelatihnya, menurut saja apa yang diperintahkan, dan meniru saja apa yang dicontohkan.<\/p>\n\n\n\n

          Sisa jiwa inlander<\/em> ini masih ada juga sedikit bayak di alam kemerdekaan. Pangreh praja yang punya kegemaran menginjak ke bawah dan menjilat ke atas pada dasarnya tetap kehinggapan pembawaan inlander<\/em> itu. Seorang yang senantiasa menganggap asing itu hebat dan senantiasa benar dan unggul, sebenarnya merupakan inlander <\/em>gaya baru, dan mengidap unsur-unsur budak. Bawahan yang menganggap atasannya selalu perlu ditiru dan \u201cdigugu<\/em>\u201d, tak peduli apapun yang dilakukannya, pada dasarnya punya tabiat orang jajahan, tak punya karakter bangsa mereka. Kerdil, penakut, melayang kemana angin bertiup, merupakan pakaian sehari-hari.<\/p>\n\n\n\n

          Sementara itu, jika seorang nyonya tidak sudi cangking tas kecuali merek Louis Vuitton walau bikinan Cibaduyut tak kalah bagusnya, berdandan dengan ramuan Yves Saint Laurent serta baju merek Calvin Klein, berkat dorongan anggapan bikinan asing itu dahsyat dan mampu naikkan gengsi, apakah terhadapnya kena pula julukan inlander<\/em> gaya baru?<\/p>\n\n\n\n

          Oh, bisa iya dan bisa juga bukan. Jangan-jangan sang nyonya memang patriot sejati, tapi karena kebanyakan uang menjadi sedikit bingung dan hilang keseimbangan. Atau seorang suami yang sudi memakai ikat pinggang merek Etienne Aigner dan domper merek Cartier dan hanya siap berangkat golf dengan kaos merek Lacosre, apakah inlander <\/em>gaya baru? juga bisa iya dan bisa juga tidak. Boleh jadi tokoh kita ini seorang pecinta tanah air berikut produksinya, tapi sekedar menjaga martabat dan gengsi, tak menjadi apa melekatkan barang-barang mahal ke tubuh satu-satunya.<\/p>\n\n\n\n

          Kawan saya yang tidak mau disebut inlander<\/em> baik gaya lama maupun baru, bertekad bulat kepingin menggunakan apa saja yang buatan dalam negeri, walau dia sama sekali tidak pernah ketemu Menteri Ginanjar Kartasasmita. Ia tidak merasa perlu memakai baju merek Charles Jourdan atau Lanvin, melainkan cukup bikinan Tegalparang yang tak beda dengan kemeja bikinan manapun di atas dunia. Ia tak merasa perlu pakai kaos merek Benetton karena produksi pinggiran kota Bandung sudah lebih dari cukup.<\/p>\n\n\n\n

          Dan untuk lebih membikin dia bukan inlander<\/em> yang kurang percaya harga diri sendiri, begitu mau berangkat ke luar negeri ia kempit berbungkus-bungkus rokok kretek, bukan Marlboro atau Camel atau Lucky Strike, yang kecuali untuk gengsi, asapnya biasa-biasa saja, tapi, begitu ia naik pesawat Air France, seorang pramugari menghampirinya.<\/p>\n\n\n\n

          \u201cMaaf, tuan hisap apa? Apa tuan hisap Hashish? Apa tuan sudi ganti rokok yang biasa-biasa saja?\u201d<\/p>\n\n\n\n

          \u201cini bukan hashish. Ini tembakau biasa campur cengkeh,\u201d jawab kawan saya. Dan karena tekadnya yang teguh mau menghisap rokok produksi negeri sendiri, kawan saya itu nekad hisap rokok kretek lagi di atas pesawat milik maskapai British Airways. Pada saat asapnya ngepul, datang lagi menghampiri seorang pramugari.<\/p>\n\n\n\n

          \u201cWah, bau apa itu? Apa ganja? Apa tuan bisa ganti yang lain saja? Para penumpang di sini idak biasa mengendus bau itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

          \u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

          Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

          Kompas, 29 Maret 1987
          <\/p>\n\n\n\n


          <\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

          Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

          Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

          Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

          Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

          Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

          Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

          Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

          Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

          Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

          Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

          Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
          <\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

          Paling Populer

          \n

          PKJS UI berdiri pada tanggal 14 September 2015, tujuannya sangat mulia, yaitu untuk menjembatani kebutuhan pusat penelitian jaminan sosial berbasis akademik, dan fokus pada program jaminan sosial di Indonesia. PKJS UI ini, sebagai langkah awal untuk persiapan membuat program Magister Jaminan Sosial di Indonesia. Semestinya PKJS UI, sebagai organisasi atau pusat kajian yang lahir dan berkembang di Indonesia, wajib memberikan perlindungan sosial terhadap seluruh masyarakat Indonesia, tidak terkecuali masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada sektor pertembakaun. <\/p>\n\n\n\n

          Dari hulu hingga hilir, ada sekitar 6,1juta jiwa serapan tenaga kerja pertembakauan, baik sebagai petani tembakau, petani cengkeh dan buruh\/karyawan rokok kretek. Perkebunan tembakau tersebar di 15 provinsi dan perkebunan cengkeh ada di 30 provinsi. Sektor pertembakauan mampu memberikan sumbangan APBN 8.92%, prosentasi yang fantastis dibanding pemasukan minyak dan gas (migas) yang hanya mampu 3.03%. <\/p>\n\n\n\n

          Tidak hanya itu, sektor pertembakauan di Indonesia punya sejarah panjang memiliki fungsi sosial dan budaya dalam kehidupan masyarakat. Satu-satunya sektor perdagangan yang mampu bertahan dimasa penjajahan disaat perekonomian bangsa Indonesia hancur. Pertembakauan sektor yang paling mandiri dari hulu hingga hilir, tidak pernah sekalipun mendapatkan subsidi dari Negara. Yang ada sebaliknya, Negara selalu meminta keuntungan lebih, dan tanpa modal. Sektor pertembakauan tahan krisis dan memiliki multiplier effect<\/em>, artinya usaha lain maju dan berkembang sangat dipengaruhi keberadaan pertembakauan. Dampak langsung, semisal di Temanggung banyak pengrajin keranjang yang bisa menikmati hasilnya saat panen tembakau. Di Kudus, dari percetakan hingga pasar tradisional menjadi ramai ketika permintaan rokok kretek meningkat. <\/p>\n\n\n\n

          Sekali lagi, keberadaan PKJS UI, seharusnya melakukan kajian untuk perlindungan pertembakauan di Indonesia, dan tidak sebaliknya. Sangat tidak etis, tidak patriotis dan nasionalis, ketika PKJS UI, melakukan pelemahan pada sektor pertembakaun dan mengedepankan kepentingan asing, gara-gara mendapatkan akses dari Bloomberg Initiative. Dalam laporan mitra kerja, PKJS UI bekerjasama dengan 20 lembaga, termasuk bekerjasama dengan Bloomberg Initiative (sumber: https:\/\/sksg.ui.ac.id\/pkjs<\/a>). Hal itu terlihat jelas kajian yang dilakukan PKJS UI sinergi dengan program Bloomberg Initiative untuk pengendalian tembakau. PKJS UI telah melakukan kajian sejak 2016 hingga 2018, setidaknya ada 5 kajian dari 9 kajian yang menyudutkan posisi pertembakauan dalam hal ini rokok kretek di Indonesia, yaitu: <\/p>\n\n\n\n

          1. Roadmap Upaya Pengendalian Belanja Rokok dari Dana Bantuan Sosial (Januari 2019)<\/li>
          2. Bantuan Sosial, Rokok dan Indikator Sosial Ekonomi di Indonesia (Januari 2019)<\/li>
          3. Dukungan Publik Terhadap Kenaikan Cukai Rokok untuk Pendanaan JKN (Agustus 2018)<\/li>
          4. Dukungan Publik Terhadap Kenaikan Harga Rokok (Juli 2018)<\/li>
          5. Perilaku Merokok Orang Tua dan Dampaknya Terhadap Stunting, Kecerdasan, dan Kemiskinan: Bukti Empiris dari Data Panel IFLS (Juni 2018)<\/li><\/ol>\n\n\n\n

            Bloomberg Initiative, adalah program filantropis yang dilakukan oleh pengusaha media dan layanan data keuangan berbasis di Amerika Serikat bernama Michael Bloomberg. Pada tahun 2006, ia mendonasikan uangnya sebesar 125 juta dolar AS dan pada tahun 2008 berjumlah 250 juta dolar AS untuk pendanaan kegiatan pengendalian tembakau, termasuk di Indonesia. Tiap tahunnya besaran donasi selalu meningkat.<\/p>\n\n\n\n

            Donasi tersebut tidak murni sumbangan, ada muatan dan hubungannya dengan farmasi, melalui sahabat karibnya sekaligus penasihatnya bernama William R. Brody menjabat sebagai direktur Novartis. Berawal dari hasil penelitian lembaga kesehatan modern di Amerika, Surgeon General, bahwa nikotin pada tembakau dapat membuat ketergantuangan. Oleh ahli farmakologi, nikotin pada tembakau banyak manfaat untuk obat terapi dan pengobatan. Lain itu, nikotin pada tembakau sangat bermanfaat sebagai obat nyeri, gelisah, depresi dan juga dapat meningkatkan konsentrasi. <\/p>\n\n\n\n

            Melihat dari manfaat nikotin dalam tembakau inilah memunculkan niat pengambilalihan bisnis nikotin pada tembakau. Namun sayangnya, niatan itu belum terwujud, karena penggunaan tembakau masih terkuasai oleh industri rokok.  Selain kebutuhan tembakau untuk bahan dasar rokok masih relative besar, juga tidak bisa menyaingi pabrikan rokok perihal harga pembelian tembakau. <\/p>\n\n\n\n

            Untuk itu, isu yang digulirkan adalah memerangi atau mengendalikan tembakau, bahkan sampai bagaimana caranya agar tembakau tidak dibuat bahan baku rokok. Satu-satunya jalan bersekutu dengan industri farmasi. Dilanjutkan berhasil memasukkan agenda kerangka kebijakan international dalam organisasi kesehatan dunia (WHO). Upaya pengambilalihan bisnis nikotin tersebut sebetulnya terjadi di berbagai Negara, termasuk Indonesia. Aliran dana digelontorkan besar-besaran mengalir ke lembaga-lembaga kesehatan, organisasi masyarakat bahkan sampai lembaga keagamaan, inilah yang dinamai politik dagang tingkat tinggi.<\/p>\n\n\n\n

            Untuk itu, marilah lembaga-lembaga, atau kajian-kajian yang lahir dan berkembang di Indonesia, agar lebih sensitif dan peka, mendahulukan kepentingan nasional dari pada kepentingan asing. Melindungi kepentingan masyarakat pribumi lebih penting dari pada melindungi kepentingan dagang asing. Jiwa nasionalisme dan patriotik sangat dibutuhkan untuk membangun bangsa menuju masa depan yang lebih baik.   
            <\/p>\n","post_title":"Selingkuh PKJS UI dengan Kepentingan Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"selingkuh-pkjs-ui-dengan-kepentingan-asing","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-08 11:42:23","post_modified_gmt":"2019-07-08 04:42:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5849","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5843,"post_author":"878","post_date":"2019-07-06 12:33:13","post_date_gmt":"2019-07-06 05:33:13","post_content":"\n

            Jika seseorang ditanya mengapa ia merokok, jawaban yang paling sering didengar: untuk relaksasi, teman rehat, rekan berkarya, dan semua hal yang mengalir ke muara bernama kenikmatan. Hampir semua berkutat di sekitar itu. Yang sedikit berbeda, ada juga yang menjawab supaya lebih enak ketika mengobrol dengan teman yang juga merokok, atau untuk mengusir hawa dingin yang mengepung tubuh.<\/p>\n\n\n\n

            Adalah Muhamad Sobary, seorang budayawan, penulis produktif, dan peneliti jempolan yang memiliki jawaban lain dari yang lain. Muhamad Sobary baru mulai merokok pada usia 59 tahun. Usia yang terlampau telat untuk memulai merokok. Di saat kebanyakan perokok lain memutuskan berhenti merokok di usia senja, laki-laki yang biasa disapa 'Kang Sob' ini malah baru mulai merokok.<\/p>\n\n\n\n

            Baca: Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/a><\/p>\n\n\n\n

            Menurutnya, keputusan mulai merokok di usia senja Ia pilih sesaat setelah mengetahui seluk-beluk perang nikotin yang terjadi di bumi. Ragam bentuk isu mulai dari kesehatan, ekonomi, hingga isu lingkungan dijadikan alat oleh pemodal asing untuk merebut pasar rokok di negeri ini yang sepenuhnya dikuasai pengusaha dalam negeri lewat produk khas nusantara yang kerap disebut 'kretek'.<\/p>\n\n\n\n

            Bagi Kang Sob, merokok itu peristiwa politik. Merokok adalah aksi untuk melawan upaya pihak-pihak yang ingin merusak industri hasil tembakau (IHT) Indonesia. Dengan merokok, kita berpolitik, bukan sekadar berpolitik untuk IHT, namun berpolitik untuk petani tembakau, petani cengkeh, buruh tani, pekerja-pekerja di pabrik-pabrik rokok, hingga pedagang asongan. <\/p>\n\n\n\n

            Merokok itu sebuah bentuk keberpihakan. Berpihak pada nasib petani, berpihak kepada buruh tani dan pekerja pabrik, hingga akhirnya berpihak pada kedaulatan dan kemandirian bangsa lewat produk istimewa bernama kretek. Terang dan jelas dan lugas.<\/p><\/blockquote>\n\n\n\n

            Ada syarat yang mesti dipenuhi untuk bisa bersikap seperti Kang Sob bersikap ketika menikmati sebatang rokok kretek. Syarat itu adalah berada dekat dengan petani dan para pekerja di sektor IHT, merasakan hidup dan kehidupan mereka sehari-hari. Tanpa itu, sulit menerka bagaimana sensasi yang dirasakan ketika kita merokok dengan tujuan lelaku politik.<\/p>\n\n\n\n

            Dan itulah syarat yang dilalui Kang Sob hingga bisa merasakan ruh lelaku politik ketika Ia merokok. Bukan sekadar hidup dan berinteraksi lama dengan para petani tembakau, Kang Sob lebih jauh dari itu. Ia menuliskan kisah-kisah petani tembakau di Temanggung dalam disertasi doktoralnya\u2014kemudian diterbitkan penerbit KPG\u2014yang Ia beri judul 'Perlawanan Politik dan Puitik Petani Tembakau Temanggung'.<\/p>\n\n\n\n

            Baca: Ada Campur Tangan Bloomberg dalam Surat Edaran Menkes terkait Pemblokiran Iklan Rokok<\/a><\/p>\n\n\n\n

            Usai membaca buku karya Kang Sob itu, saya lantas ingin merasakan langsung hidup dalam waktu cukup lama di lingkungan mereka yang menggantungkan hidup dari IHT. Merasakan perasaan yang dirasakan Kang Sob ketika merokok. Kesempatan itu pada akhirnya saya dapat di Munduk, Bali, dan Temanggung, Jawa Tengah, tempat Kang Sob melakukan riset untuk disertasinya.<\/p>\n\n\n\n

            Di Munduk, saya tinggal di rumah milik petani cengkeh, hidup berminggu-minggu di lingkungan yang mayoritasnya petani dan buruh tani cengkeh. Saya jalan-jalan ke kebun cengkeh. Melihat petani merawat kebun mereka. Saat panen tiba, saya datang ke kebun untuk melihat dari dekat cengkeh dipanen pekerja pemetik cengkeh. Pada momen-momen itu semua, kretek kerap menjadi teman saya dan para petani cengkeh di Munduk. Di sanalah saya merasakan dengan jernih seperti apa itu perasaan keberpihakan, perlawanan, dan lelaku politis lewat menikmati sebatang kretek.<\/p>\n\n\n\n

            Di Temanggung, lebih jauh lagi. Saya tak hanya melihat dari dekat bagaimana petani dan buruh tani menanam komoditas yang mendukung IHT. Di kabupaten yang diapit dua gunung itu, saya melihat secara langsung, bahkan menjadi salah satu pelaku yang mengelola manfaat IHT untuk keberlangsungan pendidikan anak-anak petani dan buruh tani tembakau lewat skema beasiswa. Di rumah-rumah petani di lereng gunung, di alun-alun kota, di kantor beasiswa KNPK, dan di banyak tempat lainnya di Temanggung, saya merasakan aktivitas merokok bukan sekadar untuk mengusir dingin cuaca pegunungan semata. Di sana saya mengekspresikan perlawanan lewat merokok. Melawan kesewenang-wenangan mereka anti-rokok yang hendak menghancurkan kehidupan banyak manusia.<\/p>\n","post_title":"Ekspresi Perlawanan Lewat Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"ekspresi-perlawanan-lewat-merokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-06 12:33:20","post_modified_gmt":"2019-07-06 05:33:20","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5843","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5841,"post_author":"877","post_date":"2019-07-05 12:42:06","post_date_gmt":"2019-07-05 05:42:06","post_content":"\r\n

            Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

            Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

            https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
            https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
            https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
            https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
            https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
            https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
            https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
            https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
            https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
            https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
            https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

            Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

            \"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

            Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

            Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

            Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

            Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

            Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

            Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

            Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

            Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

            Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

            Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

            Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_title":"Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"protes-petani-tembakau-temanggung-ke-kemkominfo","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2024-01-03 16:04:25","post_modified_gmt":"2024-01-03 09:04:25","post_content_filtered":"\r\n

            Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

            Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

            https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
            https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
            https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
            https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
            https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
            https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
            https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
            https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
            https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
            https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
            https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

            Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

            \"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

            Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

            Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

            Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

            Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

            Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

            Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

            Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

            Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

            Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

            Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

            Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5841","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5829,"post_author":"878","post_date":"2019-06-28 09:52:18","post_date_gmt":"2019-06-28 02:52:18","post_content":"\n

            Rokok, terutama rokok kretek, memberi inspirasi bagi banyak orang. Baik itu inspirasi ketika menikmati kretek atau usai menikmati rokok kretek, juga inspirasi dari produk rokok kreteknya. Lebih jauh dari itu, seluk-beluk dunia kretek mulai dari pertanian tembakau dan cengkeh, proses produksi kretek, transaksi dagang kretek, dan segala hal yang terkait dengan dunia perkretekan menginspirasi begitu banyak orang untuk berkarya dalam rupa-rupa bentuk karya.<\/p>\n\n\n\n

            Bagi para penikmat kretek sendiri, rupa-rupa pengalaman bersama kretek juga banyak datangkan kisah menarik. Yang paling kesohor tentu saja kisah K.H Agus Salim dengan diplomasi kreteknya yang membikin suasana di salah satu ruang istana kerajaan Inggris yang sebelumnya begitu kaku dan formil menjadi cair karenanya.<\/p>\n\n\n\n

            Baca: Sosiawan Leak Bercerita Soal Rokok dan Do\u2019a<\/a><\/p>\n\n\n\n

            Bukan hanya K.H Agus Salim yang memiliki kisah kretek dengan luar negeri, ada banyak lainnya, salah satunya, Mahbub Djunaidi, tokoh Betawi, tokoh NU, wartawan jempolan, kolumnis produktif, dan banyak hal keren lainnya terkumpul dalam satu orang ini. Kekhasannya dalam menghasilkan karya tulis, mampu membikin tulisan bertema berat dalam kemasan humor dan enak dibaca, membikin hampir semua penulis Indonesia mengagumi tulisannya. Tulisan Mahbub Djunaidi terkait kretek, yang tayang di Koran Kompas pada 29 Maret 1987, lebih 32 tahun lalu, juga dikemas dalam suasana humor dan ringan dibaca namun sarat kritik yang menohok. <\/p>\n\n\n\n

            Tulisan Mahbub Djunaidi tentang kretek yang diberi judul \u2018Kretek\u2019 ini juga relevan dengan kondisi saat ini, bagaimana asing begitu mendikte negara ini dalam hal menyikapi rokok kretek. Lewat kaum anti-rokok pihak asing hendak menyingkirkan kretek. Secara halus, begitu halus, Mahbub Djunaidi mengkritik asing itu. Saya sadur seluruhnya saja tulisan Mahbub Djunaidi 32 tahun lalu itu di sini.<\/p>\n\n\n\n

            Kretek<\/h2>\n\n\n\n

            Oleh: Mahbub Djunaidi<\/p>\n\n\n\n

            Sekolah kolonialisme memang berbeda-beda. Yang satu lebih brutal dari yang lain, tapi dilihat dari bintang, hakikatnya sama: mempesiang bangsa lain sebagai usaha mencari sesuap nasi. Kolonial Inggris di daerah konsesi seperti Shanghai memperlakukan orang Cina tak lebih dari binatang. Di sebuah taman kota ada tulisan di pintu gerbangnya \u201cDilarang masuk: anjing dan orang Cina\u201d. Sampai sekarang tulisan itu tidak diangkat, agar generasi demi generasi mengerti betapa jahatnya sistem itu. Tapi, kolonial Belanda di negeri ini menganggap Cina lebih tinggi derajatnya dibanding\u00a0inlander<\/em>, penduduk anak negeri seperti kita-kita ini. Mereka membagi kereta api atau trem kota dalam tiga kelas. Kelas 1 khusus untuk orang Belanda. Kelas 2 untuk Cina dan Arab. Kelas 3 alias kelas kambing buat\u00a0inlander-inlander<\/em>\u00a0anak negeri.<\/p>\n\n\n\n

            Baca: Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

            Kecuali para nasionalis dan kaum pergerakan kebangsaan serta rakyat patriot yang bertekad merobohkan sistem itu, ada juga inlander <\/em>yang bersedia jadi budak untuk menggencet bangsa sendiri. Misalnya, para bupati dan pangreh praja yang jelek. Karena jiwanya memang dasar budak, dalam banyak hal mereka lebih nista dari tuannya sendiri. Dan karena jiwanya memang budak, mereka tak punya kepercayaan kepada kemampuan sendiri dan menganggap tuan asingnya bagai dewa putih yang berasal dari langit, dan dalam segala hal lebih unggul. Hubungan antara budak dan tuannya ini mirip dengan hubungan antara hewan sirkus dengan pelatihnya, menurut saja apa yang diperintahkan, dan meniru saja apa yang dicontohkan.<\/p>\n\n\n\n

            Sisa jiwa inlander<\/em> ini masih ada juga sedikit bayak di alam kemerdekaan. Pangreh praja yang punya kegemaran menginjak ke bawah dan menjilat ke atas pada dasarnya tetap kehinggapan pembawaan inlander<\/em> itu. Seorang yang senantiasa menganggap asing itu hebat dan senantiasa benar dan unggul, sebenarnya merupakan inlander <\/em>gaya baru, dan mengidap unsur-unsur budak. Bawahan yang menganggap atasannya selalu perlu ditiru dan \u201cdigugu<\/em>\u201d, tak peduli apapun yang dilakukannya, pada dasarnya punya tabiat orang jajahan, tak punya karakter bangsa mereka. Kerdil, penakut, melayang kemana angin bertiup, merupakan pakaian sehari-hari.<\/p>\n\n\n\n

            Sementara itu, jika seorang nyonya tidak sudi cangking tas kecuali merek Louis Vuitton walau bikinan Cibaduyut tak kalah bagusnya, berdandan dengan ramuan Yves Saint Laurent serta baju merek Calvin Klein, berkat dorongan anggapan bikinan asing itu dahsyat dan mampu naikkan gengsi, apakah terhadapnya kena pula julukan inlander<\/em> gaya baru?<\/p>\n\n\n\n

            Oh, bisa iya dan bisa juga bukan. Jangan-jangan sang nyonya memang patriot sejati, tapi karena kebanyakan uang menjadi sedikit bingung dan hilang keseimbangan. Atau seorang suami yang sudi memakai ikat pinggang merek Etienne Aigner dan domper merek Cartier dan hanya siap berangkat golf dengan kaos merek Lacosre, apakah inlander <\/em>gaya baru? juga bisa iya dan bisa juga tidak. Boleh jadi tokoh kita ini seorang pecinta tanah air berikut produksinya, tapi sekedar menjaga martabat dan gengsi, tak menjadi apa melekatkan barang-barang mahal ke tubuh satu-satunya.<\/p>\n\n\n\n

            Kawan saya yang tidak mau disebut inlander<\/em> baik gaya lama maupun baru, bertekad bulat kepingin menggunakan apa saja yang buatan dalam negeri, walau dia sama sekali tidak pernah ketemu Menteri Ginanjar Kartasasmita. Ia tidak merasa perlu memakai baju merek Charles Jourdan atau Lanvin, melainkan cukup bikinan Tegalparang yang tak beda dengan kemeja bikinan manapun di atas dunia. Ia tak merasa perlu pakai kaos merek Benetton karena produksi pinggiran kota Bandung sudah lebih dari cukup.<\/p>\n\n\n\n

            Dan untuk lebih membikin dia bukan inlander<\/em> yang kurang percaya harga diri sendiri, begitu mau berangkat ke luar negeri ia kempit berbungkus-bungkus rokok kretek, bukan Marlboro atau Camel atau Lucky Strike, yang kecuali untuk gengsi, asapnya biasa-biasa saja, tapi, begitu ia naik pesawat Air France, seorang pramugari menghampirinya.<\/p>\n\n\n\n

            \u201cMaaf, tuan hisap apa? Apa tuan hisap Hashish? Apa tuan sudi ganti rokok yang biasa-biasa saja?\u201d<\/p>\n\n\n\n

            \u201cini bukan hashish. Ini tembakau biasa campur cengkeh,\u201d jawab kawan saya. Dan karena tekadnya yang teguh mau menghisap rokok produksi negeri sendiri, kawan saya itu nekad hisap rokok kretek lagi di atas pesawat milik maskapai British Airways. Pada saat asapnya ngepul, datang lagi menghampiri seorang pramugari.<\/p>\n\n\n\n

            \u201cWah, bau apa itu? Apa ganja? Apa tuan bisa ganti yang lain saja? Para penumpang di sini idak biasa mengendus bau itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

            \u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

            Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

            Kompas, 29 Maret 1987
            <\/p>\n\n\n\n


            <\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

            Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

            Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

            Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

            Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

            Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

            Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

            Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

            Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

            Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

            Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

            Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
            <\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

            Paling Populer

            \n

            Adanya kucuran dana yang menyuburkan dari Bloomberg Initiative, menjadikan organisasi atau lembaga di Indonesia  yang tidak memiliki jiwa potriotisme akan berlomba-lomba untuk mendapatkan dana tersebut. Bahkan ada juga organisasi yang menamakan diri sebagai pusat kajian sosial di bawah Universitas terkemuka di Indonesia, rela bekerjasama dengan Bloomberg Initiative. Seperti halnya Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia disingkat PKJS UI, yang dipromotori oleh Prof. dr. Hasbullah Thabrani, MPH dan kawan-kawan. <\/p>\n\n\n\n

            PKJS UI berdiri pada tanggal 14 September 2015, tujuannya sangat mulia, yaitu untuk menjembatani kebutuhan pusat penelitian jaminan sosial berbasis akademik, dan fokus pada program jaminan sosial di Indonesia. PKJS UI ini, sebagai langkah awal untuk persiapan membuat program Magister Jaminan Sosial di Indonesia. Semestinya PKJS UI, sebagai organisasi atau pusat kajian yang lahir dan berkembang di Indonesia, wajib memberikan perlindungan sosial terhadap seluruh masyarakat Indonesia, tidak terkecuali masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada sektor pertembakaun. <\/p>\n\n\n\n

            Dari hulu hingga hilir, ada sekitar 6,1juta jiwa serapan tenaga kerja pertembakauan, baik sebagai petani tembakau, petani cengkeh dan buruh\/karyawan rokok kretek. Perkebunan tembakau tersebar di 15 provinsi dan perkebunan cengkeh ada di 30 provinsi. Sektor pertembakauan mampu memberikan sumbangan APBN 8.92%, prosentasi yang fantastis dibanding pemasukan minyak dan gas (migas) yang hanya mampu 3.03%. <\/p>\n\n\n\n

            Tidak hanya itu, sektor pertembakauan di Indonesia punya sejarah panjang memiliki fungsi sosial dan budaya dalam kehidupan masyarakat. Satu-satunya sektor perdagangan yang mampu bertahan dimasa penjajahan disaat perekonomian bangsa Indonesia hancur. Pertembakauan sektor yang paling mandiri dari hulu hingga hilir, tidak pernah sekalipun mendapatkan subsidi dari Negara. Yang ada sebaliknya, Negara selalu meminta keuntungan lebih, dan tanpa modal. Sektor pertembakauan tahan krisis dan memiliki multiplier effect<\/em>, artinya usaha lain maju dan berkembang sangat dipengaruhi keberadaan pertembakauan. Dampak langsung, semisal di Temanggung banyak pengrajin keranjang yang bisa menikmati hasilnya saat panen tembakau. Di Kudus, dari percetakan hingga pasar tradisional menjadi ramai ketika permintaan rokok kretek meningkat. <\/p>\n\n\n\n

            Sekali lagi, keberadaan PKJS UI, seharusnya melakukan kajian untuk perlindungan pertembakauan di Indonesia, dan tidak sebaliknya. Sangat tidak etis, tidak patriotis dan nasionalis, ketika PKJS UI, melakukan pelemahan pada sektor pertembakaun dan mengedepankan kepentingan asing, gara-gara mendapatkan akses dari Bloomberg Initiative. Dalam laporan mitra kerja, PKJS UI bekerjasama dengan 20 lembaga, termasuk bekerjasama dengan Bloomberg Initiative (sumber: https:\/\/sksg.ui.ac.id\/pkjs<\/a>). Hal itu terlihat jelas kajian yang dilakukan PKJS UI sinergi dengan program Bloomberg Initiative untuk pengendalian tembakau. PKJS UI telah melakukan kajian sejak 2016 hingga 2018, setidaknya ada 5 kajian dari 9 kajian yang menyudutkan posisi pertembakauan dalam hal ini rokok kretek di Indonesia, yaitu: <\/p>\n\n\n\n

            1. Roadmap Upaya Pengendalian Belanja Rokok dari Dana Bantuan Sosial (Januari 2019)<\/li>
            2. Bantuan Sosial, Rokok dan Indikator Sosial Ekonomi di Indonesia (Januari 2019)<\/li>
            3. Dukungan Publik Terhadap Kenaikan Cukai Rokok untuk Pendanaan JKN (Agustus 2018)<\/li>
            4. Dukungan Publik Terhadap Kenaikan Harga Rokok (Juli 2018)<\/li>
            5. Perilaku Merokok Orang Tua dan Dampaknya Terhadap Stunting, Kecerdasan, dan Kemiskinan: Bukti Empiris dari Data Panel IFLS (Juni 2018)<\/li><\/ol>\n\n\n\n

              Bloomberg Initiative, adalah program filantropis yang dilakukan oleh pengusaha media dan layanan data keuangan berbasis di Amerika Serikat bernama Michael Bloomberg. Pada tahun 2006, ia mendonasikan uangnya sebesar 125 juta dolar AS dan pada tahun 2008 berjumlah 250 juta dolar AS untuk pendanaan kegiatan pengendalian tembakau, termasuk di Indonesia. Tiap tahunnya besaran donasi selalu meningkat.<\/p>\n\n\n\n

              Donasi tersebut tidak murni sumbangan, ada muatan dan hubungannya dengan farmasi, melalui sahabat karibnya sekaligus penasihatnya bernama William R. Brody menjabat sebagai direktur Novartis. Berawal dari hasil penelitian lembaga kesehatan modern di Amerika, Surgeon General, bahwa nikotin pada tembakau dapat membuat ketergantuangan. Oleh ahli farmakologi, nikotin pada tembakau banyak manfaat untuk obat terapi dan pengobatan. Lain itu, nikotin pada tembakau sangat bermanfaat sebagai obat nyeri, gelisah, depresi dan juga dapat meningkatkan konsentrasi. <\/p>\n\n\n\n

              Melihat dari manfaat nikotin dalam tembakau inilah memunculkan niat pengambilalihan bisnis nikotin pada tembakau. Namun sayangnya, niatan itu belum terwujud, karena penggunaan tembakau masih terkuasai oleh industri rokok.  Selain kebutuhan tembakau untuk bahan dasar rokok masih relative besar, juga tidak bisa menyaingi pabrikan rokok perihal harga pembelian tembakau. <\/p>\n\n\n\n

              Untuk itu, isu yang digulirkan adalah memerangi atau mengendalikan tembakau, bahkan sampai bagaimana caranya agar tembakau tidak dibuat bahan baku rokok. Satu-satunya jalan bersekutu dengan industri farmasi. Dilanjutkan berhasil memasukkan agenda kerangka kebijakan international dalam organisasi kesehatan dunia (WHO). Upaya pengambilalihan bisnis nikotin tersebut sebetulnya terjadi di berbagai Negara, termasuk Indonesia. Aliran dana digelontorkan besar-besaran mengalir ke lembaga-lembaga kesehatan, organisasi masyarakat bahkan sampai lembaga keagamaan, inilah yang dinamai politik dagang tingkat tinggi.<\/p>\n\n\n\n

              Untuk itu, marilah lembaga-lembaga, atau kajian-kajian yang lahir dan berkembang di Indonesia, agar lebih sensitif dan peka, mendahulukan kepentingan nasional dari pada kepentingan asing. Melindungi kepentingan masyarakat pribumi lebih penting dari pada melindungi kepentingan dagang asing. Jiwa nasionalisme dan patriotik sangat dibutuhkan untuk membangun bangsa menuju masa depan yang lebih baik.   
              <\/p>\n","post_title":"Selingkuh PKJS UI dengan Kepentingan Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"selingkuh-pkjs-ui-dengan-kepentingan-asing","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-08 11:42:23","post_modified_gmt":"2019-07-08 04:42:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5849","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5843,"post_author":"878","post_date":"2019-07-06 12:33:13","post_date_gmt":"2019-07-06 05:33:13","post_content":"\n

              Jika seseorang ditanya mengapa ia merokok, jawaban yang paling sering didengar: untuk relaksasi, teman rehat, rekan berkarya, dan semua hal yang mengalir ke muara bernama kenikmatan. Hampir semua berkutat di sekitar itu. Yang sedikit berbeda, ada juga yang menjawab supaya lebih enak ketika mengobrol dengan teman yang juga merokok, atau untuk mengusir hawa dingin yang mengepung tubuh.<\/p>\n\n\n\n

              Adalah Muhamad Sobary, seorang budayawan, penulis produktif, dan peneliti jempolan yang memiliki jawaban lain dari yang lain. Muhamad Sobary baru mulai merokok pada usia 59 tahun. Usia yang terlampau telat untuk memulai merokok. Di saat kebanyakan perokok lain memutuskan berhenti merokok di usia senja, laki-laki yang biasa disapa 'Kang Sob' ini malah baru mulai merokok.<\/p>\n\n\n\n

              Baca: Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/a><\/p>\n\n\n\n

              Menurutnya, keputusan mulai merokok di usia senja Ia pilih sesaat setelah mengetahui seluk-beluk perang nikotin yang terjadi di bumi. Ragam bentuk isu mulai dari kesehatan, ekonomi, hingga isu lingkungan dijadikan alat oleh pemodal asing untuk merebut pasar rokok di negeri ini yang sepenuhnya dikuasai pengusaha dalam negeri lewat produk khas nusantara yang kerap disebut 'kretek'.<\/p>\n\n\n\n

              Bagi Kang Sob, merokok itu peristiwa politik. Merokok adalah aksi untuk melawan upaya pihak-pihak yang ingin merusak industri hasil tembakau (IHT) Indonesia. Dengan merokok, kita berpolitik, bukan sekadar berpolitik untuk IHT, namun berpolitik untuk petani tembakau, petani cengkeh, buruh tani, pekerja-pekerja di pabrik-pabrik rokok, hingga pedagang asongan. <\/p>\n\n\n\n

              Merokok itu sebuah bentuk keberpihakan. Berpihak pada nasib petani, berpihak kepada buruh tani dan pekerja pabrik, hingga akhirnya berpihak pada kedaulatan dan kemandirian bangsa lewat produk istimewa bernama kretek. Terang dan jelas dan lugas.<\/p><\/blockquote>\n\n\n\n

              Ada syarat yang mesti dipenuhi untuk bisa bersikap seperti Kang Sob bersikap ketika menikmati sebatang rokok kretek. Syarat itu adalah berada dekat dengan petani dan para pekerja di sektor IHT, merasakan hidup dan kehidupan mereka sehari-hari. Tanpa itu, sulit menerka bagaimana sensasi yang dirasakan ketika kita merokok dengan tujuan lelaku politik.<\/p>\n\n\n\n

              Dan itulah syarat yang dilalui Kang Sob hingga bisa merasakan ruh lelaku politik ketika Ia merokok. Bukan sekadar hidup dan berinteraksi lama dengan para petani tembakau, Kang Sob lebih jauh dari itu. Ia menuliskan kisah-kisah petani tembakau di Temanggung dalam disertasi doktoralnya\u2014kemudian diterbitkan penerbit KPG\u2014yang Ia beri judul 'Perlawanan Politik dan Puitik Petani Tembakau Temanggung'.<\/p>\n\n\n\n

              Baca: Ada Campur Tangan Bloomberg dalam Surat Edaran Menkes terkait Pemblokiran Iklan Rokok<\/a><\/p>\n\n\n\n

              Usai membaca buku karya Kang Sob itu, saya lantas ingin merasakan langsung hidup dalam waktu cukup lama di lingkungan mereka yang menggantungkan hidup dari IHT. Merasakan perasaan yang dirasakan Kang Sob ketika merokok. Kesempatan itu pada akhirnya saya dapat di Munduk, Bali, dan Temanggung, Jawa Tengah, tempat Kang Sob melakukan riset untuk disertasinya.<\/p>\n\n\n\n

              Di Munduk, saya tinggal di rumah milik petani cengkeh, hidup berminggu-minggu di lingkungan yang mayoritasnya petani dan buruh tani cengkeh. Saya jalan-jalan ke kebun cengkeh. Melihat petani merawat kebun mereka. Saat panen tiba, saya datang ke kebun untuk melihat dari dekat cengkeh dipanen pekerja pemetik cengkeh. Pada momen-momen itu semua, kretek kerap menjadi teman saya dan para petani cengkeh di Munduk. Di sanalah saya merasakan dengan jernih seperti apa itu perasaan keberpihakan, perlawanan, dan lelaku politis lewat menikmati sebatang kretek.<\/p>\n\n\n\n

              Di Temanggung, lebih jauh lagi. Saya tak hanya melihat dari dekat bagaimana petani dan buruh tani menanam komoditas yang mendukung IHT. Di kabupaten yang diapit dua gunung itu, saya melihat secara langsung, bahkan menjadi salah satu pelaku yang mengelola manfaat IHT untuk keberlangsungan pendidikan anak-anak petani dan buruh tani tembakau lewat skema beasiswa. Di rumah-rumah petani di lereng gunung, di alun-alun kota, di kantor beasiswa KNPK, dan di banyak tempat lainnya di Temanggung, saya merasakan aktivitas merokok bukan sekadar untuk mengusir dingin cuaca pegunungan semata. Di sana saya mengekspresikan perlawanan lewat merokok. Melawan kesewenang-wenangan mereka anti-rokok yang hendak menghancurkan kehidupan banyak manusia.<\/p>\n","post_title":"Ekspresi Perlawanan Lewat Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"ekspresi-perlawanan-lewat-merokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-06 12:33:20","post_modified_gmt":"2019-07-06 05:33:20","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5843","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5841,"post_author":"877","post_date":"2019-07-05 12:42:06","post_date_gmt":"2019-07-05 05:42:06","post_content":"\r\n

              Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

              Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

              https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
              https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
              https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
              https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
              https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
              https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
              https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
              https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
              https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
              https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
              https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

              Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

              \"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

              Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

              Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

              Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

              Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

              Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

              Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

              Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

              Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

              Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

              Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

              Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_title":"Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"protes-petani-tembakau-temanggung-ke-kemkominfo","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2024-01-03 16:04:25","post_modified_gmt":"2024-01-03 09:04:25","post_content_filtered":"\r\n

              Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

              Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

              https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
              https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
              https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
              https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
              https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
              https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
              https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
              https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
              https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
              https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
              https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

              Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

              \"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

              Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

              Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

              Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

              Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

              Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

              Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

              Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

              Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

              Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

              Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

              Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5841","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5829,"post_author":"878","post_date":"2019-06-28 09:52:18","post_date_gmt":"2019-06-28 02:52:18","post_content":"\n

              Rokok, terutama rokok kretek, memberi inspirasi bagi banyak orang. Baik itu inspirasi ketika menikmati kretek atau usai menikmati rokok kretek, juga inspirasi dari produk rokok kreteknya. Lebih jauh dari itu, seluk-beluk dunia kretek mulai dari pertanian tembakau dan cengkeh, proses produksi kretek, transaksi dagang kretek, dan segala hal yang terkait dengan dunia perkretekan menginspirasi begitu banyak orang untuk berkarya dalam rupa-rupa bentuk karya.<\/p>\n\n\n\n

              Bagi para penikmat kretek sendiri, rupa-rupa pengalaman bersama kretek juga banyak datangkan kisah menarik. Yang paling kesohor tentu saja kisah K.H Agus Salim dengan diplomasi kreteknya yang membikin suasana di salah satu ruang istana kerajaan Inggris yang sebelumnya begitu kaku dan formil menjadi cair karenanya.<\/p>\n\n\n\n

              Baca: Sosiawan Leak Bercerita Soal Rokok dan Do\u2019a<\/a><\/p>\n\n\n\n

              Bukan hanya K.H Agus Salim yang memiliki kisah kretek dengan luar negeri, ada banyak lainnya, salah satunya, Mahbub Djunaidi, tokoh Betawi, tokoh NU, wartawan jempolan, kolumnis produktif, dan banyak hal keren lainnya terkumpul dalam satu orang ini. Kekhasannya dalam menghasilkan karya tulis, mampu membikin tulisan bertema berat dalam kemasan humor dan enak dibaca, membikin hampir semua penulis Indonesia mengagumi tulisannya. Tulisan Mahbub Djunaidi terkait kretek, yang tayang di Koran Kompas pada 29 Maret 1987, lebih 32 tahun lalu, juga dikemas dalam suasana humor dan ringan dibaca namun sarat kritik yang menohok. <\/p>\n\n\n\n

              Tulisan Mahbub Djunaidi tentang kretek yang diberi judul \u2018Kretek\u2019 ini juga relevan dengan kondisi saat ini, bagaimana asing begitu mendikte negara ini dalam hal menyikapi rokok kretek. Lewat kaum anti-rokok pihak asing hendak menyingkirkan kretek. Secara halus, begitu halus, Mahbub Djunaidi mengkritik asing itu. Saya sadur seluruhnya saja tulisan Mahbub Djunaidi 32 tahun lalu itu di sini.<\/p>\n\n\n\n

              Kretek<\/h2>\n\n\n\n

              Oleh: Mahbub Djunaidi<\/p>\n\n\n\n

              Sekolah kolonialisme memang berbeda-beda. Yang satu lebih brutal dari yang lain, tapi dilihat dari bintang, hakikatnya sama: mempesiang bangsa lain sebagai usaha mencari sesuap nasi. Kolonial Inggris di daerah konsesi seperti Shanghai memperlakukan orang Cina tak lebih dari binatang. Di sebuah taman kota ada tulisan di pintu gerbangnya \u201cDilarang masuk: anjing dan orang Cina\u201d. Sampai sekarang tulisan itu tidak diangkat, agar generasi demi generasi mengerti betapa jahatnya sistem itu. Tapi, kolonial Belanda di negeri ini menganggap Cina lebih tinggi derajatnya dibanding\u00a0inlander<\/em>, penduduk anak negeri seperti kita-kita ini. Mereka membagi kereta api atau trem kota dalam tiga kelas. Kelas 1 khusus untuk orang Belanda. Kelas 2 untuk Cina dan Arab. Kelas 3 alias kelas kambing buat\u00a0inlander-inlander<\/em>\u00a0anak negeri.<\/p>\n\n\n\n

              Baca: Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

              Kecuali para nasionalis dan kaum pergerakan kebangsaan serta rakyat patriot yang bertekad merobohkan sistem itu, ada juga inlander <\/em>yang bersedia jadi budak untuk menggencet bangsa sendiri. Misalnya, para bupati dan pangreh praja yang jelek. Karena jiwanya memang dasar budak, dalam banyak hal mereka lebih nista dari tuannya sendiri. Dan karena jiwanya memang budak, mereka tak punya kepercayaan kepada kemampuan sendiri dan menganggap tuan asingnya bagai dewa putih yang berasal dari langit, dan dalam segala hal lebih unggul. Hubungan antara budak dan tuannya ini mirip dengan hubungan antara hewan sirkus dengan pelatihnya, menurut saja apa yang diperintahkan, dan meniru saja apa yang dicontohkan.<\/p>\n\n\n\n

              Sisa jiwa inlander<\/em> ini masih ada juga sedikit bayak di alam kemerdekaan. Pangreh praja yang punya kegemaran menginjak ke bawah dan menjilat ke atas pada dasarnya tetap kehinggapan pembawaan inlander<\/em> itu. Seorang yang senantiasa menganggap asing itu hebat dan senantiasa benar dan unggul, sebenarnya merupakan inlander <\/em>gaya baru, dan mengidap unsur-unsur budak. Bawahan yang menganggap atasannya selalu perlu ditiru dan \u201cdigugu<\/em>\u201d, tak peduli apapun yang dilakukannya, pada dasarnya punya tabiat orang jajahan, tak punya karakter bangsa mereka. Kerdil, penakut, melayang kemana angin bertiup, merupakan pakaian sehari-hari.<\/p>\n\n\n\n

              Sementara itu, jika seorang nyonya tidak sudi cangking tas kecuali merek Louis Vuitton walau bikinan Cibaduyut tak kalah bagusnya, berdandan dengan ramuan Yves Saint Laurent serta baju merek Calvin Klein, berkat dorongan anggapan bikinan asing itu dahsyat dan mampu naikkan gengsi, apakah terhadapnya kena pula julukan inlander<\/em> gaya baru?<\/p>\n\n\n\n

              Oh, bisa iya dan bisa juga bukan. Jangan-jangan sang nyonya memang patriot sejati, tapi karena kebanyakan uang menjadi sedikit bingung dan hilang keseimbangan. Atau seorang suami yang sudi memakai ikat pinggang merek Etienne Aigner dan domper merek Cartier dan hanya siap berangkat golf dengan kaos merek Lacosre, apakah inlander <\/em>gaya baru? juga bisa iya dan bisa juga tidak. Boleh jadi tokoh kita ini seorang pecinta tanah air berikut produksinya, tapi sekedar menjaga martabat dan gengsi, tak menjadi apa melekatkan barang-barang mahal ke tubuh satu-satunya.<\/p>\n\n\n\n

              Kawan saya yang tidak mau disebut inlander<\/em> baik gaya lama maupun baru, bertekad bulat kepingin menggunakan apa saja yang buatan dalam negeri, walau dia sama sekali tidak pernah ketemu Menteri Ginanjar Kartasasmita. Ia tidak merasa perlu memakai baju merek Charles Jourdan atau Lanvin, melainkan cukup bikinan Tegalparang yang tak beda dengan kemeja bikinan manapun di atas dunia. Ia tak merasa perlu pakai kaos merek Benetton karena produksi pinggiran kota Bandung sudah lebih dari cukup.<\/p>\n\n\n\n

              Dan untuk lebih membikin dia bukan inlander<\/em> yang kurang percaya harga diri sendiri, begitu mau berangkat ke luar negeri ia kempit berbungkus-bungkus rokok kretek, bukan Marlboro atau Camel atau Lucky Strike, yang kecuali untuk gengsi, asapnya biasa-biasa saja, tapi, begitu ia naik pesawat Air France, seorang pramugari menghampirinya.<\/p>\n\n\n\n

              \u201cMaaf, tuan hisap apa? Apa tuan hisap Hashish? Apa tuan sudi ganti rokok yang biasa-biasa saja?\u201d<\/p>\n\n\n\n

              \u201cini bukan hashish. Ini tembakau biasa campur cengkeh,\u201d jawab kawan saya. Dan karena tekadnya yang teguh mau menghisap rokok produksi negeri sendiri, kawan saya itu nekad hisap rokok kretek lagi di atas pesawat milik maskapai British Airways. Pada saat asapnya ngepul, datang lagi menghampiri seorang pramugari.<\/p>\n\n\n\n

              \u201cWah, bau apa itu? Apa ganja? Apa tuan bisa ganti yang lain saja? Para penumpang di sini idak biasa mengendus bau itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

              \u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

              Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

              Kompas, 29 Maret 1987
              <\/p>\n\n\n\n


              <\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

              Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

              Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

              Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

              Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

              Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

              Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

              Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

              Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

              Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

              Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

              Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
              <\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

              Paling Populer

              \n

              Dari tahun 2007 hingga pertengahan 2015, terdeteksi banyak organisasi jumlahlnya kurang lebih 20an organisasi, lembaga penelitian pemerintah maupun kemasyaratan hingga keagaman yang ada di Indonesia, justru membawa agenda titipan asing, dengan program pengendalian tembakau. Melalui Bloomberg Initiative, kucuran dana itu sampai mengalir. Sebab, Indonesia dijadikan salah satu target utama karena tembakau yang ada 100% sebagai bahan dasar rokok kretek. Sedangkan asing dalam hal ini Bloomberg Initiative punya keinginan berbeda, yaitu mengusai bahan nikotin yang ada di daun tembakau. <\/p>\n\n\n\n

              Adanya kucuran dana yang menyuburkan dari Bloomberg Initiative, menjadikan organisasi atau lembaga di Indonesia  yang tidak memiliki jiwa potriotisme akan berlomba-lomba untuk mendapatkan dana tersebut. Bahkan ada juga organisasi yang menamakan diri sebagai pusat kajian sosial di bawah Universitas terkemuka di Indonesia, rela bekerjasama dengan Bloomberg Initiative. Seperti halnya Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia disingkat PKJS UI, yang dipromotori oleh Prof. dr. Hasbullah Thabrani, MPH dan kawan-kawan. <\/p>\n\n\n\n

              PKJS UI berdiri pada tanggal 14 September 2015, tujuannya sangat mulia, yaitu untuk menjembatani kebutuhan pusat penelitian jaminan sosial berbasis akademik, dan fokus pada program jaminan sosial di Indonesia. PKJS UI ini, sebagai langkah awal untuk persiapan membuat program Magister Jaminan Sosial di Indonesia. Semestinya PKJS UI, sebagai organisasi atau pusat kajian yang lahir dan berkembang di Indonesia, wajib memberikan perlindungan sosial terhadap seluruh masyarakat Indonesia, tidak terkecuali masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada sektor pertembakaun. <\/p>\n\n\n\n

              Dari hulu hingga hilir, ada sekitar 6,1juta jiwa serapan tenaga kerja pertembakauan, baik sebagai petani tembakau, petani cengkeh dan buruh\/karyawan rokok kretek. Perkebunan tembakau tersebar di 15 provinsi dan perkebunan cengkeh ada di 30 provinsi. Sektor pertembakauan mampu memberikan sumbangan APBN 8.92%, prosentasi yang fantastis dibanding pemasukan minyak dan gas (migas) yang hanya mampu 3.03%. <\/p>\n\n\n\n

              Tidak hanya itu, sektor pertembakauan di Indonesia punya sejarah panjang memiliki fungsi sosial dan budaya dalam kehidupan masyarakat. Satu-satunya sektor perdagangan yang mampu bertahan dimasa penjajahan disaat perekonomian bangsa Indonesia hancur. Pertembakauan sektor yang paling mandiri dari hulu hingga hilir, tidak pernah sekalipun mendapatkan subsidi dari Negara. Yang ada sebaliknya, Negara selalu meminta keuntungan lebih, dan tanpa modal. Sektor pertembakauan tahan krisis dan memiliki multiplier effect<\/em>, artinya usaha lain maju dan berkembang sangat dipengaruhi keberadaan pertembakauan. Dampak langsung, semisal di Temanggung banyak pengrajin keranjang yang bisa menikmati hasilnya saat panen tembakau. Di Kudus, dari percetakan hingga pasar tradisional menjadi ramai ketika permintaan rokok kretek meningkat. <\/p>\n\n\n\n

              Sekali lagi, keberadaan PKJS UI, seharusnya melakukan kajian untuk perlindungan pertembakauan di Indonesia, dan tidak sebaliknya. Sangat tidak etis, tidak patriotis dan nasionalis, ketika PKJS UI, melakukan pelemahan pada sektor pertembakaun dan mengedepankan kepentingan asing, gara-gara mendapatkan akses dari Bloomberg Initiative. Dalam laporan mitra kerja, PKJS UI bekerjasama dengan 20 lembaga, termasuk bekerjasama dengan Bloomberg Initiative (sumber: https:\/\/sksg.ui.ac.id\/pkjs<\/a>). Hal itu terlihat jelas kajian yang dilakukan PKJS UI sinergi dengan program Bloomberg Initiative untuk pengendalian tembakau. PKJS UI telah melakukan kajian sejak 2016 hingga 2018, setidaknya ada 5 kajian dari 9 kajian yang menyudutkan posisi pertembakauan dalam hal ini rokok kretek di Indonesia, yaitu: <\/p>\n\n\n\n

              1. Roadmap Upaya Pengendalian Belanja Rokok dari Dana Bantuan Sosial (Januari 2019)<\/li>
              2. Bantuan Sosial, Rokok dan Indikator Sosial Ekonomi di Indonesia (Januari 2019)<\/li>
              3. Dukungan Publik Terhadap Kenaikan Cukai Rokok untuk Pendanaan JKN (Agustus 2018)<\/li>
              4. Dukungan Publik Terhadap Kenaikan Harga Rokok (Juli 2018)<\/li>
              5. Perilaku Merokok Orang Tua dan Dampaknya Terhadap Stunting, Kecerdasan, dan Kemiskinan: Bukti Empiris dari Data Panel IFLS (Juni 2018)<\/li><\/ol>\n\n\n\n

                Bloomberg Initiative, adalah program filantropis yang dilakukan oleh pengusaha media dan layanan data keuangan berbasis di Amerika Serikat bernama Michael Bloomberg. Pada tahun 2006, ia mendonasikan uangnya sebesar 125 juta dolar AS dan pada tahun 2008 berjumlah 250 juta dolar AS untuk pendanaan kegiatan pengendalian tembakau, termasuk di Indonesia. Tiap tahunnya besaran donasi selalu meningkat.<\/p>\n\n\n\n

                Donasi tersebut tidak murni sumbangan, ada muatan dan hubungannya dengan farmasi, melalui sahabat karibnya sekaligus penasihatnya bernama William R. Brody menjabat sebagai direktur Novartis. Berawal dari hasil penelitian lembaga kesehatan modern di Amerika, Surgeon General, bahwa nikotin pada tembakau dapat membuat ketergantuangan. Oleh ahli farmakologi, nikotin pada tembakau banyak manfaat untuk obat terapi dan pengobatan. Lain itu, nikotin pada tembakau sangat bermanfaat sebagai obat nyeri, gelisah, depresi dan juga dapat meningkatkan konsentrasi. <\/p>\n\n\n\n

                Melihat dari manfaat nikotin dalam tembakau inilah memunculkan niat pengambilalihan bisnis nikotin pada tembakau. Namun sayangnya, niatan itu belum terwujud, karena penggunaan tembakau masih terkuasai oleh industri rokok.  Selain kebutuhan tembakau untuk bahan dasar rokok masih relative besar, juga tidak bisa menyaingi pabrikan rokok perihal harga pembelian tembakau. <\/p>\n\n\n\n

                Untuk itu, isu yang digulirkan adalah memerangi atau mengendalikan tembakau, bahkan sampai bagaimana caranya agar tembakau tidak dibuat bahan baku rokok. Satu-satunya jalan bersekutu dengan industri farmasi. Dilanjutkan berhasil memasukkan agenda kerangka kebijakan international dalam organisasi kesehatan dunia (WHO). Upaya pengambilalihan bisnis nikotin tersebut sebetulnya terjadi di berbagai Negara, termasuk Indonesia. Aliran dana digelontorkan besar-besaran mengalir ke lembaga-lembaga kesehatan, organisasi masyarakat bahkan sampai lembaga keagamaan, inilah yang dinamai politik dagang tingkat tinggi.<\/p>\n\n\n\n

                Untuk itu, marilah lembaga-lembaga, atau kajian-kajian yang lahir dan berkembang di Indonesia, agar lebih sensitif dan peka, mendahulukan kepentingan nasional dari pada kepentingan asing. Melindungi kepentingan masyarakat pribumi lebih penting dari pada melindungi kepentingan dagang asing. Jiwa nasionalisme dan patriotik sangat dibutuhkan untuk membangun bangsa menuju masa depan yang lebih baik.   
                <\/p>\n","post_title":"Selingkuh PKJS UI dengan Kepentingan Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"selingkuh-pkjs-ui-dengan-kepentingan-asing","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-08 11:42:23","post_modified_gmt":"2019-07-08 04:42:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5849","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5843,"post_author":"878","post_date":"2019-07-06 12:33:13","post_date_gmt":"2019-07-06 05:33:13","post_content":"\n

                Jika seseorang ditanya mengapa ia merokok, jawaban yang paling sering didengar: untuk relaksasi, teman rehat, rekan berkarya, dan semua hal yang mengalir ke muara bernama kenikmatan. Hampir semua berkutat di sekitar itu. Yang sedikit berbeda, ada juga yang menjawab supaya lebih enak ketika mengobrol dengan teman yang juga merokok, atau untuk mengusir hawa dingin yang mengepung tubuh.<\/p>\n\n\n\n

                Adalah Muhamad Sobary, seorang budayawan, penulis produktif, dan peneliti jempolan yang memiliki jawaban lain dari yang lain. Muhamad Sobary baru mulai merokok pada usia 59 tahun. Usia yang terlampau telat untuk memulai merokok. Di saat kebanyakan perokok lain memutuskan berhenti merokok di usia senja, laki-laki yang biasa disapa 'Kang Sob' ini malah baru mulai merokok.<\/p>\n\n\n\n

                Baca: Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/a><\/p>\n\n\n\n

                Menurutnya, keputusan mulai merokok di usia senja Ia pilih sesaat setelah mengetahui seluk-beluk perang nikotin yang terjadi di bumi. Ragam bentuk isu mulai dari kesehatan, ekonomi, hingga isu lingkungan dijadikan alat oleh pemodal asing untuk merebut pasar rokok di negeri ini yang sepenuhnya dikuasai pengusaha dalam negeri lewat produk khas nusantara yang kerap disebut 'kretek'.<\/p>\n\n\n\n

                Bagi Kang Sob, merokok itu peristiwa politik. Merokok adalah aksi untuk melawan upaya pihak-pihak yang ingin merusak industri hasil tembakau (IHT) Indonesia. Dengan merokok, kita berpolitik, bukan sekadar berpolitik untuk IHT, namun berpolitik untuk petani tembakau, petani cengkeh, buruh tani, pekerja-pekerja di pabrik-pabrik rokok, hingga pedagang asongan. <\/p>\n\n\n\n

                Merokok itu sebuah bentuk keberpihakan. Berpihak pada nasib petani, berpihak kepada buruh tani dan pekerja pabrik, hingga akhirnya berpihak pada kedaulatan dan kemandirian bangsa lewat produk istimewa bernama kretek. Terang dan jelas dan lugas.<\/p><\/blockquote>\n\n\n\n

                Ada syarat yang mesti dipenuhi untuk bisa bersikap seperti Kang Sob bersikap ketika menikmati sebatang rokok kretek. Syarat itu adalah berada dekat dengan petani dan para pekerja di sektor IHT, merasakan hidup dan kehidupan mereka sehari-hari. Tanpa itu, sulit menerka bagaimana sensasi yang dirasakan ketika kita merokok dengan tujuan lelaku politik.<\/p>\n\n\n\n

                Dan itulah syarat yang dilalui Kang Sob hingga bisa merasakan ruh lelaku politik ketika Ia merokok. Bukan sekadar hidup dan berinteraksi lama dengan para petani tembakau, Kang Sob lebih jauh dari itu. Ia menuliskan kisah-kisah petani tembakau di Temanggung dalam disertasi doktoralnya\u2014kemudian diterbitkan penerbit KPG\u2014yang Ia beri judul 'Perlawanan Politik dan Puitik Petani Tembakau Temanggung'.<\/p>\n\n\n\n

                Baca: Ada Campur Tangan Bloomberg dalam Surat Edaran Menkes terkait Pemblokiran Iklan Rokok<\/a><\/p>\n\n\n\n

                Usai membaca buku karya Kang Sob itu, saya lantas ingin merasakan langsung hidup dalam waktu cukup lama di lingkungan mereka yang menggantungkan hidup dari IHT. Merasakan perasaan yang dirasakan Kang Sob ketika merokok. Kesempatan itu pada akhirnya saya dapat di Munduk, Bali, dan Temanggung, Jawa Tengah, tempat Kang Sob melakukan riset untuk disertasinya.<\/p>\n\n\n\n

                Di Munduk, saya tinggal di rumah milik petani cengkeh, hidup berminggu-minggu di lingkungan yang mayoritasnya petani dan buruh tani cengkeh. Saya jalan-jalan ke kebun cengkeh. Melihat petani merawat kebun mereka. Saat panen tiba, saya datang ke kebun untuk melihat dari dekat cengkeh dipanen pekerja pemetik cengkeh. Pada momen-momen itu semua, kretek kerap menjadi teman saya dan para petani cengkeh di Munduk. Di sanalah saya merasakan dengan jernih seperti apa itu perasaan keberpihakan, perlawanan, dan lelaku politis lewat menikmati sebatang kretek.<\/p>\n\n\n\n

                Di Temanggung, lebih jauh lagi. Saya tak hanya melihat dari dekat bagaimana petani dan buruh tani menanam komoditas yang mendukung IHT. Di kabupaten yang diapit dua gunung itu, saya melihat secara langsung, bahkan menjadi salah satu pelaku yang mengelola manfaat IHT untuk keberlangsungan pendidikan anak-anak petani dan buruh tani tembakau lewat skema beasiswa. Di rumah-rumah petani di lereng gunung, di alun-alun kota, di kantor beasiswa KNPK, dan di banyak tempat lainnya di Temanggung, saya merasakan aktivitas merokok bukan sekadar untuk mengusir dingin cuaca pegunungan semata. Di sana saya mengekspresikan perlawanan lewat merokok. Melawan kesewenang-wenangan mereka anti-rokok yang hendak menghancurkan kehidupan banyak manusia.<\/p>\n","post_title":"Ekspresi Perlawanan Lewat Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"ekspresi-perlawanan-lewat-merokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-06 12:33:20","post_modified_gmt":"2019-07-06 05:33:20","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5843","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5841,"post_author":"877","post_date":"2019-07-05 12:42:06","post_date_gmt":"2019-07-05 05:42:06","post_content":"\r\n

                Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

                Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

                https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
                https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
                https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
                https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
                https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
                https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
                https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
                https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
                https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
                https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
                https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

                Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

                \"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

                Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

                Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

                Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

                Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

                Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

                Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

                Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

                Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

                Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

                Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

                Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_title":"Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"protes-petani-tembakau-temanggung-ke-kemkominfo","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2024-01-03 16:04:25","post_modified_gmt":"2024-01-03 09:04:25","post_content_filtered":"\r\n

                Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

                Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

                https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
                https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
                https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
                https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
                https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
                https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
                https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
                https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
                https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
                https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
                https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

                Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

                \"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

                Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

                Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

                Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

                Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

                Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

                Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

                Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

                Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

                Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

                Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

                Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5841","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5829,"post_author":"878","post_date":"2019-06-28 09:52:18","post_date_gmt":"2019-06-28 02:52:18","post_content":"\n

                Rokok, terutama rokok kretek, memberi inspirasi bagi banyak orang. Baik itu inspirasi ketika menikmati kretek atau usai menikmati rokok kretek, juga inspirasi dari produk rokok kreteknya. Lebih jauh dari itu, seluk-beluk dunia kretek mulai dari pertanian tembakau dan cengkeh, proses produksi kretek, transaksi dagang kretek, dan segala hal yang terkait dengan dunia perkretekan menginspirasi begitu banyak orang untuk berkarya dalam rupa-rupa bentuk karya.<\/p>\n\n\n\n

                Bagi para penikmat kretek sendiri, rupa-rupa pengalaman bersama kretek juga banyak datangkan kisah menarik. Yang paling kesohor tentu saja kisah K.H Agus Salim dengan diplomasi kreteknya yang membikin suasana di salah satu ruang istana kerajaan Inggris yang sebelumnya begitu kaku dan formil menjadi cair karenanya.<\/p>\n\n\n\n

                Baca: Sosiawan Leak Bercerita Soal Rokok dan Do\u2019a<\/a><\/p>\n\n\n\n

                Bukan hanya K.H Agus Salim yang memiliki kisah kretek dengan luar negeri, ada banyak lainnya, salah satunya, Mahbub Djunaidi, tokoh Betawi, tokoh NU, wartawan jempolan, kolumnis produktif, dan banyak hal keren lainnya terkumpul dalam satu orang ini. Kekhasannya dalam menghasilkan karya tulis, mampu membikin tulisan bertema berat dalam kemasan humor dan enak dibaca, membikin hampir semua penulis Indonesia mengagumi tulisannya. Tulisan Mahbub Djunaidi terkait kretek, yang tayang di Koran Kompas pada 29 Maret 1987, lebih 32 tahun lalu, juga dikemas dalam suasana humor dan ringan dibaca namun sarat kritik yang menohok. <\/p>\n\n\n\n

                Tulisan Mahbub Djunaidi tentang kretek yang diberi judul \u2018Kretek\u2019 ini juga relevan dengan kondisi saat ini, bagaimana asing begitu mendikte negara ini dalam hal menyikapi rokok kretek. Lewat kaum anti-rokok pihak asing hendak menyingkirkan kretek. Secara halus, begitu halus, Mahbub Djunaidi mengkritik asing itu. Saya sadur seluruhnya saja tulisan Mahbub Djunaidi 32 tahun lalu itu di sini.<\/p>\n\n\n\n

                Kretek<\/h2>\n\n\n\n

                Oleh: Mahbub Djunaidi<\/p>\n\n\n\n

                Sekolah kolonialisme memang berbeda-beda. Yang satu lebih brutal dari yang lain, tapi dilihat dari bintang, hakikatnya sama: mempesiang bangsa lain sebagai usaha mencari sesuap nasi. Kolonial Inggris di daerah konsesi seperti Shanghai memperlakukan orang Cina tak lebih dari binatang. Di sebuah taman kota ada tulisan di pintu gerbangnya \u201cDilarang masuk: anjing dan orang Cina\u201d. Sampai sekarang tulisan itu tidak diangkat, agar generasi demi generasi mengerti betapa jahatnya sistem itu. Tapi, kolonial Belanda di negeri ini menganggap Cina lebih tinggi derajatnya dibanding\u00a0inlander<\/em>, penduduk anak negeri seperti kita-kita ini. Mereka membagi kereta api atau trem kota dalam tiga kelas. Kelas 1 khusus untuk orang Belanda. Kelas 2 untuk Cina dan Arab. Kelas 3 alias kelas kambing buat\u00a0inlander-inlander<\/em>\u00a0anak negeri.<\/p>\n\n\n\n

                Baca: Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

                Kecuali para nasionalis dan kaum pergerakan kebangsaan serta rakyat patriot yang bertekad merobohkan sistem itu, ada juga inlander <\/em>yang bersedia jadi budak untuk menggencet bangsa sendiri. Misalnya, para bupati dan pangreh praja yang jelek. Karena jiwanya memang dasar budak, dalam banyak hal mereka lebih nista dari tuannya sendiri. Dan karena jiwanya memang budak, mereka tak punya kepercayaan kepada kemampuan sendiri dan menganggap tuan asingnya bagai dewa putih yang berasal dari langit, dan dalam segala hal lebih unggul. Hubungan antara budak dan tuannya ini mirip dengan hubungan antara hewan sirkus dengan pelatihnya, menurut saja apa yang diperintahkan, dan meniru saja apa yang dicontohkan.<\/p>\n\n\n\n

                Sisa jiwa inlander<\/em> ini masih ada juga sedikit bayak di alam kemerdekaan. Pangreh praja yang punya kegemaran menginjak ke bawah dan menjilat ke atas pada dasarnya tetap kehinggapan pembawaan inlander<\/em> itu. Seorang yang senantiasa menganggap asing itu hebat dan senantiasa benar dan unggul, sebenarnya merupakan inlander <\/em>gaya baru, dan mengidap unsur-unsur budak. Bawahan yang menganggap atasannya selalu perlu ditiru dan \u201cdigugu<\/em>\u201d, tak peduli apapun yang dilakukannya, pada dasarnya punya tabiat orang jajahan, tak punya karakter bangsa mereka. Kerdil, penakut, melayang kemana angin bertiup, merupakan pakaian sehari-hari.<\/p>\n\n\n\n

                Sementara itu, jika seorang nyonya tidak sudi cangking tas kecuali merek Louis Vuitton walau bikinan Cibaduyut tak kalah bagusnya, berdandan dengan ramuan Yves Saint Laurent serta baju merek Calvin Klein, berkat dorongan anggapan bikinan asing itu dahsyat dan mampu naikkan gengsi, apakah terhadapnya kena pula julukan inlander<\/em> gaya baru?<\/p>\n\n\n\n

                Oh, bisa iya dan bisa juga bukan. Jangan-jangan sang nyonya memang patriot sejati, tapi karena kebanyakan uang menjadi sedikit bingung dan hilang keseimbangan. Atau seorang suami yang sudi memakai ikat pinggang merek Etienne Aigner dan domper merek Cartier dan hanya siap berangkat golf dengan kaos merek Lacosre, apakah inlander <\/em>gaya baru? juga bisa iya dan bisa juga tidak. Boleh jadi tokoh kita ini seorang pecinta tanah air berikut produksinya, tapi sekedar menjaga martabat dan gengsi, tak menjadi apa melekatkan barang-barang mahal ke tubuh satu-satunya.<\/p>\n\n\n\n

                Kawan saya yang tidak mau disebut inlander<\/em> baik gaya lama maupun baru, bertekad bulat kepingin menggunakan apa saja yang buatan dalam negeri, walau dia sama sekali tidak pernah ketemu Menteri Ginanjar Kartasasmita. Ia tidak merasa perlu memakai baju merek Charles Jourdan atau Lanvin, melainkan cukup bikinan Tegalparang yang tak beda dengan kemeja bikinan manapun di atas dunia. Ia tak merasa perlu pakai kaos merek Benetton karena produksi pinggiran kota Bandung sudah lebih dari cukup.<\/p>\n\n\n\n

                Dan untuk lebih membikin dia bukan inlander<\/em> yang kurang percaya harga diri sendiri, begitu mau berangkat ke luar negeri ia kempit berbungkus-bungkus rokok kretek, bukan Marlboro atau Camel atau Lucky Strike, yang kecuali untuk gengsi, asapnya biasa-biasa saja, tapi, begitu ia naik pesawat Air France, seorang pramugari menghampirinya.<\/p>\n\n\n\n

                \u201cMaaf, tuan hisap apa? Apa tuan hisap Hashish? Apa tuan sudi ganti rokok yang biasa-biasa saja?\u201d<\/p>\n\n\n\n

                \u201cini bukan hashish. Ini tembakau biasa campur cengkeh,\u201d jawab kawan saya. Dan karena tekadnya yang teguh mau menghisap rokok produksi negeri sendiri, kawan saya itu nekad hisap rokok kretek lagi di atas pesawat milik maskapai British Airways. Pada saat asapnya ngepul, datang lagi menghampiri seorang pramugari.<\/p>\n\n\n\n

                \u201cWah, bau apa itu? Apa ganja? Apa tuan bisa ganti yang lain saja? Para penumpang di sini idak biasa mengendus bau itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

                \u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

                Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

                Kompas, 29 Maret 1987
                <\/p>\n\n\n\n


                <\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

                Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

                Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

                Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

                Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

                Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

                Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

                Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

                Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

                Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

                Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

                Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
                <\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

                Paling Populer

                \n

                Sebagian masyarakat petani percaya, cahaya itu diturunkan oleh para dewa di langit. Srinthil bagi mereka adalah suatu \u2018pulung\u2019 <\/em>atau \u2018ndaru rigen\u2019<\/em>, sebuah keberuntungan atau berkah yang tidak dapat direncanakan oleh manusia dan semata terjadi karena kuasa Tuhan.<\/p>\n","post_title":"Primadona Itu Bernama Srinthil","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"primadona-itu-bernama-srinthil","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-12 10:42:26","post_modified_gmt":"2019-07-12 03:42:26","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5855","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5849,"post_author":"877","post_date":"2019-07-08 11:42:15","post_date_gmt":"2019-07-08 04:42:15","post_content":"\n

                Dari tahun 2007 hingga pertengahan 2015, terdeteksi banyak organisasi jumlahlnya kurang lebih 20an organisasi, lembaga penelitian pemerintah maupun kemasyaratan hingga keagaman yang ada di Indonesia, justru membawa agenda titipan asing, dengan program pengendalian tembakau. Melalui Bloomberg Initiative, kucuran dana itu sampai mengalir. Sebab, Indonesia dijadikan salah satu target utama karena tembakau yang ada 100% sebagai bahan dasar rokok kretek. Sedangkan asing dalam hal ini Bloomberg Initiative punya keinginan berbeda, yaitu mengusai bahan nikotin yang ada di daun tembakau. <\/p>\n\n\n\n

                Adanya kucuran dana yang menyuburkan dari Bloomberg Initiative, menjadikan organisasi atau lembaga di Indonesia  yang tidak memiliki jiwa potriotisme akan berlomba-lomba untuk mendapatkan dana tersebut. Bahkan ada juga organisasi yang menamakan diri sebagai pusat kajian sosial di bawah Universitas terkemuka di Indonesia, rela bekerjasama dengan Bloomberg Initiative. Seperti halnya Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia disingkat PKJS UI, yang dipromotori oleh Prof. dr. Hasbullah Thabrani, MPH dan kawan-kawan. <\/p>\n\n\n\n

                PKJS UI berdiri pada tanggal 14 September 2015, tujuannya sangat mulia, yaitu untuk menjembatani kebutuhan pusat penelitian jaminan sosial berbasis akademik, dan fokus pada program jaminan sosial di Indonesia. PKJS UI ini, sebagai langkah awal untuk persiapan membuat program Magister Jaminan Sosial di Indonesia. Semestinya PKJS UI, sebagai organisasi atau pusat kajian yang lahir dan berkembang di Indonesia, wajib memberikan perlindungan sosial terhadap seluruh masyarakat Indonesia, tidak terkecuali masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada sektor pertembakaun. <\/p>\n\n\n\n

                Dari hulu hingga hilir, ada sekitar 6,1juta jiwa serapan tenaga kerja pertembakauan, baik sebagai petani tembakau, petani cengkeh dan buruh\/karyawan rokok kretek. Perkebunan tembakau tersebar di 15 provinsi dan perkebunan cengkeh ada di 30 provinsi. Sektor pertembakauan mampu memberikan sumbangan APBN 8.92%, prosentasi yang fantastis dibanding pemasukan minyak dan gas (migas) yang hanya mampu 3.03%. <\/p>\n\n\n\n

                Tidak hanya itu, sektor pertembakauan di Indonesia punya sejarah panjang memiliki fungsi sosial dan budaya dalam kehidupan masyarakat. Satu-satunya sektor perdagangan yang mampu bertahan dimasa penjajahan disaat perekonomian bangsa Indonesia hancur. Pertembakauan sektor yang paling mandiri dari hulu hingga hilir, tidak pernah sekalipun mendapatkan subsidi dari Negara. Yang ada sebaliknya, Negara selalu meminta keuntungan lebih, dan tanpa modal. Sektor pertembakauan tahan krisis dan memiliki multiplier effect<\/em>, artinya usaha lain maju dan berkembang sangat dipengaruhi keberadaan pertembakauan. Dampak langsung, semisal di Temanggung banyak pengrajin keranjang yang bisa menikmati hasilnya saat panen tembakau. Di Kudus, dari percetakan hingga pasar tradisional menjadi ramai ketika permintaan rokok kretek meningkat. <\/p>\n\n\n\n

                Sekali lagi, keberadaan PKJS UI, seharusnya melakukan kajian untuk perlindungan pertembakauan di Indonesia, dan tidak sebaliknya. Sangat tidak etis, tidak patriotis dan nasionalis, ketika PKJS UI, melakukan pelemahan pada sektor pertembakaun dan mengedepankan kepentingan asing, gara-gara mendapatkan akses dari Bloomberg Initiative. Dalam laporan mitra kerja, PKJS UI bekerjasama dengan 20 lembaga, termasuk bekerjasama dengan Bloomberg Initiative (sumber: https:\/\/sksg.ui.ac.id\/pkjs<\/a>). Hal itu terlihat jelas kajian yang dilakukan PKJS UI sinergi dengan program Bloomberg Initiative untuk pengendalian tembakau. PKJS UI telah melakukan kajian sejak 2016 hingga 2018, setidaknya ada 5 kajian dari 9 kajian yang menyudutkan posisi pertembakauan dalam hal ini rokok kretek di Indonesia, yaitu: <\/p>\n\n\n\n

                1. Roadmap Upaya Pengendalian Belanja Rokok dari Dana Bantuan Sosial (Januari 2019)<\/li>
                2. Bantuan Sosial, Rokok dan Indikator Sosial Ekonomi di Indonesia (Januari 2019)<\/li>
                3. Dukungan Publik Terhadap Kenaikan Cukai Rokok untuk Pendanaan JKN (Agustus 2018)<\/li>
                4. Dukungan Publik Terhadap Kenaikan Harga Rokok (Juli 2018)<\/li>
                5. Perilaku Merokok Orang Tua dan Dampaknya Terhadap Stunting, Kecerdasan, dan Kemiskinan: Bukti Empiris dari Data Panel IFLS (Juni 2018)<\/li><\/ol>\n\n\n\n

                  Bloomberg Initiative, adalah program filantropis yang dilakukan oleh pengusaha media dan layanan data keuangan berbasis di Amerika Serikat bernama Michael Bloomberg. Pada tahun 2006, ia mendonasikan uangnya sebesar 125 juta dolar AS dan pada tahun 2008 berjumlah 250 juta dolar AS untuk pendanaan kegiatan pengendalian tembakau, termasuk di Indonesia. Tiap tahunnya besaran donasi selalu meningkat.<\/p>\n\n\n\n

                  Donasi tersebut tidak murni sumbangan, ada muatan dan hubungannya dengan farmasi, melalui sahabat karibnya sekaligus penasihatnya bernama William R. Brody menjabat sebagai direktur Novartis. Berawal dari hasil penelitian lembaga kesehatan modern di Amerika, Surgeon General, bahwa nikotin pada tembakau dapat membuat ketergantuangan. Oleh ahli farmakologi, nikotin pada tembakau banyak manfaat untuk obat terapi dan pengobatan. Lain itu, nikotin pada tembakau sangat bermanfaat sebagai obat nyeri, gelisah, depresi dan juga dapat meningkatkan konsentrasi. <\/p>\n\n\n\n

                  Melihat dari manfaat nikotin dalam tembakau inilah memunculkan niat pengambilalihan bisnis nikotin pada tembakau. Namun sayangnya, niatan itu belum terwujud, karena penggunaan tembakau masih terkuasai oleh industri rokok.  Selain kebutuhan tembakau untuk bahan dasar rokok masih relative besar, juga tidak bisa menyaingi pabrikan rokok perihal harga pembelian tembakau. <\/p>\n\n\n\n

                  Untuk itu, isu yang digulirkan adalah memerangi atau mengendalikan tembakau, bahkan sampai bagaimana caranya agar tembakau tidak dibuat bahan baku rokok. Satu-satunya jalan bersekutu dengan industri farmasi. Dilanjutkan berhasil memasukkan agenda kerangka kebijakan international dalam organisasi kesehatan dunia (WHO). Upaya pengambilalihan bisnis nikotin tersebut sebetulnya terjadi di berbagai Negara, termasuk Indonesia. Aliran dana digelontorkan besar-besaran mengalir ke lembaga-lembaga kesehatan, organisasi masyarakat bahkan sampai lembaga keagamaan, inilah yang dinamai politik dagang tingkat tinggi.<\/p>\n\n\n\n

                  Untuk itu, marilah lembaga-lembaga, atau kajian-kajian yang lahir dan berkembang di Indonesia, agar lebih sensitif dan peka, mendahulukan kepentingan nasional dari pada kepentingan asing. Melindungi kepentingan masyarakat pribumi lebih penting dari pada melindungi kepentingan dagang asing. Jiwa nasionalisme dan patriotik sangat dibutuhkan untuk membangun bangsa menuju masa depan yang lebih baik.   
                  <\/p>\n","post_title":"Selingkuh PKJS UI dengan Kepentingan Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"selingkuh-pkjs-ui-dengan-kepentingan-asing","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-08 11:42:23","post_modified_gmt":"2019-07-08 04:42:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5849","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5843,"post_author":"878","post_date":"2019-07-06 12:33:13","post_date_gmt":"2019-07-06 05:33:13","post_content":"\n

                  Jika seseorang ditanya mengapa ia merokok, jawaban yang paling sering didengar: untuk relaksasi, teman rehat, rekan berkarya, dan semua hal yang mengalir ke muara bernama kenikmatan. Hampir semua berkutat di sekitar itu. Yang sedikit berbeda, ada juga yang menjawab supaya lebih enak ketika mengobrol dengan teman yang juga merokok, atau untuk mengusir hawa dingin yang mengepung tubuh.<\/p>\n\n\n\n

                  Adalah Muhamad Sobary, seorang budayawan, penulis produktif, dan peneliti jempolan yang memiliki jawaban lain dari yang lain. Muhamad Sobary baru mulai merokok pada usia 59 tahun. Usia yang terlampau telat untuk memulai merokok. Di saat kebanyakan perokok lain memutuskan berhenti merokok di usia senja, laki-laki yang biasa disapa 'Kang Sob' ini malah baru mulai merokok.<\/p>\n\n\n\n

                  Baca: Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/a><\/p>\n\n\n\n

                  Menurutnya, keputusan mulai merokok di usia senja Ia pilih sesaat setelah mengetahui seluk-beluk perang nikotin yang terjadi di bumi. Ragam bentuk isu mulai dari kesehatan, ekonomi, hingga isu lingkungan dijadikan alat oleh pemodal asing untuk merebut pasar rokok di negeri ini yang sepenuhnya dikuasai pengusaha dalam negeri lewat produk khas nusantara yang kerap disebut 'kretek'.<\/p>\n\n\n\n

                  Bagi Kang Sob, merokok itu peristiwa politik. Merokok adalah aksi untuk melawan upaya pihak-pihak yang ingin merusak industri hasil tembakau (IHT) Indonesia. Dengan merokok, kita berpolitik, bukan sekadar berpolitik untuk IHT, namun berpolitik untuk petani tembakau, petani cengkeh, buruh tani, pekerja-pekerja di pabrik-pabrik rokok, hingga pedagang asongan. <\/p>\n\n\n\n

                  Merokok itu sebuah bentuk keberpihakan. Berpihak pada nasib petani, berpihak kepada buruh tani dan pekerja pabrik, hingga akhirnya berpihak pada kedaulatan dan kemandirian bangsa lewat produk istimewa bernama kretek. Terang dan jelas dan lugas.<\/p><\/blockquote>\n\n\n\n

                  Ada syarat yang mesti dipenuhi untuk bisa bersikap seperti Kang Sob bersikap ketika menikmati sebatang rokok kretek. Syarat itu adalah berada dekat dengan petani dan para pekerja di sektor IHT, merasakan hidup dan kehidupan mereka sehari-hari. Tanpa itu, sulit menerka bagaimana sensasi yang dirasakan ketika kita merokok dengan tujuan lelaku politik.<\/p>\n\n\n\n

                  Dan itulah syarat yang dilalui Kang Sob hingga bisa merasakan ruh lelaku politik ketika Ia merokok. Bukan sekadar hidup dan berinteraksi lama dengan para petani tembakau, Kang Sob lebih jauh dari itu. Ia menuliskan kisah-kisah petani tembakau di Temanggung dalam disertasi doktoralnya\u2014kemudian diterbitkan penerbit KPG\u2014yang Ia beri judul 'Perlawanan Politik dan Puitik Petani Tembakau Temanggung'.<\/p>\n\n\n\n

                  Baca: Ada Campur Tangan Bloomberg dalam Surat Edaran Menkes terkait Pemblokiran Iklan Rokok<\/a><\/p>\n\n\n\n

                  Usai membaca buku karya Kang Sob itu, saya lantas ingin merasakan langsung hidup dalam waktu cukup lama di lingkungan mereka yang menggantungkan hidup dari IHT. Merasakan perasaan yang dirasakan Kang Sob ketika merokok. Kesempatan itu pada akhirnya saya dapat di Munduk, Bali, dan Temanggung, Jawa Tengah, tempat Kang Sob melakukan riset untuk disertasinya.<\/p>\n\n\n\n

                  Di Munduk, saya tinggal di rumah milik petani cengkeh, hidup berminggu-minggu di lingkungan yang mayoritasnya petani dan buruh tani cengkeh. Saya jalan-jalan ke kebun cengkeh. Melihat petani merawat kebun mereka. Saat panen tiba, saya datang ke kebun untuk melihat dari dekat cengkeh dipanen pekerja pemetik cengkeh. Pada momen-momen itu semua, kretek kerap menjadi teman saya dan para petani cengkeh di Munduk. Di sanalah saya merasakan dengan jernih seperti apa itu perasaan keberpihakan, perlawanan, dan lelaku politis lewat menikmati sebatang kretek.<\/p>\n\n\n\n

                  Di Temanggung, lebih jauh lagi. Saya tak hanya melihat dari dekat bagaimana petani dan buruh tani menanam komoditas yang mendukung IHT. Di kabupaten yang diapit dua gunung itu, saya melihat secara langsung, bahkan menjadi salah satu pelaku yang mengelola manfaat IHT untuk keberlangsungan pendidikan anak-anak petani dan buruh tani tembakau lewat skema beasiswa. Di rumah-rumah petani di lereng gunung, di alun-alun kota, di kantor beasiswa KNPK, dan di banyak tempat lainnya di Temanggung, saya merasakan aktivitas merokok bukan sekadar untuk mengusir dingin cuaca pegunungan semata. Di sana saya mengekspresikan perlawanan lewat merokok. Melawan kesewenang-wenangan mereka anti-rokok yang hendak menghancurkan kehidupan banyak manusia.<\/p>\n","post_title":"Ekspresi Perlawanan Lewat Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"ekspresi-perlawanan-lewat-merokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-06 12:33:20","post_modified_gmt":"2019-07-06 05:33:20","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5843","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5841,"post_author":"877","post_date":"2019-07-05 12:42:06","post_date_gmt":"2019-07-05 05:42:06","post_content":"\r\n

                  Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

                  Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

                  https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
                  https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
                  https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
                  https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
                  https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
                  https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
                  https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
                  https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
                  https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
                  https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
                  https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

                  Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

                  \"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

                  Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

                  Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

                  Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

                  Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

                  Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

                  Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

                  Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

                  Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

                  Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

                  Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

                  Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_title":"Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"protes-petani-tembakau-temanggung-ke-kemkominfo","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2024-01-03 16:04:25","post_modified_gmt":"2024-01-03 09:04:25","post_content_filtered":"\r\n

                  Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

                  Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

                  https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
                  https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
                  https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
                  https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
                  https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
                  https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
                  https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
                  https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
                  https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
                  https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
                  https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

                  Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

                  \"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

                  Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

                  Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

                  Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

                  Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

                  Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

                  Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

                  Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

                  Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

                  Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

                  Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

                  Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5841","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5829,"post_author":"878","post_date":"2019-06-28 09:52:18","post_date_gmt":"2019-06-28 02:52:18","post_content":"\n

                  Rokok, terutama rokok kretek, memberi inspirasi bagi banyak orang. Baik itu inspirasi ketika menikmati kretek atau usai menikmati rokok kretek, juga inspirasi dari produk rokok kreteknya. Lebih jauh dari itu, seluk-beluk dunia kretek mulai dari pertanian tembakau dan cengkeh, proses produksi kretek, transaksi dagang kretek, dan segala hal yang terkait dengan dunia perkretekan menginspirasi begitu banyak orang untuk berkarya dalam rupa-rupa bentuk karya.<\/p>\n\n\n\n

                  Bagi para penikmat kretek sendiri, rupa-rupa pengalaman bersama kretek juga banyak datangkan kisah menarik. Yang paling kesohor tentu saja kisah K.H Agus Salim dengan diplomasi kreteknya yang membikin suasana di salah satu ruang istana kerajaan Inggris yang sebelumnya begitu kaku dan formil menjadi cair karenanya.<\/p>\n\n\n\n

                  Baca: Sosiawan Leak Bercerita Soal Rokok dan Do\u2019a<\/a><\/p>\n\n\n\n

                  Bukan hanya K.H Agus Salim yang memiliki kisah kretek dengan luar negeri, ada banyak lainnya, salah satunya, Mahbub Djunaidi, tokoh Betawi, tokoh NU, wartawan jempolan, kolumnis produktif, dan banyak hal keren lainnya terkumpul dalam satu orang ini. Kekhasannya dalam menghasilkan karya tulis, mampu membikin tulisan bertema berat dalam kemasan humor dan enak dibaca, membikin hampir semua penulis Indonesia mengagumi tulisannya. Tulisan Mahbub Djunaidi terkait kretek, yang tayang di Koran Kompas pada 29 Maret 1987, lebih 32 tahun lalu, juga dikemas dalam suasana humor dan ringan dibaca namun sarat kritik yang menohok. <\/p>\n\n\n\n

                  Tulisan Mahbub Djunaidi tentang kretek yang diberi judul \u2018Kretek\u2019 ini juga relevan dengan kondisi saat ini, bagaimana asing begitu mendikte negara ini dalam hal menyikapi rokok kretek. Lewat kaum anti-rokok pihak asing hendak menyingkirkan kretek. Secara halus, begitu halus, Mahbub Djunaidi mengkritik asing itu. Saya sadur seluruhnya saja tulisan Mahbub Djunaidi 32 tahun lalu itu di sini.<\/p>\n\n\n\n

                  Kretek<\/h2>\n\n\n\n

                  Oleh: Mahbub Djunaidi<\/p>\n\n\n\n

                  Sekolah kolonialisme memang berbeda-beda. Yang satu lebih brutal dari yang lain, tapi dilihat dari bintang, hakikatnya sama: mempesiang bangsa lain sebagai usaha mencari sesuap nasi. Kolonial Inggris di daerah konsesi seperti Shanghai memperlakukan orang Cina tak lebih dari binatang. Di sebuah taman kota ada tulisan di pintu gerbangnya \u201cDilarang masuk: anjing dan orang Cina\u201d. Sampai sekarang tulisan itu tidak diangkat, agar generasi demi generasi mengerti betapa jahatnya sistem itu. Tapi, kolonial Belanda di negeri ini menganggap Cina lebih tinggi derajatnya dibanding\u00a0inlander<\/em>, penduduk anak negeri seperti kita-kita ini. Mereka membagi kereta api atau trem kota dalam tiga kelas. Kelas 1 khusus untuk orang Belanda. Kelas 2 untuk Cina dan Arab. Kelas 3 alias kelas kambing buat\u00a0inlander-inlander<\/em>\u00a0anak negeri.<\/p>\n\n\n\n

                  Baca: Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

                  Kecuali para nasionalis dan kaum pergerakan kebangsaan serta rakyat patriot yang bertekad merobohkan sistem itu, ada juga inlander <\/em>yang bersedia jadi budak untuk menggencet bangsa sendiri. Misalnya, para bupati dan pangreh praja yang jelek. Karena jiwanya memang dasar budak, dalam banyak hal mereka lebih nista dari tuannya sendiri. Dan karena jiwanya memang budak, mereka tak punya kepercayaan kepada kemampuan sendiri dan menganggap tuan asingnya bagai dewa putih yang berasal dari langit, dan dalam segala hal lebih unggul. Hubungan antara budak dan tuannya ini mirip dengan hubungan antara hewan sirkus dengan pelatihnya, menurut saja apa yang diperintahkan, dan meniru saja apa yang dicontohkan.<\/p>\n\n\n\n

                  Sisa jiwa inlander<\/em> ini masih ada juga sedikit bayak di alam kemerdekaan. Pangreh praja yang punya kegemaran menginjak ke bawah dan menjilat ke atas pada dasarnya tetap kehinggapan pembawaan inlander<\/em> itu. Seorang yang senantiasa menganggap asing itu hebat dan senantiasa benar dan unggul, sebenarnya merupakan inlander <\/em>gaya baru, dan mengidap unsur-unsur budak. Bawahan yang menganggap atasannya selalu perlu ditiru dan \u201cdigugu<\/em>\u201d, tak peduli apapun yang dilakukannya, pada dasarnya punya tabiat orang jajahan, tak punya karakter bangsa mereka. Kerdil, penakut, melayang kemana angin bertiup, merupakan pakaian sehari-hari.<\/p>\n\n\n\n

                  Sementara itu, jika seorang nyonya tidak sudi cangking tas kecuali merek Louis Vuitton walau bikinan Cibaduyut tak kalah bagusnya, berdandan dengan ramuan Yves Saint Laurent serta baju merek Calvin Klein, berkat dorongan anggapan bikinan asing itu dahsyat dan mampu naikkan gengsi, apakah terhadapnya kena pula julukan inlander<\/em> gaya baru?<\/p>\n\n\n\n

                  Oh, bisa iya dan bisa juga bukan. Jangan-jangan sang nyonya memang patriot sejati, tapi karena kebanyakan uang menjadi sedikit bingung dan hilang keseimbangan. Atau seorang suami yang sudi memakai ikat pinggang merek Etienne Aigner dan domper merek Cartier dan hanya siap berangkat golf dengan kaos merek Lacosre, apakah inlander <\/em>gaya baru? juga bisa iya dan bisa juga tidak. Boleh jadi tokoh kita ini seorang pecinta tanah air berikut produksinya, tapi sekedar menjaga martabat dan gengsi, tak menjadi apa melekatkan barang-barang mahal ke tubuh satu-satunya.<\/p>\n\n\n\n

                  Kawan saya yang tidak mau disebut inlander<\/em> baik gaya lama maupun baru, bertekad bulat kepingin menggunakan apa saja yang buatan dalam negeri, walau dia sama sekali tidak pernah ketemu Menteri Ginanjar Kartasasmita. Ia tidak merasa perlu memakai baju merek Charles Jourdan atau Lanvin, melainkan cukup bikinan Tegalparang yang tak beda dengan kemeja bikinan manapun di atas dunia. Ia tak merasa perlu pakai kaos merek Benetton karena produksi pinggiran kota Bandung sudah lebih dari cukup.<\/p>\n\n\n\n

                  Dan untuk lebih membikin dia bukan inlander<\/em> yang kurang percaya harga diri sendiri, begitu mau berangkat ke luar negeri ia kempit berbungkus-bungkus rokok kretek, bukan Marlboro atau Camel atau Lucky Strike, yang kecuali untuk gengsi, asapnya biasa-biasa saja, tapi, begitu ia naik pesawat Air France, seorang pramugari menghampirinya.<\/p>\n\n\n\n

                  \u201cMaaf, tuan hisap apa? Apa tuan hisap Hashish? Apa tuan sudi ganti rokok yang biasa-biasa saja?\u201d<\/p>\n\n\n\n

                  \u201cini bukan hashish. Ini tembakau biasa campur cengkeh,\u201d jawab kawan saya. Dan karena tekadnya yang teguh mau menghisap rokok produksi negeri sendiri, kawan saya itu nekad hisap rokok kretek lagi di atas pesawat milik maskapai British Airways. Pada saat asapnya ngepul, datang lagi menghampiri seorang pramugari.<\/p>\n\n\n\n

                  \u201cWah, bau apa itu? Apa ganja? Apa tuan bisa ganti yang lain saja? Para penumpang di sini idak biasa mengendus bau itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

                  \u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

                  Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

                  Kompas, 29 Maret 1987
                  <\/p>\n\n\n\n


                  <\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

                  Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

                  Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

                  Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

                  Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

                  Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

                  Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

                  Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

                  Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

                  Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

                  Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

                  Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
                  <\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

                  Paling Populer

                  \n

                  Karena kualitas mutu Srinthil tidak bisa diciptakan, maka kedatangan si primadona ini oleh masyarakat Temanggung sering dilekatkan dengan aspek mistik. Konon, daun tembakau yang bakal menjadi Srinthil itu, pada malam hari akan tampak mengeluarkan cahaya kuning di kegelapan.<\/p>\n\n\n\n

                  Sebagian masyarakat petani percaya, cahaya itu diturunkan oleh para dewa di langit. Srinthil bagi mereka adalah suatu \u2018pulung\u2019 <\/em>atau \u2018ndaru rigen\u2019<\/em>, sebuah keberuntungan atau berkah yang tidak dapat direncanakan oleh manusia dan semata terjadi karena kuasa Tuhan.<\/p>\n","post_title":"Primadona Itu Bernama Srinthil","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"primadona-itu-bernama-srinthil","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-12 10:42:26","post_modified_gmt":"2019-07-12 03:42:26","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5855","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5849,"post_author":"877","post_date":"2019-07-08 11:42:15","post_date_gmt":"2019-07-08 04:42:15","post_content":"\n

                  Dari tahun 2007 hingga pertengahan 2015, terdeteksi banyak organisasi jumlahlnya kurang lebih 20an organisasi, lembaga penelitian pemerintah maupun kemasyaratan hingga keagaman yang ada di Indonesia, justru membawa agenda titipan asing, dengan program pengendalian tembakau. Melalui Bloomberg Initiative, kucuran dana itu sampai mengalir. Sebab, Indonesia dijadikan salah satu target utama karena tembakau yang ada 100% sebagai bahan dasar rokok kretek. Sedangkan asing dalam hal ini Bloomberg Initiative punya keinginan berbeda, yaitu mengusai bahan nikotin yang ada di daun tembakau. <\/p>\n\n\n\n

                  Adanya kucuran dana yang menyuburkan dari Bloomberg Initiative, menjadikan organisasi atau lembaga di Indonesia  yang tidak memiliki jiwa potriotisme akan berlomba-lomba untuk mendapatkan dana tersebut. Bahkan ada juga organisasi yang menamakan diri sebagai pusat kajian sosial di bawah Universitas terkemuka di Indonesia, rela bekerjasama dengan Bloomberg Initiative. Seperti halnya Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia disingkat PKJS UI, yang dipromotori oleh Prof. dr. Hasbullah Thabrani, MPH dan kawan-kawan. <\/p>\n\n\n\n

                  PKJS UI berdiri pada tanggal 14 September 2015, tujuannya sangat mulia, yaitu untuk menjembatani kebutuhan pusat penelitian jaminan sosial berbasis akademik, dan fokus pada program jaminan sosial di Indonesia. PKJS UI ini, sebagai langkah awal untuk persiapan membuat program Magister Jaminan Sosial di Indonesia. Semestinya PKJS UI, sebagai organisasi atau pusat kajian yang lahir dan berkembang di Indonesia, wajib memberikan perlindungan sosial terhadap seluruh masyarakat Indonesia, tidak terkecuali masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada sektor pertembakaun. <\/p>\n\n\n\n

                  Dari hulu hingga hilir, ada sekitar 6,1juta jiwa serapan tenaga kerja pertembakauan, baik sebagai petani tembakau, petani cengkeh dan buruh\/karyawan rokok kretek. Perkebunan tembakau tersebar di 15 provinsi dan perkebunan cengkeh ada di 30 provinsi. Sektor pertembakauan mampu memberikan sumbangan APBN 8.92%, prosentasi yang fantastis dibanding pemasukan minyak dan gas (migas) yang hanya mampu 3.03%. <\/p>\n\n\n\n

                  Tidak hanya itu, sektor pertembakauan di Indonesia punya sejarah panjang memiliki fungsi sosial dan budaya dalam kehidupan masyarakat. Satu-satunya sektor perdagangan yang mampu bertahan dimasa penjajahan disaat perekonomian bangsa Indonesia hancur. Pertembakauan sektor yang paling mandiri dari hulu hingga hilir, tidak pernah sekalipun mendapatkan subsidi dari Negara. Yang ada sebaliknya, Negara selalu meminta keuntungan lebih, dan tanpa modal. Sektor pertembakauan tahan krisis dan memiliki multiplier effect<\/em>, artinya usaha lain maju dan berkembang sangat dipengaruhi keberadaan pertembakauan. Dampak langsung, semisal di Temanggung banyak pengrajin keranjang yang bisa menikmati hasilnya saat panen tembakau. Di Kudus, dari percetakan hingga pasar tradisional menjadi ramai ketika permintaan rokok kretek meningkat. <\/p>\n\n\n\n

                  Sekali lagi, keberadaan PKJS UI, seharusnya melakukan kajian untuk perlindungan pertembakauan di Indonesia, dan tidak sebaliknya. Sangat tidak etis, tidak patriotis dan nasionalis, ketika PKJS UI, melakukan pelemahan pada sektor pertembakaun dan mengedepankan kepentingan asing, gara-gara mendapatkan akses dari Bloomberg Initiative. Dalam laporan mitra kerja, PKJS UI bekerjasama dengan 20 lembaga, termasuk bekerjasama dengan Bloomberg Initiative (sumber: https:\/\/sksg.ui.ac.id\/pkjs<\/a>). Hal itu terlihat jelas kajian yang dilakukan PKJS UI sinergi dengan program Bloomberg Initiative untuk pengendalian tembakau. PKJS UI telah melakukan kajian sejak 2016 hingga 2018, setidaknya ada 5 kajian dari 9 kajian yang menyudutkan posisi pertembakauan dalam hal ini rokok kretek di Indonesia, yaitu: <\/p>\n\n\n\n

                  1. Roadmap Upaya Pengendalian Belanja Rokok dari Dana Bantuan Sosial (Januari 2019)<\/li>
                  2. Bantuan Sosial, Rokok dan Indikator Sosial Ekonomi di Indonesia (Januari 2019)<\/li>
                  3. Dukungan Publik Terhadap Kenaikan Cukai Rokok untuk Pendanaan JKN (Agustus 2018)<\/li>
                  4. Dukungan Publik Terhadap Kenaikan Harga Rokok (Juli 2018)<\/li>
                  5. Perilaku Merokok Orang Tua dan Dampaknya Terhadap Stunting, Kecerdasan, dan Kemiskinan: Bukti Empiris dari Data Panel IFLS (Juni 2018)<\/li><\/ol>\n\n\n\n

                    Bloomberg Initiative, adalah program filantropis yang dilakukan oleh pengusaha media dan layanan data keuangan berbasis di Amerika Serikat bernama Michael Bloomberg. Pada tahun 2006, ia mendonasikan uangnya sebesar 125 juta dolar AS dan pada tahun 2008 berjumlah 250 juta dolar AS untuk pendanaan kegiatan pengendalian tembakau, termasuk di Indonesia. Tiap tahunnya besaran donasi selalu meningkat.<\/p>\n\n\n\n

                    Donasi tersebut tidak murni sumbangan, ada muatan dan hubungannya dengan farmasi, melalui sahabat karibnya sekaligus penasihatnya bernama William R. Brody menjabat sebagai direktur Novartis. Berawal dari hasil penelitian lembaga kesehatan modern di Amerika, Surgeon General, bahwa nikotin pada tembakau dapat membuat ketergantuangan. Oleh ahli farmakologi, nikotin pada tembakau banyak manfaat untuk obat terapi dan pengobatan. Lain itu, nikotin pada tembakau sangat bermanfaat sebagai obat nyeri, gelisah, depresi dan juga dapat meningkatkan konsentrasi. <\/p>\n\n\n\n

                    Melihat dari manfaat nikotin dalam tembakau inilah memunculkan niat pengambilalihan bisnis nikotin pada tembakau. Namun sayangnya, niatan itu belum terwujud, karena penggunaan tembakau masih terkuasai oleh industri rokok.  Selain kebutuhan tembakau untuk bahan dasar rokok masih relative besar, juga tidak bisa menyaingi pabrikan rokok perihal harga pembelian tembakau. <\/p>\n\n\n\n

                    Untuk itu, isu yang digulirkan adalah memerangi atau mengendalikan tembakau, bahkan sampai bagaimana caranya agar tembakau tidak dibuat bahan baku rokok. Satu-satunya jalan bersekutu dengan industri farmasi. Dilanjutkan berhasil memasukkan agenda kerangka kebijakan international dalam organisasi kesehatan dunia (WHO). Upaya pengambilalihan bisnis nikotin tersebut sebetulnya terjadi di berbagai Negara, termasuk Indonesia. Aliran dana digelontorkan besar-besaran mengalir ke lembaga-lembaga kesehatan, organisasi masyarakat bahkan sampai lembaga keagamaan, inilah yang dinamai politik dagang tingkat tinggi.<\/p>\n\n\n\n

                    Untuk itu, marilah lembaga-lembaga, atau kajian-kajian yang lahir dan berkembang di Indonesia, agar lebih sensitif dan peka, mendahulukan kepentingan nasional dari pada kepentingan asing. Melindungi kepentingan masyarakat pribumi lebih penting dari pada melindungi kepentingan dagang asing. Jiwa nasionalisme dan patriotik sangat dibutuhkan untuk membangun bangsa menuju masa depan yang lebih baik.   
                    <\/p>\n","post_title":"Selingkuh PKJS UI dengan Kepentingan Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"selingkuh-pkjs-ui-dengan-kepentingan-asing","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-08 11:42:23","post_modified_gmt":"2019-07-08 04:42:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5849","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5843,"post_author":"878","post_date":"2019-07-06 12:33:13","post_date_gmt":"2019-07-06 05:33:13","post_content":"\n

                    Jika seseorang ditanya mengapa ia merokok, jawaban yang paling sering didengar: untuk relaksasi, teman rehat, rekan berkarya, dan semua hal yang mengalir ke muara bernama kenikmatan. Hampir semua berkutat di sekitar itu. Yang sedikit berbeda, ada juga yang menjawab supaya lebih enak ketika mengobrol dengan teman yang juga merokok, atau untuk mengusir hawa dingin yang mengepung tubuh.<\/p>\n\n\n\n

                    Adalah Muhamad Sobary, seorang budayawan, penulis produktif, dan peneliti jempolan yang memiliki jawaban lain dari yang lain. Muhamad Sobary baru mulai merokok pada usia 59 tahun. Usia yang terlampau telat untuk memulai merokok. Di saat kebanyakan perokok lain memutuskan berhenti merokok di usia senja, laki-laki yang biasa disapa 'Kang Sob' ini malah baru mulai merokok.<\/p>\n\n\n\n

                    Baca: Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/a><\/p>\n\n\n\n

                    Menurutnya, keputusan mulai merokok di usia senja Ia pilih sesaat setelah mengetahui seluk-beluk perang nikotin yang terjadi di bumi. Ragam bentuk isu mulai dari kesehatan, ekonomi, hingga isu lingkungan dijadikan alat oleh pemodal asing untuk merebut pasar rokok di negeri ini yang sepenuhnya dikuasai pengusaha dalam negeri lewat produk khas nusantara yang kerap disebut 'kretek'.<\/p>\n\n\n\n

                    Bagi Kang Sob, merokok itu peristiwa politik. Merokok adalah aksi untuk melawan upaya pihak-pihak yang ingin merusak industri hasil tembakau (IHT) Indonesia. Dengan merokok, kita berpolitik, bukan sekadar berpolitik untuk IHT, namun berpolitik untuk petani tembakau, petani cengkeh, buruh tani, pekerja-pekerja di pabrik-pabrik rokok, hingga pedagang asongan. <\/p>\n\n\n\n

