Cengkeh adalah tanaman asli Indonesia. Asalnya dari Kepulauan Maluku. Tanaman yang memiliki banyak manfaat. Dari segi industri obat-obatan, bumbu dapur, hingga rokok kretek. Oleh karena beragam manfaat itulah yang bikin bangsa Eropa rela datang, dan kemudian mengeruk keuntungan.
Tapi, tahukah kamu bahwa cengkeh Indonesia menyumbang 70% total produksi dunia? Dan tahukah kamu 97% produksi cengkeh di Indonesia untuk rokok kretek?
Ya, catatan dari World Population Review mengatakannya begitu. Untuk produksi cengkeh Indonesia 2023, dalam catatan Badan Pusat Statistik (BPS), mencapai 134.100 ton. Itu nomor wahid.
Bandingkan dengan negara kompetitornya, Madagaskar, yang menempati posisi kedua, hanya mencapai 10.986 ton. Maka, boleh dibilang pusat produksi cengkeh di dunia, ya di Indonesia.
Sudah semestinya para pemangku kebijakan di Indonesia melindungi cengkeh. Kalo bukan kita yang memproteksi, siapa lagi?
Cengkeh: Tanaman Asli Indonesia Tidak Semenarik Dulu?
Ada hal-hal yang di luar kuasa petani cengkeh. Apa itu? Kebijakan terhadap petani cengkeh. Tidak semua petani cengkeh merespons apa yang sedang pemerintah pusat lakukan. Khususnya untuk kebijakan cengkeh.
Oleh karena itu, muncullah Asosiasi Petani Cengkeh Indonesia (APCI). Mereka lah yang kemudian menyuarakan apa yang diinginkan petani cengkeh. Jika bukan mereka, siapa lagi yang peduli dengan nasib petani cengkeh?
Mereka tentu saja tidak ingin peristiwa buruk terjadi lagi kepadanya. Sebut saja kebijakan BPPC. Kebijakan yang bukan menolong melainkan justru menyengsarakan petani cengkeh. Harga jual cengkeh yang sempat melambung, hingga akhirnya disebut emas hitam, turun drastis.
Harga itulah yang kemudian banyak petani menebang bahkan menenggelamkan cengkeh. Hingga mereka enggan atau tidak mau menanam cengkeh kembali. Tapi, apakah kalian tahu bahwa karena cengkeh, kretek bisa berjaya?
Tak Ada Cengkeh, Tak Ada Kretek
Masih ada yang salah kaprah tentang kretek. Asal kalian tahu bahwa kretek adalah produk asli atau khas Indonesia. Produk yang tidak mungkin diduplikasi oleh negara-negara asing. Pun jika berhasil, rasanya akan berbeda.
Apa yang membuatnya berbeda? Cengkeh. Produk yang sering disebut emas hitam itu mampu membikin kretek dikenal luar Indonesia. Tak percaya? Tengok saja kisah H. Agus Salim ketika mengunjungi Inggris.
Asap kretek lah yang membuat seluruh penghuni ruangan berpaling. Dan, pada akhirnya, mereka, yang sebagian besar pernah menjajah Indonesia, baru tahu bahwa tanaman itulah yang bisa bikin aroma wangi.
Aroma yang bikin orang-orang undocument –sebutan orang-orang Indonesia yang kehilangan identitas secara fisik, tapi masih tinggal di luar Indonesia, kangen dengan asap kretek. Asap yang tidak mungkin ditemui di sana. Pun, jika berhasil ditemukan, harganya sangat mahal.
Oleh karena itu, sudah semestinya negara bersyukur dengan kehadiran cengkeh di Indonesia. Perlu ada perlindungan khusus bagi emas hitam ini. Jangan sampai, tiba-tiba ada klaim dari pihak sebelah, negara baru bergerak terhadap cengkeh, tanaman asli Indonesia.