\n

Masuk menjadi pegawai pabrik rokok kretek pun tidaklah mudah, saingannya banyak, ungkap Haryanti. Karena menjadi pegawai pabrik rokok kretek bagi kebanyakan masyarakat Kudus menjadi kebanggaan, selain pendapatannya tetap, juga mendapatkan jaminann sosial, seperti kesehatan dan tunjangan lainnya. Lain itu, kalau di pabrikan besar seperti Djarum, saat usia senja dan dirumahkan mendapat pesangon yang lebih dari cukup, ungkap Haryanti lagi. Ia juga menceritakan, ada tetangganya yang sudah usia lanjut dan tidak lagi bekerja, mendapatkan pesangon yang cukup untuk modal membuat warung klontong dirumah.<\/p>\n\n\n\n

Kesaksian Haryanti, sebagai pewaris keahlian membuat kretek salah satu bukti bahwa membuat rokok kretek bukan perkara mudah, perlu proses transformasi ilmu dari ahlinya. Selain itu, mempunyai keahlian membuat rokok kretek menjadi kebanggaan tersendiri, sebagai pemegang tongkat warisan dan juga mempunyai nilai ekonomi yang cukup untuk keluarga. Kebanyakan yang mewarisi adalah kaum perempuan, yang setiap hari pekerjaannya bergelut dengan tembakau, cengkeh dan rokok kretek. Dan yang terpenting menjadi pewaris membuat rokok kretek<\/a> dan menjadi pegawai pabrik rokok kretek masih menjadi kebanggan kebanyakan masyarakat kecil di kota Kudus. \u00a0
<\/p>\n","post_title":"Perempuan-perempuan Kudus Pewaris Keterampilan Membuat Kretek","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perempuan-perempuan-kudus-pewaris-keterampilan-membuat-kretek","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-01 11:24:38","post_modified_gmt":"2019-05-01 04:24:38","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":18},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Bangganya lagi, berkat keahlian yang ia miliki, menghasilkan nilai ekonomi yang cukup untuk membantu suami. Hingga dapat menyekolahkan tiga anaknya, anak pertama lulus SMA tahun kemarin dan kemudian lolos menjadi TNI, anak kedua sekarang masih SMA dan anak ketiga jenjang SLTP. <\/p>\n\n\n\n

Masuk menjadi pegawai pabrik rokok kretek pun tidaklah mudah, saingannya banyak, ungkap Haryanti. Karena menjadi pegawai pabrik rokok kretek bagi kebanyakan masyarakat Kudus menjadi kebanggaan, selain pendapatannya tetap, juga mendapatkan jaminann sosial, seperti kesehatan dan tunjangan lainnya. Lain itu, kalau di pabrikan besar seperti Djarum, saat usia senja dan dirumahkan mendapat pesangon yang lebih dari cukup, ungkap Haryanti lagi. Ia juga menceritakan, ada tetangganya yang sudah usia lanjut dan tidak lagi bekerja, mendapatkan pesangon yang cukup untuk modal membuat warung klontong dirumah.<\/p>\n\n\n\n

Kesaksian Haryanti, sebagai pewaris keahlian membuat kretek salah satu bukti bahwa membuat rokok kretek bukan perkara mudah, perlu proses transformasi ilmu dari ahlinya. Selain itu, mempunyai keahlian membuat rokok kretek menjadi kebanggaan tersendiri, sebagai pemegang tongkat warisan dan juga mempunyai nilai ekonomi yang cukup untuk keluarga. Kebanyakan yang mewarisi adalah kaum perempuan, yang setiap hari pekerjaannya bergelut dengan tembakau, cengkeh dan rokok kretek. Dan yang terpenting menjadi pewaris membuat rokok kretek<\/a> dan menjadi pegawai pabrik rokok kretek masih menjadi kebanggan kebanyakan masyarakat kecil di kota Kudus. \u00a0
<\/p>\n","post_title":"Perempuan-perempuan Kudus Pewaris Keterampilan Membuat Kretek","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perempuan-perempuan-kudus-pewaris-keterampilan-membuat-kretek","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-01 11:24:38","post_modified_gmt":"2019-05-01 04:24:38","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":18},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Kebanyakan pewaris ketrampilan pembuat rokok kretek di Kudus kaum hawa, dan beragam umurnya, ada yang muda (lulus SMA\/SMK) ada yang sudah usia tua sekitar 50-60an tahun. Pengakuan salah satu wanita sebagai pekerja pembuat kretek di Kudus bernama Haryanti umur 43 tahun warga desa Gondangmanis, ia sangat bangga dapat mewarisi keahlian dan ketrampilan membuat rokok kretek. Keahlian dan ketrampilan orang Kudus. Ia memang dibesarkan di Kudus, tapi asli orang tuanya berasal dari kabupaten Kendal sebelah selatan kota Semarang. Ia belajar membuat rokok kretek sejak lulus dari SMK di Kudus, dari tetangga rumahnya. Awalnya memang sulit, berkat kesabaran akhirnya sekarang lebih dari sekedar bisa. <\/p>\n\n\n\n

Bangganya lagi, berkat keahlian yang ia miliki, menghasilkan nilai ekonomi yang cukup untuk membantu suami. Hingga dapat menyekolahkan tiga anaknya, anak pertama lulus SMA tahun kemarin dan kemudian lolos menjadi TNI, anak kedua sekarang masih SMA dan anak ketiga jenjang SLTP. <\/p>\n\n\n\n

Masuk menjadi pegawai pabrik rokok kretek pun tidaklah mudah, saingannya banyak, ungkap Haryanti. Karena menjadi pegawai pabrik rokok kretek bagi kebanyakan masyarakat Kudus menjadi kebanggaan, selain pendapatannya tetap, juga mendapatkan jaminann sosial, seperti kesehatan dan tunjangan lainnya. Lain itu, kalau di pabrikan besar seperti Djarum, saat usia senja dan dirumahkan mendapat pesangon yang lebih dari cukup, ungkap Haryanti lagi. Ia juga menceritakan, ada tetangganya yang sudah usia lanjut dan tidak lagi bekerja, mendapatkan pesangon yang cukup untuk modal membuat warung klontong dirumah.<\/p>\n\n\n\n

Kesaksian Haryanti, sebagai pewaris keahlian membuat kretek salah satu bukti bahwa membuat rokok kretek bukan perkara mudah, perlu proses transformasi ilmu dari ahlinya. Selain itu, mempunyai keahlian membuat rokok kretek menjadi kebanggaan tersendiri, sebagai pemegang tongkat warisan dan juga mempunyai nilai ekonomi yang cukup untuk keluarga. Kebanyakan yang mewarisi adalah kaum perempuan, yang setiap hari pekerjaannya bergelut dengan tembakau, cengkeh dan rokok kretek. Dan yang terpenting menjadi pewaris membuat rokok kretek<\/a> dan menjadi pegawai pabrik rokok kretek masih menjadi kebanggan kebanyakan masyarakat kecil di kota Kudus. \u00a0
<\/p>\n","post_title":"Perempuan-perempuan Kudus Pewaris Keterampilan Membuat Kretek","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perempuan-perempuan-kudus-pewaris-keterampilan-membuat-kretek","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-01 11:24:38","post_modified_gmt":"2019-05-01 04:24:38","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":18},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Perlu diketahui, selain bahan baku yang baik, ukuran kepadatan dan bentuk rokok kretek sangat mempengaruhi rasa. Semisal isian tembakau kurang padat rasanya hambar, begitu pula terlalu padat maka hisapannya berat. Jelas mempengaruhi kenikmatan rokok kretek. Membuat rokok kretek agar mantap rasanya bukan perkara mudah, harus melalui tahapan-tahapan pembelajaran. Selain itu harus benar-benar tekun dan rajin.   <\/p>\n\n\n\n

Kebanyakan pewaris ketrampilan pembuat rokok kretek di Kudus kaum hawa, dan beragam umurnya, ada yang muda (lulus SMA\/SMK) ada yang sudah usia tua sekitar 50-60an tahun. Pengakuan salah satu wanita sebagai pekerja pembuat kretek di Kudus bernama Haryanti umur 43 tahun warga desa Gondangmanis, ia sangat bangga dapat mewarisi keahlian dan ketrampilan membuat rokok kretek. Keahlian dan ketrampilan orang Kudus. Ia memang dibesarkan di Kudus, tapi asli orang tuanya berasal dari kabupaten Kendal sebelah selatan kota Semarang. Ia belajar membuat rokok kretek sejak lulus dari SMK di Kudus, dari tetangga rumahnya. Awalnya memang sulit, berkat kesabaran akhirnya sekarang lebih dari sekedar bisa. <\/p>\n\n\n\n

Bangganya lagi, berkat keahlian yang ia miliki, menghasilkan nilai ekonomi yang cukup untuk membantu suami. Hingga dapat menyekolahkan tiga anaknya, anak pertama lulus SMA tahun kemarin dan kemudian lolos menjadi TNI, anak kedua sekarang masih SMA dan anak ketiga jenjang SLTP. <\/p>\n\n\n\n

Masuk menjadi pegawai pabrik rokok kretek pun tidaklah mudah, saingannya banyak, ungkap Haryanti. Karena menjadi pegawai pabrik rokok kretek bagi kebanyakan masyarakat Kudus menjadi kebanggaan, selain pendapatannya tetap, juga mendapatkan jaminann sosial, seperti kesehatan dan tunjangan lainnya. Lain itu, kalau di pabrikan besar seperti Djarum, saat usia senja dan dirumahkan mendapat pesangon yang lebih dari cukup, ungkap Haryanti lagi. Ia juga menceritakan, ada tetangganya yang sudah usia lanjut dan tidak lagi bekerja, mendapatkan pesangon yang cukup untuk modal membuat warung klontong dirumah.<\/p>\n\n\n\n

Kesaksian Haryanti, sebagai pewaris keahlian membuat kretek salah satu bukti bahwa membuat rokok kretek bukan perkara mudah, perlu proses transformasi ilmu dari ahlinya. Selain itu, mempunyai keahlian membuat rokok kretek menjadi kebanggaan tersendiri, sebagai pemegang tongkat warisan dan juga mempunyai nilai ekonomi yang cukup untuk keluarga. Kebanyakan yang mewarisi adalah kaum perempuan, yang setiap hari pekerjaannya bergelut dengan tembakau, cengkeh dan rokok kretek. Dan yang terpenting menjadi pewaris membuat rokok kretek<\/a> dan menjadi pegawai pabrik rokok kretek masih menjadi kebanggan kebanyakan masyarakat kecil di kota Kudus. \u00a0
<\/p>\n","post_title":"Perempuan-perempuan Kudus Pewaris Keterampilan Membuat Kretek","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perempuan-perempuan-kudus-pewaris-keterampilan-membuat-kretek","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-01 11:24:38","post_modified_gmt":"2019-05-01 04:24:38","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":18},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Saat berkunjung para tamu dipersilahkan mencoba untuk membuat kretek. Memang kalau dilihat seakan-akan mudah dikerjakan, setelah para tamu mempraktekkan hasilnya nihil alias tidak bisa cepat, bagus dan rapi. Ya hanya jadi serupa lintingan rokok kretek. Ukuran kepadatan isian tembakau dalam bungkus tidak terpenuhi, bentuk konus yang baik juga tidak terpenuhi. Kerapian lintingan dan kecepatan melinting apalagi jauh dari kebiasaan para wanita pembuat kretek. <\/p>\n\n\n\n

Perlu diketahui, selain bahan baku yang baik, ukuran kepadatan dan bentuk rokok kretek sangat mempengaruhi rasa. Semisal isian tembakau kurang padat rasanya hambar, begitu pula terlalu padat maka hisapannya berat. Jelas mempengaruhi kenikmatan rokok kretek. Membuat rokok kretek agar mantap rasanya bukan perkara mudah, harus melalui tahapan-tahapan pembelajaran. Selain itu harus benar-benar tekun dan rajin.   <\/p>\n\n\n\n

Kebanyakan pewaris ketrampilan pembuat rokok kretek di Kudus kaum hawa, dan beragam umurnya, ada yang muda (lulus SMA\/SMK) ada yang sudah usia tua sekitar 50-60an tahun. Pengakuan salah satu wanita sebagai pekerja pembuat kretek di Kudus bernama Haryanti umur 43 tahun warga desa Gondangmanis, ia sangat bangga dapat mewarisi keahlian dan ketrampilan membuat rokok kretek. Keahlian dan ketrampilan orang Kudus. Ia memang dibesarkan di Kudus, tapi asli orang tuanya berasal dari kabupaten Kendal sebelah selatan kota Semarang. Ia belajar membuat rokok kretek sejak lulus dari SMK di Kudus, dari tetangga rumahnya. Awalnya memang sulit, berkat kesabaran akhirnya sekarang lebih dari sekedar bisa. <\/p>\n\n\n\n

Bangganya lagi, berkat keahlian yang ia miliki, menghasilkan nilai ekonomi yang cukup untuk membantu suami. Hingga dapat menyekolahkan tiga anaknya, anak pertama lulus SMA tahun kemarin dan kemudian lolos menjadi TNI, anak kedua sekarang masih SMA dan anak ketiga jenjang SLTP. <\/p>\n\n\n\n

Masuk menjadi pegawai pabrik rokok kretek pun tidaklah mudah, saingannya banyak, ungkap Haryanti. Karena menjadi pegawai pabrik rokok kretek bagi kebanyakan masyarakat Kudus menjadi kebanggaan, selain pendapatannya tetap, juga mendapatkan jaminann sosial, seperti kesehatan dan tunjangan lainnya. Lain itu, kalau di pabrikan besar seperti Djarum, saat usia senja dan dirumahkan mendapat pesangon yang lebih dari cukup, ungkap Haryanti lagi. Ia juga menceritakan, ada tetangganya yang sudah usia lanjut dan tidak lagi bekerja, mendapatkan pesangon yang cukup untuk modal membuat warung klontong dirumah.<\/p>\n\n\n\n

Kesaksian Haryanti, sebagai pewaris keahlian membuat kretek salah satu bukti bahwa membuat rokok kretek bukan perkara mudah, perlu proses transformasi ilmu dari ahlinya. Selain itu, mempunyai keahlian membuat rokok kretek menjadi kebanggaan tersendiri, sebagai pemegang tongkat warisan dan juga mempunyai nilai ekonomi yang cukup untuk keluarga. Kebanyakan yang mewarisi adalah kaum perempuan, yang setiap hari pekerjaannya bergelut dengan tembakau, cengkeh dan rokok kretek. Dan yang terpenting menjadi pewaris membuat rokok kretek<\/a> dan menjadi pegawai pabrik rokok kretek masih menjadi kebanggan kebanyakan masyarakat kecil di kota Kudus. \u00a0
<\/p>\n","post_title":"Perempuan-perempuan Kudus Pewaris Keterampilan Membuat Kretek","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perempuan-perempuan-kudus-pewaris-keterampilan-membuat-kretek","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-01 11:24:38","post_modified_gmt":"2019-05-01 04:24:38","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":18},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Baca: Industri Rokok Kretek Nasional, Bertahan dalam Rentetan Panjang Krisis Ekonomi<\/a><\/p>\n\n\n\n

Saat berkunjung para tamu dipersilahkan mencoba untuk membuat kretek. Memang kalau dilihat seakan-akan mudah dikerjakan, setelah para tamu mempraktekkan hasilnya nihil alias tidak bisa cepat, bagus dan rapi. Ya hanya jadi serupa lintingan rokok kretek. Ukuran kepadatan isian tembakau dalam bungkus tidak terpenuhi, bentuk konus yang baik juga tidak terpenuhi. Kerapian lintingan dan kecepatan melinting apalagi jauh dari kebiasaan para wanita pembuat kretek. <\/p>\n\n\n\n

Perlu diketahui, selain bahan baku yang baik, ukuran kepadatan dan bentuk rokok kretek sangat mempengaruhi rasa. Semisal isian tembakau kurang padat rasanya hambar, begitu pula terlalu padat maka hisapannya berat. Jelas mempengaruhi kenikmatan rokok kretek. Membuat rokok kretek agar mantap rasanya bukan perkara mudah, harus melalui tahapan-tahapan pembelajaran. Selain itu harus benar-benar tekun dan rajin.   <\/p>\n\n\n\n

Kebanyakan pewaris ketrampilan pembuat rokok kretek di Kudus kaum hawa, dan beragam umurnya, ada yang muda (lulus SMA\/SMK) ada yang sudah usia tua sekitar 50-60an tahun. Pengakuan salah satu wanita sebagai pekerja pembuat kretek di Kudus bernama Haryanti umur 43 tahun warga desa Gondangmanis, ia sangat bangga dapat mewarisi keahlian dan ketrampilan membuat rokok kretek. Keahlian dan ketrampilan orang Kudus. Ia memang dibesarkan di Kudus, tapi asli orang tuanya berasal dari kabupaten Kendal sebelah selatan kota Semarang. Ia belajar membuat rokok kretek sejak lulus dari SMK di Kudus, dari tetangga rumahnya. Awalnya memang sulit, berkat kesabaran akhirnya sekarang lebih dari sekedar bisa. <\/p>\n\n\n\n

Bangganya lagi, berkat keahlian yang ia miliki, menghasilkan nilai ekonomi yang cukup untuk membantu suami. Hingga dapat menyekolahkan tiga anaknya, anak pertama lulus SMA tahun kemarin dan kemudian lolos menjadi TNI, anak kedua sekarang masih SMA dan anak ketiga jenjang SLTP. <\/p>\n\n\n\n

Masuk menjadi pegawai pabrik rokok kretek pun tidaklah mudah, saingannya banyak, ungkap Haryanti. Karena menjadi pegawai pabrik rokok kretek bagi kebanyakan masyarakat Kudus menjadi kebanggaan, selain pendapatannya tetap, juga mendapatkan jaminann sosial, seperti kesehatan dan tunjangan lainnya. Lain itu, kalau di pabrikan besar seperti Djarum, saat usia senja dan dirumahkan mendapat pesangon yang lebih dari cukup, ungkap Haryanti lagi. Ia juga menceritakan, ada tetangganya yang sudah usia lanjut dan tidak lagi bekerja, mendapatkan pesangon yang cukup untuk modal membuat warung klontong dirumah.<\/p>\n\n\n\n

Kesaksian Haryanti, sebagai pewaris keahlian membuat kretek salah satu bukti bahwa membuat rokok kretek bukan perkara mudah, perlu proses transformasi ilmu dari ahlinya. Selain itu, mempunyai keahlian membuat rokok kretek menjadi kebanggaan tersendiri, sebagai pemegang tongkat warisan dan juga mempunyai nilai ekonomi yang cukup untuk keluarga. Kebanyakan yang mewarisi adalah kaum perempuan, yang setiap hari pekerjaannya bergelut dengan tembakau, cengkeh dan rokok kretek. Dan yang terpenting menjadi pewaris membuat rokok kretek<\/a> dan menjadi pegawai pabrik rokok kretek masih menjadi kebanggan kebanyakan masyarakat kecil di kota Kudus. \u00a0
<\/p>\n","post_title":"Perempuan-perempuan Kudus Pewaris Keterampilan Membuat Kretek","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perempuan-perempuan-kudus-pewaris-keterampilan-membuat-kretek","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-01 11:24:38","post_modified_gmt":"2019-05-01 04:24:38","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":18},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Tidak percaya? Silahkan buktikan. Saya pernah melihat sendiri beberapa kali, saat mereka (wanita pembuat kretek) kedatangan tamu, dari mahasiswa sampai pejabat pemerintah lokal dan pusat. Para tamu melihat sendiri ketrampilan para wanita pembuat kretek. Kebanyakan para tamu heran melihat ketrampilan tangan para wanita pekerja pembuat kretek. Karena sangat cepat, bersih dan rapi, seakan-akan seperti mesin. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Industri Rokok Kretek Nasional, Bertahan dalam Rentetan Panjang Krisis Ekonomi<\/a><\/p>\n\n\n\n

Saat berkunjung para tamu dipersilahkan mencoba untuk membuat kretek. Memang kalau dilihat seakan-akan mudah dikerjakan, setelah para tamu mempraktekkan hasilnya nihil alias tidak bisa cepat, bagus dan rapi. Ya hanya jadi serupa lintingan rokok kretek. Ukuran kepadatan isian tembakau dalam bungkus tidak terpenuhi, bentuk konus yang baik juga tidak terpenuhi. Kerapian lintingan dan kecepatan melinting apalagi jauh dari kebiasaan para wanita pembuat kretek. <\/p>\n\n\n\n

Perlu diketahui, selain bahan baku yang baik, ukuran kepadatan dan bentuk rokok kretek sangat mempengaruhi rasa. Semisal isian tembakau kurang padat rasanya hambar, begitu pula terlalu padat maka hisapannya berat. Jelas mempengaruhi kenikmatan rokok kretek. Membuat rokok kretek agar mantap rasanya bukan perkara mudah, harus melalui tahapan-tahapan pembelajaran. Selain itu harus benar-benar tekun dan rajin.   <\/p>\n\n\n\n

Kebanyakan pewaris ketrampilan pembuat rokok kretek di Kudus kaum hawa, dan beragam umurnya, ada yang muda (lulus SMA\/SMK) ada yang sudah usia tua sekitar 50-60an tahun. Pengakuan salah satu wanita sebagai pekerja pembuat kretek di Kudus bernama Haryanti umur 43 tahun warga desa Gondangmanis, ia sangat bangga dapat mewarisi keahlian dan ketrampilan membuat rokok kretek. Keahlian dan ketrampilan orang Kudus. Ia memang dibesarkan di Kudus, tapi asli orang tuanya berasal dari kabupaten Kendal sebelah selatan kota Semarang. Ia belajar membuat rokok kretek sejak lulus dari SMK di Kudus, dari tetangga rumahnya. Awalnya memang sulit, berkat kesabaran akhirnya sekarang lebih dari sekedar bisa. <\/p>\n\n\n\n

Bangganya lagi, berkat keahlian yang ia miliki, menghasilkan nilai ekonomi yang cukup untuk membantu suami. Hingga dapat menyekolahkan tiga anaknya, anak pertama lulus SMA tahun kemarin dan kemudian lolos menjadi TNI, anak kedua sekarang masih SMA dan anak ketiga jenjang SLTP. <\/p>\n\n\n\n

Masuk menjadi pegawai pabrik rokok kretek pun tidaklah mudah, saingannya banyak, ungkap Haryanti. Karena menjadi pegawai pabrik rokok kretek bagi kebanyakan masyarakat Kudus menjadi kebanggaan, selain pendapatannya tetap, juga mendapatkan jaminann sosial, seperti kesehatan dan tunjangan lainnya. Lain itu, kalau di pabrikan besar seperti Djarum, saat usia senja dan dirumahkan mendapat pesangon yang lebih dari cukup, ungkap Haryanti lagi. Ia juga menceritakan, ada tetangganya yang sudah usia lanjut dan tidak lagi bekerja, mendapatkan pesangon yang cukup untuk modal membuat warung klontong dirumah.<\/p>\n\n\n\n

Kesaksian Haryanti, sebagai pewaris keahlian membuat kretek salah satu bukti bahwa membuat rokok kretek bukan perkara mudah, perlu proses transformasi ilmu dari ahlinya. Selain itu, mempunyai keahlian membuat rokok kretek menjadi kebanggaan tersendiri, sebagai pemegang tongkat warisan dan juga mempunyai nilai ekonomi yang cukup untuk keluarga. Kebanyakan yang mewarisi adalah kaum perempuan, yang setiap hari pekerjaannya bergelut dengan tembakau, cengkeh dan rokok kretek. Dan yang terpenting menjadi pewaris membuat rokok kretek<\/a> dan menjadi pegawai pabrik rokok kretek masih menjadi kebanggan kebanyakan masyarakat kecil di kota Kudus. \u00a0
<\/p>\n","post_title":"Perempuan-perempuan Kudus Pewaris Keterampilan Membuat Kretek","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perempuan-perempuan-kudus-pewaris-keterampilan-membuat-kretek","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-01 11:24:38","post_modified_gmt":"2019-05-01 04:24:38","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":18},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Di Kudus, menjadi pekerja di pabrik pembuatan kretek menjadi kebanggaan. Banyak kaum hawa saling berebut. Dan tidak sembarang orang bisa masuk harus mempunyai pengalaman membuat kretek, minimal pengetahuan.  Pengalaman dan pengetahuan meracik dan membuat kretek bukanlah hal yang sederhana. Harus melalui tahapan belajar pelan pelan dan sabar. <\/p>\n\n\n\n

Tidak percaya? Silahkan buktikan. Saya pernah melihat sendiri beberapa kali, saat mereka (wanita pembuat kretek) kedatangan tamu, dari mahasiswa sampai pejabat pemerintah lokal dan pusat. Para tamu melihat sendiri ketrampilan para wanita pembuat kretek. Kebanyakan para tamu heran melihat ketrampilan tangan para wanita pekerja pembuat kretek. Karena sangat cepat, bersih dan rapi, seakan-akan seperti mesin. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Industri Rokok Kretek Nasional, Bertahan dalam Rentetan Panjang Krisis Ekonomi<\/a><\/p>\n\n\n\n

Saat berkunjung para tamu dipersilahkan mencoba untuk membuat kretek. Memang kalau dilihat seakan-akan mudah dikerjakan, setelah para tamu mempraktekkan hasilnya nihil alias tidak bisa cepat, bagus dan rapi. Ya hanya jadi serupa lintingan rokok kretek. Ukuran kepadatan isian tembakau dalam bungkus tidak terpenuhi, bentuk konus yang baik juga tidak terpenuhi. Kerapian lintingan dan kecepatan melinting apalagi jauh dari kebiasaan para wanita pembuat kretek. <\/p>\n\n\n\n

Perlu diketahui, selain bahan baku yang baik, ukuran kepadatan dan bentuk rokok kretek sangat mempengaruhi rasa. Semisal isian tembakau kurang padat rasanya hambar, begitu pula terlalu padat maka hisapannya berat. Jelas mempengaruhi kenikmatan rokok kretek. Membuat rokok kretek agar mantap rasanya bukan perkara mudah, harus melalui tahapan-tahapan pembelajaran. Selain itu harus benar-benar tekun dan rajin.   <\/p>\n\n\n\n

Kebanyakan pewaris ketrampilan pembuat rokok kretek di Kudus kaum hawa, dan beragam umurnya, ada yang muda (lulus SMA\/SMK) ada yang sudah usia tua sekitar 50-60an tahun. Pengakuan salah satu wanita sebagai pekerja pembuat kretek di Kudus bernama Haryanti umur 43 tahun warga desa Gondangmanis, ia sangat bangga dapat mewarisi keahlian dan ketrampilan membuat rokok kretek. Keahlian dan ketrampilan orang Kudus. Ia memang dibesarkan di Kudus, tapi asli orang tuanya berasal dari kabupaten Kendal sebelah selatan kota Semarang. Ia belajar membuat rokok kretek sejak lulus dari SMK di Kudus, dari tetangga rumahnya. Awalnya memang sulit, berkat kesabaran akhirnya sekarang lebih dari sekedar bisa. <\/p>\n\n\n\n

Bangganya lagi, berkat keahlian yang ia miliki, menghasilkan nilai ekonomi yang cukup untuk membantu suami. Hingga dapat menyekolahkan tiga anaknya, anak pertama lulus SMA tahun kemarin dan kemudian lolos menjadi TNI, anak kedua sekarang masih SMA dan anak ketiga jenjang SLTP. <\/p>\n\n\n\n

Masuk menjadi pegawai pabrik rokok kretek pun tidaklah mudah, saingannya banyak, ungkap Haryanti. Karena menjadi pegawai pabrik rokok kretek bagi kebanyakan masyarakat Kudus menjadi kebanggaan, selain pendapatannya tetap, juga mendapatkan jaminann sosial, seperti kesehatan dan tunjangan lainnya. Lain itu, kalau di pabrikan besar seperti Djarum, saat usia senja dan dirumahkan mendapat pesangon yang lebih dari cukup, ungkap Haryanti lagi. Ia juga menceritakan, ada tetangganya yang sudah usia lanjut dan tidak lagi bekerja, mendapatkan pesangon yang cukup untuk modal membuat warung klontong dirumah.<\/p>\n\n\n\n

Kesaksian Haryanti, sebagai pewaris keahlian membuat kretek salah satu bukti bahwa membuat rokok kretek bukan perkara mudah, perlu proses transformasi ilmu dari ahlinya. Selain itu, mempunyai keahlian membuat rokok kretek menjadi kebanggaan tersendiri, sebagai pemegang tongkat warisan dan juga mempunyai nilai ekonomi yang cukup untuk keluarga. Kebanyakan yang mewarisi adalah kaum perempuan, yang setiap hari pekerjaannya bergelut dengan tembakau, cengkeh dan rokok kretek. Dan yang terpenting menjadi pewaris membuat rokok kretek<\/a> dan menjadi pegawai pabrik rokok kretek masih menjadi kebanggan kebanyakan masyarakat kecil di kota Kudus. \u00a0
<\/p>\n","post_title":"Perempuan-perempuan Kudus Pewaris Keterampilan Membuat Kretek","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perempuan-perempuan-kudus-pewaris-keterampilan-membuat-kretek","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-01 11:24:38","post_modified_gmt":"2019-05-01 04:24:38","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":18},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Budaya yang diwariskan oleh H. Djamhari sejak abad 19 yang lalu. Budaya pengetahuan meracik dan mengolah tembakau dengan cengkeh, serta budaya melinting hingga berbentuk kretek. Di tangan para wanita yang terampil inilah, budaya kretek di Kudus tetap lestari. Selain melestarikan budaya membuat kretek, mereka tentunya mendapatkan imbalan yang cukup untuk membantu ekonomi keluarga. <\/p>\n\n\n\n

Di Kudus, menjadi pekerja di pabrik pembuatan kretek menjadi kebanggaan. Banyak kaum hawa saling berebut. Dan tidak sembarang orang bisa masuk harus mempunyai pengalaman membuat kretek, minimal pengetahuan.  Pengalaman dan pengetahuan meracik dan membuat kretek bukanlah hal yang sederhana. Harus melalui tahapan belajar pelan pelan dan sabar. <\/p>\n\n\n\n

Tidak percaya? Silahkan buktikan. Saya pernah melihat sendiri beberapa kali, saat mereka (wanita pembuat kretek) kedatangan tamu, dari mahasiswa sampai pejabat pemerintah lokal dan pusat. Para tamu melihat sendiri ketrampilan para wanita pembuat kretek. Kebanyakan para tamu heran melihat ketrampilan tangan para wanita pekerja pembuat kretek. Karena sangat cepat, bersih dan rapi, seakan-akan seperti mesin. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Industri Rokok Kretek Nasional, Bertahan dalam Rentetan Panjang Krisis Ekonomi<\/a><\/p>\n\n\n\n

Saat berkunjung para tamu dipersilahkan mencoba untuk membuat kretek. Memang kalau dilihat seakan-akan mudah dikerjakan, setelah para tamu mempraktekkan hasilnya nihil alias tidak bisa cepat, bagus dan rapi. Ya hanya jadi serupa lintingan rokok kretek. Ukuran kepadatan isian tembakau dalam bungkus tidak terpenuhi, bentuk konus yang baik juga tidak terpenuhi. Kerapian lintingan dan kecepatan melinting apalagi jauh dari kebiasaan para wanita pembuat kretek. <\/p>\n\n\n\n

Perlu diketahui, selain bahan baku yang baik, ukuran kepadatan dan bentuk rokok kretek sangat mempengaruhi rasa. Semisal isian tembakau kurang padat rasanya hambar, begitu pula terlalu padat maka hisapannya berat. Jelas mempengaruhi kenikmatan rokok kretek. Membuat rokok kretek agar mantap rasanya bukan perkara mudah, harus melalui tahapan-tahapan pembelajaran. Selain itu harus benar-benar tekun dan rajin.   <\/p>\n\n\n\n

Kebanyakan pewaris ketrampilan pembuat rokok kretek di Kudus kaum hawa, dan beragam umurnya, ada yang muda (lulus SMA\/SMK) ada yang sudah usia tua sekitar 50-60an tahun. Pengakuan salah satu wanita sebagai pekerja pembuat kretek di Kudus bernama Haryanti umur 43 tahun warga desa Gondangmanis, ia sangat bangga dapat mewarisi keahlian dan ketrampilan membuat rokok kretek. Keahlian dan ketrampilan orang Kudus. Ia memang dibesarkan di Kudus, tapi asli orang tuanya berasal dari kabupaten Kendal sebelah selatan kota Semarang. Ia belajar membuat rokok kretek sejak lulus dari SMK di Kudus, dari tetangga rumahnya. Awalnya memang sulit, berkat kesabaran akhirnya sekarang lebih dari sekedar bisa. <\/p>\n\n\n\n

Bangganya lagi, berkat keahlian yang ia miliki, menghasilkan nilai ekonomi yang cukup untuk membantu suami. Hingga dapat menyekolahkan tiga anaknya, anak pertama lulus SMA tahun kemarin dan kemudian lolos menjadi TNI, anak kedua sekarang masih SMA dan anak ketiga jenjang SLTP. <\/p>\n\n\n\n

Masuk menjadi pegawai pabrik rokok kretek pun tidaklah mudah, saingannya banyak, ungkap Haryanti. Karena menjadi pegawai pabrik rokok kretek bagi kebanyakan masyarakat Kudus menjadi kebanggaan, selain pendapatannya tetap, juga mendapatkan jaminann sosial, seperti kesehatan dan tunjangan lainnya. Lain itu, kalau di pabrikan besar seperti Djarum, saat usia senja dan dirumahkan mendapat pesangon yang lebih dari cukup, ungkap Haryanti lagi. Ia juga menceritakan, ada tetangganya yang sudah usia lanjut dan tidak lagi bekerja, mendapatkan pesangon yang cukup untuk modal membuat warung klontong dirumah.<\/p>\n\n\n\n

Kesaksian Haryanti, sebagai pewaris keahlian membuat kretek salah satu bukti bahwa membuat rokok kretek bukan perkara mudah, perlu proses transformasi ilmu dari ahlinya. Selain itu, mempunyai keahlian membuat rokok kretek menjadi kebanggaan tersendiri, sebagai pemegang tongkat warisan dan juga mempunyai nilai ekonomi yang cukup untuk keluarga. Kebanyakan yang mewarisi adalah kaum perempuan, yang setiap hari pekerjaannya bergelut dengan tembakau, cengkeh dan rokok kretek. Dan yang terpenting menjadi pewaris membuat rokok kretek<\/a> dan menjadi pegawai pabrik rokok kretek masih menjadi kebanggan kebanyakan masyarakat kecil di kota Kudus. \u00a0
<\/p>\n","post_title":"Perempuan-perempuan Kudus Pewaris Keterampilan Membuat Kretek","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perempuan-perempuan-kudus-pewaris-keterampilan-membuat-kretek","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-01 11:24:38","post_modified_gmt":"2019-05-01 04:24:38","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":18},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Baca: Peran Rokok Kretek Saat Masa Revolusi Fisik di Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

Budaya yang diwariskan oleh H. Djamhari sejak abad 19 yang lalu. Budaya pengetahuan meracik dan mengolah tembakau dengan cengkeh, serta budaya melinting hingga berbentuk kretek. Di tangan para wanita yang terampil inilah, budaya kretek di Kudus tetap lestari. Selain melestarikan budaya membuat kretek, mereka tentunya mendapatkan imbalan yang cukup untuk membantu ekonomi keluarga. <\/p>\n\n\n\n

Di Kudus, menjadi pekerja di pabrik pembuatan kretek menjadi kebanggaan. Banyak kaum hawa saling berebut. Dan tidak sembarang orang bisa masuk harus mempunyai pengalaman membuat kretek, minimal pengetahuan.  Pengalaman dan pengetahuan meracik dan membuat kretek bukanlah hal yang sederhana. Harus melalui tahapan belajar pelan pelan dan sabar. <\/p>\n\n\n\n

Tidak percaya? Silahkan buktikan. Saya pernah melihat sendiri beberapa kali, saat mereka (wanita pembuat kretek) kedatangan tamu, dari mahasiswa sampai pejabat pemerintah lokal dan pusat. Para tamu melihat sendiri ketrampilan para wanita pembuat kretek. Kebanyakan para tamu heran melihat ketrampilan tangan para wanita pekerja pembuat kretek. Karena sangat cepat, bersih dan rapi, seakan-akan seperti mesin. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Industri Rokok Kretek Nasional, Bertahan dalam Rentetan Panjang Krisis Ekonomi<\/a><\/p>\n\n\n\n

Saat berkunjung para tamu dipersilahkan mencoba untuk membuat kretek. Memang kalau dilihat seakan-akan mudah dikerjakan, setelah para tamu mempraktekkan hasilnya nihil alias tidak bisa cepat, bagus dan rapi. Ya hanya jadi serupa lintingan rokok kretek. Ukuran kepadatan isian tembakau dalam bungkus tidak terpenuhi, bentuk konus yang baik juga tidak terpenuhi. Kerapian lintingan dan kecepatan melinting apalagi jauh dari kebiasaan para wanita pembuat kretek. <\/p>\n\n\n\n

Perlu diketahui, selain bahan baku yang baik, ukuran kepadatan dan bentuk rokok kretek sangat mempengaruhi rasa. Semisal isian tembakau kurang padat rasanya hambar, begitu pula terlalu padat maka hisapannya berat. Jelas mempengaruhi kenikmatan rokok kretek. Membuat rokok kretek agar mantap rasanya bukan perkara mudah, harus melalui tahapan-tahapan pembelajaran. Selain itu harus benar-benar tekun dan rajin.   <\/p>\n\n\n\n

Kebanyakan pewaris ketrampilan pembuat rokok kretek di Kudus kaum hawa, dan beragam umurnya, ada yang muda (lulus SMA\/SMK) ada yang sudah usia tua sekitar 50-60an tahun. Pengakuan salah satu wanita sebagai pekerja pembuat kretek di Kudus bernama Haryanti umur 43 tahun warga desa Gondangmanis, ia sangat bangga dapat mewarisi keahlian dan ketrampilan membuat rokok kretek. Keahlian dan ketrampilan orang Kudus. Ia memang dibesarkan di Kudus, tapi asli orang tuanya berasal dari kabupaten Kendal sebelah selatan kota Semarang. Ia belajar membuat rokok kretek sejak lulus dari SMK di Kudus, dari tetangga rumahnya. Awalnya memang sulit, berkat kesabaran akhirnya sekarang lebih dari sekedar bisa. <\/p>\n\n\n\n

Bangganya lagi, berkat keahlian yang ia miliki, menghasilkan nilai ekonomi yang cukup untuk membantu suami. Hingga dapat menyekolahkan tiga anaknya, anak pertama lulus SMA tahun kemarin dan kemudian lolos menjadi TNI, anak kedua sekarang masih SMA dan anak ketiga jenjang SLTP. <\/p>\n\n\n\n

Masuk menjadi pegawai pabrik rokok kretek pun tidaklah mudah, saingannya banyak, ungkap Haryanti. Karena menjadi pegawai pabrik rokok kretek bagi kebanyakan masyarakat Kudus menjadi kebanggaan, selain pendapatannya tetap, juga mendapatkan jaminann sosial, seperti kesehatan dan tunjangan lainnya. Lain itu, kalau di pabrikan besar seperti Djarum, saat usia senja dan dirumahkan mendapat pesangon yang lebih dari cukup, ungkap Haryanti lagi. Ia juga menceritakan, ada tetangganya yang sudah usia lanjut dan tidak lagi bekerja, mendapatkan pesangon yang cukup untuk modal membuat warung klontong dirumah.<\/p>\n\n\n\n

Kesaksian Haryanti, sebagai pewaris keahlian membuat kretek salah satu bukti bahwa membuat rokok kretek bukan perkara mudah, perlu proses transformasi ilmu dari ahlinya. Selain itu, mempunyai keahlian membuat rokok kretek menjadi kebanggaan tersendiri, sebagai pemegang tongkat warisan dan juga mempunyai nilai ekonomi yang cukup untuk keluarga. Kebanyakan yang mewarisi adalah kaum perempuan, yang setiap hari pekerjaannya bergelut dengan tembakau, cengkeh dan rokok kretek. Dan yang terpenting menjadi pewaris membuat rokok kretek<\/a> dan menjadi pegawai pabrik rokok kretek masih menjadi kebanggan kebanyakan masyarakat kecil di kota Kudus. \u00a0
<\/p>\n","post_title":"Perempuan-perempuan Kudus Pewaris Keterampilan Membuat Kretek","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perempuan-perempuan-kudus-pewaris-keterampilan-membuat-kretek","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-01 11:24:38","post_modified_gmt":"2019-05-01 04:24:38","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":18},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Sekilas Tidak pantas bagi kaum hawa ini keluar masih gelap, tapi di Kudus sudah terlihat terbiasa. Mereka pergi dan beraktitifitas saat banyak orang masih melanjutkan istirahatnya. Bangun tidur, mereka harus mealkukan pekerjaan sebagai ibu dan sebagai istri, menyiapkan kebutuhan anak dan suami untuk pagi sampai siang hari. \u00a0Mereka ini tidak lain berangkat bekerja ke pabrik. Mereka ini adalah pewaris budaya atau lebih tepatnya orang yang melestarikan budaya. Budaya masyarakat Indonesia yang berusia lebih dari seratus tahun.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Peran Rokok Kretek Saat Masa Revolusi Fisik di Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

Budaya yang diwariskan oleh H. Djamhari sejak abad 19 yang lalu. Budaya pengetahuan meracik dan mengolah tembakau dengan cengkeh, serta budaya melinting hingga berbentuk kretek. Di tangan para wanita yang terampil inilah, budaya kretek di Kudus tetap lestari. Selain melestarikan budaya membuat kretek, mereka tentunya mendapatkan imbalan yang cukup untuk membantu ekonomi keluarga. <\/p>\n\n\n\n

Di Kudus, menjadi pekerja di pabrik pembuatan kretek menjadi kebanggaan. Banyak kaum hawa saling berebut. Dan tidak sembarang orang bisa masuk harus mempunyai pengalaman membuat kretek, minimal pengetahuan.  Pengalaman dan pengetahuan meracik dan membuat kretek bukanlah hal yang sederhana. Harus melalui tahapan belajar pelan pelan dan sabar. <\/p>\n\n\n\n

Tidak percaya? Silahkan buktikan. Saya pernah melihat sendiri beberapa kali, saat mereka (wanita pembuat kretek) kedatangan tamu, dari mahasiswa sampai pejabat pemerintah lokal dan pusat. Para tamu melihat sendiri ketrampilan para wanita pembuat kretek. Kebanyakan para tamu heran melihat ketrampilan tangan para wanita pekerja pembuat kretek. Karena sangat cepat, bersih dan rapi, seakan-akan seperti mesin. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Industri Rokok Kretek Nasional, Bertahan dalam Rentetan Panjang Krisis Ekonomi<\/a><\/p>\n\n\n\n

Saat berkunjung para tamu dipersilahkan mencoba untuk membuat kretek. Memang kalau dilihat seakan-akan mudah dikerjakan, setelah para tamu mempraktekkan hasilnya nihil alias tidak bisa cepat, bagus dan rapi. Ya hanya jadi serupa lintingan rokok kretek. Ukuran kepadatan isian tembakau dalam bungkus tidak terpenuhi, bentuk konus yang baik juga tidak terpenuhi. Kerapian lintingan dan kecepatan melinting apalagi jauh dari kebiasaan para wanita pembuat kretek. <\/p>\n\n\n\n

Perlu diketahui, selain bahan baku yang baik, ukuran kepadatan dan bentuk rokok kretek sangat mempengaruhi rasa. Semisal isian tembakau kurang padat rasanya hambar, begitu pula terlalu padat maka hisapannya berat. Jelas mempengaruhi kenikmatan rokok kretek. Membuat rokok kretek agar mantap rasanya bukan perkara mudah, harus melalui tahapan-tahapan pembelajaran. Selain itu harus benar-benar tekun dan rajin.   <\/p>\n\n\n\n

Kebanyakan pewaris ketrampilan pembuat rokok kretek di Kudus kaum hawa, dan beragam umurnya, ada yang muda (lulus SMA\/SMK) ada yang sudah usia tua sekitar 50-60an tahun. Pengakuan salah satu wanita sebagai pekerja pembuat kretek di Kudus bernama Haryanti umur 43 tahun warga desa Gondangmanis, ia sangat bangga dapat mewarisi keahlian dan ketrampilan membuat rokok kretek. Keahlian dan ketrampilan orang Kudus. Ia memang dibesarkan di Kudus, tapi asli orang tuanya berasal dari kabupaten Kendal sebelah selatan kota Semarang. Ia belajar membuat rokok kretek sejak lulus dari SMK di Kudus, dari tetangga rumahnya. Awalnya memang sulit, berkat kesabaran akhirnya sekarang lebih dari sekedar bisa. <\/p>\n\n\n\n

Bangganya lagi, berkat keahlian yang ia miliki, menghasilkan nilai ekonomi yang cukup untuk membantu suami. Hingga dapat menyekolahkan tiga anaknya, anak pertama lulus SMA tahun kemarin dan kemudian lolos menjadi TNI, anak kedua sekarang masih SMA dan anak ketiga jenjang SLTP. <\/p>\n\n\n\n

Masuk menjadi pegawai pabrik rokok kretek pun tidaklah mudah, saingannya banyak, ungkap Haryanti. Karena menjadi pegawai pabrik rokok kretek bagi kebanyakan masyarakat Kudus menjadi kebanggaan, selain pendapatannya tetap, juga mendapatkan jaminann sosial, seperti kesehatan dan tunjangan lainnya. Lain itu, kalau di pabrikan besar seperti Djarum, saat usia senja dan dirumahkan mendapat pesangon yang lebih dari cukup, ungkap Haryanti lagi. Ia juga menceritakan, ada tetangganya yang sudah usia lanjut dan tidak lagi bekerja, mendapatkan pesangon yang cukup untuk modal membuat warung klontong dirumah.<\/p>\n\n\n\n

Kesaksian Haryanti, sebagai pewaris keahlian membuat kretek salah satu bukti bahwa membuat rokok kretek bukan perkara mudah, perlu proses transformasi ilmu dari ahlinya. Selain itu, mempunyai keahlian membuat rokok kretek menjadi kebanggaan tersendiri, sebagai pemegang tongkat warisan dan juga mempunyai nilai ekonomi yang cukup untuk keluarga. Kebanyakan yang mewarisi adalah kaum perempuan, yang setiap hari pekerjaannya bergelut dengan tembakau, cengkeh dan rokok kretek. Dan yang terpenting menjadi pewaris membuat rokok kretek<\/a> dan menjadi pegawai pabrik rokok kretek masih menjadi kebanggan kebanyakan masyarakat kecil di kota Kudus. \u00a0
<\/p>\n","post_title":"Perempuan-perempuan Kudus Pewaris Keterampilan Membuat Kretek","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perempuan-perempuan-kudus-pewaris-keterampilan-membuat-kretek","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-01 11:24:38","post_modified_gmt":"2019-05-01 04:24:38","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":18},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Sehabis shubuh suasana masih agak gelap, namun banyak jalan jalan di kota Kudus sudah ramai dan padat, bahkan terjadi kemacetan di banyak titik. Tidak hanya di jalan raya, jalan kampung pun demikian. Terlihat para wanita, ada yang berseragam batik ada yang tidak.  Ada yang bawa sepeda motor, sepeda ontel, kebanyakan mereka naik mobil rombongan. Bahkan bayak pula mobil yang di tumpangi pakai bak terbuka (pic up). Hampir tiap sudut di kota Kudus terjadi demikian. Baik dari arah barat, arah selatan, arah timur dan dari utara, ramai para wanita. <\/p>\n\n\n\n

Sekilas Tidak pantas bagi kaum hawa ini keluar masih gelap, tapi di Kudus sudah terlihat terbiasa. Mereka pergi dan beraktitifitas saat banyak orang masih melanjutkan istirahatnya. Bangun tidur, mereka harus mealkukan pekerjaan sebagai ibu dan sebagai istri, menyiapkan kebutuhan anak dan suami untuk pagi sampai siang hari. \u00a0Mereka ini tidak lain berangkat bekerja ke pabrik. Mereka ini adalah pewaris budaya atau lebih tepatnya orang yang melestarikan budaya. Budaya masyarakat Indonesia yang berusia lebih dari seratus tahun.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Peran Rokok Kretek Saat Masa Revolusi Fisik di Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

Budaya yang diwariskan oleh H. Djamhari sejak abad 19 yang lalu. Budaya pengetahuan meracik dan mengolah tembakau dengan cengkeh, serta budaya melinting hingga berbentuk kretek. Di tangan para wanita yang terampil inilah, budaya kretek di Kudus tetap lestari. Selain melestarikan budaya membuat kretek, mereka tentunya mendapatkan imbalan yang cukup untuk membantu ekonomi keluarga. <\/p>\n\n\n\n

Di Kudus, menjadi pekerja di pabrik pembuatan kretek menjadi kebanggaan. Banyak kaum hawa saling berebut. Dan tidak sembarang orang bisa masuk harus mempunyai pengalaman membuat kretek, minimal pengetahuan.  Pengalaman dan pengetahuan meracik dan membuat kretek bukanlah hal yang sederhana. Harus melalui tahapan belajar pelan pelan dan sabar. <\/p>\n\n\n\n

Tidak percaya? Silahkan buktikan. Saya pernah melihat sendiri beberapa kali, saat mereka (wanita pembuat kretek) kedatangan tamu, dari mahasiswa sampai pejabat pemerintah lokal dan pusat. Para tamu melihat sendiri ketrampilan para wanita pembuat kretek. Kebanyakan para tamu heran melihat ketrampilan tangan para wanita pekerja pembuat kretek. Karena sangat cepat, bersih dan rapi, seakan-akan seperti mesin. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Industri Rokok Kretek Nasional, Bertahan dalam Rentetan Panjang Krisis Ekonomi<\/a><\/p>\n\n\n\n

Saat berkunjung para tamu dipersilahkan mencoba untuk membuat kretek. Memang kalau dilihat seakan-akan mudah dikerjakan, setelah para tamu mempraktekkan hasilnya nihil alias tidak bisa cepat, bagus dan rapi. Ya hanya jadi serupa lintingan rokok kretek. Ukuran kepadatan isian tembakau dalam bungkus tidak terpenuhi, bentuk konus yang baik juga tidak terpenuhi. Kerapian lintingan dan kecepatan melinting apalagi jauh dari kebiasaan para wanita pembuat kretek. <\/p>\n\n\n\n

Perlu diketahui, selain bahan baku yang baik, ukuran kepadatan dan bentuk rokok kretek sangat mempengaruhi rasa. Semisal isian tembakau kurang padat rasanya hambar, begitu pula terlalu padat maka hisapannya berat. Jelas mempengaruhi kenikmatan rokok kretek. Membuat rokok kretek agar mantap rasanya bukan perkara mudah, harus melalui tahapan-tahapan pembelajaran. Selain itu harus benar-benar tekun dan rajin.   <\/p>\n\n\n\n

Kebanyakan pewaris ketrampilan pembuat rokok kretek di Kudus kaum hawa, dan beragam umurnya, ada yang muda (lulus SMA\/SMK) ada yang sudah usia tua sekitar 50-60an tahun. Pengakuan salah satu wanita sebagai pekerja pembuat kretek di Kudus bernama Haryanti umur 43 tahun warga desa Gondangmanis, ia sangat bangga dapat mewarisi keahlian dan ketrampilan membuat rokok kretek. Keahlian dan ketrampilan orang Kudus. Ia memang dibesarkan di Kudus, tapi asli orang tuanya berasal dari kabupaten Kendal sebelah selatan kota Semarang. Ia belajar membuat rokok kretek sejak lulus dari SMK di Kudus, dari tetangga rumahnya. Awalnya memang sulit, berkat kesabaran akhirnya sekarang lebih dari sekedar bisa. <\/p>\n\n\n\n

Bangganya lagi, berkat keahlian yang ia miliki, menghasilkan nilai ekonomi yang cukup untuk membantu suami. Hingga dapat menyekolahkan tiga anaknya, anak pertama lulus SMA tahun kemarin dan kemudian lolos menjadi TNI, anak kedua sekarang masih SMA dan anak ketiga jenjang SLTP. <\/p>\n\n\n\n

Masuk menjadi pegawai pabrik rokok kretek pun tidaklah mudah, saingannya banyak, ungkap Haryanti. Karena menjadi pegawai pabrik rokok kretek bagi kebanyakan masyarakat Kudus menjadi kebanggaan, selain pendapatannya tetap, juga mendapatkan jaminann sosial, seperti kesehatan dan tunjangan lainnya. Lain itu, kalau di pabrikan besar seperti Djarum, saat usia senja dan dirumahkan mendapat pesangon yang lebih dari cukup, ungkap Haryanti lagi. Ia juga menceritakan, ada tetangganya yang sudah usia lanjut dan tidak lagi bekerja, mendapatkan pesangon yang cukup untuk modal membuat warung klontong dirumah.<\/p>\n\n\n\n

Kesaksian Haryanti, sebagai pewaris keahlian membuat kretek salah satu bukti bahwa membuat rokok kretek bukan perkara mudah, perlu proses transformasi ilmu dari ahlinya. Selain itu, mempunyai keahlian membuat rokok kretek menjadi kebanggaan tersendiri, sebagai pemegang tongkat warisan dan juga mempunyai nilai ekonomi yang cukup untuk keluarga. Kebanyakan yang mewarisi adalah kaum perempuan, yang setiap hari pekerjaannya bergelut dengan tembakau, cengkeh dan rokok kretek. Dan yang terpenting menjadi pewaris membuat rokok kretek<\/a> dan menjadi pegawai pabrik rokok kretek masih menjadi kebanggan kebanyakan masyarakat kecil di kota Kudus. \u00a0
<\/p>\n","post_title":"Perempuan-perempuan Kudus Pewaris Keterampilan Membuat Kretek","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perempuan-perempuan-kudus-pewaris-keterampilan-membuat-kretek","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-01 11:24:38","post_modified_gmt":"2019-05-01 04:24:38","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":18},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Inilah beberapa waktu yang nikmat untuk menghisap rokok kretek, adapun untuk relaksasi dan rekreasi tergantung waktun yang dibutuhkan. Tentunya di saat bulan suci Ramadhan, hanya diperbolehkan di malam hari sampai batas fajar shodik atau batas imsak. Jangan lupa dimalam hari untuk niat berpuasa dipagi harinya, begitu seterusnya sampai tanggal bulan suci Ramadhan dalam satu bulan selesai. Demikian, selamat menunaikan ibadah puasa di bulan yang penuh berkah, bulan penuh pahala, bulan suci Ramadhan.
<\/p>\n","post_title":"Bulan Ramadhan, Kapan Waktu yang Tepat untuk Menikmati Rokok?","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"bulan-ramadhan-kapan-waktu-yang-tepat-untuk-menikmati-rokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-06 14:14:45","post_modified_gmt":"2019-05-06 07:14:45","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5693","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5674,"post_author":"877","post_date":"2019-05-01 11:24:30","post_date_gmt":"2019-05-01 04:24:30","post_content":"\n

Sehabis shubuh suasana masih agak gelap, namun banyak jalan jalan di kota Kudus sudah ramai dan padat, bahkan terjadi kemacetan di banyak titik. Tidak hanya di jalan raya, jalan kampung pun demikian. Terlihat para wanita, ada yang berseragam batik ada yang tidak.  Ada yang bawa sepeda motor, sepeda ontel, kebanyakan mereka naik mobil rombongan. Bahkan bayak pula mobil yang di tumpangi pakai bak terbuka (pic up). Hampir tiap sudut di kota Kudus terjadi demikian. Baik dari arah barat, arah selatan, arah timur dan dari utara, ramai para wanita. <\/p>\n\n\n\n

Sekilas Tidak pantas bagi kaum hawa ini keluar masih gelap, tapi di Kudus sudah terlihat terbiasa. Mereka pergi dan beraktitifitas saat banyak orang masih melanjutkan istirahatnya. Bangun tidur, mereka harus mealkukan pekerjaan sebagai ibu dan sebagai istri, menyiapkan kebutuhan anak dan suami untuk pagi sampai siang hari. \u00a0Mereka ini tidak lain berangkat bekerja ke pabrik. Mereka ini adalah pewaris budaya atau lebih tepatnya orang yang melestarikan budaya. Budaya masyarakat Indonesia yang berusia lebih dari seratus tahun.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Peran Rokok Kretek Saat Masa Revolusi Fisik di Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

Budaya yang diwariskan oleh H. Djamhari sejak abad 19 yang lalu. Budaya pengetahuan meracik dan mengolah tembakau dengan cengkeh, serta budaya melinting hingga berbentuk kretek. Di tangan para wanita yang terampil inilah, budaya kretek di Kudus tetap lestari. Selain melestarikan budaya membuat kretek, mereka tentunya mendapatkan imbalan yang cukup untuk membantu ekonomi keluarga. <\/p>\n\n\n\n

Di Kudus, menjadi pekerja di pabrik pembuatan kretek menjadi kebanggaan. Banyak kaum hawa saling berebut. Dan tidak sembarang orang bisa masuk harus mempunyai pengalaman membuat kretek, minimal pengetahuan.  Pengalaman dan pengetahuan meracik dan membuat kretek bukanlah hal yang sederhana. Harus melalui tahapan belajar pelan pelan dan sabar. <\/p>\n\n\n\n

Tidak percaya? Silahkan buktikan. Saya pernah melihat sendiri beberapa kali, saat mereka (wanita pembuat kretek) kedatangan tamu, dari mahasiswa sampai pejabat pemerintah lokal dan pusat. Para tamu melihat sendiri ketrampilan para wanita pembuat kretek. Kebanyakan para tamu heran melihat ketrampilan tangan para wanita pekerja pembuat kretek. Karena sangat cepat, bersih dan rapi, seakan-akan seperti mesin. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Industri Rokok Kretek Nasional, Bertahan dalam Rentetan Panjang Krisis Ekonomi<\/a><\/p>\n\n\n\n

Saat berkunjung para tamu dipersilahkan mencoba untuk membuat kretek. Memang kalau dilihat seakan-akan mudah dikerjakan, setelah para tamu mempraktekkan hasilnya nihil alias tidak bisa cepat, bagus dan rapi. Ya hanya jadi serupa lintingan rokok kretek. Ukuran kepadatan isian tembakau dalam bungkus tidak terpenuhi, bentuk konus yang baik juga tidak terpenuhi. Kerapian lintingan dan kecepatan melinting apalagi jauh dari kebiasaan para wanita pembuat kretek. <\/p>\n\n\n\n

Perlu diketahui, selain bahan baku yang baik, ukuran kepadatan dan bentuk rokok kretek sangat mempengaruhi rasa. Semisal isian tembakau kurang padat rasanya hambar, begitu pula terlalu padat maka hisapannya berat. Jelas mempengaruhi kenikmatan rokok kretek. Membuat rokok kretek agar mantap rasanya bukan perkara mudah, harus melalui tahapan-tahapan pembelajaran. Selain itu harus benar-benar tekun dan rajin.   <\/p>\n\n\n\n

Kebanyakan pewaris ketrampilan pembuat rokok kretek di Kudus kaum hawa, dan beragam umurnya, ada yang muda (lulus SMA\/SMK) ada yang sudah usia tua sekitar 50-60an tahun. Pengakuan salah satu wanita sebagai pekerja pembuat kretek di Kudus bernama Haryanti umur 43 tahun warga desa Gondangmanis, ia sangat bangga dapat mewarisi keahlian dan ketrampilan membuat rokok kretek. Keahlian dan ketrampilan orang Kudus. Ia memang dibesarkan di Kudus, tapi asli orang tuanya berasal dari kabupaten Kendal sebelah selatan kota Semarang. Ia belajar membuat rokok kretek sejak lulus dari SMK di Kudus, dari tetangga rumahnya. Awalnya memang sulit, berkat kesabaran akhirnya sekarang lebih dari sekedar bisa. <\/p>\n\n\n\n

Bangganya lagi, berkat keahlian yang ia miliki, menghasilkan nilai ekonomi yang cukup untuk membantu suami. Hingga dapat menyekolahkan tiga anaknya, anak pertama lulus SMA tahun kemarin dan kemudian lolos menjadi TNI, anak kedua sekarang masih SMA dan anak ketiga jenjang SLTP. <\/p>\n\n\n\n

Masuk menjadi pegawai pabrik rokok kretek pun tidaklah mudah, saingannya banyak, ungkap Haryanti. Karena menjadi pegawai pabrik rokok kretek bagi kebanyakan masyarakat Kudus menjadi kebanggaan, selain pendapatannya tetap, juga mendapatkan jaminann sosial, seperti kesehatan dan tunjangan lainnya. Lain itu, kalau di pabrikan besar seperti Djarum, saat usia senja dan dirumahkan mendapat pesangon yang lebih dari cukup, ungkap Haryanti lagi. Ia juga menceritakan, ada tetangganya yang sudah usia lanjut dan tidak lagi bekerja, mendapatkan pesangon yang cukup untuk modal membuat warung klontong dirumah.<\/p>\n\n\n\n

Kesaksian Haryanti, sebagai pewaris keahlian membuat kretek salah satu bukti bahwa membuat rokok kretek bukan perkara mudah, perlu proses transformasi ilmu dari ahlinya. Selain itu, mempunyai keahlian membuat rokok kretek menjadi kebanggaan tersendiri, sebagai pemegang tongkat warisan dan juga mempunyai nilai ekonomi yang cukup untuk keluarga. Kebanyakan yang mewarisi adalah kaum perempuan, yang setiap hari pekerjaannya bergelut dengan tembakau, cengkeh dan rokok kretek. Dan yang terpenting menjadi pewaris membuat rokok kretek<\/a> dan menjadi pegawai pabrik rokok kretek masih menjadi kebanggan kebanyakan masyarakat kecil di kota Kudus. \u00a0
<\/p>\n","post_title":"Perempuan-perempuan Kudus Pewaris Keterampilan Membuat Kretek","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perempuan-perempuan-kudus-pewaris-keterampilan-membuat-kretek","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-01 11:24:38","post_modified_gmt":"2019-05-01 04:24:38","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":18},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Kelima<\/strong>, menjelang waktu imsak, waktu yang terakhir boleh makan, minum dan merokok. Waktu yang sangat nikmat merokok kretek karena sebagai pamungkas. Tapi jangan lupa tetap diakhiri minum air putih dan gosok gigi.<\/p>\n\n\n\n

Inilah beberapa waktu yang nikmat untuk menghisap rokok kretek, adapun untuk relaksasi dan rekreasi tergantung waktun yang dibutuhkan. Tentunya di saat bulan suci Ramadhan, hanya diperbolehkan di malam hari sampai batas fajar shodik atau batas imsak. Jangan lupa dimalam hari untuk niat berpuasa dipagi harinya, begitu seterusnya sampai tanggal bulan suci Ramadhan dalam satu bulan selesai. Demikian, selamat menunaikan ibadah puasa di bulan yang penuh berkah, bulan penuh pahala, bulan suci Ramadhan.
<\/p>\n","post_title":"Bulan Ramadhan, Kapan Waktu yang Tepat untuk Menikmati Rokok?","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"bulan-ramadhan-kapan-waktu-yang-tepat-untuk-menikmati-rokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-06 14:14:45","post_modified_gmt":"2019-05-06 07:14:45","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5693","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5674,"post_author":"877","post_date":"2019-05-01 11:24:30","post_date_gmt":"2019-05-01 04:24:30","post_content":"\n

Sehabis shubuh suasana masih agak gelap, namun banyak jalan jalan di kota Kudus sudah ramai dan padat, bahkan terjadi kemacetan di banyak titik. Tidak hanya di jalan raya, jalan kampung pun demikian. Terlihat para wanita, ada yang berseragam batik ada yang tidak.  Ada yang bawa sepeda motor, sepeda ontel, kebanyakan mereka naik mobil rombongan. Bahkan bayak pula mobil yang di tumpangi pakai bak terbuka (pic up). Hampir tiap sudut di kota Kudus terjadi demikian. Baik dari arah barat, arah selatan, arah timur dan dari utara, ramai para wanita. <\/p>\n\n\n\n

Sekilas Tidak pantas bagi kaum hawa ini keluar masih gelap, tapi di Kudus sudah terlihat terbiasa. Mereka pergi dan beraktitifitas saat banyak orang masih melanjutkan istirahatnya. Bangun tidur, mereka harus mealkukan pekerjaan sebagai ibu dan sebagai istri, menyiapkan kebutuhan anak dan suami untuk pagi sampai siang hari. \u00a0Mereka ini tidak lain berangkat bekerja ke pabrik. Mereka ini adalah pewaris budaya atau lebih tepatnya orang yang melestarikan budaya. Budaya masyarakat Indonesia yang berusia lebih dari seratus tahun.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Peran Rokok Kretek Saat Masa Revolusi Fisik di Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

Budaya yang diwariskan oleh H. Djamhari sejak abad 19 yang lalu. Budaya pengetahuan meracik dan mengolah tembakau dengan cengkeh, serta budaya melinting hingga berbentuk kretek. Di tangan para wanita yang terampil inilah, budaya kretek di Kudus tetap lestari. Selain melestarikan budaya membuat kretek, mereka tentunya mendapatkan imbalan yang cukup untuk membantu ekonomi keluarga. <\/p>\n\n\n\n

Di Kudus, menjadi pekerja di pabrik pembuatan kretek menjadi kebanggaan. Banyak kaum hawa saling berebut. Dan tidak sembarang orang bisa masuk harus mempunyai pengalaman membuat kretek, minimal pengetahuan.  Pengalaman dan pengetahuan meracik dan membuat kretek bukanlah hal yang sederhana. Harus melalui tahapan belajar pelan pelan dan sabar. <\/p>\n\n\n\n

Tidak percaya? Silahkan buktikan. Saya pernah melihat sendiri beberapa kali, saat mereka (wanita pembuat kretek) kedatangan tamu, dari mahasiswa sampai pejabat pemerintah lokal dan pusat. Para tamu melihat sendiri ketrampilan para wanita pembuat kretek. Kebanyakan para tamu heran melihat ketrampilan tangan para wanita pekerja pembuat kretek. Karena sangat cepat, bersih dan rapi, seakan-akan seperti mesin. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Industri Rokok Kretek Nasional, Bertahan dalam Rentetan Panjang Krisis Ekonomi<\/a><\/p>\n\n\n\n

Saat berkunjung para tamu dipersilahkan mencoba untuk membuat kretek. Memang kalau dilihat seakan-akan mudah dikerjakan, setelah para tamu mempraktekkan hasilnya nihil alias tidak bisa cepat, bagus dan rapi. Ya hanya jadi serupa lintingan rokok kretek. Ukuran kepadatan isian tembakau dalam bungkus tidak terpenuhi, bentuk konus yang baik juga tidak terpenuhi. Kerapian lintingan dan kecepatan melinting apalagi jauh dari kebiasaan para wanita pembuat kretek. <\/p>\n\n\n\n

Perlu diketahui, selain bahan baku yang baik, ukuran kepadatan dan bentuk rokok kretek sangat mempengaruhi rasa. Semisal isian tembakau kurang padat rasanya hambar, begitu pula terlalu padat maka hisapannya berat. Jelas mempengaruhi kenikmatan rokok kretek. Membuat rokok kretek agar mantap rasanya bukan perkara mudah, harus melalui tahapan-tahapan pembelajaran. Selain itu harus benar-benar tekun dan rajin.   <\/p>\n\n\n\n

Kebanyakan pewaris ketrampilan pembuat rokok kretek di Kudus kaum hawa, dan beragam umurnya, ada yang muda (lulus SMA\/SMK) ada yang sudah usia tua sekitar 50-60an tahun. Pengakuan salah satu wanita sebagai pekerja pembuat kretek di Kudus bernama Haryanti umur 43 tahun warga desa Gondangmanis, ia sangat bangga dapat mewarisi keahlian dan ketrampilan membuat rokok kretek. Keahlian dan ketrampilan orang Kudus. Ia memang dibesarkan di Kudus, tapi asli orang tuanya berasal dari kabupaten Kendal sebelah selatan kota Semarang. Ia belajar membuat rokok kretek sejak lulus dari SMK di Kudus, dari tetangga rumahnya. Awalnya memang sulit, berkat kesabaran akhirnya sekarang lebih dari sekedar bisa. <\/p>\n\n\n\n

Bangganya lagi, berkat keahlian yang ia miliki, menghasilkan nilai ekonomi yang cukup untuk membantu suami. Hingga dapat menyekolahkan tiga anaknya, anak pertama lulus SMA tahun kemarin dan kemudian lolos menjadi TNI, anak kedua sekarang masih SMA dan anak ketiga jenjang SLTP. <\/p>\n\n\n\n

Masuk menjadi pegawai pabrik rokok kretek pun tidaklah mudah, saingannya banyak, ungkap Haryanti. Karena menjadi pegawai pabrik rokok kretek bagi kebanyakan masyarakat Kudus menjadi kebanggaan, selain pendapatannya tetap, juga mendapatkan jaminann sosial, seperti kesehatan dan tunjangan lainnya. Lain itu, kalau di pabrikan besar seperti Djarum, saat usia senja dan dirumahkan mendapat pesangon yang lebih dari cukup, ungkap Haryanti lagi. Ia juga menceritakan, ada tetangganya yang sudah usia lanjut dan tidak lagi bekerja, mendapatkan pesangon yang cukup untuk modal membuat warung klontong dirumah.<\/p>\n\n\n\n

Kesaksian Haryanti, sebagai pewaris keahlian membuat kretek salah satu bukti bahwa membuat rokok kretek bukan perkara mudah, perlu proses transformasi ilmu dari ahlinya. Selain itu, mempunyai keahlian membuat rokok kretek menjadi kebanggaan tersendiri, sebagai pemegang tongkat warisan dan juga mempunyai nilai ekonomi yang cukup untuk keluarga. Kebanyakan yang mewarisi adalah kaum perempuan, yang setiap hari pekerjaannya bergelut dengan tembakau, cengkeh dan rokok kretek. Dan yang terpenting menjadi pewaris membuat rokok kretek<\/a> dan menjadi pegawai pabrik rokok kretek masih menjadi kebanggan kebanyakan masyarakat kecil di kota Kudus. \u00a0
<\/p>\n","post_title":"Perempuan-perempuan Kudus Pewaris Keterampilan Membuat Kretek","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perempuan-perempuan-kudus-pewaris-keterampilan-membuat-kretek","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-01 11:24:38","post_modified_gmt":"2019-05-01 04:24:38","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":18},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Keempat<\/strong>, setelah sahur, setelah makan sahur juga waktu yang sangat nikmat merokok kretek sambil membawa sisa minuman.<\/p>\n\n\n\n

Kelima<\/strong>, menjelang waktu imsak, waktu yang terakhir boleh makan, minum dan merokok. Waktu yang sangat nikmat merokok kretek karena sebagai pamungkas. Tapi jangan lupa tetap diakhiri minum air putih dan gosok gigi.<\/p>\n\n\n\n

Inilah beberapa waktu yang nikmat untuk menghisap rokok kretek, adapun untuk relaksasi dan rekreasi tergantung waktun yang dibutuhkan. Tentunya di saat bulan suci Ramadhan, hanya diperbolehkan di malam hari sampai batas fajar shodik atau batas imsak. Jangan lupa dimalam hari untuk niat berpuasa dipagi harinya, begitu seterusnya sampai tanggal bulan suci Ramadhan dalam satu bulan selesai. Demikian, selamat menunaikan ibadah puasa di bulan yang penuh berkah, bulan penuh pahala, bulan suci Ramadhan.
<\/p>\n","post_title":"Bulan Ramadhan, Kapan Waktu yang Tepat untuk Menikmati Rokok?","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"bulan-ramadhan-kapan-waktu-yang-tepat-untuk-menikmati-rokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-06 14:14:45","post_modified_gmt":"2019-05-06 07:14:45","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5693","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5674,"post_author":"877","post_date":"2019-05-01 11:24:30","post_date_gmt":"2019-05-01 04:24:30","post_content":"\n

Sehabis shubuh suasana masih agak gelap, namun banyak jalan jalan di kota Kudus sudah ramai dan padat, bahkan terjadi kemacetan di banyak titik. Tidak hanya di jalan raya, jalan kampung pun demikian. Terlihat para wanita, ada yang berseragam batik ada yang tidak.  Ada yang bawa sepeda motor, sepeda ontel, kebanyakan mereka naik mobil rombongan. Bahkan bayak pula mobil yang di tumpangi pakai bak terbuka (pic up). Hampir tiap sudut di kota Kudus terjadi demikian. Baik dari arah barat, arah selatan, arah timur dan dari utara, ramai para wanita. <\/p>\n\n\n\n

Sekilas Tidak pantas bagi kaum hawa ini keluar masih gelap, tapi di Kudus sudah terlihat terbiasa. Mereka pergi dan beraktitifitas saat banyak orang masih melanjutkan istirahatnya. Bangun tidur, mereka harus mealkukan pekerjaan sebagai ibu dan sebagai istri, menyiapkan kebutuhan anak dan suami untuk pagi sampai siang hari. \u00a0Mereka ini tidak lain berangkat bekerja ke pabrik. Mereka ini adalah pewaris budaya atau lebih tepatnya orang yang melestarikan budaya. Budaya masyarakat Indonesia yang berusia lebih dari seratus tahun.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Peran Rokok Kretek Saat Masa Revolusi Fisik di Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

Budaya yang diwariskan oleh H. Djamhari sejak abad 19 yang lalu. Budaya pengetahuan meracik dan mengolah tembakau dengan cengkeh, serta budaya melinting hingga berbentuk kretek. Di tangan para wanita yang terampil inilah, budaya kretek di Kudus tetap lestari. Selain melestarikan budaya membuat kretek, mereka tentunya mendapatkan imbalan yang cukup untuk membantu ekonomi keluarga. <\/p>\n\n\n\n

Di Kudus, menjadi pekerja di pabrik pembuatan kretek menjadi kebanggaan. Banyak kaum hawa saling berebut. Dan tidak sembarang orang bisa masuk harus mempunyai pengalaman membuat kretek, minimal pengetahuan.  Pengalaman dan pengetahuan meracik dan membuat kretek bukanlah hal yang sederhana. Harus melalui tahapan belajar pelan pelan dan sabar. <\/p>\n\n\n\n

Tidak percaya? Silahkan buktikan. Saya pernah melihat sendiri beberapa kali, saat mereka (wanita pembuat kretek) kedatangan tamu, dari mahasiswa sampai pejabat pemerintah lokal dan pusat. Para tamu melihat sendiri ketrampilan para wanita pembuat kretek. Kebanyakan para tamu heran melihat ketrampilan tangan para wanita pekerja pembuat kretek. Karena sangat cepat, bersih dan rapi, seakan-akan seperti mesin. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Industri Rokok Kretek Nasional, Bertahan dalam Rentetan Panjang Krisis Ekonomi<\/a><\/p>\n\n\n\n

Saat berkunjung para tamu dipersilahkan mencoba untuk membuat kretek. Memang kalau dilihat seakan-akan mudah dikerjakan, setelah para tamu mempraktekkan hasilnya nihil alias tidak bisa cepat, bagus dan rapi. Ya hanya jadi serupa lintingan rokok kretek. Ukuran kepadatan isian tembakau dalam bungkus tidak terpenuhi, bentuk konus yang baik juga tidak terpenuhi. Kerapian lintingan dan kecepatan melinting apalagi jauh dari kebiasaan para wanita pembuat kretek. <\/p>\n\n\n\n

Perlu diketahui, selain bahan baku yang baik, ukuran kepadatan dan bentuk rokok kretek sangat mempengaruhi rasa. Semisal isian tembakau kurang padat rasanya hambar, begitu pula terlalu padat maka hisapannya berat. Jelas mempengaruhi kenikmatan rokok kretek. Membuat rokok kretek agar mantap rasanya bukan perkara mudah, harus melalui tahapan-tahapan pembelajaran. Selain itu harus benar-benar tekun dan rajin.   <\/p>\n\n\n\n

Kebanyakan pewaris ketrampilan pembuat rokok kretek di Kudus kaum hawa, dan beragam umurnya, ada yang muda (lulus SMA\/SMK) ada yang sudah usia tua sekitar 50-60an tahun. Pengakuan salah satu wanita sebagai pekerja pembuat kretek di Kudus bernama Haryanti umur 43 tahun warga desa Gondangmanis, ia sangat bangga dapat mewarisi keahlian dan ketrampilan membuat rokok kretek. Keahlian dan ketrampilan orang Kudus. Ia memang dibesarkan di Kudus, tapi asli orang tuanya berasal dari kabupaten Kendal sebelah selatan kota Semarang. Ia belajar membuat rokok kretek sejak lulus dari SMK di Kudus, dari tetangga rumahnya. Awalnya memang sulit, berkat kesabaran akhirnya sekarang lebih dari sekedar bisa. <\/p>\n\n\n\n

Bangganya lagi, berkat keahlian yang ia miliki, menghasilkan nilai ekonomi yang cukup untuk membantu suami. Hingga dapat menyekolahkan tiga anaknya, anak pertama lulus SMA tahun kemarin dan kemudian lolos menjadi TNI, anak kedua sekarang masih SMA dan anak ketiga jenjang SLTP. <\/p>\n\n\n\n

Masuk menjadi pegawai pabrik rokok kretek pun tidaklah mudah, saingannya banyak, ungkap Haryanti. Karena menjadi pegawai pabrik rokok kretek bagi kebanyakan masyarakat Kudus menjadi kebanggaan, selain pendapatannya tetap, juga mendapatkan jaminann sosial, seperti kesehatan dan tunjangan lainnya. Lain itu, kalau di pabrikan besar seperti Djarum, saat usia senja dan dirumahkan mendapat pesangon yang lebih dari cukup, ungkap Haryanti lagi. Ia juga menceritakan, ada tetangganya yang sudah usia lanjut dan tidak lagi bekerja, mendapatkan pesangon yang cukup untuk modal membuat warung klontong dirumah.<\/p>\n\n\n\n

Kesaksian Haryanti, sebagai pewaris keahlian membuat kretek salah satu bukti bahwa membuat rokok kretek bukan perkara mudah, perlu proses transformasi ilmu dari ahlinya. Selain itu, mempunyai keahlian membuat rokok kretek menjadi kebanggaan tersendiri, sebagai pemegang tongkat warisan dan juga mempunyai nilai ekonomi yang cukup untuk keluarga. Kebanyakan yang mewarisi adalah kaum perempuan, yang setiap hari pekerjaannya bergelut dengan tembakau, cengkeh dan rokok kretek. Dan yang terpenting menjadi pewaris membuat rokok kretek<\/a> dan menjadi pegawai pabrik rokok kretek masih menjadi kebanggan kebanyakan masyarakat kecil di kota Kudus. \u00a0
<\/p>\n","post_title":"Perempuan-perempuan Kudus Pewaris Keterampilan Membuat Kretek","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perempuan-perempuan-kudus-pewaris-keterampilan-membuat-kretek","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-01 11:24:38","post_modified_gmt":"2019-05-01 04:24:38","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":18},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Ketiga<\/strong>, setelah tadarus al-Quran malam hari di masjid atau musholla, sudah menjadi adat setelah sholat tarawih di masjid atau musholla diadakan baca al-Quran bergantian disebut tadarus al-Quran, selesai tadarus \u00a0biasanya ngobrol sebentar sambil menikmati hidangan dari masyarakat dan minuman malah terkadang kopi, disitulah waktu yang nikmat merokok kretek sambil ngobrol, makan dan minum.<\/p>\n\n\n\n

Keempat<\/strong>, setelah sahur, setelah makan sahur juga waktu yang sangat nikmat merokok kretek sambil membawa sisa minuman.<\/p>\n\n\n\n

Kelima<\/strong>, menjelang waktu imsak, waktu yang terakhir boleh makan, minum dan merokok. Waktu yang sangat nikmat merokok kretek karena sebagai pamungkas. Tapi jangan lupa tetap diakhiri minum air putih dan gosok gigi.<\/p>\n\n\n\n

Inilah beberapa waktu yang nikmat untuk menghisap rokok kretek, adapun untuk relaksasi dan rekreasi tergantung waktun yang dibutuhkan. Tentunya di saat bulan suci Ramadhan, hanya diperbolehkan di malam hari sampai batas fajar shodik atau batas imsak. Jangan lupa dimalam hari untuk niat berpuasa dipagi harinya, begitu seterusnya sampai tanggal bulan suci Ramadhan dalam satu bulan selesai. Demikian, selamat menunaikan ibadah puasa di bulan yang penuh berkah, bulan penuh pahala, bulan suci Ramadhan.
<\/p>\n","post_title":"Bulan Ramadhan, Kapan Waktu yang Tepat untuk Menikmati Rokok?","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"bulan-ramadhan-kapan-waktu-yang-tepat-untuk-menikmati-rokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-06 14:14:45","post_modified_gmt":"2019-05-06 07:14:45","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5693","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5674,"post_author":"877","post_date":"2019-05-01 11:24:30","post_date_gmt":"2019-05-01 04:24:30","post_content":"\n

Sehabis shubuh suasana masih agak gelap, namun banyak jalan jalan di kota Kudus sudah ramai dan padat, bahkan terjadi kemacetan di banyak titik. Tidak hanya di jalan raya, jalan kampung pun demikian. Terlihat para wanita, ada yang berseragam batik ada yang tidak.  Ada yang bawa sepeda motor, sepeda ontel, kebanyakan mereka naik mobil rombongan. Bahkan bayak pula mobil yang di tumpangi pakai bak terbuka (pic up). Hampir tiap sudut di kota Kudus terjadi demikian. Baik dari arah barat, arah selatan, arah timur dan dari utara, ramai para wanita. <\/p>\n\n\n\n

Sekilas Tidak pantas bagi kaum hawa ini keluar masih gelap, tapi di Kudus sudah terlihat terbiasa. Mereka pergi dan beraktitifitas saat banyak orang masih melanjutkan istirahatnya. Bangun tidur, mereka harus mealkukan pekerjaan sebagai ibu dan sebagai istri, menyiapkan kebutuhan anak dan suami untuk pagi sampai siang hari. \u00a0Mereka ini tidak lain berangkat bekerja ke pabrik. Mereka ini adalah pewaris budaya atau lebih tepatnya orang yang melestarikan budaya. Budaya masyarakat Indonesia yang berusia lebih dari seratus tahun.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Peran Rokok Kretek Saat Masa Revolusi Fisik di Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

Budaya yang diwariskan oleh H. Djamhari sejak abad 19 yang lalu. Budaya pengetahuan meracik dan mengolah tembakau dengan cengkeh, serta budaya melinting hingga berbentuk kretek. Di tangan para wanita yang terampil inilah, budaya kretek di Kudus tetap lestari. Selain melestarikan budaya membuat kretek, mereka tentunya mendapatkan imbalan yang cukup untuk membantu ekonomi keluarga. <\/p>\n\n\n\n

Di Kudus, menjadi pekerja di pabrik pembuatan kretek menjadi kebanggaan. Banyak kaum hawa saling berebut. Dan tidak sembarang orang bisa masuk harus mempunyai pengalaman membuat kretek, minimal pengetahuan.  Pengalaman dan pengetahuan meracik dan membuat kretek bukanlah hal yang sederhana. Harus melalui tahapan belajar pelan pelan dan sabar. <\/p>\n\n\n\n

Tidak percaya? Silahkan buktikan. Saya pernah melihat sendiri beberapa kali, saat mereka (wanita pembuat kretek) kedatangan tamu, dari mahasiswa sampai pejabat pemerintah lokal dan pusat. Para tamu melihat sendiri ketrampilan para wanita pembuat kretek. Kebanyakan para tamu heran melihat ketrampilan tangan para wanita pekerja pembuat kretek. Karena sangat cepat, bersih dan rapi, seakan-akan seperti mesin. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Industri Rokok Kretek Nasional, Bertahan dalam Rentetan Panjang Krisis Ekonomi<\/a><\/p>\n\n\n\n

Saat berkunjung para tamu dipersilahkan mencoba untuk membuat kretek. Memang kalau dilihat seakan-akan mudah dikerjakan, setelah para tamu mempraktekkan hasilnya nihil alias tidak bisa cepat, bagus dan rapi. Ya hanya jadi serupa lintingan rokok kretek. Ukuran kepadatan isian tembakau dalam bungkus tidak terpenuhi, bentuk konus yang baik juga tidak terpenuhi. Kerapian lintingan dan kecepatan melinting apalagi jauh dari kebiasaan para wanita pembuat kretek. <\/p>\n\n\n\n

Perlu diketahui, selain bahan baku yang baik, ukuran kepadatan dan bentuk rokok kretek sangat mempengaruhi rasa. Semisal isian tembakau kurang padat rasanya hambar, begitu pula terlalu padat maka hisapannya berat. Jelas mempengaruhi kenikmatan rokok kretek. Membuat rokok kretek agar mantap rasanya bukan perkara mudah, harus melalui tahapan-tahapan pembelajaran. Selain itu harus benar-benar tekun dan rajin.   <\/p>\n\n\n\n

