Sepertinya, selain Kudus dan Kediri, sahabat sebat perlu berterima kasih kepada daerah lain di Jawa Timur. Malang. Salah satu daerah yang memiliki cukup banyak pabrik rokok. Sehingga, banyak melahirkan merek rokok baru. Rokok Harmoni, salah satunya.
Harmoni boleh dibilang sudah cukup lama beredar di Jawa Timur. Namun, tampaknya Harmoni mudah juga ditemukan di area Jogja dan Jawa Tengah. Selain Harmoni, ada beberapa rokok asal Malang yang hadir di kota pelajar. Seperti Mozza, Gajah Baru, hingga Ares.
Di beberapa warung Madura bahkan warmindo yang ada di Jogja, Cak Met jarang menemui kesulitan untuk membeli produknya. Mudah.
Apakah karena ada kesamaan antara kota pelajar dengan kota pendidikan? Yang membuat rokok asal Malang juga cocok bagi orang-orang di Jogja?
Sayangnya, sependek pengamatan Cak Met, tidak banyak (atau bahkan tidak ada) rokok asal Jogja yang hadir di Malang. Barangkali berbeda, ya. Kalo Malang, memang identik dengan pabrik rokok yang jumlahnya ratusan. Beda dengan Jogja yang jumlah pabrik rokoknya hanya puluhan.
Desain Kemasan Rokok Harmoni Malang
Sumber: Istimewa
Dari desain kemasan, warna kuning cukup mendominasi. Ada beberapa garis corak dan seekor hewan singa. Simbol daerah Malang. Ongis Nade.
Di tengah kemasan, dengan huruf kapital, tertulis HARMONI. Warna hitam. Yang menarik ada tulisan TUMAN di bawah Harmoni. Barangkali, setelah mengisap, kita bisa melakukan repeat order untuk kemudian mencobanya lagi. Hehehe.
Jika kamu melihatnya dari jauh, dari depan atau belakang, memang ini desain kemasan rokok yang menarik. Kalo dari samping kanan dan kiri, sama seperti kemasan rokok pada umumnya.
Ada informasi tar dan nikotin. Kemudian, ada pula informasi peringatan kesehatan. Khusus yang terakhir, berdasarkan rancangan Peraturan Menteri Kesehatan akan ada penambahan. Huft.
Di bagian bawah, ada nama pabrik dan kota asal produksi. Di bagian atas, yang tertutup cukai rokok, terdapat tulisan Harmoni. Secara keseluruhan, pilihan warna yang unik dan menarik. Kuning tua, saya menyebutnya.
Rasa dan Harga Harmoni Malang
Saat kemasan saya buka, seperti SKT pada umumnya, hanya dilapisi plastik. Namun demikian, tidak mengurangi aroma yang langsung menguar ketika plastik dibuka. Aroma tembakau dan cengkeh yang cukup kuat. Saya langsung tertarik.
Begitu dibakar dan diisap, ya ini SKT. Tarikannya sedikit berat. Hal ini pengaruh dari sebatang rokok yang padat. Makanya, biasanya perlu dipencet-pencet agar lebih mudah diisap.
Rasa gurih dan manis cukup seimbang. Pedasnya terasa dari cengkeh. Enak. Aman di tenggorokan. Durasi mengisap sebatang rokok ini sekitar 10-15 menit. Ya, cukup lama. Dan, layak untuk menemanimu sebagai pendamping kopi.
Dengan harga Rp12.000/16 batang, Cak Met bisa menjadikan Harmoni sebagai Kretek alternatif. Harga yang masih aman bagi kantong sahabat sebat, bukan?
Menurut sahabat sebat, gimana? Ada yang udah pernah mencoba?