                    Merokok itu sebuah bentuk keberpihakan. Berpihak pada nasib petani, berpihak kepada buruh tani dan pekerja pabrik, hingga akhirnya berpihak pada kedaulatan dan kemandirian bangsa lewat produk istimewa bernama kretek. Terang dan jelas dan lugas.<\/p><\/blockquote>\n\n\n\n

                    Ada syarat yang mesti dipenuhi untuk bisa bersikap seperti Kang Sob bersikap ketika menikmati sebatang rokok kretek. Syarat itu adalah berada dekat dengan petani dan para pekerja di sektor IHT, merasakan hidup dan kehidupan mereka sehari-hari. Tanpa itu, sulit menerka bagaimana sensasi yang dirasakan ketika kita merokok dengan tujuan lelaku politik.<\/p>\n\n\n\n

                    Dan itulah syarat yang dilalui Kang Sob hingga bisa merasakan ruh lelaku politik ketika Ia merokok. Bukan sekadar hidup dan berinteraksi lama dengan para petani tembakau, Kang Sob lebih jauh dari itu. Ia menuliskan kisah-kisah petani tembakau di Temanggung dalam disertasi doktoralnya\u2014kemudian diterbitkan penerbit KPG\u2014yang Ia beri judul 'Perlawanan Politik dan Puitik Petani Tembakau Temanggung'.<\/p>\n\n\n\n

                    Baca: Ada Campur Tangan Bloomberg dalam Surat Edaran Menkes terkait Pemblokiran Iklan Rokok<\/a><\/p>\n\n\n\n

                    Usai membaca buku karya Kang Sob itu, saya lantas ingin merasakan langsung hidup dalam waktu cukup lama di lingkungan mereka yang menggantungkan hidup dari IHT. Merasakan perasaan yang dirasakan Kang Sob ketika merokok. Kesempatan itu pada akhirnya saya dapat di Munduk, Bali, dan Temanggung, Jawa Tengah, tempat Kang Sob melakukan riset untuk disertasinya.<\/p>\n\n\n\n

                    Di Munduk, saya tinggal di rumah milik petani cengkeh, hidup berminggu-minggu di lingkungan yang mayoritasnya petani dan buruh tani cengkeh. Saya jalan-jalan ke kebun cengkeh. Melihat petani merawat kebun mereka. Saat panen tiba, saya datang ke kebun untuk melihat dari dekat cengkeh dipanen pekerja pemetik cengkeh. Pada momen-momen itu semua, kretek kerap menjadi teman saya dan para petani cengkeh di Munduk. Di sanalah saya merasakan dengan jernih seperti apa itu perasaan keberpihakan, perlawanan, dan lelaku politis lewat menikmati sebatang kretek.<\/p>\n\n\n\n

                    Di Temanggung, lebih jauh lagi. Saya tak hanya melihat dari dekat bagaimana petani dan buruh tani menanam komoditas yang mendukung IHT. Di kabupaten yang diapit dua gunung itu, saya melihat secara langsung, bahkan menjadi salah satu pelaku yang mengelola manfaat IHT untuk keberlangsungan pendidikan anak-anak petani dan buruh tani tembakau lewat skema beasiswa. Di rumah-rumah petani di lereng gunung, di alun-alun kota, di kantor beasiswa KNPK, dan di banyak tempat lainnya di Temanggung, saya merasakan aktivitas merokok bukan sekadar untuk mengusir dingin cuaca pegunungan semata. Di sana saya mengekspresikan perlawanan lewat merokok. Melawan kesewenang-wenangan mereka anti-rokok yang hendak menghancurkan kehidupan banyak manusia.<\/p>\n","post_title":"Ekspresi Perlawanan Lewat Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"ekspresi-perlawanan-lewat-merokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-06 12:33:20","post_modified_gmt":"2019-07-06 05:33:20","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5843","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5841,"post_author":"877","post_date":"2019-07-05 12:42:06","post_date_gmt":"2019-07-05 05:42:06","post_content":"\r\n

                    Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

                    Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

                    https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
                    https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
                    https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
                    https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
                    https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
                    https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
                    https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
                    https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
                    https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
                    https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
                    https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

                    Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

                    \"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

                    Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

                    Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

                    Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

                    Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

                    Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

                    Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

                    Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

                    Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

                    Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

                    Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

                    Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_title":"Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"protes-petani-tembakau-temanggung-ke-kemkominfo","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2024-01-03 16:04:25","post_modified_gmt":"2024-01-03 09:04:25","post_content_filtered":"\r\n

                    Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

                    Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

                    https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
                    https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
                    https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
                    https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
                    https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
                    https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
                    https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
                    https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
                    https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
                    https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
                    https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

                    Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

                    \"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

                    Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

                    Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

                    Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

                    Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

                    Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

                    Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

                    Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

                    Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

                    Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

                    Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

                    Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5841","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5829,"post_author":"878","post_date":"2019-06-28 09:52:18","post_date_gmt":"2019-06-28 02:52:18","post_content":"\n

                    Rokok, terutama rokok kretek, memberi inspirasi bagi banyak orang. Baik itu inspirasi ketika menikmati kretek atau usai menikmati rokok kretek, juga inspirasi dari produk rokok kreteknya. Lebih jauh dari itu, seluk-beluk dunia kretek mulai dari pertanian tembakau dan cengkeh, proses produksi kretek, transaksi dagang kretek, dan segala hal yang terkait dengan dunia perkretekan menginspirasi begitu banyak orang untuk berkarya dalam rupa-rupa bentuk karya.<\/p>\n\n\n\n

                    Bagi para penikmat kretek sendiri, rupa-rupa pengalaman bersama kretek juga banyak datangkan kisah menarik. Yang paling kesohor tentu saja kisah K.H Agus Salim dengan diplomasi kreteknya yang membikin suasana di salah satu ruang istana kerajaan Inggris yang sebelumnya begitu kaku dan formil menjadi cair karenanya.<\/p>\n\n\n\n

                    Baca: Sosiawan Leak Bercerita Soal Rokok dan Do\u2019a<\/a><\/p>\n\n\n\n

                    Bukan hanya K.H Agus Salim yang memiliki kisah kretek dengan luar negeri, ada banyak lainnya, salah satunya, Mahbub Djunaidi, tokoh Betawi, tokoh NU, wartawan jempolan, kolumnis produktif, dan banyak hal keren lainnya terkumpul dalam satu orang ini. Kekhasannya dalam menghasilkan karya tulis, mampu membikin tulisan bertema berat dalam kemasan humor dan enak dibaca, membikin hampir semua penulis Indonesia mengagumi tulisannya. Tulisan Mahbub Djunaidi terkait kretek, yang tayang di Koran Kompas pada 29 Maret 1987, lebih 32 tahun lalu, juga dikemas dalam suasana humor dan ringan dibaca namun sarat kritik yang menohok. <\/p>\n\n\n\n

                    Tulisan Mahbub Djunaidi tentang kretek yang diberi judul \u2018Kretek\u2019 ini juga relevan dengan kondisi saat ini, bagaimana asing begitu mendikte negara ini dalam hal menyikapi rokok kretek. Lewat kaum anti-rokok pihak asing hendak menyingkirkan kretek. Secara halus, begitu halus, Mahbub Djunaidi mengkritik asing itu. Saya sadur seluruhnya saja tulisan Mahbub Djunaidi 32 tahun lalu itu di sini.<\/p>\n\n\n\n

                    Kretek<\/h2>\n\n\n\n

                    Oleh: Mahbub Djunaidi<\/p>\n\n\n\n

                    Sekolah kolonialisme memang berbeda-beda. Yang satu lebih brutal dari yang lain, tapi dilihat dari bintang, hakikatnya sama: mempesiang bangsa lain sebagai usaha mencari sesuap nasi. Kolonial Inggris di daerah konsesi seperti Shanghai memperlakukan orang Cina tak lebih dari binatang. Di sebuah taman kota ada tulisan di pintu gerbangnya \u201cDilarang masuk: anjing dan orang Cina\u201d. Sampai sekarang tulisan itu tidak diangkat, agar generasi demi generasi mengerti betapa jahatnya sistem itu. Tapi, kolonial Belanda di negeri ini menganggap Cina lebih tinggi derajatnya dibanding\u00a0inlander<\/em>, penduduk anak negeri seperti kita-kita ini. Mereka membagi kereta api atau trem kota dalam tiga kelas. Kelas 1 khusus untuk orang Belanda. Kelas 2 untuk Cina dan Arab. Kelas 3 alias kelas kambing buat\u00a0inlander-inlander<\/em>\u00a0anak negeri.<\/p>\n\n\n\n

                    Baca: Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

                    Kecuali para nasionalis dan kaum pergerakan kebangsaan serta rakyat patriot yang bertekad merobohkan sistem itu, ada juga inlander <\/em>yang bersedia jadi budak untuk menggencet bangsa sendiri. Misalnya, para bupati dan pangreh praja yang jelek. Karena jiwanya memang dasar budak, dalam banyak hal mereka lebih nista dari tuannya sendiri. Dan karena jiwanya memang budak, mereka tak punya kepercayaan kepada kemampuan sendiri dan menganggap tuan asingnya bagai dewa putih yang berasal dari langit, dan dalam segala hal lebih unggul. Hubungan antara budak dan tuannya ini mirip dengan hubungan antara hewan sirkus dengan pelatihnya, menurut saja apa yang diperintahkan, dan meniru saja apa yang dicontohkan.<\/p>\n\n\n\n

                    Sisa jiwa inlander<\/em> ini masih ada juga sedikit bayak di alam kemerdekaan. Pangreh praja yang punya kegemaran menginjak ke bawah dan menjilat ke atas pada dasarnya tetap kehinggapan pembawaan inlander<\/em> itu. Seorang yang senantiasa menganggap asing itu hebat dan senantiasa benar dan unggul, sebenarnya merupakan inlander <\/em>gaya baru, dan mengidap unsur-unsur budak. Bawahan yang menganggap atasannya selalu perlu ditiru dan \u201cdigugu<\/em>\u201d, tak peduli apapun yang dilakukannya, pada dasarnya punya tabiat orang jajahan, tak punya karakter bangsa mereka. Kerdil, penakut, melayang kemana angin bertiup, merupakan pakaian sehari-hari.<\/p>\n\n\n\n

                    Sementara itu, jika seorang nyonya tidak sudi cangking tas kecuali merek Louis Vuitton walau bikinan Cibaduyut tak kalah bagusnya, berdandan dengan ramuan Yves Saint Laurent serta baju merek Calvin Klein, berkat dorongan anggapan bikinan asing itu dahsyat dan mampu naikkan gengsi, apakah terhadapnya kena pula julukan inlander<\/em> gaya baru?<\/p>\n\n\n\n

                    Oh, bisa iya dan bisa juga bukan. Jangan-jangan sang nyonya memang patriot sejati, tapi karena kebanyakan uang menjadi sedikit bingung dan hilang keseimbangan. Atau seorang suami yang sudi memakai ikat pinggang merek Etienne Aigner dan domper merek Cartier dan hanya siap berangkat golf dengan kaos merek Lacosre, apakah inlander <\/em>gaya baru? juga bisa iya dan bisa juga tidak. Boleh jadi tokoh kita ini seorang pecinta tanah air berikut produksinya, tapi sekedar menjaga martabat dan gengsi, tak menjadi apa melekatkan barang-barang mahal ke tubuh satu-satunya.<\/p>\n\n\n\n

                    Kawan saya yang tidak mau disebut inlander<\/em> baik gaya lama maupun baru, bertekad bulat kepingin menggunakan apa saja yang buatan dalam negeri, walau dia sama sekali tidak pernah ketemu Menteri Ginanjar Kartasasmita. Ia tidak merasa perlu memakai baju merek Charles Jourdan atau Lanvin, melainkan cukup bikinan Tegalparang yang tak beda dengan kemeja bikinan manapun di atas dunia. Ia tak merasa perlu pakai kaos merek Benetton karena produksi pinggiran kota Bandung sudah lebih dari cukup.<\/p>\n\n\n\n

                    Dan untuk lebih membikin dia bukan inlander<\/em> yang kurang percaya harga diri sendiri, begitu mau berangkat ke luar negeri ia kempit berbungkus-bungkus rokok kretek, bukan Marlboro atau Camel atau Lucky Strike, yang kecuali untuk gengsi, asapnya biasa-biasa saja, tapi, begitu ia naik pesawat Air France, seorang pramugari menghampirinya.<\/p>\n\n\n\n

                    \u201cMaaf, tuan hisap apa? Apa tuan hisap Hashish? Apa tuan sudi ganti rokok yang biasa-biasa saja?\u201d<\/p>\n\n\n\n

                    \u201cini bukan hashish. Ini tembakau biasa campur cengkeh,\u201d jawab kawan saya. Dan karena tekadnya yang teguh mau menghisap rokok produksi negeri sendiri, kawan saya itu nekad hisap rokok kretek lagi di atas pesawat milik maskapai British Airways. Pada saat asapnya ngepul, datang lagi menghampiri seorang pramugari.<\/p>\n\n\n\n

                    \u201cWah, bau apa itu? Apa ganja? Apa tuan bisa ganti yang lain saja? Para penumpang di sini idak biasa mengendus bau itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

                    \u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

                    Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

                    Kompas, 29 Maret 1987
                    <\/p>\n\n\n\n


                    <\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

                    Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

                    Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

                    Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

                    Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

                    Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

                    Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

                    Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

                    Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

                    Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

                    Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

                    Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
                    <\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

                    Paling Populer

                    \n

                    Dengan memanfaatkan mikroorganisme yakni puthur kuning<\/em>, yaitu dengan mekanisme diisolasi, inokulasi dan disemprotkan ke daun tembakau, tapi ternyata hasilnya tetap saja nisbi tidak terjadi. Mikroorganisme itu tak berhasil berkembang sehingga pemeraman daun tembakau itu akhirnya juga tidak berhasil mengeluakan kualitas mutu Srinthil. Ya, selalu gagal.<\/p>\n\n\n\n

                    Karena kualitas mutu Srinthil tidak bisa diciptakan, maka kedatangan si primadona ini oleh masyarakat Temanggung sering dilekatkan dengan aspek mistik. Konon, daun tembakau yang bakal menjadi Srinthil itu, pada malam hari akan tampak mengeluarkan cahaya kuning di kegelapan.<\/p>\n\n\n\n

                    Sebagian masyarakat petani percaya, cahaya itu diturunkan oleh para dewa di langit. Srinthil bagi mereka adalah suatu \u2018pulung\u2019 <\/em>atau \u2018ndaru rigen\u2019<\/em>, sebuah keberuntungan atau berkah yang tidak dapat direncanakan oleh manusia dan semata terjadi karena kuasa Tuhan.<\/p>\n","post_title":"Primadona Itu Bernama Srinthil","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"primadona-itu-bernama-srinthil","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-12 10:42:26","post_modified_gmt":"2019-07-12 03:42:26","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5855","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5849,"post_author":"877","post_date":"2019-07-08 11:42:15","post_date_gmt":"2019-07-08 04:42:15","post_content":"\n

                    Dari tahun 2007 hingga pertengahan 2015, terdeteksi banyak organisasi jumlahlnya kurang lebih 20an organisasi, lembaga penelitian pemerintah maupun kemasyaratan hingga keagaman yang ada di Indonesia, justru membawa agenda titipan asing, dengan program pengendalian tembakau. Melalui Bloomberg Initiative, kucuran dana itu sampai mengalir. Sebab, Indonesia dijadikan salah satu target utama karena tembakau yang ada 100% sebagai bahan dasar rokok kretek. Sedangkan asing dalam hal ini Bloomberg Initiative punya keinginan berbeda, yaitu mengusai bahan nikotin yang ada di daun tembakau. <\/p>\n\n\n\n

                    Adanya kucuran dana yang menyuburkan dari Bloomberg Initiative, menjadikan organisasi atau lembaga di Indonesia  yang tidak memiliki jiwa potriotisme akan berlomba-lomba untuk mendapatkan dana tersebut. Bahkan ada juga organisasi yang menamakan diri sebagai pusat kajian sosial di bawah Universitas terkemuka di Indonesia, rela bekerjasama dengan Bloomberg Initiative. Seperti halnya Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia disingkat PKJS UI, yang dipromotori oleh Prof. dr. Hasbullah Thabrani, MPH dan kawan-kawan. <\/p>\n\n\n\n

                    PKJS UI berdiri pada tanggal 14 September 2015, tujuannya sangat mulia, yaitu untuk menjembatani kebutuhan pusat penelitian jaminan sosial berbasis akademik, dan fokus pada program jaminan sosial di Indonesia. PKJS UI ini, sebagai langkah awal untuk persiapan membuat program Magister Jaminan Sosial di Indonesia. Semestinya PKJS UI, sebagai organisasi atau pusat kajian yang lahir dan berkembang di Indonesia, wajib memberikan perlindungan sosial terhadap seluruh masyarakat Indonesia, tidak terkecuali masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada sektor pertembakaun. <\/p>\n\n\n\n

                    Dari hulu hingga hilir, ada sekitar 6,1juta jiwa serapan tenaga kerja pertembakauan, baik sebagai petani tembakau, petani cengkeh dan buruh\/karyawan rokok kretek. Perkebunan tembakau tersebar di 15 provinsi dan perkebunan cengkeh ada di 30 provinsi. Sektor pertembakauan mampu memberikan sumbangan APBN 8.92%, prosentasi yang fantastis dibanding pemasukan minyak dan gas (migas) yang hanya mampu 3.03%. <\/p>\n\n\n\n

                    Tidak hanya itu, sektor pertembakauan di Indonesia punya sejarah panjang memiliki fungsi sosial dan budaya dalam kehidupan masyarakat. Satu-satunya sektor perdagangan yang mampu bertahan dimasa penjajahan disaat perekonomian bangsa Indonesia hancur. Pertembakauan sektor yang paling mandiri dari hulu hingga hilir, tidak pernah sekalipun mendapatkan subsidi dari Negara. Yang ada sebaliknya, Negara selalu meminta keuntungan lebih, dan tanpa modal. Sektor pertembakauan tahan krisis dan memiliki multiplier effect<\/em>, artinya usaha lain maju dan berkembang sangat dipengaruhi keberadaan pertembakauan. Dampak langsung, semisal di Temanggung banyak pengrajin keranjang yang bisa menikmati hasilnya saat panen tembakau. Di Kudus, dari percetakan hingga pasar tradisional menjadi ramai ketika permintaan rokok kretek meningkat. <\/p>\n\n\n\n

                    Sekali lagi, keberadaan PKJS UI, seharusnya melakukan kajian untuk perlindungan pertembakauan di Indonesia, dan tidak sebaliknya. Sangat tidak etis, tidak patriotis dan nasionalis, ketika PKJS UI, melakukan pelemahan pada sektor pertembakaun dan mengedepankan kepentingan asing, gara-gara mendapatkan akses dari Bloomberg Initiative. Dalam laporan mitra kerja, PKJS UI bekerjasama dengan 20 lembaga, termasuk bekerjasama dengan Bloomberg Initiative (sumber: https:\/\/sksg.ui.ac.id\/pkjs<\/a>). Hal itu terlihat jelas kajian yang dilakukan PKJS UI sinergi dengan program Bloomberg Initiative untuk pengendalian tembakau. PKJS UI telah melakukan kajian sejak 2016 hingga 2018, setidaknya ada 5 kajian dari 9 kajian yang menyudutkan posisi pertembakauan dalam hal ini rokok kretek di Indonesia, yaitu: <\/p>\n\n\n\n

                    1. Roadmap Upaya Pengendalian Belanja Rokok dari Dana Bantuan Sosial (Januari 2019)<\/li>
                    2. Bantuan Sosial, Rokok dan Indikator Sosial Ekonomi di Indonesia (Januari 2019)<\/li>
                    3. Dukungan Publik Terhadap Kenaikan Cukai Rokok untuk Pendanaan JKN (Agustus 2018)<\/li>
                    4. Dukungan Publik Terhadap Kenaikan Harga Rokok (Juli 2018)<\/li>
                    5. Perilaku Merokok Orang Tua dan Dampaknya Terhadap Stunting, Kecerdasan, dan Kemiskinan: Bukti Empiris dari Data Panel IFLS (Juni 2018)<\/li><\/ol>\n\n\n\n

                      Bloomberg Initiative, adalah program filantropis yang dilakukan oleh pengusaha media dan layanan data keuangan berbasis di Amerika Serikat bernama Michael Bloomberg. Pada tahun 2006, ia mendonasikan uangnya sebesar 125 juta dolar AS dan pada tahun 2008 berjumlah 250 juta dolar AS untuk pendanaan kegiatan pengendalian tembakau, termasuk di Indonesia. Tiap tahunnya besaran donasi selalu meningkat.<\/p>\n\n\n\n

                      Donasi tersebut tidak murni sumbangan, ada muatan dan hubungannya dengan farmasi, melalui sahabat karibnya sekaligus penasihatnya bernama William R. Brody menjabat sebagai direktur Novartis. Berawal dari hasil penelitian lembaga kesehatan modern di Amerika, Surgeon General, bahwa nikotin pada tembakau dapat membuat ketergantuangan. Oleh ahli farmakologi, nikotin pada tembakau banyak manfaat untuk obat terapi dan pengobatan. Lain itu, nikotin pada tembakau sangat bermanfaat sebagai obat nyeri, gelisah, depresi dan juga dapat meningkatkan konsentrasi. <\/p>\n\n\n\n

                      Melihat dari manfaat nikotin dalam tembakau inilah memunculkan niat pengambilalihan bisnis nikotin pada tembakau. Namun sayangnya, niatan itu belum terwujud, karena penggunaan tembakau masih terkuasai oleh industri rokok.  Selain kebutuhan tembakau untuk bahan dasar rokok masih relative besar, juga tidak bisa menyaingi pabrikan rokok perihal harga pembelian tembakau. <\/p>\n\n\n\n

                      Untuk itu, isu yang digulirkan adalah memerangi atau mengendalikan tembakau, bahkan sampai bagaimana caranya agar tembakau tidak dibuat bahan baku rokok. Satu-satunya jalan bersekutu dengan industri farmasi. Dilanjutkan berhasil memasukkan agenda kerangka kebijakan international dalam organisasi kesehatan dunia (WHO). Upaya pengambilalihan bisnis nikotin tersebut sebetulnya terjadi di berbagai Negara, termasuk Indonesia. Aliran dana digelontorkan besar-besaran mengalir ke lembaga-lembaga kesehatan, organisasi masyarakat bahkan sampai lembaga keagamaan, inilah yang dinamai politik dagang tingkat tinggi.<\/p>\n\n\n\n

                      Untuk itu, marilah lembaga-lembaga, atau kajian-kajian yang lahir dan berkembang di Indonesia, agar lebih sensitif dan peka, mendahulukan kepentingan nasional dari pada kepentingan asing. Melindungi kepentingan masyarakat pribumi lebih penting dari pada melindungi kepentingan dagang asing. Jiwa nasionalisme dan patriotik sangat dibutuhkan untuk membangun bangsa menuju masa depan yang lebih baik.   
                      <\/p>\n","post_title":"Selingkuh PKJS UI dengan Kepentingan Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"selingkuh-pkjs-ui-dengan-kepentingan-asing","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-08 11:42:23","post_modified_gmt":"2019-07-08 04:42:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5849","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5843,"post_author":"878","post_date":"2019-07-06 12:33:13","post_date_gmt":"2019-07-06 05:33:13","post_content":"\n

                      Jika seseorang ditanya mengapa ia merokok, jawaban yang paling sering didengar: untuk relaksasi, teman rehat, rekan berkarya, dan semua hal yang mengalir ke muara bernama kenikmatan. Hampir semua berkutat di sekitar itu. Yang sedikit berbeda, ada juga yang menjawab supaya lebih enak ketika mengobrol dengan teman yang juga merokok, atau untuk mengusir hawa dingin yang mengepung tubuh.<\/p>\n\n\n\n

                      Adalah Muhamad Sobary, seorang budayawan, penulis produktif, dan peneliti jempolan yang memiliki jawaban lain dari yang lain. Muhamad Sobary baru mulai merokok pada usia 59 tahun. Usia yang terlampau telat untuk memulai merokok. Di saat kebanyakan perokok lain memutuskan berhenti merokok di usia senja, laki-laki yang biasa disapa 'Kang Sob' ini malah baru mulai merokok.<\/p>\n\n\n\n

                      Baca: Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/a><\/p>\n\n\n\n

                      Menurutnya, keputusan mulai merokok di usia senja Ia pilih sesaat setelah mengetahui seluk-beluk perang nikotin yang terjadi di bumi. Ragam bentuk isu mulai dari kesehatan, ekonomi, hingga isu lingkungan dijadikan alat oleh pemodal asing untuk merebut pasar rokok di negeri ini yang sepenuhnya dikuasai pengusaha dalam negeri lewat produk khas nusantara yang kerap disebut 'kretek'.<\/p>\n\n\n\n

                      Bagi Kang Sob, merokok itu peristiwa politik. Merokok adalah aksi untuk melawan upaya pihak-pihak yang ingin merusak industri hasil tembakau (IHT) Indonesia. Dengan merokok, kita berpolitik, bukan sekadar berpolitik untuk IHT, namun berpolitik untuk petani tembakau, petani cengkeh, buruh tani, pekerja-pekerja di pabrik-pabrik rokok, hingga pedagang asongan. <\/p>\n\n\n\n

                      Merokok itu sebuah bentuk keberpihakan. Berpihak pada nasib petani, berpihak kepada buruh tani dan pekerja pabrik, hingga akhirnya berpihak pada kedaulatan dan kemandirian bangsa lewat produk istimewa bernama kretek. Terang dan jelas dan lugas.<\/p><\/blockquote>\n\n\n\n

                      Ada syarat yang mesti dipenuhi untuk bisa bersikap seperti Kang Sob bersikap ketika menikmati sebatang rokok kretek. Syarat itu adalah berada dekat dengan petani dan para pekerja di sektor IHT, merasakan hidup dan kehidupan mereka sehari-hari. Tanpa itu, sulit menerka bagaimana sensasi yang dirasakan ketika kita merokok dengan tujuan lelaku politik.<\/p>\n\n\n\n

                      Dan itulah syarat yang dilalui Kang Sob hingga bisa merasakan ruh lelaku politik ketika Ia merokok. Bukan sekadar hidup dan berinteraksi lama dengan para petani tembakau, Kang Sob lebih jauh dari itu. Ia menuliskan kisah-kisah petani tembakau di Temanggung dalam disertasi doktoralnya\u2014kemudian diterbitkan penerbit KPG\u2014yang Ia beri judul 'Perlawanan Politik dan Puitik Petani Tembakau Temanggung'.<\/p>\n\n\n\n

                      Baca: Ada Campur Tangan Bloomberg dalam Surat Edaran Menkes terkait Pemblokiran Iklan Rokok<\/a><\/p>\n\n\n\n

                      Usai membaca buku karya Kang Sob itu, saya lantas ingin merasakan langsung hidup dalam waktu cukup lama di lingkungan mereka yang menggantungkan hidup dari IHT. Merasakan perasaan yang dirasakan Kang Sob ketika merokok. Kesempatan itu pada akhirnya saya dapat di Munduk, Bali, dan Temanggung, Jawa Tengah, tempat Kang Sob melakukan riset untuk disertasinya.<\/p>\n\n\n\n

                      Di Munduk, saya tinggal di rumah milik petani cengkeh, hidup berminggu-minggu di lingkungan yang mayoritasnya petani dan buruh tani cengkeh. Saya jalan-jalan ke kebun cengkeh. Melihat petani merawat kebun mereka. Saat panen tiba, saya datang ke kebun untuk melihat dari dekat cengkeh dipanen pekerja pemetik cengkeh. Pada momen-momen itu semua, kretek kerap menjadi teman saya dan para petani cengkeh di Munduk. Di sanalah saya merasakan dengan jernih seperti apa itu perasaan keberpihakan, perlawanan, dan lelaku politis lewat menikmati sebatang kretek.<\/p>\n\n\n\n

                      Di Temanggung, lebih jauh lagi. Saya tak hanya melihat dari dekat bagaimana petani dan buruh tani menanam komoditas yang mendukung IHT. Di kabupaten yang diapit dua gunung itu, saya melihat secara langsung, bahkan menjadi salah satu pelaku yang mengelola manfaat IHT untuk keberlangsungan pendidikan anak-anak petani dan buruh tani tembakau lewat skema beasiswa. Di rumah-rumah petani di lereng gunung, di alun-alun kota, di kantor beasiswa KNPK, dan di banyak tempat lainnya di Temanggung, saya merasakan aktivitas merokok bukan sekadar untuk mengusir dingin cuaca pegunungan semata. Di sana saya mengekspresikan perlawanan lewat merokok. Melawan kesewenang-wenangan mereka anti-rokok yang hendak menghancurkan kehidupan banyak manusia.<\/p>\n","post_title":"Ekspresi Perlawanan Lewat Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"ekspresi-perlawanan-lewat-merokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-06 12:33:20","post_modified_gmt":"2019-07-06 05:33:20","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5843","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5841,"post_author":"877","post_date":"2019-07-05 12:42:06","post_date_gmt":"2019-07-05 05:42:06","post_content":"\r\n

                      Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

                      Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

                      https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
                      https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
                      https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
                      https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
                      https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
                      https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
                      https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
                      https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
                      https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
                      https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
                      https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

                      Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

                      \"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

                      Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

                      Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

                      Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

                      Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

                      Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

                      Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

                      Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

                      Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

                      Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

                      Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

                      Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_title":"Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"protes-petani-tembakau-temanggung-ke-kemkominfo","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2024-01-03 16:04:25","post_modified_gmt":"2024-01-03 09:04:25","post_content_filtered":"\r\n

                      Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

                      Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

                      https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
                      https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
                      https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
                      https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
                      https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
                      https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
                      https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
                      https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
                      https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
                      https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
                      https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

                      Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

                      \"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

                      Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

                      Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

                      Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

                      Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

                      Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

                      Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

                      Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

                      Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

                      Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

                      Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

                      Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5841","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5829,"post_author":"878","post_date":"2019-06-28 09:52:18","post_date_gmt":"2019-06-28 02:52:18","post_content":"\n

                      Rokok, terutama rokok kretek, memberi inspirasi bagi banyak orang. Baik itu inspirasi ketika menikmati kretek atau usai menikmati rokok kretek, juga inspirasi dari produk rokok kreteknya. Lebih jauh dari itu, seluk-beluk dunia kretek mulai dari pertanian tembakau dan cengkeh, proses produksi kretek, transaksi dagang kretek, dan segala hal yang terkait dengan dunia perkretekan menginspirasi begitu banyak orang untuk berkarya dalam rupa-rupa bentuk karya.<\/p>\n\n\n\n

                      Bagi para penikmat kretek sendiri, rupa-rupa pengalaman bersama kretek juga banyak datangkan kisah menarik. Yang paling kesohor tentu saja kisah K.H Agus Salim dengan diplomasi kreteknya yang membikin suasana di salah satu ruang istana kerajaan Inggris yang sebelumnya begitu kaku dan formil menjadi cair karenanya.<\/p>\n\n\n\n

                      Baca: Sosiawan Leak Bercerita Soal Rokok dan Do\u2019a<\/a><\/p>\n\n\n\n

                      Bukan hanya K.H Agus Salim yang memiliki kisah kretek dengan luar negeri, ada banyak lainnya, salah satunya, Mahbub Djunaidi, tokoh Betawi, tokoh NU, wartawan jempolan, kolumnis produktif, dan banyak hal keren lainnya terkumpul dalam satu orang ini. Kekhasannya dalam menghasilkan karya tulis, mampu membikin tulisan bertema berat dalam kemasan humor dan enak dibaca, membikin hampir semua penulis Indonesia mengagumi tulisannya. Tulisan Mahbub Djunaidi terkait kretek, yang tayang di Koran Kompas pada 29 Maret 1987, lebih 32 tahun lalu, juga dikemas dalam suasana humor dan ringan dibaca namun sarat kritik yang menohok. <\/p>\n\n\n\n

                      Tulisan Mahbub Djunaidi tentang kretek yang diberi judul \u2018Kretek\u2019 ini juga relevan dengan kondisi saat ini, bagaimana asing begitu mendikte negara ini dalam hal menyikapi rokok kretek. Lewat kaum anti-rokok pihak asing hendak menyingkirkan kretek. Secara halus, begitu halus, Mahbub Djunaidi mengkritik asing itu. Saya sadur seluruhnya saja tulisan Mahbub Djunaidi 32 tahun lalu itu di sini.<\/p>\n\n\n\n

                      Kretek<\/h2>\n\n\n\n

                      Oleh: Mahbub Djunaidi<\/p>\n\n\n\n

                      Sekolah kolonialisme memang berbeda-beda. Yang satu lebih brutal dari yang lain, tapi dilihat dari bintang, hakikatnya sama: mempesiang bangsa lain sebagai usaha mencari sesuap nasi. Kolonial Inggris di daerah konsesi seperti Shanghai memperlakukan orang Cina tak lebih dari binatang. Di sebuah taman kota ada tulisan di pintu gerbangnya \u201cDilarang masuk: anjing dan orang Cina\u201d. Sampai sekarang tulisan itu tidak diangkat, agar generasi demi generasi mengerti betapa jahatnya sistem itu. Tapi, kolonial Belanda di negeri ini menganggap Cina lebih tinggi derajatnya dibanding\u00a0inlander<\/em>, penduduk anak negeri seperti kita-kita ini. Mereka membagi kereta api atau trem kota dalam tiga kelas. Kelas 1 khusus untuk orang Belanda. Kelas 2 untuk Cina dan Arab. Kelas 3 alias kelas kambing buat\u00a0inlander-inlander<\/em>\u00a0anak negeri.<\/p>\n\n\n\n

                      Baca: Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

                      Kecuali para nasionalis dan kaum pergerakan kebangsaan serta rakyat patriot yang bertekad merobohkan sistem itu, ada juga inlander <\/em>yang bersedia jadi budak untuk menggencet bangsa sendiri. Misalnya, para bupati dan pangreh praja yang jelek. Karena jiwanya memang dasar budak, dalam banyak hal mereka lebih nista dari tuannya sendiri. Dan karena jiwanya memang budak, mereka tak punya kepercayaan kepada kemampuan sendiri dan menganggap tuan asingnya bagai dewa putih yang berasal dari langit, dan dalam segala hal lebih unggul. Hubungan antara budak dan tuannya ini mirip dengan hubungan antara hewan sirkus dengan pelatihnya, menurut saja apa yang diperintahkan, dan meniru saja apa yang dicontohkan.<\/p>\n\n\n\n

                      Sisa jiwa inlander<\/em> ini masih ada juga sedikit bayak di alam kemerdekaan. Pangreh praja yang punya kegemaran menginjak ke bawah dan menjilat ke atas pada dasarnya tetap kehinggapan pembawaan inlander<\/em> itu. Seorang yang senantiasa menganggap asing itu hebat dan senantiasa benar dan unggul, sebenarnya merupakan inlander <\/em>gaya baru, dan mengidap unsur-unsur budak. Bawahan yang menganggap atasannya selalu perlu ditiru dan \u201cdigugu<\/em>\u201d, tak peduli apapun yang dilakukannya, pada dasarnya punya tabiat orang jajahan, tak punya karakter bangsa mereka. Kerdil, penakut, melayang kemana angin bertiup, merupakan pakaian sehari-hari.<\/p>\n\n\n\n

                      Sementara itu, jika seorang nyonya tidak sudi cangking tas kecuali merek Louis Vuitton walau bikinan Cibaduyut tak kalah bagusnya, berdandan dengan ramuan Yves Saint Laurent serta baju merek Calvin Klein, berkat dorongan anggapan bikinan asing itu dahsyat dan mampu naikkan gengsi, apakah terhadapnya kena pula julukan inlander<\/em> gaya baru?<\/p>\n\n\n\n

                      Oh, bisa iya dan bisa juga bukan. Jangan-jangan sang nyonya memang patriot sejati, tapi karena kebanyakan uang menjadi sedikit bingung dan hilang keseimbangan. Atau seorang suami yang sudi memakai ikat pinggang merek Etienne Aigner dan domper merek Cartier dan hanya siap berangkat golf dengan kaos merek Lacosre, apakah inlander <\/em>gaya baru? juga bisa iya dan bisa juga tidak. Boleh jadi tokoh kita ini seorang pecinta tanah air berikut produksinya, tapi sekedar menjaga martabat dan gengsi, tak menjadi apa melekatkan barang-barang mahal ke tubuh satu-satunya.<\/p>\n\n\n\n

                      Kawan saya yang tidak mau disebut inlander<\/em> baik gaya lama maupun baru, bertekad bulat kepingin menggunakan apa saja yang buatan dalam negeri, walau dia sama sekali tidak pernah ketemu Menteri Ginanjar Kartasasmita. Ia tidak merasa perlu memakai baju merek Charles Jourdan atau Lanvin, melainkan cukup bikinan Tegalparang yang tak beda dengan kemeja bikinan manapun di atas dunia. Ia tak merasa perlu pakai kaos merek Benetton karena produksi pinggiran kota Bandung sudah lebih dari cukup.<\/p>\n\n\n\n

                      Dan untuk lebih membikin dia bukan inlander<\/em> yang kurang percaya harga diri sendiri, begitu mau berangkat ke luar negeri ia kempit berbungkus-bungkus rokok kretek, bukan Marlboro atau Camel atau Lucky Strike, yang kecuali untuk gengsi, asapnya biasa-biasa saja, tapi, begitu ia naik pesawat Air France, seorang pramugari menghampirinya.<\/p>\n\n\n\n

                      \u201cMaaf, tuan hisap apa? Apa tuan hisap Hashish? Apa tuan sudi ganti rokok yang biasa-biasa saja?\u201d<\/p>\n\n\n\n

                      \u201cini bukan hashish. Ini tembakau biasa campur cengkeh,\u201d jawab kawan saya. Dan karena tekadnya yang teguh mau menghisap rokok produksi negeri sendiri, kawan saya itu nekad hisap rokok kretek lagi di atas pesawat milik maskapai British Airways. Pada saat asapnya ngepul, datang lagi menghampiri seorang pramugari.<\/p>\n\n\n\n

                      \u201cWah, bau apa itu? Apa ganja? Apa tuan bisa ganti yang lain saja? Para penumpang di sini idak biasa mengendus bau itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

                      \u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

                      Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

                      Kompas, 29 Maret 1987
                      <\/p>\n\n\n\n


                      <\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

                      Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

                      Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

                      Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

                      Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

                      Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

                      Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

                      Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

                      Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

                      Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

                      Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

                      Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
                      <\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

                      Paling Populer

                      \n

                      Sejauh ini, ilmu pengetahuan modern, khususnya di pusat-pusat penelitian budidaya tembakau, secara saintifik memang belum mampu mengungkap secara ilmiah rahasia dari kemunculan sang primadona itu. Berbagai eksperimen untuk menghasilkan tembakau dengan kualitas mutu Srinthil<\/em> tentu telah dilakukan berulang kali.<\/h4>\n\n\n\n

                      Dengan memanfaatkan mikroorganisme yakni puthur kuning<\/em>, yaitu dengan mekanisme diisolasi, inokulasi dan disemprotkan ke daun tembakau, tapi ternyata hasilnya tetap saja nisbi tidak terjadi. Mikroorganisme itu tak berhasil berkembang sehingga pemeraman daun tembakau itu akhirnya juga tidak berhasil mengeluakan kualitas mutu Srinthil. Ya, selalu gagal.<\/p>\n\n\n\n

                      Karena kualitas mutu Srinthil tidak bisa diciptakan, maka kedatangan si primadona ini oleh masyarakat Temanggung sering dilekatkan dengan aspek mistik. Konon, daun tembakau yang bakal menjadi Srinthil itu, pada malam hari akan tampak mengeluarkan cahaya kuning di kegelapan.<\/p>\n\n\n\n

                      Sebagian masyarakat petani percaya, cahaya itu diturunkan oleh para dewa di langit. Srinthil bagi mereka adalah suatu \u2018pulung\u2019 <\/em>atau \u2018ndaru rigen\u2019<\/em>, sebuah keberuntungan atau berkah yang tidak dapat direncanakan oleh manusia dan semata terjadi karena kuasa Tuhan.<\/p>\n","post_title":"Primadona Itu Bernama Srinthil","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"primadona-itu-bernama-srinthil","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-12 10:42:26","post_modified_gmt":"2019-07-12 03:42:26","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5855","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5849,"post_author":"877","post_date":"2019-07-08 11:42:15","post_date_gmt":"2019-07-08 04:42:15","post_content":"\n

                      Dari tahun 2007 hingga pertengahan 2015, terdeteksi banyak organisasi jumlahlnya kurang lebih 20an organisasi, lembaga penelitian pemerintah maupun kemasyaratan hingga keagaman yang ada di Indonesia, justru membawa agenda titipan asing, dengan program pengendalian tembakau. Melalui Bloomberg Initiative, kucuran dana itu sampai mengalir. Sebab, Indonesia dijadikan salah satu target utama karena tembakau yang ada 100% sebagai bahan dasar rokok kretek. Sedangkan asing dalam hal ini Bloomberg Initiative punya keinginan berbeda, yaitu mengusai bahan nikotin yang ada di daun tembakau. <\/p>\n\n\n\n

                      Adanya kucuran dana yang menyuburkan dari Bloomberg Initiative, menjadikan organisasi atau lembaga di Indonesia  yang tidak memiliki jiwa potriotisme akan berlomba-lomba untuk mendapatkan dana tersebut. Bahkan ada juga organisasi yang menamakan diri sebagai pusat kajian sosial di bawah Universitas terkemuka di Indonesia, rela bekerjasama dengan Bloomberg Initiative. Seperti halnya Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia disingkat PKJS UI, yang dipromotori oleh Prof. dr. Hasbullah Thabrani, MPH dan kawan-kawan. <\/p>\n\n\n\n

                      PKJS UI berdiri pada tanggal 14 September 2015, tujuannya sangat mulia, yaitu untuk menjembatani kebutuhan pusat penelitian jaminan sosial berbasis akademik, dan fokus pada program jaminan sosial di Indonesia. PKJS UI ini, sebagai langkah awal untuk persiapan membuat program Magister Jaminan Sosial di Indonesia. Semestinya PKJS UI, sebagai organisasi atau pusat kajian yang lahir dan berkembang di Indonesia, wajib memberikan perlindungan sosial terhadap seluruh masyarakat Indonesia, tidak terkecuali masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada sektor pertembakaun. <\/p>\n\n\n\n

                      Dari hulu hingga hilir, ada sekitar 6,1juta jiwa serapan tenaga kerja pertembakauan, baik sebagai petani tembakau, petani cengkeh dan buruh\/karyawan rokok kretek. Perkebunan tembakau tersebar di 15 provinsi dan perkebunan cengkeh ada di 30 provinsi. Sektor pertembakauan mampu memberikan sumbangan APBN 8.92%, prosentasi yang fantastis dibanding pemasukan minyak dan gas (migas) yang hanya mampu 3.03%. <\/p>\n\n\n\n

                      Tidak hanya itu, sektor pertembakauan di Indonesia punya sejarah panjang memiliki fungsi sosial dan budaya dalam kehidupan masyarakat. Satu-satunya sektor perdagangan yang mampu bertahan dimasa penjajahan disaat perekonomian bangsa Indonesia hancur. Pertembakauan sektor yang paling mandiri dari hulu hingga hilir, tidak pernah sekalipun mendapatkan subsidi dari Negara. Yang ada sebaliknya, Negara selalu meminta keuntungan lebih, dan tanpa modal. Sektor pertembakauan tahan krisis dan memiliki multiplier effect<\/em>, artinya usaha lain maju dan berkembang sangat dipengaruhi keberadaan pertembakauan. Dampak langsung, semisal di Temanggung banyak pengrajin keranjang yang bisa menikmati hasilnya saat panen tembakau. Di Kudus, dari percetakan hingga pasar tradisional menjadi ramai ketika permintaan rokok kretek meningkat. <\/p>\n\n\n\n

                      Sekali lagi, keberadaan PKJS UI, seharusnya melakukan kajian untuk perlindungan pertembakauan di Indonesia, dan tidak sebaliknya. Sangat tidak etis, tidak patriotis dan nasionalis, ketika PKJS UI, melakukan pelemahan pada sektor pertembakaun dan mengedepankan kepentingan asing, gara-gara mendapatkan akses dari Bloomberg Initiative. Dalam laporan mitra kerja, PKJS UI bekerjasama dengan 20 lembaga, termasuk bekerjasama dengan Bloomberg Initiative (sumber: https:\/\/sksg.ui.ac.id\/pkjs<\/a>). Hal itu terlihat jelas kajian yang dilakukan PKJS UI sinergi dengan program Bloomberg Initiative untuk pengendalian tembakau. PKJS UI telah melakukan kajian sejak 2016 hingga 2018, setidaknya ada 5 kajian dari 9 kajian yang menyudutkan posisi pertembakauan dalam hal ini rokok kretek di Indonesia, yaitu: <\/p>\n\n\n\n

                      1. Roadmap Upaya Pengendalian Belanja Rokok dari Dana Bantuan Sosial (Januari 2019)<\/li>
                      2. Bantuan Sosial, Rokok dan Indikator Sosial Ekonomi di Indonesia (Januari 2019)<\/li>
                      3. Dukungan Publik Terhadap Kenaikan Cukai Rokok untuk Pendanaan JKN (Agustus 2018)<\/li>
                      4. Dukungan Publik Terhadap Kenaikan Harga Rokok (Juli 2018)<\/li>
                      5. Perilaku Merokok Orang Tua dan Dampaknya Terhadap Stunting, Kecerdasan, dan Kemiskinan: Bukti Empiris dari Data Panel IFLS (Juni 2018)<\/li><\/ol>\n\n\n\n

                        Bloomberg Initiative, adalah program filantropis yang dilakukan oleh pengusaha media dan layanan data keuangan berbasis di Amerika Serikat bernama Michael Bloomberg. Pada tahun 2006, ia mendonasikan uangnya sebesar 125 juta dolar AS dan pada tahun 2008 berjumlah 250 juta dolar AS untuk pendanaan kegiatan pengendalian tembakau, termasuk di Indonesia. Tiap tahunnya besaran donasi selalu meningkat.<\/p>\n\n\n\n

                        Donasi tersebut tidak murni sumbangan, ada muatan dan hubungannya dengan farmasi, melalui sahabat karibnya sekaligus penasihatnya bernama William R. Brody menjabat sebagai direktur Novartis. Berawal dari hasil penelitian lembaga kesehatan modern di Amerika, Surgeon General, bahwa nikotin pada tembakau dapat membuat ketergantuangan. Oleh ahli farmakologi, nikotin pada tembakau banyak manfaat untuk obat terapi dan pengobatan. Lain itu, nikotin pada tembakau sangat bermanfaat sebagai obat nyeri, gelisah, depresi dan juga dapat meningkatkan konsentrasi. <\/p>\n\n\n\n

                        Melihat dari manfaat nikotin dalam tembakau inilah memunculkan niat pengambilalihan bisnis nikotin pada tembakau. Namun sayangnya, niatan itu belum terwujud, karena penggunaan tembakau masih terkuasai oleh industri rokok.  Selain kebutuhan tembakau untuk bahan dasar rokok masih relative besar, juga tidak bisa menyaingi pabrikan rokok perihal harga pembelian tembakau. <\/p>\n\n\n\n

                        Untuk itu, isu yang digulirkan adalah memerangi atau mengendalikan tembakau, bahkan sampai bagaimana caranya agar tembakau tidak dibuat bahan baku rokok. Satu-satunya jalan bersekutu dengan industri farmasi. Dilanjutkan berhasil memasukkan agenda kerangka kebijakan international dalam organisasi kesehatan dunia (WHO). Upaya pengambilalihan bisnis nikotin tersebut sebetulnya terjadi di berbagai Negara, termasuk Indonesia. Aliran dana digelontorkan besar-besaran mengalir ke lembaga-lembaga kesehatan, organisasi masyarakat bahkan sampai lembaga keagamaan, inilah yang dinamai politik dagang tingkat tinggi.<\/p>\n\n\n\n

                        Untuk itu, marilah lembaga-lembaga, atau kajian-kajian yang lahir dan berkembang di Indonesia, agar lebih sensitif dan peka, mendahulukan kepentingan nasional dari pada kepentingan asing. Melindungi kepentingan masyarakat pribumi lebih penting dari pada melindungi kepentingan dagang asing. Jiwa nasionalisme dan patriotik sangat dibutuhkan untuk membangun bangsa menuju masa depan yang lebih baik.   
                        <\/p>\n","post_title":"Selingkuh PKJS UI dengan Kepentingan Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"selingkuh-pkjs-ui-dengan-kepentingan-asing","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-08 11:42:23","post_modified_gmt":"2019-07-08 04:42:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5849","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5843,"post_author":"878","post_date":"2019-07-06 12:33:13","post_date_gmt":"2019-07-06 05:33:13","post_content":"\n

                        Jika seseorang ditanya mengapa ia merokok, jawaban yang paling sering didengar: untuk relaksasi, teman rehat, rekan berkarya, dan semua hal yang mengalir ke muara bernama kenikmatan. Hampir semua berkutat di sekitar itu. Yang sedikit berbeda, ada juga yang menjawab supaya lebih enak ketika mengobrol dengan teman yang juga merokok, atau untuk mengusir hawa dingin yang mengepung tubuh.<\/p>\n\n\n\n

                        Adalah Muhamad Sobary, seorang budayawan, penulis produktif, dan peneliti jempolan yang memiliki jawaban lain dari yang lain. Muhamad Sobary baru mulai merokok pada usia 59 tahun. Usia yang terlampau telat untuk memulai merokok. Di saat kebanyakan perokok lain memutuskan berhenti merokok di usia senja, laki-laki yang biasa disapa 'Kang Sob' ini malah baru mulai merokok.<\/p>\n\n\n\n

                        Baca: Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/a><\/p>\n\n\n\n

                        Menurutnya, keputusan mulai merokok di usia senja Ia pilih sesaat setelah mengetahui seluk-beluk perang nikotin yang terjadi di bumi. Ragam bentuk isu mulai dari kesehatan, ekonomi, hingga isu lingkungan dijadikan alat oleh pemodal asing untuk merebut pasar rokok di negeri ini yang sepenuhnya dikuasai pengusaha dalam negeri lewat produk khas nusantara yang kerap disebut 'kretek'.<\/p>\n\n\n\n

                        Bagi Kang Sob, merokok itu peristiwa politik. Merokok adalah aksi untuk melawan upaya pihak-pihak yang ingin merusak industri hasil tembakau (IHT) Indonesia. Dengan merokok, kita berpolitik, bukan sekadar berpolitik untuk IHT, namun berpolitik untuk petani tembakau, petani cengkeh, buruh tani, pekerja-pekerja di pabrik-pabrik rokok, hingga pedagang asongan. <\/p>\n\n\n\n

                        Merokok itu sebuah bentuk keberpihakan. Berpihak pada nasib petani, berpihak kepada buruh tani dan pekerja pabrik, hingga akhirnya berpihak pada kedaulatan dan kemandirian bangsa lewat produk istimewa bernama kretek. Terang dan jelas dan lugas.<\/p><\/blockquote>\n\n\n\n

                        Ada syarat yang mesti dipenuhi untuk bisa bersikap seperti Kang Sob bersikap ketika menikmati sebatang rokok kretek. Syarat itu adalah berada dekat dengan petani dan para pekerja di sektor IHT, merasakan hidup dan kehidupan mereka sehari-hari. Tanpa itu, sulit menerka bagaimana sensasi yang dirasakan ketika kita merokok dengan tujuan lelaku politik.<\/p>\n\n\n\n

                        Dan itulah syarat yang dilalui Kang Sob hingga bisa merasakan ruh lelaku politik ketika Ia merokok. Bukan sekadar hidup dan berinteraksi lama dengan para petani tembakau, Kang Sob lebih jauh dari itu. Ia menuliskan kisah-kisah petani tembakau di Temanggung dalam disertasi doktoralnya\u2014kemudian diterbitkan penerbit KPG\u2014yang Ia beri judul 'Perlawanan Politik dan Puitik Petani Tembakau Temanggung'.<\/p>\n\n\n\n

                        Baca: Ada Campur Tangan Bloomberg dalam Surat Edaran Menkes terkait Pemblokiran Iklan Rokok<\/a><\/p>\n\n\n\n

                        Usai membaca buku karya Kang Sob itu, saya lantas ingin merasakan langsung hidup dalam waktu cukup lama di lingkungan mereka yang menggantungkan hidup dari IHT. Merasakan perasaan yang dirasakan Kang Sob ketika merokok. Kesempatan itu pada akhirnya saya dapat di Munduk, Bali, dan Temanggung, Jawa Tengah, tempat Kang Sob melakukan riset untuk disertasinya.<\/p>\n\n\n\n

                        Di Munduk, saya tinggal di rumah milik petani cengkeh, hidup berminggu-minggu di lingkungan yang mayoritasnya petani dan buruh tani cengkeh. Saya jalan-jalan ke kebun cengkeh. Melihat petani merawat kebun mereka. Saat panen tiba, saya datang ke kebun untuk melihat dari dekat cengkeh dipanen pekerja pemetik cengkeh. Pada momen-momen itu semua, kretek kerap menjadi teman saya dan para petani cengkeh di Munduk. Di sanalah saya merasakan dengan jernih seperti apa itu perasaan keberpihakan, perlawanan, dan lelaku politis lewat menikmati sebatang kretek.<\/p>\n\n\n\n

                        Di Temanggung, lebih jauh lagi. Saya tak hanya melihat dari dekat bagaimana petani dan buruh tani menanam komoditas yang mendukung IHT. Di kabupaten yang diapit dua gunung itu, saya melihat secara langsung, bahkan menjadi salah satu pelaku yang mengelola manfaat IHT untuk keberlangsungan pendidikan anak-anak petani dan buruh tani tembakau lewat skema beasiswa. Di rumah-rumah petani di lereng gunung, di alun-alun kota, di kantor beasiswa KNPK, dan di banyak tempat lainnya di Temanggung, saya merasakan aktivitas merokok bukan sekadar untuk mengusir dingin cuaca pegunungan semata. Di sana saya mengekspresikan perlawanan lewat merokok. Melawan kesewenang-wenangan mereka anti-rokok yang hendak menghancurkan kehidupan banyak manusia.<\/p>\n","post_title":"Ekspresi Perlawanan Lewat Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"ekspresi-perlawanan-lewat-merokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-06 12:33:20","post_modified_gmt":"2019-07-06 05:33:20","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5843","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5841,"post_author":"877","post_date":"2019-07-05 12:42:06","post_date_gmt":"2019-07-05 05:42:06","post_content":"\r\n

                        Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

                        Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

                        https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
                        https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
                        https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
                        https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
                        https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
                        https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
                        https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
                        https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
                        https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
                        https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
                        https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

                        Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

                        \"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

                        Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

                        Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

                        Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

                        Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

                        Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

                        Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

                        Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

                        Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

                        Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

                        Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

                        Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_title":"Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"protes-petani-tembakau-temanggung-ke-kemkominfo","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2024-01-03 16:04:25","post_modified_gmt":"2024-01-03 09:04:25","post_content_filtered":"\r\n

                        Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

                        Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

                        https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
                        https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
                        https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
                        https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
                        https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
                        https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
                        https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
                        https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
                        https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
                        https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
                        https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

                        Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

                        \"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

                        Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

                        Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

                        Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

                        Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

                        Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

                        Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

                        Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

                        Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

                        Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

                        Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

                        Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5841","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5829,"post_author":"878","post_date":"2019-06-28 09:52:18","post_date_gmt":"2019-06-28 02:52:18","post_content":"\n

                        Rokok, terutama rokok kretek, memberi inspirasi bagi banyak orang. Baik itu inspirasi ketika menikmati kretek atau usai menikmati rokok kretek, juga inspirasi dari produk rokok kreteknya. Lebih jauh dari itu, seluk-beluk dunia kretek mulai dari pertanian tembakau dan cengkeh, proses produksi kretek, transaksi dagang kretek, dan segala hal yang terkait dengan dunia perkretekan menginspirasi begitu banyak orang untuk berkarya dalam rupa-rupa bentuk karya.<\/p>\n\n\n\n

                        Bagi para penikmat kretek sendiri, rupa-rupa pengalaman bersama kretek juga banyak datangkan kisah menarik. Yang paling kesohor tentu saja kisah K.H Agus Salim dengan diplomasi kreteknya yang membikin suasana di salah satu ruang istana kerajaan Inggris yang sebelumnya begitu kaku dan formil menjadi cair karenanya.<\/p>\n\n\n\n

                        Baca: Sosiawan Leak Bercerita Soal Rokok dan Do\u2019a<\/a><\/p>\n\n\n\n

                        Bukan hanya K.H Agus Salim yang memiliki kisah kretek dengan luar negeri, ada banyak lainnya, salah satunya, Mahbub Djunaidi, tokoh Betawi, tokoh NU, wartawan jempolan, kolumnis produktif, dan banyak hal keren lainnya terkumpul dalam satu orang ini. Kekhasannya dalam menghasilkan karya tulis, mampu membikin tulisan bertema berat dalam kemasan humor dan enak dibaca, membikin hampir semua penulis Indonesia mengagumi tulisannya. Tulisan Mahbub Djunaidi terkait kretek, yang tayang di Koran Kompas pada 29 Maret 1987, lebih 32 tahun lalu, juga dikemas dalam suasana humor dan ringan dibaca namun sarat kritik yang menohok. <\/p>\n\n\n\n

                        Tulisan Mahbub Djunaidi tentang kretek yang diberi judul \u2018Kretek\u2019 ini juga relevan dengan kondisi saat ini, bagaimana asing begitu mendikte negara ini dalam hal menyikapi rokok kretek. Lewat kaum anti-rokok pihak asing hendak menyingkirkan kretek. Secara halus, begitu halus, Mahbub Djunaidi mengkritik asing itu. Saya sadur seluruhnya saja tulisan Mahbub Djunaidi 32 tahun lalu itu di sini.<\/p>\n\n\n\n

                        Kretek<\/h2>\n\n\n\n

                        Oleh: Mahbub Djunaidi<\/p>\n\n\n\n

                        Sekolah kolonialisme memang berbeda-beda. Yang satu lebih brutal dari yang lain, tapi dilihat dari bintang, hakikatnya sama: mempesiang bangsa lain sebagai usaha mencari sesuap nasi. Kolonial Inggris di daerah konsesi seperti Shanghai memperlakukan orang Cina tak lebih dari binatang. Di sebuah taman kota ada tulisan di pintu gerbangnya \u201cDilarang masuk: anjing dan orang Cina\u201d. Sampai sekarang tulisan itu tidak diangkat, agar generasi demi generasi mengerti betapa jahatnya sistem itu. Tapi, kolonial Belanda di negeri ini menganggap Cina lebih tinggi derajatnya dibanding\u00a0inlander<\/em>, penduduk anak negeri seperti kita-kita ini. Mereka membagi kereta api atau trem kota dalam tiga kelas. Kelas 1 khusus untuk orang Belanda. Kelas 2 untuk Cina dan Arab. Kelas 3 alias kelas kambing buat\u00a0inlander-inlander<\/em>\u00a0anak negeri.<\/p>\n\n\n\n

                        Baca: Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

                        Kecuali para nasionalis dan kaum pergerakan kebangsaan serta rakyat patriot yang bertekad merobohkan sistem itu, ada juga inlander <\/em>yang bersedia jadi budak untuk menggencet bangsa sendiri. Misalnya, para bupati dan pangreh praja yang jelek. Karena jiwanya memang dasar budak, dalam banyak hal mereka lebih nista dari tuannya sendiri. Dan karena jiwanya memang budak, mereka tak punya kepercayaan kepada kemampuan sendiri dan menganggap tuan asingnya bagai dewa putih yang berasal dari langit, dan dalam segala hal lebih unggul. Hubungan antara budak dan tuannya ini mirip dengan hubungan antara hewan sirkus dengan pelatihnya, menurut saja apa yang diperintahkan, dan meniru saja apa yang dicontohkan.<\/p>\n\n\n\n

                        Sisa jiwa inlander<\/em> ini masih ada juga sedikit bayak di alam kemerdekaan. Pangreh praja yang punya kegemaran menginjak ke bawah dan menjilat ke atas pada dasarnya tetap kehinggapan pembawaan inlander<\/em> itu. Seorang yang senantiasa menganggap asing itu hebat dan senantiasa benar dan unggul, sebenarnya merupakan inlander <\/em>gaya baru, dan mengidap unsur-unsur budak. Bawahan yang menganggap atasannya selalu perlu ditiru dan \u201cdigugu<\/em>\u201d, tak peduli apapun yang dilakukannya, pada dasarnya punya tabiat orang jajahan, tak punya karakter bangsa mereka. Kerdil, penakut, melayang kemana angin bertiup, merupakan pakaian sehari-hari.<\/p>\n\n\n\n

                        Sementara itu, jika seorang nyonya tidak sudi cangking tas kecuali merek Louis Vuitton walau bikinan Cibaduyut tak kalah bagusnya, berdandan dengan ramuan Yves Saint Laurent serta baju merek Calvin Klein, berkat dorongan anggapan bikinan asing itu dahsyat dan mampu naikkan gengsi, apakah terhadapnya kena pula julukan inlander<\/em> gaya baru?<\/p>\n\n\n\n

                        Oh, bisa iya dan bisa juga bukan. Jangan-jangan sang nyonya memang patriot sejati, tapi karena kebanyakan uang menjadi sedikit bingung dan hilang keseimbangan. Atau seorang suami yang sudi memakai ikat pinggang merek Etienne Aigner dan domper merek Cartier dan hanya siap berangkat golf dengan kaos merek Lacosre, apakah inlander <\/em>gaya baru? juga bisa iya dan bisa juga tidak. Boleh jadi tokoh kita ini seorang pecinta tanah air berikut produksinya, tapi sekedar menjaga martabat dan gengsi, tak menjadi apa melekatkan barang-barang mahal ke tubuh satu-satunya.<\/p>\n\n\n\n

                        Kawan saya yang tidak mau disebut inlander<\/em> baik gaya lama maupun baru, bertekad bulat kepingin menggunakan apa saja yang buatan dalam negeri, walau dia sama sekali tidak pernah ketemu Menteri Ginanjar Kartasasmita. Ia tidak merasa perlu memakai baju merek Charles Jourdan atau Lanvin, melainkan cukup bikinan Tegalparang yang tak beda dengan kemeja bikinan manapun di atas dunia. Ia tak merasa perlu pakai kaos merek Benetton karena produksi pinggiran kota Bandung sudah lebih dari cukup.<\/p>\n\n\n\n

                        Dan untuk lebih membikin dia bukan inlander<\/em> yang kurang percaya harga diri sendiri, begitu mau berangkat ke luar negeri ia kempit berbungkus-bungkus rokok kretek, bukan Marlboro atau Camel atau Lucky Strike, yang kecuali untuk gengsi, asapnya biasa-biasa saja, tapi, begitu ia naik pesawat Air France, seorang pramugari menghampirinya.<\/p>\n\n\n\n

                        \u201cMaaf, tuan hisap apa? Apa tuan hisap Hashish? Apa tuan sudi ganti rokok yang biasa-biasa saja?\u201d<\/p>\n\n\n\n

                        \u201cini bukan hashish. Ini tembakau biasa campur cengkeh,\u201d jawab kawan saya. Dan karena tekadnya yang teguh mau menghisap rokok produksi negeri sendiri, kawan saya itu nekad hisap rokok kretek lagi di atas pesawat milik maskapai British Airways. Pada saat asapnya ngepul, datang lagi menghampiri seorang pramugari.<\/p>\n\n\n\n

                        \u201cWah, bau apa itu? Apa ganja? Apa tuan bisa ganti yang lain saja? Para penumpang di sini idak biasa mengendus bau itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

                        \u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

                        Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

                        Kompas, 29 Maret 1987
                        <\/p>\n\n\n\n


                        <\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

                        Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

                        Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

                        Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

                        Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

                        Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

                        Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

                        Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

                        Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

                        Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

                        Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

                        Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
                        <\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

                        Paling Populer

                        \n

                        Secara keseluruhan, merujuk pada buku yang berjudul Kretek\u2014Kajian Ekonomi dan Budaya 4 Kota<\/em> diestimasi, peredaran uang selama musim penanaman hingga masa panen di Temanggung mencapai lebih dari 2 triliun. Angka ini tentu sangat fantastis, melebihi buget APBD Kabupaten Temanggung pada 2018.<\/p>\n\n\n\n

                        Sejauh ini, ilmu pengetahuan modern, khususnya di pusat-pusat penelitian budidaya tembakau, secara saintifik memang belum mampu mengungkap secara ilmiah rahasia dari kemunculan sang primadona itu. Berbagai eksperimen untuk menghasilkan tembakau dengan kualitas mutu Srinthil<\/em> tentu telah dilakukan berulang kali.<\/h4>\n\n\n\n

                        Dengan memanfaatkan mikroorganisme yakni puthur kuning<\/em>, yaitu dengan mekanisme diisolasi, inokulasi dan disemprotkan ke daun tembakau, tapi ternyata hasilnya tetap saja nisbi tidak terjadi. Mikroorganisme itu tak berhasil berkembang sehingga pemeraman daun tembakau itu akhirnya juga tidak berhasil mengeluakan kualitas mutu Srinthil. Ya, selalu gagal.<\/p>\n\n\n\n

                        Karena kualitas mutu Srinthil tidak bisa diciptakan, maka kedatangan si primadona ini oleh masyarakat Temanggung sering dilekatkan dengan aspek mistik. Konon, daun tembakau yang bakal menjadi Srinthil itu, pada malam hari akan tampak mengeluarkan cahaya kuning di kegelapan.<\/p>\n\n\n\n

                        Sebagian masyarakat petani percaya, cahaya itu diturunkan oleh para dewa di langit. Srinthil bagi mereka adalah suatu \u2018pulung\u2019 <\/em>atau \u2018ndaru rigen\u2019<\/em>, sebuah keberuntungan atau berkah yang tidak dapat direncanakan oleh manusia dan semata terjadi karena kuasa Tuhan.<\/p>\n","post_title":"Primadona Itu Bernama Srinthil","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"primadona-itu-bernama-srinthil","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-12 10:42:26","post_modified_gmt":"2019-07-12 03:42:26","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5855","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5849,"post_author":"877","post_date":"2019-07-08 11:42:15","post_date_gmt":"2019-07-08 04:42:15","post_content":"\n

                        Dari tahun 2007 hingga pertengahan 2015, terdeteksi banyak organisasi jumlahlnya kurang lebih 20an organisasi, lembaga penelitian pemerintah maupun kemasyaratan hingga keagaman yang ada di Indonesia, justru membawa agenda titipan asing, dengan program pengendalian tembakau. Melalui Bloomberg Initiative, kucuran dana itu sampai mengalir. Sebab, Indonesia dijadikan salah satu target utama karena tembakau yang ada 100% sebagai bahan dasar rokok kretek. Sedangkan asing dalam hal ini Bloomberg Initiative punya keinginan berbeda, yaitu mengusai bahan nikotin yang ada di daun tembakau. <\/p>\n\n\n\n

                        Adanya kucuran dana yang menyuburkan dari Bloomberg Initiative, menjadikan organisasi atau lembaga di Indonesia  yang tidak memiliki jiwa potriotisme akan berlomba-lomba untuk mendapatkan dana tersebut. Bahkan ada juga organisasi yang menamakan diri sebagai pusat kajian sosial di bawah Universitas terkemuka di Indonesia, rela bekerjasama dengan Bloomberg Initiative. Seperti halnya Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia disingkat PKJS UI, yang dipromotori oleh Prof. dr. Hasbullah Thabrani, MPH dan kawan-kawan. <\/p>\n\n\n\n

                        PKJS UI berdiri pada tanggal 14 September 2015, tujuannya sangat mulia, yaitu untuk menjembatani kebutuhan pusat penelitian jaminan sosial berbasis akademik, dan fokus pada program jaminan sosial di Indonesia. PKJS UI ini, sebagai langkah awal untuk persiapan membuat program Magister Jaminan Sosial di Indonesia. Semestinya PKJS UI, sebagai organisasi atau pusat kajian yang lahir dan berkembang di Indonesia, wajib memberikan perlindungan sosial terhadap seluruh masyarakat Indonesia, tidak terkecuali masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada sektor pertembakaun. <\/p>\n\n\n\n

                        Dari hulu hingga hilir, ada sekitar 6,1juta jiwa serapan tenaga kerja pertembakauan, baik sebagai petani tembakau, petani cengkeh dan buruh\/karyawan rokok kretek. Perkebunan tembakau tersebar di 15 provinsi dan perkebunan cengkeh ada di 30 provinsi. Sektor pertembakauan mampu memberikan sumbangan APBN 8.92%, prosentasi yang fantastis dibanding pemasukan minyak dan gas (migas) yang hanya mampu 3.03%. <\/p>\n\n\n\n

                        Tidak hanya itu, sektor pertembakauan di Indonesia punya sejarah panjang memiliki fungsi sosial dan budaya dalam kehidupan masyarakat. Satu-satunya sektor perdagangan yang mampu bertahan dimasa penjajahan disaat perekonomian bangsa Indonesia hancur. Pertembakauan sektor yang paling mandiri dari hulu hingga hilir, tidak pernah sekalipun mendapatkan subsidi dari Negara. Yang ada sebaliknya, Negara selalu meminta keuntungan lebih, dan tanpa modal. Sektor pertembakauan tahan krisis dan memiliki multiplier effect<\/em>, artinya usaha lain maju dan berkembang sangat dipengaruhi keberadaan pertembakauan. Dampak langsung, semisal di Temanggung banyak pengrajin keranjang yang bisa menikmati hasilnya saat panen tembakau. Di Kudus, dari percetakan hingga pasar tradisional menjadi ramai ketika permintaan rokok kretek meningkat. <\/p>\n\n\n\n

                        Sekali lagi, keberadaan PKJS UI, seharusnya melakukan kajian untuk perlindungan pertembakauan di Indonesia, dan tidak sebaliknya. Sangat tidak etis, tidak patriotis dan nasionalis, ketika PKJS UI, melakukan pelemahan pada sektor pertembakaun dan mengedepankan kepentingan asing, gara-gara mendapatkan akses dari Bloomberg Initiative. Dalam laporan mitra kerja, PKJS UI bekerjasama dengan 20 lembaga, termasuk bekerjasama dengan Bloomberg Initiative (sumber: https:\/\/sksg.ui.ac.id\/pkjs<\/a>). Hal itu terlihat jelas kajian yang dilakukan PKJS UI sinergi dengan program Bloomberg Initiative untuk pengendalian tembakau. PKJS UI telah melakukan kajian sejak 2016 hingga 2018, setidaknya ada 5 kajian dari 9 kajian yang menyudutkan posisi pertembakauan dalam hal ini rokok kretek di Indonesia, yaitu: <\/p>\n\n\n\n

                        1. Roadmap Upaya Pengendalian Belanja Rokok dari Dana Bantuan Sosial (Januari 2019)<\/li>
                        2. Bantuan Sosial, Rokok dan Indikator Sosial Ekonomi di Indonesia (Januari 2019)<\/li>
                        3. Dukungan Publik Terhadap Kenaikan Cukai Rokok untuk Pendanaan JKN (Agustus 2018)<\/li>
                        4. Dukungan Publik Terhadap Kenaikan Harga Rokok (Juli 2018)<\/li>
                        5. Perilaku Merokok Orang Tua dan Dampaknya Terhadap Stunting, Kecerdasan, dan Kemiskinan: Bukti Empiris dari Data Panel IFLS (Juni 2018)<\/li><\/ol>\n\n\n\n

                          Bloomberg Initiative, adalah program filantropis yang dilakukan oleh pengusaha media dan layanan data keuangan berbasis di Amerika Serikat bernama Michael Bloomberg. Pada tahun 2006, ia mendonasikan uangnya sebesar 125 juta dolar AS dan pada tahun 2008 berjumlah 250 juta dolar AS untuk pendanaan kegiatan pengendalian tembakau, termasuk di Indonesia. Tiap tahunnya besaran donasi selalu meningkat.<\/p>\n\n\n\n

                          Donasi tersebut tidak murni sumbangan, ada muatan dan hubungannya dengan farmasi, melalui sahabat karibnya sekaligus penasihatnya bernama William R. Brody menjabat sebagai direktur Novartis. Berawal dari hasil penelitian lembaga kesehatan modern di Amerika, Surgeon General, bahwa nikotin pada tembakau dapat membuat ketergantuangan. Oleh ahli farmakologi, nikotin pada tembakau banyak manfaat untuk obat terapi dan pengobatan. Lain itu, nikotin pada tembakau sangat bermanfaat sebagai obat nyeri, gelisah, depresi dan juga dapat meningkatkan konsentrasi. <\/p>\n\n\n\n

                          Melihat dari manfaat nikotin dalam tembakau inilah memunculkan niat pengambilalihan bisnis nikotin pada tembakau. Namun sayangnya, niatan itu belum terwujud, karena penggunaan tembakau masih terkuasai oleh industri rokok.  Selain kebutuhan tembakau untuk bahan dasar rokok masih relative besar, juga tidak bisa menyaingi pabrikan rokok perihal harga pembelian tembakau. <\/p>\n\n\n\n

                          Untuk itu, isu yang digulirkan adalah memerangi atau mengendalikan tembakau, bahkan sampai bagaimana caranya agar tembakau tidak dibuat bahan baku rokok. Satu-satunya jalan bersekutu dengan industri farmasi. Dilanjutkan berhasil memasukkan agenda kerangka kebijakan international dalam organisasi kesehatan dunia (WHO). Upaya pengambilalihan bisnis nikotin tersebut sebetulnya terjadi di berbagai Negara, termasuk Indonesia. Aliran dana digelontorkan besar-besaran mengalir ke lembaga-lembaga kesehatan, organisasi masyarakat bahkan sampai lembaga keagamaan, inilah yang dinamai politik dagang tingkat tinggi.<\/p>\n\n\n\n

                          Untuk itu, marilah lembaga-lembaga, atau kajian-kajian yang lahir dan berkembang di Indonesia, agar lebih sensitif dan peka, mendahulukan kepentingan nasional dari pada kepentingan asing. Melindungi kepentingan masyarakat pribumi lebih penting dari pada melindungi kepentingan dagang asing. Jiwa nasionalisme dan patriotik sangat dibutuhkan untuk membangun bangsa menuju masa depan yang lebih baik.   
                          <\/p>\n","post_title":"Selingkuh PKJS UI dengan Kepentingan Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"selingkuh-pkjs-ui-dengan-kepentingan-asing","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-08 11:42:23","post_modified_gmt":"2019-07-08 04:42:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5849","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5843,"post_author":"878","post_date":"2019-07-06 12:33:13","post_date_gmt":"2019-07-06 05:33:13","post_content":"\n

                          Jika seseorang ditanya mengapa ia merokok, jawaban yang paling sering didengar: untuk relaksasi, teman rehat, rekan berkarya, dan semua hal yang mengalir ke muara bernama kenikmatan. Hampir semua berkutat di sekitar itu. Yang sedikit berbeda, ada juga yang menjawab supaya lebih enak ketika mengobrol dengan teman yang juga merokok, atau untuk mengusir hawa dingin yang mengepung tubuh.<\/p>\n\n\n\n

                          Adalah Muhamad Sobary, seorang budayawan, penulis produktif, dan peneliti jempolan yang memiliki jawaban lain dari yang lain. Muhamad Sobary baru mulai merokok pada usia 59 tahun. Usia yang terlampau telat untuk memulai merokok. Di saat kebanyakan perokok lain memutuskan berhenti merokok di usia senja, laki-laki yang biasa disapa 'Kang Sob' ini malah baru mulai merokok.<\/p>\n\n\n\n

                          Baca: Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/a><\/p>\n\n\n\n

                          Menurutnya, keputusan mulai merokok di usia senja Ia pilih sesaat setelah mengetahui seluk-beluk perang nikotin yang terjadi di bumi. Ragam bentuk isu mulai dari kesehatan, ekonomi, hingga isu lingkungan dijadikan alat oleh pemodal asing untuk merebut pasar rokok di negeri ini yang sepenuhnya dikuasai pengusaha dalam negeri lewat produk khas nusantara yang kerap disebut 'kretek'.<\/p>\n\n\n\n

                          Bagi Kang Sob, merokok itu peristiwa politik. Merokok adalah aksi untuk melawan upaya pihak-pihak yang ingin merusak industri hasil tembakau (IHT) Indonesia. Dengan merokok, kita berpolitik, bukan sekadar berpolitik untuk IHT, namun berpolitik untuk petani tembakau, petani cengkeh, buruh tani, pekerja-pekerja di pabrik-pabrik rokok, hingga pedagang asongan. <\/p>\n\n\n\n

                          Merokok itu sebuah bentuk keberpihakan. Berpihak pada nasib petani, berpihak kepada buruh tani dan pekerja pabrik, hingga akhirnya berpihak pada kedaulatan dan kemandirian bangsa lewat produk istimewa bernama kretek. Terang dan jelas dan lugas.<\/p><\/blockquote>\n\n\n\n

                          Ada syarat yang mesti dipenuhi untuk bisa bersikap seperti Kang Sob bersikap ketika menikmati sebatang rokok kretek. Syarat itu adalah berada dekat dengan petani dan para pekerja di sektor IHT, merasakan hidup dan kehidupan mereka sehari-hari. Tanpa itu, sulit menerka bagaimana sensasi yang dirasakan ketika kita merokok dengan tujuan lelaku politik.<\/p>\n\n\n\n

                          Dan itulah syarat yang dilalui Kang Sob hingga bisa merasakan ruh lelaku politik ketika Ia merokok. Bukan sekadar hidup dan berinteraksi lama dengan para petani tembakau, Kang Sob lebih jauh dari itu. Ia menuliskan kisah-kisah petani tembakau di Temanggung dalam disertasi doktoralnya\u2014kemudian diterbitkan penerbit KPG\u2014yang Ia beri judul 'Perlawanan Politik dan Puitik Petani Tembakau Temanggung'.<\/p>\n\n\n\n

                          Baca: Ada Campur Tangan Bloomberg dalam Surat Edaran Menkes terkait Pemblokiran Iklan Rokok<\/a><\/p>\n\n\n\n

                          Usai membaca buku karya Kang Sob itu, saya lantas ingin merasakan langsung hidup dalam waktu cukup lama di lingkungan mereka yang menggantungkan hidup dari IHT. Merasakan perasaan yang dirasakan Kang Sob ketika merokok. Kesempatan itu pada akhirnya saya dapat di Munduk, Bali, dan Temanggung, Jawa Tengah, tempat Kang Sob melakukan riset untuk disertasinya.<\/p>\n\n\n\n

                          Di Munduk, saya tinggal di rumah milik petani cengkeh, hidup berminggu-minggu di lingkungan yang mayoritasnya petani dan buruh tani cengkeh. Saya jalan-jalan ke kebun cengkeh. Melihat petani merawat kebun mereka. Saat panen tiba, saya datang ke kebun untuk melihat dari dekat cengkeh dipanen pekerja pemetik cengkeh. Pada momen-momen itu semua, kretek kerap menjadi teman saya dan para petani cengkeh di Munduk. Di sanalah saya merasakan dengan jernih seperti apa itu perasaan keberpihakan, perlawanan, dan lelaku politis lewat menikmati sebatang kretek.<\/p>\n\n\n\n

                          Di Temanggung, lebih jauh lagi. Saya tak hanya melihat dari dekat bagaimana petani dan buruh tani menanam komoditas yang mendukung IHT. Di kabupaten yang diapit dua gunung itu, saya melihat secara langsung, bahkan menjadi salah satu pelaku yang mengelola manfaat IHT untuk keberlangsungan pendidikan anak-anak petani dan buruh tani tembakau lewat skema beasiswa. Di rumah-rumah petani di lereng gunung, di alun-alun kota, di kantor beasiswa KNPK, dan di banyak tempat lainnya di Temanggung, saya merasakan aktivitas merokok bukan sekadar untuk mengusir dingin cuaca pegunungan semata. Di sana saya mengekspresikan perlawanan lewat merokok. Melawan kesewenang-wenangan mereka anti-rokok yang hendak menghancurkan kehidupan banyak manusia.<\/p>\n","post_title":"Ekspresi Perlawanan Lewat Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"ekspresi-perlawanan-lewat-merokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-06 12:33:20","post_modified_gmt":"2019-07-06 05:33:20","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5843","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5841,"post_author":"877","post_date":"2019-07-05 12:42:06","post_date_gmt":"2019-07-05 05:42:06","post_content":"\r\n

                          Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

                          Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

                          https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
                          https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
                          https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
                          https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
                          https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
                          https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
                          https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
                          https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
                          https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
                          https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
                          https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

                          Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

                          \"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

                          Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

                          Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

                          Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

                          Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

                          Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

                          Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

                          Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

                          Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

                          Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

                          Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

                          Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_title":"Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"protes-petani-tembakau-temanggung-ke-kemkominfo","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2024-01-03 16:04:25","post_modified_gmt":"2024-01-03 09:04:25","post_content_filtered":"\r\n

                          Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

                          Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

                          https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
                          https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
                          https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
                          https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
                          https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
                          https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
                          https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
                          https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
                          https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
                          https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
                          https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

                          Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

                          \"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

                          Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

                          Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

                          Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

                          Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

                          Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

                          Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

                          Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

                          Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

                          Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

                          Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

                          Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5841","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5829,"post_author":"878","post_date":"2019-06-28 09:52:18","post_date_gmt":"2019-06-28 02:52:18","post_content":"\n

                          Rokok, terutama rokok kretek, memberi inspirasi bagi banyak orang. Baik itu inspirasi ketika menikmati kretek atau usai menikmati rokok kretek, juga inspirasi dari produk rokok kreteknya. Lebih jauh dari itu, seluk-beluk dunia kretek mulai dari pertanian tembakau dan cengkeh, proses produksi kretek, transaksi dagang kretek, dan segala hal yang terkait dengan dunia perkretekan menginspirasi begitu banyak orang untuk berkarya dalam rupa-rupa bentuk karya.<\/p>\n\n\n\n

                          Bagi para penikmat kretek sendiri, rupa-rupa pengalaman bersama kretek juga banyak datangkan kisah menarik. Yang paling kesohor tentu saja kisah K.H Agus Salim dengan diplomasi kreteknya yang membikin suasana di salah satu ruang istana kerajaan Inggris yang sebelumnya begitu kaku dan formil menjadi cair karenanya.<\/p>\n\n\n\n

                          Baca: Sosiawan Leak Bercerita Soal Rokok dan Do\u2019a<\/a><\/p>\n\n\n\n

                          Bukan hanya K.H Agus Salim yang memiliki kisah kretek dengan luar negeri, ada banyak lainnya, salah satunya, Mahbub Djunaidi, tokoh Betawi, tokoh NU, wartawan jempolan, kolumnis produktif, dan banyak hal keren lainnya terkumpul dalam satu orang ini. Kekhasannya dalam menghasilkan karya tulis, mampu membikin tulisan bertema berat dalam kemasan humor dan enak dibaca, membikin hampir semua penulis Indonesia mengagumi tulisannya. Tulisan Mahbub Djunaidi terkait kretek, yang tayang di Koran Kompas pada 29 Maret 1987, lebih 32 tahun lalu, juga dikemas dalam suasana humor dan ringan dibaca namun sarat kritik yang menohok. <\/p>\n\n\n\n

                          Tulisan Mahbub Djunaidi tentang kretek yang diberi judul \u2018Kretek\u2019 ini juga relevan dengan kondisi saat ini, bagaimana asing begitu mendikte negara ini dalam hal menyikapi rokok kretek. Lewat kaum anti-rokok pihak asing hendak menyingkirkan kretek. Secara halus, begitu halus, Mahbub Djunaidi mengkritik asing itu. Saya sadur seluruhnya saja tulisan Mahbub Djunaidi 32 tahun lalu itu di sini.<\/p>\n\n\n\n

                          Kretek<\/h2>\n\n\n\n

                          Oleh: Mahbub Djunaidi<\/p>\n\n\n\n

                          Sekolah kolonialisme memang berbeda-beda. Yang satu lebih brutal dari yang lain, tapi dilihat dari bintang, hakikatnya sama: mempesiang bangsa lain sebagai usaha mencari sesuap nasi. Kolonial Inggris di daerah konsesi seperti Shanghai memperlakukan orang Cina tak lebih dari binatang. Di sebuah taman kota ada tulisan di pintu gerbangnya \u201cDilarang masuk: anjing dan orang Cina\u201d. Sampai sekarang tulisan itu tidak diangkat, agar generasi demi generasi mengerti betapa jahatnya sistem itu. Tapi, kolonial Belanda di negeri ini menganggap Cina lebih tinggi derajatnya dibanding\u00a0inlander<\/em>, penduduk anak negeri seperti kita-kita ini. Mereka membagi kereta api atau trem kota dalam tiga kelas. Kelas 1 khusus untuk orang Belanda. Kelas 2 untuk Cina dan Arab. Kelas 3 alias kelas kambing buat\u00a0inlander-inlander<\/em>\u00a0anak negeri.<\/p>\n\n\n\n

                          Baca: Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

                          Kecuali para nasionalis dan kaum pergerakan kebangsaan serta rakyat patriot yang bertekad merobohkan sistem itu, ada juga inlander <\/em>yang bersedia jadi budak untuk menggencet bangsa sendiri. Misalnya, para bupati dan pangreh praja yang jelek. Karena jiwanya memang dasar budak, dalam banyak hal mereka lebih nista dari tuannya sendiri. Dan karena jiwanya memang budak, mereka tak punya kepercayaan kepada kemampuan sendiri dan menganggap tuan asingnya bagai dewa putih yang berasal dari langit, dan dalam segala hal lebih unggul. Hubungan antara budak dan tuannya ini mirip dengan hubungan antara hewan sirkus dengan pelatihnya, menurut saja apa yang diperintahkan, dan meniru saja apa yang dicontohkan.<\/p>\n\n\n\n

                          Sisa jiwa inlander<\/em> ini masih ada juga sedikit bayak di alam kemerdekaan. Pangreh praja yang punya kegemaran menginjak ke bawah dan menjilat ke atas pada dasarnya tetap kehinggapan pembawaan inlander<\/em> itu. Seorang yang senantiasa menganggap asing itu hebat dan senantiasa benar dan unggul, sebenarnya merupakan inlander <\/em>gaya baru, dan mengidap unsur-unsur budak. Bawahan yang menganggap atasannya selalu perlu ditiru dan \u201cdigugu<\/em>\u201d, tak peduli apapun yang dilakukannya, pada dasarnya punya tabiat orang jajahan, tak punya karakter bangsa mereka. Kerdil, penakut, melayang kemana angin bertiup, merupakan pakaian sehari-hari.<\/p>\n\n\n\n

                          Sementara itu, jika seorang nyonya tidak sudi cangking tas kecuali merek Louis Vuitton walau bikinan Cibaduyut tak kalah bagusnya, berdandan dengan ramuan Yves Saint Laurent serta baju merek Calvin Klein, berkat dorongan anggapan bikinan asing itu dahsyat dan mampu naikkan gengsi, apakah terhadapnya kena pula julukan inlander<\/em> gaya baru?<\/p>\n\n\n\n

                          Oh, bisa iya dan bisa juga bukan. Jangan-jangan sang nyonya memang patriot sejati, tapi karena kebanyakan uang menjadi sedikit bingung dan hilang keseimbangan. Atau seorang suami yang sudi memakai ikat pinggang merek Etienne Aigner dan domper merek Cartier dan hanya siap berangkat golf dengan kaos merek Lacosre, apakah inlander <\/em>gaya baru? juga bisa iya dan bisa juga tidak. Boleh jadi tokoh kita ini seorang pecinta tanah air berikut produksinya, tapi sekedar menjaga martabat dan gengsi, tak menjadi apa melekatkan barang-barang mahal ke tubuh satu-satunya.<\/p>\n\n\n\n

                          Kawan saya yang tidak mau disebut inlander<\/em> baik gaya lama maupun baru, bertekad bulat kepingin menggunakan apa saja yang buatan dalam negeri, walau dia sama sekali tidak pernah ketemu Menteri Ginanjar Kartasasmita. Ia tidak merasa perlu memakai baju merek Charles Jourdan atau Lanvin, melainkan cukup bikinan Tegalparang yang tak beda dengan kemeja bikinan manapun di atas dunia. Ia tak merasa perlu pakai kaos merek Benetton karena produksi pinggiran kota Bandung sudah lebih dari cukup.<\/p>\n\n\n\n

                          Dan untuk lebih membikin dia bukan inlander<\/em> yang kurang percaya harga diri sendiri, begitu mau berangkat ke luar negeri ia kempit berbungkus-bungkus rokok kretek, bukan Marlboro atau Camel atau Lucky Strike, yang kecuali untuk gengsi, asapnya biasa-biasa saja, tapi, begitu ia naik pesawat Air France, seorang pramugari menghampirinya.<\/p>\n\n\n\n

                          \u201cMaaf, tuan hisap apa? Apa tuan hisap Hashish? Apa tuan sudi ganti rokok yang biasa-biasa saja?\u201d<\/p>\n\n\n\n

                          \u201cini bukan hashish. Ini tembakau biasa campur cengkeh,\u201d jawab kawan saya. Dan karena tekadnya yang teguh mau menghisap rokok produksi negeri sendiri, kawan saya itu nekad hisap rokok kretek lagi di atas pesawat milik maskapai British Airways. Pada saat asapnya ngepul, datang lagi menghampiri seorang pramugari.<\/p>\n\n\n\n

                          \u201cWah, bau apa itu? Apa ganja? Apa tuan bisa ganti yang lain saja? Para penumpang di sini idak biasa mengendus bau itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

                          \u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

                          Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

                          Kompas, 29 Maret 1987
                          <\/p>\n\n\n\n


                          <\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

                          Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

                          Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

                          Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

                          Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

                          Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

                          Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

                          Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

                          Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

                          Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

                          Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

                          Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
                          <\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

                          Paling Populer

                          \n

                          Kualitas mutu yang berbeda juga berpengaruh pada harga yang berbeda. Jika harga rerata tembakau per kilogram di Temanggung berkisar antara Rp40.000 hingga Rp125.000, maka untuk jenis Srinthil harganya bisa berkisar antara  Rp600.000 hingga 1 juta.<\/p>\n\n\n\n

                          Secara keseluruhan, merujuk pada buku yang berjudul Kretek\u2014Kajian Ekonomi dan Budaya 4 Kota<\/em> diestimasi, peredaran uang selama musim penanaman hingga masa panen di Temanggung mencapai lebih dari 2 triliun. Angka ini tentu sangat fantastis, melebihi buget APBD Kabupaten Temanggung pada 2018.<\/p>\n\n\n\n

                          Sejauh ini, ilmu pengetahuan modern, khususnya di pusat-pusat penelitian budidaya tembakau, secara saintifik memang belum mampu mengungkap secara ilmiah rahasia dari kemunculan sang primadona itu. Berbagai eksperimen untuk menghasilkan tembakau dengan kualitas mutu Srinthil<\/em> tentu telah dilakukan berulang kali.<\/h4>\n\n\n\n

                          Dengan memanfaatkan mikroorganisme yakni puthur kuning<\/em>, yaitu dengan mekanisme diisolasi, inokulasi dan disemprotkan ke daun tembakau, tapi ternyata hasilnya tetap saja nisbi tidak terjadi. Mikroorganisme itu tak berhasil berkembang sehingga pemeraman daun tembakau itu akhirnya juga tidak berhasil mengeluakan kualitas mutu Srinthil. Ya, selalu gagal.<\/p>\n\n\n\n

                          Karena kualitas mutu Srinthil tidak bisa diciptakan, maka kedatangan si primadona ini oleh masyarakat Temanggung sering dilekatkan dengan aspek mistik. Konon, daun tembakau yang bakal menjadi Srinthil itu, pada malam hari akan tampak mengeluarkan cahaya kuning di kegelapan.<\/p>\n\n\n\n

                          Sebagian masyarakat petani percaya, cahaya itu diturunkan oleh para dewa di langit. Srinthil bagi mereka adalah suatu \u2018pulung\u2019 <\/em>atau \u2018ndaru rigen\u2019<\/em>, sebuah keberuntungan atau berkah yang tidak dapat direncanakan oleh manusia dan semata terjadi karena kuasa Tuhan.<\/p>\n","post_title":"Primadona Itu Bernama Srinthil","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"primadona-itu-bernama-srinthil","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-12 10:42:26","post_modified_gmt":"2019-07-12 03:42:26","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5855","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5849,"post_author":"877","post_date":"2019-07-08 11:42:15","post_date_gmt":"2019-07-08 04:42:15","post_content":"\n

                          Dari tahun 2007 hingga pertengahan 2015, terdeteksi banyak organisasi jumlahlnya kurang lebih 20an organisasi, lembaga penelitian pemerintah maupun kemasyaratan hingga keagaman yang ada di Indonesia, justru membawa agenda titipan asing, dengan program pengendalian tembakau. Melalui Bloomberg Initiative, kucuran dana itu sampai mengalir. Sebab, Indonesia dijadikan salah satu target utama karena tembakau yang ada 100% sebagai bahan dasar rokok kretek. Sedangkan asing dalam hal ini Bloomberg Initiative punya keinginan berbeda, yaitu mengusai bahan nikotin yang ada di daun tembakau. <\/p>\n\n\n\n

                          Adanya kucuran dana yang menyuburkan dari Bloomberg Initiative, menjadikan organisasi atau lembaga di Indonesia  yang tidak memiliki jiwa potriotisme akan berlomba-lomba untuk mendapatkan dana tersebut. Bahkan ada juga organisasi yang menamakan diri sebagai pusat kajian sosial di bawah Universitas terkemuka di Indonesia, rela bekerjasama dengan Bloomberg Initiative. Seperti halnya Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia disingkat PKJS UI, yang dipromotori oleh Prof. dr. Hasbullah Thabrani, MPH dan kawan-kawan. <\/p>\n\n\n\n

                          PKJS UI berdiri pada tanggal 14 September 2015, tujuannya sangat mulia, yaitu untuk menjembatani kebutuhan pusat penelitian jaminan sosial berbasis akademik, dan fokus pada program jaminan sosial di Indonesia. PKJS UI ini, sebagai langkah awal untuk persiapan membuat program Magister Jaminan Sosial di Indonesia. Semestinya PKJS UI, sebagai organisasi atau pusat kajian yang lahir dan berkembang di Indonesia, wajib memberikan perlindungan sosial terhadap seluruh masyarakat Indonesia, tidak terkecuali masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada sektor pertembakaun. <\/p>\n\n\n\n

                          Dari hulu hingga hilir, ada sekitar 6,1juta jiwa serapan tenaga kerja pertembakauan, baik sebagai petani tembakau, petani cengkeh dan buruh\/karyawan rokok kretek. Perkebunan tembakau tersebar di 15 provinsi dan perkebunan cengkeh ada di 30 provinsi. Sektor pertembakauan mampu memberikan sumbangan APBN 8.92%, prosentasi yang fantastis dibanding pemasukan minyak dan gas (migas) yang hanya mampu 3.03%. <\/p>\n\n\n\n

                          Tidak hanya itu, sektor pertembakauan di Indonesia punya sejarah panjang memiliki fungsi sosial dan budaya dalam kehidupan masyarakat. Satu-satunya sektor perdagangan yang mampu bertahan dimasa penjajahan disaat perekonomian bangsa Indonesia hancur. Pertembakauan sektor yang paling mandiri dari hulu hingga hilir, tidak pernah sekalipun mendapatkan subsidi dari Negara. Yang ada sebaliknya, Negara selalu meminta keuntungan lebih, dan tanpa modal. Sektor pertembakauan tahan krisis dan memiliki multiplier effect<\/em>, artinya usaha lain maju dan berkembang sangat dipengaruhi keberadaan pertembakauan. Dampak langsung, semisal di Temanggung banyak pengrajin keranjang yang bisa menikmati hasilnya saat panen tembakau. Di Kudus, dari percetakan hingga pasar tradisional menjadi ramai ketika permintaan rokok kretek meningkat. <\/p>\n\n\n\n

                          Sekali lagi, keberadaan PKJS UI, seharusnya melakukan kajian untuk perlindungan pertembakauan di Indonesia, dan tidak sebaliknya. Sangat tidak etis, tidak patriotis dan nasionalis, ketika PKJS UI, melakukan pelemahan pada sektor pertembakaun dan mengedepankan kepentingan asing, gara-gara mendapatkan akses dari Bloomberg Initiative. Dalam laporan mitra kerja, PKJS UI bekerjasama dengan 20 lembaga, termasuk bekerjasama dengan Bloomberg Initiative (sumber: https:\/\/sksg.ui.ac.id\/pkjs<\/a>). Hal itu terlihat jelas kajian yang dilakukan PKJS UI sinergi dengan program Bloomberg Initiative untuk pengendalian tembakau. PKJS UI telah melakukan kajian sejak 2016 hingga 2018, setidaknya ada 5 kajian dari 9 kajian yang menyudutkan posisi pertembakauan dalam hal ini rokok kretek di Indonesia, yaitu: <\/p>\n\n\n\n

                          1. Roadmap Upaya Pengendalian Belanja Rokok dari Dana Bantuan Sosial (Januari 2019)<\/li>
                          2. Bantuan Sosial, Rokok dan Indikator Sosial Ekonomi di Indonesia (Januari 2019)<\/li>
                          3. Dukungan Publik Terhadap Kenaikan Cukai Rokok untuk Pendanaan JKN (Agustus 2018)<\/li>
                          4. Dukungan Publik Terhadap Kenaikan Harga Rokok (Juli 2018)<\/li>
                          5. Perilaku Merokok Orang Tua dan Dampaknya Terhadap Stunting, Kecerdasan, dan Kemiskinan: Bukti Empiris dari Data Panel IFLS (Juni 2018)<\/li><\/ol>\n\n\n\n

                            Bloomberg Initiative, adalah program filantropis yang dilakukan oleh pengusaha media dan layanan data keuangan berbasis di Amerika Serikat bernama Michael Bloomberg. Pada tahun 2006, ia mendonasikan uangnya sebesar 125 juta dolar AS dan pada tahun 2008 berjumlah 250 juta dolar AS untuk pendanaan kegiatan pengendalian tembakau, termasuk di Indonesia. Tiap tahunnya besaran donasi selalu meningkat.<\/p>\n\n\n\n

                            Donasi tersebut tidak murni sumbangan, ada muatan dan hubungannya dengan farmasi, melalui sahabat karibnya sekaligus penasihatnya bernama William R. Brody menjabat sebagai direktur Novartis. Berawal dari hasil penelitian lembaga kesehatan modern di Amerika, Surgeon General, bahwa nikotin pada tembakau dapat membuat ketergantuangan. Oleh ahli farmakologi, nikotin pada tembakau banyak manfaat untuk obat terapi dan pengobatan. Lain itu, nikotin pada tembakau sangat bermanfaat sebagai obat nyeri, gelisah, depresi dan juga dapat meningkatkan konsentrasi. <\/p>\n\n\n\n

                            Melihat dari manfaat nikotin dalam tembakau inilah memunculkan niat pengambilalihan bisnis nikotin pada tembakau. Namun sayangnya, niatan itu belum terwujud, karena penggunaan tembakau masih terkuasai oleh industri rokok.  Selain kebutuhan tembakau untuk bahan dasar rokok masih relative besar, juga tidak bisa menyaingi pabrikan rokok perihal harga pembelian tembakau. <\/p>\n\n\n\n

                            Untuk itu, isu yang digulirkan adalah memerangi atau mengendalikan tembakau, bahkan sampai bagaimana caranya agar tembakau tidak dibuat bahan baku rokok. Satu-satunya jalan bersekutu dengan industri farmasi. Dilanjutkan berhasil memasukkan agenda kerangka kebijakan international dalam organisasi kesehatan dunia (WHO). Upaya pengambilalihan bisnis nikotin tersebut sebetulnya terjadi di berbagai Negara, termasuk Indonesia. Aliran dana digelontorkan besar-besaran mengalir ke lembaga-lembaga kesehatan, organisasi masyarakat bahkan sampai lembaga keagamaan, inilah yang dinamai politik dagang tingkat tinggi.<\/p>\n\n\n\n

                            Untuk itu, marilah lembaga-lembaga, atau kajian-kajian yang lahir dan berkembang di Indonesia, agar lebih sensitif dan peka, mendahulukan kepentingan nasional dari pada kepentingan asing. Melindungi kepentingan masyarakat pribumi lebih penting dari pada melindungi kepentingan dagang asing. Jiwa nasionalisme dan patriotik sangat dibutuhkan untuk membangun bangsa menuju masa depan yang lebih baik.   
                            <\/p>\n","post_title":"Selingkuh PKJS UI dengan Kepentingan Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"selingkuh-pkjs-ui-dengan-kepentingan-asing","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-08 11:42:23","post_modified_gmt":"2019-07-08 04:42:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5849","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5843,"post_author":"878","post_date":"2019-07-06 12:33:13","post_date_gmt":"2019-07-06 05:33:13","post_content":"\n

                            Jika seseorang ditanya mengapa ia merokok, jawaban yang paling sering didengar: untuk relaksasi, teman rehat, rekan berkarya, dan semua hal yang mengalir ke muara bernama kenikmatan. Hampir semua berkutat di sekitar itu. Yang sedikit berbeda, ada juga yang menjawab supaya lebih enak ketika mengobrol dengan teman yang juga merokok, atau untuk mengusir hawa dingin yang mengepung tubuh.<\/p>\n\n\n\n

                            Adalah Muhamad Sobary, seorang budayawan, penulis produktif, dan peneliti jempolan yang memiliki jawaban lain dari yang lain. Muhamad Sobary baru mulai merokok pada usia 59 tahun. Usia yang terlampau telat untuk memulai merokok. Di saat kebanyakan perokok lain memutuskan berhenti merokok di usia senja, laki-laki yang biasa disapa 'Kang Sob' ini malah baru mulai merokok.<\/p>\n\n\n\n

                            Baca: Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/a><\/p>\n\n\n\n

                            Menurutnya, keputusan mulai merokok di usia senja Ia pilih sesaat setelah mengetahui seluk-beluk perang nikotin yang terjadi di bumi. Ragam bentuk isu mulai dari kesehatan, ekonomi, hingga isu lingkungan dijadikan alat oleh pemodal asing untuk merebut pasar rokok di negeri ini yang sepenuhnya dikuasai pengusaha dalam negeri lewat produk khas nusantara yang kerap disebut 'kretek'.<\/p>\n\n\n\n

                            Bagi Kang Sob, merokok itu peristiwa politik. Merokok adalah aksi untuk melawan upaya pihak-pihak yang ingin merusak industri hasil tembakau (IHT) Indonesia. Dengan merokok, kita berpolitik, bukan sekadar berpolitik untuk IHT, namun berpolitik untuk petani tembakau, petani cengkeh, buruh tani, pekerja-pekerja di pabrik-pabrik rokok, hingga pedagang asongan. <\/p>\n\n\n\n

                            Merokok itu sebuah bentuk keberpihakan. Berpihak pada nasib petani, berpihak kepada buruh tani dan pekerja pabrik, hingga akhirnya berpihak pada kedaulatan dan kemandirian bangsa lewat produk istimewa bernama kretek. Terang dan jelas dan lugas.<\/p><\/blockquote>\n\n\n\n

                            Ada syarat yang mesti dipenuhi untuk bisa bersikap seperti Kang Sob bersikap ketika menikmati sebatang rokok kretek. Syarat itu adalah berada dekat dengan petani dan para pekerja di sektor IHT, merasakan hidup dan kehidupan mereka sehari-hari. Tanpa itu, sulit menerka bagaimana sensasi yang dirasakan ketika kita merokok dengan tujuan lelaku politik.<\/p>\n\n\n\n

                            Dan itulah syarat yang dilalui Kang Sob hingga bisa merasakan ruh lelaku politik ketika Ia merokok. Bukan sekadar hidup dan berinteraksi lama dengan para petani tembakau, Kang Sob lebih jauh dari itu. Ia menuliskan kisah-kisah petani tembakau di Temanggung dalam disertasi doktoralnya\u2014kemudian diterbitkan penerbit KPG\u2014yang Ia beri judul 'Perlawanan Politik dan Puitik Petani Tembakau Temanggung'.<\/p>\n\n\n\n

                            Baca: Ada Campur Tangan Bloomberg dalam Surat Edaran Menkes terkait Pemblokiran Iklan Rokok<\/a><\/p>\n\n\n\n

                            Usai membaca buku karya Kang Sob itu, saya lantas ingin merasakan langsung hidup dalam waktu cukup lama di lingkungan mereka yang menggantungkan hidup dari IHT. Merasakan perasaan yang dirasakan Kang Sob ketika merokok. Kesempatan itu pada akhirnya saya dapat di Munduk, Bali, dan Temanggung, Jawa Tengah, tempat Kang Sob melakukan riset untuk disertasinya.<\/p>\n\n\n\n

                            Di Munduk, saya tinggal di rumah milik petani cengkeh, hidup berminggu-minggu di lingkungan yang mayoritasnya petani dan buruh tani cengkeh. Saya jalan-jalan ke kebun cengkeh. Melihat petani merawat kebun mereka. Saat panen tiba, saya datang ke kebun untuk melihat dari dekat cengkeh dipanen pekerja pemetik cengkeh. Pada momen-momen itu semua, kretek kerap menjadi teman saya dan para petani cengkeh di Munduk. Di sanalah saya merasakan dengan jernih seperti apa itu perasaan keberpihakan, perlawanan, dan lelaku politis lewat menikmati sebatang kretek.<\/p>\n\n\n\n

                            Di Temanggung, lebih jauh lagi. Saya tak hanya melihat dari dekat bagaimana petani dan buruh tani menanam komoditas yang mendukung IHT. Di kabupaten yang diapit dua gunung itu, saya melihat secara langsung, bahkan menjadi salah satu pelaku yang mengelola manfaat IHT untuk keberlangsungan pendidikan anak-anak petani dan buruh tani tembakau lewat skema beasiswa. Di rumah-rumah petani di lereng gunung, di alun-alun kota, di kantor beasiswa KNPK, dan di banyak tempat lainnya di Temanggung, saya merasakan aktivitas merokok bukan sekadar untuk mengusir dingin cuaca pegunungan semata. Di sana saya mengekspresikan perlawanan lewat merokok. Melawan kesewenang-wenangan mereka anti-rokok yang hendak menghancurkan kehidupan banyak manusia.<\/p>\n","post_title":"Ekspresi Perlawanan Lewat Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"ekspresi-perlawanan-lewat-merokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-06 12:33:20","post_modified_gmt":"2019-07-06 05:33:20","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5843","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5841,"post_author":"877","post_date":"2019-07-05 12:42:06","post_date_gmt":"2019-07-05 05:42:06","post_content":"\r\n

                            Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

                            Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

                            https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
                            https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
                            https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
                            https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
                            https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
                            https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
                            https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
                            https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
                            https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
                            https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
                            https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

                            Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

                            \"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

                            Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

                            Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

                            Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

                            Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

                            Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

                            Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

                            Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

                            Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

                            Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

                            Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

                            Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_title":"Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"protes-petani-tembakau-temanggung-ke-kemkominfo","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2024-01-03 16:04:25","post_modified_gmt":"2024-01-03 09:04:25","post_content_filtered":"\r\n

                            Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

                            Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

                            https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
                            https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
                            https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
                            https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
                            https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
                            https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
                            https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
                            https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
                            https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
                            https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
                            https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