Kebanyakan pewaris ketrampilan pembuat rokok kretek di Kudus kaum hawa, dan beragam umurnya, ada yang muda (lulus SMA\/SMK) ada yang sudah usia tua sekitar 50-60an tahun. Pengakuan salah satu wanita sebagai pekerja pembuat kretek di Kudus bernama Haryanti umur 43 tahun warga desa Gondangmanis, ia sangat bangga dapat mewarisi keahlian dan ketrampilan membuat rokok kretek. Keahlian dan ketrampilan orang Kudus. Ia memang dibesarkan di Kudus, tapi asli orang tuanya berasal dari kabupaten Kendal sebelah selatan kota Semarang. Ia belajar membuat rokok kretek sejak lulus dari SMK di Kudus, dari tetangga rumahnya. Awalnya memang sulit, berkat kesabaran akhirnya sekarang lebih dari sekedar bisa. <\/p>\n\n\n\n

Bangganya lagi, berkat keahlian yang ia miliki, menghasilkan nilai ekonomi yang cukup untuk membantu suami. Hingga dapat menyekolahkan tiga anaknya, anak pertama lulus SMA tahun kemarin dan kemudian lolos menjadi TNI, anak kedua sekarang masih SMA dan anak ketiga jenjang SLTP. <\/p>\n\n\n\n

Masuk menjadi pegawai pabrik rokok kretek pun tidaklah mudah, saingannya banyak, ungkap Haryanti. Karena menjadi pegawai pabrik rokok kretek bagi kebanyakan masyarakat Kudus menjadi kebanggaan, selain pendapatannya tetap, juga mendapatkan jaminann sosial, seperti kesehatan dan tunjangan lainnya. Lain itu, kalau di pabrikan besar seperti Djarum, saat usia senja dan dirumahkan mendapat pesangon yang lebih dari cukup, ungkap Haryanti lagi. Ia juga menceritakan, ada tetangganya yang sudah usia lanjut dan tidak lagi bekerja, mendapatkan pesangon yang cukup untuk modal membuat warung klontong dirumah.<\/p>\n\n\n\n

Kesaksian Haryanti, sebagai pewaris keahlian membuat kretek salah satu bukti bahwa membuat rokok kretek bukan perkara mudah, perlu proses transformasi ilmu dari ahlinya. Selain itu, mempunyai keahlian membuat rokok kretek menjadi kebanggaan tersendiri, sebagai pemegang tongkat warisan dan juga mempunyai nilai ekonomi yang cukup untuk keluarga. Kebanyakan yang mewarisi adalah kaum perempuan, yang setiap hari pekerjaannya bergelut dengan tembakau, cengkeh dan rokok kretek. Dan yang terpenting menjadi pewaris membuat rokok kretek<\/a> dan menjadi pegawai pabrik rokok kretek masih menjadi kebanggan kebanyakan masyarakat kecil di kota Kudus. \u00a0
<\/p>\n","post_title":"Perempuan-perempuan Kudus Pewaris Keterampilan Membuat Kretek","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perempuan-perempuan-kudus-pewaris-keterampilan-membuat-kretek","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-01 11:24:38","post_modified_gmt":"2019-05-01 04:24:38","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":18},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Kedua<\/strong>, setelah sholat, baik setelah sholat magrib yang dilaksanakan setelah makan dan minum buka puasa, atau setelah sholat tarawih selesai. Setelah kewajiban kita mentaati agama selesai, serasa hati plong dan disaat itulah sangat nikmat merokok kretek.<\/p>\n\n\n\n

Ketiga<\/strong>, setelah tadarus al-Quran malam hari di masjid atau musholla, sudah menjadi adat setelah sholat tarawih di masjid atau musholla diadakan baca al-Quran bergantian disebut tadarus al-Quran, selesai tadarus \u00a0biasanya ngobrol sebentar sambil menikmati hidangan dari masyarakat dan minuman malah terkadang kopi, disitulah waktu yang nikmat merokok kretek sambil ngobrol, makan dan minum.<\/p>\n\n\n\n

Keempat<\/strong>, setelah sahur, setelah makan sahur juga waktu yang sangat nikmat merokok kretek sambil membawa sisa minuman.<\/p>\n\n\n\n

Kelima<\/strong>, menjelang waktu imsak, waktu yang terakhir boleh makan, minum dan merokok. Waktu yang sangat nikmat merokok kretek karena sebagai pamungkas. Tapi jangan lupa tetap diakhiri minum air putih dan gosok gigi.<\/p>\n\n\n\n

Inilah beberapa waktu yang nikmat untuk menghisap rokok kretek, adapun untuk relaksasi dan rekreasi tergantung waktun yang dibutuhkan. Tentunya di saat bulan suci Ramadhan, hanya diperbolehkan di malam hari sampai batas fajar shodik atau batas imsak. Jangan lupa dimalam hari untuk niat berpuasa dipagi harinya, begitu seterusnya sampai tanggal bulan suci Ramadhan dalam satu bulan selesai. Demikian, selamat menunaikan ibadah puasa di bulan yang penuh berkah, bulan penuh pahala, bulan suci Ramadhan.
<\/p>\n","post_title":"Bulan Ramadhan, Kapan Waktu yang Tepat untuk Menikmati Rokok?","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"bulan-ramadhan-kapan-waktu-yang-tepat-untuk-menikmati-rokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-06 14:14:45","post_modified_gmt":"2019-05-06 07:14:45","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5693","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5674,"post_author":"877","post_date":"2019-05-01 11:24:30","post_date_gmt":"2019-05-01 04:24:30","post_content":"\n

Sehabis shubuh suasana masih agak gelap, namun banyak jalan jalan di kota Kudus sudah ramai dan padat, bahkan terjadi kemacetan di banyak titik. Tidak hanya di jalan raya, jalan kampung pun demikian. Terlihat para wanita, ada yang berseragam batik ada yang tidak.  Ada yang bawa sepeda motor, sepeda ontel, kebanyakan mereka naik mobil rombongan. Bahkan bayak pula mobil yang di tumpangi pakai bak terbuka (pic up). Hampir tiap sudut di kota Kudus terjadi demikian. Baik dari arah barat, arah selatan, arah timur dan dari utara, ramai para wanita. <\/p>\n\n\n\n

Sekilas Tidak pantas bagi kaum hawa ini keluar masih gelap, tapi di Kudus sudah terlihat terbiasa. Mereka pergi dan beraktitifitas saat banyak orang masih melanjutkan istirahatnya. Bangun tidur, mereka harus mealkukan pekerjaan sebagai ibu dan sebagai istri, menyiapkan kebutuhan anak dan suami untuk pagi sampai siang hari. \u00a0Mereka ini tidak lain berangkat bekerja ke pabrik. Mereka ini adalah pewaris budaya atau lebih tepatnya orang yang melestarikan budaya. Budaya masyarakat Indonesia yang berusia lebih dari seratus tahun.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Peran Rokok Kretek Saat Masa Revolusi Fisik di Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

Budaya yang diwariskan oleh H. Djamhari sejak abad 19 yang lalu. Budaya pengetahuan meracik dan mengolah tembakau dengan cengkeh, serta budaya melinting hingga berbentuk kretek. Di tangan para wanita yang terampil inilah, budaya kretek di Kudus tetap lestari. Selain melestarikan budaya membuat kretek, mereka tentunya mendapatkan imbalan yang cukup untuk membantu ekonomi keluarga. <\/p>\n\n\n\n

Di Kudus, menjadi pekerja di pabrik pembuatan kretek menjadi kebanggaan. Banyak kaum hawa saling berebut. Dan tidak sembarang orang bisa masuk harus mempunyai pengalaman membuat kretek, minimal pengetahuan.  Pengalaman dan pengetahuan meracik dan membuat kretek bukanlah hal yang sederhana. Harus melalui tahapan belajar pelan pelan dan sabar. <\/p>\n\n\n\n

Tidak percaya? Silahkan buktikan. Saya pernah melihat sendiri beberapa kali, saat mereka (wanita pembuat kretek) kedatangan tamu, dari mahasiswa sampai pejabat pemerintah lokal dan pusat. Para tamu melihat sendiri ketrampilan para wanita pembuat kretek. Kebanyakan para tamu heran melihat ketrampilan tangan para wanita pekerja pembuat kretek. Karena sangat cepat, bersih dan rapi, seakan-akan seperti mesin. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Industri Rokok Kretek Nasional, Bertahan dalam Rentetan Panjang Krisis Ekonomi<\/a><\/p>\n\n\n\n

Saat berkunjung para tamu dipersilahkan mencoba untuk membuat kretek. Memang kalau dilihat seakan-akan mudah dikerjakan, setelah para tamu mempraktekkan hasilnya nihil alias tidak bisa cepat, bagus dan rapi. Ya hanya jadi serupa lintingan rokok kretek. Ukuran kepadatan isian tembakau dalam bungkus tidak terpenuhi, bentuk konus yang baik juga tidak terpenuhi. Kerapian lintingan dan kecepatan melinting apalagi jauh dari kebiasaan para wanita pembuat kretek. <\/p>\n\n\n\n

Perlu diketahui, selain bahan baku yang baik, ukuran kepadatan dan bentuk rokok kretek sangat mempengaruhi rasa. Semisal isian tembakau kurang padat rasanya hambar, begitu pula terlalu padat maka hisapannya berat. Jelas mempengaruhi kenikmatan rokok kretek. Membuat rokok kretek agar mantap rasanya bukan perkara mudah, harus melalui tahapan-tahapan pembelajaran. Selain itu harus benar-benar tekun dan rajin.   <\/p>\n\n\n\n

Kebanyakan pewaris ketrampilan pembuat rokok kretek di Kudus kaum hawa, dan beragam umurnya, ada yang muda (lulus SMA\/SMK) ada yang sudah usia tua sekitar 50-60an tahun. Pengakuan salah satu wanita sebagai pekerja pembuat kretek di Kudus bernama Haryanti umur 43 tahun warga desa Gondangmanis, ia sangat bangga dapat mewarisi keahlian dan ketrampilan membuat rokok kretek. Keahlian dan ketrampilan orang Kudus. Ia memang dibesarkan di Kudus, tapi asli orang tuanya berasal dari kabupaten Kendal sebelah selatan kota Semarang. Ia belajar membuat rokok kretek sejak lulus dari SMK di Kudus, dari tetangga rumahnya. Awalnya memang sulit, berkat kesabaran akhirnya sekarang lebih dari sekedar bisa. <\/p>\n\n\n\n

Bangganya lagi, berkat keahlian yang ia miliki, menghasilkan nilai ekonomi yang cukup untuk membantu suami. Hingga dapat menyekolahkan tiga anaknya, anak pertama lulus SMA tahun kemarin dan kemudian lolos menjadi TNI, anak kedua sekarang masih SMA dan anak ketiga jenjang SLTP. <\/p>\n\n\n\n

Masuk menjadi pegawai pabrik rokok kretek pun tidaklah mudah, saingannya banyak, ungkap Haryanti. Karena menjadi pegawai pabrik rokok kretek bagi kebanyakan masyarakat Kudus menjadi kebanggaan, selain pendapatannya tetap, juga mendapatkan jaminann sosial, seperti kesehatan dan tunjangan lainnya. Lain itu, kalau di pabrikan besar seperti Djarum, saat usia senja dan dirumahkan mendapat pesangon yang lebih dari cukup, ungkap Haryanti lagi. Ia juga menceritakan, ada tetangganya yang sudah usia lanjut dan tidak lagi bekerja, mendapatkan pesangon yang cukup untuk modal membuat warung klontong dirumah.<\/p>\n\n\n\n

Kesaksian Haryanti, sebagai pewaris keahlian membuat kretek salah satu bukti bahwa membuat rokok kretek bukan perkara mudah, perlu proses transformasi ilmu dari ahlinya. Selain itu, mempunyai keahlian membuat rokok kretek menjadi kebanggaan tersendiri, sebagai pemegang tongkat warisan dan juga mempunyai nilai ekonomi yang cukup untuk keluarga. Kebanyakan yang mewarisi adalah kaum perempuan, yang setiap hari pekerjaannya bergelut dengan tembakau, cengkeh dan rokok kretek. Dan yang terpenting menjadi pewaris membuat rokok kretek<\/a> dan menjadi pegawai pabrik rokok kretek masih menjadi kebanggan kebanyakan masyarakat kecil di kota Kudus. \u00a0
<\/p>\n","post_title":"Perempuan-perempuan Kudus Pewaris Keterampilan Membuat Kretek","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perempuan-perempuan-kudus-pewaris-keterampilan-membuat-kretek","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-01 11:24:38","post_modified_gmt":"2019-05-01 04:24:38","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":18},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Pertama<\/strong>, setelah berbuka puasa, artinya setelah makan dan minum selesai, kemudian menikmati rokok kretek akan terasa nikmat. Tapi perlu diwaspadai bagi sahabat kretek jangan sampai waktu sholat magribnya hilang. <\/p>\n\n\n\n

Kedua<\/strong>, setelah sholat, baik setelah sholat magrib yang dilaksanakan setelah makan dan minum buka puasa, atau setelah sholat tarawih selesai. Setelah kewajiban kita mentaati agama selesai, serasa hati plong dan disaat itulah sangat nikmat merokok kretek.<\/p>\n\n\n\n

Ketiga<\/strong>, setelah tadarus al-Quran malam hari di masjid atau musholla, sudah menjadi adat setelah sholat tarawih di masjid atau musholla diadakan baca al-Quran bergantian disebut tadarus al-Quran, selesai tadarus \u00a0biasanya ngobrol sebentar sambil menikmati hidangan dari masyarakat dan minuman malah terkadang kopi, disitulah waktu yang nikmat merokok kretek sambil ngobrol, makan dan minum.<\/p>\n\n\n\n

Keempat<\/strong>, setelah sahur, setelah makan sahur juga waktu yang sangat nikmat merokok kretek sambil membawa sisa minuman.<\/p>\n\n\n\n

Kelima<\/strong>, menjelang waktu imsak, waktu yang terakhir boleh makan, minum dan merokok. Waktu yang sangat nikmat merokok kretek karena sebagai pamungkas. Tapi jangan lupa tetap diakhiri minum air putih dan gosok gigi.<\/p>\n\n\n\n

Inilah beberapa waktu yang nikmat untuk menghisap rokok kretek, adapun untuk relaksasi dan rekreasi tergantung waktun yang dibutuhkan. Tentunya di saat bulan suci Ramadhan, hanya diperbolehkan di malam hari sampai batas fajar shodik atau batas imsak. Jangan lupa dimalam hari untuk niat berpuasa dipagi harinya, begitu seterusnya sampai tanggal bulan suci Ramadhan dalam satu bulan selesai. Demikian, selamat menunaikan ibadah puasa di bulan yang penuh berkah, bulan penuh pahala, bulan suci Ramadhan.
<\/p>\n","post_title":"Bulan Ramadhan, Kapan Waktu yang Tepat untuk Menikmati Rokok?","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"bulan-ramadhan-kapan-waktu-yang-tepat-untuk-menikmati-rokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-06 14:14:45","post_modified_gmt":"2019-05-06 07:14:45","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5693","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5674,"post_author":"877","post_date":"2019-05-01 11:24:30","post_date_gmt":"2019-05-01 04:24:30","post_content":"\n

Sehabis shubuh suasana masih agak gelap, namun banyak jalan jalan di kota Kudus sudah ramai dan padat, bahkan terjadi kemacetan di banyak titik. Tidak hanya di jalan raya, jalan kampung pun demikian. Terlihat para wanita, ada yang berseragam batik ada yang tidak.  Ada yang bawa sepeda motor, sepeda ontel, kebanyakan mereka naik mobil rombongan. Bahkan bayak pula mobil yang di tumpangi pakai bak terbuka (pic up). Hampir tiap sudut di kota Kudus terjadi demikian. Baik dari arah barat, arah selatan, arah timur dan dari utara, ramai para wanita. <\/p>\n\n\n\n

Sekilas Tidak pantas bagi kaum hawa ini keluar masih gelap, tapi di Kudus sudah terlihat terbiasa. Mereka pergi dan beraktitifitas saat banyak orang masih melanjutkan istirahatnya. Bangun tidur, mereka harus mealkukan pekerjaan sebagai ibu dan sebagai istri, menyiapkan kebutuhan anak dan suami untuk pagi sampai siang hari. \u00a0Mereka ini tidak lain berangkat bekerja ke pabrik. Mereka ini adalah pewaris budaya atau lebih tepatnya orang yang melestarikan budaya. Budaya masyarakat Indonesia yang berusia lebih dari seratus tahun.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Peran Rokok Kretek Saat Masa Revolusi Fisik di Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

Budaya yang diwariskan oleh H. Djamhari sejak abad 19 yang lalu. Budaya pengetahuan meracik dan mengolah tembakau dengan cengkeh, serta budaya melinting hingga berbentuk kretek. Di tangan para wanita yang terampil inilah, budaya kretek di Kudus tetap lestari. Selain melestarikan budaya membuat kretek, mereka tentunya mendapatkan imbalan yang cukup untuk membantu ekonomi keluarga. <\/p>\n\n\n\n

Di Kudus, menjadi pekerja di pabrik pembuatan kretek menjadi kebanggaan. Banyak kaum hawa saling berebut. Dan tidak sembarang orang bisa masuk harus mempunyai pengalaman membuat kretek, minimal pengetahuan.  Pengalaman dan pengetahuan meracik dan membuat kretek bukanlah hal yang sederhana. Harus melalui tahapan belajar pelan pelan dan sabar. <\/p>\n\n\n\n

Tidak percaya? Silahkan buktikan. Saya pernah melihat sendiri beberapa kali, saat mereka (wanita pembuat kretek) kedatangan tamu, dari mahasiswa sampai pejabat pemerintah lokal dan pusat. Para tamu melihat sendiri ketrampilan para wanita pembuat kretek. Kebanyakan para tamu heran melihat ketrampilan tangan para wanita pekerja pembuat kretek. Karena sangat cepat, bersih dan rapi, seakan-akan seperti mesin. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Industri Rokok Kretek Nasional, Bertahan dalam Rentetan Panjang Krisis Ekonomi<\/a><\/p>\n\n\n\n

Saat berkunjung para tamu dipersilahkan mencoba untuk membuat kretek. Memang kalau dilihat seakan-akan mudah dikerjakan, setelah para tamu mempraktekkan hasilnya nihil alias tidak bisa cepat, bagus dan rapi. Ya hanya jadi serupa lintingan rokok kretek. Ukuran kepadatan isian tembakau dalam bungkus tidak terpenuhi, bentuk konus yang baik juga tidak terpenuhi. Kerapian lintingan dan kecepatan melinting apalagi jauh dari kebiasaan para wanita pembuat kretek. <\/p>\n\n\n\n

Perlu diketahui, selain bahan baku yang baik, ukuran kepadatan dan bentuk rokok kretek sangat mempengaruhi rasa. Semisal isian tembakau kurang padat rasanya hambar, begitu pula terlalu padat maka hisapannya berat. Jelas mempengaruhi kenikmatan rokok kretek. Membuat rokok kretek agar mantap rasanya bukan perkara mudah, harus melalui tahapan-tahapan pembelajaran. Selain itu harus benar-benar tekun dan rajin.   <\/p>\n\n\n\n

Kebanyakan pewaris ketrampilan pembuat rokok kretek di Kudus kaum hawa, dan beragam umurnya, ada yang muda (lulus SMA\/SMK) ada yang sudah usia tua sekitar 50-60an tahun. Pengakuan salah satu wanita sebagai pekerja pembuat kretek di Kudus bernama Haryanti umur 43 tahun warga desa Gondangmanis, ia sangat bangga dapat mewarisi keahlian dan ketrampilan membuat rokok kretek. Keahlian dan ketrampilan orang Kudus. Ia memang dibesarkan di Kudus, tapi asli orang tuanya berasal dari kabupaten Kendal sebelah selatan kota Semarang. Ia belajar membuat rokok kretek sejak lulus dari SMK di Kudus, dari tetangga rumahnya. Awalnya memang sulit, berkat kesabaran akhirnya sekarang lebih dari sekedar bisa. <\/p>\n\n\n\n

Bangganya lagi, berkat keahlian yang ia miliki, menghasilkan nilai ekonomi yang cukup untuk membantu suami. Hingga dapat menyekolahkan tiga anaknya, anak pertama lulus SMA tahun kemarin dan kemudian lolos menjadi TNI, anak kedua sekarang masih SMA dan anak ketiga jenjang SLTP. <\/p>\n\n\n\n

Masuk menjadi pegawai pabrik rokok kretek pun tidaklah mudah, saingannya banyak, ungkap Haryanti. Karena menjadi pegawai pabrik rokok kretek bagi kebanyakan masyarakat Kudus menjadi kebanggaan, selain pendapatannya tetap, juga mendapatkan jaminann sosial, seperti kesehatan dan tunjangan lainnya. Lain itu, kalau di pabrikan besar seperti Djarum, saat usia senja dan dirumahkan mendapat pesangon yang lebih dari cukup, ungkap Haryanti lagi. Ia juga menceritakan, ada tetangganya yang sudah usia lanjut dan tidak lagi bekerja, mendapatkan pesangon yang cukup untuk modal membuat warung klontong dirumah.<\/p>\n\n\n\n

Kesaksian Haryanti, sebagai pewaris keahlian membuat kretek salah satu bukti bahwa membuat rokok kretek bukan perkara mudah, perlu proses transformasi ilmu dari ahlinya. Selain itu, mempunyai keahlian membuat rokok kretek menjadi kebanggaan tersendiri, sebagai pemegang tongkat warisan dan juga mempunyai nilai ekonomi yang cukup untuk keluarga. Kebanyakan yang mewarisi adalah kaum perempuan, yang setiap hari pekerjaannya bergelut dengan tembakau, cengkeh dan rokok kretek. Dan yang terpenting menjadi pewaris membuat rokok kretek<\/a> dan menjadi pegawai pabrik rokok kretek masih menjadi kebanggan kebanyakan masyarakat kecil di kota Kudus. \u00a0
<\/p>\n","post_title":"Perempuan-perempuan Kudus Pewaris Keterampilan Membuat Kretek","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perempuan-perempuan-kudus-pewaris-keterampilan-membuat-kretek","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-01 11:24:38","post_modified_gmt":"2019-05-01 04:24:38","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":18},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Sahabat kretek yang sedang berpuasa atau yang sedang relaksasi dan rekreasi, di bulan suci Ramadhan ini, ada waktu-waktu yang nikmat untuk menikmati rokok kretek, yaitu:<\/p>\n\n\n\n

Pertama<\/strong>, setelah berbuka puasa, artinya setelah makan dan minum selesai, kemudian menikmati rokok kretek akan terasa nikmat. Tapi perlu diwaspadai bagi sahabat kretek jangan sampai waktu sholat magribnya hilang. <\/p>\n\n\n\n

Kedua<\/strong>, setelah sholat, baik setelah sholat magrib yang dilaksanakan setelah makan dan minum buka puasa, atau setelah sholat tarawih selesai. Setelah kewajiban kita mentaati agama selesai, serasa hati plong dan disaat itulah sangat nikmat merokok kretek.<\/p>\n\n\n\n

Ketiga<\/strong>, setelah tadarus al-Quran malam hari di masjid atau musholla, sudah menjadi adat setelah sholat tarawih di masjid atau musholla diadakan baca al-Quran bergantian disebut tadarus al-Quran, selesai tadarus \u00a0biasanya ngobrol sebentar sambil menikmati hidangan dari masyarakat dan minuman malah terkadang kopi, disitulah waktu yang nikmat merokok kretek sambil ngobrol, makan dan minum.<\/p>\n\n\n\n

Keempat<\/strong>, setelah sahur, setelah makan sahur juga waktu yang sangat nikmat merokok kretek sambil membawa sisa minuman.<\/p>\n\n\n\n

Kelima<\/strong>, menjelang waktu imsak, waktu yang terakhir boleh makan, minum dan merokok. Waktu yang sangat nikmat merokok kretek karena sebagai pamungkas. Tapi jangan lupa tetap diakhiri minum air putih dan gosok gigi.<\/p>\n\n\n\n

Inilah beberapa waktu yang nikmat untuk menghisap rokok kretek, adapun untuk relaksasi dan rekreasi tergantung waktun yang dibutuhkan. Tentunya di saat bulan suci Ramadhan, hanya diperbolehkan di malam hari sampai batas fajar shodik atau batas imsak. Jangan lupa dimalam hari untuk niat berpuasa dipagi harinya, begitu seterusnya sampai tanggal bulan suci Ramadhan dalam satu bulan selesai. Demikian, selamat menunaikan ibadah puasa di bulan yang penuh berkah, bulan penuh pahala, bulan suci Ramadhan.
<\/p>\n","post_title":"Bulan Ramadhan, Kapan Waktu yang Tepat untuk Menikmati Rokok?","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"bulan-ramadhan-kapan-waktu-yang-tepat-untuk-menikmati-rokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-06 14:14:45","post_modified_gmt":"2019-05-06 07:14:45","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5693","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5674,"post_author":"877","post_date":"2019-05-01 11:24:30","post_date_gmt":"2019-05-01 04:24:30","post_content":"\n

Sehabis shubuh suasana masih agak gelap, namun banyak jalan jalan di kota Kudus sudah ramai dan padat, bahkan terjadi kemacetan di banyak titik. Tidak hanya di jalan raya, jalan kampung pun demikian. Terlihat para wanita, ada yang berseragam batik ada yang tidak.  Ada yang bawa sepeda motor, sepeda ontel, kebanyakan mereka naik mobil rombongan. Bahkan bayak pula mobil yang di tumpangi pakai bak terbuka (pic up). Hampir tiap sudut di kota Kudus terjadi demikian. Baik dari arah barat, arah selatan, arah timur dan dari utara, ramai para wanita. <\/p>\n\n\n\n

Sekilas Tidak pantas bagi kaum hawa ini keluar masih gelap, tapi di Kudus sudah terlihat terbiasa. Mereka pergi dan beraktitifitas saat banyak orang masih melanjutkan istirahatnya. Bangun tidur, mereka harus mealkukan pekerjaan sebagai ibu dan sebagai istri, menyiapkan kebutuhan anak dan suami untuk pagi sampai siang hari. \u00a0Mereka ini tidak lain berangkat bekerja ke pabrik. Mereka ini adalah pewaris budaya atau lebih tepatnya orang yang melestarikan budaya. Budaya masyarakat Indonesia yang berusia lebih dari seratus tahun.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Peran Rokok Kretek Saat Masa Revolusi Fisik di Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

Budaya yang diwariskan oleh H. Djamhari sejak abad 19 yang lalu. Budaya pengetahuan meracik dan mengolah tembakau dengan cengkeh, serta budaya melinting hingga berbentuk kretek. Di tangan para wanita yang terampil inilah, budaya kretek di Kudus tetap lestari. Selain melestarikan budaya membuat kretek, mereka tentunya mendapatkan imbalan yang cukup untuk membantu ekonomi keluarga. <\/p>\n\n\n\n

Di Kudus, menjadi pekerja di pabrik pembuatan kretek menjadi kebanggaan. Banyak kaum hawa saling berebut. Dan tidak sembarang orang bisa masuk harus mempunyai pengalaman membuat kretek, minimal pengetahuan.  Pengalaman dan pengetahuan meracik dan membuat kretek bukanlah hal yang sederhana. Harus melalui tahapan belajar pelan pelan dan sabar. <\/p>\n\n\n\n

Tidak percaya? Silahkan buktikan. Saya pernah melihat sendiri beberapa kali, saat mereka (wanita pembuat kretek) kedatangan tamu, dari mahasiswa sampai pejabat pemerintah lokal dan pusat. Para tamu melihat sendiri ketrampilan para wanita pembuat kretek. Kebanyakan para tamu heran melihat ketrampilan tangan para wanita pekerja pembuat kretek. Karena sangat cepat, bersih dan rapi, seakan-akan seperti mesin. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Industri Rokok Kretek Nasional, Bertahan dalam Rentetan Panjang Krisis Ekonomi<\/a><\/p>\n\n\n\n

Saat berkunjung para tamu dipersilahkan mencoba untuk membuat kretek. Memang kalau dilihat seakan-akan mudah dikerjakan, setelah para tamu mempraktekkan hasilnya nihil alias tidak bisa cepat, bagus dan rapi. Ya hanya jadi serupa lintingan rokok kretek. Ukuran kepadatan isian tembakau dalam bungkus tidak terpenuhi, bentuk konus yang baik juga tidak terpenuhi. Kerapian lintingan dan kecepatan melinting apalagi jauh dari kebiasaan para wanita pembuat kretek. <\/p>\n\n\n\n

Perlu diketahui, selain bahan baku yang baik, ukuran kepadatan dan bentuk rokok kretek sangat mempengaruhi rasa. Semisal isian tembakau kurang padat rasanya hambar, begitu pula terlalu padat maka hisapannya berat. Jelas mempengaruhi kenikmatan rokok kretek. Membuat rokok kretek agar mantap rasanya bukan perkara mudah, harus melalui tahapan-tahapan pembelajaran. Selain itu harus benar-benar tekun dan rajin.   <\/p>\n\n\n\n

Kebanyakan pewaris ketrampilan pembuat rokok kretek di Kudus kaum hawa, dan beragam umurnya, ada yang muda (lulus SMA\/SMK) ada yang sudah usia tua sekitar 50-60an tahun. Pengakuan salah satu wanita sebagai pekerja pembuat kretek di Kudus bernama Haryanti umur 43 tahun warga desa Gondangmanis, ia sangat bangga dapat mewarisi keahlian dan ketrampilan membuat rokok kretek. Keahlian dan ketrampilan orang Kudus. Ia memang dibesarkan di Kudus, tapi asli orang tuanya berasal dari kabupaten Kendal sebelah selatan kota Semarang. Ia belajar membuat rokok kretek sejak lulus dari SMK di Kudus, dari tetangga rumahnya. Awalnya memang sulit, berkat kesabaran akhirnya sekarang lebih dari sekedar bisa. <\/p>\n\n\n\n

Bangganya lagi, berkat keahlian yang ia miliki, menghasilkan nilai ekonomi yang cukup untuk membantu suami. Hingga dapat menyekolahkan tiga anaknya, anak pertama lulus SMA tahun kemarin dan kemudian lolos menjadi TNI, anak kedua sekarang masih SMA dan anak ketiga jenjang SLTP. <\/p>\n\n\n\n

Masuk menjadi pegawai pabrik rokok kretek pun tidaklah mudah, saingannya banyak, ungkap Haryanti. Karena menjadi pegawai pabrik rokok kretek bagi kebanyakan masyarakat Kudus menjadi kebanggaan, selain pendapatannya tetap, juga mendapatkan jaminann sosial, seperti kesehatan dan tunjangan lainnya. Lain itu, kalau di pabrikan besar seperti Djarum, saat usia senja dan dirumahkan mendapat pesangon yang lebih dari cukup, ungkap Haryanti lagi. Ia juga menceritakan, ada tetangganya yang sudah usia lanjut dan tidak lagi bekerja, mendapatkan pesangon yang cukup untuk modal membuat warung klontong dirumah.<\/p>\n\n\n\n

Kesaksian Haryanti, sebagai pewaris keahlian membuat kretek salah satu bukti bahwa membuat rokok kretek bukan perkara mudah, perlu proses transformasi ilmu dari ahlinya. Selain itu, mempunyai keahlian membuat rokok kretek menjadi kebanggaan tersendiri, sebagai pemegang tongkat warisan dan juga mempunyai nilai ekonomi yang cukup untuk keluarga. Kebanyakan yang mewarisi adalah kaum perempuan, yang setiap hari pekerjaannya bergelut dengan tembakau, cengkeh dan rokok kretek. Dan yang terpenting menjadi pewaris membuat rokok kretek<\/a> dan menjadi pegawai pabrik rokok kretek masih menjadi kebanggan kebanyakan masyarakat kecil di kota Kudus. \u00a0
<\/p>\n","post_title":"Perempuan-perempuan Kudus Pewaris Keterampilan Membuat Kretek","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perempuan-perempuan-kudus-pewaris-keterampilan-membuat-kretek","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-01 11:24:38","post_modified_gmt":"2019-05-01 04:24:38","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":18},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Merokok kretek sambil minum kopi atau sambil baca buku, koran dan lainnya, bagi sebagian orang menjadi sarana untuk merilekkan tubuh, dari rasa capek seharian bekerja. Begitu juga bagi yang tidak punya uang lebih untuk pergi rekreasi atau pergi tamasya, kuliner, cenderung akan mencari cara yang murah untuk merilekkan tubuhnya. Kalau ia penikmat rokok kretek, bisa dipastikan akan memilih menikmati sebatang dua batang rokok kretek dari pada harus pergi yang membutuhkan biaya besar. Jika  dibanding dengan mengeluarkan uang untuk membeli satu bungkus rokok kretek jauh lebih irit bagi sahabat kretek. <\/p>\n\n\n\n

Sahabat kretek yang sedang berpuasa atau yang sedang relaksasi dan rekreasi, di bulan suci Ramadhan ini, ada waktu-waktu yang nikmat untuk menikmati rokok kretek, yaitu:<\/p>\n\n\n\n

Pertama<\/strong>, setelah berbuka puasa, artinya setelah makan dan minum selesai, kemudian menikmati rokok kretek akan terasa nikmat. Tapi perlu diwaspadai bagi sahabat kretek jangan sampai waktu sholat magribnya hilang. <\/p>\n\n\n\n

Kedua<\/strong>, setelah sholat, baik setelah sholat magrib yang dilaksanakan setelah makan dan minum buka puasa, atau setelah sholat tarawih selesai. Setelah kewajiban kita mentaati agama selesai, serasa hati plong dan disaat itulah sangat nikmat merokok kretek.<\/p>\n\n\n\n

Ketiga<\/strong>, setelah tadarus al-Quran malam hari di masjid atau musholla, sudah menjadi adat setelah sholat tarawih di masjid atau musholla diadakan baca al-Quran bergantian disebut tadarus al-Quran, selesai tadarus \u00a0biasanya ngobrol sebentar sambil menikmati hidangan dari masyarakat dan minuman malah terkadang kopi, disitulah waktu yang nikmat merokok kretek sambil ngobrol, makan dan minum.<\/p>\n\n\n\n

Keempat<\/strong>, setelah sahur, setelah makan sahur juga waktu yang sangat nikmat merokok kretek sambil membawa sisa minuman.<\/p>\n\n\n\n

Kelima<\/strong>, menjelang waktu imsak, waktu yang terakhir boleh makan, minum dan merokok. Waktu yang sangat nikmat merokok kretek karena sebagai pamungkas. Tapi jangan lupa tetap diakhiri minum air putih dan gosok gigi.<\/p>\n\n\n\n

Inilah beberapa waktu yang nikmat untuk menghisap rokok kretek, adapun untuk relaksasi dan rekreasi tergantung waktun yang dibutuhkan. Tentunya di saat bulan suci Ramadhan, hanya diperbolehkan di malam hari sampai batas fajar shodik atau batas imsak. Jangan lupa dimalam hari untuk niat berpuasa dipagi harinya, begitu seterusnya sampai tanggal bulan suci Ramadhan dalam satu bulan selesai. Demikian, selamat menunaikan ibadah puasa di bulan yang penuh berkah, bulan penuh pahala, bulan suci Ramadhan.
<\/p>\n","post_title":"Bulan Ramadhan, Kapan Waktu yang Tepat untuk Menikmati Rokok?","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"bulan-ramadhan-kapan-waktu-yang-tepat-untuk-menikmati-rokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-06 14:14:45","post_modified_gmt":"2019-05-06 07:14:45","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5693","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5674,"post_author":"877","post_date":"2019-05-01 11:24:30","post_date_gmt":"2019-05-01 04:24:30","post_content":"\n

Sehabis shubuh suasana masih agak gelap, namun banyak jalan jalan di kota Kudus sudah ramai dan padat, bahkan terjadi kemacetan di banyak titik. Tidak hanya di jalan raya, jalan kampung pun demikian. Terlihat para wanita, ada yang berseragam batik ada yang tidak.  Ada yang bawa sepeda motor, sepeda ontel, kebanyakan mereka naik mobil rombongan. Bahkan bayak pula mobil yang di tumpangi pakai bak terbuka (pic up). Hampir tiap sudut di kota Kudus terjadi demikian. Baik dari arah barat, arah selatan, arah timur dan dari utara, ramai para wanita. <\/p>\n\n\n\n

Sekilas Tidak pantas bagi kaum hawa ini keluar masih gelap, tapi di Kudus sudah terlihat terbiasa. Mereka pergi dan beraktitifitas saat banyak orang masih melanjutkan istirahatnya. Bangun tidur, mereka harus mealkukan pekerjaan sebagai ibu dan sebagai istri, menyiapkan kebutuhan anak dan suami untuk pagi sampai siang hari. \u00a0Mereka ini tidak lain berangkat bekerja ke pabrik. Mereka ini adalah pewaris budaya atau lebih tepatnya orang yang melestarikan budaya. Budaya masyarakat Indonesia yang berusia lebih dari seratus tahun.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Peran Rokok Kretek Saat Masa Revolusi Fisik di Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

Budaya yang diwariskan oleh H. Djamhari sejak abad 19 yang lalu. Budaya pengetahuan meracik dan mengolah tembakau dengan cengkeh, serta budaya melinting hingga berbentuk kretek. Di tangan para wanita yang terampil inilah, budaya kretek di Kudus tetap lestari. Selain melestarikan budaya membuat kretek, mereka tentunya mendapatkan imbalan yang cukup untuk membantu ekonomi keluarga. <\/p>\n\n\n\n

Di Kudus, menjadi pekerja di pabrik pembuatan kretek menjadi kebanggaan. Banyak kaum hawa saling berebut. Dan tidak sembarang orang bisa masuk harus mempunyai pengalaman membuat kretek, minimal pengetahuan.  Pengalaman dan pengetahuan meracik dan membuat kretek bukanlah hal yang sederhana. Harus melalui tahapan belajar pelan pelan dan sabar. <\/p>\n\n\n\n

Tidak percaya? Silahkan buktikan. Saya pernah melihat sendiri beberapa kali, saat mereka (wanita pembuat kretek) kedatangan tamu, dari mahasiswa sampai pejabat pemerintah lokal dan pusat. Para tamu melihat sendiri ketrampilan para wanita pembuat kretek. Kebanyakan para tamu heran melihat ketrampilan tangan para wanita pekerja pembuat kretek. Karena sangat cepat, bersih dan rapi, seakan-akan seperti mesin. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Industri Rokok Kretek Nasional, Bertahan dalam Rentetan Panjang Krisis Ekonomi<\/a><\/p>\n\n\n\n

Saat berkunjung para tamu dipersilahkan mencoba untuk membuat kretek. Memang kalau dilihat seakan-akan mudah dikerjakan, setelah para tamu mempraktekkan hasilnya nihil alias tidak bisa cepat, bagus dan rapi. Ya hanya jadi serupa lintingan rokok kretek. Ukuran kepadatan isian tembakau dalam bungkus tidak terpenuhi, bentuk konus yang baik juga tidak terpenuhi. Kerapian lintingan dan kecepatan melinting apalagi jauh dari kebiasaan para wanita pembuat kretek. <\/p>\n\n\n\n

Perlu diketahui, selain bahan baku yang baik, ukuran kepadatan dan bentuk rokok kretek sangat mempengaruhi rasa. Semisal isian tembakau kurang padat rasanya hambar, begitu pula terlalu padat maka hisapannya berat. Jelas mempengaruhi kenikmatan rokok kretek. Membuat rokok kretek agar mantap rasanya bukan perkara mudah, harus melalui tahapan-tahapan pembelajaran. Selain itu harus benar-benar tekun dan rajin.   <\/p>\n\n\n\n

Kebanyakan pewaris ketrampilan pembuat rokok kretek di Kudus kaum hawa, dan beragam umurnya, ada yang muda (lulus SMA\/SMK) ada yang sudah usia tua sekitar 50-60an tahun. Pengakuan salah satu wanita sebagai pekerja pembuat kretek di Kudus bernama Haryanti umur 43 tahun warga desa Gondangmanis, ia sangat bangga dapat mewarisi keahlian dan ketrampilan membuat rokok kretek. Keahlian dan ketrampilan orang Kudus. Ia memang dibesarkan di Kudus, tapi asli orang tuanya berasal dari kabupaten Kendal sebelah selatan kota Semarang. Ia belajar membuat rokok kretek sejak lulus dari SMK di Kudus, dari tetangga rumahnya. Awalnya memang sulit, berkat kesabaran akhirnya sekarang lebih dari sekedar bisa. <\/p>\n\n\n\n

Bangganya lagi, berkat keahlian yang ia miliki, menghasilkan nilai ekonomi yang cukup untuk membantu suami. Hingga dapat menyekolahkan tiga anaknya, anak pertama lulus SMA tahun kemarin dan kemudian lolos menjadi TNI, anak kedua sekarang masih SMA dan anak ketiga jenjang SLTP. <\/p>\n\n\n\n

Masuk menjadi pegawai pabrik rokok kretek pun tidaklah mudah, saingannya banyak, ungkap Haryanti. Karena menjadi pegawai pabrik rokok kretek bagi kebanyakan masyarakat Kudus menjadi kebanggaan, selain pendapatannya tetap, juga mendapatkan jaminann sosial, seperti kesehatan dan tunjangan lainnya. Lain itu, kalau di pabrikan besar seperti Djarum, saat usia senja dan dirumahkan mendapat pesangon yang lebih dari cukup, ungkap Haryanti lagi. Ia juga menceritakan, ada tetangganya yang sudah usia lanjut dan tidak lagi bekerja, mendapatkan pesangon yang cukup untuk modal membuat warung klontong dirumah.<\/p>\n\n\n\n

Kesaksian Haryanti, sebagai pewaris keahlian membuat kretek salah satu bukti bahwa membuat rokok kretek bukan perkara mudah, perlu proses transformasi ilmu dari ahlinya. Selain itu, mempunyai keahlian membuat rokok kretek menjadi kebanggaan tersendiri, sebagai pemegang tongkat warisan dan juga mempunyai nilai ekonomi yang cukup untuk keluarga. Kebanyakan yang mewarisi adalah kaum perempuan, yang setiap hari pekerjaannya bergelut dengan tembakau, cengkeh dan rokok kretek. Dan yang terpenting menjadi pewaris membuat rokok kretek<\/a> dan menjadi pegawai pabrik rokok kretek masih menjadi kebanggan kebanyakan masyarakat kecil di kota Kudus. \u00a0
<\/p>\n","post_title":"Perempuan-perempuan Kudus Pewaris Keterampilan Membuat Kretek","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perempuan-perempuan-kudus-pewaris-keterampilan-membuat-kretek","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-01 11:24:38","post_modified_gmt":"2019-05-01 04:24:38","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":18},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Rekreasi dan relaksasi saat ini sangat dibutuhkan tiap manusia, dengan bermacam-macam cara. Ada yang bertamasya, ada yang kuliner, ada yang putar-putar alias jalan-jalan, ada yang olah raga dan masih banyak macamnya, dan tidak terkecuali aktifitas merokok kretek.<\/p>\n\n\n\n

Merokok kretek sambil minum kopi atau sambil baca buku, koran dan lainnya, bagi sebagian orang menjadi sarana untuk merilekkan tubuh, dari rasa capek seharian bekerja. Begitu juga bagi yang tidak punya uang lebih untuk pergi rekreasi atau pergi tamasya, kuliner, cenderung akan mencari cara yang murah untuk merilekkan tubuhnya. Kalau ia penikmat rokok kretek, bisa dipastikan akan memilih menikmati sebatang dua batang rokok kretek dari pada harus pergi yang membutuhkan biaya besar. Jika  dibanding dengan mengeluarkan uang untuk membeli satu bungkus rokok kretek jauh lebih irit bagi sahabat kretek. <\/p>\n\n\n\n

Sahabat kretek yang sedang berpuasa atau yang sedang relaksasi dan rekreasi, di bulan suci Ramadhan ini, ada waktu-waktu yang nikmat untuk menikmati rokok kretek, yaitu:<\/p>\n\n\n\n

Pertama<\/strong>, setelah berbuka puasa, artinya setelah makan dan minum selesai, kemudian menikmati rokok kretek akan terasa nikmat. Tapi perlu diwaspadai bagi sahabat kretek jangan sampai waktu sholat magribnya hilang. <\/p>\n\n\n\n

Kedua<\/strong>, setelah sholat, baik setelah sholat magrib yang dilaksanakan setelah makan dan minum buka puasa, atau setelah sholat tarawih selesai. Setelah kewajiban kita mentaati agama selesai, serasa hati plong dan disaat itulah sangat nikmat merokok kretek.<\/p>\n\n\n\n

Ketiga<\/strong>, setelah tadarus al-Quran malam hari di masjid atau musholla, sudah menjadi adat setelah sholat tarawih di masjid atau musholla diadakan baca al-Quran bergantian disebut tadarus al-Quran, selesai tadarus \u00a0biasanya ngobrol sebentar sambil menikmati hidangan dari masyarakat dan minuman malah terkadang kopi, disitulah waktu yang nikmat merokok kretek sambil ngobrol, makan dan minum.<\/p>\n\n\n\n

Keempat<\/strong>, setelah sahur, setelah makan sahur juga waktu yang sangat nikmat merokok kretek sambil membawa sisa minuman.<\/p>\n\n\n\n

Kelima<\/strong>, menjelang waktu imsak, waktu yang terakhir boleh makan, minum dan merokok. Waktu yang sangat nikmat merokok kretek karena sebagai pamungkas. Tapi jangan lupa tetap diakhiri minum air putih dan gosok gigi.<\/p>\n\n\n\n

Inilah beberapa waktu yang nikmat untuk menghisap rokok kretek, adapun untuk relaksasi dan rekreasi tergantung waktun yang dibutuhkan. Tentunya di saat bulan suci Ramadhan, hanya diperbolehkan di malam hari sampai batas fajar shodik atau batas imsak. Jangan lupa dimalam hari untuk niat berpuasa dipagi harinya, begitu seterusnya sampai tanggal bulan suci Ramadhan dalam satu bulan selesai. Demikian, selamat menunaikan ibadah puasa di bulan yang penuh berkah, bulan penuh pahala, bulan suci Ramadhan.
<\/p>\n","post_title":"Bulan Ramadhan, Kapan Waktu yang Tepat untuk Menikmati Rokok?","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"bulan-ramadhan-kapan-waktu-yang-tepat-untuk-menikmati-rokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-06 14:14:45","post_modified_gmt":"2019-05-06 07:14:45","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5693","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5674,"post_author":"877","post_date":"2019-05-01 11:24:30","post_date_gmt":"2019-05-01 04:24:30","post_content":"\n

Sehabis shubuh suasana masih agak gelap, namun banyak jalan jalan di kota Kudus sudah ramai dan padat, bahkan terjadi kemacetan di banyak titik. Tidak hanya di jalan raya, jalan kampung pun demikian. Terlihat para wanita, ada yang berseragam batik ada yang tidak.  Ada yang bawa sepeda motor, sepeda ontel, kebanyakan mereka naik mobil rombongan. Bahkan bayak pula mobil yang di tumpangi pakai bak terbuka (pic up). Hampir tiap sudut di kota Kudus terjadi demikian. Baik dari arah barat, arah selatan, arah timur dan dari utara, ramai para wanita. <\/p>\n\n\n\n

Sekilas Tidak pantas bagi kaum hawa ini keluar masih gelap, tapi di Kudus sudah terlihat terbiasa. Mereka pergi dan beraktitifitas saat banyak orang masih melanjutkan istirahatnya. Bangun tidur, mereka harus mealkukan pekerjaan sebagai ibu dan sebagai istri, menyiapkan kebutuhan anak dan suami untuk pagi sampai siang hari. \u00a0Mereka ini tidak lain berangkat bekerja ke pabrik. Mereka ini adalah pewaris budaya atau lebih tepatnya orang yang melestarikan budaya. Budaya masyarakat Indonesia yang berusia lebih dari seratus tahun.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Peran Rokok Kretek Saat Masa Revolusi Fisik di Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

Budaya yang diwariskan oleh H. Djamhari sejak abad 19 yang lalu. Budaya pengetahuan meracik dan mengolah tembakau dengan cengkeh, serta budaya melinting hingga berbentuk kretek. Di tangan para wanita yang terampil inilah, budaya kretek di Kudus tetap lestari. Selain melestarikan budaya membuat kretek, mereka tentunya mendapatkan imbalan yang cukup untuk membantu ekonomi keluarga. <\/p>\n\n\n\n

Di Kudus, menjadi pekerja di pabrik pembuatan kretek menjadi kebanggaan. Banyak kaum hawa saling berebut. Dan tidak sembarang orang bisa masuk harus mempunyai pengalaman membuat kretek, minimal pengetahuan.  Pengalaman dan pengetahuan meracik dan membuat kretek bukanlah hal yang sederhana. Harus melalui tahapan belajar pelan pelan dan sabar. <\/p>\n\n\n\n

Tidak percaya? Silahkan buktikan. Saya pernah melihat sendiri beberapa kali, saat mereka (wanita pembuat kretek) kedatangan tamu, dari mahasiswa sampai pejabat pemerintah lokal dan pusat. Para tamu melihat sendiri ketrampilan para wanita pembuat kretek. Kebanyakan para tamu heran melihat ketrampilan tangan para wanita pekerja pembuat kretek. Karena sangat cepat, bersih dan rapi, seakan-akan seperti mesin. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Industri Rokok Kretek Nasional, Bertahan dalam Rentetan Panjang Krisis Ekonomi<\/a><\/p>\n\n\n\n

Saat berkunjung para tamu dipersilahkan mencoba untuk membuat kretek. Memang kalau dilihat seakan-akan mudah dikerjakan, setelah para tamu mempraktekkan hasilnya nihil alias tidak bisa cepat, bagus dan rapi. Ya hanya jadi serupa lintingan rokok kretek. Ukuran kepadatan isian tembakau dalam bungkus tidak terpenuhi, bentuk konus yang baik juga tidak terpenuhi. Kerapian lintingan dan kecepatan melinting apalagi jauh dari kebiasaan para wanita pembuat kretek. <\/p>\n\n\n\n

Perlu diketahui, selain bahan baku yang baik, ukuran kepadatan dan bentuk rokok kretek sangat mempengaruhi rasa. Semisal isian tembakau kurang padat rasanya hambar, begitu pula terlalu padat maka hisapannya berat. Jelas mempengaruhi kenikmatan rokok kretek. Membuat rokok kretek agar mantap rasanya bukan perkara mudah, harus melalui tahapan-tahapan pembelajaran. Selain itu harus benar-benar tekun dan rajin.   <\/p>\n\n\n\n

Kebanyakan pewaris ketrampilan pembuat rokok kretek di Kudus kaum hawa, dan beragam umurnya, ada yang muda (lulus SMA\/SMK) ada yang sudah usia tua sekitar 50-60an tahun. Pengakuan salah satu wanita sebagai pekerja pembuat kretek di Kudus bernama Haryanti umur 43 tahun warga desa Gondangmanis, ia sangat bangga dapat mewarisi keahlian dan ketrampilan membuat rokok kretek. Keahlian dan ketrampilan orang Kudus. Ia memang dibesarkan di Kudus, tapi asli orang tuanya berasal dari kabupaten Kendal sebelah selatan kota Semarang. Ia belajar membuat rokok kretek sejak lulus dari SMK di Kudus, dari tetangga rumahnya. Awalnya memang sulit, berkat kesabaran akhirnya sekarang lebih dari sekedar bisa. <\/p>\n\n\n\n

Bangganya lagi, berkat keahlian yang ia miliki, menghasilkan nilai ekonomi yang cukup untuk membantu suami. Hingga dapat menyekolahkan tiga anaknya, anak pertama lulus SMA tahun kemarin dan kemudian lolos menjadi TNI, anak kedua sekarang masih SMA dan anak ketiga jenjang SLTP. <\/p>\n\n\n\n

Masuk menjadi pegawai pabrik rokok kretek pun tidaklah mudah, saingannya banyak, ungkap Haryanti. Karena menjadi pegawai pabrik rokok kretek bagi kebanyakan masyarakat Kudus menjadi kebanggaan, selain pendapatannya tetap, juga mendapatkan jaminann sosial, seperti kesehatan dan tunjangan lainnya. Lain itu, kalau di pabrikan besar seperti Djarum, saat usia senja dan dirumahkan mendapat pesangon yang lebih dari cukup, ungkap Haryanti lagi. Ia juga menceritakan, ada tetangganya yang sudah usia lanjut dan tidak lagi bekerja, mendapatkan pesangon yang cukup untuk modal membuat warung klontong dirumah.<\/p>\n\n\n\n

Kesaksian Haryanti, sebagai pewaris keahlian membuat kretek salah satu bukti bahwa membuat rokok kretek bukan perkara mudah, perlu proses transformasi ilmu dari ahlinya. Selain itu, mempunyai keahlian membuat rokok kretek menjadi kebanggaan tersendiri, sebagai pemegang tongkat warisan dan juga mempunyai nilai ekonomi yang cukup untuk keluarga. Kebanyakan yang mewarisi adalah kaum perempuan, yang setiap hari pekerjaannya bergelut dengan tembakau, cengkeh dan rokok kretek. Dan yang terpenting menjadi pewaris membuat rokok kretek<\/a> dan menjadi pegawai pabrik rokok kretek masih menjadi kebanggan kebanyakan masyarakat kecil di kota Kudus. \u00a0
<\/p>\n","post_title":"Perempuan-perempuan Kudus Pewaris Keterampilan Membuat Kretek","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perempuan-perempuan-kudus-pewaris-keterampilan-membuat-kretek","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-01 11:24:38","post_modified_gmt":"2019-05-01 04:24:38","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":18},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Baca: Nasehat K.H. Sya\u2019roni dan Pesan Moral R.M.P. Sosrokartono bagi Pemimpin <\/a><\/p>\n\n\n\n

Rekreasi dan relaksasi saat ini sangat dibutuhkan tiap manusia, dengan bermacam-macam cara. Ada yang bertamasya, ada yang kuliner, ada yang putar-putar alias jalan-jalan, ada yang olah raga dan masih banyak macamnya, dan tidak terkecuali aktifitas merokok kretek.<\/p>\n\n\n\n

Merokok kretek sambil minum kopi atau sambil baca buku, koran dan lainnya, bagi sebagian orang menjadi sarana untuk merilekkan tubuh, dari rasa capek seharian bekerja. Begitu juga bagi yang tidak punya uang lebih untuk pergi rekreasi atau pergi tamasya, kuliner, cenderung akan mencari cara yang murah untuk merilekkan tubuhnya. Kalau ia penikmat rokok kretek, bisa dipastikan akan memilih menikmati sebatang dua batang rokok kretek dari pada harus pergi yang membutuhkan biaya besar. Jika  dibanding dengan mengeluarkan uang untuk membeli satu bungkus rokok kretek jauh lebih irit bagi sahabat kretek. <\/p>\n\n\n\n

Sahabat kretek yang sedang berpuasa atau yang sedang relaksasi dan rekreasi, di bulan suci Ramadhan ini, ada waktu-waktu yang nikmat untuk menikmati rokok kretek, yaitu:<\/p>\n\n\n\n

Pertama<\/strong>, setelah berbuka puasa, artinya setelah makan dan minum selesai, kemudian menikmati rokok kretek akan terasa nikmat. Tapi perlu diwaspadai bagi sahabat kretek jangan sampai waktu sholat magribnya hilang. <\/p>\n\n\n\n

Kedua<\/strong>, setelah sholat, baik setelah sholat magrib yang dilaksanakan setelah makan dan minum buka puasa, atau setelah sholat tarawih selesai. Setelah kewajiban kita mentaati agama selesai, serasa hati plong dan disaat itulah sangat nikmat merokok kretek.<\/p>\n\n\n\n

Ketiga<\/strong>, setelah tadarus al-Quran malam hari di masjid atau musholla, sudah menjadi adat setelah sholat tarawih di masjid atau musholla diadakan baca al-Quran bergantian disebut tadarus al-Quran, selesai tadarus \u00a0biasanya ngobrol sebentar sambil menikmati hidangan dari masyarakat dan minuman malah terkadang kopi, disitulah waktu yang nikmat merokok kretek sambil ngobrol, makan dan minum.<\/p>\n\n\n\n

Keempat<\/strong>, setelah sahur, setelah makan sahur juga waktu yang sangat nikmat merokok kretek sambil membawa sisa minuman.<\/p>\n\n\n\n

Kelima<\/strong>, menjelang waktu imsak, waktu yang terakhir boleh makan, minum dan merokok. Waktu yang sangat nikmat merokok kretek karena sebagai pamungkas. Tapi jangan lupa tetap diakhiri minum air putih dan gosok gigi.<\/p>\n\n\n\n

Inilah beberapa waktu yang nikmat untuk menghisap rokok kretek, adapun untuk relaksasi dan rekreasi tergantung waktun yang dibutuhkan. Tentunya di saat bulan suci Ramadhan, hanya diperbolehkan di malam hari sampai batas fajar shodik atau batas imsak. Jangan lupa dimalam hari untuk niat berpuasa dipagi harinya, begitu seterusnya sampai tanggal bulan suci Ramadhan dalam satu bulan selesai. Demikian, selamat menunaikan ibadah puasa di bulan yang penuh berkah, bulan penuh pahala, bulan suci Ramadhan.
<\/p>\n","post_title":"Bulan Ramadhan, Kapan Waktu yang Tepat untuk Menikmati Rokok?","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"bulan-ramadhan-kapan-waktu-yang-tepat-untuk-menikmati-rokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-06 14:14:45","post_modified_gmt":"2019-05-06 07:14:45","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5693","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5674,"post_author":"877","post_date":"2019-05-01 11:24:30","post_date_gmt":"2019-05-01 04:24:30","post_content":"\n

Sehabis shubuh suasana masih agak gelap, namun banyak jalan jalan di kota Kudus sudah ramai dan padat, bahkan terjadi kemacetan di banyak titik. Tidak hanya di jalan raya, jalan kampung pun demikian. Terlihat para wanita, ada yang berseragam batik ada yang tidak.  Ada yang bawa sepeda motor, sepeda ontel, kebanyakan mereka naik mobil rombongan. Bahkan bayak pula mobil yang di tumpangi pakai bak terbuka (pic up). Hampir tiap sudut di kota Kudus terjadi demikian. Baik dari arah barat, arah selatan, arah timur dan dari utara, ramai para wanita. <\/p>\n\n\n\n

Sekilas Tidak pantas bagi kaum hawa ini keluar masih gelap, tapi di Kudus sudah terlihat terbiasa. Mereka pergi dan beraktitifitas saat banyak orang masih melanjutkan istirahatnya. Bangun tidur, mereka harus mealkukan pekerjaan sebagai ibu dan sebagai istri, menyiapkan kebutuhan anak dan suami untuk pagi sampai siang hari. \u00a0Mereka ini tidak lain berangkat bekerja ke pabrik. Mereka ini adalah pewaris budaya atau lebih tepatnya orang yang melestarikan budaya. Budaya masyarakat Indonesia yang berusia lebih dari seratus tahun.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Peran Rokok Kretek Saat Masa Revolusi Fisik di Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

Budaya yang diwariskan oleh H. Djamhari sejak abad 19 yang lalu. Budaya pengetahuan meracik dan mengolah tembakau dengan cengkeh, serta budaya melinting hingga berbentuk kretek. Di tangan para wanita yang terampil inilah, budaya kretek di Kudus tetap lestari. Selain melestarikan budaya membuat kretek, mereka tentunya mendapatkan imbalan yang cukup untuk membantu ekonomi keluarga. <\/p>\n\n\n\n

Di Kudus, menjadi pekerja di pabrik pembuatan kretek menjadi kebanggaan. Banyak kaum hawa saling berebut. Dan tidak sembarang orang bisa masuk harus mempunyai pengalaman membuat kretek, minimal pengetahuan.  Pengalaman dan pengetahuan meracik dan membuat kretek bukanlah hal yang sederhana. Harus melalui tahapan belajar pelan pelan dan sabar. <\/p>\n\n\n\n

Tidak percaya? Silahkan buktikan. Saya pernah melihat sendiri beberapa kali, saat mereka (wanita pembuat kretek) kedatangan tamu, dari mahasiswa sampai pejabat pemerintah lokal dan pusat. Para tamu melihat sendiri ketrampilan para wanita pembuat kretek. Kebanyakan para tamu heran melihat ketrampilan tangan para wanita pekerja pembuat kretek. Karena sangat cepat, bersih dan rapi, seakan-akan seperti mesin. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Industri Rokok Kretek Nasional, Bertahan dalam Rentetan Panjang Krisis Ekonomi<\/a><\/p>\n\n\n\n

Saat berkunjung para tamu dipersilahkan mencoba untuk membuat kretek. Memang kalau dilihat seakan-akan mudah dikerjakan, setelah para tamu mempraktekkan hasilnya nihil alias tidak bisa cepat, bagus dan rapi. Ya hanya jadi serupa lintingan rokok kretek. Ukuran kepadatan isian tembakau dalam bungkus tidak terpenuhi, bentuk konus yang baik juga tidak terpenuhi. Kerapian lintingan dan kecepatan melinting apalagi jauh dari kebiasaan para wanita pembuat kretek. <\/p>\n\n\n\n

Perlu diketahui, selain bahan baku yang baik, ukuran kepadatan dan bentuk rokok kretek sangat mempengaruhi rasa. Semisal isian tembakau kurang padat rasanya hambar, begitu pula terlalu padat maka hisapannya berat. Jelas mempengaruhi kenikmatan rokok kretek. Membuat rokok kretek agar mantap rasanya bukan perkara mudah, harus melalui tahapan-tahapan pembelajaran. Selain itu harus benar-benar tekun dan rajin.   <\/p>\n\n\n\n

Kebanyakan pewaris ketrampilan pembuat rokok kretek di Kudus kaum hawa, dan beragam umurnya, ada yang muda (lulus SMA\/SMK) ada yang sudah usia tua sekitar 50-60an tahun. Pengakuan salah satu wanita sebagai pekerja pembuat kretek di Kudus bernama Haryanti umur 43 tahun warga desa Gondangmanis, ia sangat bangga dapat mewarisi keahlian dan ketrampilan membuat rokok kretek. Keahlian dan ketrampilan orang Kudus. Ia memang dibesarkan di Kudus, tapi asli orang tuanya berasal dari kabupaten Kendal sebelah selatan kota Semarang. Ia belajar membuat rokok kretek sejak lulus dari SMK di Kudus, dari tetangga rumahnya. Awalnya memang sulit, berkat kesabaran akhirnya sekarang lebih dari sekedar bisa. <\/p>\n\n\n\n

Bangganya lagi, berkat keahlian yang ia miliki, menghasilkan nilai ekonomi yang cukup untuk membantu suami. Hingga dapat menyekolahkan tiga anaknya, anak pertama lulus SMA tahun kemarin dan kemudian lolos menjadi TNI, anak kedua sekarang masih SMA dan anak ketiga jenjang SLTP. <\/p>\n\n\n\n

Masuk menjadi pegawai pabrik rokok kretek pun tidaklah mudah, saingannya banyak, ungkap Haryanti. Karena menjadi pegawai pabrik rokok kretek bagi kebanyakan masyarakat Kudus menjadi kebanggaan, selain pendapatannya tetap, juga mendapatkan jaminann sosial, seperti kesehatan dan tunjangan lainnya. Lain itu, kalau di pabrikan besar seperti Djarum, saat usia senja dan dirumahkan mendapat pesangon yang lebih dari cukup, ungkap Haryanti lagi. Ia juga menceritakan, ada tetangganya yang sudah usia lanjut dan tidak lagi bekerja, mendapatkan pesangon yang cukup untuk modal membuat warung klontong dirumah.<\/p>\n\n\n\n

Kesaksian Haryanti, sebagai pewaris keahlian membuat kretek salah satu bukti bahwa membuat rokok kretek bukan perkara mudah, perlu proses transformasi ilmu dari ahlinya. Selain itu, mempunyai keahlian membuat rokok kretek menjadi kebanggaan tersendiri, sebagai pemegang tongkat warisan dan juga mempunyai nilai ekonomi yang cukup untuk keluarga. Kebanyakan yang mewarisi adalah kaum perempuan, yang setiap hari pekerjaannya bergelut dengan tembakau, cengkeh dan rokok kretek. Dan yang terpenting menjadi pewaris membuat rokok kretek<\/a> dan menjadi pegawai pabrik rokok kretek masih menjadi kebanggan kebanyakan masyarakat kecil di kota Kudus. \u00a0
<\/p>\n","post_title":"Perempuan-perempuan Kudus Pewaris Keterampilan Membuat Kretek","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perempuan-perempuan-kudus-pewaris-keterampilan-membuat-kretek","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-01 11:24:38","post_modified_gmt":"2019-05-01 04:24:38","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":18},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Kebiasan Nabi Muhammad kalau tidak sedang berpuasa, ia tidak akan makan sebelum perut betul betul terasa lapar. Ia tidak akan minum sebelum betul betul terasa haus. Ia akan berhenti makan, sebelum kenyang, ia akan berhenti minum sebelum hausnya hilang. Inilah kebiasaan Nabi Muhammad yang seharusnya di tiru sahabat krete. Agar kenikmatan selalu melekat pada kita, saat menikmati rokok kretek. Terlalu banyak merokok kretek dalam batas kewajaran, nikmatnya akan hilang. Karena menikmati rokok kretek bukan sekedar menikmati rasa rokoknya. Lebih dari itu, merokok adalah perbuatan untuk rekreasi dan relaksasi. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Nasehat K.H. Sya\u2019roni dan Pesan Moral R.M.P. Sosrokartono bagi Pemimpin <\/a><\/p>\n\n\n\n

Rekreasi dan relaksasi saat ini sangat dibutuhkan tiap manusia, dengan bermacam-macam cara. Ada yang bertamasya, ada yang kuliner, ada yang putar-putar alias jalan-jalan, ada yang olah raga dan masih banyak macamnya, dan tidak terkecuali aktifitas merokok kretek.<\/p>\n\n\n\n

Merokok kretek sambil minum kopi atau sambil baca buku, koran dan lainnya, bagi sebagian orang menjadi sarana untuk merilekkan tubuh, dari rasa capek seharian bekerja. Begitu juga bagi yang tidak punya uang lebih untuk pergi rekreasi atau pergi tamasya, kuliner, cenderung akan mencari cara yang murah untuk merilekkan tubuhnya. Kalau ia penikmat rokok kretek, bisa dipastikan akan memilih menikmati sebatang dua batang rokok kretek dari pada harus pergi yang membutuhkan biaya besar. Jika  dibanding dengan mengeluarkan uang untuk membeli satu bungkus rokok kretek jauh lebih irit bagi sahabat kretek. <\/p>\n\n\n\n

Sahabat kretek yang sedang berpuasa atau yang sedang relaksasi dan rekreasi, di bulan suci Ramadhan ini, ada waktu-waktu yang nikmat untuk menikmati rokok kretek, yaitu:<\/p>\n\n\n\n

Pertama<\/strong>, setelah berbuka puasa, artinya setelah makan dan minum selesai, kemudian menikmati rokok kretek akan terasa nikmat. Tapi perlu diwaspadai bagi sahabat kretek jangan sampai waktu sholat magribnya hilang. <\/p>\n\n\n\n

Kedua<\/strong>, setelah sholat, baik setelah sholat magrib yang dilaksanakan setelah makan dan minum buka puasa, atau setelah sholat tarawih selesai. Setelah kewajiban kita mentaati agama selesai, serasa hati plong dan disaat itulah sangat nikmat merokok kretek.<\/p>\n\n\n\n

Ketiga<\/strong>, setelah tadarus al-Quran malam hari di masjid atau musholla, sudah menjadi adat setelah sholat tarawih di masjid atau musholla diadakan baca al-Quran bergantian disebut tadarus al-Quran, selesai tadarus \u00a0biasanya ngobrol sebentar sambil menikmati hidangan dari masyarakat dan minuman malah terkadang kopi, disitulah waktu yang nikmat merokok kretek sambil ngobrol, makan dan minum.<\/p>\n\n\n\n

Keempat<\/strong>, setelah sahur, setelah makan sahur juga waktu yang sangat nikmat merokok kretek sambil membawa sisa minuman.<\/p>\n\n\n\n

Kelima<\/strong>, menjelang waktu imsak, waktu yang terakhir boleh makan, minum dan merokok. Waktu yang sangat nikmat merokok kretek karena sebagai pamungkas. Tapi jangan lupa tetap diakhiri minum air putih dan gosok gigi.<\/p>\n\n\n\n

Inilah beberapa waktu yang nikmat untuk menghisap rokok kretek, adapun untuk relaksasi dan rekreasi tergantung waktun yang dibutuhkan. Tentunya di saat bulan suci Ramadhan, hanya diperbolehkan di malam hari sampai batas fajar shodik atau batas imsak. Jangan lupa dimalam hari untuk niat berpuasa dipagi harinya, begitu seterusnya sampai tanggal bulan suci Ramadhan dalam satu bulan selesai. Demikian, selamat menunaikan ibadah puasa di bulan yang penuh berkah, bulan penuh pahala, bulan suci Ramadhan.
<\/p>\n","post_title":"Bulan Ramadhan, Kapan Waktu yang Tepat untuk Menikmati Rokok?","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"bulan-ramadhan-kapan-waktu-yang-tepat-untuk-menikmati-rokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-06 14:14:45","post_modified_gmt":"2019-05-06 07:14:45","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5693","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5674,"post_author":"877","post_date":"2019-05-01 11:24:30","post_date_gmt":"2019-05-01 04:24:30","post_content":"\n

Sehabis shubuh suasana masih agak gelap, namun banyak jalan jalan di kota Kudus sudah ramai dan padat, bahkan terjadi kemacetan di banyak titik. Tidak hanya di jalan raya, jalan kampung pun demikian. Terlihat para wanita, ada yang berseragam batik ada yang tidak.  Ada yang bawa sepeda motor, sepeda ontel, kebanyakan mereka naik mobil rombongan. Bahkan bayak pula mobil yang di tumpangi pakai bak terbuka (pic up). Hampir tiap sudut di kota Kudus terjadi demikian. Baik dari arah barat, arah selatan, arah timur dan dari utara, ramai para wanita. <\/p>\n\n\n\n

Sekilas Tidak pantas bagi kaum hawa ini keluar masih gelap, tapi di Kudus sudah terlihat terbiasa. Mereka pergi dan beraktitifitas saat banyak orang masih melanjutkan istirahatnya. Bangun tidur, mereka harus mealkukan pekerjaan sebagai ibu dan sebagai istri, menyiapkan kebutuhan anak dan suami untuk pagi sampai siang hari. \u00a0Mereka ini tidak lain berangkat bekerja ke pabrik. Mereka ini adalah pewaris budaya atau lebih tepatnya orang yang melestarikan budaya. Budaya masyarakat Indonesia yang berusia lebih dari seratus tahun.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Peran Rokok Kretek Saat Masa Revolusi Fisik di Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

Budaya yang diwariskan oleh H. Djamhari sejak abad 19 yang lalu. Budaya pengetahuan meracik dan mengolah tembakau dengan cengkeh, serta budaya melinting hingga berbentuk kretek. Di tangan para wanita yang terampil inilah, budaya kretek di Kudus tetap lestari. Selain melestarikan budaya membuat kretek, mereka tentunya mendapatkan imbalan yang cukup untuk membantu ekonomi keluarga. <\/p>\n\n\n\n

Di Kudus, menjadi pekerja di pabrik pembuatan kretek menjadi kebanggaan. Banyak kaum hawa saling berebut. Dan tidak sembarang orang bisa masuk harus mempunyai pengalaman membuat kretek, minimal pengetahuan.  Pengalaman dan pengetahuan meracik dan membuat kretek bukanlah hal yang sederhana. Harus melalui tahapan belajar pelan pelan dan sabar. <\/p>\n\n\n\n

Tidak percaya? Silahkan buktikan. Saya pernah melihat sendiri beberapa kali, saat mereka (wanita pembuat kretek) kedatangan tamu, dari mahasiswa sampai pejabat pemerintah lokal dan pusat. Para tamu melihat sendiri ketrampilan para wanita pembuat kretek. Kebanyakan para tamu heran melihat ketrampilan tangan para wanita pekerja pembuat kretek. Karena sangat cepat, bersih dan rapi, seakan-akan seperti mesin. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Industri Rokok Kretek Nasional, Bertahan dalam Rentetan Panjang Krisis Ekonomi<\/a><\/p>\n\n\n\n

Saat berkunjung para tamu dipersilahkan mencoba untuk membuat kretek. Memang kalau dilihat seakan-akan mudah dikerjakan, setelah para tamu mempraktekkan hasilnya nihil alias tidak bisa cepat, bagus dan rapi. Ya hanya jadi serupa lintingan rokok kretek. Ukuran kepadatan isian tembakau dalam bungkus tidak terpenuhi, bentuk konus yang baik juga tidak terpenuhi. Kerapian lintingan dan kecepatan melinting apalagi jauh dari kebiasaan para wanita pembuat kretek. <\/p>\n\n\n\n

Perlu diketahui, selain bahan baku yang baik, ukuran kepadatan dan bentuk rokok kretek sangat mempengaruhi rasa. Semisal isian tembakau kurang padat rasanya hambar, begitu pula terlalu padat maka hisapannya berat. Jelas mempengaruhi kenikmatan rokok kretek. Membuat rokok kretek agar mantap rasanya bukan perkara mudah, harus melalui tahapan-tahapan pembelajaran. Selain itu harus benar-benar tekun dan rajin.   <\/p>\n\n\n\n

Kebanyakan pewaris ketrampilan pembuat rokok kretek di Kudus kaum hawa, dan beragam umurnya, ada yang muda (lulus SMA\/SMK) ada yang sudah usia tua sekitar 50-60an tahun. Pengakuan salah satu wanita sebagai pekerja pembuat kretek di Kudus bernama Haryanti umur 43 tahun warga desa Gondangmanis, ia sangat bangga dapat mewarisi keahlian dan ketrampilan membuat rokok kretek. Keahlian dan ketrampilan orang Kudus. Ia memang dibesarkan di Kudus, tapi asli orang tuanya berasal dari kabupaten Kendal sebelah selatan kota Semarang. Ia belajar membuat rokok kretek sejak lulus dari SMK di Kudus, dari tetangga rumahnya. Awalnya memang sulit, berkat kesabaran akhirnya sekarang lebih dari sekedar bisa. <\/p>\n\n\n\n

Bangganya lagi, berkat keahlian yang ia miliki, menghasilkan nilai ekonomi yang cukup untuk membantu suami. Hingga dapat menyekolahkan tiga anaknya, anak pertama lulus SMA tahun kemarin dan kemudian lolos menjadi TNI, anak kedua sekarang masih SMA dan anak ketiga jenjang SLTP. <\/p>\n\n\n\n

Masuk menjadi pegawai pabrik rokok kretek pun tidaklah mudah, saingannya banyak, ungkap Haryanti. Karena menjadi pegawai pabrik rokok kretek bagi kebanyakan masyarakat Kudus menjadi kebanggaan, selain pendapatannya tetap, juga mendapatkan jaminann sosial, seperti kesehatan dan tunjangan lainnya. Lain itu, kalau di pabrikan besar seperti Djarum, saat usia senja dan dirumahkan mendapat pesangon yang lebih dari cukup, ungkap Haryanti lagi. Ia juga menceritakan, ada tetangganya yang sudah usia lanjut dan tidak lagi bekerja, mendapatkan pesangon yang cukup untuk modal membuat warung klontong dirumah.<\/p>\n\n\n\n

Kesaksian Haryanti, sebagai pewaris keahlian membuat kretek salah satu bukti bahwa membuat rokok kretek bukan perkara mudah, perlu proses transformasi ilmu dari ahlinya. Selain itu, mempunyai keahlian membuat rokok kretek menjadi kebanggaan tersendiri, sebagai pemegang tongkat warisan dan juga mempunyai nilai ekonomi yang cukup untuk keluarga. Kebanyakan yang mewarisi adalah kaum perempuan, yang setiap hari pekerjaannya bergelut dengan tembakau, cengkeh dan rokok kretek. Dan yang terpenting menjadi pewaris membuat rokok kretek<\/a> dan menjadi pegawai pabrik rokok kretek masih menjadi kebanggan kebanyakan masyarakat kecil di kota Kudus. \u00a0
<\/p>\n","post_title":"Perempuan-perempuan Kudus Pewaris Keterampilan Membuat Kretek","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perempuan-perempuan-kudus-pewaris-keterampilan-membuat-kretek","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-01 11:24:38","post_modified_gmt":"2019-05-01 04:24:38","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":18},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Nikmat, akan terasa jika terjadi saat batas kewajaran atau bahkan saat kekurangan. Contohnya, manusia akan lebih merasakan nikmat di saat awalnya kekurangan kemudian menjadi tambah. Beda dengan awalnya memang sudah tambah, kemudian bertambah lagi, tidak begitu terasa nikmatnya. Kembali ke puasa, satu hari penuh menahan haus dan lapar, di saat berbuka nikmatnya begitu terasa. Berbeda saat makan dan minum di waktu yang bisa dilakukan semaunya (tidak dalam keadaan puasa) rasa nikmatnya biasa.<\/p>\n\n\n\n

Kebiasan Nabi Muhammad kalau tidak sedang berpuasa, ia tidak akan makan sebelum perut betul betul terasa lapar. Ia tidak akan minum sebelum betul betul terasa haus. Ia akan berhenti makan, sebelum kenyang, ia akan berhenti minum sebelum hausnya hilang. Inilah kebiasaan Nabi Muhammad yang seharusnya di tiru sahabat krete. Agar kenikmatan selalu melekat pada kita, saat menikmati rokok kretek. Terlalu banyak merokok kretek dalam batas kewajaran, nikmatnya akan hilang. Karena menikmati rokok kretek bukan sekedar menikmati rasa rokoknya. Lebih dari itu, merokok adalah perbuatan untuk rekreasi dan relaksasi. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Nasehat K.H. Sya\u2019roni dan Pesan Moral R.M.P. Sosrokartono bagi Pemimpin <\/a><\/p>\n\n\n\n

Rekreasi dan relaksasi saat ini sangat dibutuhkan tiap manusia, dengan bermacam-macam cara. Ada yang bertamasya, ada yang kuliner, ada yang putar-putar alias jalan-jalan, ada yang olah raga dan masih banyak macamnya, dan tidak terkecuali aktifitas merokok kretek.<\/p>\n\n\n\n

Merokok kretek sambil minum kopi atau sambil baca buku, koran dan lainnya, bagi sebagian orang menjadi sarana untuk merilekkan tubuh, dari rasa capek seharian bekerja. Begitu juga bagi yang tidak punya uang lebih untuk pergi rekreasi atau pergi tamasya, kuliner, cenderung akan mencari cara yang murah untuk merilekkan tubuhnya. Kalau ia penikmat rokok kretek, bisa dipastikan akan memilih menikmati sebatang dua batang rokok kretek dari pada harus pergi yang membutuhkan biaya besar. Jika  dibanding dengan mengeluarkan uang untuk membeli satu bungkus rokok kretek jauh lebih irit bagi sahabat kretek. <\/p>\n\n\n\n

Sahabat kretek yang sedang berpuasa atau yang sedang relaksasi dan rekreasi, di bulan suci Ramadhan ini, ada waktu-waktu yang nikmat untuk menikmati rokok kretek, yaitu:<\/p>\n\n\n\n

Pertama<\/strong>, setelah berbuka puasa, artinya setelah makan dan minum selesai, kemudian menikmati rokok kretek akan terasa nikmat. Tapi perlu diwaspadai bagi sahabat kretek jangan sampai waktu sholat magribnya hilang. <\/p>\n\n\n\n

Kedua<\/strong>, setelah sholat, baik setelah sholat magrib yang dilaksanakan setelah makan dan minum buka puasa, atau setelah sholat tarawih selesai. Setelah kewajiban kita mentaati agama selesai, serasa hati plong dan disaat itulah sangat nikmat merokok kretek.<\/p>\n\n\n\n

Ketiga<\/strong>, setelah tadarus al-Quran malam hari di masjid atau musholla, sudah menjadi adat setelah sholat tarawih di masjid atau musholla diadakan baca al-Quran bergantian disebut tadarus al-Quran, selesai tadarus \u00a0biasanya ngobrol sebentar sambil menikmati hidangan dari masyarakat dan minuman malah terkadang kopi, disitulah waktu yang nikmat merokok kretek sambil ngobrol, makan dan minum.<\/p>\n\n\n\n

Keempat<\/strong>, setelah sahur, setelah makan sahur juga waktu yang sangat nikmat merokok kretek sambil membawa sisa minuman.<\/p>\n\n\n\n

Kelima<\/strong>, menjelang waktu imsak, waktu yang terakhir boleh makan, minum dan merokok. Waktu yang sangat nikmat merokok kretek karena sebagai pamungkas. Tapi jangan lupa tetap diakhiri minum air putih dan gosok gigi.<\/p>\n\n\n\n

Inilah beberapa waktu yang nikmat untuk menghisap rokok kretek, adapun untuk relaksasi dan rekreasi tergantung waktun yang dibutuhkan. Tentunya di saat bulan suci Ramadhan, hanya diperbolehkan di malam hari sampai batas fajar shodik atau batas imsak. Jangan lupa dimalam hari untuk niat berpuasa dipagi harinya, begitu seterusnya sampai tanggal bulan suci Ramadhan dalam satu bulan selesai. Demikian, selamat menunaikan ibadah puasa di bulan yang penuh berkah, bulan penuh pahala, bulan suci Ramadhan.
<\/p>\n","post_title":"Bulan Ramadhan, Kapan Waktu yang Tepat untuk Menikmati Rokok?","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"bulan-ramadhan-kapan-waktu-yang-tepat-untuk-menikmati-rokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-06 14:14:45","post_modified_gmt":"2019-05-06 07:14:45","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5693","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5674,"post_author":"877","post_date":"2019-05-01 11:24:30","post_date_gmt":"2019-05-01 04:24:30","post_content":"\n

Sehabis shubuh suasana masih agak gelap, namun banyak jalan jalan di kota Kudus sudah ramai dan padat, bahkan terjadi kemacetan di banyak titik. Tidak hanya di jalan raya, jalan kampung pun demikian. Terlihat para wanita, ada yang berseragam batik ada yang tidak.  Ada yang bawa sepeda motor, sepeda ontel, kebanyakan mereka naik mobil rombongan. Bahkan bayak pula mobil yang di tumpangi pakai bak terbuka (pic up). Hampir tiap sudut di kota Kudus terjadi demikian. Baik dari arah barat, arah selatan, arah timur dan dari utara, ramai para wanita. <\/p>\n\n\n\n

Sekilas Tidak pantas bagi kaum hawa ini keluar masih gelap, tapi di Kudus sudah terlihat terbiasa. Mereka pergi dan beraktitifitas saat banyak orang masih melanjutkan istirahatnya. Bangun tidur, mereka harus mealkukan pekerjaan sebagai ibu dan sebagai istri, menyiapkan kebutuhan anak dan suami untuk pagi sampai siang hari. \u00a0Mereka ini tidak lain berangkat bekerja ke pabrik. Mereka ini adalah pewaris budaya atau lebih tepatnya orang yang melestarikan budaya. Budaya masyarakat Indonesia yang berusia lebih dari seratus tahun.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Peran Rokok Kretek Saat Masa Revolusi Fisik di Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

Budaya yang diwariskan oleh H. Djamhari sejak abad 19 yang lalu. Budaya pengetahuan meracik dan mengolah tembakau dengan cengkeh, serta budaya melinting hingga berbentuk kretek. Di tangan para wanita yang terampil inilah, budaya kretek di Kudus tetap lestari. Selain melestarikan budaya membuat kretek, mereka tentunya mendapatkan imbalan yang cukup untuk membantu ekonomi keluarga. <\/p>\n\n\n\n

Di Kudus, menjadi pekerja di pabrik pembuatan kretek menjadi kebanggaan. Banyak kaum hawa saling berebut. Dan tidak sembarang orang bisa masuk harus mempunyai pengalaman membuat kretek, minimal pengetahuan.  Pengalaman dan pengetahuan meracik dan membuat kretek bukanlah hal yang sederhana. Harus melalui tahapan belajar pelan pelan dan sabar. <\/p>\n\n\n\n

Tidak percaya? Silahkan buktikan. Saya pernah melihat sendiri beberapa kali, saat mereka (wanita pembuat kretek) kedatangan tamu, dari mahasiswa sampai pejabat pemerintah lokal dan pusat. Para tamu melihat sendiri ketrampilan para wanita pembuat kretek. Kebanyakan para tamu heran melihat ketrampilan tangan para wanita pekerja pembuat kretek. Karena sangat cepat, bersih dan rapi, seakan-akan seperti mesin. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Industri Rokok Kretek Nasional, Bertahan dalam Rentetan Panjang Krisis Ekonomi<\/a><\/p>\n\n\n\n

