Masuk menjadi pegawai pabrik rokok kretek pun tidaklah mudah, saingannya banyak, ungkap Haryanti. Karena menjadi pegawai pabrik rokok kretek bagi kebanyakan masyarakat Kudus menjadi kebanggaan, selain pendapatannya tetap, juga mendapatkan jaminann sosial, seperti kesehatan dan tunjangan lainnya. Lain itu, kalau di pabrikan besar seperti Djarum, saat usia senja dan dirumahkan mendapat pesangon yang lebih dari cukup, ungkap Haryanti lagi. Ia juga menceritakan, ada tetangganya yang sudah usia lanjut dan tidak lagi bekerja, mendapatkan pesangon yang cukup untuk modal membuat warung klontong dirumah.<\/p>\n\n\n\n
Kesaksian Haryanti, sebagai pewaris keahlian membuat kretek salah satu bukti bahwa membuat rokok kretek bukan perkara mudah, perlu proses transformasi ilmu dari ahlinya. Selain itu, mempunyai keahlian membuat rokok kretek menjadi kebanggaan tersendiri, sebagai pemegang tongkat warisan dan juga mempunyai nilai ekonomi yang cukup untuk keluarga. Kebanyakan yang mewarisi adalah kaum perempuan, yang setiap hari pekerjaannya bergelut dengan tembakau, cengkeh dan rokok kretek. Dan yang terpenting menjadi pewaris membuat rokok kretek<\/a> dan menjadi pegawai pabrik rokok kretek masih menjadi kebanggan kebanyakan masyarakat kecil di kota Kudus. \u00a0
<\/p>\n","post_title":"Perempuan-perempuan Kudus Pewaris Keterampilan Membuat Kretek","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perempuan-perempuan-kudus-pewaris-keterampilan-membuat-kretek","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-01 11:24:38","post_modified_gmt":"2019-05-01 04:24:38","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":18},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};
Bangganya lagi, berkat keahlian yang ia miliki, menghasilkan nilai ekonomi yang cukup untuk membantu suami. Hingga dapat menyekolahkan tiga anaknya, anak pertama lulus SMA tahun kemarin dan kemudian lolos menjadi TNI, anak kedua sekarang masih SMA dan anak ketiga jenjang SLTP. <\/p>\n\n\n\n
Masuk menjadi pegawai pabrik rokok kretek pun tidaklah mudah, saingannya banyak, ungkap Haryanti. Karena menjadi pegawai pabrik rokok kretek bagi kebanyakan masyarakat Kudus menjadi kebanggaan, selain pendapatannya tetap, juga mendapatkan jaminann sosial, seperti kesehatan dan tunjangan lainnya. Lain itu, kalau di pabrikan besar seperti Djarum, saat usia senja dan dirumahkan mendapat pesangon yang lebih dari cukup, ungkap Haryanti lagi. Ia juga menceritakan, ada tetangganya yang sudah usia lanjut dan tidak lagi bekerja, mendapatkan pesangon yang cukup untuk modal membuat warung klontong dirumah.<\/p>\n\n\n\n
Kesaksian Haryanti, sebagai pewaris keahlian membuat kretek salah satu bukti bahwa membuat rokok kretek bukan perkara mudah, perlu proses transformasi ilmu dari ahlinya. Selain itu, mempunyai keahlian membuat rokok kretek menjadi kebanggaan tersendiri, sebagai pemegang tongkat warisan dan juga mempunyai nilai ekonomi yang cukup untuk keluarga. Kebanyakan yang mewarisi adalah kaum perempuan, yang setiap hari pekerjaannya bergelut dengan tembakau, cengkeh dan rokok kretek. Dan yang terpenting menjadi pewaris membuat rokok kretek<\/a> dan menjadi pegawai pabrik rokok kretek masih menjadi kebanggan kebanyakan masyarakat kecil di kota Kudus. \u00a0 Kebanyakan pewaris ketrampilan pembuat rokok kretek di Kudus kaum hawa, dan beragam umurnya, ada yang muda (lulus SMA\/SMK) ada yang sudah usia tua sekitar 50-60an tahun. Pengakuan salah satu wanita sebagai pekerja pembuat kretek di Kudus bernama Haryanti umur 43 tahun warga desa Gondangmanis, ia sangat bangga dapat mewarisi keahlian dan ketrampilan membuat rokok kretek. Keahlian dan ketrampilan orang Kudus. Ia memang dibesarkan di Kudus, tapi asli orang tuanya berasal dari kabupaten Kendal sebelah selatan kota Semarang. Ia belajar membuat rokok kretek sejak lulus dari SMK di Kudus, dari tetangga rumahnya. Awalnya memang sulit, berkat kesabaran akhirnya sekarang lebih dari sekedar bisa. <\/p>\n\n\n\n Bangganya lagi, berkat keahlian yang ia miliki, menghasilkan nilai ekonomi yang cukup untuk membantu suami. Hingga dapat menyekolahkan tiga anaknya, anak pertama lulus SMA tahun kemarin dan kemudian lolos menjadi TNI, anak kedua sekarang masih SMA dan anak ketiga jenjang SLTP. <\/p>\n\n\n\n Masuk menjadi pegawai pabrik rokok kretek pun tidaklah mudah, saingannya banyak, ungkap Haryanti. Karena menjadi pegawai pabrik rokok kretek bagi kebanyakan masyarakat Kudus menjadi kebanggaan, selain pendapatannya tetap, juga mendapatkan jaminann sosial, seperti kesehatan dan tunjangan lainnya. Lain itu, kalau di pabrikan besar seperti Djarum, saat usia senja dan dirumahkan mendapat pesangon yang lebih dari cukup, ungkap Haryanti lagi. Ia juga menceritakan, ada tetangganya yang sudah usia lanjut dan tidak lagi bekerja, mendapatkan pesangon yang cukup untuk modal membuat warung klontong dirumah.<\/p>\n\n\n\n Kesaksian Haryanti, sebagai pewaris keahlian membuat kretek salah satu bukti bahwa membuat rokok kretek bukan perkara mudah, perlu proses transformasi ilmu dari ahlinya. Selain itu, mempunyai keahlian membuat rokok kretek menjadi kebanggaan tersendiri, sebagai pemegang tongkat warisan dan juga mempunyai nilai ekonomi yang cukup untuk keluarga. Kebanyakan yang mewarisi adalah kaum perempuan, yang setiap hari pekerjaannya bergelut dengan tembakau, cengkeh dan rokok kretek. Dan yang terpenting menjadi pewaris membuat rokok kretek<\/a> dan menjadi pegawai pabrik rokok kretek masih menjadi kebanggan kebanyakan masyarakat kecil di kota Kudus. \u00a0 Perlu diketahui, selain bahan baku yang baik, ukuran kepadatan dan bentuk rokok kretek sangat mempengaruhi rasa. Semisal isian tembakau kurang padat rasanya hambar, begitu pula terlalu padat maka hisapannya berat. Jelas mempengaruhi kenikmatan rokok kretek. Membuat rokok kretek agar mantap rasanya bukan perkara mudah, harus melalui tahapan-tahapan pembelajaran. Selain itu harus benar-benar tekun dan rajin. <\/p>\n\n\n\n Kebanyakan pewaris ketrampilan pembuat rokok kretek di Kudus kaum hawa, dan beragam umurnya, ada yang muda (lulus SMA\/SMK) ada yang sudah usia tua sekitar 50-60an tahun. Pengakuan salah satu wanita sebagai pekerja pembuat kretek di Kudus bernama Haryanti umur 43 tahun warga desa Gondangmanis, ia sangat bangga dapat mewarisi keahlian dan ketrampilan membuat rokok kretek. Keahlian dan ketrampilan orang Kudus. Ia memang dibesarkan di Kudus, tapi asli orang tuanya berasal dari kabupaten Kendal sebelah selatan kota Semarang. Ia belajar membuat rokok kretek sejak lulus dari SMK di Kudus, dari tetangga rumahnya. Awalnya memang sulit, berkat kesabaran akhirnya sekarang lebih dari sekedar bisa. <\/p>\n\n\n\n Bangganya lagi, berkat keahlian yang ia miliki, menghasilkan nilai ekonomi yang cukup untuk membantu suami. Hingga dapat menyekolahkan tiga anaknya, anak pertama lulus SMA tahun kemarin dan kemudian lolos menjadi TNI, anak kedua sekarang masih SMA dan anak ketiga jenjang SLTP. <\/p>\n\n\n\n Masuk menjadi pegawai pabrik rokok kretek pun tidaklah mudah, saingannya banyak, ungkap Haryanti. Karena menjadi pegawai pabrik rokok kretek bagi kebanyakan masyarakat Kudus menjadi kebanggaan, selain pendapatannya tetap, juga mendapatkan jaminann sosial, seperti kesehatan dan tunjangan lainnya. Lain itu, kalau di pabrikan besar seperti Djarum, saat usia senja dan dirumahkan mendapat pesangon yang lebih dari cukup, ungkap Haryanti lagi. Ia juga menceritakan, ada tetangganya yang sudah usia lanjut dan tidak lagi bekerja, mendapatkan pesangon yang cukup untuk modal membuat warung klontong dirumah.<\/p>\n\n\n\n Kesaksian Haryanti, sebagai pewaris keahlian membuat kretek salah satu bukti bahwa membuat rokok kretek bukan perkara mudah, perlu proses transformasi ilmu dari ahlinya. Selain itu, mempunyai keahlian membuat rokok kretek menjadi kebanggaan tersendiri, sebagai pemegang tongkat warisan dan juga mempunyai nilai ekonomi yang cukup untuk keluarga. Kebanyakan yang mewarisi adalah kaum perempuan, yang setiap hari pekerjaannya bergelut dengan tembakau, cengkeh dan rokok kretek. Dan yang terpenting menjadi pewaris membuat rokok kretek<\/a> dan menjadi pegawai pabrik rokok kretek masih menjadi kebanggan kebanyakan masyarakat kecil di kota Kudus. \u00a0 Saat berkunjung para tamu dipersilahkan mencoba untuk membuat kretek. Memang kalau dilihat seakan-akan mudah dikerjakan, setelah para tamu mempraktekkan hasilnya nihil alias tidak bisa cepat, bagus dan rapi. Ya hanya jadi serupa lintingan rokok kretek. Ukuran kepadatan isian tembakau dalam bungkus tidak terpenuhi, bentuk konus yang baik juga tidak terpenuhi. Kerapian lintingan dan kecepatan melinting apalagi jauh dari kebiasaan para wanita pembuat kretek. <\/p>\n\n\n\n Perlu diketahui, selain bahan baku yang baik, ukuran kepadatan dan bentuk rokok kretek sangat mempengaruhi rasa. Semisal isian tembakau kurang padat rasanya hambar, begitu pula terlalu padat maka hisapannya berat. Jelas mempengaruhi kenikmatan rokok kretek. Membuat rokok kretek agar mantap rasanya bukan perkara mudah, harus melalui tahapan-tahapan pembelajaran. Selain itu harus benar-benar tekun dan rajin. <\/p>\n\n\n\n Kebanyakan pewaris ketrampilan pembuat rokok kretek di Kudus kaum hawa, dan beragam umurnya, ada yang muda (lulus SMA\/SMK) ada yang sudah usia tua sekitar 50-60an tahun. Pengakuan salah satu wanita sebagai pekerja pembuat kretek di Kudus bernama Haryanti umur 43 tahun warga desa Gondangmanis, ia sangat bangga dapat mewarisi keahlian dan ketrampilan membuat rokok kretek. Keahlian dan ketrampilan orang Kudus. Ia memang dibesarkan di Kudus, tapi asli orang tuanya berasal dari kabupaten Kendal sebelah selatan kota Semarang. Ia belajar membuat rokok kretek sejak lulus dari SMK di Kudus, dari tetangga rumahnya. Awalnya memang sulit, berkat kesabaran akhirnya sekarang lebih dari sekedar bisa. <\/p>\n\n\n\n Bangganya lagi, berkat keahlian yang ia miliki, menghasilkan nilai ekonomi yang cukup untuk membantu suami. Hingga dapat menyekolahkan tiga anaknya, anak pertama lulus SMA tahun kemarin dan kemudian lolos menjadi TNI, anak kedua sekarang masih SMA dan anak ketiga jenjang SLTP. <\/p>\n\n\n\n Masuk menjadi pegawai pabrik rokok kretek pun tidaklah mudah, saingannya banyak, ungkap Haryanti. Karena menjadi pegawai pabrik rokok kretek bagi kebanyakan masyarakat Kudus menjadi kebanggaan, selain pendapatannya tetap, juga mendapatkan jaminann sosial, seperti kesehatan dan tunjangan lainnya. Lain itu, kalau di pabrikan besar seperti Djarum, saat usia senja dan dirumahkan mendapat pesangon yang lebih dari cukup, ungkap Haryanti lagi. Ia juga menceritakan, ada tetangganya yang sudah usia lanjut dan tidak lagi bekerja, mendapatkan pesangon yang cukup untuk modal membuat warung klontong dirumah.<\/p>\n\n\n\n Kesaksian Haryanti, sebagai pewaris keahlian membuat kretek salah satu bukti bahwa membuat rokok kretek bukan perkara mudah, perlu proses transformasi ilmu dari ahlinya. Selain itu, mempunyai keahlian membuat rokok kretek menjadi kebanggaan tersendiri, sebagai pemegang tongkat warisan dan juga mempunyai nilai ekonomi yang cukup untuk keluarga. Kebanyakan yang mewarisi adalah kaum perempuan, yang setiap hari pekerjaannya bergelut dengan tembakau, cengkeh dan rokok kretek. Dan yang terpenting menjadi pewaris membuat rokok kretek<\/a> dan menjadi pegawai pabrik rokok kretek masih menjadi kebanggan kebanyakan masyarakat kecil di kota Kudus. \u00a0 Baca: Industri Rokok Kretek Nasional, Bertahan dalam Rentetan Panjang Krisis Ekonomi<\/a><\/p>\n\n\n\n Saat berkunjung para tamu dipersilahkan mencoba untuk membuat kretek. Memang kalau dilihat seakan-akan mudah dikerjakan, setelah para tamu mempraktekkan hasilnya nihil alias tidak bisa cepat, bagus dan rapi. Ya hanya jadi serupa lintingan rokok kretek. Ukuran kepadatan isian tembakau dalam bungkus tidak terpenuhi, bentuk konus yang baik juga tidak terpenuhi. Kerapian lintingan dan kecepatan melinting apalagi jauh dari kebiasaan para wanita pembuat kretek. <\/p>\n\n\n\n Perlu diketahui, selain bahan baku yang baik, ukuran kepadatan dan bentuk rokok kretek sangat mempengaruhi rasa. Semisal isian tembakau kurang padat rasanya hambar, begitu pula terlalu padat maka hisapannya berat. Jelas mempengaruhi kenikmatan rokok kretek. Membuat rokok kretek agar mantap rasanya bukan perkara mudah, harus melalui tahapan-tahapan pembelajaran. Selain itu harus benar-benar tekun dan rajin. <\/p>\n\n\n\n Kebanyakan pewaris ketrampilan pembuat rokok kretek di Kudus kaum hawa, dan beragam umurnya, ada yang muda (lulus SMA\/SMK) ada yang sudah usia tua sekitar 50-60an tahun. Pengakuan salah satu wanita sebagai pekerja pembuat kretek di Kudus bernama Haryanti umur 43 tahun warga desa Gondangmanis, ia sangat bangga dapat mewarisi keahlian dan ketrampilan membuat rokok kretek. Keahlian dan ketrampilan orang Kudus. Ia memang dibesarkan di Kudus, tapi asli orang tuanya berasal dari kabupaten Kendal sebelah selatan kota Semarang. Ia belajar membuat rokok kretek sejak lulus dari SMK di Kudus, dari tetangga rumahnya. Awalnya memang sulit, berkat kesabaran akhirnya sekarang lebih dari sekedar bisa. <\/p>\n\n\n\n Bangganya lagi, berkat keahlian yang ia miliki, menghasilkan nilai ekonomi yang cukup untuk membantu suami. Hingga dapat menyekolahkan tiga anaknya, anak pertama lulus SMA tahun kemarin dan kemudian lolos menjadi TNI, anak kedua sekarang masih SMA dan anak ketiga jenjang SLTP. <\/p>\n\n\n\n Masuk menjadi pegawai pabrik rokok kretek pun tidaklah mudah, saingannya banyak, ungkap Haryanti. Karena menjadi pegawai pabrik rokok kretek bagi kebanyakan masyarakat Kudus menjadi kebanggaan, selain pendapatannya tetap, juga mendapatkan jaminann sosial, seperti kesehatan dan tunjangan lainnya. Lain itu, kalau di pabrikan besar seperti Djarum, saat usia senja dan dirumahkan mendapat pesangon yang lebih dari cukup, ungkap Haryanti lagi. Ia juga menceritakan, ada tetangganya yang sudah usia lanjut dan tidak lagi bekerja, mendapatkan pesangon yang cukup untuk modal membuat warung klontong dirumah.<\/p>\n\n\n\n Kesaksian Haryanti, sebagai pewaris keahlian membuat kretek salah satu bukti bahwa membuat rokok kretek bukan perkara mudah, perlu proses transformasi ilmu dari ahlinya. Selain itu, mempunyai keahlian membuat rokok kretek menjadi kebanggaan tersendiri, sebagai pemegang tongkat warisan dan juga mempunyai nilai ekonomi yang cukup untuk keluarga. Kebanyakan yang mewarisi adalah kaum perempuan, yang setiap hari pekerjaannya bergelut dengan tembakau, cengkeh dan rokok kretek. Dan yang terpenting menjadi pewaris membuat rokok kretek<\/a> dan menjadi pegawai pabrik rokok kretek masih menjadi kebanggan kebanyakan masyarakat kecil di kota Kudus. \u00a0 Tidak percaya? Silahkan buktikan. Saya pernah melihat sendiri beberapa kali, saat mereka (wanita pembuat kretek) kedatangan tamu, dari mahasiswa sampai pejabat pemerintah lokal dan pusat. Para tamu melihat sendiri ketrampilan para wanita pembuat kretek. Kebanyakan para tamu heran melihat ketrampilan tangan para wanita pekerja pembuat kretek. Karena sangat cepat, bersih dan rapi, seakan-akan seperti mesin. <\/p>\n\n\n\n Baca: Industri Rokok Kretek Nasional, Bertahan dalam Rentetan Panjang Krisis Ekonomi<\/a><\/p>\n\n\n\n Saat berkunjung para tamu dipersilahkan mencoba untuk membuat kretek. Memang kalau dilihat seakan-akan mudah dikerjakan, setelah para tamu mempraktekkan hasilnya nihil alias tidak bisa cepat, bagus dan rapi. Ya hanya jadi serupa lintingan rokok kretek. Ukuran kepadatan isian tembakau dalam bungkus tidak terpenuhi, bentuk konus yang baik juga tidak terpenuhi. Kerapian lintingan dan kecepatan melinting apalagi jauh dari kebiasaan para wanita pembuat kretek. <\/p>\n\n\n\n Perlu diketahui, selain bahan baku yang baik, ukuran kepadatan dan bentuk rokok kretek sangat mempengaruhi rasa. Semisal isian tembakau kurang padat rasanya hambar, begitu pula terlalu padat maka hisapannya berat. Jelas mempengaruhi kenikmatan rokok kretek. Membuat rokok kretek agar mantap rasanya bukan perkara mudah, harus melalui tahapan-tahapan pembelajaran. Selain itu harus benar-benar tekun dan rajin. <\/p>\n\n\n\n Kebanyakan pewaris ketrampilan pembuat rokok kretek di Kudus kaum hawa, dan beragam umurnya, ada yang muda (lulus SMA\/SMK) ada yang sudah usia tua sekitar 50-60an tahun. Pengakuan salah satu wanita sebagai pekerja pembuat kretek di Kudus bernama Haryanti umur 43 tahun warga desa Gondangmanis, ia sangat bangga dapat mewarisi keahlian dan ketrampilan membuat rokok kretek. Keahlian dan ketrampilan orang Kudus. Ia memang dibesarkan di Kudus, tapi asli orang tuanya berasal dari kabupaten Kendal sebelah selatan kota Semarang. Ia belajar membuat rokok kretek sejak lulus dari SMK di Kudus, dari tetangga rumahnya. Awalnya memang sulit, berkat kesabaran akhirnya sekarang lebih dari sekedar bisa. <\/p>\n\n\n\n Bangganya lagi, berkat keahlian yang ia miliki, menghasilkan nilai ekonomi yang cukup untuk membantu suami. Hingga dapat menyekolahkan tiga anaknya, anak pertama lulus SMA tahun kemarin dan kemudian lolos menjadi TNI, anak kedua sekarang masih SMA dan anak ketiga jenjang SLTP. <\/p>\n\n\n\n Masuk menjadi pegawai pabrik rokok kretek pun tidaklah mudah, saingannya banyak, ungkap Haryanti. Karena menjadi pegawai pabrik rokok kretek bagi kebanyakan masyarakat Kudus menjadi kebanggaan, selain pendapatannya tetap, juga mendapatkan jaminann sosial, seperti kesehatan dan tunjangan lainnya. Lain itu, kalau di pabrikan besar seperti Djarum, saat usia senja dan dirumahkan mendapat pesangon yang lebih dari cukup, ungkap Haryanti lagi. Ia juga menceritakan, ada tetangganya yang sudah usia lanjut dan tidak lagi bekerja, mendapatkan pesangon yang cukup untuk modal membuat warung klontong dirumah.<\/p>\n\n\n\n Kesaksian Haryanti, sebagai pewaris keahlian membuat kretek salah satu bukti bahwa membuat rokok kretek bukan perkara mudah, perlu proses transformasi ilmu dari ahlinya. Selain itu, mempunyai keahlian membuat rokok kretek menjadi kebanggaan tersendiri, sebagai pemegang tongkat warisan dan juga mempunyai nilai ekonomi yang cukup untuk keluarga. Kebanyakan yang mewarisi adalah kaum perempuan, yang setiap hari pekerjaannya bergelut dengan tembakau, cengkeh dan rokok kretek. Dan yang terpenting menjadi pewaris membuat rokok kretek<\/a> dan menjadi pegawai pabrik rokok kretek masih menjadi kebanggan kebanyakan masyarakat kecil di kota Kudus. \u00a0 Di Kudus, menjadi pekerja di pabrik pembuatan kretek menjadi kebanggaan. Banyak kaum hawa saling berebut. Dan tidak sembarang orang bisa masuk harus mempunyai pengalaman membuat kretek, minimal pengetahuan. Pengalaman dan pengetahuan meracik dan membuat kretek bukanlah hal yang sederhana. Harus melalui tahapan belajar pelan pelan dan sabar. <\/p>\n\n\n\n Tidak percaya? Silahkan buktikan. Saya pernah melihat sendiri beberapa kali, saat mereka (wanita pembuat kretek) kedatangan tamu, dari mahasiswa sampai pejabat pemerintah lokal dan pusat. Para tamu melihat sendiri ketrampilan para wanita pembuat kretek. Kebanyakan para tamu heran melihat ketrampilan tangan para wanita pekerja pembuat kretek. Karena sangat cepat, bersih dan rapi, seakan-akan seperti mesin. <\/p>\n\n\n\n Baca: Industri Rokok Kretek Nasional, Bertahan dalam Rentetan Panjang Krisis Ekonomi<\/a><\/p>\n\n\n\n Saat berkunjung para tamu dipersilahkan mencoba untuk membuat kretek. Memang kalau dilihat seakan-akan mudah dikerjakan, setelah para tamu mempraktekkan hasilnya nihil alias tidak bisa cepat, bagus dan rapi. Ya hanya jadi serupa lintingan rokok kretek. Ukuran kepadatan isian tembakau dalam bungkus tidak terpenuhi, bentuk konus yang baik juga tidak terpenuhi. Kerapian lintingan dan kecepatan melinting apalagi jauh dari kebiasaan para wanita pembuat kretek. <\/p>\n\n\n\n Perlu diketahui, selain bahan baku yang baik, ukuran kepadatan dan bentuk rokok kretek sangat mempengaruhi rasa. Semisal isian tembakau kurang padat rasanya hambar, begitu pula terlalu padat maka hisapannya berat. Jelas mempengaruhi kenikmatan rokok kretek. Membuat rokok kretek agar mantap rasanya bukan perkara mudah, harus melalui tahapan-tahapan pembelajaran. Selain itu harus benar-benar tekun dan rajin. <\/p>\n\n\n\n Kebanyakan pewaris ketrampilan pembuat rokok kretek di Kudus kaum hawa, dan beragam umurnya, ada yang muda (lulus SMA\/SMK) ada yang sudah usia tua sekitar 50-60an tahun. Pengakuan salah satu wanita sebagai pekerja pembuat kretek di Kudus bernama Haryanti umur 43 tahun warga desa Gondangmanis, ia sangat bangga dapat mewarisi keahlian dan ketrampilan membuat rokok kretek. Keahlian dan ketrampilan orang Kudus. Ia memang dibesarkan di Kudus, tapi asli orang tuanya berasal dari kabupaten Kendal sebelah selatan kota Semarang. Ia belajar membuat rokok kretek sejak lulus dari SMK di Kudus, dari tetangga rumahnya. Awalnya memang sulit, berkat kesabaran akhirnya sekarang lebih dari sekedar bisa. <\/p>\n\n\n\n Bangganya lagi, berkat keahlian yang ia miliki, menghasilkan nilai ekonomi yang cukup untuk membantu suami. Hingga dapat menyekolahkan tiga anaknya, anak pertama lulus SMA tahun kemarin dan kemudian lolos menjadi TNI, anak kedua sekarang masih SMA dan anak ketiga jenjang SLTP. <\/p>\n\n\n\n Masuk menjadi pegawai pabrik rokok kretek pun tidaklah mudah, saingannya banyak, ungkap Haryanti. Karena menjadi pegawai pabrik rokok kretek bagi kebanyakan masyarakat Kudus menjadi kebanggaan, selain pendapatannya tetap, juga mendapatkan jaminann sosial, seperti kesehatan dan tunjangan lainnya. Lain itu, kalau di pabrikan besar seperti Djarum, saat usia senja dan dirumahkan mendapat pesangon yang lebih dari cukup, ungkap Haryanti lagi. Ia juga menceritakan, ada tetangganya yang sudah usia lanjut dan tidak lagi bekerja, mendapatkan pesangon yang cukup untuk modal membuat warung klontong dirumah.