logo boleh merokok putih 2

Empat Provinsi Penerima DBHCHT Terbesar di Indonesia

dbhcht

DBHCHT (Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau) sebagaimana yang tertera dalam Undang-undang Cukai Nomor 39 Tahun 2007 adalah “Penerimaan negara dari cukai hasil tembakau yang dibuat di Indonesia dibagikan kepada provinsi penghasil cukai hasil tembakau sebesar 2% (dua persen)”.

Tahun ini DBHCHT melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 43/PMK 07/2017 ditetapkan sebesar Rp2.997.559.999 (dua triliun sembilan ratus sembilan puluh tujuh miliar lima ratus lima puluh sembilan juta sembilan ratus sembilan puluh sembilan ribu rupiah) yang diperuntukkan bagi 331 daerah.

Nantinya dana tersebut akan digunakan untuk mendanani peningkatan kualitas bahan baku, pembinaan industri, pembinaan lingkungan sosial, sosialisasi ketentuan di bidang cukai, dan pemberantasan barang kena cukai ilegal.

Berikut ini adalah empat Provinsi di Indonesia yang mendapat kucuran DBHCHT (Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau) terbesar:

Jawa Timur

Sebagai provinsi penghasil tembakau terbesar di Indonesia, Jawa Timur tentunya selalu mendapatkan kucuran DBHCHT terbesar setiap tahun. Berdasarkan data Kementerian Pertanian, di tahun 2016 Jawa Timur memproduksi komoditas tembakau sebesar 110.059 ton dengan jumlah petani sebanyak 351.956 Kepala Keluarga.

Selain produksi komoditas tembakau terbesar, terdapat juga 325 pabrik rokok di Jawa Timur. Dari Industri Hasil Tembakau ini banyak masyarakat Jawa Timur yang menggantungkan hidupnya. Dan berkontribusi besar bagi pendapatan daerah.

Tahun ini Jawa Timur sebagai provinsi penerima DBHCHT terbesar mendapatkan kucuran dana sebesar Rp1.554.921.740 (satu triliun lima ratus lima puluh empat miliar sembilan ratus dua puluh satu juta tujuh ratus empat puluh ribu rupiah).

Jawa Tengah

Jawa Tengah menjadi provinsi penerima DBHCHT terbesar kedua. Jumlahnya sebesar Rp690.580.727 (enam ratus sembilan puluh miliar lima ratus delapan puluh juta tujuh ratus tujuh puluh dua ribu rupiah).

Jawa Tengah sendiri memang menjadi provinsi terbesar kedua Industri Hasil Tembakau di Indonesia. Produksi komoditas tembakau di Jawa Tengah di tahun 2016 mencapai 34.309 ton, terbesar ketiga setelah provinsi Nusa Tenggara Barat dengan jumlah petani sebanyak 119.981 Kepala Keluarga.

Dari Industri Hasil Tembakau ini tentunya berkontribusi besar bagi pendapatan daerah dan perekonomian masyarakat di Jawa Tengah. Di Kudus misalnya, pabrik rokok besar seperti Djarum menyerap tenaga kerja yang besar dan berkontribusi bagi pemerintah daerah setempat. Atau di Temanggung, komoditas perkebunan tembakau menjadi tulang punggung bagi mata pencaharian masyarakat setempat.

Jawa Barat

Tak banyak orang tahu bahwa Jawa Barat adalah provinsi penerima DBHCHT terbesar ketiga. Jumlahnya mencapai Rp346.068.576 (tiga ratus miliar enam puluh delapan juta lima ratus tujuh puluh enam ribu rupiah).

Berdasarkan data Kementerian Pertanian, tahun 2016 produksi komoditas tembakau di Jawa Barat sebesar 8.392 ton atau terbesar keempat setelah Jawa Timur, NTB dan Jawa Tengah. Adapun jumlah petani tembakau di Jawa Barat sebanyak 26.177 Kepala Keluarga.

Nusa Tenggara Barat

Nusa Tenggara Barat merupakan provinsi penerima DBHCHT terbesar yang mewakili luar pulau Jawa. Sebagai penerima terbesar keempat DBHCHT, Nusa Tenggara Barat mendapatkan kucuran dana sebesar Rp235.797.702 (dua ratus tiga puluh lima miliar tujuh ratus sembilan puluh tujuh juta tujuh ratus dua ribu rupiah).

Produksi komoditas tembakau di Nusa Tenggara Barat pada tahun 2016 sebesar 37.379 ton atau terbesar kedua setelah Jawa Timur. Selain itu, Nusa Tenggara Barat juga menjadi provinsi yang memiliki karakterisktik khas tersendiri dibanding provinsi penghasil tembakau lainnya, yakni budidaya varietas tembakau virginia.

Ada 38.546 petani tembakau di Nusa Tenggara Barat yang menggantungkan hidupnya pada sektor Industri Hasil Tembakau. Tentunya sektor tersebut dianggap strategis bagi pemerintah daerah setempat. Kontribusi sektor Industri Hasil Tembakau bagi pendapatan daerah setempat sangat besar, dan diperuntukkan untuk berbagai macam proyek-proyek pembangunan daerah di Nusa Tenggara Barat.

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Penulis

Azami

Azami

Ketua Komite Nasional Pelestarian Kretek