Saat berkunjung para tamu dipersilahkan mencoba untuk membuat kretek. Memang kalau dilihat seakan-akan mudah dikerjakan, setelah para tamu mempraktekkan hasilnya nihil alias tidak bisa cepat, bagus dan rapi. Ya hanya jadi serupa lintingan rokok kretek. Ukuran kepadatan isian tembakau dalam bungkus tidak terpenuhi, bentuk konus yang baik juga tidak terpenuhi. Kerapian lintingan dan kecepatan melinting apalagi jauh dari kebiasaan para wanita pembuat kretek. <\/p>\n\n\n\n

Perlu diketahui, selain bahan baku yang baik, ukuran kepadatan dan bentuk rokok kretek sangat mempengaruhi rasa. Semisal isian tembakau kurang padat rasanya hambar, begitu pula terlalu padat maka hisapannya berat. Jelas mempengaruhi kenikmatan rokok kretek. Membuat rokok kretek agar mantap rasanya bukan perkara mudah, harus melalui tahapan-tahapan pembelajaran. Selain itu harus benar-benar tekun dan rajin.   <\/p>\n\n\n\n

Kebanyakan pewaris ketrampilan pembuat rokok kretek di Kudus kaum hawa, dan beragam umurnya, ada yang muda (lulus SMA\/SMK) ada yang sudah usia tua sekitar 50-60an tahun. Pengakuan salah satu wanita sebagai pekerja pembuat kretek di Kudus bernama Haryanti umur 43 tahun warga desa Gondangmanis, ia sangat bangga dapat mewarisi keahlian dan ketrampilan membuat rokok kretek. Keahlian dan ketrampilan orang Kudus. Ia memang dibesarkan di Kudus, tapi asli orang tuanya berasal dari kabupaten Kendal sebelah selatan kota Semarang. Ia belajar membuat rokok kretek sejak lulus dari SMK di Kudus, dari tetangga rumahnya. Awalnya memang sulit, berkat kesabaran akhirnya sekarang lebih dari sekedar bisa. <\/p>\n\n\n\n

Bangganya lagi, berkat keahlian yang ia miliki, menghasilkan nilai ekonomi yang cukup untuk membantu suami. Hingga dapat menyekolahkan tiga anaknya, anak pertama lulus SMA tahun kemarin dan kemudian lolos menjadi TNI, anak kedua sekarang masih SMA dan anak ketiga jenjang SLTP. <\/p>\n\n\n\n

Masuk menjadi pegawai pabrik rokok kretek pun tidaklah mudah, saingannya banyak, ungkap Haryanti. Karena menjadi pegawai pabrik rokok kretek bagi kebanyakan masyarakat Kudus menjadi kebanggaan, selain pendapatannya tetap, juga mendapatkan jaminann sosial, seperti kesehatan dan tunjangan lainnya. Lain itu, kalau di pabrikan besar seperti Djarum, saat usia senja dan dirumahkan mendapat pesangon yang lebih dari cukup, ungkap Haryanti lagi. Ia juga menceritakan, ada tetangganya yang sudah usia lanjut dan tidak lagi bekerja, mendapatkan pesangon yang cukup untuk modal membuat warung klontong dirumah.<\/p>\n\n\n\n

Kesaksian Haryanti, sebagai pewaris keahlian membuat kretek salah satu bukti bahwa membuat rokok kretek bukan perkara mudah, perlu proses transformasi ilmu dari ahlinya. Selain itu, mempunyai keahlian membuat rokok kretek menjadi kebanggaan tersendiri, sebagai pemegang tongkat warisan dan juga mempunyai nilai ekonomi yang cukup untuk keluarga. Kebanyakan yang mewarisi adalah kaum perempuan, yang setiap hari pekerjaannya bergelut dengan tembakau, cengkeh dan rokok kretek. Dan yang terpenting menjadi pewaris membuat rokok kretek<\/a> dan menjadi pegawai pabrik rokok kretek masih menjadi kebanggan kebanyakan masyarakat kecil di kota Kudus. \u00a0
<\/p>\n","post_title":"Perempuan-perempuan Kudus Pewaris Keterampilan Membuat Kretek","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perempuan-perempuan-kudus-pewaris-keterampilan-membuat-kretek","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-01 11:24:38","post_modified_gmt":"2019-05-01 04:24:38","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":18},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Bisa jadi, ketidakkontrolan sebagian orang tersebut karena ada rasa dendam yang berlebihan saat menjalankan puasa. Misalnya, saat puasa, serasa berat menahan haus atau serasa berat menahan lapar, akibat tidak sahur. Begitu buka puasa, mendobel makan dan minum hingga terlalau kenyang. Nah, perbuatan seperti ini, agama melarangnya dan bagi tubuh tidak baik pula. Untuk itu bagi sahabat kretek jauhi perbuatan tersebut. Nikmati kenikmatan yang sewajarnya. Makan dan minum sewajarnya sesuai porsi. Menikmati rokok kretek juga demikian, jangan terlalu kebanyakan karena akan hilang nikmatannya.<\/p>\n\n\n\n

Nikmat, akan terasa jika terjadi saat batas kewajaran atau bahkan saat kekurangan. Contohnya, manusia akan lebih merasakan nikmat di saat awalnya kekurangan kemudian menjadi tambah. Beda dengan awalnya memang sudah tambah, kemudian bertambah lagi, tidak begitu terasa nikmatnya. Kembali ke puasa, satu hari penuh menahan haus dan lapar, di saat berbuka nikmatnya begitu terasa. Berbeda saat makan dan minum di waktu yang bisa dilakukan semaunya (tidak dalam keadaan puasa) rasa nikmatnya biasa.<\/p>\n\n\n\n

Kebiasan Nabi Muhammad kalau tidak sedang berpuasa, ia tidak akan makan sebelum perut betul betul terasa lapar. Ia tidak akan minum sebelum betul betul terasa haus. Ia akan berhenti makan, sebelum kenyang, ia akan berhenti minum sebelum hausnya hilang. Inilah kebiasaan Nabi Muhammad yang seharusnya di tiru sahabat krete. Agar kenikmatan selalu melekat pada kita, saat menikmati rokok kretek. Terlalu banyak merokok kretek dalam batas kewajaran, nikmatnya akan hilang. Karena menikmati rokok kretek bukan sekedar menikmati rasa rokoknya. Lebih dari itu, merokok adalah perbuatan untuk rekreasi dan relaksasi. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Nasehat K.H. Sya\u2019roni dan Pesan Moral R.M.P. Sosrokartono bagi Pemimpin <\/a><\/p>\n\n\n\n

Rekreasi dan relaksasi saat ini sangat dibutuhkan tiap manusia, dengan bermacam-macam cara. Ada yang bertamasya, ada yang kuliner, ada yang putar-putar alias jalan-jalan, ada yang olah raga dan masih banyak macamnya, dan tidak terkecuali aktifitas merokok kretek.<\/p>\n\n\n\n

Merokok kretek sambil minum kopi atau sambil baca buku, koran dan lainnya, bagi sebagian orang menjadi sarana untuk merilekkan tubuh, dari rasa capek seharian bekerja. Begitu juga bagi yang tidak punya uang lebih untuk pergi rekreasi atau pergi tamasya, kuliner, cenderung akan mencari cara yang murah untuk merilekkan tubuhnya. Kalau ia penikmat rokok kretek, bisa dipastikan akan memilih menikmati sebatang dua batang rokok kretek dari pada harus pergi yang membutuhkan biaya besar. Jika  dibanding dengan mengeluarkan uang untuk membeli satu bungkus rokok kretek jauh lebih irit bagi sahabat kretek. <\/p>\n\n\n\n

Sahabat kretek yang sedang berpuasa atau yang sedang relaksasi dan rekreasi, di bulan suci Ramadhan ini, ada waktu-waktu yang nikmat untuk menikmati rokok kretek, yaitu:<\/p>\n\n\n\n

Pertama<\/strong>, setelah berbuka puasa, artinya setelah makan dan minum selesai, kemudian menikmati rokok kretek akan terasa nikmat. Tapi perlu diwaspadai bagi sahabat kretek jangan sampai waktu sholat magribnya hilang. <\/p>\n\n\n\n

Kedua<\/strong>, setelah sholat, baik setelah sholat magrib yang dilaksanakan setelah makan dan minum buka puasa, atau setelah sholat tarawih selesai. Setelah kewajiban kita mentaati agama selesai, serasa hati plong dan disaat itulah sangat nikmat merokok kretek.<\/p>\n\n\n\n

Ketiga<\/strong>, setelah tadarus al-Quran malam hari di masjid atau musholla, sudah menjadi adat setelah sholat tarawih di masjid atau musholla diadakan baca al-Quran bergantian disebut tadarus al-Quran, selesai tadarus \u00a0biasanya ngobrol sebentar sambil menikmati hidangan dari masyarakat dan minuman malah terkadang kopi, disitulah waktu yang nikmat merokok kretek sambil ngobrol, makan dan minum.<\/p>\n\n\n\n

Keempat<\/strong>, setelah sahur, setelah makan sahur juga waktu yang sangat nikmat merokok kretek sambil membawa sisa minuman.<\/p>\n\n\n\n

Kelima<\/strong>, menjelang waktu imsak, waktu yang terakhir boleh makan, minum dan merokok. Waktu yang sangat nikmat merokok kretek karena sebagai pamungkas. Tapi jangan lupa tetap diakhiri minum air putih dan gosok gigi.<\/p>\n\n\n\n

Inilah beberapa waktu yang nikmat untuk menghisap rokok kretek, adapun untuk relaksasi dan rekreasi tergantung waktun yang dibutuhkan. Tentunya di saat bulan suci Ramadhan, hanya diperbolehkan di malam hari sampai batas fajar shodik atau batas imsak. Jangan lupa dimalam hari untuk niat berpuasa dipagi harinya, begitu seterusnya sampai tanggal bulan suci Ramadhan dalam satu bulan selesai. Demikian, selamat menunaikan ibadah puasa di bulan yang penuh berkah, bulan penuh pahala, bulan suci Ramadhan.
<\/p>\n","post_title":"Bulan Ramadhan, Kapan Waktu yang Tepat untuk Menikmati Rokok?","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"bulan-ramadhan-kapan-waktu-yang-tepat-untuk-menikmati-rokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-06 14:14:45","post_modified_gmt":"2019-05-06 07:14:45","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5693","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5674,"post_author":"877","post_date":"2019-05-01 11:24:30","post_date_gmt":"2019-05-01 04:24:30","post_content":"\n

Sehabis shubuh suasana masih agak gelap, namun banyak jalan jalan di kota Kudus sudah ramai dan padat, bahkan terjadi kemacetan di banyak titik. Tidak hanya di jalan raya, jalan kampung pun demikian. Terlihat para wanita, ada yang berseragam batik ada yang tidak.  Ada yang bawa sepeda motor, sepeda ontel, kebanyakan mereka naik mobil rombongan. Bahkan bayak pula mobil yang di tumpangi pakai bak terbuka (pic up). Hampir tiap sudut di kota Kudus terjadi demikian. Baik dari arah barat, arah selatan, arah timur dan dari utara, ramai para wanita. <\/p>\n\n\n\n

Sekilas Tidak pantas bagi kaum hawa ini keluar masih gelap, tapi di Kudus sudah terlihat terbiasa. Mereka pergi dan beraktitifitas saat banyak orang masih melanjutkan istirahatnya. Bangun tidur, mereka harus mealkukan pekerjaan sebagai ibu dan sebagai istri, menyiapkan kebutuhan anak dan suami untuk pagi sampai siang hari. \u00a0Mereka ini tidak lain berangkat bekerja ke pabrik. Mereka ini adalah pewaris budaya atau lebih tepatnya orang yang melestarikan budaya. Budaya masyarakat Indonesia yang berusia lebih dari seratus tahun.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Peran Rokok Kretek Saat Masa Revolusi Fisik di Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

Budaya yang diwariskan oleh H. Djamhari sejak abad 19 yang lalu. Budaya pengetahuan meracik dan mengolah tembakau dengan cengkeh, serta budaya melinting hingga berbentuk kretek. Di tangan para wanita yang terampil inilah, budaya kretek di Kudus tetap lestari. Selain melestarikan budaya membuat kretek, mereka tentunya mendapatkan imbalan yang cukup untuk membantu ekonomi keluarga. <\/p>\n\n\n\n

Di Kudus, menjadi pekerja di pabrik pembuatan kretek menjadi kebanggaan. Banyak kaum hawa saling berebut. Dan tidak sembarang orang bisa masuk harus mempunyai pengalaman membuat kretek, minimal pengetahuan.  Pengalaman dan pengetahuan meracik dan membuat kretek bukanlah hal yang sederhana. Harus melalui tahapan belajar pelan pelan dan sabar. <\/p>\n\n\n\n

Tidak percaya? Silahkan buktikan. Saya pernah melihat sendiri beberapa kali, saat mereka (wanita pembuat kretek) kedatangan tamu, dari mahasiswa sampai pejabat pemerintah lokal dan pusat. Para tamu melihat sendiri ketrampilan para wanita pembuat kretek. Kebanyakan para tamu heran melihat ketrampilan tangan para wanita pekerja pembuat kretek. Karena sangat cepat, bersih dan rapi, seakan-akan seperti mesin. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Industri Rokok Kretek Nasional, Bertahan dalam Rentetan Panjang Krisis Ekonomi<\/a><\/p>\n\n\n\n

Saat berkunjung para tamu dipersilahkan mencoba untuk membuat kretek. Memang kalau dilihat seakan-akan mudah dikerjakan, setelah para tamu mempraktekkan hasilnya nihil alias tidak bisa cepat, bagus dan rapi. Ya hanya jadi serupa lintingan rokok kretek. Ukuran kepadatan isian tembakau dalam bungkus tidak terpenuhi, bentuk konus yang baik juga tidak terpenuhi. Kerapian lintingan dan kecepatan melinting apalagi jauh dari kebiasaan para wanita pembuat kretek. <\/p>\n\n\n\n

Perlu diketahui, selain bahan baku yang baik, ukuran kepadatan dan bentuk rokok kretek sangat mempengaruhi rasa. Semisal isian tembakau kurang padat rasanya hambar, begitu pula terlalu padat maka hisapannya berat. Jelas mempengaruhi kenikmatan rokok kretek. Membuat rokok kretek agar mantap rasanya bukan perkara mudah, harus melalui tahapan-tahapan pembelajaran. Selain itu harus benar-benar tekun dan rajin.   <\/p>\n\n\n\n

Kebanyakan pewaris ketrampilan pembuat rokok kretek di Kudus kaum hawa, dan beragam umurnya, ada yang muda (lulus SMA\/SMK) ada yang sudah usia tua sekitar 50-60an tahun. Pengakuan salah satu wanita sebagai pekerja pembuat kretek di Kudus bernama Haryanti umur 43 tahun warga desa Gondangmanis, ia sangat bangga dapat mewarisi keahlian dan ketrampilan membuat rokok kretek. Keahlian dan ketrampilan orang Kudus. Ia memang dibesarkan di Kudus, tapi asli orang tuanya berasal dari kabupaten Kendal sebelah selatan kota Semarang. Ia belajar membuat rokok kretek sejak lulus dari SMK di Kudus, dari tetangga rumahnya. Awalnya memang sulit, berkat kesabaran akhirnya sekarang lebih dari sekedar bisa. <\/p>\n\n\n\n

Bangganya lagi, berkat keahlian yang ia miliki, menghasilkan nilai ekonomi yang cukup untuk membantu suami. Hingga dapat menyekolahkan tiga anaknya, anak pertama lulus SMA tahun kemarin dan kemudian lolos menjadi TNI, anak kedua sekarang masih SMA dan anak ketiga jenjang SLTP. <\/p>\n\n\n\n

Masuk menjadi pegawai pabrik rokok kretek pun tidaklah mudah, saingannya banyak, ungkap Haryanti. Karena menjadi pegawai pabrik rokok kretek bagi kebanyakan masyarakat Kudus menjadi kebanggaan, selain pendapatannya tetap, juga mendapatkan jaminann sosial, seperti kesehatan dan tunjangan lainnya. Lain itu, kalau di pabrikan besar seperti Djarum, saat usia senja dan dirumahkan mendapat pesangon yang lebih dari cukup, ungkap Haryanti lagi. Ia juga menceritakan, ada tetangganya yang sudah usia lanjut dan tidak lagi bekerja, mendapatkan pesangon yang cukup untuk modal membuat warung klontong dirumah.<\/p>\n\n\n\n

Kesaksian Haryanti, sebagai pewaris keahlian membuat kretek salah satu bukti bahwa membuat rokok kretek bukan perkara mudah, perlu proses transformasi ilmu dari ahlinya. Selain itu, mempunyai keahlian membuat rokok kretek menjadi kebanggaan tersendiri, sebagai pemegang tongkat warisan dan juga mempunyai nilai ekonomi yang cukup untuk keluarga. Kebanyakan yang mewarisi adalah kaum perempuan, yang setiap hari pekerjaannya bergelut dengan tembakau, cengkeh dan rokok kretek. Dan yang terpenting menjadi pewaris membuat rokok kretek<\/a> dan menjadi pegawai pabrik rokok kretek masih menjadi kebanggan kebanyakan masyarakat kecil di kota Kudus. \u00a0
<\/p>\n","post_title":"Perempuan-perempuan Kudus Pewaris Keterampilan Membuat Kretek","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perempuan-perempuan-kudus-pewaris-keterampilan-membuat-kretek","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-01 11:24:38","post_modified_gmt":"2019-05-01 04:24:38","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":18},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Kenikmatan saat berbuka tidak ada tandingannya. Bahkan saking nikmatnya terkadang banyak yang tidak control.  Makan dan minum berlebihan, melebihi kapasitas tampungan perut, sehingga mengakibatkan terlalu kenyang. Dampaknya perut sakit dan seluruh badan juga ikut terasa sakit. Pokoknya badan saat digerrakkan terasa tidak nyaman, dan ada juga yang pingin muntah tapi tidak bisa.       <\/p>\n\n\n\n

Bisa jadi, ketidakkontrolan sebagian orang tersebut karena ada rasa dendam yang berlebihan saat menjalankan puasa. Misalnya, saat puasa, serasa berat menahan haus atau serasa berat menahan lapar, akibat tidak sahur. Begitu buka puasa, mendobel makan dan minum hingga terlalau kenyang. Nah, perbuatan seperti ini, agama melarangnya dan bagi tubuh tidak baik pula. Untuk itu bagi sahabat kretek jauhi perbuatan tersebut. Nikmati kenikmatan yang sewajarnya. Makan dan minum sewajarnya sesuai porsi. Menikmati rokok kretek juga demikian, jangan terlalu kebanyakan karena akan hilang nikmatannya.<\/p>\n\n\n\n

Nikmat, akan terasa jika terjadi saat batas kewajaran atau bahkan saat kekurangan. Contohnya, manusia akan lebih merasakan nikmat di saat awalnya kekurangan kemudian menjadi tambah. Beda dengan awalnya memang sudah tambah, kemudian bertambah lagi, tidak begitu terasa nikmatnya. Kembali ke puasa, satu hari penuh menahan haus dan lapar, di saat berbuka nikmatnya begitu terasa. Berbeda saat makan dan minum di waktu yang bisa dilakukan semaunya (tidak dalam keadaan puasa) rasa nikmatnya biasa.<\/p>\n\n\n\n

Kebiasan Nabi Muhammad kalau tidak sedang berpuasa, ia tidak akan makan sebelum perut betul betul terasa lapar. Ia tidak akan minum sebelum betul betul terasa haus. Ia akan berhenti makan, sebelum kenyang, ia akan berhenti minum sebelum hausnya hilang. Inilah kebiasaan Nabi Muhammad yang seharusnya di tiru sahabat krete. Agar kenikmatan selalu melekat pada kita, saat menikmati rokok kretek. Terlalu banyak merokok kretek dalam batas kewajaran, nikmatnya akan hilang. Karena menikmati rokok kretek bukan sekedar menikmati rasa rokoknya. Lebih dari itu, merokok adalah perbuatan untuk rekreasi dan relaksasi. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Nasehat K.H. Sya\u2019roni dan Pesan Moral R.M.P. Sosrokartono bagi Pemimpin <\/a><\/p>\n\n\n\n

Rekreasi dan relaksasi saat ini sangat dibutuhkan tiap manusia, dengan bermacam-macam cara. Ada yang bertamasya, ada yang kuliner, ada yang putar-putar alias jalan-jalan, ada yang olah raga dan masih banyak macamnya, dan tidak terkecuali aktifitas merokok kretek.<\/p>\n\n\n\n

Merokok kretek sambil minum kopi atau sambil baca buku, koran dan lainnya, bagi sebagian orang menjadi sarana untuk merilekkan tubuh, dari rasa capek seharian bekerja. Begitu juga bagi yang tidak punya uang lebih untuk pergi rekreasi atau pergi tamasya, kuliner, cenderung akan mencari cara yang murah untuk merilekkan tubuhnya. Kalau ia penikmat rokok kretek, bisa dipastikan akan memilih menikmati sebatang dua batang rokok kretek dari pada harus pergi yang membutuhkan biaya besar. Jika  dibanding dengan mengeluarkan uang untuk membeli satu bungkus rokok kretek jauh lebih irit bagi sahabat kretek. <\/p>\n\n\n\n

Sahabat kretek yang sedang berpuasa atau yang sedang relaksasi dan rekreasi, di bulan suci Ramadhan ini, ada waktu-waktu yang nikmat untuk menikmati rokok kretek, yaitu:<\/p>\n\n\n\n

Pertama<\/strong>, setelah berbuka puasa, artinya setelah makan dan minum selesai, kemudian menikmati rokok kretek akan terasa nikmat. Tapi perlu diwaspadai bagi sahabat kretek jangan sampai waktu sholat magribnya hilang. <\/p>\n\n\n\n

Kedua<\/strong>, setelah sholat, baik setelah sholat magrib yang dilaksanakan setelah makan dan minum buka puasa, atau setelah sholat tarawih selesai. Setelah kewajiban kita mentaati agama selesai, serasa hati plong dan disaat itulah sangat nikmat merokok kretek.<\/p>\n\n\n\n

Ketiga<\/strong>, setelah tadarus al-Quran malam hari di masjid atau musholla, sudah menjadi adat setelah sholat tarawih di masjid atau musholla diadakan baca al-Quran bergantian disebut tadarus al-Quran, selesai tadarus \u00a0biasanya ngobrol sebentar sambil menikmati hidangan dari masyarakat dan minuman malah terkadang kopi, disitulah waktu yang nikmat merokok kretek sambil ngobrol, makan dan minum.<\/p>\n\n\n\n

Keempat<\/strong>, setelah sahur, setelah makan sahur juga waktu yang sangat nikmat merokok kretek sambil membawa sisa minuman.<\/p>\n\n\n\n

Kelima<\/strong>, menjelang waktu imsak, waktu yang terakhir boleh makan, minum dan merokok. Waktu yang sangat nikmat merokok kretek karena sebagai pamungkas. Tapi jangan lupa tetap diakhiri minum air putih dan gosok gigi.<\/p>\n\n\n\n

Inilah beberapa waktu yang nikmat untuk menghisap rokok kretek, adapun untuk relaksasi dan rekreasi tergantung waktun yang dibutuhkan. Tentunya di saat bulan suci Ramadhan, hanya diperbolehkan di malam hari sampai batas fajar shodik atau batas imsak. Jangan lupa dimalam hari untuk niat berpuasa dipagi harinya, begitu seterusnya sampai tanggal bulan suci Ramadhan dalam satu bulan selesai. Demikian, selamat menunaikan ibadah puasa di bulan yang penuh berkah, bulan penuh pahala, bulan suci Ramadhan.
<\/p>\n","post_title":"Bulan Ramadhan, Kapan Waktu yang Tepat untuk Menikmati Rokok?","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"bulan-ramadhan-kapan-waktu-yang-tepat-untuk-menikmati-rokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-06 14:14:45","post_modified_gmt":"2019-05-06 07:14:45","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5693","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5674,"post_author":"877","post_date":"2019-05-01 11:24:30","post_date_gmt":"2019-05-01 04:24:30","post_content":"\n

Sehabis shubuh suasana masih agak gelap, namun banyak jalan jalan di kota Kudus sudah ramai dan padat, bahkan terjadi kemacetan di banyak titik. Tidak hanya di jalan raya, jalan kampung pun demikian. Terlihat para wanita, ada yang berseragam batik ada yang tidak.  Ada yang bawa sepeda motor, sepeda ontel, kebanyakan mereka naik mobil rombongan. Bahkan bayak pula mobil yang di tumpangi pakai bak terbuka (pic up). Hampir tiap sudut di kota Kudus terjadi demikian. Baik dari arah barat, arah selatan, arah timur dan dari utara, ramai para wanita. <\/p>\n\n\n\n

Sekilas Tidak pantas bagi kaum hawa ini keluar masih gelap, tapi di Kudus sudah terlihat terbiasa. Mereka pergi dan beraktitifitas saat banyak orang masih melanjutkan istirahatnya. Bangun tidur, mereka harus mealkukan pekerjaan sebagai ibu dan sebagai istri, menyiapkan kebutuhan anak dan suami untuk pagi sampai siang hari. \u00a0Mereka ini tidak lain berangkat bekerja ke pabrik. Mereka ini adalah pewaris budaya atau lebih tepatnya orang yang melestarikan budaya. Budaya masyarakat Indonesia yang berusia lebih dari seratus tahun.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Peran Rokok Kretek Saat Masa Revolusi Fisik di Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

Budaya yang diwariskan oleh H. Djamhari sejak abad 19 yang lalu. Budaya pengetahuan meracik dan mengolah tembakau dengan cengkeh, serta budaya melinting hingga berbentuk kretek. Di tangan para wanita yang terampil inilah, budaya kretek di Kudus tetap lestari. Selain melestarikan budaya membuat kretek, mereka tentunya mendapatkan imbalan yang cukup untuk membantu ekonomi keluarga. <\/p>\n\n\n\n

Di Kudus, menjadi pekerja di pabrik pembuatan kretek menjadi kebanggaan. Banyak kaum hawa saling berebut. Dan tidak sembarang orang bisa masuk harus mempunyai pengalaman membuat kretek, minimal pengetahuan.  Pengalaman dan pengetahuan meracik dan membuat kretek bukanlah hal yang sederhana. Harus melalui tahapan belajar pelan pelan dan sabar. <\/p>\n\n\n\n

Tidak percaya? Silahkan buktikan. Saya pernah melihat sendiri beberapa kali, saat mereka (wanita pembuat kretek) kedatangan tamu, dari mahasiswa sampai pejabat pemerintah lokal dan pusat. Para tamu melihat sendiri ketrampilan para wanita pembuat kretek. Kebanyakan para tamu heran melihat ketrampilan tangan para wanita pekerja pembuat kretek. Karena sangat cepat, bersih dan rapi, seakan-akan seperti mesin. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Industri Rokok Kretek Nasional, Bertahan dalam Rentetan Panjang Krisis Ekonomi<\/a><\/p>\n\n\n\n

Saat berkunjung para tamu dipersilahkan mencoba untuk membuat kretek. Memang kalau dilihat seakan-akan mudah dikerjakan, setelah para tamu mempraktekkan hasilnya nihil alias tidak bisa cepat, bagus dan rapi. Ya hanya jadi serupa lintingan rokok kretek. Ukuran kepadatan isian tembakau dalam bungkus tidak terpenuhi, bentuk konus yang baik juga tidak terpenuhi. Kerapian lintingan dan kecepatan melinting apalagi jauh dari kebiasaan para wanita pembuat kretek. <\/p>\n\n\n\n

Perlu diketahui, selain bahan baku yang baik, ukuran kepadatan dan bentuk rokok kretek sangat mempengaruhi rasa. Semisal isian tembakau kurang padat rasanya hambar, begitu pula terlalu padat maka hisapannya berat. Jelas mempengaruhi kenikmatan rokok kretek. Membuat rokok kretek agar mantap rasanya bukan perkara mudah, harus melalui tahapan-tahapan pembelajaran. Selain itu harus benar-benar tekun dan rajin.   <\/p>\n\n\n\n

Kebanyakan pewaris ketrampilan pembuat rokok kretek di Kudus kaum hawa, dan beragam umurnya, ada yang muda (lulus SMA\/SMK) ada yang sudah usia tua sekitar 50-60an tahun. Pengakuan salah satu wanita sebagai pekerja pembuat kretek di Kudus bernama Haryanti umur 43 tahun warga desa Gondangmanis, ia sangat bangga dapat mewarisi keahlian dan ketrampilan membuat rokok kretek. Keahlian dan ketrampilan orang Kudus. Ia memang dibesarkan di Kudus, tapi asli orang tuanya berasal dari kabupaten Kendal sebelah selatan kota Semarang. Ia belajar membuat rokok kretek sejak lulus dari SMK di Kudus, dari tetangga rumahnya. Awalnya memang sulit, berkat kesabaran akhirnya sekarang lebih dari sekedar bisa. <\/p>\n\n\n\n

Bangganya lagi, berkat keahlian yang ia miliki, menghasilkan nilai ekonomi yang cukup untuk membantu suami. Hingga dapat menyekolahkan tiga anaknya, anak pertama lulus SMA tahun kemarin dan kemudian lolos menjadi TNI, anak kedua sekarang masih SMA dan anak ketiga jenjang SLTP. <\/p>\n\n\n\n

Masuk menjadi pegawai pabrik rokok kretek pun tidaklah mudah, saingannya banyak, ungkap Haryanti. Karena menjadi pegawai pabrik rokok kretek bagi kebanyakan masyarakat Kudus menjadi kebanggaan, selain pendapatannya tetap, juga mendapatkan jaminann sosial, seperti kesehatan dan tunjangan lainnya. Lain itu, kalau di pabrikan besar seperti Djarum, saat usia senja dan dirumahkan mendapat pesangon yang lebih dari cukup, ungkap Haryanti lagi. Ia juga menceritakan, ada tetangganya yang sudah usia lanjut dan tidak lagi bekerja, mendapatkan pesangon yang cukup untuk modal membuat warung klontong dirumah.<\/p>\n\n\n\n

Kesaksian Haryanti, sebagai pewaris keahlian membuat kretek salah satu bukti bahwa membuat rokok kretek bukan perkara mudah, perlu proses transformasi ilmu dari ahlinya. Selain itu, mempunyai keahlian membuat rokok kretek menjadi kebanggaan tersendiri, sebagai pemegang tongkat warisan dan juga mempunyai nilai ekonomi yang cukup untuk keluarga. Kebanyakan yang mewarisi adalah kaum perempuan, yang setiap hari pekerjaannya bergelut dengan tembakau, cengkeh dan rokok kretek. Dan yang terpenting menjadi pewaris membuat rokok kretek<\/a> dan menjadi pegawai pabrik rokok kretek masih menjadi kebanggan kebanyakan masyarakat kecil di kota Kudus. \u00a0
<\/p>\n","post_title":"Perempuan-perempuan Kudus Pewaris Keterampilan Membuat Kretek","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perempuan-perempuan-kudus-pewaris-keterampilan-membuat-kretek","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-01 11:24:38","post_modified_gmt":"2019-05-01 04:24:38","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":18},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Baca: Ketetapan Hukum Rokok dalam Fatwa NU: Mubah (Boleh) <\/a><\/p>\n\n\n\n

Kenikmatan saat berbuka tidak ada tandingannya. Bahkan saking nikmatnya terkadang banyak yang tidak control.  Makan dan minum berlebihan, melebihi kapasitas tampungan perut, sehingga mengakibatkan terlalu kenyang. Dampaknya perut sakit dan seluruh badan juga ikut terasa sakit. Pokoknya badan saat digerrakkan terasa tidak nyaman, dan ada juga yang pingin muntah tapi tidak bisa.       <\/p>\n\n\n\n

Bisa jadi, ketidakkontrolan sebagian orang tersebut karena ada rasa dendam yang berlebihan saat menjalankan puasa. Misalnya, saat puasa, serasa berat menahan haus atau serasa berat menahan lapar, akibat tidak sahur. Begitu buka puasa, mendobel makan dan minum hingga terlalau kenyang. Nah, perbuatan seperti ini, agama melarangnya dan bagi tubuh tidak baik pula. Untuk itu bagi sahabat kretek jauhi perbuatan tersebut. Nikmati kenikmatan yang sewajarnya. Makan dan minum sewajarnya sesuai porsi. Menikmati rokok kretek juga demikian, jangan terlalu kebanyakan karena akan hilang nikmatannya.<\/p>\n\n\n\n

Nikmat, akan terasa jika terjadi saat batas kewajaran atau bahkan saat kekurangan. Contohnya, manusia akan lebih merasakan nikmat di saat awalnya kekurangan kemudian menjadi tambah. Beda dengan awalnya memang sudah tambah, kemudian bertambah lagi, tidak begitu terasa nikmatnya. Kembali ke puasa, satu hari penuh menahan haus dan lapar, di saat berbuka nikmatnya begitu terasa. Berbeda saat makan dan minum di waktu yang bisa dilakukan semaunya (tidak dalam keadaan puasa) rasa nikmatnya biasa.<\/p>\n\n\n\n

Kebiasan Nabi Muhammad kalau tidak sedang berpuasa, ia tidak akan makan sebelum perut betul betul terasa lapar. Ia tidak akan minum sebelum betul betul terasa haus. Ia akan berhenti makan, sebelum kenyang, ia akan berhenti minum sebelum hausnya hilang. Inilah kebiasaan Nabi Muhammad yang seharusnya di tiru sahabat krete. Agar kenikmatan selalu melekat pada kita, saat menikmati rokok kretek. Terlalu banyak merokok kretek dalam batas kewajaran, nikmatnya akan hilang. Karena menikmati rokok kretek bukan sekedar menikmati rasa rokoknya. Lebih dari itu, merokok adalah perbuatan untuk rekreasi dan relaksasi. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Nasehat K.H. Sya\u2019roni dan Pesan Moral R.M.P. Sosrokartono bagi Pemimpin <\/a><\/p>\n\n\n\n

Rekreasi dan relaksasi saat ini sangat dibutuhkan tiap manusia, dengan bermacam-macam cara. Ada yang bertamasya, ada yang kuliner, ada yang putar-putar alias jalan-jalan, ada yang olah raga dan masih banyak macamnya, dan tidak terkecuali aktifitas merokok kretek.<\/p>\n\n\n\n

Merokok kretek sambil minum kopi atau sambil baca buku, koran dan lainnya, bagi sebagian orang menjadi sarana untuk merilekkan tubuh, dari rasa capek seharian bekerja. Begitu juga bagi yang tidak punya uang lebih untuk pergi rekreasi atau pergi tamasya, kuliner, cenderung akan mencari cara yang murah untuk merilekkan tubuhnya. Kalau ia penikmat rokok kretek, bisa dipastikan akan memilih menikmati sebatang dua batang rokok kretek dari pada harus pergi yang membutuhkan biaya besar. Jika  dibanding dengan mengeluarkan uang untuk membeli satu bungkus rokok kretek jauh lebih irit bagi sahabat kretek. <\/p>\n\n\n\n

Sahabat kretek yang sedang berpuasa atau yang sedang relaksasi dan rekreasi, di bulan suci Ramadhan ini, ada waktu-waktu yang nikmat untuk menikmati rokok kretek, yaitu:<\/p>\n\n\n\n

Pertama<\/strong>, setelah berbuka puasa, artinya setelah makan dan minum selesai, kemudian menikmati rokok kretek akan terasa nikmat. Tapi perlu diwaspadai bagi sahabat kretek jangan sampai waktu sholat magribnya hilang. <\/p>\n\n\n\n

Kedua<\/strong>, setelah sholat, baik setelah sholat magrib yang dilaksanakan setelah makan dan minum buka puasa, atau setelah sholat tarawih selesai. Setelah kewajiban kita mentaati agama selesai, serasa hati plong dan disaat itulah sangat nikmat merokok kretek.<\/p>\n\n\n\n

Ketiga<\/strong>, setelah tadarus al-Quran malam hari di masjid atau musholla, sudah menjadi adat setelah sholat tarawih di masjid atau musholla diadakan baca al-Quran bergantian disebut tadarus al-Quran, selesai tadarus \u00a0biasanya ngobrol sebentar sambil menikmati hidangan dari masyarakat dan minuman malah terkadang kopi, disitulah waktu yang nikmat merokok kretek sambil ngobrol, makan dan minum.<\/p>\n\n\n\n

Keempat<\/strong>, setelah sahur, setelah makan sahur juga waktu yang sangat nikmat merokok kretek sambil membawa sisa minuman.<\/p>\n\n\n\n

Kelima<\/strong>, menjelang waktu imsak, waktu yang terakhir boleh makan, minum dan merokok. Waktu yang sangat nikmat merokok kretek karena sebagai pamungkas. Tapi jangan lupa tetap diakhiri minum air putih dan gosok gigi.<\/p>\n\n\n\n

Inilah beberapa waktu yang nikmat untuk menghisap rokok kretek, adapun untuk relaksasi dan rekreasi tergantung waktun yang dibutuhkan. Tentunya di saat bulan suci Ramadhan, hanya diperbolehkan di malam hari sampai batas fajar shodik atau batas imsak. Jangan lupa dimalam hari untuk niat berpuasa dipagi harinya, begitu seterusnya sampai tanggal bulan suci Ramadhan dalam satu bulan selesai. Demikian, selamat menunaikan ibadah puasa di bulan yang penuh berkah, bulan penuh pahala, bulan suci Ramadhan.
<\/p>\n","post_title":"Bulan Ramadhan, Kapan Waktu yang Tepat untuk Menikmati Rokok?","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"bulan-ramadhan-kapan-waktu-yang-tepat-untuk-menikmati-rokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-06 14:14:45","post_modified_gmt":"2019-05-06 07:14:45","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5693","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5674,"post_author":"877","post_date":"2019-05-01 11:24:30","post_date_gmt":"2019-05-01 04:24:30","post_content":"\n

Sehabis shubuh suasana masih agak gelap, namun banyak jalan jalan di kota Kudus sudah ramai dan padat, bahkan terjadi kemacetan di banyak titik. Tidak hanya di jalan raya, jalan kampung pun demikian. Terlihat para wanita, ada yang berseragam batik ada yang tidak.  Ada yang bawa sepeda motor, sepeda ontel, kebanyakan mereka naik mobil rombongan. Bahkan bayak pula mobil yang di tumpangi pakai bak terbuka (pic up). Hampir tiap sudut di kota Kudus terjadi demikian. Baik dari arah barat, arah selatan, arah timur dan dari utara, ramai para wanita. <\/p>\n\n\n\n

Sekilas Tidak pantas bagi kaum hawa ini keluar masih gelap, tapi di Kudus sudah terlihat terbiasa. Mereka pergi dan beraktitifitas saat banyak orang masih melanjutkan istirahatnya. Bangun tidur, mereka harus mealkukan pekerjaan sebagai ibu dan sebagai istri, menyiapkan kebutuhan anak dan suami untuk pagi sampai siang hari. \u00a0Mereka ini tidak lain berangkat bekerja ke pabrik. Mereka ini adalah pewaris budaya atau lebih tepatnya orang yang melestarikan budaya. Budaya masyarakat Indonesia yang berusia lebih dari seratus tahun.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Peran Rokok Kretek Saat Masa Revolusi Fisik di Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

Budaya yang diwariskan oleh H. Djamhari sejak abad 19 yang lalu. Budaya pengetahuan meracik dan mengolah tembakau dengan cengkeh, serta budaya melinting hingga berbentuk kretek. Di tangan para wanita yang terampil inilah, budaya kretek di Kudus tetap lestari. Selain melestarikan budaya membuat kretek, mereka tentunya mendapatkan imbalan yang cukup untuk membantu ekonomi keluarga. <\/p>\n\n\n\n

Di Kudus, menjadi pekerja di pabrik pembuatan kretek menjadi kebanggaan. Banyak kaum hawa saling berebut. Dan tidak sembarang orang bisa masuk harus mempunyai pengalaman membuat kretek, minimal pengetahuan.  Pengalaman dan pengetahuan meracik dan membuat kretek bukanlah hal yang sederhana. Harus melalui tahapan belajar pelan pelan dan sabar. <\/p>\n\n\n\n

Tidak percaya? Silahkan buktikan. Saya pernah melihat sendiri beberapa kali, saat mereka (wanita pembuat kretek) kedatangan tamu, dari mahasiswa sampai pejabat pemerintah lokal dan pusat. Para tamu melihat sendiri ketrampilan para wanita pembuat kretek. Kebanyakan para tamu heran melihat ketrampilan tangan para wanita pekerja pembuat kretek. Karena sangat cepat, bersih dan rapi, seakan-akan seperti mesin. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Industri Rokok Kretek Nasional, Bertahan dalam Rentetan Panjang Krisis Ekonomi<\/a><\/p>\n\n\n\n

Saat berkunjung para tamu dipersilahkan mencoba untuk membuat kretek. Memang kalau dilihat seakan-akan mudah dikerjakan, setelah para tamu mempraktekkan hasilnya nihil alias tidak bisa cepat, bagus dan rapi. Ya hanya jadi serupa lintingan rokok kretek. Ukuran kepadatan isian tembakau dalam bungkus tidak terpenuhi, bentuk konus yang baik juga tidak terpenuhi. Kerapian lintingan dan kecepatan melinting apalagi jauh dari kebiasaan para wanita pembuat kretek. <\/p>\n\n\n\n

Perlu diketahui, selain bahan baku yang baik, ukuran kepadatan dan bentuk rokok kretek sangat mempengaruhi rasa. Semisal isian tembakau kurang padat rasanya hambar, begitu pula terlalu padat maka hisapannya berat. Jelas mempengaruhi kenikmatan rokok kretek. Membuat rokok kretek agar mantap rasanya bukan perkara mudah, harus melalui tahapan-tahapan pembelajaran. Selain itu harus benar-benar tekun dan rajin.   <\/p>\n\n\n\n

Kebanyakan pewaris ketrampilan pembuat rokok kretek di Kudus kaum hawa, dan beragam umurnya, ada yang muda (lulus SMA\/SMK) ada yang sudah usia tua sekitar 50-60an tahun. Pengakuan salah satu wanita sebagai pekerja pembuat kretek di Kudus bernama Haryanti umur 43 tahun warga desa Gondangmanis, ia sangat bangga dapat mewarisi keahlian dan ketrampilan membuat rokok kretek. Keahlian dan ketrampilan orang Kudus. Ia memang dibesarkan di Kudus, tapi asli orang tuanya berasal dari kabupaten Kendal sebelah selatan kota Semarang. Ia belajar membuat rokok kretek sejak lulus dari SMK di Kudus, dari tetangga rumahnya. Awalnya memang sulit, berkat kesabaran akhirnya sekarang lebih dari sekedar bisa. <\/p>\n\n\n\n

Bangganya lagi, berkat keahlian yang ia miliki, menghasilkan nilai ekonomi yang cukup untuk membantu suami. Hingga dapat menyekolahkan tiga anaknya, anak pertama lulus SMA tahun kemarin dan kemudian lolos menjadi TNI, anak kedua sekarang masih SMA dan anak ketiga jenjang SLTP. <\/p>\n\n\n\n

Masuk menjadi pegawai pabrik rokok kretek pun tidaklah mudah, saingannya banyak, ungkap Haryanti. Karena menjadi pegawai pabrik rokok kretek bagi kebanyakan masyarakat Kudus menjadi kebanggaan, selain pendapatannya tetap, juga mendapatkan jaminann sosial, seperti kesehatan dan tunjangan lainnya. Lain itu, kalau di pabrikan besar seperti Djarum, saat usia senja dan dirumahkan mendapat pesangon yang lebih dari cukup, ungkap Haryanti lagi. Ia juga menceritakan, ada tetangganya yang sudah usia lanjut dan tidak lagi bekerja, mendapatkan pesangon yang cukup untuk modal membuat warung klontong dirumah.<\/p>\n\n\n\n

Kesaksian Haryanti, sebagai pewaris keahlian membuat kretek salah satu bukti bahwa membuat rokok kretek bukan perkara mudah, perlu proses transformasi ilmu dari ahlinya. Selain itu, mempunyai keahlian membuat rokok kretek menjadi kebanggaan tersendiri, sebagai pemegang tongkat warisan dan juga mempunyai nilai ekonomi yang cukup untuk keluarga. Kebanyakan yang mewarisi adalah kaum perempuan, yang setiap hari pekerjaannya bergelut dengan tembakau, cengkeh dan rokok kretek. Dan yang terpenting menjadi pewaris membuat rokok kretek<\/a> dan menjadi pegawai pabrik rokok kretek masih menjadi kebanggan kebanyakan masyarakat kecil di kota Kudus. \u00a0
<\/p>\n","post_title":"Perempuan-perempuan Kudus Pewaris Keterampilan Membuat Kretek","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perempuan-perempuan-kudus-pewaris-keterampilan-membuat-kretek","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-01 11:24:38","post_modified_gmt":"2019-05-01 04:24:38","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":18},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Berpuasa bagi penikmat rokok kretek bukanlah satu halangan. Karena dengan berpuasa, selain kita menghambakan diri kepada Tuhan, juga sebetulnya akan mendapatkan rasa lebih nikmat saat merokok kretek setelah berbuka puasa, contohnya. Tidak akan beda jauh dengan saat makan dan minum setelah satu hari berpuasa. Ketika berbuka rasanya begitu sangat nikmat. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Ketetapan Hukum Rokok dalam Fatwa NU: Mubah (Boleh) <\/a><\/p>\n\n\n\n

Kenikmatan saat berbuka tidak ada tandingannya. Bahkan saking nikmatnya terkadang banyak yang tidak control.  Makan dan minum berlebihan, melebihi kapasitas tampungan perut, sehingga mengakibatkan terlalu kenyang. Dampaknya perut sakit dan seluruh badan juga ikut terasa sakit. Pokoknya badan saat digerrakkan terasa tidak nyaman, dan ada juga yang pingin muntah tapi tidak bisa.       <\/p>\n\n\n\n

Bisa jadi, ketidakkontrolan sebagian orang tersebut karena ada rasa dendam yang berlebihan saat menjalankan puasa. Misalnya, saat puasa, serasa berat menahan haus atau serasa berat menahan lapar, akibat tidak sahur. Begitu buka puasa, mendobel makan dan minum hingga terlalau kenyang. Nah, perbuatan seperti ini, agama melarangnya dan bagi tubuh tidak baik pula. Untuk itu bagi sahabat kretek jauhi perbuatan tersebut. Nikmati kenikmatan yang sewajarnya. Makan dan minum sewajarnya sesuai porsi. Menikmati rokok kretek juga demikian, jangan terlalu kebanyakan karena akan hilang nikmatannya.<\/p>\n\n\n\n

Nikmat, akan terasa jika terjadi saat batas kewajaran atau bahkan saat kekurangan. Contohnya, manusia akan lebih merasakan nikmat di saat awalnya kekurangan kemudian menjadi tambah. Beda dengan awalnya memang sudah tambah, kemudian bertambah lagi, tidak begitu terasa nikmatnya. Kembali ke puasa, satu hari penuh menahan haus dan lapar, di saat berbuka nikmatnya begitu terasa. Berbeda saat makan dan minum di waktu yang bisa dilakukan semaunya (tidak dalam keadaan puasa) rasa nikmatnya biasa.<\/p>\n\n\n\n

Kebiasan Nabi Muhammad kalau tidak sedang berpuasa, ia tidak akan makan sebelum perut betul betul terasa lapar. Ia tidak akan minum sebelum betul betul terasa haus. Ia akan berhenti makan, sebelum kenyang, ia akan berhenti minum sebelum hausnya hilang. Inilah kebiasaan Nabi Muhammad yang seharusnya di tiru sahabat krete. Agar kenikmatan selalu melekat pada kita, saat menikmati rokok kretek. Terlalu banyak merokok kretek dalam batas kewajaran, nikmatnya akan hilang. Karena menikmati rokok kretek bukan sekedar menikmati rasa rokoknya. Lebih dari itu, merokok adalah perbuatan untuk rekreasi dan relaksasi. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Nasehat K.H. Sya\u2019roni dan Pesan Moral R.M.P. Sosrokartono bagi Pemimpin <\/a><\/p>\n\n\n\n

Rekreasi dan relaksasi saat ini sangat dibutuhkan tiap manusia, dengan bermacam-macam cara. Ada yang bertamasya, ada yang kuliner, ada yang putar-putar alias jalan-jalan, ada yang olah raga dan masih banyak macamnya, dan tidak terkecuali aktifitas merokok kretek.<\/p>\n\n\n\n

Merokok kretek sambil minum kopi atau sambil baca buku, koran dan lainnya, bagi sebagian orang menjadi sarana untuk merilekkan tubuh, dari rasa capek seharian bekerja. Begitu juga bagi yang tidak punya uang lebih untuk pergi rekreasi atau pergi tamasya, kuliner, cenderung akan mencari cara yang murah untuk merilekkan tubuhnya. Kalau ia penikmat rokok kretek, bisa dipastikan akan memilih menikmati sebatang dua batang rokok kretek dari pada harus pergi yang membutuhkan biaya besar. Jika  dibanding dengan mengeluarkan uang untuk membeli satu bungkus rokok kretek jauh lebih irit bagi sahabat kretek. <\/p>\n\n\n\n

Sahabat kretek yang sedang berpuasa atau yang sedang relaksasi dan rekreasi, di bulan suci Ramadhan ini, ada waktu-waktu yang nikmat untuk menikmati rokok kretek, yaitu:<\/p>\n\n\n\n

Pertama<\/strong>, setelah berbuka puasa, artinya setelah makan dan minum selesai, kemudian menikmati rokok kretek akan terasa nikmat. Tapi perlu diwaspadai bagi sahabat kretek jangan sampai waktu sholat magribnya hilang. <\/p>\n\n\n\n

Kedua<\/strong>, setelah sholat, baik setelah sholat magrib yang dilaksanakan setelah makan dan minum buka puasa, atau setelah sholat tarawih selesai. Setelah kewajiban kita mentaati agama selesai, serasa hati plong dan disaat itulah sangat nikmat merokok kretek.<\/p>\n\n\n\n

Ketiga<\/strong>, setelah tadarus al-Quran malam hari di masjid atau musholla, sudah menjadi adat setelah sholat tarawih di masjid atau musholla diadakan baca al-Quran bergantian disebut tadarus al-Quran, selesai tadarus \u00a0biasanya ngobrol sebentar sambil menikmati hidangan dari masyarakat dan minuman malah terkadang kopi, disitulah waktu yang nikmat merokok kretek sambil ngobrol, makan dan minum.<\/p>\n\n\n\n

Keempat<\/strong>, setelah sahur, setelah makan sahur juga waktu yang sangat nikmat merokok kretek sambil membawa sisa minuman.<\/p>\n\n\n\n

Kelima<\/strong>, menjelang waktu imsak, waktu yang terakhir boleh makan, minum dan merokok. Waktu yang sangat nikmat merokok kretek karena sebagai pamungkas. Tapi jangan lupa tetap diakhiri minum air putih dan gosok gigi.<\/p>\n\n\n\n

Inilah beberapa waktu yang nikmat untuk menghisap rokok kretek, adapun untuk relaksasi dan rekreasi tergantung waktun yang dibutuhkan. Tentunya di saat bulan suci Ramadhan, hanya diperbolehkan di malam hari sampai batas fajar shodik atau batas imsak. Jangan lupa dimalam hari untuk niat berpuasa dipagi harinya, begitu seterusnya sampai tanggal bulan suci Ramadhan dalam satu bulan selesai. Demikian, selamat menunaikan ibadah puasa di bulan yang penuh berkah, bulan penuh pahala, bulan suci Ramadhan.
<\/p>\n","post_title":"Bulan Ramadhan, Kapan Waktu yang Tepat untuk Menikmati Rokok?","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"bulan-ramadhan-kapan-waktu-yang-tepat-untuk-menikmati-rokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-06 14:14:45","post_modified_gmt":"2019-05-06 07:14:45","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5693","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5674,"post_author":"877","post_date":"2019-05-01 11:24:30","post_date_gmt":"2019-05-01 04:24:30","post_content":"\n

Sehabis shubuh suasana masih agak gelap, namun banyak jalan jalan di kota Kudus sudah ramai dan padat, bahkan terjadi kemacetan di banyak titik. Tidak hanya di jalan raya, jalan kampung pun demikian. Terlihat para wanita, ada yang berseragam batik ada yang tidak.  Ada yang bawa sepeda motor, sepeda ontel, kebanyakan mereka naik mobil rombongan. Bahkan bayak pula mobil yang di tumpangi pakai bak terbuka (pic up). Hampir tiap sudut di kota Kudus terjadi demikian. Baik dari arah barat, arah selatan, arah timur dan dari utara, ramai para wanita. <\/p>\n\n\n\n

Sekilas Tidak pantas bagi kaum hawa ini keluar masih gelap, tapi di Kudus sudah terlihat terbiasa. Mereka pergi dan beraktitifitas saat banyak orang masih melanjutkan istirahatnya. Bangun tidur, mereka harus mealkukan pekerjaan sebagai ibu dan sebagai istri, menyiapkan kebutuhan anak dan suami untuk pagi sampai siang hari. \u00a0Mereka ini tidak lain berangkat bekerja ke pabrik. Mereka ini adalah pewaris budaya atau lebih tepatnya orang yang melestarikan budaya. Budaya masyarakat Indonesia yang berusia lebih dari seratus tahun.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Peran Rokok Kretek Saat Masa Revolusi Fisik di Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

Budaya yang diwariskan oleh H. Djamhari sejak abad 19 yang lalu. Budaya pengetahuan meracik dan mengolah tembakau dengan cengkeh, serta budaya melinting hingga berbentuk kretek. Di tangan para wanita yang terampil inilah, budaya kretek di Kudus tetap lestari. Selain melestarikan budaya membuat kretek, mereka tentunya mendapatkan imbalan yang cukup untuk membantu ekonomi keluarga. <\/p>\n\n\n\n

Di Kudus, menjadi pekerja di pabrik pembuatan kretek menjadi kebanggaan. Banyak kaum hawa saling berebut. Dan tidak sembarang orang bisa masuk harus mempunyai pengalaman membuat kretek, minimal pengetahuan.  Pengalaman dan pengetahuan meracik dan membuat kretek bukanlah hal yang sederhana. Harus melalui tahapan belajar pelan pelan dan sabar. <\/p>\n\n\n\n

Tidak percaya? Silahkan buktikan. Saya pernah melihat sendiri beberapa kali, saat mereka (wanita pembuat kretek) kedatangan tamu, dari mahasiswa sampai pejabat pemerintah lokal dan pusat. Para tamu melihat sendiri ketrampilan para wanita pembuat kretek. Kebanyakan para tamu heran melihat ketrampilan tangan para wanita pekerja pembuat kretek. Karena sangat cepat, bersih dan rapi, seakan-akan seperti mesin. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Industri Rokok Kretek Nasional, Bertahan dalam Rentetan Panjang Krisis Ekonomi<\/a><\/p>\n\n\n\n

Saat berkunjung para tamu dipersilahkan mencoba untuk membuat kretek. Memang kalau dilihat seakan-akan mudah dikerjakan, setelah para tamu mempraktekkan hasilnya nihil alias tidak bisa cepat, bagus dan rapi. Ya hanya jadi serupa lintingan rokok kretek. Ukuran kepadatan isian tembakau dalam bungkus tidak terpenuhi, bentuk konus yang baik juga tidak terpenuhi. Kerapian lintingan dan kecepatan melinting apalagi jauh dari kebiasaan para wanita pembuat kretek. <\/p>\n\n\n\n

Perlu diketahui, selain bahan baku yang baik, ukuran kepadatan dan bentuk rokok kretek sangat mempengaruhi rasa. Semisal isian tembakau kurang padat rasanya hambar, begitu pula terlalu padat maka hisapannya berat. Jelas mempengaruhi kenikmatan rokok kretek. Membuat rokok kretek agar mantap rasanya bukan perkara mudah, harus melalui tahapan-tahapan pembelajaran. Selain itu harus benar-benar tekun dan rajin.   <\/p>\n\n\n\n

Kebanyakan pewaris ketrampilan pembuat rokok kretek di Kudus kaum hawa, dan beragam umurnya, ada yang muda (lulus SMA\/SMK) ada yang sudah usia tua sekitar 50-60an tahun. Pengakuan salah satu wanita sebagai pekerja pembuat kretek di Kudus bernama Haryanti umur 43 tahun warga desa Gondangmanis, ia sangat bangga dapat mewarisi keahlian dan ketrampilan membuat rokok kretek. Keahlian dan ketrampilan orang Kudus. Ia memang dibesarkan di Kudus, tapi asli orang tuanya berasal dari kabupaten Kendal sebelah selatan kota Semarang. Ia belajar membuat rokok kretek sejak lulus dari SMK di Kudus, dari tetangga rumahnya. Awalnya memang sulit, berkat kesabaran akhirnya sekarang lebih dari sekedar bisa. <\/p>\n\n\n\n

Bangganya lagi, berkat keahlian yang ia miliki, menghasilkan nilai ekonomi yang cukup untuk membantu suami. Hingga dapat menyekolahkan tiga anaknya, anak pertama lulus SMA tahun kemarin dan kemudian lolos menjadi TNI, anak kedua sekarang masih SMA dan anak ketiga jenjang SLTP. <\/p>\n\n\n\n

Masuk menjadi pegawai pabrik rokok kretek pun tidaklah mudah, saingannya banyak, ungkap Haryanti. Karena menjadi pegawai pabrik rokok kretek bagi kebanyakan masyarakat Kudus menjadi kebanggaan, selain pendapatannya tetap, juga mendapatkan jaminann sosial, seperti kesehatan dan tunjangan lainnya. Lain itu, kalau di pabrikan besar seperti Djarum, saat usia senja dan dirumahkan mendapat pesangon yang lebih dari cukup, ungkap Haryanti lagi. Ia juga menceritakan, ada tetangganya yang sudah usia lanjut dan tidak lagi bekerja, mendapatkan pesangon yang cukup untuk modal membuat warung klontong dirumah.<\/p>\n\n\n\n

Kesaksian Haryanti, sebagai pewaris keahlian membuat kretek salah satu bukti bahwa membuat rokok kretek bukan perkara mudah, perlu proses transformasi ilmu dari ahlinya. Selain itu, mempunyai keahlian membuat rokok kretek menjadi kebanggaan tersendiri, sebagai pemegang tongkat warisan dan juga mempunyai nilai ekonomi yang cukup untuk keluarga. Kebanyakan yang mewarisi adalah kaum perempuan, yang setiap hari pekerjaannya bergelut dengan tembakau, cengkeh dan rokok kretek. Dan yang terpenting menjadi pewaris membuat rokok kretek<\/a> dan menjadi pegawai pabrik rokok kretek masih menjadi kebanggan kebanyakan masyarakat kecil di kota Kudus. \u00a0
<\/p>\n","post_title":"Perempuan-perempuan Kudus Pewaris Keterampilan Membuat Kretek","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perempuan-perempuan-kudus-pewaris-keterampilan-membuat-kretek","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-01 11:24:38","post_modified_gmt":"2019-05-01 04:24:38","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":18},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Banyak orang bilang, rokok kretek mengandung zat adiktif, yang membuat penghisapnya sakaw dan ketergantungan. Pada bulan inilah, semua tuduhan mereka terbantahkan. Perokok masih tetap hidup dan tidak kejang-kejang, meski seharian tidak merokok.<\/p>\n\n\n\n

Berpuasa bagi penikmat rokok kretek bukanlah satu halangan. Karena dengan berpuasa, selain kita menghambakan diri kepada Tuhan, juga sebetulnya akan mendapatkan rasa lebih nikmat saat merokok kretek setelah berbuka puasa, contohnya. Tidak akan beda jauh dengan saat makan dan minum setelah satu hari berpuasa. Ketika berbuka rasanya begitu sangat nikmat. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Ketetapan Hukum Rokok dalam Fatwa NU: Mubah (Boleh) <\/a><\/p>\n\n\n\n

Kenikmatan saat berbuka tidak ada tandingannya. Bahkan saking nikmatnya terkadang banyak yang tidak control.  Makan dan minum berlebihan, melebihi kapasitas tampungan perut, sehingga mengakibatkan terlalu kenyang. Dampaknya perut sakit dan seluruh badan juga ikut terasa sakit. Pokoknya badan saat digerrakkan terasa tidak nyaman, dan ada juga yang pingin muntah tapi tidak bisa.       <\/p>\n\n\n\n

Bisa jadi, ketidakkontrolan sebagian orang tersebut karena ada rasa dendam yang berlebihan saat menjalankan puasa. Misalnya, saat puasa, serasa berat menahan haus atau serasa berat menahan lapar, akibat tidak sahur. Begitu buka puasa, mendobel makan dan minum hingga terlalau kenyang. Nah, perbuatan seperti ini, agama melarangnya dan bagi tubuh tidak baik pula. Untuk itu bagi sahabat kretek jauhi perbuatan tersebut. Nikmati kenikmatan yang sewajarnya. Makan dan minum sewajarnya sesuai porsi. Menikmati rokok kretek juga demikian, jangan terlalu kebanyakan karena akan hilang nikmatannya.<\/p>\n\n\n\n

Nikmat, akan terasa jika terjadi saat batas kewajaran atau bahkan saat kekurangan. Contohnya, manusia akan lebih merasakan nikmat di saat awalnya kekurangan kemudian menjadi tambah. Beda dengan awalnya memang sudah tambah, kemudian bertambah lagi, tidak begitu terasa nikmatnya. Kembali ke puasa, satu hari penuh menahan haus dan lapar, di saat berbuka nikmatnya begitu terasa. Berbeda saat makan dan minum di waktu yang bisa dilakukan semaunya (tidak dalam keadaan puasa) rasa nikmatnya biasa.<\/p>\n\n\n\n

Kebiasan Nabi Muhammad kalau tidak sedang berpuasa, ia tidak akan makan sebelum perut betul betul terasa lapar. Ia tidak akan minum sebelum betul betul terasa haus. Ia akan berhenti makan, sebelum kenyang, ia akan berhenti minum sebelum hausnya hilang. Inilah kebiasaan Nabi Muhammad yang seharusnya di tiru sahabat krete. Agar kenikmatan selalu melekat pada kita, saat menikmati rokok kretek. Terlalu banyak merokok kretek dalam batas kewajaran, nikmatnya akan hilang. Karena menikmati rokok kretek bukan sekedar menikmati rasa rokoknya. Lebih dari itu, merokok adalah perbuatan untuk rekreasi dan relaksasi. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Nasehat K.H. Sya\u2019roni dan Pesan Moral R.M.P. Sosrokartono bagi Pemimpin <\/a><\/p>\n\n\n\n

Rekreasi dan relaksasi saat ini sangat dibutuhkan tiap manusia, dengan bermacam-macam cara. Ada yang bertamasya, ada yang kuliner, ada yang putar-putar alias jalan-jalan, ada yang olah raga dan masih banyak macamnya, dan tidak terkecuali aktifitas merokok kretek.<\/p>\n\n\n\n

Merokok kretek sambil minum kopi atau sambil baca buku, koran dan lainnya, bagi sebagian orang menjadi sarana untuk merilekkan tubuh, dari rasa capek seharian bekerja. Begitu juga bagi yang tidak punya uang lebih untuk pergi rekreasi atau pergi tamasya, kuliner, cenderung akan mencari cara yang murah untuk merilekkan tubuhnya. Kalau ia penikmat rokok kretek, bisa dipastikan akan memilih menikmati sebatang dua batang rokok kretek dari pada harus pergi yang membutuhkan biaya besar. Jika  dibanding dengan mengeluarkan uang untuk membeli satu bungkus rokok kretek jauh lebih irit bagi sahabat kretek. <\/p>\n\n\n\n

Sahabat kretek yang sedang berpuasa atau yang sedang relaksasi dan rekreasi, di bulan suci Ramadhan ini, ada waktu-waktu yang nikmat untuk menikmati rokok kretek, yaitu:<\/p>\n\n\n\n

Pertama<\/strong>, setelah berbuka puasa, artinya setelah makan dan minum selesai, kemudian menikmati rokok kretek akan terasa nikmat. Tapi perlu diwaspadai bagi sahabat kretek jangan sampai waktu sholat magribnya hilang. <\/p>\n\n\n\n

Kedua<\/strong>, setelah sholat, baik setelah sholat magrib yang dilaksanakan setelah makan dan minum buka puasa, atau setelah sholat tarawih selesai. Setelah kewajiban kita mentaati agama selesai, serasa hati plong dan disaat itulah sangat nikmat merokok kretek.<\/p>\n\n\n\n

Ketiga<\/strong>, setelah tadarus al-Quran malam hari di masjid atau musholla, sudah menjadi adat setelah sholat tarawih di masjid atau musholla diadakan baca al-Quran bergantian disebut tadarus al-Quran, selesai tadarus \u00a0biasanya ngobrol sebentar sambil menikmati hidangan dari masyarakat dan minuman malah terkadang kopi, disitulah waktu yang nikmat merokok kretek sambil ngobrol, makan dan minum.<\/p>\n\n\n\n

Keempat<\/strong>, setelah sahur, setelah makan sahur juga waktu yang sangat nikmat merokok kretek sambil membawa sisa minuman.<\/p>\n\n\n\n

Kelima<\/strong>, menjelang waktu imsak, waktu yang terakhir boleh makan, minum dan merokok. Waktu yang sangat nikmat merokok kretek karena sebagai pamungkas. Tapi jangan lupa tetap diakhiri minum air putih dan gosok gigi.<\/p>\n\n\n\n

Inilah beberapa waktu yang nikmat untuk menghisap rokok kretek, adapun untuk relaksasi dan rekreasi tergantung waktun yang dibutuhkan. Tentunya di saat bulan suci Ramadhan, hanya diperbolehkan di malam hari sampai batas fajar shodik atau batas imsak. Jangan lupa dimalam hari untuk niat berpuasa dipagi harinya, begitu seterusnya sampai tanggal bulan suci Ramadhan dalam satu bulan selesai. Demikian, selamat menunaikan ibadah puasa di bulan yang penuh berkah, bulan penuh pahala, bulan suci Ramadhan.
<\/p>\n","post_title":"Bulan Ramadhan, Kapan Waktu yang Tepat untuk Menikmati Rokok?","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"bulan-ramadhan-kapan-waktu-yang-tepat-untuk-menikmati-rokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-06 14:14:45","post_modified_gmt":"2019-05-06 07:14:45","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5693","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5674,"post_author":"877","post_date":"2019-05-01 11:24:30","post_date_gmt":"2019-05-01 04:24:30","post_content":"\n

Sehabis shubuh suasana masih agak gelap, namun banyak jalan jalan di kota Kudus sudah ramai dan padat, bahkan terjadi kemacetan di banyak titik. Tidak hanya di jalan raya, jalan kampung pun demikian. Terlihat para wanita, ada yang berseragam batik ada yang tidak.  Ada yang bawa sepeda motor, sepeda ontel, kebanyakan mereka naik mobil rombongan. Bahkan bayak pula mobil yang di tumpangi pakai bak terbuka (pic up). Hampir tiap sudut di kota Kudus terjadi demikian. Baik dari arah barat, arah selatan, arah timur dan dari utara, ramai para wanita. <\/p>\n\n\n\n

Sekilas Tidak pantas bagi kaum hawa ini keluar masih gelap, tapi di Kudus sudah terlihat terbiasa. Mereka pergi dan beraktitifitas saat banyak orang masih melanjutkan istirahatnya. Bangun tidur, mereka harus mealkukan pekerjaan sebagai ibu dan sebagai istri, menyiapkan kebutuhan anak dan suami untuk pagi sampai siang hari. \u00a0Mereka ini tidak lain berangkat bekerja ke pabrik. Mereka ini adalah pewaris budaya atau lebih tepatnya orang yang melestarikan budaya. Budaya masyarakat Indonesia yang berusia lebih dari seratus tahun.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Peran Rokok Kretek Saat Masa Revolusi Fisik di Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

Budaya yang diwariskan oleh H. Djamhari sejak abad 19 yang lalu. Budaya pengetahuan meracik dan mengolah tembakau dengan cengkeh, serta budaya melinting hingga berbentuk kretek. Di tangan para wanita yang terampil inilah, budaya kretek di Kudus tetap lestari. Selain melestarikan budaya membuat kretek, mereka tentunya mendapatkan imbalan yang cukup untuk membantu ekonomi keluarga. <\/p>\n\n\n\n

Di Kudus, menjadi pekerja di pabrik pembuatan kretek menjadi kebanggaan. Banyak kaum hawa saling berebut. Dan tidak sembarang orang bisa masuk harus mempunyai pengalaman membuat kretek, minimal pengetahuan.  Pengalaman dan pengetahuan meracik dan membuat kretek bukanlah hal yang sederhana. Harus melalui tahapan belajar pelan pelan dan sabar. <\/p>\n\n\n\n

Tidak percaya? Silahkan buktikan. Saya pernah melihat sendiri beberapa kali, saat mereka (wanita pembuat kretek) kedatangan tamu, dari mahasiswa sampai pejabat pemerintah lokal dan pusat. Para tamu melihat sendiri ketrampilan para wanita pembuat kretek. Kebanyakan para tamu heran melihat ketrampilan tangan para wanita pekerja pembuat kretek. Karena sangat cepat, bersih dan rapi, seakan-akan seperti mesin. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Industri Rokok Kretek Nasional, Bertahan dalam Rentetan Panjang Krisis Ekonomi<\/a><\/p>\n\n\n\n

Saat berkunjung para tamu dipersilahkan mencoba untuk membuat kretek. Memang kalau dilihat seakan-akan mudah dikerjakan, setelah para tamu mempraktekkan hasilnya nihil alias tidak bisa cepat, bagus dan rapi. Ya hanya jadi serupa lintingan rokok kretek. Ukuran kepadatan isian tembakau dalam bungkus tidak terpenuhi, bentuk konus yang baik juga tidak terpenuhi. Kerapian lintingan dan kecepatan melinting apalagi jauh dari kebiasaan para wanita pembuat kretek. <\/p>\n\n\n\n

Perlu diketahui, selain bahan baku yang baik, ukuran kepadatan dan bentuk rokok kretek sangat mempengaruhi rasa. Semisal isian tembakau kurang padat rasanya hambar, begitu pula terlalu padat maka hisapannya berat. Jelas mempengaruhi kenikmatan rokok kretek. Membuat rokok kretek agar mantap rasanya bukan perkara mudah, harus melalui tahapan-tahapan pembelajaran. Selain itu harus benar-benar tekun dan rajin.   <\/p>\n\n\n\n

Kebanyakan pewaris ketrampilan pembuat rokok kretek di Kudus kaum hawa, dan beragam umurnya, ada yang muda (lulus SMA\/SMK) ada yang sudah usia tua sekitar 50-60an tahun. Pengakuan salah satu wanita sebagai pekerja pembuat kretek di Kudus bernama Haryanti umur 43 tahun warga desa Gondangmanis, ia sangat bangga dapat mewarisi keahlian dan ketrampilan membuat rokok kretek. Keahlian dan ketrampilan orang Kudus. Ia memang dibesarkan di Kudus, tapi asli orang tuanya berasal dari kabupaten Kendal sebelah selatan kota Semarang. Ia belajar membuat rokok kretek sejak lulus dari SMK di Kudus, dari tetangga rumahnya. Awalnya memang sulit, berkat kesabaran akhirnya sekarang lebih dari sekedar bisa. <\/p>\n\n\n\n

Bangganya lagi, berkat keahlian yang ia miliki, menghasilkan nilai ekonomi yang cukup untuk membantu suami. Hingga dapat menyekolahkan tiga anaknya, anak pertama lulus SMA tahun kemarin dan kemudian lolos menjadi TNI, anak kedua sekarang masih SMA dan anak ketiga jenjang SLTP. <\/p>\n\n\n\n

Masuk menjadi pegawai pabrik rokok kretek pun tidaklah mudah, saingannya banyak, ungkap Haryanti. Karena menjadi pegawai pabrik rokok kretek bagi kebanyakan masyarakat Kudus menjadi kebanggaan, selain pendapatannya tetap, juga mendapatkan jaminann sosial, seperti kesehatan dan tunjangan lainnya. Lain itu, kalau di pabrikan besar seperti Djarum, saat usia senja dan dirumahkan mendapat pesangon yang lebih dari cukup, ungkap Haryanti lagi. Ia juga menceritakan, ada tetangganya yang sudah usia lanjut dan tidak lagi bekerja, mendapatkan pesangon yang cukup untuk modal membuat warung klontong dirumah.<\/p>\n\n\n\n

Kesaksian Haryanti, sebagai pewaris keahlian membuat kretek salah satu bukti bahwa membuat rokok kretek bukan perkara mudah, perlu proses transformasi ilmu dari ahlinya. Selain itu, mempunyai keahlian membuat rokok kretek menjadi kebanggaan tersendiri, sebagai pemegang tongkat warisan dan juga mempunyai nilai ekonomi yang cukup untuk keluarga. Kebanyakan yang mewarisi adalah kaum perempuan, yang setiap hari pekerjaannya bergelut dengan tembakau, cengkeh dan rokok kretek. Dan yang terpenting menjadi pewaris membuat rokok kretek<\/a> dan menjadi pegawai pabrik rokok kretek masih menjadi kebanggan kebanyakan masyarakat kecil di kota Kudus. \u00a0
<\/p>\n","post_title":"Perempuan-perempuan Kudus Pewaris Keterampilan Membuat Kretek","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perempuan-perempuan-kudus-pewaris-keterampilan-membuat-kretek","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-01 11:24:38","post_modified_gmt":"2019-05-01 04:24:38","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":18},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Hal yang menarik, hampir seluruh pekerja penggiling dan pembatil ini adalah kaum perempuan. Salah satu alasannya adalah pekerjaan ini juga membutuhkan kerapian, kecekatan dan ketepatan yang secara stereotipe sering dianggap umumnya bisa dilakukan kalangan perempuan dengan lebih baik.
<\/p>\n","post_title":"Mengintip Sekilas Proses Pembuatan Kretek Tangan di Kota Kretek Kudus","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mengintip-sekilas-proses-pembuatan-kretek-tangan-di-kota-kretek-kudus","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-08 11:27:02","post_modified_gmt":"2019-05-08 04:27:02","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5700","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5693,"post_author":"877","post_date":"2019-05-06 14:14:39","post_date_gmt":"2019-05-06 07:14:39","post_content":"\n

Banyak orang bilang, rokok kretek mengandung zat adiktif, yang membuat penghisapnya sakaw dan ketergantungan. Pada bulan inilah, semua tuduhan mereka terbantahkan. Perokok masih tetap hidup dan tidak kejang-kejang, meski seharian tidak merokok.<\/p>\n\n\n\n

Berpuasa bagi penikmat rokok kretek bukanlah satu halangan. Karena dengan berpuasa, selain kita menghambakan diri kepada Tuhan, juga sebetulnya akan mendapatkan rasa lebih nikmat saat merokok kretek setelah berbuka puasa, contohnya. Tidak akan beda jauh dengan saat makan dan minum setelah satu hari berpuasa. Ketika berbuka rasanya begitu sangat nikmat. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Ketetapan Hukum Rokok dalam Fatwa NU: Mubah (Boleh) <\/a><\/p>\n\n\n\n

Kenikmatan saat berbuka tidak ada tandingannya. Bahkan saking nikmatnya terkadang banyak yang tidak control.  Makan dan minum berlebihan, melebihi kapasitas tampungan perut, sehingga mengakibatkan terlalu kenyang. Dampaknya perut sakit dan seluruh badan juga ikut terasa sakit. Pokoknya badan saat digerrakkan terasa tidak nyaman, dan ada juga yang pingin muntah tapi tidak bisa.       <\/p>\n\n\n\n

Bisa jadi, ketidakkontrolan sebagian orang tersebut karena ada rasa dendam yang berlebihan saat menjalankan puasa. Misalnya, saat puasa, serasa berat menahan haus atau serasa berat menahan lapar, akibat tidak sahur. Begitu buka puasa, mendobel makan dan minum hingga terlalau kenyang. Nah, perbuatan seperti ini, agama melarangnya dan bagi tubuh tidak baik pula. Untuk itu bagi sahabat kretek jauhi perbuatan tersebut. Nikmati kenikmatan yang sewajarnya. Makan dan minum sewajarnya sesuai porsi. Menikmati rokok kretek juga demikian, jangan terlalu kebanyakan karena akan hilang nikmatannya.<\/p>\n\n\n\n

Nikmat, akan terasa jika terjadi saat batas kewajaran atau bahkan saat kekurangan. Contohnya, manusia akan lebih merasakan nikmat di saat awalnya kekurangan kemudian menjadi tambah. Beda dengan awalnya memang sudah tambah, kemudian bertambah lagi, tidak begitu terasa nikmatnya. Kembali ke puasa, satu hari penuh menahan haus dan lapar, di saat berbuka nikmatnya begitu terasa. Berbeda saat makan dan minum di waktu yang bisa dilakukan semaunya (tidak dalam keadaan puasa) rasa nikmatnya biasa.<\/p>\n\n\n\n

Kebiasan Nabi Muhammad kalau tidak sedang berpuasa, ia tidak akan makan sebelum perut betul betul terasa lapar. Ia tidak akan minum sebelum betul betul terasa haus. Ia akan berhenti makan, sebelum kenyang, ia akan berhenti minum sebelum hausnya hilang. Inilah kebiasaan Nabi Muhammad yang seharusnya di tiru sahabat krete. Agar kenikmatan selalu melekat pada kita, saat menikmati rokok kretek. Terlalu banyak merokok kretek dalam batas kewajaran, nikmatnya akan hilang. Karena menikmati rokok kretek bukan sekedar menikmati rasa rokoknya. Lebih dari itu, merokok adalah perbuatan untuk rekreasi dan relaksasi. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Nasehat K.H. Sya\u2019roni dan Pesan Moral R.M.P. Sosrokartono bagi Pemimpin <\/a><\/p>\n\n\n\n

Rekreasi dan relaksasi saat ini sangat dibutuhkan tiap manusia, dengan bermacam-macam cara. Ada yang bertamasya, ada yang kuliner, ada yang putar-putar alias jalan-jalan, ada yang olah raga dan masih banyak macamnya, dan tidak terkecuali aktifitas merokok kretek.<\/p>\n\n\n\n

Merokok kretek sambil minum kopi atau sambil baca buku, koran dan lainnya, bagi sebagian orang menjadi sarana untuk merilekkan tubuh, dari rasa capek seharian bekerja. Begitu juga bagi yang tidak punya uang lebih untuk pergi rekreasi atau pergi tamasya, kuliner, cenderung akan mencari cara yang murah untuk merilekkan tubuhnya. Kalau ia penikmat rokok kretek, bisa dipastikan akan memilih menikmati sebatang dua batang rokok kretek dari pada harus pergi yang membutuhkan biaya besar. Jika  dibanding dengan mengeluarkan uang untuk membeli satu bungkus rokok kretek jauh lebih irit bagi sahabat kretek. <\/p>\n\n\n\n

Sahabat kretek yang sedang berpuasa atau yang sedang relaksasi dan rekreasi, di bulan suci Ramadhan ini, ada waktu-waktu yang nikmat untuk menikmati rokok kretek, yaitu:<\/p>\n\n\n\n

Pertama<\/strong>, setelah berbuka puasa, artinya setelah makan dan minum selesai, kemudian menikmati rokok kretek akan terasa nikmat. Tapi perlu diwaspadai bagi sahabat kretek jangan sampai waktu sholat magribnya hilang. <\/p>\n\n\n\n

Kedua<\/strong>, setelah sholat, baik setelah sholat magrib yang dilaksanakan setelah makan dan minum buka puasa, atau setelah sholat tarawih selesai. Setelah kewajiban kita mentaati agama selesai, serasa hati plong dan disaat itulah sangat nikmat merokok kretek.<\/p>\n\n\n\n

Ketiga<\/strong>, setelah tadarus al-Quran malam hari di masjid atau musholla, sudah menjadi adat setelah sholat tarawih di masjid atau musholla diadakan baca al-Quran bergantian disebut tadarus al-Quran, selesai tadarus \u00a0biasanya ngobrol sebentar sambil menikmati hidangan dari masyarakat dan minuman malah terkadang kopi, disitulah waktu yang nikmat merokok kretek sambil ngobrol, makan dan minum.<\/p>\n\n\n\n

Keempat<\/strong>, setelah sahur, setelah makan sahur juga waktu yang sangat nikmat merokok kretek sambil membawa sisa minuman.<\/p>\n\n\n\n

Kelima<\/strong>, menjelang waktu imsak, waktu yang terakhir boleh makan, minum dan merokok. Waktu yang sangat nikmat merokok kretek karena sebagai pamungkas. Tapi jangan lupa tetap diakhiri minum air putih dan gosok gigi.<\/p>\n\n\n\n

Inilah beberapa waktu yang nikmat untuk menghisap rokok kretek, adapun untuk relaksasi dan rekreasi tergantung waktun yang dibutuhkan. Tentunya di saat bulan suci Ramadhan, hanya diperbolehkan di malam hari sampai batas fajar shodik atau batas imsak. Jangan lupa dimalam hari untuk niat berpuasa dipagi harinya, begitu seterusnya sampai tanggal bulan suci Ramadhan dalam satu bulan selesai. Demikian, selamat menunaikan ibadah puasa di bulan yang penuh berkah, bulan penuh pahala, bulan suci Ramadhan.
<\/p>\n","post_title":"Bulan Ramadhan, Kapan Waktu yang Tepat untuk Menikmati Rokok?","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"bulan-ramadhan-kapan-waktu-yang-tepat-untuk-menikmati-rokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-06 14:14:45","post_modified_gmt":"2019-05-06 07:14:45","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5693","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5674,"post_author":"877","post_date":"2019-05-01 11:24:30","post_date_gmt":"2019-05-01 04:24:30","post_content":"\n

Sehabis shubuh suasana masih agak gelap, namun banyak jalan jalan di kota Kudus sudah ramai dan padat, bahkan terjadi kemacetan di banyak titik. Tidak hanya di jalan raya, jalan kampung pun demikian. Terlihat para wanita, ada yang berseragam batik ada yang tidak.  Ada yang bawa sepeda motor, sepeda ontel, kebanyakan mereka naik mobil rombongan. Bahkan bayak pula mobil yang di tumpangi pakai bak terbuka (pic up). Hampir tiap sudut di kota Kudus terjadi demikian. Baik dari arah barat, arah selatan, arah timur dan dari utara, ramai para wanita. <\/p>\n\n\n\n

Sekilas Tidak pantas bagi kaum hawa ini keluar masih gelap, tapi di Kudus sudah terlihat terbiasa. Mereka pergi dan beraktitifitas saat banyak orang masih melanjutkan istirahatnya. Bangun tidur, mereka harus mealkukan pekerjaan sebagai ibu dan sebagai istri, menyiapkan kebutuhan anak dan suami untuk pagi sampai siang hari. \u00a0Mereka ini tidak lain berangkat bekerja ke pabrik. Mereka ini adalah pewaris budaya atau lebih tepatnya orang yang melestarikan budaya. Budaya masyarakat Indonesia yang berusia lebih dari seratus tahun.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Peran Rokok Kretek Saat Masa Revolusi Fisik di Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

Budaya yang diwariskan oleh H. Djamhari sejak abad 19 yang lalu. Budaya pengetahuan meracik dan mengolah tembakau dengan cengkeh, serta budaya melinting hingga berbentuk kretek. Di tangan para wanita yang terampil inilah, budaya kretek di Kudus tetap lestari. Selain melestarikan budaya membuat kretek, mereka tentunya mendapatkan imbalan yang cukup untuk membantu ekonomi keluarga. <\/p>\n\n\n\n

Di Kudus, menjadi pekerja di pabrik pembuatan kretek menjadi kebanggaan. Banyak kaum hawa saling berebut. Dan tidak sembarang orang bisa masuk harus mempunyai pengalaman membuat kretek, minimal pengetahuan.  Pengalaman dan pengetahuan meracik dan membuat kretek bukanlah hal yang sederhana. Harus melalui tahapan belajar pelan pelan dan sabar. <\/p>\n\n\n\n

Tidak percaya? Silahkan buktikan. Saya pernah melihat sendiri beberapa kali, saat mereka (wanita pembuat kretek) kedatangan tamu, dari mahasiswa sampai pejabat pemerintah lokal dan pusat. Para tamu melihat sendiri ketrampilan para wanita pembuat kretek. Kebanyakan para tamu heran melihat ketrampilan tangan para wanita pekerja pembuat kretek. Karena sangat cepat, bersih dan rapi, seakan-akan seperti mesin. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Industri Rokok Kretek Nasional, Bertahan dalam Rentetan Panjang Krisis Ekonomi<\/a><\/p>\n\n\n\n