<\/p>\n\n\n\n Kesaksian Haryanti, sebagai pewaris keahlian membuat kretek salah satu bukti bahwa membuat rokok kretek bukan perkara mudah, perlu proses transformasi ilmu dari ahlinya. Selain itu, mempunyai keahlian membuat rokok kretek menjadi kebanggaan tersendiri, sebagai pemegang tongkat warisan dan juga mempunyai nilai ekonomi yang cukup untuk keluarga. Kebanyakan yang mewarisi adalah kaum perempuan, yang setiap hari pekerjaannya bergelut dengan tembakau, cengkeh dan rokok kretek. Dan yang terpenting menjadi pewaris membuat rokok kretek<\/a> dan menjadi pegawai pabrik rokok kretek masih menjadi kebanggan kebanyakan masyarakat kecil di kota Kudus. \u00a0 Budaya yang diwariskan oleh H. Djamhari sejak abad 19 yang lalu. Budaya pengetahuan meracik dan mengolah tembakau dengan cengkeh, serta budaya melinting hingga berbentuk kretek. Di tangan para wanita yang terampil inilah, budaya kretek di Kudus tetap lestari. Selain melestarikan budaya membuat kretek, mereka tentunya mendapatkan imbalan yang cukup untuk membantu ekonomi keluarga. <\/p>\n\n\n\n Di Kudus, menjadi pekerja di pabrik pembuatan kretek menjadi kebanggaan. Banyak kaum hawa saling berebut. Dan tidak sembarang orang bisa masuk harus mempunyai pengalaman membuat kretek, minimal pengetahuan. Pengalaman dan pengetahuan meracik dan membuat kretek bukanlah hal yang sederhana. Harus melalui tahapan belajar pelan pelan dan sabar. <\/p>\n\n\n\n Tidak percaya? Silahkan buktikan. Saya pernah melihat sendiri beberapa kali, saat mereka (wanita pembuat kretek) kedatangan tamu, dari mahasiswa sampai pejabat pemerintah lokal dan pusat. Para tamu melihat sendiri ketrampilan para wanita pembuat kretek. Kebanyakan para tamu heran melihat ketrampilan tangan para wanita pekerja pembuat kretek. Karena sangat cepat, bersih dan rapi, seakan-akan seperti mesin. <\/p>\n\n\n\n Baca: Industri Rokok Kretek Nasional, Bertahan dalam Rentetan Panjang Krisis Ekonomi<\/a><\/p>\n\n\n\n Saat berkunjung para tamu dipersilahkan mencoba untuk membuat kretek. Memang kalau dilihat seakan-akan mudah dikerjakan, setelah para tamu mempraktekkan hasilnya nihil alias tidak bisa cepat, bagus dan rapi. Ya hanya jadi serupa lintingan rokok kretek. Ukuran kepadatan isian tembakau dalam bungkus tidak terpenuhi, bentuk konus yang baik juga tidak terpenuhi. Kerapian lintingan dan kecepatan melinting apalagi jauh dari kebiasaan para wanita pembuat kretek. <\/p>\n\n\n\n Perlu diketahui, selain bahan baku yang baik, ukuran kepadatan dan bentuk rokok kretek sangat mempengaruhi rasa. Semisal isian tembakau kurang padat rasanya hambar, begitu pula terlalu padat maka hisapannya berat. Jelas mempengaruhi kenikmatan rokok kretek. Membuat rokok kretek agar mantap rasanya bukan perkara mudah, harus melalui tahapan-tahapan pembelajaran. Selain itu harus benar-benar tekun dan rajin. <\/p>\n\n\n\n Kebanyakan pewaris ketrampilan pembuat rokok kretek di Kudus kaum hawa, dan beragam umurnya, ada yang muda (lulus SMA\/SMK) ada yang sudah usia tua sekitar 50-60an tahun. Pengakuan salah satu wanita sebagai pekerja pembuat kretek di Kudus bernama Haryanti umur 43 tahun warga desa Gondangmanis, ia sangat bangga dapat mewarisi keahlian dan ketrampilan membuat rokok kretek. Keahlian dan ketrampilan orang Kudus. Ia memang dibesarkan di Kudus, tapi asli orang tuanya berasal dari kabupaten Kendal sebelah selatan kota Semarang. Ia belajar membuat rokok kretek sejak lulus dari SMK di Kudus, dari tetangga rumahnya. Awalnya memang sulit, berkat kesabaran akhirnya sekarang lebih dari sekedar bisa. <\/p>\n\n\n\n Bangganya lagi, berkat keahlian yang ia miliki, menghasilkan nilai ekonomi yang cukup untuk membantu suami. Hingga dapat menyekolahkan tiga anaknya, anak pertama lulus SMA tahun kemarin dan kemudian lolos menjadi TNI, anak kedua sekarang masih SMA dan anak ketiga jenjang SLTP. <\/p>\n\n\n\n Masuk menjadi pegawai pabrik rokok kretek pun tidaklah mudah, saingannya banyak, ungkap Haryanti. Karena menjadi pegawai pabrik rokok kretek bagi kebanyakan masyarakat Kudus menjadi kebanggaan, selain pendapatannya tetap, juga mendapatkan jaminann sosial, seperti kesehatan dan tunjangan lainnya. Lain itu, kalau di pabrikan besar seperti Djarum, saat usia senja dan dirumahkan mendapat pesangon yang lebih dari cukup, ungkap Haryanti lagi. Ia juga menceritakan, ada tetangganya yang sudah usia lanjut dan tidak lagi bekerja, mendapatkan pesangon yang cukup untuk modal membuat warung klontong dirumah.<\/p>\n\n\n\n Kesaksian Haryanti, sebagai pewaris keahlian membuat kretek salah satu bukti bahwa membuat rokok kretek bukan perkara mudah, perlu proses transformasi ilmu dari ahlinya. Selain itu, mempunyai keahlian membuat rokok kretek menjadi kebanggaan tersendiri, sebagai pemegang tongkat warisan dan juga mempunyai nilai ekonomi yang cukup untuk keluarga. Kebanyakan yang mewarisi adalah kaum perempuan, yang setiap hari pekerjaannya bergelut dengan tembakau, cengkeh dan rokok kretek. Dan yang terpenting menjadi pewaris membuat rokok kretek<\/a> dan menjadi pegawai pabrik rokok kretek masih menjadi kebanggan kebanyakan masyarakat kecil di kota Kudus. \u00a0 Baca: Peran Rokok Kretek Saat Masa Revolusi Fisik di Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n Budaya yang diwariskan oleh H. Djamhari sejak abad 19 yang lalu. Budaya pengetahuan meracik dan mengolah tembakau dengan cengkeh, serta budaya melinting hingga berbentuk kretek. Di tangan para wanita yang terampil inilah, budaya kretek di Kudus tetap lestari. Selain melestarikan budaya membuat kretek, mereka tentunya mendapatkan imbalan yang cukup untuk membantu ekonomi keluarga. <\/p>\n\n\n\n Di Kudus, menjadi pekerja di pabrik pembuatan kretek menjadi kebanggaan. Banyak kaum hawa saling berebut. Dan tidak sembarang orang bisa masuk harus mempunyai pengalaman membuat kretek, minimal pengetahuan. Pengalaman dan pengetahuan meracik dan membuat kretek bukanlah hal yang sederhana. Harus melalui tahapan belajar pelan pelan dan sabar. <\/p>\n\n\n\n Tidak percaya? Silahkan buktikan. Saya pernah melihat sendiri beberapa kali, saat mereka (wanita pembuat kretek) kedatangan tamu, dari mahasiswa sampai pejabat pemerintah lokal dan pusat. Para tamu melihat sendiri ketrampilan para wanita pembuat kretek. Kebanyakan para tamu heran melihat ketrampilan tangan para wanita pekerja pembuat kretek. Karena sangat cepat, bersih dan rapi, seakan-akan seperti mesin. <\/p>\n\n\n\n Baca: Industri Rokok Kretek Nasional, Bertahan dalam Rentetan Panjang Krisis Ekonomi<\/a><\/p>\n\n\n\n Saat berkunjung para tamu dipersilahkan mencoba untuk membuat kretek. Memang kalau dilihat seakan-akan mudah dikerjakan, setelah para tamu mempraktekkan hasilnya nihil alias tidak bisa cepat, bagus dan rapi. Ya hanya jadi serupa lintingan rokok kretek. Ukuran kepadatan isian tembakau dalam bungkus tidak terpenuhi, bentuk konus yang baik juga tidak terpenuhi. Kerapian lintingan dan kecepatan melinting apalagi jauh dari kebiasaan para wanita pembuat kretek. <\/p>\n\n\n\n Perlu diketahui, selain bahan baku yang baik, ukuran kepadatan dan bentuk rokok kretek sangat mempengaruhi rasa. Semisal isian tembakau kurang padat rasanya hambar, begitu pula terlalu padat maka hisapannya berat. Jelas mempengaruhi kenikmatan rokok kretek. Membuat rokok kretek agar mantap rasanya bukan perkara mudah, harus melalui tahapan-tahapan pembelajaran. Selain itu harus benar-benar tekun dan rajin. <\/p>\n\n\n\n Kebanyakan pewaris ketrampilan pembuat rokok kretek di Kudus kaum hawa, dan beragam umurnya, ada yang muda (lulus SMA\/SMK) ada yang sudah usia tua sekitar 50-60an tahun. Pengakuan salah satu wanita sebagai pekerja pembuat kretek di Kudus bernama Haryanti umur 43 tahun warga desa Gondangmanis, ia sangat bangga dapat mewarisi keahlian dan ketrampilan membuat rokok kretek. Keahlian dan ketrampilan orang Kudus. Ia memang dibesarkan di Kudus, tapi asli orang tuanya berasal dari kabupaten Kendal sebelah selatan kota Semarang. Ia belajar membuat rokok kretek sejak lulus dari SMK di Kudus, dari tetangga rumahnya. Awalnya memang sulit, berkat kesabaran akhirnya sekarang lebih dari sekedar bisa. <\/p>\n\n\n\n Bangganya lagi, berkat keahlian yang ia miliki, menghasilkan nilai ekonomi yang cukup untuk membantu suami. Hingga dapat menyekolahkan tiga anaknya, anak pertama lulus SMA tahun kemarin dan kemudian lolos menjadi TNI, anak kedua sekarang masih SMA dan anak ketiga jenjang SLTP. <\/p>\n\n\n\n Masuk menjadi pegawai pabrik rokok kretek pun tidaklah mudah, saingannya banyak, ungkap Haryanti. Karena menjadi pegawai pabrik rokok kretek bagi kebanyakan masyarakat Kudus menjadi kebanggaan, selain pendapatannya tetap, juga mendapatkan jaminann sosial, seperti kesehatan dan tunjangan lainnya. Lain itu, kalau di pabrikan besar seperti Djarum, saat usia senja dan dirumahkan mendapat pesangon yang lebih dari cukup, ungkap Haryanti lagi. Ia juga menceritakan, ada tetangganya yang sudah usia lanjut dan tidak lagi bekerja, mendapatkan pesangon yang cukup untuk modal membuat warung klontong dirumah.<\/p>\n\n\n\n Kesaksian Haryanti, sebagai pewaris keahlian membuat kretek salah satu bukti bahwa membuat rokok kretek bukan perkara mudah, perlu proses transformasi ilmu dari ahlinya. Selain itu, mempunyai keahlian membuat rokok kretek menjadi kebanggaan tersendiri, sebagai pemegang tongkat warisan dan juga mempunyai nilai ekonomi yang cukup untuk keluarga. Kebanyakan yang mewarisi adalah kaum perempuan, yang setiap hari pekerjaannya bergelut dengan tembakau, cengkeh dan rokok kretek. Dan yang terpenting menjadi pewaris membuat rokok kretek<\/a> dan menjadi pegawai pabrik rokok kretek masih menjadi kebanggan kebanyakan masyarakat kecil di kota Kudus. \u00a0 Sekilas Tidak pantas bagi kaum hawa ini keluar masih gelap, tapi di Kudus sudah terlihat terbiasa. Mereka pergi dan beraktitifitas saat banyak orang masih melanjutkan istirahatnya. Bangun tidur, mereka harus mealkukan pekerjaan sebagai ibu dan sebagai istri, menyiapkan kebutuhan anak dan suami untuk pagi sampai siang hari. \u00a0Mereka ini tidak lain berangkat bekerja ke pabrik. Mereka ini adalah pewaris budaya atau lebih tepatnya orang yang melestarikan budaya. Budaya masyarakat Indonesia yang berusia lebih dari seratus tahun.<\/p>\n\n\n\n Baca: Peran Rokok Kretek Saat Masa Revolusi Fisik di Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n Budaya yang diwariskan oleh H. Djamhari sejak abad 19 yang lalu. Budaya pengetahuan meracik dan mengolah tembakau dengan cengkeh, serta budaya melinting hingga berbentuk kretek. Di tangan para wanita yang terampil inilah, budaya kretek di Kudus tetap lestari. Selain melestarikan budaya membuat kretek, mereka tentunya mendapatkan imbalan yang cukup untuk membantu ekonomi keluarga. <\/p>\n\n\n\n Di Kudus, menjadi pekerja di pabrik pembuatan kretek menjadi kebanggaan. Banyak kaum hawa saling berebut. Dan tidak sembarang orang bisa masuk harus mempunyai pengalaman membuat kretek, minimal pengetahuan. Pengalaman dan pengetahuan meracik dan membuat kretek bukanlah hal yang sederhana. Harus melalui tahapan belajar pelan pelan dan sabar. <\/p>\n\n\n\n Tidak percaya? Silahkan buktikan. Saya pernah melihat sendiri beberapa kali, saat mereka (wanita pembuat kretek) kedatangan tamu, dari mahasiswa sampai pejabat pemerintah lokal dan pusat. Para tamu melihat sendiri ketrampilan para wanita pembuat kretek. Kebanyakan para tamu heran melihat ketrampilan tangan para wanita pekerja pembuat kretek. Karena sangat cepat, bersih dan rapi, seakan-akan seperti mesin. <\/p>\n\n\n\n Baca: Industri Rokok Kretek Nasional, Bertahan dalam Rentetan Panjang Krisis Ekonomi<\/a><\/p>\n\n\n\n Saat berkunjung para tamu dipersilahkan mencoba untuk membuat kretek. Memang kalau dilihat seakan-akan mudah dikerjakan, setelah para tamu mempraktekkan hasilnya nihil alias tidak bisa cepat, bagus dan rapi. Ya hanya jadi serupa lintingan rokok kretek. Ukuran kepadatan isian tembakau dalam bungkus tidak terpenuhi, bentuk konus yang baik juga tidak terpenuhi. Kerapian lintingan dan kecepatan melinting apalagi jauh dari kebiasaan para wanita pembuat kretek. <\/p>\n\n\n\n Perlu diketahui, selain bahan baku yang baik, ukuran kepadatan dan bentuk rokok kretek sangat mempengaruhi rasa. Semisal isian tembakau kurang padat rasanya hambar, begitu pula terlalu padat maka hisapannya berat. Jelas mempengaruhi kenikmatan rokok kretek. Membuat rokok kretek agar mantap rasanya bukan perkara mudah, harus melalui tahapan-tahapan pembelajaran. Selain itu harus benar-benar tekun dan rajin. <\/p>\n\n\n\n Kebanyakan pewaris ketrampilan pembuat rokok kretek di Kudus kaum hawa, dan beragam umurnya, ada yang muda (lulus SMA\/SMK) ada yang sudah usia tua sekitar 50-60an tahun. Pengakuan salah satu wanita sebagai pekerja pembuat kretek di Kudus bernama Haryanti umur 43 tahun warga desa Gondangmanis, ia sangat bangga dapat mewarisi keahlian dan ketrampilan membuat rokok kretek. Keahlian dan ketrampilan orang Kudus. Ia memang dibesarkan di Kudus, tapi asli orang tuanya berasal dari kabupaten Kendal sebelah selatan kota Semarang. Ia belajar membuat rokok kretek sejak lulus dari SMK di Kudus, dari tetangga rumahnya. Awalnya memang sulit, berkat kesabaran akhirnya sekarang lebih dari sekedar bisa. <\/p>\n\n\n\n Bangganya lagi, berkat keahlian yang ia miliki, menghasilkan nilai ekonomi yang cukup untuk membantu suami. Hingga dapat menyekolahkan tiga anaknya, anak pertama lulus SMA tahun kemarin dan kemudian lolos menjadi TNI, anak kedua sekarang masih SMA dan anak ketiga jenjang SLTP. <\/p>\n\n\n\n Masuk menjadi pegawai pabrik rokok kretek pun tidaklah mudah, saingannya banyak, ungkap Haryanti. Karena menjadi pegawai pabrik rokok kretek bagi kebanyakan masyarakat Kudus menjadi kebanggaan, selain pendapatannya tetap, juga mendapatkan jaminann sosial, seperti kesehatan dan tunjangan lainnya. Lain itu, kalau di pabrikan besar seperti Djarum, saat usia senja dan dirumahkan mendapat pesangon yang lebih dari cukup, ungkap Haryanti lagi. Ia juga menceritakan, ada tetangganya yang sudah usia lanjut dan tidak lagi bekerja, mendapatkan pesangon yang cukup untuk modal membuat warung klontong dirumah.<\/p>\n\n\n\n Kesaksian Haryanti, sebagai pewaris keahlian membuat kretek salah satu bukti bahwa membuat rokok kretek bukan perkara mudah, perlu proses transformasi ilmu dari ahlinya. Selain itu, mempunyai keahlian membuat rokok kretek menjadi kebanggaan tersendiri, sebagai pemegang tongkat warisan dan juga mempunyai nilai ekonomi yang cukup untuk keluarga. Kebanyakan yang mewarisi adalah kaum perempuan, yang setiap hari pekerjaannya bergelut dengan tembakau, cengkeh dan rokok kretek. Dan yang terpenting menjadi pewaris membuat rokok kretek<\/a> dan menjadi pegawai pabrik rokok kretek masih menjadi kebanggan kebanyakan masyarakat kecil di kota Kudus. \u00a0 Sehabis shubuh suasana masih agak gelap, namun banyak jalan jalan di kota Kudus sudah ramai dan padat, bahkan terjadi kemacetan di banyak titik. Tidak hanya di jalan raya, jalan kampung pun demikian. Terlihat para wanita, ada yang berseragam batik ada yang tidak. Ada yang bawa sepeda motor, sepeda ontel, kebanyakan mereka naik mobil rombongan. Bahkan bayak pula mobil yang di tumpangi pakai bak terbuka (pic up). Hampir tiap sudut di kota Kudus terjadi demikian. Baik dari arah barat, arah selatan, arah timur dan dari utara, ramai para wanita. <\/p>\n\n\n\n Sekilas Tidak pantas bagi kaum hawa ini keluar masih gelap, tapi di Kudus sudah terlihat terbiasa. Mereka pergi dan beraktitifitas saat banyak orang masih melanjutkan istirahatnya. Bangun tidur, mereka harus mealkukan pekerjaan sebagai ibu dan sebagai istri, menyiapkan kebutuhan anak dan suami untuk pagi sampai siang hari. \u00a0Mereka ini tidak lain berangkat bekerja ke pabrik. Mereka ini adalah pewaris budaya atau lebih tepatnya orang yang melestarikan budaya. Budaya masyarakat Indonesia yang berusia lebih dari seratus tahun.<\/p>\n\n\n\n Baca: Peran Rokok Kretek Saat Masa Revolusi Fisik di Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n Budaya yang diwariskan oleh H. Djamhari sejak abad 19 yang lalu. Budaya pengetahuan meracik dan mengolah tembakau dengan cengkeh, serta budaya melinting hingga berbentuk kretek. Di tangan para wanita yang terampil inilah, budaya kretek di Kudus tetap lestari. Selain melestarikan budaya membuat kretek, mereka tentunya mendapatkan imbalan yang cukup untuk membantu ekonomi keluarga. <\/p>\n\n\n\n Di Kudus, menjadi pekerja di pabrik pembuatan kretek menjadi kebanggaan. Banyak kaum hawa saling berebut. Dan tidak sembarang orang bisa masuk harus mempunyai pengalaman membuat kretek, minimal pengetahuan. Pengalaman dan pengetahuan meracik dan membuat kretek bukanlah hal yang sederhana. Harus melalui tahapan belajar pelan pelan dan sabar. <\/p>\n\n\n\n Tidak percaya? Silahkan buktikan. Saya pernah melihat sendiri beberapa kali, saat mereka (wanita pembuat kretek) kedatangan tamu, dari mahasiswa sampai pejabat pemerintah lokal dan pusat. Para tamu melihat sendiri ketrampilan para wanita pembuat kretek. Kebanyakan para tamu heran melihat ketrampilan tangan para wanita pekerja pembuat kretek. Karena sangat cepat, bersih dan rapi, seakan-akan seperti mesin. <\/p>\n\n\n\n Baca: Industri Rokok Kretek Nasional, Bertahan dalam Rentetan Panjang Krisis Ekonomi<\/a><\/p>\n\n\n\n Saat berkunjung para tamu dipersilahkan mencoba untuk membuat kretek. Memang kalau dilihat seakan-akan mudah dikerjakan, setelah para tamu mempraktekkan hasilnya nihil alias tidak bisa cepat, bagus dan rapi. Ya hanya jadi serupa lintingan rokok kretek. Ukuran kepadatan isian tembakau dalam bungkus tidak terpenuhi, bentuk konus yang baik juga tidak terpenuhi. Kerapian lintingan dan kecepatan melinting apalagi jauh dari kebiasaan para wanita pembuat kretek. <\/p>\n\n\n\n Perlu diketahui, selain bahan baku yang baik, ukuran kepadatan dan bentuk rokok kretek sangat mempengaruhi rasa. Semisal isian tembakau kurang padat rasanya hambar, begitu pula terlalu padat maka hisapannya berat. Jelas mempengaruhi kenikmatan rokok kretek. Membuat rokok kretek agar mantap rasanya bukan perkara mudah, harus melalui tahapan-tahapan pembelajaran. Selain itu harus benar-benar tekun dan rajin. <\/p>\n\n\n\n Kebanyakan pewaris ketrampilan pembuat rokok kretek di Kudus kaum hawa, dan beragam umurnya, ada yang muda (lulus SMA\/SMK) ada yang sudah usia tua sekitar 50-60an tahun. Pengakuan salah satu wanita sebagai pekerja pembuat kretek di Kudus bernama Haryanti umur 43 tahun warga desa Gondangmanis, ia sangat bangga dapat mewarisi keahlian dan ketrampilan membuat rokok kretek. Keahlian dan ketrampilan orang Kudus. Ia memang dibesarkan di Kudus, tapi asli orang tuanya berasal dari kabupaten Kendal sebelah selatan kota Semarang. Ia belajar membuat rokok kretek sejak lulus dari SMK di Kudus, dari tetangga rumahnya. Awalnya memang sulit, berkat kesabaran akhirnya sekarang lebih dari sekedar bisa. <\/p>\n\n\n\n Bangganya lagi, berkat keahlian yang ia miliki, menghasilkan nilai ekonomi yang cukup untuk membantu suami. Hingga dapat menyekolahkan tiga anaknya, anak pertama lulus SMA tahun kemarin dan kemudian lolos menjadi TNI, anak kedua sekarang masih SMA dan anak ketiga jenjang SLTP. <\/p>\n\n\n\n Masuk menjadi pegawai pabrik rokok kretek pun tidaklah mudah, saingannya banyak, ungkap Haryanti. Karena menjadi pegawai pabrik rokok kretek bagi kebanyakan masyarakat Kudus menjadi kebanggaan, selain pendapatannya tetap, juga mendapatkan jaminann sosial, seperti kesehatan dan tunjangan lainnya. Lain itu, kalau di pabrikan besar seperti Djarum, saat usia senja dan dirumahkan mendapat pesangon yang lebih dari cukup, ungkap Haryanti lagi. Ia juga menceritakan, ada tetangganya yang sudah usia lanjut dan tidak lagi bekerja, mendapatkan pesangon yang cukup untuk modal membuat warung klontong dirumah.<\/p>\n\n\n\n Kesaksian Haryanti, sebagai pewaris keahlian membuat kretek salah satu bukti bahwa membuat rokok kretek bukan perkara mudah, perlu proses transformasi ilmu dari ahlinya. Selain itu, mempunyai keahlian membuat rokok kretek menjadi kebanggaan tersendiri, sebagai pemegang tongkat warisan dan juga mempunyai nilai ekonomi yang cukup untuk keluarga. Kebanyakan yang mewarisi adalah kaum perempuan, yang setiap hari pekerjaannya bergelut dengan tembakau, cengkeh dan rokok kretek. Dan yang terpenting menjadi pewaris membuat rokok kretek<\/a> dan menjadi pegawai pabrik rokok kretek masih menjadi kebanggan kebanyakan masyarakat kecil di kota Kudus. \u00a0 Inilah beberapa waktu yang nikmat untuk menghisap rokok kretek, adapun untuk relaksasi dan rekreasi tergantung waktun yang dibutuhkan. Tentunya di saat bulan suci Ramadhan, hanya diperbolehkan di malam hari sampai batas fajar shodik atau batas imsak. Jangan lupa dimalam hari untuk niat berpuasa dipagi harinya, begitu seterusnya sampai tanggal bulan suci Ramadhan dalam satu bulan selesai. Demikian, selamat menunaikan ibadah puasa di bulan yang penuh berkah, bulan penuh pahala, bulan suci Ramadhan. Sehabis shubuh suasana masih agak gelap, namun banyak jalan jalan di kota Kudus sudah ramai dan padat, bahkan terjadi kemacetan di banyak titik. Tidak hanya di jalan raya, jalan kampung pun demikian. Terlihat para wanita, ada yang berseragam batik ada yang tidak. Ada yang bawa sepeda motor, sepeda ontel, kebanyakan mereka naik mobil rombongan. Bahkan bayak pula mobil yang di tumpangi pakai bak terbuka (pic up). Hampir tiap sudut di kota Kudus terjadi demikian. Baik dari arah barat, arah selatan, arah timur dan dari utara, ramai para wanita. <\/p>\n\n\n\n Sekilas Tidak pantas bagi kaum hawa ini keluar masih gelap, tapi di Kudus sudah terlihat terbiasa. Mereka pergi dan beraktitifitas saat banyak orang masih melanjutkan istirahatnya. Bangun tidur, mereka harus mealkukan pekerjaan sebagai ibu dan sebagai istri, menyiapkan kebutuhan anak dan suami untuk pagi sampai siang hari. \u00a0Mereka ini tidak lain berangkat bekerja ke pabrik. Mereka ini adalah pewaris budaya atau lebih tepatnya orang yang melestarikan budaya. Budaya masyarakat Indonesia yang berusia lebih dari seratus tahun.