Cukai hasil tembakau memang berguna bagi kelangsungan negara dan membuat negara mampu membiayai pembangunan. Belakangan juga dengan target yang terus ditingkatkan pun tercapai.
Tetapi, kecenderungan meningkatnya tarif cukai rokok justru membuat hasil tembakau petani sulit diserap oleh pasar.
Bahkan harga tembakau terbaik yang dihasilkan petani juga turun harga. Padahal, dulunya tembakau terbaik dihargai sangat tinggi oleh pabrik karena dibutuhkan untuk membuat rokok dengan kualitas terbaik pula.
Cukai tinggi, tembakau tak terbeli
Bila dicermati, keberadaan tarif cukai yang tinggi menyita porsi besar, mencapai 56%, dari harga rokok memberikan beban kepada industri hasil tembakau.
Pabrikan rokok harus bersiasat untuk membuat harga produksi lebih murah supaya perusahaan bisa bertahan.
Kondisi tersebut tersebut membuat pabrikan tidak lagi berlomba-lomba untuk membeli tembakau terbaik petani. Kebutuhan bahan baku tembakau terbaik untuk membuat rokok premium mengalami tren penurunan.
Kebutuhan pabrikan atas tembakau juga mengikuti permintaan pasar yang meminta harga lebih murah.
Oleh karena itu, pabrikan pun melakukan penghematan penggunaan tembakau. Jenis-jenis rokok yang membutuhkan bahan baku tembakau dan cengkeh lebih sedikit yang didorong produksinya. Jenis rokok mild yang berdiameter lebih kecil termasuk jenis ini.
Hal itu yang membuat permintaan atas tembakau petani sebagai salah satu bahan baku rokok mengalami penurunan. Sudah faktor cuaca tak menentu, jaminan hasil panen terserap oleh pabrikan juga mengalami penurunan. Kalau ada yang pasti, itu kenaikan tarif cukai.
Baca Juga Apa Saja yang Bisa Dibeli dari Uang Penerimaan Cukai Rokok?