Saat berkunjung para tamu dipersilahkan mencoba untuk membuat kretek. Memang kalau dilihat seakan-akan mudah dikerjakan, setelah para tamu mempraktekkan hasilnya nihil alias tidak bisa cepat, bagus dan rapi. Ya hanya jadi serupa lintingan rokok kretek. Ukuran kepadatan isian tembakau dalam bungkus tidak terpenuhi, bentuk konus yang baik juga tidak terpenuhi. Kerapian lintingan dan kecepatan melinting apalagi jauh dari kebiasaan para wanita pembuat kretek. <\/p>\n\n\n\n

Perlu diketahui, selain bahan baku yang baik, ukuran kepadatan dan bentuk rokok kretek sangat mempengaruhi rasa. Semisal isian tembakau kurang padat rasanya hambar, begitu pula terlalu padat maka hisapannya berat. Jelas mempengaruhi kenikmatan rokok kretek. Membuat rokok kretek agar mantap rasanya bukan perkara mudah, harus melalui tahapan-tahapan pembelajaran. Selain itu harus benar-benar tekun dan rajin.   <\/p>\n\n\n\n

Kebanyakan pewaris ketrampilan pembuat rokok kretek di Kudus kaum hawa, dan beragam umurnya, ada yang muda (lulus SMA\/SMK) ada yang sudah usia tua sekitar 50-60an tahun. Pengakuan salah satu wanita sebagai pekerja pembuat kretek di Kudus bernama Haryanti umur 43 tahun warga desa Gondangmanis, ia sangat bangga dapat mewarisi keahlian dan ketrampilan membuat rokok kretek. Keahlian dan ketrampilan orang Kudus. Ia memang dibesarkan di Kudus, tapi asli orang tuanya berasal dari kabupaten Kendal sebelah selatan kota Semarang. Ia belajar membuat rokok kretek sejak lulus dari SMK di Kudus, dari tetangga rumahnya. Awalnya memang sulit, berkat kesabaran akhirnya sekarang lebih dari sekedar bisa. <\/p>\n\n\n\n

Bangganya lagi, berkat keahlian yang ia miliki, menghasilkan nilai ekonomi yang cukup untuk membantu suami. Hingga dapat menyekolahkan tiga anaknya, anak pertama lulus SMA tahun kemarin dan kemudian lolos menjadi TNI, anak kedua sekarang masih SMA dan anak ketiga jenjang SLTP. <\/p>\n\n\n\n

Masuk menjadi pegawai pabrik rokok kretek pun tidaklah mudah, saingannya banyak, ungkap Haryanti. Karena menjadi pegawai pabrik rokok kretek bagi kebanyakan masyarakat Kudus menjadi kebanggaan, selain pendapatannya tetap, juga mendapatkan jaminann sosial, seperti kesehatan dan tunjangan lainnya. Lain itu, kalau di pabrikan besar seperti Djarum, saat usia senja dan dirumahkan mendapat pesangon yang lebih dari cukup, ungkap Haryanti lagi. Ia juga menceritakan, ada tetangganya yang sudah usia lanjut dan tidak lagi bekerja, mendapatkan pesangon yang cukup untuk modal membuat warung klontong dirumah.<\/p>\n\n\n\n

Kesaksian Haryanti, sebagai pewaris keahlian membuat kretek salah satu bukti bahwa membuat rokok kretek bukan perkara mudah, perlu proses transformasi ilmu dari ahlinya. Selain itu, mempunyai keahlian membuat rokok kretek menjadi kebanggaan tersendiri, sebagai pemegang tongkat warisan dan juga mempunyai nilai ekonomi yang cukup untuk keluarga. Kebanyakan yang mewarisi adalah kaum perempuan, yang setiap hari pekerjaannya bergelut dengan tembakau, cengkeh dan rokok kretek. Dan yang terpenting menjadi pewaris membuat rokok kretek<\/a> dan menjadi pegawai pabrik rokok kretek masih menjadi kebanggan kebanyakan masyarakat kecil di kota Kudus. \u00a0
<\/p>\n","post_title":"Perempuan-perempuan Kudus Pewaris Keterampilan Membuat Kretek","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perempuan-perempuan-kudus-pewaris-keterampilan-membuat-kretek","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-01 11:24:38","post_modified_gmt":"2019-05-01 04:24:38","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":18},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Meski dalam gambaran di atas banyak sekali bagian pekerjaan yang harus dilakukan dan panjang prosesnya, pada dasarnya pekerjaan itu dilakukan dengan sangat cepat. Menurut catatan, dalam waktu satu jam, rata-rata pasangan penggiling dan pembatil ini menghasilkan sekitar 600 batang kretek.     <\/p>\n\n\n\n

Hal yang menarik, hampir seluruh pekerja penggiling dan pembatil ini adalah kaum perempuan. Salah satu alasannya adalah pekerjaan ini juga membutuhkan kerapian, kecekatan dan ketepatan yang secara stereotipe sering dianggap umumnya bisa dilakukan kalangan perempuan dengan lebih baik.
<\/p>\n","post_title":"Mengintip Sekilas Proses Pembuatan Kretek Tangan di Kota Kretek Kudus","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mengintip-sekilas-proses-pembuatan-kretek-tangan-di-kota-kretek-kudus","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-08 11:27:02","post_modified_gmt":"2019-05-08 04:27:02","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5700","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5693,"post_author":"877","post_date":"2019-05-06 14:14:39","post_date_gmt":"2019-05-06 07:14:39","post_content":"\n

Banyak orang bilang, rokok kretek mengandung zat adiktif, yang membuat penghisapnya sakaw dan ketergantungan. Pada bulan inilah, semua tuduhan mereka terbantahkan. Perokok masih tetap hidup dan tidak kejang-kejang, meski seharian tidak merokok.<\/p>\n\n\n\n

Berpuasa bagi penikmat rokok kretek bukanlah satu halangan. Karena dengan berpuasa, selain kita menghambakan diri kepada Tuhan, juga sebetulnya akan mendapatkan rasa lebih nikmat saat merokok kretek setelah berbuka puasa, contohnya. Tidak akan beda jauh dengan saat makan dan minum setelah satu hari berpuasa. Ketika berbuka rasanya begitu sangat nikmat. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Ketetapan Hukum Rokok dalam Fatwa NU: Mubah (Boleh) <\/a><\/p>\n\n\n\n

Kenikmatan saat berbuka tidak ada tandingannya. Bahkan saking nikmatnya terkadang banyak yang tidak control.  Makan dan minum berlebihan, melebihi kapasitas tampungan perut, sehingga mengakibatkan terlalu kenyang. Dampaknya perut sakit dan seluruh badan juga ikut terasa sakit. Pokoknya badan saat digerrakkan terasa tidak nyaman, dan ada juga yang pingin muntah tapi tidak bisa.       <\/p>\n\n\n\n

Bisa jadi, ketidakkontrolan sebagian orang tersebut karena ada rasa dendam yang berlebihan saat menjalankan puasa. Misalnya, saat puasa, serasa berat menahan haus atau serasa berat menahan lapar, akibat tidak sahur. Begitu buka puasa, mendobel makan dan minum hingga terlalau kenyang. Nah, perbuatan seperti ini, agama melarangnya dan bagi tubuh tidak baik pula. Untuk itu bagi sahabat kretek jauhi perbuatan tersebut. Nikmati kenikmatan yang sewajarnya. Makan dan minum sewajarnya sesuai porsi. Menikmati rokok kretek juga demikian, jangan terlalu kebanyakan karena akan hilang nikmatannya.<\/p>\n\n\n\n

Nikmat, akan terasa jika terjadi saat batas kewajaran atau bahkan saat kekurangan. Contohnya, manusia akan lebih merasakan nikmat di saat awalnya kekurangan kemudian menjadi tambah. Beda dengan awalnya memang sudah tambah, kemudian bertambah lagi, tidak begitu terasa nikmatnya. Kembali ke puasa, satu hari penuh menahan haus dan lapar, di saat berbuka nikmatnya begitu terasa. Berbeda saat makan dan minum di waktu yang bisa dilakukan semaunya (tidak dalam keadaan puasa) rasa nikmatnya biasa.<\/p>\n\n\n\n

Kebiasan Nabi Muhammad kalau tidak sedang berpuasa, ia tidak akan makan sebelum perut betul betul terasa lapar. Ia tidak akan minum sebelum betul betul terasa haus. Ia akan berhenti makan, sebelum kenyang, ia akan berhenti minum sebelum hausnya hilang. Inilah kebiasaan Nabi Muhammad yang seharusnya di tiru sahabat krete. Agar kenikmatan selalu melekat pada kita, saat menikmati rokok kretek. Terlalu banyak merokok kretek dalam batas kewajaran, nikmatnya akan hilang. Karena menikmati rokok kretek bukan sekedar menikmati rasa rokoknya. Lebih dari itu, merokok adalah perbuatan untuk rekreasi dan relaksasi. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Nasehat K.H. Sya\u2019roni dan Pesan Moral R.M.P. Sosrokartono bagi Pemimpin <\/a><\/p>\n\n\n\n

Rekreasi dan relaksasi saat ini sangat dibutuhkan tiap manusia, dengan bermacam-macam cara. Ada yang bertamasya, ada yang kuliner, ada yang putar-putar alias jalan-jalan, ada yang olah raga dan masih banyak macamnya, dan tidak terkecuali aktifitas merokok kretek.<\/p>\n\n\n\n

Merokok kretek sambil minum kopi atau sambil baca buku, koran dan lainnya, bagi sebagian orang menjadi sarana untuk merilekkan tubuh, dari rasa capek seharian bekerja. Begitu juga bagi yang tidak punya uang lebih untuk pergi rekreasi atau pergi tamasya, kuliner, cenderung akan mencari cara yang murah untuk merilekkan tubuhnya. Kalau ia penikmat rokok kretek, bisa dipastikan akan memilih menikmati sebatang dua batang rokok kretek dari pada harus pergi yang membutuhkan biaya besar. Jika  dibanding dengan mengeluarkan uang untuk membeli satu bungkus rokok kretek jauh lebih irit bagi sahabat kretek. <\/p>\n\n\n\n

Sahabat kretek yang sedang berpuasa atau yang sedang relaksasi dan rekreasi, di bulan suci Ramadhan ini, ada waktu-waktu yang nikmat untuk menikmati rokok kretek, yaitu:<\/p>\n\n\n\n

Pertama<\/strong>, setelah berbuka puasa, artinya setelah makan dan minum selesai, kemudian menikmati rokok kretek akan terasa nikmat. Tapi perlu diwaspadai bagi sahabat kretek jangan sampai waktu sholat magribnya hilang. <\/p>\n\n\n\n

Kedua<\/strong>, setelah sholat, baik setelah sholat magrib yang dilaksanakan setelah makan dan minum buka puasa, atau setelah sholat tarawih selesai. Setelah kewajiban kita mentaati agama selesai, serasa hati plong dan disaat itulah sangat nikmat merokok kretek.<\/p>\n\n\n\n

Ketiga<\/strong>, setelah tadarus al-Quran malam hari di masjid atau musholla, sudah menjadi adat setelah sholat tarawih di masjid atau musholla diadakan baca al-Quran bergantian disebut tadarus al-Quran, selesai tadarus \u00a0biasanya ngobrol sebentar sambil menikmati hidangan dari masyarakat dan minuman malah terkadang kopi, disitulah waktu yang nikmat merokok kretek sambil ngobrol, makan dan minum.<\/p>\n\n\n\n

Keempat<\/strong>, setelah sahur, setelah makan sahur juga waktu yang sangat nikmat merokok kretek sambil membawa sisa minuman.<\/p>\n\n\n\n

Kelima<\/strong>, menjelang waktu imsak, waktu yang terakhir boleh makan, minum dan merokok. Waktu yang sangat nikmat merokok kretek karena sebagai pamungkas. Tapi jangan lupa tetap diakhiri minum air putih dan gosok gigi.<\/p>\n\n\n\n

Inilah beberapa waktu yang nikmat untuk menghisap rokok kretek, adapun untuk relaksasi dan rekreasi tergantung waktun yang dibutuhkan. Tentunya di saat bulan suci Ramadhan, hanya diperbolehkan di malam hari sampai batas fajar shodik atau batas imsak. Jangan lupa dimalam hari untuk niat berpuasa dipagi harinya, begitu seterusnya sampai tanggal bulan suci Ramadhan dalam satu bulan selesai. Demikian, selamat menunaikan ibadah puasa di bulan yang penuh berkah, bulan penuh pahala, bulan suci Ramadhan.
<\/p>\n","post_title":"Bulan Ramadhan, Kapan Waktu yang Tepat untuk Menikmati Rokok?","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"bulan-ramadhan-kapan-waktu-yang-tepat-untuk-menikmati-rokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-06 14:14:45","post_modified_gmt":"2019-05-06 07:14:45","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5693","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5674,"post_author":"877","post_date":"2019-05-01 11:24:30","post_date_gmt":"2019-05-01 04:24:30","post_content":"\n

Sehabis shubuh suasana masih agak gelap, namun banyak jalan jalan di kota Kudus sudah ramai dan padat, bahkan terjadi kemacetan di banyak titik. Tidak hanya di jalan raya, jalan kampung pun demikian. Terlihat para wanita, ada yang berseragam batik ada yang tidak.  Ada yang bawa sepeda motor, sepeda ontel, kebanyakan mereka naik mobil rombongan. Bahkan bayak pula mobil yang di tumpangi pakai bak terbuka (pic up). Hampir tiap sudut di kota Kudus terjadi demikian. Baik dari arah barat, arah selatan, arah timur dan dari utara, ramai para wanita. <\/p>\n\n\n\n

Sekilas Tidak pantas bagi kaum hawa ini keluar masih gelap, tapi di Kudus sudah terlihat terbiasa. Mereka pergi dan beraktitifitas saat banyak orang masih melanjutkan istirahatnya. Bangun tidur, mereka harus mealkukan pekerjaan sebagai ibu dan sebagai istri, menyiapkan kebutuhan anak dan suami untuk pagi sampai siang hari. \u00a0Mereka ini tidak lain berangkat bekerja ke pabrik. Mereka ini adalah pewaris budaya atau lebih tepatnya orang yang melestarikan budaya. Budaya masyarakat Indonesia yang berusia lebih dari seratus tahun.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Peran Rokok Kretek Saat Masa Revolusi Fisik di Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

Budaya yang diwariskan oleh H. Djamhari sejak abad 19 yang lalu. Budaya pengetahuan meracik dan mengolah tembakau dengan cengkeh, serta budaya melinting hingga berbentuk kretek. Di tangan para wanita yang terampil inilah, budaya kretek di Kudus tetap lestari. Selain melestarikan budaya membuat kretek, mereka tentunya mendapatkan imbalan yang cukup untuk membantu ekonomi keluarga. <\/p>\n\n\n\n

Di Kudus, menjadi pekerja di pabrik pembuatan kretek menjadi kebanggaan. Banyak kaum hawa saling berebut. Dan tidak sembarang orang bisa masuk harus mempunyai pengalaman membuat kretek, minimal pengetahuan.  Pengalaman dan pengetahuan meracik dan membuat kretek bukanlah hal yang sederhana. Harus melalui tahapan belajar pelan pelan dan sabar. <\/p>\n\n\n\n

Tidak percaya? Silahkan buktikan. Saya pernah melihat sendiri beberapa kali, saat mereka (wanita pembuat kretek) kedatangan tamu, dari mahasiswa sampai pejabat pemerintah lokal dan pusat. Para tamu melihat sendiri ketrampilan para wanita pembuat kretek. Kebanyakan para tamu heran melihat ketrampilan tangan para wanita pekerja pembuat kretek. Karena sangat cepat, bersih dan rapi, seakan-akan seperti mesin. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Industri Rokok Kretek Nasional, Bertahan dalam Rentetan Panjang Krisis Ekonomi<\/a><\/p>\n\n\n\n

Saat berkunjung para tamu dipersilahkan mencoba untuk membuat kretek. Memang kalau dilihat seakan-akan mudah dikerjakan, setelah para tamu mempraktekkan hasilnya nihil alias tidak bisa cepat, bagus dan rapi. Ya hanya jadi serupa lintingan rokok kretek. Ukuran kepadatan isian tembakau dalam bungkus tidak terpenuhi, bentuk konus yang baik juga tidak terpenuhi. Kerapian lintingan dan kecepatan melinting apalagi jauh dari kebiasaan para wanita pembuat kretek. <\/p>\n\n\n\n

Perlu diketahui, selain bahan baku yang baik, ukuran kepadatan dan bentuk rokok kretek sangat mempengaruhi rasa. Semisal isian tembakau kurang padat rasanya hambar, begitu pula terlalu padat maka hisapannya berat. Jelas mempengaruhi kenikmatan rokok kretek. Membuat rokok kretek agar mantap rasanya bukan perkara mudah, harus melalui tahapan-tahapan pembelajaran. Selain itu harus benar-benar tekun dan rajin.   <\/p>\n\n\n\n

Kebanyakan pewaris ketrampilan pembuat rokok kretek di Kudus kaum hawa, dan beragam umurnya, ada yang muda (lulus SMA\/SMK) ada yang sudah usia tua sekitar 50-60an tahun. Pengakuan salah satu wanita sebagai pekerja pembuat kretek di Kudus bernama Haryanti umur 43 tahun warga desa Gondangmanis, ia sangat bangga dapat mewarisi keahlian dan ketrampilan membuat rokok kretek. Keahlian dan ketrampilan orang Kudus. Ia memang dibesarkan di Kudus, tapi asli orang tuanya berasal dari kabupaten Kendal sebelah selatan kota Semarang. Ia belajar membuat rokok kretek sejak lulus dari SMK di Kudus, dari tetangga rumahnya. Awalnya memang sulit, berkat kesabaran akhirnya sekarang lebih dari sekedar bisa. <\/p>\n\n\n\n

Bangganya lagi, berkat keahlian yang ia miliki, menghasilkan nilai ekonomi yang cukup untuk membantu suami. Hingga dapat menyekolahkan tiga anaknya, anak pertama lulus SMA tahun kemarin dan kemudian lolos menjadi TNI, anak kedua sekarang masih SMA dan anak ketiga jenjang SLTP. <\/p>\n\n\n\n

Masuk menjadi pegawai pabrik rokok kretek pun tidaklah mudah, saingannya banyak, ungkap Haryanti. Karena menjadi pegawai pabrik rokok kretek bagi kebanyakan masyarakat Kudus menjadi kebanggaan, selain pendapatannya tetap, juga mendapatkan jaminann sosial, seperti kesehatan dan tunjangan lainnya. Lain itu, kalau di pabrikan besar seperti Djarum, saat usia senja dan dirumahkan mendapat pesangon yang lebih dari cukup, ungkap Haryanti lagi. Ia juga menceritakan, ada tetangganya yang sudah usia lanjut dan tidak lagi bekerja, mendapatkan pesangon yang cukup untuk modal membuat warung klontong dirumah.<\/p>\n\n\n\n

Kesaksian Haryanti, sebagai pewaris keahlian membuat kretek salah satu bukti bahwa membuat rokok kretek bukan perkara mudah, perlu proses transformasi ilmu dari ahlinya. Selain itu, mempunyai keahlian membuat rokok kretek menjadi kebanggaan tersendiri, sebagai pemegang tongkat warisan dan juga mempunyai nilai ekonomi yang cukup untuk keluarga. Kebanyakan yang mewarisi adalah kaum perempuan, yang setiap hari pekerjaannya bergelut dengan tembakau, cengkeh dan rokok kretek. Dan yang terpenting menjadi pewaris membuat rokok kretek<\/a> dan menjadi pegawai pabrik rokok kretek masih menjadi kebanggan kebanyakan masyarakat kecil di kota Kudus. \u00a0
<\/p>\n","post_title":"Perempuan-perempuan Kudus Pewaris Keterampilan Membuat Kretek","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perempuan-perempuan-kudus-pewaris-keterampilan-membuat-kretek","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-01 11:24:38","post_modified_gmt":"2019-05-01 04:24:38","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":18},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Demikian proses pembuatan kretek tangan. Kesannya setiap bagian pekerjaan ini tampak mudah dan ringan. Kenyataannya, memerlukan pengetahuan, keterampilan, kecepatan dan konsentrasi. Pekerjaan ini membutuhkan scholling<\/em> yang cukup lama yang biasanya diberikan oleh perusahaan. Rata-rata dibutuhkan waktu belajar dan magang 3 bulan untuk menjadi seorang penggiling, sedangkan untuk seorang pembatil dibutuhkan waktu kurang lebih 1 \u00bd bulan. Peran seorang penggiling tidak bisa digantikan oleh pembatil, sebaliknya peran pembatil bisa dijalankan oleh penggiling. Ini karena biasanya seorang penggiling adalah bekas seorang pembatil sebelumnya.  <\/p>\n\n\n\n

Meski dalam gambaran di atas banyak sekali bagian pekerjaan yang harus dilakukan dan panjang prosesnya, pada dasarnya pekerjaan itu dilakukan dengan sangat cepat. Menurut catatan, dalam waktu satu jam, rata-rata pasangan penggiling dan pembatil ini menghasilkan sekitar 600 batang kretek.     <\/p>\n\n\n\n

Hal yang menarik, hampir seluruh pekerja penggiling dan pembatil ini adalah kaum perempuan. Salah satu alasannya adalah pekerjaan ini juga membutuhkan kerapian, kecekatan dan ketepatan yang secara stereotipe sering dianggap umumnya bisa dilakukan kalangan perempuan dengan lebih baik.
<\/p>\n","post_title":"Mengintip Sekilas Proses Pembuatan Kretek Tangan di Kota Kretek Kudus","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mengintip-sekilas-proses-pembuatan-kretek-tangan-di-kota-kretek-kudus","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-08 11:27:02","post_modified_gmt":"2019-05-08 04:27:02","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5700","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5693,"post_author":"877","post_date":"2019-05-06 14:14:39","post_date_gmt":"2019-05-06 07:14:39","post_content":"\n

Banyak orang bilang, rokok kretek mengandung zat adiktif, yang membuat penghisapnya sakaw dan ketergantungan. Pada bulan inilah, semua tuduhan mereka terbantahkan. Perokok masih tetap hidup dan tidak kejang-kejang, meski seharian tidak merokok.<\/p>\n\n\n\n

Berpuasa bagi penikmat rokok kretek bukanlah satu halangan. Karena dengan berpuasa, selain kita menghambakan diri kepada Tuhan, juga sebetulnya akan mendapatkan rasa lebih nikmat saat merokok kretek setelah berbuka puasa, contohnya. Tidak akan beda jauh dengan saat makan dan minum setelah satu hari berpuasa. Ketika berbuka rasanya begitu sangat nikmat. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Ketetapan Hukum Rokok dalam Fatwa NU: Mubah (Boleh) <\/a><\/p>\n\n\n\n

Kenikmatan saat berbuka tidak ada tandingannya. Bahkan saking nikmatnya terkadang banyak yang tidak control.  Makan dan minum berlebihan, melebihi kapasitas tampungan perut, sehingga mengakibatkan terlalu kenyang. Dampaknya perut sakit dan seluruh badan juga ikut terasa sakit. Pokoknya badan saat digerrakkan terasa tidak nyaman, dan ada juga yang pingin muntah tapi tidak bisa.       <\/p>\n\n\n\n

Bisa jadi, ketidakkontrolan sebagian orang tersebut karena ada rasa dendam yang berlebihan saat menjalankan puasa. Misalnya, saat puasa, serasa berat menahan haus atau serasa berat menahan lapar, akibat tidak sahur. Begitu buka puasa, mendobel makan dan minum hingga terlalau kenyang. Nah, perbuatan seperti ini, agama melarangnya dan bagi tubuh tidak baik pula. Untuk itu bagi sahabat kretek jauhi perbuatan tersebut. Nikmati kenikmatan yang sewajarnya. Makan dan minum sewajarnya sesuai porsi. Menikmati rokok kretek juga demikian, jangan terlalu kebanyakan karena akan hilang nikmatannya.<\/p>\n\n\n\n

Nikmat, akan terasa jika terjadi saat batas kewajaran atau bahkan saat kekurangan. Contohnya, manusia akan lebih merasakan nikmat di saat awalnya kekurangan kemudian menjadi tambah. Beda dengan awalnya memang sudah tambah, kemudian bertambah lagi, tidak begitu terasa nikmatnya. Kembali ke puasa, satu hari penuh menahan haus dan lapar, di saat berbuka nikmatnya begitu terasa. Berbeda saat makan dan minum di waktu yang bisa dilakukan semaunya (tidak dalam keadaan puasa) rasa nikmatnya biasa.<\/p>\n\n\n\n

Kebiasan Nabi Muhammad kalau tidak sedang berpuasa, ia tidak akan makan sebelum perut betul betul terasa lapar. Ia tidak akan minum sebelum betul betul terasa haus. Ia akan berhenti makan, sebelum kenyang, ia akan berhenti minum sebelum hausnya hilang. Inilah kebiasaan Nabi Muhammad yang seharusnya di tiru sahabat krete. Agar kenikmatan selalu melekat pada kita, saat menikmati rokok kretek. Terlalu banyak merokok kretek dalam batas kewajaran, nikmatnya akan hilang. Karena menikmati rokok kretek bukan sekedar menikmati rasa rokoknya. Lebih dari itu, merokok adalah perbuatan untuk rekreasi dan relaksasi. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Nasehat K.H. Sya\u2019roni dan Pesan Moral R.M.P. Sosrokartono bagi Pemimpin <\/a><\/p>\n\n\n\n

Rekreasi dan relaksasi saat ini sangat dibutuhkan tiap manusia, dengan bermacam-macam cara. Ada yang bertamasya, ada yang kuliner, ada yang putar-putar alias jalan-jalan, ada yang olah raga dan masih banyak macamnya, dan tidak terkecuali aktifitas merokok kretek.<\/p>\n\n\n\n

Merokok kretek sambil minum kopi atau sambil baca buku, koran dan lainnya, bagi sebagian orang menjadi sarana untuk merilekkan tubuh, dari rasa capek seharian bekerja. Begitu juga bagi yang tidak punya uang lebih untuk pergi rekreasi atau pergi tamasya, kuliner, cenderung akan mencari cara yang murah untuk merilekkan tubuhnya. Kalau ia penikmat rokok kretek, bisa dipastikan akan memilih menikmati sebatang dua batang rokok kretek dari pada harus pergi yang membutuhkan biaya besar. Jika  dibanding dengan mengeluarkan uang untuk membeli satu bungkus rokok kretek jauh lebih irit bagi sahabat kretek. <\/p>\n\n\n\n

Sahabat kretek yang sedang berpuasa atau yang sedang relaksasi dan rekreasi, di bulan suci Ramadhan ini, ada waktu-waktu yang nikmat untuk menikmati rokok kretek, yaitu:<\/p>\n\n\n\n

Pertama<\/strong>, setelah berbuka puasa, artinya setelah makan dan minum selesai, kemudian menikmati rokok kretek akan terasa nikmat. Tapi perlu diwaspadai bagi sahabat kretek jangan sampai waktu sholat magribnya hilang. <\/p>\n\n\n\n

Kedua<\/strong>, setelah sholat, baik setelah sholat magrib yang dilaksanakan setelah makan dan minum buka puasa, atau setelah sholat tarawih selesai. Setelah kewajiban kita mentaati agama selesai, serasa hati plong dan disaat itulah sangat nikmat merokok kretek.<\/p>\n\n\n\n

Ketiga<\/strong>, setelah tadarus al-Quran malam hari di masjid atau musholla, sudah menjadi adat setelah sholat tarawih di masjid atau musholla diadakan baca al-Quran bergantian disebut tadarus al-Quran, selesai tadarus \u00a0biasanya ngobrol sebentar sambil menikmati hidangan dari masyarakat dan minuman malah terkadang kopi, disitulah waktu yang nikmat merokok kretek sambil ngobrol, makan dan minum.<\/p>\n\n\n\n

Keempat<\/strong>, setelah sahur, setelah makan sahur juga waktu yang sangat nikmat merokok kretek sambil membawa sisa minuman.<\/p>\n\n\n\n

Kelima<\/strong>, menjelang waktu imsak, waktu yang terakhir boleh makan, minum dan merokok. Waktu yang sangat nikmat merokok kretek karena sebagai pamungkas. Tapi jangan lupa tetap diakhiri minum air putih dan gosok gigi.<\/p>\n\n\n\n

Inilah beberapa waktu yang nikmat untuk menghisap rokok kretek, adapun untuk relaksasi dan rekreasi tergantung waktun yang dibutuhkan. Tentunya di saat bulan suci Ramadhan, hanya diperbolehkan di malam hari sampai batas fajar shodik atau batas imsak. Jangan lupa dimalam hari untuk niat berpuasa dipagi harinya, begitu seterusnya sampai tanggal bulan suci Ramadhan dalam satu bulan selesai. Demikian, selamat menunaikan ibadah puasa di bulan yang penuh berkah, bulan penuh pahala, bulan suci Ramadhan.
<\/p>\n","post_title":"Bulan Ramadhan, Kapan Waktu yang Tepat untuk Menikmati Rokok?","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"bulan-ramadhan-kapan-waktu-yang-tepat-untuk-menikmati-rokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-06 14:14:45","post_modified_gmt":"2019-05-06 07:14:45","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5693","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5674,"post_author":"877","post_date":"2019-05-01 11:24:30","post_date_gmt":"2019-05-01 04:24:30","post_content":"\n

Sehabis shubuh suasana masih agak gelap, namun banyak jalan jalan di kota Kudus sudah ramai dan padat, bahkan terjadi kemacetan di banyak titik. Tidak hanya di jalan raya, jalan kampung pun demikian. Terlihat para wanita, ada yang berseragam batik ada yang tidak.  Ada yang bawa sepeda motor, sepeda ontel, kebanyakan mereka naik mobil rombongan. Bahkan bayak pula mobil yang di tumpangi pakai bak terbuka (pic up). Hampir tiap sudut di kota Kudus terjadi demikian. Baik dari arah barat, arah selatan, arah timur dan dari utara, ramai para wanita. <\/p>\n\n\n\n

Sekilas Tidak pantas bagi kaum hawa ini keluar masih gelap, tapi di Kudus sudah terlihat terbiasa. Mereka pergi dan beraktitifitas saat banyak orang masih melanjutkan istirahatnya. Bangun tidur, mereka harus mealkukan pekerjaan sebagai ibu dan sebagai istri, menyiapkan kebutuhan anak dan suami untuk pagi sampai siang hari. \u00a0Mereka ini tidak lain berangkat bekerja ke pabrik. Mereka ini adalah pewaris budaya atau lebih tepatnya orang yang melestarikan budaya. Budaya masyarakat Indonesia yang berusia lebih dari seratus tahun.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Peran Rokok Kretek Saat Masa Revolusi Fisik di Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

Budaya yang diwariskan oleh H. Djamhari sejak abad 19 yang lalu. Budaya pengetahuan meracik dan mengolah tembakau dengan cengkeh, serta budaya melinting hingga berbentuk kretek. Di tangan para wanita yang terampil inilah, budaya kretek di Kudus tetap lestari. Selain melestarikan budaya membuat kretek, mereka tentunya mendapatkan imbalan yang cukup untuk membantu ekonomi keluarga. <\/p>\n\n\n\n

Di Kudus, menjadi pekerja di pabrik pembuatan kretek menjadi kebanggaan. Banyak kaum hawa saling berebut. Dan tidak sembarang orang bisa masuk harus mempunyai pengalaman membuat kretek, minimal pengetahuan.  Pengalaman dan pengetahuan meracik dan membuat kretek bukanlah hal yang sederhana. Harus melalui tahapan belajar pelan pelan dan sabar. <\/p>\n\n\n\n

Tidak percaya? Silahkan buktikan. Saya pernah melihat sendiri beberapa kali, saat mereka (wanita pembuat kretek) kedatangan tamu, dari mahasiswa sampai pejabat pemerintah lokal dan pusat. Para tamu melihat sendiri ketrampilan para wanita pembuat kretek. Kebanyakan para tamu heran melihat ketrampilan tangan para wanita pekerja pembuat kretek. Karena sangat cepat, bersih dan rapi, seakan-akan seperti mesin. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Industri Rokok Kretek Nasional, Bertahan dalam Rentetan Panjang Krisis Ekonomi<\/a><\/p>\n\n\n\n

Saat berkunjung para tamu dipersilahkan mencoba untuk membuat kretek. Memang kalau dilihat seakan-akan mudah dikerjakan, setelah para tamu mempraktekkan hasilnya nihil alias tidak bisa cepat, bagus dan rapi. Ya hanya jadi serupa lintingan rokok kretek. Ukuran kepadatan isian tembakau dalam bungkus tidak terpenuhi, bentuk konus yang baik juga tidak terpenuhi. Kerapian lintingan dan kecepatan melinting apalagi jauh dari kebiasaan para wanita pembuat kretek. <\/p>\n\n\n\n

Perlu diketahui, selain bahan baku yang baik, ukuran kepadatan dan bentuk rokok kretek sangat mempengaruhi rasa. Semisal isian tembakau kurang padat rasanya hambar, begitu pula terlalu padat maka hisapannya berat. Jelas mempengaruhi kenikmatan rokok kretek. Membuat rokok kretek agar mantap rasanya bukan perkara mudah, harus melalui tahapan-tahapan pembelajaran. Selain itu harus benar-benar tekun dan rajin.   <\/p>\n\n\n\n

Kebanyakan pewaris ketrampilan pembuat rokok kretek di Kudus kaum hawa, dan beragam umurnya, ada yang muda (lulus SMA\/SMK) ada yang sudah usia tua sekitar 50-60an tahun. Pengakuan salah satu wanita sebagai pekerja pembuat kretek di Kudus bernama Haryanti umur 43 tahun warga desa Gondangmanis, ia sangat bangga dapat mewarisi keahlian dan ketrampilan membuat rokok kretek. Keahlian dan ketrampilan orang Kudus. Ia memang dibesarkan di Kudus, tapi asli orang tuanya berasal dari kabupaten Kendal sebelah selatan kota Semarang. Ia belajar membuat rokok kretek sejak lulus dari SMK di Kudus, dari tetangga rumahnya. Awalnya memang sulit, berkat kesabaran akhirnya sekarang lebih dari sekedar bisa. <\/p>\n\n\n\n

Bangganya lagi, berkat keahlian yang ia miliki, menghasilkan nilai ekonomi yang cukup untuk membantu suami. Hingga dapat menyekolahkan tiga anaknya, anak pertama lulus SMA tahun kemarin dan kemudian lolos menjadi TNI, anak kedua sekarang masih SMA dan anak ketiga jenjang SLTP. <\/p>\n\n\n\n

Masuk menjadi pegawai pabrik rokok kretek pun tidaklah mudah, saingannya banyak, ungkap Haryanti. Karena menjadi pegawai pabrik rokok kretek bagi kebanyakan masyarakat Kudus menjadi kebanggaan, selain pendapatannya tetap, juga mendapatkan jaminann sosial, seperti kesehatan dan tunjangan lainnya. Lain itu, kalau di pabrikan besar seperti Djarum, saat usia senja dan dirumahkan mendapat pesangon yang lebih dari cukup, ungkap Haryanti lagi. Ia juga menceritakan, ada tetangganya yang sudah usia lanjut dan tidak lagi bekerja, mendapatkan pesangon yang cukup untuk modal membuat warung klontong dirumah.<\/p>\n\n\n\n

Kesaksian Haryanti, sebagai pewaris keahlian membuat kretek salah satu bukti bahwa membuat rokok kretek bukan perkara mudah, perlu proses transformasi ilmu dari ahlinya. Selain itu, mempunyai keahlian membuat rokok kretek menjadi kebanggaan tersendiri, sebagai pemegang tongkat warisan dan juga mempunyai nilai ekonomi yang cukup untuk keluarga. Kebanyakan yang mewarisi adalah kaum perempuan, yang setiap hari pekerjaannya bergelut dengan tembakau, cengkeh dan rokok kretek. Dan yang terpenting menjadi pewaris membuat rokok kretek<\/a> dan menjadi pegawai pabrik rokok kretek masih menjadi kebanggan kebanyakan masyarakat kecil di kota Kudus. \u00a0
<\/p>\n","post_title":"Perempuan-perempuan Kudus Pewaris Keterampilan Membuat Kretek","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perempuan-perempuan-kudus-pewaris-keterampilan-membuat-kretek","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-01 11:24:38","post_modified_gmt":"2019-05-01 04:24:38","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":18},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Lem kertas yang digunakan adalah lem yang terbuat dari tepung tapioka atau tepung kanji terbuat dari sari ketela. Cara pembuatannya tepung tapioka digodok dan dicampur dengan air diaduk hingga rata.  <\/p>\n\n\n\n

Demikian proses pembuatan kretek tangan. Kesannya setiap bagian pekerjaan ini tampak mudah dan ringan. Kenyataannya, memerlukan pengetahuan, keterampilan, kecepatan dan konsentrasi. Pekerjaan ini membutuhkan scholling<\/em> yang cukup lama yang biasanya diberikan oleh perusahaan. Rata-rata dibutuhkan waktu belajar dan magang 3 bulan untuk menjadi seorang penggiling, sedangkan untuk seorang pembatil dibutuhkan waktu kurang lebih 1 \u00bd bulan. Peran seorang penggiling tidak bisa digantikan oleh pembatil, sebaliknya peran pembatil bisa dijalankan oleh penggiling. Ini karena biasanya seorang penggiling adalah bekas seorang pembatil sebelumnya.  <\/p>\n\n\n\n

Meski dalam gambaran di atas banyak sekali bagian pekerjaan yang harus dilakukan dan panjang prosesnya, pada dasarnya pekerjaan itu dilakukan dengan sangat cepat. Menurut catatan, dalam waktu satu jam, rata-rata pasangan penggiling dan pembatil ini menghasilkan sekitar 600 batang kretek.     <\/p>\n\n\n\n

Hal yang menarik, hampir seluruh pekerja penggiling dan pembatil ini adalah kaum perempuan. Salah satu alasannya adalah pekerjaan ini juga membutuhkan kerapian, kecekatan dan ketepatan yang secara stereotipe sering dianggap umumnya bisa dilakukan kalangan perempuan dengan lebih baik.
<\/p>\n","post_title":"Mengintip Sekilas Proses Pembuatan Kretek Tangan di Kota Kretek Kudus","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mengintip-sekilas-proses-pembuatan-kretek-tangan-di-kota-kretek-kudus","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-08 11:27:02","post_modified_gmt":"2019-05-08 04:27:02","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5700","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5693,"post_author":"877","post_date":"2019-05-06 14:14:39","post_date_gmt":"2019-05-06 07:14:39","post_content":"\n

Banyak orang bilang, rokok kretek mengandung zat adiktif, yang membuat penghisapnya sakaw dan ketergantungan. Pada bulan inilah, semua tuduhan mereka terbantahkan. Perokok masih tetap hidup dan tidak kejang-kejang, meski seharian tidak merokok.<\/p>\n\n\n\n

Berpuasa bagi penikmat rokok kretek bukanlah satu halangan. Karena dengan berpuasa, selain kita menghambakan diri kepada Tuhan, juga sebetulnya akan mendapatkan rasa lebih nikmat saat merokok kretek setelah berbuka puasa, contohnya. Tidak akan beda jauh dengan saat makan dan minum setelah satu hari berpuasa. Ketika berbuka rasanya begitu sangat nikmat. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Ketetapan Hukum Rokok dalam Fatwa NU: Mubah (Boleh) <\/a><\/p>\n\n\n\n

Kenikmatan saat berbuka tidak ada tandingannya. Bahkan saking nikmatnya terkadang banyak yang tidak control.  Makan dan minum berlebihan, melebihi kapasitas tampungan perut, sehingga mengakibatkan terlalu kenyang. Dampaknya perut sakit dan seluruh badan juga ikut terasa sakit. Pokoknya badan saat digerrakkan terasa tidak nyaman, dan ada juga yang pingin muntah tapi tidak bisa.       <\/p>\n\n\n\n

Bisa jadi, ketidakkontrolan sebagian orang tersebut karena ada rasa dendam yang berlebihan saat menjalankan puasa. Misalnya, saat puasa, serasa berat menahan haus atau serasa berat menahan lapar, akibat tidak sahur. Begitu buka puasa, mendobel makan dan minum hingga terlalau kenyang. Nah, perbuatan seperti ini, agama melarangnya dan bagi tubuh tidak baik pula. Untuk itu bagi sahabat kretek jauhi perbuatan tersebut. Nikmati kenikmatan yang sewajarnya. Makan dan minum sewajarnya sesuai porsi. Menikmati rokok kretek juga demikian, jangan terlalu kebanyakan karena akan hilang nikmatannya.<\/p>\n\n\n\n

Nikmat, akan terasa jika terjadi saat batas kewajaran atau bahkan saat kekurangan. Contohnya, manusia akan lebih merasakan nikmat di saat awalnya kekurangan kemudian menjadi tambah. Beda dengan awalnya memang sudah tambah, kemudian bertambah lagi, tidak begitu terasa nikmatnya. Kembali ke puasa, satu hari penuh menahan haus dan lapar, di saat berbuka nikmatnya begitu terasa. Berbeda saat makan dan minum di waktu yang bisa dilakukan semaunya (tidak dalam keadaan puasa) rasa nikmatnya biasa.<\/p>\n\n\n\n

Kebiasan Nabi Muhammad kalau tidak sedang berpuasa, ia tidak akan makan sebelum perut betul betul terasa lapar. Ia tidak akan minum sebelum betul betul terasa haus. Ia akan berhenti makan, sebelum kenyang, ia akan berhenti minum sebelum hausnya hilang. Inilah kebiasaan Nabi Muhammad yang seharusnya di tiru sahabat krete. Agar kenikmatan selalu melekat pada kita, saat menikmati rokok kretek. Terlalu banyak merokok kretek dalam batas kewajaran, nikmatnya akan hilang. Karena menikmati rokok kretek bukan sekedar menikmati rasa rokoknya. Lebih dari itu, merokok adalah perbuatan untuk rekreasi dan relaksasi. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Nasehat K.H. Sya\u2019roni dan Pesan Moral R.M.P. Sosrokartono bagi Pemimpin <\/a><\/p>\n\n\n\n

Rekreasi dan relaksasi saat ini sangat dibutuhkan tiap manusia, dengan bermacam-macam cara. Ada yang bertamasya, ada yang kuliner, ada yang putar-putar alias jalan-jalan, ada yang olah raga dan masih banyak macamnya, dan tidak terkecuali aktifitas merokok kretek.<\/p>\n\n\n\n

Merokok kretek sambil minum kopi atau sambil baca buku, koran dan lainnya, bagi sebagian orang menjadi sarana untuk merilekkan tubuh, dari rasa capek seharian bekerja. Begitu juga bagi yang tidak punya uang lebih untuk pergi rekreasi atau pergi tamasya, kuliner, cenderung akan mencari cara yang murah untuk merilekkan tubuhnya. Kalau ia penikmat rokok kretek, bisa dipastikan akan memilih menikmati sebatang dua batang rokok kretek dari pada harus pergi yang membutuhkan biaya besar. Jika  dibanding dengan mengeluarkan uang untuk membeli satu bungkus rokok kretek jauh lebih irit bagi sahabat kretek. <\/p>\n\n\n\n

Sahabat kretek yang sedang berpuasa atau yang sedang relaksasi dan rekreasi, di bulan suci Ramadhan ini, ada waktu-waktu yang nikmat untuk menikmati rokok kretek, yaitu:<\/p>\n\n\n\n

Pertama<\/strong>, setelah berbuka puasa, artinya setelah makan dan minum selesai, kemudian menikmati rokok kretek akan terasa nikmat. Tapi perlu diwaspadai bagi sahabat kretek jangan sampai waktu sholat magribnya hilang. <\/p>\n\n\n\n

Kedua<\/strong>, setelah sholat, baik setelah sholat magrib yang dilaksanakan setelah makan dan minum buka puasa, atau setelah sholat tarawih selesai. Setelah kewajiban kita mentaati agama selesai, serasa hati plong dan disaat itulah sangat nikmat merokok kretek.<\/p>\n\n\n\n

Ketiga<\/strong>, setelah tadarus al-Quran malam hari di masjid atau musholla, sudah menjadi adat setelah sholat tarawih di masjid atau musholla diadakan baca al-Quran bergantian disebut tadarus al-Quran, selesai tadarus \u00a0biasanya ngobrol sebentar sambil menikmati hidangan dari masyarakat dan minuman malah terkadang kopi, disitulah waktu yang nikmat merokok kretek sambil ngobrol, makan dan minum.<\/p>\n\n\n\n

Keempat<\/strong>, setelah sahur, setelah makan sahur juga waktu yang sangat nikmat merokok kretek sambil membawa sisa minuman.<\/p>\n\n\n\n

Kelima<\/strong>, menjelang waktu imsak, waktu yang terakhir boleh makan, minum dan merokok. Waktu yang sangat nikmat merokok kretek karena sebagai pamungkas. Tapi jangan lupa tetap diakhiri minum air putih dan gosok gigi.<\/p>\n\n\n\n

Inilah beberapa waktu yang nikmat untuk menghisap rokok kretek, adapun untuk relaksasi dan rekreasi tergantung waktun yang dibutuhkan. Tentunya di saat bulan suci Ramadhan, hanya diperbolehkan di malam hari sampai batas fajar shodik atau batas imsak. Jangan lupa dimalam hari untuk niat berpuasa dipagi harinya, begitu seterusnya sampai tanggal bulan suci Ramadhan dalam satu bulan selesai. Demikian, selamat menunaikan ibadah puasa di bulan yang penuh berkah, bulan penuh pahala, bulan suci Ramadhan.
<\/p>\n","post_title":"Bulan Ramadhan, Kapan Waktu yang Tepat untuk Menikmati Rokok?","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"bulan-ramadhan-kapan-waktu-yang-tepat-untuk-menikmati-rokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-06 14:14:45","post_modified_gmt":"2019-05-06 07:14:45","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5693","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5674,"post_author":"877","post_date":"2019-05-01 11:24:30","post_date_gmt":"2019-05-01 04:24:30","post_content":"\n

Sehabis shubuh suasana masih agak gelap, namun banyak jalan jalan di kota Kudus sudah ramai dan padat, bahkan terjadi kemacetan di banyak titik. Tidak hanya di jalan raya, jalan kampung pun demikian. Terlihat para wanita, ada yang berseragam batik ada yang tidak.  Ada yang bawa sepeda motor, sepeda ontel, kebanyakan mereka naik mobil rombongan. Bahkan bayak pula mobil yang di tumpangi pakai bak terbuka (pic up). Hampir tiap sudut di kota Kudus terjadi demikian. Baik dari arah barat, arah selatan, arah timur dan dari utara, ramai para wanita. <\/p>\n\n\n\n

Sekilas Tidak pantas bagi kaum hawa ini keluar masih gelap, tapi di Kudus sudah terlihat terbiasa. Mereka pergi dan beraktitifitas saat banyak orang masih melanjutkan istirahatnya. Bangun tidur, mereka harus mealkukan pekerjaan sebagai ibu dan sebagai istri, menyiapkan kebutuhan anak dan suami untuk pagi sampai siang hari. \u00a0Mereka ini tidak lain berangkat bekerja ke pabrik. Mereka ini adalah pewaris budaya atau lebih tepatnya orang yang melestarikan budaya. Budaya masyarakat Indonesia yang berusia lebih dari seratus tahun.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Peran Rokok Kretek Saat Masa Revolusi Fisik di Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

Budaya yang diwariskan oleh H. Djamhari sejak abad 19 yang lalu. Budaya pengetahuan meracik dan mengolah tembakau dengan cengkeh, serta budaya melinting hingga berbentuk kretek. Di tangan para wanita yang terampil inilah, budaya kretek di Kudus tetap lestari. Selain melestarikan budaya membuat kretek, mereka tentunya mendapatkan imbalan yang cukup untuk membantu ekonomi keluarga. <\/p>\n\n\n\n

Di Kudus, menjadi pekerja di pabrik pembuatan kretek menjadi kebanggaan. Banyak kaum hawa saling berebut. Dan tidak sembarang orang bisa masuk harus mempunyai pengalaman membuat kretek, minimal pengetahuan.  Pengalaman dan pengetahuan meracik dan membuat kretek bukanlah hal yang sederhana. Harus melalui tahapan belajar pelan pelan dan sabar. <\/p>\n\n\n\n

Tidak percaya? Silahkan buktikan. Saya pernah melihat sendiri beberapa kali, saat mereka (wanita pembuat kretek) kedatangan tamu, dari mahasiswa sampai pejabat pemerintah lokal dan pusat. Para tamu melihat sendiri ketrampilan para wanita pembuat kretek. Kebanyakan para tamu heran melihat ketrampilan tangan para wanita pekerja pembuat kretek. Karena sangat cepat, bersih dan rapi, seakan-akan seperti mesin. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Industri Rokok Kretek Nasional, Bertahan dalam Rentetan Panjang Krisis Ekonomi<\/a><\/p>\n\n\n\n

Saat berkunjung para tamu dipersilahkan mencoba untuk membuat kretek. Memang kalau dilihat seakan-akan mudah dikerjakan, setelah para tamu mempraktekkan hasilnya nihil alias tidak bisa cepat, bagus dan rapi. Ya hanya jadi serupa lintingan rokok kretek. Ukuran kepadatan isian tembakau dalam bungkus tidak terpenuhi, bentuk konus yang baik juga tidak terpenuhi. Kerapian lintingan dan kecepatan melinting apalagi jauh dari kebiasaan para wanita pembuat kretek. <\/p>\n\n\n\n

Perlu diketahui, selain bahan baku yang baik, ukuran kepadatan dan bentuk rokok kretek sangat mempengaruhi rasa. Semisal isian tembakau kurang padat rasanya hambar, begitu pula terlalu padat maka hisapannya berat. Jelas mempengaruhi kenikmatan rokok kretek. Membuat rokok kretek agar mantap rasanya bukan perkara mudah, harus melalui tahapan-tahapan pembelajaran. Selain itu harus benar-benar tekun dan rajin.   <\/p>\n\n\n\n

Kebanyakan pewaris ketrampilan pembuat rokok kretek di Kudus kaum hawa, dan beragam umurnya, ada yang muda (lulus SMA\/SMK) ada yang sudah usia tua sekitar 50-60an tahun. Pengakuan salah satu wanita sebagai pekerja pembuat kretek di Kudus bernama Haryanti umur 43 tahun warga desa Gondangmanis, ia sangat bangga dapat mewarisi keahlian dan ketrampilan membuat rokok kretek. Keahlian dan ketrampilan orang Kudus. Ia memang dibesarkan di Kudus, tapi asli orang tuanya berasal dari kabupaten Kendal sebelah selatan kota Semarang. Ia belajar membuat rokok kretek sejak lulus dari SMK di Kudus, dari tetangga rumahnya. Awalnya memang sulit, berkat kesabaran akhirnya sekarang lebih dari sekedar bisa. <\/p>\n\n\n\n

Bangganya lagi, berkat keahlian yang ia miliki, menghasilkan nilai ekonomi yang cukup untuk membantu suami. Hingga dapat menyekolahkan tiga anaknya, anak pertama lulus SMA tahun kemarin dan kemudian lolos menjadi TNI, anak kedua sekarang masih SMA dan anak ketiga jenjang SLTP. <\/p>\n\n\n\n

Masuk menjadi pegawai pabrik rokok kretek pun tidaklah mudah, saingannya banyak, ungkap Haryanti. Karena menjadi pegawai pabrik rokok kretek bagi kebanyakan masyarakat Kudus menjadi kebanggaan, selain pendapatannya tetap, juga mendapatkan jaminann sosial, seperti kesehatan dan tunjangan lainnya. Lain itu, kalau di pabrikan besar seperti Djarum, saat usia senja dan dirumahkan mendapat pesangon yang lebih dari cukup, ungkap Haryanti lagi. Ia juga menceritakan, ada tetangganya yang sudah usia lanjut dan tidak lagi bekerja, mendapatkan pesangon yang cukup untuk modal membuat warung klontong dirumah.<\/p>\n\n\n\n

Kesaksian Haryanti, sebagai pewaris keahlian membuat kretek salah satu bukti bahwa membuat rokok kretek bukan perkara mudah, perlu proses transformasi ilmu dari ahlinya. Selain itu, mempunyai keahlian membuat rokok kretek menjadi kebanggaan tersendiri, sebagai pemegang tongkat warisan dan juga mempunyai nilai ekonomi yang cukup untuk keluarga. Kebanyakan yang mewarisi adalah kaum perempuan, yang setiap hari pekerjaannya bergelut dengan tembakau, cengkeh dan rokok kretek. Dan yang terpenting menjadi pewaris membuat rokok kretek<\/a> dan menjadi pegawai pabrik rokok kretek masih menjadi kebanggan kebanyakan masyarakat kecil di kota Kudus. \u00a0
<\/p>\n","post_title":"Perempuan-perempuan Kudus Pewaris Keterampilan Membuat Kretek","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perempuan-perempuan-kudus-pewaris-keterampilan-membuat-kretek","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-01 11:24:38","post_modified_gmt":"2019-05-01 04:24:38","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":18},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

2. <\/strong>Opacity<\/strong><\/em> atau tingkat warna putih kertas, yang bertujuan semata-mata untuk tampilan. <\/strong><\/p>\n\n\n\n

Lem kertas yang digunakan adalah lem yang terbuat dari tepung tapioka atau tepung kanji terbuat dari sari ketela. Cara pembuatannya tepung tapioka digodok dan dicampur dengan air diaduk hingga rata.  <\/p>\n\n\n\n

Demikian proses pembuatan kretek tangan. Kesannya setiap bagian pekerjaan ini tampak mudah dan ringan. Kenyataannya, memerlukan pengetahuan, keterampilan, kecepatan dan konsentrasi. Pekerjaan ini membutuhkan scholling<\/em> yang cukup lama yang biasanya diberikan oleh perusahaan. Rata-rata dibutuhkan waktu belajar dan magang 3 bulan untuk menjadi seorang penggiling, sedangkan untuk seorang pembatil dibutuhkan waktu kurang lebih 1 \u00bd bulan. Peran seorang penggiling tidak bisa digantikan oleh pembatil, sebaliknya peran pembatil bisa dijalankan oleh penggiling. Ini karena biasanya seorang penggiling adalah bekas seorang pembatil sebelumnya.  <\/p>\n\n\n\n

Meski dalam gambaran di atas banyak sekali bagian pekerjaan yang harus dilakukan dan panjang prosesnya, pada dasarnya pekerjaan itu dilakukan dengan sangat cepat. Menurut catatan, dalam waktu satu jam, rata-rata pasangan penggiling dan pembatil ini menghasilkan sekitar 600 batang kretek.     <\/p>\n\n\n\n

Hal yang menarik, hampir seluruh pekerja penggiling dan pembatil ini adalah kaum perempuan. Salah satu alasannya adalah pekerjaan ini juga membutuhkan kerapian, kecekatan dan ketepatan yang secara stereotipe sering dianggap umumnya bisa dilakukan kalangan perempuan dengan lebih baik.
<\/p>\n","post_title":"Mengintip Sekilas Proses Pembuatan Kretek Tangan di Kota Kretek Kudus","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mengintip-sekilas-proses-pembuatan-kretek-tangan-di-kota-kretek-kudus","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-08 11:27:02","post_modified_gmt":"2019-05-08 04:27:02","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5700","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5693,"post_author":"877","post_date":"2019-05-06 14:14:39","post_date_gmt":"2019-05-06 07:14:39","post_content":"\n

Banyak orang bilang, rokok kretek mengandung zat adiktif, yang membuat penghisapnya sakaw dan ketergantungan. Pada bulan inilah, semua tuduhan mereka terbantahkan. Perokok masih tetap hidup dan tidak kejang-kejang, meski seharian tidak merokok.<\/p>\n\n\n\n

Berpuasa bagi penikmat rokok kretek bukanlah satu halangan. Karena dengan berpuasa, selain kita menghambakan diri kepada Tuhan, juga sebetulnya akan mendapatkan rasa lebih nikmat saat merokok kretek setelah berbuka puasa, contohnya. Tidak akan beda jauh dengan saat makan dan minum setelah satu hari berpuasa. Ketika berbuka rasanya begitu sangat nikmat. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Ketetapan Hukum Rokok dalam Fatwa NU: Mubah (Boleh) <\/a><\/p>\n\n\n\n

Kenikmatan saat berbuka tidak ada tandingannya. Bahkan saking nikmatnya terkadang banyak yang tidak control.  Makan dan minum berlebihan, melebihi kapasitas tampungan perut, sehingga mengakibatkan terlalu kenyang. Dampaknya perut sakit dan seluruh badan juga ikut terasa sakit. Pokoknya badan saat digerrakkan terasa tidak nyaman, dan ada juga yang pingin muntah tapi tidak bisa.       <\/p>\n\n\n\n

Bisa jadi, ketidakkontrolan sebagian orang tersebut karena ada rasa dendam yang berlebihan saat menjalankan puasa. Misalnya, saat puasa, serasa berat menahan haus atau serasa berat menahan lapar, akibat tidak sahur. Begitu buka puasa, mendobel makan dan minum hingga terlalau kenyang. Nah, perbuatan seperti ini, agama melarangnya dan bagi tubuh tidak baik pula. Untuk itu bagi sahabat kretek jauhi perbuatan tersebut. Nikmati kenikmatan yang sewajarnya. Makan dan minum sewajarnya sesuai porsi. Menikmati rokok kretek juga demikian, jangan terlalu kebanyakan karena akan hilang nikmatannya.<\/p>\n\n\n\n

Nikmat, akan terasa jika terjadi saat batas kewajaran atau bahkan saat kekurangan. Contohnya, manusia akan lebih merasakan nikmat di saat awalnya kekurangan kemudian menjadi tambah. Beda dengan awalnya memang sudah tambah, kemudian bertambah lagi, tidak begitu terasa nikmatnya. Kembali ke puasa, satu hari penuh menahan haus dan lapar, di saat berbuka nikmatnya begitu terasa. Berbeda saat makan dan minum di waktu yang bisa dilakukan semaunya (tidak dalam keadaan puasa) rasa nikmatnya biasa.<\/p>\n\n\n\n

Kebiasan Nabi Muhammad kalau tidak sedang berpuasa, ia tidak akan makan sebelum perut betul betul terasa lapar. Ia tidak akan minum sebelum betul betul terasa haus. Ia akan berhenti makan, sebelum kenyang, ia akan berhenti minum sebelum hausnya hilang. Inilah kebiasaan Nabi Muhammad yang seharusnya di tiru sahabat krete. Agar kenikmatan selalu melekat pada kita, saat menikmati rokok kretek. Terlalu banyak merokok kretek dalam batas kewajaran, nikmatnya akan hilang. Karena menikmati rokok kretek bukan sekedar menikmati rasa rokoknya. Lebih dari itu, merokok adalah perbuatan untuk rekreasi dan relaksasi. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Nasehat K.H. Sya\u2019roni dan Pesan Moral R.M.P. Sosrokartono bagi Pemimpin <\/a><\/p>\n\n\n\n

Rekreasi dan relaksasi saat ini sangat dibutuhkan tiap manusia, dengan bermacam-macam cara. Ada yang bertamasya, ada yang kuliner, ada yang putar-putar alias jalan-jalan, ada yang olah raga dan masih banyak macamnya, dan tidak terkecuali aktifitas merokok kretek.<\/p>\n\n\n\n

Merokok kretek sambil minum kopi atau sambil baca buku, koran dan lainnya, bagi sebagian orang menjadi sarana untuk merilekkan tubuh, dari rasa capek seharian bekerja. Begitu juga bagi yang tidak punya uang lebih untuk pergi rekreasi atau pergi tamasya, kuliner, cenderung akan mencari cara yang murah untuk merilekkan tubuhnya. Kalau ia penikmat rokok kretek, bisa dipastikan akan memilih menikmati sebatang dua batang rokok kretek dari pada harus pergi yang membutuhkan biaya besar. Jika  dibanding dengan mengeluarkan uang untuk membeli satu bungkus rokok kretek jauh lebih irit bagi sahabat kretek. <\/p>\n\n\n\n

Sahabat kretek yang sedang berpuasa atau yang sedang relaksasi dan rekreasi, di bulan suci Ramadhan ini, ada waktu-waktu yang nikmat untuk menikmati rokok kretek, yaitu:<\/p>\n\n\n\n

Pertama<\/strong>, setelah berbuka puasa, artinya setelah makan dan minum selesai, kemudian menikmati rokok kretek akan terasa nikmat. Tapi perlu diwaspadai bagi sahabat kretek jangan sampai waktu sholat magribnya hilang. <\/p>\n\n\n\n

Kedua<\/strong>, setelah sholat, baik setelah sholat magrib yang dilaksanakan setelah makan dan minum buka puasa, atau setelah sholat tarawih selesai. Setelah kewajiban kita mentaati agama selesai, serasa hati plong dan disaat itulah sangat nikmat merokok kretek.<\/p>\n\n\n\n

Ketiga<\/strong>, setelah tadarus al-Quran malam hari di masjid atau musholla, sudah menjadi adat setelah sholat tarawih di masjid atau musholla diadakan baca al-Quran bergantian disebut tadarus al-Quran, selesai tadarus \u00a0biasanya ngobrol sebentar sambil menikmati hidangan dari masyarakat dan minuman malah terkadang kopi, disitulah waktu yang nikmat merokok kretek sambil ngobrol, makan dan minum.<\/p>\n\n\n\n

Keempat<\/strong>, setelah sahur, setelah makan sahur juga waktu yang sangat nikmat merokok kretek sambil membawa sisa minuman.<\/p>\n\n\n\n

Kelima<\/strong>, menjelang waktu imsak, waktu yang terakhir boleh makan, minum dan merokok. Waktu yang sangat nikmat merokok kretek karena sebagai pamungkas. Tapi jangan lupa tetap diakhiri minum air putih dan gosok gigi.<\/p>\n\n\n\n

Inilah beberapa waktu yang nikmat untuk menghisap rokok kretek, adapun untuk relaksasi dan rekreasi tergantung waktun yang dibutuhkan. Tentunya di saat bulan suci Ramadhan, hanya diperbolehkan di malam hari sampai batas fajar shodik atau batas imsak. Jangan lupa dimalam hari untuk niat berpuasa dipagi harinya, begitu seterusnya sampai tanggal bulan suci Ramadhan dalam satu bulan selesai. Demikian, selamat menunaikan ibadah puasa di bulan yang penuh berkah, bulan penuh pahala, bulan suci Ramadhan.
<\/p>\n","post_title":"Bulan Ramadhan, Kapan Waktu yang Tepat untuk Menikmati Rokok?","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"bulan-ramadhan-kapan-waktu-yang-tepat-untuk-menikmati-rokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-06 14:14:45","post_modified_gmt":"2019-05-06 07:14:45","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5693","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5674,"post_author":"877","post_date":"2019-05-01 11:24:30","post_date_gmt":"2019-05-01 04:24:30","post_content":"\n

Sehabis shubuh suasana masih agak gelap, namun banyak jalan jalan di kota Kudus sudah ramai dan padat, bahkan terjadi kemacetan di banyak titik. Tidak hanya di jalan raya, jalan kampung pun demikian. Terlihat para wanita, ada yang berseragam batik ada yang tidak.  Ada yang bawa sepeda motor, sepeda ontel, kebanyakan mereka naik mobil rombongan. Bahkan bayak pula mobil yang di tumpangi pakai bak terbuka (pic up). Hampir tiap sudut di kota Kudus terjadi demikian. Baik dari arah barat, arah selatan, arah timur dan dari utara, ramai para wanita. <\/p>\n\n\n\n

Sekilas Tidak pantas bagi kaum hawa ini keluar masih gelap, tapi di Kudus sudah terlihat terbiasa. Mereka pergi dan beraktitifitas saat banyak orang masih melanjutkan istirahatnya. Bangun tidur, mereka harus mealkukan pekerjaan sebagai ibu dan sebagai istri, menyiapkan kebutuhan anak dan suami untuk pagi sampai siang hari. \u00a0Mereka ini tidak lain berangkat bekerja ke pabrik. Mereka ini adalah pewaris budaya atau lebih tepatnya orang yang melestarikan budaya. Budaya masyarakat Indonesia yang berusia lebih dari seratus tahun.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Peran Rokok Kretek Saat Masa Revolusi Fisik di Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

Budaya yang diwariskan oleh H. Djamhari sejak abad 19 yang lalu. Budaya pengetahuan meracik dan mengolah tembakau dengan cengkeh, serta budaya melinting hingga berbentuk kretek. Di tangan para wanita yang terampil inilah, budaya kretek di Kudus tetap lestari. Selain melestarikan budaya membuat kretek, mereka tentunya mendapatkan imbalan yang cukup untuk membantu ekonomi keluarga. <\/p>\n\n\n\n

Di Kudus, menjadi pekerja di pabrik pembuatan kretek menjadi kebanggaan. Banyak kaum hawa saling berebut. Dan tidak sembarang orang bisa masuk harus mempunyai pengalaman membuat kretek, minimal pengetahuan.  Pengalaman dan pengetahuan meracik dan membuat kretek bukanlah hal yang sederhana. Harus melalui tahapan belajar pelan pelan dan sabar. <\/p>\n\n\n\n

Tidak percaya? Silahkan buktikan. Saya pernah melihat sendiri beberapa kali, saat mereka (wanita pembuat kretek) kedatangan tamu, dari mahasiswa sampai pejabat pemerintah lokal dan pusat. Para tamu melihat sendiri ketrampilan para wanita pembuat kretek. Kebanyakan para tamu heran melihat ketrampilan tangan para wanita pekerja pembuat kretek. Karena sangat cepat, bersih dan rapi, seakan-akan seperti mesin. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Industri Rokok Kretek Nasional, Bertahan dalam Rentetan Panjang Krisis Ekonomi<\/a><\/p>\n\n\n\n

Saat berkunjung para tamu dipersilahkan mencoba untuk membuat kretek. Memang kalau dilihat seakan-akan mudah dikerjakan, setelah para tamu mempraktekkan hasilnya nihil alias tidak bisa cepat, bagus dan rapi. Ya hanya jadi serupa lintingan rokok kretek. Ukuran kepadatan isian tembakau dalam bungkus tidak terpenuhi, bentuk konus yang baik juga tidak terpenuhi. Kerapian lintingan dan kecepatan melinting apalagi jauh dari kebiasaan para wanita pembuat kretek. <\/p>\n\n\n\n

Perlu diketahui, selain bahan baku yang baik, ukuran kepadatan dan bentuk rokok kretek sangat mempengaruhi rasa. Semisal isian tembakau kurang padat rasanya hambar, begitu pula terlalu padat maka hisapannya berat. Jelas mempengaruhi kenikmatan rokok kretek. Membuat rokok kretek agar mantap rasanya bukan perkara mudah, harus melalui tahapan-tahapan pembelajaran. Selain itu harus benar-benar tekun dan rajin.   <\/p>\n\n\n\n

Kebanyakan pewaris ketrampilan pembuat rokok kretek di Kudus kaum hawa, dan beragam umurnya, ada yang muda (lulus SMA\/SMK) ada yang sudah usia tua sekitar 50-60an tahun. Pengakuan salah satu wanita sebagai pekerja pembuat kretek di Kudus bernama Haryanti umur 43 tahun warga desa Gondangmanis, ia sangat bangga dapat mewarisi keahlian dan ketrampilan membuat rokok kretek. Keahlian dan ketrampilan orang Kudus. Ia memang dibesarkan di Kudus, tapi asli orang tuanya berasal dari kabupaten Kendal sebelah selatan kota Semarang. Ia belajar membuat rokok kretek sejak lulus dari SMK di Kudus, dari tetangga rumahnya. Awalnya memang sulit, berkat kesabaran akhirnya sekarang lebih dari sekedar bisa. <\/p>\n\n\n\n

Bangganya lagi, berkat keahlian yang ia miliki, menghasilkan nilai ekonomi yang cukup untuk membantu suami. Hingga dapat menyekolahkan tiga anaknya, anak pertama lulus SMA tahun kemarin dan kemudian lolos menjadi TNI, anak kedua sekarang masih SMA dan anak ketiga jenjang SLTP. <\/p>\n\n\n\n

Masuk menjadi pegawai pabrik rokok kretek pun tidaklah mudah, saingannya banyak, ungkap Haryanti. Karena menjadi pegawai pabrik rokok kretek bagi kebanyakan masyarakat Kudus menjadi kebanggaan, selain pendapatannya tetap, juga mendapatkan jaminann sosial, seperti kesehatan dan tunjangan lainnya. Lain itu, kalau di pabrikan besar seperti Djarum, saat usia senja dan dirumahkan mendapat pesangon yang lebih dari cukup, ungkap Haryanti lagi. Ia juga menceritakan, ada tetangganya yang sudah usia lanjut dan tidak lagi bekerja, mendapatkan pesangon yang cukup untuk modal membuat warung klontong dirumah.<\/p>\n\n\n\n

Kesaksian Haryanti, sebagai pewaris keahlian membuat kretek salah satu bukti bahwa membuat rokok kretek bukan perkara mudah, perlu proses transformasi ilmu dari ahlinya. Selain itu, mempunyai keahlian membuat rokok kretek menjadi kebanggaan tersendiri, sebagai pemegang tongkat warisan dan juga mempunyai nilai ekonomi yang cukup untuk keluarga. Kebanyakan yang mewarisi adalah kaum perempuan, yang setiap hari pekerjaannya bergelut dengan tembakau, cengkeh dan rokok kretek. Dan yang terpenting menjadi pewaris membuat rokok kretek<\/a> dan menjadi pegawai pabrik rokok kretek masih menjadi kebanggan kebanyakan masyarakat kecil di kota Kudus. \u00a0
<\/p>\n","post_title":"Perempuan-perempuan Kudus Pewaris Keterampilan Membuat Kretek","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perempuan-perempuan-kudus-pewaris-keterampilan-membuat-kretek","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-01 11:24:38","post_modified_gmt":"2019-05-01 04:24:38","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":18},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

1. <\/strong>porosity<\/strong><\/em> atau pori-pori-nya yang berstruktur <\/strong>verge<\/strong><\/em> (cincin). Kertas ini dipilih karena sesuai dengan pilihan jenis tembakau agar mendapat <\/strong>burning rate<\/strong><\/em> yang tepat. Jadi antara kertas dan tembakau terbakar secara bersamaan dan seimbang. <\/strong><\/p>\n\n\n\n

2. <\/strong>Opacity<\/strong><\/em> atau tingkat warna putih kertas, yang bertujuan semata-mata untuk tampilan. <\/strong><\/p>\n\n\n\n

Lem kertas yang digunakan adalah lem yang terbuat dari tepung tapioka atau tepung kanji terbuat dari sari ketela. Cara pembuatannya tepung tapioka digodok dan dicampur dengan air diaduk hingga rata.  <\/p>\n\n\n\n

Demikian proses pembuatan kretek tangan. Kesannya setiap bagian pekerjaan ini tampak mudah dan ringan. Kenyataannya, memerlukan pengetahuan, keterampilan, kecepatan dan konsentrasi. Pekerjaan ini membutuhkan scholling<\/em> yang cukup lama yang biasanya diberikan oleh perusahaan. Rata-rata dibutuhkan waktu belajar dan magang 3 bulan untuk menjadi seorang penggiling, sedangkan untuk seorang pembatil dibutuhkan waktu kurang lebih 1 \u00bd bulan. Peran seorang penggiling tidak bisa digantikan oleh pembatil, sebaliknya peran pembatil bisa dijalankan oleh penggiling. Ini karena biasanya seorang penggiling adalah bekas seorang pembatil sebelumnya.  <\/p>\n\n\n\n

Meski dalam gambaran di atas banyak sekali bagian pekerjaan yang harus dilakukan dan panjang prosesnya, pada dasarnya pekerjaan itu dilakukan dengan sangat cepat. Menurut catatan, dalam waktu satu jam, rata-rata pasangan penggiling dan pembatil ini menghasilkan sekitar 600 batang kretek.     <\/p>\n\n\n\n

Hal yang menarik, hampir seluruh pekerja penggiling dan pembatil ini adalah kaum perempuan. Salah satu alasannya adalah pekerjaan ini juga membutuhkan kerapian, kecekatan dan ketepatan yang secara stereotipe sering dianggap umumnya bisa dilakukan kalangan perempuan dengan lebih baik.
<\/p>\n","post_title":"Mengintip Sekilas Proses Pembuatan Kretek Tangan di Kota Kretek Kudus","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mengintip-sekilas-proses-pembuatan-kretek-tangan-di-kota-kretek-kudus","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-08 11:27:02","post_modified_gmt":"2019-05-08 04:27:02","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5700","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5693,"post_author":"877","post_date":"2019-05-06 14:14:39","post_date_gmt":"2019-05-06 07:14:39","post_content":"\n

Banyak orang bilang, rokok kretek mengandung zat adiktif, yang membuat penghisapnya sakaw dan ketergantungan. Pada bulan inilah, semua tuduhan mereka terbantahkan. Perokok masih tetap hidup dan tidak kejang-kejang, meski seharian tidak merokok.<\/p>\n\n\n\n

Berpuasa bagi penikmat rokok kretek bukanlah satu halangan. Karena dengan berpuasa, selain kita menghambakan diri kepada Tuhan, juga sebetulnya akan mendapatkan rasa lebih nikmat saat merokok kretek setelah berbuka puasa, contohnya. Tidak akan beda jauh dengan saat makan dan minum setelah satu hari berpuasa. Ketika berbuka rasanya begitu sangat nikmat. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Ketetapan Hukum Rokok dalam Fatwa NU: Mubah (Boleh) <\/a><\/p>\n\n\n\n

Kenikmatan saat berbuka tidak ada tandingannya. Bahkan saking nikmatnya terkadang banyak yang tidak control.  Makan dan minum berlebihan, melebihi kapasitas tampungan perut, sehingga mengakibatkan terlalu kenyang. Dampaknya perut sakit dan seluruh badan juga ikut terasa sakit. Pokoknya badan saat digerrakkan terasa tidak nyaman, dan ada juga yang pingin muntah tapi tidak bisa.       <\/p>\n\n\n\n

Bisa jadi, ketidakkontrolan sebagian orang tersebut karena ada rasa dendam yang berlebihan saat menjalankan puasa. Misalnya, saat puasa, serasa berat menahan haus atau serasa berat menahan lapar, akibat tidak sahur. Begitu buka puasa, mendobel makan dan minum hingga terlalau kenyang. Nah, perbuatan seperti ini, agama melarangnya dan bagi tubuh tidak baik pula. Untuk itu bagi sahabat kretek jauhi perbuatan tersebut. Nikmati kenikmatan yang sewajarnya. Makan dan minum sewajarnya sesuai porsi. Menikmati rokok kretek juga demikian, jangan terlalu kebanyakan karena akan hilang nikmatannya.<\/p>\n\n\n\n

Nikmat, akan terasa jika terjadi saat batas kewajaran atau bahkan saat kekurangan. Contohnya, manusia akan lebih merasakan nikmat di saat awalnya kekurangan kemudian menjadi tambah. Beda dengan awalnya memang sudah tambah, kemudian bertambah lagi, tidak begitu terasa nikmatnya. Kembali ke puasa, satu hari penuh menahan haus dan lapar, di saat berbuka nikmatnya begitu terasa. Berbeda saat makan dan minum di waktu yang bisa dilakukan semaunya (tidak dalam keadaan puasa) rasa nikmatnya biasa.<\/p>\n\n\n\n

Kebiasan Nabi Muhammad kalau tidak sedang berpuasa, ia tidak akan makan sebelum perut betul betul terasa lapar. Ia tidak akan minum sebelum betul betul terasa haus. Ia akan berhenti makan, sebelum kenyang, ia akan berhenti minum sebelum hausnya hilang. Inilah kebiasaan Nabi Muhammad yang seharusnya di tiru sahabat krete. Agar kenikmatan selalu melekat pada kita, saat menikmati rokok kretek. Terlalu banyak merokok kretek dalam batas kewajaran, nikmatnya akan hilang. Karena menikmati rokok kretek bukan sekedar menikmati rasa rokoknya. Lebih dari itu, merokok adalah perbuatan untuk rekreasi dan relaksasi. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Nasehat K.H. Sya\u2019roni dan Pesan Moral R.M.P. Sosrokartono bagi Pemimpin <\/a><\/p>\n\n\n\n

Rekreasi dan relaksasi saat ini sangat dibutuhkan tiap manusia, dengan bermacam-macam cara. Ada yang bertamasya, ada yang kuliner, ada yang putar-putar alias jalan-jalan, ada yang olah raga dan masih banyak macamnya, dan tidak terkecuali aktifitas merokok kretek.<\/p>\n\n\n\n

Merokok kretek sambil minum kopi atau sambil baca buku, koran dan lainnya, bagi sebagian orang menjadi sarana untuk merilekkan tubuh, dari rasa capek seharian bekerja. Begitu juga bagi yang tidak punya uang lebih untuk pergi rekreasi atau pergi tamasya, kuliner, cenderung akan mencari cara yang murah untuk merilekkan tubuhnya. Kalau ia penikmat rokok kretek, bisa dipastikan akan memilih menikmati sebatang dua batang rokok kretek dari pada harus pergi yang membutuhkan biaya besar. Jika  dibanding dengan mengeluarkan uang untuk membeli satu bungkus rokok kretek jauh lebih irit bagi sahabat kretek. <\/p>\n\n\n\n

Sahabat kretek yang sedang berpuasa atau yang sedang relaksasi dan rekreasi, di bulan suci Ramadhan ini, ada waktu-waktu yang nikmat untuk menikmati rokok kretek, yaitu:<\/p>\n\n\n\n

Pertama<\/strong>, setelah berbuka puasa, artinya setelah makan dan minum selesai, kemudian menikmati rokok kretek akan terasa nikmat. Tapi perlu diwaspadai bagi sahabat kretek jangan sampai waktu sholat magribnya hilang. <\/p>\n\n\n\n

Kedua<\/strong>, setelah sholat, baik setelah sholat magrib yang dilaksanakan setelah makan dan minum buka puasa, atau setelah sholat tarawih selesai. Setelah kewajiban kita mentaati agama selesai, serasa hati plong dan disaat itulah sangat nikmat merokok kretek.<\/p>\n\n\n\n

Ketiga<\/strong>, setelah tadarus al-Quran malam hari di masjid atau musholla, sudah menjadi adat setelah sholat tarawih di masjid atau musholla diadakan baca al-Quran bergantian disebut tadarus al-Quran, selesai tadarus \u00a0biasanya ngobrol sebentar sambil menikmati hidangan dari masyarakat dan minuman malah terkadang kopi, disitulah waktu yang nikmat merokok kretek sambil ngobrol, makan dan minum.<\/p>\n\n\n\n

Keempat<\/strong>, setelah sahur, setelah makan sahur juga waktu yang sangat nikmat merokok kretek sambil membawa sisa minuman.<\/p>\n\n\n\n

Kelima<\/strong>, menjelang waktu imsak, waktu yang terakhir boleh makan, minum dan merokok. Waktu yang sangat nikmat merokok kretek karena sebagai pamungkas. Tapi jangan lupa tetap diakhiri minum air putih dan gosok gigi.<\/p>\n\n\n\n

Inilah beberapa waktu yang nikmat untuk menghisap rokok kretek, adapun untuk relaksasi dan rekreasi tergantung waktun yang dibutuhkan. Tentunya di saat bulan suci Ramadhan, hanya diperbolehkan di malam hari sampai batas fajar shodik atau batas imsak. Jangan lupa dimalam hari untuk niat berpuasa dipagi harinya, begitu seterusnya sampai tanggal bulan suci Ramadhan dalam satu bulan selesai. Demikian, selamat menunaikan ibadah puasa di bulan yang penuh berkah, bulan penuh pahala, bulan suci Ramadhan.
<\/p>\n","post_title":"Bulan Ramadhan, Kapan Waktu yang Tepat untuk Menikmati Rokok?","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"bulan-ramadhan-kapan-waktu-yang-tepat-untuk-menikmati-rokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-06 14:14:45","post_modified_gmt":"2019-05-06 07:14:45","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5693","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5674,"post_author":"877","post_date":"2019-05-01 11:24:30","post_date_gmt":"2019-05-01 04:24:30","post_content":"\n

Sehabis shubuh suasana masih agak gelap, namun banyak jalan jalan di kota Kudus sudah ramai dan padat, bahkan terjadi kemacetan di banyak titik. Tidak hanya di jalan raya, jalan kampung pun demikian. Terlihat para wanita, ada yang berseragam batik ada yang tidak.  Ada yang bawa sepeda motor, sepeda ontel, kebanyakan mereka naik mobil rombongan. Bahkan bayak pula mobil yang di tumpangi pakai bak terbuka (pic up). Hampir tiap sudut di kota Kudus terjadi demikian. Baik dari arah barat, arah selatan, arah timur dan dari utara, ramai para wanita. <\/p>\n\n\n\n

Sekilas Tidak pantas bagi kaum hawa ini keluar masih gelap, tapi di Kudus sudah terlihat terbiasa. Mereka pergi dan beraktitifitas saat banyak orang masih melanjutkan istirahatnya. Bangun tidur, mereka harus mealkukan pekerjaan sebagai ibu dan sebagai istri, menyiapkan kebutuhan anak dan suami untuk pagi sampai siang hari. \u00a0Mereka ini tidak lain berangkat bekerja ke pabrik. Mereka ini adalah pewaris budaya atau lebih tepatnya orang yang melestarikan budaya. Budaya masyarakat Indonesia yang berusia lebih dari seratus tahun.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Peran Rokok Kretek Saat Masa Revolusi Fisik di Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

Budaya yang diwariskan oleh H. Djamhari sejak abad 19 yang lalu. Budaya pengetahuan meracik dan mengolah tembakau dengan cengkeh, serta budaya melinting hingga berbentuk kretek. Di tangan para wanita yang terampil inilah, budaya kretek di Kudus tetap lestari. Selain melestarikan budaya membuat kretek, mereka tentunya mendapatkan imbalan yang cukup untuk membantu ekonomi keluarga. <\/p>\n\n\n\n

Di Kudus, menjadi pekerja di pabrik pembuatan kretek menjadi kebanggaan. Banyak kaum hawa saling berebut. Dan tidak sembarang orang bisa masuk harus mempunyai pengalaman membuat kretek, minimal pengetahuan.  Pengalaman dan pengetahuan meracik dan membuat kretek bukanlah hal yang sederhana. Harus melalui tahapan belajar pelan pelan dan sabar. <\/p>\n\n\n\n

Tidak percaya? Silahkan buktikan. Saya pernah melihat sendiri beberapa kali, saat mereka (wanita pembuat kretek) kedatangan tamu, dari mahasiswa sampai pejabat pemerintah lokal dan pusat. Para tamu melihat sendiri ketrampilan para wanita pembuat kretek. Kebanyakan para tamu heran melihat ketrampilan tangan para wanita pekerja pembuat kretek. Karena sangat cepat, bersih dan rapi, seakan-akan seperti mesin. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Industri Rokok Kretek Nasional, Bertahan dalam Rentetan Panjang Krisis Ekonomi<\/a><\/p>\n\n\n\n

Saat berkunjung para tamu dipersilahkan mencoba untuk membuat kretek. Memang kalau dilihat seakan-akan mudah dikerjakan, setelah para tamu mempraktekkan hasilnya nihil alias tidak bisa cepat, bagus dan rapi. Ya hanya jadi serupa lintingan rokok kretek. Ukuran kepadatan isian tembakau dalam bungkus tidak terpenuhi, bentuk konus yang baik juga tidak terpenuhi. Kerapian lintingan dan kecepatan melinting apalagi jauh dari kebiasaan para wanita pembuat kretek. <\/p>\n\n\n\n

Perlu diketahui, selain bahan baku yang baik, ukuran kepadatan dan bentuk rokok kretek sangat mempengaruhi rasa. Semisal isian tembakau kurang padat rasanya hambar, begitu pula terlalu padat maka hisapannya berat. Jelas mempengaruhi kenikmatan rokok kretek. Membuat rokok kretek agar mantap rasanya bukan perkara mudah, harus melalui tahapan-tahapan pembelajaran. Selain itu harus benar-benar tekun dan rajin.   <\/p>\n\n\n\n

Kebanyakan pewaris ketrampilan pembuat rokok kretek di Kudus kaum hawa, dan beragam umurnya, ada yang muda (lulus SMA\/SMK) ada yang sudah usia tua sekitar 50-60an tahun. Pengakuan salah satu wanita sebagai pekerja pembuat kretek di Kudus bernama Haryanti umur 43 tahun warga desa Gondangmanis, ia sangat bangga dapat mewarisi keahlian dan ketrampilan membuat rokok kretek. Keahlian dan ketrampilan orang Kudus. Ia memang dibesarkan di Kudus, tapi asli orang tuanya berasal dari kabupaten Kendal sebelah selatan kota Semarang. Ia belajar membuat rokok kretek sejak lulus dari SMK di Kudus, dari tetangga rumahnya. Awalnya memang sulit, berkat kesabaran akhirnya sekarang lebih dari sekedar bisa. <\/p>\n\n\n\n

