waktu tepat untuk meorkok
REVIEW

Waktu Merokok yang Paling Nikmat di Bulan Ramadan

Tulisan saya minggu lalu sepertinya sudah menjawab banyak pertanyaan orang awam; apakah rokok itu candu?

Saya sudah menceritakan bagaimana saya melewati 5 jam tanpa rokok saat saya mengendarai mobil. Saat berkendara memang banyak cara supaya mulut tidak ‘asem’ karena tidak merokok dalam waktu lama. Bisa dengan makan permen atau mengatur waktu istirahat berkendara dengan interval tiap 3-4 jam sekali, misal menempuh perjalanan dari Jogja ke Jakarta dengan mobil.

Tapi kali ini tidak mungkin juga makan permen untuk menghilangkan keinginan mengisap rokok. Tapi buat saya, puasa adalah sarana untuk membuktikan bahwa rokok bukanlah barang adiktif yang membuat candu. Saya sudah membuktikan ini selama belasan tahun, semenjak saya mulai berpuasa penuh dan mulai merokok.

Tentu di hari-hari awal berpuasa, ada yang hilang rasanya dari kebiasaan sehari-hari, dan bukan cuma rokok, tetapi itu hanyalah karena bayang-bayang kebiasaan, bukan sebab kecanduan. Ini bukan pembelaan khas perokok yang sering digembar-gemborkan oleh anti rokok. Dan saya yakin banyak dari perokok yang sudah membuktikan bahwa merokok bukan candu.

Saat bulan ramadan tiba, banyak dari para perokok yang pindah haluan jam merokok. Yang biasanya bisa nyebats di waktu yang diinginkan, selama berada pada tempat dan konteks yang pas, kini bagi kretekus yang muslim hanya memiliki waktu antara azan maghrib sampai imsak.

Buat saya, saya membagi 4 waktu yang paling nikmat untuk menikmati rokok kretek:

Saat Berbuka Puasa

Kalau ini tidak perlu dijelaskan lagi, ya. Banyak orang yang menjadikan waktu berbuka puasa adalah momentum paling dinanti selama seharian, bukan sebagai pelampiasan, tapi seperti sebuah capaian perhari yang wajib dinikmati. Walaupun cara tiap orang menikmati berbuka puasa pasti berbeda. Ada yang selalu sedia sirup rasa buah lengkap beserta jajanan pasarnya, ada yang langsung makan berat atau cukup minum air putih.

Kalau saya pribadi, cukup berbuka dengan satu gelas besar air putih, kopi hitam tidak terlalu manis dan tentu dengan sebatang kretek filter favorit; Djarum Super atau Sukun Executive. Selepas salat maghrib saya baru akan melanjutkan “ritual sisa” berbuka puasa dengan 1-2 batang kretek ditemani es teh atau minuman segar lain.

Saya bukan tipe orang yang ribet saat berbuka, atau mengharuskan menu berbuka puasa itu lengkap dan mewah. Tidak. Saya tidak seegois itu.

Di Antara Jam 10 Sampai 12 Malam

Sebagai pekerja lepas yang tidak mengenal waktu bekerja, saya memilih waktu mulai jam 10 malam untuk beraktivitas, entah itu mencicil pekerjaan lalu bersantai sambil menonton film atau main playstation. Di waktu ini juga banyak orang yang sudah beristirahat dan suasana menjadi cukup tenang untuk saya beraktivitas. Segelas kopi panas, kretek filter favorit sudah cukup bagi saya untuk menikmati malam sebelum beristirahat jelang sahur.

Saat Bangun Sahur dan Menjelang Imsak

Ini menjadi saat yang menarik bagi saya. Bangun tidur biasanya saya langsung bikin segelas kopi hitam, menghabis 1 batang kretek filter sambil berpikir mau sahur apa hari ini. Setengah jam setelahnya baru saya akan sahur, entah beli di warung atau sudah menyiapkan bahan makanan sejak malam. Saya bukan orang yang terlalu suka beli makanan melalui aplikasi online dan lebih menikmati untuk datang langsung ke warung makan, sekedar beli bungkus dan sahur di rumah.

Selesai makan, waktu sisa jelang imsak akan saya habiskan untuk menikmati sisa kopi dengan kretek filter pilihan. Di sisa waktu ini saya manfaatkan untuk melihat lagi apa yang harus saya lakukan di hari itu; jadwal aktivitas, hutang pekerjaan, menjelajahi media sosial atau sekedar membaca berita-berita ringan di internet. Mungkin 2-3 batang rokok kretek cukup untuk menutup waktu santai sampai sayup-sayup terdengar peringatan imsak dari masjid. Layaknya sahur, maka sebats saat selesai makan sahur ini akan melengkapi kepuasan indera perasa saya sebelum menjalankan ibadah puasa. 

Urusan godaan tengah hari saat puasa juga akan dialami dialami semua orang yang berpuasa, bukan hanya perokok dan bukan hanya keinginan merokok, godaan lihat gambar minuman segar, nasi padang, es buah.dll juga dialami banyak orang yang tidak merokok. Jadi kalau ada kampanye yang mengatakan perokok adalah orang yang terganggu puasanya karena terbayang-bayang candu rokok abaikan saja. Mereka mungkin kurang kegiatan selama pandemi dan niatnya mungkin ingin berbuat baik dengan mengingatkan orang dengan cara yang kurang baik. Eh, gimana sih?. Begitulah, ya. Selamat menjalankan ibadah puasa, jadilah perokok yang beradab, dan nikmatilah menghisap rokok kretek di luar kebiasaan selama bulan ramadan ini.