Sekilas, Djarum Safari dan TENOR agak mirip. Baik kemasan maupn cita rasa. Namun, ada jika diresapi baik-baik, ada satu hal pembeda yang membuat Djarum Safari tak kalah istimewa.
***
Sejak berdiri hingga saat ini, PT Djarum sudah menciptakan beragam jenis kretek. Hanya ada satu golongan rokok yang tidak diproduksi oleh Djarum. Yaitu rokok “Putihan” atau “Sigaret Putih Mesin”.
Sepanjang 2024 lalu, PT Djarum sudah mengeluarkan sejumlah rokok kretek yang beredar di pasaran. Ada 76 Mangga, 76 Nanas, Djarum Super Espresso Gold, hingga Djarum Coklat Extra Mocca.
Di awal 2025 ini PT Djarum langsung memberi gebrakan dengan mengeluarkan Djarum Safari.
Djarum Safari: dengan tembakau srintil gunung
Pada produk ini, Djarum memberi tekanan keterangan di bungkusnya berbunyi: tembakau Srintil gunung dalam racikan, membuat cita rasa lebih mantap.
Sebetulnya, menggunakan Srintil pada olahan rokok kretek sudah lumrah. Lantas, apa yang membuat Djarum Safari istimewa dan patut dicoba?
Ketika saya pertama kali mencicipi rokok ini, sekilas saya seperti mengisap TENOR Hijau.
Bungkus Djarum Safari terbilang simpel. Hanya dibalur dengan warrna hijau dan sedikit goresan berbentuk gelombang. Hampir mirip dengan TENOR.
Bedanya, kalau TENOR ada sentuhan perpaduan warna hijau, hijau tua dan cokelat.
Cita rasa yang tak dimiliki TENOR
Soal rasa, awalnya saya agak bingung. Karena hampir sulit membedakan antara Djarum Safari dengan TENOR.
Saya lantas meminta beberapa teman untuk ikut mencicipinya. Elah dalah, teman-teman juga mengatakan hal serupa: rasanya mirip TENOR!
Namun, setelah saya coba resapi berkali-kali, saya akhirnya merasakan kenikmatan Djarum Safari yang tidak dimiliki oleh TENOR. Yaitu rasa legit dan manis-wangi agak tebal yang keluar dari tembakau Srintil-nya.
Sebenarnya TENOR juga memiliki rasa dan karakter serupa. Hanya terasa tipis. Tidak setebal Djarum Safari.
Penulis: Saar Ailarang
Editor: Komite Nasional Pelestraian Kretek (KNPK)
BACA JUGA: Djarum 76 Mangga Filter: Tak Seenak Saudaranya, Djarum 76 Mangga Kretek