                            Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

                            \"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

                            Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

                            Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

                            Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

                            Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

                            Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

                            Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

                            Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

                            Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

                            Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

                            Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

                            Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5841","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5829,"post_author":"878","post_date":"2019-06-28 09:52:18","post_date_gmt":"2019-06-28 02:52:18","post_content":"\n

                            Rokok, terutama rokok kretek, memberi inspirasi bagi banyak orang. Baik itu inspirasi ketika menikmati kretek atau usai menikmati rokok kretek, juga inspirasi dari produk rokok kreteknya. Lebih jauh dari itu, seluk-beluk dunia kretek mulai dari pertanian tembakau dan cengkeh, proses produksi kretek, transaksi dagang kretek, dan segala hal yang terkait dengan dunia perkretekan menginspirasi begitu banyak orang untuk berkarya dalam rupa-rupa bentuk karya.<\/p>\n\n\n\n

                            Bagi para penikmat kretek sendiri, rupa-rupa pengalaman bersama kretek juga banyak datangkan kisah menarik. Yang paling kesohor tentu saja kisah K.H Agus Salim dengan diplomasi kreteknya yang membikin suasana di salah satu ruang istana kerajaan Inggris yang sebelumnya begitu kaku dan formil menjadi cair karenanya.<\/p>\n\n\n\n

                            Baca: Sosiawan Leak Bercerita Soal Rokok dan Do\u2019a<\/a><\/p>\n\n\n\n

                            Bukan hanya K.H Agus Salim yang memiliki kisah kretek dengan luar negeri, ada banyak lainnya, salah satunya, Mahbub Djunaidi, tokoh Betawi, tokoh NU, wartawan jempolan, kolumnis produktif, dan banyak hal keren lainnya terkumpul dalam satu orang ini. Kekhasannya dalam menghasilkan karya tulis, mampu membikin tulisan bertema berat dalam kemasan humor dan enak dibaca, membikin hampir semua penulis Indonesia mengagumi tulisannya. Tulisan Mahbub Djunaidi terkait kretek, yang tayang di Koran Kompas pada 29 Maret 1987, lebih 32 tahun lalu, juga dikemas dalam suasana humor dan ringan dibaca namun sarat kritik yang menohok. <\/p>\n\n\n\n

                            Tulisan Mahbub Djunaidi tentang kretek yang diberi judul \u2018Kretek\u2019 ini juga relevan dengan kondisi saat ini, bagaimana asing begitu mendikte negara ini dalam hal menyikapi rokok kretek. Lewat kaum anti-rokok pihak asing hendak menyingkirkan kretek. Secara halus, begitu halus, Mahbub Djunaidi mengkritik asing itu. Saya sadur seluruhnya saja tulisan Mahbub Djunaidi 32 tahun lalu itu di sini.<\/p>\n\n\n\n

                            Kretek<\/h2>\n\n\n\n

                            Oleh: Mahbub Djunaidi<\/p>\n\n\n\n

                            Sekolah kolonialisme memang berbeda-beda. Yang satu lebih brutal dari yang lain, tapi dilihat dari bintang, hakikatnya sama: mempesiang bangsa lain sebagai usaha mencari sesuap nasi. Kolonial Inggris di daerah konsesi seperti Shanghai memperlakukan orang Cina tak lebih dari binatang. Di sebuah taman kota ada tulisan di pintu gerbangnya \u201cDilarang masuk: anjing dan orang Cina\u201d. Sampai sekarang tulisan itu tidak diangkat, agar generasi demi generasi mengerti betapa jahatnya sistem itu. Tapi, kolonial Belanda di negeri ini menganggap Cina lebih tinggi derajatnya dibanding\u00a0inlander<\/em>, penduduk anak negeri seperti kita-kita ini. Mereka membagi kereta api atau trem kota dalam tiga kelas. Kelas 1 khusus untuk orang Belanda. Kelas 2 untuk Cina dan Arab. Kelas 3 alias kelas kambing buat\u00a0inlander-inlander<\/em>\u00a0anak negeri.<\/p>\n\n\n\n

                            Baca: Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

                            Kecuali para nasionalis dan kaum pergerakan kebangsaan serta rakyat patriot yang bertekad merobohkan sistem itu, ada juga inlander <\/em>yang bersedia jadi budak untuk menggencet bangsa sendiri. Misalnya, para bupati dan pangreh praja yang jelek. Karena jiwanya memang dasar budak, dalam banyak hal mereka lebih nista dari tuannya sendiri. Dan karena jiwanya memang budak, mereka tak punya kepercayaan kepada kemampuan sendiri dan menganggap tuan asingnya bagai dewa putih yang berasal dari langit, dan dalam segala hal lebih unggul. Hubungan antara budak dan tuannya ini mirip dengan hubungan antara hewan sirkus dengan pelatihnya, menurut saja apa yang diperintahkan, dan meniru saja apa yang dicontohkan.<\/p>\n\n\n\n

                            Sisa jiwa inlander<\/em> ini masih ada juga sedikit bayak di alam kemerdekaan. Pangreh praja yang punya kegemaran menginjak ke bawah dan menjilat ke atas pada dasarnya tetap kehinggapan pembawaan inlander<\/em> itu. Seorang yang senantiasa menganggap asing itu hebat dan senantiasa benar dan unggul, sebenarnya merupakan inlander <\/em>gaya baru, dan mengidap unsur-unsur budak. Bawahan yang menganggap atasannya selalu perlu ditiru dan \u201cdigugu<\/em>\u201d, tak peduli apapun yang dilakukannya, pada dasarnya punya tabiat orang jajahan, tak punya karakter bangsa mereka. Kerdil, penakut, melayang kemana angin bertiup, merupakan pakaian sehari-hari.<\/p>\n\n\n\n

                            Sementara itu, jika seorang nyonya tidak sudi cangking tas kecuali merek Louis Vuitton walau bikinan Cibaduyut tak kalah bagusnya, berdandan dengan ramuan Yves Saint Laurent serta baju merek Calvin Klein, berkat dorongan anggapan bikinan asing itu dahsyat dan mampu naikkan gengsi, apakah terhadapnya kena pula julukan inlander<\/em> gaya baru?<\/p>\n\n\n\n

                            Oh, bisa iya dan bisa juga bukan. Jangan-jangan sang nyonya memang patriot sejati, tapi karena kebanyakan uang menjadi sedikit bingung dan hilang keseimbangan. Atau seorang suami yang sudi memakai ikat pinggang merek Etienne Aigner dan domper merek Cartier dan hanya siap berangkat golf dengan kaos merek Lacosre, apakah inlander <\/em>gaya baru? juga bisa iya dan bisa juga tidak. Boleh jadi tokoh kita ini seorang pecinta tanah air berikut produksinya, tapi sekedar menjaga martabat dan gengsi, tak menjadi apa melekatkan barang-barang mahal ke tubuh satu-satunya.<\/p>\n\n\n\n

                            Kawan saya yang tidak mau disebut inlander<\/em> baik gaya lama maupun baru, bertekad bulat kepingin menggunakan apa saja yang buatan dalam negeri, walau dia sama sekali tidak pernah ketemu Menteri Ginanjar Kartasasmita. Ia tidak merasa perlu memakai baju merek Charles Jourdan atau Lanvin, melainkan cukup bikinan Tegalparang yang tak beda dengan kemeja bikinan manapun di atas dunia. Ia tak merasa perlu pakai kaos merek Benetton karena produksi pinggiran kota Bandung sudah lebih dari cukup.<\/p>\n\n\n\n

                            Dan untuk lebih membikin dia bukan inlander<\/em> yang kurang percaya harga diri sendiri, begitu mau berangkat ke luar negeri ia kempit berbungkus-bungkus rokok kretek, bukan Marlboro atau Camel atau Lucky Strike, yang kecuali untuk gengsi, asapnya biasa-biasa saja, tapi, begitu ia naik pesawat Air France, seorang pramugari menghampirinya.<\/p>\n\n\n\n

                            \u201cMaaf, tuan hisap apa? Apa tuan hisap Hashish? Apa tuan sudi ganti rokok yang biasa-biasa saja?\u201d<\/p>\n\n\n\n

                            \u201cini bukan hashish. Ini tembakau biasa campur cengkeh,\u201d jawab kawan saya. Dan karena tekadnya yang teguh mau menghisap rokok produksi negeri sendiri, kawan saya itu nekad hisap rokok kretek lagi di atas pesawat milik maskapai British Airways. Pada saat asapnya ngepul, datang lagi menghampiri seorang pramugari.<\/p>\n\n\n\n

                            \u201cWah, bau apa itu? Apa ganja? Apa tuan bisa ganti yang lain saja? Para penumpang di sini idak biasa mengendus bau itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

                            \u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

                            Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

                            Kompas, 29 Maret 1987
                            <\/p>\n\n\n\n


                            <\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

                            Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

                            Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

                            Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

                            Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

                            Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

                            Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

                            Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

                            Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

                            Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

                            Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

                            Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
                            <\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

                            Paling Populer

                            \n

                            Pada \u201ctembakau temanggungan\u201d demikian lazim disebut, kualitas mutu rendah yang berasal dari daun posisi bawah cenderung memiliki warna hijau kekuningan cerah; sedang semakin tinggi mutunya yang berasal dari daun posisi atas maka warnanya juga cenderung menjadi makin kehitaman bahkan hitam berkilat (bahasa Jawa: \u201cnyamber lilen\u201d<\/em>).<\/p>\n\n\n\n

                            Kualitas mutu yang berbeda juga berpengaruh pada harga yang berbeda. Jika harga rerata tembakau per kilogram di Temanggung berkisar antara Rp40.000 hingga Rp125.000, maka untuk jenis Srinthil harganya bisa berkisar antara  Rp600.000 hingga 1 juta.<\/p>\n\n\n\n

                            Secara keseluruhan, merujuk pada buku yang berjudul Kretek\u2014Kajian Ekonomi dan Budaya 4 Kota<\/em> diestimasi, peredaran uang selama musim penanaman hingga masa panen di Temanggung mencapai lebih dari 2 triliun. Angka ini tentu sangat fantastis, melebihi buget APBD Kabupaten Temanggung pada 2018.<\/p>\n\n\n\n

                            Sejauh ini, ilmu pengetahuan modern, khususnya di pusat-pusat penelitian budidaya tembakau, secara saintifik memang belum mampu mengungkap secara ilmiah rahasia dari kemunculan sang primadona itu. Berbagai eksperimen untuk menghasilkan tembakau dengan kualitas mutu Srinthil<\/em> tentu telah dilakukan berulang kali.<\/h4>\n\n\n\n

                            Dengan memanfaatkan mikroorganisme yakni puthur kuning<\/em>, yaitu dengan mekanisme diisolasi, inokulasi dan disemprotkan ke daun tembakau, tapi ternyata hasilnya tetap saja nisbi tidak terjadi. Mikroorganisme itu tak berhasil berkembang sehingga pemeraman daun tembakau itu akhirnya juga tidak berhasil mengeluakan kualitas mutu Srinthil. Ya, selalu gagal.<\/p>\n\n\n\n

                            Karena kualitas mutu Srinthil tidak bisa diciptakan, maka kedatangan si primadona ini oleh masyarakat Temanggung sering dilekatkan dengan aspek mistik. Konon, daun tembakau yang bakal menjadi Srinthil itu, pada malam hari akan tampak mengeluarkan cahaya kuning di kegelapan.<\/p>\n\n\n\n

                            Sebagian masyarakat petani percaya, cahaya itu diturunkan oleh para dewa di langit. Srinthil bagi mereka adalah suatu \u2018pulung\u2019 <\/em>atau \u2018ndaru rigen\u2019<\/em>, sebuah keberuntungan atau berkah yang tidak dapat direncanakan oleh manusia dan semata terjadi karena kuasa Tuhan.<\/p>\n","post_title":"Primadona Itu Bernama Srinthil","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"primadona-itu-bernama-srinthil","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-12 10:42:26","post_modified_gmt":"2019-07-12 03:42:26","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5855","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5849,"post_author":"877","post_date":"2019-07-08 11:42:15","post_date_gmt":"2019-07-08 04:42:15","post_content":"\n

                            Dari tahun 2007 hingga pertengahan 2015, terdeteksi banyak organisasi jumlahlnya kurang lebih 20an organisasi, lembaga penelitian pemerintah maupun kemasyaratan hingga keagaman yang ada di Indonesia, justru membawa agenda titipan asing, dengan program pengendalian tembakau. Melalui Bloomberg Initiative, kucuran dana itu sampai mengalir. Sebab, Indonesia dijadikan salah satu target utama karena tembakau yang ada 100% sebagai bahan dasar rokok kretek. Sedangkan asing dalam hal ini Bloomberg Initiative punya keinginan berbeda, yaitu mengusai bahan nikotin yang ada di daun tembakau. <\/p>\n\n\n\n

                            Adanya kucuran dana yang menyuburkan dari Bloomberg Initiative, menjadikan organisasi atau lembaga di Indonesia  yang tidak memiliki jiwa potriotisme akan berlomba-lomba untuk mendapatkan dana tersebut. Bahkan ada juga organisasi yang menamakan diri sebagai pusat kajian sosial di bawah Universitas terkemuka di Indonesia, rela bekerjasama dengan Bloomberg Initiative. Seperti halnya Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia disingkat PKJS UI, yang dipromotori oleh Prof. dr. Hasbullah Thabrani, MPH dan kawan-kawan. <\/p>\n\n\n\n

                            PKJS UI berdiri pada tanggal 14 September 2015, tujuannya sangat mulia, yaitu untuk menjembatani kebutuhan pusat penelitian jaminan sosial berbasis akademik, dan fokus pada program jaminan sosial di Indonesia. PKJS UI ini, sebagai langkah awal untuk persiapan membuat program Magister Jaminan Sosial di Indonesia. Semestinya PKJS UI, sebagai organisasi atau pusat kajian yang lahir dan berkembang di Indonesia, wajib memberikan perlindungan sosial terhadap seluruh masyarakat Indonesia, tidak terkecuali masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada sektor pertembakaun. <\/p>\n\n\n\n

                            Dari hulu hingga hilir, ada sekitar 6,1juta jiwa serapan tenaga kerja pertembakauan, baik sebagai petani tembakau, petani cengkeh dan buruh\/karyawan rokok kretek. Perkebunan tembakau tersebar di 15 provinsi dan perkebunan cengkeh ada di 30 provinsi. Sektor pertembakauan mampu memberikan sumbangan APBN 8.92%, prosentasi yang fantastis dibanding pemasukan minyak dan gas (migas) yang hanya mampu 3.03%. <\/p>\n\n\n\n

                            Tidak hanya itu, sektor pertembakauan di Indonesia punya sejarah panjang memiliki fungsi sosial dan budaya dalam kehidupan masyarakat. Satu-satunya sektor perdagangan yang mampu bertahan dimasa penjajahan disaat perekonomian bangsa Indonesia hancur. Pertembakauan sektor yang paling mandiri dari hulu hingga hilir, tidak pernah sekalipun mendapatkan subsidi dari Negara. Yang ada sebaliknya, Negara selalu meminta keuntungan lebih, dan tanpa modal. Sektor pertembakauan tahan krisis dan memiliki multiplier effect<\/em>, artinya usaha lain maju dan berkembang sangat dipengaruhi keberadaan pertembakauan. Dampak langsung, semisal di Temanggung banyak pengrajin keranjang yang bisa menikmati hasilnya saat panen tembakau. Di Kudus, dari percetakan hingga pasar tradisional menjadi ramai ketika permintaan rokok kretek meningkat. <\/p>\n\n\n\n

                            Sekali lagi, keberadaan PKJS UI, seharusnya melakukan kajian untuk perlindungan pertembakauan di Indonesia, dan tidak sebaliknya. Sangat tidak etis, tidak patriotis dan nasionalis, ketika PKJS UI, melakukan pelemahan pada sektor pertembakaun dan mengedepankan kepentingan asing, gara-gara mendapatkan akses dari Bloomberg Initiative. Dalam laporan mitra kerja, PKJS UI bekerjasama dengan 20 lembaga, termasuk bekerjasama dengan Bloomberg Initiative (sumber: https:\/\/sksg.ui.ac.id\/pkjs<\/a>). Hal itu terlihat jelas kajian yang dilakukan PKJS UI sinergi dengan program Bloomberg Initiative untuk pengendalian tembakau. PKJS UI telah melakukan kajian sejak 2016 hingga 2018, setidaknya ada 5 kajian dari 9 kajian yang menyudutkan posisi pertembakauan dalam hal ini rokok kretek di Indonesia, yaitu: <\/p>\n\n\n\n

                            1. Roadmap Upaya Pengendalian Belanja Rokok dari Dana Bantuan Sosial (Januari 2019)<\/li>
                            2. Bantuan Sosial, Rokok dan Indikator Sosial Ekonomi di Indonesia (Januari 2019)<\/li>
                            3. Dukungan Publik Terhadap Kenaikan Cukai Rokok untuk Pendanaan JKN (Agustus 2018)<\/li>
                            4. Dukungan Publik Terhadap Kenaikan Harga Rokok (Juli 2018)<\/li>
                            5. Perilaku Merokok Orang Tua dan Dampaknya Terhadap Stunting, Kecerdasan, dan Kemiskinan: Bukti Empiris dari Data Panel IFLS (Juni 2018)<\/li><\/ol>\n\n\n\n

                              Bloomberg Initiative, adalah program filantropis yang dilakukan oleh pengusaha media dan layanan data keuangan berbasis di Amerika Serikat bernama Michael Bloomberg. Pada tahun 2006, ia mendonasikan uangnya sebesar 125 juta dolar AS dan pada tahun 2008 berjumlah 250 juta dolar AS untuk pendanaan kegiatan pengendalian tembakau, termasuk di Indonesia. Tiap tahunnya besaran donasi selalu meningkat.<\/p>\n\n\n\n

                              Donasi tersebut tidak murni sumbangan, ada muatan dan hubungannya dengan farmasi, melalui sahabat karibnya sekaligus penasihatnya bernama William R. Brody menjabat sebagai direktur Novartis. Berawal dari hasil penelitian lembaga kesehatan modern di Amerika, Surgeon General, bahwa nikotin pada tembakau dapat membuat ketergantuangan. Oleh ahli farmakologi, nikotin pada tembakau banyak manfaat untuk obat terapi dan pengobatan. Lain itu, nikotin pada tembakau sangat bermanfaat sebagai obat nyeri, gelisah, depresi dan juga dapat meningkatkan konsentrasi. <\/p>\n\n\n\n

                              Melihat dari manfaat nikotin dalam tembakau inilah memunculkan niat pengambilalihan bisnis nikotin pada tembakau. Namun sayangnya, niatan itu belum terwujud, karena penggunaan tembakau masih terkuasai oleh industri rokok.  Selain kebutuhan tembakau untuk bahan dasar rokok masih relative besar, juga tidak bisa menyaingi pabrikan rokok perihal harga pembelian tembakau. <\/p>\n\n\n\n

                              Untuk itu, isu yang digulirkan adalah memerangi atau mengendalikan tembakau, bahkan sampai bagaimana caranya agar tembakau tidak dibuat bahan baku rokok. Satu-satunya jalan bersekutu dengan industri farmasi. Dilanjutkan berhasil memasukkan agenda kerangka kebijakan international dalam organisasi kesehatan dunia (WHO). Upaya pengambilalihan bisnis nikotin tersebut sebetulnya terjadi di berbagai Negara, termasuk Indonesia. Aliran dana digelontorkan besar-besaran mengalir ke lembaga-lembaga kesehatan, organisasi masyarakat bahkan sampai lembaga keagamaan, inilah yang dinamai politik dagang tingkat tinggi.<\/p>\n\n\n\n

                              Untuk itu, marilah lembaga-lembaga, atau kajian-kajian yang lahir dan berkembang di Indonesia, agar lebih sensitif dan peka, mendahulukan kepentingan nasional dari pada kepentingan asing. Melindungi kepentingan masyarakat pribumi lebih penting dari pada melindungi kepentingan dagang asing. Jiwa nasionalisme dan patriotik sangat dibutuhkan untuk membangun bangsa menuju masa depan yang lebih baik.   
                              <\/p>\n","post_title":"Selingkuh PKJS UI dengan Kepentingan Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"selingkuh-pkjs-ui-dengan-kepentingan-asing","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-08 11:42:23","post_modified_gmt":"2019-07-08 04:42:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5849","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5843,"post_author":"878","post_date":"2019-07-06 12:33:13","post_date_gmt":"2019-07-06 05:33:13","post_content":"\n

                              Jika seseorang ditanya mengapa ia merokok, jawaban yang paling sering didengar: untuk relaksasi, teman rehat, rekan berkarya, dan semua hal yang mengalir ke muara bernama kenikmatan. Hampir semua berkutat di sekitar itu. Yang sedikit berbeda, ada juga yang menjawab supaya lebih enak ketika mengobrol dengan teman yang juga merokok, atau untuk mengusir hawa dingin yang mengepung tubuh.<\/p>\n\n\n\n

                              Adalah Muhamad Sobary, seorang budayawan, penulis produktif, dan peneliti jempolan yang memiliki jawaban lain dari yang lain. Muhamad Sobary baru mulai merokok pada usia 59 tahun. Usia yang terlampau telat untuk memulai merokok. Di saat kebanyakan perokok lain memutuskan berhenti merokok di usia senja, laki-laki yang biasa disapa 'Kang Sob' ini malah baru mulai merokok.<\/p>\n\n\n\n

                              Baca: Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/a><\/p>\n\n\n\n

                              Menurutnya, keputusan mulai merokok di usia senja Ia pilih sesaat setelah mengetahui seluk-beluk perang nikotin yang terjadi di bumi. Ragam bentuk isu mulai dari kesehatan, ekonomi, hingga isu lingkungan dijadikan alat oleh pemodal asing untuk merebut pasar rokok di negeri ini yang sepenuhnya dikuasai pengusaha dalam negeri lewat produk khas nusantara yang kerap disebut 'kretek'.<\/p>\n\n\n\n

                              Bagi Kang Sob, merokok itu peristiwa politik. Merokok adalah aksi untuk melawan upaya pihak-pihak yang ingin merusak industri hasil tembakau (IHT) Indonesia. Dengan merokok, kita berpolitik, bukan sekadar berpolitik untuk IHT, namun berpolitik untuk petani tembakau, petani cengkeh, buruh tani, pekerja-pekerja di pabrik-pabrik rokok, hingga pedagang asongan. <\/p>\n\n\n\n

                              Merokok itu sebuah bentuk keberpihakan. Berpihak pada nasib petani, berpihak kepada buruh tani dan pekerja pabrik, hingga akhirnya berpihak pada kedaulatan dan kemandirian bangsa lewat produk istimewa bernama kretek. Terang dan jelas dan lugas.<\/p><\/blockquote>\n\n\n\n

                              Ada syarat yang mesti dipenuhi untuk bisa bersikap seperti Kang Sob bersikap ketika menikmati sebatang rokok kretek. Syarat itu adalah berada dekat dengan petani dan para pekerja di sektor IHT, merasakan hidup dan kehidupan mereka sehari-hari. Tanpa itu, sulit menerka bagaimana sensasi yang dirasakan ketika kita merokok dengan tujuan lelaku politik.<\/p>\n\n\n\n

                              Dan itulah syarat yang dilalui Kang Sob hingga bisa merasakan ruh lelaku politik ketika Ia merokok. Bukan sekadar hidup dan berinteraksi lama dengan para petani tembakau, Kang Sob lebih jauh dari itu. Ia menuliskan kisah-kisah petani tembakau di Temanggung dalam disertasi doktoralnya\u2014kemudian diterbitkan penerbit KPG\u2014yang Ia beri judul 'Perlawanan Politik dan Puitik Petani Tembakau Temanggung'.<\/p>\n\n\n\n

                              Baca: Ada Campur Tangan Bloomberg dalam Surat Edaran Menkes terkait Pemblokiran Iklan Rokok<\/a><\/p>\n\n\n\n

                              Usai membaca buku karya Kang Sob itu, saya lantas ingin merasakan langsung hidup dalam waktu cukup lama di lingkungan mereka yang menggantungkan hidup dari IHT. Merasakan perasaan yang dirasakan Kang Sob ketika merokok. Kesempatan itu pada akhirnya saya dapat di Munduk, Bali, dan Temanggung, Jawa Tengah, tempat Kang Sob melakukan riset untuk disertasinya.<\/p>\n\n\n\n

                              Di Munduk, saya tinggal di rumah milik petani cengkeh, hidup berminggu-minggu di lingkungan yang mayoritasnya petani dan buruh tani cengkeh. Saya jalan-jalan ke kebun cengkeh. Melihat petani merawat kebun mereka. Saat panen tiba, saya datang ke kebun untuk melihat dari dekat cengkeh dipanen pekerja pemetik cengkeh. Pada momen-momen itu semua, kretek kerap menjadi teman saya dan para petani cengkeh di Munduk. Di sanalah saya merasakan dengan jernih seperti apa itu perasaan keberpihakan, perlawanan, dan lelaku politis lewat menikmati sebatang kretek.<\/p>\n\n\n\n

                              Di Temanggung, lebih jauh lagi. Saya tak hanya melihat dari dekat bagaimana petani dan buruh tani menanam komoditas yang mendukung IHT. Di kabupaten yang diapit dua gunung itu, saya melihat secara langsung, bahkan menjadi salah satu pelaku yang mengelola manfaat IHT untuk keberlangsungan pendidikan anak-anak petani dan buruh tani tembakau lewat skema beasiswa. Di rumah-rumah petani di lereng gunung, di alun-alun kota, di kantor beasiswa KNPK, dan di banyak tempat lainnya di Temanggung, saya merasakan aktivitas merokok bukan sekadar untuk mengusir dingin cuaca pegunungan semata. Di sana saya mengekspresikan perlawanan lewat merokok. Melawan kesewenang-wenangan mereka anti-rokok yang hendak menghancurkan kehidupan banyak manusia.<\/p>\n","post_title":"Ekspresi Perlawanan Lewat Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"ekspresi-perlawanan-lewat-merokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-06 12:33:20","post_modified_gmt":"2019-07-06 05:33:20","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5843","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5841,"post_author":"877","post_date":"2019-07-05 12:42:06","post_date_gmt":"2019-07-05 05:42:06","post_content":"\r\n

                              Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

                              Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

                              https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
                              https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
                              https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
                              https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
                              https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
                              https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
                              https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
                              https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
                              https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
                              https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
                              https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

                              Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

                              \"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

                              Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

                              Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

                              Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

                              Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

                              Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

                              Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

                              Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

                              Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

                              Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

                              Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

                              Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_title":"Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"protes-petani-tembakau-temanggung-ke-kemkominfo","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2024-01-03 16:04:25","post_modified_gmt":"2024-01-03 09:04:25","post_content_filtered":"\r\n

                              Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

                              Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

                              https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
                              https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
                              https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
                              https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
                              https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
                              https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
                              https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
                              https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
                              https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
                              https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
                              https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

                              Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

                              \"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

                              Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

                              Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

                              Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

                              Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

                              Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

                              Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

                              Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

                              Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

                              Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

                              Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

                              Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5841","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5829,"post_author":"878","post_date":"2019-06-28 09:52:18","post_date_gmt":"2019-06-28 02:52:18","post_content":"\n

                              Rokok, terutama rokok kretek, memberi inspirasi bagi banyak orang. Baik itu inspirasi ketika menikmati kretek atau usai menikmati rokok kretek, juga inspirasi dari produk rokok kreteknya. Lebih jauh dari itu, seluk-beluk dunia kretek mulai dari pertanian tembakau dan cengkeh, proses produksi kretek, transaksi dagang kretek, dan segala hal yang terkait dengan dunia perkretekan menginspirasi begitu banyak orang untuk berkarya dalam rupa-rupa bentuk karya.<\/p>\n\n\n\n

                              Bagi para penikmat kretek sendiri, rupa-rupa pengalaman bersama kretek juga banyak datangkan kisah menarik. Yang paling kesohor tentu saja kisah K.H Agus Salim dengan diplomasi kreteknya yang membikin suasana di salah satu ruang istana kerajaan Inggris yang sebelumnya begitu kaku dan formil menjadi cair karenanya.<\/p>\n\n\n\n

                              Baca: Sosiawan Leak Bercerita Soal Rokok dan Do\u2019a<\/a><\/p>\n\n\n\n

                              Bukan hanya K.H Agus Salim yang memiliki kisah kretek dengan luar negeri, ada banyak lainnya, salah satunya, Mahbub Djunaidi, tokoh Betawi, tokoh NU, wartawan jempolan, kolumnis produktif, dan banyak hal keren lainnya terkumpul dalam satu orang ini. Kekhasannya dalam menghasilkan karya tulis, mampu membikin tulisan bertema berat dalam kemasan humor dan enak dibaca, membikin hampir semua penulis Indonesia mengagumi tulisannya. Tulisan Mahbub Djunaidi terkait kretek, yang tayang di Koran Kompas pada 29 Maret 1987, lebih 32 tahun lalu, juga dikemas dalam suasana humor dan ringan dibaca namun sarat kritik yang menohok. <\/p>\n\n\n\n

                              Tulisan Mahbub Djunaidi tentang kretek yang diberi judul \u2018Kretek\u2019 ini juga relevan dengan kondisi saat ini, bagaimana asing begitu mendikte negara ini dalam hal menyikapi rokok kretek. Lewat kaum anti-rokok pihak asing hendak menyingkirkan kretek. Secara halus, begitu halus, Mahbub Djunaidi mengkritik asing itu. Saya sadur seluruhnya saja tulisan Mahbub Djunaidi 32 tahun lalu itu di sini.<\/p>\n\n\n\n

                              Kretek<\/h2>\n\n\n\n

                              Oleh: Mahbub Djunaidi<\/p>\n\n\n\n

                              Sekolah kolonialisme memang berbeda-beda. Yang satu lebih brutal dari yang lain, tapi dilihat dari bintang, hakikatnya sama: mempesiang bangsa lain sebagai usaha mencari sesuap nasi. Kolonial Inggris di daerah konsesi seperti Shanghai memperlakukan orang Cina tak lebih dari binatang. Di sebuah taman kota ada tulisan di pintu gerbangnya \u201cDilarang masuk: anjing dan orang Cina\u201d. Sampai sekarang tulisan itu tidak diangkat, agar generasi demi generasi mengerti betapa jahatnya sistem itu. Tapi, kolonial Belanda di negeri ini menganggap Cina lebih tinggi derajatnya dibanding\u00a0inlander<\/em>, penduduk anak negeri seperti kita-kita ini. Mereka membagi kereta api atau trem kota dalam tiga kelas. Kelas 1 khusus untuk orang Belanda. Kelas 2 untuk Cina dan Arab. Kelas 3 alias kelas kambing buat\u00a0inlander-inlander<\/em>\u00a0anak negeri.<\/p>\n\n\n\n

                              Baca: Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

                              Kecuali para nasionalis dan kaum pergerakan kebangsaan serta rakyat patriot yang bertekad merobohkan sistem itu, ada juga inlander <\/em>yang bersedia jadi budak untuk menggencet bangsa sendiri. Misalnya, para bupati dan pangreh praja yang jelek. Karena jiwanya memang dasar budak, dalam banyak hal mereka lebih nista dari tuannya sendiri. Dan karena jiwanya memang budak, mereka tak punya kepercayaan kepada kemampuan sendiri dan menganggap tuan asingnya bagai dewa putih yang berasal dari langit, dan dalam segala hal lebih unggul. Hubungan antara budak dan tuannya ini mirip dengan hubungan antara hewan sirkus dengan pelatihnya, menurut saja apa yang diperintahkan, dan meniru saja apa yang dicontohkan.<\/p>\n\n\n\n

                              Sisa jiwa inlander<\/em> ini masih ada juga sedikit bayak di alam kemerdekaan. Pangreh praja yang punya kegemaran menginjak ke bawah dan menjilat ke atas pada dasarnya tetap kehinggapan pembawaan inlander<\/em> itu. Seorang yang senantiasa menganggap asing itu hebat dan senantiasa benar dan unggul, sebenarnya merupakan inlander <\/em>gaya baru, dan mengidap unsur-unsur budak. Bawahan yang menganggap atasannya selalu perlu ditiru dan \u201cdigugu<\/em>\u201d, tak peduli apapun yang dilakukannya, pada dasarnya punya tabiat orang jajahan, tak punya karakter bangsa mereka. Kerdil, penakut, melayang kemana angin bertiup, merupakan pakaian sehari-hari.<\/p>\n\n\n\n

                              Sementara itu, jika seorang nyonya tidak sudi cangking tas kecuali merek Louis Vuitton walau bikinan Cibaduyut tak kalah bagusnya, berdandan dengan ramuan Yves Saint Laurent serta baju merek Calvin Klein, berkat dorongan anggapan bikinan asing itu dahsyat dan mampu naikkan gengsi, apakah terhadapnya kena pula julukan inlander<\/em> gaya baru?<\/p>\n\n\n\n

                              Oh, bisa iya dan bisa juga bukan. Jangan-jangan sang nyonya memang patriot sejati, tapi karena kebanyakan uang menjadi sedikit bingung dan hilang keseimbangan. Atau seorang suami yang sudi memakai ikat pinggang merek Etienne Aigner dan domper merek Cartier dan hanya siap berangkat golf dengan kaos merek Lacosre, apakah inlander <\/em>gaya baru? juga bisa iya dan bisa juga tidak. Boleh jadi tokoh kita ini seorang pecinta tanah air berikut produksinya, tapi sekedar menjaga martabat dan gengsi, tak menjadi apa melekatkan barang-barang mahal ke tubuh satu-satunya.<\/p>\n\n\n\n

                              Kawan saya yang tidak mau disebut inlander<\/em> baik gaya lama maupun baru, bertekad bulat kepingin menggunakan apa saja yang buatan dalam negeri, walau dia sama sekali tidak pernah ketemu Menteri Ginanjar Kartasasmita. Ia tidak merasa perlu memakai baju merek Charles Jourdan atau Lanvin, melainkan cukup bikinan Tegalparang yang tak beda dengan kemeja bikinan manapun di atas dunia. Ia tak merasa perlu pakai kaos merek Benetton karena produksi pinggiran kota Bandung sudah lebih dari cukup.<\/p>\n\n\n\n

                              Dan untuk lebih membikin dia bukan inlander<\/em> yang kurang percaya harga diri sendiri, begitu mau berangkat ke luar negeri ia kempit berbungkus-bungkus rokok kretek, bukan Marlboro atau Camel atau Lucky Strike, yang kecuali untuk gengsi, asapnya biasa-biasa saja, tapi, begitu ia naik pesawat Air France, seorang pramugari menghampirinya.<\/p>\n\n\n\n

                              \u201cMaaf, tuan hisap apa? Apa tuan hisap Hashish? Apa tuan sudi ganti rokok yang biasa-biasa saja?\u201d<\/p>\n\n\n\n

                              \u201cini bukan hashish. Ini tembakau biasa campur cengkeh,\u201d jawab kawan saya. Dan karena tekadnya yang teguh mau menghisap rokok produksi negeri sendiri, kawan saya itu nekad hisap rokok kretek lagi di atas pesawat milik maskapai British Airways. Pada saat asapnya ngepul, datang lagi menghampiri seorang pramugari.<\/p>\n\n\n\n

                              \u201cWah, bau apa itu? Apa ganja? Apa tuan bisa ganti yang lain saja? Para penumpang di sini idak biasa mengendus bau itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

                              \u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

                              Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

                              Kompas, 29 Maret 1987
                              <\/p>\n\n\n\n


                              <\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

                              Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

                              Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

                              Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

                              Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

                              Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

                              Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

                              Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

                              Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

                              Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

                              Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

                              Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
                              <\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

                              Paling Populer

                              \n

                              Daun yang berpotensi menjadi Srinthil mulai diketahui setelah diperam lima hari. Daun itu berubah warna menjadi coklat kehitaman. Pemeraman akan diteruskan jika muncul tanda-bahwa menjadi Srinthil. Daun tembakau yang diperam itu tidak bakalan busuk, bila dirajang tidak menghasilkan struktur seperti serat tetapi menjadi hancur menggumpal, dan bila telah kering berwarna coklat kehitaman sampai hitam cerah dan mengkilat.<\/p>\n\n\n\n

                              Pada \u201ctembakau temanggungan\u201d demikian lazim disebut, kualitas mutu rendah yang berasal dari daun posisi bawah cenderung memiliki warna hijau kekuningan cerah; sedang semakin tinggi mutunya yang berasal dari daun posisi atas maka warnanya juga cenderung menjadi makin kehitaman bahkan hitam berkilat (bahasa Jawa: \u201cnyamber lilen\u201d<\/em>).<\/p>\n\n\n\n

                              Kualitas mutu yang berbeda juga berpengaruh pada harga yang berbeda. Jika harga rerata tembakau per kilogram di Temanggung berkisar antara Rp40.000 hingga Rp125.000, maka untuk jenis Srinthil harganya bisa berkisar antara  Rp600.000 hingga 1 juta.<\/p>\n\n\n\n

                              Secara keseluruhan, merujuk pada buku yang berjudul Kretek\u2014Kajian Ekonomi dan Budaya 4 Kota<\/em> diestimasi, peredaran uang selama musim penanaman hingga masa panen di Temanggung mencapai lebih dari 2 triliun. Angka ini tentu sangat fantastis, melebihi buget APBD Kabupaten Temanggung pada 2018.<\/p>\n\n\n\n

                              Sejauh ini, ilmu pengetahuan modern, khususnya di pusat-pusat penelitian budidaya tembakau, secara saintifik memang belum mampu mengungkap secara ilmiah rahasia dari kemunculan sang primadona itu. Berbagai eksperimen untuk menghasilkan tembakau dengan kualitas mutu Srinthil<\/em> tentu telah dilakukan berulang kali.<\/h4>\n\n\n\n

                              Dengan memanfaatkan mikroorganisme yakni puthur kuning<\/em>, yaitu dengan mekanisme diisolasi, inokulasi dan disemprotkan ke daun tembakau, tapi ternyata hasilnya tetap saja nisbi tidak terjadi. Mikroorganisme itu tak berhasil berkembang sehingga pemeraman daun tembakau itu akhirnya juga tidak berhasil mengeluakan kualitas mutu Srinthil. Ya, selalu gagal.<\/p>\n\n\n\n

                              Karena kualitas mutu Srinthil tidak bisa diciptakan, maka kedatangan si primadona ini oleh masyarakat Temanggung sering dilekatkan dengan aspek mistik. Konon, daun tembakau yang bakal menjadi Srinthil itu, pada malam hari akan tampak mengeluarkan cahaya kuning di kegelapan.<\/p>\n\n\n\n

                              Sebagian masyarakat petani percaya, cahaya itu diturunkan oleh para dewa di langit. Srinthil bagi mereka adalah suatu \u2018pulung\u2019 <\/em>atau \u2018ndaru rigen\u2019<\/em>, sebuah keberuntungan atau berkah yang tidak dapat direncanakan oleh manusia dan semata terjadi karena kuasa Tuhan.<\/p>\n","post_title":"Primadona Itu Bernama Srinthil","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"primadona-itu-bernama-srinthil","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-12 10:42:26","post_modified_gmt":"2019-07-12 03:42:26","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5855","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5849,"post_author":"877","post_date":"2019-07-08 11:42:15","post_date_gmt":"2019-07-08 04:42:15","post_content":"\n

                              Dari tahun 2007 hingga pertengahan 2015, terdeteksi banyak organisasi jumlahlnya kurang lebih 20an organisasi, lembaga penelitian pemerintah maupun kemasyaratan hingga keagaman yang ada di Indonesia, justru membawa agenda titipan asing, dengan program pengendalian tembakau. Melalui Bloomberg Initiative, kucuran dana itu sampai mengalir. Sebab, Indonesia dijadikan salah satu target utama karena tembakau yang ada 100% sebagai bahan dasar rokok kretek. Sedangkan asing dalam hal ini Bloomberg Initiative punya keinginan berbeda, yaitu mengusai bahan nikotin yang ada di daun tembakau. <\/p>\n\n\n\n

                              Adanya kucuran dana yang menyuburkan dari Bloomberg Initiative, menjadikan organisasi atau lembaga di Indonesia  yang tidak memiliki jiwa potriotisme akan berlomba-lomba untuk mendapatkan dana tersebut. Bahkan ada juga organisasi yang menamakan diri sebagai pusat kajian sosial di bawah Universitas terkemuka di Indonesia, rela bekerjasama dengan Bloomberg Initiative. Seperti halnya Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia disingkat PKJS UI, yang dipromotori oleh Prof. dr. Hasbullah Thabrani, MPH dan kawan-kawan. <\/p>\n\n\n\n

                              PKJS UI berdiri pada tanggal 14 September 2015, tujuannya sangat mulia, yaitu untuk menjembatani kebutuhan pusat penelitian jaminan sosial berbasis akademik, dan fokus pada program jaminan sosial di Indonesia. PKJS UI ini, sebagai langkah awal untuk persiapan membuat program Magister Jaminan Sosial di Indonesia. Semestinya PKJS UI, sebagai organisasi atau pusat kajian yang lahir dan berkembang di Indonesia, wajib memberikan perlindungan sosial terhadap seluruh masyarakat Indonesia, tidak terkecuali masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada sektor pertembakaun. <\/p>\n\n\n\n

                              Dari hulu hingga hilir, ada sekitar 6,1juta jiwa serapan tenaga kerja pertembakauan, baik sebagai petani tembakau, petani cengkeh dan buruh\/karyawan rokok kretek. Perkebunan tembakau tersebar di 15 provinsi dan perkebunan cengkeh ada di 30 provinsi. Sektor pertembakauan mampu memberikan sumbangan APBN 8.92%, prosentasi yang fantastis dibanding pemasukan minyak dan gas (migas) yang hanya mampu 3.03%. <\/p>\n\n\n\n

                              Tidak hanya itu, sektor pertembakauan di Indonesia punya sejarah panjang memiliki fungsi sosial dan budaya dalam kehidupan masyarakat. Satu-satunya sektor perdagangan yang mampu bertahan dimasa penjajahan disaat perekonomian bangsa Indonesia hancur. Pertembakauan sektor yang paling mandiri dari hulu hingga hilir, tidak pernah sekalipun mendapatkan subsidi dari Negara. Yang ada sebaliknya, Negara selalu meminta keuntungan lebih, dan tanpa modal. Sektor pertembakauan tahan krisis dan memiliki multiplier effect<\/em>, artinya usaha lain maju dan berkembang sangat dipengaruhi keberadaan pertembakauan. Dampak langsung, semisal di Temanggung banyak pengrajin keranjang yang bisa menikmati hasilnya saat panen tembakau. Di Kudus, dari percetakan hingga pasar tradisional menjadi ramai ketika permintaan rokok kretek meningkat. <\/p>\n\n\n\n

                              Sekali lagi, keberadaan PKJS UI, seharusnya melakukan kajian untuk perlindungan pertembakauan di Indonesia, dan tidak sebaliknya. Sangat tidak etis, tidak patriotis dan nasionalis, ketika PKJS UI, melakukan pelemahan pada sektor pertembakaun dan mengedepankan kepentingan asing, gara-gara mendapatkan akses dari Bloomberg Initiative. Dalam laporan mitra kerja, PKJS UI bekerjasama dengan 20 lembaga, termasuk bekerjasama dengan Bloomberg Initiative (sumber: https:\/\/sksg.ui.ac.id\/pkjs<\/a>). Hal itu terlihat jelas kajian yang dilakukan PKJS UI sinergi dengan program Bloomberg Initiative untuk pengendalian tembakau. PKJS UI telah melakukan kajian sejak 2016 hingga 2018, setidaknya ada 5 kajian dari 9 kajian yang menyudutkan posisi pertembakauan dalam hal ini rokok kretek di Indonesia, yaitu: <\/p>\n\n\n\n

                              1. Roadmap Upaya Pengendalian Belanja Rokok dari Dana Bantuan Sosial (Januari 2019)<\/li>
                              2. Bantuan Sosial, Rokok dan Indikator Sosial Ekonomi di Indonesia (Januari 2019)<\/li>
                              3. Dukungan Publik Terhadap Kenaikan Cukai Rokok untuk Pendanaan JKN (Agustus 2018)<\/li>
                              4. Dukungan Publik Terhadap Kenaikan Harga Rokok (Juli 2018)<\/li>
                              5. Perilaku Merokok Orang Tua dan Dampaknya Terhadap Stunting, Kecerdasan, dan Kemiskinan: Bukti Empiris dari Data Panel IFLS (Juni 2018)<\/li><\/ol>\n\n\n\n

                                Bloomberg Initiative, adalah program filantropis yang dilakukan oleh pengusaha media dan layanan data keuangan berbasis di Amerika Serikat bernama Michael Bloomberg. Pada tahun 2006, ia mendonasikan uangnya sebesar 125 juta dolar AS dan pada tahun 2008 berjumlah 250 juta dolar AS untuk pendanaan kegiatan pengendalian tembakau, termasuk di Indonesia. Tiap tahunnya besaran donasi selalu meningkat.<\/p>\n\n\n\n

                                Donasi tersebut tidak murni sumbangan, ada muatan dan hubungannya dengan farmasi, melalui sahabat karibnya sekaligus penasihatnya bernama William R. Brody menjabat sebagai direktur Novartis. Berawal dari hasil penelitian lembaga kesehatan modern di Amerika, Surgeon General, bahwa nikotin pada tembakau dapat membuat ketergantuangan. Oleh ahli farmakologi, nikotin pada tembakau banyak manfaat untuk obat terapi dan pengobatan. Lain itu, nikotin pada tembakau sangat bermanfaat sebagai obat nyeri, gelisah, depresi dan juga dapat meningkatkan konsentrasi. <\/p>\n\n\n\n

                                Melihat dari manfaat nikotin dalam tembakau inilah memunculkan niat pengambilalihan bisnis nikotin pada tembakau. Namun sayangnya, niatan itu belum terwujud, karena penggunaan tembakau masih terkuasai oleh industri rokok.  Selain kebutuhan tembakau untuk bahan dasar rokok masih relative besar, juga tidak bisa menyaingi pabrikan rokok perihal harga pembelian tembakau. <\/p>\n\n\n\n

                                Untuk itu, isu yang digulirkan adalah memerangi atau mengendalikan tembakau, bahkan sampai bagaimana caranya agar tembakau tidak dibuat bahan baku rokok. Satu-satunya jalan bersekutu dengan industri farmasi. Dilanjutkan berhasil memasukkan agenda kerangka kebijakan international dalam organisasi kesehatan dunia (WHO). Upaya pengambilalihan bisnis nikotin tersebut sebetulnya terjadi di berbagai Negara, termasuk Indonesia. Aliran dana digelontorkan besar-besaran mengalir ke lembaga-lembaga kesehatan, organisasi masyarakat bahkan sampai lembaga keagamaan, inilah yang dinamai politik dagang tingkat tinggi.<\/p>\n\n\n\n

                                Untuk itu, marilah lembaga-lembaga, atau kajian-kajian yang lahir dan berkembang di Indonesia, agar lebih sensitif dan peka, mendahulukan kepentingan nasional dari pada kepentingan asing. Melindungi kepentingan masyarakat pribumi lebih penting dari pada melindungi kepentingan dagang asing. Jiwa nasionalisme dan patriotik sangat dibutuhkan untuk membangun bangsa menuju masa depan yang lebih baik.   
                                <\/p>\n","post_title":"Selingkuh PKJS UI dengan Kepentingan Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"selingkuh-pkjs-ui-dengan-kepentingan-asing","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-08 11:42:23","post_modified_gmt":"2019-07-08 04:42:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5849","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5843,"post_author":"878","post_date":"2019-07-06 12:33:13","post_date_gmt":"2019-07-06 05:33:13","post_content":"\n

                                Jika seseorang ditanya mengapa ia merokok, jawaban yang paling sering didengar: untuk relaksasi, teman rehat, rekan berkarya, dan semua hal yang mengalir ke muara bernama kenikmatan. Hampir semua berkutat di sekitar itu. Yang sedikit berbeda, ada juga yang menjawab supaya lebih enak ketika mengobrol dengan teman yang juga merokok, atau untuk mengusir hawa dingin yang mengepung tubuh.<\/p>\n\n\n\n

                                Adalah Muhamad Sobary, seorang budayawan, penulis produktif, dan peneliti jempolan yang memiliki jawaban lain dari yang lain. Muhamad Sobary baru mulai merokok pada usia 59 tahun. Usia yang terlampau telat untuk memulai merokok. Di saat kebanyakan perokok lain memutuskan berhenti merokok di usia senja, laki-laki yang biasa disapa 'Kang Sob' ini malah baru mulai merokok.<\/p>\n\n\n\n

                                Baca: Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                Menurutnya, keputusan mulai merokok di usia senja Ia pilih sesaat setelah mengetahui seluk-beluk perang nikotin yang terjadi di bumi. Ragam bentuk isu mulai dari kesehatan, ekonomi, hingga isu lingkungan dijadikan alat oleh pemodal asing untuk merebut pasar rokok di negeri ini yang sepenuhnya dikuasai pengusaha dalam negeri lewat produk khas nusantara yang kerap disebut 'kretek'.<\/p>\n\n\n\n

                                Bagi Kang Sob, merokok itu peristiwa politik. Merokok adalah aksi untuk melawan upaya pihak-pihak yang ingin merusak industri hasil tembakau (IHT) Indonesia. Dengan merokok, kita berpolitik, bukan sekadar berpolitik untuk IHT, namun berpolitik untuk petani tembakau, petani cengkeh, buruh tani, pekerja-pekerja di pabrik-pabrik rokok, hingga pedagang asongan. <\/p>\n\n\n\n

                                Merokok itu sebuah bentuk keberpihakan. Berpihak pada nasib petani, berpihak kepada buruh tani dan pekerja pabrik, hingga akhirnya berpihak pada kedaulatan dan kemandirian bangsa lewat produk istimewa bernama kretek. Terang dan jelas dan lugas.<\/p><\/blockquote>\n\n\n\n

                                Ada syarat yang mesti dipenuhi untuk bisa bersikap seperti Kang Sob bersikap ketika menikmati sebatang rokok kretek. Syarat itu adalah berada dekat dengan petani dan para pekerja di sektor IHT, merasakan hidup dan kehidupan mereka sehari-hari. Tanpa itu, sulit menerka bagaimana sensasi yang dirasakan ketika kita merokok dengan tujuan lelaku politik.<\/p>\n\n\n\n

                                Dan itulah syarat yang dilalui Kang Sob hingga bisa merasakan ruh lelaku politik ketika Ia merokok. Bukan sekadar hidup dan berinteraksi lama dengan para petani tembakau, Kang Sob lebih jauh dari itu. Ia menuliskan kisah-kisah petani tembakau di Temanggung dalam disertasi doktoralnya\u2014kemudian diterbitkan penerbit KPG\u2014yang Ia beri judul 'Perlawanan Politik dan Puitik Petani Tembakau Temanggung'.<\/p>\n\n\n\n

                                Baca: Ada Campur Tangan Bloomberg dalam Surat Edaran Menkes terkait Pemblokiran Iklan Rokok<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                Usai membaca buku karya Kang Sob itu, saya lantas ingin merasakan langsung hidup dalam waktu cukup lama di lingkungan mereka yang menggantungkan hidup dari IHT. Merasakan perasaan yang dirasakan Kang Sob ketika merokok. Kesempatan itu pada akhirnya saya dapat di Munduk, Bali, dan Temanggung, Jawa Tengah, tempat Kang Sob melakukan riset untuk disertasinya.<\/p>\n\n\n\n

                                Di Munduk, saya tinggal di rumah milik petani cengkeh, hidup berminggu-minggu di lingkungan yang mayoritasnya petani dan buruh tani cengkeh. Saya jalan-jalan ke kebun cengkeh. Melihat petani merawat kebun mereka. Saat panen tiba, saya datang ke kebun untuk melihat dari dekat cengkeh dipanen pekerja pemetik cengkeh. Pada momen-momen itu semua, kretek kerap menjadi teman saya dan para petani cengkeh di Munduk. Di sanalah saya merasakan dengan jernih seperti apa itu perasaan keberpihakan, perlawanan, dan lelaku politis lewat menikmati sebatang kretek.<\/p>\n\n\n\n

                                Di Temanggung, lebih jauh lagi. Saya tak hanya melihat dari dekat bagaimana petani dan buruh tani menanam komoditas yang mendukung IHT. Di kabupaten yang diapit dua gunung itu, saya melihat secara langsung, bahkan menjadi salah satu pelaku yang mengelola manfaat IHT untuk keberlangsungan pendidikan anak-anak petani dan buruh tani tembakau lewat skema beasiswa. Di rumah-rumah petani di lereng gunung, di alun-alun kota, di kantor beasiswa KNPK, dan di banyak tempat lainnya di Temanggung, saya merasakan aktivitas merokok bukan sekadar untuk mengusir dingin cuaca pegunungan semata. Di sana saya mengekspresikan perlawanan lewat merokok. Melawan kesewenang-wenangan mereka anti-rokok yang hendak menghancurkan kehidupan banyak manusia.<\/p>\n","post_title":"Ekspresi Perlawanan Lewat Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"ekspresi-perlawanan-lewat-merokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-06 12:33:20","post_modified_gmt":"2019-07-06 05:33:20","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5843","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5841,"post_author":"877","post_date":"2019-07-05 12:42:06","post_date_gmt":"2019-07-05 05:42:06","post_content":"\r\n

                                Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

                                Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

                                https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
                                https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
                                https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
                                https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
                                https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
                                https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
                                https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
                                https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
                                https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
                                https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
                                https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

                                Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

                                \"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

                                Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

                                Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

                                Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

                                Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

                                Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

                                Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

                                Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

                                Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

                                Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

                                Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

                                Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_title":"Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"protes-petani-tembakau-temanggung-ke-kemkominfo","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2024-01-03 16:04:25","post_modified_gmt":"2024-01-03 09:04:25","post_content_filtered":"\r\n

                                Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

                                Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

                                https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
                                https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
                                https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
                                https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
                                https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
                                https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
                                https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
                                https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
                                https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
                                https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
                                https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

                                Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

                                \"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

                                Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

                                Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

                                Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

                                Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

                                Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

                                Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

                                Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

                                Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

                                Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

                                Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

                                Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5841","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5829,"post_author":"878","post_date":"2019-06-28 09:52:18","post_date_gmt":"2019-06-28 02:52:18","post_content":"\n

                                Rokok, terutama rokok kretek, memberi inspirasi bagi banyak orang. Baik itu inspirasi ketika menikmati kretek atau usai menikmati rokok kretek, juga inspirasi dari produk rokok kreteknya. Lebih jauh dari itu, seluk-beluk dunia kretek mulai dari pertanian tembakau dan cengkeh, proses produksi kretek, transaksi dagang kretek, dan segala hal yang terkait dengan dunia perkretekan menginspirasi begitu banyak orang untuk berkarya dalam rupa-rupa bentuk karya.<\/p>\n\n\n\n

                                Bagi para penikmat kretek sendiri, rupa-rupa pengalaman bersama kretek juga banyak datangkan kisah menarik. Yang paling kesohor tentu saja kisah K.H Agus Salim dengan diplomasi kreteknya yang membikin suasana di salah satu ruang istana kerajaan Inggris yang sebelumnya begitu kaku dan formil menjadi cair karenanya.<\/p>\n\n\n\n

                                Baca: Sosiawan Leak Bercerita Soal Rokok dan Do\u2019a<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                Bukan hanya K.H Agus Salim yang memiliki kisah kretek dengan luar negeri, ada banyak lainnya, salah satunya, Mahbub Djunaidi, tokoh Betawi, tokoh NU, wartawan jempolan, kolumnis produktif, dan banyak hal keren lainnya terkumpul dalam satu orang ini. Kekhasannya dalam menghasilkan karya tulis, mampu membikin tulisan bertema berat dalam kemasan humor dan enak dibaca, membikin hampir semua penulis Indonesia mengagumi tulisannya. Tulisan Mahbub Djunaidi terkait kretek, yang tayang di Koran Kompas pada 29 Maret 1987, lebih 32 tahun lalu, juga dikemas dalam suasana humor dan ringan dibaca namun sarat kritik yang menohok. <\/p>\n\n\n\n

                                Tulisan Mahbub Djunaidi tentang kretek yang diberi judul \u2018Kretek\u2019 ini juga relevan dengan kondisi saat ini, bagaimana asing begitu mendikte negara ini dalam hal menyikapi rokok kretek. Lewat kaum anti-rokok pihak asing hendak menyingkirkan kretek. Secara halus, begitu halus, Mahbub Djunaidi mengkritik asing itu. Saya sadur seluruhnya saja tulisan Mahbub Djunaidi 32 tahun lalu itu di sini.<\/p>\n\n\n\n

                                Kretek<\/h2>\n\n\n\n

                                Oleh: Mahbub Djunaidi<\/p>\n\n\n\n

                                Sekolah kolonialisme memang berbeda-beda. Yang satu lebih brutal dari yang lain, tapi dilihat dari bintang, hakikatnya sama: mempesiang bangsa lain sebagai usaha mencari sesuap nasi. Kolonial Inggris di daerah konsesi seperti Shanghai memperlakukan orang Cina tak lebih dari binatang. Di sebuah taman kota ada tulisan di pintu gerbangnya \u201cDilarang masuk: anjing dan orang Cina\u201d. Sampai sekarang tulisan itu tidak diangkat, agar generasi demi generasi mengerti betapa jahatnya sistem itu. Tapi, kolonial Belanda di negeri ini menganggap Cina lebih tinggi derajatnya dibanding\u00a0inlander<\/em>, penduduk anak negeri seperti kita-kita ini. Mereka membagi kereta api atau trem kota dalam tiga kelas. Kelas 1 khusus untuk orang Belanda. Kelas 2 untuk Cina dan Arab. Kelas 3 alias kelas kambing buat\u00a0inlander-inlander<\/em>\u00a0anak negeri.<\/p>\n\n\n\n

                                Baca: Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                Kecuali para nasionalis dan kaum pergerakan kebangsaan serta rakyat patriot yang bertekad merobohkan sistem itu, ada juga inlander <\/em>yang bersedia jadi budak untuk menggencet bangsa sendiri. Misalnya, para bupati dan pangreh praja yang jelek. Karena jiwanya memang dasar budak, dalam banyak hal mereka lebih nista dari tuannya sendiri. Dan karena jiwanya memang budak, mereka tak punya kepercayaan kepada kemampuan sendiri dan menganggap tuan asingnya bagai dewa putih yang berasal dari langit, dan dalam segala hal lebih unggul. Hubungan antara budak dan tuannya ini mirip dengan hubungan antara hewan sirkus dengan pelatihnya, menurut saja apa yang diperintahkan, dan meniru saja apa yang dicontohkan.<\/p>\n\n\n\n

                                Sisa jiwa inlander<\/em> ini masih ada juga sedikit bayak di alam kemerdekaan. Pangreh praja yang punya kegemaran menginjak ke bawah dan menjilat ke atas pada dasarnya tetap kehinggapan pembawaan inlander<\/em> itu. Seorang yang senantiasa menganggap asing itu hebat dan senantiasa benar dan unggul, sebenarnya merupakan inlander <\/em>gaya baru, dan mengidap unsur-unsur budak. Bawahan yang menganggap atasannya selalu perlu ditiru dan \u201cdigugu<\/em>\u201d, tak peduli apapun yang dilakukannya, pada dasarnya punya tabiat orang jajahan, tak punya karakter bangsa mereka. Kerdil, penakut, melayang kemana angin bertiup, merupakan pakaian sehari-hari.<\/p>\n\n\n\n

                                Sementara itu, jika seorang nyonya tidak sudi cangking tas kecuali merek Louis Vuitton walau bikinan Cibaduyut tak kalah bagusnya, berdandan dengan ramuan Yves Saint Laurent serta baju merek Calvin Klein, berkat dorongan anggapan bikinan asing itu dahsyat dan mampu naikkan gengsi, apakah terhadapnya kena pula julukan inlander<\/em> gaya baru?<\/p>\n\n\n\n

                                Oh, bisa iya dan bisa juga bukan. Jangan-jangan sang nyonya memang patriot sejati, tapi karena kebanyakan uang menjadi sedikit bingung dan hilang keseimbangan. Atau seorang suami yang sudi memakai ikat pinggang merek Etienne Aigner dan domper merek Cartier dan hanya siap berangkat golf dengan kaos merek Lacosre, apakah inlander <\/em>gaya baru? juga bisa iya dan bisa juga tidak. Boleh jadi tokoh kita ini seorang pecinta tanah air berikut produksinya, tapi sekedar menjaga martabat dan gengsi, tak menjadi apa melekatkan barang-barang mahal ke tubuh satu-satunya.<\/p>\n\n\n\n

                                Kawan saya yang tidak mau disebut inlander<\/em> baik gaya lama maupun baru, bertekad bulat kepingin menggunakan apa saja yang buatan dalam negeri, walau dia sama sekali tidak pernah ketemu Menteri Ginanjar Kartasasmita. Ia tidak merasa perlu memakai baju merek Charles Jourdan atau Lanvin, melainkan cukup bikinan Tegalparang yang tak beda dengan kemeja bikinan manapun di atas dunia. Ia tak merasa perlu pakai kaos merek Benetton karena produksi pinggiran kota Bandung sudah lebih dari cukup.<\/p>\n\n\n\n

                                Dan untuk lebih membikin dia bukan inlander<\/em> yang kurang percaya harga diri sendiri, begitu mau berangkat ke luar negeri ia kempit berbungkus-bungkus rokok kretek, bukan Marlboro atau Camel atau Lucky Strike, yang kecuali untuk gengsi, asapnya biasa-biasa saja, tapi, begitu ia naik pesawat Air France, seorang pramugari menghampirinya.<\/p>\n\n\n\n

                                \u201cMaaf, tuan hisap apa? Apa tuan hisap Hashish? Apa tuan sudi ganti rokok yang biasa-biasa saja?\u201d<\/p>\n\n\n\n

                                \u201cini bukan hashish. Ini tembakau biasa campur cengkeh,\u201d jawab kawan saya. Dan karena tekadnya yang teguh mau menghisap rokok produksi negeri sendiri, kawan saya itu nekad hisap rokok kretek lagi di atas pesawat milik maskapai British Airways. Pada saat asapnya ngepul, datang lagi menghampiri seorang pramugari.<\/p>\n\n\n\n

                                \u201cWah, bau apa itu? Apa ganja? Apa tuan bisa ganti yang lain saja? Para penumpang di sini idak biasa mengendus bau itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

                                \u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

                                Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

                                Kompas, 29 Maret 1987
                                <\/p>\n\n\n\n


                                <\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

                                Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

                                Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

                                Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

                                Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

                                Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

                                Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

                                Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

                                Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

                                Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

                                Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
                                <\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

                                Paling Populer

                                \n

                                Pemeraman sendiri merupakan proses fermentasi yang dikatalisir oleh enzim-enzim tertentu. Proses ini dilakukan secara alami, mengandalkan sumber energi hasil pemecahan pati menjadi gula dan selanjutnya gula menjadi CO2 dan H2O ditambah energi.<\/strong><\/p>\n\n\n\n

                                Daun yang berpotensi menjadi Srinthil mulai diketahui setelah diperam lima hari. Daun itu berubah warna menjadi coklat kehitaman. Pemeraman akan diteruskan jika muncul tanda-bahwa menjadi Srinthil. Daun tembakau yang diperam itu tidak bakalan busuk, bila dirajang tidak menghasilkan struktur seperti serat tetapi menjadi hancur menggumpal, dan bila telah kering berwarna coklat kehitaman sampai hitam cerah dan mengkilat.<\/p>\n\n\n\n

                                Pada \u201ctembakau temanggungan\u201d demikian lazim disebut, kualitas mutu rendah yang berasal dari daun posisi bawah cenderung memiliki warna hijau kekuningan cerah; sedang semakin tinggi mutunya yang berasal dari daun posisi atas maka warnanya juga cenderung menjadi makin kehitaman bahkan hitam berkilat (bahasa Jawa: \u201cnyamber lilen\u201d<\/em>).<\/p>\n\n\n\n

                                Kualitas mutu yang berbeda juga berpengaruh pada harga yang berbeda. Jika harga rerata tembakau per kilogram di Temanggung berkisar antara Rp40.000 hingga Rp125.000, maka untuk jenis Srinthil harganya bisa berkisar antara  Rp600.000 hingga 1 juta.<\/p>\n\n\n\n

                                Secara keseluruhan, merujuk pada buku yang berjudul Kretek\u2014Kajian Ekonomi dan Budaya 4 Kota<\/em> diestimasi, peredaran uang selama musim penanaman hingga masa panen di Temanggung mencapai lebih dari 2 triliun. Angka ini tentu sangat fantastis, melebihi buget APBD Kabupaten Temanggung pada 2018.<\/p>\n\n\n\n

                                Sejauh ini, ilmu pengetahuan modern, khususnya di pusat-pusat penelitian budidaya tembakau, secara saintifik memang belum mampu mengungkap secara ilmiah rahasia dari kemunculan sang primadona itu. Berbagai eksperimen untuk menghasilkan tembakau dengan kualitas mutu Srinthil<\/em> tentu telah dilakukan berulang kali.<\/h4>\n\n\n\n

                                Dengan memanfaatkan mikroorganisme yakni puthur kuning<\/em>, yaitu dengan mekanisme diisolasi, inokulasi dan disemprotkan ke daun tembakau, tapi ternyata hasilnya tetap saja nisbi tidak terjadi. Mikroorganisme itu tak berhasil berkembang sehingga pemeraman daun tembakau itu akhirnya juga tidak berhasil mengeluakan kualitas mutu Srinthil. Ya, selalu gagal.<\/p>\n\n\n\n

                                Karena kualitas mutu Srinthil tidak bisa diciptakan, maka kedatangan si primadona ini oleh masyarakat Temanggung sering dilekatkan dengan aspek mistik. Konon, daun tembakau yang bakal menjadi Srinthil itu, pada malam hari akan tampak mengeluarkan cahaya kuning di kegelapan.<\/p>\n\n\n\n

                                Sebagian masyarakat petani percaya, cahaya itu diturunkan oleh para dewa di langit. Srinthil bagi mereka adalah suatu \u2018pulung\u2019 <\/em>atau \u2018ndaru rigen\u2019<\/em>, sebuah keberuntungan atau berkah yang tidak dapat direncanakan oleh manusia dan semata terjadi karena kuasa Tuhan.<\/p>\n","post_title":"Primadona Itu Bernama Srinthil","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"primadona-itu-bernama-srinthil","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-12 10:42:26","post_modified_gmt":"2019-07-12 03:42:26","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5855","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5849,"post_author":"877","post_date":"2019-07-08 11:42:15","post_date_gmt":"2019-07-08 04:42:15","post_content":"\n

                                Dari tahun 2007 hingga pertengahan 2015, terdeteksi banyak organisasi jumlahlnya kurang lebih 20an organisasi, lembaga penelitian pemerintah maupun kemasyaratan hingga keagaman yang ada di Indonesia, justru membawa agenda titipan asing, dengan program pengendalian tembakau. Melalui Bloomberg Initiative, kucuran dana itu sampai mengalir. Sebab, Indonesia dijadikan salah satu target utama karena tembakau yang ada 100% sebagai bahan dasar rokok kretek. Sedangkan asing dalam hal ini Bloomberg Initiative punya keinginan berbeda, yaitu mengusai bahan nikotin yang ada di daun tembakau. <\/p>\n\n\n\n

                                Adanya kucuran dana yang menyuburkan dari Bloomberg Initiative, menjadikan organisasi atau lembaga di Indonesia  yang tidak memiliki jiwa potriotisme akan berlomba-lomba untuk mendapatkan dana tersebut. Bahkan ada juga organisasi yang menamakan diri sebagai pusat kajian sosial di bawah Universitas terkemuka di Indonesia, rela bekerjasama dengan Bloomberg Initiative. Seperti halnya Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia disingkat PKJS UI, yang dipromotori oleh Prof. dr. Hasbullah Thabrani, MPH dan kawan-kawan. <\/p>\n\n\n\n

                                PKJS UI berdiri pada tanggal 14 September 2015, tujuannya sangat mulia, yaitu untuk menjembatani kebutuhan pusat penelitian jaminan sosial berbasis akademik, dan fokus pada program jaminan sosial di Indonesia. PKJS UI ini, sebagai langkah awal untuk persiapan membuat program Magister Jaminan Sosial di Indonesia. Semestinya PKJS UI, sebagai organisasi atau pusat kajian yang lahir dan berkembang di Indonesia, wajib memberikan perlindungan sosial terhadap seluruh masyarakat Indonesia, tidak terkecuali masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada sektor pertembakaun. <\/p>\n\n\n\n

                                Dari hulu hingga hilir, ada sekitar 6,1juta jiwa serapan tenaga kerja pertembakauan, baik sebagai petani tembakau, petani cengkeh dan buruh\/karyawan rokok kretek. Perkebunan tembakau tersebar di 15 provinsi dan perkebunan cengkeh ada di 30 provinsi. Sektor pertembakauan mampu memberikan sumbangan APBN 8.92%, prosentasi yang fantastis dibanding pemasukan minyak dan gas (migas) yang hanya mampu 3.03%. <\/p>\n\n\n\n

                                Tidak hanya itu, sektor pertembakauan di Indonesia punya sejarah panjang memiliki fungsi sosial dan budaya dalam kehidupan masyarakat. Satu-satunya sektor perdagangan yang mampu bertahan dimasa penjajahan disaat perekonomian bangsa Indonesia hancur. Pertembakauan sektor yang paling mandiri dari hulu hingga hilir, tidak pernah sekalipun mendapatkan subsidi dari Negara. Yang ada sebaliknya, Negara selalu meminta keuntungan lebih, dan tanpa modal. Sektor pertembakauan tahan krisis dan memiliki multiplier effect<\/em>, artinya usaha lain maju dan berkembang sangat dipengaruhi keberadaan pertembakauan. Dampak langsung, semisal di Temanggung banyak pengrajin keranjang yang bisa menikmati hasilnya saat panen tembakau. Di Kudus, dari percetakan hingga pasar tradisional menjadi ramai ketika permintaan rokok kretek meningkat. <\/p>\n\n\n\n

                                Sekali lagi, keberadaan PKJS UI, seharusnya melakukan kajian untuk perlindungan pertembakauan di Indonesia, dan tidak sebaliknya. Sangat tidak etis, tidak patriotis dan nasionalis, ketika PKJS UI, melakukan pelemahan pada sektor pertembakaun dan mengedepankan kepentingan asing, gara-gara mendapatkan akses dari Bloomberg Initiative. Dalam laporan mitra kerja, PKJS UI bekerjasama dengan 20 lembaga, termasuk bekerjasama dengan Bloomberg Initiative (sumber: https:\/\/sksg.ui.ac.id\/pkjs<\/a>). Hal itu terlihat jelas kajian yang dilakukan PKJS UI sinergi dengan program Bloomberg Initiative untuk pengendalian tembakau. PKJS UI telah melakukan kajian sejak 2016 hingga 2018, setidaknya ada 5 kajian dari 9 kajian yang menyudutkan posisi pertembakauan dalam hal ini rokok kretek di Indonesia, yaitu: <\/p>\n\n\n\n

                                1. Roadmap Upaya Pengendalian Belanja Rokok dari Dana Bantuan Sosial (Januari 2019)<\/li>
                                2. Bantuan Sosial, Rokok dan Indikator Sosial Ekonomi di Indonesia (Januari 2019)<\/li>
                                3. Dukungan Publik Terhadap Kenaikan Cukai Rokok untuk Pendanaan JKN (Agustus 2018)<\/li>
                                4. Dukungan Publik Terhadap Kenaikan Harga Rokok (Juli 2018)<\/li>
                                5. Perilaku Merokok Orang Tua dan Dampaknya Terhadap Stunting, Kecerdasan, dan Kemiskinan: Bukti Empiris dari Data Panel IFLS (Juni 2018)<\/li><\/ol>\n\n\n\n

                                  Bloomberg Initiative, adalah program filantropis yang dilakukan oleh pengusaha media dan layanan data keuangan berbasis di Amerika Serikat bernama Michael Bloomberg. Pada tahun 2006, ia mendonasikan uangnya sebesar 125 juta dolar AS dan pada tahun 2008 berjumlah 250 juta dolar AS untuk pendanaan kegiatan pengendalian tembakau, termasuk di Indonesia. Tiap tahunnya besaran donasi selalu meningkat.<\/p>\n\n\n\n

                                  Donasi tersebut tidak murni sumbangan, ada muatan dan hubungannya dengan farmasi, melalui sahabat karibnya sekaligus penasihatnya bernama William R. Brody menjabat sebagai direktur Novartis. Berawal dari hasil penelitian lembaga kesehatan modern di Amerika, Surgeon General, bahwa nikotin pada tembakau dapat membuat ketergantuangan. Oleh ahli farmakologi, nikotin pada tembakau banyak manfaat untuk obat terapi dan pengobatan. Lain itu, nikotin pada tembakau sangat bermanfaat sebagai obat nyeri, gelisah, depresi dan juga dapat meningkatkan konsentrasi. <\/p>\n\n\n\n

                                  Melihat dari manfaat nikotin dalam tembakau inilah memunculkan niat pengambilalihan bisnis nikotin pada tembakau. Namun sayangnya, niatan itu belum terwujud, karena penggunaan tembakau masih terkuasai oleh industri rokok.  Selain kebutuhan tembakau untuk bahan dasar rokok masih relative besar, juga tidak bisa menyaingi pabrikan rokok perihal harga pembelian tembakau. <\/p>\n\n\n\n

                                  Untuk itu, isu yang digulirkan adalah memerangi atau mengendalikan tembakau, bahkan sampai bagaimana caranya agar tembakau tidak dibuat bahan baku rokok. Satu-satunya jalan bersekutu dengan industri farmasi. Dilanjutkan berhasil memasukkan agenda kerangka kebijakan international dalam organisasi kesehatan dunia (WHO). Upaya pengambilalihan bisnis nikotin tersebut sebetulnya terjadi di berbagai Negara, termasuk Indonesia. Aliran dana digelontorkan besar-besaran mengalir ke lembaga-lembaga kesehatan, organisasi masyarakat bahkan sampai lembaga keagamaan, inilah yang dinamai politik dagang tingkat tinggi.<\/p>\n\n\n\n

                                  Untuk itu, marilah lembaga-lembaga, atau kajian-kajian yang lahir dan berkembang di Indonesia, agar lebih sensitif dan peka, mendahulukan kepentingan nasional dari pada kepentingan asing. Melindungi kepentingan masyarakat pribumi lebih penting dari pada melindungi kepentingan dagang asing. Jiwa nasionalisme dan patriotik sangat dibutuhkan untuk membangun bangsa menuju masa depan yang lebih baik.   
                                  <\/p>\n","post_title":"Selingkuh PKJS UI dengan Kepentingan Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"selingkuh-pkjs-ui-dengan-kepentingan-asing","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-08 11:42:23","post_modified_gmt":"2019-07-08 04:42:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5849","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5843,"post_author":"878","post_date":"2019-07-06 12:33:13","post_date_gmt":"2019-07-06 05:33:13","post_content":"\n

                                  Jika seseorang ditanya mengapa ia merokok, jawaban yang paling sering didengar: untuk relaksasi, teman rehat, rekan berkarya, dan semua hal yang mengalir ke muara bernama kenikmatan. Hampir semua berkutat di sekitar itu. Yang sedikit berbeda, ada juga yang menjawab supaya lebih enak ketika mengobrol dengan teman yang juga merokok, atau untuk mengusir hawa dingin yang mengepung tubuh.<\/p>\n\n\n\n

                                  Adalah Muhamad Sobary, seorang budayawan, penulis produktif, dan peneliti jempolan yang memiliki jawaban lain dari yang lain. Muhamad Sobary baru mulai merokok pada usia 59 tahun. Usia yang terlampau telat untuk memulai merokok. Di saat kebanyakan perokok lain memutuskan berhenti merokok di usia senja, laki-laki yang biasa disapa 'Kang Sob' ini malah baru mulai merokok.<\/p>\n\n\n\n

                                  Baca: Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                  Menurutnya, keputusan mulai merokok di usia senja Ia pilih sesaat setelah mengetahui seluk-beluk perang nikotin yang terjadi di bumi. Ragam bentuk isu mulai dari kesehatan, ekonomi, hingga isu lingkungan dijadikan alat oleh pemodal asing untuk merebut pasar rokok di negeri ini yang sepenuhnya dikuasai pengusaha dalam negeri lewat produk khas nusantara yang kerap disebut 'kretek'.<\/p>\n\n\n\n

                                  Bagi Kang Sob, merokok itu peristiwa politik. Merokok adalah aksi untuk melawan upaya pihak-pihak yang ingin merusak industri hasil tembakau (IHT) Indonesia. Dengan merokok, kita berpolitik, bukan sekadar berpolitik untuk IHT, namun berpolitik untuk petani tembakau, petani cengkeh, buruh tani, pekerja-pekerja di pabrik-pabrik rokok, hingga pedagang asongan. <\/p>\n\n\n\n

                                  Merokok itu sebuah bentuk keberpihakan. Berpihak pada nasib petani, berpihak kepada buruh tani dan pekerja pabrik, hingga akhirnya berpihak pada kedaulatan dan kemandirian bangsa lewat produk istimewa bernama kretek. Terang dan jelas dan lugas.<\/p><\/blockquote>\n\n\n\n

                                  Ada syarat yang mesti dipenuhi untuk bisa bersikap seperti Kang Sob bersikap ketika menikmati sebatang rokok kretek. Syarat itu adalah berada dekat dengan petani dan para pekerja di sektor IHT, merasakan hidup dan kehidupan mereka sehari-hari. Tanpa itu, sulit menerka bagaimana sensasi yang dirasakan ketika kita merokok dengan tujuan lelaku politik.<\/p>\n\n\n\n

                                  Dan itulah syarat yang dilalui Kang Sob hingga bisa merasakan ruh lelaku politik ketika Ia merokok. Bukan sekadar hidup dan berinteraksi lama dengan para petani tembakau, Kang Sob lebih jauh dari itu. Ia menuliskan kisah-kisah petani tembakau di Temanggung dalam disertasi doktoralnya\u2014kemudian diterbitkan penerbit KPG\u2014yang Ia beri judul 'Perlawanan Politik dan Puitik Petani Tembakau Temanggung'.<\/p>\n\n\n\n

                                  Baca: Ada Campur Tangan Bloomberg dalam Surat Edaran Menkes terkait Pemblokiran Iklan Rokok<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                  Usai membaca buku karya Kang Sob itu, saya lantas ingin merasakan langsung hidup dalam waktu cukup lama di lingkungan mereka yang menggantungkan hidup dari IHT. Merasakan perasaan yang dirasakan Kang Sob ketika merokok. Kesempatan itu pada akhirnya saya dapat di Munduk, Bali, dan Temanggung, Jawa Tengah, tempat Kang Sob melakukan riset untuk disertasinya.<\/p>\n\n\n\n

                                  Di Munduk, saya tinggal di rumah milik petani cengkeh, hidup berminggu-minggu di lingkungan yang mayoritasnya petani dan buruh tani cengkeh. Saya jalan-jalan ke kebun cengkeh. Melihat petani merawat kebun mereka. Saat panen tiba, saya datang ke kebun untuk melihat dari dekat cengkeh dipanen pekerja pemetik cengkeh. Pada momen-momen itu semua, kretek kerap menjadi teman saya dan para petani cengkeh di Munduk. Di sanalah saya merasakan dengan jernih seperti apa itu perasaan keberpihakan, perlawanan, dan lelaku politis lewat menikmati sebatang kretek.<\/p>\n\n\n\n

                                  Di Temanggung, lebih jauh lagi. Saya tak hanya melihat dari dekat bagaimana petani dan buruh tani menanam komoditas yang mendukung IHT. Di kabupaten yang diapit dua gunung itu, saya melihat secara langsung, bahkan menjadi salah satu pelaku yang mengelola manfaat IHT untuk keberlangsungan pendidikan anak-anak petani dan buruh tani tembakau lewat skema beasiswa. Di rumah-rumah petani di lereng gunung, di alun-alun kota, di kantor beasiswa KNPK, dan di banyak tempat lainnya di Temanggung, saya merasakan aktivitas merokok bukan sekadar untuk mengusir dingin cuaca pegunungan semata. Di sana saya mengekspresikan perlawanan lewat merokok. Melawan kesewenang-wenangan mereka anti-rokok yang hendak menghancurkan kehidupan banyak manusia.<\/p>\n","post_title":"Ekspresi Perlawanan Lewat Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"ekspresi-perlawanan-lewat-merokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-06 12:33:20","post_modified_gmt":"2019-07-06 05:33:20","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5843","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5841,"post_author":"877","post_date":"2019-07-05 12:42:06","post_date_gmt":"2019-07-05 05:42:06","post_content":"\r\n

                                  Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

                                  Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

                                  https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
                                  https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
                                  https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
                                  https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
                                  https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
                                  https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
                                  https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
                                  https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
                                  https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
                                  https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
                                  https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

                                  Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

                                  \"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

                                  Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

                                  Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

                                  Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

                                  Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

                                  Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

                                  Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

                                  Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

                                  Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

                                  Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

                                  Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

                                  Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_title":"Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"protes-petani-tembakau-temanggung-ke-kemkominfo","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2024-01-03 16:04:25","post_modified_gmt":"2024-01-03 09:04:25","post_content_filtered":"\r\n

                                  Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

                                  Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

                                  https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
                                  https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
                                  https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
                                  https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
                                  https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
                                  https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
                                  https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
                                  https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
                                  https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
                                  https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
                                  https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

                                  Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

                                  \"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

                                  Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

                                  Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

                                  Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

                                  Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

                                  Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

                                  Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

                                  Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

                                  Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

                                  Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

                                  Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

                                  Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5841","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5829,"post_author":"878","post_date":"2019-06-28 09:52:18","post_date_gmt":"2019-06-28 02:52:18","post_content":"\n

                                  Rokok, terutama rokok kretek, memberi inspirasi bagi banyak orang. Baik itu inspirasi ketika menikmati kretek atau usai menikmati rokok kretek, juga inspirasi dari produk rokok kreteknya. Lebih jauh dari itu, seluk-beluk dunia kretek mulai dari pertanian tembakau dan cengkeh, proses produksi kretek, transaksi dagang kretek, dan segala hal yang terkait dengan dunia perkretekan menginspirasi begitu banyak orang untuk berkarya dalam rupa-rupa bentuk karya.<\/p>\n\n\n\n

                                  Bagi para penikmat kretek sendiri, rupa-rupa pengalaman bersama kretek juga banyak datangkan kisah menarik. Yang paling kesohor tentu saja kisah K.H Agus Salim dengan diplomasi kreteknya yang membikin suasana di salah satu ruang istana kerajaan Inggris yang sebelumnya begitu kaku dan formil menjadi cair karenanya.<\/p>\n\n\n\n

                                  Baca: Sosiawan Leak Bercerita Soal Rokok dan Do\u2019a<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                  Bukan hanya K.H Agus Salim yang memiliki kisah kretek dengan luar negeri, ada banyak lainnya, salah satunya, Mahbub Djunaidi, tokoh Betawi, tokoh NU, wartawan jempolan, kolumnis produktif, dan banyak hal keren lainnya terkumpul dalam satu orang ini. Kekhasannya dalam menghasilkan karya tulis, mampu membikin tulisan bertema berat dalam kemasan humor dan enak dibaca, membikin hampir semua penulis Indonesia mengagumi tulisannya. Tulisan Mahbub Djunaidi terkait kretek, yang tayang di Koran Kompas pada 29 Maret 1987, lebih 32 tahun lalu, juga dikemas dalam suasana humor dan ringan dibaca namun sarat kritik yang menohok. <\/p>\n\n\n\n

                                  Tulisan Mahbub Djunaidi tentang kretek yang diberi judul \u2018Kretek\u2019 ini juga relevan dengan kondisi saat ini, bagaimana asing begitu mendikte negara ini dalam hal menyikapi rokok kretek. Lewat kaum anti-rokok pihak asing hendak menyingkirkan kretek. Secara halus, begitu halus, Mahbub Djunaidi mengkritik asing itu. Saya sadur seluruhnya saja tulisan Mahbub Djunaidi 32 tahun lalu itu di sini.<\/p>\n\n\n\n

                                  Kretek<\/h2>\n\n\n\n

                                  Oleh: Mahbub Djunaidi<\/p>\n\n\n\n

                                  Sekolah kolonialisme memang berbeda-beda. Yang satu lebih brutal dari yang lain, tapi dilihat dari bintang, hakikatnya sama: mempesiang bangsa lain sebagai usaha mencari sesuap nasi. Kolonial Inggris di daerah konsesi seperti Shanghai memperlakukan orang Cina tak lebih dari binatang. Di sebuah taman kota ada tulisan di pintu gerbangnya \u201cDilarang masuk: anjing dan orang Cina\u201d. Sampai sekarang tulisan itu tidak diangkat, agar generasi demi generasi mengerti betapa jahatnya sistem itu. Tapi, kolonial Belanda di negeri ini menganggap Cina lebih tinggi derajatnya dibanding\u00a0inlander<\/em>, penduduk anak negeri seperti kita-kita ini. Mereka membagi kereta api atau trem kota dalam tiga kelas. Kelas 1 khusus untuk orang Belanda. Kelas 2 untuk Cina dan Arab. Kelas 3 alias kelas kambing buat\u00a0inlander-inlander<\/em>\u00a0anak negeri.<\/p>\n\n\n\n

                                  Baca: Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                  Kecuali para nasionalis dan kaum pergerakan kebangsaan serta rakyat patriot yang bertekad merobohkan sistem itu, ada juga inlander <\/em>yang bersedia jadi budak untuk menggencet bangsa sendiri. Misalnya, para bupati dan pangreh praja yang jelek. Karena jiwanya memang dasar budak, dalam banyak hal mereka lebih nista dari tuannya sendiri. Dan karena jiwanya memang budak, mereka tak punya kepercayaan kepada kemampuan sendiri dan menganggap tuan asingnya bagai dewa putih yang berasal dari langit, dan dalam segala hal lebih unggul. Hubungan antara budak dan tuannya ini mirip dengan hubungan antara hewan sirkus dengan pelatihnya, menurut saja apa yang diperintahkan, dan meniru saja apa yang dicontohkan.<\/p>\n\n\n\n

                                  Sisa jiwa inlander<\/em> ini masih ada juga sedikit bayak di alam kemerdekaan. Pangreh praja yang punya kegemaran menginjak ke bawah dan menjilat ke atas pada dasarnya tetap kehinggapan pembawaan inlander<\/em> itu. Seorang yang senantiasa menganggap asing itu hebat dan senantiasa benar dan unggul, sebenarnya merupakan inlander <\/em>gaya baru, dan mengidap unsur-unsur budak. Bawahan yang menganggap atasannya selalu perlu ditiru dan \u201cdigugu<\/em>\u201d, tak peduli apapun yang dilakukannya, pada dasarnya punya tabiat orang jajahan, tak punya karakter bangsa mereka. Kerdil, penakut, melayang kemana angin bertiup, merupakan pakaian sehari-hari.<\/p>\n\n\n\n

                                  Sementara itu, jika seorang nyonya tidak sudi cangking tas kecuali merek Louis Vuitton walau bikinan Cibaduyut tak kalah bagusnya, berdandan dengan ramuan Yves Saint Laurent serta baju merek Calvin Klein, berkat dorongan anggapan bikinan asing itu dahsyat dan mampu naikkan gengsi, apakah terhadapnya kena pula julukan inlander<\/em> gaya baru?<\/p>\n\n\n\n

                                  Oh, bisa iya dan bisa juga bukan. Jangan-jangan sang nyonya memang patriot sejati, tapi karena kebanyakan uang menjadi sedikit bingung dan hilang keseimbangan. Atau seorang suami yang sudi memakai ikat pinggang merek Etienne Aigner dan domper merek Cartier dan hanya siap berangkat golf dengan kaos merek Lacosre, apakah inlander <\/em>gaya baru? juga bisa iya dan bisa juga tidak. Boleh jadi tokoh kita ini seorang pecinta tanah air berikut produksinya, tapi sekedar menjaga martabat dan gengsi, tak menjadi apa melekatkan barang-barang mahal ke tubuh satu-satunya.<\/p>\n\n\n\n

                                  Kawan saya yang tidak mau disebut inlander<\/em> baik gaya lama maupun baru, bertekad bulat kepingin menggunakan apa saja yang buatan dalam negeri, walau dia sama sekali tidak pernah ketemu Menteri Ginanjar Kartasasmita. Ia tidak merasa perlu memakai baju merek Charles Jourdan atau Lanvin, melainkan cukup bikinan Tegalparang yang tak beda dengan kemeja bikinan manapun di atas dunia. Ia tak merasa perlu pakai kaos merek Benetton karena produksi pinggiran kota Bandung sudah lebih dari cukup.<\/p>\n\n\n\n

                                  Dan untuk lebih membikin dia bukan inlander<\/em> yang kurang percaya harga diri sendiri, begitu mau berangkat ke luar negeri ia kempit berbungkus-bungkus rokok kretek, bukan Marlboro atau Camel atau Lucky Strike, yang kecuali untuk gengsi, asapnya biasa-biasa saja, tapi, begitu ia naik pesawat Air France, seorang pramugari menghampirinya.<\/p>\n\n\n\n

                                  \u201cMaaf, tuan hisap apa? Apa tuan hisap Hashish? Apa tuan sudi ganti rokok yang biasa-biasa saja?\u201d<\/p>\n\n\n\n

                                  \u201cini bukan hashish. Ini tembakau biasa campur cengkeh,\u201d jawab kawan saya. Dan karena tekadnya yang teguh mau menghisap rokok produksi negeri sendiri, kawan saya itu nekad hisap rokok kretek lagi di atas pesawat milik maskapai British Airways. Pada saat asapnya ngepul, datang lagi menghampiri seorang pramugari.<\/p>\n\n\n\n

                                  \u201cWah, bau apa itu? Apa ganja? Apa tuan bisa ganti yang lain saja? Para penumpang di sini idak biasa mengendus bau itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

                                  \u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

                                  Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

                                  Kompas, 29 Maret 1987
                                  <\/p>\n\n\n\n


                                  <\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

                                  Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

                                  Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

                                  Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

                                  Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                  Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

                                  Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

                                  Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

                                  Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

                                  Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

                                  Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

                                  Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
                                  <\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

                                  Paling Populer

                                  \n

                                  Setelah daun tembakau itu dipetik dan digulung rapi, sebelum dirajang, petani di daerah-daerah tersebut di atas akan berharap-harap cemas bisa menghasilkan Srinthil. Pemeraman bertujuan mengubah warna daun dari hijau menjadi kuning sampai coklat. Muncul puthur kuning<\/em> saat diperam, demikian sering disebut oleh masyarakat lokal. Puthur kuning<\/em> yaitu semacam mikro organisme berwarna kuning dan mengeluarkan cairan dan aroma mirip alkohol.<\/p>\n\n\n\n

                                  Pemeraman sendiri merupakan proses fermentasi yang dikatalisir oleh enzim-enzim tertentu. Proses ini dilakukan secara alami, mengandalkan sumber energi hasil pemecahan pati menjadi gula dan selanjutnya gula menjadi CO2 dan H2O ditambah energi.<\/strong><\/p>\n\n\n\n

                                  Daun yang berpotensi menjadi Srinthil mulai diketahui setelah diperam lima hari. Daun itu berubah warna menjadi coklat kehitaman. Pemeraman akan diteruskan jika muncul tanda-bahwa menjadi Srinthil. Daun tembakau yang diperam itu tidak bakalan busuk, bila dirajang tidak menghasilkan struktur seperti serat tetapi menjadi hancur menggumpal, dan bila telah kering berwarna coklat kehitaman sampai hitam cerah dan mengkilat.<\/p>\n\n\n\n

                                  Pada \u201ctembakau temanggungan\u201d demikian lazim disebut, kualitas mutu rendah yang berasal dari daun posisi bawah cenderung memiliki warna hijau kekuningan cerah; sedang semakin tinggi mutunya yang berasal dari daun posisi atas maka warnanya juga cenderung menjadi makin kehitaman bahkan hitam berkilat (bahasa Jawa: \u201cnyamber lilen\u201d<\/em>).<\/p>\n\n\n\n

                                  Kualitas mutu yang berbeda juga berpengaruh pada harga yang berbeda. Jika harga rerata tembakau per kilogram di Temanggung berkisar antara Rp40.000 hingga Rp125.000, maka untuk jenis Srinthil harganya bisa berkisar antara  Rp600.000 hingga 1 juta.<\/p>\n\n\n\n

                                  Secara keseluruhan, merujuk pada buku yang berjudul Kretek\u2014Kajian Ekonomi dan Budaya 4 Kota<\/em> diestimasi, peredaran uang selama musim penanaman hingga masa panen di Temanggung mencapai lebih dari 2 triliun. Angka ini tentu sangat fantastis, melebihi buget APBD Kabupaten Temanggung pada 2018.<\/p>\n\n\n\n

                                  Sejauh ini, ilmu pengetahuan modern, khususnya di pusat-pusat penelitian budidaya tembakau, secara saintifik memang belum mampu mengungkap secara ilmiah rahasia dari kemunculan sang primadona itu. Berbagai eksperimen untuk menghasilkan tembakau dengan kualitas mutu Srinthil<\/em> tentu telah dilakukan berulang kali.<\/h4>\n\n\n\n

                                  Dengan memanfaatkan mikroorganisme yakni puthur kuning<\/em>, yaitu dengan mekanisme diisolasi, inokulasi dan disemprotkan ke daun tembakau, tapi ternyata hasilnya tetap saja nisbi tidak terjadi. Mikroorganisme itu tak berhasil berkembang sehingga pemeraman daun tembakau itu akhirnya juga tidak berhasil mengeluakan kualitas mutu Srinthil. Ya, selalu gagal.<\/p>\n\n\n\n

                                  Karena kualitas mutu Srinthil tidak bisa diciptakan, maka kedatangan si primadona ini oleh masyarakat Temanggung sering dilekatkan dengan aspek mistik. Konon, daun tembakau yang bakal menjadi Srinthil itu, pada malam hari akan tampak mengeluarkan cahaya kuning di kegelapan.<\/p>\n\n\n\n

                                  Sebagian masyarakat petani percaya, cahaya itu diturunkan oleh para dewa di langit. Srinthil bagi mereka adalah suatu \u2018pulung\u2019 <\/em>atau \u2018ndaru rigen\u2019<\/em>, sebuah keberuntungan atau berkah yang tidak dapat direncanakan oleh manusia dan semata terjadi karena kuasa Tuhan.<\/p>\n","post_title":"Primadona Itu Bernama Srinthil","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"primadona-itu-bernama-srinthil","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-12 10:42:26","post_modified_gmt":"2019-07-12 03:42:26","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5855","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5849,"post_author":"877","post_date":"2019-07-08 11:42:15","post_date_gmt":"2019-07-08 04:42:15","post_content":"\n

                                  Dari tahun 2007 hingga pertengahan 2015, terdeteksi banyak organisasi jumlahlnya kurang lebih 20an organisasi, lembaga penelitian pemerintah maupun kemasyaratan hingga keagaman yang ada di Indonesia, justru membawa agenda titipan asing, dengan program pengendalian tembakau. Melalui Bloomberg Initiative, kucuran dana itu sampai mengalir. Sebab, Indonesia dijadikan salah satu target utama karena tembakau yang ada 100% sebagai bahan dasar rokok kretek. Sedangkan asing dalam hal ini Bloomberg Initiative punya keinginan berbeda, yaitu mengusai bahan nikotin yang ada di daun tembakau. <\/p>\n\n\n\n

                                  Adanya kucuran dana yang menyuburkan dari Bloomberg Initiative, menjadikan organisasi atau lembaga di Indonesia  yang tidak memiliki jiwa potriotisme akan berlomba-lomba untuk mendapatkan dana tersebut. Bahkan ada juga organisasi yang menamakan diri sebagai pusat kajian sosial di bawah Universitas terkemuka di Indonesia, rela bekerjasama dengan Bloomberg Initiative. Seperti halnya Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia disingkat PKJS UI, yang dipromotori oleh Prof. dr. Hasbullah Thabrani, MPH dan kawan-kawan. <\/p>\n\n\n\n

                                  PKJS UI berdiri pada tanggal 14 September 2015, tujuannya sangat mulia, yaitu untuk menjembatani kebutuhan pusat penelitian jaminan sosial berbasis akademik, dan fokus pada program jaminan sosial di Indonesia. PKJS UI ini, sebagai langkah awal untuk persiapan membuat program Magister Jaminan Sosial di Indonesia. Semestinya PKJS UI, sebagai organisasi atau pusat kajian yang lahir dan berkembang di Indonesia, wajib memberikan perlindungan sosial terhadap seluruh masyarakat Indonesia, tidak terkecuali masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada sektor pertembakaun. <\/p>\n\n\n\n

                                  Dari hulu hingga hilir, ada sekitar 6,1juta jiwa serapan tenaga kerja pertembakauan, baik sebagai petani tembakau, petani cengkeh dan buruh\/karyawan rokok kretek. Perkebunan tembakau tersebar di 15 provinsi dan perkebunan cengkeh ada di 30 provinsi. Sektor pertembakauan mampu memberikan sumbangan APBN 8.92%, prosentasi yang fantastis dibanding pemasukan minyak dan gas (migas) yang hanya mampu 3.03%. <\/p>\n\n\n\n

                                  Tidak hanya itu, sektor pertembakauan di Indonesia punya sejarah panjang memiliki fungsi sosial dan budaya dalam kehidupan masyarakat. Satu-satunya sektor perdagangan yang mampu bertahan dimasa penjajahan disaat perekonomian bangsa Indonesia hancur. Pertembakauan sektor yang paling mandiri dari hulu hingga hilir, tidak pernah sekalipun mendapatkan subsidi dari Negara. Yang ada sebaliknya, Negara selalu meminta keuntungan lebih, dan tanpa modal. Sektor pertembakauan tahan krisis dan memiliki multiplier effect<\/em>, artinya usaha lain maju dan berkembang sangat dipengaruhi keberadaan pertembakauan. Dampak langsung, semisal di Temanggung banyak pengrajin keranjang yang bisa menikmati hasilnya saat panen tembakau. Di Kudus, dari percetakan hingga pasar tradisional menjadi ramai ketika permintaan rokok kretek meningkat. <\/p>\n\n\n\n

                                  Sekali lagi, keberadaan PKJS UI, seharusnya melakukan kajian untuk perlindungan pertembakauan di Indonesia, dan tidak sebaliknya. Sangat tidak etis, tidak patriotis dan nasionalis, ketika PKJS UI, melakukan pelemahan pada sektor pertembakaun dan mengedepankan kepentingan asing, gara-gara mendapatkan akses dari Bloomberg Initiative. Dalam laporan mitra kerja, PKJS UI bekerjasama dengan 20 lembaga, termasuk bekerjasama dengan Bloomberg Initiative (sumber: https:\/\/sksg.ui.ac.id\/pkjs<\/a>). Hal itu terlihat jelas kajian yang dilakukan PKJS UI sinergi dengan program Bloomberg Initiative untuk pengendalian tembakau. PKJS UI telah melakukan kajian sejak 2016 hingga 2018, setidaknya ada 5 kajian dari 9 kajian yang menyudutkan posisi pertembakauan dalam hal ini rokok kretek di Indonesia, yaitu: <\/p>\n\n\n\n

                                  1. Roadmap Upaya Pengendalian Belanja Rokok dari Dana Bantuan Sosial (Januari 2019)<\/li>
                                  2. Bantuan Sosial, Rokok dan Indikator Sosial Ekonomi di Indonesia (Januari 2019)<\/li>
                                  3. Dukungan Publik Terhadap Kenaikan Cukai Rokok untuk Pendanaan JKN (Agustus 2018)<\/li>
                                  4. Dukungan Publik Terhadap Kenaikan Harga Rokok (Juli 2018)<\/li>
                                  5. Perilaku Merokok Orang Tua dan Dampaknya Terhadap Stunting, Kecerdasan, dan Kemiskinan: Bukti Empiris dari Data Panel IFLS (Juni 2018)<\/li><\/ol>\n\n\n\n

                                    Bloomberg Initiative, adalah program filantropis yang dilakukan oleh pengusaha media dan layanan data keuangan berbasis di Amerika Serikat bernama Michael Bloomberg. Pada tahun 2006, ia mendonasikan uangnya sebesar 125 juta dolar AS dan pada tahun 2008 berjumlah 250 juta dolar AS untuk pendanaan kegiatan pengendalian tembakau, termasuk di Indonesia. Tiap tahunnya besaran donasi selalu meningkat.<\/p>\n\n\n\n

                                    Donasi tersebut tidak murni sumbangan, ada muatan dan hubungannya dengan farmasi, melalui sahabat karibnya sekaligus penasihatnya bernama William R. Brody menjabat sebagai direktur Novartis. Berawal dari hasil penelitian lembaga kesehatan modern di Amerika, Surgeon General, bahwa nikotin pada tembakau dapat membuat ketergantuangan. Oleh ahli farmakologi, nikotin pada tembakau banyak manfaat untuk obat terapi dan pengobatan. Lain itu, nikotin pada tembakau sangat bermanfaat sebagai obat nyeri, gelisah, depresi dan juga dapat meningkatkan konsentrasi. <\/p>\n\n\n\n

                                    Melihat dari manfaat nikotin dalam tembakau inilah memunculkan niat pengambilalihan bisnis nikotin pada tembakau. Namun sayangnya, niatan itu belum terwujud, karena penggunaan tembakau masih terkuasai oleh industri rokok.  Selain kebutuhan tembakau untuk bahan dasar rokok masih relative besar, juga tidak bisa menyaingi pabrikan rokok perihal harga pembelian tembakau. <\/p>\n\n\n\n

                                    Untuk itu, isu yang digulirkan adalah memerangi atau mengendalikan tembakau, bahkan sampai bagaimana caranya agar tembakau tidak dibuat bahan baku rokok. Satu-satunya jalan bersekutu dengan industri farmasi. Dilanjutkan berhasil memasukkan agenda kerangka kebijakan international dalam organisasi kesehatan dunia (WHO). Upaya pengambilalihan bisnis nikotin tersebut sebetulnya terjadi di berbagai Negara, termasuk Indonesia. Aliran dana digelontorkan besar-besaran mengalir ke lembaga-lembaga kesehatan, organisasi masyarakat bahkan sampai lembaga keagamaan, inilah yang dinamai politik dagang tingkat tinggi.<\/p>\n\n\n\n

                                    Untuk itu, marilah lembaga-lembaga, atau kajian-kajian yang lahir dan berkembang di Indonesia, agar lebih sensitif dan peka, mendahulukan kepentingan nasional dari pada kepentingan asing. Melindungi kepentingan masyarakat pribumi lebih penting dari pada melindungi kepentingan dagang asing. Jiwa nasionalisme dan patriotik sangat dibutuhkan untuk membangun bangsa menuju masa depan yang lebih baik.   
                                    <\/p>\n","post_title":"Selingkuh PKJS UI dengan Kepentingan Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"selingkuh-pkjs-ui-dengan-kepentingan-asing","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-08 11:42:23","post_modified_gmt":"2019-07-08 04:42:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5849","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5843,"post_author":"878","post_date":"2019-07-06 12:33:13","post_date_gmt":"2019-07-06 05:33:13","post_content":"\n

                                    Jika seseorang ditanya mengapa ia merokok, jawaban yang paling sering didengar: untuk relaksasi, teman rehat, rekan berkarya, dan semua hal yang mengalir ke muara bernama kenikmatan. Hampir semua berkutat di sekitar itu. Yang sedikit berbeda, ada juga yang menjawab supaya lebih enak ketika mengobrol dengan teman yang juga merokok, atau untuk mengusir hawa dingin yang mengepung tubuh.<\/p>\n\n\n\n

                                    Adalah Muhamad Sobary, seorang budayawan, penulis produktif, dan peneliti jempolan yang memiliki jawaban lain dari yang lain. Muhamad Sobary baru mulai merokok pada usia 59 tahun. Usia yang terlampau telat untuk memulai merokok. Di saat kebanyakan perokok lain memutuskan berhenti merokok di usia senja, laki-laki yang biasa disapa 'Kang Sob' ini malah baru mulai merokok.<\/p>\n\n\n\n

                                    Baca: Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                    Menurutnya, keputusan mulai merokok di usia senja Ia pilih sesaat setelah mengetahui seluk-beluk perang nikotin yang terjadi di bumi. Ragam bentuk isu mulai dari kesehatan, ekonomi, hingga isu lingkungan dijadikan alat oleh pemodal asing untuk merebut pasar rokok di negeri ini yang sepenuhnya dikuasai pengusaha dalam negeri lewat produk khas nusantara yang kerap disebut 'kretek'.<\/p>\n\n\n\n

                                    Bagi Kang Sob, merokok itu peristiwa politik. Merokok adalah aksi untuk melawan upaya pihak-pihak yang ingin merusak industri hasil tembakau (IHT) Indonesia. Dengan merokok, kita berpolitik, bukan sekadar berpolitik untuk IHT, namun berpolitik untuk petani tembakau, petani cengkeh, buruh tani, pekerja-pekerja di pabrik-pabrik rokok, hingga pedagang asongan. <\/p>\n\n\n\n

                                    Merokok itu sebuah bentuk keberpihakan. Berpihak pada nasib petani, berpihak kepada buruh tani dan pekerja pabrik, hingga akhirnya berpihak pada kedaulatan dan kemandirian bangsa lewat produk istimewa bernama kretek. Terang dan jelas dan lugas.<\/p><\/blockquote>\n\n\n\n

                                    Ada syarat yang mesti dipenuhi untuk bisa bersikap seperti Kang Sob bersikap ketika menikmati sebatang rokok kretek. Syarat itu adalah berada dekat dengan petani dan para pekerja di sektor IHT, merasakan hidup dan kehidupan mereka sehari-hari. Tanpa itu, sulit menerka bagaimana sensasi yang dirasakan ketika kita merokok dengan tujuan lelaku politik.<\/p>\n\n\n\n

                                    Dan itulah syarat yang dilalui Kang Sob hingga bisa merasakan ruh lelaku politik ketika Ia merokok. Bukan sekadar hidup dan berinteraksi lama dengan para petani tembakau, Kang Sob lebih jauh dari itu. Ia menuliskan kisah-kisah petani tembakau di Temanggung dalam disertasi doktoralnya\u2014kemudian diterbitkan penerbit KPG\u2014yang Ia beri judul 'Perlawanan Politik dan Puitik Petani Tembakau Temanggung'.<\/p>\n\n\n\n

                                    Baca: Ada Campur Tangan Bloomberg dalam Surat Edaran Menkes terkait Pemblokiran Iklan Rokok<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                    Usai membaca buku karya Kang Sob itu, saya lantas ingin merasakan langsung hidup dalam waktu cukup lama di lingkungan mereka yang menggantungkan hidup dari IHT. Merasakan perasaan yang dirasakan Kang Sob ketika merokok. Kesempatan itu pada akhirnya saya dapat di Munduk, Bali, dan Temanggung, Jawa Tengah, tempat Kang Sob melakukan riset untuk disertasinya.<\/p>\n\n\n\n