<\/p>\n\n\n\n Baca: Peran Rokok Kretek Saat Masa Revolusi Fisik di Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n Budaya yang diwariskan oleh H. Djamhari sejak abad 19 yang lalu. Budaya pengetahuan meracik dan mengolah tembakau dengan cengkeh, serta budaya melinting hingga berbentuk kretek. Di tangan para wanita yang terampil inilah, budaya kretek di Kudus tetap lestari. Selain melestarikan budaya membuat kretek, mereka tentunya mendapatkan imbalan yang cukup untuk membantu ekonomi keluarga. <\/p>\n\n\n\n Di Kudus, menjadi pekerja di pabrik pembuatan kretek menjadi kebanggaan. Banyak kaum hawa saling berebut. Dan tidak sembarang orang bisa masuk harus mempunyai pengalaman membuat kretek, minimal pengetahuan. Pengalaman dan pengetahuan meracik dan membuat kretek bukanlah hal yang sederhana. Harus melalui tahapan belajar pelan pelan dan sabar. <\/p>\n\n\n\n Tidak percaya? Silahkan buktikan. Saya pernah melihat sendiri beberapa kali, saat mereka (wanita pembuat kretek) kedatangan tamu, dari mahasiswa sampai pejabat pemerintah lokal dan pusat. Para tamu melihat sendiri ketrampilan para wanita pembuat kretek. Kebanyakan para tamu heran melihat ketrampilan tangan para wanita pekerja pembuat kretek. Karena sangat cepat, bersih dan rapi, seakan-akan seperti mesin. <\/p>\n\n\n\n Baca: Industri Rokok Kretek Nasional, Bertahan dalam Rentetan Panjang Krisis Ekonomi<\/a><\/p>\n\n\n\n Saat berkunjung para tamu dipersilahkan mencoba untuk membuat kretek. Memang kalau dilihat seakan-akan mudah dikerjakan, setelah para tamu mempraktekkan hasilnya nihil alias tidak bisa cepat, bagus dan rapi. Ya hanya jadi serupa lintingan rokok kretek. Ukuran kepadatan isian tembakau dalam bungkus tidak terpenuhi, bentuk konus yang baik juga tidak terpenuhi. Kerapian lintingan dan kecepatan melinting apalagi jauh dari kebiasaan para wanita pembuat kretek. <\/p>\n\n\n\n Perlu diketahui, selain bahan baku yang baik, ukuran kepadatan dan bentuk rokok kretek sangat mempengaruhi rasa. Semisal isian tembakau kurang padat rasanya hambar, begitu pula terlalu padat maka hisapannya berat. Jelas mempengaruhi kenikmatan rokok kretek. Membuat rokok kretek agar mantap rasanya bukan perkara mudah, harus melalui tahapan-tahapan pembelajaran. Selain itu harus benar-benar tekun dan rajin. <\/p>\n\n\n\n Kebanyakan pewaris ketrampilan pembuat rokok kretek di Kudus kaum hawa, dan beragam umurnya, ada yang muda (lulus SMA\/SMK) ada yang sudah usia tua sekitar 50-60an tahun. Pengakuan salah satu wanita sebagai pekerja pembuat kretek di Kudus bernama Haryanti umur 43 tahun warga desa Gondangmanis, ia sangat bangga dapat mewarisi keahlian dan ketrampilan membuat rokok kretek. Keahlian dan ketrampilan orang Kudus. Ia memang dibesarkan di Kudus, tapi asli orang tuanya berasal dari kabupaten Kendal sebelah selatan kota Semarang. Ia belajar membuat rokok kretek sejak lulus dari SMK di Kudus, dari tetangga rumahnya. Awalnya memang sulit, berkat kesabaran akhirnya sekarang lebih dari sekedar bisa. <\/p>\n\n\n\n Bangganya lagi, berkat keahlian yang ia miliki, menghasilkan nilai ekonomi yang cukup untuk membantu suami. Hingga dapat menyekolahkan tiga anaknya, anak pertama lulus SMA tahun kemarin dan kemudian lolos menjadi TNI, anak kedua sekarang masih SMA dan anak ketiga jenjang SLTP. <\/p>\n\n\n\n Masuk menjadi pegawai pabrik rokok kretek pun tidaklah mudah, saingannya banyak, ungkap Haryanti. Karena menjadi pegawai pabrik rokok kretek bagi kebanyakan masyarakat Kudus menjadi kebanggaan, selain pendapatannya tetap, juga mendapatkan jaminann sosial, seperti kesehatan dan tunjangan lainnya. Lain itu, kalau di pabrikan besar seperti Djarum, saat usia senja dan dirumahkan mendapat pesangon yang lebih dari cukup, ungkap Haryanti lagi. Ia juga menceritakan, ada tetangganya yang sudah usia lanjut dan tidak lagi bekerja, mendapatkan pesangon yang cukup untuk modal membuat warung klontong dirumah.<\/p>\n\n\n\n Kesaksian Haryanti, sebagai pewaris keahlian membuat kretek salah satu bukti bahwa membuat rokok kretek bukan perkara mudah, perlu proses transformasi ilmu dari ahlinya. Selain itu, mempunyai keahlian membuat rokok kretek menjadi kebanggaan tersendiri, sebagai pemegang tongkat warisan dan juga mempunyai nilai ekonomi yang cukup untuk keluarga. Kebanyakan yang mewarisi adalah kaum perempuan, yang setiap hari pekerjaannya bergelut dengan tembakau, cengkeh dan rokok kretek. Dan yang terpenting menjadi pewaris membuat rokok kretek<\/a> dan menjadi pegawai pabrik rokok kretek masih menjadi kebanggan kebanyakan masyarakat kecil di kota Kudus. \u00a0 Kelima<\/strong>, menjelang waktu imsak, waktu yang terakhir boleh makan, minum dan merokok. Waktu yang sangat nikmat merokok kretek karena sebagai pamungkas. Tapi jangan lupa tetap diakhiri minum air putih dan gosok gigi.<\/p>\n\n\n\n Inilah beberapa waktu yang nikmat untuk menghisap rokok kretek, adapun untuk relaksasi dan rekreasi tergantung waktun yang dibutuhkan. Tentunya di saat bulan suci Ramadhan, hanya diperbolehkan di malam hari sampai batas fajar shodik atau batas imsak. Jangan lupa dimalam hari untuk niat berpuasa dipagi harinya, begitu seterusnya sampai tanggal bulan suci Ramadhan dalam satu bulan selesai. Demikian, selamat menunaikan ibadah puasa di bulan yang penuh berkah, bulan penuh pahala, bulan suci Ramadhan. Sehabis shubuh suasana masih agak gelap, namun banyak jalan jalan di kota Kudus sudah ramai dan padat, bahkan terjadi kemacetan di banyak titik. Tidak hanya di jalan raya, jalan kampung pun demikian. Terlihat para wanita, ada yang berseragam batik ada yang tidak. Ada yang bawa sepeda motor, sepeda ontel, kebanyakan mereka naik mobil rombongan. Bahkan bayak pula mobil yang di tumpangi pakai bak terbuka (pic up). Hampir tiap sudut di kota Kudus terjadi demikian. Baik dari arah barat, arah selatan, arah timur dan dari utara, ramai para wanita. <\/p>\n\n\n\n Sekilas Tidak pantas bagi kaum hawa ini keluar masih gelap, tapi di Kudus sudah terlihat terbiasa. Mereka pergi dan beraktitifitas saat banyak orang masih melanjutkan istirahatnya. Bangun tidur, mereka harus mealkukan pekerjaan sebagai ibu dan sebagai istri, menyiapkan kebutuhan anak dan suami untuk pagi sampai siang hari. \u00a0Mereka ini tidak lain berangkat bekerja ke pabrik. Mereka ini adalah pewaris budaya atau lebih tepatnya orang yang melestarikan budaya. Budaya masyarakat Indonesia yang berusia lebih dari seratus tahun.<\/p>\n\n\n\n Baca: Peran Rokok Kretek Saat Masa Revolusi Fisik di Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n Budaya yang diwariskan oleh H. Djamhari sejak abad 19 yang lalu. Budaya pengetahuan meracik dan mengolah tembakau dengan cengkeh, serta budaya melinting hingga berbentuk kretek. Di tangan para wanita yang terampil inilah, budaya kretek di Kudus tetap lestari. Selain melestarikan budaya membuat kretek, mereka tentunya mendapatkan imbalan yang cukup untuk membantu ekonomi keluarga. <\/p>\n\n\n\n Di Kudus, menjadi pekerja di pabrik pembuatan kretek menjadi kebanggaan. Banyak kaum hawa saling berebut. Dan tidak sembarang orang bisa masuk harus mempunyai pengalaman membuat kretek, minimal pengetahuan. Pengalaman dan pengetahuan meracik dan membuat kretek bukanlah hal yang sederhana. Harus melalui tahapan belajar pelan pelan dan sabar. <\/p>\n\n\n\n Tidak percaya? Silahkan buktikan. Saya pernah melihat sendiri beberapa kali, saat mereka (wanita pembuat kretek) kedatangan tamu, dari mahasiswa sampai pejabat pemerintah lokal dan pusat. Para tamu melihat sendiri ketrampilan para wanita pembuat kretek. Kebanyakan para tamu heran melihat ketrampilan tangan para wanita pekerja pembuat kretek. Karena sangat cepat, bersih dan rapi, seakan-akan seperti mesin. <\/p>\n\n\n\n Baca: Industri Rokok Kretek Nasional, Bertahan dalam Rentetan Panjang Krisis Ekonomi<\/a><\/p>\n\n\n\n Saat berkunjung para tamu dipersilahkan mencoba untuk membuat kretek. Memang kalau dilihat seakan-akan mudah dikerjakan, setelah para tamu mempraktekkan hasilnya nihil alias tidak bisa cepat, bagus dan rapi. Ya hanya jadi serupa lintingan rokok kretek. Ukuran kepadatan isian tembakau dalam bungkus tidak terpenuhi, bentuk konus yang baik juga tidak terpenuhi. Kerapian lintingan dan kecepatan melinting apalagi jauh dari kebiasaan para wanita pembuat kretek. <\/p>\n\n\n\n Perlu diketahui, selain bahan baku yang baik, ukuran kepadatan dan bentuk rokok kretek sangat mempengaruhi rasa. Semisal isian tembakau kurang padat rasanya hambar, begitu pula terlalu padat maka hisapannya berat. Jelas mempengaruhi kenikmatan rokok kretek. Membuat rokok kretek agar mantap rasanya bukan perkara mudah, harus melalui tahapan-tahapan pembelajaran. Selain itu harus benar-benar tekun dan rajin. <\/p>\n\n\n\n Kebanyakan pewaris ketrampilan pembuat rokok kretek di Kudus kaum hawa, dan beragam umurnya, ada yang muda (lulus SMA\/SMK) ada yang sudah usia tua sekitar 50-60an tahun. Pengakuan salah satu wanita sebagai pekerja pembuat kretek di Kudus bernama Haryanti umur 43 tahun warga desa Gondangmanis, ia sangat bangga dapat mewarisi keahlian dan ketrampilan membuat rokok kretek. Keahlian dan ketrampilan orang Kudus. Ia memang dibesarkan di Kudus, tapi asli orang tuanya berasal dari kabupaten Kendal sebelah selatan kota Semarang. Ia belajar membuat rokok kretek sejak lulus dari SMK di Kudus, dari tetangga rumahnya. Awalnya memang sulit, berkat kesabaran akhirnya sekarang lebih dari sekedar bisa. <\/p>\n\n\n\n Bangganya lagi, berkat keahlian yang ia miliki, menghasilkan nilai ekonomi yang cukup untuk membantu suami. Hingga dapat menyekolahkan tiga anaknya, anak pertama lulus SMA tahun kemarin dan kemudian lolos menjadi TNI, anak kedua sekarang masih SMA dan anak ketiga jenjang SLTP. <\/p>\n\n\n\n Masuk menjadi pegawai pabrik rokok kretek pun tidaklah mudah, saingannya banyak, ungkap Haryanti. Karena menjadi pegawai pabrik rokok kretek bagi kebanyakan masyarakat Kudus menjadi kebanggaan, selain pendapatannya tetap, juga mendapatkan jaminann sosial, seperti kesehatan dan tunjangan lainnya. Lain itu, kalau di pabrikan besar seperti Djarum, saat usia senja dan dirumahkan mendapat pesangon yang lebih dari cukup, ungkap Haryanti lagi. Ia juga menceritakan, ada tetangganya yang sudah usia lanjut dan tidak lagi bekerja, mendapatkan pesangon yang cukup untuk modal membuat warung klontong dirumah.<\/p>\n\n\n\n Kesaksian Haryanti, sebagai pewaris keahlian membuat kretek salah satu bukti bahwa membuat rokok kretek bukan perkara mudah, perlu proses transformasi ilmu dari ahlinya. Selain itu, mempunyai keahlian membuat rokok kretek menjadi kebanggaan tersendiri, sebagai pemegang tongkat warisan dan juga mempunyai nilai ekonomi yang cukup untuk keluarga. Kebanyakan yang mewarisi adalah kaum perempuan, yang setiap hari pekerjaannya bergelut dengan tembakau, cengkeh dan rokok kretek. Dan yang terpenting menjadi pewaris membuat rokok kretek<\/a> dan menjadi pegawai pabrik rokok kretek masih menjadi kebanggan kebanyakan masyarakat kecil di kota Kudus. \u00a0 Keempat<\/strong>, setelah sahur, setelah makan sahur juga waktu yang sangat nikmat merokok kretek sambil membawa sisa minuman.<\/p>\n\n\n\n Kelima<\/strong>, menjelang waktu imsak, waktu yang terakhir boleh makan, minum dan merokok. Waktu yang sangat nikmat merokok kretek karena sebagai pamungkas. Tapi jangan lupa tetap diakhiri minum air putih dan gosok gigi.<\/p>\n\n\n\n Inilah beberapa waktu yang nikmat untuk menghisap rokok kretek, adapun untuk relaksasi dan rekreasi tergantung waktun yang dibutuhkan. Tentunya di saat bulan suci Ramadhan, hanya diperbolehkan di malam hari sampai batas fajar shodik atau batas imsak. Jangan lupa dimalam hari untuk niat berpuasa dipagi harinya, begitu seterusnya sampai tanggal bulan suci Ramadhan dalam satu bulan selesai. Demikian, selamat menunaikan ibadah puasa di bulan yang penuh berkah, bulan penuh pahala, bulan suci Ramadhan. Sehabis shubuh suasana masih agak gelap, namun banyak jalan jalan di kota Kudus sudah ramai dan padat, bahkan terjadi kemacetan di banyak titik. Tidak hanya di jalan raya, jalan kampung pun demikian. Terlihat para wanita, ada yang berseragam batik ada yang tidak. Ada yang bawa sepeda motor, sepeda ontel, kebanyakan mereka naik mobil rombongan. Bahkan bayak pula mobil yang di tumpangi pakai bak terbuka (pic up). Hampir tiap sudut di kota Kudus terjadi demikian. Baik dari arah barat, arah selatan, arah timur dan dari utara, ramai para wanita. <\/p>\n\n\n\n Sekilas Tidak pantas bagi kaum hawa ini keluar masih gelap, tapi di Kudus sudah terlihat terbiasa. Mereka pergi dan beraktitifitas saat banyak orang masih melanjutkan istirahatnya. Bangun tidur, mereka harus mealkukan pekerjaan sebagai ibu dan sebagai istri, menyiapkan kebutuhan anak dan suami untuk pagi sampai siang hari. \u00a0Mereka ini tidak lain berangkat bekerja ke pabrik. Mereka ini adalah pewaris budaya atau lebih tepatnya orang yang melestarikan budaya. Budaya masyarakat Indonesia yang berusia lebih dari seratus tahun.<\/p>\n\n\n\n Baca: Peran Rokok Kretek Saat Masa Revolusi Fisik di Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n Budaya yang diwariskan oleh H. Djamhari sejak abad 19 yang lalu. Budaya pengetahuan meracik dan mengolah tembakau dengan cengkeh, serta budaya melinting hingga berbentuk kretek. Di tangan para wanita yang terampil inilah, budaya kretek di Kudus tetap lestari. Selain melestarikan budaya membuat kretek, mereka tentunya mendapatkan imbalan yang cukup untuk membantu ekonomi keluarga. <\/p>\n\n\n\n Di Kudus, menjadi pekerja di pabrik pembuatan kretek menjadi kebanggaan. Banyak kaum hawa saling berebut. Dan tidak sembarang orang bisa masuk harus mempunyai pengalaman membuat kretek, minimal pengetahuan. Pengalaman dan pengetahuan meracik dan membuat kretek bukanlah hal yang sederhana. Harus melalui tahapan belajar pelan pelan dan sabar. <\/p>\n\n\n\n Tidak percaya? Silahkan buktikan. Saya pernah melihat sendiri beberapa kali, saat mereka (wanita pembuat kretek) kedatangan tamu, dari mahasiswa sampai pejabat pemerintah lokal dan pusat. Para tamu melihat sendiri ketrampilan para wanita pembuat kretek. Kebanyakan para tamu heran melihat ketrampilan tangan para wanita pekerja pembuat kretek. Karena sangat cepat, bersih dan rapi, seakan-akan seperti mesin. <\/p>\n\n\n\n Baca: Industri Rokok Kretek Nasional, Bertahan dalam Rentetan Panjang Krisis Ekonomi<\/a><\/p>\n\n\n\n Saat berkunjung para tamu dipersilahkan mencoba untuk membuat kretek. Memang kalau dilihat seakan-akan mudah dikerjakan, setelah para tamu mempraktekkan hasilnya nihil alias tidak bisa cepat, bagus dan rapi. Ya hanya jadi serupa lintingan rokok kretek. Ukuran kepadatan isian tembakau dalam bungkus tidak terpenuhi, bentuk konus yang baik juga tidak terpenuhi. Kerapian lintingan dan kecepatan melinting apalagi jauh dari kebiasaan para wanita pembuat kretek. <\/p>\n\n\n\n Perlu diketahui, selain bahan baku yang baik, ukuran kepadatan dan bentuk rokok kretek sangat mempengaruhi rasa. Semisal isian tembakau kurang padat rasanya hambar, begitu pula terlalu padat maka hisapannya berat. Jelas mempengaruhi kenikmatan rokok kretek. Membuat rokok kretek agar mantap rasanya bukan perkara mudah, harus melalui tahapan-tahapan pembelajaran. Selain itu harus benar-benar tekun dan rajin. <\/p>\n\n\n\n Kebanyakan pewaris ketrampilan pembuat rokok kretek di Kudus kaum hawa, dan beragam umurnya, ada yang muda (lulus SMA\/SMK) ada yang sudah usia tua sekitar 50-60an tahun. Pengakuan salah satu wanita sebagai pekerja pembuat kretek di Kudus bernama Haryanti umur 43 tahun warga desa Gondangmanis, ia sangat bangga dapat mewarisi keahlian dan ketrampilan membuat rokok kretek. Keahlian dan ketrampilan orang Kudus. Ia memang dibesarkan di Kudus, tapi asli orang tuanya berasal dari kabupaten Kendal sebelah selatan kota Semarang. Ia belajar membuat rokok kretek sejak lulus dari SMK di Kudus, dari tetangga rumahnya. Awalnya memang sulit, berkat kesabaran akhirnya sekarang lebih dari sekedar bisa. <\/p>\n\n\n\n Bangganya lagi, berkat keahlian yang ia miliki, menghasilkan nilai ekonomi yang cukup untuk membantu suami. Hingga dapat menyekolahkan tiga anaknya, anak pertama lulus SMA tahun kemarin dan kemudian lolos menjadi TNI, anak kedua sekarang masih SMA dan anak ketiga jenjang SLTP. <\/p>\n\n\n\n Masuk menjadi pegawai pabrik rokok kretek pun tidaklah mudah, saingannya banyak, ungkap Haryanti. Karena menjadi pegawai pabrik rokok kretek bagi kebanyakan masyarakat Kudus menjadi kebanggaan, selain pendapatannya tetap, juga mendapatkan jaminann sosial, seperti kesehatan dan tunjangan lainnya. Lain itu, kalau di pabrikan besar seperti Djarum, saat usia senja dan dirumahkan mendapat pesangon yang lebih dari cukup, ungkap Haryanti lagi. Ia juga menceritakan, ada tetangganya yang sudah usia lanjut dan tidak lagi bekerja, mendapatkan pesangon yang cukup untuk modal membuat warung klontong dirumah.<\/p>\n\n\n\n Kesaksian Haryanti, sebagai pewaris keahlian membuat kretek salah satu bukti bahwa membuat rokok kretek bukan perkara mudah, perlu proses transformasi ilmu dari ahlinya. Selain itu, mempunyai keahlian membuat rokok kretek menjadi kebanggaan tersendiri, sebagai pemegang tongkat warisan dan juga mempunyai nilai ekonomi yang cukup untuk keluarga. Kebanyakan yang mewarisi adalah kaum perempuan, yang setiap hari pekerjaannya bergelut dengan tembakau, cengkeh dan rokok kretek. Dan yang terpenting menjadi pewaris membuat rokok kretek<\/a> dan menjadi pegawai pabrik rokok kretek masih menjadi kebanggan kebanyakan masyarakat kecil di kota Kudus. \u00a0 Ketiga<\/strong>, setelah tadarus al-Quran malam hari di masjid atau musholla, sudah menjadi adat setelah sholat tarawih di masjid atau musholla diadakan baca al-Quran bergantian disebut tadarus al-Quran, selesai tadarus \u00a0biasanya ngobrol sebentar sambil menikmati hidangan dari masyarakat dan minuman malah terkadang kopi, disitulah waktu yang nikmat merokok kretek sambil ngobrol, makan dan minum.<\/p>\n\n\n\n Keempat<\/strong>, setelah sahur, setelah makan sahur juga waktu yang sangat nikmat merokok kretek sambil membawa sisa minuman.<\/p>\n\n\n\n Kelima<\/strong>, menjelang waktu imsak, waktu yang terakhir boleh makan, minum dan merokok. Waktu yang sangat nikmat merokok kretek karena sebagai pamungkas. Tapi jangan lupa tetap diakhiri minum air putih dan gosok gigi.<\/p>\n\n\n\n Inilah beberapa waktu yang nikmat untuk menghisap rokok kretek, adapun untuk relaksasi dan rekreasi tergantung waktun yang dibutuhkan. Tentunya di saat bulan suci Ramadhan, hanya diperbolehkan di malam hari sampai batas fajar shodik atau batas imsak. Jangan lupa dimalam hari untuk niat berpuasa dipagi harinya, begitu seterusnya sampai tanggal bulan suci Ramadhan dalam satu bulan selesai. Demikian, selamat menunaikan ibadah puasa di bulan yang penuh berkah, bulan penuh pahala, bulan suci Ramadhan. Sehabis shubuh suasana masih agak gelap, namun banyak jalan jalan di kota Kudus sudah ramai dan padat, bahkan terjadi kemacetan di banyak titik. Tidak hanya di jalan raya, jalan kampung pun demikian. Terlihat para wanita, ada yang berseragam batik ada yang tidak. Ada yang bawa sepeda motor, sepeda ontel, kebanyakan mereka naik mobil rombongan. Bahkan bayak pula mobil yang di tumpangi pakai bak terbuka (pic up). Hampir tiap sudut di kota Kudus terjadi demikian. Baik dari arah barat, arah selatan, arah timur dan dari utara, ramai para wanita. <\/p>\n\n\n\n Sekilas Tidak pantas bagi kaum hawa ini keluar masih gelap, tapi di Kudus sudah terlihat terbiasa. Mereka pergi dan beraktitifitas saat banyak orang masih melanjutkan istirahatnya. Bangun tidur, mereka harus mealkukan pekerjaan sebagai ibu dan sebagai istri, menyiapkan kebutuhan anak dan suami untuk pagi sampai siang hari. \u00a0Mereka ini tidak lain berangkat bekerja ke pabrik. Mereka ini adalah pewaris budaya atau lebih tepatnya orang yang melestarikan budaya. Budaya masyarakat Indonesia yang berusia lebih dari seratus tahun.