Bangganya lagi, berkat keahlian yang ia miliki, menghasilkan nilai ekonomi yang cukup untuk membantu suami. Hingga dapat menyekolahkan tiga anaknya, anak pertama lulus SMA tahun kemarin dan kemudian lolos menjadi TNI, anak kedua sekarang masih SMA dan anak ketiga jenjang SLTP. <\/p>\n\n\n\n

Masuk menjadi pegawai pabrik rokok kretek pun tidaklah mudah, saingannya banyak, ungkap Haryanti. Karena menjadi pegawai pabrik rokok kretek bagi kebanyakan masyarakat Kudus menjadi kebanggaan, selain pendapatannya tetap, juga mendapatkan jaminann sosial, seperti kesehatan dan tunjangan lainnya. Lain itu, kalau di pabrikan besar seperti Djarum, saat usia senja dan dirumahkan mendapat pesangon yang lebih dari cukup, ungkap Haryanti lagi. Ia juga menceritakan, ada tetangganya yang sudah usia lanjut dan tidak lagi bekerja, mendapatkan pesangon yang cukup untuk modal membuat warung klontong dirumah.<\/p>\n\n\n\n

Kesaksian Haryanti, sebagai pewaris keahlian membuat kretek salah satu bukti bahwa membuat rokok kretek bukan perkara mudah, perlu proses transformasi ilmu dari ahlinya. Selain itu, mempunyai keahlian membuat rokok kretek menjadi kebanggaan tersendiri, sebagai pemegang tongkat warisan dan juga mempunyai nilai ekonomi yang cukup untuk keluarga. Kebanyakan yang mewarisi adalah kaum perempuan, yang setiap hari pekerjaannya bergelut dengan tembakau, cengkeh dan rokok kretek. Dan yang terpenting menjadi pewaris membuat rokok kretek<\/a> dan menjadi pegawai pabrik rokok kretek masih menjadi kebanggan kebanyakan masyarakat kecil di kota Kudus. \u00a0
<\/p>\n","post_title":"Perempuan-perempuan Kudus Pewaris Keterampilan Membuat Kretek","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perempuan-perempuan-kudus-pewaris-keterampilan-membuat-kretek","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-01 11:24:38","post_modified_gmt":"2019-05-01 04:24:38","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":18},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Kemudian yang kedua adalah kertas pembalut (papir) yang khas. Setidaknya empat hal harus dipertimbangkan dalam pemilihan kertas untuk kretek tangan ini yaitu:<\/p>\n\n\n\n

1. <\/strong>porosity<\/strong><\/em> atau pori-pori-nya yang berstruktur <\/strong>verge<\/strong><\/em> (cincin). Kertas ini dipilih karena sesuai dengan pilihan jenis tembakau agar mendapat <\/strong>burning rate<\/strong><\/em> yang tepat. Jadi antara kertas dan tembakau terbakar secara bersamaan dan seimbang. <\/strong><\/p>\n\n\n\n

2. <\/strong>Opacity<\/strong><\/em> atau tingkat warna putih kertas, yang bertujuan semata-mata untuk tampilan. <\/strong><\/p>\n\n\n\n

Lem kertas yang digunakan adalah lem yang terbuat dari tepung tapioka atau tepung kanji terbuat dari sari ketela. Cara pembuatannya tepung tapioka digodok dan dicampur dengan air diaduk hingga rata.  <\/p>\n\n\n\n

Demikian proses pembuatan kretek tangan. Kesannya setiap bagian pekerjaan ini tampak mudah dan ringan. Kenyataannya, memerlukan pengetahuan, keterampilan, kecepatan dan konsentrasi. Pekerjaan ini membutuhkan scholling<\/em> yang cukup lama yang biasanya diberikan oleh perusahaan. Rata-rata dibutuhkan waktu belajar dan magang 3 bulan untuk menjadi seorang penggiling, sedangkan untuk seorang pembatil dibutuhkan waktu kurang lebih 1 \u00bd bulan. Peran seorang penggiling tidak bisa digantikan oleh pembatil, sebaliknya peran pembatil bisa dijalankan oleh penggiling. Ini karena biasanya seorang penggiling adalah bekas seorang pembatil sebelumnya.  <\/p>\n\n\n\n

Meski dalam gambaran di atas banyak sekali bagian pekerjaan yang harus dilakukan dan panjang prosesnya, pada dasarnya pekerjaan itu dilakukan dengan sangat cepat. Menurut catatan, dalam waktu satu jam, rata-rata pasangan penggiling dan pembatil ini menghasilkan sekitar 600 batang kretek.     <\/p>\n\n\n\n

Hal yang menarik, hampir seluruh pekerja penggiling dan pembatil ini adalah kaum perempuan. Salah satu alasannya adalah pekerjaan ini juga membutuhkan kerapian, kecekatan dan ketepatan yang secara stereotipe sering dianggap umumnya bisa dilakukan kalangan perempuan dengan lebih baik.
<\/p>\n","post_title":"Mengintip Sekilas Proses Pembuatan Kretek Tangan di Kota Kretek Kudus","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mengintip-sekilas-proses-pembuatan-kretek-tangan-di-kota-kretek-kudus","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-08 11:27:02","post_modified_gmt":"2019-05-08 04:27:02","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5700","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5693,"post_author":"877","post_date":"2019-05-06 14:14:39","post_date_gmt":"2019-05-06 07:14:39","post_content":"\n

Banyak orang bilang, rokok kretek mengandung zat adiktif, yang membuat penghisapnya sakaw dan ketergantungan. Pada bulan inilah, semua tuduhan mereka terbantahkan. Perokok masih tetap hidup dan tidak kejang-kejang, meski seharian tidak merokok.<\/p>\n\n\n\n

Berpuasa bagi penikmat rokok kretek bukanlah satu halangan. Karena dengan berpuasa, selain kita menghambakan diri kepada Tuhan, juga sebetulnya akan mendapatkan rasa lebih nikmat saat merokok kretek setelah berbuka puasa, contohnya. Tidak akan beda jauh dengan saat makan dan minum setelah satu hari berpuasa. Ketika berbuka rasanya begitu sangat nikmat. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Ketetapan Hukum Rokok dalam Fatwa NU: Mubah (Boleh) <\/a><\/p>\n\n\n\n

Kenikmatan saat berbuka tidak ada tandingannya. Bahkan saking nikmatnya terkadang banyak yang tidak control.  Makan dan minum berlebihan, melebihi kapasitas tampungan perut, sehingga mengakibatkan terlalu kenyang. Dampaknya perut sakit dan seluruh badan juga ikut terasa sakit. Pokoknya badan saat digerrakkan terasa tidak nyaman, dan ada juga yang pingin muntah tapi tidak bisa.       <\/p>\n\n\n\n

Bisa jadi, ketidakkontrolan sebagian orang tersebut karena ada rasa dendam yang berlebihan saat menjalankan puasa. Misalnya, saat puasa, serasa berat menahan haus atau serasa berat menahan lapar, akibat tidak sahur. Begitu buka puasa, mendobel makan dan minum hingga terlalau kenyang. Nah, perbuatan seperti ini, agama melarangnya dan bagi tubuh tidak baik pula. Untuk itu bagi sahabat kretek jauhi perbuatan tersebut. Nikmati kenikmatan yang sewajarnya. Makan dan minum sewajarnya sesuai porsi. Menikmati rokok kretek juga demikian, jangan terlalu kebanyakan karena akan hilang nikmatannya.<\/p>\n\n\n\n

Nikmat, akan terasa jika terjadi saat batas kewajaran atau bahkan saat kekurangan. Contohnya, manusia akan lebih merasakan nikmat di saat awalnya kekurangan kemudian menjadi tambah. Beda dengan awalnya memang sudah tambah, kemudian bertambah lagi, tidak begitu terasa nikmatnya. Kembali ke puasa, satu hari penuh menahan haus dan lapar, di saat berbuka nikmatnya begitu terasa. Berbeda saat makan dan minum di waktu yang bisa dilakukan semaunya (tidak dalam keadaan puasa) rasa nikmatnya biasa.<\/p>\n\n\n\n

Kebiasan Nabi Muhammad kalau tidak sedang berpuasa, ia tidak akan makan sebelum perut betul betul terasa lapar. Ia tidak akan minum sebelum betul betul terasa haus. Ia akan berhenti makan, sebelum kenyang, ia akan berhenti minum sebelum hausnya hilang. Inilah kebiasaan Nabi Muhammad yang seharusnya di tiru sahabat krete. Agar kenikmatan selalu melekat pada kita, saat menikmati rokok kretek. Terlalu banyak merokok kretek dalam batas kewajaran, nikmatnya akan hilang. Karena menikmati rokok kretek bukan sekedar menikmati rasa rokoknya. Lebih dari itu, merokok adalah perbuatan untuk rekreasi dan relaksasi. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Nasehat K.H. Sya\u2019roni dan Pesan Moral R.M.P. Sosrokartono bagi Pemimpin <\/a><\/p>\n\n\n\n

Rekreasi dan relaksasi saat ini sangat dibutuhkan tiap manusia, dengan bermacam-macam cara. Ada yang bertamasya, ada yang kuliner, ada yang putar-putar alias jalan-jalan, ada yang olah raga dan masih banyak macamnya, dan tidak terkecuali aktifitas merokok kretek.<\/p>\n\n\n\n

Merokok kretek sambil minum kopi atau sambil baca buku, koran dan lainnya, bagi sebagian orang menjadi sarana untuk merilekkan tubuh, dari rasa capek seharian bekerja. Begitu juga bagi yang tidak punya uang lebih untuk pergi rekreasi atau pergi tamasya, kuliner, cenderung akan mencari cara yang murah untuk merilekkan tubuhnya. Kalau ia penikmat rokok kretek, bisa dipastikan akan memilih menikmati sebatang dua batang rokok kretek dari pada harus pergi yang membutuhkan biaya besar. Jika  dibanding dengan mengeluarkan uang untuk membeli satu bungkus rokok kretek jauh lebih irit bagi sahabat kretek. <\/p>\n\n\n\n

Sahabat kretek yang sedang berpuasa atau yang sedang relaksasi dan rekreasi, di bulan suci Ramadhan ini, ada waktu-waktu yang nikmat untuk menikmati rokok kretek, yaitu:<\/p>\n\n\n\n

Pertama<\/strong>, setelah berbuka puasa, artinya setelah makan dan minum selesai, kemudian menikmati rokok kretek akan terasa nikmat. Tapi perlu diwaspadai bagi sahabat kretek jangan sampai waktu sholat magribnya hilang. <\/p>\n\n\n\n

Kedua<\/strong>, setelah sholat, baik setelah sholat magrib yang dilaksanakan setelah makan dan minum buka puasa, atau setelah sholat tarawih selesai. Setelah kewajiban kita mentaati agama selesai, serasa hati plong dan disaat itulah sangat nikmat merokok kretek.<\/p>\n\n\n\n

Ketiga<\/strong>, setelah tadarus al-Quran malam hari di masjid atau musholla, sudah menjadi adat setelah sholat tarawih di masjid atau musholla diadakan baca al-Quran bergantian disebut tadarus al-Quran, selesai tadarus \u00a0biasanya ngobrol sebentar sambil menikmati hidangan dari masyarakat dan minuman malah terkadang kopi, disitulah waktu yang nikmat merokok kretek sambil ngobrol, makan dan minum.<\/p>\n\n\n\n

Keempat<\/strong>, setelah sahur, setelah makan sahur juga waktu yang sangat nikmat merokok kretek sambil membawa sisa minuman.<\/p>\n\n\n\n

Kelima<\/strong>, menjelang waktu imsak, waktu yang terakhir boleh makan, minum dan merokok. Waktu yang sangat nikmat merokok kretek karena sebagai pamungkas. Tapi jangan lupa tetap diakhiri minum air putih dan gosok gigi.<\/p>\n\n\n\n

Inilah beberapa waktu yang nikmat untuk menghisap rokok kretek, adapun untuk relaksasi dan rekreasi tergantung waktun yang dibutuhkan. Tentunya di saat bulan suci Ramadhan, hanya diperbolehkan di malam hari sampai batas fajar shodik atau batas imsak. Jangan lupa dimalam hari untuk niat berpuasa dipagi harinya, begitu seterusnya sampai tanggal bulan suci Ramadhan dalam satu bulan selesai. Demikian, selamat menunaikan ibadah puasa di bulan yang penuh berkah, bulan penuh pahala, bulan suci Ramadhan.
<\/p>\n","post_title":"Bulan Ramadhan, Kapan Waktu yang Tepat untuk Menikmati Rokok?","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"bulan-ramadhan-kapan-waktu-yang-tepat-untuk-menikmati-rokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-06 14:14:45","post_modified_gmt":"2019-05-06 07:14:45","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5693","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5674,"post_author":"877","post_date":"2019-05-01 11:24:30","post_date_gmt":"2019-05-01 04:24:30","post_content":"\n

Sehabis shubuh suasana masih agak gelap, namun banyak jalan jalan di kota Kudus sudah ramai dan padat, bahkan terjadi kemacetan di banyak titik. Tidak hanya di jalan raya, jalan kampung pun demikian. Terlihat para wanita, ada yang berseragam batik ada yang tidak.  Ada yang bawa sepeda motor, sepeda ontel, kebanyakan mereka naik mobil rombongan. Bahkan bayak pula mobil yang di tumpangi pakai bak terbuka (pic up). Hampir tiap sudut di kota Kudus terjadi demikian. Baik dari arah barat, arah selatan, arah timur dan dari utara, ramai para wanita. <\/p>\n\n\n\n

Sekilas Tidak pantas bagi kaum hawa ini keluar masih gelap, tapi di Kudus sudah terlihat terbiasa. Mereka pergi dan beraktitifitas saat banyak orang masih melanjutkan istirahatnya. Bangun tidur, mereka harus mealkukan pekerjaan sebagai ibu dan sebagai istri, menyiapkan kebutuhan anak dan suami untuk pagi sampai siang hari. \u00a0Mereka ini tidak lain berangkat bekerja ke pabrik. Mereka ini adalah pewaris budaya atau lebih tepatnya orang yang melestarikan budaya. Budaya masyarakat Indonesia yang berusia lebih dari seratus tahun.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Peran Rokok Kretek Saat Masa Revolusi Fisik di Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

Budaya yang diwariskan oleh H. Djamhari sejak abad 19 yang lalu. Budaya pengetahuan meracik dan mengolah tembakau dengan cengkeh, serta budaya melinting hingga berbentuk kretek. Di tangan para wanita yang terampil inilah, budaya kretek di Kudus tetap lestari. Selain melestarikan budaya membuat kretek, mereka tentunya mendapatkan imbalan yang cukup untuk membantu ekonomi keluarga. <\/p>\n\n\n\n

Di Kudus, menjadi pekerja di pabrik pembuatan kretek menjadi kebanggaan. Banyak kaum hawa saling berebut. Dan tidak sembarang orang bisa masuk harus mempunyai pengalaman membuat kretek, minimal pengetahuan.  Pengalaman dan pengetahuan meracik dan membuat kretek bukanlah hal yang sederhana. Harus melalui tahapan belajar pelan pelan dan sabar. <\/p>\n\n\n\n

Tidak percaya? Silahkan buktikan. Saya pernah melihat sendiri beberapa kali, saat mereka (wanita pembuat kretek) kedatangan tamu, dari mahasiswa sampai pejabat pemerintah lokal dan pusat. Para tamu melihat sendiri ketrampilan para wanita pembuat kretek. Kebanyakan para tamu heran melihat ketrampilan tangan para wanita pekerja pembuat kretek. Karena sangat cepat, bersih dan rapi, seakan-akan seperti mesin. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Industri Rokok Kretek Nasional, Bertahan dalam Rentetan Panjang Krisis Ekonomi<\/a><\/p>\n\n\n\n

Saat berkunjung para tamu dipersilahkan mencoba untuk membuat kretek. Memang kalau dilihat seakan-akan mudah dikerjakan, setelah para tamu mempraktekkan hasilnya nihil alias tidak bisa cepat, bagus dan rapi. Ya hanya jadi serupa lintingan rokok kretek. Ukuran kepadatan isian tembakau dalam bungkus tidak terpenuhi, bentuk konus yang baik juga tidak terpenuhi. Kerapian lintingan dan kecepatan melinting apalagi jauh dari kebiasaan para wanita pembuat kretek. <\/p>\n\n\n\n

Perlu diketahui, selain bahan baku yang baik, ukuran kepadatan dan bentuk rokok kretek sangat mempengaruhi rasa. Semisal isian tembakau kurang padat rasanya hambar, begitu pula terlalu padat maka hisapannya berat. Jelas mempengaruhi kenikmatan rokok kretek. Membuat rokok kretek agar mantap rasanya bukan perkara mudah, harus melalui tahapan-tahapan pembelajaran. Selain itu harus benar-benar tekun dan rajin.   <\/p>\n\n\n\n

Kebanyakan pewaris ketrampilan pembuat rokok kretek di Kudus kaum hawa, dan beragam umurnya, ada yang muda (lulus SMA\/SMK) ada yang sudah usia tua sekitar 50-60an tahun. Pengakuan salah satu wanita sebagai pekerja pembuat kretek di Kudus bernama Haryanti umur 43 tahun warga desa Gondangmanis, ia sangat bangga dapat mewarisi keahlian dan ketrampilan membuat rokok kretek. Keahlian dan ketrampilan orang Kudus. Ia memang dibesarkan di Kudus, tapi asli orang tuanya berasal dari kabupaten Kendal sebelah selatan kota Semarang. Ia belajar membuat rokok kretek sejak lulus dari SMK di Kudus, dari tetangga rumahnya. Awalnya memang sulit, berkat kesabaran akhirnya sekarang lebih dari sekedar bisa. <\/p>\n\n\n\n

Bangganya lagi, berkat keahlian yang ia miliki, menghasilkan nilai ekonomi yang cukup untuk membantu suami. Hingga dapat menyekolahkan tiga anaknya, anak pertama lulus SMA tahun kemarin dan kemudian lolos menjadi TNI, anak kedua sekarang masih SMA dan anak ketiga jenjang SLTP. <\/p>\n\n\n\n

Masuk menjadi pegawai pabrik rokok kretek pun tidaklah mudah, saingannya banyak, ungkap Haryanti. Karena menjadi pegawai pabrik rokok kretek bagi kebanyakan masyarakat Kudus menjadi kebanggaan, selain pendapatannya tetap, juga mendapatkan jaminann sosial, seperti kesehatan dan tunjangan lainnya. Lain itu, kalau di pabrikan besar seperti Djarum, saat usia senja dan dirumahkan mendapat pesangon yang lebih dari cukup, ungkap Haryanti lagi. Ia juga menceritakan, ada tetangganya yang sudah usia lanjut dan tidak lagi bekerja, mendapatkan pesangon yang cukup untuk modal membuat warung klontong dirumah.<\/p>\n\n\n\n

Kesaksian Haryanti, sebagai pewaris keahlian membuat kretek salah satu bukti bahwa membuat rokok kretek bukan perkara mudah, perlu proses transformasi ilmu dari ahlinya. Selain itu, mempunyai keahlian membuat rokok kretek menjadi kebanggaan tersendiri, sebagai pemegang tongkat warisan dan juga mempunyai nilai ekonomi yang cukup untuk keluarga. Kebanyakan yang mewarisi adalah kaum perempuan, yang setiap hari pekerjaannya bergelut dengan tembakau, cengkeh dan rokok kretek. Dan yang terpenting menjadi pewaris membuat rokok kretek<\/a> dan menjadi pegawai pabrik rokok kretek masih menjadi kebanggan kebanyakan masyarakat kecil di kota Kudus. \u00a0
<\/p>\n","post_title":"Perempuan-perempuan Kudus Pewaris Keterampilan Membuat Kretek","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perempuan-perempuan-kudus-pewaris-keterampilan-membuat-kretek","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-01 11:24:38","post_modified_gmt":"2019-05-01 04:24:38","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":18},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Bahan utama kretek tangan adalah tembakau yang dicampur dengan cengkeh dan berbagai perisa (terbuat dari rasa buah-buahan). Tembakau ini dipillih dan dipilah oleh para grader dan diolah sebagai bahan kretek. Proses pemlihan dan pemilahan ini dilakukan secara manual di mana kemampuan ini terbentuk dari bakat, pengetahuan, feeling, dan pengalaman yang panjang. Hal , dan Komposisi ini membuat kretek menjadi khas Indonesia dan tidak ditemukan di negara lain. <\/p>\n\n\n\n

Kemudian yang kedua adalah kertas pembalut (papir) yang khas. Setidaknya empat hal harus dipertimbangkan dalam pemilihan kertas untuk kretek tangan ini yaitu:<\/p>\n\n\n\n

1. <\/strong>porosity<\/strong><\/em> atau pori-pori-nya yang berstruktur <\/strong>verge<\/strong><\/em> (cincin). Kertas ini dipilih karena sesuai dengan pilihan jenis tembakau agar mendapat <\/strong>burning rate<\/strong><\/em> yang tepat. Jadi antara kertas dan tembakau terbakar secara bersamaan dan seimbang. <\/strong><\/p>\n\n\n\n

2. <\/strong>Opacity<\/strong><\/em> atau tingkat warna putih kertas, yang bertujuan semata-mata untuk tampilan. <\/strong><\/p>\n\n\n\n

Lem kertas yang digunakan adalah lem yang terbuat dari tepung tapioka atau tepung kanji terbuat dari sari ketela. Cara pembuatannya tepung tapioka digodok dan dicampur dengan air diaduk hingga rata.  <\/p>\n\n\n\n

Demikian proses pembuatan kretek tangan. Kesannya setiap bagian pekerjaan ini tampak mudah dan ringan. Kenyataannya, memerlukan pengetahuan, keterampilan, kecepatan dan konsentrasi. Pekerjaan ini membutuhkan scholling<\/em> yang cukup lama yang biasanya diberikan oleh perusahaan. Rata-rata dibutuhkan waktu belajar dan magang 3 bulan untuk menjadi seorang penggiling, sedangkan untuk seorang pembatil dibutuhkan waktu kurang lebih 1 \u00bd bulan. Peran seorang penggiling tidak bisa digantikan oleh pembatil, sebaliknya peran pembatil bisa dijalankan oleh penggiling. Ini karena biasanya seorang penggiling adalah bekas seorang pembatil sebelumnya.  <\/p>\n\n\n\n

Meski dalam gambaran di atas banyak sekali bagian pekerjaan yang harus dilakukan dan panjang prosesnya, pada dasarnya pekerjaan itu dilakukan dengan sangat cepat. Menurut catatan, dalam waktu satu jam, rata-rata pasangan penggiling dan pembatil ini menghasilkan sekitar 600 batang kretek.     <\/p>\n\n\n\n

Hal yang menarik, hampir seluruh pekerja penggiling dan pembatil ini adalah kaum perempuan. Salah satu alasannya adalah pekerjaan ini juga membutuhkan kerapian, kecekatan dan ketepatan yang secara stereotipe sering dianggap umumnya bisa dilakukan kalangan perempuan dengan lebih baik.
<\/p>\n","post_title":"Mengintip Sekilas Proses Pembuatan Kretek Tangan di Kota Kretek Kudus","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mengintip-sekilas-proses-pembuatan-kretek-tangan-di-kota-kretek-kudus","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-08 11:27:02","post_modified_gmt":"2019-05-08 04:27:02","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5700","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5693,"post_author":"877","post_date":"2019-05-06 14:14:39","post_date_gmt":"2019-05-06 07:14:39","post_content":"\n

Banyak orang bilang, rokok kretek mengandung zat adiktif, yang membuat penghisapnya sakaw dan ketergantungan. Pada bulan inilah, semua tuduhan mereka terbantahkan. Perokok masih tetap hidup dan tidak kejang-kejang, meski seharian tidak merokok.<\/p>\n\n\n\n

Berpuasa bagi penikmat rokok kretek bukanlah satu halangan. Karena dengan berpuasa, selain kita menghambakan diri kepada Tuhan, juga sebetulnya akan mendapatkan rasa lebih nikmat saat merokok kretek setelah berbuka puasa, contohnya. Tidak akan beda jauh dengan saat makan dan minum setelah satu hari berpuasa. Ketika berbuka rasanya begitu sangat nikmat. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Ketetapan Hukum Rokok dalam Fatwa NU: Mubah (Boleh) <\/a><\/p>\n\n\n\n

Kenikmatan saat berbuka tidak ada tandingannya. Bahkan saking nikmatnya terkadang banyak yang tidak control.  Makan dan minum berlebihan, melebihi kapasitas tampungan perut, sehingga mengakibatkan terlalu kenyang. Dampaknya perut sakit dan seluruh badan juga ikut terasa sakit. Pokoknya badan saat digerrakkan terasa tidak nyaman, dan ada juga yang pingin muntah tapi tidak bisa.       <\/p>\n\n\n\n

Bisa jadi, ketidakkontrolan sebagian orang tersebut karena ada rasa dendam yang berlebihan saat menjalankan puasa. Misalnya, saat puasa, serasa berat menahan haus atau serasa berat menahan lapar, akibat tidak sahur. Begitu buka puasa, mendobel makan dan minum hingga terlalau kenyang. Nah, perbuatan seperti ini, agama melarangnya dan bagi tubuh tidak baik pula. Untuk itu bagi sahabat kretek jauhi perbuatan tersebut. Nikmati kenikmatan yang sewajarnya. Makan dan minum sewajarnya sesuai porsi. Menikmati rokok kretek juga demikian, jangan terlalu kebanyakan karena akan hilang nikmatannya.<\/p>\n\n\n\n

Nikmat, akan terasa jika terjadi saat batas kewajaran atau bahkan saat kekurangan. Contohnya, manusia akan lebih merasakan nikmat di saat awalnya kekurangan kemudian menjadi tambah. Beda dengan awalnya memang sudah tambah, kemudian bertambah lagi, tidak begitu terasa nikmatnya. Kembali ke puasa, satu hari penuh menahan haus dan lapar, di saat berbuka nikmatnya begitu terasa. Berbeda saat makan dan minum di waktu yang bisa dilakukan semaunya (tidak dalam keadaan puasa) rasa nikmatnya biasa.<\/p>\n\n\n\n

Kebiasan Nabi Muhammad kalau tidak sedang berpuasa, ia tidak akan makan sebelum perut betul betul terasa lapar. Ia tidak akan minum sebelum betul betul terasa haus. Ia akan berhenti makan, sebelum kenyang, ia akan berhenti minum sebelum hausnya hilang. Inilah kebiasaan Nabi Muhammad yang seharusnya di tiru sahabat krete. Agar kenikmatan selalu melekat pada kita, saat menikmati rokok kretek. Terlalu banyak merokok kretek dalam batas kewajaran, nikmatnya akan hilang. Karena menikmati rokok kretek bukan sekedar menikmati rasa rokoknya. Lebih dari itu, merokok adalah perbuatan untuk rekreasi dan relaksasi. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Nasehat K.H. Sya\u2019roni dan Pesan Moral R.M.P. Sosrokartono bagi Pemimpin <\/a><\/p>\n\n\n\n

Rekreasi dan relaksasi saat ini sangat dibutuhkan tiap manusia, dengan bermacam-macam cara. Ada yang bertamasya, ada yang kuliner, ada yang putar-putar alias jalan-jalan, ada yang olah raga dan masih banyak macamnya, dan tidak terkecuali aktifitas merokok kretek.<\/p>\n\n\n\n

Merokok kretek sambil minum kopi atau sambil baca buku, koran dan lainnya, bagi sebagian orang menjadi sarana untuk merilekkan tubuh, dari rasa capek seharian bekerja. Begitu juga bagi yang tidak punya uang lebih untuk pergi rekreasi atau pergi tamasya, kuliner, cenderung akan mencari cara yang murah untuk merilekkan tubuhnya. Kalau ia penikmat rokok kretek, bisa dipastikan akan memilih menikmati sebatang dua batang rokok kretek dari pada harus pergi yang membutuhkan biaya besar. Jika  dibanding dengan mengeluarkan uang untuk membeli satu bungkus rokok kretek jauh lebih irit bagi sahabat kretek. <\/p>\n\n\n\n

Sahabat kretek yang sedang berpuasa atau yang sedang relaksasi dan rekreasi, di bulan suci Ramadhan ini, ada waktu-waktu yang nikmat untuk menikmati rokok kretek, yaitu:<\/p>\n\n\n\n

Pertama<\/strong>, setelah berbuka puasa, artinya setelah makan dan minum selesai, kemudian menikmati rokok kretek akan terasa nikmat. Tapi perlu diwaspadai bagi sahabat kretek jangan sampai waktu sholat magribnya hilang. <\/p>\n\n\n\n

Kedua<\/strong>, setelah sholat, baik setelah sholat magrib yang dilaksanakan setelah makan dan minum buka puasa, atau setelah sholat tarawih selesai. Setelah kewajiban kita mentaati agama selesai, serasa hati plong dan disaat itulah sangat nikmat merokok kretek.<\/p>\n\n\n\n

Ketiga<\/strong>, setelah tadarus al-Quran malam hari di masjid atau musholla, sudah menjadi adat setelah sholat tarawih di masjid atau musholla diadakan baca al-Quran bergantian disebut tadarus al-Quran, selesai tadarus \u00a0biasanya ngobrol sebentar sambil menikmati hidangan dari masyarakat dan minuman malah terkadang kopi, disitulah waktu yang nikmat merokok kretek sambil ngobrol, makan dan minum.<\/p>\n\n\n\n

Keempat<\/strong>, setelah sahur, setelah makan sahur juga waktu yang sangat nikmat merokok kretek sambil membawa sisa minuman.<\/p>\n\n\n\n

Kelima<\/strong>, menjelang waktu imsak, waktu yang terakhir boleh makan, minum dan merokok. Waktu yang sangat nikmat merokok kretek karena sebagai pamungkas. Tapi jangan lupa tetap diakhiri minum air putih dan gosok gigi.<\/p>\n\n\n\n

Inilah beberapa waktu yang nikmat untuk menghisap rokok kretek, adapun untuk relaksasi dan rekreasi tergantung waktun yang dibutuhkan. Tentunya di saat bulan suci Ramadhan, hanya diperbolehkan di malam hari sampai batas fajar shodik atau batas imsak. Jangan lupa dimalam hari untuk niat berpuasa dipagi harinya, begitu seterusnya sampai tanggal bulan suci Ramadhan dalam satu bulan selesai. Demikian, selamat menunaikan ibadah puasa di bulan yang penuh berkah, bulan penuh pahala, bulan suci Ramadhan.
<\/p>\n","post_title":"Bulan Ramadhan, Kapan Waktu yang Tepat untuk Menikmati Rokok?","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"bulan-ramadhan-kapan-waktu-yang-tepat-untuk-menikmati-rokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-06 14:14:45","post_modified_gmt":"2019-05-06 07:14:45","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5693","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5674,"post_author":"877","post_date":"2019-05-01 11:24:30","post_date_gmt":"2019-05-01 04:24:30","post_content":"\n

Sehabis shubuh suasana masih agak gelap, namun banyak jalan jalan di kota Kudus sudah ramai dan padat, bahkan terjadi kemacetan di banyak titik. Tidak hanya di jalan raya, jalan kampung pun demikian. Terlihat para wanita, ada yang berseragam batik ada yang tidak.  Ada yang bawa sepeda motor, sepeda ontel, kebanyakan mereka naik mobil rombongan. Bahkan bayak pula mobil yang di tumpangi pakai bak terbuka (pic up). Hampir tiap sudut di kota Kudus terjadi demikian. Baik dari arah barat, arah selatan, arah timur dan dari utara, ramai para wanita. <\/p>\n\n\n\n

Sekilas Tidak pantas bagi kaum hawa ini keluar masih gelap, tapi di Kudus sudah terlihat terbiasa. Mereka pergi dan beraktitifitas saat banyak orang masih melanjutkan istirahatnya. Bangun tidur, mereka harus mealkukan pekerjaan sebagai ibu dan sebagai istri, menyiapkan kebutuhan anak dan suami untuk pagi sampai siang hari. \u00a0Mereka ini tidak lain berangkat bekerja ke pabrik. Mereka ini adalah pewaris budaya atau lebih tepatnya orang yang melestarikan budaya. Budaya masyarakat Indonesia yang berusia lebih dari seratus tahun.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Peran Rokok Kretek Saat Masa Revolusi Fisik di Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

Budaya yang diwariskan oleh H. Djamhari sejak abad 19 yang lalu. Budaya pengetahuan meracik dan mengolah tembakau dengan cengkeh, serta budaya melinting hingga berbentuk kretek. Di tangan para wanita yang terampil inilah, budaya kretek di Kudus tetap lestari. Selain melestarikan budaya membuat kretek, mereka tentunya mendapatkan imbalan yang cukup untuk membantu ekonomi keluarga. <\/p>\n\n\n\n

Di Kudus, menjadi pekerja di pabrik pembuatan kretek menjadi kebanggaan. Banyak kaum hawa saling berebut. Dan tidak sembarang orang bisa masuk harus mempunyai pengalaman membuat kretek, minimal pengetahuan.  Pengalaman dan pengetahuan meracik dan membuat kretek bukanlah hal yang sederhana. Harus melalui tahapan belajar pelan pelan dan sabar. <\/p>\n\n\n\n

Tidak percaya? Silahkan buktikan. Saya pernah melihat sendiri beberapa kali, saat mereka (wanita pembuat kretek) kedatangan tamu, dari mahasiswa sampai pejabat pemerintah lokal dan pusat. Para tamu melihat sendiri ketrampilan para wanita pembuat kretek. Kebanyakan para tamu heran melihat ketrampilan tangan para wanita pekerja pembuat kretek. Karena sangat cepat, bersih dan rapi, seakan-akan seperti mesin. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Industri Rokok Kretek Nasional, Bertahan dalam Rentetan Panjang Krisis Ekonomi<\/a><\/p>\n\n\n\n

Saat berkunjung para tamu dipersilahkan mencoba untuk membuat kretek. Memang kalau dilihat seakan-akan mudah dikerjakan, setelah para tamu mempraktekkan hasilnya nihil alias tidak bisa cepat, bagus dan rapi. Ya hanya jadi serupa lintingan rokok kretek. Ukuran kepadatan isian tembakau dalam bungkus tidak terpenuhi, bentuk konus yang baik juga tidak terpenuhi. Kerapian lintingan dan kecepatan melinting apalagi jauh dari kebiasaan para wanita pembuat kretek. <\/p>\n\n\n\n

Perlu diketahui, selain bahan baku yang baik, ukuran kepadatan dan bentuk rokok kretek sangat mempengaruhi rasa. Semisal isian tembakau kurang padat rasanya hambar, begitu pula terlalu padat maka hisapannya berat. Jelas mempengaruhi kenikmatan rokok kretek. Membuat rokok kretek agar mantap rasanya bukan perkara mudah, harus melalui tahapan-tahapan pembelajaran. Selain itu harus benar-benar tekun dan rajin.   <\/p>\n\n\n\n

Kebanyakan pewaris ketrampilan pembuat rokok kretek di Kudus kaum hawa, dan beragam umurnya, ada yang muda (lulus SMA\/SMK) ada yang sudah usia tua sekitar 50-60an tahun. Pengakuan salah satu wanita sebagai pekerja pembuat kretek di Kudus bernama Haryanti umur 43 tahun warga desa Gondangmanis, ia sangat bangga dapat mewarisi keahlian dan ketrampilan membuat rokok kretek. Keahlian dan ketrampilan orang Kudus. Ia memang dibesarkan di Kudus, tapi asli orang tuanya berasal dari kabupaten Kendal sebelah selatan kota Semarang. Ia belajar membuat rokok kretek sejak lulus dari SMK di Kudus, dari tetangga rumahnya. Awalnya memang sulit, berkat kesabaran akhirnya sekarang lebih dari sekedar bisa. <\/p>\n\n\n\n

Bangganya lagi, berkat keahlian yang ia miliki, menghasilkan nilai ekonomi yang cukup untuk membantu suami. Hingga dapat menyekolahkan tiga anaknya, anak pertama lulus SMA tahun kemarin dan kemudian lolos menjadi TNI, anak kedua sekarang masih SMA dan anak ketiga jenjang SLTP. <\/p>\n\n\n\n

Masuk menjadi pegawai pabrik rokok kretek pun tidaklah mudah, saingannya banyak, ungkap Haryanti. Karena menjadi pegawai pabrik rokok kretek bagi kebanyakan masyarakat Kudus menjadi kebanggaan, selain pendapatannya tetap, juga mendapatkan jaminann sosial, seperti kesehatan dan tunjangan lainnya. Lain itu, kalau di pabrikan besar seperti Djarum, saat usia senja dan dirumahkan mendapat pesangon yang lebih dari cukup, ungkap Haryanti lagi. Ia juga menceritakan, ada tetangganya yang sudah usia lanjut dan tidak lagi bekerja, mendapatkan pesangon yang cukup untuk modal membuat warung klontong dirumah.<\/p>\n\n\n\n

Kesaksian Haryanti, sebagai pewaris keahlian membuat kretek salah satu bukti bahwa membuat rokok kretek bukan perkara mudah, perlu proses transformasi ilmu dari ahlinya. Selain itu, mempunyai keahlian membuat rokok kretek menjadi kebanggaan tersendiri, sebagai pemegang tongkat warisan dan juga mempunyai nilai ekonomi yang cukup untuk keluarga. Kebanyakan yang mewarisi adalah kaum perempuan, yang setiap hari pekerjaannya bergelut dengan tembakau, cengkeh dan rokok kretek. Dan yang terpenting menjadi pewaris membuat rokok kretek<\/a> dan menjadi pegawai pabrik rokok kretek masih menjadi kebanggan kebanyakan masyarakat kecil di kota Kudus. \u00a0
<\/p>\n","post_title":"Perempuan-perempuan Kudus Pewaris Keterampilan Membuat Kretek","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perempuan-perempuan-kudus-pewaris-keterampilan-membuat-kretek","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-01 11:24:38","post_modified_gmt":"2019-05-01 04:24:38","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":18},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Alat penggiling sekarang dipakai adalah generasi ketujuh dalam sejarah pembuatan kretek tangan di Kota Kudus. Sebelumnya alat ini jauh lebih sederhana dan makin ke belakang, berdasarkan pengalaman dan pengetahuan, mengalami inovasi sehingga dalam bentuknya seperti sekarang.<\/p>\n\n\n\n

Bahan utama kretek tangan adalah tembakau yang dicampur dengan cengkeh dan berbagai perisa (terbuat dari rasa buah-buahan). Tembakau ini dipillih dan dipilah oleh para grader dan diolah sebagai bahan kretek. Proses pemlihan dan pemilahan ini dilakukan secara manual di mana kemampuan ini terbentuk dari bakat, pengetahuan, feeling, dan pengalaman yang panjang. Hal , dan Komposisi ini membuat kretek menjadi khas Indonesia dan tidak ditemukan di negara lain. <\/p>\n\n\n\n

Kemudian yang kedua adalah kertas pembalut (papir) yang khas. Setidaknya empat hal harus dipertimbangkan dalam pemilihan kertas untuk kretek tangan ini yaitu:<\/p>\n\n\n\n

1. <\/strong>porosity<\/strong><\/em> atau pori-pori-nya yang berstruktur <\/strong>verge<\/strong><\/em> (cincin). Kertas ini dipilih karena sesuai dengan pilihan jenis tembakau agar mendapat <\/strong>burning rate<\/strong><\/em> yang tepat. Jadi antara kertas dan tembakau terbakar secara bersamaan dan seimbang. <\/strong><\/p>\n\n\n\n

2. <\/strong>Opacity<\/strong><\/em> atau tingkat warna putih kertas, yang bertujuan semata-mata untuk tampilan. <\/strong><\/p>\n\n\n\n

Lem kertas yang digunakan adalah lem yang terbuat dari tepung tapioka atau tepung kanji terbuat dari sari ketela. Cara pembuatannya tepung tapioka digodok dan dicampur dengan air diaduk hingga rata.  <\/p>\n\n\n\n

Demikian proses pembuatan kretek tangan. Kesannya setiap bagian pekerjaan ini tampak mudah dan ringan. Kenyataannya, memerlukan pengetahuan, keterampilan, kecepatan dan konsentrasi. Pekerjaan ini membutuhkan scholling<\/em> yang cukup lama yang biasanya diberikan oleh perusahaan. Rata-rata dibutuhkan waktu belajar dan magang 3 bulan untuk menjadi seorang penggiling, sedangkan untuk seorang pembatil dibutuhkan waktu kurang lebih 1 \u00bd bulan. Peran seorang penggiling tidak bisa digantikan oleh pembatil, sebaliknya peran pembatil bisa dijalankan oleh penggiling. Ini karena biasanya seorang penggiling adalah bekas seorang pembatil sebelumnya.  <\/p>\n\n\n\n

Meski dalam gambaran di atas banyak sekali bagian pekerjaan yang harus dilakukan dan panjang prosesnya, pada dasarnya pekerjaan itu dilakukan dengan sangat cepat. Menurut catatan, dalam waktu satu jam, rata-rata pasangan penggiling dan pembatil ini menghasilkan sekitar 600 batang kretek.     <\/p>\n\n\n\n

Hal yang menarik, hampir seluruh pekerja penggiling dan pembatil ini adalah kaum perempuan. Salah satu alasannya adalah pekerjaan ini juga membutuhkan kerapian, kecekatan dan ketepatan yang secara stereotipe sering dianggap umumnya bisa dilakukan kalangan perempuan dengan lebih baik.
<\/p>\n","post_title":"Mengintip Sekilas Proses Pembuatan Kretek Tangan di Kota Kretek Kudus","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mengintip-sekilas-proses-pembuatan-kretek-tangan-di-kota-kretek-kudus","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-08 11:27:02","post_modified_gmt":"2019-05-08 04:27:02","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5700","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5693,"post_author":"877","post_date":"2019-05-06 14:14:39","post_date_gmt":"2019-05-06 07:14:39","post_content":"\n

Banyak orang bilang, rokok kretek mengandung zat adiktif, yang membuat penghisapnya sakaw dan ketergantungan. Pada bulan inilah, semua tuduhan mereka terbantahkan. Perokok masih tetap hidup dan tidak kejang-kejang, meski seharian tidak merokok.<\/p>\n\n\n\n

Berpuasa bagi penikmat rokok kretek bukanlah satu halangan. Karena dengan berpuasa, selain kita menghambakan diri kepada Tuhan, juga sebetulnya akan mendapatkan rasa lebih nikmat saat merokok kretek setelah berbuka puasa, contohnya. Tidak akan beda jauh dengan saat makan dan minum setelah satu hari berpuasa. Ketika berbuka rasanya begitu sangat nikmat. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Ketetapan Hukum Rokok dalam Fatwa NU: Mubah (Boleh) <\/a><\/p>\n\n\n\n

Kenikmatan saat berbuka tidak ada tandingannya. Bahkan saking nikmatnya terkadang banyak yang tidak control.  Makan dan minum berlebihan, melebihi kapasitas tampungan perut, sehingga mengakibatkan terlalu kenyang. Dampaknya perut sakit dan seluruh badan juga ikut terasa sakit. Pokoknya badan saat digerrakkan terasa tidak nyaman, dan ada juga yang pingin muntah tapi tidak bisa.       <\/p>\n\n\n\n

Bisa jadi, ketidakkontrolan sebagian orang tersebut karena ada rasa dendam yang berlebihan saat menjalankan puasa. Misalnya, saat puasa, serasa berat menahan haus atau serasa berat menahan lapar, akibat tidak sahur. Begitu buka puasa, mendobel makan dan minum hingga terlalau kenyang. Nah, perbuatan seperti ini, agama melarangnya dan bagi tubuh tidak baik pula. Untuk itu bagi sahabat kretek jauhi perbuatan tersebut. Nikmati kenikmatan yang sewajarnya. Makan dan minum sewajarnya sesuai porsi. Menikmati rokok kretek juga demikian, jangan terlalu kebanyakan karena akan hilang nikmatannya.<\/p>\n\n\n\n

Nikmat, akan terasa jika terjadi saat batas kewajaran atau bahkan saat kekurangan. Contohnya, manusia akan lebih merasakan nikmat di saat awalnya kekurangan kemudian menjadi tambah. Beda dengan awalnya memang sudah tambah, kemudian bertambah lagi, tidak begitu terasa nikmatnya. Kembali ke puasa, satu hari penuh menahan haus dan lapar, di saat berbuka nikmatnya begitu terasa. Berbeda saat makan dan minum di waktu yang bisa dilakukan semaunya (tidak dalam keadaan puasa) rasa nikmatnya biasa.<\/p>\n\n\n\n

Kebiasan Nabi Muhammad kalau tidak sedang berpuasa, ia tidak akan makan sebelum perut betul betul terasa lapar. Ia tidak akan minum sebelum betul betul terasa haus. Ia akan berhenti makan, sebelum kenyang, ia akan berhenti minum sebelum hausnya hilang. Inilah kebiasaan Nabi Muhammad yang seharusnya di tiru sahabat krete. Agar kenikmatan selalu melekat pada kita, saat menikmati rokok kretek. Terlalu banyak merokok kretek dalam batas kewajaran, nikmatnya akan hilang. Karena menikmati rokok kretek bukan sekedar menikmati rasa rokoknya. Lebih dari itu, merokok adalah perbuatan untuk rekreasi dan relaksasi. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Nasehat K.H. Sya\u2019roni dan Pesan Moral R.M.P. Sosrokartono bagi Pemimpin <\/a><\/p>\n\n\n\n

Rekreasi dan relaksasi saat ini sangat dibutuhkan tiap manusia, dengan bermacam-macam cara. Ada yang bertamasya, ada yang kuliner, ada yang putar-putar alias jalan-jalan, ada yang olah raga dan masih banyak macamnya, dan tidak terkecuali aktifitas merokok kretek.<\/p>\n\n\n\n

Merokok kretek sambil minum kopi atau sambil baca buku, koran dan lainnya, bagi sebagian orang menjadi sarana untuk merilekkan tubuh, dari rasa capek seharian bekerja. Begitu juga bagi yang tidak punya uang lebih untuk pergi rekreasi atau pergi tamasya, kuliner, cenderung akan mencari cara yang murah untuk merilekkan tubuhnya. Kalau ia penikmat rokok kretek, bisa dipastikan akan memilih menikmati sebatang dua batang rokok kretek dari pada harus pergi yang membutuhkan biaya besar. Jika  dibanding dengan mengeluarkan uang untuk membeli satu bungkus rokok kretek jauh lebih irit bagi sahabat kretek. <\/p>\n\n\n\n

Sahabat kretek yang sedang berpuasa atau yang sedang relaksasi dan rekreasi, di bulan suci Ramadhan ini, ada waktu-waktu yang nikmat untuk menikmati rokok kretek, yaitu:<\/p>\n\n\n\n

Pertama<\/strong>, setelah berbuka puasa, artinya setelah makan dan minum selesai, kemudian menikmati rokok kretek akan terasa nikmat. Tapi perlu diwaspadai bagi sahabat kretek jangan sampai waktu sholat magribnya hilang. <\/p>\n\n\n\n

Kedua<\/strong>, setelah sholat, baik setelah sholat magrib yang dilaksanakan setelah makan dan minum buka puasa, atau setelah sholat tarawih selesai. Setelah kewajiban kita mentaati agama selesai, serasa hati plong dan disaat itulah sangat nikmat merokok kretek.<\/p>\n\n\n\n

Ketiga<\/strong>, setelah tadarus al-Quran malam hari di masjid atau musholla, sudah menjadi adat setelah sholat tarawih di masjid atau musholla diadakan baca al-Quran bergantian disebut tadarus al-Quran, selesai tadarus \u00a0biasanya ngobrol sebentar sambil menikmati hidangan dari masyarakat dan minuman malah terkadang kopi, disitulah waktu yang nikmat merokok kretek sambil ngobrol, makan dan minum.<\/p>\n\n\n\n

Keempat<\/strong>, setelah sahur, setelah makan sahur juga waktu yang sangat nikmat merokok kretek sambil membawa sisa minuman.<\/p>\n\n\n\n

Kelima<\/strong>, menjelang waktu imsak, waktu yang terakhir boleh makan, minum dan merokok. Waktu yang sangat nikmat merokok kretek karena sebagai pamungkas. Tapi jangan lupa tetap diakhiri minum air putih dan gosok gigi.<\/p>\n\n\n\n

Inilah beberapa waktu yang nikmat untuk menghisap rokok kretek, adapun untuk relaksasi dan rekreasi tergantung waktun yang dibutuhkan. Tentunya di saat bulan suci Ramadhan, hanya diperbolehkan di malam hari sampai batas fajar shodik atau batas imsak. Jangan lupa dimalam hari untuk niat berpuasa dipagi harinya, begitu seterusnya sampai tanggal bulan suci Ramadhan dalam satu bulan selesai. Demikian, selamat menunaikan ibadah puasa di bulan yang penuh berkah, bulan penuh pahala, bulan suci Ramadhan.
<\/p>\n","post_title":"Bulan Ramadhan, Kapan Waktu yang Tepat untuk Menikmati Rokok?","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"bulan-ramadhan-kapan-waktu-yang-tepat-untuk-menikmati-rokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-06 14:14:45","post_modified_gmt":"2019-05-06 07:14:45","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5693","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5674,"post_author":"877","post_date":"2019-05-01 11:24:30","post_date_gmt":"2019-05-01 04:24:30","post_content":"\n

Sehabis shubuh suasana masih agak gelap, namun banyak jalan jalan di kota Kudus sudah ramai dan padat, bahkan terjadi kemacetan di banyak titik. Tidak hanya di jalan raya, jalan kampung pun demikian. Terlihat para wanita, ada yang berseragam batik ada yang tidak.  Ada yang bawa sepeda motor, sepeda ontel, kebanyakan mereka naik mobil rombongan. Bahkan bayak pula mobil yang di tumpangi pakai bak terbuka (pic up). Hampir tiap sudut di kota Kudus terjadi demikian. Baik dari arah barat, arah selatan, arah timur dan dari utara, ramai para wanita. <\/p>\n\n\n\n

Sekilas Tidak pantas bagi kaum hawa ini keluar masih gelap, tapi di Kudus sudah terlihat terbiasa. Mereka pergi dan beraktitifitas saat banyak orang masih melanjutkan istirahatnya. Bangun tidur, mereka harus mealkukan pekerjaan sebagai ibu dan sebagai istri, menyiapkan kebutuhan anak dan suami untuk pagi sampai siang hari. \u00a0Mereka ini tidak lain berangkat bekerja ke pabrik. Mereka ini adalah pewaris budaya atau lebih tepatnya orang yang melestarikan budaya. Budaya masyarakat Indonesia yang berusia lebih dari seratus tahun.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Peran Rokok Kretek Saat Masa Revolusi Fisik di Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

Budaya yang diwariskan oleh H. Djamhari sejak abad 19 yang lalu. Budaya pengetahuan meracik dan mengolah tembakau dengan cengkeh, serta budaya melinting hingga berbentuk kretek. Di tangan para wanita yang terampil inilah, budaya kretek di Kudus tetap lestari. Selain melestarikan budaya membuat kretek, mereka tentunya mendapatkan imbalan yang cukup untuk membantu ekonomi keluarga. <\/p>\n\n\n\n

Di Kudus, menjadi pekerja di pabrik pembuatan kretek menjadi kebanggaan. Banyak kaum hawa saling berebut. Dan tidak sembarang orang bisa masuk harus mempunyai pengalaman membuat kretek, minimal pengetahuan.  Pengalaman dan pengetahuan meracik dan membuat kretek bukanlah hal yang sederhana. Harus melalui tahapan belajar pelan pelan dan sabar. <\/p>\n\n\n\n

Tidak percaya? Silahkan buktikan. Saya pernah melihat sendiri beberapa kali, saat mereka (wanita pembuat kretek) kedatangan tamu, dari mahasiswa sampai pejabat pemerintah lokal dan pusat. Para tamu melihat sendiri ketrampilan para wanita pembuat kretek. Kebanyakan para tamu heran melihat ketrampilan tangan para wanita pekerja pembuat kretek. Karena sangat cepat, bersih dan rapi, seakan-akan seperti mesin. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Industri Rokok Kretek Nasional, Bertahan dalam Rentetan Panjang Krisis Ekonomi<\/a><\/p>\n\n\n\n

Saat berkunjung para tamu dipersilahkan mencoba untuk membuat kretek. Memang kalau dilihat seakan-akan mudah dikerjakan, setelah para tamu mempraktekkan hasilnya nihil alias tidak bisa cepat, bagus dan rapi. Ya hanya jadi serupa lintingan rokok kretek. Ukuran kepadatan isian tembakau dalam bungkus tidak terpenuhi, bentuk konus yang baik juga tidak terpenuhi. Kerapian lintingan dan kecepatan melinting apalagi jauh dari kebiasaan para wanita pembuat kretek. <\/p>\n\n\n\n

Perlu diketahui, selain bahan baku yang baik, ukuran kepadatan dan bentuk rokok kretek sangat mempengaruhi rasa. Semisal isian tembakau kurang padat rasanya hambar, begitu pula terlalu padat maka hisapannya berat. Jelas mempengaruhi kenikmatan rokok kretek. Membuat rokok kretek agar mantap rasanya bukan perkara mudah, harus melalui tahapan-tahapan pembelajaran. Selain itu harus benar-benar tekun dan rajin.   <\/p>\n\n\n\n

Kebanyakan pewaris ketrampilan pembuat rokok kretek di Kudus kaum hawa, dan beragam umurnya, ada yang muda (lulus SMA\/SMK) ada yang sudah usia tua sekitar 50-60an tahun. Pengakuan salah satu wanita sebagai pekerja pembuat kretek di Kudus bernama Haryanti umur 43 tahun warga desa Gondangmanis, ia sangat bangga dapat mewarisi keahlian dan ketrampilan membuat rokok kretek. Keahlian dan ketrampilan orang Kudus. Ia memang dibesarkan di Kudus, tapi asli orang tuanya berasal dari kabupaten Kendal sebelah selatan kota Semarang. Ia belajar membuat rokok kretek sejak lulus dari SMK di Kudus, dari tetangga rumahnya. Awalnya memang sulit, berkat kesabaran akhirnya sekarang lebih dari sekedar bisa. <\/p>\n\n\n\n

Bangganya lagi, berkat keahlian yang ia miliki, menghasilkan nilai ekonomi yang cukup untuk membantu suami. Hingga dapat menyekolahkan tiga anaknya, anak pertama lulus SMA tahun kemarin dan kemudian lolos menjadi TNI, anak kedua sekarang masih SMA dan anak ketiga jenjang SLTP. <\/p>\n\n\n\n

Masuk menjadi pegawai pabrik rokok kretek pun tidaklah mudah, saingannya banyak, ungkap Haryanti. Karena menjadi pegawai pabrik rokok kretek bagi kebanyakan masyarakat Kudus menjadi kebanggaan, selain pendapatannya tetap, juga mendapatkan jaminann sosial, seperti kesehatan dan tunjangan lainnya. Lain itu, kalau di pabrikan besar seperti Djarum, saat usia senja dan dirumahkan mendapat pesangon yang lebih dari cukup, ungkap Haryanti lagi. Ia juga menceritakan, ada tetangganya yang sudah usia lanjut dan tidak lagi bekerja, mendapatkan pesangon yang cukup untuk modal membuat warung klontong dirumah.<\/p>\n\n\n\n

Kesaksian Haryanti, sebagai pewaris keahlian membuat kretek salah satu bukti bahwa membuat rokok kretek bukan perkara mudah, perlu proses transformasi ilmu dari ahlinya. Selain itu, mempunyai keahlian membuat rokok kretek menjadi kebanggaan tersendiri, sebagai pemegang tongkat warisan dan juga mempunyai nilai ekonomi yang cukup untuk keluarga. Kebanyakan yang mewarisi adalah kaum perempuan, yang setiap hari pekerjaannya bergelut dengan tembakau, cengkeh dan rokok kretek. Dan yang terpenting menjadi pewaris membuat rokok kretek<\/a> dan menjadi pegawai pabrik rokok kretek masih menjadi kebanggan kebanyakan masyarakat kecil di kota Kudus. \u00a0
<\/p>\n","post_title":"Perempuan-perempuan Kudus Pewaris Keterampilan Membuat Kretek","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perempuan-perempuan-kudus-pewaris-keterampilan-membuat-kretek","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-01 11:24:38","post_modified_gmt":"2019-05-01 04:24:38","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":18},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Baca: \u00a0Peran Rokok Kretek Saat Masa Revolusi Fisik di Negeri Ini \u00a0\u00a0\u00a0\u00a0<\/p>\n\n\n\n

Alat penggiling sekarang dipakai adalah generasi ketujuh dalam sejarah pembuatan kretek tangan di Kota Kudus. Sebelumnya alat ini jauh lebih sederhana dan makin ke belakang, berdasarkan pengalaman dan pengetahuan, mengalami inovasi sehingga dalam bentuknya seperti sekarang.<\/p>\n\n\n\n

Bahan utama kretek tangan adalah tembakau yang dicampur dengan cengkeh dan berbagai perisa (terbuat dari rasa buah-buahan). Tembakau ini dipillih dan dipilah oleh para grader dan diolah sebagai bahan kretek. Proses pemlihan dan pemilahan ini dilakukan secara manual di mana kemampuan ini terbentuk dari bakat, pengetahuan, feeling, dan pengalaman yang panjang. Hal , dan Komposisi ini membuat kretek menjadi khas Indonesia dan tidak ditemukan di negara lain. <\/p>\n\n\n\n

Kemudian yang kedua adalah kertas pembalut (papir) yang khas. Setidaknya empat hal harus dipertimbangkan dalam pemilihan kertas untuk kretek tangan ini yaitu:<\/p>\n\n\n\n

1. <\/strong>porosity<\/strong><\/em> atau pori-pori-nya yang berstruktur <\/strong>verge<\/strong><\/em> (cincin). Kertas ini dipilih karena sesuai dengan pilihan jenis tembakau agar mendapat <\/strong>burning rate<\/strong><\/em> yang tepat. Jadi antara kertas dan tembakau terbakar secara bersamaan dan seimbang. <\/strong><\/p>\n\n\n\n

2. <\/strong>Opacity<\/strong><\/em> atau tingkat warna putih kertas, yang bertujuan semata-mata untuk tampilan. <\/strong><\/p>\n\n\n\n

Lem kertas yang digunakan adalah lem yang terbuat dari tepung tapioka atau tepung kanji terbuat dari sari ketela. Cara pembuatannya tepung tapioka digodok dan dicampur dengan air diaduk hingga rata.  <\/p>\n\n\n\n

Demikian proses pembuatan kretek tangan. Kesannya setiap bagian pekerjaan ini tampak mudah dan ringan. Kenyataannya, memerlukan pengetahuan, keterampilan, kecepatan dan konsentrasi. Pekerjaan ini membutuhkan scholling<\/em> yang cukup lama yang biasanya diberikan oleh perusahaan. Rata-rata dibutuhkan waktu belajar dan magang 3 bulan untuk menjadi seorang penggiling, sedangkan untuk seorang pembatil dibutuhkan waktu kurang lebih 1 \u00bd bulan. Peran seorang penggiling tidak bisa digantikan oleh pembatil, sebaliknya peran pembatil bisa dijalankan oleh penggiling. Ini karena biasanya seorang penggiling adalah bekas seorang pembatil sebelumnya.  <\/p>\n\n\n\n

Meski dalam gambaran di atas banyak sekali bagian pekerjaan yang harus dilakukan dan panjang prosesnya, pada dasarnya pekerjaan itu dilakukan dengan sangat cepat. Menurut catatan, dalam waktu satu jam, rata-rata pasangan penggiling dan pembatil ini menghasilkan sekitar 600 batang kretek.     <\/p>\n\n\n\n

Hal yang menarik, hampir seluruh pekerja penggiling dan pembatil ini adalah kaum perempuan. Salah satu alasannya adalah pekerjaan ini juga membutuhkan kerapian, kecekatan dan ketepatan yang secara stereotipe sering dianggap umumnya bisa dilakukan kalangan perempuan dengan lebih baik.
<\/p>\n","post_title":"Mengintip Sekilas Proses Pembuatan Kretek Tangan di Kota Kretek Kudus","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mengintip-sekilas-proses-pembuatan-kretek-tangan-di-kota-kretek-kudus","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-08 11:27:02","post_modified_gmt":"2019-05-08 04:27:02","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5700","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5693,"post_author":"877","post_date":"2019-05-06 14:14:39","post_date_gmt":"2019-05-06 07:14:39","post_content":"\n

Banyak orang bilang, rokok kretek mengandung zat adiktif, yang membuat penghisapnya sakaw dan ketergantungan. Pada bulan inilah, semua tuduhan mereka terbantahkan. Perokok masih tetap hidup dan tidak kejang-kejang, meski seharian tidak merokok.<\/p>\n\n\n\n

Berpuasa bagi penikmat rokok kretek bukanlah satu halangan. Karena dengan berpuasa, selain kita menghambakan diri kepada Tuhan, juga sebetulnya akan mendapatkan rasa lebih nikmat saat merokok kretek setelah berbuka puasa, contohnya. Tidak akan beda jauh dengan saat makan dan minum setelah satu hari berpuasa. Ketika berbuka rasanya begitu sangat nikmat. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Ketetapan Hukum Rokok dalam Fatwa NU: Mubah (Boleh) <\/a><\/p>\n\n\n\n

Kenikmatan saat berbuka tidak ada tandingannya. Bahkan saking nikmatnya terkadang banyak yang tidak control.  Makan dan minum berlebihan, melebihi kapasitas tampungan perut, sehingga mengakibatkan terlalu kenyang. Dampaknya perut sakit dan seluruh badan juga ikut terasa sakit. Pokoknya badan saat digerrakkan terasa tidak nyaman, dan ada juga yang pingin muntah tapi tidak bisa.       <\/p>\n\n\n\n

Bisa jadi, ketidakkontrolan sebagian orang tersebut karena ada rasa dendam yang berlebihan saat menjalankan puasa. Misalnya, saat puasa, serasa berat menahan haus atau serasa berat menahan lapar, akibat tidak sahur. Begitu buka puasa, mendobel makan dan minum hingga terlalau kenyang. Nah, perbuatan seperti ini, agama melarangnya dan bagi tubuh tidak baik pula. Untuk itu bagi sahabat kretek jauhi perbuatan tersebut. Nikmati kenikmatan yang sewajarnya. Makan dan minum sewajarnya sesuai porsi. Menikmati rokok kretek juga demikian, jangan terlalu kebanyakan karena akan hilang nikmatannya.<\/p>\n\n\n\n

Nikmat, akan terasa jika terjadi saat batas kewajaran atau bahkan saat kekurangan. Contohnya, manusia akan lebih merasakan nikmat di saat awalnya kekurangan kemudian menjadi tambah. Beda dengan awalnya memang sudah tambah, kemudian bertambah lagi, tidak begitu terasa nikmatnya. Kembali ke puasa, satu hari penuh menahan haus dan lapar, di saat berbuka nikmatnya begitu terasa. Berbeda saat makan dan minum di waktu yang bisa dilakukan semaunya (tidak dalam keadaan puasa) rasa nikmatnya biasa.<\/p>\n\n\n\n

Kebiasan Nabi Muhammad kalau tidak sedang berpuasa, ia tidak akan makan sebelum perut betul betul terasa lapar. Ia tidak akan minum sebelum betul betul terasa haus. Ia akan berhenti makan, sebelum kenyang, ia akan berhenti minum sebelum hausnya hilang. Inilah kebiasaan Nabi Muhammad yang seharusnya di tiru sahabat krete. Agar kenikmatan selalu melekat pada kita, saat menikmati rokok kretek. Terlalu banyak merokok kretek dalam batas kewajaran, nikmatnya akan hilang. Karena menikmati rokok kretek bukan sekedar menikmati rasa rokoknya. Lebih dari itu, merokok adalah perbuatan untuk rekreasi dan relaksasi. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Nasehat K.H. Sya\u2019roni dan Pesan Moral R.M.P. Sosrokartono bagi Pemimpin <\/a><\/p>\n\n\n\n

Rekreasi dan relaksasi saat ini sangat dibutuhkan tiap manusia, dengan bermacam-macam cara. Ada yang bertamasya, ada yang kuliner, ada yang putar-putar alias jalan-jalan, ada yang olah raga dan masih banyak macamnya, dan tidak terkecuali aktifitas merokok kretek.<\/p>\n\n\n\n

Merokok kretek sambil minum kopi atau sambil baca buku, koran dan lainnya, bagi sebagian orang menjadi sarana untuk merilekkan tubuh, dari rasa capek seharian bekerja. Begitu juga bagi yang tidak punya uang lebih untuk pergi rekreasi atau pergi tamasya, kuliner, cenderung akan mencari cara yang murah untuk merilekkan tubuhnya. Kalau ia penikmat rokok kretek, bisa dipastikan akan memilih menikmati sebatang dua batang rokok kretek dari pada harus pergi yang membutuhkan biaya besar. Jika  dibanding dengan mengeluarkan uang untuk membeli satu bungkus rokok kretek jauh lebih irit bagi sahabat kretek. <\/p>\n\n\n\n

Sahabat kretek yang sedang berpuasa atau yang sedang relaksasi dan rekreasi, di bulan suci Ramadhan ini, ada waktu-waktu yang nikmat untuk menikmati rokok kretek, yaitu:<\/p>\n\n\n\n

Pertama<\/strong>, setelah berbuka puasa, artinya setelah makan dan minum selesai, kemudian menikmati rokok kretek akan terasa nikmat. Tapi perlu diwaspadai bagi sahabat kretek jangan sampai waktu sholat magribnya hilang. <\/p>\n\n\n\n

Kedua<\/strong>, setelah sholat, baik setelah sholat magrib yang dilaksanakan setelah makan dan minum buka puasa, atau setelah sholat tarawih selesai. Setelah kewajiban kita mentaati agama selesai, serasa hati plong dan disaat itulah sangat nikmat merokok kretek.<\/p>\n\n\n\n

Ketiga<\/strong>, setelah tadarus al-Quran malam hari di masjid atau musholla, sudah menjadi adat setelah sholat tarawih di masjid atau musholla diadakan baca al-Quran bergantian disebut tadarus al-Quran, selesai tadarus \u00a0biasanya ngobrol sebentar sambil menikmati hidangan dari masyarakat dan minuman malah terkadang kopi, disitulah waktu yang nikmat merokok kretek sambil ngobrol, makan dan minum.<\/p>\n\n\n\n

Keempat<\/strong>, setelah sahur, setelah makan sahur juga waktu yang sangat nikmat merokok kretek sambil membawa sisa minuman.<\/p>\n\n\n\n

Kelima<\/strong>, menjelang waktu imsak, waktu yang terakhir boleh makan, minum dan merokok. Waktu yang sangat nikmat merokok kretek karena sebagai pamungkas. Tapi jangan lupa tetap diakhiri minum air putih dan gosok gigi.<\/p>\n\n\n\n

Inilah beberapa waktu yang nikmat untuk menghisap rokok kretek, adapun untuk relaksasi dan rekreasi tergantung waktun yang dibutuhkan. Tentunya di saat bulan suci Ramadhan, hanya diperbolehkan di malam hari sampai batas fajar shodik atau batas imsak. Jangan lupa dimalam hari untuk niat berpuasa dipagi harinya, begitu seterusnya sampai tanggal bulan suci Ramadhan dalam satu bulan selesai. Demikian, selamat menunaikan ibadah puasa di bulan yang penuh berkah, bulan penuh pahala, bulan suci Ramadhan.
<\/p>\n","post_title":"Bulan Ramadhan, Kapan Waktu yang Tepat untuk Menikmati Rokok?","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"bulan-ramadhan-kapan-waktu-yang-tepat-untuk-menikmati-rokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-06 14:14:45","post_modified_gmt":"2019-05-06 07:14:45","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5693","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5674,"post_author":"877","post_date":"2019-05-01 11:24:30","post_date_gmt":"2019-05-01 04:24:30","post_content":"\n

Sehabis shubuh suasana masih agak gelap, namun banyak jalan jalan di kota Kudus sudah ramai dan padat, bahkan terjadi kemacetan di banyak titik. Tidak hanya di jalan raya, jalan kampung pun demikian. Terlihat para wanita, ada yang berseragam batik ada yang tidak.  Ada yang bawa sepeda motor, sepeda ontel, kebanyakan mereka naik mobil rombongan. Bahkan bayak pula mobil yang di tumpangi pakai bak terbuka (pic up). Hampir tiap sudut di kota Kudus terjadi demikian. Baik dari arah barat, arah selatan, arah timur dan dari utara, ramai para wanita. <\/p>\n\n\n\n

Sekilas Tidak pantas bagi kaum hawa ini keluar masih gelap, tapi di Kudus sudah terlihat terbiasa. Mereka pergi dan beraktitifitas saat banyak orang masih melanjutkan istirahatnya. Bangun tidur, mereka harus mealkukan pekerjaan sebagai ibu dan sebagai istri, menyiapkan kebutuhan anak dan suami untuk pagi sampai siang hari. \u00a0Mereka ini tidak lain berangkat bekerja ke pabrik. Mereka ini adalah pewaris budaya atau lebih tepatnya orang yang melestarikan budaya. Budaya masyarakat Indonesia yang berusia lebih dari seratus tahun.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Peran Rokok Kretek Saat Masa Revolusi Fisik di Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

Budaya yang diwariskan oleh H. Djamhari sejak abad 19 yang lalu. Budaya pengetahuan meracik dan mengolah tembakau dengan cengkeh, serta budaya melinting hingga berbentuk kretek. Di tangan para wanita yang terampil inilah, budaya kretek di Kudus tetap lestari. Selain melestarikan budaya membuat kretek, mereka tentunya mendapatkan imbalan yang cukup untuk membantu ekonomi keluarga. <\/p>\n\n\n\n

Di Kudus, menjadi pekerja di pabrik pembuatan kretek menjadi kebanggaan. Banyak kaum hawa saling berebut. Dan tidak sembarang orang bisa masuk harus mempunyai pengalaman membuat kretek, minimal pengetahuan.  Pengalaman dan pengetahuan meracik dan membuat kretek bukanlah hal yang sederhana. Harus melalui tahapan belajar pelan pelan dan sabar. <\/p>\n\n\n\n

Tidak percaya? Silahkan buktikan. Saya pernah melihat sendiri beberapa kali, saat mereka (wanita pembuat kretek) kedatangan tamu, dari mahasiswa sampai pejabat pemerintah lokal dan pusat. Para tamu melihat sendiri ketrampilan para wanita pembuat kretek. Kebanyakan para tamu heran melihat ketrampilan tangan para wanita pekerja pembuat kretek. Karena sangat cepat, bersih dan rapi, seakan-akan seperti mesin. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Industri Rokok Kretek Nasional, Bertahan dalam Rentetan Panjang Krisis Ekonomi<\/a><\/p>\n\n\n\n

Saat berkunjung para tamu dipersilahkan mencoba untuk membuat kretek. Memang kalau dilihat seakan-akan mudah dikerjakan, setelah para tamu mempraktekkan hasilnya nihil alias tidak bisa cepat, bagus dan rapi. Ya hanya jadi serupa lintingan rokok kretek. Ukuran kepadatan isian tembakau dalam bungkus tidak terpenuhi, bentuk konus yang baik juga tidak terpenuhi. Kerapian lintingan dan kecepatan melinting apalagi jauh dari kebiasaan para wanita pembuat kretek. <\/p>\n\n\n\n

Perlu diketahui, selain bahan baku yang baik, ukuran kepadatan dan bentuk rokok kretek sangat mempengaruhi rasa. Semisal isian tembakau kurang padat rasanya hambar, begitu pula terlalu padat maka hisapannya berat. Jelas mempengaruhi kenikmatan rokok kretek. Membuat rokok kretek agar mantap rasanya bukan perkara mudah, harus melalui tahapan-tahapan pembelajaran. Selain itu harus benar-benar tekun dan rajin.   <\/p>\n\n\n\n

Kebanyakan pewaris ketrampilan pembuat rokok kretek di Kudus kaum hawa, dan beragam umurnya, ada yang muda (lulus SMA\/SMK) ada yang sudah usia tua sekitar 50-60an tahun. Pengakuan salah satu wanita sebagai pekerja pembuat kretek di Kudus bernama Haryanti umur 43 tahun warga desa Gondangmanis, ia sangat bangga dapat mewarisi keahlian dan ketrampilan membuat rokok kretek. Keahlian dan ketrampilan orang Kudus. Ia memang dibesarkan di Kudus, tapi asli orang tuanya berasal dari kabupaten Kendal sebelah selatan kota Semarang. Ia belajar membuat rokok kretek sejak lulus dari SMK di Kudus, dari tetangga rumahnya. Awalnya memang sulit, berkat kesabaran akhirnya sekarang lebih dari sekedar bisa. <\/p>\n\n\n\n

Bangganya lagi, berkat keahlian yang ia miliki, menghasilkan nilai ekonomi yang cukup untuk membantu suami. Hingga dapat menyekolahkan tiga anaknya, anak pertama lulus SMA tahun kemarin dan kemudian lolos menjadi TNI, anak kedua sekarang masih SMA dan anak ketiga jenjang SLTP. <\/p>\n\n\n\n

Masuk menjadi pegawai pabrik rokok kretek pun tidaklah mudah, saingannya banyak, ungkap Haryanti. Karena menjadi pegawai pabrik rokok kretek bagi kebanyakan masyarakat Kudus menjadi kebanggaan, selain pendapatannya tetap, juga mendapatkan jaminann sosial, seperti kesehatan dan tunjangan lainnya. Lain itu, kalau di pabrikan besar seperti Djarum, saat usia senja dan dirumahkan mendapat pesangon yang lebih dari cukup, ungkap Haryanti lagi. Ia juga menceritakan, ada tetangganya yang sudah usia lanjut dan tidak lagi bekerja, mendapatkan pesangon yang cukup untuk modal membuat warung klontong dirumah.<\/p>\n\n\n\n

Kesaksian Haryanti, sebagai pewaris keahlian membuat kretek salah satu bukti bahwa membuat rokok kretek bukan perkara mudah, perlu proses transformasi ilmu dari ahlinya. Selain itu, mempunyai keahlian membuat rokok kretek menjadi kebanggaan tersendiri, sebagai pemegang tongkat warisan dan juga mempunyai nilai ekonomi yang cukup untuk keluarga. Kebanyakan yang mewarisi adalah kaum perempuan, yang setiap hari pekerjaannya bergelut dengan tembakau, cengkeh dan rokok kretek. Dan yang terpenting menjadi pewaris membuat rokok kretek<\/a> dan menjadi pegawai pabrik rokok kretek masih menjadi kebanggan kebanyakan masyarakat kecil di kota Kudus. \u00a0
<\/p>\n","post_title":"Perempuan-perempuan Kudus Pewaris Keterampilan Membuat Kretek","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perempuan-perempuan-kudus-pewaris-keterampilan-membuat-kretek","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-01 11:24:38","post_modified_gmt":"2019-05-01 04:24:38","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":18},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Tembakau diletakkan di atas kain mori yang dijepit cangkeman yang kemudian digulung ke dalam kertas pembungkus (tapir) setelah tuasnya ditarik. Cangkemannya dibentuk sedemikian rupa, agar kretek konus, yakni kecil di bagian ujung hispa dan besar di bagian ujung bakar. Singkatnya alat ini berfungsi menggiling atau menggulung tembakau ke dalam kertas tapir. <\/p>\n\n\n\n

Baca: \u00a0Peran Rokok Kretek Saat Masa Revolusi Fisik di Negeri Ini \u00a0\u00a0\u00a0\u00a0<\/p>\n\n\n\n

Alat penggiling sekarang dipakai adalah generasi ketujuh dalam sejarah pembuatan kretek tangan di Kota Kudus. Sebelumnya alat ini jauh lebih sederhana dan makin ke belakang, berdasarkan pengalaman dan pengetahuan, mengalami inovasi sehingga dalam bentuknya seperti sekarang.<\/p>\n\n\n\n

Bahan utama kretek tangan adalah tembakau yang dicampur dengan cengkeh dan berbagai perisa (terbuat dari rasa buah-buahan). Tembakau ini dipillih dan dipilah oleh para grader dan diolah sebagai bahan kretek. Proses pemlihan dan pemilahan ini dilakukan secara manual di mana kemampuan ini terbentuk dari bakat, pengetahuan, feeling, dan pengalaman yang panjang. Hal , dan Komposisi ini membuat kretek menjadi khas Indonesia dan tidak ditemukan di negara lain. <\/p>\n\n\n\n

Kemudian yang kedua adalah kertas pembalut (papir) yang khas. Setidaknya empat hal harus dipertimbangkan dalam pemilihan kertas untuk kretek tangan ini yaitu:<\/p>\n\n\n\n

1. <\/strong>porosity<\/strong><\/em> atau pori-pori-nya yang berstruktur <\/strong>verge<\/strong><\/em> (cincin). Kertas ini dipilih karena sesuai dengan pilihan jenis tembakau agar mendapat <\/strong>burning rate<\/strong><\/em> yang tepat. Jadi antara kertas dan tembakau terbakar secara bersamaan dan seimbang. <\/strong><\/p>\n\n\n\n

2. <\/strong>Opacity<\/strong><\/em> atau tingkat warna putih kertas, yang bertujuan semata-mata untuk tampilan. <\/strong><\/p>\n\n\n\n

Lem kertas yang digunakan adalah lem yang terbuat dari tepung tapioka atau tepung kanji terbuat dari sari ketela. Cara pembuatannya tepung tapioka digodok dan dicampur dengan air diaduk hingga rata.  <\/p>\n\n\n\n

Demikian proses pembuatan kretek tangan. Kesannya setiap bagian pekerjaan ini tampak mudah dan ringan. Kenyataannya, memerlukan pengetahuan, keterampilan, kecepatan dan konsentrasi. Pekerjaan ini membutuhkan scholling<\/em> yang cukup lama yang biasanya diberikan oleh perusahaan. Rata-rata dibutuhkan waktu belajar dan magang 3 bulan untuk menjadi seorang penggiling, sedangkan untuk seorang pembatil dibutuhkan waktu kurang lebih 1 \u00bd bulan. Peran seorang penggiling tidak bisa digantikan oleh pembatil, sebaliknya peran pembatil bisa dijalankan oleh penggiling. Ini karena biasanya seorang penggiling adalah bekas seorang pembatil sebelumnya.  <\/p>\n\n\n\n

Meski dalam gambaran di atas banyak sekali bagian pekerjaan yang harus dilakukan dan panjang prosesnya, pada dasarnya pekerjaan itu dilakukan dengan sangat cepat. Menurut catatan, dalam waktu satu jam, rata-rata pasangan penggiling dan pembatil ini menghasilkan sekitar 600 batang kretek.     <\/p>\n\n\n\n

Hal yang menarik, hampir seluruh pekerja penggiling dan pembatil ini adalah kaum perempuan. Salah satu alasannya adalah pekerjaan ini juga membutuhkan kerapian, kecekatan dan ketepatan yang secara stereotipe sering dianggap umumnya bisa dilakukan kalangan perempuan dengan lebih baik.
<\/p>\n","post_title":"Mengintip Sekilas Proses Pembuatan Kretek Tangan di Kota Kretek Kudus","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mengintip-sekilas-proses-pembuatan-kretek-tangan-di-kota-kretek-kudus","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-08 11:27:02","post_modified_gmt":"2019-05-08 04:27:02","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5700","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5693,"post_author":"877","post_date":"2019-05-06 14:14:39","post_date_gmt":"2019-05-06 07:14:39","post_content":"\n

Banyak orang bilang, rokok kretek mengandung zat adiktif, yang membuat penghisapnya sakaw dan ketergantungan. Pada bulan inilah, semua tuduhan mereka terbantahkan. Perokok masih tetap hidup dan tidak kejang-kejang, meski seharian tidak merokok.<\/p>\n\n\n\n

Berpuasa bagi penikmat rokok kretek bukanlah satu halangan. Karena dengan berpuasa, selain kita menghambakan diri kepada Tuhan, juga sebetulnya akan mendapatkan rasa lebih nikmat saat merokok kretek setelah berbuka puasa, contohnya. Tidak akan beda jauh dengan saat makan dan minum setelah satu hari berpuasa. Ketika berbuka rasanya begitu sangat nikmat. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Ketetapan Hukum Rokok dalam Fatwa NU: Mubah (Boleh) <\/a><\/p>\n\n\n\n

Kenikmatan saat berbuka tidak ada tandingannya. Bahkan saking nikmatnya terkadang banyak yang tidak control.  Makan dan minum berlebihan, melebihi kapasitas tampungan perut, sehingga mengakibatkan terlalu kenyang. Dampaknya perut sakit dan seluruh badan juga ikut terasa sakit. Pokoknya badan saat digerrakkan terasa tidak nyaman, dan ada juga yang pingin muntah tapi tidak bisa.       <\/p>\n\n\n\n

Bisa jadi, ketidakkontrolan sebagian orang tersebut karena ada rasa dendam yang berlebihan saat menjalankan puasa. Misalnya, saat puasa, serasa berat menahan haus atau serasa berat menahan lapar, akibat tidak sahur. Begitu buka puasa, mendobel makan dan minum hingga terlalau kenyang. Nah, perbuatan seperti ini, agama melarangnya dan bagi tubuh tidak baik pula. Untuk itu bagi sahabat kretek jauhi perbuatan tersebut. Nikmati kenikmatan yang sewajarnya. Makan dan minum sewajarnya sesuai porsi. Menikmati rokok kretek juga demikian, jangan terlalu kebanyakan karena akan hilang nikmatannya.<\/p>\n\n\n\n

Nikmat, akan terasa jika terjadi saat batas kewajaran atau bahkan saat kekurangan. Contohnya, manusia akan lebih merasakan nikmat di saat awalnya kekurangan kemudian menjadi tambah. Beda dengan awalnya memang sudah tambah, kemudian bertambah lagi, tidak begitu terasa nikmatnya. Kembali ke puasa, satu hari penuh menahan haus dan lapar, di saat berbuka nikmatnya begitu terasa. Berbeda saat makan dan minum di waktu yang bisa dilakukan semaunya (tidak dalam keadaan puasa) rasa nikmatnya biasa.<\/p>\n\n\n\n

Kebiasan Nabi Muhammad kalau tidak sedang berpuasa, ia tidak akan makan sebelum perut betul betul terasa lapar. Ia tidak akan minum sebelum betul betul terasa haus. Ia akan berhenti makan, sebelum kenyang, ia akan berhenti minum sebelum hausnya hilang. Inilah kebiasaan Nabi Muhammad yang seharusnya di tiru sahabat krete. Agar kenikmatan selalu melekat pada kita, saat menikmati rokok kretek. Terlalu banyak merokok kretek dalam batas kewajaran, nikmatnya akan hilang. Karena menikmati rokok kretek bukan sekedar menikmati rasa rokoknya. Lebih dari itu, merokok adalah perbuatan untuk rekreasi dan relaksasi. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Nasehat K.H. Sya\u2019roni dan Pesan Moral R.M.P. Sosrokartono bagi Pemimpin <\/a><\/p>\n\n\n\n

Rekreasi dan relaksasi saat ini sangat dibutuhkan tiap manusia, dengan bermacam-macam cara. Ada yang bertamasya, ada yang kuliner, ada yang putar-putar alias jalan-jalan, ada yang olah raga dan masih banyak macamnya, dan tidak terkecuali aktifitas merokok kretek.<\/p>\n\n\n\n

Merokok kretek sambil minum kopi atau sambil baca buku, koran dan lainnya, bagi sebagian orang menjadi sarana untuk merilekkan tubuh, dari rasa capek seharian bekerja. Begitu juga bagi yang tidak punya uang lebih untuk pergi rekreasi atau pergi tamasya, kuliner, cenderung akan mencari cara yang murah untuk merilekkan tubuhnya. Kalau ia penikmat rokok kretek, bisa dipastikan akan memilih menikmati sebatang dua batang rokok kretek dari pada harus pergi yang membutuhkan biaya besar. Jika  dibanding dengan mengeluarkan uang untuk membeli satu bungkus rokok kretek jauh lebih irit bagi sahabat kretek. <\/p>\n\n\n\n

Sahabat kretek yang sedang berpuasa atau yang sedang relaksasi dan rekreasi, di bulan suci Ramadhan ini, ada waktu-waktu yang nikmat untuk menikmati rokok kretek, yaitu:<\/p>\n\n\n\n