                                    Di Munduk, saya tinggal di rumah milik petani cengkeh, hidup berminggu-minggu di lingkungan yang mayoritasnya petani dan buruh tani cengkeh. Saya jalan-jalan ke kebun cengkeh. Melihat petani merawat kebun mereka. Saat panen tiba, saya datang ke kebun untuk melihat dari dekat cengkeh dipanen pekerja pemetik cengkeh. Pada momen-momen itu semua, kretek kerap menjadi teman saya dan para petani cengkeh di Munduk. Di sanalah saya merasakan dengan jernih seperti apa itu perasaan keberpihakan, perlawanan, dan lelaku politis lewat menikmati sebatang kretek.<\/p>\n\n\n\n

                                    Di Temanggung, lebih jauh lagi. Saya tak hanya melihat dari dekat bagaimana petani dan buruh tani menanam komoditas yang mendukung IHT. Di kabupaten yang diapit dua gunung itu, saya melihat secara langsung, bahkan menjadi salah satu pelaku yang mengelola manfaat IHT untuk keberlangsungan pendidikan anak-anak petani dan buruh tani tembakau lewat skema beasiswa. Di rumah-rumah petani di lereng gunung, di alun-alun kota, di kantor beasiswa KNPK, dan di banyak tempat lainnya di Temanggung, saya merasakan aktivitas merokok bukan sekadar untuk mengusir dingin cuaca pegunungan semata. Di sana saya mengekspresikan perlawanan lewat merokok. Melawan kesewenang-wenangan mereka anti-rokok yang hendak menghancurkan kehidupan banyak manusia.<\/p>\n","post_title":"Ekspresi Perlawanan Lewat Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"ekspresi-perlawanan-lewat-merokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-06 12:33:20","post_modified_gmt":"2019-07-06 05:33:20","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5843","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5841,"post_author":"877","post_date":"2019-07-05 12:42:06","post_date_gmt":"2019-07-05 05:42:06","post_content":"\r\n

                                    Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

                                    Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

                                    https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
                                    https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
                                    https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
                                    https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
                                    https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
                                    https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
                                    https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
                                    https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
                                    https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
                                    https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
                                    https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

                                    Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

                                    \"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

                                    Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

                                    Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

                                    Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

                                    Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

                                    Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

                                    Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

                                    Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

                                    Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

                                    Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

                                    Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

                                    Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_title":"Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"protes-petani-tembakau-temanggung-ke-kemkominfo","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2024-01-03 16:04:25","post_modified_gmt":"2024-01-03 09:04:25","post_content_filtered":"\r\n

                                    Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

                                    Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

                                    https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
                                    https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
                                    https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
                                    https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
                                    https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
                                    https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
                                    https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
                                    https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
                                    https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
                                    https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
                                    https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

                                    Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

                                    \"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

                                    Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

                                    Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

                                    Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

                                    Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

                                    Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

                                    Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

                                    Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

                                    Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

                                    Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

                                    Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

                                    Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5841","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5829,"post_author":"878","post_date":"2019-06-28 09:52:18","post_date_gmt":"2019-06-28 02:52:18","post_content":"\n

                                    Rokok, terutama rokok kretek, memberi inspirasi bagi banyak orang. Baik itu inspirasi ketika menikmati kretek atau usai menikmati rokok kretek, juga inspirasi dari produk rokok kreteknya. Lebih jauh dari itu, seluk-beluk dunia kretek mulai dari pertanian tembakau dan cengkeh, proses produksi kretek, transaksi dagang kretek, dan segala hal yang terkait dengan dunia perkretekan menginspirasi begitu banyak orang untuk berkarya dalam rupa-rupa bentuk karya.<\/p>\n\n\n\n

                                    Bagi para penikmat kretek sendiri, rupa-rupa pengalaman bersama kretek juga banyak datangkan kisah menarik. Yang paling kesohor tentu saja kisah K.H Agus Salim dengan diplomasi kreteknya yang membikin suasana di salah satu ruang istana kerajaan Inggris yang sebelumnya begitu kaku dan formil menjadi cair karenanya.<\/p>\n\n\n\n

                                    Baca: Sosiawan Leak Bercerita Soal Rokok dan Do\u2019a<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                    Bukan hanya K.H Agus Salim yang memiliki kisah kretek dengan luar negeri, ada banyak lainnya, salah satunya, Mahbub Djunaidi, tokoh Betawi, tokoh NU, wartawan jempolan, kolumnis produktif, dan banyak hal keren lainnya terkumpul dalam satu orang ini. Kekhasannya dalam menghasilkan karya tulis, mampu membikin tulisan bertema berat dalam kemasan humor dan enak dibaca, membikin hampir semua penulis Indonesia mengagumi tulisannya. Tulisan Mahbub Djunaidi terkait kretek, yang tayang di Koran Kompas pada 29 Maret 1987, lebih 32 tahun lalu, juga dikemas dalam suasana humor dan ringan dibaca namun sarat kritik yang menohok. <\/p>\n\n\n\n

                                    Tulisan Mahbub Djunaidi tentang kretek yang diberi judul \u2018Kretek\u2019 ini juga relevan dengan kondisi saat ini, bagaimana asing begitu mendikte negara ini dalam hal menyikapi rokok kretek. Lewat kaum anti-rokok pihak asing hendak menyingkirkan kretek. Secara halus, begitu halus, Mahbub Djunaidi mengkritik asing itu. Saya sadur seluruhnya saja tulisan Mahbub Djunaidi 32 tahun lalu itu di sini.<\/p>\n\n\n\n

                                    Kretek<\/h2>\n\n\n\n

                                    Oleh: Mahbub Djunaidi<\/p>\n\n\n\n

                                    Sekolah kolonialisme memang berbeda-beda. Yang satu lebih brutal dari yang lain, tapi dilihat dari bintang, hakikatnya sama: mempesiang bangsa lain sebagai usaha mencari sesuap nasi. Kolonial Inggris di daerah konsesi seperti Shanghai memperlakukan orang Cina tak lebih dari binatang. Di sebuah taman kota ada tulisan di pintu gerbangnya \u201cDilarang masuk: anjing dan orang Cina\u201d. Sampai sekarang tulisan itu tidak diangkat, agar generasi demi generasi mengerti betapa jahatnya sistem itu. Tapi, kolonial Belanda di negeri ini menganggap Cina lebih tinggi derajatnya dibanding\u00a0inlander<\/em>, penduduk anak negeri seperti kita-kita ini. Mereka membagi kereta api atau trem kota dalam tiga kelas. Kelas 1 khusus untuk orang Belanda. Kelas 2 untuk Cina dan Arab. Kelas 3 alias kelas kambing buat\u00a0inlander-inlander<\/em>\u00a0anak negeri.<\/p>\n\n\n\n

                                    Baca: Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                    Kecuali para nasionalis dan kaum pergerakan kebangsaan serta rakyat patriot yang bertekad merobohkan sistem itu, ada juga inlander <\/em>yang bersedia jadi budak untuk menggencet bangsa sendiri. Misalnya, para bupati dan pangreh praja yang jelek. Karena jiwanya memang dasar budak, dalam banyak hal mereka lebih nista dari tuannya sendiri. Dan karena jiwanya memang budak, mereka tak punya kepercayaan kepada kemampuan sendiri dan menganggap tuan asingnya bagai dewa putih yang berasal dari langit, dan dalam segala hal lebih unggul. Hubungan antara budak dan tuannya ini mirip dengan hubungan antara hewan sirkus dengan pelatihnya, menurut saja apa yang diperintahkan, dan meniru saja apa yang dicontohkan.<\/p>\n\n\n\n

                                    Sisa jiwa inlander<\/em> ini masih ada juga sedikit bayak di alam kemerdekaan. Pangreh praja yang punya kegemaran menginjak ke bawah dan menjilat ke atas pada dasarnya tetap kehinggapan pembawaan inlander<\/em> itu. Seorang yang senantiasa menganggap asing itu hebat dan senantiasa benar dan unggul, sebenarnya merupakan inlander <\/em>gaya baru, dan mengidap unsur-unsur budak. Bawahan yang menganggap atasannya selalu perlu ditiru dan \u201cdigugu<\/em>\u201d, tak peduli apapun yang dilakukannya, pada dasarnya punya tabiat orang jajahan, tak punya karakter bangsa mereka. Kerdil, penakut, melayang kemana angin bertiup, merupakan pakaian sehari-hari.<\/p>\n\n\n\n

                                    Sementara itu, jika seorang nyonya tidak sudi cangking tas kecuali merek Louis Vuitton walau bikinan Cibaduyut tak kalah bagusnya, berdandan dengan ramuan Yves Saint Laurent serta baju merek Calvin Klein, berkat dorongan anggapan bikinan asing itu dahsyat dan mampu naikkan gengsi, apakah terhadapnya kena pula julukan inlander<\/em> gaya baru?<\/p>\n\n\n\n

                                    Oh, bisa iya dan bisa juga bukan. Jangan-jangan sang nyonya memang patriot sejati, tapi karena kebanyakan uang menjadi sedikit bingung dan hilang keseimbangan. Atau seorang suami yang sudi memakai ikat pinggang merek Etienne Aigner dan domper merek Cartier dan hanya siap berangkat golf dengan kaos merek Lacosre, apakah inlander <\/em>gaya baru? juga bisa iya dan bisa juga tidak. Boleh jadi tokoh kita ini seorang pecinta tanah air berikut produksinya, tapi sekedar menjaga martabat dan gengsi, tak menjadi apa melekatkan barang-barang mahal ke tubuh satu-satunya.<\/p>\n\n\n\n

                                    Kawan saya yang tidak mau disebut inlander<\/em> baik gaya lama maupun baru, bertekad bulat kepingin menggunakan apa saja yang buatan dalam negeri, walau dia sama sekali tidak pernah ketemu Menteri Ginanjar Kartasasmita. Ia tidak merasa perlu memakai baju merek Charles Jourdan atau Lanvin, melainkan cukup bikinan Tegalparang yang tak beda dengan kemeja bikinan manapun di atas dunia. Ia tak merasa perlu pakai kaos merek Benetton karena produksi pinggiran kota Bandung sudah lebih dari cukup.<\/p>\n\n\n\n

                                    Dan untuk lebih membikin dia bukan inlander<\/em> yang kurang percaya harga diri sendiri, begitu mau berangkat ke luar negeri ia kempit berbungkus-bungkus rokok kretek, bukan Marlboro atau Camel atau Lucky Strike, yang kecuali untuk gengsi, asapnya biasa-biasa saja, tapi, begitu ia naik pesawat Air France, seorang pramugari menghampirinya.<\/p>\n\n\n\n

                                    \u201cMaaf, tuan hisap apa? Apa tuan hisap Hashish? Apa tuan sudi ganti rokok yang biasa-biasa saja?\u201d<\/p>\n\n\n\n

                                    \u201cini bukan hashish. Ini tembakau biasa campur cengkeh,\u201d jawab kawan saya. Dan karena tekadnya yang teguh mau menghisap rokok produksi negeri sendiri, kawan saya itu nekad hisap rokok kretek lagi di atas pesawat milik maskapai British Airways. Pada saat asapnya ngepul, datang lagi menghampiri seorang pramugari.<\/p>\n\n\n\n

                                    \u201cWah, bau apa itu? Apa ganja? Apa tuan bisa ganti yang lain saja? Para penumpang di sini idak biasa mengendus bau itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

                                    \u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

                                    Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

                                    Kompas, 29 Maret 1987
                                    <\/p>\n\n\n\n


                                    <\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

                                    Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

                                    Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

                                    Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

                                    Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                    Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

                                    Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

                                    Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

                                    Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

                                    Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

                                    Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

                                    Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
                                    <\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

                                    Paling Populer

                                    \n

                                    Baca: Tembakau Lauk dari Temanggung<\/p>\n\n\n\n

                                    Setelah daun tembakau itu dipetik dan digulung rapi, sebelum dirajang, petani di daerah-daerah tersebut di atas akan berharap-harap cemas bisa menghasilkan Srinthil. Pemeraman bertujuan mengubah warna daun dari hijau menjadi kuning sampai coklat. Muncul puthur kuning<\/em> saat diperam, demikian sering disebut oleh masyarakat lokal. Puthur kuning<\/em> yaitu semacam mikro organisme berwarna kuning dan mengeluarkan cairan dan aroma mirip alkohol.<\/p>\n\n\n\n

                                    Pemeraman sendiri merupakan proses fermentasi yang dikatalisir oleh enzim-enzim tertentu. Proses ini dilakukan secara alami, mengandalkan sumber energi hasil pemecahan pati menjadi gula dan selanjutnya gula menjadi CO2 dan H2O ditambah energi.<\/strong><\/p>\n\n\n\n

                                    Daun yang berpotensi menjadi Srinthil mulai diketahui setelah diperam lima hari. Daun itu berubah warna menjadi coklat kehitaman. Pemeraman akan diteruskan jika muncul tanda-bahwa menjadi Srinthil. Daun tembakau yang diperam itu tidak bakalan busuk, bila dirajang tidak menghasilkan struktur seperti serat tetapi menjadi hancur menggumpal, dan bila telah kering berwarna coklat kehitaman sampai hitam cerah dan mengkilat.<\/p>\n\n\n\n

                                    Pada \u201ctembakau temanggungan\u201d demikian lazim disebut, kualitas mutu rendah yang berasal dari daun posisi bawah cenderung memiliki warna hijau kekuningan cerah; sedang semakin tinggi mutunya yang berasal dari daun posisi atas maka warnanya juga cenderung menjadi makin kehitaman bahkan hitam berkilat (bahasa Jawa: \u201cnyamber lilen\u201d<\/em>).<\/p>\n\n\n\n

                                    Kualitas mutu yang berbeda juga berpengaruh pada harga yang berbeda. Jika harga rerata tembakau per kilogram di Temanggung berkisar antara Rp40.000 hingga Rp125.000, maka untuk jenis Srinthil harganya bisa berkisar antara  Rp600.000 hingga 1 juta.<\/p>\n\n\n\n

                                    Secara keseluruhan, merujuk pada buku yang berjudul Kretek\u2014Kajian Ekonomi dan Budaya 4 Kota<\/em> diestimasi, peredaran uang selama musim penanaman hingga masa panen di Temanggung mencapai lebih dari 2 triliun. Angka ini tentu sangat fantastis, melebihi buget APBD Kabupaten Temanggung pada 2018.<\/p>\n\n\n\n

                                    Sejauh ini, ilmu pengetahuan modern, khususnya di pusat-pusat penelitian budidaya tembakau, secara saintifik memang belum mampu mengungkap secara ilmiah rahasia dari kemunculan sang primadona itu. Berbagai eksperimen untuk menghasilkan tembakau dengan kualitas mutu Srinthil<\/em> tentu telah dilakukan berulang kali.<\/h4>\n\n\n\n

                                    Dengan memanfaatkan mikroorganisme yakni puthur kuning<\/em>, yaitu dengan mekanisme diisolasi, inokulasi dan disemprotkan ke daun tembakau, tapi ternyata hasilnya tetap saja nisbi tidak terjadi. Mikroorganisme itu tak berhasil berkembang sehingga pemeraman daun tembakau itu akhirnya juga tidak berhasil mengeluakan kualitas mutu Srinthil. Ya, selalu gagal.<\/p>\n\n\n\n

                                    Karena kualitas mutu Srinthil tidak bisa diciptakan, maka kedatangan si primadona ini oleh masyarakat Temanggung sering dilekatkan dengan aspek mistik. Konon, daun tembakau yang bakal menjadi Srinthil itu, pada malam hari akan tampak mengeluarkan cahaya kuning di kegelapan.<\/p>\n\n\n\n

                                    Sebagian masyarakat petani percaya, cahaya itu diturunkan oleh para dewa di langit. Srinthil bagi mereka adalah suatu \u2018pulung\u2019 <\/em>atau \u2018ndaru rigen\u2019<\/em>, sebuah keberuntungan atau berkah yang tidak dapat direncanakan oleh manusia dan semata terjadi karena kuasa Tuhan.<\/p>\n","post_title":"Primadona Itu Bernama Srinthil","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"primadona-itu-bernama-srinthil","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-12 10:42:26","post_modified_gmt":"2019-07-12 03:42:26","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5855","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5849,"post_author":"877","post_date":"2019-07-08 11:42:15","post_date_gmt":"2019-07-08 04:42:15","post_content":"\n

                                    Dari tahun 2007 hingga pertengahan 2015, terdeteksi banyak organisasi jumlahlnya kurang lebih 20an organisasi, lembaga penelitian pemerintah maupun kemasyaratan hingga keagaman yang ada di Indonesia, justru membawa agenda titipan asing, dengan program pengendalian tembakau. Melalui Bloomberg Initiative, kucuran dana itu sampai mengalir. Sebab, Indonesia dijadikan salah satu target utama karena tembakau yang ada 100% sebagai bahan dasar rokok kretek. Sedangkan asing dalam hal ini Bloomberg Initiative punya keinginan berbeda, yaitu mengusai bahan nikotin yang ada di daun tembakau. <\/p>\n\n\n\n

                                    Adanya kucuran dana yang menyuburkan dari Bloomberg Initiative, menjadikan organisasi atau lembaga di Indonesia  yang tidak memiliki jiwa potriotisme akan berlomba-lomba untuk mendapatkan dana tersebut. Bahkan ada juga organisasi yang menamakan diri sebagai pusat kajian sosial di bawah Universitas terkemuka di Indonesia, rela bekerjasama dengan Bloomberg Initiative. Seperti halnya Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia disingkat PKJS UI, yang dipromotori oleh Prof. dr. Hasbullah Thabrani, MPH dan kawan-kawan. <\/p>\n\n\n\n

                                    PKJS UI berdiri pada tanggal 14 September 2015, tujuannya sangat mulia, yaitu untuk menjembatani kebutuhan pusat penelitian jaminan sosial berbasis akademik, dan fokus pada program jaminan sosial di Indonesia. PKJS UI ini, sebagai langkah awal untuk persiapan membuat program Magister Jaminan Sosial di Indonesia. Semestinya PKJS UI, sebagai organisasi atau pusat kajian yang lahir dan berkembang di Indonesia, wajib memberikan perlindungan sosial terhadap seluruh masyarakat Indonesia, tidak terkecuali masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada sektor pertembakaun. <\/p>\n\n\n\n

                                    Dari hulu hingga hilir, ada sekitar 6,1juta jiwa serapan tenaga kerja pertembakauan, baik sebagai petani tembakau, petani cengkeh dan buruh\/karyawan rokok kretek. Perkebunan tembakau tersebar di 15 provinsi dan perkebunan cengkeh ada di 30 provinsi. Sektor pertembakauan mampu memberikan sumbangan APBN 8.92%, prosentasi yang fantastis dibanding pemasukan minyak dan gas (migas) yang hanya mampu 3.03%. <\/p>\n\n\n\n

                                    Tidak hanya itu, sektor pertembakauan di Indonesia punya sejarah panjang memiliki fungsi sosial dan budaya dalam kehidupan masyarakat. Satu-satunya sektor perdagangan yang mampu bertahan dimasa penjajahan disaat perekonomian bangsa Indonesia hancur. Pertembakauan sektor yang paling mandiri dari hulu hingga hilir, tidak pernah sekalipun mendapatkan subsidi dari Negara. Yang ada sebaliknya, Negara selalu meminta keuntungan lebih, dan tanpa modal. Sektor pertembakauan tahan krisis dan memiliki multiplier effect<\/em>, artinya usaha lain maju dan berkembang sangat dipengaruhi keberadaan pertembakauan. Dampak langsung, semisal di Temanggung banyak pengrajin keranjang yang bisa menikmati hasilnya saat panen tembakau. Di Kudus, dari percetakan hingga pasar tradisional menjadi ramai ketika permintaan rokok kretek meningkat. <\/p>\n\n\n\n

                                    Sekali lagi, keberadaan PKJS UI, seharusnya melakukan kajian untuk perlindungan pertembakauan di Indonesia, dan tidak sebaliknya. Sangat tidak etis, tidak patriotis dan nasionalis, ketika PKJS UI, melakukan pelemahan pada sektor pertembakaun dan mengedepankan kepentingan asing, gara-gara mendapatkan akses dari Bloomberg Initiative. Dalam laporan mitra kerja, PKJS UI bekerjasama dengan 20 lembaga, termasuk bekerjasama dengan Bloomberg Initiative (sumber: https:\/\/sksg.ui.ac.id\/pkjs<\/a>). Hal itu terlihat jelas kajian yang dilakukan PKJS UI sinergi dengan program Bloomberg Initiative untuk pengendalian tembakau. PKJS UI telah melakukan kajian sejak 2016 hingga 2018, setidaknya ada 5 kajian dari 9 kajian yang menyudutkan posisi pertembakauan dalam hal ini rokok kretek di Indonesia, yaitu: <\/p>\n\n\n\n

                                    1. Roadmap Upaya Pengendalian Belanja Rokok dari Dana Bantuan Sosial (Januari 2019)<\/li>
                                    2. Bantuan Sosial, Rokok dan Indikator Sosial Ekonomi di Indonesia (Januari 2019)<\/li>
                                    3. Dukungan Publik Terhadap Kenaikan Cukai Rokok untuk Pendanaan JKN (Agustus 2018)<\/li>
                                    4. Dukungan Publik Terhadap Kenaikan Harga Rokok (Juli 2018)<\/li>
                                    5. Perilaku Merokok Orang Tua dan Dampaknya Terhadap Stunting, Kecerdasan, dan Kemiskinan: Bukti Empiris dari Data Panel IFLS (Juni 2018)<\/li><\/ol>\n\n\n\n

                                      Bloomberg Initiative, adalah program filantropis yang dilakukan oleh pengusaha media dan layanan data keuangan berbasis di Amerika Serikat bernama Michael Bloomberg. Pada tahun 2006, ia mendonasikan uangnya sebesar 125 juta dolar AS dan pada tahun 2008 berjumlah 250 juta dolar AS untuk pendanaan kegiatan pengendalian tembakau, termasuk di Indonesia. Tiap tahunnya besaran donasi selalu meningkat.<\/p>\n\n\n\n

                                      Donasi tersebut tidak murni sumbangan, ada muatan dan hubungannya dengan farmasi, melalui sahabat karibnya sekaligus penasihatnya bernama William R. Brody menjabat sebagai direktur Novartis. Berawal dari hasil penelitian lembaga kesehatan modern di Amerika, Surgeon General, bahwa nikotin pada tembakau dapat membuat ketergantuangan. Oleh ahli farmakologi, nikotin pada tembakau banyak manfaat untuk obat terapi dan pengobatan. Lain itu, nikotin pada tembakau sangat bermanfaat sebagai obat nyeri, gelisah, depresi dan juga dapat meningkatkan konsentrasi. <\/p>\n\n\n\n

                                      Melihat dari manfaat nikotin dalam tembakau inilah memunculkan niat pengambilalihan bisnis nikotin pada tembakau. Namun sayangnya, niatan itu belum terwujud, karena penggunaan tembakau masih terkuasai oleh industri rokok.  Selain kebutuhan tembakau untuk bahan dasar rokok masih relative besar, juga tidak bisa menyaingi pabrikan rokok perihal harga pembelian tembakau. <\/p>\n\n\n\n

                                      Untuk itu, isu yang digulirkan adalah memerangi atau mengendalikan tembakau, bahkan sampai bagaimana caranya agar tembakau tidak dibuat bahan baku rokok. Satu-satunya jalan bersekutu dengan industri farmasi. Dilanjutkan berhasil memasukkan agenda kerangka kebijakan international dalam organisasi kesehatan dunia (WHO). Upaya pengambilalihan bisnis nikotin tersebut sebetulnya terjadi di berbagai Negara, termasuk Indonesia. Aliran dana digelontorkan besar-besaran mengalir ke lembaga-lembaga kesehatan, organisasi masyarakat bahkan sampai lembaga keagamaan, inilah yang dinamai politik dagang tingkat tinggi.<\/p>\n\n\n\n

                                      Untuk itu, marilah lembaga-lembaga, atau kajian-kajian yang lahir dan berkembang di Indonesia, agar lebih sensitif dan peka, mendahulukan kepentingan nasional dari pada kepentingan asing. Melindungi kepentingan masyarakat pribumi lebih penting dari pada melindungi kepentingan dagang asing. Jiwa nasionalisme dan patriotik sangat dibutuhkan untuk membangun bangsa menuju masa depan yang lebih baik.   
                                      <\/p>\n","post_title":"Selingkuh PKJS UI dengan Kepentingan Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"selingkuh-pkjs-ui-dengan-kepentingan-asing","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-08 11:42:23","post_modified_gmt":"2019-07-08 04:42:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5849","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5843,"post_author":"878","post_date":"2019-07-06 12:33:13","post_date_gmt":"2019-07-06 05:33:13","post_content":"\n

                                      Jika seseorang ditanya mengapa ia merokok, jawaban yang paling sering didengar: untuk relaksasi, teman rehat, rekan berkarya, dan semua hal yang mengalir ke muara bernama kenikmatan. Hampir semua berkutat di sekitar itu. Yang sedikit berbeda, ada juga yang menjawab supaya lebih enak ketika mengobrol dengan teman yang juga merokok, atau untuk mengusir hawa dingin yang mengepung tubuh.<\/p>\n\n\n\n

                                      Adalah Muhamad Sobary, seorang budayawan, penulis produktif, dan peneliti jempolan yang memiliki jawaban lain dari yang lain. Muhamad Sobary baru mulai merokok pada usia 59 tahun. Usia yang terlampau telat untuk memulai merokok. Di saat kebanyakan perokok lain memutuskan berhenti merokok di usia senja, laki-laki yang biasa disapa 'Kang Sob' ini malah baru mulai merokok.<\/p>\n\n\n\n

                                      Baca: Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                      Menurutnya, keputusan mulai merokok di usia senja Ia pilih sesaat setelah mengetahui seluk-beluk perang nikotin yang terjadi di bumi. Ragam bentuk isu mulai dari kesehatan, ekonomi, hingga isu lingkungan dijadikan alat oleh pemodal asing untuk merebut pasar rokok di negeri ini yang sepenuhnya dikuasai pengusaha dalam negeri lewat produk khas nusantara yang kerap disebut 'kretek'.<\/p>\n\n\n\n

                                      Bagi Kang Sob, merokok itu peristiwa politik. Merokok adalah aksi untuk melawan upaya pihak-pihak yang ingin merusak industri hasil tembakau (IHT) Indonesia. Dengan merokok, kita berpolitik, bukan sekadar berpolitik untuk IHT, namun berpolitik untuk petani tembakau, petani cengkeh, buruh tani, pekerja-pekerja di pabrik-pabrik rokok, hingga pedagang asongan. <\/p>\n\n\n\n

                                      Merokok itu sebuah bentuk keberpihakan. Berpihak pada nasib petani, berpihak kepada buruh tani dan pekerja pabrik, hingga akhirnya berpihak pada kedaulatan dan kemandirian bangsa lewat produk istimewa bernama kretek. Terang dan jelas dan lugas.<\/p><\/blockquote>\n\n\n\n

                                      Ada syarat yang mesti dipenuhi untuk bisa bersikap seperti Kang Sob bersikap ketika menikmati sebatang rokok kretek. Syarat itu adalah berada dekat dengan petani dan para pekerja di sektor IHT, merasakan hidup dan kehidupan mereka sehari-hari. Tanpa itu, sulit menerka bagaimana sensasi yang dirasakan ketika kita merokok dengan tujuan lelaku politik.<\/p>\n\n\n\n

                                      Dan itulah syarat yang dilalui Kang Sob hingga bisa merasakan ruh lelaku politik ketika Ia merokok. Bukan sekadar hidup dan berinteraksi lama dengan para petani tembakau, Kang Sob lebih jauh dari itu. Ia menuliskan kisah-kisah petani tembakau di Temanggung dalam disertasi doktoralnya\u2014kemudian diterbitkan penerbit KPG\u2014yang Ia beri judul 'Perlawanan Politik dan Puitik Petani Tembakau Temanggung'.<\/p>\n\n\n\n

                                      Baca: Ada Campur Tangan Bloomberg dalam Surat Edaran Menkes terkait Pemblokiran Iklan Rokok<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                      Usai membaca buku karya Kang Sob itu, saya lantas ingin merasakan langsung hidup dalam waktu cukup lama di lingkungan mereka yang menggantungkan hidup dari IHT. Merasakan perasaan yang dirasakan Kang Sob ketika merokok. Kesempatan itu pada akhirnya saya dapat di Munduk, Bali, dan Temanggung, Jawa Tengah, tempat Kang Sob melakukan riset untuk disertasinya.<\/p>\n\n\n\n

                                      Di Munduk, saya tinggal di rumah milik petani cengkeh, hidup berminggu-minggu di lingkungan yang mayoritasnya petani dan buruh tani cengkeh. Saya jalan-jalan ke kebun cengkeh. Melihat petani merawat kebun mereka. Saat panen tiba, saya datang ke kebun untuk melihat dari dekat cengkeh dipanen pekerja pemetik cengkeh. Pada momen-momen itu semua, kretek kerap menjadi teman saya dan para petani cengkeh di Munduk. Di sanalah saya merasakan dengan jernih seperti apa itu perasaan keberpihakan, perlawanan, dan lelaku politis lewat menikmati sebatang kretek.<\/p>\n\n\n\n

                                      Di Temanggung, lebih jauh lagi. Saya tak hanya melihat dari dekat bagaimana petani dan buruh tani menanam komoditas yang mendukung IHT. Di kabupaten yang diapit dua gunung itu, saya melihat secara langsung, bahkan menjadi salah satu pelaku yang mengelola manfaat IHT untuk keberlangsungan pendidikan anak-anak petani dan buruh tani tembakau lewat skema beasiswa. Di rumah-rumah petani di lereng gunung, di alun-alun kota, di kantor beasiswa KNPK, dan di banyak tempat lainnya di Temanggung, saya merasakan aktivitas merokok bukan sekadar untuk mengusir dingin cuaca pegunungan semata. Di sana saya mengekspresikan perlawanan lewat merokok. Melawan kesewenang-wenangan mereka anti-rokok yang hendak menghancurkan kehidupan banyak manusia.<\/p>\n","post_title":"Ekspresi Perlawanan Lewat Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"ekspresi-perlawanan-lewat-merokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-06 12:33:20","post_modified_gmt":"2019-07-06 05:33:20","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5843","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5841,"post_author":"877","post_date":"2019-07-05 12:42:06","post_date_gmt":"2019-07-05 05:42:06","post_content":"\r\n

                                      Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

                                      Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

                                      https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
                                      https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
                                      https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
                                      https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
                                      https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
                                      https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
                                      https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
                                      https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
                                      https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
                                      https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
                                      https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

                                      Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

                                      \"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

                                      Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

                                      Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

                                      Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

                                      Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

                                      Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

                                      Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

                                      Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

                                      Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

                                      Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

                                      Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

                                      Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_title":"Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"protes-petani-tembakau-temanggung-ke-kemkominfo","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2024-01-03 16:04:25","post_modified_gmt":"2024-01-03 09:04:25","post_content_filtered":"\r\n

                                      Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

                                      Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

                                      https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
                                      https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
                                      https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
                                      https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
                                      https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
                                      https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
                                      https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
                                      https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
                                      https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
                                      https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
                                      https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

                                      Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

                                      \"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

                                      Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

                                      Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

                                      Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

                                      Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

                                      Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

                                      Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

                                      Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

                                      Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

                                      Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

                                      Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

                                      Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5841","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5829,"post_author":"878","post_date":"2019-06-28 09:52:18","post_date_gmt":"2019-06-28 02:52:18","post_content":"\n

                                      Rokok, terutama rokok kretek, memberi inspirasi bagi banyak orang. Baik itu inspirasi ketika menikmati kretek atau usai menikmati rokok kretek, juga inspirasi dari produk rokok kreteknya. Lebih jauh dari itu, seluk-beluk dunia kretek mulai dari pertanian tembakau dan cengkeh, proses produksi kretek, transaksi dagang kretek, dan segala hal yang terkait dengan dunia perkretekan menginspirasi begitu banyak orang untuk berkarya dalam rupa-rupa bentuk karya.<\/p>\n\n\n\n

                                      Bagi para penikmat kretek sendiri, rupa-rupa pengalaman bersama kretek juga banyak datangkan kisah menarik. Yang paling kesohor tentu saja kisah K.H Agus Salim dengan diplomasi kreteknya yang membikin suasana di salah satu ruang istana kerajaan Inggris yang sebelumnya begitu kaku dan formil menjadi cair karenanya.<\/p>\n\n\n\n

                                      Baca: Sosiawan Leak Bercerita Soal Rokok dan Do\u2019a<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                      Bukan hanya K.H Agus Salim yang memiliki kisah kretek dengan luar negeri, ada banyak lainnya, salah satunya, Mahbub Djunaidi, tokoh Betawi, tokoh NU, wartawan jempolan, kolumnis produktif, dan banyak hal keren lainnya terkumpul dalam satu orang ini. Kekhasannya dalam menghasilkan karya tulis, mampu membikin tulisan bertema berat dalam kemasan humor dan enak dibaca, membikin hampir semua penulis Indonesia mengagumi tulisannya. Tulisan Mahbub Djunaidi terkait kretek, yang tayang di Koran Kompas pada 29 Maret 1987, lebih 32 tahun lalu, juga dikemas dalam suasana humor dan ringan dibaca namun sarat kritik yang menohok. <\/p>\n\n\n\n

                                      Tulisan Mahbub Djunaidi tentang kretek yang diberi judul \u2018Kretek\u2019 ini juga relevan dengan kondisi saat ini, bagaimana asing begitu mendikte negara ini dalam hal menyikapi rokok kretek. Lewat kaum anti-rokok pihak asing hendak menyingkirkan kretek. Secara halus, begitu halus, Mahbub Djunaidi mengkritik asing itu. Saya sadur seluruhnya saja tulisan Mahbub Djunaidi 32 tahun lalu itu di sini.<\/p>\n\n\n\n

                                      Kretek<\/h2>\n\n\n\n

                                      Oleh: Mahbub Djunaidi<\/p>\n\n\n\n

                                      Sekolah kolonialisme memang berbeda-beda. Yang satu lebih brutal dari yang lain, tapi dilihat dari bintang, hakikatnya sama: mempesiang bangsa lain sebagai usaha mencari sesuap nasi. Kolonial Inggris di daerah konsesi seperti Shanghai memperlakukan orang Cina tak lebih dari binatang. Di sebuah taman kota ada tulisan di pintu gerbangnya \u201cDilarang masuk: anjing dan orang Cina\u201d. Sampai sekarang tulisan itu tidak diangkat, agar generasi demi generasi mengerti betapa jahatnya sistem itu. Tapi, kolonial Belanda di negeri ini menganggap Cina lebih tinggi derajatnya dibanding\u00a0inlander<\/em>, penduduk anak negeri seperti kita-kita ini. Mereka membagi kereta api atau trem kota dalam tiga kelas. Kelas 1 khusus untuk orang Belanda. Kelas 2 untuk Cina dan Arab. Kelas 3 alias kelas kambing buat\u00a0inlander-inlander<\/em>\u00a0anak negeri.<\/p>\n\n\n\n

                                      Baca: Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                      Kecuali para nasionalis dan kaum pergerakan kebangsaan serta rakyat patriot yang bertekad merobohkan sistem itu, ada juga inlander <\/em>yang bersedia jadi budak untuk menggencet bangsa sendiri. Misalnya, para bupati dan pangreh praja yang jelek. Karena jiwanya memang dasar budak, dalam banyak hal mereka lebih nista dari tuannya sendiri. Dan karena jiwanya memang budak, mereka tak punya kepercayaan kepada kemampuan sendiri dan menganggap tuan asingnya bagai dewa putih yang berasal dari langit, dan dalam segala hal lebih unggul. Hubungan antara budak dan tuannya ini mirip dengan hubungan antara hewan sirkus dengan pelatihnya, menurut saja apa yang diperintahkan, dan meniru saja apa yang dicontohkan.<\/p>\n\n\n\n

                                      Sisa jiwa inlander<\/em> ini masih ada juga sedikit bayak di alam kemerdekaan. Pangreh praja yang punya kegemaran menginjak ke bawah dan menjilat ke atas pada dasarnya tetap kehinggapan pembawaan inlander<\/em> itu. Seorang yang senantiasa menganggap asing itu hebat dan senantiasa benar dan unggul, sebenarnya merupakan inlander <\/em>gaya baru, dan mengidap unsur-unsur budak. Bawahan yang menganggap atasannya selalu perlu ditiru dan \u201cdigugu<\/em>\u201d, tak peduli apapun yang dilakukannya, pada dasarnya punya tabiat orang jajahan, tak punya karakter bangsa mereka. Kerdil, penakut, melayang kemana angin bertiup, merupakan pakaian sehari-hari.<\/p>\n\n\n\n

                                      Sementara itu, jika seorang nyonya tidak sudi cangking tas kecuali merek Louis Vuitton walau bikinan Cibaduyut tak kalah bagusnya, berdandan dengan ramuan Yves Saint Laurent serta baju merek Calvin Klein, berkat dorongan anggapan bikinan asing itu dahsyat dan mampu naikkan gengsi, apakah terhadapnya kena pula julukan inlander<\/em> gaya baru?<\/p>\n\n\n\n

                                      Oh, bisa iya dan bisa juga bukan. Jangan-jangan sang nyonya memang patriot sejati, tapi karena kebanyakan uang menjadi sedikit bingung dan hilang keseimbangan. Atau seorang suami yang sudi memakai ikat pinggang merek Etienne Aigner dan domper merek Cartier dan hanya siap berangkat golf dengan kaos merek Lacosre, apakah inlander <\/em>gaya baru? juga bisa iya dan bisa juga tidak. Boleh jadi tokoh kita ini seorang pecinta tanah air berikut produksinya, tapi sekedar menjaga martabat dan gengsi, tak menjadi apa melekatkan barang-barang mahal ke tubuh satu-satunya.<\/p>\n\n\n\n

                                      Kawan saya yang tidak mau disebut inlander<\/em> baik gaya lama maupun baru, bertekad bulat kepingin menggunakan apa saja yang buatan dalam negeri, walau dia sama sekali tidak pernah ketemu Menteri Ginanjar Kartasasmita. Ia tidak merasa perlu memakai baju merek Charles Jourdan atau Lanvin, melainkan cukup bikinan Tegalparang yang tak beda dengan kemeja bikinan manapun di atas dunia. Ia tak merasa perlu pakai kaos merek Benetton karena produksi pinggiran kota Bandung sudah lebih dari cukup.<\/p>\n\n\n\n

                                      Dan untuk lebih membikin dia bukan inlander<\/em> yang kurang percaya harga diri sendiri, begitu mau berangkat ke luar negeri ia kempit berbungkus-bungkus rokok kretek, bukan Marlboro atau Camel atau Lucky Strike, yang kecuali untuk gengsi, asapnya biasa-biasa saja, tapi, begitu ia naik pesawat Air France, seorang pramugari menghampirinya.<\/p>\n\n\n\n

                                      \u201cMaaf, tuan hisap apa? Apa tuan hisap Hashish? Apa tuan sudi ganti rokok yang biasa-biasa saja?\u201d<\/p>\n\n\n\n

                                      \u201cini bukan hashish. Ini tembakau biasa campur cengkeh,\u201d jawab kawan saya. Dan karena tekadnya yang teguh mau menghisap rokok produksi negeri sendiri, kawan saya itu nekad hisap rokok kretek lagi di atas pesawat milik maskapai British Airways. Pada saat asapnya ngepul, datang lagi menghampiri seorang pramugari.<\/p>\n\n\n\n

                                      \u201cWah, bau apa itu? Apa ganja? Apa tuan bisa ganti yang lain saja? Para penumpang di sini idak biasa mengendus bau itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

                                      \u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

                                      Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

                                      Kompas, 29 Maret 1987
                                      <\/p>\n\n\n\n


                                      <\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

                                      Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

                                      Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

                                      Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

                                      Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                      Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

                                      Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

                                      Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

                                      Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

                                      Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

                                      Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

                                      Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
                                      <\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

                                      Paling Populer

                                      \n

                                      Berdasarkan penuturan petani, khususnya penghasil\u00a0Srinthil<\/em>, mutu istimewa itu hanya akan terjadi bila cuaca selama musim tanam tembakau sangat kering dan muncul dari jenis varitas tembakau lokal yang bernama\u00a0Kemloko<\/em>,\u00a0Kemloko 1<\/em>\u00a0dan\u00a0Kemloko 2<\/em>.<\/p>\n\n\n\n

                                      Baca: Tembakau Lauk dari Temanggung<\/p>\n\n\n\n

                                      Setelah daun tembakau itu dipetik dan digulung rapi, sebelum dirajang, petani di daerah-daerah tersebut di atas akan berharap-harap cemas bisa menghasilkan Srinthil. Pemeraman bertujuan mengubah warna daun dari hijau menjadi kuning sampai coklat. Muncul puthur kuning<\/em> saat diperam, demikian sering disebut oleh masyarakat lokal. Puthur kuning<\/em> yaitu semacam mikro organisme berwarna kuning dan mengeluarkan cairan dan aroma mirip alkohol.<\/p>\n\n\n\n

                                      Pemeraman sendiri merupakan proses fermentasi yang dikatalisir oleh enzim-enzim tertentu. Proses ini dilakukan secara alami, mengandalkan sumber energi hasil pemecahan pati menjadi gula dan selanjutnya gula menjadi CO2 dan H2O ditambah energi.<\/strong><\/p>\n\n\n\n

                                      Daun yang berpotensi menjadi Srinthil mulai diketahui setelah diperam lima hari. Daun itu berubah warna menjadi coklat kehitaman. Pemeraman akan diteruskan jika muncul tanda-bahwa menjadi Srinthil. Daun tembakau yang diperam itu tidak bakalan busuk, bila dirajang tidak menghasilkan struktur seperti serat tetapi menjadi hancur menggumpal, dan bila telah kering berwarna coklat kehitaman sampai hitam cerah dan mengkilat.<\/p>\n\n\n\n

                                      Pada \u201ctembakau temanggungan\u201d demikian lazim disebut, kualitas mutu rendah yang berasal dari daun posisi bawah cenderung memiliki warna hijau kekuningan cerah; sedang semakin tinggi mutunya yang berasal dari daun posisi atas maka warnanya juga cenderung menjadi makin kehitaman bahkan hitam berkilat (bahasa Jawa: \u201cnyamber lilen\u201d<\/em>).<\/p>\n\n\n\n

                                      Kualitas mutu yang berbeda juga berpengaruh pada harga yang berbeda. Jika harga rerata tembakau per kilogram di Temanggung berkisar antara Rp40.000 hingga Rp125.000, maka untuk jenis Srinthil harganya bisa berkisar antara  Rp600.000 hingga 1 juta.<\/p>\n\n\n\n

                                      Secara keseluruhan, merujuk pada buku yang berjudul Kretek\u2014Kajian Ekonomi dan Budaya 4 Kota<\/em> diestimasi, peredaran uang selama musim penanaman hingga masa panen di Temanggung mencapai lebih dari 2 triliun. Angka ini tentu sangat fantastis, melebihi buget APBD Kabupaten Temanggung pada 2018.<\/p>\n\n\n\n

                                      Sejauh ini, ilmu pengetahuan modern, khususnya di pusat-pusat penelitian budidaya tembakau, secara saintifik memang belum mampu mengungkap secara ilmiah rahasia dari kemunculan sang primadona itu. Berbagai eksperimen untuk menghasilkan tembakau dengan kualitas mutu Srinthil<\/em> tentu telah dilakukan berulang kali.<\/h4>\n\n\n\n

                                      Dengan memanfaatkan mikroorganisme yakni puthur kuning<\/em>, yaitu dengan mekanisme diisolasi, inokulasi dan disemprotkan ke daun tembakau, tapi ternyata hasilnya tetap saja nisbi tidak terjadi. Mikroorganisme itu tak berhasil berkembang sehingga pemeraman daun tembakau itu akhirnya juga tidak berhasil mengeluakan kualitas mutu Srinthil. Ya, selalu gagal.<\/p>\n\n\n\n

                                      Karena kualitas mutu Srinthil tidak bisa diciptakan, maka kedatangan si primadona ini oleh masyarakat Temanggung sering dilekatkan dengan aspek mistik. Konon, daun tembakau yang bakal menjadi Srinthil itu, pada malam hari akan tampak mengeluarkan cahaya kuning di kegelapan.<\/p>\n\n\n\n

                                      Sebagian masyarakat petani percaya, cahaya itu diturunkan oleh para dewa di langit. Srinthil bagi mereka adalah suatu \u2018pulung\u2019 <\/em>atau \u2018ndaru rigen\u2019<\/em>, sebuah keberuntungan atau berkah yang tidak dapat direncanakan oleh manusia dan semata terjadi karena kuasa Tuhan.<\/p>\n","post_title":"Primadona Itu Bernama Srinthil","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"primadona-itu-bernama-srinthil","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-12 10:42:26","post_modified_gmt":"2019-07-12 03:42:26","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5855","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5849,"post_author":"877","post_date":"2019-07-08 11:42:15","post_date_gmt":"2019-07-08 04:42:15","post_content":"\n

                                      Dari tahun 2007 hingga pertengahan 2015, terdeteksi banyak organisasi jumlahlnya kurang lebih 20an organisasi, lembaga penelitian pemerintah maupun kemasyaratan hingga keagaman yang ada di Indonesia, justru membawa agenda titipan asing, dengan program pengendalian tembakau. Melalui Bloomberg Initiative, kucuran dana itu sampai mengalir. Sebab, Indonesia dijadikan salah satu target utama karena tembakau yang ada 100% sebagai bahan dasar rokok kretek. Sedangkan asing dalam hal ini Bloomberg Initiative punya keinginan berbeda, yaitu mengusai bahan nikotin yang ada di daun tembakau. <\/p>\n\n\n\n

                                      Adanya kucuran dana yang menyuburkan dari Bloomberg Initiative, menjadikan organisasi atau lembaga di Indonesia  yang tidak memiliki jiwa potriotisme akan berlomba-lomba untuk mendapatkan dana tersebut. Bahkan ada juga organisasi yang menamakan diri sebagai pusat kajian sosial di bawah Universitas terkemuka di Indonesia, rela bekerjasama dengan Bloomberg Initiative. Seperti halnya Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia disingkat PKJS UI, yang dipromotori oleh Prof. dr. Hasbullah Thabrani, MPH dan kawan-kawan. <\/p>\n\n\n\n

                                      PKJS UI berdiri pada tanggal 14 September 2015, tujuannya sangat mulia, yaitu untuk menjembatani kebutuhan pusat penelitian jaminan sosial berbasis akademik, dan fokus pada program jaminan sosial di Indonesia. PKJS UI ini, sebagai langkah awal untuk persiapan membuat program Magister Jaminan Sosial di Indonesia. Semestinya PKJS UI, sebagai organisasi atau pusat kajian yang lahir dan berkembang di Indonesia, wajib memberikan perlindungan sosial terhadap seluruh masyarakat Indonesia, tidak terkecuali masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada sektor pertembakaun. <\/p>\n\n\n\n

                                      Dari hulu hingga hilir, ada sekitar 6,1juta jiwa serapan tenaga kerja pertembakauan, baik sebagai petani tembakau, petani cengkeh dan buruh\/karyawan rokok kretek. Perkebunan tembakau tersebar di 15 provinsi dan perkebunan cengkeh ada di 30 provinsi. Sektor pertembakauan mampu memberikan sumbangan APBN 8.92%, prosentasi yang fantastis dibanding pemasukan minyak dan gas (migas) yang hanya mampu 3.03%. <\/p>\n\n\n\n

                                      Tidak hanya itu, sektor pertembakauan di Indonesia punya sejarah panjang memiliki fungsi sosial dan budaya dalam kehidupan masyarakat. Satu-satunya sektor perdagangan yang mampu bertahan dimasa penjajahan disaat perekonomian bangsa Indonesia hancur. Pertembakauan sektor yang paling mandiri dari hulu hingga hilir, tidak pernah sekalipun mendapatkan subsidi dari Negara. Yang ada sebaliknya, Negara selalu meminta keuntungan lebih, dan tanpa modal. Sektor pertembakauan tahan krisis dan memiliki multiplier effect<\/em>, artinya usaha lain maju dan berkembang sangat dipengaruhi keberadaan pertembakauan. Dampak langsung, semisal di Temanggung banyak pengrajin keranjang yang bisa menikmati hasilnya saat panen tembakau. Di Kudus, dari percetakan hingga pasar tradisional menjadi ramai ketika permintaan rokok kretek meningkat. <\/p>\n\n\n\n

                                      Sekali lagi, keberadaan PKJS UI, seharusnya melakukan kajian untuk perlindungan pertembakauan di Indonesia, dan tidak sebaliknya. Sangat tidak etis, tidak patriotis dan nasionalis, ketika PKJS UI, melakukan pelemahan pada sektor pertembakaun dan mengedepankan kepentingan asing, gara-gara mendapatkan akses dari Bloomberg Initiative. Dalam laporan mitra kerja, PKJS UI bekerjasama dengan 20 lembaga, termasuk bekerjasama dengan Bloomberg Initiative (sumber: https:\/\/sksg.ui.ac.id\/pkjs<\/a>). Hal itu terlihat jelas kajian yang dilakukan PKJS UI sinergi dengan program Bloomberg Initiative untuk pengendalian tembakau. PKJS UI telah melakukan kajian sejak 2016 hingga 2018, setidaknya ada 5 kajian dari 9 kajian yang menyudutkan posisi pertembakauan dalam hal ini rokok kretek di Indonesia, yaitu: <\/p>\n\n\n\n

                                      1. Roadmap Upaya Pengendalian Belanja Rokok dari Dana Bantuan Sosial (Januari 2019)<\/li>
                                      2. Bantuan Sosial, Rokok dan Indikator Sosial Ekonomi di Indonesia (Januari 2019)<\/li>
                                      3. Dukungan Publik Terhadap Kenaikan Cukai Rokok untuk Pendanaan JKN (Agustus 2018)<\/li>
                                      4. Dukungan Publik Terhadap Kenaikan Harga Rokok (Juli 2018)<\/li>
                                      5. Perilaku Merokok Orang Tua dan Dampaknya Terhadap Stunting, Kecerdasan, dan Kemiskinan: Bukti Empiris dari Data Panel IFLS (Juni 2018)<\/li><\/ol>\n\n\n\n

                                        Bloomberg Initiative, adalah program filantropis yang dilakukan oleh pengusaha media dan layanan data keuangan berbasis di Amerika Serikat bernama Michael Bloomberg. Pada tahun 2006, ia mendonasikan uangnya sebesar 125 juta dolar AS dan pada tahun 2008 berjumlah 250 juta dolar AS untuk pendanaan kegiatan pengendalian tembakau, termasuk di Indonesia. Tiap tahunnya besaran donasi selalu meningkat.<\/p>\n\n\n\n

                                        Donasi tersebut tidak murni sumbangan, ada muatan dan hubungannya dengan farmasi, melalui sahabat karibnya sekaligus penasihatnya bernama William R. Brody menjabat sebagai direktur Novartis. Berawal dari hasil penelitian lembaga kesehatan modern di Amerika, Surgeon General, bahwa nikotin pada tembakau dapat membuat ketergantuangan. Oleh ahli farmakologi, nikotin pada tembakau banyak manfaat untuk obat terapi dan pengobatan. Lain itu, nikotin pada tembakau sangat bermanfaat sebagai obat nyeri, gelisah, depresi dan juga dapat meningkatkan konsentrasi. <\/p>\n\n\n\n

                                        Melihat dari manfaat nikotin dalam tembakau inilah memunculkan niat pengambilalihan bisnis nikotin pada tembakau. Namun sayangnya, niatan itu belum terwujud, karena penggunaan tembakau masih terkuasai oleh industri rokok.  Selain kebutuhan tembakau untuk bahan dasar rokok masih relative besar, juga tidak bisa menyaingi pabrikan rokok perihal harga pembelian tembakau. <\/p>\n\n\n\n

                                        Untuk itu, isu yang digulirkan adalah memerangi atau mengendalikan tembakau, bahkan sampai bagaimana caranya agar tembakau tidak dibuat bahan baku rokok. Satu-satunya jalan bersekutu dengan industri farmasi. Dilanjutkan berhasil memasukkan agenda kerangka kebijakan international dalam organisasi kesehatan dunia (WHO). Upaya pengambilalihan bisnis nikotin tersebut sebetulnya terjadi di berbagai Negara, termasuk Indonesia. Aliran dana digelontorkan besar-besaran mengalir ke lembaga-lembaga kesehatan, organisasi masyarakat bahkan sampai lembaga keagamaan, inilah yang dinamai politik dagang tingkat tinggi.<\/p>\n\n\n\n

                                        Untuk itu, marilah lembaga-lembaga, atau kajian-kajian yang lahir dan berkembang di Indonesia, agar lebih sensitif dan peka, mendahulukan kepentingan nasional dari pada kepentingan asing. Melindungi kepentingan masyarakat pribumi lebih penting dari pada melindungi kepentingan dagang asing. Jiwa nasionalisme dan patriotik sangat dibutuhkan untuk membangun bangsa menuju masa depan yang lebih baik.   
                                        <\/p>\n","post_title":"Selingkuh PKJS UI dengan Kepentingan Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"selingkuh-pkjs-ui-dengan-kepentingan-asing","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-08 11:42:23","post_modified_gmt":"2019-07-08 04:42:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5849","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5843,"post_author":"878","post_date":"2019-07-06 12:33:13","post_date_gmt":"2019-07-06 05:33:13","post_content":"\n

                                        Jika seseorang ditanya mengapa ia merokok, jawaban yang paling sering didengar: untuk relaksasi, teman rehat, rekan berkarya, dan semua hal yang mengalir ke muara bernama kenikmatan. Hampir semua berkutat di sekitar itu. Yang sedikit berbeda, ada juga yang menjawab supaya lebih enak ketika mengobrol dengan teman yang juga merokok, atau untuk mengusir hawa dingin yang mengepung tubuh.<\/p>\n\n\n\n

                                        Adalah Muhamad Sobary, seorang budayawan, penulis produktif, dan peneliti jempolan yang memiliki jawaban lain dari yang lain. Muhamad Sobary baru mulai merokok pada usia 59 tahun. Usia yang terlampau telat untuk memulai merokok. Di saat kebanyakan perokok lain memutuskan berhenti merokok di usia senja, laki-laki yang biasa disapa 'Kang Sob' ini malah baru mulai merokok.<\/p>\n\n\n\n

                                        Baca: Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                        Menurutnya, keputusan mulai merokok di usia senja Ia pilih sesaat setelah mengetahui seluk-beluk perang nikotin yang terjadi di bumi. Ragam bentuk isu mulai dari kesehatan, ekonomi, hingga isu lingkungan dijadikan alat oleh pemodal asing untuk merebut pasar rokok di negeri ini yang sepenuhnya dikuasai pengusaha dalam negeri lewat produk khas nusantara yang kerap disebut 'kretek'.<\/p>\n\n\n\n

                                        Bagi Kang Sob, merokok itu peristiwa politik. Merokok adalah aksi untuk melawan upaya pihak-pihak yang ingin merusak industri hasil tembakau (IHT) Indonesia. Dengan merokok, kita berpolitik, bukan sekadar berpolitik untuk IHT, namun berpolitik untuk petani tembakau, petani cengkeh, buruh tani, pekerja-pekerja di pabrik-pabrik rokok, hingga pedagang asongan. <\/p>\n\n\n\n

                                        Merokok itu sebuah bentuk keberpihakan. Berpihak pada nasib petani, berpihak kepada buruh tani dan pekerja pabrik, hingga akhirnya berpihak pada kedaulatan dan kemandirian bangsa lewat produk istimewa bernama kretek. Terang dan jelas dan lugas.<\/p><\/blockquote>\n\n\n\n

                                        Ada syarat yang mesti dipenuhi untuk bisa bersikap seperti Kang Sob bersikap ketika menikmati sebatang rokok kretek. Syarat itu adalah berada dekat dengan petani dan para pekerja di sektor IHT, merasakan hidup dan kehidupan mereka sehari-hari. Tanpa itu, sulit menerka bagaimana sensasi yang dirasakan ketika kita merokok dengan tujuan lelaku politik.<\/p>\n\n\n\n

                                        Dan itulah syarat yang dilalui Kang Sob hingga bisa merasakan ruh lelaku politik ketika Ia merokok. Bukan sekadar hidup dan berinteraksi lama dengan para petani tembakau, Kang Sob lebih jauh dari itu. Ia menuliskan kisah-kisah petani tembakau di Temanggung dalam disertasi doktoralnya\u2014kemudian diterbitkan penerbit KPG\u2014yang Ia beri judul 'Perlawanan Politik dan Puitik Petani Tembakau Temanggung'.<\/p>\n\n\n\n

                                        Baca: Ada Campur Tangan Bloomberg dalam Surat Edaran Menkes terkait Pemblokiran Iklan Rokok<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                        Usai membaca buku karya Kang Sob itu, saya lantas ingin merasakan langsung hidup dalam waktu cukup lama di lingkungan mereka yang menggantungkan hidup dari IHT. Merasakan perasaan yang dirasakan Kang Sob ketika merokok. Kesempatan itu pada akhirnya saya dapat di Munduk, Bali, dan Temanggung, Jawa Tengah, tempat Kang Sob melakukan riset untuk disertasinya.<\/p>\n\n\n\n

                                        Di Munduk, saya tinggal di rumah milik petani cengkeh, hidup berminggu-minggu di lingkungan yang mayoritasnya petani dan buruh tani cengkeh. Saya jalan-jalan ke kebun cengkeh. Melihat petani merawat kebun mereka. Saat panen tiba, saya datang ke kebun untuk melihat dari dekat cengkeh dipanen pekerja pemetik cengkeh. Pada momen-momen itu semua, kretek kerap menjadi teman saya dan para petani cengkeh di Munduk. Di sanalah saya merasakan dengan jernih seperti apa itu perasaan keberpihakan, perlawanan, dan lelaku politis lewat menikmati sebatang kretek.<\/p>\n\n\n\n

                                        Di Temanggung, lebih jauh lagi. Saya tak hanya melihat dari dekat bagaimana petani dan buruh tani menanam komoditas yang mendukung IHT. Di kabupaten yang diapit dua gunung itu, saya melihat secara langsung, bahkan menjadi salah satu pelaku yang mengelola manfaat IHT untuk keberlangsungan pendidikan anak-anak petani dan buruh tani tembakau lewat skema beasiswa. Di rumah-rumah petani di lereng gunung, di alun-alun kota, di kantor beasiswa KNPK, dan di banyak tempat lainnya di Temanggung, saya merasakan aktivitas merokok bukan sekadar untuk mengusir dingin cuaca pegunungan semata. Di sana saya mengekspresikan perlawanan lewat merokok. Melawan kesewenang-wenangan mereka anti-rokok yang hendak menghancurkan kehidupan banyak manusia.<\/p>\n","post_title":"Ekspresi Perlawanan Lewat Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"ekspresi-perlawanan-lewat-merokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-06 12:33:20","post_modified_gmt":"2019-07-06 05:33:20","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5843","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5841,"post_author":"877","post_date":"2019-07-05 12:42:06","post_date_gmt":"2019-07-05 05:42:06","post_content":"\r\n

                                        Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

                                        Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

                                        https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
                                        https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
                                        https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
                                        https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
                                        https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
                                        https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
                                        https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
                                        https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
                                        https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
                                        https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
                                        https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

                                        Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

                                        \"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

                                        Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

                                        Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

                                        Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

                                        Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

                                        Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

                                        Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

                                        Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

                                        Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

                                        Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

                                        Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

                                        Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_title":"Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"protes-petani-tembakau-temanggung-ke-kemkominfo","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2024-01-03 16:04:25","post_modified_gmt":"2024-01-03 09:04:25","post_content_filtered":"\r\n

                                        Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

                                        Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

                                        https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
                                        https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
                                        https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
                                        https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
                                        https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
                                        https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
                                        https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
                                        https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
                                        https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
                                        https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
                                        https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

                                        Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

                                        \"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

                                        Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

                                        Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

                                        Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

                                        Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

                                        Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

                                        Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

                                        Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

                                        Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

                                        Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

                                        Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

                                        Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5841","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5829,"post_author":"878","post_date":"2019-06-28 09:52:18","post_date_gmt":"2019-06-28 02:52:18","post_content":"\n

                                        Rokok, terutama rokok kretek, memberi inspirasi bagi banyak orang. Baik itu inspirasi ketika menikmati kretek atau usai menikmati rokok kretek, juga inspirasi dari produk rokok kreteknya. Lebih jauh dari itu, seluk-beluk dunia kretek mulai dari pertanian tembakau dan cengkeh, proses produksi kretek, transaksi dagang kretek, dan segala hal yang terkait dengan dunia perkretekan menginspirasi begitu banyak orang untuk berkarya dalam rupa-rupa bentuk karya.<\/p>\n\n\n\n

                                        Bagi para penikmat kretek sendiri, rupa-rupa pengalaman bersama kretek juga banyak datangkan kisah menarik. Yang paling kesohor tentu saja kisah K.H Agus Salim dengan diplomasi kreteknya yang membikin suasana di salah satu ruang istana kerajaan Inggris yang sebelumnya begitu kaku dan formil menjadi cair karenanya.<\/p>\n\n\n\n

                                        Baca: Sosiawan Leak Bercerita Soal Rokok dan Do\u2019a<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                        Bukan hanya K.H Agus Salim yang memiliki kisah kretek dengan luar negeri, ada banyak lainnya, salah satunya, Mahbub Djunaidi, tokoh Betawi, tokoh NU, wartawan jempolan, kolumnis produktif, dan banyak hal keren lainnya terkumpul dalam satu orang ini. Kekhasannya dalam menghasilkan karya tulis, mampu membikin tulisan bertema berat dalam kemasan humor dan enak dibaca, membikin hampir semua penulis Indonesia mengagumi tulisannya. Tulisan Mahbub Djunaidi terkait kretek, yang tayang di Koran Kompas pada 29 Maret 1987, lebih 32 tahun lalu, juga dikemas dalam suasana humor dan ringan dibaca namun sarat kritik yang menohok. <\/p>\n\n\n\n

                                        Tulisan Mahbub Djunaidi tentang kretek yang diberi judul \u2018Kretek\u2019 ini juga relevan dengan kondisi saat ini, bagaimana asing begitu mendikte negara ini dalam hal menyikapi rokok kretek. Lewat kaum anti-rokok pihak asing hendak menyingkirkan kretek. Secara halus, begitu halus, Mahbub Djunaidi mengkritik asing itu. Saya sadur seluruhnya saja tulisan Mahbub Djunaidi 32 tahun lalu itu di sini.<\/p>\n\n\n\n

                                        Kretek<\/h2>\n\n\n\n

                                        Oleh: Mahbub Djunaidi<\/p>\n\n\n\n

                                        Sekolah kolonialisme memang berbeda-beda. Yang satu lebih brutal dari yang lain, tapi dilihat dari bintang, hakikatnya sama: mempesiang bangsa lain sebagai usaha mencari sesuap nasi. Kolonial Inggris di daerah konsesi seperti Shanghai memperlakukan orang Cina tak lebih dari binatang. Di sebuah taman kota ada tulisan di pintu gerbangnya \u201cDilarang masuk: anjing dan orang Cina\u201d. Sampai sekarang tulisan itu tidak diangkat, agar generasi demi generasi mengerti betapa jahatnya sistem itu. Tapi, kolonial Belanda di negeri ini menganggap Cina lebih tinggi derajatnya dibanding\u00a0inlander<\/em>, penduduk anak negeri seperti kita-kita ini. Mereka membagi kereta api atau trem kota dalam tiga kelas. Kelas 1 khusus untuk orang Belanda. Kelas 2 untuk Cina dan Arab. Kelas 3 alias kelas kambing buat\u00a0inlander-inlander<\/em>\u00a0anak negeri.<\/p>\n\n\n\n

                                        Baca: Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                        Kecuali para nasionalis dan kaum pergerakan kebangsaan serta rakyat patriot yang bertekad merobohkan sistem itu, ada juga inlander <\/em>yang bersedia jadi budak untuk menggencet bangsa sendiri. Misalnya, para bupati dan pangreh praja yang jelek. Karena jiwanya memang dasar budak, dalam banyak hal mereka lebih nista dari tuannya sendiri. Dan karena jiwanya memang budak, mereka tak punya kepercayaan kepada kemampuan sendiri dan menganggap tuan asingnya bagai dewa putih yang berasal dari langit, dan dalam segala hal lebih unggul. Hubungan antara budak dan tuannya ini mirip dengan hubungan antara hewan sirkus dengan pelatihnya, menurut saja apa yang diperintahkan, dan meniru saja apa yang dicontohkan.<\/p>\n\n\n\n

                                        Sisa jiwa inlander<\/em> ini masih ada juga sedikit bayak di alam kemerdekaan. Pangreh praja yang punya kegemaran menginjak ke bawah dan menjilat ke atas pada dasarnya tetap kehinggapan pembawaan inlander<\/em> itu. Seorang yang senantiasa menganggap asing itu hebat dan senantiasa benar dan unggul, sebenarnya merupakan inlander <\/em>gaya baru, dan mengidap unsur-unsur budak. Bawahan yang menganggap atasannya selalu perlu ditiru dan \u201cdigugu<\/em>\u201d, tak peduli apapun yang dilakukannya, pada dasarnya punya tabiat orang jajahan, tak punya karakter bangsa mereka. Kerdil, penakut, melayang kemana angin bertiup, merupakan pakaian sehari-hari.<\/p>\n\n\n\n

                                        Sementara itu, jika seorang nyonya tidak sudi cangking tas kecuali merek Louis Vuitton walau bikinan Cibaduyut tak kalah bagusnya, berdandan dengan ramuan Yves Saint Laurent serta baju merek Calvin Klein, berkat dorongan anggapan bikinan asing itu dahsyat dan mampu naikkan gengsi, apakah terhadapnya kena pula julukan inlander<\/em> gaya baru?<\/p>\n\n\n\n

                                        Oh, bisa iya dan bisa juga bukan. Jangan-jangan sang nyonya memang patriot sejati, tapi karena kebanyakan uang menjadi sedikit bingung dan hilang keseimbangan. Atau seorang suami yang sudi memakai ikat pinggang merek Etienne Aigner dan domper merek Cartier dan hanya siap berangkat golf dengan kaos merek Lacosre, apakah inlander <\/em>gaya baru? juga bisa iya dan bisa juga tidak. Boleh jadi tokoh kita ini seorang pecinta tanah air berikut produksinya, tapi sekedar menjaga martabat dan gengsi, tak menjadi apa melekatkan barang-barang mahal ke tubuh satu-satunya.<\/p>\n\n\n\n

                                        Kawan saya yang tidak mau disebut inlander<\/em> baik gaya lama maupun baru, bertekad bulat kepingin menggunakan apa saja yang buatan dalam negeri, walau dia sama sekali tidak pernah ketemu Menteri Ginanjar Kartasasmita. Ia tidak merasa perlu memakai baju merek Charles Jourdan atau Lanvin, melainkan cukup bikinan Tegalparang yang tak beda dengan kemeja bikinan manapun di atas dunia. Ia tak merasa perlu pakai kaos merek Benetton karena produksi pinggiran kota Bandung sudah lebih dari cukup.<\/p>\n\n\n\n

                                        Dan untuk lebih membikin dia bukan inlander<\/em> yang kurang percaya harga diri sendiri, begitu mau berangkat ke luar negeri ia kempit berbungkus-bungkus rokok kretek, bukan Marlboro atau Camel atau Lucky Strike, yang kecuali untuk gengsi, asapnya biasa-biasa saja, tapi, begitu ia naik pesawat Air France, seorang pramugari menghampirinya.<\/p>\n\n\n\n

                                        \u201cMaaf, tuan hisap apa? Apa tuan hisap Hashish? Apa tuan sudi ganti rokok yang biasa-biasa saja?\u201d<\/p>\n\n\n\n

                                        \u201cini bukan hashish. Ini tembakau biasa campur cengkeh,\u201d jawab kawan saya. Dan karena tekadnya yang teguh mau menghisap rokok produksi negeri sendiri, kawan saya itu nekad hisap rokok kretek lagi di atas pesawat milik maskapai British Airways. Pada saat asapnya ngepul, datang lagi menghampiri seorang pramugari.<\/p>\n\n\n\n

                                        \u201cWah, bau apa itu? Apa ganja? Apa tuan bisa ganti yang lain saja? Para penumpang di sini idak biasa mengendus bau itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

                                        \u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

                                        Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

                                        Kompas, 29 Maret 1987
                                        <\/p>\n\n\n\n


                                        <\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

                                        Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

                                        Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

                                        Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

                                        Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                        Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

                                        Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

                                        Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

                                        Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

                                        Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

                                        Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

                                        Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
                                        <\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

                                        Paling Populer

                                        \n

                                        Fenomena Srinthil hanya dapat muncul dari hasil tembakau yang dihasilkan di daerah dengan ketinggian di atas 800 m dpl. Akan tetapi tidak semua tempat di ketinggian itu serta-merta dapat menghasilkan Srinthil. Bahkan pada lahan yang sama di masa panen berbeda, bisa jadi pada suatu momen tertentu menghasilkan Srinthil tetapi pada momen lain ternyata tidak.<\/p>\n\n\n\n

                                        Berdasarkan penuturan petani, khususnya penghasil\u00a0Srinthil<\/em>, mutu istimewa itu hanya akan terjadi bila cuaca selama musim tanam tembakau sangat kering dan muncul dari jenis varitas tembakau lokal yang bernama\u00a0Kemloko<\/em>,\u00a0Kemloko 1<\/em>\u00a0dan\u00a0Kemloko 2<\/em>.<\/p>\n\n\n\n

                                        Baca: Tembakau Lauk dari Temanggung<\/p>\n\n\n\n

                                        Setelah daun tembakau itu dipetik dan digulung rapi, sebelum dirajang, petani di daerah-daerah tersebut di atas akan berharap-harap cemas bisa menghasilkan Srinthil. Pemeraman bertujuan mengubah warna daun dari hijau menjadi kuning sampai coklat. Muncul puthur kuning<\/em> saat diperam, demikian sering disebut oleh masyarakat lokal. Puthur kuning<\/em> yaitu semacam mikro organisme berwarna kuning dan mengeluarkan cairan dan aroma mirip alkohol.<\/p>\n\n\n\n

                                        Pemeraman sendiri merupakan proses fermentasi yang dikatalisir oleh enzim-enzim tertentu. Proses ini dilakukan secara alami, mengandalkan sumber energi hasil pemecahan pati menjadi gula dan selanjutnya gula menjadi CO2 dan H2O ditambah energi.<\/strong><\/p>\n\n\n\n

                                        Daun yang berpotensi menjadi Srinthil mulai diketahui setelah diperam lima hari. Daun itu berubah warna menjadi coklat kehitaman. Pemeraman akan diteruskan jika muncul tanda-bahwa menjadi Srinthil. Daun tembakau yang diperam itu tidak bakalan busuk, bila dirajang tidak menghasilkan struktur seperti serat tetapi menjadi hancur menggumpal, dan bila telah kering berwarna coklat kehitaman sampai hitam cerah dan mengkilat.<\/p>\n\n\n\n

                                        Pada \u201ctembakau temanggungan\u201d demikian lazim disebut, kualitas mutu rendah yang berasal dari daun posisi bawah cenderung memiliki warna hijau kekuningan cerah; sedang semakin tinggi mutunya yang berasal dari daun posisi atas maka warnanya juga cenderung menjadi makin kehitaman bahkan hitam berkilat (bahasa Jawa: \u201cnyamber lilen\u201d<\/em>).<\/p>\n\n\n\n

                                        Kualitas mutu yang berbeda juga berpengaruh pada harga yang berbeda. Jika harga rerata tembakau per kilogram di Temanggung berkisar antara Rp40.000 hingga Rp125.000, maka untuk jenis Srinthil harganya bisa berkisar antara  Rp600.000 hingga 1 juta.<\/p>\n\n\n\n

                                        Secara keseluruhan, merujuk pada buku yang berjudul Kretek\u2014Kajian Ekonomi dan Budaya 4 Kota<\/em> diestimasi, peredaran uang selama musim penanaman hingga masa panen di Temanggung mencapai lebih dari 2 triliun. Angka ini tentu sangat fantastis, melebihi buget APBD Kabupaten Temanggung pada 2018.<\/p>\n\n\n\n

                                        Sejauh ini, ilmu pengetahuan modern, khususnya di pusat-pusat penelitian budidaya tembakau, secara saintifik memang belum mampu mengungkap secara ilmiah rahasia dari kemunculan sang primadona itu. Berbagai eksperimen untuk menghasilkan tembakau dengan kualitas mutu Srinthil<\/em> tentu telah dilakukan berulang kali.<\/h4>\n\n\n\n

                                        Dengan memanfaatkan mikroorganisme yakni puthur kuning<\/em>, yaitu dengan mekanisme diisolasi, inokulasi dan disemprotkan ke daun tembakau, tapi ternyata hasilnya tetap saja nisbi tidak terjadi. Mikroorganisme itu tak berhasil berkembang sehingga pemeraman daun tembakau itu akhirnya juga tidak berhasil mengeluakan kualitas mutu Srinthil. Ya, selalu gagal.<\/p>\n\n\n\n

                                        Karena kualitas mutu Srinthil tidak bisa diciptakan, maka kedatangan si primadona ini oleh masyarakat Temanggung sering dilekatkan dengan aspek mistik. Konon, daun tembakau yang bakal menjadi Srinthil itu, pada malam hari akan tampak mengeluarkan cahaya kuning di kegelapan.<\/p>\n\n\n\n

                                        Sebagian masyarakat petani percaya, cahaya itu diturunkan oleh para dewa di langit. Srinthil bagi mereka adalah suatu \u2018pulung\u2019 <\/em>atau \u2018ndaru rigen\u2019<\/em>, sebuah keberuntungan atau berkah yang tidak dapat direncanakan oleh manusia dan semata terjadi karena kuasa Tuhan.<\/p>\n","post_title":"Primadona Itu Bernama Srinthil","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"primadona-itu-bernama-srinthil","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-12 10:42:26","post_modified_gmt":"2019-07-12 03:42:26","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5855","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5849,"post_author":"877","post_date":"2019-07-08 11:42:15","post_date_gmt":"2019-07-08 04:42:15","post_content":"\n

                                        Dari tahun 2007 hingga pertengahan 2015, terdeteksi banyak organisasi jumlahlnya kurang lebih 20an organisasi, lembaga penelitian pemerintah maupun kemasyaratan hingga keagaman yang ada di Indonesia, justru membawa agenda titipan asing, dengan program pengendalian tembakau. Melalui Bloomberg Initiative, kucuran dana itu sampai mengalir. Sebab, Indonesia dijadikan salah satu target utama karena tembakau yang ada 100% sebagai bahan dasar rokok kretek. Sedangkan asing dalam hal ini Bloomberg Initiative punya keinginan berbeda, yaitu mengusai bahan nikotin yang ada di daun tembakau. <\/p>\n\n\n\n

                                        Adanya kucuran dana yang menyuburkan dari Bloomberg Initiative, menjadikan organisasi atau lembaga di Indonesia  yang tidak memiliki jiwa potriotisme akan berlomba-lomba untuk mendapatkan dana tersebut. Bahkan ada juga organisasi yang menamakan diri sebagai pusat kajian sosial di bawah Universitas terkemuka di Indonesia, rela bekerjasama dengan Bloomberg Initiative. Seperti halnya Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia disingkat PKJS UI, yang dipromotori oleh Prof. dr. Hasbullah Thabrani, MPH dan kawan-kawan. <\/p>\n\n\n\n

                                        PKJS UI berdiri pada tanggal 14 September 2015, tujuannya sangat mulia, yaitu untuk menjembatani kebutuhan pusat penelitian jaminan sosial berbasis akademik, dan fokus pada program jaminan sosial di Indonesia. PKJS UI ini, sebagai langkah awal untuk persiapan membuat program Magister Jaminan Sosial di Indonesia. Semestinya PKJS UI, sebagai organisasi atau pusat kajian yang lahir dan berkembang di Indonesia, wajib memberikan perlindungan sosial terhadap seluruh masyarakat Indonesia, tidak terkecuali masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada sektor pertembakaun. <\/p>\n\n\n\n

                                        Dari hulu hingga hilir, ada sekitar 6,1juta jiwa serapan tenaga kerja pertembakauan, baik sebagai petani tembakau, petani cengkeh dan buruh\/karyawan rokok kretek. Perkebunan tembakau tersebar di 15 provinsi dan perkebunan cengkeh ada di 30 provinsi. Sektor pertembakauan mampu memberikan sumbangan APBN 8.92%, prosentasi yang fantastis dibanding pemasukan minyak dan gas (migas) yang hanya mampu 3.03%. <\/p>\n\n\n\n

                                        Tidak hanya itu, sektor pertembakauan di Indonesia punya sejarah panjang memiliki fungsi sosial dan budaya dalam kehidupan masyarakat. Satu-satunya sektor perdagangan yang mampu bertahan dimasa penjajahan disaat perekonomian bangsa Indonesia hancur. Pertembakauan sektor yang paling mandiri dari hulu hingga hilir, tidak pernah sekalipun mendapatkan subsidi dari Negara. Yang ada sebaliknya, Negara selalu meminta keuntungan lebih, dan tanpa modal. Sektor pertembakauan tahan krisis dan memiliki multiplier effect<\/em>, artinya usaha lain maju dan berkembang sangat dipengaruhi keberadaan pertembakauan. Dampak langsung, semisal di Temanggung banyak pengrajin keranjang yang bisa menikmati hasilnya saat panen tembakau. Di Kudus, dari percetakan hingga pasar tradisional menjadi ramai ketika permintaan rokok kretek meningkat. <\/p>\n\n\n\n

                                        Sekali lagi, keberadaan PKJS UI, seharusnya melakukan kajian untuk perlindungan pertembakauan di Indonesia, dan tidak sebaliknya. Sangat tidak etis, tidak patriotis dan nasionalis, ketika PKJS UI, melakukan pelemahan pada sektor pertembakaun dan mengedepankan kepentingan asing, gara-gara mendapatkan akses dari Bloomberg Initiative. Dalam laporan mitra kerja, PKJS UI bekerjasama dengan 20 lembaga, termasuk bekerjasama dengan Bloomberg Initiative (sumber: https:\/\/sksg.ui.ac.id\/pkjs<\/a>). Hal itu terlihat jelas kajian yang dilakukan PKJS UI sinergi dengan program Bloomberg Initiative untuk pengendalian tembakau. PKJS UI telah melakukan kajian sejak 2016 hingga 2018, setidaknya ada 5 kajian dari 9 kajian yang menyudutkan posisi pertembakauan dalam hal ini rokok kretek di Indonesia, yaitu: <\/p>\n\n\n\n

                                        1. Roadmap Upaya Pengendalian Belanja Rokok dari Dana Bantuan Sosial (Januari 2019)<\/li>
                                        2. Bantuan Sosial, Rokok dan Indikator Sosial Ekonomi di Indonesia (Januari 2019)<\/li>
                                        3. Dukungan Publik Terhadap Kenaikan Cukai Rokok untuk Pendanaan JKN (Agustus 2018)<\/li>
                                        4. Dukungan Publik Terhadap Kenaikan Harga Rokok (Juli 2018)<\/li>
                                        5. Perilaku Merokok Orang Tua dan Dampaknya Terhadap Stunting, Kecerdasan, dan Kemiskinan: Bukti Empiris dari Data Panel IFLS (Juni 2018)<\/li><\/ol>\n\n\n\n

                                          Bloomberg Initiative, adalah program filantropis yang dilakukan oleh pengusaha media dan layanan data keuangan berbasis di Amerika Serikat bernama Michael Bloomberg. Pada tahun 2006, ia mendonasikan uangnya sebesar 125 juta dolar AS dan pada tahun 2008 berjumlah 250 juta dolar AS untuk pendanaan kegiatan pengendalian tembakau, termasuk di Indonesia. Tiap tahunnya besaran donasi selalu meningkat.<\/p>\n\n\n\n

                                          Donasi tersebut tidak murni sumbangan, ada muatan dan hubungannya dengan farmasi, melalui sahabat karibnya sekaligus penasihatnya bernama William R. Brody menjabat sebagai direktur Novartis. Berawal dari hasil penelitian lembaga kesehatan modern di Amerika, Surgeon General, bahwa nikotin pada tembakau dapat membuat ketergantuangan. Oleh ahli farmakologi, nikotin pada tembakau banyak manfaat untuk obat terapi dan pengobatan. Lain itu, nikotin pada tembakau sangat bermanfaat sebagai obat nyeri, gelisah, depresi dan juga dapat meningkatkan konsentrasi. <\/p>\n\n\n\n

                                          Melihat dari manfaat nikotin dalam tembakau inilah memunculkan niat pengambilalihan bisnis nikotin pada tembakau. Namun sayangnya, niatan itu belum terwujud, karena penggunaan tembakau masih terkuasai oleh industri rokok.  Selain kebutuhan tembakau untuk bahan dasar rokok masih relative besar, juga tidak bisa menyaingi pabrikan rokok perihal harga pembelian tembakau. <\/p>\n\n\n\n

                                          Untuk itu, isu yang digulirkan adalah memerangi atau mengendalikan tembakau, bahkan sampai bagaimana caranya agar tembakau tidak dibuat bahan baku rokok. Satu-satunya jalan bersekutu dengan industri farmasi. Dilanjutkan berhasil memasukkan agenda kerangka kebijakan international dalam organisasi kesehatan dunia (WHO). Upaya pengambilalihan bisnis nikotin tersebut sebetulnya terjadi di berbagai Negara, termasuk Indonesia. Aliran dana digelontorkan besar-besaran mengalir ke lembaga-lembaga kesehatan, organisasi masyarakat bahkan sampai lembaga keagamaan, inilah yang dinamai politik dagang tingkat tinggi.<\/p>\n\n\n\n

                                          Untuk itu, marilah lembaga-lembaga, atau kajian-kajian yang lahir dan berkembang di Indonesia, agar lebih sensitif dan peka, mendahulukan kepentingan nasional dari pada kepentingan asing. Melindungi kepentingan masyarakat pribumi lebih penting dari pada melindungi kepentingan dagang asing. Jiwa nasionalisme dan patriotik sangat dibutuhkan untuk membangun bangsa menuju masa depan yang lebih baik.   
                                          <\/p>\n","post_title":"Selingkuh PKJS UI dengan Kepentingan Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"selingkuh-pkjs-ui-dengan-kepentingan-asing","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-08 11:42:23","post_modified_gmt":"2019-07-08 04:42:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5849","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5843,"post_author":"878","post_date":"2019-07-06 12:33:13","post_date_gmt":"2019-07-06 05:33:13","post_content":"\n

                                          Jika seseorang ditanya mengapa ia merokok, jawaban yang paling sering didengar: untuk relaksasi, teman rehat, rekan berkarya, dan semua hal yang mengalir ke muara bernama kenikmatan. Hampir semua berkutat di sekitar itu. Yang sedikit berbeda, ada juga yang menjawab supaya lebih enak ketika mengobrol dengan teman yang juga merokok, atau untuk mengusir hawa dingin yang mengepung tubuh.<\/p>\n\n\n\n

                                          Adalah Muhamad Sobary, seorang budayawan, penulis produktif, dan peneliti jempolan yang memiliki jawaban lain dari yang lain. Muhamad Sobary baru mulai merokok pada usia 59 tahun. Usia yang terlampau telat untuk memulai merokok. Di saat kebanyakan perokok lain memutuskan berhenti merokok di usia senja, laki-laki yang biasa disapa 'Kang Sob' ini malah baru mulai merokok.<\/p>\n\n\n\n

                                          Baca: Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                          Menurutnya, keputusan mulai merokok di usia senja Ia pilih sesaat setelah mengetahui seluk-beluk perang nikotin yang terjadi di bumi. Ragam bentuk isu mulai dari kesehatan, ekonomi, hingga isu lingkungan dijadikan alat oleh pemodal asing untuk merebut pasar rokok di negeri ini yang sepenuhnya dikuasai pengusaha dalam negeri lewat produk khas nusantara yang kerap disebut 'kretek'.<\/p>\n\n\n\n

                                          Bagi Kang Sob, merokok itu peristiwa politik. Merokok adalah aksi untuk melawan upaya pihak-pihak yang ingin merusak industri hasil tembakau (IHT) Indonesia. Dengan merokok, kita berpolitik, bukan sekadar berpolitik untuk IHT, namun berpolitik untuk petani tembakau, petani cengkeh, buruh tani, pekerja-pekerja di pabrik-pabrik rokok, hingga pedagang asongan. <\/p>\n\n\n\n

                                          Merokok itu sebuah bentuk keberpihakan. Berpihak pada nasib petani, berpihak kepada buruh tani dan pekerja pabrik, hingga akhirnya berpihak pada kedaulatan dan kemandirian bangsa lewat produk istimewa bernama kretek. Terang dan jelas dan lugas.<\/p><\/blockquote>\n\n\n\n

                                          Ada syarat yang mesti dipenuhi untuk bisa bersikap seperti Kang Sob bersikap ketika menikmati sebatang rokok kretek. Syarat itu adalah berada dekat dengan petani dan para pekerja di sektor IHT, merasakan hidup dan kehidupan mereka sehari-hari. Tanpa itu, sulit menerka bagaimana sensasi yang dirasakan ketika kita merokok dengan tujuan lelaku politik.<\/p>\n\n\n\n

                                          Dan itulah syarat yang dilalui Kang Sob hingga bisa merasakan ruh lelaku politik ketika Ia merokok. Bukan sekadar hidup dan berinteraksi lama dengan para petani tembakau, Kang Sob lebih jauh dari itu. Ia menuliskan kisah-kisah petani tembakau di Temanggung dalam disertasi doktoralnya\u2014kemudian diterbitkan penerbit KPG\u2014yang Ia beri judul 'Perlawanan Politik dan Puitik Petani Tembakau Temanggung'.<\/p>\n\n\n\n

                                          Baca: Ada Campur Tangan Bloomberg dalam Surat Edaran Menkes terkait Pemblokiran Iklan Rokok<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                          Usai membaca buku karya Kang Sob itu, saya lantas ingin merasakan langsung hidup dalam waktu cukup lama di lingkungan mereka yang menggantungkan hidup dari IHT. Merasakan perasaan yang dirasakan Kang Sob ketika merokok. Kesempatan itu pada akhirnya saya dapat di Munduk, Bali, dan Temanggung, Jawa Tengah, tempat Kang Sob melakukan riset untuk disertasinya.<\/p>\n\n\n\n

                                          Di Munduk, saya tinggal di rumah milik petani cengkeh, hidup berminggu-minggu di lingkungan yang mayoritasnya petani dan buruh tani cengkeh. Saya jalan-jalan ke kebun cengkeh. Melihat petani merawat kebun mereka. Saat panen tiba, saya datang ke kebun untuk melihat dari dekat cengkeh dipanen pekerja pemetik cengkeh. Pada momen-momen itu semua, kretek kerap menjadi teman saya dan para petani cengkeh di Munduk. Di sanalah saya merasakan dengan jernih seperti apa itu perasaan keberpihakan, perlawanan, dan lelaku politis lewat menikmati sebatang kretek.<\/p>\n\n\n\n

                                          Di Temanggung, lebih jauh lagi. Saya tak hanya melihat dari dekat bagaimana petani dan buruh tani menanam komoditas yang mendukung IHT. Di kabupaten yang diapit dua gunung itu, saya melihat secara langsung, bahkan menjadi salah satu pelaku yang mengelola manfaat IHT untuk keberlangsungan pendidikan anak-anak petani dan buruh tani tembakau lewat skema beasiswa. Di rumah-rumah petani di lereng gunung, di alun-alun kota, di kantor beasiswa KNPK, dan di banyak tempat lainnya di Temanggung, saya merasakan aktivitas merokok bukan sekadar untuk mengusir dingin cuaca pegunungan semata. Di sana saya mengekspresikan perlawanan lewat merokok. Melawan kesewenang-wenangan mereka anti-rokok yang hendak menghancurkan kehidupan banyak manusia.<\/p>\n","post_title":"Ekspresi Perlawanan Lewat Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"ekspresi-perlawanan-lewat-merokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-06 12:33:20","post_modified_gmt":"2019-07-06 05:33:20","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5843","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5841,"post_author":"877","post_date":"2019-07-05 12:42:06","post_date_gmt":"2019-07-05 05:42:06","post_content":"\r\n

                                          Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

                                          Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

                                          https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
                                          https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
                                          https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
                                          https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
                                          https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
                                          https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
                                          https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
                                          https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
                                          https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
                                          https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
                                          https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

                                          Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

                                          \"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

                                          Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

                                          Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

                                          Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

                                          Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

                                          Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

                                          Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

                                          Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

                                          Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

                                          Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

                                          Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

                                          Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_title":"Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"protes-petani-tembakau-temanggung-ke-kemkominfo","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2024-01-03 16:04:25","post_modified_gmt":"2024-01-03 09:04:25","post_content_filtered":"\r\n

                                          Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

                                          Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

                                          https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
                                          https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
                                          https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
                                          https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
                                          https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
                                          https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
                                          https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
                                          https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
                                          https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
                                          https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
                                          https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

                                          Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

                                          \"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

                                          Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

                                          Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

                                          Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

                                          Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

                                          Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

                                          Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

                                          Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

                                          Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

                                          Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

                                          Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

                                          Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5841","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5829,"post_author":"878","post_date":"2019-06-28 09:52:18","post_date_gmt":"2019-06-28 02:52:18","post_content":"\n

                                          Rokok, terutama rokok kretek, memberi inspirasi bagi banyak orang. Baik itu inspirasi ketika menikmati kretek atau usai menikmati rokok kretek, juga inspirasi dari produk rokok kreteknya. Lebih jauh dari itu, seluk-beluk dunia kretek mulai dari pertanian tembakau dan cengkeh, proses produksi kretek, transaksi dagang kretek, dan segala hal yang terkait dengan dunia perkretekan menginspirasi begitu banyak orang untuk berkarya dalam rupa-rupa bentuk karya.<\/p>\n\n\n\n

                                          Bagi para penikmat kretek sendiri, rupa-rupa pengalaman bersama kretek juga banyak datangkan kisah menarik. Yang paling kesohor tentu saja kisah K.H Agus Salim dengan diplomasi kreteknya yang membikin suasana di salah satu ruang istana kerajaan Inggris yang sebelumnya begitu kaku dan formil menjadi cair karenanya.<\/p>\n\n\n\n

                                          Baca: Sosiawan Leak Bercerita Soal Rokok dan Do\u2019a<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                          Bukan hanya K.H Agus Salim yang memiliki kisah kretek dengan luar negeri, ada banyak lainnya, salah satunya, Mahbub Djunaidi, tokoh Betawi, tokoh NU, wartawan jempolan, kolumnis produktif, dan banyak hal keren lainnya terkumpul dalam satu orang ini. Kekhasannya dalam menghasilkan karya tulis, mampu membikin tulisan bertema berat dalam kemasan humor dan enak dibaca, membikin hampir semua penulis Indonesia mengagumi tulisannya. Tulisan Mahbub Djunaidi terkait kretek, yang tayang di Koran Kompas pada 29 Maret 1987, lebih 32 tahun lalu, juga dikemas dalam suasana humor dan ringan dibaca namun sarat kritik yang menohok. <\/p>\n\n\n\n

                                          Tulisan Mahbub Djunaidi tentang kretek yang diberi judul \u2018Kretek\u2019 ini juga relevan dengan kondisi saat ini, bagaimana asing begitu mendikte negara ini dalam hal menyikapi rokok kretek. Lewat kaum anti-rokok pihak asing hendak menyingkirkan kretek. Secara halus, begitu halus, Mahbub Djunaidi mengkritik asing itu. Saya sadur seluruhnya saja tulisan Mahbub Djunaidi 32 tahun lalu itu di sini.<\/p>\n\n\n\n

                                          Kretek<\/h2>\n\n\n\n

                                          Oleh: Mahbub Djunaidi<\/p>\n\n\n\n

                                          Sekolah kolonialisme memang berbeda-beda. Yang satu lebih brutal dari yang lain, tapi dilihat dari bintang, hakikatnya sama: mempesiang bangsa lain sebagai usaha mencari sesuap nasi. Kolonial Inggris di daerah konsesi seperti Shanghai memperlakukan orang Cina tak lebih dari binatang. Di sebuah taman kota ada tulisan di pintu gerbangnya \u201cDilarang masuk: anjing dan orang Cina\u201d. Sampai sekarang tulisan itu tidak diangkat, agar generasi demi generasi mengerti betapa jahatnya sistem itu. Tapi, kolonial Belanda di negeri ini menganggap Cina lebih tinggi derajatnya dibanding\u00a0inlander<\/em>, penduduk anak negeri seperti kita-kita ini. Mereka membagi kereta api atau trem kota dalam tiga kelas. Kelas 1 khusus untuk orang Belanda. Kelas 2 untuk Cina dan Arab. Kelas 3 alias kelas kambing buat\u00a0inlander-inlander<\/em>\u00a0anak negeri.<\/p>\n\n\n\n

                                          Baca: Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                          Kecuali para nasionalis dan kaum pergerakan kebangsaan serta rakyat patriot yang bertekad merobohkan sistem itu, ada juga inlander <\/em>yang bersedia jadi budak untuk menggencet bangsa sendiri. Misalnya, para bupati dan pangreh praja yang jelek. Karena jiwanya memang dasar budak, dalam banyak hal mereka lebih nista dari tuannya sendiri. Dan karena jiwanya memang budak, mereka tak punya kepercayaan kepada kemampuan sendiri dan menganggap tuan asingnya bagai dewa putih yang berasal dari langit, dan dalam segala hal lebih unggul. Hubungan antara budak dan tuannya ini mirip dengan hubungan antara hewan sirkus dengan pelatihnya, menurut saja apa yang diperintahkan, dan meniru saja apa yang dicontohkan.<\/p>\n\n\n\n

                                          Sisa jiwa inlander<\/em> ini masih ada juga sedikit bayak di alam kemerdekaan. Pangreh praja yang punya kegemaran menginjak ke bawah dan menjilat ke atas pada dasarnya tetap kehinggapan pembawaan inlander<\/em> itu. Seorang yang senantiasa menganggap asing itu hebat dan senantiasa benar dan unggul, sebenarnya merupakan inlander <\/em>gaya baru, dan mengidap unsur-unsur budak. Bawahan yang menganggap atasannya selalu perlu ditiru dan \u201cdigugu<\/em>\u201d, tak peduli apapun yang dilakukannya, pada dasarnya punya tabiat orang jajahan, tak punya karakter bangsa mereka. Kerdil, penakut, melayang kemana angin bertiup, merupakan pakaian sehari-hari.<\/p>\n\n\n\n

                                          Sementara itu, jika seorang nyonya tidak sudi cangking tas kecuali merek Louis Vuitton walau bikinan Cibaduyut tak kalah bagusnya, berdandan dengan ramuan Yves Saint Laurent serta baju merek Calvin Klein, berkat dorongan anggapan bikinan asing itu dahsyat dan mampu naikkan gengsi, apakah terhadapnya kena pula julukan inlander<\/em> gaya baru?<\/p>\n\n\n\n

                                          Oh, bisa iya dan bisa juga bukan. Jangan-jangan sang nyonya memang patriot sejati, tapi karena kebanyakan uang menjadi sedikit bingung dan hilang keseimbangan. Atau seorang suami yang sudi memakai ikat pinggang merek Etienne Aigner dan domper merek Cartier dan hanya siap berangkat golf dengan kaos merek Lacosre, apakah inlander <\/em>gaya baru? juga bisa iya dan bisa juga tidak. Boleh jadi tokoh kita ini seorang pecinta tanah air berikut produksinya, tapi sekedar menjaga martabat dan gengsi, tak menjadi apa melekatkan barang-barang mahal ke tubuh satu-satunya.<\/p>\n\n\n\n

                                          Kawan saya yang tidak mau disebut inlander<\/em> baik gaya lama maupun baru, bertekad bulat kepingin menggunakan apa saja yang buatan dalam negeri, walau dia sama sekali tidak pernah ketemu Menteri Ginanjar Kartasasmita. Ia tidak merasa perlu memakai baju merek Charles Jourdan atau Lanvin, melainkan cukup bikinan Tegalparang yang tak beda dengan kemeja bikinan manapun di atas dunia. Ia tak merasa perlu pakai kaos merek Benetton karena produksi pinggiran kota Bandung sudah lebih dari cukup.<\/p>\n\n\n\n

                                          Dan untuk lebih membikin dia bukan inlander<\/em> yang kurang percaya harga diri sendiri, begitu mau berangkat ke luar negeri ia kempit berbungkus-bungkus rokok kretek, bukan Marlboro atau Camel atau Lucky Strike, yang kecuali untuk gengsi, asapnya biasa-biasa saja, tapi, begitu ia naik pesawat Air France, seorang pramugari menghampirinya.<\/p>\n\n\n\n

                                          \u201cMaaf, tuan hisap apa? Apa tuan hisap Hashish? Apa tuan sudi ganti rokok yang biasa-biasa saja?\u201d<\/p>\n\n\n\n

                                          \u201cini bukan hashish. Ini tembakau biasa campur cengkeh,\u201d jawab kawan saya. Dan karena tekadnya yang teguh mau menghisap rokok produksi negeri sendiri, kawan saya itu nekad hisap rokok kretek lagi di atas pesawat milik maskapai British Airways. Pada saat asapnya ngepul, datang lagi menghampiri seorang pramugari.<\/p>\n\n\n\n

                                          \u201cWah, bau apa itu? Apa ganja? Apa tuan bisa ganti yang lain saja? Para penumpang di sini idak biasa mengendus bau itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

                                          \u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

                                          Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

                                          Kompas, 29 Maret 1987
                                          <\/p>\n\n\n\n


                                          <\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

                                          Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

                                          Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

                                          Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

                                          Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                          Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

                                          Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

                                          Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

                                          Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

                                          Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

                                          Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

                                          Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
                                          <\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

                                          Paling Populer

                                          \n

                                          Srinthil juga rasanya lebih berat. Hasil analisis Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat pada 2013 terhadap contoh tembakau Srinthil, ternyata memiliki kadar nikotin bervariasi antara 5,05%--7,58%.<\/p>\n\n\n\n

                                          Fenomena Srinthil hanya dapat muncul dari hasil tembakau yang dihasilkan di daerah dengan ketinggian di atas 800 m dpl. Akan tetapi tidak semua tempat di ketinggian itu serta-merta dapat menghasilkan Srinthil. Bahkan pada lahan yang sama di masa panen berbeda, bisa jadi pada suatu momen tertentu menghasilkan Srinthil tetapi pada momen lain ternyata tidak.<\/p>\n\n\n\n

                                          Berdasarkan penuturan petani, khususnya penghasil\u00a0Srinthil<\/em>, mutu istimewa itu hanya akan terjadi bila cuaca selama musim tanam tembakau sangat kering dan muncul dari jenis varitas tembakau lokal yang bernama\u00a0Kemloko<\/em>,\u00a0Kemloko 1<\/em>\u00a0dan\u00a0Kemloko 2<\/em>.<\/p>\n\n\n\n

                                          Baca: Tembakau Lauk dari Temanggung<\/p>\n\n\n\n

                                          Setelah daun tembakau itu dipetik dan digulung rapi, sebelum dirajang, petani di daerah-daerah tersebut di atas akan berharap-harap cemas bisa menghasilkan Srinthil. Pemeraman bertujuan mengubah warna daun dari hijau menjadi kuning sampai coklat. Muncul puthur kuning<\/em> saat diperam, demikian sering disebut oleh masyarakat lokal. Puthur kuning<\/em> yaitu semacam mikro organisme berwarna kuning dan mengeluarkan cairan dan aroma mirip alkohol.<\/p>\n\n\n\n

                                          Pemeraman sendiri merupakan proses fermentasi yang dikatalisir oleh enzim-enzim tertentu. Proses ini dilakukan secara alami, mengandalkan sumber energi hasil pemecahan pati menjadi gula dan selanjutnya gula menjadi CO2 dan H2O ditambah energi.<\/strong><\/p>\n\n\n\n

                                          Daun yang berpotensi menjadi Srinthil mulai diketahui setelah diperam lima hari. Daun itu berubah warna menjadi coklat kehitaman. Pemeraman akan diteruskan jika muncul tanda-bahwa menjadi Srinthil. Daun tembakau yang diperam itu tidak bakalan busuk, bila dirajang tidak menghasilkan struktur seperti serat tetapi menjadi hancur menggumpal, dan bila telah kering berwarna coklat kehitaman sampai hitam cerah dan mengkilat.<\/p>\n\n\n\n

                                          Pada \u201ctembakau temanggungan\u201d demikian lazim disebut, kualitas mutu rendah yang berasal dari daun posisi bawah cenderung memiliki warna hijau kekuningan cerah; sedang semakin tinggi mutunya yang berasal dari daun posisi atas maka warnanya juga cenderung menjadi makin kehitaman bahkan hitam berkilat (bahasa Jawa: \u201cnyamber lilen\u201d<\/em>).<\/p>\n\n\n\n

                                          Kualitas mutu yang berbeda juga berpengaruh pada harga yang berbeda. Jika harga rerata tembakau per kilogram di Temanggung berkisar antara Rp40.000 hingga Rp125.000, maka untuk jenis Srinthil harganya bisa berkisar antara  Rp600.000 hingga 1 juta.<\/p>\n\n\n\n

                                          Secara keseluruhan, merujuk pada buku yang berjudul Kretek\u2014Kajian Ekonomi dan Budaya 4 Kota<\/em> diestimasi, peredaran uang selama musim penanaman hingga masa panen di Temanggung mencapai lebih dari 2 triliun. Angka ini tentu sangat fantastis, melebihi buget APBD Kabupaten Temanggung pada 2018.<\/p>\n\n\n\n

                                          Sejauh ini, ilmu pengetahuan modern, khususnya di pusat-pusat penelitian budidaya tembakau, secara saintifik memang belum mampu mengungkap secara ilmiah rahasia dari kemunculan sang primadona itu. Berbagai eksperimen untuk menghasilkan tembakau dengan kualitas mutu Srinthil<\/em> tentu telah dilakukan berulang kali.<\/h4>\n\n\n\n

                                          Dengan memanfaatkan mikroorganisme yakni puthur kuning<\/em>, yaitu dengan mekanisme diisolasi, inokulasi dan disemprotkan ke daun tembakau, tapi ternyata hasilnya tetap saja nisbi tidak terjadi. Mikroorganisme itu tak berhasil berkembang sehingga pemeraman daun tembakau itu akhirnya juga tidak berhasil mengeluakan kualitas mutu Srinthil. Ya, selalu gagal.<\/p>\n\n\n\n

                                          Karena kualitas mutu Srinthil tidak bisa diciptakan, maka kedatangan si primadona ini oleh masyarakat Temanggung sering dilekatkan dengan aspek mistik. Konon, daun tembakau yang bakal menjadi Srinthil itu, pada malam hari akan tampak mengeluarkan cahaya kuning di kegelapan.<\/p>\n\n\n\n

                                          Sebagian masyarakat petani percaya, cahaya itu diturunkan oleh para dewa di langit. Srinthil bagi mereka adalah suatu \u2018pulung\u2019 <\/em>atau \u2018ndaru rigen\u2019<\/em>, sebuah keberuntungan atau berkah yang tidak dapat direncanakan oleh manusia dan semata terjadi karena kuasa Tuhan.<\/p>\n","post_title":"Primadona Itu Bernama Srinthil","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"primadona-itu-bernama-srinthil","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-12 10:42:26","post_modified_gmt":"2019-07-12 03:42:26","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5855","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5849,"post_author":"877","post_date":"2019-07-08 11:42:15","post_date_gmt":"2019-07-08 04:42:15","post_content":"\n

                                          Dari tahun 2007 hingga pertengahan 2015, terdeteksi banyak organisasi jumlahlnya kurang lebih 20an organisasi, lembaga penelitian pemerintah maupun kemasyaratan hingga keagaman yang ada di Indonesia, justru membawa agenda titipan asing, dengan program pengendalian tembakau. Melalui Bloomberg Initiative, kucuran dana itu sampai mengalir. Sebab, Indonesia dijadikan salah satu target utama karena tembakau yang ada 100% sebagai bahan dasar rokok kretek. Sedangkan asing dalam hal ini Bloomberg Initiative punya keinginan berbeda, yaitu mengusai bahan nikotin yang ada di daun tembakau. <\/p>\n\n\n\n

                                          Adanya kucuran dana yang menyuburkan dari Bloomberg Initiative, menjadikan organisasi atau lembaga di Indonesia  yang tidak memiliki jiwa potriotisme akan berlomba-lomba untuk mendapatkan dana tersebut. Bahkan ada juga organisasi yang menamakan diri sebagai pusat kajian sosial di bawah Universitas terkemuka di Indonesia, rela bekerjasama dengan Bloomberg Initiative. Seperti halnya Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia disingkat PKJS UI, yang dipromotori oleh Prof. dr. Hasbullah Thabrani, MPH dan kawan-kawan. <\/p>\n\n\n\n

                                          PKJS UI berdiri pada tanggal 14 September 2015, tujuannya sangat mulia, yaitu untuk menjembatani kebutuhan pusat penelitian jaminan sosial berbasis akademik, dan fokus pada program jaminan sosial di Indonesia. PKJS UI ini, sebagai langkah awal untuk persiapan membuat program Magister Jaminan Sosial di Indonesia. Semestinya PKJS UI, sebagai organisasi atau pusat kajian yang lahir dan berkembang di Indonesia, wajib memberikan perlindungan sosial terhadap seluruh masyarakat Indonesia, tidak terkecuali masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada sektor pertembakaun. <\/p>\n\n\n\n

                                          Dari hulu hingga hilir, ada sekitar 6,1juta jiwa serapan tenaga kerja pertembakauan, baik sebagai petani tembakau, petani cengkeh dan buruh\/karyawan rokok kretek. Perkebunan tembakau tersebar di 15 provinsi dan perkebunan cengkeh ada di 30 provinsi. Sektor pertembakauan mampu memberikan sumbangan APBN 8.92%, prosentasi yang fantastis dibanding pemasukan minyak dan gas (migas) yang hanya mampu 3.03%. <\/p>\n\n\n\n

                                          Tidak hanya itu, sektor pertembakauan di Indonesia punya sejarah panjang memiliki fungsi sosial dan budaya dalam kehidupan masyarakat. Satu-satunya sektor perdagangan yang mampu bertahan dimasa penjajahan disaat perekonomian bangsa Indonesia hancur. Pertembakauan sektor yang paling mandiri dari hulu hingga hilir, tidak pernah sekalipun mendapatkan subsidi dari Negara. Yang ada sebaliknya, Negara selalu meminta keuntungan lebih, dan tanpa modal. Sektor pertembakauan tahan krisis dan memiliki multiplier effect<\/em>, artinya usaha lain maju dan berkembang sangat dipengaruhi keberadaan pertembakauan. Dampak langsung, semisal di Temanggung banyak pengrajin keranjang yang bisa menikmati hasilnya saat panen tembakau. Di Kudus, dari percetakan hingga pasar tradisional menjadi ramai ketika permintaan rokok kretek meningkat. <\/p>\n\n\n\n

                                          Sekali lagi, keberadaan PKJS UI, seharusnya melakukan kajian untuk perlindungan pertembakauan di Indonesia, dan tidak sebaliknya. Sangat tidak etis, tidak patriotis dan nasionalis, ketika PKJS UI, melakukan pelemahan pada sektor pertembakaun dan mengedepankan kepentingan asing, gara-gara mendapatkan akses dari Bloomberg Initiative. Dalam laporan mitra kerja, PKJS UI bekerjasama dengan 20 lembaga, termasuk bekerjasama dengan Bloomberg Initiative (sumber: https:\/\/sksg.ui.ac.id\/pkjs<\/a>). Hal itu terlihat jelas kajian yang dilakukan PKJS UI sinergi dengan program Bloomberg Initiative untuk pengendalian tembakau. PKJS UI telah melakukan kajian sejak 2016 hingga 2018, setidaknya ada 5 kajian dari 9 kajian yang menyudutkan posisi pertembakauan dalam hal ini rokok kretek di Indonesia, yaitu: <\/p>\n\n\n\n