<\/p>\n\n\n\n Baca: Peran Rokok Kretek Saat Masa Revolusi Fisik di Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n Budaya yang diwariskan oleh H. Djamhari sejak abad 19 yang lalu. Budaya pengetahuan meracik dan mengolah tembakau dengan cengkeh, serta budaya melinting hingga berbentuk kretek. Di tangan para wanita yang terampil inilah, budaya kretek di Kudus tetap lestari. Selain melestarikan budaya membuat kretek, mereka tentunya mendapatkan imbalan yang cukup untuk membantu ekonomi keluarga. <\/p>\n\n\n\n Di Kudus, menjadi pekerja di pabrik pembuatan kretek menjadi kebanggaan. Banyak kaum hawa saling berebut. Dan tidak sembarang orang bisa masuk harus mempunyai pengalaman membuat kretek, minimal pengetahuan. Pengalaman dan pengetahuan meracik dan membuat kretek bukanlah hal yang sederhana. Harus melalui tahapan belajar pelan pelan dan sabar. <\/p>\n\n\n\n Tidak percaya? Silahkan buktikan. Saya pernah melihat sendiri beberapa kali, saat mereka (wanita pembuat kretek) kedatangan tamu, dari mahasiswa sampai pejabat pemerintah lokal dan pusat. Para tamu melihat sendiri ketrampilan para wanita pembuat kretek. Kebanyakan para tamu heran melihat ketrampilan tangan para wanita pekerja pembuat kretek. Karena sangat cepat, bersih dan rapi, seakan-akan seperti mesin. <\/p>\n\n\n\n Baca: Industri Rokok Kretek Nasional, Bertahan dalam Rentetan Panjang Krisis Ekonomi<\/a><\/p>\n\n\n\n Saat berkunjung para tamu dipersilahkan mencoba untuk membuat kretek. Memang kalau dilihat seakan-akan mudah dikerjakan, setelah para tamu mempraktekkan hasilnya nihil alias tidak bisa cepat, bagus dan rapi. Ya hanya jadi serupa lintingan rokok kretek. Ukuran kepadatan isian tembakau dalam bungkus tidak terpenuhi, bentuk konus yang baik juga tidak terpenuhi. Kerapian lintingan dan kecepatan melinting apalagi jauh dari kebiasaan para wanita pembuat kretek. <\/p>\n\n\n\n Perlu diketahui, selain bahan baku yang baik, ukuran kepadatan dan bentuk rokok kretek sangat mempengaruhi rasa. Semisal isian tembakau kurang padat rasanya hambar, begitu pula terlalu padat maka hisapannya berat. Jelas mempengaruhi kenikmatan rokok kretek. Membuat rokok kretek agar mantap rasanya bukan perkara mudah, harus melalui tahapan-tahapan pembelajaran. Selain itu harus benar-benar tekun dan rajin. <\/p>\n\n\n\n Kebanyakan pewaris ketrampilan pembuat rokok kretek di Kudus kaum hawa, dan beragam umurnya, ada yang muda (lulus SMA\/SMK) ada yang sudah usia tua sekitar 50-60an tahun. Pengakuan salah satu wanita sebagai pekerja pembuat kretek di Kudus bernama Haryanti umur 43 tahun warga desa Gondangmanis, ia sangat bangga dapat mewarisi keahlian dan ketrampilan membuat rokok kretek. Keahlian dan ketrampilan orang Kudus. Ia memang dibesarkan di Kudus, tapi asli orang tuanya berasal dari kabupaten Kendal sebelah selatan kota Semarang. Ia belajar membuat rokok kretek sejak lulus dari SMK di Kudus, dari tetangga rumahnya. Awalnya memang sulit, berkat kesabaran akhirnya sekarang lebih dari sekedar bisa. <\/p>\n\n\n\n Bangganya lagi, berkat keahlian yang ia miliki, menghasilkan nilai ekonomi yang cukup untuk membantu suami. Hingga dapat menyekolahkan tiga anaknya, anak pertama lulus SMA tahun kemarin dan kemudian lolos menjadi TNI, anak kedua sekarang masih SMA dan anak ketiga jenjang SLTP. <\/p>\n\n\n\n Masuk menjadi pegawai pabrik rokok kretek pun tidaklah mudah, saingannya banyak, ungkap Haryanti. Karena menjadi pegawai pabrik rokok kretek bagi kebanyakan masyarakat Kudus menjadi kebanggaan, selain pendapatannya tetap, juga mendapatkan jaminann sosial, seperti kesehatan dan tunjangan lainnya. Lain itu, kalau di pabrikan besar seperti Djarum, saat usia senja dan dirumahkan mendapat pesangon yang lebih dari cukup, ungkap Haryanti lagi. Ia juga menceritakan, ada tetangganya yang sudah usia lanjut dan tidak lagi bekerja, mendapatkan pesangon yang cukup untuk modal membuat warung klontong dirumah.<\/p>\n\n\n\n Kesaksian Haryanti, sebagai pewaris keahlian membuat kretek salah satu bukti bahwa membuat rokok kretek bukan perkara mudah, perlu proses transformasi ilmu dari ahlinya. Selain itu, mempunyai keahlian membuat rokok kretek menjadi kebanggaan tersendiri, sebagai pemegang tongkat warisan dan juga mempunyai nilai ekonomi yang cukup untuk keluarga. Kebanyakan yang mewarisi adalah kaum perempuan, yang setiap hari pekerjaannya bergelut dengan tembakau, cengkeh dan rokok kretek. Dan yang terpenting menjadi pewaris membuat rokok kretek<\/a> dan menjadi pegawai pabrik rokok kretek masih menjadi kebanggan kebanyakan masyarakat kecil di kota Kudus. \u00a0 Kedua<\/strong>, setelah sholat, baik setelah sholat magrib yang dilaksanakan setelah makan dan minum buka puasa, atau setelah sholat tarawih selesai. Setelah kewajiban kita mentaati agama selesai, serasa hati plong dan disaat itulah sangat nikmat merokok kretek.<\/p>\n\n\n\n Ketiga<\/strong>, setelah tadarus al-Quran malam hari di masjid atau musholla, sudah menjadi adat setelah sholat tarawih di masjid atau musholla diadakan baca al-Quran bergantian disebut tadarus al-Quran, selesai tadarus \u00a0biasanya ngobrol sebentar sambil menikmati hidangan dari masyarakat dan minuman malah terkadang kopi, disitulah waktu yang nikmat merokok kretek sambil ngobrol, makan dan minum.<\/p>\n\n\n\n Keempat<\/strong>, setelah sahur, setelah makan sahur juga waktu yang sangat nikmat merokok kretek sambil membawa sisa minuman.<\/p>\n\n\n\n Kelima<\/strong>, menjelang waktu imsak, waktu yang terakhir boleh makan, minum dan merokok. Waktu yang sangat nikmat merokok kretek karena sebagai pamungkas. Tapi jangan lupa tetap diakhiri minum air putih dan gosok gigi.<\/p>\n\n\n\n Inilah beberapa waktu yang nikmat untuk menghisap rokok kretek, adapun untuk relaksasi dan rekreasi tergantung waktun yang dibutuhkan. Tentunya di saat bulan suci Ramadhan, hanya diperbolehkan di malam hari sampai batas fajar shodik atau batas imsak. Jangan lupa dimalam hari untuk niat berpuasa dipagi harinya, begitu seterusnya sampai tanggal bulan suci Ramadhan dalam satu bulan selesai. Demikian, selamat menunaikan ibadah puasa di bulan yang penuh berkah, bulan penuh pahala, bulan suci Ramadhan. Sehabis shubuh suasana masih agak gelap, namun banyak jalan jalan di kota Kudus sudah ramai dan padat, bahkan terjadi kemacetan di banyak titik. Tidak hanya di jalan raya, jalan kampung pun demikian. Terlihat para wanita, ada yang berseragam batik ada yang tidak. Ada yang bawa sepeda motor, sepeda ontel, kebanyakan mereka naik mobil rombongan. Bahkan bayak pula mobil yang di tumpangi pakai bak terbuka (pic up). Hampir tiap sudut di kota Kudus terjadi demikian. Baik dari arah barat, arah selatan, arah timur dan dari utara, ramai para wanita. <\/p>\n\n\n\n Sekilas Tidak pantas bagi kaum hawa ini keluar masih gelap, tapi di Kudus sudah terlihat terbiasa. Mereka pergi dan beraktitifitas saat banyak orang masih melanjutkan istirahatnya. Bangun tidur, mereka harus mealkukan pekerjaan sebagai ibu dan sebagai istri, menyiapkan kebutuhan anak dan suami untuk pagi sampai siang hari. \u00a0Mereka ini tidak lain berangkat bekerja ke pabrik. Mereka ini adalah pewaris budaya atau lebih tepatnya orang yang melestarikan budaya. Budaya masyarakat Indonesia yang berusia lebih dari seratus tahun.<\/p>\n\n\n\n Baca: Peran Rokok Kretek Saat Masa Revolusi Fisik di Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n Budaya yang diwariskan oleh H. Djamhari sejak abad 19 yang lalu. Budaya pengetahuan meracik dan mengolah tembakau dengan cengkeh, serta budaya melinting hingga berbentuk kretek. Di tangan para wanita yang terampil inilah, budaya kretek di Kudus tetap lestari. Selain melestarikan budaya membuat kretek, mereka tentunya mendapatkan imbalan yang cukup untuk membantu ekonomi keluarga. <\/p>\n\n\n\n Di Kudus, menjadi pekerja di pabrik pembuatan kretek menjadi kebanggaan. Banyak kaum hawa saling berebut. Dan tidak sembarang orang bisa masuk harus mempunyai pengalaman membuat kretek, minimal pengetahuan. Pengalaman dan pengetahuan meracik dan membuat kretek bukanlah hal yang sederhana. Harus melalui tahapan belajar pelan pelan dan sabar. <\/p>\n\n\n\n Tidak percaya? Silahkan buktikan. Saya pernah melihat sendiri beberapa kali, saat mereka (wanita pembuat kretek) kedatangan tamu, dari mahasiswa sampai pejabat pemerintah lokal dan pusat. Para tamu melihat sendiri ketrampilan para wanita pembuat kretek. Kebanyakan para tamu heran melihat ketrampilan tangan para wanita pekerja pembuat kretek. Karena sangat cepat, bersih dan rapi, seakan-akan seperti mesin. <\/p>\n\n\n\n Baca: Industri Rokok Kretek Nasional, Bertahan dalam Rentetan Panjang Krisis Ekonomi<\/a><\/p>\n\n\n\n Saat berkunjung para tamu dipersilahkan mencoba untuk membuat kretek. Memang kalau dilihat seakan-akan mudah dikerjakan, setelah para tamu mempraktekkan hasilnya nihil alias tidak bisa cepat, bagus dan rapi. Ya hanya jadi serupa lintingan rokok kretek. Ukuran kepadatan isian tembakau dalam bungkus tidak terpenuhi, bentuk konus yang baik juga tidak terpenuhi. Kerapian lintingan dan kecepatan melinting apalagi jauh dari kebiasaan para wanita pembuat kretek. <\/p>\n\n\n\n Perlu diketahui, selain bahan baku yang baik, ukuran kepadatan dan bentuk rokok kretek sangat mempengaruhi rasa. Semisal isian tembakau kurang padat rasanya hambar, begitu pula terlalu padat maka hisapannya berat. Jelas mempengaruhi kenikmatan rokok kretek. Membuat rokok kretek agar mantap rasanya bukan perkara mudah, harus melalui tahapan-tahapan pembelajaran. Selain itu harus benar-benar tekun dan rajin. <\/p>\n\n\n\n Kebanyakan pewaris ketrampilan pembuat rokok kretek di Kudus kaum hawa, dan beragam umurnya, ada yang muda (lulus SMA\/SMK) ada yang sudah usia tua sekitar 50-60an tahun. Pengakuan salah satu wanita sebagai pekerja pembuat kretek di Kudus bernama Haryanti umur 43 tahun warga desa Gondangmanis, ia sangat bangga dapat mewarisi keahlian dan ketrampilan membuat rokok kretek. Keahlian dan ketrampilan orang Kudus. Ia memang dibesarkan di Kudus, tapi asli orang tuanya berasal dari kabupaten Kendal sebelah selatan kota Semarang. Ia belajar membuat rokok kretek sejak lulus dari SMK di Kudus, dari tetangga rumahnya. Awalnya memang sulit, berkat kesabaran akhirnya sekarang lebih dari sekedar bisa. <\/p>\n\n\n\n Bangganya lagi, berkat keahlian yang ia miliki, menghasilkan nilai ekonomi yang cukup untuk membantu suami. Hingga dapat menyekolahkan tiga anaknya, anak pertama lulus SMA tahun kemarin dan kemudian lolos menjadi TNI, anak kedua sekarang masih SMA dan anak ketiga jenjang SLTP. <\/p>\n\n\n\n Masuk menjadi pegawai pabrik rokok kretek pun tidaklah mudah, saingannya banyak, ungkap Haryanti. Karena menjadi pegawai pabrik rokok kretek bagi kebanyakan masyarakat Kudus menjadi kebanggaan, selain pendapatannya tetap, juga mendapatkan jaminann sosial, seperti kesehatan dan tunjangan lainnya. Lain itu, kalau di pabrikan besar seperti Djarum, saat usia senja dan dirumahkan mendapat pesangon yang lebih dari cukup, ungkap Haryanti lagi. Ia juga menceritakan, ada tetangganya yang sudah usia lanjut dan tidak lagi bekerja, mendapatkan pesangon yang cukup untuk modal membuat warung klontong dirumah.<\/p>\n\n\n\n Kesaksian Haryanti, sebagai pewaris keahlian membuat kretek salah satu bukti bahwa membuat rokok kretek bukan perkara mudah, perlu proses transformasi ilmu dari ahlinya. Selain itu, mempunyai keahlian membuat rokok kretek menjadi kebanggaan tersendiri, sebagai pemegang tongkat warisan dan juga mempunyai nilai ekonomi yang cukup untuk keluarga. Kebanyakan yang mewarisi adalah kaum perempuan, yang setiap hari pekerjaannya bergelut dengan tembakau, cengkeh dan rokok kretek. Dan yang terpenting menjadi pewaris membuat rokok kretek<\/a> dan menjadi pegawai pabrik rokok kretek masih menjadi kebanggan kebanyakan masyarakat kecil di kota Kudus. \u00a0 Pertama<\/strong>, setelah berbuka puasa, artinya setelah makan dan minum selesai, kemudian menikmati rokok kretek akan terasa nikmat. Tapi perlu diwaspadai bagi sahabat kretek jangan sampai waktu sholat magribnya hilang. <\/p>\n\n\n\n Kedua<\/strong>, setelah sholat, baik setelah sholat magrib yang dilaksanakan setelah makan dan minum buka puasa, atau setelah sholat tarawih selesai. Setelah kewajiban kita mentaati agama selesai, serasa hati plong dan disaat itulah sangat nikmat merokok kretek.<\/p>\n\n\n\n Ketiga<\/strong>, setelah tadarus al-Quran malam hari di masjid atau musholla, sudah menjadi adat setelah sholat tarawih di masjid atau musholla diadakan baca al-Quran bergantian disebut tadarus al-Quran, selesai tadarus \u00a0biasanya ngobrol sebentar sambil menikmati hidangan dari masyarakat dan minuman malah terkadang kopi, disitulah waktu yang nikmat merokok kretek sambil ngobrol, makan dan minum.<\/p>\n\n\n\n Keempat<\/strong>, setelah sahur, setelah makan sahur juga waktu yang sangat nikmat merokok kretek sambil membawa sisa minuman.<\/p>\n\n\n\n Kelima<\/strong>, menjelang waktu imsak, waktu yang terakhir boleh makan, minum dan merokok. Waktu yang sangat nikmat merokok kretek karena sebagai pamungkas. Tapi jangan lupa tetap diakhiri minum air putih dan gosok gigi.<\/p>\n\n\n\n Inilah beberapa waktu yang nikmat untuk menghisap rokok kretek, adapun untuk relaksasi dan rekreasi tergantung waktun yang dibutuhkan. Tentunya di saat bulan suci Ramadhan, hanya diperbolehkan di malam hari sampai batas fajar shodik atau batas imsak. Jangan lupa dimalam hari untuk niat berpuasa dipagi harinya, begitu seterusnya sampai tanggal bulan suci Ramadhan dalam satu bulan selesai. Demikian, selamat menunaikan ibadah puasa di bulan yang penuh berkah, bulan penuh pahala, bulan suci Ramadhan. Sehabis shubuh suasana masih agak gelap, namun banyak jalan jalan di kota Kudus sudah ramai dan padat, bahkan terjadi kemacetan di banyak titik. Tidak hanya di jalan raya, jalan kampung pun demikian. Terlihat para wanita, ada yang berseragam batik ada yang tidak. Ada yang bawa sepeda motor, sepeda ontel, kebanyakan mereka naik mobil rombongan. Bahkan bayak pula mobil yang di tumpangi pakai bak terbuka (pic up). Hampir tiap sudut di kota Kudus terjadi demikian. Baik dari arah barat, arah selatan, arah timur dan dari utara, ramai para wanita. <\/p>\n\n\n\n Sekilas Tidak pantas bagi kaum hawa ini keluar masih gelap, tapi di Kudus sudah terlihat terbiasa. Mereka pergi dan beraktitifitas saat banyak orang masih melanjutkan istirahatnya. Bangun tidur, mereka harus mealkukan pekerjaan sebagai ibu dan sebagai istri, menyiapkan kebutuhan anak dan suami untuk pagi sampai siang hari. \u00a0Mereka ini tidak lain berangkat bekerja ke pabrik. Mereka ini adalah pewaris budaya atau lebih tepatnya orang yang melestarikan budaya. Budaya masyarakat Indonesia yang berusia lebih dari seratus tahun.<\/p>\n\n\n\n Baca: Peran Rokok Kretek Saat Masa Revolusi Fisik di Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n Budaya yang diwariskan oleh H. Djamhari sejak abad 19 yang lalu. Budaya pengetahuan meracik dan mengolah tembakau dengan cengkeh, serta budaya melinting hingga berbentuk kretek. Di tangan para wanita yang terampil inilah, budaya kretek di Kudus tetap lestari. Selain melestarikan budaya membuat kretek, mereka tentunya mendapatkan imbalan yang cukup untuk membantu ekonomi keluarga. <\/p>\n\n\n\n Di Kudus, menjadi pekerja di pabrik pembuatan kretek menjadi kebanggaan. Banyak kaum hawa saling berebut. Dan tidak sembarang orang bisa masuk harus mempunyai pengalaman membuat kretek, minimal pengetahuan. Pengalaman dan pengetahuan meracik dan membuat kretek bukanlah hal yang sederhana. Harus melalui tahapan belajar pelan pelan dan sabar. <\/p>\n\n\n\n Tidak percaya? Silahkan buktikan. Saya pernah melihat sendiri beberapa kali, saat mereka (wanita pembuat kretek) kedatangan tamu, dari mahasiswa sampai pejabat pemerintah lokal dan pusat. Para tamu melihat sendiri ketrampilan para wanita pembuat kretek. Kebanyakan para tamu heran melihat ketrampilan tangan para wanita pekerja pembuat kretek. Karena sangat cepat, bersih dan rapi, seakan-akan seperti mesin. <\/p>\n\n\n\n Baca: Industri Rokok Kretek Nasional, Bertahan dalam Rentetan Panjang Krisis Ekonomi<\/a><\/p>\n\n\n\n Saat berkunjung para tamu dipersilahkan mencoba untuk membuat kretek. Memang kalau dilihat seakan-akan mudah dikerjakan, setelah para tamu mempraktekkan hasilnya nihil alias tidak bisa cepat, bagus dan rapi. Ya hanya jadi serupa lintingan rokok kretek. Ukuran kepadatan isian tembakau dalam bungkus tidak terpenuhi, bentuk konus yang baik juga tidak terpenuhi. Kerapian lintingan dan kecepatan melinting apalagi jauh dari kebiasaan para wanita pembuat kretek. <\/p>\n\n\n\n Perlu diketahui, selain bahan baku yang baik, ukuran kepadatan dan bentuk rokok kretek sangat mempengaruhi rasa. Semisal isian tembakau kurang padat rasanya hambar, begitu pula terlalu padat maka hisapannya berat. Jelas mempengaruhi kenikmatan rokok kretek. Membuat rokok kretek agar mantap rasanya bukan perkara mudah, harus melalui tahapan-tahapan pembelajaran. Selain itu harus benar-benar tekun dan rajin. <\/p>\n\n\n\n Kebanyakan pewaris ketrampilan pembuat rokok kretek di Kudus kaum hawa, dan beragam umurnya, ada yang muda (lulus SMA\/SMK) ada yang sudah usia tua sekitar 50-60an tahun. Pengakuan salah satu wanita sebagai pekerja pembuat kretek di Kudus bernama Haryanti umur 43 tahun warga desa Gondangmanis, ia sangat bangga dapat mewarisi keahlian dan ketrampilan membuat rokok kretek. Keahlian dan ketrampilan orang Kudus. Ia memang dibesarkan di Kudus, tapi asli orang tuanya berasal dari kabupaten Kendal sebelah selatan kota Semarang. Ia belajar membuat rokok kretek sejak lulus dari SMK di Kudus, dari tetangga rumahnya. Awalnya memang sulit, berkat kesabaran akhirnya sekarang lebih dari sekedar bisa. <\/p>\n\n\n\n Bangganya lagi, berkat keahlian yang ia miliki, menghasilkan nilai ekonomi yang cukup untuk membantu suami. Hingga dapat menyekolahkan tiga anaknya, anak pertama lulus SMA tahun kemarin dan kemudian lolos menjadi TNI, anak kedua sekarang masih SMA dan anak ketiga jenjang SLTP. <\/p>\n\n\n\n Masuk menjadi pegawai pabrik rokok kretek pun tidaklah mudah, saingannya banyak, ungkap Haryanti. Karena menjadi pegawai pabrik rokok kretek bagi kebanyakan masyarakat Kudus menjadi kebanggaan, selain pendapatannya tetap, juga mendapatkan jaminann sosial, seperti kesehatan dan tunjangan lainnya. Lain itu, kalau di pabrikan besar seperti Djarum, saat usia senja dan dirumahkan mendapat pesangon yang lebih dari cukup, ungkap Haryanti lagi. Ia juga menceritakan, ada tetangganya yang sudah usia lanjut dan tidak lagi bekerja, mendapatkan pesangon yang cukup untuk modal membuat warung klontong dirumah.<\/p>\n\n\n\n Kesaksian Haryanti, sebagai pewaris keahlian membuat kretek salah satu bukti bahwa membuat rokok kretek bukan perkara mudah, perlu proses transformasi ilmu dari ahlinya. Selain itu, mempunyai keahlian membuat rokok kretek menjadi kebanggaan tersendiri, sebagai pemegang tongkat warisan dan juga mempunyai nilai ekonomi yang cukup untuk keluarga. Kebanyakan yang mewarisi adalah kaum perempuan, yang setiap hari pekerjaannya bergelut dengan tembakau, cengkeh dan rokok kretek. Dan yang terpenting menjadi pewaris membuat rokok kretek<\/a> dan menjadi pegawai pabrik rokok kretek masih menjadi kebanggan kebanyakan masyarakat kecil di kota Kudus. \u00a0 Sahabat kretek yang sedang berpuasa atau yang sedang relaksasi dan rekreasi, di bulan suci Ramadhan ini, ada waktu-waktu yang nikmat untuk menikmati rokok kretek, yaitu:<\/p>\n\n\n\n Pertama<\/strong>, setelah berbuka puasa, artinya setelah makan dan minum selesai, kemudian menikmati rokok kretek akan terasa nikmat. Tapi perlu diwaspadai bagi sahabat kretek jangan sampai waktu sholat magribnya hilang. <\/p>\n\n\n\n Kedua<\/strong>, setelah sholat, baik setelah sholat magrib yang dilaksanakan setelah makan dan minum buka puasa, atau setelah sholat tarawih selesai. Setelah kewajiban kita mentaati agama selesai, serasa hati plong dan disaat itulah sangat nikmat merokok kretek.<\/p>\n\n\n\n Ketiga<\/strong>, setelah tadarus al-Quran malam hari di masjid atau musholla, sudah menjadi adat setelah sholat tarawih di masjid atau musholla diadakan baca al-Quran bergantian disebut tadarus al-Quran, selesai tadarus \u00a0biasanya ngobrol sebentar sambil menikmati hidangan dari masyarakat dan minuman malah terkadang kopi, disitulah waktu yang nikmat merokok kretek sambil ngobrol, makan dan minum.<\/p>\n\n\n\n Keempat<\/strong>, setelah sahur, setelah makan sahur juga waktu yang sangat nikmat merokok kretek sambil membawa sisa minuman.<\/p>\n\n\n\n Kelima<\/strong>, menjelang waktu imsak, waktu yang terakhir boleh makan, minum dan merokok. Waktu yang sangat nikmat merokok kretek karena sebagai pamungkas. Tapi jangan lupa tetap diakhiri minum air putih dan gosok gigi.<\/p>\n\n\n\n Inilah beberapa waktu yang nikmat untuk menghisap rokok kretek, adapun untuk relaksasi dan rekreasi tergantung waktun yang dibutuhkan. Tentunya di saat bulan suci Ramadhan, hanya diperbolehkan di malam hari sampai batas fajar shodik atau batas imsak. Jangan lupa dimalam hari untuk niat berpuasa dipagi harinya, begitu seterusnya sampai tanggal bulan suci Ramadhan dalam satu bulan selesai. Demikian, selamat menunaikan ibadah puasa di bulan yang penuh berkah, bulan penuh pahala, bulan suci Ramadhan. Sehabis shubuh suasana masih agak gelap, namun banyak jalan jalan di kota Kudus sudah ramai dan padat, bahkan terjadi kemacetan di banyak titik. Tidak hanya di jalan raya, jalan kampung pun demikian. Terlihat para wanita, ada yang berseragam batik ada yang tidak. Ada yang bawa sepeda motor, sepeda ontel, kebanyakan mereka naik mobil rombongan. Bahkan bayak pula mobil yang di tumpangi pakai bak terbuka (pic up). Hampir tiap sudut di kota Kudus terjadi demikian. Baik dari arah barat, arah selatan, arah timur dan dari utara, ramai para wanita. <\/p>\n\n\n\n Sekilas Tidak pantas bagi kaum hawa ini keluar masih gelap, tapi di Kudus sudah terlihat terbiasa. Mereka pergi dan beraktitifitas saat banyak orang masih melanjutkan istirahatnya. Bangun tidur, mereka harus mealkukan pekerjaan sebagai ibu dan sebagai istri, menyiapkan kebutuhan anak dan suami untuk pagi sampai siang hari. \u00a0Mereka ini tidak lain berangkat bekerja ke pabrik. Mereka ini adalah pewaris budaya atau lebih tepatnya orang yang melestarikan budaya. Budaya masyarakat Indonesia yang berusia lebih dari seratus tahun.