Manisrenggo Klaten: Dulu Sentra Tembakau Kini Tinggal Monumen

Monumen tembakau di Manisrenggo Klaten Boleh Merokok

Klaten menjadi kota terakhir tempat Ekspedisi Emas Hijau edisi Mei 2025. Kecamatan yang dituju adalah Manisrenggo. Sebab, dahulu daerah ini menjadi salah satu sentra penghasil tembakau terkenal di Jawa Tengah. Di Manisrenggo kami menuju Desa Nangsri.

Sesampainya kami di sana, kami disambut oleh Monumen Tembakau Rajang. Di situ tertulis ā€œDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA TELAH DIBANGUN MONUMEN TEMBAKAU RAJANG MANISRENGGO KLATEN. DIRESMIKAN TGL 05 Mei 2013. Tanda Tangan Ganjar Pranowo (DPR RI).ā€

Monumen itu masih kokoh berdiri. Tapi kami merasa ada yang aneh melihat sekelilng Desa Nangsri, karena kami tidak mendapati tanaman tembakau.

Kebanyakan tanaman di sawah masih diisi oleh padi. Padahal bulan Mei ini seharusnya para petani tembakau sudah atau sedang menanam tembakau.

Tembakau tak lagi diminati di Manisrenggo Klaten

Untuk menjawab kegelisahan kami, akhirnya kami pergi ke Balai Desa. Di situ pihak desa menjelaskan bahwa di Manisrenggo, Klaten, termasuk di Nangsri, tembakau sudah tidak diminati lagi.

Kami pun mencoba menggali lebih jauh mengenai hal itu. Pihak desa menyarankan kami untuk pergi ke Pak Lurah dan Pak Agus. Mengenai Pak Agus, sosok ini cukup paham pertanian, termasuk tembakau di Klaten.

Kami menemui Pak Agus di kediaman Pak Lurah. Setelah kami tanya-tanya ternyata terjawab sudah bahwa di Klaten khususnya di Manisrenggo, tembakau sudah tidak diminati lantaran harganya yang sudah turun drastis.

Pak Agus turut mengatakan bahwa regulasi yang dibuat pemerintah khususnya dalam harga rokok sama sekali tidak berpihak kepada petani tembakau.

Selain itu, banyak juga oknum-oknum yang bermain secara horizontal dalam ekosistem dagang ini. Misal tembakau Klaten asli yang dicampur dengan tembakau dari daerah lain yang kualitasnya tidak begitu bagus. Sehingga membuat kepercayaan industri minim kepada Manisrenggo.

Kini tinggal monumen

Tembakau di Manisrenggo, Klaten, dulunya menjadi salah satu tembakau yang cukup terkenal. Keberadaan monumen jadi buktinya.

Pun dari cerita Pak Agus, dulu ketika tembakau berjaya, ekonomi masyarakat Klaten ikut terkerek. Sebab, panenan tembakau ini juga berdampak pada ekosistem di sektor lain.

Misal, daya beli masyarakat kepada barang meningkat. Karena tembakau pula banyak masyarakat bisa membangun rumah, menyekolahkan anaknya, dan lain sebagainya.

Tapi kejayaan itu telah sirna. Pemerintah yang seharusnya melindungi Industri Hasil Tembakau termasuk petani justru bertindak sebaliknya. Mematikannya secara pelan-pelan.

padahal walaupun kini komoditas tembakau di Klaten bisa diganti dengan padi atau jagung, tapi secara nilai ekonomi jauh berbeda. Sebab, hanya tembakaulah yang mampu mengerek ekonomi masyarakat sekitar.

Di akhir cerita, Pak Agus berharap bahwa ekosistem tembakau di Klaten bisa kembali berjaya seperti dulu lagi. Inilah harapan dari petani Klaten.

Juru Bicara Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), Khoirul Atfifudin

BACA JUGA: Berkenalan dengan Tembakau Asepan Kebanggaan Warga Boyolali

Artikel Lain Posts

Paling Populer