                                          1. Roadmap Upaya Pengendalian Belanja Rokok dari Dana Bantuan Sosial (Januari 2019)<\/li>
                                          2. Bantuan Sosial, Rokok dan Indikator Sosial Ekonomi di Indonesia (Januari 2019)<\/li>
                                          3. Dukungan Publik Terhadap Kenaikan Cukai Rokok untuk Pendanaan JKN (Agustus 2018)<\/li>
                                          4. Dukungan Publik Terhadap Kenaikan Harga Rokok (Juli 2018)<\/li>
                                          5. Perilaku Merokok Orang Tua dan Dampaknya Terhadap Stunting, Kecerdasan, dan Kemiskinan: Bukti Empiris dari Data Panel IFLS (Juni 2018)<\/li><\/ol>\n\n\n\n

                                            Bloomberg Initiative, adalah program filantropis yang dilakukan oleh pengusaha media dan layanan data keuangan berbasis di Amerika Serikat bernama Michael Bloomberg. Pada tahun 2006, ia mendonasikan uangnya sebesar 125 juta dolar AS dan pada tahun 2008 berjumlah 250 juta dolar AS untuk pendanaan kegiatan pengendalian tembakau, termasuk di Indonesia. Tiap tahunnya besaran donasi selalu meningkat.<\/p>\n\n\n\n

                                            Donasi tersebut tidak murni sumbangan, ada muatan dan hubungannya dengan farmasi, melalui sahabat karibnya sekaligus penasihatnya bernama William R. Brody menjabat sebagai direktur Novartis. Berawal dari hasil penelitian lembaga kesehatan modern di Amerika, Surgeon General, bahwa nikotin pada tembakau dapat membuat ketergantuangan. Oleh ahli farmakologi, nikotin pada tembakau banyak manfaat untuk obat terapi dan pengobatan. Lain itu, nikotin pada tembakau sangat bermanfaat sebagai obat nyeri, gelisah, depresi dan juga dapat meningkatkan konsentrasi. <\/p>\n\n\n\n

                                            Melihat dari manfaat nikotin dalam tembakau inilah memunculkan niat pengambilalihan bisnis nikotin pada tembakau. Namun sayangnya, niatan itu belum terwujud, karena penggunaan tembakau masih terkuasai oleh industri rokok.  Selain kebutuhan tembakau untuk bahan dasar rokok masih relative besar, juga tidak bisa menyaingi pabrikan rokok perihal harga pembelian tembakau. <\/p>\n\n\n\n

                                            Untuk itu, isu yang digulirkan adalah memerangi atau mengendalikan tembakau, bahkan sampai bagaimana caranya agar tembakau tidak dibuat bahan baku rokok. Satu-satunya jalan bersekutu dengan industri farmasi. Dilanjutkan berhasil memasukkan agenda kerangka kebijakan international dalam organisasi kesehatan dunia (WHO). Upaya pengambilalihan bisnis nikotin tersebut sebetulnya terjadi di berbagai Negara, termasuk Indonesia. Aliran dana digelontorkan besar-besaran mengalir ke lembaga-lembaga kesehatan, organisasi masyarakat bahkan sampai lembaga keagamaan, inilah yang dinamai politik dagang tingkat tinggi.<\/p>\n\n\n\n

                                            Untuk itu, marilah lembaga-lembaga, atau kajian-kajian yang lahir dan berkembang di Indonesia, agar lebih sensitif dan peka, mendahulukan kepentingan nasional dari pada kepentingan asing. Melindungi kepentingan masyarakat pribumi lebih penting dari pada melindungi kepentingan dagang asing. Jiwa nasionalisme dan patriotik sangat dibutuhkan untuk membangun bangsa menuju masa depan yang lebih baik.   
                                            <\/p>\n","post_title":"Selingkuh PKJS UI dengan Kepentingan Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"selingkuh-pkjs-ui-dengan-kepentingan-asing","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-08 11:42:23","post_modified_gmt":"2019-07-08 04:42:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5849","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5843,"post_author":"878","post_date":"2019-07-06 12:33:13","post_date_gmt":"2019-07-06 05:33:13","post_content":"\n

                                            Jika seseorang ditanya mengapa ia merokok, jawaban yang paling sering didengar: untuk relaksasi, teman rehat, rekan berkarya, dan semua hal yang mengalir ke muara bernama kenikmatan. Hampir semua berkutat di sekitar itu. Yang sedikit berbeda, ada juga yang menjawab supaya lebih enak ketika mengobrol dengan teman yang juga merokok, atau untuk mengusir hawa dingin yang mengepung tubuh.<\/p>\n\n\n\n

                                            Adalah Muhamad Sobary, seorang budayawan, penulis produktif, dan peneliti jempolan yang memiliki jawaban lain dari yang lain. Muhamad Sobary baru mulai merokok pada usia 59 tahun. Usia yang terlampau telat untuk memulai merokok. Di saat kebanyakan perokok lain memutuskan berhenti merokok di usia senja, laki-laki yang biasa disapa 'Kang Sob' ini malah baru mulai merokok.<\/p>\n\n\n\n

                                            Baca: Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                            Menurutnya, keputusan mulai merokok di usia senja Ia pilih sesaat setelah mengetahui seluk-beluk perang nikotin yang terjadi di bumi. Ragam bentuk isu mulai dari kesehatan, ekonomi, hingga isu lingkungan dijadikan alat oleh pemodal asing untuk merebut pasar rokok di negeri ini yang sepenuhnya dikuasai pengusaha dalam negeri lewat produk khas nusantara yang kerap disebut 'kretek'.<\/p>\n\n\n\n

                                            Bagi Kang Sob, merokok itu peristiwa politik. Merokok adalah aksi untuk melawan upaya pihak-pihak yang ingin merusak industri hasil tembakau (IHT) Indonesia. Dengan merokok, kita berpolitik, bukan sekadar berpolitik untuk IHT, namun berpolitik untuk petani tembakau, petani cengkeh, buruh tani, pekerja-pekerja di pabrik-pabrik rokok, hingga pedagang asongan. <\/p>\n\n\n\n

                                            Merokok itu sebuah bentuk keberpihakan. Berpihak pada nasib petani, berpihak kepada buruh tani dan pekerja pabrik, hingga akhirnya berpihak pada kedaulatan dan kemandirian bangsa lewat produk istimewa bernama kretek. Terang dan jelas dan lugas.<\/p><\/blockquote>\n\n\n\n

                                            Ada syarat yang mesti dipenuhi untuk bisa bersikap seperti Kang Sob bersikap ketika menikmati sebatang rokok kretek. Syarat itu adalah berada dekat dengan petani dan para pekerja di sektor IHT, merasakan hidup dan kehidupan mereka sehari-hari. Tanpa itu, sulit menerka bagaimana sensasi yang dirasakan ketika kita merokok dengan tujuan lelaku politik.<\/p>\n\n\n\n

                                            Dan itulah syarat yang dilalui Kang Sob hingga bisa merasakan ruh lelaku politik ketika Ia merokok. Bukan sekadar hidup dan berinteraksi lama dengan para petani tembakau, Kang Sob lebih jauh dari itu. Ia menuliskan kisah-kisah petani tembakau di Temanggung dalam disertasi doktoralnya\u2014kemudian diterbitkan penerbit KPG\u2014yang Ia beri judul 'Perlawanan Politik dan Puitik Petani Tembakau Temanggung'.<\/p>\n\n\n\n

                                            Baca: Ada Campur Tangan Bloomberg dalam Surat Edaran Menkes terkait Pemblokiran Iklan Rokok<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                            Usai membaca buku karya Kang Sob itu, saya lantas ingin merasakan langsung hidup dalam waktu cukup lama di lingkungan mereka yang menggantungkan hidup dari IHT. Merasakan perasaan yang dirasakan Kang Sob ketika merokok. Kesempatan itu pada akhirnya saya dapat di Munduk, Bali, dan Temanggung, Jawa Tengah, tempat Kang Sob melakukan riset untuk disertasinya.<\/p>\n\n\n\n

                                            Di Munduk, saya tinggal di rumah milik petani cengkeh, hidup berminggu-minggu di lingkungan yang mayoritasnya petani dan buruh tani cengkeh. Saya jalan-jalan ke kebun cengkeh. Melihat petani merawat kebun mereka. Saat panen tiba, saya datang ke kebun untuk melihat dari dekat cengkeh dipanen pekerja pemetik cengkeh. Pada momen-momen itu semua, kretek kerap menjadi teman saya dan para petani cengkeh di Munduk. Di sanalah saya merasakan dengan jernih seperti apa itu perasaan keberpihakan, perlawanan, dan lelaku politis lewat menikmati sebatang kretek.<\/p>\n\n\n\n

                                            Di Temanggung, lebih jauh lagi. Saya tak hanya melihat dari dekat bagaimana petani dan buruh tani menanam komoditas yang mendukung IHT. Di kabupaten yang diapit dua gunung itu, saya melihat secara langsung, bahkan menjadi salah satu pelaku yang mengelola manfaat IHT untuk keberlangsungan pendidikan anak-anak petani dan buruh tani tembakau lewat skema beasiswa. Di rumah-rumah petani di lereng gunung, di alun-alun kota, di kantor beasiswa KNPK, dan di banyak tempat lainnya di Temanggung, saya merasakan aktivitas merokok bukan sekadar untuk mengusir dingin cuaca pegunungan semata. Di sana saya mengekspresikan perlawanan lewat merokok. Melawan kesewenang-wenangan mereka anti-rokok yang hendak menghancurkan kehidupan banyak manusia.<\/p>\n","post_title":"Ekspresi Perlawanan Lewat Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"ekspresi-perlawanan-lewat-merokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-06 12:33:20","post_modified_gmt":"2019-07-06 05:33:20","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5843","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5841,"post_author":"877","post_date":"2019-07-05 12:42:06","post_date_gmt":"2019-07-05 05:42:06","post_content":"\r\n

                                            Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

                                            Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

                                            https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
                                            https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
                                            https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
                                            https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
                                            https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
                                            https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
                                            https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
                                            https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
                                            https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
                                            https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
                                            https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

                                            Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

                                            \"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

                                            Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

                                            Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

                                            Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

                                            Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

                                            Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

                                            Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

                                            Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

                                            Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

                                            Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

                                            Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

                                            Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_title":"Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"protes-petani-tembakau-temanggung-ke-kemkominfo","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2024-01-03 16:04:25","post_modified_gmt":"2024-01-03 09:04:25","post_content_filtered":"\r\n

                                            Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

                                            Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

                                            https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
                                            https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
                                            https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
                                            https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
                                            https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
                                            https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
                                            https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
                                            https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
                                            https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
                                            https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
                                            https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

                                            Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

                                            \"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

                                            Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

                                            Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

                                            Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

                                            Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

                                            Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

                                            Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

                                            Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

                                            Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

                                            Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

                                            Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

                                            Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5841","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5829,"post_author":"878","post_date":"2019-06-28 09:52:18","post_date_gmt":"2019-06-28 02:52:18","post_content":"\n

                                            Rokok, terutama rokok kretek, memberi inspirasi bagi banyak orang. Baik itu inspirasi ketika menikmati kretek atau usai menikmati rokok kretek, juga inspirasi dari produk rokok kreteknya. Lebih jauh dari itu, seluk-beluk dunia kretek mulai dari pertanian tembakau dan cengkeh, proses produksi kretek, transaksi dagang kretek, dan segala hal yang terkait dengan dunia perkretekan menginspirasi begitu banyak orang untuk berkarya dalam rupa-rupa bentuk karya.<\/p>\n\n\n\n

                                            Bagi para penikmat kretek sendiri, rupa-rupa pengalaman bersama kretek juga banyak datangkan kisah menarik. Yang paling kesohor tentu saja kisah K.H Agus Salim dengan diplomasi kreteknya yang membikin suasana di salah satu ruang istana kerajaan Inggris yang sebelumnya begitu kaku dan formil menjadi cair karenanya.<\/p>\n\n\n\n

                                            Baca: Sosiawan Leak Bercerita Soal Rokok dan Do\u2019a<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                            Bukan hanya K.H Agus Salim yang memiliki kisah kretek dengan luar negeri, ada banyak lainnya, salah satunya, Mahbub Djunaidi, tokoh Betawi, tokoh NU, wartawan jempolan, kolumnis produktif, dan banyak hal keren lainnya terkumpul dalam satu orang ini. Kekhasannya dalam menghasilkan karya tulis, mampu membikin tulisan bertema berat dalam kemasan humor dan enak dibaca, membikin hampir semua penulis Indonesia mengagumi tulisannya. Tulisan Mahbub Djunaidi terkait kretek, yang tayang di Koran Kompas pada 29 Maret 1987, lebih 32 tahun lalu, juga dikemas dalam suasana humor dan ringan dibaca namun sarat kritik yang menohok. <\/p>\n\n\n\n

                                            Tulisan Mahbub Djunaidi tentang kretek yang diberi judul \u2018Kretek\u2019 ini juga relevan dengan kondisi saat ini, bagaimana asing begitu mendikte negara ini dalam hal menyikapi rokok kretek. Lewat kaum anti-rokok pihak asing hendak menyingkirkan kretek. Secara halus, begitu halus, Mahbub Djunaidi mengkritik asing itu. Saya sadur seluruhnya saja tulisan Mahbub Djunaidi 32 tahun lalu itu di sini.<\/p>\n\n\n\n

                                            Kretek<\/h2>\n\n\n\n

                                            Oleh: Mahbub Djunaidi<\/p>\n\n\n\n

                                            Sekolah kolonialisme memang berbeda-beda. Yang satu lebih brutal dari yang lain, tapi dilihat dari bintang, hakikatnya sama: mempesiang bangsa lain sebagai usaha mencari sesuap nasi. Kolonial Inggris di daerah konsesi seperti Shanghai memperlakukan orang Cina tak lebih dari binatang. Di sebuah taman kota ada tulisan di pintu gerbangnya \u201cDilarang masuk: anjing dan orang Cina\u201d. Sampai sekarang tulisan itu tidak diangkat, agar generasi demi generasi mengerti betapa jahatnya sistem itu. Tapi, kolonial Belanda di negeri ini menganggap Cina lebih tinggi derajatnya dibanding\u00a0inlander<\/em>, penduduk anak negeri seperti kita-kita ini. Mereka membagi kereta api atau trem kota dalam tiga kelas. Kelas 1 khusus untuk orang Belanda. Kelas 2 untuk Cina dan Arab. Kelas 3 alias kelas kambing buat\u00a0inlander-inlander<\/em>\u00a0anak negeri.<\/p>\n\n\n\n

                                            Baca: Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                            Kecuali para nasionalis dan kaum pergerakan kebangsaan serta rakyat patriot yang bertekad merobohkan sistem itu, ada juga inlander <\/em>yang bersedia jadi budak untuk menggencet bangsa sendiri. Misalnya, para bupati dan pangreh praja yang jelek. Karena jiwanya memang dasar budak, dalam banyak hal mereka lebih nista dari tuannya sendiri. Dan karena jiwanya memang budak, mereka tak punya kepercayaan kepada kemampuan sendiri dan menganggap tuan asingnya bagai dewa putih yang berasal dari langit, dan dalam segala hal lebih unggul. Hubungan antara budak dan tuannya ini mirip dengan hubungan antara hewan sirkus dengan pelatihnya, menurut saja apa yang diperintahkan, dan meniru saja apa yang dicontohkan.<\/p>\n\n\n\n

                                            Sisa jiwa inlander<\/em> ini masih ada juga sedikit bayak di alam kemerdekaan. Pangreh praja yang punya kegemaran menginjak ke bawah dan menjilat ke atas pada dasarnya tetap kehinggapan pembawaan inlander<\/em> itu. Seorang yang senantiasa menganggap asing itu hebat dan senantiasa benar dan unggul, sebenarnya merupakan inlander <\/em>gaya baru, dan mengidap unsur-unsur budak. Bawahan yang menganggap atasannya selalu perlu ditiru dan \u201cdigugu<\/em>\u201d, tak peduli apapun yang dilakukannya, pada dasarnya punya tabiat orang jajahan, tak punya karakter bangsa mereka. Kerdil, penakut, melayang kemana angin bertiup, merupakan pakaian sehari-hari.<\/p>\n\n\n\n

                                            Sementara itu, jika seorang nyonya tidak sudi cangking tas kecuali merek Louis Vuitton walau bikinan Cibaduyut tak kalah bagusnya, berdandan dengan ramuan Yves Saint Laurent serta baju merek Calvin Klein, berkat dorongan anggapan bikinan asing itu dahsyat dan mampu naikkan gengsi, apakah terhadapnya kena pula julukan inlander<\/em> gaya baru?<\/p>\n\n\n\n

                                            Oh, bisa iya dan bisa juga bukan. Jangan-jangan sang nyonya memang patriot sejati, tapi karena kebanyakan uang menjadi sedikit bingung dan hilang keseimbangan. Atau seorang suami yang sudi memakai ikat pinggang merek Etienne Aigner dan domper merek Cartier dan hanya siap berangkat golf dengan kaos merek Lacosre, apakah inlander <\/em>gaya baru? juga bisa iya dan bisa juga tidak. Boleh jadi tokoh kita ini seorang pecinta tanah air berikut produksinya, tapi sekedar menjaga martabat dan gengsi, tak menjadi apa melekatkan barang-barang mahal ke tubuh satu-satunya.<\/p>\n\n\n\n

                                            Kawan saya yang tidak mau disebut inlander<\/em> baik gaya lama maupun baru, bertekad bulat kepingin menggunakan apa saja yang buatan dalam negeri, walau dia sama sekali tidak pernah ketemu Menteri Ginanjar Kartasasmita. Ia tidak merasa perlu memakai baju merek Charles Jourdan atau Lanvin, melainkan cukup bikinan Tegalparang yang tak beda dengan kemeja bikinan manapun di atas dunia. Ia tak merasa perlu pakai kaos merek Benetton karena produksi pinggiran kota Bandung sudah lebih dari cukup.<\/p>\n\n\n\n

                                            Dan untuk lebih membikin dia bukan inlander<\/em> yang kurang percaya harga diri sendiri, begitu mau berangkat ke luar negeri ia kempit berbungkus-bungkus rokok kretek, bukan Marlboro atau Camel atau Lucky Strike, yang kecuali untuk gengsi, asapnya biasa-biasa saja, tapi, begitu ia naik pesawat Air France, seorang pramugari menghampirinya.<\/p>\n\n\n\n

                                            \u201cMaaf, tuan hisap apa? Apa tuan hisap Hashish? Apa tuan sudi ganti rokok yang biasa-biasa saja?\u201d<\/p>\n\n\n\n

                                            \u201cini bukan hashish. Ini tembakau biasa campur cengkeh,\u201d jawab kawan saya. Dan karena tekadnya yang teguh mau menghisap rokok produksi negeri sendiri, kawan saya itu nekad hisap rokok kretek lagi di atas pesawat milik maskapai British Airways. Pada saat asapnya ngepul, datang lagi menghampiri seorang pramugari.<\/p>\n\n\n\n

                                            \u201cWah, bau apa itu? Apa ganja? Apa tuan bisa ganti yang lain saja? Para penumpang di sini idak biasa mengendus bau itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

                                            \u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

                                            Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

                                            Kompas, 29 Maret 1987
                                            <\/p>\n\n\n\n


                                            <\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

                                            Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

                                            Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

                                            Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

                                            Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                            Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

                                            Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

                                            Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

                                            Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

                                            Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

                                            Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

                                            Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
                                            <\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

                                            Paling Populer

                                            \n

                                            Nah<\/em>, posisi tembakau Srinthil berada di puncak hirarki dari tembakau lauk. Selama ini, fenomena Srinthil tercatat hanya biasa muncul di Desa Legoksari, Losari, Pagergunung, Pagersari, Tlilir, Wonosari, Bansari, Wonotirto, Banaran, Gandu, Gedegan dan Kemloko.<\/p><\/blockquote>\n\n\n\n

                                            Srinthil juga rasanya lebih berat. Hasil analisis Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat pada 2013 terhadap contoh tembakau Srinthil, ternyata memiliki kadar nikotin bervariasi antara 5,05%--7,58%.<\/p>\n\n\n\n

                                            Fenomena Srinthil hanya dapat muncul dari hasil tembakau yang dihasilkan di daerah dengan ketinggian di atas 800 m dpl. Akan tetapi tidak semua tempat di ketinggian itu serta-merta dapat menghasilkan Srinthil. Bahkan pada lahan yang sama di masa panen berbeda, bisa jadi pada suatu momen tertentu menghasilkan Srinthil tetapi pada momen lain ternyata tidak.<\/p>\n\n\n\n

                                            Berdasarkan penuturan petani, khususnya penghasil\u00a0Srinthil<\/em>, mutu istimewa itu hanya akan terjadi bila cuaca selama musim tanam tembakau sangat kering dan muncul dari jenis varitas tembakau lokal yang bernama\u00a0Kemloko<\/em>,\u00a0Kemloko 1<\/em>\u00a0dan\u00a0Kemloko 2<\/em>.<\/p>\n\n\n\n

                                            Baca: Tembakau Lauk dari Temanggung<\/p>\n\n\n\n

                                            Setelah daun tembakau itu dipetik dan digulung rapi, sebelum dirajang, petani di daerah-daerah tersebut di atas akan berharap-harap cemas bisa menghasilkan Srinthil. Pemeraman bertujuan mengubah warna daun dari hijau menjadi kuning sampai coklat. Muncul puthur kuning<\/em> saat diperam, demikian sering disebut oleh masyarakat lokal. Puthur kuning<\/em> yaitu semacam mikro organisme berwarna kuning dan mengeluarkan cairan dan aroma mirip alkohol.<\/p>\n\n\n\n

                                            Pemeraman sendiri merupakan proses fermentasi yang dikatalisir oleh enzim-enzim tertentu. Proses ini dilakukan secara alami, mengandalkan sumber energi hasil pemecahan pati menjadi gula dan selanjutnya gula menjadi CO2 dan H2O ditambah energi.<\/strong><\/p>\n\n\n\n

                                            Daun yang berpotensi menjadi Srinthil mulai diketahui setelah diperam lima hari. Daun itu berubah warna menjadi coklat kehitaman. Pemeraman akan diteruskan jika muncul tanda-bahwa menjadi Srinthil. Daun tembakau yang diperam itu tidak bakalan busuk, bila dirajang tidak menghasilkan struktur seperti serat tetapi menjadi hancur menggumpal, dan bila telah kering berwarna coklat kehitaman sampai hitam cerah dan mengkilat.<\/p>\n\n\n\n

                                            Pada \u201ctembakau temanggungan\u201d demikian lazim disebut, kualitas mutu rendah yang berasal dari daun posisi bawah cenderung memiliki warna hijau kekuningan cerah; sedang semakin tinggi mutunya yang berasal dari daun posisi atas maka warnanya juga cenderung menjadi makin kehitaman bahkan hitam berkilat (bahasa Jawa: \u201cnyamber lilen\u201d<\/em>).<\/p>\n\n\n\n

                                            Kualitas mutu yang berbeda juga berpengaruh pada harga yang berbeda. Jika harga rerata tembakau per kilogram di Temanggung berkisar antara Rp40.000 hingga Rp125.000, maka untuk jenis Srinthil harganya bisa berkisar antara  Rp600.000 hingga 1 juta.<\/p>\n\n\n\n

                                            Secara keseluruhan, merujuk pada buku yang berjudul Kretek\u2014Kajian Ekonomi dan Budaya 4 Kota<\/em> diestimasi, peredaran uang selama musim penanaman hingga masa panen di Temanggung mencapai lebih dari 2 triliun. Angka ini tentu sangat fantastis, melebihi buget APBD Kabupaten Temanggung pada 2018.<\/p>\n\n\n\n

                                            Sejauh ini, ilmu pengetahuan modern, khususnya di pusat-pusat penelitian budidaya tembakau, secara saintifik memang belum mampu mengungkap secara ilmiah rahasia dari kemunculan sang primadona itu. Berbagai eksperimen untuk menghasilkan tembakau dengan kualitas mutu Srinthil<\/em> tentu telah dilakukan berulang kali.<\/h4>\n\n\n\n

                                            Dengan memanfaatkan mikroorganisme yakni puthur kuning<\/em>, yaitu dengan mekanisme diisolasi, inokulasi dan disemprotkan ke daun tembakau, tapi ternyata hasilnya tetap saja nisbi tidak terjadi. Mikroorganisme itu tak berhasil berkembang sehingga pemeraman daun tembakau itu akhirnya juga tidak berhasil mengeluakan kualitas mutu Srinthil. Ya, selalu gagal.<\/p>\n\n\n\n

                                            Karena kualitas mutu Srinthil tidak bisa diciptakan, maka kedatangan si primadona ini oleh masyarakat Temanggung sering dilekatkan dengan aspek mistik. Konon, daun tembakau yang bakal menjadi Srinthil itu, pada malam hari akan tampak mengeluarkan cahaya kuning di kegelapan.<\/p>\n\n\n\n

                                            Sebagian masyarakat petani percaya, cahaya itu diturunkan oleh para dewa di langit. Srinthil bagi mereka adalah suatu \u2018pulung\u2019 <\/em>atau \u2018ndaru rigen\u2019<\/em>, sebuah keberuntungan atau berkah yang tidak dapat direncanakan oleh manusia dan semata terjadi karena kuasa Tuhan.<\/p>\n","post_title":"Primadona Itu Bernama Srinthil","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"primadona-itu-bernama-srinthil","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-12 10:42:26","post_modified_gmt":"2019-07-12 03:42:26","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5855","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5849,"post_author":"877","post_date":"2019-07-08 11:42:15","post_date_gmt":"2019-07-08 04:42:15","post_content":"\n

                                            Dari tahun 2007 hingga pertengahan 2015, terdeteksi banyak organisasi jumlahlnya kurang lebih 20an organisasi, lembaga penelitian pemerintah maupun kemasyaratan hingga keagaman yang ada di Indonesia, justru membawa agenda titipan asing, dengan program pengendalian tembakau. Melalui Bloomberg Initiative, kucuran dana itu sampai mengalir. Sebab, Indonesia dijadikan salah satu target utama karena tembakau yang ada 100% sebagai bahan dasar rokok kretek. Sedangkan asing dalam hal ini Bloomberg Initiative punya keinginan berbeda, yaitu mengusai bahan nikotin yang ada di daun tembakau. <\/p>\n\n\n\n

                                            Adanya kucuran dana yang menyuburkan dari Bloomberg Initiative, menjadikan organisasi atau lembaga di Indonesia  yang tidak memiliki jiwa potriotisme akan berlomba-lomba untuk mendapatkan dana tersebut. Bahkan ada juga organisasi yang menamakan diri sebagai pusat kajian sosial di bawah Universitas terkemuka di Indonesia, rela bekerjasama dengan Bloomberg Initiative. Seperti halnya Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia disingkat PKJS UI, yang dipromotori oleh Prof. dr. Hasbullah Thabrani, MPH dan kawan-kawan. <\/p>\n\n\n\n

                                            PKJS UI berdiri pada tanggal 14 September 2015, tujuannya sangat mulia, yaitu untuk menjembatani kebutuhan pusat penelitian jaminan sosial berbasis akademik, dan fokus pada program jaminan sosial di Indonesia. PKJS UI ini, sebagai langkah awal untuk persiapan membuat program Magister Jaminan Sosial di Indonesia. Semestinya PKJS UI, sebagai organisasi atau pusat kajian yang lahir dan berkembang di Indonesia, wajib memberikan perlindungan sosial terhadap seluruh masyarakat Indonesia, tidak terkecuali masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada sektor pertembakaun. <\/p>\n\n\n\n

                                            Dari hulu hingga hilir, ada sekitar 6,1juta jiwa serapan tenaga kerja pertembakauan, baik sebagai petani tembakau, petani cengkeh dan buruh\/karyawan rokok kretek. Perkebunan tembakau tersebar di 15 provinsi dan perkebunan cengkeh ada di 30 provinsi. Sektor pertembakauan mampu memberikan sumbangan APBN 8.92%, prosentasi yang fantastis dibanding pemasukan minyak dan gas (migas) yang hanya mampu 3.03%. <\/p>\n\n\n\n

                                            Tidak hanya itu, sektor pertembakauan di Indonesia punya sejarah panjang memiliki fungsi sosial dan budaya dalam kehidupan masyarakat. Satu-satunya sektor perdagangan yang mampu bertahan dimasa penjajahan disaat perekonomian bangsa Indonesia hancur. Pertembakauan sektor yang paling mandiri dari hulu hingga hilir, tidak pernah sekalipun mendapatkan subsidi dari Negara. Yang ada sebaliknya, Negara selalu meminta keuntungan lebih, dan tanpa modal. Sektor pertembakauan tahan krisis dan memiliki multiplier effect<\/em>, artinya usaha lain maju dan berkembang sangat dipengaruhi keberadaan pertembakauan. Dampak langsung, semisal di Temanggung banyak pengrajin keranjang yang bisa menikmati hasilnya saat panen tembakau. Di Kudus, dari percetakan hingga pasar tradisional menjadi ramai ketika permintaan rokok kretek meningkat. <\/p>\n\n\n\n

                                            Sekali lagi, keberadaan PKJS UI, seharusnya melakukan kajian untuk perlindungan pertembakauan di Indonesia, dan tidak sebaliknya. Sangat tidak etis, tidak patriotis dan nasionalis, ketika PKJS UI, melakukan pelemahan pada sektor pertembakaun dan mengedepankan kepentingan asing, gara-gara mendapatkan akses dari Bloomberg Initiative. Dalam laporan mitra kerja, PKJS UI bekerjasama dengan 20 lembaga, termasuk bekerjasama dengan Bloomberg Initiative (sumber: https:\/\/sksg.ui.ac.id\/pkjs<\/a>). Hal itu terlihat jelas kajian yang dilakukan PKJS UI sinergi dengan program Bloomberg Initiative untuk pengendalian tembakau. PKJS UI telah melakukan kajian sejak 2016 hingga 2018, setidaknya ada 5 kajian dari 9 kajian yang menyudutkan posisi pertembakauan dalam hal ini rokok kretek di Indonesia, yaitu: <\/p>\n\n\n\n

                                            1. Roadmap Upaya Pengendalian Belanja Rokok dari Dana Bantuan Sosial (Januari 2019)<\/li>
                                            2. Bantuan Sosial, Rokok dan Indikator Sosial Ekonomi di Indonesia (Januari 2019)<\/li>
                                            3. Dukungan Publik Terhadap Kenaikan Cukai Rokok untuk Pendanaan JKN (Agustus 2018)<\/li>
                                            4. Dukungan Publik Terhadap Kenaikan Harga Rokok (Juli 2018)<\/li>
                                            5. Perilaku Merokok Orang Tua dan Dampaknya Terhadap Stunting, Kecerdasan, dan Kemiskinan: Bukti Empiris dari Data Panel IFLS (Juni 2018)<\/li><\/ol>\n\n\n\n

                                              Bloomberg Initiative, adalah program filantropis yang dilakukan oleh pengusaha media dan layanan data keuangan berbasis di Amerika Serikat bernama Michael Bloomberg. Pada tahun 2006, ia mendonasikan uangnya sebesar 125 juta dolar AS dan pada tahun 2008 berjumlah 250 juta dolar AS untuk pendanaan kegiatan pengendalian tembakau, termasuk di Indonesia. Tiap tahunnya besaran donasi selalu meningkat.<\/p>\n\n\n\n

                                              Donasi tersebut tidak murni sumbangan, ada muatan dan hubungannya dengan farmasi, melalui sahabat karibnya sekaligus penasihatnya bernama William R. Brody menjabat sebagai direktur Novartis. Berawal dari hasil penelitian lembaga kesehatan modern di Amerika, Surgeon General, bahwa nikotin pada tembakau dapat membuat ketergantuangan. Oleh ahli farmakologi, nikotin pada tembakau banyak manfaat untuk obat terapi dan pengobatan. Lain itu, nikotin pada tembakau sangat bermanfaat sebagai obat nyeri, gelisah, depresi dan juga dapat meningkatkan konsentrasi. <\/p>\n\n\n\n

                                              Melihat dari manfaat nikotin dalam tembakau inilah memunculkan niat pengambilalihan bisnis nikotin pada tembakau. Namun sayangnya, niatan itu belum terwujud, karena penggunaan tembakau masih terkuasai oleh industri rokok.  Selain kebutuhan tembakau untuk bahan dasar rokok masih relative besar, juga tidak bisa menyaingi pabrikan rokok perihal harga pembelian tembakau. <\/p>\n\n\n\n

                                              Untuk itu, isu yang digulirkan adalah memerangi atau mengendalikan tembakau, bahkan sampai bagaimana caranya agar tembakau tidak dibuat bahan baku rokok. Satu-satunya jalan bersekutu dengan industri farmasi. Dilanjutkan berhasil memasukkan agenda kerangka kebijakan international dalam organisasi kesehatan dunia (WHO). Upaya pengambilalihan bisnis nikotin tersebut sebetulnya terjadi di berbagai Negara, termasuk Indonesia. Aliran dana digelontorkan besar-besaran mengalir ke lembaga-lembaga kesehatan, organisasi masyarakat bahkan sampai lembaga keagamaan, inilah yang dinamai politik dagang tingkat tinggi.<\/p>\n\n\n\n

                                              Untuk itu, marilah lembaga-lembaga, atau kajian-kajian yang lahir dan berkembang di Indonesia, agar lebih sensitif dan peka, mendahulukan kepentingan nasional dari pada kepentingan asing. Melindungi kepentingan masyarakat pribumi lebih penting dari pada melindungi kepentingan dagang asing. Jiwa nasionalisme dan patriotik sangat dibutuhkan untuk membangun bangsa menuju masa depan yang lebih baik.   
                                              <\/p>\n","post_title":"Selingkuh PKJS UI dengan Kepentingan Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"selingkuh-pkjs-ui-dengan-kepentingan-asing","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-08 11:42:23","post_modified_gmt":"2019-07-08 04:42:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5849","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5843,"post_author":"878","post_date":"2019-07-06 12:33:13","post_date_gmt":"2019-07-06 05:33:13","post_content":"\n

                                              Jika seseorang ditanya mengapa ia merokok, jawaban yang paling sering didengar: untuk relaksasi, teman rehat, rekan berkarya, dan semua hal yang mengalir ke muara bernama kenikmatan. Hampir semua berkutat di sekitar itu. Yang sedikit berbeda, ada juga yang menjawab supaya lebih enak ketika mengobrol dengan teman yang juga merokok, atau untuk mengusir hawa dingin yang mengepung tubuh.<\/p>\n\n\n\n

                                              Adalah Muhamad Sobary, seorang budayawan, penulis produktif, dan peneliti jempolan yang memiliki jawaban lain dari yang lain. Muhamad Sobary baru mulai merokok pada usia 59 tahun. Usia yang terlampau telat untuk memulai merokok. Di saat kebanyakan perokok lain memutuskan berhenti merokok di usia senja, laki-laki yang biasa disapa 'Kang Sob' ini malah baru mulai merokok.<\/p>\n\n\n\n

                                              Baca: Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                              Menurutnya, keputusan mulai merokok di usia senja Ia pilih sesaat setelah mengetahui seluk-beluk perang nikotin yang terjadi di bumi. Ragam bentuk isu mulai dari kesehatan, ekonomi, hingga isu lingkungan dijadikan alat oleh pemodal asing untuk merebut pasar rokok di negeri ini yang sepenuhnya dikuasai pengusaha dalam negeri lewat produk khas nusantara yang kerap disebut 'kretek'.<\/p>\n\n\n\n

                                              Bagi Kang Sob, merokok itu peristiwa politik. Merokok adalah aksi untuk melawan upaya pihak-pihak yang ingin merusak industri hasil tembakau (IHT) Indonesia. Dengan merokok, kita berpolitik, bukan sekadar berpolitik untuk IHT, namun berpolitik untuk petani tembakau, petani cengkeh, buruh tani, pekerja-pekerja di pabrik-pabrik rokok, hingga pedagang asongan. <\/p>\n\n\n\n

                                              Merokok itu sebuah bentuk keberpihakan. Berpihak pada nasib petani, berpihak kepada buruh tani dan pekerja pabrik, hingga akhirnya berpihak pada kedaulatan dan kemandirian bangsa lewat produk istimewa bernama kretek. Terang dan jelas dan lugas.<\/p><\/blockquote>\n\n\n\n

                                              Ada syarat yang mesti dipenuhi untuk bisa bersikap seperti Kang Sob bersikap ketika menikmati sebatang rokok kretek. Syarat itu adalah berada dekat dengan petani dan para pekerja di sektor IHT, merasakan hidup dan kehidupan mereka sehari-hari. Tanpa itu, sulit menerka bagaimana sensasi yang dirasakan ketika kita merokok dengan tujuan lelaku politik.<\/p>\n\n\n\n

                                              Dan itulah syarat yang dilalui Kang Sob hingga bisa merasakan ruh lelaku politik ketika Ia merokok. Bukan sekadar hidup dan berinteraksi lama dengan para petani tembakau, Kang Sob lebih jauh dari itu. Ia menuliskan kisah-kisah petani tembakau di Temanggung dalam disertasi doktoralnya\u2014kemudian diterbitkan penerbit KPG\u2014yang Ia beri judul 'Perlawanan Politik dan Puitik Petani Tembakau Temanggung'.<\/p>\n\n\n\n

                                              Baca: Ada Campur Tangan Bloomberg dalam Surat Edaran Menkes terkait Pemblokiran Iklan Rokok<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                              Usai membaca buku karya Kang Sob itu, saya lantas ingin merasakan langsung hidup dalam waktu cukup lama di lingkungan mereka yang menggantungkan hidup dari IHT. Merasakan perasaan yang dirasakan Kang Sob ketika merokok. Kesempatan itu pada akhirnya saya dapat di Munduk, Bali, dan Temanggung, Jawa Tengah, tempat Kang Sob melakukan riset untuk disertasinya.<\/p>\n\n\n\n

                                              Di Munduk, saya tinggal di rumah milik petani cengkeh, hidup berminggu-minggu di lingkungan yang mayoritasnya petani dan buruh tani cengkeh. Saya jalan-jalan ke kebun cengkeh. Melihat petani merawat kebun mereka. Saat panen tiba, saya datang ke kebun untuk melihat dari dekat cengkeh dipanen pekerja pemetik cengkeh. Pada momen-momen itu semua, kretek kerap menjadi teman saya dan para petani cengkeh di Munduk. Di sanalah saya merasakan dengan jernih seperti apa itu perasaan keberpihakan, perlawanan, dan lelaku politis lewat menikmati sebatang kretek.<\/p>\n\n\n\n

                                              Di Temanggung, lebih jauh lagi. Saya tak hanya melihat dari dekat bagaimana petani dan buruh tani menanam komoditas yang mendukung IHT. Di kabupaten yang diapit dua gunung itu, saya melihat secara langsung, bahkan menjadi salah satu pelaku yang mengelola manfaat IHT untuk keberlangsungan pendidikan anak-anak petani dan buruh tani tembakau lewat skema beasiswa. Di rumah-rumah petani di lereng gunung, di alun-alun kota, di kantor beasiswa KNPK, dan di banyak tempat lainnya di Temanggung, saya merasakan aktivitas merokok bukan sekadar untuk mengusir dingin cuaca pegunungan semata. Di sana saya mengekspresikan perlawanan lewat merokok. Melawan kesewenang-wenangan mereka anti-rokok yang hendak menghancurkan kehidupan banyak manusia.<\/p>\n","post_title":"Ekspresi Perlawanan Lewat Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"ekspresi-perlawanan-lewat-merokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-06 12:33:20","post_modified_gmt":"2019-07-06 05:33:20","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5843","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5841,"post_author":"877","post_date":"2019-07-05 12:42:06","post_date_gmt":"2019-07-05 05:42:06","post_content":"\r\n

                                              Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

                                              Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

                                              https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
                                              https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
                                              https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
                                              https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
                                              https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
                                              https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
                                              https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
                                              https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
                                              https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
                                              https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
                                              https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

                                              Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

                                              \"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

                                              Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

                                              Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

                                              Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

                                              Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

                                              Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

                                              Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

                                              Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

                                              Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

                                              Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

                                              Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

                                              Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_title":"Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"protes-petani-tembakau-temanggung-ke-kemkominfo","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2024-01-03 16:04:25","post_modified_gmt":"2024-01-03 09:04:25","post_content_filtered":"\r\n

                                              Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

                                              Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

                                              https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
                                              https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
                                              https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
                                              https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
                                              https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
                                              https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
                                              https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
                                              https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
                                              https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
                                              https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
                                              https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

                                              Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

                                              \"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

                                              Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

                                              Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

                                              Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

                                              Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

                                              Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

                                              Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

                                              Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

                                              Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

                                              Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

                                              Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

                                              Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5841","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5829,"post_author":"878","post_date":"2019-06-28 09:52:18","post_date_gmt":"2019-06-28 02:52:18","post_content":"\n

                                              Rokok, terutama rokok kretek, memberi inspirasi bagi banyak orang. Baik itu inspirasi ketika menikmati kretek atau usai menikmati rokok kretek, juga inspirasi dari produk rokok kreteknya. Lebih jauh dari itu, seluk-beluk dunia kretek mulai dari pertanian tembakau dan cengkeh, proses produksi kretek, transaksi dagang kretek, dan segala hal yang terkait dengan dunia perkretekan menginspirasi begitu banyak orang untuk berkarya dalam rupa-rupa bentuk karya.<\/p>\n\n\n\n

                                              Bagi para penikmat kretek sendiri, rupa-rupa pengalaman bersama kretek juga banyak datangkan kisah menarik. Yang paling kesohor tentu saja kisah K.H Agus Salim dengan diplomasi kreteknya yang membikin suasana di salah satu ruang istana kerajaan Inggris yang sebelumnya begitu kaku dan formil menjadi cair karenanya.<\/p>\n\n\n\n

                                              Baca: Sosiawan Leak Bercerita Soal Rokok dan Do\u2019a<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                              Bukan hanya K.H Agus Salim yang memiliki kisah kretek dengan luar negeri, ada banyak lainnya, salah satunya, Mahbub Djunaidi, tokoh Betawi, tokoh NU, wartawan jempolan, kolumnis produktif, dan banyak hal keren lainnya terkumpul dalam satu orang ini. Kekhasannya dalam menghasilkan karya tulis, mampu membikin tulisan bertema berat dalam kemasan humor dan enak dibaca, membikin hampir semua penulis Indonesia mengagumi tulisannya. Tulisan Mahbub Djunaidi terkait kretek, yang tayang di Koran Kompas pada 29 Maret 1987, lebih 32 tahun lalu, juga dikemas dalam suasana humor dan ringan dibaca namun sarat kritik yang menohok. <\/p>\n\n\n\n

                                              Tulisan Mahbub Djunaidi tentang kretek yang diberi judul \u2018Kretek\u2019 ini juga relevan dengan kondisi saat ini, bagaimana asing begitu mendikte negara ini dalam hal menyikapi rokok kretek. Lewat kaum anti-rokok pihak asing hendak menyingkirkan kretek. Secara halus, begitu halus, Mahbub Djunaidi mengkritik asing itu. Saya sadur seluruhnya saja tulisan Mahbub Djunaidi 32 tahun lalu itu di sini.<\/p>\n\n\n\n

                                              Kretek<\/h2>\n\n\n\n

                                              Oleh: Mahbub Djunaidi<\/p>\n\n\n\n

                                              Sekolah kolonialisme memang berbeda-beda. Yang satu lebih brutal dari yang lain, tapi dilihat dari bintang, hakikatnya sama: mempesiang bangsa lain sebagai usaha mencari sesuap nasi. Kolonial Inggris di daerah konsesi seperti Shanghai memperlakukan orang Cina tak lebih dari binatang. Di sebuah taman kota ada tulisan di pintu gerbangnya \u201cDilarang masuk: anjing dan orang Cina\u201d. Sampai sekarang tulisan itu tidak diangkat, agar generasi demi generasi mengerti betapa jahatnya sistem itu. Tapi, kolonial Belanda di negeri ini menganggap Cina lebih tinggi derajatnya dibanding\u00a0inlander<\/em>, penduduk anak negeri seperti kita-kita ini. Mereka membagi kereta api atau trem kota dalam tiga kelas. Kelas 1 khusus untuk orang Belanda. Kelas 2 untuk Cina dan Arab. Kelas 3 alias kelas kambing buat\u00a0inlander-inlander<\/em>\u00a0anak negeri.<\/p>\n\n\n\n

                                              Baca: Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                              Kecuali para nasionalis dan kaum pergerakan kebangsaan serta rakyat patriot yang bertekad merobohkan sistem itu, ada juga inlander <\/em>yang bersedia jadi budak untuk menggencet bangsa sendiri. Misalnya, para bupati dan pangreh praja yang jelek. Karena jiwanya memang dasar budak, dalam banyak hal mereka lebih nista dari tuannya sendiri. Dan karena jiwanya memang budak, mereka tak punya kepercayaan kepada kemampuan sendiri dan menganggap tuan asingnya bagai dewa putih yang berasal dari langit, dan dalam segala hal lebih unggul. Hubungan antara budak dan tuannya ini mirip dengan hubungan antara hewan sirkus dengan pelatihnya, menurut saja apa yang diperintahkan, dan meniru saja apa yang dicontohkan.<\/p>\n\n\n\n

                                              Sisa jiwa inlander<\/em> ini masih ada juga sedikit bayak di alam kemerdekaan. Pangreh praja yang punya kegemaran menginjak ke bawah dan menjilat ke atas pada dasarnya tetap kehinggapan pembawaan inlander<\/em> itu. Seorang yang senantiasa menganggap asing itu hebat dan senantiasa benar dan unggul, sebenarnya merupakan inlander <\/em>gaya baru, dan mengidap unsur-unsur budak. Bawahan yang menganggap atasannya selalu perlu ditiru dan \u201cdigugu<\/em>\u201d, tak peduli apapun yang dilakukannya, pada dasarnya punya tabiat orang jajahan, tak punya karakter bangsa mereka. Kerdil, penakut, melayang kemana angin bertiup, merupakan pakaian sehari-hari.<\/p>\n\n\n\n

                                              Sementara itu, jika seorang nyonya tidak sudi cangking tas kecuali merek Louis Vuitton walau bikinan Cibaduyut tak kalah bagusnya, berdandan dengan ramuan Yves Saint Laurent serta baju merek Calvin Klein, berkat dorongan anggapan bikinan asing itu dahsyat dan mampu naikkan gengsi, apakah terhadapnya kena pula julukan inlander<\/em> gaya baru?<\/p>\n\n\n\n

                                              Oh, bisa iya dan bisa juga bukan. Jangan-jangan sang nyonya memang patriot sejati, tapi karena kebanyakan uang menjadi sedikit bingung dan hilang keseimbangan. Atau seorang suami yang sudi memakai ikat pinggang merek Etienne Aigner dan domper merek Cartier dan hanya siap berangkat golf dengan kaos merek Lacosre, apakah inlander <\/em>gaya baru? juga bisa iya dan bisa juga tidak. Boleh jadi tokoh kita ini seorang pecinta tanah air berikut produksinya, tapi sekedar menjaga martabat dan gengsi, tak menjadi apa melekatkan barang-barang mahal ke tubuh satu-satunya.<\/p>\n\n\n\n

                                              Kawan saya yang tidak mau disebut inlander<\/em> baik gaya lama maupun baru, bertekad bulat kepingin menggunakan apa saja yang buatan dalam negeri, walau dia sama sekali tidak pernah ketemu Menteri Ginanjar Kartasasmita. Ia tidak merasa perlu memakai baju merek Charles Jourdan atau Lanvin, melainkan cukup bikinan Tegalparang yang tak beda dengan kemeja bikinan manapun di atas dunia. Ia tak merasa perlu pakai kaos merek Benetton karena produksi pinggiran kota Bandung sudah lebih dari cukup.<\/p>\n\n\n\n

                                              Dan untuk lebih membikin dia bukan inlander<\/em> yang kurang percaya harga diri sendiri, begitu mau berangkat ke luar negeri ia kempit berbungkus-bungkus rokok kretek, bukan Marlboro atau Camel atau Lucky Strike, yang kecuali untuk gengsi, asapnya biasa-biasa saja, tapi, begitu ia naik pesawat Air France, seorang pramugari menghampirinya.<\/p>\n\n\n\n

                                              \u201cMaaf, tuan hisap apa? Apa tuan hisap Hashish? Apa tuan sudi ganti rokok yang biasa-biasa saja?\u201d<\/p>\n\n\n\n

                                              \u201cini bukan hashish. Ini tembakau biasa campur cengkeh,\u201d jawab kawan saya. Dan karena tekadnya yang teguh mau menghisap rokok produksi negeri sendiri, kawan saya itu nekad hisap rokok kretek lagi di atas pesawat milik maskapai British Airways. Pada saat asapnya ngepul, datang lagi menghampiri seorang pramugari.<\/p>\n\n\n\n

                                              \u201cWah, bau apa itu? Apa ganja? Apa tuan bisa ganti yang lain saja? Para penumpang di sini idak biasa mengendus bau itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

                                              \u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

                                              Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

                                              Kompas, 29 Maret 1987
                                              <\/p>\n\n\n\n


                                              <\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

                                              Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

                                              Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

                                              Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

                                              Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                              Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

                                              Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

                                              Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

                                              Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

                                              Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

                                              Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

                                              Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
                                              <\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

                                              Paling Populer

                                              \n

                                              Tembakau Toalo berasal dari lereng barat dan selatan Sumbing, berada di Desa Tegalrejo sampai Parakan. Tembakau Kidul berasal dari lereng timur Sumbing yang berbatasan dengan penghasil jenis Lamsi dan Tionggang. Jenis Tionggang atau juga biasa disebut tembakau sawah<\/em> dihasilkan dari lahan sawah di sebelah selatan dan tenggara Sindoro. Tembakau Swanbing adalah tembakau yang dihasilkan di lereng Prahu.<\/p>\n\n\n\n

                                              Nah<\/em>, posisi tembakau Srinthil berada di puncak hirarki dari tembakau lauk. Selama ini, fenomena Srinthil tercatat hanya biasa muncul di Desa Legoksari, Losari, Pagergunung, Pagersari, Tlilir, Wonosari, Bansari, Wonotirto, Banaran, Gandu, Gedegan dan Kemloko.<\/p><\/blockquote>\n\n\n\n

                                              Srinthil juga rasanya lebih berat. Hasil analisis Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat pada 2013 terhadap contoh tembakau Srinthil, ternyata memiliki kadar nikotin bervariasi antara 5,05%--7,58%.<\/p>\n\n\n\n

                                              Fenomena Srinthil hanya dapat muncul dari hasil tembakau yang dihasilkan di daerah dengan ketinggian di atas 800 m dpl. Akan tetapi tidak semua tempat di ketinggian itu serta-merta dapat menghasilkan Srinthil. Bahkan pada lahan yang sama di masa panen berbeda, bisa jadi pada suatu momen tertentu menghasilkan Srinthil tetapi pada momen lain ternyata tidak.<\/p>\n\n\n\n

                                              Berdasarkan penuturan petani, khususnya penghasil\u00a0Srinthil<\/em>, mutu istimewa itu hanya akan terjadi bila cuaca selama musim tanam tembakau sangat kering dan muncul dari jenis varitas tembakau lokal yang bernama\u00a0Kemloko<\/em>,\u00a0Kemloko 1<\/em>\u00a0dan\u00a0Kemloko 2<\/em>.<\/p>\n\n\n\n

                                              Baca: Tembakau Lauk dari Temanggung<\/p>\n\n\n\n

                                              Setelah daun tembakau itu dipetik dan digulung rapi, sebelum dirajang, petani di daerah-daerah tersebut di atas akan berharap-harap cemas bisa menghasilkan Srinthil. Pemeraman bertujuan mengubah warna daun dari hijau menjadi kuning sampai coklat. Muncul puthur kuning<\/em> saat diperam, demikian sering disebut oleh masyarakat lokal. Puthur kuning<\/em> yaitu semacam mikro organisme berwarna kuning dan mengeluarkan cairan dan aroma mirip alkohol.<\/p>\n\n\n\n

                                              Pemeraman sendiri merupakan proses fermentasi yang dikatalisir oleh enzim-enzim tertentu. Proses ini dilakukan secara alami, mengandalkan sumber energi hasil pemecahan pati menjadi gula dan selanjutnya gula menjadi CO2 dan H2O ditambah energi.<\/strong><\/p>\n\n\n\n

                                              Daun yang berpotensi menjadi Srinthil mulai diketahui setelah diperam lima hari. Daun itu berubah warna menjadi coklat kehitaman. Pemeraman akan diteruskan jika muncul tanda-bahwa menjadi Srinthil. Daun tembakau yang diperam itu tidak bakalan busuk, bila dirajang tidak menghasilkan struktur seperti serat tetapi menjadi hancur menggumpal, dan bila telah kering berwarna coklat kehitaman sampai hitam cerah dan mengkilat.<\/p>\n\n\n\n

                                              Pada \u201ctembakau temanggungan\u201d demikian lazim disebut, kualitas mutu rendah yang berasal dari daun posisi bawah cenderung memiliki warna hijau kekuningan cerah; sedang semakin tinggi mutunya yang berasal dari daun posisi atas maka warnanya juga cenderung menjadi makin kehitaman bahkan hitam berkilat (bahasa Jawa: \u201cnyamber lilen\u201d<\/em>).<\/p>\n\n\n\n

                                              Kualitas mutu yang berbeda juga berpengaruh pada harga yang berbeda. Jika harga rerata tembakau per kilogram di Temanggung berkisar antara Rp40.000 hingga Rp125.000, maka untuk jenis Srinthil harganya bisa berkisar antara  Rp600.000 hingga 1 juta.<\/p>\n\n\n\n

                                              Secara keseluruhan, merujuk pada buku yang berjudul Kretek\u2014Kajian Ekonomi dan Budaya 4 Kota<\/em> diestimasi, peredaran uang selama musim penanaman hingga masa panen di Temanggung mencapai lebih dari 2 triliun. Angka ini tentu sangat fantastis, melebihi buget APBD Kabupaten Temanggung pada 2018.<\/p>\n\n\n\n

                                              Sejauh ini, ilmu pengetahuan modern, khususnya di pusat-pusat penelitian budidaya tembakau, secara saintifik memang belum mampu mengungkap secara ilmiah rahasia dari kemunculan sang primadona itu. Berbagai eksperimen untuk menghasilkan tembakau dengan kualitas mutu Srinthil<\/em> tentu telah dilakukan berulang kali.<\/h4>\n\n\n\n

                                              Dengan memanfaatkan mikroorganisme yakni puthur kuning<\/em>, yaitu dengan mekanisme diisolasi, inokulasi dan disemprotkan ke daun tembakau, tapi ternyata hasilnya tetap saja nisbi tidak terjadi. Mikroorganisme itu tak berhasil berkembang sehingga pemeraman daun tembakau itu akhirnya juga tidak berhasil mengeluakan kualitas mutu Srinthil. Ya, selalu gagal.<\/p>\n\n\n\n

                                              Karena kualitas mutu Srinthil tidak bisa diciptakan, maka kedatangan si primadona ini oleh masyarakat Temanggung sering dilekatkan dengan aspek mistik. Konon, daun tembakau yang bakal menjadi Srinthil itu, pada malam hari akan tampak mengeluarkan cahaya kuning di kegelapan.<\/p>\n\n\n\n

                                              Sebagian masyarakat petani percaya, cahaya itu diturunkan oleh para dewa di langit. Srinthil bagi mereka adalah suatu \u2018pulung\u2019 <\/em>atau \u2018ndaru rigen\u2019<\/em>, sebuah keberuntungan atau berkah yang tidak dapat direncanakan oleh manusia dan semata terjadi karena kuasa Tuhan.<\/p>\n","post_title":"Primadona Itu Bernama Srinthil","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"primadona-itu-bernama-srinthil","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-12 10:42:26","post_modified_gmt":"2019-07-12 03:42:26","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5855","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5849,"post_author":"877","post_date":"2019-07-08 11:42:15","post_date_gmt":"2019-07-08 04:42:15","post_content":"\n

                                              Dari tahun 2007 hingga pertengahan 2015, terdeteksi banyak organisasi jumlahlnya kurang lebih 20an organisasi, lembaga penelitian pemerintah maupun kemasyaratan hingga keagaman yang ada di Indonesia, justru membawa agenda titipan asing, dengan program pengendalian tembakau. Melalui Bloomberg Initiative, kucuran dana itu sampai mengalir. Sebab, Indonesia dijadikan salah satu target utama karena tembakau yang ada 100% sebagai bahan dasar rokok kretek. Sedangkan asing dalam hal ini Bloomberg Initiative punya keinginan berbeda, yaitu mengusai bahan nikotin yang ada di daun tembakau. <\/p>\n\n\n\n

                                              Adanya kucuran dana yang menyuburkan dari Bloomberg Initiative, menjadikan organisasi atau lembaga di Indonesia  yang tidak memiliki jiwa potriotisme akan berlomba-lomba untuk mendapatkan dana tersebut. Bahkan ada juga organisasi yang menamakan diri sebagai pusat kajian sosial di bawah Universitas terkemuka di Indonesia, rela bekerjasama dengan Bloomberg Initiative. Seperti halnya Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia disingkat PKJS UI, yang dipromotori oleh Prof. dr. Hasbullah Thabrani, MPH dan kawan-kawan. <\/p>\n\n\n\n

                                              PKJS UI berdiri pada tanggal 14 September 2015, tujuannya sangat mulia, yaitu untuk menjembatani kebutuhan pusat penelitian jaminan sosial berbasis akademik, dan fokus pada program jaminan sosial di Indonesia. PKJS UI ini, sebagai langkah awal untuk persiapan membuat program Magister Jaminan Sosial di Indonesia. Semestinya PKJS UI, sebagai organisasi atau pusat kajian yang lahir dan berkembang di Indonesia, wajib memberikan perlindungan sosial terhadap seluruh masyarakat Indonesia, tidak terkecuali masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada sektor pertembakaun. <\/p>\n\n\n\n

                                              Dari hulu hingga hilir, ada sekitar 6,1juta jiwa serapan tenaga kerja pertembakauan, baik sebagai petani tembakau, petani cengkeh dan buruh\/karyawan rokok kretek. Perkebunan tembakau tersebar di 15 provinsi dan perkebunan cengkeh ada di 30 provinsi. Sektor pertembakauan mampu memberikan sumbangan APBN 8.92%, prosentasi yang fantastis dibanding pemasukan minyak dan gas (migas) yang hanya mampu 3.03%. <\/p>\n\n\n\n

                                              Tidak hanya itu, sektor pertembakauan di Indonesia punya sejarah panjang memiliki fungsi sosial dan budaya dalam kehidupan masyarakat. Satu-satunya sektor perdagangan yang mampu bertahan dimasa penjajahan disaat perekonomian bangsa Indonesia hancur. Pertembakauan sektor yang paling mandiri dari hulu hingga hilir, tidak pernah sekalipun mendapatkan subsidi dari Negara. Yang ada sebaliknya, Negara selalu meminta keuntungan lebih, dan tanpa modal. Sektor pertembakauan tahan krisis dan memiliki multiplier effect<\/em>, artinya usaha lain maju dan berkembang sangat dipengaruhi keberadaan pertembakauan. Dampak langsung, semisal di Temanggung banyak pengrajin keranjang yang bisa menikmati hasilnya saat panen tembakau. Di Kudus, dari percetakan hingga pasar tradisional menjadi ramai ketika permintaan rokok kretek meningkat. <\/p>\n\n\n\n

                                              Sekali lagi, keberadaan PKJS UI, seharusnya melakukan kajian untuk perlindungan pertembakauan di Indonesia, dan tidak sebaliknya. Sangat tidak etis, tidak patriotis dan nasionalis, ketika PKJS UI, melakukan pelemahan pada sektor pertembakaun dan mengedepankan kepentingan asing, gara-gara mendapatkan akses dari Bloomberg Initiative. Dalam laporan mitra kerja, PKJS UI bekerjasama dengan 20 lembaga, termasuk bekerjasama dengan Bloomberg Initiative (sumber: https:\/\/sksg.ui.ac.id\/pkjs<\/a>). Hal itu terlihat jelas kajian yang dilakukan PKJS UI sinergi dengan program Bloomberg Initiative untuk pengendalian tembakau. PKJS UI telah melakukan kajian sejak 2016 hingga 2018, setidaknya ada 5 kajian dari 9 kajian yang menyudutkan posisi pertembakauan dalam hal ini rokok kretek di Indonesia, yaitu: <\/p>\n\n\n\n

                                              1. Roadmap Upaya Pengendalian Belanja Rokok dari Dana Bantuan Sosial (Januari 2019)<\/li>
                                              2. Bantuan Sosial, Rokok dan Indikator Sosial Ekonomi di Indonesia (Januari 2019)<\/li>
                                              3. Dukungan Publik Terhadap Kenaikan Cukai Rokok untuk Pendanaan JKN (Agustus 2018)<\/li>
                                              4. Dukungan Publik Terhadap Kenaikan Harga Rokok (Juli 2018)<\/li>
                                              5. Perilaku Merokok Orang Tua dan Dampaknya Terhadap Stunting, Kecerdasan, dan Kemiskinan: Bukti Empiris dari Data Panel IFLS (Juni 2018)<\/li><\/ol>\n\n\n\n

                                                Bloomberg Initiative, adalah program filantropis yang dilakukan oleh pengusaha media dan layanan data keuangan berbasis di Amerika Serikat bernama Michael Bloomberg. Pada tahun 2006, ia mendonasikan uangnya sebesar 125 juta dolar AS dan pada tahun 2008 berjumlah 250 juta dolar AS untuk pendanaan kegiatan pengendalian tembakau, termasuk di Indonesia. Tiap tahunnya besaran donasi selalu meningkat.<\/p>\n\n\n\n

                                                Donasi tersebut tidak murni sumbangan, ada muatan dan hubungannya dengan farmasi, melalui sahabat karibnya sekaligus penasihatnya bernama William R. Brody menjabat sebagai direktur Novartis. Berawal dari hasil penelitian lembaga kesehatan modern di Amerika, Surgeon General, bahwa nikotin pada tembakau dapat membuat ketergantuangan. Oleh ahli farmakologi, nikotin pada tembakau banyak manfaat untuk obat terapi dan pengobatan. Lain itu, nikotin pada tembakau sangat bermanfaat sebagai obat nyeri, gelisah, depresi dan juga dapat meningkatkan konsentrasi. <\/p>\n\n\n\n

                                                Melihat dari manfaat nikotin dalam tembakau inilah memunculkan niat pengambilalihan bisnis nikotin pada tembakau. Namun sayangnya, niatan itu belum terwujud, karena penggunaan tembakau masih terkuasai oleh industri rokok.  Selain kebutuhan tembakau untuk bahan dasar rokok masih relative besar, juga tidak bisa menyaingi pabrikan rokok perihal harga pembelian tembakau. <\/p>\n\n\n\n

                                                Untuk itu, isu yang digulirkan adalah memerangi atau mengendalikan tembakau, bahkan sampai bagaimana caranya agar tembakau tidak dibuat bahan baku rokok. Satu-satunya jalan bersekutu dengan industri farmasi. Dilanjutkan berhasil memasukkan agenda kerangka kebijakan international dalam organisasi kesehatan dunia (WHO). Upaya pengambilalihan bisnis nikotin tersebut sebetulnya terjadi di berbagai Negara, termasuk Indonesia. Aliran dana digelontorkan besar-besaran mengalir ke lembaga-lembaga kesehatan, organisasi masyarakat bahkan sampai lembaga keagamaan, inilah yang dinamai politik dagang tingkat tinggi.<\/p>\n\n\n\n

                                                Untuk itu, marilah lembaga-lembaga, atau kajian-kajian yang lahir dan berkembang di Indonesia, agar lebih sensitif dan peka, mendahulukan kepentingan nasional dari pada kepentingan asing. Melindungi kepentingan masyarakat pribumi lebih penting dari pada melindungi kepentingan dagang asing. Jiwa nasionalisme dan patriotik sangat dibutuhkan untuk membangun bangsa menuju masa depan yang lebih baik.   
                                                <\/p>\n","post_title":"Selingkuh PKJS UI dengan Kepentingan Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"selingkuh-pkjs-ui-dengan-kepentingan-asing","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-08 11:42:23","post_modified_gmt":"2019-07-08 04:42:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5849","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5843,"post_author":"878","post_date":"2019-07-06 12:33:13","post_date_gmt":"2019-07-06 05:33:13","post_content":"\n

                                                Jika seseorang ditanya mengapa ia merokok, jawaban yang paling sering didengar: untuk relaksasi, teman rehat, rekan berkarya, dan semua hal yang mengalir ke muara bernama kenikmatan. Hampir semua berkutat di sekitar itu. Yang sedikit berbeda, ada juga yang menjawab supaya lebih enak ketika mengobrol dengan teman yang juga merokok, atau untuk mengusir hawa dingin yang mengepung tubuh.<\/p>\n\n\n\n

                                                Adalah Muhamad Sobary, seorang budayawan, penulis produktif, dan peneliti jempolan yang memiliki jawaban lain dari yang lain. Muhamad Sobary baru mulai merokok pada usia 59 tahun. Usia yang terlampau telat untuk memulai merokok. Di saat kebanyakan perokok lain memutuskan berhenti merokok di usia senja, laki-laki yang biasa disapa 'Kang Sob' ini malah baru mulai merokok.<\/p>\n\n\n\n

                                                Baca: Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                                Menurutnya, keputusan mulai merokok di usia senja Ia pilih sesaat setelah mengetahui seluk-beluk perang nikotin yang terjadi di bumi. Ragam bentuk isu mulai dari kesehatan, ekonomi, hingga isu lingkungan dijadikan alat oleh pemodal asing untuk merebut pasar rokok di negeri ini yang sepenuhnya dikuasai pengusaha dalam negeri lewat produk khas nusantara yang kerap disebut 'kretek'.<\/p>\n\n\n\n

                                                Bagi Kang Sob, merokok itu peristiwa politik. Merokok adalah aksi untuk melawan upaya pihak-pihak yang ingin merusak industri hasil tembakau (IHT) Indonesia. Dengan merokok, kita berpolitik, bukan sekadar berpolitik untuk IHT, namun berpolitik untuk petani tembakau, petani cengkeh, buruh tani, pekerja-pekerja di pabrik-pabrik rokok, hingga pedagang asongan. <\/p>\n\n\n\n

                                                Merokok itu sebuah bentuk keberpihakan. Berpihak pada nasib petani, berpihak kepada buruh tani dan pekerja pabrik, hingga akhirnya berpihak pada kedaulatan dan kemandirian bangsa lewat produk istimewa bernama kretek. Terang dan jelas dan lugas.<\/p><\/blockquote>\n\n\n\n

                                                Ada syarat yang mesti dipenuhi untuk bisa bersikap seperti Kang Sob bersikap ketika menikmati sebatang rokok kretek. Syarat itu adalah berada dekat dengan petani dan para pekerja di sektor IHT, merasakan hidup dan kehidupan mereka sehari-hari. Tanpa itu, sulit menerka bagaimana sensasi yang dirasakan ketika kita merokok dengan tujuan lelaku politik.<\/p>\n\n\n\n

                                                Dan itulah syarat yang dilalui Kang Sob hingga bisa merasakan ruh lelaku politik ketika Ia merokok. Bukan sekadar hidup dan berinteraksi lama dengan para petani tembakau, Kang Sob lebih jauh dari itu. Ia menuliskan kisah-kisah petani tembakau di Temanggung dalam disertasi doktoralnya\u2014kemudian diterbitkan penerbit KPG\u2014yang Ia beri judul 'Perlawanan Politik dan Puitik Petani Tembakau Temanggung'.<\/p>\n\n\n\n

                                                Baca: Ada Campur Tangan Bloomberg dalam Surat Edaran Menkes terkait Pemblokiran Iklan Rokok<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                                Usai membaca buku karya Kang Sob itu, saya lantas ingin merasakan langsung hidup dalam waktu cukup lama di lingkungan mereka yang menggantungkan hidup dari IHT. Merasakan perasaan yang dirasakan Kang Sob ketika merokok. Kesempatan itu pada akhirnya saya dapat di Munduk, Bali, dan Temanggung, Jawa Tengah, tempat Kang Sob melakukan riset untuk disertasinya.<\/p>\n\n\n\n

                                                Di Munduk, saya tinggal di rumah milik petani cengkeh, hidup berminggu-minggu di lingkungan yang mayoritasnya petani dan buruh tani cengkeh. Saya jalan-jalan ke kebun cengkeh. Melihat petani merawat kebun mereka. Saat panen tiba, saya datang ke kebun untuk melihat dari dekat cengkeh dipanen pekerja pemetik cengkeh. Pada momen-momen itu semua, kretek kerap menjadi teman saya dan para petani cengkeh di Munduk. Di sanalah saya merasakan dengan jernih seperti apa itu perasaan keberpihakan, perlawanan, dan lelaku politis lewat menikmati sebatang kretek.<\/p>\n\n\n\n

                                                Di Temanggung, lebih jauh lagi. Saya tak hanya melihat dari dekat bagaimana petani dan buruh tani menanam komoditas yang mendukung IHT. Di kabupaten yang diapit dua gunung itu, saya melihat secara langsung, bahkan menjadi salah satu pelaku yang mengelola manfaat IHT untuk keberlangsungan pendidikan anak-anak petani dan buruh tani tembakau lewat skema beasiswa. Di rumah-rumah petani di lereng gunung, di alun-alun kota, di kantor beasiswa KNPK, dan di banyak tempat lainnya di Temanggung, saya merasakan aktivitas merokok bukan sekadar untuk mengusir dingin cuaca pegunungan semata. Di sana saya mengekspresikan perlawanan lewat merokok. Melawan kesewenang-wenangan mereka anti-rokok yang hendak menghancurkan kehidupan banyak manusia.<\/p>\n","post_title":"Ekspresi Perlawanan Lewat Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"ekspresi-perlawanan-lewat-merokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-06 12:33:20","post_modified_gmt":"2019-07-06 05:33:20","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5843","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5841,"post_author":"877","post_date":"2019-07-05 12:42:06","post_date_gmt":"2019-07-05 05:42:06","post_content":"\r\n

                                                Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

                                                Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

                                                https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
                                                https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
                                                https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
                                                https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
                                                https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
                                                https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
                                                https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
                                                https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
                                                https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
                                                https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
                                                https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

                                                Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

                                                \"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

                                                Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

                                                Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

                                                Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

                                                Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

                                                Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

                                                Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

                                                Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

                                                Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

                                                Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

                                                Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

                                                Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_title":"Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"protes-petani-tembakau-temanggung-ke-kemkominfo","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2024-01-03 16:04:25","post_modified_gmt":"2024-01-03 09:04:25","post_content_filtered":"\r\n

                                                Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

                                                Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

                                                https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
                                                https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
                                                https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
                                                https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
                                                https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
                                                https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
                                                https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
                                                https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
                                                https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
                                                https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
                                                https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

                                                Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

                                                \"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

                                                Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

                                                Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

                                                Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

                                                Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

                                                Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

                                                Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

                                                Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

                                                Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

                                                Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

                                                Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

                                                Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5841","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5829,"post_author":"878","post_date":"2019-06-28 09:52:18","post_date_gmt":"2019-06-28 02:52:18","post_content":"\n

                                                Rokok, terutama rokok kretek, memberi inspirasi bagi banyak orang. Baik itu inspirasi ketika menikmati kretek atau usai menikmati rokok kretek, juga inspirasi dari produk rokok kreteknya. Lebih jauh dari itu, seluk-beluk dunia kretek mulai dari pertanian tembakau dan cengkeh, proses produksi kretek, transaksi dagang kretek, dan segala hal yang terkait dengan dunia perkretekan menginspirasi begitu banyak orang untuk berkarya dalam rupa-rupa bentuk karya.<\/p>\n\n\n\n

                                                Bagi para penikmat kretek sendiri, rupa-rupa pengalaman bersama kretek juga banyak datangkan kisah menarik. Yang paling kesohor tentu saja kisah K.H Agus Salim dengan diplomasi kreteknya yang membikin suasana di salah satu ruang istana kerajaan Inggris yang sebelumnya begitu kaku dan formil menjadi cair karenanya.<\/p>\n\n\n\n

                                                Baca: Sosiawan Leak Bercerita Soal Rokok dan Do\u2019a<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                                Bukan hanya K.H Agus Salim yang memiliki kisah kretek dengan luar negeri, ada banyak lainnya, salah satunya, Mahbub Djunaidi, tokoh Betawi, tokoh NU, wartawan jempolan, kolumnis produktif, dan banyak hal keren lainnya terkumpul dalam satu orang ini. Kekhasannya dalam menghasilkan karya tulis, mampu membikin tulisan bertema berat dalam kemasan humor dan enak dibaca, membikin hampir semua penulis Indonesia mengagumi tulisannya. Tulisan Mahbub Djunaidi terkait kretek, yang tayang di Koran Kompas pada 29 Maret 1987, lebih 32 tahun lalu, juga dikemas dalam suasana humor dan ringan dibaca namun sarat kritik yang menohok. <\/p>\n\n\n\n

                                                Tulisan Mahbub Djunaidi tentang kretek yang diberi judul \u2018Kretek\u2019 ini juga relevan dengan kondisi saat ini, bagaimana asing begitu mendikte negara ini dalam hal menyikapi rokok kretek. Lewat kaum anti-rokok pihak asing hendak menyingkirkan kretek. Secara halus, begitu halus, Mahbub Djunaidi mengkritik asing itu. Saya sadur seluruhnya saja tulisan Mahbub Djunaidi 32 tahun lalu itu di sini.<\/p>\n\n\n\n

                                                Kretek<\/h2>\n\n\n\n

                                                Oleh: Mahbub Djunaidi<\/p>\n\n\n\n

                                                Sekolah kolonialisme memang berbeda-beda. Yang satu lebih brutal dari yang lain, tapi dilihat dari bintang, hakikatnya sama: mempesiang bangsa lain sebagai usaha mencari sesuap nasi. Kolonial Inggris di daerah konsesi seperti Shanghai memperlakukan orang Cina tak lebih dari binatang. Di sebuah taman kota ada tulisan di pintu gerbangnya \u201cDilarang masuk: anjing dan orang Cina\u201d. Sampai sekarang tulisan itu tidak diangkat, agar generasi demi generasi mengerti betapa jahatnya sistem itu. Tapi, kolonial Belanda di negeri ini menganggap Cina lebih tinggi derajatnya dibanding\u00a0inlander<\/em>, penduduk anak negeri seperti kita-kita ini. Mereka membagi kereta api atau trem kota dalam tiga kelas. Kelas 1 khusus untuk orang Belanda. Kelas 2 untuk Cina dan Arab. Kelas 3 alias kelas kambing buat\u00a0inlander-inlander<\/em>\u00a0anak negeri.<\/p>\n\n\n\n

                                                Baca: Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                                Kecuali para nasionalis dan kaum pergerakan kebangsaan serta rakyat patriot yang bertekad merobohkan sistem itu, ada juga inlander <\/em>yang bersedia jadi budak untuk menggencet bangsa sendiri. Misalnya, para bupati dan pangreh praja yang jelek. Karena jiwanya memang dasar budak, dalam banyak hal mereka lebih nista dari tuannya sendiri. Dan karena jiwanya memang budak, mereka tak punya kepercayaan kepada kemampuan sendiri dan menganggap tuan asingnya bagai dewa putih yang berasal dari langit, dan dalam segala hal lebih unggul. Hubungan antara budak dan tuannya ini mirip dengan hubungan antara hewan sirkus dengan pelatihnya, menurut saja apa yang diperintahkan, dan meniru saja apa yang dicontohkan.<\/p>\n\n\n\n

                                                Sisa jiwa inlander<\/em> ini masih ada juga sedikit bayak di alam kemerdekaan. Pangreh praja yang punya kegemaran menginjak ke bawah dan menjilat ke atas pada dasarnya tetap kehinggapan pembawaan inlander<\/em> itu. Seorang yang senantiasa menganggap asing itu hebat dan senantiasa benar dan unggul, sebenarnya merupakan inlander <\/em>gaya baru, dan mengidap unsur-unsur budak. Bawahan yang menganggap atasannya selalu perlu ditiru dan \u201cdigugu<\/em>\u201d, tak peduli apapun yang dilakukannya, pada dasarnya punya tabiat orang jajahan, tak punya karakter bangsa mereka. Kerdil, penakut, melayang kemana angin bertiup, merupakan pakaian sehari-hari.<\/p>\n\n\n\n

                                                Sementara itu, jika seorang nyonya tidak sudi cangking tas kecuali merek Louis Vuitton walau bikinan Cibaduyut tak kalah bagusnya, berdandan dengan ramuan Yves Saint Laurent serta baju merek Calvin Klein, berkat dorongan anggapan bikinan asing itu dahsyat dan mampu naikkan gengsi, apakah terhadapnya kena pula julukan inlander<\/em> gaya baru?<\/p>\n\n\n\n

                                                Oh, bisa iya dan bisa juga bukan. Jangan-jangan sang nyonya memang patriot sejati, tapi karena kebanyakan uang menjadi sedikit bingung dan hilang keseimbangan. Atau seorang suami yang sudi memakai ikat pinggang merek Etienne Aigner dan domper merek Cartier dan hanya siap berangkat golf dengan kaos merek Lacosre, apakah inlander <\/em>gaya baru? juga bisa iya dan bisa juga tidak. Boleh jadi tokoh kita ini seorang pecinta tanah air berikut produksinya, tapi sekedar menjaga martabat dan gengsi, tak menjadi apa melekatkan barang-barang mahal ke tubuh satu-satunya.<\/p>\n\n\n\n

                                                Kawan saya yang tidak mau disebut inlander<\/em> baik gaya lama maupun baru, bertekad bulat kepingin menggunakan apa saja yang buatan dalam negeri, walau dia sama sekali tidak pernah ketemu Menteri Ginanjar Kartasasmita. Ia tidak merasa perlu memakai baju merek Charles Jourdan atau Lanvin, melainkan cukup bikinan Tegalparang yang tak beda dengan kemeja bikinan manapun di atas dunia. Ia tak merasa perlu pakai kaos merek Benetton karena produksi pinggiran kota Bandung sudah lebih dari cukup.<\/p>\n\n\n\n

                                                Dan untuk lebih membikin dia bukan inlander<\/em> yang kurang percaya harga diri sendiri, begitu mau berangkat ke luar negeri ia kempit berbungkus-bungkus rokok kretek, bukan Marlboro atau Camel atau Lucky Strike, yang kecuali untuk gengsi, asapnya biasa-biasa saja, tapi, begitu ia naik pesawat Air France, seorang pramugari menghampirinya.<\/p>\n\n\n\n

                                                \u201cMaaf, tuan hisap apa? Apa tuan hisap Hashish? Apa tuan sudi ganti rokok yang biasa-biasa saja?\u201d<\/p>\n\n\n\n

                                                \u201cini bukan hashish. Ini tembakau biasa campur cengkeh,\u201d jawab kawan saya. Dan karena tekadnya yang teguh mau menghisap rokok produksi negeri sendiri, kawan saya itu nekad hisap rokok kretek lagi di atas pesawat milik maskapai British Airways. Pada saat asapnya ngepul, datang lagi menghampiri seorang pramugari.<\/p>\n\n\n\n

                                                \u201cWah, bau apa itu? Apa ganja? Apa tuan bisa ganti yang lain saja? Para penumpang di sini idak biasa mengendus bau itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

                                                \u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

                                                Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

                                                Kompas, 29 Maret 1987
                                                <\/p>\n\n\n\n


                                                <\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

                                                Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

                                                Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

                                                Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

                                                Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                                Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

                                                Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

                                                Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

                                                Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

                                                Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

                                                Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

                                                Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
                                                <\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

                                                Paling Populer

                                                \n

                                                Sebutlah itu tembakau Lamuk<\/em>. Ini ialah jenis mutu tembakau terbaik. Dihasilkan di lereng utara dan timur Sumbing. Tembakau Lamsi juga berasal dari lereng utara dan timur gunung itu, kualitasnya berada di bawah jenis Lamuk. Tembakau Paksi berasal dari lahan tegal di lereng utara dan timur Sindoro.<\/p>\n\n\n\n

                                                Tembakau Toalo berasal dari lereng barat dan selatan Sumbing, berada di Desa Tegalrejo sampai Parakan. Tembakau Kidul berasal dari lereng timur Sumbing yang berbatasan dengan penghasil jenis Lamsi dan Tionggang. Jenis Tionggang atau juga biasa disebut tembakau sawah<\/em> dihasilkan dari lahan sawah di sebelah selatan dan tenggara Sindoro. Tembakau Swanbing adalah tembakau yang dihasilkan di lereng Prahu.<\/p>\n\n\n\n

                                                Nah<\/em>, posisi tembakau Srinthil berada di puncak hirarki dari tembakau lauk. Selama ini, fenomena Srinthil tercatat hanya biasa muncul di Desa Legoksari, Losari, Pagergunung, Pagersari, Tlilir, Wonosari, Bansari, Wonotirto, Banaran, Gandu, Gedegan dan Kemloko.<\/p><\/blockquote>\n\n\n\n

                                                Srinthil juga rasanya lebih berat. Hasil analisis Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat pada 2013 terhadap contoh tembakau Srinthil, ternyata memiliki kadar nikotin bervariasi antara 5,05%--7,58%.<\/p>\n\n\n\n

                                                Fenomena Srinthil hanya dapat muncul dari hasil tembakau yang dihasilkan di daerah dengan ketinggian di atas 800 m dpl. Akan tetapi tidak semua tempat di ketinggian itu serta-merta dapat menghasilkan Srinthil. Bahkan pada lahan yang sama di masa panen berbeda, bisa jadi pada suatu momen tertentu menghasilkan Srinthil tetapi pada momen lain ternyata tidak.<\/p>\n\n\n\n

                                                Berdasarkan penuturan petani, khususnya penghasil\u00a0Srinthil<\/em>, mutu istimewa itu hanya akan terjadi bila cuaca selama musim tanam tembakau sangat kering dan muncul dari jenis varitas tembakau lokal yang bernama\u00a0Kemloko<\/em>,\u00a0Kemloko 1<\/em>\u00a0dan\u00a0Kemloko 2<\/em>.<\/p>\n\n\n\n

                                                Baca: Tembakau Lauk dari Temanggung<\/p>\n\n\n\n

                                                Setelah daun tembakau itu dipetik dan digulung rapi, sebelum dirajang, petani di daerah-daerah tersebut di atas akan berharap-harap cemas bisa menghasilkan Srinthil. Pemeraman bertujuan mengubah warna daun dari hijau menjadi kuning sampai coklat. Muncul puthur kuning<\/em> saat diperam, demikian sering disebut oleh masyarakat lokal. Puthur kuning<\/em> yaitu semacam mikro organisme berwarna kuning dan mengeluarkan cairan dan aroma mirip alkohol.<\/p>\n\n\n\n

                                                Pemeraman sendiri merupakan proses fermentasi yang dikatalisir oleh enzim-enzim tertentu. Proses ini dilakukan secara alami, mengandalkan sumber energi hasil pemecahan pati menjadi gula dan selanjutnya gula menjadi CO2 dan H2O ditambah energi.<\/strong><\/p>\n\n\n\n

                                                Daun yang berpotensi menjadi Srinthil mulai diketahui setelah diperam lima hari. Daun itu berubah warna menjadi coklat kehitaman. Pemeraman akan diteruskan jika muncul tanda-bahwa menjadi Srinthil. Daun tembakau yang diperam itu tidak bakalan busuk, bila dirajang tidak menghasilkan struktur seperti serat tetapi menjadi hancur menggumpal, dan bila telah kering berwarna coklat kehitaman sampai hitam cerah dan mengkilat.<\/p>\n\n\n\n

                                                Pada \u201ctembakau temanggungan\u201d demikian lazim disebut, kualitas mutu rendah yang berasal dari daun posisi bawah cenderung memiliki warna hijau kekuningan cerah; sedang semakin tinggi mutunya yang berasal dari daun posisi atas maka warnanya juga cenderung menjadi makin kehitaman bahkan hitam berkilat (bahasa Jawa: \u201cnyamber lilen\u201d<\/em>).<\/p>\n\n\n\n

                                                Kualitas mutu yang berbeda juga berpengaruh pada harga yang berbeda. Jika harga rerata tembakau per kilogram di Temanggung berkisar antara Rp40.000 hingga Rp125.000, maka untuk jenis Srinthil harganya bisa berkisar antara  Rp600.000 hingga 1 juta.<\/p>\n\n\n\n

                                                Secara keseluruhan, merujuk pada buku yang berjudul Kretek\u2014Kajian Ekonomi dan Budaya 4 Kota<\/em> diestimasi, peredaran uang selama musim penanaman hingga masa panen di Temanggung mencapai lebih dari 2 triliun. Angka ini tentu sangat fantastis, melebihi buget APBD Kabupaten Temanggung pada 2018.<\/p>\n\n\n\n

                                                Sejauh ini, ilmu pengetahuan modern, khususnya di pusat-pusat penelitian budidaya tembakau, secara saintifik memang belum mampu mengungkap secara ilmiah rahasia dari kemunculan sang primadona itu. Berbagai eksperimen untuk menghasilkan tembakau dengan kualitas mutu Srinthil<\/em> tentu telah dilakukan berulang kali.<\/h4>\n\n\n\n

                                                Dengan memanfaatkan mikroorganisme yakni puthur kuning<\/em>, yaitu dengan mekanisme diisolasi, inokulasi dan disemprotkan ke daun tembakau, tapi ternyata hasilnya tetap saja nisbi tidak terjadi. Mikroorganisme itu tak berhasil berkembang sehingga pemeraman daun tembakau itu akhirnya juga tidak berhasil mengeluakan kualitas mutu Srinthil. Ya, selalu gagal.<\/p>\n\n\n\n

                                                Karena kualitas mutu Srinthil tidak bisa diciptakan, maka kedatangan si primadona ini oleh masyarakat Temanggung sering dilekatkan dengan aspek mistik. Konon, daun tembakau yang bakal menjadi Srinthil itu, pada malam hari akan tampak mengeluarkan cahaya kuning di kegelapan.<\/p>\n\n\n\n

                                                Sebagian masyarakat petani percaya, cahaya itu diturunkan oleh para dewa di langit. Srinthil bagi mereka adalah suatu \u2018pulung\u2019 <\/em>atau \u2018ndaru rigen\u2019<\/em>, sebuah keberuntungan atau berkah yang tidak dapat direncanakan oleh manusia dan semata terjadi karena kuasa Tuhan.<\/p>\n","post_title":"Primadona Itu Bernama Srinthil","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"primadona-itu-bernama-srinthil","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-12 10:42:26","post_modified_gmt":"2019-07-12 03:42:26","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5855","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5849,"post_author":"877","post_date":"2019-07-08 11:42:15","post_date_gmt":"2019-07-08 04:42:15","post_content":"\n

                                                Dari tahun 2007 hingga pertengahan 2015, terdeteksi banyak organisasi jumlahlnya kurang lebih 20an organisasi, lembaga penelitian pemerintah maupun kemasyaratan hingga keagaman yang ada di Indonesia, justru membawa agenda titipan asing, dengan program pengendalian tembakau. Melalui Bloomberg Initiative, kucuran dana itu sampai mengalir. Sebab, Indonesia dijadikan salah satu target utama karena tembakau yang ada 100% sebagai bahan dasar rokok kretek. Sedangkan asing dalam hal ini Bloomberg Initiative punya keinginan berbeda, yaitu mengusai bahan nikotin yang ada di daun tembakau. <\/p>\n\n\n\n

                                                Adanya kucuran dana yang menyuburkan dari Bloomberg Initiative, menjadikan organisasi atau lembaga di Indonesia  yang tidak memiliki jiwa potriotisme akan berlomba-lomba untuk mendapatkan dana tersebut. Bahkan ada juga organisasi yang menamakan diri sebagai pusat kajian sosial di bawah Universitas terkemuka di Indonesia, rela bekerjasama dengan Bloomberg Initiative. Seperti halnya Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia disingkat PKJS UI, yang dipromotori oleh Prof. dr. Hasbullah Thabrani, MPH dan kawan-kawan. <\/p>\n\n\n\n

                                                PKJS UI berdiri pada tanggal 14 September 2015, tujuannya sangat mulia, yaitu untuk menjembatani kebutuhan pusat penelitian jaminan sosial berbasis akademik, dan fokus pada program jaminan sosial di Indonesia. PKJS UI ini, sebagai langkah awal untuk persiapan membuat program Magister Jaminan Sosial di Indonesia. Semestinya PKJS UI, sebagai organisasi atau pusat kajian yang lahir dan berkembang di Indonesia, wajib memberikan perlindungan sosial terhadap seluruh masyarakat Indonesia, tidak terkecuali masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada sektor pertembakaun. <\/p>\n\n\n\n

                                                Dari hulu hingga hilir, ada sekitar 6,1juta jiwa serapan tenaga kerja pertembakauan, baik sebagai petani tembakau, petani cengkeh dan buruh\/karyawan rokok kretek. Perkebunan tembakau tersebar di 15 provinsi dan perkebunan cengkeh ada di 30 provinsi. Sektor pertembakauan mampu memberikan sumbangan APBN 8.92%, prosentasi yang fantastis dibanding pemasukan minyak dan gas (migas) yang hanya mampu 3.03%. <\/p>\n\n\n\n

                                                Tidak hanya itu, sektor pertembakauan di Indonesia punya sejarah panjang memiliki fungsi sosial dan budaya dalam kehidupan masyarakat. Satu-satunya sektor perdagangan yang mampu bertahan dimasa penjajahan disaat perekonomian bangsa Indonesia hancur. Pertembakauan sektor yang paling mandiri dari hulu hingga hilir, tidak pernah sekalipun mendapatkan subsidi dari Negara. Yang ada sebaliknya, Negara selalu meminta keuntungan lebih, dan tanpa modal. Sektor pertembakauan tahan krisis dan memiliki multiplier effect<\/em>, artinya usaha lain maju dan berkembang sangat dipengaruhi keberadaan pertembakauan. Dampak langsung, semisal di Temanggung banyak pengrajin keranjang yang bisa menikmati hasilnya saat panen tembakau. Di Kudus, dari percetakan hingga pasar tradisional menjadi ramai ketika permintaan rokok kretek meningkat. <\/p>\n\n\n\n

                                                Sekali lagi, keberadaan PKJS UI, seharusnya melakukan kajian untuk perlindungan pertembakauan di Indonesia, dan tidak sebaliknya. Sangat tidak etis, tidak patriotis dan nasionalis, ketika PKJS UI, melakukan pelemahan pada sektor pertembakaun dan mengedepankan kepentingan asing, gara-gara mendapatkan akses dari Bloomberg Initiative. Dalam laporan mitra kerja, PKJS UI bekerjasama dengan 20 lembaga, termasuk bekerjasama dengan Bloomberg Initiative (sumber: https:\/\/sksg.ui.ac.id\/pkjs<\/a>). Hal itu terlihat jelas kajian yang dilakukan PKJS UI sinergi dengan program Bloomberg Initiative untuk pengendalian tembakau. PKJS UI telah melakukan kajian sejak 2016 hingga 2018, setidaknya ada 5 kajian dari 9 kajian yang menyudutkan posisi pertembakauan dalam hal ini rokok kretek di Indonesia, yaitu: <\/p>\n\n\n\n

                                                1. Roadmap Upaya Pengendalian Belanja Rokok dari Dana Bantuan Sosial (Januari 2019)<\/li>
                                                2. Bantuan Sosial, Rokok dan Indikator Sosial Ekonomi di Indonesia (Januari 2019)<\/li>
                                                3. Dukungan Publik Terhadap Kenaikan Cukai Rokok untuk Pendanaan JKN (Agustus 2018)<\/li>
                                                4. Dukungan Publik Terhadap Kenaikan Harga Rokok (Juli 2018)<\/li>
                                                5. Perilaku Merokok Orang Tua dan Dampaknya Terhadap Stunting, Kecerdasan, dan Kemiskinan: Bukti Empiris dari Data Panel IFLS (Juni 2018)<\/li><\/ol>\n\n\n\n

                                                  Bloomberg Initiative, adalah program filantropis yang dilakukan oleh pengusaha media dan layanan data keuangan berbasis di Amerika Serikat bernama Michael Bloomberg. Pada tahun 2006, ia mendonasikan uangnya sebesar 125 juta dolar AS dan pada tahun 2008 berjumlah 250 juta dolar AS untuk pendanaan kegiatan pengendalian tembakau, termasuk di Indonesia. Tiap tahunnya besaran donasi selalu meningkat.<\/p>\n\n\n\n

                                                  Donasi tersebut tidak murni sumbangan, ada muatan dan hubungannya dengan farmasi, melalui sahabat karibnya sekaligus penasihatnya bernama William R. Brody menjabat sebagai direktur Novartis. Berawal dari hasil penelitian lembaga kesehatan modern di Amerika, Surgeon General, bahwa nikotin pada tembakau dapat membuat ketergantuangan. Oleh ahli farmakologi, nikotin pada tembakau banyak manfaat untuk obat terapi dan pengobatan. Lain itu, nikotin pada tembakau sangat bermanfaat sebagai obat nyeri, gelisah, depresi dan juga dapat meningkatkan konsentrasi. <\/p>\n\n\n\n

                                                  Melihat dari manfaat nikotin dalam tembakau inilah memunculkan niat pengambilalihan bisnis nikotin pada tembakau. Namun sayangnya, niatan itu belum terwujud, karena penggunaan tembakau masih terkuasai oleh industri rokok.  Selain kebutuhan tembakau untuk bahan dasar rokok masih relative besar, juga tidak bisa menyaingi pabrikan rokok perihal harga pembelian tembakau. <\/p>\n\n\n\n

                                                  Untuk itu, isu yang digulirkan adalah memerangi atau mengendalikan tembakau, bahkan sampai bagaimana caranya agar tembakau tidak dibuat bahan baku rokok. Satu-satunya jalan bersekutu dengan industri farmasi. Dilanjutkan berhasil memasukkan agenda kerangka kebijakan international dalam organisasi kesehatan dunia (WHO). Upaya pengambilalihan bisnis nikotin tersebut sebetulnya terjadi di berbagai Negara, termasuk Indonesia. Aliran dana digelontorkan besar-besaran mengalir ke lembaga-lembaga kesehatan, organisasi masyarakat bahkan sampai lembaga keagamaan, inilah yang dinamai politik dagang tingkat tinggi.<\/p>\n\n\n\n

                                                  Untuk itu, marilah lembaga-lembaga, atau kajian-kajian yang lahir dan berkembang di Indonesia, agar lebih sensitif dan peka, mendahulukan kepentingan nasional dari pada kepentingan asing. Melindungi kepentingan masyarakat pribumi lebih penting dari pada melindungi kepentingan dagang asing. Jiwa nasionalisme dan patriotik sangat dibutuhkan untuk membangun bangsa menuju masa depan yang lebih baik.   
                                                  <\/p>\n","post_title":"Selingkuh PKJS UI dengan Kepentingan Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"selingkuh-pkjs-ui-dengan-kepentingan-asing","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-08 11:42:23","post_modified_gmt":"2019-07-08 04:42:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5849","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5843,"post_author":"878","post_date":"2019-07-06 12:33:13","post_date_gmt":"2019-07-06 05:33:13","post_content":"\n

                                                  Jika seseorang ditanya mengapa ia merokok, jawaban yang paling sering didengar: untuk relaksasi, teman rehat, rekan berkarya, dan semua hal yang mengalir ke muara bernama kenikmatan. Hampir semua berkutat di sekitar itu. Yang sedikit berbeda, ada juga yang menjawab supaya lebih enak ketika mengobrol dengan teman yang juga merokok, atau untuk mengusir hawa dingin yang mengepung tubuh.<\/p>\n\n\n\n

                                                  Adalah Muhamad Sobary, seorang budayawan, penulis produktif, dan peneliti jempolan yang memiliki jawaban lain dari yang lain. Muhamad Sobary baru mulai merokok pada usia 59 tahun. Usia yang terlampau telat untuk memulai merokok. Di saat kebanyakan perokok lain memutuskan berhenti merokok di usia senja, laki-laki yang biasa disapa 'Kang Sob' ini malah baru mulai merokok.<\/p>\n\n\n\n

                                                  Baca: Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                                  Menurutnya, keputusan mulai merokok di usia senja Ia pilih sesaat setelah mengetahui seluk-beluk perang nikotin yang terjadi di bumi. Ragam bentuk isu mulai dari kesehatan, ekonomi, hingga isu lingkungan dijadikan alat oleh pemodal asing untuk merebut pasar rokok di negeri ini yang sepenuhnya dikuasai pengusaha dalam negeri lewat produk khas nusantara yang kerap disebut 'kretek'.<\/p>\n\n\n\n

                                                  Bagi Kang Sob, merokok itu peristiwa politik. Merokok adalah aksi untuk melawan upaya pihak-pihak yang ingin merusak industri hasil tembakau (IHT) Indonesia. Dengan merokok, kita berpolitik, bukan sekadar berpolitik untuk IHT, namun berpolitik untuk petani tembakau, petani cengkeh, buruh tani, pekerja-pekerja di pabrik-pabrik rokok, hingga pedagang asongan. <\/p>\n\n\n\n

                                                  Merokok itu sebuah bentuk keberpihakan. Berpihak pada nasib petani, berpihak kepada buruh tani dan pekerja pabrik, hingga akhirnya berpihak pada kedaulatan dan kemandirian bangsa lewat produk istimewa bernama kretek. Terang dan jelas dan lugas.<\/p><\/blockquote>\n\n\n\n

                                                  Ada syarat yang mesti dipenuhi untuk bisa bersikap seperti Kang Sob bersikap ketika menikmati sebatang rokok kretek. Syarat itu adalah berada dekat dengan petani dan para pekerja di sektor IHT, merasakan hidup dan kehidupan mereka sehari-hari. Tanpa itu, sulit menerka bagaimana sensasi yang dirasakan ketika kita merokok dengan tujuan lelaku politik.<\/p>\n\n\n\n

                                                  Dan itulah syarat yang dilalui Kang Sob hingga bisa merasakan ruh lelaku politik ketika Ia merokok. Bukan sekadar hidup dan berinteraksi lama dengan para petani tembakau, Kang Sob lebih jauh dari itu. Ia menuliskan kisah-kisah petani tembakau di Temanggung dalam disertasi doktoralnya\u2014kemudian diterbitkan penerbit KPG\u2014yang Ia beri judul 'Perlawanan Politik dan Puitik Petani Tembakau Temanggung'.<\/p>\n\n\n\n

                                                  Baca: Ada Campur Tangan Bloomberg dalam Surat Edaran Menkes terkait Pemblokiran Iklan Rokok<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                                  Usai membaca buku karya Kang Sob itu, saya lantas ingin merasakan langsung hidup dalam waktu cukup lama di lingkungan mereka yang menggantungkan hidup dari IHT. Merasakan perasaan yang dirasakan Kang Sob ketika merokok. Kesempatan itu pada akhirnya saya dapat di Munduk, Bali, dan Temanggung, Jawa Tengah, tempat Kang Sob melakukan riset untuk disertasinya.<\/p>\n\n\n\n

                                                  Di Munduk, saya tinggal di rumah milik petani cengkeh, hidup berminggu-minggu di lingkungan yang mayoritasnya petani dan buruh tani cengkeh. Saya jalan-jalan ke kebun cengkeh. Melihat petani merawat kebun mereka. Saat panen tiba, saya datang ke kebun untuk melihat dari dekat cengkeh dipanen pekerja pemetik cengkeh. Pada momen-momen itu semua, kretek kerap menjadi teman saya dan para petani cengkeh di Munduk. Di sanalah saya merasakan dengan jernih seperti apa itu perasaan keberpihakan, perlawanan, dan lelaku politis lewat menikmati sebatang kretek.<\/p>\n\n\n\n

                                                  Di Temanggung, lebih jauh lagi. Saya tak hanya melihat dari dekat bagaimana petani dan buruh tani menanam komoditas yang mendukung IHT. Di kabupaten yang diapit dua gunung itu, saya melihat secara langsung, bahkan menjadi salah satu pelaku yang mengelola manfaat IHT untuk keberlangsungan pendidikan anak-anak petani dan buruh tani tembakau lewat skema beasiswa. Di rumah-rumah petani di lereng gunung, di alun-alun kota, di kantor beasiswa KNPK, dan di banyak tempat lainnya di Temanggung, saya merasakan aktivitas merokok bukan sekadar untuk mengusir dingin cuaca pegunungan semata. Di sana saya mengekspresikan perlawanan lewat merokok. Melawan kesewenang-wenangan mereka anti-rokok yang hendak menghancurkan kehidupan banyak manusia.<\/p>\n","post_title":"Ekspresi Perlawanan Lewat Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"ekspresi-perlawanan-lewat-merokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-06 12:33:20","post_modified_gmt":"2019-07-06 05:33:20","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5843","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5841,"post_author":"877","post_date":"2019-07-05 12:42:06","post_date_gmt":"2019-07-05 05:42:06","post_content":"\r\n

                                                  Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

                                                  Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

                                                  https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
                                                  https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
                                                  https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
                                                  https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
                                                  https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
                                                  https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
                                                  https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
                                                  https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
                                                  https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
                                                  https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
                                                  https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

                                                  Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

                                                  \"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

                                                  Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

                                                  Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

                                                  Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

                                                  Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

                                                  Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

                                                  Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

                                                  Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

                                                  Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

                                                  Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

                                                  Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

                                                  Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_title":"Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"protes-petani-tembakau-temanggung-ke-kemkominfo","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2024-01-03 16:04:25","post_modified_gmt":"2024-01-03 09:04:25","post_content_filtered":"\r\n

                                                  Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

                                                  Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

                                                  https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
                                                  https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
                                                  https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
                                                  https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
                                                  https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
                                                  https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
                                                  https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
                                                  https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
                                                  https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
                                                  https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
                                                  https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

                                                  Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

                                                  \"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

                                                  Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

                                                  Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

                                                  Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

                                                  Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

                                                  Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

                                                  Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

                                                  Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

                                                  Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

                                                  Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

                                                  Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

                                                  Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5841","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5829,"post_author":"878","post_date":"2019-06-28 09:52:18","post_date_gmt":"2019-06-28 02:52:18","post_content":"\n

                                                  Rokok, terutama rokok kretek, memberi inspirasi bagi banyak orang. Baik itu inspirasi ketika menikmati kretek atau usai menikmati rokok kretek, juga inspirasi dari produk rokok kreteknya. Lebih jauh dari itu, seluk-beluk dunia kretek mulai dari pertanian tembakau dan cengkeh, proses produksi kretek, transaksi dagang kretek, dan segala hal yang terkait dengan dunia perkretekan menginspirasi begitu banyak orang untuk berkarya dalam rupa-rupa bentuk karya.<\/p>\n\n\n\n

                                                  Bagi para penikmat kretek sendiri, rupa-rupa pengalaman bersama kretek juga banyak datangkan kisah menarik. Yang paling kesohor tentu saja kisah K.H Agus Salim dengan diplomasi kreteknya yang membikin suasana di salah satu ruang istana kerajaan Inggris yang sebelumnya begitu kaku dan formil menjadi cair karenanya.<\/p>\n\n\n\n

                                                  Baca: Sosiawan Leak Bercerita Soal Rokok dan Do\u2019a<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                                  Bukan hanya K.H Agus Salim yang memiliki kisah kretek dengan luar negeri, ada banyak lainnya, salah satunya, Mahbub Djunaidi, tokoh Betawi, tokoh NU, wartawan jempolan, kolumnis produktif, dan banyak hal keren lainnya terkumpul dalam satu orang ini. Kekhasannya dalam menghasilkan karya tulis, mampu membikin tulisan bertema berat dalam kemasan humor dan enak dibaca, membikin hampir semua penulis Indonesia mengagumi tulisannya. Tulisan Mahbub Djunaidi terkait kretek, yang tayang di Koran Kompas pada 29 Maret 1987, lebih 32 tahun lalu, juga dikemas dalam suasana humor dan ringan dibaca namun sarat kritik yang menohok. <\/p>\n\n\n\n

                                                  Tulisan Mahbub Djunaidi tentang kretek yang diberi judul \u2018Kretek\u2019 ini juga relevan dengan kondisi saat ini, bagaimana asing begitu mendikte negara ini dalam hal menyikapi rokok kretek. Lewat kaum anti-rokok pihak asing hendak menyingkirkan kretek. Secara halus, begitu halus, Mahbub Djunaidi mengkritik asing itu. Saya sadur seluruhnya saja tulisan Mahbub Djunaidi 32 tahun lalu itu di sini.<\/p>\n\n\n\n

                                                  Kretek<\/h2>\n\n\n\n

                                                  Oleh: Mahbub Djunaidi<\/p>\n\n\n\n

                                                  Sekolah kolonialisme memang berbeda-beda. Yang satu lebih brutal dari yang lain, tapi dilihat dari bintang, hakikatnya sama: mempesiang bangsa lain sebagai usaha mencari sesuap nasi. Kolonial Inggris di daerah konsesi seperti Shanghai memperlakukan orang Cina tak lebih dari binatang. Di sebuah taman kota ada tulisan di pintu gerbangnya \u201cDilarang masuk: anjing dan orang Cina\u201d. Sampai sekarang tulisan itu tidak diangkat, agar generasi demi generasi mengerti betapa jahatnya sistem itu. Tapi, kolonial Belanda di negeri ini menganggap Cina lebih tinggi derajatnya dibanding\u00a0inlander<\/em>, penduduk anak negeri seperti kita-kita ini. Mereka membagi kereta api atau trem kota dalam tiga kelas. Kelas 1 khusus untuk orang Belanda. Kelas 2 untuk Cina dan Arab. Kelas 3 alias kelas kambing buat\u00a0inlander-inlander<\/em>\u00a0anak negeri.<\/p>\n\n\n\n

                                                  Baca: Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                                  Kecuali para nasionalis dan kaum pergerakan kebangsaan serta rakyat patriot yang bertekad merobohkan sistem itu, ada juga inlander <\/em>yang bersedia jadi budak untuk menggencet bangsa sendiri. Misalnya, para bupati dan pangreh praja yang jelek. Karena jiwanya memang dasar budak, dalam banyak hal mereka lebih nista dari tuannya sendiri. Dan karena jiwanya memang budak, mereka tak punya kepercayaan kepada kemampuan sendiri dan menganggap tuan asingnya bagai dewa putih yang berasal dari langit, dan dalam segala hal lebih unggul. Hubungan antara budak dan tuannya ini mirip dengan hubungan antara hewan sirkus dengan pelatihnya, menurut saja apa yang diperintahkan, dan meniru saja apa yang dicontohkan.<\/p>\n\n\n\n

                                                  Sisa jiwa inlander<\/em> ini masih ada juga sedikit bayak di alam kemerdekaan. Pangreh praja yang punya kegemaran menginjak ke bawah dan menjilat ke atas pada dasarnya tetap kehinggapan pembawaan inlander<\/em> itu. Seorang yang senantiasa menganggap asing itu hebat dan senantiasa benar dan unggul, sebenarnya merupakan inlander <\/em>gaya baru, dan mengidap unsur-unsur budak. Bawahan yang menganggap atasannya selalu perlu ditiru dan \u201cdigugu<\/em>\u201d, tak peduli apapun yang dilakukannya, pada dasarnya punya tabiat orang jajahan, tak punya karakter bangsa mereka. Kerdil, penakut, melayang kemana angin bertiup, merupakan pakaian sehari-hari.<\/p>\n\n\n\n