<\/p>\n\n\n\n Baca: Peran Rokok Kretek Saat Masa Revolusi Fisik di Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n Budaya yang diwariskan oleh H. Djamhari sejak abad 19 yang lalu. Budaya pengetahuan meracik dan mengolah tembakau dengan cengkeh, serta budaya melinting hingga berbentuk kretek. Di tangan para wanita yang terampil inilah, budaya kretek di Kudus tetap lestari. Selain melestarikan budaya membuat kretek, mereka tentunya mendapatkan imbalan yang cukup untuk membantu ekonomi keluarga. <\/p>\n\n\n\n Di Kudus, menjadi pekerja di pabrik pembuatan kretek menjadi kebanggaan. Banyak kaum hawa saling berebut. Dan tidak sembarang orang bisa masuk harus mempunyai pengalaman membuat kretek, minimal pengetahuan. Pengalaman dan pengetahuan meracik dan membuat kretek bukanlah hal yang sederhana. Harus melalui tahapan belajar pelan pelan dan sabar. <\/p>\n\n\n\n Tidak percaya? Silahkan buktikan. Saya pernah melihat sendiri beberapa kali, saat mereka (wanita pembuat kretek) kedatangan tamu, dari mahasiswa sampai pejabat pemerintah lokal dan pusat. Para tamu melihat sendiri ketrampilan para wanita pembuat kretek. Kebanyakan para tamu heran melihat ketrampilan tangan para wanita pekerja pembuat kretek. Karena sangat cepat, bersih dan rapi, seakan-akan seperti mesin. <\/p>\n\n\n\n Baca: Industri Rokok Kretek Nasional, Bertahan dalam Rentetan Panjang Krisis Ekonomi<\/a><\/p>\n\n\n\n Saat berkunjung para tamu dipersilahkan mencoba untuk membuat kretek. Memang kalau dilihat seakan-akan mudah dikerjakan, setelah para tamu mempraktekkan hasilnya nihil alias tidak bisa cepat, bagus dan rapi. Ya hanya jadi serupa lintingan rokok kretek. Ukuran kepadatan isian tembakau dalam bungkus tidak terpenuhi, bentuk konus yang baik juga tidak terpenuhi. Kerapian lintingan dan kecepatan melinting apalagi jauh dari kebiasaan para wanita pembuat kretek. <\/p>\n\n\n\n Perlu diketahui, selain bahan baku yang baik, ukuran kepadatan dan bentuk rokok kretek sangat mempengaruhi rasa. Semisal isian tembakau kurang padat rasanya hambar, begitu pula terlalu padat maka hisapannya berat. Jelas mempengaruhi kenikmatan rokok kretek. Membuat rokok kretek agar mantap rasanya bukan perkara mudah, harus melalui tahapan-tahapan pembelajaran. Selain itu harus benar-benar tekun dan rajin. <\/p>\n\n\n\n Kebanyakan pewaris ketrampilan pembuat rokok kretek di Kudus kaum hawa, dan beragam umurnya, ada yang muda (lulus SMA\/SMK) ada yang sudah usia tua sekitar 50-60an tahun. Pengakuan salah satu wanita sebagai pekerja pembuat kretek di Kudus bernama Haryanti umur 43 tahun warga desa Gondangmanis, ia sangat bangga dapat mewarisi keahlian dan ketrampilan membuat rokok kretek. Keahlian dan ketrampilan orang Kudus. Ia memang dibesarkan di Kudus, tapi asli orang tuanya berasal dari kabupaten Kendal sebelah selatan kota Semarang. Ia belajar membuat rokok kretek sejak lulus dari SMK di Kudus, dari tetangga rumahnya. Awalnya memang sulit, berkat kesabaran akhirnya sekarang lebih dari sekedar bisa. <\/p>\n\n\n\n Bangganya lagi, berkat keahlian yang ia miliki, menghasilkan nilai ekonomi yang cukup untuk membantu suami. Hingga dapat menyekolahkan tiga anaknya, anak pertama lulus SMA tahun kemarin dan kemudian lolos menjadi TNI, anak kedua sekarang masih SMA dan anak ketiga jenjang SLTP. <\/p>\n\n\n\n Masuk menjadi pegawai pabrik rokok kretek pun tidaklah mudah, saingannya banyak, ungkap Haryanti. Karena menjadi pegawai pabrik rokok kretek bagi kebanyakan masyarakat Kudus menjadi kebanggaan, selain pendapatannya tetap, juga mendapatkan jaminann sosial, seperti kesehatan dan tunjangan lainnya. Lain itu, kalau di pabrikan besar seperti Djarum, saat usia senja dan dirumahkan mendapat pesangon yang lebih dari cukup, ungkap Haryanti lagi. Ia juga menceritakan, ada tetangganya yang sudah usia lanjut dan tidak lagi bekerja, mendapatkan pesangon yang cukup untuk modal membuat warung klontong dirumah.<\/p>\n\n\n\n Kesaksian Haryanti, sebagai pewaris keahlian membuat kretek salah satu bukti bahwa membuat rokok kretek bukan perkara mudah, perlu proses transformasi ilmu dari ahlinya. Selain itu, mempunyai keahlian membuat rokok kretek menjadi kebanggaan tersendiri, sebagai pemegang tongkat warisan dan juga mempunyai nilai ekonomi yang cukup untuk keluarga. Kebanyakan yang mewarisi adalah kaum perempuan, yang setiap hari pekerjaannya bergelut dengan tembakau, cengkeh dan rokok kretek. Dan yang terpenting menjadi pewaris membuat rokok kretek<\/a> dan menjadi pegawai pabrik rokok kretek masih menjadi kebanggan kebanyakan masyarakat kecil di kota Kudus. \u00a0 Merokok kretek sambil minum kopi atau sambil baca buku, koran dan lainnya, bagi sebagian orang menjadi sarana untuk merilekkan tubuh, dari rasa capek seharian bekerja. Begitu juga bagi yang tidak punya uang lebih untuk pergi rekreasi atau pergi tamasya, kuliner, cenderung akan mencari cara yang murah untuk merilekkan tubuhnya. Kalau ia penikmat rokok kretek, bisa dipastikan akan memilih menikmati sebatang dua batang rokok kretek dari pada harus pergi yang membutuhkan biaya besar. Jika dibanding dengan mengeluarkan uang untuk membeli satu bungkus rokok kretek jauh lebih irit bagi sahabat kretek. <\/p>\n\n\n\n Sahabat kretek yang sedang berpuasa atau yang sedang relaksasi dan rekreasi, di bulan suci Ramadhan ini, ada waktu-waktu yang nikmat untuk menikmati rokok kretek, yaitu:<\/p>\n\n\n\n Pertama<\/strong>, setelah berbuka puasa, artinya setelah makan dan minum selesai, kemudian menikmati rokok kretek akan terasa nikmat. Tapi perlu diwaspadai bagi sahabat kretek jangan sampai waktu sholat magribnya hilang. <\/p>\n\n\n\n Kedua<\/strong>, setelah sholat, baik setelah sholat magrib yang dilaksanakan setelah makan dan minum buka puasa, atau setelah sholat tarawih selesai. Setelah kewajiban kita mentaati agama selesai, serasa hati plong dan disaat itulah sangat nikmat merokok kretek.<\/p>\n\n\n\n Ketiga<\/strong>, setelah tadarus al-Quran malam hari di masjid atau musholla, sudah menjadi adat setelah sholat tarawih di masjid atau musholla diadakan baca al-Quran bergantian disebut tadarus al-Quran, selesai tadarus \u00a0biasanya ngobrol sebentar sambil menikmati hidangan dari masyarakat dan minuman malah terkadang kopi, disitulah waktu yang nikmat merokok kretek sambil ngobrol, makan dan minum.<\/p>\n\n\n\n Keempat<\/strong>, setelah sahur, setelah makan sahur juga waktu yang sangat nikmat merokok kretek sambil membawa sisa minuman.<\/p>\n\n\n\n Kelima<\/strong>, menjelang waktu imsak, waktu yang terakhir boleh makan, minum dan merokok. Waktu yang sangat nikmat merokok kretek karena sebagai pamungkas. Tapi jangan lupa tetap diakhiri minum air putih dan gosok gigi.<\/p>\n\n\n\n Inilah beberapa waktu yang nikmat untuk menghisap rokok kretek, adapun untuk relaksasi dan rekreasi tergantung waktun yang dibutuhkan. Tentunya di saat bulan suci Ramadhan, hanya diperbolehkan di malam hari sampai batas fajar shodik atau batas imsak. Jangan lupa dimalam hari untuk niat berpuasa dipagi harinya, begitu seterusnya sampai tanggal bulan suci Ramadhan dalam satu bulan selesai. Demikian, selamat menunaikan ibadah puasa di bulan yang penuh berkah, bulan penuh pahala, bulan suci Ramadhan. Sehabis shubuh suasana masih agak gelap, namun banyak jalan jalan di kota Kudus sudah ramai dan padat, bahkan terjadi kemacetan di banyak titik. Tidak hanya di jalan raya, jalan kampung pun demikian. Terlihat para wanita, ada yang berseragam batik ada yang tidak. Ada yang bawa sepeda motor, sepeda ontel, kebanyakan mereka naik mobil rombongan. Bahkan bayak pula mobil yang di tumpangi pakai bak terbuka (pic up). Hampir tiap sudut di kota Kudus terjadi demikian. Baik dari arah barat, arah selatan, arah timur dan dari utara, ramai para wanita. <\/p>\n\n\n\n Sekilas Tidak pantas bagi kaum hawa ini keluar masih gelap, tapi di Kudus sudah terlihat terbiasa. Mereka pergi dan beraktitifitas saat banyak orang masih melanjutkan istirahatnya. Bangun tidur, mereka harus mealkukan pekerjaan sebagai ibu dan sebagai istri, menyiapkan kebutuhan anak dan suami untuk pagi sampai siang hari. \u00a0Mereka ini tidak lain berangkat bekerja ke pabrik. Mereka ini adalah pewaris budaya atau lebih tepatnya orang yang melestarikan budaya. Budaya masyarakat Indonesia yang berusia lebih dari seratus tahun.<\/p>\n\n\n\n Baca: Peran Rokok Kretek Saat Masa Revolusi Fisik di Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n Budaya yang diwariskan oleh H. Djamhari sejak abad 19 yang lalu. Budaya pengetahuan meracik dan mengolah tembakau dengan cengkeh, serta budaya melinting hingga berbentuk kretek. Di tangan para wanita yang terampil inilah, budaya kretek di Kudus tetap lestari. Selain melestarikan budaya membuat kretek, mereka tentunya mendapatkan imbalan yang cukup untuk membantu ekonomi keluarga. <\/p>\n\n\n\n Di Kudus, menjadi pekerja di pabrik pembuatan kretek menjadi kebanggaan. Banyak kaum hawa saling berebut. Dan tidak sembarang orang bisa masuk harus mempunyai pengalaman membuat kretek, minimal pengetahuan. Pengalaman dan pengetahuan meracik dan membuat kretek bukanlah hal yang sederhana. Harus melalui tahapan belajar pelan pelan dan sabar. <\/p>\n\n\n\n Tidak percaya? Silahkan buktikan. Saya pernah melihat sendiri beberapa kali, saat mereka (wanita pembuat kretek) kedatangan tamu, dari mahasiswa sampai pejabat pemerintah lokal dan pusat. Para tamu melihat sendiri ketrampilan para wanita pembuat kretek. Kebanyakan para tamu heran melihat ketrampilan tangan para wanita pekerja pembuat kretek. Karena sangat cepat, bersih dan rapi, seakan-akan seperti mesin. <\/p>\n\n\n\n Baca: Industri Rokok Kretek Nasional, Bertahan dalam Rentetan Panjang Krisis Ekonomi<\/a><\/p>\n\n\n\n Saat berkunjung para tamu dipersilahkan mencoba untuk membuat kretek. Memang kalau dilihat seakan-akan mudah dikerjakan, setelah para tamu mempraktekkan hasilnya nihil alias tidak bisa cepat, bagus dan rapi. Ya hanya jadi serupa lintingan rokok kretek. Ukuran kepadatan isian tembakau dalam bungkus tidak terpenuhi, bentuk konus yang baik juga tidak terpenuhi. Kerapian lintingan dan kecepatan melinting apalagi jauh dari kebiasaan para wanita pembuat kretek. <\/p>\n\n\n\n Perlu diketahui, selain bahan baku yang baik, ukuran kepadatan dan bentuk rokok kretek sangat mempengaruhi rasa. Semisal isian tembakau kurang padat rasanya hambar, begitu pula terlalu padat maka hisapannya berat. Jelas mempengaruhi kenikmatan rokok kretek. Membuat rokok kretek agar mantap rasanya bukan perkara mudah, harus melalui tahapan-tahapan pembelajaran. Selain itu harus benar-benar tekun dan rajin. <\/p>\n\n\n\n Kebanyakan pewaris ketrampilan pembuat rokok kretek di Kudus kaum hawa, dan beragam umurnya, ada yang muda (lulus SMA\/SMK) ada yang sudah usia tua sekitar 50-60an tahun. Pengakuan salah satu wanita sebagai pekerja pembuat kretek di Kudus bernama Haryanti umur 43 tahun warga desa Gondangmanis, ia sangat bangga dapat mewarisi keahlian dan ketrampilan membuat rokok kretek. Keahlian dan ketrampilan orang Kudus. Ia memang dibesarkan di Kudus, tapi asli orang tuanya berasal dari kabupaten Kendal sebelah selatan kota Semarang. Ia belajar membuat rokok kretek sejak lulus dari SMK di Kudus, dari tetangga rumahnya. Awalnya memang sulit, berkat kesabaran akhirnya sekarang lebih dari sekedar bisa. <\/p>\n\n\n\n Bangganya lagi, berkat keahlian yang ia miliki, menghasilkan nilai ekonomi yang cukup untuk membantu suami. Hingga dapat menyekolahkan tiga anaknya, anak pertama lulus SMA tahun kemarin dan kemudian lolos menjadi TNI, anak kedua sekarang masih SMA dan anak ketiga jenjang SLTP. <\/p>\n\n\n\n Masuk menjadi pegawai pabrik rokok kretek pun tidaklah mudah, saingannya banyak, ungkap Haryanti. Karena menjadi pegawai pabrik rokok kretek bagi kebanyakan masyarakat Kudus menjadi kebanggaan, selain pendapatannya tetap, juga mendapatkan jaminann sosial, seperti kesehatan dan tunjangan lainnya. Lain itu, kalau di pabrikan besar seperti Djarum, saat usia senja dan dirumahkan mendapat pesangon yang lebih dari cukup, ungkap Haryanti lagi. Ia juga menceritakan, ada tetangganya yang sudah usia lanjut dan tidak lagi bekerja, mendapatkan pesangon yang cukup untuk modal membuat warung klontong dirumah.<\/p>\n\n\n\n Kesaksian Haryanti, sebagai pewaris keahlian membuat kretek salah satu bukti bahwa membuat rokok kretek bukan perkara mudah, perlu proses transformasi ilmu dari ahlinya. Selain itu, mempunyai keahlian membuat rokok kretek menjadi kebanggaan tersendiri, sebagai pemegang tongkat warisan dan juga mempunyai nilai ekonomi yang cukup untuk keluarga. Kebanyakan yang mewarisi adalah kaum perempuan, yang setiap hari pekerjaannya bergelut dengan tembakau, cengkeh dan rokok kretek. Dan yang terpenting menjadi pewaris membuat rokok kretek<\/a> dan menjadi pegawai pabrik rokok kretek masih menjadi kebanggan kebanyakan masyarakat kecil di kota Kudus. \u00a0 Rekreasi dan relaksasi saat ini sangat dibutuhkan tiap manusia, dengan bermacam-macam cara. Ada yang bertamasya, ada yang kuliner, ada yang putar-putar alias jalan-jalan, ada yang olah raga dan masih banyak macamnya, dan tidak terkecuali aktifitas merokok kretek.<\/p>\n\n\n\n Merokok kretek sambil minum kopi atau sambil baca buku, koran dan lainnya, bagi sebagian orang menjadi sarana untuk merilekkan tubuh, dari rasa capek seharian bekerja. Begitu juga bagi yang tidak punya uang lebih untuk pergi rekreasi atau pergi tamasya, kuliner, cenderung akan mencari cara yang murah untuk merilekkan tubuhnya. Kalau ia penikmat rokok kretek, bisa dipastikan akan memilih menikmati sebatang dua batang rokok kretek dari pada harus pergi yang membutuhkan biaya besar. Jika dibanding dengan mengeluarkan uang untuk membeli satu bungkus rokok kretek jauh lebih irit bagi sahabat kretek. <\/p>\n\n\n\n Sahabat kretek yang sedang berpuasa atau yang sedang relaksasi dan rekreasi, di bulan suci Ramadhan ini, ada waktu-waktu yang nikmat untuk menikmati rokok kretek, yaitu:<\/p>\n\n\n\n Pertama<\/strong>, setelah berbuka puasa, artinya setelah makan dan minum selesai, kemudian menikmati rokok kretek akan terasa nikmat. Tapi perlu diwaspadai bagi sahabat kretek jangan sampai waktu sholat magribnya hilang. <\/p>\n\n\n\n Kedua<\/strong>, setelah sholat, baik setelah sholat magrib yang dilaksanakan setelah makan dan minum buka puasa, atau setelah sholat tarawih selesai. Setelah kewajiban kita mentaati agama selesai, serasa hati plong dan disaat itulah sangat nikmat merokok kretek.<\/p>\n\n\n\n Ketiga<\/strong>, setelah tadarus al-Quran malam hari di masjid atau musholla, sudah menjadi adat setelah sholat tarawih di masjid atau musholla diadakan baca al-Quran bergantian disebut tadarus al-Quran, selesai tadarus \u00a0biasanya ngobrol sebentar sambil menikmati hidangan dari masyarakat dan minuman malah terkadang kopi, disitulah waktu yang nikmat merokok kretek sambil ngobrol, makan dan minum.<\/p>\n\n\n\n Keempat<\/strong>, setelah sahur, setelah makan sahur juga waktu yang sangat nikmat merokok kretek sambil membawa sisa minuman.<\/p>\n\n\n\n Kelima<\/strong>, menjelang waktu imsak, waktu yang terakhir boleh makan, minum dan merokok. Waktu yang sangat nikmat merokok kretek karena sebagai pamungkas. Tapi jangan lupa tetap diakhiri minum air putih dan gosok gigi.<\/p>\n\n\n\n Inilah beberapa waktu yang nikmat untuk menghisap rokok kretek, adapun untuk relaksasi dan rekreasi tergantung waktun yang dibutuhkan. Tentunya di saat bulan suci Ramadhan, hanya diperbolehkan di malam hari sampai batas fajar shodik atau batas imsak. Jangan lupa dimalam hari untuk niat berpuasa dipagi harinya, begitu seterusnya sampai tanggal bulan suci Ramadhan dalam satu bulan selesai. Demikian, selamat menunaikan ibadah puasa di bulan yang penuh berkah, bulan penuh pahala, bulan suci Ramadhan. Sehabis shubuh suasana masih agak gelap, namun banyak jalan jalan di kota Kudus sudah ramai dan padat, bahkan terjadi kemacetan di banyak titik. Tidak hanya di jalan raya, jalan kampung pun demikian. Terlihat para wanita, ada yang berseragam batik ada yang tidak. Ada yang bawa sepeda motor, sepeda ontel, kebanyakan mereka naik mobil rombongan. Bahkan bayak pula mobil yang di tumpangi pakai bak terbuka (pic up). Hampir tiap sudut di kota Kudus terjadi demikian. Baik dari arah barat, arah selatan, arah timur dan dari utara, ramai para wanita. <\/p>\n\n\n\n Sekilas Tidak pantas bagi kaum hawa ini keluar masih gelap, tapi di Kudus sudah terlihat terbiasa. Mereka pergi dan beraktitifitas saat banyak orang masih melanjutkan istirahatnya. Bangun tidur, mereka harus mealkukan pekerjaan sebagai ibu dan sebagai istri, menyiapkan kebutuhan anak dan suami untuk pagi sampai siang hari. \u00a0Mereka ini tidak lain berangkat bekerja ke pabrik. Mereka ini adalah pewaris budaya atau lebih tepatnya orang yang melestarikan budaya. Budaya masyarakat Indonesia yang berusia lebih dari seratus tahun.<\/p>\n\n\n\n Baca: Peran Rokok Kretek Saat Masa Revolusi Fisik di Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n Budaya yang diwariskan oleh H. Djamhari sejak abad 19 yang lalu. Budaya pengetahuan meracik dan mengolah tembakau dengan cengkeh, serta budaya melinting hingga berbentuk kretek. Di tangan para wanita yang terampil inilah, budaya kretek di Kudus tetap lestari. Selain melestarikan budaya membuat kretek, mereka tentunya mendapatkan imbalan yang cukup untuk membantu ekonomi keluarga. <\/p>\n\n\n\n Di Kudus, menjadi pekerja di pabrik pembuatan kretek menjadi kebanggaan. Banyak kaum hawa saling berebut. Dan tidak sembarang orang bisa masuk harus mempunyai pengalaman membuat kretek, minimal pengetahuan. Pengalaman dan pengetahuan meracik dan membuat kretek bukanlah hal yang sederhana. Harus melalui tahapan belajar pelan pelan dan sabar. <\/p>\n\n\n\n Tidak percaya? Silahkan buktikan. Saya pernah melihat sendiri beberapa kali, saat mereka (wanita pembuat kretek) kedatangan tamu, dari mahasiswa sampai pejabat pemerintah lokal dan pusat. Para tamu melihat sendiri ketrampilan para wanita pembuat kretek. Kebanyakan para tamu heran melihat ketrampilan tangan para wanita pekerja pembuat kretek. Karena sangat cepat, bersih dan rapi, seakan-akan seperti mesin. <\/p>\n\n\n\n Baca: Industri Rokok Kretek Nasional, Bertahan dalam Rentetan Panjang Krisis Ekonomi<\/a><\/p>\n\n\n\n Saat berkunjung para tamu dipersilahkan mencoba untuk membuat kretek. Memang kalau dilihat seakan-akan mudah dikerjakan, setelah para tamu mempraktekkan hasilnya nihil alias tidak bisa cepat, bagus dan rapi. Ya hanya jadi serupa lintingan rokok kretek. Ukuran kepadatan isian tembakau dalam bungkus tidak terpenuhi, bentuk konus yang baik juga tidak terpenuhi. Kerapian lintingan dan kecepatan melinting apalagi jauh dari kebiasaan para wanita pembuat kretek. <\/p>\n\n\n\n Perlu diketahui, selain bahan baku yang baik, ukuran kepadatan dan bentuk rokok kretek sangat mempengaruhi rasa. Semisal isian tembakau kurang padat rasanya hambar, begitu pula terlalu padat maka hisapannya berat. Jelas mempengaruhi kenikmatan rokok kretek. Membuat rokok kretek agar mantap rasanya bukan perkara mudah, harus melalui tahapan-tahapan pembelajaran. Selain itu harus benar-benar tekun dan rajin. <\/p>\n\n\n\n Kebanyakan pewaris ketrampilan pembuat rokok kretek di Kudus kaum hawa, dan beragam umurnya, ada yang muda (lulus SMA\/SMK) ada yang sudah usia tua sekitar 50-60an tahun. Pengakuan salah satu wanita sebagai pekerja pembuat kretek di Kudus bernama Haryanti umur 43 tahun warga desa Gondangmanis, ia sangat bangga dapat mewarisi keahlian dan ketrampilan membuat rokok kretek. Keahlian dan ketrampilan orang Kudus. Ia memang dibesarkan di Kudus, tapi asli orang tuanya berasal dari kabupaten Kendal sebelah selatan kota Semarang. Ia belajar membuat rokok kretek sejak lulus dari SMK di Kudus, dari tetangga rumahnya. Awalnya memang sulit, berkat kesabaran akhirnya sekarang lebih dari sekedar bisa. <\/p>\n\n\n\n Bangganya lagi, berkat keahlian yang ia miliki, menghasilkan nilai ekonomi yang cukup untuk membantu suami. Hingga dapat menyekolahkan tiga anaknya, anak pertama lulus SMA tahun kemarin dan kemudian lolos menjadi TNI, anak kedua sekarang masih SMA dan anak ketiga jenjang SLTP. <\/p>\n\n\n\n Masuk menjadi pegawai pabrik rokok kretek pun tidaklah mudah, saingannya banyak, ungkap Haryanti. Karena menjadi pegawai pabrik rokok kretek bagi kebanyakan masyarakat Kudus menjadi kebanggaan, selain pendapatannya tetap, juga mendapatkan jaminann sosial, seperti kesehatan dan tunjangan lainnya. Lain itu, kalau di pabrikan besar seperti Djarum, saat usia senja dan dirumahkan mendapat pesangon yang lebih dari cukup, ungkap Haryanti lagi. Ia juga menceritakan, ada tetangganya yang sudah usia lanjut dan tidak lagi bekerja, mendapatkan pesangon yang cukup untuk modal membuat warung klontong dirumah.<\/p>\n\n\n\n Kesaksian Haryanti, sebagai pewaris keahlian membuat kretek salah satu bukti bahwa membuat rokok kretek bukan perkara mudah, perlu proses transformasi ilmu dari ahlinya. Selain itu, mempunyai keahlian membuat rokok kretek menjadi kebanggaan tersendiri, sebagai pemegang tongkat warisan dan juga mempunyai nilai ekonomi yang cukup untuk keluarga. Kebanyakan yang mewarisi adalah kaum perempuan, yang setiap hari pekerjaannya bergelut dengan tembakau, cengkeh dan rokok kretek. Dan yang terpenting menjadi pewaris membuat rokok kretek<\/a> dan menjadi pegawai pabrik rokok kretek masih menjadi kebanggan kebanyakan masyarakat kecil di kota Kudus. \u00a0 Baca: Nasehat K.H. Sya\u2019roni dan Pesan Moral R.M.P. Sosrokartono bagi Pemimpin <\/a><\/p>\n\n\n\n Rekreasi dan relaksasi saat ini sangat dibutuhkan tiap manusia, dengan bermacam-macam cara. Ada yang bertamasya, ada yang kuliner, ada yang putar-putar alias jalan-jalan, ada yang olah raga dan masih banyak macamnya, dan tidak terkecuali aktifitas merokok kretek.<\/p>\n\n\n\n Merokok kretek sambil minum kopi atau sambil baca buku, koran dan lainnya, bagi sebagian orang menjadi sarana untuk merilekkan tubuh, dari rasa capek seharian bekerja. Begitu juga bagi yang tidak punya uang lebih untuk pergi rekreasi atau pergi tamasya, kuliner, cenderung akan mencari cara yang murah untuk merilekkan tubuhnya. Kalau ia penikmat rokok kretek, bisa dipastikan akan memilih menikmati sebatang dua batang rokok kretek dari pada harus pergi yang membutuhkan biaya besar. Jika dibanding dengan mengeluarkan uang untuk membeli satu bungkus rokok kretek jauh lebih irit bagi sahabat kretek. <\/p>\n\n\n\n Sahabat kretek yang sedang berpuasa atau yang sedang relaksasi dan rekreasi, di bulan suci Ramadhan ini, ada waktu-waktu yang nikmat untuk menikmati rokok kretek, yaitu:<\/p>\n\n\n\n Pertama<\/strong>, setelah berbuka puasa, artinya setelah makan dan minum selesai, kemudian menikmati rokok kretek akan terasa nikmat. Tapi perlu diwaspadai bagi sahabat kretek jangan sampai waktu sholat magribnya hilang. <\/p>\n\n\n\n Kedua<\/strong>, setelah sholat, baik setelah sholat magrib yang dilaksanakan setelah makan dan minum buka puasa, atau setelah sholat tarawih selesai. Setelah kewajiban kita mentaati agama selesai, serasa hati plong dan disaat itulah sangat nikmat merokok kretek.