kenaikan cukai hasil tembakau 2025 dan 2026
OPINI

Negara Resah karena Cukai Rokok Palsu? ya, Salah Sendiri

Operasi Gempur Rokok Ilegal melibatkan banyak stakeholder. Mulai dari Satpol PP hingga para kepala daerah. Hasilnya, ya, gitu-gitu aja. Temuan atas cukai rokok palsu, salah menempel pita cukai, hingga tidak ada cukai sama sekali seperti menjadi sesuatu yang biasa. 

Setiap hari, tidak ada henti-hentinya berita di media, baik cetak maupun non cetak mengenai operasi gempur rokok ilegal. Mengapa demikian?

Sebab negara resah apabila produsen tidak memesan pita cukai atau malah kasih pita cukai palsu. Negara akan kelimpungan mana kala produksi rokok legal kalah bersaing dengan rokok ilegal. Apalagi melihat tren sejauh ini, tampaknya konsumen lebih menyukai rokok ilegal daripada rokok legal kelas II atau III. 

Tapi, apakah operasi gempur rokok ilegal pernah menyasar hingga produsen?

Sebuah Pertanyaan untuk Bea dan Cukai

Jawabannya sangat jarang. Beraninya ke pasar. Kasih edukasi ke pedagang kecil. Tak berani yang kelas kakap. Bahkan, sekadar menyita mesin produksi dari rokok ilegal saja tidak berani. Lantas, apa pekerjaan dari Bea dan Cukai apabila sampai tidak berani berbuat seperti itu?

Padahal, negara amat bingung ketika penerimaan cukai rokok tidak tercapai. Buktinya? Jokowi sampai merevisi targetnya pada 2023. Eh, udah begitu, ya tidak capai target.Ini untuk pertama kali dalam lima tahun terakhir, penerimaan negara via cukai rokok tidak capai target. 

Harusnya Rp218 T, eh malah cuman 213 T. Pusing jadinya Sri Mulyani dan Joko Widodo. Trus, yang disalahin siapa?

Konsumen 😅

Kok bisa konsumen? Hahaha. Kocak emang negara. Alasannya, konsumen beralih dari rokok legal ke ilegal. Padahal, itu pilihan konsumen. Mereka tidak bisa disalahkan. Hanya ada edukasi dan itulah hak mereka untuk memilih. 

Yang perlu disadari oleh negara, kenaikan cukai rokok bikin efek negatif ke mana. Gak hanya konsumen melainkan juga petani tembakau. Daya serap pabrik berkurang. Ketika daya serap berkurang, otomatis harga tembakau petani tidak kunjung baik. Maka di situlah peluang bagi pabrik rokok ilegal untuk membeli tembakau mereka. 

Tapi, mau dikata gimana. Negara emang keras kepala. Mau bikin kebijakan, yang penting menghasilkan cuan, tanpa ada risiko berlebihan. Alhasil cukai rokok palsu bertebaran, yang repot negara juga. 

Aah memang negara begitu. Suka gegabah bikin kebijakan, yang akhirnya malah salah arah. Culas!