                                                  Sementara itu, jika seorang nyonya tidak sudi cangking tas kecuali merek Louis Vuitton walau bikinan Cibaduyut tak kalah bagusnya, berdandan dengan ramuan Yves Saint Laurent serta baju merek Calvin Klein, berkat dorongan anggapan bikinan asing itu dahsyat dan mampu naikkan gengsi, apakah terhadapnya kena pula julukan inlander<\/em> gaya baru?<\/p>\n\n\n\n

                                                  Oh, bisa iya dan bisa juga bukan. Jangan-jangan sang nyonya memang patriot sejati, tapi karena kebanyakan uang menjadi sedikit bingung dan hilang keseimbangan. Atau seorang suami yang sudi memakai ikat pinggang merek Etienne Aigner dan domper merek Cartier dan hanya siap berangkat golf dengan kaos merek Lacosre, apakah inlander <\/em>gaya baru? juga bisa iya dan bisa juga tidak. Boleh jadi tokoh kita ini seorang pecinta tanah air berikut produksinya, tapi sekedar menjaga martabat dan gengsi, tak menjadi apa melekatkan barang-barang mahal ke tubuh satu-satunya.<\/p>\n\n\n\n

                                                  Kawan saya yang tidak mau disebut inlander<\/em> baik gaya lama maupun baru, bertekad bulat kepingin menggunakan apa saja yang buatan dalam negeri, walau dia sama sekali tidak pernah ketemu Menteri Ginanjar Kartasasmita. Ia tidak merasa perlu memakai baju merek Charles Jourdan atau Lanvin, melainkan cukup bikinan Tegalparang yang tak beda dengan kemeja bikinan manapun di atas dunia. Ia tak merasa perlu pakai kaos merek Benetton karena produksi pinggiran kota Bandung sudah lebih dari cukup.<\/p>\n\n\n\n

                                                  Dan untuk lebih membikin dia bukan inlander<\/em> yang kurang percaya harga diri sendiri, begitu mau berangkat ke luar negeri ia kempit berbungkus-bungkus rokok kretek, bukan Marlboro atau Camel atau Lucky Strike, yang kecuali untuk gengsi, asapnya biasa-biasa saja, tapi, begitu ia naik pesawat Air France, seorang pramugari menghampirinya.<\/p>\n\n\n\n

                                                  \u201cMaaf, tuan hisap apa? Apa tuan hisap Hashish? Apa tuan sudi ganti rokok yang biasa-biasa saja?\u201d<\/p>\n\n\n\n

                                                  \u201cini bukan hashish. Ini tembakau biasa campur cengkeh,\u201d jawab kawan saya. Dan karena tekadnya yang teguh mau menghisap rokok produksi negeri sendiri, kawan saya itu nekad hisap rokok kretek lagi di atas pesawat milik maskapai British Airways. Pada saat asapnya ngepul, datang lagi menghampiri seorang pramugari.<\/p>\n\n\n\n

                                                  \u201cWah, bau apa itu? Apa ganja? Apa tuan bisa ganti yang lain saja? Para penumpang di sini idak biasa mengendus bau itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

                                                  \u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

                                                  Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

                                                  Kompas, 29 Maret 1987
                                                  <\/p>\n\n\n\n


                                                  <\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

                                                  Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

                                                  Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

                                                  Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

                                                  Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                                  Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

                                                  Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

                                                  Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

                                                  Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

                                                  Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

                                                  Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

                                                  Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
                                                  <\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

                                                  Paling Populer

                                                  \n

                                                  Bicara kualitas mutu tembakau sendiri dipengaruhi oleh posisi daun pada batang. Semakin tinggi posisi daunnya semakin tinggi mutunya. Makin tinggi posisi daun makin tinggi kadar nikotinnya. Juga semakin tinggi tempat tanamnya, maka umur tanaman menjadi semakin panjang. Semakin panjang umur tanaman tembakau, maka waktu untuk mengakumulasi nikotin juga semakin panjang. Ini mempengaruhi kadar nikotin dalam daun tembakau.<\/p>\n\n\n\n

                                                  Sebutlah itu tembakau Lamuk<\/em>. Ini ialah jenis mutu tembakau terbaik. Dihasilkan di lereng utara dan timur Sumbing. Tembakau Lamsi juga berasal dari lereng utara dan timur gunung itu, kualitasnya berada di bawah jenis Lamuk. Tembakau Paksi berasal dari lahan tegal di lereng utara dan timur Sindoro.<\/p>\n\n\n\n

                                                  Tembakau Toalo berasal dari lereng barat dan selatan Sumbing, berada di Desa Tegalrejo sampai Parakan. Tembakau Kidul berasal dari lereng timur Sumbing yang berbatasan dengan penghasil jenis Lamsi dan Tionggang. Jenis Tionggang atau juga biasa disebut tembakau sawah<\/em> dihasilkan dari lahan sawah di sebelah selatan dan tenggara Sindoro. Tembakau Swanbing adalah tembakau yang dihasilkan di lereng Prahu.<\/p>\n\n\n\n

                                                  Nah<\/em>, posisi tembakau Srinthil berada di puncak hirarki dari tembakau lauk. Selama ini, fenomena Srinthil tercatat hanya biasa muncul di Desa Legoksari, Losari, Pagergunung, Pagersari, Tlilir, Wonosari, Bansari, Wonotirto, Banaran, Gandu, Gedegan dan Kemloko.<\/p><\/blockquote>\n\n\n\n

                                                  Srinthil juga rasanya lebih berat. Hasil analisis Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat pada 2013 terhadap contoh tembakau Srinthil, ternyata memiliki kadar nikotin bervariasi antara 5,05%--7,58%.<\/p>\n\n\n\n

                                                  Fenomena Srinthil hanya dapat muncul dari hasil tembakau yang dihasilkan di daerah dengan ketinggian di atas 800 m dpl. Akan tetapi tidak semua tempat di ketinggian itu serta-merta dapat menghasilkan Srinthil. Bahkan pada lahan yang sama di masa panen berbeda, bisa jadi pada suatu momen tertentu menghasilkan Srinthil tetapi pada momen lain ternyata tidak.<\/p>\n\n\n\n

                                                  Berdasarkan penuturan petani, khususnya penghasil\u00a0Srinthil<\/em>, mutu istimewa itu hanya akan terjadi bila cuaca selama musim tanam tembakau sangat kering dan muncul dari jenis varitas tembakau lokal yang bernama\u00a0Kemloko<\/em>,\u00a0Kemloko 1<\/em>\u00a0dan\u00a0Kemloko 2<\/em>.<\/p>\n\n\n\n

                                                  Baca: Tembakau Lauk dari Temanggung<\/p>\n\n\n\n

                                                  Setelah daun tembakau itu dipetik dan digulung rapi, sebelum dirajang, petani di daerah-daerah tersebut di atas akan berharap-harap cemas bisa menghasilkan Srinthil. Pemeraman bertujuan mengubah warna daun dari hijau menjadi kuning sampai coklat. Muncul puthur kuning<\/em> saat diperam, demikian sering disebut oleh masyarakat lokal. Puthur kuning<\/em> yaitu semacam mikro organisme berwarna kuning dan mengeluarkan cairan dan aroma mirip alkohol.<\/p>\n\n\n\n

                                                  Pemeraman sendiri merupakan proses fermentasi yang dikatalisir oleh enzim-enzim tertentu. Proses ini dilakukan secara alami, mengandalkan sumber energi hasil pemecahan pati menjadi gula dan selanjutnya gula menjadi CO2 dan H2O ditambah energi.<\/strong><\/p>\n\n\n\n

                                                  Daun yang berpotensi menjadi Srinthil mulai diketahui setelah diperam lima hari. Daun itu berubah warna menjadi coklat kehitaman. Pemeraman akan diteruskan jika muncul tanda-bahwa menjadi Srinthil. Daun tembakau yang diperam itu tidak bakalan busuk, bila dirajang tidak menghasilkan struktur seperti serat tetapi menjadi hancur menggumpal, dan bila telah kering berwarna coklat kehitaman sampai hitam cerah dan mengkilat.<\/p>\n\n\n\n

                                                  Pada \u201ctembakau temanggungan\u201d demikian lazim disebut, kualitas mutu rendah yang berasal dari daun posisi bawah cenderung memiliki warna hijau kekuningan cerah; sedang semakin tinggi mutunya yang berasal dari daun posisi atas maka warnanya juga cenderung menjadi makin kehitaman bahkan hitam berkilat (bahasa Jawa: \u201cnyamber lilen\u201d<\/em>).<\/p>\n\n\n\n

                                                  Kualitas mutu yang berbeda juga berpengaruh pada harga yang berbeda. Jika harga rerata tembakau per kilogram di Temanggung berkisar antara Rp40.000 hingga Rp125.000, maka untuk jenis Srinthil harganya bisa berkisar antara  Rp600.000 hingga 1 juta.<\/p>\n\n\n\n

                                                  Secara keseluruhan, merujuk pada buku yang berjudul Kretek\u2014Kajian Ekonomi dan Budaya 4 Kota<\/em> diestimasi, peredaran uang selama musim penanaman hingga masa panen di Temanggung mencapai lebih dari 2 triliun. Angka ini tentu sangat fantastis, melebihi buget APBD Kabupaten Temanggung pada 2018.<\/p>\n\n\n\n

                                                  Sejauh ini, ilmu pengetahuan modern, khususnya di pusat-pusat penelitian budidaya tembakau, secara saintifik memang belum mampu mengungkap secara ilmiah rahasia dari kemunculan sang primadona itu. Berbagai eksperimen untuk menghasilkan tembakau dengan kualitas mutu Srinthil<\/em> tentu telah dilakukan berulang kali.<\/h4>\n\n\n\n

                                                  Dengan memanfaatkan mikroorganisme yakni puthur kuning<\/em>, yaitu dengan mekanisme diisolasi, inokulasi dan disemprotkan ke daun tembakau, tapi ternyata hasilnya tetap saja nisbi tidak terjadi. Mikroorganisme itu tak berhasil berkembang sehingga pemeraman daun tembakau itu akhirnya juga tidak berhasil mengeluakan kualitas mutu Srinthil. Ya, selalu gagal.<\/p>\n\n\n\n

                                                  Karena kualitas mutu Srinthil tidak bisa diciptakan, maka kedatangan si primadona ini oleh masyarakat Temanggung sering dilekatkan dengan aspek mistik. Konon, daun tembakau yang bakal menjadi Srinthil itu, pada malam hari akan tampak mengeluarkan cahaya kuning di kegelapan.<\/p>\n\n\n\n

                                                  Sebagian masyarakat petani percaya, cahaya itu diturunkan oleh para dewa di langit. Srinthil bagi mereka adalah suatu \u2018pulung\u2019 <\/em>atau \u2018ndaru rigen\u2019<\/em>, sebuah keberuntungan atau berkah yang tidak dapat direncanakan oleh manusia dan semata terjadi karena kuasa Tuhan.<\/p>\n","post_title":"Primadona Itu Bernama Srinthil","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"primadona-itu-bernama-srinthil","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-12 10:42:26","post_modified_gmt":"2019-07-12 03:42:26","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5855","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5849,"post_author":"877","post_date":"2019-07-08 11:42:15","post_date_gmt":"2019-07-08 04:42:15","post_content":"\n

                                                  Dari tahun 2007 hingga pertengahan 2015, terdeteksi banyak organisasi jumlahlnya kurang lebih 20an organisasi, lembaga penelitian pemerintah maupun kemasyaratan hingga keagaman yang ada di Indonesia, justru membawa agenda titipan asing, dengan program pengendalian tembakau. Melalui Bloomberg Initiative, kucuran dana itu sampai mengalir. Sebab, Indonesia dijadikan salah satu target utama karena tembakau yang ada 100% sebagai bahan dasar rokok kretek. Sedangkan asing dalam hal ini Bloomberg Initiative punya keinginan berbeda, yaitu mengusai bahan nikotin yang ada di daun tembakau. <\/p>\n\n\n\n

                                                  Adanya kucuran dana yang menyuburkan dari Bloomberg Initiative, menjadikan organisasi atau lembaga di Indonesia  yang tidak memiliki jiwa potriotisme akan berlomba-lomba untuk mendapatkan dana tersebut. Bahkan ada juga organisasi yang menamakan diri sebagai pusat kajian sosial di bawah Universitas terkemuka di Indonesia, rela bekerjasama dengan Bloomberg Initiative. Seperti halnya Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia disingkat PKJS UI, yang dipromotori oleh Prof. dr. Hasbullah Thabrani, MPH dan kawan-kawan. <\/p>\n\n\n\n

                                                  PKJS UI berdiri pada tanggal 14 September 2015, tujuannya sangat mulia, yaitu untuk menjembatani kebutuhan pusat penelitian jaminan sosial berbasis akademik, dan fokus pada program jaminan sosial di Indonesia. PKJS UI ini, sebagai langkah awal untuk persiapan membuat program Magister Jaminan Sosial di Indonesia. Semestinya PKJS UI, sebagai organisasi atau pusat kajian yang lahir dan berkembang di Indonesia, wajib memberikan perlindungan sosial terhadap seluruh masyarakat Indonesia, tidak terkecuali masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada sektor pertembakaun. <\/p>\n\n\n\n

                                                  Dari hulu hingga hilir, ada sekitar 6,1juta jiwa serapan tenaga kerja pertembakauan, baik sebagai petani tembakau, petani cengkeh dan buruh\/karyawan rokok kretek. Perkebunan tembakau tersebar di 15 provinsi dan perkebunan cengkeh ada di 30 provinsi. Sektor pertembakauan mampu memberikan sumbangan APBN 8.92%, prosentasi yang fantastis dibanding pemasukan minyak dan gas (migas) yang hanya mampu 3.03%. <\/p>\n\n\n\n

                                                  Tidak hanya itu, sektor pertembakauan di Indonesia punya sejarah panjang memiliki fungsi sosial dan budaya dalam kehidupan masyarakat. Satu-satunya sektor perdagangan yang mampu bertahan dimasa penjajahan disaat perekonomian bangsa Indonesia hancur. Pertembakauan sektor yang paling mandiri dari hulu hingga hilir, tidak pernah sekalipun mendapatkan subsidi dari Negara. Yang ada sebaliknya, Negara selalu meminta keuntungan lebih, dan tanpa modal. Sektor pertembakauan tahan krisis dan memiliki multiplier effect<\/em>, artinya usaha lain maju dan berkembang sangat dipengaruhi keberadaan pertembakauan. Dampak langsung, semisal di Temanggung banyak pengrajin keranjang yang bisa menikmati hasilnya saat panen tembakau. Di Kudus, dari percetakan hingga pasar tradisional menjadi ramai ketika permintaan rokok kretek meningkat. <\/p>\n\n\n\n

                                                  Sekali lagi, keberadaan PKJS UI, seharusnya melakukan kajian untuk perlindungan pertembakauan di Indonesia, dan tidak sebaliknya. Sangat tidak etis, tidak patriotis dan nasionalis, ketika PKJS UI, melakukan pelemahan pada sektor pertembakaun dan mengedepankan kepentingan asing, gara-gara mendapatkan akses dari Bloomberg Initiative. Dalam laporan mitra kerja, PKJS UI bekerjasama dengan 20 lembaga, termasuk bekerjasama dengan Bloomberg Initiative (sumber: https:\/\/sksg.ui.ac.id\/pkjs<\/a>). Hal itu terlihat jelas kajian yang dilakukan PKJS UI sinergi dengan program Bloomberg Initiative untuk pengendalian tembakau. PKJS UI telah melakukan kajian sejak 2016 hingga 2018, setidaknya ada 5 kajian dari 9 kajian yang menyudutkan posisi pertembakauan dalam hal ini rokok kretek di Indonesia, yaitu: <\/p>\n\n\n\n

                                                  1. Roadmap Upaya Pengendalian Belanja Rokok dari Dana Bantuan Sosial (Januari 2019)<\/li>
                                                  2. Bantuan Sosial, Rokok dan Indikator Sosial Ekonomi di Indonesia (Januari 2019)<\/li>
                                                  3. Dukungan Publik Terhadap Kenaikan Cukai Rokok untuk Pendanaan JKN (Agustus 2018)<\/li>
                                                  4. Dukungan Publik Terhadap Kenaikan Harga Rokok (Juli 2018)<\/li>
                                                  5. Perilaku Merokok Orang Tua dan Dampaknya Terhadap Stunting, Kecerdasan, dan Kemiskinan: Bukti Empiris dari Data Panel IFLS (Juni 2018)<\/li><\/ol>\n\n\n\n

                                                    Bloomberg Initiative, adalah program filantropis yang dilakukan oleh pengusaha media dan layanan data keuangan berbasis di Amerika Serikat bernama Michael Bloomberg. Pada tahun 2006, ia mendonasikan uangnya sebesar 125 juta dolar AS dan pada tahun 2008 berjumlah 250 juta dolar AS untuk pendanaan kegiatan pengendalian tembakau, termasuk di Indonesia. Tiap tahunnya besaran donasi selalu meningkat.<\/p>\n\n\n\n

                                                    Donasi tersebut tidak murni sumbangan, ada muatan dan hubungannya dengan farmasi, melalui sahabat karibnya sekaligus penasihatnya bernama William R. Brody menjabat sebagai direktur Novartis. Berawal dari hasil penelitian lembaga kesehatan modern di Amerika, Surgeon General, bahwa nikotin pada tembakau dapat membuat ketergantuangan. Oleh ahli farmakologi, nikotin pada tembakau banyak manfaat untuk obat terapi dan pengobatan. Lain itu, nikotin pada tembakau sangat bermanfaat sebagai obat nyeri, gelisah, depresi dan juga dapat meningkatkan konsentrasi. <\/p>\n\n\n\n

                                                    Melihat dari manfaat nikotin dalam tembakau inilah memunculkan niat pengambilalihan bisnis nikotin pada tembakau. Namun sayangnya, niatan itu belum terwujud, karena penggunaan tembakau masih terkuasai oleh industri rokok.  Selain kebutuhan tembakau untuk bahan dasar rokok masih relative besar, juga tidak bisa menyaingi pabrikan rokok perihal harga pembelian tembakau. <\/p>\n\n\n\n

                                                    Untuk itu, isu yang digulirkan adalah memerangi atau mengendalikan tembakau, bahkan sampai bagaimana caranya agar tembakau tidak dibuat bahan baku rokok. Satu-satunya jalan bersekutu dengan industri farmasi. Dilanjutkan berhasil memasukkan agenda kerangka kebijakan international dalam organisasi kesehatan dunia (WHO). Upaya pengambilalihan bisnis nikotin tersebut sebetulnya terjadi di berbagai Negara, termasuk Indonesia. Aliran dana digelontorkan besar-besaran mengalir ke lembaga-lembaga kesehatan, organisasi masyarakat bahkan sampai lembaga keagamaan, inilah yang dinamai politik dagang tingkat tinggi.<\/p>\n\n\n\n

                                                    Untuk itu, marilah lembaga-lembaga, atau kajian-kajian yang lahir dan berkembang di Indonesia, agar lebih sensitif dan peka, mendahulukan kepentingan nasional dari pada kepentingan asing. Melindungi kepentingan masyarakat pribumi lebih penting dari pada melindungi kepentingan dagang asing. Jiwa nasionalisme dan patriotik sangat dibutuhkan untuk membangun bangsa menuju masa depan yang lebih baik.   
                                                    <\/p>\n","post_title":"Selingkuh PKJS UI dengan Kepentingan Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"selingkuh-pkjs-ui-dengan-kepentingan-asing","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-08 11:42:23","post_modified_gmt":"2019-07-08 04:42:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5849","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5843,"post_author":"878","post_date":"2019-07-06 12:33:13","post_date_gmt":"2019-07-06 05:33:13","post_content":"\n

                                                    Jika seseorang ditanya mengapa ia merokok, jawaban yang paling sering didengar: untuk relaksasi, teman rehat, rekan berkarya, dan semua hal yang mengalir ke muara bernama kenikmatan. Hampir semua berkutat di sekitar itu. Yang sedikit berbeda, ada juga yang menjawab supaya lebih enak ketika mengobrol dengan teman yang juga merokok, atau untuk mengusir hawa dingin yang mengepung tubuh.<\/p>\n\n\n\n

                                                    Adalah Muhamad Sobary, seorang budayawan, penulis produktif, dan peneliti jempolan yang memiliki jawaban lain dari yang lain. Muhamad Sobary baru mulai merokok pada usia 59 tahun. Usia yang terlampau telat untuk memulai merokok. Di saat kebanyakan perokok lain memutuskan berhenti merokok di usia senja, laki-laki yang biasa disapa 'Kang Sob' ini malah baru mulai merokok.<\/p>\n\n\n\n

                                                    Baca: Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                                    Menurutnya, keputusan mulai merokok di usia senja Ia pilih sesaat setelah mengetahui seluk-beluk perang nikotin yang terjadi di bumi. Ragam bentuk isu mulai dari kesehatan, ekonomi, hingga isu lingkungan dijadikan alat oleh pemodal asing untuk merebut pasar rokok di negeri ini yang sepenuhnya dikuasai pengusaha dalam negeri lewat produk khas nusantara yang kerap disebut 'kretek'.<\/p>\n\n\n\n

                                                    Bagi Kang Sob, merokok itu peristiwa politik. Merokok adalah aksi untuk melawan upaya pihak-pihak yang ingin merusak industri hasil tembakau (IHT) Indonesia. Dengan merokok, kita berpolitik, bukan sekadar berpolitik untuk IHT, namun berpolitik untuk petani tembakau, petani cengkeh, buruh tani, pekerja-pekerja di pabrik-pabrik rokok, hingga pedagang asongan. <\/p>\n\n\n\n

                                                    Merokok itu sebuah bentuk keberpihakan. Berpihak pada nasib petani, berpihak kepada buruh tani dan pekerja pabrik, hingga akhirnya berpihak pada kedaulatan dan kemandirian bangsa lewat produk istimewa bernama kretek. Terang dan jelas dan lugas.<\/p><\/blockquote>\n\n\n\n

                                                    Ada syarat yang mesti dipenuhi untuk bisa bersikap seperti Kang Sob bersikap ketika menikmati sebatang rokok kretek. Syarat itu adalah berada dekat dengan petani dan para pekerja di sektor IHT, merasakan hidup dan kehidupan mereka sehari-hari. Tanpa itu, sulit menerka bagaimana sensasi yang dirasakan ketika kita merokok dengan tujuan lelaku politik.<\/p>\n\n\n\n

                                                    Dan itulah syarat yang dilalui Kang Sob hingga bisa merasakan ruh lelaku politik ketika Ia merokok. Bukan sekadar hidup dan berinteraksi lama dengan para petani tembakau, Kang Sob lebih jauh dari itu. Ia menuliskan kisah-kisah petani tembakau di Temanggung dalam disertasi doktoralnya\u2014kemudian diterbitkan penerbit KPG\u2014yang Ia beri judul 'Perlawanan Politik dan Puitik Petani Tembakau Temanggung'.<\/p>\n\n\n\n

                                                    Baca: Ada Campur Tangan Bloomberg dalam Surat Edaran Menkes terkait Pemblokiran Iklan Rokok<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                                    Usai membaca buku karya Kang Sob itu, saya lantas ingin merasakan langsung hidup dalam waktu cukup lama di lingkungan mereka yang menggantungkan hidup dari IHT. Merasakan perasaan yang dirasakan Kang Sob ketika merokok. Kesempatan itu pada akhirnya saya dapat di Munduk, Bali, dan Temanggung, Jawa Tengah, tempat Kang Sob melakukan riset untuk disertasinya.<\/p>\n\n\n\n

                                                    Di Munduk, saya tinggal di rumah milik petani cengkeh, hidup berminggu-minggu di lingkungan yang mayoritasnya petani dan buruh tani cengkeh. Saya jalan-jalan ke kebun cengkeh. Melihat petani merawat kebun mereka. Saat panen tiba, saya datang ke kebun untuk melihat dari dekat cengkeh dipanen pekerja pemetik cengkeh. Pada momen-momen itu semua, kretek kerap menjadi teman saya dan para petani cengkeh di Munduk. Di sanalah saya merasakan dengan jernih seperti apa itu perasaan keberpihakan, perlawanan, dan lelaku politis lewat menikmati sebatang kretek.<\/p>\n\n\n\n

                                                    Di Temanggung, lebih jauh lagi. Saya tak hanya melihat dari dekat bagaimana petani dan buruh tani menanam komoditas yang mendukung IHT. Di kabupaten yang diapit dua gunung itu, saya melihat secara langsung, bahkan menjadi salah satu pelaku yang mengelola manfaat IHT untuk keberlangsungan pendidikan anak-anak petani dan buruh tani tembakau lewat skema beasiswa. Di rumah-rumah petani di lereng gunung, di alun-alun kota, di kantor beasiswa KNPK, dan di banyak tempat lainnya di Temanggung, saya merasakan aktivitas merokok bukan sekadar untuk mengusir dingin cuaca pegunungan semata. Di sana saya mengekspresikan perlawanan lewat merokok. Melawan kesewenang-wenangan mereka anti-rokok yang hendak menghancurkan kehidupan banyak manusia.<\/p>\n","post_title":"Ekspresi Perlawanan Lewat Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"ekspresi-perlawanan-lewat-merokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-06 12:33:20","post_modified_gmt":"2019-07-06 05:33:20","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5843","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5841,"post_author":"877","post_date":"2019-07-05 12:42:06","post_date_gmt":"2019-07-05 05:42:06","post_content":"\r\n

                                                    Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

                                                    Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

                                                    https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
                                                    https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
                                                    https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
                                                    https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
                                                    https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
                                                    https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
                                                    https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
                                                    https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
                                                    https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
                                                    https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
                                                    https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

                                                    Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

                                                    \"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

                                                    Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

                                                    Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

                                                    Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

                                                    Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

                                                    Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

                                                    Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

                                                    Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

                                                    Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

                                                    Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

                                                    Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

                                                    Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_title":"Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"protes-petani-tembakau-temanggung-ke-kemkominfo","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2024-01-03 16:04:25","post_modified_gmt":"2024-01-03 09:04:25","post_content_filtered":"\r\n

                                                    Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

                                                    Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

                                                    https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
                                                    https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
                                                    https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
                                                    https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
                                                    https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
                                                    https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
                                                    https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
                                                    https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
                                                    https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
                                                    https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
                                                    https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

                                                    Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

                                                    \"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

                                                    Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

                                                    Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

                                                    Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

                                                    Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

                                                    Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

                                                    Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

                                                    Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

                                                    Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

                                                    Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

                                                    Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

                                                    Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5841","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5829,"post_author":"878","post_date":"2019-06-28 09:52:18","post_date_gmt":"2019-06-28 02:52:18","post_content":"\n

                                                    Rokok, terutama rokok kretek, memberi inspirasi bagi banyak orang. Baik itu inspirasi ketika menikmati kretek atau usai menikmati rokok kretek, juga inspirasi dari produk rokok kreteknya. Lebih jauh dari itu, seluk-beluk dunia kretek mulai dari pertanian tembakau dan cengkeh, proses produksi kretek, transaksi dagang kretek, dan segala hal yang terkait dengan dunia perkretekan menginspirasi begitu banyak orang untuk berkarya dalam rupa-rupa bentuk karya.<\/p>\n\n\n\n

                                                    Bagi para penikmat kretek sendiri, rupa-rupa pengalaman bersama kretek juga banyak datangkan kisah menarik. Yang paling kesohor tentu saja kisah K.H Agus Salim dengan diplomasi kreteknya yang membikin suasana di salah satu ruang istana kerajaan Inggris yang sebelumnya begitu kaku dan formil menjadi cair karenanya.<\/p>\n\n\n\n

                                                    Baca: Sosiawan Leak Bercerita Soal Rokok dan Do\u2019a<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                                    Bukan hanya K.H Agus Salim yang memiliki kisah kretek dengan luar negeri, ada banyak lainnya, salah satunya, Mahbub Djunaidi, tokoh Betawi, tokoh NU, wartawan jempolan, kolumnis produktif, dan banyak hal keren lainnya terkumpul dalam satu orang ini. Kekhasannya dalam menghasilkan karya tulis, mampu membikin tulisan bertema berat dalam kemasan humor dan enak dibaca, membikin hampir semua penulis Indonesia mengagumi tulisannya. Tulisan Mahbub Djunaidi terkait kretek, yang tayang di Koran Kompas pada 29 Maret 1987, lebih 32 tahun lalu, juga dikemas dalam suasana humor dan ringan dibaca namun sarat kritik yang menohok. <\/p>\n\n\n\n

                                                    Tulisan Mahbub Djunaidi tentang kretek yang diberi judul \u2018Kretek\u2019 ini juga relevan dengan kondisi saat ini, bagaimana asing begitu mendikte negara ini dalam hal menyikapi rokok kretek. Lewat kaum anti-rokok pihak asing hendak menyingkirkan kretek. Secara halus, begitu halus, Mahbub Djunaidi mengkritik asing itu. Saya sadur seluruhnya saja tulisan Mahbub Djunaidi 32 tahun lalu itu di sini.<\/p>\n\n\n\n

                                                    Kretek<\/h2>\n\n\n\n

                                                    Oleh: Mahbub Djunaidi<\/p>\n\n\n\n

                                                    Sekolah kolonialisme memang berbeda-beda. Yang satu lebih brutal dari yang lain, tapi dilihat dari bintang, hakikatnya sama: mempesiang bangsa lain sebagai usaha mencari sesuap nasi. Kolonial Inggris di daerah konsesi seperti Shanghai memperlakukan orang Cina tak lebih dari binatang. Di sebuah taman kota ada tulisan di pintu gerbangnya \u201cDilarang masuk: anjing dan orang Cina\u201d. Sampai sekarang tulisan itu tidak diangkat, agar generasi demi generasi mengerti betapa jahatnya sistem itu. Tapi, kolonial Belanda di negeri ini menganggap Cina lebih tinggi derajatnya dibanding\u00a0inlander<\/em>, penduduk anak negeri seperti kita-kita ini. Mereka membagi kereta api atau trem kota dalam tiga kelas. Kelas 1 khusus untuk orang Belanda. Kelas 2 untuk Cina dan Arab. Kelas 3 alias kelas kambing buat\u00a0inlander-inlander<\/em>\u00a0anak negeri.<\/p>\n\n\n\n

                                                    Baca: Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                                    Kecuali para nasionalis dan kaum pergerakan kebangsaan serta rakyat patriot yang bertekad merobohkan sistem itu, ada juga inlander <\/em>yang bersedia jadi budak untuk menggencet bangsa sendiri. Misalnya, para bupati dan pangreh praja yang jelek. Karena jiwanya memang dasar budak, dalam banyak hal mereka lebih nista dari tuannya sendiri. Dan karena jiwanya memang budak, mereka tak punya kepercayaan kepada kemampuan sendiri dan menganggap tuan asingnya bagai dewa putih yang berasal dari langit, dan dalam segala hal lebih unggul. Hubungan antara budak dan tuannya ini mirip dengan hubungan antara hewan sirkus dengan pelatihnya, menurut saja apa yang diperintahkan, dan meniru saja apa yang dicontohkan.<\/p>\n\n\n\n

                                                    Sisa jiwa inlander<\/em> ini masih ada juga sedikit bayak di alam kemerdekaan. Pangreh praja yang punya kegemaran menginjak ke bawah dan menjilat ke atas pada dasarnya tetap kehinggapan pembawaan inlander<\/em> itu. Seorang yang senantiasa menganggap asing itu hebat dan senantiasa benar dan unggul, sebenarnya merupakan inlander <\/em>gaya baru, dan mengidap unsur-unsur budak. Bawahan yang menganggap atasannya selalu perlu ditiru dan \u201cdigugu<\/em>\u201d, tak peduli apapun yang dilakukannya, pada dasarnya punya tabiat orang jajahan, tak punya karakter bangsa mereka. Kerdil, penakut, melayang kemana angin bertiup, merupakan pakaian sehari-hari.<\/p>\n\n\n\n

                                                    Sementara itu, jika seorang nyonya tidak sudi cangking tas kecuali merek Louis Vuitton walau bikinan Cibaduyut tak kalah bagusnya, berdandan dengan ramuan Yves Saint Laurent serta baju merek Calvin Klein, berkat dorongan anggapan bikinan asing itu dahsyat dan mampu naikkan gengsi, apakah terhadapnya kena pula julukan inlander<\/em> gaya baru?<\/p>\n\n\n\n

                                                    Oh, bisa iya dan bisa juga bukan. Jangan-jangan sang nyonya memang patriot sejati, tapi karena kebanyakan uang menjadi sedikit bingung dan hilang keseimbangan. Atau seorang suami yang sudi memakai ikat pinggang merek Etienne Aigner dan domper merek Cartier dan hanya siap berangkat golf dengan kaos merek Lacosre, apakah inlander <\/em>gaya baru? juga bisa iya dan bisa juga tidak. Boleh jadi tokoh kita ini seorang pecinta tanah air berikut produksinya, tapi sekedar menjaga martabat dan gengsi, tak menjadi apa melekatkan barang-barang mahal ke tubuh satu-satunya.<\/p>\n\n\n\n

                                                    Kawan saya yang tidak mau disebut inlander<\/em> baik gaya lama maupun baru, bertekad bulat kepingin menggunakan apa saja yang buatan dalam negeri, walau dia sama sekali tidak pernah ketemu Menteri Ginanjar Kartasasmita. Ia tidak merasa perlu memakai baju merek Charles Jourdan atau Lanvin, melainkan cukup bikinan Tegalparang yang tak beda dengan kemeja bikinan manapun di atas dunia. Ia tak merasa perlu pakai kaos merek Benetton karena produksi pinggiran kota Bandung sudah lebih dari cukup.<\/p>\n\n\n\n

                                                    Dan untuk lebih membikin dia bukan inlander<\/em> yang kurang percaya harga diri sendiri, begitu mau berangkat ke luar negeri ia kempit berbungkus-bungkus rokok kretek, bukan Marlboro atau Camel atau Lucky Strike, yang kecuali untuk gengsi, asapnya biasa-biasa saja, tapi, begitu ia naik pesawat Air France, seorang pramugari menghampirinya.<\/p>\n\n\n\n

                                                    \u201cMaaf, tuan hisap apa? Apa tuan hisap Hashish? Apa tuan sudi ganti rokok yang biasa-biasa saja?\u201d<\/p>\n\n\n\n

                                                    \u201cini bukan hashish. Ini tembakau biasa campur cengkeh,\u201d jawab kawan saya. Dan karena tekadnya yang teguh mau menghisap rokok produksi negeri sendiri, kawan saya itu nekad hisap rokok kretek lagi di atas pesawat milik maskapai British Airways. Pada saat asapnya ngepul, datang lagi menghampiri seorang pramugari.<\/p>\n\n\n\n

                                                    \u201cWah, bau apa itu? Apa ganja? Apa tuan bisa ganti yang lain saja? Para penumpang di sini idak biasa mengendus bau itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

                                                    \u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

                                                    Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

                                                    Kompas, 29 Maret 1987
                                                    <\/p>\n\n\n\n


                                                    <\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

                                                    Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

                                                    Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

                                                    Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

                                                    Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                                    Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

                                                    Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

                                                    Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

                                                    Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

                                                    Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

                                                    Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

                                                    Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
                                                    <\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

                                                    Paling Populer

                                                    \n

                                                    Jika cerutu Kuba baru diakui kualitasnya setelah dicampur tembakau Vuelta Abajo, maka kretek<\/em> produksi Indonesia belum absah sebagai kretek<\/em> terbaik jika tak mengandung tembakau Srinthil dari Temanggung. Tak heran Mark Hanusz dalam \u201cThe Culture and Heritage of Indonesia\u2019s Clove Cigarette\u201d<\/em> (2000) menjuluki tembakau lauk asal Temanggung itu sebagai \u2018Vuelta Abajo\u2019-nya Indonesia.<\/p>\n\n\n\n

                                                    Bicara kualitas mutu tembakau sendiri dipengaruhi oleh posisi daun pada batang. Semakin tinggi posisi daunnya semakin tinggi mutunya. Makin tinggi posisi daun makin tinggi kadar nikotinnya. Juga semakin tinggi tempat tanamnya, maka umur tanaman menjadi semakin panjang. Semakin panjang umur tanaman tembakau, maka waktu untuk mengakumulasi nikotin juga semakin panjang. Ini mempengaruhi kadar nikotin dalam daun tembakau.<\/p>\n\n\n\n

                                                    Sebutlah itu tembakau Lamuk<\/em>. Ini ialah jenis mutu tembakau terbaik. Dihasilkan di lereng utara dan timur Sumbing. Tembakau Lamsi juga berasal dari lereng utara dan timur gunung itu, kualitasnya berada di bawah jenis Lamuk. Tembakau Paksi berasal dari lahan tegal di lereng utara dan timur Sindoro.<\/p>\n\n\n\n

                                                    Tembakau Toalo berasal dari lereng barat dan selatan Sumbing, berada di Desa Tegalrejo sampai Parakan. Tembakau Kidul berasal dari lereng timur Sumbing yang berbatasan dengan penghasil jenis Lamsi dan Tionggang. Jenis Tionggang atau juga biasa disebut tembakau sawah<\/em> dihasilkan dari lahan sawah di sebelah selatan dan tenggara Sindoro. Tembakau Swanbing adalah tembakau yang dihasilkan di lereng Prahu.<\/p>\n\n\n\n

                                                    Nah<\/em>, posisi tembakau Srinthil berada di puncak hirarki dari tembakau lauk. Selama ini, fenomena Srinthil tercatat hanya biasa muncul di Desa Legoksari, Losari, Pagergunung, Pagersari, Tlilir, Wonosari, Bansari, Wonotirto, Banaran, Gandu, Gedegan dan Kemloko.<\/p><\/blockquote>\n\n\n\n

                                                    Srinthil juga rasanya lebih berat. Hasil analisis Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat pada 2013 terhadap contoh tembakau Srinthil, ternyata memiliki kadar nikotin bervariasi antara 5,05%--7,58%.<\/p>\n\n\n\n

                                                    Fenomena Srinthil hanya dapat muncul dari hasil tembakau yang dihasilkan di daerah dengan ketinggian di atas 800 m dpl. Akan tetapi tidak semua tempat di ketinggian itu serta-merta dapat menghasilkan Srinthil. Bahkan pada lahan yang sama di masa panen berbeda, bisa jadi pada suatu momen tertentu menghasilkan Srinthil tetapi pada momen lain ternyata tidak.<\/p>\n\n\n\n

                                                    Berdasarkan penuturan petani, khususnya penghasil\u00a0Srinthil<\/em>, mutu istimewa itu hanya akan terjadi bila cuaca selama musim tanam tembakau sangat kering dan muncul dari jenis varitas tembakau lokal yang bernama\u00a0Kemloko<\/em>,\u00a0Kemloko 1<\/em>\u00a0dan\u00a0Kemloko 2<\/em>.<\/p>\n\n\n\n

                                                    Baca: Tembakau Lauk dari Temanggung<\/p>\n\n\n\n

                                                    Setelah daun tembakau itu dipetik dan digulung rapi, sebelum dirajang, petani di daerah-daerah tersebut di atas akan berharap-harap cemas bisa menghasilkan Srinthil. Pemeraman bertujuan mengubah warna daun dari hijau menjadi kuning sampai coklat. Muncul puthur kuning<\/em> saat diperam, demikian sering disebut oleh masyarakat lokal. Puthur kuning<\/em> yaitu semacam mikro organisme berwarna kuning dan mengeluarkan cairan dan aroma mirip alkohol.<\/p>\n\n\n\n

                                                    Pemeraman sendiri merupakan proses fermentasi yang dikatalisir oleh enzim-enzim tertentu. Proses ini dilakukan secara alami, mengandalkan sumber energi hasil pemecahan pati menjadi gula dan selanjutnya gula menjadi CO2 dan H2O ditambah energi.<\/strong><\/p>\n\n\n\n

                                                    Daun yang berpotensi menjadi Srinthil mulai diketahui setelah diperam lima hari. Daun itu berubah warna menjadi coklat kehitaman. Pemeraman akan diteruskan jika muncul tanda-bahwa menjadi Srinthil. Daun tembakau yang diperam itu tidak bakalan busuk, bila dirajang tidak menghasilkan struktur seperti serat tetapi menjadi hancur menggumpal, dan bila telah kering berwarna coklat kehitaman sampai hitam cerah dan mengkilat.<\/p>\n\n\n\n

                                                    Pada \u201ctembakau temanggungan\u201d demikian lazim disebut, kualitas mutu rendah yang berasal dari daun posisi bawah cenderung memiliki warna hijau kekuningan cerah; sedang semakin tinggi mutunya yang berasal dari daun posisi atas maka warnanya juga cenderung menjadi makin kehitaman bahkan hitam berkilat (bahasa Jawa: \u201cnyamber lilen\u201d<\/em>).<\/p>\n\n\n\n

                                                    Kualitas mutu yang berbeda juga berpengaruh pada harga yang berbeda. Jika harga rerata tembakau per kilogram di Temanggung berkisar antara Rp40.000 hingga Rp125.000, maka untuk jenis Srinthil harganya bisa berkisar antara  Rp600.000 hingga 1 juta.<\/p>\n\n\n\n

                                                    Secara keseluruhan, merujuk pada buku yang berjudul Kretek\u2014Kajian Ekonomi dan Budaya 4 Kota<\/em> diestimasi, peredaran uang selama musim penanaman hingga masa panen di Temanggung mencapai lebih dari 2 triliun. Angka ini tentu sangat fantastis, melebihi buget APBD Kabupaten Temanggung pada 2018.<\/p>\n\n\n\n

                                                    Sejauh ini, ilmu pengetahuan modern, khususnya di pusat-pusat penelitian budidaya tembakau, secara saintifik memang belum mampu mengungkap secara ilmiah rahasia dari kemunculan sang primadona itu. Berbagai eksperimen untuk menghasilkan tembakau dengan kualitas mutu Srinthil<\/em> tentu telah dilakukan berulang kali.<\/h4>\n\n\n\n

                                                    Dengan memanfaatkan mikroorganisme yakni puthur kuning<\/em>, yaitu dengan mekanisme diisolasi, inokulasi dan disemprotkan ke daun tembakau, tapi ternyata hasilnya tetap saja nisbi tidak terjadi. Mikroorganisme itu tak berhasil berkembang sehingga pemeraman daun tembakau itu akhirnya juga tidak berhasil mengeluakan kualitas mutu Srinthil. Ya, selalu gagal.<\/p>\n\n\n\n

                                                    Karena kualitas mutu Srinthil tidak bisa diciptakan, maka kedatangan si primadona ini oleh masyarakat Temanggung sering dilekatkan dengan aspek mistik. Konon, daun tembakau yang bakal menjadi Srinthil itu, pada malam hari akan tampak mengeluarkan cahaya kuning di kegelapan.<\/p>\n\n\n\n

                                                    Sebagian masyarakat petani percaya, cahaya itu diturunkan oleh para dewa di langit. Srinthil bagi mereka adalah suatu \u2018pulung\u2019 <\/em>atau \u2018ndaru rigen\u2019<\/em>, sebuah keberuntungan atau berkah yang tidak dapat direncanakan oleh manusia dan semata terjadi karena kuasa Tuhan.<\/p>\n","post_title":"Primadona Itu Bernama Srinthil","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"primadona-itu-bernama-srinthil","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-12 10:42:26","post_modified_gmt":"2019-07-12 03:42:26","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5855","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5849,"post_author":"877","post_date":"2019-07-08 11:42:15","post_date_gmt":"2019-07-08 04:42:15","post_content":"\n

                                                    Dari tahun 2007 hingga pertengahan 2015, terdeteksi banyak organisasi jumlahlnya kurang lebih 20an organisasi, lembaga penelitian pemerintah maupun kemasyaratan hingga keagaman yang ada di Indonesia, justru membawa agenda titipan asing, dengan program pengendalian tembakau. Melalui Bloomberg Initiative, kucuran dana itu sampai mengalir. Sebab, Indonesia dijadikan salah satu target utama karena tembakau yang ada 100% sebagai bahan dasar rokok kretek. Sedangkan asing dalam hal ini Bloomberg Initiative punya keinginan berbeda, yaitu mengusai bahan nikotin yang ada di daun tembakau. <\/p>\n\n\n\n

                                                    Adanya kucuran dana yang menyuburkan dari Bloomberg Initiative, menjadikan organisasi atau lembaga di Indonesia  yang tidak memiliki jiwa potriotisme akan berlomba-lomba untuk mendapatkan dana tersebut. Bahkan ada juga organisasi yang menamakan diri sebagai pusat kajian sosial di bawah Universitas terkemuka di Indonesia, rela bekerjasama dengan Bloomberg Initiative. Seperti halnya Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia disingkat PKJS UI, yang dipromotori oleh Prof. dr. Hasbullah Thabrani, MPH dan kawan-kawan. <\/p>\n\n\n\n

                                                    PKJS UI berdiri pada tanggal 14 September 2015, tujuannya sangat mulia, yaitu untuk menjembatani kebutuhan pusat penelitian jaminan sosial berbasis akademik, dan fokus pada program jaminan sosial di Indonesia. PKJS UI ini, sebagai langkah awal untuk persiapan membuat program Magister Jaminan Sosial di Indonesia. Semestinya PKJS UI, sebagai organisasi atau pusat kajian yang lahir dan berkembang di Indonesia, wajib memberikan perlindungan sosial terhadap seluruh masyarakat Indonesia, tidak terkecuali masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada sektor pertembakaun. <\/p>\n\n\n\n

                                                    Dari hulu hingga hilir, ada sekitar 6,1juta jiwa serapan tenaga kerja pertembakauan, baik sebagai petani tembakau, petani cengkeh dan buruh\/karyawan rokok kretek. Perkebunan tembakau tersebar di 15 provinsi dan perkebunan cengkeh ada di 30 provinsi. Sektor pertembakauan mampu memberikan sumbangan APBN 8.92%, prosentasi yang fantastis dibanding pemasukan minyak dan gas (migas) yang hanya mampu 3.03%. <\/p>\n\n\n\n

                                                    Tidak hanya itu, sektor pertembakauan di Indonesia punya sejarah panjang memiliki fungsi sosial dan budaya dalam kehidupan masyarakat. Satu-satunya sektor perdagangan yang mampu bertahan dimasa penjajahan disaat perekonomian bangsa Indonesia hancur. Pertembakauan sektor yang paling mandiri dari hulu hingga hilir, tidak pernah sekalipun mendapatkan subsidi dari Negara. Yang ada sebaliknya, Negara selalu meminta keuntungan lebih, dan tanpa modal. Sektor pertembakauan tahan krisis dan memiliki multiplier effect<\/em>, artinya usaha lain maju dan berkembang sangat dipengaruhi keberadaan pertembakauan. Dampak langsung, semisal di Temanggung banyak pengrajin keranjang yang bisa menikmati hasilnya saat panen tembakau. Di Kudus, dari percetakan hingga pasar tradisional menjadi ramai ketika permintaan rokok kretek meningkat. <\/p>\n\n\n\n

                                                    Sekali lagi, keberadaan PKJS UI, seharusnya melakukan kajian untuk perlindungan pertembakauan di Indonesia, dan tidak sebaliknya. Sangat tidak etis, tidak patriotis dan nasionalis, ketika PKJS UI, melakukan pelemahan pada sektor pertembakaun dan mengedepankan kepentingan asing, gara-gara mendapatkan akses dari Bloomberg Initiative. Dalam laporan mitra kerja, PKJS UI bekerjasama dengan 20 lembaga, termasuk bekerjasama dengan Bloomberg Initiative (sumber: https:\/\/sksg.ui.ac.id\/pkjs<\/a>). Hal itu terlihat jelas kajian yang dilakukan PKJS UI sinergi dengan program Bloomberg Initiative untuk pengendalian tembakau. PKJS UI telah melakukan kajian sejak 2016 hingga 2018, setidaknya ada 5 kajian dari 9 kajian yang menyudutkan posisi pertembakauan dalam hal ini rokok kretek di Indonesia, yaitu: <\/p>\n\n\n\n

                                                    1. Roadmap Upaya Pengendalian Belanja Rokok dari Dana Bantuan Sosial (Januari 2019)<\/li>
                                                    2. Bantuan Sosial, Rokok dan Indikator Sosial Ekonomi di Indonesia (Januari 2019)<\/li>
                                                    3. Dukungan Publik Terhadap Kenaikan Cukai Rokok untuk Pendanaan JKN (Agustus 2018)<\/li>
                                                    4. Dukungan Publik Terhadap Kenaikan Harga Rokok (Juli 2018)<\/li>
                                                    5. Perilaku Merokok Orang Tua dan Dampaknya Terhadap Stunting, Kecerdasan, dan Kemiskinan: Bukti Empiris dari Data Panel IFLS (Juni 2018)<\/li><\/ol>\n\n\n\n

                                                      Bloomberg Initiative, adalah program filantropis yang dilakukan oleh pengusaha media dan layanan data keuangan berbasis di Amerika Serikat bernama Michael Bloomberg. Pada tahun 2006, ia mendonasikan uangnya sebesar 125 juta dolar AS dan pada tahun 2008 berjumlah 250 juta dolar AS untuk pendanaan kegiatan pengendalian tembakau, termasuk di Indonesia. Tiap tahunnya besaran donasi selalu meningkat.<\/p>\n\n\n\n

                                                      Donasi tersebut tidak murni sumbangan, ada muatan dan hubungannya dengan farmasi, melalui sahabat karibnya sekaligus penasihatnya bernama William R. Brody menjabat sebagai direktur Novartis. Berawal dari hasil penelitian lembaga kesehatan modern di Amerika, Surgeon General, bahwa nikotin pada tembakau dapat membuat ketergantuangan. Oleh ahli farmakologi, nikotin pada tembakau banyak manfaat untuk obat terapi dan pengobatan. Lain itu, nikotin pada tembakau sangat bermanfaat sebagai obat nyeri, gelisah, depresi dan juga dapat meningkatkan konsentrasi. <\/p>\n\n\n\n

                                                      Melihat dari manfaat nikotin dalam tembakau inilah memunculkan niat pengambilalihan bisnis nikotin pada tembakau. Namun sayangnya, niatan itu belum terwujud, karena penggunaan tembakau masih terkuasai oleh industri rokok.  Selain kebutuhan tembakau untuk bahan dasar rokok masih relative besar, juga tidak bisa menyaingi pabrikan rokok perihal harga pembelian tembakau. <\/p>\n\n\n\n

                                                      Untuk itu, isu yang digulirkan adalah memerangi atau mengendalikan tembakau, bahkan sampai bagaimana caranya agar tembakau tidak dibuat bahan baku rokok. Satu-satunya jalan bersekutu dengan industri farmasi. Dilanjutkan berhasil memasukkan agenda kerangka kebijakan international dalam organisasi kesehatan dunia (WHO). Upaya pengambilalihan bisnis nikotin tersebut sebetulnya terjadi di berbagai Negara, termasuk Indonesia. Aliran dana digelontorkan besar-besaran mengalir ke lembaga-lembaga kesehatan, organisasi masyarakat bahkan sampai lembaga keagamaan, inilah yang dinamai politik dagang tingkat tinggi.<\/p>\n\n\n\n

                                                      Untuk itu, marilah lembaga-lembaga, atau kajian-kajian yang lahir dan berkembang di Indonesia, agar lebih sensitif dan peka, mendahulukan kepentingan nasional dari pada kepentingan asing. Melindungi kepentingan masyarakat pribumi lebih penting dari pada melindungi kepentingan dagang asing. Jiwa nasionalisme dan patriotik sangat dibutuhkan untuk membangun bangsa menuju masa depan yang lebih baik.   
                                                      <\/p>\n","post_title":"Selingkuh PKJS UI dengan Kepentingan Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"selingkuh-pkjs-ui-dengan-kepentingan-asing","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-08 11:42:23","post_modified_gmt":"2019-07-08 04:42:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5849","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5843,"post_author":"878","post_date":"2019-07-06 12:33:13","post_date_gmt":"2019-07-06 05:33:13","post_content":"\n

                                                      Jika seseorang ditanya mengapa ia merokok, jawaban yang paling sering didengar: untuk relaksasi, teman rehat, rekan berkarya, dan semua hal yang mengalir ke muara bernama kenikmatan. Hampir semua berkutat di sekitar itu. Yang sedikit berbeda, ada juga yang menjawab supaya lebih enak ketika mengobrol dengan teman yang juga merokok, atau untuk mengusir hawa dingin yang mengepung tubuh.<\/p>\n\n\n\n

                                                      Adalah Muhamad Sobary, seorang budayawan, penulis produktif, dan peneliti jempolan yang memiliki jawaban lain dari yang lain. Muhamad Sobary baru mulai merokok pada usia 59 tahun. Usia yang terlampau telat untuk memulai merokok. Di saat kebanyakan perokok lain memutuskan berhenti merokok di usia senja, laki-laki yang biasa disapa 'Kang Sob' ini malah baru mulai merokok.<\/p>\n\n\n\n

                                                      Baca: Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                                      Menurutnya, keputusan mulai merokok di usia senja Ia pilih sesaat setelah mengetahui seluk-beluk perang nikotin yang terjadi di bumi. Ragam bentuk isu mulai dari kesehatan, ekonomi, hingga isu lingkungan dijadikan alat oleh pemodal asing untuk merebut pasar rokok di negeri ini yang sepenuhnya dikuasai pengusaha dalam negeri lewat produk khas nusantara yang kerap disebut 'kretek'.<\/p>\n\n\n\n

                                                      Bagi Kang Sob, merokok itu peristiwa politik. Merokok adalah aksi untuk melawan upaya pihak-pihak yang ingin merusak industri hasil tembakau (IHT) Indonesia. Dengan merokok, kita berpolitik, bukan sekadar berpolitik untuk IHT, namun berpolitik untuk petani tembakau, petani cengkeh, buruh tani, pekerja-pekerja di pabrik-pabrik rokok, hingga pedagang asongan. <\/p>\n\n\n\n

                                                      Merokok itu sebuah bentuk keberpihakan. Berpihak pada nasib petani, berpihak kepada buruh tani dan pekerja pabrik, hingga akhirnya berpihak pada kedaulatan dan kemandirian bangsa lewat produk istimewa bernama kretek. Terang dan jelas dan lugas.<\/p><\/blockquote>\n\n\n\n

                                                      Ada syarat yang mesti dipenuhi untuk bisa bersikap seperti Kang Sob bersikap ketika menikmati sebatang rokok kretek. Syarat itu adalah berada dekat dengan petani dan para pekerja di sektor IHT, merasakan hidup dan kehidupan mereka sehari-hari. Tanpa itu, sulit menerka bagaimana sensasi yang dirasakan ketika kita merokok dengan tujuan lelaku politik.<\/p>\n\n\n\n

                                                      Dan itulah syarat yang dilalui Kang Sob hingga bisa merasakan ruh lelaku politik ketika Ia merokok. Bukan sekadar hidup dan berinteraksi lama dengan para petani tembakau, Kang Sob lebih jauh dari itu. Ia menuliskan kisah-kisah petani tembakau di Temanggung dalam disertasi doktoralnya\u2014kemudian diterbitkan penerbit KPG\u2014yang Ia beri judul 'Perlawanan Politik dan Puitik Petani Tembakau Temanggung'.<\/p>\n\n\n\n

                                                      Baca: Ada Campur Tangan Bloomberg dalam Surat Edaran Menkes terkait Pemblokiran Iklan Rokok<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                                      Usai membaca buku karya Kang Sob itu, saya lantas ingin merasakan langsung hidup dalam waktu cukup lama di lingkungan mereka yang menggantungkan hidup dari IHT. Merasakan perasaan yang dirasakan Kang Sob ketika merokok. Kesempatan itu pada akhirnya saya dapat di Munduk, Bali, dan Temanggung, Jawa Tengah, tempat Kang Sob melakukan riset untuk disertasinya.<\/p>\n\n\n\n

                                                      Di Munduk, saya tinggal di rumah milik petani cengkeh, hidup berminggu-minggu di lingkungan yang mayoritasnya petani dan buruh tani cengkeh. Saya jalan-jalan ke kebun cengkeh. Melihat petani merawat kebun mereka. Saat panen tiba, saya datang ke kebun untuk melihat dari dekat cengkeh dipanen pekerja pemetik cengkeh. Pada momen-momen itu semua, kretek kerap menjadi teman saya dan para petani cengkeh di Munduk. Di sanalah saya merasakan dengan jernih seperti apa itu perasaan keberpihakan, perlawanan, dan lelaku politis lewat menikmati sebatang kretek.<\/p>\n\n\n\n

                                                      Di Temanggung, lebih jauh lagi. Saya tak hanya melihat dari dekat bagaimana petani dan buruh tani menanam komoditas yang mendukung IHT. Di kabupaten yang diapit dua gunung itu, saya melihat secara langsung, bahkan menjadi salah satu pelaku yang mengelola manfaat IHT untuk keberlangsungan pendidikan anak-anak petani dan buruh tani tembakau lewat skema beasiswa. Di rumah-rumah petani di lereng gunung, di alun-alun kota, di kantor beasiswa KNPK, dan di banyak tempat lainnya di Temanggung, saya merasakan aktivitas merokok bukan sekadar untuk mengusir dingin cuaca pegunungan semata. Di sana saya mengekspresikan perlawanan lewat merokok. Melawan kesewenang-wenangan mereka anti-rokok yang hendak menghancurkan kehidupan banyak manusia.<\/p>\n","post_title":"Ekspresi Perlawanan Lewat Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"ekspresi-perlawanan-lewat-merokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-06 12:33:20","post_modified_gmt":"2019-07-06 05:33:20","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5843","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5841,"post_author":"877","post_date":"2019-07-05 12:42:06","post_date_gmt":"2019-07-05 05:42:06","post_content":"\r\n

                                                      Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

                                                      Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

                                                      https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
                                                      https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
                                                      https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
                                                      https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
                                                      https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
                                                      https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
                                                      https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
                                                      https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
                                                      https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
                                                      https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
                                                      https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

                                                      Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

                                                      \"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

                                                      Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

                                                      Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

                                                      Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

                                                      Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

                                                      Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

                                                      Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

                                                      Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

                                                      Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

                                                      Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

                                                      Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

                                                      Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_title":"Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"protes-petani-tembakau-temanggung-ke-kemkominfo","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2024-01-03 16:04:25","post_modified_gmt":"2024-01-03 09:04:25","post_content_filtered":"\r\n

                                                      Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

                                                      Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

                                                      https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
                                                      https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
                                                      https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
                                                      https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
                                                      https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
                                                      https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
                                                      https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
                                                      https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
                                                      https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
                                                      https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
                                                      https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

                                                      Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

                                                      \"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

                                                      Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

                                                      Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

                                                      Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

                                                      Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

                                                      Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

                                                      Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

                                                      Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

                                                      Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

                                                      Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

                                                      Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

                                                      Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5841","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5829,"post_author":"878","post_date":"2019-06-28 09:52:18","post_date_gmt":"2019-06-28 02:52:18","post_content":"\n

                                                      Rokok, terutama rokok kretek, memberi inspirasi bagi banyak orang. Baik itu inspirasi ketika menikmati kretek atau usai menikmati rokok kretek, juga inspirasi dari produk rokok kreteknya. Lebih jauh dari itu, seluk-beluk dunia kretek mulai dari pertanian tembakau dan cengkeh, proses produksi kretek, transaksi dagang kretek, dan segala hal yang terkait dengan dunia perkretekan menginspirasi begitu banyak orang untuk berkarya dalam rupa-rupa bentuk karya.<\/p>\n\n\n\n

                                                      Bagi para penikmat kretek sendiri, rupa-rupa pengalaman bersama kretek juga banyak datangkan kisah menarik. Yang paling kesohor tentu saja kisah K.H Agus Salim dengan diplomasi kreteknya yang membikin suasana di salah satu ruang istana kerajaan Inggris yang sebelumnya begitu kaku dan formil menjadi cair karenanya.<\/p>\n\n\n\n

                                                      Baca: Sosiawan Leak Bercerita Soal Rokok dan Do\u2019a<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                                      Bukan hanya K.H Agus Salim yang memiliki kisah kretek dengan luar negeri, ada banyak lainnya, salah satunya, Mahbub Djunaidi, tokoh Betawi, tokoh NU, wartawan jempolan, kolumnis produktif, dan banyak hal keren lainnya terkumpul dalam satu orang ini. Kekhasannya dalam menghasilkan karya tulis, mampu membikin tulisan bertema berat dalam kemasan humor dan enak dibaca, membikin hampir semua penulis Indonesia mengagumi tulisannya. Tulisan Mahbub Djunaidi terkait kretek, yang tayang di Koran Kompas pada 29 Maret 1987, lebih 32 tahun lalu, juga dikemas dalam suasana humor dan ringan dibaca namun sarat kritik yang menohok. <\/p>\n\n\n\n

                                                      Tulisan Mahbub Djunaidi tentang kretek yang diberi judul \u2018Kretek\u2019 ini juga relevan dengan kondisi saat ini, bagaimana asing begitu mendikte negara ini dalam hal menyikapi rokok kretek. Lewat kaum anti-rokok pihak asing hendak menyingkirkan kretek. Secara halus, begitu halus, Mahbub Djunaidi mengkritik asing itu. Saya sadur seluruhnya saja tulisan Mahbub Djunaidi 32 tahun lalu itu di sini.<\/p>\n\n\n\n

                                                      Kretek<\/h2>\n\n\n\n

                                                      Oleh: Mahbub Djunaidi<\/p>\n\n\n\n

                                                      Sekolah kolonialisme memang berbeda-beda. Yang satu lebih brutal dari yang lain, tapi dilihat dari bintang, hakikatnya sama: mempesiang bangsa lain sebagai usaha mencari sesuap nasi. Kolonial Inggris di daerah konsesi seperti Shanghai memperlakukan orang Cina tak lebih dari binatang. Di sebuah taman kota ada tulisan di pintu gerbangnya \u201cDilarang masuk: anjing dan orang Cina\u201d. Sampai sekarang tulisan itu tidak diangkat, agar generasi demi generasi mengerti betapa jahatnya sistem itu. Tapi, kolonial Belanda di negeri ini menganggap Cina lebih tinggi derajatnya dibanding\u00a0inlander<\/em>, penduduk anak negeri seperti kita-kita ini. Mereka membagi kereta api atau trem kota dalam tiga kelas. Kelas 1 khusus untuk orang Belanda. Kelas 2 untuk Cina dan Arab. Kelas 3 alias kelas kambing buat\u00a0inlander-inlander<\/em>\u00a0anak negeri.<\/p>\n\n\n\n

                                                      Baca: Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                                      Kecuali para nasionalis dan kaum pergerakan kebangsaan serta rakyat patriot yang bertekad merobohkan sistem itu, ada juga inlander <\/em>yang bersedia jadi budak untuk menggencet bangsa sendiri. Misalnya, para bupati dan pangreh praja yang jelek. Karena jiwanya memang dasar budak, dalam banyak hal mereka lebih nista dari tuannya sendiri. Dan karena jiwanya memang budak, mereka tak punya kepercayaan kepada kemampuan sendiri dan menganggap tuan asingnya bagai dewa putih yang berasal dari langit, dan dalam segala hal lebih unggul. Hubungan antara budak dan tuannya ini mirip dengan hubungan antara hewan sirkus dengan pelatihnya, menurut saja apa yang diperintahkan, dan meniru saja apa yang dicontohkan.<\/p>\n\n\n\n

                                                      Sisa jiwa inlander<\/em> ini masih ada juga sedikit bayak di alam kemerdekaan. Pangreh praja yang punya kegemaran menginjak ke bawah dan menjilat ke atas pada dasarnya tetap kehinggapan pembawaan inlander<\/em> itu. Seorang yang senantiasa menganggap asing itu hebat dan senantiasa benar dan unggul, sebenarnya merupakan inlander <\/em>gaya baru, dan mengidap unsur-unsur budak. Bawahan yang menganggap atasannya selalu perlu ditiru dan \u201cdigugu<\/em>\u201d, tak peduli apapun yang dilakukannya, pada dasarnya punya tabiat orang jajahan, tak punya karakter bangsa mereka. Kerdil, penakut, melayang kemana angin bertiup, merupakan pakaian sehari-hari.<\/p>\n\n\n\n

                                                      Sementara itu, jika seorang nyonya tidak sudi cangking tas kecuali merek Louis Vuitton walau bikinan Cibaduyut tak kalah bagusnya, berdandan dengan ramuan Yves Saint Laurent serta baju merek Calvin Klein, berkat dorongan anggapan bikinan asing itu dahsyat dan mampu naikkan gengsi, apakah terhadapnya kena pula julukan inlander<\/em> gaya baru?<\/p>\n\n\n\n

                                                      Oh, bisa iya dan bisa juga bukan. Jangan-jangan sang nyonya memang patriot sejati, tapi karena kebanyakan uang menjadi sedikit bingung dan hilang keseimbangan. Atau seorang suami yang sudi memakai ikat pinggang merek Etienne Aigner dan domper merek Cartier dan hanya siap berangkat golf dengan kaos merek Lacosre, apakah inlander <\/em>gaya baru? juga bisa iya dan bisa juga tidak. Boleh jadi tokoh kita ini seorang pecinta tanah air berikut produksinya, tapi sekedar menjaga martabat dan gengsi, tak menjadi apa melekatkan barang-barang mahal ke tubuh satu-satunya.<\/p>\n\n\n\n

                                                      Kawan saya yang tidak mau disebut inlander<\/em> baik gaya lama maupun baru, bertekad bulat kepingin menggunakan apa saja yang buatan dalam negeri, walau dia sama sekali tidak pernah ketemu Menteri Ginanjar Kartasasmita. Ia tidak merasa perlu memakai baju merek Charles Jourdan atau Lanvin, melainkan cukup bikinan Tegalparang yang tak beda dengan kemeja bikinan manapun di atas dunia. Ia tak merasa perlu pakai kaos merek Benetton karena produksi pinggiran kota Bandung sudah lebih dari cukup.<\/p>\n\n\n\n

                                                      Dan untuk lebih membikin dia bukan inlander<\/em> yang kurang percaya harga diri sendiri, begitu mau berangkat ke luar negeri ia kempit berbungkus-bungkus rokok kretek, bukan Marlboro atau Camel atau Lucky Strike, yang kecuali untuk gengsi, asapnya biasa-biasa saja, tapi, begitu ia naik pesawat Air France, seorang pramugari menghampirinya.<\/p>\n\n\n\n

                                                      \u201cMaaf, tuan hisap apa? Apa tuan hisap Hashish? Apa tuan sudi ganti rokok yang biasa-biasa saja?\u201d<\/p>\n\n\n\n

                                                      \u201cini bukan hashish. Ini tembakau biasa campur cengkeh,\u201d jawab kawan saya. Dan karena tekadnya yang teguh mau menghisap rokok produksi negeri sendiri, kawan saya itu nekad hisap rokok kretek lagi di atas pesawat milik maskapai British Airways. Pada saat asapnya ngepul, datang lagi menghampiri seorang pramugari.<\/p>\n\n\n\n

                                                      \u201cWah, bau apa itu? Apa ganja? Apa tuan bisa ganti yang lain saja? Para penumpang di sini idak biasa mengendus bau itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

                                                      \u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

                                                      Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

                                                      Kompas, 29 Maret 1987
                                                      <\/p>\n\n\n\n


                                                      <\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

                                                      Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

                                                      Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

                                                      Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

                                                      Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                                      Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

                                                      Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

                                                      Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

                                                      Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

                                                      Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

                                                      Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

                                                      Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
                                                      <\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

                                                      Paling Populer

                                                      \n

                                                      Jenis ini berfungsi sebagai bahan racikan (bland<\/em>), di mana komposisi tembakau Temanggung berkisar antara 12--24% bercampur dengan beragam jenis tembakau lokal daerah lain untuk membuat sebuah produk kretek.<\/p>\n\n\n\n

                                                      Jika cerutu Kuba baru diakui kualitasnya setelah dicampur tembakau Vuelta Abajo, maka kretek<\/em> produksi Indonesia belum absah sebagai kretek<\/em> terbaik jika tak mengandung tembakau Srinthil dari Temanggung. Tak heran Mark Hanusz dalam \u201cThe Culture and Heritage of Indonesia\u2019s Clove Cigarette\u201d<\/em> (2000) menjuluki tembakau lauk asal Temanggung itu sebagai \u2018Vuelta Abajo\u2019-nya Indonesia.<\/p>\n\n\n\n

                                                      Bicara kualitas mutu tembakau sendiri dipengaruhi oleh posisi daun pada batang. Semakin tinggi posisi daunnya semakin tinggi mutunya. Makin tinggi posisi daun makin tinggi kadar nikotinnya. Juga semakin tinggi tempat tanamnya, maka umur tanaman menjadi semakin panjang. Semakin panjang umur tanaman tembakau, maka waktu untuk mengakumulasi nikotin juga semakin panjang. Ini mempengaruhi kadar nikotin dalam daun tembakau.<\/p>\n\n\n\n

                                                      Sebutlah itu tembakau Lamuk<\/em>. Ini ialah jenis mutu tembakau terbaik. Dihasilkan di lereng utara dan timur Sumbing. Tembakau Lamsi juga berasal dari lereng utara dan timur gunung itu, kualitasnya berada di bawah jenis Lamuk. Tembakau Paksi berasal dari lahan tegal di lereng utara dan timur Sindoro.<\/p>\n\n\n\n

                                                      Tembakau Toalo berasal dari lereng barat dan selatan Sumbing, berada di Desa Tegalrejo sampai Parakan. Tembakau Kidul berasal dari lereng timur Sumbing yang berbatasan dengan penghasil jenis Lamsi dan Tionggang. Jenis Tionggang atau juga biasa disebut tembakau sawah<\/em> dihasilkan dari lahan sawah di sebelah selatan dan tenggara Sindoro. Tembakau Swanbing adalah tembakau yang dihasilkan di lereng Prahu.<\/p>\n\n\n\n

                                                      Nah<\/em>, posisi tembakau Srinthil berada di puncak hirarki dari tembakau lauk. Selama ini, fenomena Srinthil tercatat hanya biasa muncul di Desa Legoksari, Losari, Pagergunung, Pagersari, Tlilir, Wonosari, Bansari, Wonotirto, Banaran, Gandu, Gedegan dan Kemloko.<\/p><\/blockquote>\n\n\n\n

                                                      Srinthil juga rasanya lebih berat. Hasil analisis Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat pada 2013 terhadap contoh tembakau Srinthil, ternyata memiliki kadar nikotin bervariasi antara 5,05%--7,58%.<\/p>\n\n\n\n

                                                      Fenomena Srinthil hanya dapat muncul dari hasil tembakau yang dihasilkan di daerah dengan ketinggian di atas 800 m dpl. Akan tetapi tidak semua tempat di ketinggian itu serta-merta dapat menghasilkan Srinthil. Bahkan pada lahan yang sama di masa panen berbeda, bisa jadi pada suatu momen tertentu menghasilkan Srinthil tetapi pada momen lain ternyata tidak.<\/p>\n\n\n\n

                                                      Berdasarkan penuturan petani, khususnya penghasil\u00a0Srinthil<\/em>, mutu istimewa itu hanya akan terjadi bila cuaca selama musim tanam tembakau sangat kering dan muncul dari jenis varitas tembakau lokal yang bernama\u00a0Kemloko<\/em>,\u00a0Kemloko 1<\/em>\u00a0dan\u00a0Kemloko 2<\/em>.<\/p>\n\n\n\n

                                                      Baca: Tembakau Lauk dari Temanggung<\/p>\n\n\n\n

                                                      Setelah daun tembakau itu dipetik dan digulung rapi, sebelum dirajang, petani di daerah-daerah tersebut di atas akan berharap-harap cemas bisa menghasilkan Srinthil. Pemeraman bertujuan mengubah warna daun dari hijau menjadi kuning sampai coklat. Muncul puthur kuning<\/em> saat diperam, demikian sering disebut oleh masyarakat lokal. Puthur kuning<\/em> yaitu semacam mikro organisme berwarna kuning dan mengeluarkan cairan dan aroma mirip alkohol.<\/p>\n\n\n\n

                                                      Pemeraman sendiri merupakan proses fermentasi yang dikatalisir oleh enzim-enzim tertentu. Proses ini dilakukan secara alami, mengandalkan sumber energi hasil pemecahan pati menjadi gula dan selanjutnya gula menjadi CO2 dan H2O ditambah energi.<\/strong><\/p>\n\n\n\n

                                                      Daun yang berpotensi menjadi Srinthil mulai diketahui setelah diperam lima hari. Daun itu berubah warna menjadi coklat kehitaman. Pemeraman akan diteruskan jika muncul tanda-bahwa menjadi Srinthil. Daun tembakau yang diperam itu tidak bakalan busuk, bila dirajang tidak menghasilkan struktur seperti serat tetapi menjadi hancur menggumpal, dan bila telah kering berwarna coklat kehitaman sampai hitam cerah dan mengkilat.<\/p>\n\n\n\n

                                                      Pada \u201ctembakau temanggungan\u201d demikian lazim disebut, kualitas mutu rendah yang berasal dari daun posisi bawah cenderung memiliki warna hijau kekuningan cerah; sedang semakin tinggi mutunya yang berasal dari daun posisi atas maka warnanya juga cenderung menjadi makin kehitaman bahkan hitam berkilat (bahasa Jawa: \u201cnyamber lilen\u201d<\/em>).<\/p>\n\n\n\n

                                                      Kualitas mutu yang berbeda juga berpengaruh pada harga yang berbeda. Jika harga rerata tembakau per kilogram di Temanggung berkisar antara Rp40.000 hingga Rp125.000, maka untuk jenis Srinthil harganya bisa berkisar antara  Rp600.000 hingga 1 juta.<\/p>\n\n\n\n

                                                      Secara keseluruhan, merujuk pada buku yang berjudul Kretek\u2014Kajian Ekonomi dan Budaya 4 Kota<\/em> diestimasi, peredaran uang selama musim penanaman hingga masa panen di Temanggung mencapai lebih dari 2 triliun. Angka ini tentu sangat fantastis, melebihi buget APBD Kabupaten Temanggung pada 2018.<\/p>\n\n\n\n

                                                      Sejauh ini, ilmu pengetahuan modern, khususnya di pusat-pusat penelitian budidaya tembakau, secara saintifik memang belum mampu mengungkap secara ilmiah rahasia dari kemunculan sang primadona itu. Berbagai eksperimen untuk menghasilkan tembakau dengan kualitas mutu Srinthil<\/em> tentu telah dilakukan berulang kali.<\/h4>\n\n\n\n

                                                      Dengan memanfaatkan mikroorganisme yakni puthur kuning<\/em>, yaitu dengan mekanisme diisolasi, inokulasi dan disemprotkan ke daun tembakau, tapi ternyata hasilnya tetap saja nisbi tidak terjadi. Mikroorganisme itu tak berhasil berkembang sehingga pemeraman daun tembakau itu akhirnya juga tidak berhasil mengeluakan kualitas mutu Srinthil. Ya, selalu gagal.<\/p>\n\n\n\n

                                                      Karena kualitas mutu Srinthil tidak bisa diciptakan, maka kedatangan si primadona ini oleh masyarakat Temanggung sering dilekatkan dengan aspek mistik. Konon, daun tembakau yang bakal menjadi Srinthil itu, pada malam hari akan tampak mengeluarkan cahaya kuning di kegelapan.<\/p>\n\n\n\n

                                                      Sebagian masyarakat petani percaya, cahaya itu diturunkan oleh para dewa di langit. Srinthil bagi mereka adalah suatu \u2018pulung\u2019 <\/em>atau \u2018ndaru rigen\u2019<\/em>, sebuah keberuntungan atau berkah yang tidak dapat direncanakan oleh manusia dan semata terjadi karena kuasa Tuhan.<\/p>\n","post_title":"Primadona Itu Bernama Srinthil","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"primadona-itu-bernama-srinthil","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-12 10:42:26","post_modified_gmt":"2019-07-12 03:42:26","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5855","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5849,"post_author":"877","post_date":"2019-07-08 11:42:15","post_date_gmt":"2019-07-08 04:42:15","post_content":"\n

                                                      Dari tahun 2007 hingga pertengahan 2015, terdeteksi banyak organisasi jumlahlnya kurang lebih 20an organisasi, lembaga penelitian pemerintah maupun kemasyaratan hingga keagaman yang ada di Indonesia, justru membawa agenda titipan asing, dengan program pengendalian tembakau. Melalui Bloomberg Initiative, kucuran dana itu sampai mengalir. Sebab, Indonesia dijadikan salah satu target utama karena tembakau yang ada 100% sebagai bahan dasar rokok kretek. Sedangkan asing dalam hal ini Bloomberg Initiative punya keinginan berbeda, yaitu mengusai bahan nikotin yang ada di daun tembakau. <\/p>\n\n\n\n

                                                      Adanya kucuran dana yang menyuburkan dari Bloomberg Initiative, menjadikan organisasi atau lembaga di Indonesia  yang tidak memiliki jiwa potriotisme akan berlomba-lomba untuk mendapatkan dana tersebut. Bahkan ada juga organisasi yang menamakan diri sebagai pusat kajian sosial di bawah Universitas terkemuka di Indonesia, rela bekerjasama dengan Bloomberg Initiative. Seperti halnya Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia disingkat PKJS UI, yang dipromotori oleh Prof. dr. Hasbullah Thabrani, MPH dan kawan-kawan. <\/p>\n\n\n\n

                                                      PKJS UI berdiri pada tanggal 14 September 2015, tujuannya sangat mulia, yaitu untuk menjembatani kebutuhan pusat penelitian jaminan sosial berbasis akademik, dan fokus pada program jaminan sosial di Indonesia. PKJS UI ini, sebagai langkah awal untuk persiapan membuat program Magister Jaminan Sosial di Indonesia. Semestinya PKJS UI, sebagai organisasi atau pusat kajian yang lahir dan berkembang di Indonesia, wajib memberikan perlindungan sosial terhadap seluruh masyarakat Indonesia, tidak terkecuali masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada sektor pertembakaun. <\/p>\n\n\n\n

                                                      Dari hulu hingga hilir, ada sekitar 6,1juta jiwa serapan tenaga kerja pertembakauan, baik sebagai petani tembakau, petani cengkeh dan buruh\/karyawan rokok kretek. Perkebunan tembakau tersebar di 15 provinsi dan perkebunan cengkeh ada di 30 provinsi. Sektor pertembakauan mampu memberikan sumbangan APBN 8.92%, prosentasi yang fantastis dibanding pemasukan minyak dan gas (migas) yang hanya mampu 3.03%. <\/p>\n\n\n\n

                                                      Tidak hanya itu, sektor pertembakauan di Indonesia punya sejarah panjang memiliki fungsi sosial dan budaya dalam kehidupan masyarakat. Satu-satunya sektor perdagangan yang mampu bertahan dimasa penjajahan disaat perekonomian bangsa Indonesia hancur. Pertembakauan sektor yang paling mandiri dari hulu hingga hilir, tidak pernah sekalipun mendapatkan subsidi dari Negara. Yang ada sebaliknya, Negara selalu meminta keuntungan lebih, dan tanpa modal. Sektor pertembakauan tahan krisis dan memiliki multiplier effect<\/em>, artinya usaha lain maju dan berkembang sangat dipengaruhi keberadaan pertembakauan. Dampak langsung, semisal di Temanggung banyak pengrajin keranjang yang bisa menikmati hasilnya saat panen tembakau. Di Kudus, dari percetakan hingga pasar tradisional menjadi ramai ketika permintaan rokok kretek meningkat. <\/p>\n\n\n\n

                                                      Sekali lagi, keberadaan PKJS UI, seharusnya melakukan kajian untuk perlindungan pertembakauan di Indonesia, dan tidak sebaliknya. Sangat tidak etis, tidak patriotis dan nasionalis, ketika PKJS UI, melakukan pelemahan pada sektor pertembakaun dan mengedepankan kepentingan asing, gara-gara mendapatkan akses dari Bloomberg Initiative. Dalam laporan mitra kerja, PKJS UI bekerjasama dengan 20 lembaga, termasuk bekerjasama dengan Bloomberg Initiative (sumber: https:\/\/sksg.ui.ac.id\/pkjs<\/a>). Hal itu terlihat jelas kajian yang dilakukan PKJS UI sinergi dengan program Bloomberg Initiative untuk pengendalian tembakau. PKJS UI telah melakukan kajian sejak 2016 hingga 2018, setidaknya ada 5 kajian dari 9 kajian yang menyudutkan posisi pertembakauan dalam hal ini rokok kretek di Indonesia, yaitu: <\/p>\n\n\n\n

                                                      1. Roadmap Upaya Pengendalian Belanja Rokok dari Dana Bantuan Sosial (Januari 2019)<\/li>
                                                      2. Bantuan Sosial, Rokok dan Indikator Sosial Ekonomi di Indonesia (Januari 2019)<\/li>
                                                      3. Dukungan Publik Terhadap Kenaikan Cukai Rokok untuk Pendanaan JKN (Agustus 2018)<\/li>
                                                      4. Dukungan Publik Terhadap Kenaikan Harga Rokok (Juli 2018)<\/li>
                                                      5. Perilaku Merokok Orang Tua dan Dampaknya Terhadap Stunting, Kecerdasan, dan Kemiskinan: Bukti Empiris dari Data Panel IFLS (Juni 2018)<\/li><\/ol>\n\n\n\n

                                                        Bloomberg Initiative, adalah program filantropis yang dilakukan oleh pengusaha media dan layanan data keuangan berbasis di Amerika Serikat bernama Michael Bloomberg. Pada tahun 2006, ia mendonasikan uangnya sebesar 125 juta dolar AS dan pada tahun 2008 berjumlah 250 juta dolar AS untuk pendanaan kegiatan pengendalian tembakau, termasuk di Indonesia. Tiap tahunnya besaran donasi selalu meningkat.<\/p>\n\n\n\n

                                                        Donasi tersebut tidak murni sumbangan, ada muatan dan hubungannya dengan farmasi, melalui sahabat karibnya sekaligus penasihatnya bernama William R. Brody menjabat sebagai direktur Novartis. Berawal dari hasil penelitian lembaga kesehatan modern di Amerika, Surgeon General, bahwa nikotin pada tembakau dapat membuat ketergantuangan. Oleh ahli farmakologi, nikotin pada tembakau banyak manfaat untuk obat terapi dan pengobatan. Lain itu, nikotin pada tembakau sangat bermanfaat sebagai obat nyeri, gelisah, depresi dan juga dapat meningkatkan konsentrasi. <\/p>\n\n\n\n

                                                        Melihat dari manfaat nikotin dalam tembakau inilah memunculkan niat pengambilalihan bisnis nikotin pada tembakau. Namun sayangnya, niatan itu belum terwujud, karena penggunaan tembakau masih terkuasai oleh industri rokok.  Selain kebutuhan tembakau untuk bahan dasar rokok masih relative besar, juga tidak bisa menyaingi pabrikan rokok perihal harga pembelian tembakau. <\/p>\n\n\n\n

                                                        Untuk itu, isu yang digulirkan adalah memerangi atau mengendalikan tembakau, bahkan sampai bagaimana caranya agar tembakau tidak dibuat bahan baku rokok. Satu-satunya jalan bersekutu dengan industri farmasi. Dilanjutkan berhasil memasukkan agenda kerangka kebijakan international dalam organisasi kesehatan dunia (WHO). Upaya pengambilalihan bisnis nikotin tersebut sebetulnya terjadi di berbagai Negara, termasuk Indonesia. Aliran dana digelontorkan besar-besaran mengalir ke lembaga-lembaga kesehatan, organisasi masyarakat bahkan sampai lembaga keagamaan, inilah yang dinamai politik dagang tingkat tinggi.<\/p>\n\n\n\n

                                                        Untuk itu, marilah lembaga-lembaga, atau kajian-kajian yang lahir dan berkembang di Indonesia, agar lebih sensitif dan peka, mendahulukan kepentingan nasional dari pada kepentingan asing. Melindungi kepentingan masyarakat pribumi lebih penting dari pada melindungi kepentingan dagang asing. Jiwa nasionalisme dan patriotik sangat dibutuhkan untuk membangun bangsa menuju masa depan yang lebih baik.   
                                                        <\/p>\n","post_title":"Selingkuh PKJS UI dengan Kepentingan Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"selingkuh-pkjs-ui-dengan-kepentingan-asing","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-08 11:42:23","post_modified_gmt":"2019-07-08 04:42:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5849","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5843,"post_author":"878","post_date":"2019-07-06 12:33:13","post_date_gmt":"2019-07-06 05:33:13","post_content":"\n

                                                        Jika seseorang ditanya mengapa ia merokok, jawaban yang paling sering didengar: untuk relaksasi, teman rehat, rekan berkarya, dan semua hal yang mengalir ke muara bernama kenikmatan. Hampir semua berkutat di sekitar itu. Yang sedikit berbeda, ada juga yang menjawab supaya lebih enak ketika mengobrol dengan teman yang juga merokok, atau untuk mengusir hawa dingin yang mengepung tubuh.<\/p>\n\n\n\n

                                                        Adalah Muhamad Sobary, seorang budayawan, penulis produktif, dan peneliti jempolan yang memiliki jawaban lain dari yang lain. Muhamad Sobary baru mulai merokok pada usia 59 tahun. Usia yang terlampau telat untuk memulai merokok. Di saat kebanyakan perokok lain memutuskan berhenti merokok di usia senja, laki-laki yang biasa disapa 'Kang Sob' ini malah baru mulai merokok.<\/p>\n\n\n\n

                                                        Baca: Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                                        Menurutnya, keputusan mulai merokok di usia senja Ia pilih sesaat setelah mengetahui seluk-beluk perang nikotin yang terjadi di bumi. Ragam bentuk isu mulai dari kesehatan, ekonomi, hingga isu lingkungan dijadikan alat oleh pemodal asing untuk merebut pasar rokok di negeri ini yang sepenuhnya dikuasai pengusaha dalam negeri lewat produk khas nusantara yang kerap disebut 'kretek'.<\/p>\n\n\n\n

                                                        Bagi Kang Sob, merokok itu peristiwa politik. Merokok adalah aksi untuk melawan upaya pihak-pihak yang ingin merusak industri hasil tembakau (IHT) Indonesia. Dengan merokok, kita berpolitik, bukan sekadar berpolitik untuk IHT, namun berpolitik untuk petani tembakau, petani cengkeh, buruh tani, pekerja-pekerja di pabrik-pabrik rokok, hingga pedagang asongan. <\/p>\n\n\n\n

                                                        Merokok itu sebuah bentuk keberpihakan. Berpihak pada nasib petani, berpihak kepada buruh tani dan pekerja pabrik, hingga akhirnya berpihak pada kedaulatan dan kemandirian bangsa lewat produk istimewa bernama kretek. Terang dan jelas dan lugas.<\/p><\/blockquote>\n\n\n\n

                                                        Ada syarat yang mesti dipenuhi untuk bisa bersikap seperti Kang Sob bersikap ketika menikmati sebatang rokok kretek. Syarat itu adalah berada dekat dengan petani dan para pekerja di sektor IHT, merasakan hidup dan kehidupan mereka sehari-hari. Tanpa itu, sulit menerka bagaimana sensasi yang dirasakan ketika kita merokok dengan tujuan lelaku politik.<\/p>\n\n\n\n

                                                        Dan itulah syarat yang dilalui Kang Sob hingga bisa merasakan ruh lelaku politik ketika Ia merokok. Bukan sekadar hidup dan berinteraksi lama dengan para petani tembakau, Kang Sob lebih jauh dari itu. Ia menuliskan kisah-kisah petani tembakau di Temanggung dalam disertasi doktoralnya\u2014kemudian diterbitkan penerbit KPG\u2014yang Ia beri judul 'Perlawanan Politik dan Puitik Petani Tembakau Temanggung'.<\/p>\n\n\n\n

                                                        Baca: Ada Campur Tangan Bloomberg dalam Surat Edaran Menkes terkait Pemblokiran Iklan Rokok<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                                        Usai membaca buku karya Kang Sob itu, saya lantas ingin merasakan langsung hidup dalam waktu cukup lama di lingkungan mereka yang menggantungkan hidup dari IHT. Merasakan perasaan yang dirasakan Kang Sob ketika merokok. Kesempatan itu pada akhirnya saya dapat di Munduk, Bali, dan Temanggung, Jawa Tengah, tempat Kang Sob melakukan riset untuk disertasinya.<\/p>\n\n\n\n

                                                        Di Munduk, saya tinggal di rumah milik petani cengkeh, hidup berminggu-minggu di lingkungan yang mayoritasnya petani dan buruh tani cengkeh. Saya jalan-jalan ke kebun cengkeh. Melihat petani merawat kebun mereka. Saat panen tiba, saya datang ke kebun untuk melihat dari dekat cengkeh dipanen pekerja pemetik cengkeh. Pada momen-momen itu semua, kretek kerap menjadi teman saya dan para petani cengkeh di Munduk. Di sanalah saya merasakan dengan jernih seperti apa itu perasaan keberpihakan, perlawanan, dan lelaku politis lewat menikmati sebatang kretek.<\/p>\n\n\n\n

                                                        Di Temanggung, lebih jauh lagi. Saya tak hanya melihat dari dekat bagaimana petani dan buruh tani menanam komoditas yang mendukung IHT. Di kabupaten yang diapit dua gunung itu, saya melihat secara langsung, bahkan menjadi salah satu pelaku yang mengelola manfaat IHT untuk keberlangsungan pendidikan anak-anak petani dan buruh tani tembakau lewat skema beasiswa. Di rumah-rumah petani di lereng gunung, di alun-alun kota, di kantor beasiswa KNPK, dan di banyak tempat lainnya di Temanggung, saya merasakan aktivitas merokok bukan sekadar untuk mengusir dingin cuaca pegunungan semata. Di sana saya mengekspresikan perlawanan lewat merokok. Melawan kesewenang-wenangan mereka anti-rokok yang hendak menghancurkan kehidupan banyak manusia.<\/p>\n","post_title":"Ekspresi Perlawanan Lewat Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"ekspresi-perlawanan-lewat-merokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-06 12:33:20","post_modified_gmt":"2019-07-06 05:33:20","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5843","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5841,"post_author":"877","post_date":"2019-07-05 12:42:06","post_date_gmt":"2019-07-05 05:42:06","post_content":"\r\n

                                                        Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

                                                        Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

                                                        https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
                                                        https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
                                                        https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
                                                        https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
                                                        https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
                                                        https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
                                                        https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
                                                        https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
                                                        https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
                                                        https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
                                                        https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

                                                        Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

                                                        \"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

                                                        Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

                                                        Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

                                                        Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

                                                        Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

                                                        Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

                                                        Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

                                                        Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

                                                        Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

                                                        Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

                                                        Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

                                                        Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_title":"Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"protes-petani-tembakau-temanggung-ke-kemkominfo","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2024-01-03 16:04:25","post_modified_gmt":"2024-01-03 09:04:25","post_content_filtered":"\r\n

                                                        Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

                                                        Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

                                                        https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
                                                        https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
                                                        https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
                                                        https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
                                                        https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
                                                        https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
                                                        https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
                                                        https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
                                                        https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
                                                        https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
                                                        https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

                                                        Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

                                                        \"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

                                                        Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

                                                        Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

                                                        Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

                                                        Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

                                                        Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

                                                        Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

                                                        Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

                                                        Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

                                                        Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

                                                        Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

                                                        Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5841","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5829,"post_author":"878","post_date":"2019-06-28 09:52:18","post_date_gmt":"2019-06-28 02:52:18","post_content":"\n

                                                        Rokok, terutama rokok kretek, memberi inspirasi bagi banyak orang. Baik itu inspirasi ketika menikmati kretek atau usai menikmati rokok kretek, juga inspirasi dari produk rokok kreteknya. Lebih jauh dari itu, seluk-beluk dunia kretek mulai dari pertanian tembakau dan cengkeh, proses produksi kretek, transaksi dagang kretek, dan segala hal yang terkait dengan dunia perkretekan menginspirasi begitu banyak orang untuk berkarya dalam rupa-rupa bentuk karya.<\/p>\n\n\n\n

                                                        Bagi para penikmat kretek sendiri, rupa-rupa pengalaman bersama kretek juga banyak datangkan kisah menarik. Yang paling kesohor tentu saja kisah K.H Agus Salim dengan diplomasi kreteknya yang membikin suasana di salah satu ruang istana kerajaan Inggris yang sebelumnya begitu kaku dan formil menjadi cair karenanya.<\/p>\n\n\n\n

                                                        Baca: Sosiawan Leak Bercerita Soal Rokok dan Do\u2019a<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                                        Bukan hanya K.H Agus Salim yang memiliki kisah kretek dengan luar negeri, ada banyak lainnya, salah satunya, Mahbub Djunaidi, tokoh Betawi, tokoh NU, wartawan jempolan, kolumnis produktif, dan banyak hal keren lainnya terkumpul dalam satu orang ini. Kekhasannya dalam menghasilkan karya tulis, mampu membikin tulisan bertema berat dalam kemasan humor dan enak dibaca, membikin hampir semua penulis Indonesia mengagumi tulisannya. Tulisan Mahbub Djunaidi terkait kretek, yang tayang di Koran Kompas pada 29 Maret 1987, lebih 32 tahun lalu, juga dikemas dalam suasana humor dan ringan dibaca namun sarat kritik yang menohok. <\/p>\n\n\n\n

                                                        Tulisan Mahbub Djunaidi tentang kretek yang diberi judul \u2018Kretek\u2019 ini juga relevan dengan kondisi saat ini, bagaimana asing begitu mendikte negara ini dalam hal menyikapi rokok kretek. Lewat kaum anti-rokok pihak asing hendak menyingkirkan kretek. Secara halus, begitu halus, Mahbub Djunaidi mengkritik asing itu. Saya sadur seluruhnya saja tulisan Mahbub Djunaidi 32 tahun lalu itu di sini.<\/p>\n\n\n\n

                                                        Kretek<\/h2>\n\n\n\n

                                                        Oleh: Mahbub Djunaidi<\/p>\n\n\n\n

                                                        Sekolah kolonialisme memang berbeda-beda. Yang satu lebih brutal dari yang lain, tapi dilihat dari bintang, hakikatnya sama: mempesiang bangsa lain sebagai usaha mencari sesuap nasi. Kolonial Inggris di daerah konsesi seperti Shanghai memperlakukan orang Cina tak lebih dari binatang. Di sebuah taman kota ada tulisan di pintu gerbangnya \u201cDilarang masuk: anjing dan orang Cina\u201d. Sampai sekarang tulisan itu tidak diangkat, agar generasi demi generasi mengerti betapa jahatnya sistem itu. Tapi, kolonial Belanda di negeri ini menganggap Cina lebih tinggi derajatnya dibanding\u00a0inlander<\/em>, penduduk anak negeri seperti kita-kita ini. Mereka membagi kereta api atau trem kota dalam tiga kelas. Kelas 1 khusus untuk orang Belanda. Kelas 2 untuk Cina dan Arab. Kelas 3 alias kelas kambing buat\u00a0inlander-inlander<\/em>\u00a0anak negeri.<\/p>\n\n\n\n

                                                        Baca: Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                                        Kecuali para nasionalis dan kaum pergerakan kebangsaan serta rakyat patriot yang bertekad merobohkan sistem itu, ada juga inlander <\/em>yang bersedia jadi budak untuk menggencet bangsa sendiri. Misalnya, para bupati dan pangreh praja yang jelek. Karena jiwanya memang dasar budak, dalam banyak hal mereka lebih nista dari tuannya sendiri. Dan karena jiwanya memang budak, mereka tak punya kepercayaan kepada kemampuan sendiri dan menganggap tuan asingnya bagai dewa putih yang berasal dari langit, dan dalam segala hal lebih unggul. Hubungan antara budak dan tuannya ini mirip dengan hubungan antara hewan sirkus dengan pelatihnya, menurut saja apa yang diperintahkan, dan meniru saja apa yang dicontohkan.<\/p>\n\n\n\n

                                                        Sisa jiwa inlander<\/em> ini masih ada juga sedikit bayak di alam kemerdekaan. Pangreh praja yang punya kegemaran menginjak ke bawah dan menjilat ke atas pada dasarnya tetap kehinggapan pembawaan inlander<\/em> itu. Seorang yang senantiasa menganggap asing itu hebat dan senantiasa benar dan unggul, sebenarnya merupakan inlander <\/em>gaya baru, dan mengidap unsur-unsur budak. Bawahan yang menganggap atasannya selalu perlu ditiru dan \u201cdigugu<\/em>\u201d, tak peduli apapun yang dilakukannya, pada dasarnya punya tabiat orang jajahan, tak punya karakter bangsa mereka. Kerdil, penakut, melayang kemana angin bertiup, merupakan pakaian sehari-hari.<\/p>\n\n\n\n

                                                        Sementara itu, jika seorang nyonya tidak sudi cangking tas kecuali merek Louis Vuitton walau bikinan Cibaduyut tak kalah bagusnya, berdandan dengan ramuan Yves Saint Laurent serta baju merek Calvin Klein, berkat dorongan anggapan bikinan asing itu dahsyat dan mampu naikkan gengsi, apakah terhadapnya kena pula julukan inlander<\/em> gaya baru?<\/p>\n\n\n\n

                                                        Oh, bisa iya dan bisa juga bukan. Jangan-jangan sang nyonya memang patriot sejati, tapi karena kebanyakan uang menjadi sedikit bingung dan hilang keseimbangan. Atau seorang suami yang sudi memakai ikat pinggang merek Etienne Aigner dan domper merek Cartier dan hanya siap berangkat golf dengan kaos merek Lacosre, apakah inlander <\/em>gaya baru? juga bisa iya dan bisa juga tidak. Boleh jadi tokoh kita ini seorang pecinta tanah air berikut produksinya, tapi sekedar menjaga martabat dan gengsi, tak menjadi apa melekatkan barang-barang mahal ke tubuh satu-satunya.<\/p>\n\n\n\n

                                                        Kawan saya yang tidak mau disebut inlander<\/em> baik gaya lama maupun baru, bertekad bulat kepingin menggunakan apa saja yang buatan dalam negeri, walau dia sama sekali tidak pernah ketemu Menteri Ginanjar Kartasasmita. Ia tidak merasa perlu memakai baju merek Charles Jourdan atau Lanvin, melainkan cukup bikinan Tegalparang yang tak beda dengan kemeja bikinan manapun di atas dunia. Ia tak merasa perlu pakai kaos merek Benetton karena produksi pinggiran kota Bandung sudah lebih dari cukup.<\/p>\n\n\n\n

                                                        Dan untuk lebih membikin dia bukan inlander<\/em> yang kurang percaya harga diri sendiri, begitu mau berangkat ke luar negeri ia kempit berbungkus-bungkus rokok kretek, bukan Marlboro atau Camel atau Lucky Strike, yang kecuali untuk gengsi, asapnya biasa-biasa saja, tapi, begitu ia naik pesawat Air France, seorang pramugari menghampirinya.<\/p>\n\n\n\n

                                                        \u201cMaaf, tuan hisap apa? Apa tuan hisap Hashish? Apa tuan sudi ganti rokok yang biasa-biasa saja?\u201d<\/p>\n\n\n\n

                                                        \u201cini bukan hashish. Ini tembakau biasa campur cengkeh,\u201d jawab kawan saya. Dan karena tekadnya yang teguh mau menghisap rokok produksi negeri sendiri, kawan saya itu nekad hisap rokok kretek lagi di atas pesawat milik maskapai British Airways. Pada saat asapnya ngepul, datang lagi menghampiri seorang pramugari.<\/p>\n\n\n\n

                                                        \u201cWah, bau apa itu? Apa ganja? Apa tuan bisa ganti yang lain saja? Para penumpang di sini idak biasa mengendus bau itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

                                                        \u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

                                                        Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

                                                        Kompas, 29 Maret 1987
                                                        <\/p>\n\n\n\n


                                                        <\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

                                                        Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

                                                        Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

                                                        Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

                                                        Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                                        Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

                                                        Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

                                                        Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

                                                        Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

                                                        Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

                                                        Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

                                                        Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
                                                        <\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

                                                        Paling Populer

                                                        \n

                                                        Tembakau jenis ini diibaratkan serupa lauk pada sepiring nasi. Tak heran masyarakat setempat secara lingua franca<\/em> menamainya \u201ctembakau lauk.\u201d Disebut demikian karena jenis ini memiliki rasa dan aroma khas.<\/p>\n\n\n\n

                                                        Jenis ini berfungsi sebagai bahan racikan (bland<\/em>), di mana komposisi tembakau Temanggung berkisar antara 12--24% bercampur dengan beragam jenis tembakau lokal daerah lain untuk membuat sebuah produk kretek.<\/p>\n\n\n\n

                                                        Jika cerutu Kuba baru diakui kualitasnya setelah dicampur tembakau Vuelta Abajo, maka kretek<\/em> produksi Indonesia belum absah sebagai kretek<\/em> terbaik jika tak mengandung tembakau Srinthil dari Temanggung. Tak heran Mark Hanusz dalam \u201cThe Culture and Heritage of Indonesia\u2019s Clove Cigarette\u201d<\/em> (2000) menjuluki tembakau lauk asal Temanggung itu sebagai \u2018Vuelta Abajo\u2019-nya Indonesia.<\/p>\n\n\n\n

                                                        Bicara kualitas mutu tembakau sendiri dipengaruhi oleh posisi daun pada batang. Semakin tinggi posisi daunnya semakin tinggi mutunya. Makin tinggi posisi daun makin tinggi kadar nikotinnya. Juga semakin tinggi tempat tanamnya, maka umur tanaman menjadi semakin panjang. Semakin panjang umur tanaman tembakau, maka waktu untuk mengakumulasi nikotin juga semakin panjang. Ini mempengaruhi kadar nikotin dalam daun tembakau.<\/p>\n\n\n\n

                                                        Sebutlah itu tembakau Lamuk<\/em>. Ini ialah jenis mutu tembakau terbaik. Dihasilkan di lereng utara dan timur Sumbing. Tembakau Lamsi juga berasal dari lereng utara dan timur gunung itu, kualitasnya berada di bawah jenis Lamuk. Tembakau Paksi berasal dari lahan tegal di lereng utara dan timur Sindoro.<\/p>\n\n\n\n

                                                        Tembakau Toalo berasal dari lereng barat dan selatan Sumbing, berada di Desa Tegalrejo sampai Parakan. Tembakau Kidul berasal dari lereng timur Sumbing yang berbatasan dengan penghasil jenis Lamsi dan Tionggang. Jenis Tionggang atau juga biasa disebut tembakau sawah<\/em> dihasilkan dari lahan sawah di sebelah selatan dan tenggara Sindoro. Tembakau Swanbing adalah tembakau yang dihasilkan di lereng Prahu.<\/p>\n\n\n\n

                                                        Nah<\/em>, posisi tembakau Srinthil berada di puncak hirarki dari tembakau lauk. Selama ini, fenomena Srinthil tercatat hanya biasa muncul di Desa Legoksari, Losari, Pagergunung, Pagersari, Tlilir, Wonosari, Bansari, Wonotirto, Banaran, Gandu, Gedegan dan Kemloko.<\/p><\/blockquote>\n\n\n\n

                                                        Srinthil juga rasanya lebih berat. Hasil analisis Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat pada 2013 terhadap contoh tembakau Srinthil, ternyata memiliki kadar nikotin bervariasi antara 5,05%--7,58%.<\/p>\n\n\n\n

                                                        Fenomena Srinthil hanya dapat muncul dari hasil tembakau yang dihasilkan di daerah dengan ketinggian di atas 800 m dpl. Akan tetapi tidak semua tempat di ketinggian itu serta-merta dapat menghasilkan Srinthil. Bahkan pada lahan yang sama di masa panen berbeda, bisa jadi pada suatu momen tertentu menghasilkan Srinthil tetapi pada momen lain ternyata tidak.<\/p>\n\n\n\n

                                                        Berdasarkan penuturan petani, khususnya penghasil\u00a0Srinthil<\/em>, mutu istimewa itu hanya akan terjadi bila cuaca selama musim tanam tembakau sangat kering dan muncul dari jenis varitas tembakau lokal yang bernama\u00a0Kemloko<\/em>,\u00a0Kemloko 1<\/em>\u00a0dan\u00a0Kemloko 2<\/em>.<\/p>\n\n\n\n

                                                        Baca: Tembakau Lauk dari Temanggung<\/p>\n\n\n\n

                                                        Setelah daun tembakau itu dipetik dan digulung rapi, sebelum dirajang, petani di daerah-daerah tersebut di atas akan berharap-harap cemas bisa menghasilkan Srinthil. Pemeraman bertujuan mengubah warna daun dari hijau menjadi kuning sampai coklat. Muncul puthur kuning<\/em> saat diperam, demikian sering disebut oleh masyarakat lokal. Puthur kuning<\/em> yaitu semacam mikro organisme berwarna kuning dan mengeluarkan cairan dan aroma mirip alkohol.<\/p>\n\n\n\n

                                                        Pemeraman sendiri merupakan proses fermentasi yang dikatalisir oleh enzim-enzim tertentu. Proses ini dilakukan secara alami, mengandalkan sumber energi hasil pemecahan pati menjadi gula dan selanjutnya gula menjadi CO2 dan H2O ditambah energi.<\/strong><\/p>\n\n\n\n

                                                        Daun yang berpotensi menjadi Srinthil mulai diketahui setelah diperam lima hari. Daun itu berubah warna menjadi coklat kehitaman. Pemeraman akan diteruskan jika muncul tanda-bahwa menjadi Srinthil. Daun tembakau yang diperam itu tidak bakalan busuk, bila dirajang tidak menghasilkan struktur seperti serat tetapi menjadi hancur menggumpal, dan bila telah kering berwarna coklat kehitaman sampai hitam cerah dan mengkilat.<\/p>\n\n\n\n

                                                        Pada \u201ctembakau temanggungan\u201d demikian lazim disebut, kualitas mutu rendah yang berasal dari daun posisi bawah cenderung memiliki warna hijau kekuningan cerah; sedang semakin tinggi mutunya yang berasal dari daun posisi atas maka warnanya juga cenderung menjadi makin kehitaman bahkan hitam berkilat (bahasa Jawa: \u201cnyamber lilen\u201d<\/em>).<\/p>\n\n\n\n

                                                        Kualitas mutu yang berbeda juga berpengaruh pada harga yang berbeda. Jika harga rerata tembakau per kilogram di Temanggung berkisar antara Rp40.000 hingga Rp125.000, maka untuk jenis Srinthil harganya bisa berkisar antara  Rp600.000 hingga 1 juta.<\/p>\n\n\n\n

                                                        Secara keseluruhan, merujuk pada buku yang berjudul Kretek\u2014Kajian Ekonomi dan Budaya 4 Kota<\/em> diestimasi, peredaran uang selama musim penanaman hingga masa panen di Temanggung mencapai lebih dari 2 triliun. Angka ini tentu sangat fantastis, melebihi buget APBD Kabupaten Temanggung pada 2018.<\/p>\n\n\n\n

                                                        Sejauh ini, ilmu pengetahuan modern, khususnya di pusat-pusat penelitian budidaya tembakau, secara saintifik memang belum mampu mengungkap secara ilmiah rahasia dari kemunculan sang primadona itu. Berbagai eksperimen untuk menghasilkan tembakau dengan kualitas mutu Srinthil<\/em> tentu telah dilakukan berulang kali.<\/h4>\n\n\n\n