<\/p>\n\n\n\n Ketiga<\/strong>, setelah tadarus al-Quran malam hari di masjid atau musholla, sudah menjadi adat setelah sholat tarawih di masjid atau musholla diadakan baca al-Quran bergantian disebut tadarus al-Quran, selesai tadarus \u00a0biasanya ngobrol sebentar sambil menikmati hidangan dari masyarakat dan minuman malah terkadang kopi, disitulah waktu yang nikmat merokok kretek sambil ngobrol, makan dan minum.<\/p>\n\n\n\n Keempat<\/strong>, setelah sahur, setelah makan sahur juga waktu yang sangat nikmat merokok kretek sambil membawa sisa minuman.<\/p>\n\n\n\n Kelima<\/strong>, menjelang waktu imsak, waktu yang terakhir boleh makan, minum dan merokok. Waktu yang sangat nikmat merokok kretek karena sebagai pamungkas. Tapi jangan lupa tetap diakhiri minum air putih dan gosok gigi.<\/p>\n\n\n\n Inilah beberapa waktu yang nikmat untuk menghisap rokok kretek, adapun untuk relaksasi dan rekreasi tergantung waktun yang dibutuhkan. Tentunya di saat bulan suci Ramadhan, hanya diperbolehkan di malam hari sampai batas fajar shodik atau batas imsak. Jangan lupa dimalam hari untuk niat berpuasa dipagi harinya, begitu seterusnya sampai tanggal bulan suci Ramadhan dalam satu bulan selesai. Demikian, selamat menunaikan ibadah puasa di bulan yang penuh berkah, bulan penuh pahala, bulan suci Ramadhan. Sehabis shubuh suasana masih agak gelap, namun banyak jalan jalan di kota Kudus sudah ramai dan padat, bahkan terjadi kemacetan di banyak titik. Tidak hanya di jalan raya, jalan kampung pun demikian. Terlihat para wanita, ada yang berseragam batik ada yang tidak. Ada yang bawa sepeda motor, sepeda ontel, kebanyakan mereka naik mobil rombongan. Bahkan bayak pula mobil yang di tumpangi pakai bak terbuka (pic up). Hampir tiap sudut di kota Kudus terjadi demikian. Baik dari arah barat, arah selatan, arah timur dan dari utara, ramai para wanita. <\/p>\n\n\n\n Sekilas Tidak pantas bagi kaum hawa ini keluar masih gelap, tapi di Kudus sudah terlihat terbiasa. Mereka pergi dan beraktitifitas saat banyak orang masih melanjutkan istirahatnya. Bangun tidur, mereka harus mealkukan pekerjaan sebagai ibu dan sebagai istri, menyiapkan kebutuhan anak dan suami untuk pagi sampai siang hari. \u00a0Mereka ini tidak lain berangkat bekerja ke pabrik. Mereka ini adalah pewaris budaya atau lebih tepatnya orang yang melestarikan budaya. Budaya masyarakat Indonesia yang berusia lebih dari seratus tahun.<\/p>\n\n\n\n Baca: Peran Rokok Kretek Saat Masa Revolusi Fisik di Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n Budaya yang diwariskan oleh H. Djamhari sejak abad 19 yang lalu. Budaya pengetahuan meracik dan mengolah tembakau dengan cengkeh, serta budaya melinting hingga berbentuk kretek. Di tangan para wanita yang terampil inilah, budaya kretek di Kudus tetap lestari. Selain melestarikan budaya membuat kretek, mereka tentunya mendapatkan imbalan yang cukup untuk membantu ekonomi keluarga. <\/p>\n\n\n\n Di Kudus, menjadi pekerja di pabrik pembuatan kretek menjadi kebanggaan. Banyak kaum hawa saling berebut. Dan tidak sembarang orang bisa masuk harus mempunyai pengalaman membuat kretek, minimal pengetahuan. Pengalaman dan pengetahuan meracik dan membuat kretek bukanlah hal yang sederhana. Harus melalui tahapan belajar pelan pelan dan sabar. <\/p>\n\n\n\n Tidak percaya? Silahkan buktikan. Saya pernah melihat sendiri beberapa kali, saat mereka (wanita pembuat kretek) kedatangan tamu, dari mahasiswa sampai pejabat pemerintah lokal dan pusat. Para tamu melihat sendiri ketrampilan para wanita pembuat kretek. Kebanyakan para tamu heran melihat ketrampilan tangan para wanita pekerja pembuat kretek. Karena sangat cepat, bersih dan rapi, seakan-akan seperti mesin. <\/p>\n\n\n\n Baca: Industri Rokok Kretek Nasional, Bertahan dalam Rentetan Panjang Krisis Ekonomi<\/a><\/p>\n\n\n\n Saat berkunjung para tamu dipersilahkan mencoba untuk membuat kretek. Memang kalau dilihat seakan-akan mudah dikerjakan, setelah para tamu mempraktekkan hasilnya nihil alias tidak bisa cepat, bagus dan rapi. Ya hanya jadi serupa lintingan rokok kretek. Ukuran kepadatan isian tembakau dalam bungkus tidak terpenuhi, bentuk konus yang baik juga tidak terpenuhi. Kerapian lintingan dan kecepatan melinting apalagi jauh dari kebiasaan para wanita pembuat kretek. <\/p>\n\n\n\n Perlu diketahui, selain bahan baku yang baik, ukuran kepadatan dan bentuk rokok kretek sangat mempengaruhi rasa. Semisal isian tembakau kurang padat rasanya hambar, begitu pula terlalu padat maka hisapannya berat. Jelas mempengaruhi kenikmatan rokok kretek. Membuat rokok kretek agar mantap rasanya bukan perkara mudah, harus melalui tahapan-tahapan pembelajaran. Selain itu harus benar-benar tekun dan rajin. <\/p>\n\n\n\n Kebanyakan pewaris ketrampilan pembuat rokok kretek di Kudus kaum hawa, dan beragam umurnya, ada yang muda (lulus SMA\/SMK) ada yang sudah usia tua sekitar 50-60an tahun. Pengakuan salah satu wanita sebagai pekerja pembuat kretek di Kudus bernama Haryanti umur 43 tahun warga desa Gondangmanis, ia sangat bangga dapat mewarisi keahlian dan ketrampilan membuat rokok kretek. Keahlian dan ketrampilan orang Kudus. Ia memang dibesarkan di Kudus, tapi asli orang tuanya berasal dari kabupaten Kendal sebelah selatan kota Semarang. Ia belajar membuat rokok kretek sejak lulus dari SMK di Kudus, dari tetangga rumahnya. Awalnya memang sulit, berkat kesabaran akhirnya sekarang lebih dari sekedar bisa. <\/p>\n\n\n\n Bangganya lagi, berkat keahlian yang ia miliki, menghasilkan nilai ekonomi yang cukup untuk membantu suami. Hingga dapat menyekolahkan tiga anaknya, anak pertama lulus SMA tahun kemarin dan kemudian lolos menjadi TNI, anak kedua sekarang masih SMA dan anak ketiga jenjang SLTP. <\/p>\n\n\n\n Masuk menjadi pegawai pabrik rokok kretek pun tidaklah mudah, saingannya banyak, ungkap Haryanti. Karena menjadi pegawai pabrik rokok kretek bagi kebanyakan masyarakat Kudus menjadi kebanggaan, selain pendapatannya tetap, juga mendapatkan jaminann sosial, seperti kesehatan dan tunjangan lainnya. Lain itu, kalau di pabrikan besar seperti Djarum, saat usia senja dan dirumahkan mendapat pesangon yang lebih dari cukup, ungkap Haryanti lagi. Ia juga menceritakan, ada tetangganya yang sudah usia lanjut dan tidak lagi bekerja, mendapatkan pesangon yang cukup untuk modal membuat warung klontong dirumah.<\/p>\n\n\n\n Kesaksian Haryanti, sebagai pewaris keahlian membuat kretek salah satu bukti bahwa membuat rokok kretek bukan perkara mudah, perlu proses transformasi ilmu dari ahlinya. Selain itu, mempunyai keahlian membuat rokok kretek menjadi kebanggaan tersendiri, sebagai pemegang tongkat warisan dan juga mempunyai nilai ekonomi yang cukup untuk keluarga. Kebanyakan yang mewarisi adalah kaum perempuan, yang setiap hari pekerjaannya bergelut dengan tembakau, cengkeh dan rokok kretek. Dan yang terpenting menjadi pewaris membuat rokok kretek<\/a> dan menjadi pegawai pabrik rokok kretek masih menjadi kebanggan kebanyakan masyarakat kecil di kota Kudus. \u00a0 Kebiasan Nabi Muhammad kalau tidak sedang berpuasa, ia tidak akan makan sebelum perut betul betul terasa lapar. Ia tidak akan minum sebelum betul betul terasa haus. Ia akan berhenti makan, sebelum kenyang, ia akan berhenti minum sebelum hausnya hilang. Inilah kebiasaan Nabi Muhammad yang seharusnya di tiru sahabat krete. Agar kenikmatan selalu melekat pada kita, saat menikmati rokok kretek. Terlalu banyak merokok kretek dalam batas kewajaran, nikmatnya akan hilang. Karena menikmati rokok kretek bukan sekedar menikmati rasa rokoknya. Lebih dari itu, merokok adalah perbuatan untuk rekreasi dan relaksasi. <\/p>\n\n\n\n Baca: Nasehat K.H. Sya\u2019roni dan Pesan Moral R.M.P. Sosrokartono bagi Pemimpin <\/a><\/p>\n\n\n\n Rekreasi dan relaksasi saat ini sangat dibutuhkan tiap manusia, dengan bermacam-macam cara. Ada yang bertamasya, ada yang kuliner, ada yang putar-putar alias jalan-jalan, ada yang olah raga dan masih banyak macamnya, dan tidak terkecuali aktifitas merokok kretek.<\/p>\n\n\n\n Merokok kretek sambil minum kopi atau sambil baca buku, koran dan lainnya, bagi sebagian orang menjadi sarana untuk merilekkan tubuh, dari rasa capek seharian bekerja. Begitu juga bagi yang tidak punya uang lebih untuk pergi rekreasi atau pergi tamasya, kuliner, cenderung akan mencari cara yang murah untuk merilekkan tubuhnya. Kalau ia penikmat rokok kretek, bisa dipastikan akan memilih menikmati sebatang dua batang rokok kretek dari pada harus pergi yang membutuhkan biaya besar. Jika dibanding dengan mengeluarkan uang untuk membeli satu bungkus rokok kretek jauh lebih irit bagi sahabat kretek. <\/p>\n\n\n\n Sahabat kretek yang sedang berpuasa atau yang sedang relaksasi dan rekreasi, di bulan suci Ramadhan ini, ada waktu-waktu yang nikmat untuk menikmati rokok kretek, yaitu:<\/p>\n\n\n\n Pertama<\/strong>, setelah berbuka puasa, artinya setelah makan dan minum selesai, kemudian menikmati rokok kretek akan terasa nikmat. Tapi perlu diwaspadai bagi sahabat kretek jangan sampai waktu sholat magribnya hilang. <\/p>\n\n\n\n Kedua<\/strong>, setelah sholat, baik setelah sholat magrib yang dilaksanakan setelah makan dan minum buka puasa, atau setelah sholat tarawih selesai. Setelah kewajiban kita mentaati agama selesai, serasa hati plong dan disaat itulah sangat nikmat merokok kretek.<\/p>\n\n\n\n Ketiga<\/strong>, setelah tadarus al-Quran malam hari di masjid atau musholla, sudah menjadi adat setelah sholat tarawih di masjid atau musholla diadakan baca al-Quran bergantian disebut tadarus al-Quran, selesai tadarus \u00a0biasanya ngobrol sebentar sambil menikmati hidangan dari masyarakat dan minuman malah terkadang kopi, disitulah waktu yang nikmat merokok kretek sambil ngobrol, makan dan minum.<\/p>\n\n\n\n Keempat<\/strong>, setelah sahur, setelah makan sahur juga waktu yang sangat nikmat merokok kretek sambil membawa sisa minuman.<\/p>\n\n\n\n Kelima<\/strong>, menjelang waktu imsak, waktu yang terakhir boleh makan, minum dan merokok. Waktu yang sangat nikmat merokok kretek karena sebagai pamungkas. Tapi jangan lupa tetap diakhiri minum air putih dan gosok gigi.<\/p>\n\n\n\n Inilah beberapa waktu yang nikmat untuk menghisap rokok kretek, adapun untuk relaksasi dan rekreasi tergantung waktun yang dibutuhkan. Tentunya di saat bulan suci Ramadhan, hanya diperbolehkan di malam hari sampai batas fajar shodik atau batas imsak. Jangan lupa dimalam hari untuk niat berpuasa dipagi harinya, begitu seterusnya sampai tanggal bulan suci Ramadhan dalam satu bulan selesai. Demikian, selamat menunaikan ibadah puasa di bulan yang penuh berkah, bulan penuh pahala, bulan suci Ramadhan. Sehabis shubuh suasana masih agak gelap, namun banyak jalan jalan di kota Kudus sudah ramai dan padat, bahkan terjadi kemacetan di banyak titik. Tidak hanya di jalan raya, jalan kampung pun demikian. Terlihat para wanita, ada yang berseragam batik ada yang tidak. Ada yang bawa sepeda motor, sepeda ontel, kebanyakan mereka naik mobil rombongan. Bahkan bayak pula mobil yang di tumpangi pakai bak terbuka (pic up). Hampir tiap sudut di kota Kudus terjadi demikian. Baik dari arah barat, arah selatan, arah timur dan dari utara, ramai para wanita. <\/p>\n\n\n\n Sekilas Tidak pantas bagi kaum hawa ini keluar masih gelap, tapi di Kudus sudah terlihat terbiasa. Mereka pergi dan beraktitifitas saat banyak orang masih melanjutkan istirahatnya. Bangun tidur, mereka harus mealkukan pekerjaan sebagai ibu dan sebagai istri, menyiapkan kebutuhan anak dan suami untuk pagi sampai siang hari. \u00a0Mereka ini tidak lain berangkat bekerja ke pabrik. Mereka ini adalah pewaris budaya atau lebih tepatnya orang yang melestarikan budaya. Budaya masyarakat Indonesia yang berusia lebih dari seratus tahun.<\/p>\n\n\n\n Baca: Peran Rokok Kretek Saat Masa Revolusi Fisik di Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n Budaya yang diwariskan oleh H. Djamhari sejak abad 19 yang lalu. Budaya pengetahuan meracik dan mengolah tembakau dengan cengkeh, serta budaya melinting hingga berbentuk kretek. Di tangan para wanita yang terampil inilah, budaya kretek di Kudus tetap lestari. Selain melestarikan budaya membuat kretek, mereka tentunya mendapatkan imbalan yang cukup untuk membantu ekonomi keluarga. <\/p>\n\n\n\n Di Kudus, menjadi pekerja di pabrik pembuatan kretek menjadi kebanggaan. Banyak kaum hawa saling berebut. Dan tidak sembarang orang bisa masuk harus mempunyai pengalaman membuat kretek, minimal pengetahuan. Pengalaman dan pengetahuan meracik dan membuat kretek bukanlah hal yang sederhana. Harus melalui tahapan belajar pelan pelan dan sabar. <\/p>\n\n\n\n Tidak percaya? Silahkan buktikan. Saya pernah melihat sendiri beberapa kali, saat mereka (wanita pembuat kretek) kedatangan tamu, dari mahasiswa sampai pejabat pemerintah lokal dan pusat. Para tamu melihat sendiri ketrampilan para wanita pembuat kretek. Kebanyakan para tamu heran melihat ketrampilan tangan para wanita pekerja pembuat kretek. Karena sangat cepat, bersih dan rapi, seakan-akan seperti mesin. <\/p>\n\n\n\n Baca: Industri Rokok Kretek Nasional, Bertahan dalam Rentetan Panjang Krisis Ekonomi<\/a><\/p>\n\n\n\n Saat berkunjung para tamu dipersilahkan mencoba untuk membuat kretek. Memang kalau dilihat seakan-akan mudah dikerjakan, setelah para tamu mempraktekkan hasilnya nihil alias tidak bisa cepat, bagus dan rapi. Ya hanya jadi serupa lintingan rokok kretek. Ukuran kepadatan isian tembakau dalam bungkus tidak terpenuhi, bentuk konus yang baik juga tidak terpenuhi. Kerapian lintingan dan kecepatan melinting apalagi jauh dari kebiasaan para wanita pembuat kretek. <\/p>\n\n\n\n Perlu diketahui, selain bahan baku yang baik, ukuran kepadatan dan bentuk rokok kretek sangat mempengaruhi rasa. Semisal isian tembakau kurang padat rasanya hambar, begitu pula terlalu padat maka hisapannya berat. Jelas mempengaruhi kenikmatan rokok kretek. Membuat rokok kretek agar mantap rasanya bukan perkara mudah, harus melalui tahapan-tahapan pembelajaran. Selain itu harus benar-benar tekun dan rajin. <\/p>\n\n\n\n Kebanyakan pewaris ketrampilan pembuat rokok kretek di Kudus kaum hawa, dan beragam umurnya, ada yang muda (lulus SMA\/SMK) ada yang sudah usia tua sekitar 50-60an tahun. Pengakuan salah satu wanita sebagai pekerja pembuat kretek di Kudus bernama Haryanti umur 43 tahun warga desa Gondangmanis, ia sangat bangga dapat mewarisi keahlian dan ketrampilan membuat rokok kretek. Keahlian dan ketrampilan orang Kudus. Ia memang dibesarkan di Kudus, tapi asli orang tuanya berasal dari kabupaten Kendal sebelah selatan kota Semarang. Ia belajar membuat rokok kretek sejak lulus dari SMK di Kudus, dari tetangga rumahnya. Awalnya memang sulit, berkat kesabaran akhirnya sekarang lebih dari sekedar bisa. <\/p>\n\n\n\n Bangganya lagi, berkat keahlian yang ia miliki, menghasilkan nilai ekonomi yang cukup untuk membantu suami. Hingga dapat menyekolahkan tiga anaknya, anak pertama lulus SMA tahun kemarin dan kemudian lolos menjadi TNI, anak kedua sekarang masih SMA dan anak ketiga jenjang SLTP. <\/p>\n\n\n\n Masuk menjadi pegawai pabrik rokok kretek pun tidaklah mudah, saingannya banyak, ungkap Haryanti. Karena menjadi pegawai pabrik rokok kretek bagi kebanyakan masyarakat Kudus menjadi kebanggaan, selain pendapatannya tetap, juga mendapatkan jaminann sosial, seperti kesehatan dan tunjangan lainnya. Lain itu, kalau di pabrikan besar seperti Djarum, saat usia senja dan dirumahkan mendapat pesangon yang lebih dari cukup, ungkap Haryanti lagi. Ia juga menceritakan, ada tetangganya yang sudah usia lanjut dan tidak lagi bekerja, mendapatkan pesangon yang cukup untuk modal membuat warung klontong dirumah.<\/p>\n\n\n\n Kesaksian Haryanti, sebagai pewaris keahlian membuat kretek salah satu bukti bahwa membuat rokok kretek bukan perkara mudah, perlu proses transformasi ilmu dari ahlinya. Selain itu, mempunyai keahlian membuat rokok kretek menjadi kebanggaan tersendiri, sebagai pemegang tongkat warisan dan juga mempunyai nilai ekonomi yang cukup untuk keluarga. Kebanyakan yang mewarisi adalah kaum perempuan, yang setiap hari pekerjaannya bergelut dengan tembakau, cengkeh dan rokok kretek. Dan yang terpenting menjadi pewaris membuat rokok kretek<\/a> dan menjadi pegawai pabrik rokok kretek masih menjadi kebanggan kebanyakan masyarakat kecil di kota Kudus. \u00a0 Nikmat, akan terasa jika terjadi saat batas kewajaran atau bahkan saat kekurangan. Contohnya, manusia akan lebih merasakan nikmat di saat awalnya kekurangan kemudian menjadi tambah. Beda dengan awalnya memang sudah tambah, kemudian bertambah lagi, tidak begitu terasa nikmatnya. Kembali ke puasa, satu hari penuh menahan haus dan lapar, di saat berbuka nikmatnya begitu terasa. Berbeda saat makan dan minum di waktu yang bisa dilakukan semaunya (tidak dalam keadaan puasa) rasa nikmatnya biasa.<\/p>\n\n\n\n Kebiasan Nabi Muhammad kalau tidak sedang berpuasa, ia tidak akan makan sebelum perut betul betul terasa lapar. Ia tidak akan minum sebelum betul betul terasa haus. Ia akan berhenti makan, sebelum kenyang, ia akan berhenti minum sebelum hausnya hilang. Inilah kebiasaan Nabi Muhammad yang seharusnya di tiru sahabat krete. Agar kenikmatan selalu melekat pada kita, saat menikmati rokok kretek. Terlalu banyak merokok kretek dalam batas kewajaran, nikmatnya akan hilang. Karena menikmati rokok kretek bukan sekedar menikmati rasa rokoknya. Lebih dari itu, merokok adalah perbuatan untuk rekreasi dan relaksasi. <\/p>\n\n\n\n Baca: Nasehat K.H. Sya\u2019roni dan Pesan Moral R.M.P. Sosrokartono bagi Pemimpin <\/a><\/p>\n\n\n\n Rekreasi dan relaksasi saat ini sangat dibutuhkan tiap manusia, dengan bermacam-macam cara. Ada yang bertamasya, ada yang kuliner, ada yang putar-putar alias jalan-jalan, ada yang olah raga dan masih banyak macamnya, dan tidak terkecuali aktifitas merokok kretek.<\/p>\n\n\n\n Merokok kretek sambil minum kopi atau sambil baca buku, koran dan lainnya, bagi sebagian orang menjadi sarana untuk merilekkan tubuh, dari rasa capek seharian bekerja. Begitu juga bagi yang tidak punya uang lebih untuk pergi rekreasi atau pergi tamasya, kuliner, cenderung akan mencari cara yang murah untuk merilekkan tubuhnya. Kalau ia penikmat rokok kretek, bisa dipastikan akan memilih menikmati sebatang dua batang rokok kretek dari pada harus pergi yang membutuhkan biaya besar. Jika dibanding dengan mengeluarkan uang untuk membeli satu bungkus rokok kretek jauh lebih irit bagi sahabat kretek. <\/p>\n\n\n\n Sahabat kretek yang sedang berpuasa atau yang sedang relaksasi dan rekreasi, di bulan suci Ramadhan ini, ada waktu-waktu yang nikmat untuk menikmati rokok kretek, yaitu:<\/p>\n\n\n\n Pertama<\/strong>, setelah berbuka puasa, artinya setelah makan dan minum selesai, kemudian menikmati rokok kretek akan terasa nikmat. Tapi perlu diwaspadai bagi sahabat kretek jangan sampai waktu sholat magribnya hilang. <\/p>\n\n\n\n Kedua<\/strong>, setelah sholat, baik setelah sholat magrib yang dilaksanakan setelah makan dan minum buka puasa, atau setelah sholat tarawih selesai. Setelah kewajiban kita mentaati agama selesai, serasa hati plong dan disaat itulah sangat nikmat merokok kretek.<\/p>\n\n\n\n Ketiga<\/strong>, setelah tadarus al-Quran malam hari di masjid atau musholla, sudah menjadi adat setelah sholat tarawih di masjid atau musholla diadakan baca al-Quran bergantian disebut tadarus al-Quran, selesai tadarus \u00a0biasanya ngobrol sebentar sambil menikmati hidangan dari masyarakat dan minuman malah terkadang kopi, disitulah waktu yang nikmat merokok kretek sambil ngobrol, makan dan minum.<\/p>\n\n\n\n Keempat<\/strong>, setelah sahur, setelah makan sahur juga waktu yang sangat nikmat merokok kretek sambil membawa sisa minuman.<\/p>\n\n\n\n Kelima<\/strong>, menjelang waktu imsak, waktu yang terakhir boleh makan, minum dan merokok. Waktu yang sangat nikmat merokok kretek karena sebagai pamungkas. Tapi jangan lupa tetap diakhiri minum air putih dan gosok gigi.<\/p>\n\n\n\n Inilah beberapa waktu yang nikmat untuk menghisap rokok kretek, adapun untuk relaksasi dan rekreasi tergantung waktun yang dibutuhkan. Tentunya di saat bulan suci Ramadhan, hanya diperbolehkan di malam hari sampai batas fajar shodik atau batas imsak. Jangan lupa dimalam hari untuk niat berpuasa dipagi harinya, begitu seterusnya sampai tanggal bulan suci Ramadhan dalam satu bulan selesai. Demikian, selamat menunaikan ibadah puasa di bulan yang penuh berkah, bulan penuh pahala, bulan suci Ramadhan. Sehabis shubuh suasana masih agak gelap, namun banyak jalan jalan di kota Kudus sudah ramai dan padat, bahkan terjadi kemacetan di banyak titik. Tidak hanya di jalan raya, jalan kampung pun demikian. Terlihat para wanita, ada yang berseragam batik ada yang tidak. Ada yang bawa sepeda motor, sepeda ontel, kebanyakan mereka naik mobil rombongan. Bahkan bayak pula mobil yang di tumpangi pakai bak terbuka (pic up). Hampir tiap sudut di kota Kudus terjadi demikian. Baik dari arah barat, arah selatan, arah timur dan dari utara, ramai para wanita. <\/p>\n\n\n\n Sekilas Tidak pantas bagi kaum hawa ini keluar masih gelap, tapi di Kudus sudah terlihat terbiasa. Mereka pergi dan beraktitifitas saat banyak orang masih melanjutkan istirahatnya. Bangun tidur, mereka harus mealkukan pekerjaan sebagai ibu dan sebagai istri, menyiapkan kebutuhan anak dan suami untuk pagi sampai siang hari. \u00a0Mereka ini tidak lain berangkat bekerja ke pabrik. Mereka ini adalah pewaris budaya atau lebih tepatnya orang yang melestarikan budaya. Budaya masyarakat Indonesia yang berusia lebih dari seratus tahun.