tembakau tingwe terbaik
Tingwe

Tembakau Linting Solusi Terbaik Menghadapi Kenaikan Cukai

Tembakau linting kembali diminati dan dikenal luas oleh masyarakat. Jika dulu identik dengan para orangtua pedesaan dan orang miskin, kini tembakau linting naik derajat dikonsumsi oleh pelbagai kalangan. Dari anak kampus sampai orang kantoran.

Ramainya minat masyarakat terhadap tembakau lintingan seiring dengan naiknya harga rokok. Akhirnya masyarakat akhirnya memilih untuk mencari alternatif, dari konsumsi rokok murah hingga membeli tembakau lintingan untuk dilinting dan hisap sendiri.

Di pasaran sendiri banyak beredar tembakau lintingan dengan citarasa rokok pabrikan. Misalnya saja tembakau lintingan rasa Marlboro, rasa Djarum, rasa Sampoerna Mild, rasa Gudang Garam, rasa Dji Sam Soe. Tembakau lintingan dengan rasa tersebut laris manis dicari pembeli. 

Biasanya pembeli tembakau lintingan rasa ini adalah mereka yang dulunya konsumen label rasa tersebut. Dan seiring dengan naiknya harga rokok, mereka memilih membeli tembakau lintingan yang lebih ramah terhadap kantong mereka.

Pembeli tembakau lintingan inilah sejenis orang hijrah dari rokok pabrikan ke rokok lintingan sendiri. Artinya mereka adalah pemula dalam dunia tembakau linting.

Para pemain lama tembakau linting, lebih fanatik dan memilih tembakau bahan rokok mereka berdasarkan jenis tembakau, bukan label merek pabrikan. Misalnya pemain lama akan mencari tembakau berdasar indikasi geografis seperti Tembakau Gayo, Tembakau Mole, Tembakau Boyolali dan sejenisnya. Pemain lama cenderung suka mencari rasa berbeda berdasarkan indikasi geografis, bukan merek. Persis dengan para pecinta kopi indikasi geografis.

melinting tembakau indonesia

Tembakau Tingwe booming saat Covid 19

Situasi pandemi COVID 19 menurunkan daya beli masyarakat menjadikan tembakau lintingan dari tahun ke tahun meningkat. Promosi tembakau lintingan pun berseliweran di media sosial. Bagi para penjual tembakau lintingan, situasi pandemi membuat masa panen mereka dan penjualan mereka meningkat dari tahun sebelumnya. Dan kini, ketika ekonomi membaik pasca pandemi, penjualan tembakau linting malah cenderung naik trennya.

Konsumen pembeli memang memilih berhemat dalam konsumsi rokok mereka. Mereka memilih tembakau lintingan sebagai pilihan hemat. Beberapa orang juga mengaku bahwa pada mulanya mereka coba-coba membeli tembakau lintingan untuk dijadikan rokok karena pengaruh media social. Kini, setelah tahu varian dan indikasi geografis tembakau tersebut, mereka tambah nyaman dan merasa cocok menjadi konsumen rokok hasil tembakau linting.

Jadi booming tembakau lintingan di kala pandemi memang tidak terelakan. Pertama karena naiknya harga cukai rokok dari tahun ke tahun. Kedua, karena situasi ekonomi masyarakat yang lagi berhemat kala pandemi.

Tren tembakau lintingan juga dampak dari kuatnya media sosial di masyarakat. Para petani dan lingkungan petani memanfaatkan media sosial untuk memasarkan hasil tani tembakau mereka. Mereka melihat peluang pasar yang besar di luar kungkungan tengkulak pabrikan dan ijon yang selama ini membelenggu mereka.    

Media sosial membuka pasar seluasnya pada petani untuk bebas menjual kemana dan kepada siapa. Bebas dari harga semena-mena dari pabrik rokok yang ada. Hukum pasar yang terjadi menyebabkan derajat petani mulai terangkat lagi, mereka bisa menentukan harga dan konsumen mereka sendiri.

Dari sisi konsumen pun, semakin terdidik dan tahu apa yang mereka konsumsi dan dari mana barang itu berasal. Konsumen punya pilihan politik rasa yang ingin mereka nikmati, tidak melulu didikte oleh tren industri rokok.

Bagaimana menurutmu?