                                                        Dengan memanfaatkan mikroorganisme yakni puthur kuning<\/em>, yaitu dengan mekanisme diisolasi, inokulasi dan disemprotkan ke daun tembakau, tapi ternyata hasilnya tetap saja nisbi tidak terjadi. Mikroorganisme itu tak berhasil berkembang sehingga pemeraman daun tembakau itu akhirnya juga tidak berhasil mengeluakan kualitas mutu Srinthil. Ya, selalu gagal.<\/p>\n\n\n\n

                                                        Karena kualitas mutu Srinthil tidak bisa diciptakan, maka kedatangan si primadona ini oleh masyarakat Temanggung sering dilekatkan dengan aspek mistik. Konon, daun tembakau yang bakal menjadi Srinthil itu, pada malam hari akan tampak mengeluarkan cahaya kuning di kegelapan.<\/p>\n\n\n\n

                                                        Sebagian masyarakat petani percaya, cahaya itu diturunkan oleh para dewa di langit. Srinthil bagi mereka adalah suatu \u2018pulung\u2019 <\/em>atau \u2018ndaru rigen\u2019<\/em>, sebuah keberuntungan atau berkah yang tidak dapat direncanakan oleh manusia dan semata terjadi karena kuasa Tuhan.<\/p>\n","post_title":"Primadona Itu Bernama Srinthil","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"primadona-itu-bernama-srinthil","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-12 10:42:26","post_modified_gmt":"2019-07-12 03:42:26","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5855","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5849,"post_author":"877","post_date":"2019-07-08 11:42:15","post_date_gmt":"2019-07-08 04:42:15","post_content":"\n

                                                        Dari tahun 2007 hingga pertengahan 2015, terdeteksi banyak organisasi jumlahlnya kurang lebih 20an organisasi, lembaga penelitian pemerintah maupun kemasyaratan hingga keagaman yang ada di Indonesia, justru membawa agenda titipan asing, dengan program pengendalian tembakau. Melalui Bloomberg Initiative, kucuran dana itu sampai mengalir. Sebab, Indonesia dijadikan salah satu target utama karena tembakau yang ada 100% sebagai bahan dasar rokok kretek. Sedangkan asing dalam hal ini Bloomberg Initiative punya keinginan berbeda, yaitu mengusai bahan nikotin yang ada di daun tembakau. <\/p>\n\n\n\n

                                                        Adanya kucuran dana yang menyuburkan dari Bloomberg Initiative, menjadikan organisasi atau lembaga di Indonesia  yang tidak memiliki jiwa potriotisme akan berlomba-lomba untuk mendapatkan dana tersebut. Bahkan ada juga organisasi yang menamakan diri sebagai pusat kajian sosial di bawah Universitas terkemuka di Indonesia, rela bekerjasama dengan Bloomberg Initiative. Seperti halnya Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia disingkat PKJS UI, yang dipromotori oleh Prof. dr. Hasbullah Thabrani, MPH dan kawan-kawan. <\/p>\n\n\n\n

                                                        PKJS UI berdiri pada tanggal 14 September 2015, tujuannya sangat mulia, yaitu untuk menjembatani kebutuhan pusat penelitian jaminan sosial berbasis akademik, dan fokus pada program jaminan sosial di Indonesia. PKJS UI ini, sebagai langkah awal untuk persiapan membuat program Magister Jaminan Sosial di Indonesia. Semestinya PKJS UI, sebagai organisasi atau pusat kajian yang lahir dan berkembang di Indonesia, wajib memberikan perlindungan sosial terhadap seluruh masyarakat Indonesia, tidak terkecuali masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada sektor pertembakaun. <\/p>\n\n\n\n

                                                        Dari hulu hingga hilir, ada sekitar 6,1juta jiwa serapan tenaga kerja pertembakauan, baik sebagai petani tembakau, petani cengkeh dan buruh\/karyawan rokok kretek. Perkebunan tembakau tersebar di 15 provinsi dan perkebunan cengkeh ada di 30 provinsi. Sektor pertembakauan mampu memberikan sumbangan APBN 8.92%, prosentasi yang fantastis dibanding pemasukan minyak dan gas (migas) yang hanya mampu 3.03%. <\/p>\n\n\n\n

                                                        Tidak hanya itu, sektor pertembakauan di Indonesia punya sejarah panjang memiliki fungsi sosial dan budaya dalam kehidupan masyarakat. Satu-satunya sektor perdagangan yang mampu bertahan dimasa penjajahan disaat perekonomian bangsa Indonesia hancur. Pertembakauan sektor yang paling mandiri dari hulu hingga hilir, tidak pernah sekalipun mendapatkan subsidi dari Negara. Yang ada sebaliknya, Negara selalu meminta keuntungan lebih, dan tanpa modal. Sektor pertembakauan tahan krisis dan memiliki multiplier effect<\/em>, artinya usaha lain maju dan berkembang sangat dipengaruhi keberadaan pertembakauan. Dampak langsung, semisal di Temanggung banyak pengrajin keranjang yang bisa menikmati hasilnya saat panen tembakau. Di Kudus, dari percetakan hingga pasar tradisional menjadi ramai ketika permintaan rokok kretek meningkat. <\/p>\n\n\n\n

                                                        Sekali lagi, keberadaan PKJS UI, seharusnya melakukan kajian untuk perlindungan pertembakauan di Indonesia, dan tidak sebaliknya. Sangat tidak etis, tidak patriotis dan nasionalis, ketika PKJS UI, melakukan pelemahan pada sektor pertembakaun dan mengedepankan kepentingan asing, gara-gara mendapatkan akses dari Bloomberg Initiative. Dalam laporan mitra kerja, PKJS UI bekerjasama dengan 20 lembaga, termasuk bekerjasama dengan Bloomberg Initiative (sumber: https:\/\/sksg.ui.ac.id\/pkjs<\/a>). Hal itu terlihat jelas kajian yang dilakukan PKJS UI sinergi dengan program Bloomberg Initiative untuk pengendalian tembakau. PKJS UI telah melakukan kajian sejak 2016 hingga 2018, setidaknya ada 5 kajian dari 9 kajian yang menyudutkan posisi pertembakauan dalam hal ini rokok kretek di Indonesia, yaitu: <\/p>\n\n\n\n

                                                        1. Roadmap Upaya Pengendalian Belanja Rokok dari Dana Bantuan Sosial (Januari 2019)<\/li>
                                                        2. Bantuan Sosial, Rokok dan Indikator Sosial Ekonomi di Indonesia (Januari 2019)<\/li>
                                                        3. Dukungan Publik Terhadap Kenaikan Cukai Rokok untuk Pendanaan JKN (Agustus 2018)<\/li>
                                                        4. Dukungan Publik Terhadap Kenaikan Harga Rokok (Juli 2018)<\/li>
                                                        5. Perilaku Merokok Orang Tua dan Dampaknya Terhadap Stunting, Kecerdasan, dan Kemiskinan: Bukti Empiris dari Data Panel IFLS (Juni 2018)<\/li><\/ol>\n\n\n\n

                                                          Bloomberg Initiative, adalah program filantropis yang dilakukan oleh pengusaha media dan layanan data keuangan berbasis di Amerika Serikat bernama Michael Bloomberg. Pada tahun 2006, ia mendonasikan uangnya sebesar 125 juta dolar AS dan pada tahun 2008 berjumlah 250 juta dolar AS untuk pendanaan kegiatan pengendalian tembakau, termasuk di Indonesia. Tiap tahunnya besaran donasi selalu meningkat.<\/p>\n\n\n\n

                                                          Donasi tersebut tidak murni sumbangan, ada muatan dan hubungannya dengan farmasi, melalui sahabat karibnya sekaligus penasihatnya bernama William R. Brody menjabat sebagai direktur Novartis. Berawal dari hasil penelitian lembaga kesehatan modern di Amerika, Surgeon General, bahwa nikotin pada tembakau dapat membuat ketergantuangan. Oleh ahli farmakologi, nikotin pada tembakau banyak manfaat untuk obat terapi dan pengobatan. Lain itu, nikotin pada tembakau sangat bermanfaat sebagai obat nyeri, gelisah, depresi dan juga dapat meningkatkan konsentrasi. <\/p>\n\n\n\n

                                                          Melihat dari manfaat nikotin dalam tembakau inilah memunculkan niat pengambilalihan bisnis nikotin pada tembakau. Namun sayangnya, niatan itu belum terwujud, karena penggunaan tembakau masih terkuasai oleh industri rokok.  Selain kebutuhan tembakau untuk bahan dasar rokok masih relative besar, juga tidak bisa menyaingi pabrikan rokok perihal harga pembelian tembakau. <\/p>\n\n\n\n

                                                          Untuk itu, isu yang digulirkan adalah memerangi atau mengendalikan tembakau, bahkan sampai bagaimana caranya agar tembakau tidak dibuat bahan baku rokok. Satu-satunya jalan bersekutu dengan industri farmasi. Dilanjutkan berhasil memasukkan agenda kerangka kebijakan international dalam organisasi kesehatan dunia (WHO). Upaya pengambilalihan bisnis nikotin tersebut sebetulnya terjadi di berbagai Negara, termasuk Indonesia. Aliran dana digelontorkan besar-besaran mengalir ke lembaga-lembaga kesehatan, organisasi masyarakat bahkan sampai lembaga keagamaan, inilah yang dinamai politik dagang tingkat tinggi.<\/p>\n\n\n\n

                                                          Untuk itu, marilah lembaga-lembaga, atau kajian-kajian yang lahir dan berkembang di Indonesia, agar lebih sensitif dan peka, mendahulukan kepentingan nasional dari pada kepentingan asing. Melindungi kepentingan masyarakat pribumi lebih penting dari pada melindungi kepentingan dagang asing. Jiwa nasionalisme dan patriotik sangat dibutuhkan untuk membangun bangsa menuju masa depan yang lebih baik.   
                                                          <\/p>\n","post_title":"Selingkuh PKJS UI dengan Kepentingan Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"selingkuh-pkjs-ui-dengan-kepentingan-asing","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-08 11:42:23","post_modified_gmt":"2019-07-08 04:42:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5849","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5843,"post_author":"878","post_date":"2019-07-06 12:33:13","post_date_gmt":"2019-07-06 05:33:13","post_content":"\n

                                                          Jika seseorang ditanya mengapa ia merokok, jawaban yang paling sering didengar: untuk relaksasi, teman rehat, rekan berkarya, dan semua hal yang mengalir ke muara bernama kenikmatan. Hampir semua berkutat di sekitar itu. Yang sedikit berbeda, ada juga yang menjawab supaya lebih enak ketika mengobrol dengan teman yang juga merokok, atau untuk mengusir hawa dingin yang mengepung tubuh.<\/p>\n\n\n\n

                                                          Adalah Muhamad Sobary, seorang budayawan, penulis produktif, dan peneliti jempolan yang memiliki jawaban lain dari yang lain. Muhamad Sobary baru mulai merokok pada usia 59 tahun. Usia yang terlampau telat untuk memulai merokok. Di saat kebanyakan perokok lain memutuskan berhenti merokok di usia senja, laki-laki yang biasa disapa 'Kang Sob' ini malah baru mulai merokok.<\/p>\n\n\n\n

                                                          Baca: Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                                          Menurutnya, keputusan mulai merokok di usia senja Ia pilih sesaat setelah mengetahui seluk-beluk perang nikotin yang terjadi di bumi. Ragam bentuk isu mulai dari kesehatan, ekonomi, hingga isu lingkungan dijadikan alat oleh pemodal asing untuk merebut pasar rokok di negeri ini yang sepenuhnya dikuasai pengusaha dalam negeri lewat produk khas nusantara yang kerap disebut 'kretek'.<\/p>\n\n\n\n

                                                          Bagi Kang Sob, merokok itu peristiwa politik. Merokok adalah aksi untuk melawan upaya pihak-pihak yang ingin merusak industri hasil tembakau (IHT) Indonesia. Dengan merokok, kita berpolitik, bukan sekadar berpolitik untuk IHT, namun berpolitik untuk petani tembakau, petani cengkeh, buruh tani, pekerja-pekerja di pabrik-pabrik rokok, hingga pedagang asongan. <\/p>\n\n\n\n

                                                          Merokok itu sebuah bentuk keberpihakan. Berpihak pada nasib petani, berpihak kepada buruh tani dan pekerja pabrik, hingga akhirnya berpihak pada kedaulatan dan kemandirian bangsa lewat produk istimewa bernama kretek. Terang dan jelas dan lugas.<\/p><\/blockquote>\n\n\n\n

                                                          Ada syarat yang mesti dipenuhi untuk bisa bersikap seperti Kang Sob bersikap ketika menikmati sebatang rokok kretek. Syarat itu adalah berada dekat dengan petani dan para pekerja di sektor IHT, merasakan hidup dan kehidupan mereka sehari-hari. Tanpa itu, sulit menerka bagaimana sensasi yang dirasakan ketika kita merokok dengan tujuan lelaku politik.<\/p>\n\n\n\n

                                                          Dan itulah syarat yang dilalui Kang Sob hingga bisa merasakan ruh lelaku politik ketika Ia merokok. Bukan sekadar hidup dan berinteraksi lama dengan para petani tembakau, Kang Sob lebih jauh dari itu. Ia menuliskan kisah-kisah petani tembakau di Temanggung dalam disertasi doktoralnya\u2014kemudian diterbitkan penerbit KPG\u2014yang Ia beri judul 'Perlawanan Politik dan Puitik Petani Tembakau Temanggung'.<\/p>\n\n\n\n

                                                          Baca: Ada Campur Tangan Bloomberg dalam Surat Edaran Menkes terkait Pemblokiran Iklan Rokok<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                                          Usai membaca buku karya Kang Sob itu, saya lantas ingin merasakan langsung hidup dalam waktu cukup lama di lingkungan mereka yang menggantungkan hidup dari IHT. Merasakan perasaan yang dirasakan Kang Sob ketika merokok. Kesempatan itu pada akhirnya saya dapat di Munduk, Bali, dan Temanggung, Jawa Tengah, tempat Kang Sob melakukan riset untuk disertasinya.<\/p>\n\n\n\n

                                                          Di Munduk, saya tinggal di rumah milik petani cengkeh, hidup berminggu-minggu di lingkungan yang mayoritasnya petani dan buruh tani cengkeh. Saya jalan-jalan ke kebun cengkeh. Melihat petani merawat kebun mereka. Saat panen tiba, saya datang ke kebun untuk melihat dari dekat cengkeh dipanen pekerja pemetik cengkeh. Pada momen-momen itu semua, kretek kerap menjadi teman saya dan para petani cengkeh di Munduk. Di sanalah saya merasakan dengan jernih seperti apa itu perasaan keberpihakan, perlawanan, dan lelaku politis lewat menikmati sebatang kretek.<\/p>\n\n\n\n

                                                          Di Temanggung, lebih jauh lagi. Saya tak hanya melihat dari dekat bagaimana petani dan buruh tani menanam komoditas yang mendukung IHT. Di kabupaten yang diapit dua gunung itu, saya melihat secara langsung, bahkan menjadi salah satu pelaku yang mengelola manfaat IHT untuk keberlangsungan pendidikan anak-anak petani dan buruh tani tembakau lewat skema beasiswa. Di rumah-rumah petani di lereng gunung, di alun-alun kota, di kantor beasiswa KNPK, dan di banyak tempat lainnya di Temanggung, saya merasakan aktivitas merokok bukan sekadar untuk mengusir dingin cuaca pegunungan semata. Di sana saya mengekspresikan perlawanan lewat merokok. Melawan kesewenang-wenangan mereka anti-rokok yang hendak menghancurkan kehidupan banyak manusia.<\/p>\n","post_title":"Ekspresi Perlawanan Lewat Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"ekspresi-perlawanan-lewat-merokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-06 12:33:20","post_modified_gmt":"2019-07-06 05:33:20","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5843","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5841,"post_author":"877","post_date":"2019-07-05 12:42:06","post_date_gmt":"2019-07-05 05:42:06","post_content":"\r\n

                                                          Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

                                                          Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

                                                          https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
                                                          https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
                                                          https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
                                                          https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
                                                          https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
                                                          https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
                                                          https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
                                                          https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
                                                          https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
                                                          https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
                                                          https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

                                                          Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

                                                          \"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

                                                          Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

                                                          Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

                                                          Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

                                                          Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

                                                          Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

                                                          Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

                                                          Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

                                                          Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

                                                          Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

                                                          Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

                                                          Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_title":"Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"protes-petani-tembakau-temanggung-ke-kemkominfo","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2024-01-03 16:04:25","post_modified_gmt":"2024-01-03 09:04:25","post_content_filtered":"\r\n

                                                          Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

                                                          Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

                                                          https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
                                                          https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
                                                          https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
                                                          https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
                                                          https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
                                                          https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
                                                          https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
                                                          https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
                                                          https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
                                                          https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
                                                          https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

                                                          Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

                                                          \"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

                                                          Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

                                                          Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

                                                          Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

                                                          Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

                                                          Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

                                                          Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

                                                          Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

                                                          Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

                                                          Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

                                                          Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

                                                          Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5841","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5829,"post_author":"878","post_date":"2019-06-28 09:52:18","post_date_gmt":"2019-06-28 02:52:18","post_content":"\n

                                                          Rokok, terutama rokok kretek, memberi inspirasi bagi banyak orang. Baik itu inspirasi ketika menikmati kretek atau usai menikmati rokok kretek, juga inspirasi dari produk rokok kreteknya. Lebih jauh dari itu, seluk-beluk dunia kretek mulai dari pertanian tembakau dan cengkeh, proses produksi kretek, transaksi dagang kretek, dan segala hal yang terkait dengan dunia perkretekan menginspirasi begitu banyak orang untuk berkarya dalam rupa-rupa bentuk karya.<\/p>\n\n\n\n

                                                          Bagi para penikmat kretek sendiri, rupa-rupa pengalaman bersama kretek juga banyak datangkan kisah menarik. Yang paling kesohor tentu saja kisah K.H Agus Salim dengan diplomasi kreteknya yang membikin suasana di salah satu ruang istana kerajaan Inggris yang sebelumnya begitu kaku dan formil menjadi cair karenanya.<\/p>\n\n\n\n

                                                          Baca: Sosiawan Leak Bercerita Soal Rokok dan Do\u2019a<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                                          Bukan hanya K.H Agus Salim yang memiliki kisah kretek dengan luar negeri, ada banyak lainnya, salah satunya, Mahbub Djunaidi, tokoh Betawi, tokoh NU, wartawan jempolan, kolumnis produktif, dan banyak hal keren lainnya terkumpul dalam satu orang ini. Kekhasannya dalam menghasilkan karya tulis, mampu membikin tulisan bertema berat dalam kemasan humor dan enak dibaca, membikin hampir semua penulis Indonesia mengagumi tulisannya. Tulisan Mahbub Djunaidi terkait kretek, yang tayang di Koran Kompas pada 29 Maret 1987, lebih 32 tahun lalu, juga dikemas dalam suasana humor dan ringan dibaca namun sarat kritik yang menohok. <\/p>\n\n\n\n

                                                          Tulisan Mahbub Djunaidi tentang kretek yang diberi judul \u2018Kretek\u2019 ini juga relevan dengan kondisi saat ini, bagaimana asing begitu mendikte negara ini dalam hal menyikapi rokok kretek. Lewat kaum anti-rokok pihak asing hendak menyingkirkan kretek. Secara halus, begitu halus, Mahbub Djunaidi mengkritik asing itu. Saya sadur seluruhnya saja tulisan Mahbub Djunaidi 32 tahun lalu itu di sini.<\/p>\n\n\n\n

                                                          Kretek<\/h2>\n\n\n\n

                                                          Oleh: Mahbub Djunaidi<\/p>\n\n\n\n

                                                          Sekolah kolonialisme memang berbeda-beda. Yang satu lebih brutal dari yang lain, tapi dilihat dari bintang, hakikatnya sama: mempesiang bangsa lain sebagai usaha mencari sesuap nasi. Kolonial Inggris di daerah konsesi seperti Shanghai memperlakukan orang Cina tak lebih dari binatang. Di sebuah taman kota ada tulisan di pintu gerbangnya \u201cDilarang masuk: anjing dan orang Cina\u201d. Sampai sekarang tulisan itu tidak diangkat, agar generasi demi generasi mengerti betapa jahatnya sistem itu. Tapi, kolonial Belanda di negeri ini menganggap Cina lebih tinggi derajatnya dibanding\u00a0inlander<\/em>, penduduk anak negeri seperti kita-kita ini. Mereka membagi kereta api atau trem kota dalam tiga kelas. Kelas 1 khusus untuk orang Belanda. Kelas 2 untuk Cina dan Arab. Kelas 3 alias kelas kambing buat\u00a0inlander-inlander<\/em>\u00a0anak negeri.<\/p>\n\n\n\n

                                                          Baca: Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                                          Kecuali para nasionalis dan kaum pergerakan kebangsaan serta rakyat patriot yang bertekad merobohkan sistem itu, ada juga inlander <\/em>yang bersedia jadi budak untuk menggencet bangsa sendiri. Misalnya, para bupati dan pangreh praja yang jelek. Karena jiwanya memang dasar budak, dalam banyak hal mereka lebih nista dari tuannya sendiri. Dan karena jiwanya memang budak, mereka tak punya kepercayaan kepada kemampuan sendiri dan menganggap tuan asingnya bagai dewa putih yang berasal dari langit, dan dalam segala hal lebih unggul. Hubungan antara budak dan tuannya ini mirip dengan hubungan antara hewan sirkus dengan pelatihnya, menurut saja apa yang diperintahkan, dan meniru saja apa yang dicontohkan.<\/p>\n\n\n\n

                                                          Sisa jiwa inlander<\/em> ini masih ada juga sedikit bayak di alam kemerdekaan. Pangreh praja yang punya kegemaran menginjak ke bawah dan menjilat ke atas pada dasarnya tetap kehinggapan pembawaan inlander<\/em> itu. Seorang yang senantiasa menganggap asing itu hebat dan senantiasa benar dan unggul, sebenarnya merupakan inlander <\/em>gaya baru, dan mengidap unsur-unsur budak. Bawahan yang menganggap atasannya selalu perlu ditiru dan \u201cdigugu<\/em>\u201d, tak peduli apapun yang dilakukannya, pada dasarnya punya tabiat orang jajahan, tak punya karakter bangsa mereka. Kerdil, penakut, melayang kemana angin bertiup, merupakan pakaian sehari-hari.<\/p>\n\n\n\n

                                                          Sementara itu, jika seorang nyonya tidak sudi cangking tas kecuali merek Louis Vuitton walau bikinan Cibaduyut tak kalah bagusnya, berdandan dengan ramuan Yves Saint Laurent serta baju merek Calvin Klein, berkat dorongan anggapan bikinan asing itu dahsyat dan mampu naikkan gengsi, apakah terhadapnya kena pula julukan inlander<\/em> gaya baru?<\/p>\n\n\n\n

                                                          Oh, bisa iya dan bisa juga bukan. Jangan-jangan sang nyonya memang patriot sejati, tapi karena kebanyakan uang menjadi sedikit bingung dan hilang keseimbangan. Atau seorang suami yang sudi memakai ikat pinggang merek Etienne Aigner dan domper merek Cartier dan hanya siap berangkat golf dengan kaos merek Lacosre, apakah inlander <\/em>gaya baru? juga bisa iya dan bisa juga tidak. Boleh jadi tokoh kita ini seorang pecinta tanah air berikut produksinya, tapi sekedar menjaga martabat dan gengsi, tak menjadi apa melekatkan barang-barang mahal ke tubuh satu-satunya.<\/p>\n\n\n\n

                                                          Kawan saya yang tidak mau disebut inlander<\/em> baik gaya lama maupun baru, bertekad bulat kepingin menggunakan apa saja yang buatan dalam negeri, walau dia sama sekali tidak pernah ketemu Menteri Ginanjar Kartasasmita. Ia tidak merasa perlu memakai baju merek Charles Jourdan atau Lanvin, melainkan cukup bikinan Tegalparang yang tak beda dengan kemeja bikinan manapun di atas dunia. Ia tak merasa perlu pakai kaos merek Benetton karena produksi pinggiran kota Bandung sudah lebih dari cukup.<\/p>\n\n\n\n

                                                          Dan untuk lebih membikin dia bukan inlander<\/em> yang kurang percaya harga diri sendiri, begitu mau berangkat ke luar negeri ia kempit berbungkus-bungkus rokok kretek, bukan Marlboro atau Camel atau Lucky Strike, yang kecuali untuk gengsi, asapnya biasa-biasa saja, tapi, begitu ia naik pesawat Air France, seorang pramugari menghampirinya.<\/p>\n\n\n\n

                                                          \u201cMaaf, tuan hisap apa? Apa tuan hisap Hashish? Apa tuan sudi ganti rokok yang biasa-biasa saja?\u201d<\/p>\n\n\n\n

                                                          \u201cini bukan hashish. Ini tembakau biasa campur cengkeh,\u201d jawab kawan saya. Dan karena tekadnya yang teguh mau menghisap rokok produksi negeri sendiri, kawan saya itu nekad hisap rokok kretek lagi di atas pesawat milik maskapai British Airways. Pada saat asapnya ngepul, datang lagi menghampiri seorang pramugari.<\/p>\n\n\n\n

                                                          \u201cWah, bau apa itu? Apa ganja? Apa tuan bisa ganti yang lain saja? Para penumpang di sini idak biasa mengendus bau itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

                                                          \u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

                                                          Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

                                                          Kompas, 29 Maret 1987
                                                          <\/p>\n\n\n\n


                                                          <\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

                                                          Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

                                                          Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

                                                          Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

                                                          Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                                          Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

                                                          Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

                                                          Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

                                                          Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

                                                          Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

                                                          Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

                                                          Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
                                                          <\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

                                                          Paling Populer

                                                          \n

                                                          Namun demikian tembakau rajangan Temanggung dikenal memiliki kualitas yang baik dan nilai ekonomi yang tinggi dibandingkan jenis-jenis tembakau dari daerah lain. Oleh masyarakat setempat, khususnya pada jenis-jenis tembakau yang berasal dari daerah lereng timur Sumbing juga di sebagian kecil lereng Sindoro dan Prahu, seringkali lebih berfungsi sebagai pemberi rasa dan aroma (flavor grade<\/em>).<\/p>\n\n\n\n

                                                          Tembakau jenis ini diibaratkan serupa lauk pada sepiring nasi. Tak heran masyarakat setempat secara lingua franca<\/em> menamainya \u201ctembakau lauk.\u201d Disebut demikian karena jenis ini memiliki rasa dan aroma khas.<\/p>\n\n\n\n

                                                          Jenis ini berfungsi sebagai bahan racikan (bland<\/em>), di mana komposisi tembakau Temanggung berkisar antara 12--24% bercampur dengan beragam jenis tembakau lokal daerah lain untuk membuat sebuah produk kretek.<\/p>\n\n\n\n

                                                          Jika cerutu Kuba baru diakui kualitasnya setelah dicampur tembakau Vuelta Abajo, maka kretek<\/em> produksi Indonesia belum absah sebagai kretek<\/em> terbaik jika tak mengandung tembakau Srinthil dari Temanggung. Tak heran Mark Hanusz dalam \u201cThe Culture and Heritage of Indonesia\u2019s Clove Cigarette\u201d<\/em> (2000) menjuluki tembakau lauk asal Temanggung itu sebagai \u2018Vuelta Abajo\u2019-nya Indonesia.<\/p>\n\n\n\n

                                                          Bicara kualitas mutu tembakau sendiri dipengaruhi oleh posisi daun pada batang. Semakin tinggi posisi daunnya semakin tinggi mutunya. Makin tinggi posisi daun makin tinggi kadar nikotinnya. Juga semakin tinggi tempat tanamnya, maka umur tanaman menjadi semakin panjang. Semakin panjang umur tanaman tembakau, maka waktu untuk mengakumulasi nikotin juga semakin panjang. Ini mempengaruhi kadar nikotin dalam daun tembakau.<\/p>\n\n\n\n

                                                          Sebutlah itu tembakau Lamuk<\/em>. Ini ialah jenis mutu tembakau terbaik. Dihasilkan di lereng utara dan timur Sumbing. Tembakau Lamsi juga berasal dari lereng utara dan timur gunung itu, kualitasnya berada di bawah jenis Lamuk. Tembakau Paksi berasal dari lahan tegal di lereng utara dan timur Sindoro.<\/p>\n\n\n\n

                                                          Tembakau Toalo berasal dari lereng barat dan selatan Sumbing, berada di Desa Tegalrejo sampai Parakan. Tembakau Kidul berasal dari lereng timur Sumbing yang berbatasan dengan penghasil jenis Lamsi dan Tionggang. Jenis Tionggang atau juga biasa disebut tembakau sawah<\/em> dihasilkan dari lahan sawah di sebelah selatan dan tenggara Sindoro. Tembakau Swanbing adalah tembakau yang dihasilkan di lereng Prahu.<\/p>\n\n\n\n

                                                          Nah<\/em>, posisi tembakau Srinthil berada di puncak hirarki dari tembakau lauk. Selama ini, fenomena Srinthil tercatat hanya biasa muncul di Desa Legoksari, Losari, Pagergunung, Pagersari, Tlilir, Wonosari, Bansari, Wonotirto, Banaran, Gandu, Gedegan dan Kemloko.<\/p><\/blockquote>\n\n\n\n

                                                          Srinthil juga rasanya lebih berat. Hasil analisis Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat pada 2013 terhadap contoh tembakau Srinthil, ternyata memiliki kadar nikotin bervariasi antara 5,05%--7,58%.<\/p>\n\n\n\n

                                                          Fenomena Srinthil hanya dapat muncul dari hasil tembakau yang dihasilkan di daerah dengan ketinggian di atas 800 m dpl. Akan tetapi tidak semua tempat di ketinggian itu serta-merta dapat menghasilkan Srinthil. Bahkan pada lahan yang sama di masa panen berbeda, bisa jadi pada suatu momen tertentu menghasilkan Srinthil tetapi pada momen lain ternyata tidak.<\/p>\n\n\n\n

                                                          Berdasarkan penuturan petani, khususnya penghasil\u00a0Srinthil<\/em>, mutu istimewa itu hanya akan terjadi bila cuaca selama musim tanam tembakau sangat kering dan muncul dari jenis varitas tembakau lokal yang bernama\u00a0Kemloko<\/em>,\u00a0Kemloko 1<\/em>\u00a0dan\u00a0Kemloko 2<\/em>.<\/p>\n\n\n\n

                                                          Baca: Tembakau Lauk dari Temanggung<\/p>\n\n\n\n

                                                          Setelah daun tembakau itu dipetik dan digulung rapi, sebelum dirajang, petani di daerah-daerah tersebut di atas akan berharap-harap cemas bisa menghasilkan Srinthil. Pemeraman bertujuan mengubah warna daun dari hijau menjadi kuning sampai coklat. Muncul puthur kuning<\/em> saat diperam, demikian sering disebut oleh masyarakat lokal. Puthur kuning<\/em> yaitu semacam mikro organisme berwarna kuning dan mengeluarkan cairan dan aroma mirip alkohol.<\/p>\n\n\n\n

                                                          Pemeraman sendiri merupakan proses fermentasi yang dikatalisir oleh enzim-enzim tertentu. Proses ini dilakukan secara alami, mengandalkan sumber energi hasil pemecahan pati menjadi gula dan selanjutnya gula menjadi CO2 dan H2O ditambah energi.<\/strong><\/p>\n\n\n\n

                                                          Daun yang berpotensi menjadi Srinthil mulai diketahui setelah diperam lima hari. Daun itu berubah warna menjadi coklat kehitaman. Pemeraman akan diteruskan jika muncul tanda-bahwa menjadi Srinthil. Daun tembakau yang diperam itu tidak bakalan busuk, bila dirajang tidak menghasilkan struktur seperti serat tetapi menjadi hancur menggumpal, dan bila telah kering berwarna coklat kehitaman sampai hitam cerah dan mengkilat.<\/p>\n\n\n\n

                                                          Pada \u201ctembakau temanggungan\u201d demikian lazim disebut, kualitas mutu rendah yang berasal dari daun posisi bawah cenderung memiliki warna hijau kekuningan cerah; sedang semakin tinggi mutunya yang berasal dari daun posisi atas maka warnanya juga cenderung menjadi makin kehitaman bahkan hitam berkilat (bahasa Jawa: \u201cnyamber lilen\u201d<\/em>).<\/p>\n\n\n\n

                                                          Kualitas mutu yang berbeda juga berpengaruh pada harga yang berbeda. Jika harga rerata tembakau per kilogram di Temanggung berkisar antara Rp40.000 hingga Rp125.000, maka untuk jenis Srinthil harganya bisa berkisar antara  Rp600.000 hingga 1 juta.<\/p>\n\n\n\n

                                                          Secara keseluruhan, merujuk pada buku yang berjudul Kretek\u2014Kajian Ekonomi dan Budaya 4 Kota<\/em> diestimasi, peredaran uang selama musim penanaman hingga masa panen di Temanggung mencapai lebih dari 2 triliun. Angka ini tentu sangat fantastis, melebihi buget APBD Kabupaten Temanggung pada 2018.<\/p>\n\n\n\n

                                                          Sejauh ini, ilmu pengetahuan modern, khususnya di pusat-pusat penelitian budidaya tembakau, secara saintifik memang belum mampu mengungkap secara ilmiah rahasia dari kemunculan sang primadona itu. Berbagai eksperimen untuk menghasilkan tembakau dengan kualitas mutu Srinthil<\/em> tentu telah dilakukan berulang kali.<\/h4>\n\n\n\n

                                                          Dengan memanfaatkan mikroorganisme yakni puthur kuning<\/em>, yaitu dengan mekanisme diisolasi, inokulasi dan disemprotkan ke daun tembakau, tapi ternyata hasilnya tetap saja nisbi tidak terjadi. Mikroorganisme itu tak berhasil berkembang sehingga pemeraman daun tembakau itu akhirnya juga tidak berhasil mengeluakan kualitas mutu Srinthil. Ya, selalu gagal.<\/p>\n\n\n\n

                                                          Karena kualitas mutu Srinthil tidak bisa diciptakan, maka kedatangan si primadona ini oleh masyarakat Temanggung sering dilekatkan dengan aspek mistik. Konon, daun tembakau yang bakal menjadi Srinthil itu, pada malam hari akan tampak mengeluarkan cahaya kuning di kegelapan.<\/p>\n\n\n\n

                                                          Sebagian masyarakat petani percaya, cahaya itu diturunkan oleh para dewa di langit. Srinthil bagi mereka adalah suatu \u2018pulung\u2019 <\/em>atau \u2018ndaru rigen\u2019<\/em>, sebuah keberuntungan atau berkah yang tidak dapat direncanakan oleh manusia dan semata terjadi karena kuasa Tuhan.<\/p>\n","post_title":"Primadona Itu Bernama Srinthil","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"primadona-itu-bernama-srinthil","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-12 10:42:26","post_modified_gmt":"2019-07-12 03:42:26","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5855","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5849,"post_author":"877","post_date":"2019-07-08 11:42:15","post_date_gmt":"2019-07-08 04:42:15","post_content":"\n

                                                          Dari tahun 2007 hingga pertengahan 2015, terdeteksi banyak organisasi jumlahlnya kurang lebih 20an organisasi, lembaga penelitian pemerintah maupun kemasyaratan hingga keagaman yang ada di Indonesia, justru membawa agenda titipan asing, dengan program pengendalian tembakau. Melalui Bloomberg Initiative, kucuran dana itu sampai mengalir. Sebab, Indonesia dijadikan salah satu target utama karena tembakau yang ada 100% sebagai bahan dasar rokok kretek. Sedangkan asing dalam hal ini Bloomberg Initiative punya keinginan berbeda, yaitu mengusai bahan nikotin yang ada di daun tembakau. <\/p>\n\n\n\n

                                                          Adanya kucuran dana yang menyuburkan dari Bloomberg Initiative, menjadikan organisasi atau lembaga di Indonesia  yang tidak memiliki jiwa potriotisme akan berlomba-lomba untuk mendapatkan dana tersebut. Bahkan ada juga organisasi yang menamakan diri sebagai pusat kajian sosial di bawah Universitas terkemuka di Indonesia, rela bekerjasama dengan Bloomberg Initiative. Seperti halnya Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia disingkat PKJS UI, yang dipromotori oleh Prof. dr. Hasbullah Thabrani, MPH dan kawan-kawan. <\/p>\n\n\n\n

                                                          PKJS UI berdiri pada tanggal 14 September 2015, tujuannya sangat mulia, yaitu untuk menjembatani kebutuhan pusat penelitian jaminan sosial berbasis akademik, dan fokus pada program jaminan sosial di Indonesia. PKJS UI ini, sebagai langkah awal untuk persiapan membuat program Magister Jaminan Sosial di Indonesia. Semestinya PKJS UI, sebagai organisasi atau pusat kajian yang lahir dan berkembang di Indonesia, wajib memberikan perlindungan sosial terhadap seluruh masyarakat Indonesia, tidak terkecuali masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada sektor pertembakaun. <\/p>\n\n\n\n

                                                          Dari hulu hingga hilir, ada sekitar 6,1juta jiwa serapan tenaga kerja pertembakauan, baik sebagai petani tembakau, petani cengkeh dan buruh\/karyawan rokok kretek. Perkebunan tembakau tersebar di 15 provinsi dan perkebunan cengkeh ada di 30 provinsi. Sektor pertembakauan mampu memberikan sumbangan APBN 8.92%, prosentasi yang fantastis dibanding pemasukan minyak dan gas (migas) yang hanya mampu 3.03%. <\/p>\n\n\n\n

                                                          Tidak hanya itu, sektor pertembakauan di Indonesia punya sejarah panjang memiliki fungsi sosial dan budaya dalam kehidupan masyarakat. Satu-satunya sektor perdagangan yang mampu bertahan dimasa penjajahan disaat perekonomian bangsa Indonesia hancur. Pertembakauan sektor yang paling mandiri dari hulu hingga hilir, tidak pernah sekalipun mendapatkan subsidi dari Negara. Yang ada sebaliknya, Negara selalu meminta keuntungan lebih, dan tanpa modal. Sektor pertembakauan tahan krisis dan memiliki multiplier effect<\/em>, artinya usaha lain maju dan berkembang sangat dipengaruhi keberadaan pertembakauan. Dampak langsung, semisal di Temanggung banyak pengrajin keranjang yang bisa menikmati hasilnya saat panen tembakau. Di Kudus, dari percetakan hingga pasar tradisional menjadi ramai ketika permintaan rokok kretek meningkat. <\/p>\n\n\n\n

                                                          Sekali lagi, keberadaan PKJS UI, seharusnya melakukan kajian untuk perlindungan pertembakauan di Indonesia, dan tidak sebaliknya. Sangat tidak etis, tidak patriotis dan nasionalis, ketika PKJS UI, melakukan pelemahan pada sektor pertembakaun dan mengedepankan kepentingan asing, gara-gara mendapatkan akses dari Bloomberg Initiative. Dalam laporan mitra kerja, PKJS UI bekerjasama dengan 20 lembaga, termasuk bekerjasama dengan Bloomberg Initiative (sumber: https:\/\/sksg.ui.ac.id\/pkjs<\/a>). Hal itu terlihat jelas kajian yang dilakukan PKJS UI sinergi dengan program Bloomberg Initiative untuk pengendalian tembakau. PKJS UI telah melakukan kajian sejak 2016 hingga 2018, setidaknya ada 5 kajian dari 9 kajian yang menyudutkan posisi pertembakauan dalam hal ini rokok kretek di Indonesia, yaitu: <\/p>\n\n\n\n

                                                          1. Roadmap Upaya Pengendalian Belanja Rokok dari Dana Bantuan Sosial (Januari 2019)<\/li>
                                                          2. Bantuan Sosial, Rokok dan Indikator Sosial Ekonomi di Indonesia (Januari 2019)<\/li>
                                                          3. Dukungan Publik Terhadap Kenaikan Cukai Rokok untuk Pendanaan JKN (Agustus 2018)<\/li>
                                                          4. Dukungan Publik Terhadap Kenaikan Harga Rokok (Juli 2018)<\/li>
                                                          5. Perilaku Merokok Orang Tua dan Dampaknya Terhadap Stunting, Kecerdasan, dan Kemiskinan: Bukti Empiris dari Data Panel IFLS (Juni 2018)<\/li><\/ol>\n\n\n\n

                                                            Bloomberg Initiative, adalah program filantropis yang dilakukan oleh pengusaha media dan layanan data keuangan berbasis di Amerika Serikat bernama Michael Bloomberg. Pada tahun 2006, ia mendonasikan uangnya sebesar 125 juta dolar AS dan pada tahun 2008 berjumlah 250 juta dolar AS untuk pendanaan kegiatan pengendalian tembakau, termasuk di Indonesia. Tiap tahunnya besaran donasi selalu meningkat.<\/p>\n\n\n\n

                                                            Donasi tersebut tidak murni sumbangan, ada muatan dan hubungannya dengan farmasi, melalui sahabat karibnya sekaligus penasihatnya bernama William R. Brody menjabat sebagai direktur Novartis. Berawal dari hasil penelitian lembaga kesehatan modern di Amerika, Surgeon General, bahwa nikotin pada tembakau dapat membuat ketergantuangan. Oleh ahli farmakologi, nikotin pada tembakau banyak manfaat untuk obat terapi dan pengobatan. Lain itu, nikotin pada tembakau sangat bermanfaat sebagai obat nyeri, gelisah, depresi dan juga dapat meningkatkan konsentrasi. <\/p>\n\n\n\n

                                                            Melihat dari manfaat nikotin dalam tembakau inilah memunculkan niat pengambilalihan bisnis nikotin pada tembakau. Namun sayangnya, niatan itu belum terwujud, karena penggunaan tembakau masih terkuasai oleh industri rokok.  Selain kebutuhan tembakau untuk bahan dasar rokok masih relative besar, juga tidak bisa menyaingi pabrikan rokok perihal harga pembelian tembakau. <\/p>\n\n\n\n

                                                            Untuk itu, isu yang digulirkan adalah memerangi atau mengendalikan tembakau, bahkan sampai bagaimana caranya agar tembakau tidak dibuat bahan baku rokok. Satu-satunya jalan bersekutu dengan industri farmasi. Dilanjutkan berhasil memasukkan agenda kerangka kebijakan international dalam organisasi kesehatan dunia (WHO). Upaya pengambilalihan bisnis nikotin tersebut sebetulnya terjadi di berbagai Negara, termasuk Indonesia. Aliran dana digelontorkan besar-besaran mengalir ke lembaga-lembaga kesehatan, organisasi masyarakat bahkan sampai lembaga keagamaan, inilah yang dinamai politik dagang tingkat tinggi.<\/p>\n\n\n\n

                                                            Untuk itu, marilah lembaga-lembaga, atau kajian-kajian yang lahir dan berkembang di Indonesia, agar lebih sensitif dan peka, mendahulukan kepentingan nasional dari pada kepentingan asing. Melindungi kepentingan masyarakat pribumi lebih penting dari pada melindungi kepentingan dagang asing. Jiwa nasionalisme dan patriotik sangat dibutuhkan untuk membangun bangsa menuju masa depan yang lebih baik.   
                                                            <\/p>\n","post_title":"Selingkuh PKJS UI dengan Kepentingan Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"selingkuh-pkjs-ui-dengan-kepentingan-asing","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-08 11:42:23","post_modified_gmt":"2019-07-08 04:42:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5849","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5843,"post_author":"878","post_date":"2019-07-06 12:33:13","post_date_gmt":"2019-07-06 05:33:13","post_content":"\n

                                                            Jika seseorang ditanya mengapa ia merokok, jawaban yang paling sering didengar: untuk relaksasi, teman rehat, rekan berkarya, dan semua hal yang mengalir ke muara bernama kenikmatan. Hampir semua berkutat di sekitar itu. Yang sedikit berbeda, ada juga yang menjawab supaya lebih enak ketika mengobrol dengan teman yang juga merokok, atau untuk mengusir hawa dingin yang mengepung tubuh.<\/p>\n\n\n\n

                                                            Adalah Muhamad Sobary, seorang budayawan, penulis produktif, dan peneliti jempolan yang memiliki jawaban lain dari yang lain. Muhamad Sobary baru mulai merokok pada usia 59 tahun. Usia yang terlampau telat untuk memulai merokok. Di saat kebanyakan perokok lain memutuskan berhenti merokok di usia senja, laki-laki yang biasa disapa 'Kang Sob' ini malah baru mulai merokok.<\/p>\n\n\n\n

                                                            Baca: Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                                            Menurutnya, keputusan mulai merokok di usia senja Ia pilih sesaat setelah mengetahui seluk-beluk perang nikotin yang terjadi di bumi. Ragam bentuk isu mulai dari kesehatan, ekonomi, hingga isu lingkungan dijadikan alat oleh pemodal asing untuk merebut pasar rokok di negeri ini yang sepenuhnya dikuasai pengusaha dalam negeri lewat produk khas nusantara yang kerap disebut 'kretek'.<\/p>\n\n\n\n

                                                            Bagi Kang Sob, merokok itu peristiwa politik. Merokok adalah aksi untuk melawan upaya pihak-pihak yang ingin merusak industri hasil tembakau (IHT) Indonesia. Dengan merokok, kita berpolitik, bukan sekadar berpolitik untuk IHT, namun berpolitik untuk petani tembakau, petani cengkeh, buruh tani, pekerja-pekerja di pabrik-pabrik rokok, hingga pedagang asongan. <\/p>\n\n\n\n

                                                            Merokok itu sebuah bentuk keberpihakan. Berpihak pada nasib petani, berpihak kepada buruh tani dan pekerja pabrik, hingga akhirnya berpihak pada kedaulatan dan kemandirian bangsa lewat produk istimewa bernama kretek. Terang dan jelas dan lugas.<\/p><\/blockquote>\n\n\n\n

                                                            Ada syarat yang mesti dipenuhi untuk bisa bersikap seperti Kang Sob bersikap ketika menikmati sebatang rokok kretek. Syarat itu adalah berada dekat dengan petani dan para pekerja di sektor IHT, merasakan hidup dan kehidupan mereka sehari-hari. Tanpa itu, sulit menerka bagaimana sensasi yang dirasakan ketika kita merokok dengan tujuan lelaku politik.<\/p>\n\n\n\n

                                                            Dan itulah syarat yang dilalui Kang Sob hingga bisa merasakan ruh lelaku politik ketika Ia merokok. Bukan sekadar hidup dan berinteraksi lama dengan para petani tembakau, Kang Sob lebih jauh dari itu. Ia menuliskan kisah-kisah petani tembakau di Temanggung dalam disertasi doktoralnya\u2014kemudian diterbitkan penerbit KPG\u2014yang Ia beri judul 'Perlawanan Politik dan Puitik Petani Tembakau Temanggung'.<\/p>\n\n\n\n

                                                            Baca: Ada Campur Tangan Bloomberg dalam Surat Edaran Menkes terkait Pemblokiran Iklan Rokok<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                                            Usai membaca buku karya Kang Sob itu, saya lantas ingin merasakan langsung hidup dalam waktu cukup lama di lingkungan mereka yang menggantungkan hidup dari IHT. Merasakan perasaan yang dirasakan Kang Sob ketika merokok. Kesempatan itu pada akhirnya saya dapat di Munduk, Bali, dan Temanggung, Jawa Tengah, tempat Kang Sob melakukan riset untuk disertasinya.<\/p>\n\n\n\n

                                                            Di Munduk, saya tinggal di rumah milik petani cengkeh, hidup berminggu-minggu di lingkungan yang mayoritasnya petani dan buruh tani cengkeh. Saya jalan-jalan ke kebun cengkeh. Melihat petani merawat kebun mereka. Saat panen tiba, saya datang ke kebun untuk melihat dari dekat cengkeh dipanen pekerja pemetik cengkeh. Pada momen-momen itu semua, kretek kerap menjadi teman saya dan para petani cengkeh di Munduk. Di sanalah saya merasakan dengan jernih seperti apa itu perasaan keberpihakan, perlawanan, dan lelaku politis lewat menikmati sebatang kretek.<\/p>\n\n\n\n

                                                            Di Temanggung, lebih jauh lagi. Saya tak hanya melihat dari dekat bagaimana petani dan buruh tani menanam komoditas yang mendukung IHT. Di kabupaten yang diapit dua gunung itu, saya melihat secara langsung, bahkan menjadi salah satu pelaku yang mengelola manfaat IHT untuk keberlangsungan pendidikan anak-anak petani dan buruh tani tembakau lewat skema beasiswa. Di rumah-rumah petani di lereng gunung, di alun-alun kota, di kantor beasiswa KNPK, dan di banyak tempat lainnya di Temanggung, saya merasakan aktivitas merokok bukan sekadar untuk mengusir dingin cuaca pegunungan semata. Di sana saya mengekspresikan perlawanan lewat merokok. Melawan kesewenang-wenangan mereka anti-rokok yang hendak menghancurkan kehidupan banyak manusia.<\/p>\n","post_title":"Ekspresi Perlawanan Lewat Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"ekspresi-perlawanan-lewat-merokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-06 12:33:20","post_modified_gmt":"2019-07-06 05:33:20","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5843","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5841,"post_author":"877","post_date":"2019-07-05 12:42:06","post_date_gmt":"2019-07-05 05:42:06","post_content":"\r\n

                                                            Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

                                                            Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

                                                            https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
                                                            https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
                                                            https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
                                                            https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
                                                            https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
                                                            https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
                                                            https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
                                                            https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
                                                            https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
                                                            https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
                                                            https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

                                                            Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

                                                            \"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

                                                            Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

                                                            Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

                                                            Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

                                                            Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

                                                            Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

                                                            Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

                                                            Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

                                                            Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

                                                            Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

                                                            Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

                                                            Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_title":"Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"protes-petani-tembakau-temanggung-ke-kemkominfo","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2024-01-03 16:04:25","post_modified_gmt":"2024-01-03 09:04:25","post_content_filtered":"\r\n

                                                            Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

                                                            Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

                                                            https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
                                                            https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
                                                            https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
                                                            https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
                                                            https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
                                                            https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
                                                            https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
                                                            https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
                                                            https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
                                                            https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
                                                            https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

                                                            Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

                                                            \"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

                                                            Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

                                                            Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

                                                            Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

                                                            Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

                                                            Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

                                                            Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

                                                            Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

                                                            Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

                                                            Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

                                                            Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

                                                            Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5841","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5829,"post_author":"878","post_date":"2019-06-28 09:52:18","post_date_gmt":"2019-06-28 02:52:18","post_content":"\n

                                                            Rokok, terutama rokok kretek, memberi inspirasi bagi banyak orang. Baik itu inspirasi ketika menikmati kretek atau usai menikmati rokok kretek, juga inspirasi dari produk rokok kreteknya. Lebih jauh dari itu, seluk-beluk dunia kretek mulai dari pertanian tembakau dan cengkeh, proses produksi kretek, transaksi dagang kretek, dan segala hal yang terkait dengan dunia perkretekan menginspirasi begitu banyak orang untuk berkarya dalam rupa-rupa bentuk karya.<\/p>\n\n\n\n

                                                            Bagi para penikmat kretek sendiri, rupa-rupa pengalaman bersama kretek juga banyak datangkan kisah menarik. Yang paling kesohor tentu saja kisah K.H Agus Salim dengan diplomasi kreteknya yang membikin suasana di salah satu ruang istana kerajaan Inggris yang sebelumnya begitu kaku dan formil menjadi cair karenanya.<\/p>\n\n\n\n

                                                            Baca: Sosiawan Leak Bercerita Soal Rokok dan Do\u2019a<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                                            Bukan hanya K.H Agus Salim yang memiliki kisah kretek dengan luar negeri, ada banyak lainnya, salah satunya, Mahbub Djunaidi, tokoh Betawi, tokoh NU, wartawan jempolan, kolumnis produktif, dan banyak hal keren lainnya terkumpul dalam satu orang ini. Kekhasannya dalam menghasilkan karya tulis, mampu membikin tulisan bertema berat dalam kemasan humor dan enak dibaca, membikin hampir semua penulis Indonesia mengagumi tulisannya. Tulisan Mahbub Djunaidi terkait kretek, yang tayang di Koran Kompas pada 29 Maret 1987, lebih 32 tahun lalu, juga dikemas dalam suasana humor dan ringan dibaca namun sarat kritik yang menohok. <\/p>\n\n\n\n

                                                            Tulisan Mahbub Djunaidi tentang kretek yang diberi judul \u2018Kretek\u2019 ini juga relevan dengan kondisi saat ini, bagaimana asing begitu mendikte negara ini dalam hal menyikapi rokok kretek. Lewat kaum anti-rokok pihak asing hendak menyingkirkan kretek. Secara halus, begitu halus, Mahbub Djunaidi mengkritik asing itu. Saya sadur seluruhnya saja tulisan Mahbub Djunaidi 32 tahun lalu itu di sini.<\/p>\n\n\n\n

                                                            Kretek<\/h2>\n\n\n\n

                                                            Oleh: Mahbub Djunaidi<\/p>\n\n\n\n

                                                            Sekolah kolonialisme memang berbeda-beda. Yang satu lebih brutal dari yang lain, tapi dilihat dari bintang, hakikatnya sama: mempesiang bangsa lain sebagai usaha mencari sesuap nasi. Kolonial Inggris di daerah konsesi seperti Shanghai memperlakukan orang Cina tak lebih dari binatang. Di sebuah taman kota ada tulisan di pintu gerbangnya \u201cDilarang masuk: anjing dan orang Cina\u201d. Sampai sekarang tulisan itu tidak diangkat, agar generasi demi generasi mengerti betapa jahatnya sistem itu. Tapi, kolonial Belanda di negeri ini menganggap Cina lebih tinggi derajatnya dibanding\u00a0inlander<\/em>, penduduk anak negeri seperti kita-kita ini. Mereka membagi kereta api atau trem kota dalam tiga kelas. Kelas 1 khusus untuk orang Belanda. Kelas 2 untuk Cina dan Arab. Kelas 3 alias kelas kambing buat\u00a0inlander-inlander<\/em>\u00a0anak negeri.<\/p>\n\n\n\n

                                                            Baca: Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                                            Kecuali para nasionalis dan kaum pergerakan kebangsaan serta rakyat patriot yang bertekad merobohkan sistem itu, ada juga inlander <\/em>yang bersedia jadi budak untuk menggencet bangsa sendiri. Misalnya, para bupati dan pangreh praja yang jelek. Karena jiwanya memang dasar budak, dalam banyak hal mereka lebih nista dari tuannya sendiri. Dan karena jiwanya memang budak, mereka tak punya kepercayaan kepada kemampuan sendiri dan menganggap tuan asingnya bagai dewa putih yang berasal dari langit, dan dalam segala hal lebih unggul. Hubungan antara budak dan tuannya ini mirip dengan hubungan antara hewan sirkus dengan pelatihnya, menurut saja apa yang diperintahkan, dan meniru saja apa yang dicontohkan.<\/p>\n\n\n\n

                                                            Sisa jiwa inlander<\/em> ini masih ada juga sedikit bayak di alam kemerdekaan. Pangreh praja yang punya kegemaran menginjak ke bawah dan menjilat ke atas pada dasarnya tetap kehinggapan pembawaan inlander<\/em> itu. Seorang yang senantiasa menganggap asing itu hebat dan senantiasa benar dan unggul, sebenarnya merupakan inlander <\/em>gaya baru, dan mengidap unsur-unsur budak. Bawahan yang menganggap atasannya selalu perlu ditiru dan \u201cdigugu<\/em>\u201d, tak peduli apapun yang dilakukannya, pada dasarnya punya tabiat orang jajahan, tak punya karakter bangsa mereka. Kerdil, penakut, melayang kemana angin bertiup, merupakan pakaian sehari-hari.<\/p>\n\n\n\n

                                                            Sementara itu, jika seorang nyonya tidak sudi cangking tas kecuali merek Louis Vuitton walau bikinan Cibaduyut tak kalah bagusnya, berdandan dengan ramuan Yves Saint Laurent serta baju merek Calvin Klein, berkat dorongan anggapan bikinan asing itu dahsyat dan mampu naikkan gengsi, apakah terhadapnya kena pula julukan inlander<\/em> gaya baru?<\/p>\n\n\n\n

                                                            Oh, bisa iya dan bisa juga bukan. Jangan-jangan sang nyonya memang patriot sejati, tapi karena kebanyakan uang menjadi sedikit bingung dan hilang keseimbangan. Atau seorang suami yang sudi memakai ikat pinggang merek Etienne Aigner dan domper merek Cartier dan hanya siap berangkat golf dengan kaos merek Lacosre, apakah inlander <\/em>gaya baru? juga bisa iya dan bisa juga tidak. Boleh jadi tokoh kita ini seorang pecinta tanah air berikut produksinya, tapi sekedar menjaga martabat dan gengsi, tak menjadi apa melekatkan barang-barang mahal ke tubuh satu-satunya.<\/p>\n\n\n\n

                                                            Kawan saya yang tidak mau disebut inlander<\/em> baik gaya lama maupun baru, bertekad bulat kepingin menggunakan apa saja yang buatan dalam negeri, walau dia sama sekali tidak pernah ketemu Menteri Ginanjar Kartasasmita. Ia tidak merasa perlu memakai baju merek Charles Jourdan atau Lanvin, melainkan cukup bikinan Tegalparang yang tak beda dengan kemeja bikinan manapun di atas dunia. Ia tak merasa perlu pakai kaos merek Benetton karena produksi pinggiran kota Bandung sudah lebih dari cukup.<\/p>\n\n\n\n

                                                            Dan untuk lebih membikin dia bukan inlander<\/em> yang kurang percaya harga diri sendiri, begitu mau berangkat ke luar negeri ia kempit berbungkus-bungkus rokok kretek, bukan Marlboro atau Camel atau Lucky Strike, yang kecuali untuk gengsi, asapnya biasa-biasa saja, tapi, begitu ia naik pesawat Air France, seorang pramugari menghampirinya.<\/p>\n\n\n\n

                                                            \u201cMaaf, tuan hisap apa? Apa tuan hisap Hashish? Apa tuan sudi ganti rokok yang biasa-biasa saja?\u201d<\/p>\n\n\n\n

                                                            \u201cini bukan hashish. Ini tembakau biasa campur cengkeh,\u201d jawab kawan saya. Dan karena tekadnya yang teguh mau menghisap rokok produksi negeri sendiri, kawan saya itu nekad hisap rokok kretek lagi di atas pesawat milik maskapai British Airways. Pada saat asapnya ngepul, datang lagi menghampiri seorang pramugari.<\/p>\n\n\n\n

                                                            \u201cWah, bau apa itu? Apa ganja? Apa tuan bisa ganti yang lain saja? Para penumpang di sini idak biasa mengendus bau itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

                                                            \u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

                                                            Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

                                                            Kompas, 29 Maret 1987
                                                            <\/p>\n\n\n\n


                                                            <\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

                                                            Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

                                                            Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

                                                            Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

                                                            Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                                            Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

                                                            Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

                                                            Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

                                                            Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

                                                            Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

                                                            Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

                                                            Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
                                                            <\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

                                                            Paling Populer

                                                            \n

                                                            Baca: Mitologi Munculnya Srintil, Tembakau Terbaik dan Termahal di Dunia<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                                            Namun demikian tembakau rajangan Temanggung dikenal memiliki kualitas yang baik dan nilai ekonomi yang tinggi dibandingkan jenis-jenis tembakau dari daerah lain. Oleh masyarakat setempat, khususnya pada jenis-jenis tembakau yang berasal dari daerah lereng timur Sumbing juga di sebagian kecil lereng Sindoro dan Prahu, seringkali lebih berfungsi sebagai pemberi rasa dan aroma (flavor grade<\/em>).<\/p>\n\n\n\n

                                                            Tembakau jenis ini diibaratkan serupa lauk pada sepiring nasi. Tak heran masyarakat setempat secara lingua franca<\/em> menamainya \u201ctembakau lauk.\u201d Disebut demikian karena jenis ini memiliki rasa dan aroma khas.<\/p>\n\n\n\n

                                                            Jenis ini berfungsi sebagai bahan racikan (bland<\/em>), di mana komposisi tembakau Temanggung berkisar antara 12--24% bercampur dengan beragam jenis tembakau lokal daerah lain untuk membuat sebuah produk kretek.<\/p>\n\n\n\n

                                                            Jika cerutu Kuba baru diakui kualitasnya setelah dicampur tembakau Vuelta Abajo, maka kretek<\/em> produksi Indonesia belum absah sebagai kretek<\/em> terbaik jika tak mengandung tembakau Srinthil dari Temanggung. Tak heran Mark Hanusz dalam \u201cThe Culture and Heritage of Indonesia\u2019s Clove Cigarette\u201d<\/em> (2000) menjuluki tembakau lauk asal Temanggung itu sebagai \u2018Vuelta Abajo\u2019-nya Indonesia.<\/p>\n\n\n\n

                                                            Bicara kualitas mutu tembakau sendiri dipengaruhi oleh posisi daun pada batang. Semakin tinggi posisi daunnya semakin tinggi mutunya. Makin tinggi posisi daun makin tinggi kadar nikotinnya. Juga semakin tinggi tempat tanamnya, maka umur tanaman menjadi semakin panjang. Semakin panjang umur tanaman tembakau, maka waktu untuk mengakumulasi nikotin juga semakin panjang. Ini mempengaruhi kadar nikotin dalam daun tembakau.<\/p>\n\n\n\n

                                                            Sebutlah itu tembakau Lamuk<\/em>. Ini ialah jenis mutu tembakau terbaik. Dihasilkan di lereng utara dan timur Sumbing. Tembakau Lamsi juga berasal dari lereng utara dan timur gunung itu, kualitasnya berada di bawah jenis Lamuk. Tembakau Paksi berasal dari lahan tegal di lereng utara dan timur Sindoro.<\/p>\n\n\n\n

                                                            Tembakau Toalo berasal dari lereng barat dan selatan Sumbing, berada di Desa Tegalrejo sampai Parakan. Tembakau Kidul berasal dari lereng timur Sumbing yang berbatasan dengan penghasil jenis Lamsi dan Tionggang. Jenis Tionggang atau juga biasa disebut tembakau sawah<\/em> dihasilkan dari lahan sawah di sebelah selatan dan tenggara Sindoro. Tembakau Swanbing adalah tembakau yang dihasilkan di lereng Prahu.<\/p>\n\n\n\n

                                                            Nah<\/em>, posisi tembakau Srinthil berada di puncak hirarki dari tembakau lauk. Selama ini, fenomena Srinthil tercatat hanya biasa muncul di Desa Legoksari, Losari, Pagergunung, Pagersari, Tlilir, Wonosari, Bansari, Wonotirto, Banaran, Gandu, Gedegan dan Kemloko.<\/p><\/blockquote>\n\n\n\n

                                                            Srinthil juga rasanya lebih berat. Hasil analisis Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat pada 2013 terhadap contoh tembakau Srinthil, ternyata memiliki kadar nikotin bervariasi antara 5,05%--7,58%.<\/p>\n\n\n\n

                                                            Fenomena Srinthil hanya dapat muncul dari hasil tembakau yang dihasilkan di daerah dengan ketinggian di atas 800 m dpl. Akan tetapi tidak semua tempat di ketinggian itu serta-merta dapat menghasilkan Srinthil. Bahkan pada lahan yang sama di masa panen berbeda, bisa jadi pada suatu momen tertentu menghasilkan Srinthil tetapi pada momen lain ternyata tidak.<\/p>\n\n\n\n

                                                            Berdasarkan penuturan petani, khususnya penghasil\u00a0Srinthil<\/em>, mutu istimewa itu hanya akan terjadi bila cuaca selama musim tanam tembakau sangat kering dan muncul dari jenis varitas tembakau lokal yang bernama\u00a0Kemloko<\/em>,\u00a0Kemloko 1<\/em>\u00a0dan\u00a0Kemloko 2<\/em>.<\/p>\n\n\n\n

                                                            Baca: Tembakau Lauk dari Temanggung<\/p>\n\n\n\n

                                                            Setelah daun tembakau itu dipetik dan digulung rapi, sebelum dirajang, petani di daerah-daerah tersebut di atas akan berharap-harap cemas bisa menghasilkan Srinthil. Pemeraman bertujuan mengubah warna daun dari hijau menjadi kuning sampai coklat. Muncul puthur kuning<\/em> saat diperam, demikian sering disebut oleh masyarakat lokal. Puthur kuning<\/em> yaitu semacam mikro organisme berwarna kuning dan mengeluarkan cairan dan aroma mirip alkohol.<\/p>\n\n\n\n

                                                            Pemeraman sendiri merupakan proses fermentasi yang dikatalisir oleh enzim-enzim tertentu. Proses ini dilakukan secara alami, mengandalkan sumber energi hasil pemecahan pati menjadi gula dan selanjutnya gula menjadi CO2 dan H2O ditambah energi.<\/strong><\/p>\n\n\n\n

                                                            Daun yang berpotensi menjadi Srinthil mulai diketahui setelah diperam lima hari. Daun itu berubah warna menjadi coklat kehitaman. Pemeraman akan diteruskan jika muncul tanda-bahwa menjadi Srinthil. Daun tembakau yang diperam itu tidak bakalan busuk, bila dirajang tidak menghasilkan struktur seperti serat tetapi menjadi hancur menggumpal, dan bila telah kering berwarna coklat kehitaman sampai hitam cerah dan mengkilat.<\/p>\n\n\n\n

                                                            Pada \u201ctembakau temanggungan\u201d demikian lazim disebut, kualitas mutu rendah yang berasal dari daun posisi bawah cenderung memiliki warna hijau kekuningan cerah; sedang semakin tinggi mutunya yang berasal dari daun posisi atas maka warnanya juga cenderung menjadi makin kehitaman bahkan hitam berkilat (bahasa Jawa: \u201cnyamber lilen\u201d<\/em>).<\/p>\n\n\n\n

                                                            Kualitas mutu yang berbeda juga berpengaruh pada harga yang berbeda. Jika harga rerata tembakau per kilogram di Temanggung berkisar antara Rp40.000 hingga Rp125.000, maka untuk jenis Srinthil harganya bisa berkisar antara  Rp600.000 hingga 1 juta.<\/p>\n\n\n\n

                                                            Secara keseluruhan, merujuk pada buku yang berjudul Kretek\u2014Kajian Ekonomi dan Budaya 4 Kota<\/em> diestimasi, peredaran uang selama musim penanaman hingga masa panen di Temanggung mencapai lebih dari 2 triliun. Angka ini tentu sangat fantastis, melebihi buget APBD Kabupaten Temanggung pada 2018.<\/p>\n\n\n\n

                                                            Sejauh ini, ilmu pengetahuan modern, khususnya di pusat-pusat penelitian budidaya tembakau, secara saintifik memang belum mampu mengungkap secara ilmiah rahasia dari kemunculan sang primadona itu. Berbagai eksperimen untuk menghasilkan tembakau dengan kualitas mutu Srinthil<\/em> tentu telah dilakukan berulang kali.<\/h4>\n\n\n\n

                                                            Dengan memanfaatkan mikroorganisme yakni puthur kuning<\/em>, yaitu dengan mekanisme diisolasi, inokulasi dan disemprotkan ke daun tembakau, tapi ternyata hasilnya tetap saja nisbi tidak terjadi. Mikroorganisme itu tak berhasil berkembang sehingga pemeraman daun tembakau itu akhirnya juga tidak berhasil mengeluakan kualitas mutu Srinthil. Ya, selalu gagal.<\/p>\n\n\n\n

                                                            Karena kualitas mutu Srinthil tidak bisa diciptakan, maka kedatangan si primadona ini oleh masyarakat Temanggung sering dilekatkan dengan aspek mistik. Konon, daun tembakau yang bakal menjadi Srinthil itu, pada malam hari akan tampak mengeluarkan cahaya kuning di kegelapan.<\/p>\n\n\n\n

                                                            Sebagian masyarakat petani percaya, cahaya itu diturunkan oleh para dewa di langit. Srinthil bagi mereka adalah suatu \u2018pulung\u2019 <\/em>atau \u2018ndaru rigen\u2019<\/em>, sebuah keberuntungan atau berkah yang tidak dapat direncanakan oleh manusia dan semata terjadi karena kuasa Tuhan.<\/p>\n","post_title":"Primadona Itu Bernama Srinthil","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"primadona-itu-bernama-srinthil","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-12 10:42:26","post_modified_gmt":"2019-07-12 03:42:26","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5855","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5849,"post_author":"877","post_date":"2019-07-08 11:42:15","post_date_gmt":"2019-07-08 04:42:15","post_content":"\n

                                                            Dari tahun 2007 hingga pertengahan 2015, terdeteksi banyak organisasi jumlahlnya kurang lebih 20an organisasi, lembaga penelitian pemerintah maupun kemasyaratan hingga keagaman yang ada di Indonesia, justru membawa agenda titipan asing, dengan program pengendalian tembakau. Melalui Bloomberg Initiative, kucuran dana itu sampai mengalir. Sebab, Indonesia dijadikan salah satu target utama karena tembakau yang ada 100% sebagai bahan dasar rokok kretek. Sedangkan asing dalam hal ini Bloomberg Initiative punya keinginan berbeda, yaitu mengusai bahan nikotin yang ada di daun tembakau. <\/p>\n\n\n\n

                                                            Adanya kucuran dana yang menyuburkan dari Bloomberg Initiative, menjadikan organisasi atau lembaga di Indonesia  yang tidak memiliki jiwa potriotisme akan berlomba-lomba untuk mendapatkan dana tersebut. Bahkan ada juga organisasi yang menamakan diri sebagai pusat kajian sosial di bawah Universitas terkemuka di Indonesia, rela bekerjasama dengan Bloomberg Initiative. Seperti halnya Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia disingkat PKJS UI, yang dipromotori oleh Prof. dr. Hasbullah Thabrani, MPH dan kawan-kawan. <\/p>\n\n\n\n

                                                            PKJS UI berdiri pada tanggal 14 September 2015, tujuannya sangat mulia, yaitu untuk menjembatani kebutuhan pusat penelitian jaminan sosial berbasis akademik, dan fokus pada program jaminan sosial di Indonesia. PKJS UI ini, sebagai langkah awal untuk persiapan membuat program Magister Jaminan Sosial di Indonesia. Semestinya PKJS UI, sebagai organisasi atau pusat kajian yang lahir dan berkembang di Indonesia, wajib memberikan perlindungan sosial terhadap seluruh masyarakat Indonesia, tidak terkecuali masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada sektor pertembakaun. <\/p>\n\n\n\n

                                                            Dari hulu hingga hilir, ada sekitar 6,1juta jiwa serapan tenaga kerja pertembakauan, baik sebagai petani tembakau, petani cengkeh dan buruh\/karyawan rokok kretek. Perkebunan tembakau tersebar di 15 provinsi dan perkebunan cengkeh ada di 30 provinsi. Sektor pertembakauan mampu memberikan sumbangan APBN 8.92%, prosentasi yang fantastis dibanding pemasukan minyak dan gas (migas) yang hanya mampu 3.03%. <\/p>\n\n\n\n

                                                            Tidak hanya itu, sektor pertembakauan di Indonesia punya sejarah panjang memiliki fungsi sosial dan budaya dalam kehidupan masyarakat. Satu-satunya sektor perdagangan yang mampu bertahan dimasa penjajahan disaat perekonomian bangsa Indonesia hancur. Pertembakauan sektor yang paling mandiri dari hulu hingga hilir, tidak pernah sekalipun mendapatkan subsidi dari Negara. Yang ada sebaliknya, Negara selalu meminta keuntungan lebih, dan tanpa modal. Sektor pertembakauan tahan krisis dan memiliki multiplier effect<\/em>, artinya usaha lain maju dan berkembang sangat dipengaruhi keberadaan pertembakauan. Dampak langsung, semisal di Temanggung banyak pengrajin keranjang yang bisa menikmati hasilnya saat panen tembakau. Di Kudus, dari percetakan hingga pasar tradisional menjadi ramai ketika permintaan rokok kretek meningkat. <\/p>\n\n\n\n

                                                            1. Roadmap Upaya Pengendalian Belanja Rokok dari Dana Bantuan Sosial (Januari 2019)<\/li>
                                                            2. Bantuan Sosial, Rokok dan Indikator Sosial Ekonomi di Indonesia (Januari 2019)<\/li>
                                                            3. Dukungan Publik Terhadap Kenaikan Cukai Rokok untuk Pendanaan JKN (Agustus 2018)<\/li>
                                                            4. Dukungan Publik Terhadap Kenaikan Harga Rokok (Juli 2018)<\/li>
                                                            5. Perilaku Merokok Orang Tua dan Dampaknya Terhadap Stunting, Kecerdasan, dan Kemiskinan: Bukti Empiris dari Data Panel IFLS (Juni 2018)<\/li><\/ol>\n\n\n\n

                                                              Bloomberg Initiative, adalah program filantropis yang dilakukan oleh pengusaha media dan layanan data keuangan berbasis di Amerika Serikat bernama Michael Bloomberg. Pada tahun 2006, ia mendonasikan uangnya sebesar 125 juta dolar AS dan pada tahun 2008 berjumlah 250 juta dolar AS untuk pendanaan kegiatan pengendalian tembakau, termasuk di Indonesia. Tiap tahunnya besaran donasi selalu meningkat.<\/p>\n\n\n\n

                                                              Donasi tersebut tidak murni sumbangan, ada muatan dan hubungannya dengan farmasi, melalui sahabat karibnya sekaligus penasihatnya bernama William R. Brody menjabat sebagai direktur Novartis. Berawal dari hasil penelitian lembaga kesehatan modern di Amerika, Surgeon General, bahwa nikotin pada tembakau dapat membuat ketergantuangan. Oleh ahli farmakologi, nikotin pada tembakau banyak manfaat untuk obat terapi dan pengobatan. Lain itu, nikotin pada tembakau sangat bermanfaat sebagai obat nyeri, gelisah, depresi dan juga dapat meningkatkan konsentrasi. <\/p>\n\n\n\n

                                                              Melihat dari manfaat nikotin dalam tembakau inilah memunculkan niat pengambilalihan bisnis nikotin pada tembakau. Namun sayangnya, niatan itu belum terwujud, karena penggunaan tembakau masih terkuasai oleh industri rokok.  Selain kebutuhan tembakau untuk bahan dasar rokok masih relative besar, juga tidak bisa menyaingi pabrikan rokok perihal harga pembelian tembakau. <\/p>\n\n\n\n

                                                              Untuk itu, isu yang digulirkan adalah memerangi atau mengendalikan tembakau, bahkan sampai bagaimana caranya agar tembakau tidak dibuat bahan baku rokok. Satu-satunya jalan bersekutu dengan industri farmasi. Dilanjutkan berhasil memasukkan agenda kerangka kebijakan international dalam organisasi kesehatan dunia (WHO). Upaya pengambilalihan bisnis nikotin tersebut sebetulnya terjadi di berbagai Negara, termasuk Indonesia. Aliran dana digelontorkan besar-besaran mengalir ke lembaga-lembaga kesehatan, organisasi masyarakat bahkan sampai lembaga keagamaan, inilah yang dinamai politik dagang tingkat tinggi.<\/p>\n\n\n\n

                                                              Untuk itu, marilah lembaga-lembaga, atau kajian-kajian yang lahir dan berkembang di Indonesia, agar lebih sensitif dan peka, mendahulukan kepentingan nasional dari pada kepentingan asing. Melindungi kepentingan masyarakat pribumi lebih penting dari pada melindungi kepentingan dagang asing. Jiwa nasionalisme dan patriotik sangat dibutuhkan untuk membangun bangsa menuju masa depan yang lebih baik.   
                                                              <\/p>\n","post_title":"Selingkuh PKJS UI dengan Kepentingan Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"selingkuh-pkjs-ui-dengan-kepentingan-asing","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-08 11:42:23","post_modified_gmt":"2019-07-08 04:42:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5849","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5843,"post_author":"878","post_date":"2019-07-06 12:33:13","post_date_gmt":"2019-07-06 05:33:13","post_content":"\n

                                                              Jika seseorang ditanya mengapa ia merokok, jawaban yang paling sering didengar: untuk relaksasi, teman rehat, rekan berkarya, dan semua hal yang mengalir ke muara bernama kenikmatan. Hampir semua berkutat di sekitar itu. Yang sedikit berbeda, ada juga yang menjawab supaya lebih enak ketika mengobrol dengan teman yang juga merokok, atau untuk mengusir hawa dingin yang mengepung tubuh.<\/p>\n\n\n\n

                                                              Adalah Muhamad Sobary, seorang budayawan, penulis produktif, dan peneliti jempolan yang memiliki jawaban lain dari yang lain. Muhamad Sobary baru mulai merokok pada usia 59 tahun. Usia yang terlampau telat untuk memulai merokok. Di saat kebanyakan perokok lain memutuskan berhenti merokok di usia senja, laki-laki yang biasa disapa 'Kang Sob' ini malah baru mulai merokok.<\/p>\n\n\n\n

                                                              Baca: Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                                              Menurutnya, keputusan mulai merokok di usia senja Ia pilih sesaat setelah mengetahui seluk-beluk perang nikotin yang terjadi di bumi. Ragam bentuk isu mulai dari kesehatan, ekonomi, hingga isu lingkungan dijadikan alat oleh pemodal asing untuk merebut pasar rokok di negeri ini yang sepenuhnya dikuasai pengusaha dalam negeri lewat produk khas nusantara yang kerap disebut 'kretek'.<\/p>\n\n\n\n

                                                              Bagi Kang Sob, merokok itu peristiwa politik. Merokok adalah aksi untuk melawan upaya pihak-pihak yang ingin merusak industri hasil tembakau (IHT) Indonesia. Dengan merokok, kita berpolitik, bukan sekadar berpolitik untuk IHT, namun berpolitik untuk petani tembakau, petani cengkeh, buruh tani, pekerja-pekerja di pabrik-pabrik rokok, hingga pedagang asongan. <\/p>\n\n\n\n

                                                              Merokok itu sebuah bentuk keberpihakan. Berpihak pada nasib petani, berpihak kepada buruh tani dan pekerja pabrik, hingga akhirnya berpihak pada kedaulatan dan kemandirian bangsa lewat produk istimewa bernama kretek. Terang dan jelas dan lugas.<\/p><\/blockquote>\n\n\n\n

                                                              Ada syarat yang mesti dipenuhi untuk bisa bersikap seperti Kang Sob bersikap ketika menikmati sebatang rokok kretek. Syarat itu adalah berada dekat dengan petani dan para pekerja di sektor IHT, merasakan hidup dan kehidupan mereka sehari-hari. Tanpa itu, sulit menerka bagaimana sensasi yang dirasakan ketika kita merokok dengan tujuan lelaku politik.<\/p>\n\n\n\n

                                                              Dan itulah syarat yang dilalui Kang Sob hingga bisa merasakan ruh lelaku politik ketika Ia merokok. Bukan sekadar hidup dan berinteraksi lama dengan para petani tembakau, Kang Sob lebih jauh dari itu. Ia menuliskan kisah-kisah petani tembakau di Temanggung dalam disertasi doktoralnya\u2014kemudian diterbitkan penerbit KPG\u2014yang Ia beri judul 'Perlawanan Politik dan Puitik Petani Tembakau Temanggung'.<\/p>\n\n\n\n

                                                              Baca: Ada Campur Tangan Bloomberg dalam Surat Edaran Menkes terkait Pemblokiran Iklan Rokok<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                                              Usai membaca buku karya Kang Sob itu, saya lantas ingin merasakan langsung hidup dalam waktu cukup lama di lingkungan mereka yang menggantungkan hidup dari IHT. Merasakan perasaan yang dirasakan Kang Sob ketika merokok. Kesempatan itu pada akhirnya saya dapat di Munduk, Bali, dan Temanggung, Jawa Tengah, tempat Kang Sob melakukan riset untuk disertasinya.<\/p>\n\n\n\n

                                                              Di Munduk, saya tinggal di rumah milik petani cengkeh, hidup berminggu-minggu di lingkungan yang mayoritasnya petani dan buruh tani cengkeh. Saya jalan-jalan ke kebun cengkeh. Melihat petani merawat kebun mereka. Saat panen tiba, saya datang ke kebun untuk melihat dari dekat cengkeh dipanen pekerja pemetik cengkeh. Pada momen-momen itu semua, kretek kerap menjadi teman saya dan para petani cengkeh di Munduk. Di sanalah saya merasakan dengan jernih seperti apa itu perasaan keberpihakan, perlawanan, dan lelaku politis lewat menikmati sebatang kretek.<\/p>\n\n\n\n

                                                              Di Temanggung, lebih jauh lagi. Saya tak hanya melihat dari dekat bagaimana petani dan buruh tani menanam komoditas yang mendukung IHT. Di kabupaten yang diapit dua gunung itu, saya melihat secara langsung, bahkan menjadi salah satu pelaku yang mengelola manfaat IHT untuk keberlangsungan pendidikan anak-anak petani dan buruh tani tembakau lewat skema beasiswa. Di rumah-rumah petani di lereng gunung, di alun-alun kota, di kantor beasiswa KNPK, dan di banyak tempat lainnya di Temanggung, saya merasakan aktivitas merokok bukan sekadar untuk mengusir dingin cuaca pegunungan semata. Di sana saya mengekspresikan perlawanan lewat merokok. Melawan kesewenang-wenangan mereka anti-rokok yang hendak menghancurkan kehidupan banyak manusia.<\/p>\n","post_title":"Ekspresi Perlawanan Lewat Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"ekspresi-perlawanan-lewat-merokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-06 12:33:20","post_modified_gmt":"2019-07-06 05:33:20","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5843","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5841,"post_author":"877","post_date":"2019-07-05 12:42:06","post_date_gmt":"2019-07-05 05:42:06","post_content":"\r\n

                                                              Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

                                                              Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

                                                              https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
                                                              https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
                                                              https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
                                                              https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
                                                              https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
                                                              https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
                                                              https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
                                                              https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
                                                              https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
                                                              https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
                                                              https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

                                                              Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

                                                              \"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

                                                              Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

                                                              Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

                                                              Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

                                                              Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

                                                              Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

                                                              Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

                                                              Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

                                                              Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

                                                              Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

                                                              Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

                                                              Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_title":"Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"protes-petani-tembakau-temanggung-ke-kemkominfo","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2024-01-03 16:04:25","post_modified_gmt":"2024-01-03 09:04:25","post_content_filtered":"\r\n

                                                              Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

                                                              Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

                                                              https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
                                                              https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
                                                              https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
                                                              https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
                                                              https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
                                                              https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
                                                              https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
                                                              https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
                                                              https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
                                                              https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
                                                              https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

                                                              Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

                                                              \"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

                                                              Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

                                                              Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

                                                              Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

                                                              Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

                                                              Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

                                                              Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

                                                              Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

                                                              Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

                                                              Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

                                                              Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

                                                              Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5841","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5829,"post_author":"878","post_date":"2019-06-28 09:52:18","post_date_gmt":"2019-06-28 02:52:18","post_content":"\n

                                                              Rokok, terutama rokok kretek, memberi inspirasi bagi banyak orang. Baik itu inspirasi ketika menikmati kretek atau usai menikmati rokok kretek, juga inspirasi dari produk rokok kreteknya. Lebih jauh dari itu, seluk-beluk dunia kretek mulai dari pertanian tembakau dan cengkeh, proses produksi kretek, transaksi dagang kretek, dan segala hal yang terkait dengan dunia perkretekan menginspirasi begitu banyak orang untuk berkarya dalam rupa-rupa bentuk karya.<\/p>\n\n\n\n

                                                              Bagi para penikmat kretek sendiri, rupa-rupa pengalaman bersama kretek juga banyak datangkan kisah menarik. Yang paling kesohor tentu saja kisah K.H Agus Salim dengan diplomasi kreteknya yang membikin suasana di salah satu ruang istana kerajaan Inggris yang sebelumnya begitu kaku dan formil menjadi cair karenanya.<\/p>\n\n\n\n

                                                              Baca: Sosiawan Leak Bercerita Soal Rokok dan Do\u2019a<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                                              Bukan hanya K.H Agus Salim yang memiliki kisah kretek dengan luar negeri, ada banyak lainnya, salah satunya, Mahbub Djunaidi, tokoh Betawi, tokoh NU, wartawan jempolan, kolumnis produktif, dan banyak hal keren lainnya terkumpul dalam satu orang ini. Kekhasannya dalam menghasilkan karya tulis, mampu membikin tulisan bertema berat dalam kemasan humor dan enak dibaca, membikin hampir semua penulis Indonesia mengagumi tulisannya. Tulisan Mahbub Djunaidi terkait kretek, yang tayang di Koran Kompas pada 29 Maret 1987, lebih 32 tahun lalu, juga dikemas dalam suasana humor dan ringan dibaca namun sarat kritik yang menohok. <\/p>\n\n\n\n

                                                              Tulisan Mahbub Djunaidi tentang kretek yang diberi judul \u2018Kretek\u2019 ini juga relevan dengan kondisi saat ini, bagaimana asing begitu mendikte negara ini dalam hal menyikapi rokok kretek. Lewat kaum anti-rokok pihak asing hendak menyingkirkan kretek. Secara halus, begitu halus, Mahbub Djunaidi mengkritik asing itu. Saya sadur seluruhnya saja tulisan Mahbub Djunaidi 32 tahun lalu itu di sini.<\/p>\n\n\n\n

                                                              Kretek<\/h2>\n\n\n\n

                                                              Oleh: Mahbub Djunaidi<\/p>\n\n\n\n

                                                              Sekolah kolonialisme memang berbeda-beda. Yang satu lebih brutal dari yang lain, tapi dilihat dari bintang, hakikatnya sama: mempesiang bangsa lain sebagai usaha mencari sesuap nasi. Kolonial Inggris di daerah konsesi seperti Shanghai memperlakukan orang Cina tak lebih dari binatang. Di sebuah taman kota ada tulisan di pintu gerbangnya \u201cDilarang masuk: anjing dan orang Cina\u201d. Sampai sekarang tulisan itu tidak diangkat, agar generasi demi generasi mengerti betapa jahatnya sistem itu. Tapi, kolonial Belanda di negeri ini menganggap Cina lebih tinggi derajatnya dibanding\u00a0inlander<\/em>, penduduk anak negeri seperti kita-kita ini. Mereka membagi kereta api atau trem kota dalam tiga kelas. Kelas 1 khusus untuk orang Belanda. Kelas 2 untuk Cina dan Arab. Kelas 3 alias kelas kambing buat\u00a0inlander-inlander<\/em>\u00a0anak negeri.<\/p>\n\n\n\n

                                                              Baca: Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                                              Kecuali para nasionalis dan kaum pergerakan kebangsaan serta rakyat patriot yang bertekad merobohkan sistem itu, ada juga inlander <\/em>yang bersedia jadi budak untuk menggencet bangsa sendiri. Misalnya, para bupati dan pangreh praja yang jelek. Karena jiwanya memang dasar budak, dalam banyak hal mereka lebih nista dari tuannya sendiri. Dan karena jiwanya memang budak, mereka tak punya kepercayaan kepada kemampuan sendiri dan menganggap tuan asingnya bagai dewa putih yang berasal dari langit, dan dalam segala hal lebih unggul. Hubungan antara budak dan tuannya ini mirip dengan hubungan antara hewan sirkus dengan pelatihnya, menurut saja apa yang diperintahkan, dan meniru saja apa yang dicontohkan.<\/p>\n\n\n\n

                                                              Sisa jiwa inlander<\/em> ini masih ada juga sedikit bayak di alam kemerdekaan. Pangreh praja yang punya kegemaran menginjak ke bawah dan menjilat ke atas pada dasarnya tetap kehinggapan pembawaan inlander<\/em> itu. Seorang yang senantiasa menganggap asing itu hebat dan senantiasa benar dan unggul, sebenarnya merupakan inlander <\/em>gaya baru, dan mengidap unsur-unsur budak. Bawahan yang menganggap atasannya selalu perlu ditiru dan \u201cdigugu<\/em>\u201d, tak peduli apapun yang dilakukannya, pada dasarnya punya tabiat orang jajahan, tak punya karakter bangsa mereka. Kerdil, penakut, melayang kemana angin bertiup, merupakan pakaian sehari-hari.<\/p>\n\n\n\n

                                                              Sementara itu, jika seorang nyonya tidak sudi cangking tas kecuali merek Louis Vuitton walau bikinan Cibaduyut tak kalah bagusnya, berdandan dengan ramuan Yves Saint Laurent serta baju merek Calvin Klein, berkat dorongan anggapan bikinan asing itu dahsyat dan mampu naikkan gengsi, apakah terhadapnya kena pula julukan inlander<\/em> gaya baru?<\/p>\n\n\n\n

                                                              Oh, bisa iya dan bisa juga bukan. Jangan-jangan sang nyonya memang patriot sejati, tapi karena kebanyakan uang menjadi sedikit bingung dan hilang keseimbangan. Atau seorang suami yang sudi memakai ikat pinggang merek Etienne Aigner dan domper merek Cartier dan hanya siap berangkat golf dengan kaos merek Lacosre, apakah inlander <\/em>gaya baru? juga bisa iya dan bisa juga tidak. Boleh jadi tokoh kita ini seorang pecinta tanah air berikut produksinya, tapi sekedar menjaga martabat dan gengsi, tak menjadi apa melekatkan barang-barang mahal ke tubuh satu-satunya.<\/p>\n\n\n\n

                                                              Kawan saya yang tidak mau disebut inlander<\/em> baik gaya lama maupun baru, bertekad bulat kepingin menggunakan apa saja yang buatan dalam negeri, walau dia sama sekali tidak pernah ketemu Menteri Ginanjar Kartasasmita. Ia tidak merasa perlu memakai baju merek Charles Jourdan atau Lanvin, melainkan cukup bikinan Tegalparang yang tak beda dengan kemeja bikinan manapun di atas dunia. Ia tak merasa perlu pakai kaos merek Benetton karena produksi pinggiran kota Bandung sudah lebih dari cukup.<\/p>\n\n\n\n

                                                              Dan untuk lebih membikin dia bukan inlander<\/em> yang kurang percaya harga diri sendiri, begitu mau berangkat ke luar negeri ia kempit berbungkus-bungkus rokok kretek, bukan Marlboro atau Camel atau Lucky Strike, yang kecuali untuk gengsi, asapnya biasa-biasa saja, tapi, begitu ia naik pesawat Air France, seorang pramugari menghampirinya.<\/p>\n\n\n\n

                                                              \u201cMaaf, tuan hisap apa? Apa tuan hisap Hashish? Apa tuan sudi ganti rokok yang biasa-biasa saja?\u201d<\/p>\n\n\n\n

                                                              \u201cini bukan hashish. Ini tembakau biasa campur cengkeh,\u201d jawab kawan saya. Dan karena tekadnya yang teguh mau menghisap rokok produksi negeri sendiri, kawan saya itu nekad hisap rokok kretek lagi di atas pesawat milik maskapai British Airways. Pada saat asapnya ngepul, datang lagi menghampiri seorang pramugari.<\/p>\n\n\n\n

                                                              \u201cWah, bau apa itu? Apa ganja? Apa tuan bisa ganti yang lain saja? Para penumpang di sini idak biasa mengendus bau itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

                                                              \u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

                                                              Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

                                                              Kompas, 29 Maret 1987
                                                              <\/p>\n\n\n\n


                                                              <\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

                                                              Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

                                                              Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

                                                              Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

                                                              Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                                              Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

                                                              Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

                                                              Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

                                                              Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

                                                              Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

                                                              Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

                                                              Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
                                                              <\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

                                                              Paling Populer

                                                              \n

                                                              Dengan jenis tanah, ketinggian, suhu, paparan sinar matahari dan ketersediaan air yang berbeda-beda, maka setiap kecamatan penghasil tembakau di Temanggung memiliki produktivitas lahan dan mutu daun tembakau yang beragam pula.<\/p>\n\n\n\n

                                                              Baca: Mitologi Munculnya Srintil, Tembakau Terbaik dan Termahal di Dunia<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                                              Namun demikian tembakau rajangan Temanggung dikenal memiliki kualitas yang baik dan nilai ekonomi yang tinggi dibandingkan jenis-jenis tembakau dari daerah lain. Oleh masyarakat setempat, khususnya pada jenis-jenis tembakau yang berasal dari daerah lereng timur Sumbing juga di sebagian kecil lereng Sindoro dan Prahu, seringkali lebih berfungsi sebagai pemberi rasa dan aroma (flavor grade<\/em>).<\/p>\n\n\n\n

                                                              Tembakau jenis ini diibaratkan serupa lauk pada sepiring nasi. Tak heran masyarakat setempat secara lingua franca<\/em> menamainya \u201ctembakau lauk.\u201d Disebut demikian karena jenis ini memiliki rasa dan aroma khas.<\/p>\n\n\n\n

                                                              Jenis ini berfungsi sebagai bahan racikan (bland<\/em>), di mana komposisi tembakau Temanggung berkisar antara 12--24% bercampur dengan beragam jenis tembakau lokal daerah lain untuk membuat sebuah produk kretek.<\/p>\n\n\n\n

                                                              Jika cerutu Kuba baru diakui kualitasnya setelah dicampur tembakau Vuelta Abajo, maka kretek<\/em> produksi Indonesia belum absah sebagai kretek<\/em> terbaik jika tak mengandung tembakau Srinthil dari Temanggung. Tak heran Mark Hanusz dalam \u201cThe Culture and Heritage of Indonesia\u2019s Clove Cigarette\u201d<\/em> (2000) menjuluki tembakau lauk asal Temanggung itu sebagai \u2018Vuelta Abajo\u2019-nya Indonesia.<\/p>\n\n\n\n

                                                              Bicara kualitas mutu tembakau sendiri dipengaruhi oleh posisi daun pada batang. Semakin tinggi posisi daunnya semakin tinggi mutunya. Makin tinggi posisi daun makin tinggi kadar nikotinnya. Juga semakin tinggi tempat tanamnya, maka umur tanaman menjadi semakin panjang. Semakin panjang umur tanaman tembakau, maka waktu untuk mengakumulasi nikotin juga semakin panjang. Ini mempengaruhi kadar nikotin dalam daun tembakau.<\/p>\n\n\n\n

                                                              Sebutlah itu tembakau Lamuk<\/em>. Ini ialah jenis mutu tembakau terbaik. Dihasilkan di lereng utara dan timur Sumbing. Tembakau Lamsi juga berasal dari lereng utara dan timur gunung itu, kualitasnya berada di bawah jenis Lamuk. Tembakau Paksi berasal dari lahan tegal di lereng utara dan timur Sindoro.<\/p>\n\n\n\n

                                                              Tembakau Toalo berasal dari lereng barat dan selatan Sumbing, berada di Desa Tegalrejo sampai Parakan. Tembakau Kidul berasal dari lereng timur Sumbing yang berbatasan dengan penghasil jenis Lamsi dan Tionggang. Jenis Tionggang atau juga biasa disebut tembakau sawah<\/em> dihasilkan dari lahan sawah di sebelah selatan dan tenggara Sindoro. Tembakau Swanbing adalah tembakau yang dihasilkan di lereng Prahu.<\/p>\n\n\n\n

                                                              Nah<\/em>, posisi tembakau Srinthil berada di puncak hirarki dari tembakau lauk. Selama ini, fenomena Srinthil tercatat hanya biasa muncul di Desa Legoksari, Losari, Pagergunung, Pagersari, Tlilir, Wonosari, Bansari, Wonotirto, Banaran, Gandu, Gedegan dan Kemloko.<\/p><\/blockquote>\n\n\n\n

                                                              Srinthil juga rasanya lebih berat. Hasil analisis Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat pada 2013 terhadap contoh tembakau Srinthil, ternyata memiliki kadar nikotin bervariasi antara 5,05%--7,58%.<\/p>\n\n\n\n

                                                              Fenomena Srinthil hanya dapat muncul dari hasil tembakau yang dihasilkan di daerah dengan ketinggian di atas 800 m dpl. Akan tetapi tidak semua tempat di ketinggian itu serta-merta dapat menghasilkan Srinthil. Bahkan pada lahan yang sama di masa panen berbeda, bisa jadi pada suatu momen tertentu menghasilkan Srinthil tetapi pada momen lain ternyata tidak.<\/p>\n\n\n\n

                                                              Berdasarkan penuturan petani, khususnya penghasil\u00a0Srinthil<\/em>, mutu istimewa itu hanya akan terjadi bila cuaca selama musim tanam tembakau sangat kering dan muncul dari jenis varitas tembakau lokal yang bernama\u00a0Kemloko<\/em>,\u00a0Kemloko 1<\/em>\u00a0dan\u00a0Kemloko 2<\/em>.<\/p>\n\n\n\n

                                                              Baca: Tembakau Lauk dari Temanggung<\/p>\n\n\n\n

                                                              Setelah daun tembakau itu dipetik dan digulung rapi, sebelum dirajang, petani di daerah-daerah tersebut di atas akan berharap-harap cemas bisa menghasilkan Srinthil. Pemeraman bertujuan mengubah warna daun dari hijau menjadi kuning sampai coklat. Muncul puthur kuning<\/em> saat diperam, demikian sering disebut oleh masyarakat lokal. Puthur kuning<\/em> yaitu semacam mikro organisme berwarna kuning dan mengeluarkan cairan dan aroma mirip alkohol.<\/p>\n\n\n\n

                                                              Pemeraman sendiri merupakan proses fermentasi yang dikatalisir oleh enzim-enzim tertentu. Proses ini dilakukan secara alami, mengandalkan sumber energi hasil pemecahan pati menjadi gula dan selanjutnya gula menjadi CO2 dan H2O ditambah energi.<\/strong><\/p>\n\n\n\n

                                                              Daun yang berpotensi menjadi Srinthil mulai diketahui setelah diperam lima hari. Daun itu berubah warna menjadi coklat kehitaman. Pemeraman akan diteruskan jika muncul tanda-bahwa menjadi Srinthil. Daun tembakau yang diperam itu tidak bakalan busuk, bila dirajang tidak menghasilkan struktur seperti serat tetapi menjadi hancur menggumpal, dan bila telah kering berwarna coklat kehitaman sampai hitam cerah dan mengkilat.<\/p>\n\n\n\n

                                                              Pada \u201ctembakau temanggungan\u201d demikian lazim disebut, kualitas mutu rendah yang berasal dari daun posisi bawah cenderung memiliki warna hijau kekuningan cerah; sedang semakin tinggi mutunya yang berasal dari daun posisi atas maka warnanya juga cenderung menjadi makin kehitaman bahkan hitam berkilat (bahasa Jawa: \u201cnyamber lilen\u201d<\/em>).<\/p>\n\n\n\n

                                                              Kualitas mutu yang berbeda juga berpengaruh pada harga yang berbeda. Jika harga rerata tembakau per kilogram di Temanggung berkisar antara Rp40.000 hingga Rp125.000, maka untuk jenis Srinthil harganya bisa berkisar antara  Rp600.000 hingga 1 juta.<\/p>\n\n\n\n

                                                              Secara keseluruhan, merujuk pada buku yang berjudul Kretek\u2014Kajian Ekonomi dan Budaya 4 Kota<\/em> diestimasi, peredaran uang selama musim penanaman hingga masa panen di Temanggung mencapai lebih dari 2 triliun. Angka ini tentu sangat fantastis, melebihi buget APBD Kabupaten Temanggung pada 2018.<\/p>\n\n\n\n

                                                              Sejauh ini, ilmu pengetahuan modern, khususnya di pusat-pusat penelitian budidaya tembakau, secara saintifik memang belum mampu mengungkap secara ilmiah rahasia dari kemunculan sang primadona itu. Berbagai eksperimen untuk menghasilkan tembakau dengan kualitas mutu Srinthil<\/em> tentu telah dilakukan berulang kali.<\/h4>\n\n\n\n

                                                              Dengan memanfaatkan mikroorganisme yakni puthur kuning<\/em>, yaitu dengan mekanisme diisolasi, inokulasi dan disemprotkan ke daun tembakau, tapi ternyata hasilnya tetap saja nisbi tidak terjadi. Mikroorganisme itu tak berhasil berkembang sehingga pemeraman daun tembakau itu akhirnya juga tidak berhasil mengeluakan kualitas mutu Srinthil. Ya, selalu gagal.<\/p>\n\n\n\n

                                                              Karena kualitas mutu Srinthil tidak bisa diciptakan, maka kedatangan si primadona ini oleh masyarakat Temanggung sering dilekatkan dengan aspek mistik. Konon, daun tembakau yang bakal menjadi Srinthil itu, pada malam hari akan tampak mengeluarkan cahaya kuning di kegelapan.<\/p>\n\n\n\n

                                                              Sebagian masyarakat petani percaya, cahaya itu diturunkan oleh para dewa di langit. Srinthil bagi mereka adalah suatu \u2018pulung\u2019 <\/em>atau \u2018ndaru rigen\u2019<\/em>, sebuah keberuntungan atau berkah yang tidak dapat direncanakan oleh manusia dan semata terjadi karena kuasa Tuhan.<\/p>\n","post_title":"Primadona Itu Bernama Srinthil","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"primadona-itu-bernama-srinthil","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-12 10:42:26","post_modified_gmt":"2019-07-12 03:42:26","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5855","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5849,"post_author":"877","post_date":"2019-07-08 11:42:15","post_date_gmt":"2019-07-08 04:42:15","post_content":"\n

                                                              Dari tahun 2007 hingga pertengahan 2015, terdeteksi banyak organisasi jumlahlnya kurang lebih 20an organisasi, lembaga penelitian pemerintah maupun kemasyaratan hingga keagaman yang ada di Indonesia, justru membawa agenda titipan asing, dengan program pengendalian tembakau. Melalui Bloomberg Initiative, kucuran dana itu sampai mengalir. Sebab, Indonesia dijadikan salah satu target utama karena tembakau yang ada 100% sebagai bahan dasar rokok kretek. Sedangkan asing dalam hal ini Bloomberg Initiative punya keinginan berbeda, yaitu mengusai bahan nikotin yang ada di daun tembakau. <\/p>\n\n\n\n

                                                              Adanya kucuran dana yang menyuburkan dari Bloomberg Initiative, menjadikan organisasi atau lembaga di Indonesia  yang tidak memiliki jiwa potriotisme akan berlomba-lomba untuk mendapatkan dana tersebut. Bahkan ada juga organisasi yang menamakan diri sebagai pusat kajian sosial di bawah Universitas terkemuka di Indonesia, rela bekerjasama dengan Bloomberg Initiative. Seperti halnya Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia disingkat PKJS UI, yang dipromotori oleh Prof. dr. Hasbullah Thabrani, MPH dan kawan-kawan. <\/p>\n\n\n\n

                                                              PKJS UI berdiri pada tanggal 14 September 2015, tujuannya sangat mulia, yaitu untuk menjembatani kebutuhan pusat penelitian jaminan sosial berbasis akademik, dan fokus pada program jaminan sosial di Indonesia. PKJS UI ini, sebagai langkah awal untuk persiapan membuat program Magister Jaminan Sosial di Indonesia. Semestinya PKJS UI, sebagai organisasi atau pusat kajian yang lahir dan berkembang di Indonesia, wajib memberikan perlindungan sosial terhadap seluruh masyarakat Indonesia, tidak terkecuali masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada sektor pertembakaun. <\/p>\n\n\n\n

                                                              Dari hulu hingga hilir, ada sekitar 6,1juta jiwa serapan tenaga kerja pertembakauan, baik sebagai petani tembakau, petani cengkeh dan buruh\/karyawan rokok kretek. Perkebunan tembakau tersebar di 15 provinsi dan perkebunan cengkeh ada di 30 provinsi. Sektor pertembakauan mampu memberikan sumbangan APBN 8.92%, prosentasi yang fantastis dibanding pemasukan minyak dan gas (migas) yang hanya mampu 3.03%. <\/p>\n\n\n\n

                                                              Tidak hanya itu, sektor pertembakauan di Indonesia punya sejarah panjang memiliki fungsi sosial dan budaya dalam kehidupan masyarakat. Satu-satunya sektor perdagangan yang mampu bertahan dimasa penjajahan disaat perekonomian bangsa Indonesia hancur. Pertembakauan sektor yang paling mandiri dari hulu hingga hilir, tidak pernah sekalipun mendapatkan subsidi dari Negara. Yang ada sebaliknya, Negara selalu meminta keuntungan lebih, dan tanpa modal. Sektor pertembakauan tahan krisis dan memiliki multiplier effect<\/em>, artinya usaha lain maju dan berkembang sangat dipengaruhi keberadaan pertembakauan. Dampak langsung, semisal di Temanggung banyak pengrajin keranjang yang bisa menikmati hasilnya saat panen tembakau. Di Kudus, dari percetakan hingga pasar tradisional menjadi ramai ketika permintaan rokok kretek meningkat. <\/p>\n\n\n\n

                                                              1. Roadmap Upaya Pengendalian Belanja Rokok dari Dana Bantuan Sosial (Januari 2019)<\/li>
                                                              2. Bantuan Sosial, Rokok dan Indikator Sosial Ekonomi di Indonesia (Januari 2019)<\/li>
                                                              3. Dukungan Publik Terhadap Kenaikan Cukai Rokok untuk Pendanaan JKN (Agustus 2018)<\/li>
                                                              4. Dukungan Publik Terhadap Kenaikan Harga Rokok (Juli 2018)<\/li>
                                                              5. Perilaku Merokok Orang Tua dan Dampaknya Terhadap Stunting, Kecerdasan, dan Kemiskinan: Bukti Empiris dari Data Panel IFLS (Juni 2018)<\/li><\/ol>\n\n\n\n

                                                                Bloomberg Initiative, adalah program filantropis yang dilakukan oleh pengusaha media dan layanan data keuangan berbasis di Amerika Serikat bernama Michael Bloomberg. Pada tahun 2006, ia mendonasikan uangnya sebesar 125 juta dolar AS dan pada tahun 2008 berjumlah 250 juta dolar AS untuk pendanaan kegiatan pengendalian tembakau, termasuk di Indonesia. Tiap tahunnya besaran donasi selalu meningkat.<\/p>\n\n\n\n

                                                                Donasi tersebut tidak murni sumbangan, ada muatan dan hubungannya dengan farmasi, melalui sahabat karibnya sekaligus penasihatnya bernama William R. Brody menjabat sebagai direktur Novartis. Berawal dari hasil penelitian lembaga kesehatan modern di Amerika, Surgeon General, bahwa nikotin pada tembakau dapat membuat ketergantuangan. Oleh ahli farmakologi, nikotin pada tembakau banyak manfaat untuk obat terapi dan pengobatan. Lain itu, nikotin pada tembakau sangat bermanfaat sebagai obat nyeri, gelisah, depresi dan juga dapat meningkatkan konsentrasi. <\/p>\n\n\n\n

                                                                Melihat dari manfaat nikotin dalam tembakau inilah memunculkan niat pengambilalihan bisnis nikotin pada tembakau. Namun sayangnya, niatan itu belum terwujud, karena penggunaan tembakau masih terkuasai oleh industri rokok.  Selain kebutuhan tembakau untuk bahan dasar rokok masih relative besar, juga tidak bisa menyaingi pabrikan rokok perihal harga pembelian tembakau. <\/p>\n\n\n\n