<\/p>\n\n\n\n Baca: Peran Rokok Kretek Saat Masa Revolusi Fisik di Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n Budaya yang diwariskan oleh H. Djamhari sejak abad 19 yang lalu. Budaya pengetahuan meracik dan mengolah tembakau dengan cengkeh, serta budaya melinting hingga berbentuk kretek. Di tangan para wanita yang terampil inilah, budaya kretek di Kudus tetap lestari. Selain melestarikan budaya membuat kretek, mereka tentunya mendapatkan imbalan yang cukup untuk membantu ekonomi keluarga. <\/p>\n\n\n\n Di Kudus, menjadi pekerja di pabrik pembuatan kretek menjadi kebanggaan. Banyak kaum hawa saling berebut. Dan tidak sembarang orang bisa masuk harus mempunyai pengalaman membuat kretek, minimal pengetahuan. Pengalaman dan pengetahuan meracik dan membuat kretek bukanlah hal yang sederhana. Harus melalui tahapan belajar pelan pelan dan sabar. <\/p>\n\n\n\n Tidak percaya? Silahkan buktikan. Saya pernah melihat sendiri beberapa kali, saat mereka (wanita pembuat kretek) kedatangan tamu, dari mahasiswa sampai pejabat pemerintah lokal dan pusat. Para tamu melihat sendiri ketrampilan para wanita pembuat kretek. Kebanyakan para tamu heran melihat ketrampilan tangan para wanita pekerja pembuat kretek. Karena sangat cepat, bersih dan rapi, seakan-akan seperti mesin. <\/p>\n\n\n\n Baca: Industri Rokok Kretek Nasional, Bertahan dalam Rentetan Panjang Krisis Ekonomi<\/a><\/p>\n\n\n\n Saat berkunjung para tamu dipersilahkan mencoba untuk membuat kretek. Memang kalau dilihat seakan-akan mudah dikerjakan, setelah para tamu mempraktekkan hasilnya nihil alias tidak bisa cepat, bagus dan rapi. Ya hanya jadi serupa lintingan rokok kretek. Ukuran kepadatan isian tembakau dalam bungkus tidak terpenuhi, bentuk konus yang baik juga tidak terpenuhi. Kerapian lintingan dan kecepatan melinting apalagi jauh dari kebiasaan para wanita pembuat kretek. <\/p>\n\n\n\n Perlu diketahui, selain bahan baku yang baik, ukuran kepadatan dan bentuk rokok kretek sangat mempengaruhi rasa. Semisal isian tembakau kurang padat rasanya hambar, begitu pula terlalu padat maka hisapannya berat. Jelas mempengaruhi kenikmatan rokok kretek. Membuat rokok kretek agar mantap rasanya bukan perkara mudah, harus melalui tahapan-tahapan pembelajaran. Selain itu harus benar-benar tekun dan rajin. <\/p>\n\n\n\n Kebanyakan pewaris ketrampilan pembuat rokok kretek di Kudus kaum hawa, dan beragam umurnya, ada yang muda (lulus SMA\/SMK) ada yang sudah usia tua sekitar 50-60an tahun. Pengakuan salah satu wanita sebagai pekerja pembuat kretek di Kudus bernama Haryanti umur 43 tahun warga desa Gondangmanis, ia sangat bangga dapat mewarisi keahlian dan ketrampilan membuat rokok kretek. Keahlian dan ketrampilan orang Kudus. Ia memang dibesarkan di Kudus, tapi asli orang tuanya berasal dari kabupaten Kendal sebelah selatan kota Semarang. Ia belajar membuat rokok kretek sejak lulus dari SMK di Kudus, dari tetangga rumahnya. Awalnya memang sulit, berkat kesabaran akhirnya sekarang lebih dari sekedar bisa. <\/p>\n\n\n\n Bangganya lagi, berkat keahlian yang ia miliki, menghasilkan nilai ekonomi yang cukup untuk membantu suami. Hingga dapat menyekolahkan tiga anaknya, anak pertama lulus SMA tahun kemarin dan kemudian lolos menjadi TNI, anak kedua sekarang masih SMA dan anak ketiga jenjang SLTP. <\/p>\n\n\n\n Masuk menjadi pegawai pabrik rokok kretek pun tidaklah mudah, saingannya banyak, ungkap Haryanti. Karena menjadi pegawai pabrik rokok kretek bagi kebanyakan masyarakat Kudus menjadi kebanggaan, selain pendapatannya tetap, juga mendapatkan jaminann sosial, seperti kesehatan dan tunjangan lainnya. Lain itu, kalau di pabrikan besar seperti Djarum, saat usia senja dan dirumahkan mendapat pesangon yang lebih dari cukup, ungkap Haryanti lagi. Ia juga menceritakan, ada tetangganya yang sudah usia lanjut dan tidak lagi bekerja, mendapatkan pesangon yang cukup untuk modal membuat warung klontong dirumah.<\/p>\n\n\n\n Kesaksian Haryanti, sebagai pewaris keahlian membuat kretek salah satu bukti bahwa membuat rokok kretek bukan perkara mudah, perlu proses transformasi ilmu dari ahlinya. Selain itu, mempunyai keahlian membuat rokok kretek menjadi kebanggaan tersendiri, sebagai pemegang tongkat warisan dan juga mempunyai nilai ekonomi yang cukup untuk keluarga. Kebanyakan yang mewarisi adalah kaum perempuan, yang setiap hari pekerjaannya bergelut dengan tembakau, cengkeh dan rokok kretek. Dan yang terpenting menjadi pewaris membuat rokok kretek<\/a> dan menjadi pegawai pabrik rokok kretek masih menjadi kebanggan kebanyakan masyarakat kecil di kota Kudus. \u00a0 Bisa jadi, ketidakkontrolan sebagian orang tersebut karena ada rasa dendam yang berlebihan saat menjalankan puasa. Misalnya, saat puasa, serasa berat menahan haus atau serasa berat menahan lapar, akibat tidak sahur. Begitu buka puasa, mendobel makan dan minum hingga terlalau kenyang. Nah, perbuatan seperti ini, agama melarangnya dan bagi tubuh tidak baik pula. Untuk itu bagi sahabat kretek jauhi perbuatan tersebut. Nikmati kenikmatan yang sewajarnya. Makan dan minum sewajarnya sesuai porsi. Menikmati rokok kretek juga demikian, jangan terlalu kebanyakan karena akan hilang nikmatannya.<\/p>\n\n\n\n Nikmat, akan terasa jika terjadi saat batas kewajaran atau bahkan saat kekurangan. Contohnya, manusia akan lebih merasakan nikmat di saat awalnya kekurangan kemudian menjadi tambah. Beda dengan awalnya memang sudah tambah, kemudian bertambah lagi, tidak begitu terasa nikmatnya. Kembali ke puasa, satu hari penuh menahan haus dan lapar, di saat berbuka nikmatnya begitu terasa. Berbeda saat makan dan minum di waktu yang bisa dilakukan semaunya (tidak dalam keadaan puasa) rasa nikmatnya biasa.<\/p>\n\n\n\n Kebiasan Nabi Muhammad kalau tidak sedang berpuasa, ia tidak akan makan sebelum perut betul betul terasa lapar. Ia tidak akan minum sebelum betul betul terasa haus. Ia akan berhenti makan, sebelum kenyang, ia akan berhenti minum sebelum hausnya hilang. Inilah kebiasaan Nabi Muhammad yang seharusnya di tiru sahabat krete. Agar kenikmatan selalu melekat pada kita, saat menikmati rokok kretek. Terlalu banyak merokok kretek dalam batas kewajaran, nikmatnya akan hilang. Karena menikmati rokok kretek bukan sekedar menikmati rasa rokoknya. Lebih dari itu, merokok adalah perbuatan untuk rekreasi dan relaksasi. <\/p>\n\n\n\n Baca: Nasehat K.H. Sya\u2019roni dan Pesan Moral R.M.P. Sosrokartono bagi Pemimpin <\/a><\/p>\n\n\n\n Rekreasi dan relaksasi saat ini sangat dibutuhkan tiap manusia, dengan bermacam-macam cara. Ada yang bertamasya, ada yang kuliner, ada yang putar-putar alias jalan-jalan, ada yang olah raga dan masih banyak macamnya, dan tidak terkecuali aktifitas merokok kretek.<\/p>\n\n\n\n Merokok kretek sambil minum kopi atau sambil baca buku, koran dan lainnya, bagi sebagian orang menjadi sarana untuk merilekkan tubuh, dari rasa capek seharian bekerja. Begitu juga bagi yang tidak punya uang lebih untuk pergi rekreasi atau pergi tamasya, kuliner, cenderung akan mencari cara yang murah untuk merilekkan tubuhnya. Kalau ia penikmat rokok kretek, bisa dipastikan akan memilih menikmati sebatang dua batang rokok kretek dari pada harus pergi yang membutuhkan biaya besar. Jika dibanding dengan mengeluarkan uang untuk membeli satu bungkus rokok kretek jauh lebih irit bagi sahabat kretek. <\/p>\n\n\n\n Sahabat kretek yang sedang berpuasa atau yang sedang relaksasi dan rekreasi, di bulan suci Ramadhan ini, ada waktu-waktu yang nikmat untuk menikmati rokok kretek, yaitu:<\/p>\n\n\n\n Pertama<\/strong>, setelah berbuka puasa, artinya setelah makan dan minum selesai, kemudian menikmati rokok kretek akan terasa nikmat. Tapi perlu diwaspadai bagi sahabat kretek jangan sampai waktu sholat magribnya hilang. <\/p>\n\n\n\n Kedua<\/strong>, setelah sholat, baik setelah sholat magrib yang dilaksanakan setelah makan dan minum buka puasa, atau setelah sholat tarawih selesai. Setelah kewajiban kita mentaati agama selesai, serasa hati plong dan disaat itulah sangat nikmat merokok kretek.<\/p>\n\n\n\n Ketiga<\/strong>, setelah tadarus al-Quran malam hari di masjid atau musholla, sudah menjadi adat setelah sholat tarawih di masjid atau musholla diadakan baca al-Quran bergantian disebut tadarus al-Quran, selesai tadarus \u00a0biasanya ngobrol sebentar sambil menikmati hidangan dari masyarakat dan minuman malah terkadang kopi, disitulah waktu yang nikmat merokok kretek sambil ngobrol, makan dan minum.<\/p>\n\n\n\n Keempat<\/strong>, setelah sahur, setelah makan sahur juga waktu yang sangat nikmat merokok kretek sambil membawa sisa minuman.<\/p>\n\n\n\n Kelima<\/strong>, menjelang waktu imsak, waktu yang terakhir boleh makan, minum dan merokok. Waktu yang sangat nikmat merokok kretek karena sebagai pamungkas. Tapi jangan lupa tetap diakhiri minum air putih dan gosok gigi.<\/p>\n\n\n\n Inilah beberapa waktu yang nikmat untuk menghisap rokok kretek, adapun untuk relaksasi dan rekreasi tergantung waktun yang dibutuhkan. Tentunya di saat bulan suci Ramadhan, hanya diperbolehkan di malam hari sampai batas fajar shodik atau batas imsak. Jangan lupa dimalam hari untuk niat berpuasa dipagi harinya, begitu seterusnya sampai tanggal bulan suci Ramadhan dalam satu bulan selesai. Demikian, selamat menunaikan ibadah puasa di bulan yang penuh berkah, bulan penuh pahala, bulan suci Ramadhan. Sehabis shubuh suasana masih agak gelap, namun banyak jalan jalan di kota Kudus sudah ramai dan padat, bahkan terjadi kemacetan di banyak titik. Tidak hanya di jalan raya, jalan kampung pun demikian. Terlihat para wanita, ada yang berseragam batik ada yang tidak. Ada yang bawa sepeda motor, sepeda ontel, kebanyakan mereka naik mobil rombongan. Bahkan bayak pula mobil yang di tumpangi pakai bak terbuka (pic up). Hampir tiap sudut di kota Kudus terjadi demikian. Baik dari arah barat, arah selatan, arah timur dan dari utara, ramai para wanita. <\/p>\n\n\n\n Sekilas Tidak pantas bagi kaum hawa ini keluar masih gelap, tapi di Kudus sudah terlihat terbiasa. Mereka pergi dan beraktitifitas saat banyak orang masih melanjutkan istirahatnya. Bangun tidur, mereka harus mealkukan pekerjaan sebagai ibu dan sebagai istri, menyiapkan kebutuhan anak dan suami untuk pagi sampai siang hari. \u00a0Mereka ini tidak lain berangkat bekerja ke pabrik. Mereka ini adalah pewaris budaya atau lebih tepatnya orang yang melestarikan budaya. Budaya masyarakat Indonesia yang berusia lebih dari seratus tahun.<\/p>\n\n\n\n Baca: Peran Rokok Kretek Saat Masa Revolusi Fisik di Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n Budaya yang diwariskan oleh H. Djamhari sejak abad 19 yang lalu. Budaya pengetahuan meracik dan mengolah tembakau dengan cengkeh, serta budaya melinting hingga berbentuk kretek. Di tangan para wanita yang terampil inilah, budaya kretek di Kudus tetap lestari. Selain melestarikan budaya membuat kretek, mereka tentunya mendapatkan imbalan yang cukup untuk membantu ekonomi keluarga. <\/p>\n\n\n\n Di Kudus, menjadi pekerja di pabrik pembuatan kretek menjadi kebanggaan. Banyak kaum hawa saling berebut. Dan tidak sembarang orang bisa masuk harus mempunyai pengalaman membuat kretek, minimal pengetahuan. Pengalaman dan pengetahuan meracik dan membuat kretek bukanlah hal yang sederhana. Harus melalui tahapan belajar pelan pelan dan sabar. <\/p>\n\n\n\n Tidak percaya? Silahkan buktikan. Saya pernah melihat sendiri beberapa kali, saat mereka (wanita pembuat kretek) kedatangan tamu, dari mahasiswa sampai pejabat pemerintah lokal dan pusat. Para tamu melihat sendiri ketrampilan para wanita pembuat kretek. Kebanyakan para tamu heran melihat ketrampilan tangan para wanita pekerja pembuat kretek. Karena sangat cepat, bersih dan rapi, seakan-akan seperti mesin. <\/p>\n\n\n\n Baca: Industri Rokok Kretek Nasional, Bertahan dalam Rentetan Panjang Krisis Ekonomi<\/a><\/p>\n\n\n\n Saat berkunjung para tamu dipersilahkan mencoba untuk membuat kretek. Memang kalau dilihat seakan-akan mudah dikerjakan, setelah para tamu mempraktekkan hasilnya nihil alias tidak bisa cepat, bagus dan rapi. Ya hanya jadi serupa lintingan rokok kretek. Ukuran kepadatan isian tembakau dalam bungkus tidak terpenuhi, bentuk konus yang baik juga tidak terpenuhi. Kerapian lintingan dan kecepatan melinting apalagi jauh dari kebiasaan para wanita pembuat kretek. <\/p>\n\n\n\n Perlu diketahui, selain bahan baku yang baik, ukuran kepadatan dan bentuk rokok kretek sangat mempengaruhi rasa. Semisal isian tembakau kurang padat rasanya hambar, begitu pula terlalu padat maka hisapannya berat. Jelas mempengaruhi kenikmatan rokok kretek. Membuat rokok kretek agar mantap rasanya bukan perkara mudah, harus melalui tahapan-tahapan pembelajaran. Selain itu harus benar-benar tekun dan rajin. <\/p>\n\n\n\n Kebanyakan pewaris ketrampilan pembuat rokok kretek di Kudus kaum hawa, dan beragam umurnya, ada yang muda (lulus SMA\/SMK) ada yang sudah usia tua sekitar 50-60an tahun. Pengakuan salah satu wanita sebagai pekerja pembuat kretek di Kudus bernama Haryanti umur 43 tahun warga desa Gondangmanis, ia sangat bangga dapat mewarisi keahlian dan ketrampilan membuat rokok kretek. Keahlian dan ketrampilan orang Kudus. Ia memang dibesarkan di Kudus, tapi asli orang tuanya berasal dari kabupaten Kendal sebelah selatan kota Semarang. Ia belajar membuat rokok kretek sejak lulus dari SMK di Kudus, dari tetangga rumahnya. Awalnya memang sulit, berkat kesabaran akhirnya sekarang lebih dari sekedar bisa. <\/p>\n\n\n\n Bangganya lagi, berkat keahlian yang ia miliki, menghasilkan nilai ekonomi yang cukup untuk membantu suami. Hingga dapat menyekolahkan tiga anaknya, anak pertama lulus SMA tahun kemarin dan kemudian lolos menjadi TNI, anak kedua sekarang masih SMA dan anak ketiga jenjang SLTP. <\/p>\n\n\n\n Masuk menjadi pegawai pabrik rokok kretek pun tidaklah mudah, saingannya banyak, ungkap Haryanti. Karena menjadi pegawai pabrik rokok kretek bagi kebanyakan masyarakat Kudus menjadi kebanggaan, selain pendapatannya tetap, juga mendapatkan jaminann sosial, seperti kesehatan dan tunjangan lainnya. Lain itu, kalau di pabrikan besar seperti Djarum, saat usia senja dan dirumahkan mendapat pesangon yang lebih dari cukup, ungkap Haryanti lagi. Ia juga menceritakan, ada tetangganya yang sudah usia lanjut dan tidak lagi bekerja, mendapatkan pesangon yang cukup untuk modal membuat warung klontong dirumah.<\/p>\n\n\n\n Kesaksian Haryanti, sebagai pewaris keahlian membuat kretek salah satu bukti bahwa membuat rokok kretek bukan perkara mudah, perlu proses transformasi ilmu dari ahlinya. Selain itu, mempunyai keahlian membuat rokok kretek menjadi kebanggaan tersendiri, sebagai pemegang tongkat warisan dan juga mempunyai nilai ekonomi yang cukup untuk keluarga. Kebanyakan yang mewarisi adalah kaum perempuan, yang setiap hari pekerjaannya bergelut dengan tembakau, cengkeh dan rokok kretek. Dan yang terpenting menjadi pewaris membuat rokok kretek<\/a> dan menjadi pegawai pabrik rokok kretek masih menjadi kebanggan kebanyakan masyarakat kecil di kota Kudus. \u00a0 Kenikmatan saat berbuka tidak ada tandingannya. Bahkan saking nikmatnya terkadang banyak yang tidak control. Makan dan minum berlebihan, melebihi kapasitas tampungan perut, sehingga mengakibatkan terlalu kenyang. Dampaknya perut sakit dan seluruh badan juga ikut terasa sakit. Pokoknya badan saat digerrakkan terasa tidak nyaman, dan ada juga yang pingin muntah tapi tidak bisa. <\/p>\n\n\n\n Bisa jadi, ketidakkontrolan sebagian orang tersebut karena ada rasa dendam yang berlebihan saat menjalankan puasa. Misalnya, saat puasa, serasa berat menahan haus atau serasa berat menahan lapar, akibat tidak sahur. Begitu buka puasa, mendobel makan dan minum hingga terlalau kenyang. Nah, perbuatan seperti ini, agama melarangnya dan bagi tubuh tidak baik pula. Untuk itu bagi sahabat kretek jauhi perbuatan tersebut. Nikmati kenikmatan yang sewajarnya. Makan dan minum sewajarnya sesuai porsi. Menikmati rokok kretek juga demikian, jangan terlalu kebanyakan karena akan hilang nikmatannya.<\/p>\n\n\n\n Nikmat, akan terasa jika terjadi saat batas kewajaran atau bahkan saat kekurangan. Contohnya, manusia akan lebih merasakan nikmat di saat awalnya kekurangan kemudian menjadi tambah. Beda dengan awalnya memang sudah tambah, kemudian bertambah lagi, tidak begitu terasa nikmatnya. Kembali ke puasa, satu hari penuh menahan haus dan lapar, di saat berbuka nikmatnya begitu terasa. Berbeda saat makan dan minum di waktu yang bisa dilakukan semaunya (tidak dalam keadaan puasa) rasa nikmatnya biasa.<\/p>\n\n\n\n Kebiasan Nabi Muhammad kalau tidak sedang berpuasa, ia tidak akan makan sebelum perut betul betul terasa lapar. Ia tidak akan minum sebelum betul betul terasa haus. Ia akan berhenti makan, sebelum kenyang, ia akan berhenti minum sebelum hausnya hilang. Inilah kebiasaan Nabi Muhammad yang seharusnya di tiru sahabat krete. Agar kenikmatan selalu melekat pada kita, saat menikmati rokok kretek. Terlalu banyak merokok kretek dalam batas kewajaran, nikmatnya akan hilang. Karena menikmati rokok kretek bukan sekedar menikmati rasa rokoknya. Lebih dari itu, merokok adalah perbuatan untuk rekreasi dan relaksasi. <\/p>\n\n\n\n Baca: Nasehat K.H. Sya\u2019roni dan Pesan Moral R.M.P. Sosrokartono bagi Pemimpin <\/a><\/p>\n\n\n\n Rekreasi dan relaksasi saat ini sangat dibutuhkan tiap manusia, dengan bermacam-macam cara. Ada yang bertamasya, ada yang kuliner, ada yang putar-putar alias jalan-jalan, ada yang olah raga dan masih banyak macamnya, dan tidak terkecuali aktifitas merokok kretek.<\/p>\n\n\n\n Merokok kretek sambil minum kopi atau sambil baca buku, koran dan lainnya, bagi sebagian orang menjadi sarana untuk merilekkan tubuh, dari rasa capek seharian bekerja. Begitu juga bagi yang tidak punya uang lebih untuk pergi rekreasi atau pergi tamasya, kuliner, cenderung akan mencari cara yang murah untuk merilekkan tubuhnya. Kalau ia penikmat rokok kretek, bisa dipastikan akan memilih menikmati sebatang dua batang rokok kretek dari pada harus pergi yang membutuhkan biaya besar. Jika dibanding dengan mengeluarkan uang untuk membeli satu bungkus rokok kretek jauh lebih irit bagi sahabat kretek. <\/p>\n\n\n\n Sahabat kretek yang sedang berpuasa atau yang sedang relaksasi dan rekreasi, di bulan suci Ramadhan ini, ada waktu-waktu yang nikmat untuk menikmati rokok kretek, yaitu:<\/p>\n\n\n\n Pertama<\/strong>, setelah berbuka puasa, artinya setelah makan dan minum selesai, kemudian menikmati rokok kretek akan terasa nikmat. Tapi perlu diwaspadai bagi sahabat kretek jangan sampai waktu sholat magribnya hilang. <\/p>\n\n\n\n Kedua<\/strong>, setelah sholat, baik setelah sholat magrib yang dilaksanakan setelah makan dan minum buka puasa, atau setelah sholat tarawih selesai. Setelah kewajiban kita mentaati agama selesai, serasa hati plong dan disaat itulah sangat nikmat merokok kretek.<\/p>\n\n\n\n Ketiga<\/strong>, setelah tadarus al-Quran malam hari di masjid atau musholla, sudah menjadi adat setelah sholat tarawih di masjid atau musholla diadakan baca al-Quran bergantian disebut tadarus al-Quran, selesai tadarus \u00a0biasanya ngobrol sebentar sambil menikmati hidangan dari masyarakat dan minuman malah terkadang kopi, disitulah waktu yang nikmat merokok kretek sambil ngobrol, makan dan minum.<\/p>\n\n\n\n Keempat<\/strong>, setelah sahur, setelah makan sahur juga waktu yang sangat nikmat merokok kretek sambil membawa sisa minuman.<\/p>\n\n\n\n Kelima<\/strong>, menjelang waktu imsak, waktu yang terakhir boleh makan, minum dan merokok. Waktu yang sangat nikmat merokok kretek karena sebagai pamungkas. Tapi jangan lupa tetap diakhiri minum air putih dan gosok gigi.<\/p>\n\n\n\n Inilah beberapa waktu yang nikmat untuk menghisap rokok kretek, adapun untuk relaksasi dan rekreasi tergantung waktun yang dibutuhkan. Tentunya di saat bulan suci Ramadhan, hanya diperbolehkan di malam hari sampai batas fajar shodik atau batas imsak. Jangan lupa dimalam hari untuk niat berpuasa dipagi harinya, begitu seterusnya sampai tanggal bulan suci Ramadhan dalam satu bulan selesai. Demikian, selamat menunaikan ibadah puasa di bulan yang penuh berkah, bulan penuh pahala, bulan suci Ramadhan. Sehabis shubuh suasana masih agak gelap, namun banyak jalan jalan di kota Kudus sudah ramai dan padat, bahkan terjadi kemacetan di banyak titik. Tidak hanya di jalan raya, jalan kampung pun demikian. Terlihat para wanita, ada yang berseragam batik ada yang tidak. Ada yang bawa sepeda motor, sepeda ontel, kebanyakan mereka naik mobil rombongan. Bahkan bayak pula mobil yang di tumpangi pakai bak terbuka (pic up). Hampir tiap sudut di kota Kudus terjadi demikian. Baik dari arah barat, arah selatan, arah timur dan dari utara, ramai para wanita. <\/p>\n\n\n\n Sekilas Tidak pantas bagi kaum hawa ini keluar masih gelap, tapi di Kudus sudah terlihat terbiasa. Mereka pergi dan beraktitifitas saat banyak orang masih melanjutkan istirahatnya. Bangun tidur, mereka harus mealkukan pekerjaan sebagai ibu dan sebagai istri, menyiapkan kebutuhan anak dan suami untuk pagi sampai siang hari. \u00a0Mereka ini tidak lain berangkat bekerja ke pabrik. Mereka ini adalah pewaris budaya atau lebih tepatnya orang yang melestarikan budaya. Budaya masyarakat Indonesia yang berusia lebih dari seratus tahun.