Dari beragam berita mengenai produk alternatif (seperti IQOS), bisa disimpulkan kalau mereka tidak main-main dalam melancarkan bisnis itu. Seperti belum lama ini, bahwa “Bos Induk Sampoerna Blak-blakan Investasi Tembakau Bebas Asap di RI”.
Daftar Isi
ToggleSesuai judulnya, Induk usaha PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), Philips Morris International (PMI) telah mengelontorkan dana bagi berkembangnya produk alternatif di Indonesia.
Nominalnya pun sangat besar. Mereka berinvestasi lebih dari US$ 6,4 miliar untuk mendukung operasional Sampoerna. Termasuk investasi baru sekitar US$ 330 juta untuk mengembangkan produk tembakau inovatif bebas asap di Indonesia.
Produksi tembakau bebas asap seperti IQOS di Karawang
Dana yang fantasis itu tidak lain untuk pengembangan fasilitas produksi produk tembakau bebas asap di Karawang, Jawa Barat. Sebagai pemasok kebutuhan pasar domestik dan ekspor yang menjangkau wilayah Asia Pasifik.
PMI mengakui, Indonesia adalah salah satu tujuan investasi jangka panjang dalam pengembangan produk bebas asap.
Padahal, produk alternatif yang Philip Morris canangkan seperti IQOS dan kawan-kawannya tidak cocok di Indonesia. Rasanya tidak enak bagi banyak orang dan harganya sudah terlampu mahal.
Belum lagi Terea (rokok untuk IQOS) memiliki serapan tembakau yang sangat sedikit ketimbang rokok kretek pada umumnya. Sehingga, kalau sampai produk bebas asap itu menguasai pangsa pasar Indonesia, bagaimana hasil panen tembakau para petani nantinya?
Liciknya Philip Morris dalam memasarkan produk bebas asap
Dalam menjual produk alternatif ini, Philip Morris cenderung berlaku licik. Misal, mereka mengatakan kalau produk miliknya lebih sehat ketimbang rokok.
“Saat ini, hal itu masuk akal karena ini adalah produk alternatif yang lebih rendah risiko. Anda dapat merasakan pengalaman yang sama dengan risiko yang lebih rendah.” Begitu kampanye mereka, seperti saya kutip dari Detik.
Padahal banyak penelitian mengatakan kalau produk alternatif seperti IQOS memiliki faktor risiko yang sangat besar.
Lalu katanya melalui investasi ini bisa membuka lapangan pekerjaan baru. Iya sih membuka lapangan pekerjaan baru. Tapi pertanyaannya, kalau sampai nanti produk dalam negeri (kretek) tersingkiran, apakah produk bebas asap juga mampu menciptakan lapangan pekerjaan seperti halnya Industri Hasil Tembakau yang telah menyerap jutaan tenaga kerja dari hulu sampai hilir?
Juru Bicara Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), Khoirul Atfifudin
BACA JUGA: Review A-Z IQOS dan Terea yang Katanya Jadi Pengganti Rokok, Setelah Dihisap Ada 3 Hal Mengganjal