                                                                Untuk itu, isu yang digulirkan adalah memerangi atau mengendalikan tembakau, bahkan sampai bagaimana caranya agar tembakau tidak dibuat bahan baku rokok. Satu-satunya jalan bersekutu dengan industri farmasi. Dilanjutkan berhasil memasukkan agenda kerangka kebijakan international dalam organisasi kesehatan dunia (WHO). Upaya pengambilalihan bisnis nikotin tersebut sebetulnya terjadi di berbagai Negara, termasuk Indonesia. Aliran dana digelontorkan besar-besaran mengalir ke lembaga-lembaga kesehatan, organisasi masyarakat bahkan sampai lembaga keagamaan, inilah yang dinamai politik dagang tingkat tinggi.<\/p>\n\n\n\n

                                                                Untuk itu, marilah lembaga-lembaga, atau kajian-kajian yang lahir dan berkembang di Indonesia, agar lebih sensitif dan peka, mendahulukan kepentingan nasional dari pada kepentingan asing. Melindungi kepentingan masyarakat pribumi lebih penting dari pada melindungi kepentingan dagang asing. Jiwa nasionalisme dan patriotik sangat dibutuhkan untuk membangun bangsa menuju masa depan yang lebih baik.   
                                                                <\/p>\n","post_title":"Selingkuh PKJS UI dengan Kepentingan Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"selingkuh-pkjs-ui-dengan-kepentingan-asing","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-08 11:42:23","post_modified_gmt":"2019-07-08 04:42:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5849","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5843,"post_author":"878","post_date":"2019-07-06 12:33:13","post_date_gmt":"2019-07-06 05:33:13","post_content":"\n

                                                                Jika seseorang ditanya mengapa ia merokok, jawaban yang paling sering didengar: untuk relaksasi, teman rehat, rekan berkarya, dan semua hal yang mengalir ke muara bernama kenikmatan. Hampir semua berkutat di sekitar itu. Yang sedikit berbeda, ada juga yang menjawab supaya lebih enak ketika mengobrol dengan teman yang juga merokok, atau untuk mengusir hawa dingin yang mengepung tubuh.<\/p>\n\n\n\n

                                                                Adalah Muhamad Sobary, seorang budayawan, penulis produktif, dan peneliti jempolan yang memiliki jawaban lain dari yang lain. Muhamad Sobary baru mulai merokok pada usia 59 tahun. Usia yang terlampau telat untuk memulai merokok. Di saat kebanyakan perokok lain memutuskan berhenti merokok di usia senja, laki-laki yang biasa disapa 'Kang Sob' ini malah baru mulai merokok.<\/p>\n\n\n\n

                                                                Baca: Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                                                Menurutnya, keputusan mulai merokok di usia senja Ia pilih sesaat setelah mengetahui seluk-beluk perang nikotin yang terjadi di bumi. Ragam bentuk isu mulai dari kesehatan, ekonomi, hingga isu lingkungan dijadikan alat oleh pemodal asing untuk merebut pasar rokok di negeri ini yang sepenuhnya dikuasai pengusaha dalam negeri lewat produk khas nusantara yang kerap disebut 'kretek'.<\/p>\n\n\n\n

                                                                Bagi Kang Sob, merokok itu peristiwa politik. Merokok adalah aksi untuk melawan upaya pihak-pihak yang ingin merusak industri hasil tembakau (IHT) Indonesia. Dengan merokok, kita berpolitik, bukan sekadar berpolitik untuk IHT, namun berpolitik untuk petani tembakau, petani cengkeh, buruh tani, pekerja-pekerja di pabrik-pabrik rokok, hingga pedagang asongan. <\/p>\n\n\n\n

                                                                Merokok itu sebuah bentuk keberpihakan. Berpihak pada nasib petani, berpihak kepada buruh tani dan pekerja pabrik, hingga akhirnya berpihak pada kedaulatan dan kemandirian bangsa lewat produk istimewa bernama kretek. Terang dan jelas dan lugas.<\/p><\/blockquote>\n\n\n\n

                                                                Ada syarat yang mesti dipenuhi untuk bisa bersikap seperti Kang Sob bersikap ketika menikmati sebatang rokok kretek. Syarat itu adalah berada dekat dengan petani dan para pekerja di sektor IHT, merasakan hidup dan kehidupan mereka sehari-hari. Tanpa itu, sulit menerka bagaimana sensasi yang dirasakan ketika kita merokok dengan tujuan lelaku politik.<\/p>\n\n\n\n

                                                                Dan itulah syarat yang dilalui Kang Sob hingga bisa merasakan ruh lelaku politik ketika Ia merokok. Bukan sekadar hidup dan berinteraksi lama dengan para petani tembakau, Kang Sob lebih jauh dari itu. Ia menuliskan kisah-kisah petani tembakau di Temanggung dalam disertasi doktoralnya\u2014kemudian diterbitkan penerbit KPG\u2014yang Ia beri judul 'Perlawanan Politik dan Puitik Petani Tembakau Temanggung'.<\/p>\n\n\n\n

                                                                Baca: Ada Campur Tangan Bloomberg dalam Surat Edaran Menkes terkait Pemblokiran Iklan Rokok<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                                                Usai membaca buku karya Kang Sob itu, saya lantas ingin merasakan langsung hidup dalam waktu cukup lama di lingkungan mereka yang menggantungkan hidup dari IHT. Merasakan perasaan yang dirasakan Kang Sob ketika merokok. Kesempatan itu pada akhirnya saya dapat di Munduk, Bali, dan Temanggung, Jawa Tengah, tempat Kang Sob melakukan riset untuk disertasinya.<\/p>\n\n\n\n

                                                                Di Munduk, saya tinggal di rumah milik petani cengkeh, hidup berminggu-minggu di lingkungan yang mayoritasnya petani dan buruh tani cengkeh. Saya jalan-jalan ke kebun cengkeh. Melihat petani merawat kebun mereka. Saat panen tiba, saya datang ke kebun untuk melihat dari dekat cengkeh dipanen pekerja pemetik cengkeh. Pada momen-momen itu semua, kretek kerap menjadi teman saya dan para petani cengkeh di Munduk. Di sanalah saya merasakan dengan jernih seperti apa itu perasaan keberpihakan, perlawanan, dan lelaku politis lewat menikmati sebatang kretek.<\/p>\n\n\n\n

                                                                Di Temanggung, lebih jauh lagi. Saya tak hanya melihat dari dekat bagaimana petani dan buruh tani menanam komoditas yang mendukung IHT. Di kabupaten yang diapit dua gunung itu, saya melihat secara langsung, bahkan menjadi salah satu pelaku yang mengelola manfaat IHT untuk keberlangsungan pendidikan anak-anak petani dan buruh tani tembakau lewat skema beasiswa. Di rumah-rumah petani di lereng gunung, di alun-alun kota, di kantor beasiswa KNPK, dan di banyak tempat lainnya di Temanggung, saya merasakan aktivitas merokok bukan sekadar untuk mengusir dingin cuaca pegunungan semata. Di sana saya mengekspresikan perlawanan lewat merokok. Melawan kesewenang-wenangan mereka anti-rokok yang hendak menghancurkan kehidupan banyak manusia.<\/p>\n","post_title":"Ekspresi Perlawanan Lewat Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"ekspresi-perlawanan-lewat-merokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-06 12:33:20","post_modified_gmt":"2019-07-06 05:33:20","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5843","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5841,"post_author":"877","post_date":"2019-07-05 12:42:06","post_date_gmt":"2019-07-05 05:42:06","post_content":"\r\n

                                                                Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

                                                                Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

                                                                https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
                                                                https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
                                                                https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
                                                                https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
                                                                https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
                                                                https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
                                                                https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
                                                                https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
                                                                https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
                                                                https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
                                                                https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

                                                                Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

                                                                \"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

                                                                Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

                                                                Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

                                                                Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

                                                                Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

                                                                Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

                                                                Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

                                                                Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

                                                                Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

                                                                Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

                                                                Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

                                                                Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_title":"Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"protes-petani-tembakau-temanggung-ke-kemkominfo","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2024-01-03 16:04:25","post_modified_gmt":"2024-01-03 09:04:25","post_content_filtered":"\r\n

                                                                Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

                                                                Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

                                                                https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
                                                                https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
                                                                https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
                                                                https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
                                                                https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
                                                                https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
                                                                https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
                                                                https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
                                                                https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
                                                                https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
                                                                https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

                                                                Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

                                                                \"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

                                                                Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

                                                                Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

                                                                Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

                                                                Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

                                                                Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

                                                                Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

                                                                Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

                                                                Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

                                                                Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

                                                                Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

                                                                Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5841","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5829,"post_author":"878","post_date":"2019-06-28 09:52:18","post_date_gmt":"2019-06-28 02:52:18","post_content":"\n

                                                                Rokok, terutama rokok kretek, memberi inspirasi bagi banyak orang. Baik itu inspirasi ketika menikmati kretek atau usai menikmati rokok kretek, juga inspirasi dari produk rokok kreteknya. Lebih jauh dari itu, seluk-beluk dunia kretek mulai dari pertanian tembakau dan cengkeh, proses produksi kretek, transaksi dagang kretek, dan segala hal yang terkait dengan dunia perkretekan menginspirasi begitu banyak orang untuk berkarya dalam rupa-rupa bentuk karya.<\/p>\n\n\n\n

                                                                Bagi para penikmat kretek sendiri, rupa-rupa pengalaman bersama kretek juga banyak datangkan kisah menarik. Yang paling kesohor tentu saja kisah K.H Agus Salim dengan diplomasi kreteknya yang membikin suasana di salah satu ruang istana kerajaan Inggris yang sebelumnya begitu kaku dan formil menjadi cair karenanya.<\/p>\n\n\n\n

                                                                Baca: Sosiawan Leak Bercerita Soal Rokok dan Do\u2019a<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                                                Bukan hanya K.H Agus Salim yang memiliki kisah kretek dengan luar negeri, ada banyak lainnya, salah satunya, Mahbub Djunaidi, tokoh Betawi, tokoh NU, wartawan jempolan, kolumnis produktif, dan banyak hal keren lainnya terkumpul dalam satu orang ini. Kekhasannya dalam menghasilkan karya tulis, mampu membikin tulisan bertema berat dalam kemasan humor dan enak dibaca, membikin hampir semua penulis Indonesia mengagumi tulisannya. Tulisan Mahbub Djunaidi terkait kretek, yang tayang di Koran Kompas pada 29 Maret 1987, lebih 32 tahun lalu, juga dikemas dalam suasana humor dan ringan dibaca namun sarat kritik yang menohok. <\/p>\n\n\n\n

                                                                Tulisan Mahbub Djunaidi tentang kretek yang diberi judul \u2018Kretek\u2019 ini juga relevan dengan kondisi saat ini, bagaimana asing begitu mendikte negara ini dalam hal menyikapi rokok kretek. Lewat kaum anti-rokok pihak asing hendak menyingkirkan kretek. Secara halus, begitu halus, Mahbub Djunaidi mengkritik asing itu. Saya sadur seluruhnya saja tulisan Mahbub Djunaidi 32 tahun lalu itu di sini.<\/p>\n\n\n\n

                                                                Kretek<\/h2>\n\n\n\n

                                                                Oleh: Mahbub Djunaidi<\/p>\n\n\n\n

                                                                Sekolah kolonialisme memang berbeda-beda. Yang satu lebih brutal dari yang lain, tapi dilihat dari bintang, hakikatnya sama: mempesiang bangsa lain sebagai usaha mencari sesuap nasi. Kolonial Inggris di daerah konsesi seperti Shanghai memperlakukan orang Cina tak lebih dari binatang. Di sebuah taman kota ada tulisan di pintu gerbangnya \u201cDilarang masuk: anjing dan orang Cina\u201d. Sampai sekarang tulisan itu tidak diangkat, agar generasi demi generasi mengerti betapa jahatnya sistem itu. Tapi, kolonial Belanda di negeri ini menganggap Cina lebih tinggi derajatnya dibanding\u00a0inlander<\/em>, penduduk anak negeri seperti kita-kita ini. Mereka membagi kereta api atau trem kota dalam tiga kelas. Kelas 1 khusus untuk orang Belanda. Kelas 2 untuk Cina dan Arab. Kelas 3 alias kelas kambing buat\u00a0inlander-inlander<\/em>\u00a0anak negeri.<\/p>\n\n\n\n

                                                                Baca: Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                                                Kecuali para nasionalis dan kaum pergerakan kebangsaan serta rakyat patriot yang bertekad merobohkan sistem itu, ada juga inlander <\/em>yang bersedia jadi budak untuk menggencet bangsa sendiri. Misalnya, para bupati dan pangreh praja yang jelek. Karena jiwanya memang dasar budak, dalam banyak hal mereka lebih nista dari tuannya sendiri. Dan karena jiwanya memang budak, mereka tak punya kepercayaan kepada kemampuan sendiri dan menganggap tuan asingnya bagai dewa putih yang berasal dari langit, dan dalam segala hal lebih unggul. Hubungan antara budak dan tuannya ini mirip dengan hubungan antara hewan sirkus dengan pelatihnya, menurut saja apa yang diperintahkan, dan meniru saja apa yang dicontohkan.<\/p>\n\n\n\n

                                                                Sisa jiwa inlander<\/em> ini masih ada juga sedikit bayak di alam kemerdekaan. Pangreh praja yang punya kegemaran menginjak ke bawah dan menjilat ke atas pada dasarnya tetap kehinggapan pembawaan inlander<\/em> itu. Seorang yang senantiasa menganggap asing itu hebat dan senantiasa benar dan unggul, sebenarnya merupakan inlander <\/em>gaya baru, dan mengidap unsur-unsur budak. Bawahan yang menganggap atasannya selalu perlu ditiru dan \u201cdigugu<\/em>\u201d, tak peduli apapun yang dilakukannya, pada dasarnya punya tabiat orang jajahan, tak punya karakter bangsa mereka. Kerdil, penakut, melayang kemana angin bertiup, merupakan pakaian sehari-hari.<\/p>\n\n\n\n

                                                                Sementara itu, jika seorang nyonya tidak sudi cangking tas kecuali merek Louis Vuitton walau bikinan Cibaduyut tak kalah bagusnya, berdandan dengan ramuan Yves Saint Laurent serta baju merek Calvin Klein, berkat dorongan anggapan bikinan asing itu dahsyat dan mampu naikkan gengsi, apakah terhadapnya kena pula julukan inlander<\/em> gaya baru?<\/p>\n\n\n\n

                                                                Oh, bisa iya dan bisa juga bukan. Jangan-jangan sang nyonya memang patriot sejati, tapi karena kebanyakan uang menjadi sedikit bingung dan hilang keseimbangan. Atau seorang suami yang sudi memakai ikat pinggang merek Etienne Aigner dan domper merek Cartier dan hanya siap berangkat golf dengan kaos merek Lacosre, apakah inlander <\/em>gaya baru? juga bisa iya dan bisa juga tidak. Boleh jadi tokoh kita ini seorang pecinta tanah air berikut produksinya, tapi sekedar menjaga martabat dan gengsi, tak menjadi apa melekatkan barang-barang mahal ke tubuh satu-satunya.<\/p>\n\n\n\n

                                                                Kawan saya yang tidak mau disebut inlander<\/em> baik gaya lama maupun baru, bertekad bulat kepingin menggunakan apa saja yang buatan dalam negeri, walau dia sama sekali tidak pernah ketemu Menteri Ginanjar Kartasasmita. Ia tidak merasa perlu memakai baju merek Charles Jourdan atau Lanvin, melainkan cukup bikinan Tegalparang yang tak beda dengan kemeja bikinan manapun di atas dunia. Ia tak merasa perlu pakai kaos merek Benetton karena produksi pinggiran kota Bandung sudah lebih dari cukup.<\/p>\n\n\n\n

                                                                Dan untuk lebih membikin dia bukan inlander<\/em> yang kurang percaya harga diri sendiri, begitu mau berangkat ke luar negeri ia kempit berbungkus-bungkus rokok kretek, bukan Marlboro atau Camel atau Lucky Strike, yang kecuali untuk gengsi, asapnya biasa-biasa saja, tapi, begitu ia naik pesawat Air France, seorang pramugari menghampirinya.<\/p>\n\n\n\n

                                                                \u201cMaaf, tuan hisap apa? Apa tuan hisap Hashish? Apa tuan sudi ganti rokok yang biasa-biasa saja?\u201d<\/p>\n\n\n\n

                                                                \u201cini bukan hashish. Ini tembakau biasa campur cengkeh,\u201d jawab kawan saya. Dan karena tekadnya yang teguh mau menghisap rokok produksi negeri sendiri, kawan saya itu nekad hisap rokok kretek lagi di atas pesawat milik maskapai British Airways. Pada saat asapnya ngepul, datang lagi menghampiri seorang pramugari.<\/p>\n\n\n\n

                                                                \u201cWah, bau apa itu? Apa ganja? Apa tuan bisa ganti yang lain saja? Para penumpang di sini idak biasa mengendus bau itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

                                                                \u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

                                                                Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

                                                                Kompas, 29 Maret 1987
                                                                <\/p>\n\n\n\n


                                                                <\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

                                                                Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

                                                                Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

                                                                Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

                                                                Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                                                Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

                                                                Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

                                                                Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

                                                                Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

                                                                Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

                                                                Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

                                                                Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
                                                                <\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

                                                                Paling Populer

                                                                \n

                                                                Areal tembakau tersebar di 15 kecamatan. Membentang di kaki dan lereng tiga gunung, yaitu Gunung Sindoro, Gunung Sumbing dan Gunung Prahu, di dataran tinggi berhawa sejuk inilah terhampar ladang-ladang tembakau sebagai tanaman musiman yang menjadi salah satu sumber utama perekonomian daerah sekaligus masyarakat setempat.<\/p>\n\n\n\n

                                                                Dengan jenis tanah, ketinggian, suhu, paparan sinar matahari dan ketersediaan air yang berbeda-beda, maka setiap kecamatan penghasil tembakau di Temanggung memiliki produktivitas lahan dan mutu daun tembakau yang beragam pula.<\/p>\n\n\n\n

                                                                Baca: Mitologi Munculnya Srintil, Tembakau Terbaik dan Termahal di Dunia<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                                                Namun demikian tembakau rajangan Temanggung dikenal memiliki kualitas yang baik dan nilai ekonomi yang tinggi dibandingkan jenis-jenis tembakau dari daerah lain. Oleh masyarakat setempat, khususnya pada jenis-jenis tembakau yang berasal dari daerah lereng timur Sumbing juga di sebagian kecil lereng Sindoro dan Prahu, seringkali lebih berfungsi sebagai pemberi rasa dan aroma (flavor grade<\/em>).<\/p>\n\n\n\n

                                                                Tembakau jenis ini diibaratkan serupa lauk pada sepiring nasi. Tak heran masyarakat setempat secara lingua franca<\/em> menamainya \u201ctembakau lauk.\u201d Disebut demikian karena jenis ini memiliki rasa dan aroma khas.<\/p>\n\n\n\n

                                                                Jenis ini berfungsi sebagai bahan racikan (bland<\/em>), di mana komposisi tembakau Temanggung berkisar antara 12--24% bercampur dengan beragam jenis tembakau lokal daerah lain untuk membuat sebuah produk kretek.<\/p>\n\n\n\n

                                                                Jika cerutu Kuba baru diakui kualitasnya setelah dicampur tembakau Vuelta Abajo, maka kretek<\/em> produksi Indonesia belum absah sebagai kretek<\/em> terbaik jika tak mengandung tembakau Srinthil dari Temanggung. Tak heran Mark Hanusz dalam \u201cThe Culture and Heritage of Indonesia\u2019s Clove Cigarette\u201d<\/em> (2000) menjuluki tembakau lauk asal Temanggung itu sebagai \u2018Vuelta Abajo\u2019-nya Indonesia.<\/p>\n\n\n\n

                                                                Bicara kualitas mutu tembakau sendiri dipengaruhi oleh posisi daun pada batang. Semakin tinggi posisi daunnya semakin tinggi mutunya. Makin tinggi posisi daun makin tinggi kadar nikotinnya. Juga semakin tinggi tempat tanamnya, maka umur tanaman menjadi semakin panjang. Semakin panjang umur tanaman tembakau, maka waktu untuk mengakumulasi nikotin juga semakin panjang. Ini mempengaruhi kadar nikotin dalam daun tembakau.<\/p>\n\n\n\n

                                                                Sebutlah itu tembakau Lamuk<\/em>. Ini ialah jenis mutu tembakau terbaik. Dihasilkan di lereng utara dan timur Sumbing. Tembakau Lamsi juga berasal dari lereng utara dan timur gunung itu, kualitasnya berada di bawah jenis Lamuk. Tembakau Paksi berasal dari lahan tegal di lereng utara dan timur Sindoro.<\/p>\n\n\n\n

                                                                Tembakau Toalo berasal dari lereng barat dan selatan Sumbing, berada di Desa Tegalrejo sampai Parakan. Tembakau Kidul berasal dari lereng timur Sumbing yang berbatasan dengan penghasil jenis Lamsi dan Tionggang. Jenis Tionggang atau juga biasa disebut tembakau sawah<\/em> dihasilkan dari lahan sawah di sebelah selatan dan tenggara Sindoro. Tembakau Swanbing adalah tembakau yang dihasilkan di lereng Prahu.<\/p>\n\n\n\n

                                                                Nah<\/em>, posisi tembakau Srinthil berada di puncak hirarki dari tembakau lauk. Selama ini, fenomena Srinthil tercatat hanya biasa muncul di Desa Legoksari, Losari, Pagergunung, Pagersari, Tlilir, Wonosari, Bansari, Wonotirto, Banaran, Gandu, Gedegan dan Kemloko.<\/p><\/blockquote>\n\n\n\n

                                                                Srinthil juga rasanya lebih berat. Hasil analisis Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat pada 2013 terhadap contoh tembakau Srinthil, ternyata memiliki kadar nikotin bervariasi antara 5,05%--7,58%.<\/p>\n\n\n\n

                                                                Fenomena Srinthil hanya dapat muncul dari hasil tembakau yang dihasilkan di daerah dengan ketinggian di atas 800 m dpl. Akan tetapi tidak semua tempat di ketinggian itu serta-merta dapat menghasilkan Srinthil. Bahkan pada lahan yang sama di masa panen berbeda, bisa jadi pada suatu momen tertentu menghasilkan Srinthil tetapi pada momen lain ternyata tidak.<\/p>\n\n\n\n

                                                                Berdasarkan penuturan petani, khususnya penghasil\u00a0Srinthil<\/em>, mutu istimewa itu hanya akan terjadi bila cuaca selama musim tanam tembakau sangat kering dan muncul dari jenis varitas tembakau lokal yang bernama\u00a0Kemloko<\/em>,\u00a0Kemloko 1<\/em>\u00a0dan\u00a0Kemloko 2<\/em>.<\/p>\n\n\n\n

                                                                Baca: Tembakau Lauk dari Temanggung<\/p>\n\n\n\n

                                                                Setelah daun tembakau itu dipetik dan digulung rapi, sebelum dirajang, petani di daerah-daerah tersebut di atas akan berharap-harap cemas bisa menghasilkan Srinthil. Pemeraman bertujuan mengubah warna daun dari hijau menjadi kuning sampai coklat. Muncul puthur kuning<\/em> saat diperam, demikian sering disebut oleh masyarakat lokal. Puthur kuning<\/em> yaitu semacam mikro organisme berwarna kuning dan mengeluarkan cairan dan aroma mirip alkohol.<\/p>\n\n\n\n

                                                                Pemeraman sendiri merupakan proses fermentasi yang dikatalisir oleh enzim-enzim tertentu. Proses ini dilakukan secara alami, mengandalkan sumber energi hasil pemecahan pati menjadi gula dan selanjutnya gula menjadi CO2 dan H2O ditambah energi.<\/strong><\/p>\n\n\n\n

                                                                Daun yang berpotensi menjadi Srinthil mulai diketahui setelah diperam lima hari. Daun itu berubah warna menjadi coklat kehitaman. Pemeraman akan diteruskan jika muncul tanda-bahwa menjadi Srinthil. Daun tembakau yang diperam itu tidak bakalan busuk, bila dirajang tidak menghasilkan struktur seperti serat tetapi menjadi hancur menggumpal, dan bila telah kering berwarna coklat kehitaman sampai hitam cerah dan mengkilat.<\/p>\n\n\n\n

                                                                Pada \u201ctembakau temanggungan\u201d demikian lazim disebut, kualitas mutu rendah yang berasal dari daun posisi bawah cenderung memiliki warna hijau kekuningan cerah; sedang semakin tinggi mutunya yang berasal dari daun posisi atas maka warnanya juga cenderung menjadi makin kehitaman bahkan hitam berkilat (bahasa Jawa: \u201cnyamber lilen\u201d<\/em>).<\/p>\n\n\n\n

                                                                Kualitas mutu yang berbeda juga berpengaruh pada harga yang berbeda. Jika harga rerata tembakau per kilogram di Temanggung berkisar antara Rp40.000 hingga Rp125.000, maka untuk jenis Srinthil harganya bisa berkisar antara  Rp600.000 hingga 1 juta.<\/p>\n\n\n\n

                                                                Secara keseluruhan, merujuk pada buku yang berjudul Kretek\u2014Kajian Ekonomi dan Budaya 4 Kota<\/em> diestimasi, peredaran uang selama musim penanaman hingga masa panen di Temanggung mencapai lebih dari 2 triliun. Angka ini tentu sangat fantastis, melebihi buget APBD Kabupaten Temanggung pada 2018.<\/p>\n\n\n\n

                                                                Sejauh ini, ilmu pengetahuan modern, khususnya di pusat-pusat penelitian budidaya tembakau, secara saintifik memang belum mampu mengungkap secara ilmiah rahasia dari kemunculan sang primadona itu. Berbagai eksperimen untuk menghasilkan tembakau dengan kualitas mutu Srinthil<\/em> tentu telah dilakukan berulang kali.<\/h4>\n\n\n\n

                                                                Dengan memanfaatkan mikroorganisme yakni puthur kuning<\/em>, yaitu dengan mekanisme diisolasi, inokulasi dan disemprotkan ke daun tembakau, tapi ternyata hasilnya tetap saja nisbi tidak terjadi. Mikroorganisme itu tak berhasil berkembang sehingga pemeraman daun tembakau itu akhirnya juga tidak berhasil mengeluakan kualitas mutu Srinthil. Ya, selalu gagal.<\/p>\n\n\n\n

                                                                Karena kualitas mutu Srinthil tidak bisa diciptakan, maka kedatangan si primadona ini oleh masyarakat Temanggung sering dilekatkan dengan aspek mistik. Konon, daun tembakau yang bakal menjadi Srinthil itu, pada malam hari akan tampak mengeluarkan cahaya kuning di kegelapan.<\/p>\n\n\n\n

                                                                Sebagian masyarakat petani percaya, cahaya itu diturunkan oleh para dewa di langit. Srinthil bagi mereka adalah suatu \u2018pulung\u2019 <\/em>atau \u2018ndaru rigen\u2019<\/em>, sebuah keberuntungan atau berkah yang tidak dapat direncanakan oleh manusia dan semata terjadi karena kuasa Tuhan.<\/p>\n","post_title":"Primadona Itu Bernama Srinthil","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"primadona-itu-bernama-srinthil","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-12 10:42:26","post_modified_gmt":"2019-07-12 03:42:26","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5855","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5849,"post_author":"877","post_date":"2019-07-08 11:42:15","post_date_gmt":"2019-07-08 04:42:15","post_content":"\n

                                                                Dari tahun 2007 hingga pertengahan 2015, terdeteksi banyak organisasi jumlahlnya kurang lebih 20an organisasi, lembaga penelitian pemerintah maupun kemasyaratan hingga keagaman yang ada di Indonesia, justru membawa agenda titipan asing, dengan program pengendalian tembakau. Melalui Bloomberg Initiative, kucuran dana itu sampai mengalir. Sebab, Indonesia dijadikan salah satu target utama karena tembakau yang ada 100% sebagai bahan dasar rokok kretek. Sedangkan asing dalam hal ini Bloomberg Initiative punya keinginan berbeda, yaitu mengusai bahan nikotin yang ada di daun tembakau. <\/p>\n\n\n\n

                                                                Adanya kucuran dana yang menyuburkan dari Bloomberg Initiative, menjadikan organisasi atau lembaga di Indonesia  yang tidak memiliki jiwa potriotisme akan berlomba-lomba untuk mendapatkan dana tersebut. Bahkan ada juga organisasi yang menamakan diri sebagai pusat kajian sosial di bawah Universitas terkemuka di Indonesia, rela bekerjasama dengan Bloomberg Initiative. Seperti halnya Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia disingkat PKJS UI, yang dipromotori oleh Prof. dr. Hasbullah Thabrani, MPH dan kawan-kawan. <\/p>\n\n\n\n

                                                                PKJS UI berdiri pada tanggal 14 September 2015, tujuannya sangat mulia, yaitu untuk menjembatani kebutuhan pusat penelitian jaminan sosial berbasis akademik, dan fokus pada program jaminan sosial di Indonesia. PKJS UI ini, sebagai langkah awal untuk persiapan membuat program Magister Jaminan Sosial di Indonesia. Semestinya PKJS UI, sebagai organisasi atau pusat kajian yang lahir dan berkembang di Indonesia, wajib memberikan perlindungan sosial terhadap seluruh masyarakat Indonesia, tidak terkecuali masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada sektor pertembakaun. <\/p>\n\n\n\n

                                                                Dari hulu hingga hilir, ada sekitar 6,1juta jiwa serapan tenaga kerja pertembakauan, baik sebagai petani tembakau, petani cengkeh dan buruh\/karyawan rokok kretek. Perkebunan tembakau tersebar di 15 provinsi dan perkebunan cengkeh ada di 30 provinsi. Sektor pertembakauan mampu memberikan sumbangan APBN 8.92%, prosentasi yang fantastis dibanding pemasukan minyak dan gas (migas) yang hanya mampu 3.03%. <\/p>\n\n\n\n

                                                                Tidak hanya itu, sektor pertembakauan di Indonesia punya sejarah panjang memiliki fungsi sosial dan budaya dalam kehidupan masyarakat. Satu-satunya sektor perdagangan yang mampu bertahan dimasa penjajahan disaat perekonomian bangsa Indonesia hancur. Pertembakauan sektor yang paling mandiri dari hulu hingga hilir, tidak pernah sekalipun mendapatkan subsidi dari Negara. Yang ada sebaliknya, Negara selalu meminta keuntungan lebih, dan tanpa modal. Sektor pertembakauan tahan krisis dan memiliki multiplier effect<\/em>, artinya usaha lain maju dan berkembang sangat dipengaruhi keberadaan pertembakauan. Dampak langsung, semisal di Temanggung banyak pengrajin keranjang yang bisa menikmati hasilnya saat panen tembakau. Di Kudus, dari percetakan hingga pasar tradisional menjadi ramai ketika permintaan rokok kretek meningkat. <\/p>\n\n\n\n

                                                                1. Roadmap Upaya Pengendalian Belanja Rokok dari Dana Bantuan Sosial (Januari 2019)<\/li>
                                                                2. Bantuan Sosial, Rokok dan Indikator Sosial Ekonomi di Indonesia (Januari 2019)<\/li>
                                                                3. Dukungan Publik Terhadap Kenaikan Cukai Rokok untuk Pendanaan JKN (Agustus 2018)<\/li>
                                                                4. Dukungan Publik Terhadap Kenaikan Harga Rokok (Juli 2018)<\/li>
                                                                5. Perilaku Merokok Orang Tua dan Dampaknya Terhadap Stunting, Kecerdasan, dan Kemiskinan: Bukti Empiris dari Data Panel IFLS (Juni 2018)<\/li><\/ol>\n\n\n\n

                                                                  Bloomberg Initiative, adalah program filantropis yang dilakukan oleh pengusaha media dan layanan data keuangan berbasis di Amerika Serikat bernama Michael Bloomberg. Pada tahun 2006, ia mendonasikan uangnya sebesar 125 juta dolar AS dan pada tahun 2008 berjumlah 250 juta dolar AS untuk pendanaan kegiatan pengendalian tembakau, termasuk di Indonesia. Tiap tahunnya besaran donasi selalu meningkat.<\/p>\n\n\n\n

                                                                  Donasi tersebut tidak murni sumbangan, ada muatan dan hubungannya dengan farmasi, melalui sahabat karibnya sekaligus penasihatnya bernama William R. Brody menjabat sebagai direktur Novartis. Berawal dari hasil penelitian lembaga kesehatan modern di Amerika, Surgeon General, bahwa nikotin pada tembakau dapat membuat ketergantuangan. Oleh ahli farmakologi, nikotin pada tembakau banyak manfaat untuk obat terapi dan pengobatan. Lain itu, nikotin pada tembakau sangat bermanfaat sebagai obat nyeri, gelisah, depresi dan juga dapat meningkatkan konsentrasi. <\/p>\n\n\n\n

                                                                  Melihat dari manfaat nikotin dalam tembakau inilah memunculkan niat pengambilalihan bisnis nikotin pada tembakau. Namun sayangnya, niatan itu belum terwujud, karena penggunaan tembakau masih terkuasai oleh industri rokok.  Selain kebutuhan tembakau untuk bahan dasar rokok masih relative besar, juga tidak bisa menyaingi pabrikan rokok perihal harga pembelian tembakau. <\/p>\n\n\n\n

                                                                  Untuk itu, isu yang digulirkan adalah memerangi atau mengendalikan tembakau, bahkan sampai bagaimana caranya agar tembakau tidak dibuat bahan baku rokok. Satu-satunya jalan bersekutu dengan industri farmasi. Dilanjutkan berhasil memasukkan agenda kerangka kebijakan international dalam organisasi kesehatan dunia (WHO). Upaya pengambilalihan bisnis nikotin tersebut sebetulnya terjadi di berbagai Negara, termasuk Indonesia. Aliran dana digelontorkan besar-besaran mengalir ke lembaga-lembaga kesehatan, organisasi masyarakat bahkan sampai lembaga keagamaan, inilah yang dinamai politik dagang tingkat tinggi.<\/p>\n\n\n\n

                                                                  Untuk itu, marilah lembaga-lembaga, atau kajian-kajian yang lahir dan berkembang di Indonesia, agar lebih sensitif dan peka, mendahulukan kepentingan nasional dari pada kepentingan asing. Melindungi kepentingan masyarakat pribumi lebih penting dari pada melindungi kepentingan dagang asing. Jiwa nasionalisme dan patriotik sangat dibutuhkan untuk membangun bangsa menuju masa depan yang lebih baik.   
                                                                  <\/p>\n","post_title":"Selingkuh PKJS UI dengan Kepentingan Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"selingkuh-pkjs-ui-dengan-kepentingan-asing","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-08 11:42:23","post_modified_gmt":"2019-07-08 04:42:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5849","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5843,"post_author":"878","post_date":"2019-07-06 12:33:13","post_date_gmt":"2019-07-06 05:33:13","post_content":"\n

                                                                  Jika seseorang ditanya mengapa ia merokok, jawaban yang paling sering didengar: untuk relaksasi, teman rehat, rekan berkarya, dan semua hal yang mengalir ke muara bernama kenikmatan. Hampir semua berkutat di sekitar itu. Yang sedikit berbeda, ada juga yang menjawab supaya lebih enak ketika mengobrol dengan teman yang juga merokok, atau untuk mengusir hawa dingin yang mengepung tubuh.<\/p>\n\n\n\n

                                                                  Adalah Muhamad Sobary, seorang budayawan, penulis produktif, dan peneliti jempolan yang memiliki jawaban lain dari yang lain. Muhamad Sobary baru mulai merokok pada usia 59 tahun. Usia yang terlampau telat untuk memulai merokok. Di saat kebanyakan perokok lain memutuskan berhenti merokok di usia senja, laki-laki yang biasa disapa 'Kang Sob' ini malah baru mulai merokok.<\/p>\n\n\n\n

                                                                  Baca: Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                                                  Menurutnya, keputusan mulai merokok di usia senja Ia pilih sesaat setelah mengetahui seluk-beluk perang nikotin yang terjadi di bumi. Ragam bentuk isu mulai dari kesehatan, ekonomi, hingga isu lingkungan dijadikan alat oleh pemodal asing untuk merebut pasar rokok di negeri ini yang sepenuhnya dikuasai pengusaha dalam negeri lewat produk khas nusantara yang kerap disebut 'kretek'.<\/p>\n\n\n\n

                                                                  Bagi Kang Sob, merokok itu peristiwa politik. Merokok adalah aksi untuk melawan upaya pihak-pihak yang ingin merusak industri hasil tembakau (IHT) Indonesia. Dengan merokok, kita berpolitik, bukan sekadar berpolitik untuk IHT, namun berpolitik untuk petani tembakau, petani cengkeh, buruh tani, pekerja-pekerja di pabrik-pabrik rokok, hingga pedagang asongan. <\/p>\n\n\n\n

                                                                  Merokok itu sebuah bentuk keberpihakan. Berpihak pada nasib petani, berpihak kepada buruh tani dan pekerja pabrik, hingga akhirnya berpihak pada kedaulatan dan kemandirian bangsa lewat produk istimewa bernama kretek. Terang dan jelas dan lugas.<\/p><\/blockquote>\n\n\n\n

                                                                  Ada syarat yang mesti dipenuhi untuk bisa bersikap seperti Kang Sob bersikap ketika menikmati sebatang rokok kretek. Syarat itu adalah berada dekat dengan petani dan para pekerja di sektor IHT, merasakan hidup dan kehidupan mereka sehari-hari. Tanpa itu, sulit menerka bagaimana sensasi yang dirasakan ketika kita merokok dengan tujuan lelaku politik.<\/p>\n\n\n\n

                                                                  Dan itulah syarat yang dilalui Kang Sob hingga bisa merasakan ruh lelaku politik ketika Ia merokok. Bukan sekadar hidup dan berinteraksi lama dengan para petani tembakau, Kang Sob lebih jauh dari itu. Ia menuliskan kisah-kisah petani tembakau di Temanggung dalam disertasi doktoralnya\u2014kemudian diterbitkan penerbit KPG\u2014yang Ia beri judul 'Perlawanan Politik dan Puitik Petani Tembakau Temanggung'.<\/p>\n\n\n\n

                                                                  Baca: Ada Campur Tangan Bloomberg dalam Surat Edaran Menkes terkait Pemblokiran Iklan Rokok<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                                                  Usai membaca buku karya Kang Sob itu, saya lantas ingin merasakan langsung hidup dalam waktu cukup lama di lingkungan mereka yang menggantungkan hidup dari IHT. Merasakan perasaan yang dirasakan Kang Sob ketika merokok. Kesempatan itu pada akhirnya saya dapat di Munduk, Bali, dan Temanggung, Jawa Tengah, tempat Kang Sob melakukan riset untuk disertasinya.<\/p>\n\n\n\n

                                                                  Di Munduk, saya tinggal di rumah milik petani cengkeh, hidup berminggu-minggu di lingkungan yang mayoritasnya petani dan buruh tani cengkeh. Saya jalan-jalan ke kebun cengkeh. Melihat petani merawat kebun mereka. Saat panen tiba, saya datang ke kebun untuk melihat dari dekat cengkeh dipanen pekerja pemetik cengkeh. Pada momen-momen itu semua, kretek kerap menjadi teman saya dan para petani cengkeh di Munduk. Di sanalah saya merasakan dengan jernih seperti apa itu perasaan keberpihakan, perlawanan, dan lelaku politis lewat menikmati sebatang kretek.<\/p>\n\n\n\n

                                                                  Di Temanggung, lebih jauh lagi. Saya tak hanya melihat dari dekat bagaimana petani dan buruh tani menanam komoditas yang mendukung IHT. Di kabupaten yang diapit dua gunung itu, saya melihat secara langsung, bahkan menjadi salah satu pelaku yang mengelola manfaat IHT untuk keberlangsungan pendidikan anak-anak petani dan buruh tani tembakau lewat skema beasiswa. Di rumah-rumah petani di lereng gunung, di alun-alun kota, di kantor beasiswa KNPK, dan di banyak tempat lainnya di Temanggung, saya merasakan aktivitas merokok bukan sekadar untuk mengusir dingin cuaca pegunungan semata. Di sana saya mengekspresikan perlawanan lewat merokok. Melawan kesewenang-wenangan mereka anti-rokok yang hendak menghancurkan kehidupan banyak manusia.<\/p>\n","post_title":"Ekspresi Perlawanan Lewat Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"ekspresi-perlawanan-lewat-merokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-06 12:33:20","post_modified_gmt":"2019-07-06 05:33:20","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5843","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5841,"post_author":"877","post_date":"2019-07-05 12:42:06","post_date_gmt":"2019-07-05 05:42:06","post_content":"\r\n

                                                                  Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

                                                                  Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

                                                                  https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
                                                                  https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
                                                                  https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
                                                                  https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
                                                                  https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
                                                                  https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
                                                                  https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
                                                                  https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
                                                                  https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
                                                                  https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
                                                                  https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

                                                                  Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

                                                                  \"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

                                                                  Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

                                                                  Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

                                                                  Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

                                                                  Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

                                                                  Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

                                                                  Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

                                                                  Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

                                                                  Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

                                                                  Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

                                                                  Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

                                                                  Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_title":"Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"protes-petani-tembakau-temanggung-ke-kemkominfo","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2024-01-03 16:04:25","post_modified_gmt":"2024-01-03 09:04:25","post_content_filtered":"\r\n

                                                                  Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

                                                                  Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

                                                                  https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
                                                                  https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
                                                                  https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
                                                                  https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
                                                                  https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
                                                                  https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
                                                                  https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
                                                                  https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
                                                                  https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
                                                                  https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
                                                                  https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

                                                                  Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

                                                                  \"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

                                                                  Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

                                                                  Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

                                                                  Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

                                                                  Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

                                                                  Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

                                                                  Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

                                                                  Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

                                                                  Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

                                                                  Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

                                                                  Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

                                                                  Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5841","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5829,"post_author":"878","post_date":"2019-06-28 09:52:18","post_date_gmt":"2019-06-28 02:52:18","post_content":"\n

                                                                  Rokok, terutama rokok kretek, memberi inspirasi bagi banyak orang. Baik itu inspirasi ketika menikmati kretek atau usai menikmati rokok kretek, juga inspirasi dari produk rokok kreteknya. Lebih jauh dari itu, seluk-beluk dunia kretek mulai dari pertanian tembakau dan cengkeh, proses produksi kretek, transaksi dagang kretek, dan segala hal yang terkait dengan dunia perkretekan menginspirasi begitu banyak orang untuk berkarya dalam rupa-rupa bentuk karya.<\/p>\n\n\n\n

                                                                  Bagi para penikmat kretek sendiri, rupa-rupa pengalaman bersama kretek juga banyak datangkan kisah menarik. Yang paling kesohor tentu saja kisah K.H Agus Salim dengan diplomasi kreteknya yang membikin suasana di salah satu ruang istana kerajaan Inggris yang sebelumnya begitu kaku dan formil menjadi cair karenanya.<\/p>\n\n\n\n

                                                                  Baca: Sosiawan Leak Bercerita Soal Rokok dan Do\u2019a<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                                                  Bukan hanya K.H Agus Salim yang memiliki kisah kretek dengan luar negeri, ada banyak lainnya, salah satunya, Mahbub Djunaidi, tokoh Betawi, tokoh NU, wartawan jempolan, kolumnis produktif, dan banyak hal keren lainnya terkumpul dalam satu orang ini. Kekhasannya dalam menghasilkan karya tulis, mampu membikin tulisan bertema berat dalam kemasan humor dan enak dibaca, membikin hampir semua penulis Indonesia mengagumi tulisannya. Tulisan Mahbub Djunaidi terkait kretek, yang tayang di Koran Kompas pada 29 Maret 1987, lebih 32 tahun lalu, juga dikemas dalam suasana humor dan ringan dibaca namun sarat kritik yang menohok. <\/p>\n\n\n\n

                                                                  Tulisan Mahbub Djunaidi tentang kretek yang diberi judul \u2018Kretek\u2019 ini juga relevan dengan kondisi saat ini, bagaimana asing begitu mendikte negara ini dalam hal menyikapi rokok kretek. Lewat kaum anti-rokok pihak asing hendak menyingkirkan kretek. Secara halus, begitu halus, Mahbub Djunaidi mengkritik asing itu. Saya sadur seluruhnya saja tulisan Mahbub Djunaidi 32 tahun lalu itu di sini.<\/p>\n\n\n\n

                                                                  Kretek<\/h2>\n\n\n\n

                                                                  Oleh: Mahbub Djunaidi<\/p>\n\n\n\n

                                                                  Sekolah kolonialisme memang berbeda-beda. Yang satu lebih brutal dari yang lain, tapi dilihat dari bintang, hakikatnya sama: mempesiang bangsa lain sebagai usaha mencari sesuap nasi. Kolonial Inggris di daerah konsesi seperti Shanghai memperlakukan orang Cina tak lebih dari binatang. Di sebuah taman kota ada tulisan di pintu gerbangnya \u201cDilarang masuk: anjing dan orang Cina\u201d. Sampai sekarang tulisan itu tidak diangkat, agar generasi demi generasi mengerti betapa jahatnya sistem itu. Tapi, kolonial Belanda di negeri ini menganggap Cina lebih tinggi derajatnya dibanding\u00a0inlander<\/em>, penduduk anak negeri seperti kita-kita ini. Mereka membagi kereta api atau trem kota dalam tiga kelas. Kelas 1 khusus untuk orang Belanda. Kelas 2 untuk Cina dan Arab. Kelas 3 alias kelas kambing buat\u00a0inlander-inlander<\/em>\u00a0anak negeri.<\/p>\n\n\n\n

                                                                  Baca: Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                                                  Kecuali para nasionalis dan kaum pergerakan kebangsaan serta rakyat patriot yang bertekad merobohkan sistem itu, ada juga inlander <\/em>yang bersedia jadi budak untuk menggencet bangsa sendiri. Misalnya, para bupati dan pangreh praja yang jelek. Karena jiwanya memang dasar budak, dalam banyak hal mereka lebih nista dari tuannya sendiri. Dan karena jiwanya memang budak, mereka tak punya kepercayaan kepada kemampuan sendiri dan menganggap tuan asingnya bagai dewa putih yang berasal dari langit, dan dalam segala hal lebih unggul. Hubungan antara budak dan tuannya ini mirip dengan hubungan antara hewan sirkus dengan pelatihnya, menurut saja apa yang diperintahkan, dan meniru saja apa yang dicontohkan.<\/p>\n\n\n\n

                                                                  Sisa jiwa inlander<\/em> ini masih ada juga sedikit bayak di alam kemerdekaan. Pangreh praja yang punya kegemaran menginjak ke bawah dan menjilat ke atas pada dasarnya tetap kehinggapan pembawaan inlander<\/em> itu. Seorang yang senantiasa menganggap asing itu hebat dan senantiasa benar dan unggul, sebenarnya merupakan inlander <\/em>gaya baru, dan mengidap unsur-unsur budak. Bawahan yang menganggap atasannya selalu perlu ditiru dan \u201cdigugu<\/em>\u201d, tak peduli apapun yang dilakukannya, pada dasarnya punya tabiat orang jajahan, tak punya karakter bangsa mereka. Kerdil, penakut, melayang kemana angin bertiup, merupakan pakaian sehari-hari.<\/p>\n\n\n\n

                                                                  Sementara itu, jika seorang nyonya tidak sudi cangking tas kecuali merek Louis Vuitton walau bikinan Cibaduyut tak kalah bagusnya, berdandan dengan ramuan Yves Saint Laurent serta baju merek Calvin Klein, berkat dorongan anggapan bikinan asing itu dahsyat dan mampu naikkan gengsi, apakah terhadapnya kena pula julukan inlander<\/em> gaya baru?<\/p>\n\n\n\n

                                                                  Oh, bisa iya dan bisa juga bukan. Jangan-jangan sang nyonya memang patriot sejati, tapi karena kebanyakan uang menjadi sedikit bingung dan hilang keseimbangan. Atau seorang suami yang sudi memakai ikat pinggang merek Etienne Aigner dan domper merek Cartier dan hanya siap berangkat golf dengan kaos merek Lacosre, apakah inlander <\/em>gaya baru? juga bisa iya dan bisa juga tidak. Boleh jadi tokoh kita ini seorang pecinta tanah air berikut produksinya, tapi sekedar menjaga martabat dan gengsi, tak menjadi apa melekatkan barang-barang mahal ke tubuh satu-satunya.<\/p>\n\n\n\n

                                                                  Kawan saya yang tidak mau disebut inlander<\/em> baik gaya lama maupun baru, bertekad bulat kepingin menggunakan apa saja yang buatan dalam negeri, walau dia sama sekali tidak pernah ketemu Menteri Ginanjar Kartasasmita. Ia tidak merasa perlu memakai baju merek Charles Jourdan atau Lanvin, melainkan cukup bikinan Tegalparang yang tak beda dengan kemeja bikinan manapun di atas dunia. Ia tak merasa perlu pakai kaos merek Benetton karena produksi pinggiran kota Bandung sudah lebih dari cukup.<\/p>\n\n\n\n

                                                                  Dan untuk lebih membikin dia bukan inlander<\/em> yang kurang percaya harga diri sendiri, begitu mau berangkat ke luar negeri ia kempit berbungkus-bungkus rokok kretek, bukan Marlboro atau Camel atau Lucky Strike, yang kecuali untuk gengsi, asapnya biasa-biasa saja, tapi, begitu ia naik pesawat Air France, seorang pramugari menghampirinya.<\/p>\n\n\n\n

                                                                  \u201cMaaf, tuan hisap apa? Apa tuan hisap Hashish? Apa tuan sudi ganti rokok yang biasa-biasa saja?\u201d<\/p>\n\n\n\n

                                                                  \u201cini bukan hashish. Ini tembakau biasa campur cengkeh,\u201d jawab kawan saya. Dan karena tekadnya yang teguh mau menghisap rokok produksi negeri sendiri, kawan saya itu nekad hisap rokok kretek lagi di atas pesawat milik maskapai British Airways. Pada saat asapnya ngepul, datang lagi menghampiri seorang pramugari.<\/p>\n\n\n\n

                                                                  \u201cWah, bau apa itu? Apa ganja? Apa tuan bisa ganti yang lain saja? Para penumpang di sini idak biasa mengendus bau itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

                                                                  \u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

                                                                  Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

                                                                  Kompas, 29 Maret 1987
                                                                  <\/p>\n\n\n\n


                                                                  <\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

                                                                  Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

                                                                  Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

                                                                  Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

                                                                  Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                                                  Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

                                                                  Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

                                                                  Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

                                                                  Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

                                                                  Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

                                                                  Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

                                                                  Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
                                                                  <\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

                                                                  Paling Populer

                                                                  \n

                                                                  Terletak persis di bagian tengah Pulau Jawa, Kabupaten Temanggung di Jawa Tengah memiliki luas wilayah 870,65 km2. Terutaman terdiri dari kawasan pegunungan pada ketinggian 500--1.600 meter di atas permukaan laut, bersuhu rata-rata 20 \u2013 30? C.<\/p>\n\n\n\n

                                                                  Areal tembakau tersebar di 15 kecamatan. Membentang di kaki dan lereng tiga gunung, yaitu Gunung Sindoro, Gunung Sumbing dan Gunung Prahu, di dataran tinggi berhawa sejuk inilah terhampar ladang-ladang tembakau sebagai tanaman musiman yang menjadi salah satu sumber utama perekonomian daerah sekaligus masyarakat setempat.<\/p>\n\n\n\n

                                                                  Dengan jenis tanah, ketinggian, suhu, paparan sinar matahari dan ketersediaan air yang berbeda-beda, maka setiap kecamatan penghasil tembakau di Temanggung memiliki produktivitas lahan dan mutu daun tembakau yang beragam pula.<\/p>\n\n\n\n

                                                                  Baca: Mitologi Munculnya Srintil, Tembakau Terbaik dan Termahal di Dunia<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                                                  Namun demikian tembakau rajangan Temanggung dikenal memiliki kualitas yang baik dan nilai ekonomi yang tinggi dibandingkan jenis-jenis tembakau dari daerah lain. Oleh masyarakat setempat, khususnya pada jenis-jenis tembakau yang berasal dari daerah lereng timur Sumbing juga di sebagian kecil lereng Sindoro dan Prahu, seringkali lebih berfungsi sebagai pemberi rasa dan aroma (flavor grade<\/em>).<\/p>\n\n\n\n

                                                                  Tembakau jenis ini diibaratkan serupa lauk pada sepiring nasi. Tak heran masyarakat setempat secara lingua franca<\/em> menamainya \u201ctembakau lauk.\u201d Disebut demikian karena jenis ini memiliki rasa dan aroma khas.<\/p>\n\n\n\n

                                                                  Jenis ini berfungsi sebagai bahan racikan (bland<\/em>), di mana komposisi tembakau Temanggung berkisar antara 12--24% bercampur dengan beragam jenis tembakau lokal daerah lain untuk membuat sebuah produk kretek.<\/p>\n\n\n\n

                                                                  Jika cerutu Kuba baru diakui kualitasnya setelah dicampur tembakau Vuelta Abajo, maka kretek<\/em> produksi Indonesia belum absah sebagai kretek<\/em> terbaik jika tak mengandung tembakau Srinthil dari Temanggung. Tak heran Mark Hanusz dalam \u201cThe Culture and Heritage of Indonesia\u2019s Clove Cigarette\u201d<\/em> (2000) menjuluki tembakau lauk asal Temanggung itu sebagai \u2018Vuelta Abajo\u2019-nya Indonesia.<\/p>\n\n\n\n

                                                                  Bicara kualitas mutu tembakau sendiri dipengaruhi oleh posisi daun pada batang. Semakin tinggi posisi daunnya semakin tinggi mutunya. Makin tinggi posisi daun makin tinggi kadar nikotinnya. Juga semakin tinggi tempat tanamnya, maka umur tanaman menjadi semakin panjang. Semakin panjang umur tanaman tembakau, maka waktu untuk mengakumulasi nikotin juga semakin panjang. Ini mempengaruhi kadar nikotin dalam daun tembakau.<\/p>\n\n\n\n

                                                                  Sebutlah itu tembakau Lamuk<\/em>. Ini ialah jenis mutu tembakau terbaik. Dihasilkan di lereng utara dan timur Sumbing. Tembakau Lamsi juga berasal dari lereng utara dan timur gunung itu, kualitasnya berada di bawah jenis Lamuk. Tembakau Paksi berasal dari lahan tegal di lereng utara dan timur Sindoro.<\/p>\n\n\n\n

                                                                  Tembakau Toalo berasal dari lereng barat dan selatan Sumbing, berada di Desa Tegalrejo sampai Parakan. Tembakau Kidul berasal dari lereng timur Sumbing yang berbatasan dengan penghasil jenis Lamsi dan Tionggang. Jenis Tionggang atau juga biasa disebut tembakau sawah<\/em> dihasilkan dari lahan sawah di sebelah selatan dan tenggara Sindoro. Tembakau Swanbing adalah tembakau yang dihasilkan di lereng Prahu.<\/p>\n\n\n\n

                                                                  Nah<\/em>, posisi tembakau Srinthil berada di puncak hirarki dari tembakau lauk. Selama ini, fenomena Srinthil tercatat hanya biasa muncul di Desa Legoksari, Losari, Pagergunung, Pagersari, Tlilir, Wonosari, Bansari, Wonotirto, Banaran, Gandu, Gedegan dan Kemloko.<\/p><\/blockquote>\n\n\n\n

                                                                  Srinthil juga rasanya lebih berat. Hasil analisis Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat pada 2013 terhadap contoh tembakau Srinthil, ternyata memiliki kadar nikotin bervariasi antara 5,05%--7,58%.<\/p>\n\n\n\n

                                                                  Fenomena Srinthil hanya dapat muncul dari hasil tembakau yang dihasilkan di daerah dengan ketinggian di atas 800 m dpl. Akan tetapi tidak semua tempat di ketinggian itu serta-merta dapat menghasilkan Srinthil. Bahkan pada lahan yang sama di masa panen berbeda, bisa jadi pada suatu momen tertentu menghasilkan Srinthil tetapi pada momen lain ternyata tidak.<\/p>\n\n\n\n

                                                                  Berdasarkan penuturan petani, khususnya penghasil\u00a0Srinthil<\/em>, mutu istimewa itu hanya akan terjadi bila cuaca selama musim tanam tembakau sangat kering dan muncul dari jenis varitas tembakau lokal yang bernama\u00a0Kemloko<\/em>,\u00a0Kemloko 1<\/em>\u00a0dan\u00a0Kemloko 2<\/em>.<\/p>\n\n\n\n

                                                                  Baca: Tembakau Lauk dari Temanggung<\/p>\n\n\n\n

                                                                  Setelah daun tembakau itu dipetik dan digulung rapi, sebelum dirajang, petani di daerah-daerah tersebut di atas akan berharap-harap cemas bisa menghasilkan Srinthil. Pemeraman bertujuan mengubah warna daun dari hijau menjadi kuning sampai coklat. Muncul puthur kuning<\/em> saat diperam, demikian sering disebut oleh masyarakat lokal. Puthur kuning<\/em> yaitu semacam mikro organisme berwarna kuning dan mengeluarkan cairan dan aroma mirip alkohol.<\/p>\n\n\n\n

                                                                  Pemeraman sendiri merupakan proses fermentasi yang dikatalisir oleh enzim-enzim tertentu. Proses ini dilakukan secara alami, mengandalkan sumber energi hasil pemecahan pati menjadi gula dan selanjutnya gula menjadi CO2 dan H2O ditambah energi.<\/strong><\/p>\n\n\n\n

                                                                  Daun yang berpotensi menjadi Srinthil mulai diketahui setelah diperam lima hari. Daun itu berubah warna menjadi coklat kehitaman. Pemeraman akan diteruskan jika muncul tanda-bahwa menjadi Srinthil. Daun tembakau yang diperam itu tidak bakalan busuk, bila dirajang tidak menghasilkan struktur seperti serat tetapi menjadi hancur menggumpal, dan bila telah kering berwarna coklat kehitaman sampai hitam cerah dan mengkilat.<\/p>\n\n\n\n

                                                                  Pada \u201ctembakau temanggungan\u201d demikian lazim disebut, kualitas mutu rendah yang berasal dari daun posisi bawah cenderung memiliki warna hijau kekuningan cerah; sedang semakin tinggi mutunya yang berasal dari daun posisi atas maka warnanya juga cenderung menjadi makin kehitaman bahkan hitam berkilat (bahasa Jawa: \u201cnyamber lilen\u201d<\/em>).<\/p>\n\n\n\n

                                                                  Kualitas mutu yang berbeda juga berpengaruh pada harga yang berbeda. Jika harga rerata tembakau per kilogram di Temanggung berkisar antara Rp40.000 hingga Rp125.000, maka untuk jenis Srinthil harganya bisa berkisar antara  Rp600.000 hingga 1 juta.<\/p>\n\n\n\n

                                                                  Secara keseluruhan, merujuk pada buku yang berjudul Kretek\u2014Kajian Ekonomi dan Budaya 4 Kota<\/em> diestimasi, peredaran uang selama musim penanaman hingga masa panen di Temanggung mencapai lebih dari 2 triliun. Angka ini tentu sangat fantastis, melebihi buget APBD Kabupaten Temanggung pada 2018.<\/p>\n\n\n\n

                                                                  Sejauh ini, ilmu pengetahuan modern, khususnya di pusat-pusat penelitian budidaya tembakau, secara saintifik memang belum mampu mengungkap secara ilmiah rahasia dari kemunculan sang primadona itu. Berbagai eksperimen untuk menghasilkan tembakau dengan kualitas mutu Srinthil<\/em> tentu telah dilakukan berulang kali.<\/h4>\n\n\n\n

                                                                  Dengan memanfaatkan mikroorganisme yakni puthur kuning<\/em>, yaitu dengan mekanisme diisolasi, inokulasi dan disemprotkan ke daun tembakau, tapi ternyata hasilnya tetap saja nisbi tidak terjadi. Mikroorganisme itu tak berhasil berkembang sehingga pemeraman daun tembakau itu akhirnya juga tidak berhasil mengeluakan kualitas mutu Srinthil. Ya, selalu gagal.<\/p>\n\n\n\n

                                                                  Karena kualitas mutu Srinthil tidak bisa diciptakan, maka kedatangan si primadona ini oleh masyarakat Temanggung sering dilekatkan dengan aspek mistik. Konon, daun tembakau yang bakal menjadi Srinthil itu, pada malam hari akan tampak mengeluarkan cahaya kuning di kegelapan.<\/p>\n\n\n\n

                                                                  Sebagian masyarakat petani percaya, cahaya itu diturunkan oleh para dewa di langit. Srinthil bagi mereka adalah suatu \u2018pulung\u2019 <\/em>atau \u2018ndaru rigen\u2019<\/em>, sebuah keberuntungan atau berkah yang tidak dapat direncanakan oleh manusia dan semata terjadi karena kuasa Tuhan.<\/p>\n","post_title":"Primadona Itu Bernama Srinthil","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"primadona-itu-bernama-srinthil","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-12 10:42:26","post_modified_gmt":"2019-07-12 03:42:26","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5855","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5849,"post_author":"877","post_date":"2019-07-08 11:42:15","post_date_gmt":"2019-07-08 04:42:15","post_content":"\n

                                                                  Dari tahun 2007 hingga pertengahan 2015, terdeteksi banyak organisasi jumlahlnya kurang lebih 20an organisasi, lembaga penelitian pemerintah maupun kemasyaratan hingga keagaman yang ada di Indonesia, justru membawa agenda titipan asing, dengan program pengendalian tembakau. Melalui Bloomberg Initiative, kucuran dana itu sampai mengalir. Sebab, Indonesia dijadikan salah satu target utama karena tembakau yang ada 100% sebagai bahan dasar rokok kretek. Sedangkan asing dalam hal ini Bloomberg Initiative punya keinginan berbeda, yaitu mengusai bahan nikotin yang ada di daun tembakau. <\/p>\n\n\n\n

                                                                  Adanya kucuran dana yang menyuburkan dari Bloomberg Initiative, menjadikan organisasi atau lembaga di Indonesia  yang tidak memiliki jiwa potriotisme akan berlomba-lomba untuk mendapatkan dana tersebut. Bahkan ada juga organisasi yang menamakan diri sebagai pusat kajian sosial di bawah Universitas terkemuka di Indonesia, rela bekerjasama dengan Bloomberg Initiative. Seperti halnya Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia disingkat PKJS UI, yang dipromotori oleh Prof. dr. Hasbullah Thabrani, MPH dan kawan-kawan. <\/p>\n\n\n\n

                                                                  PKJS UI berdiri pada tanggal 14 September 2015, tujuannya sangat mulia, yaitu untuk menjembatani kebutuhan pusat penelitian jaminan sosial berbasis akademik, dan fokus pada program jaminan sosial di Indonesia. PKJS UI ini, sebagai langkah awal untuk persiapan membuat program Magister Jaminan Sosial di Indonesia. Semestinya PKJS UI, sebagai organisasi atau pusat kajian yang lahir dan berkembang di Indonesia, wajib memberikan perlindungan sosial terhadap seluruh masyarakat Indonesia, tidak terkecuali masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada sektor pertembakaun. <\/p>\n\n\n\n

                                                                  Dari hulu hingga hilir, ada sekitar 6,1juta jiwa serapan tenaga kerja pertembakauan, baik sebagai petani tembakau, petani cengkeh dan buruh\/karyawan rokok kretek. Perkebunan tembakau tersebar di 15 provinsi dan perkebunan cengkeh ada di 30 provinsi. Sektor pertembakauan mampu memberikan sumbangan APBN 8.92%, prosentasi yang fantastis dibanding pemasukan minyak dan gas (migas) yang hanya mampu 3.03%. <\/p>\n\n\n\n

                                                                  Tidak hanya itu, sektor pertembakauan di Indonesia punya sejarah panjang memiliki fungsi sosial dan budaya dalam kehidupan masyarakat. Satu-satunya sektor perdagangan yang mampu bertahan dimasa penjajahan disaat perekonomian bangsa Indonesia hancur. Pertembakauan sektor yang paling mandiri dari hulu hingga hilir, tidak pernah sekalipun mendapatkan subsidi dari Negara. Yang ada sebaliknya, Negara selalu meminta keuntungan lebih, dan tanpa modal. Sektor pertembakauan tahan krisis dan memiliki multiplier effect<\/em>, artinya usaha lain maju dan berkembang sangat dipengaruhi keberadaan pertembakauan. Dampak langsung, semisal di Temanggung banyak pengrajin keranjang yang bisa menikmati hasilnya saat panen tembakau. Di Kudus, dari percetakan hingga pasar tradisional menjadi ramai ketika permintaan rokok kretek meningkat. <\/p>\n\n\n\n

                                                                  1. Roadmap Upaya Pengendalian Belanja Rokok dari Dana Bantuan Sosial (Januari 2019)<\/li>
                                                                  2. Bantuan Sosial, Rokok dan Indikator Sosial Ekonomi di Indonesia (Januari 2019)<\/li>
                                                                  3. Dukungan Publik Terhadap Kenaikan Cukai Rokok untuk Pendanaan JKN (Agustus 2018)<\/li>
                                                                  4. Dukungan Publik Terhadap Kenaikan Harga Rokok (Juli 2018)<\/li>
                                                                  5. Perilaku Merokok Orang Tua dan Dampaknya Terhadap Stunting, Kecerdasan, dan Kemiskinan: Bukti Empiris dari Data Panel IFLS (Juni 2018)<\/li><\/ol>\n\n\n\n

                                                                    Bloomberg Initiative, adalah program filantropis yang dilakukan oleh pengusaha media dan layanan data keuangan berbasis di Amerika Serikat bernama Michael Bloomberg. Pada tahun 2006, ia mendonasikan uangnya sebesar 125 juta dolar AS dan pada tahun 2008 berjumlah 250 juta dolar AS untuk pendanaan kegiatan pengendalian tembakau, termasuk di Indonesia. Tiap tahunnya besaran donasi selalu meningkat.<\/p>\n\n\n\n

                                                                    Donasi tersebut tidak murni sumbangan, ada muatan dan hubungannya dengan farmasi, melalui sahabat karibnya sekaligus penasihatnya bernama William R. Brody menjabat sebagai direktur Novartis. Berawal dari hasil penelitian lembaga kesehatan modern di Amerika, Surgeon General, bahwa nikotin pada tembakau dapat membuat ketergantuangan. Oleh ahli farmakologi, nikotin pada tembakau banyak manfaat untuk obat terapi dan pengobatan. Lain itu, nikotin pada tembakau sangat bermanfaat sebagai obat nyeri, gelisah, depresi dan juga dapat meningkatkan konsentrasi. <\/p>\n\n\n\n

                                                                    Melihat dari manfaat nikotin dalam tembakau inilah memunculkan niat pengambilalihan bisnis nikotin pada tembakau. Namun sayangnya, niatan itu belum terwujud, karena penggunaan tembakau masih terkuasai oleh industri rokok.  Selain kebutuhan tembakau untuk bahan dasar rokok masih relative besar, juga tidak bisa menyaingi pabrikan rokok perihal harga pembelian tembakau. <\/p>\n\n\n\n

                                                                    Untuk itu, isu yang digulirkan adalah memerangi atau mengendalikan tembakau, bahkan sampai bagaimana caranya agar tembakau tidak dibuat bahan baku rokok. Satu-satunya jalan bersekutu dengan industri farmasi. Dilanjutkan berhasil memasukkan agenda kerangka kebijakan international dalam organisasi kesehatan dunia (WHO). Upaya pengambilalihan bisnis nikotin tersebut sebetulnya terjadi di berbagai Negara, termasuk Indonesia. Aliran dana digelontorkan besar-besaran mengalir ke lembaga-lembaga kesehatan, organisasi masyarakat bahkan sampai lembaga keagamaan, inilah yang dinamai politik dagang tingkat tinggi.<\/p>\n\n\n\n

                                                                    Untuk itu, marilah lembaga-lembaga, atau kajian-kajian yang lahir dan berkembang di Indonesia, agar lebih sensitif dan peka, mendahulukan kepentingan nasional dari pada kepentingan asing. Melindungi kepentingan masyarakat pribumi lebih penting dari pada melindungi kepentingan dagang asing. Jiwa nasionalisme dan patriotik sangat dibutuhkan untuk membangun bangsa menuju masa depan yang lebih baik.   
                                                                    <\/p>\n","post_title":"Selingkuh PKJS UI dengan Kepentingan Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"selingkuh-pkjs-ui-dengan-kepentingan-asing","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-08 11:42:23","post_modified_gmt":"2019-07-08 04:42:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5849","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5843,"post_author":"878","post_date":"2019-07-06 12:33:13","post_date_gmt":"2019-07-06 05:33:13","post_content":"\n

                                                                    Jika seseorang ditanya mengapa ia merokok, jawaban yang paling sering didengar: untuk relaksasi, teman rehat, rekan berkarya, dan semua hal yang mengalir ke muara bernama kenikmatan. Hampir semua berkutat di sekitar itu. Yang sedikit berbeda, ada juga yang menjawab supaya lebih enak ketika mengobrol dengan teman yang juga merokok, atau untuk mengusir hawa dingin yang mengepung tubuh.<\/p>\n\n\n\n

                                                                    Adalah Muhamad Sobary, seorang budayawan, penulis produktif, dan peneliti jempolan yang memiliki jawaban lain dari yang lain. Muhamad Sobary baru mulai merokok pada usia 59 tahun. Usia yang terlampau telat untuk memulai merokok. Di saat kebanyakan perokok lain memutuskan berhenti merokok di usia senja, laki-laki yang biasa disapa 'Kang Sob' ini malah baru mulai merokok.<\/p>\n\n\n\n

                                                                    Baca: Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                                                    Menurutnya, keputusan mulai merokok di usia senja Ia pilih sesaat setelah mengetahui seluk-beluk perang nikotin yang terjadi di bumi. Ragam bentuk isu mulai dari kesehatan, ekonomi, hingga isu lingkungan dijadikan alat oleh pemodal asing untuk merebut pasar rokok di negeri ini yang sepenuhnya dikuasai pengusaha dalam negeri lewat produk khas nusantara yang kerap disebut 'kretek'.<\/p>\n\n\n\n

                                                                    Bagi Kang Sob, merokok itu peristiwa politik. Merokok adalah aksi untuk melawan upaya pihak-pihak yang ingin merusak industri hasil tembakau (IHT) Indonesia. Dengan merokok, kita berpolitik, bukan sekadar berpolitik untuk IHT, namun berpolitik untuk petani tembakau, petani cengkeh, buruh tani, pekerja-pekerja di pabrik-pabrik rokok, hingga pedagang asongan. <\/p>\n\n\n\n

                                                                    Merokok itu sebuah bentuk keberpihakan. Berpihak pada nasib petani, berpihak kepada buruh tani dan pekerja pabrik, hingga akhirnya berpihak pada kedaulatan dan kemandirian bangsa lewat produk istimewa bernama kretek. Terang dan jelas dan lugas.<\/p><\/blockquote>\n\n\n\n

                                                                    Ada syarat yang mesti dipenuhi untuk bisa bersikap seperti Kang Sob bersikap ketika menikmati sebatang rokok kretek. Syarat itu adalah berada dekat dengan petani dan para pekerja di sektor IHT, merasakan hidup dan kehidupan mereka sehari-hari. Tanpa itu, sulit menerka bagaimana sensasi yang dirasakan ketika kita merokok dengan tujuan lelaku politik.<\/p>\n\n\n\n

                                                                    Dan itulah syarat yang dilalui Kang Sob hingga bisa merasakan ruh lelaku politik ketika Ia merokok. Bukan sekadar hidup dan berinteraksi lama dengan para petani tembakau, Kang Sob lebih jauh dari itu. Ia menuliskan kisah-kisah petani tembakau di Temanggung dalam disertasi doktoralnya\u2014kemudian diterbitkan penerbit KPG\u2014yang Ia beri judul 'Perlawanan Politik dan Puitik Petani Tembakau Temanggung'.<\/p>\n\n\n\n

                                                                    Baca: Ada Campur Tangan Bloomberg dalam Surat Edaran Menkes terkait Pemblokiran Iklan Rokok<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                                                    Usai membaca buku karya Kang Sob itu, saya lantas ingin merasakan langsung hidup dalam waktu cukup lama di lingkungan mereka yang menggantungkan hidup dari IHT. Merasakan perasaan yang dirasakan Kang Sob ketika merokok. Kesempatan itu pada akhirnya saya dapat di Munduk, Bali, dan Temanggung, Jawa Tengah, tempat Kang Sob melakukan riset untuk disertasinya.<\/p>\n\n\n\n

                                                                    Di Munduk, saya tinggal di rumah milik petani cengkeh, hidup berminggu-minggu di lingkungan yang mayoritasnya petani dan buruh tani cengkeh. Saya jalan-jalan ke kebun cengkeh. Melihat petani merawat kebun mereka. Saat panen tiba, saya datang ke kebun untuk melihat dari dekat cengkeh dipanen pekerja pemetik cengkeh. Pada momen-momen itu semua, kretek kerap menjadi teman saya dan para petani cengkeh di Munduk. Di sanalah saya merasakan dengan jernih seperti apa itu perasaan keberpihakan, perlawanan, dan lelaku politis lewat menikmati sebatang kretek.<\/p>\n\n\n\n

                                                                    Di Temanggung, lebih jauh lagi. Saya tak hanya melihat dari dekat bagaimana petani dan buruh tani menanam komoditas yang mendukung IHT. Di kabupaten yang diapit dua gunung itu, saya melihat secara langsung, bahkan menjadi salah satu pelaku yang mengelola manfaat IHT untuk keberlangsungan pendidikan anak-anak petani dan buruh tani tembakau lewat skema beasiswa. Di rumah-rumah petani di lereng gunung, di alun-alun kota, di kantor beasiswa KNPK, dan di banyak tempat lainnya di Temanggung, saya merasakan aktivitas merokok bukan sekadar untuk mengusir dingin cuaca pegunungan semata. Di sana saya mengekspresikan perlawanan lewat merokok. Melawan kesewenang-wenangan mereka anti-rokok yang hendak menghancurkan kehidupan banyak manusia.<\/p>\n","post_title":"Ekspresi Perlawanan Lewat Merokok","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"ekspresi-perlawanan-lewat-merokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-07-06 12:33:20","post_modified_gmt":"2019-07-06 05:33:20","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5843","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5841,"post_author":"877","post_date":"2019-07-05 12:42:06","post_date_gmt":"2019-07-05 05:42:06","post_content":"\r\n

                                                                    Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

                                                                    Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

                                                                    https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
                                                                    https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
                                                                    https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
                                                                    https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
                                                                    https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
                                                                    https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
                                                                    https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
                                                                    https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
                                                                    https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
                                                                    https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
                                                                    https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

                                                                    Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

                                                                    \"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

                                                                    Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

                                                                    Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

                                                                    Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

                                                                    Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

                                                                    Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

                                                                    Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

                                                                    Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

                                                                    Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

                                                                    Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

                                                                    Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

                                                                    Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_title":"Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"protes-petani-tembakau-temanggung-ke-kemkominfo","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2024-01-03 16:04:25","post_modified_gmt":"2024-01-03 09:04:25","post_content_filtered":"\r\n

                                                                    Bersama petani tembakau lainnya dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), petani tembakau Temanggung memprotes ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) di Jakarta, atas isu akan ada pemblokiran iklan rokok di internet yang dianggap akan berdampak ke petani tembakau di seluruh Indonesia.<\/p>\r\n

                                                                    Protes di atas terjadi pada hari selasa tanggal 2 Juli 2019, di kantor Kemkominfo dan ditemui bagian Dirjen Aplikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Sekiranya protes petani tembakau yang di dampingi KNPK, telah dirilis dan diunggah kurang lebih 11 situs, yaitu:<\/p>\r\n

                                                                    https:\/\/sains.kompas.com\/read\/2019\/07\/02\/200500423\/kemkominfo-tanggapi-protes-larangan-iklan-rokok-knpk
                                                                    https:\/\/m.merdeka.com\/teknologi\/knpk-temui-kemkominfo-bahas-pemblokiran-iklan-rokok-di-internet.html
                                                                    https:\/\/www.viva.co.id\/digital\/digilife\/1162034-blokir-iklan-rokok-di-internet-tindakan-tak-bijaksana
                                                                    https:\/\/www.wowkeren.com\/berita\/tampil\/00262777.html
                                                                    https:\/\/www.antaranews.com\/berita\/937884\/knpk-dukung-kominfo-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-peraturan
                                                                    https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/amp\/2019\/07\/02\/larangan-iklan-rokok-di-internet-rugikan-petani-tembakau-knpk-minta-penjelasan-kemenkominfo
                                                                    https:\/\/jakarta.tribunnews.com\/2019\/07\/02\/iklan-rokok-dilarang-di-internet-petani-tembakau-terancam-merugi
                                                                    https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425844\/technology\/blokir-iklan-rokok-di-internet-kominfo-dinilai-gegabah
                                                                    https:\/\/www.alinea.id\/nasional\/pemblokiran-iklan-rokok-dinilai-rugikan-petani-tembakau-dan-media-b1Xjh9lmL
                                                                    https:\/\/www.gatra.com\/detail\/news\/425901\/technology\/kominfo-pemblokiran-iklan-rokok-mengacu-pp
                                                                    https:\/\/www.google.com\/amp\/amp.kontan.co.id\/news\/kominfo-tegaskan-hanya-blokir-iklan-rokok-yang-tak-sesuai-aturan<\/p>\r\n

                                                                    Protes Petani Tembakau Temanggung ke Kemkominfo<\/h3>\r\n

                                                                    \"Pada intinya protes petani tembakau<\/a> terhadap Kemkominfo, atas akan diberlakukannya pemblokiran iklan rokok di internet yang nantinya disinyalir akan sangat berdampak negatif bagi petani tembakau di Indonesia umumnya, khususnya bagi petani tembakau Temanggung,\" kata Sumedi seorang petani asal Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.<\/p>\r\n

                                                                    Sumedi, salah satu petani tembakau yang melek akan teknologi informasi. Melalui handphone<\/em> (HP) nya, ia mendapatkan informasi bahwa iklan rokok di internet akan diblokir oleh Kominfo atas surat permintaan Kementrian Kesehatan, dan kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan crawling ditemukan ada 114 kanal facebook, instragram dan YouTube yang memuat iklan rokok. Apa yang telah dilakukan Kominfo, menurutnya, tidak adil, karena hanya berdasar dari permintaan Kemenkes. Sedangkan dasar Kemenkes tidak merujuk aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Seperti, tidak ada kata pemblokiran, hanya saja ada aturan.<\/p>\r\n

                                                                    Melihat isu pemblokiran yang terus bergulir, Medi panggilan akrabnya, merasa khawatir akan berdampak terhadap pembelian tembakau ke petani. Apalagi bulan Juli dan Agustus mendekati masa panen tembakau. Karena, dipastikan jika penjualan rokok kretek menurun, pabrikan rokok kretek akan turun kuota pembelian tembakaunya. Hanya keberadaan pabrikan rokok kreteklah yang selama ini berani membeli tembakau petani dengan harga tinggi, lainnya tidak ada sama sekali.<\/p>\r\n

                                                                    Hal ini, ada kaitannya dengan pemblokiran iklan rokok, menurut Sumedi. Kalau iklan rokok di internet diblokir yang sangat merasakan kerugiannya adalah petani tembakau. Alasannya: pertama; karena petani modalnya kecil beda pabrikan yang punya modal besar bisa beralih ke perdagangan lain, seperti kopi dan lain sebagainya. Kedua; lahan dan tanah rata-rata yang dimiliki petani tembakau di Temanggung tidaklah seproduktif seperti lahan pertanian atau perkebunan di daerah lain. Hanya dengan tanaman tembakaulah petani di Temanggung rata-rata mendapatkan nilai ekonomi tinggi dibanding dengan menanam tanaman lain.<\/p>\r\n

                                                                    Tanaman Tembakau Adalah Warisan Nenek Moyang<\/h3>\r\n

                                                                    Sebenarnya, petani tembakau di Temanggung juga menanam tanaman lain di bulan-bulan sela setelah memanen tembakau. Ada cabe, jahe, kacang, padi dan lain sebagainya. Namun, hasilnya hanya untuk kebutuhan kecil, sedangkan kebutuhan besar, seperti menyekolahkan anak, bangun rumah, punya khajat nikahan atau sejenisnya, petani di Temanggung mengandalkan tanaman tembakau, dan mungkin keadaan ini, sama dengan di daerah pertanian tembakau lainnya. Rata-rata tanah yang ditanami tanaman tembakau di bumi pertiwi ini hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi lebih dengan tanaman tembakau. Inilah bagi petani tembakau menamai sebagai tanah kearifan lokal. Artinya, para petani merasa bersyukur tanahnya masih bisa ditanami dan menghasilkan, walaupun hanya tembakau. Kondisi tanah kurang air atau tidak bisa di aliri air, bahkan tandus. Ditanami tanaman apapun pastinya hasilnya jelek dan nilainya rendah, tidak seperti tanaman tembakau, pengakuan Medi.<\/p>\r\n

                                                                    Para petani tembakau di Temanggung sadar akan keadaan tanah yang dimilikinya, makanya mereka tidak mengeluh ataupun iri dengan daerah lain, yang tanahnya cocok untuk semua jenis tanaman dan menghasilkan. Mereka tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan, termasuk keberadaan tembakau. Rasa syukurnya, selain melakukan do\u2019a dan ritual, juga akan selalu menanam, merawat dan menjaga tradisi tanaman tembakau. Walaupun keberadaan tanaman tembakau sampai detik ini di Indonesia, selalu dimusuhi oleh orang-orang anti tembakau dan anti rokok, dengan dalih kesehatan yang dipromotori oleh rezim Kementerian Kesehatan.<\/p>\r\n

                                                                    Apakah mereka tidak mendengar, bahwa tanaman tembakau warisan nenek moyang untuk pengobatan. Andai saja tanaman tembakau tidak bermanfaat bagi manusia, tentunya nenek moyang kita tidak akan mewariskan pada kita, dan tidak akan dibudidayakan. Apakah mereka tidak melihat, kalau jenis tanah untuk tembakau beda dengan jenis tanah lainnya. Sifat tanahnya yang sulit untuk tanaman selain tembakau.<\/p>\r\n

                                                                    Apakah mereka tidak membaca, nilai ekonomi tembakau lebih besar dari tanaman lainnya, di daerah pertanian tembakau. dan hasil dari tembakau menyumbang pemasukan keuangan Negara, bahkan menyumbang defisit dengan membayar tunggakan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia. Keadaan ini, petani tembakau sangat iklas demi kepentingan dan kemajuan bangsa. Akan tetapi, hasil dari tembakau berupa pungutan pajak, jika dipergunakan untuk memerangi pertembakauan, sungguh na\u00eff dan tidak berprikemanusiaan. Jika demikian adanya, melemahkan pengamalan Pancasila sila ke dua berbunyi \u201cKemanusiaan yang adil dan beradab\u201d. Yang kemudian, akan melemahkan ideologi dasar Negara, yang merupakan rumusan dan pedoman berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.<\/p>\r\n

                                                                    Harapan Petani Tembakau Temanggung<\/h3>\r\n

                                                                    Harapan Pak Sumedi, agar pemerintah memperhatikan keberadaan petani tembakau, jangan hanya mau duitnya, tapi keberlanjutan pertembakaun di Indonesia dari hulu hingga hilir diutamakan. Bagi masyarakat luas baik yang pro maupun yang kontra agar melek akan kondisi para petani tembakau yang nyatanya demikian. Kita ini hidup bersama, berdampingan, di bumi.<\/p>\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

                                                                    Nusantara, harusnya saling menghormati satu sama lain, yang pro rokok wajib menghormati yang tidak merokok di tempat-tempat yang telah ditentukan, sebaliknya yang tidak merokok harusnya menghormati yang merokok. Umpama, perokok hanya dikasih ruang atau dipersilahkan ke ruangan merokok yang layak, pastilah perokok<\/a> sangat senang. Tidak malah terjadi hujat, menghujat, sehingga terjadi permusuhan. Dan anehnya lagi, hujatan dari anti rokok sangat dipengaruhi kepentingan asing dan kepentingan politik dagang luar negeri. Jadi sebaiknya, bagi orang Indonesia, marilah kita bersama membangun Bangsa dan Negara, tidak ada pro rokok tidak ada kontra rokok, saling menghormati satu sama lain. Karena sesungguhnya sudah selesai perseteruan antara 01 dan 02, salam damai semua.<\/p>\r\n","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5841","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5829,"post_author":"878","post_date":"2019-06-28 09:52:18","post_date_gmt":"2019-06-28 02:52:18","post_content":"\n

                                                                    Rokok, terutama rokok kretek, memberi inspirasi bagi banyak orang. Baik itu inspirasi ketika menikmati kretek atau usai menikmati rokok kretek, juga inspirasi dari produk rokok kreteknya. Lebih jauh dari itu, seluk-beluk dunia kretek mulai dari pertanian tembakau dan cengkeh, proses produksi kretek, transaksi dagang kretek, dan segala hal yang terkait dengan dunia perkretekan menginspirasi begitu banyak orang untuk berkarya dalam rupa-rupa bentuk karya.<\/p>\n\n\n\n

                                                                    Bagi para penikmat kretek sendiri, rupa-rupa pengalaman bersama kretek juga banyak datangkan kisah menarik. Yang paling kesohor tentu saja kisah K.H Agus Salim dengan diplomasi kreteknya yang membikin suasana di salah satu ruang istana kerajaan Inggris yang sebelumnya begitu kaku dan formil menjadi cair karenanya.<\/p>\n\n\n\n

                                                                    Baca: Sosiawan Leak Bercerita Soal Rokok dan Do\u2019a<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                                                    Bukan hanya K.H Agus Salim yang memiliki kisah kretek dengan luar negeri, ada banyak lainnya, salah satunya, Mahbub Djunaidi, tokoh Betawi, tokoh NU, wartawan jempolan, kolumnis produktif, dan banyak hal keren lainnya terkumpul dalam satu orang ini. Kekhasannya dalam menghasilkan karya tulis, mampu membikin tulisan bertema berat dalam kemasan humor dan enak dibaca, membikin hampir semua penulis Indonesia mengagumi tulisannya. Tulisan Mahbub Djunaidi terkait kretek, yang tayang di Koran Kompas pada 29 Maret 1987, lebih 32 tahun lalu, juga dikemas dalam suasana humor dan ringan dibaca namun sarat kritik yang menohok. <\/p>\n\n\n\n

                                                                    Tulisan Mahbub Djunaidi tentang kretek yang diberi judul \u2018Kretek\u2019 ini juga relevan dengan kondisi saat ini, bagaimana asing begitu mendikte negara ini dalam hal menyikapi rokok kretek. Lewat kaum anti-rokok pihak asing hendak menyingkirkan kretek. Secara halus, begitu halus, Mahbub Djunaidi mengkritik asing itu. Saya sadur seluruhnya saja tulisan Mahbub Djunaidi 32 tahun lalu itu di sini.<\/p>\n\n\n\n

                                                                    Kretek<\/h2>\n\n\n\n

                                                                    Oleh: Mahbub Djunaidi<\/p>\n\n\n\n

                                                                    Sekolah kolonialisme memang berbeda-beda. Yang satu lebih brutal dari yang lain, tapi dilihat dari bintang, hakikatnya sama: mempesiang bangsa lain sebagai usaha mencari sesuap nasi. Kolonial Inggris di daerah konsesi seperti Shanghai memperlakukan orang Cina tak lebih dari binatang. Di sebuah taman kota ada tulisan di pintu gerbangnya \u201cDilarang masuk: anjing dan orang Cina\u201d. Sampai sekarang tulisan itu tidak diangkat, agar generasi demi generasi mengerti betapa jahatnya sistem itu. Tapi, kolonial Belanda di negeri ini menganggap Cina lebih tinggi derajatnya dibanding\u00a0inlander<\/em>, penduduk anak negeri seperti kita-kita ini. Mereka membagi kereta api atau trem kota dalam tiga kelas. Kelas 1 khusus untuk orang Belanda. Kelas 2 untuk Cina dan Arab. Kelas 3 alias kelas kambing buat\u00a0inlander-inlander<\/em>\u00a0anak negeri.<\/p>\n\n\n\n

                                                                    Baca: Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                                                    Kecuali para nasionalis dan kaum pergerakan kebangsaan serta rakyat patriot yang bertekad merobohkan sistem itu, ada juga inlander <\/em>yang bersedia jadi budak untuk menggencet bangsa sendiri. Misalnya, para bupati dan pangreh praja yang jelek. Karena jiwanya memang dasar budak, dalam banyak hal mereka lebih nista dari tuannya sendiri. Dan karena jiwanya memang budak, mereka tak punya kepercayaan kepada kemampuan sendiri dan menganggap tuan asingnya bagai dewa putih yang berasal dari langit, dan dalam segala hal lebih unggul. Hubungan antara budak dan tuannya ini mirip dengan hubungan antara hewan sirkus dengan pelatihnya, menurut saja apa yang diperintahkan, dan meniru saja apa yang dicontohkan.<\/p>\n\n\n\n

                                                                    Sisa jiwa inlander<\/em> ini masih ada juga sedikit bayak di alam kemerdekaan. Pangreh praja yang punya kegemaran menginjak ke bawah dan menjilat ke atas pada dasarnya tetap kehinggapan pembawaan inlander<\/em> itu. Seorang yang senantiasa menganggap asing itu hebat dan senantiasa benar dan unggul, sebenarnya merupakan inlander <\/em>gaya baru, dan mengidap unsur-unsur budak. Bawahan yang menganggap atasannya selalu perlu ditiru dan \u201cdigugu<\/em>\u201d, tak peduli apapun yang dilakukannya, pada dasarnya punya tabiat orang jajahan, tak punya karakter bangsa mereka. Kerdil, penakut, melayang kemana angin bertiup, merupakan pakaian sehari-hari.<\/p>\n\n\n\n

                                                                    Sementara itu, jika seorang nyonya tidak sudi cangking tas kecuali merek Louis Vuitton walau bikinan Cibaduyut tak kalah bagusnya, berdandan dengan ramuan Yves Saint Laurent serta baju merek Calvin Klein, berkat dorongan anggapan bikinan asing itu dahsyat dan mampu naikkan gengsi, apakah terhadapnya kena pula julukan inlander<\/em> gaya baru?<\/p>\n\n\n\n

                                                                    Oh, bisa iya dan bisa juga bukan. Jangan-jangan sang nyonya memang patriot sejati, tapi karena kebanyakan uang menjadi sedikit bingung dan hilang keseimbangan. Atau seorang suami yang sudi memakai ikat pinggang merek Etienne Aigner dan domper merek Cartier dan hanya siap berangkat golf dengan kaos merek Lacosre, apakah inlander <\/em>gaya baru? juga bisa iya dan bisa juga tidak. Boleh jadi tokoh kita ini seorang pecinta tanah air berikut produksinya, tapi sekedar menjaga martabat dan gengsi, tak menjadi apa melekatkan barang-barang mahal ke tubuh satu-satunya.<\/p>\n\n\n\n

                                                                    Kawan saya yang tidak mau disebut inlander<\/em> baik gaya lama maupun baru, bertekad bulat kepingin menggunakan apa saja yang buatan dalam negeri, walau dia sama sekali tidak pernah ketemu Menteri Ginanjar Kartasasmita. Ia tidak merasa perlu memakai baju merek Charles Jourdan atau Lanvin, melainkan cukup bikinan Tegalparang yang tak beda dengan kemeja bikinan manapun di atas dunia. Ia tak merasa perlu pakai kaos merek Benetton karena produksi pinggiran kota Bandung sudah lebih dari cukup.<\/p>\n\n\n\n

                                                                    Dan untuk lebih membikin dia bukan inlander<\/em> yang kurang percaya harga diri sendiri, begitu mau berangkat ke luar negeri ia kempit berbungkus-bungkus rokok kretek, bukan Marlboro atau Camel atau Lucky Strike, yang kecuali untuk gengsi, asapnya biasa-biasa saja, tapi, begitu ia naik pesawat Air France, seorang pramugari menghampirinya.<\/p>\n\n\n\n

                                                                    \u201cMaaf, tuan hisap apa? Apa tuan hisap Hashish? Apa tuan sudi ganti rokok yang biasa-biasa saja?\u201d<\/p>\n\n\n\n

                                                                    \u201cini bukan hashish. Ini tembakau biasa campur cengkeh,\u201d jawab kawan saya. Dan karena tekadnya yang teguh mau menghisap rokok produksi negeri sendiri, kawan saya itu nekad hisap rokok kretek lagi di atas pesawat milik maskapai British Airways. Pada saat asapnya ngepul, datang lagi menghampiri seorang pramugari.<\/p>\n\n\n\n

                                                                    \u201cWah, bau apa itu? Apa ganja? Apa tuan bisa ganti yang lain saja? Para penumpang di sini idak biasa mengendus bau itu.\u201d<\/p>\n\n\n\n

                                                                    \u201cMasya Allah, ini bukan ganja, nona. Ini prodiksi Indonesia yang khas, ini warisan nenek moyang. Namanya rokok kretek.\u201d<\/p>\n\n\n\n

                                                                    Sesudah itu ia merenung. Pikirnya, berabe juga mau berhenti jadi inlander<\/em>. Heran betul ia, kenapa iklan-iklan rokok kretek di boiskop-bioskop amat suka menonjolkan orang-orang asing asyik hisap rokok kretek sambil dayung-mendayung di atas gondola di Venezia atau di kaki menara Eiffel? Urusan apa orang-orang asing itu dnegan rokok kretek? Yang pertama-tama harus dilakukan adalah bagaimana supaya kretek diterima dalam keluarga rokok baik-baik, bukannya dilirik dengan sebelah mata. Boleh saja sekali-sekali bung Joop Ave buktikan, sebelum bikin sarasehan internasional tentang \u201cpemantapan kretek\u201d.<\/p>\n\n\n\n

                                                                    Kompas, 29 Maret 1987
                                                                    <\/p>\n\n\n\n


                                                                    <\/p>\n","post_title":"Mahbub Djunaidi, Kretek, dan Sikap Minder Terhadap Asing","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mahbub-djunaidi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-28 09:53:47","post_modified_gmt":"2019-06-28 02:53:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5829","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5827,"post_author":"878","post_date":"2019-06-27 07:03:21","post_date_gmt":"2019-06-27 00:03:21","post_content":"\n

                                                                    Babak baru usaha menyingkirkan Industri Hasil Tembakau dalam negeri dimulai. Mereka para antirokok seakan semakin kurang ajar saja dan kian semena-mena berupaya menggembosi produk rokok dalam negeri. Tak puas menggelar kampanye masif untuk mendiskriminasi produk rokok kretek dan para perokok, kini mereka berupaya menyerang dengan mengeluarkan produk aturan baru.<\/p>\n\n\n\n

                                                                    Baru-baru ini Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01\/Menkes\/314\/2019<\/em> tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kemenkominfo untuk memblokir iklan rokok di internet. Efek dari dikeluarkannya kebijakan baru ini, hingga saat ini setidaknya 114 situsweb diblokir. Dan bukan tidak mungkin ke depannya semakin banyak lagi pemblokiran terjadi dengan dalih iklan rokok. Padahal persoalan iklan, industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir telah mematuhi semua regulasi yang ada.<\/p>\n\n\n\n

                                                                    Alasan dikeluarkannya peraturan terbaru itu adalah meningkatnya jumlah anak dan remaja yang merokok karena terpapar iklan rokok di internet. Karenanya, untuk menghindari kejadian ini semakin berkembang besar, peraturan baru dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Lantas, apakah benar hanya sebatas itu saja alasannya?<\/p>\n\n\n\n

                                                                    Tentu saja tidak. Ada kepentingan asing yang bermain di sini untuk terus menggembosi produk kretek yang setiap tahunnya memberikan sumbangsih besar kepada negara lewat cukai. Setidaknya, per tahun, negara menerima pemasukan bersih sebesar Rp150 triliun tanpa harus mengeluarkan modal apa-apa dan tanpa harus mengeluarkan energi besar. Mengenai kepentingan asing yang bermain di sini, berita lengkap bisa Anda baca di sini: https:\/\/bolehmerokok.com\/2019\/06\/ada-campur-tangan-bloomberg-dalam-surat-edaran-menkes-terkait-pemblokiran-iklan-rokok\/<\/a><\/p>\n\n\n\n

                                                                    Dukungan kuat atas peraturan baru ini disampaikan salah satunya oleh Sumarjati Arjoso, Ketua Tobacco Control Support Center, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC, IAKMI). Menurut Arjoso, pelarangan total iklan rokok di media online sudah saatnya dilakukan. Pemerintah harus memperkuat larangan iklan rokok sebagian di media massa dengan larangan total iklan rokok di semua media massa termasuk media online.<\/p>\n\n\n\n

                                                                    Siapa sebenarnya TCSC, IAKMI ini? Lembaga ini sejak Agustus 2017 menerima proyek dari Bloomberg initiative. Proyek yang mereka terima akan berakhir pada Juli 2019. Sebagaimana dimuat pada laman tobaccocontrolgrants.org, proyek itu bertujuan untuk mendorong pemerintah suatu negara dalam amandemen peraturan untuk meningkatkan ukuran Peringatan Kesehatan Grafis (GHW) menjadi 75% pada paket tembakau, mendorong parlemen untuk mengubah undang-undang pajak untuk menaikkan pajak tembakau, dan iklan tembakau, promosi dan peraturan terkait sponsor untuk larangan komprehensif, dan memobilisasi orang untuk mendorong presiden agar mengaksesi WHO FCTC. Sudah jelas sekali kepentingan asing bermain di sini. Lebih lagi tujuan jangka panjang mereka adalah aksesi FCTC yang jelas-jelas hendak membunuh rokok kretek dan membiarkan rokok lain di luar rokok kretek tetap bisa beredar di pasaran.<\/p>\n\n\n\n

                                                                    Dahulu, dengan alasan rempah-rempah, kita dijajah secara terang-terangan. Negara-negara dari utara berbondong-bondong mendatangi negeri ini untuk menguasai komoditas yang menjadi primadona dunia. Sebelum menjajah negeri ini, mereka negara-negara dari utara itu bahkan saling bertempur dan berperang sesama mereka untuk memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah di Nusantara. Setidaknya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda saling adu kekuatan untuk bisa memonopoli hasil rempah-rempah Nusantara. Pada akhirnya, sejarah mencatat Belandalah yang berhasil menjadi pemenang, lantas menjajah Nusantara dalam jangka waktu yang tidak sebentar.<\/p>\n\n\n\n

                                                                    Kini, setelah lebih 70 tahun negeri ini memproklamasikan kemerdekaannya, nyatanya bentuk-bentuk penjajahan model baru masih juga terjadi. Kretek kita, rempah-rempah kita, komoditas andalan kita, masih terus berusaha untuk dijajah dengan dalih kesehatan dan segala macam tetek bengek lainnya. Berbagai macam upaya keras setidaknya selama dua dekade terakhir terus dilakukan untuk menggembosi Industri Hasil Tembakau Indonesia. Upaya penggembosan ini tentu saja akan berimbas pada banyak hal. Bukan semata tersingkirnya produk kretek Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu. Para petani tembakau kehilangan mata pencahariannya. Para petani cengkeh dijatuhkan hingga rudin. Buruh-buruh tani yang bekerja di dua sektor pertanian itu kehilangan sumber utama penghidupan mereka. Belum lagi para pekerja di pabrik rokok, penjual-penjual rokok mulai dari penjual skala besar hingga pedagang asongan. Semuanya akan kena imbas yang bisa membikin hidup dan kehidupan mereka hancur berantakan.<\/p>\n\n\n\n

                                                                    Mereka para anti-rokok yang digerakkan dana dan kepentingan asing yang hendak menjajah kedaulatan industri kretek kita, berdalih kesehatan dan segala macam turunannya untuk mengampanyekan keburukan tembakau, bahaya rokok\u2014bahkan hingga mengeluarkan peraturan tak masuk akal dan terkadang memproduksi berita-berita yang sulit dipercaya kebenarannya. Padahal sejatinya, mereka hendak menyingkirkan kretek produk unggulan negeri ini karena produk rokok mereka kalah saing begitu jauh dengan produk kretek kita. Pangsa pasar nikotin di negeri ini yang begitu besar jelas sangat menggiurkan mereka. Sayangnya, pangsa pasar itu dikuasai industri-industri dalam negeri mulai yang berskala besar hingga industri rumah tangga dengan rokok kretek sebagai produk unggulannya. Inilah alasan utama mengapa kampanye anti-rokok di negeri ini begitu masif dan berdana sangat besar.<\/p>\n\n\n\n

                                                                    Jika dulu penjajah datang langsung ke negeri ini untuk menguasai negeri ini. Memobilisasi pasukan dari tanah leluhurnya ke Nusantara dengan armada-armada perang mengarungi lautan, membawa berbagai macam senjata mulai dari bedil hingga meriam. Membikin penduduk Nusantara menderita dengan tindak semena-mena mereka demi menguasai sumber daya alam Nusantara. Kini mereka menjajah menggunakan tangan-tangan kotor anak negeri sendiri. Mereka masuk dan mempengaruhi siapa saja yang bisa dipengaruhi. Individu, ormas-ormas, LSM-LSM, anggota dewan, hingga pejabat negara dan departemen-departemen kementerian di negeri ini. Lewat tangan-tangan kotor anak negeri, mereka berusaha menghancurkan kedaulatan Industri Hasil Tembakau yang telah terbukti mampu menjadi industri yang mandiri dan berdikari, bisa berjaya dan mampu bertahan serta menyumbangkan pemasukan besar bagi pemerintah meskipun negeri ini bertubi-tubi dilanda krisis ekonomi.<\/p>\n\n\n\n

                                                                    Tidak bisa tidak, semua itu mesti dilawan, harus dilawan. Mari bersama kami berjuang untuk terus mempertahankan rokok kretek tetap berjaya di negeri ini. Tabik.
                                                                    <\/p>\n","post_title":"Memerangi Kretek, Cara Penjajahan Baru Menjajah Negeri Ini","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"memerangi-kretek-cara-penjajahan-baru-menjajah-negeri-ini","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-06-27 07:03:27","post_modified_gmt":"2019-06-27 00:03:27","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5827","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

                                                                    Paling Populer

                                                                    \n

                                                                    Demikian sangat spesifiknya entitas tembakau ini, Srinthil hanya dapat muncul di daerah Temanggung. Itupun tak muncul di seluruh daerah di Temanggung.<\/p>\n\n\n\n

                                                                    Terletak persis di bagian tengah Pulau Jawa, Kabupaten Temanggung di Jawa Tengah memiliki luas wilayah 870,65 km2. Terutaman terdiri dari kawasan pegunungan pada ketinggian 500--1.600 meter di atas permukaan laut, bersuhu rata-rata 20 \u2013 30? C.<\/p>\n\n\n\n

                                                                    Areal tembakau tersebar di 15 kecamatan. Membentang di kaki dan lereng tiga gunung, yaitu Gunung Sindoro, Gunung Sumbing dan Gunung Prahu, di dataran tinggi berhawa sejuk inilah terhampar ladang-ladang tembakau sebagai tanaman musiman yang menjadi salah satu sumber utama perekonomian daerah sekaligus masyarakat setempat.<\/p>\n\n\n\n

                                                                    Dengan jenis tanah, ketinggian, suhu, paparan sinar matahari dan ketersediaan air yang berbeda-beda, maka setiap kecamatan penghasil tembakau di Temanggung memiliki produktivitas lahan

                                                                  Sekali lagi, keberadaan PKJS UI, seharusnya melakukan kajian untuk perlindungan pertembakauan di Indonesia, dan tidak sebaliknya. Sangat tidak etis, tidak patriotis dan nasionalis, ketika PKJS UI, melakukan pelemahan pada sektor pertembakaun dan mengedepankan kepentingan asing, gara-gara mendapatkan akses dari Bloomberg Initiative. Dalam laporan mitra kerja, PKJS UI bekerjasama dengan 20 lembaga, termasuk bekerjasama dengan Bloomberg Initiative (sumber: https:\/\/sksg.ui.ac.id\/pkjs<\/a>). Hal itu terlihat jelas kajian yang dilakukan PKJS UI sinergi dengan program Bloomberg Initiative untuk pengendalian tembakau. PKJS UI telah melakukan kajian sejak 2016 hingga 2018, setidaknya ada 5 kajian dari 9 kajian yang menyudutkan posisi pertembakauan dalam hal ini rokok kretek di Indonesia, yaitu: <\/p>\n\n\n\n

                                                                Sekali lagi, keberadaan PKJS UI, seharusnya melakukan kajian untuk perlindungan pertembakauan di Indonesia, dan tidak sebaliknya. Sangat tidak etis, tidak patriotis dan nasionalis, ketika PKJS UI, melakukan pelemahan pada sektor pertembakaun dan mengedepankan kepentingan asing, gara-gara mendapatkan akses dari Bloomberg Initiative. Dalam laporan mitra kerja, PKJS UI bekerjasama dengan 20 lembaga, termasuk bekerjasama dengan Bloomberg Initiative (sumber: https:\/\/sksg.ui.ac.id\/pkjs<\/a>). Hal itu terlihat jelas kajian yang dilakukan PKJS UI sinergi dengan program Bloomberg Initiative untuk pengendalian tembakau. PKJS UI telah melakukan kajian sejak 2016 hingga 2018, setidaknya ada 5 kajian dari 9 kajian yang menyudutkan posisi pertembakauan dalam hal ini rokok kretek di Indonesia, yaitu: <\/p>\n\n\n\n

                                                              Sekali lagi, keberadaan PKJS UI, seharusnya melakukan kajian untuk perlindungan pertembakauan di Indonesia, dan tidak sebaliknya. Sangat tidak etis, tidak patriotis dan nasionalis, ketika PKJS UI, melakukan pelemahan pada sektor pertembakaun dan mengedepankan kepentingan asing, gara-gara mendapatkan akses dari Bloomberg Initiative. Dalam laporan mitra kerja, PKJS UI bekerjasama dengan 20 lembaga, termasuk bekerjasama dengan Bloomberg Initiative (sumber: https:\/\/sksg.ui.ac.id\/pkjs<\/a>). Hal itu terlihat jelas kajian yang dilakukan PKJS UI sinergi dengan program Bloomberg Initiative untuk pengendalian tembakau. PKJS UI telah melakukan kajian sejak 2016 hingga 2018, setidaknya ada 5 kajian dari 9 kajian yang menyudutkan posisi pertembakauan dalam hal ini rokok kretek di Indonesia, yaitu: <\/p>\n\n\n\n

                                                            Sekali lagi, keberadaan PKJS UI, seharusnya melakukan kajian untuk perlindungan pertembakauan di Indonesia, dan tidak sebaliknya. Sangat tidak etis, tidak patriotis dan nasionalis, ketika PKJS UI, melakukan pelemahan pada sektor pertembakaun dan mengedepankan kepentingan asing, gara-gara mendapatkan akses dari Bloomberg Initiative. Dalam laporan mitra kerja, PKJS UI bekerjasama dengan 20 lembaga, termasuk bekerjasama dengan Bloomberg Initiative (sumber: https:\/\/sksg.ui.ac.id\/pkjs<\/a>). Hal itu terlihat jelas kajian yang dilakukan PKJS UI sinergi dengan program Bloomberg Initiative untuk pengendalian tembakau. PKJS UI telah melakukan kajian sejak 2016 hingga 2018, setidaknya ada 5 kajian dari 9 kajian yang menyudutkan posisi pertembakauan dalam hal ini rokok kretek di Indonesia, yaitu: <\/p>\n\n\n\n