<\/p>\n\n\n\n Baca: Peran Rokok Kretek Saat Masa Revolusi Fisik di Negeri Ini<\/a><\/p>\n\n\n\n Budaya yang diwariskan oleh H. Djamhari sejak abad 19 yang lalu. Budaya pengetahuan meracik dan mengolah tembakau dengan cengkeh, serta budaya melinting hingga berbentuk kretek. Di tangan para wanita yang terampil inilah, budaya kretek di Kudus tetap lestari. Selain melestarikan budaya membuat kretek, mereka tentunya mendapatkan imbalan yang cukup untuk membantu ekonomi keluarga. <\/p>\n\n\n\n Di Kudus, menjadi pekerja di pabrik pembuatan kretek menjadi kebanggaan. Banyak kaum hawa saling berebut. Dan tidak sembarang orang bisa masuk harus mempunyai pengalaman membuat kretek, minimal pengetahuan. Pengalaman dan pengetahuan meracik dan membuat kretek bukanlah hal yang sederhana. Harus melalui tahapan belajar pelan pelan dan sabar. <\/p>\n\n\n\n Tidak percaya? Silahkan buktikan. Saya pernah melihat sendiri beberapa kali, saat mereka (wanita pembuat kretek) kedatangan tamu, dari mahasiswa sampai pejabat pemerintah lokal dan pusat. Para tamu melihat sendiri ketrampilan para wanita pembuat kretek. Kebanyakan para tamu heran melihat ketrampilan tangan para wanita pekerja pembuat kretek. Karena sangat cepat, bersih dan rapi, seakan-akan seperti mesin. <\/p>\n\n\n\n Baca: Industri Rokok Kretek Nasional, Bertahan dalam Rentetan Panjang Krisis Ekonomi<\/a><\/p>\n\n\n\n Saat berkunjung para tamu dipersilahkan mencoba untuk membuat kretek. Memang kalau dilihat seakan-akan mudah dikerjakan, setelah para tamu mempraktekkan hasilnya nihil alias tidak bisa cepat, bagus dan rapi. Ya hanya jadi serupa lintingan rokok kretek. Ukuran kepadatan isian tembakau dalam bungkus tidak terpenuhi, bentuk konus yang baik juga tidak terpenuhi. Kerapian lintingan dan kecepatan melinting apalagi jauh dari kebiasaan para wanita pembuat kretek. <\/p>\n\n\n\n Perlu diketahui, selain bahan baku yang baik, ukuran kepadatan dan bentuk rokok kretek sangat mempengaruhi rasa. Semisal isian tembakau kurang padat rasanya hambar, begitu pula terlalu padat maka hisapannya berat. Jelas mempengaruhi kenikmatan rokok kretek. Membuat rokok kretek agar mantap rasanya bukan perkara mudah, harus melalui tahapan-tahapan pembelajaran. Selain itu harus benar-benar tekun dan rajin. <\/p>\n\n\n\n Kebanyakan pewaris ketrampilan pembuat rokok kretek di Kudus kaum hawa, dan beragam umurnya, ada yang muda (lulus SMA\/SMK) ada yang sudah usia tua sekitar 50-60an tahun. Pengakuan salah satu wanita sebagai pekerja pembuat kretek di Kudus bernama Haryanti umur 43 tahun warga desa Gondangmanis, ia sangat bangga dapat mewarisi keahlian dan ketrampilan membuat rokok kretek. Keahlian dan ketrampilan orang Kudus. Ia memang dibesarkan di Kudus, tapi asli orang tuanya berasal dari kabupaten Kendal sebelah selatan kota Semarang. Ia belajar membuat rokok kretek sejak lulus dari SMK di Kudus, dari tetangga rumahnya. Awalnya memang sulit, berkat kesabaran akhirnya sekarang lebih dari sekedar bisa. <\/p>\n\n\n\n Bangganya lagi, berkat keahlian yang ia miliki, menghasilkan nilai ekonomi yang cukup untuk membantu suami. Hingga dapat menyekolahkan tiga anaknya, anak pertama lulus SMA tahun kemarin dan kemudian lolos menjadi TNI, anak kedua sekarang masih SMA dan anak ketiga jenjang SLTP. <\/p>\n\n\n\n Masuk menjadi pegawai pabrik rokok kretek pun tidaklah mudah, saingannya banyak, ungkap Haryanti. Karena menjadi pegawai pabrik rokok kretek bagi kebanyakan masyarakat Kudus menjadi kebanggaan, selain pendapatannya tetap, juga mendapatkan jaminann sosial, seperti kesehatan dan tunjangan lainnya. Lain itu, kalau di pabrikan besar seperti Djarum, saat usia senja dan dirumahkan mendapat pesangon yang lebih dari cukup, ungkap Haryanti lagi. Ia juga menceritakan, ada tetangganya yang sudah usia lanjut dan tidak lagi bekerja, mendapatkan pesangon yang cukup untuk modal membuat warung klontong dirumah.<\/p>\n\n\n\n Kesaksian Haryanti, sebagai pewaris keahlian membuat kretek salah satu bukti bahwa membuat rokok kretek bukan perkara mudah, perlu proses transformasi ilmu dari ahlinya. Selain itu, mempunyai keahlian membuat rokok kretek menjadi kebanggaan tersendiri, sebagai pemegang tongkat warisan dan juga mempunyai nilai ekonomi yang cukup untuk keluarga. Kebanyakan yang mewarisi adalah kaum perempuan, yang setiap hari pekerjaannya bergelut dengan tembakau, cengkeh dan rokok kretek. Dan yang terpenting menjadi pewaris membuat rokok kretek<\/a> dan menjadi pegawai pabrik rokok kretek masih menjadi kebanggan kebanyakan masyarakat kecil di kota Kudus. \u00a0
<\/p>\n","post_title":"Perempuan-perempuan Kudus Pewaris Keterampilan Membuat Kretek","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perempuan-perempuan-kudus-pewaris-keterampilan-membuat-kretek","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-01 11:24:38","post_modified_gmt":"2019-05-01 04:24:38","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":18},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};
<\/p>\n","post_title":"Perempuan-perempuan Kudus Pewaris Keterampilan Membuat Kretek","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perempuan-perempuan-kudus-pewaris-keterampilan-membuat-kretek","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-01 11:24:38","post_modified_gmt":"2019-05-01 04:24:38","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":18},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};
<\/p>\n","post_title":"Perempuan-perempuan Kudus Pewaris Keterampilan Membuat Kretek","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perempuan-perempuan-kudus-pewaris-keterampilan-membuat-kretek","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-01 11:24:38","post_modified_gmt":"2019-05-01 04:24:38","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":18},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};
<\/p>\n","post_title":"Perempuan-perempuan Kudus Pewaris Keterampilan Membuat Kretek","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perempuan-perempuan-kudus-pewaris-keterampilan-membuat-kretek","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-01 11:24:38","post_modified_gmt":"2019-05-01 04:24:38","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":18},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};
<\/p>\n","post_title":"Perempuan-perempuan Kudus Pewaris Keterampilan Membuat Kretek","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perempuan-perempuan-kudus-pewaris-keterampilan-membuat-kretek","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-01 11:24:38","post_modified_gmt":"2019-05-01 04:24:38","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":18},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};
<\/p>\n","post_title":"Perempuan-perempuan Kudus Pewaris Keterampilan Membuat Kretek","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perempuan-perempuan-kudus-pewaris-keterampilan-membuat-kretek","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-01 11:24:38","post_modified_gmt":"2019-05-01 04:24:38","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":18},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};
<\/p>\n","post_title":"Perempuan-perempuan Kudus Pewaris Keterampilan Membuat Kretek","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perempuan-perempuan-kudus-pewaris-keterampilan-membuat-kretek","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-01 11:24:38","post_modified_gmt":"2019-05-01 04:24:38","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":18},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};
<\/p>\n","post_title":"Perempuan-perempuan Kudus Pewaris Keterampilan Membuat Kretek","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perempuan-perempuan-kudus-pewaris-keterampilan-membuat-kretek","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-01 11:24:38","post_modified_gmt":"2019-05-01 04:24:38","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":18},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};
<\/p>\n","post_title":"Perempuan-perempuan Kudus Pewaris Keterampilan Membuat Kretek","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perempuan-perempuan-kudus-pewaris-keterampilan-membuat-kretek","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-01 11:24:38","post_modified_gmt":"2019-05-01 04:24:38","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":18},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};
<\/p>\n","post_title":"Perempuan-perempuan Kudus Pewaris Keterampilan Membuat Kretek","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perempuan-perempuan-kudus-pewaris-keterampilan-membuat-kretek","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-01 11:24:38","post_modified_gmt":"2019-05-01 04:24:38","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":18},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};
<\/p>\n","post_title":"Perempuan-perempuan Kudus Pewaris Keterampilan Membuat Kretek","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perempuan-perempuan-kudus-pewaris-keterampilan-membuat-kretek","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-01 11:24:38","post_modified_gmt":"2019-05-01 04:24:38","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":18},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};
<\/p>\n","post_title":"Bulan Ramadhan, Kapan Waktu yang Tepat untuk Menikmati Rokok?","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"bulan-ramadhan-kapan-waktu-yang-tepat-untuk-menikmati-rokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-06 14:14:45","post_modified_gmt":"2019-05-06 07:14:45","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5693","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5674,"post_author":"877","post_date":"2019-05-01 11:24:30","post_date_gmt":"2019-05-01 04:24:30","post_content":"\n
<\/p>\n","post_title":"Perempuan-perempuan Kudus Pewaris Keterampilan Membuat Kretek","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perempuan-perempuan-kudus-pewaris-keterampilan-membuat-kretek","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-01 11:24:38","post_modified_gmt":"2019-05-01 04:24:38","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":18},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};
<\/p>\n","post_title":"Bulan Ramadhan, Kapan Waktu yang Tepat untuk Menikmati Rokok?","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"bulan-ramadhan-kapan-waktu-yang-tepat-untuk-menikmati-rokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-06 14:14:45","post_modified_gmt":"2019-05-06 07:14:45","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5693","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5674,"post_author":"877","post_date":"2019-05-01 11:24:30","post_date_gmt":"2019-05-01 04:24:30","post_content":"\n
<\/p>\n","post_title":"Perempuan-perempuan Kudus Pewaris Keterampilan Membuat Kretek","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perempuan-perempuan-kudus-pewaris-keterampilan-membuat-kretek","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-01 11:24:38","post_modified_gmt":"2019-05-01 04:24:38","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":18},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};
<\/p>\n","post_title":"Bulan Ramadhan, Kapan Waktu yang Tepat untuk Menikmati Rokok?","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"bulan-ramadhan-kapan-waktu-yang-tepat-untuk-menikmati-rokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-06 14:14:45","post_modified_gmt":"2019-05-06 07:14:45","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5693","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5674,"post_author":"877","post_date":"2019-05-01 11:24:30","post_date_gmt":"2019-05-01 04:24:30","post_content":"\n
<\/p>\n","post_title":"Perempuan-perempuan Kudus Pewaris Keterampilan Membuat Kretek","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perempuan-perempuan-kudus-pewaris-keterampilan-membuat-kretek","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-01 11:24:38","post_modified_gmt":"2019-05-01 04:24:38","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":18},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};
<\/p>\n","post_title":"Bulan Ramadhan, Kapan Waktu yang Tepat untuk Menikmati Rokok?","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"bulan-ramadhan-kapan-waktu-yang-tepat-untuk-menikmati-rokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-06 14:14:45","post_modified_gmt":"2019-05-06 07:14:45","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5693","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5674,"post_author":"877","post_date":"2019-05-01 11:24:30","post_date_gmt":"2019-05-01 04:24:30","post_content":"\n
<\/p>\n","post_title":"Perempuan-perempuan Kudus Pewaris Keterampilan Membuat Kretek","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perempuan-perempuan-kudus-pewaris-keterampilan-membuat-kretek","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-01 11:24:38","post_modified_gmt":"2019-05-01 04:24:38","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":18},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};
<\/p>\n","post_title":"Bulan Ramadhan, Kapan Waktu yang Tepat untuk Menikmati Rokok?","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"bulan-ramadhan-kapan-waktu-yang-tepat-untuk-menikmati-rokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-06 14:14:45","post_modified_gmt":"2019-05-06 07:14:45","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5693","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5674,"post_author":"877","post_date":"2019-05-01 11:24:30","post_date_gmt":"2019-05-01 04:24:30","post_content":"\n
<\/p>\n","post_title":"Perempuan-perempuan Kudus Pewaris Keterampilan Membuat Kretek","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perempuan-perempuan-kudus-pewaris-keterampilan-membuat-kretek","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-01 11:24:38","post_modified_gmt":"2019-05-01 04:24:38","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":18},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};
<\/p>\n","post_title":"Bulan Ramadhan, Kapan Waktu yang Tepat untuk Menikmati Rokok?","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"bulan-ramadhan-kapan-waktu-yang-tepat-untuk-menikmati-rokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-06 14:14:45","post_modified_gmt":"2019-05-06 07:14:45","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5693","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5674,"post_author":"877","post_date":"2019-05-01 11:24:30","post_date_gmt":"2019-05-01 04:24:30","post_content":"\n
<\/p>\n","post_title":"Perempuan-perempuan Kudus Pewaris Keterampilan Membuat Kretek","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perempuan-perempuan-kudus-pewaris-keterampilan-membuat-kretek","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-01 11:24:38","post_modified_gmt":"2019-05-01 04:24:38","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":18},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};
<\/p>\n","post_title":"Bulan Ramadhan, Kapan Waktu yang Tepat untuk Menikmati Rokok?","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"bulan-ramadhan-kapan-waktu-yang-tepat-untuk-menikmati-rokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-06 14:14:45","post_modified_gmt":"2019-05-06 07:14:45","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5693","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5674,"post_author":"877","post_date":"2019-05-01 11:24:30","post_date_gmt":"2019-05-01 04:24:30","post_content":"\n
<\/p>\n","post_title":"Perempuan-perempuan Kudus Pewaris Keterampilan Membuat Kretek","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perempuan-perempuan-kudus-pewaris-keterampilan-membuat-kretek","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-01 11:24:38","post_modified_gmt":"2019-05-01 04:24:38","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":18},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};
<\/p>\n","post_title":"Bulan Ramadhan, Kapan Waktu yang Tepat untuk Menikmati Rokok?","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"bulan-ramadhan-kapan-waktu-yang-tepat-untuk-menikmati-rokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-06 14:14:45","post_modified_gmt":"2019-05-06 07:14:45","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5693","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5674,"post_author":"877","post_date":"2019-05-01 11:24:30","post_date_gmt":"2019-05-01 04:24:30","post_content":"\n
<\/p>\n","post_title":"Perempuan-perempuan Kudus Pewaris Keterampilan Membuat Kretek","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perempuan-perempuan-kudus-pewaris-keterampilan-membuat-kretek","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-01 11:24:38","post_modified_gmt":"2019-05-01 04:24:38","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":18},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};
<\/p>\n","post_title":"Bulan Ramadhan, Kapan Waktu yang Tepat untuk Menikmati Rokok?","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"bulan-ramadhan-kapan-waktu-yang-tepat-untuk-menikmati-rokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-06 14:14:45","post_modified_gmt":"2019-05-06 07:14:45","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5693","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5674,"post_author":"877","post_date":"2019-05-01 11:24:30","post_date_gmt":"2019-05-01 04:24:30","post_content":"\n
<\/p>\n","post_title":"Perempuan-perempuan Kudus Pewaris Keterampilan Membuat Kretek","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perempuan-perempuan-kudus-pewaris-keterampilan-membuat-kretek","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-01 11:24:38","post_modified_gmt":"2019-05-01 04:24:38","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":18},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};
<\/p>\n","post_title":"Bulan Ramadhan, Kapan Waktu yang Tepat untuk Menikmati Rokok?","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"bulan-ramadhan-kapan-waktu-yang-tepat-untuk-menikmati-rokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-06 14:14:45","post_modified_gmt":"2019-05-06 07:14:45","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5693","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5674,"post_author":"877","post_date":"2019-05-01 11:24:30","post_date_gmt":"2019-05-01 04:24:30","post_content":"\n
<\/p>\n","post_title":"Perempuan-perempuan Kudus Pewaris Keterampilan Membuat Kretek","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perempuan-perempuan-kudus-pewaris-keterampilan-membuat-kretek","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-01 11:24:38","post_modified_gmt":"2019-05-01 04:24:38","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":18},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};
<\/p>\n","post_title":"Bulan Ramadhan, Kapan Waktu yang Tepat untuk Menikmati Rokok?","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"bulan-ramadhan-kapan-waktu-yang-tepat-untuk-menikmati-rokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-06 14:14:45","post_modified_gmt":"2019-05-06 07:14:45","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5693","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5674,"post_author":"877","post_date":"2019-05-01 11:24:30","post_date_gmt":"2019-05-01 04:24:30","post_content":"\n
<\/p>\n","post_title":"Perempuan-perempuan Kudus Pewaris Keterampilan Membuat Kretek","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perempuan-perempuan-kudus-pewaris-keterampilan-membuat-kretek","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-01 11:24:38","post_modified_gmt":"2019-05-01 04:24:38","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":18},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};
<\/p>\n","post_title":"Bulan Ramadhan, Kapan Waktu yang Tepat untuk Menikmati Rokok?","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"bulan-ramadhan-kapan-waktu-yang-tepat-untuk-menikmati-rokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-06 14:14:45","post_modified_gmt":"2019-05-06 07:14:45","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5693","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5674,"post_author":"877","post_date":"2019-05-01 11:24:30","post_date_gmt":"2019-05-01 04:24:30","post_content":"\n
<\/p>\n","post_title":"Perempuan-perempuan Kudus Pewaris Keterampilan Membuat Kretek","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perempuan-perempuan-kudus-pewaris-keterampilan-membuat-kretek","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-01 11:24:38","post_modified_gmt":"2019-05-01 04:24:38","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":18},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};
<\/p>\n","post_title":"Bulan Ramadhan, Kapan Waktu yang Tepat untuk Menikmati Rokok?","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"bulan-ramadhan-kapan-waktu-yang-tepat-untuk-menikmati-rokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-06 14:14:45","post_modified_gmt":"2019-05-06 07:14:45","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5693","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5674,"post_author":"877","post_date":"2019-05-01 11:24:30","post_date_gmt":"2019-05-01 04:24:30","post_content":"\n
<\/p>\n","post_title":"Perempuan-perempuan Kudus Pewaris Keterampilan Membuat Kretek","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perempuan-perempuan-kudus-pewaris-keterampilan-membuat-kretek","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-01 11:24:38","post_modified_gmt":"2019-05-01 04:24:38","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":18},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};
<\/p>\n","post_title":"Bulan Ramadhan, Kapan Waktu yang Tepat untuk Menikmati Rokok?","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"bulan-ramadhan-kapan-waktu-yang-tepat-untuk-menikmati-rokok","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-06 14:14:45","post_modified_gmt":"2019-05-06 07:14:45","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5693","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":5674,"post_author":"877","post_date":"2019-05-01 11:24:30","post_date_gmt":"2019-05-01 04:24:30","post_content":"\n
<\/p>\n","post_title":"Perempuan-perempuan Kudus Pewaris Keterampilan Membuat Kretek","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"closed","ping_status":"closed","post_password":"","post_name":"perempuan-perempuan-kudus-pewaris-keterampilan-membuat-kretek","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2019-05-01 11:24:38","post_modified_gmt":"2019-05-01 04:24:38","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/bolehmerokok.com\/?p=5674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":18},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_3"};