Di Balik Gudang Garam Tidak Membeli Tembakau Temanggung, Ada Janji Bapak kepada Anaknya yang Tidak Terpenuhi

Gudang Garam enggan beli tembakau Temanggung, petani nelangsa Boleh Merokok

Di balik  Gudang Garam  yang tidak mau membeli tembakau Temanggung, ada janji bapak pada sang anak yang urung terpenuhi…

Minggu lalu, saya berkunjung ke Lamuk Legok, Temanggung, dalam rangka perayaan Merti Dusun. Di situ ada banyak sekali perayaan selama lima hari berturut-turut. Salah satunya adalah Umbul Donga di Minggu, 8 Juni 2025 malam.  Acara itu dilakukan ketika malam menjelang pergantian hari. Persis di pukul 00:00 WIB.

Kebetulan Agus Setyawan, Bupati Temanggung menghadiri acara Merti Dusun. Bukan hanya hadir, tentu saja Agus memberikan sambutan yang tentu saja menyinggung soal tembakau.

Karena memang mayoritas masyarakat di Lamuk Legok adalah para petani tembakau. Terlebih lagi Agus merupakan salah satu orang yang sudah lama bergeliat di pertembakauan,  khususnya di Temanggung.

Gudang Garam enggan beli tembakau Temanggung

Saat memberikan sambutan, Agus mengatakan kalau lusa ia akan berkunjung ke Kediri, Jawa Timur. Agus bermaksud bertamu ke Gudang Garam.

Ia ingin meminta Gudang Garam membeli tembakau Temanggung sebagai upaya untuk memperluas daya serap tembakau para petani Temanggung.

Oleh karena itu, perlu adanya diplomasi agar Gudang Garam tidak seperti tahun lalu yang menyatakan tidak bisa membeli tembakau Temanggung.

Malam hari itu cuaca begitu dingin. Ketika Agus memberikan sambutan itu, tampak wajah-wajah berbinar penuh harap dari para petani.

Hingga singkatnya, harapan petani itu pupus. Baru saja beredar berita bahwa Gudang Garam tidak akan membeli tembakau Temanggung lagi.

Alasan Gudang Garam:  Belakangan penjualan rokok turun drastis. Alasan lainnya adalah penurunan harga saham. Di saat kondisi sedang baik, harga saham Gudang Garam tembus Rp90.000.  Tapi saat ini harganya cuma Rp9.600.

Masih menjadi tahun suram bagi petani tembakau Temanggung

Informasi dari manajemen Gudang Garam, bahan baku tembakau di PT Gudang Garam  persediaannya sudah berlebih. Bahkan bahan baku yang tersisa masih bisa dipakai sampai empat tahun ke depan.

Berita itu tentu saja ini menjadi kabar buruk bagi para petani tembakau Temanggung. Tahun ini ternyata masih menjadi tahun yang suram bagi petani tembakau Temanggung.

Padahal serapan tembakau di Temanggung itu mayoritas dibebankan kepada Gudang Garam. Setahu saya Gudang Garam menyerap tembakau Temanggung sebanyak 60%, lalu 30% diserap oleh Djarum, 10% sisanya adalah pabrikan lain. Untuk Sampoerna sendiri dari dulu tidak pernah membeli tembakau Temanggung.

Melankolia di balik Gudang Garam tak mau beli tembakau Temanggung

Kalau Gudang Garam tidak membeli tembakau Temanggung, lantas mau dikemanakan hasil panennya itu? Tidak mungkin akan diberikan kepada Djarum semua. Karena jumlahnya terlalu banyak.

Walau  belakangan para petani Temanggung sudah memasarkan dengan cara dijual lembutan (bahan dasar tingwe), tapi hal itu tetap saja masih gambling. Karena menjual lembutan itu sistemnya masih terlalu organik.

Dan perlu diketahui, bahwa tembakau Temanggung itu dipakai untuk rokok-rokok premium. Tapi beberapa tahun ke belakangan ini rokok-rokok yang laris di pasaran adalah rokok-rokok “murah”. Tentu saja itu terjadi karena faktor kenaikan cukai yang signifikan setiap tahunnya.

Situasi di atas menimbulkan situasi emosional bagi seorang petani. Saya menyimak cerita bapak-bapak yang menjanjikan ini-itu kepada anaknya.

Nek mbakone payu, sesok kowe tak tukoke HP (Kalau tembakaunya  laku, besok kamu Bapak belikan HP).” Atau karena sebentar lagi mau masuk sekolah, sang bapak juga menjanjikan, “Sesok nek mbakone payu, Bapak janji  Adik tak tumbaske sepatu  (Kalau tembakaunya laki, Bapak janji Adik dibelikan sepatu.”

Janji yang urung terpenuhi

Tentu ada janji lainnya yang diberikan dari seorang petani, entah dalam konteks keluarga atau yang lainnya. Misalnya berjanji akan membayar hutang ketika panenan tembakaunya bagus.

Lantas kalau tembakau tidak terbeli,  bagaimana dengan janji-janji itu? Padahal laki-laki yang dipegang selalu omongannya. Mungkin sang bapak ke depan sedang merenung bagaimana caranya agar dia bisa menepati janjinya.

Juru Bicara Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), Khoirul Atfifudin

BACA JUGA: Motor Tua Teman Petani Legoksari Temanggung Lewati Jalan Terjal Menuju Ladang

 

Artikel Lain Posts

Paling Populer