hari sumpah pemuda
OPINI

Karena Kretek, Kita Berjaya: Selamat Hari Sumpah Pemuda

28 Oktober 1928. Saat itu, pemuda – pemudi Indonesia berkumpul di tiga tempat. Pertama, di gedung Katholieke Jongenlingen Bond. Kedua, di gedung Oost Java Bioscoop. Ketiga, di rumah milik Sie Kong Lian. Dari pertemuan-pertemuan itulah lahirlah ikrar Sumpah Pemuda. Semenjak itu, kita memperingati Hari Sumpah Pemuda. 

Isi dari ikrar Sumpah Pemuda adalah:

Pertama: Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.

Kedua: Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.

Ketiga: Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Tanah air kita saat ini, barangkali, sedang dirundung masalah. Tanah yang kita bangga-banggakan sedang diincar oleh orang kita sendiri. Menjadi praktek jual beli, beralih tanam dan bahkan tanahnya menjadi bangunan.

Tidak ada yang salah sebenarnya. Tetapi, akan menjadi masalah ketika tanah yang semestinya untuk tanam tanaman mulai berkurang. Yang terjadi, bukannya kita ekspor malah impor. 

Mafia Tanah di Mana-mana

Kamu bisa mengecek di kampungmu. Banyak tanah yang beralih fungsi. Sudah begitu, harga tanahnya meningkat. Kamu mungkin tahu ada mafia di sana, tetapi kamu tidak bisa berbuat apa-apa. Sebab, kamu tidak memiliki cukup bukti untuk menangkapnya. 

Lalu, apa yang harus kita lakukan? 

Sebagai pemuda – pemudi harapan bangsa, seharusnya kita berani melawannya. Dengan cara apa pun. Entah itu serangan via udara atau darat. Mau kita langsung demonstrasi atau media sosial. 

Penting untuk melawan karena kita perlu menolak kuasa dari mereka. Ya, mereka yang seenaknya menjual tanah. Dengan cara apa pun. Entah itu diberikan kepada negara lain secara cuma-cuma atau melalui regulasi. 

Yang mengerikan, mereka “menjual tanah” melalui regulasi. Apakah hal tersebut ada di Indonesia? Tentu saja ada. Siapa mereka? Kelompok anti tembakau. 

Mereka lah yang menjualnya. Sederet regulasi yang menekan industri hasil tembakau (IHT) adalah buah pikiran dan tindakan mereka. Mereka pula yang mengintimidasi bahwa tembakau bukanlah tanaman yang layak tanam. Para petani tembakau harus beralih ke tanaman lain. 

Padahal, mereka tidak tahu bahwa tidak semua tanah cocok untuk tanaman lain kecuali tembakau. Salah satu tanah tersebut berada di wilayah Temanggung, Jawa Tengah. Ini yang seharusnya mereka sadari. Sayangnya, mereka terlanjur gebyah uyah

Pada Hari Sumpah Pemuda, Kita Bersumpah atas Nama Tembakau

Satu hal yang tidak bisa dimungkiri oleh negara adalah IHT memberikan sumbangsih yang luar biasa. Penerimaan negara via cukai hasil tembakau (CHT) mampu memenuhi 10% dari APBN. Presiden Indonesia ketujuh, Joko Widodo membangga-banggakan bahwa Freeport mampu memberikan pemasukan negara sebesar Rp91 Triliun. 

Itu tidak ada apa-apanya apabila dibandingkan dengan CHT yang menyumbang setidaknya Rp200 Triliun. Lebih dari 2,5x-nya Freeport. Maka, sudah semestinya kita menjaga IHT dengan tepat dan benar. 

Kenapa harus kita yang menjaga? Sebab, di saat gempuran kelompok anti tembakau, yang kemungkinan mendapat dana dari asing, masif, kita harus melawannya dengan bijak. Kita harus menunjukkan bahwa tembakau tidak bisa dipandang sebelah mata. 

Ratusan tahun tembakau telah memberikan dampak lebih dari jutaan orang di Indonesia. Mata rantai yang begitu panjang. Cakupannya mulai dari sektor perindustrian, perdagangan, pertanian hingga komunikasi dan informatika. Sekarang, hendak dibinasakan melalui regulasi.

Ya, regulasi terbaru adalah rancangan aturan kemasan rokok polos. Rancangan yang membuat mereka yang hidup di IHT akan terancam berakhir. Sudah semestinya kita menolak rancangan tersebut! Selamat Hari Sumpah Pemuda.