Penyebab peredaran rokok ilegal yang terus meningkat dan sulit diberantas terbilang kompleks. Di antaranya harga yang lebih murah, penegakan hukum yang belum efektif, dan jaringan distribusi yang luas.
Di lain hal, edukasi pada konsumen juga belum terlalu masif. Masih banyak poin-poin penting yang terlewat oleh para konsumen rokok ilegal. Mereka hanya tergiur harga yang jauh lebih murah dari rokok legal.
Namun, penyebab utama yang menjadi isu besar soal rokok ilegal yang tidak habis-habis ialah harga rokok legal yang terus melambung tinggi. Keserakahan pemerintah terhadap pemungutan cukai rokok ini yang menjadikan para pelaku industri rokok ilegal terus tumbuh.
Ketika rokok ilegal jadi solusi
Kenaikan cukai rokok legal, yang (katanya) bertujuan baik untuk meningkatkan pendapatan negara dan mengendalikan konsumsi, secara paradoks menciptakan celah pasar yang menggiurkan bagi produk ilegal yang bebas dari beban pajak tersebut.
Konsumen dengan sensitivitas harga tinggi akan selalu mencari alternatif yang lebih murah, dan rokok ilegal hadir sebagai solusi “terjangkau”.
Tantangan penegakan hukum
Dari sisi penegakan hukum, saya melihat beberapa tantangan krusial. Luasnya wilayah Indonesia dan kompleksitas jalur distribusi membuat pengawasan menjadi tugas yang sangat berat.
Para pelaku industri rokok ilegal terus mengembangkan modus operandi yang semakin canggih untuk menghindari deteksi. Keterbatasan sumber daya aparat penegak hukum, baik dari segi personel maupun teknologi, juga menjadi kendala.
Apalagi, banyak berita berseliweran di media sosial yang menyebut bahwa ada oknum aparat, baik mereka yang berseragam hijau maupun cokelat, turut andil terlibat dalam pendistribusian rokok ilegal. Bahkan menjadi “bekingan” para pelaku industri rokok ilegal.
Penulis: Saar Ailarang
Editor: Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK)
BACA JUGA: Rokok Ilegal: Menguntungkan Konsumen, Merugikan Negara, dan Memperkaya Mafia