Pertama<\/strong>, setelah berbuka puasa, artinya setelah makan dan minum selesai, kemudian menikmati rokok kretek akan terasa nikmat. Tapi perlu diwaspadai bagi sahabat kretek jangan sampai waktu sholat magribnya hilang. <\/p>\n\n\n\n

Kedua<\/strong>, setelah sholat, baik setelah sholat magrib yang dilaksanakan setelah makan dan minum buka puasa, atau setelah sholat tarawih selesai. Setelah kewajiban kita mentaati agama selesai, serasa hati plong dan disaat itulah sangat nikmat merokok kretek.<\/p>\n\n\n\n

Ketiga<\/strong>, setelah tadarus al-Quran malam hari di masjid atau musholla, sudah menjadi adat setelah sholat tarawih di masjid atau musholla diadakan baca al-Quran bergantian disebut tadarus al-Quran, selesai tadarus \u00a0biasanya ngobrol sebentar sambil menikmati hidangan dari masyarakat dan minuman malah terkadang kopi, disitulah waktu yang nikmat merokok kretek sambil ngobrol, makan dan minum.<\/p>\n\n\n\n

Keempat<\/strong>, setelah sahur, setelah makan sahur juga waktu yang sangat nikmat merokok kretek sambil membawa sisa minuman.<\/p>\n\n\n\n

Kelima<\/strong>, menjelang waktu imsak, waktu yang terakhir boleh makan, minum dan merokok. Waktu yang sangat nikmat merokok kretek karena sebagai pamungkas. Tapi jangan lupa tetap diakhiri minum air putih dan gosok gigi.<\/p>\n\n\n\n

Inilah beberapa waktu yang nikmat untuk menghisap rokok kretek, adapun untuk relaksasi dan rekreasi tergantung waktun yang dibutuhkan. Tentunya di saat bulan suci Ramadhan, hanya diperbolehkan di malam hari sampai batas fajar shodik atau batas imsak. Jangan lupa dimalam hari untuk niat berpuasa dipagi harinya, begitu seterusnya sampai tanggal bulan suci Ramadhan dalam satu bulan selesai. Demikian, selamat menunaikan ibadah puasa di bulan yang penuh berkah, bulan penuh pahala, bulan suci Ramadhan.
<\/p>\n","post_title":"Bulan Ramadhan, Kapan Waktu yang Tepat untuk Menikmati Rokok?","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"bulan-ramadhan-kapan-waktu-yang-tepat-untuk-menikmati-rokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-06 14:14:45","post_modified_gmt":"2019-05-06 07:14:45","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5693","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5674,"post_author":"877","post_date":"2019-05-01 11:24:30","post_date_gmt":"2019-05-01 04:24:30","post_content":"\n

Sehabis shubuh suasana masih agak gelap, namun banyak jalan jalan di kota Kudus sudah ramai dan padat, bahkan terjadi kemacetan di banyak titik. Tidak hanya di jalan raya, jalan kampung pun demikian. Terlihat para wanita, ada yang berseragam batik ada yang tidak.  Ada yang bawa sepeda motor, sepeda ontel, kebanyakan mereka naik mobil rombongan. Bahkan bayak pula mobil yang di tumpangi pakai bak terbuka (pic up). Hampir tiap sudut di kota Kudus terjadi demikian. Baik dari arah barat, arah selatan, arah timur dan dari utara, ramai para wanita. <\/p>\n\n\n\n

Sekilas Tidak pantas bagi kaum hawa ini keluar masih gelap, tapi di Kudus sudah terlihat terbiasa. Mereka pergi dan beraktitifitas saat banyak orang masih melanjutkan istirahatnya. Bangun tidur, mereka harus mealkukan pekerjaan sebagai ibu dan sebagai istri, menyiapkan kebutuhan anak dan suami untuk pagi sampai siang hari. \u00a0Mereka ini tidak lain berangkat bekerja ke pabrik. Mereka ini adalah pewaris budaya atau lebih tepatnya orang yang melestarikan budaya. Budaya masyarakat Indonesia yang berusia lebih dari seratus tahun.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Peran Rokok Kretek Saat Masa Revolusi Fisik di Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

Budaya yang diwariskan oleh H. Djamhari sejak abad 19 yang lalu. Budaya pengetahuan meracik dan mengolah tembakau dengan cengkeh, serta budaya melinting hingga berbentuk kretek. Di tangan para wanita yang terampil inilah, budaya kretek di Kudus tetap lestari. Selain melestarikan budaya membuat kretek, mereka tentunya mendapatkan imbalan yang cukup untuk membantu ekonomi keluarga. <\/p>\n\n\n\n

Di Kudus, menjadi pekerja di pabrik pembuatan kretek menjadi kebanggaan. Banyak kaum hawa saling berebut. Dan tidak sembarang orang bisa masuk harus mempunyai pengalaman membuat kretek, minimal pengetahuan.  Pengalaman dan pengetahuan meracik dan membuat kretek bukanlah hal yang sederhana. Harus melalui tahapan belajar pelan pelan dan sabar. <\/p>\n\n\n\n

Tidak percaya? Silahkan buktikan. Saya pernah melihat sendiri beberapa kali, saat mereka (wanita pembuat kretek) kedatangan tamu, dari mahasiswa sampai pejabat pemerintah lokal dan pusat. Para tamu melihat sendiri ketrampilan para wanita pembuat kretek. Kebanyakan para tamu heran melihat ketrampilan tangan para wanita pekerja pembuat kretek. Karena sangat cepat, bersih dan rapi, seakan-akan seperti mesin. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Industri Rokok Kretek Nasional, Bertahan dalam Rentetan Panjang Krisis Ekonomi<\/a><\/p>\n\n\n\n

Saat berkunjung para tamu dipersilahkan mencoba untuk membuat kretek. Memang kalau dilihat seakan-akan mudah dikerjakan, setelah para tamu mempraktekkan hasilnya nihil alias tidak bisa cepat, bagus dan rapi. Ya hanya jadi serupa lintingan rokok kretek. Ukuran kepadatan isian tembakau dalam bungkus tidak terpenuhi, bentuk konus yang baik juga tidak terpenuhi. Kerapian lintingan dan kecepatan melinting apalagi jauh dari kebiasaan para wanita pembuat kretek. <\/p>\n\n\n\n

Perlu diketahui, selain bahan baku yang baik, ukuran kepadatan dan bentuk rokok kretek sangat mempengaruhi rasa. Semisal isian tembakau kurang padat rasanya hambar, begitu pula terlalu padat maka hisapannya berat. Jelas mempengaruhi kenikmatan rokok kretek. Membuat rokok kretek agar mantap rasanya bukan perkara mudah, harus melalui tahapan-tahapan pembelajaran. Selain itu harus benar-benar tekun dan rajin.   <\/p>\n\n\n\n

Kebanyakan pewaris ketrampilan pembuat rokok kretek di Kudus kaum hawa, dan beragam umurnya, ada yang muda (lulus SMA\/SMK) ada yang sudah usia tua sekitar 50-60an tahun. Pengakuan salah satu wanita sebagai pekerja pembuat kretek di Kudus bernama Haryanti umur 43 tahun warga desa Gondangmanis, ia sangat bangga dapat mewarisi keahlian dan ketrampilan membuat rokok kretek. Keahlian dan ketrampilan orang Kudus. Ia memang dibesarkan di Kudus, tapi asli orang tuanya berasal dari kabupaten Kendal sebelah selatan kota Semarang. Ia belajar membuat rokok kretek sejak lulus dari SMK di Kudus, dari tetangga rumahnya. Awalnya memang sulit, berkat kesabaran akhirnya sekarang lebih dari sekedar bisa. <\/p>\n\n\n\n

Bangganya lagi, berkat keahlian yang ia miliki, menghasilkan nilai ekonomi yang cukup untuk membantu suami. Hingga dapat menyekolahkan tiga anaknya, anak pertama lulus SMA tahun kemarin dan kemudian lolos menjadi TNI, anak kedua sekarang masih SMA dan anak ketiga jenjang SLTP. <\/p>\n\n\n\n

Masuk menjadi pegawai pabrik rokok kretek pun tidaklah mudah, saingannya banyak, ungkap Haryanti. Karena menjadi pegawai pabrik rokok kretek bagi kebanyakan masyarakat Kudus menjadi kebanggaan, selain pendapatannya tetap, juga mendapatkan jaminann sosial, seperti kesehatan dan tunjangan lainnya. Lain itu, kalau di pabrikan besar seperti Djarum, saat usia senja dan dirumahkan mendapat pesangon yang lebih dari cukup, ungkap Haryanti lagi. Ia juga menceritakan, ada tetangganya yang sudah usia lanjut dan tidak lagi bekerja, mendapatkan pesangon yang cukup untuk modal membuat warung klontong dirumah.<\/p>\n\n\n\n

Kesaksian Haryanti, sebagai pewaris keahlian membuat kretek salah satu bukti bahwa membuat rokok kretek bukan perkara mudah, perlu proses transformasi ilmu dari ahlinya. Selain itu, mempunyai keahlian membuat rokok kretek menjadi kebanggaan tersendiri, sebagai pemegang tongkat warisan dan juga mempunyai nilai ekonomi yang cukup untuk keluarga. Kebanyakan yang mewarisi adalah kaum perempuan, yang setiap hari pekerjaannya bergelut dengan tembakau, cengkeh dan rokok kretek. Dan yang terpenting menjadi pewaris membuat rokok kretek<\/a> dan menjadi pegawai pabrik rokok kretek masih menjadi kebanggan kebanyakan masyarakat kecil di kota Kudus. \u00a0
<\/p>\n","post_title":"Perempuan-perempuan Kudus Pewaris Keterampilan Membuat Kretek","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perempuan-perempuan-kudus-pewaris-keterampilan-membuat-kretek","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-01 11:24:38","post_modified_gmt":"2019-05-01 04:24:38","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":18},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Alat utama dalam proses pembuatan kretek tangan adalah \u2018alat penggiling\u2019 yang dioperasikan dengan tangan. Alat penggiling ini terbuat dari bahan kayu jati yang berbentuk siku-siku menyerupai kursi lipat. Kaki yang bagian belakang untuk berdiri dan bagian depan berfungsi sebagai \u2018stang gilingan\u2019 dan \u2018as\u2019.  Bagian bawah untuk berdiri sekaligus tempat \u2018bunukan\u2019. Di tengah-tengah yang agak bolong ada cangkeman yang berfungsi untuk meletakkan tembakau, wedokan (yang menjepit kain mori), dan kain mori yang membentang panjang sebagai penggulung kretek. <\/p>\n\n\n\n

Tembakau diletakkan di atas kain mori yang dijepit cangkeman yang kemudian digulung ke dalam kertas pembungkus (tapir) setelah tuasnya ditarik. Cangkemannya dibentuk sedemikian rupa, agar kretek konus, yakni kecil di bagian ujung hispa dan besar di bagian ujung bakar. Singkatnya alat ini berfungsi menggiling atau menggulung tembakau ke dalam kertas tapir. <\/p>\n\n\n\n

Baca: \u00a0Peran Rokok Kretek Saat Masa Revolusi Fisik di Negeri Ini \u00a0\u00a0\u00a0\u00a0<\/p>\n\n\n\n

Alat penggiling sekarang dipakai adalah generasi ketujuh dalam sejarah pembuatan kretek tangan di Kota Kudus. Sebelumnya alat ini jauh lebih sederhana dan makin ke belakang, berdasarkan pengalaman dan pengetahuan, mengalami inovasi sehingga dalam bentuknya seperti sekarang.<\/p>\n\n\n\n

Bahan utama kretek tangan adalah tembakau yang dicampur dengan cengkeh dan berbagai perisa (terbuat dari rasa buah-buahan). Tembakau ini dipillih dan dipilah oleh para grader dan diolah sebagai bahan kretek. Proses pemlihan dan pemilahan ini dilakukan secara manual di mana kemampuan ini terbentuk dari bakat, pengetahuan, feeling, dan pengalaman yang panjang. Hal , dan Komposisi ini membuat kretek menjadi khas Indonesia dan tidak ditemukan di negara lain. <\/p>\n\n\n\n

Kemudian yang kedua adalah kertas pembalut (papir) yang khas. Setidaknya empat hal harus dipertimbangkan dalam pemilihan kertas untuk kretek tangan ini yaitu:<\/p>\n\n\n\n

1. <\/strong>porosity<\/strong><\/em> atau pori-pori-nya yang berstruktur <\/strong>verge<\/strong><\/em> (cincin). Kertas ini dipilih karena sesuai dengan pilihan jenis tembakau agar mendapat <\/strong>burning rate<\/strong><\/em> yang tepat. Jadi antara kertas dan tembakau terbakar secara bersamaan dan seimbang. <\/strong><\/p>\n\n\n\n

2. <\/strong>Opacity<\/strong><\/em> atau tingkat warna putih kertas, yang bertujuan semata-mata untuk tampilan. <\/strong><\/p>\n\n\n\n

Lem kertas yang digunakan adalah lem yang terbuat dari tepung tapioka atau tepung kanji terbuat dari sari ketela. Cara pembuatannya tepung tapioka digodok dan dicampur dengan air diaduk hingga rata.  <\/p>\n\n\n\n

Demikian proses pembuatan kretek tangan. Kesannya setiap bagian pekerjaan ini tampak mudah dan ringan. Kenyataannya, memerlukan pengetahuan, keterampilan, kecepatan dan konsentrasi. Pekerjaan ini membutuhkan scholling<\/em> yang cukup lama yang biasanya diberikan oleh perusahaan. Rata-rata dibutuhkan waktu belajar dan magang 3 bulan untuk menjadi seorang penggiling, sedangkan untuk seorang pembatil dibutuhkan waktu kurang lebih 1 \u00bd bulan. Peran seorang penggiling tidak bisa digantikan oleh pembatil, sebaliknya peran pembatil bisa dijalankan oleh penggiling. Ini karena biasanya seorang penggiling adalah bekas seorang pembatil sebelumnya.  <\/p>\n\n\n\n

Meski dalam gambaran di atas banyak sekali bagian pekerjaan yang harus dilakukan dan panjang prosesnya, pada dasarnya pekerjaan itu dilakukan dengan sangat cepat. Menurut catatan, dalam waktu satu jam, rata-rata pasangan penggiling dan pembatil ini menghasilkan sekitar 600 batang kretek.     <\/p>\n\n\n\n

Hal yang menarik, hampir seluruh pekerja penggiling dan pembatil ini adalah kaum perempuan. Salah satu alasannya adalah pekerjaan ini juga membutuhkan kerapian, kecekatan dan ketepatan yang secara stereotipe sering dianggap umumnya bisa dilakukan kalangan perempuan dengan lebih baik.
<\/p>\n","post_title":"Mengintip Sekilas Proses Pembuatan Kretek Tangan di Kota Kretek Kudus","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mengintip-sekilas-proses-pembuatan-kretek-tangan-di-kota-kretek-kudus","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-08 11:27:02","post_modified_gmt":"2019-05-08 04:27:02","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5700","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5693,"post_author":"877","post_date":"2019-05-06 14:14:39","post_date_gmt":"2019-05-06 07:14:39","post_content":"\n

Banyak orang bilang, rokok kretek mengandung zat adiktif, yang membuat penghisapnya sakaw dan ketergantungan. Pada bulan inilah, semua tuduhan mereka terbantahkan. Perokok masih tetap hidup dan tidak kejang-kejang, meski seharian tidak merokok.<\/p>\n\n\n\n

Berpuasa bagi penikmat rokok kretek bukanlah satu halangan. Karena dengan berpuasa, selain kita menghambakan diri kepada Tuhan, juga sebetulnya akan mendapatkan rasa lebih nikmat saat merokok kretek setelah berbuka puasa, contohnya. Tidak akan beda jauh dengan saat makan dan minum setelah satu hari berpuasa. Ketika berbuka rasanya begitu sangat nikmat. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Ketetapan Hukum Rokok dalam Fatwa NU: Mubah (Boleh) <\/a><\/p>\n\n\n\n

Kenikmatan saat berbuka tidak ada tandingannya. Bahkan saking nikmatnya terkadang banyak yang tidak control.  Makan dan minum berlebihan, melebihi kapasitas tampungan perut, sehingga mengakibatkan terlalu kenyang. Dampaknya perut sakit dan seluruh badan juga ikut terasa sakit. Pokoknya badan saat digerrakkan terasa tidak nyaman, dan ada juga yang pingin muntah tapi tidak bisa.       <\/p>\n\n\n\n

Bisa jadi, ketidakkontrolan sebagian orang tersebut karena ada rasa dendam yang berlebihan saat menjalankan puasa. Misalnya, saat puasa, serasa berat menahan haus atau serasa berat menahan lapar, akibat tidak sahur. Begitu buka puasa, mendobel makan dan minum hingga terlalau kenyang. Nah, perbuatan seperti ini, agama melarangnya dan bagi tubuh tidak baik pula. Untuk itu bagi sahabat kretek jauhi perbuatan tersebut. Nikmati kenikmatan yang sewajarnya. Makan dan minum sewajarnya sesuai porsi. Menikmati rokok kretek juga demikian, jangan terlalu kebanyakan karena akan hilang nikmatannya.<\/p>\n\n\n\n

Nikmat, akan terasa jika terjadi saat batas kewajaran atau bahkan saat kekurangan. Contohnya, manusia akan lebih merasakan nikmat di saat awalnya kekurangan kemudian menjadi tambah. Beda dengan awalnya memang sudah tambah, kemudian bertambah lagi, tidak begitu terasa nikmatnya. Kembali ke puasa, satu hari penuh menahan haus dan lapar, di saat berbuka nikmatnya begitu terasa. Berbeda saat makan dan minum di waktu yang bisa dilakukan semaunya (tidak dalam keadaan puasa) rasa nikmatnya biasa.<\/p>\n\n\n\n

Kebiasan Nabi Muhammad kalau tidak sedang berpuasa, ia tidak akan makan sebelum perut betul betul terasa lapar. Ia tidak akan minum sebelum betul betul terasa haus. Ia akan berhenti makan, sebelum kenyang, ia akan berhenti minum sebelum hausnya hilang. Inilah kebiasaan Nabi Muhammad yang seharusnya di tiru sahabat krete. Agar kenikmatan selalu melekat pada kita, saat menikmati rokok kretek. Terlalu banyak merokok kretek dalam batas kewajaran, nikmatnya akan hilang. Karena menikmati rokok kretek bukan sekedar menikmati rasa rokoknya. Lebih dari itu, merokok adalah perbuatan untuk rekreasi dan relaksasi. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Nasehat K.H. Sya\u2019roni dan Pesan Moral R.M.P. Sosrokartono bagi Pemimpin <\/a><\/p>\n\n\n\n

Rekreasi dan relaksasi saat ini sangat dibutuhkan tiap manusia, dengan bermacam-macam cara. Ada yang bertamasya, ada yang kuliner, ada yang putar-putar alias jalan-jalan, ada yang olah raga dan masih banyak macamnya, dan tidak terkecuali aktifitas merokok kretek.<\/p>\n\n\n\n

Merokok kretek sambil minum kopi atau sambil baca buku, koran dan lainnya, bagi sebagian orang menjadi sarana untuk merilekkan tubuh, dari rasa capek seharian bekerja. Begitu juga bagi yang tidak punya uang lebih untuk pergi rekreasi atau pergi tamasya, kuliner, cenderung akan mencari cara yang murah untuk merilekkan tubuhnya. Kalau ia penikmat rokok kretek, bisa dipastikan akan memilih menikmati sebatang dua batang rokok kretek dari pada harus pergi yang membutuhkan biaya besar. Jika  dibanding dengan mengeluarkan uang untuk membeli satu bungkus rokok kretek jauh lebih irit bagi sahabat kretek. <\/p>\n\n\n\n

Sahabat kretek yang sedang berpuasa atau yang sedang relaksasi dan rekreasi, di bulan suci Ramadhan ini, ada waktu-waktu yang nikmat untuk menikmati rokok kretek, yaitu:<\/p>\n\n\n\n

Pertama<\/strong>, setelah berbuka puasa, artinya setelah makan dan minum selesai, kemudian menikmati rokok kretek akan terasa nikmat. Tapi perlu diwaspadai bagi sahabat kretek jangan sampai waktu sholat magribnya hilang. <\/p>\n\n\n\n

Kedua<\/strong>, setelah sholat, baik setelah sholat magrib yang dilaksanakan setelah makan dan minum buka puasa, atau setelah sholat tarawih selesai. Setelah kewajiban kita mentaati agama selesai, serasa hati plong dan disaat itulah sangat nikmat merokok kretek.<\/p>\n\n\n\n

Ketiga<\/strong>, setelah tadarus al-Quran malam hari di masjid atau musholla, sudah menjadi adat setelah sholat tarawih di masjid atau musholla diadakan baca al-Quran bergantian disebut tadarus al-Quran, selesai tadarus \u00a0biasanya ngobrol sebentar sambil menikmati hidangan dari masyarakat dan minuman malah terkadang kopi, disitulah waktu yang nikmat merokok kretek sambil ngobrol, makan dan minum.<\/p>\n\n\n\n

Keempat<\/strong>, setelah sahur, setelah makan sahur juga waktu yang sangat nikmat merokok kretek sambil membawa sisa minuman.<\/p>\n\n\n\n

Kelima<\/strong>, menjelang waktu imsak, waktu yang terakhir boleh makan, minum dan merokok. Waktu yang sangat nikmat merokok kretek karena sebagai pamungkas. Tapi jangan lupa tetap diakhiri minum air putih dan gosok gigi.<\/p>\n\n\n\n

Inilah beberapa waktu yang nikmat untuk menghisap rokok kretek, adapun untuk relaksasi dan rekreasi tergantung waktun yang dibutuhkan. Tentunya di saat bulan suci Ramadhan, hanya diperbolehkan di malam hari sampai batas fajar shodik atau batas imsak. Jangan lupa dimalam hari untuk niat berpuasa dipagi harinya, begitu seterusnya sampai tanggal bulan suci Ramadhan dalam satu bulan selesai. Demikian, selamat menunaikan ibadah puasa di bulan yang penuh berkah, bulan penuh pahala, bulan suci Ramadhan.
<\/p>\n","post_title":"Bulan Ramadhan, Kapan Waktu yang Tepat untuk Menikmati Rokok?","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"bulan-ramadhan-kapan-waktu-yang-tepat-untuk-menikmati-rokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-06 14:14:45","post_modified_gmt":"2019-05-06 07:14:45","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5693","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5674,"post_author":"877","post_date":"2019-05-01 11:24:30","post_date_gmt":"2019-05-01 04:24:30","post_content":"\n

Sehabis shubuh suasana masih agak gelap, namun banyak jalan jalan di kota Kudus sudah ramai dan padat, bahkan terjadi kemacetan di banyak titik. Tidak hanya di jalan raya, jalan kampung pun demikian. Terlihat para wanita, ada yang berseragam batik ada yang tidak.  Ada yang bawa sepeda motor, sepeda ontel, kebanyakan mereka naik mobil rombongan. Bahkan bayak pula mobil yang di tumpangi pakai bak terbuka (pic up). Hampir tiap sudut di kota Kudus terjadi demikian. Baik dari arah barat, arah selatan, arah timur dan dari utara, ramai para wanita. <\/p>\n\n\n\n

Sekilas Tidak pantas bagi kaum hawa ini keluar masih gelap, tapi di Kudus sudah terlihat terbiasa. Mereka pergi dan beraktitifitas saat banyak orang masih melanjutkan istirahatnya. Bangun tidur, mereka harus mealkukan pekerjaan sebagai ibu dan sebagai istri, menyiapkan kebutuhan anak dan suami untuk pagi sampai siang hari. \u00a0Mereka ini tidak lain berangkat bekerja ke pabrik. Mereka ini adalah pewaris budaya atau lebih tepatnya orang yang melestarikan budaya. Budaya masyarakat Indonesia yang berusia lebih dari seratus tahun.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Peran Rokok Kretek Saat Masa Revolusi Fisik di Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

Budaya yang diwariskan oleh H. Djamhari sejak abad 19 yang lalu. Budaya pengetahuan meracik dan mengolah tembakau dengan cengkeh, serta budaya melinting hingga berbentuk kretek. Di tangan para wanita yang terampil inilah, budaya kretek di Kudus tetap lestari. Selain melestarikan budaya membuat kretek, mereka tentunya mendapatkan imbalan yang cukup untuk membantu ekonomi keluarga. <\/p>\n\n\n\n

Di Kudus, menjadi pekerja di pabrik pembuatan kretek menjadi kebanggaan. Banyak kaum hawa saling berebut. Dan tidak sembarang orang bisa masuk harus mempunyai pengalaman membuat kretek, minimal pengetahuan.  Pengalaman dan pengetahuan meracik dan membuat kretek bukanlah hal yang sederhana. Harus melalui tahapan belajar pelan pelan dan sabar. <\/p>\n\n\n\n

Tidak percaya? Silahkan buktikan. Saya pernah melihat sendiri beberapa kali, saat mereka (wanita pembuat kretek) kedatangan tamu, dari mahasiswa sampai pejabat pemerintah lokal dan pusat. Para tamu melihat sendiri ketrampilan para wanita pembuat kretek. Kebanyakan para tamu heran melihat ketrampilan tangan para wanita pekerja pembuat kretek. Karena sangat cepat, bersih dan rapi, seakan-akan seperti mesin. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Industri Rokok Kretek Nasional, Bertahan dalam Rentetan Panjang Krisis Ekonomi<\/a><\/p>\n\n\n\n

Saat berkunjung para tamu dipersilahkan mencoba untuk membuat kretek. Memang kalau dilihat seakan-akan mudah dikerjakan, setelah para tamu mempraktekkan hasilnya nihil alias tidak bisa cepat, bagus dan rapi. Ya hanya jadi serupa lintingan rokok kretek. Ukuran kepadatan isian tembakau dalam bungkus tidak terpenuhi, bentuk konus yang baik juga tidak terpenuhi. Kerapian lintingan dan kecepatan melinting apalagi jauh dari kebiasaan para wanita pembuat kretek. <\/p>\n\n\n\n

Perlu diketahui, selain bahan baku yang baik, ukuran kepadatan dan bentuk rokok kretek sangat mempengaruhi rasa. Semisal isian tembakau kurang padat rasanya hambar, begitu pula terlalu padat maka hisapannya berat. Jelas mempengaruhi kenikmatan rokok kretek. Membuat rokok kretek agar mantap rasanya bukan perkara mudah, harus melalui tahapan-tahapan pembelajaran. Selain itu harus benar-benar tekun dan rajin.   <\/p>\n\n\n\n

Kebanyakan pewaris ketrampilan pembuat rokok kretek di Kudus kaum hawa, dan beragam umurnya, ada yang muda (lulus SMA\/SMK) ada yang sudah usia tua sekitar 50-60an tahun. Pengakuan salah satu wanita sebagai pekerja pembuat kretek di Kudus bernama Haryanti umur 43 tahun warga desa Gondangmanis, ia sangat bangga dapat mewarisi keahlian dan ketrampilan membuat rokok kretek. Keahlian dan ketrampilan orang Kudus. Ia memang dibesarkan di Kudus, tapi asli orang tuanya berasal dari kabupaten Kendal sebelah selatan kota Semarang. Ia belajar membuat rokok kretek sejak lulus dari SMK di Kudus, dari tetangga rumahnya. Awalnya memang sulit, berkat kesabaran akhirnya sekarang lebih dari sekedar bisa. <\/p>\n\n\n\n

Bangganya lagi, berkat keahlian yang ia miliki, menghasilkan nilai ekonomi yang cukup untuk membantu suami. Hingga dapat menyekolahkan tiga anaknya, anak pertama lulus SMA tahun kemarin dan kemudian lolos menjadi TNI, anak kedua sekarang masih SMA dan anak ketiga jenjang SLTP. <\/p>\n\n\n\n

Masuk menjadi pegawai pabrik rokok kretek pun tidaklah mudah, saingannya banyak, ungkap Haryanti. Karena menjadi pegawai pabrik rokok kretek bagi kebanyakan masyarakat Kudus menjadi kebanggaan, selain pendapatannya tetap, juga mendapatkan jaminann sosial, seperti kesehatan dan tunjangan lainnya. Lain itu, kalau di pabrikan besar seperti Djarum, saat usia senja dan dirumahkan mendapat pesangon yang lebih dari cukup, ungkap Haryanti lagi. Ia juga menceritakan, ada tetangganya yang sudah usia lanjut dan tidak lagi bekerja, mendapatkan pesangon yang cukup untuk modal membuat warung klontong dirumah.<\/p>\n\n\n\n

Kesaksian Haryanti, sebagai pewaris keahlian membuat kretek salah satu bukti bahwa membuat rokok kretek bukan perkara mudah, perlu proses transformasi ilmu dari ahlinya. Selain itu, mempunyai keahlian membuat rokok kretek menjadi kebanggaan tersendiri, sebagai pemegang tongkat warisan dan juga mempunyai nilai ekonomi yang cukup untuk keluarga. Kebanyakan yang mewarisi adalah kaum perempuan, yang setiap hari pekerjaannya bergelut dengan tembakau, cengkeh dan rokok kretek. Dan yang terpenting menjadi pewaris membuat rokok kretek<\/a> dan menjadi pegawai pabrik rokok kretek masih menjadi kebanggan kebanyakan masyarakat kecil di kota Kudus. \u00a0
<\/p>\n","post_title":"Perempuan-perempuan Kudus Pewaris Keterampilan Membuat Kretek","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perempuan-perempuan-kudus-pewaris-keterampilan-membuat-kretek","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-01 11:24:38","post_modified_gmt":"2019-05-01 04:24:38","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":18},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Kretek-kretek yang telah dipotong dan diukur persisinya kemudian dikumpulkan dalam jumlah 50. Komposisinya adalah 5 + 6 + 7 + 8 + 9 + 8 + 7. Komposisi ini disusun berdasarkan besarnya genggaman dua tangan dan dengan komposisi itu, pembatil tidak perlu lagi menghitung karena komposisi itu sudah akan menunjukkan jumlah 50 dan dibalut dengan selongsong kertas yang ikatannya cukup dengan ditekuk-tekuk. Proses ini disebut ngelongsongi<\/em>. Agar rata atas \u2013 bawah, pembatil akan netek<\/em>, meratakan dengan menggunakan papan geblekan.<\/p>\n\n\n\n

Alat utama dalam proses pembuatan kretek tangan adalah \u2018alat penggiling\u2019 yang dioperasikan dengan tangan. Alat penggiling ini terbuat dari bahan kayu jati yang berbentuk siku-siku menyerupai kursi lipat. Kaki yang bagian belakang untuk berdiri dan bagian depan berfungsi sebagai \u2018stang gilingan\u2019 dan \u2018as\u2019.  Bagian bawah untuk berdiri sekaligus tempat \u2018bunukan\u2019. Di tengah-tengah yang agak bolong ada cangkeman yang berfungsi untuk meletakkan tembakau, wedokan (yang menjepit kain mori), dan kain mori yang membentang panjang sebagai penggulung kretek. <\/p>\n\n\n\n

Tembakau diletakkan di atas kain mori yang dijepit cangkeman yang kemudian digulung ke dalam kertas pembungkus (tapir) setelah tuasnya ditarik. Cangkemannya dibentuk sedemikian rupa, agar kretek konus, yakni kecil di bagian ujung hispa dan besar di bagian ujung bakar. Singkatnya alat ini berfungsi menggiling atau menggulung tembakau ke dalam kertas tapir. <\/p>\n\n\n\n

Baca: \u00a0Peran Rokok Kretek Saat Masa Revolusi Fisik di Negeri Ini \u00a0\u00a0\u00a0\u00a0<\/p>\n\n\n\n

Alat penggiling sekarang dipakai adalah generasi ketujuh dalam sejarah pembuatan kretek tangan di Kota Kudus. Sebelumnya alat ini jauh lebih sederhana dan makin ke belakang, berdasarkan pengalaman dan pengetahuan, mengalami inovasi sehingga dalam bentuknya seperti sekarang.<\/p>\n\n\n\n

Bahan utama kretek tangan adalah tembakau yang dicampur dengan cengkeh dan berbagai perisa (terbuat dari rasa buah-buahan). Tembakau ini dipillih dan dipilah oleh para grader dan diolah sebagai bahan kretek. Proses pemlihan dan pemilahan ini dilakukan secara manual di mana kemampuan ini terbentuk dari bakat, pengetahuan, feeling, dan pengalaman yang panjang. Hal , dan Komposisi ini membuat kretek menjadi khas Indonesia dan tidak ditemukan di negara lain. <\/p>\n\n\n\n

Kemudian yang kedua adalah kertas pembalut (papir) yang khas. Setidaknya empat hal harus dipertimbangkan dalam pemilihan kertas untuk kretek tangan ini yaitu:<\/p>\n\n\n\n

1. <\/strong>porosity<\/strong><\/em> atau pori-pori-nya yang berstruktur <\/strong>verge<\/strong><\/em> (cincin). Kertas ini dipilih karena sesuai dengan pilihan jenis tembakau agar mendapat <\/strong>burning rate<\/strong><\/em> yang tepat. Jadi antara kertas dan tembakau terbakar secara bersamaan dan seimbang. <\/strong><\/p>\n\n\n\n

2. <\/strong>Opacity<\/strong><\/em> atau tingkat warna putih kertas, yang bertujuan semata-mata untuk tampilan. <\/strong><\/p>\n\n\n\n

Lem kertas yang digunakan adalah lem yang terbuat dari tepung tapioka atau tepung kanji terbuat dari sari ketela. Cara pembuatannya tepung tapioka digodok dan dicampur dengan air diaduk hingga rata.  <\/p>\n\n\n\n

Demikian proses pembuatan kretek tangan. Kesannya setiap bagian pekerjaan ini tampak mudah dan ringan. Kenyataannya, memerlukan pengetahuan, keterampilan, kecepatan dan konsentrasi. Pekerjaan ini membutuhkan scholling<\/em> yang cukup lama yang biasanya diberikan oleh perusahaan. Rata-rata dibutuhkan waktu belajar dan magang 3 bulan untuk menjadi seorang penggiling, sedangkan untuk seorang pembatil dibutuhkan waktu kurang lebih 1 \u00bd bulan. Peran seorang penggiling tidak bisa digantikan oleh pembatil, sebaliknya peran pembatil bisa dijalankan oleh penggiling. Ini karena biasanya seorang penggiling adalah bekas seorang pembatil sebelumnya.  <\/p>\n\n\n\n

Meski dalam gambaran di atas banyak sekali bagian pekerjaan yang harus dilakukan dan panjang prosesnya, pada dasarnya pekerjaan itu dilakukan dengan sangat cepat. Menurut catatan, dalam waktu satu jam, rata-rata pasangan penggiling dan pembatil ini menghasilkan sekitar 600 batang kretek.     <\/p>\n\n\n\n

Hal yang menarik, hampir seluruh pekerja penggiling dan pembatil ini adalah kaum perempuan. Salah satu alasannya adalah pekerjaan ini juga membutuhkan kerapian, kecekatan dan ketepatan yang secara stereotipe sering dianggap umumnya bisa dilakukan kalangan perempuan dengan lebih baik.
<\/p>\n","post_title":"Mengintip Sekilas Proses Pembuatan Kretek Tangan di Kota Kretek Kudus","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mengintip-sekilas-proses-pembuatan-kretek-tangan-di-kota-kretek-kudus","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-08 11:27:02","post_modified_gmt":"2019-05-08 04:27:02","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5700","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5693,"post_author":"877","post_date":"2019-05-06 14:14:39","post_date_gmt":"2019-05-06 07:14:39","post_content":"\n

Banyak orang bilang, rokok kretek mengandung zat adiktif, yang membuat penghisapnya sakaw dan ketergantungan. Pada bulan inilah, semua tuduhan mereka terbantahkan. Perokok masih tetap hidup dan tidak kejang-kejang, meski seharian tidak merokok.<\/p>\n\n\n\n

Berpuasa bagi penikmat rokok kretek bukanlah satu halangan. Karena dengan berpuasa, selain kita menghambakan diri kepada Tuhan, juga sebetulnya akan mendapatkan rasa lebih nikmat saat merokok kretek setelah berbuka puasa, contohnya. Tidak akan beda jauh dengan saat makan dan minum setelah satu hari berpuasa. Ketika berbuka rasanya begitu sangat nikmat. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Ketetapan Hukum Rokok dalam Fatwa NU: Mubah (Boleh) <\/a><\/p>\n\n\n\n

Kenikmatan saat berbuka tidak ada tandingannya. Bahkan saking nikmatnya terkadang banyak yang tidak control.  Makan dan minum berlebihan, melebihi kapasitas tampungan perut, sehingga mengakibatkan terlalu kenyang. Dampaknya perut sakit dan seluruh badan juga ikut terasa sakit. Pokoknya badan saat digerrakkan terasa tidak nyaman, dan ada juga yang pingin muntah tapi tidak bisa.       <\/p>\n\n\n\n

Bisa jadi, ketidakkontrolan sebagian orang tersebut karena ada rasa dendam yang berlebihan saat menjalankan puasa. Misalnya, saat puasa, serasa berat menahan haus atau serasa berat menahan lapar, akibat tidak sahur. Begitu buka puasa, mendobel makan dan minum hingga terlalau kenyang. Nah, perbuatan seperti ini, agama melarangnya dan bagi tubuh tidak baik pula. Untuk itu bagi sahabat kretek jauhi perbuatan tersebut. Nikmati kenikmatan yang sewajarnya. Makan dan minum sewajarnya sesuai porsi. Menikmati rokok kretek juga demikian, jangan terlalu kebanyakan karena akan hilang nikmatannya.<\/p>\n\n\n\n

Nikmat, akan terasa jika terjadi saat batas kewajaran atau bahkan saat kekurangan. Contohnya, manusia akan lebih merasakan nikmat di saat awalnya kekurangan kemudian menjadi tambah. Beda dengan awalnya memang sudah tambah, kemudian bertambah lagi, tidak begitu terasa nikmatnya. Kembali ke puasa, satu hari penuh menahan haus dan lapar, di saat berbuka nikmatnya begitu terasa. Berbeda saat makan dan minum di waktu yang bisa dilakukan semaunya (tidak dalam keadaan puasa) rasa nikmatnya biasa.<\/p>\n\n\n\n

Kebiasan Nabi Muhammad kalau tidak sedang berpuasa, ia tidak akan makan sebelum perut betul betul terasa lapar. Ia tidak akan minum sebelum betul betul terasa haus. Ia akan berhenti makan, sebelum kenyang, ia akan berhenti minum sebelum hausnya hilang. Inilah kebiasaan Nabi Muhammad yang seharusnya di tiru sahabat krete. Agar kenikmatan selalu melekat pada kita, saat menikmati rokok kretek. Terlalu banyak merokok kretek dalam batas kewajaran, nikmatnya akan hilang. Karena menikmati rokok kretek bukan sekedar menikmati rasa rokoknya. Lebih dari itu, merokok adalah perbuatan untuk rekreasi dan relaksasi. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Nasehat K.H. Sya\u2019roni dan Pesan Moral R.M.P. Sosrokartono bagi Pemimpin <\/a><\/p>\n\n\n\n

Rekreasi dan relaksasi saat ini sangat dibutuhkan tiap manusia, dengan bermacam-macam cara. Ada yang bertamasya, ada yang kuliner, ada yang putar-putar alias jalan-jalan, ada yang olah raga dan masih banyak macamnya, dan tidak terkecuali aktifitas merokok kretek.<\/p>\n\n\n\n

Merokok kretek sambil minum kopi atau sambil baca buku, koran dan lainnya, bagi sebagian orang menjadi sarana untuk merilekkan tubuh, dari rasa capek seharian bekerja. Begitu juga bagi yang tidak punya uang lebih untuk pergi rekreasi atau pergi tamasya, kuliner, cenderung akan mencari cara yang murah untuk merilekkan tubuhnya. Kalau ia penikmat rokok kretek, bisa dipastikan akan memilih menikmati sebatang dua batang rokok kretek dari pada harus pergi yang membutuhkan biaya besar. Jika  dibanding dengan mengeluarkan uang untuk membeli satu bungkus rokok kretek jauh lebih irit bagi sahabat kretek. <\/p>\n\n\n\n

Sahabat kretek yang sedang berpuasa atau yang sedang relaksasi dan rekreasi, di bulan suci Ramadhan ini, ada waktu-waktu yang nikmat untuk menikmati rokok kretek, yaitu:<\/p>\n\n\n\n

Pertama<\/strong>, setelah berbuka puasa, artinya setelah makan dan minum selesai, kemudian menikmati rokok kretek akan terasa nikmat. Tapi perlu diwaspadai bagi sahabat kretek jangan sampai waktu sholat magribnya hilang. <\/p>\n\n\n\n

Kedua<\/strong>, setelah sholat, baik setelah sholat magrib yang dilaksanakan setelah makan dan minum buka puasa, atau setelah sholat tarawih selesai. Setelah kewajiban kita mentaati agama selesai, serasa hati plong dan disaat itulah sangat nikmat merokok kretek.<\/p>\n\n\n\n

Ketiga<\/strong>, setelah tadarus al-Quran malam hari di masjid atau musholla, sudah menjadi adat setelah sholat tarawih di masjid atau musholla diadakan baca al-Quran bergantian disebut tadarus al-Quran, selesai tadarus \u00a0biasanya ngobrol sebentar sambil menikmati hidangan dari masyarakat dan minuman malah terkadang kopi, disitulah waktu yang nikmat merokok kretek sambil ngobrol, makan dan minum.<\/p>\n\n\n\n

Keempat<\/strong>, setelah sahur, setelah makan sahur juga waktu yang sangat nikmat merokok kretek sambil membawa sisa minuman.<\/p>\n\n\n\n

Kelima<\/strong>, menjelang waktu imsak, waktu yang terakhir boleh makan, minum dan merokok. Waktu yang sangat nikmat merokok kretek karena sebagai pamungkas. Tapi jangan lupa tetap diakhiri minum air putih dan gosok gigi.<\/p>\n\n\n\n

Inilah beberapa waktu yang nikmat untuk menghisap rokok kretek, adapun untuk relaksasi dan rekreasi tergantung waktun yang dibutuhkan. Tentunya di saat bulan suci Ramadhan, hanya diperbolehkan di malam hari sampai batas fajar shodik atau batas imsak. Jangan lupa dimalam hari untuk niat berpuasa dipagi harinya, begitu seterusnya sampai tanggal bulan suci Ramadhan dalam satu bulan selesai. Demikian, selamat menunaikan ibadah puasa di bulan yang penuh berkah, bulan penuh pahala, bulan suci Ramadhan.
<\/p>\n","post_title":"Bulan Ramadhan, Kapan Waktu yang Tepat untuk Menikmati Rokok?","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"bulan-ramadhan-kapan-waktu-yang-tepat-untuk-menikmati-rokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-06 14:14:45","post_modified_gmt":"2019-05-06 07:14:45","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5693","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5674,"post_author":"877","post_date":"2019-05-01 11:24:30","post_date_gmt":"2019-05-01 04:24:30","post_content":"\n

Sehabis shubuh suasana masih agak gelap, namun banyak jalan jalan di kota Kudus sudah ramai dan padat, bahkan terjadi kemacetan di banyak titik. Tidak hanya di jalan raya, jalan kampung pun demikian. Terlihat para wanita, ada yang berseragam batik ada yang tidak.  Ada yang bawa sepeda motor, sepeda ontel, kebanyakan mereka naik mobil rombongan. Bahkan bayak pula mobil yang di tumpangi pakai bak terbuka (pic up). Hampir tiap sudut di kota Kudus terjadi demikian. Baik dari arah barat, arah selatan, arah timur dan dari utara, ramai para wanita. <\/p>\n\n\n\n

Sekilas Tidak pantas bagi kaum hawa ini keluar masih gelap, tapi di Kudus sudah terlihat terbiasa. Mereka pergi dan beraktitifitas saat banyak orang masih melanjutkan istirahatnya. Bangun tidur, mereka harus mealkukan pekerjaan sebagai ibu dan sebagai istri, menyiapkan kebutuhan anak dan suami untuk pagi sampai siang hari. \u00a0Mereka ini tidak lain berangkat bekerja ke pabrik. Mereka ini adalah pewaris budaya atau lebih tepatnya orang yang melestarikan budaya. Budaya masyarakat Indonesia yang berusia lebih dari seratus tahun.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Peran Rokok Kretek Saat Masa Revolusi Fisik di Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

Budaya yang diwariskan oleh H. Djamhari sejak abad 19 yang lalu. Budaya pengetahuan meracik dan mengolah tembakau dengan cengkeh, serta budaya melinting hingga berbentuk kretek. Di tangan para wanita yang terampil inilah, budaya kretek di Kudus tetap lestari. Selain melestarikan budaya membuat kretek, mereka tentunya mendapatkan imbalan yang cukup untuk membantu ekonomi keluarga. <\/p>\n\n\n\n

Di Kudus, menjadi pekerja di pabrik pembuatan kretek menjadi kebanggaan. Banyak kaum hawa saling berebut. Dan tidak sembarang orang bisa masuk harus mempunyai pengalaman membuat kretek, minimal pengetahuan.  Pengalaman dan pengetahuan meracik dan membuat kretek bukanlah hal yang sederhana. Harus melalui tahapan belajar pelan pelan dan sabar. <\/p>\n\n\n\n

Tidak percaya? Silahkan buktikan. Saya pernah melihat sendiri beberapa kali, saat mereka (wanita pembuat kretek) kedatangan tamu, dari mahasiswa sampai pejabat pemerintah lokal dan pusat. Para tamu melihat sendiri ketrampilan para wanita pembuat kretek. Kebanyakan para tamu heran melihat ketrampilan tangan para wanita pekerja pembuat kretek. Karena sangat cepat, bersih dan rapi, seakan-akan seperti mesin. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Industri Rokok Kretek Nasional, Bertahan dalam Rentetan Panjang Krisis Ekonomi<\/a><\/p>\n\n\n\n

Saat berkunjung para tamu dipersilahkan mencoba untuk membuat kretek. Memang kalau dilihat seakan-akan mudah dikerjakan, setelah para tamu mempraktekkan hasilnya nihil alias tidak bisa cepat, bagus dan rapi. Ya hanya jadi serupa lintingan rokok kretek. Ukuran kepadatan isian tembakau dalam bungkus tidak terpenuhi, bentuk konus yang baik juga tidak terpenuhi. Kerapian lintingan dan kecepatan melinting apalagi jauh dari kebiasaan para wanita pembuat kretek. <\/p>\n\n\n\n

Perlu diketahui, selain bahan baku yang baik, ukuran kepadatan dan bentuk rokok kretek sangat mempengaruhi rasa. Semisal isian tembakau kurang padat rasanya hambar, begitu pula terlalu padat maka hisapannya berat. Jelas mempengaruhi kenikmatan rokok kretek. Membuat rokok kretek agar mantap rasanya bukan perkara mudah, harus melalui tahapan-tahapan pembelajaran. Selain itu harus benar-benar tekun dan rajin.   <\/p>\n\n\n\n

Kebanyakan pewaris ketrampilan pembuat rokok kretek di Kudus kaum hawa, dan beragam umurnya, ada yang muda (lulus SMA\/SMK) ada yang sudah usia tua sekitar 50-60an tahun. Pengakuan salah satu wanita sebagai pekerja pembuat kretek di Kudus bernama Haryanti umur 43 tahun warga desa Gondangmanis, ia sangat bangga dapat mewarisi keahlian dan ketrampilan membuat rokok kretek. Keahlian dan ketrampilan orang Kudus. Ia memang dibesarkan di Kudus, tapi asli orang tuanya berasal dari kabupaten Kendal sebelah selatan kota Semarang. Ia belajar membuat rokok kretek sejak lulus dari SMK di Kudus, dari tetangga rumahnya. Awalnya memang sulit, berkat kesabaran akhirnya sekarang lebih dari sekedar bisa. <\/p>\n\n\n\n

Bangganya lagi, berkat keahlian yang ia miliki, menghasilkan nilai ekonomi yang cukup untuk membantu suami. Hingga dapat menyekolahkan tiga anaknya, anak pertama lulus SMA tahun kemarin dan kemudian lolos menjadi TNI, anak kedua sekarang masih SMA dan anak ketiga jenjang SLTP. <\/p>\n\n\n\n

Masuk menjadi pegawai pabrik rokok kretek pun tidaklah mudah, saingannya banyak, ungkap Haryanti. Karena menjadi pegawai pabrik rokok kretek bagi kebanyakan masyarakat Kudus menjadi kebanggaan, selain pendapatannya tetap, juga mendapatkan jaminann sosial, seperti kesehatan dan tunjangan lainnya. Lain itu, kalau di pabrikan besar seperti Djarum, saat usia senja dan dirumahkan mendapat pesangon yang lebih dari cukup, ungkap Haryanti lagi. Ia juga menceritakan, ada tetangganya yang sudah usia lanjut dan tidak lagi bekerja, mendapatkan pesangon yang cukup untuk modal membuat warung klontong dirumah.<\/p>\n\n\n\n

Kesaksian Haryanti, sebagai pewaris keahlian membuat kretek salah satu bukti bahwa membuat rokok kretek bukan perkara mudah, perlu proses transformasi ilmu dari ahlinya. Selain itu, mempunyai keahlian membuat rokok kretek menjadi kebanggaan tersendiri, sebagai pemegang tongkat warisan dan juga mempunyai nilai ekonomi yang cukup untuk keluarga. Kebanyakan yang mewarisi adalah kaum perempuan, yang setiap hari pekerjaannya bergelut dengan tembakau, cengkeh dan rokok kretek. Dan yang terpenting menjadi pewaris membuat rokok kretek<\/a> dan menjadi pegawai pabrik rokok kretek masih menjadi kebanggan kebanyakan masyarakat kecil di kota Kudus. \u00a0
<\/p>\n","post_title":"Perempuan-perempuan Kudus Pewaris Keterampilan Membuat Kretek","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perempuan-perempuan-kudus-pewaris-keterampilan-membuat-kretek","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-01 11:24:38","post_modified_gmt":"2019-05-01 04:24:38","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":18},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Baca: Kudus; Kota Santri dan Kota Kretek <\/a><\/p>\n\n\n\n

Kretek-kretek yang telah dipotong dan diukur persisinya kemudian dikumpulkan dalam jumlah 50. Komposisinya adalah 5 + 6 + 7 + 8 + 9 + 8 + 7. Komposisi ini disusun berdasarkan besarnya genggaman dua tangan dan dengan komposisi itu, pembatil tidak perlu lagi menghitung karena komposisi itu sudah akan menunjukkan jumlah 50 dan dibalut dengan selongsong kertas yang ikatannya cukup dengan ditekuk-tekuk. Proses ini disebut ngelongsongi<\/em>. Agar rata atas \u2013 bawah, pembatil akan netek<\/em>, meratakan dengan menggunakan papan geblekan.<\/p>\n\n\n\n

Alat utama dalam proses pembuatan kretek tangan adalah \u2018alat penggiling\u2019 yang dioperasikan dengan tangan. Alat penggiling ini terbuat dari bahan kayu jati yang berbentuk siku-siku menyerupai kursi lipat. Kaki yang bagian belakang untuk berdiri dan bagian depan berfungsi sebagai \u2018stang gilingan\u2019 dan \u2018as\u2019.  Bagian bawah untuk berdiri sekaligus tempat \u2018bunukan\u2019. Di tengah-tengah yang agak bolong ada cangkeman yang berfungsi untuk meletakkan tembakau, wedokan (yang menjepit kain mori), dan kain mori yang membentang panjang sebagai penggulung kretek. <\/p>\n\n\n\n

Tembakau diletakkan di atas kain mori yang dijepit cangkeman yang kemudian digulung ke dalam kertas pembungkus (tapir) setelah tuasnya ditarik. Cangkemannya dibentuk sedemikian rupa, agar kretek konus, yakni kecil di bagian ujung hispa dan besar di bagian ujung bakar. Singkatnya alat ini berfungsi menggiling atau menggulung tembakau ke dalam kertas tapir. <\/p>\n\n\n\n

Baca: \u00a0Peran Rokok Kretek Saat Masa Revolusi Fisik di Negeri Ini \u00a0\u00a0\u00a0\u00a0<\/p>\n\n\n\n

Alat penggiling sekarang dipakai adalah generasi ketujuh dalam sejarah pembuatan kretek tangan di Kota Kudus. Sebelumnya alat ini jauh lebih sederhana dan makin ke belakang, berdasarkan pengalaman dan pengetahuan, mengalami inovasi sehingga dalam bentuknya seperti sekarang.<\/p>\n\n\n\n

Bahan utama kretek tangan adalah tembakau yang dicampur dengan cengkeh dan berbagai perisa (terbuat dari rasa buah-buahan). Tembakau ini dipillih dan dipilah oleh para grader dan diolah sebagai bahan kretek. Proses pemlihan dan pemilahan ini dilakukan secara manual di mana kemampuan ini terbentuk dari bakat, pengetahuan, feeling, dan pengalaman yang panjang. Hal , dan Komposisi ini membuat kretek menjadi khas Indonesia dan tidak ditemukan di negara lain. <\/p>\n\n\n\n

Kemudian yang kedua adalah kertas pembalut (papir) yang khas. Setidaknya empat hal harus dipertimbangkan dalam pemilihan kertas untuk kretek tangan ini yaitu:<\/p>\n\n\n\n

1. <\/strong>porosity<\/strong><\/em> atau pori-pori-nya yang berstruktur <\/strong>verge<\/strong><\/em> (cincin). Kertas ini dipilih karena sesuai dengan pilihan jenis tembakau agar mendapat <\/strong>burning rate<\/strong><\/em> yang tepat. Jadi antara kertas dan tembakau terbakar secara bersamaan dan seimbang. <\/strong><\/p>\n\n\n\n

2. <\/strong>Opacity<\/strong><\/em> atau tingkat warna putih kertas, yang bertujuan semata-mata untuk tampilan. <\/strong><\/p>\n\n\n\n

Lem kertas yang digunakan adalah lem yang terbuat dari tepung tapioka atau tepung kanji terbuat dari sari ketela. Cara pembuatannya tepung tapioka digodok dan dicampur dengan air diaduk hingga rata.  <\/p>\n\n\n\n

Demikian proses pembuatan kretek tangan. Kesannya setiap bagian pekerjaan ini tampak mudah dan ringan. Kenyataannya, memerlukan pengetahuan, keterampilan, kecepatan dan konsentrasi. Pekerjaan ini membutuhkan scholling<\/em> yang cukup lama yang biasanya diberikan oleh perusahaan. Rata-rata dibutuhkan waktu belajar dan magang 3 bulan untuk menjadi seorang penggiling, sedangkan untuk seorang pembatil dibutuhkan waktu kurang lebih 1 \u00bd bulan. Peran seorang penggiling tidak bisa digantikan oleh pembatil, sebaliknya peran pembatil bisa dijalankan oleh penggiling. Ini karena biasanya seorang penggiling adalah bekas seorang pembatil sebelumnya.  <\/p>\n\n\n\n

Meski dalam gambaran di atas banyak sekali bagian pekerjaan yang harus dilakukan dan panjang prosesnya, pada dasarnya pekerjaan itu dilakukan dengan sangat cepat. Menurut catatan, dalam waktu satu jam, rata-rata pasangan penggiling dan pembatil ini menghasilkan sekitar 600 batang kretek.     <\/p>\n\n\n\n

Hal yang menarik, hampir seluruh pekerja penggiling dan pembatil ini adalah kaum perempuan. Salah satu alasannya adalah pekerjaan ini juga membutuhkan kerapian, kecekatan dan ketepatan yang secara stereotipe sering dianggap umumnya bisa dilakukan kalangan perempuan dengan lebih baik.
<\/p>\n","post_title":"Mengintip Sekilas Proses Pembuatan Kretek Tangan di Kota Kretek Kudus","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mengintip-sekilas-proses-pembuatan-kretek-tangan-di-kota-kretek-kudus","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-08 11:27:02","post_modified_gmt":"2019-05-08 04:27:02","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5700","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5693,"post_author":"877","post_date":"2019-05-06 14:14:39","post_date_gmt":"2019-05-06 07:14:39","post_content":"\n

Banyak orang bilang, rokok kretek mengandung zat adiktif, yang membuat penghisapnya sakaw dan ketergantungan. Pada bulan inilah, semua tuduhan mereka terbantahkan. Perokok masih tetap hidup dan tidak kejang-kejang, meski seharian tidak merokok.<\/p>\n\n\n\n

Berpuasa bagi penikmat rokok kretek bukanlah satu halangan. Karena dengan berpuasa, selain kita menghambakan diri kepada Tuhan, juga sebetulnya akan mendapatkan rasa lebih nikmat saat merokok kretek setelah berbuka puasa, contohnya. Tidak akan beda jauh dengan saat makan dan minum setelah satu hari berpuasa. Ketika berbuka rasanya begitu sangat nikmat. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Ketetapan Hukum Rokok dalam Fatwa NU: Mubah (Boleh) <\/a><\/p>\n\n\n\n

Kenikmatan saat berbuka tidak ada tandingannya. Bahkan saking nikmatnya terkadang banyak yang tidak control.  Makan dan minum berlebihan, melebihi kapasitas tampungan perut, sehingga mengakibatkan terlalu kenyang. Dampaknya perut sakit dan seluruh badan juga ikut terasa sakit. Pokoknya badan saat digerrakkan terasa tidak nyaman, dan ada juga yang pingin muntah tapi tidak bisa.       <\/p>\n\n\n\n

Bisa jadi, ketidakkontrolan sebagian orang tersebut karena ada rasa dendam yang berlebihan saat menjalankan puasa. Misalnya, saat puasa, serasa berat menahan haus atau serasa berat menahan lapar, akibat tidak sahur. Begitu buka puasa, mendobel makan dan minum hingga terlalau kenyang. Nah, perbuatan seperti ini, agama melarangnya dan bagi tubuh tidak baik pula. Untuk itu bagi sahabat kretek jauhi perbuatan tersebut. Nikmati kenikmatan yang sewajarnya. Makan dan minum sewajarnya sesuai porsi. Menikmati rokok kretek juga demikian, jangan terlalu kebanyakan karena akan hilang nikmatannya.<\/p>\n\n\n\n

Nikmat, akan terasa jika terjadi saat batas kewajaran atau bahkan saat kekurangan. Contohnya, manusia akan lebih merasakan nikmat di saat awalnya kekurangan kemudian menjadi tambah. Beda dengan awalnya memang sudah tambah, kemudian bertambah lagi, tidak begitu terasa nikmatnya. Kembali ke puasa, satu hari penuh menahan haus dan lapar, di saat berbuka nikmatnya begitu terasa. Berbeda saat makan dan minum di waktu yang bisa dilakukan semaunya (tidak dalam keadaan puasa) rasa nikmatnya biasa.<\/p>\n\n\n\n

Kebiasan Nabi Muhammad kalau tidak sedang berpuasa, ia tidak akan makan sebelum perut betul betul terasa lapar. Ia tidak akan minum sebelum betul betul terasa haus. Ia akan berhenti makan, sebelum kenyang, ia akan berhenti minum sebelum hausnya hilang. Inilah kebiasaan Nabi Muhammad yang seharusnya di tiru sahabat krete. Agar kenikmatan selalu melekat pada kita, saat menikmati rokok kretek. Terlalu banyak merokok kretek dalam batas kewajaran, nikmatnya akan hilang. Karena menikmati rokok kretek bukan sekedar menikmati rasa rokoknya. Lebih dari itu, merokok adalah perbuatan untuk rekreasi dan relaksasi. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Nasehat K.H. Sya\u2019roni dan Pesan Moral R.M.P. Sosrokartono bagi Pemimpin <\/a><\/p>\n\n\n\n

Rekreasi dan relaksasi saat ini sangat dibutuhkan tiap manusia, dengan bermacam-macam cara. Ada yang bertamasya, ada yang kuliner, ada yang putar-putar alias jalan-jalan, ada yang olah raga dan masih banyak macamnya, dan tidak terkecuali aktifitas merokok kretek.<\/p>\n\n\n\n

Merokok kretek sambil minum kopi atau sambil baca buku, koran dan lainnya, bagi sebagian orang menjadi sarana untuk merilekkan tubuh, dari rasa capek seharian bekerja. Begitu juga bagi yang tidak punya uang lebih untuk pergi rekreasi atau pergi tamasya, kuliner, cenderung akan mencari cara yang murah untuk merilekkan tubuhnya. Kalau ia penikmat rokok kretek, bisa dipastikan akan memilih menikmati sebatang dua batang rokok kretek dari pada harus pergi yang membutuhkan biaya besar. Jika  dibanding dengan mengeluarkan uang untuk membeli satu bungkus rokok kretek jauh lebih irit bagi sahabat kretek. <\/p>\n\n\n\n

Sahabat kretek yang sedang berpuasa atau yang sedang relaksasi dan rekreasi, di bulan suci Ramadhan ini, ada waktu-waktu yang nikmat untuk menikmati rokok kretek, yaitu:<\/p>\n\n\n\n

Pertama<\/strong>, setelah berbuka puasa, artinya setelah makan dan minum selesai, kemudian menikmati rokok kretek akan terasa nikmat. Tapi perlu diwaspadai bagi sahabat kretek jangan sampai waktu sholat magribnya hilang. <\/p>\n\n\n\n

Kedua<\/strong>, setelah sholat, baik setelah sholat magrib yang dilaksanakan setelah makan dan minum buka puasa, atau setelah sholat tarawih selesai. Setelah kewajiban kita mentaati agama selesai, serasa hati plong dan disaat itulah sangat nikmat merokok kretek.<\/p>\n\n\n\n

Ketiga<\/strong>, setelah tadarus al-Quran malam hari di masjid atau musholla, sudah menjadi adat setelah sholat tarawih di masjid atau musholla diadakan baca al-Quran bergantian disebut tadarus al-Quran, selesai tadarus \u00a0biasanya ngobrol sebentar sambil menikmati hidangan dari masyarakat dan minuman malah terkadang kopi, disitulah waktu yang nikmat merokok kretek sambil ngobrol, makan dan minum.<\/p>\n\n\n\n

Keempat<\/strong>, setelah sahur, setelah makan sahur juga waktu yang sangat nikmat merokok kretek sambil membawa sisa minuman.<\/p>\n\n\n\n

Kelima<\/strong>, menjelang waktu imsak, waktu yang terakhir boleh makan, minum dan merokok. Waktu yang sangat nikmat merokok kretek karena sebagai pamungkas. Tapi jangan lupa tetap diakhiri minum air putih dan gosok gigi.<\/p>\n\n\n\n

Inilah beberapa waktu yang nikmat untuk menghisap rokok kretek, adapun untuk relaksasi dan rekreasi tergantung waktun yang dibutuhkan. Tentunya di saat bulan suci Ramadhan, hanya diperbolehkan di malam hari sampai batas fajar shodik atau batas imsak. Jangan lupa dimalam hari untuk niat berpuasa dipagi harinya, begitu seterusnya sampai tanggal bulan suci Ramadhan dalam satu bulan selesai. Demikian, selamat menunaikan ibadah puasa di bulan yang penuh berkah, bulan penuh pahala, bulan suci Ramadhan.
<\/p>\n","post_title":"Bulan Ramadhan, Kapan Waktu yang Tepat untuk Menikmati Rokok?","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"bulan-ramadhan-kapan-waktu-yang-tepat-untuk-menikmati-rokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-06 14:14:45","post_modified_gmt":"2019-05-06 07:14:45","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5693","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5674,"post_author":"877","post_date":"2019-05-01 11:24:30","post_date_gmt":"2019-05-01 04:24:30","post_content":"\n

Sehabis shubuh suasana masih agak gelap, namun banyak jalan jalan di kota Kudus sudah ramai dan padat, bahkan terjadi kemacetan di banyak titik. Tidak hanya di jalan raya, jalan kampung pun demikian. Terlihat para wanita, ada yang berseragam batik ada yang tidak.  Ada yang bawa sepeda motor, sepeda ontel, kebanyakan mereka naik mobil rombongan. Bahkan bayak pula mobil yang di tumpangi pakai bak terbuka (pic up). Hampir tiap sudut di kota Kudus terjadi demikian. Baik dari arah barat, arah selatan, arah timur dan dari utara, ramai para wanita. <\/p>\n\n\n\n

Sekilas Tidak pantas bagi kaum hawa ini keluar masih gelap, tapi di Kudus sudah terlihat terbiasa. Mereka pergi dan beraktitifitas saat banyak orang masih melanjutkan istirahatnya. Bangun tidur, mereka harus mealkukan pekerjaan sebagai ibu dan sebagai istri, menyiapkan kebutuhan anak dan suami untuk pagi sampai siang hari. \u00a0Mereka ini tidak lain berangkat bekerja ke pabrik. Mereka ini adalah pewaris budaya atau lebih tepatnya orang yang melestarikan budaya. Budaya masyarakat Indonesia yang berusia lebih dari seratus tahun.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Peran Rokok Kretek Saat Masa Revolusi Fisik di Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

Budaya yang diwariskan oleh H. Djamhari sejak abad 19 yang lalu. Budaya pengetahuan meracik dan mengolah tembakau dengan cengkeh, serta budaya melinting hingga berbentuk kretek. Di tangan para wanita yang terampil inilah, budaya kretek di Kudus tetap lestari. Selain melestarikan budaya membuat kretek, mereka tentunya mendapatkan imbalan yang cukup untuk membantu ekonomi keluarga. <\/p>\n\n\n\n

Di Kudus, menjadi pekerja di pabrik pembuatan kretek menjadi kebanggaan. Banyak kaum hawa saling berebut. Dan tidak sembarang orang bisa masuk harus mempunyai pengalaman membuat kretek, minimal pengetahuan.  Pengalaman dan pengetahuan meracik dan membuat kretek bukanlah hal yang sederhana. Harus melalui tahapan belajar pelan pelan dan sabar. <\/p>\n\n\n\n

Tidak percaya? Silahkan buktikan. Saya pernah melihat sendiri beberapa kali, saat mereka (wanita pembuat kretek) kedatangan tamu, dari mahasiswa sampai pejabat pemerintah lokal dan pusat. Para tamu melihat sendiri ketrampilan para wanita pembuat kretek. Kebanyakan para tamu heran melihat ketrampilan tangan para wanita pekerja pembuat kretek. Karena sangat cepat, bersih dan rapi, seakan-akan seperti mesin. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Industri Rokok Kretek Nasional, Bertahan dalam Rentetan Panjang Krisis Ekonomi<\/a><\/p>\n\n\n\n

Saat berkunjung para tamu dipersilahkan mencoba untuk membuat kretek. Memang kalau dilihat seakan-akan mudah dikerjakan, setelah para tamu mempraktekkan hasilnya nihil alias tidak bisa cepat, bagus dan rapi. Ya hanya jadi serupa lintingan rokok kretek. Ukuran kepadatan isian tembakau dalam bungkus tidak terpenuhi, bentuk konus yang baik juga tidak terpenuhi. Kerapian lintingan dan kecepatan melinting apalagi jauh dari kebiasaan para wanita pembuat kretek. <\/p>\n\n\n\n

Perlu diketahui, selain bahan baku yang baik, ukuran kepadatan dan bentuk rokok kretek sangat mempengaruhi rasa. Semisal isian tembakau kurang padat rasanya hambar, begitu pula terlalu padat maka hisapannya berat. Jelas mempengaruhi kenikmatan rokok kretek. Membuat rokok kretek agar mantap rasanya bukan perkara mudah, harus melalui tahapan-tahapan pembelajaran. Selain itu harus benar-benar tekun dan rajin.   <\/p>\n\n\n\n

Kebanyakan pewaris ketrampilan pembuat rokok kretek di Kudus kaum hawa, dan beragam umurnya, ada yang muda (lulus SMA\/SMK) ada yang sudah usia tua sekitar 50-60an tahun. Pengakuan salah satu wanita sebagai pekerja pembuat kretek di Kudus bernama Haryanti umur 43 tahun warga desa Gondangmanis, ia sangat bangga dapat mewarisi keahlian dan ketrampilan membuat rokok kretek. Keahlian dan ketrampilan orang Kudus. Ia memang dibesarkan di Kudus, tapi asli orang tuanya berasal dari kabupaten Kendal sebelah selatan kota Semarang. Ia belajar membuat rokok kretek sejak lulus dari SMK di Kudus, dari tetangga rumahnya. Awalnya memang sulit, berkat kesabaran akhirnya sekarang lebih dari sekedar bisa. <\/p>\n\n\n\n

Bangganya lagi, berkat keahlian yang ia miliki, menghasilkan nilai ekonomi yang cukup untuk membantu suami. Hingga dapat menyekolahkan tiga anaknya, anak pertama lulus SMA tahun kemarin dan kemudian lolos menjadi TNI, anak kedua sekarang masih SMA dan anak ketiga jenjang SLTP. <\/p>\n\n\n\n

Masuk menjadi pegawai pabrik rokok kretek pun tidaklah mudah, saingannya banyak, ungkap Haryanti. Karena menjadi pegawai pabrik rokok kretek bagi kebanyakan masyarakat Kudus menjadi kebanggaan, selain pendapatannya tetap, juga mendapatkan jaminann sosial, seperti kesehatan dan tunjangan lainnya. Lain itu, kalau di pabrikan besar seperti Djarum, saat usia senja dan dirumahkan mendapat pesangon yang lebih dari cukup, ungkap Haryanti lagi. Ia juga menceritakan, ada tetangganya yang sudah usia lanjut dan tidak lagi bekerja, mendapatkan pesangon yang cukup untuk modal membuat warung klontong dirumah.<\/p>\n\n\n\n

Kesaksian Haryanti, sebagai pewaris keahlian membuat kretek salah satu bukti bahwa membuat rokok kretek bukan perkara mudah, perlu proses transformasi ilmu dari ahlinya. Selain itu, mempunyai keahlian membuat rokok kretek menjadi kebanggaan tersendiri, sebagai pemegang tongkat warisan dan juga mempunyai nilai ekonomi yang cukup untuk keluarga. Kebanyakan yang mewarisi adalah kaum perempuan, yang setiap hari pekerjaannya bergelut dengan tembakau, cengkeh dan rokok kretek. Dan yang terpenting menjadi pewaris membuat rokok kretek<\/a> dan menjadi pegawai pabrik rokok kretek masih menjadi kebanggan kebanyakan masyarakat kecil di kota Kudus. \u00a0
<\/p>\n","post_title":"Perempuan-perempuan Kudus Pewaris Keterampilan Membuat Kretek","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perempuan-perempuan-kudus-pewaris-keterampilan-membuat-kretek","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-01 11:24:38","post_modified_gmt":"2019-05-01 04:24:38","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":18},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Pembatil akan mengambil dua batang kretek yang telah jadi dan memotong bagian ujung-ujungnya berupa tembakau yang menyembul, baik di bagian ujung hisap maupun ujung bakar dengan gunting, agar rapi. Selanjutnya, ia ngeplongi<\/em>, yakni mengukur diameter kretek baik ujung isapnya yang lebih kecil maupun ujung bakarnya yang lebih besar (konos) dengan menggunakan \u2018alat plong rokok\u2019, yakni sebuah plat kecil dengan dua lobang yang menunjukkan ukuran diameter ujung isap dan diameter ujung bakar. Jika ada yang tak sesuai (ngeplong<\/em>) dengan ukuran lubang itu, berarti bentuknya meleset dan keliru. Kretek yang ukurannya keliru, misal kebesaran atau kekecilan, akan dikumpulkan tersendiri. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Kudus; Kota Santri dan Kota Kretek <\/a><\/p>\n\n\n\n

Kretek-kretek yang telah dipotong dan diukur persisinya kemudian dikumpulkan dalam jumlah 50. Komposisinya adalah 5 + 6 + 7 + 8 + 9 + 8 + 7. Komposisi ini disusun berdasarkan besarnya genggaman dua tangan dan dengan komposisi itu, pembatil tidak perlu lagi menghitung karena komposisi itu sudah akan menunjukkan jumlah 50 dan dibalut dengan selongsong kertas yang ikatannya cukup dengan ditekuk-tekuk. Proses ini disebut ngelongsongi<\/em>. Agar rata atas \u2013 bawah, pembatil akan netek<\/em>, meratakan dengan menggunakan papan geblekan.<\/p>\n\n\n\n

Alat utama dalam proses pembuatan kretek tangan adalah \u2018alat penggiling\u2019 yang dioperasikan dengan tangan. Alat penggiling ini terbuat dari bahan kayu jati yang berbentuk siku-siku menyerupai kursi lipat. Kaki yang bagian belakang untuk berdiri dan bagian depan berfungsi sebagai \u2018stang gilingan\u2019 dan \u2018as\u2019.  Bagian bawah untuk berdiri sekaligus tempat \u2018bunukan\u2019. Di tengah-tengah yang agak bolong ada cangkeman yang berfungsi untuk meletakkan tembakau, wedokan (yang menjepit kain mori), dan kain mori yang membentang panjang sebagai penggulung kretek. <\/p>\n\n\n\n

Tembakau diletakkan di atas kain mori yang dijepit cangkeman yang kemudian digulung ke dalam kertas pembungkus (tapir) setelah tuasnya ditarik. Cangkemannya dibentuk sedemikian rupa, agar kretek konus, yakni kecil di bagian ujung hispa dan besar di bagian ujung bakar. Singkatnya alat ini berfungsi menggiling atau menggulung tembakau ke dalam kertas tapir. <\/p>\n\n\n\n

Baca: \u00a0Peran Rokok Kretek Saat Masa Revolusi Fisik di Negeri Ini \u00a0\u00a0\u00a0\u00a0<\/p>\n\n\n\n

Alat penggiling sekarang dipakai adalah generasi ketujuh dalam sejarah pembuatan kretek tangan di Kota Kudus. Sebelumnya alat ini jauh lebih sederhana dan makin ke belakang, berdasarkan pengalaman dan pengetahuan, mengalami inovasi sehingga dalam bentuknya seperti sekarang.<\/p>\n\n\n\n

Bahan utama kretek tangan adalah tembakau yang dicampur dengan cengkeh dan berbagai perisa (terbuat dari rasa buah-buahan). Tembakau ini dipillih dan dipilah oleh para grader dan diolah sebagai bahan kretek. Proses pemlihan dan pemilahan ini dilakukan secara manual di mana kemampuan ini terbentuk dari bakat, pengetahuan, feeling, dan pengalaman yang panjang. Hal , dan Komposisi ini membuat kretek menjadi khas Indonesia dan tidak ditemukan di negara lain. <\/p>\n\n\n\n

Kemudian yang kedua adalah kertas pembalut (papir) yang khas. Setidaknya empat hal harus dipertimbangkan dalam pemilihan kertas untuk kretek tangan ini yaitu:<\/p>\n\n\n\n

1. <\/strong>porosity<\/strong><\/em> atau pori-pori-nya yang berstruktur <\/strong>verge<\/strong><\/em> (cincin). Kertas ini dipilih karena sesuai dengan pilihan jenis tembakau agar mendapat <\/strong>burning rate<\/strong><\/em> yang tepat. Jadi antara kertas dan tembakau terbakar secara bersamaan dan seimbang. <\/strong><\/p>\n\n\n\n

2. <\/strong>Opacity<\/strong><\/em> atau tingkat warna putih kertas, yang bertujuan semata-mata untuk tampilan. <\/strong><\/p>\n\n\n\n

Lem kertas yang digunakan adalah lem yang terbuat dari tepung tapioka atau tepung kanji terbuat dari sari ketela. Cara pembuatannya tepung tapioka digodok dan dicampur dengan air diaduk hingga rata.  <\/p>\n\n\n\n

Demikian proses pembuatan kretek tangan. Kesannya setiap bagian pekerjaan ini tampak mudah dan ringan. Kenyataannya, memerlukan pengetahuan, keterampilan, kecepatan dan konsentrasi. Pekerjaan ini membutuhkan scholling<\/em> yang cukup lama yang biasanya diberikan oleh perusahaan. Rata-rata dibutuhkan waktu belajar dan magang 3 bulan untuk menjadi seorang penggiling, sedangkan untuk seorang pembatil dibutuhkan waktu kurang lebih 1 \u00bd bulan. Peran seorang penggiling tidak bisa digantikan oleh pembatil, sebaliknya peran pembatil bisa dijalankan oleh penggiling. Ini karena biasanya seorang penggiling adalah bekas seorang pembatil sebelumnya.  <\/p>\n\n\n\n

Meski dalam gambaran di atas banyak sekali bagian pekerjaan yang harus dilakukan dan panjang prosesnya, pada dasarnya pekerjaan itu dilakukan dengan sangat cepat. Menurut catatan, dalam waktu satu jam, rata-rata pasangan penggiling dan pembatil ini menghasilkan sekitar 600 batang kretek.     <\/p>\n\n\n\n

Hal yang menarik, hampir seluruh pekerja penggiling dan pembatil ini adalah kaum perempuan. Salah satu alasannya adalah pekerjaan ini juga membutuhkan kerapian, kecekatan dan ketepatan yang secara stereotipe sering dianggap umumnya bisa dilakukan kalangan perempuan dengan lebih baik.
<\/p>\n","post_title":"Mengintip Sekilas Proses Pembuatan Kretek Tangan di Kota Kretek Kudus","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mengintip-sekilas-proses-pembuatan-kretek-tangan-di-kota-kretek-kudus","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-08 11:27:02","post_modified_gmt":"2019-05-08 04:27:02","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5700","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5693,"post_author":"877","post_date":"2019-05-06 14:14:39","post_date_gmt":"2019-05-06 07:14:39","post_content":"\n

Banyak orang bilang, rokok kretek mengandung zat adiktif, yang membuat penghisapnya sakaw dan ketergantungan. Pada bulan inilah, semua tuduhan mereka terbantahkan. Perokok masih tetap hidup dan tidak kejang-kejang, meski seharian tidak merokok.<\/p>\n\n\n\n

Berpuasa bagi penikmat rokok kretek bukanlah satu halangan. Karena dengan berpuasa, selain kita menghambakan diri kepada Tuhan, juga sebetulnya akan mendapatkan rasa lebih nikmat saat merokok kretek setelah berbuka puasa, contohnya. Tidak akan beda jauh dengan saat makan dan minum setelah satu hari berpuasa. Ketika berbuka rasanya begitu sangat nikmat. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Ketetapan Hukum Rokok dalam Fatwa NU: Mubah (Boleh) <\/a><\/p>\n\n\n\n

Kenikmatan saat berbuka tidak ada tandingannya. Bahkan saking nikmatnya terkadang banyak yang tidak control.  Makan dan minum berlebihan, melebihi kapasitas tampungan perut, sehingga mengakibatkan terlalu kenyang. Dampaknya perut sakit dan seluruh badan juga ikut terasa sakit. Pokoknya badan saat digerrakkan terasa tidak nyaman, dan ada juga yang pingin muntah tapi tidak bisa.       <\/p>\n\n\n\n

Bisa jadi, ketidakkontrolan sebagian orang tersebut karena ada rasa dendam yang berlebihan saat menjalankan puasa. Misalnya, saat puasa, serasa berat menahan haus atau serasa berat menahan lapar, akibat tidak sahur. Begitu buka puasa, mendobel makan dan minum hingga terlalau kenyang. Nah, perbuatan seperti ini, agama melarangnya dan bagi tubuh tidak baik pula. Untuk itu bagi sahabat kretek jauhi perbuatan tersebut. Nikmati kenikmatan yang sewajarnya. Makan dan minum sewajarnya sesuai porsi. Menikmati rokok kretek juga demikian, jangan terlalu kebanyakan karena akan hilang nikmatannya.<\/p>\n\n\n\n

Nikmat, akan terasa jika terjadi saat batas kewajaran atau bahkan saat kekurangan. Contohnya, manusia akan lebih merasakan nikmat di saat awalnya kekurangan kemudian menjadi tambah. Beda dengan awalnya memang sudah tambah, kemudian bertambah lagi, tidak begitu terasa nikmatnya. Kembali ke puasa, satu hari penuh menahan haus dan lapar, di saat berbuka nikmatnya begitu terasa. Berbeda saat makan dan minum di waktu yang bisa dilakukan semaunya (tidak dalam keadaan puasa) rasa nikmatnya biasa.<\/p>\n\n\n\n

Kebiasan Nabi Muhammad kalau tidak sedang berpuasa, ia tidak akan makan sebelum perut betul betul terasa lapar. Ia tidak akan minum sebelum betul betul terasa haus. Ia akan berhenti makan, sebelum kenyang, ia akan berhenti minum sebelum hausnya hilang. Inilah kebiasaan Nabi Muhammad yang seharusnya di tiru sahabat krete. Agar kenikmatan selalu melekat pada kita, saat menikmati rokok kretek. Terlalu banyak merokok kretek dalam batas kewajaran, nikmatnya akan hilang. Karena menikmati rokok kretek bukan sekedar menikmati rasa rokoknya. Lebih dari itu, merokok adalah perbuatan untuk rekreasi dan relaksasi. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Nasehat K.H. Sya\u2019roni dan Pesan Moral R.M.P. Sosrokartono bagi Pemimpin <\/a><\/p>\n\n\n\n

Rekreasi dan relaksasi saat ini sangat dibutuhkan tiap manusia, dengan bermacam-macam cara. Ada yang bertamasya, ada yang kuliner, ada yang putar-putar alias jalan-jalan, ada yang olah raga dan masih banyak macamnya, dan tidak terkecuali aktifitas merokok kretek.<\/p>\n\n\n\n

Merokok kretek sambil minum kopi atau sambil baca buku, koran dan lainnya, bagi sebagian orang menjadi sarana untuk merilekkan tubuh, dari rasa capek seharian bekerja. Begitu juga bagi yang tidak punya uang lebih untuk pergi rekreasi atau pergi tamasya, kuliner, cenderung akan mencari cara yang murah untuk merilekkan tubuhnya. Kalau ia penikmat rokok kretek, bisa dipastikan akan memilih menikmati sebatang dua batang rokok kretek dari pada harus pergi yang membutuhkan biaya besar. Jika  dibanding dengan mengeluarkan uang untuk membeli satu bungkus rokok kretek jauh lebih irit bagi sahabat kretek. <\/p>\n\n\n\n

Sahabat kretek yang sedang berpuasa atau yang sedang relaksasi dan rekreasi, di bulan suci Ramadhan ini, ada waktu-waktu yang nikmat untuk menikmati rokok kretek, yaitu:<\/p>\n\n\n\n

Pertama<\/strong>, setelah berbuka puasa, artinya setelah makan dan minum selesai, kemudian menikmati rokok kretek akan terasa nikmat. Tapi perlu diwaspadai bagi sahabat kretek jangan sampai waktu sholat magribnya hilang. <\/p>\n\n\n\n

Kedua<\/strong>, setelah sholat, baik setelah sholat magrib yang dilaksanakan setelah makan dan minum buka puasa, atau setelah sholat tarawih selesai. Setelah kewajiban kita mentaati agama selesai, serasa hati plong dan disaat itulah sangat nikmat merokok kretek.<\/p>\n\n\n\n

Ketiga<\/strong>, setelah tadarus al-Quran malam hari di masjid atau musholla, sudah menjadi adat setelah sholat tarawih di masjid atau musholla diadakan baca al-Quran bergantian disebut tadarus al-Quran, selesai tadarus \u00a0biasanya ngobrol sebentar sambil menikmati hidangan dari masyarakat dan minuman malah terkadang kopi, disitulah waktu yang nikmat merokok kretek sambil ngobrol, makan dan minum.<\/p>\n\n\n\n

Keempat<\/strong>, setelah sahur, setelah makan sahur juga waktu yang sangat nikmat merokok kretek sambil membawa sisa minuman.<\/p>\n\n\n\n

Kelima<\/strong>, menjelang waktu imsak, waktu yang terakhir boleh makan, minum dan merokok. Waktu yang sangat nikmat merokok kretek karena sebagai pamungkas. Tapi jangan lupa tetap diakhiri minum air putih dan gosok gigi.<\/p>\n\n\n\n

Inilah beberapa waktu yang nikmat untuk menghisap rokok kretek, adapun untuk relaksasi dan rekreasi tergantung waktun yang dibutuhkan. Tentunya di saat bulan suci Ramadhan, hanya diperbolehkan di malam hari sampai batas fajar shodik atau batas imsak. Jangan lupa dimalam hari untuk niat berpuasa dipagi harinya, begitu seterusnya sampai tanggal bulan suci Ramadhan dalam satu bulan selesai. Demikian, selamat menunaikan ibadah puasa di bulan yang penuh berkah, bulan penuh pahala, bulan suci Ramadhan.
<\/p>\n","post_title":"Bulan Ramadhan, Kapan Waktu yang Tepat untuk Menikmati Rokok?","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"bulan-ramadhan-kapan-waktu-yang-tepat-untuk-menikmati-rokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-06 14:14:45","post_modified_gmt":"2019-05-06 07:14:45","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5693","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5674,"post_author":"877","post_date":"2019-05-01 11:24:30","post_date_gmt":"2019-05-01 04:24:30","post_content":"\n

Sehabis shubuh suasana masih agak gelap, namun banyak jalan jalan di kota Kudus sudah ramai dan padat, bahkan terjadi kemacetan di banyak titik. Tidak hanya di jalan raya, jalan kampung pun demikian. Terlihat para wanita, ada yang berseragam batik ada yang tidak.  Ada yang bawa sepeda motor, sepeda ontel, kebanyakan mereka naik mobil rombongan. Bahkan bayak pula mobil yang di tumpangi pakai bak terbuka (pic up). Hampir tiap sudut di kota Kudus terjadi demikian. Baik dari arah barat, arah selatan, arah timur dan dari utara, ramai para wanita. <\/p>\n\n\n\n

Sekilas Tidak pantas bagi kaum hawa ini keluar masih gelap, tapi di Kudus sudah terlihat terbiasa. Mereka pergi dan beraktitifitas saat banyak orang masih melanjutkan istirahatnya. Bangun tidur, mereka harus mealkukan pekerjaan sebagai ibu dan sebagai istri, menyiapkan kebutuhan anak dan suami untuk pagi sampai siang hari. \u00a0Mereka ini tidak lain berangkat bekerja ke pabrik. Mereka ini adalah pewaris budaya atau lebih tepatnya orang yang melestarikan budaya. Budaya masyarakat Indonesia yang berusia lebih dari seratus tahun.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Peran Rokok Kretek Saat Masa Revolusi Fisik di Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

Budaya yang diwariskan oleh H. Djamhari sejak abad 19 yang lalu. Budaya pengetahuan meracik dan mengolah tembakau dengan cengkeh, serta budaya melinting hingga berbentuk kretek. Di tangan para wanita yang terampil inilah, budaya kretek di Kudus tetap lestari. Selain melestarikan budaya membuat kretek, mereka tentunya mendapatkan imbalan yang cukup untuk membantu ekonomi keluarga. <\/p>\n\n\n\n

Di Kudus, menjadi pekerja di pabrik pembuatan kretek menjadi kebanggaan. Banyak kaum hawa saling berebut. Dan tidak sembarang orang bisa masuk harus mempunyai pengalaman membuat kretek, minimal pengetahuan.  Pengalaman dan pengetahuan meracik dan membuat kretek bukanlah hal yang sederhana. Harus melalui tahapan belajar pelan pelan dan sabar. <\/p>\n\n\n\n

Tidak percaya? Silahkan buktikan. Saya pernah melihat sendiri beberapa kali, saat mereka (wanita pembuat kretek) kedatangan tamu, dari mahasiswa sampai pejabat pemerintah lokal dan pusat. Para tamu melihat sendiri ketrampilan para wanita pembuat kretek. Kebanyakan para tamu heran melihat ketrampilan tangan para wanita pekerja pembuat kretek. Karena sangat cepat, bersih dan rapi, seakan-akan seperti mesin. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Industri Rokok Kretek Nasional, Bertahan dalam Rentetan Panjang Krisis Ekonomi<\/a><\/p>\n\n\n\n

Saat berkunjung para tamu dipersilahkan mencoba untuk membuat kretek. Memang kalau dilihat seakan-akan mudah dikerjakan, setelah para tamu mempraktekkan hasilnya nihil alias tidak bisa cepat, bagus dan rapi. Ya hanya jadi serupa lintingan rokok kretek. Ukuran kepadatan isian tembakau dalam bungkus tidak terpenuhi, bentuk konus yang baik juga tidak terpenuhi. Kerapian lintingan dan kecepatan melinting apalagi jauh dari kebiasaan para wanita pembuat kretek. <\/p>\n\n\n\n

Perlu diketahui, selain bahan baku yang baik, ukuran kepadatan dan bentuk rokok kretek sangat mempengaruhi rasa. Semisal isian tembakau kurang padat rasanya hambar, begitu pula terlalu padat maka hisapannya berat. Jelas mempengaruhi kenikmatan rokok kretek. Membuat rokok kretek agar mantap rasanya bukan perkara mudah, harus melalui tahapan-tahapan pembelajaran. Selain itu harus benar-benar tekun dan rajin.   <\/p>\n\n\n\n

Kebanyakan pewaris ketrampilan pembuat rokok kretek di Kudus kaum hawa, dan beragam umurnya, ada yang muda (lulus SMA\/SMK) ada yang sudah usia tua sekitar 50-60an tahun. Pengakuan salah satu wanita sebagai pekerja pembuat kretek di Kudus bernama Haryanti umur 43 tahun warga desa Gondangmanis, ia sangat bangga dapat mewarisi keahlian dan ketrampilan membuat rokok kretek. Keahlian dan ketrampilan orang Kudus. Ia memang dibesarkan di Kudus, tapi asli orang tuanya berasal dari kabupaten Kendal sebelah selatan kota Semarang. Ia belajar membuat rokok kretek sejak lulus dari SMK di Kudus, dari tetangga rumahnya. Awalnya memang sulit, berkat kesabaran akhirnya sekarang lebih dari sekedar bisa. <\/p>\n\n\n\n

Bangganya lagi, berkat keahlian yang ia miliki, menghasilkan nilai ekonomi yang cukup untuk membantu suami. Hingga dapat menyekolahkan tiga anaknya, anak pertama lulus SMA tahun kemarin dan kemudian lolos menjadi TNI, anak kedua sekarang masih SMA dan anak ketiga jenjang SLTP. <\/p>\n\n\n\n

Masuk menjadi pegawai pabrik rokok kretek pun tidaklah mudah, saingannya banyak, ungkap Haryanti. Karena menjadi pegawai pabrik rokok kretek bagi kebanyakan masyarakat Kudus menjadi kebanggaan, selain pendapatannya tetap, juga mendapatkan jaminann sosial, seperti kesehatan dan tunjangan lainnya. Lain itu, kalau di pabrikan besar seperti Djarum, saat usia senja dan dirumahkan mendapat pesangon yang lebih dari cukup, ungkap Haryanti lagi. Ia juga menceritakan, ada tetangganya yang sudah usia lanjut dan tidak lagi bekerja, mendapatkan pesangon yang cukup untuk modal membuat warung klontong dirumah.<\/p>\n\n\n\n

Kesaksian Haryanti, sebagai pewaris keahlian membuat kretek salah satu bukti bahwa membuat rokok kretek bukan perkara mudah, perlu proses transformasi ilmu dari ahlinya. Selain itu, mempunyai keahlian membuat rokok kretek menjadi kebanggaan tersendiri, sebagai pemegang tongkat warisan dan juga mempunyai nilai ekonomi yang cukup untuk keluarga. Kebanyakan yang mewarisi adalah kaum perempuan, yang setiap hari pekerjaannya bergelut dengan tembakau, cengkeh dan rokok kretek. Dan yang terpenting menjadi pewaris membuat rokok kretek<\/a> dan menjadi pegawai pabrik rokok kretek masih menjadi kebanggan kebanyakan masyarakat kecil di kota Kudus. \u00a0
<\/p>\n","post_title":"Perempuan-perempuan Kudus Pewaris Keterampilan Membuat Kretek","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perempuan-perempuan-kudus-pewaris-keterampilan-membuat-kretek","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-01 11:24:38","post_modified_gmt":"2019-05-01 04:24:38","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":18},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Tembakau telah terisi dan membentuk sebatang kretek. Penggiling kemudian mengambilnya dan ngesut<\/em>, meratakan tempelan lem dari atas ke bawah agar lebih kencang. Hasilnya diletakkan pada nampan khusus yang berada di depan pembatil. Proses pekerjaan selanjutnya akan dilakukan pembatil.<\/p>\n\n\n\n

Pembatil akan mengambil dua batang kretek yang telah jadi dan memotong bagian ujung-ujungnya berupa tembakau yang menyembul, baik di bagian ujung hisap maupun ujung bakar dengan gunting, agar rapi. Selanjutnya, ia ngeplongi<\/em>, yakni mengukur diameter kretek baik ujung isapnya yang lebih kecil maupun ujung bakarnya yang lebih besar (konos) dengan menggunakan \u2018alat plong rokok\u2019, yakni sebuah plat kecil dengan dua lobang yang menunjukkan ukuran diameter ujung isap dan diameter ujung bakar. Jika ada yang tak sesuai (ngeplong<\/em>) dengan ukuran lubang itu, berarti bentuknya meleset dan keliru. Kretek yang ukurannya keliru, misal kebesaran atau kekecilan, akan dikumpulkan tersendiri. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Kudus; Kota Santri dan Kota Kretek <\/a><\/p>\n\n\n\n

Kretek-kretek yang telah dipotong dan diukur persisinya kemudian dikumpulkan dalam jumlah 50. Komposisinya adalah 5 + 6 + 7 + 8 + 9 + 8 + 7. Komposisi ini disusun berdasarkan besarnya genggaman dua tangan dan dengan komposisi itu, pembatil tidak perlu lagi menghitung karena komposisi itu sudah akan menunjukkan jumlah 50 dan dibalut dengan selongsong kertas yang ikatannya cukup dengan ditekuk-tekuk. Proses ini disebut ngelongsongi<\/em>. Agar rata atas \u2013 bawah, pembatil akan netek<\/em>, meratakan dengan menggunakan papan geblekan.<\/p>\n\n\n\n

Alat utama dalam proses pembuatan kretek tangan adalah \u2018alat penggiling\u2019 yang dioperasikan dengan tangan. Alat penggiling ini terbuat dari bahan kayu jati yang berbentuk siku-siku menyerupai kursi lipat. Kaki yang bagian belakang untuk berdiri dan bagian depan berfungsi sebagai \u2018stang gilingan\u2019 dan \u2018as\u2019.  Bagian bawah untuk berdiri sekaligus tempat \u2018bunukan\u2019. Di tengah-tengah yang agak bolong ada cangkeman yang berfungsi untuk meletakkan tembakau, wedokan (yang menjepit kain mori), dan kain mori yang membentang panjang sebagai penggulung kretek. <\/p>\n\n\n\n

Tembakau diletakkan di atas kain mori yang dijepit cangkeman yang kemudian digulung ke dalam kertas pembungkus (tapir) setelah tuasnya ditarik. Cangkemannya dibentuk sedemikian rupa, agar kretek konus, yakni kecil di bagian ujung hispa dan besar di bagian ujung bakar. Singkatnya alat ini berfungsi menggiling atau menggulung tembakau ke dalam kertas tapir. <\/p>\n\n\n\n

Baca: \u00a0Peran Rokok Kretek Saat Masa Revolusi Fisik di Negeri Ini \u00a0\u00a0\u00a0\u00a0<\/p>\n\n\n\n

Alat penggiling sekarang dipakai adalah generasi ketujuh dalam sejarah pembuatan kretek tangan di Kota Kudus. Sebelumnya alat ini jauh lebih sederhana dan makin ke belakang, berdasarkan pengalaman dan pengetahuan, mengalami inovasi sehingga dalam bentuknya seperti sekarang.<\/p>\n\n\n\n

Bahan utama kretek tangan adalah tembakau yang dicampur dengan cengkeh dan berbagai perisa (terbuat dari rasa buah-buahan). Tembakau ini dipillih dan dipilah oleh para grader dan diolah sebagai bahan kretek. Proses pemlihan dan pemilahan ini dilakukan secara manual di mana kemampuan ini terbentuk dari bakat, pengetahuan, feeling, dan pengalaman yang panjang. Hal , dan Komposisi ini membuat kretek menjadi khas Indonesia dan tidak ditemukan di negara lain. <\/p>\n\n\n\n

Kemudian yang kedua adalah kertas pembalut (papir) yang khas. Setidaknya empat hal harus dipertimbangkan dalam pemilihan kertas untuk kretek tangan ini yaitu:<\/p>\n\n\n\n

1. <\/strong>porosity<\/strong><\/em> atau pori-pori-nya yang berstruktur <\/strong>verge<\/strong><\/em> (cincin). Kertas ini dipilih karena sesuai dengan pilihan jenis tembakau agar mendapat <\/strong>burning rate<\/strong><\/em> yang tepat. Jadi antara kertas dan tembakau terbakar secara bersamaan dan seimbang. <\/strong><\/p>\n\n\n\n

2. <\/strong>Opacity<\/strong><\/em> atau tingkat warna putih kertas, yang bertujuan semata-mata untuk tampilan. <\/strong><\/p>\n\n\n\n

Lem kertas yang digunakan adalah lem yang terbuat dari tepung tapioka atau tepung kanji terbuat dari sari ketela. Cara pembuatannya tepung tapioka digodok dan dicampur dengan air diaduk hingga rata.  <\/p>\n\n\n\n

Demikian proses pembuatan kretek tangan. Kesannya setiap bagian pekerjaan ini tampak mudah dan ringan. Kenyataannya, memerlukan pengetahuan, keterampilan, kecepatan dan konsentrasi. Pekerjaan ini membutuhkan scholling<\/em> yang cukup lama yang biasanya diberikan oleh perusahaan. Rata-rata dibutuhkan waktu belajar dan magang 3 bulan untuk menjadi seorang penggiling, sedangkan untuk seorang pembatil dibutuhkan waktu kurang lebih 1 \u00bd bulan. Peran seorang penggiling tidak bisa digantikan oleh pembatil, sebaliknya peran pembatil bisa dijalankan oleh penggiling. Ini karena biasanya seorang penggiling adalah bekas seorang pembatil sebelumnya.  <\/p>\n\n\n\n

Meski dalam gambaran di atas banyak sekali bagian pekerjaan yang harus dilakukan dan panjang prosesnya, pada dasarnya pekerjaan itu dilakukan dengan sangat cepat. Menurut catatan, dalam waktu satu jam, rata-rata pasangan penggiling dan pembatil ini menghasilkan sekitar 600 batang kretek.     <\/p>\n\n\n\n

Hal yang menarik, hampir seluruh pekerja penggiling dan pembatil ini adalah kaum perempuan. Salah satu alasannya adalah pekerjaan ini juga membutuhkan kerapian, kecekatan dan ketepatan yang secara stereotipe sering dianggap umumnya bisa dilakukan kalangan perempuan dengan lebih baik.
<\/p>\n","post_title":"Mengintip Sekilas Proses Pembuatan Kretek Tangan di Kota Kretek Kudus","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mengintip-sekilas-proses-pembuatan-kretek-tangan-di-kota-kretek-kudus","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-08 11:27:02","post_modified_gmt":"2019-05-08 04:27:02","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5700","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5693,"post_author":"877","post_date":"2019-05-06 14:14:39","post_date_gmt":"2019-05-06 07:14:39","post_content":"\n

Banyak orang bilang, rokok kretek mengandung zat adiktif, yang membuat penghisapnya sakaw dan ketergantungan. Pada bulan inilah, semua tuduhan mereka terbantahkan. Perokok masih tetap hidup dan tidak kejang-kejang, meski seharian tidak merokok.<\/p>\n\n\n\n

Berpuasa bagi penikmat rokok kretek bukanlah satu halangan. Karena dengan berpuasa, selain kita menghambakan diri kepada Tuhan, juga sebetulnya akan mendapatkan rasa lebih nikmat saat merokok kretek setelah berbuka puasa, contohnya. Tidak akan beda jauh dengan saat makan dan minum setelah satu hari berpuasa. Ketika berbuka rasanya begitu sangat nikmat. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Ketetapan Hukum Rokok dalam Fatwa NU: Mubah (Boleh) <\/a><\/p>\n\n\n\n

Kenikmatan saat berbuka tidak ada tandingannya. Bahkan saking nikmatnya terkadang banyak yang tidak control.  Makan dan minum berlebihan, melebihi kapasitas tampungan perut, sehingga mengakibatkan terlalu kenyang. Dampaknya perut sakit dan seluruh badan juga ikut terasa sakit. Pokoknya badan saat digerrakkan terasa tidak nyaman, dan ada juga yang pingin muntah tapi tidak bisa.       <\/p>\n\n\n\n

Bisa jadi, ketidakkontrolan sebagian orang tersebut karena ada rasa dendam yang berlebihan saat menjalankan puasa. Misalnya, saat puasa, serasa berat menahan haus atau serasa berat menahan lapar, akibat tidak sahur. Begitu buka puasa, mendobel makan dan minum hingga terlalau kenyang. Nah, perbuatan seperti ini, agama melarangnya dan bagi tubuh tidak baik pula. Untuk itu bagi sahabat kretek jauhi perbuatan tersebut. Nikmati kenikmatan yang sewajarnya. Makan dan minum sewajarnya sesuai porsi. Menikmati rokok kretek juga demikian, jangan terlalu kebanyakan karena akan hilang nikmatannya.<\/p>\n\n\n\n

Nikmat, akan terasa jika terjadi saat batas kewajaran atau bahkan saat kekurangan. Contohnya, manusia akan lebih merasakan nikmat di saat awalnya kekurangan kemudian menjadi tambah. Beda dengan awalnya memang sudah tambah, kemudian bertambah lagi, tidak begitu terasa nikmatnya. Kembali ke puasa, satu hari penuh menahan haus dan lapar, di saat berbuka nikmatnya begitu terasa. Berbeda saat makan dan minum di waktu yang bisa dilakukan semaunya (tidak dalam keadaan puasa) rasa nikmatnya biasa.<\/p>\n\n\n\n

Kebiasan Nabi Muhammad kalau tidak sedang berpuasa, ia tidak akan makan sebelum perut betul betul terasa lapar. Ia tidak akan minum sebelum betul betul terasa haus. Ia akan berhenti makan, sebelum kenyang, ia akan berhenti minum sebelum hausnya hilang. Inilah kebiasaan Nabi Muhammad yang seharusnya di tiru sahabat krete. Agar kenikmatan selalu melekat pada kita, saat menikmati rokok kretek. Terlalu banyak merokok kretek dalam batas kewajaran, nikmatnya akan hilang. Karena menikmati rokok kretek bukan sekedar menikmati rasa rokoknya. Lebih dari itu, merokok adalah perbuatan untuk rekreasi dan relaksasi. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Nasehat K.H. Sya\u2019roni dan Pesan Moral R.M.P. Sosrokartono bagi Pemimpin <\/a><\/p>\n\n\n\n

Rekreasi dan relaksasi saat ini sangat dibutuhkan tiap manusia, dengan bermacam-macam cara. Ada yang bertamasya, ada yang kuliner, ada yang putar-putar alias jalan-jalan, ada yang olah raga dan masih banyak macamnya, dan tidak terkecuali aktifitas merokok kretek.<\/p>\n\n\n\n

Merokok kretek sambil minum kopi atau sambil baca buku, koran dan lainnya, bagi sebagian orang menjadi sarana untuk merilekkan tubuh, dari rasa capek seharian bekerja. Begitu juga bagi yang tidak punya uang lebih untuk pergi rekreasi atau pergi tamasya, kuliner, cenderung akan mencari cara yang murah untuk merilekkan tubuhnya. Kalau ia penikmat rokok kretek, bisa dipastikan akan memilih menikmati sebatang dua batang rokok kretek dari pada harus pergi yang membutuhkan biaya besar. Jika  dibanding dengan mengeluarkan uang untuk membeli satu bungkus rokok kretek jauh lebih irit bagi sahabat kretek. <\/p>\n\n\n\n

Sahabat kretek yang sedang berpuasa atau yang sedang relaksasi dan rekreasi, di bulan suci Ramadhan ini, ada waktu-waktu yang nikmat untuk menikmati rokok kretek, yaitu:<\/p>\n\n\n\n

Pertama<\/strong>, setelah berbuka puasa, artinya setelah makan dan minum selesai, kemudian menikmati rokok kretek akan terasa nikmat. Tapi perlu diwaspadai bagi sahabat kretek jangan sampai waktu sholat magribnya hilang. <\/p>\n\n\n\n

Kedua<\/strong>, setelah sholat, baik setelah sholat magrib yang dilaksanakan setelah makan dan minum buka puasa, atau setelah sholat tarawih selesai. Setelah kewajiban kita mentaati agama selesai, serasa hati plong dan disaat itulah sangat nikmat merokok kretek.<\/p>\n\n\n\n

Ketiga<\/strong>, setelah tadarus al-Quran malam hari di masjid atau musholla, sudah menjadi adat setelah sholat tarawih di masjid atau musholla diadakan baca al-Quran bergantian disebut tadarus al-Quran, selesai tadarus \u00a0biasanya ngobrol sebentar sambil menikmati hidangan dari masyarakat dan minuman malah terkadang kopi, disitulah waktu yang nikmat merokok kretek sambil ngobrol, makan dan minum.<\/p>\n\n\n\n

Keempat<\/strong>, setelah sahur, setelah makan sahur juga waktu yang sangat nikmat merokok kretek sambil membawa sisa minuman.<\/p>\n\n\n\n

Kelima<\/strong>, menjelang waktu imsak, waktu yang terakhir boleh makan, minum dan merokok. Waktu yang sangat nikmat merokok kretek karena sebagai pamungkas. Tapi jangan lupa tetap diakhiri minum air putih dan gosok gigi.<\/p>\n\n\n\n

Inilah beberapa waktu yang nikmat untuk menghisap rokok kretek, adapun untuk relaksasi dan rekreasi tergantung waktun yang dibutuhkan. Tentunya di saat bulan suci Ramadhan, hanya diperbolehkan di malam hari sampai batas fajar shodik atau batas imsak. Jangan lupa dimalam hari untuk niat berpuasa dipagi harinya, begitu seterusnya sampai tanggal bulan suci Ramadhan dalam satu bulan selesai. Demikian, selamat menunaikan ibadah puasa di bulan yang penuh berkah, bulan penuh pahala, bulan suci Ramadhan.
<\/p>\n","post_title":"Bulan Ramadhan, Kapan Waktu yang Tepat untuk Menikmati Rokok?","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"bulan-ramadhan-kapan-waktu-yang-tepat-untuk-menikmati-rokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-06 14:14:45","post_modified_gmt":"2019-05-06 07:14:45","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5693","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5674,"post_author":"877","post_date":"2019-05-01 11:24:30","post_date_gmt":"2019-05-01 04:24:30","post_content":"\n

Sehabis shubuh suasana masih agak gelap, namun banyak jalan jalan di kota Kudus sudah ramai dan padat, bahkan terjadi kemacetan di banyak titik. Tidak hanya di jalan raya, jalan kampung pun demikian. Terlihat para wanita, ada yang berseragam batik ada yang tidak.  Ada yang bawa sepeda motor, sepeda ontel, kebanyakan mereka naik mobil rombongan. Bahkan bayak pula mobil yang di tumpangi pakai bak terbuka (pic up). Hampir tiap sudut di kota Kudus terjadi demikian. Baik dari arah barat, arah selatan, arah timur dan dari utara, ramai para wanita. <\/p>\n\n\n\n

Sekilas Tidak pantas bagi kaum hawa ini keluar masih gelap, tapi di Kudus sudah terlihat terbiasa. Mereka pergi dan beraktitifitas saat banyak orang masih melanjutkan istirahatnya. Bangun tidur, mereka harus mealkukan pekerjaan sebagai ibu dan sebagai istri, menyiapkan kebutuhan anak dan suami untuk pagi sampai siang hari. \u00a0Mereka ini tidak lain berangkat bekerja ke pabrik. Mereka ini adalah pewaris budaya atau lebih tepatnya orang yang melestarikan budaya. Budaya masyarakat Indonesia yang berusia lebih dari seratus tahun.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Peran Rokok Kretek Saat Masa Revolusi Fisik di Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

Budaya yang diwariskan oleh H. Djamhari sejak abad 19 yang lalu. Budaya pengetahuan meracik dan mengolah tembakau dengan cengkeh, serta budaya melinting hingga berbentuk kretek. Di tangan para wanita yang terampil inilah, budaya kretek di Kudus tetap lestari. Selain melestarikan budaya membuat kretek, mereka tentunya mendapatkan imbalan yang cukup untuk membantu ekonomi keluarga. <\/p>\n\n\n\n

Di Kudus, menjadi pekerja di pabrik pembuatan kretek menjadi kebanggaan. Banyak kaum hawa saling berebut. Dan tidak sembarang orang bisa masuk harus mempunyai pengalaman membuat kretek, minimal pengetahuan.  Pengalaman dan pengetahuan meracik dan membuat kretek bukanlah hal yang sederhana. Harus melalui tahapan belajar pelan pelan dan sabar. <\/p>\n\n\n\n

Tidak percaya? Silahkan buktikan. Saya pernah melihat sendiri beberapa kali, saat mereka (wanita pembuat kretek) kedatangan tamu, dari mahasiswa sampai pejabat pemerintah lokal dan pusat. Para tamu melihat sendiri ketrampilan para wanita pembuat kretek. Kebanyakan para tamu heran melihat ketrampilan tangan para wanita pekerja pembuat kretek. Karena sangat cepat, bersih dan rapi, seakan-akan seperti mesin. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Industri Rokok Kretek Nasional, Bertahan dalam Rentetan Panjang Krisis Ekonomi<\/a><\/p>\n\n\n\n

Saat berkunjung para tamu dipersilahkan mencoba untuk membuat kretek. Memang kalau dilihat seakan-akan mudah dikerjakan, setelah para tamu mempraktekkan hasilnya nihil alias tidak bisa cepat, bagus dan rapi. Ya hanya jadi serupa lintingan rokok kretek. Ukuran kepadatan isian tembakau dalam bungkus tidak terpenuhi, bentuk konus yang baik juga tidak terpenuhi. Kerapian lintingan dan kecepatan melinting apalagi jauh dari kebiasaan para wanita pembuat kretek. <\/p>\n\n\n\n

Perlu diketahui, selain bahan baku yang baik, ukuran kepadatan dan bentuk rokok kretek sangat mempengaruhi rasa. Semisal isian tembakau kurang padat rasanya hambar, begitu pula terlalu padat maka hisapannya berat. Jelas mempengaruhi kenikmatan rokok kretek. Membuat rokok kretek agar mantap rasanya bukan perkara mudah, harus melalui tahapan-tahapan pembelajaran. Selain itu harus benar-benar tekun dan rajin.   <\/p>\n\n\n\n

Kebanyakan pewaris ketrampilan pembuat rokok kretek di Kudus kaum hawa, dan beragam umurnya, ada yang muda (lulus SMA\/SMK) ada yang sudah usia tua sekitar 50-60an tahun. Pengakuan salah satu wanita sebagai pekerja pembuat kretek di Kudus bernama Haryanti umur 43 tahun warga desa Gondangmanis, ia sangat bangga dapat mewarisi keahlian dan ketrampilan membuat rokok kretek. Keahlian dan ketrampilan orang Kudus. Ia memang dibesarkan di Kudus, tapi asli orang tuanya berasal dari kabupaten Kendal sebelah selatan kota Semarang. Ia belajar membuat rokok kretek sejak lulus dari SMK di Kudus, dari tetangga rumahnya. Awalnya memang sulit, berkat kesabaran akhirnya sekarang lebih dari sekedar bisa. <\/p>\n\n\n\n

Bangganya lagi, berkat keahlian yang ia miliki, menghasilkan nilai ekonomi yang cukup untuk membantu suami. Hingga dapat menyekolahkan tiga anaknya, anak pertama lulus SMA tahun kemarin dan kemudian lolos menjadi TNI, anak kedua sekarang masih SMA dan anak ketiga jenjang SLTP. <\/p>\n\n\n\n

Masuk menjadi pegawai pabrik rokok kretek pun tidaklah mudah, saingannya banyak, ungkap Haryanti. Karena menjadi pegawai pabrik rokok kretek bagi kebanyakan masyarakat Kudus menjadi kebanggaan, selain pendapatannya tetap, juga mendapatkan jaminann sosial, seperti kesehatan dan tunjangan lainnya. Lain itu, kalau di pabrikan besar seperti Djarum, saat usia senja dan dirumahkan mendapat pesangon yang lebih dari cukup, ungkap Haryanti lagi. Ia juga menceritakan, ada tetangganya yang sudah usia lanjut dan tidak lagi bekerja, mendapatkan pesangon yang cukup untuk modal membuat warung klontong dirumah.<\/p>\n\n\n\n

Kesaksian Haryanti, sebagai pewaris keahlian membuat kretek salah satu bukti bahwa membuat rokok kretek bukan perkara mudah, perlu proses transformasi ilmu dari ahlinya. Selain itu, mempunyai keahlian membuat rokok kretek menjadi kebanggaan tersendiri, sebagai pemegang tongkat warisan dan juga mempunyai nilai ekonomi yang cukup untuk keluarga. Kebanyakan yang mewarisi adalah kaum perempuan, yang setiap hari pekerjaannya bergelut dengan tembakau, cengkeh dan rokok kretek. Dan yang terpenting menjadi pewaris membuat rokok kretek<\/a> dan menjadi pegawai pabrik rokok kretek masih menjadi kebanggan kebanyakan masyarakat kecil di kota Kudus. \u00a0
<\/p>\n","post_title":"Perempuan-perempuan Kudus Pewaris Keterampilan Membuat Kretek","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perempuan-perempuan-kudus-pewaris-keterampilan-membuat-kretek","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-01 11:24:38","post_modified_gmt":"2019-05-01 04:24:38","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":18},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Setelah itu, penggiling akan ngoyoh<\/em>, yakni menarik tuas giliran 2-3x, agar tembakau lebih klemis<\/em> dan rapi. Lalu disusul dengan tampanan<\/em>, meletakkan kertas pembungkus (tapir) di nampan, di garis yang telah ditentukan dengan tangan kiri. Dalam waktu yang hampir bersamaan, tangan kanan nalip<\/em>, yakni menarik tuas di mana kain mori yang menjulur menggulung kertas tapir dan membungkus batangan kretek.      <\/p>\n\n\n\n

Tembakau telah terisi dan membentuk sebatang kretek. Penggiling kemudian mengambilnya dan ngesut<\/em>, meratakan tempelan lem dari atas ke bawah agar lebih kencang. Hasilnya diletakkan pada nampan khusus yang berada di depan pembatil. Proses pekerjaan selanjutnya akan dilakukan pembatil.<\/p>\n\n\n\n

Pembatil akan mengambil dua batang kretek yang telah jadi dan memotong bagian ujung-ujungnya berupa tembakau yang menyembul, baik di bagian ujung hisap maupun ujung bakar dengan gunting, agar rapi. Selanjutnya, ia ngeplongi<\/em>, yakni mengukur diameter kretek baik ujung isapnya yang lebih kecil maupun ujung bakarnya yang lebih besar (konos) dengan menggunakan \u2018alat plong rokok\u2019, yakni sebuah plat kecil dengan dua lobang yang menunjukkan ukuran diameter ujung isap dan diameter ujung bakar. Jika ada yang tak sesuai (ngeplong<\/em>) dengan ukuran lubang itu, berarti bentuknya meleset dan keliru. Kretek yang ukurannya keliru, misal kebesaran atau kekecilan, akan dikumpulkan tersendiri. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Kudus; Kota Santri dan Kota Kretek <\/a><\/p>\n\n\n\n

Kretek-kretek yang telah dipotong dan diukur persisinya kemudian dikumpulkan dalam jumlah 50. Komposisinya adalah 5 + 6 + 7 + 8 + 9 + 8 + 7. Komposisi ini disusun berdasarkan besarnya genggaman dua tangan dan dengan komposisi itu, pembatil tidak perlu lagi menghitung karena komposisi itu sudah akan menunjukkan jumlah 50 dan dibalut dengan selongsong kertas yang ikatannya cukup dengan ditekuk-tekuk. Proses ini disebut ngelongsongi<\/em>. Agar rata atas \u2013 bawah, pembatil akan netek<\/em>, meratakan dengan menggunakan papan geblekan.<\/p>\n\n\n\n

Alat utama dalam proses pembuatan kretek tangan adalah \u2018alat penggiling\u2019 yang dioperasikan dengan tangan. Alat penggiling ini terbuat dari bahan kayu jati yang berbentuk siku-siku menyerupai kursi lipat. Kaki yang bagian belakang untuk berdiri dan bagian depan berfungsi sebagai \u2018stang gilingan\u2019 dan \u2018as\u2019.  Bagian bawah untuk berdiri sekaligus tempat \u2018bunukan\u2019. Di tengah-tengah yang agak bolong ada cangkeman yang berfungsi untuk meletakkan tembakau, wedokan (yang menjepit kain mori), dan kain mori yang membentang panjang sebagai penggulung kretek. <\/p>\n\n\n\n

Tembakau diletakkan di atas kain mori yang dijepit cangkeman yang kemudian digulung ke dalam kertas pembungkus (tapir) setelah tuasnya ditarik. Cangkemannya dibentuk sedemikian rupa, agar kretek konus, yakni kecil di bagian ujung hispa dan besar di bagian ujung bakar. Singkatnya alat ini berfungsi menggiling atau menggulung tembakau ke dalam kertas tapir. <\/p>\n\n\n\n

Baca: \u00a0Peran Rokok Kretek Saat Masa Revolusi Fisik di Negeri Ini \u00a0\u00a0\u00a0\u00a0<\/p>\n\n\n\n

Alat penggiling sekarang dipakai adalah generasi ketujuh dalam sejarah pembuatan kretek tangan di Kota Kudus. Sebelumnya alat ini jauh lebih sederhana dan makin ke belakang, berdasarkan pengalaman dan pengetahuan, mengalami inovasi sehingga dalam bentuknya seperti sekarang.<\/p>\n\n\n\n

Bahan utama kretek tangan adalah tembakau yang dicampur dengan cengkeh dan berbagai perisa (terbuat dari rasa buah-buahan). Tembakau ini dipillih dan dipilah oleh para grader dan diolah sebagai bahan kretek. Proses pemlihan dan pemilahan ini dilakukan secara manual di mana kemampuan ini terbentuk dari bakat, pengetahuan, feeling, dan pengalaman yang panjang. Hal , dan Komposisi ini membuat kretek menjadi khas Indonesia dan tidak ditemukan di negara lain. <\/p>\n\n\n\n

Kemudian yang kedua adalah kertas pembalut (papir) yang khas. Setidaknya empat hal harus dipertimbangkan dalam pemilihan kertas untuk kretek tangan ini yaitu:<\/p>\n\n\n\n

1. <\/strong>porosity<\/strong><\/em> atau pori-pori-nya yang berstruktur <\/strong>verge<\/strong><\/em> (cincin). Kertas ini dipilih karena sesuai dengan pilihan jenis tembakau agar mendapat <\/strong>burning rate<\/strong><\/em> yang tepat. Jadi antara kertas dan tembakau terbakar secara bersamaan dan seimbang. <\/strong><\/p>\n\n\n\n

2. <\/strong>Opacity<\/strong><\/em> atau tingkat warna putih kertas, yang bertujuan semata-mata untuk tampilan. <\/strong><\/p>\n\n\n\n

Lem kertas yang digunakan adalah lem yang terbuat dari tepung tapioka atau tepung kanji terbuat dari sari ketela. Cara pembuatannya tepung tapioka digodok dan dicampur dengan air diaduk hingga rata.  <\/p>\n\n\n\n

Demikian proses pembuatan kretek tangan. Kesannya setiap bagian pekerjaan ini tampak mudah dan ringan. Kenyataannya, memerlukan pengetahuan, keterampilan, kecepatan dan konsentrasi. Pekerjaan ini membutuhkan scholling<\/em> yang cukup lama yang biasanya diberikan oleh perusahaan. Rata-rata dibutuhkan waktu belajar dan magang 3 bulan untuk menjadi seorang penggiling, sedangkan untuk seorang pembatil dibutuhkan waktu kurang lebih 1 \u00bd bulan. Peran seorang penggiling tidak bisa digantikan oleh pembatil, sebaliknya peran pembatil bisa dijalankan oleh penggiling. Ini karena biasanya seorang penggiling adalah bekas seorang pembatil sebelumnya.  <\/p>\n\n\n\n

Meski dalam gambaran di atas banyak sekali bagian pekerjaan yang harus dilakukan dan panjang prosesnya, pada dasarnya pekerjaan itu dilakukan dengan sangat cepat. Menurut catatan, dalam waktu satu jam, rata-rata pasangan penggiling dan pembatil ini menghasilkan sekitar 600 batang kretek.     <\/p>\n\n\n\n

Hal yang menarik, hampir seluruh pekerja penggiling dan pembatil ini adalah kaum perempuan. Salah satu alasannya adalah pekerjaan ini juga membutuhkan kerapian, kecekatan dan ketepatan yang secara stereotipe sering dianggap umumnya bisa dilakukan kalangan perempuan dengan lebih baik.
<\/p>\n","post_title":"Mengintip Sekilas Proses Pembuatan Kretek Tangan di Kota Kretek Kudus","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mengintip-sekilas-proses-pembuatan-kretek-tangan-di-kota-kretek-kudus","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-08 11:27:02","post_modified_gmt":"2019-05-08 04:27:02","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5700","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5693,"post_author":"877","post_date":"2019-05-06 14:14:39","post_date_gmt":"2019-05-06 07:14:39","post_content":"\n

Banyak orang bilang, rokok kretek mengandung zat adiktif, yang membuat penghisapnya sakaw dan ketergantungan. Pada bulan inilah, semua tuduhan mereka terbantahkan. Perokok masih tetap hidup dan tidak kejang-kejang, meski seharian tidak merokok.<\/p>\n\n\n\n

Berpuasa bagi penikmat rokok kretek bukanlah satu halangan. Karena dengan berpuasa, selain kita menghambakan diri kepada Tuhan, juga sebetulnya akan mendapatkan rasa lebih nikmat saat merokok kretek setelah berbuka puasa, contohnya. Tidak akan beda jauh dengan saat makan dan minum setelah satu hari berpuasa. Ketika berbuka rasanya begitu sangat nikmat. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Ketetapan Hukum Rokok dalam Fatwa NU: Mubah (Boleh) <\/a><\/p>\n\n\n\n

Kenikmatan saat berbuka tidak ada tandingannya. Bahkan saking nikmatnya terkadang banyak yang tidak control.  Makan dan minum berlebihan, melebihi kapasitas tampungan perut, sehingga mengakibatkan terlalu kenyang. Dampaknya perut sakit dan seluruh badan juga ikut terasa sakit. Pokoknya badan saat digerrakkan terasa tidak nyaman, dan ada juga yang pingin muntah tapi tidak bisa.       <\/p>\n\n\n\n

Bisa jadi, ketidakkontrolan sebagian orang tersebut karena ada rasa dendam yang berlebihan saat menjalankan puasa. Misalnya, saat puasa, serasa berat menahan haus atau serasa berat menahan lapar, akibat tidak sahur. Begitu buka puasa, mendobel makan dan minum hingga terlalau kenyang. Nah, perbuatan seperti ini, agama melarangnya dan bagi tubuh tidak baik pula. Untuk itu bagi sahabat kretek jauhi perbuatan tersebut. Nikmati kenikmatan yang sewajarnya. Makan dan minum sewajarnya sesuai porsi. Menikmati rokok kretek juga demikian, jangan terlalu kebanyakan karena akan hilang nikmatannya.<\/p>\n\n\n\n

Nikmat, akan terasa jika terjadi saat batas kewajaran atau bahkan saat kekurangan. Contohnya, manusia akan lebih merasakan nikmat di saat awalnya kekurangan kemudian menjadi tambah. Beda dengan awalnya memang sudah tambah, kemudian bertambah lagi, tidak begitu terasa nikmatnya. Kembali ke puasa, satu hari penuh menahan haus dan lapar, di saat berbuka nikmatnya begitu terasa. Berbeda saat makan dan minum di waktu yang bisa dilakukan semaunya (tidak dalam keadaan puasa) rasa nikmatnya biasa.<\/p>\n\n\n\n

Kebiasan Nabi Muhammad kalau tidak sedang berpuasa, ia tidak akan makan sebelum perut betul betul terasa lapar. Ia tidak akan minum sebelum betul betul terasa haus. Ia akan berhenti makan, sebelum kenyang, ia akan berhenti minum sebelum hausnya hilang. Inilah kebiasaan Nabi Muhammad yang seharusnya di tiru sahabat krete. Agar kenikmatan selalu melekat pada kita, saat menikmati rokok kretek. Terlalu banyak merokok kretek dalam batas kewajaran, nikmatnya akan hilang. Karena menikmati rokok kretek bukan sekedar menikmati rasa rokoknya. Lebih dari itu, merokok adalah perbuatan untuk rekreasi dan relaksasi. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Nasehat K.H. Sya\u2019roni dan Pesan Moral R.M.P. Sosrokartono bagi Pemimpin <\/a><\/p>\n\n\n\n

Rekreasi dan relaksasi saat ini sangat dibutuhkan tiap manusia, dengan bermacam-macam cara. Ada yang bertamasya, ada yang kuliner, ada yang putar-putar alias jalan-jalan, ada yang olah raga dan masih banyak macamnya, dan tidak terkecuali aktifitas merokok kretek.<\/p>\n\n\n\n

Merokok kretek sambil minum kopi atau sambil baca buku, koran dan lainnya, bagi sebagian orang menjadi sarana untuk merilekkan tubuh, dari rasa capek seharian bekerja. Begitu juga bagi yang tidak punya uang lebih untuk pergi rekreasi atau pergi tamasya, kuliner, cenderung akan mencari cara yang murah untuk merilekkan tubuhnya. Kalau ia penikmat rokok kretek, bisa dipastikan akan memilih menikmati sebatang dua batang rokok kretek dari pada harus pergi yang membutuhkan biaya besar. Jika  dibanding dengan mengeluarkan uang untuk membeli satu bungkus rokok kretek jauh lebih irit bagi sahabat kretek. <\/p>\n\n\n\n

Sahabat kretek yang sedang berpuasa atau yang sedang relaksasi dan rekreasi, di bulan suci Ramadhan ini, ada waktu-waktu yang nikmat untuk menikmati rokok kretek, yaitu:<\/p>\n\n\n\n

Pertama<\/strong>, setelah berbuka puasa, artinya setelah makan dan minum selesai, kemudian menikmati rokok kretek akan terasa nikmat. Tapi perlu diwaspadai bagi sahabat kretek jangan sampai waktu sholat magribnya hilang. <\/p>\n\n\n\n

Kedua<\/strong>, setelah sholat, baik setelah sholat magrib yang dilaksanakan setelah makan dan minum buka puasa, atau setelah sholat tarawih selesai. Setelah kewajiban kita mentaati agama selesai, serasa hati plong dan disaat itulah sangat nikmat merokok kretek.<\/p>\n\n\n\n

Ketiga<\/strong>, setelah tadarus al-Quran malam hari di masjid atau musholla, sudah menjadi adat setelah sholat tarawih di masjid atau musholla diadakan baca al-Quran bergantian disebut tadarus al-Quran, selesai tadarus \u00a0biasanya ngobrol sebentar sambil menikmati hidangan dari masyarakat dan minuman malah terkadang kopi, disitulah waktu yang nikmat merokok kretek sambil ngobrol, makan dan minum.<\/p>\n\n\n\n

Keempat<\/strong>, setelah sahur, setelah makan sahur juga waktu yang sangat nikmat merokok kretek sambil membawa sisa minuman.<\/p>\n\n\n\n

Kelima<\/strong>, menjelang waktu imsak, waktu yang terakhir boleh makan, minum dan merokok. Waktu yang sangat nikmat merokok kretek karena sebagai pamungkas. Tapi jangan lupa tetap diakhiri minum air putih dan gosok gigi.<\/p>\n\n\n\n

Inilah beberapa waktu yang nikmat untuk menghisap rokok kretek, adapun untuk relaksasi dan rekreasi tergantung waktun yang dibutuhkan. Tentunya di saat bulan suci Ramadhan, hanya diperbolehkan di malam hari sampai batas fajar shodik atau batas imsak. Jangan lupa dimalam hari untuk niat berpuasa dipagi harinya, begitu seterusnya sampai tanggal bulan suci Ramadhan dalam satu bulan selesai. Demikian, selamat menunaikan ibadah puasa di bulan yang penuh berkah, bulan penuh pahala, bulan suci Ramadhan.
<\/p>\n","post_title":"Bulan Ramadhan, Kapan Waktu yang Tepat untuk Menikmati Rokok?","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"bulan-ramadhan-kapan-waktu-yang-tepat-untuk-menikmati-rokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-06 14:14:45","post_modified_gmt":"2019-05-06 07:14:45","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5693","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5674,"post_author":"877","post_date":"2019-05-01 11:24:30","post_date_gmt":"2019-05-01 04:24:30","post_content":"\n

Sehabis shubuh suasana masih agak gelap, namun banyak jalan jalan di kota Kudus sudah ramai dan padat, bahkan terjadi kemacetan di banyak titik. Tidak hanya di jalan raya, jalan kampung pun demikian. Terlihat para wanita, ada yang berseragam batik ada yang tidak.  Ada yang bawa sepeda motor, sepeda ontel, kebanyakan mereka naik mobil rombongan. Bahkan bayak pula mobil yang di tumpangi pakai bak terbuka (pic up). Hampir tiap sudut di kota Kudus terjadi demikian. Baik dari arah barat, arah selatan, arah timur dan dari utara, ramai para wanita. <\/p>\n\n\n\n

Sekilas Tidak pantas bagi kaum hawa ini keluar masih gelap, tapi di Kudus sudah terlihat terbiasa. Mereka pergi dan beraktitifitas saat banyak orang masih melanjutkan istirahatnya. Bangun tidur, mereka harus mealkukan pekerjaan sebagai ibu dan sebagai istri, menyiapkan kebutuhan anak dan suami untuk pagi sampai siang hari. \u00a0Mereka ini tidak lain berangkat bekerja ke pabrik. Mereka ini adalah pewaris budaya atau lebih tepatnya orang yang melestarikan budaya. Budaya masyarakat Indonesia yang berusia lebih dari seratus tahun.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Peran Rokok Kretek Saat Masa Revolusi Fisik di Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

Budaya yang diwariskan oleh H. Djamhari sejak abad 19 yang lalu. Budaya pengetahuan meracik dan mengolah tembakau dengan cengkeh, serta budaya melinting hingga berbentuk kretek. Di tangan para wanita yang terampil inilah, budaya kretek di Kudus tetap lestari. Selain melestarikan budaya membuat kretek, mereka tentunya mendapatkan imbalan yang cukup untuk membantu ekonomi keluarga. <\/p>\n\n\n\n

Di Kudus, menjadi pekerja di pabrik pembuatan kretek menjadi kebanggaan. Banyak kaum hawa saling berebut. Dan tidak sembarang orang bisa masuk harus mempunyai pengalaman membuat kretek, minimal pengetahuan.  Pengalaman dan pengetahuan meracik dan membuat kretek bukanlah hal yang sederhana. Harus melalui tahapan belajar pelan pelan dan sabar. <\/p>\n\n\n\n

Tidak percaya? Silahkan buktikan. Saya pernah melihat sendiri beberapa kali, saat mereka (wanita pembuat kretek) kedatangan tamu, dari mahasiswa sampai pejabat pemerintah lokal dan pusat. Para tamu melihat sendiri ketrampilan para wanita pembuat kretek. Kebanyakan para tamu heran melihat ketrampilan tangan para wanita pekerja pembuat kretek. Karena sangat cepat, bersih dan rapi, seakan-akan seperti mesin. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Industri Rokok Kretek Nasional, Bertahan dalam Rentetan Panjang Krisis Ekonomi<\/a><\/p>\n\n\n\n

Saat berkunjung para tamu dipersilahkan mencoba untuk membuat kretek. Memang kalau dilihat seakan-akan mudah dikerjakan, setelah para tamu mempraktekkan hasilnya nihil alias tidak bisa cepat, bagus dan rapi. Ya hanya jadi serupa lintingan rokok kretek. Ukuran kepadatan isian tembakau dalam bungkus tidak terpenuhi, bentuk konus yang baik juga tidak terpenuhi. Kerapian lintingan dan kecepatan melinting apalagi jauh dari kebiasaan para wanita pembuat kretek. <\/p>\n\n\n\n

Perlu diketahui, selain bahan baku yang baik, ukuran kepadatan dan bentuk rokok kretek sangat mempengaruhi rasa. Semisal isian tembakau kurang padat rasanya hambar, begitu pula terlalu padat maka hisapannya berat. Jelas mempengaruhi kenikmatan rokok kretek. Membuat rokok kretek agar mantap rasanya bukan perkara mudah, harus melalui tahapan-tahapan pembelajaran. Selain itu harus benar-benar tekun dan rajin.   <\/p>\n\n\n\n

Kebanyakan pewaris ketrampilan pembuat rokok kretek di Kudus kaum hawa, dan beragam umurnya, ada yang muda (lulus SMA\/SMK) ada yang sudah usia tua sekitar 50-60an tahun. Pengakuan salah satu wanita sebagai pekerja pembuat kretek di Kudus bernama Haryanti umur 43 tahun warga desa Gondangmanis, ia sangat bangga dapat mewarisi keahlian dan ketrampilan membuat rokok kretek. Keahlian dan ketrampilan orang Kudus. Ia memang dibesarkan di Kudus, tapi asli orang tuanya berasal dari kabupaten Kendal sebelah selatan kota Semarang. Ia belajar membuat rokok kretek sejak lulus dari SMK di Kudus, dari tetangga rumahnya. Awalnya memang sulit, berkat kesabaran akhirnya sekarang lebih dari sekedar bisa. <\/p>\n\n\n\n

Bangganya lagi, berkat keahlian yang ia miliki, menghasilkan nilai ekonomi yang cukup untuk membantu suami. Hingga dapat menyekolahkan tiga anaknya, anak pertama lulus SMA tahun kemarin dan kemudian lolos menjadi TNI, anak kedua sekarang masih SMA dan anak ketiga jenjang SLTP. <\/p>\n\n\n\n

Masuk menjadi pegawai pabrik rokok kretek pun tidaklah mudah, saingannya banyak, ungkap Haryanti. Karena menjadi pegawai pabrik rokok kretek bagi kebanyakan masyarakat Kudus menjadi kebanggaan, selain pendapatannya tetap, juga mendapatkan jaminann sosial, seperti kesehatan dan tunjangan lainnya. Lain itu, kalau di pabrikan besar seperti Djarum, saat usia senja dan dirumahkan mendapat pesangon yang lebih dari cukup, ungkap Haryanti lagi. Ia juga menceritakan, ada tetangganya yang sudah usia lanjut dan tidak lagi bekerja, mendapatkan pesangon yang cukup untuk modal membuat warung klontong dirumah.<\/p>\n\n\n\n

Kesaksian Haryanti, sebagai pewaris keahlian membuat kretek salah satu bukti bahwa membuat rokok kretek bukan perkara mudah, perlu proses transformasi ilmu dari ahlinya. Selain itu, mempunyai keahlian membuat rokok kretek menjadi kebanggaan tersendiri, sebagai pemegang tongkat warisan dan juga mempunyai nilai ekonomi yang cukup untuk keluarga. Kebanyakan yang mewarisi adalah kaum perempuan, yang setiap hari pekerjaannya bergelut dengan tembakau, cengkeh dan rokok kretek. Dan yang terpenting menjadi pewaris membuat rokok kretek<\/a> dan menjadi pegawai pabrik rokok kretek masih menjadi kebanggan kebanyakan masyarakat kecil di kota Kudus. \u00a0
<\/p>\n","post_title":"Perempuan-perempuan Kudus Pewaris Keterampilan Membuat Kretek","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perempuan-perempuan-kudus-pewaris-keterampilan-membuat-kretek","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-01 11:24:38","post_modified_gmt":"2019-05-01 04:24:38","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":18},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Penggiling kemudian njumput<\/em>, yakni mengambil tembakau dengan ujung jari-jari yang banyaknya seukuran sebatang kretek dari nampan. Ia kemudian meletakkan tembakau tersebut di bagian tatah (cangkeman<\/em>) dari alat gilingan dan me-wiwir-<\/em>nya secara merata dari ujung bakar ke ujung isap. Setelah itu ia akan men-jojoh<\/em>, atau menusuk-nusuk dengan ujung jari agar lebih masuk dan lebih padat. Jojoh dilakukan maksimal 3x.    <\/p>\n\n\n\n

Setelah itu, penggiling akan ngoyoh<\/em>, yakni menarik tuas giliran 2-3x, agar tembakau lebih klemis<\/em> dan rapi. Lalu disusul dengan tampanan<\/em>, meletakkan kertas pembungkus (tapir) di nampan, di garis yang telah ditentukan dengan tangan kiri. Dalam waktu yang hampir bersamaan, tangan kanan nalip<\/em>, yakni menarik tuas di mana kain mori yang menjulur menggulung kertas tapir dan membungkus batangan kretek.      <\/p>\n\n\n\n

Tembakau telah terisi dan membentuk sebatang kretek. Penggiling kemudian mengambilnya dan ngesut<\/em>, meratakan tempelan lem dari atas ke bawah agar lebih kencang. Hasilnya diletakkan pada nampan khusus yang berada di depan pembatil. Proses pekerjaan selanjutnya akan dilakukan pembatil.<\/p>\n\n\n\n

Pembatil akan mengambil dua batang kretek yang telah jadi dan memotong bagian ujung-ujungnya berupa tembakau yang menyembul, baik di bagian ujung hisap maupun ujung bakar dengan gunting, agar rapi. Selanjutnya, ia ngeplongi<\/em>, yakni mengukur diameter kretek baik ujung isapnya yang lebih kecil maupun ujung bakarnya yang lebih besar (konos) dengan menggunakan \u2018alat plong rokok\u2019, yakni sebuah plat kecil dengan dua lobang yang menunjukkan ukuran diameter ujung isap dan diameter ujung bakar. Jika ada yang tak sesuai (ngeplong<\/em>) dengan ukuran lubang itu, berarti bentuknya meleset dan keliru. Kretek yang ukurannya keliru, misal kebesaran atau kekecilan, akan dikumpulkan tersendiri. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Kudus; Kota Santri dan Kota Kretek <\/a><\/p>\n\n\n\n

Kretek-kretek yang telah dipotong dan diukur persisinya kemudian dikumpulkan dalam jumlah 50. Komposisinya adalah 5 + 6 + 7 + 8 + 9 + 8 + 7. Komposisi ini disusun berdasarkan besarnya genggaman dua tangan dan dengan komposisi itu, pembatil tidak perlu lagi menghitung karena komposisi itu sudah akan menunjukkan jumlah 50 dan dibalut dengan selongsong kertas yang ikatannya cukup dengan ditekuk-tekuk. Proses ini disebut ngelongsongi<\/em>. Agar rata atas \u2013 bawah, pembatil akan netek<\/em>, meratakan dengan menggunakan papan geblekan.<\/p>\n\n\n\n

Alat utama dalam proses pembuatan kretek tangan adalah \u2018alat penggiling\u2019 yang dioperasikan dengan tangan. Alat penggiling ini terbuat dari bahan kayu jati yang berbentuk siku-siku menyerupai kursi lipat. Kaki yang bagian belakang untuk berdiri dan bagian depan berfungsi sebagai \u2018stang gilingan\u2019 dan \u2018as\u2019.  Bagian bawah untuk berdiri sekaligus tempat \u2018bunukan\u2019. Di tengah-tengah yang agak bolong ada cangkeman yang berfungsi untuk meletakkan tembakau, wedokan (yang menjepit kain mori), dan kain mori yang membentang panjang sebagai penggulung kretek. <\/p>\n\n\n\n

Tembakau diletakkan di atas kain mori yang dijepit cangkeman yang kemudian digulung ke dalam kertas pembungkus (tapir) setelah tuasnya ditarik. Cangkemannya dibentuk sedemikian rupa, agar kretek konus, yakni kecil di bagian ujung hispa dan besar di bagian ujung bakar. Singkatnya alat ini berfungsi menggiling atau menggulung tembakau ke dalam kertas tapir. <\/p>\n\n\n\n

Baca: \u00a0Peran Rokok Kretek Saat Masa Revolusi Fisik di Negeri Ini \u00a0\u00a0\u00a0\u00a0<\/p>\n\n\n\n

Alat penggiling sekarang dipakai adalah generasi ketujuh dalam sejarah pembuatan kretek tangan di Kota Kudus. Sebelumnya alat ini jauh lebih sederhana dan makin ke belakang, berdasarkan pengalaman dan pengetahuan, mengalami inovasi sehingga dalam bentuknya seperti sekarang.<\/p>\n\n\n\n

Bahan utama kretek tangan adalah tembakau yang dicampur dengan cengkeh dan berbagai perisa (terbuat dari rasa buah-buahan). Tembakau ini dipillih dan dipilah oleh para grader dan diolah sebagai bahan kretek. Proses pemlihan dan pemilahan ini dilakukan secara manual di mana kemampuan ini terbentuk dari bakat, pengetahuan, feeling, dan pengalaman yang panjang. Hal , dan Komposisi ini membuat kretek menjadi khas Indonesia dan tidak ditemukan di negara lain. <\/p>\n\n\n\n

Kemudian yang kedua adalah kertas pembalut (papir) yang khas. Setidaknya empat hal harus dipertimbangkan dalam pemilihan kertas untuk kretek tangan ini yaitu:<\/p>\n\n\n\n

1. <\/strong>porosity<\/strong><\/em> atau pori-pori-nya yang berstruktur <\/strong>verge<\/strong><\/em> (cincin). Kertas ini dipilih karena sesuai dengan pilihan jenis tembakau agar mendapat <\/strong>burning rate<\/strong><\/em> yang tepat. Jadi antara kertas dan tembakau terbakar secara bersamaan dan seimbang. <\/strong><\/p>\n\n\n\n

2. <\/strong>Opacity<\/strong><\/em> atau tingkat warna putih kertas, yang bertujuan semata-mata untuk tampilan. <\/strong><\/p>\n\n\n\n

Lem kertas yang digunakan adalah lem yang terbuat dari tepung tapioka atau tepung kanji terbuat dari sari ketela. Cara pembuatannya tepung tapioka digodok dan dicampur dengan air diaduk hingga rata.  <\/p>\n\n\n\n

Demikian proses pembuatan kretek tangan. Kesannya setiap bagian pekerjaan ini tampak mudah dan ringan. Kenyataannya, memerlukan pengetahuan, keterampilan, kecepatan dan konsentrasi. Pekerjaan ini membutuhkan scholling<\/em> yang cukup lama yang biasanya diberikan oleh perusahaan. Rata-rata dibutuhkan waktu belajar dan magang 3 bulan untuk menjadi seorang penggiling, sedangkan untuk seorang pembatil dibutuhkan waktu kurang lebih 1 \u00bd bulan. Peran seorang penggiling tidak bisa digantikan oleh pembatil, sebaliknya peran pembatil bisa dijalankan oleh penggiling. Ini karena biasanya seorang penggiling adalah bekas seorang pembatil sebelumnya.  <\/p>\n\n\n\n

Meski dalam gambaran di atas banyak sekali bagian pekerjaan yang harus dilakukan dan panjang prosesnya, pada dasarnya pekerjaan itu dilakukan dengan sangat cepat. Menurut catatan, dalam waktu satu jam, rata-rata pasangan penggiling dan pembatil ini menghasilkan sekitar 600 batang kretek.     <\/p>\n\n\n\n

Hal yang menarik, hampir seluruh pekerja penggiling dan pembatil ini adalah kaum perempuan. Salah satu alasannya adalah pekerjaan ini juga membutuhkan kerapian, kecekatan dan ketepatan yang secara stereotipe sering dianggap umumnya bisa dilakukan kalangan perempuan dengan lebih baik.
<\/p>\n","post_title":"Mengintip Sekilas Proses Pembuatan Kretek Tangan di Kota Kretek Kudus","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mengintip-sekilas-proses-pembuatan-kretek-tangan-di-kota-kretek-kudus","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-08 11:27:02","post_modified_gmt":"2019-05-08 04:27:02","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5700","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5693,"post_author":"877","post_date":"2019-05-06 14:14:39","post_date_gmt":"2019-05-06 07:14:39","post_content":"\n

Banyak orang bilang, rokok kretek mengandung zat adiktif, yang membuat penghisapnya sakaw dan ketergantungan. Pada bulan inilah, semua tuduhan mereka terbantahkan. Perokok masih tetap hidup dan tidak kejang-kejang, meski seharian tidak merokok.<\/p>\n\n\n\n

Berpuasa bagi penikmat rokok kretek bukanlah satu halangan. Karena dengan berpuasa, selain kita menghambakan diri kepada Tuhan, juga sebetulnya akan mendapatkan rasa lebih nikmat saat merokok kretek setelah berbuka puasa, contohnya. Tidak akan beda jauh dengan saat makan dan minum setelah satu hari berpuasa. Ketika berbuka rasanya begitu sangat nikmat. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Ketetapan Hukum Rokok dalam Fatwa NU: Mubah (Boleh) <\/a><\/p>\n\n\n\n

Kenikmatan saat berbuka tidak ada tandingannya. Bahkan saking nikmatnya terkadang banyak yang tidak control.  Makan dan minum berlebihan, melebihi kapasitas tampungan perut, sehingga mengakibatkan terlalu kenyang. Dampaknya perut sakit dan seluruh badan juga ikut terasa sakit. Pokoknya badan saat digerrakkan terasa tidak nyaman, dan ada juga yang pingin muntah tapi tidak bisa.       <\/p>\n\n\n\n

Bisa jadi, ketidakkontrolan sebagian orang tersebut karena ada rasa dendam yang berlebihan saat menjalankan puasa. Misalnya, saat puasa, serasa berat menahan haus atau serasa berat menahan lapar, akibat tidak sahur. Begitu buka puasa, mendobel makan dan minum hingga terlalau kenyang. Nah, perbuatan seperti ini, agama melarangnya dan bagi tubuh tidak baik pula. Untuk itu bagi sahabat kretek jauhi perbuatan tersebut. Nikmati kenikmatan yang sewajarnya. Makan dan minum sewajarnya sesuai porsi. Menikmati rokok kretek juga demikian, jangan terlalu kebanyakan karena akan hilang nikmatannya.<\/p>\n\n\n\n

Nikmat, akan terasa jika terjadi saat batas kewajaran atau bahkan saat kekurangan. Contohnya, manusia akan lebih merasakan nikmat di saat awalnya kekurangan kemudian menjadi tambah. Beda dengan awalnya memang sudah tambah, kemudian bertambah lagi, tidak begitu terasa nikmatnya. Kembali ke puasa, satu hari penuh menahan haus dan lapar, di saat berbuka nikmatnya begitu terasa. Berbeda saat makan dan minum di waktu yang bisa dilakukan semaunya (tidak dalam keadaan puasa) rasa nikmatnya biasa.<\/p>\n\n\n\n

Kebiasan Nabi Muhammad kalau tidak sedang berpuasa, ia tidak akan makan sebelum perut betul betul terasa lapar. Ia tidak akan minum sebelum betul betul terasa haus. Ia akan berhenti makan, sebelum kenyang, ia akan berhenti minum sebelum hausnya hilang. Inilah kebiasaan Nabi Muhammad yang seharusnya di tiru sahabat krete. Agar kenikmatan selalu melekat pada kita, saat menikmati rokok kretek. Terlalu banyak merokok kretek dalam batas kewajaran, nikmatnya akan hilang. Karena menikmati rokok kretek bukan sekedar menikmati rasa rokoknya. Lebih dari itu, merokok adalah perbuatan untuk rekreasi dan relaksasi. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Nasehat K.H. Sya\u2019roni dan Pesan Moral R.M.P. Sosrokartono bagi Pemimpin <\/a><\/p>\n\n\n\n

Rekreasi dan relaksasi saat ini sangat dibutuhkan tiap manusia, dengan bermacam-macam cara. Ada yang bertamasya, ada yang kuliner, ada yang putar-putar alias jalan-jalan, ada yang olah raga dan masih banyak macamnya, dan tidak terkecuali aktifitas merokok kretek.<\/p>\n\n\n\n

Merokok kretek sambil minum kopi atau sambil baca buku, koran dan lainnya, bagi sebagian orang menjadi sarana untuk merilekkan tubuh, dari rasa capek seharian bekerja. Begitu juga bagi yang tidak punya uang lebih untuk pergi rekreasi atau pergi tamasya, kuliner, cenderung akan mencari cara yang murah untuk merilekkan tubuhnya. Kalau ia penikmat rokok kretek, bisa dipastikan akan memilih menikmati sebatang dua batang rokok kretek dari pada harus pergi yang membutuhkan biaya besar. Jika  dibanding dengan mengeluarkan uang untuk membeli satu bungkus rokok kretek jauh lebih irit bagi sahabat kretek. <\/p>\n\n\n\n

Sahabat kretek yang sedang berpuasa atau yang sedang relaksasi dan rekreasi, di bulan suci Ramadhan ini, ada waktu-waktu yang nikmat untuk menikmati rokok kretek, yaitu:<\/p>\n\n\n\n

Pertama<\/strong>, setelah berbuka puasa, artinya setelah makan dan minum selesai, kemudian menikmati rokok kretek akan terasa nikmat. Tapi perlu diwaspadai bagi sahabat kretek jangan sampai waktu sholat magribnya hilang. <\/p>\n\n\n\n

Kedua<\/strong>, setelah sholat, baik setelah sholat magrib yang dilaksanakan setelah makan dan minum buka puasa, atau setelah sholat tarawih selesai. Setelah kewajiban kita mentaati agama selesai, serasa hati plong dan disaat itulah sangat nikmat merokok kretek.<\/p>\n\n\n\n

Ketiga<\/strong>, setelah tadarus al-Quran malam hari di masjid atau musholla, sudah menjadi adat setelah sholat tarawih di masjid atau musholla diadakan baca al-Quran bergantian disebut tadarus al-Quran, selesai tadarus \u00a0biasanya ngobrol sebentar sambil menikmati hidangan dari masyarakat dan minuman malah terkadang kopi, disitulah waktu yang nikmat merokok kretek sambil ngobrol, makan dan minum.<\/p>\n\n\n\n

Keempat<\/strong>, setelah sahur, setelah makan sahur juga waktu yang sangat nikmat merokok kretek sambil membawa sisa minuman.<\/p>\n\n\n\n

Kelima<\/strong>, menjelang waktu imsak, waktu yang terakhir boleh makan, minum dan merokok. Waktu yang sangat nikmat merokok kretek karena sebagai pamungkas. Tapi jangan lupa tetap diakhiri minum air putih dan gosok gigi.<\/p>\n\n\n\n

Inilah beberapa waktu yang nikmat untuk menghisap rokok kretek, adapun untuk relaksasi dan rekreasi tergantung waktun yang dibutuhkan. Tentunya di saat bulan suci Ramadhan, hanya diperbolehkan di malam hari sampai batas fajar shodik atau batas imsak. Jangan lupa dimalam hari untuk niat berpuasa dipagi harinya, begitu seterusnya sampai tanggal bulan suci Ramadhan dalam satu bulan selesai. Demikian, selamat menunaikan ibadah puasa di bulan yang penuh berkah, bulan penuh pahala, bulan suci Ramadhan.
<\/p>\n","post_title":"Bulan Ramadhan, Kapan Waktu yang Tepat untuk Menikmati Rokok?","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"bulan-ramadhan-kapan-waktu-yang-tepat-untuk-menikmati-rokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-06 14:14:45","post_modified_gmt":"2019-05-06 07:14:45","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5693","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5674,"post_author":"877","post_date":"2019-05-01 11:24:30","post_date_gmt":"2019-05-01 04:24:30","post_content":"\n

Sehabis shubuh suasana masih agak gelap, namun banyak jalan jalan di kota Kudus sudah ramai dan padat, bahkan terjadi kemacetan di banyak titik. Tidak hanya di jalan raya, jalan kampung pun demikian. Terlihat para wanita, ada yang berseragam batik ada yang tidak.  Ada yang bawa sepeda motor, sepeda ontel, kebanyakan mereka naik mobil rombongan. Bahkan bayak pula mobil yang di tumpangi pakai bak terbuka (pic up). Hampir tiap sudut di kota Kudus terjadi demikian. Baik dari arah barat, arah selatan, arah timur dan dari utara, ramai para wanita. <\/p>\n\n\n\n

Sekilas Tidak pantas bagi kaum hawa ini keluar masih gelap, tapi di Kudus sudah terlihat terbiasa. Mereka pergi dan beraktitifitas saat banyak orang masih melanjutkan istirahatnya. Bangun tidur, mereka harus mealkukan pekerjaan sebagai ibu dan sebagai istri, menyiapkan kebutuhan anak dan suami untuk pagi sampai siang hari. \u00a0Mereka ini tidak lain berangkat bekerja ke pabrik. Mereka ini adalah pewaris budaya atau lebih tepatnya orang yang melestarikan budaya. Budaya masyarakat Indonesia yang berusia lebih dari seratus tahun.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Peran Rokok Kretek Saat Masa Revolusi Fisik di Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

Budaya yang diwariskan oleh H. Djamhari sejak abad 19 yang lalu. Budaya pengetahuan meracik dan mengolah tembakau dengan cengkeh, serta budaya melinting hingga berbentuk kretek. Di tangan para wanita yang terampil inilah, budaya kretek di Kudus tetap lestari. Selain melestarikan budaya membuat kretek, mereka tentunya mendapatkan imbalan yang cukup untuk membantu ekonomi keluarga. <\/p>\n\n\n\n

Di Kudus, menjadi pekerja di pabrik pembuatan kretek menjadi kebanggaan. Banyak kaum hawa saling berebut. Dan tidak sembarang orang bisa masuk harus mempunyai pengalaman membuat kretek, minimal pengetahuan.  Pengalaman dan pengetahuan meracik dan membuat kretek bukanlah hal yang sederhana. Harus melalui tahapan belajar pelan pelan dan sabar. <\/p>\n\n\n\n

Tidak percaya? Silahkan buktikan. Saya pernah melihat sendiri beberapa kali, saat mereka (wanita pembuat kretek) kedatangan tamu, dari mahasiswa sampai pejabat pemerintah lokal dan pusat. Para tamu melihat sendiri ketrampilan para wanita pembuat kretek. Kebanyakan para tamu heran melihat ketrampilan tangan para wanita pekerja pembuat kretek. Karena sangat cepat, bersih dan rapi, seakan-akan seperti mesin. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Industri Rokok Kretek Nasional, Bertahan dalam Rentetan Panjang Krisis Ekonomi<\/a><\/p>\n\n\n\n

Saat berkunjung para tamu dipersilahkan mencoba untuk membuat kretek. Memang kalau dilihat seakan-akan mudah dikerjakan, setelah para tamu mempraktekkan hasilnya nihil alias tidak bisa cepat, bagus dan rapi. Ya hanya jadi serupa lintingan rokok kretek. Ukuran kepadatan isian tembakau dalam bungkus tidak terpenuhi, bentuk konus yang baik juga tidak terpenuhi. Kerapian lintingan dan kecepatan melinting apalagi jauh dari kebiasaan para wanita pembuat kretek. <\/p>\n\n\n\n

Perlu diketahui, selain bahan baku yang baik, ukuran kepadatan dan bentuk rokok kretek sangat mempengaruhi rasa. Semisal isian tembakau kurang padat rasanya hambar, begitu pula terlalu padat maka hisapannya berat. Jelas mempengaruhi kenikmatan rokok kretek. Membuat rokok kretek agar mantap rasanya bukan perkara mudah, harus melalui tahapan-tahapan pembelajaran. Selain itu harus benar-benar tekun dan rajin.   <\/p>\n\n\n\n

Kebanyakan pewaris ketrampilan pembuat rokok kretek di Kudus kaum hawa, dan beragam umurnya, ada yang muda (lulus SMA\/SMK) ada yang sudah usia tua sekitar 50-60an tahun. Pengakuan salah satu wanita sebagai pekerja pembuat kretek di Kudus bernama Haryanti umur 43 tahun warga desa Gondangmanis, ia sangat bangga dapat mewarisi keahlian dan ketrampilan membuat rokok kretek. Keahlian dan ketrampilan orang Kudus. Ia memang dibesarkan di Kudus, tapi asli orang tuanya berasal dari kabupaten Kendal sebelah selatan kota Semarang. Ia belajar membuat rokok kretek sejak lulus dari SMK di Kudus, dari tetangga rumahnya. Awalnya memang sulit, berkat kesabaran akhirnya sekarang lebih dari sekedar bisa. <\/p>\n\n\n\n

Bangganya lagi, berkat keahlian yang ia miliki, menghasilkan nilai ekonomi yang cukup untuk membantu suami. Hingga dapat menyekolahkan tiga anaknya, anak pertama lulus SMA tahun kemarin dan kemudian lolos menjadi TNI, anak kedua sekarang masih SMA dan anak ketiga jenjang SLTP. <\/p>\n\n\n\n

Masuk menjadi pegawai pabrik rokok kretek pun tidaklah mudah, saingannya banyak, ungkap Haryanti. Karena menjadi pegawai pabrik rokok kretek bagi kebanyakan masyarakat Kudus menjadi kebanggaan, selain pendapatannya tetap, juga mendapatkan jaminann sosial, seperti kesehatan dan tunjangan lainnya. Lain itu, kalau di pabrikan besar seperti Djarum, saat usia senja dan dirumahkan mendapat pesangon yang lebih dari cukup, ungkap Haryanti lagi. Ia juga menceritakan, ada tetangganya yang sudah usia lanjut dan tidak lagi bekerja, mendapatkan pesangon yang cukup untuk modal membuat warung klontong dirumah.<\/p>\n\n\n\n

Kesaksian Haryanti, sebagai pewaris keahlian membuat kretek salah satu bukti bahwa membuat rokok kretek bukan perkara mudah, perlu proses transformasi ilmu dari ahlinya. Selain itu, mempunyai keahlian membuat rokok kretek menjadi kebanggaan tersendiri, sebagai pemegang tongkat warisan dan juga mempunyai nilai ekonomi yang cukup untuk keluarga. Kebanyakan yang mewarisi adalah kaum perempuan, yang setiap hari pekerjaannya bergelut dengan tembakau, cengkeh dan rokok kretek. Dan yang terpenting menjadi pewaris membuat rokok kretek<\/a> dan menjadi pegawai pabrik rokok kretek masih menjadi kebanggan kebanyakan masyarakat kecil di kota Kudus. \u00a0
<\/p>\n","post_title":"Perempuan-perempuan Kudus Pewaris Keterampilan Membuat Kretek","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perempuan-perempuan-kudus-pewaris-keterampilan-membuat-kretek","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-01 11:24:38","post_modified_gmt":"2019-05-01 04:24:38","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":18},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Baca: Industri Rokok Kretek Pasca Pemilihan Umum <\/a><\/p>\n\n\n\n

Penggiling kemudian njumput<\/em>, yakni mengambil tembakau dengan ujung jari-jari yang banyaknya seukuran sebatang kretek dari nampan. Ia kemudian meletakkan tembakau tersebut di bagian tatah (cangkeman<\/em>) dari alat gilingan dan me-wiwir-<\/em>nya secara merata dari ujung bakar ke ujung isap. Setelah itu ia akan men-jojoh<\/em>, atau menusuk-nusuk dengan ujung jari agar lebih masuk dan lebih padat. Jojoh dilakukan maksimal 3x.    <\/p>\n\n\n\n

Setelah itu, penggiling akan ngoyoh<\/em>, yakni menarik tuas giliran 2-3x, agar tembakau lebih klemis<\/em> dan rapi. Lalu disusul dengan tampanan<\/em>, meletakkan kertas pembungkus (tapir) di nampan, di garis yang telah ditentukan dengan tangan kiri. Dalam waktu yang hampir bersamaan, tangan kanan nalip<\/em>, yakni menarik tuas di mana kain mori yang menjulur menggulung kertas tapir dan membungkus batangan kretek.      <\/p>\n\n\n\n

Tembakau telah terisi dan membentuk sebatang kretek. Penggiling kemudian mengambilnya dan ngesut<\/em>, meratakan tempelan lem dari atas ke bawah agar lebih kencang. Hasilnya diletakkan pada nampan khusus yang berada di depan pembatil. Proses pekerjaan selanjutnya akan dilakukan pembatil.<\/p>\n\n\n\n

Pembatil akan mengambil dua batang kretek yang telah jadi dan memotong bagian ujung-ujungnya berupa tembakau yang menyembul, baik di bagian ujung hisap maupun ujung bakar dengan gunting, agar rapi. Selanjutnya, ia ngeplongi<\/em>, yakni mengukur diameter kretek baik ujung isapnya yang lebih kecil maupun ujung bakarnya yang lebih besar (konos) dengan menggunakan \u2018alat plong rokok\u2019, yakni sebuah plat kecil dengan dua lobang yang menunjukkan ukuran diameter ujung isap dan diameter ujung bakar. Jika ada yang tak sesuai (ngeplong<\/em>) dengan ukuran lubang itu, berarti bentuknya meleset dan keliru. Kretek yang ukurannya keliru, misal kebesaran atau kekecilan, akan dikumpulkan tersendiri. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Kudus; Kota Santri dan Kota Kretek <\/a><\/p>\n\n\n\n

Kretek-kretek yang telah dipotong dan diukur persisinya kemudian dikumpulkan dalam jumlah 50. Komposisinya adalah 5 + 6 + 7 + 8 + 9 + 8 + 7. Komposisi ini disusun berdasarkan besarnya genggaman dua tangan dan dengan komposisi itu, pembatil tidak perlu lagi menghitung karena komposisi itu sudah akan menunjukkan jumlah 50 dan dibalut dengan selongsong kertas yang ikatannya cukup dengan ditekuk-tekuk. Proses ini disebut ngelongsongi<\/em>. Agar rata atas \u2013 bawah, pembatil akan netek<\/em>, meratakan dengan menggunakan papan geblekan.<\/p>\n\n\n\n

Alat utama dalam proses pembuatan kretek tangan adalah \u2018alat penggiling\u2019 yang dioperasikan dengan tangan. Alat penggiling ini terbuat dari bahan kayu jati yang berbentuk siku-siku menyerupai kursi lipat. Kaki yang bagian belakang untuk berdiri dan bagian depan berfungsi sebagai \u2018stang gilingan\u2019 dan \u2018as\u2019.  Bagian bawah untuk berdiri sekaligus tempat \u2018bunukan\u2019. Di tengah-tengah yang agak bolong ada cangkeman yang berfungsi untuk meletakkan tembakau, wedokan (yang menjepit kain mori), dan kain mori yang membentang panjang sebagai penggulung kretek. <\/p>\n\n\n\n

Tembakau diletakkan di atas kain mori yang dijepit cangkeman yang kemudian digulung ke dalam kertas pembungkus (tapir) setelah tuasnya ditarik. Cangkemannya dibentuk sedemikian rupa, agar kretek konus, yakni kecil di bagian ujung hispa dan besar di bagian ujung bakar. Singkatnya alat ini berfungsi menggiling atau menggulung tembakau ke dalam kertas tapir. <\/p>\n\n\n\n

Baca: \u00a0Peran Rokok Kretek Saat Masa Revolusi Fisik di Negeri Ini \u00a0\u00a0\u00a0\u00a0<\/p>\n\n\n\n

Alat penggiling sekarang dipakai adalah generasi ketujuh dalam sejarah pembuatan kretek tangan di Kota Kudus. Sebelumnya alat ini jauh lebih sederhana dan makin ke belakang, berdasarkan pengalaman dan pengetahuan, mengalami inovasi sehingga dalam bentuknya seperti sekarang.<\/p>\n\n\n\n

Bahan utama kretek tangan adalah tembakau yang dicampur dengan cengkeh dan berbagai perisa (terbuat dari rasa buah-buahan). Tembakau ini dipillih dan dipilah oleh para grader dan diolah sebagai bahan kretek. Proses pemlihan dan pemilahan ini dilakukan secara manual di mana kemampuan ini terbentuk dari bakat, pengetahuan, feeling, dan pengalaman yang panjang. Hal , dan Komposisi ini membuat kretek menjadi khas Indonesia dan tidak ditemukan di negara lain. <\/p>\n\n\n\n

Kemudian yang kedua adalah kertas pembalut (papir) yang khas. Setidaknya empat hal harus dipertimbangkan dalam pemilihan kertas untuk kretek tangan ini yaitu:<\/p>\n\n\n\n

1. <\/strong>porosity<\/strong><\/em> atau pori-pori-nya yang berstruktur <\/strong>verge<\/strong><\/em> (cincin). Kertas ini dipilih karena sesuai dengan pilihan jenis tembakau agar mendapat <\/strong>burning rate<\/strong><\/em> yang tepat. Jadi antara kertas dan tembakau terbakar secara bersamaan dan seimbang. <\/strong><\/p>\n\n\n\n

2. <\/strong>Opacity<\/strong><\/em> atau tingkat warna putih kertas, yang bertujuan semata-mata untuk tampilan. <\/strong><\/p>\n\n\n\n

Lem kertas yang digunakan adalah lem yang terbuat dari tepung tapioka atau tepung kanji terbuat dari sari ketela. Cara pembuatannya tepung tapioka digodok dan dicampur dengan air diaduk hingga rata.  <\/p>\n\n\n\n

Demikian proses pembuatan kretek tangan. Kesannya setiap bagian pekerjaan ini tampak mudah dan ringan. Kenyataannya, memerlukan pengetahuan, keterampilan, kecepatan dan konsentrasi. Pekerjaan ini membutuhkan scholling<\/em> yang cukup lama yang biasanya diberikan oleh perusahaan. Rata-rata dibutuhkan waktu belajar dan magang 3 bulan untuk menjadi seorang penggiling, sedangkan untuk seorang pembatil dibutuhkan waktu kurang lebih 1 \u00bd bulan. Peran seorang penggiling tidak bisa digantikan oleh pembatil, sebaliknya peran pembatil bisa dijalankan oleh penggiling. Ini karena biasanya seorang penggiling adalah bekas seorang pembatil sebelumnya.  <\/p>\n\n\n\n

Meski dalam gambaran di atas banyak sekali bagian pekerjaan yang harus dilakukan dan panjang prosesnya, pada dasarnya pekerjaan itu dilakukan dengan sangat cepat. Menurut catatan, dalam waktu satu jam, rata-rata pasangan penggiling dan pembatil ini menghasilkan sekitar 600 batang kretek.     <\/p>\n\n\n\n

Hal yang menarik, hampir seluruh pekerja penggiling dan pembatil ini adalah kaum perempuan. Salah satu alasannya adalah pekerjaan ini juga membutuhkan kerapian, kecekatan dan ketepatan yang secara stereotipe sering dianggap umumnya bisa dilakukan kalangan perempuan dengan lebih baik.
<\/p>\n","post_title":"Mengintip Sekilas Proses Pembuatan Kretek Tangan di Kota Kretek Kudus","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mengintip-sekilas-proses-pembuatan-kretek-tangan-di-kota-kretek-kudus","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-08 11:27:02","post_modified_gmt":"2019-05-08 04:27:02","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5700","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5693,"post_author":"877","post_date":"2019-05-06 14:14:39","post_date_gmt":"2019-05-06 07:14:39","post_content":"\n

Banyak orang bilang, rokok kretek mengandung zat adiktif, yang membuat penghisapnya sakaw dan ketergantungan. Pada bulan inilah, semua tuduhan mereka terbantahkan. Perokok masih tetap hidup dan tidak kejang-kejang, meski seharian tidak merokok.<\/p>\n\n\n\n

Berpuasa bagi penikmat rokok kretek bukanlah satu halangan. Karena dengan berpuasa, selain kita menghambakan diri kepada Tuhan, juga sebetulnya akan mendapatkan rasa lebih nikmat saat merokok kretek setelah berbuka puasa, contohnya. Tidak akan beda jauh dengan saat makan dan minum setelah satu hari berpuasa. Ketika berbuka rasanya begitu sangat nikmat. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Ketetapan Hukum Rokok dalam Fatwa NU: Mubah (Boleh) <\/a><\/p>\n\n\n\n

Kenikmatan saat berbuka tidak ada tandingannya. Bahkan saking nikmatnya terkadang banyak yang tidak control.  Makan dan minum berlebihan, melebihi kapasitas tampungan perut, sehingga mengakibatkan terlalu kenyang. Dampaknya perut sakit dan seluruh badan juga ikut terasa sakit. Pokoknya badan saat digerrakkan terasa tidak nyaman, dan ada juga yang pingin muntah tapi tidak bisa.       <\/p>\n\n\n\n

Bisa jadi, ketidakkontrolan sebagian orang tersebut karena ada rasa dendam yang berlebihan saat menjalankan puasa. Misalnya, saat puasa, serasa berat menahan haus atau serasa berat menahan lapar, akibat tidak sahur. Begitu buka puasa, mendobel makan dan minum hingga terlalau kenyang. Nah, perbuatan seperti ini, agama melarangnya dan bagi tubuh tidak baik pula. Untuk itu bagi sahabat kretek jauhi perbuatan tersebut. Nikmati kenikmatan yang sewajarnya. Makan dan minum sewajarnya sesuai porsi. Menikmati rokok kretek juga demikian, jangan terlalu kebanyakan karena akan hilang nikmatannya.<\/p>\n\n\n\n

Nikmat, akan terasa jika terjadi saat batas kewajaran atau bahkan saat kekurangan. Contohnya, manusia akan lebih merasakan nikmat di saat awalnya kekurangan kemudian menjadi tambah. Beda dengan awalnya memang sudah tambah, kemudian bertambah lagi, tidak begitu terasa nikmatnya. Kembali ke puasa, satu hari penuh menahan haus dan lapar, di saat berbuka nikmatnya begitu terasa. Berbeda saat makan dan minum di waktu yang bisa dilakukan semaunya (tidak dalam keadaan puasa) rasa nikmatnya biasa.<\/p>\n\n\n\n

Kebiasan Nabi Muhammad kalau tidak sedang berpuasa, ia tidak akan makan sebelum perut betul betul terasa lapar. Ia tidak akan minum sebelum betul betul terasa haus. Ia akan berhenti makan, sebelum kenyang, ia akan berhenti minum sebelum hausnya hilang. Inilah kebiasaan Nabi Muhammad yang seharusnya di tiru sahabat krete. Agar kenikmatan selalu melekat pada kita, saat menikmati rokok kretek. Terlalu banyak merokok kretek dalam batas kewajaran, nikmatnya akan hilang. Karena menikmati rokok kretek bukan sekedar menikmati rasa rokoknya. Lebih dari itu, merokok adalah perbuatan untuk rekreasi dan relaksasi. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Nasehat K.H. Sya\u2019roni dan Pesan Moral R.M.P. Sosrokartono bagi Pemimpin <\/a><\/p>\n\n\n\n

Rekreasi dan relaksasi saat ini sangat dibutuhkan tiap manusia, dengan bermacam-macam cara. Ada yang bertamasya, ada yang kuliner, ada yang putar-putar alias jalan-jalan, ada yang olah raga dan masih banyak macamnya, dan tidak terkecuali aktifitas merokok kretek.<\/p>\n\n\n\n

Merokok kretek sambil minum kopi atau sambil baca buku, koran dan lainnya, bagi sebagian orang menjadi sarana untuk merilekkan tubuh, dari rasa capek seharian bekerja. Begitu juga bagi yang tidak punya uang lebih untuk pergi rekreasi atau pergi tamasya, kuliner, cenderung akan mencari cara yang murah untuk merilekkan tubuhnya. Kalau ia penikmat rokok kretek, bisa dipastikan akan memilih menikmati sebatang dua batang rokok kretek dari pada harus pergi yang membutuhkan biaya besar. Jika  dibanding dengan mengeluarkan uang untuk membeli satu bungkus rokok kretek jauh lebih irit bagi sahabat kretek. <\/p>\n\n\n\n

Sahabat kretek yang sedang berpuasa atau yang sedang relaksasi dan rekreasi, di bulan suci Ramadhan ini, ada waktu-waktu yang nikmat untuk menikmati rokok kretek, yaitu:<\/p>\n\n\n\n

Pertama<\/strong>, setelah berbuka puasa, artinya setelah makan dan minum selesai, kemudian menikmati rokok kretek akan terasa nikmat. Tapi perlu diwaspadai bagi sahabat kretek jangan sampai waktu sholat magribnya hilang. <\/p>\n\n\n\n

Kedua<\/strong>, setelah sholat, baik setelah sholat magrib yang dilaksanakan setelah makan dan minum buka puasa, atau setelah sholat tarawih selesai. Setelah kewajiban kita mentaati agama selesai, serasa hati plong dan disaat itulah sangat nikmat merokok kretek.<\/p>\n\n\n\n

Ketiga<\/strong>, setelah tadarus al-Quran malam hari di masjid atau musholla, sudah menjadi adat setelah sholat tarawih di masjid atau musholla diadakan baca al-Quran bergantian disebut tadarus al-Quran, selesai tadarus \u00a0biasanya ngobrol sebentar sambil menikmati hidangan dari masyarakat dan minuman malah terkadang kopi, disitulah waktu yang nikmat merokok kretek sambil ngobrol, makan dan minum.<\/p>\n\n\n\n

Keempat<\/strong>, setelah sahur, setelah makan sahur juga waktu yang sangat nikmat merokok kretek sambil membawa sisa minuman.<\/p>\n\n\n\n

Kelima<\/strong>, menjelang waktu imsak, waktu yang terakhir boleh makan, minum dan merokok. Waktu yang sangat nikmat merokok kretek karena sebagai pamungkas. Tapi jangan lupa tetap diakhiri minum air putih dan gosok gigi.<\/p>\n\n\n\n

Inilah beberapa waktu yang nikmat untuk menghisap rokok kretek, adapun untuk relaksasi dan rekreasi tergantung waktun yang dibutuhkan. Tentunya di saat bulan suci Ramadhan, hanya diperbolehkan di malam hari sampai batas fajar shodik atau batas imsak. Jangan lupa dimalam hari untuk niat berpuasa dipagi harinya, begitu seterusnya sampai tanggal bulan suci Ramadhan dalam satu bulan selesai. Demikian, selamat menunaikan ibadah puasa di bulan yang penuh berkah, bulan penuh pahala, bulan suci Ramadhan.
<\/p>\n","post_title":"Bulan Ramadhan, Kapan Waktu yang Tepat untuk Menikmati Rokok?","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"bulan-ramadhan-kapan-waktu-yang-tepat-untuk-menikmati-rokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-06 14:14:45","post_modified_gmt":"2019-05-06 07:14:45","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5693","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5674,"post_author":"877","post_date":"2019-05-01 11:24:30","post_date_gmt":"2019-05-01 04:24:30","post_content":"\n

Sehabis shubuh suasana masih agak gelap, namun banyak jalan jalan di kota Kudus sudah ramai dan padat, bahkan terjadi kemacetan di banyak titik. Tidak hanya di jalan raya, jalan kampung pun demikian. Terlihat para wanita, ada yang berseragam batik ada yang tidak.  Ada yang bawa sepeda motor, sepeda ontel, kebanyakan mereka naik mobil rombongan. Bahkan bayak pula mobil yang di tumpangi pakai bak terbuka (pic up). Hampir tiap sudut di kota Kudus terjadi demikian. Baik dari arah barat, arah selatan, arah timur dan dari utara, ramai para wanita. <\/p>\n\n\n\n

Sekilas Tidak pantas bagi kaum hawa ini keluar masih gelap, tapi di Kudus sudah terlihat terbiasa. Mereka pergi dan beraktitifitas saat banyak orang masih melanjutkan istirahatnya. Bangun tidur, mereka harus mealkukan pekerjaan sebagai ibu dan sebagai istri, menyiapkan kebutuhan anak dan suami untuk pagi sampai siang hari. \u00a0Mereka ini tidak lain berangkat bekerja ke pabrik. Mereka ini adalah pewaris budaya atau lebih tepatnya orang yang melestarikan budaya. Budaya masyarakat Indonesia yang berusia lebih dari seratus tahun.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Peran Rokok Kretek Saat Masa Revolusi Fisik di Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

Budaya yang diwariskan oleh H. Djamhari sejak abad 19 yang lalu. Budaya pengetahuan meracik dan mengolah tembakau dengan cengkeh, serta budaya melinting hingga berbentuk kretek. Di tangan para wanita yang terampil inilah, budaya kretek di Kudus tetap lestari. Selain melestarikan budaya membuat kretek, mereka tentunya mendapatkan imbalan yang cukup untuk membantu ekonomi keluarga. <\/p>\n\n\n\n

Di Kudus, menjadi pekerja di pabrik pembuatan kretek menjadi kebanggaan. Banyak kaum hawa saling berebut. Dan tidak sembarang orang bisa masuk harus mempunyai pengalaman membuat kretek, minimal pengetahuan.  Pengalaman dan pengetahuan meracik dan membuat kretek bukanlah hal yang sederhana. Harus melalui tahapan belajar pelan pelan dan sabar. <\/p>\n\n\n\n

Tidak percaya? Silahkan buktikan. Saya pernah melihat sendiri beberapa kali, saat mereka (wanita pembuat kretek) kedatangan tamu, dari mahasiswa sampai pejabat pemerintah lokal dan pusat. Para tamu melihat sendiri ketrampilan para wanita pembuat kretek. Kebanyakan para tamu heran melihat ketrampilan tangan para wanita pekerja pembuat kretek. Karena sangat cepat, bersih dan rapi, seakan-akan seperti mesin. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Industri Rokok Kretek Nasional, Bertahan dalam Rentetan Panjang Krisis Ekonomi<\/a><\/p>\n\n\n\n

Saat berkunjung para tamu dipersilahkan mencoba untuk membuat kretek. Memang kalau dilihat seakan-akan mudah dikerjakan, setelah para tamu mempraktekkan hasilnya nihil alias tidak bisa cepat, bagus dan rapi. Ya hanya jadi serupa lintingan rokok kretek. Ukuran kepadatan isian tembakau dalam bungkus tidak terpenuhi, bentuk konus yang baik juga tidak terpenuhi. Kerapian lintingan dan kecepatan melinting apalagi jauh dari kebiasaan para wanita pembuat kretek. <\/p>\n\n\n\n

Perlu diketahui, selain bahan baku yang baik, ukuran kepadatan dan bentuk rokok kretek sangat mempengaruhi rasa. Semisal isian tembakau kurang padat rasanya hambar, begitu pula terlalu padat maka hisapannya berat. Jelas mempengaruhi kenikmatan rokok kretek. Membuat rokok kretek agar mantap rasanya bukan perkara mudah, harus melalui tahapan-tahapan pembelajaran. Selain itu harus benar-benar tekun dan rajin.   <\/p>\n\n\n\n

Kebanyakan pewaris ketrampilan pembuat rokok kretek di Kudus kaum hawa, dan beragam umurnya, ada yang muda (lulus SMA\/SMK) ada yang sudah usia tua sekitar 50-60an tahun. Pengakuan salah satu wanita sebagai pekerja pembuat kretek di Kudus bernama Haryanti umur 43 tahun warga desa Gondangmanis, ia sangat bangga dapat mewarisi keahlian dan ketrampilan membuat rokok kretek. Keahlian dan ketrampilan orang Kudus. Ia memang dibesarkan di Kudus, tapi asli orang tuanya berasal dari kabupaten Kendal sebelah selatan kota Semarang. Ia belajar membuat rokok kretek sejak lulus dari SMK di Kudus, dari tetangga rumahnya. Awalnya memang sulit, berkat kesabaran akhirnya sekarang lebih dari sekedar bisa. <\/p>\n\n\n\n

Bangganya lagi, berkat keahlian yang ia miliki, menghasilkan nilai ekonomi yang cukup untuk membantu suami. Hingga dapat menyekolahkan tiga anaknya, anak pertama lulus SMA tahun kemarin dan kemudian lolos menjadi TNI, anak kedua sekarang masih SMA dan anak ketiga jenjang SLTP. <\/p>\n\n\n\n

Masuk menjadi pegawai pabrik rokok kretek pun tidaklah mudah, saingannya banyak, ungkap Haryanti. Karena menjadi pegawai pabrik rokok kretek bagi kebanyakan masyarakat Kudus menjadi kebanggaan, selain pendapatannya tetap, juga mendapatkan jaminann sosial, seperti kesehatan dan tunjangan lainnya. Lain itu, kalau di pabrikan besar seperti Djarum, saat usia senja dan dirumahkan mendapat pesangon yang lebih dari cukup, ungkap Haryanti lagi. Ia juga menceritakan, ada tetangganya yang sudah usia lanjut dan tidak lagi bekerja, mendapatkan pesangon yang cukup untuk modal membuat warung klontong dirumah.<\/p>\n\n\n\n

Kesaksian Haryanti, sebagai pewaris keahlian membuat kretek salah satu bukti bahwa membuat rokok kretek bukan perkara mudah, perlu proses transformasi ilmu dari ahlinya. Selain itu, mempunyai keahlian membuat rokok kretek menjadi kebanggaan tersendiri, sebagai pemegang tongkat warisan dan juga mempunyai nilai ekonomi yang cukup untuk keluarga. Kebanyakan yang mewarisi adalah kaum perempuan, yang setiap hari pekerjaannya bergelut dengan tembakau, cengkeh dan rokok kretek. Dan yang terpenting menjadi pewaris membuat rokok kretek<\/a> dan menjadi pegawai pabrik rokok kretek masih menjadi kebanggan kebanyakan masyarakat kecil di kota Kudus. \u00a0
<\/p>\n","post_title":"Perempuan-perempuan Kudus Pewaris Keterampilan Membuat Kretek","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perempuan-perempuan-kudus-pewaris-keterampilan-membuat-kretek","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-01 11:24:38","post_modified_gmt":"2019-05-01 04:24:38","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":18},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Penggiling duduk menghadap dua buah alat: Pertama yang disebut sebagai \u201calat gilingan\u201d dan kedua \u201ctong tembakau\u201d. Tong tembakau berisi tembakau yang kemudian dijatuhkan ke sebuah nampan di bawahnya. Pengisian tembakau ini dilakukan oleh pembatil. Setelah mengisi tong tembakau, pembatil juga menyediakan kertas pembungkus kretek (Papir) yang jumlahnya sekitar 100an lembar dan membubuhkannya di bagian sampingnya lem dengan tipis dan merata. Proses ini disebut ngiping<\/em>. Jika kertas pembungkus itu akan habis, ia segera ngiping lagi.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Industri Rokok Kretek Pasca Pemilihan Umum <\/a><\/p>\n\n\n\n

Penggiling kemudian njumput<\/em>, yakni mengambil tembakau dengan ujung jari-jari yang banyaknya seukuran sebatang kretek dari nampan. Ia kemudian meletakkan tembakau tersebut di bagian tatah (cangkeman<\/em>) dari alat gilingan dan me-wiwir-<\/em>nya secara merata dari ujung bakar ke ujung isap. Setelah itu ia akan men-jojoh<\/em>, atau menusuk-nusuk dengan ujung jari agar lebih masuk dan lebih padat. Jojoh dilakukan maksimal 3x.    <\/p>\n\n\n\n

Setelah itu, penggiling akan ngoyoh<\/em>, yakni menarik tuas giliran 2-3x, agar tembakau lebih klemis<\/em> dan rapi. Lalu disusul dengan tampanan<\/em>, meletakkan kertas pembungkus (tapir) di nampan, di garis yang telah ditentukan dengan tangan kiri. Dalam waktu yang hampir bersamaan, tangan kanan nalip<\/em>, yakni menarik tuas di mana kain mori yang menjulur menggulung kertas tapir dan membungkus batangan kretek.      <\/p>\n\n\n\n

Tembakau telah terisi dan membentuk sebatang kretek. Penggiling kemudian mengambilnya dan ngesut<\/em>, meratakan tempelan lem dari atas ke bawah agar lebih kencang. Hasilnya diletakkan pada nampan khusus yang berada di depan pembatil. Proses pekerjaan selanjutnya akan dilakukan pembatil.<\/p>\n\n\n\n

Pembatil akan mengambil dua batang kretek yang telah jadi dan memotong bagian ujung-ujungnya berupa tembakau yang menyembul, baik di bagian ujung hisap maupun ujung bakar dengan gunting, agar rapi. Selanjutnya, ia ngeplongi<\/em>, yakni mengukur diameter kretek baik ujung isapnya yang lebih kecil maupun ujung bakarnya yang lebih besar (konos) dengan menggunakan \u2018alat plong rokok\u2019, yakni sebuah plat kecil dengan dua lobang yang menunjukkan ukuran diameter ujung isap dan diameter ujung bakar. Jika ada yang tak sesuai (ngeplong<\/em>) dengan ukuran lubang itu, berarti bentuknya meleset dan keliru. Kretek yang ukurannya keliru, misal kebesaran atau kekecilan, akan dikumpulkan tersendiri. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Kudus; Kota Santri dan Kota Kretek <\/a><\/p>\n\n\n\n

Kretek-kretek yang telah dipotong dan diukur persisinya kemudian dikumpulkan dalam jumlah 50. Komposisinya adalah 5 + 6 + 7 + 8 + 9 + 8 + 7. Komposisi ini disusun berdasarkan besarnya genggaman dua tangan dan dengan komposisi itu, pembatil tidak perlu lagi menghitung karena komposisi itu sudah akan menunjukkan jumlah 50 dan dibalut dengan selongsong kertas yang ikatannya cukup dengan ditekuk-tekuk. Proses ini disebut ngelongsongi<\/em>. Agar rata atas \u2013 bawah, pembatil akan netek<\/em>, meratakan dengan menggunakan papan geblekan.<\/p>\n\n\n\n

Alat utama dalam proses pembuatan kretek tangan adalah \u2018alat penggiling\u2019 yang dioperasikan dengan tangan. Alat penggiling ini terbuat dari bahan kayu jati yang berbentuk siku-siku menyerupai kursi lipat. Kaki yang bagian belakang untuk berdiri dan bagian depan berfungsi sebagai \u2018stang gilingan\u2019 dan \u2018as\u2019.  Bagian bawah untuk berdiri sekaligus tempat \u2018bunukan\u2019. Di tengah-tengah yang agak bolong ada cangkeman yang berfungsi untuk meletakkan tembakau, wedokan (yang menjepit kain mori), dan kain mori yang membentang panjang sebagai penggulung kretek. <\/p>\n\n\n\n

Tembakau diletakkan di atas kain mori yang dijepit cangkeman yang kemudian digulung ke dalam kertas pembungkus (tapir) setelah tuasnya ditarik. Cangkemannya dibentuk sedemikian rupa, agar kretek konus, yakni kecil di bagian ujung hispa dan besar di bagian ujung bakar. Singkatnya alat ini berfungsi menggiling atau menggulung tembakau ke dalam kertas tapir. <\/p>\n\n\n\n

Baca: \u00a0Peran Rokok Kretek Saat Masa Revolusi Fisik di Negeri Ini \u00a0\u00a0\u00a0\u00a0<\/p>\n\n\n\n

Alat penggiling sekarang dipakai adalah generasi ketujuh dalam sejarah pembuatan kretek tangan di Kota Kudus. Sebelumnya alat ini jauh lebih sederhana dan makin ke belakang, berdasarkan pengalaman dan pengetahuan, mengalami inovasi sehingga dalam bentuknya seperti sekarang.<\/p>\n\n\n\n

Bahan utama kretek tangan adalah tembakau yang dicampur dengan cengkeh dan berbagai perisa (terbuat dari rasa buah-buahan). Tembakau ini dipillih dan dipilah oleh para grader dan diolah sebagai bahan kretek. Proses pemlihan dan pemilahan ini dilakukan secara manual di mana kemampuan ini terbentuk dari bakat, pengetahuan, feeling, dan pengalaman yang panjang. Hal , dan Komposisi ini membuat kretek menjadi khas Indonesia dan tidak ditemukan di negara lain. <\/p>\n\n\n\n

Kemudian yang kedua adalah kertas pembalut (papir) yang khas. Setidaknya empat hal harus dipertimbangkan dalam pemilihan kertas untuk kretek tangan ini yaitu:<\/p>\n\n\n\n

1. <\/strong>porosity<\/strong><\/em> atau pori-pori-nya yang berstruktur <\/strong>verge<\/strong><\/em> (cincin). Kertas ini dipilih karena sesuai dengan pilihan jenis tembakau agar mendapat <\/strong>burning rate<\/strong><\/em> yang tepat. Jadi antara kertas dan tembakau terbakar secara bersamaan dan seimbang. <\/strong><\/p>\n\n\n\n

2. <\/strong>Opacity<\/strong><\/em> atau tingkat warna putih kertas, yang bertujuan semata-mata untuk tampilan. <\/strong><\/p>\n\n\n\n

Lem kertas yang digunakan adalah lem yang terbuat dari tepung tapioka atau tepung kanji terbuat dari sari ketela. Cara pembuatannya tepung tapioka digodok dan dicampur dengan air diaduk hingga rata.  <\/p>\n\n\n\n

Demikian proses pembuatan kretek tangan. Kesannya setiap bagian pekerjaan ini tampak mudah dan ringan. Kenyataannya, memerlukan pengetahuan, keterampilan, kecepatan dan konsentrasi. Pekerjaan ini membutuhkan scholling<\/em> yang cukup lama yang biasanya diberikan oleh perusahaan. Rata-rata dibutuhkan waktu belajar dan magang 3 bulan untuk menjadi seorang penggiling, sedangkan untuk seorang pembatil dibutuhkan waktu kurang lebih 1 \u00bd bulan. Peran seorang penggiling tidak bisa digantikan oleh pembatil, sebaliknya peran pembatil bisa dijalankan oleh penggiling. Ini karena biasanya seorang penggiling adalah bekas seorang pembatil sebelumnya.  <\/p>\n\n\n\n

Meski dalam gambaran di atas banyak sekali bagian pekerjaan yang harus dilakukan dan panjang prosesnya, pada dasarnya pekerjaan itu dilakukan dengan sangat cepat. Menurut catatan, dalam waktu satu jam, rata-rata pasangan penggiling dan pembatil ini menghasilkan sekitar 600 batang kretek.     <\/p>\n\n\n\n

Hal yang menarik, hampir seluruh pekerja penggiling dan pembatil ini adalah kaum perempuan. Salah satu alasannya adalah pekerjaan ini juga membutuhkan kerapian, kecekatan dan ketepatan yang secara stereotipe sering dianggap umumnya bisa dilakukan kalangan perempuan dengan lebih baik.
<\/p>\n","post_title":"Mengintip Sekilas Proses Pembuatan Kretek Tangan di Kota Kretek Kudus","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mengintip-sekilas-proses-pembuatan-kretek-tangan-di-kota-kretek-kudus","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-08 11:27:02","post_modified_gmt":"2019-05-08 04:27:02","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5700","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5693,"post_author":"877","post_date":"2019-05-06 14:14:39","post_date_gmt":"2019-05-06 07:14:39","post_content":"\n

Banyak orang bilang, rokok kretek mengandung zat adiktif, yang membuat penghisapnya sakaw dan ketergantungan. Pada bulan inilah, semua tuduhan mereka terbantahkan. Perokok masih tetap hidup dan tidak kejang-kejang, meski seharian tidak merokok.<\/p>\n\n\n\n

Berpuasa bagi penikmat rokok kretek bukanlah satu halangan. Karena dengan berpuasa, selain kita menghambakan diri kepada Tuhan, juga sebetulnya akan mendapatkan rasa lebih nikmat saat merokok kretek setelah berbuka puasa, contohnya. Tidak akan beda jauh dengan saat makan dan minum setelah satu hari berpuasa. Ketika berbuka rasanya begitu sangat nikmat. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Ketetapan Hukum Rokok dalam Fatwa NU: Mubah (Boleh) <\/a><\/p>\n\n\n\n

Kenikmatan saat berbuka tidak ada tandingannya. Bahkan saking nikmatnya terkadang banyak yang tidak control.  Makan dan minum berlebihan, melebihi kapasitas tampungan perut, sehingga mengakibatkan terlalu kenyang. Dampaknya perut sakit dan seluruh badan juga ikut terasa sakit. Pokoknya badan saat digerrakkan terasa tidak nyaman, dan ada juga yang pingin muntah tapi tidak bisa.       <\/p>\n\n\n\n

Bisa jadi, ketidakkontrolan sebagian orang tersebut karena ada rasa dendam yang berlebihan saat menjalankan puasa. Misalnya, saat puasa, serasa berat menahan haus atau serasa berat menahan lapar, akibat tidak sahur. Begitu buka puasa, mendobel makan dan minum hingga terlalau kenyang. Nah, perbuatan seperti ini, agama melarangnya dan bagi tubuh tidak baik pula. Untuk itu bagi sahabat kretek jauhi perbuatan tersebut. Nikmati kenikmatan yang sewajarnya. Makan dan minum sewajarnya sesuai porsi. Menikmati rokok kretek juga demikian, jangan terlalu kebanyakan karena akan hilang nikmatannya.<\/p>\n\n\n\n

Nikmat, akan terasa jika terjadi saat batas kewajaran atau bahkan saat kekurangan. Contohnya, manusia akan lebih merasakan nikmat di saat awalnya kekurangan kemudian menjadi tambah. Beda dengan awalnya memang sudah tambah, kemudian bertambah lagi, tidak begitu terasa nikmatnya. Kembali ke puasa, satu hari penuh menahan haus dan lapar, di saat berbuka nikmatnya begitu terasa. Berbeda saat makan dan minum di waktu yang bisa dilakukan semaunya (tidak dalam keadaan puasa) rasa nikmatnya biasa.<\/p>\n\n\n\n

Kebiasan Nabi Muhammad kalau tidak sedang berpuasa, ia tidak akan makan sebelum perut betul betul terasa lapar. Ia tidak akan minum sebelum betul betul terasa haus. Ia akan berhenti makan, sebelum kenyang, ia akan berhenti minum sebelum hausnya hilang. Inilah kebiasaan Nabi Muhammad yang seharusnya di tiru sahabat krete. Agar kenikmatan selalu melekat pada kita, saat menikmati rokok kretek. Terlalu banyak merokok kretek dalam batas kewajaran, nikmatnya akan hilang. Karena menikmati rokok kretek bukan sekedar menikmati rasa rokoknya. Lebih dari itu, merokok adalah perbuatan untuk rekreasi dan relaksasi. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Nasehat K.H. Sya\u2019roni dan Pesan Moral R.M.P. Sosrokartono bagi Pemimpin <\/a><\/p>\n\n\n\n

Rekreasi dan relaksasi saat ini sangat dibutuhkan tiap manusia, dengan bermacam-macam cara. Ada yang bertamasya, ada yang kuliner, ada yang putar-putar alias jalan-jalan, ada yang olah raga dan masih banyak macamnya, dan tidak terkecuali aktifitas merokok kretek.<\/p>\n\n\n\n

Merokok kretek sambil minum kopi atau sambil baca buku, koran dan lainnya, bagi sebagian orang menjadi sarana untuk merilekkan tubuh, dari rasa capek seharian bekerja. Begitu juga bagi yang tidak punya uang lebih untuk pergi rekreasi atau pergi tamasya, kuliner, cenderung akan mencari cara yang murah untuk merilekkan tubuhnya. Kalau ia penikmat rokok kretek, bisa dipastikan akan memilih menikmati sebatang dua batang rokok kretek dari pada harus pergi yang membutuhkan biaya besar. Jika  dibanding dengan mengeluarkan uang untuk membeli satu bungkus rokok kretek jauh lebih irit bagi sahabat kretek. <\/p>\n\n\n\n

Sahabat kretek yang sedang berpuasa atau yang sedang relaksasi dan rekreasi, di bulan suci Ramadhan ini, ada waktu-waktu yang nikmat untuk menikmati rokok kretek, yaitu:<\/p>\n\n\n\n

Pertama<\/strong>, setelah berbuka puasa, artinya setelah makan dan minum selesai, kemudian menikmati rokok kretek akan terasa nikmat. Tapi perlu diwaspadai bagi sahabat kretek jangan sampai waktu sholat magribnya hilang. <\/p>\n\n\n\n

Kedua<\/strong>, setelah sholat, baik setelah sholat magrib yang dilaksanakan setelah makan dan minum buka puasa, atau setelah sholat tarawih selesai. Setelah kewajiban kita mentaati agama selesai, serasa hati plong dan disaat itulah sangat nikmat merokok kretek.<\/p>\n\n\n\n

Ketiga<\/strong>, setelah tadarus al-Quran malam hari di masjid atau musholla, sudah menjadi adat setelah sholat tarawih di masjid atau musholla diadakan baca al-Quran bergantian disebut tadarus al-Quran, selesai tadarus \u00a0biasanya ngobrol sebentar sambil menikmati hidangan dari masyarakat dan minuman malah terkadang kopi, disitulah waktu yang nikmat merokok kretek sambil ngobrol, makan dan minum.<\/p>\n\n\n\n

Keempat<\/strong>, setelah sahur, setelah makan sahur juga waktu yang sangat nikmat merokok kretek sambil membawa sisa minuman.<\/p>\n\n\n\n

Kelima<\/strong>, menjelang waktu imsak, waktu yang terakhir boleh makan, minum dan merokok. Waktu yang sangat nikmat merokok kretek karena sebagai pamungkas. Tapi jangan lupa tetap diakhiri minum air putih dan gosok gigi.<\/p>\n\n\n\n

Inilah beberapa waktu yang nikmat untuk menghisap rokok kretek, adapun untuk relaksasi dan rekreasi tergantung waktun yang dibutuhkan. Tentunya di saat bulan suci Ramadhan, hanya diperbolehkan di malam hari sampai batas fajar shodik atau batas imsak. Jangan lupa dimalam hari untuk niat berpuasa dipagi harinya, begitu seterusnya sampai tanggal bulan suci Ramadhan dalam satu bulan selesai. Demikian, selamat menunaikan ibadah puasa di bulan yang penuh berkah, bulan penuh pahala, bulan suci Ramadhan.
<\/p>\n","post_title":"Bulan Ramadhan, Kapan Waktu yang Tepat untuk Menikmati Rokok?","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"bulan-ramadhan-kapan-waktu-yang-tepat-untuk-menikmati-rokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-06 14:14:45","post_modified_gmt":"2019-05-06 07:14:45","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5693","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5674,"post_author":"877","post_date":"2019-05-01 11:24:30","post_date_gmt":"2019-05-01 04:24:30","post_content":"\n

Sehabis shubuh suasana masih agak gelap, namun banyak jalan jalan di kota Kudus sudah ramai dan padat, bahkan terjadi kemacetan di banyak titik. Tidak hanya di jalan raya, jalan kampung pun demikian. Terlihat para wanita, ada yang berseragam batik ada yang tidak.  Ada yang bawa sepeda motor, sepeda ontel, kebanyakan mereka naik mobil rombongan. Bahkan bayak pula mobil yang di tumpangi pakai bak terbuka (pic up). Hampir tiap sudut di kota Kudus terjadi demikian. Baik dari arah barat, arah selatan, arah timur dan dari utara, ramai para wanita. <\/p>\n\n\n\n

Sekilas Tidak pantas bagi kaum hawa ini keluar masih gelap, tapi di Kudus sudah terlihat terbiasa. Mereka pergi dan beraktitifitas saat banyak orang masih melanjutkan istirahatnya. Bangun tidur, mereka harus mealkukan pekerjaan sebagai ibu dan sebagai istri, menyiapkan kebutuhan anak dan suami untuk pagi sampai siang hari. \u00a0Mereka ini tidak lain berangkat bekerja ke pabrik. Mereka ini adalah pewaris budaya atau lebih tepatnya orang yang melestarikan budaya. Budaya masyarakat Indonesia yang berusia lebih dari seratus tahun.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Peran Rokok Kretek Saat Masa Revolusi Fisik di Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

Budaya yang diwariskan oleh H. Djamhari sejak abad 19 yang lalu. Budaya pengetahuan meracik dan mengolah tembakau dengan cengkeh, serta budaya melinting hingga berbentuk kretek. Di tangan para wanita yang terampil inilah, budaya kretek di Kudus tetap lestari. Selain melestarikan budaya membuat kretek, mereka tentunya mendapatkan imbalan yang cukup untuk membantu ekonomi keluarga. <\/p>\n\n\n\n

Di Kudus, menjadi pekerja di pabrik pembuatan kretek menjadi kebanggaan. Banyak kaum hawa saling berebut. Dan tidak sembarang orang bisa masuk harus mempunyai pengalaman membuat kretek, minimal pengetahuan.  Pengalaman dan pengetahuan meracik dan membuat kretek bukanlah hal yang sederhana. Harus melalui tahapan belajar pelan pelan dan sabar. <\/p>\n\n\n\n

Tidak percaya? Silahkan buktikan. Saya pernah melihat sendiri beberapa kali, saat mereka (wanita pembuat kretek) kedatangan tamu, dari mahasiswa sampai pejabat pemerintah lokal dan pusat. Para tamu melihat sendiri ketrampilan para wanita pembuat kretek. Kebanyakan para tamu heran melihat ketrampilan tangan para wanita pekerja pembuat kretek. Karena sangat cepat, bersih dan rapi, seakan-akan seperti mesin. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Industri Rokok Kretek Nasional, Bertahan dalam Rentetan Panjang Krisis Ekonomi<\/a><\/p>\n\n\n\n

Saat berkunjung para tamu dipersilahkan mencoba untuk membuat kretek. Memang kalau dilihat seakan-akan mudah dikerjakan, setelah para tamu mempraktekkan hasilnya nihil alias tidak bisa cepat, bagus dan rapi. Ya hanya jadi serupa lintingan rokok kretek. Ukuran kepadatan isian tembakau dalam bungkus tidak terpenuhi, bentuk konus yang baik juga tidak terpenuhi. Kerapian lintingan dan kecepatan melinting apalagi jauh dari kebiasaan para wanita pembuat kretek. <\/p>\n\n\n\n

Perlu diketahui, selain bahan baku yang baik, ukuran kepadatan dan bentuk rokok kretek sangat mempengaruhi rasa. Semisal isian tembakau kurang padat rasanya hambar, begitu pula terlalu padat maka hisapannya berat. Jelas mempengaruhi kenikmatan rokok kretek. Membuat rokok kretek agar mantap rasanya bukan perkara mudah, harus melalui tahapan-tahapan pembelajaran. Selain itu harus benar-benar tekun dan rajin.   <\/p>\n\n\n\n

Kebanyakan pewaris ketrampilan pembuat rokok kretek di Kudus kaum hawa, dan beragam umurnya, ada yang muda (lulus SMA\/SMK) ada yang sudah usia tua sekitar 50-60an tahun. Pengakuan salah satu wanita sebagai pekerja pembuat kretek di Kudus bernama Haryanti umur 43 tahun warga desa Gondangmanis, ia sangat bangga dapat mewarisi keahlian dan ketrampilan membuat rokok kretek. Keahlian dan ketrampilan orang Kudus. Ia memang dibesarkan di Kudus, tapi asli orang tuanya berasal dari kabupaten Kendal sebelah selatan kota Semarang. Ia belajar membuat rokok kretek sejak lulus dari SMK di Kudus, dari tetangga rumahnya. Awalnya memang sulit, berkat kesabaran akhirnya sekarang lebih dari sekedar bisa. <\/p>\n\n\n\n

Bangganya lagi, berkat keahlian yang ia miliki, menghasilkan nilai ekonomi yang cukup untuk membantu suami. Hingga dapat menyekolahkan tiga anaknya, anak pertama lulus SMA tahun kemarin dan kemudian lolos menjadi TNI, anak kedua sekarang masih SMA dan anak ketiga jenjang SLTP. <\/p>\n\n\n\n

Masuk menjadi pegawai pabrik rokok kretek pun tidaklah mudah, saingannya banyak, ungkap Haryanti. Karena menjadi pegawai pabrik rokok kretek bagi kebanyakan masyarakat Kudus menjadi kebanggaan, selain pendapatannya tetap, juga mendapatkan jaminann sosial, seperti kesehatan dan tunjangan lainnya. Lain itu, kalau di pabrikan besar seperti Djarum, saat usia senja dan dirumahkan mendapat pesangon yang lebih dari cukup, ungkap Haryanti lagi. Ia juga menceritakan, ada tetangganya yang sudah usia lanjut dan tidak lagi bekerja, mendapatkan pesangon yang cukup untuk modal membuat warung klontong dirumah.<\/p>\n\n\n\n

Kesaksian Haryanti, sebagai pewaris keahlian membuat kretek salah satu bukti bahwa membuat rokok kretek bukan perkara mudah, perlu proses transformasi ilmu dari ahlinya. Selain itu, mempunyai keahlian membuat rokok kretek menjadi kebanggaan tersendiri, sebagai pemegang tongkat warisan dan juga mempunyai nilai ekonomi yang cukup untuk keluarga. Kebanyakan yang mewarisi adalah kaum perempuan, yang setiap hari pekerjaannya bergelut dengan tembakau, cengkeh dan rokok kretek. Dan yang terpenting menjadi pewaris membuat rokok kretek<\/a> dan menjadi pegawai pabrik rokok kretek masih menjadi kebanggan kebanyakan masyarakat kecil di kota Kudus. \u00a0
<\/p>\n","post_title":"Perempuan-perempuan Kudus Pewaris Keterampilan Membuat Kretek","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perempuan-perempuan-kudus-pewaris-keterampilan-membuat-kretek","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-01 11:24:38","post_modified_gmt":"2019-05-01 04:24:38","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":18},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

Proses pembuatan kretek tangan membutuhkan pengetahuan dan keterampilan yang tinggi. Secara umum, ada dua orang yang berperan dalam proses pembuatan kretek tangan, yaitu yang disebut sebagai penggiling<\/em> dan pembatil<\/em>. Keduanya duduk berdampingan untuk saling bekerjasama sesuai dengan peran dan urutan kerja masing-masing. Biasanya penggiling di sebelah kanan dan pembatil di sebelah kiri.<\/p>\n\n\n\n

Penggiling duduk menghadap dua buah alat: Pertama yang disebut sebagai \u201calat gilingan\u201d dan kedua \u201ctong tembakau\u201d. Tong tembakau berisi tembakau yang kemudian dijatuhkan ke sebuah nampan di bawahnya. Pengisian tembakau ini dilakukan oleh pembatil. Setelah mengisi tong tembakau, pembatil juga menyediakan kertas pembungkus kretek (Papir) yang jumlahnya sekitar 100an lembar dan membubuhkannya di bagian sampingnya lem dengan tipis dan merata. Proses ini disebut ngiping<\/em>. Jika kertas pembungkus itu akan habis, ia segera ngiping lagi.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Industri Rokok Kretek Pasca Pemilihan Umum <\/a><\/p>\n\n\n\n

Penggiling kemudian njumput<\/em>, yakni mengambil tembakau dengan ujung jari-jari yang banyaknya seukuran sebatang kretek dari nampan. Ia kemudian meletakkan tembakau tersebut di bagian tatah (cangkeman<\/em>) dari alat gilingan dan me-wiwir-<\/em>nya secara merata dari ujung bakar ke ujung isap. Setelah itu ia akan men-jojoh<\/em>, atau menusuk-nusuk dengan ujung jari agar lebih masuk dan lebih padat. Jojoh dilakukan maksimal 3x.    <\/p>\n\n\n\n

Setelah itu, penggiling akan ngoyoh<\/em>, yakni menarik tuas giliran 2-3x, agar tembakau lebih klemis<\/em> dan rapi. Lalu disusul dengan tampanan<\/em>, meletakkan kertas pembungkus (tapir) di nampan, di garis yang telah ditentukan dengan tangan kiri. Dalam waktu yang hampir bersamaan, tangan kanan nalip<\/em>, yakni menarik tuas di mana kain mori yang menjulur menggulung kertas tapir dan membungkus batangan kretek.      <\/p>\n\n\n\n

Tembakau telah terisi dan membentuk sebatang kretek. Penggiling kemudian mengambilnya dan ngesut<\/em>, meratakan tempelan lem dari atas ke bawah agar lebih kencang. Hasilnya diletakkan pada nampan khusus yang berada di depan pembatil. Proses pekerjaan selanjutnya akan dilakukan pembatil.<\/p>\n\n\n\n

Pembatil akan mengambil dua batang kretek yang telah jadi dan memotong bagian ujung-ujungnya berupa tembakau yang menyembul, baik di bagian ujung hisap maupun ujung bakar dengan gunting, agar rapi. Selanjutnya, ia ngeplongi<\/em>, yakni mengukur diameter kretek baik ujung isapnya yang lebih kecil maupun ujung bakarnya yang lebih besar (konos) dengan menggunakan \u2018alat plong rokok\u2019, yakni sebuah plat kecil dengan dua lobang yang menunjukkan ukuran diameter ujung isap dan diameter ujung bakar. Jika ada yang tak sesuai (ngeplong<\/em>) dengan ukuran lubang itu, berarti bentuknya meleset dan keliru. Kretek yang ukurannya keliru, misal kebesaran atau kekecilan, akan dikumpulkan tersendiri. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Kudus; Kota Santri dan Kota Kretek <\/a><\/p>\n\n\n\n

Kretek-kretek yang telah dipotong dan diukur persisinya kemudian dikumpulkan dalam jumlah 50. Komposisinya adalah 5 + 6 + 7 + 8 + 9 + 8 + 7. Komposisi ini disusun berdasarkan besarnya genggaman dua tangan dan dengan komposisi itu, pembatil tidak perlu lagi menghitung karena komposisi itu sudah akan menunjukkan jumlah 50 dan dibalut dengan selongsong kertas yang ikatannya cukup dengan ditekuk-tekuk. Proses ini disebut ngelongsongi<\/em>. Agar rata atas \u2013 bawah, pembatil akan netek<\/em>, meratakan dengan menggunakan papan geblekan.<\/p>\n\n\n\n

Alat utama dalam proses pembuatan kretek tangan adalah \u2018alat penggiling\u2019 yang dioperasikan dengan tangan. Alat penggiling ini terbuat dari bahan kayu jati yang berbentuk siku-siku menyerupai kursi lipat. Kaki yang bagian belakang untuk berdiri dan bagian depan berfungsi sebagai \u2018stang gilingan\u2019 dan \u2018as\u2019.  Bagian bawah untuk berdiri sekaligus tempat \u2018bunukan\u2019. Di tengah-tengah yang agak bolong ada cangkeman yang berfungsi untuk meletakkan tembakau, wedokan (yang menjepit kain mori), dan kain mori yang membentang panjang sebagai penggulung kretek. <\/p>\n\n\n\n

Tembakau diletakkan di atas kain mori yang dijepit cangkeman yang kemudian digulung ke dalam kertas pembungkus (tapir) setelah tuasnya ditarik. Cangkemannya dibentuk sedemikian rupa, agar kretek konus, yakni kecil di bagian ujung hispa dan besar di bagian ujung bakar. Singkatnya alat ini berfungsi menggiling atau menggulung tembakau ke dalam kertas tapir. <\/p>\n\n\n\n

Baca: \u00a0Peran Rokok Kretek Saat Masa Revolusi Fisik di Negeri Ini \u00a0\u00a0\u00a0\u00a0<\/p>\n\n\n\n

Alat penggiling sekarang dipakai adalah generasi ketujuh dalam sejarah pembuatan kretek tangan di Kota Kudus. Sebelumnya alat ini jauh lebih sederhana dan makin ke belakang, berdasarkan pengalaman dan pengetahuan, mengalami inovasi sehingga dalam bentuknya seperti sekarang.<\/p>\n\n\n\n

Bahan utama kretek tangan adalah tembakau yang dicampur dengan cengkeh dan berbagai perisa (terbuat dari rasa buah-buahan). Tembakau ini dipillih dan dipilah oleh para grader dan diolah sebagai bahan kretek. Proses pemlihan dan pemilahan ini dilakukan secara manual di mana kemampuan ini terbentuk dari bakat, pengetahuan, feeling, dan pengalaman yang panjang. Hal , dan Komposisi ini membuat kretek menjadi khas Indonesia dan tidak ditemukan di negara lain. <\/p>\n\n\n\n

Kemudian yang kedua adalah kertas pembalut (papir) yang khas. Setidaknya empat hal harus dipertimbangkan dalam pemilihan kertas untuk kretek tangan ini yaitu:<\/p>\n\n\n\n

1. <\/strong>porosity<\/strong><\/em> atau pori-pori-nya yang berstruktur <\/strong>verge<\/strong><\/em> (cincin). Kertas ini dipilih karena sesuai dengan pilihan jenis tembakau agar mendapat <\/strong>burning rate<\/strong><\/em> yang tepat. Jadi antara kertas dan tembakau terbakar secara bersamaan dan seimbang. <\/strong><\/p>\n\n\n\n

2. <\/strong>Opacity<\/strong><\/em> atau tingkat warna putih kertas, yang bertujuan semata-mata untuk tampilan. <\/strong><\/p>\n\n\n\n

Lem kertas yang digunakan adalah lem yang terbuat dari tepung tapioka atau tepung kanji terbuat dari sari ketela. Cara pembuatannya tepung tapioka digodok dan dicampur dengan air diaduk hingga rata.  <\/p>\n\n\n\n

Demikian proses pembuatan kretek tangan. Kesannya setiap bagian pekerjaan ini tampak mudah dan ringan. Kenyataannya, memerlukan pengetahuan, keterampilan, kecepatan dan konsentrasi. Pekerjaan ini membutuhkan scholling<\/em> yang cukup lama yang biasanya diberikan oleh perusahaan. Rata-rata dibutuhkan waktu belajar dan magang 3 bulan untuk menjadi seorang penggiling, sedangkan untuk seorang pembatil dibutuhkan waktu kurang lebih 1 \u00bd bulan. Peran seorang penggiling tidak bisa digantikan oleh pembatil, sebaliknya peran pembatil bisa dijalankan oleh penggiling. Ini karena biasanya seorang penggiling adalah bekas seorang pembatil sebelumnya.  <\/p>\n\n\n\n

Meski dalam gambaran di atas banyak sekali bagian pekerjaan yang harus dilakukan dan panjang prosesnya, pada dasarnya pekerjaan itu dilakukan dengan sangat cepat. Menurut catatan, dalam waktu satu jam, rata-rata pasangan penggiling dan pembatil ini menghasilkan sekitar 600 batang kretek.     <\/p>\n\n\n\n

Hal yang menarik, hampir seluruh pekerja penggiling dan pembatil ini adalah kaum perempuan. Salah satu alasannya adalah pekerjaan ini juga membutuhkan kerapian, kecekatan dan ketepatan yang secara stereotipe sering dianggap umumnya bisa dilakukan kalangan perempuan dengan lebih baik.
<\/p>\n","post_title":"Mengintip Sekilas Proses Pembuatan Kretek Tangan di Kota Kretek Kudus","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mengintip-sekilas-proses-pembuatan-kretek-tangan-di-kota-kretek-kudus","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-08 11:27:02","post_modified_gmt":"2019-05-08 04:27:02","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5700","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5693,"post_author":"877","post_date":"2019-05-06 14:14:39","post_date_gmt":"2019-05-06 07:14:39","post_content":"\n

Banyak orang bilang, rokok kretek mengandung zat adiktif, yang membuat penghisapnya sakaw dan ketergantungan. Pada bulan inilah, semua tuduhan mereka terbantahkan. Perokok masih tetap hidup dan tidak kejang-kejang, meski seharian tidak merokok.<\/p>\n\n\n\n

Berpuasa bagi penikmat rokok kretek bukanlah satu halangan. Karena dengan berpuasa, selain kita menghambakan diri kepada Tuhan, juga sebetulnya akan mendapatkan rasa lebih nikmat saat merokok kretek setelah berbuka puasa, contohnya. Tidak akan beda jauh dengan saat makan dan minum setelah satu hari berpuasa. Ketika berbuka rasanya begitu sangat nikmat. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Ketetapan Hukum Rokok dalam Fatwa NU: Mubah (Boleh) <\/a><\/p>\n\n\n\n

Kenikmatan saat berbuka tidak ada tandingannya. Bahkan saking nikmatnya terkadang banyak yang tidak control.  Makan dan minum berlebihan, melebihi kapasitas tampungan perut, sehingga mengakibatkan terlalu kenyang. Dampaknya perut sakit dan seluruh badan juga ikut terasa sakit. Pokoknya badan saat digerrakkan terasa tidak nyaman, dan ada juga yang pingin muntah tapi tidak bisa.       <\/p>\n\n\n\n

Bisa jadi, ketidakkontrolan sebagian orang tersebut karena ada rasa dendam yang berlebihan saat menjalankan puasa. Misalnya, saat puasa, serasa berat menahan haus atau serasa berat menahan lapar, akibat tidak sahur. Begitu buka puasa, mendobel makan dan minum hingga terlalau kenyang. Nah, perbuatan seperti ini, agama melarangnya dan bagi tubuh tidak baik pula. Untuk itu bagi sahabat kretek jauhi perbuatan tersebut. Nikmati kenikmatan yang sewajarnya. Makan dan minum sewajarnya sesuai porsi. Menikmati rokok kretek juga demikian, jangan terlalu kebanyakan karena akan hilang nikmatannya.<\/p>\n\n\n\n

Nikmat, akan terasa jika terjadi saat batas kewajaran atau bahkan saat kekurangan. Contohnya, manusia akan lebih merasakan nikmat di saat awalnya kekurangan kemudian menjadi tambah. Beda dengan awalnya memang sudah tambah, kemudian bertambah lagi, tidak begitu terasa nikmatnya. Kembali ke puasa, satu hari penuh menahan haus dan lapar, di saat berbuka nikmatnya begitu terasa. Berbeda saat makan dan minum di waktu yang bisa dilakukan semaunya (tidak dalam keadaan puasa) rasa nikmatnya biasa.<\/p>\n\n\n\n

Kebiasan Nabi Muhammad kalau tidak sedang berpuasa, ia tidak akan makan sebelum perut betul betul terasa lapar. Ia tidak akan minum sebelum betul betul terasa haus. Ia akan berhenti makan, sebelum kenyang, ia akan berhenti minum sebelum hausnya hilang. Inilah kebiasaan Nabi Muhammad yang seharusnya di tiru sahabat krete. Agar kenikmatan selalu melekat pada kita, saat menikmati rokok kretek. Terlalu banyak merokok kretek dalam batas kewajaran, nikmatnya akan hilang. Karena menikmati rokok kretek bukan sekedar menikmati rasa rokoknya. Lebih dari itu, merokok adalah perbuatan untuk rekreasi dan relaksasi. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Nasehat K.H. Sya\u2019roni dan Pesan Moral R.M.P. Sosrokartono bagi Pemimpin <\/a><\/p>\n\n\n\n

Rekreasi dan relaksasi saat ini sangat dibutuhkan tiap manusia, dengan bermacam-macam cara. Ada yang bertamasya, ada yang kuliner, ada yang putar-putar alias jalan-jalan, ada yang olah raga dan masih banyak macamnya, dan tidak terkecuali aktifitas merokok kretek.<\/p>\n\n\n\n

Merokok kretek sambil minum kopi atau sambil baca buku, koran dan lainnya, bagi sebagian orang menjadi sarana untuk merilekkan tubuh, dari rasa capek seharian bekerja. Begitu juga bagi yang tidak punya uang lebih untuk pergi rekreasi atau pergi tamasya, kuliner, cenderung akan mencari cara yang murah untuk merilekkan tubuhnya. Kalau ia penikmat rokok kretek, bisa dipastikan akan memilih menikmati sebatang dua batang rokok kretek dari pada harus pergi yang membutuhkan biaya besar. Jika  dibanding dengan mengeluarkan uang untuk membeli satu bungkus rokok kretek jauh lebih irit bagi sahabat kretek. <\/p>\n\n\n\n

Sahabat kretek yang sedang berpuasa atau yang sedang relaksasi dan rekreasi, di bulan suci Ramadhan ini, ada waktu-waktu yang nikmat untuk menikmati rokok kretek, yaitu:<\/p>\n\n\n\n

Pertama<\/strong>, setelah berbuka puasa, artinya setelah makan dan minum selesai, kemudian menikmati rokok kretek akan terasa nikmat. Tapi perlu diwaspadai bagi sahabat kretek jangan sampai waktu sholat magribnya hilang. <\/p>\n\n\n\n

Kedua<\/strong>, setelah sholat, baik setelah sholat magrib yang dilaksanakan setelah makan dan minum buka puasa, atau setelah sholat tarawih selesai. Setelah kewajiban kita mentaati agama selesai, serasa hati plong dan disaat itulah sangat nikmat merokok kretek.<\/p>\n\n\n\n

Ketiga<\/strong>, setelah tadarus al-Quran malam hari di masjid atau musholla, sudah menjadi adat setelah sholat tarawih di masjid atau musholla diadakan baca al-Quran bergantian disebut tadarus al-Quran, selesai tadarus \u00a0biasanya ngobrol sebentar sambil menikmati hidangan dari masyarakat dan minuman malah terkadang kopi, disitulah waktu yang nikmat merokok kretek sambil ngobrol, makan dan minum.<\/p>\n\n\n\n

Keempat<\/strong>, setelah sahur, setelah makan sahur juga waktu yang sangat nikmat merokok kretek sambil membawa sisa minuman.<\/p>\n\n\n\n

Kelima<\/strong>, menjelang waktu imsak, waktu yang terakhir boleh makan, minum dan merokok. Waktu yang sangat nikmat merokok kretek karena sebagai pamungkas. Tapi jangan lupa tetap diakhiri minum air putih dan gosok gigi.<\/p>\n\n\n\n

Inilah beberapa waktu yang nikmat untuk menghisap rokok kretek, adapun untuk relaksasi dan rekreasi tergantung waktun yang dibutuhkan. Tentunya di saat bulan suci Ramadhan, hanya diperbolehkan di malam hari sampai batas fajar shodik atau batas imsak. Jangan lupa dimalam hari untuk niat berpuasa dipagi harinya, begitu seterusnya sampai tanggal bulan suci Ramadhan dalam satu bulan selesai. Demikian, selamat menunaikan ibadah puasa di bulan yang penuh berkah, bulan penuh pahala, bulan suci Ramadhan.
<\/p>\n","post_title":"Bulan Ramadhan, Kapan Waktu yang Tepat untuk Menikmati Rokok?","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"bulan-ramadhan-kapan-waktu-yang-tepat-untuk-menikmati-rokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-06 14:14:45","post_modified_gmt":"2019-05-06 07:14:45","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5693","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5674,"post_author":"877","post_date":"2019-05-01 11:24:30","post_date_gmt":"2019-05-01 04:24:30","post_content":"\n

Sehabis shubuh suasana masih agak gelap, namun banyak jalan jalan di kota Kudus sudah ramai dan padat, bahkan terjadi kemacetan di banyak titik. Tidak hanya di jalan raya, jalan kampung pun demikian. Terlihat para wanita, ada yang berseragam batik ada yang tidak.  Ada yang bawa sepeda motor, sepeda ontel, kebanyakan mereka naik mobil rombongan. Bahkan bayak pula mobil yang di tumpangi pakai bak terbuka (pic up). Hampir tiap sudut di kota Kudus terjadi demikian. Baik dari arah barat, arah selatan, arah timur dan dari utara, ramai para wanita. <\/p>\n\n\n\n

Sekilas Tidak pantas bagi kaum hawa ini keluar masih gelap, tapi di Kudus sudah terlihat terbiasa. Mereka pergi dan beraktitifitas saat banyak orang masih melanjutkan istirahatnya. Bangun tidur, mereka harus mealkukan pekerjaan sebagai ibu dan sebagai istri, menyiapkan kebutuhan anak dan suami untuk pagi sampai siang hari. \u00a0Mereka ini tidak lain berangkat bekerja ke pabrik. Mereka ini adalah pewaris budaya atau lebih tepatnya orang yang melestarikan budaya. Budaya masyarakat Indonesia yang berusia lebih dari seratus tahun.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Peran Rokok Kretek Saat Masa Revolusi Fisik di Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

Budaya yang diwariskan oleh H. Djamhari sejak abad 19 yang lalu. Budaya pengetahuan meracik dan mengolah tembakau dengan cengkeh, serta budaya melinting hingga berbentuk kretek. Di tangan para wanita yang terampil inilah, budaya kretek di Kudus tetap lestari. Selain melestarikan budaya membuat kretek, mereka tentunya mendapatkan imbalan yang cukup untuk membantu ekonomi keluarga. <\/p>\n\n\n\n

Di Kudus, menjadi pekerja di pabrik pembuatan kretek menjadi kebanggaan. Banyak kaum hawa saling berebut. Dan tidak sembarang orang bisa masuk harus mempunyai pengalaman membuat kretek, minimal pengetahuan.  Pengalaman dan pengetahuan meracik dan membuat kretek bukanlah hal yang sederhana. Harus melalui tahapan belajar pelan pelan dan sabar. <\/p>\n\n\n\n

Tidak percaya? Silahkan buktikan. Saya pernah melihat sendiri beberapa kali, saat mereka (wanita pembuat kretek) kedatangan tamu, dari mahasiswa sampai pejabat pemerintah lokal dan pusat. Para tamu melihat sendiri ketrampilan para wanita pembuat kretek. Kebanyakan para tamu heran melihat ketrampilan tangan para wanita pekerja pembuat kretek. Karena sangat cepat, bersih dan rapi, seakan-akan seperti mesin. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Industri Rokok Kretek Nasional, Bertahan dalam Rentetan Panjang Krisis Ekonomi<\/a><\/p>\n\n\n\n

Saat berkunjung para tamu dipersilahkan mencoba untuk membuat kretek. Memang kalau dilihat seakan-akan mudah dikerjakan, setelah para tamu mempraktekkan hasilnya nihil alias tidak bisa cepat, bagus dan rapi. Ya hanya jadi serupa lintingan rokok kretek. Ukuran kepadatan isian tembakau dalam bungkus tidak terpenuhi, bentuk konus yang baik juga tidak terpenuhi. Kerapian lintingan dan kecepatan melinting apalagi jauh dari kebiasaan para wanita pembuat kretek. <\/p>\n\n\n\n

Perlu diketahui, selain bahan baku yang baik, ukuran kepadatan dan bentuk rokok kretek sangat mempengaruhi rasa. Semisal isian tembakau kurang padat rasanya hambar, begitu pula terlalu padat maka hisapannya berat. Jelas mempengaruhi kenikmatan rokok kretek. Membuat rokok kretek agar mantap rasanya bukan perkara mudah, harus melalui tahapan-tahapan pembelajaran. Selain itu harus benar-benar tekun dan rajin.   <\/p>\n\n\n\n

Kebanyakan pewaris ketrampilan pembuat rokok kretek di Kudus kaum hawa, dan beragam umurnya, ada yang muda (lulus SMA\/SMK) ada yang sudah usia tua sekitar 50-60an tahun. Pengakuan salah satu wanita sebagai pekerja pembuat kretek di Kudus bernama Haryanti umur 43 tahun warga desa Gondangmanis, ia sangat bangga dapat mewarisi keahlian dan ketrampilan membuat rokok kretek. Keahlian dan ketrampilan orang Kudus. Ia memang dibesarkan di Kudus, tapi asli orang tuanya berasal dari kabupaten Kendal sebelah selatan kota Semarang. Ia belajar membuat rokok kretek sejak lulus dari SMK di Kudus, dari tetangga rumahnya. Awalnya memang sulit, berkat kesabaran akhirnya sekarang lebih dari sekedar bisa. <\/p>\n\n\n\n

Bangganya lagi, berkat keahlian yang ia miliki, menghasilkan nilai ekonomi yang cukup untuk membantu suami. Hingga dapat menyekolahkan tiga anaknya, anak pertama lulus SMA tahun kemarin dan kemudian lolos menjadi TNI, anak kedua sekarang masih SMA dan anak ketiga jenjang SLTP. <\/p>\n\n\n\n

Masuk menjadi pegawai pabrik rokok kretek pun tidaklah mudah, saingannya banyak, ungkap Haryanti. Karena menjadi pegawai pabrik rokok kretek bagi kebanyakan masyarakat Kudus menjadi kebanggaan, selain pendapatannya tetap, juga mendapatkan jaminann sosial, seperti kesehatan dan tunjangan lainnya. Lain itu, kalau di pabrikan besar seperti Djarum, saat usia senja dan dirumahkan mendapat pesangon yang lebih dari cukup, ungkap Haryanti lagi. Ia juga menceritakan, ada tetangganya yang sudah usia lanjut dan tidak lagi bekerja, mendapatkan pesangon yang cukup untuk modal membuat warung klontong dirumah.<\/p>\n\n\n\n

Kesaksian Haryanti, sebagai pewaris keahlian membuat kretek salah satu bukti bahwa membuat rokok kretek bukan perkara mudah, perlu proses transformasi ilmu dari ahlinya. Selain itu, mempunyai keahlian membuat rokok kretek menjadi kebanggaan tersendiri, sebagai pemegang tongkat warisan dan juga mempunyai nilai ekonomi yang cukup untuk keluarga. Kebanyakan yang mewarisi adalah kaum perempuan, yang setiap hari pekerjaannya bergelut dengan tembakau, cengkeh dan rokok kretek. Dan yang terpenting menjadi pewaris membuat rokok kretek<\/a> dan menjadi pegawai pabrik rokok kretek masih menjadi kebanggan kebanyakan masyarakat kecil di kota Kudus. \u00a0
<\/p>\n","post_title":"Perempuan-perempuan Kudus Pewaris Keterampilan Membuat Kretek","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perempuan-perempuan-kudus-pewaris-keterampilan-membuat-kretek","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-01 11:24:38","post_modified_gmt":"2019-05-01 04:24:38","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":18},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n

<\/p>\n","post_title":"Sejatinya Kretek Adalah Warisan Budaya Tak Bendawi","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"sejatinya-kretek-adalah-warisan-budaya-tak-bendawi","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-13 04:08:57","post_modified_gmt":"2019-05-12 21:08:57","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5713","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5700,"post_author":"877","post_date":"2019-05-08 11:27:00","post_date_gmt":"2019-05-08 04:27:00","post_content":"\n

Proses pembuatan kretek tangan membutuhkan pengetahuan dan keterampilan yang tinggi. Secara umum, ada dua orang yang berperan dalam proses pembuatan kretek tangan, yaitu yang disebut sebagai penggiling<\/em> dan pembatil<\/em>. Keduanya duduk berdampingan untuk saling bekerjasama sesuai dengan peran dan urutan kerja masing-masing. Biasanya penggiling di sebelah kanan dan pembatil di sebelah kiri.<\/p>\n\n\n\n

Penggiling duduk menghadap dua buah alat: Pertama yang disebut sebagai \u201calat gilingan\u201d dan kedua \u201ctong tembakau\u201d. Tong tembakau berisi tembakau yang kemudian dijatuhkan ke sebuah nampan di bawahnya. Pengisian tembakau ini dilakukan oleh pembatil. Setelah mengisi tong tembakau, pembatil juga menyediakan kertas pembungkus kretek (Papir) yang jumlahnya sekitar 100an lembar dan membubuhkannya di bagian sampingnya lem dengan tipis dan merata. Proses ini disebut ngiping<\/em>. Jika kertas pembungkus itu akan habis, ia segera ngiping lagi.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Industri Rokok Kretek Pasca Pemilihan Umum <\/a><\/p>\n\n\n\n

Penggiling kemudian njumput<\/em>, yakni mengambil tembakau dengan ujung jari-jari yang banyaknya seukuran sebatang kretek dari nampan. Ia kemudian meletakkan tembakau tersebut di bagian tatah (cangkeman<\/em>) dari alat gilingan dan me-wiwir-<\/em>nya secara merata dari ujung bakar ke ujung isap. Setelah itu ia akan men-jojoh<\/em>, atau menusuk-nusuk dengan ujung jari agar lebih masuk dan lebih padat. Jojoh dilakukan maksimal 3x.    <\/p>\n\n\n\n

Setelah itu, penggiling akan ngoyoh<\/em>, yakni menarik tuas giliran 2-3x, agar tembakau lebih klemis<\/em> dan rapi. Lalu disusul dengan tampanan<\/em>, meletakkan kertas pembungkus (tapir) di nampan, di garis yang telah ditentukan dengan tangan kiri. Dalam waktu yang hampir bersamaan, tangan kanan nalip<\/em>, yakni menarik tuas di mana kain mori yang menjulur menggulung kertas tapir dan membungkus batangan kretek.      <\/p>\n\n\n\n

Tembakau telah terisi dan membentuk sebatang kretek. Penggiling kemudian mengambilnya dan ngesut<\/em>, meratakan tempelan lem dari atas ke bawah agar lebih kencang. Hasilnya diletakkan pada nampan khusus yang berada di depan pembatil. Proses pekerjaan selanjutnya akan dilakukan pembatil.<\/p>\n\n\n\n

Pembatil akan mengambil dua batang kretek yang telah jadi dan memotong bagian ujung-ujungnya berupa tembakau yang menyembul, baik di bagian ujung hisap maupun ujung bakar dengan gunting, agar rapi. Selanjutnya, ia ngeplongi<\/em>, yakni mengukur diameter kretek baik ujung isapnya yang lebih kecil maupun ujung bakarnya yang lebih besar (konos) dengan menggunakan \u2018alat plong rokok\u2019, yakni sebuah plat kecil dengan dua lobang yang menunjukkan ukuran diameter ujung isap dan diameter ujung bakar. Jika ada yang tak sesuai (ngeplong<\/em>) dengan ukuran lubang itu, berarti bentuknya meleset dan keliru. Kretek yang ukurannya keliru, misal kebesaran atau kekecilan, akan dikumpulkan tersendiri. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Kudus; Kota Santri dan Kota Kretek <\/a><\/p>\n\n\n\n

Kretek-kretek yang telah dipotong dan diukur persisinya kemudian dikumpulkan dalam jumlah 50. Komposisinya adalah 5 + 6 + 7 + 8 + 9 + 8 + 7. Komposisi ini disusun berdasarkan besarnya genggaman dua tangan dan dengan komposisi itu, pembatil tidak perlu lagi menghitung karena komposisi itu sudah akan menunjukkan jumlah 50 dan dibalut dengan selongsong kertas yang ikatannya cukup dengan ditekuk-tekuk. Proses ini disebut ngelongsongi<\/em>. Agar rata atas \u2013 bawah, pembatil akan netek<\/em>, meratakan dengan menggunakan papan geblekan.<\/p>\n\n\n\n

Alat utama dalam proses pembuatan kretek tangan adalah \u2018alat penggiling\u2019 yang dioperasikan dengan tangan. Alat penggiling ini terbuat dari bahan kayu jati yang berbentuk siku-siku menyerupai kursi lipat. Kaki yang bagian belakang untuk berdiri dan bagian depan berfungsi sebagai \u2018stang gilingan\u2019 dan \u2018as\u2019.  Bagian bawah untuk berdiri sekaligus tempat \u2018bunukan\u2019. Di tengah-tengah yang agak bolong ada cangkeman yang berfungsi untuk meletakkan tembakau, wedokan (yang menjepit kain mori), dan kain mori yang membentang panjang sebagai penggulung kretek. <\/p>\n\n\n\n

Tembakau diletakkan di atas kain mori yang dijepit cangkeman yang kemudian digulung ke dalam kertas pembungkus (tapir) setelah tuasnya ditarik. Cangkemannya dibentuk sedemikian rupa, agar kretek konus, yakni kecil di bagian ujung hispa dan besar di bagian ujung bakar. Singkatnya alat ini berfungsi menggiling atau menggulung tembakau ke dalam kertas tapir. <\/p>\n\n\n\n

Baca: \u00a0Peran Rokok Kretek Saat Masa Revolusi Fisik di Negeri Ini \u00a0\u00a0\u00a0\u00a0<\/p>\n\n\n\n

Alat penggiling sekarang dipakai adalah generasi ketujuh dalam sejarah pembuatan kretek tangan di Kota Kudus. Sebelumnya alat ini jauh lebih sederhana dan makin ke belakang, berdasarkan pengalaman dan pengetahuan, mengalami inovasi sehingga dalam bentuknya seperti sekarang.<\/p>\n\n\n\n

Bahan utama kretek tangan adalah tembakau yang dicampur dengan cengkeh dan berbagai perisa (terbuat dari rasa buah-buahan). Tembakau ini dipillih dan dipilah oleh para grader dan diolah sebagai bahan kretek. Proses pemlihan dan pemilahan ini dilakukan secara manual di mana kemampuan ini terbentuk dari bakat, pengetahuan, feeling, dan pengalaman yang panjang. Hal , dan Komposisi ini membuat kretek menjadi khas Indonesia dan tidak ditemukan di negara lain. <\/p>\n\n\n\n

Kemudian yang kedua adalah kertas pembalut (papir) yang khas. Setidaknya empat hal harus dipertimbangkan dalam pemilihan kertas untuk kretek tangan ini yaitu:<\/p>\n\n\n\n

1. <\/strong>porosity<\/strong><\/em> atau pori-pori-nya yang berstruktur <\/strong>verge<\/strong><\/em> (cincin). Kertas ini dipilih karena sesuai dengan pilihan jenis tembakau agar mendapat <\/strong>burning rate<\/strong><\/em> yang tepat. Jadi antara kertas dan tembakau terbakar secara bersamaan dan seimbang. <\/strong><\/p>\n\n\n\n

2. <\/strong>Opacity<\/strong><\/em> atau tingkat warna putih kertas, yang bertujuan semata-mata untuk tampilan. <\/strong><\/p>\n\n\n\n

Lem kertas yang digunakan adalah lem yang terbuat dari tepung tapioka atau tepung kanji terbuat dari sari ketela. Cara pembuatannya tepung tapioka digodok dan dicampur dengan air diaduk hingga rata.  <\/p>\n\n\n\n

Demikian proses pembuatan kretek tangan. Kesannya setiap bagian pekerjaan ini tampak mudah dan ringan. Kenyataannya, memerlukan pengetahuan, keterampilan, kecepatan dan konsentrasi. Pekerjaan ini membutuhkan scholling<\/em> yang cukup lama yang biasanya diberikan oleh perusahaan. Rata-rata dibutuhkan waktu belajar dan magang 3 bulan untuk menjadi seorang penggiling, sedangkan untuk seorang pembatil dibutuhkan waktu kurang lebih 1 \u00bd bulan. Peran seorang penggiling tidak bisa digantikan oleh pembatil, sebaliknya peran pembatil bisa dijalankan oleh penggiling. Ini karena biasanya seorang penggiling adalah bekas seorang pembatil sebelumnya.  <\/p>\n\n\n\n

Meski dalam gambaran di atas banyak sekali bagian pekerjaan yang harus dilakukan dan panjang prosesnya, pada dasarnya pekerjaan itu dilakukan dengan sangat cepat. Menurut catatan, dalam waktu satu jam, rata-rata pasangan penggiling dan pembatil ini menghasilkan sekitar 600 batang kretek.     <\/p>\n\n\n\n

Hal yang menarik, hampir seluruh pekerja penggiling dan pembatil ini adalah kaum perempuan. Salah satu alasannya adalah pekerjaan ini juga membutuhkan kerapian, kecekatan dan ketepatan yang secara stereotipe sering dianggap umumnya bisa dilakukan kalangan perempuan dengan lebih baik.
<\/p>\n","post_title":"Mengintip Sekilas Proses Pembuatan Kretek Tangan di Kota Kretek Kudus","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"mengintip-sekilas-proses-pembuatan-kretek-tangan-di-kota-kretek-kudus","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-08 11:27:02","post_modified_gmt":"2019-05-08 04:27:02","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5700","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5693,"post_author":"877","post_date":"2019-05-06 14:14:39","post_date_gmt":"2019-05-06 07:14:39","post_content":"\n

Banyak orang bilang, rokok kretek mengandung zat adiktif, yang membuat penghisapnya sakaw dan ketergantungan. Pada bulan inilah, semua tuduhan mereka terbantahkan. Perokok masih tetap hidup dan tidak kejang-kejang, meski seharian tidak merokok.<\/p>\n\n\n\n

Berpuasa bagi penikmat rokok kretek bukanlah satu halangan. Karena dengan berpuasa, selain kita menghambakan diri kepada Tuhan, juga sebetulnya akan mendapatkan rasa lebih nikmat saat merokok kretek setelah berbuka puasa, contohnya. Tidak akan beda jauh dengan saat makan dan minum setelah satu hari berpuasa. Ketika berbuka rasanya begitu sangat nikmat. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Ketetapan Hukum Rokok dalam Fatwa NU: Mubah (Boleh) <\/a><\/p>\n\n\n\n

Kenikmatan saat berbuka tidak ada tandingannya. Bahkan saking nikmatnya terkadang banyak yang tidak control.  Makan dan minum berlebihan, melebihi kapasitas tampungan perut, sehingga mengakibatkan terlalu kenyang. Dampaknya perut sakit dan seluruh badan juga ikut terasa sakit. Pokoknya badan saat digerrakkan terasa tidak nyaman, dan ada juga yang pingin muntah tapi tidak bisa.       <\/p>\n\n\n\n

Bisa jadi, ketidakkontrolan sebagian orang tersebut karena ada rasa dendam yang berlebihan saat menjalankan puasa. Misalnya, saat puasa, serasa berat menahan haus atau serasa berat menahan lapar, akibat tidak sahur. Begitu buka puasa, mendobel makan dan minum hingga terlalau kenyang. Nah, perbuatan seperti ini, agama melarangnya dan bagi tubuh tidak baik pula. Untuk itu bagi sahabat kretek jauhi perbuatan tersebut. Nikmati kenikmatan yang sewajarnya. Makan dan minum sewajarnya sesuai porsi. Menikmati rokok kretek juga demikian, jangan terlalu kebanyakan karena akan hilang nikmatannya.<\/p>\n\n\n\n

Nikmat, akan terasa jika terjadi saat batas kewajaran atau bahkan saat kekurangan. Contohnya, manusia akan lebih merasakan nikmat di saat awalnya kekurangan kemudian menjadi tambah. Beda dengan awalnya memang sudah tambah, kemudian bertambah lagi, tidak begitu terasa nikmatnya. Kembali ke puasa, satu hari penuh menahan haus dan lapar, di saat berbuka nikmatnya begitu terasa. Berbeda saat makan dan minum di waktu yang bisa dilakukan semaunya (tidak dalam keadaan puasa) rasa nikmatnya biasa.<\/p>\n\n\n\n

Kebiasan Nabi Muhammad kalau tidak sedang berpuasa, ia tidak akan makan sebelum perut betul betul terasa lapar. Ia tidak akan minum sebelum betul betul terasa haus. Ia akan berhenti makan, sebelum kenyang, ia akan berhenti minum sebelum hausnya hilang. Inilah kebiasaan Nabi Muhammad yang seharusnya di tiru sahabat krete. Agar kenikmatan selalu melekat pada kita, saat menikmati rokok kretek. Terlalu banyak merokok kretek dalam batas kewajaran, nikmatnya akan hilang. Karena menikmati rokok kretek bukan sekedar menikmati rasa rokoknya. Lebih dari itu, merokok adalah perbuatan untuk rekreasi dan relaksasi. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Nasehat K.H. Sya\u2019roni dan Pesan Moral R.M.P. Sosrokartono bagi Pemimpin <\/a><\/p>\n\n\n\n

Rekreasi dan relaksasi saat ini sangat dibutuhkan tiap manusia, dengan bermacam-macam cara. Ada yang bertamasya, ada yang kuliner, ada yang putar-putar alias jalan-jalan, ada yang olah raga dan masih banyak macamnya, dan tidak terkecuali aktifitas merokok kretek.<\/p>\n\n\n\n

Merokok kretek sambil minum kopi atau sambil baca buku, koran dan lainnya, bagi sebagian orang menjadi sarana untuk merilekkan tubuh, dari rasa capek seharian bekerja. Begitu juga bagi yang tidak punya uang lebih untuk pergi rekreasi atau pergi tamasya, kuliner, cenderung akan mencari cara yang murah untuk merilekkan tubuhnya. Kalau ia penikmat rokok kretek, bisa dipastikan akan memilih menikmati sebatang dua batang rokok kretek dari pada harus pergi yang membutuhkan biaya besar. Jika  dibanding dengan mengeluarkan uang untuk membeli satu bungkus rokok kretek jauh lebih irit bagi sahabat kretek. <\/p>\n\n\n\n

Sahabat kretek yang sedang berpuasa atau yang sedang relaksasi dan rekreasi, di bulan suci Ramadhan ini, ada waktu-waktu yang nikmat untuk menikmati rokok kretek, yaitu:<\/p>\n\n\n\n

Pertama<\/strong>, setelah berbuka puasa, artinya setelah makan dan minum selesai, kemudian menikmati rokok kretek akan terasa nikmat. Tapi perlu diwaspadai bagi sahabat kretek jangan sampai waktu sholat magribnya hilang. <\/p>\n\n\n\n

Kedua<\/strong>, setelah sholat, baik setelah sholat magrib yang dilaksanakan setelah makan dan minum buka puasa, atau setelah sholat tarawih selesai. Setelah kewajiban kita mentaati agama selesai, serasa hati plong dan disaat itulah sangat nikmat merokok kretek.<\/p>\n\n\n\n

Ketiga<\/strong>, setelah tadarus al-Quran malam hari di masjid atau musholla, sudah menjadi adat setelah sholat tarawih di masjid atau musholla diadakan baca al-Quran bergantian disebut tadarus al-Quran, selesai tadarus \u00a0biasanya ngobrol sebentar sambil menikmati hidangan dari masyarakat dan minuman malah terkadang kopi, disitulah waktu yang nikmat merokok kretek sambil ngobrol, makan dan minum.<\/p>\n\n\n\n

Keempat<\/strong>, setelah sahur, setelah makan sahur juga waktu yang sangat nikmat merokok kretek sambil membawa sisa minuman.<\/p>\n\n\n\n

Kelima<\/strong>, menjelang waktu imsak, waktu yang terakhir boleh makan, minum dan merokok. Waktu yang sangat nikmat merokok kretek karena sebagai pamungkas. Tapi jangan lupa tetap diakhiri minum air putih dan gosok gigi.<\/p>\n\n\n\n

Inilah beberapa waktu yang nikmat untuk menghisap rokok kretek, adapun untuk relaksasi dan rekreasi tergantung waktun yang dibutuhkan. Tentunya di saat bulan suci Ramadhan, hanya diperbolehkan di malam hari sampai batas fajar shodik atau batas imsak. Jangan lupa dimalam hari untuk niat berpuasa dipagi harinya, begitu seterusnya sampai tanggal bulan suci Ramadhan dalam satu bulan selesai. Demikian, selamat menunaikan ibadah puasa di bulan yang penuh berkah, bulan penuh pahala, bulan suci Ramadhan.
<\/p>\n","post_title":"Bulan Ramadhan, Kapan Waktu yang Tepat untuk Menikmati Rokok?","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"bulan-ramadhan-kapan-waktu-yang-tepat-untuk-menikmati-rokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-06 14:14:45","post_modified_gmt":"2019-05-06 07:14:45","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5693","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5674,"post_author":"877","post_date":"2019-05-01 11:24:30","post_date_gmt":"2019-05-01 04:24:30","post_content":"\n

Sehabis shubuh suasana masih agak gelap, namun banyak jalan jalan di kota Kudus sudah ramai dan padat, bahkan terjadi kemacetan di banyak titik. Tidak hanya di jalan raya, jalan kampung pun demikian. Terlihat para wanita, ada yang berseragam batik ada yang tidak.  Ada yang bawa sepeda motor, sepeda ontel, kebanyakan mereka naik mobil rombongan. Bahkan bayak pula mobil yang di tumpangi pakai bak terbuka (pic up). Hampir tiap sudut di kota Kudus terjadi demikian. Baik dari arah barat, arah selatan, arah timur dan dari utara, ramai para wanita. <\/p>\n\n\n\n

Sekilas Tidak pantas bagi kaum hawa ini keluar masih gelap, tapi di Kudus sudah terlihat terbiasa. Mereka pergi dan beraktitifitas saat banyak orang masih melanjutkan istirahatnya. Bangun tidur, mereka harus mealkukan pekerjaan sebagai ibu dan sebagai istri, menyiapkan kebutuhan anak dan suami untuk pagi sampai siang hari. \u00a0Mereka ini tidak lain berangkat bekerja ke pabrik. Mereka ini adalah pewaris budaya atau lebih tepatnya orang yang melestarikan budaya. Budaya masyarakat Indonesia yang berusia lebih dari seratus tahun.<\/p>\n\n\n\n

Baca: Peran Rokok Kretek Saat Masa Revolusi Fisik di Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n

Budaya yang diwariskan oleh H. Djamhari sejak abad 19 yang lalu. Budaya pengetahuan meracik dan mengolah tembakau dengan cengkeh, serta budaya melinting hingga berbentuk kretek. Di tangan para wanita yang terampil inilah, budaya kretek di Kudus tetap lestari. Selain melestarikan budaya membuat kretek, mereka tentunya mendapatkan imbalan yang cukup untuk membantu ekonomi keluarga. <\/p>\n\n\n\n

Di Kudus, menjadi pekerja di pabrik pembuatan kretek menjadi kebanggaan. Banyak kaum hawa saling berebut. Dan tidak sembarang orang bisa masuk harus mempunyai pengalaman membuat kretek, minimal pengetahuan.  Pengalaman dan pengetahuan meracik dan membuat kretek bukanlah hal yang sederhana. Harus melalui tahapan belajar pelan pelan dan sabar. <\/p>\n\n\n\n

Tidak percaya? Silahkan buktikan. Saya pernah melihat sendiri beberapa kali, saat mereka (wanita pembuat kretek) kedatangan tamu, dari mahasiswa sampai pejabat pemerintah lokal dan pusat. Para tamu melihat sendiri ketrampilan para wanita pembuat kretek. Kebanyakan para tamu heran melihat ketrampilan tangan para wanita pekerja pembuat kretek. Karena sangat cepat, bersih dan rapi, seakan-akan seperti mesin. <\/p>\n\n\n\n

Baca: Industri Rokok Kretek Nasional, Bertahan dalam Rentetan Panjang Krisis Ekonomi<\/a><\/p>\n\n\n\n

Saat berkunjung para tamu dipersilahkan mencoba untuk membuat kretek. Memang kalau dilihat seakan-akan mudah dikerjakan, setelah para tamu mempraktekkan hasilnya nihil alias tidak bisa cepat, bagus dan rapi. Ya hanya jadi serupa lintingan rokok kretek. Ukuran kepadatan isian tembakau dalam bungkus tidak terpenuhi, bentuk konus yang baik juga tidak terpenuhi. Kerapian lintingan dan kecepatan melinting apalagi jauh dari kebiasaan para wanita pembuat kretek. <\/p>\n\n\n\n

Perlu diketahui, selain bahan baku yang baik, ukuran kepadatan dan bentuk rokok kretek sangat mempengaruhi rasa. Semisal isian tembakau kurang padat rasanya hambar, begitu pula terlalu padat maka hisapannya berat. Jelas mempengaruhi kenikmatan rokok kretek. Membuat rokok kretek agar mantap rasanya bukan perkara mudah, harus melalui tahapan-tahapan pembelajaran. Selain itu harus benar-benar tekun dan rajin.   <\/p>\n\n\n\n

Kebanyakan pewaris ketrampilan pembuat rokok kretek di Kudus kaum hawa, dan beragam umurnya, ada yang muda (lulus SMA\/SMK) ada yang sudah usia tua sekitar 50-60an tahun. Pengakuan salah satu wanita sebagai pekerja pembuat kretek di Kudus bernama Haryanti umur 43 tahun warga desa Gondangmanis, ia sangat bangga dapat mewarisi keahlian dan ketrampilan membuat rokok kretek. Keahlian dan ketrampilan orang Kudus. Ia memang dibesarkan di Kudus, tapi asli orang tuanya berasal dari kabupaten Kendal sebelah selatan kota Semarang. Ia belajar membuat rokok kretek sejak lulus dari SMK di Kudus, dari tetangga rumahnya. Awalnya memang sulit, berkat kesabaran akhirnya sekarang lebih dari sekedar bisa. <\/p>\n\n\n\n

Bangganya lagi, berkat keahlian yang ia miliki, menghasilkan nilai ekonomi yang cukup untuk membantu suami. Hingga dapat menyekolahkan tiga anaknya, anak pertama lulus SMA tahun kemarin dan kemudian lolos menjadi TNI, anak kedua sekarang masih SMA dan anak ketiga jenjang SLTP. <\/p>\n\n\n\n

Masuk menjadi pegawai pabrik rokok kretek pun tidaklah mudah, saingannya banyak, ungkap Haryanti. Karena menjadi pegawai pabrik rokok kretek bagi kebanyakan masyarakat Kudus menjadi kebanggaan, selain pendapatannya tetap, juga mendapatkan jaminann sosial, seperti kesehatan dan tunjangan lainnya. Lain itu, kalau di pabrikan besar seperti Djarum, saat usia senja dan dirumahkan mendapat pesangon yang lebih dari cukup, ungkap Haryanti lagi. Ia juga menceritakan, ada tetangganya yang sudah usia lanjut dan tidak lagi bekerja, mendapatkan pesangon yang cukup untuk modal membuat warung klontong dirumah.<\/p>\n\n\n\n

Kesaksian Haryanti, sebagai pewaris keahlian membuat kretek salah satu bukti bahwa membuat rokok kretek bukan perkara mudah, perlu proses transformasi ilmu dari ahlinya. Selain itu, mempunyai keahlian membuat rokok kretek menjadi kebanggaan tersendiri, sebagai pemegang tongkat warisan dan juga mempunyai nilai ekonomi yang cukup untuk keluarga. Kebanyakan yang mewarisi adalah kaum perempuan, yang setiap hari pekerjaannya bergelut dengan tembakau, cengkeh dan rokok kretek. Dan yang terpenting menjadi pewaris membuat rokok kretek<\/a> dan menjadi pegawai pabrik rokok kretek masih menjadi kebanggan kebanyakan masyarakat kecil di kota Kudus. \u00a0
<\/p>\n","post_title":"Perempuan-perempuan Kudus Pewaris Keterampilan Membuat Kretek","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perempuan-perempuan-kudus-pewaris-keterampilan-membuat-kretek","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-01 11:24:38","post_modified_gmt":"2019-05-01 04:24:38","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":18},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};

Paling Populer

\n